Upload
isnaenipangestika
View
241
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
8/18/2019 Etika Penelitian dalam Komunitas Bahasa Isyarat
http://slidepdf.com/reader/full/etika-penelitian-dalam-komunitas-bahasa-isyarat 1/23
Henny Sanulita/108651519100
Etika Penelitian dalam Komunitas Bahasa Isyarat
Raychelle Harris , Heidi M Holmes , Donna M Mertens . Sign Language Studies . Washington: Winter
2009 . Vol. 9, Iss. 2; pg. 104, 29 pgs
Abstrak (Rangkuman)
Kode etik ada bagi kebanyakan asosiasi profesional yang anggotanya melakukan penelitian pada, untuk atau dengan komunitas bahasa isyarat. Bagaimanapun, kode etik ini bisusehubungan dengan kebutuhan untuk membentuk etika penelitian dari sisi budaya, sebuah
permasalahan dari kepentingan khusus komunitas bahasa isyarat. Para ilmuwan yang menulisdari perspektif feminis, pengguna asli, dan para pembela hak asasi manusia telah sama-samamenunjukkan ketidak puasan yang serupa terhadap kekurangan mereka akan representasidalam perbincangan tentang etika penelitian. Para anggota dari komunitas bahasa isyarat dan
pembela mereka dapat mempelajari dari pihak-pihak lain yang juga turut andil dalam perjuangan ini dan memberi kontribusi cukup banyak untuk topik ini. Kami mengajukan perkembangan bagi ketentuan komunitas bahasa isyarat (S !"#$ sebagai media untukmelakukan penelitian oleh, untuk, dan dengan komunitas bahasa isyarat. (%BS"#%KP&B 'K%S'$
"eks Penuh
ak cipta %merican %nnals of )eaf *inter +
rang-orang tuna rungu mencerminkan perbedaan dalam keberagaman yang ditemui dalam
populasi pada umumnya, dengan lapisan tambahan berupa kompleksitas yang berhubungan
dengan le/el dan tipe ketulian, keadaan pendengaran orang tua, akses dan kemampuan untuk
menggunakan alat bantu, penggunaan bahasa berdasarkan isyarat0 atau suara, dan
penggunaan bahasa isyarat yang bisa dipahami secara /isual. Kompleksias tersebut
menyebabkab tantangan yang cukup sulit untuk menjalakan etika penelitian karena
permasalahan tentang kekuatan yang melingkupi warisan budaya dan linguisik pada
komunitas tuna rungu. add (+ 1, melalui media cetak$ mengajukan penerapan model teori
poskolonial dan linguistik budaya sebagai cara untuk memahami dan menunjukkan aspek
yang rumit dari komunitas tuna rungu ()0 deaf$ ini dalam penelitian yang bertanggung jawab
secara etis. 2 ebih jauh lagi, dia berspekulasi bahwa model etika penelitian dalam komunitas
"una #ungu diuamakan kepada komunitas Bahasa 'syarat karena hal tersebut
merepresentasikan sebuah 3 Budaya Kohektifis dimana para partisipan terikat satu sama lain
melalui tradisi budaya, keyakinan, aksi dan tanggung jawab yang serupa, - baik secara
perseorangan maupun berkelompok. 3 + "ujuan dari artikel ini sdalah untuk mengeksplorasi
makna dari etika penelitian dibawah payung budaya Komunitas Bahasa 'syarat melalui
pemeriksaan secara kritis dari sisi ilmu pengetahuan berhubungan dengan refesensi istilah
1
8/18/2019 Etika Penelitian dalam Komunitas Bahasa Isyarat
http://slidepdf.com/reader/full/etika-penelitian-dalam-komunitas-bahasa-isyarat 2/23
Henny Sanulita/108651519100
dari transformasi sosial, keadilan dan pengguna asli untuk penelitian dalam komunitas
mereka.
Pentingnya dari etika penelitian didukung oleh baik oleh perintah yang resmi atau secara
moral. Pertimbangan eis merupakan bagian integral dari perencanaan penelitian, penerapan
dan penggunaan. )i %merika Serikat, petunjuk etika untuk penelitian berdasarkan kepada
pinsip-prinsip dari Komisi 4asional untuk Perlindungan 5anusia sebagai Subyek dalam
Penelitian Biomedis dan Perilaku (2 67$, yang diletakkan dalam proses penelaahan kembali
dari 'nstitutional #e/iew Boards dan lebih jauh dilambangkan dalam %mandemen Buckley
(yang juga dikenal sebagai %ksi ak 8dukasi dan Pri/asi Keluarga pada 2 69$, %ksi atch,
dan %ksi Penelitian 4asional (5ertens + :$
)i %merika Serikat, etika penelitian yang mengikut sertakan partisipan manusia didasarkan
pada prinsip-prinsip yang diberlakukan sebagai pembenaran terhadap banyak instruksi dan
e/aluasi etis dari tindakan manusia; rasa hormat, kemurahan hati, dan keadilan. aporan
Belmont (2 6 $ memberikan definisi atas konsep tersebut sebagai berikut; #asa hormat
mengacu pada memperlakukan orang sebagai pribadi yang mandiri dan memberikan
perlindungan bagi mereka yang memiliki kekurangan dalam kemandiriannya. (Kitchener and
Kitchener, + $. "ermasuk mengamankan keadaan partisipan dengan tidak membahayakan
mereka, dan memaksimalkan keuntungan yang mungkin terjadi, dan meminimalkan kerugian
yang mungkin terjadi. Keadilan tidak berfokus kepada hubungan ind/idual antara peneliti dan
partisipan namun pada distribusi media dan pelayanan dalam seting penelitian. )engan kata
lain, sebuah kelompok tidak boleh disendirikan untuk partisipasi berlebihan dalam penelitian,
begitu pula kelompok lain tidak boleh dijadikan pengecualian dalam peluang tersebut.
)iskusi lebih lanjut dalam komunitas penelitian sosial elah menuai beberapa argumen yang
melebarkan makna dari ketentuan ini (5ertens dan <insberg,+ $, seperti yang sudah
diperlihatkan dalam kode etik yang didiskusikan pada bagian selanjutnya.
Kebanyakan asosiasi profesional seperti %sosiasi Psikologis %merika (%P%$ dan embaga
%nak uar Biasa (!8!$ memiliki kode etik yang memusatkan masalah kultural kepada istilah
yang luas tetapi tidak menitik beratkan kepada masalah kultural yang spesifik dalam
penelitian komunitas Bahasa 'syarat. Pemberian kode tersebut dimaksudkan untuk sebuah
kemampuan penerapan yang luas, penekanan diciptakan ketika hal tersebut diaplikasikan
dalam konteks kultural yang spesifik. !ontohnya, kode etik !8! menyebutkan bahwa para
ahli pendidikan luar biasa diperlukan untuk melindungi hak-hak dan kesejahteraan para
2
8/18/2019 Etika Penelitian dalam Komunitas Bahasa Isyarat
http://slidepdf.com/reader/full/etika-penelitian-dalam-komunitas-bahasa-isyarat 3/23
Henny Sanulita/108651519100
partisipan, menterjemahkan dan menerbitkan hasil penelitian dengan ketepatan dan
pengetahuan tingkat tinggi, mendukung adanya pembatalan dari penggunaan sebuah prosedur
penelitian yang mungkin akan berujung pada konsekuensi yang tidak diinginkan untuk
partisipan, dan melatih kewaspadaan untuk mencegah penerapan yang salah maupun
penyalah gunaan usaha penelitian. (5ertens dan 5c aughlin, + 9$. Bagaimanapun juga,
kode etik !8! tidak disuarakan sehubungan dengan kebutuhan untuk membentuk etika
penelitian dari sisi kultural, yang merupakan sebuah masalah tentang kepentingan khusus
dari komunitas Bahasa 'syarat.
Sebagai tambahan, prinsip-prinsip umum, petunjuk, dan kode-kode ini tidak menitik beratkan
secara terang-terangan kebutuhan bagi para peneliti untuk membangun kepercayaan dengan
para partisipan dalam komunitas dan untuk meyakinkan bahwa partisipan memandang penelitian sebagai suatu hal yang bernilai kolaboratif dan kultural. Secara historis, kurangnya
kesadaran dari berbagai aspek kultural dari komunitas "una #ungu menggiring kepada
sebuah penelitian yang pada saat ini bisa dianggap pelecehan secara etika. Sebagai
contohnya, Psikologi "una #ungu (5yklebust 2 =9$ menegaskan bahwa, ketika
dibandingkan dengan orang-orang yang dapat mendengar , para "una #ungu lebih tidak
dewasa> telah meningkatkan masalah emosional> lebih tidak sempurna, lebih naif, dan lebih
primitif> memiliki koordinasi fisik yang rendah> menunjukkan tanda-tanda keterbelakangandalam bahasa> hanya mampu menyelesaikan sebuah tugas yang jelas> dan ski?ofrenik, tidak
stabil, suka berkelahi, ingin dikagumi, kurang manusiawi, menarik diri, terkucil, paranoid,
menderita gangguan perasaan, curiga, gila, tidak mandiri, autis, dan tertekan. 'a juga
menegaskan bahwa pria tuna rungu cenderung feminin dan perempuan tuna rungu cenderung
masculine (ibid.$. Buku 5yklebust, yang digunakan sebagai bacaan standard pelatihan bagi
para guru murid tuna rungu sejak pertengahan 2 = an hingga 2 7 an (5aher 2 =$, lebih
banyak ditulis bagi murid-murid patologi ilmu bahasa pendengaran, dan psikologi> buku
tersebut juga disediakan sebagai bacaan referensi bagi orang-orang yang 3memiliki perhatian
terhadap berbagai pengaruh dari kehilangan panca indera@ (#e/iew of Publications 2 =:$.
Peneliti "una #ungu umphries dan Padden (dalam 5aher 2 =$ mengomentari, 3wewenang
5yklebust cukup untuk membangun maksud dari pemikiran yang resmi &ntuk generasi
selanjutnya sebuah pengaruh kuat dalam memutuskan bagaimana anak-anak "una #ungu
%merika akan diajar, Psikologi "una #ungu elmer 5yklebust meletakkan standard.@ (+1$.
'ni merupakan contoh tentang bagaimana wacana hegemoni pada ranah akademis bisa
menjadi kuat dan berbahaya bagi mereka yang secara tradisional tidak diwakili.
3
8/18/2019 Etika Penelitian dalam Komunitas Bahasa Isyarat
http://slidepdf.com/reader/full/etika-penelitian-dalam-komunitas-bahasa-isyarat 4/23
Henny Sanulita/108651519100
Karya tulis para ilmuwan dari sudut pandang feminis, penutur asli, dan pembela hak asasi
manusia telah seringkali menunjukkan ketidak puasan akan kode etik yang berdasarkan pada
bidang tersebut dikarenakan oleh kurangnya 3suara.@ 1 yakni, kurangnya perwakilan atau
perantara, dalam pembicaraan pada etika penelitian (!ram, rmond, dan !arter + 9> !hilisa
+ :> sborne dan 5c Phee + $. Sebuah bentuk literatur yang menjanjikan itu
menyediakan asupan bagi pemikiran tentang bagaimana menunjukkan aspek ketidak adilan
sosial ini. Para anggota dari Komunitas Bahasa 'syarat dan pembela mereka dapat belajar
dari lainnya yang telah turut berjuang, dan juga memberikan kontribusi untuk topik ini.
Pollard (2 +, 2 9,2 =, + +$ telah mengemukakan banyak masalah etika yang
berhubungan dengan seluk beluk penelitian dalam komunitas Bahasa 'syarat. Karyanya
menimbulkan pertanyaan-pertanyaan tentang bagaimana penelitian dapat mewakilikomunitas ini sehubungan dengan ketertarikan, nilai-nilai dan prioritas mereka. Pada
umumnya, kesamaan diantara, begiu pula pengertian dari, pendekatan metodologis yang
berbeda, sbuah populasi yang beragam, mencuatkan trend sosial, dan perkembangan baru
pada berbagai bidang (<insber dan 5ertens, + $. Pollar (+ +$ menegaskan bahwa
komunitas Bahasa 'syarat belum membangun organisasi apapun untuk menelaah penelitian
secara spesifik tentang diri mereka sendiri. "erlebih lagi, kebutuhan untuk mengembangkan
petunjuk etika bagi penelitian ilmu sosial dalam komunitas Bahasa 'syarat didukung oleh banyak perubahan terkini dari komunitas ilmu sosial secara lebih luas.
&ntuk meraih tujuan kami dalam mengeksplorasi kerangka etika bagi para peneliti pada
komunitas Bahasa 'syarat, kami memberikan konteks filosofis sebagai pertimbangan kode
etis macam apa yang akan terlihat, memeriksa secara paralel dengan pergerakan transformasi
lainnya, dan menawarkan sebuah proses dan beberapa prinsip untuk menuntun komunitas
Bahasa 'syarat dalam perkembangan petunjuk penelitian mereka sendiri.
Kerangka Pemikiran Filosofis
Sebuah paradigma menyediakan perangkat untuk mengidentifikasi asumsi filosofis yang
spesifik yang menjabarkan pandangan umumnya. "aksonomi elemen <uba dan incoln
(+ :$ terhadap paradigma penelitian dimodifikasi oleh 5ertens (+ :> + $ untuk
memperoleh keyakinan dasar sepadan dengan oenelitian yang dilaksanan dengan tujuan
berupa transformasi sosial. <uba dan incoln menjelaskan empat sistem keyakinan dasar
yang menjelaskan sebuah pendirian paradigmatis; ontologi yang merupakan asumsi yang berhubungan dengan sifat dasar kenyataan> epistemologi yang merupakan asumsi tentang
4
8/18/2019 Etika Penelitian dalam Komunitas Bahasa Isyarat
http://slidepdf.com/reader/full/etika-penelitian-dalam-komunitas-bahasa-isyarat 5/23
Henny Sanulita/108651519100
sifat dasar pengetahuan dan hubungan antara yang tahu dan yang akan diketahui> asumsi
metodologis yang menyediakan sebuah landasan bagi pilihan-pilihan metodologi> dan asumsi
aksiologis yang ditandai dengan keyakinan tentang apa yang etis.
Paradigma transformatif, dengan asumsi filosofisnya yang mengiringi, memberikan sebuah
cara untuk memeriksa keyakinan terselubung yang menjelaskan peran dari peneliti sebagai
seseorang yang bekerja dalam kerjasama dengan orang lain atau perubahan sosial dan dengan
itulah menantang status Auo. Paradigma transformatif (5ertens+ :,+ 6,+ > 5ertens,
arris dan olmes, + $ adalah sebuah kerangka pemikiran dari sistem keyakinan yang
secara langsung mengaitkan anggota-anggota dari kelompok sosial yang beragam secara
kultural sementara memusatkan pada meningkatnya keadilan sosial. Karena mereka
mengakar dalam kepentingan hak asasi manusia, implikasi etis bagi penelitian dihasilkan dari pengikut sertaan secara sadar tentang jangkauan luas dari orang-orang yang secara umum
tidak diikutsertakan dalam masyarakat pada umumnya. 'mplikasi etis tersebut berjuang
mengembangkan makna dari konsep etika tradisional sehingga mereka merefleksikan lebih
langsung lagi pertimbangan etis dalam komunitas yang kompleks secara kultural. )alam
artikel ini kami juga memeriksa masalah kekuatan dalam penyimpulan fokus penelitian,
perencanaan, implementasi, dan kegunaan dari pendirian transformasi yang berdasar pada
asumsi aksiologis yang berhubungan dengan penghormatan terhadap komunitas yangdipojokkan maupun kesadaran dari ketertarikan anggota-anggota komunitas.
Seperti yang ditunjukkan tabel ', empat keyakinan dasar melandasi asusmsi filosofis yang
mengkaraktersisasi paradigma transformasi. %sumsi aksiologis mempertanyakan apa yang
dianggap perilaku etis atau bermoral Seperti yang telah diindikasikan oleh pengantar dari
artikel ini, tiga prinsip-prinsip dasar, melandasi etika-etika yang berhubungan dengan
pengaturan dalam penelitian; penghormatan, kemurahan hati dan keadilan. %sumsi aksiologis
transformatif menantang definisi tradisional dari konsep-konsep berikut dengan dasar bahwa
mereka gagal menjadi responsif terhadap mereka yang bukan bagian dari pembentukan
definisi ketika Belmont #eport dipublikasikan. Sebagai contoh, dalam koneks penerapan
yang spesifik dalam penelitian dengan "una #ungu, penghormatan didefinisikan
berhubungan dengan norma kultural dari interaksi dalam komunitas Bahasa 'syarat dan di
seluruh dunia "una #ungu. Kemurahan hati didefinisikan berhubungan dengan promosi hak
asasi manusia dan keadilan sosial yang meningkat. Sebuah hubungan eksplisit dibuat diantara
proses dan hasil dari penelitian dan kelanjutan dari kepentingan keadilan sosial.
5
8/18/2019 Etika Penelitian dalam Komunitas Bahasa Isyarat
http://slidepdf.com/reader/full/etika-penelitian-dalam-komunitas-bahasa-isyarat 6/23
Henny Sanulita/108651519100
Konsep /aliditas dalam penelitian sosial menyatakan bahwa seseorang dapat membuat
penegasan yang mendapatkan dukungan dalam studi penelitian dan oleh sebab itu memasuki
arena aksiologis sebagai dimensi kritis dalam pencapaian praktek etis penelitian. &ntuk
membangun /aliditas dari penelitian ilmu pengetahuan sosial melalui lensa budaya, peneliti
harus menunjukkan keberagaman kultural dengan mengembangkan sebuah pemahaman
akurat tentang komunitas melalui interaksi yang bermakna dan penuh penghargaan dengan
anggota komunitas tersebut. Para peneliti menanamkan bias terhadap /aliditas yang terancam
pada grup yang beragam secara kultural, yang di sisi lain kesadaran budayanya tinggi.
(Kirkhart + :$. Sebuah dimensi penting dari /aliditas penelitian mengikutsertakan apresiasi
dan pemahaman peneliti akan budaya. Pada 2 :, Kirkhart(ibid.$ memperkenalkan istilah
/aliditas multikultural untuk merujuk kepada 3otentisitas akan pemahaman melalui konteks
kultural yang berjumlah banyak dan saling memotong.@ (++$.
%sumsi ontologis mepertanyakan, apakah sifat dasar kenyataan )alam konteks penelitian,
peneliti mengidentifikasi /ariabel tertentu dan mengukur aspek mereka dengan maksud
mencari kebenaran atau apa yang disadari sebagai kenyataan dalam beberapa le/el
kemungkinan yang sudah ditentukan. Sebuah lensa transformatif mengubah fokus dari
relati/isme kultural dan menjawab persepsi tentang apa yang nyata dipengaruhi oleh struktur
kekuatan masyarakat yang memberi hak /ersi tertentu lebih dari yang lain. Ketika mendengar bahwa para peneliti yang tidak kenal dengan budaya "una #ungu memiliki kekuatan untuk
menentukan kenyataan bagi "una #ungu, beberapa bentuk 3kenyataan@ la?im yang muncul
termasuk berikut;
• "es yang dikembangkan untuk populasi pada umumnya dapat digunakan pada "una
#ungu• asil penelitian berdasarkan pada sample dari "una #ungu diberlakukan untuk
keseluruhan komunitas "una #ungu• Penerjemah yang dipakai dalam pertemuan tim penelitian atau pengumpulan data
berkemampuan seimbang dalam perencanaan budaya dan bahasa• 5endengarkan tingkat lanjut peneliti dan tahun pengalaman penelitian cukup untuk
melaksanakan penelitian yang /alid pada komunitas Bahasa 'syarat.
Ketika "una #ungu berada dalam posisi mengekspresikan kenyataan seperti yang mereka
terima, asumsi dan keyakinan yang keliru tersebut ditantang.
6
8/18/2019 Etika Penelitian dalam Komunitas Bahasa Isyarat
http://slidepdf.com/reader/full/etika-penelitian-dalam-komunitas-bahasa-isyarat 7/23
Henny Sanulita/108651519100
8pistemologi dari paradigma penelitian transformatif menjelaskan sifat dasar dari ilmu
pengetahuan dan menggiring untuk mempertanyakan tentang hubungan anara para peneliti
denga partisipan yang pengalamannya dipelajari oleh para peneliti. 8pistemologi
transformatif dikarakterisasi melalui kolaborasi jarak dekat antara peneliti dengan anggota
komunitas, entah yang disebut terakhir adalah partisipan atau wakil peneliti. 9 "ujuan,
rancangan, implementasi, dan penggunaan penelitian dikembangkan dan diikutsertakan
dengan sensiti/itas dan kesadaran kultural yang layak. Para peneliti membutuhkan kolaborasi
dengan tuan rumah dari komunitas (tidak perlu pemimpinnya, namun orang-orang biasa saja$.
ubungan ini interaktif dan menguatkan. Keikut sertaan dari anggota komunitas Bahasa
'syarat menggiring pada perubahan yang dikesampingkan secara spesifik pada masalah
tentang kepentingannya bagi mereka. Sebagai contoh, penelitian pada akses pengadilan atas
klien yang "una #ungu dan memiliki kesulitan dalam hal pendengaran telah diangkat sesuai
permintaan dari pengacara "una #ungu yang melayani klien "una #ungu yang telah
mengalami diskriminasi pada sisem peradilan (5ertens + $. Cayasan *.K. Kellog
mendanai sebuah studi yang mengikutsertakan dewan penasiha dari pengacara "una rungu
dan akin, begitu pula dengan penerjemah sidang dengar dan pendidik hukum. Sebagai
hasilnya, "una #ungu diundang untuk berbagi pengalaman mereka dalam persidangan
melalui grup fokus dan partisipasi dalam pelatihan hakim pada keseluruh lima puluh negara
bagian,juga dalam tim perencanaan untuk peningkatan akses terhadap sistem persidangan.
%sumsi metodologis merujuk kepada basis filosofis dari pemilihan metode mana yang layak
untuk penyelidikan sistematis. Penelitian pada paradigma transformatif merupakan sebuah
tempat praktik untuk bermacam pemaknaan. %sumsi ini tidak memiliki tatanan metode atau
praktik spesifiknya sendiri. "ipe penelitian ini menarik beberapa teori, pendekatan, metode
dan teknik. 5etode-metode kuantitatif, kualitatif, ataupun campuran dapat digunakan>
bagaimanapun, Keikut sertaan dimensi metode kualitatif penting untuk membangun sebuah
dialog antara peneliti dan anggota komunias. "atanan metode campuran dapat
dipertimbangkan untuk menunjukkan kebutuhan informasi komunitas. Bagaimanapun,
keputusan metodologis dibuat dengan penuh kesadaran akan faktor kontekstual dan historis,
khususnya ketika berhubungan dengan diskriminasi atau penindasan. )engan itu, bentukan
kerjasama dengan peneliti dan komunitas Bahasa 'syarat merupakan sebuah langkah penting
dalam mengajukan pertanyaan Dpertanyaan metodologis dalam penelitian.
%sumsi metodologis atas paradigma transformasi menyediakan petunjuk dalam pemilihan pendekatan penelitian. 5etodologi-metodologi yang sejalan dengan asumsi paradigma
7
8/18/2019 Etika Penelitian dalam Komunitas Bahasa Isyarat
http://slidepdf.com/reader/full/etika-penelitian-dalam-komunitas-bahasa-isyarat 8/23
Henny Sanulita/108651519100
transformatif ditunjukkan dengan kelanjutan dalam aksi partisipasi penelitian (P%#$(Brydon-
5iller 2 6> #eason dan Bradbury + 2$, juga dengan perubahan pada 'nstitut Kesehatan
4asional (+ 6$ dan Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (+ =$ yang
mempromosikan penelitian partispasi berdasar komunitas (!BP#$. Para peneliti lintas budaya
seperti "rimble (seperti dikutip dari Pollard 2 +$ dan 5atsumoto (2 =$ mendahului
oerubahan-perubahan dalam metodologi ini dan sehingga menyediakan kontribusi yang
bernilai pada pertumbuhan kesadaran akan kebutuhan untuk secara sadar mempertimbangkan
keikutsertaan budaya dan komunitas dalam metode penelitian.
Petunjuk Penelitian yang Layak e!ara Kultural
Para ilmuwan dalam komunitas ilmu pengetahuan yang lebih luas telah mulai mengeksplorasi
praktek etika yang seiring dengan paradigma transformatif. 5unculnya penelitian yang 3peka
secara budaya@ mendekati 3etnisitas yang dikenali maupun posisi budaya sebagai sentral
proses penelitian@ ("illman + +, 22+1$. Banyak argumen pada etika penelitian yang peka
secara kultural untuk komunitas-komunitas khusus telah dibuat, contohnya, untuk 5aori
(!ram, rmond, dan !arter+ 9$, komunitas %frican Botswana !ommunity(!hilisa + :$,
penduduk asli Kanada (5iEkmaA !ollege 'nstitute + =$, %ustralasians(%stralasian
8/aluation Society, 'nc. + =$, komunitas-komunitas pengguna asli ( sborne dan 5cPhee
+ $, dan orang-orang 4a/ajo(brugge dan 5issaghian + 1$. Suara-suara yang
bermunculan ini menyediakan justifikasi paralel maupun sebuah model untuk para peneliti
dalam komunitas Bahasa 'syarat untuk bergabung dalam pemeriksaan ulang atas prinsip-
prinsip dan praktik etika dalam penelitian.
Fika para peneliti dalam komunitas Bahasa 'syarat meminjam dari diskusi tersebut, banyak
pertanyaan seperti yang berikut ini bermunculan; %pa petunjuk penelitian yang secara
kultural paling layak untuk kelompok-kelompok ini %pa yang kita masukkan dalam
petunjuk untuk mengindikasikan penghormatan dan menunjukkan kepekaan terhadap budaya
mereka Bagaimana kita menekankan pentingnya petunjuk penelitian yang layak secara
kultural dalam populasi ini Bagaimana bisa para peneliti yang menjalankan studi pada
komunitas yang kompleks secara kultural menyatukan suara angota mereka ketika
menghadapi masalah etis dan metodologis
5artens (+ :$ mencatat bahwa kompetensi kultural merupakan konsep integral bagi mereka
yang bekerja dalam asumsi filosofis atas paradigma transformatif. Kompetensi secara kulturalmerupatan disposisi kultural yang berhubungan dengan kemampuan para peneliti untuk
8
8/18/2019 Etika Penelitian dalam Komunitas Bahasa Isyarat
http://slidepdf.com/reader/full/etika-penelitian-dalam-komunitas-bahasa-isyarat 9/23
Henny Sanulita/108651519100
mewakili secara akurat kenyataan dalam komunitas yang kompleks secara kultural.
Symonette (+ 9$ membuat implikasi eksplisit bahwa para peneliti yang kompeten secara
kultural harus memahami diri mereka sendiri dalam hubungannya dengan komunitas yang
dipertanyakan. Kompetensi kultural bukan merupakan keadaan yang statis. Fustru, merupakan
sebuah perjalanan di mana sang peneliti mengembangkan pemahaman yang meningkat dari
akses diferensial untuk membangkikan dan memberikah hak melalui refleksi diri dan
interaksi dengan anggota-anggota komunitas (ibid.> Sue dan Sue + 1$. Kompetensi kultural
dalam penelitian dapat didefinisikan secara luas sebagai mode penyidikan sistematis,
responsif yang sadar, paham dan apresiatif secara aktif dari konteks kultural di mana
penelitian diselenggarakan> hal ini merangkai dan mengartikulaasi epistemologi dari usaha
penelitian, memanfaatkan metodologi yang layak secara kultural dan kontekstual, dan
menggunakan cara yang dapat mengangkat komunitas dan mudah dipahami untuk sampai
pada hasilnya dan penggunaan lebih lanjut dari temuan-temuan (Sen<upta, opson, dan
"hompson-#obinso + 9$. Keuntungan dari kompetensi kultural dan pendekatan penelitian
yang responsif secara kultural mengikutsertakan (namun tidak terbatas pada$ kemampuan
untuk mentransformasi inter/ensi sehingga komunitas menganggapnya sah (<u?man + 1$.
%sosiasi Psikologi %merika (+ +$ menyarankan bahwa peneliti menempatkan disi sebagai
perantara dai perubahan yang pro-sosial untuk melawan rasisme, prasangka, bias, dan
penekanan dalam bentuk apapun. )an pada akhisnya, para peneliti yang kompeten secara
kultural berusaha membangun hubungan meskipun ada perbedaan, meraih kepercayaan dari
anggota komunitas, dan berefleksi dan menyadari bias mereka sendiri (8dno, Foh, dan Cu
+ 1$.
Paradigma transformasi penyediakan sebuah kerangka pemikiran yang berguna untuk
menekankan peranan yang dimainkan para peneliti ketika berhubungan dengan masalah-
masalah yang berhubungan dengan penindasan, diskriminasi, dan perbedaan kekuatan.
Paradigma transformasi meletakkan kepentingan utama pada dinamika ketidak setaraan
kekuatan yang telah menjadi warisan bagi banyak anggota komunias Bahasa 'syarat
bergantung pada /ersi kenyataan siapa yang diberi hak. %sumsi epistemologis transformatif
membangkikan pertanyaan tentang sifat dasar hubungan antara para peneliti yakni dalam
hubungannya dengan siapa yang mengendalika in/estigasi, khususnya ketika ia dijalankan
oleh tim yang terdiri dari anggota dan bukan anggota dari komunitas Bahasa 'syarat. %sumsi
metodologis transformatif mendorong para peneliti yang tertarik dengan penelitian sebuah
topik dalam komunitas Bahasa 'syarat untuk mengikuti petunjuk yang dikembangkan oleh
9
8/18/2019 Etika Penelitian dalam Komunitas Bahasa Isyarat
http://slidepdf.com/reader/full/etika-penelitian-dalam-komunitas-bahasa-isyarat 10/23
Henny Sanulita/108651519100
komunitas itu sendiri. %sumsi aksiologis transformatif meleakkan masalah keadilan sosial
dan hak asasi manusia pada garda depan pengambilan keputusan sehubungan dengan
penelitian pada komunitas Bahasa 'syarat.
Ketentuan dijelaskan sebagai prinsip-prinsip dan prosedur yang perlu dipertimbangkan ketika
para peneliti memutuskan untuk mempelajari komunitas Bahasa 'syarat. Ketentuan sebagai
berikut diajukan untuk kegunaan dalah kelompok ini. Ketentuan tersebut tidak mendalam dan
mewakili hanya permulaan dari kode etis penelitian untuk komunitas seperti itu. Kami
menerima ide-ide anda dan saran-saran untuk perubahan.
Pen!i"taan Ketentuan#Ketentuan untuk Penelitian Akademis dan Publikasi "ada
Komunitas Bahasa Isyarat
%pa yang penyidik perlu ketahui untukmembuat keputusan pada situasi khusus Kami
melandaskan petunjuk ini pada Ketentuan %sli ('"#$ ( sborne dan 5cPhee + $. '"#
memperlihatkan fakta bahwa konsep dari komunitas dan budaya adalah hal yang dinamis dan
menjawab perubahan yang mungkin muncul dalam sebuah budaya setiap waktu. Penerapan
dari '"# untuk masalah bagi bukan pengguna asli (contohnya komunitas Bahasa 'syarat$ juga
dianjurkan. (ibid.$
Ketentuan Komunitas Bahasa 'syarat (S !"#$ harus terikut sertakan dalam perspektif
komunitas. Petunjuk ini juga harus mengikutkan sebuah protokol untuk penanganan
masalah yang bermunculan. Proses pengikut sertaan ini mendorong para anggota komunitas
untuk membuat pendirian tentang bagaimana para peneliti boleh mengin/esigasi mereka.
Pertanyaan pertama untuk diungkapkan saat mengembangkan perspektif Bahasa 'syarat
untuk S !"# adalah, mengapa kita berusaha untuk mendapatkan sudut pandang komunitas
Bahasa 'syarat pada penelitian yang melibatkan mereka Kita telah mengadaptasi sebuah
tatanan nilai dan prinsip utama yang telah dikembangkan oleh para pengguna asli danmendiskusikannnya di sini. Sangat penting bahwa para peneliti berusaha untuk menentukan
cara dimana komunitas Bahasa 'syarat merasakan dan memikirkan tentang dunia dan
memberikan pengakuan yang layak mereka dapatkan. rang-orang yang menggunakan
bahasa isyarat merupakan populasi yang beragam, dan satu atau dua peneliti "una #ungu
tidak dapat secara efektif mewakili sudut pandang bahasa isyatat untuk kelompok ini> dengan
demikian, adalah penting untuk memiliki tatanan nilai-nilai dan prinsip dasar yang
dikuasakan komunitas.
10
8/18/2019 Etika Penelitian dalam Komunitas Bahasa Isyarat
http://slidepdf.com/reader/full/etika-penelitian-dalam-komunitas-bahasa-isyarat 11/23
Henny Sanulita/108651519100
4ilai- nilai dasar S !"# (diadaptasi dari '"#$ termasuk sebagai berikut; kelayakan dan
/aliditas dari kultur budaya tuna rungu kontemporer> realitas hak berekspresi dari komunitas
Bahasa 'syarat> penentuan nasib sendiri dan penganganan diri> hak dari kelompok bahasa
isyarat untuk bekerja dan membua keputusan dalam ketentuan kulturalnya sendiri>
pengawasan komunitas Bahasa 'syarat> Pengakuan dan penerimaan akan keragaman dalam
komunitas bahasa isyarat> rekonsiliasi dari ketertarikan untuk bersaing di anara orang-orang
yang menggunakan bahasa isyarat> dan kelayakan dari kelompok (lihat tabel +$. Kita
selanjutnya akan mendiksusikan setiap prinsip-prinsip ini dan memberika contoh-contoh
yang jelas.
Prinsip 2. toritas dari konstruksi pengetahuan bahasa isyarat bersandar pada anggota
komunitas Bahasa 'syarat.
%sumsi ontologis dari paradigma transformatif meletakkan secara ekspilisit otoritas kontruksi
akan makna dan pengetahuan dalam komunitas Bahasa 'syarat di tangan para anggota
komunitas. Komentar add (+ 1$ memberikan penglihatan mendalam pada hubungan antara
sistem wacana dan penciptaan pengetahuan. 'a menulis bahwa sebuah sistem wacana terdiri
atas sebagai berikut;
Peraturan yang tak terungkapkan akan apa atau bagaimana, kapan dan dimana sesuatu bisaatau tidak bisa di katakan. Setiap hal tersebut, karenanya, mengkonstruksi kanon 3kenyataan@
bahwa apapun yang diputuskan oleh partisipan merupakan 3bukti yang dapat diterima,@
sebuah proses bahwa dalam kasus dari wacana bergengsi tertentu, hal seperti itu ditemukan
dalam uni/ersitas, pembentukan medis dan media komunikasi, dapat dipandang
membahayakan ketika tidak diperiksa, untuk hal ini kemudian hadir untuk menentukan apa
yang dianggap sebagai pengetahuan itu sendiri. (6=$
Kehadiran dari sisem wacana yang tidak diperiksa mengindikasikan pentingnya mengakuiotoritas Bahasa 'syarat untuk menentukan makna dan pengetahuan dalam populasi tersebut.
Galiditas yang dialogis juga merupakan cara yang efektif untuk mendesentralisasi
3kemampuan mendengarkan@ dalam penelitian pada orang-orang "una #ungu. Konsep dari
3desentralisasi@ datang dari !ram, rmond dan !arter (+ 9$ dalam karya tulis mereka
tentang penelitian pada dan dengan suku 5aori. rang-orang yang dipinggirkan, seperti
orang-orang 5aori dan "una #ungu, dengan kata lain, adalah 3di desentralisasi@ Suku 5aori
telah kehilangan tanah dan struktur keluarga mereka, hubungan mereka terganggu, dan bahasa mereka dibatasi, hal tersebut meminggirkan suku 5aori dari pusatnya. !ram, rmond
11
8/18/2019 Etika Penelitian dalam Komunitas Bahasa Isyarat
http://slidepdf.com/reader/full/etika-penelitian-dalam-komunitas-bahasa-isyarat 12/23
Henny Sanulita/108651519100
dan !arter (ibid., 2=6$ berargumen bahwa 3para peneliti Suku 5aori mencari dalam upaya
untuk mendesentralisasikan 3keberadaan sebagai kulit putih sebagai kepemilikan dari dunia
selama-lamanya@ (seperti yang didiskusikan oleh akti/is kulit hitam )uBois H2 + I, dikutip
dalam 5yers, + 9,7$. Penelitian dengan komunitas "una #ungu membutuhkan
desentralisasi 3kemampuan mendengar@, sehingga kultur Bahasa 'syarat dan "una #ungu
%merika dikembalikan pada orang-orang tuna rungu. &ntuk meyakinkan bahwa penelitian
secara akurat mewakili orang-orang dapat diusahakan dengan mempelajari /aliditasnya yang
meningkat> karenanya, penelitian dalam komunitas "una #ungu harus dilakukan oleh orang
"una #ungu, untuk orang "una #ungu dan dengan orang "una #ungu, seperti yang
diargumentasikan oleh !ram, rmond dan !arter bahwa penelitian terhadap suku 5aori
harus dilakukan 3oleh orang 5aori, untuk orang 5aori dan dengan orang 5aori@. 3 leh
orang "una #ungu, untuk orang "una #ungu dan dengan orang "una #ungu,@ tidak perlu
menyisihkan peneliti yang memiliki pendengaran baik, tidak pula menepiskan model
kolaborasi> pada kenyataannya bagian terakhir dari fase tersebut, 3dengan orang "una
#ungu,@ menekankan peran bersama bagi baik peneliti yang memiliki pendengaran baik
maupun "una #ungu sementara juga keunggulan dari apa yang disebut sebelumnya dan peran
esensial dalam proyek penelitan yang melibatkan "una #ungu.
Prinsip +. 'n/estigator harus mengakui bahwa anggota komunitas Bahasa 'syarat memilikihak akan hal-hal yang mereka nilai benar-benar dipertimbangkan dalam semua interaksi.
Paradigma transformatif menekankan pemeriksaan kritis akan hubungan kekuasaan. )alam
penelitian akademis, pengembangan dimana %S digunakan merupakan satu indikasi dari
penggabungan nilai-nila komunitas Bahasa 'syarat dalam etika penelitian. Secara historis,
%S telah ditekan oleh orang Dorang yang membela bahwa ujaran menggantikan Bahasa
'syarat ( ane, oflmeister, dan Bahan 2 => ane 2 $. add (+ 1$ menegaskan bahwa
pada abad kedua pulh wacana penelitian yang berlaku pro-oralisme dan anti- Bahasa 'syarat.
&ntuk sampel mereka, para peneliti sering memilih anak-anak yang telah menjadi tuli setelah
menerima bahasa 'nggris dalam bentuk ujaran atau tuli sebagian yang sukses secara oral
(ibid.$. Studi dijalankan menurut kebijakan edukatif yang berlaku ( ane 2 $. add (+ 1$
menunjukkan bahwa ada 3ketidak hadiran yang hampir total dari penelitian akademis
apappun dalam kehidupan kolektif "una #ungu atas ketemtuannya sendiri@ (262> ditekankan
pada /ersi asli$. "ujuan dari S !"# adalah memeriksa heubungan kekuasaan,
mendekonstruksi penelitian hegemonis, dan membangun ulang penelitian dimana kehidupankolektif "una #ungu diwakili.
12
8/18/2019 Etika Penelitian dalam Komunitas Bahasa Isyarat
http://slidepdf.com/reader/full/etika-penelitian-dalam-komunitas-bahasa-isyarat 13/23
Henny Sanulita/108651519100
Para peneliti yang berasal dari luar komunitas Bahasa 'syarat telah mencatat bahwa jurnal-
jurnal sudah mulai menerima 3teks yang lebih eksperimental, yang JkacauE dengan bagian
puitis@ ( incoln dan )en?in + :, 22+2$. Sekarang lebih banyak peneliti menyiapkan secara
meningkat berkas penelitian dan disertasi yang pada tingkat minimum, tulisan D bilingual
yang menunjukkan kebutuhan yang lebih akan autensi berganda daripada tunggal. Sekarang
tidak lagi tak terdengar, ataupun aneh, bagi para pelajar untuk menghasilkan disertasi
doktoral yang mengikutkan porsi yang beberapa anggota komisi disertasinya tidak dapat
menerjemahkan@ (ibid.$. Perubahan menuju penggabungan dari nilai komunitas Bahasa
'syarat ini didiskusikan dalam bagian ke : dari disertasi Bien/enu, yang ia terbitkan
sepenuhnya dalam %S > terlebih lagi, beberapa anggota dari komite disertasinya tidak
mengenal %S (Bien/enu + 1$.
)isisi lain, <ilmore dan Smith (+ :$ menyatakan bahwa 3penelitian yang tidak
menyesuaikan diri dengan genre akadimis yang berlaku masih beresiko baik itu direndahkan
atau dicemarkan sebagai Jtidak benar-benar terpelajarE @ (67$. Bagaimanapun, dengan
mengambil resiko, para peneliti mengindikasikan solidaritas komunitas dengan membaurkan
genre akademis dengan kon/ensi dari budaya yang ditargetkan. 5ereka yang mengambil
kesempatan seperti itu dalam penelitian yang berangkat dari standard yang sesuai dijatuhkan
oleh mereka yang memiliki kekuasaan akademis pada kenyataannya mengajarkan yang lain beberapa hal. ( incoln dan )en?in + :$. Pada kenyataannya, para peneliti memiliki banyak
hal untuk dipelajari dari budaya yang diinginkan. Kerja yang bagus sudah erlihat didepan,
karena kita harus 3menulis ulang dan membenarkan dan seringkali merusak penelitian
akademis yang sudah ada@ (<ilmore dan Smith + :, 62> penekanan pada asli$. Karena itu,
peran yang diemban di sini oleh S !"# dan paradigma transformatif adalah untuk
mendukung dan menganjurkan para peneliti dalam komunias Bahasa 'syarat untuk
mengambil resiko, dengan itu akan membebaskan mereka dari penyesuain diri terhadap
praktek hegemonis dan menciptakan penelitian yang bebas.
Prinsip 1. 'n/estigator harus mencatat pandangan terhadap dunia dari komunitas Bahasa
'syarat pada setiap negosiasi atau ketika berhadapan dengan pengaruh pada anggota
komunitas Bahasa 'syarat.
#ekanan dalam situasi penelitian juga membutuhkan pemeriksaan kritis dari hubungan
kekuasaan. 'lmuwan dalam peneliian "una #ungu elah mendiskusikan masalah kekuasaan
pada tim penelitian "una #ungu dan menimbulkan pertanyaan akan penghormatan dan hak
13
8/18/2019 Etika Penelitian dalam Komunitas Bahasa Isyarat
http://slidepdf.com/reader/full/etika-penelitian-dalam-komunitas-bahasa-isyarat 14/23
Henny Sanulita/108651519100
isimewa (Stinson 2 9> oster 2 9$. %khir-akhir ini, ilmuwan sudah mengangkat
permasalahan diskriminasi yang terkadang timbul dalam sebuah rekanan. Bauman (+ 9$
memberikan contoh dari audisme institusional dalam dinamika komunikasi baik interaksi
pada ahli yang "una #ungu maupun yang memiliki pendengaran yang baik. Keputusan
tentang pengumpulan data dan penggunaan bahasa diantara tim penelitian mewakili sebuah
teka-teki kata yang khas dalam penelitian pada komunitas Bahasa 'syarat. Ketika tim
penelitian terdiri dari orang "una #ungu yang menguasai bahasa isyarat dan orang-orang
yang memiliki pendengaran yang baik yang baru saja menguasai bahasa isyarat, seorang
penerjemah biasanya diminta untuk menengahi antara dua bahasa. )engan seorang
penterjemah, anggota penelitian secara otomatis menderita kerugian karena informasi
disaring oleh penterjemah (yang seringkali tidak mengenal ketentuan penelitian dan proyek
penelitian itu sendiri$, dan jeda waktu antara informasi yang diujarkan dengan informasi yang
diisyaratkan dan penterjemahan menghalangi partisipasi seimbang dari para anggota tim.
Penggunaan penterjemah berpengaruh secara negatif bagi proyek, yang hanya menekankan
kebutuhan untuk segera menguasai bahasa isyarat yang digunakan.
)aripada memiliki tim penelitian yang hirarkis dengan in/estigator utama pada bagian
teratas, asisten di bagian tengah dan partisipan pada bagian bawah, proyek penelitian
harusnya merupakan dialog hori?ontal antara tim peneliti dan partisipan. Pembentuk timharus mengikutkan baik anggota dan bukan anggota dari budaya yang ditargetkan. )ialog
antara partisipan dan mereka yang ada dalam tim membantu untuk lebih jauh
mengembangkan dan memurnikan pemahaman setiap orang akan apa yang sedang erjadi.
%pa yang mereka temukan selalu parsial dan sedang berlangsung> karena itulah penelitian
sendiri harus merupakan dialog diantara semua yang terlibat (!ummins + $.
ebih banyak peneliti sekarang menyadari pentingnya suara partisipan dalam keseluruhan
proyek penelitian. Pusat Penelitian 4asional terhadap Kesehatan "una #ungu (4! )#$
memanfaatkan pendekatan 3penelitian partisipasi-komunitas@ dengan bekerja sama dengan
Komite Komunitas Kesehatan "una #ungu () !!$, yang :2 persen dari anggotanya "una
#ungu, untuk memberi tanggapan terhadap atanan penelitian dan proses pengumpulan data
(4ational !enter of )eaf ealth #esearch + =$
Silka (+ :$ dan rekan-rekannya telah mengembangkan sebuah model siklus penelitian yang
sesuai dengan pendekatan transformatif untuk meneliti komunitas immigran yang kompleks
sebagai cara untuk menunjukkan rekanan penelitian yang kompeten dan kuat secara kultural.
14
8/18/2019 Etika Penelitian dalam Komunitas Bahasa Isyarat
http://slidepdf.com/reader/full/etika-penelitian-dalam-komunitas-bahasa-isyarat 15/23
8/18/2019 Etika Penelitian dalam Komunitas Bahasa Isyarat
http://slidepdf.com/reader/full/etika-penelitian-dalam-komunitas-bahasa-isyarat 16/23
Henny Sanulita/108651519100
masih membuat resiko yang lebih besar karena wajah-wajah mereka terekam dalam film.
Pollard menegaskan bahwa 3bahkan teknik untuk menyamarkan fitur wajah tidak akan bisa
menyembunyikan gaya isyarat yang dengan kurang hati-hati akan menggiring pada
identifikasi partisipan@ (2=:$. 'a menjelaskan lebih lanjut bahwa %S menyampaikan
informasi linguistik pada wajah yang dirasa perlu untuk mengoreksi pemahaman akan pesan
tersebut. Permasalahan rpi/asi seperti ini dinyatakan dalam bentuk ijin yang disampaikan
yang menggambarkan bagaimana data penelitian, termasuk rekaman /ideo, kemungkinan
akan disebarkan dan siapa yang mungkin mendapatkan akses terhadap /ideo-/ideo tersebut.
"erserah kepada peneliti atau tim penelitian untuk menyampaikan secara jelas rencana-
rencana tersebut pada para partisipan, yang kemudian memutuskan untuk membolehkan atau
tidak akses terhadap informasi ini. )ewan #e/iew 'nstitusional ('#BS$ dan khususnya '#B
<allaudent &ni/ersity waspada ajab data /ideo, khususnya untuk komunitas pengguna
Bahasa 'syarat.
Prinsip :. 'n/estigator harus meyakinkan bahwa pandangan dan persepsi dari kelompok yang
merupakan referensi penting (kelompok bahasa isyarat yang anda ajak bekerja sama$
tercermin dalam setiap proses /alidasi dan e/aluasi pada tingkat dimana ketentuan-ketentuan
komunitas Bahasa 'syarat sudah diikut sertakan.
%sumsi aksiologis dari paradigma transformatif menimbulkan pertanyaan tentang siapa yang
memiliki otorias untuk menentukan apakah petunjuk etika diikuti selama proses penelitian.
Pollard (+ +$ menyatakan bahwa kecurangan yang tidak disengaja seringkali timbul dalam
penelitian dengan populasi bahasa isyarat dalam bentuk kurangnya akses yang seimbang
terhadap informasi, komunikasi dan pengetahuan. Seumpamanya, jika informasi penelitian
lebih tidak bisa diakses oleh para partisipan "una #ungu dibanding dengan para partisipan
yang memiliki pendengaran baik, ketidak seimbangan ini dianggap sebagai sebuah bentuk
kecurangan dari para peneliti. Fika metode komunikasi para peneliti dengan orang "una
#ungu dan orang yang memiliki pendengaran yang kurang baik tidak mencukupi, ini
merupakan bentuk lain dari kecurangan. rang yang memiliki pendengaran baik dan "una
#ungu memiliki tingkat pengetahuan yang berbeda dikarenakan oleh perbedaan dalam akses
informasi, dan para peneliti yang tidak menmpertimbangkan ini dalam pengumpulan berarti
turut sera dalam bentuk kecurangan lagi (ibid.$
"im peneliti Kemampuan berbahasa 'syarat yang telag disebut sebelumnya menjelaskan
secara gamblang dari permulaan proyek penelitian setiap hari, wacana tatap muka dan
16
8/18/2019 Etika Penelitian dalam Komunitas Bahasa Isyarat
http://slidepdf.com/reader/full/etika-penelitian-dalam-komunitas-bahasa-isyarat 17/23
Henny Sanulita/108651519100
pertemuan tim dilakukan secara eksklusif dalam %S dan yang tertulis dalam bahasa 'nggris
adalah e-mail, dokumen, jurnal, analisis data dan tulisan dan bacaan akademis. Peneliti dan
guru-guru yang memiliki pendengaran baik berusaha untuk menunjukkan ide-ide kompleks
dengan menggunakan %S , sementara peneliti dan guru yang "una #ungu berusaha untuk
mengerti isyarat dari orang-orang yang bukan merupakan pengguna asli> bagaimanapun juga
komitmen yang cepat namun terjaga untuk menggunakan %S membantu untuk menjaga
3pengalaman "una #ungu sebagai pusat dari penyidikan@ (8rting + 1, 9=9$. Pengalaman
dari seluruh partisipas dalam proyek ini merupakan hal besar dan memperkaya dibandingkan
dengan proyek penelitian sebelumnya, mengindikasikan pentingnya akses bahasa bagi semua
yang terlibat.
Bahkan pada penelitian kolaboratif di antara peneliti "una #ungu dan peneliti yang memiliki pendengaran baik, yang disebut terakhir seringkali disebut 3pemimpin tim,@, 3peneliti
utama@, atau 3koordinator penelitian@. Ketika membandingkan posisi yang dimiliki peneliti
dunia pertama dan ketiga, !hilisa (+ :$ menemukan bahwa yang pertama seringkali berada
pada posisi bergengsi dalam studi penelitian. Smith (2 $ menyebutkan bahwa, dalam
sebuah dokumen yang dikenal sebagai Piagam utan "ropis, orang-orang suku pribumi
ilipina menyatakan bahwa 3seluruh in/estigasi dalam wilayah kamiL HakanI dilaksanakan
dengan persetujuan kami dan dibawah kendali dan petunjuk bersama@ (dikutip di incoln dan)en?in + :, 22+ $. "erlebih lagi, Bangsa pertama dari 4o/a Scotia telah mendirikan
Komite 8tika 5iEkmaA, yang menyortir proyek penelitian untuk memastikan bahwa
integritas dan pengetahuan budaya bangsa 5iEkmaA terjaga, sejalan dengan 3garansi bahwa
hak kepemilikan diberikan pada beragam komunitas 5iEkmaA@ (5iEkmaA !ollege 'nstitute
+ =$.
Secara historis, orang "una #ungu secara umum tidak memiliki kendali atas proyek
penelitian disebabkan oleh perbedaan akses-bahasa antara peneliti dan komunitas Bahasa
'syarat yang diteliti. incoln dan )en?in (+ :$ menekankan bahwa para peneliti saat ini
tidak bisa begitu saja memasukkan mereka kedalam kultur target kapanpun mereka mau.
Sebaiknya mereka 3harus bernegosiasi untuk pengetahuan tersebut dan menghargai bentuk
dimana pemiliki mungkin ingin mewakili dirinya atau diwakili@ (ibid., 22+ $. )uchesneau
and 5c!ullough, keduanya merupakan ahli kesehatan mental "una #ungu mengatakan,
3"idak diragukan, salah satu dari permasalahan yang sensitif dalam komunitas "una #ungu
saa ini adalah peran dari ahli yang memiliki pendengaran baik yang bekerja dekat denganorang "una #ungu.@ (+ =$. Peran dari peneliti yang memiliki pendengaran baik dan "una
17
8/18/2019 Etika Penelitian dalam Komunitas Bahasa Isyarat
http://slidepdf.com/reader/full/etika-penelitian-dalam-komunitas-bahasa-isyarat 18/23
Henny Sanulita/108651519100
#ungu untuk bekerja sama dalam sebuah kolaborasi akan lebih setara melalui sebuah rekanan
dimana peneliti yang memiliki pendengaran baik berbagi pengetahuan khusus tentang bidang
tersebut dengan peneliti "una #ungu> sebaliknya, peneliti "una #ungu akan memberikan
pengetahuan linguistik yang spesifik maupun pengetahuan kultural tentang orang "una
#ungu kepada peneliti yang memiliki pendengaran baik (ibid.$. "anggung jawab bagi para
peneliti yang memiliki pendengaran baik dan peneliti "una #ungu sama secara relatif karena
peneliti "una #ungu mungkin tidak dapat mengakses pengeahuan khusus dikarenakan oleh
akses terbatas pada pelatihan untuk bidang khusus. )emikian juga, ahli "una #ungu
3mungkin tidak semudah itu berspesialisasi dalam area tersebut sederhananya karena tidak
banyak peluang pekerjaan tersedia untuk bidang tersebut@ (ibid. 2$. Bagaimanapun, peneliti
yang memiliki pendengaran baik tidak akan dapat melakukan penelitian secara efektif pada
komunitas Bahasa 'syarat tanpa kemampuan dari peneliti "una #ungu. 5c!ullough (+ 6$
menyaakan, 3untuk meyakinkan bahwa penelitian pada orang "una #ungu dilakukan dengan
cara yang terbaik, peneliti yang memiliki pendengaran baik harus membuat praktek
konsensus untuk berkolaborasi secara seimbang dengan peneliti "una #ungu dalam setiap
fase dari studi mereka, dengan poin yang diberikan secara seimbang pada peneliti "una
#ungu maupun peneliti yang memiliki pendengaran baik@ (2$.
'de bahwa para peneliti etnografis memiliki 3pengetahuan@ dan bahwa 3pengetahuan@ adalahmilik mereka menggiring orang untuk percaya bahwa para peneliti D bukan partisipan dari
protek D mempunyai hak milik atas kepemilikan intelektual. Permasalahan ini bukan hal baru
bagi para peneliti ilmu pengetahuan sosial, dan hal ini mengenai semua yang berencana
mempublikasikan hasil dari penelitian mereka (<reenwood + =$. rang pribumi mulai
menegaskan kembali hak milik dari penelitian yang dilakukan dalam komunitas mereka.
5ereka juga mengendalikan cara informasi tersebut disebar luaskan. *acana penelitian
hegemonis mengikutkan secara khas syarat seperti 3semua properti intelektual manapun
termasuk hak cipta dalam laporan akhir dan lain-lain yang lahir dari karya ini dengan
persetujuan akan menjadi milik &ni/ersitas M@ (!hilisa + :, =6=$. rang pribumi dan
komunitas "una #ungu perlu menantang hegemoni dari penerjemahan atas hak milik data
penelitian. Kebudayaan yang dijadikan target pertama-tama tidak boleh dieksploitasi untuk
data, dan peneliti selanjutnya tidak mengakui hak milik dari informasi yang mereka sudah
dapatkan. Secara etis, hak milik tetap ada di tangan kebudayaan yang dijadikan target (ibid.$.
Pembagian otoritas dengan rekan komunitas ditanggapi secara serius bukan untuk
pengetahuan itu sendiri melainkan untuk penyebarannya.
18
8/18/2019 Etika Penelitian dalam Komunitas Bahasa Isyarat
http://slidepdf.com/reader/full/etika-penelitian-dalam-komunitas-bahasa-isyarat 19/23
Henny Sanulita/108651519100
%da beberapa pilihan untuk publikasi pembagian otoritas dalam penelitian tersebut, seperti
mendaftar nama dari seluruh partisipan sebagai wakil penulis entah mereka membantu
penulisan manuskrip aau tidak> pilihan lain adalah dengan menyebut diri mereka sebagai tim
kolaborasi penulisan (<reenwood + =$. 5etode yang dimanfaatkan untuk mencapai tujuan
ini bisa beragan dari stiap uni/ersitas ke uni/ersitas lain, atau hal ini berarti memindahkan
penelitian diluar akademi ke dalam arena komunitas. 5embuat penelitian untuk dapat diakses
bagi siapa saja yang berpartisipasi dalam penciptaannya merupakan prinsip dasar yang
berhubungan dengan paradigma transformatif dan juga merupakan satu hal yang harus
ditekankan dalam petunjuk penelitian pada komunitas Bahasa 'syarat. Berfikir ulang tentang
hak milik penelitian dari perspektif mereka yang secara orisinil 3memiliki@ pengetahuan
tersebut merupakan hal yang esensial.
Prinsip =. 'n/estigator harus bernegosiasi dalam dan diantara kelompok bahasa isyarat
dengan tujuan untuk membangun proses yang layak dan menentukan kriteria untuk
mendapatkan ketentuan kultural, kebutuhan sosial dan prioritas.
Sudah pernah ada perdebatan yang sangat keras tentang siapa yang akan menjalankan
penelitian dalam kelompok budaya yang beragam. %pa yang akan menjadi pengaruh dari
penelitian jika para peneliti dari target budaya tersebut yang memimpin proses Bekerja
dengan komunitas yang memiliki kekurangan, li/er dan Barnes (2 6$ dan Shakespeare
(2 =$ menyadari bahwa 3tanpa para penderita cacat yang memimpin dan melakukan
penelitian, diperdebatkan bahwa penelitian ersebut memiliki rele/ansi yang kecil pada
kehidupan penderita cacat@ (Coung and %ckerman + 2, 26 $. asil kerja mereka dapat
diaplikasikan pada para peneliti "una #ungu yang memimpin proyek penelitian dengan
komunitas Bahasa 'syarat sebagai sebuah kelompok budaya karena mereka memiliki
pemahaman kultural yang diperlukan dan pengetahuan tentang anggota komunitas mereka.
Fika para peneliti "una #ungu melakukan penelitian dalam komunitas budaya mereka sendiri,
hasil karya mereka memiliki pengaruh besar bagi kehidupan anggotanya. = Komunitas Bahasa
'syarat mendapat keuntungan dengan membangun karya dari anggota komunitas asli karena
mereka berbagi kepedulian yang berhubungan dengan bahasa, budaya dan posisi yang
berbeda secara historis dalam hirarki sosial. Sehingga, proses yang direkomendasikan oleh
pengguna asli bisa diadaptasi untuk perkembangan S !"# ( sborne dan 5c Phee + $.
Ketika anggota komunitas dan0atau peneliti mengidentifikasi permasalahan dimana sudut
pandang pengguna bahasa isyarat diperlukan, maka perwakilan khusus dari komunitas
19
8/18/2019 Etika Penelitian dalam Komunitas Bahasa Isyarat
http://slidepdf.com/reader/full/etika-penelitian-dalam-komunitas-bahasa-isyarat 20/23
Henny Sanulita/108651519100
Bahasa 'syarat perlu disebutkan dan dilibatkan. 'ndi/idu yang layak dapat diputuskan dengan
menanyakan, siapa yang terpengaruh dengan permasalahan ini Siapa bertanggung jawab
Bagaimana ini mempengaruhi kelompok lain Siapa yang harus dilibatkan dalam proses ini
"im peneliti dapat membawa para anggota dari komunitas Bahasa 'syarat secara bersamaan
untuk menjelaskan alasan untuk keterlibatan mereka dan untuk memutuskan bersama
bagaimana melanjutkannya. %nggota komunitas Bahasa 'syarat harus memegang kendali
untuk menentukan permasalahan dan proses tersebut. )engan pemanfaatan ino/asi teknologi,
blog, /log, 6 telepon /ideo, dan penyeranta dapat digunakan untuk menghubungi banyak
orang "una #ungu di seluruh penjuru %merika Serikat dan penjuru dunia.
5etode komunikasi yang beragam tersebut dapat digunakan untuk merancang konteks dari
permasalahan sesuai dengan pengaruhnya terhadap komunitas atau sesuai dengan faktorsosial politik yang penting. 'nformasi dapat dikumpulkan melalui berbagai dimensi berikut;
• 8lemen kultural; baik itu pengaruh dari in/estigasi terhadap budaya, dan sebaliknya,
pengaruh dari budaya terhadap in/estigasi harus dipertimbangkan
• Pengalaman; 'dentifikasi pengalaman masa lampau dan masa kini dari komunitas
sehubungan dengan permasalahan yang sedang dipelajari. atar belakang historis
sangat penting untuk memahami bagaimana komunitas telah terbentuk.
• Pemahaman; Pendapat, pengetahuan, dan pemahamam komunitas terhadap
permasalahan harus diikut sertakan.
• %spirasi; "ujuan dan hasil yang diinginkan oleh komunitas atas permasalahan yang
sedang didiskusikan dan dianalisis harus di buat ekspilisit. 3 al tersebut memberikan
komunitas untuk dapat mengidentifikasi secara jelas /isi mereka tentang Japa yang
mereka inginkanE di masa depan dengan permasalahan ini@ ( sborene dan 5cPhee+ , 2 -22$ HPenekanan dari yang asliI
Perbedaan opini diangkat kepermukaan dan hal ini harus dinegosiasikan untuk menemukan
kesepakatan pemahaman yang mencerminkan mayoritas> sebagai alternatif, sudut pandang
yang berbeda dalam /ersi akhir laporan in/estigasi harus dihadirkan kembali. Para peneliti
yang bejerja dengan anggota komunitas Bahasa 'syarat dapat mengkonstruksi sebuah
gambaran yang sudah disetujui atas semua informasi untuk mewakili pandangan "una #ungu
20
8/18/2019 Etika Penelitian dalam Komunitas Bahasa Isyarat
http://slidepdf.com/reader/full/etika-penelitian-dalam-komunitas-bahasa-isyarat 21/23
Henny Sanulita/108651519100
terhadap permasalahan yang didiskusikan. Pada tingkat ini, penting untuk lagi-lagi
berkonsultasi dengan komunitas untuk meyakinkan ketepatan kesimpulan yang ditunjukkan.
"ujuan dari diskusi ini adalah untuk menentukan bentuk tindakan seperti apa yang disarankan
oleh hasil penelitian dan apa hal itu akan membantu kelompok tersebut mencapai tujuannya.
Kesim"ulan
Kami yakin bahwa nilai-nilai inti, prinsip-prinsip, kerangka pemikiran, dan proses '"# dapat
diadaptasi dan konsisten dengan komunitas Bahasa 'syarat. Bagaimanapun, seperti yang
ditegaskan oleh '"#, sedikit orang "una #ungu tidak dapat berbicara untuk mewakili seluruh
komunitas Bahasa 'syara. )engan menghadirkan konsep ini disini, kami berharap untuk
menerima tanggapan dai konsituen yang lebih luas. )i situs kami, pembaca dapat berbagi idedan komentar pada S !"# ; www.slcethics.org.
Kami mengundang pemikiran anda sehubungan dengan perubahan atau ambahan dari /ersi
adaptasi dari '"# untuk "una #ungu dan permasalahan lain sehubungan dengan etika riset
dalam komunitas Bahasa 'syarat. pini anda penting karena ini merupakan usaha yang
ditunjukkan oleh anggota dari kelompok ini.
)iskusi bisa dilaksanakan berkenaan dengan sifat dasar dari kewajiban peneliti untukmengikuti petunjuk etika dari komunitas dimana mereka melakukan penelitiannya dan dalam
pengembangannya dimana mereka harus diberi tahu tentang permasalahan etika oleh
komunitas itu sendiri> di sisi lain, para peneliti tidak boleh berpendapat bahwa semua
petunjuk etika dapat secara langsung diterapkan pada setiap indi/idu dari komunitas.
Bagaimanapun juga ini bukan hal yang sederhana, dan mereka layak untuk terus
diperdebatkan.
Kapan harusnya sebuah komunitas memiliki petunjuk etikanya sendiri, dan siapa yangmembuatkannya untuk kelompok tertentu Bagaimana para peneliti melindungi komunitas
tersebut saat melakukan penelitian Pertanyaan-pertanyaan ini dimunculkan oleh *allwork
(+ +$ menunjukkan cara-cara dimana para peneliti dapat tetap tidak bias dan profesional,
namun juga memperlakukan anggota komunitas dengan rasa hormat sambil menerjemahkan
prinsip-prinsip etika. *allwork menyimpulkan bahwa 3ide rekanan dengan sukses
menyarankan bahwa penelitian itu sendiri perlu dinegosiasikan dan dikonstruksi bersama-
sama di antara partisipan yang saling menghargai, mempunyai kemauan untuk dirubahmelalui dialog tentang bagaimana bekerja sama dalam usaha bersama@ (+2$. Para peneliti dan
21
8/18/2019 Etika Penelitian dalam Komunitas Bahasa Isyarat
http://slidepdf.com/reader/full/etika-penelitian-dalam-komunitas-bahasa-isyarat 22/23
Henny Sanulita/108651519100
anggota komunitas bekerja sama melalui kolaborasi dan dialog untuk membuat studi
penelitian menjadi etis.
H$atatan "inggir I
Kode etik hadir bagi kebanyakan asosiasi profesional yang anggoanya melakukan penelitian
pada, untuk, aau dengan komunias bahasa isyarat. Bagaimanapun, kode etik ini tak
disuarakan sehubungan dengan perlunya membuat kerangka etika penelitian dari sisi
kultural, sebuah permasalahan dari kepentingan khusus komunitas bahasa isyarat. Para
ilmuwan yang menulis dari perspektif feminis, pengguna asli, dan para pembela hak asasi
manusia telah sama-sama menunjukkan ketidak puasan yang serupa terhadap kekurangan
mereka akan representasi dalam perbincangan tentang etika penelitian. Para anggota dari
komunitas bahasa isyarat dan pembela mereka dapat mempelajari dari pihak-pihak lain yang
juga turut andil dalam perjuangan ini dan memberi kontribusi cukup banyak untuk topik ini.
Kami mengajukan perkembangan bagi ketentuan komunitas bahasa isyarat (S !"#$ sebagai
media untuk melakukan penelitian oleh, untuk, dan dengan komunitas bahasa isyarat.
%$atatan Kaki&
2. The American Heritage Dictionary of The English Language , edisi ke 1 (2 +$,
menjelaskan 3"una #ungu@ sebagai 3berhubungan dengan "una #ungu atau budaya
mereka@ dan 3tuli@ sebagai 3kekurangan dalam pendengaran.@ add (+ 1$
mengembangkan pada terminologi "una #ungu, yang merujuk kepada orang yang
berharap untuk tetap berpegang kepada keanggotaan dan pengalaman mereka dengan
mayoritas budaya. Penulis mencoba yang terbaik untuk tetap membedakannya dengan
jelas di seluruh tulisan.
+. Komunitas Bahasa 'syarat merujuk kepada orang-orang yang memiliki pengalaman
dasar dan kesetiaan terhadap bahasa isyarat, begitu pula dengan komunitas dan
budaya "una #ungu. Bagaimanapun, semua peneliti yang tertarik untuk mempelajari
komunita Bahasa 'syarat harus selalu sadar akan kompleksitas dari "una #ungu dan
komunitas Bahasa 'syarat. Penggunaan huruf besar pada istilah Bahasa 'syarat
mendandakan sebuah kelompok yang serupa dengan %merika %frika dan komunitas
Cahudi.
1. 'roni dari penggunaan istilah suara dalam sebuah artikel dalam penelitian padakomunitas "una #ungu tidak dihilangkan oleh penulis, tidak pula kami berharap itu
22
8/18/2019 Etika Penelitian dalam Komunitas Bahasa Isyarat
http://slidepdf.com/reader/full/etika-penelitian-dalam-komunitas-bahasa-isyarat 23/23
Henny Sanulita/108651519100
akan diacuhkan oleh pembaca. Pembaca yang kenal dengan feminis, pribumi0asli,
cacat, atau hak-hak minoritas akan mengenali metafora ini dan tidak melihat adanya
ironi dari penggunaan istilah 3suara@. Bagaimanapun, berkenaan dengan istilah yang
lebih baik saat ini dan penggunaan yang lebih umum dari istilah suara dalam literatur
ilmuwan, kami akan menggunakan 3suara@ untuk mewakili perspektif, nilai dan
pengalaman dari komunitas "una #ungu dan Bahasa 'syarat.
9. Peneliti boleh merupakan atau boleh tidak merupakan anggota dari komunitas. )alam
paradigma transformatif, anggota dari komunitas Bahasa 'syarat memegang
kekuasaan untuk membuat keputusan tentang jalannya sebuah penelitian. Fika seorang
peneliti memiliki pendengaran yang baik, maka sebuah hubungan perlu
dikembangkan dimana anggota tim penelitian yang "una #ungu dan anggota yangmemiliki pendengaran yang baik dapat berkolaborasi dengan sangat baik.
:. 5atsumoto menerbitkan edisi pertama !ulture and Psychology pada 2 =. 'a dan .
Fuang sekarang sudah menulis edisi ke-empat. (+ 7$
=. Sementara sebagian orang memandang orang "una #ungu memiliki kecacatan,
banyak anggota dari komunitas "una #ungu dan Bahasa 'syarat menolak label 3cacat@
dan lebih memilih dipandang sebagai berbeda secara kultural.
6. 'stilah aslinya adalah 3/ideo blogs@, /logs merupakan blog dengan tambahan /ideo.
Komunitas Bahasa 'syarat telah menerima teknologi ini karena para anggotanya dapat
merekam diri mereka sendiri mengisyaratkan bahasa mereka.