114
EVALUASI PENGGUNAAN OBAT HIPOGLIKEMIA PADA PASIEN DI INSTALASI RAWAT INAP BANGSAL BAKUNG RSUD PANEMBAHAN SENOPATI BANTUL PERIODE AGUSTUS 2015 SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S. Farm.) Program Studi Farmasi Oleh: Megarista Afriana Putri NIM: 128114108 FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2016 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

EVALUASI PENGGUNAAN OBAT HIPOGLIKEMIA PADA … · evaluasi penggunaan obat hipoglikemia pada pasien di instalasi rawat inap bangsal bakung rsud panembahan senopati bantul periode

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: EVALUASI PENGGUNAAN OBAT HIPOGLIKEMIA PADA … · evaluasi penggunaan obat hipoglikemia pada pasien di instalasi rawat inap bangsal bakung rsud panembahan senopati bantul periode

EVALUASI PENGGUNAAN OBAT HIPOGLIKEMIA PADA PASIEN DI

INSTALASI RAWAT INAP BANGSAL BAKUNG RSUD PANEMBAHAN

SENOPATI BANTUL PERIODE AGUSTUS 2015

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S. Farm.)

Program Studi Farmasi

Oleh:

Megarista Afriana Putri

NIM: 128114108

FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2016

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 2: EVALUASI PENGGUNAAN OBAT HIPOGLIKEMIA PADA … · evaluasi penggunaan obat hipoglikemia pada pasien di instalasi rawat inap bangsal bakung rsud panembahan senopati bantul periode

i

EVALUASI PENGGUNAAN OBAT HIPOGLIKEMIA PADA PASIEN DI

INSTALASI RAWAT INAP BANGSAL BAKUNG RSUD PANEMBAHAN

SENOPATI BANTUL PERIODE AGUSTUS 2015

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S. Farm.)

Program Studi Farmasi

Oleh:

Megarista Afriana Putri

NIM: 128114108

FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2016

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 3: EVALUASI PENGGUNAAN OBAT HIPOGLIKEMIA PADA … · evaluasi penggunaan obat hipoglikemia pada pasien di instalasi rawat inap bangsal bakung rsud panembahan senopati bantul periode

ii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 4: EVALUASI PENGGUNAAN OBAT HIPOGLIKEMIA PADA … · evaluasi penggunaan obat hipoglikemia pada pasien di instalasi rawat inap bangsal bakung rsud panembahan senopati bantul periode

iii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 5: EVALUASI PENGGUNAAN OBAT HIPOGLIKEMIA PADA … · evaluasi penggunaan obat hipoglikemia pada pasien di instalasi rawat inap bangsal bakung rsud panembahan senopati bantul periode

iv

HALAMAN PERSEMBAHAN

“NEVER GIVE UP ON WHAT YOU REALLY WANT TO

DO. THE PERSON WITH BIG DREAMS IS MORE

POWERFUL THEN THE ONE WITH ALL THE

FACTS”

Albert Einstein

“Janganlah kamu kuatir tentang apapun juga, tetapi

nyatakanlah dalam segala hal keinginanmu kepada Allah

dalam doa dan permohonan dengan ucapan syukur”

Filipi 4:6

Karya ini saya persembahkan kepada :

Tuhan Yesus Kristus yang senantiasa membimbing studi saya dan kehidupan saya

Ayahanda dan Ibunda atas cinta kasih, doa, dan semangat

Sahabat dan Teman-temanku yang selalu mendukung

Almamaterku Sanata Dharma

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 6: EVALUASI PENGGUNAAN OBAT HIPOGLIKEMIA PADA … · evaluasi penggunaan obat hipoglikemia pada pasien di instalasi rawat inap bangsal bakung rsud panembahan senopati bantul periode

v

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 7: EVALUASI PENGGUNAAN OBAT HIPOGLIKEMIA PADA … · evaluasi penggunaan obat hipoglikemia pada pasien di instalasi rawat inap bangsal bakung rsud panembahan senopati bantul periode

vi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 8: EVALUASI PENGGUNAAN OBAT HIPOGLIKEMIA PADA … · evaluasi penggunaan obat hipoglikemia pada pasien di instalasi rawat inap bangsal bakung rsud panembahan senopati bantul periode

vii

PRAKATA

Puji dan syukur kepada Tuhan Yesus Kristus atas segala limpahan kasih,

berkat dan bimbingan-Nya penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi yang

berjudul “Evaluasi Penggunaan Obat Hipoglikemia Pada Pasien Di Instalasi

Rawat Inap Bangsal Bakung RSUD Panembahan Senopati bantul Periode Agustus

2015” dengan baik.

Penulisan skripsi ini ditujukan untuk memenuhi salah satu syarat

memperoleh gelar Sarjana Farmasi (S.Farm.) pada program studi Farmasi, Jurusan

Farmasi, Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Penulis

menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini banyak dibantu dan didukung oleh

berbagai pihak sehingga penulis mampu menyelesaikan skripsi ini dengan baik.

Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada:

1. Direktur dan staf RSUD Panembahan Senopati Bantul atas kesediaannya

memberikan ijin untuk melakukan penelitian.

2. Dekan Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta atas

kesempatan dan ijin yang diberikan untuk melakukan penelitian.

3. Maria Wisnu Donowati, M.Si., Apt., selaku dosen pembimbing yang telah

memberikan arahan, bimbingan, saran dan dukungan dalam proses

penyusunan skripsi.

4. dr. Fenty, M.Kes., Sp.PK. selaku dosen penguji yang telah memberikan saran

dan masukan dalam penyusunan skripsi ini.

5. Christianus Heru Setiawan, M.Sc., Apt. selaku dosen penguji yang telah

memberikan saran dan masukan dalam penyusunan skripsi ini.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 9: EVALUASI PENGGUNAAN OBAT HIPOGLIKEMIA PADA … · evaluasi penggunaan obat hipoglikemia pada pasien di instalasi rawat inap bangsal bakung rsud panembahan senopati bantul periode

viii

6. Ayahanda Gono Tri Seno Putro dan Ibunda Ari Kristini tercinta yang

senantiasa mendukung dan memberikan semangat serta doa kepada penulis

dalam menyelesaikan penyusunan skripsi ini.

7. Adik-adikku, Deaventa Arfiantika Putri dan Ivandro Arsena Putra tercinta yag

selalu mendukung dan memberikan doa kepada penulis dalam menyelesaikan

penyusunan skripsi ini.

8. Sahabat dan teman-teman yang selalu mendukung dan memberikan semangat

kepada penulis dalam menyelesaikan penyusunan skripsi ini.

9. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu dan telah membantu

dalam penyelesaian skripsi ini.

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini terdapat kesalahan dan

kekurangan. Oleh sebab itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang

membangun dari semua pihak. Semoga skripsi ini dapat berguna bagi penulis dan

pembaca.

Yogyakarta, 25 Januari 2016

Penulis

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 10: EVALUASI PENGGUNAAN OBAT HIPOGLIKEMIA PADA … · evaluasi penggunaan obat hipoglikemia pada pasien di instalasi rawat inap bangsal bakung rsud panembahan senopati bantul periode

ix

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ........................................................................................... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ................................................... ii

HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................ iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ......................................................................... iv

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA .............................................................. v

PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ................................................ vi

PRAKATA ....................................................................................................... vii

DAFTAR ISI ..................................................................................................... ix

DAFTAR TABEL ............................................................................................ xiii

DAFTAR GAMBAR ........................................................................................ xv

DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................... xvii

INTISARI ...................................................................................................... xviii

ABSTRACT ...................................................................................................... xix

BAB I. PENGANTAR ........................................................................................ 1

A. Latar Belakang ........................................................................................ 1

1. Perumusan Masalah .......................................................................... 3

2. Keaslian Penelitian ........................................................................... 4

3. Manfaat Penelitian ............................................................................ 6

B. Tujuan Penelitian .................................................................................... 6

1. Tujuan Umum ................................................................................... 6

2. Tujuan Khusus .................................................................................. 7

BAB II. PENELAAHAN PUSTAKA ................................................................. 8

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 11: EVALUASI PENGGUNAAN OBAT HIPOGLIKEMIA PADA … · evaluasi penggunaan obat hipoglikemia pada pasien di instalasi rawat inap bangsal bakung rsud panembahan senopati bantul periode

x

A. Diabetes Melitus ...................................................................................... 8

1. Definisi ............................................................................................. 8

2. Faktor Risiko .................................................................................... 9

3. Etiologi ........................................................................................... 10

4. Patofisiologi ................................................................................... 11

5. Manifestasi Klinis ........................................................................... 12

6. Diagnosis ........................................................................................ 13

7. Penyakit Penyerta ........................................................................... 13

8. Komplikasi ..................................................................................... 15

9. Tujuan Terapi ................................................................................. 17

10. Algoritma Terapi Diabetes Melitus Tipe 2 ...................................... 18

B. Obat Hipoglikemia ................................................................................ 21

1. Obat Hipoglikemia Oral .................................................................. 21

2. Insulin ............................................................................................ 24

C. Keterangan Empiris ............................................................................... 29

BAB III. METODE PENELITIAN ................................................................... 30

A. Jenis dan Rancangan Penelitian ............................................................. 30

B. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional ......................................... 31

1. Variabel Penelitian .......................................................................... 31

2. Definisi Operasional ....................................................................... 31

C. Ruang Lingkup Penelitian ...................................................................... 34

D. Subyek Penelitian .................................................................................. 35

E. Instrumen Penelitian .............................................................................. 35

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 12: EVALUASI PENGGUNAAN OBAT HIPOGLIKEMIA PADA … · evaluasi penggunaan obat hipoglikemia pada pasien di instalasi rawat inap bangsal bakung rsud panembahan senopati bantul periode

xi

F. Lokasi Penelitian ................................................................................... 36

G. Tata Cara Penelitian .............................................................................. 36

1. Tahap Analisis Situasi ..................................................................... 36

2. Tahap Pengumpulan Data ............................................................... 37

3. Tahap Analisis Data ........................................................................ 37

H. Tata Cara Analisis Hasil ........................................................................ 38

I. Keterbatasan Kelemahan Penelitian ....................................................... 39

BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN .......................................................... 40

A. Profil Penggunaan Obat Hipoglikemia Di Instalasi Rawat Inap Bangsal

Bakung RSUD Panembahan Senopati Bantul ........................................ 40

1. Demografi Pasien ........................................................................... 40

a. Jenis Kelamin ........................................................................... 40

b. Usia .......................................................................................... 41

c. Lama Perawatan ........................................................................ 43

d. Distribusi Jenis Obat ................................................................. 43

e. Penyakit Penyerta dan Komplikasi ............................................ 44

2. Profil Penggunaan Obat Hipoglikemia ............................................ 47

a. Penggunaan Obat Hipoglikemia Tunggal .................................. 50

b. Penggunaan Obat Hipoglikemia Kombinasi .............................. 52

B. Hasil Evaluasi Keamanan Penggunaan Obat Hipoglikemia Berupa

Interaksi Obat Hipoglikemia .................................................................. 54

C. Hasil Evaluasi Efektivitas Berupa Ketepatan Pemilihan Obat, Ketepatan

Dosis, dan Waktu Terjadinya Perbaikan Kondisi Pasien ........................ 60

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 13: EVALUASI PENGGUNAAN OBAT HIPOGLIKEMIA PADA … · evaluasi penggunaan obat hipoglikemia pada pasien di instalasi rawat inap bangsal bakung rsud panembahan senopati bantul periode

xii

1. Ketepatan Pemilihan Obat ............................................................... 60

2. Ketepatan Dosis .............................................................................. 62

3. Waktu Terjadinya Perbaikan Kondisi Pasien ................................... 63

D. Proporsi Penggunaan Obat Hipoglikemia yang Efektif .......................... 65

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN ............................................................ 67

A. Kesimpulan ........................................................................................... 67

B. Saran ..................................................................................................... 67

DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 69

LAMPIRAN ..................................................................................................... 76

BIOGRAFI PENULIS ...................................................................................... 94

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 14: EVALUASI PENGGUNAAN OBAT HIPOGLIKEMIA PADA … · evaluasi penggunaan obat hipoglikemia pada pasien di instalasi rawat inap bangsal bakung rsud panembahan senopati bantul periode

xiii

DAFTAR TABEL

Tabel I. Manajemen Dislipidemia pada Diabetes Melitus (ESC, 2011) .............. 14

Tabel II. Profil Farmakokinetika Insulin (Dipiro, et al, 2008) ............................ 26

Tabel III. Klasifikasi Preparat Insulin (Dipiro, et al, 2008) ................................ 28

Tabel IV. Distribusi Pasien Rawat Inap Berdasarkan Kelompok Usia di Instalasi

Rawat Inap Bangsal Bakung RSUD Panembahan Senopati Bantul Periode

Agustus 2015 .................................................................................................... 42

Tabel V. Distribusi Lama Perawatan Pasien Rawat Inap di Instalasi Rawat Inap

Bangsal Bakung RSUD Panembahan Senopati Bantul Periode Agustus 2015 .... 43

Tabel VI. Distribusi Jenis Obat Yang Diterima Per Hari Selama Dirawat di

Instalasi Rawat Inap Bangsal Bakung RSUD Panembahan Senopati Bantul

Periode Agustus 2015 ....................................................................................... 44

Tabel VII. Klasifikasi Penyakit Penyerta dan Komplikasi Pasien di Instalasi

Rawat Inap Bangsal Bakung RSUD Panembahan Senopati Bantul Periode

Agustus 2015 .................................................................................................... 45

Tabel VIII. Jenis dan Persentase Komplikasi Pasien Di Instalasi Rawat Inap

Bangsal Bakung RSUD Panembahan Senopati Bantul Periode Agustus 2015 .... 46

Tabel IX. Jenis dan Persentase Penyakit Penyerta Di Instalasi Rawat Inap Bangsal

Bakung RSUD Panembahan Senopati Bantul Periode Agustus 2015 ................. 47

Tabel X. Profil Penggunaan Obat Hipoglikemia Berdasarkan Golongan Obat yang

Diterima Pasien di Instalasi Rawat Inap Bangsal Bakung RSUD Panembahan

Senopati Bantul Periode Agustus 2015 .............................................................. 49

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 15: EVALUASI PENGGUNAAN OBAT HIPOGLIKEMIA PADA … · evaluasi penggunaan obat hipoglikemia pada pasien di instalasi rawat inap bangsal bakung rsud panembahan senopati bantul periode

xiv

Tabel XI. Kejadian Interaksi Obat Selama Perawatan Pasien Di Instalasi Rawat

Inap Bangsal Bakung RSUD Panembahan Senopati Bantul Periode Agustus 2015 56

Tabel XII. Kejadian Interaksi Obat Berdasarkan Sifat Interaksi Obat Pada Pasien

Di Instalasi Rawat Inap Bangsal Bakung RSUD Panembahan Senopati Bantul

Periode Agustus 2015 ....................................................................................... 57

Tabel XIII. Kejadian Interaksi Obat Yang Melibatkan Obat Hipoglikemia Pada

Pasien Di Instalasi Rawat Inap Bangsal Bakung RSUD Panembahan Senopati

Bantul Periode Agustus 2015 ............................................................................ 58

Tabel XIV. Ketepatan Pemilihan Obat Hipoglikemia Pada Pasien Rawat Inap

Bangsal Bakung RSUD Panembahan Senopati Bantul Periode Agustus 2015 .... 61

Tabel XV. Ketepatan Dosis Obat Hipoglikemia Pada Pasien Rawat Inap Bangsal

Bakung RSUD Panembahan Senopati Bantul Periode Agustus 2015 ................. 63

Tabel XVI. Waktu Terjadinya Perbaikan Kondisi Pasien Berdasarkan Hari Rawat

Di Instalasi Rawat Inap Bangsal Bakung RSUD Panembahan Senopati Bantul

Periode Agustus 2015 ....................................................................................... 64

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 16: EVALUASI PENGGUNAAN OBAT HIPOGLIKEMIA PADA … · evaluasi penggunaan obat hipoglikemia pada pasien di instalasi rawat inap bangsal bakung rsud panembahan senopati bantul periode

xv

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Algoritma Terapi Diabetes Melitus Tipe 2 (PERKENI, 2011) .......... 19

Gambar 2. Algoritma Terapi Diabetes Melitus Tipe 2 Berdasarkan HbA1c

(PERKENI, 2011) ............................................................................................. 20

Gambar 3. Algoritma Pemberian Kombinasi Insulin dan OHO (PERKENI, 2011) 25

Gambar 4. Skema Penelitian Payung .................................................................. 34

Gambar 5. Persentase Demografi Pasien Berdasarkan Jenis Kelamin ................ 41

Gambar 6. Distribusi Jenis Preparat Insulin yang Diterima Oleh Pasien Di

Instalasi Rawat Inap Bangsal Bakung RSUD Panembahan Senopati Bantul

Periode Agustus 2015 ....................................................................................... 48

Gambar 7. Distribusi Jenis Obat Tunggal yang Diterima Oleh Pasien di Instalasi

Rawat Inap Bangsal Bakung RSUD Panembahan Senopati Bantul Periode

Agustus 2015 .................................................................................................... 50

Gambar 8. Distribusi Jenis Obat Kombinasi yang Diterima Oleh Pasien di

Instalasi Rawat Inap Bangsal Bakung RSUD Panembahan Senopati Bantul

Periode Agustus 2015 ....................................................................................... 52

Gambar 9. Diagram Persentase Kejadian Interaksi Obat Pada Pasien di Instalasi

Rawat Inap Bangsal Bakung RSUD Panembahan Senopati Bantul Periode

Agustus 2015 .................................................................................................... 55

Gambar 10. Diagram Proporsi Interaksi Obat Antara Obat Hipoglikemik Dengan

Obat Hipoglikemik Dan Interaksi Obat Antara Obat Hipoglikemik Dengan Obat

Lain Pada Pasien Di Instalasi Rawat Inap Bangsal Bakung RSUD Panembahan

Senopati Bantul Periode Agustus 2015 .............................................................. 60

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 17: EVALUASI PENGGUNAAN OBAT HIPOGLIKEMIA PADA … · evaluasi penggunaan obat hipoglikemia pada pasien di instalasi rawat inap bangsal bakung rsud panembahan senopati bantul periode

xvi

Gambar 11. Diagram Proporsi Efektivitas Penggunaan Obat Berdasarkan

Perbaikan Kondisi Pada Pasien Di Instalasi Rawat Inap Bangsal Bakung RSUD

Panembahan Senopati Bantul Periode Agustus 2015 ......................................... 65

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 18: EVALUASI PENGGUNAAN OBAT HIPOGLIKEMIA PADA … · evaluasi penggunaan obat hipoglikemia pada pasien di instalasi rawat inap bangsal bakung rsud panembahan senopati bantul periode

xvii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Data Evaluasi Efektivitas Penggunaan Obat Hipoglikemia ............ 77

Lampiran 2. Data Evaluasi Keamanan Penggunaan Obat Berupa Interaksi Obat 84

Lampiran 3. Formulir Blangko Pengambilan Data ............................................. 90

Lampiran 4. Surat Perijinan RSUD Panembahan Senopati Bantul ..................... 91

Lampiran 5. Surat Perijinan BAPPEDA Daerah Istimewa Yogyakarta .............. 92

Lampiran 6. Surat Perijinan Sekretariat Daerah Istimewa Yogyakarta ............... 93

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 19: EVALUASI PENGGUNAAN OBAT HIPOGLIKEMIA PADA … · evaluasi penggunaan obat hipoglikemia pada pasien di instalasi rawat inap bangsal bakung rsud panembahan senopati bantul periode

xviii

Intisari

Pasien dengan diabetes melitus memerlukan terapi dalam jangka panjang.

Sebagian besar penderita diabetes melitus mendapatkan jenis obat hipoglikemia

lebih dari satu macam, oleh karena itu diperlukan peran farmasis untuk melakukan

evaluasi penggunaan obat. Evaluasi yang dapat dilakukan adalah keamanan dan

efektivitas. Evaluasi efektivitas dilihat dari outcome perbaikan kondisi pasien

sedangkan evaluasi keamanan dilihat dari kejadian interaksi obat. Penelitian ini

melihat profil penggunaan obat, keamanan, waktu terjadinya perbaikan kondisi

dan proporsi penggunaan obat yang efektif pada pasien di instalasi rawat inap

bangsal bakung RSUD Panembahan Senopati Bantul periode bulan Agustus 2015.

Penelitian ini merupakan penelitian non eksperimental dengan rancangan

penelitian deskriptif yang bersifat case series dengan pengambilan data secara

prospektif. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah rekam medis pasien.

Efektivitas penggunaan obat hipoglikemia dievaluasi berdasarkan standar

PERKENI tahun 2011. Keamanan penggunaan obat dievaluasi berdasarkan acuan

Medscape tahun 2015, sedangkan proporsi penggunaan obat yang efektif dinilai

dari perbaikan kondisi pasien sesuai acuan Silvio dan Inzucchi tahun 2011.

Pasien pada penelitian ini berjumlah 17 pasien dengan jumlah kasus

sebanyak 140 kasus. Profil penggunaan obat hipoglikemia berupa obat tunggal

dan kombinasi. Kejadian interaksi obat yang ditemukan seluruhnya bersifat

potensial. Waktu terjadinya perbaikan kondisi pasien paling banyak terjadi pada

hari rawat ke-5. Proporsi kasus pengobatan yang efektif sebesar 53% pada 9

pasien.

Kata kunci: Obat Hipoglikemia, Efektivitas, Keamanan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 20: EVALUASI PENGGUNAAN OBAT HIPOGLIKEMIA PADA … · evaluasi penggunaan obat hipoglikemia pada pasien di instalasi rawat inap bangsal bakung rsud panembahan senopati bantul periode

xix

ABSTRACT

Diabetes mellitus patients require long-term therapy. Most of them may

get many kinds of hypoglycemic drugs. Therefore, the role of pharmacist is

required to evaluate drug usage which is related to pharmaceutical care practice.

Evaluations that can be done by pharmacist are the safety and effectiveness of the

drugs. Effectiveness can be evaluated by outcome and improvement of patient’s

condition, while safety can be evaluated by incidences of drug interactions. The

aims of this study is to describe profile of hypoglycemic drugs, safety, timing of

improved conditions, and effective proportion of the drugs applied to inpatient at

Bakung wards Panembahan Senopati Bantul Hospital in August 2015.

This study is non experimental research with descriptive design with case

series study design and prospective data collection. Data were collected from

patient’s medical record. The effectiveness of hypoglycemia drug usage was

evaluated based on standard PERKENI 2011. Safety was evaluated based on

Medscape 2015, while effective proportion of the drugs was assessed according to

Silvio and Inzucchi 2011.

Participants in this study were 17 patients with 140 numbers of cases.

Profiles of hypoglycemic drugs used in this study were in single and combination

forms. The drug interaction incidences of all are potential. Time of improvement

condition related to blood glucose target occured on the fifth day of

hospitalization. The effective proportion of drugs was found in 9 patients (53%).

Key words: Hypoglycemic drugs, effectiveness, safety

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 21: EVALUASI PENGGUNAAN OBAT HIPOGLIKEMIA PADA … · evaluasi penggunaan obat hipoglikemia pada pasien di instalasi rawat inap bangsal bakung rsud panembahan senopati bantul periode

1

BAB I

PENGANTAR

A. Latar Belakang

Pharmaceutical care merupakan salah satu tugas farmasis dimana

farmasis mampu bertanggung jawab terhadap obat yang diberikan kepada pasien.

Tujuan pharmaceutical care adalah untuk meningkatkan kualitas hidup pasien.

Pharmaceutical care atau asuhan kefarmasian merupakan tanggung jawab

farmasis atas kebutuhan terapi obat yang diterima oleh pasien adalah yang paling

efektif dan paling aman. Pengobatan yang efektif dapat dilihat dari pemilihan obat

yang digunakan dan dosisnya sedangkan pengobatan yang aman dapat dilihat dari

adanya interaksi dari obat yang digunakan (Cipolle dan Strand, 2004).

Diabetes melitus merupakan gangguan metabolik yang ditandai dengan

kenaikan kadar gula darah atau hiperglikemia yang disebabkan karena pengaruh

sekresi insulin, kerja insulin atau keduanya. (American Diabetes Association,

2013). Diabetes melitus memerlukan terapi seumur hidup, karena penyakit ini

tidak dapat sembuh secara total namun hanya dapat dikontrol (Sutedjo, 2010).

Diabetes melitus menempati peringkat 10 besar penyakit rawat inap di Indonesia

pada tahun 2009 sebesar 2,2% dan pada tahun 2010 sebesar 2,36%. Data tersebut

menggambarkan pula adanya tingkat kefatalan menyebabkan kematian

berdasarkan Case Fatality Rate (CFR) dengan tingkat kematian akibat diabetes

melitus sebesar 5,75% pada tahun 2009 dan 4,59% pada tahun 2010 (Kementrian

kesehatan RI, 2012).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 22: EVALUASI PENGGUNAAN OBAT HIPOGLIKEMIA PADA … · evaluasi penggunaan obat hipoglikemia pada pasien di instalasi rawat inap bangsal bakung rsud panembahan senopati bantul periode

2

Kejadian diabetes melitus tipe 2 sembilan kali lebih banyak dibandingkan

diabetes melitus tipe 1. Lima hingga sepuluh persen penderita diabetes adalah tipe

1 sedangkan 90-95% penderita diabetes adalah tipe 2 (Klivert dan Fox, 2010).

Penderita diabetes melitus terus mengalami kenaikan setiap tahunnya sehingga

menurut penelitian WHO, kejadian diabetes mellitus di Indonesia diperkirakan

akan terjadi peningkatan dari 8,4 juta pada tahun 2000 menjadi sekitar 21,3 juta

pada tahun 2030 (PERKENI, 2011). Menurut data International Diabetes

Federation, pada tahun 2006 memperkiraan penduduk Indonesia yang mengidap

diabetes melitus pada tahun 2007 sebesar 2,9 juta orang dan pada tahun 2013

sebesar 8,5 juta orang serta pada tahun 2035 diperkirakan sebesar 14,1 juta orang

(International Diabetes Federation, 2006). Dari hasil Riset Kesehatan Dasar pada

tahun 2013 prevalensi diabetes yang terdiagnosis dokter tertinggi terdapat di

wilayah DI Yogyakarta sebesar 2,6% (Kementrian Kesehatan RI, 2013).

Berdasarkan hasil data yang telah dipaparkan, jumlah penderita diabetes

melitus di Indonesia mengalami peningkatan sebanyak 2-3 kali lipat. Diabetes

melitus merupakan masalah kesehatan masyarakat yang sangat serius yang

memerlukan terapi obat dalam jangka waktu lama. Pasien dengan diabetes melitus

harus rutin menjalani terapi sebagai upaya pencegahan terjadinya komplikasi yang

lebih luas. Sebagian besar penderita diabetes melitus mendapatkan terapi obat

hipoglikemia kombinasi atau lebih dari satu macam, maka diperlukan evaluasi

terhadap penggunaan obat tersebut. Farmasis adalah sebuah profesi yang

diharapkan dapat melakukannya. Salah satu jenis evaluasi penggunaan obat yang

dapat dilakukan oleh farmasis adalah efektivitas dan keamanan penggunaan obat.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 23: EVALUASI PENGGUNAAN OBAT HIPOGLIKEMIA PADA … · evaluasi penggunaan obat hipoglikemia pada pasien di instalasi rawat inap bangsal bakung rsud panembahan senopati bantul periode

3

Efektivitas penggunaan obat berhubungan dengan pemilihan obat yang sesuai

indikasi dan ketepatan dosis. Keamanan penggunaan obat berhubungan dengan

adanya interaksi obat yang mungkin terjadi.

Berdasarkan alasan diatas, maka perlu dilakukan penelitian mengenai

“Evaluasi Penggunaan Obat Hipoglikemia pada Pasien di Instalasi Rawat Inap

Bangsal Bakung RSUD Panembahan Senopati Bantul Periode Agustus 2015”.

Penelitian ini dilakukan di RSUD Panembahan Senopati sebagai model karena

rumah sakit ini merupakan rujukan di Kabupaten Bantul. Penelitian ini dilakukan

di instalasi rawat inap bangsal bakung karena bangsal ini merupakan salah satu

dari dua bangsal penyakit dalam di RSUD Panembahan Senopati Bantul.

1. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan diatas, maka dapat

dirumuskan permasalahan sebagai berikut:

a. Seperti apakah profil penggunaan obat hipoglikemia yang diberikan pada

pasien di Instalasi Rawat Inap Bangsal Bakung RSUD Panembahan Senopati

Bantul selama periode bulan Agustus 2015?

b. Seperti apakah keamanan penggunaan obat terkait interaksi obat di Instalasi

Rawat Inap Bangsal Bakung RSUD Panembahan Senopati Bantul periode

Agustus 2015?

c. Pada hari ke berapa terjadi perbaikan kondisi pada pasien terkait dengan

perbaikan nilai gula darah pasien?

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 24: EVALUASI PENGGUNAAN OBAT HIPOGLIKEMIA PADA … · evaluasi penggunaan obat hipoglikemia pada pasien di instalasi rawat inap bangsal bakung rsud panembahan senopati bantul periode

4

d. Berapa proporsi penggunaan obat yang efektif pada terapi pasien di Instalasi

Rawat Inap Bangsal Bakung RSUD Panembahan Senopati Bantul periode

Agustus 2015?

2. Keaslian Penelitian

Penelitian mengenai Evaluasi Penggunaan Obat Hipoglikemia Pada

Pasien Di Instalasi Rawat Inap Bangsal Bakung RSUD Panembahan Senopati

Bantul Periode Agustus 2015 belum pernah dilakukan akan tetapi, terdapat

beberapa penelitian yang terkait dengan efektivitas dan keamanan penggunaan

obat yang telah dilakukan oleh beberapa peneliti lain, diantaranya yaitu:

a. Penelitian yang dilakukan oleh Lestari (2013) tentang Gambaran Efektivitas

Penggunaan Obat Antidiabetik Tunggal dan Kombinasi Dalam Mengendalikan

Gula Darah Pada Pasien Diabetes Melitus Tipe II di Rumah Sakit Umum Pusat

(RSUP) Fatmawati Tahun 2012. Penelitian yang dilakukan secara retrospektif

ini untuk mengidentifikasi efektivitas penggunaan obat antidiabetik dengan

terkendalinya kadar gula darah sewaktu. Hasil penelitian ini ditemukan

penggunaan ADO tunggal yang efektif adalah Metformin dengan gula darah

sewaktu terkendali pada hari ke-4 dan Sulfonilurea dengan gula darah sewaktu

terkendali pada hari ke-5 sedangkan penggunaan ADO kombinasi yang efektif

adalah Gludepatic dengan Gliquidone dengan gula darah sewaktu terkendali

pada hari ke-3.

b. Penelitian yang dilakukan oleh Susilowati dan Rahayu (2012) yang meliputi

identifikasi Drug Related Problem (DRPs) yang Potensial Mempengaruhi

Efektivitas Terapi Pasien Diabetes Melitus Tipe 2 di Rawat Inap RSUD

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 25: EVALUASI PENGGUNAAN OBAT HIPOGLIKEMIA PADA … · evaluasi penggunaan obat hipoglikemia pada pasien di instalasi rawat inap bangsal bakung rsud panembahan senopati bantul periode

5

Tugurejo Semarang periode 2007-2008. Penelitian ini dilakukan secara

retrospektif untuk mengetahui gambaran penggunaan antidiabetik, angka

kejadian DRPs, jumlah kejadian DRPs beserta penyebab yang potensial

mempengaruhi efektivitas terapi pada pasien Diabetes Melitus Tipe 2. Hasil

penelitian menunjukkan angka kejadian DRPs yang mempengaruhi efektivitas

terapi sebesar 23,3% dari 43 pasien dengan ketidaktepatan pemilihan obat

sebanyak 11 kasus, dosis terlalu rendah 1 kasus.

c. Penelitian yang dilakukan oleh Arifin, Prasetyanigrum dan Andayani (2006)

mengenai Evaluasi Kerasionalan Pengobatan Diabetes Melitus Tipe 2 Pada

Pasien Rawat Inap Di Rumah Sakit Bhakti Wira Tamtama Semarang Tahun

2006 secara retrospektif, mengkaji ketepatan pemilihan obat, ketepatan dosis

serta interaksi obat yang terjadi. Hasil kajian ditemukan sebanyak 100%

pemilihan obat yang tepat, 100% dosis tepat dengan obat paling banyak

digunakan adalah metformin (46,87%). Interaksi obat yang terjadi ditemukan 1

kasus pada antidiabetik dengan diuretik tiazid.

d. Penelitian yang dilakukan oleh Mayasari (2015) mengenai Analisis Potensi

Interaksi Antidiabetik Injeksi Insulin Pada Peresepan Pasien Rawat Jalan

Peserta Askes Rumah Sakit Dokter Soedarso Pontianak Periode April-Juni

2013. Penelitian ini dilakukan dengan rancangan retrospektif secara deskriptif

mengkaji potensi interaksi obat antidiabetik injeksi insulin. Hasil penelitian ini

berupa potensi interaksi obat terjadi 20% pada resep yang menerima <5 jenis

obat dan 46% pada resep yang menerima >5 jenis obat. Hasil penelitian juga

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 26: EVALUASI PENGGUNAAN OBAT HIPOGLIKEMIA PADA … · evaluasi penggunaan obat hipoglikemia pada pasien di instalasi rawat inap bangsal bakung rsud panembahan senopati bantul periode

6

terdapat 107 kejadian interaksi obat dengan mekanisme interaksi

farmakokinetik 3,74%, farmakodinamik 59,81% dan tidak diketahui 36,45%.

Perbedaan penelitian ini dibandingkan dengan penelitian lain yang telah

disebut diatas adalah penelitian ini dilakukan untuk mengetahui efektivitas dan

keamanan penggunaan obat hipoglikemia di Instalasi Rawat Inap Bangsal Bakung

RSUD Panembahan Senopati Bantul. Perbedaan dengan peneliti terdahulu terletak

pada sifat pengambilan data, subyek yang diteliti, periode pelaksanaan penelitian,

serta tempat penelitian. Persamaan dengan peneliti terdahulu terletak pada kajian

penelitian mengenai efektivitas penggunaan obat hipoglikemia yang meliputi

ketepatan dosis dan pemilihan obat serta keamanan penggunaan obat yang

meliputi adanya interaksi obat yang mungkin terjadi.

3. Manfaat Penelitian

Hasil dari penelitian ini dapat digunakan untuk menerapkan

Pharmaceutical Care sebagai pendukung proses terapi pasien dalam pelaksanaan

praktek farmasi klinik oleh farmasis di RSUD Panembahan Senopati Bantul serta

digunakan untuk meningkatkan mutu pelayanan terapi.

B. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Tujuan umum dari penelitian ini adalah untuk mengkaji penggunaan obat

hipoglikemia pada pasien di Instalasi Rawat Inap Bangsal Bakung RSUD

Panembahan Senopati Bantul periode Agustus 2015.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 27: EVALUASI PENGGUNAAN OBAT HIPOGLIKEMIA PADA … · evaluasi penggunaan obat hipoglikemia pada pasien di instalasi rawat inap bangsal bakung rsud panembahan senopati bantul periode

7

2. Tujuan Khusus

a. Untuk mengidentifikasi profil penggunaan obat hipoglikemia pada pasien

di Instalasi Rawat Inap Bangsal Bakung RSUD Panembahan Senopati

Bantul periode Agustus 2015.

b. Untuk mengidentifikasi keamanan penggunaan obat terkait interaksi obat

pada pasien di Instalasi Rawat Inap Bangsal Bakung RSUD Panembahan

Senopati Bantul periode Agustus 2015.

c. Untuk mengidentifikasi waktu terjadinya perbaikan kondisi pasien yang

diamati melalui perbaikan kadar gula darah pasien.

d. Untuk mengetahui proporsi penggunaan obat yang efektif pada pasien

dilihat dari hasil pemeriksaan yang telah ditentukan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 28: EVALUASI PENGGUNAAN OBAT HIPOGLIKEMIA PADA … · evaluasi penggunaan obat hipoglikemia pada pasien di instalasi rawat inap bangsal bakung rsud panembahan senopati bantul periode

8

BAB II

PENELAAHAN PUSTAKA

A. Diabetes Melitus

1. Definisi

Diabetes melitus merupakan penyakit gangguan metabolik kronis yang

ditandai dengan hiperglikemia yang berhubungan dengan abnormalitas

metabolisme karbohidrat, lemak dan protein yang disebabkan karena terjadinya

penurunan sekresi insulin, autoimun dan berkurangnya sensitivitas insulin pada

jaringan perifer (Amod et al, 2012). Diabetes melitus merupakan penyakit kronis

yang kompleks dimana memerlukan perawatan medis secara terus-menerus dan

dalam jangka waktu yang panjang untuk mengontrol kadar glukosa di dalam

tubuh. Diabetes melitus dapat diklasifikasikan menjadi empat tipe berdasarkan

penyebab dan proses terjadinya penyakit (American Diabetes Association, 2014).

Klasifikasi diabetes melitus terdiri dari:

a. Diabetes melitus tipe 1

Pada penyakit diabetes melitus tipe 1, sel-sel beta pankreas yang

berfungsi untuk menghasilkan insulin mengalami kerusakan yang disebabkan

oleh reaksi autoimun sehingga mengakibatkan insulin tidak dapat

disekresikan sehingga terjadi defisiensi insulin (Goldenberg dan Punthakee,

2013). Diabetes Melitus tipe 1 umumnya timbul pada masa anak,

bermanifestasi pada masa pubertas (Dipiro et al, 2008).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 29: EVALUASI PENGGUNAAN OBAT HIPOGLIKEMIA PADA … · evaluasi penggunaan obat hipoglikemia pada pasien di instalasi rawat inap bangsal bakung rsud panembahan senopati bantul periode

9

b. Diabetes melitus tipe 2

Diabetes melitus tipe 2 berhubungan dengan resistensi dan gangguan

sekresi insulin sehingga insulin tidak efektif untuk menstimulasi pengambilan

glukosa oleh jaringan (Mitchell, 2009). Penyakit ini dapat menyerang segala

usia namun penderita diabetes melitus tipe 2 pada umumnya adalah orang

dewasa yang menderita obesitas diatas umur 40 tahun (Hasaan et al, 2013).

c. Diabetes melitus gestasional

Diabetes melitus gestasional (DMG) merupakan suatu gangguan toleransi

karbohidrat yang terjadi atau diketahui pertama kali pada saat kehamilan

sedang berlangsung dan umumnya bersifat sementara (PERKENI, 2011).

Diabetes melitus gestasional terjadi pada wanita selama masa kehamilan dan

kembali normal setelah proses kehamilan. Diabetes melitus gestasional

cenderung terjadi sekitar 24 minggu setelah kehamilan (Thompson et al,

2013).

d. Diabetes melitus tipe lain

Diabetes melitus tipe lain adalah diabetes yang disebabkan oleh defek

genetik fungsi sel beta, defek genetik insulin, penyakit eksokrin pankreas,

endrokrinopati, diabetes karena obat atau zat kimia, infeksi, imunologi atau

sindroma genetik lain yang berkaitan dengan diabetes melitus (PERKENI,

2011).

2. Faktor Risiko

Faktor risiko diabetes melitus dapat dibedakan menjadi 2 yaitu faktor

risiko yang dapat dimodifikasi dan faktor risiko yang tidak dapat dimodifikasi.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 30: EVALUASI PENGGUNAAN OBAT HIPOGLIKEMIA PADA … · evaluasi penggunaan obat hipoglikemia pada pasien di instalasi rawat inap bangsal bakung rsud panembahan senopati bantul periode

10

Faktor risiko yang dapat dimodifikasi meliputi obesitas, kurangnya aktivitas fisik,

merokok, mengonsumsi alkohol, pola makan, diet yang rendah serat dan rendah

kadar lemak jenuh yang tinggi. Faktor risiko yang tidak dapat dimodifikasi

meliputi usia, jenis kelamin, dan faktor genetik (Goldstein, and Wieland, 2008).

Peningkatan berat badan dapat mengakibatkan berkurangnya sensitivitas

tubuh terhadap efek insulin sehingga menyebabkan terjadinya resistensi insulin.

Obesitas berhubungan dengan berkurangnya reseptor insulin pada otot, hati dan

permukaan sel lemak yang dapat memperparah resistensi insulin (Abdullah et al,

2009).

3. Etiologi

Diabetes melitus tipe 2 dapat disebabkan penurunan sekresi insulin dan

resistensi insulin (Kaku, 2010). Resistensi insulin yaitu ketidakmampuan sel -sel

sasaran insulin dalam merespon insulin secara normal (Mitchell, 2009). Resistensi

insulin merupakan resistensi terhadap efek insulin pada saat penyerapan,

metabolisme atau penyimpanan glukosa sehingga menyebabkan berkurangnya

penyerapan glukosa di jaringan lemak dan otot (Ganda et al, 2010). Resistensi

insulin ditandai dengan peningkatan lipolisis, peningkatan produksi asam lemak

bebas, peningkatan produksi glukosa di hati serta penurunan pengambilan glukosa

pada sel otot (Robbins and Cotran, 2009).

Diabetes melitus tipe 1 disebabkan karena disfungsi sel beta pankreas,

yaitu ketidakmampuan sel-sel beta pankreas dalam beradaptasi terhadap

kebutuhan jangka panjang insulin di jaringan perifer seperti otot, hati dan lemak.

Sel-sel beta pankreas tidak mampu mengimbangi peningkatan kebutuhan insulin

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 31: EVALUASI PENGGUNAAN OBAT HIPOGLIKEMIA PADA … · evaluasi penggunaan obat hipoglikemia pada pasien di instalasi rawat inap bangsal bakung rsud panembahan senopati bantul periode

11

di dalam tubuh sehingga kadar glukosa akan meningkat dan mengakibatkan

gangguan pengontrolan glukosa di dalam darah (D’adamo and Caprio, 2011).

4. Patofisiologi

Pada keadaan normal glukosa di dalam tubuh diatur oleh hormon insulin

yang diproduksi oleh sel-sel beta pankreas. Hormon insulin mengatur kadar

glukosa di dalam darah selalu berada dalam batas aman baik saat keadaan puasa

maupun tidak. Kadar glukosa didalam tubuh dipertahankan antara 70-120 mg/dL

(Ganong and McPhee, 2006). Dalam keadaan normal, insulin akan berikatan

dengan reseptor khusus di permukaan sel beta pankreas. Sekresi insulin

dipengaruhi oleh kadar glukosa di dalam darah. Apabila glukosa telah mencapai

kadar tertentu, insulin akan disekresikan untuk membuka sel-sel hati, otot dan

lemak sehingga glukosa dapat masuk ke dalam sel-sel tersebut. Maka, jumlah

glukosa di dalam darah tidak menumpuk dan kadar glukosa di dalam darah tetap

dipertahankan normal (Ganong and McPhee, 2006).

Diabetes melitus tipe 2 dapat terjadi karena berkurangnya kemampuan

jaringan perifer dalam merespon insulin atau sel-sel sasaran insulin gagal

merespon insulin secara normal sehingga terjadi resistensi insulin (Huether and

McCance, 2008). Pada Diabetes melitus tipe 2, sel beta kelenjar pankreas dapat

memproduksi insulin, namun insulin yang diproduksi tidak dapat berfungsi dan

tidak dapat merangsang reseptor untuk melekat pada reseptor insulin. Tidak

melekatnya insulin pada reseptor maka glukosa tidak dapat masuk ke dalam sel

sehingga glukosa yang semakin banyak diproduksi akan meningkat di dalam

darah (Dipiro et al, 2008). Kelainan fungsi pada reseptor juga merupakan faktor

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 32: EVALUASI PENGGUNAAN OBAT HIPOGLIKEMIA PADA … · evaluasi penggunaan obat hipoglikemia pada pasien di instalasi rawat inap bangsal bakung rsud panembahan senopati bantul periode

12

terjadinya resistensi insulin. Aktivasi reseptor insulin pada jaringan berkaitan

dengan translokasi transporter glukosa atau GLUT-4 ke membran sel. GLUT-4

berfungsi mengangkut glukosa dari ekstraseluler ke intraseluler. Glukosa yang

ditransfer ini akan digunakan sebagai substrat energi atau disimpan dalam bentuk

glikogen (Nugroho, 2012).

Pada diabetes melitus tipe 1 terjadi disfungsi sel beta pankreas yang

dapat menyebabkan insulin tidak dapat diproduksi sehingga insulin tidak

ditangkap oleh reseptor insulin pada permukaan sel otot, yang menyebabkan

glukosa tidak dapat masuk ke dalam sel dan tidak dapat digunakan untuk

metabolisme menjadi energi serta akibatnya tidak dapat mengatasi terjadinya

hiperglikemia (Huether and McCance, 2008).

5. Manifestasi Klinis

Manifestasi klinis dari diabetes melitus tipe 1 adalah keluhan klasik DM

berupa poliuria (sering buang air kecil), polidipsia (sering merasa haus), polifagia

(sering merasa lapar), dan penurunan berat badan yang tidak dapat dijelaskan

sebabnya. Keluhan lain yang sering muncul dapat berupa lemah badan,

kesemutan, gatal, mata kabur, dan disfungsi ereksi pada pria, serta pruritus vulvae

pada wanita. Diabetes melitus tipe 1 umumnya lebih sering terjadi pada orang usia

muda (PERKENI, 2011).

Manifestasi klinis pada diabetes melitus tipe 2 umumnya hampir tidak

ada. Diabetes melitus tipe 2 seringkali muncul tanpa diketahui dan penanganan

baru dimulai beberapa tahun kemudian ketika penyakit sudah berkembang dan

komplikasi sudah terjadi. Penderita diabetes melitus tipe 2 umumnya lebih mudah

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 33: EVALUASI PENGGUNAAN OBAT HIPOGLIKEMIA PADA … · evaluasi penggunaan obat hipoglikemia pada pasien di instalasi rawat inap bangsal bakung rsud panembahan senopati bantul periode

13

terkena infeksi, sukar sembuh dari luka, daya penglihatan makin buruk, dan

umumnya menderita hipertensi, hiperlipidemia, obesitas, dan juga komplikasi

pada pembuluh darah dan syaraf (Dipiro et al, 2008).

6. Diagnosis

Diagnosis diabetes melitus dipastikan oleh peningkatan glukosa darah

yang memenuhi salah satu dari kriteria berikut:

a. Glukosa darah sewaktu >200 mg/dL (11,1 mmol/L) dengan gejala dan tanda

klasik seperti poliuria, polidipsi, polifagia, dan penurunan berat badan yang

tidak dapat dijelaskan penyebabnya.

b. Glukosa darah puasa >126 mg/dL pada lebih dari satu kali pemeriksaan.

c. Tes toleransi glukosa oral (TTGO) yang abnormal jika glukosa >200 mg/dL 2

jam setelah pemberian karbohidrat standar 75 g glukosa anhidrus (PERKENI,

2011).

7. Penyakit Penyerta

a. Dislipidemia

Dislipidemia pada penyandang diabetes lebih meningkatkan risiko

timbulnya penyakit kardiovaskuler. Gambaran dislipidemia pada penyandang

diabetes yaitu peningkatan kadar trigliserida, penurunan kadar kolesterol

HDL, sedangkan kadar kolesterol LDL normal atau sedikit meningkat. Pada

penyandang diabetes tanpa disertai penyakit kardiovaskular target LDL <100

mg/dl (2,6 mmol/L). Pada pasien usia >40 tahun, dianjurkan untuk diberikan

terapi statin untuk menurunkan LDL sebesar 30-40% dari kadar awal

(PERKENI, 2011).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 34: EVALUASI PENGGUNAAN OBAT HIPOGLIKEMIA PADA … · evaluasi penggunaan obat hipoglikemia pada pasien di instalasi rawat inap bangsal bakung rsud panembahan senopati bantul periode

14

Tabel I. Manajemen Dislipidemia pada Diabetes Melitus (ESC, 2011)

Profil Lipid Monoterapi Terapi Kombinasi

LDL ↑, HDL (N), TG

(N)

Resin atau Statin atau

Niacin atau Ezetimibe

Resin+Niacin/Statin atau

Statin+Niacin atau

Statin+Ezetimibe

LDL ↑ , TG ↑ Statin Statin+Niacin

TG ↑ Niacin atau Fibrat Niacin+Fibrat

LDL ↑, HDL ↓ Niacin atau Statin Niacin+Statin

b. Hipertensi

Sasaran target penurunan tekanan darah yaitu <130/80 mmHg, apabila

disertai proteinuria >1 gram / 24 jam maka target penurunan tekanan darah

<125/75 mmHg. Obat antihipertensi yang dapat digunakan yaitu penghambat

ACE, penyekat reseptor angiotensin II, penyekat reseptor beta selektif dengan

dosis rendah, diuretik dosis rendah, penghambat reseptor alfa dan antagonis

kalsium. Pasien dengan tekanan darah sistolik antara 130-139 mmHg atau

tekanan diastolik antara 80-89 mmHg diharuskan melakukan perubahan gaya

hidup. Pasien dengan tekanan darah sistolik >140 mmHg atau tekanan darah

diastolik >90 mmHg, dapat diberikan terapi farmakologis (PERKENI, 2011).

Pasien dengan nilai tekanan darah rata-rata 24 jam >135/85 mmHg memiliki

risiko kejadian kardiovaskular dua kali lipat dibandingkan pasien dengan nilai

tekanan darah rata-rata 24 jam <135/85 mmHg (Verdecchia, 2000).

c. Obesitas

Kejadian diabetes melitus dan gangguan toleransi glukosa sering

dijumpai pada penyandang obesitas. Obesitas sentral secara bermakna

berhubungan dengan sindrom dismetabolik (dislipidemia, hiperglikemia,

hipertensi) yang didasari oleh resistensi insulin (PERKENI, 2011). Penurunan

berat badan merupakan manajemen diabetes melitus tipe 2. Penurunan berat

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 35: EVALUASI PENGGUNAAN OBAT HIPOGLIKEMIA PADA … · evaluasi penggunaan obat hipoglikemia pada pasien di instalasi rawat inap bangsal bakung rsud panembahan senopati bantul periode

15

badan 5-10% dari berat badan dapat memperbaiki sindrom dismetabolik dan

menurunkan risiko penyakit jantung koroner. Pengelolaan obesitas yang dapat

dilakukan yaitu terapi nutrisi dan aktivitas fisik (Handelsman et al., 2011).

d. Gangguan Koagulasi

Bagi penyandang diabetes melitus tipe 2 yang merupakan faktor risiko

kardiovaskuler, termasuk pasien dengan usia >40 tahun yang memiliki

riwayat keluarga penyakit kardiovaskular dan kebiasaan merokok, menderita

hipertensi, dislipidemia atau albuminuria, dapat diberikan terapi aspirin 75-

160 mg/hari sebagai strategi pencegahan primer (PERKENI, 2011).

8. Komplikasi

Hiperglikemia kronik dan gangguan metabolisme yang ditimbulkannya

dapat menyebabkan kerusakan sekunder di berbagai sistem organ terutama ginjal,

mata, saraf, dan pembuluh darah (Mitchell, 2009). Diabetes melitus dapat

menyebabkan komplikasi jangka panjang yang dapat dikategorikan menjadi dua

yaitu:

a. Komplikasi makrovaskuler meliputi penyakit arteri koroner, penyakit arteri

perifer, dan stroke.

1) Penyakit arteri koroner

Penyakit arteri koroner atau aterosklerosis koroner ditemukan pada 50-

70% penderita diabetes. Gangguan koroner ini dapat menimbulkan

angina pektoris (nyeri dada paroksisimal serta tertindih benda berat yang

dirasakan di daerah rahang bawah, bahu, lengan hingga pergelangan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 36: EVALUASI PENGGUNAAN OBAT HIPOGLIKEMIA PADA … · evaluasi penggunaan obat hipoglikemia pada pasien di instalasi rawat inap bangsal bakung rsud panembahan senopati bantul periode

16

tangan) yang timbul saat beraktifitas atau emosi dan akan mereda setelah

beristirahat atau mendapat nitrat sublingual (Permana, 2009).

2) Penyakit arteri perifer

Penyakit pembuluh darah pada diabetes lebih sering terjadi pada

penderita diabetes dan mengenai arteri distal (dibawah lutut). Pada

diabetes melitus, penyakit pembuluh darah perifer biasanya terlambat di

diagnosis. Faktor-faktor seperti neuropati, makroangiopati dan

mikroangiopati yang disertai infeksi merupakan faktor utama terjadinya

proses gangrene diabetik. Penderita dengan gangrene dapat mengalami

amputasi, sepsis ataupun kematian (Permana, 2009).

3) Stroke

Pada penderita diabetes, stroke lebih sering timbul dengan prognosis

yang lebih serius. Stroke disebabkan karena berkurangnya aliran arteri

karotis interna dan arteri vertebralis yang timbul akibat gangguan

neurologis (Permana, 2009).

b. Komplikasi mikrovaskuler meliputi nefropati diabetik, neuropati diabetik dan

retinopati diabetik (Soumya and Srilatha, 2011).

1) Nefropati diabetika

Nefropati diabetika menyebabkan kerusakan ginjal yang spesifik pada

diabetes melitus karena adanya perubahan fungsi penyaring sehingga

molekul-molekul besar seperti protein dapat masuk ke dalam kemih.

Nefropati diabetika mengakibatkan timbulnya kegagalan ginjal yang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 37: EVALUASI PENGGUNAAN OBAT HIPOGLIKEMIA PADA … · evaluasi penggunaan obat hipoglikemia pada pasien di instalasi rawat inap bangsal bakung rsud panembahan senopati bantul periode

17

progresif. Nefropati diabetika ditandai dengan adanya protein persisten

sebanyak >0,5 gram / 24 jam (Permana, 2009).

2) Neuropati diabetika

Neuropati diabetika yang paling sering yaitu neuropati perifer berupa

hilangnya sensasi distal. Komplikasi ini berisiko tinggi untuk terjadinya

ulkus kaki. Gejala yang sering dirasakan yaitu kaki terbakar dan bergetar

sendiri serta terasa lebih sakit di malam hari. Terapi untuk mengurangi

rasa sakit dapat diberikan duloxetin, antidepresan trisiklik atau gabapentin

(PERKENI, 2011). Manifestasi klinis pada neuropati diabetika berupa

gangguan sensoris, motorik dan otonom. Bagian tubuh yang sering

terserang neuropati yaitu saraf tungkai dan lengan (Permana, 2009).

3) Retinopati diabetika

Retinopati diabetika berawal dari gejala berkurangnya ketajaman

penglihatan atau gangguan lain pada mata yang dapat mengarah pada

kebutaan. Retinopati diabetika dibagi menjadi dua yaitu retinopati non

proliperatif dan proliperatif. Retinopati non proliperatif merupakan

stadium awal yang ditandai dengan adanya mikroaneurisma. Retinopati

proliperatif ditandai dengan adanya pertumbuhan pembuluh darah kapiler,

jaringan ikat dan adanya hipoksia retina (Permana, 2009).

9. Tujuan Terapi

Tujuan terapi diabetes melitus adalah memperbaiki gejala, mengurangi

risiko komplikasi mikrovaskuler dan makrovaskuler, menurunkan angka kematian

serta meningkatkan kualitas hidup. Target pengendalian kadar glukosa darah

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 38: EVALUASI PENGGUNAAN OBAT HIPOGLIKEMIA PADA … · evaluasi penggunaan obat hipoglikemia pada pasien di instalasi rawat inap bangsal bakung rsud panembahan senopati bantul periode

18

sewaktu <180 mg/dL, glukosa darah puasa <100 mg/dL dan glukosa darah

sesudah makan <140 mg/dL (PERKENI, 2011).

10. Algoritma Terapi Diabetes Melitus Tipe 2

Penatalaksanaan terapi diabetes melitus tipe 2 sesuai dengan standar

algoritma PERKENI tahun 2011 sebagai berikut yang mengatakan bahwa:

a. Pasien dengan kadar HbA1c <7% maka dilakukan terapi gaya hidup sehat

(GHS) berupa penurunan berat badan, mengatur diit, dan latihan jasmani

teratur. Bila target terapi tidak tercapai, dapat memulai monoterapi.

b. Pasien dengan kadar HbA1c 7-8%, dilakukan terapi GHS dan monoterapi

berupa metformin atau golongan sulfonilurea. Apabila target terapi tidak

tercapai, dapat memulai terapi kombinasi.

c. Pasien dengan kadar HbA1c 8-9% dilakukan GHS dan terapi kombinasi 2

obat seperti kombinasi metformin dengan obat hipoglikemik oral lainnya.

Jika target terapi belum dapat tercapai, dapat memulai kombinasi 3 obat

hipoglikemik oral, insulin basal atau insulin intensif.

d. Pasien dengan kadar HbA1c >9% dapat dilakukan GHS dan terapi kombinasi

3 obat hipoglikemik oral. Jika belum tercapai target terapi, dapat diberikan

insulin basal atau insulin intensif.

e. Pasien dengan kadar HbA1c 9-10% dapat dilakukan GHS dengan kombinasi

2 obat hipoglikemia oral dan insulin basal. Jika belum tercapai target terapi,

dapat memulai pemberian insulin intensif.

f. Pasien dengan kadar HbA1c >10% dapat dilakukan GHS dengan terapi

insulin intensif. Insulin intensif yaitu penggunaan insulin basal bersamaan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 39: EVALUASI PENGGUNAAN OBAT HIPOGLIKEMIA PADA … · evaluasi penggunaan obat hipoglikemia pada pasien di instalasi rawat inap bangsal bakung rsud panembahan senopati bantul periode

19

dengan insulin prandial. Jika insulin intensif sudah dimulai, maka obat

hipoglikemia oral dapat dihentikan dengan diturunkan secara perlahan sampai

berhenti dengan pertimbangan tidak bersifat sinergis.

Gambar 1. Algoritma Terapi Diabetes Melitus Tipe 2 (PERKENI, 2011)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 40: EVALUASI PENGGUNAAN OBAT HIPOGLIKEMIA PADA … · evaluasi penggunaan obat hipoglikemia pada pasien di instalasi rawat inap bangsal bakung rsud panembahan senopati bantul periode

20

Gambar 2. Algoritma Terapi Diabetes Melitus Tipe 2 Berdasarkan HbA1c

(PERKENI, 2011)

Kombinasi dua obat hipoglikemia yang direkomendasikan berdasarkan

algoritma terapi diabetes melitus tipe 2 adalah metformin, sulfonilurea, glinid,

thiazolidindion, DPP-IV inhibitor, dan akarbosa. Penggunaan kombinasi obat

hipoglikemik oral dengan insulin dapat dilakukan jika kombinasi dua obat

hipoglikemik oral dan gaya hidup sehat tidak memberikan respon membaik pada

kadar glukosa darah. Selanjutnya dapat memulai kombinasi tiga obat

hipoglikemia oral atau kombinasi dua obat hipoglikemia oral dengan insulin

basal. Jika pemberian terapi ini belum juga memberikan respon membaik pada

kadar glukosa darah pasien maka, dapat dilanjutkan dengan terapi insulin intensif

(PERKENI, 2011).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 41: EVALUASI PENGGUNAAN OBAT HIPOGLIKEMIA PADA … · evaluasi penggunaan obat hipoglikemia pada pasien di instalasi rawat inap bangsal bakung rsud panembahan senopati bantul periode

21

B. Obat Hipoglikemia

1. Obat Hipoglikemia Oral

Menurut PERKENI (2011) terdapat 5 golongan obat antidiabetes oral

(ADO) atau obat hipoglikemia oral (OHO) berdasarkan cara kerjanya dibagi

menjadi 5 golongan.

a. Pemicu Sekresi Insulin

1) Sulfonilurea

Obat golongan ini memiliki efek utama untuk meningkatkan sekresi

insulin oleh sel beta pankreas serta digunakan sebagai pilihan utama bagi pasien

dengan berat badan normal dan kurang namun, masih dapat diberikan bagi pasien

dengan berat badan lebih (PERKENI, 2011). Sulfonilurea memiliki mekanisme

kerja utama yaitu meningkatkan pelepasan sekresi insulin atau merangsang

pelepasan insulin dari sel-sel beta pankreas (Inzucchi et al, 2012). Sulfonilurea

generasi pertama yaitu tolbutamid, klorpopamid dan tolazamid sedangkan

sulfonilurea generasi kedua terdiri dari glimepirid, gliburid atau glibenklamid,

glipizid, glikazid dan gliquidon (Inzucchi et al, 2012). Penggunaan sulfonilurea

generasi kedua lebih banyak digunakan dibandingkan sulfonilurea generasi

pertama karena memiliki efek samping yang lebih jarang terjadi dan jarang terjadi

interaksi dengan obat lain (Katzung, 2012). Glimepirid dapat diberikan dengan

dosis harian 1-6 mg/hari. Glibenklamid dapat diberikan dengan dosis harian 2,5-

15 mg satu sampai dua kali sehari (PERKENI, 2011).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 42: EVALUASI PENGGUNAAN OBAT HIPOGLIKEMIA PADA … · evaluasi penggunaan obat hipoglikemia pada pasien di instalasi rawat inap bangsal bakung rsud panembahan senopati bantul periode

22

2) Glinid

Glinid merupakan obat dengan cara kerja yang sama dengan sulfonilurea,

dengan penekanan pada peningkatan sekresi insulin fase pertama. Golongan ini

terdiri dari dua macam obat yaitu Repaglinid (derivat asam benzoat) dan

Nateglinid (derivate fenilalanin). Obat ini dapat digunakan untuk mengatasi

hiperglikemia post prandial (PERKENI, 2011). Repaglinid dapat diberikan

dengan dosis harian 1,5-6 mg 3 kali sehari sebelum makan sedangkan Nateglinid

dapat diberikan dengan dosis harian 360 mg 3 kali sehari sebelum makan

(PERKENI, 2011).

b. Peningkat Sensitivitas Terhadap Insulin

1) Tiazolidindion

Obat ini sering disebut juga pioglitazon yang berikatan dengan

Peroxisome Proliferator Activated Receptor Gamma (PPAR-γ) yang merupakan

suatu reseptor ini di sel otot dan sel lemak. Obat golongan ini memiliki efek

menurunkan resistensi insulin dengan meningkatkan jumlah protein pengangkut

glukosa sehingga dapat meningkatkan pengambilan glukosa di perifer dengan

mengaktivasi reseptor PPAR-γ (PERKENI, 2011). Pengaruh tiazolidindion berupa

peningkatan ekspresi GLUT-1 dan GLUT-4, penurunan asam lemak bebas,

peningkatan diferensisasi sel-sel preadiposit menjadi adiposit (Suzuki and Frye,

2013). Pioglitazone dapat diberikan dengan dosis harian 15-45 mg/hari

(PERKENI, 2011).

c. Penghambat Glukoneogenesis

1) Metformin

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 43: EVALUASI PENGGUNAAN OBAT HIPOGLIKEMIA PADA … · evaluasi penggunaan obat hipoglikemia pada pasien di instalasi rawat inap bangsal bakung rsud panembahan senopati bantul periode

23

Obat ini memiliki efek utama mengurangi produksi glukosa hati

(glukoneogenesis) serta memperbaiki pengambilan glukosa perifer. Metformin

sering digunakan pada individu dengan berat badan berlebih. Metformin

dikontraindikasikan pada pasien dengan gangguan fungsi ginjal (serum kreatinin

>1,5 mg/dL) dan hati (PERKENI, 2011). Metformin digunakan sebagai pilihan

terapi utama pada pasien diabetes melitus tipe 2 yang tidak dapat dikontrol dengan

pengaturan pola diet dan gaya hidup. Metformin dapat dikombinasikan dengan

obat hipoglikemia oral lainnya dan insulin. Metformin memiliki keuntungan tidak

menimbulkan efek hipoglikemia dibandingkan sulfonilurea dan insulin (Inzucchi

et al, 2012). Metformin dapat diberikan dengan dosis 250-3000 mg satu sampai

tiga kali sehari bersamaan saat makan atau sesudah makan (PERKENI, 2011).

d. Penghambat absorpsi glukosa

1) Akarbose

Obat ini bekerja dengan mengurangi absorpsi glukosa di usus halus

sehingga memiliki efek menurunkan kadar glukosa darah sesudah makan

(PERKENI, 2011). Mekanisme akarbose dengan cara menghambat enzim alfa

glukosidase pada dinding usus halus. Terjadinya proses inhibisi enzim ini dapat

mengurangi absorpsi karbohidrat sehingga dapat mengurangi peningkatan kadar

glukosa pada penderita diabetes melitus tipe 2. Pemberian dosis obat ini harus

dimulai dari yang terendah kemudian ditingkatkan secara perlahan (Katzung,

2012). Akarbose dapat diberikan dengan dosis harian 100-300 mg 3 kali sehari

bersamaan dengan suapan pertama saat makan (PERKENI, 2011).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 44: EVALUASI PENGGUNAAN OBAT HIPOGLIKEMIA PADA … · evaluasi penggunaan obat hipoglikemia pada pasien di instalasi rawat inap bangsal bakung rsud panembahan senopati bantul periode

24

e. DPP-IV inhibitor

1) Glucagon-like peptide-1 (GLP-1)

GLP-1 merupakan perangsang kuat pelepasan insulin sekaligus sebagai

penghambat sekresi glukagon. Namun, secara cepat GLP-1 akan diubah oleh

enzim dipeptidil peptidase-4 (DPP-4) menjadi metabolit GLP-1-(9,36)-amide

yang tidak aktif. Maka sekresi GLP-1 akan menurun pada penderita diabetes

melitus tipe 2. Peningkatan konsentrasi GLP-1 dapat dicapai dengan pemberian

obat yang menghambat kinerja enzim DPP-4 atau analognya (GLP-1 agonis).

Obat golongan DPP-4 inhibitor mampu menghambat kerja DPP-4 sehingga GLP-

1 tetap dalam konsentrasi yang tinggi dalam bentuk aktif sehingga mampu

merangsang pelepasan insulin serta menghambat pelepasan glukagon (PERKENI,

2011). Terdapat lima senyawa DPP-4 inhibitor yaitu sitagliptin, vildagliptin,

saxagliptin, linagliptin, alogliptin (Capuano, 2013). Dosis harian sitagliptin yang

dianjurkan yaitu 25-100 mg/hari sedangkan dosis harian vildagliptin yang

dianjurkan yaitu 50-100 mg satu sampai dua kali sehari. Saxagliptin dapat

diberikan dengan dosis harian 5mg/hari. Penggunaan obat golongan ini tidak

bergantung dengan jadwal makan (PERKENI, 2011).

2. Insulin

Sekresi insulin fisiologis terdiri dari sekresi basal dan sekresi prandial.

Terapi insulin diupayakan mampu meniru pola sekresi insulin yang fisiologis.

Defisiensi insulin basal menyebabkan timbulnya hiperglikemia pada keadaan

puasa, sedangkan defisiensi insulin prandial akan menimbulkan hiperglikemia

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 45: EVALUASI PENGGUNAAN OBAT HIPOGLIKEMIA PADA … · evaluasi penggunaan obat hipoglikemia pada pasien di instalasi rawat inap bangsal bakung rsud panembahan senopati bantul periode

25

setelah makan. Penyesuaian dosis insulin dapat dilakukan dengan menambah 2-4

unit setiap 3-4 hari bila sasaran terapi belum tercapai (PERKENI, 2011).

Terapi insulin digunakan apabila pasien mengalami hiperglikemia

meskipun sudah mengkonsumsi beberapa obat antidiabetes. Selain itu, Jika HbA1C

>9%, terapi insulin dapat dijadikan pilihan utama. Ada beberapa hal yang harus

diperhatikan ketika menggunakan insulin, antara lain: motivasi pasien, adanya

penyakit kardiovaskular dan komplikasi organ, usia, kesejahteraan pasien, resiko

hipoglikemia, dan status kesehatan secara menyeluruh (AACE, 2013).

Gambar 3. Algoritma Pemberian Kombinasi Insulin dan OHO (PERKENI, 2011)

Menurut PERKENI tahun 2011, berdasarkan lama kerja, insulin dibagi

menjadi empat jenis yaitu:

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 46: EVALUASI PENGGUNAAN OBAT HIPOGLIKEMIA PADA … · evaluasi penggunaan obat hipoglikemia pada pasien di instalasi rawat inap bangsal bakung rsud panembahan senopati bantul periode

26

1. Insulin kerja cepat (rapid acting insulin)

Insulin ini memiliki kerja dan onset yang cepat. Lama kerja insulin ini antara

3 hingga 5 jam sehingga dapat mengurangi risiko terjadinya efek

hiperglikemia setelah makan (Sheeja, 2010).

2. Insulin kerja pendek (short acting insulin)

Insulin ini memiliki onset 30 menit dan dapat mencapai kadar puncak dalam

waktu 2 hingga 3 jam setelah disuntikkan melalui subkutan atau intravena.

Maka, insulin ini dapat diberikan 30 menit sebelum makan (Khalil, 2009).

3. Insulin kerja menengah (intermediate acting insulin)

Insulin ini memiliki masa kerja sedang dan memiliki onset 2 hingga 5 jam

(Katzung, 2012).

4. Insulin kerja panjang (long acting insulin)

Insulin ini memiliki masa kerja yang lama. Terdapat dua jenis insulin kerja

panjang yaitu insulin glargine dan insulin detemir. Insulin glargin memiliki

onset 1 hingga 1,5 jam dan mencapai efek maksimum dalam 4 hingga 6 jam.

Insulin detemir memiliki onset 1 hingga 2 jam dengan lama kerja selama 24

jam (Katzung, 2012).

Tabel II. Profil Farmakokinetika Insulin (Dipiro, et al, 2008)

Insulin Onset

(jam)

Puncak

(jam)

Durasi

(jam)

Kenampakan

Kerja cepat (insulin lispro, aspart

dan glulisine)

5-25

menit

30-90

menit

<5 Jernih

Regular 0,5-1 2-3 5-8 Jernih

NPH (Neutral Protamine

Hagedorn)

2-4 4-12 12-18 Keruh

Insulin glargine 1,5 - 20-24 Jernih

Insulin detemir 3-8 Relatif

datar

5,7-23,2 Jernih

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 47: EVALUASI PENGGUNAAN OBAT HIPOGLIKEMIA PADA … · evaluasi penggunaan obat hipoglikemia pada pasien di instalasi rawat inap bangsal bakung rsud panembahan senopati bantul periode

27

Pengaturan regimen insulin pada diabetes melitus tipe 2 terbagi menjadi:

1. Split-mix regimen

a. Injeksi satu kali sehari. Penggunaan insulin kerja menengah atau

kombinasi kerja cepat/pendek dengan insulin kerja menengah (AACE,

2013).

b. Injeksi dua kali sehari. Penggunaan campuran insulin kerja cepat/pendek

dan kerja menengah yang diberikan sebelum makan pagi dan sebelum

makan malam (AACE, 2013).

c. Injeksi tiga kali sehari. Penggunaan Insulin campuran kerja cepat/pendek

dengan kerja menengah diberikan sebelum makan pagi, insulin kerja

cepat/pendek diberikan sebelum makan siang atau snack sore. Insulin

kerja menengah dapat digunakan menjelang tidur pada malam hari

(AACE, 2013).

2. Basal-bolus regimen

Penggunaan insulin kerja cepat/pendek diberikan sebelum makan utama.

Insulin kerja menengah diberikan pada pagi dan malam hari, atau dengan

insulin basal (glargine, detemir) yang diberikan sekali sehari (pagi atau

malam hari) (AACE, 2013).

3. Pre-mixed regimen

Penggunaan insulin kombinasi merupakan gabungan antara insulin yang

memiliki masa kerja menengah dengan insulin yang memiliki masa kerja

cepat (Katzung, 2012). Contoh dari insulin kombinasi ini yaitu analog insulin

premixed yang terdiri dari humalog mix 75/25 (75% neutral protamine lispro,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 48: EVALUASI PENGGUNAAN OBAT HIPOGLIKEMIA PADA … · evaluasi penggunaan obat hipoglikemia pada pasien di instalasi rawat inap bangsal bakung rsud panembahan senopati bantul periode

28

25% lispro), novolog mix 70/30 (70% aspart protamine suspension, 30%

aspart), humalog mix 50/50 (50% neutral protamine lispro, 50% lispro) dan

kombinasi NPH yang terdiri dari humulin 70/30, novolin 70/30 dan humulin

50/50 (Triplitt, 2008).

Tabel III. Klasifikasi Preparat Insulin (Dipiro, et al, 2008)

Tipe Insulin Nama

Merek/Dagang

Produsen

Manufaktur

Kerja Cepat

Insulin lispro Humalog Lilly Insulin aspart Novolog Novo Nordisk

Insulin glulisine Apidra Sanofi-Aventis

Kerja Pendek

Regular Humulin R Lilly

Novolin R Novo Nordisk

Kerja Menengah

NPH (Neutral Protamine

Hagedorn)

Humulin N Lilly

Novolin N Novo Nordisk

Kerja Panjang

Insulin glargine Lantus Sanofi-Aventis

Insulin detemir Levemir Novo Nordisk

Insulin Kombinasi

Campuran NPH/regular

(70%/30%)

Humulin 70/30 Lilly

Campuran insulin aspart

protamine/insulin aspart (70%/30%)

Novolog Mix 70/30 Novo Nordisk

Campuran insulin NPL/insulin

lispro (75%/25%)

Humalog Mix 75/25 Lilly

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 49: EVALUASI PENGGUNAAN OBAT HIPOGLIKEMIA PADA … · evaluasi penggunaan obat hipoglikemia pada pasien di instalasi rawat inap bangsal bakung rsud panembahan senopati bantul periode

29

KETERANGAN EMPIRIS

Diabetes melitus merupakan penyakit metabolik yang memiliki angka

prevalensi yang tinggi baik di Indonesia maupun di dunia. Tujuan terapi

pengobatan penyakit ini adalah untuk memperbaiki gejala, mengurangi risiko

komplikasi mikrovaskuler dan makrovaskuler, menurunkan angka kematian serta

meningkatkan kualitas hidup. Pada umumnya, terapi pengobatan pada pasien

diabetes merupakan terapi kombinasi dari bermacam-macam obat. Hal ini dapat

menyebabkan terjadinya penurunan efektivitas pengobatan serta kemungkinan

terjadinya interaksi obat.

Efektivitas dan keamanan merupakan aspek yang dipertimbangkan dalam

pemberian terapi obat untuk menjamin pengobatan yang diberikan berhasil atau

mencapai target terapi. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi

mengenai efektivitas dan keamanan penggunaan obat hipoglikemia pada pasien di

Instalasi Rawat Inap Bangsal Bakung RSUD Panembahan Senopati Bantul.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 50: EVALUASI PENGGUNAAN OBAT HIPOGLIKEMIA PADA … · evaluasi penggunaan obat hipoglikemia pada pasien di instalasi rawat inap bangsal bakung rsud panembahan senopati bantul periode

30

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis dan Rancangan Penelitian

Penelitian Evaluasi Penggunaan Obat Hipoglikemia pada Pasien di

Instalasi Rawat Inap Bangsal Bakung RSUD Panembahan Senopati Bantul

Periode Agustus 2015 merupakan penelitian non eksperimental dengan rancangan

penelitian deskriptif bersifat case series dengan cara pengambilan data secara

prospektif.

Penelitian non eksperimental yang dilakukan dengan cara mengobservasi

tanpa manipulasi atau intervensi dari peneliti. Jenis penelitian ini berupa deskriptif

evaluatif karena data yang diperoleh dievaluasi berdasarkan studi pustaka

kemudian dideskripsikan gambaran fenomena yang terjadi dalam suatu populasi

tertentu dan ditampilkan dalam bentuk tabel dan gambar. Fenomena disajikan

secara apa adanya tanpa manipulasi dan peneliti tidak mencoba menganalisis

bagaimana dan mengapa fenomena tersebut bisa terjadi, oleh karena itu penelitian

ini tidak memerlukan adanya suatu hipotesis (Nursalam, 2008).

Rancangan penelitian case series merupakan penelitian yang terdiri dari

sekelompok pasien yang telah terdiagnosis dengan kondisi yang sama selama

periode tertentu yang mana tidak terdapat kelompok pembanding. Rancangan

penelitian case series menetapkan kasus tunggal yang spesifik dan menjadikannya

dalam suatu laporan (Apparasu and Bentley, 2015). Penelitian prospektif

merupakan penelitian yang bersifat longitudinal dengan mengikuti proses

perjalanan penyakit ke depan berdasarkan urutan waktu. Tujuan penelitian

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 51: EVALUASI PENGGUNAAN OBAT HIPOGLIKEMIA PADA … · evaluasi penggunaan obat hipoglikemia pada pasien di instalasi rawat inap bangsal bakung rsud panembahan senopati bantul periode

31

prospektif dimaksudkan untuk menemukan insidensi penyakit pada kelompok

yang terpajan oleh faktor risiko maupun pada kelompok yang tidak terpajan,

sehingga dapat diketahui apakah terdapat hubungan sebab akibat antara pajanan

dan penyakit yang diteliti (Budiarto dan Anggraeni, 2003).

Data diperoleh dari lembar rekam medis dan informasi hasil klarifikasi

dari tenaga kesehatan yaitu perawat. Pengambilan data pasien dilakukan dengan

cara mengikuti proses perjalanan penyakit ke depan berdasarkan urutan waktu dan

memantau kondisi pasien setiap hari melalui lembar pengobatan pasien.

B. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional

1. Variabel Penelitian

Variabel penelitian berupa hasil laboratorium, penggunaan obat

hipoglikemia dan kondisi pasien di instalasi rawat inap bangsal bakung RSUD

Panembahan Senopati Bantul.

2. Definisi Operasional

a. Hasil laboratorium yang dimaksud meliputi hasil pemeriksaan hematologi,

hitung jenis, fungsi hati, fungsi ginjal, glukosa sewaktu, dan elektrolit.

b. Obat hipoglikemia merupakan obat yang mempunyai efek menurunkan kadar

gula darah meliputi golongan penghambat glukoneogenesis yaitu biguanida,

golongan pemicu sekresi insulin yaitu sulfonilurea, golongan peningkat

sensitivitas terhadap insulin yaitu tiazolidindion, golongan insulin kerja cepat

(insulin aspart), insulin kerja panjang (insulin detemir) dan insulin kombinasi

(campuran insulin aspart protamine/insulin aspart 70%/30%).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 52: EVALUASI PENGGUNAAN OBAT HIPOGLIKEMIA PADA … · evaluasi penggunaan obat hipoglikemia pada pasien di instalasi rawat inap bangsal bakung rsud panembahan senopati bantul periode

32

c. Kondisi pasien yang dimaksud adalah pemeriksaan tanda vital yang dituliskan

di rekam medis terdiri dari tekanan darah, suhu, denyut nadi dan laju

pernapasan.

d. Kasus yang dimaksud adalah hari rawat tiap pasien. Kasus yang dievaluasi

adalah hari rawat pasien yang menerima obat hipoglikemia dan terdapat

pemeriksaan kadar gula darah sewaktu pada hari rawat tersebut.

e. Evaluasi penggunaan obat hipoglikemia meliputi kajian keamanan dan

efektivitas.

f. Evaluasi keamanan penggunaan obat merupakan kajian interaksi obat dengan

kriteria sifat interaksi obat meliputi minor, signifikan dan serius. Kategori

serius adalah interaksi yang mengancam nyawa dan memerlukan penanganan

medis sesegera mungkin. Kategori signifikan adalah apabila memperburuk

keadaan pasien dan memerlukan perubahan terapi. Kategori minor adalah

apabila pasien mengalami perubahan pada kondisi klinis tetapi tidak

memerlukan perubahan terapi dan kontraindikasi ketika tidak

direkomendasikan pemberian obat bersamaan serta memerlukan monitoring

(Albadr et al, 2014).

g. Interaksi obat adalah kemungkinan terjadinya interaksi antara obat

hipoglikemia dengan obat lain yang digunakan selama pasien menjalani

perawatan di rumah sakit berdasarkan acuan Medscape (2015). Interaksi obat

yang dimaksud meliputi interaksi obat potensial dan interaksi obat aktual.

h. Evaluasi efektivitas penggunaan obat hipoglikemia dengan kajian ketepatan

pemilihan obat dan ketepatan dosis berdasarkan standar PERKENI tahun

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 53: EVALUASI PENGGUNAAN OBAT HIPOGLIKEMIA PADA … · evaluasi penggunaan obat hipoglikemia pada pasien di instalasi rawat inap bangsal bakung rsud panembahan senopati bantul periode

33

2011, sedangkan perbaikan kondisi pasien dengan parameter tercapainya

target penurunan gula darah sewaktu berdasarkan acuan Silvio dan Inzucchi

tahun 2011.

i. Kajian ketepatan pemilihan obat dilakukan dengan melihat kesesuaian

pemilihan obat berdasarkan algoritma standar PERKENI tahun 2011 yaitu

pemilihan obat dikatakan tepat jika nilai rata-rata pemeriksaan kadar gula

darah sewaktu dalam sehari <180 mg/dL sedangkan pemilihan obat dikatakan

kurang tepat jika nilai rata-rata pemeriksaan kadar gula darah sewaktu dalam

sehari >180 mg/dL.

j. Perbaikan kondisi pasien dinilai dengan rata-rata pengukuran kadar gula

darah sewaktu. Kriteria perbaikan kondisi pasien adalah tercapainya rata-rata

kadar gula darah sewaktu 100-180 mg/dL (Silvio and Inzucchi, 2011) pada

tiap hari rawat. Penilaian terhadap waktu terjadinya perbaikan kondisi pasien

dilakukan dengan menghitung modus hari terjadinya perbaikan kondisi

pasien.

k. Pengukuran gula darah yang digunakan adalah rata-rata pengukuran kadar

gula darah sewaktu dalam satu hari pemberian obat.

l. Proporsi penggunaan obat yang efektif adalah jumlah pasien yang

menggunakan obat hipoglikemia dan mencapai proporsi perbaikan kondisi

pasien >0,5 dibandingkan jumlah pasien keseluruhan. Proporsi perbaikan

kondisi pasien adalah perbandingan antara jumlah perbaikan kondisi pasien

dengan jumlah hari rawat pasien.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 54: EVALUASI PENGGUNAAN OBAT HIPOGLIKEMIA PADA … · evaluasi penggunaan obat hipoglikemia pada pasien di instalasi rawat inap bangsal bakung rsud panembahan senopati bantul periode

34

m. Komplikasi diabetes melitus meliputi komplikasi mikrovaskuler dan makro

vaskuler. Komplikasi mikrovaskuler terdiri dari neuropati, retinopati dan

nefropati. Komplikasi makrovaskuler meliputi penyakit arteri koroner,

penyakit arteri perifer dan stroke.

n. Penyakit penyerta diabetes melitus meliputi osteoarthritis, dislipidemia,

hipoalbuminea, anemia, dan hematemesis.

C. Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian payung Fakultas Farmasi Universitas

Sanata Dharma dengan tujuan penelitian secara garis besar adalah untuk

mengevaluasi penggunaan obat pada pasien terdiagnosa diabetes melitus dan

hipertensi di instalasi rawat inap bangsal Bakung dan Cempaka RSUD

Panembahan Senopati Bantul periode Agustus 2015.

Kajian yang diangkat oleh peneliti adalah “Evaluasi Penggunaan Obat

Hipoglikemia pada Pasien di Instalasi Rawat Inap Bangsal Bakung RSUD

Panembahan Senopati Bantul Periode Agustus 2015”. Kajian penelitian payung

ini ditunjukkan pada skema Gambar 4.

Gambar 4. Skema Penelitian Payung

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 55: EVALUASI PENGGUNAAN OBAT HIPOGLIKEMIA PADA … · evaluasi penggunaan obat hipoglikemia pada pasien di instalasi rawat inap bangsal bakung rsud panembahan senopati bantul periode

35

D. Subyek Penelitian

Subyek penelitian adalah pasien yang dirawat mulai bulan Agustus 2015

di Instalasi Rawat Inap Bangsal Bakung RSUD Panembahan Senopati Bantul.

Kriteria inklusi adalah pasien rawat inap di Bangsal Bakung RSUD Panembahan

Senopati Bantul yang menggunakan obat hipoglikemia dan pasien masuk rumah

sakit pada bulan Agustus 2015 melalui poliklinik atau IGD (Instalasi Gawat

Darurat) di RSUD Panembahan Senopati Bantul. Kriteria ekslusi adalah pasien

yang dipindahkan ke bangsal lain dan pasien masuk ke bangsal Bakung pindahan

dari bangsal lain di RSUD Panembahan Senopati Bantul.

Penelitian yang dilakukan selama periode Agustus 2015 terdapat 23

pasien yang memenuhi kriteria inklusi yang dirawat di Iinstalasi Rawat Inap

Bangsal Bakung RSUD Panembahan Senopati Bantul dan menggunakan obat

hipoglikemia. Subyek penelitian yang memenuhi kriteria penelitian adalah 17

pasien dan 6 pasien diekslusi dengan alasan pasien dipindahkan ke bangsal lain

dan tidak memenuhi ruang lingkup penelitian.

E. Instrumen Penelitian

Instrumen atau bahan penelitian yang digunakan adalah blangko

pengambilan data. Blangko pengambilan data disusun berdasarkan hasil studi

pendahuluan di RSUD Panembahan Senopati Bantul yang disesuaikan dengan

jenis data yang diperlukan untuk penelitian ini. Formulir blangko pengambilan

data terlampir pada Lampiran 3.

Blangko pengambilan data berisi data identitas pasien meliputi nama,

usia, jenis kelamin, tanggal masuk rumah sakit, tanggal keluar rumah sakit, status

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 56: EVALUASI PENGGUNAAN OBAT HIPOGLIKEMIA PADA … · evaluasi penggunaan obat hipoglikemia pada pasien di instalasi rawat inap bangsal bakung rsud panembahan senopati bantul periode

36

keluar rumah sakit dan diagnosa. Blangko pengambilan data juga berisi data hasil

laboratorium, obat yang diterima pasien selama dirawat, hasil pemeriksaan tanda

vital pasien selama dirawat di rawat inap bangsal bakung, obat yang dibawa

pulang pasien apabila pasien sudah pulang serta penilaian dan rekomendasi.

F. Lokasi Penelitian

Penelitian dilakukan di Instalasi Rawat Inap Bangsal Bakung Rumah

Sakit Umum Daerah (RSUD) Panembahan Senopati Bantul yaitu di Jalan Dr.

Wahidin Sudiro Husodo, Bantul, Yogyakarta.

G. Tata Cara Penelitian

1. Tahap Analisis Situasi

Tahap analisis situasi diawali dengan pencarian pustaka mengenai

penggunaan obat hipoglikemia yang digunakan untuk melakukan evaluasi

penggunaan obat hipoglikemia. Selanjutnya menentukan masalah dengan

pencarian informasi terkait penelitian meliputi lokasi rumah sakit dan prosedur

yang harus dilakukan dalam penelitian. Selanjutnya melakukan penyusunan

proposal usulan penelitian dan pengajuan perijinan serta dilanjutkan studi

pendahuluan di RSUD Panembahan Senopati Bantul.

Pada studi pendahuluan, peneliti mengidentifikasi obat hipoglikemia

yang digunakan pada pasien di Instalasi Rawat Inap Bangsal Bakung RSUD

Panembahan Senopati Bantul periode Agustus 2015. Peneliti memilah jenis data

dari rekam medis pasien yang diperlukan sebagai dasar dalam membuat instrumen

penelitian. Studi pendahuluan di bangsal bakung juga untuk mengetahui waktu

yang efektif bagi peneliti untuk melakukan pengambilan data di RSUD

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 57: EVALUASI PENGGUNAAN OBAT HIPOGLIKEMIA PADA … · evaluasi penggunaan obat hipoglikemia pada pasien di instalasi rawat inap bangsal bakung rsud panembahan senopati bantul periode

37

Panembahan Senopati Bantul. Studi pendahuluan dilakukan untuk dapat

melakukan penelitian sesuai dengan kode etik yang berlaku.

2. Tahap Pengumpulan Data

Pada tahap ini, dilakukan pengambilan data sekunder. Pengumpulan data

sekunder dilakukan dengan mengumpulkan data dari rekam medis pasien. Data

rekam medis yang dikumpulkan adalah data rekam medis pasien yang berada di

Instalasi Rawat Inap Bangsal Bakung. Selanjutnya, peneliti mengumpulkan data

pasien dengan mengikuti perjalanan penyakit pasien.

Data rekam medis pasien yang dicatat dalam blangko adalah nama, umur,

jenis kelamin (identitas pasien), tanggal masuk, tanggal keluar, diagnosis masuk,

diagnosis kerja, diagnosis keluar, nama obat, dosis pemberian, frekuensi

pemberian (obat yang diberikan), suhu tubuh, tekanan darah, denyut nadi,

kecepatan napas (pemeriksaan tanda vital), pemeriksaan laboratorium, anamnese

pasien saat masuk rumah sakit dan hasil status keluar pasien setelah menjalani

perawatan.

3. Tahap Analisis Data

Data pengobatan pasien dievaluasi pada hari saat pengambilan data

terkait keamanan dan efektivitas. Hasil temuan kajian keamanan dan efektivitas

kemudian disampaikan kepada apoteker di RSUD Panembahan Senopati Bantul.

Data yang telah diperoleh secara lengkap kemudian diolah dan disajikan dalam

bentuk tabel dengan beberapa keterangan. Data tersebut kemudian dievaluasi

berdasarkan standar PERKENI tahun 2011 untuk kajian efektivitas penggunaan

obat meliputi ketepatan pemilihan obat, ketepatan dosis dan penggolongan macam

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 58: EVALUASI PENGGUNAAN OBAT HIPOGLIKEMIA PADA … · evaluasi penggunaan obat hipoglikemia pada pasien di instalasi rawat inap bangsal bakung rsud panembahan senopati bantul periode

38

obat yang diterima pasien sedangkan evaluasi perbaikan kondisi pasien

menggunakan acuan Silvio dan Inzucchi tahun 2011. Kajian keamanan

penggunaan obat meliputi interaksi obat dievaluasi berdasarkan literatur

Medscape (2015).

H. Tata Cara Analisis Hasil

Analisis data dilakukan secara deskriptif dengan pengelompokan data

berdasarkan:

1. Mengelompokkan obat hipoglikemia berdasarkan golongan penghambat

glukoneogenesis yaitu metformin, golongan pemicu sekresi insulin yaitu

sulfonilurea, golongan peningkat sensitivitas terhadap insulin yaitu

tiazolidindion, golongan insulin kerja cepat (insulin aspart), insulin kerja

panjang (insulin detemir) dan insulin kombinasi (campuran insulin aspart

protamine/insulin aspart 70%/30%).

2. Menyajikan hasil evaluasi keamanan yang berupa temuan interaksi obat

dalam bentuk tabel.

3. Menyajikan hasil temuan efektivitas yang berupa ketepatan pemilihan obat

hipoglikemia, ketepatan dosis hipoglikemia dan perbaikan kondisi

berdasarkan klinis pasien yaitu ketercapaian rata-rata pemeriksaan kadar

gula darah sewaktu 100-180 mg/dL dalam sehari.

4. Menghitung proporsi penggunaan obat hipoglikemia yang efektif dengan

cara menghitung jumlah pasien yang mengalami perbaikan kondisi dibagi

dengan keseluruhan pasien kemudian dikalikan 100%.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 59: EVALUASI PENGGUNAAN OBAT HIPOGLIKEMIA PADA … · evaluasi penggunaan obat hipoglikemia pada pasien di instalasi rawat inap bangsal bakung rsud panembahan senopati bantul periode

39

I. KETERBATASAN KELEMAHAN PENELITIAN

Penelitian ini terbatas pada hasil evaluasi efektivitas yaitu evaluasi dosis

penggunaan insulin dan ketepatan pemilihan obat. Evaluasi ketepatan dosis

penggunaan insulin dilakukan berdasarkan data berat badan pasien, tetapi tidak

diketahuinya data berat badan mengakibatkan evaluasi tidak dapat dilakukan.

Hasil klarifikasi dengan perawat, data berat badan pasien nihil.

Ketepatan pemilihan obat dinilai berdasarkan data rata-rata pemeriksaan

kadar gula darah sewaktu. Dengan demikian hasil penelitian tidak dapat mewakili

keseluruhan penilaian efektivitas penggunaan obat yang diterima pasien.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 60: EVALUASI PENGGUNAAN OBAT HIPOGLIKEMIA PADA … · evaluasi penggunaan obat hipoglikemia pada pasien di instalasi rawat inap bangsal bakung rsud panembahan senopati bantul periode

40

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil dan pembahasan pada penelitian ini akan dibagi menjadi empat

bagian. Bagian pertama yaitu profil penggunaan obat hipoglikemia berdasarkan

golongan obat meliputi demografi pasien dan profil penggunaan obat

hipoglikemia. Bagian kedua yaitu hasil evaluasi keamanan yang meliputi interaksi

obat. Bagian ketiga yaitu hasil temuan efektivitas yang meliputi ketepatan

pemilihan obat, ketepatan dosis dan waktu terjadinya perbaikan kondisi pasien.

Bagian keempat yaitu proporsi penggunaan obat hipoglikemia yang efektif.

A. Profil Penggunaan Obat Hipoglikemia Di Instalasi Rawat Inap

Bangsal Bakung RSUD Panembahan Senopati Bantul

1. Demografi Pasien

Hasil penelitian ditemukan 17 pasien dengan diabetes melitus tipe 2 di

instalasi rawat inap bangsal bakung RSUD Panembahan Senopati Bantul memiliki

karakteristik:

a. Jenis Kelamin

Pengelompokan pasien berdasarkan jenis kelamin dilakukan untuk

mengetahui perbandingan jumlah pasien laki-laki dan perempuan. Hasil penelitian

diperoleh perbandingan pasien yang paling banyak mengalami diabetes melitus

tipe 2 adalah pasien perempuan dengan perbandingan persentase disajikan dalam

gambar berikut:

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 61: EVALUASI PENGGUNAAN OBAT HIPOGLIKEMIA PADA … · evaluasi penggunaan obat hipoglikemia pada pasien di instalasi rawat inap bangsal bakung rsud panembahan senopati bantul periode

41

Gambar 5. Persentase Demografi Pasien Berdasarkan Jenis Kelamin

Perbedaan jumlah berdasarkan jenis kelamin ini sejalan dengan hasil

penelitian Gautam (2009) di RSUD Koja yang menyatakan bahwa prevalensi

diabetes melitus tipe 2 yang terjadi pada wanita lebih besar dibandingkan

prevalensi laki-laki dan Stipanovic (2002) tentang kualitas hidup pasien diabetes

melitus tipe 2 di India yang sebagian besar (65%) berjenis kelamin perempuan.

Perbedaan ini disebabkan karena perempuan memiliki komposisi lemak

tubuh yang lebih tinggi dibandingkan laki-laki dan estrogen. Komposisi lemak

yang lebih tinggi mengakibatkan perempuan akan lebih mudah gemuk yang

berakibat risiko obesitas dan obesitas dapat meningkatkan resistensi insulin

(Mihardja, 2009). Hormon estrogen mengatur fungsi sel beta pankreas dan

paparan estrogen jangka panjang dapat meningkatkan insulin, ekspresi gen target

insulin dan pengeluaran insulin, dengan demikian wanita yang mengalami

menopause memiliki risiko (Faulds et al, 2012).

b. Usia

Pengelompokan pasien berdasarkan kelompok usia dilakukan untuk

mengetahui karakteristik usia pasien yang menerima obat hipoglikemia.

Pengelompokan usia pasien dilakukan menurut pustaka Rustiyanto (2010)

menjadi tiga kelompok usia dengan jumlah pasien yang paling banyak mengalami

(7) 41%(10)

59% Laki-laki

Perempuan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 62: EVALUASI PENGGUNAAN OBAT HIPOGLIKEMIA PADA … · evaluasi penggunaan obat hipoglikemia pada pasien di instalasi rawat inap bangsal bakung rsud panembahan senopati bantul periode

42

diabetes melitus tipe 2 pada kelompok usia 45-65 tahun. Pengelompokan usia

pasien yang menerima obat hipoglikemia disajikan dalam tabel berikut.

Tabel IV. Distribusi Pasien Rawat Inap Berdasarkan Kelompok Usia di Instalasi

Rawat Inap Bangsal Bakung RSUD Panembahan Senopati Bantul Periode

Agustus 2015

Kelompok Usia Jumlah Pasien Persentase (%)

< 44 tahun 2 12

45-64 tahun 12 70

> 65 tahun 3 18

Total 17 100

Hasil penelitian yang serupa dilakukan oleh Susilowati dan Rahayu

(2009) dimana persentase terbesar penderita diabetes melitus tipe 2 juga

ditemukan pada kelompok usia 45-64 tahun (67,4%). Diabetes melitus tipe 2

umumnya terjadi pada usia diatas 40 tahun karena pada usia tersebut mulai terjadi

peningkatan intoleransi glukosa (Budhiarta, 2005).

Data ini juga sesuai dengan pernyataan dari American Diabetes

Association (ADA) tahun 2004 bahwa usia di atas 45 tahun merupakan salah satu

faktor risiko terjadinya diabetes melitus tipe 2. Pada usia lebih dari 45 tahun

umumnya manusia mengalami penurunan fungsi fisiologis dengan cepat sehingga

terjadi defisiensi sekresi insulin karena gangguan pada sel beta pankreas dan

resistensi insulin (Sukarmin, 2008). Adanya proses penuaan juga menyebabkan

berkurangnya kemampuan sel beta pankreas dalam memproduksi insulin

(Zahtamal, 2007).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 63: EVALUASI PENGGUNAAN OBAT HIPOGLIKEMIA PADA … · evaluasi penggunaan obat hipoglikemia pada pasien di instalasi rawat inap bangsal bakung rsud panembahan senopati bantul periode

43

c. Lama Perawatan

Hasil penelitian berdasarkan pengelompokan durasi lama perawatan

pasien rawat inap Bangsal Bakung RSUD Panembahan Senopati Bantul periode

Agustus 2015 yang menggunakan obat hipoglikemia adalah lama perawatan

pasien yaitu 2 hari rawat pada batas bawah dan 20 hari rawat pada batas atas

dengan rata-rata lama perawatan pasien yaitu 9 hari rawat, secara rinci disajikan

dalam tabel berikut.

Tabel V. Distribusi Lama Perawatan Pasien Rawat Inap di Instalasi Rawat Inap

Bangsal Bakung RSUD Panembahan Senopati Bantul Periode Agustus 2015

Lama Perawatan (hari) Jumlah Pasien Persentase (%)

2-8 9 53

9-15 5 29

16-22 3 18

Total 17 100

Menurut Fraze et al (2010) suatu pemantauan kadar glukosa diperlukan

untuk menjaga kestabilan dan meminimalkan fluktuasi kadar glukosa darah.

Pemantauan ini juga dilakukan agar kadar glukosa darah pasien serta parameter

komplikasi yang menyertainya tetap berada dalam rentang normal sehingga dapat

menurunkan risiko terjadinya morbiditas dan mortalitas akibat penyakit diabetes

melitus tipe 2.

d. Distribusi Jenis Obat

Hasil penelitian dikelompokkan berdasarkan distribusi jumlah jenis obat

yang diterima pasien di instalasi rawat inap bangsal bakung RSUD Panembahan

Senopati Bantul periode Agustus 2015 pada setiap hari rawatnya. Dari 17 pasien

ditemukan sebanyak 161 hari rawat. Setiap pasien menerima jumlah jenis obat

yang berbeda antara pasien yang satu dengan yang lain. Setiap pasien juga

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 64: EVALUASI PENGGUNAAN OBAT HIPOGLIKEMIA PADA … · evaluasi penggunaan obat hipoglikemia pada pasien di instalasi rawat inap bangsal bakung rsud panembahan senopati bantul periode

44

menerima jenis obat yang jumlahnya tidak sama setiap harinya. Uraian jumlah

penggunaan masing-masing jenis obat pada setiap hari rawat pasien disajikan

dalam tabel VI berikut dengan distribusi jenis obat yang paling banyak diterima

pasien pada tiap hari rawat yaitu 5-7 jenis obat setiap hari sebanyak 88 hari rawat

(55%).

Tabel VI. Distribusi Jenis Obat Yang Diterima Per Hari Selama Dirawat di

Instalasi Rawat Inap Bangsal Bakung RSUD Panembahan Senopati Bantul

Periode Agustus 2015

Σ Jenis Obat Per Hari Σ Hari Rawat Persentase (%)

2-4 66 41

5-7 88 55

8-10 7 4

Total 161 100,0

Hasil penelitian ini serupa dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh

Mayasari (2015) dimana jumlah pasien dengan diabetes melitus tipe 2 yang

mendapat jumlah obat paling banyak adalah kelompok jumlah obat >5 obat

sebesar 62,5%.

e. Penyakit Penyerta dan Komplikasi

Diabetes melitus dapat menyebabkan komplikasi jangka panjang yang

meliputi mikrovaskuler dan makrovaskuler. Pasien mungkin saja dapat menderita

bermacam-macam komplikasi. Hal ini bergantung pada kesadaran pasien selain

dari pengendalian dan keberhasilan terapi yang dijalani. Semakin rendah

kesadaran pasien untuk memperhatikan kestabilan gula darahnya, maka semakin

tinggi pula risiko pasien menderita komplikasi.

Hasil pengelompokkan yang disajikan pada Tabel VII, 6 pasien (35%)

dengan komplikasi, 4 pasien (23%) dengan penyakit penyerta, 3 pasien (18%)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 65: EVALUASI PENGGUNAAN OBAT HIPOGLIKEMIA PADA … · evaluasi penggunaan obat hipoglikemia pada pasien di instalasi rawat inap bangsal bakung rsud panembahan senopati bantul periode

45

dengan komplikasi dan penyakit penyerta, 3 pasien (18%) tanpa komplikasi dan

penyakit penyerta dan 1 pasien (6%) meninggal.

Tabel VII. Klasifikasi Penyakit Penyerta dan Komplikasi Pasien di Instalasi

Rawat Inap Bangsal Bakung RSUD Panembahan Senopati Bantul Periode

Agustus 2015

Klasifikasi Jumlah Pasien Persentase (%)

Komplikasi 6 35

Penyakit penyerta 4 23

Komplikasi + Penyakit penyerta 3 18

Tanpa komplikasi dan penyakit penyerta 3 18

Meninggal 1 6

Total 17 100

Hasil penelitian ini hampir sama dengan hasil penelitian yang dilakukan

oleh Lestari (2013) bahwa ditemukan sebanyak 70 dari 97 pasien (72%) dengan

diabetes melitus tipe 2 mengalami komplikasi baik mikrovaskuler atau

makrovaskuler dan keduanya. Hasil penelitian ini juga hampir serupa dengan

penelitian yang dilakukan oleh Hongdiyanto, Yamlean, Supriati (2014) ditemukan

31 dari 46 kasus (67%) diabetes melitus tipe 2 dengan penyakit komplikasi.

Banyaknya kasus diabetes melitus tipe 2 yang mengalami komplikasi

dapat disebabkan karena diabetes merupakan penyakit kronis yang diderita

seumur hidup sehingga progresifitas penyakit terus berjalan hingga suatu saat

dapat menimbulkan komplikasi. Kadar gula darah yang tinggi dan terus menerus

dapat menyebabkan suatu keadaan gangguan pada berbagai organ tubuh. Akibat

keracunan yang menetap ini, timbul perubahan-perubahan pada organ-organ tubuh

sehingga timbul berbagai komplikasi (Permana, 2009).

Tabel VIII menyajikan rincian jenis komplikasi pada 17 pasien dengan

komplikasi yang paling banyak ditemukan yaitu ulkus.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 66: EVALUASI PENGGUNAAN OBAT HIPOGLIKEMIA PADA … · evaluasi penggunaan obat hipoglikemia pada pasien di instalasi rawat inap bangsal bakung rsud panembahan senopati bantul periode

46

Tabel VIII. Jenis dan Persentase Komplikasi Pasien di Instalasi Rawat Inap

Bangsal Bakung RSUD Panembahan Senopati Bantul Periode Agustus 2015

Jenis Komplikasi Jumlah

Pasien

Persentase

(%) Pasien

Mikrovaskuler

Neuropati (Ulkus)

Ulkus 8 47 A, D, E, F,

G, J, K, N

Nefropati

CKD (Chronic Kidney

Disease)

1 6 I

Makrovaskuler

Stroke 2 12 F, G

Neuropati diabetik merupakan komplikasi vaskuler yang paling utama

dan spesifik pada pasien diabetes melitus tipe 1 maupun tipe 2. Prevalensi

terjadinya polineuropati pada pasien diabetes melitus tipe 2 meningkat setiap

tahunnya (Tesfaye et al, 2005). Komplikasi neuropati yang banyak dialami oleh

pasien di instalasi rawat inap bangsal bakung RSUD Panembahan Senopati Bantul

periode Agustus 2015 yaitu ulkus.

American Diabetes Association (2005) menyebutkan bahwa ulkus

terutama pada kaki merupakan komplikasi utama yang paling sering terjadi pada

penderita diabetes. Hal ini dapat terjadi karena penderita diabetes melitus rentan

mengalami kejadian infeksi.

Ulkus terjadi disebabkan karena berkurangnya aliran darah yang menuju

ke bagian bawah tubuh sehingga risiko terjadinya kerusakan jaringan akibat

infeksi juga meningkat. Pasien diabetes melitus memiliki kecenderungan

menderita ulkus hingga 50 kali sehingga pasien diabetes melitus harus sedapat

mungkin menghindari terjadinya ulkus dengan menjaga kadar gula darah

(Tjokroprawiro, 1996).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 67: EVALUASI PENGGUNAAN OBAT HIPOGLIKEMIA PADA … · evaluasi penggunaan obat hipoglikemia pada pasien di instalasi rawat inap bangsal bakung rsud panembahan senopati bantul periode

47

Ulkus pada pasien diabetes melitus merupakan manifestasi beberapa

faktor risiko, yaitu makroangiopati dan mikroangiopati, neuropati dan kerentanan

terhadap infeksi. Pada pengelolaan yang tidak adekuat, dapat terjadi peningkatan

angka kejadian amputasi akibat gangrene tungkai. Amputasi dapat menyebabkan

pasien mengalami depresi dan berkurangnya kualitas hidup (Handini, 2005).

Selain keluhan komplikasi, pada pasien diabetes melitus juga mengeluh

akibat penyakit penyerta yang dialami seperti gangguan sendi, gangguan saluran

pencernaan, serta penyakit penyerta lain. Pada tabel IX berikut disajikan jenis

penyakit penyerta diabetes melitus tipe 2 yang dialami oleh 7 dari 17 pasien

(41%).

Tabel IX. Jenis dan Persentase Penyakit Penyerta di Instalasi Rawat Inap Bangsal

Bakung RSUD Panembahan Senopati Bantul Periode Agustus 2015

Penyakit Penyerta Jumlah

Pasien

Persentase

(%) Pasien

OA (Osteoarthritis) dan Abses 1 6 C

Dispepsia 1 6 G

Dislipidemia 1 6 F

Hipoalbuminea dan Anemia 1 6 J

Hematemesis 1 6 P

Selulitis 1 6 B

ISK (Infeksi Saluran Kemih) 1 6 O

2. Profil Penggunaan Obat Hipoglikemia

Obat hipoglikemia yang diterima oleh pasien berupa obat tunggal dan

obat kombinasi. Golongan obat hipoglikemia yang paling banyak diterima oleh

pasien adalah preparat insulin yaitu Novomix® (insulin aspart 30%, protaminated

insulin aspart 70%), insulin Novorapid® (insulin aspart) dan insulin Levemir®

(insulin detemir) diterima oleh 1 pasien. Dengan demikian diketahui bahwa 15

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 68: EVALUASI PENGGUNAAN OBAT HIPOGLIKEMIA PADA … · evaluasi penggunaan obat hipoglikemia pada pasien di instalasi rawat inap bangsal bakung rsud panembahan senopati bantul periode

48

dari 17 pasien (88%) mendapatkan terapi dengan preparat insulin. Rincian

penggunaan preparat insulin disajikan dalam gambar diagram berikut.

Gambar 6. Distribusi Jenis Preparat Insulin yang Diterima Oleh Pasien di Instalasi

Rawat Inap Bangsal Bakung RSUD Panembahan Senopati Bantul Periode

Agustus 2015

Pada penelitian ini, ditemukan 153 hari rawat yang menggunakan obat

hipoglikemia dan 8 hari rawat yang tidak menggunakan obat hipoglikemia artinya

ada pasien yang tidak menerima obat hipoglikemia selama hari perawatannya.

Pada Tabel X disajikan penggunaan obat hipoglikemia dan penggolongannya.

Golongan obat hipoglikemia yang paling banyak ditemukan penggunaannya

adalah preparat insulin dengan jenis insulin premixed (Novomix®) dan

penggunaan obat hipoglikemia oral golongan biguanid (metformin).

Obat golongan biguanid memiliki efek utama mengurangi produksi

glukosa hati dan meningkatkan sensitivitas insulin. Penggunaan metformin lebih

banyak ditemukan karena penggunaannya tidak menyebabkan terjadinya

hipoglikemi karena metformin tidak menstimulasi pankreas untuk memproduksi

insulin (Dipiro et al, 2008).

(9)

60%

(5)

33%

(1)

7%

Novomix®

Novorapid®

Levemir®

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 69: EVALUASI PENGGUNAAN OBAT HIPOGLIKEMIA PADA … · evaluasi penggunaan obat hipoglikemia pada pasien di instalasi rawat inap bangsal bakung rsud panembahan senopati bantul periode

49

Tabel X. Profil Penggunaan Obat Hipoglikemia Berdasarkan Golongan Obat yang

Diterima Pasien di Instalasi Rawat Inap Bangsal Bakung RSUD Panembahan

Senopati Bantul Periode Agustus 2015

Macam

Terapi

Pengobatan Jumlah

Hari rawat Total

Golongan Jenis Obat

Tunggal Insulin Premixed Novomix® 76 102

Insulin Kerja Cepat Novorapid® 17

Biguanid Metformin 4

Sulfonilurea Glimepirid 5

Kombinasi Biguanid + Insulin

Premixed

Metformin + Novomix® 14 51

Biguanid + Insulin Kerja

Cepat

Metformin +

Novorapid®

21

Sulfornilurea + Biguanid Glimepirid + Metformin 4

Thiazolidindion + Insulin

Kerja Cepat + Insulin

Kerja Panjang

Pioglitazone + Novorapid®

+ Levemir®

1

Biguanid + Insulin Kerja

Cepat + Insulin Kerja

Panjang

Metformin + Novorapid®

+ Levemir®

1

Thiazolidindion +

Biguanid + Insulin Kerja Cepat + Insulin Kerja

Panjang

Pioglitazone + Metformin

+ Novorapid® + Levemir®

6

Insulin Kerja Cepat + Insulin Kerja Panjang

Novorapid® + Levemir® 4

Total 153

Metformin juga dapat mengendalikan kondisi kadar gula darah yang

tinggi menjadi normal dan menurunkan efek toksik glukosa pada pankreas

sehingga dapat memperbaiki fungsi sel beta pankreas (Soegondo, 2002).

Pemberian obat hipoglikemia oral berupa metformin pada proses awal

terapi merupakan rekomendasi yang disarankan karena metformin merupakan

obat hipoglikemia oral pilihan pertama untuk memulai terapi pada pasien dengan

diabetes melitus tipe 2 (PERKENI, 2011). Menurut PERKENI (2011) kombinasi

obat hipoglikemia oral yang digunakan adalah kelompok obat yang memiliki

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 70: EVALUASI PENGGUNAAN OBAT HIPOGLIKEMIA PADA … · evaluasi penggunaan obat hipoglikemia pada pasien di instalasi rawat inap bangsal bakung rsud panembahan senopati bantul periode

50

mekanisme kerja yang berbeda sehingga efektivitas dalam pengendalian kadar

gula darah akan semakin baik.

a. Penggunaan Obat Hipoglikemia Tunggal

Penggunaan obat hipoglikemia tunggal atau sebagai monoterapi yang

diterima oleh pasien, diberikan secara oral maupun injeksi. Gambar 7 berikut

menunjukkan gambaran pengunaan obat tunggal pada pasien rawat inap bangsal

bakung di RSUD Panembahan Senopati periode Agustus 2015. Penggunaan obat

hipoglikemia pada 153 hari rawat, diketahui bahwa pemakaian obat tunggal

digunakan pada 102 hari rawat (67%) yang meliputi 93 hari rawat (91%)

menggunakan preparat insulin dan 9 hari rawat (9%) menggunakan obat

hipoglikemia oral. Jenis preparat insulin yang banyak digunakan sebagai obat

tunggal yaitu Novomix® dan Novorapid® sedangkan jenis obat hipoglikemia oral

yang banyak digunakan sebagai obat tunggal adalah Glimepirid dan Metformin.

Gambar 7. Distribusi Jenis Obat Tunggal yang Diterima Oleh Pasien di Instalasi

Rawat Inap Bangsal Bakung RSUD Panembahan Senopati Bantul Periode

Agustus 2015

Preparat insulin Novomix® merupakan insulin premixed dengan kerja

pendek dan menengah. Penggunaan insulin sebagai obat hipoglikemia berbeda

antar individu, sehingga diperlukan penyesuaian dosis pada tiap pasien. Pasien

diabetes melitus pada awalnya memerlukan insulin kerja menengah kemudian

(76)

74%

(17)

17%

(4)

4%

(5)

5%

Novomix®

Novorapid®

Metformin

Glimepirid

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 71: EVALUASI PENGGUNAAN OBAT HIPOGLIKEMIA PADA … · evaluasi penggunaan obat hipoglikemia pada pasien di instalasi rawat inap bangsal bakung rsud panembahan senopati bantul periode

51

ditambahkan insulin kerja pendek untuk mengatasi hiperglikemia setelah makan

(Arifin et al, 2007).

Insulin diperlukan oleh pasien pada keadaan: penurunan berat badan

yang cepat, hiperglikemia berat yang disertai ketosis, ketoasidosis diabetik

(KAD), hiperglikemia hiperosmolar non ketotik, hiperglikemia dengan asidosis

laktat, gagal dengan kombinasi OHO dosis optimal, stres berat (infeksi sistemik,

operasi besar, IMA, stroke), kehamilan dengan DM/diabetes melitus gestasional

yang tidak terkendali dengan perencanaan makanan, gangguan fungsi ginjal atau

hati yang berat, kontraindikasi dan atau alergi terhadap OHO (PERKENI, 2011).

Obat golongan sulfonilurea memiliki mekanisme meningkatkan sekresi

insulin. Sulfonilurea akan berikatan dengan reseptor sulfonilurea spesifik atau sel

beta pankreas. Ikatan ini akan menutup kanal ion kalium tetapi membuka kanal

ion kalsium kemudian terjadi influks kalsium. Peningkatan kalsium intraseluler

akan menyebabkan eksositosis granul insulin. Sekresi insulin yang meningkat

akan terdistribusi melewati vena dan menekan produksi glukosa hepatik.

Pemilihan obat golongan sulfonilurea dimungkinan dengan alasan sulfonilurea

merupakan obat pilihan utama setelah metformin serta dapat diberikan secara

monoterapi (Dipiro et al, 2008).

Penggunaan obat hipoglikemia golongan sulfonilurea kemungkinan juga

disebabkan karena obat ini merupakan obat pilihan untuk penderita diabetes

melitus dewasa baru dengan berat badan normal atau kurang serta tidak pernah

mengalami ketoasidosis sebelumnya (Handoko dan Suharto, 2000). Namun,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 72: EVALUASI PENGGUNAAN OBAT HIPOGLIKEMIA PADA … · evaluasi penggunaan obat hipoglikemia pada pasien di instalasi rawat inap bangsal bakung rsud panembahan senopati bantul periode

52

sebagian efek merugikan yang paling sering ditemukan pada golongan

sulfonilurea adalah pertambahan berat badan (Chang et al, 2010).

b. Penggunaan Obat Hipoglikemia Kombinasi

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, didapatkan penggunaan

obat hipoglikemia kombinasi pada 51 hari rawat (33%). Kombinasi obat yang

diterima oleh pasien berupa 2 macam kombinasi, 3 macam kombinasi dan 4

macam kombinasi. Pada Gambar 8 berikut disajikan distribusi jenis obat

kombinasi yang diterima oleh pasien di instalasi rawat inap bangsal bakung

RSUD Panembahan Senopati Bantul periode Agustus 2015.

Penggunaan obat hipoglikemia kombinasi yang terbanyak adalah

kombinasi 2 macam obat yaitu Novorapid® dan metformin kemudian kombinasi

Novomix® dan metformin, kombinasi Novorapid® dan Levemir® dan kombinasi

glimepirid (sulfonilurea) dan metformin (biguanid).

Gambar 8. Distribusi Jenis Obat Kombinasi yang Diterima Oleh Pasien di

Instalasi Rawat Inap Bangsal Bakung RSUD Panembahan Senopati Bantul

Periode Agustus 2015

Penggunaan obat hipoglikemia kombinasi lebih dianjurkan daripada

meningkatkan dosis satu macam obat hipoglikemia yang dapat meningkatkan

(14)27%

(21)41%

(4)8%

(1)2%

(1)2%

(6)12%

(4)8%

Metformin + Novomix®

Metformin + Novorapid®

Glimepirid + Metformin

Pioglitazone + Novorapid® + Levemir®

Metformin + Novorapid® + Levemir®

Pioglitazone + Metformin + Novorapid® + Levemir®

Novorapid® + Levemir®

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 73: EVALUASI PENGGUNAAN OBAT HIPOGLIKEMIA PADA … · evaluasi penggunaan obat hipoglikemia pada pasien di instalasi rawat inap bangsal bakung rsud panembahan senopati bantul periode

53

risiko toksisitas dan efek samping. Dua atau lebih obat hipoglikemia dengan

mekanisme aksi yang berbeda bila digunakan secara bersama dapat memberikan

manfaat yang lebih baik dalam mengontrol kadar glukosa darah (PERKENI,

2006).

Kombinasi sulfonilurea dengan biguanid merupakan kombinasi yang

rasional karena cara kerja kedua golongan ini berbeda dan saling aditif.

Kombinasi kedua obat ini memberi hasil perbaikan terhadap gangguan sensitifitas

jaringan terhadap insulin dan defisiensi insulin. Kombinasi ini dapat menurunkan

kadar glukosa lebih banyak dibandingkan pengobatan tunggal masing-masing

(Suyono, 2006).

Glimepirid termasuk golongan sulfonilurea yang mempunyai mekanisme

kerja merangsang fungsi sel beta dan meningkatkan sekresi insulin (PERKENI,

2006) sedangkan metformin berkerja langsung pada hati (hepar) dan menurunkan

produksi glukosa hati. Sulfonilurea akan mengawali dengan merangsang sekresi

pankreas yang memberikan kesempatan untuk senyawa biguanida bekerja efektif.

Kedua golongan obat hipoglikemia oral ini memiliki efek terhadap sensitivitas

reseptor insulin sehingga kombinasi keduanya mempunyai efek yang saling

menunjang (Bina Farmasi Komunitas dan Klinik, 2005).

Pemberian obat hipoglikemia kombinasi dapat pula antara jenis insulin

kerja cepat sebagai koreksi defisiensi insulin prandial dengan insulin kerja

panjang untuk koreksi defisiensi insulin basal, dapat juga dilakukan kombinasi

dengan obat hipoglikemia oral (Katzung, 2012).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 74: EVALUASI PENGGUNAAN OBAT HIPOGLIKEMIA PADA … · evaluasi penggunaan obat hipoglikemia pada pasien di instalasi rawat inap bangsal bakung rsud panembahan senopati bantul periode

54

Kombinasi 3 macam obat juga ditemukan dalam penelitian ini yaitu

pioglitazon (tiazolidindion), Novorapid® (insulin aspart) dan Levemir® (insulin

detemir) serta kombinasi metformin (biguanid), Novorapid® (insulin aspart) dan

Levemir® (insulin detemir). Kombinasi 4 macam obat yaitu pioglitazon

(tiazolidindion), metformin (biguanid), Novorapid® (insulin aspart) dan

Levemir® (insulin detemir).

Penggunaan terapi kombinasi obat hipoglikemik disertai gaya hidup

sehat bertujuan untuk mengontrol kadar glukosa darah, memperbaiki fungsi sel

beta pankreas dan tidak merusak ginjal pasien. Kombinasi yang dilakukan adalah

pengunaan kombinasi antara dua golongan obat hipoglikemia oral atau obat

hipoglikemia oral dengan insulin (PERKENI, 2011).

B. Hasil Evaluasi Keamanan Penggunaan Obat Hipoglikemia Berupa

Interaksi Obat Hipoglikemia

Hasil penelitian menemukan terdapat lebih dari satu kejadian interaksi

obat dalam satu hari rawat dan juga ditemukan hari rawat yang tidak terdapat

kejadian interaksi obat. Gambar 9 berikut menunjukkan hal tersebut bahwa

ditemukan pada 64 hari rawat (40%) tidak ada kejadian interaksi obat.

Pada penelitian ini ditemukan 175 kejadian interaksi obat pada 97 hari

rawat dan disajikan pada Tabel XI. Banyaknya kejadian interaksi pada pasien

pengguna obat hipoglikemia didukung oleh pernyataan Syamsudin (2011) dan

Triplitt (2006) bahwa diabetes melitus tipe 2 menerima lebih dari satu macam

obat mungkin mengalami interaksi obat. Selain itu, obat hipoglikemia juga

berpotensi menyebabkan terjadinya interaksi obat (Sengupta, 2012).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 75: EVALUASI PENGGUNAAN OBAT HIPOGLIKEMIA PADA … · evaluasi penggunaan obat hipoglikemia pada pasien di instalasi rawat inap bangsal bakung rsud panembahan senopati bantul periode

55

Gambar 9. Diagram Persentase Kejadian Interaksi Obat Pada Pasien di Instalasi

Rawat Inap Bangsal Bakung RSUD Panembahan Senopati Bantul Periode

Agustus 2015

Pada Tabel XI, kejadian interaksi obat yang paling banyak ditemukan

adalah interaksi antara metformin dengan insulin aspart (Novorapid®) sebanyak

27 kejadian (15%). Interaksi dari kedua obat ini memiliki mekanisme

farmakodinamik yang mengakibatkan peningkatan efek obat satu sama lain

sehingga pasien akan berisiko untuk mengalami hipoglikemia.

Pada penelitian ini terdapat dua jenis interaksi obat yaitu interaksi

farmakodinamik dan interaksi farmakokinetik. Interaksi farmakodinamik terjadi

antara obat yang memiliki efek farmakologis, antagonis, sinergis atau efek

samping yang hampir sama. Interaksi farmakokinetik terjadi ketika suatu obat

mempengaruhi absorbsi, distribusi, metabolisme dan eksresi (ADME) dari obat

lainnya (Wilcox and Gisela, 2005).

Hasil penelitian ini, jenis interaksi obat yang paling banyak terjadi adalah

interaksi farmakodinamik sebanyak 100 kejadian interaksi (57%), interaksi

farmakokinetik sebanyak 66 kejadian interaksi (38%) dan interaksi obat yang

tidak diketahui sebanyak 9 kejadian interaksi (5%). Hasil penelitian ini serupa

dengan penelitian Pattiwael (2004) dimana jenis interaksi obat farmakodinamik

(97)60%

(64)40%

Terdapat interaksi obat

Tidak terdapat interaksi obat

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 76: EVALUASI PENGGUNAAN OBAT HIPOGLIKEMIA PADA … · evaluasi penggunaan obat hipoglikemia pada pasien di instalasi rawat inap bangsal bakung rsud panembahan senopati bantul periode

56

memiliki persentase yang lebih tinggi yaitu 80,7% dibandingkan jenis interaksi

obat farmakokinetik yaitu 19,2%. Hasil ini juga hampir sama dengan hasil

penelitian yang dilakukan oleh Kapadia, et al (2013) dimana jenis interaksi obat

farmakodinamik memiliki jumlah yang lebih besar yaitu 57,1% dibandingkan

dengan jenis interaksi obat farmakokinetik yaitu 42,9%.

Tabel XI. Kejadian Interaksi Obat Selama Perawatan Pasien di Instalasi Rawat

Inap Bangsal Bakung RSUD Panembahan Senopati Bantul Periode Agustus 2015

Interaksi Obat Mekanisme Jumlah Interaksi

Omeprazole + Alprazolam Farmakokinetik 3

Natrium diklofenak + Metronidazole Farmakokinetik 4

Fenitoin + Lansoprazole Farmakokinetik 3 Fenitoin + Atorvastatin Farmakokinetik 8

Metronidazole + Cilostazol Farmakokinetik 4

Metoclopramid + Fosfomycin Farmakokinetik 10

Sucralfat + Lansoprazole Farmakokinetik 2 Ranitidin + Cefuroxime Farmakokinetik 12

Ranitidin + Metformin Farmakokinetik 20

Simvastatin + Gemfibrozil Farmakodinamik 5 Gemfibrozil + Glimepirid Farmakodinamik 4

Ciprofloxacin + Insulin aspart Farmakodinamik 11

Ciprofloxacin + Metformin Farmakodinamik 6 Ciprofloxacin + Pioglitazone Farmakodinamik 7

Metformin + Insulin aspart Farmakodinamik 27

Metformin + Insulin detemir Farmakodinamik 6

Metformin + Novomix Farmakodinamik 12 Natrium diklofenak + Ketorolac Farmakodinamik 3

Pioglitazone + Insulin aspart Farmakodinamik 7

Pioglitazone + Insulin detemir Farmakodinamik 7 Aspirin + Glimepirid Farmakodinamik 5

Gemfibrozil + Insulin aspart Tidak diketahui 7

Meloxicam + Ciprofloxacin Tidak diketahui 2

Total 175

Pada Tabel XII berikut disajikan jumlah kejadian interaksi obat

berdasarkan sifat interaksi obat. Sifat kejadian interaksi obat yang paling banyak

terjadi yaitu bersifat signifikan sebanyak 140 (80%). Terdapat 3 kejadian interaksi

obat yang bersifat serius yaitu interaksi obat antara fenitoin dengan lansoprazole.

Efek yang mungkin terjadi dari interaksi obat tersebut adalah dapat menurunkan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 77: EVALUASI PENGGUNAAN OBAT HIPOGLIKEMIA PADA … · evaluasi penggunaan obat hipoglikemia pada pasien di instalasi rawat inap bangsal bakung rsud panembahan senopati bantul periode

57

efek lansoprazole sehinga diperlukan pemantauan (monitoring) terhadap kondisi

pasien. Seluruh kejadian interaksi obat yang ditemukan sebanyak 175 kejadian

interaksi obat dan seluruhnya merupakan kejadian interaksi obat yang potensial

sehingga efek interaksi obat yang ditemukan tidak terjadi pada pasien akan tetapi

memiliki kemungkinan efek interaksi obat dapat terjadi sehingga perlu dilakukan

pemantauan.

Tabel XII. Kejadian Interaksi Obat Berdasarkan Sifat Interaksi Obat Pada Pasien

di Instalasi Rawat Inap Bangsal Bakung RSUD Panembahan Senopati Bantul

Periode Agustus 2015

Sifat

Interaksi

Jumlah

Interaksi

Jenis Interaksi

Potensial Persentase (%) Aktual Persentase (%)

Minor 32 32 18 0 0

Signifikan 140 140 80 0 0

Serius 3 3 2 0 0

Total 175 175 100 0 0

Menurut Medscape (2015) pada kategori interaksi obat serius, kombinasi

obat tidak dapat digunakan atau harus dihindari karena dapat membahayakan

keadaan pasien sehingga dibutuhkan alternatif untuk pemilihan obat lain yang

tidak membahayakan kondisi pasien. Pada kategori interaksi obat signifikan harus

dilakukan monitoring terhadap kombinasi obat yang diberikan kepada pasien,

dapat juga dilakukan penyesuaian dosis jika diperlukan dan dapat juga dilakukan

modifikasi waktu pemberian obat jika diperlukan. Pada kategori interaksi obat

minor, obat masih dapat diberikan kepada pasien karena tidak menimbulkan efek

yang membahayakan bagi pasien serta dengan pertimbangan jika manfaatnya

lebih besar daripada risikonya.

Terdapat perbedaan kategori interaksi obat berdasarkan Medscape (2015)

dengan acuan menurut Albadr et al (2014) yaitu pada kategori serius memerlukan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 78: EVALUASI PENGGUNAAN OBAT HIPOGLIKEMIA PADA … · evaluasi penggunaan obat hipoglikemia pada pasien di instalasi rawat inap bangsal bakung rsud panembahan senopati bantul periode

58

penanganan medis segera karena interaksi mengancam nyawa. Pada kategori

signifikan, pasien memerlukan perubahan terapi jika interaksi obat memperburuk

keadaan pasien. Pada kategori minor, jika terdapat kontraindikasi dalam

pemberian obat secara bersamaan dan pasien tidak memerlukan perubahan terapi

tetapi dilakukan monitoring.

Interaksi obat yang terjadi dapat menimbulkan efek yang menguntungkan

maupun merugikan bagi pasien (Tatro, 2007). Interaksi obat juga merupakan

penyebab dari timbulnya toksisitas obat yang berhubungan dengan

penggunaannya dalam pengobatan sehingga sangat perlu dilakukan monitoring.

Pemberian kombinasi obat kepada pasien dengan tujuan untuk menimbulkan

interaksi obat yang menguntungkan, tidak perlu dihindari namun harus tetap

dilakukan monitoring pada kondisi pasien supaya tujuan pengobatan dapat

tercapai (Nah, 2007).

Tabel XIII. Kejadian Interaksi Obat Yang Melibatkan Obat Hipoglikemia Pada

Pasien di Instalasi Rawat Inap Bangsal Bakung RSUD Panembahan Senopati

Bantul Periode Agustus 2015

Interaksi Obat Sifat Interaksi

Obat

Jumlah Interaksi

Obat

Aspirin + Glimepirid Minor 5

Metformin + Novomix Signifikan 12

Ciprofloxacin + Insulin aspart Signifikan 11

Ciprofloxacin + Pioglitazone Signifikan 7

Pioglitazone + Insulin detemir Signifikan 7

Pioglitazone + Insulin aspart Signifikan 7

Ciprofloxacin + Metformin Signifikan 6

Metformin + Insulin aspart Signifikan 27

Metformin + Insulin detemir Signifikan 6

Gemfibrozil + Insulin aspart Signifikan 7

Ranitidin + Metformin Signifikan 20

Gemfibrozil + Glimepirid Signifikan 4

Total 119

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 79: EVALUASI PENGGUNAAN OBAT HIPOGLIKEMIA PADA … · evaluasi penggunaan obat hipoglikemia pada pasien di instalasi rawat inap bangsal bakung rsud panembahan senopati bantul periode

59

Pada Tabel XIII diatas, dipaparkan jumlah kejadian interaksi obat yang

melibatkan obat hipoglikemia pada pasien di Instalasi Rawat Inap Bangsal

Bakung RSUD Panembahan Senopati Bantul. Terdapat sejumlah 119 kejadian

interaksi obat yang melibatkan obat hipoglikemia (68%). Kejadian interaksi obat

yang melibatkan obat hipoglikemia paling banyak terjadi pada penggunaan obat

metformin dengan insulin aspart (Novorapid®) sebanyak 27 interaksi obat (23%).

Kedua obat ini berinteraksi dengan mekanisme sinergis farmakodinamik

sehingga dapat saling meningkatkan efek masing-masing obat yang dapat

menyebabkan hipoglikemia. Pada penelitian ini, efek interaksi kedua obat tersebut

tidak terjadi pada pasien artinya penggunaan kedua obat tersebut dilakukan untuk

mendapatkan efek interaksi obat yang bersifat menguntungkan yaitu untuk

menjaga kadar gula darah sewaktu berada pada rentang yang diharapkan.

Penggunaan kedua obat ini juga diperlukan monitoring gula darah pasien untuk

mencegah terjadinya efek interaksi obat yang tidak diharapkan yaitu

hipoglikemia.

Sifat interaksi obat yang melibatkan obat hipoglikemia paling banyak

terjadi pada kategori signifikan sebanyak 114 kejadian interaksi obat (96%)

sehingga memerlukan pemantauan terhadap kondisi gula darah pasien. Dari 119

kejadian interaksi obat yang melibatkan obat hipoglikemia, terdapat interaksi obat

antara obat hipoglikemik dengan obat hipoglikemik dan interaksi obat antara obat

hipoglikemik dengan obat lain pada pasien di instalasi rawat inap bangsal bakung

RSUD Panembahan Senopati Bantul periode Agustus 2015 yang disajikan pada

Gambar 10.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 80: EVALUASI PENGGUNAAN OBAT HIPOGLIKEMIA PADA … · evaluasi penggunaan obat hipoglikemia pada pasien di instalasi rawat inap bangsal bakung rsud panembahan senopati bantul periode

60

Gambar 10. Diagram Proporsi Interaksi Obat Antara Obat Hipoglikemik Dengan

Obat Hipoglikemik Dan Interaksi Obat Antara Obat Hipoglikemik Dengan Obat

Lain Pada Pasien di Instalasi Rawat Inap Bangsal Bakung RSUD Panembahan

Senopati Bantul Periode Agustus 2015

Hasil kejadian interaksi obat hipoglikemik dengan obat hipoglikemik

sebanyak 59 kejadian interaksi obat (50%) sedangkan hasil kejadian interaksi obat

hipoglikemik dengan obat lain sebanyak 60 kejadian interaksi (50%). Jumlah

kejadian interaksi obat hipoglikemik dengan obat hipoglikemik dan interaksi obat

hipoglikemik dengan obat lain tidak terdapat perbedaan yang signifikan. Proporsi

kejadian interaksi obat keduanya hampir sama.

C. Hasil Evaluasi Efektivitas Berupa Ketepatan Pemilihan Obat,

Ketepatan Dosis dan Waktu Terjadinya Perbaikan Kondisi Pasien

1. Ketepatan Pemilihan Obat

Ketepatan pemilihan obat merupakan kesesuaian pemilihan suatu obat

diantara beberapa jenis obat hipoglikemia. Evaluasi ketepatan pemilihan obat

pada penelitian ini menggunakan standar algoritma pada pengobatan diabetes

melitus tipe 2 menurut PERKENI tahun 2011.

Ketepatan pemilihan obat dinilai berdasarkan rata-rata pemeriksaan kadar

gula darah sewaktu mencapai <180 mg/dL pada setiap kasus. Dari total 161 hari

rawat dari 17 pasien, didapatkan sebanyak 140 hari rawat yang menjadi kasus.

Sebanyak 21 hari rawat tidak menjadi kasus karena pada hari rawat tersebut tidak

(59)

50%(60)

50%

Obat

hipoglikemik

dengan obat

hipoglikemik

Obat

hipoglikemik

dengan obat lain

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 81: EVALUASI PENGGUNAAN OBAT HIPOGLIKEMIA PADA … · evaluasi penggunaan obat hipoglikemia pada pasien di instalasi rawat inap bangsal bakung rsud panembahan senopati bantul periode

61

mendapatkan obat hipoglikemia dan tidak terdapat pemeriksaan kadar gula darah

sewaktu. Pada tabel XIV disajikan hasil kajian ketepatan pemilihan obat pada 140

kasus berdasarkan PERKENI tahun 2011.

Tabel XIV. Ketepatan Pemilihan Obat Hipoglikemia pada Pasien Rawat Inap

Bangsal Bakung RSUD Panembahan Senopati Bantul Periode Agustus 2015.

Keterangan Jumlah

Kasus

Persentase

(%) Nomor Kasus

Tepat pemilihan obat 72 51

Tidak tepat pemilihan obat

68 49 1, 13, 15, 16, 17, 18, 19, 20, 21, 22, 23, 24, 25, 26, 27, 28, 30, 31,

32, 33, 34, 35, 36, 37, 38, 50, 52,

53, 54, 56, 71, 74, 75, 76, 77, 79,

80, 81, 82, 83, 84, 85, 86, 87, 88, 90, 91, 93, 98, 99, 102, 104, 106,

110, 117, 118, 121, 122, 129,

130, 131, 132, 134, 135, 136, 137, 142, 147, 152

Total 140 100

Berdasarkan hasil evaluasi ketepatan pemilihan obat pada pasien di

Instalasi Rawat Inap Bangsal Bakung RSUD Panembahan Senopati Bantul

Periode Agustus 2015, ditemukan sebanyak 68 kasus yang tidak tepat pemilihan

obat. Ketidaktepatan pemilihan obat disebabkan karena penggunaan obat tersebut

tidak dapat mencapai target nilai rata-rata pemeriksaan kadar gula darah sewaktu

<180 mg/dL sesuai PERKENI tahun 2011. Penilaian ketepatan pemilihan obat

yang dinilai dari hari ke hari pada setiap hari rawat diharapkan dapat mencapai

outcome terapi pasien.

Evaluasi ketepatan pemilihan obat hipoglikemik jika dievaluasi dari

kesesuaian dengan algoritma terapi menurut PERKENI (2011) pemilihan obat

sudah dapat dikatakan tepat jika hasil rata-rata pemeriksaan kadar gula darah

sewaktu mencapai <180 mg/dL pada setiap hari rawatnya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 82: EVALUASI PENGGUNAAN OBAT HIPOGLIKEMIA PADA … · evaluasi penggunaan obat hipoglikemia pada pasien di instalasi rawat inap bangsal bakung rsud panembahan senopati bantul periode

62

Jumlah kasus pemilihan obat hipoglikemia pada pasien rawat inap

Bangsal Bakung RSUD Panembahan Senopati Bantul periode Agustus 2015 yang

sesuai dengan PERKENI (2011) sebanyak 72 dari 140 kasus (51%). Terdapat 68

kasus (49%) yang tidak tepat pemilihan obat karena rata-rata pemeriksaan kadar

gula darah sewaktu tidak dapat mencapai <180 mg/dL pada setiap hari rawat.

Hasil pada penelitian ini hampir serupa dengan hasil penelitian yang

dilakukan oleh Susilowati dan Rahayu (2012) bahwa terdapat ketidaktepatan

pemilihan obat sebanyak 11 kejadian dari 12 kejadian yang dipengaruhi

efektivitas terapinya. Ketidaktepatan pemilihan obat disebabkan karena obat yang

digunakan bukan pilihan obat menurut algoritma terapi diabetes melitus tipe 2.

Hal ini menunjukkan bahwa ketidaktepatan pemilihan obat dapat mempengaruhi

efektivitas terapi.

2. Ketepatan Dosis

Ketepatan dosis merupakan kesesuaian dosis obat hipoglikemia yang

diberikan meliputi takaran dosis dan frekuensi pemberian obat dengan standar

PERKENI tahun 2011. Pada penelitian ini, setiap hari rawat dapat menerima lebih

dari satu macam obat hipoglikemia tetapi terdapat juga hari rawat yang tidak

menerima obat hipoglikemia.

Dari total 161 hari rawat terdapat 8 hari rawat yang tidak menggunakan

obat hipoglikemia. Pada penelitian ini dari 153 hari rawat ditemukan 216

penggunaan obat hipoglikemia. Pada tabel XV disajikan data penggunaan obat

hipoglikemia oral dan hipoglikemia injeksi berupa insulin. Hasil evaluasi

ketepatan dosis penggunaan insulin ditemukan sebanyak 12 penggunaan obat

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 83: EVALUASI PENGGUNAAN OBAT HIPOGLIKEMIA PADA … · evaluasi penggunaan obat hipoglikemia pada pasien di instalasi rawat inap bangsal bakung rsud panembahan senopati bantul periode

63

(5%) yang tepat dosis dan penggunaan obat hipoglikemia oral sebanyak 66 (31%)

penggunaan obat yang tepat dosis.

Tabel XV. Ketepatan Dosis Obat Hipoglikemia Pada Pasien Rawat Inap Bangsal

Bakung RSUD Panembahan Senopati Bantul Periode Agustus 2015 Golongan

Obat Keterangan

Jumlah

Penggunaan Obat

Persentase

(%)

OHO Tepat Dosis 66 31

Tidak Tepat Dosis 0 0

Insulin Tepat Dosis 12 5

Tidak Tepat Dosis 0 0

Tidak Dapat Dievaluasi 138 64

Total 216 100

Keterangan: NOHO = 66; NInsulin = 150

Dengan demikian diketahui bahwa seluruh penggunaan obat

hipoglikemia oral sudah sesuai dosis standar PERKENI tahun 2011. Hasil

evaluasi ketepatan dosis insulin ditemukan sebanyak 12 penggunaan insulin sudah

tepat dosis sesuai standar PERKENI tahun 2011 tetapi terdapat 138 penggunaan

insulin yang tidak dapat dievaluasi. Hal ini disebabkan karena tidak diketahuinya

data berat badan pasien sehingga evaluasi kesesuaian dosis insulin tidak dapat

dilakukan. Terapi insulin tunggal atau kombinasi disesuaikan dengan kebutuhan

pasien dan respons individu, yang dinilai dari hasil pemeriksaan kadar glukosa

darah harian (PERKENI, 2011).

3. Waktu Terjadinya Perbaikan Kondisi Pasien

Perbaikan kondisi pasien dinilai dari parameter nilai kadar gula darah

sewaktu yang mencapai target yaitu 100-180 mg/dL berdasarkan acuan Silvio dan

Inzucchi (2011) pada setiap hari rawat. Penilaian waktu terjadinya perbaikan

kondisi pasien dilakukan dengan melihat modus hari rawat yang paling banyak

terjadi perbaikan kondisi pasien. Pada tabel XVI berikut disajikan jumlah pasien

yang mengalami perbaikan kondisi pada setiap hari rawat.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 84: EVALUASI PENGGUNAAN OBAT HIPOGLIKEMIA PADA … · evaluasi penggunaan obat hipoglikemia pada pasien di instalasi rawat inap bangsal bakung rsud panembahan senopati bantul periode

64

Pada penelitian ini waktu terjadinya perbaikan kondisi pasien paling

banyak terjadi perbaikan pada hari rawat ke-5 yang ditemukan pada 9 pasien

(53%) artinya penggunaan obat hipoglikemia golongan biguanida (metformin),

sulfonilurea (glimepirid), insulin aspart (novorapid) dan insulin premix (novomix)

dapat mengendalikan kadar gula darah sewaktu pada 9 pasien di hari rawat ke-5.

Hasil penelitian ini memiliki persamaan dengan hasil penelitian yang dilakukan

oleh Lestari (2013) yang ditemukan penggunaan obat hipoglikemia golongan

sulfonilurea dapat mengendalikan kadar gula darah sewaktu pada hari ke-5.

Tabel XVI. Waktu Terjadinya Perbaikan Kondisi Pasien Berdasarkan Hari Rawat

di Instalasi Rawat Inap Bangsal Bakung RSUD Panembahan Senopati Bantul

Periode Agustus 2015

Pasien Jumlah hari

rawat

Mengalami perbaikan kondisi pada

hari rawat ke-

A 10 2, 4, 5, 6, 7, 8, 9

B 4 2, 4

C 15 3, 15

D 12 8, 10, 12

E 18 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 14, 16, 17, 18

F 5 1, 2

G 9 3, 5, 6, 8, 9

H 9 5, 6, 8

I 7 7

J 20 3, 12, 14, 16, 18

K 7 2, 3, 5, 6

L 5 3, 4

M 2 -

N 5 1, 3, 4, 5

O 5 5

P 8 4, 5, 7, 8

Q 20 3, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 12, 13, 14, 15, 18

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 85: EVALUASI PENGGUNAAN OBAT HIPOGLIKEMIA PADA … · evaluasi penggunaan obat hipoglikemia pada pasien di instalasi rawat inap bangsal bakung rsud panembahan senopati bantul periode

65

D. Proporsi Penggunaan Obat Hipoglikemia yang Efektif

Tujuan jangka pendek terapi diabetes melitus tipe 2 yaitu menghilangkan

keluhan dan tanda diabetes melitus, mempertahankan rasa nyaman, dan mencapai

target pengendalian glukosa darah, sedangkan tujuan terapi jangka panjang untuk

mencegah dan menghambat progresifitas komplikasi dan penyakit penyerta. Salah

satu perbaikan kondisi pada pasien diabetes melitus tipe 2 adalah penurunan kadar

glukosa darah hingga mencapai target kadar glukosa darah yang disarankan

(PERKENI, 2011).

Penilaian penggunaan obat yang efektif dilakukan dengan melihat

proporsi perbaikan kondisi pasien yang >0,5 yang artinya pasien mengalami

perbaikan kondisi dengan tercapainya target rata-rata kadar gula darah sewaktu

100-180 mg/dL paling sedikit 50% dari keseluruhan hari rawatnya. Hasil

penelitian menunjukkan bahwa ditemukan penggunaan obat yang efektif dalam

mengatasi kondisi kadar glukosa darah pasien diabetes melitus tipe 2 sebanyak

53% yang dilihat dari perbaikan kondisi pasien, diikuti 47% penggunaan obat

yang kurang efektif. Hasil secara rinci disajikan pada Gambar 11.

Gambar 11. Diagram Proporsi Efektivitas Penggunaan Obat Berdasarkan

Perbaikan Kondisi Pada Pasien di Instalasi Rawat Inap Bangsal Bakung RSUD

Panembahan Senopati Bantul Periode Agustus 2015

(9)

53%

(8)

47% Efektif

Kurang Efektif

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 86: EVALUASI PENGGUNAAN OBAT HIPOGLIKEMIA PADA … · evaluasi penggunaan obat hipoglikemia pada pasien di instalasi rawat inap bangsal bakung rsud panembahan senopati bantul periode

66

Efektivitas penggunaan obat berkaitan langsung dengan perbaikan

kondisi pasien. Semakin tinggi efektivitas penggunaan obat diharapkan akan

membaik pula kondisi pasien. Hal ini dapat dilihat dari hasil penelitian ini bahwa

ditemukan penggunaan obat yang efektif sebanyak 53% dan diikuti perbaikan

kondisi pasien sebanyak 53%. Hasil penelitian ini hampir serupa dengan hasil

penelitian yang dilakukan oleh Lestari (2013) bahwa terlihat penggunaan obat

hipoglikemia efektif dalam mengendalikan gula darah dengan terjadinya

perbaikan kondisi gula darah sesuai target terapi yang terjadi pada 50 dari 97

pasien (52%).

Proporsi penggunaan obat hipoglikemia yang efektif dihitung dari jumlah

pasien dengan penggunaan obat hipoglikemia yang efektif kemudian

dibandingkan dengan total keseluruhan pasien. Hasil penelitian ini terdapat 9

pasien dengan penggunaan obat hipoglikemia yang efektif dari keseluruhan 17

pasien. Dengan demikian, proporsi penggunaan obat hipoglikemia yang efektif

sebanyak 53%. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa penggunaan obat

hipoglikemia baik oral maupun injeksi insulin 53% sudah efektif dapat

mengendalikan kadar gula darah sewaktu pada pasien di Instalasi Rawat Inap

Bangsal Bakung RSUD Panembahan Senopati Bantul periode Agustus 2015.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 87: EVALUASI PENGGUNAAN OBAT HIPOGLIKEMIA PADA … · evaluasi penggunaan obat hipoglikemia pada pasien di instalasi rawat inap bangsal bakung rsud panembahan senopati bantul periode

67

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

1. Profil penggunaan obat hipoglikemia di Instalasi Rawat Inap Bangsal

Bakung RSUD Panembahan Senopati Bantul adalah penggunaan obat

hipoglikemia tunggal dan kombinasi.

2. Keamanan penggunaan obat terkait dengan interaksi obat pada pasien di

Instalasi Rawat Inap Bangsal Bakung RSUD Panembahan Senopati Bantul

ditemukan pada 97 (60%) hari rawat dengan kejadian interaksi obat

seluruhnya bersifat potensial yaitu efek interaksi obat tidak terjadi pada

pasien.

3. Waktu terjadinya perbaikan kondisi pasien di Instalasi Rawat Inap Bangsal

Bakung RSUD Panembahan Senopati Bantul dengan parameter

ketercapaian rata-rata pemeriksaan kadar gula darah sewaktu 100-180

mg/dL paling banyak terjadi pada hari rawat ke-5.

4. Proporsi penggunaan obat yang efektif pada pasien di Instalasi Rawat Inap

Bangsal Bakung RSUD Panembahan Senopati Bantul dengan parameter

perbaikan kondisi pasien ditemukan sebanyak 53% penggunaan obat yang

efektif.

B. Saran

Bagi peneliti selanjutnya, untuk kepentingan publikasi dalam jurnal

internasional, disarankan sebaiknya mendapatkan keterangan Ethical Clearance.

Sebelum menyelesaikan pengambilan data disarankan juga untuk melakukan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 88: EVALUASI PENGGUNAAN OBAT HIPOGLIKEMIA PADA … · evaluasi penggunaan obat hipoglikemia pada pasien di instalasi rawat inap bangsal bakung rsud panembahan senopati bantul periode

68

konfirmasi data pasien saat masuk rumah sakit melalui Instalasi Gawat Darurat

(IGD) atau Poliklinik Rumah Sakit sehingga kelengkapan data pasien terutama

berat badan pasien dapat dikonfirmasi lebih awal pada saat pasien masuk rumah

sakit.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 89: EVALUASI PENGGUNAAN OBAT HIPOGLIKEMIA PADA … · evaluasi penggunaan obat hipoglikemia pada pasien di instalasi rawat inap bangsal bakung rsud panembahan senopati bantul periode

69

DAFTAR PUSTAKA

AACE, 2013, American Association Of Clinical Endocrinologists’

Comprehensive Diabetes Management Algorithm 2013 Consensus

Statement, Endocrine Practice Vol 19 (Suppl 2) May/June, pp.1-48.

Abdullah, A.Z., ABD, B.H., Hakim and Hanis, M., 2009, Analisis Faktor Risiko

Diabetes Melitus Tipe 2 di Puskesmas Tanrutedong, Sidenreng Rappang

2007, Medika, 228-235.

Albadr, Y., Bohassan, A.K., Ming, L.C., Khan, T.M, 2014, An Exploratory Study

Investigating The Potential Drug-Drug Interactions In Internal Medicine

Department Alahsa Saudi Arabia, Journal of Pharmaceutical Health

Service Research, p.2.

American Diabetes Association, 2004, Standards of Medical Care in Diabetes,

Diabetes Care Journal, diakses pada tanggal 19 Oktober 2015.

American Diabetes Association, 2005, Standards of Medical Care in Diabetes,

Diabetes Care Journal, Volume 28, Supplement 1, pp. 27.

American Diabetes Association, 2010, Standards of Medical Care in Diabetes,

Diabetes Care Journal, Volume 33, Supplement 1, pp. 19.

American Diabetes Association, 2013, Diagnosis and Classification of Diabetes

Mellitus, Diabetes Care Journal, Volume 36, Supplement 1, pp. S67-S74.

American Diabetes Association, 2014, Standars of Medical Care in Diabetes,

Diabetes Care Journal, pp.1, 2.

Amod, A.,Evans, B.H., Berg, G.I., Blom, D.J., Brown, S.L., Carrihill, M.M, 2012,

The 2012 SEMDSA Guideline for The Management of Type 2 Diabetes,

Volume 17, Number 2, Journal of Endocrinology, Metabolism and

Diabetes of South Africa, pp.1-4.

Apparasu, R.R., and Bentley, J.P., 2015, Principles of Research Design and Drug

Literature Evaluation, John & Bartlett Learning, Burlington, pp. 36, 106.

Arifin, I., Prasetyaningrum, E., Andayani, T.M., 2007, Evaluasi Kerasionalan

Pengobatan Diabetes Mellitus Tipe 2 Pada Pasien Rawat Inap Di Rumah

Sakit Bhakti Wira Tamtama Semarang Tahun 2006, Jurnal Ilmu Farmasi

dan Farmasi Klinik, Volume 4, hal. 25.

Bina Farmasi Komunitas dan Klinik, 2005, Pharmaceutical Care Untuk Penyakit

Diabetes Mellitus, Departemen Kesehatan RI, Jakarta, hal. 47.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 90: EVALUASI PENGGUNAAN OBAT HIPOGLIKEMIA PADA … · evaluasi penggunaan obat hipoglikemia pada pasien di instalasi rawat inap bangsal bakung rsud panembahan senopati bantul periode

70

Budhiarta, G., 2005, Hubungan Obesitas dengan Diabetes Melitus dan Hipertensi

Pada Penduduk Balliage di Desa Pedawa Buleleng Bali, Jurnal Penyakit

Dalam, Volume 6(1), hal. 1-6.

Budiarto, E., dan Anggraeni, D., 2003, Pengantar Epidemiologi, Penerbit Buku

Kedokteran EGC, Jakarta, hal. 129.

Capuano, A., Sportiello, L., Maiorino, M.I., Rossi, F., Giugliano, D., and

Esposito, K., 2013, Dipeptidyl Peptidase-4 Inhibitors In type 2 Diabetes

Therapy Focus On Alogliptin, Volume 7, Dove Press Journal: Drug

Design Development and Therapy, pp. 989-991.

Chang, E., Daly, J., Elliot, D., 2010, Patofisiologi Aplikasi Pada Praktik

Keperawatan, Buku Kedokteran EGC, Jakarta, hal. 112-113.

Cipolle, R.J. and Strand, L.M., 2004, Pharmaceutical Care Practice The

Clinician’s Guide, Second Edition, McGraw-Hill, New York.

D’adamo, E. and Caprio, S., 2011, Type 2 Diabetes in Youth: Epidemiology and

Pathopysiology, Journals Diabetes Care, pp.2.

Dipiro, J.T., Talbert, R.L., Yee, C.G., Matzke, G.R., Wells, B.G., Posey, L.M.,

2008, Pharmacotherapy A Pathophysiologic Approach, Seventh Edition,

McGraw-Hill Medical, United States of America, pp. 141, 200-215, 1210,

1220, 1221-1222.

ESC, 2011, ESC/EAS Guidelines for The Management of Dyslipidemias,

European Heart Journal, Volume 32, pp. 1769-1818.

Faulds, M.H., Zhao, C., Wright, K.D., Gustafsson, J.A., 2012, The Diversity Of

Sex Steroid Action: Regulation Of Metabolism by Estrogen Signaling,

Journal of Endochrinology, pp. 7.

Fraze, T., Jiang, H.J., Burgess, J., 2010, Hospital Stays For Patient With Diabetes,

HCUP, pp. 93, 1-11.

Ganda, P., Dokken, B.B., Kruger, D.F., Largay, J., and Sadler, C.E., 2010, Type 2

Diabetes Current and Evolving Treatment Options, Journal of The

American Academy of Physician Assistants, p.5.

Ganong, W.F., and McPhee, S.J., 2006, Pathophysiology of Disease: An

Introduction To Clinical Medicine, Fifth Edition, diterjemahkan oleh

Pendit, B.U., 2007, Buku Kedokteran EGC, Jakarta, hal. 566-567.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 91: EVALUASI PENGGUNAAN OBAT HIPOGLIKEMIA PADA … · evaluasi penggunaan obat hipoglikemia pada pasien di instalasi rawat inap bangsal bakung rsud panembahan senopati bantul periode

71

Gautam, Y., et al, 2009, A Cross Sectional Study Of QOL of Diabetic Patient at

Tertiary Care Hospital in Delhi, Indian Journal of Community Medicine,

Volume 34, Number 4, pp. 346-350.

Goldenberg, R. and Punthakee, Z., 2013, Definition, Classification and Diagnosis

of Diabetes, Prediabetes and Metabolic Syndrome, Canadian Journal of

Diabetes, pp. 24-25.

Goldstein, B.J., and Wieland, D.M., 2008, Type 2 Diabetes Principles and

Practice, Informa Health Care, USA, pp. 7.

Handelsman, Y., Mechanick, J.I., Blonde, L., et al., 2011, American Association

of Clinical Endocrinologists Medical Guidelines for Clinical Practice for

Developing a Diabetes Melitus Comprehensive Care Plan, Endocr Pract,

volume 17 (suppl 2), pp.1-53.

Handini, Y.P., 2005, Kejadian Ulkus Diabetes Pada Penderita Diabetes Melitus

Tipe 2 dengan atau Tanpa Dislipidemia, Fakultas Kedokteran Universitas

Diponegoro, Semarang, hal. 5.

Handoko, T., dan Suharto, B., 2000, Insulin Glukagon Dan Antidiabetik Dalam

Farmakologi Dan Terapi, Edisi IV, Gaya Baru, Jakarta, hal. 469.

Hasaan, G., Mohamed, Shaza, B., Mutaz, F., Olav, E., Mustafa, K., et al., 2013,

Association between Oral Health Status and Type 2 Diabetes Melitus

Among Sudanese Adults: A Matched Case-Control Study, Plos One, pp.1-

3.

Hongdiyanto, A., Yamlean, P.V.Y., Supriati, H.S., 2014, Evaluasi Kerasionalan

Pengobatan Diabetes Melitus Tipe 2 Pada Pasien Rawat Inap Di RSUP

Prof. Dr. R. D. Kandou Manado Tahun 2013, Jurnal Ilmiah Farmasi, Vol.

3, No. 2, hal. 80.

Huether, S.E. and McCance, K.L., 2008, Understanding Pathophysiology, Fourth

Edition, Elsevier, China, pp.460-466.

International Diabetes Federation, 2006, Diabetes Atlas, Third Edition, World

Diabetes Foundation, pp. 101-102.

Inzucchi, S.E., Bergenstal, R.M., Buse, J.B., Diamant, M., Ferrannini, E., Nauck,

M., et al, 2012, Management of Hyperglycemia in Type 2 Diabetes: A

Patient-Centered Approach, Position Statement of the American Diabetes

Association (ADA) and The European Association for The Study of

Diabetes (EASD), pp. 1-12.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 92: EVALUASI PENGGUNAAN OBAT HIPOGLIKEMIA PADA … · evaluasi penggunaan obat hipoglikemia pada pasien di instalasi rawat inap bangsal bakung rsud panembahan senopati bantul periode

72

Kaku, K., 2010, Pathopysiology of Type 2 Diabetes and Its Treatment Policy,

JMAJ, Volume 53, Number 1, pp.41-46.

Kapadia, J., Thakor, D., Desai, C., and Dhiksit, R.K., 2013, A Study of Potential

Drug-Drug Interactions in Indoor Patients of Medicine Department at A

Tertiary Care Hospital, Journal of Applied Pharmaceutical Science,

Volume 3, pp.1-8.

Katzung, B.G., 2012, Basic and Clinical Pharmacology, Tenth Edition,

diterjemahkan oleh Nugroho, A.W., Rendy, L. dan Dwijayanthi, L.,

Penerbit Buku Kedokteran EGC, hal. 715-717.

Kementrian kesehatan RI, 2012, Data dan Informasi Kesehatan Penyakit Tidak

Menular, Kementrian Kesehatan RI, Jakarta, hal.11-12.

Kementrian Kesehatan RI, 2013, Riset Kesehatan Dasar 2013, Badan Penelitian

dan Pengembangan Kementrian Kesehatan Republik Indonesia, hal. v.

Khalil, C., 2009, Australian Pharmaceutical Formulary and Handbook, 21st

Edition, Pharmaceutical Society of Australia, Canberra, 353.

Lestari, W.P, 2013, Gambaran Efektivitas Penggunaan Obat Antidiabetik Tunggal

dan Kombinasi Dalam Mengendalikan Gula Darah Pada Pasien Diabetes

Melitus Tipe II di Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Fartmawati tahun

2012, Skripsi, UIN Syarif Hidayatullah, Jakarta, hal. 31, 52.

Mayasari, E., 2015, Analisis Potensi Interaksi Antidiabetik Injeksi Insulin Pada

Peresepan Pasien Rawat Jalan Peserta Askes Rumah Sakit Dokter

Soedarso Pontianak Periode April-Juni 2013, Naskah Publikasi, hal. 3.

Medscape, 2015, Drug Interaction Checker, http://reference.medscape.com/drug-

interactionchecker, diakses tanggal 21 Oktober 2015.

Mihardja, L. 2009, Faktor Yang Berhubungan Dengan Pengendalian Gula Darah

Pada Penderita Diabetes Melitus di Perkotaan Indonesia, Jurnal

Penelitian, pp. 418.

Mitchell, N.R., 2009, Buku Saku Dasar Patologis Penyakit Robbins and Cotran,

edisi 7, Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta, pp. 1214-1231.

Nah Y.K., 2007, Interaksi Obat Yang Penting Dalam Klinik, Meditek, hal. 24.

Nugroho, A.E., 2012, Farmakologi Obat-Obat Penting dalam Pembelajaran Ilmu

Farmasi dan Dunia Kesehatan, Pustaka Pelajar, Yogyakarta, hal. 144-149.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 93: EVALUASI PENGGUNAAN OBAT HIPOGLIKEMIA PADA … · evaluasi penggunaan obat hipoglikemia pada pasien di instalasi rawat inap bangsal bakung rsud panembahan senopati bantul periode

73

Nursalam, 2008, Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu

Keperawatan: Pedoman Skripsi, Tesis dan Instrumen Penelitian

Keperawatan Edisi 2, Penerbit Salemba Medika, Jakarta, hal.80-81.

Pattiwael, 2004, Studi Interaksi Obat Yang Potensial Terjadi Pada Peresepan

Pasien Diabetes Melitus Di Instalasi Rawat Jalan Rumah Sakit Bethesda

Yogyakarta Periode Januari-Maret 2002, Skripsi, Universitas Sanata

Dharma, Yogyakarta, hal.2.

PERKENI, 2006, Konsensus Pengelolaan dan Pencegahan Diabetes Melitus Tipe

2 di Indonesia 2006, Jakarta.

PERKENI, 2011, Konsensus Pengendalian dan Pencegahan Diabetes Melitus

Tipe 2 di Indonesia, Jakarta, hal. 6, 21-36.

Permana, H., 2009, Komplikasi Kronik Dan Penyakit Penyerta Pada Diabetes,

Division of Endocrinology and Metabolism, Fakultas Kedokteran

Universitas Padjajaran, Bandung.

Praditya, 2006, Analisis penggunaan ADO Berdasarkan Penurunan Gula Darah Di

RSUP Fatmawati, Skripsi, UIN Syarif Hidayatullah, Jakarta, hal. 43.

Robbins, S.L. and Cotran, R.S., 2009, Pathologic Basic of Disease, Seventh

Edition, diterjemahkan oleh Pendit, B.U., Penerbit Buku Kedokteran EGC,

Jakarta, hal. 1217-1220.

Rustiyanto, E., 2010, Sistem Manajemen Rumah Sakit yang Terintegrasi, Gosyen

Publishing, Jakarta, hal.29.

Sengupta, S., 2012, Prospective Obaservational Study Of Drug-Drug Interactions

Of Indoor Non-ICU Patients Of A Tertiary Care Hospital In Kolkata,

Thesis, Department Of Pharmaceutical Technology Jadavpur, University

Kolkata, pp.19.

Sheeja, V.S., Reddy, M.H., Joseph, J. and Reddy, D.N., 2010, Insulin Therapy In

Diabetes Management, International Journal of Pharmaceutical Sciences

Review and Research, 98-103.

Silvio, E., Inzucchi, M.D., 2011, Diabetes Facts and Guidelines Yale Diabetes

Center, Takeda, Pharmaceuticals, North America, pp.5.

Soegondo, 2002, Diabetes Mellitus Penatalaksanaan Terpadu, FKUI, Jakarta, hal.

51.

Soumya, D. and Srilatha, B., 2011, Late Stage Complications of Diabetes and

Insulin Resistance, Journal of Diabetes and Metabolism, p.2.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 94: EVALUASI PENGGUNAAN OBAT HIPOGLIKEMIA PADA … · evaluasi penggunaan obat hipoglikemia pada pasien di instalasi rawat inap bangsal bakung rsud panembahan senopati bantul periode

74

Stipanovic, 2002, The Effects of Diabetes Education on Self Efficacy and Self

Care, http://proquest.umi.com/pqdweb, diakses pada tanggal 20 Oktober

2015.

Sukarmin, S.R., 2008, Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan Gangguan

Eksokrin dan Endokrin Pada Pankreas, Graha Ilmu, Yogyakarta, hal.40.

Susilowati, S., Rahayu, W.P., 2012, Identifikasi Drug Related Problems (DRPs)

Yang Potensial Mempengaruhi Efektivitas Terapi Pada Pasien Diabetes

ellitus Tipe II Rawat Inap di RSUD Tugurejo Semarang Periode 2007-

2008, Fakultas Farmasi Universitas Wahid Hasyim, Semarang, hal. 1-7.

Sutedjo, A. Y., 2010, 5 Strategi Penderita Diabetes Melitus Berusia Panjang,

Penerbit Kanisius, Yogyakarta, hal. 3-4.

Suyono, S., 2006, Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam, Jilid III, Edisi IV, Balai

Penerbit FKUI, Jakarta, hal. 1852-1856.

Suzuki, M.K. and Frye, R.F., 2013, Current Clinical Evidence on Pioglitazone

Pharmacogenomics, Frontiers in Pharmacology, p.7.

Syamsudin, 2011, Interaksi Obat Konsep Dasar dan Klinis, Penerbit Universitas

Indonesia Press, Jakarta, hal. 38.

Tatro, D.S., 2007, Drug Interaction Facts, Wolters Kluwer Health, United States

of America, pp. 1-4, 10, 1045-1425.

Tesfaye S.C., Nish, E.M.E., Simon, D.W., John, M., Christos, I.T., Constantin,

R.W., Daniel, H.F., 2005, Vascular Risk Factors An Diabetic Neuropathy,

The New England Journal Of Medicine, 352(4), pp. 341-350.

Thompson, D., Berger, H., Feig, D., Gagnon, R., Kader, T., Keely, E., Kozak, S.,

Ryan, E., Sermer, M., and Vinokuroff, C., 2013, Diabetes and Pregnancy,

pp.1-4.

Tjay, T.H., dan Rahardja, K., 2003, Obat-Obat Penting, Edisi V, PT. Elex Media

Komputindo, Jakarta, hal. 693.

Tjokroprawiro, A., 1996, Diabetes Mellitus, Klasifikasi, Diagnosis, dan Terapi,

Edisi III, Penerbit Gramedia Pustaka Utama, Jakarta hal. 30-46.

Triplitt, C., 2006, Drug Interactions Of Medications Commonly Used in Diabetes,

Diabetes Spectrum Journals, pp. 202-208.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 95: EVALUASI PENGGUNAAN OBAT HIPOGLIKEMIA PADA … · evaluasi penggunaan obat hipoglikemia pada pasien di instalasi rawat inap bangsal bakung rsud panembahan senopati bantul periode

75

Triplitt, C.L., Reasner, C.A., and Isley, W.L., 2008, Pharmacotherapy A

Pathophysiologic Approach, 7th Edition, Dalam: Dipiro, J.T., Talbert,

R.L., Yee, G.C., Matzke, G.R., Wells, B.G. and Posey, L.M., McGraw-

Hills Companies, USA, pp. 1230-1235.

Verdecchia, P., 2000, Prognostic Value Ambulatory Blood Pressure: Current

Evidence and Clinical Implications, Hypertension, volume 35, pp. 844-

851.

Wilcox and Gisela, 2005, Insulin and Insulin Resistance, Clin Biochem Rev,

Volume 26(2), pp.25.

Zahtamal, 2007, Faktor-Faktor Risiko Pasien Diabetes Melitus, Berita Kedokteran

Masyarakat, Volume 23(3), hal. 142-147.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 96: EVALUASI PENGGUNAAN OBAT HIPOGLIKEMIA PADA … · evaluasi penggunaan obat hipoglikemia pada pasien di instalasi rawat inap bangsal bakung rsud panembahan senopati bantul periode

76

LAMPIRAN

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 97: EVALUASI PENGGUNAAN OBAT HIPOGLIKEMIA PADA … · evaluasi penggunaan obat hipoglikemia pada pasien di instalasi rawat inap bangsal bakung rsud panembahan senopati bantul periode

77

Lampiran 1. Data Evaluasi Efektivitas Penggunaan Obat Hipoglikemia

PasienNo Rekam

MedisNo. Kasus

Hari rawat

ke-Jenis Obat

Dosis

PemberianGDS (mg/dL)

Rata-rata

GDS (mg/dL)

Ketepatan Pemilihan

Obat → Tepat (jika rata-

rata GDS <180 mg/dL)

=1, Tidak (jika rata-rata

GDS >180 mg/dL)=0

Dosis Standar

Ketepatan

Dosis Tepat=1,

Tidak=0

Terjadi Perbaikan

Kondisi (Target GDS

100-180 mg/dL)

Terjadi=1, Tidak=0

Proporsi perbaikan

kondisi pasien (ᴂ)

Efektif Ya

(jika ᴂ >0,5) =

1, Tidak (jika

ᴂ <0,5) = 0

Metformin 500mg 3x1 250-3000mg 1-3x sehari 1

Novomix 8 IU 3x1 dosis individual (-)

Metformin 500mg 3x1 250-3000mg 1-3x sehari 1

Novomix 8 IU 3x1 dosis individual (-)

Metformin 500mg 3x1 250-3000mg 1-3x sehari 1

Novomix 8 IU 3x1 dosis individual (-)

Metformin 500mg 3x1 250-3000mg 1-3x sehari 1

Novomix 8-8-6 dosis individual (-)

Metformin 500mg 3x1 250-3000mg 1-3x sehari 1

Novomix 8-8-6 dosis individual (-)

Metformin 500mg 3x1 250-3000mg 1-3x sehari 1

Novomix 8-6-4 dosis individual (-)

Metformin 500mg 3x1 250-3000mg 1-3x sehari 1

Novomix 8-6-4 dosis individual (-)

Metformin 500mg 3x1 250-3000mg 1-3x sehari 1

Novomix 8-0-4 dosis individual (-)

9 9 Metformin 500mg 3x1 67, 142 104,5 1 250-3000mg 1-3x sehari 1 1

10 10 Metformin 500mg 3x1 136 136 1 250-3000mg 1-3x sehari 1 1

11 1 290 290 (-) 0

Metformin 500mg 3x1 250-3000mg 1-3x sehari 1

Novomix 12-0-8 dosis individual (-)

Metformin 500mg 3x1 250-3000mg 1-3x sehari 1

Novomix 12-0-8 dosis individual (-)

Metformin 500mg 3x1 250-3000mg 1-3x sehari 1

Novomix 12-0-8 dosis individual (-)

15 1 Novomix 6-6-6 344, 449 396,5 0 dosis individual (-) 0

16 2 Novomix 6-6-6 277, 242, 247,

228

248,5 0 dosis individual (-) 0

17 3 Novomix 6-6-6278, 243, 248,

117221,5 0 dosis individual (-) 0

18 4 Novomix 6-6-6 279, 244, 249 257,3 0 dosis individual (-) 0

19 5 Novomix 8-8-8 280, 245, 250 258,3 0 dosis individual (-) 0

20 6 Novomix 8-8-8 281, 246, 251 259,3 0 dosis individual (-) 0

21 7 Novomix 8-8-8 282, 247, 252 260,3 0 dosis individual (-) 0

22 8 Novomix 8-8-8 283, 248, 253 261,3 0 dosis individual (-) 0

23 9 Novomix 12-0-8 284, 249, 254 250,3 0 dosis individual (-) 0

24 10 Novomix 12-0-8 285, 250, 255 263,3 0 dosis individual (-) 0

25 11 Novomix 12-0-8 286, 251, 256 264,3 0 dosis individual (-) 0

26 12 Novomix 12-0-8 287, 252, 257 265,3 0 dosis individual (-) 0

27 13 Novomix 12-0-8 288, 253, 258 266,3 0 dosis individual (-) 0

28 14 Novomix 12-0-8 289, 254, 259 267,3 0 dosis individual (-) 0

29 15 Novomix 12 95 95 1 dosis individual (-) 1

C (GRN) 56 21 XX

1/15 = 0,06 T

0

14 4 140 140 1 1

(-)

B (SMJ) 26 49 XX

2/4 = 0,5 Y

12 2 157 157 1 1

13 3 245 245 0

8 8 (-)

1

7 7 100, 140 120 1 1

6 6 98, 101, 120 106,3 1

1

5 5 85, 156 120,5 1 1

4 4 100, 100 100 1

115, 141 128 1 1

3 3 99, 217 158 1 1

A (SWD) 45 49 XX1 1 241, 227 234 0 0

8/10 = 0,8 Y

2 2

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 98: EVALUASI PENGGUNAAN OBAT HIPOGLIKEMIA PADA … · evaluasi penggunaan obat hipoglikemia pada pasien di instalasi rawat inap bangsal bakung rsud panembahan senopati bantul periode

78

PasienNo Rekam

MedisNo. Kasus

Hari rawat

ke-Jenis Obat

Dosis

PemberianGDS (mg/dL)

Rata-rata

GDS (mg/dL)

Ketepatan Pemilihan

Obat → Tepat (jika rata-

rata GDS <180 mg/dL)

=1, Tidak (jika rata-rata

GDS >180 mg/dL)=0

Dosis Standar

Ketepatan

Dosis Tepat=1,

Tidak=0

Terjadi Perbaikan

Kondisi (Target GDS

100-180 mg/dL)

Terjadi=1, Tidak=0

Proporsi perbaikan

kondisi pasien (ᴂ)

Efektif Ya

(jika ᴂ >0,5) =

1, Tidak (jika

ᴂ <0,5) = 0

Lavemir 0-0-10 dosis awal insulin kerja panjang 6-

10 U (1x1 malam)

1

Novorapid 10-10-10 dosis individual (-)

Lavemir 0-0-10 dosis awal insulin kerja panjang 6-

10 U (1x1 malam)

1

Novorapid 10-10-10 dosis individual (-)

Lavemir 0-0-10 dosis awal insulin kerja panjang 6-

10 U (1x1 malam)1

Novorapid 10-10-10 dosis individual (-)

Lavemir 0-0-14 dosis awal insulin kerja panjang 6-

10 U (1x1 malam)

1

Novorapid 14-14-14 dosis individual (-)

Lavemir 0-0-14 dosis awal insulin kerja panjang 6- 1

Novorapid 18-18-18 dosis individual (-)

Pioglitazone 30mg 1x1 15-45 mg/hari 1

Lavemir 0-0-14 dosis awal insulin kerja panjang 6-

10 U (1x1 malam)1

Novorapid 18-18-18 dosis individual (-)

Metformin 500mg 3x1 250-3000mg 1-3x sehari 1

Pioglitazone 30mg 1x1 15-45 mg/hari 1

Lavemir 0-0-14 dosis awal insulin kerja panjang 6-

10 U (1x1 malam)1

Novorapid 18-18-18 dosis individual (-)

Metformin 500mg 3x1 250-3000mg 1-3x sehari 1

Pioglitazone 30mg 1x1 15-45 mg/hari 1

Lavemir 0-0-14 dosis awal insulin kerja panjang 6-

10 U (1x1 malam)

1

Novorapid 18-18-18 dosis individual (-)

Metformin 500mg 3x1 250-3000mg 1-3x sehari 1

Pioglitazone 30mg 1x1 15-45 mg/hari 1

Lavemir 0-0-14 dosis awal insulin kerja panjang 6-

10 U (1x1 malam)

1

Novorapid 18-18-18 dosis individual (-)

Metformin 500mg 3x1 250-3000mg 1-3x sehari 1

Pioglitazone 30mg 1x1 15-45 mg/hari 1

Lavemir 0-0-14dosis awal insulin kerja panjang 6-

10 U (1x1 malam)1

Novorapid 12-12-8 dosis individual (-)

Metformin 500mg 3x1 250-3000mg 1-3x sehari 1

Pioglitazone 30mg 1x1 15-45 mg/hari 1

Lavemir 0-0-14 dosis awal insulin kerja panjang 6-

10 U (1x1 malam)1

Novorapid 12-12-8 dosis individual (-)

Metformin 500mg 3x1 250-3000mg 1-3x sehari 1

Pioglitazone 30mg 1x1 15-45 mg/hari 1

Lavemir 0-0-14 dosis awal insulin kerja panjang 6-

10 U (1x1 malam)1

Novorapid 12 dosis individual (-)

Metformin 500mg 3x1 250-3000mg 1-3x sehari 1

141 12 123 123 1

1

40 11 85, 173, 186 148 1 1

39 1081, 330, 91, 90,

153149 1

0

38 9 104, 283 193,5 0 0

37 8 260, 154 207 0

0

36 7 235, 278 256,5 0 0

35 6 241, 311 276 0

0

34 5 386, 418 402 0 0

33 4 252 252 0

277, 310, 347 311,3 0 0

32 3 388, 423 405,5 0 0

D (SNY) 47 74 XX30 1 558, 481 519,5 0 0

3/12 = 0,25 T

31 2

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 99: EVALUASI PENGGUNAAN OBAT HIPOGLIKEMIA PADA … · evaluasi penggunaan obat hipoglikemia pada pasien di instalasi rawat inap bangsal bakung rsud panembahan senopati bantul periode

79

PasienNo Rekam

MedisNo. Kasus

Hari rawat

ke-Jenis Obat

Dosis

PemberianGDS (mg/dL)

Rata-rata

GDS (mg/dL)

Ketepatan Pemilihan

Obat → Tepat (jika rata-

rata GDS <180 mg/dL)

=1, Tidak (jika rata-rata

GDS >180 mg/dL)=0

Dosis Standar

Ketepatan

Dosis Tepat=1,

Tidak=0

Terjadi Perbaikan

Kondisi (Target GDS

100-180 mg/dL)

Terjadi=1, Tidak=0

Proporsi perbaikan

kondisi pasien (ᴂ)

Efektif Ya

(jika ᴂ >0,5) =

1, Tidak (jika

ᴂ <0,5) = 0

42 1 284 284 (-) 0

43 2 Novomix 8-8-8 143, 116, 180,

131, 141142,2 1 dosis individual (-) 1

44 3 Novomix 8-8-8 142 142 1 dosis individual (-) 1

45 4 Novomix 8-8-8 204,179,121 168 1 dosis individual (-) 1

46 5 Novomix 8-8-8 167,175 171 1 dosis individual (-) 1

47 6 Novomix 8-8-8 108,132 120 1 dosis individual (-) 1

48 7 Novomix 6-6-6 96,97,103 98,6 1 dosis individual (-) 1

49 8 Novomix 6-6-6 84,150 117 1 dosis individual (-) 1

50 9 Novomix 6-6-6 113,291 202 0 dosis individual (-) 0

51 10 Novomix 8-0-4 106,215 160,5 1 dosis individual (-) 1

52 11 Novomix 8-0-4 155,223 189 0 dosis individual (-) 0

53 12 Novomix 8-0-4 162, 355 258,5 0 dosis individual (-) 0

54 13 Novomix 10-0-6 204 204 0 dosis individual (-) 0

55 14 Novomix 12-0-8 119 119 1 dosis individual (-) 1

56 15 Novomix 12-0-8 230 230 0 dosis individual (-) 0

57 16 Novomix 12-0-8 173 173 1 dosis individual (-) 1

58 17 Novomix 12-0-8 149 149 1 dosis individual (-) 1

59 18 Novomix 10-0-8 155 155 1 dosis individual (-) 1

60 1 Metformin 500mg 3x1 161 161 1 250-3000mg 1-3x sehari 1 1

Metformin 500mg 3x1 250-3000mg 1-3x sehari 1

Glimepirid 2mg 1x1 pagi 1-6 mg/hari 1

Metformin 500mg 3x1 250-3000mg 1-3x sehari 1

Glimepirid 2mg 1x1 pagi 1-6 mg/hari 1

Metformin 500mg 3x1 250-3000mg 1-3x sehari 1

Glimepirid 2mg 1x1 pagi 1-6 mg/hari 1

Metformin 500mg 3x1 250-3000mg 1-3x sehari 1

Glimepirid 2mg 1x1 pagi 1-6 mg/hari 1

1

64 5 84 84 1 1

63 4 67 67 1

F (WDY) 48 53 XX

4/5 = 0,6 Y

61 2 (-) (-)

62 3 104 104 1 1

E (SKT) 50 51 XX

12/18 = 0,6 Y

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 100: EVALUASI PENGGUNAAN OBAT HIPOGLIKEMIA PADA … · evaluasi penggunaan obat hipoglikemia pada pasien di instalasi rawat inap bangsal bakung rsud panembahan senopati bantul periode

80

PasienNo Rekam

MedisNo. Kasus

Hari rawat

ke-Jenis Obat

Dosis

PemberianGDS (mg/dL)

Rata-rata

GDS (mg/dL)

Ketepatan Pemilihan

Obat → Tepat (jika rata-

rata GDS <180 mg/dL)

=1, Tidak (jika rata-rata

GDS >180 mg/dL)=0

Dosis Standar

Ketepatan

Dosis Tepat=1,

Tidak=0

Terjadi Perbaikan

Kondisi (Target GDS

100-180 mg/dL)

Terjadi=1, Tidak=0

Proporsi perbaikan

kondisi pasien (ᴂ)

Efektif Ya

(jika ᴂ >0,5) =

1, Tidak (jika

ᴂ <0,5) = 0

65 1 47, 115, 121 94,3 (-) 0

66 2 101, 128, 275 168 (-) 1

67 3 174 174 (-) 1

68 4 (-) (-)

69 5 Glimepirid 1mg 1x1 pagi 105 105 1 1-6 mg/hari 1 1

70 6 Glimepirid 1mg 1x1 pagi 115 115 1 1-6 mg/hari 1 1

71 7 Glimepirid 1mg 1x1 pagi 204 204 0 1-6 mg/hari 1 0

72 8 Glimepirid 1mg 1x1 pagi 166 166 1 1-6 mg/hari 1 1

73 9 Glimepirid 1mg 1x1 pagi 100 100 1 1-6 mg/hari 1 1

74 1 Novorapid 0-0-12 531 531 0 dosis individual (-) 0

75 2 Novorapid 12-12-12 621 621 0 dosis individual (-) 0

Novorapid 12-12-12 dosis individual (-)

Metformin 500 mg 3x1 250-3000mg 1-3x sehari 1

Novorapid 12-12-12 dosis individual (-)

Metformin 500 mg 3x1 250-3000mg 1-3x sehari 1

Novorapid 12-12-12 dosis individual (-)

Metformin 500 mg 3x1 250-3000mg 1-3x sehari 1

Novorapid 12-12-12 dosis individual (-)

Metformin 500 mg 3x1 250-3000mg 1-3x sehari 1

Novorapid 12-12-12 dosis individual (-)

Metformin 500 mg 3x1 250-3000mg 1-3x sehari 1

Novorapid 12-12-12 dosis individual (-)

Metformin 500 mg 3x1 250-3000mg 1-3x sehari 1

Novorapid 12-12-12 dosis individual (-)

Metformin 500 mg 3x1 250-3000mg 1-3x sehari 1

83 1 Novorapid 10-10-10 540 540 0 dosis individual (-) 0

84 2 Novorapid 10-10-10 264, 221, 204 229,6 0 dosis individual (-) 0

85 3 Novorapid 12-12-12 219 219 0 dosis individual (-) 0

86 4 Novorapid 12-12-12 291 291 0 dosis individual (-) 0

87 5 Novorapid 14-14-14 245 245 0 dosis individual (-) 0

88 6 Novorapid 14-14-14 288 288 0 dosis individual (-) 0

89 7 Novorapid 14-14-14 120 120 1 dosis individual (-) 1

I (NJN) 56 28 XX

1/7 = 0,14 T

0

82 9 216 216 0 0

81 8 276, 289, 178 247,6 0

0

80 7180, 242, 230,

278232,5 0 0

79 6152, 426, 227,

163242 0

433, 436, 351,

384401 0 0

78 581, 397, 105,

104171,75 1 1

G (PNJ) 32 54 XX

6/9 = 0,6 Y

H (SGN) 56 20 XX

1/9 = 0,1 T

76 3 209, 243 226 0 0

77 4

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 101: EVALUASI PENGGUNAAN OBAT HIPOGLIKEMIA PADA … · evaluasi penggunaan obat hipoglikemia pada pasien di instalasi rawat inap bangsal bakung rsud panembahan senopati bantul periode

81

PasienNo Rekam

MedisNo. Kasus

Hari rawat

ke-Jenis Obat

Dosis

PemberianGDS (mg/dL)

Rata-rata

GDS (mg/dL)

Ketepatan Pemilihan

Obat → Tepat (jika rata-

rata GDS <180 mg/dL)

=1, Tidak (jika rata-rata

GDS >180 mg/dL)=0

Dosis Standar

Ketepatan

Dosis Tepat=1,

Tidak=0

Terjadi Perbaikan

Kondisi (Target GDS

100-180 mg/dL)

Terjadi=1, Tidak=0

Proporsi perbaikan

kondisi pasien (ᴂ)

Efektif Ya

(jika ᴂ >0,5) =

1, Tidak (jika

ᴂ <0,5) = 0

90 1 Novorapid 10-10-10 388 388 0 dosis individual (-) 0

91 2 Novorapid 10-10-10 275 275 0 dosis individual (-) 0

92 3 Novorapid 10-10-10 178 178 1 dosis individual (-) 1

93 4 Novorapid 10-10-10 269 269 0 dosis individual (-) 0

94 5 Novorapid 10-10-10 (-) dosis individual (-) (-)

95 6 Novorapid 12-12-12 (-) dosis individual (-) (-)

Novorapid 14-14-14 dosis individual (-)

Metformin 500mg 3x1 250-3000mg 1-3x sehari 1

Novorapid 14-14-14 dosis individual (-)

Metformin 500mg 3x1 250-3000mg 1-3x sehari 1

Novorapid 16-16-16 dosis individual (-)

Metformin 500mg 3x1 250-3000mg 1-3x sehari 1

Novorapid 18-18-18 dosis individual (-)

Metformin 500mg 3x1 250-3000mg 1-3x sehari 1

Novorapid 20-20-20 dosis individual (-)

Metformin 500mg 3x1 250-3000mg 1-3x sehari 1

Novorapid 20-20-20 dosis individual (-)

Metformin 500mg 3x1 250-3000mg 1-3x sehari 1

Novorapid 20-20-20 dosis individual (-)

Metformin 500mg 3x1 250-3000mg 1-3x sehari 1

Novorapid 20-20-20 dosis individual (-)

Metformin 500mg 3x1 250-3000mg 1-3x sehari 1

Novorapid 20-20-20 dosis individual (-)

Metformin 500mg 3x1 250-3000mg 1-3x sehari 1

Novorapid 20-20-20 dosis individual (-)

Metformin 500mg 3x1 250-3000mg 1-3x sehari 1

Novorapid 20-20-20 dosis individual (-)

Metformin 500mg 3x1 250-3000mg 1-3x sehari 1

Novorapid 20-20-20 dosis individual (-)

Metformin 500mg 3x1 250-3000mg 1-3x sehari 1

Novorapid 20-20-20 dosis individual (-)

Metformin 500mg 3x1 250-3000mg 1-3x sehari 1

Novorapid 20-20-20 dosis individual (-)

Metformin 500mg 3x1 250-3000mg 1-3x sehari 1

110 1 Novomix 0-0-6 233 233 0 dosis individual (-) 0

111 2 Novomix 6-6-6 188, 167 177,5 1 dosis individual (-) 1

112 3 Novomix 6-6-6 147, 219, 174 180 1 dosis individual (-) 1

113 4 Novomix 6-6-6 146, 140, 242 176 1 dosis individual (-) 1

114 5 Novomix 6-6-6 166, 119, 124 136,3 1 dosis individual (-) 1

115 6 Novomix 6-6-6 146, 174 160 1 dosis individual (-) 1

Novomix 10-0-6 dosis individual (-)

Metformin 500mg 3x1 250-3000mg 1-3x sehari 1

(-)

K (JMY) 40 69 XX

5/7 = 0,7 Y

116 7 (-) (-)

109 20 (-)

1

108 19 (-) (-)

107 18 151 151 1

1

106 17 209 209 0 0

105 16 172 172 1

1

104 15 188 188 0 0

103 14 167 167 1

1

102 13 207 207 0 0

101 12 172 172 1

0

100 11 (-) (-)

99 10 231 231 0

(-) (-)

98 9 226 226 0 0

J (WRT) 56 20 XX

5/20 = 0,25 T

96 7 (-) (-)

97 8

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 102: EVALUASI PENGGUNAAN OBAT HIPOGLIKEMIA PADA … · evaluasi penggunaan obat hipoglikemia pada pasien di instalasi rawat inap bangsal bakung rsud panembahan senopati bantul periode

82

PasienNo Rekam

MedisNo. Kasus

Hari rawat

ke-Jenis Obat

Dosis

PemberianGDS (mg/dL)

Rata-rata

GDS (mg/dL)

Ketepatan Pemilihan

Obat → Tepat (jika rata-

rata GDS <180 mg/dL)

=1, Tidak (jika rata-rata

GDS >180 mg/dL)=0

Dosis Standar

Ketepatan

Dosis Tepat=1,

Tidak=0

Terjadi Perbaikan

Kondisi (Target GDS

100-180 mg/dL)

Terjadi=1, Tidak=0

Proporsi perbaikan

kondisi pasien (ᴂ)

Efektif Ya

(jika ᴂ >0,5) =

1, Tidak (jika

ᴂ <0,5) = 0

117 1 Novomix 12-0-8 217, 293 255 0 dosis individual (-) 0

118 2 Novomix 12-0-8 233 233 0 dosis individual (-) 0

119 3 Novomix 12-0-8 177 177 1 dosis individual (-) 1

120 4 Novomix 12-0-8 (-) dosis individual (-) (-)

121 5 Novomix 12 162 162 1 dosis individual (-) 1

122 1 Novorapid 4-4-4 249 249 0 dosis individual (-) 0

123 2 Novorapid 4-4 (-) dosis individual (-) (-)

124 1 21, 248, 154 141 (-) 1

125 2 122, 188, 301, 227 (-) 0

126 3 Metformin 500mg 3x1 208, 165, 178,

166179,25 1 250-3000mg 1-3x sehari 1 1

127 4 Metformin 500mg 3x1 166, 109 137,5 1 250-3000mg 1-3x sehari 1 1

128 5 Metformin 500mg 3x1 117 117 1 250-3000mg 1-3x sehari 1 1

129 1 Novomix 10-10-10 526 526 0 dosis individual (-) 0

130 2 Novomix 10-10-10 355, 569, 453 459 0 dosis individual (-) 0

131 3 Novomix 10-10-10 331, 340, 269 313,3 0 dosis individual (-) 0

132 4 Novomix 14-14-14 111, 275 193 0 dosis individual (-) 0

133 5 Novomix 14-14-14 120, 133 126,5 1 dosis individual (-) 1

134 1 Novomix 4-4-4 251 251 0 dosis individual (-) 0

135 2 Novomix 4-4-4 310, 459, 313 360,6 0 dosis individual (-) 0

136 3 Novomix 8-8-8 256, 379 317,5 0 dosis individual (-) 0

137 4 Novomix 12-12-12 375, 73 224 0 dosis individual (-) 0

138 5 Novomix 16-0-12 189, 144 166,5 1 dosis individual (-) 1

139 6 Novomix 16-0-12 68, 194 131 1 dosis individual (-) 1

140 7 Novomix 14-0-8 204, 155 179,5 1 dosis individual (-) 1

141 8 Novomix 14-0-8 107 107 1 dosis individual (-) 1

P (PRP) 52 46 XX

4/8 = 0,5 Y

N (SFH) 56 23 XX

4/5 = 0,8 Y

O (ASM) 48 02 XX

1/5 = 0,2 T

L (NMH) 25 19 XX

2/5 = 0,4 T

M (KSM) 56 22 XX(-) T

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 103: EVALUASI PENGGUNAAN OBAT HIPOGLIKEMIA PADA … · evaluasi penggunaan obat hipoglikemia pada pasien di instalasi rawat inap bangsal bakung rsud panembahan senopati bantul periode

83

PasienNo Rekam

MedisNo. Kasus

Hari rawat

ke-Jenis Obat

Dosis

PemberianGDS (mg/dL)

Rata-rata

GDS (mg/dL)

Ketepatan Pemilihan

Obat → Tepat (jika rata-

rata GDS <180 mg/dL)

=1, Tidak (jika rata-rata

GDS >180 mg/dL)=0

Dosis Standar

Ketepatan

Dosis Tepat=1,

Tidak=0

Terjadi Perbaikan

Kondisi (Target GDS

100-180 mg/dL)

Terjadi=1, Tidak=0

Proporsi perbaikan

kondisi pasien (ᴂ)

Efektif Ya

(jika ᴂ >0,5) =

1, Tidak (jika

ᴂ <0,5) = 0

142 1 Novomix 0-4-4 272 272 0 dosis individual (-) 0

143 2 Novomix 4-4-4 179, 181 180 1 dosis individual (-) 1

144 3 Novomix 4-4-4 144 144 1 dosis individual (-) 1

145 4 Novomix 4-4-4 (-) dosis individual (-) (-)

146 5 Novomix 4-4-4 141 141 1 dosis individual (-) 1

147 6 Novomix 4-4-4 159, 213, 176 182,6 0 dosis individual (-) 0

148 7 Novomix 4-4-4 150, 171 160,5 1 dosis individual (-) 1

149 8 Novomix 4-4-4 156, 180 168 1 dosis individual (-) 1

150 9 Novomix 4-4-4 169 169 1 dosis individual (-) 1

151 10 Novomix 4-4-4 161 161 1 dosis individual (-) 1

152 11 Novomix 8-8-8 180, 260,192 210,6 0 dosis individual (-) 0

153 12 Novomix 8-8-8 143, 150 146,5 1 dosis individual (-) 1

154 13 Novomix 8-8-8 112, 153, 129 131,3 1 dosis individual (-) 1

155 14 Novomix 8-8-8 135, 128, 117 126,6 1 dosis individual (-) 1

156 15 Novomix 8-8-8 132 132 1 dosis individual (-) 1

157 16 Novomix 8-8-8 99 99 1 dosis individual (-) 1

158 17 Novomix 4-4-4 78 78 1 dosis individual (-) 1

159 18 Novomix 4-4-4 101 101 1 dosis individual (-) 1

160 19 Novomix 4-4-4 90 90 1 dosis individual (-) 1

161 20 Novomix 4-4-4 84 84 1 dosis individual (-) 1

Q (NRL) 56 32 XX

16/20 = 0,8 Y

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 104: EVALUASI PENGGUNAAN OBAT HIPOGLIKEMIA PADA … · evaluasi penggunaan obat hipoglikemia pada pasien di instalasi rawat inap bangsal bakung rsud panembahan senopati bantul periode

84

Lampiran 2. Data Evaluasi Keamanan Penggunaan Obat Berupa Interaksi Obat

PasienNo.

Kasus

Hari rawat

ke-Interaksi Obat Mekanisme Efek

Sifat

Interaksi

1 1 Met + Novomix sinergisme farmakodinamik meningkatkan efek satu sama lain signifikan

2 2 Met + Novomix sinergisme farmakodinamik meningkatkan efek satu sama lain signifikan

3 3 Met + Novomix sinergisme farmakodinamik meningkatkan efek satu sama lain signifikan

4 4 Met + Novomix sinergisme farmakodinamik meningkatkan efek satu sama lain signifikan

5 5 Met + Novomix sinergisme farmakodinamik meningkatkan efek satu sama lain signifikan

6 6 Met + Novomix sinergisme farmakodinamik meningkatkan efek satu sama lain signifikan

7 7 Met + Novomix sinergisme farmakodinamik meningkatkan efek satu sama lain signifikan

8 8 Met + Novomix sinergisme farmakodinamik meningkatkan efek satu sama lain signifikan

9 9 tidak ada interaksi

10 10 tidak ada interaksi

11 1 tidak ada interaksi

Met + Ranitidin ranitidin menurunkan klirens ginjal

metformin

meningkatkan efek metformin signifikan

Met + Novomix sinergisme farmakodinamik meningkatkan efek satu sama lain signifikan

Met + Ranitidin ranitidin menurunkan klirens ginjal

metformin

meningkatkan efek metformin signifikan

Met + Novomix sinergisme farmakodinamik meningkatkan efek satu sama lain signifikan

Met + Ranitidin ranitidin menurunkan klirens ginjal

metformin

meningkatkan efek metformin signifikan

Met + Novomix sinergisme farmakodinamik meningkatkan efek satu sama lain signifikan

15 1 tidak ada interaksi

16 2 tidak ada interaksi

17 3 tidak ada interaksi

18 4 tidak ada interaksi

meningkatkan toksisitas serius

meningkatkan antikoagulasi signifikan

meningkatkan serum kalium signifikan

kompetisi obat anionik pada kliren

tubular ginjal

meningkatkan efek ketorolac minor

na diklo + metroni mempengaruhi enzim metabolisme

hati CYP2C9/10

meningkatkan efek na-diklo minor

meningkatkan toksisitas serius

meningkatkan antikoagulasi signifikan

meningkatkan serum kalium signifikan

kompetisi obat anionik pada kliren

tubular ginjal

meningkatkan efek ketorolac minor

na diklo + metroni mempengaruhi enzim metabolisme

hati CYP2C9/10

meningkatkan efek na-diklo minor

meningkatkan toksisitas serius

meningkatkan antikoagulasi signifikan

meningkatkan serum kalium signifikan

kompetisi obat anionik pada kliren

tubular ginjal

meningkatkan efek ketorolac minor

na diklo + metroni mempengaruhi enzim metabolisme

hati CYP2C9/10

meningkatkan efek na-diklo minor

22 8na diklo + metroni mempengaruhi enzim metabolisme

hati CYP2C9/10

meningkatkan efek na-diklo minor

23 9 tidak ada interaksi

24 10 tidak ada interaksi

25 11 tidak ada interaksi

26 12 tidak ada interaksi

27 13 tidak ada interaksi

28 14

Meloxi + ciprof tidak diketahui meningkatkan risiko stimulasi CNS

dan kejang dengan fluoroquinolon

dosis tinggi

signifikan

29 15

Meloxi + ciprof tidak diketahui meningkatkan risiko stimulasi CNS

dan kejang dengan fluoroquinolon

dosis tinggi

signifikan

sinergisme farmakodinamikna diklo + ketorolac

21 7

na diklo + ketorolac sinergisme farmakodinamik

C (GRN)

sinergisme farmakodinamikNa diklo + ketorolac

19 5

A (SWD)

B (SMJ)

12 2

13 3

14 4

20 6

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 105: EVALUASI PENGGUNAAN OBAT HIPOGLIKEMIA PADA … · evaluasi penggunaan obat hipoglikemia pada pasien di instalasi rawat inap bangsal bakung rsud panembahan senopati bantul periode

85

PasienNo.

Kasus

Hari rawat

ke-Interaksi Obat Mekanisme Efek

Sifat

Interaksi

30 1 cipro + insulin aspart sinergisme farmakodinamik meningktkan efek insulin aspart signifikan

31 2 cipro + insulin aspart sinergisme farmakodinamik meningktkan efek insulin aspart signifikan

32 3 cipro + insulin aspart sinergisme farmakodinamik meningktkan efek insulin aspart signifikan

33 4 cipro + insulin aspart sinergisme farmakodinamik meningktkan efek insulin aspart signifikan

cipro + insulin aspart sinergisme farmakodinamik meningktkan efek insulin aspart signifikan

cipro + piogli sinergisme farmakodinamik meningkatkan efek pioglitazone signifikan

pio + detemir sinergisme farmakodinamik meningkatan efek satu sama lain signifikan

pio + aspart sinergisme farmakodinamik meningkatan efek satu sama lain signifikan

cipro + aspart sinergisme farmakodinamik meningktkan efek insulin aspart signifikan

cipro + piogli sinergisme farmakodinamik meningkatkan efek pioglitazone signifikan

cipro + met sinergisme farmakodinamik meningkatkan efek metformin signifikan

pio + detemir sinergisme farmakodinamik meningkatan efek satu sama lain signifikan

pio + aspart sinergisme farmakodinamik meningkatan efek satu sama lain signifikan

met + aspart sinergisme farmakodinamik meningkatan efek satu sama lain signifikan

met + detemir sinergisme farmakodinamik meningkatan efek satu sama lain signifikan

cipro + aspart sinergisme farmakodinamik meningktkan efek insulin aspart signifikan

cipro + piogli sinergisme farmakodinamik meningkatkan efek pioglitazone signifikan

cipro + met sinergisme farmakodinamik meningkatkan efek metformin signifikan

pio + detemir sinergisme farmakodinamik meningkatan efek satu sama lain signifikan

pio + aspart sinergisme farmakodinamik meningkatan efek satu sama lain signifikan

met + aspart sinergisme farmakodinamik meningkatan efek satu sama lain signifikan

met + detemir sinergisme farmakodinamik meningkatan efek satu sama lain signifikan

cipro + aspart sinergisme farmakodinamik meningktkan efek insulin aspart signifikan

cipro + piogli sinergisme farmakodinamik meningkatkan efek pioglitazone signifikan

cipro + met sinergisme farmakodinamik meningkatkan efek metformin signifikan

pio + detemir sinergisme farmakodinamik meningkatan efek satu sama lain signifikan

pio + aspart sinergisme farmakodinamik meningkatan efek satu sama lain signifikan

met + aspart sinergisme farmakodinamik meningkatan efek satu sama lain signifikan

met + detemir sinergisme farmakodinamik meningkatan efek satu sama lain signifikan

cipro + aspart sinergisme farmakodinamik meningktkan efek insulin aspart signifikan

cipro + piogli sinergisme farmakodinamik meningkatkan efek pioglitazone signifikan

cipro + met sinergisme farmakodinamik meningkatkan efek metformin signifikan

pio + detemir sinergisme farmakodinamik meningkatan efek satu sama lain signifikan

pio + aspart sinergisme farmakodinamik meningkatan efek satu sama lain signifikan

met + aspart sinergisme farmakodinamik meningkatan efek satu sama lain signifikan

met + detemir sinergisme farmakodinamik meningkatan efek satu sama lain signifikan

cipro + aspart sinergisme farmakodinamik meningktkan efek insulin aspart signifikan

cipro + piogli sinergisme farmakodinamik meningkatkan efek pioglitazone signifikan

cipro + met sinergisme farmakodinamik meningkatkan efek metformin signifikan

pio + detemir sinergisme farmakodinamik meningkatan efek satu sama lain signifikan

pio + aspart sinergisme farmakodinamik meningkatan efek satu sama lain signifikan

met + aspart sinergisme farmakodinamik meningkatan efek satu sama lain signifikan

met + detemir sinergisme farmakodinamik meningkatan efek satu sama lain signifikan

cipro + aspart sinergisme farmakodinamik meningktkan efek insulin aspart signifikan

cipro + piogli sinergisme farmakodinamik meningkatkan efek pioglitazone signifikan

cipro + met sinergisme farmakodinamik meningkatkan efek metformin signifikan

pio + detemir sinergisme farmakodinamik meningkatan efek satu sama lain signifikan

pio + aspart sinergisme farmakodinamik meningkatan efek satu sama lain signifikan

met + aspart sinergisme farmakodinamik meningkatan efek satu sama lain signifikan

met + detemir sinergisme farmakodinamik meningkatan efek satu sama lain signifikan

41 12 met + aspart sinergisme farmakodinamik meningkatan efek satu sama lain signifikan

42 1 tidak ada interaksi

43 2 tidak ada interaksi

44 3 tidak ada interaksi

45 4 tidak ada interaksi

46 5Metro + Cilos

mempengaruhi metabolisme enzim

CYP3A4 di hati/intestinal meningkatkan efek cilostazol signifikan

47 6Metro + Cilos

mempengaruhi metabolisme enzim

CYP3A4 di hati/intestinal meningkatkan efek cilostazol signifikan

48 7Metro + Cilos

mempengaruhi metabolisme enzim

CYP3A4 di hati/intestinal meningkatkan efek cilostazol signifikan

49 8Metro + Cilos

mempengaruhi metabolisme enzim

CYP3A4 di hati/intestinal meningkatkan efek cilostazol signifikan

50 9 tidak ada interaksi

51 10 tidak ada interaksi

52 11 tidak ada interaksi

53 12 tidak ada interaksi

54 13 tidak ada interaksi

55 14 tidak ada interaksi

56 15 tidak ada interaksi

57 16 tidak ada interaksi

58 17 tidak ada interaksi

59 18 tidak ada interaksi

40 11

E (SKT)

37 8

38 9

39 10

D (SNY)

34 5

35 6

36 7

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 106: EVALUASI PENGGUNAAN OBAT HIPOGLIKEMIA PADA … · evaluasi penggunaan obat hipoglikemia pada pasien di instalasi rawat inap bangsal bakung rsud panembahan senopati bantul periode

86

PasienNo.

Kasus

Hari rawat

ke-Interaksi Obat Mekanisme Efek

Sifat

Interaksi

60 1

Simvas + Gemfi Sinergisme famakodinamik

dapat menyebabkan

rabdomyolisis/miopati serta

meningkatkan risiko kerusakan hati Minor

Simvas + Gemfi Sinergisme famakodinamik

dapat menyebabkan

rabdomyolisis/miopati serta

meningkatkan risiko kerusakan hati Minor

Gemfi + Glimepirid Kompetisi ikatan protein plasma

gemfibrozil dapat meningkatkan

efek glimepirid signifikan

Simvas + Gemfi Sinergisme famakodinamik

dapat menyebabkan

rabdomyolisis/miopati serta

meningkatkan risiko kerusakan hati Minor

Gemfi + Glimepirid Kompetisi ikatan protein plasma

gemfibrozil dapat meningkatkan

efek glimepirid signifikan

Simvas + Gemfi Sinergisme famakodinamik

dapat menyebabkan

rabdomyolisis/miopati serta

meningkatkan risiko kerusakan hati Minor

Gemfi + Glimepirid Kompetisi ikatan protein plasma

gemfibrozil dapat meningkatkan

efek glimepirid signifikan

Simvas + Gemfi Sinergisme famakodinamik

dapat menyebabkan

rabdomyolisis/miopati serta

meningkatkan risiko kerusakan hati Minor

Gemfi + Glimepirid Kompetisi ikatan protein plasma

gemfibrozil dapat meningkatkan

efek glimepirid signifikan

65 1 tidak ada interaksi

66 2 tidak ada interaksi

67 3 tidak ada interaksi

68 4 tidak ada interaksi

69 5aspi + glime kompetisi ikatan protein plasma

aspirin dapat meningkatkan efek

glimepirid minor

70 6aspi + glime kompetisi ikatan protein plasma

aspirin dapat meningkatkan efek

glimepirid minor

71 7aspi + glime kompetisi ikatan protein plasma

aspirin dapat meningkatkan efek

glimepirid minor

72 8aspi + glime kompetisi ikatan protein plasma

aspirin dapat meningkatkan efek

glimepirid minor

73 9aspi + glime kompetisi ikatan protein plasma

aspirin dapat meningkatkan efek

glimepirid minor

74 1Fenitoin + atorvas

mempengaruhi metabolisme enzim

CYP3A4 di hati/intestinal menurunkan efek atorvastatin signifikan

75 2Fenitoin + atorvas

mempengaruhi metabolisme enzim

CYP3A4 di hati/intestinal menurunkan efek atorvastatin signifikan

Fenitoin + atorvas

mempengaruhi metabolisme enzim

CYP3A4 di hati/intestinal menurunkan efek atorvastatin signifikan

Met + aspart sinergisme farmakodinamik meningkatkan efek satu sama lain signifikan

Fenitoin + atorvas

mempengaruhi metabolisme enzim

CYP3A4 di hati/intestinal menurunkan efek atorvastatin signifikan

Met + aspart sinergisme farmakodinamik meningkatkan efek satu sama lain signifikan

Fenitoin + atorvas

mempengaruhi metabolisme enzim

CYP3A4 di hati/intestinal menurunkan efek atorvastatin signifikan

Met + aspart sinergisme farmakodinamik meningkatkan efek satu sama lain signifikan

Fenitoin + atorvas

mempengaruhi metabolisme enzim

CYP3A4 di hati/intestinal menurunkan efek atorvastatin signifikan

Met + aspart sinergisme farmakodinamik meningkatkan efek satu sama lain signifikan

Fenitoin + atorvas

mempengaruhi metabolisme enzim

CYP3A4 di hati/intestinal menurunkan efek atorvastatin signifikan

Met + aspart sinergisme farmakodinamik meningkatkan efek satu sama lain signifikan

Feni + lanso

mempengaruhi metabolisme enzim

CYP3A4 dan CYP2C19 di

hati/intestinal

fenitoin menurunkan efek

lansoprazole serius

Fenitoin + atorvas

mempengaruhi metabolisme enzim

CYP3A4 di hati/intestinal menurunkan efek atorvastatin signifikan

Met + aspart sinergisme farmakodinamik meningkatkan efek satu sama lain signifikan

Feni + lanso

mempengaruhi metabolisme enzim

CYP3A4 dan CYP2C19 di

hati/intestinal

fenitoin menurunkan efek

lansoprazole serius

Met + aspart sinergisme farmakodinamik meningkatkan efek satu sama lain signifikan

Feni + lanso

mempengaruhi metabolisme enzim

CYP3A4 dan CYP2C19 di

hati/intestinal

fenitoin menurunkan efek

lansoprazole serius

82 9

79 6

80 7

81 8

64 5

G (PNJ)

H (SGN)

76 3

77 4

78 5

F (WDY)

61 2

62 3

63 4

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 107: EVALUASI PENGGUNAAN OBAT HIPOGLIKEMIA PADA … · evaluasi penggunaan obat hipoglikemia pada pasien di instalasi rawat inap bangsal bakung rsud panembahan senopati bantul periode

87

PasienNo.

Kasus

Hari rawat

ke-Interaksi Obat Mekanisme Efek

Sifat

Interaksi

83 1Gemfi + aspart mekanisme interaksi tidak spesifik meningkatkan efek insulin aspart signifikan

84 2Gemfi + aspart mekanisme interaksi tidak spesifik meningkatkan efek insulin aspart signifikan

85 3Gemfi + aspart mekanisme interaksi tidak spesifik meningkatkan efek insulin aspart signifikan

86 4Gemfi + aspart mekanisme interaksi tidak spesifik meningkatkan efek insulin aspart signifikan

87 5Gemfi + aspart mekanisme interaksi tidak spesifik meningkatkan efek insulin aspart signifikan

88 6Gemfi + aspart mekanisme interaksi tidak spesifik meningkatkan efek insulin aspart signifikan

89 7Gemfi + aspart mekanisme interaksi tidak spesifik meningkatkan efek insulin aspart signifikan

90 1 tidak ada interaksi obat

91 2 tidak ada interaksi obat

92 3 tidak ada interaksi obat

93 4 tidak ada interaksi obat

94 5 tidak ada interaksi obat

95 6 tidak ada interaksi obat

Rani + Met menurunkan klirens ginjal meningkatkan efek metformin signifikan

Met + aspart sinergisme farmakodinamik meningkatkan efek satu sama lain signifikan

Rani + Met menurunkan klirens ginjal meningkatkan efek metformin signifikan

Met + aspart sinergisme farmakodinamik meningkatkan efek satu sama lain signifikan

Rani + Met menurunkan klirens ginjal meningkatkan efek metformin signifikan

Met + aspart sinergisme farmakodinamik meningkatkan efek satu sama lain signifikan

Rani + Met menurunkan klirens ginjal meningkatkan efek metformin signifikan

Met + aspart sinergisme farmakodinamik meningkatkan efek satu sama lain signifikan

Rani + Met menurunkan klirens ginjal meningkatkan efek metformin signifikan

Met + aspart sinergisme farmakodinamik meningkatkan efek satu sama lain signifikan

Rani + Met menurunkan klirens ginjal meningkatkan efek metformin signifikan

Met + aspart sinergisme farmakodinamik meningkatkan efek satu sama lain signifikan

Rani + Met menurunkan klirens ginjal meningkatkan efek metformin signifikan

Met + aspart sinergisme farmakodinamik meningkatkan efek satu sama lain signifikan

Rani + Met menurunkan klirens ginjal meningkatkan efek metformin signifikan

Met + aspart sinergisme farmakodinamik meningkatkan efek satu sama lain signifikan

Rani + Met menurunkan klirens ginjal meningkatkan efek metformin signifikan

Met + aspart sinergisme farmakodinamik meningkatkan efek satu sama lain signifikan

Rani + Met menurunkan klirens ginjal meningkatkan efek metformin signifikan

Met + aspart sinergisme farmakodinamik meningkatkan efek satu sama lain signifikan

Rani + Met menurunkan klirens ginjal meningkatkan efek metformin signifikan

Met + aspart sinergisme farmakodinamik meningkatkan efek satu sama lain signifikan

Rani + Met menurunkan klirens ginjal meningkatkan efek metformin signifikan

Met + aspart sinergisme farmakodinamik meningkatkan efek satu sama lain signifikan

Rani + Met menurunkan klirens ginjal meningkatkan efek metformin signifikan

Met + aspart sinergisme farmakodinamik meningkatkan efek satu sama lain signifikan

Rani + Met menurunkan klirens ginjal meningkatkan efek metformin signifikan

Met + aspart sinergisme farmakodinamik meningkatkan efek satu sama lain signifikan

110 1 tidak ada interaksi

111 2 tidak ada interaksi

112 3 tidak ada interaksi

113 4 tidak ada interaksi

114 5 tidak ada interaksi

115 6 tidak ada interaksi

116 7 Met + Novomix sinergisme farmakodinamik meningkatkan efek satu sama lain signifikan

108 19

109 20

K (JMY)

105 16

106 17

107 18

102 13

103 14

104 15

99 10

100 11

101 12

I (NJN)

J (WRT)

96 7

97 8

98 9

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 108: EVALUASI PENGGUNAAN OBAT HIPOGLIKEMIA PADA … · evaluasi penggunaan obat hipoglikemia pada pasien di instalasi rawat inap bangsal bakung rsud panembahan senopati bantul periode

88

Keterangan:

Met : Metformin

Na diklo : Natrium diklofenak

PasienNo.

Kasus

Hari rawat

ke-Interaksi Obat Mekanisme Efek

Sifat

Interaksi

117 1 tidak ada interaksi

118 2 Ome + alpra menurunkan metabolisme meningkatkan efek alprazolam minor

119 3 Ome + alpra menurunkan metabolisme meningkatkan efek alprazolam minor

120 4 Ome + alpra menurunkan metabolisme meningkatkan efek alprazolam minor

121 5 tidak ada interaksi

122 8 tidak ada interaksi

123 9 tidak ada interaksi

124 1 tidak ada interaksi

125 2 tidak ada interaksi

126 3 Rani + met menurunkan klirens ginjal meningkatkan efek metformin signifikan

127 4 Rani + met menurunkan klirens ginjal meningkatkan efek metformin signifikan

128 5 Rani + met menurunkan klirens ginjal meningkatkan efek metformin signifikan

129 1 tidak ada interaksi

130 2 tidak ada interaksi

131 3 tidak ada interaksi

132 4 tidak ada interaksi

133 5 tidak ada interaksi

134 1 tidak ada interaksi

135 2sucra + lanso menghambat (inhibisi) absorpsi GI

sukralfat menurunkan efek

lansoprazole minor

136 3sucra + lanso menghambat (inhibisi) absorpsi GI

sukralfat menurunkan efek

lansoprazole minor

137 4 tidak ada interaksi

138 5 tidak ada interaksi

139 6 tidak ada interaksi

140 7 tidak ada interaksi

141 8 tidak ada interaksi

142 1 tidak ada interaksi

143 2 tidak ada interaksi

144 3 tidak ada interaksi

145 4 tidak ada interaksi

146 5 tidak ada interaksi

147 6 rani + cefu meningkatkan pH lambung menurunkan efek cefuroxime signifikan

148 7 rani + cefu meningkatkan pH lambung menurunkan efek cefuroxime signifikan

149 8 rani + cefu meningkatkan pH lambung menurunkan efek cefuroxime signifikan

150 9 rani + cefu meningkatkan pH lambung menurunkan efek cefuroxime signifikan

151 10 rani + cefu meningkatkan pH lambung menurunkan efek cefuroxime signifikan

rani + cefu meningkatkan pH lambung menurunkan efek cefuroxime signifikan

metoclo + fosfo menghambat (inhibisi) absorpsi GI menurunkan level fosfomycin minor

rani + cefu meningkatkan pH lambung menurunkan efek cefuroxime signifikan

metoclo + fosfo menghambat (inhibisi) absorpsi GI menurunkan level fosfomycin minor

rani + cefu meningkatkan pH lambung menurunkan efek cefuroxime signifikan

metoclo + fosfo menghambat (inhibisi) absorpsi GI menurunkan level fosfomycin minor

rani + cefu meningkatkan pH lambung menurunkan efek cefuroxime signifikan

metoclo + fosfo menghambat (inhibisi) absorpsi GI menurunkan level fosfomycin minor

rani + cefu meningkatkan pH lambung menurunkan efek cefuroxime signifikan

metoclo + fosfo menghambat (inhibisi) absorpsi GI menurunkan level fosfomycin minor

rani + cefu meningkatkan pH lambung menurunkan efek cefuroxime signifikan

metoclo + fosfo menghambat (inhibisi) absorpsi GI menurunkan level fosfomycin minor

rani + cefu meningkatkan pH lambung menurunkan efek cefuroxime signifikan

metoclo + fosfo menghambat (inhibisi) absorpsi GI menurunkan level fosfomycin minor

159 18metoclo + fosfo menghambat (inhibisi) absorpsi GI menurunkan level fosfomycin minor

160 19metoclo + fosfo menghambat (inhibisi) absorpsi GI menurunkan level fosfomycin minor

161 20metoclo + fosfo menghambat (inhibisi) absorpsi GI menurunkan level fosfomycin minor

15

157 16

158 17

11

153 12

154 13

155 14

M (KSM)

N (SFH)

O (ASM)

P (PRP)

Q (NRL)

152

156

L (NMH)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 109: EVALUASI PENGGUNAAN OBAT HIPOGLIKEMIA PADA … · evaluasi penggunaan obat hipoglikemia pada pasien di instalasi rawat inap bangsal bakung rsud panembahan senopati bantul periode

89

Metroni, metro: Metronidazole

Meloxi : Meloxicam

Cipro, ciprof : Ciprofloxacin

Pio, piogli : Pioglitazon

Aspart : Insulin aspart

Detemir : Insulin detemir

Cilos : Cilostazol

Simvas : Simvastatin

Gemfi : Gemfibrozil

Glime : Glimepirid

Aspi : Aspirin

Atorvas : Atorvastatin

Feni : Fenitoin

Lanso : Lansoprazole

Rani : Ranitidin

Ome : Omeprazole

Alpra : Alprazolam

Sucra : Sucralfat

Cefu : Cefuroxime

Metoclo : Metoclopramid

Fosfo : Fosfomycin

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 110: EVALUASI PENGGUNAAN OBAT HIPOGLIKEMIA PADA … · evaluasi penggunaan obat hipoglikemia pada pasien di instalasi rawat inap bangsal bakung rsud panembahan senopati bantul periode

90

Lampiran 3. Formulir Blangko Pengambilan Data

Nama No. RM JK Umur BB

Hasil Nilai

NormalSatuan .../8 .../8 .../8 .../8 .../8 .../8 .../8 Hasil Nilai Normal Satuan .../8 .../8 .../8 .../8 .../8 .../8 .../8

Hb 14.0-18.0 g/dl SGOT < 37 U/L

Lekosit 4.00-11.00 10^3/uL SGPT < 41 U/L

Eritrosit 4.50-5.50 10^6/uL

Trombosit 150-450 10^3/uL Ureum 17-43 mg/dl

Hematokrit 42.0-52.0 vol% Kreatinin 0.90-1.30 mg/dl

Eosinofil 2.0-4.0 % Glukosa Sewaktu 80-200 mg/dl

Basofil 0-1 %Batang 2.0-5.0 % Natrium 137.0-145.0 mmol/l

Segmen 51-67 % Kalium 3.50-5.10 mmol/lLimfosit 20-35 % Klorida 98.0-107.0 mmol/lMonosit 4.0-8.0 %

Nama Obat Kekuatan Dosis .../8 .../8 .../8 .../8 .../8 .../8 .../8

Hasil

Nilai

normal Satuan .../8 .../8 .../8 .../8 .../8 .../8 .../8

Penilaian dan Rekomendasi

HITUNG JENIS

Tgl Masuk Tgl Pulang Status Pulang

Obat yang dibawa pulang

TanggalPengobatan

Hasil Laboratorium Tanggal

FUNGSI GINJAL

DIABETES

ELEKTROLIT

FUNGSI HATI

Tanggal

Tanggal

Hasil Laboratorium

Anamnese

Diagnosa Masuk Diagnosa Diagnosa Keluar

Suhu

TD

Nadi

RR

Tanda Vital

HEMATOLOGI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 111: EVALUASI PENGGUNAAN OBAT HIPOGLIKEMIA PADA … · evaluasi penggunaan obat hipoglikemia pada pasien di instalasi rawat inap bangsal bakung rsud panembahan senopati bantul periode

91

Lampiran 4. Surat Perijinan RSUD Panembahan Senopati Bantul

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 112: EVALUASI PENGGUNAAN OBAT HIPOGLIKEMIA PADA … · evaluasi penggunaan obat hipoglikemia pada pasien di instalasi rawat inap bangsal bakung rsud panembahan senopati bantul periode

92

Lampiran 5. Surat Perijinan BAPPEDA Daerah Istimewa Yogyakarta

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 113: EVALUASI PENGGUNAAN OBAT HIPOGLIKEMIA PADA … · evaluasi penggunaan obat hipoglikemia pada pasien di instalasi rawat inap bangsal bakung rsud panembahan senopati bantul periode

93

Lampiran 6. Surat Perijinan Sekretariat Daerah Istimewa Yogyakarta

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 114: EVALUASI PENGGUNAAN OBAT HIPOGLIKEMIA PADA … · evaluasi penggunaan obat hipoglikemia pada pasien di instalasi rawat inap bangsal bakung rsud panembahan senopati bantul periode

94

BIOGRAFI PENULIS

Penulis skripsi berjudul “Evaluasi Penggunaan Obat

Hipoglikemia Pada Pasien Di Instalasi Rawat Inap

Bangsal Bakung RSUD Panembahan Senopati Periode

Agustus 2015” ini memiliki nama lengkap Megarista

Afriana Putri. Penulis dilahirkan di Surakarta pada

tanggal 19 Juni 1994 dari pasangan Gono Tri Seno

Putro dan Ari Kristini sebagai putri pertama dari tiga

bersaudara. Penulis telah menempuh pendidikan formal pada tahun 1998-1999 di

TK Kristen Asih Telukan Sukoharjo, tahun 1999-2000 di TK Kristen V Pajang

Surakarta, tahun 2000-2006 di SD Negeri Mangkubumen Kidul No. 16 Surakarta,

tahun 2006-2009 di SMP Negeri 1 Surakarta, tahun 2009-2012 di SMA Negeri 3

Surakarta. Pada tahun 2012 penulis melanjutkan pendidikan di Fakultas Farmasi

Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Selama menjadi mahasiswa, penulis aktif

dalam kegiatan kemahasiswaan antara lain tergabung dalam organisasi DPMF

tahun 2012-2013, panitia Pemilihan Gubernur BEMF dan Ketua DPMF tahun

2014, panitia Kegiatan Kampanye Informasi Obat (KIO) tahun 2014, panitia

Pharmacy Competition tahun 2013 dan ketua kelompok Program Kreativitas

Mahasiswa (PKM) 2014.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI