70
Skripsi PEMANFAATAN TURBIN ANGIN DUA SUDU SEBAGAI PENGGERAK MULA ALTERNATOR PADA PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA ANGIN Diajukan dalam rangka menyelesaikan program studi Strata I untuk mencapai gelar Sarjana Pendidikan Disusun oleh : Nama : Hery Alamsyah NIM : 5301402005 Program Studi : Strata I Pendidikan Teknik Elektro Jurusan : Teknik Elektro FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2007

Elektro Plta

Embed Size (px)

Citation preview

  • Skripsi

    PEMANFAATAN TURBIN ANGIN DUA SUDU SEBAGAI PENGGERAK

    MULA ALTERNATOR PADA PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA

    ANGIN

    Diajukan dalam rangka menyelesaikan program studi Strata I untuk mencapai gelar Sarjana Pendidikan

    Disusun oleh :

    Nama : Hery Alamsyah

    NIM : 5301402005 Program Studi : Strata I Pendidikan Teknik Elektro Jurusan : Teknik Elektro

    FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

    2007

  • ABSTRAK

    Hery Alamsyah, 2007. Pemanfaatan Turbin Angin Dua Sudu Sebagai Penggerak Mula Alternator Pada Pembangkit Listrik Tenaga Angin. Skripsi S1. Program Studi Pendidikan Teknik Elektro. Fakultas Teknik, Universitas Negeri Semarang.

    Kata Kunci : Turbin angin, Alternator Krisis energi yang terjadi di abad 21 ini sangat signifikan, dikarenakan exsploitasi sumber daya alam yang sangat berlebihan. Sehingga tidak adanya energi yang akan dipakai lagi untuk anak dan cucu kita. Masa depan sangat suram jika kita tidak memperbaiki mulai saat ini. Untuk itulah, pemanfaatan energi terbarukan harus segera dimanfaatkan seoptimal mungkin untuk mempertahankan keberlangsungan energi, demi kebutuhan manusia dimasa yang akan datang. Fokus penelitian ini adalah memanfaatkan energi yang diperbaharui yaitu energi angin. Dengan pemanfaatan turbin angin dua sudu sebagai penggerak mula alternator pada pembangkit listrik tenaga angin. Manfaat yang diharapkan dari hasil penelitian ini adalah bagi mahasiswa dapat memahami kegunaan turbin angin sebagai pembangkit listrik tenaga angin. Bagi dosen, dapat dijadikan media penelitian dengan skala yang lebih besar lagi. Bagi pemerintah, dapat dijadikan masukan referensi untuk pembangkit listrik tenega angin untuk kepentingan masyarakat indonesia. Pemanfaatan energi angin ini, dilakukan beberapa tahap, yaitu: 1) Menentukan besaran sudu 2) Membuat prosedur penelitian 3) Mencari data Angin daerah Gunung Pati 4) Mengaplikasikan alat 5) Mencatat hasi penelitian 6) Evaluasi. Sedangkan metode pengumpulan data dengan cara metode one shot case study dengan pola eksperimen, Penelitian Turbin Angin Dua Sudu ini telah diujicobakan pada Technic Research Club TIM PIMNAS Malang 2006 Fakultas Teknik Unnes. Adapun penelitian dan pengambilan data dilakukan di Lab.TRC Gedung E2 Fakultas Teknik Unnes. Dari hasil ekperimen yang telah didapatkan, hubungan antara output tegangan dan daya berbanding lurus dengan kecepatan alternator. Berdasarkan pengujian diatas menunjukan ekperimen turbin dua sudu ini terhadap alternator sudah baik dan layak digunakan sebagai referensi penelitian terhadap turbin angin dua sudu. Berdasarkan hasil penelitian, perbaikan dan pengembangan ekperimen ini sangat diperlukan, terutama pada kecepatan angin dan pengaruhnya terhadap putaran alternator yang lebih cepat. Sebaiknya pengujian yang dilakukan didaerah yang memiliki kecepatan angin yang cepat dan konstan perharinya.

  • MOTTO DAN PERSEMBAHAN

    Motto :

    Kalian adalah umat terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kapada yang maruf, mencegah dari yang munkar dan beriman kepada Allah swt. (QS. Ali Imran : 110)

    The Best of you is the most contributing for people (HR.Tirmidzi)

    Yesterday is a history, Tomorrow is mistery, Today is a gift, thats why we call it present (Proverb)

    Persembahan : Allah swt dan Nabi Muhammad saw sebagai bukti

    cinta hamba terhadap dawah ini.

    Ibunda dan Ayahanda, yang telah memberikan

    cinta dan kasih sayangnya.

    Kakak-kakaku tercinta Taufik S.Kom, Indra

    Gunawan S.Kom. SH, dan Maria Ulfa SS. MSc.

    Nurul Hasanah SH, sebagai penasihat pribadi yang

    selalu mengingatkan dan memberikan motivasi

    dalam menyelesaikan skripsi ini.

    Teman-teman PTE 2002, thanks for everything.

  • KATA PENGANTAR

    Setinggi-tinggi pujian hanya bagi Allah swt, Sang pemilik kerajaan langit

    dan bumi. Sholawat serta salam dihaturkan bagi Rosululloh Muhammad Saw, dan

    seluruh manusia yang menyerukan kebenaran. Syukur sebagai bukti atas nikmat

    yang diberikan-Nya, sehingga penyusun diberikan izin dan kemudahan dalam

    menyelesaikan skripsi dengan judul Pemanfaatan Turbin Angin Dua Sudu

    Sebagai Penggerak Mula Alternator Pada Pembangkit Listrik Tenaga Angin

    dalam rangka menyelesaikan studi Strata Satu untuk mencapai gelar Sarjana

    Pendidikan di Fakultas Teknik Universitas Negeri Semarang. Selanjutnya

    penyusun menghaturkan terima kasih atas bantuan dan peran yang tidak dapat

    didefinisikan satu persatu pada tahapan penyelesaian skripsi ini, kepada :

    1. Prof. Dr. H. Sudijono Sastroatmodjo, M.Si Rektor Universitas Negeri

    Semarang.

    2. Prof. Dr. Soesanto, M.Pd, Dekan Fakultas Teknik Universitas Negeri

    Semarang.

    3. Drs. Djoko Adi Widodo, M.T, Ketua jurusan Teknik Elektro Universitas

    Negeri Semarang.

    4. Drs. Suwadi Pembimbing I yang telah membantu dalam penyelesaian

    skripsi ini, terima kasih untuk nasihat, arahan, dan bimbingannya ini.

    5. Drs. Agus Suryanto, M.T Pembimbing II yang telah membantu dalam

    penyelesaian skripsi ini.

  • 6. Para Naqib dan Murobbi yang telah membinaku menjadi orang yang bermanfaat bagi orang lain. Jazakumullohu Khairon Katsiro.

    7. Nuzul Setiawan S.Km My best friends dan teman seperjuangan.

    8. Ikhwan dan Akhwat UNNES thanks for everything bersama kalian bikin hidup lebih hidup.

    9. Fungsionaris Bem KM Unnes 2006 yang menjadi keluarga dalam

    perubahan dan pergerakan didunia kampus unnes.

    10. KAMMI Komisariat Universitas Negeri Semarang sebagai wadah

    pergerakanku mencari identitas dalam perjuangan.

    11. FUMMADA (Forum Ukhuwah Mahasiswa Muslim Angkatan 2002) perjuangan kita masih sangat panjang.

    12. Semua pihak yang tidak bisa disebutkan satu persatu yang telah membantu

    dan memberikan dorongan dalam penyelesaian skripsi ini.

    Demikian, semoga skripsi yang telah penulis susun ini dapat bermanfaat

    bagi pembaca dan perkembangan skripsi pendidikan.

    Semarang, 1 Juli 2007

    Penulis

  • BAB I

    PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang

    Energi merupakan bagian penting dalam kehidupan masyarakat

    karena hampir semua aktivitas manusia selalu membutuhkan energi.

    Misalnya untuk penerangan, proses industri atau untuk menggerakkan

    peralatan rumah tangga diperlukan energi listrik, untuk menggerakkan

    kendaraan baik roda dua maupun empat diperlukan bensin, serta masih

    banyak peralatan di sekitar kehidupan manusia yang memerlukan energi.

    Sebagian besar energi yang digunakan di Indonesia berasal dari energi

    fosil yang berbentuk minyak bumi dan gas bumi. Ketergantungan terhadap

    bahan bakar fosil setidaknya memiliki tiga ancaman serius, yakni:

    1. Menipisnya cadangan minyak bumi.

    2. Kenaikan / ketidakstabilan harga akibat laju permintaan yang

    lebih besar dari produksi minyak.

    3. Polusi gas rumah kaca (terutama CO2) akibat pembakaran bahan

    bakar fosil.

    Kadar CO2 saat ini disebut sebagai yang tertinggi selama 125 tahun

    belakangan, efek buruk CO2 terhadap pemanasan global telah disepakati

    hampir oleh semua kalangan. Hal ini menimbulkan ancaman serius bagi

    kehidupan makhluk hidup di muka bumi. Oleh karena itu, pengembangan

    dan implementasi bahan bakar terbarukan yang ramah lingkungan perlu

  • mendapatkan perhatian serius dari berbagai negara. Pemerintah

    sebenarnya telah menyiapkan berbagai peraturan untuk mengurangi

    ketergantungan terhadap bahan bakar fosil (misalnya: Kebijakan Umum

    Bidang Energi (KUBE) tahun 1980 dan Keputusan Menteri Pertambangan

    dan Energi No. 996.K / 43 / MPE / 1999 tentang prioritasi penggunaan

    bahan bakar terbarukan untuk produksi listrik yang hendak dibeli PLN).

    Namun sayang sekali, pada tataran implementasi belum terlihat adanya

    usaha serius dan sistematik untuk menerapkan energi terbarukan guna

    substitusi bahan bakar fosil. (Yuli Setyo : 2005)

    Pemanfaatan energi angin sebenarnya bukan barang baru bagi umat

    manusia. Semenjak 2000 tahun lalu teknologi pemanfaatan sumber daya

    angin dan air sudah dikenal manusia dalam bentuk kincir angin (wind

    mills). Selain ramah lingkungan, sumber energi ini juga selalu tersedia

    setiap waktu dan memiliki masa depan bisnis yang menguntungkan. Kini

    sebagian besar negara maju di Eropa dan Amerika Serikat telah

    memanfaatkan sumber energi ini. Pada masa awal perkembangannya,

    teknologi energi angin lebih banyak dimanfaatkan sebagai sulih tenaga

    manusia dalam bidang pertanian dan manufaktur, maka kini dengan

    teknologi dan bahan yang baru, manusia membuat turbin angin untuk

    membangkitkan energi listrik yang bersih, baik untuk penerangan, sumber

    panas atau tenaga pembangkit untuk alat-alat rumah tangga. Menurut data

    dari American Wind Energy Association (AWEA), hingga saat ini telah

    ada sekitar 20.000 turbin angin diseluruh dunia yang dimanfaatkan untuk

  • menghasilkan listrik. Kebanyakan turbin semacam itu dioperasikan di

    lahan khusus yang disebut ladang angin (wind farm).

    Di negara-negara Eropa, pemanfaatan sumber energi yang dapat

    diperbaharui diperkirakan bakal mencapai 8% dari permintaan energi di

    tahun 2005. Energi angin menjadi salah satu alternatif yang banyak dipilih

    dan sekaligus berfungsi mengurangi emisi gas karbondioksida (CO2) yang

    dihasilkan oleh perangkat sumber energi sebelumnya. Tujuh tahun

    belakangan ini, kapasitas energi angin terpasang di Eropa melonjak hingga

    40% per tahun dan saat ini kapasitas tersebut dapat memenuhi kebutuhan

    listrik lebih dari 5 juta kepala keluarga. Industri energi tenaga angin

    diperkirakan bakal memiliki kapasitas 40.000 MW (mega Watt) yang

    dapat mencukupi kebutuhan listrik untuk 50 juta kepala keluarga pada

    tahun 2010. Energi angin adalah energi yang relatif bersih dan ramah

    lingkungan karena tidak menghasilkan karbon dioksida (CO2) atau gas-gas

    lain yang berperan dalam pemanasan global, sulphur dioksida dan nitrogen

    oksida (jenis gas yang menyebabkan hujan asam). Energi ini pun tidak

    menghasilkan limbah yang berbahaya bagi lingkungan ataupun manusia.

    Meski demikian, harap diingat bahwa sekecil apapun semua bentuk

    produksi energi selalu memiliki akibat bagi lingkungan. Hanya saja efek

    turbin angin sangat rendah, bersifat lokal dan mudah dikelola. Di samping

    itu turbin atau kincir angin memiliki pesona tersendiri dan menjadi atraksi

    wisata yang menarik, seperti misalnya saja kincir-kincir angin di negeri

    Belanda. (Nanang Okta : 2006)

  • B. Permasalahan

    Permasalahan yang muncul dalam penelitian ini adalah:

    1. Bagaimanakah mengaplikasikan turbin angin dua sudu untuk

    penggerak mula alternator mobil ?

    2. Berapakah daya dan tegangan yang dihasilkan oleh alternator mobil ?

    C. Pembatasan Masalah

    Hasil yang dicapai akan optimal jika skripsi ini membatasi

    permasalahan. Permasalahan yang akan dikaji dalam skripsi ini adalah :

    1. Penelitian ini hanya membahas sejauh mana kemampuan turbin untuk

    menggerakan sebuah alternator mobil.

    2. Penelitian ini hanya menghitung daya dan tegangan yang dihasilkan

    dari jumlah putaran.

    D. Tujuan Penelitian

    Tujuan dari penelitian ini adalah

    1. Mengetahui kemampuan turbin angin dua sudu untuk penggerak mula

    alternator mobil

    2. Mengetahui berapa daya dan tegangan yang dihasilkan dari alternator

  • E. Manfaat Penelitian

    Manfaat yang diharapkan dari hasil penelitian ini adalah :

    1. Bagi Mahasiswa elektro, dapat memahami mengenai kegunaan turbin

    angin sebagai pembangkit tenaga listrik.

    2. Bagi Dosen, dapat dijadikan sebagai media untuk penelitian dengan

    skala yang lebih besar lagi.

    3. Bagi Pemerintah, dapat dijadikan sebagai masukan referensi untuk

    pembangkit listrik tenaga angin dan dimanfaatkan untuk kepentingan

    masyarakat Indonesia.

    F. Penegasan Istilah

    Penegasan istilah bertujuan untuk menghindari salah pengertian dan

    memperjelas maksud penelitian dengan judul Pemanfaatan Turbin Angin

    Dua Sudu Sebagai Penggerak Mula Alternator Pada Pembangkit Listrik

    Tenaga Angin.

    1. Turbin

    Mesin atau motor yang roda penggeraknya berporos dengan sudu

    (baling-baling) yang digerakan oleh aliran air, uap dan udara.

    (Kamus Besar Bahasa Indonesia)

    2. Angin

    Gerakan udara dari daerah yang bertekanan tinggi ke daerah yang

    bertekanan rendah. (Kamus Besar Bahasa Indonesia)

  • 3. Sudu

    Daun mekanis dari suatu roda gerak turbin yang dijalankan oleh

    air, uap dan angin. (Kamus Besar Bahasa Indonesia)

    4. Generator

    Sebuah mesin listrik yang dapat mengubah daya mekanis menjadi

    daya listrik. (Drs. Yon Rijono, 2002:107)

    5. Alternator

    Generator elektris yang digerakan untuk menghasilkan arus bolak-

    balik. (Kamus Besar Bahasa Indonesia)

    G. Sistematika Penulisan Skripsi

    Untuk memperjelas dan memudahkan penyusunan skripsi ini maka

    penulis mencantumkan sistematikanya, adapun sistematika tersebut

    adalah:

    1. Bagian awal, terdiri dari: judul, pengesahan, motto dan persembahan,

    kata pengantar, abstrak, daftar isi, daftar gambar, daftar tabel dan

    daftar lampiran.

    2. Bagian isi yang terdiri dari:

    a. BAB I Pendahuluan, berisi latar belakang, permasalahan,

    pembatasan masalah, penegasan istilah, tujuan istilah, manfaat

    penelitian metedologi penelitian dan sistematika penulisan skripsi.

  • b. BAB II Landasan Teori. Dalam landasan teori akan diuraikan

    mengenai prinsip pembangkit listrik, karakteristik turbin dan

    prinsip kerja turbin, serta keadaan angin.

    c. BAB III Metode Penelitian, bab ini akan menguraikan tentang

    penentuan obyek penelitian, metode pengumpulan data, alat dan

    bahan yang digunakan, prosedur penelitian serta metode analisis

    data.

    d. BAB IV merupakan hasil penelitian dan pembahasan. Dalam bab

    ini diuraikan tentang hasil penelitian yang dilakukan dilapangan,

    analisis data serta pembahasan.

    e. BAB V penutup, berisi simpulan dan saran. Bagian akhir berisi

    daftar pustaka serta lampiran lampiran.

  • BAB II

    LANDASAN TEORI

    A. Turbin Angin

    1. Jenis Turbin Angin

    Dalam perkembangannya, turbin angin dibagi menjadi dua

    jenis turbin angin Propeller dan turbin angin Darrieus. Kedua jenis

    turbin inilah yang kini memperoleh perhatian besar untuk

    dikembangkan. Pemanfaatannya yang umum sekarang sudah

    digunakan adalah untuk memompa air dan pembangkit tenaga listrik.

    Turbin angina terdiri atas dua jenis, yaitu :

    a. Turbin angin Propeller adalah jenis turbin angin dengan poros

    horizontal seperti baling baling pesawat terbang pada umumnya.

    Turbin angin ini harus diarahkan sesuai dengan arah angin yang

    paling tinggi kecepatannya.

    b. Turbin angin Darrieus merupakan suatu sistem konversi energi

    angin yang digolongkan dalam jenis turbin angin berporos tegak.

    Turbin angin ini pertama kali ditemukan oleh GJM Darrieus tahun

    1920. Keuntungan dari turbin jenis Darrieus adalah tidak

    memerlukan mekanisme orientasi pada arah angin (tidak perlu

    mendeteksi arah angin yang paling tinggi kecepatannya) seperti

    pada turbin angin propeller.

  • Gambar 2.1 Turbin angin Propeller dan Darrieus

    Kecepatan angin diukur dengan alat yang disebut anemometer.

    Anemometer jenis mangkok adalah yang mempunyai sumbu vertikel

    dan tiga buah mangkok yang berfungsi menangkap angin.

    Gambar 2.2 Anemometer

    Jumlah putaran per menit dari poros anemometer dihitung

    secara elektronik. Biasanya, anemometer dilengkapi dengan sudut

    angin untuk mendeteksi arah angin. Jenis anemometer lain adalah

    anemometer ultrasonik atau jenis laser yang mendeteksi perbedaan

    fase dari suara atau cahaya koheren yang dipantulkan dari molekul

    molekul udara. ( M. Safarudin : 2003)

  • Kecepatan angin minimun untuk menggerakan sebuah turbin

    angin berskala kecil (10 kW), dapat menghasilkan listrik dengan

    kecepatan angin rata-rata sebesar 3 m/s. Sedangkan untuk turbin angin

    berskala besar (100 kW) dapat menghasilkan listrik dengan kecepatan

    angin rata-rata sebesar 5 m/s. ( Yuli Setyo : 2005)

    2. Mekanisme Turbin Angin

    Sebuah pembangkit listrik tenaga angin dapat dibuat dengan

    menggabungkan beberapa turbin angin sehingga menghasilkan listrik

    ke unit penyalur listrik. Listrik dialirkan melalui kabel transmisi dan

    didistribusikan kerumah rumah, kantor, sekolah, pabrik dan

    sebagainya.

    Turbin angin dapat memiliki tiga buah bilah turbin. Jenis lain

    yang umum adalah jenis turbin dua bilah. Jadi, bagaimana turbin angin

    menghasilkan listrik? Turbin angin bekerja sebagai kebalikan dari

    kipas angin. Bukannya menggunakan listrik untuk membuat angin,

    seperti pada kipas angin, turbin angin menggunakan angin untuk

    membuat listrik.

    Angin akan memutar sudut turbin, kemudian memutar sebuah

    poros yang dihubungkan dengan generator, lalu menghasilkan listrik.

    Turbin untuk pemakaian umum berukuran 50 750 kilowatt. Sebuah

    turbin kecil, kapasitas 50 kilowatt, digunakan untuk perumahan,

    piringan parabola, atau pemompa air.

  • Sistem semula jadi pengudaraan digerakkan oleh tiga kaidah :

    1. Tekanan Angin

    2. Kesan Tingkat (perbedaan suhu)

    3. Campuran tekanan angin & perbedaan suhu

    ( M. Safarudin : 2003)

    3. Kontruksi Turbin Angin

    Kontruksi turbin angin secara umum dijelaskan oleh Wikipedia

    Indonesia, terdiri dari sudu, gearbox, break system, generator,

    penyimpan energi, dan Rectifier-inverter.

    a. Sudu

    Sudu merupakan bagian dari sebuah kincir angin berupa pelat

    yang rata. Bila sejumlah udara dengan kecepatan bergerak melalui

    bidang seluas R2 (luas sudu), maka daya yang terdapat di dalam angin

    dapat ditentukan dengan rumus :

    P = 3 R2

    P = Daya (watt)

    = Kerapatan udara (Kg/m3)

    v = Kecepatan angin (m/s)

    R = Luas sudu (m2)

  • Energi kinetik dari satu m3 udara yang bergerak, ditentukan

    dengan rumus :

    E = 2

    E = Energi (Joule)

    = Kerapatan udara (Kg/m3)

    v = Kecepatan angin (m/s)

    Untuk mendapatkan hasil yang optimal maximal dari

    sebuah kincir angin maka perlu diperhatikan sebagai berikut :

    1. Bentuk sudu seperti sekerup atau memuntir, sehingga

    aerodinamisnya semakin baik.

    2. untuk mendapatkan energi yang lebih baik sayap sayap

    dipasang langsung pada rotor.

    3. untuk sudu yang ideal berjumlah 3 buah sudu, karena

    menghasilkan pembagian gaya dan keseimbangan yang lebih

    baik. ( Harm Hofman : 1987)

    b. Gearbox

    Alat ini berfungsi untuk mengubah putaran rendah pada

    kincir menjadi putaran tinggi. Dalam pemeliharaannya digunakan

    oli untuk menjaga permukaan harus tetap pada ukurannya, dari

    waktu ke waktu harus diisi dengan oli yang baru. Agar kondisi

    gearbox bisa tahan lama.

  • Gambar 2.3 Gearbox Sumber: Wikipedia indonesia

    c. Brake System

    Digunakan untuk menjaga putaran pada poros setelah

    gearbox agar bekerja pada titik aman saat terdapat angin yang

    besar. Alat ini perlu dipasang karena generator memiliki titik kerja

    aman dalam pengoperasiannya. Generator ini akan menghasilkan

    energi listrik maksimal pada saat bekerja pada titik kerja yang telah

    ditentukan. Kehadiran angin diluar akan menyebabkan putaran

    yang cukup cepat pada poros generator, sehingga jika tidak diatasi

    maka putaran ini dapat merusak generator. Dampak dari kerusakan

    akibat putaran berlebih diantaranya : overheat, rotor breakdown,

    kawat pada generator putus, karena tidak dapat menahan arus yang

    cukup besar.

  • d. Generator

    Generator AC dan generator DC memiliki perbedaan

    prinsip. Untuk generator DC kumparan jangkar ada pada bagian

    rotor dan terletak di antara kutub-kutub magnit yang tetap di

    tempat, diputar oleh tenaga mekanik. Pada generator AC,

    konstruksinya sebaliknya yaitu, kumparan jangkar disebut juga

    kumparan stator karena berbeda pada tempat yang tetap, sedangkan

    kumparan rotor bersama-sama dengan kutub magnet diputar oleh

    tenaga mekanik.

    Gambar 2.4 Konstruksi generator sinkron ( Yon Riyono : 2002)

    Jika kumparan rotor yang berfungsi sebagai pembangkit

    kumparan medan magnet yang terletak di antara kutub magnet

    utara dan selatan diputar oleh tenaga air atau tenaga lainnya, maka

    pada kumparan rotor akan timbul medan magnet atau fluks yang

    bersifat bolak-balik atau fluks putar. Flux putar ini akan

    memotong-motong kumparan stator, sehingga pada ujung-ujung

    kumparan stator timbul gaya gerak listrik karena pengaruh induksi

    dan flux putar tersebut. Gaya gerak listrik (ggl) yang timbul pada

  • kumparan stator juga bersifat bolak-balik, atau berputar dengan

    kecepatan sinkron terhadap kecepatan putar rotor.

    1. Generator AC

    Pada generator AC dipakai sebuah medan magnetik

    yang berputar sehingga energi listrik dan lilitan stator dapat

    dikeluarkan. Arus penguatan untuk rotor dihasilkan oleh satu

    atau lebih lilitan generator yang dipasang pada poros dimana

    juga rotor terpasang. Listrik yang dihasilkan disearahkan

    dengan bantuan dioda. Dioda adalah elemen pengantar

    tanggung yang meneruskan arus listrik hanya pada satu arah.

    Generator AC jenis praktis menghasilkan arus bolak-

    balik tiga fase dengan frekuensi yang tergantung dan jumlah

    putaran rotor. Hal ini praktis tidak memungkinkan

    penghubungan jaringan (50Hz), kecuali kalau dengan

    perantaraan pengaturan putaran jaringan dapat

    disinkronisasikan. Jika generator ini dihubungkan dengan

    sebuah jembatan perata arus, maka dapat diperoleh arus searah

    dengan keuntungan yang telah disebut terdahulu.

    2. Generator DC

    Bekerjanya generator DC berdasarkan pengaruh timbal-

    balik antara medan-medan magnetik dari stator dan rotor. Di

    dalam lilitan stator, arus tiga fase yang dihubungkan

    membangkitkan medan megnetik yang berputar.

  • Karena ini terjadilah medan magnetik di dalam rotor

    sehingga di dalam lilitan-lilitan yang dihubungkan dengan

    singkat, mengalir arus. Sebagai akibatnya arus ini mengubah

    medan rotornya sedemikian rupa sehingga rotor itu berputar. Di

    medan rotor dan medan stator selalu harus ada perubahan,

    sebab kalau tidak begitu mesinnya tidak dapat bekerja.

    Jadi, rotor itu tidak akan pernah berputar sinkron

    dengan medan rotor. Kalau motornya yang berputar, rotor itu

    berputar mengikuti medan stator. Perbedaan antara putaran

    rotor dan medan stator disebut selip dan dinyatakan dengan

    proses dan putaran sinkron. Bila rotor ini berputar lebih cepat

    dan pada medan stator, maka mesinnya bekerja sebagai

    generator. Juga di sini terdapat selip. Tegangan yang dihasilkan

    adalah sefase dengan tegangan jaringan; variasi jumlah putaran

    (dalam batas-batas tertentu) diserap oleh selip.

    a. Keuntungan generator DC

    1) Generator ini tidak begitu peka terhadap gangguan.

    Di dalamnya tidak terdapat sikat-sikat arang, gelang-

    gelang seret dan pengaturan-pengaturan yang mudah

    rusak. Terutama bagi kincir angin, hal ini sangat

    penting karena kincir angin tidak mudah dimasuki

    untuk perawatan.

  • 2) Sedikit variasi pada jumlah putaran ditampung oleh

    selip, sehingga alat-alat yang mahal untuk

    mengkonstarikan putaran tidak diperlukan.

    3) Sebuah generator menghasilkan arus setelah diperkuat

    oleh tegangan jaringan. Jadi, generator itu merupakan

    suatu keseluruhan dengan jaringan.

    b. Kekurangan generator DC

    1) Mesinnya memerlukan arus mati jaringan. Walaupun

    arus mati sebenarnya tidak membangkitkan daya di

    dalam mesin, tetapi itu dapat menimbulkan kerugian

    pada kawat-kawat dimulai dan sentral. Dampak ini

    dapat dibatasi dengan kompensasi arus mati.

    2) Arus gerak awal sangat tinggi, sehingga akibat dan

    menurunnya tegangan pada saluran-saluran dapat

    terjadi kelipan inisalnya pada cahaya lampu.

    Sebuah varian pada generator DC adalah mesin nadi

    gelang seret. Di sini lilitan rotornya tidak dihubungkan secara

    singkat, tetapi dikeluarkan melalui gelang-gelang seret. Dengan

    mengatur arus rotorya, beberapa variasi yang lebih besar dalam

    jumlah putarannya masih dapat diserap.

  • e. Penyimpan energi

    Karena keterbatasan ketersediaan akan energi angin (tidak

    sepanjang hari angin akan selalu tersedia) maka ketersediaan listrik

    pun tidak menentu. Oleh karena itu digunakan alat penyimpan

    energi yang berfungsi sebagai back-up energi listrik. Ketika beban

    penggunaan daya listrik masyarakat meningkat atau ketika

    kecepatan angin suatu daerah sedang menurun, maka kebutuhan

    permintaan akan daya listrik tidak dapat terpenuhi. Oleh karena itu

    kita perlu menyimpan sebagian energi yang dihasilkan ketika

    terjadi kelebihan daya pada saat turbin angin berputar kencang atau

    saat penggunaan daya pada masyarakat menurun. Penyimpanan

    energi ini diakomodasi dengan menggunakan alat penyimpan

    energi. Contoh sederhana yang dapat dijadikan referensi sebagai

    alat penyimpan energi listrik adalah accu mobil. Accu mobil

    memiliki kapasitas penyimpanan energi yang cukup besar. Accu 12

    volt, 65 Ah dapat dipakai untuk mencatu rumah tangga (kurang

    lebih) selama 0.5 jam pada daya 780 watt.

    Kendala dalam menggunakan alat ini adalah alat ini

    memerlukan catu daya DC (Direct Current) untuk meng-

    charge/mengisi energi, sedangkan dari generator dihasilkan catu

    daya AC (Alternating Current). Oleh karena itu diperlukan

    rectifier-inverter untuk mengakomodasi keperluan ini.

  • f. Rectifier-inverter

    Rectifier berarti penyearah. Rectifier dapat menyearahkan

    gelombang sinusoidal (AC) yang dihasilkan oleh generator

    menjadi gelombang DC. Inverter berarti pembalik. Ketika

    dibutuhkan daya dari penyimpan energi (accu/lainnya) maka catu

    yang dihasilkan oleh accu akan berbentuk gelombang DC. Karena

    kebanyakan kebutuhan rumah tangga menggunakan catu daya AC ,

    maka diperlukan inverter untuk mengubah gelombang DC yang

    dikeluarkan oleh accu menjadi gelombang AC, agar dapat

    digunakan oleh rumah tangga.

    g. Jenis Menara

    1) Menara Kerangka

    Kontruksi menara ini terdiri dari besi besi siku yang

    dibuat sedemikian rupa hingga menjadi sebuah menara,

    tingginya disesuaikan dengan kebutuhan. Menara ini juga

    biasa terbuat dari besi bulat atau baja, sehingga menara lebih

    tahan lama.

    2) Menara Pipa

    Menara ini terbuat dari sebuah pipa yang mempunyai

    kawat-kawat sebagai penegak tiang, dan kawat-kawat

    tersebut harus diikat dengan jangkar, maka pondasinya dapat

    lebih ringan. Dengan adanya kawat penegak tiang menara

  • tidak mudah tumbang, tetapi dalam pemasangan manara pipa

    ini membutuhkan lahan yang cukup luas.

    B. Angin

    Pengertian angin adalah gerakan udara dari daerah yang bertekanan

    tinggi ke daerah yang bertekanan rendah. (Kamus Besar Bahasa

    Indonesia)

    1. Pengudaraan Oleh Tekanan Angin

    Dalam iklim panas-lembab, kelajuan angin diperlukan untuk

    menyejukkan kulit. Angin yang ada perlu ditangkap dan digunakan

    sepenuhnya. Kesan angin berlebihan dapat dikontrol menggunakan

    kaidah manual atau otomatik. Apabila angin bertiup dan mengenai

    bangunan, tekanan statik terbentuk di bangian dinding luar dan

    ditentukan oleh arah angin. Penyebaran tekanan angin dipengaruhi

    beberapa faktor :

    a. Bentuk bangunan

    b. Kelajuan angin dan arah

    c. Lokasi dan lingkungan

    Tekanan permukaan positif di bagian angin datang dan negatif

    di bagian belakang angin. Walau bagaimanapun, tekanan pada sisi

    boleh jadi negatif atau positif bergantung kepada sudut tuju angin dan

    bentuk bangunan.

  • 2. Keadaan angin setempat

    Angin merupakan faktor penting. Angin merupakan gerakan

    udara terhadap permukaan bumi. Kecepatan gerakan udara itu

    dinamakan kecepatan angin . Adalah tidak mungkin untuk mengukur

    kecepatan angin tiap detik dan mencatatnya sesudah 25 tahun. Hal ini

    akan menjurus kepada keseluruhan yang tidak mudah dilihat

    Di sini dipakai rata rata ( jumlah dari hasil pengamatan dibagi

    oleh jumlah pengamatan). Biasanya kita membatasi jumlah

    pengamatan itu. Untuk memperbaiki ikhtisarnya, biasanya hasil

    dijadikan ke dalam apa yang disebut pembagian frekuensi dalam

    bentuk tabel atau grafik. Selanjutnya beberapa hasil ke dalam interval

    tertentu menjadi apa yang disebut kelas. Di sini perbedaan antara hasil

    dalam data dasarnya dihapus.

    Di sini diberikan sebuah ikhtisar perbandingan dari skala

    meter/detik dan skala Beaufort.

    Tabel 2.1 Ikhtisar perbandingan dari skala meter/detik

    Uraian jelas dari angin Skala

    Beaufort Skala Petersen Lazim dipakai dilaut Lazim

    dipakai didarat

    Kecepatan Angin (m/s)

    0 Datar Suasana sunyi Tidak ada angin 0-0,2 0-1

    1 Datar Lemah dan sunyi Angin lemah 0,3-1,5 2-5

    2 Riakan ringan Kesejukan lemah Angin lemah 1,6- 3,3 6-11

    3 Riakan sampai

    bergelombang ringan Kesejukan ringan Angin sedang 3,4-5,4 12-19

  • ( Harm Hofman : 1987 )

    3. Metoda pendekatan untuk hasil

    Pengubahan energi mekanis menjadi energi elektris dengan

    bantuan mesin sinkron dari sebuah turbin angin yang dirancang adalah:

    P = 3 R2

    P = Daya (watt)

    = Kerapatan udara (Kg/m3)

    v = Kecepatan angin (m/s)

    R = Luas sudu (m2)

    4 Bergelombang Kesejukan sedang Angin sedang 5,5-7,9 20-28

    5 Dahsyat Angin sepoi

    sepoi yang segar

    Angin yang

    cukup kencang 8,0-10,7 29-38

    6 Laut yang agak

    dahsyat

    Angin sepoi

    sepoi yang kaku Angin kencang 10,8-13,8 39-49

    7 Laut yang liar - Angin keras 13,9-17,1 50-61

    8 Laut yang tinggi - Angin taufan 17,2-20,7 62-74

    9 Laut yang tinggi - Taufan 20,8-24,4 75-88

    10 Laut yang sangat

    tinggi - Taufan berat 24,5-28,4 89-102

    11 Laut yang luar biasa

    tinggi - Badai 28,5-32,6 103-117

    12 Dan liar - Badai > 32,6 > 117

  • Gambar 2.5 Generator Sumber: Wikipedia indonesia

    C. Alternator

    1. Prinsip Alternator

    a. Magnet berputar di dalam kumparan

    Arus listrik dibangkitkan dalam kumparan pada saat

    kumparan diputarkan dalam medan magnet. Jenis arus listrik yang

    dibangkitkan adalah arus bolak-balik yang arah alirannya secara

    konstan berubah-ubah dan untuk merubahnya menjadi arus searah,

    diperlukan sebuah komutator dan brush (sikat-sikat). ini adalah

    untuk menarik arus searah yang dibangkitkan pada setiap stator

    coil. Armatur dengan komutator dapat diputarkan di dalam

    kumparan. Akan tetapi, konstruksi armatur akan menjadi rumit dan

    tidak dapat diputarkan pada kecepatan tinggi. Kerugian yang

  • lainnya adalah bahwa arus mengalir melalui komutator dan sikat

    (brush), maka keausan akan cepat terjadi karena adanya lompatan

    api.

    Mendapatkan arus searah dapat dilakukan dengan

    menyearahkan arus bolak-balik yang dihasilkan oleh stator coil

    tetap sebelum dijadikan output dengan menggunakan rectifier, atau

    dengan cara mengganti putaran stator coil dengan memutarkan

    magnet dalam kumparan. Semakin besar volume listrik yang

    dibangkitkan di dalam kumparan, maka kumparan semakin panas

    dikarenakan aliran arus. Oleh karena itu, pendinginan akan menjadi

    lebih baik kalau stator coil ditempatkan di luar dengan rotor coil

    berputar di dalamnya.

    Untuk tujuan itulah maka alternator mobil menggunakan

    kumparan pembangkit (stator coil) dengan magnet (rotor coil) di

    dalamnya (perhatikan Gambar 2.6).

    Gambar 2.6 Magnet berputar di dalam kumparan (Toyota-Astra Motor : 1994)

  • b. Kumparan menghasilkan elektromagnet

    Biasanya, komponen - komponen kelistrikan mobil

    menggunakan tegangan listrik 12 atau 24 volt dan alternator untuk

    sistem pengisian harus menghasilkan tegangan tersebut.

    Listrik dibangkitkan pada saat magnet diputarkan di dalam

    kumparan dan besarnya tergantung pada kecepatan putaran

    magnet. Jadi, melalui proses induksi elektromagnet, semakin cepat

    kumparan memotong garis-garis gaya magnet semakin besar

    kumparan membangkitkan gaya gerak listrik. Selanjutnya dapat

    kita lihat bahwa tegangan berubah-ubah tergantung pada kecepatan

    putaran magnet.

    Untuk memperoleh tegangan yang tetap, maka diperlukan

    putaran magnet yang tetap, ini tidak mungkin dipertahankan karena

    mesin akan berputar dengan kecepatan yang tidak tetap sesuai

    dengan kondisi pengemudian. Untuk mengatasi kesulitan ini,

    sebagai pengganti magnet permanen maka dipakai elektromagnet

    untuk mempertahankan tegangan supaya tetap (Gambar 2.7).

    Elektromagnet, garis gaya magnetnya berubah-ubah sesuai dengan

    putaran alternator.

    Gambar 2.7 Kumparan menghasilkan elektromagnet (Toyota-Astra Motor : 1994)

  • Elektromagnet mempunyai inti besi dengan kumparan

    dililitkan disekelilingnya. Pada saat arus mengalir melalui

    kumparan, inti besi akan menjadi magnet. Besarnya magnet yang

    dibangkitkan tergantung besarnya arus yang mengalir melalui

    kumparan, jadi pada saat alternator berputar dengan kecepatan

    rendah arusnya naik, sebaliknya jika alternator berputar dengan

    kecepatan tinggi arusnya menurun. Arus yang mengalir melalui

    elektromagnet diberikan oleh baterai dan besarnya diatur oleh

    voltage regulator. Karena dalam ini, maka alternator akan

    mengalirkan tegangan yang tetap meskipun putaran mesin

    berubah-ubah.

    c. Arus bolak-balik tiga fase

    Pada saat magnet berputar di dalam kumparan akan timbul

    tegangan diantara kedua ujung kumparan, ini akan memberikan

    kenaikan pada arus bolak-balik.

    Hubungan antara arus yang dibangkitkan dalam kumparan

    dengan posisi magnet adalah seperti yang ditunjukkan pada

    gambar 2.8. Arus tertinggi akan bangkit pada saat kutub N dan S

    mencapai jarak yang terdekat dengan kumparan. Bagaimanapun,

    setiap setengah putaran arus akan mengalir dengan arah yang

    berlawanan. Arus yang membentuk gelombang sinus dengan cara

    ini disebut "arus bolak-balik satu fase". Perubahan 360 pada grafik

  • berlaku untuk satu siklus dan banyaknya perubahan yang terjadi

    pada setiap aetik disebut dengan "frekuensi".

    Gambar 2.8 Gelombang sinus pembangkitan arus bolak-balik satu fase (Toyota-Astra Motor : 1994)

    Untuk membangkitkan listrik dengan lebih efisien,

    alternator mobil menggunakan tiga kumparan yang dirangkai

    seperti terlihat pada gambar 2.9. Masing-masing kumparan A, B,

    dan C berjarak 120. Pada saat magnet berputar diantara mereka,

    akan bangkit arus bolak-balik pada masing-masing kumparan.

    Gambar menunjukkan hubungan antara ketiga arus bolak-balik

    dengan magnet. Listrik yang mempunyai tiga arus bolak-balik

    seperti ini disebut "Arus bolak-balik tiga fase", alternator mobil

    membangkitkan arus bolak-balik tiga fase.

    Aru

    s

    Putaran magnet terhadap kumparan

  • Gambar 2.9 Pembangkitan arus bolak-balik tiga fase (Toyota-Astra Motor : 1994)

    Gambar 2.10 Gelombang sinus pembangkitan arus bolak-balik tiga fase (Toyota-Astra Motor : 1994)

    d. Penyearahan

    Bagian-bagian kelistrikan mobil membutuhkan arus searah

    untuk kerjanya dan baterai memerlukan arus searah untuk

    pengisian.

    Alternator menghasilkan arus bolak-balik tiga fase tetapi

    sistem pengisian tidak dapat menggunakannya kecuali jika dirubah

    menjadi arus searah.

    Aru

    s

    Putaran magnet terhadap kumparan

  • Merubah arus searah disebut penyearahan. Penyearahan

    dapat dilakukan dengan beberapa cara tetapi alternator mobil

    menggunakan dioda yang sederhana dan efektif.

    Dioda memungkinkan arus hanya mengalir pada satu arah.

    Seperti terlihat pada gambar, jika dipergunakan enam buah dioda,

    arus bolak-balik tiga fase tersebut dirubah menjadi arus searah

    dengan jalan penyearahan gelombang penuh. Karena alternator

    mobil menggunakan diode yang dipasang di dalam. Maka output

    listriknya adalah searah (perhatikan Gambar 2.10 dan Gambar

    2.11).

    Gambar 2.11 Penyearahan dengan diode pada alternator mobil (Toyota-Astra Motor :1994)

    Gambar 2.12 Grafik arus penyearahan dengan diode pada alternator mobil (Toyota-Astra Motor : 1994)

    Aru

    s

    Putaran magnet terhadap diode

  • Dapat kita lihat bahwa arus dan masing-masing kumparan

    sampai ke diode terus-menerus berubah arah pada ketiga lead wire

    sehingga arah arus dan diode tidak berubah tetapi membentuk

    sirkuit dengan polaritas yang tidak berubah-ubah (Perhatikan

    Gambar 2.13).

    Gambar 2.13 Arah arus pada kumparan sampai ke diode (Toyota-Astra Motor : 1994)

    e. Pengatur Tegangan

    Tegangan yang dihasilkan oleh alternator bervariasi

    tergantung pada kecepatan putaran alternator dan banyaknya beban

    (arus output) alternator.

    Putaran mesin yang terus berubah-ubah, demikian juga

    putaran alternator, selanjutnya beban (lampu-lampu, wiper, hiter,

    dan lain-lain) selalu berubah-ubah mempengaruhi kondisi

    pengisian baterai. Oleh karena itu, agar alternator dapat

    memberikan tegangan standar yang tetap perlu dilakukan

    pengaturan tegangan dengan regulator dan untuk tujuan itu maka

  • sistem pengisian pada mobil menggunakan voltage regulator

    (generator regulator) bersama-sama dengan alternator.

    Regulator mengalirkan arus ke elektromagnet (rotor coil)

    yang menghasilkan garis gaya magnet yang diperlukan untuk

    ketiga kumparan (stator coil) alternator untuk membangkitkan arus

    bolak-balik tiga fase. Karena elektromagnet mempunyai inti besi

    yang dililit kumparan, inti besi akan menjadi magnet dan

    membangkitkan garis gaya magnet pada saat dialiri arus.

    Banyaknya garis gaya magnet sebanding dengan besarnya arus

    yang dilarkan pada kumparan disekeliling inti besi. Dengan kata

    lain, alternator dapat menghasilkan tegangan yang tetap dengan

    jalan mengalirkan arus yang besar ke rotor coil (field coil) pada

    saat alternator berputar lambat atau berbeban berat dan mengurangi

    arus pada saat alternator berputar cepat atau berbeban ringan.

    Regulator mengatur pengaliran arus ke rotor coil dengan

    menarik dan membebaskan titik kontak sesuai dengan tegangan

    yang diberikan ke regulator coil. Pada saat alternator berputar

    dengan rpm rendah dan tegangan stator coil lebih rendah dan

    tegangan baterai, titik kontak yang bergerak akan berhubungan

    dengan P1 sehingga arus dan baterai akan mengalir ke rotor coil

    melalui P1.

  • Dalam hal lain, jika alternator berputar dengan rpm tinggi,

    tegangan pada stator coil naik melebihi tegangan baterai, tegangan

    ini dialirkan ke regulator coil sehingga oleh kekuatan tarikan yang

    lebih besar maka P1 akan terputus.

    Pada saat titik kontak bergerak menjauhi P1 arus yang ke

    rotor coil melalui resistor R dan intensitasnya menurun. Jika arus

    yang mengalir ke rotor coil berkurang, maka tegangan yang

    dibangkitkan pada stator coil berkurang dan ini akan

    mengakibatkan gaya tarik pada kumparan menurun sehingga

    lengan titik kontak akan kembali dan berhubungan dengan P1. Hal

    ini akan menaikkan arus yang mengalir pada rotor coil dan

    kemudian titik kontak akan terputus lagi dan P1. Bila alternator

    berputar dengan kecepatan yang lebih tinggi, tegangan yang

    dibangkitakan oleh stator coil akan naik memperkuat gaya tarik

    pada regulator coil sehingga menghubungkan titik kontak

    berhubungan dengan P2. Akibatnya, arus yang melalui resistor

    akan mengalir ke P2 dan tidak ke rotor coil.

    Pada saat tidak ada arus yang mengalir ke rotor coil, stator

    tidak ada arus yang mengalir ke rotor coil, stator tidak dapat

    membangkitkan gaya gerak listrik sehingga tegangan alternator

    turun dan hubungan titik kontak P2 terputus. Sekali lagi tegangan

    alternator akan naik dan lengan kontak akan tertarik, dengan kata

    lain pada saat alternator berputar dengan kecepatan rendah lengan

  • kontak akan menaikkan dan menurunkan arus yang mengalir ke

    rotor coil dengan berhubungan dan memutuskan hubungannya dan

    P2. pada saat alternator berputar dengan kecepatan tinggi, arus akan

    dialirkan secara terputus-putus ke rotor coil tergantung apakah

    lengan kontak berhubungan atau putus dengan P2.

    Gambar 2.14 Rangkaian pengatur tegangan (Toyota-Astra Motor : 1994)

    2. Konstruksi Alternator

    Alternator berfungsi untuk merubah energi mekanik dan mesin

    menjadi energi listrik. Energi mekanik dan mesin diterima melalui

    sebuah pulley yang memutarkan rotor dan membangkitkan arus bolak-

    balik pada stator. Arus bolak-balik ini diubah menjadi arus searah oleh

    diode. Bagian-bagian utama dan alternator adalah rotor yang

    membangkitkan elektromagnetik. stator yang membangkitkan arus

    listrik dan diode yang menyearahkan arus. Sebagai tambahan, terdapat

    pula brush yang mengalirkan arus ke rotor coil untuk memperhalus

  • putaran rotor dan fan untuk mendinginkan rotor, stator serta diode.

    Semua bagian tersebut dipegang oleh front dan rear frame.

    a) b)

    c) d)

    Gambar 2.15 Alternator

    Keterangan gambar : a. Alternator tampak depan b. Alternator tampak samping c. Alternator tampak belakang d. Alternator tampak atas

  • Gambar 2.16 Bagian-bagian utama alternator (Toyota-Astra Motor : 1994)

    a. Rotor

    Rotor terdiri dan kutub-kutub magnit sebanyak 12 kutub

    magnit, inti field winding dan slip ring, bagian-bagian ini padat

    bersambungan pada sumbu rotor, field winding dihubungkan

    kepada slip ring dimana brush dapat bergerak, ketika arus mengalir

    melalui winding lewat sikat dan slip ring, kutub-kutub magnet

    dimagnetkan dan akibatnya ada lapangan magnet disekitar rotor.

    Ketegangan lapangan magnet dapat diatur dengan memberikan

    arus kepada field winding.

    Gambar 2.17 Rotor alternator (Toyota-Astra Motor : 1994)

  • b. Stator

    Stator mempunyai tiga fase gulungan yang diisolasi kepada

    stator, gulungan-gulungan itu dihubungkan satu sama lain dengan

    bermacam-macam cara. Gulungan stator adalah hubungan bintang

    (hubungan Y). Tipe ini disimbolkan sesuai bagan di bawah ini

    yang juga menunjukkan bagaimana gulungan stator dihubungkan

    kepada penyearah.

    Gambar 2.18 Stator ( Daryanto : 2005 )

    Gulungan stator dapat juga dihubungkan dengan "hubungan

    delta" (hubungan D). Gulungan rotor (rotor field winding) dimana

    satu hubungannya

    Melalui termininal F lewat slip ring dan sikat, dan ujung

    lain dihubungkan ke badan melalui sikat dan slip ring.

    Beberapa alternator dilengkapi dengan suatu field rectifier,

    alternator itu dihubungkan ke field winding yang didatangkan dan

    stator winding. Ujung-ujung field winding dihubungkan ke

    terminal F dan A. Stator ditempatkan antara kedua braket bantalan

    dengan baut pengikat dan rectifier dipasangkan pada braket

    bantalan ujung.

  • Terminal

    Mengalir Tidak Mengalir

    Mengalir Tidak Mengalir

    Arus yang diinduksi di dalam stator winding ketika magnet

    berputar disebut arus bolak-balik 3 fase, ketiga fase gulungan itu

    ditempatkan agar supaya fase itu 120 berhubungan satu dengan

    yang lainnya. Dengan demikian hasil tegangan dan arus lebih

    banyak, kurva tegangan diatas garis nol (+) menunjukkan tegangan

    yang memberikan arus pada satu arah dan kurva tegangan dibawah

    garis nol (-) memberikan arus pada arah yang berlawanan. Setelah

    penyearah kurva tegangan terletak diatas garis nol dan keadaan ini

    arah tegangan lebih rata yang dihasilkan dan arus bolak-balik.

    Tegangan yang disearahkan itu digunakan pada terminal positif (+)

    dan negatif (-).

    c. Diode

    Pada diode holder, terdapat tiga buah diode positif dan tiga

    buah diode negatif. Arus yang dibangkitkan olah alternator

    dialirkan dan diode holder pada sisi positif sehingga terisolasi dan

    end frame. Selama proses penyearahan, diode akan menjadi panas

    sehingga diode holder bekerja meradiasikan panas ini dan

    mencegah diode menjadi terlalu panas.

    Gambar 2.19 Diode dan diagram pengkabelan ( Daryanto : 2005 )

  • d. Pulley

    Dengan adanya pulley ratio meningkat sekitar 2,5 %,

    sehingga penggunaan pulley dapat memberikan efesiensi kecepatan

    tinggi yang lebih baik.

    e. Bearing

    Setiap kecepatan putaran dari rotor tidaklah stabil, dengan

    adanya perubahan kecepatan membuat putaran rotor menjadi kasar.

    Fungsi bearing dalam hal ini untuk memperhalus putaran rotor

    sehingga rotor lebih tahan lama digunakan.

    f. Voltage Regulator

    Dengan berubah-ubahnya kecepatan alternator, output

    teganganpun ikut berubah. Sehingga voltage regulator berfungsi

    untuk menstabilkan tegangan alternator agar memenuhi tegangan

    standard untuk melakukan pengisian di baterry/accu.

    g. Fan

    Fan (kipas angin) digunakan sebagai pendingin bagian-

    bagian dalam alternator seperti rotor, stator, dan diode serta

    komponen lainnya. Sehingga alternator tetap dalam kondisi aman

    meskipun kecepatan tinggi yang membuat suhu alternator

    meningkat.

  • h. Front & Rear Frame

    Fungsi dari front dan rear frame adalah sebagai kerangka

    luar yang memegang bagian-bagian dalam alternator, selain itu

    juga mempunyai saluran udara untuk meningkatkan efesiensi

    pendinginan.

    D. Kerangka Berfikir

    Pembangkitan energi mekanis menjadi energi elektris, dengan jalan

    menggabungkan sebuah turbin propeller dengan alternator mobil.

    Eksperimen disini bertujuan untuk melihat indikasi bangkitnya suatu

    tegangan dari alternator yang telah dikopel dengan turbin propeller.

    Kecepatan putar dari turbin propeller akan berpengaruh langsung terhadap

    putaran rotor dari alternator sebagai akibat dari pengkopelan.

    Mendorong sudu turbin sehingga menghasilkan kecepatan putar

    sesuai yang diinginkan, dengan berputarnya turbin otomatis rotor pada

    alternator juga ikut berputar. Dari putaran rotor nantinya akan didapatkan

    suatu indikasi berupa munculnya tegangan, arus, dan daya, pengukuran

    dilakukan untuk mengetahui seberapa besar indikasi yang ditimbulkan

    sebagai pengaruh dari pengopelan dua komponen tersebut. Kemudian

    diadakan post test, dari hasil post test diambil kesimpulan dengan jalan

    melihat rata rata hasil dan membandingkan dengan standar yang

    diinginkan.

  • BAB III

    METODE PENELITIAN

    Metode penelitian yang digunakan adalah metode studi kepustakaan dan

    percobaan laboratorium

    A. Desain Penelitian

    Penelitian ini merupakan jenis penelitian laboratories, dimana aktifitas

    laboratories dilakukan pada saat pembuatan unit praktikum yang sudah

    direncanakann kemudian dilakukan pengujian. Pengujian dilakukan setelah

    unit tersebut selesai dibuat.

    Desain penelitian yang digunakan adalah one shot case study yaitu pola

    eksperimen yang dilakukan tanpa adanya kelompok pembanding atau tes

    awal. Desain tersebut mempunyai pola XO, dimana X adalah perlakukan dan

    O adalah tes akhir.

    Perlakuan (X) Tes Akhir (O)

    Kecepatan putaran alternator

    Tegangan output alternator

    B. Tempat Penelitian

    Tempat penelitian di samping gedung E2 Fakultas Teknik dan

    laboratorium Teknik Mesin UNNES pada bulan Februari sampai dengan April

    2007.

  • C. Metode Pengumpulan Data

    Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penlitian ini adalah

    metode eksperimen. Dalam penelitian ini data yang akan diambil berupa data

    tegangan output dari alternator, data tersebut diperoleh dari pengaturan

    kecepatan putar alternator yang bervariasi.

    Metode pengumpulan data adalah metode eksperimen adapun tahap-

    tahap penyelesaian masalah dalam pemanfaatan alternator mobil dalam

    pembangkit listrik tenaga angin adalah

    Tabel 3.1 Penelitian

    No Kecepatan Alternator

    (rpm)

    Tegangan Alternator

    (AC)

    Kecepatan Angin pada

    saat (mil/jam)

    Kecepatan Angin

    pada saat (m/s)

    Arus (Ampere) Waktu

    1

    2

    3

    4

    5

    6

    7

    8

    9

    10

  • D. Variabel Penelitian

    Variabel dalam penelitian ini adalah:

    a. Variabel bebas

    Menurut Suharsimi Arikunto, variabel bebas yaitu variabel yang

    mempengaruhi suatu gejala.dalam penelitian ini yang menjadi variabel

    bebas adalah putaran rotor alternator.

    b. Variabel terikat

    Variabel terikat adalah variabel yang dipengaruhi suatu gejala.

    Dalam hal ini yang menjadi variabel terikat adalah tegangan output

    alternator.

    E. Sampel Penelitian

    Sampel penelitian adalah alternator mobil jenis konvensional tipe dua

    titik kontak dengan tegangan output 12 volt.

    F. Bahan dan Alat

    Berikut daftar bahan dan alat yang digunakan dalam menunjang kegiatan

    penelitian:

    a. Bahan

    a. Kabel NYA 1,5 mm2

    b. Jumper 12 buah

  • b. Alat

    a. Alternator mobil kendaraan jenis kijang

    Merk = Nippo Denso

    Jenis Konvensional tanpa IC

    Output =12 Volt

    b. Anemometer dengan 3 mangkok

    Kecepatan max 40 mil/jam

    c. Baterai / Accu 12 volt

    d. Multimeter

    Merk = Sanwa (DMM)

    Tipe = CD 720E

    e. Ampere meter

    Merk = Sanwa (DMM)

    Tipe = CD 720E

    f. Tacho meter

    Merk = Lutron

    Tipe = DT-2236

    G. Langkah Penelitian

    a. Pasangkan alternator mobil dengan penggerak mula menggunakan belt.

    b. Sambungkan test probe dari terminal positif amperemeter ke terminal B

    alternator

    c. Sambungkan negatif probe ampere meter ke resistor

  • V

    A B

    R E F

    d. Sambungkan test probe dari terminal positif voltmeter ke terminal B

    alternator

    e. Sambungkan negatif probe voltmeter ke masa.

    f. Mengamati gejala dari pengukuran indikasi.

    g. Catat setiap gejala yang muncul pada alat ukur tadi, dengan mencatat arus

    dan tegangannya.

    h. Mencatat gejala yang muncul pada tiap alat ukur yang telah dipasang.

    i. Menarik kesimpulan dari apa yang telah diperoleh dari hasil pengamatan

    pada eksperimen.

    Gambar 3.1 Skema rangkaian pengukuran tegangan dan arus

    H. Analisa Data

    Teknik analisis data dengan menggunakan metode analisis deskriptif

    pada tiap rancangan dengan melakukan perbandingan antara karakteristik

    alternator dan pengamatan atau pengukuran hasil eksperimen yang selanjutnya

    dilakukan analisa. Apabila terjadi penyimpangan dilakukan identifikasi dari

    Alternator

  • penyimpangan tersebut, adapun analisis yang dilakukan terhadap hasil

    eksperimen adalah sebagai berikut:

    1. Analisa Tegangan Normal Alternator

    Tegangan yang dihasilkan berdasarkan variasi kecepatan putar alternator.

    2. Analisa Aliran Arus Terhadap Variasi Kecepatan

    Adapun aliran arus pengisian ini berdasarkan sistem pengaturan

    regulator terhadap variasi kecepatan, yaitu pada saat putaran rendah

  • BAB IV

    HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

    A. Hasil penelitian pada alternator

    Penelitian dilaksanakan pada bulan april bertempat di kampus Fakultas

    Teknik Universitas Negeri Semarang, dengan 12 kali pengukuran data untuk

    mendapatkan hasil yang lebih akurat.

    Tabel 4.1. Hasil penelitian

    Dalam penelitian ini digunakannya resistor sebesar 15 Ohm. Jika melihat

    hasil eksperimen diatas dengan berbagai macam variasi putaran kecepatan

    alternator diikuti dengan hasil yang berbeda meskipun peningkatan perubahan

    itu sangat sedikit. Ini menunjukan perubahan yang terjadi dipengaruhi dengan

    No Kecepatan Alternator

    (rpm)

    Tegangan Alternator

    (AC)

    Kecepatan Angin pada

    saat (mil/jam)

    Kecepatan Angin

    pada saat (m/s)

    Arus (Ampere) Waktu

    1 120 rpm 5,1 volt 12,5 mil/jam 5,5 m/s 0,34 Amp 15.40 wib 2 130 rpm 5,3 volt 13 mil/jam 5,7 m/s 0,35 Amp 15.55 wib 3 140 rpm 5,6 volt 13,2 mil/jam 5,8 m/s 0,37 Amp 15.55 wib 4 150 rpm 5,7 volt 13,7 mil/jam 6,0 m/s 0,38 Amp 16.20 wib 5 160 rpm 5,8 volt 13,8 mil/jam 6,1 m/s 0,38 Amp 16.45 wib 6 170 rpm 5,9 volt 13,8 mil/jam 6,1 m/s 0,39 Amp 17.10 wib 7 180 rpm 6,1 volt 13,8 mil/jam 6,1 m/s 0,4 Amp 17.15 wib 8 190 rpm 6,2 volt 14 mil/jam 6,2 m/s 0,41 Amp 17.35 wib 9 200 rpm 6,4 volt 14 mil/jam 6,2 m/s 0,42 Amp 17.35 wib 10 210 rpm 6,6 volt 14 mil/jam 6,2 m/s 0,44 Amp 17.40 wib

  • kecepatan angin yang membuat alternator tersebut bisa berputar dan

    menghasilkan output.

    Gambar 4.1 Grafik hubungan antara putaran alternator dengan kecepatan angin

    Melihat dari gambar garfik 4.1, menunjukan bahwa kecepatan angin

    sangat berpengaruh sekali terhadap putaran kecepatan alternator. Karena

    setiap kecepatan angin semakin tinggi diikuti pula dengan semakin cepatnya

    putaran alternator. Hal ini membuktikan bahwasannya berbanding lurus antara

    kecepatan angin dengan kecepatan alternator.

    5

    5.2

    5.4

    5.6

    5.8

    6

    6.2

    6.4

    120 130 140 150 160 170 180 190 200 210

    Putaran alternator (rpm)

    Kec

    epat

    an A

    ngi

    n (m

    /s)

  • 1. Analisis Data

    Hasil penelitian yang dilakukan seperti pada tabel dapat di

    analisis. Rata-rata untuk keluaran tegangan pembangkit listrik tenaga

    angin adalah :

    n

    VratarataV = )(

    = 5,1 + 5,3 + 5,6 + 5,7 + 5,8 + 5,9 + 6,1 + 6,2 + 6,4 + 6,6 10

    = 5,87 Volt

    Rata-rata untuk keluaran arus pembangkit listrik tenaga angin

    dengan adalah :

    n

    IratarataI = )(

    = 0,34 + 0,35 + 0,37 + 0,38 + 0,38+ 0,39+ 0,4+ 0,41+ 0,42 + 0, 44 10

    = 0,38 Ampere

    Arus rata-rata yang diperoleh oleh pembangkit listrik tenaga

    angin I = 0,38 Ampere. Jika tegangan ini digunakan untuk

    menghidupkan beban lampu sebesar 12 Volt / 5 Watt, dengan

    perhitungan sebagai berikut :

    1. Daya yang dikeluarkan adalah:

    P = E x I

    = 5,87 Volt x 0,38 Ampere

    = 2,23 Watt

  • 2. Energi yang dikeluarkan perjam adalah :

    W = P x t

    = 2,23 Watt x 1 jam

    = 2,23 Watt jam

    3. Energi yang diserap beban 12 Volt / 5 Watt adalah :

    W = P x t

    2,23 Watt Jam = 5 Watt x t

    t = 2,23 Watt Jam 5 Watt

    = 0,45 Jam

    Jadi tegangan rata-rata yang dikeluarkan alternator mobil selama satu

    jam menghasilkan tegangan (E) sebesar 5,87 volt dengan arus (I) sebesar

    0,38 Ampere, mampu untuk menghidupkan beban lampu 12 Volt / 5 Watt

    selama 0,45 jam.

    B. Pembahasan

    1. Hasil Penelitian Toyota

    Hasil dari penelitian yang dilakukan oleh Toyota terhadap

    alternator konvensional dengan output tegangan berupa AC. Percobaan

    ini dilakukan dengan beberpa variasi putaran kecepatan terhadap

    alternator, dan dapat dilihat pada gambar 4.1 . menunjukan hubungan

    antara kecepatan alternator dengan output tegangan.

  • Gambar 4.2 Grafik performa putaran alternator Sumber: Toyota-Astra Motor (1994)

    Dari hasil penelitian oleh Toyota dijadikan sebagai referensi

    terhadap penelitian yang dilakukan, dan penelitian ini hanya dalam

    skala kecil yaitu dengan putaran kecepatan alternator

  • estimasi kecepatan angin rata-rata sekitar 3 m/s, turbin skala kecil

    lebih cocok digunakan, meski tidak menutup kemungkinan bahwa

    pada daerah yang berkecepatan angin lebih tinggi (Sumatra Selatan,

    Jambi, Riau, dsb) bisa dibangun turbin skala besar. Perlu diketahui

    bahwa kecepatan angin bersifat fluktuatif, sehingga pada daerah yang

    memiliki kecepatan angin rata-rata 3 m/s, akan terdapat saat-saat

    dimana kecepatan anginnya lebih besar dari 3 m/s, pada saat inilah

    turbin angin dengan cut-in win speed 3 m/s akan bekerja. ( Yuli Setyo :

    2005 )

    Melihat kecepatan angin yang fluktuatif, dalam tabel 4.2 dijelaskan

    antara kecepatan angin dengan kekuatan angin oleh skala Beaufort.

    Tabel 4.2. Nisbah antara skala Beaufort kecepatan angin dalam meter/detik

    Beaufort Meter/detik Kekuatan angin

    1 4 Angin lemah

    2 7 Angin sedang

    3 9 Angin kuat

    4 11 Angin sangat kuat

    5 14 Angin ribut

    6 16 Angin ribut

    7 19 Badai

    8 23 Badai

    9 28 Badai kuat

    10 33 Badai kuat

    11 38 Taufan

    12 43 Taufan

  • Pada semua angin yang telah ditetapkan dengan skala Beaufort,

    menunjukan bahwa mekanisme turbin angin hanya mengukur

    kecepatan angin dengan kekuatan angin yang tidak merusak turbin

    angin. Sehingga kecepatan angin yang di atas 14 m/s tidak

    diperhitungkan , karena angin itu merupakan badai dan secara praktis

    tidak mempunyai arti sebagai penggerak turbin angin. ( R.Wartena :

    1987 )

    3. Kondisi angin

    Menurut skala Beaufort mengenai kecepatan angin disana

    dijelaskan bahwa setiap angin memiliki kecepatan dan kekuatan angin

    yang berbeda-beda, sehingga adanya tingkatan daya kekuatan angin

    tersebut. Dalam hal ini pengujian turbin angin dua sudu dilaksanakan

    didaerah Gunung Pati - Fakultas Teknik Unnes, setelah kami

    melaksanakan ekperimen ternyata angin yang dihasilkan untuk

    menggerakan turbin angin dua sudu ini belumlah memiliki kecepatan

    angin yang besar. Setelah mendapatkan data ditempat pengujian turbin

    ini, ternyata daerah Gunung Pati memiliki kecepatan angin sebesar

    5 m/s 6,5 m/s artinya jika disesuaikan dengan skala Beaufort daerah

    Gunung Pati termasuk kategori angin berkecepatan sedang.

  • 4. Skema Turbin angin

    Gambar 4.3 Skema turbin angin

    Keterangan:

    1. Angin berhembus dengan kecepetan tertentu

    2. Memutar kincir angin dua sudu

    3. Perputaran roda gigi dari berkecepatan rendah menuju

    kecepatan tinggi

    4. Menahan kecepatan yang tidak diinginkan (over load),

    sehingga sesuai dengan kapasitas yang dibutuhkan

    5. Dengan kecepatan yang dibutuhkan menghasilkan energi yang

    disimpan ke battery

    Angin

    Rectifier-Inverter

    Baterry Alternator

    Break system

    Gearbox

    Kincir angin

    Lampu, Rumah, Pabrik dll.

  • 6. Penyimpanan dengan battery ini bertujuan agar energi bisa

    dipakai dalam jangka panjang.

    7. Sebelum energi digunakan harus disearahkan yang tadinya

    keluaran dari battery berupa DC diubah menjadi AC.

    8. Setelah tegangan menjadi AC barulah bisa digunakan oleh

    rumah, pabrik dll.

    5. Daya dalam angin

    Bila sejumlah udara dengan kecepatan bergerak melalui bidang

    seluas R2 (luas sudu), maka dapat dicari daya yang terdapat dalam

    angin dengan rumus :

    P = 3 R2

    P = Daya (watt)

    = Kerapatan udara (Kg/m3)

    v = Kecepatan angin (m/s)

    R = Diameter sudu (m2)

    Contoh jika dimasukan sebuah nilai:

    1. Jika diketahui kecepatan angin di daerah Gunung Pati sebesar

    5,5 m/s, dengan kerapatan udara 1 Kg/m3. Sedangkan diameter

    sudu 1,5 m (sesuai dengan nilai eksperimen). Berapakah daya

    yang terdapat dalam angin tersebut ?

    P = 1 Kg/m3 (5,5 m/s)3 3,14 (1,5 m)2

    = 1 Kg/m3 166,375 m3/s3 3,14 2,25 m2

    = 587,7 Watt

  • Jika melihat hasil perhitungan tersebut, berarti dalam setiap

    kecepatan angin sebesar 5,5 m/s terdapat daya didalamnya sebesar

    587,7 watt.

    6. Energi Kinetik dalam angin

    Setiap angin yang berhembus dapat dihitung energi kinetiknya

    melalui rumus :

    Ek = 2

    Ek = Energi kinetik (Joule)

    = Kerapatan udara (Kg/m3)

    v = Kecepatan angin (m/s)

    Sehingga jika kecepatan angin yang melewati turbin sebesar 5,5

    m/s dapat dihitung energi kinetiknya sebagai berikut:

    Ek = 2

    Ek = 1 Kg/m3 (5,5 m/s)2

    = 1 Kg/m3 30,25 m2/s2

    = 15,125 Joule

    Jika melihat hasil perhitungan tersebut, berarti dalam setiap

    kecepatan angin sebesar 5,5 m/s terdapat energi kinetik didalamnya

    sebesar 15,125 Joule

  • 7. Output dari alternator (Tegangan dan arus)

    a. Hubungan antara putaran alternator dengan tegangan yang

    dihasilkan.

    Gambar 4.4 Grafik hubungan antara putaran alternator dengan tegangan

    Melihat hasil percobaan dengan data yang ada, dapat

    digambarkan melalui gambar grafik 4.4 bahwasannya setiap

    kenaikan kecepatan putaran alternator diimbangi dengan kenaikan

    dari tegangan. Semakin tinggi putaran alternator semakin tinggi

    pula tegangan yang dihasilkan. Percobaan yang dilakukan

    putarannya

  • Hubungan antara putaran alternator dengan arus yang

    dihasilkan.

    Gambar 4.5 Grafik hubungan antara putaran alternator dengan arus

    Melihat hasil percobaan dengan data yang ada, dapat

    digambarkan melalui gambar grafik 4.5 bahwasannya setiap

    kenaikan kecepatan putaran alternator diimbangi dengan kenaikan

    dari arus. Semakin tinggi putaran alternator semakin tinggi pula

    arus yang dihasilkan. Sehingga hubungan antara putaran dengan

    arus berbanding lurus.

    Dalam hal ini digunakannya hambatan (resistor) sebesar

    15 , dan ini juga mempengaruhi besar kecilnya arus yang keluar.

    Karena semakin besar hambatannya maka semakin kecil arusnya

    dan jika semakin kecilhambatannya maka jumah arusnya akan

    semakin besar.

    Aru

    s (am

    pere

    )

    Putaran alternator (rpm)

  • C. Kelemahan Penelitian

    1. Kecepatan angin yang tidak stabil menyebabkan putaran turbin menjadi

    rendah akibatnya ouput yang dihasilkanpun rendah.

    2. Putaran alternator yang tidak mencapai kecepatan maksimal yaitu

    6000rpm.

    3. Pengambilan data hanya berada disatu lokasi, sehingga tidak memiliki

    gambaran kemampuan turbin angin dua sudu.

    4. Banyaknya rugi-rugi daya yang hilang terjadi dalam kontruksi turbin

    angin dua sudu.

    5. Kecilnya ukuran sudu mempengaruhi kecepatan dalam berputarnya

    turbin angin.

  • BAB V

    PENUTUP

    A. KESIMPULAN

    Pembahasan di atas dapat diambil suatu kesimpulan, antara lain:

    1. Pengaplikasian turbin angin dua sudu dalam hal ini sebagai penggerak

    mula alternator dapat digunakan sebagai pembangkit listrik tenaga

    angin, meskipun output yang dihasilkan dipengaruhi oleh faktor

    kecepatan angin.

    2. Tegangan dan daya yang dihasilkan dari alternator mobil dari hasil

    penelitian sampel awal sebesar 5,1 volt dan 0,34 ampere dengan

    kecepatan 120 rpm, kemudian sampel terakhir didapat tegangan

    sebesar 6,6 volt dan 0,44 ampere dengan kecepatan 210 rpm. Sehingga

    semakin cepat putaran alternator maka semakin besar output yang

    dihasilkan.

    B. SARAN

    Saran yang dapat di berikan oleh penulis guna kelanjutan eksperimen

    selanjutnya adalah:

    1. Untuk mendapatkan output (tegangan dan daya) yang maksimal,

    hendaknya pemanfaatan turbin angin dua sudu ini dilakukan didaerah

    pantai dengan kecepatan angin yang besar.

    2. Adanya perbaikan dan pengembangan dengan penelitian yang lebih

    besar, sehingga dapat dipergunakan dalam praktek mahasiswa teknik

    elektro.

  • DAFTAR PUSTAKA

    Hofman, Harm. 1987. Energi Angin (Alih Bahasa Harun ): Binacipta

    Suharsimi, Arikunto. 1993. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta : Rineka Cipta.

    Kadir, Abdul. 1995. Energi Sumber Daya Inovasi, Tenaga Listrik, dan Potensi Ekonomi. Jakarta : UI Press.

    R.Wartena . 1987. Generator Angin (Alih Bahasa Harun dan Ir. Sobandi Sachri ): Binacipta

    Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi. 2003. Departemen pendidikan Nasional. Jakarta

    Soeparno, & Soepatah, Bambang. 1979. Mesin Listrik 2. Departeman pendidikan dan kebudayaan. Direktorat Pendidikan Menengah Kejuruan. Jakarta

    Rijono, Yon 1997. Dasar Teknik Tenaga Listrik (Edisi Revisi). Yogyakarta: Andi Offset.

    Basri, Sarjoni & Syah, Djalinus. 2001. Kamus Teknik Inggris-Indonesia. Jakarta: Rineka Cipta.

    Dagun, Save M. 1997. Kamus Besar Ilmu Pengetahuan. Lembaga Pengkajian Kebudayaan Nusantara. Jakarta.

    -. 1994. Fundamental of Electricity Step 2. PT. TOYOTA

    Sumanto. 1992. Mesin-mesin Sinkron. Yogyakarta: Andi Offset.

    Abdul Kadir. 1999. Mesin Sinkron. Jakarta: Djambatan.

    Okta, Nanang. 2006. Menabur Angin, Menuai Energi. Yayasan Pijar Cendikiawan. Bandar lampung. Download pada tanggal 10 februari 2007 http://www.sendaljepit.wordpress.com/

    Indartono, Yuli S. 2005. Krisis Energi di Indonesia. Graduate School of Science and Technology, Kobe University, Japan. Download pada tanggal 10 februari 2007 http://www.io.ppi-jepang.org/article.php?edition=5

  • Wikipedia Indonesia, ensiklopedia bebas berbahasa Indonesia. Download pada tanggal 12 februari 2007 http://www.id.wikipedia.org/wiki/Turbin_angin http://www.id.wikipedia.org/wiki/Tenaga_angin

    Yuni. 2002. Minyak Mahal, Ada Angin Cuma Cuma. Download pada tanggal 12 februari 2007

    http://www.kompas.com/kompas-cetak/0201/19/Indonesia/index.htm

    Safarudin, Mochamad. 2003. Turbin Angin sebagai Alternatif Pembangkit Listrik. Peneliti Sekolah Tinggi Teknologi Mandala, Bandung. Download pada tanggal 15 februari 2007 http://www.kompas.com/inspirasi/index.htm

    Fisika LIPI, 2005. Filiphina Buka Pembangkit Tenaga Angin Terbesar. Download pada tanggal 16 februari 2007 http://www.bbc.co.uk/indonesian/news/story/2005/06/050618_philipineswind.shtml

    Fisika LIPI, 2006. Amerika Beralih ke Tenaga Angin. Download pada tanggal 16 februari 2007. http://www.bbc.co.uk/indonesian/news/story/2006/02/060209_usoil.shtml

    Fisika LIPI, 2004. 1000 Kincir Angin Sepanjang Jalan Anyer-Panarukan. Download pada tanggal 16 februari 2007. http://www.energi.lipi.go.id/utama.cgi?artikel&&6

    Bambang, 2004. Kali Ngrawan disedot Kincir Angin untuk Irigasi. Suara Merdeka. Download pada tanggal 20 februari 2007. http://www.suaramerdeka.com/harian/0412/02/x_slo.html

  • Lampiran 1

    Turbin angin tampak samping Turbin angin tampak depan

    Turbin angin dua sudu Spesifikasi : Diameter 1,5 meter V = 90 km/jam Max 400 rpm Sumber : Technic Reaserch Club - FT.Unnes

  • Lampiran 2

    Anemometer dengan 3 mangkok Anemometer

    Bentuk 3 mangkok penangkap angin Multimeter

    Alternator tampak depan Alternator tampak samping

  • Lampiran 3

    Teknik penglopelan

    Roda Gigi Teknik penglopelan

  • Lampiran 4

    Teknik penglopelan

    Teknik penglopelan antara alternator dengan deferensial

    Skripsi Oke.pdfFoto Turbin Angin.pdf