14
PRAKTIKUM ILMU KEDOKTERAN GIGI DASAR I BAGIAN ORAL BIOLOGI FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI MAKASSAR, 18 FEBRUARI 2011 LAPORAN EMBRIOLOGI GIGI NAMA : RIDHAYANI HATTA NIM : J11110004 KELOMPOK : VI ASISTEN : 1. IHDA RAHMATUN NISAA, S.KG 2. ULFARICA DESI DWI ANANDA, S.KG BAGIAN ORAL BIOLOGI

Embriologi Gigi

Embed Size (px)

DESCRIPTION

dgs

Citation preview

Page 1: Embriologi Gigi

PRAKTIKUM ILMU KEDOKTERAN GIGI DASAR I

BAGIAN ORAL BIOLOGI

FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI

MAKASSAR, 18 FEBRUARI 2011

LAPORAN

EMBRIOLOGI GIGI

NAMA : RIDHAYANI HATTA

NIM : J11110004

KELOMPOK : VI

ASISTEN : 1. IHDA RAHMATUN NISAA, S.KG

2. ULFARICA DESI DWI ANANDA, S.KG

BAGIAN ORAL BIOLOGI

FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI

UNIVERSITAS HASANUDDIN

MAKASSAR

2011

Page 2: Embriologi Gigi

EMBRIOLOGI GIGI

Teori

Perkembangan setiap gigi individu dimulai dengan pembentukan suatu benih gigi.

Benih gigi berasal dari dua jaringan embrio yaitu bagian yang berkembang dari

lamina gigi yang berasal dari ektodermal dan bagian lain yang berasal dari

mesenkim yang terletak di bawak ektodermal.

Benih gigi dibentuk oleh tiga organ, yaitu:

1. Organ enamel, tumbuh di atas lamina gigi yang berasal dari epitel dimana

lapisan dalamnya akan membentuk enamel.

2. Dental papilla, berkembang dari dasar jaringan mesenkim dan akan

membentuk dentin dan berada di sekitar ruang sentral dari dentin sebagai

pulpa.

3. Kantung gigi (organ periodontal) juga berkembang dari jaringan dasar

mesenkim, akan membentuk struktur penyangga gigi, sementum, tulang

alveolar dan selaput periodontal.

Learning Issue:

1. Mampu memahami proses terbentuk gigi mulai dari tahap tunas (bud stage)

hingga erupsi.

2. Mampu menganalisa hal-hal yang menyebabkan terjadinya kelainan dan

keterlambatan proses erupsi pada gigi permanen.

Erupsi gigi merupakan suatu perubahan posisi gigi yang diawali dengan

pertumbuhan dalam tulang rahang melalui beberapa tahap berturut-turut hingga

mencapai posisi fungsional di dalam rongga mulut.

Tidak semua gigi berkembang dalam waktu yang sama. Tanda-tanda

pertama dari perkembangan gigi pada embrio ditemukan di daerah anterior

mandibula waktu usia 5 sampai 6 minggu, sesudah terjadi tanda-tanda

perkembangan gigi di daerah anterior maksila kemudian berlanjut ke arah

posterior dari kedua rahang.

Page 3: Embriologi Gigi

Perkembangan dimulai dengan pembentukan lamina gigi. Dental lamina

adalah suatu pita pipih yang terjadi karena penebalan jaringan epitel dimulai

dengan jaringan ektodermal yang meluas sepanjang batas oklusal dari mandibula

dan maksila pada tempat mana gigi-gigi akan muncul kemudian. Dental lamina

tumbuh dari permukaan sampai dasar mesenkim.

Pertumbuhan mandibula dan maksila menurut Sadler dipersiapkan untuk

tumbuhnya gigi geligi. Gigi berasal dari dua jaringan embrional:ektoderm, yang

membentuk enamel, dan mesoderm yang membentuk dentin, sementum, pulpa,

dan juga jaringan-jaringan penunjang. Perkembangan gigi geligi pada masa

embrional dimulai pada minggu ke-6 intrauterin ditandai dengan proliferasi epitel

oral yang berasal dari jaringan ektodermal membentuk lembaran epitel yang

disebut dengan primary epithelial band. Primary epithelial band yang sudah

terbentuk ini selanjutnya mengalami invaginasi ke dasar jaringan mesenkimal

membentuk 2 pita pada masing-masing rahang yaitu pita vestibulum yang

berkembang menjadi segmen bukal yang merupakan bakal pipi dan bibir dan pita

lamina dentis yang akan berperan dalam pembentukan benih gigi. Pertumbuhan

dan perkembangan gigi dibagi dalam tiga tahap, yaitu perkembangan, kalsifikasi,

dan erupsi. Siklus hidup gigi dapat dilihat pada Gambar 1.

Page 4: Embriologi Gigi

Gambar 1. Siklus hidup gigi. (A–D)Tahap perkembangan gigi. (A)Inisiasi (bud

stage), (B)Proliferasi (cap stage), (C)Histodiferensiasi,

Morfodiferensiasi (bell stage), (D)Aposisi dan dilanjut dengan tahap

kalsifikasi, (E)Sebelum erupsi, (F)Setelah erupsi, (G dan H) Atrisi,

(I) Resesi gingiva dan kehilangan jaringan pendukung sehingga

terjadinya eksfoliasi. Modified from Schour and Massler.

Page 5: Embriologi Gigi

A. Tahap Perkembangan Gigi

Tahap perkembangan adalah sebagai berikut:

1. Inisiasi (bud stage)

Merupakan permulaan terbentuknya benih gigi dari epitel mulut. Sel-sel

tertentu pada lapisan basal dari epitel mulut berproliferasi lebih cepat

daripada sel sekitarnya. Hasilnya adalah lapisan epitel yang menebal di

regio bukal lengkung gigi dan meluas sampai seluruh bagian maksila dan

mandibula.

Gambar 2. Tahap Inisiasi (bud stage)

2. Proliferasi (cap stage)

Lapisan sel-sel mesenkim yang berada pada lapisan dalam mengalami

proliferasi, memadat, dan bervaskularisasi membentuk papila gigi yang

kemudian membentuk dentin dan pulpa pada tahap ini. Sel-sel mesenkim

yang berada di sekeliling organ gigi dan papila gigi memadat dan fibrous,

disebut kantong gigi yang akan menjadi sementum, membran periodontal,

dan tulang alveolar.

Gambar 3. Tahap Proliferasi (cap stage)

3. Histodiferensiasi (bell stage)

Page 6: Embriologi Gigi

Terjadi diferensiasi seluler pada tahap ini. Sel-sel epitel email dalam

(inner email epithelium) menjadi semakin panjang dan silindris, disebut

sebagai ameloblas yang akan berdiferensiasi menjadi email dan sel-sel

bagian tepi dari 6apilla gigi menjadi odontoblas yang akan berdiferensiasi

menjadi dentin.

Gambar 4. Tahap Histodiferensiasi (early bell stage)

4. Morfodiferensiasi

Sel pembentuk gigi tersusun sedemikian rupa dan dipersiapkan untuk

menghasilkan bentuk dan ukuran gigi selanjutnya. Proses ini terjadi

sebelum deposisi matriks dimulai. Morfologi gigi dapat ditentukan bila

epitel email bagian dalam tersusun sedemikian rupa sehingga batas antara

epitel email dan odontoblas merupakan gambaran dentinoenamel junction

yang akan terbentuk. Dentinoenamel junction mempunyai sifat khusus

yaitu bertindak sebagai pola pembentuk setiap macam gigi. Terdapat

deposit email dan matriks dentin pada daerah tempat sel-sel ameloblas dan

odontoblas yang akan menyempurnakan gigi sesuai dengan bentuk dan

ukurannya.

Gambar 5. Tahap Morfoodiferensiasi (late bell stage)

Page 7: Embriologi Gigi

5. Aposisi

Terjadi pembentukan matriks keras gigi baik pada email, dentin, dan

sementum. Matriks email terbentuk dari sel-sel ameloblas yang bergerak

ke arah tepi dan telah terjadi proses kalsifikasi sekitar 25%-30%.

B. Tahap Kalsifikasi Gigi

Tahap kalsifikasi adalah suatu tahap pengendapan matriks dan garam-

garam kalsium. Kalsifikasi akan dimulai di dalam matriks yang sebelumnya

telah mengalami deposisi dengan jalan presipitasi dari satu bagian ke bagian

lainnya dengan penambahan lapis demi lapis. Gangguan pada tahap ini dapat

menyebabkan kelainan pada kekerasan gigi seperti Hipokalsifikasi. Tahap ini

tidak sama pada setiap individu, dipengaruhi oleh faktor genetik atau

keturunan sehingga mempengaruhi pola kalsifikasi, bentuk mahkota dan

komposisi mineralisasi.

Kalsifikasi gigi desidui dimulai pada minggu ke-14 prenatal, diikuti

dengan kalsifikasi gigi molar pertama pada minggu ke-15. Gigi insisivus

lateral mengalami kalsifikasi pada minggu ke-16, gigi kaninus pada minggu

ke-17, sedang gigi molar kedua pada minggu ke-18.

Tahap kalsifikasi bervariasi dari satu individu dengan individu yang

lain, dipengaruhi oleh faktor keturunan. Demikian juga pola kalsifikasi,

bentuk korona, dan komposisi mineralisasi, dipengaruhi oleh faktor genetik.

Perkembangan gigi kecuali bervariasi juga menunjukkan beda pada jenis

kelamin, dan bersifat bilateral simetris. Perempuan biasanya menunjukkan

perkembangan yang mendahului laki-laki, dan pada rahang bawah lebih

dahulu daripada rahang atas.

Kalsifikasi enamel dan dentin tidak sama, tetapi mempunyai

karakterisistik yang bervariasi pada periode perkembangan. Menurut Brauner,

pada usia 10 bulan sampai 2,5 tahun, pembentukan dan kalsifikasi enamel dan

dentin baik, namun relatif rentan karena apabila terjadi gangguan metabolisme

pada anak yang sedang berkembang secara klinis tidak menyebabkan

terjadinya hipoplasia enamel, tetapi dapat mengakibatkan terjadinya gangguan

Page 8: Embriologi Gigi

ringan pada kalsifikasi saja. Pada usia 2,5 sampai 5 tahun, kalsifikasi enamel

dan dentin biasanya tidak homogen, akan tetapi sifatnya lebih baik

dibandingkan pada masa bayi. Gangguan pada kalsifikasi terjadi sebagai

akibat respon gangguan metabolisme anak yang sedang berkembang dan

gangguan ini disebut hipoplasia kronik. Pada usia 6 sampai 10 tahun,

kalsifikasinya baik dan tahan terhadap gangguan pada pembentukan enamel.

Periode ini merupakan periode yang kritis karena pembentukan dan kalsifikasi

gigi sangat rentan terhadap gangguan pada metabolisme anak-anak yang

sedang berkembang, sehingga dapat terjadi hipoplasia enamel. Rensburg

menyatakan bahwa gangguan pada tahap kalsifikasi dapat menyebabkan

kelainan pada kekerasan gigi seperti hipokalsifikasi.

Sinclair menyatakan bahwa gigi desidui mulai berkalsifikasi pada usia 4

sampai 6 bulan dalam kandungan. Pada saat kelahiran beberapa diantaranya

lebih maju dari gigi lainnya. Pada tahap ini kalsifikasi gigi desidui belum

sempurna hingga mencapai usia 3 tahun. Mahkota dari beberapa gigi molar

permanen saat itu sudah terbentuk sempurna dan sebagian akarnya sudah

mulai terbentuk. Pada usia 6 tahun, mulut telah dipenuhi oleh gigi. Gigi geligi

desidui mulai tanggal dan gigi permanen sudah terbentuk.

C. Tahap Erupsi Gigi

Erupsi gigi merupakan suatu proses yang berkesinambungan dimulai

dari awal pembentukan melalui beberapa tahap sampai gigi muncul ke rongga

mulut. Ada dua fase yang penting dalam proses erupsi gigi, yaitu erupsi aktif

dan pasif. Erupsi aktif adalah pergerakan gigi yang didominasi oleh gerakan

ke arah vertikal, sejak mahkota gigi bergerak dari tempat pembentukannya di

dalam rahang sampai mencapai oklusi fungsional dalam rongga mulut,

sedangkan erupsi pasif adalah pergerakan gusi ke arah apeks yang

menyebabkan mahkota klinis bertambah panjang dan akar klinis bertambah

pendek sebagai akibat adanya perubahan pada perlekatan epitel di daerah

apikal.

Page 9: Embriologi Gigi

Gigi desidui yang juga dikenal dengan gigi primer jumlahnya 20 di

rongga mulut, yang terdiri dari insisivus sentralis, insisivus lateralis, kaninus,

molar satu, dan molar dua dimana terdapat sepasang pada maksila dan

mandibula masing-masing.

Pada usia 6 bulan setelah kelahiran, gigi insisivus sentralis mandibula

yang merupakan gigi yang pertama muncul di rongga mulut, dan berakhir

dengan erupsinya gigi molar dua maksila.

Erupsi gigi permanen pada umumnya terjadi antara usia 5 sampai 13

tahun kecuali gigi permanen molar tiga (erupsi antara 17 sampai 21 tahun),

juga seiring dengan pertumbuhan dan perkembangan pubertas.

Erupsi gigi permanen pada umumnya terjadi antara usia 5 sampai 13

tahun kecuali gigi permanenmolartiga (erupsi antara 17 sampai 21 tahun),juga

seiring dengan pertumbuhan dan perkembangan pubertas. Waktu erupsi gigi

permanen dapat dilihat pada Tabel 1.

GigiKalsifikasi

dimulaiEnamel

terbentukErupsi

Insisivus sentralis 3 -4 bulan 4 -5 tahun 7 -8 tahunInsisivus lateralis 10 –12 bulan 4 -5 tahun 8 -9 tahunKaninus 4 -5 bulan 6 -7 tahun 11 -12 tahunPremolar pertama 1½-1¾ tahun 5 -6 tahun 10 -11 tahunPremolar kedua 2 -2¼ tahun 6 -7 tahun 10 -12 tahunMolar satu Pada lahir 2½-3 tahun 6 -7 tahunMolar dua 2½-3 tahun 7 -8 tahun 12 -13 tahunMolar tiga 7 -10 tahun 12 -16 tahun 16 -21 tahunInsisivus sentralis 3 -4 bulan 4 -5 tahun 6 -7 tahunInsisivus lateralis 3 -4 bulan 4 -5 tahun 7 -8 tahunKaninus 4 -5 bulan 6 -7 tahun 9 -10 tahunPremolar pertama 1¾-2 tahun 5 -6 tahun 10 -12 tahunPremolar kedua 2¼-2½ tahun 6 -7 tahun 11 -12 tahunMolar satu Pada lahir 2½-3 tahun 6 -7 tahunMolar dua 2½-3 tahun 7 -8 tahun 11 -13 tahunMolar tiga 7 -10 tahun 12 -16 tahun 16 -21 tahun

Tabel 1.Perkembangan kronologis pada gigi permanen.Slightly modified

by McCall and Schour

Page 10: Embriologi Gigi

DAFTAR PUSTAKA

Itjingningsih W. H., Drg. Anatomi Gigi. Penerbit Buku Kedokteran EGC.

Jakarta:1991

Universitas Sumatera Utara. Makalah Pertumbuhan dan Perkembangan Gigi. PDF

file. USU:2011