65
EVALUASI CAKUPAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI DUSUN SEMAWE DESA CONGKRANG KECAMATAN MUNTILAN KABUPATEN MAGELANG PERIODE JANUARI-FEBRUARI 2012 Disusun Dan Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Tugas Kepaniteraan Klinik Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro Semarang Disusun Oleh : NUR AGAMI 111022129 KEPANITERAAN KLINIK ILMU KESEHATAN MASYARAKAT

evaluasi cakupan pemberian ASI EKSLUSIF

Embed Size (px)

DESCRIPTION

EVALUASI CAKUPAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI DUSUN SEMAWE DESA CONGKRANG KECAMATAN MUNTILAN KABUPATEN MAGELANG PERIODE JANUARI-FEBRUARI 2012

Citation preview

Page 1: evaluasi cakupan pemberian ASI EKSLUSIF

EVALUASI CAKUPAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI DUSUN

SEMAWE DESA CONGKRANG KECAMATAN MUNTILAN

KABUPATEN MAGELANG PERIODE JANUARI-FEBRUARI 2012

Disusun Dan Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Tugas Kepaniteraan Klinik

Ilmu Kesehatan Masyarakat

Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro Semarang

Disusun Oleh :

NUR AGAMI

111022129

KEPANITERAAN KLINIK ILMU KESEHATAN MASYARAKAT

PERIODE 12 MARET- 5 MEI

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS PEMBANGUNAN

NASIONAL “VETERAN” JAKARTA

2012

Page 2: evaluasi cakupan pemberian ASI EKSLUSIF

LEMBAR PENGESAHAN

EVALUASI CAKUPAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF

DI DUSUN SEMAWE DESA CONGKRANG KECAMATAN MUNTILAN

KABUPATEN MAGELANG

PERIODE JANUARI-FEBRUARI 2012

Disusun untuk memenuhi salah satu syarat

Kepaniteraan Klinik Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat

Fakultas Kedokteran Diponegoro

Oleh :

NUR AGAMI

111022129

Muntilan, April 2012

Telah disetujui dan disahkan oleh :

Kepala puskesmas Muntilan I Pembimbing

(dr. Imelda Sinaga) (dr. Hartoyo, M.Kes)

Page 3: evaluasi cakupan pemberian ASI EKSLUSIF

KATA PENGANTAR

Puji Syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas rahmat

dan karunia-Nya saya dapat menyelesaikan penyusunan laporan yang berjudul “Evaluasi

Cakupan Pemberian ASI Eksklusif di Dusun Semawe Desa Congkrang Kecamatan

Muntilan Kabupaten Magelang Periode Januari - Februari 2012”. Laporan ini dibuat

untuk memenuhi salah satu syarat tugas kepaniteraan klinik di bagian Ilmu Kesehatan

Masyarakat di Puskesmas Muntian I. Saya berharap pembuatan laporan dapat bermanfaat

bagi pihak puskesmas, dalam hal ini Puskesmas Muntilan I, dalam rangka

menyempurnakan kinerjanya sehingga dapat menjadi Puskesmas unggulan di wilayah

Magelang.

Dalam usaha penyelesaian tugas laporan ini, saya banyak memperoleh bimbingan

dan dorongan dari berbagai pihak, baik secara langsung maupun tidak. Untuk itu, dalam

kesempatan ini kami ingin menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. dr. Imelda Sinaga, selaku kepala puskesmas dan pembimbing dalam penulisan

laporan selama berada di puskesmas Muntilan I

2. dr. Hartoyo, M.Kes, selaku pembimbing dalam penulisan laporan.

3. Bidan Endah Wulan,selaku Bidan Desa Congkrang.

4. Karyawan dan staf pendukung yang selalu membantu saya dalam mengumpulkan

data-data yang diperlukan selama menjalani kepaniteraan klinik di Puskesmas

Muntilan 1.

5. Tim Pembimbing Kepaniteraan Klinik Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas

Kedokteraan Universitas Diponegoro Semarang.

6. Orang tua saya yang telah banyak memberikan dukungan baik moril maupun materil.

7. Seluruh teman-teman kepaniteraan klinik Ilmu Kesehatan Masyarakat Muntilan,

terima kasih atas kerjasamanya dan semoga kita semua mendapatkan hasil yang

maksimal atas usaha kita.

Page 4: evaluasi cakupan pemberian ASI EKSLUSIF

Saya menyadari bahwa di dalam penulisan ini masih banyak kekurangannya. Oleh

karena itu dengan segala kerendahan hati saya menerima semua saran dan kritik yang

membangun guna penyempurnaan tugas laporan ini.

Muntilan, April 2012

Penulis

Page 5: evaluasi cakupan pemberian ASI EKSLUSIF

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN........................................................................

KATA PENGANTAR................................................................................

DAFTAR ISI...............................................................................................

DAFTAR TABEL.......................................................................................

DAFTAR GAMBAR.................................................................................

BAB I PENDAHULUAN..........................................................................

I.1 Latar Belakang.................................................................................

I.2. Perumusan Masalah..........................................................................

I.3 Tujuan...............................................................................................

I.4. Manfaat Penulisan............................................................................

I.5. Batasan Pengkajian.........................................................................

I.6 Metode Kegiatan..............................................................................

BAB II TINJAUAN PUSTAKA................................................................

II.1. Definisi ASI....................................................................................

II.2. Manfaat ASI....................................................................................

II.3. Kandungan ASI................................................................................

II.4 Komposisi Zat Utama.....................................................................

II.5 Macam-macam ASI Eksklusif........................................................

II.6. Manajemen Laktasi..........................................................................

BAB III DATA UMUM DAN KHUSUS..................................................

III.1 Data Umum Desa Congkrang........................................................

III.2 Data Khusus Dusun Semawe .........................................................

BAB IV HASIL SURVEY DAN PENGAMATAN.................................

IV.1 Hasil Kuisioner...............................................................................

i

ii

iv

vi

vii

1

1

3

3

3

4

5

7

7

7

9

9

10

13

13

16

17

19

Page 6: evaluasi cakupan pemberian ASI EKSLUSIF

BAB V ANALISIS MASALAH.................................................................

V.1 Kegiatan / Indikator Kegiatan yang Bermasalah............................

V.2 Kerangka Pikir Pemecahan Masalah..............................................

BAB VI ANALISIS PENYEBAB MASALAH.......................................

VI.1 Kemungkinan Penyebab Masalah.................................................

VI.2 Penyebab Masalah Yang Paling Mungkin....................................

BAB VII ALTERNATIF PEMECAHAN MASALAH...........................

VII.1. Alternatif Pemecahan Masalah....................................................

VII.2. Penggabungan Alternatif Pemecahan Masalah............................

VII.3. Penentuan Prioritas Alternatif Pemecahan Masalah....................

BAB VIII. KESIMPULAN DAN SARAN................................................

VIII.1. Kesimpulan................................................................................

VIII.2. Saran..........................................................................................

DAFTAR PUSTAKA.................................................................................

LAMPIRAN

22

22

22

23

24

27

28

28

29

30

33

33

34

35

Page 7: evaluasi cakupan pemberian ASI EKSLUSIF

DAFTAR TABEL

TABEL 1. Jumlah penduduk Desa Congkrang menurut Jenis Kelamin

pada Bulan Desember tahun 2007...........................................14

TABEL 2. Jumlah penduduk Desa Congkrang berdasarkan Usia

Pada bulan Desember 2009...................................................14

TABEL 3. Jumlah Penduduk Desa Congkrang Menurut Mata

Pencaharian pada bulan Desember tahun 2009......................14

TABEL 4. Jumlah Penduduk Menurut Pendidikan.................................15

TABEL 5. Hasil kuisioner pengetahuan terhadap 16 responden........... 19

TABEL 6. Hasil kuisioner terhadap pemberian ASI Eksklusif............... 20

TABEL 7. Identifikasi Kemungkinan Penyebab Masalah

Tahap Analisis Pendekatan Sistem.........................................24

TABEL 8. Alternatif Pemecahan Masalah...............................................18

TABEL 9. Skor Penentuan Pemecahan Masalah....................................28

TABEL 10. Prioritas Alternatif Pemecahan Masalah..............................31

TABEL 11. Plan of Action Rencana Kegiatan Pelatihan kepada kader...32

TABEL 12. Rencana Kegiatan Pelatihan kepada Bidan dan Kader.........33

Page 8: evaluasi cakupan pemberian ASI EKSLUSIF

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Peta Wilayah Dusun Semawe ................................................16

Gambar 2. Siklus Pemecahan Masalah.....................................................22

Gambar 3. Kerangka Pemikiran Pendekatan sistem ................................23

Gambar 4. Diagram Fish Bone.................................................................26

Gambar 5. Kerangka Alternatif Pemecahan Masalah..............................29

Gambar 6. Gambar 6. Contoh media edukasi yang dibuat......................32

Page 9: evaluasi cakupan pemberian ASI EKSLUSIF

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pembangunan kesehatan adalah bagian yang tidak dapat dipisahkan dari

pembangunan nasional, karena masalah kesehatan menyentuh hampir semua aspek

kehidupan manusia. Salah satu tujuan pembangunan nasional adalah membangun sumber

daya Manusia (SDM) yang berkualitas agar dapat melanjutkan perjuangan pembangunan

nasional untuk menuju masyarakat sejahtera, adil dan makmur. Kualitas SDM di ukur

dari kecerdasan, kematangan, emosi, kemampuan berkomunikasi, keimanan dan

ketaqwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa. 1

Pemberian Air Susu Ibu (ASI) pada bayi merupakan cara terbaik bagi peningkatan

kualitas SDM sejak dini yang akan menjadi penerus bangsa. ASI merupakan makanan

yang paling sempurna bagi bayi. Pemberian ASI berarti memberikan zat-zat gizi yang

bernilai tinggi yang dibutuhkan untuk pertumbuhan dan perkembangan syaraf dan otak,

memberikan zat-zat kekebalan terhadap beberapa penyakit dan mewujudkan ikatan

emosional antara ibu dan bayinya.3

Pemberian ASI secara eksklusif dapat mencegah kematian balita sebanyak 13 %.

Pemberian makanan pendamping ASI pada saat dan jumlah yang tepat dapat mencegah

kematian balita sebanyak 6%, sehingga pemberian ASI eksklusif selama 6 bulan

dilanjutkan dengan pemberian ASI sampai lebih dari 2 tahun bersama makanan

pendamping ASI yang tepat dapat mencegah kematian balita sebanyak 19%.1

Tahun 1990 pemerintah mencanangkan Gerakan Nasional Peningkatan Pemberian

ASI (PP-ASI) yang salah satu tujuannya adalah untuk membudayakan perilaku menyusui

secara eksklusif kepada bayi dari lahir sampai dengan berumur 4 bulan. Pada tahun 2004,

sesuai dengan anjuran badan kesehatan dunia (WHO), pemberian ASI Eksklusif

ditingkatkan menjadi 6 bulan sebagaimana dinyatakan dalam Keputusan Menteri

Kesehatan Republik Indonesia nomor 450/MENKES/SK/VI/2004 tahun 2004.4

Pemberian ASI di Indonesia belum dilaksanakan secara menyeluruh diseluruh

daerah di Indonesia. Dari Hasil Survei Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) Tahun

Page 10: evaluasi cakupan pemberian ASI EKSLUSIF

1997 tercatat bahwa pemberian ASI eksklusif sampai bayi berumur 4 bulan di Indonesia

hanya 52%. Angka pencapaian tersebut telah meningkat sebesar 36% bila dibandingkan

dengan hasil survei serupa yang diadakan oleh WHO (World Health Organization) pada

tahun 1986. Bila dibandingkan dengan target yang harus segera dicapai pada tahun 2020,

angka pencapaian tersebut belum mencapai target 80%.3

Berdasarkan SDKI 2007, Angka Cakupan ASI Ekslusif 6 bulan di Indonesia hanya

39,5% (SDKI 2007), masih jauh dari rata-rata dunia, yaitu 38%. Sementara itu, saat ini

jumlah bayi di bawah 6 bulan yang diberi susu formula meningkat dari 16,7% pada tahun

2002 menjadi 32,4% pada tahun 2007.8

Pemberian ASI pada bayi erat kaitannya dengan keputusan yang dibuat oleh ibu.

Selama ini ibu merupakan figure utama dalam keputusan untuk memberikan ASI atau

tidak pada bayinya. Pengambilan keputusan ini dipengaruhi oleh banyak faktor, baik

faktor dari dalam maupun dari faktor dari luar diri ibu.1,5

Dalam upaya pengawasan dan evaluasi pemberian ASI Eksklusif, pemerintah

Kabupaten Magelang memasukkan program ASI Eksklusif ke dalam Standar Pelayanan

Minimal (SPM). Dalam hal ini Dinas Kesehatan Kabupaten Magelang menargetkan

pemberian ASI Eksklusif sebesar 80%. Namun permasalahan yang ada di Standar

Pelayanan Minimal Puskesmas Muntilan 1 periode Januari - Februari 2012 adalah

cakupan hasil kegiatan bayi yang mendapat ASI Eksklusif belum tercapai dengan besar

pencapaian 71% . Dari 8 desa yang berada di bawah wilayah kerja Puskesmas Muntilan

1. Peneliti mengambil penelitian di desa Congkrang, karena desa Congkrang memiliki

persentase pemberian ASI Eksklusif yang rendah, sedangkan pengambilan data di Dusun

Semawe, karena di Dusun Semawe memiliki cakupan Pemberian ASI Eksklusif yang

rendah dibandingkan dari ke-5 Dusun yang ada di Desa Congkrang.12 Berdasarkan hal

tersebut di atas, maka perlu dicari penyebab dari permasalahan bayi yang diberi ASI

Eksklusif di Dusun Semawe, serta menemukan alternatif pemecahan masalahnya.11

1.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan uraian di atas, terdapat masalah yang belum diketahui, yaitu :

Apakah yang menyebabkan rendahnya cakupan pemberian ASI Eksklusif di Dusun

Semawe Desa Congkrang Kecamatan Muntilan Kabupaten Magelang Periode Januari –

Febuari 2012 sehingga tidak memenuhi target?

Page 11: evaluasi cakupan pemberian ASI EKSLUSIF

1.3 Tujuan Penulisan

Mengetahui, mengidentifikasi, menganalisis serta mengevaluasi penyebab

rendahnya cakupan pemberian ASI Eksklusif di Dusun Semawe Desa Congkrang

Kecamatan Muntilan Kabupaten Magelang periode Januari – Febuari 2012 sehingga tidak

memenuhi target .

1.3.1 Tujuan Umum

Mengetahui, mengidentifikasi, menganalisis serta mengevaluasi penyebab

rendahnya cakupan pemberian ASI Eksklusif di Dusun Semawe Desa Congkrang

Kecamatan Muntilan Kabupaten Magelang periode Januari – Febuari 2012 sehingga tidak

memenuhi target .

1.3.2 Tujuan Khusus

a. Mengetahui cakupan ASI Ekslusif di Dusun Semawe Desa Congkrang

Kecamatan Muntilan Kabupaten Magelang.

b. Mampu menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi cakupan ASI

Eksklusif di Dusun Semawe Desa Congkrang Kecamatan Muntilan

Kabupaten Magelang.

c. Mampu menganalisis masalah ASI Eksklusif di Dusun Semawe Desa Congkrang

Kecamatan Muntilan Kabupaten Magelang.

d. Mampu membuat rencana tindak lanjut dalam menyelesaikan masalah ASI Eksklusif di

Dusun Semawe Desa Congkrang Kecamatan Muntilan Kabupaten Magelang.

1.4 Manfaat Penulisan

1.4.1 Bagi Mahasiswa

a.Sebagai syarat untuk mengikuti ujian kepaniteraan klinik Ilmu Kesehatan

Masyarakat.

b. Melatih kemampuan analisis dan pemecahan terhadap masalah yang ditemukan di

dalam survei yang dilaksanakan.

c.Melatih kemampuan berkomunikasi dan berinteraksi dengan masyarakat.

Page 12: evaluasi cakupan pemberian ASI EKSLUSIF

1.4.2 Bagi Puskesmas

1. Mengetahui masalah atau upaya Puskesmas mengenai penerapan ASI Eksklusif.

2. Membantu puskesmas dalam mengidentifikasi penyebab dari upaya puskesmas

dalam hal penerapan ASI Eksklusif yang tidak berjalan.

3. Membantu puskesmas dalam memberikan alternatif penyelesaian terhadap masalah

penerapan ASI Eksklusif yang tidak berjalan.

1.4.3 Bagi Masyarakat

a. Menambah pengetahuan, khususnya bagi para ibu mengenai pentingnya manfaat

pemberian ASI Eksklusif pada bayinya.

b. Meningkatkan pengetahuan, kesadaran dan keterampilan masyarakat dengan

mensosialisasikan program ASI Eksklusif.

c. Membentuk kesadaran masyarakat akan pentingnya ASI Eksklusif sebagai satu-

satunya makanan yang diperlukan oleh bayi usia 0-6 bulan.

1.5 Batasan Pengkajian

1.5.1 Batasan Judul

Laporan kegiatan dengan judul “Evaluasi Cakupan Pemberian ASI Eksklusif di

Dusun Semawe Desa Congkrang Kecamatan Muntilan Kabupaten Magelang

Periode Januari - Februari 2012” mempunyai batasan pengertian judul sebagai

berikut:

a. Evaluasi

Adalah proses penilaian yang sistematis mencakup pemberian nilai, atribut,

apresiasi, dan pengenalan permasalahan serta pemberian solusi-solusi atau

permasalahan yang ditemukan.

b. Cakupan

Adalah jangkauan suatu hal.

c. Program ASI Eksklusif

d. Desa Congkrang, Dusun Semawe, Kecamatan Muntilan, Kabupaten Magelang

Adalah salah satu desa yang berada di wilayah Kecamatan Muntilan,

Kabupaten Magelang.

e. Periode Januari – Febuari 2012

Adalah kurun waktu selama 2 bulan yang diawali dari Bulan Januari 2012 dan

berakhir pada bulan Febuari 2012.

Page 13: evaluasi cakupan pemberian ASI EKSLUSIF

1.5.2 Batasan Operasional

a. Frekuensi kegiatan berlangsung selama 2 bulan.

b. Sasaran adalah Ibu yang memiliki bayi dan balita ≥ 6 – 24 bulan.

c. Cakupan adalah persentase hasil perbandingan antara jumlah ibu yang

memberikan ASI Eksklusif di Dusun Semawe dibagi jumlah semua ibu ada di

Desa tersebut pada periode Januari-Febuari 2012.

1.5.3 Ruang Lingkup

Ruang lingkup pengkajian yang dilakukan meliputi:

a. Lingkup lokasi : Desa Congkrang, Dusun Semawe, Kecamatan Muntilan,

Kabupaten Magelang.

b. Lingkup waktu : Januari 2012 sampai Febuari 2012.

c. Lingkup sasaran : seluruh ibu yang memunyai bayi dan balita ≥ 6-24 bulan.

d. Lingkup metode : kuesioner, wawancara, dan pencatatan.

e. Lingkup materi : evaluasi cakupan pemberian ASI Eksklusif di Dusun

Semawe Desa Congkrang Kecamatan Muntilan Kabupaten Magelang Periode

Januari – Februari 2012.

1.6 Metodologi Kegiatan

Survei dilakukan di dusun Semawe desa Congkrang Kecamatan Muntilan

Kabupaten Magelang, pada tanggal 06-08 April 2012. Responden yang diambil adalah 16

orang ibu yang mempunyai bayi dan balita ≥ 6 -24 bulan, di Desa Semawe. Jenis data

yang diambil adalah :

1. Data primer, yang diperoleh melalui daftar pertanyaan (kuesioner) dengan cara

wawancara. Kemudian pertanyaan tersebut ditanyakan kepada ibu 16 orang ibu

yang memiliki bayi dan balita ≥ 6 -24 bulan. Selain itu, wawancara juga

dilakukan kepada bidan Desa Congkrang mengenai program pelayanan kesehatan

untuk pemberian ASI Eksklusif.

2. Data sekunder diperoleh dengan mengumpulkan data-data dari laporan registrasi

pemberian ASI Eksklusif di Puskesmas, dan buku kelahiran dari bidan Desa

Congkrang.

Page 14: evaluasi cakupan pemberian ASI EKSLUSIF

Data yang terkumpul diolah dan kemudian dianalisis masalah yang ditemukan

dengan mencari kemungkinan penyebabnya, melalui pendekatan sistem, yang meliputi

kelima input, yaitu man, money, material, machine, methods, proses yang meliputi fungsi

manajemen baik P1, P2, P3, serta lingkungan. Dengan demikian dapat ditentukan

alternatif pemecahan masalah berdasarkan penyebab masalah yang paling mungkin dan

penggabungan alternatif pemecahan masalah tersebut. Setelah itu, prioritas pemecahan

masalah ditentukan dengan menggunakan rumus kriteria matriks, yang kemudian dibuat

rencana kegiatan dan plan of action (POA) berdasarkan pemecahan masalah yang terpilih

dan dijadwalkan dalam sebuah Gann chart.

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Page 15: evaluasi cakupan pemberian ASI EKSLUSIF

II.1 Definisi ASI Eksklusif

ASI eksklusif adalah pemberian ASI tanpa makanan dan minuman tambahan lain

pada bayi berumur nol sampai enam bulan, untuk kemudian diteruskan hingga 2 tahun

atau lebih , dan setelah enam bulan baru didampingi dengan makanan / minuman

pendamping ASI ( MPASI ) sesuai perkembangan pencernaan anak. 4

Pemberian ASI pada bayi erat kaitannya dengan keputusan yang dibuat oleh ibu.

Selama ini ibu merupakan figure utama dalam keputusan untuk memberikan ASI atau

tidak pada bayinya. Pengambilan keputusan ini dipengaruhi oleh banyak faktor, baik

faktor dari dalam maupun dari faktor dari luar diri ibu.

Faktor-faktor dari dalam diri ibu atau faktor internal antara lain pengetahuan ibu

mengenai proses laktasi, pendidikan, motivasi, sikap, pekerjaan ibu, dan kondisi

kesehatan ibu. Sementara itu, faktor dari luar diri ibu atau faktor eksternal antara lain

social ekonomi, tata laksana rumah sakit, kondisi kesehatan bayi, pengaruh iklan susu

formula yang intensif, keyakinan keliru yang berkembang di masyarakat dan kurangnya

penerangan dan dukungan terhadap ibu dari tenaga kesehatan atau petugas penolong

persalinan maupun orang-orang terdekat ibu seperti ibu, mertua, suami, dan lain-lain.

11.2 Manfaat ASI Eksklusif 5,6

1) Manfaat untuk ibu :

Membantu proses pemulihan setelah melahirkan.

Mencegah perdarahan dan membantu ibu untuk pemulihan uterus.

Salah satu cara ber-KB

Mencurahkan kasih sayang kebayi, dengan menyusui terjalinnya ikatan kasih

sayang yang kuat antara bayi dan ibu, dan membuat keduannya merasa aman dan

bahagia.

2) Manfaat untuk bayi :

Page 16: evaluasi cakupan pemberian ASI EKSLUSIF

Menambah kekebalan pada tubuh bayi sehingga tidak mudah terserang penyakit

infeksi terutama diare.

Tidak hanya mengandung zat gizi dan non zat gizi yang penting, tetapi juga

mengandung enzim penyerapnya sehingga semua ASI dengan mudah diserap

seluruhnya oleh pencernaan bayi.

II.3 Kandungan ASI

ASI mengandung zat gizi yang secara khusus diperlukan untuk menunjang

proses tumbuh kembang otak dan memperkuat daya tahan alami tubuhnya. Kandungan

ASI yang utama terdiri dari:

1. Laktosa

merupakan jenis karbohidrat utama dalam ASI yang berperan penting sebagai

sumber energi . Selain itu laktosa juga akan diolah menjadi glukosa dan galaktosa

yang berperan dalam perkembangan sistem syaraf. Zat gizi ini membantu penyerapan

kalsium dan magnesium di masa pertumbuhan bayi.

2. Lemak

Merupakan zat gizi terbesar kedua di ASI dan menjadi sumber energi  utama

bayi serta berperan dalam pengaturan suhu tubuh bayi. Lemak di ASI mengandung

komponen asam lemak esensial yaitu: asam linoleat dan asam alda linolenat  yang

akan diolah oleh tubuh bayi menjadi AA dan DHA. AA dan DHA sangat penting

untuk perkembangan otak bayi.

3. Oligosakarida

Merupakan komponen bioaktif di ASI yang berfungsi sebagai prebiotik

karena terbukti meningkatkan jumlah bakteri sehat yang secara alami hidup dalam

sistem pencernaan bayi.

4. Protein

Komponen dasar dari protein adalah asam amino, berfungsi sebagai

pembentuk struktur otak. Beberapa jenis asam amino tertentu, yaitu taurin, triptofan,

dan fenilalanin merupakan senyawa yang berperan dalam proses ingatan.

Page 17: evaluasi cakupan pemberian ASI EKSLUSIF

II.4 Komposisi zat utama dalam ASI

1. Laktosa- 7gr/100ml.

2. Lemak- 3,7-4,8gr/100ml.

3. Oligosakarida- 10-12 gr/ltr.

4. Protein- 0,8-1,0gr/100ml.

II.5 Macam-macam ASI

a. Kolostrum

1) Kolostrum yaitu ASI yang keluar dari hari pertama sampai hari ke4 setelah

melahirkan.

2) Kolostrum merupakan cairan emas, cairan pelindung yang kaya zat anti

infeksi dan berprotein tinggi.

3) Merupakan cairan yang pertama kali disekresi oleh kelenjar payudara,

mengandung tissue debris dan residual material yang terdapat dalam alveoli

dan duktus dari kelenjar payudara sebelum dan setelah masa puerperium.

4) Komposisi dari kolostrum ini dari hari ke hari selalu berubah.

5) Merupakan cairan viscous kental dengan warna kekuning kuningan, lebih

kuning dibandingkan dengan susu yang matang.

6) Merupakan pencahar yang ideal untuk membersihkan mekonium dari usus

bayi yang baru lahir dan mempersiapkan saluran pencernaan makanan bayi

dan makanan yang akan datang.

7) Lebih banyak mengandung protein dibanding dengan ASI yang matur, tetapi

berlainan dengan ASI yang matur. Pada kolostrum protein yang utama adalah

globulin (gamma Globulin).

b. Air Susu Transisi atau Masa Air Susu Peralihan

1) Yaitu ASI yang keluar sejak hari ke-4 sampai hari ke-10 dimasa laktasi, tetapi

adapula pendapat yang mengatakan bahwa ASI matur terjadi pada minggu ke-

3 sampai dengan minggu ke-5.

Page 18: evaluasi cakupan pemberian ASI EKSLUSIF

2) Merupakan ASI peralihan dari kolostrum sampai menjadi ASI yang matur.

3) Kadar protein makin merendah, sedangkan kadar karbohidrat dan lemak

makin meninggi.

4) Volume akan makin meningkat.

c. Air Susu Matang (Mature)

1) Merupakan ASI yang disekresi pada hari ke-10 dan seterusnya, komposisi

relatif konstan (adapula yang menyatakan bahwa komposisi ASI relatif

konstan baru mulai minggu ke-3 sampai minggu ke-5).

2) Pada ibu yang sehat dengan produksi ASI cukup, ASI ini merupakan makanan

satu-satunya yang paling baik dan cukup untuk bayinya sampai umur 6 bulan.

3) Merupakan suatu cairan yang berwarna putih kekuning-kuningan yang

diakibatkan warna garam Ca-caseinat, riboflavin, dan kariten yang terdapat di

dalamnya.

4) Tidak menggumpal jika dipanaskan.

II.6 MANAJEMEN ASI EKSKLUSIF7,8

Langkah-langkah kegiatan Menejemen Laktasi menurut Depkes RI

adalah :

1. Masa Kehamilan (Antenatal).

Memberikan komunikasi, informasi dan edukasi mengenai manfaat dan

keunggulan ASI, manfaat menyusui bagi ibu, bayi dan keluarga serta cara

pelaksanaan management laktasi.

2. Menyakinkan ibu hamil agar ibu mau dan mampu menyusui bayinya.

3. Melakukan pemeriksaan kesehatan, kehamilan dan payudara. Disamping itu,

perlu pula dipantau kenaikan berat badan ibu hamil selama kehamilan.

Page 19: evaluasi cakupan pemberian ASI EKSLUSIF

4. Memperhatikan kecukupan gizi dalam makanan sehari-hari termasuk

mencegah kekurangan zat besi. Jumlah makanan sehari-hari perlu ditambah

mulai kehamilan trimester ke-2 (minggu ke 13-26) menjadi 1-2 kali porsi dari

jumlah makanan pada saat sebelum hamil untuk kebutuhan gizi ibu hamil.

5. Menciptakan suasana keluarga yang menyenangkan. Penting pula perhatian

keluarga terutama suami kepada istri yang sedang hamil untuk memberikan

dukungan dan membesarkan hatinya bahwa kehamilan merupakan anugerah

dan tugas yang mulia.

a) Saat segera setelah bayi lahir.

1. Dalam waktu 30 menit setelah melahirkan, ibu dibantu dan dimotivasi agar

mulai kontak dengan bayi (skin to skin contact) dan mulai menyusui bayi.

Karena saat ini bayi dalam keadaan paling peka terhadap rangsangan,

selanjutnya bayi akan mencari payudara ibu secara naluriah.

2. Membantu kontak langsung ibu-bayi sedini mungkin untuk memberikan rasa

aman dan kehangatan.

b) Masa Neonetus

1. Bayi hanya diberi ASI saja atau ASI Eksklusif tanpa diberi minum apapun.

2. Ibu selalu dekat dengan bayi atau di rawat gabung.

3. Menyusui tanpa dijadwal atau setiap kali bayi meminta (on demand).

4. Melaksanakan cara menyusui (meletakan dan melekatkan) yang baik dan

benar.

5. Bila bayi terpaksa dipisah dari ibu karena indikasi medik, bayi harus tetap

mendapat ASI dengan cara memerah ASI untuk mempertahankan agar

produksi ASI tetap lancar.

6. Ibu nifas diberi kapsul vitamin A dosis tinggi (200.000 SI) dalam waktu

kurang dari 30 hari setelah melahirkan.

c) Masa menyusui selanjutnya (post neonatal).

1. Menyusui dilanjutkan secara eksklusif selama 6 bulan pertama usia bayi,

yaitu hanya memberikan ASI saja tanpa makanan atau minuman lainnya.

Page 20: evaluasi cakupan pemberian ASI EKSLUSIF

2. Memperhatikan kecukupan gizi dalam makanan ibu menyusui sehari-hari. Ibu

menyusui perlu makan 1½ kali lebih banyak dari biasanya (4-6 piring) dan

minum minimal 10 gelas sehari.

3. Cukup istirahat (tidur siang/berbaring 1-2 jam), menjaga ketenangan pikiran

dan menghindari kelelahan fisik yang berlebihan agar produksi ASI tidak

terhambat.

4. Pengertian dan dukungan keluarga terutama suami penting untuk menunjang

keberhasilan menyusui.

5. Mengatasi bila ada masalah menyusui (payudara bengkak, bayi tidak mau

menyusu, puting lecet, dan lain-lain ).

BAB III

DATA UMUM DESA CONGKRANG

DAN

DATA KHUSUS DUSUN SEMAWE

Page 21: evaluasi cakupan pemberian ASI EKSLUSIF

III.1 Keadaan Geografi

III.1.1 Letak wilayah

Desa Congkrang terletak di wilayah Kecamatan Muntilan, Kabupaten Magelang,

Jawa Tengah. Terdapat 6 dusun di Desa congkrang, yaitu Dusun congkrang, semawe,

kedan, kramat ,besaran, demangan

III.1.2 Batas wilayah

Wilayah Desa Congkrang dibatasi oleh :

a) Sebelah utara : Desa Keji

b) Sebelah selatan : Desa Menayu dan Adi karto

c) Sebelah timur : Desa Ngawen dan Sriwedari

d) Sebelah barat : Desa Sukorini dan Tanjung

III. 1. 3. Luas Wilayah

Luas wilayah Desa Congkrang berdasarkan data statistik Bulan Desember tahun

2009 adalah 131.717 hektar.

III. 2. Keadaan Demografi

III. 2. 1. Jumlah Penduduk

Jumlah penduduk desa Congkrang pada bulan Desember tahun 2009

berdasarkan data statistik kantor desa Congkrang adalah 3083 jiwa.

III. 2. 2. Data Penduduk

Daftar tabel dibawah ini memberikan gambaran jumlah penduduk Desa

Congkrang menurut jenis kelamin, usia, mata pencaharian, dan pendidikan.

Tabel 1. Jumlah penduduk Desa Congkrang menurut Jenis Kelamin

pada Bulan Desember tahun 2007

PENDUDUK TOTAL

Page 22: evaluasi cakupan pemberian ASI EKSLUSIF

Laki-laki Perempuan

1521 1562 3083

(Sumber : data statistik kantor Desa Congkrang, Desember 2009)

Berdasarkan tabel di atas, jumlah perempuan di Desa Congkrang lebih

banyak dibandingkan laki-laki meskipun perbedaan ini tidak terlalu signifikan yaitu

sebesar 41

Dengan data lebih rinci penduduk Desa Congkrang dikelompokkan

berdasarkan umur dan jenis kelamin pada bulan Desember tahun 2009, sebagai

berikut :

Tabel 2. Jumlah penduduk Desa Congkrang berdasarkan Usia

Pada bulan Desember 2009

Umur (tahun) Penduduk (orang) Umur(tahun) Penduduk (orang)

0-4 256 25-29 289

5-9 275 30-39 535

10-14 229 40-49 392

15-19 215 50-59 294

20-24 258 60+ 346

(Sumber: Data Statistik Kantor Desa Congkrang, Desember 2009)

Berdasarkan tabel jumlah penduduk kelompok umur disimpulkan bahwa

kelompok umur terbanyak di desa Congkrang adalah kelompok umur 30-39 tahun ,

yaitu 535jiwa.

Tabel 3. Jumlah Penduduk Desa Congkrang Menurut Mata Pencaharian pada bulan

Desember tahun 2009

Mata pencaharian Jumlah

Petani 236

Buruh tani 276

Nelayan -

Pengusaha 2

Buruh industry 91

Buruh bangunan 226

Page 23: evaluasi cakupan pemberian ASI EKSLUSIF

Buruh harian lepas 153

Pedagang 252

Pengangguran 15

PNS 79

TNI 13

Polri 9

Sipil 92

Pensiunan 61

Jumlah

(Sumber: Data Statistik Kantor Desa Congkrang tahun 2009)

Berdasarkan tabel di atas dapat disimpulkan bahwa mata pencaharian

terbanyak pada masyarakat di wilayah desa congkrang adalah di bidang buruh/

swasta.

Tabel 4. Jumlah Penduduk Menurut Pendidikan

Pendidikan Jumlah

Tidak sekolah 441

Belum tamat SD 399

Tidak tamat SD 388

Tamat SD 661

Tamat SLTP 583

Tamat SLTA 476

Tamat Akademi 121

Jumlah

(Sumber : Data Statistik Kantor Desa Congkrang tahun2009)

Pada tabel di atas dapat kita lihat, bahwa sebagian besar tingkat pendidikan Desa

Congkrang adalah tamatan SD, yaitu sebanyak 661 orang.

Page 24: evaluasi cakupan pemberian ASI EKSLUSIF

III.3 Data Khusus Dusun Semawe

III.3.1. Letak wilayah

Dusun Semawe terletak di wilayah Desa Congkrang, Kecamatan Muntilan,

Kabupaten Magelang, Jawa tengah.

III.3. 2. Batas Wilayah

Wilayah Dusun semawedibatasi oleh :

a) Sebelah utara : Dusun congkrang

b) Sebelah selatan : Dusun Sukorini

c) Sebelah timur : Dusun Tanjung

d) Sebelah barat : Dusun Sriwedari

III.3.3. Keadaan Demografi

III. 3. 4. Jumlah Penduduk

Jumlah penduduk Dusun Semawe Mei tahun 2010 berdasarkan data statistik

Kantor Desa Congkrang adalah 829 jiwa.

Gambar 1. Peta wilayah Dusun Semawe

BAB IV

HASIL SURVEY DAN PENGAMATAN

Page 25: evaluasi cakupan pemberian ASI EKSLUSIF

VI.1 HASIL SURVEY

Pada tanggal 6-8 April 2012, telah dilaksanakan wawancara dan pengisian kuisioner

terhadap bidan desa dan 5 orang kader di Dusun Semawe Desa Congkrang Kecamatan Muntilan

Kabupaten Magelang dan 16 responden yang merupakan ibu yang mempunyai bayi dan balita

usia ≥ 6-24 bulan di Dusun Semawe Desa Congkrang Kecamatan Muntilan Kabupaten

Magelang.

Hasil Wawancara Bidan:

a. Terdapat satu bidan di Dusun Semawe desa Congkrang kecamatan Muntilan

Kabupaten Magelang Endah Wulan, berdasarkan penjelasan yang disampaikan bidan

tersebut, beliau dengan bantuan kader sudah berusaha untuk menjelaskan pentingnya ASI

Eksklusif secara individu kepada ibu-ibu yang sedang hamil ataupun yg mempunyai bayi

usia < 6 bulan. Penjelasan tersebut disampaikan terutama pada saat pemeriksaan ANC

ataupun PNC. Beliaupun sudah menerapkan IMD kepada ibu-ibu yang melahirkan terutama

di tempat prakteknya. Beliau mengutarakan bahwa secara garis besar masyarakat khususnya

ibu-ibu yang memiliki bayi, tahu tentang pentingya ASI Eksklusif hanya saja mereka

menghiraukannya dengan alasan mereka masing-masing. Kesulitan yang dihadapi bidan

adalah sulitnya pengawasan terhadap ibu-ibu yang memiliki bayi < 6 bulan untuk tetap

menerapkan ASI Eksklusif. Bidanpun mengaku, walaupun telah diberikan penyuluhan

tentang manfaat ASI Eksklusif tetapi tetap saja, para ibu memberikan makanan tambahan

selain ASI, sehingga penerapan ASI Eksklusif tidak tercapai.

Hasil Pengisian Kuisioner oleh Bidan:

Dari 5 pertanyaan pengetahuan, bidan dapat menjawab pertanyaan yang meliputi tentang

Langkah Menuju Keberhasilan Menyusui (LMKM), langkah kegiatan dalam manajemen laktasi,

cara mengatasi kesulitan menyusui,dan cara penyimpanan ASI dirumah.

Hasil Pengisian Kuisioner oleh Kader :

Dari 10 pertanyaan tentang pengetahuan ASI Eksklusif yang diajukan

kepada kader, persentase hasil yang didapatkan sebanyak 90% terhadap

Page 26: evaluasi cakupan pemberian ASI EKSLUSIF

pengetahuan kader Posyandu, yang dapat disimpulkan pengetahuan kader terhadap

ASI Eksklusif baik. Begitupun untuk pertanyaan essay kader menjawab dengan

tepat. Dapat disimpulkan pengetahuan Kader di dusun Semawe sudah baik.

Hasil Wawancara Kader:

Berdasarkan hasil wawancara salah satu kader, didapatkan bahwa jumlah

kader di Dusun Semawe, Kecamatan Muntilan sebanyak 5 orang, dan pihak

puskesmas yag diwakili oleh bidan desa juga sudah sering memberikan penyuluhan

secara langsung saat dilakukan imunisasi atau saat posyandu, tapi pihak kader tidak

pernah membantu penyuluhan tetang ASI Eksklusif, dikarenakan banyaknya tugas-

tugas yang harus mereka kerjakan saat posyandu, seperti melakukan timbangan

berat badan terhadap bayi, pengisian KMS dan lain-lain. Kader tersebut mengaku

tidak ada catatan khusus tentang cakupan pemberian ASI Eksklusif di dusun

Semawe. Pendataan hanya berdasarkan pada tanya jawab langsung kepada ibu yang

membawa bayinya ke posyandu tapi tidak dicatat.

Tabel 5. Hasil kuisioner pengetahuan terhadap 16 responden

Pertanyaan Pengetahuan

ASI Eksklusif

Jawaban

Benar Salah

Page 27: evaluasi cakupan pemberian ASI EKSLUSIF

Jumlah % Jumlah %

Pengertian ASI eksklusif 7 43,75 9 56,25

Usia Pemberian ASI eksklusif 5 31,25 11 68,75

Umur berapa anak mulai

diberikan MPASI

7 43,75 9 56,25

Alasan pemberian MPASI

sebelum > 6 bulan

14 87,5 2 12,5

Berapa kali bayi menyusu

dalam sehari

14 87,5 2 12,5

Apakah komposisi susu

formula saat ini bisa

menyamai komposisi ASI

15 93,75 1 6,25

Cairan yang berwarna

kekuning-kuningan yang

keluar saat ASI pertama kali

13 81,25 3 18,75

Darimana ibu mendapatkan

pengetahuan tentang ASI

Eksklusif

16 100 - -

Teknik menyusui yang benar 16 100 - -

Manfaat pemberian ASI

eksklusif bagi pertumbuhan

bayi

9 43,75 7 56,25

Untuk perhitungan pengetahuan dari kuisioner diatas, dikatakan pengetahuan ibu

baik, apabila jumlah perhitungan mencapai > 80%, dikatakan cukup apabila jumlah

perhitungan 60-80 %, dan jika didapatkan hasil perhitungan <60 % dikatakan kurang,

dan didapatkan enam orang ibu yang memiliki pengetahuan baik, tujuh orang ibu

berpengetahuan cukup, dan tiga orang ibu yang memiliki pengetahuan kurang.

Dari hasil survey menggunakan kuisioner di atas, dapat dilihat bahwa 43,75 %

ibu yang memiliki bayi mengetahui tentang pengertian ASI Eksklusif. Sedangkan hanya

31,25% ibu yang mengetahui berapa lama pemberian ASI Eksklusif, dan hanya 43,75 ibu

Page 28: evaluasi cakupan pemberian ASI EKSLUSIF

yang mengetahui kapan waktu yang tepat pemberian ASI Eksklusif. Berdasarkan hasil

survey tersebut dapat disimpulkan bahwa pengetahuan ibu yang memiliki balita sudah

cukup baik tentang ASI dan manfaatnya, hanya saja mereka masih belum mengerti

tentang pemberian ASI Eksklusif antara lain waktu yang tepat ibu mulai bisa memberikan

makanan padat, sehingga diperlukan adanya penyuluhan untuk menambah tingkat

pengetahuan kepada ibu di Dusun Semawe tentang begitu pentingnya pemberian ASI

Eksklusif.

Tabel 6. Hasil kuisioner terhadap pemberian ASI Eksklusif

Pemberian ASI Ekskusif

Jawaban

Ya Tidak

Jumlah % Jumlah %

Saat ibu melahirkan, apakah

ibu langsung menyusui anak

ibu

16 100 - -

Apakah ibu memberikan ASI

saja selama 6 bulan

4 25 12 75

Apakah sebelum menyusui

ibu mencuci tangan dulu

2 12,5 14 87,5

Jika anak ibu menanggis,

apakah ibu memberikan

makanan tambahan

15 93,75 1 6,25

Bagi ibu yang bekerja,

apakah ASI diganti dengan

susu formula

2 12,5 6 37,5

Berdasarkan survey yang dilakukan tentang status ASI Eksklusif, hanya 25%

bayi yang diberikan ASI selama 6 bulan, dan 93,75 % ibu juga memberikan makanan

tambahan sebelum usia bayi 6 bulan. Adapun alasan ibu memberikan makanan tambahan

sebelum usia bayi menginjak 6 bulan, sangat bervariasi. Sebagian besar responden yang

memberikan makanan tambahan sebelum bayi berusia 6 bulan mengatakan bahwa kadang

– kadang air susu ibu tidak keluar atau keluarnya hanya sedikit pada hari-hari pertama

kelahiran bayinya, kemudian membuang ASI-nya tersebut dan menggantikannya dengan

Page 29: evaluasi cakupan pemberian ASI EKSLUSIF

madu, gula, mentega, air atau makanan lain. Responden lain mengatakan bahwa bayinya

rewel terus jika tidak mendapatkan makanan tambahan selain ASI.

Dan bagi ibu yang bekerja 12,5 % memberikan susu formula kepada bayinya dan

37,5 % ibu yang bekerja, tidak memberikan susu formula, adapun alasan ibu tidak

memberikan susu formula, karena masih ada keperluan lain yang bisa dibeli selain

membeli susu, dan mereka lebih memilih memberikan bayinya biskuit atau nasi tim dari

hal tersebut, menunjukkan bahwa kesadaran ibu masih kurang tentang pentingnya

pemberian ASI Eksklusif.

Pada pertanyaan tentang tenaga kesehatan, didapatkan bahwa sekitar 85% ibu

menjawab bahwa tenaga kesehatan sudah memberikan penjelasan mengenai ASI

Eksklusif dan manfaatnya.

BAB V

ANALISIS MASALAH

Page 30: evaluasi cakupan pemberian ASI EKSLUSIF

V.I KEGIATAN/ INDIKATOR KEGIATAN YANG BERMASALAH

Dinas Kesehatan Kabupaten Magelang dan Indikator Indonesia Sehat menargetkan bayi

yang mendapatkan ASI Eksklusif sebesar 80%. Namun permasalahan yang ada di Standar

Pelayanan Minimal Puskesmas Muntilan 1 pada periode 2011 adalah cakupan hasil kegiatan bayi

yang mendapat ASI Eksklusif 36,09% ,sedangkan sisanya sebanyak 63,91 % tidak diberi ASI

eksklusif , sedangkan untuk pemberian ASI Eksklusif bulan Januari –Februari 2012 pencapaian

yang didapatkan sebanyak 71% yang dimana dari hasil tersebut bahwa belum mencapai Standar

Pelayanan Minimal Puskesmas, yang ditargetkan 80 % Dinas Kesehatan Kabupaten Magelang.

5.1. KERANGKA PIKIR PEMECAHAN MASALAH

Dalam pemecahan masalah, langkah pertama adalah mengidentifikasi masalah yag

ada, lalu menganalisis penyebab masalah dengan cara menggali berdasarkan data atau

kepustakaan. Untuk membantu menentukan kemungkinan penyebab masalah digunakan

diagram Fish Bone. Kemudian, mencari penyebab dilakukan dengan mengkonfirmasikan

kemungkinan penyebab yang ditemukan pada bagian program tersebut. Setelah itu, dicari

penanggulangan penyebab masalah dengan menyusun alteratif pemecahan masalah.

Selanjutnya, menetapkan pemecahan masalah terpilih dengan kriteria matriks. Setelah

menemukan urutan prioritasnya, disusunlah Plan of Action (POA).

Gambar 2. Siklus Pemecahan Masalah

BAB VI

Page 31: evaluasi cakupan pemberian ASI EKSLUSIF

ANALISIS PENYEBAB MASALAH

Upaya penyelesaian dari masalah hasil cakupan kegiatan puskesmas yang belum

memenuhi target tersebut dapat dilaksanakan melalui proses pengkajian masalah

berdasarkan metode pendekatan sistem sebagai berikut:

Dalam menganalisis masalah digunakan metode pendekatan sistem tersebut di atas,

untuk mencari kemungkinan penyebab dan menyusun pendekatan – pendekatan masalah.

Dari pendekatan sistem ini dapat ditelusuri hal – hal yang mungkin menyebabkan

munculnya permasalahan pemberian ASI Ekskusif di Dusun Semawe.

Tabel 7. Identifikasi Kemungkinan Penyebab Masalah

Tahap Analisis Pendekatan Sistem

INPUTMan,

Money,Method,Material,Machine

PROSESP1P2P3

OUT PUTCakupanProgram

LINGKUNGANFisikKependudukanSosial BudayaSosial Ekonomi

OUT COME

Gambar 3. Kerangka Pikir Pendekatan Sistem

Page 32: evaluasi cakupan pemberian ASI EKSLUSIF

INPUT Kelebihan Kekurangan

Man Tersedianya 1 Bidan desa,

koordinator promosi

kesehatan dan 5 Kader

Posyandu.

Tidak ada koordinasi antara bidan

dan bagian promosi kesehatan

Money Tersedianya dana Bantuan

Operasional Kesehatan untuk

transportasi

Tidak adanya dana khusus untuk

program penyuluhan dan

sosialisasi ASI Eksklusif.

Method Pemberitahuan secara lisan

oleh bidan kepada ibu-ibu

yang memeriksa kandungan,

setelah melahirkan dan saat

membawa anak-anak mereka

ke posyandu tentang ASI

Eksklusif melalui ANC dan

PNC.

Tidak adanya Standar Operasional

dalam pelaksanaan program

pemberian ASI eksklusif.

Kurangnya materi yang

disampaikan tentang keunggulan

ASI Eksklusif

Material Terdapat 1 unit posyandu di

dusun Semawe dan

puskesmas

Machine Terdapat buku lembar balik

tentang ASI Eksklusif

Tidak adanya brosur, pamflet dan

poster sebagai sarana edukasi

mengenai pentingnya ASI

Eksklusif.

Lingkungan Adanya warga yang dapat

direkrut sebagai kader

Terjangkaunya posyandu dari

wilayah tempat tinggal masyarakat.

Ketidakpercayaan diri para ibu apabila

hanya memberikan ASI saja tanpa

disertai makanan tambahan.

Permasalahan yang dihadapai oleh

para ibu dalam manajemen laktasi

Page 33: evaluasi cakupan pemberian ASI EKSLUSIF

(puting susu datar/terbenam,

puting susu nyeri, payudara

bengkak, ASI tidak keluar, dll).

Ibu yang bekerja tidak

memberikan ASI Eksklusif.

P1

(Perencanaan

)

Tersedianya jadwal posyandu

sebulan sekali, setiap rabu

minggu pertama

Belum adanya penjadwalan rutin

untuk kegiatan penyuluhan mengenai

ASI Eksklusif.

P2

(Pergerakan,

Pelaksanaan)

Jadwal pelayanan sesuai dengan

perencanaan

Dilakukan pencatatan bumil dan

bayi serta balita yang datang ke

posyandu

Tidak ada program dari Puskesmas

atau Posyandu setempat untuk

mengadakan penyuluhan terjadwal

untuk meningkatkan pengetahuan ibu

mengenai ASI Eksklusif dan

manajemen laktasi.

Tidak ada buku pencatatan khusus

bagi ibu yang memberikan ASI

Eksklusif di Posyandu dusun

Semawe.

P3

(Pengawasan,

Pengendalian

dan penilaian)

Adanya registrasi

mengenai jumlah bayi yang

mendapat ASI Eksklusif yang

dibuat oleh bidan.

Adanya evaluasi tiap 2

bulan sekali melalui

pertemuan bidan desa dengan

kader setiap akhir bulan.

Tidak ada pencatatan khusus atau

laporan ASI Eksklusif tiap bulannya.

Tidak ada tindak lanjut dari hasil

evaluasi.

Page 34: evaluasi cakupan pemberian ASI EKSLUSIF
Page 35: evaluasi cakupan pemberian ASI EKSLUSIF

VI.1 Kemungkinan Penyebab Masalah

1. Tidak ada koordinasi antara bidan dan bagian promosi kesehatan.

2. Tidak adanya dana khusus untuk program penyuluhan dan sosialisasi ASI

Eksklusif.

3. Tidak adanya Standar Operasional dalam pelaksanaan program pemberian

ASI eksklusif.

4. Kurangnya materi yang disampaikan tentang keunggulan ASI Eksklusif

5. Tidak adanya brosur, pamflet dan poster sebagai sarana edukasi mengenai

pentingnya ASI Eksklusif

6. Ketidakpercayaan diri para ibu apabila hanya memberikan ASI saja tanpa

disertai makanan.

7. Tidak ada program dari Puskesmas atau Posyandu setempat untuk

mengadakan penyuluhan terjadwal untuk meningkatkan pengetahuan ibu

mengenai ASI Eksklusif dan manajemen laktasi.

8. Tidak ada buku pencatatan khusus bagi ibu yang memberikan ASI

Eksklusif di Posyandu dusun Semawe

9. Tidak ada pencatatan khusus atau laporan ASI Eksklusif tiap bulannya.

10.Tidak ada tindak lanjut dari hasil evaluasi pertemuan.

VI.2 Penyebab Masalah Yang Paling Mungkin

Setelah dilakukan konfirmasi kepada bidan desa dan kader posyandu , maka

didapatkan penyebab masalah yang mungkin terjadi adalah sebagai berikut :

1. Tidak ada pencatatan cakupan ASI eksklusif oleh kader ,bidan desa.

2. Kurangnya pengetahuan dan kesadaran ibu mengenai faktor-faktor yang

mempengaruhi produksi ASI Eksklusif.

3. Tidak adanya brosur, pamflet dan poster sebagai sarana edukasi mengenai pentingnya ASI

Eksklusif.

4. Tidak adanya Standar Operasional dalam pelaksanaan program pemberian

ASI eksklusif.

Page 36: evaluasi cakupan pemberian ASI EKSLUSIF

BAB VII

ALTERNATIF PEMECAHAN MASALAH

VII.1 Alternatif Pemecahan Masalah

Setelah diperoleh daftar masalah, maka dapat dilakukan langkah selanjutnya yaitu

dibuat alternatif pemecahan penyebab masalah. Berikut ini adalah alternatif pemecahan

penyebab masalah yang ada :

Tabel 8. Alternatif Pemecahan Masalah

No. Penyebab Masalah Yang paling

Mungkin

Alternatif Pemecahan Masalah

1. Tidak ada pencatatan cakupan ASI

eksklusif oleh kader ,bidan desa.

Melakukan pembinaan kepada petugas

dalam pencatatan bayi yang diberi ASI

Eksklusif .

2. Kurangnya pengetahuan dan kesadaran

ibu mengenai faktor-faktor yang

mempengaruhi produksi ASI Eksklusif.

Melakukan penyuluhan mengenai ASI

Eksklusif.

3. Tidak adanya brosur, pamflet dan poster

sebagai sarana edukasi mengenai

pentingnya ASI Eksklusif

Membuat sarana edukasi tentang ASI

Eksklusif.

4. Tidak adanya Standar Operasional dalam

pelaksanaan program pemberian

ASI eksklusif.

Membuat Standar Operasional tentang

ASI Eksklusif

Page 37: evaluasi cakupan pemberian ASI EKSLUSIF

VII.2 Penggabungan Alternatif Pemecahan Masalah

Penyebab Masalah Paling Mungkin Alternatif Pemecahan Masalah

Tidak ada pencatatan cakupan ASI eksklusif oleh kader ,bidan desa.

Kurangnya pengetahuan dan kesadaran

ibu mengenai faktor-faktor yang

mempengaruhi produksi ASI Eksklusif.

Tidak adanya brosur, pamflet dan poster sebagai sarana edukasi mengenai pentingnya ASI Eksklusif

Melakukan pembinaan kepada petugas dalam pencatatan bayi yang diberi ASI Eksklusif

Mengadakan penyuluhan mengenai ASI eksklusif dan manajemen laktasi, serta membuat sarana edukasi yang menarik

Gambar 4. Kerangka Alternatif Pemecahan Masalah

Tidak adanya Standar Operasional dalam

pelaksanaan program pemberian

ASI eksklusif.

Membuat Standar Operasional tetang ASI Eksklusif

Page 38: evaluasi cakupan pemberian ASI EKSLUSIF

VII.3 Penentuan Prioritas Alternatif Pemecahan Masalah

Dari hasil analisis pemecahan masalah didapatkan alternatif pemecahan

masalah sebagai berikut :

1. Melakukan pembinaan kepada petugas dalam pencatatan bayi yang diberi ASI

Eksklusif.

2. Mengadakan penyuluhan mengenai ASI eksklusif dan manajemen laktasi, serta

membuat sarana edukasi yang menarik.

3. Membuat Standar Operasional tentang ASI Eksklusif.

Setelah menemukan alternatif pemecahan masalah, selanjutnya dilakukan

penentuan prioritas alternatif pemecahan masalah dengan menggunakan Kriteria

Matriks. Berikut ini proses penentuan prioritas alternatif pemecahan masalah

dengan menggunakan Kriteria Matriks Menggunakan Rumus

1. Efektivitas program

Pedoman untuk mengukur efektivitas program:

a. Magnitude (M) : Besarnya penyebab masalah yang dapat diselesaikan.

b. Importancy (I) : Pentingnya cara penyelesaian masalah

c. Vulnerability (V) : Sensitifitas cara penyelesaian masalah

2. Efisiensi pogram

Biaya yang dikeluarkan untuk menyelesaikan masalah (cost). Kriteria cost (c)

diberi nilai 1-5. Bila cost nya makin kecil, maka nilainya mendekati 1.

Tabel 9. Skor Penentuan Pemecahan Masalah

Magnitude Importancy Vulnerability Cost

1 = Tidak

magnitude

1 = Tidak penting 1 = Tidak sensitif 1 = Sangat murah

2=Kurang

magnitude

2 = Kurang

penting

2 = Kurang

sensitif

2 = Murah

3= Cukup

magnitude

3 = Cukup

penting

3 = Cukup

sensitif

3 = Cukup murah

4 = Magnitude 4 = Penting 4 = Sensitif 4 = Sedikit Mahal

Page 39: evaluasi cakupan pemberian ASI EKSLUSIF

5= Sangat

magnitude

5 = Sangat

penting

5 = Sangat

sensitif

5 = Mahal

Tabel 10. Prioritas Alternatif Pemecahan Masalah

NO Alternatif pemecahan masalah Nilai Kriteria Hasil

(m x i x v)/c

Priorita

sM I V C

1. Melakukan pembinaan kepada

petugas dalam pencatatan bayi

yang diberi ASI Eksklusif

3 4 4 2 24 II

2. Mengadakan penyuluhan mengenai

ASI eksklusif dan manajemen

laktasi, serta membuat sarana

edukasi yang menarik.

4 5 5 4 25 I

3. Membuat Standar Operasional tentang ASI Eksklusif

4 4 3 3 16 III

Setelah menentukan prioritas alternatif pemecahan penyebab masalah dengan

menggunakan M.I.V/C maka didapatkan urutan prioritas alternatif pemecahan masalah

cakupan ASI Eksklusif di Dusun Semawe sebagai berikut :

1. Mengadakan penyuluhan mengenai ASI eksklusif dan manajemen laktasi,

serta membuat sarana edukasi yang menarik.

2. Melakukan pembinaan kepada petugas dalam pencatatan bayi yang diberi

ASI Eksklusif.

3. Membuat Standar Operasional tentang ASI Eksklusif.

Page 40: evaluasi cakupan pemberian ASI EKSLUSIF
Page 41: evaluasi cakupan pemberian ASI EKSLUSIF

Gambar 6. Contoh media edukasi yang dibuat

BAB VII

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Dari hasil penelitian sederhana ini didapatkan bahwa cakupan bayi yang diberi ASI

Eksklusif di Dusun Semawen adalah 0%, yaitu dari 16 responden yang diberikan

kuesioner tidak satupun yang memberikan ASI eksklusif pada anaknya. Sehingga

keadaan ini menjadi masalah karena cakupan yang kurang dari target dan pencapaian

yang kurang dari 80%. Adapun penyebab yang terjadi antara lain adalah sebagai

berikut :

Tidak ada koordinasi antara bidan dan bagian promosi kesehatan.

Tidak adanya dana khusus untuk program penyuluhan dan sosialisasi ASI

Eksklusif.

Tidak adanya Standar Operasional dalam pelaksanaan program pemberian

ASI eksklusif.

Kurangnya materi yang disampaikan tentang keunggulan ASI Eksklusif.

Tidak adanya brosur, pamflet dan poster sebagai sarana edukasi mengenai

pentingnya ASI Eksklusif.

Ketidakpercayaan diri para ibu apabila hanya memberikan ASI saja tanpa

disertai makanan.

Tidak ada program dari Puskesmas atau Posyandu setempat untuk

mengadakan penyuluhan terjadwal untuk meningkatkan pengetahuan ibu

mengenai ASI Eksklusif dan manajemen laktasi..

Tidak ada buku pencatatan khusus bagi ibu yang memberikan ASI

Eksklusif di Posyand Dusun Semawe

Tidak ada pencatatan khusus atau laporan ASI Eksklusif tiap bulannya.

Page 42: evaluasi cakupan pemberian ASI EKSLUSIF

Tidak ada tindak lanjut dari hasil evaluasi pertemuan.

Dan dari hasil analisis alternatif pemecahan masalah didapatkan empat prioritas

alternatif pemecahan masalah, yaitu sebagai berikut :

Tidak ada pencatatan cakupan ASI eksklusif oleh kader ,bidan desa.

Kurangnya pengetahuan dan kesadaran ibu mengenai faktor-faktor yang

mempengaruhi produksi ASI.

Tidak adanya brosur, pamflet dan poster sebagai sarana edukasi mengenai

pentingnya ASI Eksklusif.

Tidak adanya Standar Operasional dalam pelaksanaan program pemberian

ASI eksklusif.

Selanjutnya dirancang Plan Of Action (POA) untuk dapat dijalani sehingga dapat

mencapai target yang ditentukan.

B. SARAN

Diharapkan masalah yang ada dapat diselesaikan dengan menjalankan POA yang

sudah dirancang, sehingga dapat meningkatkan cakupan dan pencapaian bayi yang diberi

ASI eksklusif. selain itu harus ditingkatkan juga kerjasama antara aparat puskesmas

seperti bidan desa dengan kader yang ada, sehingga program yang ada dapat dijalankan

untuk mencapai hasil yang maksimal. Dan untuk masyarakat juga disarankan untuk

meningkatkan kesadaran mengenai pentingnya ASI eksklusif dengan cara turut mengikuti

penyuluhan maupun pelatihan tentang bagaimana caranya memberikan ASI eksklusif

yang baik dan benar.

Page 43: evaluasi cakupan pemberian ASI EKSLUSIF

DAFTAR PUSTAKA

1. Indikator Indonesia Sehat 2010 dan Pedoman Penetapan Indikator Provinsi Sehat dan

Kabupaten/Kota Sehat.Kepmenkes Nomor 1202/Menkes/SK/VIII/2003.DEPKES

RI.Available from: http://www.litbang.depkes.go.id/download/is2010/indikator.pdf

2. Supraptini,Lubis Agustina,lrianto Joko.CAKUP AN IMUNISASI BALIT A DAN ASI

ESKLUSIF DI INDONESIA,HASIL SURVEI KESEHA TAN NASIONAL

(SURKESNAS) 2001.Available from:

http://www.ekologi.litbang.depkes.go.id/data/vol%202/Supraptini2_2.pdf

3. Arimurti Ida.KEBIJAKAN DEPARTEMEN KESEHATAN TENTANG

PENINGKATAN PEMBERIAN AIR SUSU IBU (ASI) PEKERJA

WANITA.2007[cited 08 Juli 2007].Available from:

http://www.mail-archive.com/[email protected]/msg18698.html

4. Depkes RI. Ibu Berikan ASI Eksklusif Baru Dua Persen. Jakarta. 2004 .Available

from: http://asuh.wikia.com/wiki/ASI_eksklusif

5. Seminar ASI Ekslusif dan Aturan Hukumnya bagi Wanita Pekerja.2006[cited 23

Februari 2006].Available from:

http://medicastore.com/seminar/1/Seminar_ASI_Ekslusif_dan_Aturan_Hukumnya_ba

gi_Wanita_Pekerja.html

6. Pengertian ASI Eksklusif.Dewa (Editor).[cited 3 Februari 2010].Available from:

http://irham1977.wordpress.com/2010/02/03/pengertian-asi-eksklusif/

7. ASI Eksklusif.Susi (Editor).[Cited 7 Agustus 2008].Available from:

http://susirahmawati.multiply.com/journal/item/73

Page 44: evaluasi cakupan pemberian ASI EKSLUSIF

8. Komposisi Asi.Club Nutricia.2009.Available from:

http://www.clubnutricia.co.id/new_mum/breastmilk_breastfeeding/benefits/article/

Breastmilk_composition

9. Komposisi Asi.2010.Available from:

http://tutorialkuliah.blogspot.com/2010/04/komposisi-asi.html

10. Manajemen Laktasi.Departemen Kesehatan RI.2005.Available from: http://askep-

free.blogspot.com/2010/04/manajemen-laktasi.html

11. Profil Puskesmas Muntilan 1 tahun 2011

12. Laporan Kegiatan Survey dan Intervensi Masalah Kesehatan Masyarakat

Dusun Semawe Desa Congkrang Kecamatan Muntilan Kabupaten Magelang