26
ETIKA REKAYASA Istilah Etika rekayasa dapat berarti banyak hal, salah satunya adalah berarti telaah atas isu-isu moral dalam kerekayasaan dan dalam bidang studi yang dihasilkan oleh telaah itu. Etika rekayasa berpusat pada kajian normative, atau evaluative, tentang bagaimana orang-orang dan organisasi yang terlibat dalam kerekayasaan harus bertindak dan harus jadi seperti apa; dan hokum, kode etik, serta norma-norma kelembagaan apa yang secara moral harus berlaku. Namun etika rekayasa juga melibatkan kajian konseptual yang bertujuan menjelaskan arti gagasan-gagasan dan isu-isu kunci, etika ini juga menyertakan kajian deskriptif yang dirancang untuk memberikan informasi factual yang relevan. Isu-isu dalam etika rekayasa lebih luas lingkupnya daripada problem-problem moral yang dihadapi secara khusus oleh para rekayasawan, karena isu- isu itu mencakup problem-problem moral yang berhubungan dengan kerekayasaan yang dihadapi oleh banyak orang lain termasuk konsumen, manajer, ilmuwan, penulis teknis, ahli hukum, dan pejabat pemerintah. Meskipun tekanan dalam pembahasan ini berkaitan dengan problem-problem yang berkaitan dengan para rekayasawan,selanjutnya kan lebih jelas bahwa tanggung-jawab para rekayasawan harus dipahami dalam kaitan dengan hak-hak dan kewajiban orang-orang lain, khususnya konsumen dan manajer.

ETIKA REKAYASA smster 8

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: ETIKA REKAYASA smster 8

ETIKA REKAYASA

Istilah Etika rekayasa dapat berarti banyak hal, salah satunya adalah berarti telaah atas isu-isu moral dalam kerekayasaan dan dalam bidang studi yang dihasilkan oleh telaah itu. Etika rekayasa berpusat pada kajian normative, atau evaluative, tentang bagaimana orang-orang dan organisasi yang terlibat dalam kerekayasaan harus bertindak dan harus jadi seperti apa; dan hokum, kode etik, serta norma-norma kelembagaan apa yang secara moral harus berlaku. Namun etika rekayasa juga melibatkan kajian konseptual yang bertujuan menjelaskan arti gagasan-gagasan dan isu-isu kunci, etika ini juga menyertakan kajian deskriptif yang dirancang untuk memberikan informasi factual yang relevan.

Isu-isu dalam etika rekayasa lebih luas lingkupnya daripada problem-problem moral yang dihadapi secara khusus oleh para rekayasawan, karena isu-isu itu mencakup problem-problem moral yang berhubungan dengan kerekayasaan yang dihadapi oleh banyak orang lain termasuk konsumen, manajer, ilmuwan, penulis teknis, ahli hukum, dan pejabat pemerintah. Meskipun tekanan dalam pembahasan ini berkaitan dengan problem-problem yang berkaitan dengan para rekayasawan,selanjutnya kan lebih jelas bahwa tanggung-jawab para rekayasawan harus dipahami dalam kaitan dengan hak-hak dan kewajiban orang-orang lain, khususnya konsumen dan manajer.

Etika rekayasa erat berkaitan dengan falsafat moral atau etika, dan dapat dipandang sebagai cabang dari etika terapan. Secara khusus ini berlaku bilamana teori-teori dan pembedaan etika umum diterapkan untuk memperkaya pemahaman kita tentang karakter problem dan isu-isu moral dalam kerekayasaan, memberikan respon berdasar penalaran terhadap problem-problem itu, dan menjelaskan makna dari konsep-konsep dan pembedaan-pembedaan yang penting.

Tujuan praktis dari studi dan pengajaran etika rekayasa adalah membantu mengembangkan otonomi moral. Otonomi moral adalah kemampuan untuk sampai pada pandangan moral berdasarkan penalaran sikap tanggap terhadap nilai-nilai manusiawi yang diajarkan kepada kita semasa kanak-kanak. Otonomi moral tidak berarti bahwa seseorang selalu mencapai pandangan moral yang “benar”. Namun otonomi moral Nampak kemampuan dan kepekaan seperti berikut ini: kemampuan untuk melihat

Page 2: ETIKA REKAYASA smster 8

problem-problem moral serta menjernihkan kemampuan memberikan tanggapan baik yang berdasarkan penlaran maupun yang bersifat kreatif terhadap problem-problem moral tersebut, samil terus mempertimbangkan pandangan-pandangan yang bertentangan, serta kemampuan utuk menerapkan keterampilan verbal dan komunikatif yang relevan bagi pembahasan tentang pandangan seseorang dengan orang lain.

Otonomi moral adalah prestasi yang bisa dicapai berkat, sebagiannya, dasar latihan moral dini, yang membantu menanamkan kpedulian moral. Psikolog Lawrence Kohlberg dan Carol Giligan melacak perkembangan otonomi ini dalam tiga tahap utama: Tahap Prakonvensional yang egois, Tingkat Konvensional yang berupa format terhadap kaidah-kaidah dan otoritas konvensional, dan tingkat Pascakonvensional yang berupa otonomi. Kohlberg lebih menekankan penghargaan pada hak-hak dan kaidah-kaidah universal yang abstrak, sedangkan Giligan menekankan pentingnya mempertahankan hubungan personal yang didasarkan perhatian yang timbale balik.

SEJARAH PERKEMBANGAN ETIKA

Perkembangan Etika dimulai dari Daratan Eropa dimana Sejarah Perkembangannya dapat digolongkan kedalam 3 (tiga) periode, yaitu :

1. Etika Yunan 500 tahun sebelum Masehi.2. Etika abad pertengahan : 500 s/d 1.5003. Etika Modern sekitar 1.500 tahun masehi sampai dengan

sekarang.

Dasar dari penetrapan Etika ini sebenarnya diulai karena adanya pengaruh pemikiran yunani dan pengaruh Tradisi Moral orang-orang yunani.

I. Etika Yunani : 500 tahun sebelum MasehiSejarah perkembangan Etika Yunani dalam kurun waktu 500 tahun sebelum Masehi ini, dapat ditandai dengan munculnya filosot-filosot terkenal saat itu, antara lain:

1) PlatoMenurut plato harmoni adalah suatu keadaan keimbangan Roh dari dalam yang tidak dapat dianalisasi dengan akal.

Page 3: ETIKA REKAYASA smster 8

Selanjutmya beliau menyatakan bahwa : Idea tentang kebaikan adalah menjadi dasar dari kenyataan.Dalam bukunya Political dan The Republic, beliau mencetuskan Teori Idea, dimana dikatakan bahwa :Keadilan yaitu kebaikan dalam arti harmoni dan perimbangan dari dalam, yang tak dapat diketahui atau diterangakan dengan Argumentasi Rational.Olah karena itu seorang Warga Negara yang baik ialah :Warga Negara yang mendahulukan kepentingan Negara.

2) AristotelesPada masa hidupnya,beliau menganalisa kehidupan Moral Bangsa Yunani sedetail-detailnya.Sebagai hasil,ditulisksn satu buku tentang Etika yang berjudul ;Etika Nicomocheia.Dalam Etika Nicomocheia tersebut diulas mengenai kaidah-kaidah perbuatan manusia,yang mana buku tersebut diperuntukkan bagi anaknya yang tercinta Nicomochus.Aristoteles sependapat dan sangat setuju dengan pendapat Socrates yang mengatakan bahwa:Moral bukanlah kebiasaan melainkan sifat,dimana lebih lanjut dikatakan bahwa:Kebajikan adalah pengetahuan atau Virtue ia Knowledge.Jadi menurut Socrates,hidup baik berarti berpengatahuan banyak.Selain Socrates, kaum sophist berpendapat bahwa moral adalah kebiasaan, dimana menurut kaum sophist bahwa yang baik ialah bilamana orang hidup menuruti kebiasaan,persetujuan.Jadi menurut Alam Moralitybagi kaum sophist adalah persetujuan apa yang disebut baik adalah segala hal yang menyenangkan bagi kebanyakan orang.Dari uraian diatas teryata bahwa Aristoteles sependapat dengan Plato dan Socretestentang kehidupan Moral.Ajaran mereka tentang kehidupan moral,mengatakan bahwa:1) Mengerti kebaikan berarti mengerti dunia secara

keseluruhan dan itu berrti pula mengerti tentang manusia sebagai bagian dari pada dunia.

Page 4: ETIKA REKAYASA smster 8

2) Kebaikan dan kebenaran adalah 2 hal yang sangat penting bagi kebutuhan dan kelanjutan hidup manusia.

Kemudian ajaran plato dan Socrates ini diikuti oleh dua golongan lain yang sependapat dengan beliau yaitu :

1) Cyrenaca Golongan ini menyatakan bahwa :Perbuatan baik adalah perbuatan yang member kesenangan. Pengikut cyrenaca adalah yang memuaskan keinginan manusia, teristimewa keinginan akan kesenangan

2) Seneca.Pandangan golongan ini menyatakan bahwa: hidup secara baik memberikan kemerdakaan bagi manusia untuk memuaskan dan menyalurkan segala macam keinginannya. Pengikut Seneca adalah stoa, yang berpendapat bahwa:1) Hidup yang baik ialah: menghindarkan perasaan dan

melaksanakan segala kewajiban secara rational2) Kebaikan adalah pembawaan3) Hukum moral adalah hokum alam yang rational

sehingga dapat dimngerti oleh manusia dengan mempergunakan akal.

4) Keinginan bersenang-senang secara berlebihan harus dihindari sebab akan membawa manusia dari kehidupan yang irrational

Pandangan stoa sangat mementingkan perbuatan baik karena mengandung prinsip baik dan prinsip mengetahui.

II. Etika Abad PertengahanEtika pada abad pertengahan dan kurun waktu kurang lebih 500 s/d kurang lebih 1.500 S.M. menitik beratkan pada: Kepentingan dan kebebasan individu.Akibatnya perhatian banyak ditujukan pada aspek moral.

Page 5: ETIKA REKAYASA smster 8

Yang baik adalah segala macam tindakan dan perbuatan yang sesuai dengan petunjuk Maha Pencipta, sehingga dapat membawa para individu ke kehidupan surgawi. Ukuran benar dan salah disesuaikan dengan petunjuk dan penggarisan oleh Yang Maha Kuasa yang diajarkan dengan perantaraan Alim Ulama, Pendeta, Bikhu, Padanda, dll.

III. Etika modern Pada abad ke XV dan XVI ditandai dengan timbulnya paham individualism, membawa perpecahan dalm pengelompokan hidup bermasyarakat dan antara individu yang satu dengan yang lainnya, hanya ingin mempertahankan hak-hak nya saja dan sedangkan kewajiban yang seharusnya dipenuhi seakan tidak ada lagi.Orang-orang tidak mau lagi menerima ketentuan-ketentuan moral yang diajarkan kaum ulama.Ukuran moral bagi mereka adalah apa yang dianggap baik bagi sebagian orang yang Reflektif ingin mencari sendiri ukuran benar dan salah yang lebih Rational dan dapat diterima oleh semua pihak.Akibatnya muncul beberapa pendapat tentang benar dan salah antara lain:

1. perbedaan benar dan salah adalah sangat Subjektif tergantung pada individu yang membuat ketentuan moral.

2. Perbedaan antara benar dan salah harus didasarkan pada hokum.

Dari beberapa pendapat yang menelaah ukuran benar dan salah ini utamanya pada sekitar abad ke XVIII, dunia muncul naskah hokum moral yang berisi bahwa:1. Hukum moral adalah hokum sifat hakekat manusia yang

diperoleh dengan cara mempelajari jiwa manusia.2. Hukum moral merupakan hukum pikir.3. Pada abad ke XIX, ajaran evolusi dalam biologi mempengaruhi

teori-teori etika, dimana penjelasan tentang hakekat baik dan buruk sangat bercorak evolusi. Hal ini dapat terlihat dalam teori Westermerek yang menyatakan: moral tergantung pada suka atau tidak sukanya manusia terhadap suatu hal.

Page 6: ETIKA REKAYASA smster 8

PENGGOLONGAN TEORI-TEORI UKURAN MORAL Pada umumnya manusia mengetahui tentang keberadaan apa yang baik dan apa yang buruk, tetapi bukan berarti manusai selalu tahu bahwa dalam melakukan tindakan-tindakan tertentu, ia menjalankan sesuatu yang baik atau yang buruk.Pengetahuan bahwa ada baik dan buruk itu disebut kesadaran Etis atau kesadaran Moral.Hal ini tidak berarti bahwa karena sesuatu hal tertentu misalnya manusai dalam keadaan pinsang, tidur atau karena adanya pengaruh diluar diri manusia itu sendiri yang menyebabkan manusia tidak sadar akan dirinya akan tetapi yang dimaksud disini adalah saat manusia belum atau tidak sadar akan tindakannya yaitu ia masih kecil.Waktu manusia dilahirkan memang mempunyai beberapa daya, namun belum dapat dipergunakan secara sempurna.Jadi dapat dikatakan bahwa daya utuk mengetahui baik buruk manusia bagi manusia berjalan secara alamiah dan untuk mengembangkan daya kemampuan manusia untuk tahu mengenai baik buruk ini, harus melalui pendidikan berupa teladan, penyuluhan dan bimbingan dan alat serta factor pendidikan lainnya.Dalam perkembangan itu kesadaran moral akan berfungsi dalam tindakan yang konkrit untuk member putusan terhadap tindakan tertentu tentang baik buruknya.Selanjutnya ukuran moral ini dapat diklasifikasikan sebagai berikut :

1. Etika Absolut dan Etika Relatif2. Etika Objektif dan Etika Subjektif3. Etika Naturalis4. Teori sikap dan Teori Konsekuen5. Teori de-ontologi dan teknologi.

MASALAH-MASALAH ETIKA1. PRINSIP KERKUNAN

Tujuan prinsip kerukunan adalah untuk mempertahankan masyarakat dalam keadaan langgeng serasi dan harmonis.a. Rukun berarti berada dalam keadaan selaras, tenang dan tentram

tanpa ada perselisihan dalam satu kelompok dengan kelompok lain. Masalahnya bukan penciptaan keadaan keselarasan social melainkan lebih untuk tidak mengganggu keselarasan yang ada,

Page 7: ETIKA REKAYASA smster 8

dalam etika ketenangan dan keselarasan social adalaha merupakan keadaan moral yang akan terdapat dengan sendirinya selama tidak diganggu.

b. Berlaku rukun.Rukun merupakan pedoman dan pegangan bagi orang, pribadi-pribadi dalam masyarakat.Berlaku rukun berarti menghilangkan tanda-tanda ketegangan dalam masyarakat atau antara pribadi-pribadi sehingga hubungan social tetap kelihatan selaras dan baik/harmonis. Rukun mengandung usaha yang berjalan kontinu yang harus dilaksanakan oleh semua pribadi-pribadi/para individu untuk bersikap tenang, satu sama lain dan untuk menyingkirkan hal-hal yang mungkin dapat menimbulkan perselisihan dan keresahan.Oleh karena itu segala apa yang dapat mengganggu keadaan rukun dan suasana keselarasan dalam masyarakat harus dicegah.Oleh sebab itu kalau masyarakat perlu dikembangkan norma-norma kelakuan yang diharapkan dapat mencegah terjadinya emosi yang dapat menimbulkan konflik, atau sekurang-kurangnya dapat mencegah jangan sampai emosi itu pecah secara terbuka, oleh karena itu dengan adanya kekuatan, simpati spontan dalam suatu lingkungan keluarga yang disebut arena yang biasa mencegah terjadinya emosi agresif. Suatu contoh dalam masyarakat suatu permintaan atau tawaran tidak boleh langsung ditolak, sebab akan membawa efek yang lain (atau kurang senang) bagi yang meminta atau yang menawarkan jawaban yang tepat ialah menyiapkan sambil mengutarakan alasan yang dapat diterima akal yang sehat, andaikata menolak dan tidak langsung mengatakan tidak. Suatu kemungkinan lain untuk mengungkapkan suatu penolakan tanpa kelihatan mau menolak adalah kalau tawaran atau apa yang diinginkan orang lain, dijelek-jelekkan, dengan catatan seakan-akan demi kepentingan lawan bicara.Memang kehendak orang lain secara langsung atau menunjukkan permusuhan sangat bertentangan dengan parasaannya. Sehingga setiap perbuatan yang menyimpang dari prinsip kerukunan akan berlawanan dengan perlawanan psikis yang kuat. Ketimpang tehadap ketenangan dan keseimbangan social, suasana yabg tidak

Page 8: ETIKA REKAYASA smster 8

teratur, begitu pula kehidupan yang tidak selaras dengan kehidupan bermasyarakat sangat dibenci. Sebaliknya keadaan keselarasan social sangat memuaskan baginya, sebab dalam keadaan yang demikian ada rasa aman dan tentram, atau dengan kata lain secara psikologis keadaan rukun dapat diterjemahkan sebagai suatu keadaan dimana tidak terdapat perasaan-perasaan negative dan meresahkan. Oleh karena itu dalam bermasyarakat setiap individu yang berada diluar kelompoknya sebagai anggota keluarga, sehingga rasa rukun dalam bermasyarakat itu dapat terwujud secara spontan dan tidak seakan dipaksakan tetapi berdasarkan perasaan yang sebenarnya.

2. RUKUN DALAM SIKAPDalam bermasyarakat prinsip kerukunan memang mempunyai kedudukan yang amat penting. Sebab prinsip ini mencegah terjadinya segala perbuatan yang dapat menimbulkan konflik terbuka dalam bermasyarakat dan tujuannya adalah menselaraskan segala gejala social dalam bermasyarakat.Suatu keadaan disebut rukun apabila semua pihak dalam kelompok berdamai satu sama lain. Motivasi untuk bertindak rukun bersifat ganda: disatu pihak individu berada dibawah tekanan berat dari pihak lingkungannya yang mengharapkan dari padanya sikap rukun dan memberi sangsi terhadap kelakuan yang tidak sesuai.Dilain pihak individu membatinkan tuntutan kerukunan sehingga ia merasa bersalah dan malu apabila kelakuannya mengganggu kerukunan.Perasaan tidak enak itu muncul apabila kelakuannya menimbulkan pertentangan. Apabila kata, sikap, atau suatu tindakan akan menimbulkan reaksi negative dari orang lain maka dalam batinnya akan bangkit rintangan-ringtangan psikis yang kuat. Dorongan hati untuk bagaimanapun mengelak dari suatu konfrontasi terbuka, dan tenang apabila tidak ada ancaman satu konfrontasi terbuka, dan tenang apabila tidak ada ancaman satu konfrontasi terbuka, dan dilain pihak munculnya tantangan dari luar akan menimbulkan perasaan-perasaan tidak enak yang intensif.

Page 9: ETIKA REKAYASA smster 8

Hal ini memperlihatkan bahwa sebagaimana telah kami singgung diatas, prinsip kerukunan merupakan suatu prinsip peñata bentuk pergaulan antara anggota masyarakat dan bukan suatu prinsip mengenai sikap batin. Jadi massyarakat tidak menuntut bahwa tidak boleh ada kepentingan yang bertentangan atau ktidakcocokan antara dua pribadi. Melainkan yang dituntut, kalau perlu melalui tekanan dan sangsi-sangsi, dan yang dibatinkan oleh individu sebagai tuntutan kerukunan adalah tuntutan untuk selalu menguasai kelakuannya dan jangan membiarkan suatu tabrakan terbuka sampai terjadi.Betapapun kepentingan dua pihak bertentangan, apapun yang dirasakan oleh seseorang atau yang menjadi penilaiannya, menuntut agar ia selalu mengontrol diri, dapat membawa diri dengan sopan tenang dan rukun pokoknya dapat membawa diri sebagai orang yang dewasa. Suatu konfrontasi terbuka dalam bentuk emosioal adalah pandangan yang tidak estesis, membahayakan kehidupan bersama dalam masyarakat dan oleh karena itu harus dicegah. Suasana ketentraman social tetap harus terpelihara.Baaimanapun cara untuk mencegah suatu konfrontasi tidak menjadi masalah prinsip, melainkan masalah teknik pengaturan kelakuan. Dilihat dari segi prinsip kerukunan pilihan teknik mencegah konflik terbuka bersifat netral.Apakah pecahnya konflik terbuka dicegah dengan cara bahwa pihak-pihak yang bertengkar saling menjauhi, atau bahwa pencegah masalah ditunda dulu, atau dengan cara bahwa satu pihak rela untuk mundur dari tuntutannya, dilihat dari segi kerukunan bersifat sekunder. Dalam etika dibedakan antara prinsip-prinsip piñata masyarakat.Yang pertama menuntut sikap-sikap batin yang memang harus terwujud dalam tindakan lahiriah. Yang kedua memuat norma-norma kelakuan dan dituntut seperlunya dipaksakan oleh masyarakat entah apa sikap batin seseorang.Diantara yang kedua termasuk misalnya norma-norma hukum. Prinsip moral dan prinsip peñata kehidupan dalam masyarakat tidak mutlak terpisah karena prinsip-prinsip moral menurut perwujudan lahiriah dari sikap batin yang dituntut, dan dilain pihak terdapat suatu kewajiban moral untuk hidup sesuai dengan aturan-aturan

Page 10: ETIKA REKAYASA smster 8

masyarakat. Terhadap kerangka acuan itu prinsip kerukunan ternasuk prinsip piñata masyarakat dan bukan prinsip moral.Mengusahakan kerukunan tidak dengan sendirinya menjamin sikap hati mau berdamai mau mengerti, apalagi mau mengembangkan rasa simpatik. Melainkan berlaku rukun berarti bahwa orang sanggup untuk membawa diri dengan terkontrol dan dewasa dalam masyarakat. Adanya konflik obyektif sering tidak dapat dicegah karena berdasarkan konstelasi kepentingan-kepentingan pelbagai yang bersangkutan, tetapi yang diharapkan oleh masyarakat ialah konflik-konflik itu sendiri tidak dimanifestasikan secara distrktif. Bahwa prinsip kerukunan tidak menuntut sikap-sikap bathin yang berlebihan yang merupakan salah satu kekuatannya.

3. PRINSIP KEBAIKAN.Prinsip kebaikan merupakan suatu masalah etika yang penting untuk diketahui, sebab mungkin dapat dijadikan dasar pedoman bagi manusia.Sebagaimana telah kita kemukakan bab terdahulu bahwa: etika adalah ilmu yang mencari keselarasan perbuatan manusia, dengan dasar-dasar yang sedalam-dalamnya yang dapat dicapai oleh akal budi manusia, atau dengan kata lain etika hendak mencari ukuran baik dan buruk.Dasar-dasar yang sedalam-dalamnya itu tentu harus pada alam manusia. Pada kenyataannya terdapat pada manusia yang hidup bersama.

BERBUAT BAIK MENGHINDARI YANG JELEK.Dalam menikmati kehidupan di dunia, manusia selalu erdorong untuk menyempurnakan dirinya. Hal demikian merupakan suatu keharusan yang keluar dari alam kodrat manusia itu sendiri. Keadaan ini dapat terlihat dengan mempelajari pertumbuhan manusia dari masih kecil sehingga tumbuh menjadi dewasa. Seorang anak manusia yang lahir kedunia belum tahu apa-apa tentang dirinya.Kelanjutan hidup dan kehidupannya tergantung oleh orang-orang disekitarnya terutama dipercayakan kepada kedua orang tuanya.Pertumbuhan anak ini lambat laun berkembang kearah pertmbuhan jasmaniah dan rohaniah.

Page 11: ETIKA REKAYASA smster 8

Sebagaimana yang telah diuraikan terdahulu maka dalam kodrat manusia itu sendiri sebenarnya ada dorongan untuk mengelak segala sesuatu yang bertentangan dengan kesempurnaan yang diinginkan oleh manusia itu sendiri.Manusia mempunyai akal budi yang merupakan alat untuk menyeleksi dan menghilangkan segala sesuatu yang akan merugikan dirinya. Dan dibawah hawa sadar akal budinya berusaha secara kontinyu untuk memperoleh apa yang dianggap baik bagi dirinya dan orang-orang disekitarnya, termasuk menghindari yang jelek atau kejahatan.Sebab kejahat merupakan tindakan yang bertentangan dengan tidak selaras dengan alam kodrat manusia.

4. POTENSI KEGIATAN INSANI.Telah dikemukakan bahwa manusia mempunyai kewajiban moral untuk berbuat baik dan menghindari yang jlek. Kapan manusia mulai mengamalkan perbuatan-perbuatan yang selaras dengan alam kodratnya, karena kenyatannya dalam menjalankan khidupannya manusia selalu dihadapkan pada beberapa problema hidup.Suatu tindakan yang dilakukan oleh manusia karena adanya suatu kehendak atau kemauan dan adanya pengertian tehadap apa yang dikerjakan.Kemauan adalah suatu kehendak atau daya rohani manusia yang menentukan apakah suatu objek yang sudah diketahui kebenarannya aau kebaikannya oleh pikiran dapat dilaksanakan atau tidak atau karya ptensi manusia yang mendorong manusia untuk bertindak dan disebut kehendak.Pengertian adalah karya potensi manusisa untuk mengerti tentang segala sesuatu yang disebut inelek. Pengertian sebagai potensi adalah daya guna menangkap sesuatu sehingga terdapat hubungan logis antara sesuatu ia akan mengerti bahwa sesuatu itu adalah selaras dengan daya, pada saat itulah ia mengerti kebenaran. Pengertian kebenaran dipegang teguh-teguh sampai pada saat ada gunanya baginya. Dalama pengertiannya kebenaran perbuatan manusia harus langsung dihubungkan dengan norma-norma objektif atau norma-norma yang berlaku dalam masyarakat, artinya apakah perbuatan itu baik atau tidak.

Page 12: ETIKA REKAYASA smster 8

Jadi peranan pengertian ( pikiran ) manusia ialah mencari objektifitas dari suatu perbuatan. Jika objektivitas perbuatan selaras dengan norma-norma yang berlaku maka itu adalah baik dan begitu pula sebaliknya. Dengan demikina potensi perbuatan insane adalah pengertian dan kemauan yang bebas dari paksaan.

5. KATA HATI.Kata hati merupakan kesadaran moral yang timbul dan berkembang dalam menghadapi suatu tindakan yang kongkrit. Jadi tindakan yang dimaksud dikerjakannya karena dikehendakinya dan dimengertinya sendiri, dengan kata lain kata hati itu menilai tindakan itu atas baik dan buruknya.Manusia mengerti bahwa ada sesuatu kekuatan dalam dirinya yang memerintah dan dapat melarangnya berbuat, dan mnunjukkan boleh tidaknya perbuatan itu dilakukan kekuatan itu keluar dari budi sebagai salah satu kodrat manusia. Kekuatan inilah yang terus menerus menyoroti perbuatan manusia sehingga jelas bentuk perbuatan itu. Pada saat perbuatan itu akan dilakukan, kata hati berfungsi sebagai penasehat untuk mempunyai kemungkinan memberikan nasehat yang sifatnya positif maupun negative.Dikatakan positif apabila perbuatan yang dilakukan dengan norma-norma yang berlaku dalam masyarakat, dan negative apabila perbuatan yang dilakukan itu bertentangan dengan norma-norma yang berlaku dalam masyarakat. Realisasi dari perbuatan manusia selalu membawa pengaruh rasa pada batin manusia.1) Mendidik Kata Hati

Manusia tidak bicara otomatis berkebang kearah kemanusiaan. Manusia akan menentukan hidupnya sendiri sesuai dengan kehendaknya.Oleh sebab itu agar manusia dapat menjadi sebagai manusia yang seharusnya, ia harus berjuang. Jadi kata hati harus dikembangkan dan diperluas melalui pendidikan sejak awal serta melalui pergaulan hidup yang terarah.

2) Kwalifikasi Kata Hati.a. Bahwa kemanusiaan adalah suatu sikap Universal

Artinya: sama pada semua bangsa diseluruh dunia.

Page 13: ETIKA REKAYASA smster 8

Bila kemanusiaan itu terealisasikan ke dalam individu, akan timbul bermacam-macam tipe manusia yang dengan sendirinya menciptakan bermacam-macam kata hati sesuai dengan pengalaman masyarakat individu.

b. Juga karena manusia terdiri dari aspek jasmani dan rohani dan sifatnya satu utuh saling pengaruh mempengaruhi dan mudah berubah-ubah, akan mengakibatkan perubahan hati nurani/kata hati.

c. Pengaruh pendidikan dan lingkungan disekitarnya dapat mempengaruhi perkembangan kata hati.

3) Beberapa Kwalita Kata Hati.a. Banar dan Salah.

Salah satu fungsi kata hati adalah mencari kebenaran. Kerja budi yang pertama adalah: mencari kebenaran, dan bagaiman budi berhubungan dengan tindakan manusia dalam realita hidup, budi akan melihat obyektifitas dari perbuatan itu. Bilamana budi menangkap obyektifitas perbuatan secara tepat maka kata hati bekerja selaras dengan keadaan sebenarnya, artinya kata hati adalah benar sebaliknya bila obyektifitas perbuatan tidak tepat maka kata hati nurani dalam hal ini adalah salah.

b. Pasti dan Ragu-raguAda orang yang mempunyai naluri yang sangat tajam, artinya: dalam keadaan apapun dia dapat mengambil keputusan secara tepat.Kata Hati/ Hati Nurani yang demikina adalah pasti, dimana budi dapat melihat profesi yang obyektif dari perbuatan yang diperbuatnya. Kata hati yang ragu-ragu adalah kata hati yangtidak berani menjatuhkan tanggapan mengenai suatu perbuatan, akibatnya Kata hati yang ragu-ragu sulit dan tidak berani mengambil suatu keputusan.

c. Kira-kira dan Bingung.Kata hati yang ingin mendudukkan suatu perbuatan dengan resiko yang paling sedikit adalah kira-kira. Sedangkan kata hati yang tidak tahu tentang apa yang seharusnya diperbuat adalah kata hati yang bingung dimana ada tanggapan bahwa segala perbuatan yang dilakukan adalah salah. Kata hati yang

Page 14: ETIKA REKAYASA smster 8

demikian (bingung) bukan saja tidak berani mengambil keputusan tetapi sama sekali tidak dapat mengambil keputusan.

d. Tertib, Sembrono dan Takut.Kata hati tertib ialah kata hati yang secara tertib dan teratur melihat obyektifitas suatu perbuatan.Kata hati Sembrono adalah suatu sikap hati nurani yang memandang enteng segala macam persoalan ringan maupun berat.Kata hati takut adalah kata hati yang menempatkan dirinya pada suatu keadaan dimana dia merasa diri bersalah, walaupun sesungguhnya dia tidak bersalah sama sekali.

Sigmun frend (1856-1939)Merupakan salah seorang penemu psikoanalisa, yaitu : suatu method untuk dapat pengertian gangguan-gangguan tertentu diri pada jiwa dengan membuka sebab-sebab psikis yang tidak disadari. Utuk menyembuhkan gangguan-gangguan tersebut, Frend mengemukakan teori-teori kata hati atau hati nurani, yang tujuannya agar manusia mengerti tentang bermacam-macam fenomena psikis.Untuk mengetahui teori-teori Frend tersebut, secara garis besar akan kami kemukakan bagaiman Frend menjabarkan tentang struktur kepribadian manusia. Yang tersusun sbb:a. Id

Menurut beliau Id adalah suatu dari keribadian yang berisi segala sesuatu yang dibawa sejak lahir, seperti:- Naluri (instinc)- Kebuuhan (need)- Keinginan (wish)Dalam Id terdapat suatu prinsip yang disebut Pleasure principle atau prinsip kenikmatan. Prinsip ini menuntut untuk dipuaskan, karena merupakan suatu kebutuhan yang dirasakan yang datang dari dalam diri manusia sendiri, walaupun tanpa disadari.

b. Ego.Ego atau aku adalah struktur kepribadian yang kedua, dimana didalamnya terdapat suatu prinsip yang disebut: Reality Principle

Page 15: ETIKA REKAYASA smster 8

atau prinsip kenyataan. Prinsip ini berfungsi menyesuaikan kenyataaan dengan desakan dari Id dan desakan super Ego.Egolah yang memiliki prinsip reality intuk mengambil sikap terhadap keinginan, dorongan-dorongan spontan, nafsu-nafsu dari Id disatu pihak tehadap tuntutan super ego dilain pihak dan sekaligus harus menyesuaikan diri atau menyesuaikan tindakan dengan menselaraskan tuntutan-tuntutan realita dalam masyarakat.Egolah yang berfungsi menangkap dan mengetahui realita, mencari pengalaman dalam dunia luar atau alam sekeliling. Ego dapat membedakan antara realita yang nyata dan realita yang hanya dibayangkan dalam pikiran atau realita dunia luar dan realita dunia bathin. Sebab egolah yang bersifat seolah-olah menentukan dalam diri manusia dan yang harus menekan dorongan-dorongan spontan dari Id yang tidak sesuai dengan realita dan dengan tuntutan super Ego.

c. Super Ego.Struktur ketiga dari kepribadian manusia adalah super Ego. Super ego yang terdapat dalam kepribadian manusia ini menurut Frend terbentuk dan tergntung pada pendidikan yang diterima oleh seseorang sejak ia kecil. Sebagaimana dengan kodratnya anak kecil pada mulanya tidak mengetahui apakah perbuatan yang dilakukan boleh atau tidak. Ia hanya tahu bahwa ada perbuatan-perbuatan tertentu yang dilarang atau yang diperintahkan oleh orang-tuanya kepadanya. Ia belum mengerti mengapa suatu perbuatan tidak boleh dan mengapa ada suatu keharusan yang diperintahkan untuk dilakukannya. Ia baru belajar untuk memahami dan mengalami bahwa kalau ia tidak menurut ia akan dimaahi, dibenci bahkan mendapat hukuman, pada dasarnya ketidaktaatannya akan berakibat pelbagai perasaan yang tidak menyenangkan. Karena itu anak terpaksa mengikuti setiap larangan perintah yang diharuskan oleh orang-tuanya. Akibat dari keharusan tersebut kepribadian orang-tuanya seakan-akan merupakan kepribadian anak sehingga anak dapat seakan mendengar orang-tuanya walaupun orang tuanya tidak bersamaanya.Kejadian tersebut disebut internalisasi atau pembatinan yang sebenarnya lebih kejam sebab ia terus menerut berada dalam dirinya dan langsung mengawasi diri si anak dengan segala macam

Page 16: ETIKA REKAYASA smster 8

tingkahnya. Jadi dengan demikian bukan hanya perbuatan terlarang saja yang dihukum melainkan perasaannya, pikiran bahkan keinginan turut menjadi pengawasan.Selanjutnya Frend mengatakan bahwa super Egolah yang menyebabkan gangguan jiwa pada orang yang egonya lemah atau egonya tidak dapat mengambil sikap wajar terhadap dorongan-dorongan spontan dari Id adalah untuk menilai sejauh mana dorongan tersebut dapat dipenuhi, sesuai penilaian super ego agar arah dari tindakan dapat diarahkan. Super ego berfungsi untuk mengawasi dan Id dalam melaksanakan nilai-nilai moral dalam masyarakat. Lebih lanjut Frend mengidentikkan dengan kata hati, yang mana didalamnya terdapat dua dasar yaitu:

a. Libido (eros) yang mencari kenikmatan badaniah, dan dengan demikian mencari pembangunan dan kesatuan atau kehidupan.

b. Dorongan agresi yang mencari penghancuran kematian.Dua dorongan ini mendasari perkembangan super ego anak kecil turut kepada perintah-perintah dan larangan-larangan orang-tuanya karena takut kehilangan cinta kasih orang-tuanya. Lama kelamaan ia membathinkan norma-norma itu sehingga terbentuk suatu ego terapan yang tertanam didalam bathinnya.Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa kata hati, suara bathin atau hati nurani harus ditaati oleh manusia.