Upload
ashadite
View
107
Download
2
Embed Size (px)
DESCRIPTION
epidemiologi HIV di indonesia 2013
Citation preview
EPIDEMIOLOGI HIV-AIDS DI INDONESIA
Aditya M1)
1)Bagian Epidemiologi Fakultas kedokteran Universitas Lampung
Abstrak
Latar Belakang. Human Immunodeficiency Virus (HIV) dan Acquired Immune Deficiency Syndrome (AIDS) merupakan permasalahan global. Tren kasus HIV dan AIDS menurun di kebanyakan negara di dunia tetapi Indonesia termasuk satu dalam 9 negara yang memiliki peningkatan kasus infeksi HIV pada usia 15-49 tahun lebih dari 25 persen. Tujuan. Mengetahui gambaran epidemiologi HIV dan AIDS di Indonesia. Hasil. Sampai dengan tahun 2005 jumlah infeksi HIV yang dilaporkan sebanyak 859, tahun 2006 (7.195), tahun 2007 (6.048), tahun 2008 (10.362), tahun 2009 (9.793), tahun 2010 (21.591), tahun 2011 (21.031), tahun 2012 (21.511). Jumlah kumulatif infeksi HIV yang dilaporkan sampai dengan Juni 2013 sebanyak 108.600. Sampai dengan tahun 2005 jumlah AIDS yang dilaporkan sebanyak 4.987, tahun 2006 (3.514), tahun 2007 (4.425), tahun 2008 (4.943), tahun 2009 (5.483), tahun 2010 (6.845), tahun 2011 (7.004), dan tahun 2012 (5.686). Jumlah kumulatif AIDS dari tahun 1987 sampai dengan Juni 2013 sebanyak 43.667 orang. Simpulan. Jumlah kumulatif infeksi HIV di Indonesia cukup tinggi walaupun masih jauh dari angka yang diprediksikan. Kasus infeksi HIV dan AIDS tertinggi di Indonesia menurut faktor risiko adalah heteroseksual, menurut usia ada pada rentang usia 20-40 tahun, menurut jenis kelamin pria berbanding wanita 1:1 untuk HIV dan 2:1 untuk AIDS..Kata Kunci: acquired immune deficiency syndrome, epidemiologi, human immunodeficiency virus, Indonesia
EPIDEMIOLOGY OF HIV-AIDS IN INDONESIA
Aditya M1)
1) Epidemiology Department of Faculty of Medicine Lampung University
Abstract
Background. Human Immunodeficiency Virus (HIV) and Acquired Immune Deficiency Syndrome (AIDS) are global issue. The trend of HIV and AIDS cases decrease in most of countries but Indonesia is one of the 9 countries which have increasing in HIV infection among 15-49 years old of the resident more than 25 percent. Purpose. Knowing the epidemiology of HIV and AIDS in Indonesia. Result. Until the end of 2005 the incidence of HIV infection reported is 859, in 2006 (7.195), in 2007 (6.048), in 2008 (10.362), in 2009 (9.793), in 2010 (21.591), in 2011 (21.031), in 2012 (21.511). The cumulative infection of HIV until end of June 2013 is 108.600. Until the end of 2005 the incidence of AIDS reported is 4.987, in 2006 (3.514), in 2007 (4.425), in 2008 (4.943), in 2009 (5.483), in 2010 (6.845), in 2011 (7.004), in 2012 (5.686). The cumulative of AIDS from 1987 to June 2013 is 43.667. Conclusion. The cumulative infection of HIV in Indonesia is quite massive even though it’s below the prediction number. The highest case of infection of HIV and AIDS in Indonesia by risk factor is heterosexual, by age is on the 20 to 40 years old range, and by gender man to woman ratio is 1:1 for HIV and 2:1 for AIDS.Keywords: acquired immune deficiency syndrome, epidemiology, human immunodeficiency virus, Indonesia
Pendahuluan
Human Immunodeficiency Virus (HIV) dan Acquired Immune Deficiency
Syndrome (AIDS) merupakan permasalahan global. Di dunia terdapat 34 juta
orang terinfeksi HIV. Sebanyak 2,5 juta orang terinfeksi tiap tahunnya dan
sebanyak 1,7 juta orang telah meninggal akibat AIDS. Tren kasus HIV dan AIDS
menurun di kebanyakan negara di dunia tetapi Indonesia termasuk satu dalam 9
negara yang memiliki peningkatan kasus infeksi HIV pada usia 15-49 tahun lebih
dari 25 persen (IBCA, 2013).
Di Indonesia kasus HIV dan AIDS tersebar di seluruh provinsi. Hingga Maret
2013 tercatat lebih dari 100.000 kasus HIV dan lebih dari 40.000 telah berada
pada tahap AIDS. Angka ini masih jauh dari prediksi jumlah sesungguhnya yakni
diperkirakan terdapat lebih dari 500.000 kasus HIV dan AIDS di Indonesia. Dari
jumlah kasus yang tercatat dapat terlihat sekitar 1700 orang per bulan dipastikan
terinfeksi HIV dan sekitar 17 diantaranya ditularkan oleh Ibu kepada anak (IBCA,
2013; Dirjen PP&PL, 2013).
Disamping itu Indonesia juga tergolong sebagai negara dengan epidemi HIV dan
AIDS terkonsentrasi, di mana pada wilayah-wilayah tertentu, prevalensi populasi
kunci sudah mencapai 5 persen atau lebih. Bahkan Provinsi Papua tergolong
sebagai daerah generalized epidemic dimana masyarakat umum pengidap HIV
dan AIDS sudah lebih dari 1 persen (Dirjen PP&PL, 2013).
Sejarah HIV-AIDS
Ilmuan menduga bahwa pada tahun 1930 suatu bentuk virus simian
imunodefisiensi (SIV) menjangkit manusia di Afrika Tengah, virus yang
bermutasi tersebut menjadi virus human imunodefisiensi pertama pada manusia
(HIV-1). Pada tahun 1959, kasus pertama infeksi HIV pada manusia yang
dilaporkan terjadi pada 1 kasus kematian di Congo, yang pada tahun-tahun
berikutnya berhasil dibuktikan postif terjangkit HIV dari sampel darahnya yang
telah disimpan. Pada tahun 1960, HIV-2 atau varian baru dari virus HIV
ditemukan di Afrika Barat, yang diduga menjangkit manusia dari kera sooty
mangabey di Guinea-Bissau (Pickrell, 2006).
Pada tahun 1964, Jerome Horwitz dari Barbara Ann Karmanos Cancer Institute
dan Wayne State University School of Medicine mensintesis zidovudine
(AZT) atas izin US National Institutes of Health (NIH). AZT pada awalnya
dimaksudkan sebagai obat anti kanker (Pickrell, 2006).
Pada tahun 1975, gejala-gejala yang muncul kemudian hari dari pasien HIV, yang
kemudian kita kenal dengan AIDS, pertama kali dilaporkan terjadi pada penduduk
di Afrika. Kemudian pada tahun 1980, Gaëtan Dugas seorang flight attendant
untuk pertama kalinya mengunjungi pusat sauna di kota New York yang di
kemudian hari berhubungan baik langsung maupun tidak langsung 40 kasus dari
248 kasus-kasus awal AIDS yang dilaporkan di Amerika Serikat, sehingga
disebut-sebut sebagai “Patient Zero” (Pickrell, 2006). Akibat lonjakan kasus
AIDS yang terjadi pada kaum homoseksual pada masa itu menjadikan penyakit
ini disebut dengan Gay Related Immunde Deficiency (GRID) oleh Centers of
Disease Control and Prevention (CDC). Kemudian pada tahun 1982 CDC
mengganti istilah GRID dan menetapkan kasus AIDS sebagai penyakit, karena
ternyata AIDS tidak hanya menjangkit pada kaum homoseksual tetapi pada kasus-
kasus hubungan seksual heteroseksual, transfusi darah, penggunaan jarum suntik
bergantian pada pengguna narkoba. Kemudian nama virus ini sempat disebut
dengan LAV/HTLV-III pada tahun 1983, sebelum menjadi HIV pada tahun 1986.
Pada tahun 2007, kasus pertama kali seseorang dapat sembuh dari infeksi HIV
dilaporkan. Timothy Ray Brown asal San Fransisco, menderita leukemia dan
HIV, sembuh dari infeksi HIV setelah menjalani transplantasi sumsum tulang
melalui prosedur eksperimen yang berisiko di Jerman. Dan hingga tahun 2011,
status HIV pasien tersebut tetap negatif setelah 4 tahun dari prosedur tersebut
(Pickrell, 2006).
Untuk di Indonesia sendiri, awal epidemi HIV dan AIDS di Indonesia (1987)
yaitu kasus pertama AIDS di Indonesia ditemukan 24 tahun yang lalu (1987).
Antara tahun 1987 dan 1997, peningkatan infeksi tampak lambat, upaya
penanggulangan pun sangat terbatas dan terutama terfokus di sektor kesehatan.
Pada bulan Mei 1994 Komisi Penanggulangan AIDS Nasional (KPAN) yang
pertama di Indonesia ditetapkan dengan Keputusan Presiden 36/19941, kemudian
disusul dengan Strategi Nasional Penanggulangan AIDS yang pertama yakni
bulan Juni 1994 (KPAI, 2012).
Epidemiologi HIV-AIDS di Indonesia (Dirjen PP&PL, 2013)
A. Situasi Masalah HIV-AIDS Triwulan II (April-Juni) Tahun 2013
1. HIV
a. Dan bulan April sampal dengan Juni 2013 jumlah infeksi HIV yang baru
dilaporkan sebanyak 4.841 orang.
b. Persentase infeksi HIV tertinggi dilaporkan pada kelompok umur 25-49
tahun (70,7%), diikuti kelompok umur 20-24 tahun (17,1%), dan
kelompok umur 15-19 tahun (4,5%).
c. Rasio HIV antara laki-laki dan perempuan adalah 1:1
d. Persentase faktor risiko HIV tertinggi adalah hubungan seks berisiko
pada heteroseksual (45,6%), penggunaan jarum suntik tidak steril pada
penasun (10,6%), dan LSL (Lelaki Seks Lelaki) (10,3%).
2. AIDS
a. Dan bulan April sampai dengan Juni 2013 jumlah AIDS yang dilaporkan
baru sebanyak 320 orang.
b. Persentase AIDS tertinggi pada kelompok umur 30-39 tahun (33,8%),
dilkuti kelompok umur 20-29 tahun (28,8%) dan kelompok umur 40-49
tahun (11,6%).
c. Rasio AIDS antara laki-laki dan perempuan adalah 2:1
d. Jumlah AIDS tertingi yang dilaporkan dari Provinsi Sulawesi Selatan
(80), Nusa Tenggara Timur (76), Lampung (50), Banten (31) dan
Sulawesi Tenggara (25).
e. Persentase faktor risiko AIDS tertinggi adalah hubungan seks berisiko
pada heteroseksual (78,4%), penggunaan jarum suntik tidak steril pada
penasun (14,1%), dan ibu positif HIV ke anak (4,1%), dan LSL (Lelaki
Seks Lelaki) (2,5%)
B. Situasi Masalah HIV-AIDS Tahun 1987 - Juni 2013
Sejak pertama kali ditemukan tahun 1987 sampal dengan Juni 2013, HIV-
AIDS tersebar di 348 (70%) dan 497 kabupaten/kota di seluruh provinsi di
Indonesia. Provinsi pertama kali ditemukan adanya HIV-AIDS adalah Provinsi
Bali, sedangkan yang terakhir melaporkan adalah Provinsi Sulawesi Barat pada
tahun 2011.
1. HIV
a. Sampai dengan tahun 2005 jumlah infeksi HIV yang dilaporkan
sebanyak 859, tahun 2006 (7.195), tahun 2007 (6.048), tahun 2008
(10.362), tahun 2009 (9.793), tahun 2010 (21.591), tahun 2011
(21.031), tahun 2012 (21.511). Jumlah kumulatif infeksi HIV yang
dilaporkan sampai dengan Juni 2013 sebanyak 108.600.
Tabel I. Jumlah infeksi HIV yang dilaporkan menurut tahun sampai dengan Juni 2013
b. Jumlah infeksi HIV tertinggi yaitu di DKI Jakarta (24.807), diikuti
Jawa Timur (14.285), Papua (11.871), Jawa Barat (8.161), dan
Sumatera Utara (7.078), dapat dilihat pada tabel 3.
2. AIDS
a. Sampai dengan tahun 2005 jumlah AIDS yang dilaporkan sebanyak
4.987, tahun 2006 (3.514), tahun 2007 (4.425), tahun 2008 (4.943),
tahun 2009 (5.483), tahun 2010 (6.845), tahun 2011 (7.004), dan tahun
2012 (5.686). Jumlah kumulatif AIDS dari tahun 1987 sampai dengan
Juni 2013 sebanyak 43.667 orang, yang dapat dilihat pada tabel 2.
Tabel 2. Jumlah AIDS yang Dilaporkan Menurut Tahun, 1987- 2013
Tabel 3. Jumlah Infeksi HIV yang Dilaporkan Provinsi sampai dengan Juni 2013
b. Persentase kumulatif AIDS tertinggi pada kelompok umur 20-29
tahun (35,0%), kemudian diikuti kelompok umur 30-39 tahun
(28,2%), 40-49 tahun (10%), 15-19 tahun (3.2%), dan 50-59 tahun
(3,0%).
Grafik 1. Persentase Kumulatif AIDS yang Dilaporkan Menurut Kelompok Umur Tahun 1987 sampai dengan Juni 2013
c. Persentase AIDS pada laki-laki sebanyak 55,4% dan perempuan
28,8%. Sementara itu 5,8% tidak melaporkan jenis kelamin.
Diagram 1. Persentase Persentase Kumulatif AIDS yang Dilaporkan Menurut Jenis Kelamin Tahun 1987 sd Juni 2013
d. Jumlah AIDS tertinggi adalah pada wiraswasta (5.131), diikuti ibu
rumah tangga (5.006), tenaga non-profesional/karyawan (4.521),
buruh kasar (1.746), penjaja seks (1.712), petani/peternak/nelayan
(1.663), dan anak sekolah/mahasiswa (1.089).
Grafik 2. Jumlah Kumulatif AIDS yang Dilaporkan Menurut Pekerjaan Tahun1987 sd Juni 2013
e. Jumlah AIDS terbanyak dilaporkan dan Papua (7.795), Jawa Timur
(6.900), DKI Jakarta (6.299), Jawa Barat (4.131), Bali (3.344), Jawa
Tengah (2.990), Kalimantan Barat (1.699), Sulawesi Selatan (1.547),
Banten (916) dan Riau (859).
Grafik 3. Sepuluh Provinsi yang Melaporkan Jumlah Kumulatif AIDS Terbanyak Tahun 1987 sd Juni 2013
f. Faktor risiko penularan terbanyak melalul heteroseksual (59,9%),
penasun (17,9%), diikuti penularan melalui perinatal (2,7%), dan
homoseksual (2,4%).
g. Angka kematian (CFR) AIDS menurun dan 321% pada tahun 2012
menjadi 0,30% pada bulan Juni tahun 2013.
Simpulan yang dapat diambil adalah bahwa jumlah kumulatif infeksi HIV di
Indonesia cukup tinggi walaupun masih jauh dari angka yang diprediksikan.
Kasus infeksi HIV dan AIDS tertinggi di Indonesia menurut faktor risiko adalah
heteroseksual, menurut usia ada pada rentang usia 20-40 tahun, menurut jenis
kelamin pria berbanding wanita 1:1 untuk HIV dan 2:1 untuk AIDS.
Daftar Pustaka
Centers for Disease Control and Prevention. 1982. A cluster of kaposi's sarcoma and pneumocystis carinii pneumonia among homosexual male residents of Los Angeles and range countries, California. MMWR. 31(23):305-7
Centers for Disease Control and Prevention. 2012. HIV Among Pregnant Women, Infants, and Children. http://www.cdc.gov/hiv/pdf/risk_WIC.pdf
Direktorat Jendral Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan. 2013. Laporan perkembangan HIV-AIDS triwulan II tahun 2013. http://www.aidsindonesia.or.id/ck_uploads/files/Laporan%20HIV%20AIDS%20TW%202%202013%20FINAL.pdf
Indonesia Bussines Coalition on AIDS. 2013. Buku pedoman hari aids sedunia. http://www.aidsindonesia.or.id/elib/uploads/20131016115055.F_Buku_Panduan_HAS_2013_FINAL.pdf
Komisi Penanggulangan AIDS Indonesia. 2012. Sejarah. http://www.aidsindonesia.or.id/contents/1/3/Sejarah#sthash.zbho9VFF.dpbs. Diakses pada tanggal 22 Desember 2013.
Pickrell J. 2006. Timeline: HIV and AIDS. http://www.newscientist.com/article/dn9949-timeline-hiv-and-aids.html?full=true#.UrZqXNKl4cU. Diakses pada tanggal 22 Desember 2013.