63
Fisiologi, Cara Pemeriksaan Tenggorokan dan 2 Penyakit Terbanyak Tenggorokkan STASE THT RSIJ PONDOK KOPI 2015 Refreshing Pembimbing : Dr. H. Denny P. Mahmud, Sp. THT

Embriologi Anatomi Fisiologi Cara Pemeriksaan

Embed Size (px)

DESCRIPTION

THT

Citation preview

Page 1: Embriologi Anatomi Fisiologi Cara Pemeriksaan

Embriologi, Anatomi, Fisiologi, Cara Pemeriksaan

Tenggorokan dan 2 Penyakit Terbanyak

Tenggorokkan

STASE THT RSIJ PONDOK KOPI 2015Refreshing

Pembimbing :Dr. H. Denny P. Mahmud, Sp. THT

Page 2: Embriologi Anatomi Fisiologi Cara Pemeriksaan
Page 3: Embriologi Anatomi Fisiologi Cara Pemeriksaan
Page 4: Embriologi Anatomi Fisiologi Cara Pemeriksaan

EMBRIOLOGI

Rongga mulut, faring dan esofagus berasal dari foregut embrionik.

Foregut juga berkembang menjadi rongga hidung, gigi, kelenjar liur, hipofise anterior, tiroid dan laring, trakea, bronkus, dan alveoli paru.

Untuk Tonsil, celah yang ada di atas tonsila merupakan sisa dari endodermal muara arkus brankial kedua, di mana fistula brankial atau sinus internal bermuara.

Tiroid berkembang dari foramen sekum yang terdapat di lidah bagian belakang dan bermigrasi sepanjang duktus tiroglosus ke leher.

Page 5: Embriologi Anatomi Fisiologi Cara Pemeriksaan

Pada awal masa embrio tidak ada bentuk leher yang jelas, memisahkan toraks dari kepala.

Leher dibentuk seperti jantung, di mana berasal dibawah foregut, yang bermigrasi ke rongga toraks dan aparatus brankial berkembang menjadi bentuk yang sekarang.

Pada masa embrio awal terdapat beberapa tonjolan sepanjang tepi dari foregut yang juga dapat dilihat dari luar. Tonjolan ini adalah APARATUS BRANKIALIS.

Page 6: Embriologi Anatomi Fisiologi Cara Pemeriksaan

Secara filogenetik terdapat enam arkus brankialis, arkus kelima tidak pernah berkembang pada manusia, dan hanya membentuk ligamentum arteriosum.

Hanya empat arkus yang dapat dilihat dari luar. Setiap arkus brankialis mempunyai sepotong kartilago, yang berhubungan dengan kartilago ini adalah arkus arteri, saraf, dan beberapa mesenkim yang akan membentuk otot.

Dibelakang setiap arkus terdapat alir eksternal yang terdiri dari ektodermal. Daerah diantara ektodermal dan endodermal dikenal dengan lempeng akhir.

Page 7: Embriologi Anatomi Fisiologi Cara Pemeriksaan

MULUT

Rongga mulut dan faring dibagi menjadi beberapa bagian. Rongga

mulut terletak di depan batas bebas palatum mole, arkus faringeus

anterior dan dasar lidah.

Page 8: Embriologi Anatomi Fisiologi Cara Pemeriksaan
Page 9: Embriologi Anatomi Fisiologi Cara Pemeriksaan

FARING

Dimulai dari dasar tengkorak terus

menyambung ke esofagus setinggi vertebra

servikalis ke-6.

Ke atas, faring berhubungan dengan rongga

hidung melalui koana

Ke depan berhubungan dengan rongga mulut

melalui ismus orofaring

Sedangkan dengan laring dibawah

berhubungan melalui aditus laring dan ke

bawah berhubungan dengan esofagus

Page 10: Embriologi Anatomi Fisiologi Cara Pemeriksaan

Otot faring tersusun dalam lapisan sirkular dan longitudinal

1. Otot-otot yang sirkular terdiri dari : m. konstriktor faring superior, media dan inferior Kerjanya untuk mengecilkan lumen faring. Otot-otot ini dipersarafi oleh n.vagus (n.X)2. Otot-otot longitudial adalah : - m. stilofaring melebarkan faring dan menarik laring dipersarafi oleh n.IX - m. palatofaring mempertemukan ismus orofaring dan menaikkan bagian bawah faring dan laring

Page 11: Embriologi Anatomi Fisiologi Cara Pemeriksaan

m.Constrictor pharyngis superior

m.Constrictor pharyngis medius

m.Constrictor pharyngis inferior

Page 12: Embriologi Anatomi Fisiologi Cara Pemeriksaan

Otot-otot faring

M.levator

veli

palatini

untuk

menyemp

itkan

ismus

faring dan

memperle

bar

ostium

tuba

eustacius.

M.

tensor

veli

palatini

untuk

mengenc

angkan

bagian

anterior

palatum

mole dan

membuka

tuba

eustachiu

s

M.

palatoglos

us

menyemp

itkan

ismus

faring.

M.

palatofari

ng

membent

uk arkus

posterior

faring

M.

azigos

uvula

kerjanya

memperp

endek

dan

menaikka

n uvula ke

belakang

atas

“ Semua

otot ini

dipersaraf

i oleh

nervus

vagus

Page 13: Embriologi Anatomi Fisiologi Cara Pemeriksaan

Pendarahan faring :

Caban

g

a.karot

is

ekster

na

(caban

g

faring

asend

ens

dan

caban

g

fausial

)

Caban

g

a.mak

sila

interna

yakni

caban

g

palatin

a

superi

or.

Page 14: Embriologi Anatomi Fisiologi Cara Pemeriksaan

Persarafan

Persar

afan

motori

k dan

sensori

k

daerah

faring

berasal

dari

pleksu

s

faring

yang

eksten

sif

Pleksu

s ini

dibent

uk oleh

cabang

faring

dari

n.vagu

s,

cabang

dari

n.gloso

faring

dan

serabu

t

simpati

s.

Caban

g

faring

dari

n.vagu

s berisi

serabu

t

motori

k. Dari

pleksu

s

faring

yang

eksten

sif ini

keluar

cabang

-

cabang

untuk

otot-

otot

faring

kecuali

m.stilof

aring

yang

dipersa

rafi

langsu

ng oleh

cabang

n.gloso

faring

(n.IX).

Page 15: Embriologi Anatomi Fisiologi Cara Pemeriksaan

Faring

Nasopharynx

Oropharynx

laryngopharynx

(Hipopharynx)

Page 16: Embriologi Anatomi Fisiologi Cara Pemeriksaan

1. Nasofaring

Nasofaring berada di belakang cavum nasi.

- batas atas : dasar tengkorak

- batas bawah : palatum mole

- batas depan : rongga hidung/koana

- batas belakang : vertebra cervikal

-Batas lateral : Ostium Tuba Eustachius, torus Tubarius,

fossa rosenmuller

Organ yang ada :

- adenoid, jaringan limfe (pada dinding lateral)

- kartilago tuba eustachius

Page 17: Embriologi Anatomi Fisiologi Cara Pemeriksaan

2. Orofaring

Orofaring berada di belakang rongga cavum oris

- Dinding anteriornya : dasar lidah dan vallecula.

- Dinding lateralnya : tonsil, fossa tonsilar, dan pilar tonsilar

- Bagian dinding superior permukaaan palatum mole bagian

inferior dan uvula di C1.

- Batas inferior tepi atas epiglotis

- Batas posterior vertebra servikal

Page 18: Embriologi Anatomi Fisiologi Cara Pemeriksaan

3. Hypopharynx

Hipofaring, dikenal juga sebagai laryngofaring letaknya setinggi antara C3 - C6, meliputi pharyngo-esophageal junction (postcricoid area),sinus piriformis, dan dinding faring posterior.

Seperti orofaring, hypofaring bertindak sebagai suatu jalan untuk udara dan makanan bagian anteriornya berhadapan secara langsung dengan atas epiglotis dan melanjutkan ke laring dimana jalan untuk pernapasan dan pencernaan yang akan memisah.

Laryngofaring berlanjut dengan esofagus posterior. Esofagus mengantarkan makanan dan cairan kedalam perut; udara masuk ke laring bagian anterior. Selama proses penelanan, makanan jalan ke kanan dan udara untuk sementara berhenti.

Page 19: Embriologi Anatomi Fisiologi Cara Pemeriksaan

Lanj…

Batas laringofaring disebelah superior

adalah tepi atas yaitu dibawah

valekula epiglotis

Batas anteriornya adalah laring

Inferior adalah esofagus

Posterior adalah vertebra servikal

Page 20: Embriologi Anatomi Fisiologi Cara Pemeriksaan

Fisiologi Faring

Menelan :

- Pertama gerakan makanan dari mulut ke faring secara volunter

- Tahap kedua, transport makanan melalui faring secara involunter

- Tahap ketiga, jalannya bolus melalui esofagus, secara involunter

Proses berbicara :

- Pada saat berbicara dan menelan terjadi gerakan terpadu dari otot-otot palatum dan faring.

Page 21: Embriologi Anatomi Fisiologi Cara Pemeriksaan

Human vocal tract

Page 22: Embriologi Anatomi Fisiologi Cara Pemeriksaan

TONSIL

Pada

kutub

atas tonsil

ditemuka

n celah

intratonsil

yang

merupaka

n sisa

kantong

faring

yang

kedua.

Kutub

bawah

tonsil

biasanya

melekat

pada

dasar

lidah.

Permukaa

n medial

tonsil

bentukny

a

beraneka

ragam

dan

mempuny

ai celah

yang

disebut

kriptus.

Permukaa

n lateral

tonsil

melekat

pada fasia

faring

yang

sering

juga

disebut

kapsul

tonsil.

Kapsul ini

tidak

melekat

erat pada

otot

faring,

sehingga

mudah

dilakukan

diseksi

pada

tonsilekto

mi.

Page 23: Embriologi Anatomi Fisiologi Cara Pemeriksaan
Page 24: Embriologi Anatomi Fisiologi Cara Pemeriksaan

Tonsil

Tonsil mendapat darah dari :

a. palatina minor

a. palatina ascendens cabang tonsil

a. maksila eksterna

a. faring ascendens

a. lingualis dorsal.

Page 25: Embriologi Anatomi Fisiologi Cara Pemeriksaan
Page 26: Embriologi Anatomi Fisiologi Cara Pemeriksaan

LARING

Batas atas laring adalah aditus laring. Batas bawahnya ialah bidang yang melalui pinggir

bawah kartilago krikoid. Batas depannya ialah permukaan belakang epiglotis. Batas lateralnya ialah membran kuadrangularis,

kartilago aritenoid, konus elastikus dan arkus kartilago krikoid.

Batas belakangnya ialah m.aritenoid transversus dan lamina kartilago krikoid. Bangunan kerangka laring tersusun dari satu tulang,

yaitu tulang hioid, dan beberapa buah tulang rawan.

Page 27: Embriologi Anatomi Fisiologi Cara Pemeriksaan

Laring

Tulang rawan yang menyusun laring adalah:

- kartilago epiglotis- kartilago krikoid- kartilago aritenoid- kartilago kornikulata- kartilago tiroid- kartilago cuneiformis- kartilago tritisea

Page 28: Embriologi Anatomi Fisiologi Cara Pemeriksaan

Laring

Pada laring terdapat 2 buah sendi,

yaitu :1. Artikulasi

krikotiroid2. Artikulasi

krikoaritenoid

Ligamentum yang membentuk susunan laring

adalah :1. Ligamentum seratokrikoid

(anterior, lateral dan posterior)

2. Ligamentum krikotiroid medial

3. Ligamentum krikotiroid posterior

4. Ligamentum kornikulofaringal

5. Ligamentum hiotiroid lateral

6. Ligamentum hiotiroid medial

7. Ligamentum hioepiglotika8. Ligamentum ventrikularis9. Ligamentum vokale yang

menghubungkan kartilago aritenoid dengan kartilago tiroid

10. Ligamentum tiroepiglotika.

Page 29: Embriologi Anatomi Fisiologi Cara Pemeriksaan

Rongga Laring

Plika vokalis (pita suara asli) dan plika ventrikularis (pita

suara palsu).

membagi rongga laring dalam 3 bagian, yaitu :

1. Vestibulum laring

Vestibulum laring ialah rongga laring yang terdapat di atas plika ventrikularis

2. Glotik

3. Subglotik adalah rongga laring yang terletak di bawah pita suara (plika vokalis)

Page 30: Embriologi Anatomi Fisiologi Cara Pemeriksaan

Figure 23.5a, b

Page 31: Embriologi Anatomi Fisiologi Cara Pemeriksaan

Otot-otot Laring

Otot-otot ekstrinsik terletak :

- Diatas tulang hioid (suprahioid)

- m. digastrikus- m.geniohioid- m.stilohioid dan- m.milohioid

-Di bawah tulang hioid (infrahioid):

- m.sternohioid- m.omohioid dan - m.tirohioid

Otot-otot intrinsik :

Bagian lateral laring

m.krikoaritenoid lateral

m.tiroepiglotika

m.vokalis

m.tiroaritenoid

m.ariepiglotika dan

m.kriko tiroid

Bagian posterior

m.aritenoid transversum

m.aritenoid oblik dan

m.krikoaritenoid posterior.

Page 32: Embriologi Anatomi Fisiologi Cara Pemeriksaan

Laring dipersarafi oleh cabang-cabang nervus vagus :

1. N. laringis superior

mempersarafi m.krikotiroid, sehingga memberikan

sensasi pada mukosa laring dibawah pita suara

2. N. laringis inferior

merupakan lanjutan dari n.rekuren setelah saraf itu

memberikan cabangnya menjadi ramus kardia inferior

Persarafan Laring

Page 33: Embriologi Anatomi Fisiologi Cara Pemeriksaan

Persarafan Laring :

M. Cricothyreoideus

N.Recurrens Laryngeus

N.Laryngeus Superior

Page 34: Embriologi Anatomi Fisiologi Cara Pemeriksaan

Perdarahan Laring

Pendarahan untuk laring terdiri dari 2 cabang :

1. a.lari

ngis

supe

rior

meru

paka

n

caba

ng

dari

a.tiro

id

supe

rior

2. a.lari

ngis

inferi

or

meru

paka

n

caba

ng.

dari

a.tiro

id

inferi

or

Page 35: Embriologi Anatomi Fisiologi Cara Pemeriksaan

Fisiologi Laring

Proteksi : untuk mencegah makanan dan benda asing masuk ke dalam trakea.

Batuk : benda asing yang telah masuk ke dalam trakea dapat dibatukkan ke luar.

Respirasi :dengan mengatur besar kecilnya rima glotis.

Sirkulasi :perubahan tekanan udara di dalam traktus trakeobronkial akan dapat mempengaruhi sirkulasi darah dari alveolus.

Page 36: Embriologi Anatomi Fisiologi Cara Pemeriksaan

Fisiologi…

Menelan dengan 3 mekanisme :

- Gerakan laring bagian bawah ke atas- Menutup aditus laringis - Mendorong bolus makanan turun ke hipofaring

dan tidak mungkin masuk ke dalam laring. Emosi :

untuk mengekpresikan emosi, seperti berteriak, mengeluh, menangis

Fonasi :

membuat suara dan menentukan tinggi rendahnya nada

Page 37: Embriologi Anatomi Fisiologi Cara Pemeriksaan

THYROID

Tiroid adalah kartilago yang paling besar dari sembilan kartilago yang

menyusun tulang rangka laring, didalam struktur kartilago dan di

sekitar trakea yang berisi laring.

Struktur :

Terdiri atas dua laminae yang datang bersama-sama pada sisi

anterior dari tulang rawan untuk membentuk suatu puncak,

yang disebut prominensia laryngeus. Prominensia ini dikenal

juga sebagai "Adam's apple".

Kartilago tiroid membentuk curah dari dinding depan laring

untuk melindungi pita suara yang terletak secara langsung di

belakangnya. Bertindak sebagai suatu penempatan untuk

beberapa otot laring .

Page 38: Embriologi Anatomi Fisiologi Cara Pemeriksaan
Page 39: Embriologi Anatomi Fisiologi Cara Pemeriksaan

TRAKHEA

Dibentuk oleh cartilago & jaringan ikat

Tepi caudal cartilago cricoidea (setinggi VC -6) – tepi cranial V

Th- 5

Terdiri atas 20 cincin cartilago, bentuk huruf “U”, membuka ke

dorsal

Lumen selalu terbuka

Page 40: Embriologi Anatomi Fisiologi Cara Pemeriksaan

Trachea

Pada bifurcatio terdapat CARINA

Terletak di linea mediana kecuali bagiann caudal terdesak ke kanan oleh arcus aorta

Sebelah dorsalnya terdapat oesophagus

Page 41: Embriologi Anatomi Fisiologi Cara Pemeriksaan

Trachea

Sebelah anterior terdapat ISTHMUS dan lobus

pyramidalis glandula thyreoidea serta otot-otot

infrahyoid

Di bagian posterior terdapat jaringan yang

merupakan batas dengan esofagus

Sebelah lateral terdapat lobus lateral glandula

thyreoidea dan carotid sheath

Page 42: Embriologi Anatomi Fisiologi Cara Pemeriksaan

ESOFAGUS

Esofagus adalah suatu organ vertebrae yang berupa tabung muskular dimana makanan lewat dari faring ke perut. Di dalam tubuh manusia esofagus adalah melanjutkan diri dengan laring bagian dari faring setinggi vertebra C6 .

Berfungsi :

Makanan lewat ke esofagus dengan proses gerak peristaltik. Secara rinci menghubungkan faring, yang mana bagian rongga badan untuk pencernaan dan pernapasan dengan perut, jika kedua langkah pencernaan diaktifkan.

Esofagus dilapisi dengan membran mukosa, dilapisi otot yang berfungsi sebagai peristaltik untuk memindahkan makanan yang ditelan menuju ke perut.

Page 43: Embriologi Anatomi Fisiologi Cara Pemeriksaan
Page 44: Embriologi Anatomi Fisiologi Cara Pemeriksaan
Page 45: Embriologi Anatomi Fisiologi Cara Pemeriksaan

Faring dan Rongga mulut

Keluhan kelainan di daerah faring umumnya yaitu

1. Nyeri tenggorok2. Rasa banyak dahak di tenggorok 3. Rasa ada yang menyumbat4. Sulit menelan5. Nyeri menelan

Page 46: Embriologi Anatomi Fisiologi Cara Pemeriksaan

Laring dan Hipofaring

Keluhan pasien dapat berupa 1. Suara serak2. Batuk3. Disfagia 4. Rasa ada sesuatu di leher

Page 47: Embriologi Anatomi Fisiologi Cara Pemeriksaan

Tonsil dan Faring

Penderita diinstruksikan untuk membuka mulut Lakukan penekanan pada lidah secara lembut dengan

spatel lidah.

Memeriksa besar tonsil

Besar tonsil ditentukan sebagai berikut : T0 : Tonsil didalam fosa tonsil atau telah diangkat T1 : bila bsarnya ¼ jarak arkus anterior dan uvula T2 : bila besarnya 2/4 jarak arkus anterior dan uvula T3 : bila besarnya ¾ jarak arkus anterior dan uvula T4 : bila besarnya mencapai uvula atau lebih

Page 48: Embriologi Anatomi Fisiologi Cara Pemeriksaan

Memeriksa mobilitas tonsil Digunakan 2 spatula

Spatula 1 : posisi sama dengan diatas Spatula 2 : posisi ujungnya vertical

menekan jaringan peritonsil, sedikit lateral dari arkus anterior

Pada tumor tonsil : fiksasi Pada tonsillitis kronik : mobil dan sakit

Page 49: Embriologi Anatomi Fisiologi Cara Pemeriksaan

Memeriksa patologi faring Faringitis akut : semua merah Faringitis kronik : hanya granulae merah

Page 50: Embriologi Anatomi Fisiologi Cara Pemeriksaan

Laringoskopi indirek

1. Lakukan pemilihan cermin laring yang tepat2. Instruksikan penderita untuk membuka mulut

dan menjulurkan lidah sejauh mungkin3. Pegang lidah dengan kapas steril. Pasien

diinstruksikan untuk bernafas secara normal4. Masukkan cermin laring yang telah dilidah

apikan ke dalam orofaring.5. Posisikan cermin laring sedemikian rupa hingga

tampak struktur di daerah hipofaring6. Nilai mobilitas plika vocalis dengan menyuruh

penderita mengucapkan huruf I berulang kali.7. Letakkan alat-alat pemeriksaan ke tempat

semula

Page 51: Embriologi Anatomi Fisiologi Cara Pemeriksaan
Page 52: Embriologi Anatomi Fisiologi Cara Pemeriksaan

Tonsilitis Akut

Definisi :

peradangan pada jaringan tonsil palatina yang disebabkan oleh bakteri.

Etiologi :

tersering bakteri streptococcus ß hemoliticus group A

Page 53: Embriologi Anatomi Fisiologi Cara Pemeriksaan

Patomekanisme

Sistem

kripta

yang

komple

ks

pada

tonsila

palatin

a

Kriptus

mudah

tersum

bat

pening

katan

jumlah

bakteri

reaksi

radang

terbent

uknya

detritu

s

tonsiliti

s

folikula

ris

tonsiliti

s

lakuna

ris

Page 54: Embriologi Anatomi Fisiologi Cara Pemeriksaan

Gejala :

Nyeri menelan (Odinofagi)

Sulit menelan (Disfagi)

Demam tinggi

Otalgia (nyeri alih N. IX)

Anoreksia

Page 55: Embriologi Anatomi Fisiologi Cara Pemeriksaan

Terapi : Antibiotik spektrum luas atau sulfonamid Antipiretik Analgesik dan Obat kumur yang mengandung

desinfektan.

Page 56: Embriologi Anatomi Fisiologi Cara Pemeriksaan

Komplikasi

- Otitis media akut,

- Sinusitis, abses peritonsil,

- Hipertrofi tonsil pasien bernapas melalui mulut, tidur mendengakur ( ngorok), gangguan tidur karena terjadinya sleep apnea yang dikenal sebagai Obstrctive Sleep Apnea Syndrome (OSAS).

Page 57: Embriologi Anatomi Fisiologi Cara Pemeriksaan
Page 58: Embriologi Anatomi Fisiologi Cara Pemeriksaan

Faringitis Akut

Definisi :

Peradangan mukosa faring yang disebabkan oleh virus dan bakteri

Etiologi : Virus (60%)

Rhinovirus (didahului flu)

Adenovirus (diikuti dengn konjuntifitis)

Herpes (terdapat vesika di mukosa)

Sterptococcus ß hemolitikus (40%)

Page 59: Embriologi Anatomi Fisiologi Cara Pemeriksaan

Penyebaran :

Droplet

Sekret ludah

Gejala

Suhu subfebris atau tinggi

Rasa kering dan gatal pada tenggorokkan

Nyeri tenggorokkan

Otalgia

Suara parau akibat eksudat

Nyeri kepala

Page 60: Embriologi Anatomi Fisiologi Cara Pemeriksaan

Pemeriksaan Fisik :

Faring hiperemis

Kadang banyak eksudat

Jaringan limfoid lain tampak hiperemis dan membengkak

Terkadang adenopati servikal

Pemeriksaan penunjang

Biakan tengorokan

Page 61: Embriologi Anatomi Fisiologi Cara Pemeriksaan
Page 62: Embriologi Anatomi Fisiologi Cara Pemeriksaan

Terapi

Penyakit yang dapat sembuh sendiri

Analgetik-antipiretik

Obat kumur ( Gargarisma Kan atau air masak yang hangat ditambah garam)

Fungsi obat kumur adalah untuk melemaskan otot faring dan mengencerkan lender yang melekat pada faring

Page 63: Embriologi Anatomi Fisiologi Cara Pemeriksaan