66
EFEKTIVITAS PENERAPAN MODEL PROBLEM-BASED LEARNING DITINJAU DARI KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA (Studi pada Siswa Kelas VII Semester Genap SMP Negeri 10 Bandarlampung Tahun Pelajaran 2015/2016) (Skripsi) Oleh: Zulfitriani FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG BANDAR LAMPUNG 2016

EFEKTIVITAS PENERAPAN MODEL PROBLEM-BASED …digilib.unila.ac.id/21993/19/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Data penelitian diperoleh melalui tes berupa soal uraian. Hasil uji

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: EFEKTIVITAS PENERAPAN MODEL PROBLEM-BASED …digilib.unila.ac.id/21993/19/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Data penelitian diperoleh melalui tes berupa soal uraian. Hasil uji

EFEKTIVITAS PENERAPAN MODEL PROBLEM-BASED LEARNINGDITINJAU DARI KEMAMPUAN KOMUNIKASI

MATEMATIS SISWA(Studi pada Siswa Kelas VII Semester Genap SMP Negeri 10

Bandarlampung Tahun Pelajaran 2015/2016)

(Skripsi)

Oleh:

Zulfitriani

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKANUNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG2016

Page 2: EFEKTIVITAS PENERAPAN MODEL PROBLEM-BASED …digilib.unila.ac.id/21993/19/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Data penelitian diperoleh melalui tes berupa soal uraian. Hasil uji

ABSTRAK

EFEKTIVITAS PENERAPAN MODEL PROBLEM-BASED LEARNINGDITINJAU DARI KEMAMPUAN KOMUNIKASI

MATEMATIS SISWA(Studi pada Siswa Kelas VII Semester Genap SMP Negeri 10

Bandarlampung Tahun Pelajaran 2015/2016)

Oleh:

Zulfitriani

Penelitian eksperimen semu ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas penerapan

model problem-based learning ditinjau dari kemampuan komunikasi matematis

siswa. Populasi penelitian ini adalah siswa kelas VII SMP Negeri 10 Bandar

Lampung tahun pelajaran 2015/2016 yang terdistribusi dalam sebelas kelas.

Pengambilan sampel penelitian ini menggunakan teknik purposive sampling dan

terpilih siswa kelas VII B sebagai sampel. Desain penelitian ini adalah one group

pretest-posttest. Data penelitian diperoleh melalui tes berupa soal uraian. Hasil uji

hipotesis menggunakan uji kesamaan dua rata-rata dan uji proporsi menunjukkan

bahwa penerapan model problem-based learning tidak efektif ditinjau dari

kemampuan komunikasi matematis.

Kata kunci: Efektivitas, komunikasi matematis, problem based learning

Page 3: EFEKTIVITAS PENERAPAN MODEL PROBLEM-BASED …digilib.unila.ac.id/21993/19/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Data penelitian diperoleh melalui tes berupa soal uraian. Hasil uji

EFEKTIVITAS PENERAPAN MODEL PROBLEM-BASED LEARNINGDITINJAU DARI KEMAMPUAN KOMUNIKASI

MATEMATIS SISWA(Studi pada Siswa Kelas VII Semester Genap SMP Negeri 10

Bandarlampung Tahun Pelajaran 2015/2016)

Oleh:

Zulfitriani

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai GelarSARJANA PENDIDIKAN

Pada

Program Studi Pendidikan MatematikaJurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKANUNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG2016

Page 4: EFEKTIVITAS PENERAPAN MODEL PROBLEM-BASED …digilib.unila.ac.id/21993/19/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Data penelitian diperoleh melalui tes berupa soal uraian. Hasil uji
Page 5: EFEKTIVITAS PENERAPAN MODEL PROBLEM-BASED …digilib.unila.ac.id/21993/19/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Data penelitian diperoleh melalui tes berupa soal uraian. Hasil uji
Page 6: EFEKTIVITAS PENERAPAN MODEL PROBLEM-BASED …digilib.unila.ac.id/21993/19/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Data penelitian diperoleh melalui tes berupa soal uraian. Hasil uji
Page 7: EFEKTIVITAS PENERAPAN MODEL PROBLEM-BASED …digilib.unila.ac.id/21993/19/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Data penelitian diperoleh melalui tes berupa soal uraian. Hasil uji

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan pada tanggal 06 April 1993 di Banjit, penulis merupakan anak

kedelapan dari delapan bersaudara pasangan Bapak Saparsi dan Ibu Kholipah,

Penulis memiliki tujuh kakak yang bernama Sajar Hamidi, Lisma Lita, Rumailah,

Khasrul Amrizal, Juriana, Budi Sastra, dan Jaslana Susanti.

Penulis telah menyelesaikan pendidikan sekolah dasar di SDN 1 Argomulyo pada

tahun 2005, pendidikan sekolah menengah pertama di SMPN 3 Baradatu pada

tahun 2008, pendidikan sekolah menengah atas di SMAN 1 Baradatu pada tahun

2011. Kemudian pada tahun 2012, melalui jalur Ujian Masuk Lokal (UML),

penulis berhasil terdaftar sebagai mahasiswa di Program Studi Pendidikan Mate-

matika, Jurusan Pendidikan MIPA, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan,

Universitas Lampung.

Penulis telah melaksanakan program Kuliah Kerja Nyata (KKN) di Desa Buay

Nyerupa, Kecamatan Sukau, Kabupaten Lampung Barat. Selain itu, penulis juga

telah melaksanakan kegiatan Praktik Profesi Kependidikan (PPK) di SMPN 1

Sukau.

Selama menjadi mahasiswa, penulis pernah aktif dalam organisasi Himasakta

sebagai anggota pendidikan pada periode 2013-2014. Kemudian, penulis juga

pernah aktif dalam organisasi Unit Kegiatan Mahasiswa Korp Sukarelawan

sebagai kepala divisi Kesekretariatan pada periode 2014-2015.

Page 8: EFEKTIVITAS PENERAPAN MODEL PROBLEM-BASED …digilib.unila.ac.id/21993/19/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Data penelitian diperoleh melalui tes berupa soal uraian. Hasil uji

Moto

“BAHAGIA HIDUPKU KALA AKU

BERJALAN MENIKMATI HIDUP INI

BERSAMA ORANG-ORANG YANG

KUCINTAI’’

Page 9: EFEKTIVITAS PENERAPAN MODEL PROBLEM-BASED …digilib.unila.ac.id/21993/19/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Data penelitian diperoleh melalui tes berupa soal uraian. Hasil uji

i

PersembahanAlhamdulillahirobbil’aalamiin.

Segala Puji Bagi Allah SWT, Dzat Yang Maha SempurnaSholawat serta Salam selalu tercurah kepada Nabi Muhammad SAW.

Dengan kerendahan hati dan rasa sayang yang tiada henti,kupersembahkan karya kecil ini sebagai tanda cinta, kasih sayang,

dan terima kasihku kepada:

Bapakku (Saparsi) dan Emak (Kholipah) tercintayang senantiasa memberikan nasehat, semangat, dan doa serta selalu

berusaha memberikan yang terbaik untuk kesuksesan dan kebahagiaanku

Ketiga kakaku Tersayang (Sajar, Khasrul, dan Sastra), keempat ayukkuTersayang (Lisma, rumailah, Juriana, dan Jaslana) serta kedua kakak

angkatku(Sartan dan Asep) yang selalu menghibur, mendukung, membuatkubahagia, dan menegur di saat aku salah.

Keempat kakak iparku (damindra, anuar, didi, dan Johan) serta kelima ayukiparku(isma, tati, ris, sri, dan istri kak asep) Tersayang yang selalu

menghibur, mendukung dan membuatku bahagia

Abang yang aku sayangi Denni Romdani yang selalu memberikan dukungan,semangat, selalu ada, dan selalu membuatku bahagia

Guru-gurukuyang telah mengajariku dengan penuh kesabaran

dan selalu memberikan motivasi untuk menjadi lebih baik

Keluarga kecilku ABC dan teman-temanyang selalu ada untukku, menemaniku disaat suka maupun duka dan

senantiasa memberikan kecerian dalam hidupku

dan

Almamater Universitas Lampung Tercinta

Page 10: EFEKTIVITAS PENERAPAN MODEL PROBLEM-BASED …digilib.unila.ac.id/21993/19/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Data penelitian diperoleh melalui tes berupa soal uraian. Hasil uji

ii

SANWACANA

Alhamdulillahirobbil’aalamiin, puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah me-

limpahkan rahmat dan karuniaNya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi

yang berjudul “Efektivitas Penerapan Model Problem Based Learning Ditinjau

dari Kemampuan Komunikasi Matematis Siswa (Studi pada Siswa Kelas VII SMP

Negeri 10 Bandarlampung Semester Ganjil Tahun Pelajaran 2015/2016)”.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa dalam penyelesaian skripsi ini tidak lepas

dari bantuan berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih

yang tulus ikhlas kepada:

1. Kedua Orang tuaku (Saparsi dan Kholipah), yang telah menjaga, merawat,

memberikan fasilitas, menasehati, mencintai, menyayangi, memberikan

semangat, melindungi dan selalu mendoakan setiap saat.

2. Ketujuh kakakku (Sajar Hamidi, Lisma Lita, S.Pdi., Rumailah, Khasrul

Amrizal, Juriana, Budi Sastra, Jaslana Susanti, S.Pd.), kedua kakak angkatku

(Sartan dan Asep) serta seluruh keluargaku yang telah memberikan dukungan

dan semangat yang tiada henti.

3. Bapak Dr. Haninda Bharata, M.Pd., selaku Ketua Program Studi Pendidikan

Matematika dan Dosen Pembimbing I yang telah bersedia meluangkan waktu

untuk membimbing, memberikan perhatian, motivasi, semangat, serta kritik

dan saran yang membangun kepada penulis selama penulis menempuh

Page 11: EFEKTIVITAS PENERAPAN MODEL PROBLEM-BASED …digilib.unila.ac.id/21993/19/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Data penelitian diperoleh melalui tes berupa soal uraian. Hasil uji

iii

pendidikan di perguruan tinggi dan dalam penyusunan skripsi sehingga

skripsi ini selesai dan menjadi lebih baik.

4. Ibu Dr. Tina Yunarti, M.Si., selaku Dosen Pembimbing II yang telah bersedia

meluangkan waktu untuk membimbing, memberikan sumbangan pemikiran,

perhatian, motivasi, semangat, serta kritik dan saran yang membangun kepada

penulis selama penyusunan skripsi sehingga skripsi ini selesai dan menjadi

lebih baik.

5. Bapak Drs. M. Coesamin, M.Pd., selaku pembahas yang telah memberikan

masukan, kritik, dan saran yang membangun kepada penulis sehingga skripsi

ini selesai dan menjadi lebih baik.

6. Ibu Widyastuti, S.Pd., M.Pd., selaku Dosen Pembimbing Akademik yang

telah memberikan sumbangan pemikiran, perhatian, motivasi, semangat, serta

kritik dan saran yang membangun kepada penulis selama penyusunan skripsi

sehingga skripsi ini selesai dan menjadi lebih baik.

7. Bapak Dr. H. Muhammad Fuad, M.Hum., selaku dekan FKIP Universitas

Lampung beserta staf dan jajarannya yang telah memberikan bantuan kepada

penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

8. Bapak Dr. Caswita, M.Si., selaku Ketua Jurusan PMIPA.

9. Bapak dan Ibu Dosen Pendidikan Matematika di Fakultas Keguruan dan Ilmu

Pendidikan yang telah memberikan bekal ilmu pengetahuan kepada penulis.

10. Ibu HJ Nurhayati, M.M., selaku guru mitra yang telah banyak membantu

dalam penelitian.

11. Abang Denni Romdani yang telah membantu, menjaga, menasehati, mem-

berikan dukungan, motivasi dan semangat yang tiada henti.

Page 12: EFEKTIVITAS PENERAPAN MODEL PROBLEM-BASED …digilib.unila.ac.id/21993/19/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Data penelitian diperoleh melalui tes berupa soal uraian. Hasil uji

iv

12. Keluarga ABCku Tercinta: Arum Dahlia Mufidah, Erma Widihastuti, Maya

Andani, Aulia Eka Alzianina, Devi Putri Permatasari, Meliza Novia, Titis

Aiyudiya, Dian Sastri Utami, Ella Ulfiana, Tika Rahayu dan Yuli Syartika

yang selama ini memberiku semangat dan selalu menemani saat suka dan

duka.

13. Teman-teman seperjuangan: Lusi, Yuni, Wayan, Lelly, Rina, Rita, Mega,

Septi, Nikita, Indri, Zahra, Tiur, Catur, Aji, Rian, Arbai, Depi, Eja, Resti,

Agata, Utary, Nana, Wayan Agus, Wili, Devi, Lela, Suci, dan Teman-teman

seluruh angkatan 2012 Pendidikan Matematika.

14. Kakak-kakakku angkatan 2009, 2010, 2011 serta adik-adikku angkatan 2013,

2014, 2015 terima kasih atas kebersamaanya.

15. Sahabat-sahabat KKN di Desa Buay Nyerupa PPK di SMP Negeri 1 Sukau

(Aini, Mutia, Ratna, Popi, Miss Alin, Pia, Bang Andre, Akang Asep, Dan

Kajong Cigid) atas kebersamaannya selama kurang lebih dua bulan yang

penuh makna dan kenangan.

16. Sahabat-sahabatku di Kosan Idola (uplah, ani, marsya) yang selalu mem-

berikan bantuan serta semangat.

17. Sahabatku Tutut Hariyani, Anung, Teteh Ria, Novan, Toni, Kusnadi, Mira

yang selalu memberikan bantuan serta semangat.

18. Pak Yaman, bapak fotokopian gedung G, serta Pak Mariman, dan Pak

Liyanto, penjaga gedung G, terima kasih atas bantuan dan perhatiannya

selama ini.

19. Semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan skripsi ini.

Page 13: EFEKTIVITAS PENERAPAN MODEL PROBLEM-BASED …digilib.unila.ac.id/21993/19/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Data penelitian diperoleh melalui tes berupa soal uraian. Hasil uji

v

Semoga dengan kebaikan, bantuan, dan dukungan yang telah diberikan kepada

penulis mendapat balasan pahala dari Allah SWT, dan semoga skripsi ini ber-

manfaat. Aamiin ya Robbal ‘Aalamiin.

Bandarlampung, April 2016Penulis

Zulfitriani

Page 14: EFEKTIVITAS PENERAPAN MODEL PROBLEM-BASED …digilib.unila.ac.id/21993/19/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Data penelitian diperoleh melalui tes berupa soal uraian. Hasil uji

vi

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR ISI ................................................................................................ i

DAFTAR TABEL ......................................................................................... iii

DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................. iv

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ................................................................. ... 1

B. Rumusan Masalah .......................................................................... ... 6

C. Tujuan Penelitian ............................................................................ ... 7

D. Manfaat Penelitian .......................................................................... ... 7

E. Ruang Lingkup Penelitian .............................................................. ... 7

II. KAJIAN PUSTAKA

A. Tinjauan Pustaka ............................................................................ ... 10

1. Efektivitas Pembelajaran .......................................................... ... 10

2. Problem Based Learning .......................................................... ... 12

3. Pembelajaran Konvensional ...................................................... 16

4. Kemampuan Komunikasi Matematis ....................................... 18

B. Penelitian yang Relevan .................................................................. 20

C. Kerangka Pikir ................................................................................ ... 21

D. Anggapan Dasar ............................................................................. 23

E. Hipotesis Penelitian ........................................................................ 24

III. METODE PENELITIAN

A. Populasi dan Sampel ....................................................................... ... 25

B. Desain Penelitian ............................................................................ ... 25

Page 15: EFEKTIVITAS PENERAPAN MODEL PROBLEM-BASED …digilib.unila.ac.id/21993/19/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Data penelitian diperoleh melalui tes berupa soal uraian. Hasil uji

vii

C. Prosedur Penelitian ......................................................................... ... 26

D. Teknik Pengumpulan Data ............................................................. 30

E. Data Penelitian................................................................................. 31

F. Instrumen Penelitian ........................................................................ 31

1. Validitas Instrumen.................................................................... 33

2. Reliabilitas Instrumen................................................................ 35

3. Tingkat Kesukaran..................................................................... .36

4. Daya Pembeda ........................................................................... 37

G. Teknik Analisis data ........................................................................ 39

1. Uji Normalitas ........................................................................... 40

2. Uji Hipotesis .............................................................................. 41

IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian................................................................................ 44

1. Data Kemampuan Komunikasi Matematis Siswa ..................... 44

2. Uji Hipotesis .............................................................................. 44

2.1 Uji Dua Rata-Rata ............................................................... . 45

2.2 Uji Proporsi.......................................................................... 45

2.3 Pencapaian Indikator Kemampuan Komunikasi

Matematis Siswa.................................................................. 46

B. Pembahasan .................................................................................... ... 47

V. SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan ........................................................................................... 55

B. Saran ................................................................................................. ... 55

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Page 16: EFEKTIVITAS PENERAPAN MODEL PROBLEM-BASED …digilib.unila.ac.id/21993/19/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Data penelitian diperoleh melalui tes berupa soal uraian. Hasil uji

viii

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Fase-Fase Problem Based Learning................................................ 15

Tabel 3.1 Desain One Group Pretest-Posttest ................................................. 26

Tabel 3.2 Pedoman Penskoran Tes Kemampuan Komunikasi

Matematis ......................................................................................... 32

Tabel 3.3 Kriteria Nilai Validitas ..................................................................... 34

Tabel 3.4 Interpretasi Nilai Validitas Butir soal............................................... 34

Tabel 3.5 Kriteria reliabilitas............................................................................ 35

Tabel 3.6 Interpretasi Koefisien Reabilitas Tes ............................................... 36

Tabel 3.7 Kriteria Nilai Tingkat Kesukaran..................................................... 37

Tabel 3.8 Interpretasi Nilai Tingkat Kesukaran tes.......................................... 37

Tabel 3.9 Kriteria Nilai Daya Pembeda ........................................................... 38

Tabel 3.10 Interpretasi Nilai Daya Pembeda Tes............................................... 39

Tabel 3.11 Hasil Uji Normalitas......................................................................... 41

Tabel 4.1 Data Kemampuan Komunikasi Matematis Siswa ........................... 44

Tabel 4.2 Hasil Uji Kesamaan Dua Rata-Rata ................................................ 45

Tabel 4.3 Hasil Uji Proporsi ............................................................................ 46

Tabel 4.4 Pencapaian Indikator ....................................................................... 47

Page 17: EFEKTIVITAS PENERAPAN MODEL PROBLEM-BASED …digilib.unila.ac.id/21993/19/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Data penelitian diperoleh melalui tes berupa soal uraian. Hasil uji

ix

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran A.1 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) ................................ 64

Lampiran A.2 Lembar Kerja Kelompok (LKK) ................................................. 91

Lampiran B.1 Soal Tes Kemampuan Awal ........................................................ 118

Lampiran B.2 Kisi-kisi pretest ............................................................................ 119

Lampiran B.3 pretest .......................................................................................... 120

Lampiran B.4 Kunci Jawaban pretest ................................................................. 121

Lampiran B.5 Kisi-kisi Soal posttest ..................................................................124

Lampiran B.6 Posttest ......................................................................................... 126

Lampiran B.7 Kunci Jawaban posttest................................................................ 128

Lampiran C.1 Nilai Tes Kemampuan Awal........................................................ 130

Lampiran C.2 Rekapitulasi Perhitungan Hasil Uji Coba Pretest ....................... 132

Lampiran C.3 Rekapitulasi Perhitungan Hasil Uji Coba Posttest...................... 136

Lampiran C.4 Analisis Kemampuan Komunikasi Matematis Siswa ..................140

Lampiran C.5 Pencapaian Indikator.................................................................... 150

Lampiran D ......................................................................................................... 154

Page 18: EFEKTIVITAS PENERAPAN MODEL PROBLEM-BASED …digilib.unila.ac.id/21993/19/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Data penelitian diperoleh melalui tes berupa soal uraian. Hasil uji

1

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan kebutuhan penting bagi setiap manusia untuk mem-

persiapkan kehidupan baik sebagai makhluk individu maupun sebagai makhluk

sosial. Hal ini karena pendidikan merupakan proses belajar yang terjadi sepanjang

hidup. Pendidikan dilakukan secara sadar dan terencana dalam mewujudkan pro-

ses pembelajaran agar siswa aktif mengembangkan potensi diri dan keterampilan

sebagai bekal hidup bermasyarakat. Hal-hal di atas menunjukkan bahwa pen-

didikan dapat membantu mengarahkan manusia menjalani kehidupan sebagai

makhluk sosial dengan baik.

Pendidikan yang baik, maju dan berkembang diperoleh melalui perencanaan

sistem pendidikan berdasarkan tujuan nasional pendidikan bangsa itu. Indonesia

dalam sistem pendidikan Nasional Nomor 20 Tahun 2003 (Daryanto dan

Sudjendro, 2014: 11) menyatakan tujuan pendidikan sebagai berikut:

Pendidikan berfungsi mengembangkan siswa menjadi manusia yangberiman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak, mulia,sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yangdemokratis serta bertanggung jawab

Dalam pendidikan formal ada banyak mata pelajaran yang harus ditempuh oleh

siswa pada setiap jenjang pendidikan. Matematika menjadi mata pelajaran wajib

Page 19: EFEKTIVITAS PENERAPAN MODEL PROBLEM-BASED …digilib.unila.ac.id/21993/19/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Data penelitian diperoleh melalui tes berupa soal uraian. Hasil uji

2

disemua jenjang pendidikan. Mata pelajaran matematika merupakan mata pela-

jaran yang telah diberikan pada anak saat prasekolah sampai ke jenjang pen-

didikan formal yaitu mulai dari TK, SD, SMP, SMA, sampai Perguruan Tinggi.

Hal ini dimaksudkan untuk membekali mereka dengan kemampuan berpikir logis,

analitis, sistematis, kritis, dan kreatif. National Council of Teacher Mathematic

(NCTM, 2000:67) menetapkan ada lima keterampilan proses yang harus dikuasai

siswa melalui pembelajaran matematika, yaitu: (1) pemecahan masalah (problem

solving); (2) penalaran dan pembuktian (reasoning and proof) (3) koneksi (con-

nection); (4) komunikasi (communication); dan (5) representasi (representation).

Berdasarkan hal di atas, berarti kemampuan komunikasi merupakan salah satu

kemampuan yang penting untuk dikembangkan dan harus dimiliki oleh siswa.

Kemampuan komunikasi matematis sangat penting. Namun, kenyataanya ke-

mampuan komunikasi matematis siswa di Indonesia masih rendah. Hal ini dapat

dilihat dari survei yang dilakukan pada tahun 2012 oleh Programme for

International Student Assessment (PISA) dikemukakan Organization Economic

Cooperation and Development (OECD) menunjukkan bahwa Indonesia berada di

peringkat 64 dari 65 negara. Dalam survei ini, matematika dikategorikan menjadi

6 level kemampuan matematis dan kemampuan komunikasi matematis merupakan

kemampuan pada level ke-4. Skor untuk kemampuan matematika adalah 375

dengan skor rata-rata matematika dunia 494 (OECD,2013:5). Literasi matematika

pada PISA tersebut fokus kepada kemampuan siswa dalam menganalisa,

memberikan alasan, dan menyampaikan ide secara efektif, merumuskan, me-

mecahkan, dan menginterpretasi masalah-masalah matematika dalam berbagai

bentuk dan situasi. Kemampuan-kemampuan tersebut erat kaitannya dengan

Page 20: EFEKTIVITAS PENERAPAN MODEL PROBLEM-BASED …digilib.unila.ac.id/21993/19/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Data penelitian diperoleh melalui tes berupa soal uraian. Hasil uji

3

kemampuan komunikasi matematis siswa. Dengan demikian hasil tersebut me-

nunjukkan bahwa di Indonesia kemampuan komunikasi matematis siswa masih

rendah.

Rendahnya kemampuan komunikasi matematis siswa juga dikemukakan Mullis

(2012:462) hasil studi Trends in International Mathematics and Science Study

(TIMSS) pada tahun 2011 yang menunjukkan bahwa Indonesia berada pada pe-

ringkat 38 dari 42 negara dengan skor rata-rata 386 dari rata-rata ideal 500. Hal ini

karena siswa tidak terbiasa mengerjakan soal-soal yang berkarakteristik seperti

soal-soal TIMSS. Siswa terbiasa mengerjakan soal-soal rutin dan meniru cara

guru dalam proses penyelesaian masalah, sehingga siswa mengalami kesulitan

ketika mendapat soal-soal tidak rutin. Hal ini terjadi karena kemampuan siswa

dalam mengembangkan ide dan gagasan serta mengomunikasikan dalam bahasa

maupun lambang matematis kurang mendapat kesempatan untuk berkembang.

Akibatnya kemampuan komunikasi matematis siswa rendah.

Rendahnya kemampuan matematis siswa juga terjadi di salah satu sekolah di

Bandar Lampung, yaitu SMP Negeri 10 Bandarlampung. Hal ini diketahui dari

hasil tes pendahuluan dikelas VII SMP Negeri 10 Bandarlampung dengan salah

satu contoh soal sebagai berikut:

Sebidang tanah berbentuk persegi panjang. Lebar tanah kurang 6 meter daripanjangnya. Jika keliling tanah 72 meter. Hitunglah luas tanah tersebut!

Adapun persentase jawaban dari 40 siswa adalah 8% menjawab benar,28,2% tidak bisa menjawab, 46,2% seperti ini :

p Luas = p x l= p x 6

l = 6p

Page 21: EFEKTIVITAS PENERAPAN MODEL PROBLEM-BASED …digilib.unila.ac.id/21993/19/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Data penelitian diperoleh melalui tes berupa soal uraian. Hasil uji

4

dan 17,9 % siswa menjawab seperti ini :

Jawaban-jawaban siswa tersebut menunjukkan bahwa sebagian besar siswa

kurang mampu memahami makna dari permasalahan yang diberikan serta kurang

mampu menguraikan ide, situasi dan solusi permasalahan secara tulisan.

Berdasarkan hasil observasi melalui wawancara dengan guru SMP Negeri 10

Bandarlampung. Guru tersebut menyatakan bahwa kemampuan matematis siswa

masih tergolong rendah. Ketika proses pembelajaran di kelas VII SMP Negeri 10

Bandarlampung beberapa siswa mengalami kesulitan dalam mendeskripsikan

pemasalahan-permasalahan dalam bentuk gambar maupun secara aljabar. Hal ini

disebabkan, salah satunya yaitu pembelajaran yang sering berpusat pada guru.

Pembelajaran yang dilakukan yaitu perpaduan metode ceramah, tanya jawab, dan

penugasan. Langkah-langkah pembelajaran ini adalah guru menjelaskan materi,

kemudian memberikan contoh soal dan memberikan latihan soal yang penye-

lesaiannya mirip dengan contoh soal tersebut, lalu memberikan tugas rumah di

akhir pembelajaran. Sehingga siswa hanya dilatih untuk menyelesaikan soal-soal

rutin saja, kemampuan matematis mereka pun kurang terasah. Pembelajaran

Dik:p

p – 6 p – 6

pSehingga K = 2p + 2l

72 = 2p + 2(p-6)72 = 2p + 2p – 672 = 4p – 64p = 78P = 19,5 dan l = 19,5 – 6 = 13,5

Jadi, L = 19,5 X 13,5 = 263,5

Page 22: EFEKTIVITAS PENERAPAN MODEL PROBLEM-BASED …digilib.unila.ac.id/21993/19/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Data penelitian diperoleh melalui tes berupa soal uraian. Hasil uji

5

seperti itu menekankan siswa untuk mengingat atau menghafal dan kurang

melatih siswa untuk menyampaikan dan mengekspresikan gagasan/idenya dalam

bahasa matematis yang tepat, siswa cenderung pasif, dan pembelajaran berjalan

mem-bosankan. Hal ini, tentu memberi kesan kurang baik bagi siswa. Menurut

(Sriyanto, 2007: 20). Apabila pembelajaran matematika terus menerus begini,

maka semangat siswa dalam belajar akan menurun, sehingga sebagian besar siswa

tidak dapat mengembangkan kemampuan berfikir matematisnya dengan optimal.

Hasil tersebut mengindikasikan bahwa kemampuan matematis siswa kelas VII

SMP Negeri 10 Bandarlampung perlu tingkatkan salah satunya adalah kemam-

puan komunikasi matematis siswa. Inilah salah satu alasan mengapa model pem-

belajaran yang meningkatkan kemampuan berfikir siswa harus dibudidayakan.

Salah satu model pembelajaran yang dapat mengembangkan kemampuan berpikir

siswa adalah model problem-based learning. Menurut Schmidt (Rusman, 2011),

secara umum penerapan model pembelajaran ini dimulai dengan masalah awal

yang harus dipecahkan oleh siswa. Masalah tersebut dapat berasal dari siswa atau

pendidik. Siswa dituntut aktif mencari informasi mengenai permasalahan tersebut.

Selanjutnya siswa mendiskusikan informasi yang diperoleh untuk mencari solusi

permasalahan. Selain itu siswa juga menjadi terbiasa untuk mengomunikasikan

suatu masalah ke dalam bahasa matematika berdasarkan pengetahuan yang telah

diperoleh sebelumnya.

Berdasarkan uraian tersebut, problem-based learning diduga melatih kemampuan

siswa dalam berkomunikasi secara matematis sehingga menjadi lebih baik lagi.

Hal ini mengindikaskan bahwa model problem-based learning dapat digunakan

Page 23: EFEKTIVITAS PENERAPAN MODEL PROBLEM-BASED …digilib.unila.ac.id/21993/19/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Data penelitian diperoleh melalui tes berupa soal uraian. Hasil uji

6

untuk mengembangkan kemampuan komunikasi matematis siswa. Sementara itu,

per-masalahan-permasalahan yang diberikan akan mendorong siswa untuk selalu

berpikir dan mengembangkan ide-ide matematisnya. Secara tidak langsung siswa

dilatih untuk menggambarkan situasi masalah dan menyatakan solusi masalah

tersebut. Siswa tidak hanya sekedar menyelesaikan masalah tetapi harus menya-

takan solusi masalah menggunakan gambar, bagan, tabel, dan secara aljabar,

menjelaskan ide, situasi, dan relasi matematika secara tulisan, dan menggunakan

bahasa matematika dan simbol secara tepat.

Berdasarkan uraian di atas, untuk itu peneliti tertarik melakukan penelitian

mengenai “Efektivitas Penerapan Model problem-based learning ditinjau dari

kemampuan komunikasi matematis siswa.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan permasalahan dalam

penelitian ini adalah “Apakah penerapan model problem-based learning efektif

ditinjau dari kemampuan komunikasi matematis siswa?”

Dari rumusan masalah di atas dapat dijabarkan pertanyaan penelitian sebagai

berikut:

1. “Apakah kemampuan komunikasi matematis siswa lebih baik setelah me-

ngikuti problem-based learning dari pada sebelum mengikuti problem-based

learning?”

2. “Apakah persentase siswa tuntas belajar lebih dari 60% dari jumlah siswa?”

Page 24: EFEKTIVITAS PENERAPAN MODEL PROBLEM-BASED …digilib.unila.ac.id/21993/19/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Data penelitian diperoleh melalui tes berupa soal uraian. Hasil uji

7

C. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui efektivitas penerapan model

problem-based learning ditinjau dari kemampuan komunikasi matematis siswa

kelas VII SMP Negeri 10 Bandar Lampung.

D. Manfaat Penelitian

Manfaat dalam penelitian ini sebagai berikut:

1. Manfaat Teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan penambahan informasi

dalam pendidikan matematika tentang model problem-based learning serta

hubunganya dengan kemampuan komunikasi matematis siswa.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi Peneliti, dapat memberikan pengalaman langsung menggunakan

model problem-based learning ditinjau dari kemampuan komunikasi

matematis siswa

b. Bagi Guru, memberikan sumbangan pemikiran tentang model problem-

based learning dengan kemampuan komunikasi matematis siswa.

E. Ruang Lingkup Penelitian

Ruang Lingkup dari penelitian ini adalah

1. Efektivitas yang dimaksud dalam penelitian ini adalah ukuran keberhasilan

siswa yang diwujudkan dalam hasil belajar dan menghasilkan sesuatu sesuai

dengan apa yang diharapkan atau dengan kata lain tujuan yang diinginkan

Page 25: EFEKTIVITAS PENERAPAN MODEL PROBLEM-BASED …digilib.unila.ac.id/21993/19/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Data penelitian diperoleh melalui tes berupa soal uraian. Hasil uji

8

tercapai. Model problem-based learning dikatakan efektif apabila rata-rata

kemampuan komunikasi matematis siswa setelah mengikuti pembelajaran

matematika menggunakan model problem-based learning lebih tinggi

dibandingkan dengan rata-rata kemampuan komu-nikasi matematis siswa

sebelum pembelajaran tersebut dan persentase siswa tuntas belajar lebih dari

60% dari jumlah siswa dengan kriteria ketuntasan minimal 70.

2. Kemampuan komunikasi matematis adalah kemampuan siswa dalam meng-

ekspresikan gagasan, ide, dan pemahamannya tentang suatu masalah dan pro-

ses matematika yang mereka pelajari. Kemampuan komunikasi dalam

penelitian ini dilihat dari kemampuan siswa dalam

1) menggambarkan situasi masalah dan menyatakan solusi masalah

menggunakan gambar dan secara aljabar (Drawing)

2) menjelaskan ide, situasi, dan relasi matematika secara tulisan(Written

Text)

3) menggunakan bahasa matematika secara tepat (Mathematical Eks-

pression).

3. Model problem-based learning

Model problem-based learning adalah model pembelajaran yang melibatkan

siswa untuk memecahkan masalah melalui tahap-tahap metode ilmiah se-

hingga siswa dapat mempelajari pengetahuan yang berhubungan dengan ma-

salah tersebut dan sekaligus memiliki keterampilan memecahkan masalah

Langkah-langkah model problem-based learning adalah sebagai berikut:

1) Orientasi siswa pada masalah.

2) mengorganisasikan siswa untuk belajar.

Page 26: EFEKTIVITAS PENERAPAN MODEL PROBLEM-BASED …digilib.unila.ac.id/21993/19/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Data penelitian diperoleh melalui tes berupa soal uraian. Hasil uji

9

3) Membimbing penyelidikan individual maupun kelompok.

4) Mengembangkan dan menyajikan hasil karya.

5) menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah.

Page 27: EFEKTIVITAS PENERAPAN MODEL PROBLEM-BASED …digilib.unila.ac.id/21993/19/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Data penelitian diperoleh melalui tes berupa soal uraian. Hasil uji

10

II. KAJIAN PUSTAKA

A. Tinjauan Pustaka

1. Efektivitas Pembelajaran

Kata efektif berasal dari bahasa inggris yaitu effective yang berarti berhasil atau

sesuatu yang dilakukan berhasil dengan baik. Kamus ilmiah populer mende-

finisikan efektivitas sebagai ketepatan penggunaan, hasil guna atau menunjang

tujuan. Adapun menurut Simanjuntak (1993:80) mengungkapkan bahwa suatu

pembelajaran dikatakan efektif apabila menghasilkan sesuatu sesuai dengan apa

yang diharapkan atau dengan kata lain tujuan yang diinginkan tercapai. Hal ini se-

rupa dengan pendapat Sutikno (2005:88) yang mengemukakan bahwa efektivitas

pembelajaran adalah kemampuan yang telah direncanakan untuk melaksanakan

pembelajaran yang dapat memungkinkan siswa untuk dapat belajar dengan mudah

dan dapat mencapai tujuan dan hasil yang diharapkan.

Pendapat lain juga dikemukakan oleh Hamalik (2004:171) bahwa pembelajaran

yang efektif adalah kesempatan yang diberikan kepada siswa dalam pembelajaran

untuk belajar sendiri dengan melakukan aktivitas-aktivitas belajar. Kesempatan

yang diberikan kepada siswa diharapkan dapat membantu siswa dalam memahami

makna pembelajaran yang sedang dipelajarinya dengan demikian tujuan yang di-

inginkan tercapai. Pembelajaran yang efektif menuntut guru agar mampu

Page 28: EFEKTIVITAS PENERAPAN MODEL PROBLEM-BASED …digilib.unila.ac.id/21993/19/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Data penelitian diperoleh melalui tes berupa soal uraian. Hasil uji

11

merancang bahan belajar yang menarik dan memotivasi siswa. Guru harus me-

rancang strategi mengajar yang kreatif, yang dapat menciptakan suasana kelas

yang aktif dan kondusif. Hal ini bertujuan agar siswa dapat memiliki pengetahuan,

pengalaman, dan komunikasi matematis yang baik.

Efektivitas pembelajaran ini akan tercapai apabila siswa berperan aktif dalam

kegiatan pembelajaran. Siswa tidak hanya aktif mendengarkan penjelasan dari

guru, namun siswa mengonstruksi ide-ide mereka secara individual maupun ber-

kelompok. Dalam kegiatan tersebut, guru hanya berperan sebagai fasilitator dan

motivator. Wicaksono (2011) mengemukakan pembelajaran dikatakan efektif

apabila mengacu pada hal-hal berikut: (1) ketuntasan belajar, pembelajaran dapat

dikatakan tuntas apabila lebih dari atau sama dengan 60% dari jumlah siswa mem-

peroleh nilai minimal 70 dalam peningkatan hasil belajar; dan (2) strategi pem-

belajaran dikatakan efektif meningkatkan hasil belajar siswa apabila secara sta-

tistik hasil belajar siswa menunjukkan perbedaan yang signifikan antara pema-

haman awal dengan pemahaman setelah pembelajaran (gain signifikan).

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa efektivitas pembelajaran

adalah ukuran keberhasilan siswa yang diwujudkan dalam hasil belajar. Dalam

penelitian ini, pembelajaran dikatakan efektif apabila jumlah siswa yang tuntas

belajar setelah pembelajaran menggunakan model problem-based learning lebih

dari 60% dari jumlah siswa. Adapun siswa dikatakan tuntas apabila memperoleh

nilai lebih dari atau sama dengan 70. Selanjutnya pembelajaran dikatakan efektif,

apabila kemampuan komunikasi siswa setelah mengikuti pembelajaran mate-

matika dengan model problem-based learning lebih tinggi daripada kemampuan

Page 29: EFEKTIVITAS PENERAPAN MODEL PROBLEM-BASED …digilib.unila.ac.id/21993/19/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Data penelitian diperoleh melalui tes berupa soal uraian. Hasil uji

12

komunikasi sebelum pembelajaran matematika menggunakan model problem-

based learning.

2. Problem-Based Learning

Problem-based learning atau pembelajaran berbasis masalah menurut Schmidt

(Rusman, 2011:231) didasarkan pada teori belajar konstruktivisme dengan ciri-ciri

yang pertama bahwa pemahaman diperoleh dari interaksi dengan skenario

permasalahan dan lingkungan belajar yang kedua pergulatan dengan masalah dan

proses inquiry masalah menciptakan disonansi kognitif yang menstimulasi belajar,

sedangkan yang terakhir pengetahuan terjadi melalui proses kolaborasi negoisasi

sosial dan evaluasi terhadap keberadaan sudut pandang. Jadi, problem-based

learning adalah suatu pendekatan konstruktivis dimana siswa dihadapkan dengan

masalah-masalah yang ada di dalam kehidupan sehari-hari sehingga siswa

memiliki kemampuan berfikir kritis dan keterampilan pemecahan masalah, serta

untuk memperoleh pengetahuan dan konsep dari suatu materi.

Harrison (Wardoyo, 2013 : 72) menyatakan bahwa “problem-based learning is a

curriculum development and instructional method that places the student in an

active role as a problem solver confronted with structured, real life problem”.

Menurut Harrison problem-based learning merupakan pengembangan kurikulum

dan metode pembelajaran yang menempatkan siswa dalam peran aktif sebagai

pemecah masalah yang dihadapkan dengan masalah rumit, masalah kehidupan

nyata. Sedangkan menurut Wardoyo (2013:73) problem-based learning me-

rupakan strategi di mana siswa akan belajar membangun kepercayaan diri mereka

dalam menyelesaikan setiap permasalahan yang dihadapinya. Jadi, model

Page 30: EFEKTIVITAS PENERAPAN MODEL PROBLEM-BASED …digilib.unila.ac.id/21993/19/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Data penelitian diperoleh melalui tes berupa soal uraian. Hasil uji

13

pembelajaran ini tidak hanya menumbuhkan keterampilan berpikir siswa saja tapi

juga menumbuhkan kepercayaan diri siswa. Herman (2007: 49) menyatakan

bahwa pembelajaran berbasis masalah mempunyai 4 karakteristik, antara lain: (1)

memposisikan siswa sebagai pemecah masalah melalui kegiatan kolaboratif; (2)

mendorong siswa untuk mampu menemukan masalah dan mengelaborasinya

dengan mengajukan dugaan-dugaan dan merencanakan penyelesaian; (3)

memfasilitasi siswa untuk mengeksplorasi berbagai alternatif penyelesaian dan

implikasinya serta mengumpulkan dan mendistribusikan informasi; (4) melatih

siswa untuk terampil menyajikan temuan, membiasakan siswa untuk

merefleksikan tentang efektivitas cara berpikir mereka dan menyelesaikan

masalah.

Penjabaran tersebut menjelaskan bahwa problem-based learning menekankan

aspek kemandirian siswa melalui proses pembelajarannya. Siswa akan belajar

untuk mengeksplorasi, mengolah, dan menggunakan potensi dan pengetahuannya

yang ada pada dirinya dalam menyelesaikan suatu masalah dengan semaksimal

mungkin. Dengan demikian, siswa dapat memahami suatu konsep/materi karena

pengalaman yang diperolehnya ketika menyelesaikan permasalahan yang dibe-

rikan melalui pengalaman belajar tersebut mereka menggunakan kemampuan

nalar, logis, dan kritis dalam membangun pengetahuannya sendiri. Langkah-

langkah dalam pelaksanaan problem-based learning adalah sebagai berikut

(Hamzah dan Muhlisrarini, 2014: 165). (1) Guru menjelaskan kompetensi yang

ingin dicapai dan menyebutkan sarana atau alat pendukung yang dibutuhkan.

Memotivasi siswa untuk terlibat dalam aktivitas pemecahan masalah yang dipilih.

(2) Guru membantu siswa mendefinisikan dan mengorganisasikan tugas belajar

Page 31: EFEKTIVITAS PENERAPAN MODEL PROBLEM-BASED …digilib.unila.ac.id/21993/19/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Data penelitian diperoleh melalui tes berupa soal uraian. Hasil uji

14

yang berhubungan dengan masalah tersebut (menetapkan topik, tugas, jadwal, dan

lain-lain). (3)Guru mendorong siswa untuk mengumpulkan informasi yang sesuai,

eksperimen untuk mendapatkan penjelasan dan pemecahan masalah, peng-

umpulan data, hipotesis, dan pemecahan masalah. (4)Guru membantu siswa dalam

merencanakan dan menyiapkan karya yang sesuai seperti laporan dan membantu

mereka berbagi tugas dengan temannya. (5) Guru membantu siswa untuk

melakukan refleksi atau evaluasi terhadap eksperimen mereka dan proses-proses

yang mereka gunakan.

Selain itu, Amir (2009:24) menyatakan, 7 langkah pelaksanaan problem-based

learning, yaitu sebagai berikut (1) mengklarifikasi istilah dan konsep yang belum

jelas. Memastikan setiap anggota memahami berbagai istilah dan konsep yang ada

dalam masalah, (2) merumuskan masalah. Fenomena yang ada dalam masalah

menuntut penjelasan hubungan-hubungan apa yang terjadi antara fenomena itu.

(3) menganalisis masalah. Siswa mengeluarkan pengetahuan terkait apa yang

sudah dimiliki tentang masalah. (4) menata gagasan siswa dan secara sistematis

menganalisisnya dengan dalam. Bagian yang sudah dianalisis dilihat keterkaitan-

nya satu sama lain. (5) memformulasikan tujuan pembelajaran. Kelompok dapat

merumuskan tujuan pembelajaran karena kelompok sudah tahu pengetahuan mana

yang masih kurang dan mana yang masih belum jelas, (6) mencari Informasi tam-

bahan dari sumber yang lain (di luar diskusi kelompok), dan (7) mensintesa

(menggabungkan) dan menguji informasi baru, dan membuat laporan untuk kelas.

Dari laporan individu/ kelompok, yang dipresentasikan dihadapan anggota kelom-

pok lain, kelompok mendapatkan informasi-informasi yang baru. Langkah yang

lebih praktis dalam problem-based learning dirumuskan Arends (2011:411) antara

Page 32: EFEKTIVITAS PENERAPAN MODEL PROBLEM-BASED …digilib.unila.ac.id/21993/19/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Data penelitian diperoleh melalui tes berupa soal uraian. Hasil uji

15

lain, 1) orientasi siswa pada masalah, 2) mengorganisasi siswa untuk belajar, 3)

Memandu menyelidiki secara individual atau kelompok, 4) mengembangkan dan

menyajikan hasil karya, dan 5) menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan

masalah. Tahap-tahap pelaksanaan problem-based learning seperti yang disajikan

dalam tabel 2.1 berikut:

Tabel 2.1 Fase – Fase Problem-Based Learning

Fase-faseProblem-Based Learning

Perilaku guru

1. Orientasi siswa padamasalah

Guru menjelaskan tujuan pembelajaran,menjelaskan logistik yang diperlukan danmemotivasi siswa terlibat pada aktivitaspemecahan.

2. Mengorganisasi siswauntuk belajar

Guru membantu siswa mendefinisikan danmengorganisasikan tugas belajar yangberhubungan dengan masalah tersebut

3. Membimbingpenyelidikan individualmaupun kelompok

Guru mendorong siswa untukmengumpulkan informasi yang sesuai,melaksanakan eksperimen untukmendapatkan penjelasan dan pemecahanmasalah.

4. Mengembangkandan menyajikanhasil karya

Guru membantu siswa dalam merencanakandan menyiapkan karya sesuai seperti laporan,dan membantu mereka untuk berbagi tugasdengan temannya

5. Menganalisis danmengevaluasi prosespemecahan masalah

Membantu siswa untuk melakukan refleksiatau evaluasi terhadap penyelidikan merekadan proses yang mereka gunakan

Berdasarkan pernyataan-pernyataan sebelumnya dapat didefinisikan bahwa model

problem-based learning merupakan suatu inovasi model pembelajaran yang

menuntut siswa menjadi pusat perhatian dalam proses pembelajaran. Tahapan

pembelajaran menggunakan problem-based learning adalah sebagai berikut: Guru

memberikan permasalahan kepada siswa.

1. Siswa berkelompok untuk menganalisis dan merumuskan permasalahan.

Page 33: EFEKTIVITAS PENERAPAN MODEL PROBLEM-BASED …digilib.unila.ac.id/21993/19/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Data penelitian diperoleh melalui tes berupa soal uraian. Hasil uji

16

2. Siswa berdiskusi dan mencari informasi untuk mendapatkan solusi dari per-

masalahan yang dihadapi.

3. Siswa mempresentasikan solusi permasalahan atau hasil diskusinya.

4. Siswa melakukan refleksi dan evaluasi bersama guru dan siswa lainnya.

Menurut Trianto (2009:96) kegiatan pembelajaran berbasis masalah (problem-

based learning) memiliki beberapa kelebihan, Kelebihan pembelajaran berbasis

masalah sebagai model pembelajaran yaitu konsep sesuai kebutuhan siswa, rea-

listik dengan kebutuhan siswa, pemahaman akan suatu konsep menjadi kuat, dan

memupuk kemampuan pemecahan masalah.

3. Pembelajaran Konvensional

Pembelajaran konvensional merupakan pembelajaran yang sering digunakan oleh

guru dalam proses pembelajaran. Metode yang biasa digunakan adalah metode

ceramah. Dimana kegiatan pembelajaran ini berpusat pada guru dan komunikasi

yang terjadi searah. Guru mendominasi kegiatan belajar mengajar. Definisi dan

rumus diberikan langsung oleh guru dan diberitahukannya apa yang harus di-

kerjakan dan bagaimana menyimpulkanya sehingga siswa tidak dapat mengem-

bangkan ide-ide matematisnya.

Dalam model konvensional guru dijadikan sebagai pusat pembelajaran (teacher

center). Sanjaya (2009: 17) mengungkapkan bahwa model konvensional me-

rupakan bentuk dari pendekatan pembelajaran yang berorientasi pada guru.

Menurut Djamarah dan Zain (2010: 97) alat komunikasi lisan antara guru dengan

anak selama proses pembelajaran dengan metode ceramah telah dipergunakan

sejak dahulu. Hal ini terjadi karena menurut Hamiyah dan Jauhar (2014: 166)

Page 34: EFEKTIVITAS PENERAPAN MODEL PROBLEM-BASED …digilib.unila.ac.id/21993/19/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Data penelitian diperoleh melalui tes berupa soal uraian. Hasil uji

17

dengan persiapan yang sederhana, hemat waktu dan tenaga, dengan satu langkah

dapat menjangkau semua siswa, dan cukup dilakukan di dalam kelas sehingga

untuk melaksanakan proses pembelajaran banyak guru yang memilih metode

ceramah.

Popham dan Baker (2011: 80) menjelaskan bahwa setiap penyajian informasi

secara lisan dapat disebut ceramah. Pembelajaran ini tidak dapat dikatakan baik

atau buruk, tetapi penyampaiannya harus dinilai menurut tujuan penggunaanya.

Sedangkan kekurangan pembelajaran konvensinal adalah tidak semua siswa

memiliki daya tangkap yang baik, siswa sulit mencerna dan menganalisis materi,

tidak memberikan kesempatan pada siswa untuk belajar mandiri, tujuan pem-

belajaran sering tidak tercapai, menimbulkan rasa bosan sehingga materi sulit

diterima, dan menjadikan siswa malas mencari informasi di sumber yang lain

karena siswa berargumen semua materi telah disampaikan oleh guru.

Berdasarkan uraian di atas, model konvensional merupakan suatu model pem-

belajaran yang berpusat pada guru (teacher center) dan siswa berperan pasif

dalam pembelajaran. Model konvensional biasanya memadukan metode ceramah,

tanya jawab dan penugasan. Peran siswa dalam pembelajaran ini sangat terbatas

hal ini dikarenakan peran guru yang masih dominan dan siswa yang dibiasakan

hanya menjadi pendengar dan penerima informasi. Hal ini tentu akan membatasi

perkembangan kemampuan komunikasi matematis siswa. Kelebihan model

konvensional adalah memerlukan waktu dan biaya yang tidak banyak, sedangkan

kelemahannya adalah membuat siswa bosan dan cenderung malas untuk mencoba

dan mencari referensi baru.

Page 35: EFEKTIVITAS PENERAPAN MODEL PROBLEM-BASED …digilib.unila.ac.id/21993/19/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Data penelitian diperoleh melalui tes berupa soal uraian. Hasil uji

18

4. Kemampuan Komunikasi Matematis

Dalam kehidupan, kita tidak akan terlepas dari suatu kegiatan atau proses yang

disebut komunikasi. Dimana komunikasi merupakan pengiriman atau penerimaan

pesan atau berita antara dua orang atau lebih sehingga pesan dapat dipahami.

Menurut Rakhmat (2007: 9) komunikasi adalah peristiwa sosial yang terjadi ke-

tika manusia berinteraksi dengan manusia lain. Manusia dikenal sebagai makhluk

sosial, maka sudah sewajarnya bahwa komunikasi dianggap sebagai hal yang

penting dalam menjalani kehidupan. Tanpa adanya proses komunikasi, kehidupan

tidak akan berjalan dengan baik. Komunikasi dalam matematika juga sangat

penting. Hal ini terjadi karena komunikasi matematis merupakan alat bantu dalam

telekomunikasi pengetahuan matematika, sehingga kemampuan komunikasi mate-

matis penting dalam proses pembelajaran matematika.

Sejumlah pakar mengemukakan beberapa pendapat mereka mengenai kemampuan

komunikasi matematis. Misalnya Yeager, A dan Yeager, R (2008) mendefinisikan

kemampuan komunikasi matematis sebagai kemampuan untuk menyampaikan

dan menerima pesan matematika baik secara lisan, visual, maupun dalam bentuk

tertulis, dengan menggunakan kosakata matematika yang tepat dan berbagai re-

presenttasi yang sesuai, serta memperhatikan kaidah-kaidah matematika. Se-

dangkan Menurut Izzati dan Suryadi (2010), kemampuan komunikasi matematis

mencakup dua hal, yakni kemampuan siswa menggunakan matematika sebagai

alat komunikasi (bahasa matematika) dan kemampuan mengomunikasikan ma-

tematika yang dipelajari. Sehingga dapat disimpulkan bahwa kemampuan ko-

munikasi matematis siswa adalah suatu kemampuan siswa dalam mengekspre-

Page 36: EFEKTIVITAS PENERAPAN MODEL PROBLEM-BASED …digilib.unila.ac.id/21993/19/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Data penelitian diperoleh melalui tes berupa soal uraian. Hasil uji

19

sikan gagasan-gagasan, ide-ide, dan pemahamannya tentang konsep dan proses

matematika yang mereka pelajari.

Lebih lanjut NCTM(Qohar, 2011:46) menyatakan bahwa kemampuan komunikasi

matematis adalah: 1) menyusun dan mengonsolidasikan berpikir matematis siswa

melalui komunikasi, 2) mengomunikasikan pemikiran matematisnya secara

koheren dan jelas dengan siswa lainnya atau dengan guru, 3) menganalisis dan

mengevaluasi pemikiran matematis dan strategi-strategi lainnya, 4) menggunakan

bahasa matematis untuk menyatakan ide-ide matematik dengan tepat. Kemudian

Sumarmo (Suhedi, 2012: 193) menyatakan bahwa kegiatan komuikasi matematis

diantaranya adalah: (1) Menyatakan situasi, gambar, diagram atau benda kedalam

bahasa, symbol, dan model matematik, (2) Menjelaskan ide, situasi, dan relasi

matematis secara lisan atau tulisan, (3) Mendengarkan, berdiskusi, dan menulis

tentang matematika, (4) Membaca dengan pemahaman suatu representasi mate-

matis tertulis, (5) Membuat konjektur, menyusun argument, merumuskan definisi,

dan generalisasi, (6) Megungkapkan kembali suatu uraian atau paragrap ma-

tematika dalam bahasa sendiri. Jadi, kemampuan komunikasi matematis me-

rupakan kemampuan siswa untuk mengungkapkan pemikiran matematisnya dalam

bentuk lisan, tulisan maupun gambar dengan bahasa yang baik dan tepat, serta

dapat memahami representasi matematis dengan baik.

Berdasarkan uraian di atas, maka pada penelitian ini kemampuan komunikasi

matematis yang diteliti meliputi kemampuan menggambar (drawing), menulis

(written text), dan ekspresi matematika (mathematical expression) dengan

indikator sebagai berikut.

Page 37: EFEKTIVITAS PENERAPAN MODEL PROBLEM-BASED …digilib.unila.ac.id/21993/19/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Data penelitian diperoleh melalui tes berupa soal uraian. Hasil uji

20

a. Menyatakan situasi masalah dan menyatakan solusi masalah menggunakan

gambar.

b. Menjelaskan ide, situasi, dan solusi matematika secara lisan maupun tulisan

c. Menggunakan bahasa matematika secara tepat.

B. Penelitian yang Relevan

Beberapa penelitian yang sudah dilakukan berkaitan dengan model pembelajaran

berbasis masalah adalah sebagai berikut:

1. “Pengaruh Problem-Based Learning Terhadap Kemampuan Komunikasi Ma-

tematis Siswa Pada Materi Himpunan Kelas VII” oleh Yovita, Bambang, halini.

Dengan hasil penelitian menunjukan bahwa problem-based learning berpengaruh

terhadap kemampuan komunikasi matematis siswa pada materi himpunan di kelas

VII SMP Santa Monika Sungai Raya

2. “Efektivitas Model Problem-Based Learning Ditinjau dari Kemampuan Komu-

nikasi Mtematis Siswa” oleh Hani Ervina Pansa, Haninda Bharata, M.Coesamin

Dengan hasil penelitian bahwa, ditinjau dari kemampuan komunikasi matematis

siswa model problem-based learning efektif dan lebih efektif daripada model

konvensional. Ketiga penelitian tersebut memiliki hasil yang sama yaitu

menunjukkan bahwa problem-based learning dapat meningkatkan kemampuan

komunikasi matematis siswa.

3. “Efektivitas Model Problem-Based Learning Ditinjau dari Kemampuan Komu-

nikasi Matematis Siswa” oleh Ayu Tamyah, Rini Asnawati, Arnelis Djalil.

Dengan hasil penelitian bahwa, ditinjau dari kemampuan komunikasi matematis

siswa model problem-based learning efektif dan lebih efektif daripada model

Page 38: EFEKTIVITAS PENERAPAN MODEL PROBLEM-BASED …digilib.unila.ac.id/21993/19/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Data penelitian diperoleh melalui tes berupa soal uraian. Hasil uji

21

konvensional. Ketiga penelitian tersebut memiliki hasil yang sama yaitu

menunjukkan bahwa problem-based learning dapat meningkatkan kemampuan

komunikasi matematis siswa.

C. Kerangka Pikir

Penelitian tentang efektivitas penerapan model problem-based learning ditinjau

dari kemampuan komunikasi matematis siswa ini terdiri atas variabel bebas dan

variabel terikat. Dalam penelitian ini model pembelajaran merupakan variabel

bebas dan kemampuan komunikasi matematis sebagai variabel terikat. Adapun

Langkah-langkah model problem-based learning yaitu mengorientasi siswa pada

masalah, mengorganisasi siswa untuk belajar, membimbing penyelidikan indi-

vidual maupun kelompok, mengembangkan dan menyajikan hasil karya, dan

menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah.

Langkah pertama adalah mengorientasikan siswa pada masalah. Pada fase ini,

guru menjelaskan kompetensi yang harus dicapai dan menyebutkan sarana atau

alat pendukung yang diperlukan serta memotivasi siswa untuk berpartisipasi aktif

dalam aktivitas pemecahan masalah. Guru menjelaskan keterkaitan masalah yang

diberikan dengan kehidupan sehari-hari dan manfaat nyata yang berkaitan dengan

konsep matematika yang akan dipelajari. Dengan aktivitas tersebut diharapkan

siswa semangat dalam memecahkan masalah dan menyatakan solusi masalah

secara aljabar atau gambar.

Selanjutnya pada langkah kedua, guru mengorganisasikan siswa untuk belajar.

Pada fase ini guru membagi siswa ke dalam kelompok-kelompok heterogen dan

Page 39: EFEKTIVITAS PENERAPAN MODEL PROBLEM-BASED …digilib.unila.ac.id/21993/19/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Data penelitian diperoleh melalui tes berupa soal uraian. Hasil uji

22

siswa diberikan Lembar Kerja Kelompok (LKK). Kemudian, siswa berdiskusi

dengan anggota kelompoknya untuk memecahkan masalah yang terdapat dalam

LKK tersebut. Dengan kegiatan ini siswa diharapkan untuk dapat mengo-

munikasikan ide/gagasan yang mereka miliki ke dalam simbol matematika atau

ilustrasi matematika dengan baik beserta penjelasan yang logis, sehingga ke-

mampuan komunikasi siswa dapat berkembang dengan baik.

Selanjutnya pada langkah ketiga yaitu membimbing penyelidikan individu

ataupun kelompok. Guru berperan untuk mendorong siswa mengumpulkan infor-

masi yang berkaitan dengan materi, melaksanakan eksperimen, mencari penje-

lasan serta pemecahan masalah. Pada tahapan ini kemampuan komunikasi mate-

matis siswa akan meningkat, karena semua indikator kemampuan komunikasi

matematis siswa terdapat dalam tahapan ini. Siswa akan diajak untuk meng-

gambarkan situasi masalah dan menyatakan solusi masalah tersebut menggunakan

diagram, gambar, tabel, maupun secara aljabar. Siswa akan terlatih untuk mencari

penjelasan serta menjelaskan ide, situasi, dan relasi matematika secara tertulis.

Tidak hanya itu, siswa juga akan terlatih dalam menggunakan bahasa matematika

serta simbol secara tepat.

Selanjutnya pada langkah keempat adalah mengembangkan dan menyajikan hasil

karya. Dengan bimbingan guru dalam aktivitas ini, beberapa kelompok diberi ke-

sempatan untuk mempresentasikan hasil diskusi mereka di depan dan kelompok

lain diberi kesempatan untuk menanggapinya. Hal ini menunjukkan bahwa siswa

diberi kesempatan untuk menyampaikan hasil diskusi dan siswa yang lain dapat

menanggapi, memberikan usulan, dan memberikan saran. Dengan demikian di-

Page 40: EFEKTIVITAS PENERAPAN MODEL PROBLEM-BASED …digilib.unila.ac.id/21993/19/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Data penelitian diperoleh melalui tes berupa soal uraian. Hasil uji

23

harapkan siswa menggunakan bahasa yang logis, jelas dan mudah dipahami serta

dapat menyampaikan ide-ide matematisnya.

Langkah terakhir, yaitu evaluasi terhadap hasil karya dan proses kerja siswa

selama pembelajaran. Dalam fase terakhir ini, guru membantu siswa meng-

evaluasi terhadap hasil diskusi. Siswa saling berbagi dengan tanya jawab me-

ngenai pendapat tentang hasil pemecahan masalah serta idenya untuk meng-

evaluasi proses yang telah dilakukan. Sedangkan guru merefleksi dan memonitor

hasil pekerjaan siswa, serta membantu siswa untuk melakukan evaluasi dan

memberikan klarifikasi terhadap hasil diskusi kemudian bersama-sama menyim-

pulkan suatu konsep yang telah didapatkan selama pembelajaran. Hal-hal diatas

menunjukkan bahwa siswa dituntun untuk menggunakan nalar dan memahami

konsep matematika dalam pengembangan komunikasi matematis.

Berdasarkan penjabaran diatas, menerapkan model problem-based learning dapat

memberikan peluang bagi siswa untuk mengembangkan kemampuan komunikasi

matematis siswa. Hal tersebut dapat dilihat berdasarkan langkah-langkah yang

telah dijelaskan.

D. Anggapan Dasar

Penelitian ini mempunyai anggapan dasar sebagai berikut.

1. Setiap siswa kelas VII semester genap SMP Negeri 10 Bandar Lampung Tahun

Pelajaran 2014/2015 memperoleh materi pelajaran matematika sesuai dengan

kurikulum yang berlaku di sekolah.

2. Faktor-faktor lain yang mempengaruhi kemampuan komunikasi matematis

Page 41: EFEKTIVITAS PENERAPAN MODEL PROBLEM-BASED …digilib.unila.ac.id/21993/19/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Data penelitian diperoleh melalui tes berupa soal uraian. Hasil uji

24

siswa selain model problem-based learning tidak diperhatikan.

E. Hipotesis Penelitian

1. Hipotesis Umum

Penerapan model problem-based learning efektif ditinjau dari kemampuan

komunikasi matematis siswa

2. Hipotesis Khusus

1.Rata-rata skor kemampuan komunikasi matematis siswa setelah mengikuti

pembelajaran matematika dengan model problem-based learning lebih baik

dari pada sebelum mengikuti pembelajaran

2.Persentase siswa tuntas belajar lebih dari 60% dari jumlah siswa dengan

problem-based learning

Page 42: EFEKTIVITAS PENERAPAN MODEL PROBLEM-BASED …digilib.unila.ac.id/21993/19/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Data penelitian diperoleh melalui tes berupa soal uraian. Hasil uji

25

III. METODE PENELITIAN

A. Populasi dan Sampel

Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 10 Bandarlampung yang terletak di JL.

Panglima Polim No. 5, Bandarlampung. Populasi dalam penelitian ini adalah selu-

ruh siswa kelas VII semester genap tahun pelajaran 2015/2016 yang terdistribusi

dalam 11 kelas. Pengambilan sampel pada penelitian ini menggunakan teknik

purposive sampling yaitu penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu.

Pertimbangan yang di-gunakan adalah pertimbangan yang diberikan oleh ahli

yang mengenal populasi dengan baik. Dalam hal ini peneliti mengasumsikan

bahwa ahli dalam populasi ini adalah guru matematika kelas VII SMP Negeri 10

Bandar Lampung. Berdasarkan hasil wawancara dengan guru, diperoleh kelas

yang mewakili populasi yaitu kelas VII-B dengan jumlah 39 siswa yang dijadikan

sebagai kelas eksperimen.

B. Desain Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen semu (quasi experiment).

Budiyono (2003:82) menjelaskan bahwa tujuan penelitian eksperimen semu ada-

lah memperkirakan kondisi eksperimen murni dalam keadaan tidak memung-

kinkan untuk mengontrol dan memanipulasi semua variabel yang relevan.

Variabel dalam penelitian ini terdiri dari variabel bebas dan variabel terikat.

Page 43: EFEKTIVITAS PENERAPAN MODEL PROBLEM-BASED …digilib.unila.ac.id/21993/19/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Data penelitian diperoleh melalui tes berupa soal uraian. Hasil uji

26

Variabel bebasnya adalah model pembelajaran dan variabel terikatnya adalah

kemampuan komunikasi matematis siswa.

Desain yang digunakan adalah one group pretest-posttest. Pengambilan data

dalam penelitian ini terdiri dari pretest dan posttest. Sebelum diberikan perlakuan

yakni problem-based learning, kelas eksperimen diberikan pretest mengenai ma-

teri yang telah siswa pelajari sebelumnya yaitu bilangan bulat dan pecahan untuk

mengetahui kemampuan komunikasi matematis siswa sebelum pembelajaran

menggunakan model problem-based learning. Setelah kelas eksperimen tersebut

melakukan proses pembelajaran matematika dengan menggunakan problem-based

learning, siswa diberikan posttest mengenai materi himpunan untuk mengetahui

kemampuan akhir komunikasi matematis siswa setelah menggunakan model

problem-based learning. Desain penelitian One-Group Pretest-Posttest menurut

Ary (Furchan, 1982:350) disajikan sebagai berikut:

Tabel 3.1 Desain one group pretest-posttest

Pretest Variabel Bebas Posttest

Y1 X Y2

Keterangan:Y1 : Pretest berupa tes kemampuan awal kemampuan komunikasi matematis

X : Model Pembelajaran

Y2 : Posttest berupa tes kemampuan akhir kemampuan komunikasi matematis.

C. Prosedur Penelitian

Langkah–langkah dalam penelitian yang dilakukan memiliki beberapa tahapan,

yaitu sebagai berikut:

Page 44: EFEKTIVITAS PENERAPAN MODEL PROBLEM-BASED …digilib.unila.ac.id/21993/19/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Data penelitian diperoleh melalui tes berupa soal uraian. Hasil uji

27

1) Tahap Persiapan Penelitian

Tahap-tahap persiapan penelitian ini adalah :

a. Meminta izin kepada Kepala SMP Negeri 10 Bandarlampung untuk me-

laksanakan penelitian.

b. Observasi awal, mewawancarai guru mitra mengenai proses pembelajaran

dan karakteristik siswa kelas VII khususnya kelas eksperimen, melihat

kondisi sekolah seperti jumlah kelas, jumlah siswa, kurikulum sekolah dan

fasilitas sekolah

c. Melakukan tes kemampuan awal untuk mengetahui kemampuan komunikasi

matematis siswa

d. Menetapkan materi yang akan digunakan dalam penelitian yakni tentang

Himpunan.

e. Menyusun proposal penelitian.

f. Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dan media pem-

belajaran sesuai SK, KD, dan tujuan pembelajaran dengan model problem-

based learning.

g. Mengonsultasikan perangkat pembelajaran dan instrumen dengan dosen

pembimbing

h. Menyusun instrumen tes kemampuan komunikasi matematis siswa meliputi

tes kemampuan awal (pretest) dan tes kemampuan akhir (posttest).

i. Melakukan uji coba instrumen tes kemampuan komunikasi matematis siswa

berupa soal pretest mengenai materi bilangan bulat dan pecahan dan soal

posttest mengenai materi himpunan di Kelas VIII A SMP Negeri 10

Bandarlampung.

Page 45: EFEKTIVITAS PENERAPAN MODEL PROBLEM-BASED …digilib.unila.ac.id/21993/19/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Data penelitian diperoleh melalui tes berupa soal uraian. Hasil uji

28

j. Menguji validitas, reliabilitas, tingkat kesukaran, dan daya pembeda soal

pretest dan posttest.

k. Melakukan pretest pada Kelas VII B SMP Negeri 10 Bandar Lampung.

l. Melakukan uji coba RPP dan media pembelajaran pada kelas uji coba yaitu

kelas VII A

m. Menerapkan RPP dan media pembelajaran yang telah direvisi dikelas VII B

2) Tahap Pelaksanaan Penelitian

Tahap-tahap pelaksanaan penelitian ini adalah :

a. Melaksanakan proses pembelajaran di kelas eksperimen dengan menggunakan

model problem-based learning sesuai dengan materi yang telah ditetapkan

yaitu materi himpunan. Proses pembelajaran tersebut dilaksanakan sesuai de-

ngan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang telah disusun sebelum-

nya. Berikut tahapan proses pembelajaran yaitu :

1. Pendahuluan

Sebelum memasuki pembelajran tentang himpunan guru memberikan motivasi

terlebih dahulu dan mengaitkan pembelajaran tersebut dengan kehidupan

sehari-hari, sehingga siswa tertarik mengikuti pembelajaran dan siswa lebih

mudah memahami materi yang diajarkan. Selain itu siswa dapat mengetahui

manfaat dari materi yang dipelajari tersebut, kemudian guru memberikan

masalah awal yang bertujuan untuk membuat siswa penasaran dan mencari

tahu materi yang akan diajarkan.

2. Kegiatan Inti

Page 46: EFEKTIVITAS PENERAPAN MODEL PROBLEM-BASED …digilib.unila.ac.id/21993/19/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Data penelitian diperoleh melalui tes berupa soal uraian. Hasil uji

29

Pada kegiatan ini siswa melakukan proses pembelajran matematika dengan

menggunakan model problem-based learning. Selama proses pembelajran

berlangsung siswa diarahkan untuk dapat memecahkan solusi soal yang berupa

masalah yang diberikan dan mendapatkan konsep matematika baik secara

individu maupun kelompok. Untuk membuat siswa tertarik dan lebih mudah

memahami materi Himpunan, guru menyajikan soal-soal matematika dalam

bentuk masalah dengan sajian menarik yang dituangkan dalam Lembar Kerja

Kelompok (LKK) yang bertujuan untuk mengembangkan kemampuan mate-

matis siswa khususnya kemampuan komunikasi matematis siswa. Siswa akan

diajak untuk menggambarkan situasi masalah dan menyatakan solusi masalah

tersebut menggunakan diagram, gambar, tabel, maupun secara aljabar. Siswa

akan terlatih untuk mencari penjelasan serta menjelaskan ide, situasi, dan relasi

matematika secara tertulis. Tidak hanya itu, siswa juga akan terlatih dalam

menggunakan bahasa matematika serta simbol secara tepat, beberapa

kelompok diberi kesempatan untuk mempresentasikan hasil diskusi mereka di

depan dan kelompok lain diberi kesempatan untuk menanggapinya. Guru

membantu siswa mengevaluasi terhadap hasil diskusi. Siswa saling berbagi

dengan tanya jawab mengenai pendapat tentang hasil pemecahan masalah serta

idenya untuk mengevaluasi proses yang telah dilakukan.

3. Penutup

Kegiatan penutup proses pembelajaran, guru mengarahkan siswa untuk dapat

menyimpulkan materi yang telah mereka pelajari. Guru menayangkan atau

mereview kembali materi pelajaran yang telah siswa diskusikan. Kemudian,

menjelaskan kembali apabila ada kesalahan konsep dalam siswa me-

Page 47: EFEKTIVITAS PENERAPAN MODEL PROBLEM-BASED …digilib.unila.ac.id/21993/19/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Data penelitian diperoleh melalui tes berupa soal uraian. Hasil uji

30

nyampaikan materi yang didiskusikan tersebut. Melalui hasil evaluasi tersebut,

guru lebih mengoptimalkan penerapan model problem-based learning di per-

temuan berikutnya.

b. Memberikan posttest kemampuan komunikai matematis siswa setelah

perlakuan.

3) Tahap Pengolahan Data

Tahap-tahap pengolahan data penelitian ini adalah :

a. Mengolah dan menganilisis data hasil penelitian.

b. Mengambil kesimpulan.

4) Tahap Laporan

Tahap-tahap laporan data penelitian ini adalah :

a. Melaporkan hasil penelitian pada dosen pembimbing

b. Penarikan kesimpulan dan penyusunan laporan akhir penelitian.

D. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik tes.

Tes digunakan untuk mengukur kemampuan siswa dalam memahami materi yang

diberikan. Pengumpulan data dilakukan dengan memberikan pretest berupa tes

kemampuan komunikasi matematis siswa mengenai materi Bilangan Bulat dan

Pecahan sebelum diberi perlakuan dan posttest berupa tes kemampuan komunikasi

matematis siswa mengenai materi Himpunan yang diterima siswa melalui pro-

blem based learning setelah mendapat perlakuan.

Page 48: EFEKTIVITAS PENERAPAN MODEL PROBLEM-BASED …digilib.unila.ac.id/21993/19/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Data penelitian diperoleh melalui tes berupa soal uraian. Hasil uji

31

E. Data Penelitian

Data penelitian yang diambil dalam penelitian ini merupakan data kemampuan

komunikasi matematis siswa yang merupakan data kuantitatif. Data ini diperoleh

dari hasil pretest yang dilaksanakan sebelum perlakuan mengenai materi Bilangan

Bulat dan Pecahan dan dari hasil posttest yang dilaksanakan setelah mendapatkan

perlakuan pembelajaran menggunakan model problem-based luarning.

F. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah instrument tes.

Tes yang digunakan adalah tes untuk mengukur kemampuan komunikasi mate-

matis siswa berupa pretest dan posttets. Pretest diberikan untuk mengetahui

kemampuan komunikasi matematis siswa dengan menggunakan model pem-

belajaran yang lalu sebelum mengikuti problem-based learning, sedangkan

posttest untuk mengetahui kemampuan komunikasi matematis siswa setelah

mendapat perlakuan problem-based learning. Ini ditujukan untuk mengetahui

kemampuan komunikasi matematis siswa sebelum dan sesudah mendapatkan

problem-based learning.

Soal pretest dan postest berbentuk uraian. Ini bertujuan agar melalui masalah-

masalah yang diberikan, indikator-indikator kemampuan komunikasi matematis

dalam menentukan solusi penyelesaian suatu masalah dapat terlihat. Indikator

komunikasi matematis yang ingin diukur akan teridentifikasi lebih jelas sehingga

memudahkan peneliti untuk memperoleh data yang dibutuhkan. Instrumen tes

untuk mengukur kemampuan komunikasi matematis siswa disusun berdasarkan

Page 49: EFEKTIVITAS PENERAPAN MODEL PROBLEM-BASED …digilib.unila.ac.id/21993/19/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Data penelitian diperoleh melalui tes berupa soal uraian. Hasil uji

32

indikator-indikator kemampuan komunikasi matematis. Berikut ini disajikan

pedoman penskoran dalam menilai kemampuan komunikasi matematis siswa yang

disusun oleh peneliti. Berdasarkan indikator kemampuan komunikasi matematis,

pedoman penskoran tes kemampuan komunikasi matematis disajikan pada tabel

3.2 sebagai berikut :

Tabel 3.2 Pedoman penskoran tes kemampuan komunikasi matematis

Skor Menggambar(Drawing)

EkspresiMatematika(MathematicalExpression)

Menulis(Written Texts)

0 Tidak ada jawaban, kalaupun ada hanya memperlihatkan tidakmemahami konsep sehingga informasi yang diberikan tidak memiliki arti.

1 Hanya sedikit darigambar, tabel, ataudiagram yang benar

Hanya sedikit daripendekatanmatematika yangbenar

Hanya sedikit daripenjelasan yang benar

2 Membuatgambar, diagram, atautabel namunkurang lengkap danbenar

Membuatpendekatanmatematika denganbenar, namun salahdalam mendapatkansolusi

Penjelasan secaramatematis masuk akalnamun hanya sebagianyang lengkap dan benar

3 Membuatgambar, diagram, atautabel secaralengkap dan benar

Membuatpendekatanmatematika denganbenar, kemudianmelakukanperhitungan ataumendapatkan solusisecara lengkap danbenar

Penjelasan secaramatematis tidaktersusun secara logisatau terdapat sedikitkesalahan bahasa

4 - - Penjelasan secaramatematis masukakal dan jelas sertatersusun secarasistematis

SkorMaksimal

3 3 4

(Diadaptasi dari Puspaningtyas, 2012 : 23)

Untuk mendapatkan data yang akurat, tes yang digunakan dalam penelitian ini

harus memenuhi kriteria tes yang layak digunakan. Kelayakan tes tersebut harus

memenuhi kriteria valid, reliabel, daya pembeda dan tingkat kesukaran. Jika

Page 50: EFEKTIVITAS PENERAPAN MODEL PROBLEM-BASED …digilib.unila.ac.id/21993/19/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Data penelitian diperoleh melalui tes berupa soal uraian. Hasil uji

33

instrumen tersebut tidak memenuhi kriteria kelayakan maka harus dilakukan revisi

atau perbaikan. Berikut ini adalah uji yang dilakukan untuk menguji kelayakan

soal tes :

1. Validitas Instrumen

Menurut Arikunto (2006:168) validitas adalah ukuran yang menunjukkan tingkat-

tingkat kevalidan atau keshahihan suatu instrumen. Data yang diperoleh dari tes

ini harus sesuai dengan kenyataan dan keadaan yang sebenarnya. Penelitian ini

menggunakan validitas isi dan validitas butir soal. Validitas dari tes kemampuan

komunikasi matematis ini dapat diketahui dengan cara membandingkan isi yang

terkandung dalam instrumen tes kemampuan komunikasi dengan indikator pem-

belajaran yang telah ditentukan.

Menurut Arikunto (2011:67), sebuah tes dikatakan memiliki validitas isi apabila

mengukur tujuan khusus tertentu yang sejajar dengan materi atau isi pelajaran

yang diberikan. Oleh karena itu, pengujian validitas isi dilakukan dengan me-

ngonsultasikan instrument tes, baik pretest maupun posttest yang telah disusun

kepada dosen pembimbing. Setelah itu, instrumen tersebut diujicobakan. Setelah

instrumen tes diujicobakan, selanjutnya pada kedua tes dilakukanlah uji validitas

butir soal seperti yang dinyatakan Arikunto (2011:75) bahwa validitas butir soal

dicari guna mengetahui butir-butir soal manakah yang menyebabkan soal tersebut

rendah. Untuk keperluan ini, maka peneliti menetukan validitas butir soal

menggunakan rumus korelasi product moment dengan angka kasar Karl Pearson

menurut Arikunto (2011:72) yakni sebagai berikut:

= ∑ − (∑ ) (∑ )[ ∑( ) − (∑ ) ][ ∑ − (∑ ) ]

Page 51: EFEKTIVITAS PENERAPAN MODEL PROBLEM-BASED …digilib.unila.ac.id/21993/19/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Data penelitian diperoleh melalui tes berupa soal uraian. Hasil uji

34

Keterangan:= nilai validitas butir soal nomor i= jumlah peserta tes= skor butir soal nomor i= skor total semua jawaban peserta tes

Interpretasi nilai menurut Arikunto (2011:75) dapat dikategorikan dalam tabel

berikut:

Tabel 3.3 Kriteria Validitas

Nilai Interpretasi0,800 < ≤ 1,00 Validitas sangat tinggi0,600 < ≤ 0,800 Validitas tinggi0,400 < ≤ 0,600 Validitas sedang0,200 < ≤ 0,400 Validitas rendah≤ 0,200 Validitas sangat rendah

Dalam penelitian ini, nilai validitas butir soal yang digunakan adalah validitas

sangat tinggi, tinggi dan sedang. Interpretasi nilai validitas butir soal hasil uji coba

soal dapat dilihat pada tabel 3.4 dan perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada

lampiran C.2 (halaman 132-133) untuk soal pretest dan lampiran C.3 (halaman

136-137) untuk soal posttest

Tabel 3.4 Interpretasi Nilai Validitas Butir Soal.

No Soal pretest No Soal posttest1 0,84 (SangatTinggi) 1 0,68 (Tinggi)2 0,68 (Tinggi) 2 0,54 (Sedang)3 0,79 (Tinggi) 3a 0,61 (Tinggi)4 0,80 (Tinggi) 3b 0,66 (Tinggi)5a 0,75 (Tinggi) 4 0,73 (Tinggi)5b 0,67 (Tinggi) 5 0,79 (Tinggi)

Berdasarkan tabel 3.4, dapat disimpulkan bahwa soal pretest memiliki validitas

yang sangat tinggi dan tinggi dan pada soal posttest memiliki validitas yang tinggi

dan sedang sehingga soal tersebut layak digunakan dalam penelitian ini.

Page 52: EFEKTIVITAS PENERAPAN MODEL PROBLEM-BASED …digilib.unila.ac.id/21993/19/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Data penelitian diperoleh melalui tes berupa soal uraian. Hasil uji

35

2. Reliabilitas Tes

Reabilitas atau keandalan merupakan konsistensi dari serangkaian pengukuran.

Reabilitas yang menyangkut kekonsistenan berarti hasil pengujian yang sama jika

dilakukan oleh orang yang berbeda dan orang yang sama dalam waktu berbeda.

Seperti pernyataan Arikunto (2011:86) bahwa reliabilitas berhubungan dengan

masalah kepercayaan. Suatu tes dikatakan mempunyai taraf kepercayaan yang

tinggi apabila memberikan hasil yang tetap. Rumus yang digunakan untuk me-

ngukur reliabilitas dalam penelitian ini adalah rumus Alpha mengikuti Arikunto

(2011:109) sebagai berikut:

= − 1 1 − ∑keterangan:r11 = koefisien reliabilitas

= banyaknya soal∑ = jumlah dari varians skor tiap butir soal

= varians total.

Varians dapat dicari menggunakan rumus berikut:= (∑ ) − (∑ )Interpretasi terhadap koefisien reliabilitas tes (r11) menurut Arikunto (2006) yakni

sebagai berikut:

Tabel 3.5 Kriteria Reliabilitas.

Nilai Interpretasi0,00 ≤ < 0,20 Derajat reliabilitas sangat rendah0,20 ≤ < 0,40 Derajat reliabilitas rendah0,40 ≤ < 0,60 Derajat reliabilitas cukup0,60 ≤ < 0,80 Derajat reliabilitas tinggi0,80 ≤ ≤ 1,00 Derajat reliabilitas sangat tinggi

Dalam penelitian ini, nilai reliabilitas yang digunakan adalah reliabilitas sangat

Page 53: EFEKTIVITAS PENERAPAN MODEL PROBLEM-BASED …digilib.unila.ac.id/21993/19/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Data penelitian diperoleh melalui tes berupa soal uraian. Hasil uji

36

tinggi, tinggi dan sedang. Reliabilitas hasil uji coba soal dapat dilihat pada tabel

3.6 dan hasil perhitungan selengkapnya dapat dilihat lampiran C.2 (halaman 132-

133) untuk soal pretest dan lampiran C.3 (halaman 137) untuk soal posttest.

Tabel 3.6 Interpretasi Koefisien Reliabilitas Tes.

Data Nilai Reliabilitas InterpretasiPretest 0,80 Derajat reliabilitas sangat tinggiPosttest 0,74 Derajat reliabilitas tinggi

Berdasarkan tabel 3.6, dapat disimpulkan bahwa soal pretest memiliki reliabilitas

yang tergolong sangat tinggi dan soal posttest memiliki reliabilitas yang tergolong

tinggi sehingga layak digunakan dalam penelitian ini.

3. Tingkat Kesukaran

Arikunto (2011:207) menyatakan bahwa tingkat kesukaran adalah bilangan yang

menunjukkan sukar atau mudahnya suatu soal. Soal yang baik adalah soal yang

tidak terlalu mudah atau tidak terlalu sukar. Soal yang terlalu mudah tidak me-

ngembangkan kemampuan berpikir siswa yang berkemampuan tinggi namun me-

ningkatkan kepercayaan diri siswa yang berkemampuan rendah, sedangkan soal

yang terlalu sukar akan membuat siswa yang berkemampuan rendah berputus asa

untuk menyelesaikan soal tersebut namun meningkatkan motivasi dan semangat

siswa yang berkemampuan tinggi. Oleh karena itu, bukan berarti soal yang terlalu

mudah dan terlalu sukar akan dibuang tetapi akan dipertimbangkan berdasarkan

kemampuan siswa tersebut. Adapun cara mengetahui tingkat kesukaran suatu bu-

tir soal dalam penelitian ini berdasarkan pendapat Sudijono (2011:372) adalah

sebagai berikut:

=

Page 54: EFEKTIVITAS PENERAPAN MODEL PROBLEM-BASED …digilib.unila.ac.id/21993/19/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Data penelitian diperoleh melalui tes berupa soal uraian. Hasil uji

37

Keterangan:TK : tingkat kesukaran suatu butir soalJT : jumlah skor yang diperoleh siswa pada butir soal yang diperolehIT : jumlah skor maksimum yang dapat diperoleh siswa pada suatu butir soal.Interpretasi tingkat kesukaran Sudijono (2008:372) yakni sebagai berikut.

Tabel 3.7 Kriteria Nilai Tingkat Kesukaran

Nilai Interpretasi0,00 ≤ ≤ 0,15 Sangat Sukar0,16 ≤ ≤ 0,30 Sukar0,31 ≤ ≤ 0,70 Sedang0,71 ≤ ≤ 0,85 Mudah0,86 ≤ ≤ 1,00 Sangat Mudah

Dalam penelitian ini, butir soal yang dipilih adalah soal dengan nilai tingkat

kesukaran mudah, sedang dan sukar dan memiliki derajat tingkat kesukaran yang

sama antara soal pretest dan posttest.

Tingkat kesukaran hasil uji coba soal dapat dilihat pada tabel 3.8 dan perhitungan

selengkapnya dapat dilihat pada lampiran C.2 (halaman 133) untuk soal pretest

dan lampiran C.3 (halaman 137) untuk soal posttest.

Tabel 3.8 Interpretasi Nilai Tingkat Kesukaran Tes.

No Pretest No Posttest1 0,74 (Mudah) 1 0,77 (Mudah)2 0,62 (Sedang) 2 0,60 (Sedang)3 0,68 (Sedang) 3a 0,68 (Sedang)4 0,56 (Sedang) 3b 0,58 (Sedang)5a 0,62 (Sedang) 4 0,65 (Sedang)5b 0,29 (Sukar) 5 0,30 (Sukar)

Berdasarkan tabel 3.8, dapat disimpulkan bahwa butir soal pretest dan tes posttest

memiliki tingkat kesukaran yang tergolong mudah, sedang dan sukar sehingga

layak digunakan dalam penelitian ini.

4. Daya Pembeda

Daya beda butir soal dapat diketahui dengan melihat besar kecilnya tingkat

Page 55: EFEKTIVITAS PENERAPAN MODEL PROBLEM-BASED …digilib.unila.ac.id/21993/19/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Data penelitian diperoleh melalui tes berupa soal uraian. Hasil uji

38

diskriminasi atau angka yang menunjukkan besar kecilnya daya beda. Untuk

menghitung daya pembeda, terlebih dahulu diurutkan dari siswa yang mem-

peroleh nilai tertinggi sampai siswa yang memperoleh nilai terendah. Sesuai

pernyataan Arikunto (2011:211) bahwa daya pembeda soal adalah kemampuan

suatu soal untuk membedakan antara siswa yang berkemampuan tinggi dengan

siswa yang berkemampuan rendah.

Setelah diketahui skor hasil tes, seluruh peserta tes diurutkan berdasarkan skor tes

yang diperolehnya dari skor terbesar hingga terkecil kemudian dibagi menjadi dua

kelompok, dalam uji coba soal ini berjumlah 39 siswa maka satu kelompok terdiri

dari 20 siswa dan satu kelompok terdiri dari 19 siswa. Daya pembeda butir soal

dihitung mengikuti Arikunto (2011:213) dengan menggunakan persamaan sebagai

berikut:

= −Keterangan:DP : daya pembeda

: rata-rata skor tiap butir soal dari kelompok atas: rata-rata skor tiap butir soal dari kelompok bawah

Skor Maks : skor maksimum tiap butir soal

Interpretasi koefisien daya pembeda adalah sebagai berikut:

Tabel 3.9 Kriteria Nilai Daya Pembeda.

Nilai Interpretasi0,40 – 1,00 Sangat Baik0,30 – 0,39 Baik0,20 – 0,29 Agak Baik, membutuhkan perbaikan

0,00 – 0,19Sangat Buruk, harus ditolak ataudiperbaiki

Dalam penelitian ini, butir soal yang digunakan adalah butir soal yang memiliki

daya pembeda yang sangat baik, baik dan sedang. Nilai daya pembeda hasil uji

Page 56: EFEKTIVITAS PENERAPAN MODEL PROBLEM-BASED …digilib.unila.ac.id/21993/19/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Data penelitian diperoleh melalui tes berupa soal uraian. Hasil uji

39

coba soal dapat dilihat pada tabel 3.10 dan perhitungan selengkapnya dapat dilihat

pada lampiran C.2 (halaman 133) untuk soal pretest dan lampiran C.3 (halaman

137) untuk soal posttest.

Tabel 3.10 Interpretasi Nilai Daya Pembeda Tes.

No Pretest No Posttest1 0,31 (baik) 1 0,37 (Baik)2 0,32 (Baik) 2 0,32 (Baik)3 0,41 (Sangat Baik) 3a 0,25 (Sedang)4 0,33 (Baik) 3b 0,30 (Baik)5a 0,26 (Sedang) 4 0,31 (Baik)5b 0,36 (Baik) 5 0,45 (Sangat Baik)

Berdasarkan tabel 3.10, dapat disimpulkan bahwa soal pretest dan posttest

memiliki daya pembeda yang tergolong sedang, baik, dan sangat baik sehingga

layak digunakan dalam penelitian ini.

Berdasarkan data hasil uji coba instrumen tes kemampuan komunikasi matematis

siswa, dapat ditarik kesimpulan bahwa instrumen tes yang diujicobakan layak

digunakan Hal ini dikarenakan soal pretest memiliki validitas yang (sangat tinggi

dan tinggi), reliabilitas yang (sangat tinggi), daya pembeda yang (sedang, baik,

dan sangat baik), dan tingkat kesukaran yang (mudah, sedang, dan sukar),

sedangkan soal posttest memiliki validitas yang (sedang dan tinggi), reliabilitas

yang (tinggi), daya pembeda yang (sedang, baik, dan sangat baik), dan tingkat

kesukaran yang (mudah, sedang, dan sukar).

G. Teknik Analisis Data

Data yang diperoleh kemudian diolah dan dianalisis untuk menjawab rumusan

masalah. Analisis data dilakukan dengan membandingkan nilai pretest dan

Page 57: EFEKTIVITAS PENERAPAN MODEL PROBLEM-BASED …digilib.unila.ac.id/21993/19/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Data penelitian diperoleh melalui tes berupa soal uraian. Hasil uji

40

posttest kelas eksperimen. Analisis data diawali dengan uji prasyarat yakni uji

normalitas kemudian dilanjutkan dengan uji hipotesis. Uji hipotesis dalam pene-

litian ini terdiri dari uji perbedaan kemampuan komunikasi matematis siswa dan

uji proporsi. Langkah-langkah yang dilakukan yakni sebagai berikut:

1. Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk mengetahui apakah data hasil pretest dan posttest

yang diperoleh berasal atau tidak berasal dari populasi yang berdistribusi normal.

Rumusan hipotesis untuk uji ini adalah sebagai berikut:

H0 : Sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normalH1 : Sampel berasal dari populasi yang tidak berditribusi normal

Untuk menguji normalitas menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov. Menurut

Usman dan Akbar (2006) uji Kolmogorov-Smirnov, yakni sebagai berikut:

a. Taraf signifikan : α = 0,05

b. Statistik uji : D = max |F (zi) – S(zi)| dengan zi =iX X

Keterangan:

iX = data ke-i

X = rata-rata datas = simpangan baku sampelF (zi) = peluang zi berdasarkan daftar distribusi normal bakuS(zi) = proporsi z1 , z2 , z3 , ....... zn yang kurang dari atau sama dengan zi

c. Keputusan Uji

Tolak H0 jika D > D(a,n), dengan D(a,n) adalah nilai kritis uji Kolmogorov

Smirnov untuk α = 0,05 dan n = 39

Perhitungan uji statistik Kolmogorov-Smirnov dalam penelitian ini menggunakan

bantuan aplikasi SPSS 22. Adapun pedoman dalam pengambilan keputusan ada-

lah tolak H0 jika nilai sig. < 0,05 dan terima H0 jika nilai sig. ≥ 0,05.

Page 58: EFEKTIVITAS PENERAPAN MODEL PROBLEM-BASED …digilib.unila.ac.id/21993/19/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Data penelitian diperoleh melalui tes berupa soal uraian. Hasil uji

41

Hasil uji normalitas data pretest dan posttest dapat dilihat pada tabel 3.13 dan data

selengkapnya dapat dilihat pada lampiran C.4 (halaman 142).

Tabel 3.11 Hasil Uji Normalitas.

Berdasarkan hasil uji Normalitas dengan menggunakan aplikasi SPSS 22 di-

peroleh data pretest dan posttest, menunjukan bahwa kedua data tersebut memiliki

nilai probabilitas sig. > 0,05 dengan = 5 % H0 diterima. Jadi, data pretest dan

posttest berasal dari populasi yang berdistribusi normal sehingga peneliti meng-

gunakan uji statistik parametrik.

2. Uji Hipotesis

Uji hipotesis bertujuan untuk menjawab pertanyaan yang terdapat dalam rumusan

masalah. Uji hipotesis dalam penelitian ini terdiri dari uji kesamaan dua rata-rata

dan uji proporsi. Berikut ini adalah penjelasan dari kedua uji tersebut :

a. Uji Kesamaan Dua Rata-Rata

Uji ini dilakukan untuk mengetahui peningkatan rata-rata kemampuan komu-

nikasi matematis siswa setelah perlakuan dan sebelum perlakuan meng-

gunakan model problem-based learning dalam proses pembelajarannya. Da-

lam penelitian ini, uji kesamaan dua rata-rata menggunakan uji t berpasangan

dengan mengasumsikan dua sampel yakni posttest (x) dan pretest (y) ber-

Page 59: EFEKTIVITAS PENERAPAN MODEL PROBLEM-BASED …digilib.unila.ac.id/21993/19/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Data penelitian diperoleh melalui tes berupa soal uraian. Hasil uji

42

ukuran sama yakni n1 = n2 = n, terdiri dari data posttest (x1, x2, x3,..., xn) dan

data pretest (y1, y2, y3,....,yn) yang berpasangan sebagai berikut:

x1 berpasangan dengan y1

x2 berpasangan dengan y2

....................................

xn berpasangan dengan yn

selanjutnya ditaksir selisih atau beda rata-rata = − , dengan

hipotesis menurut sudjana (2005:244) adalah sebagai berikut:H ∶ = 0H ∶ ⋗ 0Jika = − , = − ,…..., = − maka data B1, B2,..., Bn

menghasilkan rata-rata dan simpangan baku . Uji statistik yang digunakan

adalah uji statistik t dengan rumus menurut Sudjana (2005:242) yakni sebagai

berikut:

= /√Dengan = ∑ dan = ∑ (∑ )( ) .

Pedoman dalam mengambil keputusan dalam mengikuti Sudjana (2005:243) yaitu

tolak H0 jika thitung ≥ dan terima H0 jika t mempunyai harga lain, dengan

didapat dari daftar distribusi t dengan peluang (1 − ) dan dk = 39 serta taraf

signifikan α = 5%. Hasil uji pihak kanan untuk data pretest dan posttest dapat

dilihat selengkapnya pada lampiran C.4 (halaman 143).

b. Uji Proporsi

Uji proporsi dilakukan untuk mengetahui apakah proporsi siswa yang

Page 60: EFEKTIVITAS PENERAPAN MODEL PROBLEM-BASED …digilib.unila.ac.id/21993/19/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Data penelitian diperoleh melalui tes berupa soal uraian. Hasil uji

43

mengalami peningkatan kemampuan komunikasi matematis setelah

mengikuti pembelajaran matematika dengan penerapan model problem-based

learning lebih dari 60%. Uji proporsi yang dilakukan adalah uji pihak kanan

dengan H0 menyatakan bahwa banyaknya siswa yang mendapatkan nilai lebih

besar atau sama dengan 70 pada kelas yang menggunakan problem-based

learning adalah sama dengan 60% dari total siswa, sedangkan H1 menyatakan

bahwa banyaknya siswa yang mendapatkan nilai lebih besar atau sama

dengan 70 pada kelas yang menggunakan problem-based learning lebih dari

60% dari jumlah siswa. Pasangan hipotesis yang digunakan dalam penelitian

ini menurut Sudjana (2005:234) adalah sebagai berikut:H ∶ = 0,6H ∶ > 0,6Rumus yang digunakan untuk pengujian ini menggunakan statistik z menurut

Sudjana (2005:233) yakni sebagai berikut.

= −(1 − )Keterangan:x = banyaknya siswa peserta tes yang mencapai ketuntasan belajar

= persentase siswa yang diharapkan lulusn = jumlah siswa peserta tes

Menurut Sudjana (2005:234), kriteria pengujiannya adalah tolak H0 jika ≥, α dengan peluang (0,5 − α) dan taraf signifikan α = 5%, untuk z , α

diperoleh dari daftar normal baku. H0 diterima untuk nilai z lainnya. Hasil uji

proporsi untuk data tes kemampuan komunikasi matematis siswa dapat dilihat

selengkapnya pada lampiran C.4 (halaman 145).

Page 61: EFEKTIVITAS PENERAPAN MODEL PROBLEM-BASED …digilib.unila.ac.id/21993/19/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Data penelitian diperoleh melalui tes berupa soal uraian. Hasil uji

55

V. SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Berdarkan hasil penelitian yang telah dilakukan terdapat peningkatan rata-rata

kemampuan komunikasi matematis siswa setelah mengikuti pembelajaran mate-

matika menggunakan model problem-based learning, tetapi presentasi siswa

tuntas belajar tidak lebih dari 60%. Jadi, penerapan model problem-based

learning tidak efektif ditinjau dari kemampuan komunikasi matematis siswa kelas

VII SMP Negeri 10 Bandarlampung tahun ajaran 2015/2016.

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan maka peneliti menyampaikan

saran-saran sebagai berikut.

1. model problem-based learning sebaiknya diterapkan pada siswa yang sudah

memiliki kemampuan awal atau memahami materi prasyarat yang baik

2. Pengelolaan waktu untuk setiap kegiatan pembelajaran harus diatur sebaik

mungkin.

3. Pada materi himpunan, pokok bahasan diagram venn sebaiknya diper-

kenalkan sejak awal masuk materi.

4. Kepada peneliti lain yang akan melakukan penelitian tentang problem-based

learning disarankan melakukan penelitian dalam jangka waktu yang lebih

Page 62: EFEKTIVITAS PENERAPAN MODEL PROBLEM-BASED …digilib.unila.ac.id/21993/19/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Data penelitian diperoleh melalui tes berupa soal uraian. Hasil uji

56

lama agar subjek penelitian terbiasa dengan problem-based learning dan

memperhatikan efisiensi waktu agar proses pembelajaran berjalan secara

optimal.

Page 63: EFEKTIVITAS PENERAPAN MODEL PROBLEM-BASED …digilib.unila.ac.id/21993/19/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Data penelitian diperoleh melalui tes berupa soal uraian. Hasil uji

57

DAFTAR PUSTAKA

Adiputri, Novi Christiastuti. 2014. RI Terendah di PISA, WNA: Indonesian KidsDon,t Know How Stupid They Are. [Online]. Diakses dihttp://news.detik.com/read/2014/02/08/153124/2491125/10/1/ri-terendah dipisawna ndonesian kids dont-know-how-stupid-they-are. (Diakses 11oktober 2015)

Amir, M. Taufiq. 2009. Inovasi Pendidikan Melalui Problem Based Learning.Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

Arends, Richard. I. (2008). Belajar untuk mengajar. Edisi ke tujuh alihbahasaoleh helly prayitno dan sri mulyantani prayitnodari judul learningto teach. Seven edition. Yogyakarta : Penerbit Pustaka Pelajar.

Arikunto, Suharsimi.2006.Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan.Jakarta :Bumi Aksara.

.2011.Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan(Edisi Revisi).Jakarta :Bumi Aksara.

Budiyono. 2003. Pengantar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: BumiAksara.

Daniel, Wayne W. 1990. Applied NonparametricStatistic Second Edition. Boston:PWS-Kent Publishing Company.

Daryanto dan Herry Sudjendro. 2014. Siap Menyongsong Kurikulum 2013.Yogyakarta: Gava Media.

Djamarah, Syaiful Bahri dan Zain, Aswan. 2010. Strategi Belajar Mengajar.Jakarta: PT. Rineka Cipta.

Furchan, Arief. 1982. Pengantar Penelitian dalam Pendidikan. Surabaya: UsahaNasional.

Hamalik, Oemar. 2004. Perencanaan Pengajaran Matematika BerdasarkanPendekatan Sistem. Jakarta: Bumi Aksara.

Hamiyah, Nur dan Muhammad Jauhar. 2014. Strategi Belajar Mengajar Di Kelas.Jakarta: Prestasi Pustaka.

Hamzah, Ali dan Muhlisrarimi. 2014. Perencanaan dan Strategi Pembelajaran

Page 64: EFEKTIVITAS PENERAPAN MODEL PROBLEM-BASED …digilib.unila.ac.id/21993/19/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Data penelitian diperoleh melalui tes berupa soal uraian. Hasil uji

58

Matematika. Depok: Rajawali Pers.

Hamalik, Oemar. 2001. Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara.

Herman, Tatang. 2007. Pembelajaran Berbasis Masalah Untuk MeningkatkanKemampuan Berpikir Matematis Tingkat Tinggi Siswa Sekolah MenengahPertama.[online].Tersedia:http://file.upi.edu/Direktori/JURNAL/EDUCATIONIST/Vol._I_No._1 Januari_207/6._Tatang_Herman.pdf. (Diakses 13oktober 2015)

Izzati, Nur dan Suryadi. 2010. Komunikasi Matematik dan PendidikanMatematika Realistik. Makalah dipresentasikan dalam Seminar NasionalMatematikan dan Pendidikan Matematika UNY, tanggal 27 November2010. [Online]. Diakses di http://bundaiza.files.wordpress.com/2012/12/komunikas_matematik_dan_pmr-prosiding.pdf. (Diakses 13 oktober 2015)

Luftianingtyas, Yola Citra. 2015. Penerapan Model problem Based LearningTerhadap Kemampuan Komunikasi Matematis Sisa dan Belief SiswaJurusan Pendidikan MIPA. Bandarlampung: UNILA. [Skripsi].

Mullis, et al. 2012. Trends in International Mathematics and Science Study(TIMSS) 2011 International Result in Mathematics. Boston: TIMSS andPIRLS International Study Center.

NCTM, 2000. Principles and Standards for School Mathematics. Virginia:NCTM.

Ngalimun. 2013. Strategi dan Model Pembelajaran. Yogyakarta : AswajaPressindo.

OECD. 2013. PISA 2012 Result In Focus. [online].Tersedia:http://www.oecd.org/pisa/keyfindings/pisa-2012-results-overview.pdf.(Diakses 11 oktober 2015)

Popham, James. W dan Eva L. Baker. 2011. Teknik Mengajar Secara Sistematis.Jakarta: Rineka Cipta.

Pansa, Hani Ervina, dkk. 2015. Efektivitas Model Problem-Based LearningDitinjau Dari Kemampuan Komunikasi Matematis Siswa. [online].Tersedia: http://jurnal.fkip.unila.ac.id. (diakses 13 Oktober 2015)

Puspaningtyas, Nicky Dwi. 2012. Penerapan Model Pembelajaran KooperatifTipe Think Pair Share (TPS) Untuk Meningkatkan KemampuanKomunikasi Matematis Siswa. Jurusan Pendidikan MIPA. Bandarlampung:UNILA. [Skripsi].

Page 65: EFEKTIVITAS PENERAPAN MODEL PROBLEM-BASED …digilib.unila.ac.id/21993/19/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Data penelitian diperoleh melalui tes berupa soal uraian. Hasil uji

59

Qohar, Abdul 2011. Pengembangan Instrumen Komuniikasi Matematis Untuksiswa Smp [online] tersedia http://eprnts.uny.ac.id/6968/makalah% 20%%Peserta%204%20Abd.%20Qohar2.df. (Diakses 13 oktober 2015)

Rakhmat, Jalaluddin. 2007. Psikologi Komunikasi. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Rusman. 2011. Model-Model Pembelajaran Mengembangkan ProfesionalismeGuru. Jakarta: Grafindo.

Sanjaya, Wina. 2009. Strategi Pembelajaran Yang Berorientasi Standar ProsesPendidikan. Kencana Prenada Media Group. Jakarta.

Simanjuntak, Lisnawaty. 1993. Metode Mengajar Matematika 1. Jakarta: RinekaCipta.

Sriyanto, HJ. 2007. Strategi Sukses Menguasai Matematika. Yogyakarta: Indone-sia Cerdas.

Sudijono, Anas. 2008. Pengantar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Raja GrafindoPersada.

. 2011. Pengantar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: PT Raja GrafindoPersada.

Sudjana.2005. MetodaStatistika. Bandung: PT Tasito.

Sugiyono, (2008). Metode Penelitian Kunatitatif Kualitatif dan R&D. Bandung

Alfabeta.

Suhedi, Didi. 2012. Peningkatan kemampuan Komunikasi Matematis Siswa SMPmelalui Pendekatan Pendidikan Matematika Realistik. Prosiding. [online].Tersedia:http://eprints.uny.ac.id/7593/1/P%20-%2020.pdf. (Diakses 11oktober 2015)

Sutikno, M. Sobry. 2005. Pembelajaran Efektif. NTP Pres. Mataram.

Tamyah, Ayu, dkk. 2015. Efektivitas Model Problem Based Learning DitinjauDari Kemampuan Komunikasi Matematis Siswa. [online]. Tersedia: http://jurnal. fkip.unila.ac.id. (Diakses 1 oktober 2015)

Trianto. 2009. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif Progresif. Jakarta:Kencana.

Usman, Husaini dan Akbar, Purnomo Setiadi. 2006. Pengantar Statistika. Jakarta:Bumi Aksara.

Wardoyo, Sigit Mangun. 2013. Pembelajaran Konstruktivisme Teori dan Aplikasi

Page 66: EFEKTIVITAS PENERAPAN MODEL PROBLEM-BASED …digilib.unila.ac.id/21993/19/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Data penelitian diperoleh melalui tes berupa soal uraian. Hasil uji

60

Pembelajaran dalam Pembentukan Karakter. Bandung : Alfabeta.

Wicaksono. 2011. Efektivitas Pembelajaran. [Online]. Tersedia: http://agung.-smkn1pml.sch.id/wordpress/?tag=efektifitas-pembelajaran. (Diakses 11oktober 2015)

Yeager, A dan Yeager, R. 2008. Teaching Through the Mathematical Processes.[Online]. Diakses di gains-wikispaces.com. (Diakses 11 oktober 2015)

Yovita, dkk. 2013. Pengaruh Problem-Based Learning Terhadap KemampuanKomunikasi Ma-tematis Siswa Pada Materi Himpunan Kelas VII. [online].Tersedia :http://jurnal.untan.ac.id. (Diakses 13 Oktober 2016)