18
PENGARUH ECONOMIC VALUE ADDED (EVA), MARKET VALUE ADDED (MVA) DAN DEBT EQUITY RATIO (DER) TERHADAP RETURN SAHAM PT. ANEKA TAMBANG, Tbk Mochamad Taufiq Hidayat Fakultas Ekonomi Universitas Gunadarma ABSTRAK Tujuan dari para investor dalam menanamkan modalnya disuatu perusahaan tidak hanya untuk berinvestasi jangka pendek tetapi juga bertujuan untuk memperoleh pendapatan jangka panjang, salah satunya adalah return saham. Economic Value Added (EVA) sama dengan selisih antara laba operasi perusahaan setelah pajak dengan biaya modal. Market Value Added (MVA) adalah selisih antara nilai perusahaan (termasuk ekuitas dan hutang) dengan modal keseluruhan yang diinvestasikan dalam perusahaan. Rasio solvabilitas adalah sebuah rasio yang mengukur tentang kemampuan perusahaan memenuhi semua hutang jangka panjangnya dengan menggunakan modal sendiri atau ekuitas. Salah satu contoh dari rasio solvabilitas adalah Debt Equity Ratio (DER). Data yang digunakan dalam skripsi ini adalah data laporan keuangan PT. Aneka Tambang periode tahun 2003-2010 yang telah dibuat oleh pihak manajemen perusahaan. Untuk mengetahui pengaruhnya tersebut, penulis menggunakan metode regresi linier berganda dengan melakukan uji deskriptif, uji normalitas, uji asumsi klasik serta uji hipotesis. Berdasarkan hasil perhitungan dan analisa terhadap data-data keuangan yang didapat dari PT. Aneka Tambang Tbk. Maka secara parsial EVA berpengaruh terhadap return saham, dengan perolehan nilai probabilitas sebesar 0,022. Dimana nilai probabilitas tersebut lebih kecil daripada taraf signifikansi sebesar 5% (0,05). Sedangkan ketiga variabel tersebut secara simultan tidak berpengaruh terhadap return saham. Hal ini berdasarkan pada hasil uji F dengan perolehan nilai probabilitas sebesar 0,069, dimana lebih besar daripada taraf signifikansinya sebesar 5%. Kata Kunci : EVA, MVA, DER, Return Saham

Eva Mva Trhdp Return Saham

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Eva Mva Trhdp Return Saham

PENGARUH ECONOMIC VALUE ADDED (EVA), MARKET VALUE ADDED (MVA)

DAN DEBT EQUITY RATIO (DER) TERHADAP RETURN SAHAM PT. ANEKA

TAMBANG, Tbk

Mochamad Taufiq Hidayat

Fakultas Ekonomi – Universitas Gunadarma

ABSTRAK

Tujuan dari para investor dalam menanamkan modalnya disuatu perusahaan tidak

hanya untuk berinvestasi jangka pendek tetapi juga bertujuan untuk memperoleh pendapatan

jangka panjang, salah satunya adalah return saham. Economic Value Added (EVA) sama

dengan selisih antara laba operasi perusahaan setelah pajak dengan biaya modal. Market

Value Added (MVA) adalah selisih antara nilai perusahaan (termasuk ekuitas dan hutang)

dengan modal keseluruhan yang diinvestasikan dalam perusahaan. Rasio solvabilitas adalah

sebuah rasio yang mengukur tentang kemampuan perusahaan memenuhi semua hutang

jangka panjangnya dengan menggunakan modal sendiri atau ekuitas. Salah satu contoh dari

rasio solvabilitas adalah Debt Equity Ratio (DER).

Data yang digunakan dalam skripsi ini adalah data laporan keuangan PT. Aneka

Tambang periode tahun 2003-2010 yang telah dibuat oleh pihak manajemen perusahaan.

Untuk mengetahui pengaruhnya tersebut, penulis menggunakan metode regresi linier

berganda dengan melakukan uji deskriptif, uji normalitas, uji asumsi klasik serta uji hipotesis.

Berdasarkan hasil perhitungan dan analisa terhadap data-data keuangan yang didapat

dari PT. Aneka Tambang Tbk. Maka secara parsial EVA berpengaruh terhadap return saham,

dengan perolehan nilai probabilitas sebesar 0,022. Dimana nilai probabilitas tersebut lebih

kecil daripada taraf signifikansi sebesar 5% (0,05). Sedangkan ketiga variabel tersebut secara

simultan tidak berpengaruh terhadap return saham. Hal ini berdasarkan pada hasil uji F

dengan perolehan nilai probabilitas sebesar 0,069, dimana lebih besar daripada taraf

signifikansinya sebesar 5%.

Kata Kunci : EVA, MVA, DER, Return Saham

Page 2: Eva Mva Trhdp Return Saham

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Perkembangan ekonomi yang berkembang pesat saat ini, membuat banyak perusahaan

baik yang bergerak dibidang jasa maupun produksi serta perdagangan berlomba-lomba untuk

memperoleh keuntungan yang lebih baik guna keberlangsungan usahanya di periode yang

akan datang. Selain untuk memperoleh keuntungan yang baik, perusahaan tersebut juga

berusaha agar kinerja usahanya menjadi lebih baik agar banyak investor yang menanamkan

modalnya pada perusahaan tersebut. Tujuan dari para investor dalam menanamkan modalnya

di suatu perusahaan yaitu menginginkan pendapatan dari setiap saham yang ditanamkan di

perusahaan tersebut. Salah satu pendapatan yang diharapkan yakni return saham. Menurut

Jones (2000, 124) secara umum return saham adalah keuntungan yang diperoleh dari

kepemilikan saham investor atas deviden dan capital gain/loss. Return saham dibedakan

menjadi dua, yaitu return yang telah terjadi (actual return) yang dihitung berdasarkan data

historis dan return yang diharapkan (expected return) yang akan diperoleh investor di masa

yang akan datang. Sebelum para investor menanamkan modalnya dan memperoleh return

atas sahamnya, maka para investor tersebut juga harus mengukur kinerja perusahaan agar

mereka dapat memperoleh keyakinan bahwa perusahaan ini dapat mengembalikan modalnya

serta dapat memperoleh keuntungan sesuai yang diharapkan.

Kinerja keuangan suatu perusahaaan dapat dinilai dengan menggunakan beberapa alat

analisis keuangan, salah satunya yaitu analisis laporan keuangan dengan menggunakan

pendekatan beberapa rasio keuangan misalnya rasio profitabilitas, rasio likuiditas, rasio

leverage dan lain-lain. Namun pengukuran dengan menggunakan analisis rasio memiliki

kelemahan yaitu tidak memperhatikan biaya modal dalam perhitungannya. Perhitungan ini

hanya melihat hasil akhir (laba perusahaan) tanpa memperhatikan risiko yang dihadapi

perusahaan. Untuk memperbaiki adanya kelemahan pada analisis rasio kemudian muncullah

pendekatan baru yang disebut Economic Value Added (EVA), menurut (Rudianto, 2006)

EVA adalah suatu sistem manajemen keuangan untuk mengukur laba ekonomi dalam suatu

perusahaan yang menyatakan bahwa kesejahteraan hanya dapat tercipta jika perusahaan

mampu memenuhi semua biaya operasi (operating cost) dan biaya modal (cost of capital).

Selain EVA terdapat satu metode lagi yang dapat digunakan untuk mengukur kinerja

perusahaan yaitu Market Value Added (MVA). MVA adalah pengukuran kekayaan

perusahaan yang diciptakan untuk investor. Akibatnya MVA memperlihatkan perbedaan

antara kekayaan yang dimasukkan investor dengan apa yang mereka dapat peroleh.

Perusahaan dengan EVA positif dari tahun ke tahun akan memperlihatkan kinerja MVA,

Page 3: Eva Mva Trhdp Return Saham

ketika EVA negatif pada saaat masuk dan keluar akan mempengaruhi MVA sebagai kerugian

dalam persaingan pasar. Bila MVA jumlahnya positif, perusahaan akan menyebabkan

pemegang saham menjasi kaya. MVA yang negatif mengindikasikan berapa banyak

kekayaan pemegang saham akan hilang. Maksimal MVA akan menjadi tujuan utama untuk

seetiap perusahaan bila berkonsentrasi pada kesejahteraan pemegang saham (Lilis, 2008).

Walaupun sudah muncul alat analisis keuangan modern seperti EVA dan MVA, tetapi

kita tidak boleh melupakan begitu saja pengukuran kinerja dengan alat analisis keuangan

tradisional, karena EVA dan MVA juga muncul akibat adanya metode analisis keuangan

tradisional tersebut. alat analisis keuangan tradisional tersebut salah satunya adalah metode

rasio solvabilitas. Rasio solvabilitas adalah sebuah rasio yang mengukur tentang kemampuan

perusahaan memenuhi semua hutang jangka panjangnya dengan menggunakan modal sendiri

atau ekuitas. Salah satu contoh dari rasio solvabilitas adalah Debt Equity Ratio (DER). Nilai

DER ditunjukkan dengan total debts yang di bagi dengan nilai total shareolders equity.

Semakin tinggi nilai DER maka menunjukkan semakin besar total hutang terhadap total

ekuitas.

Berdasarkan berbagai keterangan diatas membuat penulis berpikir bahwa EVA dan

MVA sama-sama merupakan alat ukur kinerja perusahaan yang bertujuan menyejahterakan

para pemegang saham perusahaan, sedangkan DER merupakan rasio leverage yang juga

menentukan banyaknya pendapatan bagi investor. Tetapi apakah ketiga variabel tersebut

berpengaruh terhadap return saham yang diperoleh investor sehingga dapat memberikan

dampak dalam pengambilan keputusan investasi oleh investor. Oleh karena itu penulis

tertarik untuk membuat penulisan ini dengan judul “Pengaruh Economic Value Added

(EVA), Market Value Added (MVA) dan Debt Equity Ratio (DER) Terhadap return

Saham PT. Aneka Tambang, Tbk”.

Rumusan masalah

Dalam penulisan skripsi ini, penulis menemukan beberapa masalah yaitu:

1. Apakah Economic Value Added (EVA) berpengaruh terhadap return saham PT. Aneka

Tambang, Tbk?

2. Apakah Market Value Added (MVA) berpengaruh terhadap return saham PT. Aneka

Tambang, Tbk?

3. Apakah Debt Equity Ratio (DER) berpengaruh terhadap return saham?

4. Apakah EVA, MVA dan DER secara bersama-sama berpengaruh terhadap return saham

PT. Aneka Tambang, Tbk ?

Page 4: Eva Mva Trhdp Return Saham

Batasan Masalah

Agar penulisan ini tidak menyimpang dari permasalahan yang telah ditetapkan, maka

penulis membatasinya dengan melakukan perhitungan EVA, MVA dan DER PT. ANEKA

TAMBANG, Tbk tahun 2003 sampai tahun 2010 serta pengaruhnya terhadap return saham

guna pengambilan keputusan investasi

Tujuan Penulisan

1. Untuk mengetahui pengaruh EVA terhadap return saham PT. Aneka Tambang, Tbk.

2. Untuk mengetahui pengaruh MVA terhadap return saham PT. Aneka Tambang, Tbk.

3. Untuk mengetahui pengaruh DER terhadap return saham PT. Aneka Tambang, Tbk.

4. Untuk mengetahui pengaruh EVA, MVA dan DER secara bersama-sama terhadap return

saham PT. Aneka Tambang, Tbk.

LANDASAN TEORI

Economic Value Added (EVA)

Menurut (Rudianto, 2006) EVA adalah suatu sistem manajemen keuangan untuk

mengukur laba ekonomi dalam suatu perusahaan yang menyatakan bahwa kesejahteraan

hanya dapat tercipta jika perusahaan mampu memenuhi semua biaya operasi (operating cost)

dan biaya modal (cost of capital).

EVA sebagai indikator dari keberhasilan manajemen dalam memilih dan mengelola

sumber-suimber dana yang ada di perusahaan tentu juga akan berpengaruh positif terhadap

return pemegang saham. Di dalam konsep EVA memperhitungkan modal saham, sehingga

memberikan pertimbangan yang adil baagi para penyandang dana perusahaaan. Analisis

sekuritas menemukan bahwa harga saham mengikuti EVA jauh lebih dekat dibanding faktor

lainnya seperti laba per saham dan marjin operasi. Korelasi ini terjadi karena EVA benar-

benar diperhatikan investor. Apabila nilai EVA meningkat, maka kinerja perusahaan semakin

baik sehingga kesejahteraan para pemegang saham dapat ditingkatkan. Return pemegang

saham akaan menyangkut dengan prestasi perusahaan dimasa depan, karena harga saham

(dan deviden) yang diharapkan oleh pemodal merupakan nilai intrimsik yang menunjukkan

prestasi dan risiko saham tersebut dimasa yang akan datang

(www.trihastutie.wordpress.com).

Page 5: Eva Mva Trhdp Return Saham

Pengertian EVA menurut Amin Widjaja Tunggal adalah suatu sistem manajemen

keuangan untuk mengukur laba ekonomi dalam suatu perusahaan, yang menyatakan bahwa

kesejahteraan hanya dapat tercipta jika perusahan mampu memenuhi semua biaya operasi

(operating cost) dan biaya modal (cost of capital) (Amin Widjaja Tunggal, 2001)

Tujuan dan Manfaat Penerapan Model EVA

Menurut (Tunggal, 2001) tujuan dan manfaat penerapan model EVA

adalah sebagai berikut:

a. Tujuan Penerapan Model EVA

Dengan perhitungan EVA diharapkan akan mendapatkan hasil perhitungan

nilai ekonomis perusahaan yang lebih realistis. Hal ini disebabkan oleh EVA dihitung

berdasarkan perhitungan biaya modal (cost of capital) yang menggunakan nilai pasar

berdasarkan kepentingan kreditur terutama para pemegang saham dan bukan berdasar

nilai buku yang bersifat historis. Perhitungan EVA juga diharapkan dapat mendukung

penyajian laporan keuangan sehingga akan mempermudah bagi para pengguna laporan

keuangan diantaranya para investor, kreditur, karyawan, pemerintah, pelanggan, dan

pihak-pihak yang berkepentingan lainnya.

b. Manfaat Penerapan Model EVA

Manfaat yang diperoleh dari penerapan model EVA didalam suatu perusahaan adalah:

1. Penerapan model EVA sangat bermanfaat untuk digunakan sebagai pengukur kinerja

perusahaan dimana fokus penilaian kinerja adalah penciptaan nilai (value creation).

2. Penilaian kinerja keuangan dengan menggunakan pendekatan EVA menyebabkan

perhatian manajemen sesuai dengan kepentingan pemegang saham. Dengan EVA

para manajer akan berpikir dan bertindak seperti halnya pemegang saham yaitu

memilih investasi yanng memaksimumkan tingkat pengembalian dan

meminimumkan tingkat biaya modal sehingga nilai perusahaan dapat

dimaksimumkan.

3. EVA mendorong perusahaan untuk lebih memperhatikan kebijakan struktur

modalnya

4. EVA dapat digunakan untuk mengidentifikasi proyek atau kegiatan yang

memberikan pengembalian yang lebih tinggi daripada biaya modalnya. Kegiatan

atau proyek yang memberikan nilai sekarang dari total EVA yang positif

Page 6: Eva Mva Trhdp Return Saham

menunjukkan adanya penciptaan nilai dari proyek tersebut dengan demikian

sebaiknya diambil, begitu pula sebaliknya.

Langkah-langkah Perhitungan EVA

Berikut ini langkah-langkah perhitungan EVA :

1. Menghitung Net Operating Profit After Tax (NOPAT)

NOPAT merupakan perhitungan dari laba bersih setelah pajak ditambah biaya

bunga

2. Menentukan Working Capital Requirement (WCR)

Working Capital Requirement (WCR) merupakan selisih antara harta lancar

dan hutang lancar, selisih ini bisa positif atau negatif. WCR dapat diperoleh dengan

cara piutang usaha ditambah dengan piutang lain-lain ditambah dengan peersediaan

lalu dikurangi dengan hutang jangka pendek

3. Menentukan Nilai Invested Capital

Invested capital diperoleh dari penjumlahan kas, WCR, dan aktiva tetap

setelah dikurangi akumulasi penyusutan.

4. Menghitung Tingkat Modal dari Hitang (D)

Tingkat modal dari hutang merupakan pembagian dari total hutang dengan

total hutang dari ekuitas.

EkuitasgHu

gHuD

&tan

tan

NOPAT = Laba Bersih Setelah Pajak + Biaya Bunga

Invested Capital = Kas + WCR + Aktiva Tetap Setelah Akumulasi Penyusutan

WCR = (Piutang Usaha + Piutang Lain-lain + Persediaan) – Hutang jangka pendek

Page 7: Eva Mva Trhdp Return Saham

5. Menghitung Cost of Debt (Rd)

Cost of Debt atau Biaya hutang muncul akibat perusahaan yang mempunyai

hutang-hutang yang menanggung beban bunga. Cost of debt bukan dalam bentuk

currency (nilai mata uang) tetapi dalam bentuk presentase yang didapat dengan

membagi beban bunga dengan hutang jangka panjang.

% 100Hutang Total

Bunga BiayaRd

6. Menghitung Pajak Penghasilan (T)

Pajak penghasilan adalah pajak yang dibebankan pada penghasilan. Pajak

penghasilan diperoleh dengan cara membagi beban pajak dengan laba sebelum

pajak.

% 100Pajak Sebelum Laba

PajakBeban T

7. Menghitung Cost Of Equity (rE)

Seperti halnya cost of debt, biaya ekuitas juga dalam bentuk presentase.

Presentase tersebut diperoleh dengan membagi satu lembar saham dengan laba

bersih per saham dasar (PER)

% 1001

PER

r E

8. Menghitung Tingkat Modal dari Ekuitas (E)

Ekuitas adalah hak atas aktiva perusahaan setelah dikurangi semua kewajiban.

Tingkat modal dari ekuitas dapat diperoleh dengan cara membagi jumlah ekuitas

dengan total hutang dan ekuitas

% 100Ekuitas & Hutang Total

EkuitasJumlah E

Page 8: Eva Mva Trhdp Return Saham

9. Menghitung Biaya rata-rata Modal Tertimbang (WACC)

Weight Average Cost Capital (WACC) adalah biaya ekuitas dan biaya hutang

masing-masing dikalikan dengan presentase ekuitas dan hutang dalam struktur

modal perusahaan.

10. Capital Charges

Capital Charges didapat dengan mengalikan WACC dengan invested capital.

Invested capital merupakan hasil dari penjabaran perkiraan dalam neraca untuk

melihat besarnya modal yang diinvestasikan dalam perusahaan oleh kreditur dan

pemegang saham serta seberapa besar modal yang diinvestasikan dalam aktivitas

operasi dan operasional lainnya. Invested capital dapat dihitung dari hutang bank

jangka pendek, pinjaman bank/sewa guna usaha atau obligasi jangka panjang yang

jatuh tempo dalam setahun, kewajiban panjak tangguhan, kewajiban jangka

panjang lainnya, hak minoritas atas aktiva bersih anak perusahaan, dan ekuitas.

Capital charges menunjukkan seberapa besar biaya kesempatan modal yang telah

disuntikkan kreditur dan pemegang saham.

11. Menentukan Nilai EVA

Nilai EVA didapat dari NOPAT dikurangi capital charges

Penilaian Kinerja Perusahaan Dengan Menggunakan EVA

Menurut (Anonim, 2005) parameter yang digunakan untuk menilai kinerja suatu

perusahaan dengan model EVA tentang terdapat tidaknya proses nilai tambah adalah sebagai

berikut:

1. Jika EVA > 0, berarti ada nilai tambah ekonomi terhadap perusahaan selama masa

operasionalnya

WACC = {Dx rd(1-tax)} + (E x r E)

Capital Charges = Invested capital * WACC

EVA = NOPAT - Capital Charges

Page 9: Eva Mva Trhdp Return Saham

2. Jika EVA = 0, berarti bahwa perusahaan berada pada kondisi impas selama

operasionalnya.

3. Jika EVA < 0, berarti kinerja operasionalnya perusahaan gagal memenuhi harapan para

investor.

Market Value Added (MVA)

Sasaran utama dari kebanyakan perusahaan adalah untuk memaksimalkan kekayaan

pemegang saham. Sasaran ini tentu menguntungkan pemegang saham, Market Value Added

(MVA) sama denan nilai perusahaan dikurangi dengan nilai buku modal. Dalam Wijaya

Tunggal (2008, 12), MVA menyatakan seberapa besar kemakmuran yang diciptakan atau

dihilangkan oleh perusahaan. MVA menunjukkan berapa besar kekayaan atau keuntungan

yang mampu dihasilkan perusahaan bagi pemegang saham, apabila ia menjual sahamnya

pada saat itu (Houston, 2006)

Menurut (Steward dalam Rahayu, 2007) Market Value Added (MVA) suatu pengukur

kinerja yang tepat untuk menilai sukses tidaknya perusahaan dalam menciptakan kekaayaan

bagi pemiliknya, jadi, kekayaan atau kesejahteraan pemilik perusahaan (pemegang saham)

akan bertambah bila MVA bertambah. Peningkatan MVA dapat dilakukan dengan cara

meningkatkan Economic Value Added (EVA) yang merupakan pengukuran internal kinerja

operasional tahunan, dengan demikian EVA mempunyai hubungan yang kuat dengan MVA.

Perhitungan Market Value Added (MVA)

MVA secara teknis diperoleh dengan cara mengalikan selisih antara harga pasar per

lembar saham dan nilai buku per lembar saham dengan jumlah saham yang beredar. Nilai

pasar saham perusahaan tercermin oleh harga saham yang tercantum pada akhir periode

selama tahun tersebut berlangsung (umumnya per 31 Desember). Nilai buku per lembar

saham diperoleh dengan membagi total equity dengan jumlah saham yang beredar (Ghozali

dan Irwansyah, 2002)

Tolak Ukur Penilaian Market Value Added (MVA)

Indikator yang dijadikan tolak ukur untuk mengukur nilai Market Value Added

(MVA) menurut (Young dan O’Byrne, 2001), yaitu:

MVA = (Harga pasar per lembar saham – Nilai buku per lembar saham) * jumlah saham yang beredar

Saham yang beredar

Page 10: Eva Mva Trhdp Return Saham

a. Jika Market Value Added (MVA) > 0, berarti perusahaan berhasil meningkatkan nilai

modal yang telah diinvestasikan oleh penyandang dana.

b. Jika Market Value Added (MVA) < 0, berarti perusahaan tidak dapat meningkatkan nilai

modal yang telah diinvestasikan oleh penyandang dana.

Debt Equity Ratio (DER)

Debt Equity Ratio (DER) merupakan salah satu rasio solvabilitas yang mengukur

seberapa besar operasi perusahaan dibiayai oleh hutang bila dibandingkan dengan operasi

perusahaan yang dibiayai oleh ekuitas. Rasio ini menunjukkan seberapa besar perusahaan

tergantung pada dana para kreditur dibandingkan dana yang disediakan pemilik (Raden,

2007). Nilai DER ditunjukkan dengan total hutang yang dibagi dengan nilai total ekuitas,

semakin tinggi DER menunjukkan semakin besar ketergantungan perusahaan terhadap pihak

luar (kreditur) sehingga tingkat resiko perusahaan semakin besar (Subekti, 2006)

Total Hutang

DER =

Total Ekuitas

Return Saham

Return atau imbal hasil yang diperoleh penegang saham yakni berupa capital gain /

loss dan deviden. Capital gain diperoleh dari kegiatan jual beli saham. Capital gain akan

tercipta apabila terjadi kenaikan harga saham, dan capital loss tercipta bila terjadi penurunan

harga saham. Return merupakan hasil yang diperoleh dari investasi. Return dapat berupa

return realisasi yang sudah terjadi atau return ekspektasi yang belum terjadi tetapi yang

diharapkan terjadi di masa yang akan datang (Hartono, 2003)

Return total (total return), yaitu return keseluruhan dari suatu investasi dalam suatu

periode tertentu. Return total terdiri dari capital gain (loss) dan yield. Capital gain (loss)

merupakan selisih harga investasi sekarang dan masa lalu. Yield merupakan persentase

penerimaan kas periodik terhadap harga investasi tertentu dari suatu investasi. Yield saham

merupakan sejumlah dividen kas yang dibayarkan (Hartono, 2003).

Page 11: Eva Mva Trhdp Return Saham

Pt – Pt-1 + Dt

Return Total =

Pt-1

Pt = Harga investasi sekarang

Pt-1 = Harga investasi masa lalu

Dt = Deviden kas yang dibayarkan

Hipotesis Penelitian

H1 : EVA secara parsial berpengaruh terhadap return saham.

H2 : MVA secara parsial berpengaruh terhadap return saham.

H3 : DER secara parsial berpengaruh terhadap return saham.

H3 : EVA, MVA dan DER secara simultan berpengaruh terhadap return

Saham.

3.1 Objek Penelitian

PT. Aneka Tambang, Tbk berlokasi di Jakarta tepatnya berada di JL. TB. Simatupang

No.1, Tanjung Barat, Jakarta 12530. Perusahaan tersebut bergerak di bidang pertambangan.

Teknik Analisis Data

Regresi Linier Berganda

Penelitian ini memiliki dua variabel bebas dan satu variabel terikat. Oleh karena itu,

model statistik yang cocok adalah regresi linier berganda, dimana variabel bebasnya adalah

Economic Value Added (EVA) dan Market Value Added (MVA), sedangkan variabel

terikatnya adalah return saham. Sehingga dapat dinyatakan dalam persamaan berikut :

Y = α + b1X1 + b2X2 + b3X3 + e

Dimana :

Y = Return saham

α = konstanta

Page 12: Eva Mva Trhdp Return Saham

x1 = EVA

x2 = MVA

x3 = DER

b1, b2 = koefisien regresi

e = Kesalahan random

Pengujian Hipotesis

Pengujian hipotesis dilakukan dengan dua uji yaitu uji t dan uji F, yaitu :

1. Pengujian terhadap koefisien parsial menggunakan uji t sig 0,05 dengan df = 95 %

Jika Tsig < 0.05 maka variabel bebas (independen) berpengaruh terhadap variabel

terikat (dependen).

Jika Tsig > 0,05 maka variabel bebas (independen) tidak berpengaruh variabel terikat

(dependen).

2. Pengujian tehadap koefisien regresi simultan dengan uji F sig 0,05 dengan df = 95%

Jika Fsig < 0,05, maka seluruh variabel bebas (independen) secara bersama-sama

berpengaruh terhadap variabel terikat.

Jika Fsig > 0,05, maka seluruh variabel bebas (independen) secara bersama-sama

tidak berpengaruh terhadap variabel terikat.

PEMBAHASAN

Regresi Linier Berganda

Penelitian ini memiliki tiga variabel bebas dan satu variabel terikat. Oleh karena itu,

model statistik yang cocok adalah regresi linier berganda, dimana variabel bebasnya adalah

Economic Value Added (EVA), Market Value Added (MVA) dan Debt Equity Ratio (DER).

Sedangkan variabel terikatnya adalah return saham.

Maka bentuk persamaan regresi linier bergandanya yaitu :

Y = 17,108 – 1,421x1 + 0,311x2 + 1,200x3 + e

Artinya bahwa :

1. Konstanta = 17,108

Page 13: Eva Mva Trhdp Return Saham

Berdasarkan persamaan di atas, maka dapat digambarkan bahwa nilai konstanta sebesar

17,108 artinya jika tidak ada variabel bebas yang terdiri dari EVA (X1), MVA (X2) dan

DER (X3) yang mempengaruhi return saham, maka return saham sebesar 17,108.

2. Koefisien EVA = - 1,421

EVA berpengaruh negatif terhadap return saham dengan koefisien regresi sebesar 1,421

yang artinya jika nilai EVA meningkat sebesar satu nilai, maka return saham akan

menurun sebesar 7,621 satuan dengan asumsi variabel bebas lainnya konstan.

3. Koefisien MVA = 0,311

MVA berpengaruh positif terhadap return saham dengan koefisien regresi sebesar 0,311

yang berarti jika MVA meningkat sebesar satu nilai maka return saham akan meningkat

sebesar 0,311 satuan jika variabel bebas lainnya konstan.

4. Koefisien DER = 1,200

DER berpengaruh positif terhadap return saham dengan koefisien regresi sebesar 1,200

yang artinya jika DER meningkat sebesar satu nilai maka return saham akan meningkat

sebesar 1,200 satuan jika variabel bebas lainnya konstan.

Uji T

H0 : EVA secara Parsial tidak berpengaruh terhadap return saham

H1 : EVA secara parsial berpengaruh terhadap return saham

EVA memiliki nilai probabilitas senilai 0,022 dengan taraf signifikansi 5% (0,05),

yang artinya nilai probabilitasnya lebih kecil daripada taraf signifikansi atau p < 0,05 maka

H1 diterima yang artinya bahwa EVA secara parsial berpengaruh terhadap return saham. Hal

ini karena nilai EVA yang terjadi dari tahun 2003 sampai 2010 rata-rata bernilai positif,

sehingga perusahaan memiliki laba yang cukup untuk membagikan deviden kepada para

investor. Dimana deviden tersebut merupakan salah satu faktor pembentuk nilai return

saham. Jadi jika investor memperoleh deviden, investor tersebut juga akan memperoleh

return saham.

H0 : MVA secara Parsial tidak berpengaruh terhadap return saham

H2 : MVA secara parsial berpengaruh terhadap return saham

MVA memiliki nilai probabilitas senilai 0,070 dengan taraf signifikansi 5% (0,05),

maka nilai probabilitas lebih besar dari taraf signifikansi atau p > 0,05. Maka H0 diterima,

yang berarti bahwa MVA secara parsial tidak berpengaruh terhadap return saham. Hal

tersebut terjadi karena walaupun nilai MVA tersebut positif, tetapi laba yang dihasilkan

Page 14: Eva Mva Trhdp Return Saham

hanya merupakan laba dari perbedaan harga saham pasar dengan nilai nominal per lembar

saham, bukan laba perusahaan yang sebenarnya. Sehingga laba tersebut tidak mempengaruhi

secara langsung terhadap return saham yang akan diperoleh investor.

H0 : DER secara Parsial tidak berpengaruh terhadap return saham

H3 : DER secara parsial berpengaruh terhadap return saham

DER memiliki nilai probabilitas senilai 0,067 dengan taraf signifikansi 5% (0,05),

sehingga nilai probabilitas lebih besar dari taraf signifikansi atau p > 0,05 maka H0 diterima

yang artinya bahwa DER secara parsial tidak berpengaruh terhadap return saham. Hal

tersebut terjadi karena nilai rata-rata DER perusahaan rendah, yang berarti bahwa perusahaan

mampu memenuhi semua hutang-hutangnya atau bersifat solvable. Namun hal itu

menandakan bahwa dana operasional perusahaan yang digunakan kecil, sehingga return

saham yang akan diperoleh investor pun juga akan rendah.

Uji F

H0 : EVA, MVA dan DER secara simultan tidak berpengaruh terhadap

return saham.

H4 : EVA, MVA dan DER secara simultan berpengaruh terhadap return

saham

Dari hasil uji F di atas diperoleh nilai probabilitas sebesar 0,069 dengan taraf

signifikansi 5 % (0,05) sehingga nilai probabilitas lebih besar daripada taraf signifikansi atau

p > 0,05 maka H0 diterima yang artinya bahwa EVA, MVA dan DER secara bersama-sama

tidak memiliki pengaruh terhadap return saham.

PENUTUP

Kesimpulan

Penelitian ini terdiri dari EVA, MVA dan DER sebagai variabel bebasnya, sedangkan

variabel terikatnya adalah return saham. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah

EVA, MVA dan DER sebagai variabel bebas berpengaruh terhadap return saham baik secara

parsial maupun simultan. Berikut ini adalah hasil yang penulis peroleh dari perhitungan dan

pembahasan yang silakukan penulis pada bab sebelumnya :

1. Secara parsial EVA berpengaruh terhadap return saham dan pengaruhnya negatif.

2. Secara parsial MVA tidak berpengaruh terhadap return saham, .

Page 15: Eva Mva Trhdp Return Saham

3. DER secara parsial tidak berpengaruh terhadap return saham.

4. Secara simultan variabel EVA, MVA dan DER tidak berpengaruh terhadap return saham.

Saran

1. Berdasarkan kesimpulan di atas maka penulis dapat menyarankan bahwa metode EVA

merupakan metode yang terbaik bagi calon investor untuk menguji kinerja PT. Aneka

Tambang, Tbk jika ingin menanamkan modalnya di perusahaan tersebut.

2. Bagi peneliti lain yang ingin melakukan penelitian yagn sejenis maka sebaiknya

menggunakan objek penelitian yang lebih dari satu perusahaan serta dapat menggunakan

metode selain EVA, MVA dan DER.

Page 16: Eva Mva Trhdp Return Saham

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2005. Financial Value Added : Suatu Paradigma Dalam Pengukuran Kinerja dan

Nilai Tambah Perusahaan. Jurnal Akuntansi dan Keuangan. Vol.1 No.1. Hal.1-10

Baridwan, Zaky dan Ary Legowo. 2002. Asosiasi Antara Economic Value Added (EVA),

Market Value Added (MVA) dan Rasio Profitabilitas Terhadap Harga Saham. Tema.

Vol III. September.

Brigham, E.F. dan Joel F.H. 2001. Manajemen Keuangan. Jakarta: Erlangga.

Christanty, Mila. Tesis: Analisis Faktor Fundamental dan Economic Value Added (EVA)

Terhadap Return Saham. Semarang: Universitas Diponegoro.

Ghozali, Imam dan Irwansyah. 2002. Analisis Pengaruh Kinerja Keuangan Perusahaan

Dengan Alat Ukur EVA, MVA dan ROA Terhadap Return Saham Pada Perusahaan

Manufaktur Di BEJ. Jurnal Penelitian Akuntansi Bisnis dan Manajemen. Vol.9, No.1

Ghozali, Imam. 2006. Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program SPSS. Semarang:

Badan Penerbit Universitas Diponegoro

Halim, Abdul. 2007. Manajemen Keuangan Bisnis. Bogor: Ghalia Indonesia.

Hery. 2009. Akuntansi Keuangan Menengah 1. Jakarta: Bumi Aksara.

Husnan dan Pudjiastuti. 2004. Dasar-Dasar Manajemen Keuangan. Yogyakarta: UPP AMP

YKPN.

Jogiyanto, H.M. 2000. Teori Portofolio dan Analisa Investasi Edisi 2. Yogyakarta: BPFE

Listyowati. 2002. Faktor yang Mempengaruhi Keuntungan Saham Di Bursa Efek Jakarta:

Analisis Sebelum dan Selama Kritis. Jurnal Manajemen Indonesia. Vol.1, No.2

Mamduh, M. Hanafi. 2004. Manajemen Keuangan. Yogyakarta: BPFE.

Mardiasmo. 2001. Akuntansi Keuangan Dasar. Yogyakarta: Universitas Gajah Mada.

Mulyadi. 2001. Balance Scorecard: Alat Manajemen Kontemporer untuk Pelipatganda

Kinerja Keuangan Perusahaan, Edisi Ke-1. Jakarta: Salemba Empat.

. 2009. Akuntansi Manajemen: Konsep, Manfaat dan Rekayasa. Jakarta: Salemba

Empat

Munawir. 2000. Analisis Laporan Keuangan, Cetakan Keempat. Yogyakarta: PT. Liberty.

Natarsyah, Syahib. 2000. Analisis Pengaruh Beberapa Faktor Fundamental dan Resiko

Sistematik Terhadap Harga Saham: Kasus Industri Barang Konsumsi yang Go Public

di Pasar Modal Indonesia. Vol.15. No.33. pp 294-312

Page 17: Eva Mva Trhdp Return Saham

O’Byrne, F. Stephen dan S. David Young. 2001. Economic Value Added dan Manajemen

Berdasarkan Nilai Panduan Praktis Untuk Implementasi. Jakarta: Salemba Empat.

Rahayu, Mariana Sri. 2007. Analisis Pengaruh EVA dan MVA Terhadap Return Saham Pada

Perusahaan Manufaktur Di Bursa Efek Jakarta. Jurnal Ilmiah dan Ilmu Ekonomi.

Universitas Islam Indonesia: Yogyakarta.

Rasyid, Rosyeni. 2002. Pengukuran Nilai Riil Perusahaan Dengan Menggunakan Konsep

Economic Value Added. Economac. Vol.1. No.2. Hal 67-77.

Rudianto. 2006. Akuntansi Manajemen. Jakarta: PT. Grasindo.

Sadeli, Lili M. 2009. Dasar-dasar Akuntansi. Jakarta: Bumi Aksara.

Saiful, M. Ruki. 2007. Lebih Dalam Tentang Economic Value Added (EVA) dan Penciptaan

Nilai Perusahaan. Majalah Usahawan. September No.7

Sartono, Agus. 2002. Manajemen Keuangan Teori dan Aplikasi Edisi Keempat. Yogyakarta:

BPFE.

Soemarso, S.R. 2004. Akuntansi Suatu Pengantar, Edisi 5. Jakarta: Salemba Empat.

Sparta. 2000. Pengaruh Faktor-faktor Fundamental Lembaga Keuangan Bank Terhadap

Harga Sahamnya Di Bursa Efek Indonesia. Jurnal Ekonomi dan Bisnis Indonesia.

Vol.15. No.3. pp 25-44.

Tinnneke, Raden. 2007. Tesis: Analisis Pengaruh Economic Value Added (EVA) dan Faktor-

faktor Fundamental Perusahaan Lainnya Terhadap Return Saham. Semarang:

Universitas Diponegoro.

Tunggal, Amin Widjaya. 2001. Memahami Konsep Economic Value Added (EVA) dan Value

Based Management (VBM). Jakarta: Harvarindo.

. 2008. Memahami Economic Value Added (EVA) Teori, Soal dan

Kasus. Jakarta: Harvarindo.

Van Home, James C dan John M. Wachowicz JR. 2007. Fundamentals of Financial

Management Prinsip-prinsip Manajemen Keuangan Terjemahan Dewi Fitriasari dan

Deny Arnos Kwary. Jilid 2. Edisi 12. Jakarta: Salemba Empat

www.Trihastutie.wordpress.com

www.Antam.com

Page 18: Eva Mva Trhdp Return Saham