27
Jurnal Reading Effects of Hypothermia for Perinatal Asphyxia on Childhood Outcomes Oleh: Isfalia Muftiani G99131045 / E-6- 2015 Dwi Budi Narityastuti G99141166 / E- 4-2015 Pembimbing:

ensefalopati neonatus

Embed Size (px)

DESCRIPTION

ensefalopati akibat asfiksia

Citation preview

Jurnal Reading

Effects of Hypothermia for Perinatal Asphyxia on Childhood Outcomes

Oleh:Isfalia MuftianiG99131045 / E-6-2015Dwi Budi NarityastutiG99141166 / E-4-2015

Pembimbing:Dwi Hidayah, dr., Sp. A, M.Kes

KEPANITERAAN KLINIK SMF ILMU KESEHATAN ANAKFAKULTAS KEDOKTERAN UNS/ RSUD DR MOEWARDISURAKARTA2015

ABSTRAK

Latar belakang Pada The Total Body Hypothermia for Neonatal Encephalopathy Trial (TOBY), bayi baru lahir dengan ensefalopati akibat asfiksia mendapat terapi hipotermia mempunyai peningkatan hasil perkembangan neurologis pada usia 18 bulan, tetapi masih belum dapat dipastikan apakah terapi tersebut mempunyai fungsi neurokognitif untuk jangka panjang.Metode Kami memilih secara acak 325 bayi baru lahir dengan ensefalopati akibat asfiksia yang lahir dalam umur kehamilan 36 minggu atau lebih untuk mendapatkan perawatan standar saja (kontrol) atau menggunakan terapi hipotermia dengan suhu rektal 33-340C selama 72 jam setelah 6 jam setelah lahir. Kami mengevaluasi fungsi neurokognitif anak-anak tersebut pada usia 6-7 tahun. Hasil yang dianalisis adalah frekuensi dari anak yang dapat bertahan dengan IQ 85 atau lebih. HasilTotal 75 dari 145 anak (52%) pada grup hipotermia dengan 52 dari 133 (39%) pada grup kontrol mampu bertahan dan mempunyai IQ 85 atau lebih (risiko relative, 1:31 P=0,04). Proporsi dari anak yang meninggal pada grup hipotermia dan kontrol (29% dan 30%, berurutan). Lebih banyak anak yang mampu bertahan hidup pada kelompok hipotermia daripada kelompok kontrol tanpa adanya abnormalitas neurologis (65 dari 145 [45%] dan 37 dari 132 [28%]; relative risk, 1,60; 95% confident interval, 1.15 hingga 2.22). Diantara anak yang dapat bertahan, pada kelompok hipotermia dibandingkan dengan kelompok kontrol, menunjukkan penurunan yang signifikan akan resiko cerebral palsy (21% vs 36%, P= 0,03) dan resiko kecacatan sedang hingga parah (22% vs 37%, P=0,03); mereka juga memiliki nilai kemampuan motorik yang lebih bagus. Tidak ada perbedaan yang signifikan diantara kedua kelompok dalam cara pengasuhan orang tua untuk kesehatan dimana didapatkan hasil tes psikometrik 10 dari 11. Kesimpulan:Dampak hipotermia sedang setelah asfiksia perinatal memberikan hasil peningkatan neurokognitif pada pertengahan masa anak-anak.

PENDAHULUAN

Ensefalopati akibat asfiksia perinatal berhubungan dengan risiko kematian yang tinggi atau kecacatan awal perkembangan. Diantara anak yang dapat bertahan, cerebral palsy, kecacatan fungsional, dan akhir-akhir ini gangguan kognitif sering muncul pada masa anak-anak. Hal ini dapat merugikan bagi pasien, keluarga pasien dan sosialnya.Dalam beberapa penelitian random controlled trial yang melibatkan neonatus dengan bukti yang jelas dari ensefalopati akibat asfiksia, hipotermia sedang (33 340C) selama 72 jam, selama 6 jam setelah kelahiran, menunjukkan berkurangnya risiko kematian atau kecacatan pada 18-24 bulan dan meningkatkan angka bebas dari kecacatan. Observasi menunjukkan hipotermia menurunkan proporsi neonatus dengan abnormalitas yang terlihat pada neuroimaging mendukung hipotesis bahwa perkembangan awal dari hasil penelitian dapat dipertahankan. Tetapi, penilaian dari hasil perkembangan sistem saraf nantinya dapat diteliti lebih lanjut, ketika standar penilaian yang baku dan pengembangan penelitian dalam jangka pendek hanya bersifat sementara. Data hasil jangka panjang setelah hipotermia pada neonatus masih kurang. Pada penelitian sebelumnya tentang hasil perkembangan saraf pada usia 6-7 tahun pada anak yang diberikan terapi hipotermia segera setelah lahir, menunjukkan bahwa kelompok hipotermia lebih banyak dapat bertahan daripada kelompok kontrol, tetapi tidak terdapat perbedaan yang signifikan dalam hal angka kematian atau nilai IQ dibawah 7 (46 dari 97 anak [47%] pada kelompok hipotermia vs. 58 dari 93 [62%] pada kelompok kontrol; relative risk untuk kelompok hipotermia, 0.78; 95% confident interval [CI], 0.61 sampai 1.01). Ditambah lagi, tidak ditemukan adanya kemunduran yang signifikan dari perkembangan neurologi lainnya.The Total Body Hypothermia for Neonatal Encephalopathy Trial (TOBY) adalah randomized control trial yang besar untuk penelitian tentang ensefalopati akibat asfiksia. Pada usia 18 bulan, anak yang diberi terapi dengan hipotermia dapat menurunkan risiko untuk mengalami cerebral palsy dan meningkatkan nilai Mental Developmental Index and Psychomotor Developmental Index of the Bayley Scales of Infant Development II (BSID-II) dan pada Gross Motor Function Classification System. Kami menunjukkan hasil evaluasi dari studi populasi usia 6-7 tahun untuk menentukan apakah penggunaan terapi hipotermia sederhana setelah asfiksia perinatal berhubungan dengan keuntungan untuk jangka panjang. Hasil yang didapatkan adalah frekuensi dari anak yang dapat bertahan dengan IQ diatas 85 atau lebih pada usia 6-7 tahun, yang diteliti menggunakan tes yang sudah terstandarisasi.

METODE

1. Rancangan StudiPada trial TOBY, bayi dengan masa gestasional setidaknya 36 minggu yang mengalami ensefalopati akibat asfiksia sedang hingga berat dan hasil abnormal pada Electroencephalography (EEG) yang dipilih secara random selama 6 jam setelah lahir untuk mendapat perawatan standar (kontrol) dan perawatan dengan hipotermia dengan suhu rektal 33-340C selama 72 jam, diikuti dengan pemanasan berulang secara lambat. Hipotermia diatur dengan merawat bayi dengan memakai selimut dingin. Anak yang mengikuti penelitian ini dari tahun 2002-2006, dan dilakukan pemeriksaan lanjutan pada usia 6-7 tahun yang dilakukan tahun 2009-2013. National Research Ethics Service di Inggris dan tim evaluasi etik yang relevan pada setiap institusi diluar dari Inggris dan komite pemantau penelitianmenyetujui protokol TOBY. Lembar persetujuan (informed consent) secara tertulis diperoleh dari orang tua sampel penelitian.Surat undangan beserta dengan lembar persetujuan dan formulir persetujuan diemailkan kepada orang tua anak yang dapat bertahan. Setelah lembar persetujuan orang tua didapatkan, seorang psikologis dan dokter spesialis anak, dimana kedua orang tersebut tidak menyadari sedang diberi tugas dalam suatu penelitian, melakukan penilaian, biasanya dilakukan di sekolah. Penilaian terdiri dari pemeriksaan neurologi dan neuropsikologi meliputi fungsi sensori, kognitif, ingatan, perhatian, dan fungsi eksekutif, semua bagian yang terlihat akan terpengaruh oleh asfiksia perinatal. Kuesioner diberikan kepada guru dan orang tua.

2. Pemeriksaan neurologisSebuah pemeriksaan neurologis terstruktur dilakukan untuk mendeteksi tanda-tanda cerebral palsy dan disfungsi neurologis minor. Fungsi neuromotorik dinilai dengan menggunakan sistem Gross Motor Function Classification System dan Manual Ability Classification; nilai pada dua penilaian berkisar dari 1 sampai 5, dengan nilai yang lebih tinggimenunjukkan adanya kelemahan.

3. Penilaian psikometrikKami menggunakan Wechsler Preschool dan tes Primary Scaleof Intelligence III (WPPSI-III) atau Wechsler Intelligence Scale for Children IV (WISC-IV), alat penilaian yang sudah menjadi standar untuk anak-anak di Inggris (2004) atau yang sesuai di negara-negara lain, untuk mengevaluasi kemampuan kognitif secara umum. Hasil dari kedua tes ini meliputi pengukuran IQ secara umum (hasil primer) dengan pertanyaan untuk verbal dan kemampuan nonverbal dan kecepatan berpikir. Semua hasil dipaparkan memakai nilai yang dilihat sesuai dengan usia,dengan populasi berarti dari 100 dan standar deviasi 15.

4. Penilaian LainnyaKami juga memberikan sub-tes sesuai usia yang dipilih dari domain yang berasal dari Developmental Neuropsychological Assessment II (NEPSY-II): perhatian dan fungsi eksekutif, pengolahan visuospasial, fungsi sensorimotor, dan memori dan pembelajaran. Kami melaporkan nilai rata-rata untuk setiap domain, berasal dari rata-rata standar nilai setiap bagian.Sejak adanya laporan penurunan untuk memori pada anak-anak setelah mengalami ensefalopati neonatal dan hipoksia, kami juga menilai nilai dari tiga sub-tes dari Working Memory Test Battery for Children: recall block, untuk menilai memori jangka pendek nonverbal; digit recall, untuk menilai memori jangka pendek lisan; dan backward digit recall, untuk menilai fungsi eksekutif pusat. Orang tua dan guru, yang menyadari tentang penelitian ini, dapat menjawab pertanyaan yang sulit dan tajam (di skala 0 sampai 40, dengan nilai yang lebih tinggi menunjukkan kesulitan yang lebih tinggi) dan untuk Attention Deficit Hyperactivity-Disorder (ADHD) Rating Scale IV (pada skala 0 sampai 54, dengan nilai yang lebih tinggi menunjukkan gejala yang lebih parah). Terjemahan yang tepattersedia untuk pusat Eropa. Orang tua yang juga diminta untuk menyelesaikan kuesioner yang bertujuan untuk menilai perilaku anak mereka, memori sehari-hari, penggunaan pelayanan kesehatan, dan informasi demografi serta memberikan informasi tentang status kesehatan anak mereka dengan menggunakan Health Utility Index (HUI) sebagai responden proxy. Kami mengkonversi jawaban kuisioner kenilaimulti-attribute utility menggunakan algoritma yang sudah dipakai secara umum (HUI2 dan HUI3); berkisar dari -0,03 sampai 1,00 untuk HUI2 dan -0,36 sampai 1,00 untuk HUI3; nilai terendah menunjukkan utilitas terburuk yang mungkin terjadi,dengan 0.00 mengindikasikan kematian dan 1.00 mempunyai kesehatan yang baik, walaupun hasil negatif juga bisa terjadi. Perubahan 0,03 poin di rata-rata nilai dipertimbangkan mempunyai makna secara klinis. Kami mendapatkan izin dari orang tua untuk mendapatkan informasi tentang pencapaian edukasi dari kehidupan sekolah anak. Kemudian guru dan orang tua melengkapi dua kuisioner yang detil - the Total Academic Achievement Score19 and the Strengths and Difficulties Questionnaire (dengan nantinya melibatkan jawaban dari guru dan orang tua dan memberikan informasi tentang edukasi khusus yang dibutuhkan.

5. Hasil penelitianHasil primer penelitian ini adalah frekuensi dari anak yang dapat bertahan dengan IQ 85 atau lebih (1 SD di atas rata-rata standar IQ pada populasi). Hasil prespektif lain adalah komponen dari hasil primer: frekuensi dari anak yang bertahan tanpa abnormalitas neurologis dimana didefinisikan sebagai nilai IQ 85 atau lebih, hasil pemeriksaan neurologis yang normal, penglihatan normal, dan pendengaran normal; penilaian IQ secara keseluruhan dan nilai pengukuran per-sub the WPPSI-III or WISC-IV; nilai domain NEPSY-II; nilai memori secara keseluruhan; nilai total kesulitan dari kuisioner orang tua; rasio ADHD secara keseluruhan; prevalensi cerebral palsy; nilai fungsi motorik kasar dan kemampuan manual; tingkatan untuk disabiliti yang dikategorikan sebagai cacat ringan (IQ 70 -8,4, kemampuan motorik kasar tingkat 1 (mampu berjalan sendiri tetapi mungkin mempunyai cara jalan yang abnormal), atau abnormalitas pada salah satu atau kedua mata dengan penglihatan yang normal), cacat sedang (IQ 55-69, kemampuan motorik kasar tingkat 2 atau 3 (mempunyai kemampuan yang minimal untuk melakukan kegiatan yang berhubungan dengan motorik kasar atau membutuhkan bantuan untuk berjalan), atau penurunan penglihatan sedang), atau cacat berat )IQ