15
1 Eksplorasi Etnomatematika Pada Kesenian Tari Sekapur Sirih Kepulauan Riau Sebagai Sumber Belajar Matematika Sesuai Kurikulum 2013 Zainudin Ahmad Yani 1 , Nur Izzati 2 , Alona Dwinata 3 [email protected] Program studi Pendidikan Matematika, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Maritim Raja Ali Haji ABSTRAK Kurangnya pengetahuan siswa terhadap budaya di daerahnya membuat budaya tersebut menjadi punah, untuk menjaga agar tidak punah budaya tersebut harus dilestrasikan sehingga diperlukan suatu penelitian dengan tujuan mengeksplorasi etnomatematika kesenian tari sekapur sirih Kepulauan Riau yang dapat dijadikan sumber belajar matematika sesuai kurikulum 2013. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif etnografi. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan metode wawancara, observasi dan dokumentasi menggunakan instrument utama yaitu peneliti sendiri dengan instrument pendamping berupa lembar wawancara dan lembar observasi. Penentuan subjek dalam penelitian ini menggunakan teknik purposive sampling, yaitu pengambilan sampel dengan pertimbangan tertentu. Hasil penelitian menunjukan bahwa: 1). Terdapat dua aktivitas matematika dalam kesenian tari sekapur sirih Kepulauan Riau yaitu aktivitas mengukur dan aktivitas mendesain. 2). Terdapat empat konsep matematika sekolah yang dapat dijadikan sebagai sumber belajar berupa LKPD yaitu konsep bangun datar, sudut, refleksi dan kekongruenan. Kata Kunci: etnomatematika, kesenian tari sekapur sirih Kepulauan Riau, sumber belajar matematika.

Eksplorasi Etnomatematika Pada Kesenian Tari Sekapur ...repository.umrah.ac.id/4010/1/ARTIKEL ZAINUDIN.pdf1 Eksplorasi Etnomatematika Pada Kesenian Tari Sekapur Sirih Kepulauan Riau

  • Upload
    others

  • View
    28

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Eksplorasi Etnomatematika Pada Kesenian Tari Sekapur ...repository.umrah.ac.id/4010/1/ARTIKEL ZAINUDIN.pdf1 Eksplorasi Etnomatematika Pada Kesenian Tari Sekapur Sirih Kepulauan Riau

1

Eksplorasi Etnomatematika

Pada Kesenian Tari Sekapur Sirih Kepulauan Riau

Sebagai Sumber Belajar Matematika Sesuai Kurikulum 2013

Zainudin Ahmad Yani1, Nur Izzati

2, Alona Dwinata

3

[email protected]

Program studi Pendidikan Matematika, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan,

Universitas Maritim Raja Ali Haji

ABSTRAK

Kurangnya pengetahuan siswa terhadap budaya di daerahnya membuat budaya

tersebut menjadi punah, untuk menjaga agar tidak punah budaya tersebut harus

dilestrasikan sehingga diperlukan suatu penelitian dengan tujuan mengeksplorasi

etnomatematika kesenian tari sekapur sirih Kepulauan Riau yang dapat dijadikan

sumber belajar matematika sesuai kurikulum 2013. Penelitian ini merupakan

penelitian kualitatif etnografi. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan

metode wawancara, observasi dan dokumentasi menggunakan instrument utama

yaitu peneliti sendiri dengan instrument pendamping berupa lembar wawancara

dan lembar observasi. Penentuan subjek dalam penelitian ini menggunakan teknik

purposive sampling, yaitu pengambilan sampel dengan pertimbangan tertentu.

Hasil penelitian menunjukan bahwa: 1). Terdapat dua aktivitas matematika dalam

kesenian tari sekapur sirih Kepulauan Riau yaitu aktivitas mengukur dan aktivitas

mendesain. 2). Terdapat empat konsep matematika sekolah yang dapat dijadikan

sebagai sumber belajar berupa LKPD yaitu konsep bangun datar, sudut, refleksi

dan kekongruenan.

Kata Kunci: etnomatematika, kesenian tari sekapur sirih Kepulauan Riau,

sumber belajar matematika.

Page 2: Eksplorasi Etnomatematika Pada Kesenian Tari Sekapur ...repository.umrah.ac.id/4010/1/ARTIKEL ZAINUDIN.pdf1 Eksplorasi Etnomatematika Pada Kesenian Tari Sekapur Sirih Kepulauan Riau

2

PENDAHULUAN

Pendidikan secara praktis tidak dapat dipisahkan dengan budaya. Dalam

menjaga dan melestarikan budaya sendiri dapat dilakukan dengan cara

menjadikan budaya sebagai sumber belajar di sekolah, sehingga budaya dapat

melekat pada siswa dan terjaga kelestarian budaya tersebut. Tujuan dari

pendidikan yakni salah satunya adalah melestarikan dan selalu meningkatkan

budaya itu sendiri, dengan adanya kaitan antara pendidikan dengan budaya dapat

meningkatkan cinta budaya terhadap siswa.

Menurut Joesoef (1982) kebudayaan dapat diartikan sebagai semua yang

berkaitan dengan budaya. Dalam konteks budaya dapat dibedakan menjadi tiga

aspek, yaitu: 1) budaya yang universal, berkaitan dengan nilai-nilai yang berlaku

dimana saja yang berkembang bersamaan dengan perkembangan kehidupan

masyarakat dan ilmu pengetahuan/teknologi. 2) budaya nasional, yaitu nilai-nilai

yang berlaku dalam masyarakat Indonesia secara nasional. 3) budaya lokal yang

kenal dan eksis di kalangan masyarakat setempat (Wahyuni, dkk 2013: 114)

Sardjiyo dan Pannen (2005: 83) mengatakan bahwa pembelajaran berbasis

budaya merupakan suatu model pendekatan pembelajaran yang lebih

mengutamakan aktivitas siswa dengan berbagai ragam latar belakang budaya yang

dimiliki, diintegrasikan dalam proses pembelajaran bidang studi tertentu,dan

dalam penilaian hasil belajar dapat menggunakan beragam perwujudan penilaian.

Pembelajaran berbasis budaya dapat dibedakan menjadi tiga jenis, yaitu belajar

tentang budaya, belajar dengan budaya, dan belajar melalui budaya. Pembelajaran

berbasis budaya merupakan suatu strategi yang dapat menciptakan lingkungan

belajar dan perancangan pengalaman belajar yang mengintegrasikan budaya

sebagai ke dalam proses pembelajaran. Pembelajaran berbasis budaya

berlandaskan pada pengakuan terhadap budaya sebagai bagian yang fundamental

(mendasar dan penting) bagi pendidikan sebagai ekspresi dan komunikasi suatu

gagasan dan perkembangan pengetahuan.

Namun, dikalangan pelajar pada saat ini budaya tidak lagi di lestarikan

bahkan masih ada pelajar yang tidak mengetahui budaya di daerah asalnya,

dengan masuknya budaya asing di Indonesia membuat budaya lokal tak lagi di

hiraukan. Sehingga pelestarian budaya menjadi problematika yang harus dicari

solusinya agar budaya selalu terjaga nilainya khsususnya bagi generasi muda

sebagai penerus warisan budaya.

Dalam usaha menjaga kelestarian budaya, pembelajaran berbasis budaya

dapat dilakukan dengan cara mengintegrasikan atau mengorelasikan budaya

dengan materi pembelajaran. Siswa akan lebih mudah memahami suatu konsep

pelajaran karena sangat dekat dengan budaya sekitar kesehariannya. Salah satu

mata pelajaran yang bisa dikaitkan dengan budaya adalah matematika. Ada

banyak konsep matematis yang sebenarnya dapat digali melalui budaya itu sendiri

yang saat ini dikenal dengan etnomatematika.

Salah satu kesenian tradisional yang dapat dieksplor nilai matematisnya

adalah kesenian tari sekapur sirih. Kesenian tari sekapur sirih merupakan kesenian

tari tradisional yang berasal dari Kepulauan Riau. Keberadaan kesenian tari

sekapur sirih telah menjadi salah satu seni tradisi bagi masyarakat melayu

Kepulauan Riau, hingga kini telah di bakukan oleh Lembaga Adat Melayu

provinsi Kepulauan Riau. Menurut kebiasaan, pertunjukan kesenian tari sekapur

Page 3: Eksplorasi Etnomatematika Pada Kesenian Tari Sekapur ...repository.umrah.ac.id/4010/1/ARTIKEL ZAINUDIN.pdf1 Eksplorasi Etnomatematika Pada Kesenian Tari Sekapur Sirih Kepulauan Riau

3

sirih ditarikan oleh penari perempuan yang berjumlah ganjil dengan salah satu

penari sebagai pembawa tepak yang berisikan kapur dan daun sirih.

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengeksplorasi etnomatematika

yang ada pada kesenian tari sekapur sirih dan menjadikan hasil eksplorasi

etnomatematika pada kesenian tari sekapur sirih sebagai sumber belajar sesuai

kurikulum 2013.

BAHAN DAN METODE

Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan pendekatan

etnografi. Penelitian ini dilakukan di Kota Tanjungpinang provinsi Kepulauan

Riau pada tanggal 6-15 April 2019 dengan prosedur penelitian sebagai berikut:

1. Memilih situasi sosial

2. Melakukan observasi dan wawancara

3. Mencatat hasil observasi dan wawancara

4. Melakukan analisis domain

5. Melakukan observasi terfokus

6. Melakukan analisis taksonomi

7. Melakukan analisis komponensial

8. Melakukan analisis tema budaya

9. Penulisan hasil temuan.

Dalam pemilihan subjek penelitian peneliti menggunakan teknik

Purposuve Sampling di mana peneliti menentukan subjek berdasarkan profesi atau

kebisaan subjek terhadap data yang dibutuhkan, dalam penelitian ini peneliti

memilih Bapak Syafaruddin dan anggota tari dari sanggar seni Kledang sebagai

subjek penelitian.

Bagian ini harus menyajikan informasi teknis yang jelas yang memungkinkan

percobaan dapat dilakukan kembali. Metode yang telah dipublikasikan

sebelumnya harus ditulis sebagai pustaka, hanya modifikasi yang relevan yang

harus dijelaskan.

Teknik pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan teknik

observasi, wawancara dan dokumentasi. Instrument pada penelitian ini

menggunakan instrument human instrument di mana peneliti sendiri yang menjadi

instrument utama dengan bantuan lembar observasi dan lembar wawancara,

sedangkan teknik analisis data yang dilakukan mengacu pada model Spradley

yaitu, analisis domain, analisis taksonomi, analisis kompnensial, dan tema budaya.

HASIL

Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan pada 10 April di Dinas

Kebudayaan dan Pariwisata kota Tanjungpinang, informan memberikan informasi

mengenai kesenian tari sekapur sirih Kepulauan Riau sebagai berikut.

Kesenian tari sekapur sirih memiliki beberapa pola lantai yang memiliki

filosofi tersendiri yaitu.

a. Pola lantai menjunjung tepak

Pola lantai ini mencerminkan kehangatan. Pada masyarakat Melayu,

terutama yang berkaitan dengan tata cara penyambutan tamu. Proses penyambutan

tamu tersebut diawali dengan cara membersihkan rumah, kemudian pemilik

rumah biasanya berdiri di tangga rumah. Ketika para tamu datang, mereka

Page 4: Eksplorasi Etnomatematika Pada Kesenian Tari Sekapur ...repository.umrah.ac.id/4010/1/ARTIKEL ZAINUDIN.pdf1 Eksplorasi Etnomatematika Pada Kesenian Tari Sekapur Sirih Kepulauan Riau

4

berusaha menyambut dengan cara yang ramah dan penuh kehangatan. Gerak tari

pada pola lantai ini adalah junjung tepak berlari kecil, dan tapak sapudi.

b. Pola lantai jermal buka

Jermal merupakan sejenis perkakas atau alat untuk menangkap ikan

dikalangan masyarakat Melayu. Jermal bersifat statis dan terbuka berbagai hal

yang masuk ke dalamnya. Pemilik jermal bertugas membersihkan benda-benda

yang tidak baik, seperti sampah atau rumput laut yang hanyut. Pola lantai jermal

buka ini menggambarkan sikap budaya Melayu yang memiliki keterbukaan

terhadap setiap budaya yang datang dari luar. Setiap orang yang masuk ke tanah

Melayu tentunya akan membawa budaya mereka masing-masing. Budaya yang

baik pasti akan dapat beradaptasi dengan budaya Melayu. Wujud persaudaraan itu

ditunjukan dengan suguhan sirih pinang sebagai lambang persaudaraan dan

penghormatan. Gerak tari dalam pola lantai ini menunjukan sikap hormat dan

lemah lembut orang Melayu terhadap tamu yang digambarkan dengan gerak

salam buka, racik pinang, dan ragam puteri.

c. Pola lantai layang-layang

Pola lantai Layang-layang menggambarkan kehidupan masyarakat Melayu

yang tidak pernah lupa dengan asalnya, terutama dengan adat dan budaya. Adat

orang Melayu yang selalu ingat dengan jati dirinya menyebabkan mereka berani

mengatakan “Tak Melayu Hilang di Bumi”. Pola lantai ini juga menggambarkan

beberapa anggota tubuh manusia yang perlu dijaga seperti kepala, kedua tangan,

anggota badan, serta kaki. Bagi orang Melayu, kehormatan ini adalah yang paling

utama serta mampu menjaga dan bertanggungjawab atas dirinya sendiri. Gerak

tari pada pola lantai ini menggambarkan masyarakat Melayu yang

bertanggungjawab. Selain itu, setiap masalah juga harus dihadapi dengan kepala

dingin. Gerak tari pada pola lantai ini juga menggambarkan ragam gerak dari

sauk.

d. Pola lantai pagar negeri

Pagar negeri adalah suatu upaya melindungi negeri dari serangan yang

datang dari luar. Pada masa dahulu, musuh yang datang selalu nyata, akan tetapi

pada saat ini musuh yang datang tidak kasat mata. Musuh saat ini adalah pengaruh

dari budaya asing yang merusak sendi-sendi budaya yang dimiliki oleh setiap

daerah. Oleh karena itu, masyarakat harus mampu membuat pagar yang kokoh

dengan mengedepankan budaya sendiri. Pola lantai ini melambangkan bahwa

masyarakat harus selalu menjaga halaman rumah dari pengaruh yang tidak baik.

Masyarakat Melayu biasanya akan menolak budaya lain, mereka merasa budaya

tersebut kurang baik bagi masyarakat setempat. Gerak tari pada pola lantai ini

mencerminkan bagaimana orang Melayu menjaga budayanya, serta

membersihkan unsur yang dapat merusak budayanya yang telah dijaga selama ini.

Gerak tari yang dibawakan adalah petik kembar dan pagar negeri.

e. Pola lantai kubah kembar

Pola lantai kubah kembar sebagai pelambang kuatnya pengaruh islam

dalam kebudayaan Melayu. Islam menjadi landasan hidup bagi orang Melayu,

sehingga Melayu diidentikkan dengan islam. Masyarakat Melayu selalu

berlandaskan adat yang berpedomankan sara’, serta sara’ memiliki pedoman

berupa Al-Qur’an. Pada ragam ini menggambarkan bahwa masyarakat Melayu

selalu melakukan seleksi terhadap berbagai pengaruh yang datang dari luar.

Ragam gerak tari yang dipakai antara lain, ragam seri beni dan ragam simpang.

Page 5: Eksplorasi Etnomatematika Pada Kesenian Tari Sekapur ...repository.umrah.ac.id/4010/1/ARTIKEL ZAINUDIN.pdf1 Eksplorasi Etnomatematika Pada Kesenian Tari Sekapur Sirih Kepulauan Riau

5

f. Pola lantai jermal tutup

Pola lantai ini sebagai penegasan bahwa masyarakat Melayu menyaring

berbagai bentuk budaya yang datang ke dalam daerah Kepulauan Riau. Pada

prinsipnya, masyarakat Melayu sangat terbuka kepada siapa saja, serta

berpedoman pada pribahasa “dimana bumi di pijak, disitu langit di junjung”.

Gerak tari yang digunakan antara lain sauk di tempat dan salam penutup.

Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan pada 06 April 2019 di Laman

Boenda Tanjungpinang bersama anggota tari sanggar seni Kledang peneliti

melihat secara langsung objek yang sedang diteliti yaitu tari sekapur sirih yang

ditarikan oleh sanggar seni kledang, berikut hasil observasi peneliti tentang pola

lantai tari sekapur sirih Kepulauan Riau.

(a). Hasil Observasi (b). Hasil Dokumentasi

Gambar 1 Pola Lantai Menjujung Tepak

Pada pola lantai menjunjung tepak penari mengambil posisi masing-

masing dengan pola dua baris berbanjar dimana tiap-yiap banjar terdiri dari tiga

orang dan satu orang di depan diantara dua banjar tersebut. Jarak antara banjar

satu dengan banjar dua adalah 3 langkah kaki atau ±150cm, dan jarak penari

berderet kebelakang adalah 1 langkah atau ±50cm, kemudian jarak penari paling

depan yang berada diantara barisan adalah 1 langkah atau ±50 cm.

(a). Hasil Observasi (b). Hasil Dokumentasi

Gambar 2 Pola Lantai Jermal Buka

Page 6: Eksplorasi Etnomatematika Pada Kesenian Tari Sekapur ...repository.umrah.ac.id/4010/1/ARTIKEL ZAINUDIN.pdf1 Eksplorasi Etnomatematika Pada Kesenian Tari Sekapur Sirih Kepulauan Riau

6

Pada pola lantai jermal buka peneliti melihat bahwa penari mengambil

posisi dari merisik menuju salam buka dengan berputar, ketika penari sudah

sampai pada posisi ini penari merapikan posisi dengan gerak merisik. Pola lantai

yang di bentuk penari berupa bangun datar segitiga dimana susunan penarinya

sebagai berikut, satu penari sebagai titik tengah di paling depan kemudian di

lanjutkan penari berikutnya di sebelah kiri dan kanan masing-masing diarah

diagonal penari paling depan, jarak penari palig depan ke penari berikutnya adalah

2 langkah atau ±100 cm, posisi penari paling belakang sejajar 4 baris dengan

masing-masing jarak 2 langkah kaki atau ±100 cm, penari sebelah kiri memiliki

pola lantai cerminan dari sebelah kanan.

(a). Hasil Observasi (b). Hasil Dokumentasi

Gambar 3 Pola Lantai Layang-Layang

Pada pola lantai salam buka menuju pola lantai layang-layang penari

menggunakan gerak merisik hitungan 1x8 sampai terbentuknya pola lantai layang-

layang. Susunan penari pada pola lantai ini adalah sebagai berikut, satu penari di

paling depan sebagai tengah, dua penari digaris diagonal penari tengah masing-

masing disebelah kanan dan kiri, dan empat penari lainya berbaris berbanjar

sejajar dengan pengari paling depan dan di belakang dari dua penari setelahnya.

(a). Hasil Observasi (b). Hasil Dokumentasi

Gambar 4 Pola Lantai Pagar Berduri

Pada pola lantai pagar negeri ukuran jarak masing-masing penari ialah 3

langkah atau ±150cm di mana posisi depan terdapat 3 oarang penari, tengah 1

Page 7: Eksplorasi Etnomatematika Pada Kesenian Tari Sekapur ...repository.umrah.ac.id/4010/1/ARTIKEL ZAINUDIN.pdf1 Eksplorasi Etnomatematika Pada Kesenian Tari Sekapur Sirih Kepulauan Riau

7

oarang penari dan posisi belakang 3 orang penari dimana posisinya membentuk

zig-zag.

(a). Hasil Observasi (b). Hasil Dokumentasi

Gambar 5 Pola Lantai Kubah Kembar

Pada pola lantai kubah kembar ini membentuk huruf W, dimana jarak

masing-masing penari adalah 3 langkah atau ±150cm, posisi penari pada bagian

kiri adalah tiga penari dan bagian kanan tiga penari dimana satu penari berada di

tengah.

(a). Hasil Observasi (b). Hasil Dokumentasi

Gambar 6 Pola Lantai Jermal Tutup

Pada pola lantai jermal tutup formasi penari membentuk huruf V dimana

jarak tiap-tiap penari adalah 2 langkah atau ±100cm dari titik pusat dan penari

lainnya berbaris membentuk diagonal. Titik pusat berpatokan pada penari paling

depan, penari sebelah kanan merupakan cerminan penari sebelah kiri.

Berdasarkan data yang telah di peroleh selanjutnya data di analisis

menggunakan model Spradley yaitu analisis domain, taksonomi, komponensial

dan tema budaya. Pada teknik analisis domain, peneliti menemukan dua domain

pada kesenian tari sekapur sirih yaitu aktivitas mengukur dan aktivitas mendesain.

Selanjutnya pada tahapan analisis taksonomi peneliti menjabarkan dari analisis

domain, yang dikatakan aktivitas mengukur pada penelitian ini adalah saat penari

menentukan jarak atau posisi antar penari agar sesame penari tidak saling

bersinggungang saat bergerak dan agar penari yang dibelakang dapat terliat oleh

Page 8: Eksplorasi Etnomatematika Pada Kesenian Tari Sekapur ...repository.umrah.ac.id/4010/1/ARTIKEL ZAINUDIN.pdf1 Eksplorasi Etnomatematika Pada Kesenian Tari Sekapur Sirih Kepulauan Riau

8

penonton, sedangkan aktivitas mendesain terdapat pada pola lantai yang terdapat

pada kesenian tari sekapur sirih. Berikut adalah hasil eksplorasi etnomatematika

yang terdapat pada kesenian tari sekapur sirih Kepulauan Riau.

1. Bangun Datar

Berdasarkan hasil analisis data, bangun datar pada kesenian tari sekapur sirih

Kepulauan Riau terdapat pada pola lantainya. Konsep bangun datar biasanya telah

diajarkan di jenjang Sekolah Dasar dengan penerapan pembelajaran yang

menuntut siswa untuk menemukan suatu bangun datar dalam kehidupan sehari-

hari. Berikut macam-macam bangun datar yang terdapat pada pola lantai tari

sekapur sirih Kepulauan Riau.

Tabel 1 Bangun Datar pada Pola Lantai Tari Sekapur Sirih

N

o

Pola Lantai Etnomatematika Keterangan

1

Pola lantai

menjunjung tepak.

Bangun datar yang terdapat

pada pola lantai menjunjung

tepak adalah:

Peregi panjang

Segitiga

Pada pola lantai

menjunjung tepak

terdapat dua buah

bangun datar yaitu

persegi panjang dan

segitiga.

Menurut definisi

persegi panjang adalah

bangun datar segi

empat yang keempat

sudutnya siku-siku

dan sisi-sisinya

berhadapan sama

panjang.

Sedangkan definisi

segitiga adalah bangun

datang yang bentuk

oleh tiga garis lurus

yang saling

berpotongan dan tiga

buah titik sudut yang

jumlahnya 180º.

2

Pola gerak tapak

sapudi

Bangun datar yang terdapat

pada pola lantai jermal buka

adalah:

Segitiga sama sisi

Pada pola lantai

menjunjung tepak

terdapat bangun datar

yaitu persegi segitiga.

definisi segitiga

adalah bangun datang

yang bentuk oleh tiga

garis lurus yang saling

berpotongan dan tiga

buah titik sudut yang

jumlahnya 180º.

Page 9: Eksplorasi Etnomatematika Pada Kesenian Tari Sekapur ...repository.umrah.ac.id/4010/1/ARTIKEL ZAINUDIN.pdf1 Eksplorasi Etnomatematika Pada Kesenian Tari Sekapur Sirih Kepulauan Riau

9

3

Pola lantai layang-

layang

Bangun datar yang terdapat

pada pola lantai layang-

layang adalah:

Layang-layang

Pada pola lantai

layang-layang

terdapat bangun datar

layang-layang.

Menurut definisi

layang-layang adalah

bangun datar 2

dimensi yang dibentuk

oleh 2 pasang rusuk

yang masing-masing

pasangan sama

panjang dan saling

membentuk sudut.

4

Pola lantai pagar

negeri

Bangun datar yang terdapat

pada pola lantai pagar negeri

adalah:

Jajar genjang

Pada pola lantai

pagar negeri terdapat

bangun datar jajar

genjang.

Menurut definisi

jajar genjang adalah

segi empat dengan

sisi-sisi berhadapan

sama panjang atau

sejajar, serta memiliki

susut-susut

berhadapan sama

besar, jumlah sudut

yang berdekatan 180º,

kedua diagonalnya

saling berpotongan di

tengah-tengah.

5

Pola lantai kubah

kembar

Pada pola lantai kubah

kembar terdapat

bangun datar yaitu dua

buah segitiga.

definisi segitiga

adalah bangun datang

yang bentuk oleh tiga

garis lurus yang saling

berpotongan dan tiga

buah titik sudut yang

jumlahnya 180º.

6

Pola lantai jermal

tutup

Bangun datar yang terdapat

pada pola lantai jermal buka

adalah:

Pada pola lantai

jermal tutup terdapat

bangun datar yaitu

persegi segitiga.

definisi segitiga

adalah bangun datang

yang bentuk oleh tiga

garis lurus yang saling

berpotongan dan tiga

buah titik sudut yang

Page 10: Eksplorasi Etnomatematika Pada Kesenian Tari Sekapur ...repository.umrah.ac.id/4010/1/ARTIKEL ZAINUDIN.pdf1 Eksplorasi Etnomatematika Pada Kesenian Tari Sekapur Sirih Kepulauan Riau

10

Segitiga sama sisi jumlahnya 180º.

2. Sudut

Berdasarkan hasil analisis yang peneliti lakukan, penenliti menemukan

konsep geometri berupa sudut pada pola gerak tangan penari. Menurut definisi,

sudut adalah suatu daerah yang dibentuk dari dua buah garis lurus yang bertemu

di suatu titik pangkal yang sama dan titik tersebut bisa disebut sebagai titik vertex.

Sudut memiliki beberapa jenis diantaranya, sudut lancip, sudut siku-siku, sudut

tumpul, sudut lurus. Jenis-jenis sudut dapat dilihat pada gambar 4.32.

Sudut lancip Sudut siku-siku Sudut tumpul Sudut lurus

Antara 0º - 89º Tepat 90º Antara 90º - 179º Tepat 180º

Gambar 4.32 Jenis-Jenis Sudut

Tabel 4.4 adalah etnomatematika yang terdapat pada pola gerak tari sekapur sirh

Kepulauan Riau yang memiliki konsep geometri sudut.

Tabel 2 Konsep Geometri Sudut pada Pola Gerak

No Pola Gerak Etnomatematika Jenis Sudut

1

Pola gerak menjunjung

tepak.

Pola gerak penari

memiliki ukuran

tepat 90º

Siku-siku

2

Pola gerak penari

Lancip

Page 11: Eksplorasi Etnomatematika Pada Kesenian Tari Sekapur ...repository.umrah.ac.id/4010/1/ARTIKEL ZAINUDIN.pdf1 Eksplorasi Etnomatematika Pada Kesenian Tari Sekapur Sirih Kepulauan Riau

11

Pola gerak tapak sapudi memiliki ukuran <

90º

3

Pola gerak salam buka

Pola gerak penari

memiliki ukuran <

90º

Lancip

4

Pola gerak meracik

pinang

Pola gerak penari

memiliki ukuran

tepat 90º

Siku-siku

5

Pola gerak puteri

Pola gerak penari

memiliki ukuran

besar dari 90º dan

kecil dari 180º

Tumpul

Page 12: Eksplorasi Etnomatematika Pada Kesenian Tari Sekapur ...repository.umrah.ac.id/4010/1/ARTIKEL ZAINUDIN.pdf1 Eksplorasi Etnomatematika Pada Kesenian Tari Sekapur Sirih Kepulauan Riau

12

6

Pola gerak pancung sauk

Pola gerak penari

memiliki ukuran

<90º.

Lancip

3. Refleksi ( Pencerminan )

Berdasarkan hasil analisis yang peneliti lakukan, peneliti menemukan konsep

transformasi geometri berupa refleksi pada pola gerak tangan penari dan pola

lantai. Menurut definisi, refleksi atau pencerminan adalah suatu jenis transformasi

geometri yang menghasilkan bayangan melalui cermin dari suatu objek.

Sedangkan sifat-sifat refleksi pada garis adalah, besar bayangan = besar benda,

jarak bayangan terhadap cermin = jarak benda terhadap cermin, garis yang

menghubungkan benda dan bayangan tegak lurus terhadap cermin.

Tabel 3 Refleksi pada Pola Lantai dan Pola Gerak Tari Sekapur Sirih

No Pola Lantai/ Pola Gerak Etnomatematika Keterangan

1

Pola lantai jermal buka.

Dikatakan

refleksi karena

pola lantai

penari bagian

kanan dan kiri

memiliki

kesamaan

bentuk, ukuran

dan jarak.

2

Pola lantai kubah kembar

Dikatakan

refleksi karena

pola lantai ini

membentuk

sebuah garis

yang sama besar

pada sayap

kanan dan kiri.

Page 13: Eksplorasi Etnomatematika Pada Kesenian Tari Sekapur ...repository.umrah.ac.id/4010/1/ARTIKEL ZAINUDIN.pdf1 Eksplorasi Etnomatematika Pada Kesenian Tari Sekapur Sirih Kepulauan Riau

13

3

Pola lantai jermal tutup

Dikatakan

refleksi karena

pola lantai ini

membentuk

sebuah garis

yang sama besar

pada sayap

kanan dan kiri.

4

Pola gerak puteri

Dikatakan

refleksi karena

pada pola gerak

ini penari

melakukan

gerak tangan

yang

membentuk

suatu sudut, di

mana gerak

tangan ini

dilakukan oleh

tangan kiri dan

tangan kanan

secara

bersamaan.

Tabel 3membuktikan bahwa adanya konsep transformasi geometri berupa

refleksi pada kesenian tari sekapur sirih Kepulauan Riau yang dapat dijadikan

sebagai sumber belajar.

4. Kekongruenan

Kekongruenan adalah suatu bangun datar yang mana sudut-sudutnya dan sisi-

sisinya memiliki kesesuain yang sama besar serta memiliki sebuah perbandingan

yang sama. Setelah melalui tahap analisis data, peneliti menemukan konsep

kekongruenan pada kesenian tari sekapur sirih Kepulauan Riau yang ditunjukkan

pada tabel 4.6.

Tabel 4 Kekongruenan pada Pola Lantai Tari Sekapur Sirih

No Pola Lantai Etnomatematika Keterangan

1

Pola lantai kubah kembar

Dikatakan

kongruen karena

pada pola lantai

kubah kembar ini

dapat membentuk 2

buah segitiga yang

memiiki panjang

sisi dan sudut yang

sama besar.

Page 14: Eksplorasi Etnomatematika Pada Kesenian Tari Sekapur ...repository.umrah.ac.id/4010/1/ARTIKEL ZAINUDIN.pdf1 Eksplorasi Etnomatematika Pada Kesenian Tari Sekapur Sirih Kepulauan Riau

14

2

Pola lantai pagar negeri

Dikatakan

kongruen karena

pada pola lantai

pagar negeri ini

dapat membentuk 2

buah segitiga yang

memiiki panjang

sisi dan sudut yang

sama besar.

PEMBAHASAN

Hasil penelitian menunjukkan adanya konsep matematika pada kesenian

tari sekapur sirih yang dapat dijadikan sumber belajar matematika sesuai

kurikulum 2013 yang berupa LKPD. Setelah melampau beberapa tahapan analisis

data dan melakukan analisis kurikulum, peneliti menemukan 4 konsep matematika

berdasarkan jenjang satuan pendidikan, yaitu konsep bangun datar, konsep sudut,

konsep refleksi dan konsep kekongruenan.

Selanjutnya konsep-konep yang ditemukan tersebut dikembangkan

menjadi sebuah LKPD namun LKPD yang dimaksud dalam penelitian ini hanya

sampai tahap oerancangan, belum sampai pada tahap uji coba.

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil dan pembahasan menggunakan teknik wawancara,

observasi dan dokumentasi dapat disimpulkan bahwa:

1. Terdapat dua aktivitas matematika dalam kesenian tari sekapur sirih

Kepulauan Riau yaitu, aktivitas mengukur dan aktivitas mendesain yang

terdapat pada pola lantai dan pola gerak tari sekapur sirih. Aktivitas

mengukur terdapat pada saat penari menentukan posisi dimana ia harus

berdiri dengan patokan satu penari yang paling depan, dan aktivitas

mendesain terdapat pada bentuk pola lantai yang di buat oleh koreografer

dengan memiliki filosofi tertentu dari tiap pola lantai.

2. Terdapat konsep matematika sekolah pada kesenian tari sekapur sirih

Kepulauan Riau yaitu bangun datar, sudut, refleksi, dan kekongruenan.

3. Adapun hasil eksplorasi etnomatematika pada kesenian tari sekapur sirih

Kepulauan Riau ini dijadikan sebagai penyusunan sumber belajar

matematika sekolah berupa LKPD yang sesuai dengan Kurikulum 2013

dengan beberapa tahapan. Tahap pertama, peneliti mengeksplorasi

etnomatematika pada kesenian tari sekapur sirih Kepulauan Riau dengan

cara menganalisis data yang telah peneliti kumpulan dengan

menggunakan analisis data model Spradley yaitu analisis domain,

taksonomi, komponensial dan tema budaya. Tahap kedua, setelah melalui

empat tahapan analisis maka peneliti menemukan konsep matematika

yang terkandung dalam kesenian tari sekapur sirih Kepulauan Riau.

Tahap ketiga, peneliti melakukan analisis kurikulum untuk mengaitkan

Page 15: Eksplorasi Etnomatematika Pada Kesenian Tari Sekapur ...repository.umrah.ac.id/4010/1/ARTIKEL ZAINUDIN.pdf1 Eksplorasi Etnomatematika Pada Kesenian Tari Sekapur Sirih Kepulauan Riau

15

konsep matematika yang ditemukan dengan kurikulum 2013 agar dapat

dijadikan sebagai penyusunan sumber belajar berupa LKPD. Tahap

terakhir yaitu pembuatan LKPD dengan memanfaatkan konsep

matematika yang ditemukan pada kesenian tari sekapur sirih Kepulauan

Riau dengan bantuan analisis kurikulum sehingga peneliti dapat

menetapkan satuan pendidikan yang sesuai dengan temuan

etnomatematika sehingga terbentuklah LKPD.

UCAPAN TERIMAKASIH

Penelti mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang membantu

berjalannya penelitin ini hingga terbuatnya artikel ini, dan ucapan terimakasih

juga peneliti sampaikan untuk Bapak Syafaruddin selaku informan dan sanggar

seni Kledang Tanjungpinang yang telah membantu proses penelitian ini.

DAFTAR PUSTAKA

Puspadewi, K. R., Putra, I. G. N. N. (2015). Etnomatematika di balik kerajinan

anyaman Bali. Jurnal Matematika (4) (2).

Rachmawati, I. (2012). Eksplorasi etnomatematika masyarakat sidoarjo. E-Jurnal

Unnesa.

Sardjiyo., Pannen., P. (2005). Pembelajaran berbasis budaya: model inovasi

pembelajaran dan implementas kurikulum berbasis kompetensi, Jurnal

Pendidikan (6) (2).

Sugiyono. (2011). Metode Penelitian Pendidikan kuantitatif, Kualitatif, dan R&D.

Bandung: Alfabeta.

Wahyuni. A., Tias. A. A. W., Sani. B. (2013). Peran etnomatematika dalam

membangun karakter bangsa. Program Pascasarjana Universitas Negeri

Yogyakarta, Pendidikan Matematika.