20
EKONOMI PRODUKSI PERTANIAN: PERUBAHAN TEKNOLOGI DALAM PERSPEKTIF USAHATANI GUREM Tatiek Koerniawati Andajani, SP.MP. Laboratorium Ekonomi Pertanian, FP-Universitas Brawijaya Email : [email protected] DESKRIPSI MODUL Topik modul terakhir ini adalah dampak perubahan teknis pada usahatani kecil. Tidak dapat disangkal bahwa dalam melaksanakan usahataninya petani gurem tidak terlepas dari perubahan. Petani gurem secara terus menerus dihadapkan pada hal-hal baru berkaitan dengan proses produksi usahataninya dan harus dapat beradaptasi terhadap segala perubahan tersebut. Proses adaptasi dapat terjadi dalam berbagai bentuk yang berbeda. Perubahan teknis tidak sekedar mencakup adopsi metode produksi yang baru namun di dalamnya terkandung upaya bertahan hidup. Perubahan teknologi dengan demikian meliputi berbagai aspek antara lain kelayakan teknologi tersebut, proses pengenalannya kepada petani dengan latar belakang usahatani yang berbeda, dan dampak sosial ekonomi yang dapat ditimbulkan oleh teknologi baru tersebut. Perubahan teknis dengan demikian merupakan suatu topik penting, dalam modul ini pembahasan perubahan teknik akan lebih ditekankan pada pendekatan ekonomi. Pokok analisis ekonomi dari perubahan teknis yang akan dipaparkan dalam bab ini terdiri dari tiga komponen sub bahasan yakni terminologi, komparasi antara perubahan teknologi netral dan bias, serta pembahasan teoritis tentang perubahan teknologi dalam sektor pertanian yang lebih dikenal dengan istilah induced innovation. Dua sub-bahasan berikutnya adalah mengenai aplikasi konsep dan implikasi perubahan teknologi itu sendiri. 12 SELF-PROPAGATING ENTREPRENEURIAL EDUCATION

EKONOMI PRODUKSI PERTANIAN - permaseta.ub.ac.idpermaseta.ub.ac.id/wp-content/uploads/2017/04/Modul-12.pdf · bab ini terdiri dari tiga komponen sub bahasan yakni i ... atau dengan

  • Upload
    lycong

  • View
    216

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

EKONOMI PRODUKSI PERTANIAN:

PERUBAHAN TEKNOLOGI DALAM PERSPEKTIF

USAHATANI GUREM Tatiek Koerniawati Andajani, SP.MP.

Laboratorium Ekonomi Pertanian, FP-Universitas Brawijaya

Email : [email protected]

DESKRIPSI MODUL

Topik modul terakhir ini adalah dampak perubahan teknis

pada usahatani kecil. Tidak dapat disangkal bahwa dalam

melaksanakan usahataninya petani gurem tidak terlepas dari

perubahan. Petani gurem secara terus menerus dihadapkan

pada hal-hal baru berkaitan dengan proses produksi

usahataninya dan harus dapat beradaptasi terhadap segala

perubahan tersebut. Proses adaptasi dapat terjadi dalam

berbagai bentuk yang berbeda. Perubahan teknis tidak sekedar

mencakup adopsi metode produksi yang baru namun di

dalamnya terkandung upaya bertahan hidup. Perubahan

teknologi dengan demikian meliputi berbagai aspek antara lain

kelayakan teknologi tersebut, proses pengenalannya kepada

petani dengan latar belakang usahatani yang berbeda, dan

dampak sosial ekonomi yang dapat ditimbulkan oleh teknologi

baru tersebut.

Perubahan teknis dengan demikian merupakan suatu topik

penting, dalam modul ini pembahasan perubahan teknik akan

lebih ditekankan pada pendekatan ekonomi. Pokok analisis

ekonomi dari perubahan teknis yang akan dipaparkan dalam

bab ini terdiri dari tiga komponen sub bahasan yakni

terminologi, komparasi antara perubahan teknologi netral dan

bias, serta pembahasan teoritis tentang perubahan teknologi

dalam sektor pertanian yang lebih dikenal dengan istilah induced

innovation. Dua sub-bahasan berikutnya adalah mengenai

aplikasi konsep dan implikasi perubahan teknologi itu sendiri.

12

SELF-PR

OP

AG

ATIN

G EN

TREP

REN

EUR

IAL ED

UC

ATIO

N

DEV

ELOP

MEN

T (SPEED

)

Page 2 of 20

Mata Kuliah / MateriKuliah 2012 Brawijaya University

TUJUAN PEMBELAJARAN

Kompetensi dasar yang harus dikuasai mahasiswa setelah:

1. Membaca modul dan pustaka yang disarankan

2. Mengerjakan tugas terstruktur mandiri

3. Melaksanakan tutorial online

adalah sebagai berikut:

1. Memahami konsep perubahan teknologi dalam produksi pertanian

2. Memahami secara teoritis karakteristik perubahan teknologi produksi

pertanian

3. Mengidentifikasi kendala-kendala penerapan teknologi dalam produksi

pertanian

4. Menjelaskan alternatif solusi berbasis intervensi inovasi teknologi

untuk meningkatkan produktivitas pertanian

MATERI PEMBELAJARAN

12.1. Analisis Ekonomi Perubahan Teknologi.

Terminologi

Hal pertama yang perlu dicermati adalah terminologi ekonomi konsep

perubahan teknis yang pada gilirannya dapat digunakan untuk melandasi

pemahaman pada saat dilakukan analisis komparatif antara teknologi

dengan teknik (cara), antara perubahan teknologi dengan perubahan teknis,

dan antara substitusi faktor produksi dengan perubahan teknologi, serta

antara proses inovasi dengan inovasi produk.

Teknologi

Teknologi dapat diartikan sebagai segala sesuatu yang mencakup metoda

produksi baik yang telah maupun yang sedang dikembangkan dengan

menggunakan pengetahuan ilmiah, misalnya pupuk, varietas dan peralatan

baru. Di sisi lain teknik atau cara diartikan sebagai metoda produksi seperti

misalnya kombinasi penggunaan input yang dapat memberikan keuntungan

maksimum dan lain sebagainya. Suatu cara produksi misalnya dapat

ditunjukkan dengan satu titik tertentu pada kurva isokuan seperti yang

diilustrasikan pada Gambar 12.1.

Page 3 of 20

Mata Kuliah / MateriKuliah 2012 Brawijaya University

Gambar 12.1. Substitusi Faktor Produksi versus Perubahan Teknis

Pada Gambar 11.1. dapat dilihat dua perubahan teknis yang berbeda

yakni: perubahan dari titik A ke titik B yang menunjukkan perubahan

kombinasi input L dan K untuk menghasilkan output yang sama, serta

perubahan dari A ke C yang menunjukkan penggunaan input yang lebih

sedikit dengan kombinasi jumlah yang sama. Perubahan pertama,

menurut teori ekonomi neoklasik dikenal sebagai substitusi input (factor

substitution) sementara perubahan kedua disebut dengan perubahan teknis

(technical change).

Sebagaimana dipaparkan dalam teori ekonomi neoklasik, substitusi

input dapat dijelaskan sebagai berikut:

1. Perubahan relatif harga input menyebabkan slope isocost berubah. Pada

Gambar 11.1. perubahan ini ditunjukkan oleh perubahan dari P1 menjadi

P2.

2. Perubahan ini mempengaruhi output dan efek substitusi yang analog

dengan efek pendapatan dan efek substitusi pada teori konsumsi

3. Efek output terjadi karena perubahan jumlah penggunaan input yang

diakibatkan oleh perubahan harga input sebagaimana ditunjukkan oleh

perubahan dari isokuan I1 ke isokuan I2.

4. Efek substitusi adalah perubahan dari titik A ke B pada isokuan yang

sama.

5. Subsitusi input merupakan efek subsitusi murni yang diakibatkan oleh

perubahan harga input pada tingkat teknologi yang sama.

L I1 I2

P2 P2

P1 D

B

I1

P1 A

C

0 K

Page 4 of 20

Mata Kuliah / MateriKuliah 2012 Brawijaya University

Perubahan teknis di sisi lain menunjukkan adanya perubahan

(pengurangan) penggunaan sumberdaya untuk memproduksi tingkat output

yang sama, atau dengan kata lain menghasilkan output yang lebih besar

dengan menggunakan sejumlah input yang sama. Pada Gambar 11.1. hal

ini ditunjukkan oleh perubahan keseimbangan dari titik A ke C. Secara

lebih terperinci, perubahan teknis ini dapat digambarkan sebagai berikut:

a. Terjadi perubahan jumlah salah satu atau keseluruhan input yang

dibutuhkan untuk memproduksi tingkat output yang sama.

b. Hal ini juga berarti efisiensi penggunaan input meningkat

c. Perubahan teknis secara implisit juga menunjukkan perubahan

(pengurangan) total biaya produksi pada tingkat harga faktor

produksi yang sama. Hal ini ditunjukkan oleh pergeseran garis

isocost secara paralel (ke dalam).

Dengan demikian terdapat dua alternatif yang dapat dilakukan untuk

mengukur perubahan teknis (technical change). Pertama dengan mengukur

peningkatan output yang dihasilkan pada penggunaan input yang tetap, dan

kedua mengukur jumlah pengurangan input yang dibutuhkan untuk dapat

memproduksi output yang sama pada tingkat harga input yang konstan.

Dari kedua pendekatan tersebut, pendekatan kedua lebih memadai untuk

digunakan. Dengan demikian perubahan teknis seringkali diartikan sebagai

penurunan proporsional biaya produksi yang dapat diperoleh dengan

menggunakan inovasi tertentu pada tingkat penggunaan teknologi yang

optimal serta pada harga input konstan (Binswanger, 1978).

12.2. Perubahan Teknologi yang Netral dan Bias.

Perubahan teknis sebagaimana yang ditunjukkan pada Gambar 11.1.

disebut sebagai perubahan yang netral. Pergeseran isokuan secara pararel

ke arah origin menunjukkan bahwa pada tingkat harga baku, rasio input

(L/K) tetap sama setelah perubahan teknis yang terjadi. Perubahan teknis

dikatakan bias jika akibat perubahan teknis tersebut menyebabkan

perubahan input yang tidak proporsional. Sebagai misal peningkatan input

modal dengan jumlah tertentu mensyaratkan pengurangan input tenaga

kerja dengan proporsi yang semakin besar. Pada Gambar 12.2 titik A

Page 5 of 20

Mata Kuliah / MateriKuliah 2012 Brawijaya University

adalah titik keseimbangan awal yang menunjukkan efisiensi penggunaan

sumberdaya pada rasio r/w konstan. Pada titik A dapat dilihat bahwa

jumlah tenaga kerja yang digunakan adalah L1 dan modal sebesar K1.

Perubahan teknis bias akan menggeser keseimbangan baru pada titik B

dengan rasio harga input tetap sehingga terjadi pengurangan penggunaan

input tenaga kerja (L1 menjadi L2) yang lebih besar dibandingkan dengan

peningkatan input modal. Lebih besarnya penghematan tenaga kerja yang

dapat dilakukan dengan menggantikannya dengan proporsi modal yang

lebih rendah menyebabkan perubahan teknis ini dikenal dengan istilah

labor-saving. Pada perubahan teknologi yang bersifat labor-saving, rasio

L/K menurun dan pada tingkat harga faktor produksi tertentu share input

tenaga kerja, wL, juga turun.

Gambar 12.2. Perubahan Teknologi Bias

Garis OM pada Gambar 12.2 menunjukkan titik proporsi input tenaga

kerja dan modal yang sama. Titik A dan C misalnya menunjukkan proporsi

perubahan L dan K yang sama. Sehingga dalam teknologi yang bias, agar

proporsi tetap dapat dipertahankan yaitu dari titik A ke titik C maka harga

tenaga kerja, w, harus turun relatif terhadap harga modal, r. Berkurangnya

w juga akan menyebabkan share tenaga kerja, wL, terhadap total output

menjadi turun. Dengan demikian maka perubahan teknis yang bias juga

dapat diidentifikasi berdasarkan share dari masing-masing input yang

digunakan terhadap pendapatan. Jika misalnya share pendapatan dari

tenaga kerja,wL, meningkat relatif terhadap share pendapatan dari modal

maka teknologi tersebut adalah labor–biased atau capital-saving technical

change. Jika share pendapatan dari faktor produksi tidak berubah maka

L I1

P1 M

I2

L1 A

P1

C

L2 B

P2

0 K

Page 6 of 20

Mata Kuliah / MateriKuliah 2012 Brawijaya University

disebut dengan perubahan teknis yang netral, sedangkan jika share dari

tenaga kerja menurun maka teknologi disebut dengan istilah capital-biased

atau labor-saving technical change.

Contoh teknologi yang umum ditemui pada negara sedang

berkembang misalnya benih varietas baru yang sering diistilahkan dengan

land-saving atau land-augmenting technical change. Bibit unggul dikatakan

sebagai land-saving technical change karena faktor produksi ini dapat

meningkatkan produksi per satu satuan luas lahan usahatani.

12.3. Induced Innovation

Produsen akan selalu berusaha untuk mencari metode produksi yang

dapat mengurangi penggunaan faktor produksi yang secara relatif harganya

meningkat lebih cepat dari faktor produksi lainnya. Upaya produsen untuk

bergerak kearah perubahan teknis produksi yang lebih murah tersebut

merupakan dasar dari teori induced innovation. Teori induced Innovation

ini dapat digunakan untuk memperjelas perbedaan dari realokasi faktor

produksi yang disebabkan oleh perubahan teknis dengan substitusi faktor

produksi serta faktor yang menyebabkan perubahan kombinasi penggunaan

input tersebut. Adapun elemen teori ini secara diskriptif adalah sebagai

berikut:

a. Sejalan dengan pembangunan pertanian dari waktu ke waktu,

sumberdaya tertentu menjadi semakin langka dan harganya semakin

mahal relatif dibandingkan dengan sumberdaya lainnya.

b. Sumberdaya yang semakin langka tersebut bervariasi dari satu tempat

ke tempat lain tergantung pada ketersediaan lahan, pertumbuhan dan

kepadatan penduduk, dan keadaan pertumbuhan ekonomi. Sebagai

misal, di Amerika Utara dan di Australia faktor produksi tenaga kerja

cenderung semakin langka, sementara di beberapa negara sedang

berkembang terlihat bahwa sumber daya lahan yang semakin langka

sementara tenaga kerja tersedia cukup melimpah.

c. Perbedaan ketersediaan sumberdaya pada dua kelompok daerah diatas

melatarbelakangi dua pola pengembangan utama dalam pembangunan

teknologi di bidang pertanian

Page 7 of 20

Mata Kuliah / MateriKuliah 2012 Brawijaya University

d. Pada daerah langka tenaga kerja dan lahan melimpah, petani berupaya

mencari innovasi yang dapat meningkatkan produksi dengan menghemat

penggunaan tenaga kerja. Permintaan potensial dari inovasi sejenis

akan memacu (induce) industri manufakturing untuk menghasilkan

mesin yang dapat menghemat penggunaan tenaga kerja

e. Pada daerah yang memiliki sumber tenaga kerja melimpah dan lahan

yang semakin langka, petani berupaya mencari teknologi yang dapat

meningkatkan produktivitas per satu satuan luas lahan. Permintaan

potensial terhadap teknologi land-saving ini akan memacu (induce)

industri untuk menghasilkan teknologi yang dapat meningkatkan

produktivitas lahan.

f. Secara umum dapat dikatakan bahwa perubahan relatif harga faktor

produksi akan menjadi insentif baik terhadap lembaga swasta maupun

pemerintah untuk melakukan penelitian yang dapat memacu lahirnya

teknologi yang dapat menghemat penggunaan faktor produksi yang

relatif semakin langka.

g. Proses tersebut berlangsung sedemikian rupa sehingga dapat

menentukan arah pembangunan teknologi pada wilayah tertentu sesuai

dengan arah perubahan kelangkaan sumberdaya yang dimiliki.

Sesuai dengan deskripsi diatas maka dapat dikatakan bahwa

perubahan teknologi bersifat eksogen dalam konteks teori ekonomi

neoklasik karena keberadaannya lebih ditentukan oleh harga relatif faktor

produksi.

Gambar 12.3 menunjukkan model induced innovation pada kasus

labor-saving technical change atau yang lebih dikenal dengan istilah

mekanisasi pertanian. Misalkan usahatani pada awalnya dioperasikan

dengan isokuan jangka pendek I1 dengan kemungkinan subsitusi antara

tenaga kerja L dengan lahan A yang terbatas. Titik keseimbangan ada pada

titik A. Fungsi isokuan ini hanyalah salah satu dari keseluruhan isokuan

individu petani yang berada pada tingkat inovasi yang sama yang secara

keseluruhan dapat muncul sepanjang kurva kemungkinan inovasi (IPC1).

IPC dalam hal ini merupakan kombinasi optimal dari keseluruhan teknis

produksi yang mungkin dilakukan pada tingkat teknologi yang ada. Namun

Page 8 of 20

Mata Kuliah / MateriKuliah 2012 Brawijaya University

dengan posisi harga faktor produksi yang sedang berlaku, hanya cara

produksi yang konsisten dengan I1 saja misalnya yang tersedia.

Gambar 12.3. Perubahan Teknik Mekanisasi yang Diinduksikan (diadaptasi

dari Hayami dan Ruttan, 1985:91)

Selanjutnya, misalkan tenaga kerja kemudian menjadi semakin

langka yang berarti harganya juga secara relatif menjadi lebih mahal

dibandingkan dengan harga lahan, pada gambar hal ini menyebabkan garis

harga bergeser dari P1 ke P2. Reaksi jangka pendek dari perubahan rasio

harga tersebut adalah subsitusi tenaga kerja dengan modal (efek substitusi)

sehingga tingkat optimal jangka pendek bergeser ke titik B pada isokuan

jangka pendek I1. Namun sebagaimana yang terlihat pada gambar, titik B

bukan merupakan kombinasi yang paling efisien dengan tingkat teknologi

sebagaimana ditunjukkan oleh IPC1. Disamping itu, perubahan rasio harga

faktor produksi memacu permintaan terhadap teknologi baru.

Pengembangan teknologi baru melalui litbang kemudian akan menarik IPC

mendekati titik origin sehingga bergeser menjadi IPC2 yang dapat diartikan

sebagai perubahan teknologi netral (IPC1 pararel dengan IPC2). Titik optimal

baru tercapai pada C. Jalur perkembangan teknologi pada Gambar 11.3

1. Gambar ini koq ya mbingungi

toh.........

2. Tapi nggak usah takut deh,

gampang itu !

3. Titip salam yoooooooo!

L IPC1

I1

IPC2

A

B

I2

IPC1

IPC2 P2

P1 P2

0 A (Land)

(A,M)

I

novasi mekanisasi

Page 9 of 20

Mata Kuliah / MateriKuliah 2012 Brawijaya University

ditunjukkan oleh garis (A,M) yang menunjukkan kombinasi mesin dan lahan

sebagai hasil dari teknologi hemat tenaga kerja.

Model ini mengeskposisikan beberapa hal penting yakni:

a. Dua terminologi teknologi yang berbeda

b. Perbandingan harga antara dua faktor produksi tidak dilakukan secara

langsung sehingga permasalahan pengukuran penggunaan tenaga kerja

dan modal tidak rumit

c. Titik B sebagai keseimbangan jangka pendek hanya sekedar ilustrasi

saja, pergeseran yang sebenarnya terjadi adalah dari titik A langsung ke

C. Posisi di titik C ini merupakan representasi usaha petani untuk

mencapai titik B

d. Dengan demikian dalam realitas efek substitusi tidak eksis (hanya

bersifat teoritis saja). Pada model induced innovation, perubahan metoda

produksi merupakan perubahan teknis.

e. Pergeseran dari titik A ke C adalah capital-biased technical change,

namun hal ini terjadi karena perubahan relatif harga faktor produksi.

Perubahan tersebut tidak disebabkan bias riset (dengan kata lain

pergeseran IPC1 ke IPC2 bersifat netral).

Hal serupa juga ditunjukkan oleh perubahan yang disebabkan oleh

inovasi biologis seperti penggunaan benih varietas unggul atau pupuk

sebagaimana yang ditunjukkan pada Gambar 12.4.

Page 10 of 20

Mata Kuliah / MateriKuliah 2012 Brawijaya University

Gambar 12.4. Perubahan Teknologi Biologis yang Diinduksikan (diadpatasi

dari Hayami dan Ruttan. 1985:91)

Dalam kasus ini introduksi inovasi ditujukan untuk mengatasi adanya

peningkatan relatif harga faktor produksi lahan sehingga dibutuhkan

teknologi baru yang dapat meningkatkan produktivitas lahan. Pada gambar

ini garis (F,A) menunjukkan arah perubahan teknologi dimana pupuk

dikombinasikan dengan benih yang lebih unggul, sistem irigasi dan

pengolahan tanah yang lebih baik, dan lain sebagainya.

Penekanan pada harga pasar sebagai acuan yang mendorong

terjadinya perubahan teknis dan kelembagaan menyarankan perlunya

mencermati inovasi dengan segala keunggulannya sebelum dilakukan

implementasi. Kritikan atas teori ini lebih banyak terletak pada keabsahan

asumsi persaingan pasar serta partisipasi pluralistis petani dalam

keputusan institusional sebagai berikut:

a. Dualisme antara petani gurem dan petani besar dalam kelangkaan

sumberdaya dan harga relatif faktor produksi (Grabowski, 1979). Hal ini

berarti bahwa petani besar cenderung lebih memerlukan mekanisasi

yang secara sosial kurang efisien dalam penggunaan sumberdaya

b. Adalah suatu hal yang naif jika kondisi di Amerika Utara

digeneralisasikan ke negara sedang berkembang yang dalam beberapa

aspek memiliki karakteristik keterbatasan sumberdaya yang berbeda.

4. Gambar ini sama saja dengan

gambar sebelumnya cuman

sumbunya saja yang berbeda.

Masih bingung tah.............?

5. Takut ? Silahkan pegangan nang

tembok !

6. Titip salam sekali lagi yooooo!

A IPC1

I1

A

B

IPC1

I2

C IPC2 P2

0 P1 P2

F (Pupuk)

(F,A)

Inovasi biologi

lamd A

Page 11 of 20

Mata Kuliah / MateriKuliah 2012 Brawijaya University

c. Teori ini cenderung mengabaikan berbagi isu mengenai transfer

teknologi dari negara industri ke negara sedang berkembang, dan

dampaknya terkait dengan kekuatan pasar serta penetrasi perusahaan

besar.

Respon logis dari kritikan diatas adalah bahwa jalur pengembangan

yang sesuai untuk sektor pertanian sebaiknya terpacu oleh perilaku

pendugaan model dimana harga relatif faktor produksi adalah merupakan

refleksi dari kelangkaan sumberdaya yang tersedia. Implikasi kebijakannya

adalah bahwa segala bentuk distorsi pasar harus dihilangkan.

12.4. Mekanisasi Pertanian

Teori mengenai induced innovation sebagaimana diuraikan diatas

membedakan dua kategori utama pengembangan teknologi di bidang

pertanian yaitu teknologi hemat tenaga kerja dan hemat modal. Model ini

juga menawarkan persepsi yang lebih luas mengenai jalur pengembangan

teknologi pada usahatani kecil yang dianggap lebih condong pada

perubahan inovasi biologi dibandingkan mekanisasi. Pada dasarnya tidak

semua mekanisasi ditujukan untuk menghemat tenaga kerja serta

sebaliknya tidak semua inovasi biologi dapat diartikan sebagai teknologi

padat karya. Sebagai misal mekanisasi dalam sistem pengairan sangat

dibutuhkan pada usahatani di lahan basah terlepas apakah itu usahatani

kecil yang padat kerja ataupun usahatani besar yang memiliki sumberdaya

lahan melimpah.

Dalam subbab ini secara singkat dikaji beberapa isu yang berkembang

seputar mekanisasi di sektor pertanian pada negara sedang berkembang:

a. Mekanisasi dapat terjadi dalam berbagai bentuk, ukuran dan fungsi

yang berbeda.

b. Mekanisasi dapat digeneralisasi dengan sangat sederhana. Namun

dibalik itu, setiap aspek mekanisasi harus dikaji dari sisi manfaatnya;

apakah sifatnya sebagai input komplementer atau sebagai substusi

terhadap tenaga kerja; ukuran usahatani yang menjadi prasyarat

penggunaan mesin yang optimal; dan dasar pertimbangan

peningkatan produktivitas.

Page 12 of 20

Mata Kuliah / MateriKuliah 2012 Brawijaya University

c. Pada negara-negara sedang berkembang, bentuk dan arah inovasi

mekanisasi berada dibawah kontrol pemerintah.

Umumnya polemik yang berkembang seputar masalah mekanisasi di

sebagian besar negara berkembang adalah dampak traktor terhadap ukuran

usahatani, produktivitas, dan ketenagakerjaan. Dua argumen yang selalu

dikaitkan dengan aspek mekanisasi adalah apakah mekanisasi telah

mempertimbangkan karakteristik subsitusi faktor produksi atau perubahan

teknis dalam analisis ekonomi. Dari sudut pandang subsitusi dikatakan

bahwa efek netto traktorisasi kurang lebih sama dengan tenaga kerja

ternak atau manusia. Penggunaan traktor hampir tidak dapat menekan

biaya untuk memproduksi tingkat output yang sama. Sementara sudut

pandang kontribusi dibangun atas sejumlah alasan menggunakan

mekanisasi atau traktor dalam upaya meningkatkan produktivitas sebagai

berikut:

a. Traktorisasi dapat meningkatkan penggunaan lahan yang sebelumnya

kurang terolah. Hal ini terutama pada daerah-daerah yang memiliki

sumberdaya lahan melimpah

b. Traktorisasi dapat mengatasi kelangkaan tenaga kerja meskipun

kelangkaan tersebut bersifat fluktuatif

c. Traktor dapat meningkatkan produktivitas sumberdaya lahan

d. Traktor menjadi esensial pada usahatani dengan pola tanam ganda

(double cropping) yang membutuhkan waktu pengolahan lahan cepat

e. Traktor dapat melakukan berbagai pekerjaan. Traktor bukan hanya dapat

digunakan mengolah tanah tapi juga dapat digunakan untuk membenahi

saluran irigasi, sarana transportasi terutama urusan angkut mengangkut

dan lain sebagainya.

Di sisi lain, berbagai argumen yang kurang menerima traktorisasi

lazimnya didasarkan pada argumentasi yang menyatakan bahwa di negara

sedang berkembang, kontribusi produktivitas netto traktor tidak cukup

besar atau bahkan hampir tidak ada. Beberapa di antara argumentasi

tersebut adalah:

Page 13 of 20

Mata Kuliah / MateriKuliah 2012 Brawijaya University

a. Kontribusi netto traktorisasi hanya terjadi pada pengolahan lahan yang

belum atau tidak diolah sama sekali.

b. Peningkatan ukuran areal tanam dengan traktorisasi di Asia umumnya

hanya terjadi melalui pengalihan pengusahaan lahan yang mengarah

pada perluasan lahan pada areal yang sama.

c. Peningkatan hasil panen akibat traktorisasi seringkali diartikan secara

salah kaprah, sebab kenaikan hasil tersebut boleh jadi sebagai akibat

dari penggunaan inovasi biologis yang menyertai mekanisasi tersebut.

d. Biaya modal traktorisasi relatif lebih tinggi dan hanya petani berlahan

luas yang dapat menggunakannya secara efisien

e. Penggunaan traktor oleh kebanyakan petani di negara-negara sedang

berkembang dapat dikatakan kurang efisien secara ekonomis

f. Petani umumnya bersedia membeli traktor dengan pertimbangan dapat

menggunakannya untuk tujuan konsumsi seperti misalnya sebagai alat

transportasi serba gunna.

g. Introduksi traktor di beberapa negara dilakukan dengan subsidi

langsung, keringanan pajak, dan dengan nilai tukar mata uang yang

lebih menguntungkan.

h. Traktor umumnya memiliki biaya yang tinggi, terlepas apakah itu

buatan dalam negeri atau impor, guna membeli suku cadang,

perawatan, bahan bakar dan biaya operasional lainnya.

Dengan desain model sederhana dapat diilustrasikan dampak ekonomi

adopsi teknologi mekanisasi oleh petani gurem. Misalkan sebuah mesin alat

panen padi diintroduksikan kedalam sistem usahatani petani gurem, dengan

asumsi awal anggota rumahtangga petani dapat mengoperasikan dengan

pada tingkat harga yang kompetitif.

Page 14 of 20

Mata Kuliah / MateriKuliah 2012 Brawijaya University

Gambar 12.5. Dampak Perubahan Teknologi Hemat Tenagakerja pada Level

Usahatani (Diadaptasi dari Donaldson dan Mc Inerny, 1973:836)

Model yang disajikan pada Gambar 11.5 menunjukkan pergeseran

fungsi produksi rumah tangga petani dari I1 ke I2 yang menggambarkan

adanya perubahan teknologi bias hemat tenaga kerja. Rumahtangga

merasa termotivasi untuk mengadopsi teknologi ini sebab mereka dapat

menghemat biaya dengan tetap mempertahankan tingkat produksi yang

lama. Dengan mengadopsi inovasi alat panen tersebut, maka pada tingkat

harga yang sama titik keseimbangan berpindah dari A ke B. Petani dapat

mengurangi sejumlah besar penggunaan tenaga kerja dari L1 ke L2 dengan

menambah sedikit modal dari K1 ke K2. Namun dampaknya terjadi

kelebihan tenaga kerja sehingga perlu diupayakan peningkatan output agar

tenaga kerja tersebut dapat terserap semuanya. Pada Gambar 11.5.

ditunjukkan untuk menyerap tenaga kerja yang berkurang akibat adopsi

inovasi tersebut maka produksi harus meningkat menjadi I3 dengan

kebutuhan modal sebesar K3 yakni dengan titik keseimbangan baru di C.

Hal ini secara implisit mensyaratkan peningkatan ukuran usahatani agar

tingkat produksi optimal dapat tercapai.

L abor (L)

I3

I2 I1

L1 L3 A C

B

L2

0 K1 K2 K3

Page 15 of 20

Mata Kuliah / MateriKuliah 2012 Brawijaya University

Jika asumsi adopsi inovasi alat panen dilonggarkan, maka tidak terjadi

pergeseran titik keseimbangan ke B sehingga dampak perubahan teknologi

langsung ke titik C. Artinya usahatani kecil tidak mampu bertahan dan yang

tersisa hanyalah usahatani berskala besar.

12.5. Varietas Baru

Pada sub bab ini secara ringkas dipaparkan dampak adopsi inovasi

benih varietas baru pada sektor usahatani kecil. Masih segar dalam ingatan

kita bahwa salah satu kegagalan the green revolution adalah tidak

terbuktinya kemampuan inovatif benih varietas unggul untuk meningkatkan

pendapatan petani, meski di sisi lain tidak dapat disangkal bahwa inovasi

tersebut mampu mengatasi masalah kekurangan pangan.

Salah satu gambaran dari inovasi benih varietas baru adalah

perubahannya secara terus menerus sebagai hasil penelitian jaringan

International Agricultural Research Centers (IARCs) di berbagai negara.

Varietas baru pada dasarnya memiliki berbagai kelebihan seperti misalnya

mampu berproduksi lebih tinggi, umur panen pendek, tahan hama dan

penyakit, tahan rebah karena tiupan angin, rasa yang lebih enak, dan

sebagainya.

Argumentasi yang berkaitan dengan atribut sosial ekonomi dari

inovasi varietas unggul ini berbeda dengan perubahan teknologi mekanik

seperti traktorisasi sebagaimana yang disajikan terlebih dahulu. Berikut ini

disajikan secara singkat sifat alamiah teknologi benih varietas baru,

dampaknya pada beberapa negara dimana inovasi ini telah di adopsi secara

luas, serta keuntungan dan kerugian yang ditimbulkannya.

a. Varietas baru telah menghasilkan peningkatan output yang sangat

besar, dan terbukti dapat mengindarkan penduduk dari bahaya

kelaparan di negara-negara yang telah mengadopsi inovasi ini.

b. Keunggulan utama dari inovasi ini adalah kemampuannya untuk

meningkatkan produktivitas usahatani per hektar.

c. Kebanyakan dari varietas baru membutuhkan asupan input

khususnya pupuk buatan yang lebih besar dan pengelolaan irigasi

yang lebih baik.

Page 16 of 20

Mata Kuliah / MateriKuliah 2012 Brawijaya University

d. Hasil penelitian menunjukkan bahwa petani gurem maupun petani

besar sama-sama dapat menggunakan inovasi ini dengan hasil

yang sama baiknya.

e. Ketergantungan atas input pupuk yang lebih besar menyebabkan

petani gurem lebih terikat pada pasar sehingga menyebabkan

mereka menjadi lebih rentan terhadap kekuatan pasar yang

cenderung tidak bersaing sempurna di tingkat petani.

f. Beberapa varietas baru tampaknya lebih rentan terhadap variasi

tingkat produksi dibandingkan dengan benih varietas lokal,

sehingga meningkatkan resiko produksi

g. Varietas baru umumnya adalah technically scale neutral dimana

benih dan input komplemen lainnya tidak dapat dipisahkan, oleh

karena itu baik petani gurem maupun petani besar dapat

memperoleh tingkat produktivitas yang relatif sama.

h. Tanpa traktorisasi, varietas unggul baru tergolong pada teknologi

padat kerja.

i. Peningkatan pendapatan rumah tangga dapat mengurangi curahan

tenaga kerja wanita pada sektor pertanian

j. Output yang lebih tinggi berarti juga harga yang lebih rendah

sehingga penduduk perkotaan juga dapat menikmati hasil inovasi

ini

k. Memiliki dampak positip terhadap perbaikan gizi masyarakat.

Harga bahan pangan yang lebih rendah menyebabkan rumah

tangga lebih berpeluang untuk mengkonsumsi makanan lain

dengan kuantitas dan kualitas yang lebih baik

l. Berbagai hasil penelitian menunjukkan bahwa adopsi inovasi benih

varietas baru telah dilakukan di berbagai wilayah.

Namun demikian, berbagai sikap pesimistis sebagaimana yang terjadi pada

tahun 1970an terhadap varietas baru ini sempat muncul, diantaranya

disebabkan oleh:

a. Pengambilan kesimpulan dini pada tahap awal proses diffusi

Page 17 of 20

Mata Kuliah / MateriKuliah 2012 Brawijaya University

b. Ketidak mengertian petani atas keunggulan dan sifat

komplementer inovasi tersebut

c. Ketakutan atas dampak negatif yang mungkin timbul dari inovasi

tersebut

d. Kesalah pengertian terhadap varietas baru yang dikaitkan dengan

efek keputusan politis yang memihak pada sistem irigasi

ketimbang pembangunan prasarana lainnya

e. dan sebagainya

12.6. Kesimpulan dan Ringkasan Materi

Dalam konteks definisi petani gurem sebagaimana telah dipelajari

pada modul sebelumnya perubahan teknis (teknologi) terlepas apakah

berupa mekanisasi atau benih varietas baru, menyebabkan petani lebih

terikat pada perekonomian pasar dan memperkokoh posisinya sebagai

petani gurem (peasant). Di beberapa negara, implementasi teknologi baru

yang dibarengi dengan pertumbuhan penduduk dan keterbatasan sumber

daya lahan, telah memacu polarisasi petani gurem menjadi petani buruh

tani yang semakin tergantung pada tuan-tuan tanah. Di sisi lain kepadatan

penduduk dan keterbatasan lahan tampaknya tidak menjadi suatu masalah,

terlihat dari dampak sosial yang tidak terlalu menonjol. Kalaupun dampak

sosial ekonomi tersebut terjadi hal itu lebih disebabkan oleh ketidak

sempurnaan pasar dimana petani gurem terikat didalamnya.

Modul ini membahas tentang perubahan teknologi dan dampaknya

terhadap rumahtangga petani gurem. Beberapa konsep penting yang dapat

disarikan dari modul ini antara lain adalah:

1. Perbedaan antara subsitusi faktor produksi dengan perubahan teknologi

perlu mendapat perhatian sebab hal ini penting untuk mengetahui

apakah perubahan pada metode produksi hanya merupakan dampak

subsitusi antar input ataukah memiliki kontribusi yang positip terhadap

produktivitas dan output

2. Aplikasi dari konsep ini pada mekanisasi khususnya traktorisasi telah

dibahas secara khusus. Ditunjukkan bahwa traktorisasi ternyata lebih

memihak pada petani besar.

Page 18 of 20

Mata Kuliah / MateriKuliah 2012 Brawijaya University

3. Sebaliknya inovasi varietas baru dapat meningkatkan produktivitas dan

bersifat netral terhadap ukuran usahatani

6. Adanya kritik terhadap inovasi varietas baru pada awalnya bersumber

dari kesalahpahaman karena ketakutan atas dampak sosial ekonomi

yang dapat ditimbulkan teknologi baru tersebut.

7. Hasil penelitian menunjukkan bahwa varietas baru memiliki berbagai

keunggulan

8. Dampak yang luas dari perubahan teknologi menyebabkan petani gurem

lebih terikat pada pasar dan semakin menguatkan status mereka

sebagai petani gurem (peasant).

TUGAS DAN DISKUSI

1. Secara berkelompok, susunlah makalah tentang teknologi benih

beberapa komoditas penting di Indonesia (jenis komoditas disepakati

dengan asisten, masing-masing kelompok tidak diperkenankan

membahas komoditas yang sama). Carilah regulasi yang ditetapkan

pemerintah untuk mengawal perubahan teknologi benih yang

dimaksud selanjutnya susun makalah secara analitis dengan

membangun argumen-argumen yang relevan tentang dampak

ekonomi dan sosial budaya yang terjadi pada komunitas petani

berskala kecil. Referensi dan kutipan yang representatif akan menjadi

penilaian bonus bagi kelompok Anda.

2. Untuk makalah individu Anda diminta mengulas tema teknologi

modern yang diterapkan oleh perusahaan agroindustri pada film profil

singkat Great Giant Pineapple Company. Observasi melalui

penelusuran literatur dampak penerapan teknologi dari perspektif

ekonomi, sosial dan budaya masyarakat setempat. Analisis disertai

pendekatan grafis yang relevan.

REFERENSI

Debertin, D.L., 1996, Agricultural Production Economics, Macmillan

Publishing Company, New York

Ellis, Frank., 1989,Peasant Economics: Farm Household and Agrarian Development.

Samuelson, P.A., 1970, A Foundation of Economics Analysis, Atheneum, New York

Page 19 of 20

Mata Kuliah / MateriKuliah 2012 Brawijaya University

RANCANGAN TUGAS

Tujuan Tugas :

Menjelaskan kembali definisi dan memahami konsep teoritis bahan kajian

pada modul.

Uraian Tugas:

1. Obyek garapan: tugas dan latihan soal pada modul 12

2. Batasan tugas:

a. Tugas yang diberikan pada modul 12 adalah tugas kelompok

dikumpulkan dalam waktu satu minggu melalui e-learning

b. Mahasiswa diperkenankan mendiskusikan jawaban tugas dengan

anggota kelompok yang lain

c. Mahasiswa diwajibkan menghimpun seluruh materi perkuliahan baik

print out modul, hand out, catatan kuliah dan tugas-tugas yang

diberikan selama satu semester

d. Menghimpun dan mengelola informasi dalam urutan yang logik dan

mengelola informasi agar dapat menjadi sumber pembelajaran yang

baik adalah salah satu learning skill yang harus dimiliki oleh

mahasiswa. Oleh karena itu seluruh materi belajar yang telah dihimpun

akan dievaluasi oleh tim dosen sebagai indikator proses belajar Anda.

3. Metodologi dan acuan tugas:

a. Tugas kelompok dalam bentuk paper diketik dengan margin kiri dan

kanan masing-masing 3 cm. Tuliskan nama anggota kelompok, kelas

dan NIM pada halaman cover. Berikan nomor halaman pada lembar

kerja Anda di sudut kanan bawah. Jangan lupa menuliskan keterangan

tugas yang Anda kerjakan dan pengerjaan harus berurutan dari tugas

nomor 1,2 dan seterusnya.

b. Tugas individu dikumpulkan tiap minggu, pengaturan jadual

pengumpulan tugas diumumkan secara online pada e-learning

4. Keluaran tugas: satu dokumen tugas kelompok dan satu dokumen

tugas individu yang diupload dalam format PDF dan satu file ppt untuk

presentasi kelas yang juga di upload dalam format PDF.

Page 20 of 20

Mata Kuliah / MateriKuliah 2012 Brawijaya University

Kriteria Penilaian:

1. Kejelasan dan kelengkapan penguasaan konsep-konsep utama modul

12.

2. Kemampuan mengomunikasikan gagasan kreatif dan partisipasi pada

diskusi online

3. Dinamika kelompok dalam presentasi di kelas yang dipandu oleh

asisten