28
LAPORAN PRAKTIKUM PTK III KIMIA ORGANIK “ETIL ASETAT DARI ALKOHOL DAN ASAM CUKA” DISUSUN OLEH KIDUNG WULAN UTAMI (1513008) KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA POLITEKNIK STMI Jalan Letjen Soeprapto No. 26 Cempaka Putih-Jakarta Utara 10510 Telp. (021) 42886064 Fax. (021) 42888206

ETIL ASETAT - AMI.docx

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: ETIL ASETAT - AMI.docx

LAPORAN PRAKTIKUM PTK III

KIMIA ORGANIK

“ETIL ASETAT DARI ALKOHOL DAN ASAM CUKA”

DISUSUN OLEH

KIDUNG WULAN UTAMI

(1513008)

KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA

POLITEKNIK STMI

Jalan Letjen Soeprapto No. 26 Cempaka Putih-Jakarta Utara 10510

Telp. (021) 42886064 Fax. (021) 42888206

Page 2: ETIL ASETAT - AMI.docx

ETIL ASETAT

DARI ALKOHOL DAN ASAM CUKA

I. JUDUL PERCOBAAN :

ETIL ASETAT DARI ALKOHOL DAN ASAM CUKA

II. PRINSIP PERCOBAAN

Esterfikasi adalah reaksi pengubahan dari suatu asam karboksilat dan alkohol

menjadi suatu ester dengan menggunakan katalis asam.

III. MAKSUD DAN TUJUAN

o Untuk mengetahui pembuatan Etil asetat dari alkohol dan asam cuka

o Untuk memurnikan Etil asetat dengan cara distilasi

o Untuk mengetahui sifat fisika dan kimia Etil asetat

o Untuk mengetahui refraksi dari Etil asetat praktis

IV. REAKSI

C2H5OH + CH3COOH → CH3COOC2H5 + H2O

V. LANDASAN TEORI

Senyawa organic secara umum digolongkan sebagai senyawa hidrokarbon

aromatis. Senyawa hidrokarbon aromatis adalah senyawa hidrokarbon dengan

rantai atom karbon tertutup (siklis). Senyawa hidrokarbon aromatis digolongkan

menjadi senyawa aromatis hidrokarbon dan senyawa aromatis heterosiklis.

Senyawa romatik hidrokarbon misalnya senyawa benzene dengan turunannya.

Sedangkan senyawa aromatis heterosiklis misalnya pirimidin, furan dan pirol.

Esterifikasi yaitu reaksi pembuatan ester dimana alkohol bereaksi dengan

asam karboksilat membentuk ester dan air. Ester asam karboksilat adalah suatu

senyawa yang mengandung gugus (–COOR) dengan (R) dapat berbentuk alkil

maupun aril. Esterifikasi berkataliskan asam dan merupakan reaksi yang

Page 3: ETIL ASETAT - AMI.docx

reversibel. Kekuatan asam karboksilat hanya memainkan peranan kecil dalam laju

pembentukan ester. Metode ini bisa digunakan untuk mengubah alkohol menjadi

ester, tetapi metode ini tidak berlaku bagi fenol, yaitu senyawa organik dimana

gugus (-OH) terikat langsung pada sebuah cincin Benzena.

BAHAN BAKU

Alkohol

Alkohol (atau alkanol) adalah istilah yang umum untuk senyawa organik apa

pun yang memiliki gugus hidroksil (-O H ) yang terikat pada atom karbon, yang ia

sendiri terikat pada atom hidrogen atau atom karbon lain. Gugus alkil pada

alkohol dapat berbentuk alifatik atau siklik, akan tetapi yang umumnya yang

disebut alkohol adalah yang memiliki gugus alkil alifatik.

Alkohol yang memiliki satu gugus (–OH) disebut dengan monoalkohol,

sedangkan yang memiliki lebih dari satu gugus (–OH) disebut dengan polialkohol.

Alkanol merupakan monoalkohol turunan alkana. Rumus umum dari alkohol

aalah CnH2n+1 (-OH) atau ditulis (R-OH), satu atom (H) dari alkana diganti oleh

gugus (OH).

Ada tiga jenis utama alkohol yaitu:

1. Alkohol primer, yaitu alkohol yang mengikat atom C primer.

2. Alkohol sekunder, yaitu alkohol yang mengikat atom C sekunder.

3. Alkohol tersier, yaitu alkohol yang mengikat atom C tersier.

Sifat-sifat Alkohol

Sifat Fisika Sifat Kimia

Merupakan cairan tidak berwarna.

Dapat dioksidasi, alkohol primer dioksidasi

membentuk aldehid dan bila dioksidasi lebih

lanjut membentuk asam karboksilat, alkohol

sekunder bila dioksidasi membentuk keton,

alkohol tersier jika dioksidasi maka tidak

teroksidasi.

Mudah terbakar oleh udara Reaksi esterifikasi dengan asam membentuk

Page 4: ETIL ASETAT - AMI.docx

ester.

Titik didih dan titik cairnya semakin tinggi jika

bobot molekulnya semakin besar.Mengalami reaksi subtitusi dan eliminasi.

Makin banyak atom karbonnya makin tinggi

bobot jenisnya.Alkohol adalah molekul polar dengan adanya

gugus (-OH)

Pada suhu kamar alkohol bersuhu rendah

berbentuk cairan yang bersifat mobile suhu

sedang serupa cairan kental sedangkan suhu

berbentuk padatan.

Gugus fungsi (-OH) dapat melepaskan proton

pada larutan, maka alcohol bersifat asam.

Kegunaan Alkohol :

Di dunia industri, Alkohol digunakan sebagai bahan baku pembuatan

formaldehid, sebagai cairan antibeku, dan pelarut, seperti varnish, membuat

polimer jenis plastik, sebagai bahan baku industri serat sintetik seperti dacron.

Dalam kehidupan sehari-hari alkohol juga dapat digunakan sebagai bahan

pembuat minuman beralkohol (minuman keras), pelarut berbagai obat-obatan,

untuk sterilisasi, untuk obat gosok (isopropil alkohol).

Asam Asetat

Asam asetat atau asam etanoat atau yang lebih dikenal asam cuka adalah senyawa

kimia asam organik yang dikenal sebagai pemberi rasa asam dan aroma dalam

makanan. Asam cuka memiliki rumus empiris CH3COOH atau CH3CO2H. Asam

alkanoat ini adalah asam-asam karboksilat yang rantai alkalinya jenuh. Asam

asetat murni (disebut asam asetat glacial) adalah cairan higroskopis tak berwarna

dengan titik beku 16,7 °C.

Asam asetat merupakan salah satu asam karboksilat paling sederhana,

setelah asam format. Asam asetat diproduksi secara sintesis maupun secara alami

melalui fermentasi bakteri. Kebanyakan asam asetat murni dihasilkan melalui

karbonilasi. Dalam reaksi ini, metanol dan karbon monoksida bereaksi

menghasilkan asam asetat. CH3OH + CO → CH3COOH

Page 5: ETIL ASETAT - AMI.docx

Pembuatannya juga bisa dengan mengoksidasi etanol.

CH3CH2OH + O2 → CH3COOH +H2O

Sifat-Sifat Asam Asetat

Sifat Fisik Sifat Kimia

Asam cuka berbentuk cairan berbau menyengat,

larut dalam airBereaksi dengan basa membentuk garam

Jika berwujud padatan akan mengkilat

Garam-garam asam asetat yaitu asam aseton

enceran, anhidrat dan glacial Asam Asetat

anhidrat

Titik didihnya 118.5°C dan titik bekunya 16.7°C Sedikit terionisasi dengan air

Kegunaan Asam Asetat

Dalam kehidupan kita sehari-hari kegunaan asam cuka sangat banyak sekali

yaitu,sebagai pelarut zat organik, untuk pengasaman bahan makanan, membuat

berbagai ester, membuat tinta dan zat-zat warna dan propanol, sebagai bahan baku

pembuatan polyvinyl acetate, yaitu bahan baku pembuatan lem kayu, Asam asetat

juga digunakan dalam proses pembuatan pestisida dan masih banyak lagi.

BAHAN TAMBAHAN

Asam Sulfat

Asam sulfat (H2S O 4) merupakan asam mineral (anorganik) yang kuat. Zat ini

larut dalam air pada semua perbandingan. Asam sulfat mempunyai banyak

kegunaan dan merupakan salah satu produk utama industri kimia.

Asam sulfat murni yang tidak diencerkan, tidak dapat ditemukan secara alami

di bumi oleh karena sifatnya yang higroskopis. Walaupun demikian, asam sulfat

merupakan komponen utama hujan asam, yang terjadi karena oksidasi sulfur

dioksida di atmosfer dengan keberadaan air (oksidasi asam sulfit). Sulfur dioksida

adalah produk sampingan utama dari pembakaran bahan bakar seperti batu bara

dan minyak yang mengandung sulfur (belerang).

Page 6: ETIL ASETAT - AMI.docx

Sifat-Sifat Asam Sulfat

Sifat Fisika Sifat Kimia

Cairan tidak bewarna dan berbau asamAsam Sulfat encer tidak bereaksi dengan Hg, Cu

dan logam mulia

Merusak kulit dan jaringan tubuh seperti terkena

luka bakar yang serius

Asam Sulfat pekat dalam keadaan panas akan

mengoksidasikan logam-logam, sedangkan asam

itu sendiri direduksikan menjadi (SO4)

Merangsang zat-zat organik (kayu, kertas, gula)

Kegunaan Asam Sulfat

Asam sulfat merupakan komoditas kimia yang sangat penting, , produksi asam

sulfat suatu negara merupakan indikator yang baik terhadap kekuatan industri

negara tersebut. Kegunaan asam sulfat, yaitu untuk memproduksi asam fosfat,

yang digunakan untuk membuat pupuk fosfat dan juga trinatrium fosfat untuk

deterjen. Asam sulfat juga digunakan dalam jumlah yang besar oleh industri besi

dan baja untuk menghilangkan oksidasi, karat, dan kerak air sebelum dijual ke

industri otomobil. Kegunaan asam sulfat lainnya yang penting adalah untuk

pembuatan aluminium sulfat. Alumunium sulfat dapat bereaksi dengan sejumlah

kecil sabun pada serat pulp kertas untuk menghasilkan aluminium karboksilat

yang membantu mengentalkan serat pulp menjadi permukaan kertas yang keras.

Aluminium sulfat juga digunakan untuk membuat aluminium hidroksida.

PRODUK

Etil Asetat

Etil asetat adalah senyawa organik dengan rumus CH3CH2OC(O)CH3 atau

CH3COOC2H5. Senyawa ini merupakan ester dari etanol dan asam asetat.

Senyawa ini berwujud cairan, tak berwarna tetapi memiliki aroma yang khas. Etil

asetat dapat melarutkan air hingga 30% dan larut dalam air hingga kelarutan 8%

pada suhu kamar. Kelarutannya meningkat pada suhu yang lebih tinggi, namun

senyawa ini tidak stabil dalam air mengandung basa atau asam. Etil asetat dapat

dihirdolisis pada keadaan asam atau basa yang menghasilkan asam asetat dan

etanol kembali. Katalis yang digunakan adalah asam sulfat (H2SO4), karena

berlangsungnya reaksi. Reaksi kebalikan hidrolisis yaitu, esterifikasi ficher. Untuk

Page 7: ETIL ASETAT - AMI.docx

memperoleh hasil rasio yang tinggi biasanya digunakan asam kuat dengan proposi

stoiklometris, misalnya natrium hidroksida. Reaksi ini menghasilkan etanol dan

natrium asetat yang tidak dapat di reaksi lagi dengan etanol.

Sifat-Sifat Etil Asetat

Sifat Fisika Sifat KimiaMerupakan cairan tidak berwarna dan mudah

terbakar dengan bau yang khasDapat dihidrolisis dengan air membentuk asam

karboksilat dan alkohol

Pada suhu tinggi berubah bentuk berupa minyak

dan lemakTidak bereaksi dengan PCl3

Titik didihnya 77°C dan titik beku -84°CBereaksi dengan basa membentuk glisentida

Kegunaan Etil Asetat

Etil asetat digunakan sebagai pelarut dalam bahan cita rasa dan parfume.

METODE PROSES

Distilasi

Distilasi merupakan teknik pemisahan yang didasari atas perbedaan perbedaan

titik didik atau titik cair dari masing-masing zat penyusun dari campuran

homogen. Dalam proses destilasi terdapat dua tahap proses yaitu tahap penguapan

dan dilanjutkan dengan tahap pengembangan kembali uap menjadi cair atau

padatan. Atas dasar ini maka perangkat peralatan destilasi menggunakan alat

pemanas dan alat pendingin.

Proses destilasi diawali dengan pemanasan, sehingga zat yang memiliki titik didih

lebih rendah akan menguap. Uap tersebut bergerak menuju kondenser yaitu

pendingin, proses pendinginan terjadi karena kita mengalirkan air kedalam

dinding (bagian luar condenser), sehingga uap yang dihasilkan akan kembali cair.

Proses ini berjalan terus menerus dan akhirnya kita dapat memisahkan seluruh

senyawa-senyawa yang ada dalam campuran homogen tersebut.

Macam-Macam Distilasi :

1. Distilasi Sederhana, prinsipnya memisahkan dua atau lebih komponen cairan

berdasarkan perbedaan titik didih yang jauh berbeda.

Page 8: ETIL ASETAT - AMI.docx

2. Distilasi Fraksionasi (Bertingkat), sama prinsipnya dengan distilasi sederhana,

hanya distilasi bertingkat ini memiliki rangkaian alat kondensor yang lebih

baik, sehingga mampu memisahkan dua komponen yang memiliki perbedaan

titik didih yang berdekatan.

3. Distilasi Azeotrop : memisahkan campuran azeotrop (campuran dua atau lebih

komponen yang sulit di pisahkan), biasanya dalam prosesnya digunakan

senyawa lain yang dapat memecah ikatan azeotrop tersebut, atau dengan

menggunakan tekanan tinggi.

4. Distilasi Kering : memanaskan material padat untuk mendapatkan fasa uap

dan cairnya. Biasanya digunakan untuk mengambil cairan bahan bakar dari

kayu atau batu bata.

5. Distilasi Vakum: memisahkan dua kompenen yang titik didihnya sangat

tinggi, motede yang digunakan adalah dengan menurunkan tekanan

permukaan lebih rendah dari 1 atm, sehingga titik didihnya juga menjadi

rendah, dalam prosesnya suhu yang digunakan untuk mendistilasinya tidak

perlu terlalu tinggi.

Kelebihan Destilasi :

1. Dapat memisahkan zat dengan perbedaan titik didih yang tinggi.

2. Produk yang dihasilkan benar-benar murni.

3. Sangat tepat digunakan untuk memisahkan larutan-larutan dalam bentuk

homogen.

Kekurangan Destilasi :

1. Hanya dapat memisahkan zat yang memiliki perbedaan titik didih yang besar.

2. Biaya penggunaan alat ini relatif mahal.

3. Diperlukan energi yang besar dalam memanaskan larutan.

4. Dibutuhkan waktu yang lama untuk mendapatkan larutan dengan titik didih

yang tinggi.

Page 9: ETIL ASETAT - AMI.docx

Campurkan 17 ml alkohol dan 17 ml asam asetat ke dalam labu distilasiTuangkan 80 ml alkohol dan 67 ml asam asetat ke dalam corong pemisah, lalu rangkai alat-alat distilasi

Panaskan oil bath hingga mencapai suhu 140OCTeteskan campuran yang berada dalam corong pemisah dengan perbandingan 3:1 (3 tetes corong pemisah : 1 tetes distilat)

Hasil distilat ditambahkan NaOH 20% sedikit demi sedikit hingga tidak memerahkan kertas lakmus biruPisahkan lapisan atas dan lapisan bawah yang terbentuk dengan corong pemisah

Lapisan atas dipisahkan kemudian dimasukkan ke dalam labu distilasi dengan ditambah sedikit CaCl2Lakukan distilasi yang kedua untuk menghilangkan kandungan alkohol yang masih ada dalam larutan

Kemudian Etil asetat dipanaskan dengan fraksi suhu 77OC – 78OCHitunglah hasil presentasi praktis dan teoritisnya

VI. DIAGRAM ALIR PROSES

Page 10: ETIL ASETAT - AMI.docx

VII. ALAT DAN BAHAN

A. ALAT :

- Statif - Bunsen

- Termometer - Kaki tiga

- Klem - Kasa

- Corong pemisah - Cooler

- Tutup gabus - Labu Erlenmeyer

- Labu distilasi - Alat gabus

- Oil bath - Lab jack

B. BAHAN :

- H2SO4 pekat

- Asam cuka/asetat

- CaCl2

- Etanol

- NaOH

VIII. PROSEDUR

1) Suatu labu alas bulat bervolume 0,5 L diberi tutup gabus yang berlubang dua

2) Dalam lubang pertama dimasukkan corong pemisah, sedang yang lainnya

dimasukkan sebuah pipa yang berhubungan dengan alat pendingin.

3) Labu diisi campuran 17 cc alkohol dan 17 cc asam sulfat kuat (dicampur

dengan hati-hati)

4) Kemudian labu dipanaskan dalam pemanas minyak (oil bath) pada temperatur

140oC (termometer dimasukkan ke dalam minyak)

5) Jika temperatur ini sudah dicapai maka diteteskan perlahan-lahan suatu

campuran 80 cc alkohol dan 67 cc asam cuka murni yang sudah diisikan

dalam corong pemisah (lihat gambar)

6) Kecepatan tetesan tersebut harus sesuai dengan kecepatan tetesan hasil

sulingan (distilat)

7) Hasil sulingan ini mengandung estercuka, alkohol, asam cuka (yang ikut

tersuling) dan air

8) Dari hasil sulingan di atas asam cuka harus dihilangkan dahulu dengan

dikocok di dalam labu terbuka memakai larutan soda 10% sedemikian hingga

lapisan atas dari cairan tidak lagi memerahkan kertas lakmus biru

Page 11: ETIL ASETAT - AMI.docx

9) Kemudian kedua lapisan cairan yang terjadi dipisahkan memakai corong

pemisah

10) Lapisan yang atas (yang mengandung estercuka) dikocok dengan CaCl2

exicatus untuk memisahkan alkohol yang masih ada

11) Kedua lapisan yang terjadi dipisahkan lagi dengan corong pemisah

12) Lapisan atas dimurnikan dengan jalan distilasi

13) Fraksi yang diambil adalah antara 77oC – 78oC

14) Hitung presentasi hasil praktis dan teoritis

15) Hasil praktis yang didapat ± 43 gram

VIII. GAMBAR RANGKAIAN ALAT

Gambar : Distilasi Pertama

Keterangan gambar :

1. Statif 8. Bunsen

2. Termometer 9. Kaki Tiga

3. Klem 10. Kasa

4. Corong Pemisah 11. Cooler

5. Tutup Gabus 12. Labu Erlenmeyer

6. Labu Distilasi 13. Alas Gabus

7. Oil bath 14. Lab Jack

Page 12: ETIL ASETAT - AMI.docx

Gambar : Distilasi Akhir

Keterangan gambar

1. Statif 7. Cooler

2. Klem 8. Labu Erlenmeyer

3. Termometer 9. Alas Gabus

4. Tutup Gabus 10. Lab. Jack

5. Labu Distilasi

6. Oil Bath

IX. DATA PENGAMATAN

Massa labu Erlenmeyer kosong 250 ml = 104,38 gram

Massa labu Erlenmeyer + Etil asetat = 145,20 gram

Volume Etil asetat = 48 ml

Mr Alkohol = 46 grammol

Mr Asam Asetat = 60 grammol

Mr Etil asetat = 88 grammol

X. PERHITUNGAN

Diketahui :

Volume Alkohol = 17 ml + 80 ml = 97 ml

Volume H2SO4 = 17 ml

Volume As. Asetat = 67 ml

Page 13: ETIL ASETAT - AMI.docx

Densitas Alkohol = 0,79 gram

ml

Densitas As. Asetat = 1,05 gram

ml

Massa Alkohol = Densitas Alkohol x Volume Alkohol

= 0,79 gram

ml x 97 ml

= 76,63 gram

Mol Alkohol = gramMr

= 76,63 gram

46grammol

= 1,665 mol

Massa As. Asetat = Densitas As. Asetat x Volume As. Asetat

= 1,05 gram

ml x 67 ml

= 70,35 gram

Mol As. Asetat = gramMr

= 70,35 gram

60grammol

= 1,173 mol

Penyelesaian :

C2H5OH + CH3COOH → CH3COOC2H5 + H2O

Mula-mula : 1,173 1,665 - -

Bereaksi : x x x x

Setimbang : 1,173 –x 1,665 – x x x

K = [CH 3COOC 2H 5 ] [ H 2 O ][C 2H 5 OH ] [ CH 3COOH ]

Page 14: ETIL ASETAT - AMI.docx

14

= [ x ] [ x ]

[1,173−x ] [ 1,665−x ]

4 x2 = [1,173 – x] [1,665 – x]

0,488 – 0,709x + 0,25x2 - x2 = 0

-0,75 x2 - 0,709 x + 0,488 = 0

0,75 x2 + 0,709 x - 0,488 = 0

X = −b ±√b2−4 ac2a

X = −0,709 ±√0,7092−4 x 0,75 x−0,4882x 0,75

X = −0,709 ±1,417

1,5

X1 = 0,472 X2 = 1,418

Secara Teoritis

Massa Etil asetat = 0,472 ml x 88 gram

ml = 41,527 gram

Secara Praktis

Massa Erlenmeyer + Etil asetat = 145,20 gram

Massa Erlenmeyer kosong = 104,38 gram -

Massa Etil asetat = 40,82 gram

Page 15: ETIL ASETAT - AMI.docx

% Rendeman Etil asetat = Massa Etil asetat praktisMassa Etilasetat teoritis

x 100%

= 40,82 gram

41,536 gram x 100%

= 98,27 %

Volume Etilasetat praktis = 48 ml

Densitas Etil asetat = 40,82 gram

48 ml

= 0,85 gram

ml

XI.   PEMBAHASAN

17 ml alkohol dan 17 ml H2SO4 dicampurkan dalam labu distilasi

80 ml alkohol dan 67 ml asam cuka murni dituangkan dalam corong pemisah

Larutan dalam labu ditilasi dipanaskan mencapai suhu 140°C kemudian

teteskan larutan dari corong pemisah

Hasil distilat berwarna kuning bening (karena tabung erlenmeyer berkerak)

Larutan hasil distilat dikocok dengan NaOH 20% hingga lapisan atas tidak

memerahkan kertas lakmus biru

Lapisan atas dan lapisan bawah yang terbentuk dipisahkan dengan corong

pemisah

Lapisan atas diberi tambahan CaCl2 (exicatus)

Kemudian larutan tersebut didistilat kembali dengan fraksi suhu 77°C - 78°C

untuk memurnikan etil asetat

Distilat akhir dicapai pada suhu 75°C dengan hasil distilat berwarna bening

Bobot etil asetat yang didapat yaitu 40,82 gram

XI.KESIMPULAN

Page 16: ETIL ASETAT - AMI.docx

Etil asetat dapat dihasilkan dengan campuran etanol dan asam asetat dengan

reaksi esterifikasi dan metode distilasi sederhana.

Hasil rendemen yang didapatkan tidak sesuai dengan yang diharapkan karena

distilasi akhir tidak mencapai suhu 77°C - 78°C melainkan 75°C dan hasil

rendemennya yaitu 98.27%

XII.TUGAS

1. Analisis 5 Kesalahan

Kurangnya koordinasi antar anggota kelompok

Kecerobohan mengambil tindakan

Pada distilasi pertama terlalu banyak meneteskan Asam Asetat (tidak

sesuai dengan perbandingan 3:1)

Suhu pemanasan Oil bath yang tidak konstan

Penambahan CaCl2 yang berlebihan

2. Mekanisme Pengikatan Etil Asetat

Mekanisme pengikatan reaksi etil asetat terdiri dari beberapa langkah:

1) Transfer proton dari katalis asam ke atom oksigen karbonil, sehingga

meningkatkan elektrofilisitas dari atom karbon karbonil.

2) Atom karbon karbonil kemudian diserang oleh atom oksigen dari alkohol,

yang bersifat nukleofilik sehingga terbentuk ion oksonium.

3) Terjadi pelepasan proton dari gugus hidroksil milik alkohol, menghasilkan

kompleks teraktivasi

4) Protonasi terhadap salah satu gugus hidroksil, yang diikuti oleh pelepasan

molekul air menghasilkan ester.

Page 17: ETIL ASETAT - AMI.docx

3. Jenis-Jenis Distilasi

Macam-Macam Destilasi :

1. Distilasi Sederhana : prinsipnya memisahkan dua atau lebih komponen cairan

berdasarkan perbedaan titik didih yang jauh berbeda.

2. Distilasi Fraksionasi (Bertingkat) : sama prinsipnya dengan distilasi

sederhana, hanya distilasi bertingkat ini memiliki rangkaian alat kondensor yang

lebih baik, sehingga mampu memisahkan dua komponen yang memiliki

perbedaan titik didih yang berdekatan.

3. Distilasi Azeotrop : memisahkan campuran azeotrop (campuran dua atau lebih

komponen yang sulit di pisahkan), biasanya dalam prosesnya digunakan senyawa

lain yang dapat memecah ikatan azeotrop tersebut, atau dengan menggunakan

tekanan tinggi.

4. Distilasi Kering : memanaskan material padat untuk mendapatkan fasa uap

dan cairnya. Biasanya digunakan untuk mengambil cairan bahan bakar dari kayu

atau batu bata.

5. Distilasi Vakum : memisahkan dua kompenen yang titik didihnya sangat

tinggi, motede yang digunakan adalah dengan menurunkan tekanan permukaan

lebih rendah dari 1 atm, sehingga titik didihnya juga menjadi rendah, dalam

prosesnya suhu yang digunakan untuk mendistilasinya tidak perlu terlalu tinggi.

6. Distilasi Uap : istilah yang secara umum digunakan untuk destilasi campuran

air dengan senyawa yang tidak larut dalam air, dengan cara mengalirkan uap air

ke dalam campuran sehingga bagian yang dapat menguap berubah menjadi uap

pada temperatur yang lebih rendah dari pada dengan pemanasan langsung. Untuk

destilasi uap, labu yang berisi senyawa yang akan dimurnikan dihubungkan

dengan labu pembangkit uap (lihat gambar alat destilasi uap). Uap air yang

dialirkan ke dalam labu yang berisi senyawa yang akan dimurnikan, dimaksudkan

untuk menurunkan titik didih senyawa tersebut, karena titik didih suatu campuran

lebih rendah dari pada titik didih komponen-komponennya.

Page 18: ETIL ASETAT - AMI.docx

4. Mekanisme Pengikatan Katalis

Sebagai asam, asam sulfat bereaksi dengan kebanyakan basa menghasilkan

garam sulfat. Sebagai contoh, garam tembaga (II) sulfat dibuatdari reaksi

antaratembaga (II) oksida dengan asam sulfat.

CuO + H2O4→ CuSO4 + H2O

Asam sulfat juga juga dapat digunakan untuk mengasamkan garam dan

menghasilkan asam yang lebih lemah. Reaksi antara natrium asetat dengan asam

sulfatakan menghasilkan asam asetat dan natrium bisulfat:

H2SO4 + CH3COONa → NaHSO4 + CH3COOH

Hal yang sama juga berlaku apabila mereaksikan asam sulfat dengan kalium

nitrat. Reaksi ini akan menghasilkan asam nitrat dan endapan kalium bisulfat.

Ketika dikombinasikan dengan asam nitrat, asam sulfat berprilaku sebagai asam

sekaligus zat pendehidrasi membentuk ion nitronium NO2- yang penting dalam

reaksi nitrasi yang melibatkan substitusi aromatik elektrofilik. Reaksi jenis ini

sangatlahpenting dalam kimia organik.

Asam sulfat bereaksi dengan kebanyakan logam via reaksi penggantian

tunggal menghasilkan gas hidrogen dan logam sulfat. H2SO4 encer menyerang

besi, alumunium, seng, mengan, magnesium, dan nikel. Namun reaksi dengan

timah dan tembaga memerlukan asam sulfat yang panas dan pekat. Timbal dan

tungsten tidak bereaksi dengan asam sulfat. Reaksi antara asam sulfat dengan

logam biasanya akan menghasilkan hidrogen seperti yang ditunjukan pada

persamaan di bawah ini. Namun, reaksi dengan timah akan menghasilkan sulfur

dioksida daripada hidrogen.

Fe(s) + H2SO4 (aq) → H2(g) + FeSO4(aq)

Sn(s) + 2 H2SO4(aq) → SnSO4(aq) + 2 H2O(l) + SO2(g)

Page 19: ETIL ASETAT - AMI.docx

5. Jelaskan Tentang Metode Fischer

Proses Fischer-Tropsch adalah reaksi katalisasi kimia pada sintesis gas,

dimana senyawa hidrokarbon disintesis melalui pencampuran hidrogen dan

karbon monoksida melaui permukaan logam transisi. Pada proses Fischer-Tropsch

ini dapat mengkonversi berbagai macam bahan bakar menjadi hidrokarbon cair

dalam berbagai bentuk.

Pada proses Fischer-Tropsch, senyawa hidrokarbon disintesis melalui

pencampuran hidrogen dan karbon monoksida melaui permukaan logam transisi.

Dimana reaktan awal (sintesis gas) yang digunakan dalam proses Fischer-Tropsch

adalah gas hidrogen (H2) dan karbon monoksida (CO) menghasilkan sebuah

produk hidrokarbon cair yang dapat digunakan sebagai bahan bakar

pengganti.Proses ini telah menerima perhatian baru dari berbagai kalangan untuk

memproduksi bahan bakar diesel rendah belerang untuk meminimalkan kerusakan

lingkungan dari penggunaan mesin diesel dan mengurangi emisi gas karbon

dioksida di udara.

Tujuan utama dari proses ini adalah untuk menghasilkan minyak sintetik

pengganti, biasanya dari batu bara, gas alam atau biomassa, untuk digunakan

sebagai minyak pelumas sintetik atau sebagai bahan bakar sintetik karena seiring

penggunaan diesel meningkat dalam beberapa tahun terakhir. Bahan bakar sintetik

ini dapat digunakan pada truk, mobil, dan beberapa mesin pesawat terbang.

Kombinasi gasifikasi biomassa (BG) dan sintesis Fischer-Tropsch (FT) adalah

sebuah cara alternatif untuk memproduksi bahan bakar transportasi terbarukan

(biofuels).

Proses Fischer-Tropsch yang melibatkan proses berbagai persaingan reaksi

kimia, yang menghasilkan sejumlah produk sampingan yang diinginkan dan yang

tidak diinginkan. Yang paling penting adalah reaksi yang dihasilkan dalam bentuk

alkana. Selain bentuk alkana, reaksi juga menghasilkan bentuk alkena, alkohol

dan hidrokarbon oksigenasi lainnya. Biasanya, jumlah produk non-alkana yang

Page 20: ETIL ASETAT - AMI.docx

dihasilkan hanya relatif kecil, meskipun katalis pendukung dari beberapa produk

tersebut telah dikembangkan.

6. Pengertian Dekantasi

Dekatasi adalah proses pemisahan zat pada yang tidak ikut terlarut di dalam

pelarutnya dengan cara dituangkan, sehingga akibatnya cairan tersebut akan

terpisah dari zat padat yang tercampur. Kalau bicara tentang dekantasi pasti akan

berkaitan dengan kristalisasi, filtrasi, ekstraksi, dan juga sublimasi. Karena

beberapa istilah tersebut digunakan untuk mendefinisikan cara-cara pemisahan

campuran dari bahan pencampurnya. Faktor yang mempengaruhi kelarutan

endapan:

Suhu

pH

Efek garam

Kompleksasi

Derajat supersaturasi

Sifat pelarut

XIII. DAFTAR PUSTAKA

Fessenden dan Fessenden.. Kimia Organik Edisi Ketiga Jilid I.1986. Jakarta :

Erlangga.

2014.”Buku penuntunpraktikum Teknik Kimia III”.Jakarta: Universitas

Muhammadiyah Jakarta.

2014.”Ilmu Kimia Organik 2 Sekolah Menengah Farmasi”,Jakarta.Anshory

Irfan.2000.”Kimia 2 SMU”.Jakarta: Erlangga

Fesenden.”Kimia Organik Jilid I”.

Http ://belajar menulis. Info/benzene – dan – nitro – benzen.html