Embriologi Sistem Saraf Pusat

Embed Size (px)

Citation preview

1. Embriologi Sistem Saraf Pusat ( OTAK ) a. Definisi SSP Sistem saraf pusat merupakan sistem yang dibentuk oleh jutaan sel saraf dan sel glia beserta pembuluh darah dan sedikit jaringan ikat. Sistem saraf pusat meliputi otak (ensefalon) dan sumsum tulang belakang (Medula spinalis). Sadler, T.W. 2000. Embriologi Kedokteran Langman Edisi ke-7. Penerbit Buku Kedokteran. Jakarta. b. Otak c. Medula spinalis System saraf pusat (SSP) berasal dari ectoderm dan tampak sebagai lempeng saraf pada pertengahan minggu ke-3.

Setelah tepi-tepi lempeng ini melipat, lipatan saraf ini saling mendekat satu sama lain digaris tengah kemudian bersatu menjadi tabung saraf.

Ujung cranial menutup kurang lebih pada hari ke-25, dan ujung kaudalnya pada hari ke-27. SSP selanjutnya membentuk sebuah struktur tubuler dengan bagian sefalik yang lebar, otak, dan bagian kaudal yang panjang, medulla spinalis. Kegagalan tabung saraf untuk menutup menyebabkan cacat seperti spina bifida dan anensefalus. Medulla spinalis membentuk ujung kaudal SPP dan ditandai dengan lamina basalis yang mengandung neuron motorik; lamina alaris untuk neuron sensorik; dan lempeng lantai serta lempeng atap sebagai lempeng penghubung antara kedua sisi.

Ciri-ciri dasar ini dapat dikenali pada sebagian besar gelembung otak. Otak membentuk bagian cranial SSP dan asalnya terdiri dari tiga gelembung otak.; rhombensefalon (otak belakang), mesensefalon (otak tengah), dan prosensefalon (otak depan). Rhombensefalon dibagi menjadi: 1. Myelensefalon yang membentuk medulla oblongata (daerah ini mempunyai lamina basalis untuk neuron eferen somatic dan visceral, dan lamina alarisnya mempunyai neuron aferen somatic dan visceral).

2. Metensefalon dengan lamina basalis (eferen) dan lamina alaris (aferen) yang khas. Selain itu, gelembung otak ini ditandai dengan pembentukan serebelum, pusat koordinasi sikap tubuh dan pergerakan, dan fons, jalur untuk serabut-serabut saraf antara medulla spinalis dan korteks serebri serta koterks serebeli.

Mesensefalon (otak tengah) adalah gelembung otak yang paling primitive dan sangat mirip medulla spinalis dengan lamina basalis eferennya serta lamina alaris aferennya. Lamina alarisnya membentuk colliculus inferior dan posterior sebagai stasiun relai untuk pusat reflex pendengaran dan penglihatan.

Diensefalon, bagian posterior otak depan, terdiri atas sebuah lempeng atap tipis dan lamina alaris yang tebal tempat berkembangnya thalamus dan hypothalamus.

Diensefalon ikut berperan dalma pembentukan kelenjar hipofisis, yang juga berkembang dari kantong ratkhe membentuk adenohipofisis, lobus intermedius, dan pars tuberalis, diensefalon membentuk lobus posterior yang mengadung neuroglia dan menerima serabut-serabut saraf dari hypothalamus.

Telensefalon, gelembung otak yang paling rostral, terdiri dari dua kantong lateral, hemisfer serebri, dan bagian tengah lamina terminalis.

Lamina terminalis ini digunakan oleh commissural sebagai suatu jalur penghubung untuk berkasberkas serabut antara hemisfer kanan dan kiri. Hemisfer serebri, yang semula berupa dua kantong kecing, secara berangsur-angsur mengembang dan menutupi permukaan lateral diensefalon, mesensefalon dan metensefalon. Akhirnya, daerah-daerah inti telensefalon sangat berdekatan dengan daerah-daerah inti diensefalon.

Sistem ventrikel yang berisi cairan cerebrospinal, membentang dari lumen medulla spinalis hingga ke ventrikel ke-4 di dalam rhombensefalon, melalui saluran kecil di mesensefalon, dan selanjutnya ke ventrikel ketiga dalam diensefalon. Melalui foramina monro, system ventrikel meluas dari ventrikel ke-3 ke ventrikel lateral hemisfer. Cairan serebrospinal dihasilkan diplexus choroideus ventrikel ke-4, ke-3 dan ventrikel lateral. Sumbatan cairan otak baik di dalam system ventrikel maupun diruang subarachnoid, dapat menimbulkan hidrosefalus.

2. Medula spinalis Gambaran umum : - Dimulai di foramen magnum dalam tengkorak, yaitu tempat mendula spinalis bersambung dengan mendula oblongata - Pada orang dewasa berakhir setinggi tepi bawah vertebrata lumbalis I - Pada anak kecil relatif lebih panjang dan biasanya berakhir di tepi atas vertebrata lumbalis III - Menempati dua pertiga atas canalis vertebratalis pada columna vertebratalis dan dibungkus oleh 3 lapisan meninges (dura mater, arachnoidea mater, dan pia mater). - Letaknya di dalam canalis vertebralis dan berakhir dengan ujung yang berbentuk kerucut disebut conus medullaris - Pia mater melekat erat pada medulla spinalis kemudian arachnoid mater dilekatkan ke dura mater melalui septa yang berasal dari pia mater yaitu ligamentum denticulatum - Digaris tengah pada bada bagian anterior medulla spinalis terdapat sebuah celah yang dalam yang disebut fissura mediana anterior dan pada permukaan posterior terdapat suatu alur dangkal yang disebut sulcus mediana posterior - Disepanjang medulla spinalis melekat 31 pasang saraf spinal melalui radix anterior (radix motorik) dan radik posterior (radik sensorik) - Setiap radix memiliki ganglion radix posterior yang sel-selnya membentuk serabut saraf tepi dan pusat. Struktur medulla spinalis : Medulla spinalis terdiri dari inti dalam berupa substansia grisea yang dikelilingi oleh bagian luar berupa substansia alba. Pada potongan melintang substansia grisea terlihat seperti pilar berbentuk huruf H dengan columna atau cornu anterior dan columna atau cornu posterior yang dihubungkan oleh comissura grisea. Pada segmen-segmen torakal dan lumbal atas medulla spinalis antara cornu anterior dan cornu superior dihubungkan oleh comissura grisea yang tipis yang berisi canalis centralis yang kecil. Pada medulla spinalis substansia alba di bagi menjadi tiga untuk mendeskripsikannya yaitu columna/funiculus alba anterior, lateralis, dan posterior. Columna alba anterior terletak diantara diantara garis tengah dan tempat keluarnya radix anterior Columna alba lateralis terletak antara tempat munculnya radix anterior dan masuknya radix posterior Columna alba posterior terletak diantara tempat masuknya radix posterior dan garis tengah.

-

-

-

Berbentuk silinder sepanjang 25 cm dengan diameter kurang dari 1 inchi, dibungkus oleh meninges (dura mater, arachnoidea mater, dan pia mater) serta terapung dalam cairan serebrospinal (LCS)

3. Pencitraan sistem saraf Rabu, 8 Juni 2011 - Pencitraan syaraf fungsional adalah penggunaan teknologi pencitraan syaraf untuk mengukur aspek fungsi otak, seringkali dengan pandangan untuk memahami hubungan antara aktivitas di bagian otak tertentu dan fungsi mental tertentu. Ia umumnya digunakan sebagai alat penelitian dalam neurosains kognitif, psikologi kognitif, neuropsikologi, dan neurosains sosial. Saat ini metode pencitraan syaraf fungsional yang ada adalah PET, fMRI, EEG, MEG, NIRSI, dan SPECT. PET, fMRI dan NIRSI dapat mengukur perubahan lokal dalam aliran darah serebral terkait aktivitas syaraf. Perubahan ini disebut aktivasi. Daerah otak yang diaktivasi ketika subjek melakukan tugas tertentu dapat berperan dalam perhitungan syaraf yang menyumbang pada perilaku tersebut. Sebagai contoh, aktivasi luas lobus okkipital ditemukan dalam tugas yang melibatkan rangsangan visual (dibandingkan dengan yang tidak). Bagian otak ini menerima sinyal dari retina dan diyakini berperan penting dalam persepsi visual.Metode lainnya seperti EEG dan MEG menggunakan perekaman arus listrik atau medan magnet. Berbagai metode memiliki manfaat berbeda untuk penelitian; sebagai contoh, MEG mengukur aktivitas otak dengan resolusi temporal tinggi (hingga level milidetik), namun terbatas pada kemampuannya untuk melokalisir aktivitas tersebut. fMRI melakukan tugas lebih baik dalam melokalisasi aktivitas otak untuk resolusi spasial, namun mengorbankan kecepatan. Studi aktivasi tradisional berfokus pada penentuan pola distribusi aktivitas otak yang berasosiasi dengan tugas tertentu. Walau begitu, para ilmuan mampu lebih jauh memahami fungsi otak dengan mempelajari interaksi berbagai bagian otak, karena sebagian besar pengolahan syaraf dilakukan oleh jaringan beberapa bagian otak terintegrasi. Sebuah daerah aktif dalam penelitian pencitraan syaraf melibatkan pemeriksaan konektivitas fungsional daerah otak yang terpisah jauh dalam ruang. Analisis konektivitas fungsional memungkinkan karakterisasi interaksi syaraf antar daerah saat tugas kognitif atau motorik tertentu atau semata lewat aktivitas spontan saat tes. FMR dan PET memungkinkan penciptaan peta konektivitas fungsional dari distribusi ruang berbeda dari daerah otak yang berkorelasi secara temporal yang disebut jaringan fungsional. Pencitraan syaraf fungsional dari fenomena-fenomena yang menarik sering diliput wartawan. Dalam satu kasus kelompok peneliti pencitraan syaraf fungsional besar terpaksa menulis surat ke New York Times akibat artikel mengenai studi tentang neuropolitik. Mereka mengatakan kalau sebagian penafsiran studi tersebut tidak berbasis ilmiah. Sumber Wikipedia. Functional Neuroimaging. Referensi lanjut Chris Frith et al. (2007). Politics and the Brain. In: The New York Times, 14 November 2007. Marco Iacoboni et al. (2007). This Is Your Brain on Politics. In: The New York Times 11 November 2007. Poldrack, R. and Sandak, R. 2004. Introduction to This Special Issue: The Cognitive Neuroscience of Reading. Scientific Studies of Reading, 8(3), 199-202.

4. Hubungan gangguan perkembangan janin dengan diabetes melitus tipe 1 5. Hubungan faktr usia terhadap perkembangan janin 6. Anensefali a. Definisi Anensefalus adalah suatu keadaan dimana sebagian besar tulang tengkorak dan otak tidak terbentuk. suatu kelainan tabung saraf (suatu kelainan yang terjadi pada awal perkembangan janin yang menyebabkan kerusakan pada jaringan pembentuk otak dan korda spinalis). Anensefalus terjadi jika tabung saraf sebelah atas gagal menutup, tetapi penyebabnya yang pasti tidak diketahui. penelitian menunjukkan kemungkinan anensefalus berhubungan dengan racun di lingkungan juga kadar asam folat yang rendah dalam darah. b. Penyebab faktor resiko terjadinya anensefalus adalah: - riwayat anensefalus pada kehamilan sebelumnya - kadar asam folat yang rendah. c. Gejala gejalanya berupa: ibu : polihidramnion (cairan ketuban di dalam rahim terlalu banyak) bayi tidak memiliki tulang tengkorak tidak memiliki otak (hemisfer serebri dan serebelum) kelainan pada gambaran wajah kelainan jantung.