23
29 BAB IV HASIL PENELITIAN 4.1. Gambaran lokasi Penelitian 4.1.1.Visi dan Misi Visi : Terwujutnya Kecamatan Sukaraja Sehat ” Misi : 1. Mengerakan pembangunan kecamatan sukaraja yang berwawasan kesehatan 2. Mendorong kemandirian masyarakat dan keluarga untuk hidup sehat 3. Memelihara dan meningkatkan pelanyanan kesehatan yang bermutu, merata dan terjangkau 4. Memelihara dan meningkatkan pelayanan individu, keluaga dan masyarakat berserta lingkungannya 4.2. Deskripsi Data

Eko BAB IV,V,VI (Autosaved)

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Eko BAB IV,V,VI (Autosaved)

29

BAB IV

HASIL PENELITIAN

4.1. Gambaran lokasi Penelitian

4.1.1. Visi dan Misi

Visi :

“Terwujutnya Kecamatan Sukaraja Sehat ”

Misi :

1. Mengerakan pembangunan kecamatan sukaraja yang berwawasan

kesehatan

2. Mendorong kemandirian masyarakat dan keluarga untuk hidup

sehat

3. Memelihara dan meningkatkan pelanyanan kesehatan yang

bermutu, merata dan terjangkau

4. Memelihara dan meningkatkan pelayanan individu, keluaga dan

masyarakat berserta lingkungannya

4.2. Deskripsi Data

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui hubungan kemandirian dengan

kondisi fisik dan dukungan keluarga di Wilaya Kerja Puskesmas Cahaya

Negri KabupatenSelumaTahun 2014. Penelitian ini dilakukan pada Januari

2015, populasi dalam penelitian ini adalah seluruh lansia yang berdomisili

diwilaya kerja Puskesmas cahaya Negri Kabupaten Seluma 2014.

Page 2: Eko BAB IV,V,VI (Autosaved)

30

Pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik total

sampling dimana seluruh populasi digunakan sebagai sampel.

4.3. Hasil Analisis Univariat

Analisis univariat untuk mendapatkan gambaran distribusi frekuensi

dari variabel yang diteliti yang meliputi variabel independen ( Kondisi

fisik dan dukungan keluarga ) dan variabel dependen (Kemandirian Lansia)

sebagai berikut :

1. Kondisi Fisik

Berdasarkan hasil penelitian diketahui distribusi responden

berdasarkan kondisi fisik lansia sebagai berikut :

Tabel 4.1Distribusi Responden Menurut Kondisi Fisik Diwilayah Kerja Puskesmas

Cahaya Negri Kabupaten Seluma tahun 2014.

No Kondisi Fisik Jumlah Persentase

1 Tidak

2 YA

Total 64 100

Sumber : Hasil Penelitian

Berdasarkan Tabel 4.1 terlihat dari 64 responden yang berada di

wilaya kerja Puskemas Cahaya Negri Kabupaten seluma Tahun 2014 ,

terdapat .. responden (..%) dengan kategori ..., sedangkan .. responden

(..%) dengan kategori ....

Page 3: Eko BAB IV,V,VI (Autosaved)

31

2. Dukungan keluarga

Berdasarkan hasil penelitian diketahui distribusi Dukungan keluarga

menurut responden sebagai berikut :

Tabel 4.2Distribusi Responden Menurut Dukungan keluarga di wilayah kerja Puskesmas

Cahaya Negri Kabupaten seluma tahun 2014.

No Dukungan Keluarga Jumlah Persentase

1 Tidak

2 Ya

Total 64 100

Sumber : Hasil Penelitian

Berdasarkan Tabel 4.2 terlihat dari 64 responden yang berada di

wilayah kerja Pukesmas Cahaya Negri Kabupaten Seluma Kabupaten,

terdapat .. responden (..%) dengan kategori..., sedangkan .. responden (..

%) dengan kategori....

3. Kemandirian lansia

Berdasarkan hasil penelitian diketahui distribusi responden

berdasarkan kemandirian lansia sebagai berikut :

Tabel 4.3Distribusi Responden Menurut Kemandirian lansia diwilayah kerja pukesmas

Cahaya Negri Kabupaten Seluma tahun 2014.

No Kemandirian lansia Jumlah Persentase

1 Ketegatungan total

2 Ketergantunga berat

3 Ketergantungan sedang

Page 4: Eko BAB IV,V,VI (Autosaved)

32

4 Ketergantungan ringan

5 Mandiri

Total 64 100

Sumber : Hasil Penelitian

Berdasarkan Tabel 4.3 terlihat dari 64 lansia yang berada di wilayah

kerja puskesmas Cahaya Negri Kabupaten Seluma Tahun 2014....

responden (..%) dengan kategori..., sedangkan .. responden (..%)

dengan kategori....

4.4. Analisis Bivariat

Analisis bivariat bertujuan untuk mengetahui hubungan antara dua

variabel yaitu Kondisi fisik, dukungan keluarga dengan kemandirian

lasia kerja  Tahun 2014.

1. Hubungan Kondisi Fisik dengan Kemandirian Lansia

Dari penelitian yang dilakukan pada responden diwilaya kerja

Puskesmas Cahaya Negri Kabupaten Seluma tahun 2014.didapatkan

hasil sebagai berikut :

Tabel 4.4Distribusi Hubungan Kondisi fisik dengan dukungan keluarga

di wilayah kerja Pukesmas Cahaya Negri Kabupaten seluma Tahun 2014.

No Kemandirian

Kondisi FisikJumlah

p-value

Jml % Jml % Jml %

1

2

Page 5: Eko BAB IV,V,VI (Autosaved)

33

Total 15 100

Sumber : Hasil Olah Data 2015

Dari tabel 4.4 di atas diketahui dari 64 responden, ..(...%)

responden yang dikategorikan Kondisi fisik dengan Dukungan

keluarga, sedangkan .. (...%) responden yang dikategorikan

pengetahuan baik dengan tingkat motivasi tinggi.

Hasil analisis dengan menggunakan uji chi-square diperoleh

nilai p-value = ..... (><) a = 0,05 menunjukkan (ada /tidak ) hubungan

yang bermakna antara kondisi fisik dengan kemandirian di wilaya

kerja Puskesmas Cahaya Negri Kabupaten Seluma tahun 2014.

2. Hubungan Dukungan keluarga dengan Kemandirian Lansia

Dari penelitian yang dilakukan pada responden diwilaya kerja

Puskesmas Cahaya Negri Kabupaten Seluma tahun 2014.didapatkan

hasil sebagai berikut :

Tabel 4.5Distribusi Hubungan Dukungan keluarga dengan Kemandirian lansia

diwilaya kerja Puskesmas Cahaya Negri Kabupaten Seluma tahun 2014

NoDukungan keluarga

Kemandirian lansiaJumlah

p-valueRendah Tinggi Jml % Jml % Jml %

1 Tidak Sesuai

2 Sesuai

Total 64 100

Sumber : Hasil Olah Data 2015

Page 6: Eko BAB IV,V,VI (Autosaved)

34

Dari tabel 4.4 di atas diketahui dari 64 responden, ..(...%)

responden yang dikategorikan dukungan keluarga tidak sesuai dengan

kemandirian lannsia, sedangkan .. (...%) responden yang

dikategorikan dukungan keluarga sesuai dengan kemandirian lansia.

Hasil analisis dengan menggunakan uji chi-square diperoleh

nilai p-value = ..... (><) a = 0,05 menunjukkan (ada /tidak ) hubungan

yang bermakna antara kondisi fisik dengan kemandirian diwilaya

kerja Puskesmas cahaya Negri Kabupaten Seluma tahun 2014.

Page 7: Eko BAB IV,V,VI (Autosaved)

35

BAB V

PEMBAHASAN

5.1. Gambaran Kondisi fisik

Berdasarkan hasil penelitian yang didapatkan di wilaya kerja

Puskesmas Cahaya Negri Kabupaten Seluma tahun 2014, terlihat dari 64

responden yang ada di Puskesmas Cahaya Negri terdapat ....responden (..%)

dengan kategori kondisi fisik kurang, sedangkan .. lansia (..%) dengan

kategori kondisi fisik....

Menurut Notoatmodjo (2003, dalam Wawan, 2010) Pengetahuan

atau kognitif merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya

tindakan seseorang. Dari pengelaman dan penelitian teryata prilaku yang

didasari oleh pengetahuan akan lebih langgeng dari pada prilaku yang tidak

didasari oleh pengetahuan.

Pengetahuan yang dimaksud dalam peneltian ini meliputi peran dan

fungsi perawat. Peran Perawat meliputi ( Pemberi asuhan keperawatan,

Avokat klien, Edukasi, Koordinator, Kolabolator, Konsultan, dan

Pembaharu), sedangkan fungsi perawat diantaranya ( Independen,

Dependen, dan interdependen).

5.2. Gambaran Dukungan keluarga

Berdasarkan hasil penelitian yang didapatkan diwilaya kerja

Puskesmas Cahaya Negri Kabupaten Seluma Tahun 2014, terlihat dari 64

Page 8: Eko BAB IV,V,VI (Autosaved)

36

lansia yang ada di wilaya kerja Puskesmas Cahaya Negri

terdapat .. .responden (..%) dengan kategori...., sedangkan .. responden (..%)

dengan kategori......

Insentif Merupakan suatu penghargaan dari kinerja dengan

memberikan imbalan kinerja tidak berdasarkan senioritas atau jam kerja.

Meskipun insentif diberikan kepada kelompok, mereka sering menghargai

prilaku individu. Insentif dirancang untuk meningkatkan motivasi dalam

bekerja (Wibowo, 2013).

Insentif yang diberikan kepada karyawan tertentu, karena

keberhasilan pertasi atas prestasinya. Menurut Pangabean ( 2002, dalam Edy

Sutrisno, 2009 ) Pemberian insentif (balas jasa) antara lain yaitu untuk

meningkatkan motivasi karyawan dalam upaya mencapai tujuan organisasi

dengan menawarkan finansial yang melebihi upah dan gaji dasar.

Insentif yang dimaksud dalam penelitian ini yaitu tentang tanggapan

perawat mengenai imbalan yang di terimanya baik berupa finansial ( baik

berupa bonus atau komisi ) maupun non finansial (Misalnya tersedianya

hiburan, pendidikan dan latihan, penghargaan berupa pujian atau pengakuan

atas hasil kerja yang baik, terjaminnya tempat kerja, terjaminnya

komunikasi yang baik antara atasan dan bawahan).

Page 9: Eko BAB IV,V,VI (Autosaved)

37

5.3. Gambaran Kemandirian Lansia

Berdasarkan hasil penelitian yang didapatkan di wilaya kerja

Puskesmas Cahaya Negri Kabupaten Seluma, terlihat dari 64 lansia yang

ada diruangan terdapat .. responden (..%) dengan kategori, sedangkan .. .. (..

%) dengan kategori ....

Kemandirian diartikan karekteristik psikologis manusia yang

memberi kontribusi pada tingkat komitmen seseorang, hal ini termasuk

factor-faktor yang menyebabkan, menyalurkan, dan mempertahankan

tingkah laku manusia dalam arah tekad tertentu (Nursalam, 2011).

Memotivasi seseorang menjadi suatu kekuatan,tenaga atau daya, atau

suatu keadaan yang kompleks dan kesiapsediaan dalam diri individu untuk

bergerak kearah tujuan tertentu, baik di sadari maupun tidak disadari.

(Hasibuan, 2010).

Motivasi yang dimaksud dalam penelitian ini yaitu dorongan yeng

berasal dari perawat untuk melaksanakan pekerjaan sesuai dengan tanggung

jawab dan tugas perawat.

5.4. Hubungan Kondisi Fisik dengan Kemandirian Lansia

Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa ada hubungan yang

bermakna antara kondisi fisik tentang peran dan fungsi dengan

kemandirian. Dimana terlihat bahwa responden mempunyai pengetahuan

yang rendah tentang fungsi perawat dalam pelayanan kesehatan, faktor yang

Page 10: Eko BAB IV,V,VI (Autosaved)

38

dapat mempengaruhi motivasi dalam bekerja dan faktor yang dapat

meningkatkan motivasi perawat.

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Fitri (2006) di Ruang

Rawat Inap Rumah Sakit Daerah Raden Mattaher Jambi yang mendapatkan

ada hubungan yang signifikan antara pengetahuan dengan kinerja perawat

dalam bekerja. Semakin tinggi pengetahuan responden maka semakin baik

kinerjanya dalam bekerja.

Hal ini juga selaras dengan teori Green (1980) dalam Notoatmodjo

(2003) yang menyatakan bahwa pengetahuan seseorang tentang suatu

kegiatan dapat merupakan salah satu faktor yang berperan dalam

menimbulkan perilaku untuk melakukan kegiatan tersebut.

Pengetahuan adalah merupakan hasil “tahu” dan ini terjadi setelah

orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Pengetahuan

atau kognitif merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya

tindakan seseorang (overt behavior) karena dari pengalaman dan penelitian

ternyata perilaku yang didasari oleh pengetahuan akan lebih langgeng dari

pada perilaku tidak didasari oleh pengetahuan (Notoatmodjo, 2003:127).

Motivasi seseorang akan mempengaruhi perilaku, dimana motivasi yang

rendah akan menyebabkan perilaku yang kurang baik pula. Perilaku yang

kurang baik menyebabkan kinerja seseorang menurun atau kurang baik.

Motivasi adalah dorongan untuk melakukan pekerjaan. Dorongan

tersebut berasal dari diri responden untuk berperilaku dalam hal ini

Page 11: Eko BAB IV,V,VI (Autosaved)

39

memberikan pelayanan dengan baik. Hasil uraian kuesioner diketahui

pengetahuan responden masih rendah tentang fungsi perawat dalam

pelayanan kesehatan, faktor yang mempengaruhi motivasi dan faktor

yang dapat meningkatkan motivasi perawat.

Motivasi kerja perawat dalam melasanakan pekerjaan yang masih

rendah dapat mempengaruhi pelayanan yang diberikan. Karena perawat

yang kurang aktif dalam melakukan pekerjaan dapat mempengaruhi

kepuasan pasien yang datang ke Rumah Sakit seperti kurangnya

informasi yang diberikan perawat dan kurangnya pelayanan yang

diterima pasien. Motivasi kerja perawat yang rendah salah satunya

disebabkan oleh pengetahuan perawat tentang tugas dan fungsi perawat.

Untuk itu sangat diperlukan peningkatan pengetahuan perawat tentang

tugas dan fungsi perawat dalam melaksanakan pekerjaan serta faktor

yang dapat meningkatkan motivasi perawat. Peningkatan pengetahuan

dapat dilakukan dengan cara melakukan pelatihan pada perawat yang

diadakan oleh pihak Rumah Sakit dengan tujuan agar dengan mengikuti

pelatihan-pelatihan perawat mengerti mengenai tugas dan fungsi

perawat dalam pelaksanaan pelayanan kesehatan.

5.5. Hubungan dukungan keluaga dengan Kemandirian Lansia

Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa ada hubungan yang

bermakna antara kompensasi dengan Dukungaan keluarga dimana

Page 12: Eko BAB IV,V,VI (Autosaved)

40

diketahui bahwa perawat yang menerima kompensasi dapat

meningkatkan motivasi kerja perawat.

Hasil penelitian ini juga sesuai dengan teori Frederik Winslow

Taylor dalam Hasibuan (1990:187) mengemukakan bahwa manusia

mau bekerja giat untuk dapat memenuhi kebutuhan fisik/biologisnya

adalah orang akan bekerja giat. Seseorang akan bekerja lebih semangat

jika ada imbalan materi yang mempunyai kaitan dengan tugas-tugasnya.

Dan hasil penelitian yang dilakukan HenDra (2005) menyatakan bahwa

kader yang memperoleh kompensasi memiliki motivasi yang tinggi

dalam pekerjaannya.

Kompensasi yang diberikan bertujuan untuk memperoleh sumber

daya manusia berkualitas, mempertahankan karyawan, menjamin

keadilan, menghargai perilaku yang diinginkan, mengendalikan biaya-

biaya, dan memenuhi aturan legal. Berdasarkan hasil penelitian

diketahui bahwa kompensasi yang diberikan dalam bentuk finansial dan

non finansial.

Reward yang diberikan dapat meningkatkan motivasi kerja

perawat, karena dengan adanya imbalan tersebut perawat merasa

termotivasi untuk melaksanakan tugasnya dengan baik.

Pemberian reward dapat diberikan oleh Rumah Sakit berupa

insentif di luar gaji resmi, rumah dinas, kendaraan dinas, asuransi

kesehatan yang diberikan kepada perawat yang berprestasi. Imbalan

Page 13: Eko BAB IV,V,VI (Autosaved)

41

yang diberikan bertujuan untuk memperoleh sumber daya manusia

berkualitas, dan mempertahankan karyawan yang berprestasi. Dengan

adanya pemberian imbalan diharapkan dapat meningkatkan kinerja

perawat.

Pemberian imbalan akan dapat meningkatkan motivasi responden.

Karena adanya dorongan berupa pemberian imbalan dapat

meningkatkan motivasi perawat dalam bekerja. Hasil penelitian

diketahui sebagian responden dengan kompensasi rendah mempunyai

motivasi rendah. Hal ini menunjukkan bahwa dengan tidak adanya

pemberian reward baik berupa finansial maupun non finansial

memberikan pengaruh terhadap peningkatan motivasi perawat dalam

bekerja.

Pemberian imbalan dapat memacu peningkatan kinerja apabila

pemberian tersebut didasarkan atas prestasi kerja atau untuk kegiatan

tertentu yang jelas arah dan sasarannya dengan jumlah yang relatif

memadai sesuai dengan keadaan setempat. Pemberian imbalan dengan

cara ini akan memberikan pengaruh yang positif terhadap kinerjanya

apabila diikuti dengan pemantauan dan bimbingan yang baik oleh

petugas kesehatan di tingkat atas. Dengan demikian untuk

meningkatkan motivasi perawat perlu adanya pemberian reward kepada

perawat yang berprestasi baik dalam bentuk finansial dan non finansial.

Page 14: Eko BAB IV,V,VI (Autosaved)

42

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1. Kesimpulan

Dari hasil penelitian yang dilakukan di ruang Flamboyan RSUD Dr. M. Yunus bengkulu Tahun 2014 dapat disimpulkan, sebagai berikut :

1. Dari hasil analisis univariat di ketahui bahwa responden yang di

kategori pengetahuan rendah adalah .. (...%) responden, di kategori

insentif tidak sesuai ada .. (...%) responden, dan ada .. (...%) responden

dengan motivasi rendah.

2. Dan dari hasi analisa bivariat didapatkan hasil, sebagai berikut :

a. Ada/tidak hubungan

b.

6.2. Saran

Berdasarkan hasil penelitian maka beberapa saran yang dapat

disampaikan adalah sebagai berikut :

1. Bagi RSUD Dr. M. Yunus Bengkulu

Agar melakukan pelatihan secara berkala pada semua perawat

dengan tujuan untuk menambah keterampilan dan pengetahuan perawat

guna meningkatkan motivasi perawat serta memberikan insentif baik

berupa finansial ( baik berupa bonus atau komisi ) maupun non

finansial (Misalnya tersedianya hiburan, pendidikan dan latihan,

penghargaan berupa pujian atau pengakuan atas hasil kerja yang baik,

terjaminnya tempat kerja, terjaminnya komunikasi yang baik antara

Page 15: Eko BAB IV,V,VI (Autosaved)

43

atasan dan bawahan) untuk meningkatkan motivasi perawat dalam

menjalankan peran dan fungsinya .

2. Bagi Perawat

a. Agar mengikuti pelatihan-pelatihan dan agar perawat mengerti

mengenai peran dan fungsi perawat dalam pelaksanaan pelayanan

kesehatan.

b. Untuk meningkatkan motivasi perawat dapat dilakukan perubahan

sistem kerja yang dapat dilaksanakan dengan baik, besarnya

dukungan pihak manajemen RSUD Dr. M. Yunus Bengkulu dalam

pemberian insentif dapat mempengaruhi motivasi kerja perawat

sehingga tingkat kepuasan perawat dan pasien diharapkan dapat

tercapai dengan maksimal.

3. Bagi Peneliti Lain

Diharapkan dapat memberi masukan hal-hal apa saja yang telah

diteliti sehingga dapat digunakan sebagai referensi untuk melakukan

penelitian lebih lanjut tentang motivasi pada perawat dengan variabel

lain selain dari variabel dalam penelitian ini.