Upload
letruc
View
216
Download
1
Embed Size (px)
Citation preview
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
i
EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM
ASSISTED INDIVIDUALIZATION (TAI) PADA MATERI
POKOK ALJABAR DITINJAU DARI KREATIFITAS
BELAJAR MATEMATIKA SISWA
(Penelitian dilakukan di SMP Negeri 9 Magelang Tahun Pelajaran 2010/2011)
SKRIPSI
Oleh :
Syita Fatih ’Adna
K1306011
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2011
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ii
EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM
ASSISTED INDIVIDUALIZATION (TAI) PADA MATERI
POKOK ALJABAR DITINJAU DARI KREATIFITAS
BELAJAR MATEMATIKA SISWA
(Penelitian dilakukan di SMP Negeri 9 Magelang Tahun Pelajaran 2010/2011)
Oleh :
Syita Fatih ’Adna
K1306011
SKRIPSI Ditulis dan diajukan untuk memenuhi persyaratan
dalam mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan Program Pendidikan Matematika
Jurusan PMIPA
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2011
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
HALAMAN PERSETUJUAN
Skripsi ini telah disetujui
Skripsi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret
Surakarta.
Pembimbing I
Dr. Imam Sujadi, M.SiNIP. 19670915 200604 1 001
iii
HALAMAN PERSETUJUAN
ini telah disetujui untuk dipertahankan di hadapan Tim Penguji
eguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret
Surakarta, Januari 2011
Persetujuan Pembimbing
M.Si 19670915 200604 1 001
Pembimbing II
Ira Kurniawati, S.Si, M.Pd
NIP. 19720106 199802 2 001
Tim Penguji
eguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret
Januari 2011
Ira Kurniawati, S.Si, M.Pd
NIP. 19720106 199802 2 001
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Skripsi ini telah dipertahankan di hadapan Tim Penguji Skripsi Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta
untuk memenuhi persyaratan mendapat gelar Sarjana Pendidikan.
Pada Hari :
Tanggal :
Tim Penguji Skripsi:
Ketua : Triyanto, S.Si, M.Si
Sekretaris : Drs. Ponco Sujatmiko, M.Si
Pembimbing1 : Dr. Imam Sujadi, M.Si
Pembimbing2 : Ira Kurniawati, S.Si, M.Pd
Disahkan oleh
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Sebelas Maret Surakarta
Dekan
Prof. Dr. H.M. Furqon Hidayatullah, M.PdNIP. 19600727 198702 1 001
iv
PENGESAHAN
Skripsi ini telah dipertahankan di hadapan Tim Penguji Skripsi Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta dan diterima
untuk memenuhi persyaratan mendapat gelar Sarjana Pendidikan.
Tanda Tangan
Triyanto, S.Si, M.Si (...........................)
Drs. Ponco Sujatmiko, M.Si (...........................)
Dr. Imam Sujadi, M.Si (...........................)
Ira Kurniawati, S.Si, M.Pd (...........................)
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Surakarta
Prof. Dr. H.M. Furqon Hidayatullah, M.Pd P. 19600727 198702 1 001
Skripsi ini telah dipertahankan di hadapan Tim Penguji Skripsi Fakultas
dan diterima
Tanda Tangan
(...........................)
(...........................)
(...........................)
(...........................)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
v
ABSTRAK
Syita Fatih ‘Adna, EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION (TAI) PADA MATERI POKOK ALJABAR DITINJAU DARI KREATIFITAS BELAJAR MATEMATIKA SISWA (Penelitian dilakukan di SMP Negeri 9 Magelang Tahun Pelajaran 2010/2011). Skripsi, Surakarta: Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Universitas Sebelas Maret Surakarta, 2011.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui (1) apakah prestasi belajar matematika siswa yang mengikuti pembelajaran dengan model pembelajaran kooperatif tipe TAI lebih baik dibandingkan siswa yang mengikuti pembelajaran dengan model pembelajaran langsung pada materi pokok aljabar, (2) apakah siswa dengan kreatifitas belajar yang lebih tinggi memiliki prestasi belajar yang lebih baik daripada siswa yang memiliki kreatifitas belajar yang lebih rendah pada materi pokok aljabar, (3) apakah siswa dengan kreatifitas belajar tinggi yang mengikuti pembelajaran dengan model pembelajaran TAI memiliki prestasi belajar matematika yang sama baiknya dengan siswa mengikuti pembelajaran dengan model pembelajaran langsung sementara siswa dengan kreatifitas belajar sedang maupun rendah yang mengikuti pembelajaran dengan model pembelajaran TAI memiliki prestasi belajar yang lebih baik daripada siswa dengan kreatifitas belajar sedang maupun rendah yang mengikuti pembelajaran dengan model pembelajaran langsung pada materi pokok aljabar.
Penelitian ini termasuk jenis penelitian eksperimental semu. Populasi penelitian adalah seluruh siswa kelas VII SMP Negeri 9 Magelang tahun pelajaran 2010/2011, yang terdiri dari 6 kelas dengan banyaknya siswa 195. Sampel yang digunakan yaitu 2 kelas dengan jumlah total siswa kedua kelas tersebut 64 siswa. Pengambilan sampel dilakukan secara cluster random sampling. Uji coba instrumen dilaksanakan di SMP Negeri 11 Magelang. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah metode dokumentasi untuk mengumpulkan data kemampuan awal yang berupa data nilai UASBN SD mata pelajaran matematika kelas VI tahun pelajaran 2009/2010, data nilai siswa pada materi pokok aljabar pada tahun pelajaran 2009/2010, data nilai ulangan harian siswa pada materi sebelum aljabar yaitu materi pecahan, metode angket untuk mengumpulkan data kreatifitas belajar matematika siswa dan metode tes mengumpulkan untuk data prestasi belajar matematika siswa pada materi pokok aljabar. Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis variansi dua jalan dengan sel tak sama. Sebagai persyaratan analisis yaitu populasi berdistribusi normal diuji menggunakan uji Liliefors dan populasi mempunyai variansi yang sama (homogen) diuji menggunakan metode Bartlett.
Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa (1) prestasi belajar matematika siswa yang mengikuti pembelajaran dengan model pembelajaran kooperatif tipe TAI sama baiknya dengan siswa yang mengikuti pembelajaran dengan model pembelajaran langsung pada materi pokok aljabar, (2) Siswa dengan kreatifitas belajar matematika tinggi dan siswa dengan kreatifitas belajar matematika sedang memiliki prestasi belajar matematika yang sama baiknya serta
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vi
siswa dengan kreatifitas belajar matematika sedang dan siswa dengan kreatifitas belajar matematika rendah memiliki prestasi belajar matematika yang sama baiknya, sedangkan siswa dengan kreatifitas belajar matematika tinggi memiliki prestasi belajar matematika yang lebih baik daripada siswa dengan kreatifitas belajar matematika rendah pada materi pokok aljabar, (3) Tidak ada interaksi antara model pembelajaran dan kreatifitas belajar matematika terhadap prestasi belajar matematika yaitu siswa yang mengikuti pembelajaran dengan model pembelajaran kooperatif tipe TAI mempunyai prestasi belajar matematika yang sama baiknya dengan siswa yang mengikuti pembelajaran dengan model pembelajaran langsung baik untuk siswa dengan kreatifitas tinggi, sedang, maupun rendah pada materi pokok aljabar.
Kata kunci: eksperimentasi, model pembelajaran kooperatif tipe Team Assisted Individualization (TAI), model pembelajaran langsung, kreatifitas.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vii
ABSTRACT Syita Fatih ‘Adna, EXPERIMENTATION STUDENT LEARNING TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION (TAI) ON THE MAIN MATERIALS OF ALGEBRA VIEWED FROM STUDENTS’ MATHEMATICS LEARNING CREATIVITY (Research carried out in SMP Negeri 9 Magelang School Year 2010/2011). Thesis, Surakarta: Faculty of Teacher Training and Education. Sebelas Maret University. Surakarta, 2011.
The purposes of this study was to determine (1) whether the students’ mathematics learning achievement following the learning with cooperative learning model type TAI is better than the students’ following the learning with direct learning models on the main material of algebra, (2) whether students with higher learning creativity have better the mathematics learning achievement than students with lower learning creativity on the main material of algebra, (3) whether students with higher learning creativity following the learning with cooperative learning model type TAI have the mathematics learning achievement as good as the ones following direct learning models while students with medium and lower learning creativity following the learning with cooperative learning model type TAI have better the mathematics learning achievement than students following the learning with direct learning models on the main material of algebra.
This research includes to of quasi experimental research type. The population of this research is all of students class VII SMP Negeri 9 Magelang academic year 2010/2011, which consists of 6 classes with the number of students 195. The samples used were 2 classes with a total of both classes are 64 students. Sampling was done by cluster random sampling. The test instrument was conducted in SMP Negeri 11 Magelang. Data collecting techniques used are method of documentation to collect initial ability data in the form of data values elementary mathematics UASBN Class VI school year 2009/2010, the students’ value data on the main material of algebra in the academic year of 2009/2010, the student’s daily assignment data on the material before algebra is fractions material, the questionnaire method to collect students’ mathematics learning creativity data and test method to collect students’ mathematics learning achievement data on the main material of algebra. The data analysis technique are used two-way analysis of variance with unequal cells. To fulfill the requirements analysis, the researcher examine normality distributed population using Liliefors test and the population which has the same variance (homogeneous) is examined using Bartlett method.
From this research it can be concluded that (1) the students’ mathematics learning achievement following the learning with cooperative learning model type TAI is as good as the students’ mathematics learning achievement following the learning with direct learning models on the main material of algebra, (2) the students with high mathematics learning creativity have the mathematics learning achievement as good as the students with medium mathematics learning creativity, also the students with medium mathematics learning creativity have the mathematics learning achievement as good as the students with low mathematics
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
viii
learning creativity, whereas the students with high mathematics learning creativity have the mathematics learning achievement better than the ones with low mathematics learning creativity on the main material of algebra, (3) there is no interaction between learning models and mathematics learning creativity to mathematics learning achievement, the students following the learning with cooperative learning models type TAI have mathematics learning achievement as good as the students following the learning with direct learning models for both students with higher creativity, medium creativity, and lower creativity on the main material of algebra.
Key words: experimentation, cooperative learning models type Team Assisted Individualization (TAI), direct learning models, creativity.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ix
HALAMAN MOTTO
“Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan”
(QS. Alam Nasyrah:6)
“Tidak boleh iri, kecuali dalam dua hal, yaitu terhadap orang yang diberi harta
oleh Allah, kemudian ia mempergunakannya untuk membela kebenaran, dan
terhadap orang yang diberi ilmu pengetahuan oleh Allah, kemudian ia
mengamalkannya dan mengajarkannya”
(HR. Bukhari dan Muslim)
“Ingatlah ALLAH di waktu lapang, niscaya ALLAH akan mengingat kamu di
waktu sempit”
(Nasihat Ayah)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
x
HALAMAN PERSEMBAHAN
Karya yang tersusun dengan penuh kesungguhan
dan ketulusan hati ini, Kupersembahkan kepada:
Ø Ibunda dan Ayahanda tersayang, terima
kasih atas semua do’a, cinta, kasih sayang,
semangat, dukungan, pengorbanan, dan
harapan yang selalu tercurah untukku.
Ø Fiis dan Danis, adekku tersayang, yang
senantiasa memberi semangat dan menjadi
motivasiku selama ini.
Ø Paimin, my best friend, terimakasih atas
semangat dan dukungannya untukku.
Ø Sahabat-sahabatku, septi, windi, ovi, wiji,
sinun, endah, sri, nida, mona, prita, isti,
terimakasih atas kebersamaan kalian
untukku.
Ø B-One Crew yang telah menjadi tempatku
berkeluh kesah, dan motivasiku untuk
berjuang menggapai cita-cita.
Ø Mahasiswa P. Math ’06 Reguler dan Non
Reguler atas kebersamaan yang indah
selama 4 tahun ini.
Ø UNS yang selalu kubanggakan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xi
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan
skripsi dengan judul ”Eksperimentasi Pembelajaran Kooperatif Tipe Team Assisted
Individualization (TAI) pada Materi Pokok Aljabar ditinjau dari Kreatifitas Belajar
Matematika Siswa (Penelitian dilakukan di SMP Negeri 9 Magelang Tahun
Pelajaran 2010/2011)” sebagai persyaratan mendapat gelar Sarjana Pendidikan pada
Program Pendidikan Matematika Universitas Sebelas Maret Surakarta.
Penulis menyadari bahwa terselesaikannya penulisan skripsi ini tidak
terlepas dari bimbingan, saran, dukungan, dan dorongan dari berbagai pihak yang
sangat membantu. Ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada segenap pihak
antara lain:
1. Prof. Dr. H. M. Furqon Hidayatullah, M.Pd., Dekan FKIP UNS yang telah
memberikan ijin menyusun skripsi.
2. Dra. Hj. Kus Sri Martini, M.Si., Ketua Jurusan P. MIPA FKIP UNS yang telah
memberikan ijin menyusun skripsi.
3. Triyanto, S.Si, M.Si., Ketua Program P. Matematika FKIP UNS yang telah
memberikan kemudahan dalam pengajuan ijin menyusun skripsi.
4. Henny Ekana Chrisnawati, S.Si., M.Pd., sebagai Koordinator Skripsi P.
Matematika FKIP UNS yang telah memberikan kemudahan dalam pengajuan
ijin menyusun skripsi.
5. Dr. Imam Sujadi, M.Si, sebagai Pembimbing I yang telah memberikan
bimbingan, kepercayaan, dukungan, saran, dan kemudahan yang sangat
membantu dalam penulisan skripsi.
6. Ira Kurniawati, S.Si, M.Pd, sebagai Pembimbing II yang telah memberikan
bimbingan, kepercayaan, dukungan, saran, dan kemudahan yang sangat
membantu dalam penulisan skripsi.
7. Sri Sudartono, S.Pd, M.Pd, Kepala SMP Negeri 9 Magelang yang telah
memberikan ijin untuk melaksanakan penelitian.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xii
8. Nok Mujiati, M.Pd, Kepala SMP Negeri 11 Magelang yang telah memberikan
ijin untuk melaksanakan uji coba instrumen penelitian/ try out.
9. Syukur Rokhisnain, S.Pd, Guru bidang studi matematika SMP Negeri 9
Magelang yang telah memberikan kesempatan, kepercayaan, bimbingan, dan
tularan ilmu selama melakukan penelitian .
10. Kingkin Indarti, S.Pd, Guru bidang studi Matematika SMP Negeri 11 Magelang
yang telah memberikan kesempatan dan kepercayaan untuk melakukan try out.
11. Kedua orang tuaku yang selalu memberikan doa restu, kasih sayang dan
dukungan materiil dan spirituil yang tak ternominalkan.
12. Adik-adikku, Fiis dan Danis, terima kasih untuk dorongan, kasih sayang dan
motivasinya.
13. Tanteku, Listyowati, terima kasih atas dukungan dan motivasinya.
14. My best friend, Paimin, terima kasih atas semangat serta kebersamaannya
selama ini.
15. Teman-teman Kempungers (Nida, Mona, Prita, Isti, Agni, Tika, Jumi) terima
kasih atas motivasi, kenangan dan cerita indah selama ini. Semoga Kempungers
tetap jaya.
16. Windi, Septi, Sinun, Endah, Wiji, dan Sri terima kasih atas kebersamaan dan
persahabatannya. Semoga persahabatan kita tetap abadi hingga akhir hayat.
17. Teman-teman Kos Barokah 1, B-One Crew (Ovi, Iput, Winda, Rida, Mbak Ita,
Restu, Jujuk, Mbak Arin, Mbak Nita, Mbak Kiki, Mbak Tika, Nurul, Lilin,
Acid, Atik, Wida, Evi) tempat persinggahan dalam suka dan duka.
18. Teman-teman mahasiswa P. Math ’06 atas kebersamaan selama 4 tahun ini
dalam suka maupun duka. Terima kasih atas kenangan kisah kasihnya.
Semoga karya ini dapat memberikan manfaat bagi penulis dan
memberikan sedikit kontribusi serta masukan bagi dunia pendidikan guna mencapai
tujuan pendidikan yang optimal.
Surakarta, Februari 2011
Penulis
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xiii
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ....................................................................................... i
HALAMAN PENGAJUAN ............................................................................ ii
HALAMAN PERSETUJUAN ........................................................................ iii
HALAMAN PENGESAHAN ......................................................................... iv
ABSTRAK ....................................................................................................... v
ABSTRACT ..................................................................................................... vii
HALAMAN MOTTO ..................................................................................... ix
HALAMAN PERSEMBAHAN ...................................................................... x
KATA PENGANTAR .................................................................................... xi
DAFTAR ISI .................................................................................................... xiii
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................... xvii
DAFTAR TABEL ............................................................................................ xix
DAFTAR GAMBAR ................................................................................ ...... xx
BAB I PENDAHULUAN......................................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah ........................................................ 1
B. Identifikasi Masalah .............................................................. 5
C. Pemilihan Masalah ................................................................ 6
D. Pembatasan Masalah .............................................................. 6
E. Perumusan Masalah ............................................................... 7
F. Tujuan Penelitian ................................................................... 7
G. Manfaat Penelitian ................................................................. 8
BAB II LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS ..................................... 9
A. Tinjauan Pustaka .................................................................... 9
1. Prestasi Belajar Matematika ........................................... 9
a. Pengertian Prestasi ................................................... 9
b. Pengertian Belajar .................................................... 9
c. Pengertian Matematika …………………………… 10
d. Pengertian Prestasi Belajar Matematika .................. 12
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xiv
2. Model Pembelajaran ....................................................... 12
a. Pengertian Model Pembelajaran …………………. 12
b. Model Pembelajaran Langsung .................. ............ 13
c. Model Pembelajaran Kooperatif ............................. 14
d. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TAI ............. 16
3. Kreatifitas Belajar Siswa ................................................. 22
a. Pengertian Kreatifitas Siswa .................................... 22
b. Belajar Kreatif ........................................................... 24
c. Ciri-ciri siswa yang kreatif ........................................ 24
4. Tinjauan Materi Operasi Hitung Bentuk Aljabar ............ 25
B. Kerangka Berpikir .................................................................. 28
C. Hipotesis................................................................................. 31
BAB III METODOLOGI PENELITAN .................................................... 32
A. Tempat dan Waktu Penelitian ................................................ 32
1. Tempat Penelitian ........................................................... 32
2. Waktu Penelitian ............................................................. 32
B. Metode Penelitian .................................................................. 32
1. Pendekatan Penelitian ..................................................... 32
2. Rancangan Penelitian ..................................................... 33
3. Pelaksanaan Eksperimentasi ........................................... 33
C. Populasi dan Sampel .............................................................. 35
1. Populasi ........................................................................... 35
2. Sampel ............................................................................. 35
3. Teknik Pengambilan Sampel .......................................... 36
D. Teknik Pengumpulan Data .................................................... 36
1. Variabel Penelitian .......................................................... 36
2. Metode Pengumpulan Data ............................................ . 38
a. Metode Dokumentasi ............................................... 38
b. Metode Tes ............................................................... 39
c. Metode Angket ......................................................... 43
E. Teknik Analisis Data .............................................................. 46
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xv
1. Uji Prasyarat Analisis ..................................................... 46
a. Uji Normalitas ............................................................ 46
b. Uji Homogenitas ......................................................... 47
2. Uji Hipotesis ................................................................... 48
a. Tahap Uji Anava Dua Jalan ........................................ 48
b. Tahap Uji Lanjut Pasca Anava ................................... 53
BAB IV HASIL PENELITIAN .................................................................. 57
A. Deskripsi Data ........................................................................ 57
1. Data Kemampuan Awal Berupa Nilai UASBN
Matematika SD ............................................................... 57
2. Data Hasil Uji Coba Instrumen ....................................... 58
a. Hasil Uji Coba Angket Kreatifitas Belajar Matematika
Siswa .......................................................................... 58
b. Hasil Uji Coba Tes Prestasi Belajar Matematika ....... 59
3. Data Skor Kreatifitas Belajar Matematika Siswa .. ........ 60
4. Data Skor Prestasi Belajar Matematika Siswa ................ 61
B. Pengujian Persyaratan Analisis Data ..................................... 62
1. Uji Persyaratan Eksperimen ........................................... . 62
2. Persyaratan Analisis Variansi ........................................ 63
a. Uji Normalitas .......................................................... 63
b. Uji Homogenitas ...................................................... 63
C. Pengujian Hipotesis................................................................ 64
1. Analisis Variansi Dua Jalan dengan Sel Tak Sama ........ 64
2. Uji Komparasi Ganda ..................................................... 65
D. Pembahasan Hasil Analisis Data ............................................ 67
1. Hipotesis Pertama ........................................................... 67
2. Hipotesis Kedua .............................................................. 68
3. Hipotesis Ketiga .............................................................. 69
BAB V PENUTUP ..................................................................................... 71
A. Kesimpulan ........................................................................... 71
B. Implikasi ................................................................................ 71
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xvi
1. Implikasi Teoritis ............................................................ 72
2. Implikasi Praktis ............................................................. 73
C. Saran ...................................................................................... 73
1. Bagi Guru......................................................................... 73
2. Bagi Para Peneliti........................................................... . 74
3. Bagi Siswa....................................................................... 75
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 76
LAMPIRAN ..................................................................................................... 79
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xvii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 RPP Kelas Eksperimen ............................................................... 80
Lampiran 2 Buku Siswa ................................................................................. 92
Lampiran 3 Post Test ..................................................................................... 113
Lampiran 4 Soal Tugas Kelas Eksperimen .................................................... 116
Lampiran 5 RPP Kelas Kontrol ..................................................................... 120
Lampiran 6 Soal Tugas Kelas Kontrol ........................................................... 128
Lampiran 7 Kisi-kisi Angket Kreatifitas Belajar Matematika Siswa ............ 129
Lampiran 8 Angket Kreatifitas Belajar Matematika Siswa (Uji Coba) ........ 132
Lampiran 9 Lembar Jawab Angket (Uji Coba) .............................................. 136
Lampiran 10 Angket Kreatifitas Belajar Matematika (Penelitian) .................. 137
Lampiran 11 Lembar Jawab Angket (Penelitian) ............................................ 140
Lampiran 12 Kisi-kisi Tes Prestasi Belajar Matematika Siswa........... ............ 141
Lampiran 13 Soal Tes Prestasi Belajar Matematika (Uji Coba) ...................... 144
Lampiran 14 Lembar Jawab Tes Prestasi Belajar Matematika (Uji Coba) ...... 148
Lampiran 15 Pembahasan Uji Coba Prestasi Belajar Matematika .................. 149
Lampiran 16 Soal Tes Prestasi Belajar Matematika (Penelitian) .................... 155
Lampiran 17 Lembar Jawab Tes Prestasi Belajar Matematika (Penelitian) .... 159
Lampiran 18 Pembahasan Soal Tes Prestasi Belajar Matematika
(Penelitian) .................................................................................. 160
Lampiran 19 Lembar Validitas Isi Angket Kreatifitas Belajar Matematika .... 165
Lampiran 20 Uji Konsistensi Internal Angket Kreatifitas Belajar
Matematika.................................................................................. 177
Lampiran 21 Uji Reliabilitas Angket Kreatifitas Belajar Matematika ............ 179
Lampiran 22 Lembar Validitas Isi Tes Prestasi Belajar Matematika .............. 181
Lampiran 23 Uji Daya Beda Tes Prestasi Belajar Matematika ....................... 190
Lampiran 24 Tingkat Kesukaran Tes Prestasi Belajar Matematika ................. 192
Lampiran 25 Uji Reliabilitas Tes Prestasi Belajar Matematika ....................... 194
Lampiran 26 Nilai UASBN Mata Pelajaran Matematika ................................ 195
Lampiran 27 Uji Normalitas Kelas Eksperimen .............................................. 196
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xviii
Lampiran 28 Uji Normalitas Kelas Kontrol………........... .............................. 198
Lampiran 29 Uji Keseimbangan Kelas Kontrol dan kelas Eksperimen .......... 200
Lampiran 30 Pembentukan Kelompok Kelas Eksperimen dan Penghargaan
Kelompok .................................................................................... 202
Lampiran 31 Data Induk Penelitian ................................................................ 205
Lampiran 32 Uji Normalitas Kelas dengan Model Pembelajaran TAI ............ 207
Lampiran 33 Uji Normalitas Kelas dengan Model Pembelajaran Langsung ... 209
Lampiran 34 Uji Normalitas Kelas dengan Kreatifitas Belajar Matematika
Tinggi ......................................................................................... 212
Lampiran 35 Uji Normalitas Kelas dengan Kreatifitas Belajar Matematika
Sedang ........................................................................................ 213
Lampiran 36 Uji Normalitas Kelas dengan Kreatifitas Belajar Matematika
Rendah .............. ......................................................................... 215
Lampiran 37 Uji Homogenitas Antar Baris ..................................................... 217
Lampiran 38 Uji Homogenitas Antar Kolom .................................................. 219
Lampiran 39 Anava Dua Jalan dengan Sel Tak Sama ..................................... 221
Lampiran 40 Uji Komparasi Ganda Antar Kolom ........................................... 225
Lampiran 41 Tabel Statistik ............................................................................. 227
Lampiran 42 Perijinan ...................................................................................... 233
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xix
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Fase-fase Model Pembelajaran Langsung ..................................... 13
Tabel 2.2 Fase-fase Model Pembelajaran Kooperatif .................................... 15
Tabel 2.3 Perhitungan Skor Perkembangan ................................................... 20
Tabel 2.4 Tingkat Penghargaan Kelompok.................................................... 20
Tabel 3.1 Rancangan Faktorial 2x3 ............................................................... 33
Tabel 3.2 Tingkat Kesukaran ......................................................................... 42
Tabel 3.3 Skor pada Angket ........................................................................... 43
Tabel 3.4 Notasi dan Tata Letak Data Anava Dua Jalan Sel Tak Sama ........ 50
Tabel 3.5 Rataan dan Jumlah Rataan ............................................................ 51
Tabel 3.6 Rangkuman Analisis Variansi Dua Jalan dengan Sel Tak Sama ... 53
Tabel 4.1 Deskripsi Data Kemampuan Awal Berupa Nilai UASBN Mata
Pelajaran Matematika Sekolah Dasar Tahun Pelajaran
2009/2010....................................................................................... 57
Tabel 4.2 Penentuan Kategori Angket Kreatifitas Belajar Matematika
Siswa ............................................................................................. 60
Tabel 4.3 Sebaran Kategori Angket Kreatifitas Belajar Matematika Siswa .. 61
Tabel 4.4 Tata Letak Data Prestasi Belajar Matematika Berdasarkan Model
Pembelajaran dan Kreatifitas Belajar Matematika ........................ 61
Tabel 4.5 Hasil Uji Normalitas Keadaan awal ............................................... 62
Tabel 4.6 Hasil Analisis Uji Normalitas ........................................................ 63
Tabel 4.7 Hasil Analisis Uji Homogenitas..................................................... 64
Tabel 4.8 Rangkuman Analisis Variansi Dua Jalan dengan Sel Tak Sama ... 64
Tabel 4.9 Rataan dan Rataan Marginal .......................................................... 65
Tabel 4.10 Rangkuman Hasil Uji Komparasi Ganda Antar Kolom ............... 65
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xx
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Skema Pembelajaran Kooperatif Tipe TAI ................................ 21
Gambar 2.1 Skema Kerangka Pemikiran ...................................................... 31
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Matematika merupakan salah satu mata pelajaran yang diajarkan di
sekolah, termasuk untuk jenjang SMP. Matematika merupakan bidang studi yang
sangat berguna dan banyak memberi bantuan dalam mempelajari berbagai keahlian
dan kejuruan. Selain itu matematika juga sangat diperlukan baik untuk kehidupan
sehari-hari maupun dalam menghadapi kemajuan IPTEK. Oleh karena itu
matematika perlu dibekalkan pada peserta didik sejak usia dini.
Kualitas pendidikan Indonesia masih tergolong rendah, terutama dalam
mata pelajaran matematika. Berdasarkan hasil Program for International Student
Assessment (PISA) 2006 bahwa tingkat kesiapan anak berusia 15 tahun untuk
bidang matematika di Indonesia berada di peringkat 50 dari 57 negara
(http://www.sampoernafoundation.org/id/Facts/fakta-dan-statistik). Sedangkan
hasil tes Trends in International Mathematics and Science Study (TIMMS) tahun
2007 menunjukkan bahwa kemampuan matematika anak kelas VII (kelas dua SMP)
di Indonesia berada di peringkat 36 dari 48 negara (http://nces.
ed.gov/pubsearch/pubsinfo.asp?pubid=2009001), yang sebelumnya berada di
peringkat 35 dari 46 negara pada tahun 2003 (http://www. freelists.
org/post/ppi/ppiindia-Kemampuan-Matematika-dan-Sains-Siswa-Indonesia-Masih -
Berada-di-Papan-Bawah). Hal tersebut menunjukkan bahwa perbaikan
pembelajaran matematika selama ini masih belum mampu melepaskan dari deretan
penghuni papan bawah.
Berkaitan dengan kualitas pendidikan di Indonesia, tahun 2009 tingkat
kelulusan untuk jenjang SMP/MTS sebesar 94,82% dengan standar minimal
kelulusan 4,25. Tingkat kelulusan ini mengalami peningkatan jika dibandingkan
tahun 2008, yaitu 92,76%. Walaupun demikian standar minimal kelulusan tersebut
masih tertinggal dengan negara tetangga yaitu Malaysia dan Singapura. Standar
minimal kelulusan di Malaysia adalah 6,0 dan di Singapura adalah 8,0
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
2
(http://www.depkominfo.go.id/berita/bipnewsroom/tingkat-kelulusan-un-smp-sma-
dan-smk-tahun-2009-meningkat/).
Berdasarkan data yang diperoleh dari dokumentasi SMP Negeri 9
Magelang, tahun 2009 tingkat kelulusan siswanya sebesar 95,32%. Nilai rata-rata
ujian matematika siswa SMP Negeri 9 Magelang tahun 2009 yaitu 6,92 yang
sebelumnya, tahun 2008, hanya 5,86. Meskipun nilai rata-rata ujian matematika
meningkat dari tahun 2008 ke tahun 2009, namun tidak sedikit siswa yang di bawah
rata-rata. Hal ini membuktikan bahwa kualitas pendidikan matematika di SMP
Negeri 9 Magelang masih rendah.
Aljabar sebagai salah satu materi pokok matematika yang juga diajarkan
pada siswa SMP, merupakan materi pokok yang sangat penting. Hal ini karena
aljabar merupakan materi dasar dari materi pokok matematika yang lain. Misalnya,
agar dapat menguasai materi pokok aritmatika sosial, persamaan dan
pertidaksamaan linear, perbandingan, persamaan kuadrat, dan masih banyak lagi,
maka harus dapat menguasai materi pokok aljabar terlebih dahulu. Selain itu materi
pokok aljabar merupakan materi pokok yang essensial, maksudnya materi pokok
aljabar masih dipelajari ke jenjang yang lebih tinggi.
Oleh karena itu guru perlu memperhatikan betul penanaman konsep aljabar
dalam pembelajaran. Konsep yang salah sejak dini akan menyebabkan kesulitan
siswa terhadap penguasaan kompetensi materi aljabar dan materi lain yang
berkaitan dengan materi aljabar. Menurut Shulman (1986) dalam jurnal
internasional yang berjudul Pre-Service and In-Service Teachers‟ Views of the
Sources of Students‟ Mathematical Difficulties mengatakan bahwa, ”students’
prior conceptions or misconceptions influence how and what they learn and it is
sometimes these conceptions that can cause the learning difficulties for students”.
Maksudnya, konsep yang diterima siswa dahulu ataupun kesalahpahaman suatu
konsep akan mempengaruhi perilaku siswa dalam belajar dan terkadang konsep
tersebut dapat menyebabkan kesulitan belajar bagi siswa sendiri.
Berdasarkan data yang diperoleh dari dokumentasi SMP Negeri 9
Magelang, nilai ulangan aljabar tahun pelajaran 2009/2010 belum dikatakan
memuaskan. Masih banyak siswa yang belum tuntas yaitu sebesar 20,42%. Padahal,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
3
menurut salah satu guru yang memberi pelajaran aljabar tersebut mengaku bahwa
materi pokok aljabar tidaklah sulit. Bahkan dalam pembelajaran materi pokok
aljabar, guru sudah berusaha menanamkan konsep aljabar dengan bahasa yang lebih
mudah dipahami siswa.
Banyak faktor yang menjadi penyebab rendahnya prestasi belajar
matematika pada peserta didik. Salah satunya adalah penggunaan model
pembelajaran yang digunakan guru di kelas. Dari observasi melalui wawancara
dengan seorang guru matematika SMP Negeri 9 Magelang pada tanggal 20
Februari 2010, bahwa beberapa guru masih melakukan pembelajaran dengan model
pembelajaran langsung. Pembelajaran langsung adalah pembelajaran yang berpusat
pada guru, namun keterlibatan siswa masih diperhatikan. Pada akhir pelajaran,
siswa selalu diberikan contoh soal oleh guru untuk diselesaikan siswa. Jika siswa
kesulitan dalam menyelesaikan soal-soal tersebut, guru selalu menuntun siswa.
Namun, jarang sekali siswa mau menanyakan kesulitan yang dihadapinya.
Sehingga guru tidak tahu tentang kesulitan yang dihadapi siswa-siswanya. Hal ini
dimungkinkan karena dalam pembelajaran siswa cenderung pasif sehingga siswa
enggan untuk bertanya.
Teknik pembelajaran yang dilaksanakan seperti itu mengakibatkan
kurangnya partisipasi siswa dalam proses pembelajaran. Hal itu dapat berakibat
rendahnya prestasi belajar matematika. Oleh karena itu, dalam pembelajaran
matematika diharapkan guru mampu menciptakan suasana pembelajaran yang
menarik dan dapat meningkatkan partisipasi dan prestasi belajar matematika. Salah
satu upaya yang dapat dilakukan adalah dengan memilih model pembelajaran yang
dapat menciptakan interaksi antara guru dan siswa serta antara sesama siswa karena
pembelajaran tidak lagi berpusat pada guru. Banyak sekali alternatif model
pembelajaran yang tidak lagi berpusat pada guru, salah satunya adalah model
pembelajaran kooperatif. Dengan model pembelajaran kooperatif, siswa dapat
saling membantu, saling mendiskusikan, saling berargumentasi, untuk mengasah
pengetahuan yang mereka kuasai saat itu dan menutup kesenjangan dalam
pemahaman masing-masing. Oleh karena itu, sebagaian besar aktivitas
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
4
pembelajaran berpusat pada siswa yakni mempelajari materi pelajaran dan
berdiskusi untuk memecahkan masalah (tugas).
Meskipun pembelajaran diarahkan pada kerja sama antar siswa, namun
perbedaan individual siswa juga harus tetap diperhatikan. Karena pada dasarnya
siswa satu berbeda dengan siswa lainnya, baik dalam hal kemampuan maupun cara
belajarnya. Perbedaan itu menyebabkan adanya kebutuhan yang berbeda dari setiap
anak. Namun dalam praktek pembelajaran perbedaan individu jarang mendapat
perhatian, terutama pada materi pokok aljabar. Padahal seharusnya perbedaan
individual itu perlu mendapat perhatian yang memadai. Hal tersebut bukan berarti
bahwa pembelajaran diubah menjadi pembelajaran individual melainkan diperlukan
sebuah alternatif dari pembelajaran kooperatif yang memungkinkan terpenuhinya
kebutuhan individual siswa.
Keberhasilan proses belajar mengajar selain dipengaruhi oleh model
pembelajaran juga dimungkinkan dipengaruhi oleh kreatifitas belajar siswa.
Kreatifitas adalah proses mental yang melibatkan pemunculan gagasan atau konsep
baru, atau hubungan baru antara gagasan dan konsep yang sudah ada
(http://id.wikipedia.org/wiki/Kreativitas). Kreatifitas siswa dapat diartikan sebagai
cara pandang siswa terhadap suatu permasalahan dan cara menyikapinya. Ada juga
yang mengaitkan kreatifitas dengan gagasan-gagasan baru dalam dunia ilmu, dunia
teknologi, dan dunia pemecahan masalah berbagai bidang.
Namun pada kenyataannya, dalam pembelajaran matematika masih banyak
guru yang belum memperhatikan kreatifitas belajar siswa. Pembelajaran
matematika masih didominasi oleh aktivitas latihan-latihan untuk pencapaian
kemampuan dasar matematika semata. Bahkan peran guru dalam pembelajaran
masih dominan. Menurut John Locke dalam Sardiman (2004:98), aktivitas belajar
yang didominasi oleh guru membuat siswa pasif sehingga siswa kurang memiliki
aktivitas dan kreatifitas.
Dengan model pembelajaran kooperatif siswa akan mempunyai kebebasan
untuk berdiskusi dan saling memberikan informasi untuk memahami suatu konsep
matematika. Dengan demikian dapat memberi peluang kepada siswa yang memiliki
kreatifitas rendah untuk dapat meningkatkan kemampuannya seiring dengan siswa
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
5
lain yang mempunyai kreatifitas tinggi. Pada akhirnya, melalui pembelajaran
kooperatif yang memperhatikan perbedaan individu diharapkan dapat
meningkatkan prestasi belajar siswa terutama pada siswa yang memiliki kreatifitas
belajar rendah.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan uraian yang terdapat pada latar belakang masalah di atas
dapat diidentifikasi permasalahan yang berhubungan dengan prestasi belajar
matematika sebagai berikut:
1. Rendahnya prestasi belajar matematika siswa dalam materi pokok aljabar
kemungkinan dikarenakan kurang tepatnya guru dalam memilih model
pembelajaran yang diterapkan dalam proses pembelajaran. Oleh karena itu perlu
diteliti penggunaan model pembelajaran yang tepat apakah dapat meningkatkan
prestasi belajar matematika siswa pada materi pokok aljabar.
2. Dengan model pembelajaran langsung, siswa cenderung pasif dan enggan
bertanya tentang kesulitan yang dihadapinya pada materi pokok aljabar
sehingga dimungkinkan dapat menyebabkan rendahnya prestasi belajar
matematika siswa. Oleh karena itu perlu diteliti penggunaan model
pembelajaran kooperatif yang memperhatikan perbedaan individual dimana
siswa cenderung lebih aktif serta kebutuhan individual siswa yang terpenuhi,
apakah dapat meningkatkan prestasi belajar matematika siswa pada materi
pokok aljabar.
3. Adanya kemungkinan penyebab rendahnya prestasi belajar matematika siswa
pada materi pokok aljabar dikarenakan guru kurang memperhatikan kreatifitas
belajar siswa terutama pada siswa yang memiliki kreatifitas belajar yang
rendah. Oleh karena itu perlu diteliti apabila pembelajaran pada materi pokok
aljabar guru memperhatikan kreatifitas belajar siswa apakah prestasi belajar
matematikanya akan meningkat.
4. Dalam pembelajaran matematika di kelas peran guru masih dominan sehingga
mengakibatkan kurangnya partisipasi siswa dalam proses pembelajaran. Oleh
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
6
karena itu perlu diteliti apakah prestasi belajar matematika siswa akan
meningkat apabila peran guru dalam pembelajaran tidak lagi dominan.
C. Pemilihan Masalah
Dari keempat masalah yang diidentifikasi di atas, peneliti hanya ingin
melakukan penelitian yang terkait dengan permasalahan kedua dan ketiga, yaitu
1. Dengan model pembelajaran langsung, siswa cenderung pasif dan enggan
bertanya tentang kesulitan yang dihadapinya pada materi pokok aljabar
sehingga dimungkinkan dapat menyebabkan rendahnya prestasi belajar
matematika siswa. Oleh karena itu perlu diteliti penggunaan model
pembelajaran kooperatif yang memperhatikan perbedaan individual dimana
siswa cenderung lebih aktif serta kebutuhan individual siswa yang terpenuhi,
apakah dapat meningkatkan prestasi belajar matematika siswa pada materi
pokok aljabar.
2. Adanya kemungkinan penyebab rendahnya prestasi belajar matematika siswa
pada materi pokok aljabar dikarenakan guru kurang memperhatikan kreatifitas
belajar siswa terutama pada siswa yang memiliki kreativitas belajar yang
rendah. Oleh karena itu perlu diteliti apabila pembelajaran pada materi pokok
aljabar guru memperhatikan kreativitas belajar siswa apakah prestasi belajar
matematikanya akan meningkat.
D. Pembatasan Masalah
Agar penelitian ini lebih terarah maka penulis akan membatasi masalah
tersebut sebagai berikut:
1. Model pembelajaran yang akan digunakan ada dua yaitu model pembelajaran
langsung untuk kelas kontrol dan model pembelajaran kooperatif individual
yaitu model Teams Assisted individualization (TAI) untuk kelas eksperimen.
2. Kreatifitas belajar siswa dibatasi pada kreatifitas belajar matematika yang
dibedakan dalam tiga kategori yaitu kreatifitas belajar tinggi, sedang, dan
rendah.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
7
3. Prestasi belajar siswa dibatasi oleh prestasi belajar matematika pada materi
pokok aljabar pada materi operasi hitung bentuk aljabar.
E. Perumusan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah dan pembatasan masalah, maka
perumusan masalah dalam penelitian adalah sebagai berikut:
1. Apakah prestasi belajar matematika siswa yang mengikuti pembelajaran dengan
model pembelajaran TAI lebih baik siswa yang mengikuti pembelajaran dengan
model pembelajaran langsung pada materi pokok aljabar?
2. Apakah siswa dengan kreatifitas belajar yang lebih tinggi mempunyai prestasi
belajar matematika yang lebih baik daripada siswa dengan kreatifitas belajar
yang lebih rendah pada materi pokok aljabar?
3. Apakah siswa dengan kreatifitas belajar tinggi yang mengikuti pembelajaran
dengan model pembelajaran TAI memiliki prestasi belajar matematika yang
sama baiknya dengan siswa dengan yang mengikuti pembelajaran dengan
model pembelajaran langsung sementara siswa dengan kreatifitas belajar sedang
maupun rendah yang mengikuti pembelajaran dengan model pembelajaran TAI
memiliki prestasi belajar yang lebih baik daripada siswa dengan kreatifitas
belajar sedang maupun rendah yang mengikuti pembelajaran dengan model
pembelajaran langsung pada materi pokok aljabar?
F. Tujuan Penelitian
Tujuan yang akan dicapai dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui apakah prestasi belajar matematika siswa yang mengikuti
pembelajaran dengan model pembelajaran TAI lebih baik siswa yang mengikuti
pembelajaran dengan model pembelajaran langsung pada materi pokok aljabar.
2. Untuk mengetahui apakah siswa dengan kreatifitas belajar yang lebih tinggi
mempunyai prestasi belajar matematika yang lebih baik daripada siswa dengan
kreatifitas belajar yang lebih rendah pada materi pokok aljabar.
3. Untuk mengetahui apakah siswa dengan kreatifitas belajar tinggi yang
mengikuti pembelajaran dengan model pembelajaran TAI memiliki prestasi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
8
belajar matematika yang sama baiknya dengan siswa yang mengikuti
pembelajaran dengan model pembelajaran langsung sementara siswa dengan
kreatifitas belajar sedang maupun rendah yang mengikuti pembelajaran dengan
model pembelajaran TAI memiliki prestasi belajar yang lebih baik daripada
siswa dengan kreatifitas belajar sedang maupun rendah yang mengikuti
pembelajaran dengan model pembelajaran langsung pada materi pokok aljabar.
G. Manfaat Penelitian
Dengan penelitian ini penulis berharap semoga hasilnya dapat berguna
untuk:
1. Memberikan masukan kepada guru mata pelajaran matematika untuk
mengembangkan model pembelajaran TAI sebagai alternatif dalam mengatasi
kesulitan belajar siswa dalam pembelajaran pada materi pokok aljabar.
2. Memberikan informasi kepada guru untuk lebih memperhatikan kreatifitas
belajar siswa dalam proses pembelajaran agar dapat meningkatkan prestasi
belajar matematika siswa.
3. Memperluas wawasan dan pengalaman bagi penulis dalam tahapan proses
pembinaan diri sebagai calon pendidik.
4. Sebagai bahan pertimbangan, masukan atau acuan bagi penelitian sejenis.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
9
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Tinjauan Pustaka
1. Prestasi Belajar Matematika
a. Pengertian Prestasi
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (Depdikbud, 1990:700) kata
prestasi mempunyai pengertian ”prestasi adalah hasil yang telah dicapai (dari
yang telah dilakukan, dikerjakan, dan lain sebagainya)”.
Prabowo (2005) mengemukakan bahwa prestasi merupakan tingkat
keberhasilan yang dicapai seseorang untuk mengetahui sejauh mana seseorang
mencapai prestasi yang diukur atau dinilai. Demikian pula Suryabrata (1984)
menyatakan bahwa prestasi adalah suatu hasil yang dicapai seseorang setelah
melakukan suatu kegiatan (http://rumahbelajarpsikologi.com/index.php/prestasi-
kerja.html).
Sehingga dapat disimpulkan bahwa prestasi merupakan hasil yang telah
dicapai seseorang setelah melakukan suatu kegiatan.
b. Pengertian Belajar
Pengertian belajar dikemukakan oleh Cronbach dalam Gino (1996:5)
dengan bukunya yang berjudul ”Educational Psychology” yaitu : ”Learning is
shown by change in behavior as a result of experience.” Sedangkan Winkel
dalam Gino (1996:6) dengan bukunya ”Psikologi Pengajaran” menyatakan bahwa
belajar adalah aktivitas mental (psikis) yang berlangsung dalam interaksi dengan
lingkungan yang menghasilkan perubahan-perubahan pengetahuan pemahaman,
ketrampilan dan nilai sikap, dimana perubahan itu bersifat konstan dan berbekas.
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (Depdikbud, 1990:13) kata belajar
mempunyai pengertian ” belajar adalah berusaha memperoleh kepandaian atau
ilmu”.
Dalam Purwoto (2003:21), belajar didefinisikan sebagai suatu proses
yang berlangsung dari keadaan tidak tahu menjadi tahu atau dari tahu menjadi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
10
lebih tahu, dari tidak terampil menjadi terampil, dari belum cerdas menjadi cerdas,
dari sikap belum baik menjadi bersikap baik, dari pasif menjadi aktif, dari tidak
teliti menjadi teliti, dan seterusnya.
Menurut James O. Whittaker dalam Syaiful Bahri Djamarah
(2002:12).bahwa belajar merupakan proses dimana tingkah laku ditimbulkan atau
diubah melalui latihan atau pengalaman. Demikian juga seperti yang diungkapkan
Slameto bahwa belajar merupakan suatu proses usaha yang dilakukan individu
untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan,
sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri dalam interaksi dengan
lingkungannya.
Menurut Discroll dalam Hamzah (2007:15) dengan bukunya ”Psychology
of Learning for Instruction”, ada dua hal yang perlu diperhatikan dalam belajar
yaitu:
1) Belajar adalah suatu perubahan yang menetap dalam kinerja seseorang
2) Hasil belajar yang muncul dalam diri siswa merupakan akibat atau hasil dari
interaksi siswa dengan lingkungannya
Sehingga dapat diartikan, apabila siswa belajar maka hasil belajar dapat
dilihat dari kemampuannya melakukan suatu kegiatan baru yang bersifat menetap
daripada yang dilakukan sebelumnya sebagai akibat atau hasil dari interaksi siswa
dengan lingkungan. Hal ini juga menunjukkan bahwa seseorang yang telah
mengalami proses belajar dapat ditandai dengan adanya perubahan perilaku
sebagai suatu kriteria keberhasilan belajar pada diri seseorang yang belajar.
Berdasarkan beberapa definisi di atas penulis memberikan definisi
belajar adalah suatu proses perubahan yang ditandai dengan adanya perubahan
pada diri seseorang sebagai hasil interaksi dengan lingkungannya.
c. Pengertian Matematika
Matematika memiliki definisi yang bermacam-macam sesuai dengan
sudut pandang dan latar belakang masing-masing orang yang mendefinisikannya.
Menurut Soedjadi (1999:11) definisi matematika antara lain :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
11
1) Matematika adalah cabang ilmu pengetahuan eksak dan terorganisir secara sistematik.
2) Matematika adalah pengetahuan tentang bilangan dan kalkulasi. 3) Matematika adalah pengetahuan tentang penalaran logik dan berhubungan
dengan bilangan. 4) Matematika adalah pengetahuan tentang fakta-fakta kuantitatif dan masalah
tentang ruang dan bentuk. 5) Matematika adalah pengetahuan tentang struktur-struktur yang logik. 6) Matematika adalah pengetahuan tentang aturan-aturan yang ketat.
Definisi matematika juga dijabarkan oleh Ruseffendi (1988:260) dalam
bukunya “Pengantar Kepada Membantu Guru Mengembangkan Kompetensinya
Dalam Pengajaran Matematika Untuk Meningkatkan CBSA”. Menurutnya,
matematika timbul karena fikiran-fikiran manusia, yang berhubungan dengan ide,
proses, dan penalaran. Matematika terdiri dari empat wawasan yang luas yaitu
aritmetika, aljabar, geometri, dan analisis (analyses). Selain itu matematika adalah
ratunya ilmu (Mathematics is the Queen of the Science), maksudnya bahwa
matematika itu tidak bergantung kepada bidang studi lain, bahasa, dan agar dapat
dipahami orang dengan tepat kita harus menggunakan simbol dan istilah yang
cermat yang disepakati secara bersama. Berkaitan dengan matematika sebagai
ratunya ilmu, matematika merupakan ilmu deduktif yang tidak menerima
generalisasi yang didasarkan kepada observasi (induktif) tetapi generalisasi yang
didasarkan kepada pembuktian secara deduktif. Matematika juga merupakan ilmu
tentang pola keteraturan dan ilmu tentang struktur yang terorganisasi mulai dari
unsur yang tidak didefinisikan ke aksioma atau postulat dan akhirnya ke dalil.
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa matematika adalah suatu
pola berpikir, yang berkenaan dengan ide-ide, struktur-struktur yang
terorganisasikan serta hubungan-hubungannya yang berkaitan dengan konsep-
konsep abstrak, yang tidak menerima generalisasi yang didasarkan kepada
observasi (induktif) saja, tetapi generalisasi didasarkan kepada pembuktian
deduktif dimana keseluruhannya tersebut berhubungan dengan proses berpikir.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
12
d. Prestasi Belajar Matematika
Berdasarkan pengertian "prestasi”, ”belajar“, dan “matematika“ yang
telah diuraikan di atas, dapat dibuat kesimpulan bahwa prestasi belajar
matematika adalah hasil yang telah dicapai oleh siswa dalam mengikuti pelajaran
matematika yang mengakibatkan perubahan perilaku, bersifat relatif
tetap/permanen pada siswa tersebut, berupa penguasaan pengetahuan, maupun
keterampilan yang dapat ditunjukan dengan hasil berupa nilai.
2. Model Pembelajaran
a. Pengertian Model Pembelajaran
Menurut Joyce dalam Trianto (2007:5), model pembelajaran adalah suatu
perencanaan atau pola yang digunakan sebagai pedoman dalam merencanakan
pembelajaran di kelas atau pembelajaran dalam tutorial dan untuk menentukan
perangkat-perangkat termasuk di dalamnya buku-buku, film, komputer,
kurikulum, dan lain-lain. Setiap model pembelajaran mengarahkan kepada kita
untuk mendesain pembelajaran sedemikian sehingga tujuan pembelajaran
tercapai.
Selain itu, Soekamto dalam Trianto (2007:5) mendefinisikan model
pembelajaran sebagai kerangka konseptual yang melukiskan prosedur yang
sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman belajar dalam mencapai tujuan
belajar tertentu serta berfungsi sebagai pedoman bagi para perancang maupun
para pemberi pembelajaran dalam merencanakan aktivitas pembelajaran.
Menurut Lambas, dkk (2004:4), model pembelajaran mempunyai empat
ciri-ciri khusus, yaitu:
1) rasional teoritik yang logis yang disusun oleh penciptanya,
2) tujuan pembelajaran yang akan dicapai,
3) tingkah laku memberikan pembelajaran yang diperlukan agar model tersebut
dapat dilaksanakan dengan berhasil, dan
4) lingkungan belajar yang diperlukan agar tujuan pembelajaran itu tercapai.
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran adalah
kerangka konseptual yang melukiskan prosedur yang sistematis dalam
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
13
mengorganisasikan pengalaman belajar serta digunakan sebagai pedoman dalam
merencanakan pembelajaran sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai.
b. Model Pembelajaran Langsung
Menurut Arends dalam Trianto (2007:29), model pembelajaran langsung
dirancang secara khusus untuk menunjang proses belajar siswa berkenaan dengan
pengetahuaan deklaratif dan pengetahuan prosedural yang terstruktur dengan baik
dan dapat dipelajari selangkah demi selangkah.
Pembelajaran langsung memerlukan perencanaan dan pelaksanaan yang
cukup rinci terutama pada analisis tugas. Pembelajaran langsung berpusat pada
guru, tetapi harus tetap menjamin terjadinya keterlibatan siswa .Jadi
lingkungannya harus berorientasi pada tugas-tugas yang diberikan kepada siswa.
Adapun ciri-ciri pembelajaran langsung menurut Lambas, dkk (2004:6)
adalah sebagai berikut :
1) Adanya tujuan pembelajaran dan prosedur penilaian hasil belajar.
2) Sintaks atau pola keseluruhan dan alur kegiatan pembelajaran
3) Sistem pengelolaan dan lingkungan belajar yang mendukung berlangsung dan
berhasilnya pembelajaran.
Pada model pembelajaran langsung terdapat fase-fase yang penting.
Fase-fase tersebut dapat disajikan pada tabel berikut ini:
Tabel 2.1 Fase-fase Model Pembelajaran Langsung
Fase ke- Indikator Kegiatan Guru 1 Menyampaikan tujuan dan
mempersiapkan siswa Menjelaskan tujuan, materi prasyarat, memotivasi siswa, dan mempersiapkan siswa
2 Mendemostrasikan pengetahuan dan ketrampilan
Mendemostrasikan ketrampilan atau menyajikan informasi tahap demi tahap
3 Membimbing pelatihan Guru memberikan latihan terbimbing 4 Mengecek pemahaman dan
memberikan umpan balik Mengecek kemampuan siswa dan memberikan umpan balik
5 Memberikan latihan dan penerapan konsep
Mempersiapkan latihan untuk siswa dengan menerapkan konsep yang dipelajari pada kehidupan sehari–hari
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
14
c. Model Pembelajaran Kooperatif
Menurut Lambas, dkk (2004:11), model pembelajaran kooperatif
merupakan pembelajaran yang mengutamakan kerjasama di antara siswa untuk
mencapai tujuan pembelajaran.
Model pembelajaran kooperatif merupakan pembelajaran yang
menempatkan siswa belajar dalam kelompok yang beranggotakan 4-5 siswa
dengan tingkat kemampuan atau jenis kelamin atau latar belakang yang berbeda.
Menurut Slavin (2008:4), dalam model pembelajaran kooperatif, siswa diharapkan
dapat saling membantu, saling mendiskusikan, saling berargumentasi, untuk
mengasah pengetahuan yang mereka kuasai saat itu dan menutup kesenjangan
dalam pemahaman masing-masing. Oleh karena itu sebagaian besar aktivitas
pembelajaran berpusat pada siswa yakni mempelajari materi pelajaran dan
berdiskusi untuk memecahkan masalah (tugas). Tujuan dibentuknya kelompok
kooperatif adalah untuk memberikan kesempatan kepada siswa agar dapat terlibat
secara aktif dalam proses berpikir dalam kegiatan belajar mengajar.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Angell, Guttesrud,
Henriksen, dan Isnes (2004) dalam jurnal internasional yang berjudul Student
Generated Recommendations for Enhancing Succes in Secondary Science and
Mathematics, menyatakan bahwa:
“According to student, the method of the teacher presenting new material at the blackboard is used frequently in the sciences. Students indicate that they would prefer less “chalk and talk” and more class discussion as a means of making difficult subject matter more understandable”.
Yang maksudnya, dari sudut pandang siswa, metode yang sering digunakan guru
dalam mempresentasikan materi baru yaitu dengan menuliskan materi tersebut di
papan tulis. Namun dalam pembelajaran siswa lebih memilih sedikit “chalk and
talk” dan lebih banyak diskusi dalam kelas agar materi yang sulit lebih mudah
dipahami. Oleh karena itu, dengan model pembelajaran kooperatif yang mencakup
kegiatan diskusi kelas, siswa dapat bekerja sama baik dalam mempelajari suatu
materi maupun dalam memecahkan masalah sehingga materi yang dianggap sulit
dapat mudah dipahami.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
15
Model pembelajaran koopertif tidak sama dengan sekedar belajar dalam
kelompok. Ada unsur-unsur dasar pembelajaran kooperatif yang membedakannya
dengan pembagian kelompok yang dilakukan secara asal-asalan. Pelaksanaan
prosedur model pembelajaran kooperatif dengan benar akan memungkinkan
pendidik mengelola kelas dengan efektif.
Roger dan David Johnson dalam Lie (2008:31) mengatakan bahwa tidak
semua kerja kelompok bisa dianggap pembelajaran kooperatif. Untuk mencapai
hasil yang maksimal, lima unsur dalam pembelajaran kooperatif harus diterapkan,
antara lain:
1) Saling ketergantungan positif 2) Tanggung jawab perseorangan 3) Tatap muka 4) Komunikasi antar anggota 5) Evaluasi proses kelompok
Dari unsur-unsur dalam pembelajaran kooperatif tersebut diharapkan
para siswa memiliki persepsi bahwa mereka harus bersama-sama, memiliki
tanggung jawab dalam mempelajari materi yang dihadapi, berpandangan bahwa
mereka semuanya memiliki tujuan yang sama, membagi tugas dan berbagi
tanggung jawab sama besarnya dalam kelompok serta mempertanggungjawabkan
secara individu materi yang ditangani dalam kelompok kooperatif.
Dalam pembelajaran kooperatif terdapat enam langkah utama, dimulai
dengan langkah guru menyampaikan tujuan pembelajaran dan memotivasi siswa
untuk belajar hingga diakhiri dengan langkah memberi penghargaan terhadap
usaha-usaha kelompok maupun individu, yang dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 2.2 Fase-fase Model Pembelajaran Kooperatif
Fase ke- Indikator Aktivitas Guru 1 Menyampaikan tujuan
dan memotivasi siswa Menyampaikan semua tujuan pelajaran yang ingin dicapai pada pelajaran tersebut dan memotivasi siswa belajar
2 Menyajikan informasi Menyajikan informasi kepada siswa dengan jalan demonstrasi atau lewat bahan bacaan
3 Mengorganisasikan siswa ke dalam kelompok-
Menjelaskan kepada siswa bagaimana caranya membentuk kelompok belajar dan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
16
kelompok belajar membantu setiap kelompok agar melakukan transisi secara efisien
4 Membimbing kelompok bekerja dan belajar
Membimbing kelompok-kelompok belajar pada saat mereka mengerjakan tugas mereka
5 Evaluasi Mengevaluasi hasil belajar tentang materi yang telah dipelajari atau masing-masing kelompok mempresentasekan hasil kerjanya
6 Memberikan penghargaan Mencari cara-cara untuk menghargai baik upaya hasil belajar individu maupun kelompok
(Lambas, dkk, 2004:12).
Keuntungan menggunakan pembelajaran kooperatif adalah sebagai
berikut:
1) Membiasakan supaya terampil dalam berpikir kritis 2) Meningkatkan hasil kelas 3) Model menyesuaikan siswa dalam teknik problem solving 4) Menampilkan pembelajaran sesuai selera personal 5) Memotivasi siswa dalam kurikulum tertentu 6) Membangun sistem pendukung sosial dalam diri siswa 7) Membangun variasi pemahaman diantara siswa dan guru 8) Menetapkan lingkungan yang baik dalam memberi contoh dan 9) Menerapkan kerja sama 10) Membangun komunitas belajar 11) Membangun kepercayaan diri siswa 12) Menambah ketertarikan 13) Mengembangkan sikap positif dalam diri seorang guru 14) Dapat menggunakan berbagai teknik penilaian (http://digilib.unnes.ac.id/gsdl/collect/skripsi/index/assoc/HASH01c7.dir/doc.pdf)
Slavin (2008) membedakan model pembelajaran kooperatif dalam
beberapa tipe yaitu : Student Teams Achievement Division (STAD), Teams Games
Tournament (TGT), Teams Assisted Individualization (TAI), Cooperative
Integrated Reading And Composition (CIRC), Jigsaw, dan lain-lain.
d. Model Pembelajaran Team Assisted Individualization(TAI)
Model pembelajaran TAI adalah suatu model pembelajaran yang
dikemukakan oleh Slavin. Dalam pembelajaran TAI pendidik hanya berperan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
17
sebagai fasilitator dan mediator dalam proses belajar mengajar. Pendidik cukup
menciptakan kondisi lingkungan belajar yang kondusif bagi peserta didiknya.
Dalam pelaksanaannya, model TAI dirancang dengan menggabungkan
belajar kelompok dan belajar secara individu atau mandiri untuk memecahkan
masalah serta harus memenuhi kriteria. Kriteria yang dimaksud adalah sebagai
berikut:
1) Dapat meminimalisir keterlibatan guru dalam pemeriksaan dan pengelolaan
rutin.
2) Dalam pembelajaran guru lebih fokus pada kelompok-kelompok kecil.
3) Pelaksanaan program sederhana.
4) Siswa akan termotivasi untuk mempelajari materi-materi yang diberikan
dengan cepat dan akurat.
5) Adanya pengecekan pekerjaan satu sama lain sehingga jarang membuang
waktu pada materi yang telah mereka kuasai atau kesulitan-kesulitan serius
yang memerlukan bantuan guru.
6) Para siswa dapat mengecek pekerjaan satu sama lain yang dapat dilakukan
dengan menukarkan jawabannya dengan temannya dalam satu tim.
7) Programnya mudah dipelajari baik oleh guru maupun siswa, tidak mahal,
fleksibel, dan tidak membutuhkan guru tambahan ataupun tim guru.
8) Dengan membuat para siswa bekerja dalam kelompok-kelompok kooperatif
yang heterogen dapat membangun sikap positif diantara para siswa dari latar
belakang rasa atau etnik yang berbeda.
(Slavin, 2008:190)
Dengan model pembelajaran TAI, siswa akan termotivasi untuk saling
membantu anggota kelompoknya sehingga tercipta semangat dalam sistem
kompetisi dengan lebih mengutamakan peran individu tanpa mengorbankan aspek
kooperatif. Dalam TAI terdapat 8 komponen antara lain:
1) Teams, yaitu pembentukan kelompok heterogen yang terdiri atas 4 sampai 5
siswa.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
18
2) Placement test, yakni pemberian pre-tes kepada siswa atau melihat rata-rata
nilai harian siswa agar guru mengetahui kelemahan siswa dalam bidang
tertentu.
3) Student Creative, yakni melaksanakan tugas dalam kelompok dengan
menciptakan situasi dimana keberhasilan individu ditentukan atau
dipengaruhi oleh keberhasilan kelompoknya.
4) Team Study, yaitu tahapan belajar yang harus dilaksanakan oleh kelompok
dan guru memberikan bantuan secara individual kepada siswa yang
membutuhkannya.
5) Team Scores and Team Recognition, yaitu pemberian skor terhadap hasil
kerja kelompok dan memberikan kriteria penghargaan terhadap kelompok
yang berhasil dan kelompok yang dipandang kurang berhasil.
6) Teaching Group, yakni pemberian materi secara singkat dari guru menjelang
pemberian tugas kelompok.
7) Facts Test, yaitu pelaksanaan tes-tes kecil (tes unit setiap pertemuan)
berdasarkan fakta yang diperoleh siswa.
8) Whole Class Units, yaitu pemberian materi oleh guru kembali di akhir waktu
pembelajaran dengan strategi pemecahan masalah.
(http://matematikacerdas.wordpress.com/2010/01/28/model-pembelajaran-
kooperatif-tipe-tai-team-assisted-individualization/ )
Dalam penelitian ini komponen model pembelajaran kooperatif TAI yang
diterapkan antara lain sebagai berikut:
1) Teams
Para siswa dibagi ke dalam tim-tim yang beranggotakan 4 sampai 5
orang di mana tim tersebut merupakan tim yang heterogen.
2) Tes penempatan
Para siswa diberikan tes sebelum kegiatan TAI dilakukan agar guru
mengetahui kelemahan siswa tersebut serta untuk menjamin keheterogenan dalam
kelompok. Dalam penelitian ini tes penempatan berupa ulangan harian dari materi
sebelum eksperimen, yaitu materi pecahan.
3) Materi-materi kurikulum
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
19
Materi-materi kurikulum yang diajarkan pada model TAI mencakup
sebagai berikut:
a) Halaman panduan berisi materi yang akan dibahas secara singkat oleh
guru serta terdapat penyelesaian masalah yang bertahap.
b) Halaman untuk latihan kemampuan individu
c) Halaman untuk kerja kelompok
d) Halaman tes unit (post-test)
e) Halaman jawaban untuk halaman latihan kemampuan individu, halaman
kerja kelompok, dan halaman post-test.
4) Belajar kelompok
Setelah diadakan tes penempatan, para siswa dipandu guru untuk
memulai belajar dalam kelompok. Kemudian para siswa diminta membaca
halaman panduan mereka. Apabila mengalami kesulitan, para siswa diminta untuk
bertanya kepada teman satu tim atau kepada guru. Selanjutnya mereka akan
memulai latihan kemampuan individu. Apabila sudah selesai, jawaban ditukarkan
kepada teman dalam satu tim. Jika ada yang masih salah, mereka harus mencoba
mengerjakan kembali atau bertanya kepada guru.
Setelah menyelesaikan latihan kemampuan individu, para siswa
mengerjakan soal yang dikerjakan secara kelompok. Kemudian dibahas bersama
guru di kelas. Barulah yang terakhir mengerjakan tes unit (post-test) secara
individu untuk mengukur kemampuan siswa setelah pembelajaran, dimana skor
post-test ini menjadi skor tim.
5) Skor tim dan rekognisi tim
Skor ini didasarkan pada rata-rata skor perkembangan tes unit (post test)
yang diperoleh dari tiap anggota tim. Kriteria yang tinggi ditetapkan menjadi Tim
Super, kriteria sedang menjadi Tim Hebat, dan kriteria minimum untuk menjadi
Tim Baik. Menurut Slavin dalam Trianto (2007:55) untuk memberikan skor
perkembangan individu dihitung dengan ketentuan seperti pada tabel berikut ini:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
20
Tabel 2.3 Perhitungan Skor Perkembangan
Nilai Tes Skor Perkembangan 1. Lebih dari 10 poin di bawah skor awal 2. Sepuluh poin sampai 1 poin di bawah skor awal 3. Skor awal sampai 10 poin di atas skor awal 4. Lebih dari 10 poin di atas skor awal 5. Nilai sempurna (tanpa memperhatikan skor awal)
0 poin 10 poin 20 poin 30 poin 30 poin
Sedangkan untuk menentukan tingkat penghargaan kelompok menurut Ratumanan
dalam Trianto (2007:56) adalah sebagai berikut:
Tabel 2.4 Tingkat Penghargaan Kelompok
Rata-rata Tim Predikat 0 ≤ x ≤ 5 5 < x ≤ 15 15 < x ≤ 25 25 < x ≤ 30
- Tim Baik Tim Hebat Tim Super
6) Unit seluruh kelas
Pada akhir pembelajaran guru menegaskan kembali materi yang telah
dipelajari.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
21
Adapun skema pembelajaran kooperatif tipe TAI adalah sebagai berikut :
Guru mengadakan unit
seluruh kelas (penegasan
akhir pembelajaran)
Tes Penempatan
Pembentukan kelompok secara heterogen (beranggotakan 4 - 5 siswa)
Guru memberikan materi sekitar 10-15 menit
Memahami materi pada buku siswa secara kelompok
Siswa mengerjakan latihan secara individual
Kriteria Kelompok : 1. Tim Super
2. Tim Hebat
3. Tim Baik
Gambar 2.1 Skema Pembelajaran Kooperatif tipe TAI
Siswa mengerjakan latihan secara kelompok
Siswa mengerjakan tes unit (post test) secara
individu setiap pertemuan
Skoring kelompok
Pemberian skor
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
22
3. Kreatifitas Belajar Matematika Siswa
a. Pengertian Kreatifitas Siswa
Pengertian tentang kreatifitas itu bermacam-macam. Ada yang
menekankan bahwa kreatifitas adalah sikap hidup dan perilaku, juga ada yang
menekankan kreatifitas itu sebagai suatu cara berpikir saja. Berbagai pendapat
tentang kreatifitas telah diungkapkan sebagai bentuk reliasasi cara pandang
seseorang terhadap suatu permasalahan dan cara menyikapinya. Ada sebagian
orang yang mengaitkan kreatifitas dengan gagasan-gagasan baru dalam dunia
ilmu, dunia teknologi, dan dunia pemecahan masalah berbagai bidang, tetapi ada
sebagian lain yang menekankan pada sifat artistik, artinya bahwa yang kreatif itu
haruslah “berseni”.
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2005:365), kreatifitas diartikan
sebagai 1. kemampuan untuk mencipta, daya cipta, 2. tentang kreasi. Sedangkan
kreasi sendiri adalah hasil buah pikiran atau kecerdasan akal manusia.
Dalam proses belajar sangat erat kaitannya dengan kreatifitas berfikir.
Seperti dikemukakan di muka bahwa belajar diawali dari proses ingin tahu. Ketika
seseorang mempunyai dan ingin menyelesaikannya, ia akan menggunakan
pikirannya untuk melihat fakta-fakta apa saja yang terjadi di sekitarnya yang
berhubungan dengan masalah tersebut. Kemudian ia menghubungkan fakta-fakta
yang ada lalu berfikir mencari alternatif penyelesaian sehingga nantinya
didapatkan penyelesaian yang diinginkan.
Beberapa pakar memberikan pendapatnya tentang definisi kreatifitas
berdasarkan empat P, yaitu:
1) Definisi Pribadi
Menurut Hulbeck (1945) dalam Utami (2004:20), “creative action is an
imposing of one’s own whole personality on the environment in an unique and
characteristic way”. Menurutnya bahwa tindakan kreatif muncul dari keunikan
keseluruhan kepribadian dalam interaksi dengan lingkungannya. Sedangkan
menurut Monty (2003:108-109) kreatifitas dari segi pribadi (person)
menunjukkan pada potensi daya kreatif yang ada pada setiap pribadi.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
23
2) Definisi Proses
Menurut Monty (2003:109) kreatifitas sebagai proses (process)
dirumuskan sebagai suatu bentuk pemikiran di mana individu berusaha
menemukan hubungan-hubungan yang baru dan berusaha mendapatkan jawaban
serta berusaha menemukan metode atau cara-cara baru dalam menghadapi suatu
masalah.
3) Definisi Produk
Baron (1969) dalam Utami (2004:21) menyatakan bahwa kreatifitas
adalah kemampuan untuk menghasilkan atau menciptakan sesuatu yang baru.
Sedangkan dalam Monty (2003:108), Baron (1976) mendefinisikan kreatifitas
yaitu, “creativity is the ability to bring something new into existence”, maksudnya
segala sesuatu yang diciptakan oleh seseorang sebagai hasil dari keunikan
pribadinya dalam interaksi dengan lingkungannya.
4) Definisi Dorongan
Dorongan yang dimaksud dalam hal ini adalah dorongan internal (dari
diri sendiri berupa keinginan dan hasrat untuk mencipta atau bersibuk diri secara
kreatif) maupun dorongan eksternal dari lingkungan sosial dan psikologis.
Definisi Simpson tentang dorongan internal, yaitu kemampuan kreatif dirumuskan
sebagai “the initiative that one manifest by his power to break away from the
usual sequence of thought” (Utami, 2004:22), yang berarti usaha yang salah
satunya diwujudkan dengan kemampuan untuk terbebas dari rutinitas rangkaian
pemikiran. Kreatifitas sebagai dorongan (press) yang muncul dari diri sendiri
(internal) berupa hasrat dan motivasi yang kuat untuk berkreasi (Monty,
2003:108).
Pengertian kreatifitas juga dikemukakan oleh Daldjoeni dalam Sri
Suwarni, dkk (2003:53) yaitu, kreatifitas tidak hanya kemampuan untuk bersikap
kritis pada diri sendiri, tetapi juga kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang
baru yang dalam hal ini hubungan antara dirinya dengan lingkungan, baik dalam
hal materiil, sosial, maupun psikis.
Pada hakekatnya, setiap orang memiliki bakat kreatif dan kemampuan
untuk mengungkapkan dirinya secara kreatif, meskipun masing-masing dalam
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
24
bidang dan kadar yang berbeda-beda. Maka dari itu, perlu adanya usaha untuk
memupuk agar bakat kreatif dapat terus berkembang dalam diri seseorang.
b. Belajar Kreatif
Belajar kreatif berhubungan erat dengan penghayatan terhadap
pengalaman belajar yang menyenangkan. Torrace dan Myers dalam Enny
Semiawan et al (1984:35) melihat proses belajar kreatif sebagai:
“keterlibatan dengan sesuatu yang berarti. Rasa ingin tahu dan ingin mengetahui dalam kekaguman, ketidaklengkapan, kekacauan, kerumitan, ketidakselarasan, ketidakteraturan, dan sebagainya. Kesederhanaan dari struktur atau mendiagnosis suatu kesulitan dengan mensintesiskan informasi yang telah diketahui, membentuk kombinasi baru, atau mengidentifikasi kesenjangan. Memerinci dan mendivergensi dengan menciptakan alternatif baru, dan menguji kemungkinan-kemungkinan. Menyisihkan pemecahan yang tidak berhasil, salah, dan kurang baik. Memilih pemecahan yang paling baik dan membuatnya menarik atau menyenangkan secara estetis. Mengkomunikasikan hasil-hasilnya kepada orang lain”.
Belajar kreatif berlaku untuk semua siswa, bukan hanya siswa yang
berbakat saja, karena semua siswa memiliki potensi kreatif. Namun, antara siswa
satu dengan siswa yang lain memiliki kadar yang berbeda-beda. Untuk itu
menjadi tanggung jawab guru untuk menciptakan situasi belajar yang dapat
menunjang proses kreatif siswa.
c. Ciri-ciri Siswa yang Kreatif
Menurut Utami Munandar(1999: 37) Ciri-ciri pribadi yang kreatif dari
para pakar psikologi adalah sebagai berikut :
1) imajinatif; 2) mempunyai inisiatif; 3) mempunyai prakarsa; 4) mempunyai minat luas; 5) menonjol dalam salah satu bidang seni; 6) bebas dalam berfikir; 7) mempunyai rasa ingin tahu; 8) senang berpetualang; 9) penuh energi; 10) percaya pada diri sendiri; 11) bersedia mengambil resiko; 12) banyak membaca; 13) banyak menulis; 14) berani dalam pendirian dan keyakinan; 15) bebas dalam menyatakan pendapat; 16) responsif terhadap kejadian sekeliling; 17) selalu ingin mendapat pengalaman baru.
Kreatifitas belajar matematika siswa pada penelitian ini adalah suatu prose
memikirkan berbagai gagasan dalam menghadapi suatu masalah, sebagai proses
yang menyangkut dengan gagasan-gagasan atau unsur-unsur dalam fikiran yang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
25
merupakan keasyikan dan penuh tantangan dalam diri siswa terhadap matematika
dengan cirri-ciri sebagai berikut:
1) Mempunyai daya imajinasi yang kuat
2) Mempunyai inisiatif
3) Mempunyai minat luas
4) Bebas dalam berfikir
5) Mempunyai rasa ingin tahu
6) Banyak membaca
7) Banyak menulis
8) Percaya pada diri sendiri
9) Responsif terhadap kejadian sekeliling
10) Bebas dalam menyatakan pendapat
11) Selalu ingin mendapat pengalaman baru.
4. Tinjauan Materi Operasi Hitung Bentuk Aljabar
a. Penjumlahan dan Pengurangan Bentuk Aljabar
Pada bentuk aljabar, operasi penjumlahan atau pengurangan hanya dapat
dilakukan pada suku-suku yang sejenis dengan cara mengelompokkan suku-suku
yang sejenis baru kemudian menjumlahkan atau mengurangkan koefisien pada
suku-suku yang sejenis.
Misalnya,
1) Ƽ) + 瑰裹+ 规)+ 圭裹= ЖƼ + 规邹) + Ж瑰+ 圭邹裹
2) ЖƼ) + 瑰裹邹− Ж规)+ 圭裹邹= Ƽ) + 瑰裹− 规)− 圭裹 = ЖƼ − 规邹) + Ж瑰− 圭邹裹
Pada penjumlahan dan pengurangan bentuk aljabar siswa masih kesulitan dalam
mengoperasikan bilangan bulatnya. Selain itu, siswa juga sering kurang teliti
dalam mengelompokkan suku-suku yang sejenis.
b. Perkalian
Yang perlu diingat untuk setiap bilangan bulat a, b, dan c dalam perkalian
bilangan bulat berlaku:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
26
a) Sifat distributif perkalian terhadap penjumlahan yaitu: Ƽ × Ж瑰+ 规邹= ЖƼ × 瑰邹+ ЖƼ × 规邹 b) Sifat distributif perkalian terhadap pengurangan yaitu: Ƽ × Ж瑰− 规邹= ЖƼ × 瑰邹− ЖƼ × 规邹
1) Perkalian antara konstanta dengan bentuk aljabar
Perkalian suatu bilangan konstanta k dengan bentuk aljabar suku satu dan
suku dua dinyatakan sebagai berikut:
a) ྎЖƼ)邹= ྎƼ)
b) ྎЖƼ) + 瑰邹= ྎƼ) + ྎ瑰
2) Perkalian antara dua bentuk aljabar
Sebagaimana perkalian suatu konstanta dengan bentuk aljabar, untuk
menentukan hasil kali antara dua bentuk aljabar kita dapat memanfaatkan sifat
distributif perkalian terhadap penjumlahan dan sifat distributif perkalian terhadap
pengurangan.
Misalkan, ЖƼ − 瑰邹Ж规)+ 圭裹邹= ƼЖ规)+ 圭裹邹− 瑰(规)+ 圭裹) dengan a, b, c, dan d
adalah bilangan bulat.
Kesulitan siswa yang sering dihadapi pada perkalian bentuk aljabar yaitu ketika
siswa mulai mengoperasikan sifat distribusi perkalian baik terhadap penjumlahan
maupun pengurangan.
c. Perpangkatan
Pada bahasan bilangan bulat telah dibicarakan bahwa perpangkatan suatu
bilangan diperoleh dari perkalian berulang dengan bilangan yang sama. Jadi,
untuk sebarang bilangan bulat a, berlaku: Ƽ坡= Ƽ × Ƽ × Ƽ × … × Ƽ咒骤骤骤骤骤皱骤骤骤骤骤宙坡 Ƥ dan破
Hal ini juga berlaku pada bentuk aljabar, misalnya
1) 瑰挠= 瑰× 瑰
2) Ж−瑰邹挠= Ж−瑰邹× Ж−瑰邹 3) − Ж瑰邹挠= − Ж瑰× 瑰邹 4) Ж2瑰邹挠= 2瑰× 2瑰
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
27
Dalam perpangkatan bentuk aljabar, perlu dibedakan pengertian antara – (瑰)挠 dan Ж−瑰邹挠 , yaitu sebagai berikut:
1) Pada bentuk – (瑰)挠 , yang dikuadratkan hanya b
2) Pada bentuk Ж−瑰邹挠, yang dikuadratkan adalah (−瑰)
Sifat perpangkatan bentuk aljabar sama halnya dengan sifat perpangkatan
bilangan bulat. Sehingga perlu diingat sifat perpangkatan untuk sebarang Ƽ,瑰,柜,桂 bilangan bulat berlaku:
1) ЖƼ瑰邹坡= Ƽ坡瑰坡
2) Ƽ坡× Ƽ屏 = Ƽ坡嫩屏
3) Ƽ坡÷ Ƽ屏 = Ƽ坡能屏
4) ЖƼ坡邹屏 = Ƽ坡×屏
Pada perpangkatan dua suku bentuk aljabar, untuk sebarang Ƽ,瑰 bilangan
bulat berlaku (Ƽ) + 瑰)挠= ЖƼ) + 瑰邹(Ƽ) + 瑰) kemudian dijabarkan sesuai dengan
cara perkalian dua suku bentuk aljabar.
Pada dasarnya, siswa memahami definisi perpangkatan dua suku bentuk
aljabar, namun karena belum menguasai perkalian antara dua bentuk aljabar maka
siswa tersebut masih kesulitan mengoperasikan perpangkatan dua bentuk aljabar.
d. Pembagian
Hasil bagi dua bentuk aljabar dapat diperoleh dengan menentukan terlebih
dahulu faktor sekutu masing-masing bentuk aljabar tersebut, kemudian melakukan
pembagian pada pembilang dan penyebutnya.
Pada pembagian bentuk aljabar, kesulitan yang sering dihadapi siswa yaitu
dalam menentukan faktor sekutu masing-masing bentuk aljabar.
e. Substitusi pada Bentuk Aljabar
Nilai suatu bentuk aljabar dapat ditentukan dengan cara mensubstitusi atau
mengganti sebarang bilangan pada variabel-variabel bentuk aljabar tersebut.
Meskipun hanya mensubstitusikan sebarang bilangan pada vaiabel-
variabel bentuk aljabar, tidak sedikit siswa masih kesulitan dalam
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
28
mengoperasikannya. Hal ini dikarenakan siswa belum menguasai operasi pada
bilangan bulat.
f. KPK dan FPB pada Bentuk Aljabar
Perlu diingat lagi definisi KPK dan FPB pada bilangan bulat sebelum
membahas KPK dan FPB pada bentuk aljabar, yaitu sebagai berikut:
1) KPK dari 贵, 刽, dengan 贵, 刽 anggota himpunan bilangan asli adalah bilangan
asli terkecil yang merupakan kelipatan 贵 dan 刽
2) FPB dari dua bilangan adalah bilangan asli terbesar yang merupakan faktor
persekutuan kedua bilangan tersebut.
(Dewi Nuharini dan Tri Wahyuni, 2008:23)
Untuk menentukan KPK dan FPB dari bentuk aljabar dapat dilakukan dengan
menyatakan bentuk-bentuk aljabar tersebut menjadi perkalian faktor-faktor
(prima)nya. Sehingga, KPK dan FPB dapat diperoleh dengan cara sebagai berikut:
1) KPK merupakan hasil perkalian dari semua faktor-faktor (prima) atau variabel
yang berbeda dengan mengambil pangkat tertinggi.
2) FPB merupakan hasil perkalian dari faktor-faktor (prima) atau variabel yang
sama dengan mengambil pangkat terendah.
Pada dasarnya siswa memahami definisi KPK dan FPB pada bilangan bulat,
hanya saja dalam menentukan KPK dan FPB pada bentuk aljabar siswa masih
kesulitan dalam membedakan antara KPK bentuk aljabar dan FPB bentuk aljabar.
(Dewi Nuharini dan Tri Wahyuni, 2008:83)
B. Kerangka Berpikir
Secara umum, prestasi belajar siswa menunjukkan berhasil tidaknya
proses pembelajaran. Sebenarnya banyak sekali faktor yang mempengaruhi
keberhasilan proses pembelajaran baik faktor internal maupun faktor eksternal
yang ada pada diri siswa. Faktor internal siswa salah satunya adalah kreatifitas
belajar siswa sedangkan faktor eksternalnya adalah model pembelajaran yang
digunakan guru dalam proses pembelajaran tersebut.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
29
Penggunaan model pembelajaran sangat besar pengaruhnya terhadap
keberhasilan kegiatan pembelajaran. Sehingga pada pembelajaran matematika
juga diperlukan pemilihan model pembelajaran yang tepat, maksudnya sesuai atau
cocok dengan topik pelajaran yang disajikan. Pemilihan model pembelajaran yang
tidak tepat akan menghambat proses pembelajaran. Salah satunya pada materi
pokok aljabar. Model pembelajaran yang digunakan pada materi pokok ini adalah
model pembelajaran kooperatif tipe TAI yang dirancang khusus untuk
memecahkan masalah-masalah yang sama dengan menggabungkan pembelajaran
kooperatif dan pembelajaran individual. Dengan model pembelajaran TAI ini,
para siswa akan bekerja sama, bertanggung jawab dalam pengaturan dan
pengecekan rutin, saling membantu memecahkan masalah, dan saling mendorong
untuk berprestasi sehingga siswa akan termotivasi untuk saling membantu
anggota kelompoknya. Karena itu pada pembelajaran tercipta semangat dalam
sistem kompetisi dengan lebih mengutamakan peran individu tanpa
mengorbankan aspek kooperatif. Dengan demikian prestasi belajar matematika
siswa yang mendapat pembelajaran dengan model pembelajaran TAI memiliki
prestasi belajar yang lebih baik daripada siswa yang mendapat pembelajaran
dengan model pembelajaran langsung. Hal ini dikarenakan pada model
pembelajaran langsung perbedaan individual tidak mendapat perhatian secara
khusus serta kesulitan yang dihadapi siswa selama pembelajaran tidak segera
teratasi.
Prestasi belajar antara siswa yang satu dengan siswa yang lain tidak
sama. Perbedaan ini salah satunya dipengaruhi oleh kreatifitas belajar siswa.
Kreatifitas merupakan sikap yang dapat menciptakan sesuatu yang baru untuk
dapat memecahkan masalah. Oleh karena itu, kreatifitas siswa akan menunjang
prestasi belajar siswa. Seorang siswa yang mempunyai kreatifitas belajar tinggi
akan lebih mudah mendalami suatu materi pelajaran dan mampu menciptakan
suatu gagasan yang baru sehingga dapat memecahkan masalah sendiri
dibandingkan dengan siswa yang memiliki kreatifitas belajar sedang maupun
rendah. Dengan demikian siswa yang memiliki kreatifitas belajar yang lebih tinggi
mempunyai prestasi belajar matematika yang lebih baik daripada siswa yang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
30
memiliki kreatifitas belajar yang lebih rendah khusunya pada materi pokok
aljabar.
Seperti yang telah dijelaskan di atas bahwa keberhasilan belajar
dipengaruhi oleh faktor internal dan faktor eksternal. Ini berarti pengaruh dari
faktor internal tidak dapat dipisahkan dengan faktor eksternal. Hal ini berakibat
kreatifitas yang merupakan faktor internal yang mempengaruhi keberhasilan
belajar tidak dapat dipisahkan dengan model pembelajaran sebagai faktor
eksternal yang mempengaruhi keberhasilan belajar. Sehingga diharapkan adanya
suatu pengaruh bersama antara kreatifitas belajar dan model pembelajaran
terhadap prestasi belajar.
Dengan penggunaan model pembelajaran yang berbeda kemungkinan
akan memberikan prestasi belajar matematika yang berbeda pada masing-masing
tingkat kreatifitas belajar siswa. Model pembelajaran yang digunakan adalah
model pembelajaran kooperatif tipe TAI dan model pembelajaran langsung. Pada
model pembelajaran TAI ini perbedaan individual mendapat perhatian secara
khusus serta kesulitan yang dihadapi siswa dalam pembelajaran dapat teratasi. Hal
ini berbeda dengan model pembelajaran langsung di mana perbedaan individual
tidak diperhatikan. Diharapkan dengan model pembelajaran TAI yang digunakan
pada materi pokok aljabar dapat membantu siswa dalam meningkatkan prestasi
belajarnya, terutama pada siswa yang mempunyai kreatifitas belajar yang sedang
maupun rendah. Sehingga pada siswa yang memiliki kreatifitas belajar sedang
maupun rendah yang mendapat pembelajaran dengan model pembelajaran TAI
akan lebih baik prestasi belajar matematikanya daripada yang mendapat
pembelajaran dengan model pembelajaran langsung. Sedangkan pada siswa
dengan kreatifitas tinggi umumnya memiliki prestasi belajar matematika yang
tinggi pula baik yang mendapat pembelajaran TAI maupun yang mendapat
pembelajaran langsung. Sehingga prestasi belajar matematika pada siswa dengan
kreatifitas belajar matematika tinggi yang mendapat pembelajaran TAI sama
baiknya dengan siswa yang mendapat pembelajaran langsung. Dengan demikian
terdapat pengaruh bersama antara model pembelajaran yang digunakan dalam
pembelajaran dan kreatifitas belajar siswa.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
31
Berdasarkan pemikiran di atas dapat ditunjukkan dengan ilustrasi
kerangka pemikiran sebagai berikut:
C. Hipotesis
Berdasarkan landasan teori dan kerangka pemikiran serta permasalahan
yang diajukan, maka dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut:
1. Prestasi belajar matematika siswa yang mengikuti pembelajaran dengan model
pembelajaran TAI lebih baik daripada siswa yang mengikuti pembelajaran
dengan model pembelajaran langsung pada materi pokok aljabar.
2. Siswa dengan kreatifitas belajar yang lebih tinggi mempunyai prestasi belajar
matematika yang lebih baik daripada siswa dengan kreatifitas belajar yang
lebih rendah pada materi pokok aljabar.
3. Siswa dengan kreatifitas belajar tinggi yang mengikuti pembelajaran dengan
model pembelajaran TAI memiliki prestasi belajar matematika yang sama
baiknya dengan siswa dengan kreatifitas belajar tinggi yang mengikuti
pembelajaran dengan model pembelajaran langsung sementara siswa dengan
kreatifitas belajar sedang maupun rendah yang mengikuti pembelajaran
dengan model pembelajaran TAI memiliki prestasi belajar yang lebih baik
daripada siswa dengan kreatifitas belajar sedang maupun rendah yang
mengikuti pembelajaran dengan model pembelajaran langsung pada materi
pokok aljabar.
Model pembelajaran
Kreatifitas Belajar Siswa
Prestasi Belajar Matematika Siswa
Gambar 2.2 Skema Kerangka Pemikiran
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
32
BAB IV
HASIL PENELITIAN
A. Deskripsi Data
Data dalam penelitian ini meliputi: data kemampuan awal berupa nilai
UASBN (Ujian Akhir Sekolah Berstandar Nasional) Mata Pelajaran Matematika
Sekolah Dasar tahun ajaran 2009/2010, data hasil uji coba instrumen, data skor
kreatifitas belajar matematika siswa serta data skor prestasi belajar matematika
pada materi operasi hitung bentuk aljabar. Berikut ini diberikan uraian tentang
data-data tersebut:
1. Data Kemampuan Awal Berupa Nilai UASBN Mata Pelajaran
Matematika Sekolah Dasar Tahun Ajaran 2009/2010
Data nilai UASBN (Ujian Akhir Sekolah Berstandar Nasional) Mata
Pelajaran Matematika Sekolah Dasar tahun ajaran 2009/2010, disajikan pada
lampiran. Deskripsi data kemampuan awal berupa nilai UASBN (Ujian Akhir
Sekolah Berstandar Nasional) Mata Pelajaran Matematika dari kedua kelas
disajikan pada Tabel 4.1.
Tabel 4.1 Deskripsi Data Kemampuan Awal Berupa Nilai UASBN Mata
Pelajaran Matematika Sekolah Dasar Tahun Pelajaran 2009/2010
Kelas n Ukuran Tendensi
Sentral Ukuran Dispersi 弓伸 Mo Me Min Maks J s Eksperimen 32 8.25 8.75 8.50 5.00 10.00 5.00 1.00 Kontrol 32 8.27 9.00 8.38 6.25 9.50 3.25 0.88
Keterangan: X伸 : Rata-rata
Mo : Modus
Me : Median
Min : Minimum
Maks : Maksimum
J : Jangkauan
s : Standar Deviasi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
33
2. Data Hasil Uji Coba Instrumen
Instrumen yang diujicobakan dalam penelitian ini terdiri dari dua macam
yaitu berupa tes prestasi belajar matematika siswa pada materi operasi hitung
bentuk aljabar dan angket kreatifitas belajar matematika siswa.
a. Hasil Uji Coba Angket Kreatifitas Belajar Matematika Siswa
1) Validitas isi angket uji coba
Uji Validitas isi dilakukan oleh tiga orang validator yaitu satu orang guru
SMP Negeri 9 Magelang, Syukur Rokhisnain, S.Pd, serta satu orang dosen
program studi Pendidikan Matematika FKIP UNS, Drs. Budi Usodo, M.Pd, dan
satu orang yang ahli dalam bidang psikologi, Aria Eko Nugroho, S.Psi .
Berdasarkan uji validitas isi yang dilakukan validator dari 40 butir angket
kreatifitas semuanya dinyatakan valid karena memenuhi kriteria validitas isi yang
ditentukan dan dapat digunakan untuk instumen penelitian. Hanya saja perlu
diperbaiki lagi dalam menyusun kalimat yaitu pada nomor 1, 2, 15, 18, 20, 28, 32,
dan 35. Lembar validasi angket kreatifitas belajar siswa oleh tiga validator dapat
dilihat pada lampiran 19.
2) Konsistensi internal angket uji coba
Angket yang diujicobakan terdiri dari 40 butir. Dari hasil uji konsistensi
internal dengan rumus korelasi produk moment diperoleh 27 butir yang konsisten
dengan rhit dari 27 butir tersebut lebih dari 0,3. Sedang 13 butir dinyatakan tidak
konsisten karena mempunyai rhit yang kurang dari 0,3. Tiga belas butir soal
tersebut adalah butir nomor 2, 6, 7, 15, 19, 20, 22, 26, 30, 31, 34, 36, dan 38.
Meskipun 13 butir angket tidak digunakan namun dari 27 butir angket yang
digunakan dalam penelitian ini tetap memenuhi validitas isi. Hal ini dikarenakan
tidak ada indikator yang terbuang. Dengan kata lain, dari 27 butir angket tersebut
mewakili semua indikator yang ada pada angket. Perhitungan tentang uji
konsistensi internal angket kreatifitas belajar siswa dapat dilihat pada lampiran 20.
3) Reliabilitas angket
Dalam menghitung reliabilitas angket digunakan rumus Alpha. Dari
perhitungan diperoleh bahwa r11 = 0.832255. Karena r11 > 0,7 maka angket
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
34
kreatifitas belajar matematika siswa tersebut reliabel. Perhitungan tentang uji
reliabilitas angket kreatifitas belajar siswa dapat dilihat pada lampiran 21.
Berdasarkan hasil uji validitas isi, hasil uji konsistensi internal dan hasil
pehitungan indeks reliabilitas angket kreatifitas belajar matematika siswa,
diperoleh 27 butir soal yang digunakan dalam penelitian dan 13 butir soal lainnya
yaitu butir nomor 2, 6, 7, 15, 19, 20, 22, 26, 30, 31, 34, 36, dan 38 tidak
digunakan dalam penelitian.
b. Hasil Uji Coba Tes Prestasi Belajar Matematika
1) Validitas isi soal uji coba tes prestasi belajar matematika.
Tes prestasi belajar matematika pada pada materi operasi hitung bentuk
aljabar terdiri dari 30 butir soal. Melalui tiga orang validator yaitu dua guru SMP
Negeri 9 Magelang, Syukur Rokhisnain, S.Pd, dan Ratnaningtyas, S.Pd serta
dosen program studi Pendidikan Matematika FKIP UNS, Dhidhi Pambudi, S.Si,
M.Cs diperoleh 30 soal yang dinyatakan valid secara isi berdasarkan kriteria yang
telah ditentukan. Hanya saja dari kisi-kisi tes prestasi tersebut perlu diperbaiki lagi
dalam menyesuaikan aspek yang diukur seperti pada nomor 13, 19, 21, dan 22.
Lembar validasi soal uji coba tes prestasi belajar oleh tiga validator dapat dilihat
pada lampiran 22.
2) Daya beda butir soal uji coba
Tes prestasi belajar yang diujicobakan terdiri dari 30 butir soal tes
obyektif. Dari hasil uji daya beda menggunakan rumus korelasi produk moment
diperoleh 24 butir yang baik dengan rhit dari 24 soal tersebut lebih dari 0,3.
Sedangkan enam soal dinyatakan tidak baik dengan rhit kurang dari 0,3. Enam
butir soal yang dibuang yaitu butir nomor 4, 5, 11, 16, 17, dan 24. Meskipun enam
butir soal dibuang karena tidak memenuhi daya beda butir soal yang baik namun
dari 24 soal yang digunakan masih memenuhi validitas isi. Hal ini dikarenakan
dari 24 butir soal yang digunakan sudah mewakili semua indikator tes prestasi
belajar matematika. Perhitungan tentang uji daya beda tes prestasi belajar dapat
dilihat pada lampiran 23.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
35
3) Tingkat Kesukaran
Berdasarkan kategori tingkat kesukaran yaitu sukar (0,00-0,25), sedang
(0,26-0,75), dan mudah (0,76-1,00), dari 30 butir soal yang diujicobakan
diperoleh hasil bahwa jumlah tingkat kesukaran soal kategori sukar sebanyak 4
butir soal yaitu butir soal nomor 5, 16, 17, dan 24, serta sisanya adalah kategori
sedang. Empat butir tersebut dibuang karena phit<0,26. Meskipun empat butir soal
tersebut dibuang tetap saja butir-butir soal lainnya memenuhi validitas isi karena
semua indikator terpenuhi. Perhitungan selengkapnya dapat dilihat dalam
lampiran 24.
4) Reliabilitas soal uji coba
Dengan menggunakan rumus KR-20, diperoleh r11 = 0,807 Karena r11 >
0,7 tes prestasi belajar pada materi operasi hitung bentuk aljabar tersebut reliabel.
Perhitungan uji reliabilitas tes prestasi belajar dapat dilihat pada lampiran 25.
Berdasarkan hasil uji validasi isi, dan daya beda soal ujicoba tes prestasi
belajar, diperoleh 24 soal digunakan dalam penelitian, dan enam soal lainnya yaitu
butir nomor 4, 5, 11, 16, 17, dan 24 tidak digunakan dalam penelitian.
3. Data Skor Kreatifitas Belajar Matematika Siswa
Berdasarkan data skor kreatifitas belajar matematika yang terkumpul
diperoleh X伸 = 71,16 dan s = 6,89, sehingga penentuan kategori kreatifitas belajar
matematika siswa sesuai dengan Tabel 4.2.
Tabel 4.2 Penentuan Kategori Angket Kreatifitas Belajar Matematika Siswa.
Kategori Ketentuan Rentang Skor (X)
Tinggi X ≥ X伸 + 0,5s X ≥ 74,60
Sedang X伸− 0,5s < X < X伸+ 0,5s 67,71 < X < 74,60
Rendah X £ X伸 – 0,5s X ≤ 67,71
Berdasarkan data yang telah terkumpul dapat disajikan pula sebaran
kategori kreatifitas belajar matematika siswa sesuai dengan Tabel 4.3.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
36
Tabel 4.3 Sebaran Kategori Kreatifitas Belajar Matematika Siswa
Kelas Jumlah siswa
Banyaknya Siswa Untuk Tiap Kategori Kreatifitas Tinggi Sedang Rendah
Eksperimen 32 9 13 10
Kontrol 32 9 14 9
Data tentang kreatifitas belajar matematika siswa dapat dilihat pada
lampiran 31.
4. Data Skor Prestasi Belajar Matematika Siswa
Data prestasi belajar matematika yang digunakan dalam penelitian ini
adalah nilai tes akhir materi operasi hitung bentuk aljabar setelah obyek peneliti
diberi perlakuan dengan model pembelajaran yang berbeda antara kelas
eksperimen dengan kelas kontrol. Pada kelas eksperimen diberi perlakuan dengan
model pembelajaran kooperatif TAI, sedangkan kelas kontrol dengan model
pembelajaran langsung.
Hasil dan tata letak data tes prestasi belajar matematika berdasarkan
model pembelajaran dan tingkat kreatifitas belajar matematika tersebut sebagai
berikut:
Tabel 4.4 Tata Letak Data Prestasi Belajar Matematika Berdasakan Model
Pembelajaran dan Kreatifitas Belajar Matematika
Kreatifitas Belajar Matematika
Tinggi Sedang Rendah
Mod
el P
embe
laja
ran
TA
I
7.5 7.1 5.4 6.7 7.9 9.6 7.1 5.0 5.4 7.9 7.1 9.6 6.7 6.3 7.9 6.3 7.1 6.3 7.9 7.9 8.3 6.3 6.7 9.2 7.5 7.9 5.8 7.9 7.1 7.5 8.3 6.3
Lan
gsun
g
7.9 8.3 7.5 7.5 7.1 6.7 7.9 5.8 4.2 7.5 9.6 8.3 5.4 6.3 7.1 7.1 6.3 4.6 8.8 6.3 7.5 8.3 7.5 6.7 6.3 6.7 7.1 7.1 6.7 6.3 5.4 5.0
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
37
B. Pengujian Persyaratan Analisis Data
1. Uji Persyaratan Eksperimen
Uji persyaratan eksperimen menggunakan uji keseimbangan dengan uji-
t. Data untuk uji keseimbangan ini diambil dari data kemampuan awal berupa nilai
UASBN (Ujian Akhir Sekolah Berstandar Nasional) Mata Pelajaran Matematika
Sekolah Dasar tahun ajaran 2009/2010 kelas eksperimen dan kelas kontrol. Uji
keseimbangan dilakukan untuk mengetahui apakah kedua sampel memiliki
kondisi awal yang sama. Sebelum diuji keseimbangan, masing-masing sampel
terlebih dahulu diuji normalitasnya, apakah data tersebut berdistribusi normal atau
tidak. Uji normalitas menggunakan metode Liliefors dengan taraf signifikan 0,05.
Hasil uji normalitas keadaan awal kelas eksperimen dan kelas kontrol disajikan
dalam Tabel 4.6.
Tabel 4.5 Hasil uji normalitas keadaan awal
Uji Normalitas Keadaan awal 涧侥ōǴ 涧缴蕉ō Keputusan
Eksperimen 0,0891 0,1566 寡难 tidak ditolak Kontrol 0,0814 0,1566 寡难 tidak ditolak
Dari tabel tampak bahwa 拐n贫k untuk masing-masing sampel tidak
melebihi 拐a 贫. Dengan demikian, keputusan yang diambil adalah 寡难 tidak ditolak,
artinya masing-masing sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal.
Perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 27 untuk normalitas kelas
eksperimen, dan lampiran 28 untuk kelas kontrol.
Dari hasil uji keseimbangan keadaan awal dengan menggunakan uji-t
diperoleh 棍n贫k = 0,066 bukan merupakan anggota DK = {t | t < - 1,960 atau t >
1,960}. Dengan demikian, keputusan yang diambil adalah 寡难 tidak ditolak. Hal
ini berarti kelas eksperimen dan kelas kontrol berasal dari populasi yang memiliki
keadaan awal sama sehingga dapat disimpulkan bahwa kedua kelas tersebut
mempunyai keadaan awal seimbang. Perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada
lampiran 29.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
38
2. Persyaratan Analisis Variansi
a. Uji Normalitas
Uji normalitas dimaksudkan untuk mengetahui apakah sampel yang
diambil berasal dari populasi yang berdistribusi normal atau tidak. Uji
normalitas menggunakan metode Lilliefors dengan taraf signifikan 0,05.
Dalam penelitian ini uji normalitas yang dilakukan antara lain: uji normalitas
prestasi belajar matematika kelas eksperimen, uji normalitas prestasi belajar
matematika kelas kontrol, uji normalitas prestasi belajar matematika siswa
dengan kreatifitas belajar matematika tinggi, uji normalitas prestasi belajar
matematika siswa dengan kreatifitas belajar matematika sedang dan uji
normalitas prestasi belajar matematika siswa dengan kreatifitas belajar
matematika rendah. Hasil uji normalitas tes prestasi belajar siswa disajikan
dalam Tabel 4.6.
Tabel 4.6 Hasil Analisis Uji Normalitas
Sumber N Lobs Ltab Keputusan Uji Kesimpulan Kelas Eksperimen 32 0,1220 0,1566 H0 tidak ditolak Normal Kelas Kontrol 32 0,0975 0,1566 H0 tidak ditolak Normal Kreatifitas Belajar Matematika Tinggi 18 0,1450 0,2000 H0 tidak ditolak Normal
Kreatifitas Belajar Matematika Sedang
27 0,1392 0,1705 H0 tidak ditolak Normal
Kreatifitas Belajar Matematika rendah
19 0,0817 0,1950 H0 tidak ditolak Normal
Berdasarkan tabel hasil analisis uji normalitas, diketahui bahwa Lobs
bukan anggota daerah kritik karena Lobs < Ltab atau dengan kata lain H0 tidak
ditolak, sehingga dapat disimpulkan bahwa sampel berasal dari populasi yang
berdistribusi normal. Perhitungan selengkapnya untuk uji normalitas kelas
eksperimen, kelas kontrol, kreatifitas belajar matematika tinggi, sedang dan
rendah berturut-turut dapat dilihat pada lampiran 32, 33, 34, 35, dan 36.
b. Uji Homogenitas
Uji Homogenitas digunakan untuk mengetahui apakah sampel berasal
dari populasi yang homogen. Uji homogenitas yang digunakan dalam
penelitian ini adalah uji Bartlet dengan statistik uji Chi Kuadrat dan taraf
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
39
signifikan 0,05. Dalam penelitian ini dilakukan dua kali uji homogenitas yaitu
antar baris (uji homogenitas prestasi belajar matematika siswa ditinjau dari
model pembelajaran) dan antar kolom (uji homogenitas prestasi belajar
matematika siswa ditinjau dari kreatifitas belajar matematika siswa). Hasil uji
coba homogenitas dapat dilihat pada Tabel 4.7
Tabel 4.7 Hasil Analisis Uji Homogenitas
Sumber k χས90挠 χ疟狞9挠 Keputusan Uji Kesimpulan Model Pembelajaran 2 0.177 3.841 H0 tidak ditolak Homogen Kreatifitas Belajar Matematika 3 0.190 5.991 H0 tidak ditolak Homogen
Berdasarkan tabel hasil analisis uji homogenitas, diketahui bahwa χས90挠
bukan anggota daerah kritik karena χས90挠 < χ疟狞9挠 atau dengan kata lain H0 tidak
ditolak, sehingga dapat disimpulkan sampel berasal dari populasi yang
homogen. Perhitungan uji homogenitas model pembelajaran dapat dilihat pada
lampiran 37 dan uji homogenitas kreatifitas belajar matematika siswa pada
lampiran 38.
C. Pengujian Hipotesis
1. Analisis Variansi Dua Jalan dengan Sel Tak Sama
Hasil perhitungan analisis variansi dua jalan dengan sel tak sama
disajikan pada Tabel 4.8.
Tabel 4.8 Rangkuman Analisis Variansi Dua Jalan dengan Sel Tak Sama
Sumber JK dk RK 瓜n贫k 瓜崎 Model (A) 1,13 1 1,13 0,99 4,01 Kreatifitas (B) 19,07 2 9,54 8,37 3,16 Interaksi (AB) 2,99 2 1,50 1,32 3,16 Galat 66,07 58 1,14 − − Total 89,26 63 − − −
Berdasarkan tabel diatas dapat diperoleh informasi sebagai berikut :
a. Fa= 0,99 ∉ DK
Pada efek utama baris, yaitu model pembelajaran (A), H0A tidak ditolak. Hal
ini berarti kedua model pembelajaran memberikan efek yang sama terhadap
prestasi belajar matematika pada materi operasi hitung bentuk aljabar.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
40
b. Fb= 8,37 ∈ DK
Pada efek utama kolom, yaitu kreatifitas belajar matematika siswa (B), H0B
ditolak. Hal ini berarti ketiga kategori kreatifitas belajar matematika siswa
(tinggi, sedang dan rendah) memberikan efek yang tidak sama terhadap
prestasi belajar matematika siswa pada materi operasi hitung bentuk aljabar.
c. Fab= 1,32 ∉ DK
Pada efek utama interaksi, yaitu interaksi antara model pembelajaran dengan
kreatifitas belajar matematika siswa (AB), H0AB tidak ditolak. Hal ini berarti
tidak terdapat interaksi antara baris dan kolom terhadap variabel terikat yaitu
antara penggunaan model pembelajaran dan kreatifitas belajar matematika
siswa terhadap prestasi belajar matematika siswa pada materi operasi hitung
bentuk aljabar. (Perhitungan uji hipotesis dapat dilihat pada lampiran 39).
2. Uji Komparasi Ganda (Scheffe)
Dalam perhitungan analisis variansi, jika H0 ditolak maka perlu
dilakukan uji pasca anava, yaitu uji komparasi ganda. Pada penelitian ini, H0B
yang ditolak, jadi yang dilakukan hanya uji komparasi ganda antar kolom saja.
Karena H0B ditolak berarti ketiga kategori kreatifitas belajar matematika (tinggi,
sedang dan rendah) memberikan efek yang tidak sama terhadap prestasi belajar
matematika siswa pada materi operasi hitung bentuk aljabar. Oleh karena itu perlu
dilakukan uji komparasi ganda untuk mengetahui perbedaan rerata setiap
pasangan kolom. Metode yang digunakan untuk uji komparasi ganda pada
penelitian ini adalah metode Scheffe dengan taraf signifikansi 0.05. Hasil
perhitungan rerata skor prestasi belajar matematika siswa antar baris, antar kolom,
dan antar sel disajikan pada Tabel 4.9.
Tabel 4.9 Rataan dan Rataan Marginal
Model Pembelajaran Kreatifitas Belajar Siswa Rataan
Tinggi Sedang Rendah Marginal Model Pembelajaran TAI 7,63 7,39 6,67 7,23 Model Pembelajaran Langsung 7,97 6,69 6,22 6,96
Rataan Marginal 7,80 7,04 6,45
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
41
Hasil perhitungan uji pasca anava antar kolom disajikan dalam Tabel 4.10.
Tabel 4.10 Rangkuman Hasil Uji Komparasi Ganda Antar Kolom
Komparasi Fobs 2F0.05; 2,58
Keputusan Uji
µ.1 vs µ.2 5,65 6,32 H0 tidak ditolak
µ.1 vs µ.3 10,77 6,32 H0 ditolak
µ.2 vs µ.3 3,41 6,32 H0 tidak ditolak
(Perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 40)
Berdasarkan rangkuman hasil yang diperoleh dari Tabel 4.10 tersebut
dapat disimpulkan bahwa:
a F1-2 = 5,65 < 6,32= 2F0.05; 2,58 maka H0 tidak ditolak. Hal ini berarti siswa
yang memiliki kreatifitas belajar matematika tinggi memiliki prestasi belajar
matematika yang sama dengan siswa yang memiliki kreatifitas belajar
matematika sedang pada materi operasi hitung bentuk aljabar.
b F1-3 = 10,77 > 6,32 = 2F0.05; 2,58 maka H0 ditolak. Hal ini berarti prestasi
belajar matematika pada materi operasi hitung bentuk aljabar pada siswa yang
memiliki kreatifitas belajar matematika tinggi tidak sama dengan siswa yang
memiliki kreatifitas belajar matematika rendah. Berdasarkan tabel 4.9
diperoleh rataan marginal untuk kreatifitas belajar matematika tinggi adalah
7.80 dan kreatifitas belajar matematika rendah adalah 6.45. Dilihat dari rataan
marginalnya dapat disimpulkan bahwa siswa yang memiliki kreatifitas belajar
matematika tinggi memiliki prestasi belajar matematika lebih baik daripada
siswa yang memiliki kreatifitas belajar matematika rendah pada materi operasi
hitung bentuk aljabar.
c F2-3 = 3,41 < 6,32 = 2F0.05; 2,58 maka H0 tidak ditolak. Hal ini berarti siswa
yang memiliki kreatifitas belajar matematika sedang memiliki prestasi belajar
matematika yang sama dengan siswa yang memiliki kreatifitas belajar
matematika rendah pada materi operasi hitung bentuk aljabar.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
42
D. Pembahasan Hasil Analisis Data
1. Hipotesis Pertama
Berdasarkan perhitungan uji anava dua jalan dengan sel tak sama yang
dilakukan diperoleh Fa = 0,99 < 4,01 = Ftab . Fa bukan anggota daerah kritik maka
diambil keputusan uji H0A tidak ditolak. Dapat disimpulkan bahwa model
pembelajaran kooperatif tipe TAI memberikan prestasi belajar matematika sama
baiknya dengan model pembelajaran langsung pada materi operasi hitung
bentuk aljabar. Hal ini tidak sesuai dengan hipotesis penelitian yang menyatakan
bahwa model pembelajaran kooperatif tipe TAI memberikan prestasi belajar
matematika yang lebih baik daripada model pembelajaran langsung pada materi
operasi hitung bentuk aljabar.
Tidak terpenuhinya hipotesis pertama dimungkinkan karena ada faktor
lain yang bukan merupakan variabel penelitian yang tidak terkontrol ikut
berpengaruh selama proses penelitian. Faktor tersebut diantaranya:
a. Aspek Materi
Pembelajaran matematika pada materi operasi hitung bentuk aljabar baik
dengan model pembelajaran TAI maupun dengan pembelajaran langsung, bagi
siswa SMP Negeri 9 Magelang tidak ada perbedaan yang signifikan. Hal ini
dimungkinkan karena materi operasi hitung bentuk aljabar sangat berkaitan
dengan materi sebelumnya materi bilangan bulat. Pemahaman siswa pada materi
bilangan bulat sangat berpengaruh pada pembelajaran materi operasi hitung
bentuk aljabar. Baik siswa yang mendapat pembelajaran dengan model
pembelajaran TAI maupun dengan model pembelajaran langsung, jika siswa
tersebut belum sepenuhnya menguasai materi bilangan bulat, maka siswa
cenderung tidak memahami materi operasi hitung bentuk aljabar.
b. Aspek metode
1) Siswa belum bisa menyesuaikan diri dengan adanya penerapan model
pembelajaran TAI dalam pembelajaran karena pembelajaran yang
sebelumnya masih terbiasa dengan pembelajaran langsung.
2) Terbatasnya kemampuan guru dalam membantu siswa yang mengalami
kesulitan pada saat proses diskusi. Hal ini dikarenakan kondisi kelas
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
43
yang gaduh ketika guru sedang membantu kesulitan pada salah satu
kelompok.
c. Aspek Siswa
1) Karena pembagian kelompok ditentukan oleh guru, sehingga beberapa
siswa kurang cocok dengan teman sekelompoknya.
2) Dalam pembagian kelompok, guru hanya memperhatikan keseimbangan
prestasi dan pemerataan jenis kelamin, sehingga ada kelompok terdiri dari
siswa-siswa yang pasif. Hal ini mengakibatkan kegiatan diskusi dalam
pembelajaran kurang berjalan dengan baik.
3) Ketika kegiatan diskusi, siswa cenderung mengerjakan tugas kelompok
secara sendiri daripada dengan teman sekelompoknya.
d. Aspek Waktu
Kurang waktu dalam kegiatan diskusi pada pembelajaran dengan model
pembelajaran TAI. Hal ini dikarenakan ketika kegiatan diskusi siswa cenderung
mengobrol dengan kelompoknya, sehingga pembelajaran kurang efektif.
2. Hipotesis Kedua
Berdasarkan perhitungan uji anava dua jalan dengan sel tak sama yang
dilakukan diperoleh Fb = 8,37 > 3,16 = Ftab. Fb merupakan anggota daerah kritik
maka diambil keputusan uji H0B ditolak. Hal ini berarti terdapat perbedaan
prestasi belajar matematika siswa ditinjau dari kreatifitas belajar matematika
tinggi, sedang, dan rendah pada materi operasi hitung bentuk aljabar.
Setelah dilakukan uji komparasi ganda antar kolom dengan metode
Scheffe, dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan pengaruh antara kreatifitas
belajar matematika kategori tinggi dan kategori rendah terhadap prestasi belajar
matematika siswa pada materi operasi hitung bentuk aljabar. Pada siswa dengan
kreatifitas belajar matematika tinggi dan sedang tidak memberikan perbedaan
pengaruh terhadap prestasi belajar matematika siswa pada materi operasi hitung
bentuk aljabar, hal tersebut juga berlaku pada siswa dengan kreatifitas belajar
sedang dan rendah.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
44
Berdasarkan hasil perhitungan rataan dan rataan marginal pada tabel 4.9
serta uji komparasi ganda menunjukkan bahwa rataan kolom prestasi belajar
matematika siswa dengan kreatifitas belajar tinggi = 7,80 > 6,45 = rataan kolom
prestasi belajar matematika siswa dengan kreatifitas belajar rendah. Hal tersebut
menunjukkan bahwa siswa dengan kreatifitas belajar tinggi memiliki prestasi
belajar yang lebih baik daripada siswa dengan kreatifitas belajar rendah.
Prestasi belajar matematika siswa dengan kreatifitas tinggi ternyata sama
dengan siswa dengan kreatifitas sedang dan prestasi belajar matematika siswa
dengan kreatifitas sedang juga sama dengan siswa dengan kreatifitas rendah. Hal
ini dimungkinkan karena siswa dengan kreatifitas tinggi dan sedang cenderung
meremehkan pembelajaran di kelas. Meskipun demikian, prestasi belajar
matematika siswa dengan kreatifitas tinggi tetap saja lebih baik daripada siswa
dengan kreatifitas rendah. Siswa dengan kreatifitas tinggi lebih banyak latihan
soal matematika di luar jam sekolah daripada siswa dengan kreatifitas rendah.
Sebagai contoh, siswa dengan kreatifitas tinggi dalam mengerjakan tugas rumah
akan lebih sungguh-sungguh daripada siswa dengan kreatifitas rendah. Selain itu,
terdapat juga faktor lain yang merupakan variabel bebas yang tidak dapat
dikendalikan antara lain lingkungan yang mempengaruhi pola belajar siswa.
3. Hipotesis Ketiga
Berdasarkan perhitungan uji anava dua jalan dengan sel tak sama yang
dilakukan diperoleh Fab = 1,32 < 3,16 = Ftab. Fab merupakan anggota daerah kritik.
Hal ini menyebabkan H0AB tidak ditolak sehingga kesimpulan yang dapat diambil
adalah tidak terdapat interaksi antara model pembelajaran dengan kreatifitas
belajar matematika siswa terhadap prestasi belajar matematika siswa pada materi
operasi hitung bentuk aljabar.
Uji hipotesis pertama menyatakan bahwa penggunaan model
pembelajaran TAI dan model pembelajaran langsung terhadap prestasi belajar
matematika siswa pada materi operasi hitung benttuk aljabar tidak memberikan
pengaruh yang berbeda. Karena tidak adanya interaksi, sehingga hal tersebut juga
berlaku untuk setiap kategori kreatifitas belajar matematika, yang berarti model
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
45
pembelajaran TAI akan memberikan prestasi belajar matematika yang sama
dengan model pembelajaran langsung untuk setiap kategori kreatifitas siswa.
Uji hipotesis kedua dan uji komparasi ganda menyatakan bahwa terdapat
perbedaan pengaruh kreatifitas belajar matematika untuk setiap kategorinya
terhadap prestasi belajar matematika pada materi operasi hitung bentuk aljabar.
Karena tidak terdapat interaksi maka tidak terdapat perbedaan prestasi belajar
matematika pada ketiga kategori kreatifitas belajar matematika untuk setiap model
pembelajaran. Misalkan, secara umum siswa dengan kreatifitas belajar tinggi dan
siswa dengan kreatifitas belajar matematika rendah memiliki prestasi belajar
matematika yang sama. Jika ditinjau dari model pembelajaran TAI, maka akan
berlaku sama yaitu siswa dengan kreatifitas belajar tinggi memiliki prestasi
belajar matematika yang sama dengan siswa yang memiliki kreatifitas belajar
matematika rendah. Demikian juga jika ditinjau dari model pembelajaran
langsung. Senada dengan hal tesebut, siswa dengan kreatifitas belajar sedang akan
mempunyai prestasi belajar yang sama dengan siswa yang memiliki kreatifitas
belajar rendah baik ditinjau dari model pembelajaran TAI maupun model
pembelajaran langsung. Kemudian siswa dengan kreatifitas belajar tinggi akan
mempunyai prestasi belajar yang sama dengan siswa yang memiliki kreatifitas
belajar rendah baik ditinjau dari model pembelajaran TAI maupun model
pembelajaran langsung.
Tidak ada interaksi antara model pembelajaran dengan kreatifitas belajar
matematika siswa terhadap prestasi belajar matematika dimungkinkan karena
memang kemampuan siswa dengan kreatifitas belajar tinggi akan menghasilkan
prestasi belajar matematika yang tetap tinggi baik menggunakan model
pembelajaran TAI maupun model pembelajaran langsung. Demikian juga pada
siswa dengan kreatifitas belajar rendah tidak akan mempengaruhi prestasi belajar
matematika meskipun dengan penerapan model pembelajaran TAI. Selain itu,
dapat juga dimungkinkan karena pengaruh variabel bebas lain yang tidak
termasuk dalam penelitian ini, misalnya minat belajar, motivasi, kemampuan
awal, kedisiplinan siswa.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
46
BAB V
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Berdasarkan kajian teori dan didukung hasil penelitian yang telah
dikemukakan sebelumnya, dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :
1. Prestasi belajar matematika siswa yang mengikuti pembelajaran dengan model
pembelajaran kooperatif tipe TAI sama baiknya dengan siswa yang mengikuti
pembelajaran dengan model pembelajaran langsung pada materi pokok
aljabar.
2. Siswa dengan kreatifitas belajar matematika tinggi dan siswa dengan
kreatifitas belajar matematika sedang memiliki prestasi belajar matematika
yang sama baiknya serta siswa dengan kreatifitas belajar matematika sedang
dan siswa dengan kreatifitas belajar matematika rendah memiliki prestasi
belajar matematika yang sama baiknya, sedangkan siswa dengan kreatifitas
belajar matematika tinggi memiliki prestasi belajar matematika yang lebih
baik daripada siswa dengan kreatifitas belajar matematika rendah pada materi
pokok aljabar.
3. Tidak ada interaksi antara model pembelajaran dan kreatifitas belajar
matematika terhadap prestasi belajar matematika yaitu siswa yang mengikuti
pembelajaran dengan model pembelajaran kooperatif tipe TAI mempunyai
prestasi belajar matematika yang sama baiknya dengan siswa yang mengikuti
pembelajaran dengan model pembelajaran langsung baik untuk siswa dengan
kreatifitas tinggi, sedang, maupun rendah.
B. IMPLIKASI
Berdasarkan pada kajian teori serta mengacu pada hasil penelitian ini,
penulis akan menyampaikan implikasi yang berguna secara teoritis maupun
secara praktis dalam upaya meningkatkan prestasi belajar matematika siswa.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
47
1. Implikasi Teoritis
Kesimpulan penelitian menyatakan bahwa tidak terdapat perbedaan
antara pembelajaran matematika dengan menggunakan model pembelajaran
kooperatif tipe TAI dan model pembelajaran langsung pada materi pokok aljabar,
sehingga dapat dikatakan bahwa pembelajaran matematika dengan model
pembelajaran kooperatif tipe TAI sama baiknya dengan model pembelajaran
langsung. Menurut Kardi dan Nur (2000), model pembelajaran langsung berpusat
pada guru. Namun, sistem pengelolaan pembelajaran yang dilakukan oleh guru
harus menjamin terjadinya keterlibatan siswa. Lingkungan belajar pada
pembelajaran dengan model pembelajaran langsung berorientasi pada tugas
sehingga dapat memberi harapan tinggi agar siswa mencapai hasil belajar dengan
baik. Sedangkan menurut Slavin (2008), dalam pelaksanaannya, model TAI
dirancang dengan menggabungkan belajar kelompok dan belajar secara individu
atau mandiri untuk memecahkan masalah. Sehingga, sebenarnya model
pembelajaran kooperatif tipe TAI ini merupakan model pembelajaran yang baik
untuk berbagai tingkat kreatifitas belajar siswa. Namun, karena beberapa faktor
seperti kerjasama antar siswa belum maksimal karena ada sebagian siswa yang
tidak ikut dalam kegiatan diskusi, adanya siswa yang kurang nyaman dalam
kelompoknya, serta kurangnya waktu yang diperlukan dalam kegiatan diskusi
sehingga model pembelajaran kooperatif tipe TAI dalam penelitian ini kurang
dapat berjalan secara maksimal.
Pada dasarnya kedua model pembelajaran tersebut sama baiknya.
Sehingga baik model pembelajaran langsung maupun model pembelajaran
kooperatif tipe TAI dapat diterapkan dalam pembelajaran matematika.
Kreatifitas belajar matematika siswa merupakan salah satu faktor yang
mempengaruhi keberhasilan belajar siswa. Hal tersebut terlihat bahwa siswa
dengan kreatifitas belajar tinggi memiliki prestasi belajar yang lebih baik
daripada siswa dengan kreatifitas belajar rendah. Hal ini dikarenakan siswa
dengan kreatifitas belajar tinggi cenderung lebih memiliki kesadaran untuk
belajar dan mencari tahu jawaban atas sesuatu hal yang dirasa belum dipahami
daripada siswa dengan kreatifitas belajar rendah. Oleh karena itu, dalam
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
48
pembelajaran matematika, setiap siswa mempunyai kesempatan yang sama dalam
memperbaiki dan meningkatkan tingkat kreatifitas belajarnya agar mendapatkan
prestasi belajar matematika yang lebih baik.
2. Implikasi Praktis
Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan bagi
para peneliti untuk mencoba melakukan penelitian sejenis untuk model
pembelajaran yang sama yang diterapkan pada materi pokok yang berbeda.
Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe TAI pada materi pokok aljabar
menghasilkan prestasi belajar matematika yang sama dengan model pembelajaran
langsung, namun model pembelajaran kooperatif tipe TAI dapat dijadikan sebagai
alternatif apabila guru ingin memberikan variasi dalam pembelajaran matematika.
Usaha guru dalam membantu siswa meningkatkan prestasi belajarnya
tidak terlepas dari adanya faktor-faktor yang mempengaruhi proses pembelajaran,
salah satunya adalah kreatifitas belajar matematika yang dimiliki oleh masing-
masing siswa. Selain itu guru perlu memperhatikan komponen lain yang
mempengaruhi proses pencapaian prestasi belajar siswa, antara lain kemampuan
awal siswa, aktivitas belajar siswa, motivasi belajar siswa, serta minat dan bakat
siswa.
C. SARAN
Berdasarkan pembahasan masalah, kesimpulan dan implikasi dalam
penelitian ini, peneliti mengemukakan saran sebagai berikut:
1. Bagi Guru (Pendidik)
a. Dalam proses pembelajaran matematika dengan menggunakan model
pembelajaran kooperatif tipe TAI agar dapat mencapai hasil maksimal, maka
guru perlu memperhatikan hal-hal berikut seperti waktu yang diperlukan
dalam kegiatan diskusi, pembagian kelompok yang mempertimbangkan
keaktifan siswa, serta kemampuan guru dalam membantu siswa yang
mengalami kesulitan pada saat kegiatan diskusi.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
49
b. Dalam proses pembelajaran matematika, guru perlu memperhatikan
pentingnya tingkat kreatifitas belajar matematika siswa, misalnya dengan
membuat siswa kreatif dalam berpikir untuk memunculkan ide berkaitan
dengan materi yang sedang atau yang akan dipelajari. Tingkat kreatifitas
belajar matematika dapat tumbuh baik dari lingkungan belajar di sekolah
maupun di luar lingkungan sekolah, sehingga guru dapat mengarahkan dan
membimbing siswa agar memiliki tingkat kreatifitas belajar matematika yang
baik.
c. Dalam proses pembelajaran matematika, hendaknya guru juga memperhatikan
komponen-komponen yang mempengaruhi proses pencapaian prestasi belajar
siswa, misalnya minat belajar, motivasi, kemampuan awal, dan kedisiplinan
siswa. Sehingga dapat dicari alternatif dalam membentuk pola pembelajaran
dalam kelas yang dapat mengakibatkan prestasi belajar matematika siswa
meningkat.
2. Bagi Peneliti Lain
Penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe TAI pada materi pokok
aljabar belum dapat memberikan prestasi belajar yang lebih baik daripada model
pembelajaran langsung, sehingga peneliti menyarankan kepada peneliti lainnya
agar:
1. Mengadakan penelitian sejenis dengan menggunakan model pembelajaran
kooperatif tipe TAI pada materi pokok aljabar ditinjau dari kreatifitas belajar
matematika siswa agar dapat diketahui bahwa model pembelajaran kooperatif
tipe TAI memberikan hasil yang lebih baik daripada model pembelajaran
langsung.
2. Mengadakan penelitian lebih lanjut guna menemukan faktor-faktor lain yang
dapat meningkatkan prestasi belajar matematika siswa, selain kreatifitas
belajar matematika siswa.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
50
3. Bagi Siswa
Siswa hendaknya ikut aktif dalam proses pembelajaran dan berani
menanyakan kesulitan-kesulitan yang dialami dalam pembelajaran matematika
kepada guru atau temannya serta perlu meningkatkan kreatifitas belajar
matematikanya. Selain itu, siswa juga hendaknya mempersiapkan materi terlebih
dahulu sebelum pelajaran dimulai, sehingga diharapkan prestasi belajar
matematika siswa menjadi lebih meningkat.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
51