139
ETNOBOTANI DAN POTENSI TUMBUHAN BERGUNA DI TAMAN NASIONAL GUNUNG CIREMAI, JAWA BARAT DIAN ARIZONA DEPARTEMEN KONSERVASI SUMBERDAYA HUTAN DAN EKOWISATA FAKULTAS KEHUTANAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2011

ETNOBOTANI DAN POTENSI TUMBUHAN BERGUNA DI … · etnobotani dan potensi tumbuhan berguna

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: ETNOBOTANI DAN POTENSI TUMBUHAN BERGUNA DI … · etnobotani dan potensi tumbuhan berguna

ETNOBOTANI DAN POTENSI TUMBUHAN BERGUNA

DI TAMAN NASIONAL GUNUNG CIREMAI, JAWA BARAT

DIAN ARIZONA

DEPARTEMEN

KONSERVASI SUMBERDAYA HUTAN DAN EKOWISATA

FAKULTAS KEHUTANAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

2011

Page 2: ETNOBOTANI DAN POTENSI TUMBUHAN BERGUNA DI … · etnobotani dan potensi tumbuhan berguna

RINGKASAN

DIAN ARIZONA. E34061327. Etnobotani dan Potensi Tumbuhan Berguna di

Taman Nasional Gunung Ciremai, Jawa Barat. Dibimbing oleh : EDHI SANDRA

and AGUS HIKMAT.

Kehidupan masyarakat di sekitar TNGC mempunyai interaksi yang sangat

erat dengan sumberdaya alam yang ada di sekitarnya. Salah satunya adalah

interaksi yang berhubungan dengan pemanfaatan tumbuhan (etnobotani).

Pendokumentasian pengetahuan etnobotani masyarakat TNGC penting dilakukan

agar pengetahuan masyarakat TNGC dalam pemanfaatan tumbuhan tersebut tidak

hilang. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pemanfaatan tumbuhan oleh

masyarakat di sekitar TNGC (etnobotani) dan mengetahui potensi tumbuhan

berguna di kawasan TNGC. Kajian etnobotani dilakukan dengan wawancara dan

untuk mengetahui potensi tumbuhan berguna di kawasan TNGC dilakukan

dengan analisis vegetasi. Hasil penelitian menunjukan jumlah spesies yang

ditemukan dari kajian etnobotani diperoleh sebanyak 131 spesies dari 62 famili.

Penggunaan tumbuhan yang paling banyak adalah tumbuhan obat 37 spesies.

Jumlah spesies tumbuhan yang ditemukan dari hasil analisis vegetasi di kawasan

TNGC diperoleh sebanyak 99 spesies dari 43 famili. Untuk spesies tumbuhan

berguna terbanyak yaitu tumbuhan untuk bahan bangunan 14 spesies. Tumbuhan

yang dimanfaatkan masyarakat dari 131 spesies itu tidak semua berasal dari dalam

kawasan. Spesies yang dimanfaatkan masyarakat dan spesies tersebut tidak berada

di dalam kawasan TNGC yaitu 113 spesies, sedangkan tumbuhan yang

dimanfaatkan masyarakat dan tumbuh di dalam kawasan TNGC sebanyak 18

spesies. Semua tumbuhan yang diperoleh dari hasil etnobotani dan hasil analisis

vegetasi didapat 10 spesies unggulan yang dapat dikembangkan oleh masyarakat

sekitar kawasan TNGC, diantaranya spesies unggulan yang lebih berpotensi untuk

dikembangkan yaitu nilam (Pogostemon cablin) sebagai bahan aromatik dan

menjadi bahan baku pembuatan parfum dan anggrek tanah bunga kuning (Phaius

flavus) untuk tumbuhan hias. Spesies-spesies unggulan ini jika dibudidayakan dan

dikembangkan secara lestari diharapkan dapat membantu pendapatan masyarakat

di sekitar TNGC.

Kata kunci : etnobotani, analisis vegetasi, tumbuhan berguna, lestari.

Page 3: ETNOBOTANI DAN POTENSI TUMBUHAN BERGUNA DI … · etnobotani dan potensi tumbuhan berguna

SUMMARY

DIAN ARIZONA. E34061327. Etnobotany and Potential of Useuful Plants on

Mount Ciremai National Park, West Java. Under supervision of EDHI SANDRA

and AGUS HIKMAT.

The people around TNGC have a very close interaction with the

surrounding natural resources as can be seen when they deal with the use of plants

(ethnobotany). Documenting the people‟s knowledge in TNGC ethnobotany is

especially important so that the knowledge of TNGC people in the use of these

plants can be preserved. This study aimed to identify the use of plants by the

people around TNGC (etnobotany) and to find out the potential of useful plants in

the TNGC region. Ethnobotany study was conducted by interviews and the

potential of useful plants in the TNGC region was learned through a vegetation

analysis. The number of species obtained from the ethnobotany results was 131

species and 62 families. Medicinal plants were among the much used reaching 37

species. The number of spesies obtained from the results of vegetation analysis

was 99 plant spesies and 43 families residing in the TNGC area. The most useful

plant species were plants producing buildings as many as 14 species. Out of 131

plant that were used by community, many them were not be found in the area of

TNGC reached 113 species, whereas plants that were aas many as 18 species. Of

all the plants obtained from the ethnobotany results and vegetation analysis, 10

superior species can be develoved by communities around the TNGC area, for

example, nilam (Pogostemon cablin) as aromatic material and raw material for the

manufacture of perfume and ground orchids with yellow flowers (Phaius flavus )

for ornamental plants. These superior species if well-cultivated are expected to

help TNGC community improve their income.

Key words: ethnobotany, vegetation analysis, useful plants, sustainable.

Page 4: ETNOBOTANI DAN POTENSI TUMBUHAN BERGUNA DI … · etnobotani dan potensi tumbuhan berguna

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul “Etnobotani dan

Potensi Tumbuhan Berguna di Taman Nasional Gunung Ciremai, Jawa Barat”

adalah benar-benar hasil karya sendiri dengan bimbingan dosen pembimbing dan

belum pernah digunakan dalam bentuk apapun di Perguruan Tinggi atau lembaga

manapun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan

maupun yang tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan

dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.

Bogor, Januari 2011

Dian Arizona

E34061327

Page 5: ETNOBOTANI DAN POTENSI TUMBUHAN BERGUNA DI … · etnobotani dan potensi tumbuhan berguna

Judul Skripsi : Etnobotani dan Potensi Tumbuhan Berguna di Taman

Nasional Gunung Ciremai, Jawa Barat

Nama : Dian Arizona

NIM : E34061327

Menyetujui :

Pembimbing I, Pembimbing II

Ir. Edhi Sandra, M.Si Dr.Ir. Agus Hikmat, M.Sc.F

NIP. 19661019 199303 1002 NIP. 19620918 198903 100

Mengetahui,

Ketua Departemen

Konservasi Sumberdaya Hutan dan Ekowisata

Fakultas Kehutanan IPB

Prof. Dr. Ir. Sambas Basuni, MS.

NIP : 19580915 198403 1003

Tanggal Lulus :

Page 6: ETNOBOTANI DAN POTENSI TUMBUHAN BERGUNA DI … · etnobotani dan potensi tumbuhan berguna

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah

melimpahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulisan skripsi ini dapat

diselesaikan dengan baik. Skripsi yang berjudul “Etnobotani dan Potensi

Tumbuhan Berguna di Taman Nasional Gunung Ciremai, Jawa Barat” disusun

untuk suatu syarat untuk memperoleh gelar sarjana bidang kehutanan di Fakultas

Kehutanan, Institut Pertanian Bogor.

Penulisan skripsi ini dimaksudkan untuk mengetahui tentang pemanfaatan

tumbuhan berguna oleh masyarakat di kawasan Taman Nasional Gunung Ciremai

dan potensi tumbuhan berguna yang ada di dalam kawasan Taman Nasional

Gunung Ciremai.

Besar harapan penulis, semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi

semua pihak yang membutuhkan data tentang pemanfaatan tumbuhan dan potensi

tumbuhan berguna di kawasan TNGC. Penulis juga menyadari bahwa skripsi ini

belum sempurna, oleh karena itu kritik dan saran dari semua pihak sangat

harapkan penulis untuk penyempurnaan penulisan skripsi ini.

Bogor, Januari 2011

Penulis

Page 7: ETNOBOTANI DAN POTENSI TUMBUHAN BERGUNA DI … · etnobotani dan potensi tumbuhan berguna

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan pada tanggal 27 mei 1988 di Sumedang,

Jawa Barat dari pasangan Bapak Dasko dan Ibu Siti Supiah

sebagai anak pertama dari dua bersaudara. Penulis

mengawali pendidikan di SDN Awilega tahun 1994-2000.

Selanjutnya di SMPN 1 Tanjungkerta tahun 2000-2003 dan

pendidikan menengah atas di SMAN 2 Cimalaka-

Sumedang tahun 2003-2006. Pada tahun 2006 diterima

sebagai mahasiswa Institut Pertanian Bogor melalui jalur Undangan Siswa Masuk

IPB (USMI). Pada Tahun 2007 penulis diterima di Departemen Konservasi

Sumberdaya Hutan dan Ekowisata, Fakultas Kehutanan, Institut Pertanian Bogor.

Pada masa kuliah penulis aktif sebagai Anggota Himpunan Mahasiswa

Konservasi Sumberdaya Hutan dan Ekowisata (HIMAKOVA) dan organisasi

mahasiswa Daerah Sumedang (WAPEMALA). Di HIMAKOVA penulis

bergabung dengan Kelompok Pemerhati Flora (KPF). Penulis tergabung dalam

Eksplorasi Flora, Fauna, dan Ekowisata Indonesia 2007 dan 2008 di Cagar Alam

Gunung Simpang, Bandung-Cianjur dan Cagar Alam Rawa Danau, Banten.

Praktek Lapang Kehutanan yang pernah diikuti yaitu Praktek Pengenalan

Ekosistem Hutan di Gunung Slamet, Baturraden (Purwokerto)-Nusakambangan,

Cilacap (2008), Praktek Pengolahan Hutan di Hutan Pendidikan Gunung Walat

(2009) dan Praktek Kerja Lapang Profesi di Taman Nasional Alas Purwo,

Banyuwangi, Jawa Timur (2010). Sebagai salah satu syarat memperoleh gelar

Sarjana Kehutanan, Institut Pertanian Bogor, penulis melakukan penelitian

berjudul “Etnobotani dan Potensi Tumbuhan Berguna di Taman Nasional Gunung

Ciremai, Jawa Barat” di bawah bimbingan Ir. Edhi Sandra, M.Si dan Dr.Ir.Agus

Hikmat, M.Sc.F.Trop.

Page 8: ETNOBOTANI DAN POTENSI TUMBUHAN BERGUNA DI … · etnobotani dan potensi tumbuhan berguna

UCAPAN TERIMA KASIH

Bimsillahirrahmanirrahim

Alhamdulillahirobbilla’lamin. Puji syukur kehadirat Allah SWT atas izin dan

kemudahan dari-Nya sehinga skripsi ini berhasil diselesaikan. Dengan segala

kerendahan hati dan ketulusan, ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada :

1. Ibu dan Ayah tercinta, atas segala do‟a, kasih sayang, kesabaran,

semangat, serta segala dukungan dan pengorbanannya.

2. Bapak IR. Edhi Sandra, M.Si dan Bapak Dr.Ir.Agus Hikmat, M.Sc.F.Trop.

atas bimbingan, arahan, waktu, kesabaran dan saran yang telah diberikan

kepada penulis dalam penyusunan dan penyelesaian skripsi ini.

3. Kepada dosen penguji Bapak Dr.Ir. Bahruni, MS, Ir. Deded Sarip Nawawi,

M.Sc dan Bapak Dr. Ir. Achmad, MS.

4. Bapak dan Ibu dosen yang telah memberikan ilmu pengetahuan, wawasan,

pengajaran dan bimbingan kepada penulis sehingga penulis dapat

menyelesaikan pendidikan di IPB.

5. Kepada adiku Dede Rahmat Hidayat dan seluruh keluarga besar atas

do‟anya, kasih sayang dan dukungannya.

6. Kepada Mellyana Rosmadewi Sunarya atas dukungan, do‟a dan kasih

sayang yang diberikan.

7. Kepala Balai Taman Nasional Gunung Ciremai dan seluruh stafnya, Mba

Nisa, Pa Robi, Pa Mahmud, Pa Rodi, Pa Syarif, Pa Taryana dan Pa Agus

atas bantuannya.

8. Bapak Mul, Bapak Yono, Bapak Uro, Pa saefudin, atas dampingannya

dilapangan dan seluruh masyarakat Desa Cisantana dan Desa Argalingga.

9. Seluruh staf Tata Usaha Departemen Konservasi Sumberdaya Hutan dan

Ekowisata atas bantuannya dalam penyelesaian skripsi.

10. Keluarga besar Himpunan Mahasiswa Konservasi Sumberdaya Hutan dan

Ekowisata (HIMAKOVA) dan Kelompok Pemerhati Flora (KPF) atas

Page 9: ETNOBOTANI DAN POTENSI TUMBUHAN BERGUNA DI … · etnobotani dan potensi tumbuhan berguna

dukungan dan kekeluargaan, canda, tawa, pengalaman, ilmu pengetahuan

dan kebersamaan dalam pendidikan dan penyusunan skripsi.

11. Keluarga besar KSHE 43 (Cendrawasih 43) atas kebersamaan, tawa,

canda, duka, dan pengalaman bersama-sama.

12. Kawan-kawan Lab. Konservasi Tumbuhan Departemen KSHE atas

bantuan, kerjasama dan motivasinya.

13. Keluarga besar FAHUTAN IPB atas dukungan dan kekeluargaan, canda,

tawa, pengalaman, ilmu pengetahuan dan kebersamaan.

14. Keluarga besar WAPEMALA Sumedang, atas kebersamaannya.

15. Teman-teman seperjuangan satu daerah Des, Rully, Edi, dan Agung.

16. Teman Asrama Putra C2 dan Teman Wisma “Sarang Sanca” atas

kebersamaannya.

17. Teman-teman satu SD,SMP dan SMA atas pertemannannya yang sampai

saat ini masih terjalin.

18. Semua pihak yang membantu semasa penulis kuliah, praktek dan

penyusunan skripsi ini yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang

secara langsung maupun tidak langsung memberikan kontribusi dan

bantuannya.

Semoga Allah SWT memberikan limpahan rahmat-Nya dan membalas kebaikan

semua pihak yang telah membantu penulis baik yang tersebutkan maupun yang

tidak tersebutkan, AMIN.

Page 10: ETNOBOTANI DAN POTENSI TUMBUHAN BERGUNA DI … · etnobotani dan potensi tumbuhan berguna

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR ISI ………………………………………………………………… i

DAFTAR TABEL…………………………………………………………… iii

DAFTAR GAMBAR………………………………………………………… v

DAFTAR LAMPIRAN……………………………………………………… vi

i

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang……………………………………………………… 1

1.2 Tujuan Penelitian…………………………………………………… 2

1.3 Manfaat Penelitian………………………………………………….. 2

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Etnobotani…………………………………………………………... 3

2.1.1 Definisi………………………………………………………….. 3

2.1.2 Ruang lingkup…………………………………………………. 3

2.2 Tumbuhan Berguna………………………………………………..... 4

2.2.1 Tumbuhan obat………………………………………………… 4

2.2.2 Tumbuhan hias………………………………………………..... 5

2.2.3 Tumbuhan aromatik……….…………………………………… 5

2.2.4 Tumbuhan penghasil pangan………………………………….. 6

2.2.5 Tumbuhan penghasil pakan ternak…………………………….. 6

2.2.6 Tumbuhan penghasil pestisida nabati………………………….. 6

2.2.7 Tumbuhan bahan pewarna dan tannin….……………………… 7

2.2.8 Tumbuhan keperluan ritual, adat dan keagamaan……………... 7

2.2.9 Tumbuhan penghasil kayu bakar………………………………. 8

2.2.10 Tumbuhan penghasil bahan bangunan……………………….. 8

2.2.11 Tumbuhan anyaman dan kerajinan…………………………… 8

2.3.Taman Nasional.…………………………………………………….. 8

BAB III METODE PENELITIAN

3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian……………………………………….. 10

3.2 Objek dan Alat Penelitian…………………………………………... 11

3.3 Metode Penelitian…………………………………………………… 11

3.3.1 Pengumpulan data……………………………………………… 12

3.3.2 Analisis data……………………………………………………. 14

BAB IV KONDISI UMUM PENELITIAN

4.1 Letak dan Luas…………………………………………………….... 19

4.2 Kondisi Fisik Kawasan …………………………………………….

4.2.1 Geologi dan tanah………………………………………………

19

19

4.2.2 Topografi……………………………………………………...... 20

4.2.3 Iklim dan hidrologi…………………………………………… 20

4.3 Flora dan Fauna…………………………………………………… 21

Page 11: ETNOBOTANI DAN POTENSI TUMBUHAN BERGUNA DI … · etnobotani dan potensi tumbuhan berguna

4.3.1 Flora…………………………………………………………… 21

4.3.2 Fauna…………………………………………………………… 22

4.4 Pengelolaan TNGC…………………………………………………. 23

4.5 Kependudukan…………………………………………………….... 23

4.5.1 Demografi……………………………………………………… 23

4.5.2 Agama…………………………………………………………. 23

4.5.3 Perekonomian………………………………………………….. 23

4.5.4 Pendidikan……………………………………………………… 24

4.5.5 Sosial dan budaya masyarakat………………………………… 24

BAB V ISI DAN PEMBAHASAN

5.1 Karakteristik Responden……………………………………………. 25

5.1.1 Tingkat pendidikan…………………………………………….. 26

5.1.2 Pekerjaan………………………………………………………. 26

5.1.3 Karakteristik umur…………………………………………….. 27

5.1.4 Jenis kelamin …………………………………………………. 28

5.2 Potensi Tumbuhan Berguna di Masyarakat Sekitar Kawasan

TNGC………………………………………………………………. 29

5.2.1 Keanekaragaman tumbuhan berguna berdasarkan habitusnya… 29

5.2.2 Keanekaragaman tumbuhan berguna berdasarkan family…….. 30

5.2.3 Potensi dan pemanfaatan tumbuhan berguna………………….. 31

5.2.4 Bagian tumbuhan yang digunakan…………………………….. 32

5.2.5 Potensi tumbuhan berguna pada masyarakat TNGC………….. 33

5.3 Potensi Tumbuhan Berguna di Kawasan TNGC………………….... 49

5.3.1 Keanekaragaman spesies dan famili tumbuhan berguna……… 49

5.3.2 Dominansi tumbuhan…………………………………………. 51

5.3.3 Keanekaragaman dan kemerataan tumbuhan………………….. 53

5.4 Kaitan Masyarakat dengan TNGC………………………………….. 56

5.5 Pengembangan Spesies Unggulan………………………………….. 57

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan………………………………….……………………… 60

6.2 Saran………………………………….…………………………….. 60

DAFTAR PUSTAKA………………………………….……………………… 61

LAMPIRAN………………………………….………………………………

….

64

Page 12: ETNOBOTANI DAN POTENSI TUMBUHAN BERGUNA DI … · etnobotani dan potensi tumbuhan berguna

DAFTAR TABEL

No Halaman

1. Tahapan kegiatan dan aspek kajian penelitian etnobotani masyarakat

disekitar Taman Nasional Gunung Ciremai………………………….

11

2. Klasifikasi kelompok kegunaan tumbuhan berguna di Taman

Nasional Gunung Ciremai………………………………….………...

15

3. Klasifikasi Nilai Indeks Keanekaragaman Shanon-Wiener………….

17

4. Tipologi masyarakat berdasarkan karakteristik kelas umur

responden. ………………………………….………………………...

28

5. Rekapitulasi jumlah spesies tumbuhan berguna di TNGC

berdasarkan nama habitusnya………………………………….……..

29

6. Kelompok kegunaan jenis-jenis tumbuhan di TNGC………………..

32

7. Bagian tumbuhan yang digunakan oleh masyarakat…………………

33

8. Beberapa spesies tumbuhan obat penting yang digunakan oleh

masyarakat di kawasan TNGC………………………………….……

36

9. Beberapa spesies tumbuhan berguna yang digunakan masyarakat

sekitar TNGC sebagai tumbuhan hias………………………………..

37

10. Spesies tumbuhan berguna yang dimanfaatkan masyarakat sekitar

TNGC sebagai bahan aromatik………………………………….…...

39

11. Spesies tumbuhan berguna yang digunakan masyarakat sekitar

TNGC sebagai tumbuhan pangan………………………………….…

40

12. Spesies tumbuhan berguna yang digunakan masyarakat sekitar

TNGC sebagai pakan ternak………………………………….…........

41

13. Spesies tumbuhan berguna yang digunakan masyarakat sekitar

TNGC sebagai penghasil pestisida nabati……………………………

43

14. Spesies tumbuhan berguna yang digunakan masyarakat sekitar

TNGC sebagai penghasil pewarna dan tanin………………………...

44

15. Spesies tumbuhan berguna yang digunakan masyarakat sekitar

TNGC sebagai kayu bakar………………………………….…..........

44

16. Spesies tumbuhan berguna yang digunakan masyarakat sekitar

TNGC sebagai keperluan upacara adat……………………………… 45

Page 13: ETNOBOTANI DAN POTENSI TUMBUHAN BERGUNA DI … · etnobotani dan potensi tumbuhan berguna

17. Beberapa spesies tumbuhan berguna yang digunakan masyarakat

sekitar TNGC sebagai bahan bangunan……………………………...

46

18. Spesies tumbuhan berguna yang digunakan masyarakat sekitar

TNGC sebagai penghasil tali, anyaman dan kerajinan……………….

47

19. Spesies tumbuhan berguna yang digunakan masyarakat sekitar

TNGC untuk keperluan lainnya………………………………….…..

48

20. Kelompok kegunaan jenis-jenis tumbuhan di TNGC………………..

50

21. Rekapitulasi jenis tumbuhan berguna yang mempunyai INP paling

tinggi………………………………….…...…………………………

52

22. Indeks keanekaragaman Shannon-Wiener dan indeks kemerataan

pada berbagai resort di TNGC………………………………….….....

54

23. Spesies unggulan untuk dikembangkan…………………………….. 57

Page 14: ETNOBOTANI DAN POTENSI TUMBUHAN BERGUNA DI … · etnobotani dan potensi tumbuhan berguna

DAFTAR GAMBAR

No Halaman

1. Peta Taman Nasional Gunung Ciremai…………………………….

10

2. Metode garis berpetak untuk analisis vegetasi……………………..

13

3. Rumah masyarakat TNGC……………………………..…………...

25

4. Jumlah pendidikan responden………………………………………

26

5. Jumlah pekerjaan responden………………………………………..

27

6. a) Pengepakan dan pengangkutan hasil panen kubis b).

Pengangkutan daun cengkeh……………………………………….

29

7. Sawuheun (Setaria palmifolia)…………………………………….

30

8. Jumlah spesies tumbuhan berguna berdasarkan famili…………….

31

9. Jumlah tumbuhan obat berdasarkan famili…………………………

34

10. Jumlah tumbuhan obat berdasarkan habitus di kawasan

TNGC……………………………..………………………………..

35

11. Jumlah bagian tumbuhan obat yang digunakan oleh masyarakat

TNGC……………………………..………………………………..

36

12. (a). Bunga Bokor (Hydrangea sp.), (b) Patah tulang (Pedilanthus

pringlei) dan (c). Ephorbia (Euphorbia mili)……………………….

38

13. (a). Cempoko (Talauma candollii) dan (b).Nilam (Pogostemon

cablin) ……………………………..……………………………….

39

14. Kubis (Brassica oleracea) …………………………………………

41

15. Kaliandra (Calliandra callothyrus) ………………………………..

42

16. Haur koneng (Bambusa vulgaris) ………………………………….

45

17. Sengon (Paraserientes falcataria) …………………………………

47

18. Bambu atau awi (Gigantochloa apus) …………………………….

48

19. Jumlah tumbuhan berdasarkan famili yang ditemukan di

TNGC……………………………..………………………………..

49

Page 15: ETNOBOTANI DAN POTENSI TUMBUHAN BERGUNA DI … · etnobotani dan potensi tumbuhan berguna

20. Masawa (Anisoptera marginata) …………………………………..

51

21. Jumlah tumbuhan yang dimanfaatkan dan berada di kawasan

TNGC……………………………..………………………………...

56

22. Anggrek tanah (Phaius flavus). ……………………………………

59

Page 16: ETNOBOTANI DAN POTENSI TUMBUHAN BERGUNA DI … · etnobotani dan potensi tumbuhan berguna

DAFTAR LAMPIRAN

No Halaman

1. Tumbuhan berguna yang ditemukan di dalam kawasan TNGC

dan dari masyarakat……………………………..………………...

65

2. Spesies tumbuhan obat hasil etnobotani dan potensi tumbuhan

yang berada di kawasan TNGC……………………………..…….

73

3. Spesies tumbuhan hias hasil etnobotani dan potensi tumbuhan

yang berada di kawasan TNGC……………………………..…….

79

4. Spesies tumbuhan aromatik hasil etnobotani dan potensi

tumbuhan yang berada di kawasan TNGC………………………..

80

5. Spesies tumbuhan penghasil pangan hasil etnobotani dan potensi

tumbuhan yang berada di kawasan TNGC……………….……….

80

6. Spesies tumbuhan penghasil pakan ternak hasil etnobotani dan

potensi tumbuhan yang berada di kawasan TNGC……………….

81

7. Spesies tumbuhan penghasil pestisida nabati hasil etnobotani dan

potensi tumbuhan yang berada di kawasan TNGC……………….

81

8. Spesies tumbuhan penghasil pewarna dan tanin hasil etnobotani

dan potensi tumbuhan yang berada di kawasan TNGC…………..

82

9. Spesies tumbuhan penghasil minuman potensi tumbuhan yang

berada di kawasan TNGC……………….……………….……….

82

10. Spesies tumbuhan penghasil kayu bakar hasil etnobotani dan

potensi tumbuhan yang berada di kawasan TNGC……………….

82

11. Spesies tumbuhan untuk upacara adat hasil etnobotani dan

potensi tumbuhan yang berada di kawasan TNGC……………….

83

12. Spesies tumbuhan sebagai bahan bangunan hasil etnobotani dan

potensi tumbuhan yang berada di kawasan TNGC……………….

83

13. Spesies tumbuhan penghasil kerajinan tangan dan tali hasil

etnobotani dan potensi tumbuhan yang berada di kawasan

TNGC. ……………….……………….……………….…………

84

14. Spesies tumbuhan berguna di TNGC sebagai tumbuhan penghasil

lainnya……………….……………….……………….………….

84

Page 17: ETNOBOTANI DAN POTENSI TUMBUHAN BERGUNA DI … · etnobotani dan potensi tumbuhan berguna

15. Indeks nilai penting tingkat semai di Resort Cigugur……………

85

16. Indeks nilai penting tingkat semai di Resort Jalaksana…………..

86

17. Indeks nilai penting tingkat semai di Resort Pasawahan…………

86

18. Indeks nilai penting tingkat semai di Resort Argalingga…………

87

19. Indeks nilai penting tingkat semai di Resort Sanghiang………….

87

20. Indeks nilai penting tingkat pancang di Resort Cigugur………….

88

21. Indeks nilai penting tingkat pancang di Resort Jalaksana………...

89

22. Indeks nilai penting tingkat pancang di Resort Pasawahan………

90

23. Indeks nilai penting tingkat pancang di Resort Argalingga………

91

24. Indeks nilai penting tingkat pancang di Resort Sanghiang……….

92

25. Indeks nilai penting tingkat tiang di Resort Cigugur……………..

92

26. Indeks nilai penting tingkat tiang di Resort Jalaksana……………

93

27. Indeks nilai penting tingkat tiang di Resort Pasawahan…………..

94

28. Indeks nilai penting tingkat tiang di Resort Argalingga………….

94

29. Indeks nilai penting tingkat tiang di Resort Sanghiang…………..

95

30. Indeks nilai penting tingkat pohon di Resort Cigugur……………

95

31. Indeks nilai penting tingkat pohon di Resort Jalaksana…………..

96

32. Indeks nilai penting tingkat pohon di Resort Pasawahan…………

98

33. Indeks nilai penting tingkat pohon di Resort Argalingga………...

99

34. Indeks nilai penting tingkat pohon di Resort Sanghiang…………

100

35. Indeks nilai penting tingkat tumbuhan bawah di Resort

Cigugur……………….……………….……………….………….

101

36. Indeks nilai penting tingkat tumbuhan bawah di Resort

Jalaksana……………….……………….……………….………..

102

37. Indeks nilai penting tingkat tumbuhan bawah di Resort

Pasawahan……………….……………….……………….……… 103

Page 18: ETNOBOTANI DAN POTENSI TUMBUHAN BERGUNA DI … · etnobotani dan potensi tumbuhan berguna

38. Indeks nilai penting tingkat tumbuhan bawah di Resort

Argalingga……………….……………….……………….………

104

39. Indeks nilai penting tingkat tumbuhan bawah di Resort

Sanghiang……………….……………….……………….……….

104

Page 19: ETNOBOTANI DAN POTENSI TUMBUHAN BERGUNA DI … · etnobotani dan potensi tumbuhan berguna

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Indonesia dikenal mempunyai keanekaragaman hayati yang tinggi, baik

flora maupun fauna. Selain keanekaragaman hayati tersebut, Indonesia juga

memiliki keanekaragaman yang lain yaitu keanekaragaman suku/etnis yang

tersebar diseluruh Indonesia. Setiap suku di Indonesia mempunyai

pengetahuan tradisional yang biasanya diwariskan secara turun-temurun

kepada generasi berikutnya, yang pada umumnya dilakukan secara oral. Salah

satu pengetahuan tradisional yang dimiliki suku di Indonesia yaitu

pemanfaatan tumbuhan untuk kebutuhan sehari-hari.

Pengetahuan tradisional yang dimiliki setiap suku di Indonesia perlu

didokumentasikan melalui kajian etnobotani supaya pengetahuan pemanfaatan

tumbuhan yang dimiliki dari setiap suku tidak hilang ditelan modernisasi

budaya. Menurut Soekarman dan Riswan (1992), etnobotani adalah ilmu yang

mempelajari hubungan langsung manusia dengan tumbuhan dalam kegiatan

pemanfaatannya secara tradisional.

Adanya modernisasi budaya tersebut di atas dapat menyebabkan

hilangnya pengetahuan tradisional yang dimiliki oleh masyarakat (Santhyami

& Sulistyawati 2010). Kecenderungan hilangnya pengetahuan tradisional

seperti yang terjadi pada masyarakat kampung Kuta, Ciamis, Jawa Barat.

(Dwiartama 2005).

Di Jawa Barat hidup masyarakat asli yaitu Suku Sunda yang

diantaranya tinggal di sekitar Taman Nasional Gunung Ciremai (TNGC).

Masyarakat tersebut sangat berkaitan erat dengan kawasan TNGC dalam hal

pemanfaatan tumbuhan berguna. Dengan kegiatan pemanfaatan tumbuhan ini

maka dapat membantu masyarakat dalam memperoleh pendapatan untuk

memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari. Untuk mendukung kegiatan

masyarakat dalam pemanfaatan tumbuhan tersebut maka perlu adanya

informasi mengenai potensi tumbuhan berguna yang ada di kawasan TNGC.

Page 20: ETNOBOTANI DAN POTENSI TUMBUHAN BERGUNA DI … · etnobotani dan potensi tumbuhan berguna

Potensi tumbuhan berguna tersebut dapat dijadikan dasar pertimbangan

dalam pengembangan untuk sumber pendapatan masyarakat yang berada di

sekitar taman nasional. Spesies tumbuhan berguna yang berpotensi untuk

dikembangkan meliputi tumbuhan obat, tumbuhan hias, aromatik, penghasil

pangan, penghasil minuman, penghasil pakan, penghasil pestisida nabati,

penghasil pewarna tanin, untuk upacara adat, penghasil kayu bakar, penghasil

bahan bangunan, penghasil tali anyaman dan kerajinan.

Informasi tentang tumbuhan berguna di masyarakat dan TNGC belum

banyak diungkap, oleh karena itu perlu dikaji potensi tumbuhan berguna, baik

melalui kajian etnobotani masyarakat di sekitar TNGC tentang tumbuhan yang

digunakan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, maupun pengamatan

langsung potensi tumbuhan berguna di kawasan TNGC.

1.2 Tujuan

Penelitian ini bertujuan untuk :

1. Mengetahui pemanfaatan tumbuhan oleh masyarakat (etnobotani) di sekitar

TNGC.

2. Mengetahui potensi tumbuhan berguna di dalam kawasan TNGC.

1.3 Manfaat Penelitian

Hasil dari penelitian ini diharapkan menjadi informasi, data dasar dan

masukan bagi pengelola TNGC dalam pengembangan pemanfaatan tumbuhan

berguna secara lestari bagi masyarakat di sekitar TNGC.

Page 21: ETNOBOTANI DAN POTENSI TUMBUHAN BERGUNA DI … · etnobotani dan potensi tumbuhan berguna

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Etnobotani

2.1.1 Definisi etnobotani

Etnobotani merupakan suatu ilmu yang kompleks dan dalam

pelaksanaannya memerlukan pendekatan yang terpadu dari banyak disiplin ilmu

antara lain, taksonomi, ekologi, dan geografi tumbuhan, pertanian, kehutanan,

sejarah, antropologi dan ilmu yang lain (Soekarman & Riswan 1992).

Definisi etnobotani menurut Ford (1980) diacu dalam Soekarman dan

Riswan (1992) etnobotani adalah ilmu yang mempelajari penempatan tumbuhan

secara keseluruhan di dalam budaya dan interaksi langsung manusia dengan

tumbuhan. Menurut Soekarman dan Riswan (1992), etnobotani adalah ilmu yang

mempelajari hubungan langsung manusia dengan tumbuhan dalam kegiatan

pemanfaatannya secara tradisional. Dalam hal ini adalah upaya untuk mempelajari

kelompok masyarakat dalam mengatur sistem pengetahuan anggotanya

menghadapi tetumbuhan dalam lingkungannya, yang digunakan tidak saja untuk

keperluan ekonomi tetapi juga untuk kepentingan spiritual dan nilai budaya

lainnya. Pemanfaatan yang dimaksud disini adalah pemanfaatan tumbuhan

sebagai obat, sumber pangan, dan kebutuhan hidup manusia lainnya.

2.1.2 Ruang lingkup

Seiring dengan kemajuan ilmu dan teknologi, ilmu etnobotani berkembang

dari hanya mengungkapkan pemanfaatan keanekaragaman spesies tumbuhan oleh

masyarakat lokal, berkembang dengan pesat yang cakupannya interdisipliner

meliputi berbagai bidang seperti sosial budaya (antropologi), botani, pertanian,

arkeologi, paleobotani, fitokimia, ekologi dan biologi konservasi dan bidangnya

(Purwanto 2000). Keseluruhan bidang ilmu tersebut merupakan instrument untuk

menganalisis hubungan suatu kelompok masyarakat atau suatu etnik dengan

sumber daya alam tumbuhan dengan lingkungannya.

Purwanto (2000) mendeskripsikan ruang lingkup bidang penelitian

etnobotani, sebagai berikut :

Page 22: ETNOBOTANI DAN POTENSI TUMBUHAN BERGUNA DI … · etnobotani dan potensi tumbuhan berguna

1. Etnoekologi, mempelajari sistem pengetahuan tradisional tentang fenologi

tumbuhan, adaptasi dan interaksi dengan organisme lainnya, pengaruh

pengelolaan tradisional terhadap lingkungan alam.

2. Pertanian tradisional mempelajari sistem pengetahuan tentang varietas tanaman

dan sistem pertanian, pengaruh alam dan lingkungan pada seleksi tanaman

serta sistem pengelolaan sumberdaya tanaman.

3. Etnobotani kognitif, mempelajari tentang persepsi tradisional terhadap

keanekaragaman sumberdaya alam dan tumbuhan, melalui analisis simbolik

dalam ritual dan mitos, dan konsekuensi ekologisnya.

4. Budaya materi, mempelajari sistem pengetahuan tradisional dan pemanfaatan

tumbuhan dan produk tumbuhan dalam seni dan teknologi.

5. Fitokimia tradisional, mempelajari tentang pengetahuan tradisional

penggunaan berbagai spesies tumbuhan dan kandungan bahan kimianya,

contoh bahan insektisida lokal dan tumbuhan obat-obatan.

Dalam kajian etnobotani terdiri dari pola pemanfaatan tumbuhan dan

interaksinya dengan manusia termasuk upaya pelestarian terhadap sumber botani

tersebut. Dalam hal pemanfaatan tumbuhan mencakup kepada hampir seluruh

aspek kebutuhan hidup masyarakat seperti pangan, obat, bangunan, hiasan, pakan

dan kebutuhan hidup lainnya.

Dokumentasi sebagai salah satu usaha utama dalam etnobotani merupakan

pengumpulan bukti-bukti dan keterangan-keterangan. Dokumentasi dapat berupa

dokumen tertulis, rekaman foto, majalah, film dokumenter. Dalam hal botani

dokumentasi juga dilakukan dengan cara pengumpulan spesies.

2.2 Tumbuhan Berguna

2.2.1 Tumbuhan obat

Tumbuhan obat adalah seluruh spesies tumbuhan yang diketahui

mempunyai khasiat obat, yang dikelompokan manjadi : (1) Tumbuhan obat

tradisional, yaitu spesies tumbuhan yang diketahui atau dipercaya masyarakat

mempunyai khasiat obat dan telah digunakan sebagai bahan baku obat tradisional;

(2) Tumbuhan obat modern, yaitu spesies tumbuhan yang secara ilmiah telah

dibuktikan mengandung senyawa atau bahan bioaktif dan penggunaannya dapat

Page 23: ETNOBOTANI DAN POTENSI TUMBUHAN BERGUNA DI … · etnobotani dan potensi tumbuhan berguna

dipertanggungjawabkan secara medis; (3) Tumbuhan obat potensial, yaitu spesies

tumbuhan yang diduga mengandung senyawa atau bahan bioaktif yang berkhasiat

obat tetapi belum secara ilmiah atau penggunaannya sebagai bahan obat

tradisional sulit ditelusuri (Zuhud et al. 2004).

2.2.2 Tumbuhan hias

Tanaman hias mencakup semua tumbuhan, baik berbentuk merambat,

semak, perdu, ataupun pohon, yang sengaja ditanam orang sebagai komponen

taman, kebun rumah, penghias ruangan, upacara, komponen riasan/busana, atau

sebagai komponen karangan bunga. Bunga potong pun dapat dimasukkan sebagai

tanaman hias (Ramadhany 1994). Dalam konteks umum, tanaman hias adalah

salah satu dari pengelompokan berdasarkan fungsi dari tanaman hortikultura.

Bagian yang dimanfaatkan orang tidak semata bunga, tetapi kesan keindahan yang

dimunculkan oleh tanaman ini. Selain bunga (warna dan aroma), daun, buah,

batang.

2.2.3 Tumbuhan aromatik

Tumbuhan aromatik yakni tanaman yang mampu mengeluarkan aroma,

bisa juga digunakan untuk mengendalikan lalat buah. Di antaranya spesies selasih

(Occimum), yaitu Occimum minimum, Occimum tenuiflorum, Occimum sanctum

dan lainnya. Selain tanaman selasih ada juga tanaman lain, yaitu Melaleuca

bracteata dan tanaman yang bersifat sinergis (meningkatkan efektifitas atraktan),

seperti pala (Myristica fragans). Semua tanaman ini mengandung bahan aktif

yang disukai oleh lalat buah, yaitu Methyl eugenol, dengan kadar yang berbeda

(Mangun 2008).

Menurut Heyne (1987), tumbuhan aromatik yaitu tumbuhan penghasil

minyak atsiri, antara lain dari famili poaceae, misalnya akar wangi (Andropogon

zizinioides); lauraceae misalnya kayu manis (Chinnamomum burmanii),

zingibereceae misalnya jahe (Zingiber officinate), piperaceae misalnya sirih

(Piper betle), salantalaceae misalnya cendana (Santalum album), anonaceae

misalnya kenanga (Canangium odoratum) dan sebagainya. Tumbuhan penghasil

minyak atsiri bersumber dari daun, batang, bunga, biji, kulit, buah dan akar atau

umbi (rhizoma).

Page 24: ETNOBOTANI DAN POTENSI TUMBUHAN BERGUNA DI … · etnobotani dan potensi tumbuhan berguna

2.2.4 Tumbuhan penghasil pangan

Menurut kamus bahasa Indonesia tumbuhan pangan adalah segala sesuatu

yang tumbuh, hidup, berakar, berdaun, dan dapat dikonsumsi oleh manusia jika

pada hewan disebut pakan. Contohnya buah-buahan, sayur-sayuran, gandum dan

padi.

Tanaman pangan di Indonesia ada yang memiliki daerah penyebaran

khususnya hanya terdapat didaerah tertentu karena perbedaan iklim dan ada yang

menyeluruh. Demikian pula dengan penggunaannya, selain memenuhi kebutuhan

pangan dengan berbagai bentuk, digunakan pula untuk kepentingan lain

(Moeljopawiro & Manwan 1992). dikelompokkan menjadi 3 (tiga), yaitu:

1. Komoditas utama, seperti padi (Oryza sativa), kedelai (Glycine max), kacang

tanah (Arachsis hypogeal), jagung (Zea Mays) dan sebagainya

2. Komoditas potensial, seperti sorgum (Andropogon sorgum), sagu (Metroxylon

sp.) dan sebagainya

3. Komoditas introduksi, seperti ganyong (Canna edulis), jawawut (Panicum

viridae), kara (Dolicchos lablab) dan sebagainya.

2.2.5 Tumbuhan penghasil pakan ternak

Menurut Mannetje dan Jones (1992) diacu dalam Kartikawati (2004),

pakan ternak adalah tanaman konsentrasi rendah dan mudah dicerna yang

merupakan penghasil pakan bagi satwa herbivora. Spesies ini bisa dibudidayakan

dan mudah dijumpai. Misalnya dipadang rumput, pematang sawah, tebing, dan

tanaman penutup pada perkebunan. Salah satu spesiesnya adalah rumput pahit

(Axonopus compresus). Tumbuhan penghasil pakan ternak adalah seluruh spesies

tumbuhan yang diberikan kepada hewan pemeliharaan.

2.2.6 Tumbuhan penghasil pestisida nabati

Secara luas pestisida diartikan sebagai suatu zat yang dapat bersifat

beracun, menghambat pertumbuhan/perkembangan, tingkah laku,

perkembangbiakan, kesehatan, mempengaruhi hormon, penghambat makan,

membuat mandul, sebagai pemikat, penolak, dan aktivitas lainnya yang

mempengaruhi tumbuhan (Kardinan 1999).

Pestisida nabati adalah suatu pestisida yang bahan dasarnya berasal dari

tumbuhan (Kardinan 1999). Sedangkan menurut Soenandar et al. (2010) pestisida

Page 25: ETNOBOTANI DAN POTENSI TUMBUHAN BERGUNA DI … · etnobotani dan potensi tumbuhan berguna

nabati adalah pestisida yang bahan aktifnya berasal dari tumbuh-tumbuhan dan

berkhasiat mengendalikan hama pada tanaman.

2.2.7 Tumbuhan penghasil bahan pewarna dan tanin

Istilah warna dalam suatu bahasa dimunculkan setelah suku bangsa yang

bersangkutan menguasai teknologi untuk menyediakan bahan yang dapat dipakai

zat pewarna yang bersangkutan dan tumbuhan merupakan sumber utama yang

dipakai untuk meramu dan menemukan atau menciptakan bahan pewarna

alaminya (Rifai & Waluyo 1992)

Pewarna alami di Indonesia yang telah diidentifikasi dan digunakan secara

luas dalam berbagai industri seperti pada komoditas kerajinan (kayu, bambu,

pandan) dan batik (katun, sutra, wol). Spesies pewarna alami menghasilkan

warna-warna dasar, misalnya: warna merah dari Caesalpinia sp, warna biru dari

Indigofera tinctoria, warna jingga dari Bixa orellana dan warna kuning dari

Mimosa pudica.

Menurut Husodo (1999) terdapat kurang lebih 150 spesies pewarna alami

di Indonesia yang telah diidentifikasi dan digunakan secara luas dalam berbagai

industri seperti pada komoditas kerajinan (kayu, bambu, pandan) dan batik (katun,

sutra, wol).

2.2.8 Tumbuhan untuk keperluan ritual, adat dan keagamaan

Diantara berbagai macam pengetahuan masyarakat tentang tumbuhan yang

dimiliki oleh masyarakat, ada yang bersifat magis, spiritual dan ritual. Salah satu

diantaranya adalah pemanfaatannya di bidang upacara-upacara. Di berbagai etnis

tumbuhan-tumbuhan yang dipakai dalam upacara berbeda-beda menurut

pengetahuan masyarakat masing-masing. Dalam upacara-upacara adat yang

dilakukan terutama yang berkenaan dengan upacara daur hidup (Kartiwa &

Wahyono 1992).

Menurut Kartiwa dan Wahyono (1992) upacara ritual yang dilakukan oleh

masyarakat dibedakan atas tiga tujuan pokok :

1. Memisahkan (Separation), misalnya dalam upacara kematian. Dalam upacara

tersebut untuk memisahkan orang yang sudah meninggal dari orang-orang

yang masih hidup.

Page 26: ETNOBOTANI DAN POTENSI TUMBUHAN BERGUNA DI … · etnobotani dan potensi tumbuhan berguna

2. Menyatukan (incorporated), misalnya pada upacara perkawinan. Menyatukan

antara pasangan pengantin laki-laki dengan perempuan.

3. Tradisi dan Peralihan (Transition), misalnya pada upacara pasha gigi,

khitanan yaitu masa peralihan dari masa anak-anak ke masa remaja atau

dewasa, „nuju bulan‟ yaitu dari masa sebelum mempunyai anak, mengandung

hingga melahirkan.

2.2.9 Tumbuhan penghasil kayu bakar

Hampir semua spesies tumbuhan berkayu dapat dijadikan bahan untuk

kayu bakar. Namun tentunya ada beberapa kriteria (Sutarno 1996) :

1. Tahan terhadap kekeringan dan toleran iklim.

2. Beradaptasi pada rentangan kondisi lingkungan yang luas

3. Tidak merusak tanah dan menjaga kesuburannya

4. Tahan penyakit dan hama

5. Pengelolaannya singkat waktunya

6. Memiliki manfaat lain yang menguntungkan pertanian

7. Menghasilkan percabangan dengan diameter yang cukup kecil untuk dipotong

dengan peralatan tangan dan mudah pengangkutannya.

8. Menghasilkan kayu yang mudah dibelah

9. Pertumbuhan tajuk baik, setiap tumbuh pertunasan yang baru.

10. Pertumbuhan cepat, volume hasil kayu maksimal tercapai dalam waktu yang

singkat.

11. Kadar air rendah dan mudah dikeringkan.

12. Menghasilkan kayu yang padat dan tahan lama ketika dibakar.

13. Menghasilkan sedikit asap dan tidak beracun apabila dibakar.

2.2.10 Tumbuhan penghasil bahan bangunan

Tumbuhan penghasil bahan bangunan oleh masyarakat adat digunakan

untuk membuat atau membangun rumah, tempat berkumpul dan beristirahat, dan

sarana ibadat. Katikawati (2004) menyebutkan bahwa bahan bangunan utama

pada masyarakat suku Dayak Meratus adalah pohon-pohon dihutan, ada pula rotan

dan bambu. Spesies-spesies yang umum digunakan adalah sengon

(Paraserienthes falcataria), jati (Tectona grandis), ulin (Eusideroxylon zwageri),

dan sebagainya.

Page 27: ETNOBOTANI DAN POTENSI TUMBUHAN BERGUNA DI … · etnobotani dan potensi tumbuhan berguna

2.2.11 Tumbuhan penghasil tali, anyaman dan kerajinan

Menurut Isdijoso (1992) tumbuhan yang termasuk dalam kelompok

sumber bahan sandang, tali-temali, dan anyam-anyaman : kapas (Gossypium

hirsutum), kenaf (Hibiscus cannabinus), rosella (Hibiscus sabdariffa), yute

(Corchorus capsularis dan C. olitorius), rami (Boehmeria nivea), abaca (Musa

Textilis) dan agave/sisal (Agave sisalana dan A. cantula).

2.3 Taman Nasional

Menurut UU No.5/1990 tentang Konservasi Sumberdaya Alam Hayati dan

Ekowisata, kawasan konservasi dibagi dalam 2 kelompok utama yaitu Kawasan

Suaka Alam (meliputi Cagar Alam dan Suaka Margasatwa) dan Kawasan

Pelestarian Alam (meliputi Taman Nasional,Taman Hutan Raya dan Taman

Wisata Alam).

Taman nasional adalah kawasan pelesatarian alam yang mempunyai

ekosistem asli, dikelola dengan sistem zonasi yang dimanfaatkan untuk tujuan

penelitian, ilmu pengetahuan,, pendidikan, menunjang budidaya, pariwisata, dan

rekreasi. Sistem zonasi di dalam taman nasional terbagi atas beberapa zonasi,

tergantung dari masing-masing kondisi taman nasional. Tapi pada dasarnya setiap

taman nasional terdapat zona inti (core), zona rimba, zona pemanfaatan, zona

daerah penyangga dan zona lainnya (Departemen Kehutanan 2006).

Taman nasional adalah suatu kawasan yang diperuntukan bagi

perlindungan kawasan alami dan berpemandangan indah yang penting secara

nasional dan internasional serta memiliki nilai bagi pemanfaatan ilmiah,

pendidikan dan rekreasi. Kawasan alami ini relatif luas, materinya tidak diubah

oleh kegiatan manusia serta pemanfaatan sumberdaya tambang tidak

diperkenankan (Mackinnon et al. 1990).

Page 28: ETNOBOTANI DAN POTENSI TUMBUHAN BERGUNA DI … · etnobotani dan potensi tumbuhan berguna

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Taman Nasional Gunung Ceremai

(TNGC), Kabupaten Kuningan dan Majalengka, propinsi Jawa Barat

(Gambar 2), yaitu pada bulan Juni sampai Juli 2010.

Gambar 2 Peta Taman Nasional Gunung Ciremai.

Page 29: ETNOBOTANI DAN POTENSI TUMBUHAN BERGUNA DI … · etnobotani dan potensi tumbuhan berguna

3.2 Objek dan Alat Penelitian

Objek kajian adalah masyarakat sekitar dan kawasan hutan TNGC.

Tumbuhan untuk pembuatan herbarium, alkohol 70% sedangkan alat yang

digunakan adalah peta, kamera, kertas karton, kantong plastik, tally sheet,

meteran gulung,kompas, tambang, kuesioner, label gantung, alat tulis menulis

dan komputer beserta perlengkapannya.

3.3 Metode Penelitian

Penelitian yang akan dilakukan terdiri dari 5 tahap kegiatan, yaitu :

kajian kondisi umum, kajian etnobotani, inventarisasi potensi tumbuhan

berguna, identifikasi spesies tumbuhan berguna dan pengolahan serta analisis

data. Tahapan kegiatan dan aspek yang dikaji dalam penelitian ini seperti

pada Tabel 1.

Tabel 1 Tahapan kegiatan dan aspek yang dikaji

Tahapan kegiatan Aspek yang dikaji Sumber

data

Metode

I. Kajian Kondisi

Umum Kawasan

TNGC

1. Letak, Luas dan

Status Kawasan

2. Kondisi Fisik

Kawasan

3. Flora dan Fauna

4. Administrasi

Pemerintahan

5. Kependudukan

6. Suku dan Agama

(Kepercayaan)

Balai

TNGC

Studi literatur

II. Kajian

Etnobotani

masyarakat di

Sekitar Kawasan

TNGC

Jenis pemanfaatan

tumbuhan oleh

masyarakat

Masyarakat

sekitar

TNGC

Wawancara

langsung dengan

responden

III. Inventarisasi

Potensi

Tumbuhan

Berguna di

Kawasan TNGC

Jenis potensi

tumbuhan berguna

Kawasan

TNGC

Pengamatan

lapangan/analisis

vegetasi

Studi literatur

IV. Identifikasi

Spesies-spesies

Tumbuhan di

kawasan TNGC

Nama ilmiah tumbuhan

berguna Data hasil

survei

lapangan

1. Cek silang dengan

literatur

2. Cek silang dengan

herbarium

Page 30: ETNOBOTANI DAN POTENSI TUMBUHAN BERGUNA DI … · etnobotani dan potensi tumbuhan berguna

Tabel 1 Lanjutan

Tahapan kegiatan Aspek yang dikaji Sumber

data

Metode

V. Pengolahan dan

Analisa Data

1. Pengolahan dan

analisis data

primer

2. Pengolahan dan

analisis data

sekunder

Data hasil

survei

lapangan/

literatur

1. Pengolahan data

secara manual dan

komputer

2. Analisis data

secara deskriptif,

kualitatif dan

kuantitatif

3.3.1 Pengumpulan data

3.3.1.1 Studi literatur

Studi literatur dilakukan sebelum berangkat ke lokasi penelitian dan

sesudah dilakukan penelitian. Kegiatan ini bertujuan untuk mengetahui dan

mendapatkan informasi dasar mengenai kondisi umum lokasi penelitian

(kondisi fisik, biotik dan kependudukan), data inventarisasi vegetasi yang

telah dilakukan, serta untuk verifikasi (cek silang) spesies-spesies tumbuhan

yang diperoleh dari hasil wawancara. Data-data tersebut juga untuk jadi acuan

atau panduan dalam identifikasi spesies dan untuk melengkapi data-data hasil

pengamatan dilapangan.

3.3.1.2 Wawancara

Wawancara dilakukan untuk mendapatkan data mengenai spesies-

spesies tumbuhan berguna yang dimanfaatkan oleh masyarakat desa

penyangga TNGC. Wawancara dilakukan dengan metode pemilihan

responden secara acak. Jumlah responden terpilih yang mewakili dari jumlah

penduduk desa penyangga TNGC yaitu 63 orang.

3.3.1.3 Survei lapangan

Survei lapangan bertujuan untuk verifikasi spesies-spesies tumbuhan

berguna yang diperoleh dari hasil wawancara. Verifikasi dilakukan dengan

mencari berdasarkan informasi yang telah diperoleh dari hasil wawancara

sebagai sampel dan membuat dokumentasi atau membuat contoh spesimen

herbarium yang telah diidentifikasi dan cek silang dengan literatur.

Selain itu pengambilan data dilakukan dengan analisis vegetasi di

dalam kawasan TNGC sesuai dengan tipe vegetasi yang ada. Analisis

Page 31: ETNOBOTANI DAN POTENSI TUMBUHAN BERGUNA DI … · etnobotani dan potensi tumbuhan berguna

vegetasi menggunakan metode kombinasi jalur dan garis berpetak sebanyak

15 jalur, ukuran jalur 20 m x 100 m. kondisi jalur tersebut dibagi 20 x 20m

untuk pohon, 10 x 10 m untuk tiang, 5 x 5m untuk pancang dan 2 x 2m untuk

semai.

Menurut Soerianegara dan Indrawan (2002), tingkat pertumbuhan

semai (a) (tinggi < 1,5, diameter < 3 cm) petak berukuran 2 m x 2 m, untuk

tingkat pertumbuhan pancang 5 m x 5 m (b)(diameter < 10 cm, tinggi > 1,5 m

), untuk tingkat pertumbuhan tiang 10 m x 10 m (c)(diameter 10-19 cm) dan

untuk tingkat pertumbuhan pohon ukuran petaknya adalah 20 m x 20 m

(Gambar 2).

10m

20 m

Gambar 1. Petak pengamatan vegetasi.

Keterangan :

a : 2m x 2 m (semai)

b : 5m x 5m (pancang)

c : 10m x 10m (tiang)

d : 20m x 20m (pohon)

Data yang dikumpulkan meliputi nama spesies, jumlah individu

setiap spesies untuk tingkat pertumbuhan semai dan pancang, sedangkan

untuk tingkat tiang dan pohon dicatat nama spesies, jumlah individu,

diameter batang.

d

D

d

c

c

b

b

a

a

Page 32: ETNOBOTANI DAN POTENSI TUMBUHAN BERGUNA DI … · etnobotani dan potensi tumbuhan berguna

3.3.1.4 Pembuatan herbarium

Herbarium merupakan koleksi spesimen tumbuhan yang terdiri dari

bagian-bagian tumbuhan (ranting lengkap dengan daun, kalau ada bunga

dan buahnya). Tahapan-tahapan yang dilakukan dalam pembuatan

herbarium ini adalah :

Mengambil contoh herbarium yang terdiri dari ranting lengkap

dengan daunnya, kalau ada bunga dan buahnya diambil.

Contoh herbarium tadi dengan menggunakan gunting daun, dipotong

dengan panjang kurang lebih 40 cm.

Kemudian contoh herbarium dimasukan kedalam kertas koran

dengan memberikan etiket yang berukuran (3 x 5) cm. Etiket berisi

keterangan tentang nomor spesies, nama lokal, lokasi pengumpulan

dan nama pengumpul/kolektor.

Selanjutnya beberapa herbarium disusun diatas sasak yang terbuat

dari bambu dan disemprot dengan alkohol 70% untuk selanjutnya

dibawa dan dikeringkan dengan menggunakan oven.

Herbarium yang sudah kering lengkap dengan keterangan-

keterangan yang diperlukan diidentifikasi nama spesiesnya.

3.3.1.5 Identifikasi kegunaan tumbuhan

Kegunaan tumbuhan hasil analisis vegetasi diidentifikasi dengan

menggunakan berbagai literatur juga hasil kajian etnobotani di cross cek

dengan menggunakan literatur yang sama. Literatur yang menjadi acuan

utama, yaitu : Heyne (1987) dan Zuhud et al. (2004).

3.3.2 Analisis data

3.3.2.1 Pengklasifikasian kelompok kegunaan

Tumbuhan memiliki berbagai macam kegunaan. Kelompok-

kelompok kegunaan tersaji pada Tabel 2.

Page 33: ETNOBOTANI DAN POTENSI TUMBUHAN BERGUNA DI … · etnobotani dan potensi tumbuhan berguna

Tabel 2 Klasifikasi kelompok kegunaan tumbuhan

No Kelompok Kegunaan

1 Tumbuhan obat

2 Tumbuhan hias

3 Tumbuhan aromatik

4 Tumbuhan penghasil pangan

5 Tumbuhan penghasil pakan ternak

6 Tumbuhan penghasil pestisida nabati

7 Tumbuhan bahan pewarna dan tanin

8 Tumbuhan penghasil kayu bakar

9 Tumbuhan keperluan upacara adat

10 Tumbuhan penghasil bahan bangunan

11 Tumbuhan penghasil bahan tali, anyaman, dan kerajinan

Sumber : Purwanti dan Walujo (1992) diacu dalam Kartikawati (2004)

3.3.2.2 Persentase habitus

Habitus adalah perawakan suatu tumbuhan (Syahid 2010). Habitus

tersebut meliputi pohon adalah tumbuhan dengan batang dan cabang yang

berkayu dan memiliki satu batang utama yang tumbuh tegak. Menurut

Natasaputra et al. (2009) pohon adalah (tree) adalah tumbuhan berkayu

yang mempunyai satu batang utama dan tingginya lebih dari 6 m. Liana

adalah tumbuhan yang merambat, memanjat, atau menggantung

(Natasaputra et al. 2009). Perdu adalah suatu kategori tumbuhan berkayu

yang dibedakan dengan pohon karena cabangnya yang banyak dan tingginya

yang lebih rendah, biasanya kurang dari 5-6 meter. Herba adalah tumbuhan

tidak berkayu. Menurut Natasaputra et al. (2009) semak adalah tumbuhan

berkayu yang mempunyai beberapa batang utama dan tingginya tidak lebih

dari 4,5 m. Untuk mengetahui persentase habitus suatu kelompok kegunaan,

dihitung dengan rumus :

Page 34: ETNOBOTANI DAN POTENSI TUMBUHAN BERGUNA DI … · etnobotani dan potensi tumbuhan berguna

3.3.2.3 Persentase bagian yang dimanfaatkan

Persentase bagian tumbuhan yang digunakan meliputi bagian

tumbuhan yang dimanfaatkan mulai dari bagian tumbuhan yang paling

atas/daun sampai ke bagian bawah/akar. Untuk menghitungnya digunakan

rumus :

3.3.2.4 Indeks nilai penting

Data analisis vegetasi di kawasan TNGC diolah dalam variabel

kerapatan, frekuensi dan dominansi dengan rumus (Indriyanto 2006) :

- Kerapatan (K) (ind/ha)

Jumlah individu suatu spesies

K =

Luas seluruh petak contoh

- Frekuensi (F)

Jumlah petak ditemukan suatu spesies

F =

Jumlah seluruh petak contoh

- Dominasi (D)

Luas bidang dasar suatu spesies

D =

Luas petak contoh

- Kerapatan Relatif (KR)

Kerapatan suatu spesies

KR = x 100%

Kerapatan seluruh spesies

- Frekuensi Relatif (FR )

Frekuensi suatu spesies

FR = x 100%

Frekuensi seluruh spesies

Page 35: ETNOBOTANI DAN POTENSI TUMBUHAN BERGUNA DI … · etnobotani dan potensi tumbuhan berguna

- Dominansi Relatif (DR)

Dominansi suatu spesies

DR = x 100%

Dominansi seluruh spesies

Indeks Nilai Penting (INP) untuk vegetasi tingkat tiang dan pohon

merupakan penjumlahan dari nilai – nilai kerapatan relatif (KR),

dominansi relatif (DR), dan frekuensi relatif (FR) atau INP = KR+FR+DR.

Sedangkan untuk vegetasi tingkat semai dan pancang, INP = KR+FR.

3.3.2.4 Indeks keanekaragaman spesies (H')

Indeks keanekaragaman spesies dihitung dengan menggunakan

Shannon-wienner Index (Krebs 1989), yaitu :

H' = ∑ dimana pi = ni / N

Keterangan :

H' = Indeks keanekaragaman spesies

ni = INP setiap spesies

N = Total INP seluruh spesies

Sedangkan besarnya nilai H‟ menggunakan kategori tertentu,

seperti tersaji pada Tabel 3.

Tabel 3 Klasifikasi nilai indeks keanekaragaman Shannon-Wiener

Nilai indeks Kategori

>3 Keanekaragaman tinggi, penyebaran jumlah individu tiap

spesies tinggi dan kesetabilan komunitas tinggi

1-3 Keanekaragaman sedang, penyebaran jumlah individu tiap

spesies sedang dan kesetabilan komunitas sedang

< 1 Keanekaragaman rendah, penyebaran jumlah individu tiap

spesies rendah dan kestabilan komunitas rendah

Sumber : Barbour et al. (1987) diacu dalam Suwena (2007)

3.3.2.5 Indeks kemerataan (Evenness)

Derajat kemerataan kelimpahan individu antara setiap spesies

dapat ditentukan dengan menggunakan indeks kemerataan spesies

tumbuhan (Magurran 1988). Indeks kemerataan spesies tumbuhan

dihitung berdasarkan persamaan dibawah (Ludwig & Reynold 1988) :

Page 36: ETNOBOTANI DAN POTENSI TUMBUHAN BERGUNA DI … · etnobotani dan potensi tumbuhan berguna

Keterangan :

E1 = Nilai eveness

H‟ = Indeks Keragaman Shannon-Wiener

Ln(S) = Logaritma natural dari jumlah spesies

Nilai eveness berkisar antara 0 dan 1, jika nilainya 0 menunjukan

tingkat kemerataan spesies tumbuhan pada tingkat sangat tidak merata

sedangkan jika nilainya mendekati 1 maka hampir seluruh spesies yang

ada mempunyai kelimpahan yang sama (Magurran 1988).

Page 37: ETNOBOTANI DAN POTENSI TUMBUHAN BERGUNA DI … · etnobotani dan potensi tumbuhan berguna

BAB IV

KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

4.1 Letak, Luas dan Status Kawasan

Gunung Ciremai merupakan gunung berapi aktif (strato) tertinggi di

Jawa Barat dengan puncak tertinggi yaitu 3.078 m dpl dengan luas 15.518,23

hektar dan secara geografis berada pada koordinat 108028‟0” BT – 108

021‟35”

BT dan 6050‟25” LS – 6

058‟26” LS. Berdasarkan wilayah administratif

pemerintahan kawasan TNGC termasuk pada 2 Kabupaten Kuningan (bagian

timur) seluas 8.205,38 hektar dan Kabupaten Majalengka seluas 7.308,95 di

sebelah barat.

Penunjukan kawasan ini sebagai Taman Nasional berdasarkan Surat

Keputusan Menteri Kehutanan Nomor 424/Menhut-II/2004 tanggal 19 Oktober

2004 dengan luas ± 15.500 Ha (BTNGC 2006).

4.2 Kondisi Fisik Kawasan

4.2.1 Geologi dan tanah

Jenis batuan pada daerah ini terdiri dari berbagai jenis batuan

vulkanik, baik berupa vulkanik tua maupun muda yang merupakan produk dari

aktivitas vulkanik Gunung Ciremai. Terlebih pada bagian utara kawasan yang

pada lereng bagian bawah dan bagian kaki gunungnya dipenuhi oleh batu –

batuan vulkanik dengan vegetasi dominan adalah semak belukar.

Kawasan Gunung Ciremai berdasarkan peta Kelas Tanah Kelompok

Hutan Gunung Ciremai pola penyebaran jenis tanah penyusunan kawasan

Taman Nasional Gunung Ciremai adalah berikut :

Regosol coklat kelabu, asosiasi regosol kelabu, regosol coklat kelabu dan

latosol dengan penyebaran mulai dari puncak Gunung Ciremai sampai

bagian lahan yang landai di Kecamatan Jalaksana dan sebagian Kecamatan

Mandirancan.

Kelompok asosiasi andosol coklat dan regosol dengan penyebaran pada

daerah – daerah tinggi yaitu di sekililing puncak Gunung Ciremai.

Page 38: ETNOBOTANI DAN POTENSI TUMBUHAN BERGUNA DI … · etnobotani dan potensi tumbuhan berguna

Kelompok latosol coklat, latosol coklat kemerahan umumnya menempati

daerah yang lebih rendah dengan penyebaran yang cenderung merata di

setiap wilayah.

4.2.2 Topografi

Kawasan Taman Nasional Gunung Ciremai memiliki topografi yang

bergelombang dan berbukit sepanjang bagian kaki gunung hingga bagian

puncak pada ketinggian mencapai 3.078 m dpl (BTNGC 2006).

4.2.3 Iklim dan hydrologi

Kawasan Taman Nasional Gunung Ciremai memiliki iklim tropis.

Curah hujan pada kawasan ini berkisar antara 2.000 – 4.000 mm/tahun dengan

curah hujan rata – rata 3.500 mm/tahun, sedangkan curah hujan tertinggi

mencapai 4.000 – 4.500 mm/tahun yang terjadi di daerah sekitar puncak dan

curah hujan terendah antara 2.000 – 2.500 mm/tahun yang terjadi disebelah

timur kawasan. Bulan kering terjadi antara bulan Juli – September dengan

curah hujan rata – rata bulanan antara 25 – 150 mm dan bulan basah terjadi

antara bulan November – Maret dengan curah hujan rata – rata bulanan antara

200 – 900 mm. Suhu udara antara 150C – 27

0C kecuali pada daerah puncak

Gunung Ciremai antara 40C – 18

0C.

Kawasan Gunung Ciremai kaya dengan sumber daya air berupa

sungai dan mata air. Sungai – sungai yang bersumber dari kawasan Gunung

Ciremai berjumlah ± 43 buah dan 156 titik mata air, dimana 147 titik mata air

terus – menerus mengalirkan air sepanjang tahun dengan debit rata – rata 50 –

2.000 liter/detik serta kualitas airnya memenuhi standar criteria kualitas air

minum.

Kawasan Taman Nasional Gunung Ciremai memiliki fungsi

hydrologis yang sangat penting yaitu sebagai kawasan resapan air dan sumber

mata air. Potensi sumberdaya airnya meliputi 43 sungai dan 156 sumber mata

air yang potensial dimana sebanyak 147 titik sumber mata air mengalir terus

menerus sepanjang tahun dengan rata-rata debit air yang cukup besar 50-2000

liter/detik (BAPPEDA Kab. Kuningan & RISSAPEL 2000), mata air-mata air

tersebut mengaliri sekitar 43 sungai-sungai yang bersumber dari Gunung

Ciremai. Sumberdaya air dari Kawasan Gunung Ciremai dimanfaatkan untuk

Page 39: ETNOBOTANI DAN POTENSI TUMBUHAN BERGUNA DI … · etnobotani dan potensi tumbuhan berguna

kepentingan rumah tangga, pertanian, industri dan kegiatan ekonomi lainnya,

diantaranya untuk :

- Suplai air bagi PDAM Kabupaten Cirebon dengan debit 200

liter/detik dan bagi PDAM Kota Cirebon dengan debit 800

liter/detik.

- Suplai air untuk Pertamina Cirebon dengan debit 50 liter/detik.

- Suplai air untuk PT. Indocement Cirebon dengan debit sebesar 36

litter/detik.

- Suplai air untuk kegiatan pertanian, perkebunan tebu dan pabrik

gula adalah 2.500 liter/detik.

4.3 Flora dan Fauna

4.3.1 Flora

Hutan Gunung Ciremai merupakan hutan sekunder yang berumur

sekitar 35 tahunan, sebagian kawasan sering terganggu oleh masyarakat dan

bencana alam seperti kebakaran. Sebagian besar penutupan lahan di kawasan

Gunung Ciremai berupa vegetasi hutan, baik hutan alam maupun hutan

produksi. Hutan di kawasan tersebut sebagian besar merupakan hutan alam

primer (virgin forest) yang dikelompokan ke dalam tiga, yaitu :

Hutan hujan dataran rendah (2-1.000 m dpl)

Hutan hujan pegunungan/zona Montana (1.000 – 2.400 m dpl)

Hutan pegunungan sub alpin (>2.400 m dpl)

Berdasarkan inventarisasi tumbuhan yang dilakukan pada tahun 1930

vegetasi TNGC antara lain terdiri dari huru (Lauraceae), mareme (Glochidion

sp), saninten (Castanopsis argentea). Berdasarkan hasil studi dari Suwandhi

(2001) bahwa di kawasan Gunung Ciremai ditemukan sekitar 32 spesies

tanaman pada ketinggian antara 1.200 – 2.400 meter di atas permukaan laut,

antara lain : saninten (Castanopsis argentea), kitandu (Fragraera blumii), ki

pulusan (Villubrunes rubescens), kalimorot (Castanopsis javanica), mara

(Macaranga denticulata), ki keper (engelhardia spicata), tangogo

(Castanopsis tungurut), pasang (Lithocarpus sundaicus), janitri (Elaeocarpus

stipularis), pasang bodas (Lithocarpus spicatus), saninten (Castanopsis

argentea), kiara (Ficus sp.), ki jalantir. Diantara tanaman tersebut antara lain

Page 40: ETNOBOTANI DAN POTENSI TUMBUHAN BERGUNA DI … · etnobotani dan potensi tumbuhan berguna

berupa (Eurya acuminata), tanaman langka seperti lampeni (Ardisia cymosa),

kakaduan (Platea latifolia) (BTNGC 2006).

Berdasarkan hasil eksplorasi kawasan hutan Gunung Ciremai (di

wilayah Kab. Kuningan) oleh Tim Kebun Raya Bogor, LIPI ditemukan 119

koleksi tumbuhan terdiri dari 40 koleksi anggrek dan 79 koleksi non anggrek.

Spesies–spesies anggrek yang mendominasi adalah Vanda tricolor, Eria

miltiflora, Eria hyancinthoides, Eria compressa, Coelogyne miniata, Pholidota

imbricate, Liparis latifolia. Sedangkan spesies anggrek terestrial yang

mendominasi adalah Calenthe triplicate, Macodes sp., Cymbidium lancefolium,

Cymbidium finlaysonianum dan Malaxis iridifolia (BTNGC 2006).

Pada kawasan dataran tinggi kering, vegetasi non anggrek didominasi

oleh Pinanga javana, Pandanus sp., Nicolaia sp. Sedangkan vegetasi dataran

tinggi basah di dominasi dengan paku tiangi (Cyathea sp.). Secara umum

vegetasi hutan Gunung Ciremai banyak ditumbuhi keluarga huru (Litsea sp.),

mareme (Glochidion sp.), mara (Macaranga tanarius), saninten (Castanopsis

argentea), sereh gunung (Cymbophogon sp.), Hedychium sp., Ariasema sp.

Koleksi yang berpotensi sebagai tanaman hias adalah Nephenthes gymnaflora

yang merupakan anggota dari suku kantong semar (Nepenthaceae) dan

Rosaceae. Jenis tegakan yang cukup menarik adalah ditemukannya koleksi

dadap jingga (Erythrina sp.) (BTNGC 2006).

4.3.2 Fauna

Beberapa jenis fauna yang dapat ditemukan pada kawasan Taman

Nasional Gunung Ciremai adalah :

Mamalia : Macan kumbang (Phantera pardus), Kijang (Muntiacus

muntjak), landak (Zaglossus brujini), babi hutan, kera abu – abu (Macaca

fascicularis) dan surili (Presbytis comata)

Burung, antara lain spesies yang dilindungi seperti elang jawa (Spizaetus

bartelsii)

Reptil, antara lain ular sanca (Phyton sp.)

Page 41: ETNOBOTANI DAN POTENSI TUMBUHAN BERGUNA DI … · etnobotani dan potensi tumbuhan berguna

4.4 Pengelolaan TNGC

Pengelolaan Balai TNGC sesuai dengan Peraturan Menteri Kehutanan

No. P.29/Menhut-II/2006 tentang perubahan pertama atas keputusan Menteri

Kehutanan No. 6186/Kpts-II/2002 Tentang Organisasi dan Tata Kerja Balai

Taman Nasional. Dimana terbagi kedalam dua seksi pengelolaan yaitu Seksi

Pengelolaan Taman Nasional Wilayah I Kuningan dan Seksi Pengelolaan

Taman Nasional Wilayah II Maja di Kabupaten Majalengka.

4.5 Kependudukan

4.5.1 Demografi

Masyarakat lokal yang tinggal berbatasan dengan kawasan TNGC

yaitu ada 14 kecamatan yaitu 7 kecamatan yang terdiri dari 25 desa termasuk

wilayah administratif Kabupaten Kuningan dan 7 kecamatan dengan jumlah

desa 20 termasuk pada wilayah administratif Kabupaten Majalengka. Untuk 7

kecamatan di Kabupaten Kuningan jumlah laki-laki sekitar 144.096 jiwa dan

jumlah perempuan ada 143.341 jiwa. Untuk 7 kecamatan di Kabupaten

Majalengka jumlah laki-laki ada 141.024 jiwa dan untuk perempuan ada

138.604 jiwa (BTNGC 2006).

4.5.2 Agama (Kepercayaan)

Berdasarkan Data Pusat Statistik tahun 2001 Kabupaten Kuningan

masyarakat dari ke tujuh desa tiga desa yaitu Jalaksana, Mandirancan dan

Pasawahan semua pemeluk agama Islam, desa Darma 56 orang dan desa

Cilimus 24 orang menganut agama Katolik dan selebihnya menganut agama

Islam, sedangkan untuk desa Cigugur dari 38.083 orang pemeluk agama Islam

32.068 orang, Katolik 5.645 orang dan Protestan 80 orang, serta 290 orang

penganut agama lainnya. Hal tersebut berbeda dengan daerah Majalengka

karena hampir semua masyarakat dari 20 desa memeluk agama Islam kecuali

10 orang pemeluk agama Protestan di desa Sukahaji.

4.5.3 Perekonomian

Mata pencaharian penduduk di sekitar Gunung Ciremai terdiri dari

petani sebanyak 65.476 orang (68,79 %), industri sebanyak 2.323 orang (2,46

%) dan sektor jasa sebanyak 27.097 orang (28,55 %). Besarnya jumlah petani

menunjukkan besarnya jumlah masyarakat yang bergantung pada lahan

Page 42: ETNOBOTANI DAN POTENSI TUMBUHAN BERGUNA DI … · etnobotani dan potensi tumbuhan berguna

pertanian dengan luas kepemilikan lahan pertanian oleh petani hanya mencapai

0,2119 Ha. Adapun komoditas pertanian yang dihasilkan diantaranya adalah

padi, palawija, sayur-sayuran dan buah-buahan.

Mata pencaharian penduduk di sekitar Gunung Ciremai wilayah

Kabupaten Kuningan dan Majalengka, sebagian besar di sektor pertanian baik

di lahan milik, penggarap atau buruh tani dengan komoditi spesies yang

ditanam di atas lahan ladang/kebun/tegalan diantaranya jenis sayuran dan

rempah-rempah (BTNGC 2006).

4.5.4 Pendidikan

Tingkat pendidikan 7 kecamatan di Kabupaten Kuningan untuk yang

tidak tamat SD ada 3.159 jiwa, tamat SD ada 11.225 jiwa, tamat SMP ada

3.625 jiwa, tamat SMA ada 2932 jiwa, tamat sarjana muda ada 619 jiwa dan

yang tamat sarjana 17 jiwa.

Tingkat pendidikan 7 kecamatan di Kabupaten Majalengka tamat SD

ada 24.583 jiwa, tamat SMP ada 3.570 jiwa, tamat SMA ada 1.305 jiwa, tamat

sarjana muda dan tamat sarjana 235 jiwa.

4.5.5 Sosial dan budaya masyarakat

Interaksi masyarakat desa dengan kelompok hutan Gunung Ciremai

telah lama berlangsung sejak kawasan tersebut belum ditunjuk sebagai taman

nasional. Berbagai aktifitas masyarakat, baik secara ekologi, ekonomi, dan

sosial berhubungan dengan kawasan tersebut. Interaksi secara ekologi dapat

dilihat dari dimanfaatkannya jasa lingkungan yang keluar dari kawasan

Gunung Ciremai untuk mendukung kehidupan masyarakat, misalnya jasa

hidrologis yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan air minum, pertanian,

dan sebagainya. Interaksi masyarakat dengan kawasan Gunung Ciremai secara

ekonomi ditunjukkan dengan ketergantungan masyarakat dalam memanfaatkan

hasil hutan yaitu hasil hutan kayu maupun hasil hutan non-kayu. Selain itu,

beberapa situs yang terdapat di dalam kawasan Gunung Ciremai merupakan

bagian dari kegiatan ritual kepercayaan dan budaya bagi sebagian masyarakat

di sekitar dan di luar kawasan Gunung Ciremai.

Page 43: ETNOBOTANI DAN POTENSI TUMBUHAN BERGUNA DI … · etnobotani dan potensi tumbuhan berguna

BAB V

HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1 Karakteristik Responden

Masyarakat Taman Nasional Gunung Ciremai (TNGC) tergolong

masyarakat yang cukup maju dalam perekonomiannya. Hal itu dilihat dari

rumah-rumah disekitar kawasan TNGC termasuk rumah yang bagus dan

layak huni. Interaksi antara masyarakat dengan kawasan TNGC sangat erat

karena sebagian masyarakat TNGC yang berdekatan dengan kawasan TNGC

mempunyai ladang di dalam kawasan TNGC. Masyarakat TNGC menggarap

lahan kawasan TNGC dikarenakan masyarakat tidak mempunyai mata

pencaharian lain untuk kebutuhan hidupnya dan tidak mempunyai lahan yang

luas untuk digarap. Hanya sebagian masyarakat TNGC yang mempunyai

lahan sendiri. Masyarakat TNGC termasuk masyarakat agroholtikultura yaitu

masyarakat yang rata-rata bermata pencaharian pada bidang pertanian.

Rumah masyarakat TNGC tersaji pada Gambar 3.

Gambar 3 Rumah masyarakat TNGC.

Page 44: ETNOBOTANI DAN POTENSI TUMBUHAN BERGUNA DI … · etnobotani dan potensi tumbuhan berguna

5.1.1 Tingkat pendidikan

Pendidikan masyarakat kawasan TNGC masih rendah, hal ini

didapat dari hasil wawancara, masyarakat kawasan Taman Nasional Gunung

Ciremai memiliki pendidikan SD sebanyak 47 orang (74,60%), SMP 10

orang (15,87%), SMA 4 orang (6,35%) dan S1 sebanyak 2 orang (3,13%).

Untuk lebih jelasnya tersaji pada Gambar 4.

Gambar 4 Jumlah pendidikan responden.

Berdasarkan Gambar 4 terlihat tingkat pendidikan masyarakat

kawasan TNGC yang masih rendah, hal ini membuat kurangnya kesadaran

masyarakat TNGC tentang pentingnya menjaga kawasan hutan untuk

kelangsungan kehidupan sebagai sumber penyangga kehidupan masyarakat

TNGC. Selain itu kurangnya kepedulian masyarakat TNGC jika kawasan

hutan TNGC mengalami kerusakan yang ditimbulkan oleh kegiatan

perladangan masyarakat di kawasan TNGC. Jika hal tersebut tidak diubah

maka tekanan terhadap kawasan TNGC akan semakin besar. Hal ini berbeda

dengan masyarakat tradisional meskipun pendidikan masyarakat tradisional

rendah tetapi masyarakat tradisional tersebut menjaga hutan dengan aturan-

aturan adat yang berlaku disana seperti yang dilakukan masyarakat Baduy di

Kabupaten Banten (Fawnia et al. 2004).

5.1.2 Pekerjaan

Dari hasil wawancara, pekerjaan/profesi masyarakat kawasan

TNGC rata-rata bekerja sebagai petani yaitu 57 orang (90,48%), Pedagang 3

SD

74,60%

SMP

15,87%

SMA

6,35%

S1

3,13%

Page 45: ETNOBOTANI DAN POTENSI TUMBUHAN BERGUNA DI … · etnobotani dan potensi tumbuhan berguna

orang (4,76%), sebagai pelajar 2 orang (3,17%) dan PNS yaitu 1 orang

(1,59%). Untuk lebih jelasnya dapat tersaji di Gambar 5.

Gambar 5 Jumlah pekerjaan responden.

Berdasarkan Gambar 5 dapat dijelaskan, bahwa dengan jenis

pekerjaan terbanyak sebagai petani akan mengakibatkan banyaknya

perambahan hutan/pembukaan lahan oleh masyarakat untuk kegiatan

pertanian. Perambahan hutan tersebut mengakibatkan tekanan terhadap

kawasan akan semakin besar karena kegiatan masyarakat TNGC yang

merambah kawasan TNGC. Untuk mengatasi tekanan seperti ini sangat sulit

karena dapat mengakibatkan terjadinya pertikaian antara masyarakat dengan

Balai TNGC. Untuk itu perlu adanya solusi untuk mengurangi tekanan seperti

ini, solusi yang menguntungkan kedua belah pihak seperti pengalihan

pekerjaan masyarakat dari pembukaan lahan menjadi budidaya tumbuhan

berguna secara intensif. Dampak kegiatan ini, kedua belah pihak akan

mendapatkan keuntungan.

5.1.3 Karakteristik umur

Karakteristik umur responden terdiri dari anak-anak, remaja,

dewasa, dan lansia. Usia mempengaruhi tingkat pemanfaatan sumberdaya

hutan. Semakin tua usia seseorang maka semakin kurang produktif, sehingga

pemanfaatan sumberdaya hutan sebagian besar berada pada usia produktif.

Untuk lebih jelasnya tersaji di Tabel 4.

Petani

90,48%

Pedagang

4,76%

Pelajar

3,17%

PNS

1,59%

Page 46: ETNOBOTANI DAN POTENSI TUMBUHAN BERGUNA DI … · etnobotani dan potensi tumbuhan berguna

Tabel 4 Tipologi masyarakat berdasarkan karakteristik kelas umur responden

No Karakteristik

umur

Kelas umur

(Tahun)

Jumlah Persentase (%)

1 Anak-anak 6-12 2 3,17

2 Remaja 13-19 5 7,34

3 Dewasa 20-59 53 85,71

4 Lansia ≥60 3 4,76

Jumlah 63 100

Berdasarkan Tabel 4 menunjukkan dari 63 responden yang

diwawancarai dalam penelitian ini 85,71% berusia dewasa, anak-anak 3,17%

dan remaja 7,34% dan 4,76% berusia tua. Secara umum menunjukkan bahwa

responden di lokasi penelitian masih termasuk kedalam kelompok berusia

produktif (usia kerja). Mayoritas responden yang diamati berusia dibawah atau

sama dengan 50 tahun. Hanya 3 orang yang berusia lanjut.

5.1.4 Jenis kelamin

Jenis kelamin responden terdiri dari jenis kelamin laki-laki

berjumlah 46 orang dan perempuan berjumlah 17 orang. Berdasarkan hasil

wawancara dengan masyarakat TNGC, hubungan jenis kelamin dengan

pemanfaatan tumbuhan dapat dilihat dari interaksi antara masyarakat dalam

mengelola hasil tanamnya yang berada di kebun ataupun di dalam kawasan

TNGC. Untuk laki-laki dewasa memiliki peranan yang sangat penting dalam

melakukan kegiatan pemanfaatan tumbuhan, Laki-laki melakukan pengolahan

lahan seperti mencangkul, mengambil bibit dari rumah, pengangkutan hasil

panen dan memupuk hasil tanam. Untuk perempuan hanya menanam tanaman

pertanian dan memanennya ketika musim panen. Kegiatan masyarakat TNGC

tersaji pada Gambar 6.

Page 47: ETNOBOTANI DAN POTENSI TUMBUHAN BERGUNA DI … · etnobotani dan potensi tumbuhan berguna

a) b)

Gambar 6 a). Pengepakan dan pengangkutan hasil panen kubis.

b). Pengangkutan daun cengkeh.

5.2 Potensi Tumbuhan Berguna di Masyarakat Sekitar Kawasan TNGC

Berdasarkan hasil kajian etnobotani di masyarakat sekitar kawasan

TNGC dihasilkan 131 spesies dan 62 famili tumbuhan yang dapat digunakan

oleh masyarakat sekitar kawasan TNGC untuk berbagai kegunaan.

5.2.1 Keanekaragaman tumbuhan berguna berdasarkan habitusnya

Berdasarkan habitusnya, 131 spesies tumbuhan hasil etnobotani

dapat dikelompokan menjadi 7 macam habitus, yaitu pohon, herba, perdu,

semak, epifit, bambu dan liana. Rekapitulasi jumlah spesies tumbuhan

berguna hasil etnobotani berdasarkan nama habitusnya tersaji pada Tabel 5.

Tabel 5 Rekapitulasi jumlah spesies tumbuhan berguna hasil etnobotani

berdasarkan nama habitusnya

No Nama habitus Jumlah habitus Persentase (%)

1 Pohon 55 41.98

2 Herba 48 36.64

3 Perdu 14 10.69

7 Epifit 5 3.82

4 Semak 4 3.05

6 Bambu 4 3.05

5 Liana 1 0.76

Berdasarkan hasil penelitian, pada Tabel 5 dapat dilihat bahwa

jumlah spesies tertinggi pada kelompok habitus pohon 55 (41,98%),

sedangkan jumlah habitus terendah terdapat pada habitus liana 1 (0,76%).

Page 48: ETNOBOTANI DAN POTENSI TUMBUHAN BERGUNA DI … · etnobotani dan potensi tumbuhan berguna

Habitus pohon menjadi pemanfaatan terbanyak karena banyaknya bagian dari

pohon yang bisa dimanfaatkan seperti buah, daun, akar, batang dan biji.

Selain itu habitus pohon mempunyai nilai yang paling tinggi karena daya

tahan hidup pohon lebih lama dibandingkan dengan habitus yang lainnya

sehingga pemanfaatannya bisa lebih berkelanjutan. Selain pohon, terdapat

habitus herba yang banyak dimanfaatkan masyarakat. Hal ini dikarenakan

spesies-spesies tumbuhan dari habitus heba merupakan tumbuhan-tumbuhan

yang sering dijumpai dan banyak terdapat di sekitar lingkungan masyarakat

dan pada umumnya adalah tanaman hasil budidaya seperti bahan pangan, obat

dan untuk kegunaan lainnya.

5.2.2 Keanekaragaman tumbuhan berguna berdasarkan famili

Spesies yang ditemukan dari hasil kajian etnobotani masyarakat

kawasan TNGC berjumlah 131 spesies termasuk ke dalam 62 famili dengan

12 kelompok kategori kegunaan. Dari 62 famili ditemukan 36 famili masing-

masing berjumlah satu spesies. Famili terbanyak adalah Poaceae sebanyak 8

spesies, diikuti dengan Zingiberaceae, Moraceae, Euphorbiaceae dan

Asteraceae dengan 6 spesies. Selengkapnya tersaji pada Gambar 8.

Famili Poaceae sering digunakan masyarakat TNGC untuk bahan

pakan ternak yaitu rumput-rumputan yaitu sawuheun (Setaria palmifolia) dan

jampang (Eleusine indica) untuk spesies lainnya yaitu bambu (Gigantochloa

apus) yang digunakan untuk bahan tali. Salah satu Famili Poaceae tersaji

pada Gambar 7.

Gambar 7 Sawuheun (Setaria palmifolia).

Page 49: ETNOBOTANI DAN POTENSI TUMBUHAN BERGUNA DI … · etnobotani dan potensi tumbuhan berguna

Gambar 8 Jumlah spesies tumbuhan berguna berdasarkan famili.

5.2.3 Potensi dan pemanfaatan tumbuhan berguna

Berdasarkan kelompok kegunaan, spesies-spesies tumbuhan hasil

etnobotani di TNGC dapat dikelompokan kedalam 12 kelompok kegunaan.

Berdasarkan hasil etnobotani kelompok kegunaan terbanyak yaitu tumbuhan

obat dengan 37 spesies dari 25 famili, diikuti oleh tumbuhan hias sebanyak

29 spesies dari 18 famili dan tumbuhan penghasil bangunan 22 spesies dari

16 famili. Untuk kelompok kegunaan yang paling sedikit yaitu tumbuhan

penghasil lainnya, ada 3 spesies dari 3 famili. Untuk lebih jelasnya,

Kelompok kegunaan spesies-spesies tumbuhan hasil etnobotani tersaji pada

Tabel 6.

2

3

2

2

6

2

6

5

2

2

4

4

2

3

2

2

6

5

2

5

8

5

2

3

6

0 2 4 6 8 10

Anacardiaceae

Apiaceae

Apocynaceae

Araceae

Asteraceae

Brassicaceae

Euphorbiaceae

Fabaceae

Fagaceae

Lamiaceae

Lauraceae

Liliaceae

Magnoliaceae

Malvaceae

Melastomataceae

Meliaceae

Moraceae

Myrtaceae

Nyctaginaceae

Piperaceae

Poaceae

Rubiaceae

Rutaceae

Verbenaceae

Zingiberaceae

Jumlah spesies

Fa

mil

i

Page 50: ETNOBOTANI DAN POTENSI TUMBUHAN BERGUNA DI … · etnobotani dan potensi tumbuhan berguna

Tabel 6 Kelompok kegunaan spesies-spesies tumbuhan hasil etnobotani pada

masyarakat sekitar TNGC

No Kelompok Kegunaan Jumlah

Spesies Famili

1 Obat 37 25

2 Hias 29 18

3 Penghasil bahan bangunan 22 16

4 Penghasil pangan 15 13

5 Penghasil pakan ternak 8 7

6 Penghasil bahan tali, anyaman, dan

kerajinan

7 6

7 Aromatik 9 8

8 Penghasil kayu bakar 6 4

9 Penghasil bahan pewarna dan tanin 5 4

10 Tumbuhan penghasil pestisida nabati 5 5

11 Keperluan upacara adat 4 4

12 Penghasil lainnya 3 3

Berdasarkan hasil etnobotani kelompok kegunaan terbanyak yaitu

tumbuhan obat dengan 37 spesies dari 25 famili. Dari hasil ini, tidak semua

spesies tumbuhan yang dimanfaatkan oleh masyarakat merupakan tumbuhan

berguna dari kawasan TNGC. Hal ini dikarenakan ada masyarakat yang

membeli tumbuhan dari luar kawasan dan ditanam di sekitar rumah

masyarakat, contohnya rosella (Hibiscus sabdariffa) yang banyak dibeli di

pasar.

Selain tumbuhan rosella (H. sabdariffa) sebagai tumbuhan obat,

ditemukan juga tumbuhan lain yang biasa dibudidayakan masyarakat di dalam

kawasan TNGC dan dikebun masyarakat, yaitu tumbuhan penghasil pangan

diantaranya kubis (Brassica oleracea), kentang (Solanum tuberosum), sawi

(Brassica rapa) dan bawang daun (Allium fistulosum).

5.2.4 Bagian tumbuhan yang digunakan

Penggunaan tumbuhan oleh masyarakat kawasan TNGC dalam

pemenuhan kebutuhan hidup menggunakan seluruh bagian tumbuhan mulai

dari bagian akar sampai daun. Bagian yang paling banyak digunakan adalah

daun sebanyak 56 spesies (34,36%) dan terkecil adalah biji sebanyak 4 spesies

(2,45%), selengkapnya tersaji pada Tabel 7.

Page 51: ETNOBOTANI DAN POTENSI TUMBUHAN BERGUNA DI … · etnobotani dan potensi tumbuhan berguna

Tabel 7 Bagian tumbuhan yang digunakan oleh masyarakat

No Bagian yang digunakan Jumlah spesies Persentase (%)

1 Daun 56 34,36

2 Batang 46 28,22

3 Bunga 19 11,66

4 Buah 14 8,59

5 Umbi/rimpang 11 6,75

6 Kulit 7 4,29

7 Akar 4 2,45

8 Biji 4 2,45

Jumlah bagian terbanyak dari tumbuhan yang dimanfaatkan sesuai

dengan penelitian lain, diantaranya penelitian yang dilakukan Hidayat (2009)

tentang Etnobotani Masyarakat Kampung Adat Dukuh di Garut, Jawa Barat,

menyebutkan dari 292 spesies tumbuhan yang ditemukan sebanyak 110 spesies

(37,67%) diantaranya diambil pemanfaatannya dari bagian daun. Pemanfaatan

daun tidak menimbulkan pengaruh yang besar terhadap pertumbuhan suatu

spesies dibandingkan dengan bagian batang atau akar dari tumbuhan tertentu

(Fakhrozi 2009).

5.2.5 Potensi tumbuhan berguna pada masyarakat TNGC

5.2.5.1 Tumbuhan obat

Menurut Suhirman (1990) tumbuhan obat merupakan tumbuhan yang

bagian tumbuhannya (akar, batang, daun, umbi, buah, biji dan getah)

mempunyai khasiat sebagai obat dan digunakan sebagai bahan mentah dalam

pembuatan obat modern.

Berdasarkan hasil wawancara dengan masyarakat sekitar kawasan

TNGC diketahui bahwa terdapat sekitar 37 spesies dan 25 famili tumbuhan

yang dimanfaatkan oleh masyarakat sekitar TNGC yang digunakan sebagai

obat. Famili Zingiberaceae, Lauraceae, Piperaceae dan Apiaceae merupakan

kelompok terbanyak dengan 3 spesies dan lainnya sebanyak 16 famili masing-

masing 1 spesies. Secara rinci tersaji pada Gambar 9.

Page 52: ETNOBOTANI DAN POTENSI TUMBUHAN BERGUNA DI … · etnobotani dan potensi tumbuhan berguna

Gambar 9 Jumlah tumbuhan obat berdasarkan famili.

Famili Apiaceae banyak digunakan oleh masyarakat karena masyarakat

membudidaya tumbuhan tersebut dikebunnya dan di dalam kawasan taman

nasional, contoh famili Apiaceae yaitu wortel (Daucus carota) dan saledri

(Apium graveolens ). Famili Lauraceae terbanyak karena tumbuhan ini sering

digunakan masyarakat untuk tumbuhan obat contohnya alpukat (Persea

americana) yang digunakan akarnya untuk obat pegal-pegal. Famili

Zingiberaceae dan Famili Piperaceae paling sering digunakan masyarakat

karena pengolahan dari famili Zingiberaceae dan Piperaceae sudah umum

diketahui semua orang, dari cara pengolahannya sampai khasiatnya sudah

terbukti. Contohnya kencur (Kaempferia galanga) yang digunakan airnya

1

1

3

2

1

2

1

1

1

1

3

1

2

1

3

1

1

1

3

1

1

2

1

1

1

0 1 2 3

 Caricaceae

Acanthaceae

Apiaceae

Solanaceae

Araceae

Asteraceae

Cannaceae

Carumaceae

Cucurbitaceae

Lamiaceae

Lauraceae

Liliaceae

Malvaceae

Myrtaceae

Piperaceae

Rubiaceae

Schisandraceae

Thymelaeaceae

Zingiberaceae

Magnoliaceae

Amarathaceae

Verbenaceae

Euphorbiaceae

Maratiaceae

Begoniaceae

Jumlah spesies

Fa

mil

i

Page 53: ETNOBOTANI DAN POTENSI TUMBUHAN BERGUNA DI … · etnobotani dan potensi tumbuhan berguna

untuk obat pegal linu dan seuseureuhan (Piper oduncum) yang digunakan

untuk obat bisul.

Pemanfaatan tumbuhan sebagai obat oleh masyarakat kawasan TNGC

masih sedikit karena masyarakat lebih sering memakai obat modern ketika

sakit. Hal ini dikarenakan obat modern dinilai lebih efisien. Selain itu

masyarakat lebih suka pergi ke puskesmas karena mudah dan cepat

penanganannya.

Persentase habitus tumbuhan obat didominasi oleh tingkat herba

sebanyak 18 spesies (48,65%) sedangkan paling sedikit adalah tingkat semak

sebanyak 1 spesies (2,7%). Ada beberapa alasan dari banyaknya yang

ditemukan habitus herba di sekitar masyarakat, diantaranya habitus herba

sangat mudah dalam penanaman dan perawatan, habitus herba cepat dalam

pertumbuhan dibandingkan habitus pohon dan habitus herba tidak seperti

habitus pohon yang memerlukan lahan yang luas untuk menanam. Habitus

herba hanya memerlukan pekarangan rumah untuk melakukan penanaman.

Selengkapnya jumlah habitus tumbuhan obat tersaji pada Gambar 10.

Gambar 10 Jumlah tumbuhan obat berdasarkan habitus di kawasan TNGC.

Bagian tumbuhan obat yang paling banyak digunakan oleh

masyarakat kawasan TNGC adalah daun 23 spesies (62,16%) dan yang

terkecil adalah biji dan bunga yaitu 1 spesies (2,7%). Selengkapnya tersaji

pada Gambar 11.

0

2

4

6

8

10

12

14

16

18

20

Herba Pohon Perdu Liana Semak

Ju

mla

h s

pes

ies

Kategori habitus

Page 54: ETNOBOTANI DAN POTENSI TUMBUHAN BERGUNA DI … · etnobotani dan potensi tumbuhan berguna

Gambar 11 Jumlah bagian tumbuhan obat yang digunakan oleh masyarakat

TNGC.

Dibandingkan dengan penelitian lain, pada umumnya daun

merupakan bagian tumbuhan yang paling banyak digunakan. Penelitian

Hidayat (2009) menyatakan hal yang sama yaitu bagian daun paling banyak

digunakan oleh masyarakat Kampung Adat Dukuh, Jawa Barat sebesar 50%

dari 150 spesies tumbuhan obat yang digunakan oleh masyarakat. Daun juga

memiliki regenerasi yang tinggi untuk kembali bertunas dan tidak memberi

pengaruh yang besar terhadap pertumbuhan suatu tanaman meskipun daun

merupakan tempat fotosintesis (Fakhrozi 2009). Berikut merupakan beberapa

tumbuhan obat penting beserta manfaatnya yang digunakan oleh masyarakat di

kawasan TNGC seperti tersaji pada Tabel 8. Informasi lebih lengkap dapat

dilihat di Lampiran 2.

Tabel 8 Beberapa spesies tumbuhan obat penting yang digunakan oleh

masyarakat di kawasan TNGC

No Nama ilmiah Nama lokal Bagian yang

digunakan

Manfaat

1 Kadsura scandens Hunyur buut Daun, akar,

batang dan buah

Obat batuk, menghilangkan

lendir dan sakit pinggang

2 Talauma candollii Cempoko Daun Obat demam

3 Piper oduncum Seuseureuhan Daun Obat bisul dan obat luka

4 Centella asiatica Antanan Daun Obat batuk, asma

5 Murraya paniculata Kemuning Daun Radang saluran pernapasan.

0

5

10

15

20

25

Ju

mla

h s

pes

ies

Bagian tumbuhan yang dimanfaatkan

Page 55: ETNOBOTANI DAN POTENSI TUMBUHAN BERGUNA DI … · etnobotani dan potensi tumbuhan berguna

Spesies tumbuhan obat yang paling sering digunakan oleh masyarakat

adalah antanan (Centella asiatica). Antanan biasa digunakan masyarakat untuk

obat batuk dan asma, selain itu masyarakat sering menggunakan tumbuhan ini

menjadi lalapan. Tumbuhan ini banyak ditemukan di pekarangan rumah karena

masyarakat sengaja menanam tumbuhan ini untuk keperluan sehari-hari.

5.2.5.2 Tumbuhan hias

Pemanfaatan tumbuhan hias oleh masyarakat sekitar kawasan TNGC

sangatlah mudah ditemui. Dari hasil wawancara, jumlah spesies tumbuhan

yang dimanfaatkan oleh masyarakat sebagai tumbuhan hias sebanyak 29

spesies. Berikut merupakan beberapa tumbuhan hias yang digunakan oleh

masyarakat di kawasan TNGC seperti tersaji pada Tabel 9. Informasi lebih

lengkap dapat dilihat di Lampiran 3.

Tabel 9 Beberapa spesies tumbuhan berguna yang digunakan masyarakat

sekitar TNGC sebagai tumbuhan hias

No Nama ilmiah Nama lokal Famili Habitus

1 Pedilanthus pringlei Patah tulang Euphorbiaceae Herba

2 Hydrangea sp. Bunga Bokor Nyctaginaceae Perdu

3 Macodes petola Anggrek Orchidaceae Epifit

4 Plectoma horrid Kaliage Lentibulariaceae Perdu

5 Rhodendron citrinum Cantigi Ericaceae Pohon

Spesies yang paling banyak dijumpai adalah bunga bokor (Hydrangea

sp.), lidah mertua (Sanmsevieria laurentii) dan patah tulang (Pedilanthus

pringlei). Masyarakat sekitar TNGC banyak yang memiliki tanaman hias di

depan rumahnya tetapi masyarakat di sana hanya untuk menanam saja atau

hanya untuk keindahan pekarangan rumahnya saja, tidak untuk diperdagangkan

atau untuk dibudidayakan. Hal ini sebenarnya adalah potensi yang bagus jika

dikembangkan, apalagi spesies-spesies yang di tanam di depan rumahnya ada

spesies yang menguntungkan jika dijadikan usaha. Seperti anggrek

(Dendrobium sp.). Spesies- spesies yang dimanfaatkan masyarakat kawasan

Page 56: ETNOBOTANI DAN POTENSI TUMBUHAN BERGUNA DI … · etnobotani dan potensi tumbuhan berguna

TNGC. Untuk tumbuhan hias yang ditanam masyarakat di pekarangan

masyarakat seperti pada Gambar 12.

Gambar 12 (a). Patah tulang (Pedilanthus pringlei).

(b). Bunga bokor (Hydrangea sp.).

(c). Euphorbia (Euphorbia mili).

5.2.5.3 Tumbuhan aromatik

Tumbuhan aromatik dapat juga disebut sebagai tumbuhan penghasil

minyak atsiri. Minyak atsiri merupakan minyak yang diperoleh dengan cara

ekstraksi atau penyulingan dari daun, akar, batang, kulit, getah dan bunga

tumbuhan (Mangun 2008). Tumbuhan penghasil minyak atsiri mempunyai ciri

bau dan aroma karena fungsi minyak atsiri yang paling luas dan paling umum

diminati adalah sebagai pengharum baik itu parfum, kosmetik, pengharum

ruangan, pengharum sabun, pasta gigi, pemberi rasa pada makanan maupun

produk rumah tangga lainnya. Berikut merupakan tumbuhan sebagai bahan

aromatik penting beserta manfaatnya yang digunakan oleh masyarakat di

kawasan TNGC seperti tersaji pada Tabel 10.

a. b.

c.

Page 57: ETNOBOTANI DAN POTENSI TUMBUHAN BERGUNA DI … · etnobotani dan potensi tumbuhan berguna

Tabel 10 Spesies tumbuhan berguna yang dimanfaatkan masyarakat sekitar

TNGC sebagai bahan aromatik

No Nama ilmiah Nama lokal Bagian yang

dimanfaatkan

Keterangan

1 Talauma candollii Cempoko Bunga Bahan parfum

2 Pogostemon cablin Nilam Daun Bahan parfum

3 Syzygium aromaticum Cengkeh Daun dan buah Aroma rokok

4 Cinnamomum burmannii Kayu manis Kulit Aroma makanan

5 Curcuma domestica Kunyit Rimpang Aroma makanan

6 Zingiber officianale Jahe Rimpang Aroma makanan

7 Melalenca leucadendron Kayu putih Daun Minyak telon

8 Elaeocarpus ganitrum Ganitri Kulit dan daunnya Minyak telon

9 Pemphis acidula Santigi Kulit dan daunnya Bahan parfum

Dari hasil wawancara diperoleh 9 spesies yang dimanfaatkan oleh

masyarakat. Spesies yang banyak digunakan yaitu nilam (Pogostemon cablin),

kayu manis (Cinnamomum burmannii), jahe (Zingiber officianale) dan cengkeh

(Syzygium aromaticum).

Nilam (Pogostemon cablin) merupakan tumbuhan perdu. Spesies ini

ditanam di daerah jalur pendakian Linggarjati oleh masyarakat. Masyarakat

mempunyai ladang nilam yang berada di belakang rumahnya dan di sekitar

kawasan TNGC. Pemanfaatan nilam ini dimanfaatkan sebagai bahan minyak

pewangi. Spesies tumbuhan penghasil bahan aromatik tersaji pada Gambar 13.

Gambar 13 spesies tumbuhan aromatik :

(a). Cempoko (Talauma candollii), (b). Nilam (Pogostemon cablin).

(a) (b)

Page 58: ETNOBOTANI DAN POTENSI TUMBUHAN BERGUNA DI … · etnobotani dan potensi tumbuhan berguna

5.2.5.4 Tumbuhan penghasil pangan

Pangan merupakan kebutuhan primer yang sangat mempengaruhi

keberlangsungan hidup manusia. Berbagai spesies tumbuhan sering

dimanfaatkan manusia sebagai bahan pangan baik karena nilai kandungan yang

terdapat didalamnya, rasa, budaya maupun karena kemudahan dalam

memperolehnya. Dari hasil wawancara terdapat 15 spesies tumbuhan yang

berguna sebagai bahan pangan. Berikut merupakan tumbuhan penghasil

pangan yang digunakan oleh masyarakat di kawasan TNGC seperti tersaji pada

Tabel 11.

Tabel 11 Spesies tumbuhan berguna yang digunakan masyarakat sekitar

TNGC sebagai tumbuhan pangan

No Nama ilmiah Nama

lokal

Famili Habitus Bagian yang

dimanfaatkan

1 Mangifera indica Mangga Anacardiaceae Pohon Buah

2 Psidium guajava Jambu biji Myrtaceae Pohon Buah

3 Daucus carota Wortel Apiaceae Herba Umbi

4 Brassica oleracea Kubis/kol Brassicaceae Herba Daun dan

bunga

5 Solanum tuberosum Kentang Solanaceae Herba Umbi

6 Brassica rapa Sawi Brassicaceae Herba Daun

7 Allium fistulosum Bawang

daun

Liliaceae Herba Daun

8 Conyza angustifolia Jabung Poaceae Herba Daun

9 Etlingera solaris Tepus Zingiberaceae Herba Umbi

10 Carica papaya Papaya Caricaceae Herba Buah

11 Musa paradisica Pisang Musaceae Herba Buah

12 Manihot esculenta Singkong Euphorbiaceae Perdu Umbi dan

daun

13 Artocarpus heterophyllus Nangka Moraceae Pohon Buah

14 Piper nigrum Sahang Piperaceae Liana Biji

15 Syzygium polycephalum Kupa/

gowok

Myrtaceae Pohon Biji

Spesies yang paling banyak digunakan untuk pangan adalah wortel

(Daucus carota), bawang daun (Allium fistulosum), kubis (Brassica oleracea),

kentang ( Solanum tuberosum), sawi (Brassica rapa) dan jabung (Conyza

angustifolia). Di kawasan TNGC paling banyak tumbuhan pangan pertanian,

Hal ini dikarenakan tumbuhan ini ditanam masyarakat di dalam kawasan

TNGC dan di luar kawasan TNGC. Kegiatan perladangan berada di beberapa

Page 59: ETNOBOTANI DAN POTENSI TUMBUHAN BERGUNA DI … · etnobotani dan potensi tumbuhan berguna

desa yaitu di Desa Cisantana, Desa Argalingga dan Desa Sanghiang. Sebagian

masyarakat di sana membuka lahan untuk bercocok tanam. Spesies yang

dimanfaatkan masyarakat untuk bahan pangan tersaji pada Gambar 14.

Gambar 14 Kubis (Brassica oleracea).

5.2.5.5 Tumbuhan penghasil pakan ternak

Menurut Mannetje dan Jones (1992) dalam Kartikawati (2004)

mengemukakan bahwa tanaman pakan merupakan tanaman yang mempuyai

konsentrasi nutrisi rendah dan mudah dicerna yang merupakan penghasil pakan

bagi satwa. Ditemukan 8 spesies tumbuhan yang digunakan masyarakat

sebagai pakan ternak. Berikut merupakan tumbuhan penghasil pakan ternak

yang digunakan oleh masyarakat di kawasan TNGC seperti tersaji pada Tabel

12.

Tabel 12 Spesies tumbuhan berguna yang digunakan masyarakat sekitar

TNGC sebagai pakan ternak

No Nama ilmiah Nama lokal Famili Habitus

1 Setaria palmifolia Sawuheun Poaceae Herba

2 Cyperus rotundus Teki Cyperaceae Herba

3 Pennisetum purpureum Jukut gajah Poaceae Herba

4 Calliandra tetragona Kaliandra Fabaceae Pohon

5 Manihot esculenta Singkong Euphorbiaceae Perdu

6 Eleusine indica Jampang Poaceae Herba

7 Ageratum conyzoides Bandotan Asteraceae Herba

8 Timonius sp. Kimeong Rubiaceae Pohon

Page 60: ETNOBOTANI DAN POTENSI TUMBUHAN BERGUNA DI … · etnobotani dan potensi tumbuhan berguna

Menurut hasil wawancara semua spesies pada Tabel 12 dimanfaatkan

sebagai pakan ternak oleh masyarakat. Tumbuhan yang paling banyak

digunakan sebagai pakan ternak adalah kaliandra (Calliandra tetragona) dan

sawuheun (Setaria palmifolia).

Penelitian Fakhrozi (2009) mengatakan untuk masyarakat yang

mayoritas bertani agroholtikultura sangat jarang sekali mengetahui tumbuhan

penghasil pakan ternak, karena yang mereka ketahui hanyalah tumbuhan

pertanian atau hortikultura. Dari penelitian Etnobotani Masyarakat Suku

Melayu Tradisional di Sekitar Taman Nasional Bukit Tigapuluh untuk

tumbuhan penghasil pakan ternak hanya mendapat 3% (8 spesies) dari 266

spesies yang ditemukan (Fakhrozi 2009). Salah satu tumbuhan yang digunakan

masyarakat di sekitar TNGC untuk pakan ternak, tersaji pada Gambar 15.

Gambar 15 Kaliandra (Calliandra tetragona).

5.2.5.6 Tumbuhan penghasil pestisida nabati

Secara umum pestisida nabati diartikan sebagai suatu pestisida yang

bahan dasarnya berasal dari tumbuhan yang relatif mudah dibuat dengan

kemampuan dan pengetahuan yang terbatas karena terbuat dari bahan alami/

nabati maka spesies pestisida ini bersifat mudah terurai (bio-degradable) di

alam sehingga tidak mencemari lingkungan dan relatif aman bagi manusia dan

Page 61: ETNOBOTANI DAN POTENSI TUMBUHAN BERGUNA DI … · etnobotani dan potensi tumbuhan berguna

ternak peliharaan (Kardinan 1999). Dari hasil wawancara, terdapat 5 spesies

tumbuhan yang berpotensi penghasil pestisida nabati. Untuk lebih jelasnya

tersaji pada Tabel 13.

Tabel 13 Spesies tumbuhan berguna yang digunakan masyarakat sekitar

TNGC sebagai penghasil pestisida nabati

No Nama ilmiah Nama lokal Famili Habitus Bagian yang

dimanfaatkan

1 Dioscorea hispida Gadung Dioscoreaceae Herba Umbi

2 Gigantochloa apus Bambu Poaceae Bambu Daun

3 Nephelium lappaceum Rambutan Sapindaceae Pohon Daun

4 Syzygium aromaticum Cengkeh Myrtaceae Pohon Daun

5 Ageratum conyzoides Babadotan Asteraceae Herba Daun

Spesies yang paling banyak digunakan masyarakat sekitar kawasan

TNGC adalah bambu (Gigantochloa apus), gadung (Dioscorea hispida) dan

rambutan (Nephelium lappaceum). Semua tumbuhan ini sering digunakan di

ladang masyarakat untuk mengusir hama yang menyerang ladang pertanian.

Supaya kualitas hasil ladang masyarakat baik maka harus menggunakan

pestisida yang tidak mengurangi kualitas hasil ladangnya. Untuk itu

masyarakat sekitar TNGC menggunakan bambu (Gigantochloa apus), gadung

(Dioscorea hispida) dan rambutan (Nephelium lappaceum) untuk mengusir

hama penggangu ladang pertanian. Menurut hasil wawancara dengan

masyarakat cara penggunaanya yaitu dengan mencampurkan daun bambu,

umbi gadung dan daun rambutan, setelah itu hasil campurannya di tebarkan di

ladang yang terkena hama maka hama di ladang mereka akan mati.

5.2.5.7 Tumbuhan penghasil bahan pewarna dan tanin

Pewarna nabati merupakan bahan pewarna yang berasal dari tumbuh-

tumbuhan. Di Indonesia orang sudah lama mengenal dalam menggunakan

tumbuhan sebagai bahan pewarna nabati dan sudah lama mengenal pewarna

alami tumbuhan untuk makanan, seperti rimpang kunir (Curcuma domestica)

untuk warna kuning (Heyne 1987).

Page 62: ETNOBOTANI DAN POTENSI TUMBUHAN BERGUNA DI … · etnobotani dan potensi tumbuhan berguna

Spesies tumbuhan yang berpotensi menghasilkan bahan pewarna dan

tanin yang digunakan oleh masyarakat sebanyak 5 spesies. Untuk lebih

jelasnya tersaji pada Tabel 14.

Tabel 14 Spesies tumbuhan berguna yang digunakan masyarakat sekitar

TNGC sebagai penghasil pewarna dan tanin

No Nama ilmiah Nama

lokal

Famili Warna Bagian yang

dimanfaatkan

1 Lasianthus capitatus Kahitutan Rubiaceae Hijau Daun

2 Curcuma domestica Kunyit Zingiberaceae Kuning Rimpang

3 Musa paradisica Pisang Musaceae Ungu Bunga

4 Uncaria gambir Kigambir Rubiaceae Kuning Batang

5 Croton argyratus Jaha Euphorbiaceae Putih Batang

Masyarakat memanfaatkan 5 spesies tumbuhan pewarna. Spesies yang

paling banyak digunakan adalah kunyit (Curcuma domestica) untuk bahan

makanan. Kunyit ini digunakan ketika acara tumpengan atau syukuran. Nasi

yang dimasak diberi kunyit sehingga menjadi berwarna kuning.

5.2.5.8 Tumbuhan penghasil kayu bakar

Dulu kayu bakar merupakan bahan yang sangat penting terutama bagi

masyarakat pedesaan. Kemudahan memperoleh kayu bakar tanpa harus

mengeluarkan biaya merupakan hal termudah yang dapat mereka lakukan.

Tetapi sekarang dengan adanya program pemerintah berupa bantuan gas LPG

membuat kayu bakar banyak ditinggalkan oleh masyarakat pedesaan

khususnya di sekitar kawasan TNGC.

Menurut masyarakat hampir semua spesies kayu dapat digunakan

sebagai bahan kayu bakar, namun hanya beberapa spesies saja yang berpotensi

sebagai bahan kayu bakar yang baik karena memiliki sifat nyalanya yang

bagus, awet dan memberikan bara yang cukup. Dari hasil wawancara yang

berpotensi sebagai bahan kayu bakar ada 6 spesis tumbuhan berguna. Untuk

lebih jelasnya tersaji pada Tabel 15.

Page 63: ETNOBOTANI DAN POTENSI TUMBUHAN BERGUNA DI … · etnobotani dan potensi tumbuhan berguna

Tabel 15 Spesies tumbuhan berguna yang digunakan masyarakat sekitar

TNGC sebagai kayu bakar

No Nama ilmiah Nama lokal Bagian yang digunakan

1 Paraserienthes falcataria Sengon Ranting, dahan

2 Calliandra tetragona Kaliandra Batang, ranting dan dahan

3 Diospyros kaki Kesemek Ranting, dahan

4 Litsea glutinosa Huru Ranting, dahan

5 Pinus merkusii Pinus Ranting, dahan

6 Persea americana Alpukat Batang, ranting, dahan

Alasan masyarakat memilih kayu kaliandra (Calliandra tetragona)

karena kaliandra paling banyak ditemukan di sekitar kawasan TNGC, selain itu

kayu kaliandra (Calliandra tetragona) cepat kering ketika di jemur.

5.2.5.9 Tumbuhan keperluan upacara adat

Masyarakat di sekitar kawasan TNGC sudah tidak ada tradisi-tradisi

yang sering digelar dan tidak ada ritual-ritual yang dilakukan karena

masyarakat disana sudah terlihat modern. Terdapat 4 spesies tumbuhan yang

dulu digunakan masyarakat di sekitar kawasan TNGC untuk upacara adat.

Untuk lebih jelasnya tersaji pada Tabel 16.

Tabel 16 Spesies tumbuhan berguna yang digunakan masyarakat sekitar

TNGC sebagai keperluan upacara adat

No Nama ilmiah Nama lokal Famili Habitus

1 Moringa oleifera Kelor Moringaceae Pohon

2 Murraya paniculata Kemuning Rutaceae Perdu

3 Bambusa vulgaris Haur koneng Poaceae Bambu

4 Litsea cubeba Ki lemo Lauraceae Pohon

Berdasarkan hasil wawancara, jaman dulu masyarakat memanfaatkan

tumbuhan sebagai kepercayaan. Contohnya yaitu ki lemo (Litsea cubeba),

tumbuhan ini dipercaya masyarakat untuk mengusir binatang buas ketika

masyarakat di dalam hutan dan haur koneng (Bambusa vulgaris), masyarakat

percaya bahwa haur koneng (Bambusa vulgaris) dapat mengusir roh halus.

Biasanya haur koneng ini dibuat kalung atau gelang. Gambar haur koneng

tersaji pada Gambar 16.

Page 64: ETNOBOTANI DAN POTENSI TUMBUHAN BERGUNA DI … · etnobotani dan potensi tumbuhan berguna

Gambar 16 Haur koneng (Bambusa vulgaris).

5.2.5.10 Tumbuhan penghasil bahan bangunan

Bagian yang sering digunakan sebagai bahan bangunan adalah batang

kayu. Pada umumnya bagian batang kayu digunakan sebagai bahan tiang,

rangka atap dan daun pintu. Spesies tumbuhan yang berpotensi sebagai bahan

bangunan sebanyak 22 spesies. Berikut merupakan beberapa tumbuhan

penghasil bahan bangunan yang digunakan oleh masyarakat di kawasan

TNGC seperti tersaji pada Tabel 17. Informasi lebih lengkap dapat dilihat di

Lampiran 12.

Tabel 17 Beberapa spesies tumbuhan berguna yang digunakan masyarakat

sekitar TNGC sebagai bahan bangunan

No Bagian

rumah

Tumbuhan

1 Dinding Bambu (Gigantochloa apus)

2 Pintu/jendela Kihiyang (Paraserienthes procera ), jamuju (Podocarpus

imbricatus)

3 Tiang/kusen Suren (Toona sureni), kayu afrika (Maesopsis eminii ), sengon

(Paraserienthes falcataria )

4 Reng/usuk Bambu (Gigantochloa apus)

Spesies tumbuhan yang paling sering digunakan sebagai bahan

bangunan yaitu sengon (Paraserienthes falcataria) dan kihiang

(Paraserienthes procera ). Masyarakat sebenarnya lebih memilih jati

(Tectona grandis) untuk bahan bangunan karena keawetan kayunya, tetapi

Page 65: ETNOBOTANI DAN POTENSI TUMBUHAN BERGUNA DI … · etnobotani dan potensi tumbuhan berguna

karena kayu jati (Tectona grandis) terlalu mahal dan susah didapatnya di

kawasan sekitar TNGC maka masyarakat lebih banyak menggunakan sengon

(Paraserintes falcataria) dan kihiang (Paraserienthes procera) yang mudah

didapatkan.

Menurut Indriyanto (2008) Pohon reboisasi dan pohon penghijauan

yang mampu menghasilkan kayu bangunan diantaranya turi (Sesbania

grandiflora), lamtorogung (Leucaena leucocephala), gamal (Gliricidia sp.),

kaliandra (Calliandra calothyrsus) dan sengon (Paraserintes falcataria).

Salah satu yang tumbuhan yang dipakai masyarakat TNGC ada pada Gambar

17.

Gambar 17 Sengon (Paraserienthes falcataria).

5.2.5.11 Tumbuhan penghasil tali, anyaman dan kerajinan

Spesies-spesies tersebut menghasilkan serat dengan kualitas yang

baik, ada 7 spesies yang berpotensi sebagai penghasil tali, anyaman dan

kerajinan. Lebih jelasnya tersaji pada Tabel 18.

Page 66: ETNOBOTANI DAN POTENSI TUMBUHAN BERGUNA DI … · etnobotani dan potensi tumbuhan berguna

Tabel 18 Spesies tumbuhan berguna yang digunakan masyarakat sekitar

TNGC sebagai penghasil tali, anyaman dan kerajinan

No Nama ilmiah Nama lokal Famili Habitus Kegunaan

1 Gigantochloa apus Awi

(Bambu) Poaceae Bambu Anyaman dan

tali

2 Calamus sp. Rotan Arecacecae Liana Kerajinan

3 Pandanus furcatus Cangkuang Pandanaceae Herba Tikar

4 Calophylum inophyllum Solatri Clusiaceae Pohon Pigura dan

peti

pengemas

5 Uncaria gambir Kigambir Rubiaceae Pohon Lem kayu

lapis

6 Hibiscus macrophyllus Tisuk Marvaceae Pohon Tali dan

anyaman

7 Schizostachyum blumei Bambu

tamiang

Poaceae Bambu Bahan suling

Masyarakat di kawasan TNGC kurang mengetahui kegunaan

tumbuhan sebagai bahan penghasil tali, anyaman dan kerajinan karena

mereka lebih memilih tali yang terbuat dari plastik yang mereka anggap lebih

kuat dan lebih mudah didapat. Selain itu masyarakat di kawasan TNGC tidak

ada kelompok/ usaha anyaman atau kerajinan. Spesies yang paling banyak

dimanfaatkan masyarakat yaitu awi/bambu (Gigantochloa apus) yang

digunakan sebagai bahan tali untuk hasil ladang masyarakat. Salah satu

spesies tumbuhan yang digunakan sebagai tali tersaji pada Gambar 18.

Gambar 18 Bambu atau awi (Gigantochloa apus) dibuat tali hasil panen

bawang daun.

Page 67: ETNOBOTANI DAN POTENSI TUMBUHAN BERGUNA DI … · etnobotani dan potensi tumbuhan berguna

5.2.5.12 Tumbuhan penghasil lainnya

Berdasarkan hasil wawancara terdapat tumbuhan yang tidak

termasuk dalam kelompok tumbuhan berguna lainnya. Ditemukan 3 spesies

tumbuhan yang digunakan masyarakat untuk keperluan lainnya. Untuk lebih

jelasnya tersaji pada Tabel 19.

Tabel 19 Spesies tumbuhan berguna yang digunakan masyarakat sekitar

TNGC untuk keperluan lainnya

No Nama ilmiah Nama lokal Famili Kegunaan

1 Ficus grossularioides Hamerang Moraceae Getahnya pengawet

kain batik

2 Gluta renghas Rengas Anacardiaceae Getahnya untuk

berburu binatang.

3 Knema cinera Kimolka/

mendarahan

Myristicaceae Bahan tangkai korek

api.

Masyarakat kawasan TNGC memanfaatkan tumbuhan lain untuk

kegiatan lain, misanya berburu. Tetapi sekarang kegiatan berburu sudah tidak

dilakukan lagi. Tumbuhan yang dipakai masyarakat TNGC untuk berburu

yaitu menggunakan getah rengas (Gluta rengas) yang dibalurkan ke panah

atau tombak.

5.3 Potensi Tumbuhan Berguna di Kawasan TNGC

Berdasarkan hasil analisis vegetasi di kawasan TNGC ditemukan

jumlah spesies tumbuhan sebanyak 99 spesies dan 43 famili. Dari jumlah

yang ditemukan tersebut hanya 18 spesies yang dimanfaatkan masyarakat dan

81 spesies yang belum dimanfaatkan.

5.3.1 Keanekaragaman spesies dan famili tumbuhan berguna

Spesies yang ditemukan di kawasan TNGC berjumlah 99 spesies

termasuk ke dalam 43 famili. Dari 43 famili ditemukan 27 famili masing-

masing berjumlah satu spesies. Famili terbanyak adalah Moraceae sebanyak

12 spesies diikuti oleh famili Fabaceae dan Euphorbiaceae sebanyak 10

spesies. Untuk lebih jelasnya tersaji pada Gambar 19.

Page 68: ETNOBOTANI DAN POTENSI TUMBUHAN BERGUNA DI … · etnobotani dan potensi tumbuhan berguna

Gambar 19 Jumlah tumbuhan berdasarkan famili yang ditemukan di TNGC.

Famili Moraceae mendominasi dari hasil yang ditemukan di

dalam kawasan TNGC. Spesies yang ditemukan paling banyak diantaranya

beunying (Ficus fistulosa), bisoro (F. hispida), ki hampelas (F. hampelas),

kondang (F. variegate), walen (F. ribes), beringin (F. benjamina) dan

benda (Artocarpus elastica).

Tumbuhan dari Famili Fabaceae banyak ditemukan di lapangan

karena termasuk famili yang spesies-spesiesnya mudah tumbuh meski pada

lahan kritis (Indriyanto 2006), contoh tumbuhan yang cepat tumbuh yaitu

kaliandra (Calliandra callothyrsus). Famili Euphorbiaceae diantaranya

kareumbi (Homalanthus populneus) yang mendominasi di Resort Pasawahan.

Spesies yang ditemukan di kawasan TNGC berjumlah 99 spesies

dibuat kelompok kegunaan untuk mengetahui potensi dari tumbuhan tersebut.

2

2

7

10

10

2

6

2

12

2

5

2

4

4

2

2

0 2 4 6 8 10 12 14

Acanthaceae

Apocynaceae

Arecaceae

Euphorbiaceae

Fabaceae

Fagaceae

Lauraceae

Melastomataceae

Moraceae

Myrsinaceae

Myrtaceae

Orchidaceae

Poaceae

Rubiaceae

Rutaceae

Zingiberaceae

Jumlah spesies

Fa

mil

i

Page 69: ETNOBOTANI DAN POTENSI TUMBUHAN BERGUNA DI … · etnobotani dan potensi tumbuhan berguna

Spesies-spesies tumbuhan yang terdapat di TNGC dapat dikelompokan ke

dalam 12 kelompok kegunaan. Kelompok kegunaan spesies-spesies

tumbuhan hasil analisis vegetasi tersaji pada Tabel 20.

Tabel 20 Kelompok kegunaan jenis-jenis tumbuhan di TNGC

No Kelompok kegunaan Jumlah

Spesies Famili

1 Penghasil bahan bangunan 14 10

2 Obat 9 6

3 Hias 6 5

4 Penghasil pangan 4 2

5 Penghasil bahan tali, anyaman, dan kerajinan 4 4

6 Aromatik 2 2

7 Penghasil pakan ternak 2 2

8 Penghasil bahan pewarna dan tanin 2 2

9 Penghasil kayu bakar 2 2

10 Tumbuhan penghasil lainnya 2 2

11 Penghasil minuman 1 1

12 Keperluan upacara adat 1 1

Berdasarkan hasil dari analisis vegetasi di kawasan TNGC,

kelompok kegunaan terbesar yaitu pada tumbuhan penghasil bahan bangunan

dengan 14 spesies dan 10 famili. Contoh tumbuhan penghasil bahan

bangunan dari 14 spesies ini diataranya, masawa (Anisoptera marginata)

yang digunakan untuk membuat kusen atau daun pintu. Selain itu ada pasang

(Quercus sundaica) yang dapat digunakan batangnya juga untuk membuat

jendela atau daun pintu. Data selengkapnya dapat dilihat di Lampiran 2.

Contoh tumbuhan penghasil bangunan tersaji pada Gambar 20.

Page 70: ETNOBOTANI DAN POTENSI TUMBUHAN BERGUNA DI … · etnobotani dan potensi tumbuhan berguna

Gambar 20 Masawa (Anisoptera marginata).

5.3.3 Dominansi tumbuhan

Peranan suatu spesies dalam komuitas dapat dilihat dari besarnya

INP (Indeks Nilai Penting) dimana spesies yang mempunyai nilai INP

tertinggi merupakan spesies dominan. Indeks Nilai Penting (importance value

index) adalah parameter kuantitatif yang dapat dipakai untuk menyatakan

tingkat dominansi (tingkat penguasaan) spesies-spesies dalam suatu

komunitas tumbuhan (Soegianto 1994 dalam Indriyanto 2006). Hal ini

menunjukan bahwa spesies tersebut mempunyai tingkat kesesuaian terhadap

lingkungan yang lebih tinggi dari spesies lain.

Daftar indeks nilai penting pada berbagai tempat di TNGC secara

rinci disajikan pada Lampiran 15-39 sedangkan rekapitulasi spesies tumbuhan

berguna yang mempunyai INP paling tinggi tersaji pada Tabel 21.

Page 71: ETNOBOTANI DAN POTENSI TUMBUHAN BERGUNA DI … · etnobotani dan potensi tumbuhan berguna

Tabel 21 Rekapitulasi spesies tumbuhan berguna yang mempunyai INP

paling tinggi

No Habitus Tingkat

pertumbuhan

Spesies tumbuhan INP

(%)

Lokasi

1 Pohon Pohon

1. Kareumbi

(Homalanthus populneus)

2. Kurai

(Trema orientale)

139,93

81,82

Resort

Pasawahan

Res.

Cigugur

Tiang 1. Pasang

(Quercus sundaica)

2. Beunying (Ficus fistulosa)

116,94

91,90

Res.

Pasawahan

Res.

Cigugur

Pancang 1. Kareumbi

(Homalanthus populneus)

2. Bingbin

(Pinanga coronate)

50,00

47,65

Res.

Pasawahan

Res.

Jalaksana

Semai

1. Talingkup

(Claoxylum indicum).

2. Nangsi

(Villebrunia rubescens)

69,81

68,11

Res.

Argalingga

Res.

Cigugur

2 Liana - 1. Rotan tali hijau

(Calamus ciliaris)

2. Rotan (Calamus sp.)

152,71

199,99

Res.

Jalaksana

Res.

Pasawahan

3 Semak - 1. Jajagoan

(Echinochloa crussgalli)

2. Ki janggot

(Mentha arvensis)

200

200

Res.

Cigugur

Res.

Pasawahan

4 Perdu - 1. Bubukuan

(Tetraglochidium

bibracteatum)

2.Ki jenitri

(Elaeocarpus ganitrus)

179,46

122,50

Res.

Argalingga

Res.

Pasawahan

5 Herba - 1. Songgom

(Barringtonia macrocarpa)

2. Cacabutan

(Amomum hochreutineri)

125,00

125,00

Res.

Argalingga

Res.

Cigugur

6 Epifit - Anggrek (Dendrobium sp.)

200 Res.

Jalaksana

Pada Tabel 21 diatas terlihat INP tertinggi dari seluruh lokasi

penelitian yaitu pohon kareumbi (Homalanthus populneus) dengan INP

139,93%, yang ditemukan di lokasi Resort Pasawahan. Resort Pasawahan

merupakan daerah dataran rendah yang sering mengalami kebakaran hutan di

TNGC, meskipun Resort Pasawahan lahan kebakaran hutan tetapi pohon

kareumbi mendominasi di daerah ini. Kareumbi (Homalanthus populneus)

Page 72: ETNOBOTANI DAN POTENSI TUMBUHAN BERGUNA DI … · etnobotani dan potensi tumbuhan berguna

biasa tumbuh pada ketinggian 700 m dpl dan kareumbi (Homalanthus

populneus) merupakan tumbuhan yang tumbuh di hutan sekunder dan hutan

yang sedang mengalami suksesi (Purwaningsih 1992).

Pada tingkat tiang INP tertinggi dari seluruh lokasi penelitian yaitu

spesies pasang (Quercus sundaica) dengan INP 116,94%, yang ditemukan di

lokasi Resort Pasawahan. Spesies ini diduga spesies khas TNGC karena

hampir ada di setiap lokasi penelitian. Untuk tingkat pancang INP tertinggi

dari seluruh lokasi penelitian yaitu spesies kareumbi (Homalanthus

populneus) dengan INP 50,00%, yang ditemukan di lokasi Resort Pasawahan.

Pada tingkat semai dan tumbuhan bawah, INP semai tertinggi dari

seluruh lokasi penelitian yaitu spesies talingkup (Claoxylum indicum) di

Resort Argalingga dengan INP 69,81%. Untuk INP terbesar tumbuhan bawah

yaitu jajagoan (Echinochloa crussgalli) di Resort Cigugur, ki janggot

(Mentha arvensis) di Resort Pasawahan dan anggrek (Dendrobium sp.) di

Resort Jalaksana dengan INP 200%.

5.3.4 Keanekaragaman dan kemerataan tumbuhan

Keanekaragaman spesies merupakan ciri tingkatan komunitas

berdasarkan organisasi biologinya. Keanekaragaman spesies dapat digunakan

untuk menyatakan struktur komunitas. Keanekaragaman spesies juga dapat

digunakan untuk mengukur stabilitas komunitas, yaitu kemampuan suatu

komunitas untuk menjaga dirinya tetap stabil meskipun ada gangguan pada

komunitas tersebut Soegianto (1994) dalam Indriyanto (2006).

Keanekaragaman spesies yang tinggi menunjukan bahwa suatu

komunitas memiliki kompleksitas tinggi karena interaksi spesies yang terjadi

dalam komunitas itu sangat tinggi. Indeks kemerataan memiliki selang 0–1.

Nilai indeks kemerataan mendekati 1, maka sebaran individu antar spesies

relatif merata, sedangkan bila nilai indeks mendekati 0 maka sebaran individu

antar spesies sangat tidak merata (Magurran 1988). Rekapitulasi nilai indeks

keanekaragaman Shannon-Wiener dan indeks kemerataan di TNGC tersaji

pada Tabel 22.

Page 73: ETNOBOTANI DAN POTENSI TUMBUHAN BERGUNA DI … · etnobotani dan potensi tumbuhan berguna

Tabel 22 Niai indeks keanekaragaman Shannon-Wiener dan indeks

kemerataan pada berbagai resort di TNGC

No Habitus Tingkat

pertumbuhan

Keanekaragaman

(H’)

Kemerataan

(E1)

Lokasi

(Resort)

1 Pohon Semai

2,23

2,41

1,75

1,76

1,98

0,49

0,52

0,38

0,38

0,43

Cigugur

Jalaksana

Pasawahan

Argalingga

Sanghiang

Pancang 2,22

2,82

2,13

2,34

2,00

0,48

0,61

0,46

0,51

0,43

Cigugur

Jalaksana

Pasawahan

Argalingga

Sanghiang

Tiang 1,84

2,69

1,58

2,20

1,86

0,40

0,59

0,34

0,48

0,40

Cigugur

Jalaksana

Pasawahan

Argalingga

Sanghiang

Pohon 2,48

3,22

1,60

2,48

2,02

0,54

0,70

0,35

0,54

0,44

Cigugur

Jalaksana

Pasawahan

Argalingga

Sanghiang

2 Liana - -

1,09

0

-

-

-

0,24

0

-

-

Cigugur

Jalaksana

Pasawahan

Argalingga

Sanghiang

3 Semak - 0

-

0

-

-

0

-

0

-

-

Cigugur

Jalaksana

Pasawahan

Argalingga

Sanghiang

4 Perdu - 1,51

-

1,86

0,33

-

0,33

-

0,41

0,07

-

Cigugur

Jalaksana

Pasawahan

Argalingga

Sanghiang

5 Herba - 0,66

3,25

1,86

0,66

2,67

0,14

0,71

0,40

0,14

0,58

Cigugur

Jalaksana

Pasawahan

Argalingga

Sanghiang

6 Epifit - -

0

-

-

-

-

0

-

-

-

Cigugur

Jalaksana

Pasawahan

Argalingga

Sanghiang Keterangan : nilai 0 = hanya 1 spesies ditemukan pada plot contoh, - = tidak ditemukan habitus tersebut

pada plot contoh

Nilai keanekaragaman dengan kategori tinggi yaitu pada tingkat

pohon di Resort Jalaksana dengan nilai (3,22), berarti hutan di Resort

Jalaksana disusun oleh banyak spesies. Menurut Indriyanto (2006) jika nilai

Page 74: ETNOBOTANI DAN POTENSI TUMBUHAN BERGUNA DI … · etnobotani dan potensi tumbuhan berguna

keanekaragaman tinggi berarti komunitas tersebut disusun oleh banyak

spesies. Nilai keanekaragaman yang lainnya untuk tingkat pertumbuhan semai

sampai pohon di setiap tempat penelitian bernilai antara 1-3 berarti memiliki

kategori sedang.

Nilai kemerataan terbesar adalah pada tingkat pohon di resort

Jalaksana (0,70) sedangkan indeks kemerataan terkecil yaitu pada tingkat

tumbuhan bawah dengan nilai 0. Nilai keanekaragaman dari tingkat

pertumbuhan semai sampai pohon yang tertinggi di Resort Jalaksana karena

hutan di Resort Jalaksana masih bagus dan lebat, selain itu hutan di Resort

Jalaksana tidak di rambah oleh masyarakat. Dari hasil wawancara Resort

Jalaksana tidak cocok untuk dijadikan perladangan karena suhu di sana terlalu

panas sedangkan tanaman pertanian contohnya kentang ( Solanum tuberosum)

memerlukan suhu yang dingin dan ketinggian minimal 1300 m dpl (Samadi

1997). Untuk pertumbuhan tanaman yang lebih baik, seperti kentang

(Solanum tuberosum) memerlukan suhu rata-rata 18-20°C (Samadi 1997).

Hutan yang dekat dengan pemukiman warga yaitu hutan dataran rendah dan

hutan pegunungan yang cocok untuk perladangan di Resort Jalaksana yaitu di

daerah Gunung Putri tetapi perjalanan ke sana sangat jauh dan memerlukan

waktu rata-rata 5-6 jam. Karena alasan tersebut masyarakat tidak melakukan

perambahan di Resort Jalaksana. Tingkat kemerataan yang kecil di Resort

Pasawahan karena lokasi ini adalah lokasi lahan kebakaran hutan. Setiap

tahun ada kebakaran hutan di daerah ini yang menyebabkan hampir seluruh

lahan disini habis. Ketika penelitian dilakukan yang ada hanya padang

rumput, batu-batuan dan hutan yang jarang.

Untuk tingkat tumbuhan bawah habitus herba yang banyak

ditemukan di plot contoh, nilai keanekaragaman yang terbesar yaitu di resort

Jalaksana (3,25) dan yang paling kecil yaitu di Resort Cigugur dan

Argalingga yaitu 0,71. Di Resort Cigugur dan Argalingga adalah tempat

masyarakat berladang jadi kecilnya keanekaragaman dan kemerataan di resort

ini bisa diakibatkan oleh perladangan yang semakin luas. Sehingga tumbuhan

bawah jarang ditemukan.

Page 75: ETNOBOTANI DAN POTENSI TUMBUHAN BERGUNA DI … · etnobotani dan potensi tumbuhan berguna

Untuk habitus yang paling jarang ditemukan adalah habitus epifit

dan semak pada tingkat tumbuhan bawah, hanya satu spesies yang ditemukan

di setiap resort. Untuk habitus epifit yaitu di Resort Jalaksana, spesiesnya

anggrek (Dendrobium sp.), untuk habitus semak di Resort Cigugur jajagoan

(Echinochloa crussgalli) dan di Resort Pasawahan ki janggot (Mentha

arvensis) dengan keanekaragaman (0) karena hanya satu habitus yang

ditemukan di plot contoh.

5.4 Kaitan Masyarakat dengan TNGC

Masyarakat di sekitar kawasan TNGC sangat berkaitan erat dengan

kawasan TNGC apalagi dalam hal pemanfaatan tumbuhan dan lahan.

Pemanfaatan tumbuhan berguna oleh masyarakat yang berada di kawasan

TNGC tidak sepenuhnya berada pada kawasan TNGC, hanya sebagian

tumbuhan yang berada di dalam kawasan TNGC. Sebagaimana terlihat pada

Gambar 21.

Gambar 21 Jumlah tumbuhan yang dimanfaatkan dan berada di kawasan

TNGC.

Dari Gambar 21 dapat dijelaskan bahwa dari hasil etnobotani

dihasilkan 131 spesies, tumbuhan yang dimanfaatkan masyarakat dari 131

spesies itu tidak semua berasal dari dalam kawasan TNGC, spesies yang

dimanfaatkan masyarakat dan spesies tersebut tidak berada di dalam kawasan

TNGC yaitu 113 spesies, sedangkan tumbuhan yang dapat dimanfaatkan

masyarakat dan tumbuh di dalam kawasan TNGC sebanyak 18 spesies

(Lampiran 1).

Berdasarkan hasil pengamatan di lapangan dan wawancara,

masyarakat sekitar kawasan TNGC seharusnya mempunyai peran yang

penting terhadap perlindungan sumberdaya alam di suatu taman nasional

Kajian Etnobotani

113 spesies

Analisis

Vegetasi

81 spesies

18

spesies

Page 76: ETNOBOTANI DAN POTENSI TUMBUHAN BERGUNA DI … · etnobotani dan potensi tumbuhan berguna

terutama di TNGC. Tetapi kenyataan tidak demikian, banyaknya perambahan

hutan menjadi lahan pertanian yang tidak terkendali membuat kawasan

TNGC menjadi rusak. Kegiatan perladangan ini sudah dilakukan semenjak

status Gunung Ciremai masih hutan lindung.

5.5 Pengembangan spesies unggulan

Berdasarkan hasil etnobotani dan hasil analisis vegetasi didapat

spesies-spesies unggulan yang dapat dikembangkan oleh masyarakat sekitar

kawasan TNGC. Spesies yang dapat dikembangkan untuk kepentingan

masyarakat tersaji pada Tabel 23.

Tabel 23 Spesies unggulan untuk dikembangkan

No Nama ilmiah Nama lokal Potensi yang dapat dikembangkan *

1 Gigantochloa apus Bambu tali Bambu dapat dikembangkan menjadi

bahan kerajinan tangan, dan jika di

kembangkan diharapkan masyarakat dapat

mempunyai pendapatan.

2 Pogostemon cablin Nilam Nilam merupakan salah satu tumbuhan

yang digunakan sebagai bahan baku

pembuatan parfum. Minyak dari nilam ini

belum ada barang substitusinya.

3 Arenga pinnata Aren Aren dapat digunakan sebagai bahan

pangan (kolang-kaling), bahan obat,

kosmetik, dan bahan bangunan.

4 Castanopsis javanica Saninten Buahnya dapat dicampurkan dengan

campuran coklat untuk pengganti kacang.

Jika masyarakat membuat usaha

pembuatan coklat dengan kacangnya dari

buah saninten akan membantu masyarakat

dalam mendapatkan pendapatan.

5 Diospyros kaki Kesemek Buah yang banyak mendominasi di sekitar

masyarakat TNGC. Jika dikembangkan

dengan dibuat pangan seperti keripik

diharapkan dapat membantu pendapatan

masyarakat.

6 Vanda sp. Anggrek Dengan budidaya tumbuhan hias dengan

kultur jaringan dapat membantu

pendapatan masyarakat.

7 Phaius flavus Anggrek

tanah bunga

kuning

Penjualan tumbuhan hias spesies anggrek

ini sangat potensial jika dibudidaya dan

dapat membantu pendapatan masyarakat.

8 Anaphalis javanica Edelweis Dibuat menjadi daya tarik ekowisata

dengan adanya tumbuhan hias ini.

9 Rhodendron citrinum Cantigi Dibuat daya tarik ekowisata dengan adanya

tumbuhan ini. Sehingga banyak orang yang

mau melihat keindahannya.

10 Elaeocarpus ganitrum Ganitri Biji dari tumbuhan ini dapat dijadikan

souvenir. Di beberapa masyarakat biji

ganitri biasa dijadikan ha-hal mistis.

* Sumber : Heyne (1987)

Page 77: ETNOBOTANI DAN POTENSI TUMBUHAN BERGUNA DI … · etnobotani dan potensi tumbuhan berguna

Semua spesies yang disajikan (pada Tabel 23) mempunyai potensi

yang besar dan dapat membantu pendapatan masyarakat jika dikembangkan.

Ada 2 spesies tumbuhan yang lebih berpotensi yaitu nilam (Pogostemon

cablin) dan anggrek tanah bunga kuning (Phaius flavus). Nilam (Pogostemon

cablin) sangat berpotensi sebagai bahan aromatik dan menjadi bahan baku

pembuatan parfum. Nilam (Pogostemon cablin) merupakan ekspor penting di

Indonesia. Ekspor minyak nilam mencapai 1.276 ton dengan nilai US$ 19.264

juta (Direktorat Jendral Perkebunan 2006). Patchouli alcohol merupakan

komponen utama minyak nilam dan digunakan sebagai indikator kualitas

minyak nilam (Mariska & Lestari 2003). Pembudidayaan nilam dapat

dilakukan dengan sistem agroforestry. Selain itu karena bersifat fiksatif

(mengikat minyak atsiri lainnya) maka minyak nilam banyak digunakan

dalam industri parfum atau sebagai aromaterapi karena hingga kini belum ada

produk substitusinya (Mariska dan Lestari 2003). Kegiatan pembudidayaan

nilam dapat dilaksanakan dengan baik jika adanya kerjasama antara

masyarakat dengan pihak TNGC dalam pengelolaannya.

Anggrek tanah bunga kuning (Phaius flavus) mempunyai

keindahan bunganya yang berwarna kuning. Dengan keindahannya itu

tumbuhan ini bisa menjadi spesies unggulan tumbuhan hias yang dapat

budidayakan dan diharapkan dapat memikat para penggemar tumbuhan hias.

Untuk budidaya anggrek ini masih belum dilakukan karena belum banyaknya

penelitian tentang anggrek ini. Satu-satunya budidaya yang dapat

dilaksanakan yaitu dengan cara kultur jaringan. Jika dari pihak pemerintah

daerah ataupun dari pihak Balai Taman Nasional Gunung Ciremai

memfasilitasi, kegiatan kultur jaringan dapat dilakukan. Untuk melihat

keindahan anggrek tanah bunga kuning (Phaius flavus) tersaji pada Gambar

22.

Page 78: ETNOBOTANI DAN POTENSI TUMBUHAN BERGUNA DI … · etnobotani dan potensi tumbuhan berguna

Gambar 22 Anggrek tanah (Phaius flavus).

Page 79: ETNOBOTANI DAN POTENSI TUMBUHAN BERGUNA DI … · etnobotani dan potensi tumbuhan berguna

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan

1. Masyarakat kawasan Taman Nasional Gunung Ciremai mempunyai

keterkaitan dengan tumbuhan yang ada di sekitarnya untuk digunakan

dalam kehidupan sehari-hari yaitu sebanyak 131 spesies dan 62 famili.

Kegunaan tumbuhan yang paling banyak adalah tumbuhan obat 37 spesies,

tumbuhan hias 29 spesies, penghasil bangunan 22 spesies dan penghasil

pangan 15 spesies.

2. Ditemukan 99 spesies 43 famili tumbuhan yang berada di kawasan TNGC

dan 18 spesies tumbuhan yang digunakan masyarakat kawasan TNGC.

Spesies tumbuhan berguna terbanyak yaitu tumbuhan penghasil bahan

bangunan 14 spesies.

6.2 Saran

Perlu adanya pengembangan lebih lanjut tentang 10 spesies tumbuhan

unggulan untuk meningkatkan pendapatan masyarakat disekitar TNGC.

Page 80: ETNOBOTANI DAN POTENSI TUMBUHAN BERGUNA DI … · etnobotani dan potensi tumbuhan berguna

DAFTAR PUSTAKA

Badan Pusat Statistik . 2001. Kabupaten Kuningan dalam angka.

Kuningan : Badan Pusat Statistik Kabupaten Kuningan.

Bapeda Kuningan, Rissapel. 2000. Laporan Akhir : Perencanaan

pengelolaan zona resapan air untuk menjamin ketersediaan air di

wilayah Gunung Ciremai Kabupaten Kuningan. BAPPEDA

Kabupaten Kuningan dan LSM RISSAPEL Kuningan.

Balai Taman Nasional Gunung Ciremai.2006. Rencana Pengelolaan

Taman Nasiona Gunung Ciremai . Departeman Kehutanan,

Kabupaten Kuningan, Kabupaten Majalengka dan Universitas

Winaya Mukti. Kuningan, Jawa Barat.

Departemen Kehutanan 2005. Peraturan Menteri kehutanan Nomor

P56/Menhut-II/2006 tentang Pedoman Zonasi Taman Nasional.

Jakarta.

Direktorat Jendral Perkebunan.2006. Nilam. Statistik Perkebunan

Indonesia 2003 -2005.Direktorat Jendral Perkebunan. Jakarta.

http://www.pustakadeptan.go.id/publikasi/wr29207j.pdf [18

Februari 2010].

Dwiartama A. 2005. Analisis Pengetahuan Tradisional Masyarakat Adat

Kampung Kuta, Kabupaten Ciamis, mengenai Pemanfaatan

Tumbuhan untuk Pengobatan. [Skripsi ] Departemen Biologi ITB,

Bandung.

Fakhrozi I.2009. Etnobotani masyarakat Suku Melayu Tradisional di

Sekitar Taman Nasional Bukit Tigapuluh. [Skripsi]. Fakultas

Kehutanan. Institut Pertanian Bogor.

Fawnia S, Sulistyawati E, Adianto. 2004. Keadaan ekologis hutan dan

lahan bekas ladang (reuma) di Kawasan Adat Baduy. Departemen

Biologi FMIPA. Institut Teknologi Bandung.

http://www.sith.itb.ac.id/profile/databuendah/Publications/14.%20S

yalitai_MIPA.pdf [21 November 2010].

Heyne K. 1987. Tumbuhan berguna Indonesia I-IV (terjemahan : de

Nuttige planten van Indenesie). Badan Penelitian dan

Pengembangan Kehutanan. Departemen Kehutanan. Jakarta.

Page 81: ETNOBOTANI DAN POTENSI TUMBUHAN BERGUNA DI … · etnobotani dan potensi tumbuhan berguna

Hidayat S.2009. Etnobotani masyarakat Kampung Adat Dukuh di Garut,

Jawa Barat [Skripsi]. Bogor :Fakultas Kehutanan . Institut

Pertanian Bogor.

Husodo T. 1999. Peluang zat pewarna alami untuk pengembangan produk

industri kecil dan menengah kerajinan dan batik. Yogyakarta:

Departemen Perindustrian dan Perdagangan.

http://www.zatpewarna.ac.id/industri kecil dan

menengah/14.%20Husodo T_.pdf [18 Februari 2010].

Indriyanto.2006. Ekologi Hutan. PT Bumi Aksara : Jakarta.

Indriyanto. 2008. Pengantar Budidaya Hutan. PT Bumi Aksara : Jakarta

Isdijoso S.H. 1992. Tumbuhan sebagai sumber bahan sandang, tali-temali

dan anyam-anyaman. Prosiding Seminar dan Lokakarya Nasional

Etnobotani I. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan RI,

Departemen Pertanian RI, LIPI, Perpustakaan Nasional RI. Bogor.

Hal 328-334.

Kardinan A. 1999. Pestisida nabati ramuan dan aplikasi. Penebar

swadaya. Jakarta

Kartkawati S.M. 2004. Pemanfaatan sumberdaya tumbuhan oleh

masyarakat Dayak Meratus di Kawasan Hutan Pegunungan

Meratus, Kabupaten Hulu Sungai Tengah. [Tesis]. Bogor : Sekolah

Pasca Sarjana Institut Pertanian Bogor.

Kartiwa S, Wahyono M. 1992. Hubungan antara tumbuhan dan manusia

dalam upacara adat di Indonesia. Prosiding Seminar dan

Lokakarya Nasional Etnobotani. Bogor : Departemen Pendidikan

dan Kebudayaan, Departemen Pertanian dan Lembaga Ilmu

Pengetahuan Indonesia.

Krebs C.J. 1989. Ecological Methodology. Harper and Row Publishers.

New York.

Ludwig JA, Reynold JE. 1998. Statistical Ecology a Primer on Method

and Computing. Jhon Wiley & Sons,inc .New York.

Page 82: ETNOBOTANI DAN POTENSI TUMBUHAN BERGUNA DI … · etnobotani dan potensi tumbuhan berguna

Mackinnon J, Mackinnon K, Child G, Throsell J. 1990. Pengelolaan

kawasan dilindungi di daerah Tropika (diterjemahkan oleh H.H.

Amir ). Gajah Mada University Press : Yogyakarta.

Magurran A E.2004. Measuring Biological Diversity. UK: Black Well

Publishing Company.

Mangun H M S. 2008. Nilam. Penebar Swadaya: Jakarta

Mariska I, Lestari EG. 2003. Pemanfaatan kultur in vitro untuk

peningkatkan keragaman genetik tanaman nilam. Litbang

Pertanian. http://www.pustaka-

deptan.go.id/publikasi/p3222034.pdf [18 Februari 2010].

Moeljopawiro S , Manwan I. 1992. Pengembangan pemanfaatan tanaman

pangan di Indonesia. Bogor : Prosiding seminar dan lokakarya

Nasional Etnobotani. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan,

Departemen Pertanian dan Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia.

Natasaputra M, Sudarmiyati S, Chikmawati T. 2009. Sistematika

tumbuhan berpembuluh. Bogor : Laboratorium Taksonomi

Tumbuhan Bagian Ekologi Dan Sumberdaya Tumbuhan FMIPA

Institut Pertanian Bogor.

Purwaningsih. 1992. Homalanthus populneus (Geiseler) Pax. In Lemmens,

R.H.M.J., Wulijarni-Soetjipto, N. (Eds.): Plant Resources of South-

East Asia. No. 3: Dye and tannin-producing plants. Prosea

Foundation, Bogor, Indonesia. pp. 100-101.

http://www.worldagroforestry.org/sea/Products/AFDbases/af/asp/S

peciesInfo.asp?SpID=18064 [24 Novmber 2010].

Purwanto Y. 2000. Etnobotani dan konservasi plasma nutfah holtikultura

:Peran sistem pengetahuan lokal pada pengembangan dan

pengeolaanya. Prosiding Seminar Hari Cinta Puspa dan Satwa

Nasional. Bogor : Laboratorium Etnobotani,puslitbang Biologi-

LIPI dan Lembaga Etnobotani Indonesia. Hal 308-322.

Ramadhany P.1994. Keragaman manajemen pemasaran pada usaha sewa

pakai tanaman hias (Studi kasus di PT. PROSIDIA DIVISI

Pengembangan Agribisnis tribur, JKT). [Skripsi]. Bogor : Fakultas

Pertanian. Institut Pertanian Bogor.

Rifai M.A , Waluyo E B. 1992. Etnobotani dan pengembangan tumbuhan

pewarna Indonesia : Ulasan suatu pengamatan di Madura.

Page 83: ETNOBOTANI DAN POTENSI TUMBUHAN BERGUNA DI … · etnobotani dan potensi tumbuhan berguna

Prosiding Seminar dan Lokakarya Nasional Etnobotani. Bogor :

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Departemen Pertanian

dan Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia.

Samadi B. 1997. Kentang dan analisis usaha tani. Penebar Swadaya:

Yogyakarta.

Santhyami, Sulistyawati E. 2010. Etnobotani Tumbuhan Obat oleh

Masyarakat Adat Kampung Dukuh, Garut, Jawa Barat. School of

Life Science & Technology, Bandung Institute of Technology,

Indonesia.

Soekarman, Riswan S. 1992. Status pengetahuan etnobotani di Indonesia.

Prosiding seminar dan Lokakarya Nasional Etnobotani. Bogor :

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Departemen Pertanian

dan Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia.

Soenandar M, Aeni M N, Raharjo A. 2010. Petunjuk Praktis Membuat

Pestisida Organik. Agromedia Pustaka :Jakarta.

Soerianegara I, A Indrawan. 2002. Ekologi hutan Indonesia. Bogor :

Laboratorium Ekologi Hutan Fakultas Kehutanan Institut Pertanian

Bogor. 104 hal.

Suhirman. 1990. Program pengembangan taman obat makalah dalam

seminar pelestarian tumbuhan obat. Bogor.

Sutarno H. 1996. Paket Modul Partisipatif : Pemberdayaan jenis pohon

dalam sistem wanatani. Prosea Indonesia-Yayasan Prosea. Bogor.

Suwandhi I. 2001. Studi dendrologis flora pohon penyusun hutan

pegunungan zona montana Gunung Ciremai Jawa Barat. [Tesis ]

Yogyakarta : Balai Taman Nasional Gunung Ciremai. Program

Pascasarjana Universitas Gajah Mada, Yogyakarta.

Suwena M. 2007. Keanekaragaman tumbuhan liar edibel pada ekosistem

sawah di sekitar kawasan Hutan Gunung Salak.[Naskah]. Nusa

Tenggara Barat: Fakultas Pertanian Universitas Mataram NTB.

Page 84: ETNOBOTANI DAN POTENSI TUMBUHAN BERGUNA DI … · etnobotani dan potensi tumbuhan berguna

Syahid Abdul. 2010. Pengertian habitus.

http://abdulsyahid-forum.blogspot.com/2009/05/klasifikasi-

tanaman.html. [19 mei 2010].

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 1990 tentang

Konservasi Sumberdaya Alam Hayati dan Ekosistemnya.

Zuhud E.A.M, Siswoyo, Soekmadi R,Sandra E, Adhiyanto E. 2004.

Penyusunan rancangan dan pengembangan sumberdaya alam

hayati berupa tumbuhan di Kabupaten Sintang. Kerjasama Fakultas

Kehutanan IPB dengan Bappeda Kabupaten Sintang. Bogor.

Page 85: ETNOBOTANI DAN POTENSI TUMBUHAN BERGUNA DI … · etnobotani dan potensi tumbuhan berguna

LAMPIRAN

Page 86: ETNOBOTANI DAN POTENSI TUMBUHAN BERGUNA DI … · etnobotani dan potensi tumbuhan berguna

Lampiran 1 Tumbuhan hasil etnobotani dan analisis vegetasi

Page 87: ETNOBOTANI DAN POTENSI TUMBUHAN BERGUNA DI … · etnobotani dan potensi tumbuhan berguna

No Nama lokal Nama ilmiah Famili Habitus Ditemukan

dengan

metode

1 Anggrek tanah

bunga kuning

Phalus flavus (BI) Lindl. Orchidaceae Epifit Analisis

vegetasi

2 Anggrek x Dendrobium sp. Orchidaceae Herba Analisis

vegetasi

3 Aren Arenga pinnata Merr. Arecaceae Pohon Analisis

vegetasi

4 Beringin Ficus benjamina L. Moraceae Pohon Analisis

vegetasi

5 Beunying Ficus fistulosa Reinw. Moraceae Pohon Analisis

vegetasi

6 Bingbin Pinanga coronate Blume. Arecaceae Pohon Analisis

vegetasi

7 Binuang Tetrameles nudiflora R.Br. Tetramelaceae Pohon Analisis

vegetasi

8 Bisoro Ficus hispida Linn. Moraceae Pohon Analisis

vegetasi

9 Bubukuan Tetraglochidium bibracteatum

Blume.

Acanthaceae Perdu Analisis

vegetasi

10 Bunut Ficus viriens L. Moraceae Pohon Analisis

vegetasi

11 Cacabutan Amomum hochreutineri VAL. Zingiberaceae Herba Analisis

vegetasi

12 Cangcaratan Nauclea excelsa BLUME. Rubiaceae Pohon Analisis

vegetasi

13 Congkok Curculigo capitulata O.K Hypoxidaceae Herba Analisis

vegetasi

14 Dadap Erythrina lithosperma Miq. Fabaceae Pohon Analisis

vegetasi

15 Dapap bunga

merah

Erythrina crista-galli L. Fabaceae Pohon Analisis

vegetasi

16 Gawu Indigotera arrecta HOCHST Fabaceae Herba Analisis

vegetasi

17 Gelam(salam) Syzygium polyanthum Weight. Myrtaceae Pohon Analisis

vegetasi

18 Gintung Bischofia javanica BLUME. Euphrbiaceae Pohon Analisis

vegetasi

Page 88: ETNOBOTANI DAN POTENSI TUMBUHAN BERGUNA DI … · etnobotani dan potensi tumbuhan berguna

19 Gompong Meliosma ferriginea Miq. Euphorbiaceae Herba Analisis

vegetasi

20 Hambirung Vernonia arbarea Buch. Asteraceae Pohon Analisis

vegetasi

21 Haringhing Cassia timoriensis DC. Fabaceae Herba Analisis

vegetasi

22 Hurip cai Pteudoran themum Radlk. Acanthaceae Pohon Analisis

vegetasi

23 Huru batu Litsea cassiaefolia BLUME. Lauraceae Pohon Analisis

vegetasi

24 Huru kunyit

Litsea angulata Blume. Lauraceae Pohon Analisis

vegetasi

25 Huru madang Litsea glutinosa C.D. Lauraceae Pohon Analisis

vegetasi

26 Jajagoan Echinochloa crussgalli L. Poaceae Herba Analisis

vegetasi

27 Jirak Symplocos spicata Roxb. Symplocaceae Pohon Analisis

vegetasi

28 Kaliandra Putih Calliandra tetragona Var. minima Fabaceae Pohon Analisis

vegetasi

29 Karet kerbau Ficus elastica Roxb. ex Hornem Moraceae Pohon Analisis

vegetasi

30 Kareumbi Homalanthus populneus (Giesel.)

Pax

Euphorbiaceae Pohon Analisis

vegetasi

31 Kawoyang Endiandra rubescens MIQ. Lauraceae Pohon Analisis

vegetasi

32 Ki beteli Panicum stagninum RETZ Poaceae Pohon Analisis

vegetasi

33 Ki beuteuli Panicum stagninum RETZ Poaceae Pohon Analisis

vegetasi

34 Ki cangkudu Tarenna incerta. K. & V. Rubiaceae Perdu Analisis

vegetasi

35 Ki cengkeh Urophyllum arboreum (Reinw.Ex

BI) Korth.

Rubiaceae Perdu Analisis

vegetasi

36 Ki hampelas Ficus ampelas Burm.F. Moraceae Pohon Analisis

vegetasi

Page 89: ETNOBOTANI DAN POTENSI TUMBUHAN BERGUNA DI … · etnobotani dan potensi tumbuhan berguna

37 Ki hampelas Ficus ampelas Burm. Moraceae Pohon Analisis

vegetasi

38 Ki hiris Eurya glabra BLUME Theaceae Pohon Analisis

vegetasi

39 Ki honje Pittosporum ferrugineum Ait. Pittosporaceae Pohon Analisis

vegetasi

40 Ki huut Glochidiom molle BLUME. Euphorbiaceae Pohon Analisis

vegetasi

41 Ki janggot Mentha arvensis L. Var. Javanica Lamiaceae Semak Analisis

vegetasi

42 Ki jangkar Syzygium fastigiata MIQ. Myrtaceae Perdu Analisis

vegetasi

43 Ki jenitri Elaeocarpus ganitrus Roxb. Elaeocarpaceae Perdu Analisis

vegetasi

44 Ki jeruk Acronychia pedunculata Auct. Rutaceae Pohon Analisis

vegetasi

45 Ki kecapi Sandoricum koetjape (Burm.f.)

Merr.

Meliaceae Pohon Analisis

vegetasi

46 Ki kopi Hypobathrum frutescens BI. Rubiaceae Herba Analisis

vegetasi

47 Ki lalayu Ellatostachys verucosa Roxb. Sapindaceae Perdu Analisis

vegetasi

48 Ki lampeni Ardisia elliptica Thunberg Myrsinaceae Pohon Analisis

vegetasi

49 Ki leho Saurauia pendula Blume. Actinidiaceae Pohon Analisis

vegetasi

50 Ki padesa Brucea amarissima DEVS. Simarubaceae Pohon Analisis

vegetasi

51 Ki pare Glochidion molle BLUME. Euphorbiaceae Pohon Analisis

vegetasi

52 Ki peutag Syzygium rostratum BLUME. Myrtaceae Pohon Analisis

vegetasi

53 Ki rinyuh Eupatorium inulifolium Kunth. Asteraceae Herba Analisis

vegetasi

54 Ki seueur Antidesma montanum BI. Euphorbiaceae Herba Analisis

vegetasi

Page 90: ETNOBOTANI DAN POTENSI TUMBUHAN BERGUNA DI … · etnobotani dan potensi tumbuhan berguna

55 Ki taleus Notaphoebe umbellilora BLUME. Annonaceae Perdu Analisis

vegetasi

56 Ki teja Machilus rimosa BLUME. Lauraceae Pohon Analisis

vegetasi

57 Ki Tembaga Syzygium antisepticum BLUME. Myrtaceae Pohon Analisis

vegetasi

58 Kiara Ficus carica L. Moraceae Pohon Analisis

vegetasi

59 Kondang Ficus variegate BLUME. Moraceae Pohon Analisis

vegetasi

60 Kopo Syzygium pycnanthum Merr. Myrtaceae Pohon Analisis

vegetasi

61 Lame(pulai) Alstonia scholaris R. Br. Apocynaceae Pohon Analisis

vegetasi

62 Lampeni Ardisia elliptica Thunberg Myrsinaceae Pohon Analisis

vegetasi

63 Leuleus/bogo Calamus adspersus BI. Arecaceae Liana Analisis

vegetasi

64 Mandakaki Tabernaemontana coronaria Willd. Apocynaceae Pohon Analisis

vegetasi

65 Mandalaksa Acronychia laurifolia BLUME. Rutaceae Pohon Analisis

vegetasi

66 Onyam Antidesma ghaessembilla GAERTN Euphorbiaceae Perdu Analisis

vegetasi

67 Pakis Tectaria sp. Polypodiaceae Perdu Analisis

vegetasi

68 Paku andam Gleichenia linearis Burm.f. Gleicheniaceae Herba Analisis

vegetasi

69 Pereng Dichrostachys cinera. W.&.A Fabaceae Herba Analisis

vegetasi

70 Pongporang Oroxylum indicum (L.) Vent. Bignoniaceae Herba Analisis

vegetasi

71 Pulus Laportea stimulans (Lf) Gaud. Urticaceae Pohon Analisis

vegetasi

72 Raraweyah Mucuna pruriens DC. Fabaceae Herba Analisis

vegetasi

Page 91: ETNOBOTANI DAN POTENSI TUMBUHAN BERGUNA DI … · etnobotani dan potensi tumbuhan berguna

73 Rotan Calamus sp. Arecaceae Liana Analisis

vegetasi

74 Rotan Geureung Calamus reinwardtii Mart. Arecaceae Liana Analisis

vegetasi

75 Rotan tali hijau Calamus ciliaris BLUME. Arecaceae Liana Analisis

vegetasi

76 Rukem/Pisitan

monyet

Flacourtia rukam Zol.&Moritzi. Flacourtiaceae Pohon Analisis

vegetasi

77 Sampang Evodia latifolia DC. Fabaceae Herba Analisis

vegetasi

78 Songgom Barringtonia macrocarpa Kurz. Lecythidaceae Pohon Analisis

vegetasi

79 Talingkup Claoxylum indicum Reinw. Euphorbiaceae Herba Analisis

vegetasi

80 Tarisi Paraserientehes lebbeck BENTH Fabaceae Pohon Analisis

vegetasi

81 Walen Ficus ribes Reinw. Moraceae Pohon Analisis

vegetasi

82 Adenium Adenium sp. Apocynaceae Herba Etnobotani

83 Agave Agave sp. Agavaceae Herba Etnobotani

84 Albasiah Paraserientes falcataria (L.)

Fosberg

Fabaceae Pohon Etnobotani

85 Alpuket Persea americana P. Mill. Lauraceae Pohon Etnobotani

86 Angrek banda Vanda sp. Orchidaceae Epifit Etnobotani

87 Antanan Centella asiatica (L.) Urban Apiaceae Herba Etnobotani

88 Bambu Gigantochloa apus Kurz Poaceae Bambu Etnobotani

89 Bambu cina Bambusa multiplex (Lour)

Raeuschel

Poaceae Bambu Etnobotani

90 Bambu tamiang Schizostachyum blumei Nees Poaceae Bambu Etnobotani

91 Bandotan Ageratum conyzoides L. Asteraceae Herba Etnobotani

92 Bawang daun Allium fistulosum L. Liliaceae Herba Etnobotani

93 Bawang putih Allium sativum L. Liliaceae Herba Etnobotani

94 Bunga bokor Hydrangea sp. Nyctaginaceae Herba Etnobotani

Page 92: ETNOBOTANI DAN POTENSI TUMBUHAN BERGUNA DI … · etnobotani dan potensi tumbuhan berguna

95 Bunga matahari Heliantus annuus L. Asteraceae Herba Etnobotani

96 Cangkuang Pandanus furcatus Nep Pandanaceae Perdu Etnobotani

97 Cangkudu Morinda citrifolia L. Rubiaceae Pohon Etnobotani

98 Cantigi Rhodendron citrinum Hassk Ericaceae Perdu Etnobotani

99 Cariang Begonia robusta Blume Begoniaceae Herba Etnobotani

100 Cecendat Physalis angulata L. Solanaceae Herba Etnobotani

101 Cempoko Talauma candollii BLUME. Magnoliaceae Perdu Etnobotani

102 Cengkeh Syzygium aromaticum (L.) Merr. &

L. M.

Myrtaceae Pohon Etnobotani

103 Cocor bebek Bryophyllum calycinum Salisb. Moraceae Herba Etnobotani

104 Dahlia Dahlia pinnata Cav Asteraceae Herba Etnobotani

105 Edelweis Anaphalis javanica Reinw. Asteraceae Perdu Etnobotani

106 Euphorbia Euphorbia milii Desmoul. Euphorbiaceae Herba Etnobotani

107 Flamboyan Delonix regia Raf. Fabaceae Pohon Etnobotani

108 Gadung Dioscorea hispida Dennst Dioscoreceae Herba Etnobotani

109 Ganitri Elaeocarpus ganitrum BI. Elaeocarpaceae Pohon Etnobotani

110 Ganyong Canna edulis Ker Cannaceae Herba Etnobotani

111 Gempol Nauclea orientalis L Rubiaceae Pohon Etnobotani

112 Hamerang Ficus grossularioides Bum.F Moraceae Pohon Etnobotani

113 Haur koneng Bambusa vulgaris Schad. Poaceae Bambu Etnobotani

114 Honje Nicolaila speciosa Hornn. Zingiberaceae Herba Etnobotani

115 Hunyur buut Kadsura scandens BI. Schisandraceae Liana Etnobotani

116 Jabung Conyza angustifolia Thw. Poaceae Herba Etnobotani

117 Jaha Croton argyratus Blume. Euphorbiaceae Pohon Etnobotani

118 Jahe Zingiber officianale Rosc. Zingiberaceae Herba Etnobotani

119 Jambu batu Psidium guajava L. Myrtaceae Pohon Etnobotani

120 Jampang Eleusine indica (L.) Gaertn Poaceae Herba Etnobotani

121 Jarong biasa Stachytarpheta mutabilis L. Amarathaceae Perdu Etnobotani

122 Jati Tectona grandis L.f. Verbenaceae Pohon Etnobotani

Page 93: ETNOBOTANI DAN POTENSI TUMBUHAN BERGUNA DI … · etnobotani dan potensi tumbuhan berguna

123 Jeruk nipis Citrus aurantifolia (Christm.)

Swing

Rutaceae Perdu Etnobotani

124 Jinten hitam Carum carvi L. Carumaceae Herba Etnobotani

125 Jukut gajah Pennisetum purpureum

Schumacher

Poaceae Herba Etnobotani

126 Kahitutan Lasianthus capitatus BI. Rubiaceae Herba Etnobotani

127 Kantong semar Nephentes gymnopora Don. Nephentaceae Herba Etnobotani

128 Karet kebo Ficus merica Roxb. Ex Hornem. Moraceae Pohon Etnobotani

129 Kayu afrika Maesopsis eminii Engl. Rhamnaceae Pohon Etnobotani

130 Kayu manis Cinnamomum burmannii (Nees

&Th) Nees.

Lauraceae Pohon Etnobotani

131 Kayu putih Melalenca leucadendron L. Myrtaceae Pohon Etnobotani

132 Kecubung Datura metel L. Solanaceae Perdu Etnobotani

133 Kelor Moringa oleifera Lamk. Moringaceae Pohon Etnobotani

134 Kembang kertas Zinnia elegans Jacq. Asteraceae Semak Etnobotani

135 Kenanga Cananga odorata (Lamk.) Hook. Annonaceae Pohon Etnobotani

136 Kencur Kaempferia galanga L. Zingiberaceae Herba Etnobotani

137 Kentang Solanum tuberosum L. Solanaceae Herba Etnobotani

138 Kesemek Diospyros kaki Thunb Ebenaceae Pohon Etnobotani

139 Ki calungcung Astronia spectabilis BLUME. Melastomataceae Pohon Etnobotani

140 Ki gambir Uncaria gambir Roxb. Rubiaceae Pohon Etnobotani

141 Ki lemo Litsea cubeba (Lour) Pers. Lauraceae Pohon Etnobotani

142 Kiara koneng Ficus annulata BI. Moraceae Pohon Etnobotani

143 Kihiyang Paraserientehes procera (Roxb.)

Benth

Fabaceae Pohon Etnobotani

144 Kimeong Timonius sp. Rubiaceae Perdu Etnobotani

145 Kimolka/

mendarahan

Knema cinera (Poir) Warb. Myristicaceae Pohon Etnobotani

146 Kubis/kol Brassica oleracea var.capitata L. Brassicaceae Herba Etnobotani

147 Kumis kucing Orthosiphon stamineus Benth. Lamiaceae Herba Etnobotani

148 Kunyit Curcuma domestica L Zingiberaceae Herba Etnobotani

Page 94: ETNOBOTANI DAN POTENSI TUMBUHAN BERGUNA DI … · etnobotani dan potensi tumbuhan berguna

149 Kupa/gowok Syzygum polycephalum (Miq.)

merr. & Perry.

Myrtaceae Pohon Etnobotani

150 Kuping gajah Anthurium andreanum var. album

Linden

Araceae Herba Etnobotani

151 Lempuyang Zingiber aromaticum Vahl. Zingiberaceae Herba Etnobotani

152 Lidah buaya Aloe vera L. Liliaceae Herba Etnobotani

153 Lidah mertua Sanmsevieria laurentii N.E.Br. Liliaceae Herba Etnobotani

154 Mahkota dewa Phaleria macrocarpa (Scheff)

Boerl.

Thymelaeaceae Perdu Etnobotani

155 Mahoni Swietenia macrophylla King Meliaceae Pohon Etnobotani

156 Mamangkokan Nothopanax scutellarium Merr. Araliaceae Semak Etnobotani

157 Mangga Mangifera indica L. Anacardiaceae Pohon Etnobotani

158 Manglid Michelia velutina BI Magnoliaceae Pohon Etnobotani

159 Mawar Rosa chinensis Jacq Rosaceae Herba Etnobotani

160 Mentimun Cucumis sativus L. Cucurbitaceae Herba Etnobotani

161 Nilam Pogostemon cablin Benth. Lamiaceae Perdu Etnobotani

162 Nyatoh Palaquim sp. Sapotaceae Pohon Etnobotani

163 Paku gajah Angiopteris evecta (Forst.) Haffm Maratiaceae Herba Etnobotani

164 Patah tulang Pedilanthus pringlei Robins Euphorbiaceae Herba Etnobotani

165 Pecah beling Strobilanthes crispus Blume Acanthaceae Semak Etnobotani

166 Pepaya Carica papaya L. Caricaceae Herba Etnobotani

167 Pilang Acacia leucophloea Willd. Fabaceae Pohon Etnobotani

168 Pingku Dysoxylum densiflorum Miq Meliaceae Pohon Etnobotani

169 Pinus Pinus merkusii Jungh.& De Vr Pinaceae Pohon Etnobotani

170 Pisang Musa paradisica L. Musaceae Herba Etnobotani

171 Rambutan Nephelium lappaceum L. Sapindaceae Pohon Etnobotani

172 Rengas Gluta renghas L Anacardiaceae Pohon Etnobotani

173 Rosella Hibiscus sabdariffa L. Malvaceae Herba Etnobotani

174 Sadaguri Sada rombifolia L. Malvaceae Perdu Etnobotani

175 Sahang Piper nigrum L. Piperaceae Liana Etnobotani

Page 95: ETNOBOTANI DAN POTENSI TUMBUHAN BERGUNA DI … · etnobotani dan potensi tumbuhan berguna

176 Saledri Apium graveolens L. Apiaceae Herba Etnobotani

177 Saliara/

Tembelekan

Lantara camara L. Verbenaceae Perdu Etnobotani

178 Samoja jepang Adenium obesum (Forssk.) Roem.

& Schult

Apocynaceae Pohon Etnobotani

179 Santigi Pemphis acidula Forst. Lythraceae Pohon Etnobotani

180 Sawi Brassica rapa var.parachinensis L. Brassicaceae Herba Etnobotani

181 Seuseureuhan Piper oduncum L. Piperaceae Liana Etnobotani

182 Singkong Manihot esculenta Crantz Euphorbiaceae Herba Etnobotani

183 Singugu Clerodendron serratum L.Spr Verbenaceae Pohon Etnobotani

184 Sirih hutan Piper caducibracteum C.DC Piperaceae Liana Etnobotani

185 Sirih merah Piper crocatum Ruiz & Pav. Piperaceae Liana Etnobotani

186 Sri rejeki Aglaonema crispum (Pit. & Man.)

D.H.Nicol

Arecaceae Perdu Etnobotani

187 Suren Toona sureni Merr. Meliaceae Pohon Etnobotani

188 Taleus Colocasia sp. Araceae Herba Etnobotani

189 Teki Cyperus rotundus L. Cyperaceae Herba Etnobotani

190 Tempuyung Sonchus arvensis L. Asteraceae Herba Etnobotani

191 Tisuk Hibiscus macrophyllus Roxb.

Exhornem

Malvaceae Pohon Etnobotani

192 Wortel Daucus carota L. Apiaceae Herba Etnobotani

193 Bougenvill Bougainvillea spectabilis Willd Nyctaginaceae Herba Etnobotani

194 Benda Artocarpus elasticus Reinw Moraceae Pohon Etnobotani

dan analisis

vegetasi

195 Huru Actinodaphn procera NEES Lauraceae Pohon Etnobotani

dan

Analisis

vegetasi

196 Jamuju Podocarpus imbricatus BLUME. Podocarpaceae Pohon Etnobotani

dan analisis

vegetasi

197 Kaliage Plectoma horrid Reinw. Lentibulariaceae Perdu Etnobotani

dan analisis

Page 96: ETNOBOTANI DAN POTENSI TUMBUHAN BERGUNA DI … · etnobotani dan potensi tumbuhan berguna

vegetasi

198 Kaliandra merah Calliandra callothyrus Meissn. Fabaceae Pohon Etnobotani

dan analisis

vegetasi

199 Kemuning Murraya paniculata L.jack Rutaceae Semak Etnobotani

dan analisis

vegetasi

200 Ki beusi Kibessia azurea BLUME. Melastomataceae Pohon Etnobotani

dan analisis

vegetasi

201 Kurai Trema orientale BLUME. Ulmaceae Pohon Etnobotani

dan analisis

vegetasi

202 Mara Macaranga tanarius MUEL Euphorbiaceae Pohon Etnobotani

dan analisis

vegetasi

203 Mareme Glochidion arborescens BLUME. Euphorbiaceae Pohon Etnobotani

dan analisis

vegetasi

204 Masawa Anisoptera marginata Kort. Dipterocarpaceae Pohon Etnobotani

dan analisis

vegetasi

205 Nangka Artocarpus heterophyllus Lam. Moraceae Pohon Etnobotani

dan analisis

vegetasi

206 Nangsi Villebrunia rubescens BLUME. Urticaceae Pohon Etnobotani

dan analisis

vegetasi

207 Pasang Quercus sundaica BI. Fagaceae Pohon Etnobotani

dan analisis

vegetasi

208 Rasamala Altingia excels Noronha Hamamelidaceae Pohon Etnobotani

dan analisis

vegetasi

209 Saninten Castanopsis argentea (BLUME.)

DC.

Fagaceae Pohon Etnobotani

dan analisis

vegetasi

210 Sawuheun Setaria palmifolia Willd. Poaceae Herba Etnobotani

dan analisis

vegetasi

Page 97: ETNOBOTANI DAN POTENSI TUMBUHAN BERGUNA DI … · etnobotani dan potensi tumbuhan berguna

211 Tepus Etlingera solaris (Blume) R. M.

Sm.

Zingiberaceae Herba Etnobotani

dan analisis

vegetasi

Page 98: ETNOBOTANI DAN POTENSI TUMBUHAN BERGUNA DI … · etnobotani dan potensi tumbuhan berguna

Lampiran 2 Daftar spesies tumbuhan obat hasil etnobotani dan potensi tumbuhan yang berada di kawasan TNGC

No Nama Ilmiah Nama lokal Famili Habitus Bagian yang

dimanfaatkan

Manfaat Cara pengolahan Metode

1 Morinda citrifolia L. Cangkudu Rubiaceae Pohon Buah dan daun Diabetes Buah mengkudu yang

masak di pohon diperas

airnya dan langsung

diminum.

Etnobotani

2 Strobilanthes crispus Bl. Pecah beling Acanthaceae Semak Daun Stamina Tiga daun pecah beling

direbus dan dimunum ½

gelas. 1 x sehari

Etnobotani

3 Cucumis sativum L. Mentimun Cucurbitaceae Herba Buah Demam,

Menghilangkan

noda hitam di

wajah

Kracunan :buah diparut

lalu disimpan diatas

kening.

Dijadikan masker

wajah lalu setelah

kering dibilas.

Etnobotani

4 Apium graveolens L. Saledri Apiaceae Herba Daun Demam 2 daun saledri di potong

dan dimakan dengan

nasi.

Etnobotani

5 Allium sativum L. Bawang putih Liliaceae Herba Umbi Asma,

bronkhitis

Umbi bawang putih 5

gram direbus dengan air

100ml. dimunum 2 kali

sehari.

Etnobotani

6 Hibiscus sabdariffa L. Rosella Malvaceae Herba Bunga Menurunkan

tekanan darah

Menurunkan

Seduh 5-7 kelopak

bunga dengan air panas,

tunggu 5 menit, siap

Etnobotani

Page 99: ETNOBOTANI DAN POTENSI TUMBUHAN BERGUNA DI … · etnobotani dan potensi tumbuhan berguna

kadar gula

darah pada

penderita

diabetes

Menghambat

tumbuhnya

kanker

Menjaga

stamina

minum. Rasa dari

minuman ini seperti

asam jawa. Kalo yang

punya sakit maag harus

hati-hati dan

menambahkan kadar

airnya, tapi lebih baik

dicampur pake madu

sebagai pemanis

7 Carum carvi L. Jinten hitam Carumaceae Herba Biji Keputihan Direbus dengan air 4

gelas, minum ¾ gelas 2

kali sehari.

Etnobotani

8 Anthurium andreanum var.

album Linden

Kuping gajah Araceae Herba Daun Menjaga

stamina

3 daun direbus dengan 2

gelas air dan nyisa ½

gelas,lalu dimunum.

Etnobotani

9 Daucus carota L. Wortel Apiaceae Herba Umbi Obat mata Umbi wortel di rebus

dan bisa juga langsung

dimakan.

Etnobotani

10 Psidium guajava L. Jambu batu Myrtaceae Pohon Daun Mencret/Diare Daun muda jambu batu

di rebus 5 helai dengan

2 gelas air sisa satu

gelas dan langsung

diminum.

Etnobotani

11 Centella asiatica (L.) Urban Antanan Apiaceae Herba Daun Untuk batuk

asma.

Antanan ditumbuk

dengan sedikit air

matang stelah halus

ditambah air dan

disaring. Beningnya

ditambah gula atau

Etnobotani

Page 100: ETNOBOTANI DAN POTENSI TUMBUHAN BERGUNA DI … · etnobotani dan potensi tumbuhan berguna

madu.

12 Sonchus arvensis L. Tempuyung Asteraceae Herba Daun Disentri, infeksi

usus buntu,luka

bakar, kencing

batu dan

menurunkan

kadar kolesterol

5 lembar daun

tempuyung diasapkan

lalu dimakan sebagi

lalapan nasi.

Etnobotani

13 Cinnamomum burmannii

(Nees &Th. Nees)

Ki amis Lauraceae Pohon Kulit Asma 1 jari kulit batang,

dipotong-potong

direbus 3 gelas air sisa

½ gelas. Lalu minum 3x

sehari.

Etnobotani

14 Alstonia scholaris R. Br. Ki lame Apocynaceae Pohon Kulit Demam, malaria Kulit batang tua direbus

dengan 4 gelas air

sampai sisa 2 gelas, lalu

minum.

Analisis

vegetasi

15 Kadsura scandens BI. Hunyur buut Schisandraceae Liana Daun, batang dan

akar

Obat batuk,

menghilangkan

lender, sakit

pinggang dan

demam.

Buahnya dimakan untuk

obat sakit pinggang dan

buahnya ditumbuk lalu

dikompres untuk sakit

demam.

Etnobotani

16 Angiopteris evecta (Forst.)

Haffm

Paku gajah Maratiaceae Herba Daun Obat luka,

memar

Daun ditumbuk dan

disimpan diatas luka.

Etnobotani

17 Litsea cubeba Pers. Lemo Lauraceae Pohon Kulit Menjaga

stamina

Kulit batang tua diambil

1 jari, dipotong-potong

direbus 2 gelas air sisa

½ gelas, lalu diminum

Etnobotani

Page 101: ETNOBOTANI DAN POTENSI TUMBUHAN BERGUNA DI … · etnobotani dan potensi tumbuhan berguna

18 Orthosiphon

stamineus Benth.

Kumis kucing Lamiaceae Herba Daun Susah

kencing /batu

ginjal

Daun kumis kucing

segar 1/4 genggam; Air

1 gelas, Direbus hingga

memperoleh cairan 1/2

gelas, Diminum setiap

hari 2 kali dan tiap kali

minum 1/2 gelas.

Etnobotani

19 Persea americana P. Mill. Alpukat Lauraceae Pohon Akar Obat pegal-

pegal

Akar direbus air 3 gelas

sisa 1 gelas dan

langsung dimunum.

Etnobotani

20 Piper crocatum Ruiz &

Pav.

Sirih merah Piperaceae Liana Daun Obat

diabetes/penuru

n kadar gula

darah

Daun sirih direbus

secukupnya dan airnya

diminum

Etnobotani

21 Carica papaya L. Pepaya Caricaceae Pohon Daun Pegal-pegal Daun papaya direbus

dan dibuat lalapan.

Etnobotani

22 Zingiber officinale Rosc. Jahe Zingiberaceae Herba Umbi Mencret dan

muntah

Jahe dibakar, setelah

dingin dikerik hingga

bersih , diseduh dan

minum yang sudah

ditambahkan madu atau

gula.

Etnobotani

23 Piper

caducibracteum C.DC

Sirih hutan Piperaceae Liana Daun Luka Daun ditumbuk dan

disimpan diatas luka.

Etnobotani

24 Kaempferia galanga L. Kencur Zingiberaceae Herba Umbi Merangsang

regenerasi kulit,

mengobati

encok dan pegel

Umbinya diparut dan di

seduh dengan air panas

Etnobotani

Page 102: ETNOBOTANI DAN POTENSI TUMBUHAN BERGUNA DI … · etnobotani dan potensi tumbuhan berguna

linu.

25 Phaleria

macrocarpa (Scheff) Boerl.

Mahkota dewa Thymelaeaceae Perdu Buah Menurunkan

panas,

mengurangi rasa

sakit, efek

menurunkan

kadar asam urat

dalam darah,

hipertensia,

antioksidan.

Pengolahannya

masyarakat tidak

mengetahui, biasanya

perusahaan obat-obatan

yang mengolah.

Etnobotani

26 Canna edulis Ker. Ganyong Cannaceae Herba Buah Mencegah

mencret-

mencret

Buah langsung dimakan

setelah dibersihkan.

Etnobotani

27 Erythrina lithosperma Miq. Dadap Fabaceaae Perdu Daun Daun-daun ini

berkhasiat

membanyakkan

susu ibu,

membuat tidur

lebih nyenyak,

melancarkan

haid, cacingan,

disentri

Cairan sari daun yang

dicampur madu

diminum untuk

mengobati cacingan;

sari daun dadap yang

dicampur minyak jarak

(kasteroli) digunakan

untuk menyembuhkan

disentri. Daun dadap

yang dipanaskan

digunakan untuk

meringankan rematik.

Analisis

vegetasi

28 Physalis angulata L. Cecendet Solanaceae Herba Daun, akar dan

batang

Obat kuat Semua bagian direbus

air 3 gelas sisa 1 gelas

dan langsung diminum.

Etnobotani

29 Amomum coccineum Tepus Zingiberaceae Herba Bunga Peluruh air susu Bunga 3-4 buah direbus

3 gelas lalu dimunum

Analisis

Page 103: ETNOBOTANI DAN POTENSI TUMBUHAN BERGUNA DI … · etnobotani dan potensi tumbuhan berguna

(Blume) K.Schum.

ibu airnya setelah menjadi 1

gelas sehari

vegetasi

30 Murraya paniculata L. Jack Kemuning Rutaceae Herba Daun Radang saluran

pernapasan,

kencing nanah

dan lemak tubuh

berlebihan.

Daun 4-5 lembar

direbus dengan air 4

gelas lalu dimunum ¾

gelas.

Analisis

vegetasi

31 Talauma candollii BL. Cempoko Magnoliaceae Perdu Daun Obat demam Daun 3 lembar direbus

dengan air 3 gelas lalu

sisa ¾ gelas, dimunum

pagi dan sore.

Etnobotani

32 Ficus fistulosa Reinw. Beunying Moraceae Pohon Pucuk daun Obat mencret Pucuk daun bisa

dimakan langsung, bisa

juga di rebus dan

dimunum airnya.

Analisis

vegetasi

33 Stachytarpheta mutabilis L. Jarong biasa Amarathaceae Perdu Daun Obat demam,

malaria,

amandel, radang

paru, rematik,

infeksi ginjal,

muntah darah

dan kencing

darah

4 lembar daun di rebus

lalu di minum 1 gelas,2

kali sehari.

Etnobotani

Page 104: ETNOBOTANI DAN POTENSI TUMBUHAN BERGUNA DI … · etnobotani dan potensi tumbuhan berguna

34 Zingiber aromaticum Vahl. Lempuyang Zingiberaceae Herba Rimpang Kurang darah Lempuyang dipukul-

pukul sampai retak,

kemudian direbus

dengan air. Diminum 2

kali sehari.

Etnobotani

35 Piper oduncum L. Seuseureuhan Piperaceae Liana Daun Obat bisul dan

obat luka

Daun di tumbuk lalu

disimpan diatas luka

Etnobotani

36 Ageratum conyzoides L. Babadotan Asteraceae Herba Daun Menghilangkan

pembengkakan

Daun ditumbuk

secukupnya dan simpan

diatas luka.

Etnobotani

37 Lantara camara L. Salira/

Tembelekan

Verbenaceae Perdu Daun Obat luka

memar,

keracunan dan

untuk

menghentikan

pendarahan.

Untuk luka daun

ditumbuk dan disimpan

diatas luka. Untuk

keracunan 3 daun di

rebus dengan 2 gelas air

sisa 1 gelas.

Etnobotani

38 Moringa oleifera Lamk. Kelor Euphorbiaceae Pohon Daun Antiseptik dan

dalam

mengobati

rematik, gigitan

berbisa.

Daun ditumbuk dan

dipoko pada luka atau

yang digigit ular.

Etnobotani

39 Sada rombifolia L. Sadaguri Malvaceae Perdu Daun dan akar Daun dan akar Batuk darah, ginjal dan

demam

Etnobotani

40 Clerodendron serratum

L.Spr

Singgugu Verbenaceae Pohon Daun Daun Borok berair Etnobotani

41 Ficus variegata L. Kondang Moraceae Pohon Akar dan kulit Akar dan kulit Menyembuhkan

mencret-mencret

Analisis

vegetasi

Page 105: ETNOBOTANI DAN POTENSI TUMBUHAN BERGUNA DI … · etnobotani dan potensi tumbuhan berguna

42 Ficus ribes Reinw. Walen Moraceae Pohon Daun Daun Sakit perut Analisis

vegetasi

43 Begonia robusta Blume. Cariang Begoniaceae Herba Buah Buah Keracunan Etnobotani

44 Datura metel L. Kecubung Solanaceae Perdu Daun Daun Bisul Etnobotani

45 Villebrunea rubescens BL. Nangsi Urticaceae Perdu Batang Batang Obat mata bengkak Analisis

vegetasi

46 Tetraglochidium

bibracteatum Blume.

Bubukuan Acanthaceae Perdu Daun Daun Menetralisir racun Analisis

vegetasi

Page 106: ETNOBOTANI DAN POTENSI TUMBUHAN BERGUNA DI … · etnobotani dan potensi tumbuhan berguna

79

Lampiran 3 Daftar spesies tumbuhan hias hasil etnobotani dan potensi tumbuhan

yang berada di kawasan TNGC No Nama ilmiah Nama lokal Famili Habitus Metode

1 Cananga odorata

(Lamk.) Hook.

Kenanga Annonaceae Pohon Etnobotani

2 Adenium obesum

(Forssk.) Roem. &

Schult

Samoja Jepang Apocynaceae Pohon Etnobotani

3 Zinnia elegans Jacq. Kembang kertas Asteraceae Semak Etnobotani

4 Aglaonema crispum (Pit.

& Man.) D.H.Nicol

Sri rejeki Arecaceae Perdu Etnobotani

5 Murraya paniculata L.

Jack

Kemuning Rutaceae Herba Analisis

vegetasi

6 Colocasia sp. Taleus Araceae Herba Etnobotani

7 Pedilanthus pringlei

Robins

Patah tulang Euphorbiaceae Herba Etnobotani

8 Dendrobium sp. Anggrek Orchidaceae Epifit Analisis

vegetasi

9 Vanda sp. Anggrek banda Orchidaceae Epifit Etnobotani

10 Dahlia pinnata Cav. Dahlia Asteraceae Herba Etnobotani

11 Hydrangea sp. Bunga Bokor Nyctaginaceae Perdu Etnobotani

12 Lavandula angustifolia

Mill.

Lavender Lamiaseae Semak Etnobotani

13 Aloe vera L. Lidah buaya Liliaceae Herba Etnobotani

14 Ficus benjamina L. Beringin Moraceae Pohon Analisis

vegetasi

15 Sanmsevieria laurentii

N.E.Br.

Lidah mertua Liliaceae Herba Etnobotani

16 Rosa chinensis Jacq. Mawar Rosaceae Herba Etnobotani

17 Agave sp. Agave Agavaceae Herba Etnobotani

18 Ficus merica Roxb. Ex

Hornem

Karet kebo Moraceae Pohon Etnobotani

19 Bryophyllum calycinum

Salisb.

Cocor bebek Moraceae Herba Etnobotani

Page 107: ETNOBOTANI DAN POTENSI TUMBUHAN BERGUNA DI … · etnobotani dan potensi tumbuhan berguna

80

20 Euphorbia milii

Desmoul.

Euphorbia Euphorbiaceae Herba Etnobotani

21 Bougainvillea spectabilis

Willd.

Bougenvill Nyctaginaceae Herba Etnobotani

22 Adenium sp. Adenium Apocynaceae Herba Etnobotani

23 Citrus aurantifolia

(Christm.) Swing

Jeruk nipis Rutaceae Perdu Etnobotani

24 Nothopanax

scutellarium Merr.

Mamangkokan Araliaceae Semak Etnobotani

25 Bambusa multiplex

(Lour) Raeuschel

Bambu cina Poaceae Semak Etnobotani

26 Plectoma horrid Reinw. Kaliage Lentibulariaceae Perdu Etnobotani

27 Rhodendron citrinum

Hassk.

Cantigi Ericaceae Pohon Etnobotani

28 Acacia

leucophloea Willd.

Pilang Fabaceae Semak Etnobotani

29 Anaphalis javanica

Reinw.

Edelweis Asteraceae Perdu Etnobotani

30 Phaius flavus (Blume)

Lindl

Anggrek tanah

bunga kuning

Orchidaceae Herba Analisis

vegetasi

31 Podocarpus imbricatus

BL.

Jamuju Podocapaceae Pohon Analisis

vegetasi

32 Heliantus annuus L. Bunga matahari Asteraceae Herba Etnobotani

33 Pinanga coronate

Blume.

Bingbin Arecaceae Pohon Analisis

vegetasi

34 Delonix regia Raf. Flamboyan Fabaceae Pohon Etnobotani

35 Nephentes gymnopora

Don.

Kantong semar Nephenteceae Herba Etnobotani

Lampiran 4 Spesies tumbuhan aromatik hasil etnobotani dan potensi tumbuhan

yang berada di kawasan TNGC

No Nama Ilmiah Nama lokal Famili Habitus Bagian yang

dimanfaatkan

Metode

1 Cananga odorata

(Lamk.) Hook.

Kenanga Annonaceae Pohon Bunga Etnobotani

2 Pogostemon

cablin Benth.

Nilam Lamiaceae Herba Daun Etnobotani

Page 108: ETNOBOTANI DAN POTENSI TUMBUHAN BERGUNA DI … · etnobotani dan potensi tumbuhan berguna

81

3 Syzygium

aromaticum (L.)

Merr. & L. M.

Perry

Cengkeh Myrtaceae Pohon Daun dan

buah

Etnobotani

4 Cinnamomum

burmannii Nees

&Th. Nees

Kayu

manis

Lauraceae Pohon Kulit Etnobotani

5 Pemphis

acidula Forst.

Santigi Lythraceae Pohon Kulit dan daun Etnobotani

6 Pittosporum

ferrugineun Ait

Ki Honje Pittosporaceae Pohon Daun,batang

dan buah

Analisis

vegetasi

7 Melalenca

leucadendron L.

Kayu

putih

Myrtaceae Pohon Daun Etnobotani

8 Zingiber

officianale Rosc.

Jahe Zingiberaceae Herba Rimpang Etnobotani

9 Amomum

coccineum

(Blume) K.

Schum

Tepus Zingiberaceae Herba Rimpang Analisis

vegetasi

10 Talauma

candollii BL.

Cempoko Magnoliaceae Perdu Bunga Etnobotani

11 Elaeocarpus

ganitrum BI.

Ganitri Elaeocarpaceae Pohon Kulit dan

daunnya

Etnobotani

Lampiran 5 Daftar spesies tumbuhan penghasil pangan hasil etnobotani dan

potensi tumbuhan yang berada di kawasan TNGC

No Nama Ilmiah Nama

lokal

Famili Bagian yang

dimanfaatkan

Metode

1 Mangifera indica L. Mangga Anacardiaceae Buah Etnobotani

2 Psidium guajava L. Jambu batu Myrtaceae Buah Etnobotani

3 Daucus carota L. Wortel Apiaceae Umbi Etnobotani

4 Brassica oleracea

var.capitata L.

Kubis/kol Brassicaceae Daun dan

bunga

Etnobotani

5 Solanum tuberosum

L.

Kentang Solanaceae Umbi Etnobotani

6 Brassica rapa

var.parachinensis L.

Sawi Brassicaceae Daun Etnobotani

7 Allium fistulosum L.

Bawang

daun

Liliaceae Daun Etnobotani

8 Conyza angustifolia

Thw.

Jabung Poaceae Daun Etnobotani

9 Amomum coccineum

(Blume) K. Schum.

Tepus Zingiberaceae Umbi Analisis

vegetasi

10 Carica papaya L. Pepaya Caricaceae Buah Etnobotani

11 Musa paradisica L. Pisang Musaceae Buah Etnobotani

12 Manihot esculenta

Crantz

Singkong Euphorbiaceae Umbi dan

daun

Etnobotani

13 Ficus variegate L. Kondang Moraceae Buah Analisis

vegetasi dan

etnobotani

14 Nicolaila speciosa Honje Zingiberaceae Bunga Etnobotani

Page 109: ETNOBOTANI DAN POTENSI TUMBUHAN BERGUNA DI … · etnobotani dan potensi tumbuhan berguna

82

Hornn.

15 Ficus fistulosa

Reinw

Beunying Moraceae Buah Analisis

vegetasi

16 Piper nigrum L. Sahang Piperaceae Biji Etnobotani

17 Syzygum

polycephalum (Miq.)

merr.& Perry

Kupa/

gowok

Myrtaceae Biji Etnobotani

18 Artocarpus

heterophyllus Lam.

Nangka Moraceae Buah Analisis

vegetasi

Lampiran 6 Daftar spesies tumbuhan penghasil pakan ternak hasil etnobotani dan

potensi tumbuhan yang berada di kawasan TNGC

No Nama Ilmiah Nama lokal Famili Habitus Metode

1 Setaria palmifolia Willd. Sawuheun Poaceae Herba Analisis

vegetasi

2 Cyperus rotundus L. Teki Cyperaceae Herba Etnobotani

3 Pennisetum purpureum

Schumacher

Jukut gajah Poaceae Herba Etnobotani

4 Calliandra callothyrus

Meissn.

Kaliandra Fabaceae Pohon Analisis

vegetasi

5 Manihot esculenta Crantz Singkong Euphorbiaceae Perdu Etnobotani

6 Eleusine indica (L.) Gaertn Jampang Poaceae Herba Etnobotani

7 Ageratum conyzoides L. Babadotan Asteraceae Herba Etnobotani

8 Dysoxylum densiflorum

Miq

Pingku Meliaceae Pohon Etnobotani

9 Ficus annulata BI. Kiara koneng Moraceae Pohon Etnobotani

10 Timonius sp. Kimeong Rubiaceae Perdu Etnobotani

Lampiran 7 Daftar spesies tumbuhan penghasil pestisida nabati hasil etnobotani No Nama Ilmiah Nama

lokal

Famili Bagian yang

dimanfaatkan

Metode

1 Dioscorea

hispida Dennst.

Gadung Dioscoreaceae Umbi Etnobotani

2 Gigantochloa

apus Kurz.

Bambu Poaceae Daun Etnobotani

3 Nephelium lappaceum L. Rambutan Sapindaceae Daun Etnobotani

4 Syzygium

aromaticum (L.) Merr.

& L. M. Perry

Cengkeh Myrtaceae Daun Etnobotani

5 Ageratum conyzoides L. Babadotan Asteraceae Daun Etnobotani

Page 110: ETNOBOTANI DAN POTENSI TUMBUHAN BERGUNA DI … · etnobotani dan potensi tumbuhan berguna

83

Lampiran 8 Daftar spesies tumbuhan penghasil pewarna dan tanin hasil etnobotani

dan potensi tumbuhan yang berada di kawasan TNGC

No Nama Ilmiah Nama

lokal

Famili Bagian yang

dimanfaatkan

Metode

1 Lasianthus capitatus BI. Kahitutan Rubiaceae Daun Etnobotani

2 Curcuma domestica L. Kunyit Zingiberaceae Rimpang Etnobotani

3 Musa paradisica L. Pisang Musaceae Bunga/

jantung

Etnobotani

4 Villebrunia rubescens

BL.

Nangsi Urticaceae Kulit batang Analisis

vegetasi

5 Homalanthus populneus

Benth.

Kareumbi Euphorbiaceae Daun Analisis

vegetasi

6 Calophylum inophyllum

L.

Solatri Clusiaceae Biji Etnobotani

7 Uncaria gambir Roxb. Kigambir Rubiaceae Batang Etnobotani

8 Croton argyratus Blume. Jaha Euphorbiaceae Batang Etnobotani

Lampiran 9 Daftar spesies tumbuhan penghasil minuman potensi tumbuhan yang

berada di kawasan TNGC

No Nama ilmiah Nama lokal Famili Bagian yang

digunakan

Metode

1 Arenga pinnata Merr. Aren Palmae Air sadapan Analisis vegetasi

Lampiran 10 Daftar spesies tumbuhan penghasil kayu bakar hasil etnobotani dan

potensi tumbuhan yang berada di kawasan TNGC

No Nama Ilmiah Nama lokal Famili Bagian

yang

digunakan

Metode

1 Paraserientes falcataria (L.)

Fosberg

Albasiah Fabaceae Batang Etnobotani

2 Calliandra callothyrus Meissn. Kaliandra Fabaceae Batang Analisis

vegetasi dan

etnobotani

3 Diospyros kaki Thunb. Kesemek Ebenaceae Batang Etnobotani

4 Actinodaphn procera NEES Huru Lauraceae Batang Analisis

vegetasi dan

etnobotani

5 Pinus merkusii Jungh.& De Vr Pinus Pinaceae Batang Etnobotani

6 Persea mericana P. Mill. Alpukat Lauraceae Batang Etnobotani

Page 111: ETNOBOTANI DAN POTENSI TUMBUHAN BERGUNA DI … · etnobotani dan potensi tumbuhan berguna

84

Lampiran 11 Daftar spesies tumbuhan untuk upacara adat hasil etnobotani dan

potensi tumbuhan yang berada di kawasan TNGC

No Nama Ilmiah Nama

lokal

Famili Habitus Bagian yang

dimanfaatkan

Metode

1 Moringa

oleifera Lamk.

Kelor Moringaceae

Pohon Batang dan

daun

Etnobotani

2 Murraya

paniculata L. Jack

Kemuning Rutaceae Perdu Daun Analisis

vegetasi

dan

etnobotani

3 Bambusa vulgaris

Schad.

Haur

koneng

Poaceae Bambu Batang Etnobotani

4 Litsea cubeba

(Lour) Pers.

Ki lemo Lauraceae Pohon Batang Etnobotani

Lampiran 12 Daftar spesies tumbuhan sebagai bahan bangunan hasil etnobotani

dan potensi tumbuhan yang berada di kawasan TNGC

No Nama Ilmiah Nama lokal Famili Metode

1 Paraserientes falcataria (L.)

Fosberg

Albasiah Fabaceae Etnobotani

2 Vernonia arbarea Buch. Hambirung Asteraceae Etnobotani

3 Swietenia macrophylla King Mahoni Meliaceae Etnobotani

4 Tectona grandis L.f. Jati Lamiaceae Etnobotani

5 Quercus sundaica BI. Pasang Fagaceae Analisis vegetasi dan

etnobotani

6 Castanopsis javanica

(Blume) A. DC.

Saninten Fagaceae Analisis vegetasi dan

etnobotani

7 Actinodaphn procera NEES Huru Lauraceae Analisis vegetasi dan

etnobotani

8 Michelia velutina BI. Manglid Magnoliaceae Etnobotani

9 Toona sureni Merr. Suren Meliaceae Etnobotani

10 Dacrycarpus

imbricatus (Blume) de Laub.

Jamuju Podocarpaceae Analisis vegetasi dan

etnobotani

11 Acronychia pedunculata

Auct.

Ki jeruk Rutaceae Analisis vegetasi

12 Machilus rimosa BL. Ki teja Lauraceae Analisis vegetasi

13 Astronia spectabilis BL. Ki calungcung Melastomataceae Etnobotani

14 Nauclea orientalis L. Gempol Rubiaceae Etnobotani

15 Anisoptera marginata Kort. Masawa Dipterocarpaceae Analisis vegetasi dan

etnobotani

16 Litsea cassiaefolia BL. Huru batu Lauraceae Analisis vegetasi dan

etnobotani

17 Trema orientalis (L)BI. Kurai Ulmaceae Analisis vegetasi dan

etnobotani

18 Macaranga tanarius MUEL Mara Euphorbiaceae Analisis vegetasi dan

etnobotani

19 Deyeuxia australis (Z.& M).

Jansen

Ki pare Poaceae Analisis vegetasi

20 Homalanthus populneus

(Giesel.) Pax.

Kareumbi Euphorbiaceae Analisis vegetasi

21 Maesopsis eminii Engl . Kayu afrika Rhamnaceae Etnobotani

22 Paraserientes

procera (Roxb.) Benth

Kihiang Fabaceae Etnobotani

Page 112: ETNOBOTANI DAN POTENSI TUMBUHAN BERGUNA DI … · etnobotani dan potensi tumbuhan berguna

85

23 Alstonia scholaris R.Br Pulai Apocynaceae Analisis vegetasi

24 Palaquim sp. Nyatoh Sapotaceae Etnobotani

25 Calophylum inophyllum L. Solatri Clusiaceae Etnobotani

26 Dysoxylum densiflorum Miq. Pingku Meliaceae Etnobotani

27 Flacorita rukam Zoll. &

Moritzi.

Rukem Flacourtiaceae Analisis vegetasi

28 Croton argyratus Blume. Jaha Euphorbiaceae Etnobotani

Lampiran 13 Daftar spesies tumbuhan penghasil kerajinan tangan dan tali hasil

etnobotani dan potensi tumbuhan yang berada di kawasan TNGC

No Nama Ilmiah Nama

lokal

Bagian yang

dimanfaatkan

Kegunaan Metode

1 Gigantochloa apus Kurz. Awi

(Bambu)

Kulit Anyaman Etnobotani

2 Calamus sp. Rotan Batang Kerajinan Analisis

vegetasi

3 Villebrunia rubescens

BL.

Nangsi Serat Batang Tikar Analisis

vegetasi

4 Trema orientale BI. Kurai Getah Lem kayu Analisis

vegetasi

5 Schizostachyum blumei

Nees.

Bambu

tamiang

Batang Suling Etnobotani

6 Erythrina variegate L. Dadap Batang Pigura dan

peti

pengemas

Analisis

vegetasi

7 Pandanus furcatus Nep. Cangkuang Daun Tikar dan

tudung

Etnobotani

8 Calophylum inophyllum

L.

Solatri Batang Perahu dan

lemari

Etnobotani

9 Uncaria gambir Roxb. Kigambir Getah Lem kayu

lapis.

Etnobotani

10 Hibiscus macrophyllus

Roxb. exhornem

Tisuk Kulit Tali dan

anyaman

Etnobotani

Lampiran 14 Daftar spesies tumbuhan berguna di TNGC sebagai tumbuhan

penghasil lainnya No Nama Ilmiah Nama lokal Famili Kegunaan Metode

1 Ficus grossularioides

Bum.F

Hamerang Moraceae Getahnya

pengawet kain

batik

Etnobotani

2 Laportea stimulans

(Lf) Gaud.

Pulus Urticaceae Daunnya

Menyengat

menimbulkan

gatal.

Analisis

vegetasi

3 Gluta renghas L. Rengas Anacardiaceae Getahnya

untuk berburu

binatang.

Etnobotani

4 Artocarpus elasticus

Reinw.

Benda Moraceae Getahnya

perekat untuk

menjerat

burung.

Analisis

vegetasi

5 Knema cinera (Poir).

Warb.

Kimolka/

mendarahan

Myristicaceae Bahan tangkai

korek api.

Etnobotani

Page 113: ETNOBOTANI DAN POTENSI TUMBUHAN BERGUNA DI … · etnobotani dan potensi tumbuhan berguna

86

Page 114: ETNOBOTANI DAN POTENSI TUMBUHAN BERGUNA DI … · etnobotani dan potensi tumbuhan berguna

85

Lampiran 15 Indeks nilai penting tingkat semai di Resort Cigugur

No Nama lokal Nama ilmiah Famili K KR F FR INP

1 Beunying Ficus fistulosa Reinw. Moraceae 500.00 4.69 0.13 7.41 12.09

2 Hambirung Vernonia arbarea Buch. Asteraceae 166.67 1.56 0.07 3.70 5.27

3 Huru Actinodaphn procera NEES Lauraceae 333.33 3.12 0.13 7.41 10.53

4 Ki beusi Kibessia azurea BLUME. Melastomataceae 166.67 1.56 0.07 3.70 5.27

5 Ki beteli Panicum stagninum RETZ Poaceae 333.33 3.12 0.07 3.70 6.83

6 Ki hampelas Ficus ampelas Burm.F. Moraceae 166.67 1.56 0.07 3.70 5.27

7 Ki kecapi Sandoricum koetjape (Burm.f.) Merr. Meliaceae 333.33 3.12 0.07 3.70 6.83

8 Ki leho Saurauia pendula Blume. Actinidiaceae 1500.00 14.06 0.20 11.11 25.17

9 Ki pare Deyeuxia australis (Z & M) Jansen. Poaceae 666.67 6.25 0.07 3.70 9.95

10 Kopo Syzigyum pycnanthum Merr. Myrtaceae 166.67 1.56 0.07 3.70 5.27

11 Masawa Anisoptera marginata Kort. Dipterocarpaceae 166.67 1.56 0.07 3.70 5.27

12 Nangsi Villebrunia rubescens BLUME. Urticeae 4500.00 42.19 0.47 25.93 68.11

13 Saninten Castanopsis argentea (BLUME.) DC. Fagaceae 1000.00 9.37 0.13 7.41 16.78

14 Walen Ficus ribes Reinw. Moraceae 666.67 6.25 0.20 11.11 17.36

10666.66667 100 1.8 100 200

Page 115: ETNOBOTANI DAN POTENSI TUMBUHAN BERGUNA DI … · etnobotani dan potensi tumbuhan berguna

86

Lampiran 16 Indeks nilai penting tingkat semai di Resort Jalaksana

No Nama lokal Nama ilmiah Famili K KR F FR INP

1 Beunying Ficus fistulosa REINW Moraceae 125.00 1.39 0.05 4.35 5.74

2 Bingbin Pinanga coronate Blume. Arecaceae 500.00 5.56 0.10 8.70 14.25

3 Bisoro Ficus hispida Linn. Moraceae 125.00 1.39 0.05 4.35 5.74

4 Hurip cai Pteudoran themum Radlk. Acanthaceae 1750.00 19.44 0.15 13.04 32.49

5 Huru Actinodaphn procera NEES Lauraceae 250.00 2.78 0.10 8.70 11.47

6 Kaliandra merah Calliandra emarginata var. minima Fabaceae 3375.00 37.50 0.15 13.04 50.54

7 Kaliandra Putih Calliandra callothyrus Meissn. Fabaceae 1125.00 12.50 0.05 4.35 16.85

8 Kareumbi Homalanthus populneus (Giesel.) Pax Euphorbiaceae 125.00 1.39 0.05 4.35 5.74

9 Ki Huut Glochidiom molle BLUME. Euphorbiaceae 250.00 2.78 0.10 8.70 11.47

10 Ki padesa Brucea amarissima DEVS. Simarubaceae 250.00 2.78 0.10 8.70 11.47

11 Ki teja Machilus rimosa BLUME. Lauraceae 125.00 1.39 0.05 4.35 5.74

12 Mandakaki Tabernaemontana coronaria Willd. Apocynaceae 625.00 6.94 0.05 4.35 11.29

13 Nangsi Villebrunia rubescens BLUME. Urticeae 125.00 1.39 0.05 4.35 5.74

Page 116: ETNOBOTANI DAN POTENSI TUMBUHAN BERGUNA DI … · etnobotani dan potensi tumbuhan berguna

87

14 Pulus Laportea stimulans MIQ Urticaceae 125.00 1.39 0.05 4.35 5.74

15 Rasamala Altingia excels Noronha Hamamelidaceae 125.00 1.39 0.05 4.35 5.74

9000 100 1.15 100 200

Lampiran 17 Indeks nilai penting tingkat semai di Resort Pasawahan

No Nama lokal Nama ilmiah Famili K KR F FR INP

1 Cangcaratan Nauclea excelsa BLUME. Rubiaceae 1166.67 15.91 0.13 7.41 23.32

2 Huru Actinodaphn procera NEES Lauraceae 1333.33 18.18 0.20 11.11 29.29

3 Karet kerbau Ficus elastica Roxb. ex Hornem Moraceae 166.67 2.27 0.07 3.70 5.98

4 Kareumbi Homalanthus populneus (Giesel.) Pax Euphorbiaceae 2666.67 36.36 0.80 44.44 80.81

5 Ki beusi Kibessia azurea BLUME. Melastomataceae 166.67 2.27 0.07 3.70 5.98

6 Kopo Syzigyum pycnanthum Merr. Myrtaceae 1166.67 15.91 0.33 18.52 34.43

7 Lampeni Ardisia elliptica Thunberg Myrsinaceae 166.67 2.27 0.07 3.70 5.98

8 Masawa Anisoptera marginata Kort. Dipterocarpaceae 166.67 2.27 0.07 3.70 5.98

9 Pasang Quercus sundaica BI. Fagaceae 333.33 4.55 0.07 3.70 8.25

7333.33 100 1.80 100 200

Page 117: ETNOBOTANI DAN POTENSI TUMBUHAN BERGUNA DI … · etnobotani dan potensi tumbuhan berguna

88

Lampiran 18 Indeks nilai penting tingkat semai di Resort Argalingga

No Nama lokal Nama ilmiah Famili K KR F FR INP

1 Beunying Ficus fistulosa Reinw. Moraceae 1166.67 20.59 0.13 10.53 31.11

2 Huru Actinodaphn procera NEES Lauraceae 333.33 5.88 0.13 10.53 16.41

3 Ki beusi Kibessia azurea BLUME. Melastomataceae 166.67 2.94 0.07 5.26 8.20

4 Kopo Syzygium cymosum (Lam.) DC. Myrtaceae 1166.67 20.59 0.33 26.32 46.90

5 Lampeni Ardisia humilis VAHL Myrsinaceae 166.67 2.94 0.07 5.26 8.20

6 Masawa Anisoptera marginata Kort. Dipterocarpaceae 166.67 2.94 0.07 5.26 8.20

7 Pasang Quercus sundaica BI. Fagaceae 333.33 5.88 0.07 5.26 11.15

9 Talingkup Claoxylum indicum Reinw. Euphorbiaceae 2166.67 38.24 0.40 31.58 69.81

5666.667 100 1.266667 100 200

Lampiran 19 Indeks nilai penting tingkat semai di Resort Sanghiang

No Nama lokal Nama ilmiah Famili K KR F FR INP

1 Beunying Ficus fistulosa Reinw. Moraceae 5.00 13.04 0.07 6.25 19.29

2 Huru Actinodaphn procera NEES Lauraceae 6.67 17.39 0.13 12.50 29.89

3 Jirak Symplocos spicata Roxb. Symplocaceae 5.00 13.04 0.20 18.75 31.79

Page 118: ETNOBOTANI DAN POTENSI TUMBUHAN BERGUNA DI … · etnobotani dan potensi tumbuhan berguna

89

4 Kawoyang Endiandra rubescens MIQ Lauraceae 3.33 8.70 0.13 12.50 21.20

5 Ki beusi Kibessia azurea BLUME. Melastomataceae 10.00 26.09 0.27 25.00 51.09

6 Ki jangkar Syzygium fastigiata MIQ Myrtaceae 3.33 8.70 0.07 6.25 14.95

7 Ki jeruk Acronychia pedunculata Auct Rutaceae 1.67 4.35 0.07 6.25 10.60

8 Pasang Quercus sundaica BI. Fagaceae 3.33 8.70 0.13 12.50 21.20

38.33 100 1.067 100 200

Lampiran 20 Indeks nilai penting tingkat Pancang di Resort Cigugur

No Nama lokal Nama ilmiah Famili K KR F FR INP

1 Beunying Ficus fistulosa Reinw. Moraceae 133.33 8.77 0.27 16.67 25.44

2 Jajagoan Echinochloa crussgalli L. Poaceae 80.00 5.26 0.07 4.17 9.43

3 Huru Actinodaphn procera NEES Lauraceae 106.67 7.02 0.20 12.50 19.52

4 Ki kopi Hypobathrum frutescens BI. Rubiaceae 26.67 1.75 0.07 4.17 5.92

5 Ki Tembaga Syzygium antisepticum BLUME. Myrtaceae 80.00 5.26 0.07 4.17 9.43

6 Ki leho Saurauia pendula Blume. Actinidiaceae 186.67 12.28 0.07 4.17 16.45

7 Ki taleus Notaphoebe umbellilora BLUME. Annonaceae 26.67 1.75 0.07 4.17 5.92

8 Ki teja Machilus rimosa BLUME. Lauraceae 26.67 1.75 0.07 4.17 5.92

Page 119: ETNOBOTANI DAN POTENSI TUMBUHAN BERGUNA DI … · etnobotani dan potensi tumbuhan berguna

90

9 Mara Macaranga tanarius MUEL Euphorbiaceae 26.67 1.75 0.07 4.17 5.92

10 Nangsi Villebrunia rubescens BLUME. Urticeae 373.33 24.56 0.27 16.67 41.23

11 walen Ficus ribes Reinw. Fagaceae 400.00 26.32 0.27 16.67 42.98

12 Saninten Castanopsis argentea (BLUME.) DC. Fagaceae 53.33 3.51 0.13 8.33 11.84

1520 100 1.6 100 200

Lampiran 21 Indeks nilai penting tingkat Pancang di Resort Jalaksana

No Nama lokal Nama ilmiah Famili K KR F FR INP

1 Beunying Ficus fistulosa REINW Moraceae 20.00 0.68 0.05 2.27 2.95

2 Bingbin Pinanga coronate Blume. Arecaceae 1000.00 34.01 0.30 13.64 47.65

3 Hurip Cai Pteudoran themum Radlk. Acanthaceae 60.00 2.04 0.10 4.55 6.59

4 Huru batu Litsea cassiaefolia BLUME. Lauraceae 40.00 1.36 0.10 4.55 5.91

5 Huru kunyit Litsea angulata Blume. Lauraceae 20.00 0.68 0.05 2.27 2.95

6 Huru madang Litsea glutinosa C.D. Lauraceae 100.00 3.40 0.05 2.27 5.67

7 Kaliage Plectoma horrid Reinw. Lentibulariaceae 20.00 0.68 0.05 2.27 2.95

8 Kaliandra merah Calliandra calothyrsus Meissn. Fabaceae 480.00 16.33 0.15 6.82 23.14

9 Kaliandra putih Calliandra tetragona (Willd.) Benth. Fabaceae 160.00 5.44 0.05 2.27 7.71

Page 120: ETNOBOTANI DAN POTENSI TUMBUHAN BERGUNA DI … · etnobotani dan potensi tumbuhan berguna

91

10 Ki hampelas Ficus ampelas BURM Moraceae 40.00 1.36 0.05 2.27 3.63

11 Ki huut Glochidiom molle BLUME. Euphorbiaceae 40.00 1.36 0.05 2.27 3.63

12 Ki leho Saurauia pendula Blume. Actinidiaceae 20.00 0.68 0.05 2.27 2.95

13 Ki padesa Brucea amarissima DEVS. Simarubaceae 40.00 1.36 0.10 4.55 5.91

14 Kuray Trema orientale BLUME. Ulmaceae 20.00 0.68 0.05 2.27 2.95

15 Ki teja Machilus rimosa BLUME. Lauraceae 40.00 1.36 0.10 4.55 5.91

Lampiran 21 Lanjutan

No Nama lokal Nama ilmiah Famili K KR F FR INP

16 Masawa Anisoptera marginata Kort. Dipterocarpaceae 40.00 1.36 0.05 2.27 3.63

17 Nangsi Villebrunia rubescens BLUME. Urticeae 160.00 5.44 0.20 9.09 14.53

18 Pulus Laportea stimulans (Lf.) Gaud. Urticaceae 20.00 0.68 0.05 2.27 2.95

19 Rotan Calamus sp. Arecaceae 20.00 0.68 0.05 2.27 2.95

20 Rotan Geureung Calamus reinwardtii Mart. Arecaceae 20.00 0.68 0.05 2.27 2.95

21 Rotan tali hijau Calamus ciliaris BLUME. Arecaceae 300.00 10.20 0.10 4.55 14.75

22 Rukem/Pisitan monyet Flacourtia rukam Zoll. & Moritzi. Flacourtiaceae 20.00 0.68 0.05 2.27 2.95

23 Sampang Evodia Latifolia DC. Rutaceae 60.00 2.04 0.10 4.55 6.59

Page 121: ETNOBOTANI DAN POTENSI TUMBUHAN BERGUNA DI … · etnobotani dan potensi tumbuhan berguna

92

24 Leuleus/bogo Calamus adspersus BI. Arecaceae 20.00 0.68 0.05 2.27 2.95

25 Tepus Etlingera solaris (Blume) R. M. Sm. Zingiberaceae 100.00 3.40 0.05 2.27 5.67

26 Walen Ficus ribes Reinw. Moraceae 80.00 2.72 0.15 6.82 9.54

2940 100 2.2 100 200

Lampiran 22 Indeks nilai penting tingkat Pancang di Resort Pasawahan

No Nama lokal Nama ilmiah Famili K KR F FR INP

1 Benda Artocarpus elastica Reinw. Moraceae 26.67 5.00 0.07 5.00 10.00

2 Huru Actinodaphn procera NEES Lauraceae 26.67 5.00 0.07 5.00 10.00

3 Kareumbi Homalanthus populneus (Giesel.) Pax Euphorbiaceae 133.33 25.00 0.33 25.00 50.00

4 Ki beusi Kibessia azurea BLUME. Melastomataceae 26.67 5.00 0.07 5.00 10.00

5 Ki Jenitri Elaeocarpus ganitrus Roxb. Elaeocarpaceae 26.67 5.00 0.07 5.00 10.00

7 Ki seueur Antidesma montanum BI. Euphorbiaceae 53.33 10.00 0.13 10.00 20.00

8 Masawa Anisoptera marginata Kort. Dipterocarpaceae 80.00 15.00 0.20 15.00 30.00

9 Mareme Glochidion arborescens BLUME. Euphorbiaceae 26.67 5.00 0.07 5.00 10.00

10 Pasang Quercus sundaica BI. Fagaceae 80.00 15.00 0.20 15.00 30.00

11 Saninten Castanopsis argentea (BLUME.) DC. Fagaceae 53.33 10.00 0.13 10.00 20.00

Page 122: ETNOBOTANI DAN POTENSI TUMBUHAN BERGUNA DI … · etnobotani dan potensi tumbuhan berguna

93

533.33 100 1.33 100 200

Lampiran 23 Indeks nilai penting tingkat Pancang di Resort Argalingga

No Nama lokal Nama ilmiah Famili K KR F FR INP

1 Beunying Ficus fistulosa Reinw. Moraceae 13.33 20 0.20 13.04 33.04

2 Huru Actinodaphn procera NEES Lauraceae 2.67 4 0.07 4.35 8.35

3 Ki beusi Kibessia azurea BLUME. Melastomataceae 2.67 4 0.07 4.35 8.35

4 Ki cangkudu Tarenna incerta. K. & V. Rubiaceae 2.67 4 0.07 4.35 8.35

5 Ki Tembaga Syzygium antisepticum BLUME. Myrtaceae 2.67 4 0.07 4.35 8.35

6 Ki lampeni Ardisia elliptica Thunberg Myrsinaceae 2.67 4 0.07 4.35 8.35

7 Ki seueur Antidesma montanum BI. Euphorbiaceae 5.33 8 0.13 8.70 16.70

8 Masawa Anisoptera marginata Kort. Dipterocarpaceae 13.33 20 0.20 13.04 33.04

9 Pasang Quercus sundaica BI. Fagaceae 8.00 12 0.20 13.04 25.04

10 Saninten Castanopsis argentea (BLUME.) DC. Fagaceae 5.33 8 0.13 8.70 16.70

11 Talingkup Claoxylum indicum Reinw. Euphorbiaceae 5.33 8 0.07 4.35 12.35

12 Walen Ficus ribes REINW. Moraceae 2.67 4 0.27 17.39 21.39

66.67 100 1.53 100 200

Page 123: ETNOBOTANI DAN POTENSI TUMBUHAN BERGUNA DI … · etnobotani dan potensi tumbuhan berguna

94

Lampiran 24 Indeks nilai penting tingkat Pancang di Resort Sanghiang

No Nama lokal Nama ilmiah Famili K KR F FR INP

1 Bingbin Pinanga coronata (BI.)Ex Mart Arecaaceae 3.33 8.33 0.07 6.67 15.00

2 Huru Actinodaphn procera NEES. Lauraceae 3.33 8.33 0.13 13.33 21.67

3 Huru kunyit Litsea angulata Blume. Lauraceae 1.67 4.17 0.07 6.67 10.83

4 Jirak Symplocos spicata Roxb. Symplocaceae 1.67 4.17 0.07 6.67 10.83

5 Ki beusi Kibessia azurea BLUME. Melastomataceae 15.00 37.50 0.13 13.33 50.83

6 Ki jangkar Syzygium fastigiata MIQ Myrtaceae 3.33 8.33 0.13 13.33 21.67

7 Ki leho Saurauia pendula Blume. Actinidiaceae 8.33 20.83 0.27 26.67 47.50

8 Ki teja Machilus rimosa BLUME. Lauraceae 1.67 4.17 0.07 6.67 10.83

9 Pasang Quercus sundaica BI. Fagaceae 1.67 4.17 0.07 6.67 10.83

40 100 1 100 200

Lampiran 25 Indeks nilai penting tingkat tiang di Resort Cigugur

No Nama lokal Nama ilmiah Famili K KR F FR D DR INP

1 Beunying Ficus fistulosa Reinw. Moraceae 46.67 24.14 0.33 33.33 0.000415 34.43 91.90

Page 124: ETNOBOTANI DAN POTENSI TUMBUHAN BERGUNA DI … · etnobotani dan potensi tumbuhan berguna

95

2 Ki beusi Kibessia azurea BLUME. Melastomataceae 6.67 3.45 0.07 6.67 0.000075 6.26 16.37

3 Ki Taleus Notaphoebe umbellilora BLUME. Annonaceae 6.67 3.45 0.07 6.67 0.000020 1.66 11.77

4 Ki Tembaga Syzygium antisepticum BLUME. Myrtaceae 20.00 10.34 0.07 6.67 0.000136 11.31 28.32

5 Ki leho Saurauia pendula Blume. Actinidiaceae 20.00 10.34 0.07 6.67 0.000040 3.32 20.33

6 Nangsi Villebrunia rubescens BLUME. Urticeae 53.33 27.59 0.13 13.33 0.000316 26.19 67.11

7 Ki pare Deyeuxia australis (Z & M) Jansen. Poaceae 6.67 3.45 0.07 6.67 0.000062 5.14 15.26

8 Walen Ficus ribes Reinw. moraceae 33.33 17.24 0.20 20.00 0.000141 11.67 48.92

193.33 100 1 100 0.001206 100 300

Lampiran 26 Indeks nilai penting tingkat tiang di Resort Jalaksana

No Nama lokal Nama ilmiah Famili K KR F FR D DR INP

1 Beunying Ficus fistulosa Reinw. Moraceae 10.00 6.45 0.10 6.90 0.00005 1.80 15.15

2 Cangcaratan Nauclea excelsa BLUME. Rubiaceae 5.00 3.23 0.05 3.45 0.00019 6.15 12.82

3 Gintung Bischofia javanica BLUME. Euphorbiaceae 5.00 3.23 0.05 3.45 0.00004 1.39 8.06

4 Hambirung Vernonia arbarea Buch. Asteraceae 5.00 3.23 0.05 3.45 0.00006 2.03 8.71

5 Hurip cai Pteudoran themum Radlk. Acanthaceae 10.00 6.45 0.10 6.90 0.00008 2.65 16.00

6 Huru Actinodaphn procera NEES Lauraceae 5.00 3.23 0.05 3.45 0.00004 1.21 7.89

Page 125: ETNOBOTANI DAN POTENSI TUMBUHAN BERGUNA DI … · etnobotani dan potensi tumbuhan berguna

96

7 Kaliandra Calliandra emarginata var. minima Fabaceae 20.00 12.90 0.15 10.34 0.00076 25.12 48.37

8 Kiara Ficus carica L. Moraceae 5.00 3.23 0.05 3.45 0.00023 7.51 14.19

9 Ki hampelas Ficus ampelas Burm. Moraceae 5.00 3.23 0.05 3.45 0.00003 1.10 7.78

10 Ki honje Pittosporum ferrugineum Ait. Pittosporaceae 10.00 6.45 0.10 6.90 0.00006 1.96 15.31

11 Ki huut Glochidiom molle BLUME. Euphorbiaceae 15.00 9.68 0.10 6.90 0.00056 18.47 35.04

12 Ki jeruk Phoebe excelsa NEES Lauraceae 5.00 3.23 0.05 3.45 0.00009 3.06 9.73

13 Ki peutag Syzygium rostratum BLUME. Myrtaceae 5.00 3.23 0.05 3.45 0.00006 1.85 8.53

14 Mandalaksa Acronychia laurifolia BLUME. Rutaceae 10.00 6.45 0.10 6.90 0.00027 8.87 22.22

15 Mara Macaranga tanarius MUEL Euphorbiaceae 5.00 3.23 0.05 3.45 0.00004 1.47 8.15

16 Nangsi Villebrunia rubescens BLUME. Urticeae 5.00 3.23 0.05 3.45 0.00022 7.25 13.93

17 Tarisi Albizzia lebbeck BENTH Fabaceae 5.00 3.23 0.05 3.45 0.00006 1.99 8.66

18 Walen Ficus ribes Reinw. Moraceae 25.00 16.13 0.25 17.24 0.00018 6.10 39.47

155 100 1.45 100 0.00303 100 300

Lampiran 27 Indeks nilai penting tingkat tiang di Resort Pasawahan

No Nama lokal Nama ilmiah Famili K KR F FR D DR INP

1 Huru Actinodaphn procera NEES Lauraceae 166.67 9.09 0.07 8.33 4.5E-05 0.060 17.48

Page 126: ETNOBOTANI DAN POTENSI TUMBUHAN BERGUNA DI … · etnobotani dan potensi tumbuhan berguna

97

2 Kareumbi Homalanthus populneus (Giesel.) Pax Euphorbiaceae 500.00 27.27 0.20 25.00 4.8E-05 0.065 52.34

3 Ki lalayu Ellatostachys verucosa Roxb. Sapindaceae 333.33 18.18 0.13 16.67 1.2E-04 0.157 35.01

4 Ki leho Saurauia pendula Blume. Actinidiaceae 166.67 9.09 0.07 8.33 7.4E-06 0.010 17.43

7 Mara Macaranga tanarius MUEL Euphorbiaceae 500.00 27.27 0.27 33.33 1.4E-04 0.190 60.80

9 Pasang Quercus sundaica BI. Fagaceae 166.67 9.09 0.07 8.33 7.4E-02 99.518 116.94

1833.33 100 0.8 100 7.4E-02 100 300

Lampiran 28 Indeks nilai penting tingkat tiang di Resort Argalingga

No Nama lokal Nama ilmiah Famili K KR F FR D DR INP

1 Beunying Ficus fistulosa Reinw. Moraceae 20.00 20.00 0.20 21.43 6.27E-05 9.70 51.12

2 Gompong Meliosma ferriginea Miq. Euphorbiaceae 6.67 6.67 0.07 7.14 1.49E-05 2.30 16.11

3 Ki beusi Kibessia azurea BLUME. Melastomataceae 13.33 13.33 0.13 14.29 1.17E-04 18.06 45.68

4 Ki leho Saurauia pendula Blume. Actinidiaceae 6.67 6.67 0.07 7.14 7.36E-06 1.14 14.95

5 Ki pare Glochidion molle BLUME. Euphorbiaceae 6.67 6.67 0.07 7.14 8.15E-06 1.26 15.07

6 Kopo Syzigyum pycnanthum Merr. Myrtaceae 13.33 13.33 0.07 7.14 5.69E-05 8.80 29.28

7 Mara Macaranga tanarius MUEL Euphorbiaceae 6.67 6.67 0.07 7.14 7.64E-05 11.82 25.63

8 Masawa Anisoptera marginata Kort. Dipterocarpaceae 13.33 13.33 0.13 14.29 1.11E-04 17.20 44.82

Page 127: ETNOBOTANI DAN POTENSI TUMBUHAN BERGUNA DI … · etnobotani dan potensi tumbuhan berguna

98

9 Talingkup Claoxylum indicum Reinw. Euphorbiaceae 6.67 6.67 0.07 7.14 2.45E-05 3.79 17.60

10 Walen Ficus ribes Reinw. moraceae 6.67 6.67 0.07 7.14 1.68E-04 25.94 39.75

100 100 0.93 100 6.47E-04 100.00 300.00

Lampiran 29 Indeks nilai penting tingkat tiang di Resort Sanghiang

No Nama lokal Nama ilmiah Famili K KR F FR D DR INP

1 Huru Actinodaphn procera NEES Lauraceae 3.33 10.53 0.13 12.50 8.1E-06 6.51 29.53

2 Huru kunyit Litsea angulata Blume. Lauraceae 10.00 31.58 0.27 25.00 2.2E-05 17.22 73.80

3 Ki Tembaga Syzygium antisepticum BLUME. Myrtaceae 3.33 10.53 0.13 12.50 1.8E-05 14.32 37.35

4 Ki leho Saurauia pendula Blume. Actinidiaceae 5.00 15.79 0.13 12.50 1.2E-05 9.84 38.13

5 Ki teja Machilus rimosa BLUME. Lauraceae 5.00 15.79 0.20 18.75 1.1E-05 9.00 43.54

6 Masawa Anisoptera marginata Kort. Dipterocarpaceae 1.67 5.26 0.07 6.25 5.6E-06 4.45 15.96

7 Pasang Quercus sundaica BI. Fagaceae 3.33 10.53 0.13 12.50 4.8E-05 38.66 61.69

31.67 100 1.07 100 0.00013 100.00 300.00

Lampiran 30 Indeks nilai penting tingkat pohon di Resort Cigugur

No Nama lokal Nama ilmiah Famili K KR F FR D DR INP

94

Page 128: ETNOBOTANI DAN POTENSI TUMBUHAN BERGUNA DI … · etnobotani dan potensi tumbuhan berguna

99

1 Beunying Ficus fistulosa Reinw. Moraceae 3.33 3.12 0.13 4.76 0.0001 0.25 8.13

2 Cangcaratan Nauclea excelsa Blume. Rubiaceae 1.67 1.56 0.07 2.38 0.0003 0.68 4.63

3 Hambirung Vernonia arbarea Buch. Asteraceae 5.00 4.69 0.13 4.76 0.0018 3.73 13.18

4 Huru Actinodaphn procera NEES Lauraceae 1.67 1.56 0.07 2.38 0.0003 0.53 4.47

5 Kareumbi Homalanthuspopulnea O.K Euphorbiaceae 1.67 1.56 0.07 2.38 0.0003 0.53 4.47

6 Ki Beusi Kibessia azurea BLUME. Melastomataceae 3.33 3.12 0.13 4.76 0.0002 0.50 8.39

7 Ki beteli Panicum stagninum RETZ Poaceae 1.67 1.56 0.07 2.38 0.0002 0.35 4.29

8 Kurai Trema orientale BLUME. Ulmaceae 31.67 29.69 0.40 14.29 0.0184 37.85 81.82

9 Ki jamuju Podocarpus imbricatus BLUME. Podocarpaceae 1.67 1.56 0.07 2.38 0.0096 19.69 23.64

Lampiran 30 Lanjutan

No Nama lokal Nama ilmiah Famili K KR F FR D DR INP

10 Ki Leho Saurauia pendula Blume. Actinidiaceae 1.67 1.56 0.07 2.38 0.0001 0.11 4.05

11 Ki Pare Deyeuxia australis (Z & M) Jansen. Poaceae 16.67 15.62 0.47 16.67 0.0017 3.52 35.81

12 Ki teja Cinnamomum iners Reinw. Lauraceae 1.67 1.56 0.07 2.38 0.0007 1.50 5.44

13 Kopo Syzigyum pycnanthum Merr. Myrtaceae 1.67 1.56 0.07 2.38 0.0015 3.01 6.96

95

Page 129: ETNOBOTANI DAN POTENSI TUMBUHAN BERGUNA DI … · etnobotani dan potensi tumbuhan berguna

100

14 Mara Macaranga tanarius MUEL Euphorbiaceae 1.67 1.56 0.07 2.38 0.0005 0.99 4.93

15 Masawa Anisoptera marginata Kort. Dipterocarpaceae 11.67 10.94 0.27 9.52 0.0078 16.11 36.57

16 Mareme Glochidion arborescens BLUME. Euphorbiaceae 5.00 4.69 0.13 4.76 0.0001 0.30 9.75

17 Pasang Quercus sundaica BI. Fagaceae 3.33 3.12 0.13 4.76 0.0031 6.37 14.26

18 Saninten Castanopsis argentea (BLUME.) DC. Fagaceae 8.33 7.81 0.27 9.52 0.0017 3.42 20.75

19 Walen Ficus ribes Reinw. Moraceae 3.33 3.12 0.13 4.76 0.0003 0.55 8.44

106.67 100 2.8 100 0.049 100 300.00

Lampiran 31 Indeks nilai penting tingkat pohon di Resort Jalaksana

No Nama lokal Nama ilmiah Famili K KR F FR D DR INP

1 Aren Arenga pinnata Merr. Arecaceae 2.50 2.02 0.10 2.82 0.00034 1.51 6.35

2 Benda Artocarpus elastica Reinw. Moraceae 1.25 1.01 0.05 1.41 0.00017 0.75 3.17

3 Beunying Ficus fistulosa Reinw. Moraceae 1.25 1.01 0.05 1.41 0.00007 0.30 2.72

4 Binuang Tetrameles nudiflora R.Br Tetramelaceae 10.00 8.08 0.25 7.04 0.00142 6.30 21.42

5 Bunut Ficus viriens W.A.T. Moraceae 2.50 2.02 0.10 2.82 0.00247 11.00 15.84

6 Cangcaratan Nauclea excelsa BLUME. Rubiaceae 2.50 2.02 0.05 1.41 0.00037 1.66 5.09

7 Dadap Erythrina lithosperma Miq Fabaceae 1.25 1.01 0.05 1.41 0.00020 0.88 3.30

Page 130: ETNOBOTANI DAN POTENSI TUMBUHAN BERGUNA DI … · etnobotani dan potensi tumbuhan berguna

101

8 Dapap bunga merah Erythrina crista-galli L. Fabaceae 1.25 1.01 0.05 1.41 0.00077 3.43 5.85

9 Gintung Bischofia javanica BLUME. Euphorbiaceae 2.50 2.02 0.10 2.82 0.00014 0.62 5.45

10 Hurip cai Pteudoran themum Radlk. Acanthaceae 2.50 2.02 0.10 2.82 0.00013 0.56 5.40

11 Huru Actinodaphn procera NEES Lauraceae 6.25 5.05 0.20 5.63 0.00050 2.24 12.92

12 Huru batu Litsea cassiaefolia BLUME. Lauraceae 10.00 8.08 0.20 5.63 0.00193 8.58 22.30

13 Huru madang Litsea glutinosa C.D. Lauraceae 3.75 3.03 0.15 4.23 0.00033 1.47 8.73

14 Jamuju Podocarpus imbricatus BLUME. Podocarpaceae 1.25 1.01 0.05 1.41 0.00009 0.38 2.80

15 Kaliandra Calliandra callothyrus Meissn. Fabaceae 1.25 1.01 0.05 1.41 0.00009 0.38 2.80

16 Kareumbi Homalanthus populneus (Giesel.) Pax Euphorbiaceae 1.25 1.01 0.05 1.41 0.00005 0.23 2.65

17 Kiara Ficus carica L. Moraceae 5.00 4.04 0.20 5.63 0.00260 11.55 21.22

18 Ki hampelas Ficus ampelas Burm. Moraceae 1.25 1.01 0.05 1.41 0.00012 0.54 2.96

19 Ki honje Pittosporum ferrugineum Ait. Pittosporaceae 1.25 1.01 0.05 1.41 0.00006 0.25 2.67

20 Ki huut Glochidiom molle BLUME. Euphorbiaceae 3.75 3.03 0.15 4.23 0.00039 1.72 8.97

21 Ki jangkar Syzygium fastigiata MIQ. Myrtaceae 2.50 2.02 0.10 2.82 0.00023 1.04 5.88

22 Ki jeruk Phoebe excelsa NEES. Lauraceae 2.50 2.02 0.05 1.41 0.00023 1.01 4.44

23 Ki pare Deyeuxia australis (Z & M) Jansen. Poaceae 2.50 2.02 0.05 1.41 0.00036 1.62 5.05

24 Ki peutag Syzygium rostratum BLUME. Myrtaceae 6.25 5.05 0.15 4.23 0.00111 4.95 14.23

Page 131: ETNOBOTANI DAN POTENSI TUMBUHAN BERGUNA DI … · etnobotani dan potensi tumbuhan berguna

102

25 Ki teja Machilus rimosa BLUME. Lauraceae 8.75 7.07 0.25 7.04 0.00108 4.81 18.93

26 Kondang Ficus variegate BLUME. Moraceae 12.50 10.10 0.10 2.82 0.00261 11.60 24.52

27 Kopo Syzygium cimosa LAMK Myrtaceae 1.25 1.01 0.05 1.41 0.00045 1.99 4.41

28 Lame(pulai) Alstonia scholaris R. Br. Apocynaceae 2.50 2.02 0.10 2.82 0.00026 1.16 5.99

29 Mandalaksa Acronychia laurifolia BLUME. Rutaceae 2.50 2.02 0.10 2.82 0.00029 1.30 6.13

30 Nangka Artocarpus heterophyllus Lam. Moraceae 1.25 1.01 0.05 1.41 0.00010 0.44 2.86

31 Rasamala Altingia excels Noronha Hamamelidaceae 11.25 9.09 0.25 7.04 0.00234 10.42 26.55

32 Sampang Evodia Lativolia DC. Rutaceae 2.50 2.02 0.10 2.82 0.00032 1.41 6.25

33 Walen Ficus ribes Reinw. Moraceae 5.00 4.04 0.15 4.23 0.00088 3.89 12.16

123.75 100 3.55 100 0.022489 100 300

Lampiran 32 Indeks nilai penting tingkat pohon di Resort Pasawahan

No Nama lokal Nama ilmiah Famili K KR F FR D DR INP

1 Benda Artocarpus elastica Reinw. Moraceae 3.33 6.25 0.13 7.69 0.0003 2.0154 15.96

2 Beringin Ficus benjamina L. Moraceae 3.33 6.25 0.13 7.69 0.0007 4.3597 18.30

3 Kareumbi Homalanthus populneus (Giesel.) Pax Euphorbiaceae 16.67 31.25 0.53 30.77 0.0125 77.9143 139.93

4 Huru Actinodaphn procera NEES Lauraceae 10.00 18.75 0.27 15.38 0.0010 6.1586 40.29

Page 132: ETNOBOTANI DAN POTENSI TUMBUHAN BERGUNA DI … · etnobotani dan potensi tumbuhan berguna

103

5 Karet kerbau Ficus elastica Roxb. ex Hornem Moraceae 5.00 9.38 0.13 7.69 0.0004 2.5797 19.65

6 Mara Macaranga tanarius MUEL. Euphorbiaceae 5.00 9.38 0.20 11.54 0.0003 1.7105 22.62

7 Pasang Quercus sundaica BI. Fagaceae 10.00 18.75 0.33 19.23 0.0008 5.2617 43.24

53.33 100 1.73 100 0.0161 100 300

Lampiran 33 Indeks nilai penting tingkat pohon di Resort Argalingga

No Nama lokal Nama ilmiah Famili K KR F FR D DR INP

1 Beunying Ficus fistulosa Reinw. Moraceae 3.33 2.44 0.13 4.35 0.0001 0.76 7.54

2 Gelam(salam) Syzygium polyanthum Weight Myrtaceae 1.67 1.22 0.07 2.17 0.0016 14.77 18.17

3 Hambirung Vernonia arbarea Buch. Asteraceae 1.67 1.22 0.07 2.17 0.0014 13.16 16.55

4 Kawoyang Endiandra rubescens MIQ. Lauraceae 3.33 2.44 0.07 2.17 0.0001 1.23 5.85

5 Kemuning Kibessia azurea BLUME. Melastomataceae 3.33 2.44 0.07 2.17 0.0003 2.53 7.14

6 Ki hiris Eurya glabra BLUME. Theaceae 1.67 1.22 0.07 2.17 0.0034 32.00 35.39

7 Ki huut Glochidiom molle BLUME. Euphorbiaceae 5.00 3.66 0.20 6.52 0.0001 0.97 11.15

8 Ki pare Deyeuxia australis (Z & M) Jansen. Poaceae 8.33 6.10 0.33 10.87 0.0002 1.92 18.89

9 Ki teja Cinnamomum iners Reinw. Lauraceae 1.67 1.22 0.07 2.17 0.0001 0.53 3.93

10 Kopo Syzigyum pycnanthum Merr. Myrtaceae 1.67 1.22 0.07 2.17 0.0002 1.78 5.18

Page 133: ETNOBOTANI DAN POTENSI TUMBUHAN BERGUNA DI … · etnobotani dan potensi tumbuhan berguna

104

11 Kurai Trema orientalis (L) BI. Ulmaceae 31.67 23.17 0.40 13.04 0.0004 3.66 39.87

12 Mara Macaranga tanarius MUEL Euphorbiaceae 3.33 2.44 0.13 4.35 0.0015 13.99 20.78

13 Masawa Anisoptera marginata Kort. Dipterocarpaceae 16.67 12.20 0.27 8.70 0.0012 10.93 31.82

14 Pasang Quercus sundaica BI. Fagaceae 26.67 19.51 0.60 19.57 0.0001 1.23 40.31

15 Saninten Castanopsis argentea (BLUME.) DC. Fagaceae 26.67 19.51 0.53 17.39 0.0001 0.53 37.43

136.67 100 3.07 100 0.0107 100 300

Lampiran 34 Indeks nilai penting tingkat pohon di Resort Sanghiang

No Nama lokal Nama ilmiah Famili K KR F FR D DR INP

1 Gelam (salam) Syzygium polyantha Weight. Myrtaceae 3.33 4.55 0.13 5.88 0.0022 9.36 19.79

2 Hambirung Vernonia arbarea Buch. Asteraceae 1.67 2.27 0.07 2.94 0.0001 0.58 5.80

3 Huru Actinodaphn procera NEES Lauraceae 1.67 2.27 0.07 2.94 0.0010 4.11 9.33

4 Kawoyang Endiandra rubescens MIQ. Lauraceae 5.00 6.82 0.20 8.82 0.0004 1.64 17.28

5 Ki beusi Kibessia azurea BLUME. Melastomataceae 5.00 6.82 0.07 2.94 0.0003 1.34 11.10

6 Ki Jangkar Syzygium fastigiata MIQ. Myrtaceae 1.67 2.27 0.20 8.82 0.0007 2.97 14.06

7 Ki Tembaga Syzygium antisepticum BLUME. Myrtaceae 5.00 6.82 0.20 8.82 0.0003 1.47 17.11

8 Ki pare Glochidion molle BLUME. Euphorbiaceae 1.67 2.27 0.07 2.94 0.0014 5.88 11.09

Page 134: ETNOBOTANI DAN POTENSI TUMBUHAN BERGUNA DI … · etnobotani dan potensi tumbuhan berguna

105

9 Ki teja Machilus rimosa BLUME. Lauraceae 1.67 2.27 0.07 2.94 0.0001 0.22 5.44

10 Masawa Anisoptera marginata Kort. Dipterocarpaceae 11.67 15.91 0.40 17.65 0.0061 26.04 59.60

11 Pasang Quercus sundaica BI. Fagaceae 30.00 40.91 0.67 29.41 0.0091 39.03 109.35

12 Saninten Castanopsis argentea (BLUME.) DC. Fagaceae 5.00 6.82 0.13 5.88 0.0017 7.36 20.06

73.33 100.00 2.27 100 0.0233 100 300

Lampiran 35 Tumbuhan bawah Cigugur

No Habitus Nama lokal Nama ilmiah Famili K KR F FR INP

Herba

Page 135: ETNOBOTANI DAN POTENSI TUMBUHAN BERGUNA DI … · etnobotani dan potensi tumbuhan berguna

106

1 Cacabutan Amomum hochreutineri VAL. Zingiberaceae 166.67 50.00 0.20 75.00 125.00

2 Ki kopi Hypobathrum frutescens BI. Rubiaceae 166.67 50.00 0.07 25.00 75.00

333.33 100.00 0.267 100.00 200.00

Semak

1 Jajagoan Echinochloa crussgalli L. Poaceae 166.67 100.00 0.067 100.00 200.00

Perdu

1 Ki cangkudu Tarenna incerta. K. & V. Rubiaceae 666.67 44.44 0.07 14.29 58.73

2 Ki cengkeh Urophyllum arboreum (Reinw.Ex BI)

Korth.

Rubiaceae 166.67 11.11 0.07 14.29 25.40

3 Ki jangkar Syzygium fastigiata MIQ. Myrtaceae 333.33 22.22 0.20 42.86 65.08

4 Ki Taleus Notaphoebe umbellilora BLUME. Annonaceae 166.67 11.11 0.07 14.29 25.40

5 Pakis Tectaria sp. Polypodiaceae 166.67 11.11 0.07 14.29 25.40

1500.00 100.00 0.47 100.00 200.00

Lampiran 36 Tumbuhan bawah Jalaksana

No Habitus Nama lokal Nama ilmiah Famili K KR F FR INP

Page 136: ETNOBOTANI DAN POTENSI TUMBUHAN BERGUNA DI … · etnobotani dan potensi tumbuhan berguna

107

Epifit

1 Anggrek x Dendrobium sp. Orchidaceae 125.00 100 0.05 100 200

Herba

1 Paku andam Gleichenia linearis Gleicheniaceae 625.00 9.26 0.15 20.00 29.26

2 Raraweyah Mucuna pruriensDC Fabaceae 3750.00 55.56 0.20 26.67 82.22

3 Ki Rinyuh Eupatorium inulifolium Kunth Asteraceae 125.00 1.85 0.05 6.67 8.52

4 Anggrek tanah

bunga kuning

Phaius flavus Orchidaceae 125.00 1.85 0.05 6.67 8.52

5 Sauheun Setaria palmifolia Willd. Poaceae 1375.00 20.37 0.15 20.00 40.37

6 Sampang Evodia Latifolia DC. Rutaceae 250.00 3.70 0.05 6.67 10.37

7 Gompong Meliosma ferriginea Euphorbiaceae 500.00 7.41 0.10 13.33 20.74

6750 100 0.75 100 200

Liana

1 Rotan Calamus sp. Arecaceae 750.00 13.95 0.10 33.33 47.29

2 Rotan tali hijau Calamus ciliaris BLUME. Arecaceae 4625.00 86.05 0.20 66.67 152.71

5375.00 100 0.30 100 200

Page 137: ETNOBOTANI DAN POTENSI TUMBUHAN BERGUNA DI … · etnobotani dan potensi tumbuhan berguna

108

Lampiran 37 Tumbuhan bawah Pasawahan

No Habitus Nama lokal Nama ilmiah Famili K KR F FR INP

Herba

1 Congkok Curculigo capitulata O.K Hypoxidaceae 333.33 25.00 0.13 28.57 53.57

2 Haringhing Cassia timoriensis DC. Fabaceae 833.33 62.50 0.27 57.14 119.64

3 Pongporang Oroxylum indicum (L.) Vent. Bignoniaceae 166.67 12.50 0.07 14.29 26.79

1333.33 100 0.47 100 200

Semak

1 Ki janggot Mentha arvensis L. Var. Javanica Lamiaceae 166.67 100 0.06667 100 200

166.67 100 0.06667 100 200

Perdu

1 Onyam Antidesma ghaessembilla GAERTN Ephorbiaceae 166.67 12.50 0.07 20.00 32.50

2 Ki lalayu Ellatostachys verucosa Roxb. Sapindaceae 333.33 25.00 0.07 20.00 45.00

3 Ki jenitri Elaeocarpus ganitrus Roxb. Elaeocarpaceae 833.33 62.50 0.20 60.00 122.50

1333.33 100 0.33 100 200

Liana

Page 138: ETNOBOTANI DAN POTENSI TUMBUHAN BERGUNA DI … · etnobotani dan potensi tumbuhan berguna

109

1 Rotan Calamus sp. Arecaceae 166.67 100 0.06667 100 200

166.67 100 0.06667 100 200

Lampiran 38 Tumbuhan bawah Argalingga

No Habitus Nama lokal Nama ilmiah Famili K KR F FR INP

Perdu

1 Bubukuan Tetraglochidium bibracteatum Blume. Acanthaceae 2500.00 93.75 0.40 85.71 179.46

2 Ki cangkudu Tarenna incerta. K. & V. Rubiaceae 166.67 6.25 0.07 14.29 20.54

2666.67 100 0.47 100 200

Herba

1 Ki seueur Antidesma montanum BI. Euphorbiaceae 166.67 25.00 0.07 50.00 75.00

2 Songgom Barringtonia macrocarpa Kurz. Lecythidaceae 500.00 75.00 0.07 50.00 125.00

666.67 100 0.1333 100 200

Lampiran 39 Tumbuhan bawah Sanghiang

No Habitus Nama lokal Nama ilmiah Famili K KR F FR INP

Page 139: ETNOBOTANI DAN POTENSI TUMBUHAN BERGUNA DI … · etnobotani dan potensi tumbuhan berguna

110

Herba

1 Anggrek tanah bunga

kuning

Phalus flavus (BI) Lindl. Orchidaceae 8.33 45.45 0.07 25.00 70.45

2 Gawu Indigotera arrecta HOCHST Fabaceae 6.67 36.36 0.07 25.00 61.36

3 Pereng Dichrostachys cinera. W.&.A Fabaceae 1.67 9.09 0.07 25.00 34.09

4 Sampang Evodia latifolia DC. Fabaceae 1.67 9.09 0.07 25.00 34.09

18.33 100 0.2667 100 200