57
I. Skenario Ibnu Sabil, 23 year old is daily worker for his life and his father life. His mother died when he was born and his father could not work because suffering from liver disease (cirrhosis hepatis) which spent lot of money for treatment. Three years ago, he pushed his father to sell their house for praying liver disease and he gave one of his liver disease as a donor. One day he bought lot of bread for diner but during the way he gave that bread to a beggar which was hungry for 3 days. When he arrived at hus hut, he saw a foreigner gave 3 boxes of gold coin as a result of his fther business partnership in Arab country. Now they become rich. Ibnu Sabil runs a big food factory. His father built a mosque and also went for Haj and Umrah several times. Before pass away, his father saw in his dream that his good deed was balanced. His merit going Haj and Umrah also given to Ibnu Sabil. Reward for bread sadaqah was bigger then built a mosque. He asked you to explain this condition. II. Klarifikasi Istilah Chirrhosis hepatis : peradangan interstisial pada hati. 1

empati pada kedokteran

Embed Size (px)

DESCRIPTION

empati

Citation preview

Page 1: empati pada kedokteran

I. Skenario

Ibnu Sabil, 23 year old is daily worker for his life and his father life. His mother died

when he was born and his father could not work because suffering from liver disease

(cirrhosis hepatis) which spent lot of money for treatment.

Three years ago, he pushed his father to sell their house for praying liver disease and

he gave one of his liver disease as a donor.

One day he bought lot of bread for diner but during the way he gave that bread to a

beggar which was hungry for 3 days. When he arrived at hus hut, he saw a foreigner gave 3

boxes of gold coin as a result of his fther business partnership in Arab country. Now they

become rich.

Ibnu Sabil runs a big food factory. His father built a mosque and also went for Haj

and Umrah several times.

Before pass away, his father saw in his dream that his good deed was balanced. His

merit going Haj and Umrah also given to Ibnu Sabil. Reward for bread sadaqah was bigger

then built a mosque.

He asked you to explain this condition.

II. Klarifikasi Istilah

Chirrhosis hepatis : peradangan interstisial pada hati.

Daily worker : pekerja harian.

Desease : sensasi abnormal yang disebabkan oleh adanya perubahan

fungsi dan sruktur dalam tubuh.

Foreigner : warga Negara asing.

Business parthnership : hubungan kemitraan kerja.

Donor : organism yang member jaringan hidup untuk dapat digunakan

pada tubuh orang lain.

1

Page 2: empati pada kedokteran

Merit : kebaikan/ balas jasa/ pahala.

Sadaqah : memberikan sesuatu milik kita kepada orang lain.

III. Identifikasi Masalah

1. Ayah ibnu sabil tidak bisa bekerja karena menderita chirrhosis hepatis dan

menghabiskan banyak uang untuk pengobatan.

2. Ibnu Sabil mendorong ayahnya untuk menjual rumah.

3. Ibnu Sabil mendonorkan sebagian hatinya kepada ayahnya.

4. Ibnu Sabil memberikan roti untuk makan malamnya kepada pengemis yang

kelaparan.

5. Ibnu Sabil dan ayahnya mendapatkan tiga peti emas sebagai hasil kerja sama di

Negara Arab sehingga mereka menjadi kaya.

6. Hasil dari sedekah roti lebih besar daripada membangun masjid.

IV. Analisis masalah

1. a. Apakah peran seorang ayah di dalam keluarga?

b. Mengapa pengibatan Chirrhosis Hepatis membutuhkan banyak biaya?

2. a. Apa alas an Ibnu Sabil mendorong ayahnya untuk menjual rumah?

b. Apakah tindakan Ibnu Sabil sudah tepat?

3. a. Bagaimana etik transplantasi?

b. Apakah tindakan pendonoran tersebut termasuk empati Ibnu Sabil kepada

ayahnya?

4. a. Apa yang mendorong Ibnu Sabil memberikan rotinya kepada pengemis?

2

Page 3: empati pada kedokteran

b. Apakah tindakan yang dilakukan Ibnu Sabil sudah tepat?

c. Apa dampak dari tindakan yang dilakukan oleh Ibnu Sabil?

5. a. Mengapa hasil dari sedekah roti lebih besar daripada membangun masjid dan

dari sudut pandang apa?

b. Berdasarkan filsafat dari aspek agama Islam, apa yang membedakan nilai dari

suatu perbuatan baik dengan perbuatan baik lainnya?

Brain Storming

1. a. Peranan ayah dalam keluarga :

Pemimpin dalam keluarga

Memberi nafkah dalam keluarga

Menentukan kondisi anak ketika besar nanti

Memberi pemecahan masalah

Member warna cara mengambil keputusan

Pembangun keberanian

Membangun kestabilan

b. Karena penggunaan terapi obat tentu akan berlangsung lama dan harus dilakukan

secara berkala. Sehingga secara otomatis hal ini akan membutuhkan biaya yang

tidak sedikit dan bisa dikatakan cukup mahal.

2. a. Untuk membiayai pengobatan ayahnya.

b. Sudah tepat karena tindakannya menunjukkan rasa empati terhadap ayahnya dan

juga hal ini merupakan hal yang bermanfaat.

3. a. Beberapa pasal dalam kodeki yang harus didasarkan pada etik transplantasi:

Pasal 2

Dokter harus selalu melakukan / profesinya sesuai dengan pengukuran

tertinggi.

Pasal 10

Setiap dokter harus selalu ingat dan tegas untuk melindungi hidup seseorang.

Pasal 11

3

Page 4: empati pada kedokteran

Setiap dokter harus jujur dan lurus ke depan dan menggunakannya/

pengetahuan dan keterampilan untuk kebutuhan pasien.

Selain itu, transplantasi harus dilaksanakan dengan dua syarat, yaitu keamanan dan

voluntarisme.

b. iya, karena Ibnu Sabil ikut merasakan penderitaan ayahnya sehingga mau

mendonorkan sebagian hatinya.

4. a. karena memiliki belas kasihan dan bersimpati, serta berempati kepada pengemis

dan sadar bahwa hal tersebut merupakan akhlak mulia.

b. iya, karena dalam kondisi tersebut si pengemis belum makan selama tiga hari dan

tidak ada perbuatan yang sia-sia.

c. Allah SWT membalas kebaikan Ibnu Sabil dengan tiga peti emas sebagai hasil dari

kerja sama ayahnya di Arab, padahal kejadian tersebut belum diketahui

sebelumnya.

5. a. Karena dilihat dari situasi Ibnu Sabil, Ibnu Sabil memberikan sedekah secara diam-

diam, tidak diketahui oleh banyak. Sedangkan, kalau membuat masjid semua orang

akan tahu.

Selain itu, dapat dilihat juga dari beberapa sudut pandang, yaitu

Sudut pandang situasi dan kondisi.

Sudut teori deontologi,, yang menjelaskan bahwa pelaksanaan kebaikan atas

dasar kewajiban.

Dari sudut saat mendapat balasan (dalam hal ini rezeki).

b. - Nilai juga kondisi, yang didasari pada niat dan tujuan.

- Sesuai dengan kebutuhan saat itu.

4

Page 5: empati pada kedokteran

V. Hipotesis

Ibnu Sabil, ayahnya, dan orang asing mempunyai rasa empati dan melakukan akhlak mulia

karena mengharapkan pahala.

VI. Kerangka Konsep

5

Filsafat Agama Islam

Virtue Ethics

Etik Transplantasi Perbuatan baik

Akhalak Mulia Empati

PAHALA

Membngun masjid

Memberi makan pengemisDonor hati

Page 6: empati pada kedokteran

VII. Learning Issue

Pokok bahasan What I know What I don’t KnowWhat I Have

to Prove

How I Will

Learn

Virtue etik Definisi Prinsip-prinsip

penerapan

Virtue ethics

berguna bagi

kehidupan

seseorang Internet

Jurnal

Text book

Empati Definisi Bagaimana

mencapai empati

Perbedaan empati

dan simpati

Manfaat empati

Ibnu Sabil

memiliki rasa

empati pada

ayahnya dan

pengemis

Akhlak mulia Definisi Jenis-jenis akhlak

mulia

Keutamaan

Cara membangun

akhlak mulia

Indicator dan

tujuan akhlak

mulia

Akhlak mulia

berperan bagi

kehidupan

dunia dan

akhirat

Etik

transplantasi

Definisi Pengaturan

hokum etik

transplantasi

Tujuan

Syarat-syarat

Etik

transplantasi

dibutuhkan

dalam proses

pendonoran

Filsafat agama

Islam

Definisi Sejarah

terbentuknya

filsafat agama

Islam

Ciri khas

Ibnu Sabil

menerapkan

filsafat

agama Islam

dalam

6

Page 7: empati pada kedokteran

Tokoh-tokoh

filsafat agama

Islam

kehidupanny

a

Deontology Definisi Keuntungan

Sedekah Definisi Manfaat

Hukum

bersedekah

Sedekah akan

mendapatkan

bnyak

manfaat

Pahala Definisi Cara mendapatkan

pahala

Faktor-faktor

Panduan

Setiap orang

yang berbuat

kebaikan

akan

memperoleh

pahala

VIII. Sintesis

VIII.1. Virtue Ethics

Virtue ethics/ etik keutamaan berasal dari dua kata, yaitu:

Virtue : karakter moral/kebaikan/ kemuliaan

Ethics : kumpulan asas moral yang berkenaan dengan akhlak

Virtue etik adalah suatu bentuk nilai etika yang didasarkan pada kapasitas terbaik

(akhlak mulia) yang dilakukan oleh pelakunya. Virtue ethics ini menegaskan moral karakter

dan bukannya kewajiban atau peraturan atau sesuatu yang menegaskan tentang konsekuensi

suatu tindakan. Juga merupakan suatu cara pandang untuk membedakan tindakan baik dan

buruk dengan melihat dari karakteristik (perilaku) dasar orang yang melakukannya, (suatu

tindakan yang baik/benar pada umumnya akan keluar dari orang yang memiliki karakter yang

7

Page 8: empati pada kedokteran

baik pula). Peranan di sini diletakkan pada moral individu yang dalam skenario ini Ibnu Sabil

bukan hanya pada kebenaran tindakan yang dilakukannya.

Prinsip-prinsip:

1. Compasison dalah gabungan sikap mulia terhadap kesejahteraan makhluk insane

berupa sikap mengasihi , menyayangi, melindungi, simpati, empati, dan lain-lain.

2. Discerement adalah sikap arif dan bijaksana untuk melakukan penilaian dan

pertimbangan dangan benar, handal, adil dan jujur tanpa dipengaruhi oleh berbagai

kepentingan.

3. Trustworthiness adalah terpecaya untuk dapat bertindak dan berbuat sesuai dengan

moralitas yang terbaik.

4. Integrity adalah yang dicerminkan sikap konsekuen dengan penuh tanggung jawab

dan percaya diri dan rela berkorban untuk bertindak sesuai dengan moralitas yang

dianutnya.

5. Conscientiousness adalah memiliki hati nurani dan kesadaran batin mulia untuk dapat

melaksanakan moralitas yang tertinggi.

Penerapan virtue ethics dapat berupa sikap:

• Baik hati

• Tidak berpihak

• Berpikir masuk akal

• Beradab

• Bersahabat

• Percaya diri

• Belas kasih

• Murah hati

• Pengendalian diri

• Teliti

• Jujur

• Disiplin diri

• Mau dan mampu bekerja sama

• Tekun

• Mengandalkan diri sendiri

• Berani

• Adil

• Pandai bergaul

• Ramah

• Setia

• Peduli

• Dapat diandalkan

• Moderasi

• Toleransi

Dalam skenario ini, terlihat bahwa Ibnu Sabil menerapkan Virtue ethics dalam

kehidupannya, begitupun dengan prinsip-prinsi virtue ethics juga telah diaplikasikan oleh

Ibnu Sabil. Hal ini terbukti saat Ibnu Sabil rela bekorban demi kesembuhan ayahnya dengan

8

Page 9: empati pada kedokteran

mendonorkan sebagian hatinya. Hal serupa juga terlihat pada prilaku Ibnu Sabil yang rela

memberikan rotinya untuk pengemis yang kelaparan di jalanan. Padahal roti tersebut akan

digunakan oleh Ibnu Sabil untuk makan malam. Namun, karena adanya rasa empati, belas

kasih, dan juga peduli terhadap sesama, Ibnu Sabil melakukan semua itu dengan ikhlas tanpa

paksaan.

VIII.2. Empati

Beberapa definisi mengenai empati:

Everett M. Roger dan Dilip K. Bhowmik mendefinisikan empati sebagai kemampuan

seseorang untuk memproyeksikan dirinya kepada peranan orang lain.

Empati adalah suatu perasaan dalam diri seseorang yang sesuai dengan apa yang

dirasakan oleh orang lain secara psikologis.

Empati adalah suatu usaha kognitif dan afektif seseorang dalam memahami perasaan

orang lain.

Dengan adanya empati dalam diri seseorang, akan didapat beberapa fungsi yang dapat

membantu seseorang dalam bersosial, berinteraksi, berkomunikasi, dan bersikap di

lingkungan masyarakat.

Langkah-langkah kunci yang disarankannya mencakup hal-hal seperti :

1. Mengakui adanya perasaan-perasaan kuat dalam situasi klinis bagu pasien seperti rasa

takut, marah terpendam, kesedihan, kekecewaan, dan sebagainya.

2. Berhenti sejenak dan membayangkan apa yang sedang diraskan oleh pasien yang

bersangkutan.

3. Mengekspresikan persepsi dokter tentang perasaan pasien tersebut.

4. Melegetimasi perasaan-perasaan tersebut.

5. Menghargai usaha-usaha pasien untuk bekerjasama dalam proses pengobatan.

6. Menawarkan suatu dukungan atau kerjasama.

Melatih bersikap empati:

1. Mulai dari diri sendiri

2. Dengarkan cerita dari oranglain

3. Memposisikan diri kita dalam posisi orang lain

9

Page 10: empati pada kedokteran

Mungkin hal-hal berikut ini dapat membantu kita untuk menumbuhkan rasa Empati itu, yaitu:

1. Jelaskan selalu berpikir, tapi kita harus berpikir.

2. Jangan merasa derajat kita lebih tinggi dari oranglain, tetapi selalu ingat

bahwa hidup itu seperti roda, kadang kita di atas, kadang kita di bawah.

3. Jangan kita memberikan perhatian atau bantuan hanya kepada orang yang

menurut kita akan menguntungkan kita saja.

4. Cobalah jalan-jalan ke tempat di mana banyak orang susah yang berkumpul di

sana. Dengan itu kita akan melihat ada sisi lain dari kehidupan manusia.

5. Selalu tebarkan senyum kepada oranglain tapi jangan kebanyakan.

Perbedaan Empati dan Simpati

Pengertian empati dapat dikontraskan dengan pengertian simpati. Dalam simpati, kita

menempatkan diri kita secara imajinatif pada posisi orang lain. Bila saya melihat Anda

menangis karena kehilangan kekasih Anda, saya akan mencoba membayangkan perasaan

saya bila saya juga kehilangan kekasih. Saya beranggapun Andapun mempunyai perasaan

seperti perasaan saya. Dalam empati, kita tidak menempatkan diri kita pada posisi orang lain,

kita ikut serta secara emosional dan intelektual dalam pengalaman orang lain. Berempati

artinya membayangkan diri kita pada kejadian yang menimpa orang lain. Dengan empati, kita

berusaha melihat sepoerti orang lain melihat, merasakan, seperti orang lain merasakannya.

Ibnu Sabil memiliki rasa empati kepada ayahnya karena ia mendonorkan hatinya

kepada ayahnya, juga ketika ia rela memberikan rotinya kepada si pengemis. Kita lihat disini

bahwa empati itu tidak hanya mementingkan rasa belas kasihnya saja, tetapi juga apa yang

kita lakukan untuk membantu orang tersebut. Tidak hanya menyangkut perasaan saja tetapi

juga menyangkut apa yang kita perbuat untuk mereka.

VIII.3. Akhlak mulia

10

Page 11: empati pada kedokteran

Pengertian akhlak mulia adalah suatu keadaan yang melekat pada jiwa manusia yang

setiap kali lahir manifestasi hal-hal mulia dengan mudah tanpa melalui pertimbangan atau

proses penalaran yang berat dan lama.

Akhlak Dari Segi Bahasa

Akhlak dari segi bahasa didefinisikan sebagai moral, tabiat, perangai, budi, adab, sifat

semulajadi, maruah, watak, amalan agama atau rupa batin seseorang. Akhlak berasal dari

bahasa Arab yaitu Khuluqun yang bererti budi pekerti, perangai, tingkah laku atau tabiat.

Definisi ilmu akhlak menurut Prof. Omar Al Toumy Al Syaibani pula, ilmu yang mengkaji

tentang hakikat perbuatan berakhlak, sifat kebaikan, kejahatan, kebenaran, kewajipan,

kebahagiaan, hukum dan tanggungjawab akhlak, motif kelakuan dan asas-asas teori gagasan

akhlak.

Prof. Dr. Ahmad Amin dalam bukunya ‘Al- Akhlaq’ merumuskan pengertian akhlak

sebagai : Akhlak ialah suatu ilmu yang menjelaskan arti baik dan buruk, menerangkan apa

yang seharusnya dilakukan oleh setengah manusia kepada yang lainnya, menyatakan tujuan

yang harus dituju oleh manusia dalam perbuatan mereka dan menunjukkan jalan untuk

melakukan apa yang harus diperbuat ” Manakala menurut Dr. Miqdad Yalchin akhlak ialah “

Prinsip-prinsip dan dasar atau kaedah yang ditentukan oleh wahyu untuk mengatur tingkah

laku manusia dalam kehidupannya. Ia membentuk dan menentukan hubungan dengan orang

lain agar misi kehidupan manusia terlaksana dengan sempurna ”.

Akhlak adalah sains yang mengkaji soal kebaikan dan keburukan serta cara untuk

mempraktikkan kebaikan dan menolak keburukan. Akhlak juga berkait rapat dengan

kejiwaan. Oleh itu ada yang mentafsirkan akhlak sebagai ilmu yang menyarankan cara-cara

membersihkan jiwa dengan tumpuan kepada apakah itu kebaikan dan keburukan; apakah

kriteria yang dapat menilai sesuatu itu sebagai baik dan buruk; dan apakah motif dan nilai di

sebalik sesuatu perlakuan tersebut.

Akhlak Dari Segi Agama Islam

Islam telah membahagikan akhlak kepada dua Yaitu akhlak yang mulia atau akhlak

terpuji (Al-Akhlak Mahmudah) dan akhlak yang buruk atau akhlak tercela (Al-Akhlak

Mazmumah). Menurut Imam Ghazali, akhlak yang mulia mempunyai empat perkara yaitu

11

Page 12: empati pada kedokteran

bijaksana, memelihara diri dari sesuatu yang tidak baik, keberanian (menundukkan hawa

nafsu) dan bersifat adil. Seperti kata pepatah seorang penyair Mesir, Syauqi Bei "hanya saja

bangsa itu kekal selama berakhlak, bila akhlaknya telah lenyap, maka lenyap pulalah bangsa

itu” Rasulullah s.a.w. bersabda yang bermaksud: "Orang Mukmin yang paling sempurna

imannya ialah yang paling baik akhlaknya."(Hadith Riwayat Ahmad)

Dalam agama Islam, Rasulullah dipertanggungjawabkan memikul tugas membawa

akhlak yang mulia-memperbaiki dan mengajar Akhlak terpuji yang perlu diikuti oleh umat

Islam adalah akhlak Nabi Muhammad s.a.w. Menurut hadis riwayat Bukhari “Akhlak

Rasulullah s.a.w. adalah Al-Quran”. Menurut hadis riwayat Muslim “Sesempurna iman

seseorang mukmin adalah mereka yang paling bagus akhlaknya”.

Akhlak Dari Segi Agama Hindu

Dalam agama Hindu, berdasarkan kepada kitab Veda yang mengandungi dasar-dasar

ketuhanan dan prinsip-prinsip etika yang wajib dipegang teguh oleh pengikutnya. Prinsip

tersebut ialah sifat patuh dan disiplin dalam melaksanakan upacara keagamaan. Tanda-tanda

kebaikan dalam agama Hindu ialah kemerdekaan, kesihatan, kekayaan dan kebahagiaan.

Tanda-tanda kejahatan pula ialah perhambaan, sakit, fakir dan kecelakaan. Prinsip etika

Hindu ialah peraturan agama itu dipandang sebagai sumber segala kemuliaan akhlak manusia

Etika dalam agama Hindu bergantung kepada prinsip “Brahma” yang menjadi dasar kepada

norma yang teratur dan bermatlamat. Ia bermaksud keadilan, kebaikan, kesucian, benar,

sederhana dan suci. Brahma ini menjadi kod etika yang merangkumi semua aspek kehidupan

manusia. Brahma merupakan salah satu matlamat hidup yang mesti diikuti berdasarkan kelas

dan status seseorang.

Akhlak Dari Segi Agama Buddha

Pengajaran Buddha diasaskan oleh Siddartha Gautama. Menurut ajaran Buddha,

terdapat Empat Kebenaran Mulia atau etika yang diperjuangkan yaitu:

1. Hidup manusia penuh penderitaan.

2. Manusia menderita kerana nafsu.

3. Manusia perlu menghapuskan nafsunya untuk melepaskan diri daripada penderitaan

dan mencapai nirwana.

4. Penderitaan dapat dihapuskan dengan mengamalkan Jalan Lapan Lapis Mulia.

12

Page 13: empati pada kedokteran

Jalan Lapan Lapis Mulia menurut ajaran Buddha ialah pengetahuan yang baik,

pemikiran yang baik, pertapaan yang baik, perkataan yang baik, keinginan yang baik,

kelakuan yang baik, usaha yang baik dan kehidupan yang baik.

Kerangka dasar ajaran Buddha ialah:

1. Ajaran tentang Sradha (keyakinan).

Penganut Buddha harus memiliki keyakinan terhadap Tuhan, adanya para Buddha,

kitab suci dan nirwana.

2. Ajaran tentang sila (etika).

Sila atau budi pekerti manusia dititikberatkan supaya manusia boleh mencapai suatu

kebijaksanaan yang sempurna. Kesempurnaan ini dapat diperoleh dengan

mengamalkan enam jalan sempurna yaitu pemberian dalam bentuk kebendaan dan

moral; keseimbangan, keteguhan dan kebersihan perbuatan, perkataan dan pemikiran;

pemikiran yang tenang dan seimbang; semangat yang berkobar-kobar dan penuh

perjuangan untuk mencapai tujuan; dan niat untuk mempersatukan pemikiran.

3. Ajaran tentang rituil (bhakti).

Rasa hormat dan sujud kepada sesuatu yang harus dihormati.

Akhlak Dari Segi Agama Kristen

Agama Kristian diasaskan oleh Jesus Christ- kitab Injil. Ajaran agama Kristian

menitikberatkan unsur kasih sayang dan belas kasihan antara sesama manusia. Ajaran

asasnya ialah mencintai Tuhan dengan sepenuh hati dan mencintai jiran seperti mencintai diri

sendiri. Old Testament (Perjanjian Lama) ada menyebutkan undang-undang yang berupa The

Ten Commandments yang diperkenankan Tuhan melalui para nabi bertujuan supaya manusia

mengamalkan cara hidup yang baik, di antaranya jgn berzina, menghormati kedua ibubapa,

jgn membunuh, mencuri, etc

Old Testament juga menekankan keadilan, kejujuran dan berbuat baik. Dalam New

Testament prinsip etika turut ditekankan. Tujuan hidup bukan hanya untuk mengumpul

kebendaan, kedudukan dan pangkat kerana itu tidak kekal.

Ajaran Confusionisme dibawa oleh Kung Fu Tse, seorang ahli falsafah China yang

terkenal membawa nilai-nilai murni dalam ajarannya. Ajaran etika beliau termasuklah:

13

Page 14: empati pada kedokteran

1. Orang yang bijaksana mampu untuk mencapai kesempurnaan berbanding dengan

orang biasa.

2. Kebijaksanaan boleh dicapai melalui proses berfikir, menaakul, menganalisis,

meneliti dan belajar mencari kebenaran. Hanya kebenaran dapat menghasilkan etika

yang baik.

3. Mengasingkan diri dengan tujuan mengabdikan diri kepada Tuhan. Perbuatan

mengasingkan diri untuk beribadat dianggap beretika

4. Sentiasa gemarkan majlis ilmu. Sentiasa menghadiri dan menganjurkan perbincangan

yang berkaitan dengan ilmu secara terbuka.

5. Membimbing dan menyebarluaskan ilmu berkaitan dengan etika kepada ahli

masyarakat.

6. Masyarakat digalakkan mengamalkan etika yang baik dan mengelakkan etika yang

jahat supaya hidup selesa dan bahagia.

Pembentukan akhlak mulia dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain: agama, diri

sendiri, keluarga, pendidikan, dan persekitaran.

Akhlak mulia memiliki 9 asas antara lain:

1) Asas iman kepada Allah, sebagai asal dan tujuan hidup, yang mutlak senantiasa hadir

beserta manusia di manapun dan kapanpun,

2) Asas kesadaran pertangungjawaban mutlak di Hari Kemudian atas segala tingkah laku di

dunia,

3) Asas kepercayaan kepada adanya makhluk gaib, khususnya para malaikat, yang selalu

mengawasi tingkah laku sehari-hari manusia,

4) Asas kesediaan menerima ajaran kebenaran universal seperti termuat dalam kitab-kitab

suci dan dibawakan oleh para nabi sepanjang sejarah umat manusia di masa lalu,

5) Asas kesadaran sosial, dengan memperhatikan nasib sesama manusia dalam masyarakat

luas,

6) Asas memenuhi kewajiban beribadat kepada Allah, dengan kesadaran penuh sebagai

hamba Allah yang harus tunduk dan pasrah (islam) kepada-Nya,

7) Asas kesadaran fungsi sosial dari harta kekayaan, bahwa semuanya itu adalah amanat

Allah,

8) Asas kesetiaan kepada janji dan perjanjian sesama manusia (dalam hal ini, secara syrai'ah,

termasuk hukum-hukum kenegaraan)

14

Page 15: empati pada kedokteran

9) Asas ketabahan menghadapi kesulitan hidup, penuh harapan kepada Allah, tidak putus asa.

Akhlak berarti prilaku, sikap, perbuatan, adab dan sopan santun. Akhlak mulia berati

seluruh prilaku umat manusia yang sesuai dengan tuntunan dan adab sopan santun.

Secara garis besar, akhlak mulia itu dapat dikelompokkan kedalam dua kelompok

yaitu  :

1

.Akhlak kepada Tuhan

 Akhlak mulia kepada tuhan berati mengikuti seluruh perintah yang telah

disampaikan tuhan kepada Rasul.

2 Akhlak kepada ciptaan Tuhan

 

Akhlak terhadap ciptaan tuhan meliputi segala prilaku, sikap, perbuatan, adab

dan sopan santun sesama ciptaan tuhan yang terdiri atas ciptaan tuhan yang gaib

dan ciptaan tuhan yang nyata, benda hidup dan benda mati.

Secara garis besar fungsi dan tujuan pengamalan akhlak mulia bagi umat manusia

adalah :

1. Sebagai pengamalan agama

Sebagai pengamalan agama pengamalan akhlak yang mulia itu insya Allah akan

menjadi ibadah bagi umat yang mengamalkanya.

2.   Sebagai Identias

Sebagai Identias, Akhlak mulia ini kepada manusia yang berakal budi karena

dengan tuntunan akhlak yang mulia akan bisa membedakan antara manusia

dengan hewan 

3.   Pengatur Tatanan Sosial

Akhlak Mulia Sebagai Pengatur Tatanan Sosial berarti dengan pengamalan akhlak

mulia mengukuhkan bahwa manusia sebagai makhluk sosial tidak akan pernah

bisa dan lepas dari pengaruh lingkungannya. Dengan akhlak mulia ini tatanan

sosial yang terbentuk  semakin memberikan makna dan nilai yang tidak saling

merugikan.

4. Rahmat Bagi Seluruh Alam

15

Page 16: empati pada kedokteran

Berarti akhlak mulia yang diperuntukkan bagi manusia tidak hanya mengatur

tatanan hubungan manusia dengan manusia lainnya tetapi juga hubungan antara

manusia dengan makhluk – makluk lain selian manusia dan alam sekitarnya 

5. Perlindungan Diri dan Hak Azazi Manusia ( HAM )

Akhlak Mulia Sebagai Perlindunagn Diri dan Hak Azazi Manusia (HAM ) berarti

dengan menjalin hubungan yang baik berdasarkan hukum dan syariat agama akan

terbentuk hubungan yang saling menghargai dan saling menguntungkan.

Cara membangun akhlak mulia:

• Keimanan

• Mengingat kematian

• Punya rasa malu dan takut kepada Tuhan Yang Maha Esa

• Memperbanyak kebajikan dan menghindari perbuatan dosa

• Meneladani akhlak nabi

Indicator akhlak mulia:

• Tertanamnya keimanan di dalam hati

• Memiliki budaya malu

• Amanah

• Pemaaf dan sabar

• Menjadi teladan yang baik

Tujuan akhlak:

• Agar manusia dapat membedakan antara amal yang baik dan buruk.

• Agar manusia terbiasa melaksanakan amal saleh

• Agar manusia terbiasa meninggalkan perbuatan tercela

• Agar amal perbuatan yang dikerjakan sesuai dengan akal sehat

Hubungannya dengan skenario yakni akhlak mulia merupakan sifat dasar utama

yang melandasi Ibnu Sabil dalam berbuat kebaikan. Ibnu Sabil telah memahami benar

tentang segala sesuatu mengenai akhlak mulia. Sehingga iapun dapat mengaplikasikannya

dalam kehidupan sehari-hari. Hal ini terbukti ketika ia memberikan roti yang akan

digunakannya untuk makan malam kepada pengemis yang kelaparan.

16

Page 17: empati pada kedokteran

Hal ini akan membuat kehidupan yang lebih baik bagi diri dan lingkungan, sehingga

akan terbentuk hubungan yang harmonis dan saling pengertian dalam kehidupan sehari-hari.

VIII.4. Filsafat Agama Islam

a. Pengertian Filsafat Islam

Kata falsafah atau filsafat dalam bahasa Indonesia merupakan serapan dari bahasa

Arab yang juga diambil dari bahasa Yunani, philosopia, Philo = cinta, sopia =

kebijaksanan. Jadi dilihat dari akar katanya, filsafat mengandung pengertian ingin

tahu lebih mendalam atau cinta kebijaksanaan.

Pengertian filsafat dari segi istilah adalah berpikir secara sistematis, radikal dan

universal untuk mengetahui tentang hakikat segala seesuatu yang ada, seperti hakikat

alam, hakikat mansia, hakikat masyarakat, dan lain sebagainya. Dengan demikian,

muncullah filsafat alam, filsafat manusia, filsafat masyarakat, dan lain sebagainya.

Adapun pengertian filsafat Islam adalah berpikir secara sistematis, radikal dan

universal tentang segala sesuatu berdasarkan ajaran Islam. Filsafat Islam itu adalah

filsafat yang berorientasi pada Al-Quran, mencari jawaban mengenai masalah-

masalah asasi berdasarkan wahyu Allah.

b. Sejarah Tumbuhnya Filsafat Islam

Jalan filsafat Islam dibentangkan oleh 2 lingkungan yang hidup sejaman yang sama-

sama meletakkan sendi-sendi kajian rasional Islam. Pertama adalah lingkungan kaum

penerjemah yang memasok dunia Islam dengan buah pemikiran klasik, baik timur maupun

barat. Kedua, lingukngan sekte-sekte teologi Islam. Bahasa Arab memang memanfaatkan

ajaran filsafat timur dan barat sebagai penaklukan-penaklukan Islam. Mereka mempelajari

teks-teks tertulis dan diterjemahkan ke dalam bahasa Arab. Pada tahun-tahun terakhir abad

pertama hijriah, tampillah sebagian penerjemah dari bahasa asing. Gerakan ini berjalan 3

abad dan dilaksanakan oleh para penerjemah spesialis yang menguasai bahas Arab. Mereka

17

Page 18: empati pada kedokteran

ada yang berspesialisais pada aspek-aspek tertentu dari peradaban, seperti kedokteran,

filsafat-filsafat.

Gerakan penerjemah Islam mengarah sedemikian rupa kepada hikmah dan filsafat,

sehingga berhubungan dengan kebudayaan Hindu-Persia dan menerjemahkan dari literatur-

literatur Brahmanisme, Samaniah, dsb. Ia memberikan perhatian khusus kepada filsafat

Yunani, sehingga mengenal pendahulu Socrates dan tokoh-tokoh aliran Alexandria. Pemkiran

Platinus, walaupun pendapat orang lain, mendapat porsi yang baik dikalangan umat muslim.

Tidak diragukan lagi bahwa Platonisme lebih dekat kepada pemikiran Islam, karena

mengandung unsur perpaduan antara filsafat dan agama2. Para penerjemah juga menulis

langsung. Sebagian ada yang difokuskan pada kedokteran, kimia, falak/filsafat, yang tidak

kalah pelak lagi merupakan langkah awal bagi tulisan ilmiah dan filsafat Islam. Para

penerjemah itu mengadakan kontak dengan para pemikir yang ada disekitarnya. Kelompok-

kelompok aliran kalamiah, pada tahun terakhir abad pertama hijriah, mengangkat ke

permukaaan problematika-problematika filsafat, seperti masalah determinisme. Dan pada

abad kedua hijriah lahir problem akidah Islam.

c. Tokoh-Tokoh Filsafat Islam

1. Al-Kindi

Al-Kindi merupakan filosof kenamaan pertama. Beliau bukan hanya seorang filosof,

tetapi juga ilmuwan pada jamannya. Mengenai filsafat, Al-Kindi berpendapat bahwa antara

agama dan filsafat tidak ada pertentangan. Ilmu tauhid adalah cabang termulia dari filsafat.

Filsafat membahas kebenaran/hakekat. Dan hakekat pertama itu adalah Tuhan. Al-Kindi

mengulas teori keadilan Tuhan dan berpendapat bahwa semua

perbuatan Allah itu tidak mengandung unsur zalim. Al-Kindi juga membicarakan soal jiwa

dan akal. Jiwa manusia mempunyai 3 daya. Daya bernafsu yang terpusat di perut, daya berani

yang berpusat di dada, dan daya berpikir yang berpusat di kepala. Daya berpikir inilah yang

disebut akal. Dalam pemikiran filosofisnya, Al-Kindi banyak dipengaruhi oleh Aristoteles,

Plato dan Neo-Platonisme. Sebagian besar karya beliau (berjumlah sekitar 270 buah) lenyap.

Ibnu al nadim berdasarkan tulisan alqifti mengelompokkan tulisan-tulisan Al-Kindi menjadi

17 kelompok,yaitu:

Filsafat,seperti kitab al kindi ilal mu’tasyim billah fil falsafah al ula,kitab al harts ala

ta’allum al falsafah,kitab fi ibarat al jawami al fikriyah,dan lain sebagainya.

18

Page 19: empati pada kedokteran

Logika,seperti ikhtisar kitab isaghuji li farfuris,risalah fi’amal alah mukhrijat al

jawami, risalah fil ashwat al khomsah,dan lain sebagainya.

Ilmu hitung,seperti risalah fil kamiyat al mudhofah,risalah fi ta’lif al a’dad,risalah fil

madkhal ilal aritmatiqhi,dan lain sebagainya.

Sferika,seperti risalah fil kuriyat,rialah fi amalia samiti ala kuroh,risalah fi tashihil

kurah,dan lain sebagainya.

Music,risalah al kubra fit ta’lif,risalah fil madkhal ila shina’atil musiqi,dan lain

sebagainya.

Astronomi,seperti risalah mathrah al syu’aa,risalah fil fashlayn,dan lain sebagainya.

Geometri,sepeerti risalah fi ikhtilaf manazhir al mir’at,risalah fiaghradh kitab

uglidis,dan lain sebagainya.

Sfera-sfera langit,seperti risalah fi zhahiriyah al falak,risalah fil alan al aqsha,dan lain

sebagainya.

Ilmu pengobatan,seperti risalah fil ghidza wad dawa’al muhlik,risalh fi aqsam al

humayyat,dan lain sebagainya.

Astrologi,seperti risalah fi madkhal ahkam,risalah fil qada’ alal kusuf,dan lain

sebagainya.

Psikologi,seperti risalah fi mahiyat al nawm war ru’ya,kalm lil kindi fin

nafs,mukhtasyar wajiz,dan lain sebagainya.

Tulisan-tulisan polemix,seperti risalah fir radd alats tsanawiyah,risalah fi jawahir

alajsm,dan lain sebagainya.

Politik,seperti risalah fi tashil subul al fadhail,risalah fi alfazh sughath,dan lain

sebagainya.

Meteorology,seperti risalah fi illat ikhtilaf anwa’us sanah,risalah fi ma’iyat az zaman

wal hin wad dhar,dna lain sebagainya.

Kebesaran(magnitude),seperti risalatuhul kubra fir rub’il maskun,risalah fi akbar an

ad ajram,dan lain sebagainya.

Ramalan,seperti risalah fin nahl,risalah fi na’til hijarah,dan lain sebagainya.

2. Al-Farabi

Al-Farabi memfokuskan diri pada kebahagiaan, yang menurutnya tujuan tertinggi

yang didambakan manusia yang bisa diraih hanya dengan perbuatan terpuji melalui kehendak

dan pemahaman yang diniati. Dari aspek psikologis, Al-Farabi berkonsentrasi untuk

19

Page 20: empati pada kedokteran

menjalankan ‘amal iradi. Untuk itu, beliau membedakan iradah dari ikhtiar. Beliau

berpendapat bahwa iradah (kehendak) dilahirkan oleh rasa rindu dan keinginan yang

dibangkitkan oleh rasa dan imajinasi. Sedangkan ikhtiar semata-mata dilahirkan oleh

pemikiran dan analisa5.

Al-Farabi menjelaskan bahwa manusia bisa berbuat baik jika ia berkehendak. Karena

ia bebas untuk mewujudkan apa yang ia kehendaki dan perbuat. Namun kebebasan ini tunduk

kepada hukum-hukum alam, masing-masing diberi fasilitas sesuai dengan kejadiannya, dan

setiap yang ada ini terjadi atas qada dan qadarnya6. Karangan-karangan beliau yaitu:

• Agradhu ma ba’da at tabi’ah

• Al jam’u baina ra’jai al hakimain

• Tahsil as sa’adah

• ‘ujun ul masa’il,dan lain sebagainya.

3. Ibnu Sina

Ibnu Sina terkenal dengan 2 bukunya, yaitu Al-Qanun Fi AL-Tibb dan Al-Syifa. Al-

Qanun, suatu ensiklopedia tentang ilmu kedokteran. Al-Syifa merupakan ensiklopedia

tentang filsafat Aristoteles dan ilmu pengetahuan. 5 Al-Farabi, Ara’u, Leiden 1890, halm 64

6 Al-Farabi, al-Samiah, al-Mardiyyah fi Ba’d AlRisalah al-Farabiyyah, Leiden 1890, halm 64

9 Ibnu Sina mengulang pernyataan Al-farabi, “berbuatlah karena masing-masing diberi

kebebasan sesuai dengan kodratnya”.

4. Ibnu Rusyd

Ibnu Rusyd banyak memusatkan perhatiannya pada filsafat Aristoteles dan menulis

ringkasan-ringkasan dan tafsiran yang mencakup sebagian besar karangan filosof Yunani

tersebut. Dalam bidang filsafat, Tahafut Al-Tahafut, beliau tulis sebagai jawaban atas buku

Al-Ghazali, Tahafut Al-Falasiyah.

Buku-buku Ibnu Rusyd mengenai filsafat Aristoteles banyak diterjemahkan ke dalam

bahasa latin dan berpengaruh bagi ahli piker Eropa. Kemudian di Eropa trdapat aliran

Averroism. Menurut aliran ini, filsafat mengandung kebenaran, sedangkan agama dan wahyu

membawa hal-hal yang tidak benar. Pendapat ini mungkin bersumber dari Ibnu Rusyd.

Kekeliruan ini timbul dari kesalahpahaman penulis barat tentang tafsiran Ibnu Rusyd

terhadap filsafat Aristoteles.

20

Page 21: empati pada kedokteran

VIII.5. Etik Transplantasi

Transplantasi organ adalah transplantasi atau pemindahan seluruh atau sebagian

organ dari satu tubuh ke tubuh yang lain, atau dari suatu tempat ke tempat yang lain pada

tubuh yang sama. Transplantasi ini ditujukan untuk menggantikan organ yang rusak atau tak

befungsi pada penerima dengan organ lain yang masih berfungsi dari donor. Donor organ

dapat merupakan orang yang masih hidup ataupun telah meninggal.

d. PENGATURAN HUKUM TRANSPLANTASI

Di Indonesia pengaturan hukum transplantasi organ adalah dalam UU No 23/1992

tentang Kesehatan dan PP No. 18/1981 tentang Bedah Mayat Klinis dan Bedah Mayat

Anatomis, serta Transplantasi Alat dan Jaringan Tubuh Manusia. PP ini merupakan

pelaksanaan dari UU No 9/1960 tentang Pokok-pokok Kesehatan, yang telah dicabut. Akan

tetapi PP ini masih tetap berlaku karena berdasarkan pasal 87 UU No 23/1992 tentang

Kesehatan, semua peraturan pelasksanaan dari UU No 9/1960 masih tetap berlaku sepanjang

tidak bertentangan atau belum diganti dengan yang baru berdasarkan UU No. 23/1992.

e. SEJARAH TRANSPLANTASI ORGAN

Sejarah transplantasi modern diawali oleh keberhasilan transplantasi kornea pada

tahun 1905. Sejak saat itu berbagai organ mulai ditransplantasikan untuk menggantikan organ

yang rusak, meliputi transplantasi kornea, ginjal, paru, jantung, liver, muka, tangan, dan

bahkan penis. Tabel 1 dibawah ini menggambarkan perkembangan transplantasi organ dari

waktu ke waktu.

f. TUJUAN TRANSPLANTASI

Transplantasi organ merupakan suatu tindakan medis memindahkan sebagian tubuh

atau organ yang sehat untuk menggantikan fungsi organ sejenis yang tidak dapat berfungsi

21

Page 22: empati pada kedokteran

lagi. Transplantasi dapat dilakukan pada diri orang yang sama (auto transplantasi), pada

orang yang berbeda (homotransplantasi) ataupun antar spesies yang berbeda (xeno-

transplantasi). Transplantasi organ biasanya dilakukan pada stadium terminal suatu penyakit,

dimana organ yang ada tidak dapat lagi menanggung beban karena fungsinya yang nyaris

hilang karena suatu penyakit. Pasal 33 UU No 23/1992 menyatakan bahwa transplantasi

merupakan salah satu pengobatan yang dapat dilakukan untuk penyembuhan penyakit dan

pemulihan kesehatan. Secara legal transplantasi hanya boleh dilakukan untuk tujuan

kemanusiaan dan tidak boleh dilakukan untuk tujuan komersial (pasal 33 ayat 2 UU 23/

1992). Penjelasan pasal tersebut menyatakan bahwa organ atau jaringan tubuh merupaka

anugerah Tuhan YME sehingga dilarang untuk dijadikan obyek untuk mencari keuntungan

atau komersial.

g. TENAGA KESEHATAN YANG BERWENANG

Di Indonesia transplantasi hanya boleh dilakukan oleh tenaga kesehatan yang

memiliki kewenangan, yang melakukannya atas dasar adanya persetujuan dari donor maupun

ahli warisnya (pasal 34 ayat 1 UU No. 23/1992). Karena transplantasi organ merupakan

tindakan medis, maka yang berwenang melakukannya adalah dokter. Dalam UU ini sama

sekali tidak dijelaskan kualifikasi dokter apa saja yang berwenang. Dengan demikian,

penentuan siapa saja yang berwenang agaknya diserahkan kepada profesi medis sendiri untuk

menentukannya.

Secara logika, transplantasi organ dalam pelaksanaannya akan melibatkan banyak dokter dari

berbagai bidang kedokteran seperti bedah, anestesi, penyakit dalam, dll sesuai dengan jenis

transplantasi organ yang akan dilakukan. Dokter yang melakukan transplantasi adalah dokter

yang bekerja di RS yang ditunjuk oleh Menkes (pasal 11 ayat 1 PP 18/1981). Untuk

menghindari adanya konflik kepentingan, maka dokter yang melakukan transplantasi tidak

boleh dokter yang mengobati pasien (pasal 11 ayat 2 PP 18/1981)

h. SYARAT PELAKSANAAN TRANSPLANTASI

Pada transplantasi organ yang melibatkan donor organ hidup, pengambilan organ

dari donor harus memperhatikan kesehatan donor yang bersangkutan. Pengambilan organ

baru dapat dilakukan jika donor telah diberitahu tentang resiko operasi, dan atas dasar

22

Page 23: empati pada kedokteran

pemahaman yang benar tadi donor dan ahli watis atau keluarganya secara sukarela

menyatakan persetujuannya (pasal 32 ayat 2 UU No. 23/1992)

Syarat dilaksanakannya transplantasi adalah:

1. Keamanan: tindakan operasi harus aman bagi donor maupun penerima organ. Secara

umum keamanan tergantung dari keahlian tenaga kesehatan, kelengkapan sarana dan alat

kesehatan.

2. Voluntarisme: transplantasi dari donor hidup maupun mati hanya bisa dilakukan jika telah

ada persetujuan dari donot dan ahli waris atau keluarganya (pasal 34 ayat 2 UU No.

23/1992). Sebelum meminta persetujuan dari donor dan ahli waris atau keluarganya,

dokter wajib memberitahu resiko tindakan transplantasi tersebut kepada donor (pasal 15

PP 18/1981).

i. TRANSPLANTASI DARI DONOR JENAZAH

Dari segi etika, transplantasi dari donor jenazah tidak mempunyai masalah dari

segi etika dan moral. Paus Pius XII pada tahun 1956 menyatakan : ”Seorang mungkin

berkehendak untuk mendonorkan tubuhnnya dan memperuntukkannya bagi tujuan-tujuan

yang berguna, yang secara moral tidak tercela, bahkan luhur, diantaranya adalah keinginan

untuk menolong orang yang sakit dan menderita. Seseorang dapat membuat keputusan akan

hal ini dengan hormat terhadap tubuhnya sendiri dan dengan sepenuhnya sadar akan

penghormatan yang pantas untuk tubuhnya. Keputusan ini hendaknya tidak dikutuk,

melainkan sungguh dibenarkan”.

Pada dasarnya berbagai organ tubuh dari seorang yang meninggal dunia dapat

digunakan untuk menolong menyelamatkan atau memperbaiki hidup orang lainnya yang

masih hidup. Dengan demikian transplantasi adalah baik secara moral dan bahkan patut

dipuji. Donor wajib memberikan persetujuannya dengan bebas dan penuh kesadaran sebelum

wafatnya atau keluarga terdekat wajib melakukannya pada saat kematiannya. Transplantasi

organ tidak dapat diterima secara moral kalau pemberi atau yang bertanggungjawab untuk dia

TIDAK memberikan persetujuan dengan penuh kesadaran.

Dalam hal pengambilan organ dari jenazah dikenal ada 2 sistem yang diberlakukan

secara nasional

23

Page 24: empati pada kedokteran

1. Sistem izin (toestemming system): sistem ini menyatakan bahwa transplantasi baru dapat

dilakukan jika ada persetujuan dari donor sebelum pengambilan organ. Indonesia menganut

sistem ini.

2. Sistem tidak berkeberatan (geen bezwaar system): dalam sistem ini transplantasi organ

dapat dilakukan sejauh tidak ada penolakan dari pihak donor. Tidak adanya

penolakan dari donor, dalam sistem ini, ditafsirkan sebagai ”donor tidak keberatan dilakukan

pengambilan organ”

Pasal 14 PP No 18/1981 menyatakan bahwa pengambilan organ dari korban yang meninggal

dunia dilakukan atas dasar persetujuan dari keluarga terdekat. Dalam keluarga terdekat tidak

ada, maka keluarga jenazah harus diberitahu. Jika setelah lewat 2 x 24 jam keluarga tidak

ditemukan, maka dapat dilakukan pengambilan organ tanpa izin keluarga. Pengaturan ini

tidak bermanfaat banyak dalam praktek, karena setelah lewat waktu tersebut, organ

sudah membusuk dan tidak dapat digunakan lagi, kecuali jika kesegaran jaringan

dipertahankan dengan tetap mempertahankan sistem sirkulasi dan pernapasan dengan

alat bantu penopang hidup.

j. PENENTUAN SAAT KEMATIAN

Pada transplantasi organ dari jenazah, penentuan saat kematian merupakan isyu

yang sangat penting. Keberhasilan transplantasi jenis ini sangat tergantung pada kesegaran

organ, artinya operasi harus dilakukan sesegera mungkin setelah donor meninggal. Namun

demikian, donor tidak boleh dinyatakan meninggal secara dini atau kematiannya dipercepat

agar organ tubuhnya dapat segera dipergunakan.

Kriteria moral menuntut bahwa donor harus sudah meninggal dunia sebelum organ-

organ tubuhnya dipergunakan untuk transplantasi. Untuk menghindari terjadinya konflik

kepentingan, saat kematian hendaknya ditetapkan oleh dokter yang mendampingi donor pada

saat kematiannya, atau jika tidak ada, dokter yang menyatakan kematiannya. Dokter tersebut

tidak diperkenankan ikut ambil bagian dalam prosedur pengambilan atau transplantasi organ.

Dalam kaitan dengan hal tersebut diatas, maka definisi mati menjadi penting. Pasal

1g PP 18/1981 menyatakan bahwa mati adalah keadaan insani yang diyakini oleh ahli

kedokteran yang berwenang bahwa fungsi otak, pernapasan dan atau denyut jantung

seseorang telah berhenti. Secara medis definisi tersebut sudah lama ditinggalkan karena

kematian yang dianut saat ini adalah mati batang otak. Mati batang otak merupakan kematian

24

Page 25: empati pada kedokteran

yang paling mudah dideteksi, karena untuk mendeteksinya tidak diperlukan peralatan yang

canggih. Adanya kematian batang otak ditandai oleh adanya gangguan pada refleks pupil

terhadap cahaya, refleks mata boneka, refleks kornea, EEG, TCD (untuk mengecek adanya

aliran darah ke otak).

Penentuan kematian harus dilakukan oleh dua orang dokter yang tidak ada sangkut

pautnya dengan dokter yang akan melakukan transplantasi (pasal 12 PP No 18/1981)

k. TRANSPLANTASI DARI DONOR HIDUP

Transplantasi organ dari donor hidup mendatangkan lebih banyak permasalahan dari

segi etika dan moral. Keberhasilan transplantasi ginjal yang pertama kali pada tahun 1954

telah menimbulkan perdebatan sengit di kalangan para teolog. Debat tersebut berfokus pada

prinsip totalitas, yang menyatakan bahwa dalam keadaan tertentu seseorang diperkenankan

mengorbankan salah satu bagian atau salah satu fungsi tubuhnya demi kepentingan seluruh

tubuh. Sebagai contoh, seseorang diperkenankan mengangkat rahimnya yang terserang

kanker demi memelihara kesehatan seluruh tubuhnya. Sebagian teolog berargumen, bahwa

seseorang tidak dibenarkan mengangkat suatu organ tubuhnya yang sehat dan mendatangkan

resiko masalah kesehatan di masa mendatang, dengan mendonorkan satu ginjalnya yang sehat

untuk orang yang membutuhkan. Operasi ytang demikian menurut mereka mendatangkan

pengudungan (amputasi) yang tidak perlu atas tubuh dan karenanya merupakan tindakan

amoral.

Di pihak ada lain ada teolog yang pro transplantasi. Mereka berpendapat bahwa

orang sehat yang mendonorkan sebuah ginjalnya untuk orang lain yang membutuhkan,

sebenarnya melakukan tindakan pengorbanan yang sejati demi menyelamatkan nyawa orang

lain. Bagi mereka tindakan tersebut sesuai dengan ajaran yang menyatakan bahwa ”Inilah

perintahKu, yaitu supaya kamu saling mengasihi, seperti Aku telah mengasihi kamu. Tidak

ada kasih yang lebih besar dari pada kasih seorang yang memberikan nyawanya untuk

sahabat-sahabatnya (Yoh 15: 12-13)”. Menurut meraka pengorbanan yang demikian, secara

moral dapat diterima apabila resiko celaka pada donor, yang mungkin terjadi akibat operasi

maupun akibat kehilangan organ tubuh, proporsional dengan manfaatnya bagi si penerima.

Dengan demikian, mereka berpendapat bahwa meskipun transplantasi organ tubuh dari donor

hidup tidak melindungi keutuhan anatomis atau fisik (yakni adanya kehilangan suatu organ

tubuh yang sehat), namun sungguh memenuhi totalitas fungsional (yakni terpeliharanya

25

Page 26: empati pada kedokteran

fungsi dan sistem tubuh sebagai suatu kesatuan). Dengan demikian, seorang yang

mendonorkan satu ginjalnya yang sehat dan ia masih dapat memelihara kesehatannya dan

fungsi tubuhnya dengan satu ginjal yang tersisa, maka tindakan donor yang demikian secara

moral dapat diterima. Dengan alasan yang sama, maka seseorang tidak dapat mengorbankan

satu matanya untuk diberikan kepada seorang buta, sebab tindakan tersebut mengganggu

fungsi tubuhnya.

Gereja Katolik sendiri setuju dengan pemahaman belas kasihan dengan penafsiran prinsip

totalitas yang lebih diperluas. Paus Pius XII menggaris bawahi bahwa ”donor

mempersembahkan korban diri demi kebaikan orang lain. Paus Paulus II menyatakan bahwa

setiap transplantasi organ tubuh bersumber dari keputusan yang bernilai luhur, yakni

keputusan untuk memberi satu bagian dari tubuhnyha sendiri tanpa imbalan demi kesehatan

dan kebaikan orang lain. Disinilah tepatnya terletak keluhuran tindakan ini, suatu tindakan

yang merupakan tindakan kasih sejati. Bukan sekedar memberikan sesuatu yang adalah milik

kita, melainkan memberikan sesuatu yang adalah diri kita sendiri”. (Amanat kepada

partisipan Kongres Transplantasi Organ, 20 Juni 1991, No 3).

Transplantasi organ dari donor hidup wajib memenuhi 4 persyaratan:

1. Resiko yang dihadapi oleh donor harus proporsional dengan manfaat yang didatangkan

oleh tindakan tersebut atas diri penerima

2. Pengangkatan organ tubuh tidak boleh mengganggu secara serius kesehatan donor atau

fungsi tubuhnya.

3.Perkiraan penerimaan organ tersebut oleh penerima

4. Donor wajib memutuskan dengan penuh kesadaram dan bebas, dengan mengetahui resiko

yang mungkin terjadi

l. LARANGAN DAN SANKSI HUKUM

Pelanggaran terbanyak atas aturan internasional adalah jual beli organ dalam rangka

transplantasi organ. Jual beli organ terjadi akibat tidak seimbangnya kebutuhan (need) dan

penawaran (demand) organ untuk keperluan transplantasi. Dalam kaitan dengan isyu ini,

China dianggap sebagai negara pelanggar terbesar. Sejak beberapa dekade terakhir,

transplantasi organ merupakan penyumbang devisa negara China yang amat besar. Besarnya

suplay organ, yang kebanyakan diperoleh dari narapidana tereksekusi, menyebabkan banyak

orang berbondong-bondong mencari organ di China. Pencarian organ yang bisa memakan

26

Page 27: empati pada kedokteran

waktu berbelas tahun di negara lain, dapat diperoleh di China hanya dalam waktu beberapa

minggu. Banyaknya suplay, tingginya ketrampilan dokter dan harganya yang relatif

terjangkau membuat China menjadi tujuan pertama pasien-pasien yang memerlukan donor

organ. Ada kecurigaan, sejak tahun 2001 China telah melakukan pelanggaran Hak Azasi

Manusia karena telah mengeksekusi secara sengaja para pengikut Falun Gong yang dipenjara,

untuk diambil organ tubuhnya. Organ-organ ini lalu dijual kepada pasien yang membutuhkan

dengan mengambil keuntungan besar (laporan David Kilgour dan David Matas, 2007).

Dalam beberapa tahun terakhir transplantasi ginljal di China mencapay 41.500 kasus.

Berkaitan dengan hal ini, maka pada Istambul Summit yang diadakan pada pertengahan tahun

2008, dan dihadiri oleh 150 orang perwakilan ilmiah dan dokter dari 78 negara, pegawai

pemerintah, ilmuwan sosial dan pakar etika, semua menyatakan ikrar untuk menentang organ

trafficking (penjualan organ manusia), komersialisasi transplantasi (pengobatan organ

sebagai komoditas) dan transplant tourisme (turisme dalam rangka penyediaan organ untuk

pasien dari negara lain)

Dalam hukum di Indonesia, pada prinsipnya ada beberapa larangan:

1. Larangan komersialisasi organ atau jaringan tubuh: Pasal 16 PP 18/1981 menyatrakan

bahwa donor dilarang menerima imbalan material dalam bentuk apapun. Pasal 80

ayat 3 UU No 23/1992 menyatakan bahwa barangsiapa dengan sengaja melakukan

perbuatan dengan tujuan komersial dalam pelaksanaan transplantasi organ tubuh atau

jaringan tubuh atau tranfusi darah dipidana dengan pidana penjara paling lama 15 tahun dan

pidana denda paling banyak 300 juta rupiah.

2. Larangan pengiriman dan penerimaan organ jaringan dari dan keluar negeri (pasal 19 PP

No. 18/1981)

Transplantasi adalah cara terakhir untuk membantu pasien yang memiliki kegagalan

fungsi dari salah satu nya / organ nya. dari sisi etika medis, tindakan ini harus dilakukan jika

ada indikasi, didasarkan pada beberapa pasal dalam KODEKI yaitu:

Pasal 2

Dokter harus selalu melakukan / profesinya sesuai dengan pengukuran tertinggi.

Pasal 10

setiap dokter harus selalu ingat dan tugas, untuk melindungi hidup seseorang

Pasal 11

27

Page 28: empati pada kedokteran

setiap dokter harus jujur dan lurus ke depan dan menggunakan nya / pengetahuan dan

keterampilan untuk kebutuhan pasien.

Berdasarkan artikel di atas, sehingga seorang dokter harus menguasai,

mengembangkan dan memanfaatkan ilmu pengetahuan dan teknologi transplantasi untuk

pasien dan / nya manfaat keluarganya.

Dalam skenario di atas, disinggung pula mengenai etik transplantasi yakni yang

berhubungan dengan pendonoran organ. Dalam skenario, Ibnu Sabil mendonorkan sebagian

hatinya kepada ayahnya. Pendonoran tersebut diharapkan dapat dilakukan sesuai dengan etik

transplantasi. Sehingga segala prosedur yang dilakukan tidak akan menyimpang dari

peraturan yang ada.

VIII.6. Deontologi

Deontologi adalah sebuah pendekatan untuk sebuah etika bahwa hakim moralitas dari

suatu tindakan berdasarkan kepatuhan tindakan untuk sebuah aturan. Deontologists melihat

aturan dan tugas.

Hal ini kadang-kadang digambarkan sebagai "tugas" atau "kewajiban" atau "aturan" -

etika berbasis, karena aturan "mengikat anda untuk tugas anda" Istilah "deontologis" pertama

kali digunakan dalam cara ini pada tahun 1930, di CD Broad. buku, Lima Jenis Teori Etis.

Etika Deontologis umumnya kontras dengan konsekuensialis atau teori etika

teleologis, yang menurutnya kebenaran dari suatu tindakan ditentukan oleh konsekuensinya.

Namun, ada perbedaan antara etika deontologis dan absolutisme moral. Deontologists yang

juga moral absolutis yakin bahwa beberapa tindakan yang salah tidak peduli apa konsekuensi

mengikuti dari mereka. Immanuel Kant, misalnya, berpendapat bahwa satu-satunya benar-

benar baik adalah akan baik, dan faktor penentu tunggal apakah suatu tindakan secara moral

benar adalah kehendak, atau motif dari orang yang melakukannya. Jika mereka bertindak atas

pepatah buruk, misalnya "Saya akan berbohong", maka tindakan mereka yang salah, bahkan

jika beberapa konsekuensi yang baik datang dari itu. Deontologists non-absolutisme, seperti

WD Ross, berpendapat bahwa konsekuensi dari suatu tindakan seperti berbohong kadang-

kadang bisa membuat berbohong yang tepat untuk dilakukan. Kant dan teori-teori Ross

28

Page 29: empati pada kedokteran

dibahas lebih rinci di bawah. Jonathan Baron dan Mark Spranca menggunakan Lindung Nilai

istilah ketika mengacu pada nilai-nilai yang diatur oleh peraturan deontologis.

DeontologiEtika

Ketika CD Broad pertama kali menggunakan "deontologis" dalam cara yang relevan

di sini, dia kontras istilah dengan "teleologis", dimana "teleologis" teori adalah mereka yang

peduli dengan hasil atau konsekuensi. Broad perhatian utama adalah posisi yang

membedakan teori etika berbeda mengambil hubungan antara nilai-nilai dan tindakan yang

benar. Dia menulis:

"

[Teori] yang berpendapat bahwa ada hubungan khusus antara [Moral Kewajiban dan

Moral Nilai ].... mungkin mengambil bentuk sebagai berikut. Konsep kewajiban yang

mendasar dan konsep nilai yang didefinisikan dalam hal dari mereka. Jadi mungkin

berpendapat bahwa gagasan kewajaran adalah fundamental, dan bahwa "X adalah intrinsik

baik" berarti bahwa itu adalah pas untuk setiap rasional untuk teori X. keinginan tersebut bisa

disebut Deontologis. Konsep nilai yang mendasar, dan konsep kewajiban yang didefinisikan

dalam hal dari mereka. teori-teori tersebut dapat disebut teleologis. Misalnya, mungkin akan

berpendapat bahwa "X adalah sebuah tindakan yang benar" berarti bahwa X yang

kemungkinan akan menghasilkan konsekuensi yang setidaknya sama baiknya dengan orang-

orang tindakan lainnya yang terbuka bagi agen pada saat itu. (Bold cetak tidak dalam

dokumen asli).

Teori Perintah Ilahi

Meskipun tidak semua Deontologists bersifat keagamaan, banyak yang percaya

dalam The 'Ilahi Komando Teori'. 'Perintah Ilahi Teori adalah sekelompok teori terkait yang

menyatakan bahwa suatu tindakan benar jika Allah telah menyatakan bahwa itu adalah hak

[7] William Ockham, René Descartes dan Calvinis kedelapan belas-abad. Semua diterima

versi teori moral, menurut Ralph Cudworth, karena mereka semua berpendapat bahwa

kewajiban moral timbul dari perintah-perintah Allah [8] Perintah Ilahi Teori adalah suatu

bentuk deontologi karena menurut itu,. kebenaran tindakan apapun tergantung pada tindakan

29

Page 30: empati pada kedokteran

yang sedang dilakukan karena merupakan tugas, bukan karena konsekuensi baik yang timbul

dari tindakan itu. Jika Allah memerintahkan orang-orang tidak bekerja pada hari Sabat, maka

orang bertindak benar jika mereka tidak bekerja pada hari Sabat karena Tuhan telah

memerintahkan bahwa mereka tidak melakukannya. Jika mereka tidak bekerja pada hari

Sabat karena mereka malas, maka tindakan mereka tidak benar-benar bicara "benar",

meskipun tindakan fisik yang sebenarnya dilakukan adalah sama. Jika Allah memerintahkan

untuk tidak mengingini barang-barang tetangga, teori ini menyatakan bahwa akan bermoral

untuk melakukannya, bahkan jika mengingini memberikan hasil yang menguntungkan dari

drive untuk berhasil atau melakukannya dengan baik.

Teori Immanuel Kant tentang etika dianggap deontologis alasan yang berbeda.

Pertama, Kant berpendapat bahwa untuk bertindak dengan cara dan secara moral yang

benar, orang harus bertindak dari kewajiban (Deon).

Kedua, Kant mengemukakan bahwa bukanlah konsekuensi dari tindakan yang

membuat mereka benar atau salah namun motif orang yang melakukan tindakan.

Dalam melakukan perbuatan baik, Ibnu Sabil telah menerapkan deontologi dalam

aplikasinya. Hal ini terbukti ketika Ibnu Sabil memberikan sebagian hatinya kepada ayahnya. Ini

merupakan suatu kewajiban dari seorang anak untuk menolong ayahnya yang saat itu berada dalam

keadaan butuh pertolongan.

VIII.7. Sedekah

Sedekah asal kata bahasa Arab shadaqoh yang berarti suatu pemberian yang diberikan oleh

seorang muslim kepada orang lain secara spontan dan sukarela tanpa dibatasi oleh waktu dan jumlah

tertentu. Juga berarti suatu pemberian yang diberikan oleh seseorang sebagai kebajikan yang

mengharap ridho Allah SWT dan pahala semata. Sedekah dalam pengertian di atas oleh para fuqaha

(ahli fikih) disebuh sadaqah at-tatawwu' (sedekah secara spontan dan sukarela).

Di dalam Alquran banyak sekali ayat yang menganjurkan kaum Muslimin untuk senantiasa

memberikan sedekah. Di antara ayat yang dimaksud adalah firman Allah SWT yang artinya:

30

Page 31: empati pada kedokteran

''Tidak ada kebaikan pada kebanyakan bisikan-bisikan mereka, kecuali bisikan-bisikan dari orang

yang menyuruh (manusia) memberi sedekah, atau berbuat ma'ruf atau mengadakan perdamaian di

antara manusia. Dan barangsiapa yang berbuat demikian karena mencari keridhaan Allah, maka kelak

Kami akan memberi kepadanya pahala yang besar.'' (QS An Nisaa [4]: 114).

Hadis yang menganjurkan sedekah juga tidak sedikit jumlahnya.

Para fuqaha sepakat hukum sedekah pada dasarnya adalah sunah, berpahala bila dilakukan dan tidak

berdosa jika ditinggalkan. Di samping sunah, adakalanya hukum sedekah menjadi haram yaitu dalam

kasus seseorang yang bersedekah mengetahui pasti bahwa orang yang bakal menerima sedekah

tersebut akan menggunakan harta sedekah untuk kemaksiatan. Terakhir ada kalanya juga hukum

sedekah berubah menjadi wajib, yaitu ketika seseorang bertemu dengan orang lain yang sedang

kelaparan hingga dapat mengancam keselamatan jiwanya, sementara dia mempunyai makanan yang

lebih dari apa yang diperlukan saat itu. Hukum sedekah juga menjadi wajib jika seseorang bernazar

hendak bersedekah kepada seseorang atau lembaga.

Menurut fuqaha, sedekah dalam arti sadaqah at-tatawwu' berbeda dengan zakat. Sedekah

lebih utama jika diberikan secara diam-diam dibandingkan diberikan secara terang-terangan dalam

arti diberitahukan atau diberitakan kepada umum. Hal ini sejalan dengan hadits Nabi SAW dari

sahabat Abu Hurairah. Dalam hadits itu dijelaskan salah satu kelompok hamba Allah SWT yang

mendapat naungan-Nya di hari kiamat kelak adalah seseorang yang memberi sedekah dengan tangan

kanannya lalu ia sembunyikan seakan-akan tangan kirinya tidak tahu apa yang telah diberikan oleh

tangan kanannya tersebut.

Sedekah lebih utama diberikan kepada kaum kerabat atau sanak saudara terdekat sebelum

diberikan kepada orang lain. Kemudian sedekah itu seyogyanya diberikan kepada orang yang betul-

betul sedang mendambakan uluran tangan. Mengenai kriteria barang yang lebih utama disedekahkan,

para fuqaha berpendapat, barang yang akan disedekahkan sebaiknya barang yang berkualitas baik dan

disukai oleh pemiliknya.

Hal ini sesuai dengan firman Allah SWT yang artinya;

 ''Kamu sekali-kali tidak sampai kepada kebaktian (yang sempurna), sebelum kamu menafkahkan

sebagian harta yang kamu cintai...'' (QS Ali Imran [3]: 92).

Pahala sedekah akan lenyap bila si pemberi selalu menyebut-nyebut sedekah yang telah ia

berikan atau menyakiti perasaan si penerima. Hal ini ditegaskan Allah SWT dalam firman-Nya yang

berarti:

31

Page 32: empati pada kedokteran

''Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu menghilangkan (pahala) sedekahmu dengan

menyebut-nyebutnya dan menyakiti perasaan si penerima.'' (QS Al Baqarah [2]: 264).

Manfaat sedekah:

Mensucikan harta

Membuat harta bertambah

Menghindarkan balak

Merendahkan murka Allah

Menimbulkan rasa kasih saying

Mendapat pahala

Membendung 70 pintu bencana

Memadamkan dosa

Memadamkan panasnya siksa kubur

Dalam skenario, Ibnu Sabil telah bersedekah pada si pengemis yang kelaparan. Hal

ini membuktikan bahwa Ibnu Sabil telah melakukan suatu kebaikan. Telah dijanjikan bahwa

suatu kebaikan dalam bentuk apapun akan menerima balasannya pula. Hingga terbukti dalam

skenario, secara tidak langsung tiga peti emas adalah wujud balasan atau imbalan atas

sedekah (kebaikan) yang telah diperbuat oleh Ibnu Sabil. Oleh karena, diharapkan agar setiap

manusia dapat selalu bersedekah untuk sesama.

VIII.8. Pahala

Bimbingan untuk meraih pahala besar.

Setiap manusia mempunyai tabiat ingin meraih kebaikan yang banyak, baik dalam

materi duniawi maupun pahala ukhrawi, namun orang yang beriman kepada Allah dan hari

akhirat lebih mengharapkan pahala akhirat dari kesenangan dunia yang sedikit, karena akhirat

itu lebih baik dan lebih kekal.

32

Page 33: empati pada kedokteran

Ada beberapa perkara yang harus kita fahami, agar dapat meraih pahala besar :

1. Memahami syarat di terimanya amal.

Syarat diterimanya amal adalah ikhlas, beramal saleh, todak mempersekutukan, dan

berharap karidoan

2. Tidak ada pahala kecuali dengan niat.

Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam membagi niat menjadi dua : niat amal dan niat

idlofah, niat amal mempengaruhi sah atau tidaknya amal, sedangkan niat idlofah

mempengaruhi pahala atau siksa yang akan ia dapatkan.

Saudaraku, niat sangat mempengaruhi besar kecilnya pahala yang diraih oleh seorang

hamba sebagaimana yang telah terdahulu, namun niat mempunyai beberapa syarat

yang harus dipenuhi agar menjadi absah, yaitu :

a. Islam.

b. Tamyiz, Yaitu usia anak yang dapat membedakan, kebanyakan anak mumayyiz

pada umur tujuh tahun

c. Berilmu tentang apa yang ia niatkan.

Maksudnya ia harus mengetahui apakah ia akan ibadah wajib atau sunnah, tidak

boleh ibadah sunnah dengan niat ibadah wajib atau sebaliknya. Dan ini

menunjukkan bahwa seorang hamba harus menuntut ilmunya dahulu sebelum

beramal.

d. Antara niat dan perbuatan tidak saling bertentangan.

Maksudnya niat harus sesuai dengan apa yang akan ia lakukan, maka jika

seseorang berniat puasa namun tidak direalisasikan dengan perbuatannya, maka

ibadahnya tidak sah.

e. Niat harus berada di awal amal.

f. Niat harus selalu ada dari awal sampai akhir ibadah.

33

Page 34: empati pada kedokteran

Maksudnya tidak boleh diputus, Maka orang yang lupa melakukan shalat dzuhur,

kemudian sholat ashar lalu ditengah sholat ia ingat belum melaksanakan sholat

dzuhur, kemudian ia langsung merubah niatnya menjadi sholat dzuhur, maka sholat

dzuhur dan ‘asharnya tidak sah, karena ia tidak memulai niat dari awal dan telah

memutus niatnya.

g. Tidak boleh ada dua niat dalam satu ibadah.

3. Bersikap sedang dalam melaksanakan sunnah lebih baik dari bersungguh-sungguh

dalam bid’ah.

4. Pahala ibadah dilipat gandakan bila bertepatan dengan waktu yang mulia.

5. Pahala ibadah dilipat gandakan bila bertepatan dengan tempat yang mulia.

6. Ibadah yang pahalanya menular kepada orang lain lebih utama dari ibadah yang

pahalanya hanya untuk diri sendiri.

7. Ibadah yang berhubungan dengan dzat ibadah lebih utama dari ibadah yang

berhubungan dengan tempatnya.

8. Bila bertemu dua ibadah yang sama-sama diperintahkan, maka di dahulukan yang

wajib dari ibadah yang sunnah.

9. Apabila bertemu dua kewajiban maka didahulukan ibadah yang paling wajib.

10. Ibadah yang lebih memperbaiki hati lebih utama dari yang tidak demikian.

11. Semakin sulit suatu ibadah semakin besar pahala yang diraih.

12. Suatu amal semakin besar manfaat, mashlahat dan faidahnya semakin besar pula

pahalanya.

13. Mengetahui ibadah yang paling utama.

Perbedaan Pendapat Mengenai Ibadah Yang Paling Utama

Kelompok Pertama

34

Page 35: empati pada kedokteran

Ibadah yang paling utama menurut mereka adalah yang paling berat kepada jiwa, mereka

beralasan karena itu adalah yang paling jauh dari hawa nafsunya yang merupakan hakikat

ibadah, sedangkan besarnya pahala ibadah disesuaikan dengan kesulitan yang ada padanya.

Kelompok Kedua

Ibadah yang paling utama adalah zuhud dalam kehidupan dunia, mempersedikit darinya

semampu mungkin, dan mereka terbagi menjadi dua kelompok :

Kelompok Ketiga

Ibadah yang paling utama menurut mereka adalah yang manfaatnya menular kepada orang

lain, sehingga mereka memandang bahwa membantu fakir miskin, sibuk dengan mengurus

kemashlahatan manusia dan memenuhi kebutuhan mereka, serta membantu dengan harta dan

kedudukan adalah ibadah yang paling utama.

Kelompok Keempat

Ibadah yang paling utama adalah mencari keridloan Allah pada waktunya masing-masing

sesuai dengan (ibadah) yang ada pada waktu tersebut. Yang paling utama di waktu jihad

dikumandangkan adalah berjihad, walaupun harus meninggalkan wirid yang biasa dilakukan,

atau meninggalkan sholat malam, bahkan meninggalkan menyempurnakan sholat fardlu.

Setiap melakukan suatu perbuatan, jarang sekali orang melakukannya tanpa suatu

tunjuan. Tentunya, dalam suatu tindakan tersebut, awalnya akan berorientasi pada suatu

tujuan tertentu. Hal ini sejalan dengan yang dilakukan oleh Ibnu Sabil. Dalam melakukan

perbuatan baik, ia berharap akan mendapat pahala dari buah kebaikaannya (selain

kesembuhan ayahnya). Dengan hal ini, maka akan timbul motivasi dalam diri Ibnu Sabil

untuk melakukan perbuatan baik.

VIII.9. Moral

Istilah moral berasal dari bahasa Latin, yaitu mores kata jamak dari mos yang berarti

adat kebiasaan, susila. Jadi, moral adalah prilaku yang sesuai dengna ukuran-ukuran tindakan

yang diterima oleh umum, meliputi kesatuan sosial atau lingkungan tertentu.

35

Page 36: empati pada kedokteran

Moralisasi, berarti uraian tentang perbuatan & kelakuan yang baik.

Moral dalam istilah dipahami juga sebagai :

Prinsip hidup yang berkenaan dengna benar & salah, baik & buruk.

Kemampuan untuk memahami perbedaan benar & salah.

Ajaran / gambaran tentang tingkah laku yang baik.

Moral dibedakan menjadi 2 macam, yaitu :

1. Moral murni, yaitu moral yang terdapat setiap manusia sebagai suatu

penngejewantahan dari pancaran illahi.

2. Moral terapan, yaitu moral yang didapat dari ajaran berbagai ajaran filosofis, agama,

adat yang menguasai pemutaran manusia.

Moralitas adalah kualitas perbuatan manusiawi, sehingga dinyatakan baik/buruk,

benar/salah. Faktor penentu moralitas manusia adalah motivasi, tujuan akhir, dan lingkungan

perbuatan. Moralitas dibagi menjadi 2 macam, yaitu :

1. Moralitas intrinsik, yaitu moralitas yang menentukan benar salahnya perbuatan

berdasarkan hakikatnya, terlepas dari pengaruh hukum positif.

2. Moralitas ekstrinsik, yaitu moralitas yang menentukan benar salahnya perbuatan

sesuai dengan sifatnya sebagai perintah / larangan dalam hukum positif.

Adanya moral dalam diri Ibnu Sabil merupakan salah satu faktor yang mendorong

Ibnu Sabil dalam melakukan perbuatan baik, yaitu ketika ia memberi makan kepada seorang

pengemis padahal ia sendiri dalam keadaan susah. Selain itu, Ibnu Sabil juga rela

mendonorkan sebagian hatinya untuk ayahnya dengan harapan ayahnya bisa sembuh. Kedua

hal ini telah membuktikan bahwa betapa pentingnya moral bagi seseorang, terutama dalam

berbuat kebaikan.

36

Page 37: empati pada kedokteran

Daftar Pustaka

http://www.daaruttauhiidMessagBdaaruttauhiidDFW5BislamDWashilahsepotongroti.htm

www.c31.sabda.org/rating_tertinggi.htm

www.meiliemma.wordpress.com

http://abuyahyabadrusalam.com/index.php?

option=com_content&view=article&id=52:bimbingan-untuk-meraih-pahala-

besar&catid=10:fiqih-dan-hadits&Itemid=22

http://'transplantasi organ dan aspek medikolegalnya',djajasurya's blog message on

Netlog.mht

http://en.wikipedia.org/wiki/Deontological_ethics

http://httpyasirblogspotcom.blogspot.com/2009/05/transplantasi-organ-dan-jaringan-

tubuh.html

http://www.lfip.org/english/pdf/baliseminar/Aspek%20moral%20dan%20etika%20dalam

%20penegakan%20hukum%20intl%20-%20sumaryo%20suryokusumo.pdf

http://www.eramuslim.com/hikmah/tafakur/surga.htm

Nasution, Prof. Dr. Harun. 1985. Islam ditinjau dari Berbagai Aspek Jilid II.

Jakarta : UIP

Nasution, Prof. Dr. Harun. 1992. Filsafat dan Mistisisme Dalam Islam. Jakarta :

Bulan Bintang

Madkour, Dr. Ibrahim. 1995. Aliran dan Teori Filsafat Islam. Jakarta : Bumi

Aksara

Qadir, C. A. 1989. Filsafat dan Ilmu Pengetahuan Dalam Islam. Jakarta : Yayasan

Obor Indonesia

Nata, Dr. H. Abuddin. 2001. Ilmu Kalam, Filsafat dan Tasawuf. Jakarta : PT. Raja

Grafindo Persada

Anshari, Endang Saifudin. 1982. Ilmu, Filsafat dan Agama. Surabaya : Bina Ilmu

Bakhtiar, Amsal. 1997. Filsafat Agama. Jakarta : Logos Wacana Ilmu

http://filsafat.ugm.ac.id/download/artikel/ahmad_azhar_basyir.pdf

http://elearning.gunadarma.ac.id/docmodul/agama_islam/bab12-

agama_dan_filsafat.pdf

37

Page 38: empati pada kedokteran

http://rizkisaputro.files.wordpress.om/2008/03/sedikit-tentang-filsafat-islam.pdf

38