3
Nama : Ni Wayan Marsiningsih NIM : 1005105050 TUGAS ETNOBOTANI BALI Tanaman yang digunakan dalam bangunan adat Bali : Rumah adat Bali harus sesuai dengan aturan Asta Kosala Kosali (bagian weda yang mengatur tata letak ruangan dan bangunan, layaknya feng shui dalam budaya china). Menurut filosofi masyarakat Bali, kedinamisan dalam hidup akan tercapai apabila terwujudnya hubungan yang harmonis antara aspek pawongan, palemahan, dan parahyangan. Untuk itu pembangunan sebuah rumah harus meliputi aspek-aspek tersebut atau yang biasa disebut Tri Hita Karana. Pawongan merupakan para penghuni rumah. Palemahan berarti harus ada hubungan yang baik antara penghuni rumah dan lingkungannya. Pada umumnya, bangunan atau arsitektur tradisional rumah adat bali selalu dipenuhi hiasan, berupa ukiran, peralatan serta pemberian warna. Ragam hias tersebut mengandung arti tertentu sebagai ungkapan keindahan simbol-simbol dan penyampaian komunikasi. Rumah tradisional Bali yang utuh berwujud satu kompleks bangunan. Ada bale daja (bangunan utama) untuk kegiatan orang tua, umpamanya menerima tamu. Lantas ada bale dauh (bangunan pendukung) untuk tempat tidur dan kegiatan anak-anak. Berikutnya bale dangin, bangunan untuk upacara adat. Ada pula merajan (tempat suci), dapur, dan lumbung. Adapun ornamen dan kelengkapan rumah lazimnya mengikuti kasta penghuninya.

Etnobotani bali rumah adat bali

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Etnobotani bali  rumah adat bali

Nama : Ni Wayan Marsiningsih

NIM : 1005105050

TUGAS ETNOBOTANI BALI

Tanaman yang digunakan dalam bangunan adat Bali :

Rumah adat Bali harus sesuai dengan aturan Asta Kosala Kosali (bagian weda

yang mengatur tata letak ruangan dan bangunan, layaknya feng shui dalam budaya

china). Menurut filosofi masyarakat Bali, kedinamisan dalam hidup akan tercapai

apabila terwujudnya hubungan yang harmonis antara aspek pawongan, palemahan, dan

parahyangan. Untuk itu pembangunan sebuah rumah harus meliputi aspek-aspek

tersebut atau yang biasa disebut Tri Hita Karana. Pawongan merupakan para penghuni

rumah. Palemahan berarti harus ada hubungan yang baik antara penghuni rumah dan

lingkungannya. Pada umumnya, bangunan atau arsitektur tradisional rumah adat bali

selalu dipenuhi hiasan, berupa ukiran, peralatan serta pemberian warna. Ragam hias

tersebut mengandung arti tertentu sebagai ungkapan keindahan simbol-simbol dan

penyampaian komunikasi.

Rumah tradisional Bali yang utuh berwujud satu kompleks bangunan. Ada bale

daja (bangunan utama) untuk kegiatan orang tua, umpamanya menerima tamu. Lantas

ada bale dauh (bangunan pendukung) untuk tempat tidur dan kegiatan anak-anak.

Berikutnya bale dangin, bangunan untuk upacara adat. Ada pula merajan (tempat suci),

dapur, dan lumbung. Adapun ornamen dan kelengkapan rumah lazimnya mengikuti

kasta penghuninya.

1. Lumbung atau Jineng

Sebagai tempat menyimpan beras/padi dan berbagai bahan makanan lainnya. Jineng

berbentuk persegipanjang dan kotak. Ruangnya blong tanpa sekat. Dinding ruang

menggunakan bilik, triplek, atau papan. Lantai terbuat dari potongan bambu yang kuat

menahan beban. Jineng dalam Astawara pada Madya Mandala, terletak pada arah

baratdaya.

- Atap

Bagian ini umumnya menggunakan alang-alang kering atau ambengan. Alang-alang

atau Imperata cylindrica adalah sejenis rumput berdaun tajam, yang kerap menjadi

gulma di lahan pertanian. Di Bali dan Indonesia timur umumnya, daun alang-alang yang

Page 2: Etnobotani bali  rumah adat bali

dikeringkan dan dikebat dalam berkas-berkas digunakan sebagai bahan atap rumah dan

bangunan lainnya. Berfungsi melindungi penghuninya dari panas dan hujan.

- Tiang/ adegan

Bagian ini umumnya menggunakan kayu dari pohon jati. Jati (Tectona grandis L.f.)

adalah sejenis pohon penghasil kayu bermutu tinggi. Pohon besar, berbatang lurus,

dapat tumbuh mencapai tinggi 30-40 m. Berdaun besar, yang luruh di musim kemarau.

Kayu jati mengandung semacam minyak dan endapan di dalam sel-sel kayunya,

sehingga dapat awet digunakan di tempat terbuka meski tanpa divernis; apalagi bila

dipakai di bawah naungan atap. Di dalam rumah, selain dimanfaatkan sebagai bahan

baku furniture, kayu jati digunakan pula dalam struktur bangunan. Rumah-rumah

tradisional Jawa, seperti rumah joglo Jawa Tengah, rumah-rumah adat Bali juga

menggunakan kayu jati di hampir semua bagiannya: tiang-tiang, rangka atap, hingga ke

dinding-dinding berukir. Berfungsi untuk menyangga bangunan.

- Dinding

Bagian ini umumnya menggunakan anyaman bambu, atau papan.

- Rusuk/reng

Bagian ini umumnya menggunakan kayu dari pohon kelapa.

- Alas pada bagian dalam

Bagian ini juga umumnya menggunakan bambu sebagai lantai atau alas.