Epilepsi Ayu

Embed Size (px)

DESCRIPTION

epilepsi

Citation preview

Diapositiva 1

epilepsiRahmadani Ayu Azari

IDENTITAS PASIENNama: Nn. WaJenis Kelamin: PerempuanUmur: 19 tahunAlamat: Salaman, MagelangAgama: Islam

SUBJEKTIFKU : Kejang

RPS :Kejang 3 jam sebelum masuk rumah sakit, ketika terbangun dari tidur. Kejang berlangsung hingga 3 menit sebanyak 2x. Saat kejang seluruh tubuh bergerak. Mata melirik ke atas, kaki tangan bergerak bergantian. Setelah kejang pasien tidak sadar. Pusing (+) Lemas seluruh tubuh (+) Mual (-), muntah (-) Makan (+), minum (+) BAK dbn, BAB dbn

SUBJEKTIFRPD :Riwayat kejang berulang sejak 1 tahun yang lalu (+)Riwayat kejang demam sewaktu masa kanak-kanak (+)

RPK :Riwayat keluhan yang sama pada keluarga di sangkal

RPO :Tidak teratur minum obat

OBJEKTIFKeadaan umum : Sakit sedangVital sign:Tekanan darah: 110/80 mmHgNadi: 80 x/menitSuhu : 36,5CPernafasan: 20 x/menitKepala & Leher :Konjungtiva anemis : (-/-)Sklera ikterik : (-/-)Sianosis: (-)Dyspneu: (-)Pembesaran KGB : (-)Thorax:Paru :I : simetris kanan dan kiri, retraksi (-)P : gerakan nafas hemithorax kanan dan kiri simetrisP : perkusi paru sonor kanan dan kiriA : suara nafas dasar vesikuler, wheezing -/-, rhonki -/-

OBJEKTIFJantung :I : iktus kordis tidak terlihatP : iktus kordis teraba dan kuat angkatP : batas jantung dalam batas normalA : bunyi jantung I dan II regular, murmur (-), gallop (-)Abdomen :I : datarA : bising usus (+) normalP : nyeri tekan (-), hepar dan lien tidak terabaP : timpaniEkstremitas :Motorik: 5-5/5-5 Akral hangat :++/++ Edema: --/--

OBJEKTIFKesadaran : GCS E4V5M6Meningeal sign :Kaku kuduk: -/-Kernig: -/-Brudzinki I: -/-Brudzinki II: -/-Brudzinki III: -/-Brudzinki IV: -/-

Nervus kranialis :N. olfaktorius (n. I)Pemeriksaan pembau : tidak dilakukanN. optikus (n. II)Tajam penglihatan: dbnLapangan pandang: dbnWarna: tidak dilakukanFunduskopi: tidak dilakukan

OBJEKTIFN. okulomotorius (n. III), n. troklearis (n. IV), n. abducen (n. VI)Kedudukan bola mata saat diam : dbnGerakan bola mata:dbnCelah mata (ptosis): -/-Exopthalmus: -/-Pupil :Bentuk, lebar dan perbedaan lebar : lingkaran, diameter 2mm/2mm dan isokorReaksi cahaya langsung dan konsensuil : +/+Reaksi akomodasi dan konvergensi : +/+

N. trigeminus (n. V)Pemeriksaan sensorik: dbnPemeriksaan motorik: Merapatkan gigi : dbnMembuka mulut : dbnMenonjolkan rahang dan menariknya: dbnMenggigit tongue spatel kayu dengan gigi geraham : tidak dilakukanMenggerakkan rahang dari sisi ke sisi melawan tahanan :dbn

OBJEKTIFN. fasialis (n. VII)Pemeriksaan motorikKondisi diam : dbnKondisi bergerak : dbnM. frontalis : dbnM. korugator supersilii : dbnM. nasalis : dbnM. orbikularis okuli : dbnM. orbikularis oris : dbnM. zigomatikus : dbn

M. risorius : dbnM. bucinator : dbnM. mentalis: dbnM. playsma: dbnPemeriksaan sensorik daerah telinga luar : dbnPemeriksaan sensorik khusus :Lakrimasi : tidak dilakukanReflex stapedius : tidak dilakukanPengecapan 2/3 anterior lidah : tidak dilakukan

OBJEKTIFN. stato-akustikus (n. VIII)Pemeriksaan pendengaran :Suara bisik : tidak dilakukanDengan arloji : tidak dilakukanGarpu tala: tidak dilakukanPemeriksaan keseimbangan :Vertigo: -Tinitus: -Nistagmus: tidak dilakukanTes kalori: tidak dilakukan

N. glosopharingeus (n. IX), n. vagus (n. X)Inspeksi oropharing dalam keadaan istirahat : dbnInspeksi oropharing saat berfonasi : dbnRefleks terdiri dari :Refleks muntah: tidak dilakukanRefleks oculo-cardiac : tidak dilakukanRefleks cortico-cardiac : tidak dilakukanSensorik khusus (pengecapan 1/3 belakang lidah) : tidak dilakukanSuara : tidak dilakukanMenelan : dbnDetak jantung dan bising usus :dbn

OBJEKTIFN. acesorius (n. XI) :Kekuatan otot trapezius : dbn (+5/+5)Kekuatan otot sternokleidomastoideus : dbn (+5/+5)

N. hipoglosus (n. XII) :Pemeriksaan lidah dalam keadaan diam : dbnPemeriksaan lidah dalam keadaan bergerak : dbn

OBJEKTIFPemeriksaan motorik :Observasi : dbnPalpasi : dbn, konsistensi kenyalPerkusi : dbnTonus : dbnEkstremitas atas : M. deltoid: +5/+5M. biceps brakii: +5/+5M. tricep: +5/+5M. brakhioradialis : +5/+5M. pronator teres : +5/+5Genggaman tangan : +5/+4

Ekstremitas bawah :M. illiopsoas : +5/+5M. kwadriceps femoris : +5/+5M. hamstring: +5/+5M. tibialis anterior: +5/+5M. gastrocnemius: +5/+5M. soleus: +5/+5

OBJEKTIFPemeriksaan sensorik :Eksteroseptik : dbnProprioseptik : pemeriksaan gerak / posisi dalam batas normalEnteroseptik : -Kombinasi : Stereognosis : dbnBarognosis: dbnGraphestesia : dbnTwo point tactile discrimination : dbnSensory extinction : dbnLoss of body image: dbn

Pemeriksaan refleks fisiologis:Refleks superficial :Dinding perut : dbnCremaster : tidak dilakukanGluteal : tidak dilakukanRefleks tendon/ periosteum : Refleks biceps (BPR) : +2/+2Refleks triceps (TPR): +2/+2Refleks patella (KPR): +2/+2Refleks Achilles (APR): +2/+2Klonus lutut: -/-Klonus kaki: -/-

OBJEKTIFPemeriksaan refleks patologis :Babinski: -/-Chaddock: -/-Oppenheim: -/-Gordon: -/-Schaeffer: -/-Gonda: -/-Stransky: -/-Rossolimo: -/-Mendel-Bechterew: -/-Hoffman: -/-Trommer: -/-

OBJEKTIFPemeriksaan serebelum :Pemeriksaan koordinasi :Asinergia/ disinergia : tidak dilakukanDiadokinesia : tidak dilakukanMetria : tidak dilakukanTes memelihara sikap :Rebound phenomenon: tidak dilakukanTes lengan lurus : tidak dilakukanBicara (disartria) :tidak dilakukanPemeriksaan keseimbangan :Sikap duduk : tidak dilakukan

Sikap berdiri :Wide base/ broad base stance : -Modifikasi Romberg : -Dekomposisi sikap : -Berjalan/gait : dbnTonus pendular : dbnTremor (terminal tremor) : -/-

Pemeriksaan fungsi luhur :Afasia : -o Akalkulia : -Alexia : -o Agraphia : -Apraksia : -Right and left disorentation : - Fingeragnosia : -

OBJEKTIFPemeriksaan sendi sakroiliaca :Patricks sign: -/-Contra patricks sign: -/-Pemeriksaan provokasi nervus ischiadikus :Laseque: -/-Sicards: -/-Bragards: -/-Door bell sign: -/-ASSESSMENTKlinis: Kejang tonik klonik

Topis: cerebral

Etiologi: Epilepsi primerDD : epilepsi sekunder e.c trauma,hipoglikemi, hiponatremi, hipertermi, infeksi, tumor cerebri

PLANNINGPlanning diagnostik :Darah lengkap Kimia darahElektrolit darahCT scan kepala dengan kontrasEEG

Planning monitoring :Observasi vital signObservasi kejangObservasi efek samping obat

Planning edukasi :Edukasi meliputi pengertian epilepsi, mekanisme kejang, etiologi, lamanya gangguan kejang, penatalaksanaan, efek samping obat.

TerapiAsam valproat 2 x 250 mgB6 3x 10 mgPiracetam 3 x 800 mg Citicolin 2 x 500 mg

DEFINISIEpilepsi : - gangguan SSP yang ditandai dg terjadinya bangkitan (seizure, fit, attack, spell) yang bersifat spontan (unprovoked) dan berkala - kejadian kejang yang terjadi berulang (kambuhan) Kejang : manifestasi klinik dari aktivitas neuron yang berlebihan di dalam korteks serebral Manifestasi klinik kejang sangat bervariasi tergantung dari daerah otak fungsional yang terlibat

ETIOLOGIEpilepsi mungkin disebabkan oleh:aktivitas saraf abnormal akibat proses patologis yang mempengaruhi otakgangguan biokimia atau metabolik dan lesi mikroskopik di otak akibat trauma otak pada saat lahir atau cedera lainpada bayi penyebab paling sering adalah asfiksi atau hipoksia waktu lahir, trauma intrakranial waktu lahir, gangguan metabolik, malformasi congenital pada otak, atau infeksipada anak-anak dan remaja mayoritas adalah epilepsy idiopatik, pada umur 5-6 tahun disebabkan karena febrilpada usia dewasa penyebab lebih bervariasi idiopatik, karena birth trauma, cedera kepala, tumor otak (usia 30-50 th), penyakit serebro vaskuler (> 50 th)PATOFISIOLOGIKejang disebabkan karena ada ketidakseimbangan antara pengaruh inhibisi dan eksitatori pada otakKetidakseimbangan bisa terjadi karena :Kurangnya transmisi inhibitori Meningkatnya aksi eksitatori meningkatnya aksi glutamat atau aspartatKLASIFIKASI

kejang umum (generalized seizure) jika aktivasi terjadi pd kedua hemisfere otak secara bersama-samakejang parsial/focal jika dimulai dari daerah tertentu dari otak

Kejang umum terbagi atas:Tonic-clonic convulsion = grand malmerupakan bentuk paling banyak terjadipasien tiba-tiba jatuh, kejang, nafas terengah-engah, keluar air liurbisa terjadi sianosis, ngompol, atau menggigit lidahterjadi beberapa menit, kemudian diikuti lemah, kebingungan, sakit kepala atau tidurAbscense attacks = petit maljenis yang jarangumumnya hanya terjadi pada masa anak-anak atau awal remajapenderita tiba-tiba melotot, atau matanya berkedip-kedip, dengan kepala terkulaikejadiannya cuma beberapa detik, dan bahkan sering tidak disadariMyoclonic seizurebiasanya tjd pada pagi hari, setelah bangun tidurpasien mengalami sentakan yang tiba-tibajenis yang sama (tapi non-epileptik) bisa terjadi pada pasien normalAtonic seizurejarang terjadipasien tiba-tiba kehilangan kekuatan otot jatuh, tapi bisa segera recovered

Kejang parsial terbagi menjadi :Simple partial seizurespasien tidak kehilangan kesadaranterjadi sentakan-sentakan pada bagian tertentu dari tubuhComplex partial seizurespasien melakukan gerakan-gerakan tak terkendali: gerakan mengunyah, meringis, dll tanpa kesadaran

PEMERIKSAAN PENUNJANGPemeriksaan laboratorium :hipoglikemia, hiponatremia, uremia dan lain-lain.Elektroensefalografi (EEG) :gelombang runcing, gelombang paku, runcing lambat, paku lambat.Pemeriksaan foto polos kepala :fraktur tulang tengkorak.CT scan :infark, hematom, tumor, hidrosefalus, dan lain-lain.

DIAGNOSIS BANDINGSinkopGangguan sepintas peredaran darah otakHipoglikemiaBreath holding spellsHisteriaDll

PENATALAKSANAANNon farmakologi:Amati faktor pemicuMenghindari faktor pemicu (jika ada), misalnya : stress, OR, konsumsi kopi atau alkohol, perubahan jadwal tidur, terlambat makan, dll. Farmakologi : menggunakan obat-obat antiepilepsi

Penghentian PengobatanPada umumnya penghentian pengobatan dipertimbangkan apabila penderita selama 3 5 tahun tidak mendapat serangan dan EEG normal atau hanya menunjukkan sedikit kelainan non spesifik. Penghentian pengobatan tidak boleh mendadak, akan tetapi secara berangsur-angsur dosis dikurangi selama beberapa minggu atau beberapa bulan.

Prognosis Pasien epilepsi yang berobat teratur, 1/3 akan bebas serangan paling sedikit 2 tahun dan bisa lebih dari 5 tahun sesudah serangan terakhir obat dihentikan, pasien tidak mengalami kejang lagi, dikatakan telah mengalami remisi. Diperkirakan 30% pasien tidak akan mengalami remisi meskipun minum obat dengan teratur.

TERIMA KASIH