Epidemiologi keperawatan.doc

Embed Size (px)

Citation preview

BAB I

PENDAHULUANA. Latar Belakang

Saat ini, di negara maju telah terjadi pergeseran pola penyakit dari penyakit menular ke penyakit non-infeksi, tetapi hal ini tidak berarti negara maju telah terbebas dari masalah penyakit menular karena penyakit akut yang timbul sebagian besar disebabkan oleh penyakit menular, misalnya penyakit influenza di Inggris, morbili di Italia, atau penyakit baru seperti AIDS. Oleh karena itu, pengetahuan tentang penyakit menular masih merupakan hal yang penting untuk diperhatikan terutama di negara berkembang seperti Indonesia, penyakit menular di Indonesia merupakan faktor utama penyebab kematian dan morbiditas. B. Tujuan Penulisan

untuk mengetahui defenisi epidemiologi untuk mengetahui perkembangan epidemiologi untuk mengetahui peran epidemiologi untuk mengetahui riwayat alamiah penyakit untuk mengetahui tingkat pencegahan penyakit

untuk mengetahui tentang penyakit tidak menular

untuk mengetahui tentang penyakit menular

untuk mengetahui berbagai jenis pengukuran epidemiologi untuk mengetahui surveilans epidemiologiC. Manfaat Penulisan

Dapat digunakan sebagai panduan bagi mahasiswa dalam mempelajari tentang konsep-konsep epidemiologi.

BAB IIPEMBAHASANA. Defenisi Epidemiologi

Kata epidemiologi berasal dari bahasa Yunani ;

- Epi = pada, permukaan- Demos = penduduk, rakyat- Logos = ilmu

W.H. WelchEpidemiologi : suatu ilmu yang mempelajari timbulnya, perjalanan, dan pencegahan penyakit, terutama penyakit infeksi menular.

Mausner & KramerStudi tentang distribusi dan determinan dari penyakit dan kecelakaan pada populasi manusia.

LastStudi tentang distribusi dan determinan tentang keadaan atau kejadian yang berkaitan dengan kesehatan pada populasi tertentu dan aplikasi studi untuk menanggulangi masalahkesehatan.

Mac Mahon & PughIlmu yang mempelajari penyebaran penyakit dan faktor-faktor yang menentukan terjadinya penyakit pada manusia.

Omran Suatu studi mengenai terjadinya distribusi keadaan kesehatan, penyakit dan perubahan pada penduduk, begitu juga determinannya dan akibat-akibat yang terjadi pada kelompok penduduk.

W.H. FrostSuatu ilmu yang mempelajari timbulnya, distribusi, dan jenis penyakit pada manusia menurut waktu dan tempat.

Azrul azwarIlmu yang mempelajari tentang frekuensi dan penyebaran masalah kesehatan pada sekelompok manusia serta faktor-faktor yang mempengaruhi masalah kesehatan.Secara umumEpidemiologi adalah ilmu yang mempelajari tentang frekuensi dan penyebaran masalah kesehatan pada sekelompok manusia serta faktor-faktor yang mempengaruhi masalah kesehatan.Dengan demikian dapat ditarik kesimpulan bahwa ada 3 komponen penting yang ada dalam epidemiologi, sebagai berikut :

1) Frekuensi masalah kesehatan ( banyaknya masalah kesehatan (kesakitan, kecelakaan, dll) pada sekelompok manusia.2) Penyebaran masalah kesehatan ( pengelompokan masalah kesehatan menurut keadaan tertentu.3) Faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya masalah kesehatan ( faktor penyebab dari suatu masalah kesehatan, baik yang menerangkan frekuensi, penyebarannya maupun penyebab timbulnya masalah kesehatan.B. Perkembangan Epidemiologi

Dari catatan sejarah yang terkumpul menunjukkan epidemiologi merupakan ilmu yang telah dikenal sejak zaman dahulu kala bahkan berkembang bersamaan dengan ilmu perubatan/ kedokteran karena saling berkaitan.Hasil yang diperoleh dari studi epidemiologi dapat digunakan untuk pengobatan suatu penyakit, melakukan pencegahan atau meramalkan suatu pengobatan.

Perbedaan antara ilmu kedokteran dan studi epidemiologi terletak pada cara penanganan masalah kesehatan, dimana ilmu kedokteran lebih menekankan pelayanan kasus demi kasus sedangkan epidemiologi lebih menekankan pada kelompok individu.

Oleh karena itu, pada epidemiologi selain membutuhkan ilmu kedokteran juga membutuhkan disiplin ilmu lain, seperti: demografi, sosiologi, antropologi, geologi, lingkungan fisik, ekonomi, budaya dan statistik.Para sarjana yang telah meletakkan konsep epidemiologi yang masih berlaku sampai sekarang ini, konsep-konsep tersebut adalah:

Pengaruh lingkungan terhadap kejadian penyakit

Penggunaan data kuantitatif dan statistik Penularan penyakit

Eksperimen pada manusia

C. Peran Epidemiologi

Dalam bidang kesehatan masyarakat, epidemiologi mempunyai peran ;

1. mengadakan analisis perjalanan penyakit di masyarakat serta perubahan-perubahan yang terjadi akibat intervensi alam atau manusia,

2. mendeskripsikan pola penyakit pada berbagai kelompok masyarakat,3. mendeskripsikan hubungan antara dinamika penduduk dengan penyebaran penyakit.D. Riwayat Alamiah Penyakit (RAP)

RAP adalah proses perjalanan suatu penyakit yang alami (tanpa adanya intervensi yang dilakukan oleh manusia dengan sengaja dan terencana) sejak dari keadaan yang sehat hingga timbulnya akibat penyakit.

Tujuan memahami riwayat alamiah penyakit adalah untuk mengenali atau mendeteksi penyakit atau masalah kesehatan dengan mengenal gejala, tanda, dan hasil pemeriksaan yang terkait atau mengenal masalah kesehatan secara umum melalui indikator dari masalah tersebut.Tahapan Riwayat alamiah perjalanan penyakit :

a. Tahap Pre-Patogenesa

Pada tahap ini telah terjadi interaksi antara pejamu dengan bibit penyakit. Tetapi interaksi ini masih di luar tubuh manusia, dalam arti bibit penyakit berada di luar tubuh manusia dan belum masuk kedalam tubuh pejamu.

Pada keadaan ini belum ditemukan adanya tanda tanda penyakit dan daya tahan tubuh pejamu masih kuat dan dapat menolak penyakit. Keadaan ini disebut sehat.

b. Tahap Patogenesa1) Tahap Inkubasi

Tahap inkubasi adalah masuknya bibit penyakit kedalam tubuh pejamu, tetapi gejala- gejala penyakit belum nampak.

Tiap-tiap penyakit mempunyai masa inkubasi yang berbeda, ada yang bersifat seperti influenza, penyakit kolera masa inkubasinya hanya 1- 2 hari, penyakit Polio mempunyai masa inkubasi 7 - 14 hari, tetapi ada juga yang bersifat menahun misalnya kanker paru-paru, AIDS dan sebagainya.

Jika daya tahan tubuh tidak kuat, tentu penyakit akan berjalan terus yang mengakibatkan terjadinya gangguan pada bentuk dan fungsi tubuh.

Pada suatu saat penyakit makin bertambah hebat, sehingga timbul gejalanya. Garis yang membatasi antara tampak dan tidak tampaknya gejala penyakit disebut dengan horison klinik.

2) Tahap Penyakit Dini

Tahap penyakit dini dihitung mulai dari munculnya gejala-gejala penyakit, pada tahap ini pejamu sudah jatuh sakit tetapi sifatnya masih ringan. Umumnya penderita masih dapat melakukan pekerjaan sehari-hari dan karena itu sering tidak berobat. Selanjutnya, bagi yang datang berobat umumnya tidak memerlukan perawatan, karena penyakit masih dapat diatasi dengan berobat jalan.

Tahap penyakit dini ini sering menjadi masalah besar dalam kesehatan masyarakat, terutama jika tingkat pendidikan penduduk rendah, karena tubuh masih kuat mereka tidak datang berobat, yang akan mendatangkan masalah lanjutan, yaitu telah parahnya penyakit yang di derita, sehingga saat datang berobat sering talah terlambat.

3) Tahap Penyakit Lanjut

Apabila penyakit makin bertambah hebat, penyakit masuk dalam tahap penyakit lanjut. Pada tahap ini penderita telah tidak dapat lagi melakukan pekerjaan dan jika datang berobat, umumnya telah memerlukan perawatan.

4) Tahap Akhir Penyakit

Perjalanan penyakit pada suatu saat akan berakhir. Berakhirnya perjalanan penyakit tersebut dapat berada dalam lima keadaan, yaitu :

1. Sembuh sempurna : penyakit berakhir karena pejamu sembuh secara sempurna, artinya bentuk dan fungsi tubuh kembali kepada keadaan sebelum menderita penyakit.

2. Sembuh tetapi cacat : penyakit yang diderita berakhir dan penderita sembuh. Sayangnya kesembuhan tersebut tidak sempurna, karena ditemukan cacat pada pejamu. Adapun yang dimaksudkan dengan cacat, tidak hanya berupa cacat fisik yang dapat dilihat oleh mata, tetapi juga cacat mikroskopik, cacat fungsional, cacat mental dan cacat sosial.

3. Karier : pada karier, perjalanan penyakit seolah-olah terhenti, karena gejala penyakit memang tidak tampak lagi. Padahal dalam diri pejamu masih ditemukan bibit penyakit yang pada suatu saat, misalnya jika daya tahan tubuh berkurang, penyakit akan timbul kembali. Keadaan karier ini tidak hanya membahayakan diri pejamu sendiri, tetapi juga masyarakat sekitarnya, karena dapat menjadi sumber penularan

4. Kronis : perjalanan penyakit tampak terhenti karena gejala penyakit tidak berubah, dalam arti tidak bertambah berat dan ataupun tidak bertambah ringan. Keadaan yang seperti tentu saja tidak menggembirakan, karena pada dasarnya pejamu tetap berada dalam keadaan sakit.

5. Meninggal dunia : terhentinya perjalanan penyakit disini, bukan karena sembuh, tetapi karena pejamu meninggal dunia. Keadaan seperti ini bukanlah tujuan dari setiap tindakan kedokteran dan keperawatan.Konsep dasar terjadinya penyakitBanyak teori yang dikemukakan para ahli mengenai timbulnya penyakit. Saat ini dikenal 3 proses terjadinya penyakit, sebagai berikut :

1. Segitiga epidemiologi (The epidemiologic triangle)Menurut model ini, interaksi ketiga factor (agen, host, dan lingkungan) harus dipertahankan keadaan keseimbangannya, dan bila terjadi gangguan keseimbangan antara ketiganya akan menyebabkan timbulnya penyakit tertentu.

Host/ penjamuYaitu semua faktor yang terdapat pada diri manusia yang dapat mempengaruhi dan timbulnya suatu perjalanan penyakit.

Agent

Yaitu suatu substansi tertentu yang keberadaannya atau ketidakberadaannya dapat menimbulkan penyakit atau memengaruhi perjalanan suatu penyakit.

Lingkungan/ environment

Yaitu segala sesuatu yang berada disekitar manusia serta pengaruh-pengaruh luar yang mempengaruhi kehidupan dan perkembangan manusia.2. Jaring-jaring sebab-akibat (The web of causation)Menurut model ini, suatu penyakit tidak tergantung kepada penyebab yang berdiri sendiri-sendiri, melainkan sebagai akibat dari serangkaian proses sebab akibat.Penyakit dapat dicegah atau dihentikan dengan memotong mata rantai di berbagai faktor.Contoh :

Jaringan sebab akibat yang mendasari penyakit jantung koroner (PJK) dimana banyak faktor yang merupakan menghambat atau meningkatkan perkembangan penyakit.Beberapa dari faktor ini instrinsik pada pejamu dan tetap (umpama LDL genotip), yang lain seperti komponen makanan, perokok, inaktifasi fisik, gaya hidup dapat dimanipulasi.

3. Model roda

Merupakan pendekatan lain untuk menjelaskan hubungan antara manusia dan lingkungan. Roda terdiri daripada satu pusat (pejamu atau manusia) yang memiliki susunan genetik sebagai intinya. Disekitar pejamu terdapat lingkungan yang dibagi secara skematis ke dalam 3 sektor yaitu lingkungan biologi, sosial dan fisik. Besarnya komponen-kompenen dari roda tergantung kepada masalah penyakit tertentu yang menjadi perhatian kita. Untuk penyakit-peyakit bawaan inti genetik relatif lebih besar.Untuk kondisi tertentu seperti campak, inti genetik relatif kurang penting oleh karena keadaan kekebalan dan sektor biologi lingkungan yang paling berperanan.

Mekanisme penularan penyakit (mode of transmission)a. Direct transmissionMerupakan perpindahan sejumlah unsur penyebab dari reservoir langsung ke pejamu potensial melalui portal of entry.

Misalnya :1. Penularan langsung orang ke orang : sifilis, hepatitis B, AIDS, dll.2. Penularan langsung dari hewan ke orang : oleh kelompok zoonosis.3. Penularan langsung dari tumbuhan ke orang : penyakit jamur.b. Air borne disease Penularan sebagian besar melalui udara, atau kontak langsung. Terdapat dua bentuk ; droplet nucklei dan dust (debu). Misalnya ; TBC, virus smallpox, streptococcus hemoliticus, difteri, dsb.c. Vehicle borne disease Perpindahan melalui benda mati seperti makanan, minuman, susu, alat dapur, alat bedah, mainan, dsb. Water borne disease, misalnya ; cholera, tifus, hepatitis, dll

Food borne disease, misalnya ; salmonellosis, disentri, dll

Milk borne disease, misalnya ; TBC, enteric fever, infant diare, dll

d. Penularan melalui vektor (vektor borne disease)Vektor : si pembawa (latin), yang merupakan golongan arthropoda (avertebrata) yang dapat memindahkan penyakit dari reservoir ke pejamu potensial.

Misalnya :1. Mosquito borne disease ; malaria, DBD, yellow fever, virus encephalitis, dll.2. Louse borne disease ; epidemic tifus fever.3. Flea borne dosease ; pes, tifus murin.4. Mite borne disease ; tsutsugamushi, dll.5. Tick borne disease ; spotted fever, epidemic relapsing fever.6. Oleh serangga lain ; sunfly fever, lesmaniasis, barthonellosis (lalat phlebotobus), trypanosomiasis (lalat tsetse di Afrika).E. Tingkat Pencegahan Penyakit

Pencegahan primer

Merupakan upaya untuk mempertahankan orang yang sehat agar tetap sehat atau mencegah orang yang sehat menjadi sakit.

Secara garis besar, upaya pencegahan ini dibagi 2 :

1. Pencegahan umum, dimaksudkan untuk mengadakan pencegahan pada masyarakat umum, misalnya pendidikan kesehatan masyarakat dan kebersihan lingkungan.

2. Pencegahan khusus, ditujukan pada orang-orang yang mempunyai resiko dengan melakukan imunisasi.Pencegahan sekunderMerupakan upaya manusia untuk mencegah orang yang telah sakit agar sembuh, menghindarkan komplikasi, dan mengurangi ketidakmampuan.Pencegahan sekunder ini dapat dilakukan dengan cara :

1. Mendeteksi penyakit secara dini, seperti pemeriksaan darah, roentgent paru-paru dan sebagainya serta segera memberikan pengobatan.2. Pendidikan kesehatan pada masyarakat agar mereka dapat mengenal gejala penyakit pada tingkat awal dan segera mencari pengobatan.3. Mengadakan pengobatan yang cepat dan tepat dari setiap jenis penyakit sehingga tercapai penyembuhan yang sempurna dan segera.Pencegahan tersierDimaksudkan untuk mengurangi ketidakmampuan dan mengadakan rehabilitasi.Rehabilitasi ini terdiri atas :

a. Rehabilitasi fisik

Yaitu agar bekas penderita memperoleh perbaikan fisik semaksimal-maksimalnya.

b. Rehabilitasi mental

Yaitu agar bekas penderita dapat menyesuaikan diri dalam hubungan perorangan dan social secara memuaskan.

c. Rehabilitasi sosial vokasional

Yaitu agar bekas penderita menempati suatu pekerjaan/ jabatan dalam masyarakat dengan kapasitas kerja yang semaksimal-maksimalnya sesuai dengan kemampuan dan ketidak mampuannya.

d. Rehabilitasi aesthetis

Usaha ini guna mengembalikan rasa keindahan, walaupun kadang-kadang fungsi dari alat tubuhnya itu sendiri tidak dapat dikembalikan.

Misalnya penggunaan mata palsu.

F. Penyakit Tidak MenularPenyakit tidak menular kurang lebih mempunyai kesamaan dengan sebutan : Penyakit kronik

Penyakit non-infeksi

New communicable disease

Penyakit degeneratif

Penyakit kronik karena PTM biasanya bersifat kronik, tapi ada juga yang kelangsungannya mendadak, misalnya keracunan.Penyakit Non-Infeksi karena penyebab PTM bukan mikroorganisme, namun tidak berarti tidak ada peranan mikroorganime dalam terjadinya PTM.

Penyakit degeneratif berhubungan dengan proses degenerasi/ ketuaan.

New comminicable disease dianggap dapat menular melalui gaya hidup, gaya hidup dapat menyangkut pola makan, kehidupan seksual dan komunikasi global.

Karakteristik penyakit tidak menular : Penularan penyakit tidak melalui suatu rantai penularan tertentu

Masa inkubasi yang panjang

Perlangsungan penyakit kronik

Banyak menghadapi kesulitan diagnosis

Mempunyai variasi yang luas

Memerlukan biaya yang tinggi dalam upaya pencegahan maupun penanggulangannya Faktor penyebabnya multikausal, bahkan tidak jelas.

Contoh penyakit tidak menular : penyakit jantung,

penyakit kanker,

penyakit metabolik,

cedera dan keracunan.Konsep Hubungan Kausal Dan Penyebab Penyakit Tidak MenularJaringan kausal yang rumit sulit menegakkan penyebab utama atau penyebab utama atau penyebab langsung dari suatu penyakit, misalnya terjadinya suatu infark miokard dpt disebabkan oleh banyak faktor.

Jika suatu masalah kesehatan mempunyai beberapa kemungkinan penyebab maka masalah itu dapat diserang dari berbagai arah.

Hubungan antara faktor kausal dan penyakit dapat mempunyai beberapa bentuk yaitu : Single cause/ single effect model

Multiple cause/ single effect model

Multiple cause/ multiple effect model

Contoh : penyakit jantung adalah penyebab utama kematian dengan faktor kausal yang meliputi merokok, hipertensi, peninggian kadar kolesterol, kurang olah raga, diabetes, stress dan riwayat keluarga.

Tingkat Pencegahan Penyakit Tidak MenularPencegahan tingkat pertama, meliputi :

Promosi kesmas, misal : kampanye kesadaran masyarakat, promosi kesehatan, pendidikan kesmas.

Pencegahan khusus, misal : pencegahan keterpaparan, pemberian kemopreventif.Pencegahan tingkat kedua, meliputi :

Diagnosis dini, misal dengan melakukan screening.Screening atau penyaringan adalah usaha untuk mendeteksi/mencari penderita penyakit tertentu tanpa gejala dalam masyarakat atau kelompok tertentu melalui suatu test/pemeriksaan, yang secara singkat dan sederhana dapat memisahakan mereka yang kemungkinan besar menderita, yang selanjutnya didiagnosa dan dilanjutkan dengan pengobatan. Pengobatan, kemoterapi atau tindakan bedah.Pencegahan tingkat ketiga, meliputi :

Rehabilitasi, misal perawatan rumah jompo, perawatan rumah sakit.G. Penyakit MenularPenyakit menular adalah penyakit yang dapat ditularkan (berpindah dari orang yang satu ke orang yang lain, baik secara langsung maupun melalui perantara).

Terjadinya suatu penyakit menular karena interaksi antara penjamu, agent dan lingkungan, yang meliputi 6 komponen, yaitu :

1. Penyebab penyakit

Ada 6 golongan penyebab penyakit yang bersifat biologis, yaitu :

1) Protozoa

Binatang bersel satu yang data menimbulkan malaria, disentri amoeba dan sebagainya memerlukan perkembangan di luar tubuh manusia yang ditularkan melalui vector.

2) Metazoa

Jenis parasit jenis multiseluler yang menyebabkan penyakit trikinosis, cacing tambang dan sebagainya, memerlukan perkembangan di luar tubuh manusia, sehingga penularannya terjadi secara tidak langsung.

3) Bacteria

Merupakan tumbuh-tumbuhan bersel tunggal yang menyebabkan bermacam-macam penyakit. Berkembang biak di lingkungan sekitar manusia, dapat ditularkan dari orang ke orang atau mendapatkannya dari lingkungan orang tersebut.

4) Virus

Penyebab penyakit yang mempunyai ukuran yang sangat kecil, dapat menimbulkan penyakit cacar, morbili, hepatitis, rabies, ensefalitis dan sebagainya. Penyakit tersebut umumnya ditularkan secara langsung.

5) Fungi

Tumbuhan yang bersifat uniseluler maupun multiseluler yang dapat menimbulkan penyakit seperti jamur kulit, histoplamosis, dan sebagainya.

Reservoir dari penyakit jamur adalah tanah dan tidak ditularkan langsung dari orang ke orang.

6) Riketsia

Parasit yang sifatnya intraseluler dengan ukuran besar berada diantara bakteri dan virus, sifatnya sama dengan virus, ia membutuhkan sel hidup untuk pertumbuhan dan perkembangannya.

2. Reservoir dari penyebab penyakit

Reservoir adalah habitat normal bagi agent penyebab penyakit di mana ia hidup, berkembang biak dan tumbuh dengan baik. Habitat tersebut dapat berupa :1) Manusia

2) Binatang

3) Lingkungan

3. Cara keluarnya penyakit-penyakit tersebut dari penjamu (portal of exit)Yang dimaksudkan disini adalah cara keluarnya dari reservoir manusia dan binatang, dapat melalui :

1) Saluran pernapasan, seperti penyakit TBC, pilek atau influenza, dsb.

2) Saluran pencernaan, seperti penyakit tifus abdominalis, kolera, disentri, hepatitis, dsb.

3) Saluran perkemihan, seperti penyakit gonore, sifilis, leptospirosis, dsb.

4) Melalui kulit, seperti cacar, hepatitis serum melaui suntikan, gigitan anthropoda seperti demam berdarah.

4. Cara transmisi penyebab penyakit kepada penjamu baruPenularan penyakit dapat terjadi melalui 2 cara :1) Secara langsung

Kontak langsung seperti penyakit kelamin, hepatitis, penyakit kulit.

Droplet infeksi melalui percikan ludah, terutama penyakit-penyakit saluran napas melalui percakapan.2) Secara tidak langsung

Dapat melalui vector (binatang), seperti nyamuk yang dapat menularkan penyakit demam berdarah, malaria, filarisis, dsb.

5. Tempat masuknya penyebab penyakit tersebut ke penjamu yang baru

Tempat masuknya bibit penyakit ke dalam tubuh manusia sama dengan tempat keluarnya bibit penyakit apakah melalui saluran pernapasan , saluran pencernaan, saluran perkemihan, dsb.6. Kerentanan penjamuKerentanan atau kepekaan penjamu terhadap penyakit sangat tergantung pada :

1) Faktor genetiK (keturunan)

2) Daya tahan tubuh penjamu terhadap penyakit

3) Keadaan gizi

4) Pola hidup

H. Pengukuran EpidemiologiAngka kesakitan (morbiditas)

1. Insiden ( gambaran tentang frekuensi penderita baru suatu penyakit yang ditemukan pada suatu waktu tertentu di sekelompok manusia.

Jumlah penderitaAngka insiden =

x 1OOO

Populasi yang mempunyai resiko pada pertengahan tahuna. Angka insiden adalah jumlah penderita baru suatu penyakit yang ditemukan pada suatu jangka waktu tertentu (umumnya 1 tahun) dibandingan dengan jumlah penduduk yang mungkin terkena penyakit baru tersebut pada pertengahan tahun jangka waktu yang bersangkutan dalam persen atau permil.

b. Angka serangan adalah jumlah penderita baru suatu penyakit yang ditemukan pada satu saat dibandingkan dengan jumlah penduduk yang mungkin terkena penyakit tersebut pada saat yang sama dalam persen atau permil.c. Angka serangan sekunder adalah jumlah penderita baru suatu penyakit yang terjangkit pada seranga kedua dibandingkan dengan jumlah penduduk dikurangi yang telah pernah terkena pada serangan pertama dalam persen atau permil.2. Prevalensi ( gambaran tentang frekuensi penderita lama dan baru yang ditemukan pada jangka waktu tertentu di sekelompok masyarakat tertentu.a. Angka prevalensi periode adalah jumlah penderita lama dan baru suatu penyakit yang ditemukan pada suatu waktu jangka waktu tertentu dibagi dengan jumlah penduduk pada pertengahan jangka waktu yang bersangkutan dalam persen atau permil. Jumlah penderita lama dan baruAngka prevalensi peride =

x 1OOO

Jumlah penduduk pertengahan tahunb. Angka prevalensi poin adalah jumlah penderita lama dan baru pada satu saat, dibagi dengan jumlah penduduk pada saat itu dalam persen atau permil.Jumlah penderita lama dan baru pada saat ituAngka prevalensi poin =

x 1OOO

Jumlah penduduk pada saat ituAngka kematian (mortality)

1. Angka kematian kasarYaitu jumlah semua kematian yang ditemukan pada satu jangka waktu (satu tahun) dibandingkan dengan jumlah penduduk pada pertengahan waktu yang bersangkutan dalam persen atau permil. Jumlah kematian penduduk disuatu daerah dalam 1 tahunAKK =

x 1OOO

Jumlah penduduk pertengahan tahun2. Angka kematian bayiYaitu jumlah seluruh kematian bayi (umur di bawah 1 tahun) pada satu jangka waktu (satu tahun) dibagi dengan jumlah seluruh kelahiran hidup dalam persen atau permil.

Jumlah kematian bayi umur O 1 tahun dalam 1 tahunAKB =

x 1OOO Jumlah kelahiran hidup pada tahun yang sama3. Angka kematian penyebab khususYaitu jumlah seluruh kematian karena suatu penyebab dalam satu jangka waktu tertentu dibagi dengan jumlah penduduk yang mungkin terkena penyakit tersebut dalam persen atau permil. Jumlah kematian karena penyakit tertentuAKPK =

x 1OOO Jumlah penduduk yang mungkin terkena penyakit tertentu

pada pertengahan tahun4. Angka kasus fatalYaitu jumlah seluruh kematian karena satu penyebab dalam jangka waktu tertentu dibagi dengan jumlah seluruh penderita pada waktu yang sama dalam persen atau permil.

Jumlah kematian karena penyakit tertentuAKF =

x 1OOO Jumlah seluruh penderita penyakit tertentu

5. Angka kematian neonatalYaitu jumlah angka kematian bayi usia di bawah usia 28 hari pada jangka waktu (satu) tahun dibagi jumlah kelahiran hidup pada jangka waktu tahun yang sama dalam persen atau permil.

Jumlah kematian bayi umur