37
EVALUASI KEBIJAKAN PEMBANGUNAN TAMAN TEPI LAUT KOTA TANJUNGPINANG SEBAGAI RUANG TERBUKA HIJAU KAWASAN PERKOTAAN NASKAH PUBLIKASI Oleh REFINA ERMINO NIM. 100563201072 PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI NEGARA FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN POLITIK UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI TANJUNGPINANG 2016

EVALUASI KEBIJAKAN PEMBANGUNAN TAMAN TEPI LAUT …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · diperlukan evaluasi agar taman tepi laut menjadi ruang terbuka

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: EVALUASI KEBIJAKAN PEMBANGUNAN TAMAN TEPI LAUT …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · diperlukan evaluasi agar taman tepi laut menjadi ruang terbuka

EVALUASI KEBIJAKAN PEMBANGUNAN TAMAN TEPI LAUT KOTA

TANJUNGPINANG SEBAGAI RUANG TERBUKA HIJAU KAWASAN

PERKOTAAN

NASKAH PUBLIKASI

Oleh

REFINA ERMINO

NIM. 100563201072

PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI NEGARA

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN POLITIK

UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI

TANJUNGPINANG

2016

Page 2: EVALUASI KEBIJAKAN PEMBANGUNAN TAMAN TEPI LAUT …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · diperlukan evaluasi agar taman tepi laut menjadi ruang terbuka

SURAT PERSETUJUAN DOSEN PEMBIMBING

Yang bertanda tangan di bawah ini adalah Dosen Pembimbing Skripsi mahasiswa

yang disebut di bawah ini:

Nama : REFINA ERMINO

NIM : 100563201072

Jurusan/Prodi : Ilmu Administrasi Negara

Alamat : Jln. Mantang No 35 Perumnas Seijang

Nomor Telp. : 081275751076

Email : [email protected]

Judul Naskah : Evaluasi Kebijakan Pembangunan Taman Tepi

Laut Kota Tanjungpinang Sebagai Ruang Terbuka

Hijau Kawasan Perkotaan

Menyatakan bahwa judul tersebut sudah sesuai dengan aturan tata tulis naskah

ilmiah dan untuk dapat diterbitkan.

Tanjungpinang, Agustus 2016

Yang Menyatakan

Dosen Pembimbing I

Alfiandri, S.Sos,M.Si

NIDN. 1018088004

Dosen pembimbing II

Ramadhani Setiawan, M.Soc,Sc NIDN.1026058301

Page 3: EVALUASI KEBIJAKAN PEMBANGUNAN TAMAN TEPI LAUT …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · diperlukan evaluasi agar taman tepi laut menjadi ruang terbuka

EVALUASI KEBIJAKAN PEMBANGUNAN TAMAN TEPI LAUT KOTA

TANJUNGPINANG SEBAGAI RUANG TERBUKA HIJAU KAWASAN

PERKOTAAN

REFINA ERMINO

ALFIANDRI,M.Si

RAMADHANI SETIAWAN,M.Soc,Sc

Mahasiswa Ilmu Administrasi Negara,FISP,UMRAH, [email protected]

Abstrak

Evaluasi Kebijakan dilakukan untuk melihat seberapa besar kesenjangan antara

pencapaian dan harapan suatu kebijakan publik. Evaluasi biasanya ditujukan

untuk menilai sejauh mana keefektifan kebijakan.

Penelitian ini dilakukan sesuai dengan dicanangkannya kebijakan

pembangunan revitalisasi kawasan tepi laut oleh Pemerintah Kota Tanjungpinang

melalui prakarsa Dinas Kebersihan Pertamanan dan Pemakaman Kota

Tanjungpinang. Dalam wacana pembangunan yang dilakukan yaitu berupa konsep

taman kota yang dilengkapi dengan berbagai fasilitas umum, sarana bermain

anak-anak, lapangan terbuka, gedung gonggong dan tanaman-tanaman hijau

dengan berbagai jenis dan variasi untuk semakin menambah daya tarik taman tepi

laut. Selain dari terlaksananya kebijakan pembangunan taman tepi laut sebagai

ruang terbuka hijau kawasan perkotaan oleh Pemko Tanjungpinang, kenyataannya

masih ditemukan kekurangan dan kendala dalam pembangunannya sehingga

diperlukan evaluasi agar taman tepi laut menjadi ruang terbuka hijau kawasan

perkotaan yang sesuai dengan kebijakan peraturan kementrian yang telah

ditetapkan.

Adapun dalam penelitian ini, informan penelitian berjumlah enam orang

yang terdiri dari tiga orang pegawai Dinas Kebersihan Pertamanan dan

Pemakaman sebagai lokasi penelitian, serta tiga orang lagi dari masyarakat

Tanjungpinang yang sering berkunjung di taman. Yang menjadi key informan

dengan pertimbangan tertentu adalah Kepala Seksi Penataan Taman Lingkungan

Bidang Pertamanan dan Pemakaman. Jenis penelitian yang dilakukan adalah

deskriptif kualitatif dengan pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara

dan dokumentasi. Penelitian ini menggunakan teknik analisis data berupa reduksi

data, penyajian data, dan verifikasi.

Hasil dari wawancara kepada informan dan hasil penelitian langsung ke

lapangan dengan landasan teori dari keenam dimensi evaluasi kebijakan dari teori

William dunn yang digunakan oleh peneliti, maka didapati kesimpulan bahwa

pemerintah sebaiknya melakukan beberapa evaluasi kembali pada pembangunan

taman yang dirasa masih terdapat kekurangan bagi masyarakat kota

Tanjungpinang sebagai sasaran kebijakan.

Kata kunci : evaluasi, pembangunan, ruang terbuka hijau kawasan perkotaan

Page 4: EVALUASI KEBIJAKAN PEMBANGUNAN TAMAN TEPI LAUT …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · diperlukan evaluasi agar taman tepi laut menjadi ruang terbuka

EVALUASI KEBIJAKAN PEMBANGUNAN TAMAN TEPI LAUT KOTA

TANJUNGPINANG SEBAGAI RUANG TERBUKA HIJAU KAWASAN

PERKOTAAN

REFINA ERMINO

ALFIANDRI,M.Si

RAMADHANI SETIAWAN,M.Soc,Sc

Mahasiswa Ilmu Administrasi Negara,FISP,UMRAH, [email protected]

Abstract

Policy Evaluation conducted to see how big the gap between achievement and

expectations of a public policy. Evaluations are usually intended to assess the

extent to which the effectiveness of the policy.

This study was conducted in accordance with the declaration of the

revitalization of the development policies of the waterfront by the City of

Tanjungpinang through the initiative of the Department of Hygiene and

Cemeteries Tanjungpinang. In the development discourse is conducted in the form

of a city park concept is equipped with a variety of public facilities, children's

play facilities, open fields, buildings bark and green plants with different types

and variations to further increase the attractiveness of the waterfront park. Apart

from the implementation of development policies of the waterfront park as a green

open space urban areas by the Government Tanjungpinang, the fact still found

deficiencies and obstacles in its development so that the necessary evaluation to

the waterfront park into a green open space urban areas in accordance with

ministry policy rules that have been set.

As in this study, the research informants six people consisting of three

employees of the Department of Hygiene and Cemeteries for research, as well as

three others from Tanjungpinang people who frequently visit the park. Which

became a key informant with particular consideration is the Section Head of

Environmental Planning Division Parks and Cemetery. Type of research is

descriptive qualitative data collection used interview and documentation. This

study uses data analysis techniques such as data reduction, data presentation, and

verification.

The results of the interview to the informant and research results

directly into the field with the theoretical basis of the six dimensions of policy

evaluation of the theory of William dunn used by researchers, then found the

conclusion that the government should do some re-evaluation on the construction

of the park is still not satisfactory for the city of Tanjungpinang as a policy target.

Keywords: evaluation, development, urban green open space

Page 5: EVALUASI KEBIJAKAN PEMBANGUNAN TAMAN TEPI LAUT …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · diperlukan evaluasi agar taman tepi laut menjadi ruang terbuka

5

PENDAHULUAN

Setiap Pemerintah Daerah

harus berupaya yang terbaik untuk

dapat mewujudkan kesejahteraan

masyarakat.Salah satunya adalah

dengan melakukan pembangunan

yang terkonsep dan tersusun secara

sistematis agar dapat tercapai dengan

optimal.Pembangunan daerah sangat

dibutuhkan mengingat adanya

desentralisasi pada otonomi daerah

yang mengharuskan suatu daerah

untuk dapat mengatur dan mengurus

rumah tangganya sendiri. Sebagai

kota otonom, berdasarkan Peraturan

Daerah nomor 9 tahun 2003 tentang

pola dasar pembangunan daerah Kota

Tanjungpinang tahun 2003-2020

menegaskan bahwa dalam rangka

memberikan landasan hukum dan

pedoman bagi penyelenggaraan

pemerintah, pengelolaan,

pembangunan, dan peningkatan

pelayanan masyarakat maka

diperlukan konsepsi penyelenggaraan

pemerintah dan pembangunan daerah

yang berdasarkan prinsip-prinsip

penyelenggaraan otonomi daerah

yang tertuang dalam pola dasar

pembangunan kota Tanjungpinang.

Masih terdapat dalam perda tersebut

diatas dalam pasal 1 tahap kelima

yang mengatakan bahwa

perencanaan pembangunan daerah

kota Tanjungpinang adalah

perumusan rencana pembangunan

yang dilakukan oleh pemerintah kota

Tanjungpinang sebagai pencerminan

tugas desentralisasi dengan

melibatkan peran aktif masyarakat.

Ada 3 (tiga) jenis

untuk mengetahui kebijakan publik

yang mengarah kepada pelaksanaan

menurut Nugroho (2008:62)

mengemukakan “Jadi rentetan

kebijakan publik sangat banyak.

Page 6: EVALUASI KEBIJAKAN PEMBANGUNAN TAMAN TEPI LAUT …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · diperlukan evaluasi agar taman tepi laut menjadi ruang terbuka

Namun demikian dapat

dikelompokkan menjadi tiga, yaitu:

1. Kebijakan publik yang

bersifat makro atau umum, atau

mendasar.

2. Kebijakan publik yang

bersifat messo atau

menengah, atau penjelas

pelaksanaan Kebijakan ini

dapat berbentuk Peraturan

Menteri, surat edaran

Menteri, Peraturan

Gubernur, Peraturan

Bupati, dan Peraturan

Walikota

3. Kebijakan Publik yang

bersifat mikro adalah

kebijakan yang mengatur

pelaksanaan atau

implementasi kebijakan

diatasnya.Bentuk

kebijakannya adalah

peraturan yang

dikeluarkan aparat publik

dibawah Menteri,

Gubernur, Bupati, dan

Walikota.

Terkait dengan Peraturan

Daerah Nomor 9 Tahun 2003

tersebut, maka salah satu upaya

pemerintah kota Tanjungpinang

untuk melaksanakan pembangunan

daerah dengan melihat dari

kepentingan masyarakat adalah

dengan adanya wacana

pembangunan pelebaran dan

reklamasi kawasan tepi laut yang

selama ini dikenal sebagai tempat

hiburan dan rekreasi bagi masyarakat

kota Tanjungpinang. Proyek

revitalisasi kawasan tepi laut tersebut

mulai dikerjakan pada tahun 2010

pada masa kepemimpinan walikota

Tanjungpinang Suryatati A Manan.

Permintaan akan pemanfaatan

lahan Kota yang terus tumbuh dan

bersifat akseleratif untuk

pembangunan berbagai fasilitas

perkotaan, termasuk kemajuan

teknologi, industri dan transportasi,

selain sering mengubah konfigurasi

alami lahan/bentang alam perkotaan

Page 7: EVALUASI KEBIJAKAN PEMBANGUNAN TAMAN TEPI LAUT …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · diperlukan evaluasi agar taman tepi laut menjadi ruang terbuka

juga menyita lahan-lahan tersebut

dan berbagai bentukan ruang terbuka

lainnya. Kedua hal ini umumnya

merugikan keberadaan Ruang

Terbuka Hijau (RTH) yang sering

dianggap sebagai lahan cadangan dan

tidak ekonomis. Di lain pihak,

kemajuan alat dan pertambahan jalur

transportasi dan sistem utilitas,

sebagai bagian dari peningkatan

kesejahteraan warga Kota, juga telah

menambah jumlah bahan pencemar

dan telah menimbulkan berbagai

ketidak nyamanan di lingkungan

perkotaan. Untuk mengatasi kondisi

lingkungan Kota seperti ini, sangat

diperlukan RTH sebagai suatu

teknik bioengineering dan bentukan

biofilter yang relatif lebih murah,

aman, sehat, dan menyamankan.

Ruang Terbuka Hijau (RTH) adalah

bagian dari ruang-ruang terbuka

(open spaces) suatu wilayah yang

diisi oleh tumbuhan, tanaman, dan

vegetasi (endemik, introduksi) guna

mendukung manfaat langsung

dan/atau tidak langsung yang

dihasilkan oleh RTH dalam suatu

wilayah tersebut yaitu keamanan,

kenyamanan, kesejahteraan, dan

keindahan wilayah perkotaan

tersebut.

Kota hijau akan terwujud jika

dilakukan dengan perencanaan yang

benar-benar matang. Pembuatan

Ruang Terbuka Hijau ini dilakukan

dengan memperhatikan penempatan

RTH pada wilayah yang tepat serta

efektif dan efisien. Dalam

pengembangan kota yang hijau

tentunya memerlukan kerjasama

yang baik antara pemerintah dan

masyarakat karena keduanya

memiliki peranan masing-masing.

Pemerintah dalam pengembangan

RTH berperan dalam perencanaan,

Page 8: EVALUASI KEBIJAKAN PEMBANGUNAN TAMAN TEPI LAUT …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · diperlukan evaluasi agar taman tepi laut menjadi ruang terbuka

pembangunan, pengawasan untuk

mewujudkan penataan

RTH.Sedangkan masyarakat

berpartisipasi dalam pemnfaatan

RTH serta ikut menjaganya.

Bertepatan dengan akhir

tahun 2015, Pemerintah Kota

Tanjungpinang menggelar syukuran

pembukaan Taman yang dinamakan

Taman Laman Bunda di Jalan Hang

Tuah, Tepi Laut Kota

Tanjungpinang, Kamis (31/12).

Pembukaan Taman Laman Bunda

sarana publik itu dibuka secara resmi

oleh Walikota Tanjungpinang, H. Lis

Darmansyah, SH. Di acara

pembukaan taman tersebut, walikota

tanjungpinang mengungkapkan rasa

terimakasihnya kepada jajaran Dinas

Kebersihan, Pertamanan dan

Pemakaman yang telah bekerja keras

menyelesaikan pembangunan tepi

laut ini.

Dilanjutkan Lis, pembukaan

taman tepi laut yang dilakukan pada

akhir tahun ini, bertujuan agar sarana

publik ini dapat dimanfaatkan oleh

masyarakat untuk melakukan

berbagai aktivitas ataupun

berkumpul keluarga sambil

menikmati keindahan alam.

“Pemerintah akan terus

mengembangkan pemanfaatan taman

ini, dengan menambah fasilitas

pendukung taman kota agar menarik

dikunjungi warga maupun

wisatawan” katanya. Kemudian

taman ini nantinya akan dilengkapi

dengan permainan anak-anak dan

gedung gonggong sebagai Tourism

Information Center (TIC), selain itu

akan dilengkapi dengan fasilitas

pendukung seperti wifi, serta

penambahan variasi tanaman bunga-

bunga agar lebih menarik untuk

Page 9: EVALUASI KEBIJAKAN PEMBANGUNAN TAMAN TEPI LAUT …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · diperlukan evaluasi agar taman tepi laut menjadi ruang terbuka

menjaga taman ini tetap indah dan

aman.” Terang Lis.

Masih Lis, pihaknya akan

menempatkan anggota Satpol PP dan

Dishub di tiga titik lokasi taman

untuk berpatroli secara bergantian

selama 24 jam. Lis menambahkan,

memelihara kebersihan dan

keindahan sarana publik bukan hanya

tugas pemerintah semata, akan tetapi

perlu kerjasama dari seluruh

masyarakat, untuk itu saya minta

kepada seluruh masyarakat

senantiasa menjaga kebersihan dan

keindahan taman agar tetap nyaman

dikunjungi.

Berdasarkan Peraturan

Menteri Dalam Negeri Nomor 1

Tahun 2007 tentang Penataan Ruang

Terbuka Hijau Kawasan Perkotaan

bahwa perkembangan dan

pertumbuhan kota/perkotaan disertai

dengan alih fungsi lahan yang dapat

menurunkan daya dukung lahan

dalam menopang kehidupan

masyarakat di kawasan perkotaan,

sehingga perlu dilakukan upaya

untuk menjaga dan meningkatkan

kualitas lingkungan melalui

penyediaan ruang terbuka hijau yang

memadai. Yang dimaksud dengan

Ruang Terbuka Hijau Kawasan

Perkotaan yang selanjutnya disingkat

RTHKP adalah bagian dari ruang

terbuka suatu kawasan yang diisi

oleh tumbuhan dan tanaman guna

mendukung manfaat ekologi, sosial,

budaya, ekonomi, dan estetika.

Salah satu jenis RTKHP

menurut Permendagri Nomor 1

Tahun 2007 adalah taman kota dan

taman rekreasi, dimana taman tepi

laut (laman bunda) merupakan salah

satu bagian dari wujud pemerintah

untuk membangun ruang terbuka

hijau yang juga dapat menjadi

Page 10: EVALUASI KEBIJAKAN PEMBANGUNAN TAMAN TEPI LAUT …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · diperlukan evaluasi agar taman tepi laut menjadi ruang terbuka

fasilitas pendukung lainnya untuk

masyarakat kota Tanjungpinang.

Walaupun Kawasan Taman

Tepi Laut kini telah dibuka untuk

umum dengan tersedianya beberapa

fasilitas yang ada, namun masyarakat

masih banyak yang merasa kurang

puas dan kurang nyaman dengan

situasi dan kondisi kawasan tersebut.

Pemerintah dalam hal ini memiliki

tanggung jawab di dalamnya,

dikarenakan suatu kebijakan berupa

peraturan yang dikeluarkan oleh

kementerian yaitu peraturan

mendagri nomor 1 tahun 2007

tentang penataan ruang terbuka hijau

selain diimplementasikan oleh

pemerintah kota Tanjungpinang

dalam pembangunan taman tepi laut

maka harus pula dievaluasi untuk

melihat sejauh mana kesenjangan

antara harapan dengan kenyataannya.

Oleh karenanya penulis tertarik

untuk mengambil judul

“EVALUASI KEBIJAKAN

PEMBANGUNAN TAMAN TEPI

LAUT KOTA TANJUNGPINANG

SEBAGAI RUANG TERBUKA

HIJAU KAWASAN

PERKOTAAN”

A. Rumusan Masalah

Dilihat dari latar belakang

yang telah dikemukakan diatas, maka

perumusan masalahnya adalah

“Bagaimana Evaluasi Kebijakan

Pembangunan Taman Tepi Laut

Kota Tanjungpinang Sebagai

Ruang Terbuka Hijau Publik

Kawasan Perkotaan).”

B. Tujuan dan Kegunaan

1. Tujuan Penelitian

1. Untuk mengevaluasi

kebijakan pembangunan

taman tepi laut kota

Tanjungpinang sebagai

Page 11: EVALUASI KEBIJAKAN PEMBANGUNAN TAMAN TEPI LAUT …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · diperlukan evaluasi agar taman tepi laut menjadi ruang terbuka

Ruang Terbuka Hijau

kawasan perkotaan.

2. Untuk mengetahui kendala

dalam pembangunan

taman tepi laut dan

mensinkronkan antara

upaya pemerintah dengan

persepsi masyarakat kota

Tanjungpinang.

2. Kegunaan Penelitian

1. Sebagai kontribusi bagi

pemerintah Kota

Tanjungpinang dalam

upaya meningkatkan

kembali evaluasi kebijakan

terutama dalam bidang

pembangunan daerah

khususnya pembangunan

ruang terbuka hijau.

2. Agar menambah wawasan

kognitif dan mindset

peneliti.

3. Sebagai bahan masukan

atau perbandingan bagi

peneliti selanjutnya yang

akan melakukan penelitian

ataupun pembahasan lebih

lanjut dengan materi dan

persoalan yang sama serta

menambah dan

memperkaya referensi.

LANDASAN TEORI

a. Evaluasi Kebijakan

Evaluasi pada dasarnya

ditujukan untuk menilai sejauh mana

keefektifan kebijakan publik guna

dipertanggungjawabkan dan sejauh

mana tujuan dicapai, evaluasi

diperlukan untuk melihat

kesenjangan antara harapan dengan

kenyataan.Evaluasi yang dilakukan

tidak hanya pada hasil akhirnya saja,

tetapi meliputi kegiatan-kegiatan

dalam pelaksanaan.Untuk

mewujudkan tujuan agar dapat

Page 12: EVALUASI KEBIJAKAN PEMBANGUNAN TAMAN TEPI LAUT …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · diperlukan evaluasi agar taman tepi laut menjadi ruang terbuka

tercapai dengan baik, diperlukan

pemahaman konsep teori tentang

evaluasi itu sendiri.

Evaluasi adalah kegiatan untuk

menilai tingkat kinerja suatu

kebijakan.“Evaluasi baru dapat

dilakukan kalau suatu kebijakan

sudah berjalan cukup waktu.Memang

tidak ada batasan waktu yang pasti

kapan sebuah kebijakan harus

dievaluasi”. (Miranti & Lituhayu,

2010 : 15)

Menurut Dunn (1999:608-

610) dalam Nugroho (2009:536-

537), istilah evaluasi dapat

disamakan dengan penaksiran

(appraisal), pemberian angka

(rating), dan penilaian

(assessment).Evaluasi berkenaan

dengan produksi informasi mengenai

nilai atau manfaat hasil

kebijakan.Evaluasi memberi

informasi yang valid dan dapat

dipercaya mengenai kinerja

kebijakan, yaitu seberapa jauh

kebutuhan, nilai, dan kesempatan

telah dapat dicapai melalui tindakan

publik. Secara umum, Dunn

(2003:610) menggambarkan kriteria-

kriteria evaluasi kebijakan publik

sebagai berikut:

1. Efektivitas : Berkenaan

dengan apakah

program/kebijakan tersebut

mencapai hasil (akibat) yang

diharapkan, atau mencapai

tujuan dari diadakannya

kegiatan-kegiatan yang

dilakukan. Efektifitas, yang

secara dekat berhubungan

dengan rasionalitas teknis, selalu

diukur dari unit produk atau

layanan atau nilai moneternya

2. Efisiensi : Berkenaan dengan

jumlah usaha yang diperlukan

untuk menghasilkan tingkat

Page 13: EVALUASI KEBIJAKAN PEMBANGUNAN TAMAN TEPI LAUT …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · diperlukan evaluasi agar taman tepi laut menjadi ruang terbuka

efektifitas tertentu. Efisiensi

yang merupakan sinonim dari

rasionalitas ekonomi adalah

merupakan hubungan antara

efektifitas dan usaha, yang

terakhir umumnya diukur dari

ongkos moneter.

3. Kecukupan : Berkenaan

dengan seberapa jauh suatu

tingkat efektifitas memuaskan

kebutuhan, nilai, atau

kesempatan menumbuhkan

adanya masalah. Kriteria

kecukupan menekankan pada

kuatnya hubungan antara

alternatif kebijakan dan hasil

yang diharapkan

4. Perataan : Kebijakan/program

tersebut dilaksanakan merata

serta terpenuhinya seluruh

kebutuhan.

5. Responsivitas: berkenaan

dengan seberapa jauh suatu

kebijakan dapat memuaskan

kebutuhan, preferensi, atau nilai

kelompok-kelompok masyarakat

tertentu. kriteria responsivitas

adalah penting karena analisis

yang dapat memuaskan semua

kriteria lainnya. efektifitas,

efisiensi, kecukupan, kesamaan,

masih gagal jika belum

menanggapi kebutuhan aktual

dari kelompok yang semestinya

diuntungkan dari adanya suatu

kebijakan

6. Ketepatan : suatu hasil

pelaksanaan yang dilihat dari

kesesuaian biaya dengan standar

dan bentuk Surat Pertanggung

Jawaban yang sesuai dengan

ketentuan juklak dan juknis.

b. Pembangunan

Pembangunan daerah

merupakan usaha yang sistematik

dari berbagai pelaku, baik umum,

Page 14: EVALUASI KEBIJAKAN PEMBANGUNAN TAMAN TEPI LAUT …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · diperlukan evaluasi agar taman tepi laut menjadi ruang terbuka

pemerintah, swasta, maupun

kelompok masyarakat lainnya pada

tingkatan yang berbeda untuk

menghadapi saling bergantung dan

berkait aspek fisik, social ekonomi

dan aspek lingkungan lainnya

sehingga peluang baru untuk

meningkatkan kesejahteraan

masyarakat daerah dapat ditangkap

secara berkelanjutan.

Menurut Afiffudin (2010:42-

47), pembangunan harus dipahami

dalam konteks yang luas,

dikarenakan terdapat kesepakatan

yang mengatakan bahwa

pembangunan harus mencakup

segala segi kehidupan dan

penghidupan bangsa dan negara yang

bersangkutan, meskipun dengan

skala prioritas yang berbeda dari satu

negara dengan negara yang lain.

Dalam konteksnya yang luas

tersebut, pembangunan mempunyai

beberapa pengertian, yang

didasarkan pada sudut pandang yang

berbeda-beda pula. Beberapa

pengertian pembangunan tersebut

ialah:

1. Pembangunan adalah

perubahan. Dalam arti

mewujudkan suatu

kondisi kehidupan

bernegara dan

bermasyarakat yang lebih

baik dari kondisi

sekarang.

2. Pembangunan adalah

pertumbuhan. Yaitu

kemampuan suatu negara

untuk terus selalu

berkembang baik secara

kuantitatif maupun secara

kualitatif.

3. Pembangunan adalah

rangkaian usaha yang

secara sadar dilakukan.

Page 15: EVALUASI KEBIJAKAN PEMBANGUNAN TAMAN TEPI LAUT …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · diperlukan evaluasi agar taman tepi laut menjadi ruang terbuka

4. Pembangunan adalah

sesuatu rencana yang

tersusun secara rapi.

5. Pembangunan adalah cita-

cita akhir dari perjuangan

negara atau bangsa.

c. Ruang Terbuka Hijau Kawasan

Perkotaan

Berdasarkan Peraturan

Menteri Dalam Negeri Nomor 1

Tahun 2007 yang dimaksud

dengan:

1. Ruang terbuka adalah ruang-

ruang dalam kota atau

wilayah yang lebih luas baik

dalam bentuk area/kawasan

maupun dalam bentuk area

memanjang/jalur dimana

dalam penggunaannya lebih

bersifat terbuka yang pada

dasarnya tanpa bangunan.

2. Ruang Terbuka Hijau

Kawasan Perkotaan yang

selanjutnya disingkat

RTKHP adalah bagian dari

ruang terbuka suatu kawasan

perkotaan yang diisi oleh

tumbuhan dan tanaman guna

mendukung manfaat ekologi,

sosial, budaya, ekonomi dan

estetika.

3. Kawasan Perkotaan adalah

kawasan yang mempunyai

kegiatan utama bukan

pertanian dengan susunan

fungsi kawasan sebagai

tempat pemukiman

perkotaan, pemusatan dan

distribusi pelayanan jasa

pemerintahan, pelayanan

social dan kegiatan ekonomi.

Tujuan Penataan RTHKP

adalah:

1. Menjaga keserasian dan

keseimbangan ekosistem

lingkungan perkotaan;

Page 16: EVALUASI KEBIJAKAN PEMBANGUNAN TAMAN TEPI LAUT …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · diperlukan evaluasi agar taman tepi laut menjadi ruang terbuka

2. Mewujudkan

keseimbangan antara

lingkungan alam dan

lingkungan buatan di

perkotaan; dan

3. Meningkatkan kualitas

lingkungan perkotaan

yang sehat, indah, bersih

dan nyaman.

Fungsi RTHKP adalah:

1. Pengamanan keberadaan

kawasan lindung

perkotaan;

2. Pengendali pencemaran

dan kerusakan tanah, air

dan udara;

3. Tempat perlindungan

plasma nuftah dan

keanekaragaman hayati;

4. Pengendali tata air; dan

5. Sarana estetika kota

Manfaat RTHKP adalah:

1. Sarana untuk

mencerminkan identitas

daerah;

2. Sarana penelitian,

pendidikan dan

penyuluhan;

3. Sarana rekreasi aktif dan

pasif serta interaksi sosial;

4. Meningkatkan nilai

ekonomi lahan perkotaan;

5. Menumbuhkan rasa

bangga dan meningkatkan

prestise daerah;

6. Sarana aktivitas sosial bagi

anak-anak, remaja, dewasa

dan manula;

7. Sarana ruang evauasi

untuk keadaan darurat;

8. Memperbaiki iklim mikro;

dan

9. Meningkatkan cadangan

oksigen di perkotaan.

Pembentukan dan Jenis RTHKP:

Page 17: EVALUASI KEBIJAKAN PEMBANGUNAN TAMAN TEPI LAUT …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · diperlukan evaluasi agar taman tepi laut menjadi ruang terbuka

1) Pembentukan RTHKP

disesuaikan dengan bentang

alam berdasar aspek

biogeografis dan struktur

ruang kota serta estetika

2) Pembentukan RTHKP

sebagaimana dimaksud ayat 1

mencerminkan karakter alam

dan/atau budaya setempat

yang bernilai ekologis,

historic, panorama yang khas

dengan tingkat penerapan

teknologi.

Jenis RTHKP meliputi:

1. Taman kota;

2. Taman wisata alam;

3. Taman rekreasi;

4. Taman lingkungan

perumahan dan permukiman;

5. Taman lingkungan

perkantoran dan gedung

komersial;

6. Taman hutan raya;

7. Hutan kota;

8. Hutan lindung;

9. Bentang alam seperti gunung,

bukit, lereng dan lembah;

10. Cagar alam;

11. Kebun raya;

12. Kebun binatan;

13. Pemakaman umum;

14. Lapangan olahraga;

15. Lapangan upacara;

16. Parker terbuka;

17. Lahan pertanian perkotaan;

18. Jalur dibawah tegangan tinggi

(SUTT dan SUTET);

19. Sempadan sungai, pantai,

bangunan, situ dan rawa;

20. Jalur pengaman jalan, median

jalan, rel kereta api, pipa gas

dan pedestrian;

21. Kawasan dan jalur hijau;

22. Daerah penyangga (buffer

zone) lapangan udara; dan

23. Taman atap (roof garden).

Page 18: EVALUASI KEBIJAKAN PEMBANGUNAN TAMAN TEPI LAUT …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · diperlukan evaluasi agar taman tepi laut menjadi ruang terbuka

METODE PENELITIAN

1. Jenis Penelitian

Peneliti melakukan jenis

penelitian dengan rumusan

masalah berbentuk deskriptif

kualitatif. Karena penelitian ini

berusaha untuk mengungkapkan

suatu fakta atau peristiwa

sebagaimana adanya dan

memberikan gambaran secara

obyektif tentang keadaan atau

permasalahan yang mungkin

dihadapi.

Sugiyono (2009:297)

menjelaskan, dalam penelitian

kualitatif tidak menggunakan

istilah populasi, karena kualitatif

berangkat dari kasus tertentu yang

ada pada situasi sosial tertentu dan

hasil kajiannya tidak akan

diberlakukan ke populasi, tetapi

ditransferkan ke tempat lain pada

situasi sosial yang memiliki

kesamaan dan situasi sosial pada

kasus yang dipelajari. Sampel

dalam penelitian kualitatif bukan

dinamakan responden, tetapi

sebagai narasumber, atau

partisipan dan informan.

2. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di

kantor Dinas Kebersihan

Pertamanan dan Pemakaman Kota

Tanjungpinangsebagai pelaksana

dan penanggung jawab dari

proyek pembangunan dan

sekitaran kawasan taman tepi laut

kota Tanjungpinang sebagai

lokasi penelitian.

3. Sumber dan Jenis Data

Lofland dalam Moleong

(2007:157) mengatakan, sumber

data utama dalam penelitian

kualitatif adalah kata-kata atau

tindakan, selebihnya adalah data

Page 19: EVALUASI KEBIJAKAN PEMBANGUNAN TAMAN TEPI LAUT …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · diperlukan evaluasi agar taman tepi laut menjadi ruang terbuka

tambahan seperti dokumen dan

lain-lain.

Jenis data yang digunakan

penulis dalam penelitian ini

adalah sebagai berikut:

a. Data Primer

Menurut Arikunto

(2010:22), data primer adalah

data dalam bentuk verbal atau

kata-kata yang diucapkan secara

lisan, gerak-gerik, atau perilaku

yang dilakukan oleh subjek yang

dapat dipercaya, dalam hal ini

adalah subjek penelitian

(informan) yang berkenaan

dengan variabel yang diteliti.

Informan adalah

Hendarso dalam Auliyanti

(2008:22) menjelaskan bahwa

penelitian kualitatif tidak

dimaksudkan untuk membuat

generalisasi dari hasil penelitian

yang dilakukan sehingga subjek

penelitian yang telah tercermin

dalam fokus penelitian

ditentukan secara sengaja.

Subjek penelitian akan menjadi

informan yang akan memberikan

berbagai macam informasi yang

diperlukan selama proses

penelitian.

b. Data Sekunder

Data sekunder menurut

Arikunto (2010:22) adalah data

yang diperoleh dari dokumen-

dokumen grafis, foto-foto, film,

rekaman video, benda-benda,

dan lain-lain yang dapat

memperkaya data primer.

4. Informan Penelitian

Penelitian kualitatif tidak

menggunakan istilah populasi,

menurut Sugiyono (2011:215)

sampel dalam penelitian

kualitatif disebut dengan

informan, narasumber, atau

Page 20: EVALUASI KEBIJAKAN PEMBANGUNAN TAMAN TEPI LAUT …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · diperlukan evaluasi agar taman tepi laut menjadi ruang terbuka

partisipan. Informan menurut

Arikunto (2010:188) adalah

orang yang memberikan

informasi. Dengan pengertian ini

maka informan dapat dikatakan

sama dengan responden, apabila

keterangannya karena dipancing

oleh pihak peneliti. Istilah

informan ini banyak digunakan

dalam penelitian kualitatif.

Penelitian ini menentukan

sumber data pada informan dengan

menggunakan teknik purposive

sampling. Teknik ini mengambil

sumber data dengan pertimbangan

tertentu, yaitu orang yang dianggap

paling tahu tentang obyek penelitian

kita sehingga memudahkan peneliti

menjelajah obyek/situasi sosial

tertentu.

5. Teknik dan Alat Pengumpulan

Data.

Teknik pengumpulan

data menurut Sugiyono (2009:224)

merupakan langkah yang paling

strategis dalam penelitian, karena

tujuan utama dari penelitian adalah

mendapatkan data. Tanpa

mengetahui teknik pengumpulan

data, maka peneliti tidak akan

mendapatkan data yang memenuhi

standar data yang ditetapkan.

a. Teknik wawancara.

Menurut Sugiyono

(2011:157), wawancara

digunakan sebagai teknik

pengumpulan data apabila

peneliti ingin melakukan studi

pendahuluan untuk menemukan

permasalahan yang harus diteliti,

dan juga apabila peneliti ingin

mengetahui hal-hal dari

responden yang lebih mendalam

dan jumlah informannya

sedikit/kecil.

b. Teknik Dokumentasi

Pengumpulan data

dengan mengambil arsip,

catatan, gambar, grafik, foto,

buku literatur, dokumen kajian

Page 21: EVALUASI KEBIJAKAN PEMBANGUNAN TAMAN TEPI LAUT …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · diperlukan evaluasi agar taman tepi laut menjadi ruang terbuka

pustaka, dan lain-lain yang

relevan dengan obyek

penelitian.

6. Teknik Analisa Data

Miles dan Huberman

dalam Sugiyono (2011:246)

mengemukakan bahwa aktifitas

dalam analisis data kualitatif

dilakukan secara interaktif dan

berlangsung terus menerus

sampai tuntas sehingga datanya

sudah jenuh. Aktivitas analisa

data dalam penelitian ini yaitu:

1. Data Reduction (Reduksi

Data)

Seluruh data yang

diperoleh dari lapangan

dicatat dan dirinci,

selanjutnya dilakukan analisis

data melalui reduksi data

dengan merangkum, memilah

hal-hal yang sesuai

penelitian, memfokuskan

kepada hal yang penting, dan

membentuk pola dari situasi

sosial.

2. Data Display (Penyajian

Data)

Penyajian data dalam

penelitian kualitatif dilakukan

dalam bentuk uraian singkat

seperti teks yang bersifat

naratif, bagan, dan

sejenisnya.

3. Conclution Drawing

(Verifikasi)

Langkah ketiga dalam

analisis data kualitatif yaitu

melakukan penarikan

kesimpulan dan verifikasi

sehingga dapat menjawab

rumusan masalah yang telah

ditetapkan.

PEMBAHASAN

A. Karakteristik Informan

Page 22: EVALUASI KEBIJAKAN PEMBANGUNAN TAMAN TEPI LAUT …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · diperlukan evaluasi agar taman tepi laut menjadi ruang terbuka

Dalam penjelasan pada bab

ini akan dibahas terlebih dahulu

mengenai identitas atau karakteristik

informan guna mendapat informasi

yang akurat dalam menganalisa data

yang pada akhirnya dapat

dipertanggungjawabkan

kebenarannya dalam pembahasan

dan menganalisa mengenai

“EVALUASI KEBIJAKAN

PEMBANGUNAN TAMAN TEPI

LAUT KOTA TANJUNGPINANG

SEBAGAI RUANG TERBUKA

HIJAU KAWASAN

PERKOTAAN”. Adapun informan

dalam penelitian ini berjumlah enam

orang yaitu Kepala Seksi Penataan

Taman Lingkungan Bidang

Pertamanan dan Pemakaman, dua

orang staf teknis bidang pertamanan

dan pemakaman dari Dinas

Kebersihan Pertamanan dan

Pemakaman Kota Tanjungpinang

serta tiga orang dari kalangan

masyarakat Tanjungpinang.

B. Evaluasi Kebijakan

Pembangunan Taman Tepi

Laut Kota Tanjungpinang

Sebagai Ruang Terbuka Hijau

Kawasan Perkotaan

Berdasarkan hasil penelitian

yang dilakukan di lapangan, untuk

melihat dan menilai sejauh mana

suatu kebijakan telah berjalan dan

memuaskan masyarakat sebagai

sasaran kebijakan, maka dapat dilihat

dari kriteria dalam mengevaluasi

menurut William Dunn (2003:610)

yakni: Efektivitas, Efisiensi,

Kecukupan, Perataan, Responsivitas,

dan Ketepatan. Untuk penjelasan

lebih lanjut dan dihubungkan dengan

penelitian ini maka dapat dilihat

dalam uraian berikut:

a. Efektivitas

Page 23: EVALUASI KEBIJAKAN PEMBANGUNAN TAMAN TEPI LAUT …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · diperlukan evaluasi agar taman tepi laut menjadi ruang terbuka

Yaitu suatu ukuran yang

menyatakan seberapa jauh target

kuantitas dan kualitas telah tercapai.

Dimana makin besar target yang

dicapai, makin tinggi efektivitasnya.

1. Taman Tepi Laut Kota

Tanjungpinang yang Terealisasi

Dengan Baik.

Sejak munculnya wacana

reklamasi dan revitalisasi kawasan

tepi laut kota Tanjungpinang utnuk

semakin diperluas dan diperlebar

dengan metode penimbunan laut

yang dikerjakan oleh Dinas

Pekerjaan Umum Kota

Tanjungpinang dalan Tahun

Anggaran 2011, proyek

pembangunannya yang telah

menelan dana miliaran rupiah sempat

mengalami berbagai kendala

sehingga menimbulkan penundaan

pekerjaan dan terbengkalai selama

kurun waktu 3 tahun belakangan.

Melihat situasi yang menyebabkan

banyak kalangan masyarakat dan

LSM kecewa mengingat kawasan

tepi laut ini adalah tempat favorit

warga Tanjungpinang untuk

dikunjungi, Pemerintah Kota

Tanjungpinang memutuskan untuk

memindahkan kuasa pengerjaan

pembangunannya kepada Dinas

Kebersihan Pertamanan dan

Pemakaman Kota Tanjungpinang

yang dianggarkan kembali di tahun

2014, yang secara otomatis

mengalami perubahan kembali dalam

hal wacana pembangunan dan Detail

Engineering Design (DED) nya.

Dinas Kebersihan Pertamanan dan

Pemakaman memasukkan

pembangunan kawasan Tepi Laut ini

kedalam program pembangunan

fasilitas umum, penataan taman

lingkungan, dan pemeliharaan RTH.

Page 24: EVALUASI KEBIJAKAN PEMBANGUNAN TAMAN TEPI LAUT …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · diperlukan evaluasi agar taman tepi laut menjadi ruang terbuka

2. Terdapat Kesesuaian antara

Konsep Perencanaannya

dengan Kenyataan Hasil

Konsep awal perencanaan

taman tepi laut yang dulunya adalah

penataan revitalisasi kawasan tepi

laut yang ditawarkan Dinas

Pekerjaan Umum Kota

Tanjungpinang bukanlah terfokus

pada pembangunan taman kota

sebagai ruang terbuka hijau publik,

melainkan hanyalah sebuah kawasan

yang hanya menjadi tempat bersantai

keluarga yang dilengkapi dengan

jogging track, food court, dan lahan

parkir yang memadai. Mengingat

dulunya kawasan tepi laut ini sangat

susah untuk dilalui dikarenakan

banyaknya pedagang kaki lima yang

menjamur memenuhi kawasan ini

sampai memakan badan jalan, dan

ditambah dengan kesemrawutan

parkir yang sembarangan dan tidak

teratur sehingga mengganggu arus

lalu lintas dan kenyamanan warga.

Namun setelah pembangunannya

pindah prakarsa dan perubahan

konsep perencanaan di beberapa

bagian, taman tepi laut ini menjelma

menjadi taman kota yang indah,

hijau, rapi dan tertata dengan baik.

b. Efisiensi

Merupakan suatu ukuran

dalam membandingkan rencana

penggunaan masukan dengan

penggunaan serta hasil antara

keuntungan dengan sumber-sumber

yang dipergunakan. Dalam hal ini

peneliti bermaksud untuk menelaah

mengenai efisiensi waktu pengerjaan

dan lamanya proses pembangunan

yang dilakukan.

1. Pembangunan Taman Tepi Laut

yang Diprakarsai oleh Dinas

Kebersihan Pertamanan dan

Pemakaman Lebih Cepat dan

Page 25: EVALUASI KEBIJAKAN PEMBANGUNAN TAMAN TEPI LAUT …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · diperlukan evaluasi agar taman tepi laut menjadi ruang terbuka

Dinilai Tepat Waktu dalam

Pengerjaannya.

Ketika pembangunannya

sempat menjadi pembicaraan hangat

di berbagai kalangan dikarenakan

terbengkalai selama bertahun-tahun,

kawasan tepi laut ini berubah

menjadi tempat yang menyajikan

pemandangan yang kurang sedap

untuk dipandang.Terlebih lokasinya

yang berhadapan langsung dengan

laut yang menjadi jalur perhubungan

perkapalan domestik maupun

internasional serta pulau penyengat

yang kerap menjadi destinasi wisata

Kepulauan Riau. Namun dengan

kinerja yang bagus dan kerjasama

yang baik antara Dinas Kebersihan

Pertamanan dan Pemakaman dengan

pihak ketiga pelaksanaan

pembangunan, taman tepi laut kota

Tanjungpinang dapat diselesaikan

dalam kurun waktu yang lebih

efisien, dan tahap pengerjaannya

juga dilakukan dengan cepat.

c. Kecukupan

Kecukupan berkenaan dengan

seberapa jauh suatu tingkat

efektivitas memuaskan kebutuhan,

nilai, atau kesempatan yang

menumbuhkan adanya masalah.

1. Kebijakan Pembangunan

Taman Tepi Laut yang

Dilaksanakan Dapat Diterima

Oleh Masyarakat.

Suatu kebijakan yang

dikeluarkan pemerintah memang

tidak dapat sepenuhnya diterima dan

dapat disesuaikan dengan kondisi

dan keinginan masyarakat.Namun

pemerintah sendiri tentunya

menginginkan yang terbaik bagi

warganya. Dari hasil wawancara

kepada 6 informan dengan

pertanyaan yang sama yaitu apakah

merasa cukup puas dengan hasil dan

Page 26: EVALUASI KEBIJAKAN PEMBANGUNAN TAMAN TEPI LAUT …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · diperlukan evaluasi agar taman tepi laut menjadi ruang terbuka

proses pengerjaan pembangunan

taman tepi laut saat ini dan

keseluruhan informan menyetujui

dengan adanya pembangunan taman

tepi laut kota Tanjungpinang sebagai

ruang terbuka hijau kawasan

perkotan ini menciptakan suasana

baru yang nyaman, bersih, dan

mereka merasa cukup puas dengan

hasil pengerjaan pembangunannya.

d. Perataan

Merupakan hal yang

berkenaan dengan implementasi

kebijakan terhadap masyarakat atau

sasaran kebijakan itu tercapai,

apakah penerapan kebijakan atau

suatu program diberlakukan merata

kepada seluruh masyarakat atau

hanya kepada oknum tertentu.

1. Taman Tepi Laut Dilengkapi

Dengan Berbagai Tanaman

Pendukung, Fasilitas Umum

dan Sarana Bermain Anak-

anak, Sehingga Dapat

Dikunjungi Oleh Seluruh

Lapisan Masyarakat.

Dengan adanya pembangunan

taman tepi laut kota Tanjungpinang

ini semakin menambah daya tarik

masyarakat untuk rekreasi dan

bersantai bersama keluarga walaupun

hanya sekedar duduk-duduk saja.

Karena Pemerintah Kota

Tanjungpinang telah menyediakan

berbagai fasilitas umum untuk semua

kalangan masyarakat yang cukup

memadai seperti bangku taman, areal

parkir yang luas, arena permainan

anak-anak dan sarana olahraga, serta

lapangan mini yang dapat dijadikan

tempat untuk acara-acara

perkumpulan suatu komunitas yang

tentunya dengan izin dari dinas

terkait terlebih dahulu. Ditambah lagi

dengan adanya becak motor yang

Page 27: EVALUASI KEBIJAKAN PEMBANGUNAN TAMAN TEPI LAUT …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · diperlukan evaluasi agar taman tepi laut menjadi ruang terbuka

semakin menambah daya tarik taman

tepi laut yang teduh dan hijau ini.

e. Responsivitas

Merupakan hal yang

berkenaan dengan sejauh mana suatu

kebijakan dapat memuaskan

kebutuhan suatu kelompok-

kelompok masyarakat tertentu dan

sejauh mana kepedulian masyarakat

terhadap kebijakan yang dibuat.

1. Lemahnya Pengawasan dari

Satuan Polisi PP dan Staf

Dishub di 3 Titik Pos Penjagaan

Dan Kurangnya Kesadaran

Masyarakat.

Walaupun Taman Tepi Laut

pembangunannya sudah selesai

dilaksanakan, namun tentu saja

pembangunannya tidak dapat

sempurna seratus persen maksimal,

misalnya saja sekarang kenyataan di

lapangan adalah kurangnya jumlah

lampu taman/lampu sorot sehingga

menimbulkan permasalahan

minimnya penerangan. Sehingga

pemerintah memutuskan untuk

menugaskan satuan polisi pamong

praja untuk melakukan penjagaan

dan pengawasan terhadap tanaman,

fasilitas umum, dan keamanan. Serta

staf dinas perhubungan untuk

melakukan pemantauan arus lalu

lintas dan kendaraan karena

semenjak diberlakukannya sistem

parkir yang memakai karcis

terkadang banyak terjadi pelanggaran

dikarenakan juru parkir sering

melakukan tindak kecurangan yaitu

tidak memberi karcis parkir pada

masyarakat yang datang berkunjung.

Ditambah lagi masyarakat pun juga

kerap malas meminta karcis parkir,

padahal karcis parkir sudah

disosialisasikan oleh pihak dishub

untuk meningkatkan retribusi parkir

Page 28: EVALUASI KEBIJAKAN PEMBANGUNAN TAMAN TEPI LAUT …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · diperlukan evaluasi agar taman tepi laut menjadi ruang terbuka

dalam mendongkrak pendapatan asli

daerah.

f. Ketepatan

Merupakan hal yang

berkenaan dengan sejauh mana

kebijakan yang diterapkan, apakah

kebijakan tersebut

terimplementasikan kepada sasaran

kebijakan atau tidak.

1. Kebijakan Pembangunan

Berhasil Diterapkan Pada Sasaran

Kebijakan

Sasaran kebijakan merupakan

pihak yang menjadi target suksesnya

suatu kebijakan. Dalam hal ini yang

menjadi sasaran kebijakan

pemerintah ialah mereka yaitu

masyarakat kota Tanjungpinang.

Kebjakan pemerintah untuk

melakukan pembangunan taman tepi

laut untuk dijadikan ruang terbuka

hijau kawasan perkotaan ini

dianggap sudah berhasil diterapkan

pada sasaran kebijakan.

2. Ketersediaan Tanaman dan

Fasilitas Sudah Cukup

Memadai Untuk Dapat

Dijadikan Sebagai Ruang

Terbuka Hijau Kawasan

Perkotaan

Jika dilihat dari Peraturan

Menteri Pekerjaan Umum Nomor 5

Tahun 2005 dan Peraturan Menteri

Dalam Negeri Nomor 1 Tahun 2007

Tentang Penataan Ruang Terbuka

Hijau Kawasan Perkotaan maka

pembangunan taman tepi laut kota

Tanjungpinang telah cukup sesuai

dengan tujuan penataan ruang

terbuka hijau publik yaitu

mewujudkan keseimbangan antara

lingkungan alam dan lingkungan

buatan di perkotaan, meningkatkan

kualitas lingkungan perkotaan yang

sehat, bersih, indah dan nyaman

Page 29: EVALUASI KEBIJAKAN PEMBANGUNAN TAMAN TEPI LAUT …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · diperlukan evaluasi agar taman tepi laut menjadi ruang terbuka

dengan dibangunnya taman kota

yang berhadapan langsung dengan

laut.

C. Kendala Dalam Proses

Pembangunan Taman Tepi Laut

Kota Tanjungpinang Sebagai

Ruang Terbuka Hijau Kawasan

Perkotaan.

Dalam proses pembangunan

taman tepi laut kota Tanjungpinang

sebagai ruang terbuka hijau kawasan

perkotaan terdapat beberapa

persoalan yang menjadi kendala,

diantaranya sebagai berikut:

1. Faktor Iklim/Cuaca

2. Tidak Terdapat Tanaman

Tanjung dan Pinang Sebagai Ciri

Khas Daerah

3. Penerangan Lampu yang

Minim dan Kurangnya Jumlah

Fasilitas Umum

4. Lemahnya Pengawasan dan

Pengamanan Satpol PP dan

Dishub

5. Kurangnya Kesadaran Masyarakat

Tanjungpinang Untuk Bekerjasama

Memelihara dan Menjaga

Lingkungan Taman Tepi Laut

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis data

yang diperoleh, berkenaan dengan

judul Evaluasi Kebijakan

Pembangunan Taman Tepi Laut Kota

Tanjungpinang Sebagai Ruang

Terbuka Hijau Kawasan Perkotaan

maka didapati hasil sebagai berikut:

1. Berdasarkan hasil penelitian

terhadap hasil pembangunan

taman tepi laut kota

Tanjungpinang sebagai ruang

terbuka hijau kawasan perkotaan

oleh pemerintah kota

Tanjungpinang terdapat

Page 30: EVALUASI KEBIJAKAN PEMBANGUNAN TAMAN TEPI LAUT …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · diperlukan evaluasi agar taman tepi laut menjadi ruang terbuka

beberapa indikator yang sudah

dapat dikatakan berhasil,

misalnya pembangunan taman

sudah selesai dilaksanakan dan

tertata rapi, tanaman-tanaman

dan pepohonan hijau yang

menyejukkan pandangan,

ketersediaan fasilitas umum

yang cukup memadai, arena

bermain anak-anak, dan lain

sebagainya. Meskipun demikian,

keberhasilan pembangunan

taman tepi laut sebagai ruang

terbuka hijau kawasan perkotaan

dapat juga dikatakan belum

maksimal, karena kurangnya

kesadaran masyarakat untuk ikut

berpartisipasi menjaga dan

memelihara taman tersebut. Jika

dilihat dari sudut pandang

indikator yang pertama yakni

Efektifitas, dapat dikatakan

sudah berhasil pembangunannya

dikarenakan perencanaan yang

sempat berubah dari Dinas

Pekerjaan Umum ke Dinas

Kebersihan Pertamanan dan

Pemakaman tidak terlalu

menjadi persoalan dan tidak

mengalami kendala yang berarti.

Pembangunan taman telah

terealisasi dengan baik dan

sesuai dengan konsep

perencanaannya. Efisiensi, dapat

dikatakan berhasil karena

pembangunan taman dinilai

tepat waktu, lebih cepat proses

pengerjaannya dan tidak

memakan waktu yang lama

seperti pembangunan

sebelumnya. Kecukupan,

menunjukkan suatu keberhasilan

yang cukup baik. Hal ini

dikarenakan dari ke enam

informan menyatakan kebijakan

pembangunan taman tepi laut

Page 31: EVALUASI KEBIJAKAN PEMBANGUNAN TAMAN TEPI LAUT …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · diperlukan evaluasi agar taman tepi laut menjadi ruang terbuka

sebagai ruang terbuka hijau

kawasan perkotaan yang

dilaksanakan dapat diterima oleh

masyarakat karena selain sejak

dari dulu kawasan ini merupakan

tempat favorit seluruh

masyarakat Tanjungpinang

untuk berkumpul dan bersantai,

masyarakat juga menyetujui

dengan adanya pertambahan titik

ruang terbuka hijau di

Tanjungpinang agar dapat

menjadi tujuan destinasi wisata

dan tempat rekreasi masyarakat

maupun wisatawan domestik

dan internasional. Sedangkan

berdasarkan Responsivitas,

belum menunjukkan hasil yang

diharapkan dikarenakan

rendahnya kesadaran masyarakat

dan kurangnya pengawasan

satpol pp dan dishub dalam hal

memelihara dan menjaga taman

tepi laut tersebut serta persoalan

retribusi parkir. Akan tetapi jika

dilihat dari Ketepatan maka

dapat dikatakan sudah berhasil

karena pembangunannya tepat

sasaran sesuai dengan tujuan

pembangunan.

2. Terdapat beberapa kendala

dalam pelaksanaan

pembangunan taman tepi laut

kota Tanjungpinang sebagai

ruang terbuka hijau kawasan

perkotaan yakni kurangnya

sosialisasi pemerintah kepada

masyarakat bahwa taman tepi

laut bukan hanya sebagai taman

biasa untuk sekedar dikunjungi

saja, akan tetapi taman ini

merupakan ikon kota

Tanjungpinang sebagai ruang

terbuka hijau publik dimana

masyarakat juga harus aktif dan

turut serta menjaga, memelihara,

Page 32: EVALUASI KEBIJAKAN PEMBANGUNAN TAMAN TEPI LAUT …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · diperlukan evaluasi agar taman tepi laut menjadi ruang terbuka

tidak merusak tanaman-tanaman

yang ada dan berbagai fasilitas

yang telah disediakan

pemerintah disana. Karena

berdasarkan pantauan peneliti di

lapangan, sudah banyak tangan-

tangan jahil yang dengan sengaja

merusak dan mempreteli taman.

Bahkan kita sempat mendengar

sebuah kasus mengenai

ditemukannya alat kontrasepsi

dan botol-botol minuman keras

yang berserakan di areal taman

tersebut. Ini menunjukkan

kurangnya kinerja satpol pp

yang telah ditugaskan untuk

melakukan penjagaan dan

pengawasan disana. Kemudian

pemerintah juga belum

menyediakan penerangan yang

cukup, tidak terdapatnya lampu

yang memadai untuk menerangi

area taman, kursi-kursi/bangku

taman yang dirasa terlalu kecil

ukurannya dan jumlahnya yang

dirasa kurang banyak. Serta

tidak terdapatnya tanaman khas

daerah sebagai identitas

Tanjungpinang dan juga

pembangunan taman tepi laut

yang terpisah dengan

pembangunan gedung gonggong

walaupun berada pada lokasi

yang sama.

B. Saran

Adapun saran-saran yang

dapat disampaikan dari hasil

penelitian mengenai evaluasi

kebijakan pembangunan taman tepi

laut kota Tanjungpinang sebagai

ruang terbuka hijau kawasan

perkotaan ini agar berlangsung

secara optimal dan berhasil, maka

perlu diperhatikan beberapa hal,

seperti:

Page 33: EVALUASI KEBIJAKAN PEMBANGUNAN TAMAN TEPI LAUT …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · diperlukan evaluasi agar taman tepi laut menjadi ruang terbuka

1. Pemerintah kota Tanjungpinang

diharapkan dapat melaksanakan

pembangunan taman tepi laut

lebih baik lagi, dikarenakan

masih banyaknya ditemukan

persoalan-persoalan seperti

penerangan lampu yang kurang,

fasilitas umum yang rusak,

kebersihan lingkungan taman

yang dirasa masih kurang baik

dan percepatan gedung

gonggong/ Tourism Information

Centre (TIC) agar semakin

menambah keindahan areal

taman. Selain itu hendaknya

jumlah tanaman perlu

ditambahkan lagi variasinya

seperti bunga-bunga hidup yang

berwarna, serta ditambahkan

tumbuhan khas daerah untuk

mencerminkan identitas kota

Tanjungpinang.

2. Dalam menghadapi kendala

pelaksanaan pembangunan taman

tepi laut kota Tanjungpinang

sebagai ruang terbuka hijau

kawasan perkotaan hendaknya

pemerintah lebih tegas dalam

menegakkan peraturan,

mengedepankan pemahaman bagi

masyarakat untuk ikut andil

bekerjasama dalam menjaga dan

memelihara taman tepi laut agar

tercipta ruang terbuka hijau

publik yang indah, asri, nyaman,

aman dan hijau. Tentunya dengan

menjaga kebersihan lingkungan

dan tidak merusak apapun

fasilitas yang telah disediakan

serta pemerintah diharapkan

dapat melakukan evaluasi

kembali terhadap kebijakan

pembangunan taman tepi laut

untuk dapat mengatasi

Page 34: EVALUASI KEBIJAKAN PEMBANGUNAN TAMAN TEPI LAUT …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · diperlukan evaluasi agar taman tepi laut menjadi ruang terbuka

kesenjangan antara harapan

dengan kenyataan.

Page 35: EVALUASI KEBIJAKAN PEMBANGUNAN TAMAN TEPI LAUT …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · diperlukan evaluasi agar taman tepi laut menjadi ruang terbuka

35

DAFTAR PUSTAKA

A. BUKU:

Abidin, Said Zainal. 2002. Kebijakan Publik.. Jakarta. Yayasan Pancur Siwah

Afiffuddin. 2010. Pengantar Administrasi Pembangunan. Bandung. Alfabeta

Dunn, William. 2005. Pengantar Analisis Kebijakan Publik. Gadjah Mada

University Press.

Gunawan, Markus. 2008. Provinsi Kepulauan Riau. Titik Cahaya Elka.

Islamy, M.Irfan. 1992. Pengantar Analisis Kebijakan Publik. Gajah Mada

University.

Kuncoro, Mudrajad. 2003a. Ekonomi Pembangunan, Teori, Masalah, dan

Kebijakan. Yogyakarta. APP AMP YPKN.

--------------. 2004b. Otonomi & Pembangunan Daerah: Reformasi, Perencanaan,

Strategi, dan Peluang. Erlangga.

Napitupulu, Snp.B. 1970. Paradoks Pembangunan ( Tesis-Anti Tesis Pragmatis).

PT Soeroengan.

Nugroho, Riant. 2009. Public Policy. Jakarta. PT. Elex Media Computindo

Kelompok Gramedia.

Usman, Husaini. 2004. Metodologi Penelitian Sosial. Jakarta. Bumi Aksara

Subandi. 2010. Ekonomi Pembangunan. Bandung. Alfabeta.

Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif Dan R&D. Bandung.

Alfabeta.

Sumodisastro, Hardjantho. 1985. Pembangunan Ekonomi Indonesia. Jakarta. PT

Gunung Agung Indonesia.

Tjokrowinoto, Moeljarto. 2004. Pembangunan:Dilema dan Tantangan.

Yogyakarta. Pustaka Pelajar.

B. PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN:

Peraturan Daerah Kota Tanjungpinang Nomor 9 Tahun 2003 Tentang Pola Dasar

Pembangunan Daerah Kota Tanjungpinang Tahun 2003-2020

Page 36: EVALUASI KEBIJAKAN PEMBANGUNAN TAMAN TEPI LAUT …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · diperlukan evaluasi agar taman tepi laut menjadi ruang terbuka

Undang-Undang Penataan Ruang No 26 Tahun 2007

Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 5 Tahun 2008

Peraturan Menteri Dalam Negeri Tahun 2007 Tentang Penataan Ruang Terbuka

Hijau Kawasan Perkotaan

C. SKRIPSI DAN JURNAL:

Tahir, Muhammad, 2005, “Pemanfaatan Ruang Kawasan Tepi Pantai Untuk

Rekreasi Dalam Mendukung Kota Tanjungpinang sebagai Waterfront City”,

“Tesis”, Program Studi Magister Pembangunan Wilayah dan Kota

Universitas Diponegoro.

Samin, Rio Kurniawan, 2013, “Evaluasi Kebijakan Peraturan Daerah Nomor 8

Tahun 2005 Tentang Ketertiban, Kebersihan dan Keindahan Lingkungan

Kota Tanjungpinang (Studi Kasus Penertiban Pedagang Kaki Lima di Tepi

Laut)”, “Skripsi”, Program Studi Ilmu Administrasi Negara Universitas

Maritim Raja Ali Haji

Wahyuni, Sri, 2014, “Evaluasi Kebijakan Pemerintah Kota Tanjungpinang Dalam

Penataan Pedagang Kaki Lima (Studi Kasus pada PKL di Kelurahan

Tanjungpinang Kota)”, “Skripsi”, Program Studi Ilmu Administrasi Negara

Universitas Maritim Raja Ali Haji.

D. KORAN:

HK. Taman Laman Bunda Jadi Ikon Baru. Harian Lintas Kepri. Senin 4 Januari

2016.

E. INTERNET:

http://www.isukepri.com/2014/05/proyek-lanjutan-tepi-laut-dilelang-pada-mei-

2014/# ( Oleh Alpian Tanjung pada 2 Mei 2014, diunduh pada 19 Mei 2014-20.00

WIB)

Page 37: EVALUASI KEBIJAKAN PEMBANGUNAN TAMAN TEPI LAUT …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · diperlukan evaluasi agar taman tepi laut menjadi ruang terbuka