34
Evaluasi dan Analisis Penerimaan Sistem Evaluasi Dosen pada Universitas Kristen Satya Wacana Menggunakan Technology Acceptance Model (TAM) Artikel Ilmiah Peneliti: Hendri (682012017) Andeka Rocky Tanaamah, SE., M. Cs. Program Studi Sistem Informasi Fakultas Teknologi Informasi Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga Desember 2017

Evaluasi dan Analisis Penerimaan Sistem Evaluasi Dosen

  • Upload
    others

  • View
    24

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Evaluasi dan Analisis Penerimaan Sistem Evaluasi Dosen

Evaluasi dan Analisis Penerimaan Sistem Evaluasi Dosen pada

Universitas Kristen Satya Wacana Menggunakan

Technology Acceptance Model (TAM)

Artikel Ilmiah

Peneliti:

Hendri (682012017)

Andeka Rocky Tanaamah, SE., M. Cs.

Program Studi Sistem Informasi

Fakultas Teknologi Informasi

Universitas Kristen Satya Wacana

Salatiga

Desember 2017

Page 2: Evaluasi dan Analisis Penerimaan Sistem Evaluasi Dosen
Page 3: Evaluasi dan Analisis Penerimaan Sistem Evaluasi Dosen
Page 4: Evaluasi dan Analisis Penerimaan Sistem Evaluasi Dosen
Page 5: Evaluasi dan Analisis Penerimaan Sistem Evaluasi Dosen
Page 6: Evaluasi dan Analisis Penerimaan Sistem Evaluasi Dosen

1. Pendahuluan

Perkembangan teknologi informasi membawa perkembangan pesat pada arus system

informasi.Saat ini teknologi informasi sudah banyak digunakan sebagai pendukung proses bisnis

di berbagai instansi.Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin pesat dewasa

di berbagai instansi.Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin peswat

dewasa ini menuntup setiap guru dan dosen harus menguasai information,communition dan

technology yang kelak tidak hanya bermanfaat bagi pendidik tetapi juga bagi peserta didik dalam

meningkatkan produktivitas,efektivitas,efisiensi dan kesejahteraanya.(Munir,Universitas Bung

Hatta,2008).Untuk setiap pemanfaatan system informasi perlu adanya proses evaluasi dalam

untuk menilai system tersebut dan dibandingkan dengan tolak ukur dalam organisasi.Ada

berbagai model evaluasi system informasi,salah satunya adalah Technology Acceptance

Model(TAM).Technology Acceptance Model(TAM) merupakan suatu model yang digunakan

untuk melakukan evaluasi terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi pengguna dalam

penerimaan suatu teknologi baru.Tujuan utama TAM adalah untuk mendirikan dasar penelusuran

pengaruh faktor eksternal terhadap kepercayaan,sikap(personalisasi),dan tujuan penggunaan

computer.Dalam adopsi sistem informasi,TAM memiliki dua keyakinan ,yaitu persepsi pengguna

terhadap manfaat (perceived usefulness) dan persepsi pengguna terhadap kemudahan

penggunaan (perceived ease of use). Perceived usefulness diartikan sebagai tingkat di mana

seseorang percaya bahwa menggunakan sistem tertentu dapat meningkatkan kinerjanya,dan

perceived ease of use diartikan sebagai tingkat dimana seseorang percaya bahwa menggunakan

sistem tidak diperlukan usaha apapun ( free of effort). Perceived ease of use juga berpengaruh

pada perceive usefulness yang dapat diartikan bahwa jika seseorang merasa sistem tersebut

mudah digunakan maka sistem tersebut berguna bagi mereka.

Uksw merupakan salah satu perguruan tinggi yang ada di salatiga,seiring berjalannya

waktu,Uksw menerapkan berbagai TI dan Implementasi Sistem Informasi.Seperti halnya

evaluasi dosen yang dahulu berbasis manual sekarang menggunakan online.Evaluasi dosen

adalah sebuah sistem yang memberikan penilaian kinerja dosen dan mengharuskan seluruh

mahasiswa untuk turutr serta memanfaatkan sistem tersebut agar mahasiswa dapat melihat hasil

nilai yang diperoleh pada semester lalu.Pengguna sistem evaluasi dosen adalah seluruh

mahasiswa,secara teknis sistem evaluasi dosen yang diterapkan oleh uksw masih belum

Page 7: Evaluasi dan Analisis Penerimaan Sistem Evaluasi Dosen

maksimal,seperti halnya nama dosen pengampu yang tidak sesuai dengan sistem,mengharuskan

mahasiswa untuk turut serta agar dapat melihat nilai ini sama halnya dengan sebuah paksaan dan

sebagainya.Karena alasan tersebut maka penelitian ini akan menganalisis dan evaluasi sejauh

mana penerimaan penggunaan evaluasi dosen pada Universitas Kristen Satya Wacana dengan

menggunakan Technology Acceptance Model(TAM).

2. Tinjauan Pustaka

Penelitian terdahulu

Penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Dwi Suhartini dan Wiwik Handayani(2009)

berjudul “Model Penerimaan Teknologi informasi oleh Dosen Pada Perguruan Tinggi di

Surabaya” menggunakan teori Technology Acceptance Model.Penelitian dilakukan untuk

mengetahui dan menjelaskan pengaruh kemudahan penggunaan terhadap penerimaan

penggunaan teknologi informasi e-learning dan e-mail,pengaruh kemudahan penggunaan

terhadap kemanfaatan penggunaan teknologi informasi e-learning dan e-mail ,pengaruh

kemanfaatan penggunaan terhadap penerimaan penggunaan,dan pengaruh kemudahan

penggunaan terhadap penerimaan penggunaan dengan dimediasi oleh kemanfaatan

penggunaan.Hasil Analisis deskriptif tentang kemudahan penggunaan teknologi informasi e-

learning dan e-mail menunjukkan bahwa pengguna mendapatkan kemudahan menggunakan e-

learning dan e-mail, kemanfaatan penggunaan e-learning dan e-mail menunjukan bahwa

pengguna mendapatkan manfaat dari e-learing dan e-mail,penerimaan penggunaan e-learning

dan e-mail menunjukkan bahwa pengguna kurang menerima teknologi baru ini,Karena teknologi

baru ini merupakan suatu keharusan yang harus dilakukan para pengguna.

Penelitian terdahulu yang selanjutnya dilakukan oleh Ni Luh Nyoman Sherina Devi dan I

Wayan Suartana berjudul “Analisis Technology Acceptance Model Terhadap Penggunaan

Sistem informasi di Nusa Dua Beach Hotel dan SPA,penelitian ini bertujuan untuk mengetahui

pengaruh sikap,kemampuan seseorang dalam menguasai computer, dan kepercayaan terhadap

penggunaan sistem informasi dengan konsep Technology Acceptance Model,yaitu dengan

melihat pengaruh ketiga variabel tersebut kepada dua factor kemanfaatan penggunaan dan

penerimaan penggunaan.Hasil penelitian menunjukkan bahwa kemampuan seseorang dalam

menguasai computer dan kepercayaan berpengaruh positif dan signifika terhadap kemanfaatan

Page 8: Evaluasi dan Analisis Penerimaan Sistem Evaluasi Dosen

penggunaan dan penerimaan penggunaan ,sedangkan sikap tidak berpengaruh terhadap

keduanya.

Penelitian selanjutnya dilakukan oleh Shinta Eka Kartika(2009) berjudul “Analisis Proses

Penerimaan Sistem Informasi iCons Dengan Menggunakan Technology Acceptance Model Pada

Karyawan PT.Bank Negara Indonesia(Persero)TBK Di Kota Semarang”.Penelitian ini dilakukan

untuk menganalisis penerimaan sistem informasi iCons pada karyawan PT.Bank Negara

Indonesia (persero)Tbk,untuk membuktikan secara empiris perilaku/user atas perubahan sistem

BOSS ke Sistem iCons di PT.Bank Negara Indonesia (persero) Tbk.Hasil penelitian ini

menunjukkan bahwa proses transisi perubahan sistem BOSS ke sistem iCons tidak sepenuhnya

dapat dijelaskan oleh Technology Acceptance Model dikarenakan dari total 16 hipotesis yang

diajukan ,hanya 8 hipotesis saja yang diterima.

Menurut Davis(1989) due keyakinan variabel perilaku utama dalam mengadopsi sitem

informasi, yaitu persepsi pengguna terhadap manfaat (perceived usefulness) dan persepsi

pengguna terhadap kemudahan dalam penggunaan (perceived ease of use). Perceived usefulness

(PU) diartikan sebagai tingkat di mana seseorang percaya bahwa menggunakan sistem tertentu

dapat meningkatkan kinerjanya, dan perceived ease of use (PEOU) diartikan sebagai tingkat

dimana seseorang percaya bahwa menggunakan sistem tidak diperlukan usaha apapun (free of

effort).

Acceptance dalam TAM dikonsepkan sebagai kondisi psikologis seseorang menerima

dan menerapkan teknologi informasi sebagai cara hidup untuk meningkatkan kinerja.Variabel ini

diukur dengan mengembangkan instrument yang diperkenalkan oleh Davis(1989) dan

dimodifikasi oleh Schillewaert et al(2000)

Evaluasi Sistem Informasi

Evaluasi adalah “mencari sesuatu yang berharga (worth). Sesuatu yang berharga tersebut

dapat berupa informasi tentang suatu program, produksi serta alternatif prosedur tertentu”.

Evaluasi atau penilaian juga dapat di artikan sebagai suatu usaha untuk memberikan nilai

terhadap hasil pengukuran untuk pencapaian tujuan dan merupakan sebuah proses dimana

keberhasilan yang dicapai dibandingkan dengan seperangkat keberhasilan yang diharapkan.

Page 9: Evaluasi dan Analisis Penerimaan Sistem Evaluasi Dosen

Perbandingan ini kemudian dilanjutkan dengan pengidentifikasian faktor-faktor yang

berpengaruh pada kegagalan dan keberhasilan.

Kemudian sistem informasi adalah kombinasi teratur apa saja dari orang-orang,

hardware, software, jaringan komunikasi dan sumber daya data yang mengumpulkan, mengubah

dan menyebarkan informasi dalam sebuah organisasi.Dari kedua pengertian tersebut dapat

disimpulkan bahwa evaluasi sistem informasi adalah suatu kegiatan terencana yang bertujuan

untuk memeriksa dan menilai sumber daya dalam organisasi untuk mendapatkan hasil yang

dibandingkan dengan menggunakan tolak ukur tertentu untuk memperoleh hasil mengenai

kinerja sumber daya organisasi tersebut.

Ada beberapa model evaluasi sistem informasi yang sering digunakan diantaranya :

Technology Acceptance Model (TAM), Model ini telah banyak digunakan dalam penelitian

sistem informasi untuk mengetahui reaksi pengguna terhadap sistem informasi.TAM memiliki

elemen yang kuat tentang perilaku (behavioural), mengasumsikan bahwa ketika seseorang

membentuk suatu bagian untuk bertindak, mereka akan bebas untuk bertindak tanpa batasan.

Beberapa penelitian telah mereplikasi studi Davis untuk memberi bukti empiris terhadap

hubungan yang ada antara usefulness, ease of use dan system use. End User Computing (EUC)

Satisfaction, Model evaluasi ini dikembangkan oleh Doll & Torkzadeh. Evaluasi dengan

menggunakan model ini lebih menekankan kepuasan (satisfaction) akhir pengguna terhadap

aspek teknologi, dengan menilai isi, keakuratan, format, waktu dan kemudahan penggunaan dari

system; Task Technology Fit (TTF) Analysis, Inti dari Model Task Technology Fit adalah sebuah

konstruk formal yang dikenal sebagai Task-Technology Fit (TTF), yang merupakan kesesuaian

dari kapabilitas teknologi untuk kebutuhan tugas dalam pekerjaan yaitu kemampuan teknologi

informasi untuk memberikan dukungan terhadap pekerjaan.. Disi lain, pandangan ini lebih

menekankan pada dampak positif terhadap kinerja individu dan dalam penggunaan teknologi

informasi untuk tugas-tugas yang harus dihasilkan oleh pengguna.; 4) Human-Organization-

Technology (HOT) Fit Model, Model ini menempatkan komponen penting dalam sistem

informasi yakni Manusia (Human), Organisasi (Organization) dan Teknologi (Technology). dan

kesesuaian hubungan di antaranya.[10]

Page 10: Evaluasi dan Analisis Penerimaan Sistem Evaluasi Dosen

2.3. Technology Acceptance Model (TAM)

Model Theory of Reasoned Action (TRA) dalam perkembangannya telah diadopsikan

menjadi model Technology Acceptance Model (TAM). Technology Acceptance Model (TAM)

dibuat khusus untuk pemodelan adopsi teknologi informasi. Pada tahun 1989, Davis

memperkenalkan Technology Acceptance Model (TAM) untuk memprediksi adopsi teknologi

informasi. Tujuan utama TAM adalah untuk mendirikan dasar penelusuran pengaruh faktor

eksternal terhadap kepercayaan, sikap (personalisasi), dan tujuan pengguna komputer. TAM

menganggap bahwa dua keyakinan variabel perilaku utama dalam mengadopsi sitem informasi,

yaitu persepsi pengguna terhadap manfaat (perceived usefulness) dan persepsi pengguna

terhadap kemudahan dalam penggunaan (perceived ease of use). Perceived usefulness (PU)

diartikan sebagai tingkat di mana seseorang percaya bahwa menggunakan sistem tertentu dapat

meningkatkan kinerjanya, dan perceived ease of use (PEOU) diartikan sebagai tingkat dimana

seseorang percaya bahwa menggunakan sistem tidak diperlukan usaha apapun (free of effort).

TAM dalam waktu ke waktu telah mengalami banyak perkembangan yang sesuai dengan tingkat

permasalahan yang sedang berkembang. Dalam penelitiannya Davis menemukan persepsi

pengguna terhadap manfaat (perceived usefulness) memiliki korelasi lebih besar dengan perilaku

pengguna daripada persepsi pengguna terhadap kemudahan dalam penggunaan (perceived ease

of use). Analisis regresi menunjukkan bahwa persepsi pengguna terhadap kemudahan dalam

penggunaan (perceived ease of use) sebenarnya dapat mempengaruhi persepsi pengguna

terhadap manfaat (perceived usefulness), sebagai lawan paralel persepsi pengguna terhadap

manfaat (perceived usefulness), penentu langsung dari penggunaan sistem.

Gambar 1. Model Asli Technology Acceptance Model(TAM) (Davis, 1986)

Page 11: Evaluasi dan Analisis Penerimaan Sistem Evaluasi Dosen

Dalam kerangka TAM terlihat bahwa persepsi kemanfaatan (perceived usefulness) dan

persepsi kemudahan (perceived ease of use) secara langsung dapat mempengaruhi sikap terhadap

penggunaan (attitude toward using). Attitude toward using dalam TAM didefinisikan sebagai

suatu tingkat penilaian yang dirasakan (negatif atau positif) yang dialami sebagai dampak bila

seseorang menggunakan suatu teknologi dalam pekerjaannya seperti terlihat pada gambar 1.

Peneliti lain menyatakan bahwa faktor sikap (attitude) sebagai salah satu aspek yang

mempengaruhi perilaku individual. Sikap seseorang terdiri atas unsur kognitif/cara pandang

(cognitive), afektif (affective), dan komponen-komponen yang berkaitan dengan perilaku

(behavioral components).Actual system use merupakan perilaku pemakaian nyata pertama kali

dikonsepkan dalam bentuk pengukuran frekuensi dan durasi waktu terhadap penggunaan sebuah

teknologi (Davis, 1989), dimana actual system use adalah indikator dalam mengukur penerimaan

terhadap suatu teknologi informasi. Seorang pengguna akan merasa yakin jika sistem yang

mereka gunakan itu mudah dan dapat meningkatkan kinerja mereka, yang akan terlihat dari

kondisi nyata penggunaan. TAM juga merupakan salah satu Model yang paling sering digunakan

untuk menjelaskan maksud pengguna untuk benar-benar menggunakan sistem informasi (Davis,

1989).

Tujuan TAM adalah yaitu menyediakan model yang dikonsep dengan landasan teori dan

kesederhanaan untuk penerimaan teknologi informasi dalam rangka menjelaskan atau

memprediksi adopsi serbaguna itu. Davis (1989) mengemukakan bahwa dalam TAM terdapat

empat konstruksi termasuk dua faktor yang menentukan untuk menerimateknologi informasi,

yaitu Perceived Kegunaan (PU) dan Persepsi Kemudahan Penggunaan (PEOU), Sikap terhadap

menggunakan (ATT) dan niat Perilaku untuk menggunakan (BIN). Dalam beberapa penelitian

sebelumnya, TAM telah diterapkan sebagai tolak ukur untuk memprediksi dan menjelaskan

varietas teknologi informasi dan hubungan hipotetis yang telah banyak didukung.

Perkembangan Technology Acceptance Model (TAM)

Pada tahun 1989, Davis melakukan penelitian bersama Bagozzi dan Warshaw. Didalam

penelitiannya, Davis dkk. menggunakan TAM untuk membahas kemampuan memprediksi

adopsi teknologi informasi masyarakat dari ukuran niat mereka, dan kemampuan untuk

menjelaskan niat mereka dalam hal sikap, norma subyektif (subjective norm), persepsi pengguna

terhadap manfaat (perceived usefulness), persepsi pengguna terhadap kemudahan dalam

Page 12: Evaluasi dan Analisis Penerimaan Sistem Evaluasi Dosen

penggunaan (perceived ease of use), dan variabel terkait. Temuan yang diperoleh Davis dkk.

setelah melakukan penelitian adalah perceived usefulness sangat mempengaruhi niat masyarakat.

Pada tahun 1996, Davis dan Venkatesh melakukan penelitian yang membahas potensi

bias pada pengukuran Technology Acceptance Model (TAM). Didalam penelitiannya, Davis dan

Venkatesh mencoba untuk membuat suatu perbandingan antara teknik pengelompokan item

dengan teknik pencampuran item. Temuan menunjukkan bahwa dalam menggunakan TAM

sebagai model adopsi teknologi informasi sebaiknya mengikuti langkah-langkah maupun format

asli (pengelompokan item) untuk memperoleh prediksi terbaik.

Pada tahun 2000, Venkatesh & Davis melakukan pengembangan dan pengujian teoritis

terhadap Technology Acceptance Model (TAM) menjadi Technology Acceptance Model 2

(TAM2). Sama halnya TAM, TAM2 memiliki dua variabel perilaku utama, yaitu persepsi

pengguna terhadap manfaat (perceived usefulness) dan persepsi pengguna terhadap kemudahan

dalam penggunaan (perceived ease of use). Pada TAM2, perceived usefulness memiliki beberapa

faktor penentu, yaitu subjective norm (SN), image (IMG), job relevance (REL), output quality

(OUT), result demonstrability (RES) dan perceived ease of use (PEOU). Subjective norm (SN)

diartikan sebagai persepsi seseorang bahwa orang yang menurutnya penting berpikir agar dia

harus atau tidak harus menggunakan sistem, image (IMG) diartikan sebagai persepsi seseorang

bahwa penggunaan inovasi akan meningkatkan status sosialnya, job relevance (REL) diartikan

sebagai sejauh mana seorang individu percaya bahwa penggunaan sistem sesuai untuk

pekerjaannya, output quality (OUT) diartikan sebagai sejauh mana seorang individu percaya

bahwa sistem melakukan pekerjaannya dengan baik, result demonstrability (RES) diartikan

sebagai sejauh mana seorang individu percaya bahwa hasil menggunakan sistem nyata, dapat

diamati, dan disebarkan, sedangkan perceived ease of use (PEOU) sebelumnya telah terdapat

pada TAM. Tidak hanya faktor-faktor penentu perceived usefulness (PU) yang dikembangkan.

Pada TAM2, experience (EXP) dan voluntariness (VOL) bertindak sebagai moderator yang

cukup memberikan pengaruh terhadap pengguna. Gambar 2.2 menunjukkan relasi pada

Technology Acceptance Model 2 (TAM2).

Page 13: Evaluasi dan Analisis Penerimaan Sistem Evaluasi Dosen

Gambar 2. Technology Acceptance Model 2 (TAM2) (Venkatesh & Davis, 2000)

Pada tahun 2000 Venkatesh melakukan penelitian guna memahami faktor-faktor

penentu perceived ease of use. Menurut Venkatesh faktor-faktor penentu perceived ease of use

(PEOU) adalah computer self-efficacy (CSE), perceptions of external control (PEC), computer

anxiety (CANX), computer playfulness (CPLAY), perceived enjoyment (ENJ) dan objective

usability (OU). Computer self-efficacy (CSE) diartikan sebagai sejauh mana seorang individu

percaya bahwa ia memiliki kemampuan untuk melakukan tugas / pekerjaan tertentu

menggunakan computer, perceptions of external control (PEC) diartikan sebagai sejauh mana

seorang individu percaya bahwa sumber daya organisasi dan teknis ada mendukung untuk

penggunaan sistem, computer anxiety (CANX) diartikan sebagai tingkat ketakutan individu, atau

bahkan takut, ketika dia dihadapkan dengan kemungkinan menggunakan komputer, computer

playfulness (CPLAY) diartikan sebagai tingkat spontanitas kognitif pada interaksi individu

dengan sistem, perceived enjoyment (ENJ) diartikan sebagai sejauh mana aktivitas menggunakan

sistem dianggap menyenangkan dalam dirinya sendiri, selain dari konsekuensi kerja yang

dihasilkan dari penggunaan sistem sedangkan objective usability (OU) diartikan sebagai sebuah

perbandingan sistem berbasis pada tingkat yang sebenarnya (bukan persepsi) dari usaha yang

dibutuhkan untuk menyelesaikan tugas-tugas tertentu. Model penentu perceived ease of use

dapat dilihat pada Gambar 3.

Gambar 3. Model Penentu Perceived Ease of Use (Venkatesh, 2000)

Page 14: Evaluasi dan Analisis Penerimaan Sistem Evaluasi Dosen

Pada tahun 2006, Venkatesh, Maruping dan Brown melakukan penelitian yang

membahas tiga manifestasi waktu tertentu yaitu antisipasi (proksimal vs distal), pengalaman

sebelumnya dengan perilaku, dan frekuensi (episodik vs repeat) sebagai faktor kunci yang

mempengaruhi validitas niat perilaku, persepsi pengendalian perilaku, dan harapan perilaku

dalam memprediksi perilaku.Dalam studi 1, Venkatesh dkk. menemukan bahwa peningkatan

antisipasi (distal) melemahkan hubungan antara niat dan perilaku serta memperkuat hubungan

antara harapan dan perilaku. Sebaliknya, meningkatkan pengalaman akan memperkuat hubungan

antara niat dan perilaku dan melemahkan hubungan antara harapan dan perilaku. Dalam studi 2,

hubungan antara niat dan perilaku kuat ketika antisipasi rendah (proksimal) dan pengalaman

yang tinggi serta hubungan antara harapan perilaku dan perilaku kuat ketika antisipasi tinggi

(distal) dan pengalaman rendah.

Pada tahun 2008, Brown dan kawan-kawan melakukan penelitian yang membahas tiga

model teoritis penelitian di bidang perilaku organisasi dan psikologi konsumen. Brown menguji

model dalam konteks implementasi sistem informasi baru dalam sebuah organisasi, dengan

harapan, pengalaman, dan kepuasan sistem yang diukur untuk perceived usefulness dan

perceived ease of use, konstruks dari Technology Acceptance Model (TAM). Temuan yang

didapat adalah pengalaman hanya modal dimana harapan memiliki efek yang dapat diukur untuk

menjelaskan data terbaik dari perceived ease of use. Perceived usefulness menunjukkan versi

modifikasi dari pengalaman, di mana efek positif dari pengalaman menjadi sedikit lebih kuat

dengan meningkatnya ekspektasi.

Pada tahun 2008, Venkatesh & Bala melakukan pengembangan dan pengujian teoritis

terhadap Technology Acceptance Model 2 (TAM2) dengan identifikasi faktor-faktor penentu

perceived ease of use (PEOU) yang dikembangkan oleh Venkatesh pada tahun 2000 menjadi

Technology Acceptance Model 3 (TAM3). Sama halnya TAM dan TAM2, TAM3 memiliki dua

variable perilaku utama, yaitu persepsi pengguna terhadap manfaat (perceived usefulness) dan

persepsi pengguna terhadap kemudahan dalam penggunaan (perceived ease of use). TAM3 juga

memiliki experience dan voluntariness sebagai moderator.(Seperti ditunjukkan Gambar 4).

Page 15: Evaluasi dan Analisis Penerimaan Sistem Evaluasi Dosen

Gambar 4. Technology Acceptance Model 3 (TAM3) (Venkatesh & Bala, 2008)

3.Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dimana penelitian ini menggunakan

kuesioner sebagai instrumen utama pengambilan data.Sumber data penelitian merupakan sumber

data primer,berupa jawaban responden terhadap pernyataan dalam kuesioner.

3.1 Wilayah dan Populasi Penelitian

Wilayah dan populasi penelitian adalah pada dosen Universitas Kristen Satya Wacana.

Adapun alasan pemilihan dosen, disebabkan karena mereka merupakan penerima hasil Sistem

Evaluasi Dosen. Adapun alasan pemilihan populasi ini disebabkan karena unsur keterjangkauan

lokasi penelitian, baik dilihat dari segi tenaga, dana maupun dari segi efisiensi waktu.

3.2 Teknik Pengumpulan data

Pengumpulan data diperoleh melalui kuesioner yang pertanyaannya mencakup seluruh

variable penelitian dalam Technology acceptance model yang diukur menggunakan skala likert

dengan 5 pilihan jawaban yaitu Sangat Setuju (5), Setuju (4), Ragu-ragu (3), Tidak setuju (2),

dan Sangat tidak setuju (1).

Teknik pengambilan sample pada penelitian ini adalah menggunakan purposive sampling.

Hal ini dikarenakan Purposive sampling adalah teknik penentuan sampel untuk tujuan tertentu

atau juga bisa berarti sampling yang menentukan target kelompok tertentu. Pada penelitian ini

sample yang dipilih adalah dosen UKSW yang telah menerima hasil dari Sistem Evaluasi Dosen

Pengolahan Data dilakukan dengan menggunakan PLS(Partial Least Square). PLS

merupakan teknik analisis multivariat yang digunakan untuk memproyeksikan hubungan linear

Page 16: Evaluasi dan Analisis Penerimaan Sistem Evaluasi Dosen

antar variabel-variabel pengamatan. Tujuan PLS adalah menguji teori yang lemah dan data yang

lemah, seperti jumlah sampel yang kecil atau terdapat masalah normalitas data, memprediksikan

pengaruh variabel eksogen terhadap variabel endogen, dan menjelaskan hubungan teoritikal di

antara kedua variabel tersebut.Adapun langkah-langkah yang dilakukan diantaranya : 1)

Perancangan model struktural (inner model) menjelaskan hubungan antara variabel laten yang

satu dengan variabel laten lainnya; Model persamaannya 𝜂=𝛽0+𝛽𝜂+Γ𝜉 . PLS didesain untuk

model recursive, maka hubungan antar variabel laten sering disebut casual chain system dari

variabel laten dapat dispesifikasikan sebagai berikut 𝜂𝑗= 𝛽𝑗𝑖𝜂𝑖𝑖+ γjbiξb+𝜁; 2) Perancangan

model pengukuran (outer model) yang menjelaskan hubungan antara variabel laten dengan

variabel indikatornya yang bersifat reflektif dalam penelitian ini. Metode yang digunakan untuk

mengevaluasi outer model dengan indikator refleksif yaitu convergent validity dari indikatornya

dan composite reliability untuk blok indikator. Blok dengan indikator refleksif dapat dit ulis

persamaan 𝑥=Λ𝑥𝜉+𝜀𝑥 dan 𝑦=Λ𝑦𝜂+𝜀𝑦. Sedangkan Blok dengan indikator formatif dapat ditulis

persamaan 𝜉= Πξx+δξ dan 𝜂=Πηy+δη.

3.3 Model Penelitian

Dalam penelitian ini,konstruk dari Technology acceptance model(TAM) akan menjadi dasar teori

yang mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi pengguna dalam pemanfaatan sistem evaluasi

dosen Universitas Kristen Satya Wacana.Hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

H1 :Pengaruh computer self efficacy pada perceived usefulness

H2 :Pengaruh computer self efficacy pada perceived ease of use

H3 :Pengaruh trust pada perceived ease of use

H4 :Pengaruh trust pada perceived usefulness

H5 :Pengaruh attitude pada perceived ease of use

H6 :Pengaruh attitude pada perceived usefulness

H7 :Pengaruh perceived ease of use pada perceived usefulness

Page 17: Evaluasi dan Analisis Penerimaan Sistem Evaluasi Dosen

Gambar 1.Model Penelitian

Gambar 1. Menunjukkan model penelitian yang digambar dalam aplikasi SmartPLS sesuai

dengan model asli Technology Acceptance Model(TAM)

4.Penelitian

4.1 Deskriptif Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer yang diperoleh melalui kuesioner

sebagai alat pengumpulan data.Kuesioner tersebut terdiri dari 5 variabel,untuk variable pertama

persepsi kemudahan penggunaan memiliki 6 pernyataan.Variabel kedua persepsi kegunaan

memiliki enam pernyataan.Variabel ketiga Kemampuan seseorang dalam menguasai computer

memiliki 4 pernyataan.Variabel keempat sikap pengguna memiliki 7 pernyataan.Dan untuk

variabel kelima kepercayaan memiliki 5 pernyataan.

Kuesioner telah disebarkan sebanyak 60 kuesioner kepada Dosen Fakultas Teknologi

Informasi.Karena kuesioner yang dikembalikan adalah sebanyak 30 kuesioner ,maka tingkat

Page 18: Evaluasi dan Analisis Penerimaan Sistem Evaluasi Dosen

respon penelitian ini adalah sebesar 80%.Dengan demikian ,ada sebanyak 30 kuesioner yang

dapat digunakan sebagai data penelitian.

4.2 Pengujian Data dan Model Penelitian

Data yang telah di rinci kemudian diolah dengan menggunakan software SmartPLS,model

dieksekusi dengan menggunakan PLS Algorithm dan Boostrapping (Model Struktural).Berikut

tampilan PLS Algorithm dan Boosttrapping:

Gambar 4.1

Hasil Model Pengukuran

Page 19: Evaluasi dan Analisis Penerimaan Sistem Evaluasi Dosen

Gambar 4.2

Hasil Model Struktural

4.3.1 Pengujian Model Pengukuran(Outer Model)

Menurut (Jogiyanto,2009) sebelum melakukan pengujian hipotesis untuk memprediksi hubungan

relasional dalam model structural,pengujian model pengukuran harus dilakukan terlabih dahulu

untuk verifikasi indicator dan variabel laten yang dapat diuji selanjutnya.Pengujian tersebut

meliputi pengujian validitas konstruk(konvergen dan diskriminan) dan pengujian konsistensi

internal (reliabitas)konstruk.Uji validitas dilakukan untuk mengetahui kemampuan instrument

penelitian mengukur apa yang seharusnya diukur.Sedangkan uji reliabilitas digunakan untuk

mengukur konsistensi alat ukur dalam mengukur suatu konsep atau dapat juga digunakan untuk

mengukur konsistensi responden dalam menjawan item pertanyaan dalam kuesioner atau

instrument penelitian.

Page 20: Evaluasi dan Analisis Penerimaan Sistem Evaluasi Dosen

1.Pengujian Validitas Konstruk

a. Uji Validitas Konvergen

Uji validitas konvergen dilihat dari model pengukuran dengan menggunakan indicator reflektif

dinilai berdasarkan loading factor,(Average Variance Extracted)AVE dan

Communality.Nilai(Average Variance Extracted)AVE dan Communality,direkomendasikan nilai

masing-masing harus diatas 0,50.Artinya probabilitas indicator di suatu konstruk masuk ke

variabel lain lebih rendah(kurang 0,5) sehingga probabilitas indicator tersebut konvergen dan

masuk di konstruk yang dimaksud lebih besar,yaitu diatas 50 persen.Dalam penelitian ini

terdapat 5 konstruk dengan jumlah indicator 4 sampai dengan 7 indikator dengan menggunakan

skala 1 sampai 5.Berdasarkan hasil pengujian model pengukuran yang terlihat pada gambar

diatas,dapat dijelaskan sebagai berikut :

Tabel 4.2

Uji Validitas Konvergen

Communality

Berdasarkan hasil yang terlihat pada tabel 4.2 menunjukkan bahwa hasil pengujian AVE dan

communality untuk konstruk kemudahan penggunaan,persepsi kegunaan,kemampuan menguasai

Page 21: Evaluasi dan Analisis Penerimaan Sistem Evaluasi Dosen

computer,kepercayaan dan sikap untuk menggunakan system evaluasi dosen masing-masing

adalah 0.682,0.555,0.532,0.302,0.369.tidak ada indicator yang memiliki factor loading diatas

0,70 dan hanya ada 3 indikator yang memiliki nilai communality diatas 0.50.Dengan demikian

,dapat disimpulkan bahwa indicator-indikator tersebut kurang valid dalam melakukan

pengukuran variabel laten penelitian.

b. Uji Validitas Diskriman

Pengukuran validitas diskriman dari model pengukuran dinilai berdasarkan dengan

membandingkan akar dari AVE suatu konstruk harus lebih tinggi dibandingkan dengan korelasi

antar variabel laten tersebut atau dengan melihat cross loading pengukuran dengan

konstruknya.Pada tabel cross loading terlihat bahwa masing-masing indicator disuatu konstruk

akan berbeda dengan indikator di konstruk lain dan mengumpul pada konstruk yang dimaksud

Tabel 4.3

Cross Loading

Page 22: Evaluasi dan Analisis Penerimaan Sistem Evaluasi Dosen

Nilai cross loading pada tabel 4.3 menunjukkan adanya validitas diskriman yang baik karena

nilai korelasi indikator terhadap konstruknya lebih tinggi dibandingkan nilai korelasi indikator

terhadap konstruk lainya.Sebagai contoh loading factor q12 dengan Q1(perceived ease of use)

sebesar 0.771.Jumlah ini lebih tinggi dibandingkan loading factor q12 dengan konstruk lain,yaitu

q4 sebesar 0.146;q3 sebesar -0.214;q2 sebesar 0.297; dan q5 sebesar 0.460.Begitu juga yang

terjadi pada konstruk q4,q3,q2,dan q5.Korelasi indikatornya lebih tinggi ke konstruknya sendiri

dibandingkan korelasi indikatornya terhadap konstruk lain.Maka dapat disimpulkan bahwa

konstruk laten memprediksi indikator pada blok mereka lebih baik dibandingkan dengan

indikator di blok lain.

2.Uji Reabilitas

Uji kekonsistenan indikator-indikator dalam suatu variabel laten dilakukan dengan uji

realibilitas.Uji realibilitas dapat diukur dari nilai cronbach’s alpha dan nilai composite

reliability.Untuk dapat dikatakan suatu konstruk reliable,maka nilai cronbach’s alpha harus lebih

dari 0.70 dan nilai composite reliability harus lebih dari 0.70.Meskipun nilai 0.60 masih dapat

diterima

Page 23: Evaluasi dan Analisis Penerimaan Sistem Evaluasi Dosen

Tabel 4.4

Uji Realibilitas

Cronbachs Alpha

Composite realibility

Dari Output SmartPLS di atas,menunjukkan bahwa konstruk kemudahan penggunaan,persepsi

kegunaan,kemampuan dalam menguasai computer,sikap,dan kepercayaan untuk menggunakan

system evaluasi dosen memiliki nilai alpha dan composite realibility diatas 0.70 ,kecuali pada

indikator trust yang tidak memenuhi nilai.sehingga dapat dinyatakan bahwa pengukur yang

dipakai dalam penelitian ini memiliki realibilitas yang cukup baik.

4.3.2 Pengujian Model structural(Inner Model)

Inner model menggambarkan hubungan antar variabel laten berdasarkan pada teori

substantif.Model structural dievaluasi dengan menggunakan R-square untuk konstruk

dependen.Hasil R-square yang dijelaskan pada variabel dependen sebaiknya diatas 0.10 sehingga

dapat dinyatakan bahwa konstruk dependenya baik.

Page 24: Evaluasi dan Analisis Penerimaan Sistem Evaluasi Dosen

Tabel 4.5

R Square

Berdasarkan tabel di atas menunjukkan bahwa nilai R-square konstruk persepsi kegunaan(q2)

adalah sebesar 0.481 Hal ini berarti bahwa persepsi kemudahan penggunan mampu menjelaskan

konstruk persepsi kegunaan penggunaan sebesar 48% sedangkan sisanya dijelaskan oleh variabel

lain.Sedangkan konstruk kemudahan penggunaaan mampu dijelaskan oleh kepercayaan

,kemampuan dalam menguasai computer dan sikap sebesar 35% dan sisanya dijelaskan oleh

variabel lain.

4.4 Pengujian Hipotesis

Untuk menguji hipotesis ,nilai t-statistic yang dihasilkan dari output PLS dibandingan dengan

nilai t-tabel,output PLS merupakan estimasi variabel laten yang merupakan linier agrerat dari

indikator.Hipotesi yang digunakan adalah sebagai berikut :

Kriteria pengujian dengan tingkat signifikansi (α) 5% ditentukan sebagai berikut:

• Apabila t hitung > t tabel,yaitu lebih dari 1,96 maka Hipotesis diterima.

• Apabila t hitung < t tabel,yaitu kurang dari 1,96 maka Hipotesis di tolak

Page 25: Evaluasi dan Analisis Penerimaan Sistem Evaluasi Dosen

1. Pengujian H1

(Pengaruh computer self efficacy sistem evaluasi terhadap perceived usefulness)

Tabel 4.6 Inner Model T-Statistic H1

Original

Sample (O)

Sample

Mean (M)

Standart

Deviation

(STDEV)

T Statistics

( O/STDEV)

Computer self

efficacy -

>Perceived

Usefulness

-0.358 -0.258 0.294 1.218

Persepsi kemudahan penggunaan tidak berpengaruh signifikan terhadap persepsi kegunaan

dengan nilai original sample sebesar -0.358.Hipotesis (H1) mempunyai nilai T-statistic sebesar

1.218 lebih kecil dari nilai t tabel,sehingga menunjukkan bahwa persepsi computer self efficacy

terhadap kegunaan penggunaan system evaluasi mempunyai pengaruh yang tidak signifikan

2.Pengujian H2

(pengaruh Computer self efficacy system evaluasi terhadap perceived ease of use)

Tabel 4.7 Inner Model T_statistic H2

Original

Sample (O)

Sample

Mean (M)

Standart

Deviation

T Statistics

( O/STDEV)

Page 26: Evaluasi dan Analisis Penerimaan Sistem Evaluasi Dosen

(STDEV)

Computer self

efficacy -

>Perceived Ease

of use

-0.166 -0.160 0.176 0.945

Hubungan antara Computer self efficacy terhadap perceived ease of use mempunyai pengaruh

yang tidak signifikan dikarenakan memiliki nilai original sample sebesar -0.166 dan nilai T

statistic sebesar 0.945 yang berarti lebih kecil dari nilai t-table.

3.Pengujian H3

(pengaruh trust system evaluasi terhadap Perceived ease of use)

Tabel 4.8 Inner Model T Statistic H3

Original

Sample (O)

Sample

Mean (M)

Standart

Deviation

(STDEV)

T Statistics

( O/STDEV)

Trust -

>Perceived Ease

of use

0.517 0.517 0.193 2.679

Hipotesis ke 3 yang menguji hubungan antara trust dan perceived ease of use,menunjukkan nilai

original sample sebesar 0.517 dan nilai T-statistic sebesar 2.679.Karena nilai T_statistic tersebut

lebih besar dari T-table(tingkat signifikansi 5%=1.96) maka Hipotesis ketiga dalam penelitian ini

Page 27: Evaluasi dan Analisis Penerimaan Sistem Evaluasi Dosen

diterima.Dengan kata lain hubungan antara trust terhadap perceived ease of use memiliki

hubungan yang signifikan

4.Pengujian H4

(pengaruh trust system evaluasi terhadap perceived usefulness)

Tabel 4.9 Inner Model T-Statistic H4

Original

Sample (O)

Sample

Mean (M)

Standart

Deviation

(STDEV)

T Statistics

(

O/STDEV)

Trust -

>Perceived

Usefulness

-0.144 -0.060 0.267 0.540

Hipotesis ke 4 yang menguji hubungan antara trust dan perceived usefulness ,menunjukkan nilai

original sample -0.144 dan nilai T-statistic sebesar 0.540.Karena nilai T-Statistic tersebut lebih

kecil dari T-table(tingkat signifikansi 5%=1.96) maka hipotesis ditolak dan dianggap tidak

memiliki pengaruh yang signifikan

Page 28: Evaluasi dan Analisis Penerimaan Sistem Evaluasi Dosen

5.Pengujian H5

(pengaruh attitude system evaluasi terhadap perceived ease of use)

Tabel 4.10 Inner Model T-Statistic H5

Original

Sample (O)

Sample

Mean (M)

Standart

Deviation

(STDEV)

T Statistics

( O/STDEV)

Attitude

->Perceived ease

of use

0.086 0.050 0.340 0.253

Hipotesis ke 5 yang menguji hubungan antara attitude dan perceived ease of use ,menunjukkan

nilai original sample 0.086 dan nilai T-statistic sebesar 0.253.Karena nilai T-Statistic tersebut

lebih kecil dari T-table(tingkat signifikansi 5%=1.96) maka hipotesis ditolak dan dianggap tidak

memiliki pengaruh yang signifikan

Page 29: Evaluasi dan Analisis Penerimaan Sistem Evaluasi Dosen

6.Pengujian H6

(pengaruh attitude system evaluasi terhadap perceived usefulness)

Tabel 4.11 Inner Model T-Statistic H6

Original

Sample (O)

Sample

Mean (M)

Standart

Deviation

(STDEV)

T Statistics

( O/STDEV)

Attitude

->Perceived

Usefulness

0.189 0.129 0.293 0.647

Hipotesis ke 6 yang menguji hubungan antara attitude dan perceived usefulness ,menunjukkan

nilai original sample 0.189 dan nilai T-statistic sebesar 0.647.Karena nilai T-Statistic tersebut

lebih kecil dari T-table(tingkat signifikansi 5%=1.96) maka hipotesis ditolak dan dianggap tidak

memiliki pengaruh yang signifikan

Page 30: Evaluasi dan Analisis Penerimaan Sistem Evaluasi Dosen

7.Pengujian H7

(pengaruh perceived ease of use system evaluasi terhadap perceived usefulness)

Tabel 4.12 Inner Model T-Statistic H7

Original

Sample

(O)

Sample

Mean (M)

Standart

Deviation

(STDEV)

T Statistics

( O/STDEV)

Perceived ease

of use -

>Perceived

Usefulness

0.549 0.520 0.232 2.365

Hipotesis ke 7 yang menguji hubungan antara trust dan perceived ease of use,menunjukkan nilai

original sample sebesar 0.549 dan nilai T-statistic sebesar 2.365.Karena nilai T_statistic tersebut

lebih besar dari T-table(tingkat signifikansi 5%=1.96) maka Hipotesis ketiga dalam penelitian ini

diterima.Dengan kata lain hubungan antara trust terhadap perceived ease of use memiliki

hubungan yang signifikan.

4.5 Pembahasan

1. Pengujian H1

(Pengaruh computer self efficacy dalam system evaluasi dosen terhadap perceived

usefulness)

Berdasarkan hasil perhitungan statistic,dapat disimpulkan bahwa computer self efficacy

berpengaruh negatif signifikan terhadap persepsi kegunaan.Dapat dilihat dari nilai T-Statistic

1.218 lebih kecil dari nilai T-table 1.96.Dengan demikian hipotesis H1 dalam penelitian ini di

tolak.

Tetapi hasil H1 yang didapatkan ini bertentangan dengan peneliti terdahulu (Bandura (1982),

Lewis et al.(2003), Lee, Tae dan Chung, (2003) dan Kulviwat, et al,. (2005) )yang menemukan

Page 31: Evaluasi dan Analisis Penerimaan Sistem Evaluasi Dosen

adanya hubungan yang positif antara self efficacy terhadap perceived usefulness dan perceived

ease of use.Maka dapat disimpulkan bahwa computer self efficacy mempengaruhi perceived

usefulness karena banyaknya penelitian terdahulu yang menemukan adanya hubungan positif

antara computer self efficacy dengan perceived usefulness

2. Pengujian H2

(Pengaruh computer self efficacy dalam system evaluasi dosen terhadap perceived

usefulness)

Berdasarkan hasil perhitungan statistic,dapat disimpulkan bahwa computer self efficacy

berpengaruh negatif signifikan terhadap persepsi kegunaan.Dapat dilihat dari nilai T-Statistic

0.945 lebih kecil dari nilai T-table 1.96.Dengan demikian hipotesis H2 dalam penelitian ini di

tolak.

Tetapi hasil H2 yang didapatkan ini bertentangan dengan peneliti terdahulu (Bandura (1982),

Lewis et al.(2003), Lee, Tae dan Chung, (2003) dan Kulviwat, et al,. (2005) )yang menemukan

adanya hubungan yang positif antara self efficacy terhadap perceived usefulness dan perceived

ease of use.Maka dapat disimpulkan bahwa computer self efficacy mempengaruhi perceived

usefulness karena banyaknya penelitian terdahulu yang menemukan adanya hubungan positif

antara computer self efficacy dengan perceived ease of use

3.Pengujian H3

(pengaruh Trust system evaluasi dosen terhadap perceived ease of use)

Berdasarkan hasil perhitungan statiskin,disimpulkan bahwa Trust system evaluasi berpengaru

positif signifikan terhadap perceived ease of use.Dapat dilihat dari nilai T-statistic sebesar 2.679

lebih besar dari nilai T-table 1,96 sehingga hipotesis H3 dalam penelitian ini diterima. Hasil

penelitian ini menunjukan bahwa semakin tinggi tingkat kepercayaan seseorang kepada sistem

informasi maka semakin tinggi tingkat kemanfaatan yang dirasakan orang tersebut ketika

menggunakan sistem informasi. Hasil penelitian ini sesuai dengan hasil penelitian yang diperoleh

McCloskey (2006) dan Reid dan Levy (2008).

Page 32: Evaluasi dan Analisis Penerimaan Sistem Evaluasi Dosen

4.Pengujian H4

(pengaruh Trust system evaluasi dosen terhadap perceived usefulness)

Berdasarkan hasil perhitungan statistic,dapat disimpulkan bahwa trust berpengaruh negatif

signifikan terhadap persepsi kegunaan.Dapat dilihat dari nilai T-Statistic 0.540 lebih kecil dari

nilai T-table 1.96.Dengan demikian hipotesis H4 dalam penelitian ini di tolak.

Hasil ini bertentangan dengan penelitian terdahulu yang diperoleh Chang Boon Patrick Lee dan

Gouhua Wan (2010), McCloskey (2006), serta Reid dan Levy (2008), di mana variabel trust

memiliki dampak positif terhadap perceived usefulness yang dirasakan oleh pengguna sistem

informasi.

5. Pengujian H5

(pengaruh attitude system evaluasi dosen terhadap perceived ease of use)

Berdasarkan hasil perhitungan statistic,dapat disimpulkan bahwa computer self efficacy

berpengaruh negatif signifikan terhadap persepsi kegunaan.Dapat dilihat dari nilai T-Statistic

0.253 lebih kecil dari nilai T-table 1.96.Dengan demikian hipotesis H5 dalam penelitian ini di

tolak.

Hasil ini bertentangan dengan hasil penelitian Davis (1989) yang menyatakan bahwa

perceived ease of use mempengaruhi perceived usefullness dan attitude.Hasil ini menunjukkan

bahwa Persepsi yang seragam mengenai variabel perceived ease of use dan attitude berdampak

pada inkonsistensi pengaruh persepsi manfaat terhadap sikap dosen atas sistem evaluasi dosen.

Secara empiris penolakan hipotesis ini mengindikasikan bahwa perasaan dosen untuk suka dan

tidak suka terhadap sistem baru tidak dapat dijelaskan oleh persepsi mengenai kemudahan sistem

untuk dioperasikan.

6. Pengujian H6

(pengaruh attitude system evaluasi dosen terhadap perceived usefulness)

Berdasarkan hasil perhitungan statistic,dapat disimpulkan bahwa computer self efficacy

berpengaruh negatif signifikan terhadap persepsi kegunaan.Dapat dilihat dari nilai T-Statistic

0.647 lebih kecil dari nilai T-table 1.96.Dengan demikian hipotesis H5 dalam penelitian ini di

tolak.

Page 33: Evaluasi dan Analisis Penerimaan Sistem Evaluasi Dosen

Hasil ini bertentangan dengan hasil penelitian Davis (1989) yang menyatakan bahwa adanya

hubungan perceived usefullness dengan attitude.Hasil ini menunjukkan bahwa Persepsi yang

seragam mengenai variabel perceived usefulness dan attitude berdampak pada inkonsistensi

pengaruh persepsi manfaat terhadap sikap dosen atas sistem evaluasi dosen. Secara empiris

penolakan hipotesis ini mengindikasikan bahwa perasaan dosen untuk suka dan tidak suka

terhadap sistem baru tidak dapat dijelaskan oleh persepsi mengenai kemudahan sistem untuk

dioperasikan.

7.Pengujian H7

(pengaruh perceived ease of use system evaluasi dosen terhadap perceived usefulness)

Berdasarkan hasil perhitungan statiskin,disimpulkan bahwa Trust system evaluasi berpengaru

positif signifikan terhadap perceived ease of use.Dapat dilihat dari nilai T-statistic sebesar 2.365

lebih besar dari nilai T-table 1,96 sehingga hipotesis H3 dalam penelitian ini diterima.Hal ini

menunjukkan kemudahan penggunaan akan mempengaruhi kegunaan dari system tersebut.

Hasil penelitian ini mendukung hasil penelitian Pedersen (2003) dan pernyataan Sun dan Zhang

(2006) yang menyatakan bahwa perceived usefullness secara signifikan dipengaruhi oleh

perceived ease of use.

5.Kesimpulan

Dari hasil analisis yang mengkaitkan hipotesis 1 sampai dengan hipotesis 7 dapat

disimpulkan bahwa dari ke lima variabel yaitu computer self efficacy,trus,attitude,perceived ease

of use dan perceived usefulness.Hanya ada dua hipotesis yang diterima karena perhitungan nilai

T-statistic yang lebih besar dari T-table,yaitu hipotesis 3 pengaruh trust terhadap sistem evaluasi

dosen pada perceived ease of use,yang berarti kepercayaan seseorang terhadap sistem akan

membuat seseorang mendapatkan kemudahan dalam penggunaan sistem tersebut.Dan yang ke

dua adalah hipotesis 7 yang mempunyai nilai T-statistic lebih besar dari T-table,pengaruh antara

perceived ease of use terhadap perceived usefulness terhadap sistem evaluasi dosen.Hal ini

membuktikan bahwa kemudahan penggunaan sistem tersebut akan mempengaruhi seberapa

besar kemanfaatan sistem itu,semakin mudah maka akan semakin bermanfaat.,Dikarenakan dari

Page 34: Evaluasi dan Analisis Penerimaan Sistem Evaluasi Dosen

hipotesis sampai dengan hipotesis 7 hanya ada 2 hipotesis yang berpengaruh baik satu sama

lain,dari hal itu dapat disimpulkan bahwa sistem evaluasi dosen dapat diterima dan tanpa adanya

paksaan jika pengguna mempercayai bahwa system yang digunakan (system evaluasi dosen)

benar-benar bermanfaat dan berguna,atau juga jika system evaluasi dosen mudah dalam

penggunaanya.

Daftar Pustaka

Chau, P.Y.K. 1996. An Empirical; Assessment of a Modified Technology

Acceptance Model. Journal of Management Information System, 13 (2); 185-204.

Compeau, DR., & Higgins, C. A., Huff, S. 1995. Social Cognitif Theory and

Individual Reaction to Computing Technology: A Longtudinal Study.

MIS Quarterly, 23 (2) 145-158.

Davis, F.D. 1986. A technology acceptance model for empirically testing new

end user information systems: theory and results," Doctoral dissertation,

Sloan School of Management, Massachusetts Institute of Technology.

Davis, F.D, Bagozzi. R.P. & Warshaw. P.R. 1989. User acceptance of computer

technology: a comparison of two theoretical models, Management

Science, 35, 982-1003.

Davis, F.D. 1989. Perceived Usefulness, Perceived Ease of Use and User

Acceptance of Information Technology, MIS Quarterly.