16
TUGAS INDIVIDU 3 PENJELASAN ELEMEN ELEMEN PEMBENTUK POLA RUANG Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Sistem Sosial Budaya Semester VII Tahun Akademik 2014 / 2015 Disusun Oleh : R. Nugraha Suryaningrat. S 10070311043 PROGRAM STUDI PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS ISLAM BANDUNG 2015 M/1436 H

Elemen - elemen Pembentuk Pola Ruang

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Nature, Man, Network System, Pola Ruang, Sistem Sosial Budaya, Society, Kemasyarakatan, Perumahan, Shells

Citation preview

  • TUGAS INDIVIDU 3

    PENJELASAN ELEMEN ELEMEN PEMBENTUK

    POLA RUANG

    Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Sistem Sosial Budaya

    Semester VII Tahun Akademik 2014 / 2015

    Disusun Oleh :

    R. Nugraha Suryaningrat. S

    10070311043

    PROGRAM STUDI PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA

    FAKULTAS TEKNIK

    UNIVERSITAS ISLAM BANDUNG

    2015 M/1436 H

  • 1

    Penjelasan Elemen Elemen Pembentuk Pola Ruang

    1. Nature

    Secara definisi umum, Nature berarti adalah alam atau lingkungan yang

    fungsinya dalam pembentukan pola ruang adalah sebagai sumber daya yang

    berpotensi untuk dimanfaatkan dan sebagai limitasi (batasan) dalam

    perencanaan. Beberapa sub-aspek dari Nature ini akan dijelaskan dengan lebih

    rinci pada sub-poin selanjutnya.

    1.1 Geological Resources

    Secara harfiah, diartikan sebagai sumber daya geologi, dimana sumber

    daya geologi adalah batuan pada umumnya. Fungsinya adalah sebagai elemen

    pembatas perencanaan pola ruang. Pembatas yang dimaksud adalah sebagai

    salah satu elemen penentuan lokasi untuk perencanaan pola ruang sebagai

    berikut :

    Kawasan Layak Tambang (Mineral atau Batuan)

    Kawasan Permukiman

    Kawasan Tempat Pembuangan Akhir (TPA)

    Kawasan Pembuatan Tanggul / DAM

    Kawasan Penentuan Titik Sumur Bor Artesis Untuk Sumber Air Tradisional

    Acuan Awal Penentuan Kawasan Rawan Bencana Alam

    Ilustrasi singkatnya adalah sebagai berikut :

    Gambar 1 Ilustrasi Aspek Geologi Sebagai Limitasi Pola Ruang

  • 2

    Penjelasan Elemen Elemen Pembentuk Pola Ruang

    Secara ilmu geologi, penempatan lokasi TPA sangat dianjurkan

    ditempatkan di kawasan dengan formasi batuan beku, karena batuan beku tidak

    mudah meloloskan air seperti yang terjadi pada gambar diatas. Pada gambar

    diatas, formasi batuan tuf berpasir merupakan golongan batuan piroklastik yang

    permeabilitasnya rendah atau buruk, sehingga memungkinkan air lindi (air

    sampah) untuk melakukan infiltrasi lebih jauh melewai lapisan batuan menuju

    lapisan akuifer (air tanah) yang notabene-nya di Indonesia masih sangat banyak

    digunakan sebagai sumber air bersih masyarakat dalam menjalani kehidupan

    sehari harinya.

    1.2 Topographycal Resources

    Secara bahasa umum, diartikan sebagai sumber daya bentang alam yang

    berisi dua hal utama, yaitu kemiringan dan ketinggian. Keduanya berfungsi

    sebagai limitasi dalam perencanaan pola ruang. Penjelasannya adalah sebagai

    berikut :

    Kemiringan

    Sebagaimana diatur dalam Keppres No. 32 Tahun 1990 bahwa kawasan

    budidaya (yang direncanakan pola ruangnya) maksimum harus berada di

    daerah dengan kemiringan < 40 %. Tujuannya adalah menjaga daerah

    aliran sungai agar tetap bersih dan mengurangi run-off. Kemiringan > 40 %

    ditetapkan sebagai kawasan lindung yang berfungsi sebagai kawasan

    konservasi air yang berasal dari jatuhan hujan maupun run-off (limpasan)

    air hujan. Berikut adalah ilustrasinya :

    Gambar 2

    Kawasan Normal Sesuai Ketetapan Mengenai Kemiringan

  • 3

    Penjelasan Elemen Elemen Pembentuk Pola Ruang

    Gambar 3

    Kawasan Rawan Banjir Yang Mengabaikan Kemiringan

    Ketinggian

    Pada umumnya, ketinggian > 2000 m dianggap berbahaya jika

    diperuntukkan sebagai kawasan permukiman. Dikarenakan curah hujan

    dan temperatur yang biasanya sangat tinggi dan kadar oksigen yang

    sedikit, sehingga dapat mengancam keselamatan jiwa. Secara khusus,

    ketinggian wilayah menjadi limitasi dalam menentukan komoditas

    pertanian yang dapat dibudidayakan dalam perencanaan pola ruang..

    Ilustrasi mengenai komoditas pertanian sesuai dengan ketinggiannya

    adalah sebagai berikut :

    Gambar 4 Zona Kesesuaian Lahan Berdasarkan Zona Agroklimat Junghunn

  • 4

    Penjelasan Elemen Elemen Pembentuk Pola Ruang

    1.3 Soil Resources

    Secara umum, diartikan sebagai sumber daya tanah. Dalam sebuah

    perencanaan pola ruang, aspek yang digunakan dalam ilmu perencanaan adalah

    jenis tanah. Dimana kriteria jenis tanah yang menjadi ukuran penting dalam suatu

    perencanaan pola ruang adalah sebagai berikut :

    Struktur Tanah

    Permeabilitas (Daya Meloloskan Air)

    Kedalaman Efektif

    Tingkat Kesuburan Tanah

    Kepekaan Terhadap Erosi

    Porositas (Daya Resap Terhadap Air Permukaan)

    Sifat Ketika Kering Maupun Lembab.

    Secara garis besar, elemen elemen diatas digunakan sebagai acuan

    dalam menentukan tingkat kesesuaian suatu lahan, baik itu untuk pertanian,

    permukiman maupun lain sebagainya. Untuk lebih lanjut, akan disajikan sebuah

    bagan alir mengenai keterlibatan sumbar daya tanah dalam penentuan

    kesesuaian lahan dalam Gambar 5.

    Gambar 5

    Bagan Alir Kesesuaian Lahan

  • 5

    Penjelasan Elemen Elemen Pembentuk Pola Ruang

    1.4 Water Resources

    Air adalah komponen paling penting dalam kehidupan manusia, dimana

    tidak akan ada satupun makhluk Allah yang bertahan hidup tanpa adanya air. Oleh

    karena itu, Allah membuat sumber daya air yang ada di bumi itu tetap jumlahnya

    dengan membuat siklus hidrologi. Jika siklus hidrologi terganggu, maka sumber

    daya air akan tidak stabil dan pada akhirnya akan terjadi sebuah fenomena

    kekeringan dan kelangkaan air yang berakibat pada terganggunya perencanaan

    pola ruang. Contoh :

    Untuk tetap menjaga eksistensi sumber daya air, maka direncanakanlah

    pola ruang kawasan lindung yang berfungsi sebagai kawasan konservasi

    air, baik permukaan maupun air tanah.

    Kawasan permukiman yang terlalu padat, akan menyebabkan hilangnya

    kawasan non terbangun sebagai kawasan resapan air alami. Untuk

    mengatasi hal tersebut, maka direncanakan pola ruang ruang terbuka hijau

    di kawasan permukiman, yang notabene nya RTH bersifat multifungfi

    dalam perencanaan pola ruang.

    1.5 Plant Life

    Kebutuhan akan tetumbuhan, baik sebagai komoditas jual maupun

    sebagai bahan pangan, menyebabkan dorongan untuk merencanakan pola ruang

    yang berhubungan dengan pelestarian sumber daya tetumbuhan. Sebagai

    contohnya, direncanakan pola ruang kawasan pertanian dan perkebunan bahan

    pangan untuk melestarikan tetumbuhan sebagai kebutuhan primer manusia dalam

    memenuhi kebutuhan biologis dalam perihal pangan, dan untuk tanaman yang

    langka, direncanakan pola ruang kawasan suaka cagar alam.

    1.6 Animal Life

    Kebutuhan akan satwa, baik sebagai komoditas jual, maupun sebagai

    bahan pangan (daging olahan) mendorong untuk direncanakannya suatu pola

    ruang guna melestarikan satwa tersebut. Contohnya, direncanakanlah pola ruang

    dalam bentuk peternakan untuk melestarikan hewan sebagai komoditas dan

    bahan pangan dan suaka margasatwa untuk melestarikan hewan yang statusnya

    hampir punah dari muka bumi.

  • 6

    Penjelasan Elemen Elemen Pembentuk Pola Ruang

    2. Man

    Sumber daya manusia adalah objek perencanaan, sekaligus subjek

    perencanaan. Bagaimana tidak, perencanaan dilakukan oleh manusia dan untuk

    kesejahteraan manusia. Mengingat perannya yang sangat vital untuk

    perencanaan, maka kehadiran manusia absolut harus selalu ada dalam

    menjalankan roda perencanaan sebaik mungkin. Dalam sebuah tingkat opini

    sederhana, perencanaan pola ruang tidak akan pernah lahir jika tidak ada sumber

    daya manusia yang menjadi pelaksana (subjek) dan sumber daya manusia yang

    menjadi kajian perencanaan (objek). Perencanaan pola ruang hadir karena

    kebutuhan dan aktivitas manusia dalam menjalani kehidupan sehari harinya.

    Dalam Ilmu Bahasa Indonesia, sebuah kalimat tanpa subjek atau objek,

    atau bahkan tiada keduanya, maka kalimat tersebut akan menjadi kalimat yang

    tidak sempurna (cacat). Sama halnya demikian, perencanaan pola ruang akan

    menjadi cacat tanpa adanya manusia di masing masing fungsinya (S dan O).

    Oleh karena itu, manusia perlu sangat dijaga kelestariannya. Dan beberapa hal

    yang menunjang kelestarian manusia sebagai elemen perencana pola ruang

    adalah sebagai berikut :

    2.1 Biological Needs

    Kebutuhan biologis manusia yang paling penting adalah bernafas, makan

    dan minum. Bayangkan jika tidak ada oksigen, atau tanaman dan satwa yang

    dapat diolah jadi makanan, maka manusia tidak akan dapat bernafas, makan dan

    minum. Kesimpulannya, manusia akan mati dan lenyap dari muka bumi. Jikalau

    pun ada ketiga aspek penunjang tersebut, jika tidak direncanakan tempat

    peruntukkannya, maka manusia akan sengsara.

    Contoh :

    Rencana pola ruang pasar sayur mayur dan daging olahan.

    Dampaknya jika tidak ada, maka manusia akan kesulitan mendapatkan

    bahan makanan dan terancam hidupnya, kecuali mereka bertani sendiri.

    Penyediaan ruang terbuka hijau & Taman taman vegetasi

    Dampaknya jika tidak ada, maka sulit bagi alam untuk menghasilkan

    pasokan oksigen yang baik, dan manusia tidak memiliki udara yang sehat

    untuk dihirup, kehidupannya akan terganggu, dan derajat kesejahteraan

    hidup manusia sudah dapat dibilang menurun.

  • 7

    Penjelasan Elemen Elemen Pembentuk Pola Ruang

    2.2 Sensation & Perception

    Manusia selalu butuh tempat dalam merasakan sensasi dan dalam

    menuangkan persepsinya. Manusia adalah makhluk ciptaan Allah yang paling

    ekspresif. Hal ini mendorong direncanakannya suatu pola ruang dalam mewadahi

    keinginan manusia dalam merasakan sensasi dan menuangkan persepsinya.

    Contoh :

    Manusia butuh ruang terbuka hijau atau alam bebas untuk merasakan

    sensasi menghirup oksigen yang baik dan sensasi dalam melihat dunia dari

    sudut pandang yang berbeda.

    Manusia membutuhkan tempat bekerja dan berkarya untuk menuangkan

    persepsinya sebagai individu yang berpikir.

    2.3 Emotional Needs

    Manusia memiliki tingkat kecerdasan emosi yang berbeda. Tapi, secara

    generalisasi, manusia memiliki 3 emosi yang paling sering muncul, yaitu senang,

    sedih/marah dan gusar. Tingkat kecerdasan manusia secara umum ini mendorong

    direncanakannya suatu pola ruang tertentu.

    Contoh :

    Manusia membutuhkan ruang untuk merasakan kesenangan, maka

    direncanakan suatu pola ruang berbentuk tempat hiburan dan rekreasi.

    Manusia membutuhkan ruang untuk meredam amarah, mengatasi rasa

    sedih dan gusarnya secara rohaniyah, maka direncanakan suatu pola

    ruang berbentuk fasilitas peribadatan.

    Selain itu, kebutuhan emosi yang lain adalah bahwa manusia

    membutuhkan manusia lainnya untuk berinteraksi, yang disebut dengan

    sosialisasi. Untuk bisa mensosialisasikan persepsi, pikiran atau

    ekspresinya, maka manusia tersebut membutuhkan ruang, maka

    direncanakanlah pola ruang dalam bentuk ruang sosial, seperti ruang

    terbuka hijau, lapangan olahraga, ruang serbaguna dan sebagainya.

  • 8

    Penjelasan Elemen Elemen Pembentuk Pola Ruang

    2.4 Moral Values

    Manusia memiliki suatu nilai moral yang perlu dikontrol dalam dirinya, agar

    moralnya tetap ada di dalam jasmaninya dan berfungsi dengan baik guna

    menjalani hidup sebagai makhluk mulia yang memiliki akal. Atas kebutuhan

    dalam mengontrol perilaku guna menjaga kelestarian moral itu pula, maka

    direncanakanlah pola ruang dalam bentuk lembaga permasyarakatan atau

    lembaga pengatur yang berisikan hukum hukum dalam mengontrol

    tingkah laku manusia, seperti rumah adat dan budaya, tempat peribadatan,

    kantor polisi, pengadilan, dsb.

    3. Society

    Secara harfiah, dapat diartikan sebagai hubungan sosial dan

    kemasyarakatan. Hal ini menjadi pendorong juga bagi terciptanya perencanaan

    pola ruang.

    3.1 Population Composity and Density

    Komposisi dan kepadatan penduduk jelas mendorong lahirnya rencana

    pola ruang, komposisi masyarakat yang berbeda beda dari segi etnis atau

    budaya, menjadi salah satu pendorong dalam menciptakan suatu pola ruang yang

    unik, selain itu kepadatan penduduk menjadi penentu urgensi rencana pola ruang

    permukiman, baik secara vertikal maupun horizontal. Contohnya adalah sebagai

    berikut :

    Keragaman etnis, budaya dan agama yang tinggi adalah sebuah

    keindahan, tapi jika terlalu dibebaskan, berpotensi memunculkan konflik,

    sehingga terdoronglah sebuah upaya dalam meredam potensi konflik itu

    dengan melakukan segmentasi dalam rencana pola ruangnya, biasanya

    berbentuk zona kampung budaya, kampung nelayan, kampung etnis

    tertentu, dsb.

    Tingkat kepadatan penduduk akan mendorong direncanakannya pola

    ruang permukiman dan perencanaanya akan dibandingkan dengan

    persentase ketersediaan lahan non terbangun. Hal ini untuk menentukan

    jenis permukiman yang akan direncanakan, apakah vertikal atau

    horizontal, apakah beraglomerasi atau desentralisasi.

  • 9

    Penjelasan Elemen Elemen Pembentuk Pola Ruang

    3.2 Strata Sosial

    Pola ruang yang menentukan strata sosial, sudah jarang terlihat di

    kawasan perkotaan. Tetapi, untuk di kawasan perdesaan, nuansa ini masih sangat

    kental. Pola ruang dan corak bangunan strata sosial seperti status sosial

    (penduduk biasa atau kepala suku / adat) atau status mata pencaharian seperti

    pegawai pemerintah atau petani, biasanya terlihat jelas di kawasan perdesaan.

    Hal ini menunjukkan bahwa strata sosial menjadi salah satu aspek pendorong

    direncanakannya pola ruang.

    3.3 Pola Kebudayaan

    Pola kebudayaan berkaitan erat dengan komposisi penduduk, dimana pola

    kebudayaan yang kental dan erat dengan kehidupan masyarakat, akan

    memunculkan suatu perencanaan pola ruang khusus yang bercorak kebudayaan

    dari daerah tersebut, seperti misalnya di Provinsi Bali.

    3.4 Perkembangan Ekonomi

    Tingkat perkembangan ekonomi akan menjadi penentu direncanakannya

    pola ruang sesuai stratanya. Tipe rumah hunian yang bervariasi menjadi suatu

    tolak ukur tingkat perkembangan ekonomi yang dialami oleh penduduk di wilayah

    perencanaan. Selain itu, tingkat perkembangan ekonomi juga akan menentukan

    rencana pola ruang seperti lapangan pekerjaan, sarana dan prasarana yang

    disediakan serta program pengembangan wilayah.

    3.5 Pendidikan

    Kebutuhan akan pendidikan di masyarakat akan melahirkan suatu rencana

    pola ruang fasilitas pendidikan. Chain Reaction dari tingkat pendidikan, jika tingkat

    pendidikan masyarakatnya semakin tinggi, maka rencana pola ruang wilayah yang

    direncanakan akan bersifat lebih modern, sebagai contohnya adalah rencana pola

    ruang kawasan teknopolis. Dimana corak perencanaan pola ruangnya bersifat

    advancing technology, yang coraknya lebih modern dan sudah mulai

    meninggalkan corak konvensional.

  • 10

    Penjelasan Elemen Elemen Pembentuk Pola Ruang

    3.6 Kesehatan dan Kesejahteraan

    Kebutuhan akan kesehatan yang layak menjadi pendorong lahirnya

    rencana pola ruang fasilitas kesehatan, dimana taraf kesehatan masyarakat

    menjadi tolak ukur dasar tingkat kesejahteraan masyarakat, bersama dengan

    tingkat pendidikan dan perkembangan ekonomi. Semakin tinggi indeks harapan

    hidup manusia, maka pola ruang yang direncanakan akan lebih advance dalam

    perihal fasilitas kesehatan. Pola ruang fasilitas kesehatan pun memiliki tipe, seperti

    halnya rumah hunian. Oleh karena itu, perencanaannya ditinjau pula dari tingkat

    perkembangan ekonomi dan tingkat kepadatan penduduknya. Untuk tingkat

    kesejahteraan yang lebih lanjut, akan sangat erat kaitannya dengan tingkat

    pendapatan. Untuk memperoleh suatu pendapatan, masyarakat haruslah bekerja,

    maka dari kebutuhan akan kesejahteraan ini, muncul rencana pola ruang fasilitas

    pekerjaan, seperti perkantoran, pusat perdagangan dan jasa dan sebagainya.

    3.7 Hukum dan Administrasi

    Berkaitan erat dengan kebutuhan emosional dan moral masyarakat, maka

    lahirlah sebuah perencanaan pola ruang untuk memfasilitasi tingkat keamanan

    dan kenyamanan masyarakat, yang berbentuk fasilitas hukum, seperti kantor

    kepolisian dan pengadilan, fasilitas administrasi pelayanan, seperti kantor

    perizinan usaha dan gangguan publik. Fungsinya sebagai koridor dimana

    kehidupan bermasyakat memiliki batasan dalam perihal hukum dan gangguan

    terhadap publik, untuk tetap menjaga hubungan sosial antar masyarakat dan pada

    intinya memunculkan sikap tidak saling merugikan antar sesama.

    4. Permukiman (Shells)

    Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, tingkat kepadatan dan

    komposisi penduduk, menjadi tolak ukur dasar dalam menetapkan rencana pola

    ruang lingkungan permukiman. Aspek aspeknya akan dijelaskan dalam poin

    poin sebagai berikut :

    4.1 Perumahan (Housing)

    Lembaga dalam mengontrol keamanan secara kemasyarakatan adalah

    lembaga peradilan, tetapi untuk memunculkan rasa keamanan dan kenyamanan

    masing masing individu, memerlukan fasilitas yang berbeda. Guna memfasilitasi

    keamanan dan kenyamanan secara personal tersebut, maka diperlukan fasilitas

    rumah.

  • 11

    Penjelasan Elemen Elemen Pembentuk Pola Ruang

    Rumah antar individu dalam suatu lingkungan yang sama, disebut sebagai

    perumahan. Dalam sistem perumahan yang direncanakan, akan muncul suatu

    hubungan sosial yang dinamakan neighbourhood interaction. Hubungan

    bertetangga ini sangat dibutuhkan manusia secara individu untuk memulai

    interaksi sosial paling kecil dengan masyarakat sekitarnya.

    4.2 Pelayanan Masyarakat

    Sarana pendukung aktivitas dan kebutuhan masyarakat direncanakan

    sebagai suatu sistem pola ruang yang terpadu dengan memerhatikan lokasi dan

    aksesibilitas. Dijelaskan sebelumnya bahwa masyarakat membutuhkan sarana

    pendidikan dan kesehatan serta lain sebagainya. Sarana sarana yang

    disebutkan, tergolong ke dalam sarana pelayanan masyarakat. Oleh karena itu,

    jelaslah bahwa pelayanan terhadap masyarakat sangat berdampak besar dalam

    direncanakannya suatu pola ruang.

    4.3 Pasar dan Pusat Perdagangan

    Pasar dan pusat perdagangan memiliki setidaknya dua (2) fungsi utama,

    yakni sebagai tempat masyarakat untuk memenuhi kebutuhan biologi dalam

    perihal bahan pangan dan untuk memenuhi kebutuhan manusia dalam

    kesejahteraan, yakni bekerja. Dalam sistem pasar, ada konsumen, distributor dan

    produsen. Konsumen adalah masyarakat dengan kebutuhan biologi dalam perihal

    bahan pangan, sementara distributor dan produsen adalah masyarakat dengan

    kebutuhan kesejahteraan, yakni pekerjaan.

    Melalui penjelasan tersebut, maka kebutuhan pangan (biologi) dan

    kesejahteraan memunculkan suatu rencana pola ruang yang bersifat terpadu

    (banyak fungsi dalam satu kawasan) dan dituangkan dalam bentuk sarana pasar

    dan pusat perdagangan.

    4.4 Fasilitas Rekreasi

    Seperti yang telah dijelaskan pada kebutuhan manusia, bahwa manusia

    adalah makhluk yang ekspresif dan membutuhkan ruang dalam memenuhi

    kebutuhan sensasi dan emosi. Salah satu rencana pola ruang yang bertujuan

    memenuhi kebutuhan sensasi dan emosi manusia adalah rencana pola ruang

    fasilitas rekreasi.

  • 12

    Penjelasan Elemen Elemen Pembentuk Pola Ruang

    Jadi, sudah sangat jelas bahwa fasilitas rekreasi ini menjadi kebutuhan

    bagi manusia, dan dewasa ini, tidak sedikit manusia yang merasakan bahwa

    kebutuhan akan rekreasi, telah menjadi kebutuhan hidup primer.

    4.5 Pusat Kenegaraan dan Bisnis

    Manusia yang lebih tinggi tingkat pendidikannya, pada umumnya dianggap

    mampu menjadi perencana atau pengelola ruang yang lebih baik. Sistem

    pengelolaan dan perencanaan, di masyarakat Indonesia dikenal dengan istilah

    sistem pemerintahan. Untuk melakukan tugasnya sebagai pemerintah (pengatur

    dan pengelola ruang), maka kumpulan manusia tersebut membutuhkan ruang,

    yang disebut dengan pusat pemerintahan, atau dalam istilah sistem sosial budaya,

    disebut dengan pusat kenegaraan.

    Sementara itu, untuk jenis perdagangan yang lebih besar skalanya, dan

    membutuhkan tingkat pendidikan, teknologi dan dana yang besar, serta sistem

    pengelolaan ekonomi sudah pada tahap ketiga, maka pusat perdagangan yang

    lebih besar direncanakan pola ruangnya, dan dikenal dengan istilah pusat

    perniagaan dan bisnis. Jadi, untuk memenuhi kebutuhan manusia sebagai pekerja

    yang lebih handal dan sebagai pengatur dan pengelola pola ruang, maka

    direncanakanlah pola ruang pusat kenegaraan dan pusat perniagaan dan bisnis.

    4.6 Industri

    Rencana pola ruang industri lahir dari kebutuhan manusia akan pekerjaan

    yang setingkat lebih lanjut dari pekerjaan konvensional dan bersifat primer

    (pertanian, dsb) dan dari kebutuhan manusia akan tingkat kesejahteraan yang

    lebih baik. Pola ruang kawasan industri direncanakan jika potensi surplus sumber

    daya dan bahan produksi dari suatu wilayah perencanaan, sudah melebihi kriteria

    subsistence (memenuhi kebutuhan sendiri). Kegiatan industrialisme adalah

    kegiatan ekonomi sekunder dan berpeluang untuk meningkatkan taraf kebutuhan

    akan kesejahteraan masyarakat. Sehingga, direncanakanlah pola ruang fasilitas

    industry ini dengan multiple goal, yakni meningkatkan lapangan pekerjaan,

    meningkatkan golongan pekerja produktif, memaksa tingkat pendidikan yang lebih

    tinggi dan pada akhirnya berupaya meningkatkan taraf kesejahteraan hidup

    manusia.

  • 13

    Penjelasan Elemen Elemen Pembentuk Pola Ruang

    4.7 Pusat Pelayanan Transportasi

    Sebuah wilayah yang luas atau memiliki kompleksivitas kegiatan yang

    tinggi, dipastikan membutuhkan pusat pelayanan transportasi. Bagaimana tidak,

    untuk karakteristik wilayah seperti yang telah dijelaskan, transportasi menjadi

    urgensi prioritas untuk menjaga kondusivitas ragam kegiatan yang dilaksanakan

    masyarakat guna memenuhi kebutuhan hidupnya. Contohnya : aktivitas bekerja

    adalah aktivitas guna memenuhi kebutuhan hidup dalam perihal perkembangan

    ekonomi dan kesejahteraan yang membutuhkan mobilitas tinggi untuk mencapai

    status produktif. Jika transportasi yang digunakan bersifat konvensional (berjalan

    kaki atau naik delman) dengan jarak yang jauh, maka pekerjaan yang dilakukan

    tidak akan efisien dan efektif, terutama dalam segi waktu. Hal ini mengancam

    produktivitas masyarakat dan pada akhirnya berakibat pada menurunnya tingkat

    kesejahteraan dan perkembangan ekonomi masyarakat. Oleh karena itu, pola

    ruang transportasi menjadi salah satu kebutuhan pilar manusia sebagai

    masyarakat, seperti halnya air bersih.

    5. Jaringan Infrastruktur

    Jaringan infrastruktur atau jaringan prasarana adalah aspek yang

    menunjang agar tetap baik fungsinya. Sarana apapun, membutuhkan prasarana

    sebagai aspek utamanya agar dapat beroperasi. Uraian prasarana dasar yang

    dibutuhkan dalam perencanaan pola ruang adalah sebagai berikut :

    5.1 Sistem Penyediaan Air Bersih

    Setiap bangunan yang terdapat manusia didalamnya, sangat

    membutuhkan air bersih, terutama sarana permukiman. Sebelum ditetapkannya

    pola ruang sarana permukiman, maka terlebih dahulu ditetapkan konsep sistem

    penyediaan air bersihnya, baik dari segi sumber air, instalasi pengolahan dan

    sistem distribusinya. Konsep perencanaan sistem penyediaan air bersih yang baik,

    akan meminimalisir fenomena kelangkaan dan kekurangan air yang berpotensi

    terjadi di masa yang akan datang.

    5.2 Sistem Penyediaan Listrik

    Setiap sarana yang beroperasi lebih dari siang hari ( > 12 jam), maka

    memerlukan energi listrik. Oleh karena itu, sebelum ditetapkannya perencanaan

    pola ruang tertentu, maka ditetapkan terlebih dahulu waktu operasinya, setelah itu,

    barulah dirumuskan sistem penyediaan prasarana listriknya.

  • 14

    Penjelasan Elemen Elemen Pembentuk Pola Ruang

    Bangunan yang berbentuk ruangan, diprioritaskan sebagai sarana yang

    wajib tersedia listrik, seperti permukiman, perkantoran, industri dan pusat

    perdagangan, karena jika tidak ada listrik, maka fungsi bangunan tersebut diatas

    tidak akan optimal secara fungsinya, dan tujuan rencana pola ruang pun akan

    terhambat.

    5.3 Sistem Transportasi

    Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, bahwa kebutuhan akan

    transportasi merupakan salah satu aspek vital dalam pemenuhan kebutuhan

    manusia, selain air. Setelah dibangun prasarana jalan dan aspek penunjang

    transportasi lainnya, maka selanjutnya ditetapkanlah rencana sistem transportasi

    yang baik (efektif dan efisien), sehingga akan meminimalisir fenomena kekacauan

    lalu lintas yang dapat menghambat aktivitas manusia dalam kehidupan sehari

    harinya.

    5.4 Sistem Komunikasi

    Dewasa ini, dalam setiap kegiatan manusia, diperlukan sistem komunikasi

    yang baik untuk memperlancar aktivitas yang dilakukan manusia tersebut,

    terutama dalam segi aktivitas perekonomian. Sistem komunikasi yang terorganisir

    dan baik, akan semakin memperlancar aktivitas manusia dan kebutuhan manusia

    dalam perihal perkembangan ekonomi dan kesejahteraan hidup, dapat dicapai

    dengan lebih cepat. Oleh karena itu, selain ketiga prasarana diatas, prasarana

    sistem jaringan telekomunikasi pun memegang peranan penting dalam

    perencanaan pola ruang untuk memenuhi kebutuhan hidup manusia.

    5.5 Sistem Drainase

    Fungsi utama sistem drainase adalah sebagai peredam run-off dan

    sebagai salah satu solusi dalam menangani banjir. Rencana pola ruang yang baik,

    haruslah merencanakan drainase terlebih dahulu, setelah merencanakan jaringan

    jalan. Kecenderungan lahan non-terbangun yang akan semakin tergerus oleh

    lahan terbangun di masa yang akan datang, berpotensi menyebabkan kurangnya

    daerah resapan air, terutama saat terjadi air limpasan (run-off), dan jika sistem

    saluran drainase ini dianggap sepele, maka dapat terjadi banjir yang berpotensi

    melumpuhkan kegiatan manusia, baik di bidang ekonomi dan yang lainnya.

  • 15

    Penjelasan Elemen Elemen Pembentuk Pola Ruang

    Oleh karena itu, sistem drainase harus menjadi sebuah paket dalam

    rencana pola ruang sebagai pengertian terhadap gejala alam, seperti hujan yang

    merupakan bagian dari siklus alam (siklus hidrologi).

    5.7 Kondisi Fisik Eksisting

    Jika merencanakan pola ruang di wilayah yang kosong, dalam artian 100

    % belum terbangun, akan jauh lebih mudah dibandingkan dengan kawasan yang

    sudah terbentuk pola ruangnya dari rencana tata ruang terdahulu. Kondisi fisik

    eksisting, sangat perlu ditinjau sebagai bahan pertimbangan dalam merumuskan

    rencana pola ruang.

    Telah disinggung, bahwa sebuah rencana pola ruang, harus memiliki asas

    win-win solution , yang diantaranya adalah tidak merusak keadaan alam dan pola

    ruang yang sudah berfungsi secara baik. Karena, jika suatu pola ruang yang sudah

    baik tersebut dirombak dengan rencana pola ruang yang baru yang dianggap lebih

    baik, maka akan terjadi chain reaction, dimana kemungkinannya akan ada

    manusia yang dirugikan, alam yang dirusak dan batas batas perencanaan

    terdahulu yang dirubah. Oleh karena itu, peninjauan terhadap pola ruang eksisting

    bertujuan sebagai pemberi pertimbangan, agar terdapat kebijaksanaan dan

    kearifan terhadap perumusan rencana pola ruang yang baru.