102
ii EVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIK PADA PASIEN KANKER LEHER RAHIM YANG MENJALANI KEMOTERAPI DI RSUP DR. SARDJITO YOGYAKARTA PERIODE AGUSTUS 2004–AGUSTUS 2008 SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm.) Program Studi Ilmu Farmasi Oleh: Ika Marlinah NIM : 058114129 FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2009

EVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIK PADA PASIEN … file“EVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIK PADA PASIEN KANKER LEHER RAHIM YANG MENJALANI KEMOTERAPI DI RSUP DR. SARDJITO YOGYAKARTA PERIODE

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: EVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIK PADA PASIEN … file“EVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIK PADA PASIEN KANKER LEHER RAHIM YANG MENJALANI KEMOTERAPI DI RSUP DR. SARDJITO YOGYAKARTA PERIODE

ii

EVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIK PADA PASIEN KANKER

LEHER RAHIM YANG MENJALANI KEMOTERAPI

DI RSUP DR. SARDJITO YOGYAKARTA

PERIODE AGUSTUS 2004–AGUSTUS 2008

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm.)

Program Studi Ilmu Farmasi

Oleh:

Ika Marlinah

NIM : 058114129

FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2009

Page 2: EVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIK PADA PASIEN … file“EVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIK PADA PASIEN KANKER LEHER RAHIM YANG MENJALANI KEMOTERAPI DI RSUP DR. SARDJITO YOGYAKARTA PERIODE

iii

Page 3: EVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIK PADA PASIEN … file“EVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIK PADA PASIEN KANKER LEHER RAHIM YANG MENJALANI KEMOTERAPI DI RSUP DR. SARDJITO YOGYAKARTA PERIODE

iv

Page 4: EVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIK PADA PASIEN … file“EVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIK PADA PASIEN KANKER LEHER RAHIM YANG MENJALANI KEMOTERAPI DI RSUP DR. SARDJITO YOGYAKARTA PERIODE

tetap i orangtetap i orangtetap i orangtetap i orang ----ororororaaaang yang m enanting yang m enanting yang m enanting yang m enanti

v

Halaman Persembahan

D ia m em beri kekuatan kepada yang lelahD ia m em beri kekuatan kepada yang lelahD ia m em beri kekuatan kepada yang lelahD ia m em beri kekuatan kepada yang lelahdan m enam bah sem angat bagi yang tiada berdayadan m enam bah sem angat bagi yang tiada berdayadan m enam bah sem angat bagi yang tiada berdayadan m enam bah sem angat bagi yang tiada berdaya

O rangO rangO rangO rang----orang m uda m en jad i lelah dan orang m uda m en jad i lelah dan orang m uda m en jad i lelah dan orang m uda m en jad i lelah dan dan terunadan terunadan terunadan teruna ----teruna jatuh tersandung,teruna jatuh tersandung,teruna jatuh tersandung,teruna jatuh tersandung,

ng yang m enanting yang m enanting yang m enanting yang m enanti----nantikan Tuhan m endapat kekuatan nantikan Tuhan m endapat kekuatan nantikan Tuhan m endapat kekuatan nantikan Tuhan m endapat kekuatan

m ereka seum pam a rajaw ali yang naik terbangm ereka seum pam a rajaw ali yang naik terbangm ereka seum pam a rajaw ali yang naik terbangm ereka seum pam a rajaw ali yang naik terbangdengan kekuatan sayapnya;dengan kekuatan sayapnya;dengan kekuatan sayapnya;dengan kekuatan sayapnya;

m ereka berlari dan tidak m en jadi lesu,m ereka berlari dan tidak m en jadi lesu,m ereka berlari dan tidak m en jadi lesu,m ereka berlari dan tidak m en jadi lesu,m ereka berjalan dan tidak m enjad i lem ereka berjalan dan tidak m enjad i lem ereka berjalan dan tidak m enjad i lem ereka berjalan dan tidak m enjad i le

Y esaya 40 : 29Y esaya 40 : 29Y esaya 40 : 29Y esaya 40 : 29

K upersem bahkan karyaku ini untuk :K upersem bahkan karyaku ini untuk :K upersem bahkan karyaku ini untuk :K upersem bahkan karyaku ini untuk :

Y esusY esusY esusY esus dddd an B unda M aria, sosok terbaikkuan B unda M aria, sosok terbaikkuan B unda M aria, sosok terbaikkuan B unda M aria, sosok terbaikku

Sr. M R uth, F SG M ,Sr. M R uth, F SG M ,Sr. M R uth, F SG M ,Sr. M R uth, F SG M ,

K eluarga B esar P A . V incentius,K eluarga B esar P A . V incentius,K eluarga B esar P A . V incentius,K eluarga B esar P A . V incentius,

A yah BA yah BA yah BA yah B

K edua kakakku,K edua kakakku,K edua kakakku,K edua kakakku,

A lm am aterkuA lm am aterkuA lm am aterkuA lm am aterku

D ia m em beri kekuatan kepada yang lelahD ia m em beri kekuatan kepada yang lelahD ia m em beri kekuatan kepada yang lelahD ia m em beri kekuatan kepada yang lelah dan m enam bah sem angat bagi yang tiada berdayadan m enam bah sem angat bagi yang tiada berdayadan m enam bah sem angat bagi yang tiada berdayadan m enam bah sem angat bagi yang tiada berdaya

orang m uda m enjad i lelah dan orang m uda m enjad i lelah dan orang m uda m enjad i lelah dan orang m uda m enjad i lelah dan lesulesulesulesu teruna jatuh tersandung,teruna jatuh tersandung,teruna jatuh tersandung,teruna jatuh tersandung,

nantikan Tuhan m endapat kekuatan nantikan Tuhan m endapat kekuatan nantikan Tuhan m endapat kekuatan nantikan Tuhan m endapat kekuatan baru:baru:baru:baru:

m ereka seum pam a rajaw ali yang naik terbangm ereka seum pam a rajaw ali yang naik terbangm ereka seum pam a rajaw ali yang naik terbangm ereka seum pam a rajaw ali yang naik terbang dengan kekuatan sayapnya;dengan kekuatan sayapnya;dengan kekuatan sayapnya;dengan kekuatan sayapnya;

m ereka berlari dan tidak m enjad i lesu,m ereka berlari dan tidak m enjad i lesu,m ereka berlari dan tidak m enjad i lesu,m ereka berlari dan tidak m enjad i lesu, m ereka berjalan dan tidak m enjadi lem ereka berjalan dan tidak m enjadi lem ereka berjalan dan tidak m enjadi lem ereka berjalan dan tidak m enjadi le lah.lah.lah.lah.

Y esaya 40 : 29Y esaya 40 : 29Y esaya 40 : 29Y esaya 40 : 29 ----31313131

K upersem bahkan karyaku ini untuk :K upersem bahkan karyaku ini untuk :K upersem bahkan karyaku ini untuk :K upersem bahkan karyaku ini untuk :

an B unda M aria, sosok terbaikkuan B unda M aria, sosok terbaikkuan B unda M aria, sosok terbaikkuan B unda M aria, sosok terbaikku ,,,,

S r. M R uth , F SG M ,Sr. M R uth , F SG M ,Sr. M R uth , F SG M ,Sr. M R uth , F SG M ,

K eluarga B esar PA . V incentius,K eluarga B esar PA . V incentius,K eluarga B esar PA . V incentius,K eluarga B esar PA . V incentius,

A yah BA yah BA yah BA yah B undaku,undaku,undaku,undaku,

K edua kakakku,K edua kakakku,K edua kakakku,K edua kakakku,

A lm am aterkuA lm am aterkuA lm am aterkuA lm am aterku

Page 5: EVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIK PADA PASIEN … file“EVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIK PADA PASIEN KANKER LEHER RAHIM YANG MENJALANI KEMOTERAPI DI RSUP DR. SARDJITO YOGYAKARTA PERIODE

vi

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH

UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Nama Ika Marlinah

NIM 058114129

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan

Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul “

EVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIK PADA PASIEN KANKER

LEHER RAHIM YANG MENJALANI KEMOTERAPI

DI RSUP DR. SARDJITO YOGYAKARTA

PERIODE AGUSTUS 2004–AGUSTUS 2008

Beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian saya memberikan

kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menimpan,

mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan

data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di Internet atau

media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya

maupun memberikan royalty kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya

sebagai penulis.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya

Dibuat di Yogyakarta

Pada tanggal 12 Agustus 2009

Yang menyatakan

Ika Marlinah

Page 6: EVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIK PADA PASIEN … file“EVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIK PADA PASIEN KANKER LEHER RAHIM YANG MENJALANI KEMOTERAPI DI RSUP DR. SARDJITO YOGYAKARTA PERIODE

vii

PRAKATA

Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat, rahmat, dan

karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsinya yang berjudul

“EVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIK PADA PASIEN KANKER

LEHER RAHIM YANG MENJALANI KEMOTERAPI DI RSUP DR.

SARDJITO YOGYAKARTA PERIODE AGUSTUS 2004–AGUSTUS 2008”.

Skripsi ini disusun guna memenuhi syarat memperoleh gelar Sarjana Farmasi

(S.Farm) di Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah

memberikan motivasi, kritik dan saran sampai terselesaikannya skripsi ini,

terutama kepada:

1. Rita Suhadi, M.Si., Apt selaku Dekan Fakultas Farmasi Universitas Sanata

Dharma Yogyakarta.

2. dr. Fenty, M.Kes.,Sp.PK. selaku dosen pembimbing I dan Maria Wisnu

Donowati, M.Si, Apt. selaku dosen pembimbing II yang telah banyak

meluangkan waktu, tenaga, serta segala masukan dan saran dalam

penyusunan skripsi.

3. Yosef Wijoyo, M.Si., Apt. dan Ipang Djunarko, S.Si., Apt. selaku dosen

penguji atas segala arahan, kritik, saran, dan masukan, serta waktunya.

4. Para dosen di Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma yang telah

memberikan bekal kepada penulis untuk praktek kefarmasiannya kelak.

Page 7: EVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIK PADA PASIEN … file“EVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIK PADA PASIEN KANKER LEHER RAHIM YANG MENJALANI KEMOTERAPI DI RSUP DR. SARDJITO YOGYAKARTA PERIODE

viii

5. Staf administrasi dan rekam medis RSUP Dr. Sardjito (Bu Mami, Pak

Dirman, Bu Ndari) atas bantuan dan kerjasamanya selama penelitian.

6. Sr. M. Ruth, FSGM dan Keluarga Besar PA. St. Vincentius, terimakasih

untuk kebersamaan, cinta, motivasi, dan segala doanya. Saya sungguh sangat

terbantu dan menjadi semangat untuk dapat menyelesaikan skripsi dengan

baik.

7. Keluargaku, Bapak, Ibu (Alm.), Kak Fendi dan Kak Febri, terimakasih untuk

cinta, motivasi, dukungan dan kasih sayang yang telah diberikan.

8. Keluarga Besar Susteran Konggregasi FSGM, terimakasih untuk

kebersamaan yang menyenangkan dan semangat yang telah diberikan.

9. Sahabat-sahabatku Sephin, Sr. M. Bernadethin, Flora, Fani, Sulis, Heni, dan

teman-teman KKN, serta teman-teman FKK angkatan 2005. Terimakasih

untuk kebersamaan, motivasi dan doa selama penulis menyusun skripsi.

10. Teman-teman kostku, Avi, Shinta, Ika, Desy, Enggar, Tresa, dan Riska.

Terimakasih atas bantuan, dukungan, motivasi dan doanya.

Penulis menyadari bahwa banyak kekurangan dalam penulisan skripsi

ini, sehingga saran, masukan, serta kritik yang membangun sangat penulis

harapkan. Akhir kata, semoga skripsi ini bermanfaat dan membantu pembaca serta

bagi perkembangan ilmu pengetahuan.

Yogyakarta, 26 Juni 2009

Penulis

Ika Marlinah

Page 8: EVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIK PADA PASIEN … file“EVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIK PADA PASIEN KANKER LEHER RAHIM YANG MENJALANI KEMOTERAPI DI RSUP DR. SARDJITO YOGYAKARTA PERIODE

ix

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak

memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam

kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.

Yogyakarta, 26 Juni 2009

Penulis

Ika Marlinah

Page 9: EVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIK PADA PASIEN … file“EVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIK PADA PASIEN KANKER LEHER RAHIM YANG MENJALANI KEMOTERAPI DI RSUP DR. SARDJITO YOGYAKARTA PERIODE

x

INTISARI

Kanker leher rahim merupakan penyakit keganasan pada kaum wanita

terutama di negara yang sedang berkembang termasuk Indonesia. Kanker leher

rahim terjadi di servik uterus pada organ reproduksi wanita yang terletak antara

rahim (uterus) dengan liang senggama (vagina). Salah satu pengobatan kanker

leher rahim adalah kemoterapi. Efek samping kemoterapi salah satunya adalah

penurunan drastis jumlah sel darah yang dapat dengan mudah menyebabkan

terjadinya infeksi, sehingga dibutuhkan antibiotik untuk mengatasi infeksi yang

muncul setelah pasien di kemoterapi. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi

penggunaan antibiotik pada pasien kanker leher rahim yang menjalani kemoterapi

di RSUP Dr. Sardjito pada periode Agustus 2004–Agustus 2008.

Penelitian ini merupakan penelitian non eksperimental dengan rancangan

deskriptif evaluatif yang bersifat retrospektif. Instrumen penelitian yang

digunakan adalah data rekam medik pasien kanker leher rahim, kemudian data

diolah secara analisis deskriptif.

Jumlah pasien yang dianalisis sebanyak 27. Karakteristik pasien

terbanyak yaitu berumur 41-50 tahun (44%), dengan stadium terbanyak IIIb

(33%), yang menjalani kemoterapi sebesar 44%, dan dengan penurunan nilai Hb

sebesar 79%. Pada penelitian ini, digunakan 6 golongan antibiotik dengan

golongan terbesar penicillin (66,6%) dengan jenis antibiotik amoxicillin (62,9%).

Jenis Drug Therapy Problems yang terjadi yaitu terapi obat yang tidak diperlukan

sebanyak 7 kasus, dosis terlalu rendah terdapat 2 kasus, adverse drug reaction

terdapat 2 kasus, potensial adverse drug reaction sebanyak 6 kasus, obat yang

tidak efektif terdapat 2 kasus dan adanya indikasi yang tidak diberikan terapi tidak

dapat dievaluasi karena tidak terdapat pemeriksaan laboratorium penunjang.

Kata kunci : antibiotik, kanker leher rahim, kemoterapi, Drug Therapy Problems

Page 10: EVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIK PADA PASIEN … file“EVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIK PADA PASIEN KANKER LEHER RAHIM YANG MENJALANI KEMOTERAPI DI RSUP DR. SARDJITO YOGYAKARTA PERIODE

xi

ABSTRACT

Cervix cancer is a malignant disease on women specially in developing

countries like Indonesia. Cervix cancer occurs in uterus cervix on woman

reproduction organ that is located between uterus and vagina. One of medical

treatments on cervix cancer is chemotherapy. One of its side effects is a drastic

reduction of blood cell that may cause infection. Therefore, antibiotics are needed

to overcome the infections that appear after the patient conducted the

chemotherapy. This research aims to evaluate the using of antibiotics on the

chemotherapy patients of cervix cancer in RSUP Dr. Sardjito period

August 2004 – August 2008.

This study is a non-experimental research through descriptive and

evaluative designs with retrospective characteristic. The research device used is

the medical record data of cervix cancer patients. The data is subsequently

processed according to the descriptive analysis.

There were 27 patients analyzed. The characteristics of most patients were

41–50 years old (44%), the most stage of disease was IIIb (33%), who-were

treated by chemotherapy 44 % and with Hb percentage reduction 79%. This

research used 6 classes of antibiotics, in which the biggest class was penicillin

(66,6%) with amoxicillin antibiotic (62,9). The Drug Therapy Problems happened

were 7 cases of unnecessary medicinal therapy, 2 cases of exceedingly low of

dosage, 2 cases of adverse drug reaction, 6 cases of adverse drug reaction

potential, 2 cases of ineffective medicine and the indication of not giving the

therapy could not be evaluated since there was no supporting laboratory checking.

Key words: antibiotics, cervix cancer, chemotherapy, Drug Therapy Problems

Page 11: EVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIK PADA PASIEN … file“EVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIK PADA PASIEN KANKER LEHER RAHIM YANG MENJALANI KEMOTERAPI DI RSUP DR. SARDJITO YOGYAKARTA PERIODE

xii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ................................................................................... ii

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ......................................... iii

HALAMAN PENGESAHAN ..................................................................... iv

HALAMAN PERSEMBAHAN ................................................................. v

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI...................... vi

PRAKATA .................................................................................................. vii

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ..................................................... ix

INTISARI .................................................................................................... x

ABSTRACT .................................................................................................. xi

DAFTAR ISI ............................................................................................... xii

DAFTAR TABEL ....................................................................................... xv

DAFTAR GAMBAR .................................................................................. xviii

DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................... xix

BAB I PENGANTAR ............................................................................. 1

A. Latar Belakang ............................................................................. 1

1. Perumusan masalah .................................................................. 3

2. Keaslian penelitian ................................................................... 3

3. Manfaat penelitian .................................................................... 4

B. Tujuan Penelitian ......................................................................... 4

1. Tujuan umum ........................................................................... 4

Page 12: EVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIK PADA PASIEN … file“EVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIK PADA PASIEN KANKER LEHER RAHIM YANG MENJALANI KEMOTERAPI DI RSUP DR. SARDJITO YOGYAKARTA PERIODE

xiii

2. Tujuan khusus .......................................................................... 4

BAB II PENELAAHAN PUSTAKA ..................................................... 6

A. Kanker Leher Rahim .................................................................... 6

1. Definisi ..................................................................................... 6

2. Epidemiologi dan etiologi ........................................................ 8

3. Patogenesis ............................................................................... 9

4. Tanda dan gejala ...................................................................... 10

5. Diagnosis .................................................................................. 10

6. Prognosis .................................................................................. 11

7. Stadium .................................................................................... 12

B. Kemoterapi ................................................................................... 12

1. Prinsip dasar kemoterapi .......................................................... 12

2. Efek samping kemoterapi ......................................................... 15

3. Penatalaksanaan Terapi Neutropeni Febril pada Kanker……. 17

C. Pengobatan Suportif ..................................................................... 18

D. Infeksi ........................................................................................... 19

E. Antibiotik ..................................................................................... 21

F. Drug Therapy Problems ............................................................... 23

G. Keterangan Empiris ...................................................................... 24

BAB III METODE PENELITIAN ....................................................... 26

A. Jenis dan Rancangan Penelitian ................................................... 26

Page 13: EVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIK PADA PASIEN … file“EVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIK PADA PASIEN KANKER LEHER RAHIM YANG MENJALANI KEMOTERAPI DI RSUP DR. SARDJITO YOGYAKARTA PERIODE

xiv

B. Definisi Operasional..................................................................... 26

C. Subyek Penelitian ......................................................................... 27

D. Bahan Penelitian........................................................................... 28

E. Lokasi Penelitian .......................................................................... 28

F. Tata Cara Penelitian ..................................................................... 28

1. Tahap perencanaan ................................................................... 28

2. Tahap pengambilan data .......................................................... 28

3. Tahap penyelesaian data .......................................................... 30

G. Tata Cara Analisis Hasil............................................................... 30

1. Karakteristik pasien kanker leher rahim .................................. 30

2. Golongan dan jenis antibiotik .................................................. 31

3. Kajian Drug Therapy Problems (DTPs) .................................. 31

\H. Kesulitan Penelitian ..................................................................... 32

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ............................................... 33

A. Karakteristik Pasien Kanker Leher Rahim ................................... 33

1. Persentase umur pasien kanker leher rahim ............................. 33

2. Persentase stadium pasien kanker leher rahim ......................... 35

3. Persentase jumlah pasien kanker leher rahim berdasarkan

terapi ......................................................................................... 36

4. Keadaan hematologi pasien kanker leher rahim yang dilihat

dari nilai Hb .............................................................................. 37

B. Golongan dan Jenis Antibiotik ..................................................... 39

Page 14: EVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIK PADA PASIEN … file“EVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIK PADA PASIEN KANKER LEHER RAHIM YANG MENJALANI KEMOTERAPI DI RSUP DR. SARDJITO YOGYAKARTA PERIODE

xv

C. Kajian Drug Therapy Problems ................................................... 41

1. Antibiotik yang tidak diperlukan pada terapi .......................... 42

2. Dosis yang terlalu rendah ........................................................ 42

3. Adverse Drug Reaction ........................................................... 42

4. Antibiotik yang tidak efektif ................................................... 43

5. Adanya indikasi penyakit yang tidak diberikan terapi ............ 44

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ............................................... 46

A. Kesimpulan .................................................................................. 46

B. Saran ............................................................................................. 47

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................. 49

LAMPIRAN ................................................................................................ 51

BIOGRAFI PENULIS ................................................................................ 84

Page 15: EVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIK PADA PASIEN … file“EVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIK PADA PASIEN KANKER LEHER RAHIM YANG MENJALANI KEMOTERAPI DI RSUP DR. SARDJITO YOGYAKARTA PERIODE

xvi

DAFTAR TABEL

Tabel I Stadium Kanker Leher Rahim Menurut FIGO ................... 12

Tabel II. Penyebab Kelainan Jumlah Neutrofil.................................. 20

Tabel III Beberapa Contoh Antibiotik dan Tempat Aksinya ............. 23

Tabel IV Kategori Drug Therapy Problems ....................................... 24

Tabel V Persentase Stadium Pasien Kanker Leher Rahim yang

Menjalani Kemoterapi dan Mendapatkan Antibiotik di

RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta

Periode Agustus 2004-Agustus 2008 .................................. 36

Tabel VI Golongan dan Jenis Antibiotik pada Pasien Kanker

Leher Rahim yang Menjalani Kemoterapi serta Mendapatkan

Antibiotik di RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta

Periode Agustus 2004-Agustus 2008 .................................. 40

Tabel VII Kasus DTPs Penggunaan Antibiotik pada Pasien

Kanker Leher Rahim yang Menjalani Kemoterapi di

RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta

Periode Agustus 2004-Agustus 2008 .................................. 42

Tabel VIII Kasus DTPs Antibiotik yang Tidak Diperlukan pada

Terapi Pasien Kanker Leher Rahim yang Menjalani

Kemoterapi di RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta

Periode Agustus 2004-Agustus 2008 .................................. 42

Page 16: EVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIK PADA PASIEN … file“EVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIK PADA PASIEN KANKER LEHER RAHIM YANG MENJALANI KEMOTERAPI DI RSUP DR. SARDJITO YOGYAKARTA PERIODE

xvii

Tabel IX Kasus DTPs Dosis Antibiotik yang Terlalu Rendah pada

Terapi Pasien Kanker Leher Rahim yang Menjalani

Kemoterapi di RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta

Periode Agustus 2004-Agustus 2008 .................................. 42

Tabel X Kasus DTPs Antibiotik Adverse Drug Reaction pada

Terapi Pasien Kanker Leher Rahim yang Menjalani

Kemoterapi di RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta

Periode Agustus 2004-Agustus 2008 .................................. 43

Tabel XI Kasus DTPs Potensial Adverse Drug Reaction pada

Terapi Pasien Kanker Leher Rahim yang Menjalani

Kemoterapi di RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta

Periode Agustus 2004-Agustus 2008 .................................. 43

Tabel XII Kasus DTPs Antibiotik yang Tidak Efektif pada

Terapi Pasien Kanker Leher Rahim yang Menjalani

Kemoterapi di RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta

Periode Agustus 2004-Agustus 2008 .................................. 44

Tabel XIII Adanya Indikasi Penyakit yang Tidak Diberikan Terapi

pada Pasien Kanker Leher Rahim yang Menjalani

Kemoterapi di RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta

Periode Agustus 2004-Agustus 2008 .................................. 44

Page 17: EVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIK PADA PASIEN … file“EVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIK PADA PASIEN KANKER LEHER RAHIM YANG MENJALANI KEMOTERAPI DI RSUP DR. SARDJITO YOGYAKARTA PERIODE

xviii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 Anatomi Leher Rahim pada Ginekologis Wanita ............... 6

Gambar 2 Persentase Kelompok Umur Pasien Kanker Leher Rahim

yang Menjalani Kemoterapi dan Mendapatkan Antibiotik

di RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta

Periode Agustus 2004-Agustus 2008 .................................. 34

Gambar 3 Persentase Jumlah Pasien Kanker Leher Rahim

Berdasarkan Terapi dan Mendapatkan Terapi Antibiotik

di RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta

Periode Agustus 2004-Agustus 2008 .................................. 37

Gambar 4 Persentase Nilai Hb Pasien Kanker Leher Rahim yang

Menjalani Kemoterapi dan Mendapatkan Antibiotik

di RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta

Periode Agustus 2004-Agustus 2008 .................................. 38

Page 18: EVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIK PADA PASIEN … file“EVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIK PADA PASIEN KANKER LEHER RAHIM YANG MENJALANI KEMOTERAPI DI RSUP DR. SARDJITO YOGYAKARTA PERIODE

xix

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Pernyataan Peneliti .............................................................. 51

Lampiran 2 Pengambilan Data Rekam Medis ........................................ 52

Lampiran 3 Lembar Disposisi ................................................................ 53

Lampiran 4 Surat Ijin Penelitian dari Fakultas ....................................... 54

Lampiran 5 Surat Keterangan Selesai Menjalankan Penelitian .............. 55

Lampiran 6 Analisis DTPs Pasien Kanker Leher Rahim yang Menjalani

Kemoterapi serta Mendapatkan Antibiotik

di RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta

Periode Agustus 2004-Agustus 2008 .................................. 56

Lampiran 7 Nama Obat dan Komposisinya............................................ 83

Page 19: EVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIK PADA PASIEN … file“EVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIK PADA PASIEN KANKER LEHER RAHIM YANG MENJALANI KEMOTERAPI DI RSUP DR. SARDJITO YOGYAKARTA PERIODE

1

BAB I

PENGANTAR

A. Latar Belakang

Kanker serviks merupakan kanker pembunuh nomor satu pada wanita di

dunia ketiga. Epidemiologi menunjukkan bahwa kanker ini dapat dicegah jika

dilakukan skrining dan terapi yang tepat dan dilakukan (Heffner dan Schust, 2008).

Karsinoma serviks uteri merupakan penyakit keganasan yang menimbulkan

masalah dalam kesehatan kaum wanita terutama di negara yang sedang berkembang

termasuk Indonesia. Frekuensi kesakitan dan kematian karena neoplasma ini

merupakan yang terbanyak dari penyakit keganasan ginekologik. Menurut laporan

berbagai sentra patologi di Indonesia, karsinoma serviks uteri menempati urutan

pertama dari penyakit keganasan yang ada. Berbeda dengan Indonesia, di negara

maju karsinoma serviks uteri berada pada urutan kelima setelah karsinoma payudara,

kolorektal, paru dan kulit. Perbedaan ini kemungkinan disebabkan adanya program

tes Pap di negara maju yang dilakukan periodik dalam upaya deteksi karsinoma dini

serviks uteri (Tambunan, 1995).

Kemoterapi merupakan upaya menghentikan sel kanker dengan

menggunakan obat-obat anti kanker. Efek samping kemoterapi salah satunya adalah

penurunan drastis jumlah sel darah (kegagalan sumsum tulang) sehingga mudah

terjadi infeksi dan juga memberikan peluang untuk pertumbuhan tumor. Efek

samping kemoterapi terjadi karena obat kemoterapi selain berefek pada sel kanker

Page 20: EVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIK PADA PASIEN … file“EVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIK PADA PASIEN KANKER LEHER RAHIM YANG MENJALANI KEMOTERAPI DI RSUP DR. SARDJITO YOGYAKARTA PERIODE

2

juga berefek pada sel normal lainnya yang punya sifat mirip sel kanker, yaitu

kecepatan pembelahannya tinggi seperti sel-sel darah, rambut, dan sel-sel yang

menutupi saluran pencernaan ( Djoerban, Rose, Poetiray, dan Soehartati, 2004).

Kemoterapi yang digunakan untuk pengobatan kanker sering menyebabkan

turunnya angka granulosit terutama neutrofil, hal ini merupakan faktor predisposisi

terjadinya infeksi. Jumlah neutrofil normal adalah 0,54-0,62 Ia. Neutropenia

didefinisikan dimana jumlah neutrofil di bawah 2000 sel/mm3. Umumnya penurunan

jumlah neutrofil hingga di bawah 1000/mm3 memiliki risiko rendah terjadi infeksi,

namun jika jumlah neutrofil turun hingga di bawah 500 /mm3 dan durasinya lama

(berlangsung untuk beberapa waktu lamanya) maka kesempatan untuk terkena infeksi

lebih besar. Sekitar 90 % penderita kanker meninggal akibat terkena infeksi,

perdarahan, atau infeksi bersama perdarahan. Oleh karenanya dibutuhkan antibiotik

untuk mengatasi infeksi yang terjadi. Pemilihan dan penggunaan antibiotik haruslah

tepat untuk mengurangi risiko kematian akibat terjadinya infeksi (Koda-kimble dan

Young, 2001). Penggunaan antibiotik yang tepat meliputi pemilihan antibiotik, dosis,

dan durasi penggunaan antibiotik. Terapi antibiotik dapat mencegah atau

memperlambat timbulnya resistensi mikroba. Dengan demikian perlu dilakukan

evaluasi penggunaan antibiotik terhadap pasien yang menjalani kemoterapi.

Adapun pemilihan RSUP Dr. Sardjito sebagai tempat penelitian dikarenakan

RSUP Dr. Sardjito merupakan pusat unggulan dalam bidang pelayanan, pendidikan,

dan penelitian di kawasan Asia Tenggara tahun 2010 serta sebagai rumah sakit

rujukan dari rumah sakit lainnya.

Page 21: EVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIK PADA PASIEN … file“EVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIK PADA PASIEN KANKER LEHER RAHIM YANG MENJALANI KEMOTERAPI DI RSUP DR. SARDJITO YOGYAKARTA PERIODE

3

1. Perumusan masalah

Masalah yang dapat dirumuskan mengenai evaluasi penggunaan antibiotik

pada pasien kanker leher rahim yang menjalani kemoterapi di RSUP Dr. Sardjito

Yogyakarta periode Agustus 2004-Agustus 2008 adalah:

a. Seperti apakah karakteristik pasien kanker leher rahim yang menjalani

kemoterapi dan mendapat terapi antibiotik ?

b. Golongan dan jenis antibiotik terbanyak apakah yang digunakan dalam

pengobatan kanker leher rahim yang menjalani kemoterapi ?

c. Seperti apakah kejadian Drug Therapy Problems (DTPs) terkait dengan

penggunaan antibiotik pada pasien kanker leher rahim yang menjalani

kemoterapi ?

2. Keaslian penelitian

Berdasarkan penelusuran pustaka yang telah dilakukan, pernah dilakukan

penelitian mengenai Evaluasi Penggunaan Antibiotik pada Kasus Kanker Leher

Rahim di Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta Tahun 2004 (Mexitalia, 2001).

Penelitian ini berbeda dengan penelitian yang telah dilakukan dalam hal lokasi dan

waktu penelitian. Subyek penelitian yang digunakan dalam penelitian ini lebih

spesifik, yaitu pada pasien kanker leher rahim yang menjalani kemoterapi dan

mendapatkan terapi antibiotik. Penelitian mengenai Evaluasi Penggunaan Antibiotik

pada Pasien Kanker Leher Rahim yang Menjalani Kemoterapi di RSUP Dr. Sardjito

Yogyakarta Periode Agustus 2004–Agustus 2008, sejauh ini belum pernah dilakukan.

Page 22: EVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIK PADA PASIEN … file“EVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIK PADA PASIEN KANKER LEHER RAHIM YANG MENJALANI KEMOTERAPI DI RSUP DR. SARDJITO YOGYAKARTA PERIODE

4

3. Manfaat penelitian

a. Manfaat praktis

Penelitian ini dapat digunakan sebagai evaluasi dan bahan masukan

untuk meningkatkan mutu penggunaan antibiotik pada pasien kanker

leher rahim di RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta.

b. Manfaat teoritis

Penelitian ini diharapkan dapat memberi informasi mengenai

penggunaan antibiotik pada pasien kanker leher rahim yang menjalani

kemoterapi di RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta.

B. Tujuan Penelitian

1. Tujuan umum

Untuk mengevaluasi penggunaan antibiotik pada pasien kanker leher rahim yang

menjalani kemoterapi di RSUP Dr.Sardjito Yogyakarta periode Agustus 2004–

Agustus 2008.

2. Tujuan khusus

Adapun tujuan khususnya yaitu :

a. Untuk mengetahui seperti apa karakteristik pasien kanker leher rahim yang

menjalani kemoterapi dan mendapatkan terapi antibiotik

b. Untuk mengetahui golongan dan jenis antibiotik terbanyak yang digunakan

dalam pengobatan kanker leher rahim yang menjalani kemoterapi

Page 23: EVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIK PADA PASIEN … file“EVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIK PADA PASIEN KANKER LEHER RAHIM YANG MENJALANI KEMOTERAPI DI RSUP DR. SARDJITO YOGYAKARTA PERIODE

5

c. Untuk mengetahui kejadian DTPs yang terkait dengan penggunaan antibiotik

pada pasien kanker leher rahim yang menjalani kemoterapi

Page 24: EVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIK PADA PASIEN … file“EVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIK PADA PASIEN KANKER LEHER RAHIM YANG MENJALANI KEMOTERAPI DI RSUP DR. SARDJITO YOGYAKARTA PERIODE

6

BAB II

PENELAAHAN PUSTAKA

A. Kanker Leher Rahim

1. Definisi

Rahim dibagi atas badan rahim (korpus) dan leher rahim (serviks) yang

menunjuk ke bawah dan dengan muaranya menyuruk ke puncak vagina berbentuk

kubah. Dinding rahim terdiri atas selaput lendir dan jaringan otot dalam keadaan

istirahat. Selaput lendir rahim dibentuk pada periode subur bulanan dan dikeluarkan

pada saat haid, keberadaannya khusus untuk menerima sel telur. Lapisan otot yang

tebal dan kuat menunggu waktu lahir untuk mengeluarkan janin melalui kanal lahir.

Saluran lahir berjalan dari korpus rahim lewat saluran leher rahim, vagina, dan vulva

ke luar (Jong, 2005).

Gambar 1. Anatomi leher rahim pada ginekologis wanita (Anonim, 2008a)

Page 25: EVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIK PADA PASIEN … file“EVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIK PADA PASIEN KANKER LEHER RAHIM YANG MENJALANI KEMOTERAPI DI RSUP DR. SARDJITO YOGYAKARTA PERIODE

7

Serviks berfungsi untuk mencegah masuknya udara dan mikroflora dari

vagina, tetapi harus dapat mengalirkan darah menstruasi, dan menderita pukulan

lunak pada saat sanggama, dan yang paling buruk ialah trauma saat melahirkan.

Serviks sering menjadi tempat timbulnya penyakit. Sebagian besar kelainan serviks

adalah radang yang tidak khas (servisitis), dan merupakan tempat timbulnya kanker

yang paling banyak dijumpai pada wanita (Stanley, 2005). Leher rahim membentuk

hubungan antara rongga rahim dan vagina yang merupakan bagian dari saluran lahir.

Leher rahim menonjol sekitar satu centimeter ke dalam kubah vagina. Bagian kecil

ini yang merupakan tempat dari kanker leher rahim. Kanker merupakan pertumbuhan

ganas yang disebabkan oleh kelainan gen-gen yang mengatur pembelahan sel (Jong,

2005).

Terdapat tiga tipe umum kanker serviks. Tipe yang paling sering ditandai

oleh adanya lesi eksofilik yang besar dan meluas ke vagina dan terjadi perdarahan

hebat saat disentuh. Tumor lainnya menginfiltrasi stroma serviks dan membentuk lesi

barrel shape tanpa disertai tanda-tanda pertumbuhan ke arah luar. Lesi barrel shape

ini dapat baru tampak pertama kali ketika penyebaran lokal sudah menimbulkan

gejala gangguan berkemih atau buang air besar. Kelompok yang terakhir dari kanker

serviks adalah tumor ulseratif yang sering mengubah serviks dan vagina bagian atas

dengan lubang purulen yang besar (Heffner dan Schust, 2008). Tumor dapat

menampakkan diri dalam berbagai bentuk. Gejala-gejalanya dapat dibagi dalam

gejala lokal dan sistemik. Pada tumor benigna akibat yang timbul biasanya terbatas

pada kompresi jaringan sekitar. Ini dapat menimbulkan gejala penting, seperti

Page 26: EVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIK PADA PASIEN … file“EVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIK PADA PASIEN KANKER LEHER RAHIM YANG MENJALANI KEMOTERAPI DI RSUP DR. SARDJITO YOGYAKARTA PERIODE

8

kehilangan darah intermenstrual karena kompresi saluran darah pada leiomioma uteri

atau hilangnya lapangan penglihatan karena kompresi saraf mata pada adenoma

hipofisis (Velde, Bosman, dan Wagener, 1999).

2. Epidemiologi dan etiologi

Hubungan antara aktivitas seksual dengan kanker serviks pertama kali

diketahui 150 tahun yang lalu ketika ditemukan bahwa penyakit ini jarang terjadi

pada biarawati dan banyak terjadi pada wanita tuna susila. Data epidemiologis

berikutnya telah mengidentifikasi bahwa onset aktivitas seksual pada usia remaja dan

pasangan seksual multipel merupakan tanda-tanda risiko tinggi untuk kanker serviks

(Heffner dan Schust, 2008).

Di seluruh dunia, kanker leher rahim dan kanker payudara termasuk

keganasan pada wanita yang sering muncul. Kanker leher rahim, terutama ditemukan

di golongan ekonomi lemah. Insidensinya tinggi di Amerika Latin, Asia Tenggara,

dan negara-negara Afrika di sebelah Selatan Sahara. Di Timur-Tengah, insidensinya

rendah (Jong, 2005). Frekuensi karsinoma uteri terbanyak dijumpai di negara-negara

sedang berkembang seperti Indonesia, India, Bangladesh, Thailand, Vietnam, dan

Filipina. Di Amerika Latin dan Afrika Selatan frekuensi karsinoma serviks uteri juga

merupakan terbanyak dari penyakit keganasan yang ada. Di Indonesia karsinoma

serviks uteri menduduki tempat teratas dari urutan penyakit keganasan yang ada

(Tambunan, 1995).

Dengan pemeriksaan massal, kanker sering ditemukan pada stadium awal

yang mudah ditangani, sehingga insidennya di berbagai negara sejak tahun

Page 27: EVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIK PADA PASIEN … file“EVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIK PADA PASIEN KANKER LEHER RAHIM YANG MENJALANI KEMOTERAPI DI RSUP DR. SARDJITO YOGYAKARTA PERIODE

9

limapuluhan turun sampai kurang dari separuhnya. Infeksi virus human papiloma

(HPV) yang ditularkan melalui hubungan kelamin, menyebabkan peningkatan risiko

seperti juga merokok. Pil antihamil tidak memainkan peranan yang bermakna (Jong,

2005).

Penyebab karsinoma serviks uteri belum jelas diketahui. Namun ada

beberapa faktor risiko dan predisposisi yang menonjol:

a. Umur pertama kali melakukan hubungan seksual

b. Jumlah kehamilan dan partus

c. Jumlah perkawinan

d. Infeksi virus

e. Sosial ekonomi

f. Higiene dan sirkumsisi (Tambunan, 1995).

3. Patogenesis

Karsinoma serviks uteri 95% terdiri dari karsinoma sel skuamos dan sisanya

merupakan adenokarsinoma dan jenis kanker lain. Hampir seluruh karsinoma serviks

didahului derajat pertumbuhan prakarsinoma yaitu displasia dan karsinoma in situ

(Tambunan, 1995).

Kanker leher rahim memiliki periode inkubasi bertahun-tahun; periode

sepuluh sampai dua puluh tahun bukan sesuatu yang aneh. Selama masa itu, sel-sel

abnormal muncul, terkadang berkelompok dalam sarang-sarang. Sel-sel atipis ini juga

dapat menghilang karena mati dan diganti oleh sel-sel normal (Jong, 2005).

Page 28: EVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIK PADA PASIEN … file“EVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIK PADA PASIEN KANKER LEHER RAHIM YANG MENJALANI KEMOTERAPI DI RSUP DR. SARDJITO YOGYAKARTA PERIODE

10

Dalam perjalanan pertumbuhan prakarsinoma sebagian besar displasia

regresi menjadi epitel dengan perubahan minimal sampai normal. Demikian juga

karsinoma in situ sebagian kecil mengalami regresi menjadi displasia sedang ataupun

ringan. Akan tetapi karsinoma invasif tidak pernah mundur menjadi karsinoma in situ

atau displasia. Dari proses pertumbuhan neoplasma ini dapat dipelajari bahwa pada

prakarsinoma stadium pertumbuhan lanjut sebagian tumbuh menjadi karsinoma

invasif. Kapan waktu point of no return dari proses ini belum diketahui. Akan tetapi

semakin lama dalam status prakarsinoma semakin sedikit kemungkinan terjadi

reversibel (Tambunan, 1995).

4. Tanda dan gejala

Simtom karsinoma serviks uteri tergantung pada tingkat pertumbuhan

(stadium) tumor. Prakarsinoma biasanya asimtomatik dan hanya ditemukan pada

waktu pemeriksaan skrining kanker tes Pap atau ditemukan berketepatan pada

histerektomi karena penyakit lain (Tambunan, 1995). Manifestasi klinis dari kanker

leher rahim antara lain perdarahan pasca senggama, sekret vagina, perdarahan antara

dua siklus menstruasi, perdarahan pasca menopause, perdarahan spontan per

vaginam, perdarahan per vaginam saat buang air besar, dan juga nyeri ketika

bersenggama (Anonim, 2008b).

5. Diagnosis

Diagnosis sering ditentukan berdasarkan gejala perdarahan saat terjadi

kontak spontan. Pengambilan biopsi dari tumor ini sesudah kolposkopi akan

memberikan kepastian. Pemeriksaan pelengkap dilakukan untuk memastikan

Page 29: EVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIK PADA PASIEN … file“EVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIK PADA PASIEN KANKER LEHER RAHIM YANG MENJALANI KEMOTERAPI DI RSUP DR. SARDJITO YOGYAKARTA PERIODE

11

perluasannya, seperti foto saluran kemih, pemeriksaan kandung kemih dan rektum,

serta ekho-dan/atau CT-scan dari organ-organ perut (Jong, 2005).

Kegunaan pertemuan dini karsinoma serviks untuk penderita individual,

mengingat perbedaan dalam prognosis antara terapi stadium 0 atau misalnya stadium

I atau II, tidak dapat diragukan. Karena stadium dini ini (CIN III, karsinoma in situ,

karsinoma mikroinvasif) klinis tidak dapat dibedakan dari lain-lain kelainan portio

dan tidak memberikan anamnesis spesifik, maka diagnostik dini sementara hanya

mungkin dengan pemeriksaan mikroskopik. Pemeriksaan rutin sitologi servikal

merupakan metode yang tepat, meskipun harus dinyatakan bahwa dengan

pemeriksaan sitologik dengan kolposkopi dapat ditemukan lebih banyak lagi

karsinoma dalam stadium dini. Tetapi metode pemeriksaan ini, yang dengan mudah

dapat dikerjakan di poliklinik, membutuhkan relatif banyak waktu dan pengalaman

dalam interpretasi gambar-gambarnya. Kelainan yang didapat harus berkali-kali

diverifikasi histologik. Sejumlah kecil karsinoma, karena letaknya tinggi di dalam

kanal servikal, tidak terlihat. Meskipun keberatan bahwa pemeriksaan kolposkopis

untuk pencarian rutin kurang memadai, tetapi kolposkopis pada evaluasi hasil-hasil

sitologik positif makin menempati kedudukan yang penting (Velde, Bosman, dan

Wagener, 1999).

6. Prognosis

Angka ketahanan hidup (AKH) 5 tahun karsinoma in situ mencapai 100%,

mikroinvasif 98%. Karsinoma invasif stadium I, 75-90%; stadium II, 45-60%;

stadium III, 20-25% dan stadium IV, 5-10% (Tambunan, 1995).

Page 30: EVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIK PADA PASIEN … file“EVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIK PADA PASIEN KANKER LEHER RAHIM YANG MENJALANI KEMOTERAPI DI RSUP DR. SARDJITO YOGYAKARTA PERIODE

12

7. Stadium

Sebelum terapi, terlebih dahulu ditentukan stadium tumor dengan tujuan

untuk memilih terapi yang tepat dan evaluasi prognosis. Stadium tumor ditentukan

berdasarkan pemeriksaan fisik (inspeksi dan palpasi), kolposkopi, histopatologi

biopsi atau konisasi, kerokan endoserviks, urografi dan survei metastasis (Tambunan,

1995). Stadium yang digunakan adalah klasifikasi menurut International Federation

of Ginecology and Obstetrics (FIGO).

Tabel I. Stadium Kanker Leher Rahim Menurut FIGO 1976 (Anonim, 2000) Stadium

0

Stadium I

Ia

Ib

II

IIa

IIb

III

IIIa

IIIb

IV

IVa

IVb

Interpretasi

Karsinoma in situ, karsinoma intraepitelial

Interpretasi Proses keganasan terbatas pada serviks

Terdapat proses mikroinvasif (early stroma invasion)

Secara klinis didapatkan bukti proses invasif

Proses keganasan sudah keluar dari serviks tetapi belum mencapai panggul

atau 1/3 distal vagina

Parametrium masih bebas dari proses keganasan

Sudah didapatkan proses keganasan di parametrium

Proses sudah mencapai dinding panggul (pada pemeriksaan rectal tidak

ditemukan daerah bebas antara proses di serviks dan dinding panggul) dan

atau 1/3 distal vagina. Semua kasus yang disertai hidronefrosis atau

gangguan fungsi ginjal.

Tidak ada penyebaran ke dinding panggul

Didapatkan penyebaran ke dinding panggul dan atau didapatkan

hidronefrosis atau gangguan fungsi ginjal.

Proses keganasan sudah keluar dari panggul kecil atau secara klinis sudah

didapatkan invasi ke dinding mukosa kandung kencing atau rektum

Terdapat penyebaran ke organ sekitar

Terdapat penyebaran ke organ-organ yang jauh

B. Kemoterapi

1. Prinsip dasar kemoterapi

Kemoterapi hampir selalu merupakan terapi sistemis yang ditambahkan pada

tubuh, berarti pada seluruh sistem. Kemoterapi menyebar tanpa bergantung jalan

Page 31: EVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIK PADA PASIEN … file“EVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIK PADA PASIEN KANKER LEHER RAHIM YANG MENJALANI KEMOTERAPI DI RSUP DR. SARDJITO YOGYAKARTA PERIODE

13

masuknya, melalui sirkulasi darah, jadi tanpa halangan sampai di semua jaringan dan

organ bahkan sampai di semua sel tubuh. Di sini letak kekuatan dan kelemahan setiap

terapi sistemis. Kekuatannya adalah, bahwa setiap sel, dimanapun di dalam tubuh,

dapat dicapai tanpa halangan, sehingga kelompok tujuan tidak dapat menghindar.

Justru disitulah letak kelemahan terapi bedah dan radioterapi yang bersifat setempat,

sebab tumor yang berada di luar daerah lokoregional, tidak tersentuh oleh kedua

metode ini. Kelemahan dan keterbatasan terapi sistemis adalah setiap sel sehat akan

menerima racun sel dalam konsentrasi sama. Jadi efek sampingnya juga bersifat

sistemis, dapat muncul dimanapun dan batasnya ditentukan oleh toleransi dari sel-sel

sehat yang paling peka di manapun adanya dalam tubuh (Jong, 2005). Kemoterapika

yang digunakan untuk kanker, ialah sitostatika (Mutschler,1991).

Terapi kanker dengan sitostatika berdasar atas eliminasi (pembunuhan) sel-

sel tumor dengan sesedikit mungkin efek yang merugikan terhadap jaringan normal.

Sel kanker tumbuh potensial lebih cepat daripada jaringan normal yang menghasilkan

sel itu. Karena itu zat-zat penghambat pertumbuhan dapat memperlambat progresi

proses penyakit. Tetapi untuk penyembuhan sesungguhnya diperlukan sel tumor yang

paling akhir juga terbunuh (Velde, Bosman, dan Wagener, 1999).

Kemoterapi bekerja dengan cara:

a. Merusak DNA dari sel-sel yang membelah dengan cepat, yang dideteksi oleh

jalur p53/Rb, sehingga memicu apoptosis.

b. Merusak apparatus spindel sel, mencegah kejadian pembelahan sel.

c. Menghambat sintesis DNA (Davey, 2006).

Page 32: EVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIK PADA PASIEN … file“EVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIK PADA PASIEN KANKER LEHER RAHIM YANG MENJALANI KEMOTERAPI DI RSUP DR. SARDJITO YOGYAKARTA PERIODE

14

Kemoterapi dapat memberikan kesembuhan, baik secara tunggal

[koriokarsinoma, leukemia limfoblastik akut (ALL) pada anak, beberapa limfoma dan

leukemia, dan tumor sel benih] maupun kombinasi dengan pembedahan

(osteosarkoma, adenokarsinoma payudara dan ovarium, kanker kolorektal, dan

karsinoma sel skuamosa saluran pencernaan atas). Terapi tersebut dapat

memperpanjang hidup namun tidak menyembuhkan, seperti pada AML, karsinoma

sel kecil pada paru (SCLC), dan kanker ovarium. Meningkatnya pemahaman

mengenai biologi sel kanker telah memperbaiki terapi yang tersedia saat ini dan akan

memunculkan jenis-jenis terapi yang lebih inovatif, termasuk imunoterapi atau terapi

gen, oligonukleotida, atau antibody monoclonal. Beberapa jenis kemoterapi yang

tersedia adalah:

a. Antagonis folat, analog purin dan pirimidin: obat-obat ini (metotreksat,

5-fluorourasil, dan hidroksiurea) menghambat sintesis DNA.

b. Obat pengalkilasi (alkylating agent) merusak DNA. Yang termasuk golongan ini

adalah siklofosfamid (kanker payudara, limfoma), melfalan (myeloma), dan

platina (kanker testis, limfoma, karsinoma sel skuamosa, kanker ovarum dan

kandung kemih). Dapat terjadi resistensi obat.

c. Obat yang berinteraksi dengan topoisomerase I dan II mengadakan interkalasi

dengan DNA untai ganda dan membentuk kompleks dengan topoisomerase II

yang mudah membelah, yaitu enzim inti sel penting yang menyebabkan

pembelahan DNA untai ganda. Contohnya termasuk antrasiklin (kanker

payudara, limfoma) dan etoposid (teratoma, kanker paru). Obat-obat yang

Page 33: EVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIK PADA PASIEN … file“EVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIK PADA PASIEN KANKER LEHER RAHIM YANG MENJALANI KEMOTERAPI DI RSUP DR. SARDJITO YOGYAKARTA PERIODE

15

berhubungan, termasuk topotekan dan irinotekan, berikatan dengan

topoisomerase I untuk menyababkan pembelahan reversibel DNA untai tunggal.

d. Alkaloid dan taksan menghambat fungsi mikrotubulus dan mengganggu mitosis.

Contohnya adalah alkaloid vinka (leukemia, limfoma, kanker kandung kemih),

dan taksan (kanker ovarium, kanker payudara) (Davey, 2006).

Syarat kemoterapi: keadaan umum baik, konseling pada penderita, fungsi

hepar dan ginjal baik, diagnose histopatologik, jenis kanker yang sensitive pada

kemoterapi, riwayat terapi sebelumnya (radioterapi, kemoterapi, tradisional), dan

hasil laboratorium yang meliputi Hb > 10 g%, Leukosit > 5000/mm3, dan

Trombosit >150.000/mm3 (Anonim, 1996).

2. Efek samping kemoterapi

Kemoterapi menyebabkan mielosupresi sehingga menimbulkan risiko

infeksi (neutropenia) dan perdarahan (trombositopenia). Kerusakan membran mukosa

menyebabkan nyeri pada mulut; diare dan stimulasi zona pemicu kemotaksis

menimbulkan mual dan muntah. Semua jaringan yang membelah dengan cepat,

seperti folikel rambut (alopesia) dan epitel saluran germinal (infertilities), sangat

rentan terhadap efek kemoterapi dan efek lanjut seperti keganasan sekunder semakin

banyak ditemukan. Semua kemoterapi besifat teratogenik. Beberapa obat

menyebabkan toksisitas yang spesifik terhadap organ, seperti sisplatin pada ginjal dan

vinkristin pada saraf (Davey, 2006).

Kelumpuhan sumsum tulang karena terpaparnya sel-sel darah muda yang

sangat peka, menyebabkan berkurangnya (atau berhentinya) pembuatan lempeng

Page 34: EVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIK PADA PASIEN … file“EVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIK PADA PASIEN KANKER LEHER RAHIM YANG MENJALANI KEMOTERAPI DI RSUP DR. SARDJITO YOGYAKARTA PERIODE

16

darah dan sel darah putih ataupun merah. Kekurangan lempeng darah (trombosit)

menyebabkan gangguan di dalam pengentalan darah, sehingga terjadi kecenderungan

perdarahan. Nampak bercak-bercak biru di kulit, perdarahan pada menstruasi dan

darah saat berkemih atau buang air besar. Kekurangan sel darah merah (eritrosit)

menyebabkan penderita kurang darah (anemi), sedangkan kekurangan sel darah putih

(leukosit) menyebabkan berkurangnya daya tahan (kehilangan kekebalan) yang

termanifestasi berupa infeksi di tempat tertentu atau penyakit-penyakit infeksi (Jong,

2005).

Neutropeni febril atau demam neutropeni merupakan komplikasi yang sering

terjadi pada pasien kanker yang sedang menjalani pengobatan kemoterapi dan dapat

memberikan dampak kematian yang besar bagi pasien apabila tidak tertatalaksana

dengan baik. Infeksi yang terjadi dapat menyebabkan pasien jatuh ke dalam sepsis,

syok septik, dan akhirnya meninggal. Tahun 1969 National Cancer Institute USA

melaporkan kematian 50% pasien yang mengalami bakteremia Pseudomonas

aeruginosa karena keterlambatan pengobatan, fokal infeksi yang tidak terdeteksi,

maupun antibiotik yang tidak akurat. Konsep yang dianut pada saat itu adalah tidak

memberikan antibiotik sampai terbukti bahwa infeksi benar-benar terjadi, demam saja

tidaklah cukup. Tetapi dengan adanya laporan di atas menjadi jelas bahwa sebenarnya

tidak perlu menunggu hasil pemeriksaan mikrobiologi untuk segera memulai

pengobatan secara cepat dan akurat yakni dengan memberikan pengobatan empirik

(Sudoyo, Setiyohadi, Alwi, Simodibrata dan Setiati, 2006).

Page 35: EVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIK PADA PASIEN … file“EVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIK PADA PASIEN KANKER LEHER RAHIM YANG MENJALANI KEMOTERAPI DI RSUP DR. SARDJITO YOGYAKARTA PERIODE

17

3. Penatalaksanaan Terapi Neutropeni Febril pada Kanker

Sebelum dilakukan pemberian kemoterapi, terutama pada pasien dengan

intermediate dan high risk, beberapa pusat pengobatan termasuk Indonesia terlebih

dahulu memberikan PAD (Partial Antibiotic Decontamination) dengan tujuan

sterilisasi usus dan saluran cerna. Regimen PAD dapat berupa kolistin, neomisin,

pipemedik acid ditambah denagn anti jamur profilaksis seperti flukonazol,

itrakonazol atau amfoterisin B, atau dapat juga regimen lain seperti kuinolon-

siprofloksasin, bahkan yang sederhana dengan kotrimoksazol. Kelemahan dari

siprofloksasin sebagai PAD adalah dapat diserap secara sistemik sehingga sering

menimbulkan resistensi, sedangkan kelemahan Kotrimoksazol adalah spektrumnya

lemah dan sudah banyak silaporkan resisten (Sudoyo, Setiyohadi, Alwi, Simodibrata

dan Setiati, 2006).

Pada pasien neutropeni, infeksi dapat terjadi mulai dari saluran cerna atas

atau bawah. Bila neutropenia berat dan/atau diperkirakan akan berlangsung lama

maka lebih disarankan memakai kombinasi obat beta-laktam dengan aminoglikosida

daripada monoterapi. Akhir-akhir ini banyak tulisan melaporkan makin menurunnya

frekuensi infeksi gram negatif dan sebaliknya makin meningkatnya frekuensi oleh

bakteri gram positif pada pasien neutopenia terutama Staphylococcus epidermidis dan

berbagai jenis Streptokokus (Sudoyo, Setiyohadi, Alwi, Simodibrata dan Setiati,

2006).

Di RSCM/RSKD sampai dengan tahun 1996 bakteri gram negatif pada

pasien sepsis neutropeni febril masih lebih dominan dibandingkan dengan gram

Page 36: EVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIK PADA PASIEN … file“EVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIK PADA PASIEN KANKER LEHER RAHIM YANG MENJALANI KEMOTERAPI DI RSUP DR. SARDJITO YOGYAKARTA PERIODE

18

positif yakni 55,26% berbanding 39,47%. Karena Staphylococcus epidermidis

acapkali resisten pada bermacam antibiotika, umumnya diperlukan vankomisin dan

teikoplanin. Walaupun demikian karena infeksi oleh S. epidermidis biasanya indolen

dan mortalitasnya rendah, pemberian antibiotika dapat ditunda sampai ada hasil

pemeriksaan mikrobiologis. Lain halnya dengan infeksi oleh streptokokus, dengan

mortalitas yang tinggi sehingga kebanyakan penulis menganjurkan penggunaan

antibiotika empiris secara profilaksis apabila risiko infeksi streptokokus tinggi

(Sudoyo, Setiyohadi, Alwi, Simodibrata dan Setiati, 2006).

C. Pengobatan Suportif

Pengobatan suportif adalah pengobatan yang diberikan kepada pasien

kanker, yang menunjang pengobatan kanker. Pengobatan suportif ini tidak hanya

diperlukan pada pasien yang menjalani pengobatan kuratif, tetapi juga pada pasien

yang menjalani pengobatan paliatif. Pengobatan suportif meliputi semua aspek

kesehatan, baik fisik maupun psikis. Beberapa di antaranya adalah nyeri, nutrisi,

infeksi, neutropeni, transfusi darah dan komponen darah, gangguan metabolisme

(hiperkalsemia, hiperurisemia, sindrom lisis tumor, asidosis laktat,

hiper/hipoglikemia, dsb), fungsi berbagai organ (jantung, hati, ginjal, endokrin, dsb),

kelainan saluran cerna atas dan bawah (stomatitis, mual, muntah, diare, konstipasi,

dsb), serta masalah spiritual dan keganasan. Pengobatan suportif ini begitu

pentingnya sehingga tidak jarang lebih penting dari pengobatan pembedahan, radiasi,

maupun kemoterapi, karena pengobatan suportif ini acapkali justru mengatasi

Page 37: EVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIK PADA PASIEN … file“EVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIK PADA PASIEN KANKER LEHER RAHIM YANG MENJALANI KEMOTERAPI DI RSUP DR. SARDJITO YOGYAKARTA PERIODE

19

masalah-masalah yang dapat menyebabkan kematian pasien (Sudoyo, Setiyohadi,

Alwi, Simodibrata, dan Setiati, 2006).

D. Infeksi

Komplikasi sebagai akibat tidak langsung dari kanker amat banyak dan

bervariasi mulai dari yang ringan sampai pada cukup berat bahkan kadang-kadang

berakibat fatal bila tidak segera diatasi (hiperkalsemia). Di antara berbagai

komplikasi tersebut, yang perlu mendapat perhatian utama adalah kakeksia, anemia,

gangguan imunologis, hiperkalsemia, dan nyeri. Kakeksia merupakan keadaan gizi

umum yang sangat buruk karena kegagalan pertukaran zat (metabolisme). Gangguan

gizi yang tidak diperbaiki bersama-sama pengobatan antikanker sering lebih

memperburuk keadaan umum pasien. Akibatnya kemampuan imunologis

memperburuk dan terjadilah infeksi yang acapkali sukar diatasi (Sudoyo, Setiyohadi,

Alwi, Simodibrata, dan Setiati, 2006).

Neutropenia merupakan penurunan jumlah neutrofil yang dapat

meningkatkan kerentanan terhadap infeksi, terutama infeksi bakteri. Gangguan fungsi

neutrofil dapat bersifat kongenital atau didapat dan mempengaruhi interaksi neutrofil

dengan imunoglobulin/komplemen, migrasi, fagositosis, dan aktivitas mikrobisida

(Mehta dan Hoffbrand, 2008). Peningkatan jumlah neutrofil atau limfosit sering

berhubungan dengan infeksi bakteri dan virus (Davey, 2006).

Page 38: EVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIK PADA PASIEN … file“EVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIK PADA PASIEN KANKER LEHER RAHIM YANG MENJALANI KEMOTERAPI DI RSUP DR. SARDJITO YOGYAKARTA PERIODE

20

Tabel II. Penyebab Kelainan Jumlah Neutrofil (Rubenstein, Wayne, dan Bradley,

2007). Neutrofil (ambang normal: 2,0-7,5 × 10

9/L (40-75% dari jumlah leukosit total)

Neutrofilia (peningkatan jumlah neutrofil)

Infeksi bakteri akut

Peradangan, misalnya arteritis

Nekrosis jaringan ikat, misalnya infark miokard, nyeri akibat tekanan tinggi, luka kabar

Perdarahan akut

Leukekimia

Neutropenia (jumlah neutrofil rendah)

Infeksi virus, misalnya demam kelenjar, campak, acquired immunodeficiency syndrome (AIDS)

Reaksi obat, misalnya karbimazol, kemoterapi

Penyakit darah, misalnya leukemia, anemia pernisiosa, anemia aplastik

Gejala klinik infeksi terjadi akibat gangguan langsung oleh mikroba maupun

berbagai zat toksik yang dihasilkan mikroba. Bila mekanisme pertahanan tubuh

berhasil, mikroba dan zat toksik yang dihasilkannya akan dapat disingkirkan. Dalam

hal ini tidak diperlukan antimikroba untuk penyembuhan penyakit infeksi. Untuk

memutuskan perlu tidaknya pemberian antimikroba pada suatu infeksi, perlu

diperhatikan gejala klinik, jenis dan patogenesis mikrobanya, serta kesanggupan

mekanisme daya tahan tubuh hospes. Penyakit infeksi dengan gejala klinik ringan,

tidak perlu segera mendapatkan antimikroba. Menunda pemberian antimikroba

malahan memberikan kesempatan terangsangnya kekebalan tubuh. Tetapi penyakit

infeksi dengan gejala yang berat, walaupun belum membahayakan, apalagi bila telah

berlangsung untuk beberapa waktu lamanya, dengan sendirinya memerlukan terapi

antimikroba (Ganiswarna, 1995).

Page 39: EVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIK PADA PASIEN … file“EVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIK PADA PASIEN KANKER LEHER RAHIM YANG MENJALANI KEMOTERAPI DI RSUP DR. SARDJITO YOGYAKARTA PERIODE

21

E. Antibiotik

Antibiotika adalah suatu substansi (zat-zat) kimia yang diperoleh dari atau

dibentuk dan dihasilkan oleh mikroorganisme, dan zat-zat itu dalam jumlah yang

sedikit pun mempunyai daya penghambat kegiatan mikrooganisme yang lain

(Waluyo, 2004). Definisi ini harus diperluas karena zat yang bersifat antibiotik ini

dapat pula dibentuk oleh beberapa hewan dan tanaman tinggi. Di samping itu

berdasarkan antibiotika alam, dapat pula dibuat antibiotika baru secara sintesis

parsial yang sebagian mempunyai sifat yang lebih baik. Antibiotika yang dapat

bekerja hanyalah antibiotika yang mempunyai kadar hambatan minimum (KHM) in

vitro lebih kecil dari kadar zat yang dapat dicapai dalam tubuh dan tidak toksik

(Mutschler, 1999).

Obat yang digunakan untuk membasmi mikroba, penyebab infeksi pada

manusia, ditentukan harus memiliki sifat toksisitas selektif setinggi mungkin.

Artinya, obat tersebut haruslah bersifat sangat toksik untuk mikroba, tetapi relatif

tidak toksik untuk hospes. Sifat toksisitas selektif yang absolut belum atau mungkin

tidak akan diperoleh (Ganiswarna, 1995).

Antibiotik dapat diklasifikasikan berdasarkan spektrum atau kisaran kerja,

mekanisme aksi, strain penghasil, cara biosintesis maupun berdasarkan struktur

biokimianya. Berdasarkan spektrum atau kisaran kerjanya antibiotik dapat dibedakan

menjadi antibiotik berspektrum sempit (narrow spectrum) dan antibiotik berspektrum

luas (broad spektrum). Antibiotik berspektrum sempit hanya mampu menghambat

atau membunuh bakteri Gram negatif saja atau Gram positif saja. Sedangkan

Page 40: EVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIK PADA PASIEN … file“EVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIK PADA PASIEN KANKER LEHER RAHIM YANG MENJALANI KEMOTERAPI DI RSUP DR. SARDJITO YOGYAKARTA PERIODE

22

antibiotik berspektrum luas dapat menghambat atau membunuh bakteri dari golongan

Gram positif maupun Gram negatif (Pratiwi, 2008).

Berdasarkan mekanisme aksinya, antibiotik dibedakan menjadi lima, yaitu

1. Antibiotik dengan mekanisme penghambatan sintesis dinding sel. Antibiotik ini

adalah antibitotik yang dapat merusak lapisan peptidoglikan yang menyusun

dinding sel bakteri Gram positif maupun Gram negatif.

2. Antibiotik yang merusak membran plasma. Membran plasma bersifat

semipermeabel dan mengendalikan transpor berbagai metabolit ke dalam dan ke

luar sel. Adanya gangguan atau kerusakan struktur pada membran plasma dapat

menghambat atau merusak kemampuan membran plasma sebagai penghalang

(barrier) osmosis dan mengganggu sejumlah proses biosintesis yang diperlukan

dalam membran.

3. Antibiotik yang menghambat sintesis protein.

4. Antibiotik yang menghambat sintesis asam nukleat. Penghambatan sintesis asam

nukleat berupa penghambatan terhadap transkripsi dan replikasi mikroorganisme.

5. Antibiotik yang menghambat sintesis metabolit esensial. Penghambatan terhadap

sintesis metabolit esensial antara lain dengan adanya kompetitor berupa

antimetabolit, yaitu substansi yang secara kompetitif menghambat metabolit

mikroorganisme, karena memiliki struktur yang mirip dengan substrat normal

bagi enzim metabolisme (Pratiwi, 2008).

Page 41: EVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIK PADA PASIEN … file“EVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIK PADA PASIEN KANKER LEHER RAHIM YANG MENJALANI KEMOTERAPI DI RSUP DR. SARDJITO YOGYAKARTA PERIODE

23

Tabel III. Beberapa contoh Antibiotik dan Tempat Aksinya (Pratiwi, 2008). Antibiotik Beberapa contoh antibiotik

Aktivitas Tempat aksi

Penisillin Bakteri Gram positif Sintesis dinding

Sefalosporin Spektrum luas Sintesis dinding

Griseofulvin Fungi dermatofitik Mikrotubul

Basitrasin Bakteri Gram positif Sintesis dinding

Polimiksin B Bakteri Gram positif Membran sel

Amfotersisin B Fungi Membran sel

Eritromisin Bakteri Gram positif Sintesis protein

Neomisin Spektrum luas Sintesis protein

Streptomisin Bakteri Gram negatif Sintesis protein

Tetrasiklin Spektrum luas Sintesis protein

Vankomisin Bakteri Gram positif Sintesis protein

Gentamisin Spektrum luas Sintesis protein

Rifamisin Tuberkulosis Sintesis protein

F. Drug Therapy Problems

Permasalahan yang sering muncul dapat dikelompokkan menjadi 7 Drug

Therapy Problems yang berkaitan dengan indikasi, efektivitas, keamanan, dan

kepatuhan. Ketujuh Drug Therapy Problems tersebut adalah adanya obat yang yang

tidak diperlukan pada terapi (unnecessary drug therapy), adanya indikasi penyakit

yang tidak diberikan terapi (needs additional drug therapy), ketidakefektifan

pemilihan obat (ineffective drug), dosis yang kurang (dosage too low), efek samping

obat yang merugikan (adverse drug reaction), penggunaan dosis berlebih (dosage too

high) dan ketidakpatuhan pasien (noncompliance) (Cipolle, Strand, dan Morley,

2004).

Page 42: EVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIK PADA PASIEN … file“EVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIK PADA PASIEN KANKER LEHER RAHIM YANG MENJALANI KEMOTERAPI DI RSUP DR. SARDJITO YOGYAKARTA PERIODE

24

Tabel IV. Kategori Drug Therapy Problems (Cipolle, Strand, dan Morley, 2004).

G. Keterangan Empiris

Penelitian ini dilakukan untuk mengevaluasi penggunaan antibiotika pasca

kemoterapi pada pasien kanker leher rahim yang di rawat di RSUP Dr.Sardjito

Yogyakarta periode Agustus 2004–Agustus 2008 terutama yang terkait dengan Drug

Drug Therapy Problems Penyebab Umum

Terapi obat yang tidak

diperlukan

Tidak adanya indikasi medis yang valid untuk terapi obat yang

digunakan saat itu, banyaknya pemakaian banyak obat untuk kondisi

tertentu padahal hanya memerlukan terapi obat tunggal, kondisi medis

lebih sesuai diobati tanpa terapi obat, terapi obat digunakan untuk

menghilangkan adverse reaction yang berhubungan dengan pengobatan

lain, penyalahgunaan obat, penggunaan alkohol, atau merokok yang

menyebabkan masalah.

Memerlukan tambahan

terapi obat

Kondisi terapi yang memerlukan terapi inisiasi obat, pencegahan terapi

obat diperlukan untuk mengurangi risiko berkembangnya penyakit

baru, kondisi medis yang memerlukan farmakoterapi tambahan untuk

mencapai sinergisme atau efek adiktif.

Obat yang tidak efektif Obat yang digunakan bukan obat yang paling efektif terhadap masalah

medis yang dialami, kondisi medis terbiaskan dengan adanya obat,

bentuk sediaan obat tidak sesuai, obat tidak efektif terhadap indikasi

yang dialami.

Dosis terlalu rendah Dosis terlalu rendah untuk menghasilkan respon yang diinginkan,

interval dosis terlalu rendah untuk dapat menghasilkan respon yang

diinginkan, interaksi obat menurunkan jumlah zat aktif yang tersedia,

durasi obat terlalu singkat untuk menghasilkan respon yang diinginkan.

Adverse Drug Reaction Obat menyebabkan reaksi yang tidak diinginkan yang tidak

berhubungan dengan besarnya dosis, obat yang lebih aman diperlukan

terhadap faktor risiko, interaksi obat menyebabkan reaksi yang tidak

diinginkan yang tidak berhubungan dengan besarnya dosis, adanya

regimen dosis atau berubah sangat cepat, obat menyebabkan alergi, obat

kontraindikasi terhadap faktor risiko.

Dosis terlalu tinggi Dosis terlalu tinggi, frekuensi pemakaian obat terlalu singkat, durasi

obat terlalu panjang, interaksi obat terjadi karena hasil dari reaksi toksik

dari obat, dosis obat diberikan terlalu cepat.

Ketidakpatuhan Pasien tidak mengerti instruksi pemakaian, pasien memilih untuk tidak

memakai obat, pasien lupa untuk memakai obat, harga obat yang terlalu

mahal bagi pasien, pasien tidak dapat menelan atau memakai sendiri

obat secara tepat, obat tidak tersedia bagi pasien.

Page 43: EVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIK PADA PASIEN … file“EVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIK PADA PASIEN KANKER LEHER RAHIM YANG MENJALANI KEMOTERAPI DI RSUP DR. SARDJITO YOGYAKARTA PERIODE

25

Therapy Problems yaitu merupakan masalah-masalah yang dapat timbul selama

pasien diberi terapi, yaitu adanya obat yang yang tidak diperlukan pada terapi, adanya

indikasi penyakit yang tidak diberikan terapi, ketidakefektifan pemilihan obat, dosis

yang kurang, terjadinya adverse drug reaction, dan penggunaan dosis berlebih.

Page 44: EVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIK PADA PASIEN … file“EVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIK PADA PASIEN KANKER LEHER RAHIM YANG MENJALANI KEMOTERAPI DI RSUP DR. SARDJITO YOGYAKARTA PERIODE

26

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis dan Rancangan Penelitian

Penelitian mengenai evaluasi penggunaan antibiotik pada pasien kanker

leher rahim yang menjalani kemoterapi di RSUP Dr.Sardjito Yogyakarta periode

Agustus 2004 – Agustus 2008 merupakan jenis penelitian non eksperimental dengan

rancangan deskriptif evaluatif yang bersifat retrospektif. Penelitian ini merupakan

penelitian non eksperimental karena tidak ada perlakuan pada subjek uji. Rancangan

penelitian deskriptif evaluatif karena data yang diperoleh dari catatan rekam medis

kemudian di evaluasi berdasarkan studi pustaka, dan dideskripsikan terhadap

fenomena yang terjadi, kemudian ditampilkan dalam bentuk tabel atau gambar.

Penelitian ini bersifat retrospektif karena data yang digunakan diambil dengan

menggunakan penelusuran terhadap dokumen terdahulu yaitu berupa rekam medis

pasien kanker leher rahim yang menjalani kemoterapi di RSUP Dr. Sardjito periode

Agustus 2004-Agustus 2008.

B. Definisi Operasional

1. Evaluasi penggunaan antibiotik adalah evaluasi mengenai kejadian Drug Therapy

Problems (DTPs) penggunaan antibiotik, yang meliputi : adanya obat yang tidak

diperlukan pada terapi (unnecessary drug therapy), adanya indikasi penyakit yang

tidak diberikan terapi (needs additional drug therapy), ketidakefektifan pemilihan

Page 45: EVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIK PADA PASIEN … file“EVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIK PADA PASIEN KANKER LEHER RAHIM YANG MENJALANI KEMOTERAPI DI RSUP DR. SARDJITO YOGYAKARTA PERIODE

27

obat (ineffective drug), dosis yang terlalu rendah (dosage too low), dan efek

samping obat yang merugikan (adverse drug reaction) yang diberikan pada

pengobatan kanker leher rahim yang menjalani kemoterapi.

2. Tanda-tanda infeksi yaitu adanya kelainan jumlah White Blood Cells (WBC) dan

atau Neutrofil.

3. Antibiotik merupakan obat pembasmi mikroba, khususnya yang merugikan

manusia, yang dihasilkan oleh suatu mikroba, yang dapat menghambat atau dapat

membasmi mikroba jenis lain.

4. Kemoterapi adalah terapi kanker dengan menggunakan obat anti kanker, yaitu

sitostatika, yang menyebabkan pemusnahan atau perusakan sel tumor.

5. Pasien kanker leher rahim yang menjalani kemoterapi adalah semua pasien rawat

inap dengan tipe diagnosis kasus kanker leher rahim yang akan atau telah

menggunakan obat-obatan antikanker, yang tercatat dalam lembar rekam medis

RSUP Dr. Sardjito pada periode Agustus 2004 – Agustus 2008

6. Lembar rekam medik adalah lembar catatan yang berisi data klinis pasien kanker

leher rahim yang menjalani kemoterapi

C. Subyek Penelitian

Subyek penelitian ini adalah pasien kanker leher rahim yang menjalani

kemoterapi dan memperoleh antibiotik yang di rawat di RSUP Dr. Sardjito

Yogyakarta periode Agustus 2004–Agustus 2008.

Page 46: EVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIK PADA PASIEN … file“EVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIK PADA PASIEN KANKER LEHER RAHIM YANG MENJALANI KEMOTERAPI DI RSUP DR. SARDJITO YOGYAKARTA PERIODE

28

D. Bahan Penelitian

Bahan penelitian yang digunakan adalah lembar rekam medis pasien kanker

leher rahim yang menjalani kemoterapi dan mendapatkan terapi antibiotik di RSUP

Dr.Sardjito Yogyakarta periode Agustus 2004–Agustus 2008.

E. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di instalasi Catatan Medis RSUP Dr. Sardjito, Jalan

Kesehatan No.1 Sekip Yogyakarta.

F. Tata Cara Penelitian

Jalannya penelitian meliputi tiga tahap, tahap pertama adalah tahap

perencanaan, tahap kedua adalah pengambilan data, tahap ketiga adalah tahap

pengolahan hasil dan pembahasan.

1. Tahap perencanaan

Dimulai dengan penentuan dan analisis masalah yang akan dijadikan bahan

penelitian kemudian mengurus perijinan untuk melihat data rekam medis pasien

kanker leher rahim yang di rawat di RSUP Dr.Sardjito Yogyakarta periode

Agustus 2004–Agustus 2008.

2. Pengambilan data

Pada tahap pengambilan data, terlebih dahulu dilakukan penelusuran data

kemudian mengumpulkan data rekam medis dan mencatat data ke dalam lembar

laporan.

Page 47: EVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIK PADA PASIEN … file“EVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIK PADA PASIEN KANKER LEHER RAHIM YANG MENJALANI KEMOTERAPI DI RSUP DR. SARDJITO YOGYAKARTA PERIODE

29

a. Proses pengambilan data diperoleh dengan penelusuran data dari lembar print

out. Maka di dapatkan pasien yang menderita kanker leher rahim dan

menjalani kemoterapi. Lembar print out memuat laporan mengenai jumlah

pasien kanker leher rahim pada instalasi rawat inap yang berisi nomor rekam

medis, umur, jenis kelamin, hasil diagnosa dan lama perawatan. Dari data

print out didapatkan 103 pasien yang menjalani kemoterapi.

b. Proses pencarian data yang diperoleh dengan melihat Catatan Rekam Medis

pada pasien kanker leher rahim yang menjalani kemoterapi, yang memuat

laporan mengenai nama, umur, jenis kelamin, hasil diagnosis, jenis obat, dosis

obat, lama perawatan, bentuk sediaan, cara pemberian obat dan keadaan

pasien selama menjalani perawatan. Maka dapat diketahui pasien kanker leher

rahim yang menjalani kemoterapi dan mendapat terapi antibiotik. Dari 103

pasien kanker leher rahim yang menjalani kemoterapi, didapatkan 27 pasien

yang mendapatkan terapi antibiotik.

c. Kemudian pencatatan dilakukan dengan melihat data yang tertera pada data

rekam medis pasien kanker leher rahim yang menjalani kemoterapi dan

menerima antibiotik. Data yang diambil meliputi nomor rekam medis, umur,

jenis kelamin, hasil diagnosis, data laboratorium, jenis obat, dosis obat, cara

pemakaian, bentuk sediaan dan lama pasien menjalani perawatan.

Page 48: EVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIK PADA PASIEN … file“EVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIK PADA PASIEN KANKER LEHER RAHIM YANG MENJALANI KEMOTERAPI DI RSUP DR. SARDJITO YOGYAKARTA PERIODE

30

3. Tahap penyelesaian data

a. Pengolahan data

Data yang diperoleh, kemudian disajikan dalam bentuk tabel atau gambar,

kemudian dideskripsikan. Gambar berisi mengenai karakteristik pasien kanker leher

rahim yang meliputi distribusi umur pasien, jenis terapi kanker leher rahim, dan

keadaan hematologi pasien yang dilihat dari nilai Hb pasien. Sedangkan tabel data

berisi stadium kanker leher rahim, profil penggunaan antibiotik dan kajian Drug

Therapy Problems yang dijabarkan menggunakan Subjective, Objective, Assessment,

Plan (SOAP).

b. Evaluasi data

Pengelompokkan kelas terapi dan evaluasi data berdasarkan pada Drug

Information Handbook 14th

Edition, Informatorium Obat Nasional Indonesia 2000

dan MIMMS Edisi 7 2007/2008.

G. Tata Cara Analisis Hasil

Analisis hasil dalam penelitian ini, dikelompokkan berdasarkan karakteristik

pasien, golongan dan jenis antibiotik, dan kajian Drug Therapy Problems (DTPs).

Data dianalisis secara deskriptif dalam bentuk tabel atau gambar. Untuk tata cara

analisis hasil dilakukan sebagai berikut:

1. Karakteristik pasien

a. Distribusi umur pasien kanker leher rahim yang menjalani kemoterapi dan

mendapat terapi antibiotik, dibagi dalam 5 kelompok umur pasien, yaitu

Page 49: EVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIK PADA PASIEN … file“EVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIK PADA PASIEN KANKER LEHER RAHIM YANG MENJALANI KEMOTERAPI DI RSUP DR. SARDJITO YOGYAKARTA PERIODE

31

kelompok umur 31-40 tahun, 41-50 tahun, 51-60 tahun, 61-70 tahun, dan 71-

80 tahun.

b. Persentase stadium pasien kanker leher rahim yang menjalani kemoterapi dan

diterapi dengan antibiotik, dihitung dengan cara menghitung jumlah pasien

setiap stadiumnya kemudian dibagi dengan jumlah keseluruhan pasien

kanker leher rahim yang menjalani kemoterapi dan diterapi dengan

antibiotik, kemudian dikalikan 100%.

c. Jenis terapi kanker leher rahim, yaitu dilakukan dengan kemoterapi, operasi,

radioterapi dan perawatan.

d. Keadaan hematologi pasien yang dilihat dari nilai Hb pasien.

2. Golongan dan jenis antibiotik

Persentase golongan dan jenis antibiotik yang digunakan, dihitung dengan

cara menghitung jumlah penggunaan jenis antibiotik kemudian dibagi jumlah pasien

kanker leher rahim yang menjalani kemoterapi dan diterapi dengan antibiotik,

kemudian dikalikan 100%.

3. Kajian Drug Therapy Problems (DTPs)

Evaluasi penggunaan antibiotik pada kasus kanker leher rahim yang

menjalani kemoterapi dan mendapat terapi antibiotik di RSUP Dr. Sardjito periode

Agustus 2004–Agustus 2008 dijabarkan dengan metode Subjective, Objective,

Assessment, Plan (SOAP) dengan cara mengidentifikasi Drug Therapy Problems

(DTPs) yang terjadi terkait penggunaan antibiotik dengan melihat hasil laboratorium

dan pengobatan yang telah dilakukan. Setelah teridentifikasi, selanjutnya diberikan

Page 50: EVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIK PADA PASIEN … file“EVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIK PADA PASIEN KANKER LEHER RAHIM YANG MENJALANI KEMOTERAPI DI RSUP DR. SARDJITO YOGYAKARTA PERIODE

32

rekomendasi yang tepat terkait penggunaan antibiotik. Standar terapi penggunaan

antibiotik berdasarkan atas Drug Information Handbook 14th

Edition, Informatorium

Obat Nasional Indonesia 2000 dan MIMMS Edisi 7.

H. Kesulitan Penelitian

Dalam penelitian ini, penulis menemukan beberapa kesulitan diantaranya

kurangnya pengalaman penulis membaca data rekam medik, dalam hal ini tulisan

dokter dan perawat yang ada dalam rekam medis. Penulis juga mengalami kesulitan

dalam analisis hasil dan evaluasi data. Hal ini dikarenakan data pasien yang tidak

lengkap, contohnya seperti hasil laboratorium dan juga waktu pemberian obat yang

tidak selalu ditulis dalam rekam medis.

Penulis juga mengalami kesulitan, dimana tidak dapat menganalisis secara

langsung pengaruh kemoterapi terhadap kejadian lebih rentannya pasien mengalami

infeksi. Hal ini, karena setelah pasien selesai menjalani kemoterapi, maka pasien

langsung pulang dan tidak menjalani tes laboratorium kembali, namun tes hanya

dilakukan pada awal saat pasien masuk ke Rumah Sakit atau sebelum kemoterapi.

Sehingga latar belakang yang digunakan oleh penulis, tidak dapat diterapkan untuk

menganalisis pasien kanker leher rahim paska kemoterapi yang di rawat di RSUP Dr.

Sardjito pada periode Agustus 2004-Agustus 2008. Oleh sebab itu, dalam penelitian

ini, evaluasi penggunaan antibiotik dilakukan pada pasien yang sudah pernah

menjalani kemoterapi dan atau akan menjalani kemoterapi kembali yang dimana

penggunaan antibiotik tidak berhubungan dengan efek samping dari kemoterapi.

Page 51: EVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIK PADA PASIEN … file“EVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIK PADA PASIEN KANKER LEHER RAHIM YANG MENJALANI KEMOTERAPI DI RSUP DR. SARDJITO YOGYAKARTA PERIODE

33

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

Pada penelitian ini, ditemukan jumlah pasien kanker leher rahim yang

menjalani kemoterapi dan mendapatkan antibiotik sebanyak 27 pasien. Hasil

penelitian mengenai evaluasi penggunaan antibiotik pada pasien kanker leher rahim

yang menjalani kemoterapi di RSUP Dr. Sardjito periode Agustus 2004-Agustus

2008 dibagi menjadi 3 bagian yaitu karakteristik pasien kanker leher rahim, profil

penggunaan antibiotik, dan kajian Drug Therapy Problems (DTPs).

A. Karakteristik Pasien Kanker Leher Rahim

Karakteristik hasil penelitian mengenai kanker leher rahim yang menjalani

kemoterapi dan mendapat terapi antibiotik, disajikan dalam 4 bagian, yang meliputi

distribusi umur pasien, stadium kanker leher rahim, dan jenis terapi kanker leher

rahim, serta keadaan hematologi pasien yang dilihat dari nilai Hb pasien.

1. Persentase umur pasien kanker leher rahim

Pendistribusian umur pada pasien kanker leher rahim digunakan untuk

mengetahui jumlah pasien kanker leher rahim yang di rawat di RSUP Dr. Sardjito dan

menjalani kemoterapi sekaligus mendapatkan terapi antibiotik pada umur tertentu.

Distribusi umur pasien pada pasien kanker leher rahim yang menjalani

kemoterapi dan diterapi dengan antibiotik, dibagi dalam 5 kelompok umur pasien,

Page 52: EVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIK PADA PASIEN … file“EVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIK PADA PASIEN KANKER LEHER RAHIM YANG MENJALANI KEMOTERAPI DI RSUP DR. SARDJITO YOGYAKARTA PERIODE

yaitu kelompok umur 31

tahun.

Gambar 2. Persentase Kelompok Umur Pasien Kanker Leher Rahim yang Menjalani

Kemoterapi dan Mendapatkan Antibiotik di RSUP Dr. Sardjito

Penggolongan ini didasarkan bahwa frekuen

menunjukkan nilai tinggi pada wanita lebih muda dari 40 tahun. Meskipun demikian

frekuensi tertinggi penderita kanker leher rahim terdap

karsinoma in situ ikut dihitung, maka puncaknya terletak pada umur 10 tahun lebih

dulu. Karsinoma serviks nampak sesudah

hanya terdapat relatif sedikit. Sesudah itu ada kenaikan yang jelas

sampai umur 55-60 tahun dan sesudah itu terjadi penurunan lagi, tetapi ini merupakan

cerminan penurunan jumlah wanita total dalam golongan

Wagener, 1999). Pada

persentase usia paling tinggi yang menderita kanker leher rahim dan menjalani

kemoterapi serta mendapatkan antibioti

Jumlah Pasien Kanker Leher Rahim

Berdasarkan Umur (n: 27 Pasien)

yaitu kelompok umur 31-40 tahun, 41-50 tahun, 51-60 tahun, 61-70 tahun, dan 71

Kelompok Umur Pasien Kanker Leher Rahim yang Menjalani

erapi dan Mendapatkan Antibiotik di RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta P

Agustus 2004-Agustus 2008

Penggolongan ini didasarkan bahwa frekuensi penderita kanker leher rahim

menunjukkan nilai tinggi pada wanita lebih muda dari 40 tahun. Meskipun demikian

frekuensi tertinggi penderita kanker leher rahim terdapat pada kira-kira 50 tahun. Jika

ikut dihitung, maka puncaknya terletak pada umur 10 tahun lebih

Karsinoma serviks nampak sesudah menarche, dan sampai umur 35 tahun

hanya terdapat relatif sedikit. Sesudah itu ada kenaikan yang jelas

60 tahun dan sesudah itu terjadi penurunan lagi, tetapi ini merupakan

cerminan penurunan jumlah wanita total dalam golongan umur (Velde,

Pada gambar 2 sudah sesuai dengan teori, yaitu nampak bahwa

rsentase usia paling tinggi yang menderita kanker leher rahim dan menjalani

kemoterapi serta mendapatkan antibiotik yaitu pada umur 41-50 tahun, yaitu

22%

44%

30%

0% 4%

Jumlah Pasien Kanker Leher Rahim

Berdasarkan Umur (n: 27 Pasien)

31

41

51

61

71

34

70 tahun, dan 71-80

Kelompok Umur Pasien Kanker Leher Rahim yang Menjalani

Yogyakarta Periode

si penderita kanker leher rahim,

menunjukkan nilai tinggi pada wanita lebih muda dari 40 tahun. Meskipun demikian

kira 50 tahun. Jika

ikut dihitung, maka puncaknya terletak pada umur 10 tahun lebih

dan sampai umur 35 tahun

hanya terdapat relatif sedikit. Sesudah itu ada kenaikan yang jelas frekuensinya

60 tahun dan sesudah itu terjadi penurunan lagi, tetapi ini merupakan

umur (Velde, Bosman, dan

nampak bahwa

rsentase usia paling tinggi yang menderita kanker leher rahim dan menjalani

50 tahun, yaitu

31-40 tahun

41-50 tahun

51-60 tahun

61-70 tahun

71-80 tahun

Page 53: EVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIK PADA PASIEN … file“EVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIK PADA PASIEN KANKER LEHER RAHIM YANG MENJALANI KEMOTERAPI DI RSUP DR. SARDJITO YOGYAKARTA PERIODE

35

sebesar 44%, setelah itu terjadi penurunan persentase jumlah pasien kanker leher

rahim dan dengan persentase paling kecil yaitu umur 61-70 tahun yaitu 0%.

Selain itu, dari gambar 2 juga dapat mengetahui pada usia berapa pasien

kanker leher rahim yang menjalani kemoterapi lebih rentan terkena infeksi. Dari

tabel, nampak bahwa pasien kanker leher rahim yang menjalani kemoterapi serta

mendapatkan antibiotik di RSUP Dr. Sardjito, persentase tertinggi kejadian lebih

rentannya terjadi infeksi pada umur 41-50, yaitu dengan nilai sebesar 44%.

2. Persentase stadium pasien kanker leher rahim

Penentuan diagnosis dan stadium pada kanker leher rahim didasarkan pada

hasil pemeriksaan histologis atau sitologis (sel) yang diambil dari daerah tumor yang

berbatasan dengan jaringan normal yang dilakukan dengan melakukan biopsi (Davey,

2006) dan dari gejala perdarahan saat terjadi kontak spontan yang dirasakan oleh

pasien (Jong, 2005). Pembagian stadium tersebut dapat digunakan sebagai pedoman

untuk menentukan terapi yang sangat berhubungan sebagai penentu yang paling

penting untuk mendapatkan hasil terapi. Stadium kanker leher rahim dibagi dalam 13

kategori menurut Federation of Ginecology and Obstetrics (FIGO), yaitu 0, I, Ia, Ib,

II, IIa, IIb, III, IIIa, IIIb, IV, IVa dan IVb (Sardjito, 2000).

Page 54: EVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIK PADA PASIEN … file“EVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIK PADA PASIEN KANKER LEHER RAHIM YANG MENJALANI KEMOTERAPI DI RSUP DR. SARDJITO YOGYAKARTA PERIODE

36

Tabel V. Persentase Stadium Pasien Kanker Leher Rahim yang Menjalani

Kemoterapi dan Mendapatkan Antibiotik di RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta Periode

Agustus 2004-Agustus 2008 Stadium Jumlah Pasien Persentase (%)

0 2 7,4

I 0 0

Ia 0 0

Ib 3 11,1

II 0 0

IIa 3 11,1

IIb 8 29,6

III 0 0

IIIa 0 0

IIIb 9 33,3

IV 2 7,4

IVa 0 0

IVb 0 0

Dari tabel V, nampak bahwa di RSUP Dr. Sardjito pasien kanker leher rahim

yang menjalani kemoterapi dan mendapat terapi antibiotik yang menempati peringkat

pertama, yaitu pada Stadium IIIb sebesar 33,3%. Hal ini, berarti pada stadium IIIb

kemungkinan risiko terjadinya infeksi dapat dikatakan lebih tinggi pada pasien

kanker leher rahim yang di rawat di RSUP Dr. Sardjito.

3. Persentase jumlah pasien kanker leher rahim berdasarkan terapi

Dari hasil penelitian, jenis terapi yang diberikan pada kanker leher rahim,

selain kemoterapi, yaitu radiasi, operasi, dan perawatan. Jenis terapi yang dilakukan,

dapat dilihat dari gambar 4. Dari gambar, nampak bahwa penanganan pasien kanker

leher rahim, paling banyak menggunakan kemoterapi yaitu 44%. Terapi terbanyak

kedua yaitu kombinasi kemoterapi dengan radiotherapi, yaitu sebesar 30%. Jadi, dari

stadium pasien kanker leher rahim yang di rawat di RSUP Dr. Sardjito yaitu yang

terbanyak pada stadium IIIb, digunakan terapi dengan kemoterapi dan banyak juga

Page 55: EVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIK PADA PASIEN … file“EVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIK PADA PASIEN KANKER LEHER RAHIM YANG MENJALANI KEMOTERAPI DI RSUP DR. SARDJITO YOGYAKARTA PERIODE

yang menggunakan terapi kombinasi antara kemoterapi dengan radiotherapi.

kombinasi tersebut, akan dapat semakin meningkatkan keberhasilan dari terapi radiasi

(Davey, 2006). Selain itu, terapi pembedahan dilakukan pada kanker serviks stadium

awal. Kombinasi radiasi dan kemoterapi digunakan pada pasien dengan penyakit

yang telah lanjut dan mereka yang bukan merupakan kandidat yang cocok untuk

pembedahan (Heffner dan Schust, 2008).

Gambar 3. Persentase Jumlah

Mendapatkan Terapi Antibiotik

4. Keadaan hematologi pasien y

Pasien kanker leher rahim yang menjalani kemoterapi ditinjau dari nilai Hb,

dapat mengalami kelainan

anemia. Dan pemberian

menimbulkan anemia. Seseorang dikatakan anemia bila kadar hemoglobin berada

lebih dari dua standar deviasi di bawah kadar hemoglob

(Davey, 2006). Oleh sebab itu, diperlukan pemantauan khusus terkait penggunaan

antibiotik yang dapat menimbulkan anemia pada pasien yang telah menderita anemia.

15%

30%

11%

Persentase Pasien Kanker Leher Rahim

Berdasarkan Terapi (n: 27 Pasien)

g menggunakan terapi kombinasi antara kemoterapi dengan radiotherapi.

kombinasi tersebut, akan dapat semakin meningkatkan keberhasilan dari terapi radiasi

Selain itu, terapi pembedahan dilakukan pada kanker serviks stadium

nasi radiasi dan kemoterapi digunakan pada pasien dengan penyakit

yang telah lanjut dan mereka yang bukan merupakan kandidat yang cocok untuk

(Heffner dan Schust, 2008).

. Persentase Jumlah Pasien Kanker Leher Rahim Berdasarkan Terapi

Antibiotik di RSUP Dr. SardjitoYogyakarta Periode

2004-Agustus 2008

eadaan hematologi pasien yang dilihat dari nilai Hb

Pasien kanker leher rahim yang menjalani kemoterapi ditinjau dari nilai Hb,

dapat mengalami kelainan jumlah sel darah merah, dimana pasien rentan mengalami

Dan pemberian antibiotik seringkali pula memiliki efek samping

Seseorang dikatakan anemia bila kadar hemoglobin berada

lebih dari dua standar deviasi di bawah kadar hemoglobin rata-rata orang tersebut

Oleh sebab itu, diperlukan pemantauan khusus terkait penggunaan

yang dapat menimbulkan anemia pada pasien yang telah menderita anemia.

44%

15%

Persentase Pasien Kanker Leher Rahim

Berdasarkan Terapi (n: 27 Pasien)

Kemoterapi

Kemoterapi + Operasi

Kemoterapi + Radiaotherapi

Perawatan

37

g menggunakan terapi kombinasi antara kemoterapi dengan radiotherapi. Terapi

kombinasi tersebut, akan dapat semakin meningkatkan keberhasilan dari terapi radiasi

Selain itu, terapi pembedahan dilakukan pada kanker serviks stadium

nasi radiasi dan kemoterapi digunakan pada pasien dengan penyakit

yang telah lanjut dan mereka yang bukan merupakan kandidat yang cocok untuk

Berdasarkan Terapi dan

eriode Agustus

Pasien kanker leher rahim yang menjalani kemoterapi ditinjau dari nilai Hb,

jumlah sel darah merah, dimana pasien rentan mengalami

seringkali pula memiliki efek samping

Seseorang dikatakan anemia bila kadar hemoglobin berada

rata orang tersebut

Oleh sebab itu, diperlukan pemantauan khusus terkait penggunaan

yang dapat menimbulkan anemia pada pasien yang telah menderita anemia.

Kemoterapi + Operasi

Kemoterapi + Radiaotherapi

Page 56: EVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIK PADA PASIEN … file“EVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIK PADA PASIEN KANKER LEHER RAHIM YANG MENJALANI KEMOTERAPI DI RSUP DR. SARDJITO YOGYAKARTA PERIODE

Hal ini dilakukan agar pasien yang menderita anemia tidak bertambah

pemberian antibiotik. Berdasarkan kelompok keadaan hematologi yaitu nilai H

maka dapat dilihat dalam

mengalami penurunan nilai Hb.

Gambar 4. Persentase

Kemoterapi dan Mendapatkan Antibiotik

Dari tabel V

menjalani kemoterapi dan mendapatkan terapi antibiotik di RSUP

memiliki kisaran nilai Hb yaitu 1

kanker leher rahim pada awal masuk Rumah Sakit

karena kisaran nilai Hb dal

diketahui bahwa pasien kanker leher rahim, yang memiliki nil

normal hanya 29,6 % sebanyak 8 pasien, sedangkan 70,3 % memiliki nilai Hb di

bawah normal. Hal ini menunjukkan bahwa pada pasien kanker leher rahim, banyak

terjadi pasien juga menderita anemia atau kelainan sel darah merah.

19%

22%

Jumlah Pasien Kanker Leher Rahim Berdasarkan

Hal ini dilakukan agar pasien yang menderita anemia tidak bertambah

. Berdasarkan kelompok keadaan hematologi yaitu nilai H

maka dapat dilihat dalam gambar 5, bahwa pasien kanker leher rahim, banyak yang

mengalami penurunan nilai Hb.

Persentase Nilai Hb Pasien Kanker Leher Rahim yang Menjala

an Mendapatkan Antibiotik di RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta P

Agustus 2004-Agustus 2008

diketahui bahwa 22,2 % pasien kanker leher rahim yang

menjalani kemoterapi dan mendapatkan terapi antibiotik di RSUP

nilai Hb yaitu 12. Sebagian besar nilai Hb yang dimiliki pasien

pada awal masuk Rumah Sakit adalah dalam batas tidak normal,

karena kisaran nilai Hb dalam standar RSUP Dr. Sardjito, 12-16 g %.

diketahui bahwa pasien kanker leher rahim, yang memiliki nilai Hb dalam batas

sebanyak 8 pasien, sedangkan 70,3 % memiliki nilai Hb di

Hal ini menunjukkan bahwa pada pasien kanker leher rahim, banyak

enderita anemia atau kelainan sel darah merah. Oleh sebab itu,

4% 4% 4% 0%7%

11%

11%

11%

7%

Jumlah Pasien Kanker Leher Rahim Berdasarkan

Nilai Hb (n: 27 Pasien)

Hb 3

Hb 5

Hb 7

Hb 9

Hb 11

Hb 13

38

Hal ini dilakukan agar pasien yang menderita anemia tidak bertambah parah, akibat

. Berdasarkan kelompok keadaan hematologi yaitu nilai Hb,

, bahwa pasien kanker leher rahim, banyak yang

ang Menjalani

di RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta Periode

% pasien kanker leher rahim yang

menjalani kemoterapi dan mendapatkan terapi antibiotik di RSUP Dr. Sardjito

ilai Hb yang dimiliki pasien

adalah dalam batas tidak normal,

16 g %. Dari data ini

ai Hb dalam batas

sebanyak 8 pasien, sedangkan 70,3 % memiliki nilai Hb di

Hal ini menunjukkan bahwa pada pasien kanker leher rahim, banyak

Oleh sebab itu,

Jumlah Pasien Kanker Leher Rahim Berdasarkan

Hb 4

Hb 6

Hb 8

Hb 10

Hb 12

Page 57: EVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIK PADA PASIEN … file“EVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIK PADA PASIEN KANKER LEHER RAHIM YANG MENJALANI KEMOTERAPI DI RSUP DR. SARDJITO YOGYAKARTA PERIODE

39

pada pasien yang akan menjalani kemoterapi dengan kadar Hb yang rendah, harus

dilakukan terapi suportif untuk menaikkan nilai Hb terlebih dahulu. Hal ini, karena

untuk dapat menjalani kemoterapi, maka pasien harus memiliki nilai Hb > 10 g%

(Anonim, 1996), agar dalam proses kemoterapi, tidak terjadi penurunan Hb yang

lebih banyak akibat kemoterapi yang akan dapat berakibat fatal atau semakin

memperparah kondisi pasien (Sudoyo, Setiyohadi, Alwi, Simodibrata, dan Setiati,

2006). Selain itu, pemilihan penggunaan Antibiotik sebaiknya dengan efek samping

yang seminimal mungkin terhadap kejadian anemia.

B. Golongan dan Jenis Antibiotik

Dalam proses ini dilakukan pemeriksan klinis dan laboratorium, selain itu

dicatat juga riwayat penyakit dan pengobatan untuk mengetahui penanda infeksi dan

kemudian diberikan antibiotik. Pada pasien kanker leher rahim yang di rawat di

RSUP Dr. Sardjito, setelah dilakukan pemeriksaan laboratorium dan juga

pemeriksaan fisik, diketahui bahwa sebagian besar pasien kanker leher rahim yang

menjalani kemoterapi terjadi kenaikan jumlah WBC dan neutrofil. Peningkatan

jumlah neutrofil atau limfosit sering berhubungan dengan infeksi bakteri dan virus.

Namun leukositosis netrofil juga terjadi pada nekrosis jaringan misalnya infark

miokard atau pulmonal yang biasanya disertai demam ringan, keganasan, penyebab

inflamasi non-infeksi seperti jaringan ikat, penggunaan kortikosteroid dan

ketoasidosis diabetik (Davey, 2006).

Page 58: EVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIK PADA PASIEN … file“EVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIK PADA PASIEN KANKER LEHER RAHIM YANG MENJALANI KEMOTERAPI DI RSUP DR. SARDJITO YOGYAKARTA PERIODE

40

Tabel VI. Golongan dan Jenis Antibiotik pada Pasien Kanker Leher Rahim yang

Menjalani Kemoterapi di RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta

Periode Agustus 2004-Agustus 2008 Golongan Obat Jenis Obat Jumlah Kasus Persentase (%)

Penisilin Amoxicillin

Amoxicillin dan Clavulanic Acid

Ampicillin

16

1

1

59,2

3,7

3,7

Sefalosporin

Cefadroxil

Ceftriaxone

Ceftazidime

Cefixime

Cefotaxim

Ceftizoxime

1

7

1

2

2

1

3,7

25,9

3,7

7,4

7,4

3,7

Kuinolon Ciprofloxacin 6 22,2

Lain-lain Metronidazole 1 3,7

Kombinasi Antibakterial Co-trimazole 1 3,7

Pada tabel nampak golongan dan jenis antibiotik yang digunakan untuk

menangani infeksi pada pasien kanker leher rahim yang menjalani kemoterapi.

Golongan antibiotik terbanyak yang digunakan yaitu Penisilin sebanyak 66,6%,

dengan jenis antibiotik terbanyak yang digunakan yaitu Amoxicillin (62,9%).

Pada pasien kanker, maka akan lebih mudah terjadi infeksi bila

dibandingkan dengan non-kanker karena pada pasien kanker terjadi penekanan atau

defisiensi sistem imun. Selain itu, proses penuaan juga dapat berpengaruh terhadap

kejadian dan beratnya infeksi (Sudoyo, Setiyohadi, Alwi, Simodibrata, dan Setiati,

2006). Maka bila terjadi infeksi, tubuh pasien merespon untuk meningkatkan sistem

pertahanan dengan cara merangsang produksi jumlah sel darah putih termasuk di

dalamnya neutrofil. Untuk mengatasi infeksi tersebut, maka digunakan terapi

antibiotik. Penggunaan antibiotik ini, kemungkinan hanya sebagai profilaksis

sehingga dapat mencegah infeksi, terutama infeksi nosokomial yang akan dapat

Page 59: EVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIK PADA PASIEN … file“EVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIK PADA PASIEN KANKER LEHER RAHIM YANG MENJALANI KEMOTERAPI DI RSUP DR. SARDJITO YOGYAKARTA PERIODE

41

memperparah kondisi pasien. Proses evaluasi penggunaan antibiotik pada kasus

kanker leher rahim di RSUP Dr Sardjito periode Agustus 2004–Agustus 2008

dijabarkan dengan metode SOAP, dengan cara mengidentifikasi Drug Therapy

Problems (DTPs) yang terjadi dengan melihat hasil laboratorium dan pengobatan

yang telah dilakukan.

C. Kajian Drug Therapy Problems

Identifikasi Drug Therapy Problems (DTPs) dilakukan dengan mengevaluasi

permasalahan yang berkaitan dengan penggunaan antibiotik pada pasien kanker leher

rahim yang menjalani kemoterapi di RSUP Dr. Sardjito periode Agustus 2004-

Agustus 2008.

Evaluasi mengenai penggunaan antibiotik pada pasien kanker leher rahim

dari 27 pasien, terdapat 7 pasien yang tidak mengalami kejadian Drug Therapy

Problems. Sedangkan 20 pasien yang lain, mengalami kejadian Drug Therapy

Problems (DTPs) sebanyak 1 atau lebih kejadian DTPs yang terjadi pada setiap

pasien. Dari 20 pasien tersebut diperoleh 5 kasus DTPs yang terkait dengan

penggunaan antibiotik yaitu antibiotik yang tidak diperlukan pada terapi, dosis yang

terlalu rendah, Adverse Drug reaction, antibiotik yang tidak efektif dan adanya

indikasi penyakit yang tidak diberikan terapi.

Page 60: EVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIK PADA PASIEN … file“EVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIK PADA PASIEN KANKER LEHER RAHIM YANG MENJALANI KEMOTERAPI DI RSUP DR. SARDJITO YOGYAKARTA PERIODE

42

Tabel VII. Kasus DTPs Penggunaan Antibiotik pada Pasien Kanker Leher Rahim yang Menjalani

Kemoterapi di RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta Periode Agustus 2004- Agustus 2008

No Jenis DTPs Nomor Kasus (n=20 pasien) Jumlah Kasus

Persentase

(%)

1 Antibiotik yang tidak

diperlukan pada terapi

11,13,15,17,18,20,9 7 25,9

2 Dosis yang terlalu rendah 2,4 2 7,4

3 Adverse Drug Reaction 6,25 2 7,4

Potensial Adverse Drug

Reaction

1,4,8, 10,13,26 6 22,2

4 Antibiotik yang tidak efektif 4,26 2 7,4

5 Adanya indikasi penyakit yang

tidak diberikan terapi

7,9,10,11,12,14,19,24,26 9 33,3

Keterangan:

Jumlah pasien yang tidak mengalami kejadian DTPs sebanyak 7 kasus (25,9%).

Berikut adalah pengelompokkan dari masing-masing kejadian Drug Therapy

Problems pada pasien:

1. Antibiotik yang tidak diperlukan pada terapi

Tabel VIII. Kasus DTPs Antibiotik yang tidak diperlukan pada Terapi Kanker Leher Rahim yang

Menjalani Kemoterapi di RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta Periode Agustus 2004-Agustus 2008

Kasus Jenis Antibiotik Assessment Rekomendasi

11 Ceftriaxone Pasien tidak perlu

mendapatkan terapi

antibiotik karena tidak

terdapat tanda-tanda

adanya infeksi pada data

laboratorium

Penggunaan antibiotik sebaiknya

dihentikan dan digunakan jika dari

data laboratorium ditunjukkan

adanya tanda-tanda infeksi

13, 15,

17, 18,

20

Amoxicillin

9 Ciprofloxacin

Antibiotik yang tidak diperlukan pada terapi sebanyak 3 jenis antibiotik

dalam 7 kasus yang terjadi pasien no 9, 11, 13, 15, 17, 18, dan 20.

2. Dosis yang terlalu rendah

Tabel IX. Kasus DTPs Dosis Antibiotik yang terlalu rendah pada Terapi Kanker Leher Rahim yang

Menjalani Kemoterapi di RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta Periode Agustus 2004-Agustus 2008

Kasus Jenis Obat Assessment Rekomendasi

2 Metronidazole Pemakaian hanya selama 4 hari,

padahal pemberian yang seharusnya

yaitu 5-7 hari

Pada saat pasien pulang,

diberikan Metronidazole.

4 Ciprofloxacin Terjadi penurunan dosis, akibat

pemberian bersamaan dengan CaCO3

Ciprofloxacin jangan

diberikan bersamaan

dengan CaCO3, atau diberi

jarak waktu 2 jam.

Page 61: EVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIK PADA PASIEN … file“EVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIK PADA PASIEN KANKER LEHER RAHIM YANG MENJALANI KEMOTERAPI DI RSUP DR. SARDJITO YOGYAKARTA PERIODE

43

Dosis terlalu rendah sebanyak 2 kasus, yang terjadi pada pasien no 2 dan 4.

Masing-masing pasien hanya terjadi 1 kasus akibat penggunaan antibiotik.

3. Adverse Drug Reaction

Tabel X. Kasus DTPs Adverse Drug Reaction pada Terapi Kanker Leher Rahim yang Menjalani

Kemoterapi dan mendapat Terapi Antibiotik di RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta Periode Agustus 2004-

Agustus 2008

Kasus Jenis Obat Assessment Rekomendasi

6, 25 Amoxicillin Terjadi alergi akibat

pemberian amoxicillin

Perlu dilakukan uji sensitivitas,

terutama bila antibiotik yang digunakan

sebagai terapi seringkali menyebabkan

alergi pada pasien. Berikan antibiotik

lain yang bukan golongan Penisilin.

Potensial Adverse Drug Raction

Tabel XI. Kasus DTPs Potensial Adverse Drug Reaction pada Terapi Kanker Leher Rahim yang

Menjalani Kemoterapi dan mendapat Terapi Antibiotik di RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta Periode

Agustus 2004-Agustus 2008

Kasus Jenis Obat Assessment Rekomendasi

1,8, 13,

26

Amoxicillin Efek sampingnya dapat

menimbulkan anemia

Berikan bersama dengan obat anti anemia

agar tidak memperparah kondisi pasien,

karena pasien telah mengalami penurunan

nilai Hb

4 Ampicillin Diberikan bersama

Allopurinol dapat

menimbulkan ruam kulit

Jangan diberikan bersama dengan

Allopurinol, atau diberi jarak waktu 2

jam. 10 Amoxicillin

Adverse Drug Reaction (ADR) dalam evaluasi ini, dikelompokkan menjadi

2 bagian, yaitu ADR yang sudah terjadi dan ADR yang potensial dapat terjadi. ADR

yang sudah terjadi, yaitu terdapat 2 kasus pada pasien no 6 dan 25, sedangkan ADR

yang potensial dapat terjadi sebanyak 6 kasus, pada 6 pasien no 1, 4, 8, 10, 13,

dan 26.

Page 62: EVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIK PADA PASIEN … file“EVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIK PADA PASIEN KANKER LEHER RAHIM YANG MENJALANI KEMOTERAPI DI RSUP DR. SARDJITO YOGYAKARTA PERIODE

44

4. Antibiotik yang tidak efektif

Tabel XII. Kasus DTPs Antibiotik yang tidak Efektif pada Terapi Kanker Leher Rahim yang

Menjalani Kemoterapi di RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta Periode Agustus 2004-Agustus 2008

Kasus Jenis Obat Assessment Rekomendasi

4, 26 Ampicillin i.v Ampicillin injeksi pada

gangguan ginjal dapat

menyebabkan akumulasi

elektrolit, karena mengandung

garam Natrium

Berikan antibiotik ampicillin atau

golongan penisilin lain dengan per

oral (p.o) yang tidak mengandung

garam Natrium, agar aman digunakan

pada pasien yang mengalami

gangguan ginjal. Dapat diberikan

ampicillin trihydrate p.o (tablet)

dengan dosis 250 mg 4 kali/hari atau

500 mg 2 kali/hari.

Pemberian antibiotik yang tidak efektif pada pasien terdapat 2 kasus, yang

terjadi pada pasien no 4 dan 26. Ketidakefektifan pemberian Ampicillin, diketahui

dari ketidakefektifan dalam bentuk sediaan obat, dimana kemungkinan atau potensial

dapat memperparah kondisi pasien akibat adanya akumulasi elektrolit.

5. Adanya indikasi penyakit yang tidak diberikan terapi

Tabel XIII. Adanya Indikasi Penyakit yang tidak Diberikan Terapi pada Pasien Kanker Leher

Rahim yang Menjalani Kemoterapi di RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta Periode Agustus 2004-

Agustus 2008

Kasus Indikasi Penyakit Tanggal Nampak Tanda

Infeksi

Tanggal Mulai Pemberian

Antibiotik

WBC↑ Neutrofil↑

7 √ √ 16/02/05 19/02/05

9 √ √ 27/02/05,28/02/05, 02/03/05 Tidak diberikan

10 √ √ 06/10/05,08/10/05 07/10/05

11 √ 25/06/05 Tidak diberikan

12 √ √ 18/04/05,27/04/05 28/04/05

14 √ 24/07/05 25/07/05

19 √ 21/09/04 22/09/04

24 √ √ 14/03/08-18/03/08 17/03/08

26 √ 05/07/05 10/07/05

Pada kasus ini, sebagian besar pasien kanker leher rahim mengalami

kenaikan jumlah leukosit dan atau neutrofil. Dimana hal ini tidak spesifik

menunjukkan adanya infeksi tetapi dapat juga menunjukkan telah terjadinya

Page 63: EVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIK PADA PASIEN … file“EVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIK PADA PASIEN KANKER LEHER RAHIM YANG MENJALANI KEMOTERAPI DI RSUP DR. SARDJITO YOGYAKARTA PERIODE

45

inflamasi pada pasien (Mehta dan Hoffbrand, 2008). Oleh sebab itu, untuk

mengetahui kemungkinan terjadinya infeksi atau inflamasi yang dapat menyebabkan

kenaikan jumlah lekositosis neutrofil, maka diperlukan pemeriksaan penunjang

seperti gejala klinik pasien, jenis patogenitas mikrobanya, serta kesanggupan

mekanisme daya tahan tubuh pasien (Ganiswarna, 1995). Gejala demam merupakan

gejala sistemik penyakit infeksi paling umum, namun bukan merupakan indikator

yang kuat untuk pemberian antibiotik. Karena tidak adanya pemeriksaan penunjang

yang dapat menunjukkan adanya infeksi, maka Drug Therapy Problems yang terkait

dengan adanya indikasi penyakit (kenaikan jumlah leukosit dan atau neutrofil) yang

tidak diberikan terapi tidak dapat di evaluasi. Jadi, dapat disimpulkan bahwa untuk

memberikan antibiotik pada seorang pasien haruslah dipertimbangkan dengan

seksama, dan sangat bergantung pada pengalaman pengamatan klinik dokter yang

mengobati pasien. Setelah dokter menetapkan perlu diberikan antibiotik pada pasien,

langkah berikutnya yaitu memilih jenis antibiotik yang tepat, serta menentukan dosis

dan cara pemberiannya (Ganiswarna, 1995).

Page 64: EVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIK PADA PASIEN … file“EVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIK PADA PASIEN KANKER LEHER RAHIM YANG MENJALANI KEMOTERAPI DI RSUP DR. SARDJITO YOGYAKARTA PERIODE

46

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Dari hasil evaluasi terhadap penggunaan antibiotik pada pasien kanker leher

rahim yang menjalani kemoterapi di RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta periode Agustus

2004-Agustus 2008 maka dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Karakteristik pasien kanker leher rahim yang menjalani kemoterapi dan mendapat

terapi antibiotik berdasarkan kelompok umur paling banyak terjadi pada umur

41-50 tahun (44%), berdasarkan stadium terbanyak yaitu stadium IIIb (33%),

berdasarkan jenis terapi terbanyak yaitu kemoterapi (44%), dan berdasarkan data

hematologi nilai Hb pasien yang mengalami penurunan (tidak normal)

sebanyak 70,3 %.

2. Profil penggunaan antibiotik pada pasien kanker leher rahim yang menjalani

kemoterapi, terdapat 6 golongan antibiotik dengan golongan terbanyak yang

digunakan yaitu Penisilin (66,6%) dan jenis antibiotik terbanyak yaitu

amoxicillin (62,9%).

3. Pada pasien kanker leher rahim yang menjalani kemoterapi di RSUP Dr. Sardjito

Yogyakarta periode Agustus 2004-Agustus 2008 terjadi Drug Therapy Problems

sebagai berikut:

a. antibiotik yang tidak diperlukan pada terapi sebanyak 7 kasus (25,9%)

Page 65: EVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIK PADA PASIEN … file“EVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIK PADA PASIEN KANKER LEHER RAHIM YANG MENJALANI KEMOTERAPI DI RSUP DR. SARDJITO YOGYAKARTA PERIODE

47

b. dosis terlalu rendah sebanyak 2 kasus (7,4%)

c. adverse drug reaction terdapat 2 kasus (7,4%), sedangkan potensial adverse

drug reaction sebanyak 6 kasus (22,2%)

d. obat yang tidak efektif terdapat 2 kasus (7,4%)

e. adanya indikasi penyakit yang tidak diberikan terapi tidak dapat di evaluasi

karena tidak terdapat pemeriksaan penunjang berupa gejala klinik, jenis dan

patogenitas mikroba, serta kesanggupan mekanisme daya tahan tubuh pasien

sebanyak 9 kasus (33,3%).

B. Saran

Saran yang dapat disampaikan dari hasil penelitian ini adalah:

1. Bagi RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta:

a. perlu disusun Standar Pelayanan Medis bagi pasien kanker leher rahim yang

menjalani kemoterapi dengan kelainan leukositosis neutrofil karena data yang

didapatkan oleh penulis, sebagian besar pasien kanker leher rahim yang

menjalani kemoterapi tidak mengalami febrile neutropeni, melainkan

leukositosis neutrofil

b. perlu dilakukan cek kultur kuman untuk mengetahui jenis mikroba yang

menginfeksi tubuh, sehingga terapi antibiotik yang diberikan pada

leukositosis neutrofil dapat lebih tepat sesuai dengan kultur kuman

Page 66: EVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIK PADA PASIEN … file“EVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIK PADA PASIEN KANKER LEHER RAHIM YANG MENJALANI KEMOTERAPI DI RSUP DR. SARDJITO YOGYAKARTA PERIODE

48

2. Untuk penelitian selanjutnya dapat dilakukan:

a. penelitian mengenai Drug Therapy Problems pada pasien kanker leher rahim

yang menjalani kemoterapi dan mendapatkan terapi antibiotik di Rumah Sakit

lain, dan

b. penelitian mengenai terapi suportif yang diberikan pada pasien kanker leher

rahim, sebelum pasien menjalankan kemoterapi

Page 67: EVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIK PADA PASIEN … file“EVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIK PADA PASIEN KANKER LEHER RAHIM YANG MENJALANI KEMOTERAPI DI RSUP DR. SARDJITO YOGYAKARTA PERIODE

49

DAFTAR PUSTAKA

Anonim, 1992, Pedoman Penggunaan Antibiotik Nasional Edisi 1, Direktorat

Jenderal Pelayanan Medik Departemen Kesehatan Republik Indonesia,

Jakarta

Anonim, 1996, Standar Pelayanan Medis RSUP Dr. Sardjito Cetakan 1, Komite

Medis RSUP Dr. Sardjito dengan MMR Universitas Gadjah Mada,

Yogyakarta

Anonim, 2000, Standar Pelayanan Medis RSUP Dr. Sardjito Buku 2, Komite Medis

RSUP Dr. Sardjito dengan MMR Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta

Anonim, 2001, Informatorium Obat Nasional Indonesia 2000, Departemen

Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta

Anonim, 2008a, http://wayanasmara.blogspot.com/2008/05/cegah-kanker-leher-rahim-

dengan.html, diakses tanggal 11 April 2009

Anonim, 2008b, http://www.cervicalscreening.gov.hk/english/cc/cc_what.html, diakses

tanggal 11 April 2009

Anonim, 2007, MIMMS Indonesia Petunjuk Konsultasi, edisi 7 2007/2008, PT Info

Master Lisensi dan CMP Medica, Indonesia

Cipolle, R.J., Strand, L.M., dan Morley, P.C., 2004, Pharmaceutical Care Practice :

The Clinician’s Guide 2nd

ed., 175-179, The Mcgraw-hill Companies, Ic.,

United States of America

Djoerban, Z., Rose, L., Poetiray, E., dan Soehartati, 2004, Kanker Payudara, yang

Penting dan Perlu Diketahui, http://www. medicinal-

jk.com/Vol4No2/Kankeryangperludiketahui.htm.diakses tanggal 25 Januari

2009

Davey, P., 2006, At a Glance Medicine, Erlangga, Jakarta

Ganiswarna, S. G., 1995, Farmakologi dan Terapi, edisi keempat, bagian

Farmakologi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Jakarta

Heffner, L. J, dan Schust, D.J., 2008, At a Glance Sistem Reproduksi, edisi kedua, 94,

Erlangga, Jakarta

Jong, Wim de., 2005, Kanker, Apakah itu?, 159-164, Penerbit Arcan, Jakarta.

Page 68: EVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIK PADA PASIEN … file“EVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIK PADA PASIEN KANKER LEHER RAHIM YANG MENJALANI KEMOTERAPI DI RSUP DR. SARDJITO YOGYAKARTA PERIODE

50

Koda-kimble, M.A., and Young, L.Y., 2001, Applied Therapeutics The Clinical Use

Of Drugs, 7th edition, Lippincount Williams & Wilkins, Baltimor, Ch 87

Lacy, C.F. Armstrong, L.L., Goldman, M.P., dan Lance, L.L., 2006, Drug

Information Handbook, 14th

edition, Lexi-Comp, United States

Mehta, A., dan Hoffbrand, V., 2008, At a Glance Hematologi, edisi kedua, Erlangga,

Jakarta

Mexitalia, M., Evaluasi Penggunaan Antibiotika Pada Kasus Kanker Leher Rahim di

Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta, Skripsi, Fakultas Farmasi Sanata

Dharma Yogyakarta.

Mutschler, E., 1999, Dinamika Obat edisi kelima, Penerbit ITB, Bandung

Pratiwi, S. T., 2008, Mikrobiologi Farmasi, 155-161, Erlangga, Jakarta

Rubenstein, D., Wayne, D., dan Bradley, J., 2007, Lecture Notes Kedokteran Klinis,

Erlangga, Jakarta

Stanley, L., Robbins., 1995, Buku Ajar Patologi, 377-379, Buku Kedokteran EGC,

Jakarta

Sudoyo, A.W., Setiyohadi, B., Alwi, I., Simodibrata, K.M., dan Setiati, S., 2006,

Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam, Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia,

Jakarta Pusat

Tambunan, G.W., 1995, Diagnosis dan Tatalaksana Sepuluh Jenis Kanker Terbanyak

di Indonesia, 1-22, Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta

Tatro, D. S., 2007, Drug Interaction Facts 2007, Wolters Kluwers, United States of

America

Velde, C.J.H van de., Bosman, F.T., dan Wagener, D.J.Th., 1999, Onkologi,

diterjemahkan oleh Panitia Kanker RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta, edisi

kelima, 217-218, 493-522, Gadjah Mada University Press, Yogyakarta

Waluyo, Lud., 2004, Mikrobiologi Umum, UMM Press, Malang

Page 69: EVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIK PADA PASIEN … file“EVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIK PADA PASIEN KANKER LEHER RAHIM YANG MENJALANI KEMOTERAPI DI RSUP DR. SARDJITO YOGYAKARTA PERIODE

51

Lampiran 1. Pernyataan Peneliti

Page 70: EVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIK PADA PASIEN … file“EVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIK PADA PASIEN KANKER LEHER RAHIM YANG MENJALANI KEMOTERAPI DI RSUP DR. SARDJITO YOGYAKARTA PERIODE

52

Lampiran 2. Pengambilan Data Rekam Medis

Page 71: EVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIK PADA PASIEN … file“EVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIK PADA PASIEN KANKER LEHER RAHIM YANG MENJALANI KEMOTERAPI DI RSUP DR. SARDJITO YOGYAKARTA PERIODE

53

Lampiran 3. Lembar Disposisi

Page 72: EVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIK PADA PASIEN … file“EVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIK PADA PASIEN KANKER LEHER RAHIM YANG MENJALANI KEMOTERAPI DI RSUP DR. SARDJITO YOGYAKARTA PERIODE

54

Lampiran 4. Surat Ijin Penelitian dari Fakultas

Page 73: EVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIK PADA PASIEN … file“EVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIK PADA PASIEN KANKER LEHER RAHIM YANG MENJALANI KEMOTERAPI DI RSUP DR. SARDJITO YOGYAKARTA PERIODE

55

Lampiran 5. Surat Keterangan Selesai Menjalankan Penelitian

Page 74: EVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIK PADA PASIEN … file“EVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIK PADA PASIEN KANKER LEHER RAHIM YANG MENJALANI KEMOTERAPI DI RSUP DR. SARDJITO YOGYAKARTA PERIODE

56

Lampiran 6. Analisis DTPs Pasien Kanker Leher Rahim yang Menjalani

Kemoterapi serta Mendapatkan Antibiotik di RSUP Dr. Sardjito

Yogyakarta Periode Agustus 2004-Agustus 2008

Kasus 1

Pasien 1. No. RM:1183718 (26/04/05 – 13/05/05)

Subyektif:

Wanita/50 tahun, DU: Ca Serviks IIIB, DL: Anemia.

Pasien mengeluh sejak ± 5 bulan yang lalu keluar keputihan dan kadang disertai darah, nafsu makan berkurang.

Pasien memiliki riwayat penyakit dan pengobatan: Kontak Bleeding (-), Sitostatika PVB bulanan, memakai KB spiral sejak

tahun 1984, PA serviks: Karsinoma sel Squamosa differensiasi buruk.

Kondisi umum: sedang, sadar, sub anemis. Keadaan pulang: membaik

Obyektif:

Pemeriksaan Laboratorium Tanggal (April 2005) Nilai Normal

26

WBC (10^3/uL) 12,9 ↑ 4,8-10,8

Neutrofil 83,3% ↑

16,9 10^3/uL ↑

43,0-65,0 %

2,2-4,8 103/uL

Suhu oC 37 (afebris)

Nadi (kali/menit) 88

Hb ( g %) 9,5 ↓ 12-16

Penatalaksanaan:

Nama Obat Tanggal (April-Mei 2005)

27 28 29 30 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13

Amoxicillin 3×500 mg p.o √ √ √ √ √ √ √

Emineton (1×1) p.o √ √ √ √ √ √

Paracetamol 500 mg (k/p)

p.o

√ √ √ √

Tranexamic acid 1amp (500

mg) i.v

√ √

Bevizil (1×1) p.o √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √

Prenamia (1×1) p.o √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √

Dexamethasone 2 amp i.v √

Metoclopramide HCl 1amp

i.v

√ √

Transfusi PRC 1

kantong/hari (infus)

√ √ √

PVB (Platosin 100 mg,

Vincristin 50 mg, Bleomisin

50 mg) (infus)

√ √ √

Keluhan Tanggal (Mei 2005)

2

Tidak dapat BAK

Nyeri pinggang

Lemah

Assessment:

Efek samping yang dapat ditimbulkan Amoxicillin berupa anemia. Di mana pasien sudah menderita anemia. Hal ini,

potensial terjadi ADR, terkait kondisi anemia pada pasien. Penggunaan dosis emineton pada pasien, hanya digunakan

sebagai terapi profilaksis. Tidak lengkapnya catatan medis pasien terkait penggunaan amoxicillin, yaitu apakah dihentikan

pada tanggal 03/05/05 kemudian digunakan kembali pada tanggal 07/05/05 ataukah digunakan sampai tanggal 07/05/05

tanpa dihentikan, maka kurang dapat dianalisis.

DTPs: potensial ADR

Rekomendasi:

Penggunaan Amoxicillin bersamaan dengan antianemia sangat dianjurkan. Obat antianemia yang digunakan pada pasien,

yaitu emineton dan prenamia. Maka sebaiknya penggunaan dosis emineton lebih ditujukan untuk terapi pada pasien yaitu

dengan penggunaan 2-3 tablet per hari, atau prenamia digunakan sejak awal terapi. Hal ini untuk meminimalkan efek

samping penggunaan amoxicillin dan juga untuk mengobati anemia yang sudah di derita oleh pasien.

Page 75: EVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIK PADA PASIEN … file“EVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIK PADA PASIEN KANKER LEHER RAHIM YANG MENJALANI KEMOTERAPI DI RSUP DR. SARDJITO YOGYAKARTA PERIODE

57

Kasus 2

Pasien 2. No. RM:1174295 ( 24/02/05-14/03/05) Subyektif:

Wanita/43 tahun.

DU: Ca Serviks IB.

Diagnosis lain tanggal 10/03/05: Salpingitis Kronis.

Pasien mengeluh perdarahan sedikit demi sedikit dari jalan lahir dan keputihan.

Pasien memiliki riwayat penyakit dan pengobatan: Ca Serviks IIB dengan Bulky Tumor, Karsinoma epidermoid differensial

jelek dan menjalani Sitostatika bulanan.

Kondisi umum: baik, sadar, anemis.

Keadaan pulang: membaik

Obyektif:

Pemeriksaan

Laboratorium

Tanggal (Februari-Maret 2005) Nilai Normal

18 2 4

WBC (10^3/uL) 7,7 7,67 10,5 4,8-10,8

Neutrofil

49,4

3,79

43,0-65,0 %

2,2-4,8 103/uL

Suhu oC 36,7 (afebris)

Nadi (kali/menit) 84

Hb ( g %) 12,4 11,7 ↓ 10,7 ↓ 12-16

Penatalaksanaan:

Tindakan = Operasi pengangkatan rahim dan indung telur tanggal 03/03/05.

Nama Obat Tanggal (Februari-Maret 2005)

24 25 26 27 28 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14

Bevisil 1×1 p.o √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √

Prenamia 1×1

p.o

√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √

Ceftriaxone

disodium 2×1g

i.v

√ √ √

Tramadol HCl

3×1 p.o

√ √ √

Neurobat F 1×1

p.o

√ √ √

Vitamin C 2×1

p.o

√ √ √

Cefixime 2×1g

p.o

√ √ √ √ √

Cefixime 2×200

mg p.o

√ √ √ √

Metronidazole

3×500 mg p.o

√ √ √ √

Becom C 2×1

p.o

√ √

SS I Cisplatin

50 mg (infus)

Assesement:

Pemberian antibiotik sudah tepat indikasi, dimana diberikan untuk mencegah infeksi yang dapat terjadi. Dimana pasien

melakukan operasi pengangkatan rahim dan indung telur. Dengan pemberian Fixef sekali diberikan yaitu 5 kapsul (07/03/05-

11/03/05). Namun dosis Metronidazole yang diberikan terlalu rendah. Dimana pemberian Metronidazole yang efektif pada

infeksi yang terjadi pada pasien yaitu 5-10 hari. DTPs: dosis terlalu rendah

Rekomendasi:

Pemberian Metronidazole yang efektif yaitu 5-10 hari, maka saat pasien pulang sebaiknya diberikan Metronidazole

Keluhan Tanggal

Terdapat luka operasi

Belum bisa BAK

09/03/05

09/03/05

Page 76: EVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIK PADA PASIEN … file“EVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIK PADA PASIEN KANKER LEHER RAHIM YANG MENJALANI KEMOTERAPI DI RSUP DR. SARDJITO YOGYAKARTA PERIODE

58

Kasus 3

Pasien 3. No. RM:1138892 (12/10/04-15/10/04)

Subyektif:

Wanita/37 tahun.

DU: Ca Serviks IIA dengan Bulky tumor.

Pasien mengeluh selama 3 hari dengan keluhan keputihan, BAK tidak lancar (2-3×/hari).

Pasien memiliki riwayat penyakit dan pengobatan: Post SS Cysplatin 50 mg dengan bulky tumor

neoadjuvant, drop out kemoterapi terakhir tanggal 29/06/04 Cisplatin 50 mg

Kondisi umum: baik, sadar, tidak anemis.

Keadaan pulang: membaik

Obyektif:

Pemeriksaan Laboratorium Tanggal (Oktober 2004) Nilai Normal

12

WBC (10^3/uL) 11,3 ↑ 4,8-10,8

Suhu o

C 36 (afebris)

Nadi (kali/menit) 120

Hb ( g %) 10,3 ↓ 12-16

Penatalaksanaan:

Nama Obat Tanggal (Oktober 2004)

12 13 14 15

Asam mefenamat 3×500mg p.o √ √ √ √

Bevisil 1×1 p.o √ √ √

Prenamia 1×1 p.o √ √ √

Amoxicillin 3×500 mg p.o √ √ √

Ondansetron 1 Amp i.v √

Cisplatin 50 mg infus √

Keluhan Tanggal (Oktober 2004)

12 13 14

Nyeri pada abdomen √ √

Mual √

Assessment:

Penggunaan Amoxicillin pada pasien sudah tepat, dimana penggunaan Amoxicillin ditunjang

dengan data laboratorium pasien yang menunjukkan adanya penanda infeksi. Selain itu, diberikan

pula obat anti-anemia yaitu prenamia, yang dapat meminimalkan potensial efek samping yang dapat

terjadi akibat penggunaan amoxicillin. Dimana amoxicillin memiliki efek samping yaitu anemia dan

pasien juga telah memiliki Hb di bawah normal.

Rekomendasi:

Lanjutkan terapi antibiotik sampai kondisi atau penanda infeksi pada pasien normal kembali. Selain

itu diperlukan pula cek laboratorium untuk memantau kemungkinan terjadinya anemia dan juga

untuk memberikan terapi antibiotik yang tepat. Yaitu diberikan sampai kondisi pasien menunjukkan

tidak adanya penanda infeksi.

Page 77: EVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIK PADA PASIEN … file“EVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIK PADA PASIEN KANKER LEHER RAHIM YANG MENJALANI KEMOTERAPI DI RSUP DR. SARDJITO YOGYAKARTA PERIODE

59

Kasus 4

Pasien 4. No. RM:1326037 (13/07/08-22/07/08)

Subyektif: Wanita/52 tahun.

DU: Malignant neoplasma of Serviks uteri Std II B Post kemoterapi dengan observasi hematuria.

DL: Renal Failure unspecified

Diagnosis masuk Rumah Sakit: Renal Failure obstruksi uropati, Hidronefroti bilateral, suspek ISK

Pasien mengeluh pinggang terasa pegal dan gangguan BAK selama 4 hari sebelum masuk rumah Sakit, keluar gumpalan-

gumpalan kecil dari BAK, terasa sakit pada akhir setelah BAK, BAK setiap ½-1 jam sekali.

Pasien memiliki riwayat pengobatan: Menderita Ca Serviks Std IIB post kemoradiasi/seri. Rencana Pap smear (30/06/08).

Terakhir Bronchioterapi 30/06/08. Karsinoma epidermoid differensial jelek.

Kondisi umum: sedang, sadar, anemis.

Keadaan pulang: belum sembuh

Obyektif:

Pemeriksaan Laboratorium Tanggal (Juli 2008) Nilai Normal

13

WBC (10^3/uL) 11,7 ↑ 4,8-10,8

Suhu oC 37 (afebris)

Nadi (kali/menit) 72

Hb ( g %) 11,0↓ 12-16

Penatalaksanaan:

Nama Obat Tanggal (Juli 2008)

14 15 16 17 18 19 20 21 22

Ampicillin 3×1g i.v √ √ √ √

Asam Mefenamat 3×1 p.o √ √ √ √

Tranexamic acid 3×1g i.v √ √ √ √ √ √

SF 2×1 p.o √ √ √ √ √ √

Asam Folat 3×1 √ √ √ √ √ √

Keluhan Tanggal (Juli 2008)

13 14 15 16 17 18 19 20 21 22

Nyeri √ √ √ √ √ √ √ √ √ √

Lemas, mudah keluar darah √

Urin kehitaman √

Mual √

Ca CO3 3×1 √ √ √ √ √ √

Allopurinol 100mg/48 jam i.v √ √ √ √ √ √

Ceftriaxone 1g/i.v √ √ √ √ √ √

Ciprofloxacin 2×500mg p.o √

Metoclopramide HCl 1amp √

Assessment:

1. Ampicillin injeksi/bentuk sediaan obat tidak sesuai bila diberikan pada gangguan ginjal karena dapat menyebabkan

akumulasi elektrolit, karena mengandung garam Natrium

DTPs: obat yang tidak efektif

Ampicillin bila diberikan bersamaan dengan Allopurinol, dapat menimbulkan reaksi ruam kulit. Namun pada pasien

tidak terjadi.

DTPs: potensial ADR

2. Dosis Ciprofloxacin terlalu rendah akibat pemberian bersamaan dengan CaCO3.

DTPs: dosis terlalu rendah

Rekomendasi:

1. Berikan antibiotik ampicillin atau golongan penisilin lain dengan per oral yang tidak mengandung garam Natrium,

agar aman digunakan pada pasien yang telah mengalami gangguan ginjal. Dapat diberikan ampicillin trihydrate p.o

dengan dosis 250 mg 4 kali/hari atau 500 mg 2 kali sehari.

Pemberian Ampicillin, sebaiknya jangan bersamaan dengan Allopurinol, yaitu dapat diberikan dengan rentang waktu

2 jam.

2. Pemberian Ciprofloxacin, sebaiknya jangan bersamaan dengan CaCO3, karena hal ini akan dapat menurunkan dosis

dari Ciprofloxacin, sehingga terapi antibiotik akan potensial kurang berkhasiat akibat terjadi penurunan dosis.

Sebaiknya diberikan dengan jarak waktu 2 jam.

Page 78: EVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIK PADA PASIEN … file“EVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIK PADA PASIEN KANKER LEHER RAHIM YANG MENJALANI KEMOTERAPI DI RSUP DR. SARDJITO YOGYAKARTA PERIODE

60

Kasus 5

Pasien 5. No. RM:1176212 (03/03/05-19/03/05)

Subyektif:

Wanita/78 tahun.

DU: Ca Serviks IIB

DL: Infeksi Saluran Kemih dan Hipertensi

Pasien mengeluh perdarahan dan flek-flek dari jalan lahir sejak ± 1 tahun yang lalu, nafsu makan menurun, panas ± 2 hari

Pasien memilki riwayat: Menderita Ca serviks, Menopause ± 28 tahun, Karsinoma sel squamosa tanpa keratinasi

Kondisi umum: baik, sadar, tidak anemis.

Keadaan pulang: membaik

Obyektif:

Pemeriksaan Laboratorium Tanggal (Maret 2005) Nilai Normal

3 7

WBC (10^3/uL) 17,2 ↑ 4,8-10,8

Suhu oC 36 37,6 (afebris)

Nadi (kali/menit) 84

Hb ( g %) 12,1 12-16

Penatalaksanaan:

Nama Obat Tanggal (Oktober 2005)

3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19

Bevisil 1×1 p.o √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √

Prenamia 1×1

p.o

√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √

Ceftriaxone

1g/12 jam i.v

√ √ √ √ √

HCT 25 mg

1×0×0 p.o

√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √

Captopril 12,5

2×1 p.o

√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √

Sitostatika PVB

infus

√ √ √

Metoclopramide

HCl

Ondansetron

8mg i.v

√ √ √

Sistenol p.o √

Dexamethasone

2 amp i.v

√ √ √

Keluhan Tanggal (2005)

5 7

Sesak nafas √ √

Lemas bila duduk √ √

Assessment:

Pemberian Ceftriaxone sudah tepat indikasi. Dimana diberikan pada saat pasien menunjukkan tanda infeksi

dan kemudian dihentikan pada saat tanda infeksi pada pasien sudah dalam batas normal.

Rekomendasi:

Lanjutkan terapi pada pasien kanker leher rahim yang selalu tepat indikasi. Dan diperlukan pula cek

laboratorium untuk menunjang pemberian antibiotik atau terapi obat lain, agar pemberian terapi lebih tepat.

Page 79: EVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIK PADA PASIEN … file“EVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIK PADA PASIEN KANKER LEHER RAHIM YANG MENJALANI KEMOTERAPI DI RSUP DR. SARDJITO YOGYAKARTA PERIODE

61

Kasus 6

Pasien 6. No. RM:1251525 (09/0706-16/07/06)

Subyektif:

Wanita/47 tahun.

DU: Ca Serviks Std IIIB.

Pasien mengeluh perdarahan dari jalan lahir dan berbentuk gumpalan-gumpalan.

Pasien memiliki riwayat: Menderita Ca Serviks IIIB, Menikah usia 13 tahun, menopause ± 3 tahun

yang lalu,

Kondisi umum: sedang, sadar, anemis.

Keadaan pulang: belum sembuh

Obyektif:

Pemeriksaan

Laboratorium

Tanggal (Juli 2006 ) Nilai Normal

3 9 11

WBC (10^3/uL) 9,3 7,5 5,6 4,8-10,8

Neutrofil

80,4↑

6,1↑

43,0-65,0 %

2,2-4,8 103/uL

Suhu o

C 36,7

Nadi (kali/menit) 80

Hb ( g %) 7,3 ↓ 10,4↓ 11,4↓ 12-16

Penatalaksanaan:

Nama Obat Tanggal (Juli 2006)

9 10 11 12 13 14 15 16

Cefotaxim 3×1 g √ √ √ √

Amoxicillin √

Tranexamid acid 3×1 amp i.v √ √ √ √ √ √ √ √

Asam Mefenamat 3×500mg √ √ √ √ √ √ √ √

SF/BC/C 3×1 √ √ √ √ √ √ √ √

Ciprofloxacin 2×500 mg √ √ √

Cisplatin + SFU infus √

Keluhan Tanggal (Juli 2006)

13

Gatal-gatal pada kaki dan tangan √

Assessment:

Pemberian Amoxicillin menyebabkan alergi pada pasien. Dimana menimbulkan gatal-gatal pada

kaki dan tangan pasien.

DTP: ADR

Rekomendasi:

Pemberian antibiotik pada pasien, sebaiknya dilakukan uji sensitivitas, terutama bila antibiotik yang

digunakan sebagai terapi seringkali menyebabkan alergi pada pasien. Berikan antibiotik lain yang

bukan golongan Penisilin. Namun dalam kasus, pasien sudah teratasi, yaitu dimana Amoxicillin

sudah diganti dengan pemberian Ciprofloxacin.

Page 80: EVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIK PADA PASIEN … file“EVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIK PADA PASIEN KANKER LEHER RAHIM YANG MENJALANI KEMOTERAPI DI RSUP DR. SARDJITO YOGYAKARTA PERIODE

62

Kasus 7

Pasien 7. No. RM:1150474 (16/02/05-01/03/05)

Subyektif:

Wanita/45 tahun.

DU: Ca Serviks Std IIIB dengan Bulky tumor

DL: Anemia

Pasien mengeluh keputihan, perdarahan sejak 5 bulan yang lalu, mual dan lemas sejak 4 hari yang lalu,

Pasien memiliki riwayat: Menderita Ca Serviks dengan Bulky tumor IIA sejak 02/09/04, Karsinoma sel squamosa

differensial sedang sampai jelek, infiltrasi pada jaringan ikat dibawahnya

Kondisi umum: sedang, sadar, anemis.

Keadaan pulang: belum sembuh

Obyektif:

Pemeriksaan Laboratorium Tanggal (Februari 2005) Nilai Normal

16 21

WBC (10^3/uL) 12,53↑ 12,8 ↑ 4,8-10,8

Neutrofil 80,3↑

10,07↑

43,0-65,0 %

2,2-4,8 103/uL

Suhu oC 37 (afebris)

Nadi (kali/menit) 88

Hb ( g %) 7,1↓ 11,4↓ 12-16

Penatalaksanaan:

Nama Obat Tanggal (Februari-Maret 2005)

17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 1

Amoxicillin 3×500mg p.o √ √ √

Bevisil 1×1 p.o √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √

Prenamia 1×1 p.o √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √

Antacid p.o √ √

Metoclopramide HCl p.o √ √

Sitostatika Cisplatin 50

mg infus

Transfusi FWB infus √ √ √ √

Dexamethasone 1 amp i.v √

Keluhan Tanggal (Februari 2005)

25 27 1

Nyeri ulu hati √

Mual √ √

Assessment:

Pemberian Antibiotik dalam pasien yaitu amoxicillin, sudah tepat, dimana diberikan saat muncul penanda

infeksi. Namun tidak dilanjutkannya terapi antibiotik pada pasien tidak dapat di evaluasi, karena tidak terdapat

kultur kuman yang spesifik menunjukkan bahwa pemberian antibiotik diperlukan atau sudah tidak diperlukan

lagi. Alasan lain tidak dapat di evaluasi, yaitu karena pada pasien terjadi peningkatan nilai WBC dan

neutrofil, yang dimana nilai tersebut tidak spesifik menunjukkan adanya infeksi bakteri, namun dapat juga

terjadi inflamasi.

Rekomendasi:

Perlu dilakukan tes kultur kuman atau informasi dari dokter terkait tidak dilanjutkannya terapi antibiotik,

padahal nilai WBC dan neutrofil mengalami kenaikan yang sebelumnya telah di terapi dengan antibiotik. Hal

ini, juga untuk mengetahui apakah sudah tidak terjadi infeksi lagi pada pasien, sehingga penggunaan antibiotik

benar-benar dapat dihentikan.

Page 81: EVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIK PADA PASIEN … file“EVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIK PADA PASIEN KANKER LEHER RAHIM YANG MENJALANI KEMOTERAPI DI RSUP DR. SARDJITO YOGYAKARTA PERIODE

63

Kasus 8

Pasien 8. No. RM:1176050 (14/03/05-03/04/05)

Subyektif:

Wanita/44 tahun.

DU: Ca Serviks Std IIA, DL: anemia

Pasien mengeluh keputihan dan lemas

Pasien memiliki riwayat: Menderita Ca Serviks IIA dengan Bulky tumor post Operasi post SS I PVB (bulanan), Karsinoma

sel squamosa diferensiasi jelek

Kondisi umum: baik, sadar, tidak anemis

Obyektif:

Pemeriksaan Laboratorium Tanggal (Maret 2005) Nilai Normal

4

WBC (10^3/uL) 16,5 10^3/uL ↑ 4,8-10,8

Suhu oC 36,2

Nadi (kali/menit) 84

Hb ( g %) 11,4 ↓ 12-16

Penatalaksanaan:

18/03/05: dilakukan Operasi

22/03/05: diketahui ada luka sudah kering

01/04/05-02/04/05: sitostatika dengan Vincristin, Blenamax, dan Cisplatin

Nama Obat Tanggal (Maret-April 2005)

1

4

1

5

1

6

1

7

1

8

1

9

2

0

2

1

2

2

2

3

2

4

2

5

2

6

2

7

2

8

2

9

3

0

3

1

1 2 3

Amoxicillin

3×500mg p.o

√ √ √ √ √

Ceftizoxime Na 1

amp (2×1g) i.v

√ √ √

Prenamia 1×1 p.o √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √

Bevisil 1×1 p.o √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √

Asam Mefenamat

3×500 mg p.o

√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √

Tramadol HCl

3×1amp i.v

√ √ √

Vit C 2×1 Amp √ √ √

Becom C 1×1 √

Alinamin F 2×1

amp

√ √ √

Cefixime 2×200

mg

√ √ √ √ √ √ √ √ √

Injeksi

Dexamethasone 1

amp i.v

√ √ √

Metoclopramide

HCl p.o

√ √ √

Ondansetron 1

amp i.v

√ √

Assessment:

Pemberian Amoxicillin dapat menimbulkan efek samping berupa anemia. Dimana akan dapat memperparah kondisi pasien

yang telah mengalami anemia.

DTPs: potensial ADR

Rekomendasi:

Pemberian amoxicillin, sebaiknya diberikan bersama dengan obat anti-anemia, dimana pada pasien diberikan prenamia.

Pemberian prenamia sebaiknya mulai dari awal, yaitu sejak pasien masuk Rumah Sakit dan kemudian di terapi dengan

amoxicillin. Hal ini untuk meminimalkan efek samping dari amoxicillin, yang kemunginan akan dapat memperparah kondisi

pasien.

Perlu dilakukan cek laboratorium kembali, untuk menunjukkan apakah adanya luka pada operasi terdapat bakteri, sehingga

dapat dilakukan terapi antibotik yang sesuai dengan kultur kuman. Selain itu, dengan adanya cek laboratorium kembali,

kemungkinan pasien dalam menggunakan antibiotik tidak perlu membutuhkan waktu yang lama. Dimana bila sudah tidak

terdapat tanda-tanda infeksi, sebaiknya penggunaan antibiotik dihentikan.

Page 82: EVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIK PADA PASIEN … file“EVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIK PADA PASIEN KANKER LEHER RAHIM YANG MENJALANI KEMOTERAPI DI RSUP DR. SARDJITO YOGYAKARTA PERIODE

64

Kasus 9

Pasien 9. No. RM:1172390 (04/02/05-02/03/05)

Subyektif:

Wanita/53 tahun.

DU: Ca Serviks IIB .

DL: Insufisiensi renal dan Hipertensi .

Pasien mengeluh nyeri pada perut bagian kanan bawah, perdarahan dalam jumlah yang banyak dan berbentuk gumpalan sejak

bulan Desember 2004 sampai sekarang, BAB susah.

Pasien memiliki riwayat penyakit dan pengobatan: Post kuretase dengan hasil endometrium tidak dapat dievaluasi karena

nekrotik, karsinoma epidermoid differensiasi jelek

Kondisi umum: baik, sadar, sub anemis.

Keadaan pulang: belum sembuh

Obyektif:

Pemeriksaan

Laboratorium

Tanggal (Februari-Maret 2005) Nilai Normal

27 28 2

WBC (10^3/uL) 17,9 ↑ 11,2 ↑ 10,5 4,8-10,8

Neutrofil

8,23 ↑

62,4%

6,6 ↑

43,0-65,0 %

2,2-4,8 103/uL

Suhu oC 36

Nadi (kali/menit) 89

Hb ( g %) 13,4 9,1↓ 11,7↓ 12-16

Penatalaksanaan:

Tindakan = DJ Stent tanggal 21/02/05

Obat Cara Pemberian Tanggal Pemberian

Captopril 2×12,5 Oral 05/02/05-12/02/05, 17/02/05- 02/03/05

HCT 1×12,5 Oral 05/02/05-12/02/05

Captopril 2×25 Oral 13/02/05-16/02/05

HCT 1×25 Oral 13/02/05- 02/03/05

Captopril 1×25 Oral 28/02/05-02/03/05

Bevisil 1×1 Oral 05/02/05-01/03/05

Prenamia 1×1 Oral 25/02/05-01/03/05

Cisplatin Injeksi 01/03/05

Keluhan Tanggal

Batuk 22/02/05

Nama Obat Tanggal (Februari 2005)

21 22 23 24 25

Ciprofloxacin 2×500mg p.o √ √ √ √ √

Ambroxol Syr 3×C1 √

Assessment:

Tidak adanya indikasi yang jelas untuk terapi Ciprofloxacin. Dimana tidak adanya data laboratorium yang

menunjukkan tanda-tanda infeksi. DTPs: Terapi obat yang tidak diperlukan

Rekomendasi:

Tidak dapatnya di evaluasi peggunaan Antibiotik Ciprofloxacin, karena tidak terdapatnya data laboratorium

yang menunjukkan tanda-tanda infeksi pada pasien. Diperlukannya catatan data laboratorium, bila telah

dilakukan, agar penggunaan antibiotik dapat di evaluasi kembali, terkait penggunaan antibiotik.

Page 83: EVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIK PADA PASIEN … file“EVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIK PADA PASIEN KANKER LEHER RAHIM YANG MENJALANI KEMOTERAPI DI RSUP DR. SARDJITO YOGYAKARTA PERIODE

65

Kasus 10

Pasien 10. No. RM:1182641. (06/10/05-22/10/05)

Subyektif:

Wanita/54 tahun.

DU: Ca Serviks IIIB.

DL: Insufisiensi renal, anemia, dan hipoalbuminemia.

Diagnosis lain tanggal 15/10/05: ISK

Pasien mengeluh lemas, nafsu makan menurun, mual-mual, badan terasa pegal-pegal.

Pasien memiliki riwayat penyakit dan pengobatan: menderita Ca serviks Std IIIB post UC dengan insufisiensi renal dan

Anemia post SS V (PVB) bulanan, post radiasi 23 kali, karsinoma epidermoid differensiasi baik.

Kondisi umum: lemah, sadar, anemis.

Keadaan pulang: membaik

Obyektif:

Pemeriksaan

Laboratorium

Tanggal (Oktober 2005) Nilai Normal

6 8

WBC (10^3/uL) 13.3 ↑ 21,7 ↑ 4,8-10,8

Neutrofil 93,8% ↑

20,3 ↑

43,0-65,0 %

2,2-4,8 103/uL

Suhu oC 36,6

Nadi (kali/menit) 90

Hb ( g %) 8,7↓ 10,2↓ 12-16

Penatalaksanaan:

Tindakan = Hemodialisa dan Transfusi PRC

Nama Obat Tanggal (Oktober 2005)

6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22

Bevisil 1×1 p.o √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √

Prenamia 1×1 p.o √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √

Ceftriaxone

2×1amp (1g) i.v

√ √ √ √ √ √ √ √

Aspilet3×1 (10:30) √

CaCO3 3×1

(10:30)

√ √ √ √ √ √ √ √ √

Amoxicillin

3×500mg

√ √ √ √ √ √ √ √

Allopurinol 1×3 √ √ √ √ √ √ √ √

Asam folat √ √ √ √ √

Assessment:

Pemberian Amoxicillin bersama dengan Allopurinol dapat meningkatkan risiko ruam kulit. Selain itu,

pemberian amoxicillin dapat menimbulkan efek samping berupa anemia. Namun kejadian efek samping

anemia jarang terjadi. Selain itu, penggunaan amoxicillin sudah tepat pada pasien, karena telah diimbangi

dengan penggunaan anti-anemia yaitu asam folat dan prenamia. Bila dilihat dari pasien, maka pada pasien

tidak terjadi ruam kulit. DTPs: potensial ADR

Rekomendasi:

Sebaiknya pemberian Allopurinol jangan bersamaan dengan Amoxicillin. Hal ini untuk menghindari kejadian

ruam kulit pada pasien. Perlu dilakukan cek laboratorium, untuk mengetahui masih ada atau tidak penanda

infeksi. Bila pasien sudah tidak menunjukkan tanda infeksi, sebaiknya pemakaian antibiotik dihentikan.

Page 84: EVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIK PADA PASIEN … file“EVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIK PADA PASIEN KANKER LEHER RAHIM YANG MENJALANI KEMOTERAPI DI RSUP DR. SARDJITO YOGYAKARTA PERIODE

66

Kasus 11

Pasien 11. No. RM:1187743. (04/06/05-06/07/05)

Subyektif:

Wanita/54 tahun.

DU: Ca Serviks Std IV.

Pasien mengeluh: pusing, BAK sulit, perdarahan dari jalan lahir ± 2 minngu yang lalu, perdarahan

sedikit namun terus menerus.

Pasien memiliki riwayat penyakit da pengobatan: menderita Ca serviks IIB dengan retensi urin,

Kontak Bleeding (+) sejak 1 bulan yang lalu, karsinoma epidermoid differensiasi sedang

Kondisi umum: baik, sadar, tidak anemis.

Keadaan pulang: belum sembuh

Obyektif:

Pemeriksaan

Laboratorium

Tanggal (Juni 2005) Nilai Normal

25 30

WBC (10^3/uL) 7,75 9,24 4,8-10,8

Neutrofil

5,48 ↑

43,0-65,0 %

2,2-4,8 103/uL

Suhu o

C 36,8

Nadi (kali/menit) 80

Hb ( g %) 12,5 12-16

Penatalaksanaan:

Tindakan = Sistoscopi dan sitostatika( Paxus dan Carboplatin).

Obat Cara Pemberian Tanggal Pemberian

Bevisil 1×1 Oral 04/06/05-06/07/05

Prenamia 1×1 Oral 04/06/05-06/07/05

Sitostatika Injeksi 02/07/05

SF/BC/C 3×1 Oral

08/06/05- 19/06/05

Nama Obat Tanggal (Juni 2005)

18 19 20 21

Ceftriaxone 1×1g i.v √ √ √ √

Ketorolac Tromethamine

2×30mg i.v

√ √ √

Assessment:

Tidak adanya indikasi yang jelas terkait penggunaan Ceftriaxone. Hal ini, karena tidak adanya data

laboratorium yang menunjukkan adanya penanda infeksi.

DTPs: terapi obat yang tidak diperlukan

Rekomendasi:

Perlu diberikan informasi yang jelas, terkait penggunaan antibiotik, apabila tidak dilakukan tes

laboratorium, hal ini dilakukan, supaya pemberian antibiotik pada pasien dapat di evaluasi,

sehingga dapat lebih digunakan antibiotik pada kondisi yang benar-benar pasien membutuhkan.

Page 85: EVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIK PADA PASIEN … file“EVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIK PADA PASIEN KANKER LEHER RAHIM YANG MENJALANI KEMOTERAPI DI RSUP DR. SARDJITO YOGYAKARTA PERIODE

67

Kasus 12

Pasien 12. No. RM: 1182378 (18/04/05-10/05/05)

Subyektif:

Wanita/36 tahun.

DU: Ca Serviks IIB

DL: anemia dan hipoalbuminemia

Pasien mengeluh: keluar flek-flek bila berhubungan dengan suami sejak 2 bulan yang lalu, disertai keluar keputihan dan

berbau.

Kondisi umum: baik, sadar, tidak anemis.

Keadaan pulang: belum sembuh

Obyektif:

Pemeriksaan

Laboratorium

Tanggal (April 2005) Nilai Normal

18 27

WBC (10^3/uL) 20,2 ↑ 29,8 ↑ 4,8-10,8

Neutrofil 83,3 %

16,9 ↑

43,0-65,0 %

2,2-4,8 103/uL

Suhu oC 37,1

Nadi (kali/menit) 80

Hb ( g %) 10,3↓ 7,8↓ 12-16

Penatalaksanaan:

Tindakan = Sitostatika I (PVB) dan Transfusi PRC dan Albumin.

Kemoterapi tanggal 08/05/05

Obat Cara Pemberian Tanggal Pemberian

Parasetamol 1 tablet

Bevisil 1×1

Prenamia 1×1

Sitostatika

Ondansetron1 amp

Oral

Oral

Oral

Infus

Injeksi

18/04/05,24/04/05, 29/04/05

27/04/05-07/05/05

27/04/05-07/05/05

24/04/05,08/05/05

10/05/05

Keluhan Tanggal

Perut sedikit mules

Nyeri kaki

Perut dan kaki kanan sakit

20/04/05

26/04/05

27/04/05-03/05/05

Nama Obat Tanggal (April-Mei 2005)

28 29 30 31 1 2 3

Amoksan 3×1g i.v √ √ √ √ √ √ √

Sistenol p.o √

Assessment:

Pemberian amoxicillin pada pasien sudah tepat, yaitu dimana diberikan pada saat terjadi kenaikan

angka WBC. Selain itu, pemberian amoxicillin juga diimbangi dengan anti-anemia, hal ini

bertujuan untuk meminimalkan potensial efek samping dari amoxicillin yaitu dapat menimbulkan

anemia.

Rekomendasi:

Lanjutkan terapi antibiotik, namun perlu juga dilakukan cek laboratorium kembali untuk melihat

apakah pasien masih menunjukkan tanda-tanda infeksi. Bila sudah tidak menunjukkan tanda-tanda

infeksi, sebaiknya penggunaan antibiotik dihentikan.

Page 86: EVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIK PADA PASIEN … file“EVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIK PADA PASIEN KANKER LEHER RAHIM YANG MENJALANI KEMOTERAPI DI RSUP DR. SARDJITO YOGYAKARTA PERIODE

68

Kasus 13

Pasien 13. No. RM: 1180442 (01/04/05- 12/04/05)

Subyektif:

Wanita/44 tahun

DU: Ca Serviks IIIB

DL: Uterus Myomatosus dan anemia

Pasien mengeluh keluar darah dari jalan lahir sejak ± 6 bulan yang lalu, kadang flek-flek, kadang

membentuk gumpalan, keputihan sejak ± 6 bulan yang lalu, berbau.

Pasien memiliki riwayat penyakit dan pengobatan: Menderita mioma uteri, kontak bleeding (+),

dan pernah mendapat transfuse

Kondisi umum: baik, sadar, tidak anemis.

Keadaan pulang: belum sembuh

Obyektif:

Pemeriksaan

Laboratorium

Tanggal (April 2005) Nilai Normal

1 3

WBC (10^3/uL) 7,2 13,5 ↑ 4,8-10,8

Suhu o

C 37 (afebris)

Nadi (kali/menit) 80

Hb ( g %) 8,8 ↓ 11,2 ↓ 12-16

Penatalaksanaan: Nama Obat Tanggal (April 2005)

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14

Amoxicillin 3×500

mg

√ √ √ √

Tranexamid acid

3×1amp i.v

√ √

Bevisil 1×1 p.o √ √ √ √ √ √ √ √ √ √

Prenamia 1×1 p.o √ √ √ √ √ √ √ √ √ √

Cisplatin 50 mg √

Tranexamid acid

3×1 p.o

√ √

Methoclopramide

HCl 1 amp i.v

Delladril 2 amp √

Transfusi PRC 2

kantong infus

Assessment:

Amoxicillin diberikan saat nilai WBC normal, yaitu pada tanggal 01/10/05. Padahal nilai WBC

mengalami kenaikan pada tanggal 03/10/05. Selain itu, amoxicillin dapat potensial menimbulkan

efek samping berupa anemia.

DTPs: terapi obat yang tidak diperlukan dan potensial ADR

Rekomendasi:

Pemberian amoxicillin, sebaiknya saat diketahui adanya tanda-tanda infeksi pada pasien 03/10/05.

Selain itu, karena pasien sudah menderita anemia, sebaiknya penggunaan amoxicillin digunakan

bersama dengan obat anti anemia, yang digunakan oleh pasien yaitu prenamia. Hal ini untuk

menghindari kemungkinan terjadinya potensial efek samping dari amoxicillin yaitu anemia, yang

akan dapat memperparah kondisi pasien.

Page 87: EVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIK PADA PASIEN … file“EVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIK PADA PASIEN KANKER LEHER RAHIM YANG MENJALANI KEMOTERAPI DI RSUP DR. SARDJITO YOGYAKARTA PERIODE

69

Kasus 14

Pasien 14. No. RM: 1177562 (24/07/05- 27/07/05)

Subyektif:

Wanita/38 tahun

DU: Ca Serviks Residif

DL: gastroenteritis akut

Pasien mengeluh: mual, muntah dan tidak mau makan sejak 2 hari yang lalu, diare sudah lebih dari

10 kali, encer.

Pasien memiliki riwayat penyakit dan pengobatan: menderita Ca Ceervix residif Post TAH,

salpingektomi post SS V (PVB) bulanan, post radiasi 25 kali dengan GEA, karsinoma sel squamosa

dengan pertandukan ekto servix

Kondisi umum: sedang, sadar, tidak anemis.

Keadaan pulang: membaik

Obyektif:

Pemeriksaan Laboratorium Tanggal (Juli 2005) Nilai Normal

24

WBC (10^3/uL) 6,4 4,8-10,8

Neutrofil 85,2 % ↑

5,5 ↑

43,0-65,0 %

2,2-4,8 103/uL

Suhu o

C 37,5

Nadi (kali/menit) 104

Hb ( g %) 11,4 ↓ 12-16

Penatalaksanaan:

Keluhan tanggal 25/07/05 : mual dan diare

Nama Obat Tanggal (Juli 2005)

24 25 26 27

Activated attapulgid 3×1 p.o √ √ √

Amoxicillin3×1 p.o √ √ √

Ondansetron 2×1amp i.v √ √ √ √

Parasetamol 500mg p.o √

Bevisil 1×1 p.o √ √ √

Prenamia 1×1 p.o √ √ √

Methoclopramide HCl p.o √

Assessment:

Penggunaan Amoxicillin pada pasien , sudah tepat indikasi. Dimana antibiotik diberikan saat pasien

menunjukkan tanda-tanda infeksi. Selain itu, penggunaan amoxicillin, juga sudah diberikan

bersama dengan anti anemia, yaitu prenamia. Hal ini, bertujuan untuk menghindari potensial efek

samping dari amoxicillin yaitu anemia, yang akan dapat memperparah kondisi pasien, dimana

diketahui dari nilai Hb, telah mengalami penurunan.

Rekomendasi:

Lanjutkan pemberian antibiotik, dan hentikan pemberian antibiotik saat kondisi pasien sudah tidak

menunjukkan tanda infeksi, yang didukung dengan dilakukannya cek laboratorium untuk

memastikan apakah sudah tidak terdapat tanda-tanda infeksi.

Page 88: EVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIK PADA PASIEN … file“EVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIK PADA PASIEN KANKER LEHER RAHIM YANG MENJALANI KEMOTERAPI DI RSUP DR. SARDJITO YOGYAKARTA PERIODE

70

Kasus 15

Pasien 15. No. RM: 1174319 (22/02/05- 03/03/05)

Subyektif:

Wanita/48 tahun

DU: Ca Serviks IIB

DL: anemia

Pasien mengeluh: perdarahan (menstruasi) yang lama, keputihan, nyeri di sekitar pelvis, perdarahn

lewat jalan lahir ± 7 bulan, mrongkol-mrongkol.

Pasien memiliki riwayat: Menderita CA servix Std IIB, Karsinoma epidermoid, kontak bleeding (-),

menikah usia 18 tahun

Kondisi umum: baik, sadar, tidak anemis.

Keadaan pulang: membaik

Obyektif:

Pemeriksaan Laboratorium Tanggal (Februari 2005) Nilai Normal

18

WBC (10^3/uL) 6,9 4,8-10,8

Suhu o

C 36,3

Nadi (kali/menit) 80

Hb ( g %) 12,1 12-16

Penatalaksanaan:

Nama Obat Tanggal (Februari – Maret 2005)

22 23 24 25 26 27 28 1 2 3

Amoxicillin 3×500mg p.o √ √ √

Tranexamic acid 3×1 p.o √ √ √

Prenamia1×1 p.o √ √ √ √ √ √ √ √

Bevisil 1×1 p.o √ √ √ √ √ √ √ √

Asam Mefenamat √

Ondansetron 1 amp(8mg)

i.v

√ √ √

Dexamethasone 2 amp i.v √

PVB infus √

Keluhan tanggal 03/03/05: mual dan muntah

Assessment:

Tidak terdapat indikasi medis yang tepat terkait penggunaan Amoxicillin. Hal ini, karena pada

tanggal 18/02/05 tidak menunjukkan tanda adanya infeksi pada pasien. Amoxicillin dapat

menimbulkan potensial efek samping berupa anemia.

DTPs: terapi obat yang tidak diperlukan dan potensial ADR

Rekomendasi:

Amoxicillin sebaiknya tidak diberikan pada pasien, karena data penanda infeksi pada pasien,

menunjukkan nilai normal. Perlu dilakukan cek laboratoium untuk menunjukkan adanya infeksi

pada tanggal 22/02/05, sehingga penggunaan amoxicillin dapat dikatakan tepat indikasi. Selain itu,

penggunaan Amoxicillin sebaiknya diimbangi dengan antianemia.

Page 89: EVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIK PADA PASIEN … file“EVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIK PADA PASIEN KANKER LEHER RAHIM YANG MENJALANI KEMOTERAPI DI RSUP DR. SARDJITO YOGYAKARTA PERIODE

71

Kasus 16

Pasien 16. No. RM: 1160476 (15/11/04- 02/12/04)

Subyektif:

Wanita/45 tahun

DU: Ca Serviks IIB

DL: anemia

Pasien mengeluh: selama 1 bulan terakhir sering perdarahan lewat jalan lahir.

Pasien memiliki riwayat: Menderita Ca Serviks Std IIA, Ca epidermoid differensiasi baik

Kondisi umum: baik, sadar, tidak anemis.

Keadaan pulang: membaik

Obyektif:

Pemeriksaan Laboratorium Tanggal (November-Desember 2004) Nilai Normal

15 19 1

WBC (10^3/uL) 12,4 ↑ 8,0 10,0 4,8-10,8

Suhu o

C 36

Nadi (kali/menit) 112

Hb ( g %) 3,3↓ 8,2↓ 11,2↓ 12-16

Penatalaksanaan:

Nama Obat Tanggal (November-Desember 2004)

1

5

1

6

1

7

1

8

1

9

2

0

2

1

2

2

2

3

2

4

2

5

2

6

2

7

2

8

2

9

3

0

1 2

Amoxicillin

3×1 g i.v

√ √ √ √

Furosemide

1

amp/1kolf

√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √

Bevisil 1×1

p.o

√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √

Prenamia

1×1 p.o

√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √

Cisplatin 50

mg

Transfusi 2

kolf/hari

Keluhan tanggal 16/11/04: pusing

Assessment:

Penggunaan amoxicillin pada pasien dapat menimbulkan efek samping berupa anemia. Dimana

akan dapat memperparah kondisi pasien yang telah menderita anemia. Namun pada terapi yang

digunakan oleh pasien sudah tepat indikasi, dimaa penggunaan amoxicillin telah diimbangi dengan

pemberian anti anemia yaitu prenamia. Dan pemberian antibiotik dihentikan pula saat kondisi

pasien yang menunjukkan adanya penanda infeksi sudah normal.

Rekomendasi:

Penggunaan amoksilin bersamaan dengan prenamia baik digunakan dan dilanjutkan apabila

nantinya pasien mengalami infeksi kembali.

Page 90: EVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIK PADA PASIEN … file“EVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIK PADA PASIEN KANKER LEHER RAHIM YANG MENJALANI KEMOTERAPI DI RSUP DR. SARDJITO YOGYAKARTA PERIODE

72

Kasus 17

Pasien 17. No. RM: 1165312 (27/12/04- 07/01/05)

Subyektif:

Wanita/50 tahun

DU: Ca Serviks Std IIIB

DL: anemia

Pasien mengeluh: sejak pagi keluar darah lewat jalan lahir dan merongkol-merongkol, keputihan.

Pasien memiliki riwayat: Ca sel squamosa differensiasi sedang, Kontak bleeding (+)

Kondisi umum: baik, sadar, sub anemis.

Keadaan pulang: membaik

Obyektif:

Pemeriksaan Laboratorium Tanggal Desember 2004 Nilai Normal

27 31

WBC (10^3/uL) 7,16 9,7 4,8-10,8

Neutrofil

3,87 10^3/uL

43,0-65,0 %

2,2-4,8 103/uL

Suhu o

C 36

Nadi (kali/menit) 80

Hb ( g %) 9,9↓ 12,3 12-16

Penatalaksanaan:

Nama Obat Tanggal (Desember 2004-Januari 2005)

27 28 29 30 31 1 2 3 4 5 6 7

Amoxicillin

3×500mg

√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √

Tranexamid acid

3×1g i.v

√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √

Prenamia 1×1

p.o

√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √

Becom C 1×1p.o √ √ √ √ √ √ √ √

Sitostatika

Cisplatin 50 mg

infus

Assessment:

Penggunaan amoxicillin pada pasien dapat menimbulkan efek samping berupa anemia. Dimana akan

dapat memperparah kondisi pasien yang telah menderita anemia. Namun pada terapi yang digunakan

oleh pasien sudah tepat indikasi, dimana penggunaan amoxicillin telah diimbangi dengan pemberian

anti anemia yaitu prenamia.

Namun pemberian amoxicillin pada pasien, sebaiknya tidak digunakan. Hal ini, dikarenakan pada

tanggal 27/12/04-31/12/04 data laboratorium pasien, menunjukkan tidak adanya penanda infeksi.

DTPs: terapi obat yang tidak diperlukan

Rekomendasi:

Tidak diperlukannya penggunaan amoxicillin, dikarenakan tidak adanya indikasi yang tepat terkait

penggunaan amoxicillin, yang nampak dari kondisi pasien dan data laboratorium pasien yang tidak

menunjukkan penanda adanya infeksi.

Page 91: EVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIK PADA PASIEN … file“EVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIK PADA PASIEN KANKER LEHER RAHIM YANG MENJALANI KEMOTERAPI DI RSUP DR. SARDJITO YOGYAKARTA PERIODE

73

Kasus 18

Pasien 18. No. RM: 1094462 (29/09/04- 02/10/04)

Subyektif:

Wanita/50 tahun

DU: Ca Serviks IB residif

Pasien mengeluh: batuk dan nyeri panggul sejak kemoterapi ke IV

Pasien memiliki riwayat: Menderita Ca Serviks Std IB residif post operasi, post SS IV 2 kali, Ca sel

squamosa non keratinasi

Kondisi umum: baik, sadar

Keadaan pulang: belum sembuh

Obyektif:

Pemeriksaan Laboratorium Tanggal September 2004 Nilai Normal

29

WBC (10^3/uL) 6 4,8-10,8

Suhu o

C 36,4

Nadi (kali/menit) 80

Hb ( g %) 12,3 12-16

Penatalaksanaan:

Nama Obat Tanggal (September-Oktober 2004)

30 31 1 2

OBH 3×1 cc √ √ √ √

Amoxicillin 3×500 mg p.o √ √ √

Asam mefenamat 3×500mg p.o √ √ √ √

Bevisil 1×1 p.o √ √ √

Sitostatika PVB infus √ √ √ √

Ondansetron 1 amp i.v √ √

Metoclopramide HCl p.o √

Dexamethasone 1 amp i.v √

Keluhan tanggal 30/09/04: mual dan tanggal 02/10/04 : masih batuk

Assessment:

Tidak adanya indikasi yang tepat, yang menunjukkan adanya penanda infeksi pada pasien. Hal ini,

dikarenakan pada tanggal 29/09/04 data laboratorium pasien, menunjukkan nilai normal.

DTPs: terapi obat yang tidak diperlukan

Rekomendasi:

Tidak diperlukannya penggunaan amoxicillin, dikarenakan kondisi pasien dan data laboratorium

pasien tidak menunjukkan penanda adanya infeksi.

Page 92: EVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIK PADA PASIEN … file“EVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIK PADA PASIEN KANKER LEHER RAHIM YANG MENJALANI KEMOTERAPI DI RSUP DR. SARDJITO YOGYAKARTA PERIODE

74

Kasus 19

Pasien 19. No. RM: 1151965 (21/09/04- 24/09/04)

Subyektif:

Wanita/35 tahun

DU: Ca Serviks uteri IIIB

Pasien mengeluh: keputihan, nyeri kemaluan dan pinggul, BAB kadang-kadang sulit

Pasien memiliki riwayat: menderita Ca Cercix IIIB, kontak bleeding (+)

Kondisi umum: baik, sadar, tidak anemis

Keadaan pulang: membaik

Obyektif:

Pemeriksaan Laboratorium Tanggal September 2004 Nilai Normal

13 21

WBC (10^3/uL) 10,6 18,3 ↑ 4,8-10,8

Suhu o

C 36,2

Nadi (kali/menit) 80

Hb ( g %) 10,7↓ 10,6↓ 12-16

Penatalaksanaan:

Nama Obat Tanggal (September 2004)

21 22 23 24

Prenamia 1×1 p.o √ √ √ √

Bevisil 1×1 p.o √ √ √ √

Amoxicillin 3×500 mg p.o √ √ √

Sitostatika Cisplatin + SFU √ √

Assessment:

Penggunaan amoxicillin pada pasien dapat menimbulkan efek samping berupa anemia. Namun pada

terapi yang digunakan oleh pasien sudah tepat indikasi, dimana penggunaan amoxicillin telah

diimbangi demngan pemberian anti anemia yaitu prenamia. Dan pemberian amoxicillin diberikan

saat data laboratorium menunjukkan tanda infeksi.

Rekomendasi:

Pemberian amoxicillin pada pasien sudah tepat indikasi. Lanjutkan terapi pada pasien, dan perlu

dilakukan cek laboratorium kembali untuk mengetahui penanda infeksi yang namapak, agar bila

sudah memiliki nilai normal, pemberian amoxicillin dapat dihentikan.

Page 93: EVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIK PADA PASIEN … file“EVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIK PADA PASIEN KANKER LEHER RAHIM YANG MENJALANI KEMOTERAPI DI RSUP DR. SARDJITO YOGYAKARTA PERIODE

75

Kasus 20

Pasien 20. No. RM: 0921299 (07/03/05- 13/03/05)

Subyektif:

Wanita/35 tahun

DU: Ca serviks IIIB

Pasien mengeluh: perdarahan dari jalan lahir sejak 2 bulan yang lalu dan tidak berhenti sampai

sekarang, keputihan

Pasien memiliki riwayat: Suspek Ca Serviks Adeno Ca Serviks uteri, Intestinal type differensiasi

baik

Kondisi umum: baik, sadar, tidak anemis

Keadaan pulang: membaik

Obyektif:

Pemeriksaan Laboratorium Tanggal Maret 2005 Nilai Normal

2 9

WBC (10^3/uL) 11,5 ↑ 10,5 4,8-10,8

Suhu o

C 36

Nadi (kali/menit) 80

Hb ( g %) 13,5 11,5↓ 12-16

Penatalaksanaan:

Nama Obat Tanggal (Maret 2005)

7 8 9 10 11 12 13

Amoxicillin 3×500mg p.o √ √ √ √ √ √ √

Tranexamid acid 3×1 √ √ √

Neurodex 1×1 √ √ √

Bevisil 1×1p.o √ √ √ √ √

Prenamia 1×1p.o √

Sitostatika PVB infus √ √

Assessment:

Penggunaan amoxicillin pada pasien dapat menimbulkan efek samping berupa anemia. Namun

pada terapi yang digunakan oleh pasien sudah tepat indikasi, dimana penggunaan amoxicillin telah

diimbangi dengan pemberian anti anemia yaitu prenamia. Dan pemberian amoksislin diberikan saat

data laboratorium menunjukkan tanda infeksi. Penggunaan Amoxicillin sudah tepat indikasi,

namun pada tanggal 09/03/05, pasien sudah tidak menunjukkan tanda-tanda infeksi.

DTPs: terapi obat tidak diperlukan

Rekomendasi:

Hentikan penggunan amoxicillin saat tanda infeksi sudah normal, minimal pemakaian 3 hari.

Namun bila amoxicillin belum habis selama 3 hari, tetap dilanjutkan pemakaian sampai habis. Bila

terdapat amoxicillin dengan pemakaian yang lebih cepat atau dalam waktu 3 hari atau 5 hari, maka

sebaiknya digunakan yang dengan pemakaian lebih cepat.

Page 94: EVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIK PADA PASIEN … file“EVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIK PADA PASIEN KANKER LEHER RAHIM YANG MENJALANI KEMOTERAPI DI RSUP DR. SARDJITO YOGYAKARTA PERIODE

76

Kasus 21

Pasien 21. No. RM: 1173933 (28/02/05- 15/03/05) Subyektif:

Wanita/51 tahun

DU: Ca serviks IIA

DL: mioma uteri

Pasien mengeluh: perdarahan lewat jalan lahir sejak 1 bulan sebelum masuk rumah sakit, flek-flek, keputihan.

Pasien memiliki riwayat: menderita Ca serviks dengan mioma uteri, adeno karsinoma diifferensiasi sedang, kontak bleeding

(-)

Kondisi umum: baik, sadar, tidak anemis.

Keadaan pulang: membaik

Obyektif:

Pemeriksaan Laboratorium Tanggal (Februari-Maret 2005) Nilai Normal

17 3 5

WBC (10^3/uL) 8,5 7,45 9,53 4,8-10,8

Neutrofil 55,3

4,7

59,1

4,4 87,1↑

8,35↑

43,0-65,0 %

2,2-4,8 103/uL

Suhu oC 36

Nadi (kali/menit) 84

Hb ( g %) 12,4 12,8 12-16

Penatalaksanaan:

Nama Obat Tanggal (Februari-Maret 2005)

28 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15

Bevisil 1×1 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √

Prenamia 1×1 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √

Captopril

2×12,5

√ √ √ √

Captopril

3×12,5

√ √

Captopril 2×25 √ √ √ √ √ √

Ceftriaxone

disodium 2×1 g

i.v

√ √ √

Tramadol HCl

3×1 amp i.v

Alinamin F 3×1

amp i.v

√ √

Ciprofloxacin

2×500 p.o

√ √ √ √ √ √ √ √

Asam

mefenamat 3×1

p.o

Cisplatin 50 mg √

Neurobat 1×1

amp i.v √

Assessment:

Pemberian Ceftriazone disodium sudah tepat indikasi, dimana diberikan saat data laboratorium

menunjukkan tanda adanya infeksi.

Rekomendasi:

Perlu dilakukan tes laboratorium kembali untuk melihat tanda-tanda infeksi, agar pemberian

antibiotik dapat lebih efektif. Dan kemungkinan pemberian antibiotik tidak terlalu lama dimana bila

diketahui nilai penanda infeksi telah normal maka penggunaan antibiotik dapat dihentikan.

Page 95: EVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIK PADA PASIEN … file“EVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIK PADA PASIEN KANKER LEHER RAHIM YANG MENJALANI KEMOTERAPI DI RSUP DR. SARDJITO YOGYAKARTA PERIODE

77

Kasus 22

Pasien 22. No. RM: 1104008 (12/08/04- 27/08/04)

Subyektif:

Wanita/60 tahun

DU: Ca serviks IIB

Pasien mengeluh: sejak 1 tahun yang lalu mengeluarkan flek-flek

Pasien memiliki riwayat: menderita CA serviks IIB post radiasi 35 Kali (17 tahun yang lalu), hasil

Pap smear dinyatakn (-) sesuai gambaran mioma uteri (dfengan degenerasi) dan dicurigai cronic

renal disease

Kondisi umum: baik, sadar, tidak anemis.

Keadaan pulang: belum sembuh

Obyektif:

Pemeriksaan Laboratorium Tanggal (Agustus 2004) Nilai Normal

12

WBC (10^3/uL) 16,1 ↑ 4,8-10,8

Suhu o

C 36,5

Nadi (kali/menit) 80

Hb ( g %) 11,2↓ 12-16

Penatalaksanaan:

Nama Obat Tanggal (Agustus 2004)

13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27

Tranexamid

acid 3×1

√ √ √ √ √ √ √ √ √

Amoxicillin

3×500 mg

√ √ √ √ √ √ √ √ √

Parasetamol

3×1

√ √ √ √ √ √ √ √ √

Ciprofloxacin

2×500 mg

√ √ √ √ √ √

Cisplatin 50 mg √

Bevisil 1×1 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √

Prenamia 1×1 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √

Assessment:

Penggunaan amoxicillin pada pasien dapat menimbulkan efek samping berupa anemia. Namun

pada terapi yang digunakan oleh pasien sudah tepat indikasi, dimana penggunaan amoxicillin telah

diimbangi dengan pemberian anti anemia yaitu prenamia. Dan pemberian amoxicillin diberikan

saat data laboratorium menunjukkan tanda infeksi.

Rekomendasi:

Perlu dilakukan tes laboratorium kembali untuk melihat tanda-tanda infeksi, agar pemberian

antibiotik dapat lebih efektif. Dan kemungkinan pemberian antibiotik tidak terlalu lama.

Page 96: EVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIK PADA PASIEN … file“EVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIK PADA PASIEN KANKER LEHER RAHIM YANG MENJALANI KEMOTERAPI DI RSUP DR. SARDJITO YOGYAKARTA PERIODE

78

Kasus 23

Pasien 23. No. RM: 1177562 (01/08/06-07/08/06)

Subyektif:

Wanita/39 tahun

DU: Ca serviks residif

DL: suspek metastase tulang, hipertensi, hepatomegali

Pasien mengeluh: nyeri pinggang ± 1 bulan yang lalu,bila miring harus dibantu orang lain, sesak,

batuk

Pasien memiliki riwayat: menderita Ca Serviks residif post TAH, salpingektomi, post SS VI (PVB),

post radiasi 25 kali, post pap smear 1 bulan 3 kali dan 6 bulanan 1 kali denga hasil tidak terdapat sel

ganas

Kondisi umum: lemah, sadar, anemis

Keadaan pulang: membaik

Obyektif:

Pemeriksaan Laboratorium Tanggal Agustus 2006 Nilai Normal

1 4

WBC (10^3/uL) meningkat 13,38 ↑ 4,8-10,8

Suhu o

C 36,8

Nadi (kali/menit) 86

Hb ( g %) 11,8↓ 12-16

Penatalaksanaan:

Nama Obat Tanggal (Agustus 2006)

1 2 3 4 5 6 7

Ceftriaxone 2×1 gr √ √ √ √ √ √ √

Ketoprofen suppo 3×1(k/p) √ √ √ √ √ √ √

Bevisil 1×1 √ √ √ √ √ √ √

Prenamia 1×1 √ √ √ √ √ √ √

Keluhan tanggal 1/08/06 : sesak napas, batuk, demam

Assessment:

Penggunaan Ceftriaxone sudah tepat indikasi. Dimana diberikan saat data laboratorium pasien,

menunjukkan tanda terjadinya infeksi.

Rekomendasi:

Lanjutkan pemberian Ceftriaxone untuk mengatasi infeksi yang terjadi pada pasien. Dan sebaiknya

dilakukan cek laboratorium kembali untuk mengetahui apakah penanda infeksi pada pasien sudah

normal, sehingga pemberian antibiotik dapat dihentikan atau pemberian antibiotik tidak terlalu

lama.

Page 97: EVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIK PADA PASIEN … file“EVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIK PADA PASIEN KANKER LEHER RAHIM YANG MENJALANI KEMOTERAPI DI RSUP DR. SARDJITO YOGYAKARTA PERIODE

79

Kasus 24

Pasien 24. No. RM: 1335992 (15/03/08-19/03/08)

Subyektif:

Wanita/47 tahun

DU: CA serviks Std IV

Pasien memiliki riwayat: menderita CA serviks Std IV post SS I dengan Platosin 50 mg dan SFU

500mg

Kondisi umum: sedang, sadar, gizi cukup

Keadaan pulang: membaik

Obyektif:

Pemeriksaan Laboratorium Tanggal Maret 2008 Nilai Normal

14 17 18

WBC (10^3/uL) 34,7↑ 34,1↑ 26,4↑ 4,8-10,8

Neutrofil 84,1↑

29,2 ↑

83,4↑

28,4↑

84,7 ↑

22↑

43,0-65,0 %

2,2-4,8 103/uL

Suhu o

C demam

Nadi (kali/menit) 80

Hb ( g %) 4,9 ↓ 10,8↓ 10,8↓ 12-16

Penatalaksanaan:

Nama Obat Tanggal (Maret 2008)

15 16 17 18 19

Ceftazidime pentahydrate 2×1 g √ √ √

Laxadine √

Extra sistenol √

Furosemide i.v √ √ √ √ √

Methylprednisolone 125 mg √

Diphenhidramin 1 amp √

Pantoprazol 1 ml √

Ondansetron 8mg √

Assessment:

Pemberian antibiotik sudah tepat indikasi, dimana diberikan pada pasien menunjukkan tanda

infeksi.

Rekomendasi:

Pemberian antibiotik sebaiknya mulai tanggal 16/03/08, dimana pada tanggal tersebut, pasien sudah

menunjukkan tanda infeksi yaitu demam dan kenaikan jumlah sel darah putih.

Page 98: EVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIK PADA PASIEN … file“EVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIK PADA PASIEN KANKER LEHER RAHIM YANG MENJALANI KEMOTERAPI DI RSUP DR. SARDJITO YOGYAKARTA PERIODE

80

Kasus 25

Pasien 25. No. RM: 1174299 (13/06/05-14/06/05)

Subyektif:

Wanita/57 tahun

DU: CA serviks Std IIIB

DL: anemia

Pasien mengeluh: edema kaki dan sering gringgingan perdarahan

Pasien memiliki riwayat: menderita herpes zooster saat menjalani kemoterapi ke-II, namun

sekarang sudah sembuh

Kondisi umum: baik, sadar, gizi cukup

Keadaan pulang: membaik

Obyektif:

Pemeriksaan Laboratorium Tanggal Juni 2005 Nilai Normal

13

WBC (10^3/uL) 3,5↓ 4,8-10,8

Suhu o

C 37

Nadi (kali/menit) 80

Hb ( g %) 9,5↓ 12-16

Penatalaksanaan:

Nama Obat Tanggal (Juni 2005)

13 14

Transfusi PRC √

Ondansetron 8mg p.o √ √

Cisplatin 35 mg √

Amoxyclav at Inciclav 3×1 √

Cefadroxil 500 mg 2×1 √

CTM p.o √

Dexamethasone 1 amp i.v √

Iberet 1×1p.o √ √

Estazolam p.o √ √

Tramadol 2×1 p.o √ √

Nimesulide 2×1 p.o √ √

Keluhan: alergi amoksiclav 13/06/05

Assessment:

Amoksiclav menyebabkan alergi pada pasien 13/06/05. Namun pemakaian obat sudah dihentikan

dandiganti dengan Cefadroxil.

DTPs: ADR

Rekomendasi:

Diperlukan uji sensitivitas terhadap pasien yang akan diberikan terapi antibiotik, supaya bila terjadi

alergi, maka pasien tidak diberikan antibiotik tersebut.

Page 99: EVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIK PADA PASIEN … file“EVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIK PADA PASIEN KANKER LEHER RAHIM YANG MENJALANI KEMOTERAPI DI RSUP DR. SARDJITO YOGYAKARTA PERIODE

81

Kasus 26

Pasien 26. No. RM: 1172390 (06/07/05-17/07/05)

Subyektif:

Wanita/53 tahun

DU: CA serviks Std IIB

DL: Insufisiensi Renal dan Anemia

Pasien mengeluh: kesakitan, tidak dapat BAK sejak 2 hari yang lalu.

Pasien memiliki riwayat: menderita Ca IIB post SS III Cisplatin 50 mg bulanan dan pemasangan DJ stent. Jadwal kemoterapi

IV tanggal 22/05/05, tapi pasien tidak datang. Belum perna mendapat radiasi

Kondisi umum: sedang, sadar, anemis

Keadaan pulang: belum sembuh

Obyektif:

Pemeriksaan Laboratorium Tanggal Juli 2005 Nilai Normal

5

WBC (10^3/uL) 18,2↑ 4,8-10,8

Suhu oC 38-39,5

Nadi (kali/menit) 100

Hb ( g %) 5,3↓ 12-16

Penatalaksanaan:

Nama Obat Tanggal (Juli 2005)

6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17

Bevisil 1×1 p.o √ √ √ √

Prenamia 1×1 p.o √ √ √ √

Parasetamol

3×500 mg p.o

√ √ √

Amoxicillin 3×500

mg p.o

√ √ √

Ampicillin 4×1 g i.v √ √

Cefotaxim 3×1g i.v √ √ √

Asam mefenamat

3×1 p.o

√ √

Amiparen infus √

Dexamethasone i.v √

Ranitidine i.v √

Tranexamid acid i.v √

Transfusi PRC √

Keluhan:

tanggal 10/07/05: demam, menggigil, sakit perdarahan, dengan suhu 380C

tanggal 15/07/05: tidak dapat BAK, nyeri pinggang

tanggal 16/07/05: tangan kiri sulit untuk digerakkan

Assessment:

1. Penggunaan amoxicillin potensial dapat menimbulkan anemia.

DTPs: potensial ADR

2. Ampicillin injeksi pada gangguan ginjal dapat menyebabkan akumulasi elektrolit, karena mengandung

garam Natrium atau Potassium. DTPs: obat yang tidak efektif

Rekomendasi:

1. Pemberian amoxicillin sebaiknya bersama dengan obat anti anemia, dimana hal ini akan dapat

meminimalkan efek samping anemia yang dapat terjadi, yang kemungkinan dapat memperburuk kondisi

pasien yang telah menderita anemia.

2. Berikan antibiotik ampicillin atau golongan penisilin lain dengan per oral (p.o) yang tidak mengandung

garam Natrium, agar aman digunakan pada pasien yang telah mengalami gangguan ginjal. Dapat diberikan

ampicillin trihydrate p.o dengan dosis 250 mg 4 kali/hari atau 500 mg 2 kali sehari.

Page 100: EVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIK PADA PASIEN … file“EVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIK PADA PASIEN KANKER LEHER RAHIM YANG MENJALANI KEMOTERAPI DI RSUP DR. SARDJITO YOGYAKARTA PERIODE

82

Kasus 27

Pasien 27. No. RM: 1174295 (21/03/05-04/04/05)

Subyektif:

Wanita/43 tahun

DU: CA serviks Std IB

Komplikasi: ISK, Renal Failure

Pasien mengeluh: tidak dapat BAB sejak 3 hari yang lalu, nyeri pinggag, dan nyeri pada perut bagian bawah

Pasien memiliki riwayat: Ca Cerviks IB post Operasi 03/03/05 post SS I dengan Cisplatin 50 mg

Kondisi umum: baik, Cm, anemis

Keadaan pulang: membaik

Obyektif:

Pemeriksaan Laboratorium Tanggal Maret –April 2005 Nilai Normal

22 4

WBC (10^3/uL) 9,05 7,9 4,8-10,8

Neutrofil 66,4↑

6,00 ↑

43,0-65,0 %

2,2-4,8 103/uL

Suhu oC 36,5

Nadi (kali/menit) 80

Hb ( g %) 8,8↓ 11,8↓ 12-16

Penatalaksanaan:

Nama Obat Tanggal (Juli 2005)

21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 1 2 3 4

Bevisil 1×1 p.o √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √

Prenamia 1×1 p.o √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √

Co-trimazole

2×2

√ √ √ √ √ √

Lavement 1×1 √

Ciprofloxacin

2×500 mg

√ √ √ √ √ √ √ √ √ √

Cisplatin 50 mg √

Assessment:

Penggunaan antibiotik sudah tepat indikasi. Dimana diberikan saat muncul tanda-tanda infeksi dan

untuk terapi ISK

Rekomendasi:

Lanjutkan terapi, sampai tanda infeksi pada pasien kembali normal.

Page 101: EVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIK PADA PASIEN … file“EVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIK PADA PASIEN KANKER LEHER RAHIM YANG MENJALANI KEMOTERAPI DI RSUP DR. SARDJITO YOGYAKARTA PERIODE

83

Lampiran 7. Nama Obat dan Komposisinya

Antianemia

Nama Obat Komposisi

Emineton Fe fumarate 90 mg, cupric sulfate 0.35 mg, cobalt sulfate 0.15 mg,

manganese sulfate 0.05 mg, vit B6 3 mg, vit B12 5 mcg, vit C 60 mg,

vit E 5 mg, folic acid 400 mcg, Ca phosphate dibasic 60 mg

Prenamia Fe fumarate 360 mg, folic acid 1.5 mg, vit B12 15 mcg, vit C 75 mg,

vit D3 400 iu, Ca carbinate 200 mg

Iberet Fe-sulfate 105 mg, vit B1 6 mg, vit B2 6 mg, vit B6 5 mg, vit B12 25

mcg, Na ascorbate 500 mg, niacinamide 30 mg, Ca pantothenate 10

mg

Multivitamin/dengan Mineral

Nama Obat Komposisi

Bevizil β carotene 10% 30 mg (5000 iu), vit C 200 mg, vit E 50 mg, Zn 15 mg,

selenium 25 mcg

Becom C Vit B1 50 mg, vit b2 25 mg, vit B6 10 mg, vit B12 5 mcg, vit C 500

mg, nicotinamide 100 mg, Ca pantothenate 20 mg

Vitamin B/dengan Vitamin C

Alinamin F Fursutiamine (dan Vit B2 5 mg untuk tablet)

Neurobat Forte Vit B1100 mg, vit B6 200 mg, Vit B12 200 mcg

Neurodex Vit B1 100 mg, vit B6 200 mg, Vit B12 250 mcg

Analgesik dan Antipiretik

Nama Obat Komposisi

Sistenol Paracetamol 500 mg, n-acetylcysteine 200 mg

Nutrisi Parenteral

Nama Obat Komposisi

Amiparen Total free amino acids 100 mg, nitrogen 15,7 g, Na 2 meq, acetate 120

meq, branced chain amino acids 30%

Page 102: EVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIK PADA PASIEN … file“EVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIK PADA PASIEN KANKER LEHER RAHIM YANG MENJALANI KEMOTERAPI DI RSUP DR. SARDJITO YOGYAKARTA PERIODE

84

BIOGRAFI PENULIS

Penulis bernama Ika Marlinah yang lahir pada tanggal 18

September 1987 di Panjatan, Kulonprogo. Penulis

merupakan putri ketiga dari 3 bersaudara pasangan Bapak

Suwarno dan Ibu Partinem (alm.). Pada tahun 1990 penulis

menempuh pendidikan di TK Puspitarini Cerme, kemudian

pada tahun 1992 penulis menempuh pendidikan di SD

Kembang Malang, lalu pada tahun 1995 penulis pindah ke

SD Fransiskus Xaverius Pringsewu. Kemudian pada tahun 1999 penulis melanjutkan

pendidikan di SMP Xaverius Pringsewu, setelah lulus SMP penulis melanjutkan

pendidikan di SMA Xaverius Pringsewu pada tahun 2002 dan lulus tahun 2005. Pada

tahun 2005 penulis melanjutkan pendidikan S1 di Fakultas Farmasi Universitas

Sanata Dharma Yogyakarta.