Upload
vuongthuan
View
216
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
PENGARUH PENERBITAN SUKUK MUDHARABAH
TERHADAP LABA USAHA PT. ADHI KARYA Tbk
(PERIODE 2007- PER JUNI 2015)
SKRIPSI
Diajukan kepada Fakultas Syariah dan Hukum untuk
Memenuhi salah satu Persyaratan Memperoleh
Gelar Sarjana Ekonomi Syariah (S.E,Sy)
Oleh :
Hilman Putra Pakaya
NIM : 1111046100108
KONSENTRASI PERBANKAN SYARIAH
PROGRAM STUDI MUAMALAT (EKONOMI ISLAM )
FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1437 H/ 2015 M
v
ABSTRAK
HILMAN PUTRA PAKAYA. NIM: 1111046100108. Pengaruh Penerbitan Sukuk
Mudharabah Terhadap Laba Usaha PT. Adhi Karya Tbk Periode 2007- Per Juni 2015.
Skripsi, Program Studi Muamalat, Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta, 2015, xv, 83 halaman + 14 lampiran.
PT. Adhi Karya merupakan perusahaan negara yang bergerak dalam bidang konstruksi,
Adhi memilih untuk menerbitkan sukuk untuk membiayai proyek-proyek nya. Sukuk merupakan
surat berharga jangka panjang berdasarkan prinsip syariah. Adhi memilih menerbitkan Sukuk
Mudharabah yaitu surat utang jangka panjang yang berdasarkan syarih dengan memakai akad
mudharbah. Setiap per 3 bulan perusahaan harus membagikan bagi hasil yang telah di setujui
diawal.
Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh variabel Penerbitan Sukuk Mudharabah
terhadap Laba Usaha PT Adhi Karya. Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat
untuk perusahaan maupun masyarakat.
Metode analisis data yang digunakan adalah regresi linier sederhana dengan
menggunakan Statistical Package for Social Science (SPSS). Hasil dari penelitian ini
menunjukkan bahwa pendapatan sukuk mudharabah memiliki pengaruh signifikan terhadap laba
usaha sebesar 24,40% dan sisanya 75,60% ditentukan oleh variabel lain.
Kata kunci : PT. Adhi Karya, Sukuk, Sukuk Mudharabah, Bagi Hasil, Penerbitan Sukuk
Mudharabah, Laba Usaha.
Pembimbing: Muhammad Zen, MA
Daftar Pustaka : Tahun 1998 s.d tahun 2014
vi
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala limpahan
rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan
baik. Shalawat serta salam semoga senantiasa tercurah kepada junjungan kita Nabi
Muhammad SAW.
Alhamdulillah, penulis bersyukur setelah proses yang cukup panjang yang
syarat akan gangguan dan hambatan, akhirnya dengan limpahan kasih sayang-Nya
penulis dapat menyelesaikan penelitian yang berjudul “Pengaruh Penerbitan Sukuk
Mudharabah Terhadap Laba Usaha PT. Adhi Karya Tbk periode 2007- Per
Juni 2015” telah penulis selesaikan.
Dalam penyelesaian skripsi ini, penulis tidak terlepas dari segala macam
bantuan serta dukungan dari semua pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini
izinkanlah penulis mengucapkan terimakasih yang sedalam – dalamnya kepada:
1. Kedua Orang Tuaku yang luar biasa (H. Syamsul Bachri Mahmud,SmHk dan
Ibunda Nani Yuliastini) yang tak pernah lelah dan lupa dalam mencintai,
mendoakan, mendukung baik moril maupun materil dan mengusahakan
semua yang terbaik untuk penulis.
vii
2. Bapak Asep Saepudin Jahar, MA, Ph. D, Dekan Fakultas Syariah dan Hukum
UIN Syarif Hidyatullah Jakarta.
3. Bapak A.M. Hasan Ali, M.A dan Bapak Dr.Abdurrauf, Lc, MA , Ketua
Jurusan dan Sekretaris Jurusan Program Studi Muamalat (Perbankan Syariah)
Fakultas Syariah dan Hukum.
4. Bapak Muhammad Zen, MA, Dosen Pembimbing Skripsi penulis, yang selalu
memberikan arahan dan bimbingan sehingga penulisan skripsi ini dapat
terselesaikan.
5. Bapak Ahmad Chairul Hadi, MA, dosen Penasehat Akademik yang telah
mengantarkan penulis pada skripsi ini.
6. Direksi dan seluruh staf PT. Adhi Karya Tbk yang telah memberikan
keleluasaan bagi penulis untuk mendapatakan data dan melakukan penelitian.
7. Seluruh Dosen dan segenap Civitas Akademika Fakultas Syariah dan Hukum
yang telah mengajari dan mencurahkan ilmu dan pengalaman akademisnya
kepada penulis selama mengikuti perkuliahan di Fakultas Syariah dan Hukum
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
8. Adik-adikku Mizwar Mahmud, Chandra Maulana, Indra Maulana, dan Rafid
Ibramim Mahmud yang telah menyemangati dan memberikan banyak
motivasinya.
9. Teman – teman seperjuangan di UIN Khususnya mahasiswa Perbankan
Syariah yang telah membantu dalam skripsi ini. Ter-Khusus Anak Jaman
viii
(Indri, Hani, Tisa, Tatang, Denis, Abe, Rani, Dias, dan Rifki) yang telah
memberikan dukungan dan semangat kepada penulis.
10. Teman – teman main yang baik-baik (Rofifah, Rendy, Pratiwi, Hilda, Hastin,
Kemal dan Puri Pratiwi) yang selalu memberikan motivasi kepada penulis.
11. Kepada pihak – pihak yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu, tidak
akan mengurangi rasa hormat dan terima kasih dari penulis. Terima kasih
semoga amalan yang telah kalian lakukan dicatat sebagai amalan kebaikan
kelak di akhirat nanti.
Semoga Allah SWT memberikan balasan yang berlipat ganda kepada
semua pihak atas seluruh bantuan dan amal baik yang telah diberikan kepada
penulis dalam penyusunan skripsi ini dan semoga silaturahmi kita akan selalu
terjalin. Akhir kata, semoga skripsi ini bermanfaat bagi yang membacanya,
khususnya bagi penulis sendiri.
Jakarta, 1 November 2015
Penulis,
Hilman Putra Pakaya
ix
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ....................................................................................... i
LEMBAR PERSETUJUAN ..................................................................................... ii
LEMBAR PENGESAHAN ..................................................................................... iii
LEMBAR PERNYATAAN ..................................................................................... iv
ABSTRAK ...................................................................................... v
KATA PENGANTAR ..................................................................................... vi
DAFTAR ISI ..................................................................................... ix
DAFTAR TABEL ................................................................................... xiii
DAFTAR GAMBAR ................................................................................... xiv
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... xv
BAB I PENDAHULUAN .................................................. 1
A. Latar Belakang Masalah .................................................. 1
B. Identifikasi Masalah .................................................. 7
C. Batasan Masalah .................................................. 8
D. Rumusan Masalah .................................................. 8
E. Tujuan dan Manfaat Penelitian .................................................. 9
F. Review Studi Terdahulu ................................................ 10
G. Kerangka konseptual ................................................ 15
H. Hipotesis ................................................ 16
x
I. Sistematika Penulisan ................................................ 17
BAB II LANDASAN TEORI ................................................ 19
A. Obiligasi Syariah (Sukuk) dan Sukuk Mudharabah
1. Pengertian Obligasi Syariah (Sukuk) .................................... 19
2. Jenis- jenis Sukuk ................................................ 29
B. Bagi Hasil
1. Profit Loss Sharing ................................................ 36
2. Revenue Sharing ................................................ 38
C. Laba ................................................ 39
D. Dasar Hukum Penerbitan Sukuk .................................... 40
BAB III METODE PENELITIAN ................................................ 44
A. Metode Penelitian
1. Pendekatan dan Jenis Penelitian .................................... 44
2. Jenis Dan Sumber Data ................................................ 45
3. Teknik Pengumpulan Data ................................................ 45
B. Variabel Penelitian ................................................ 46
C. Teknik dan Analisis Data
1. Uji Normalitas Data ................................................ 47
xi
2. Uji Korelasi ................................................ 48
3. Uji Regresi Sederhana ................................................ 49
4. Uji Hipotesis
a. Uji Statistik F ................................................ 50
b. Uji Statistik t ................................................ 51
c. Uji Koefisien Determinasi .................................... 52
BAB IV PROFIL PERUSAHAAN DAN PEMBAHASAN ....................... 54
A. Profil Perusahaan
1. Sejarah Singkat PT. Adhi Karya .................................... 54
2. Visi dan Misi Perrusahaan .................................... 57
3. Struktur Organisasi .................................... 58
4. Sukuk Mudharabah PT Adhi Karya .................................... 59
5. Sistem Penentuan Bagi Hasil Pada Sukuk Mudharabah......... 63
B. Analisis Pengaruh Pendapatan Sukuk Mudharabah Terhadap
Laba Usaha PT Adhi Karya
1. Deskriptif Variabel
a. Pendapatan Sukuk Mudaharabah ........................ 67
b. Laba Usaha ................................................ 68
2. Uji Normalitas ................................................ 69
xii
3. Uji Korelasi ................................................ 71
4. Uji Regresi Linier Sederhana ................................................ 72
5. Uji Hipotesis ................................................ 74
a. Uji Signifikansi Simultan (Uji Statistik F).................... 73
b. Uji Statistik t ................................................ 75
c. Uji koefisien Determinasi (R2) .................................... 76
C. Pembahasan ........................................................................ 77
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ............................................................ 78
B. Saran ............................................................ 79
DAFTAR PUSTAKA ............................................................ 81
LAMPIRAN-LAMPIRAN ............................................................ 84
xiii
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 Jumlah Total Nilai dan Jumlah Emisi Sukuk ..................................... 4
Tabel 2.1 Perbandingan Obligasi dengan Sukuk ................................... 26
Tabel 3.1 Interpretasi Nilai r ................................... 47
Tabel 4.1 Tanggal Pembayaran Bagi Hasil Sukuk Tahap I ........................ 62
Tabel 4.2 Tanggal Pembayaran Bagi Hasil Sukuk Berkelanjutan I .................. 63
Tabel 4.3 Tanggal Pembayaran Bagi Hasil Sukuk Berkelanjutan II................. 64
Tabel 4.4 Pendapatan Bagi Hasil Per Triulan Untuk Investor ........................ 65
Tabel 4.5 Pendapatan Bagi Hasil Per Triulan Untuk Perusahaan ..................... 65
Tabel 4.6 Pendapatan Sukuk dan Laba Usaha tahun 2007- Per Juni 2015 ....... 67
Tabel 4.7 Laba Usaha Tahunan ............................................................ 68
Tabel 4.8 One- sample Kolmogorov- Smirnov Test ......................................... 70
Tabel 4.9 Output Correlation ............................................................ 71
Tabel 4.10 Hasil Uji t Hitung ............................................................ 72
Tabel 4.11 Annova ............................................................ 74
Tabel 4.12 Output Coefficients ............................................................ 75
Tabel 4.13 Model Summary ............................................................ 76
xiv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.1 Perkembangan Sukuk Di Indonesia ..................................... 3
Gambar 1.2 Kerangka Konseptual .................................... 16
Gambar 2.1 Skema Sukuk Ijarah .................................... 30
Gambar 2.2 Skema Sukuk Mudharabah .................................... 33
Gambar 4.1 Struktur Organisasi .................................... 58
Gambar 4.2 Skema Sukuk Mudharabah Adhi Karya ................................... 60
Gambar 4.3 Normal P-Plot .................................... 71
xv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Surat Permohonan Data/ wawancara .................................... 84
Lampiran 2 Surat Keterangan PT. Adhi Karya .................................... 85
Lampiran 3 Pedoman wawancara ............................................................ 86
Lampiran 4 Bagi hasil pendapatan tahap I .................................... 89
Lampiran 5 Bagi hasil pendapatan berkelanjutan I .................................... 90
Lampiran 6 Bagi hasil pendapatan berkelanjutan II .................................... 91
Lampiran 7 Laba Usaha .................................................................................... 92
Lampiran 8 Output Correlation ........................................................................ 93
Lampiran 9 Output Regression ........................................................................ 93
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Sistem keuangan merupakan pondasi kekuatan bagi sebuah negara
terhadap negara lainnya. Dengan kata lain , sekarang ini negara yang sistem
keuangannya kuat berada diatas negara lainnya yang lemah.
Adalah suatu realitas saat ini sistem keuangan syariah telah menjadi
bagian dalam berbagai kebijakan sistem keuangan berbagai negara dibelahan
dunia.1 Dimana dalam sistem keuangan syariah meniadakan riba, maysir, dan
Gharar.
Konsep keuangan berbasis syariah telah menjadi alternatif baik bagi
pasar yang mengkhendaki kepatuhan syariah (syariah compliance), maupun
bagi pasar konvensional sebagai sumber keuntungan (profit source). Diawali
dengan perkembangan yang pesat di negara-negara Timur Tengah dan Asia
Tenggara, produk keuangan dan investasi berbasis syariah Islam saat ini
telah diaplikasikan di pasar- pasar keuangan Eropa, Asia, bahkan Amerika
Serikat.2
Kehadiran pasar modal berbasis integrasi produk syariah di indonesia
diharapkan dapat membantu bank dan asuransi syariah mengoptimalkan
1Andri Soemitra,Masa Depan Pasar Modal Syariah Di Indonesia, (Jakarta: Prenadamedia
grup, 2014), hal.15 2Ibid, hal.1
2
pengunaan sumber dana yang tersedia sesuai dengan prinsip syariah sembari
menjaga keseimbangan antara liquiditas dan tingkat keuntungan3. Selain itu,
kehadiran produk syariah dipasar modal Indonesia juga membawa peluang
berinvestasi bagi masyarakat dan perusahaan yang meyakini bahwa produk
investasi konvensional mengandung elemen-elemen yang diharamkan
syariah4.
Perkembangan pasar modal syariah di Indonesia telah mengalami
banyak kemajuan. Terutama setelah diterbitkannya enam Fatwa Dewan
Syariah Nasional Majelis Ulama Indonesia (DSN-MUI) yang berkaitan
dengan industri pasar modal5. Bapepam dan LK sebagai otoritas yang
membina dan mangawasi kegiatan pasar modal di Indonesia dalam berbagai
kebijakannya juga aktif mendorong pengembangan produk syariah di pasar
modal Indonesia. Salah satu dari empat program yang dicanangkan Bapepam-
LK dalam Master Plan Pasar Modal Indonesia 2010-2014 yaitu
mengembangkan produk syariah melalui modifikasi produk pasar modal
konvensional yang telah ada, serta mengkaji dan menciptakan produk-produk
3Tim Kajian Bapepam dan LK, Study Tentang Investasi Syariah di Pasar Modal Indonesia ,(
Jakarta : Bapepam , 2004), hal. 27 4Muhammad Gunawan Yasni, Kami Terus Menyempurnakan Kriteria Efek Syaria, Laporan
Utama Majalah Sharing, Edisi 2012, hal.16-17 5Tim Kajian Bapepam dan LK, Kajian tentang Fatwa DSN MUI Mengenai Penerapan
Prinsip-prinsip Syariah di Pasar Modal, (Jakarta : Bapepam dan LK 2011), hal.35
3
syariah baru.6 Dan yang terbaaru untuk menunjang dan memajukan pasar
modal syariah yaitu Roadmap Pasar Modal Syariah 2015-2019. Berikut
adalah grafik perkembangan sukuk di Indonesia.
Gambar 1.1 Perkembangan Sukuk Di Indonesia
Sumber : Statistik Pasar Modal Syariah Ojk
Fenomena bangkitnya minat yang sangat besar terhadap industri
keuangan islam tahun-tahun belakangn ini ditunjukan dengan munculnya dan
tumbuhnya bentuk sekuritisasi islam (sukuk), yang memiliki kemampuan
besar untuk menawarkan solusi keuangan yang inovatif . Tidak hanya
6Bapepam dan LK,Master Plan Pasar Modal dan Industri Keuangan Nonbank 2010-2014,
hal.82-83
4
produknya yang benar-benar memberi kontibusi terhadap usaha untuk
melakukan inovasi produk, tetapi juga gemanya yang sebanding dengan pasar
modal konvensional lainnya. Produk-produk antar negara (soverign)
dipertimbangkan secara aktif oleh perusahaan penerbit alternatif baru ini,
untuk kebutuhan pembiayaan dan investasi mereka.7
Tabel 1.1
Sumber : Statistik Pasar Modal Syariah Ojk
7Ibid, hal.135
5
Sukuk berasal dari kata sukuk yang merupakan bentuk jamak dari sak
yang berarti dokumen, surat berharga, akte, cek.8 AAOIFI mendefinisikan
sukuk sebagai surat berharga bernilai sama yang merupakan bukti
kepemilikan yang dibagikan atas suatu aset, hak manfaat, dan jasa-jasa atau
kepemilikan atas proyek atau kegiatan investasi tertentu.9
Masalah keuangan merupakan masalah yang kompleks bagi setiap
perusahaan. Apapun bentuk usaha yang dijalankan , baik kecil atau besar ,
bersifat profit motif atau non profit motif, tidak terlepas dari masalah
keuangan. Terutama pada zaman modern ini, dimana pengusaha dituntut
untuk mengembangkan usahanya menjadi lebih besar dan meningkatkan laba.
Suatu perusahaan diharapkan dapat terus berkembang, sementara
pengembangan tersebut membutuhkan modal. Modal itu sendiri menjadi salah
satu aspek penting dalam perusahaan baik dalam pembukaan bisnis maupun
pengembangannya.Sumber dana bagi perusahaan dapat diperoleh dari dalam
maupun luar perusahaan. Dana dari dalam perusahaan, yaitu melalui laba
ditahan dan depresiasi serta alternatif pendanaan dari luar dapat berasal dari
kreditur berupa utang , pembiayaan bentuk lain atau dengan penerbitan surat-
8Atabik Ali dan Ahmad Zuhdi Muhdlor, Kamus Konteporer Arab-Indonesia Krapyak al
Ashri, (Pondok Krapyak: Multikarya Grafika,1998,hal.183 9Nurul Huda dan Mustafa Edwin Nasution, Investasi Pada Pasar Modal Syariah,( Jakarta:
Prenadamedia Group,2014),hal.137
6
surat utang, maupun penyertaan dalam bentuk saham.10
Namun dana yang
berasal dari pinjaman kreditur, serta investasi asing dirasa masih kurang . oleh
sebab itu banyak perusahaan yang memilih pasar modal sebagai sarana
penambah modal.
Pasar modal syariah merupakan wadah alternatif selain bank dan
lembaga keuangan non bank dan para investor untuk melakukan penanaman
modal (investasi) yang sesuai dengan prinsip syariah. Oleh karena itu
peranannya menjadi semakin penting mengingat fungsi pasar modal syariah
sebagai tempat bertemunya pihak yang membutuhkan dana dan pihak yang
menanamkan modalnya. 11
Sebelum menerbitkan sukuk, sebuah perusahaan pasti sudah
memikirkan dengan masak tentang dana segar beserta keuntungannya yang
akan diperoleh perusahaan tersebut. Secara teori, dengan menerbitkan sukuk
mudharabah, perusahaan akan mendapatkan keuntungan bagi hasil dari
pendapatan sukuk mudhrabah. Maka dengan mendapatkan keuntungan
tersebut akan meingkat laba usaha yang dihasilkan perusahaan.
PT. Adhi Karya adalah perusahaan negara yang bergerak dibidang
konstruksi dan sangat berpengaruh dalam pembangunan infrastruktur di
10
Tjiptono Darmaji dan Hendy M. Fakhruddin, Pasar Modal di Indonesia: pendekatan tanya
jawab,(Jakarta : Salemba Empat) hal.59 11
Adrian Sutedi, Pasar Modal ‘’Mengenal Nasabah Sebagai Pencegahan Pencucian
Uang”,(Bandung: Alfabeta, 2013), hal.44
7
Indonesia, karena PT Adhi Karya di setiap tahun melaaksanakan + 200
proyek. PT. Adhi Karya juga merupakan emiten yang sudah cukup lama
terjun dalam pasar modal syariah. Dapat dlihat mulai dari 2007- sekarang.
Oleh karena itu penelitian ini bertujuan untuk mengetahui seberapa
besar penerbitan sukuk berpengaruh terhapad laba perusahaan. Penelitian ini
dilakukan pada salah satu perusahaan penerbit sukuk mudharabah. Dengan ini
penulis memberi judul penelitian “PENGARUH PENERBITAN SUKUK
MUDHARABAH TERHADAP LABA USAHA PT. ADHI KARYA Tbk
PERIODE 2007- Per JUNI 2015”
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan pemaparan dalam latar belakang, maka identifikasi masalah
dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Permasalahan perusahan dituntut untuk bisa mengembangkan
perusahaannya.
2. Perusahaan membutuhkan dana segar untuk meningkatkan laba yang
diperoleh dan memperkuat strukur permodalan.
3. Fluktuatifnya pendapatan yang dihasilkan sukuk yang berpengaruh
terhadap laba yang didapat perusahaan.
4. Seberapa besar pengaruh sukuk mudhrabah yang diterbitkan pada laba
yang dihasilkan perusahaan.
8
5. Pengaruh sektor internal perusahaan yang menyebabkan menurun dan
meningkatnya laba perusahaan, seperti: tenaga kerja, modal, uang
yang megendap, dll.
6. Faktor eksternal yang mempengaruhi laba perusahaan, seperti:
pemerintah, pemegang saham, perusahaan pesaing, pembiayaan yang
macet, dollar yang tinggi, dll.
C. Batasan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah diatas, maka peneliti memfokuskan
dan membatasi pemabahasan sebagai berikut: 1. Sukuk mudharabah dibatasi
pada surat berharga jangka panjang berdasarkan akad mudharabah. 2. PT.
Adhi Karya yang ber alamat di JL. Raya Pasar Minggu KM. 18. Dan 3. Data
pendapatan sukuk mudhrabah tahun 2007- Juni 2015.
D. Rumusan Masalah
a. Seberapa besar pengaruh Penerbitan Sukuk Mudharabah Tahap I dan
Berkelanjutan tahap I, II terhadap laba usaha PT Adhi Karya Tbk?
b. Bagaimana sistem bagi hasil pada Sukuk Mudharabah Tahap I dan
Berkelanjutan tahap I, II PT Adhi Karya Tbk antara emiten dengan
pemegang sukuk mudharabah?
c. Apakah sistem sukuk mudahrabah yang dilaksanakan oleh PT. Adhi
Karya sudah memenuhi ketentuan syariah?
9
E. Tujuan dan Manfaat penelitian
1. Tujuan penelitian
Berdasarkan perumusan masalah diatas, maka tujuan yang diharapkan
tercapai dalam penelitian ini adalah:
a. Untuk mengetahui apakah itu Sukuk Mudharabah PT. Adhi Karya,
Tbk dan apakah sistem yang dipakai sudah memenuhi ketentuan
syariah.
b. Untuk memperoleh bukti pengaruh Penerbitan Sukuk Mudharabah
Tahap I dan Berkelanjutan tahap I, II terhadap laba usaha PT Adhi
Karya Tbk.
c. Untuk menganalisa seberapa besar pengaruh Penerbitan Sukuk
Mudharabah Tahap I dan Berkelanjutan tahap I, II terhadap laba
usaha PT Adhi Karya Tbk.
2. Manfaat Penelitian
a. Penelitian ini berguna sebagai tugas akhir dari penulis untuk
memperoleh derajat pendidikan S1 di Universitas Islam Negri Syarif
Hidayatullah Jakarta.
b. Penulis dapat mengaplikasikan tori-teori mata kuliah yang pernah
didapatkan
10
c. Hasil penelitian ini daiharpkan dapat dijadikan referensi untuk
penelitian-penelitian selanjutnya
d. Menambah wawasan dalam aplikasi ilmu yang telah diperoleh dalam
masa perkuliahan dan mengatahui gambaran umum mengenai pasar
,modal syariah khususnya tentang sukuk dan aktivitas didalamnya serta
keadaan ekonomi makro yang terjadi di Indonesia
e. Penelitian ini diharapkan dapat berguna untuk perusahaan yang sudah
menerbitkan sukuk dan perusahaan lain yang belum menerbitkan.
F. Review Studi Terdahulu
1. Penelitian Novietha Indra Sallama
Novietha Indra Sallama (2005) melakukan penelitian tentang
“Pengaruh Penerbitan Obligasi Subordinasi terhadap Pembiayaan dan
Kinerja Bank Syariah dengan Studi Kasus pada PT. Bank Muamalat
Indonesia”. Tesis ini menggunakan metode uji beda dua rata, yaitu dalam hal
ini adalah uji –t sample berpasangan. Ia meneliti tentang obligasi subordinasi
yang digunakan untuk menambah modal yang ada pada bank. Sekaligus untuk
memperkuat struktur permodalan bank tersebut.
Permasalahan yang diangkat dalam penelitian ini adalah
membandingkan kinerja PT. Bank Muamalat sebelum dan sesudah penerbitan
Obligasi Subordinasi terhadap pembiayaan kepada pihak ketiga
11
Pendekatan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah
menggunakan pendekatan dokumenter (content analysis) merupakan
pengumpulan data dan informasi melalui dokumen penelitian ini
membandingkan data-data kinerja dan pembiayaan sebelum dan sesudah
adanya obligasi subordinasi di Bank Muamalat.
Data-data yang digunakan adalah laporan keuangan dan data-data
sekunder lainnya yang mendukung penelitian ini. Metode penelitian ini yang
digunakan adalah dengan mengunakan uji beda dua rata-rata , yaitu dalam hal
ini adalah uji-t sampel berpasangan.
Hasil penelitian ini menunjukan bahwa ada peningkatan pembiayaan
dan tingkat kecakupan modal setelah emisi obligasi , tetapi tidak pada kinerja
rentabilitas dan liquiditas akibat tingginya tingkat bagi hasil yang ditetapkan
bank.
Perbedaan dibandingkan dengan penelitan peneliti terletak pada
variablenya. Perbedaan selanjutnya adalah bahwa penelitian tersebut hana
terfokus kepada satu perusahaan yaitu Bank Muamalat sebagai sebagai pihak
yang menerbitkan obligasi. Sedangkan penelitian yang penulis teliti terfokus
pada PT Adhi Karya Tbk yang menerbitkan sukuk mudharabah.
12
2. Penelitian Mustika Rini
Mustika Rini (2010) tentang Obligasi Syariah (sukuk) dan Indikator
Makro Ekonomi Indonesia: Sebuah Analisis Vector Correction Models
(VECM0. Penelitian mengahasilkan bahwa penerbiatan sukuk di Indonesia
dipengaruhi oleh indikator makro ekonomi, yaitu pertumbuhan ekonomi dan
JUB dengan hubungan yang positif, serta pengangguran terbuka dan inflasi
dengan hubungan yang negatif . selain itu penerbitan sukuk dalam jangka
panjang juga dipengaruhi oleh bonus Serfitikat Bank Indonesia Syariah
(SBIS).
Perbedaan dengan penelitian ini yaitu pada variabelnya, peneliti
menggunakan variabel pendapatan sukuk mudharabah (x) dan laba usaha (Y).
Dan perbedaan selanjutnya, pada penelitian ini peneliti ingin mengetahui
seberapa besar pengaruh pendapatan sukuk mudharabah terhadap laba usaha
yang di dapat.
3. Penelitian Ahmad Fauzie Nur
Ahmad Fauzie Nur (2004 melakukan penelitian tentang “Pengaruh
obligasi syariah pada Struktur Modal PT. Indosat Tbk, Suatu Analisa Cost of
Capital”. Skripsi ini menggunakan metode penelitian
a. Metode analisis Univariate.
b. Jenis penelitiannya adalah penelitian Explansi
13
c. Jenis penelitian berdasarkan waktu menggunakan penelitian time
series
d. Menggunakan data sekunder
Permasalahan yang diangkat dalam penelitian ini adalah praktik
Islamic Finance dalam obligasi mudharabah dapat memeberikan return yang
relatif menguntungkan dibandingkan dengan obligasi biasa. Serta apakah
pelaksanaan konsep keuangan islami dapat pula diterapkan pada perusahaan
yang tidak mengeksplisitkan diri sebagai perusahaan syariah.
Data yang digunakan adalah data promer yang merupakan sumber data
yang langsung memberikan data kepada pengumpul data yang diperoleh
langsung ddari wawancara dengan pihak PT. Indosat Tbk. Dan sumber data
sekunder yaitu merupakan sumber data yang tidak lansung.
Hasil penelitian ini menunjukan bahwa praktik Islamic Finance dalam
obligasi mudharabah dapat memberikan return yang relatif menguntungkan
dibandingkan dengan return yang dihasilkan oleh obligasi biasa. Dan juga
menunjukan bahwa pelaksanaan konsep keuangan islam dapat pula diterapkan
pada perusahaan yang tidak mengeksplisitkan diri sebagai perusahaan syariah.
Perbedaan dengan penelitian peneliti adalah terletak pada hasil akhir
yang dicari, yaitu foktor makro apakah yang paling mempengaruhi bagi hasil
dari sukuk mudharabah.
14
4. Penelitian Devi Prasetya
Devi Prasetya (2008) melakukan penelitian tentang “Analisis
perbedaan kinerja Perusahaan Sebelum dan Setelah Obligasi Syariah Ijarah
di Indonesia Periode 2003-2007”. Skripsi ini menggunakan metode t-test
melalui regresi dengan dummny variabel. Penelitian ini menggunakan laporan
keuangan kuartal beberapa perusahaan yang menerbitkan obligasi syariah
ijarah dan tercatat di bursa efek Indonesia.
Hasil dari penelitian ini adalah tidak terdapat perbedaan signifikan
pada Current Ratio, ROA, Debt to Total Asset Ratio . sedangkan pada Rasio
Total Asset Turnover terdapat perbedaan kinerja yang signifikan antara
sebelum dan sesudah penerbitan obligasi syariah ijarah selama periode 2003-
2007.
Perbedaan dengan penelitian ini yaitu pada variabelnya, peneliti
menggunakan variabel inflasi, kebijakan pemerintah dan dollar sebagi (x) dan
bagi hasil sebagai (Y). Dan perbedaan selanjutnya, pada penelitian peneliti
ingin mengetahui faktor makro apa yang paling mempengaruhi bagi hasil dari
sukuk mudhrabah.
15
5. Penelitian Dicky Agung Prasetio
Dick Agung Prasetio (2013), dalam penelitiannya “ Analisis Faktor-
Faktor Makro Ekonomi yang Mempengaruhi Fee Ijarah Default Sukuk PT.
Berlian Laju Tangker “. Penelitian ini menggunakan metode regresi linier.
Hasil dari penelitian ini adalah faktor-faktor makro ekonomi
berpengaruh signifikan terhadap fee ijarah default sukuk, dan yang paling
berpengaruh adalah inflasi dan jumlah uang beredar.
Perbedaan dengan penelitian ini yaitu pada variabelnya, dan jenis
sukuk yang di terbitkan. Pada penelitian ini meneliti tentang pendapatan
sukuk terhadap laba usaha perusahaan.
G. Kerangka Konseptual
- Laba perusahaan adalah dalam ilmu ekonomi murni didefinisikan sebagai
peningkatan kekayaan seorang investor sebagai hasil penanam modalnya,
setelah dikurangi biaya-biaya yang berhubungan dengan penanaman
modal tersebut (termasuk di dalamnya, biaya kesempatan).
- Pendapatan Sukuk Mudharabah adalah keuntungan yang dihasilkan dari
usaha yang dijalankan berdasakan modal dari penerbitan sukuk
mudharabah.
16
Gambar 1.2
Hubugan antara variable X dan Y
H. Hipotesis
Hipotesis adalah jawaban sementara dari rumusan masalah penelitian.
Dikatakan sementara karena jawaban yang diberikan baru berdasarkan teori
yang relevan, belum didasarkan fada fakta-fakta yang empiris yang didapat
dari pengumpulan data.
Penerbitan Sukuk
Mudharabah (X)
Laba Usaha (Y)
Uji Korelasi
Uju Regresi Linier
Sederhana
UJI t
Uji F
Uji Normalitas
Data
17
Berdasarkan rumusan masalah dan kerangka pemikiran yang telah
dipaparkan sebelumnya, maka hipotesis penelitian yang dapat dibuat adalah
sebagai berikut:
1. Ho : Tidak terdapat pengaruh antara Pendapatan Sukuk
MudharabahI terhadap Laba Usaha PT Adhi Karya Tbk.
2. Ha : Terdapat pengaruh antara Pendapatan Sukuk
MudharabahI terhadap Laba Usaha PT Adhi Karya Tbk.
I. Sistematika Penulisan
BAB I PENDAHULUAN
Pada bab ini akan dijelaskan latar belakang, pembatasan dan
perumusan masalah, serta tujuan dan maanfaat penelitian,
literatur review (review studi terdahulu), kerangka teori,
hipotesis dan sistematika penulisan.
BAB II LANDASAN TEORI
Pada bab ini akan disajikan tentang teori yang ada tentang apa
yang akan dibahas dalam penelitian , yang terdiri dari
pengertian sukuk, jenis-jenis sukuk, sukuk mudhrabah, bagi
hasil, laba, dan landasan penerbitan sukuk.
18
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
Pada bab ini akan dijelaskan tentang motede penelitian
yang digunakan yaitu: uji normalitas data, uji korelasi, uji
regresi sederhana dan uji hipotesis.
BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN
Menjelaskan sejarah singkat perusahaan penerbit yaitu PT.
Adhi Karya Tbk. Kemudian Sukuk dan penerbitan Sukuk
Mudharabah PT. Adhi Karya, sistem penentuan imbalan bagi
hasil pada Sukuk Mudharabah antara emiten dan pemegang
sukuk mudhrabah, dan analisa berapa besarnya pengaruh
pendapatan Sukuk Mudharabah terhadap laba usaha dari
periode 2012 s/d Juni 2015.
BAB V PENUTUP
Bab ini memuat kesimpulan dari hasil analisis pada bab
sebelumnya dan menjabaw perumusan permasalahan yang
telah dibahas sebelumnya. Dan juga memberi saran terhadap
perusahaan dan peneliti selanjutnya .
19
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Obiligasi Syariah (Sukuk) dan Sukuk Mudharabah
1. Pengertian Obligasi Syariah (Sukuk)
Obligasi syariah berbeda dengan obligasi konvensional. Semenjak ada
konvergensi pendapat bahwa bunga adalah riba, maka isntrumen-instrumen yang
punya komponen bunga ( interest-bearing instruments) ini keluar dari daftar
investasi halal. Karena itu, dimunculkan alternatif yang dinamakan obligasi
syariah.1
Pada awalnya penggunaan istilah “obligasi syariah “ sendiri dianggap
kontradiktif. Obligasi sudah menjadi kata yang tidak lepas dari bunga sehingga
yidak dimungkinkan untuk disyariahkan. Dalam fatwa DSN_MUI Nomor
32/DSN-MUI/IX/2002. DSN masih menggunakan istilah obligasi syariah, belum
menggunakan istilah sukuk . Menurut fakta tersebut, obligasi syariah adalah
suatu surat berharga jangka panjang berdasarkan prinsip syariah yang
dikeluarkan emiten kepada pemegang obligasi syariah yang mewajibkan emiten
untuk membayar pendapatan kepada pemegang obligasi syariah berupa bagi
hasil/ margin/ fee serta membayar kembali dana obligasi pada saat jatuh tempo.2
1Nurul huda dan Mustafa Edwin, Investasi Pada Pasar Modal Syariah, (Jakarta:
Prenadamedia Group, 2014) hal.87 2Dewan Syariah Nasional MUI, Obligasi Syari’ah Mudharabah, (Fatwa Dewan Syari’ah
Nasional Nomor: 33/DSN-MUI/IX200), hal.4
20
Namun sebagaimana pengertian bank syariah adalah bank yang
menjalankan prinsip syariah, tetep menghimpun dan menyalurkan dana, tetapi
tidak dengan dasar bunga, demikian juga adanya pergeseran pengertian pada
obligasi, yang kemudian muncul istilah sukuk untuk obligasi syariah.
Obligasi syariah di dunia internasional dikenal dengan sukuk. Sukuk
berasal dari bahasa arab “sak” (tunggal) dan “sukuk” (jamak) yang memiliki arti
mirip dengan sertifikat atau note. Sejumlah penulis barat tentang sejarah
perdagangan Arab abad pertengahan memberikan kesimpulan bahwa kata sak
merupakan kata dari chaque yang biasa digunakan pada perbankan
kontemporer.3 Dalam pemahaman praktisnya , sukuk merupakan bukti (claim)
kepemilikan. 4
Obligasi syariah adalah suatu surat berharga berjangka panjang
berdasarkan prinsip syariah yang dikeluarkan emiten kepada pemegang obligasi
syariah yang mewajibkan emiten untuk membayar pendapatan mereka kepada
pemegang obligasi syariah berupa bagi hasil/margin/fee, serta membayar kembali
dana obligasi pada saat jatuh tempo.5
Obligasi syariah sebagai salah satu bentuk pembiayaan perusahaan
merupakan surat berharga jangka panjang berdasarkan prinsip syariah yang
dikeluarkan oleh emiten kepada investor (pemegang obligasi) yang mewajibkan
3Nurul huda dan Mustafa Edwin, Investasi Pada Pasar Modal Syariah, hal.136
4Adrian Sutedi, S.H., M.H , Pasar Modal Syariah, ( Jakarta: Sinar Grafika, 2011), hal.110
5Ibid, hal.111
21
emiten untuk membayar pendapatan kepada investor berupa bagi
hasil/marjin/fee serta membayar kembali dana investasi pada saat jatuh tempo.6
Menurut Ponjtowinoto dalam bukunya, obligasi syariah adalah suatu
kontrak perjanjian tertulis yang bersifat jangka panjang untuk mambayar kembali
pada waktu tertentu seluruh kewajiban yang timbul akibat pembiayaan untuk
kegiatan tertentu menurut syarat dan ketentuan tertentu serta membayar
sejumlah manfaat secara periodik menurut akad.7
Sukuk menurut Accounting and Auditing Organisation for Islamic
Financial Institutin (AAOIFI), sesuai dengan sharia standart No.17 tentang
invesment menyatakan definisi sukuk adalah:
“Investment Sukuk are certificstes of equal value representing undiveded
share in ownership of tangible assets, usufruc and sevices or (in ownership of)
the assets or particular projects or spesial investment activity, however , this is
true after receipt of the value of the sukuk, the closing of subcription and the
employment of funds received for the purpose which thr sukuk were issued”.8
Investasi sukuk adalah sertifikat pada nilai yang sama merupakan
saham yang tak terbagi dalam kepemilikan asset berwujud, hak pakai hasil dan
jasa atau dalam kepemilikan asset atau proyek-proyek tertentu atau aktivitas
investasi khusus, bagaimana, ini benar setelah menerima nilai sukuk, penutupan
6Adrian Sutedi, Aspek Hukum Obligasi dan Sukuk, hal.96 7Iwan P. Pontjowinoto, Prinsip Syariah DiPasar Modal, Pandangan Praktisi, (Jakarta: Modal
Publications, 2003),hal.50 8Standar Akuntansi Syariah Pasar Modal, Tim Studi Standar Akuntansi Syariah di Pasar
Modal Indonesia, Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan Departemen Keuangan
Republik Indonesia 2007, hal.12
22
subcription dan kerja dengan dana yang diterima untuk tujuan yang sukuk
diterbitkan.
Dari berbagai penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa sukuk
adalah surat / sertifikat kepemilikan suatu asset atau proyek tertentu, dimana
emiten mengelola dana dengan perinsip syariah dan berkewajiban memberikan
keuntungan berupa bagi hasil/ margin/ fee kepada pemegang sukuk dan
membayarkan pokok sukuk pada saat jatuh tempo.
Obligasi syariah sebagai bentuk pendanaan (financing) dan sekaligus
investasi memungkinkan beberapa bentuk struktur yang dapat ditawarkan untuk
tetap menghindari pada riba. Berdasarkan pengertian tersebut, obligasi syariah
dapat memberikan:
1) Bagi hasil berdasarkan akad mudharabah / muqaradhah/ qiradh atau
musyarakah. Karena akad mudharabah/ musyarakah adalah kerjasama
dengan skema bagi hasil pendapatan atau keuntungan. Obligasi jenis ini
akan memberikan retur dengan penggunaan term indicative/ expected
return karena sifatnya yang floating dan tergantung pada kinerjaa
pendapatan yang dibagj hasilkan.
2) Margin/fee berdasarkan akad murabahah/ salam/ istisna atau ijarah.
Dengan akad murabahah/ salam/ istisna atau ijarah sebagai bentuk jual
23
beli dengan skema cost plus basis, obligasi jenis ini akan memberikan fix
return.9
Secara garis besar, kenapa harus obligasi syariah, yaitu:10
1) Perspektif pasar modal dengan adanya obligasi syariah maka:
a. Pengembangan pasar modal syariah secara lebih luas sebagai implikasi
dari masterplan pasar modal.
b. Pengembangan instrumen-instrumen syariah di pasar modal baik pasar
primer maupun sekunder.
c. Bentuk pendanaan yang inovatif dan kompetitif sehingga semakin
memperkaya pengembangan produk yang ada di pasar modal.
d. Kebutuhan alternatif instrumen investasi berdasarkan syariah seiring
berkembangnya institusi-institusi keuangan syariah.
2) Perspektif emiten dengan adanya obligasi syariah maka:
a. Mengembangkan akses pendanaan untuk masuk ke dalam institusi
keuangan non-konvensional.
b. Memperoleh sumber pendanaan yang kompetitif.
c. Memperoleh struktur pendanaan yang inovatif dan menguntungkan.
9 Nurul Huda dan Mohamad Heykal, Lembaga Keuangan Islam, Tinjauan Teoritis dan
Praktis, (Jakarta: Prenada Media Gruop, 2010), hal.244
10
Nurul huda dan Mustafa Edwin, Investasi Pada Pasar Modal Syariah, hal.88
24
Proses Penerbitan Obligasi Syariah
Proses penerbitan obligasi syariah pda dasarnya tidak jauh berbeda dengan
obligasi konvensonal, yaitu :
1. Emiten menyerahkan dokumen yang diperlukan untuk penerbitan obligasi
syariah kepada underwiter ( wakil dari emiten).
2. Underwriter melakukan penawaran kepada investor
3. Bila investoe tertarik, maka akan menyerahkan dananya kepada emiten
melalui underwriter.
4. Emiten akan membayarkan bagi hasi/ fee dan pembayaran pokok kepada
investor. 11
Sukuk memiliki ketentuan khusus, antara lain:
1. Akad yang dapat digunakan dalam penerbitan obligasi syariah antara lain: 12
a. Mudharabah
b. Musyarakah
c. Murabahah
d. Salam
e. Istisna
f. Ijarah
11
Nurul huda dan Mustafa Edwin, Investasi Pada Pasar Modal Syariah, hal.96 12
Z.Dunil, Kamus Istilah Perbankan Indonesia, (Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama, 2004)
hal.94
25
2. Jenis usaha dilakukan emiten tidak boleh tertentangan dengan syariah
dengan memperhatikan substansi fatwa DSN tentang pedoman investasi
untuk reksadan.
3. Pendapatan (hasil) investasi yang dibagikan emiten kepada pemegang
obligasi syariah harus bersih dari unsur non- halal
4. Pendapatan hasil yang diperoleh pemegang obligasi syariah sesuai dengan
yang digunakan
5. Pemindahan kepemilikan obligasi syariah mengikuti akad-akad yang
digunakan.
Ketentuan umum obligasi syariah:13
1. Pelaksanaan obligasi syariah mulai dari awal dampai akhir harus terhindar
dari format dan substansi akad yang berkaitan dengan riba (pembungaan
uang) dan gharar (spekulasi murni atau terdapat unsur judi).
2. Transaksi obligasi syariah harus berdasarkan konsep muamalat yang sejalan
syariah seperti akad kemitraan (musyarakan dan mudharabah), jual beli
barang ( murabahah, salam, dan istishna, atau jual beli jasa( ijarah)).
3. Bagi hasil pada akad kemitraan, fee pada akad ijarah, dan harga (modal dan
margin) pada akad jual beli harus ditentukan secara jelas pada awal transaksi
(prospectus atau sertifikat).
13
Abdul hamid , Pasar Modal Syariah, Cet 1, (Tangerang: Lembaga Penelitian UIN Jakarta,
2007), hal.71
26
4. Usaha yang dilakukan emiten (originator) berhubungan dengan dana sukuk
yang dikelola harus terhindar dari semua unsur-unsur non-halal
5. Pemberian pendapatan dapat dilakukakn secara periodik (sesuai karakter
masing-masing akad).
Prinsip Obligasi Syariah
Obligasi syariah ini sesungguhnya merupakan peluang bagi kita untuk
mengundang para investor muslim dan non-muslim untuk mau terlibat
berinvestasi di tanah air. Sehingga, obligasi syariah dapat diamanfaatkan untuk
membangun perekonomian bangsa dan menciptakan kesejahterahan masyarakat.
Karakteristik umum obligasi syariah
a) Dapat diperdagangkan (Tradable)
Sukuk mewakili pihak pemilik aktual dari asset yang jelas, manfaat asset,
atau kegiatan bisnis, dan dapat diperdagangkan menurut harga pasar
(market price).
b) Dapat diperingkat (Rateable)
Sukuk dapat diperingkat oleh agen pemberi peringkat, baik regional
maupun Internasional.
c) Dapat ditambah (Enhanceable)
27
Sebagai tambahan terhadap asset yang mewadahi (underlaying asset) atau
aktivitas bisnis, sukuk dapat dijamin dengan jaminan (collateral) lain
berdasarkan prinsip syariah
d) Fleksibilitas Hukum (Legal Flexibility)
Sukuk dapat distruktur dan ditawarkan secara nasional dan global dengan
perlakuan pajak yang berbeda.
e) Dapat ditebus (Reedemable)
Struktur pada sukuk memungkinkan untuk dapat ditebus.
Sukuk sebagai alternatif obligasi konvensional, hendaknya dapat
memenuhi fungsi utama obligasi konvensional tersebut dalam rangka
menyintikan dana likuid pada sektor swasta dan pemerintah, dan menyediakan
pemasukan yang stabil bagi investor. Disamping itu, obligasi syariah (sukuk)
juga diharapkan mempunyai daya kompetitif terhadap obligasi konvensional,
namun obligasi syaiah berbeda dengan obligasi kovensional.
Berikut perbandingan antara obligasi konvensional dan obligasi
syariah.
28
Tabel 2.1
Perbandingan Obligasi dengan Sukuk
Obligasi
konvensional
Obligasi syariah
mudharabah
Obligasi syariah
ijarah
Akad Tidak ada Mudharabah
(bagi hasil)
Ijarah (sewa)
Jenis transaksi - Uncertainly
Contract
Certainly
Conntract
Harga
penawaran
100% 100% 100%
Pokok obligasi
saat jatuh
tempo
100% 100% 100%
Return Float tetap Indikatif
Berdasarkan
Pendapatan
Ditentukan
sebelumnya
Kupon Bunga Pendapatan/
bagi hasil
Imbalan/ fee
Sifat Surat hutang Investasi Investasi
Fatwa DSN Tidak ada No. 33/DSN- No. 41/ DSN-
29
MUI/IX/2002 MUI/III/ 2004
Sumber : Pramono dan Aziz Setiawan pada www.wordpress.com
2. Jenis-jenis Sukuk
a. Sukuk Ijarah
Sukuk ijarah merupakan sertifikat sukuk yang dikeluarkan
berdasarkan asset-asset tertentu yang sah mempunyai nilai ekonomis,
terdiri dari petak tanah, bangunan, dan barang-barang lainnya masuk ke
dalam kategori asset berharga nilai keuntungan sewa terhadap sukuk ini
dapat bersifat tetap maupun berubah tergantung pada keinginan penerbit
dan permintaan pasar.14
Bentuk sukuk ijarah ini terdiri dari (a) tangible assets, dimana investor
memiliki bagian dari asset dan pendapatan yang berhubungan dengan
ijarah, (b) kepentingan yang bermanfaat bagi investor mendapatkan sewa
atas asset yang dengan kontrak sukuk ijarah dapat memperoleh manfaat al-
ijarah.15
Salah satu perusahaan yang menggunakan Sukuk Ijarah yaitu PT.
Apexindo, skema sukuk ijarah yang dipakai yaitu:
14
Nazzarudin Abdul Wahid, Sukuk, Memahami & Membelah Obligasi Pada Perbankan
Syariah, (Yogyakarta: Ar-Ruzz Media, 2010), hal.117 15
Ibrahim Warde, Islamic Finance, Keuangan Islam dalam Perekonomian Global, Cet I,
(Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2009), hal.286
30
Gambar 2.1
Skema Sukuk Ijarah16
(1) (2)
(3)
Sumber: Syafi Antonio dalam Bank Syariah: Dari Teori ke Praktik
Keterangan:
1. Emiten melakukan sewa/ ijarah dalam jangka waktu 5 tahun
2. Wakalah untuk membuat kontrak dengan penyewa
3. Ijarah dari emiten kepada pemakai proyek
b. Sukuk Mudharabah
Mudharabah adalah akad kerjasama usaha antara dua pihak dimana
pihak pertama menyediakan seluruh modal, sedangkan pihak lain menjadi
pengelola.17
16
Nurul huda dan Mustafa Edwin, Investasi Pada Pasar Modal Syariah, hal.101 17
Syafi’i Antonio,Bank Syariah:Dari Teori Ke Praktik,Cet-1, (Jakarta: Gema Insani, 2001),
hal.95
INVESTOR
EMITEN/PERU
SAHAAN
IJARAH KEPADA
PEMAKAI .
PEMAKAI JASA
PEMBORAN
31
Sukuk mudhrabah adalah sukuk yang diterbitkan berdasarkan
perjanjian atau akad mudharabah, dimana satu pihak menyediakan modal(
shaibuk maal) dan pihak lain menyediakan tenaga dan keahlian(mudharib).
Keuntungan dari kerjasama tersebut berupa bagi hasil yang telah di setujui.
Sukuk Mudharabah adalah surat berharga yang berisi akad
pembiayaan yang menggunakan sistem akad mudharabah. Sukuk
mudharabah dapat juga didefinisikan sebagai suatu surat berharga berisi
akad pembiayaan berdasarkan pada prinsip syariah yang dikeluarkan oleh
perusahaan (emiten), pemerintah atau institusi lainnya yang mewajibkan
pihak yang mengeluarkannya untuk membayar pendapatan kepada
pemegang sukuk berupa bagi hasil dari penegelolaan dana yang telah
disetorkan oleh pemilik dana serta dibayar kembali dana pokok sukuk pada
saat jatuh tempo.
Obligaasi mudharabah mulai diterbitkan setelah fatwa tentang obligasi
syariah ( Fatwa DSN-MUI No. 32/DSN-MUI/2002) dan obligasi syariah
mudharabah (Fatwa DSN-MUI No. 33/DSN-MUI/2002).Penerapan
mudharabah dalam obligasi cukup sederhana. Emiten bertindak selaku
mudharib (pengelola dana) dan investor bertindak selaku shahibul maal
atau pemilik modal. Keuntungan yang diperoleh investor merupakan
bagian proporsional keuntungan dari pengelolaan dana oleh investor.
32
Obligasi mudharabah adalah obligasi syariah yang berdasarkan akad
mudharabah dengan memperhatikan substansi fatwa DSN-MUI No.
7/DSN-MUI/IV/2000 tentang pembiayaan mudharabah. 18
Pernyataan mendasar mengapa harus obligasi mudharabah yaitu:
Bentuk pendanaan yang paling sesuai untuk investasi dalam jumlah
besar dan jangka yang relatif panjang, memungkinkan investor untuk
berpartisipasi tanpa harus terlibat dalam manajemen atau oprasional
perusahaan.
Dapat digunakan untuk pendanaan umum (general financing) seperti
penadanaan modal kerja.
Mudharabah memungkinkan percampuran kerjasama antara modal dan
jasa (kegiatan usaha) sehingga dimungkinkan tidak memerlukan
jaminan (collateral) atas asset yang spesifik.
Telah memiliki pedoman khusus melalui pengesahan fatwa.19
Sukuk mudharabah ini termasuk non-tradble sukuk yang artinya sukuk
ini tidak dapat diperjual belikan karena melambangkan hutang.
18
Nurul huda dan Mustafa Edwin, Investasi Pada Pasar Modal Syariah, hal.96 19
Ibid,hal.97
33
Gambar 2.2
Skema Sukuk Mudharabah20
keahlian Modal 100%
Nisbah (X) Nisbah (Y)
Pengembalian modal
pokok
c. Sukuk Musyarakah
Musyarakah merupakan organisasi bisnis dimana dua orang atau lebih
menyumbang pembiayaan dan menajemen bisnis, dengan proporsi sama
atau tidak sama. Keuntungan dibagikan menurut perbandingan yang sama
20
Nurul huda dan Mustafa Edwin, Investasi Pada Pasar Modal Syariah,hal.98
PERJANJIAN
BAGI HASIL
EMITEN INVESTOR
PROYEK/ USAHA
MODAL
PEMBAGIAN
KEUNTUNGAN
34
antara para mitra., namum kerugian akan dibagikan menurut proporsi
kepada modal.
Sukuk musyarakah, yaitu sukuk yang diterbitkan dengan perjanjian
atau akad musyarakah. Dimana dua pihak atau lebih berkerja sama
menggabungkan modal untuk membangun proyek baru, mengembangkan
proyek yang telah ada, atau membiayaai kegiatan usaha. Keuntungan
maupun kerugian yang terjadi ditanggung bersama-sama sesuai dengan
proporsi modal masing-masing.
Dalam pengertiang lain, sukuk musyarakah adalah sertifikat nilai yang
sama yang diterbitkan untuk memobilisasi dana yang digunakan
berdasarkan persekutuan atau firma sehingga para pemegang nya menjadi
pemilik proyek atau asset berdasarkan bagian masing-masing.21
d. Sukuk Murabahah
Murabahah adalah jual beli barang pada harga asal dengan tambahan
keuntungan yang disepakati. Dalam sukuk murabahah, investor
membiayai sebagian satau seluruh harga pembelian barang yang telah
disepakati kualifikasinya dengan emiten. Sedangkan keuntungan investor
diperoleh dari selisih harga beli dari produsen dengan harga jual kepada
emiten.
21
Ibid, hal.143
35
Sukuk Murabahah lebih memungkinkan digunakan untuk hal yang
berhubungan dengan pembelian barang untuk sektor publik, misalnya
pemerintah membutuhkan barang-barang dengan harga tinggi maka
dimungkinkan membelinya dengan cara kredit dengan membayar
angsuran.22
e. Sukuk Istisna
Istisna merupakan kontrak penjualan mushtani (pembeli akhir) dan
shani (supplier), dalam akad ini shani menerima pesanan dari mushtani
yang nantinya harga ataupun spesifikasi barang yang di pesan sesuai
dengan kedua belah pihak. Ketentuan akad Istisna ini terdapat dalam fatwa
DSN-MUI No. 07/DSN_MUI/IV/2008.
Di Indonesia terdapat 2 (dua) jenis sukuk yang lazim digunakan untuk
penerbitan sukuk, yaitu sukuk ijarah dan mudharabah
B. Bagi Hasil
Sistem bagi hasil merupakan sistem dimana adanya perjanjian atau
ikatan bersama dalam melakukan kegiatan usaha. Didalam usaha tersebut
diperjanjikan adanya pembagian hasil atau keuntungan yang didapat antara
kedua belah pihak atau lebih. Didalam aturan syari’ah yang berkaitan dengan
bagi hasil harus di tentukan di muka pada awal terjadinya akad. Besarnya
22
Ibid, hal 148
36
proporsi bagi hasil ditentukan dengan kesepakatan bersama antara dan harus
terjadinya kerelaan di masing-masing pihak tanpa ada unsur paksaan.
Sesuai dengan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No. 105
tentang Akuntansi Mudharabah, terdapat 2 metode bagi hasil, yaitu dengan
bagi pendapatan (revenue sharing) dan metode bagi laba (profit sharing).
Dalam akad muamalat islam, dikenal akad mudharabah, yaitu akad
diantara pemodal dengan si pelaksana. Antara pemodal dan pelaksana harus
disepakati nisbah bagi hasil yang akan menjadi pedoman pembagian bila
usaha tersebut menghasilkan untung.23
Selain menyepakati nisbah bagi
hasil, mereka juga harus menyepakati siapa yang akan menanggung biaya,
bisa saja niaya ditanggung oleh pemodal. Bila yang disepakati adalah biaya
ditanggung oleh pelaksana maka ini berati adalah bagi penerimaan (revenue
sharing). Sedangkan bila yang disepakati adalah biaya ditanggung oleh
pemodal, maka ini adalah bagi untung (profit sharing).24
1) Profit Loss Sharing
Menurut terminologi asing (Inggris) dikenal dengan bagi hasil, dalam
kamus ekonomi diartikan pembagian laba. Secara istilah profit sharing
merupakan distribusi beberapa bagian laba pada para pegawai dalam
perusahaan. Bentuk-bentuk distribusi ini dapat berupa pembagian laba
23
Adiwarman A. Karim, Ekonomi Mikro Islam, (Jakarta: Rajagrafindo Persada, 2010),
hal.116 24
Ibid, hal.117
37
akhir, bonus prestasi, dll. Dengan demikian bagi hasil merupakan sistem
yang meliputi tatacara pembagian hasil usaha antara pemilik dana dan
pengelola dana.25
Bagi hasil adalah bentuk return dari kontrak investasi dari waktu ke
waktu, tidak pasti dan tidak tetap. Besar kecilnya perolehan kembali itu
tergantung pada hasil usaha yang benar-benar dijalankan. Jika usaha
mendapatkan keuntungan, porsi bagi hasil adalah sesuai dengan
kesepakatan awal, namun jika terjadi kerugian maka porsi bagi rugi nya
disesuaikan dengan kontribusi modal masing-masing pihak.
Profit sharing adalah perhitungan bagi hasil didasarkan kepada hasil
bersih dari total pendapatan setelah dikurangi dengan biaya-biaya yang
dikeluarkan untuk memperoleh pendapatan tersebut.
Apabila terjadi kerugian pada usaha yang dijalankan, maka invetor
tidak mendapatkan kembali modalnya secara utuh atau keseluruhan. Dan
bagi pengelola modal tidak mendapatkan upah/ hasil dari usaha yang
dijalankan.
Jika terjadi keuntungan, maka keuntungan yang didapat dari hasil
usaha tersebut akan dilakukan pembagian setelah dihitung terlebih dahulu
atas biaya-biaya oprasional yang telah dikeluarkan.
25
Muhammad, Teknik Perhitungan Bagi Hasil di Bank Syariah,(Yogyakata: UII Press,
2001),hal.47
38
2) Revenue Sharing
Revenue sharing berasal dari Bahasa Inggris yang terdiri dari dua kata
yaitu, revenue yang berarti hasil, pengahasilan, pendapatan. Sharing
adalah bentuk kata kerja dari share yang berarti bagi atau bagian.
Revenue sharing berati pembagian hasil, pengahasilan atau pendapatan.
Revenue (pendapatan) dalam kamus ekonomi adalah hasil uang yang
diterima oleh suatu perusahaan dari penjualan barang-barang (goods) dan
jasa-jasa yang dihasilkannya dari pendapatan penjualan. Dalam arti lain
revenue merupakan besaran yang mengacu pada perkalian antara jumlah
out put yang dihasilkan dari kegiatan produksi dikalikan dengan harga
barang atau jasa dari suatu produksi. Di dalam revenue terdapat unsur-
unsur yang terdiri dari total biaya (total cost) dan laba (profit).
Bagi hasil secara umum dilakukan dalam empat akad, yaitu:
musyarakah, mudharabah, muszara’ah dan musaqah. Ada pun akad yang
paling sering digunakan adalah musyarakah dan mudharabah, sedangkan
akad muzara’ah dan musaqah digunakan khusus untuk pembiayaan
pertanian oleh bank islam.26
Dengan begitu bagi pendapatan dihitung dari total pendapatan
pengelolaan mudharabah sedangkan bagi laba dihitung dari pendapatan
26
Syafi’i Antonio,Bank Syariah:Dari Teori Ke Praktik,Cet-1, hal.90
39
setelah dikurangi beban yang berkaitan dengan pengelolaan dana
mudharabah.
Pada dasarnya dua metode bagi hasil tersebut digunakan dalam pola
bagi hasil penerbitan obligasi syariah atau sukuk di pasar modal
indonesia.
C. Laba
Laba adalah selisih lebih hasil penjualan dari harga pokok dan biaya
oprasional. Kalangan ekonomi mendefinisikan laba sebagai selisih antara total
penjualan dengan total biaya. Total penjualan yakni harga barang yang dijual,
dan total biaya oprasional adalah biaya yang dikeluarkan dalam penjualan,
yang terlihat dan tersembunyi. Karena perniagaan berati jual beli dengan
tujuan mencari keuntungan, maka keuntungannya merupakan tujuan yang
mendasar, bahkan merupakan tujuan asli dari perniagaan. 27
Laba atau keuntungan dapat didefinisikan dengan dua cara. yang
pertama Laba dalam ilmu ekonomi murni didefinisikan sebagai peningkatan
kekayaan seorang investor sebagai hasil penanam modalnya, setelah dikurangi
biaya-biaya yang berhubungan dengan penanaman modal tersebut (termasuk
didalamnya biaya kesempatan). Sementara itu, laba dalam akuntansi
didefinisikan sebagai selisih antara harga penjualan dengan biaya produksi.
27
Abdullah Almuslih dan Shalah Ash Shawi, Fiqh Ekonomi Keuangan Islam, (Jakarta: Darrul
Haq,2004), Cet-1, hal 78
40
Laba merupakan elemen yang paling menjadi perhatian pemakai
karena angka laba diharapkan cukup kaya untuk merepresentasi kinerja
perusahaan secara keseluruhan.28
Laba usaha adalah pendapatan perusahaan dikurangi biaya eksplisit
atau biaya akuntansi perusahaan.29
Laba usaha berbeda dengan ekonomi, yaitu
pendapatan perusahaan dikurangi dengan biaya eksplisit dan biaya implisit.
D. Dasar hukum penerbitan sukuk
a. Bapepam dan LK
Keputusan Ketua Bapepam- LK Nomor KEP-181/BL/2009
b. Undang-undang dan pemerintah
1. Undang-undang nomer 19 tahun 2008 tentang surat berharga syariah
negara
2. Peraturan Pemerintah Nomer 56/2008 tentang perusahaan penerbit SBSN
3. Peraturan Pemerintah Nomer 57/2008 tentang pendirian perusahaan
penerbit SBSN Indonesia
4. Peraturan Menteri Keuangan Nomer 118/2008 tentang penerbitan dan
penjualan SBSN dengan cara bookbuilding di Pasar Perdana Dalam Negeri.
28
www.wikipedia.org. Diakses pada tanggal 10 september 2015
29
Salvatore, Dominick, Ekonomi Manajerial dalam Perekonomian Global, (Jakarta:
Ssalemba Empat , 2005, hal 14
41
c. Fatwa DSN-MUI
1. Fatwa tentang obligasi syariah ( Fatwa DSN-MUI No. 32/DSN-
MUI/2002)
Fatwa No. 32 menjelaskan beberapa hal antara lain mengenai
akad-akad yang dapat digunakan dalam penerbitan obligasi syariah
dan pendapatan yang dibagi hasilkan kepada pemegang obligasi
syariah. Akad-akad yang dapat digunakan dalam penerbitan obligasi
syariah antara lain akad Mudharabah, Musyarakah, Murabahah,
Salam, Istisna, dan Ijarah. Namun demikian, secara praktik
penerbitan sukuk di Indonesia baru menggunakan 2 (dua) akad yaitu
akad Ijarah dan Mudharabah.
Selanjutnya, pendapatan yang dibagi hasilkan oleh emiten
kepada pemegang obligasi syariah mudharabah harus bersih dari
unsur non halal. Disamping itu, pendapatan (hasil) yang diperoleh
pemegang obligasi syariah harus dengan susai dengan akad yang
digunakan.30
2. Obligasi syariah mudharabah (Fatwa DSN-MUI No. 33/DSN-
MUI/2002).
30 Kajian Tentang Ftwa DSN-MUI Mengenai Penerapan Prinsip Syariah Di Bidang Pasar
Modal, oleh Tim Kajian Kementrian Keuangan Republik Indonesia BAPEPAM Dan LK tahun 2011, hal. 20
42
Substansi fatwa No. 33 hampir sama dengan fatwa No.32
tentang obligasi syariah. Namun demikian, terdapat beberapa
substansi yang tidak diungkapkan dalam fatwa No. 32 tersebut antara
lain mengenai nisbah keuntungan dalam obligasi syariah
mudharabah, pembagian pendapatan (hasil) kepada pemegang
obligasi syariah mudharabah, pengawasan aspek syariah terhadap
obligasi syariah mudharabah, dan kewajiban emiten jika melanggar
perjanjian dalam penerbitan obligasi syariah mudharabah.31
Nisabah keuntungan dalam obligasi syariah mudharabah
ditentukan sesuai kesepakatan, sebelum penerbitan obligasi syariah
mudharabah. Selanjutnya pembagian pendapatan (hasil) dapat
dilakukan secara periodik sesuai kesepakatan dengan ketentuan pada
saat jatuh tempo.
3. Fatwa No. 40/DSN-MUI/X/2003 tentang pasar modal dan pedoman
umum penerapan prinsip syariah di bidang pasar modal.
.
31Ibid, hal. 21
43
d. Landasan Al-Qur’an dan Hadis
1. Firman Allah SWT, QS. Al-Ma’idah [5]:132
ببلعقىديبايهبالذين ءامنىا اوفىا
“Hai orang – orang yang beriman, penuhilah akad-akad itu”
2. Firman Allah SWT, QS. Al-Isra’ [17]: 3433
واوفىا ببلعهد ان العهد كبن مسئىال“……dan penuhilah janji; Sesungguhnya janji itu pasti diminta
pertanggungan jawabnya.”
3. Hadis Nabi SAW:
“Perjanjian boleh dilakukan di antara kaum muslimin kecuali
perjanjian yang mengharamkan yang halal atau menghalalkan yang
haram; dan kaum muslimin terikat dengan syarat-syarat mereka
kecuali syarat yang mengharamkan yang halal atau menghalalkan
yang haram.”(HR.Tirmidzi)
4. Hadis Nabi SAW:
“Ada tiga hal yang mengandung berkah: jual beli tidak secara
tunai, muqaradah (mudaharabah), dan mencampur gandum untuk
keperluan rumah tangga, bukan untuk dijual.” (HR: Ibnu Majah)
32Sukuk dalan Pengkajian Ekonomi Islam, diakses pada 3 November 15 dari.
https://hanialfarouqy.wordpress.com/
33 ibid
44
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Metode Penelitian
1. Pendekatan dan jenis penelitian
Pendekatan kuantitatif, penelitian Kuantitatif beranjak dari pradigma
ilmu bahwa satu-satunya kenyataan yang dikontruksikan oleh individu
adalah apa yang telihat dalam penelitian.1 Kebenaran ilmiah pada
prinsipnya dibangun dari sejumlah kenyataan dan fakta.2
Karena dalam penelitian ini akan menganalisis laporan pendapatan
bagi hasil Sukuk Mudharabah dan laporan keuangan periode September
2007 - Juni 2015 yang menjadi sampel penelitian ini dan peneliti
menggunakan data kuantitatif yang diperoleh dari hasil menghitung. Data
yang telah diperoleh akan diinterpretasikan dalam bentuk pemaparan dan
analisis sehingga dapat memberikan kesimpulan pada penelitian ini.
1Agus Salim, Teori dan Pradigma Penelitian Sosial, (Yogyakarta: Tiara Wacana, 2000)
hal.35 2Noeng Muhadjir , Meteodologi Penelitian Kuantitatif, ( Yogyakarta: Rake Serasin, 2000)
hal.5
45
2. Jenis data dan Sumber data
a. Data Sekunder
Merupakan sumber data yang tidak langsung Penelitian ini
menggunakan data sekunder yaitu laporan pendapatan bagi hasil sukuk
mudharabah yang diperoleh dari PT Adhi Karya Tbk periode 2012- per
Juni 2015
b. Sumber Data
Dalam peneltin ini, data-data yang digunakan bersumber dari:
a. Laporan pendapatan bagi hasil PT. Adhi Karya Pertriwulan
periode 2007 s/d juni 2015
b. Laporan keuangan PT. Adhi Karya Pertriwulan periode
september 2007 s/d juni 2015
c. Laporan tahunan PT. Adhi Karya
d. Media komunikasi: website BEI, website Adhi, blog, dan
sebagainya.
3. Teknik Pengumpulan Data
Data yang digunakan pada penelitian ini adalah data sekunder yang
berupa laporan keuangan dan laporan bagi hasil sukuk mudharabah yang
didapat langsung dari Corporate Secretary PT Adhi Karya Tbk. Teknik
yang digunakan dalam pengumpulan data yaitu dengan mendpatkan
46
langsung dari Corporate Secretary PT Adhi Karya Tbk dengan menunggu
selama 1 bulan.
B. Variabel Penelitian
Variabel merupakan simbol atau konsep yang diasumsikan
seperangkat nilai.3 Variabel dalam penelitian ini ada dua, yaitu variabel
bebas (X), dan variabel terikat (Y). Variabel bebas adalah variabel yang
dapat mempengaruhi perubahan dalam variabel terikat dan mempunyai
hubungan positif atau negatif. Pada penelitian ini variabel bebasnya adalah
pendapatan sukuk mudharabah
Variabel terikat adalah variabel yang dipengaruhi oleh variabel
bebas. Atau yang menjadi akibat karena adanya variabel bebas.4 Dan pada
penelitian ini variabel terikatnya adalah laba usaha.
C. Teknik analisis data
Teknik analisa data yang digunakan yaitu menggunakan alat ukur
korelasi dan regrei sederhana. Data kuantitatif di tampilkan dalam bentuk
table dan grafik. Sedangkan data kualitatif berupa artikel dan analisis
dokumen digunakan untuk menunjukan fakta yang ada pada data kuantitatif.
3Ety Rochaety, dkk, Metodologi Penelitian Bisnis Dengan Aplikasi SPSS, (Jakarta : Mitra
Wacana Media, 2009), hal.11 4Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif R&D, (Bandung : Alfabeta, 2008) , hal.39
47
Alat analisis yang digunakan pada penelitian ini adalah analisis regresi
linier berganda dengan program SPSS 20 karena kemudahan penggunaanya.
Beberapa langkah yang dilakukan dalam analisis ini aadalah:
a) Uji Normalitas data
Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi
variabel terikat dan bebas keduanya terdistribusi normal atau tidak. Model
regresi yang baik adalah memiliki distribusi data normal atau mendekati
normal.5
Untuk mengetahui apakah data normal atau tidak maka dapat dideteksi
dengan menggunakan beberapa metode, yaitu:
1) Kurva Normal P-Plot (normality probability plot)
Melalui kurva P-Plot, distribusi variabel dikatakan normal
apabila data (titik) menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti
arah garis diagonal.6 Jika data itu tejadi maka model regresi
memenuhi asumsi normalitas. Tetapi jika data menyebar jauh dari
garis diagonal makan model regresi tidak memenuhi asumsi
normalitas.
2) Kolmogorov-Smirnov (K-S)
5 Bhuono Agung, Strategi Jitu Memilih Metode Statistik Penelitian Dengan SPSS, (Yogyakarta:
Penerbit Andi, 2009), hal.18 66
Ibid, hal.24
48
Untuk mengetahui distribusi data noemal, maka dapat dilihat melalui
nilai probabilitas atau Asym. Sig (2-Tailed). Nilai ini dibandingkan
dengan 0,05 untuk pengambilan keputusan menggunakan pedoman:7
- Nilai Sig atau signifikansi atau nilai probabilitas < 0.05,
distribusi data dikatakan tidak normal.
- Nilai Sig atau signifikansi atau probabilitas > 0,05, distribusi
data dikatakan normal.
b) Uji korelasi
Analisis korelasi mencoba menyelidiki adanya hubungan dua peubah
atau lebih dan bila ada, mengukur tingginya derajat hubungan tersebut
melalui sebuah bilangan yang disebut koefisien korelasi. Analisis korelasi
tidak mempertimbangakan hubungan sebab akibat peubah-peubah itu.8
Hubungan peubah acak X dan Y yang membentuk garis lurus disebut
korelasi linier. Arah hubungan ini dapat bernilai positif, negatif atau nol.
Kita mendefinisikan koefisien korelasi sebagai hubungan antara peubah X
dan Y yang biasa dilambangkan dengan r.9 Disebut berkorelasi bila dua
peubah itu cenderung berubah dalam arah yang sama. Dan disebut
7 Agus Eko Sujianto, Aplikasi Statistik Dengan SPSS 16.0, (Jakarta: Prestasi Pustaka Publisher),
2009, hal. 80 8Yusuf Wibisono, Metode Statistik, (Yogyakarta: Gajah Mada University Press, 2009),
hal.581
9 Ibid, hal.581
49
berkorelasi negatif bila dua peubah itu cenderung berubah ke arah yang
berlawanan.
Tabel 3.1 Interpretasi Nilai r
Interval Koefisien Tingkat Hubungan
0,80 - 1,000 Sangat Kuat
0,60 - 0,799 Kuat
0,40 - 0,599 Cukup Kuat
0,20 - 0,399 Rendah
0,00 - 0,199 Sangat Rendah
Sumber : Haryadi dalam buku SPSS vs LISREL
c) Uji regresi sederhanana
Regresi adalah teknik analisis yang mencoba menjelaskan bentuk
hubungan antara dua perubahan atau lebih khususnya hubungan antara
peubah-peubah yang mengandung sebab akibat.10
Yang dimaksud regresi linier sederhana adalah analisis linier dengan
jumlah variabel pengaruhnya hanya satu.11
Regresi linier sederhana adalah
metode statistik yang digunakan untuk menguji pengaruh variabel
10
Ibid, hal.529
11
Tukiran Taniredja dan Hidayati Mustafidah, Penelitian Kuantitatif, hal.87
50
independent terhadap variabel dependent. Rumus regresi linier
sederhana:12
Y= a+ Bx
Keterangan:
Y = Laba Usaha
a = Konstanta
b = Angka Koefisien dari laba usaha
X = Nilai Pendapatan Sukuk Mudharabah
d) Uji Hipotesis
I. Uji Signifikansi Simultan (Uji Statistik F)
Uji F yaitu uji digunakan untuk menguji apakah semua variable
independen dalam model regresi secara bersama-sama berpengaruh
terhadap variable dependen.13
Kriteria pengujian ditetapkan sebagai
berikut:
Jika F hitung < F tabel, maka variable-variabel independen tidak
memiliki pengaruh secara simultan terhadap variable dependen.
12
Josep Supranto, Statistik, Teori dan Aplikasi, edisi keenam,( Jakarta: Erlangga, 2001),
hal..78 13
Duwi Priyatno, Analisis Korelasi, Regresi dan Multivariat dengan SPSS, (Jakarta: Gava
Media, 2013), hal.48
51
Jika F hitung > F tabel, maka variable-variabel independen memiliki
pengaruh secara simultan terhadap variable dependen.
Selain itu uji F juga dapat dilakukan dengan melihat nilai signifikansi
dengan significant level 0,05 (α = 5%). Jika nilai dsignifikansi > 0,05,
maka hipotesis ditolak yang berarti variable-variabel independen tidak
memiliki pengaruh secara simultan terhadap variable dependen,
sedangkan jika nilai signifikansi < 0,05, maka hipotesis diterima yang
berarti variable-variabel independen memiliki pengaruh secara
simultan terhadap variable dependen
II. Uji Signifikansi Parameter Individual (Uji Statistik t)
Uji t dilakukan untuk menunjukan seberapa signifikan pengaruh
variable independen secara individual terhadap variable dependen.14
Kriteria pengujian ditetapkan sebagai berikut:
Jika t hitung < t tabel, maka variable independen tidak memiliki
pengaruh secara parsial terhadap variable dependen.
Jika t hitung > t tabel, maka variable independen memiliki pengaruh
secara parsial terhadap variable dependen.
Selain itu uji t juga dapat dilakukan dengan melihat nilai
signifikansi dengan significant level α/2 = 0,05/2, α = 0,025 (uji dua
14
Ibid, hal.50
52
arah). Jika nilai signifikansi > 0,025, maka hipotesis ditolak yang
berarti variable independen tidak memiliki pengaruh secara parsial
terhadap variable dependen, sedangkan jika nilai signifikansi <
0,025, maka hipotesis diterima yang berarti variable independen
memiliki pengaruh secara parsial terhadap variable dependen.
III. Uji Koefisien Determinasi (R2)
Koefisiensi determinasi digunakan untuk mengetahui seberapa
besar prosentase sumbangan pengaruh variable independen secara
serentak terhadap variable dependen.15
Nilai koefisiensi determinasi
adalah antara nol dan satu. Nilai R2 yang kecil menandakan
kemampuan variable independen dalam menjelaskan variable
dependen sangat terbatas, sedangkan nilai R2 yang mendekati satu
menandakan variable independen memberikan hampir semua
informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variable dependen
15
Duwi Priyatno, Analisis Korelasi, Regresi dan Multivariat dengan SPSS,), hal.73
53
54
BAB IV
PROFIL PERUSAHAAN DAN PEMBAHASAN
A. Profil Perusahaan
1. Sejarah Singkat PT. Adhi Karya
ADHI dimulai pada tanggal 11 Maret 1960 ketika Menteri Pekerjaan
Umum menetapkan Architecten-Ingenicure-en Annemersbedrijf Associatie
Selle en de Bruyn, Reyerse en de Vries N.V. (Assosiate N.V.) merupakan
Perusahaan milik Belanda yang menjadi cikal bakal pendirian ADHI hingga
akhirnya dinasionalisasikan dan kemudian ditetapkan sebagai PN Adhi Karya
pada tanggal 11 Maret 1960. Nasionalisasi ini menjadi pemacu pembangunan
infrastruktur di Indonesia. Berdasarkan pengesahan Menteri Kehakiman
Republik Indonesia, pada tanggal 1 Juni 1974, ADHI berubah status menjadi
Perseroan Terbatas. Hingga pada tahun 2004 ADHI telah menjadi perusahaan
konstruksi pertama yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.1
Status Perseroan ADHI sebagai Perseroan Terbatas mendorong ADHI
untuk terus memberikan yang terbaik bagi setiap pemangku kepentingan pada
masa perkembangan ADHI maupun industri konstruksi di Indonesia yang
semakin melaju.
1Profil perusahaan, diakses pada 23 oktober 2015 dari http://www.adhi.co.id/about-
adhi/company-profile
55
Adhi karya membagi kegiatan usahanya menjadi tiga bagian yaitu:
Pertama Jasa Konstruksi, adhi mengklarifikasi Jasa Konstruksi proyek
mejadi dua kelompok yaitu:
a. Proyek Infrastruktur
Terdiri dari proyek-proyek infrastruktur seperti jalan, jembatan, irigasi,
pembangkit listrik, pelabuhan dan lain-lain.
b. Proyek Bangunan
Terdiri dari proyek lain yang berhubungan dengan bangunan seperti hotel dan
gedung perkantora, pembangunan fasilitas umum seperti rumah sakit dan
sekolah., bangunan komersial, perumahaan, industri dan manufaktu, pekerjaan
mekanial dan elektrikal pada bangunan dan industri, transmisi listrik dan gardu,
otomatisasi bangunan, kekuasaan tanaman, AC dan sistem suara, radio
telekomunikasi, dan instrumentasi dan perpipaan.
Kedua EPC, yang merupakan extended busines Adhi, adalah perluasan
bayanan bisnis konstruksi yang dipilih karena bisnis ini masih sangat terkait dengan
bisnis inti Perseroan EPC yang telah dimulai sejak tahun 2002. Awalnya merupakan
bagian dari konstruksi, sejalan dengan perkembangan usaha Adhi menjadikan EPC
bidang usaha tersendiri. EPC merupakan pengembangan dari bisnis kontraktor adhi.
Ketiga Investasi, merupakan expanded business yang dipilih oleh Adhi. Bisnis
ini mempunyai value creation yang tinggi, walaupun untuk masuk dalam bisnis ini
mempunyai tantangan yang cukup berat karena dibutuhkan pola pikir yang lebih
jangka panjang, dan syarat kompentensi yang berbeda dengan yang telah dimiliki
56
perseroa. Dengan memasuki bidang investasi, diharapkan adhi dapat menciptakan
bisnis EPC dan konstruksi sendiri. Tentunya selain mendapatkan keuntungan dari
bisnis investasinya. Dalam bisnis ini, adhi membatasu hanya terjun ke bidang
investasi yang dekat dengan bidang kosntruksi saja.2
Adhi karya tidak tidak berkerja sendirian, namun memiliki 3 (tiga) anak
perusahaan untuk menjalankan proyek-proyeknya, yaitu:3
a. Adhi Persada Properti bergerak di bidang developer/pengembang properti
untuk bangunan-bangunan tingkat tinggi seperti apartemen, hotel,
condotel dan office tower termasuk pengelolaan properti. Dan
kepemilikan persentase perseroan sebesar 97,93%.
b. Adhi Persada Beton (APB) bergerak di bidang perindustrian, ekspor-
impor, dan perdagangan beton pracetak serta kegiatan usaha terkait.
APB didirikan pada tanggal 10 desember 2013, dan aktif beroprasi
tanggal 2 januari 2014. Dan persentase kepemilikan perseroan sebesar
99%.
c. Adhi Persada Gedung bergerak di bidang jasa konstruksi khususnya
konstruksi bangunan bertingkat/ high rise building. Dan persentase
kepemilikan perseroan sebesar 99%.
2. Visi dan Misi Perusahaan4
2Ibid
3Perusahaan Grup dan Afiliasi, diakses tanggal 26 oktober 2015 dari. http://www.adhi.co.id
57
Seiring dengan tantangan yang harus dihadapi khususnya pada bidang jasa
konstruksi dan adanya tuntutan bahwa perusahaan harus selalu melakukan value
creation demi meingkatkan firm value maka visi dan misi adhi yaitu:
Visi 2015 “menjadi perusahaan konstruksi terkemuka di Asia Tenggara”.
Misi 2015 terdiri dari beberapa point, yaitu:
Berkinerja berdasarkan atas peningkatan corporate value secara
incorporated
Melakukan proses pembelajaran (learning) dalam mencapai pertumbuhan
(peningkatan corporate value).
Menerapkan corporate culture yang simple tapi Membumi/dilaksanakan
(down to earth).
Proaktif melaksanakan lima lini bisnis secara profesional, governance,
mendukung pertumbuhan perusahaan.
Partisipasi aktif dalam Program Kemitraan dan Bina Lingkungan (PKBL)
dan Corporate Social Responsibility (CSR) seiring pertumbuhan
perusahaan.
3. Struktur Organisasi Adhi Karya5
4 Visi dan misi perusahaan, diakses tanggal 26 Oktober 2015 dari http://www.adhi.co.id
5 Struktur organisasi, diakses tanggal 26 oktober 2015 dari http://www.adhi.co.id
58
Gambar 4.1 Struktur Organisasi
Sumber : //www.adhi.co.id
Keterangan :
- Direktur utama : Ir. Kiswodarman
- Direktur I : Ir. Supardi, MM.
- Direktur II : Ir. B.E.P. Adji Satmoko, MM
- Direktur III : Ir. Djoko Prabowo
- Direktur IV : Ir. Giri Sudaryono
- Direktur V : Ir. Pundjung Setya Brata
- Sekertaris : Ki Syahgolang Permata
59
4. Sukuk Mudharabah PT Adhi Karya Tbk
Sukuk mudharabah PT Adhi Karya adalah surat berharga jangka
panjang yang memakai prinsi syariah yang diterbitkan oleh PT Adhi Karya
(emiten) kepada pemegang sukuk. Surat berharga jangka panjang ini
menggu kana akad mudharabah sebagai pondasi syariahnya. Oleh karena
itu perusahaan wajib membayarkan bagi hasil sesuai nisbah yang sudah
disepakati dalam akad, dan membayar kembali sukuk mudharabah setlah
jatuh tempo.6
Namun secara teknis sistem mudharabah yang dilaksanakan oleh Adhi
belum sesuai dengan ketemtuan syariah. Karena dari bagi hasil yang
diberikan oleh perusahaan kepada investor besarannya flat, seharusnya
fluktuatif sesuai dengan pendapatan yang diterima.
6Ki Syahgolang, Corporate Secretary PT Adhi Karya Tbk, Wawancara Pribadi, Jakarta: 22
Oktober 2015
60
Gambar 4.27
Skema Sukuk Mudharabah PT Adhi Karya
a
b
Sumber: prospektus sukuk mudharabah tahun 2007
keterangan:
a. Berdasarkan akad mudharabah yang ada di dalam perjanjian
perwaliamanatan sukuk, perseroan menerima dana sukuk dari pemegang
sukuk.
b. Perseroan akan menggunakan dana sukuk tersebut untuk modal kerja
termasuk untuk penyelasaian proyek-proyek yang sedang dan akan
dikerjakan oleh perseroan.
Sukuk ini dijamin dengan piutang / tagihan perseroaan baik yang
sudah ada maupun yang akan timbul dikemudian hari yang bersal dari proyek-
7Keterangan Tentang Sukuk dalam Prospektus Sukuk Mudharabah ,(Jakarta: PT adhi Karya
TBk Tahun 2007), hal.215
Pemegang Sukuk
Perseroan Proyek-proyek
61
proyek yang dilaksanakan perseroan dengan nilai proyek minimal 125% dari
dana sukuk.
5. Sistem Penentuan Bagi Hasil Pada Sukuk Mudharabah
a. Ketentuan Pendapatan Bagi Hasil
Sukuk ini memberikan pendapatan bagi hasil dengan ketentuan sebagai
berikut:8
- Perseroan diwajibkan untuk membayar kepada pemegang sukuk
sejumlah pendapatan bagi hasil setiap 3 (tiga) bulan sejak emisi yaitu
setiap pembayaran pendapatan bagi hasil.
- Pendapatan bagi hasil yang harus dibayar oleh perseroan kepada
pemegang sukuk pada tanggal pendapatan bagi hasil dihitung
berdasarkan perkalian antara pendapatan yang dibagi hasilkan dengan
nisbah pemegang sukuk
- Pendapatan yang dibagi hasilkan diambil dari laba kotor setelah
proyek kerjasama atas penjualan usaha jasa konstruksi sehubungan
dengan salah satu atau lebih proyek yang dijadikan dasar untuk
perhitungan sesuai dengan perjanjian perwaliamatan sukuk.
- Besarnya nisbah pemegang sukuk adalah 73,05 % dan 63,28125%
8 Ibid, hal.217
62
- Pemegang sukuk yang berhak mendapatkan pembayaran pendapatan
bagi hsail adalah pemegang sukuk yang namanya tercatat dalam daftar
pemegang rekening.
- Dengan demikian jika terjadi transaksi setelah tanggal penentuan
pihak yang berhak memperoleh pendapatan bagi hasil tersebut, maka
pihak yang menerima pengalihan sukuk tersebut tidak berhak atas
pendapatan bagi hasil pada periode pendapatan bagi hasil yang
bersangkutan.
- Tanggal-tanggal pembayaran pendapatan bagi hasil sebagai berikut:
Tabel 4.1 Tanggal Pembayaran Bagi Hasil Sukuk Mudharabah
Tahap I
Bagi hasil ke Tanggal pembayaran Bagi hasil ke Tanggal pembayaran
1 06-Sep-07 11 06-Mar-10
2 06-Sep-07 12 06-Jun-10
3 06-Mar-08 13 06-Sep-10
4 06-Jun-08 14 06-Des-10
5 06-Sep-08 15 06-Mar-11
6 06-Des-08 16 06-Jun-11
7 06-Mar-09 17 06-Sep-11
8 06-Jun-09 18 06-Des-11
63
9 06-Sep-09 19 06-Mar-12
10 06-Des-09 20 06-Jun-12
Sumber: laporan bagi hasil sukuk mudharabah Adhi
Tabel 4.2 Tanggal Pembayaran Bagi Hasil Sukuk Mudharabah
berkelanjutan I
Bagi hasil ke Tanggal pembayaran Bagi hasil ke Tanggal pembayaran
1 03-Okt-12 11 03-Apr-15
2 03-Jan-13 12 03-Jul-15
3 03-Apr-13 13 03-Okt-15
4 03-Jul-13 14 03-Jan-16
5 03-Okt-13 15 03-Apr-16
6 03-Jan-14 16 03-Jul-16
7 03-Apr-14 17 03-Okt-16
8 03-Jul-14 18 03-Jan-17
9 03-Okt-14 19 03-Apr-17
10 03-Jan-15 20 03-Jul-17
Sumber: laporan bagi hasil sukuk mudharabah Adhi
64
Tabel 4.3 Tanggal Pembayaran Bagi Hasil Sukuk Mudharabah
berkelanjutan tahap II
Bagi hasil
ke
Tanggal pembayaran Bagi hasil ke Tanggal pembayaran
1 15-Jun-13 11 15-Des-15
2 15-Sep-13 12 15-Mar-16
3 15-Des-13 13 15-Jun-16
4 15-Mar-14 14 15-Sep-16
5 15-Jun-14 15 15-Des-16
6 15-Sep-14 16 15-Mar-17
7 15-Des-14 17 15-Jun-17
8 15-Mar-15 18 15-Sep-17
9 15-Jun-15 19 15-Des-17
10 15-Sep-15 20 15-Mar-18
Sumber: laporan bagi hasil sukuk mudharabah Adhi
b. Penentuan Imbalan Pendapatan Sukuk Mudharabah Untuk
Pemeganag Sukuk
Berikut ini data-data pendapatan bagi hasil yang diperoleh pemegang
sukuk sejak pertama bagi hasil:
65
Tabel 4.4
Pendapatan Bagi Hasil Per Triulan Untuk Investor
Bagi Hasil
Tahap I Rp. 3.437.500.000
Berkelanjutan I Rp. 2.922.000.000
Berkelajutan II RP. 2.531.250.000
Sumber: laporan bagi hasil sukuk mudharabah Adhi
Berdasarkan data yang telah ada, untuk pendapatan bagi hasil per
tiga bulan yang diperoleh pemegang sukuk tahap I yaitu sebesar Rp
3.437.500.000 dari nisbah bagi hasil untuk investor sebesar 76,39% dari
jumlah pendapatan yang dibagi hasilkan, sedangkan pada berkelanjutan I
investor mendapat bagi hasil sebesar Rp 2.922.000.000 dari nisbah bagi hasil
untuk investor sebesar 73.05% , dan berkelanjutan II investor mendapat bagi
hasil Rp 2.531.250.000 dari nisbah 63,281% .
c. Penentuan Bagi Hasil untuk Perusahaan
Tabel 4.5
Pendapatan Sukuk Mudharabah untuk Perusahaan
66
Bagi Hasil
Tahap I Rp. 1.062.500.000
Berkelanjutan I Rp. 1.078.000.000
Berkelajutan II Rp. 1.468.570.000
Sumber: laporan bagi hasil sukuk mudharabah Adhi
Berdasarkan dari data di atas untuk pendapatan bagi hasil per triwulan
yang diperoleh oleh PT Adhi Karya yaitu sebesara Rp 1.062.500.000 dari
nisbah bagi hasil sebesar 23,61 % dari jumlah yang dibagi hasilkan Rp
4.500.000.000 dari sukuk mudhrabah tahap I, pada berkelanjutan I perusahaan
mendapatkan Rp 1.078.000.000 dari nisbah bagi hasil 26,95% , dan
berkelanjutan II perusahaan mendapatkan Rp 1.468.750.000 dari nisbah
36.72%
Dilihat dari besarnya pendapatan yang dibagi hasilkan itu tetap setiap
periodenya, karena sudah ditentukan pada awal akad, namun pendapatan
keseluruhan dari sukuk mudhrabah ini berbeda-beda setiap periodenya
B. Analaisis Pengaruh Pendapatan Sukuk Mudharabah Terhadap Laba
Usaha PT Adhi Karya
67
1. Deskriptif Variabel
a) Pendapatan Sukuk
Data pendapatan sukuk PT Adhi Karya Tbk per triwulan dari
september 2007 sampai dengan juni 2015 dapat dilihat pada tabel dibawah
ini:
Tabel 4.6 Pendapatan Sukuk dan Laba Usaha
tahun 2007- per Juni 2015 (dalam ribuan)
Waktu Pendapatan
Sukuk
Laba Usaha Waktu Pendapatan
Sukuk
Laba Usaha
Sep-07 7169000 213003000 Sep-11 11939861 182936216
Des-07 12171000 291094000 Des-11 12540725 413544078
Mar-08 15480000 70797000 Mar-12 12757738 33644064
Jun-08 15892000 153591000 Jun-12 14195981 102738209
Sep-08 16461000 52161000 Sep-12 14470737 241052179
Des-08 16599000 367908000 Des-12 5886490 511841394
Mar-09 17134000 16.791.000 Mar-13 7583472 63687918
Jun-09 21315000 59.614.000 Jun-13 17797512 210948401
Sep-09 20864000 129454000 Sep-13 46369481 405441335
Des-09 20322000 536819000 Des-13 51656472 714364642
Mar-10 8150000 31635494 Mar-14 35258234 85578168
Jun-10 6777000 75163947 Jun-14 34855085 206749033
Sep-10 7655000 187166981 Sep-14 35998123 351799778
Des-10 8551042 428132812 Des-14 38239492 738266665
68
Mar-11 10018124 32685369 Mar-15 14049318 80270451
Jun-11 10681048 102560547 Jun-15 16239792 229444380
Sumber : laporan bagi hasil dan laporan keuangan Adhi Karya
Dilihat dari data diatas, pendapat sukuk mudhrabah mulai dari awal
penerbitan yaitu september 2007 sampai akhir desember 2009 selalu
mengalami peningkatan, namun pada tahun 2010 terjadi penurunan
pendapatan yang sangat signifikan, ini dikarenakan adanya dampak krisis
global. Namun setelah tahun tersebut pendapatan sukuk mulai mengalami
peningkatan kembali karenan banyaknya proyek yang memberikan hasil
positif, sehingga sampai juni 2015 terus mengalami peningkatan.
b) Laba Usaha
Perkembangan kemampuan perusahaan mencetak laba usaha per tahun
dapat di lihat pada tabel dibawah ini.
Tabel 4.7 Laba Usaha Tahunan
(dalam ribuan)
Tahun Laba Usaha
Des-07 291094000
Des-08 367908000
Des-09 536819000
Des-10 428132812
Des-11 413544078
69
Des-12 511841394
Des-13 714364642
Des-14 738266665
Sumber : laporan tahunan PT Adhi Karya
Dapat dilihat laba usaha yang dihasilkan PT Adhi Karya dari 2007 –
desember 2009 mengalami kenaikan, namun pada tahun 2010 dan 2011,
mengalami penurunan namun tidak signifikan, setelah itu tahun 2012
sampai tahun 2014 laba usaha yang didapat mulai naik kembali ke arah
yang positif dan terus bertambah.
2. Uji Normalitas
Uji normalitas digunakan untuk mengkur apakah variabel-variabel
yang digunakan dalam penelitian berdistribusi normal atau mendekai normal,
atau bahkan tidak normal.
Untuk mengetahui apakah data normal atau tidak maka dapat dideteksi
dengan kurva P- Plot, dimana dikatakan normal atau mendekati normal
Melalui kurva P-Plot, distribusi variabel dikatakan normal apabila data (titik)
menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal.
70
Gambar 4.3
Tabel 4.8
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardize
d Predicted
Value
N 32
Normal Parametersa,b
Mean 22877760659
3,7500600
Std.
Deviation
69634993527,
67830000
Most Extreme
Differences
Absolute ,116
Positive ,116
Negative -,082
Kolmogorov-Smirnov Z ,656
Asymp. Sig. (2-tailed) ,783
71
Dilihat dari kurva P-Plot data berada disekitar garis diagonal. Berarti data
berdistribusi secara normal dan di lihat pada tabel diatas nilai signifikan >
0,05 . ini berarti menunjukan bahwa data tersebut berdistribusi normal . dapat
dikatakan data memenuhi uji normalitas data.
3. Uji Korelasi
Uji korelasi mencoba menyelidiki adanya hubungan antara variabel
independen dan dependen , mengukur tingginya derajat hubungan tersebut
melalui sebuah bilangan yang disebut koefisien korelasi.
Tabel 4.9
Correlations
pendapatan
sukuk
laba usaha
pendapatan sukuk
Pearson Correlation 1 ,494**
Sig. (1-tailed) ,002
N 32 32
laba usaha
Pearson Correlation ,494**
1
Sig. (1-tailed) ,002
N 32 32
**. Correlation is significant at the 0.01 level (1-tailed).
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
72
Dari hasil uji korelasi sederhana (r) pada tabael ... di atas, diketahui
bahwa nilai r = 0,494 . Artinya hubungan antara variabel X dan variabel Y
adalah 0,494. Hal ini menunjukan hubungan yang cukup kuat antara variabel
X ( Pendapatan Sukuk ) dan variabel Y (Laba Usaha) PT Adhi Karya Tbk .
Dari hasil korelasi tersebut, dapat diketahui sumbangan variabel x
adalah sebesar : KP : r2 x 100% = 0,494 x 100% = 24,40 %
Artinya sumbangan 24,40 % untuk variabel Y dari variabel X, sisanya
75,60% ditentukan oleh variabel lain yang tidak dijelaskan pada pembahasan
ini.
4. Uji Regresi Linier Sederhana
Berikut ini adalah hasil penghitungan statistik dengan menggunakan
SPSS 20 untuk menentukan persamaan regresi linier sederhana dari pengaruh
Pendapatan Sukuk Mudahrabah Terhadap Laba Usaha PT Adhi Karya.
Tabel 4.10 Hasil Uji t Hitung
Coefficientsa
Model Unstandardized Coefficients Standardized
Coefficients
t Sig.
B Std. Error Beta
1
(Constant) 7894349244
8,830
5718359762
9,907
1,381 ,178
pendapatan
sukuk 8,195 2,635 ,494 3,110 ,004
a. Dependent Variable: laba usaha
73
Dari hasil perhitungan pada tabel .... diatas, maka diperoleh persamaan regresi
sebagai berikut:
Y= 78943492448,830 + 8,195X
Persamaan regresi diatas menyatakan bahwa, jika tidak ada kenaikan
dari variabel X ( pendapatan sukuk mudharabah ),maka nilai variabel Y
adalah 78943492448,830. Koefisien regresi sebesar 8,195 menyatakan bahwa
setiap pertambahan satu nilai pada variabel X, akan menaikan skor sebesar
kepada variabel Y.
Nilai Sig sebesar 0,004 menunjukan bahwa adanya pengaruh yang
signifikan dari variabel X terhadap variabel Y karena 0,004 < 0,05 dimana
0,05 merupakan taraf signifikan.
Maka setiap kenaikan Pendapatan Sukuk Mudharbah PT Adhi Karya
terjadi hubungan yang positif terhadap Laba Usaha PT Adhi Karya, semakin
tinggi pendapatan yang diperoleh, maka semakin tinggi pula laba yang yang
diperoleh.
5. Uji Hipotesis
I. Uji Signifikansi Simultan (Uji Statistik F)
Uji statistik F digunakan untuk mengetahui pengaruh semua
variabel independen yang dimasukkan dalam model regresi secara
bersama – sama terhadap variabel dependen yang diuji pada tingkat
74
signifikan 0,05. Jika nilai probability F lebih kecil dari 0,05 maka Ha
diterima dan menolak H0, Sedangkan jika nilai probability F lebih
besar dari 0,05 maka H0 diterima dan menolak Ha. Berikut ini adalah
tabel yang menunjukkan hasil uji statistik F.
Tabel 4.11
ANOVAa
Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig.
1
Regression
293729874841
728720000000,
000
1
293729874841
728720000000,
000
9,673 ,004b
Residual
911008575147
302100000000,
000
30
303669525049
10070000000,0
00
Total
120473844998
903070000000
0,000
31
a. Dependent Variable: laba usaha
b. Predictors: (Constant), pendapatan sukuk
Tabel diatas menunjukan nilai (sig) sebesar 0,004 , jika
dibandingkan dengan alpha 0,05 , nilai Sig lebih kecil dari pada alpha
yaitu 0,004 < 0,05. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa
Pendapatan Sukuk Mudharabah berpengaruh terhadap Laba Usaha PT
Adhi Karya. Oleh karena itu Ho di tolak, dan Ha di terima.
II. Uji Statistik t
75
Uji t dilakukan untuk menunjukan seberapa signifikan
pengaruh variable independen secara individual terhadap variable
dependen. Berikut tabel yang menunjukkan hasil uji t yang dihasilkan
oleh SPSS.
Tabel 4.12
Coefficientsa
Model Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
T Sig.
B Std. Error Beta
1
(Constant) 7894349
2448,830
571835976
29,907
1,381 ,178
pendapatan
sukuk 8,195 2,635 ,494 3,110 ,004
a. Dependent Variable: laba usaha
Hasil uji Ha yaitu terdapat pengaruh yang nyata dari
pendapatan sukuk terhadap laba usaha PT Adhi Karya . tebel diatas
menunjukan hasi pendapatan sukuk (X) memiliki tingkat signifikansi
sebesar 0,004 dimana tingkat signifikansi 0,004 < 0,05 yang berarti Ha
di terima. Sehingga dapat dikatakan bahwa variabel pendapatan sukuk
berpengaruh signifikan terhadap laba usaha.
III. Uji Koefisien Determinasi (R2)
76
Setiap tambahan satu variabel independen, maka R2
pasti meningkat,
tidak peduli apakah variabel tersebut berpengaruh terhadap variabel
dependen. Nilai koefisiensi determinasi adalah antara nol dan satu.
Nilai R2 yang kecil menandakan kemampuan variable independen
dalam menjelaskan variable dependen sangat terbatas, sedangkan nilai
R2 yang mendekati satu menandakan variable independen memberikan
hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variable
dependen
Tabel 4.13
Model Summaryb
Model R R Square Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate
1 ,494a ,244 ,219
174261161779,
985
a. Predictors: (Constant), pendapatan sukuk
b. Dependent Variable: laba usaha
Dari tabel diatas, pengaruh variabel X terhadap variabel Y
dapat diketahui dengan melihat nilai R2.
Interpretasi yang didapatkan
adalah 0,244 = 24,4 % . nilai ini menunjukan bahwa peengaruh
variabel X terhadap variabel Y adalah sebesar 24,4 % dan besaran
variabel lain yang mempengaruhi sebesar 75,60%.
77
Nilai R = 0,494 menunjukan bahwa antara variabel pendapatan
sukuk (X) mempunyai pengaruh yang cukup kuat terhadap laba usaha
PT Adhi Karya.
C. Pembahasan
Berdasarkan hasil analisis data, dapat dikatakan bahwa variabel
independen yaitu pengaruh penerbitan sukuk mudhrabah berperngaruh
signifikan sebesar 24,40 %.
Variabel pengaruh penerbitan sukuk ini terdiri dari sukuk
mudharabah tahap I, berkelanjutan I dan II. Dimana masing-masing bernilai
125 miliar, dari pendapatan sukuk yang diterbitkan bisa diketahui bahwa
variabel ini berpengaruh terhadap laba usaha yang dihasilkan oleh PT Adhi
Karya, namum keterhubungan antara penerbitan sukuk dan laba usaha ini
hanya cukup kuat, ini dapat dilihat dari angka correlation sebesar 0,494.
Berdasarkan dari angka korelasi dan juga R square besaran
pengaruh penenrbitan sukuk ini sebesara 0,244 atau 24,40%, dan sebesar
75,60% dari faktor lain seperti obligasi, investasi-investasi yang lain.
78
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaaruh variabel
pendapatan sukuk mudharabah terhadap laba usaha yaang di hasilkan PT Adhi
karya. Setelah meneliti dan membahas dan meguraikan tentang bagaimana
pengaruh pendapatan Sukuk Mudharabah Terhadap Laba Usaha PT Adhi
Karya pada bab-bab sebelumnya, maka pada bab ini penulis dapat
menyimpulkan sebagai berikut:
1. Dari hasil analisis dan uji statistik dalam SPSS menghasilkan Penagaruh
dari variabel sukuk terhadap laba usaha PT Adhi Karya adalah:
Pada analisis ini mengasilkan hasil pengaruh variabel X yaitu
24,40 % untuk variabel Y dari variabel X. Dan mengahasilkan Nilai Sig
sebesar 0,004 menunjukan bahwa adanya pengaruh yang signifikan dari
variabel X terhadap variabel Y karena 0,004 < 0,05 dimana 0,05
merupakan taraf signifikan. Hasil uji hipotesis disimpulkan bahwa
menerima Ha dan menolak Ho, yang artinya bahwa Terdapat Pengaruh
Penerbitan Sukuk Mudharabah Terhadap Laba Usaha PT Adhi Karya
Tbk.
79
2. Sukuk dengan dana sebesar Rp 125 miliar diterbitkan dengan nama
“Sukuk Mudharabah I Adhi tahun 2007”, yang ditawarkan pada tanggak
29 juni 2007 sampai 3 juli 2007 dengan nisbah bagi hasil 76,39% dan
23,65%.Sukuk ini berjangka waktu 5 tahun. Pada tahun 2012 setelah
jatuh tempo sukuk mudharabah tahap I, maka PT Adhi karya menerbitkan
kembali sukuk mudharabah berkelanjutan I tahap I yang berjangka 5
tahun dengan nisbah 73,05% dan 26,95%. Satu tahun kemudian PT Adhi
Karya menerbitkan kembali sukuk mudharabah berkelanjutan II dengan
nisbah 63,2812% dan 36,7188%.
3. Sukuk Mudharabah PT Adhi Karya adalah surat berharga jangka panjang
yang memakai prinsip syariah yang diterbitkan oleh PT Adhi Karya
(emiten) kepada pemegang sukuk. Surat berharga jangka panjang ini
menggukan akad mudharabah sebagai pondasi syariahnya. Namun dalam
praktiknya, PT Adhi Karya tidak menjalan sesuai dengan ketentuan akad
mudharabah karena perusahaan membagi hasilkan pendapatan kepada
investor secara flat, seharusnya fluktuatif sesuai dengan pendapatan yang
didapat.
80
B. Saran
Peneliti memberi saran untuk penelitian selanjutnya atau instansi /
perusahaan yang akan membutuhkan penambahan modal untuk usahanya ,
yaitu:
1. Diharpkan ada penelitian selanjutnya yang meneliti pengaruh lain
sebesar 75,60% yang mempengaruhi laba usaha PT Adhi Karya, agar
dapat di sambungkan dengan penelitian yang peneliti lakukan. Agar
memperoleh hasil yang lebih akurat dan dapat di manfaatkan untuk
perusahaan dan masyarakat luas.
2. Perusahaan Adhi Karya dapat mengganti akad mudharabah menjadi
Ijarah.
3. Untuk perusahaan yang membutuhkan dana segar untuk menjalankan
proyek-proyeknya, dapat disarankan untuk menerbitkan sukuk
(obligasi syariah) dalam bentuk akad mudharabah/ ijarah. Karena
sukuk sangat membantu perusahaan untuk mendapatkan dana segar
dan untuk meningkatkan laba usaha perushaan demi kemajuan
perusahaan.
81
DAFTAR PUSTAKA
Ali, Atabik dan Ahmad Zuhdi Muhdlor, Kamus Konteporer Arab-Indonesia Krapyak
al-Ashri. Pondok Krapyak: Multikarya Grafika.1998
Anoraga, Pandji dan Piji Paskarti. Pengantar Pasar Modal edisi revisi. Jakarta:
Rineka Cipta.2008
Antonio, Syafi’i. Bank Syariah:Dari Teori Ke Praktik,Cet-1, Jakarta: Gema Insani,
2001
Bapepam dan LK,Master Plan Pasar Modal dan Industri Keuangan Nonbank 2010-
2014
Darmadji, Tjiptono dan Fakhruddin, Hendy. M . Pasar Modal Di Indonesia :
Pendekatan Tanya Jawab. Jakarta : Salemba Empat
Dunil,Z.Kamus Istilah Perbankan Indonesia. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama,
2004.
Ghozali, H. Imam. Aplikasi Analisis Multivariat dengan Program SPSS. Semarang :
Badan Penerbit Universitas Diponegoro. 2007
Gunawan ,Muhammad Yasni. Kami Terus Menyempurnakan Kriteria Efek Syaria,
Laporan Utama Majalah Sharing, Edisi 2012
Hamid, Abdul. Pasar Modal Syaria., Cet 1, Tangerang: Lembaga Penelitian UIN
Jakarta, 2007
Huda , Nurul dan Mustafa Edwin Nasution. Investasi Pada Pasar Modal Syariah.
Jakarta: Prenadamedia Group. 2014
Huda , Nurul dan Mohamad Heykal, Lembaga Keuangan Islam, Tinjauan Teoritis
dan Praktis, Jakarta: Prenada Media Gruop, 2010
Keterangan Tentang Sukuk dalam Prospektus Sukuk Mudharabah. Jakarta: PT adhi
Karya TBk Tahun 2007
Karim, A Adiwarman .Ekonomi Mikro Islam. Jakarta: Rajagrafindo Persada, 2010
Muhadjir,Noeng. Meteodologi Penelitian Kuantitatif. Yogyakarta: Rake Serasin.2000
82
Muhammad.Teknik Perhitungan Bagi Hasil di Bank Syariah,Yogyakata: UII Press,
2001
Murni, Asfia . Ekonomika Makro. Bandung : PT Refika Aditama. 2006
Priyatno, Duwi. Analisis Korelasi, Regresi dan Multivariat dengan SPSS. Jakarta :
Gava Media. 2013
Rochaety, Ety dkk, Metodologi Penelitian Bisnis Dengan Aplikasi SPSS, Jakarta :
Mitra Wacana Media, 2009
Salim, Agus. Teori dan Pradigma Penelitian Sosial. Yogyakarta: Tiara Wacana.
2000.
Salvatore, Dominick, Ekonomi Manajerial dalam Perekonomian Global, (Jakarta:
Ssalemba Empat , 2005
Soemitra, Andri. Masa Depan Pasar Modal Syariah Di Indonesia. Jakarta :
Prenadamedia. 2014
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif R&D, Bandung : Alfabeta, 2008
Sutedi, Adrian . Aspek Hukum Obligasi dan Sukuk. Jakarta: Sinar Grafika. 2009.
Sutedi, Adrian . Pasar Modal (Mengenal Nasabah Sebagai Pencegahaan Pencucian
Uang).Bandung : Alfabeta. 2013
Tanjung, Hendri dan Abrista Devi. Metodologi Penelitian Ekonomi Islam. Bekasi :
Gramata Publishing. 2013
Tim Kajian Bapepam dan LK, Kajian tentang Fatwa DSN MUI Mengenai Penerapan
Prinsip-prinsip Syariah di Pasar Modal, Jakarta : Bapepam dan LK 2011
Tim kajian Bapepam dan LK. Studi Tentang Investasi Syariah di Pasar Modal
Indonesia. Jakarta : Bapepam dan LK.
Pontjowinoto, P. Iwan.Prinsip Syariah DiPasar Modal, Pandangan Praktisi, Jakarta:
Modal Publications, 2003
Warde, Ibrahim. Islamic Finance, Keuangan Islam dalam Perekonomian Global, Cet
I, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2009
83
Wibisono, Yusuf. Metode Statistik, (Yogyakarta: Gajah Mada University Press, 2009)
Dari website :
Bapepam dan LK , Pereturan Pasar Modal,
Binus law, http://business-law.binus.ac.id/2015/01/09/obligasi-syariah-sebagai-
alternatif-pembiayaan-perusahaan/
http://www.adhi.co.id
http://www.adhi.co.id/about-adhi/company-profile
http://www.go.id/syariah/sejarah_pasar_modal_syariah.html
http://www.bapepam.go.id./Pasar_Modal/regulasi_pm/peraturan_pm/index.html
http://www.ojk.go.id/sharia-capital-id
http://www.bapepam.go.id/syariah/statistik/pdf/2013/Statistik_Sukuk_Maret.pdf
www.wikipedia.com
PEDOMAN WAWANCARA
Draf pertanyaan inverview untuk pengajuan skripsi yang berjudul
”Pengaruh Pendapatan Bagi Hasil Sukuk Mudharabah Terhadap Laba PT. Adhi
Karya periode 2007- Per Juni 2015”.
Pertanyaan :
1. Apa itu Sukuk Mudharabah PT. Adhi Karya?
Sukuk mudharabah PT Adhi Karya adalah surat berharga jangka
panjang yang memakai prinsi syariah yang diterbitkan oleh PT Adhi Karya
(emiten) kepada pemegang sukuk. Surat berharga jangka panjang ini
menggu kana akad mudharabah sebagai pondasi syariahnya. Oleh karena
itu perusahaan wajib membayarkan bagi hasil sesuai nisbah yang sudah
disepakati dalam akad, dan membayar kembali sukuk mudharabah setlah
jatuh tempo
2. Mengapa PT. Adhi Karya memilih menerbitkan sukuk untuk mendapatkan
dana segar dari pada menerbitkan obligasi yang lain?
Pada intinya alasan utamanya yaitu refinancing dan tentunya alasan
berikutnya untuk tambahan modal kerja dalam rangka pertumbuhan
perusahaan dan juga membiayai proyek-proyek yang ada.
3. Bagaimana nisbah bagi hasil Sukuk Mudahrabah PT Adhi Karya?
Sukuk Mudharabah I Adhi tahun 2007, yang ditawarkan pada
tanggak 29 juni 2007 sampai 3 juli 2007 dengan nisbah bagi hasil 76,39%
dan 23,65%.Sukuk ini berjangka waktu 5 tahun.
Pada tahun 2012 setelah jatuh tempo sukuk mudharabah tahap I,
maka PT Adhi karya menerbitkan kembali sukuk mudharabah
berkelanjutan I tahap I yang berjangka 5 tahun dengan nisbah 73,05% dan
26,95%. Satu tahun kemudian PT Adhi Karya menerbitkan kembali sukuk
mudharabah berkelanjutan II dengan nisbah 63,2812% dan 36,7188%.
4. Apakah tujuan dan manfaat dari sukuk mudharabah berkelanjutan
tersebut?
Dengan diterbitkannya Sukuk Mudharabah PT Adhi Karya yaitu
bertambahnya modal kerja sehingga proyek dan penjualanpun ikut
bertambah serta meningkatkan laba PT Adhi Karya dan manfaat lainnya
dapat dikenal oleh masyarakat dan para investor syariah.
5. Apakah PT. Adhi Karya berminat untuk menerbitkan sukuk mudharabah
tahap III untuk membiayai proyek yang akan datang?
Iya jika akan ada proyek yang sangat besar dan membutuhkan dana
segar untuk menjakan proyek tersebut, namum belum bisa dipastikan
kapan akan diterbitkannya.
1. Bagi Hasil dan Pendapatan Sukuk Mudahrabah Tahap I
Waktu Laba yang
dihasilkan
Laba yang dibagi
hasilkan
Jumlah yang
dibagi hasil untuk
investor
Bagi hasil
perusahaan
Sisa keuntungan
bagi hasil
Keuntungan seluruh
sukuk
Okt-07 10606702000 4500000000 3437500000 1062500000 6106702000 7169202000
Jan-08 15608102000 4500000000 3437500000 1062500000 11108102000 12170602000
Apr-08 18845908000 4500000000 3437500000 1062500000 14345908000 15408408000
Jul-08 19329676000 4500000000 3437500000 1062500000 14829676000 15892176000
Okt-08 19898225000 4500000000 3437500000 1062500000 15398225000 16460725000
Jan-09 20037049000 4500000000 3437500000 1062500000 15537049000 16599549000
Apr-09 20571702000 4500000000 3437500000 1062500000 16071702000 17134202000
Jul-09 24752604000 4500000000 3437500000 1062500000 20252604000 21315104000
Okt-09 24301212000 4500000000 3437500000 1062500000 19801212000 20863712000
Jan-10 23759466000 4500000000 3437500000 1062500000 19259466000 20321966000
Apr-10 11588298000 4500000000 3437500000 1062500000 7088298000 8150798000
Jul-10 10214536000 4500000000 3437500000 1062500000 5714536000 6777036000
Okt-10 11988542000 4500000000 3437500000 1062500000 7488542000 8551042000
Jan-11 13455624000 4500000000 3437500000 1062500000 8955624000 10018124000
Apr-11 14118548000 4500000000 3437500000 1062500000 9618548000 10681048000
Jul-11 15377361000 4500000000 3437500000 1062500000 10877361000 11939861000
Okt-11 15978225000 4500000000 3437500000 1062500000 11478225000 12540725000
Jan-12 16195238000 4500000000 3437500000 1062500000 11695238000 12757738000
Apr-12 17633481000 4500000000 3437500000 1062500000 13133481000 14195981000
Jul-12 17908237000 4500000000 3437500000 1062500000 13408237000 14470737000
2. Bagi Hasil dan Pendapatan Sukuk Mudahrabah Berkelanjutan I
waktu laba yang
dihasilkan
laba yang dibagi
hasilkan
jumlah yang
dibagi hasil
untuk investor
bagi hasil
perusahaan
sisa keuntungan
bagi hasil
keuntungan seluruh
sukuk
03-Okt 8808490000 4000000000 2922000000 1078000000 4808490000 5886490000
03-Jan 10505472000 4000000000 2922000000 1078000000 6505472000 7583472000
03-Apr 16656428000 4000000000 2922000000 1078000000 12656428000 13734428000
03-Jul 28480299000 4000000000 2922000000 1078000000 24480299000 25558299000
03-Okt 32767092000 4000000000 2922000000 1078000000 28767092000 29845092000
03-Jan 16959925000 4000000000 2922000000 1078000000 12959925000 14037925000
03-Apr 16965902000 4000000000 2922000000 1078000000 12965902000 14043902000
03-Jul 18108940000 4000000000 2922000000 1078000000 14108940000 15186940000
03-Okt 18706407000 4000000000 2922000000 1078000000 14706407000 15784407000
03-Jan 10351143000 4000000000 2922000000 1078000000 6351143000 7429143000
03-Apr 11422438000 4000000000 2922000000 1078000000 7422438000 8500438000
03-Jul 13612229000 4000000000 2922000000 1078000000 9612229000 10690229000
03-Okt 9789114000 4000000000 2922000000 1078000000 5789114000 6867114000
3. Bagi Hasil dan Pendapatan Sukuk Mudahrabah Berkelanjutan II
waktu laba yang
dihasilkan
laba yang dibagi
hasilkan
jumlah yang
dibagi hasil untuk
investor
bagi hasil
perusahaan
sisa keuntungan
bagi hasil
keuntungan
seluruh sukuk
15-Jun 6594334000 4000000000 2531250000 1468750000 2594334000 4063084000
15-Sep 23342432000 4000000000 2531250000 1468750000 19342432000 20811182000
15-Des 24342630000 4000000000 2531250000 1468750000 20342630000 21811380000
15-Mar 23751559000 4000000000 2531250000 1468750000 19751559000 21220309000
15-Jun 23342433000 4000000000 2531250000 1468750000 19342433000 20811183000
15-Sep 23342433000 4000000000 2531250000 1468750000 19342433000 20811183000
15-Des 24986335000 4000000000 2531250000 1468750000 20986335000 22455085000
15-Mar 9151425000 4000000000 2531250000 1468750000 5151425000 6620175000
15-Jun 10270604000 4000000000 2531250000 1468750000 6270604000 7739354000
15-Sep 12687317000 4000000000 2531250000 1468750000 8687317000 10156067000
4. Laba usaha 2007-2015
Waktu Laba Usaha Waktu Laba Usaha
Sep-07 213003000 Sep-11 182936216
Des-07 291094000 Des-11 413544078
Mar-08 70797000 Mar-12 33644064
Jun-08 153591000 Jun-12 102738209
Sep-08 52161000 Sep-12 241052179
Des-08 367908000 Des-12 511841394
Mar-09 16.791.000 Mar-13 63687918
Jun-09 59.614.000 Jun-13 210948401
Sep-09 129454000 Sep-13 405441335
Des-09 536819000 Des-13 714364642
Mar-10 31635494 Mar-14 85578168
Jun-10 75163947 Jun-14 206749033
Sep-10 187166981 Sep-14 351799778
Des-10 428132812 Des-14 738266665
Mar-11 32685369 Mar-15 80270451
Jun-11 102560547 Jun-15 229444380
Output SPSS
Correlations
pendapatan
sukuk
laba usaha
pendapatan sukuk
Pearson Correlation 1 ,494**
Sig. (1-tailed) ,002
N 32 32
laba usaha
Pearson Correlation ,494** 1
Sig. (1-tailed) ,002
N 32 32
**. Correlation is significant at the 0.01 level (1-tailed).
Regression
Descriptive Statistics
Mean Std. Deviation N
laba usaha 228777606593,
75
197135817762,
292 32
pendapatan sukuk 18283679015,4
7
11878075924,6
47 32
Correlations
laba usaha pendapatan
sukuk
Pearson Correlation laba usaha 1,000 ,494
pendapatan sukuk ,494 1,000
Sig. (1-tailed) laba usaha . ,002
pendapatan sukuk ,002 .
N laba usaha 32 32
pendapatan sukuk 32 32
Variables Entered/Removeda
Model Variables
Entered
Variables
Removed
Method
1 pendapatan
sukukb
. Enter
a. Dependent Variable: laba usaha
b. All requested variables entered.
Model Summaryb
Model R R Square Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate
1 ,494a ,244 ,219
174261161779,
985
a. Predictors: (Constant), pendapatan sukuk
b. Dependent Variable: laba usaha
ANOVAa
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1
Regression
2937298748417
28720000000,0
00
1
2937298748417
28720000000,0
00
9,673 ,004b
Residual
9110085751473
02100000000,0
00
30
3036695250491
0070000000,00
0
Total
1204738449989
030700000000,
000
31
a. Dependent Variable: laba usaha
b. Predictors: (Constant), pendapatan sukuk
Coefficientsa
Model Unstandardized Coefficients Standardized
Coefficients
t Sig.
B Std. Error Beta
1 (Constant)
78943492448,8
30
57183597629,9
07
1,381 ,178
pendapatan sukuk 8,195 2,635 ,494 3,110 ,004
a. Dependent Variable: laba usaha
Residuals Statisticsa
Minimum Maximum Mean Std. Deviation N
Predicted Value 127183077376,
00
502266494976,
00
228777606593,
75
97340419420,5
01 32
Std. Predicted Value -1,044 2,810 ,000 1,000 32
Standard Error of Predicted
Value
30831935488,0
00
93175586816,0
00
41138183163,1
41
14567641298,4
03 32
Adjusted Predicted Value 99829972992,0
0
473298534400,
00
226170346488,
17
93288123714,1
33 32
Residual
-
282305331200,
000
384657915904,
000 ,000
171427458103,
562 32
Std. Residual -1,620 2,207 ,000 ,984 32
Stud. Residual -1,705 2,284 ,007 1,025 32
Deleted Residual
-
312674942976,
000
412011036672,
000
2607260105,58
4
186446365006,
517 32
Stud. Deleted Residual -1,764 2,471 ,021 1,057 32
Mahal. Distance ,002 7,894 ,969 1,706 32
Cook's Distance ,000 ,415 ,046 ,094 32
Centered Leverage Value ,000 ,255 ,031 ,055 32
a. Dependent Variable: laba usaha