31
LAPORAN PRAKTIKUM ERGONOMIKA ERGONOMI KOGNITIF KELOMPOK 14 Fajar Kurniansi FA 14/363840/TK/41816 Muhammad Addinul Haniv 14/367323/TK/42473 Muhammad Evan Fabio 14/367265/TK/42428 Muhammad Hafid Ridho 14/363832/TK/41815 Novrieka Nur R. A. 14/363800/TK/41802 Nur Fatiya Roufah 14/367279/TK/42438 Nur Rifa Setyafani 14/363823/TK/41812 Qonita Haula Kinanti 14/363786/TK/41795 PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI JURUSAN TEKNIK MESIN DAN INDUSTRI UNIVERSITAS GADJAH MADA YOGYAKARTA 2015

Ergonomika kognitif

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Laporan praktikum ergonomika kognitif

Citation preview

Page 1: Ergonomika kognitif

LAPORAN PRAKTIKUM ERGONOMIKA

ERGONOMI KOGNITIF

KELOMPOK 14

Fajar Kurniansi FA 14/363840/TK/41816

Muhammad Addinul Haniv 14/367323/TK/42473

Muhammad Evan Fabio 14/367265/TK/42428

Muhammad Hafid Ridho 14/363832/TK/41815

Novrieka Nur R. A. 14/363800/TK/41802

Nur Fatiya Roufah 14/367279/TK/42438

Nur Rifa Setyafani 14/363823/TK/41812

Qonita Haula Kinanti 14/363786/TK/41795

PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI

JURUSAN TEKNIK MESIN DAN INDUSTRI

UNIVERSITAS GADJAH MADA

YOGYAKARTA

2015

Page 2: Ergonomika kognitif

ii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL i

DAFTAR ISI ii

DAFTAR TABEL iii

DAFTAR GAMBAR iv

DAFTAR LAMPIRAN v

BAB I PENDAHULUAN 1

1.1 Latar Belakang 1

1.2 Rumusan Masalah 2

1.3 Asumsi dan Batasan Masalah 2

1.4 Tujuan 2

1.5 Manfaat 2

BAB II LANDASAN TEORI 3

2.1 Pengertian Daya Ingat 3

2.2 Tahapan Daya Ingat 3

2.3 Jenis-jenis Daya Ingat 4

2.4 Faktor yang Memengaruhi Daya Ingat 5

2.5 Pengaruh Suara Terhadap Daya Ingat 6

BAB III METODE PENELITIAN 7

3.1 Waktu dan Tempat 7

3.2 Objek Penelitian 7

3.3 Alat dan Bahan 7

3.4 Prosedur Praktikum 7

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 9

4.1 Hasil Praktikum 9

4.2 Analisis Data 12

Page 3: Ergonomika kognitif

iii

4.2.1 Kemampuan Mengingat atara Kondisi I dan II 12

4.2.2 Kemampuan Mengingat antar Praktikan 13

4.2.3 Faktor Lain yang Mengganggu Proses Mengingat 14

BAB V PENUTUP 16

5.1 Kesimpulan 16

5.2 Saran 16

DAFTAR PUSTAKA 17

LAMPIRAN 18

Page 4: Ergonomika kognitif

iv

DAFTAR TABEL

Tabel 4.1. Hasil Praktikum Tes Memori Kondisi I 9

Tabel 4.2. Hasil Praktikum Tes Memori Kondisi II 10

Page 5: Ergonomika kognitif

v

DAFTAR GAMBAR

Gambar 4.1. Grafik Hasil Praktikum Memori Kondisi I dan II 12

Gambar 4.2. Grafik Hasil Pertanyaan Asisten 14

Page 6: Ergonomika kognitif

vi

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Tabel Hasil Praktikum Evan 18

Lampiran 2. Tabel Hasil Praktikum Hafid 19

Lampiran 3. Tabel Hasil Praktikum Fan 20

Lampiran 4. Tabel Hasil Praktikum Ufah 21

Lampiran 5. Tabel Hasil Praktikum Nita 22

Lampiran 6. Tabel Hasil Praktikum Nia 23

Lampiran 7. Tabel Hasil Praktikum Novri 24

Lampiran 8. Tabel Hasil Praktikum Haniv 25

Page 7: Ergonomika kognitif

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Peradaban manusia dan perkembangan teknologi yang pesat menyebabkan

standar kemampuan pekerja pada masa ini maupun masa mendatang akan semakin

meningkat. Pekerja tidak hanya diharapkan memiliki kekuatan fisik yang mumpuni,

tapi juga memiliki kemampuan intelektual dan kognitif yang baik. Aspek-aspek

tersebut merupakan komponen penting dalam mengkaji apakah performansi suatu

pekerja layak untuk suatu standar ataupun tidak. Maka, perlu dilakukan kajian

kajian khusus untuk mengakomodasi perkembangan tersebut agar tercipta tenaga

kerja yang mumpuni.

Pengkajian khusus itu membahas tentang aspek aspek kognitif pekerja dalam

menyelesaikan/menganalisa suatu masalah di dunia kerja. Maka pengkajian

dilakukan dengan ilmu ergonomi kognitif. Ergonomi kognitif adalah cabang

ergonomi yang menekankan penelitian pada proses kognitif manusia. Diantara

proses kognitif manusia tersebut ada memori.

Memori memiliki kaitan yang erat dengan kehidupan manusia. Tanpa disadari,

manusia sudah melakukan proses mengingat sejak masih anak-anak hingga akhir

hidupnya. Manusia pun melakukan hampir segala kegiatan sehari hari karena

bantuan proses mengingat. Seperti mengendarai motor. Seseorang yang sudah

mahir mengendarai motor tidak perlu mengingat secara rinci cara mengendarai

motor karena tata cara mengendarai motor sudah masuk dalam long term memory

pada pikirannya.

Dalam penelitian ini, memori dikaji tentang kaitan ataupun pengaruhnya

terhadap performansi kognitif manusia. Kognisi sendiri adalah proses memperoleh

pengetahuan dan mengolah pengetahuan tersebut untuk melakukan berbagai

Page 8: Ergonomika kognitif

2

aktivitas. Memori sendiri berperan dalam menyimpan pengetahuan atau informasi

yang diterima dari proses tersebut.

1.2 Rumusan Masalah

a. Bagaimanakah performansi kognitif manusia?

b. Bagaimanakah memori sebagai bagian dari performansi kognitif manusia?

c. Apa saja kah faktor-faktor yang berpengaruh kepada proses mengingat

manusia?

1.3 Asumsi dan Batasan

a. Praktikan memiliki tingkat pendidikan yang sama.

b. Praktikan dalam keadaan sehat dan sudah sarapan pagi.

c. Praktikan memiliki motivasi yang sama dalam mengingat.

d. Praktikan memiliki rentang umur 17-20 tahun.

1.4 Tujuan

a. Praktikan mampu mengetahui beberapa performansi kognitif manusia.

b. Praktikan mampu memahami memori sebagai bagian dari performansi

kognitif manusia.

c. Praktikan dapat mengetahui faktor-faktor yang berpengaruh kepada proses

mengingat manusia.

1.5 Manfaat

a. Pembaca dapat mengetahui pengaruh memori pada proses kognitif manusia.

b. Dapat memberikan rekomendasi lingkungan kerja yang kondusif dan

optimal untuk proses mengingat.

Page 9: Ergonomika kognitif

3

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Pengertian Daya Ingat

Daya ingat merupakan alih bahasa dari memory. Pada umumnya para ahli

memandang daya ingat sebagai hubungan antara pengalaman dengan masa lalu

(Walgito, 2004). Seseorang dapat mengingat sesuatu pengalaman yang telah terjadi

atau pengetahuan yang telah dipelajari pada masa lalu (Afiatin,2001). Daya ingat

(memory) merujuk pada kemampuan individu memiliki dan mengambil kembali

suatu informasi dan juga struktur yang mendukungnya serta suatu bentuk

kompetensi, memori juga memungkinkan individu memiliki identitas diri (Wade,

2008). Atkinson dan Shiffrin membuat suatu perbedaan penting antara konsep daya

ingat dan penyimpanan daya ingat. Daya ingat digunakan untukmengacu pada data-

data yang disimpan, sedangkan penyimpanan mengacupada komponen struktural

yang berisi informasi (Solso, 2007).

Menurut Tulving, daya ingat adalah cara-cara yang dengannya individu dapat

mempertahankan dan menarik pengalaman dari masa lalu untuk digunakan saat ini

(Sternberg, 2006). Sedangkan Porter & Hernacki menjelaskan bahwa daya ingat

adalah suatu kemampuan untuk mengingat apa yang telah diketahui. Jadi, dapat

disimpulkan bahwa daya ingat adalah kemampuan individu untuk menyimpan,

memproses dan memunculkan kembali pengalaman, data, informasi yang telah

didapatkan pada masa lalu untuk masa yang akan datangdengan

mempertimbangkan situasi dan kondisinya sendiri.

2.2 Tahapan Daya Ingat

Sebelum seseorang mengingat suatu informasi atau sebuah kejadian dimasa

lalu, ada beberapa tahapan yang dilalui ingatan tersebut untuk dapat muncul

kembali. Menurut Atkinson (2000) berpendapat bahwa, para ahli psikologi

membagi tiga tahapan ingatan yang meliputi :

Page 10: Ergonomika kognitif

4

a) Memasukkan pesan dalam ingatan (encoding). Mengacu pada cara individu

mentransformasikan input fisik indrawi menjadi sejenis representasi

mental dalam memori.

b) Penyimpanan ingatan (storage). Mengacu pada cara individu menahan

informasi yang sudah disimpan dalam memori.

c) Mengingat kembali (retrieval). Mengacu pada bagaimana individu

memperoleh akses menuju informasi yang sudah disimpan dalam memori.

Pengkodean, penyimpanan, dan pengeluaran sering kali dilihat sebagai

tahapan proses memori yang berurutan. Proses ini tidak berdiri sendiri atau

terpisah-pisah, melainkan saling berkaitan dan bergantung satu sama lain.

2.3 Jenis-jenis Daya Ingat

Banyak konsep yang dikemukakan oleh para ahli mengenai macam-macam

daya ingat. Hal ini tergantung darimana ingatan tersebut dilihat, sebagian ada yang

melihat dari sudut pandang jenis tugas mengingat, lamanya mengingat, atau jenis

informasi yang diingat. Berikut beberapa macam ingatan yang sering dibahas oleh

beberapa ahli meliputi :

a) Memori Jangka Pendek (Short Term Memory)

Memori jangka pendek adalah sebuah sistem di otak manusia yang

berfungsi untuk menyimpan sementara informasi dan memproses informasi

yang diperlukan saat kita berpikir (seperti saat mencoba menseleksi atau

mengelompokkan informasi yang kita terima, saat mencoba mengerti hal

baru, melogika sesuatu, menganalisis hubungan sebab-akibat, mencari alasan

atau argumentasi). Sebagai contoh, saat seseorang menyebutkan sejumlah

bilangan secara acak kepada kita dengan kecepatan tertentu (misal 1 detik

satu bilangan), dan selanjutnya kita diminta mengingat dan menyebutkan

kembali bilangan-bilangan tersebut secara urut berdasarkan besar bilangan.

Memori jangka pendek memiliki tempat penyimpanan yang terbatas.

Rata-rata kapasitas memori jangka pendek untuk orang normal dewasa

sebanyak 5 hingga 7 item. Terbatasnya memori jangka pendek berpengaruh

Page 11: Ergonomika kognitif

5

pada ergonomika seseorang. Seseorang yang menggunakan memori jangka

pendek dalam melakukan kerja lebih mudah terganggu oleh keadaan sekitar

walaupun hanya beberapa menit seperti percakapan atau menerima telepon.

b) Memori Jangka Panjang (Long Term Memory)

Ingatan jangka panjang adalah suatu tipe memori yang relatif tetap dan

tidak terbatas. Memori jangka panjang bertambah seiring bertambahnya usia

selama masa pertengahan dan akhir kanak-kanak. Sistem memori jangka

panjang memungkinkan kita hidup dalam dua dunia, yaitu masa lalu dan masa

sekarang. Kemampuan untuk dapat mengingat masa lalu dan menggunakan

informasi tersebut untuk dimanfaatkan saat ini merupakan fungsi dari memori

jangka panjang (Bhinetty, 2009).

Kapasitas yang dimiliki memori jangka panjang sepertinya tidak terbatas.

Informasi dalam jumlah yang sangat besar yang tersimpan dalam memori

jangka panjang, memungkinkan individu untuk belajar, menyesuaikan diri

dengan lingkungan , serta mengembangkan identitas diri dan sejarah

kehidupan (Wade, 2008).

Memori jangka panjang tempat menyimpan memori-memori yang terus

tinggal dalam pikiran selama periode yang panjang. Beberapa teoritis

menyarankan bahwa kapasitas memori jangka panjang tidak terbatas,

minimal dalam sudut praktis tertentu (Bahrick, 1984a, 1984b, 2000; Bahrick

& Hall, 1991; Hintman dalam Sternberg, 2006).

Lokasi tempat memori tersimpan adalah di seluruh bagian otak,

meskipun juga terpusat di bagian-bagian tertentu. Beberapa region otak

memiliki fungsi penting dalam pembentukan memori seperti hipokampus

dan korteks serta thalamus (Solso, 2007).

2.4 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Daya Ingat

Proses mengingat pada manusia pada umumnya dipengaruhi oleh beberapa

faktor, diantaranya sebagai berikut :

Page 12: Ergonomika kognitif

6

a) Faktor Individu

Proses mengingat dipengaruhi dari dalam individu seperti sifat, keadaan

jasmani, keadaan rohani, tingkat pendidikan, dan umur seseorang. Mengingat

akan lebih efektif apabila individu memiliki minat yang besar, motivasi yang

kuat, memiliki metode tertentu dalam pengamatan dan pembelajaran, dan

memiliki kondisi fisik dan kesehatan yang baik.

b) Faktor Objek yang Diingat

Sesuatu yang memiliki organisasi dan struktur yang jelas, mempunyai

arti, mempunyai keterkaitan dengan individu, dan mempunyai intensitas

rangsangan yang cukup kuat lebih mudah diingat oleh seseorang. Pada

umumnya berupa faktor warna dari objek. Dimana jika warna pada objek

tersebut mencolok akan lebih mudah diingat.

c) Faktor Lingkungan

Proses mengingat akan lebih efektif apabila ada lingkungan yang

menunjang dan terhindar dari adanya gangguan-gangguan.

2.5 Pengaruh Suara terhadap Daya Ingat

Pengaruh bising secara psikologis, yaitu berupa penurunan efektivitas kerja

dan kinerja seseorang (Asmaningprojo, 1995). Menurut Sulistyani et al., (1993),

kawasan bising akan meningkat dengan bertambahnya tingkat kebisingan

dikawasan tersebut dan inilah yang menyebabkan warga kurang mampu

mengontrol diri maupun tingkah lakunya. Salah satu penelitian yang dilakukan oleh

Bhinnety et al., (1994), menyatakan bahwa intensitas bising (bunyi) mempunyai

pengaruh yang nyata terhadap memori jangka pendek; semakin tinggi intensitas

kebisingan akan semakin menurun memori jangka pendek seseorang, variasi

intensitasnya antara 30 dB sampai dengan 95 dB.

Page 13: Ergonomika kognitif

7

BAB III

METODE PRAKTIKUM

3.1 Waktu dan Tempat

Praktikum ini dilakukan di Laboratorium Ergonomika JTMI FT-UGM

pada hari Jumat, 25 September 2015 pukul 07.00 – 09.30 WIB.

3.2 Objek Penelitian

Objek dalam penelitian ini adalah manusia yang melakukan aktivitas

kerja otak, dalam hal ini mengingat urutan gambar dalam dua kondisi

lingkungan yang berbeda. Yang pertama pada kondisi suara normal dan yang

kedua dengan kondisi gangguan suara berupa musik.

3.3 Alat dan Bahan

1. Slide gambar (min 25 gambar)

2. Stopwatch

3. Lembar Kerja

4. Headphone

5. Ruang Penelitian

6. Laptop

3.4 Prosedur Praktikum

1. Praktikan secara bergantian memasuki ruang penelitian, kemudian

ditunjukkan slide berisi urutan gambar.

2. Praktikan melakukan tes mengingat gambar tersebut selama 1 menit.

3. Praktikan diminta menyusun kembali gambar yang telah ditunjukkan

tersebut menggunakan kertas yang telah disediakan oleh asisten.

Page 14: Ergonomika kognitif

8

4. Praktikan mencocokkan hasil yang telah dijawab lalu dicatat pada lembar

kerja.

5. Tes mengingat ini dilakukan sebanyak 2 kali dengan kondisi berbeda yakni

kondisi normal dan menggunakan gangguan suara/musik.

6. Pada kondisi dengan gangguan suara, praktikan diberi pertanyaan mengenai

persoalan matematika sederhana berupa perkalian bilangan saat praktikan

menyusun gambar.

7. Sebelum praktikan keluar dari ruang penelitian, asisten memberi pertanyaan

seputar warna frame pada layar slide gambar dan warna pada salah satu

komponen penyusun gambar.

Page 15: Ergonomika kognitif

9

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Praktikum

Tabel 4.1 Hasil Praktikum Tes Memori Kondisi I

No Nama Praktikan Banyak

Jawaban Benar

Banyak

Jawaban Salah

1 Evan 8 16

2 Hafid 8 16

3 Fani 17 7

4 Ufah 20 4

5 Nita 12 12

6 Nia 8 16

7 Novri 13 11

8 Haniv 15 11

Langkah berikutnya, data dari setiap pengujian dihitung rata-rata (mean)

dan standar deviasinya. Berikut adalah hasil perhitungannya :

a) Perhitungan rata-rata (mean) pada kondisi I

mean = jumlah seluruh nilai data

jumlah data

mean = 8 + 8 +17 +20 + 12 + 8 + 13 + 15

8

mean = 101

8

mean = 12,625 (dibulatkan menjadi 13)

Page 16: Ergonomika kognitif

10

b) Perhitungan standar deviasi pada kondisi I

standar deviasi = √∑ (X-X̅)2N

i

(N-1)

standar deviasi = √(8-12,625)

2+ (8-12,625)2+ (17-12,625)

2+ (20-12,625)2

7+

√+(12-12,625)

2+ (8-12,625)2+ (13-12,625)

2+ (15-12,625)2

7

standar deviasi = 4,534

Dari hasil praktikum tes memori berupa gambar menunujukkan bahwa rata-

rata praktikan dapat mengingat posisi 13 gambar dari 24 gambar atau sekitar 52,6

% secara tepat pada kondisi I (tanpa gangguan suara). Sedangkan, rata-rata

praktikan tidak dapat mengingat posisi 11 gambar atau sekitar 47,4 % dengan benar.

Standar deviasi dari hasil penelitian pada kondisi I adalah 4,534.

Tabel 4.2 Hasil praktikum tes memori kondisi II

Langkah berikutnya, data dari setiap pengujian dihitung rata-rata (mean)

dan standar deviasinya. Berikut adalah hasil perhitungannya :

No Nama Praktikan Banyak

Jawaban Benar

Banyak jawaban

Salah

1 Evan 5 19

2 Hafid 3 21

3 Fani 13 11

4 Ufah 15 9

5 Nita 8 16

6 Nia 11 13

7 Novri 15 9

8 Hanif 13 11

Page 17: Ergonomika kognitif

11

a) Perhitungan rata-rata (mean) pada kondisi II

mean = jumlah seluruh nilai data

jumlah data

𝑚𝑒𝑎𝑛 =5+3+13+15+8+11+15+13

8

𝑚𝑒𝑎𝑛 =83

8

𝑚𝑒𝑎𝑛 = 10,375 (dibulatkan menjadi 10)

b) Perhitungan standar deviasi pada kondisi II

standar deviasi =√∑ (X-X̅)2N

i

(N-1)

standar deviasi = √(5-10,375)2+(3-10,375)2+(13-10,375)2+(15-10,375)2

7+

√+ (8-10,375)2+(11-10,375)2+(15-10,375)2+(13-10,375)2

7

standar deviasi = 4,565

Dari hasil praktikum tes memori berupa gambar menunujukkan bahwa rata

rata praktikan dapat mengingat posisi 10 gambar atau sekitar 43,2 % dari 24 gambar

secara tepat pada kondisi II (dengan gangguan suara). Sedangkan, rata-rata

praktikan tidak dapat mengingat posisi 14 gambar atau sekitar 56,3 % dengan benar.

Standar deviasi dari hasil penelitian kondisi II 4,565.

Page 18: Ergonomika kognitif

12

Gambar 4.1 Grafik Hasil Praktikum Memori Kondisi I dan II

4.2 Pembahasan

4.2.1 Kemampuan Mengingat antara Kondisi I dan Kondisi II

Jenis memori yang diuji pada praktikum ergonomika kognitif kali ini adalah

short-term memory. Short-term memory adalah sebuah sistem di otak manusia yang

berfungsi untuk menyimpan sementara informasi dan memproses informasi yang

diperlukan saat kita berpikir. Ketika praktikan mencoba mengingat urutan gambar

yang ditunjukkan selama 1 menit dan selanjutnya diminta mengurutkan gambar

tersebut kembali, disitulah short-term memory bekerja.

Memori jangka pendek memiliki tempat penyimpanan yang terbatas.

Terbatasnya memori jangka pendek membuatnya sangat dipengaruhi oleh kondisi

internal dan eksternal seseorang. Dengan kata lain, proses mengingat pada

umumnya akan lebih sulit dilakukan ketika terganggu oleh keadaan sekitar. Salah

satu faktor yang dapat mempengaruhi proses mengingat seseorang adalah faktor

0 5 10 15 20 25

Evan

Hafid

Fani

Ufah

Nita

Nia

Novri

Haniv

Jumlah benar

Pra

kti

kan

Evan Hafid Fani Ufah Nita Nia Novri Haniv

kondisi 1 8 8 17 20 12 8 13 15

kondisi 2 5 3 13 15 8 11 15 13

Hasil Tes Memori

kondisi 1

kondisi 2

Page 19: Ergonomika kognitif

13

lingkungan. Salah satu contohnya adalah suara dari luar yang tidak dikehendaki

(noise). Adanya noise dapat mengacaukan proses seseorang dalam mengingat dan

mengurangi kemampuannya dalam mengingat.

Hasil praktikum menunjukkan bahwa mengingat gambar pada kondisi I

(tanpa gangguan suara) lebih mudah dibandingkan mengingat gambar pada kondisi

II (dengan gangguan suara). Hal ini dibuktikkan dengan rata-rata jumlah posisi

gambar yang ditebak dengan benar lebih besar ketika kondisi tenang (12,625 atau

52,6%) dibandingkan ketika kondisi dengan gangguan suara (10,375 atau 43,2%).

Hal ini didukung dengan data bahwa 6 dari 8 praktikan mengingat gambar lebih

banyak pada kondisi I daripada kondisi II. Maka dapat disimpulkan bahwa

gangguan berupa suara yang diterima praktikan mengganggu proses mengingat

yang dilakukan.

Tetapi dari hasil praktikum, data menunjukkan bahwa ada 2 dari 8 praktikan

yang justru dapat mengingat jumlah posisi gambar lebih baik ketika diperdengarkan

suara. Hal ini terjadi karena suara memengaruhi perasaan praktikan. Lalu perasaan

atau kondisi praktikan dapat berpengaruh dalam proses mengingat. Jika suara yang

ditimbulkan memberikan perasaan senang kepada praktikan maka proses

mengingat dapat menjadi lebih mudah. Hal ini disebabkan karena dalam proses

mengingat dan belajar, harus ada keseimbangan yang baik antara otak kiri dan otak

kanan. Suara yang tepat (subjektif bagi masing-masing praktikan) dapat menjadi

penyeimbang aspek intelektual dan aspek emosional ketika otak sedang

berkonsentrasi untuk mengingat. Hal inilah yang terjadi pada kedua praktikan

tersebut. Sedangkan, jika suara yang muncul tidak tepat, maka suara tersebut justru

menggangu dalam proses mengingat seperti yang dialami oleh 6 praktikan lainnya.

4.2.2 Kemampuan Mengingat antar Praktikan

Hasil praktikum menunjukkan bahwa antar praktikan baik kondisi I dan II

memunculkan hasil yang variatif. Ada yang hanya mampu mengingat kurang dari

10 posisi gambar dengan tepat, ada juga yang mampu mengingat hingga 20 posisi

gambar dengan tepat. Hasil yang berbeda-beda itu disebabkan oleh faktor individu

(8 praktikan mengingat objek yang sama dengan kondisi yang sama juga). Faktor

Page 20: Ergonomika kognitif

14

individu itu meliputi sifat, keadaan jasmani, keadaan rohani, jenis kelamin, dan

umur seseorang. Mengingat akan lebih efektif apabila individu memiliki minat yang

besar, motivasi yang kuat, memiliki metode tertentu dalam pengamatan dan

pembelajaran, serta memiliki kondisi fisik dan kesehatan yang baik.

4.2.3 Faktor Lain yang Mengganggu Proses Mengingat

Selain mengerjakan task berupa mengingat gambar pada slide, praktikan juga

diberi beberapa pertanyaan oleh asisten. Berikut ini adalah grafik hasil pertanyaan

asisten.

Gambar 4.2 Grafik Hasil Pertanyaan Asisten

Pada saat task kondisi I, tepatnya saat praktikan selesai menyusun gambar

yang diingat, asitsten memberi pertanyaan mengenai warna apa yang ada pada

frame slide. Dari delapan praktikan yang melakukan task ini, hanya dua praktikan

yang dapat menjawab dengan benar pertanyaan dari asisten. Sedangkan lima

praktikan lain tidak dapat menjawab dengan benar dan satu praktikan tidak diberi

pertanyaan oleh asisten.

Pada saat kondisi II, praktikan menerima dua jenis pertanyaan. Pertanyaan

pertama pada saat praktikan dalam proses menyusun gambar dan asisten

memberikan dua pertanyaan seputar perkalian matematika sederhana. Hasilnya

semua praktikan dapat menjawab pertanyaan dengan benar namun tidak semua

0

1

2

3

4

5

6

7

8

Normal-Q1 Noise-MATH Noise-Q2

Hasil Pertanyaan Asisten

Bisa Tidak Bisa

Keterangan :

Normal-Q1 :

Pertanyaan pada kondisi

normal

Noise-MATH :

Pertanyaan soal matematika

Normal-Q2 :

Pertanyaan kondisi noise

Page 21: Ergonomika kognitif

15

praktikan dapat menjawab dengan cepat, dua praktikan menjawab benar dengan

cepat dan enam lainnya sedikit lebih lama. Kemudian, pertanyaan kedua diberikan

saat praktikan selesai menyusun gambar. Asisten bertanya mengenai warna apa

yang ada pada kotak di bagian pojok kanan bawah slide. Hasilnya, semua praktikan

tidak dapat menjawab pertanyaan tersebut.

Berdasarkan data grafik di atas, pada saat kondisi normal dan diberi

pertanyaan, hanya ada dua praktikan yang menjawab dengan benar pertanyaan dari

asisten. Hasil ini diakibatkan karena sebagian besar praktikan hanya terfokus

mengingat komponen pada gambar, tapi tidak terfokus pada komponen di luar

gambar. Hasil yang tidak jauh berbeda ditunjukan pada saat praktikan selesai

menyusun gambar pada kondisi noise berupa gangguan dari suara headphone

bertema stad-up comedy. Semua praktikan tidak dapat menjawab dengan benar

pertanyaan seputar warna pada kotak bagian pojok kanan bawah slide. Hasil ini

diakibatkan karena fokus dari praktikan bukan pada hal-hal yang ada di luar

gambar, mereka berusaha untuk terus terfokus pada gambar dan berusaha tidak

menghiraukan noise yang ada. Sehingga komponen kecil pada slide terabaikan dan

pertanyaan dari asisten tidak dapat dijawab oleh semua praktikan. Untuk pertanyaan

soal matematika, semua praktikan dapat menjawab dengan benar pertanyaan dari

asisten, namun 6 praktikan menjawab sedikit lebih lama. Hal ini diakibatkan fokus

praktikan terbagi dalam 2 hal, dimana fokus terbesar dari praktikan ada pada saat

menyusun gambar dalam waktu yang sudah ditentukan dan di sisi lain harus

menjawab pertanyaan perkalian sederhana dari asisten, sehingga rata-rata dari

praktikan menjadi lebih lama dalam menjawab soal tersebut.

Page 22: Ergonomika kognitif

16

BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Dari hasil penelitian, dapat disimpulkan kemampuan mengingat masing-

masing individu berbeda. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor. Yang pertama

adalah faktor individu. Meskipun delapan praktikan mengingat objek yang sama

dan pada kondisi yang sama juga, hasil masing-masing praktikan berbeda-beda.

Lalu faktor yang kedua adalah faktor lingkungan (suara). Jika suara yang

didengarkan tepat maka dapat menjadi faktor yang membantu proses mengingat

manusia. Sedangkan jika suara yang diperdengarkan tidak tepat maka justru

menjadi penghambat dalam proses mengingat.

5.2 Saran

Untuk mengoptimalkan kemampuan otak dalam mengingat, maka proses

mengingat harus dilakukan pada kondisi yang tepat. Kondisi tersebut berbeda-beda

pada setiap individu tergantung dari persepsi mereka terhadap suara yang ada. Oleh

karena itu, setiap individu harus mengenali kondisi optimal untuk mereka

mengingat. Salah satu yang menjadi rekomendasi kami adalah dengan

meminimalkan gangguan suara selama proses mengingat.

Page 23: Ergonomika kognitif

17

DAFTAR PUSTAKA

Anonym, 2012, Mengenal Proses Mengingat pada Manusia, http://repository.uin-

suska.ac.id/1121/3/BAB%20II.pdf, online accessed on 24 September 2015.

Bhinnety, M.E., Sugiyanto. & Pudjono, M., 1994, Pengaruh Intensitas Kebisingan

terhadap Memori Jangka Pendek, Jurnal Psikologi XXI. Vol 1. 28-38.

Page 24: Ergonomika kognitif

18

LAMPIRAN

Lampiran 1 Tabel Hasil Praktikum Evan

Page 25: Ergonomika kognitif

19

Lampiran 2 Tabel Hasil Praktikum Hafid

Page 26: Ergonomika kognitif

20

Lampiran 3 Tabel Hasil Praktikum Fani

Page 27: Ergonomika kognitif

21

Lampiran 4 Tabel Hasil Praktikum Ufah

Page 28: Ergonomika kognitif

22

Lampiran 5 Tabel Hasil Praktikum Nita

Page 29: Ergonomika kognitif

23

Lampiran 6 Tabel Hasil Praktikum Nia

Page 30: Ergonomika kognitif

24

Lampiran 7 Tabel Hasil Praktikum Novri

Page 31: Ergonomika kognitif

25

Lampiran 8 Tabel Hasil Praktikum Haniv