21
EKSPLORASI ETNOMATEMATIKA PADA RUMAH ADAT KAMPUNG NAGA Disusun Sebagai Salah Satu Syarat Menyelesaikan Program Studi Strata I Pada Jurusan Matematika Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan Oleh: HIKMI INAYAH A410170014 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2021

EKSPLORASI ETNOMATEMATIKA PADA RUMAH ADAT …

  • Upload
    others

  • View
    82

  • Download
    2

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: EKSPLORASI ETNOMATEMATIKA PADA RUMAH ADAT …

EKSPLORASI ETNOMATEMATIKA PADA RUMAH ADAT

KAMPUNG NAGA

Disusun Sebagai Salah Satu Syarat Menyelesaikan Program Studi Strata I Pada

Jurusan Matematika Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan

Oleh:

HIKMI INAYAH

A410170014

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

2021

Page 2: EKSPLORASI ETNOMATEMATIKA PADA RUMAH ADAT …

i

PERNYATAAN

Saya yang bertandatangan di bawah ini,

Nama : Hikmi Inayah

NIM : A410170014

Program Studi : Pendidikan Matematika

Judul Artikel Publikasi : Eksplorasi Etnomatematika pada Rumah Adat

Kampung Naga

Menyatakan dengan sebenarnya artikel publikasi yang saya serahkan ini benar-benar hasil

karya saya sendiri dan bebas plagiat karya orang lain, kecuali yang secara tertulis

diacu/dikutip dalam naskah dan disebutkan pada daftar pustaka. Apabila di kemudian

hari terbukti artikel publikasi ini hasil plagiat, saya bertanggung jawab sepenuhnya dan

bersedia menerima sanksi sesuai peraturan yang berlaku.

Pangandaran, Juni 2021

Yang membuat pernyataan,

Hikmi Inayah

A410170014

Page 3: EKSPLORASI ETNOMATEMATIKA PADA RUMAH ADAT …

ii

EKSPLORASI ETNOMATEMATIKA PADA RUMAH ADAT KAMPUNG

NAGA

Diajukan Oleh:

Hikmi Inayah

A410170014

Artikel Publikasi ini telah disetujui oleh pembimbing skripsi Fakultas Keguruan dan Ilmu

Pendidikan, Universitas Muhammadiyah Surakarta untuk dipertanggungjawabkan di

hadapan tim penguji skripsi.

Pangandaran, Juni 2021

Nuqthy Faiziyah, S.Pd., M.Pd.

NIDN. 0615048503

Page 4: EKSPLORASI ETNOMATEMATIKA PADA RUMAH ADAT …

iii

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam publikasi ilmiah ini tidak terdapat

karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan

tinggi dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang

pernah ditulis atau diterbitkan orang lain, kecuali secara tertulis diacu dalam naskah

dan disebutkan dalam daftar pustaka.

Apabila kelak terbukti ada ketidakbenaran dalam pernyataan saya diatas, maka

akan saya pertanggungjawabkan sepenuhnya.

Surakarta, 24 Mei 2021

Penulis

Hikmi Inayah

Page 5: EKSPLORASI ETNOMATEMATIKA PADA RUMAH ADAT …

1

EKSPLORASI ETNOMATEMATIKA PADA RUMAH ADAT KAMPUNG

NAGA

Abstrak

Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui konsep geometri pada bagian-bagian

rumah adat Kampung Naga, dan aktivitas etnomatematika pada rumah adat

masyarakat kampung naga. Metode penelitian yang digunakan yaitu pendekatan

kualitatif. Teknik pengumpulan data dengan cara observasi, catatan lapangan,

wawancara, dan dokumentasi. Hasil penelitian ini diantaranya konsep matematika

pada tata letak masyarakat Kampung Naga yaitu kedudukan dua buah garis, pada

bagian-bagian rumah adat terdapat konsep geometri, yaitu bangun datar dan bangun

ruang, serta aktivitas etnomatematika pada tata letak rumah adat Kampung Naga

yaitu aktivitas merancang dan mengukur.

Kata Kunci: etnomatematika, konsep geometri, rumah adat

Abstract

The purpose of this study was to determine the geometric concept of parts of the

traditional house of Kampung Naga, and ethnomathematical activities in the

traditional house of the Kampung Naga community. The research method used is a

qualitative approach. Data collection techniques by means of observation, field notes,

interviews, and documentation. The results of this study include mathematical

concepts in the layout of the Kampung Naga community, namely the position of two

lines, in parts of the traditional house there is a geometric concept, namely flat wake

and space, and ethnomathematical activities in the layout of the Kampung Naga

traditional house, namely the activity of designing and measuring.

Keywords: ethnomatematics, geometric concepts, traditional houses

1. PENDAHULUAN

Indonesia menjadi salah satu Negara yang memiliki ciri khas kaya akan budayanya

yang diwariskan dari leluhur sebelumnya. Budaya ini akan terus menjadi milik

bangsa apabila terus dijaga dengan baik. Dari Sabang sampai Merauke terdapat

lebih dari 1.128 suku bangsa yang ada di Indonesia (Widiastuti, 2013).

Keberagaman budaya dapat dilihat dari rumah adat, pakaian adat, tarian, dan adat

kebiasaan suatu daerah (Yuningsih et al., 2021). Setiap keragaman ini memiliki

ciri khas masing-masing yang istimewa. Salah satu budaya yang masih

dipertahankan oleh masyarakat Indonsesia adalah rumah adat.

Page 6: EKSPLORASI ETNOMATEMATIKA PADA RUMAH ADAT …

2

Rumah adat merupakan salah satu bangunan dengan ciri khas masing-

masing yang mengidentifikasikan kebudayaan dan masyarakat setempat (Theresia

et al., 2019). Rumah adat dijadikan salah satu bagian dari cagar budaya, dengan

tujuan supaya budaya di Indonesia ini tetap terjaga (Sriwardani & Savitri, 2019).

Rumah adat disetiap daerah memiliki sebutan yang berbeda-beda. Di Jawa Barat

atau lebih tepatnya kebudayan Sunda, memiliki jenis-jenis rumah adat yang

memiliki nilai sejarah dan memiliki makna yang melekat bagi masyarakat sekitar.

Dilihat dari tipe bangunannya, rumah adat sunda memiliki tipologi yang

beraneka ragam, mulai dari segi atap dan perletakan pintu masuk (IIham &

Sofyan, 2012). Bangunan tradisional yang dijadikan tempat tinggal oleh

masyarakat sunda biasanya berbentuk panggung, atau masyarakat meyebutnya

imah panggung. Salah satu rumah adat Sunda yang ada di Kabupaten

Tasikmalaya, tepatnya di desa Neglasari kecamatan Salawu terdapat kampung adat

yang masih mempertahankan kebudayan nenek moyangnya yaitu Kampung Naga.

Rumah adat Kampung Naga terbuat dari bahan alam yang menjadikan itu

sebagai ciri khasnya dari Kampung Naga. Tidak hanya terkenal di dalam negeri,

bahkan sampai ke luar negeri. Rumah Adat Kampung Naga merupakan bagian dari

wisata budaya yang menitikberatkan pada berbagai unsur budaya yang berwujud

dan tidak berwujud (Darmayanti, 2018). Apabila dilihat lebih lanjut, bentuk

kebudayaan rumah adat ada kaitannya dengan matematika.

Budaya dan matematika adalah dua hal yang saling berhubungan dalam

kehidupan. Etnomatematika adalah program penelitian yang berfokus pada

hubungan antara matematika dan budaya. Matematika sebagai hasil dari proses

budaya yang telah dikembangkan dengan kontribusi dari berbagai masyarakat dan

budaya (Albanese & Perales Palacios, 2015).

Beberapa penelitian terdahulu tentang etnomatematika diantaranya yaitu

penelitian yang dilakukan oleh (Muhtadi et al., 2017) tentang etnomatematika

masyarakat Sunda. Pada penelitiannya ditemukan konsep matematika pada

Page 7: EKSPLORASI ETNOMATEMATIKA PADA RUMAH ADAT …

3

aktivitas masyarakat sunda yaitu menaksir, mengukur dan membuat pola.

Kemudian penelitian yang dilakukan oleh (Rakhmawati, 2016) ditemukan konsep-

konsep matematika yang terdapat pada rumah adat Lampung, bentuk geometri

motif kain tapis, serta mainan tradisional masyarakat Lampung.

Konsep matematika yang dapat ditemukan pada budaya salah satunya yaitu

konsep geometri. Geometri merupakan salah satu bidang dalam matematika yang

mengkaji titik, garis bidang dan ruang serta sifat-sifat, ukuran-ukuran, dan

keterkaitan satu dengan yang lain (Nur’aini et al., 2017). Geometri merupakan

salah satu cabang matematika yang erat kaitannya dengan visualisasi (Safrida et

al., 2020). Pada penelitian sebelumnya juga ditemukan aktivitas matematika dalam

kehidupan sehari-hari.

Etnomatematika terkait dengan berbagai aktivitas matematika, diantaranya

aktivitas mengelompokan, berhitung, mengukur, merancang, bermain, menentukan

lokasi, dan lain sebagainya (Nuh & Dardiri, 2017). Hal ini membuat membuat

peneliti tertarik untuk melakukan penelitian terhadap rumah adat masyarakat

Kampung Naga, Tasikmalaya.

Pada penelitian sebelumnya belum ada penelitian yang mendeskripsikan

konsep-konsep matematika yang terdapat pada rumah adat Lampung dan rumah

adat sunda. Berdasarkan penelitian yang dilakukan sebelumnya, kebaruan dalam

penelitian ini terletak pada bagaimana konsep matematika dan aktivitas

etnomatematika yang ada pada rumah adat Kampung Naga. Adanya pembaruan

ini, diharapkan bisa menjadi salah satu sumber untuk penilitian yang relevan, dan

menjadi salah satu sumber untuk pembelajaran matematika.

2. METODE

Jenis penelitian pada penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif.

Pendekatan kualitatif merupakan langkah penelitian yang menghasilkan data

berupa tulisan yang didapatkan dari ucapan dan perilaku yang diamati dari subjek

itu sendiri (Lubis et al., 2018). Pendekatan kualitatif berkaitan dengan kehidupan

Page 8: EKSPLORASI ETNOMATEMATIKA PADA RUMAH ADAT …

4

masyarakat yang kompleks, secara menyeluruh dan bermakna (Septianawati et al.,

2019). Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif karena rumusan masalah

yang telah dibuat berkaitan dengan kehidupan masyarakat yang menyeluruh.

Subjek pada penelitian ini adalah punduh/humas Kampung Naga yang

merupakan salah satu jajaran pemimpinan masyarakat Kampung Naga, dan salah

satu pemandu wisata Kampung Naga, yang menjadi sumber informasi pada

penelitian yang akan di lakukan oleh peneliti. Pada penelitian ini membutuhkan

jenis data berdasarkan sumbernya ada dua yaitu data primer dan data sekunder.

Data primer penelitian ini adalah hasil tanya jawab antara peneliti dengan subjek

pada penelitian ini yang diperoleh langsung dari lapangan. Data sekunder adalah

data yang diperoleh tidak langsung dari subjek penelitian, melainkan dari peneliti

sebelumnya (Martono, 2012). Data sekunder dari penelitian ini adalah situasi

objek yang akan diteliti dan berbagai data dari hasil penelitian terdahulu yang

relevan.

Teknik pengumpulan data dengan cara observasi, catatan lapangan,

wawancara, dan dokumentasi. Instrumen pada penelitian ini berupa wawancara

mendalam yang dilakukan oleh peneliti dengan narasumber, untuk memperoleh

data tentang rumah adat Kampung Naga. Wawancara mendalam adalah

percakapan dua arah dalam suasana kesetaraan, akrab dan informal (Agusta,

2014). Instrumen observasi dilakukan secara langsung oleh peneliti dengan

menggunakan penglihatan, penciuman, pendengaran, terhadap aktivitas

masyarakat Kampung Naga. Instrumen dokumentasi berupa gambar dari objek

yang diteliti sebagai penyempurna dari data hasil wawancara, dan observasi.

Dalam penelitian ini peneliti menganalisis menggunakan metode analisis

reduksi data, penyajian data dan verivication atau analisis ini dikenal dengan

analisis data Miles dan Huberman. Analisis ini dilakukan secara meneliti

mendalahm hingga jenuh, dan tuntas. Analisis sampai junuh ditandai dengan tidak

diperolehnya lagi data atau informan baru (I. P. Sari et al., 2017) Keabsahan data

pada penelitian ini menggunakan teknik triangulasi. Triangulasi adalah teknik

Page 9: EKSPLORASI ETNOMATEMATIKA PADA RUMAH ADAT …

5

pemeriksaan keabsahan data dengan memanfaatkan data lain, yang dijadikan

pembanding pada tahap pengecekan (Bachri, 2010). Pengecekan keabsahan data

dengan triangulasi jenis triangulasi sumber dan triangulasi metode. Triangulasi

metode dilakukan dengan cara membandingkan informasi yang didapatkan dari

teknik pengumpulan data (Rahardjo, 2010). Pada penelitian ini membandingkan

data dari hasil observasi, wawancara, dan dokumentasi.

3. HASIL DAN PEMBAHASAN

Sejarah asal-usul nama kampung naga tidak diketahui dengan pasti, karena pada

zaman pemberontakan DI/TII kampung naga terbakar, sehingga tidak ada data

yang tersisa. Namun dilihat dari letak kampung naga yang berada di lembah atau

jurang dan masyarakat sunda menyebutnya nagawir, maka kampung ini diberi

nama Kampung Naga.

Kampung Naga yang dikelikingi oleh persawahan yang menjadikan

masyarakat Kampung Naga memiliki mata pencaharian sebagai petani. Selain

dikelilingi oleh persawahan, Kampung Naga juga dikelilingi oleh hutan, sehingga

masyarakat memanfaatkan hasil alam tersebut untuk membuat anyaman.

Masyarakat Kampung Naga tidak terpengaruh oleh zaman, salah satunya di

Kampung Naga tidak ada listrik, sehingga untuk keperluan sehari-hari masyarakat

masih menggunakan alat tradisional. Bangunan yang ada di Kampung Naga tidak

menghilangkan bentuk dan bahan yang telah digunakan oleh masyarakat

sebelumnya.

Rumah yang dijadikan tempat untuk berteduh, dan berlindung harus dibuat

senyaman mungkin. Berdasarkan hasil wawancara dengan salah satu tokoh

pemimpin di Kampung Naga, bangunan rumah adat masyarakat Kampung Naga

setata, dan semua bahan bakunya terbuat dari hasil alam. Rumah yang ada di

Kampung Naga itu harus saling berhadap-hadapan, yaitu ada yang menghadap ke

utara dan ada yang menghadap ke selatan. Hal tersebut sesuai dengan hasil

penelitian Iwan (2014) rumah adat kampung naga harus saling berhadapan atau

Page 10: EKSPLORASI ETNOMATEMATIKA PADA RUMAH ADAT …

6

saling membelakangi, serta bagian samping rumah yang satu dengan yang lainnya

berdampingan, seperti bagian ruang tamu akan berdampingan juga dengan ruang

tamu.

Gambar 1. Rumah Adat Kampung Naga

Konsep matematika yang terdapat pada tata letak rumah masyarakat

kampung naga adalah konsep dua garis yang saling sejajar, dan bangun yang

saling berhadapan. Misalkan dua garis a, dan b masing-masing memanjang dari

barat ke timur. Bangun yang berada di garis a menghadap ke selatan, dan bangun

yang berada pada garis b menghadap ke utara.

Gambar 2. Unsur Matematika pada Tata Letak Rumah Adat

Rumah adat Kampung Naga adalah rumah panggung. Salah satu ciri khas

dari rumah adat Kampung Naga yaitu pada bagian dinding rumah menggunakan

anyaman sasag dan bilik. Terdapat konsep bangun datar dan bangun ruang pada

bangunan rumah adat Kampung Naga. Dari bagian atap hingga pondasi rumah

memiliki nilai matematika. Berikut beberapa bagian yang ada pada rumah adat

kampung naga.

Page 11: EKSPLORASI ETNOMATEMATIKA PADA RUMAH ADAT …

7

3.1 Atap

Atap rumah adat kampung naga jika di lihat dari depan berbentuk segitiga sama

kaki, dan jka dilihat dari samping berbentuk prisma segitiga sama kaki. Atap

terbuat dari daun eurih yaitu ilalang, atau daun tepus, dan di atasnya ditutupi

ijuk. Ijuk yang digunakan sangat banyak, bisa mencapai ketebalan 10 cm.

Aktivitas etnomatematika pada pembuatan atap yaitu aktivitas merancang, dan

mengukur. Alat yang digunakan unuk mengukur sudah modern yaitu

menggunakan meteran bangunan. Zaman dahulu masyarakat mengukur

menggunakan tangan atau alat seperti bambu yang sudah di kira-kira untuk

ukuran panjangnya.

Gambar 3. Unsur Matematika pada Atap dari Depan

Gambar 4. Atap dari Depan

Gambar 5. Atap dari Samping

Page 12: EKSPLORASI ETNOMATEMATIKA PADA RUMAH ADAT …

8

3.2 Fondasi

Rumah di bangun dengan ketinggian antara 45-65 cm dari permukaan tanah.

Fondasi rumah terbuat dari batu papas yang memiliki dua jenis tatapakan, yaitu

tatapakan jangkung (panjang) berbentuk seperti balok dan prisma segi empat,

serta tatapakan buleud atau bundar.

Gambar 6. Tatapakan Jangkung

Gambar 7. Tatapakan Buleud

Untuk fondasi yang berbentuk prisma segi empat berukuran 20x20 cm

untuk bagian atas, dan 30x30 cm untuk bagian bawah.

Gambar 8. Unsur Matematika pada Tatapakan Jangkung

Page 13: EKSPLORASI ETNOMATEMATIKA PADA RUMAH ADAT …

9

3.3 Golodog

Di bagian depan rumah tepatnya di depan pintu terdapat tangga kecil atau yang

disebut golodog yang terbuat dari papan yang berbentuk persegi panjang dan

berfondasikan batu papas. Ukuran golodog ini tidak terlalu panjang, hanya

sebatas pintu saja. Masyarakat yang membuat kerajinan anyaman biasanya

mengayam di golodog, sehingga bisa bekerja sambil bercerita dengan tetangga

lainnya.

Gambar 9. Golodog

3.4 Lantai

Bagian lantai terbuat dari palupuh atau bambu yang di pipihkan dan papan kayu

yang di potong sesuai dengan ukuran yang dibutuhkan. Bahan dari bambu yang

di pipihkan atau disebut palupuh dapat menjadikan ruangan menjadi lebih

sejuk, karena palupuh ini renggang sehingga adanya angin yang masuk dari

bawah yang melewati sela-sela tersebut. Palupuh atau bambu ini biasanya

digunakan untuk lantai bagian dapur, sedangkan untuk tepas dan kamar

menggunakan papan kayu.

Gambar 10. Lantai Dapur dari Palupuh

Page 14: EKSPLORASI ETNOMATEMATIKA PADA RUMAH ADAT …

10

Gambar 11. Lantai dari Papan Kayu

Papan kayu yang digunakan berbentuk persegi panjang, dengan lebar ±

15 cm dan panjangnya menyesuaikan dengan panjang ruangannya. Aktivitas

etnomatematika pada pembuatan lantai ini adalah aktivitas mengukur berapa

ukuran papan yang diperluakan supaya lantai tersusun rapih.

Gambar 12. Unsur Matematika pada Lantai Rumah Masyarakat

Kampung Naga

3.5 Dinding

Untuk bagian dinding pada bangunan yang ada di kampung naga biasanya

terbuat dari bambu yang di anyam, dan salah satunya yang menjadi ciri khas

kampung naga yaitu anyaman sasag yang biasanya digunakan untuk dinding

bagian dapur dan pintu.

Gambar 13. Sasag Horinzontal Pada Dinding Dapur

Page 15: EKSPLORASI ETNOMATEMATIKA PADA RUMAH ADAT …

11

Gambar 14. Sasag Vertikal Pada Pintu Rumah

Sasag Horizontal digunakan pada bagian dinding dapur. Tujuan dari

dinding dapur yang menggunakan anyaman sasag yaitu, ketika malam hari

bagian dapur bisa terlihat dari luar, jadi jika ada masyarakat yang lupa

mematikan api bisa di ingatkan oleh warga lain.

Gambar 15. Pola Anyaman Sasag Horizontal

Sasag Vertikal digunakan pada bagian pintu. Unsur matematika pada

anyaman sasag yaitu persegi panjang, lebar dari bambu yang di anyam 0,5

cm.

Gambar 16. Pola Anyaman Sasag Vertikal

Page 16: EKSPLORASI ETNOMATEMATIKA PADA RUMAH ADAT …

12

Sedangkan untuk dinding bagian lainnya menggunakan anyaman bilik

atau anyaman kepang dan papan kayu. Bilik rumah di kampung naga berwarna

putih yang berasal dari kapur, karena untuk rumah di kampung naga tidak boleh

di cat.

Gambar 17. Anyaman Bilik

Anyaman bilik ini terbuat dari bambu yang berbentuk persegi panjang,

dengan lebar cm. Dianyam dengan teknik anyaman kepang sehingga bambu

dianyam secara silang berurutan atau dua-dua. Pada anyaman sasag dan bilik

terdapat konsep teselasi.

Gambar 18. Pola Anyaman Bilik

3.6 Pintu

Setiap rumah di kampung naga memiliki 2 pintu. 1 Pintu yang langsung menuju

ke dapur dan 1 pintu langsung menuju ke tepas. Pintu terbuat dari kayu, dan

tidak boleh di cat.

Page 17: EKSPLORASI ETNOMATEMATIKA PADA RUMAH ADAT …

13

Gambar 19. Pintu Rumah Adat Kampung Naga

Pintu rumah masyarakat kampung naga harus sejajar dalam satu bangun

yang menghadap ke utara atau selatan. Pintu terbuat dari kayu yang berbentuk

persegi panjang dan ukurannya menyesuaikan dengan kebutuhan. Konsep

matematika pada pintu ini adalah sifat 2 bangun yang saling berdampingan

dalam satu ruang. Dimisalkan bangunan rumah A menghadap ke selatan dengan

2 pintu yang saling berdampingan dalam satu ruang.

Gambar 20. Unsur Matematika pada Pintu Rumah Masyarakat Kampung

Naga

3.7 Jendela

Konsep matematika pada jendela rumah yaitu bangun persegi panjang, jendela

terletak di bagian depan dan samping rumah. Jendelanya sama seperti rumah

modern yang biasa kita temui, yaitu berbahan kayu dan kaca.

Page 18: EKSPLORASI ETNOMATEMATIKA PADA RUMAH ADAT …

14

Gambar 21. Jendela Rumah Adat Kampung Naga

3.8 Sawen

Sawen dipercayai oleh masyarakat kampung naga sebagai tolak bala atau untuk

terhindar dari hal-hal yang berbahaya. Sawen biasa di gantung di setiap pintu

yang ada di kampung naga. Mulai dari pintu rumah hinggu pintu kamar mandi

harus ada. Sawen di ganti setiap tanggal 1 Muharam.

Gambar 22. Sawen

Sawen terdiri dari ketupat selamat, dupti, jukut palias, daun darandan,

dan daun cariang. Ketupat selamet berbentuk limas segi empat, yang berarti

memiliki 5 titik sudut. Menurut masyarakat kampung naga, 5 titik sudut pada

katupat selamet memiliki arti rukun iman. Karena semua masyarakat kampung

naga memeluk agama islam.

Gambar 23. Unsur Matematika pada Kupat Salamet

Page 19: EKSPLORASI ETNOMATEMATIKA PADA RUMAH ADAT …

15

Dupti berbentuk segitiga, yang berarti memiliki 3 titik sudut. 3 titik sudut

ini sebagai pengingat bahwa ketika keluar rumah mengucapkan Basmallah,

sampai kembali di rumah mengucapkan Hamdalah, dan apabila ada yang

ketinggalan mengucapkan Istighfar. Pada dupti terdapat konsep matematika

yaitu bangun ruang jenis limas dengan alas segiempat. Aktivitas matematika

yang terdapat pada sawen yaitu aktivitas merancang, dan mengukur.

4. PENUTUP

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan, pada bagian-bagian rumah adat

Kampung Naga selain memiliki makna tersendiri, juga terdapat konsep

matematika di dalamnya. Pada sistem tata letak rumah adat, terdapat konsep dua

garis yang saling sejajar, dan bangun yang saling berhadapan. Konsep matematika

yang ditemukan pada rumah adat kampung naga yaitu sifat-sifat bangun datar, dan

sifat-sifat bangun ruang.

Pada bagian atap berbentuk segitiga sama kaki, yang memiliki sifat panjang

kedua kaki sama. Pintu, jendela, dan lantai yang terdapat pada rumah adat

Kampung Naga memiliki konsep geometri yaitu persegi panjang. Pada fondasi

rumah terdapat konsep bangun ruang yaitu prisma segiempat. Pada sawen terdapat

dupti yang memiliki konsep limas segiempat. serta konsep teselasi yang ditemukan

pada anyaman sasag pada dinding dan pintu rumah adat.

Aktivitas matematika yang terdapat pada rumah adat yaitu aktivitas

merancang. pada pembuatan atap, anyaman dinding, dan bagian rumah yang

lainnya, sehingga sesuai dengan sifat-sifat bangun datar dan bangun ruang.

Akivitas mengukur juga digunakan pada pembuatan rumah adat, yang menentukan

berapa panjang, lebar, atau tinggi pada setiap bagian yang ada.

DAFTAR PUSTAKA

Agusta, I. (2014). Teknik Pengumpulan dan Analisis Data Kualitatif. Jurnal Studi

Komunikasi Dan Media, 02(1998), 1–11.

Page 20: EKSPLORASI ETNOMATEMATIKA PADA RUMAH ADAT …

16

Albanese, V., & Perales Palacios, F. J. (2015). Enculturation with Ethnomathematical

Microprojects: From Culture to Mathematics. 9(February), 1–11.

Bachri, B. S. (2010). Meyakinkan Validitas Data Melalui Triangulasi Pada Penelitian

Kualitatif. Teknologi Pendidikan, 10, 46–62.

Darmayanti, T. E. (2018). Sundanese {Traditional} {Houses} in {Kampung} {Naga},

{West} {Java} as a part of {Indonesian} {Cultural} {Tourism}. Journal of

Tourism, 3(8), 57–65. http://www.jthem.com/home.asm

IIham, A. N., & Sofyan, A. (2012). Tipologi Bangunan Rumah Tinggal Adat Sunda

Di Kampung Naga Jawa Barat. Jurnal Tesa Arsitektur, 10(1), 1–8.

Lubis, S. I., Mujib, A., & Siregar, H. (2018). Eksplorasi Etnomatematika pada Alat

Musik Gordang Sambilan. Edumatika : Jurnal Riset Pendidikan Matematika,

1(2), 1. https://doi.org/10.32939/ejrpm.v1i2.246

Mauluah, L., & Marsigit. (2019). Ethnomathematics for elementary student:

Exploration the learning resources at kraton Yogyakarta. International

Journal of Scientific and Technology Research, 8(7), 776–780.

Muhtadi, D., Sukirwan, Warsito, & Prahmana, R. C. I. (2017). Sundanese

ethnomathematics: Mathematical activities in estimating, measuring, and

making patterns. Journal on Mathematics Education, 8(2), 185–198.

https://doi.org/10.22342/jme.8.2.4055.185-198

Nuh, Z. M., & Dardiri. (2017). Etnomatematika Dalam Sistem Pembilangan Pada

Masyarakat Melayu Riau. Kutubkhanah, 19(2), 220–238. http://ejournal.uin-

suska.ac.id/index.php/Kutubkhanah/article/view/2552

Nur’aini, I. L., Harahap, E., Badruzzaman, F. H., & Darmawan, D. (2017).

Pembelajaran Matematika Geometri Secara Realistis Dengan GeoGebra.

Matematika, 16(2), 1–6. https://doi.org/10.29313/jmtm.v16i2.3900

Rakhmawati, R. (2016). Aktivitas Matematika Berbasis Budaya pada Masyarakat

Lampung. Al-Jabar : Jurnal Pendidikan Matematika, 7(2), 221–230.

https://doi.org/10.24042/ajpm.v7i2.37

Safrida, L. N., Setiawan, T. B., Susanto, Yudianto, E., Ambarwati, R., & Putri, I. W.

S. (2020). Integrating GeoGebra into geometry space learning: A lesson

from traditional cultural festival tumpeng sewu. Journal of Physics:

Conference Series, 1465(1). https://doi.org/10.1088/1742-

6596/1465/1/012046

Sari, E. F. P., Somakim, & Hartono, Y. (2018). Etnomatematika Pada Kebudayaan

Rumah Adat Ogan Komering Ulu Sumatera Selatan. Journal of Medives,

2(1), 137–144.

Sari, I. P., Purwasih, R., & Nurjaman, A. (2017). Analisis Hambatan Belajar

Page 21: EKSPLORASI ETNOMATEMATIKA PADA RUMAH ADAT …

17

Mahasiswa Pada Mata Kuliah Program Linear. JIPM (Jurnal Ilmiah

Pendidikan Matematika), 6(1), 39. https://doi.org/10.25273/jipm.v6i1.1569

Septianawati, T., Verawati, F., & Ashri, A. M. (2019). Kajian Etnomatematika :

Mengungkap Kearifan Lokal Budaya dan Matematika Kampung Naga. In

Meatika (Vol. 1, Issue 1).

Sriwardani, N., & Savitri, S. (2019). Rumah Adat Kampung Pulo Cangkuang

Kabupaten Garut sebagai Konsep Hunian Masa Kini. Panggung, 29(3).

https://doi.org/10.26742/panggung.v29i3.1013

Suliyanto. (2017). Pelatihan Metode Pelatihan Kuantitatif. Journal of Chemical

Information and Modeling, 5(2), 223–232.

Theresia, P., Dapa, N., Dharma, U. S., & Dharma, U. S. (2019). Etnomatematika

pada rumah adat bajawa, kabupaten ngada, propinsi nusa tenggara timur.

Prosiding Sendika, 5(1), 35–40.

Widiastuti. (2013). Analisis SWOT Keragaman Budaya Indonesia. Jurnal Ilmiah

Widya, 1(1), 8–14. https://e-journal.jurwidyakop3.com/index.php/jurnal-

ilmiah/article/view/21

Yuningsih, N., Nursuprianah, I., & Manfaat, B. (2021). Eksplorasi Etnomatematika

pada Rancang Bangun Rumah Adat Lengkong. Jurnal Riset Pendidikan

Matematika Jakarta, 3(1), 1–13.

journal.unj.ac.id/unj/index.php/jrpmj/article/view/19517