112
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN CTL DENGAN METODE DEMONSTRASI DAN MOTIVASI BERWIRAUSAHA DALAM MENYIAPKAN KEMAMPUAN SISWA MEMPROGRAM MESIN CNC (COMPUTER NUMERICAL CONTROL) SEBELUM MELAKUKAN KERJA PRAKTEK INDUSTRI DI KELAS XI PROGRAM KEAHLIAN TEKNIK PEMESINAN SMK NEGERI 2 SRAGEN TESIS Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Magister Pendidikan Program Studi Teknologi Pendidikan Diajukan oleh: SUTIKNO NIM. S810809228 PROGRAM PASCA SARJANA UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2011

EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN CTL DENGAN METODE … · 2013-09-24 · data dalam penelitian ini menggunakan analisis ANAVA 2 jalur dengan desain faktorial 2 x 2 dengan uji prasyarat analisis

  • Upload
    others

  • View
    0

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN CTL DENGAN METODE DEMONSTRASI

DAN MOTIVASI BERWIRAUSAHA DALAM MENYIAPKAN KEMAMPUAN

SISWA MEMPROGRAM MESIN CNC (COMPUTER NUMERICAL

CONTROL) SEBELUM MELAKUKAN KERJA PRAKTEK INDUSTRI

DI KELAS XI PROGRAM KEAHLIAN TEKNIK PEMESINAN

SMK NEGERI 2 SRAGEN

TESIS

Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat

Magister Pendidikan Program Studi Teknologi Pendidikan

Diajukan oleh:

SUTIKNO

NIM. S810809228

PROGRAM PASCA SARJANA

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2011

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN CTL DENGAN METODE DEMONSTRASI

DAN MOTIVASI BERWIRAUSAHA DALAM MENYIAPKAN KEMAMPUAN SISWA

MEMPROGRAM MESIN CNC (COMPUTER NUMERICAL CONTROL) SEBELUM

MELAKUKAN KERJA PRAKTEK INDUSTRI

DI KELAS XI PROGRAM KEAHLIAN TEKNIK PEMESINAN

SMK NEGERI 2 SRAGEN

Disusun oleh :

Sutikno

NIM : S 810809228

Telah disetujui oleh Tim Pembimbing

Dewan Pembimbing

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN CTL DENGAN METODE DEMONSTRASI

DAN MOTIVASI BERWIRAUSAHA DALAM MENYIAPKAN KEMAMPUAN SISWA

MEMPROGRAM MESIN CNC (COMPUTER NUMERICAL CONTROL) SEBELUM

MELAKUKAN KERJA PRAKTEK INDUSTRI

DI KELAS XI PROGRAM KEAHLIAN TEKNIK PEMESINAN

SMK NEGERI 2 SRAGEN

Disusun oleh :

Sutikno

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

NIM : S 810809228

Mengetahui

Direktur Program Pascasarjana UNS

Prof. Drs. Suranto, M.Sc, Ph.D

NIP. 195708201985031004

Ketua Program Studi Teknologi Pendidikan

Prof. Dr. Mulyoto, M.Pd.

NIP. 19430712 197301 1 001

PERNYATAAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Saya yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Sutikno

NIM : S 810809228

Program Studi : Teknologi Pendidikan

Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa tesis yang berjudul “EFEKTIVITAS

PEMBELAJARAN CTL DENGAN METODE DEMONSTRASI DAN MOTIVASI

BERWIRAUSAHA DALAM MENYIAPKAN KEMAMPUAN SISWA MEMPROGRAM

MESIN CNC (COMPUTER NUMERICAL CONTROL) SEBELUM MELAKUKAN KERJA

PRAKTEK INDUSTRI DI KELAS XI PROGRAM KEAHLIAN TEKNIK PEMESINAN SMK

NEGERI 2 SRAGEN” adalah betul-betul karya sendiri.

Hal – hal yang bukan karya saya dalam tesis tersebut diberi tanda citasi dan

ditunjukan dalam daftar pustaka.

Apabila dikemudian hari terbukti pernyataan saya tidak benar, maka saya bersedia

menerima sanksi akademik yang berupa pencabutan tesis dan gelar yang saya peroleh

dari tesis tersebut.

.

Surakarta, April 2011

Yang membuat pernyataan,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Sutikno

Kata Pengantar

Alhamdulillah, segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan rahmat, taufik,

dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan tesis

Berkat petunjuk dan pertolongan-Nya serta bimbingan dari bapak / ibu

pembimbing sehingga dapat terselesaikan penulisan tesis ini dengan baik. Semoga tesis

ini dapat bermanfaat bagi kita semua dan akan menjadikan bahan pemikiran dalam

rangka perbaikan mutu pengajaran disekolah.

Menyadari bahwa dalam penyusunan tesis ini telah banyak pihak –pihak yang turut

memberikan bantuan, arahan dan bimbingan sehingga penulis meyampaikan terima kasih

dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada:

1. Rektor Universitas Sebelas Maret yang telah memberikan ijin dan kesempatan untuk

melanjutkan studi pada Program Pascasarjana Universitas Sebelas Maret.

2. Direktur Program Pascasarjana Universitas Sebelas Maret yang telah memberikan

kesempatan dan fasilitas kepada penulis dalam menempuh studi di Program

Pascasarjana Universitas Sebelas Maret Surakarta

3. Prof. Dr. Mulyoto, M.Pd, Ketua Program Studi Teknologi Pendidikan yang telah

memberi fasilitas dan pengarahan dalam pelaksanaan penelitian dan penyusunan

tesis ini

4. Prof. Drs. Haris Mudjiman, MA.,Ph.D. dosen pembimbing I (satu) yang dengan

kesungguhan dan keikhlasan serta kesabarannya memberikan arahan dan bimbingan

dalam penulisan tesis ini.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

5. Dr. Nunuk Suryani, M.Pd dosen pembimbing II (dua) yang dengan kesungguhan dan

keikhlasan serta kesabarannya memberikan arahan dan bimbingan dalam penulisan

tesis ini.

6. Seluruh staf pengajar Program Pasca Sarjana Program Studi Teknologi Pendidikan

Universitas Sebelas Maret yang telah memberikan ilmu selama ini.

7. Tim Penguji Tesis Program Pasca Sarjana Universitas Sebelas Maret yang telah

memberikan pengarahan dan perbaikan tesis ini.

8. Kepala SMK Negeri 2 Sragen yang telah memberikan fasilitas dan mengijinkan penulis

untuk melakukan penelitian guna penyusunan tesis ini.

9. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebut satu per satu yang telah memberikan

dorongan dan membantu terselesaikannya penelitian dan penyusunan tesis ini.

Penulis berharap tesis ini bermanfaat bagi perkembangan ilmu pengetahuan dan dunia

pendidikan. Penulis menyadari atas segala keterbatasan dan kekurangan tesis ini, untuk

itu dengan senang hati penulis menerima kritik dan saran yang membangun.

Surakarta, April 2011

Penulis

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

DAFTAR ISI

Halaman Judul ............................................................................................................. i

Halaman Nota Pembimbing ........................................................................................ ii

Halaman Pengesahan .................................................................................................. iii

Halaman Pernyataan ................................................................................................... iv

Kata Pengantar ............................................................................................................ v

Daftar Isi ...................................................................................................................... vii

Daftar Tabel ................................................................................................................. ix

Daftar Gambar ............................................................................................................. x

Daftar Lampiran........................................................................................................... xi

Abstrak ........................................................................................................................ xii

Abstrack ....................................................................................................................... xiii

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

BAB I PENDAHULUAN ................................................................................................. 1

A. Latar Belakang Masalah ........................................................................ 1

B. Identifikasi Masalah............................................................................... 8

C. Pembatasan Masalah ............................................................................ 8

D. Rumusan Masalah ................................................................................. 9

E. Tujuan Penelitian ................................................................................... 10

F. Manfaat Penelitian ................................................................................ 10

BAB II LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS .................................................................... 12

A. Kajian Teori ............................................................................................ 12

1. Pembelajaran ........................................................................... 12

2. Pembelajaran Kontekstual (CTL) .............................................. 18

3. Metode Demonstrasi................................................................ 29

4. Metode Simulasi Komputer ...................................................... 32

5. Motivasi .................................................................................... 34

6. Motivasi Berwirausaha ............................................................. 36

7. Mesin CNC (Computer Numerical Control) ............................... 40

B. Penelitian yang Relevan ........................................................................ 42

C. Kerangka Pemikiran ............................................................................... 44

D. Hipotesis ................................................................................................ 46

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ............................................................................... 48

A. Metode Penelitian ................................................................................. 48

B. Tempat dan Waktu Penelitian ............................................................... 48

C. Populasi dan Sampel ............................................................................. 49

D. Definisi Variabel..................................................................................... 51

E. Teknik Pengumpulan Data..................................................................... 52

F. Instrumen Penelitian ............................................................................. 53

G. Uji Coba Instrumen ................................................................................ 54

H. Teknik Analisis Data ............................................................................... 59

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

BAB IV HASIL, ANALISIS DAN PEMBAHASAN PENELITIAN ........................................... 64

A. Deskripsi Data ........................................................................................ 64

B. Ujian Persyaratan Hipotesis .................................................................. 73

1. Uji Normalitas ................................................................................. 73

2. Uji Homogenitas .............................................................................. 75

C. Pengujian Hipotesis .............................................................................. 76

D. Permbahasan Hasil Penelitian .............................................................. 83

E. Hasil Penelitian Secara Kualitatif ........................................................... 86

F. Keterbatasan Penelitian ........................................................................ 88

BAB V PENUTUP .................................................................................................... 89

A. Kesimpulan .......................................................................................... 89

B. Implikasi .............................................................................................. 90

C. Saran .................................................................................................... 90

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................ 92

LAMPIRAN ............................................................................................................. 95

DAFTAR TABEL

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Tabel 1 Tingkat Keterandalan Instrumen Penelitian ................................................... 56

Tabel 2 Rancangan Analisis Uji Hipotesis .................................................................... 58

Tabel 3 Distribusi Frekuensi Nilai Kemampuan Memprogram mesin CNC kelas

eksperimen ..................................................................................................... 64

Tabel 4 Distribusi Frekuensi Nilai Kemampuan Memprogram mesin CNC kelas

kontrol ............................................................................................................ 65

Tabel 5 Distribusi Frekuensi Nilai Kemampuan Memprogram mesin CNC siswa

dengan motivasi berwirausaha tinggi ............................................................ 66

Tabel 6 Distribusi Frekuensi Nilai Kemampuan Memprogram mesin CNC siswa

dengan motivasi berwirausaha rendah .......................................................... 67

Tabel 7 Distribusi Frekuensi Nilai Kemampuan Memprogram mesin CNC kelas

eksperimen pada kelompok motivasi berwirausaha tinggi ........................... 68

Tabel 8 Distribusi Frekuensi Nilai Kemampuan Memprogram mesin CNC kelas

eksperimen pada kelompok motivasi berwirausaha rendah ......................... 70

Tabel 9 Distribusi Frekuensi Nilai Kemampuan Memprogram mesin CNC kelas

kontrol pada kelompok motivasi berwirausaha tinggi ................................... 71

Tabel 10 Distribusi Frekuensi Nilai Kemampuan Memprogram mesin CNC kelas

kontrol pada kelompok motivasi berwirausaha rendah ................................ 72

Tabel 11 Rangkuman Data Kemampuan Memprogram Mesin CNC ............................. 73

Tabel 12 Ringkasan Hasil Uji Normalitas Kemampuan Memprogram Mesin CNC ....... 74

Tabel 13 Ringkasan Hasil Uji Normalitas Kemampuan Memprogram Mesin CNC ....... 76

Tabel 14 Ringkasan Hasil Analisis Data ......................................................................... 77

Tabel 15 Ringkasan Rataan masing – masing sel .......................................................... 79

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 Kerangka Pemikiran ........................................................................................ 46

Gambar 2 Histogram Nilai Kemampuan Siswa Memprogram mesin CNC kelas

eksperimen ................................................................................................ 65

Gambar 3 Histogram Nilai Kemampuan Siswa Memprogram mesin CNC kelas

kontrol ....................................................................................................... 66

Gambar 4 Histogram Nilai Kemampuan Siswa Memprogram mesin CNC dengan

motivasi berwirausaha tinggi .................................................................... 67

Gambar 5 Histogram Nilai Kemampuan Siswa Memprogram mesin CNC dengan

motivasi berwirausaha rendah.................................................................. 68

Gambar 6 Histogram Nilai Kemampuan Siswa Memprogram mesin CNC kelas

eksperimen pada kelompok motivasi berwirausaha tinggi ...................... 69

Gambar 7 Histogram Nilai Kemampuan Siswa Memprogram mesin CNC kelas

eksperimen pada kelompok motivasi berwirausaha rendah .................... 70

Gambar 8 Histogram Nilai Kemampuan Siswa Memprogram mesin CNC kelas

kontrol pada kelompok motivasi berwirausaha tinggi .............................. 71

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Gambar 9 Histogram Nilai Kemampuan Siswa Memprogram mesin CNC kelas

kontrol pada kelompok motivasi berwirausaha rendah ........................... 72

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Silabus ........................................................................................... 95

Lampiran 2 : RPP Pembelajaran CTL dengan Metode Demonstrasi .................. 98

Lampiran 3 : RPP Pembelajaran CTL dengan Metode Simulasi Komputer ........... 110

Lampiran 4 : Kisi – kisi Angket Motivasi Wirausaha .......................................... 122

Lampiran 5 : Kisi-kisi soal tes Kemampuan memprogram mesin CNC .............. 123

Lampiran 6 : Pedoman pertanyaan kualitatif .................................................... 125

Lampiran 7 : Angket Motivasi Berwirausaha ..................................................... 126

Lampiran 8 : Instrumen evaluasi memprogram mesin CNC .............................. 131

Lampiran 9 : Nilai Uji kesetaraan ....................................................................... 140

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Lampiran 10 : Skor Motivasi Berwirausaha ......................................................... 143

Lampiran 11 : Nilai Kemampuan Memprogram mesin CNC ................................ 147

Lampiran 12 :Uji Normalitas ................................................................................ 153

Lampiran 13 :Uji Homogenitas data .................................................................... 157

Lampiran 14 :Analisis Anava Ganda ..................................................................... 158

Lampiran 15 :Uji Lanjut Pasca Anava ................................................................... 162

Lampiran 16 : Surat ijin Penelitian ....................................................................... 163

Lampiran 17 :Surat Keterangan Penelitian .......................................................... 164

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ABSTRAK

Sutikno, S810809228, “Efektivitas Pembelajaran CTL Dengan Metode Demonstrasi Dan Motivasi Berwirausaha Dalam Menyiapkan Kemampuan Siswa Memprogram Mesin Cnc (Computer Numerical Control ) Sebelum Melakukan Kerja Praktek Industri Di Kelas XI Program Keahlian Teknik Pemesinan SMK Negeri 2 Sragen”, Tesis, Surakarta : Program Studi Teknologi Pendidikan, Pasca Sarjana Universitas Sebelas Maret, 2011

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui : 1) Efektivitas pembelajran CTL dengan metode demonstrasi dalam menyiapkan kemampuan siswa memprogram mesin CNC sebelum melakukan kerja praktek industri pada siswa kelas XI Program Keahlian Teknik Pemesinan SMK Negeri 2 Sragen, 2)Motivasi berwirausaha pada siswa kelas XI Program Keahlian Teknik Pemesinan SMK Negeri 2 Sragen, , 3)Efektivitas pembelajaran CTL dengan mrtode demonstrasi dan motivasi berwirausaha dalam menyiapkan kemampuan siswa memprogram mesin CNC sebelum melakukan kerja praktek industri pada siswa kelas XI Program Keahlian Teknik Pemesinan SMK Negeri 2 Sragen.

Penelitian merupakan penelitian kuantitatif dengan metode eksperimental. Populasi yang digunakan dalam penelitian adalah siswa kelas XI Program Keahlian Teknik Pemesinan SMK Negeri 2 Sragen pada tahun pelajaran 2010/2011 yang terbagi menjadi 4 kelas pararel. Teknik sampling dengan Cluster Random Sampling. sampel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:1). Kelas XI TP-1 sebagai kelompok eksperimen dengan demonstrasi dan simulasi komputer., 2) Kelas XI TP-2 sebagai kelompok kontrol dengan simulasi komputer. Teknik pengumpulan data ini dalam penelitian ini menggunakan beberapa jenis, yaitu kuesioner, observasi, dokumentasi, dan interviu atau wawancara. Teknik analisis data dalam penelitian ini menggunakan analisis ANAVA 2 jalur dengan desain faktorial 2 x 2 dengan uji prasyarat analisis yaitu uji kesetaraan, normalitas dan homogenitas. Berdasarkan hasil analisis menyimpulkan bahwa: (1) terdapat perbedaan pengaruh yang signifikan Motivasi Berwirausaha tinggi dan motivasi berwirausaha rendah terhadap terhadap Kemampuan siswa memprogram Mesin CNC (F hitung > F tabel

(25,65 > 3,999) pada taraf signifikasi 5%, (2) terdapat perbedaan pengaruh yang signifikan antara Metode Demonstrasi dan Metode Simulasi Komputer terhadap kemampuan siswa memprogram mesin CNC (F hitung > F tabel (47,78 > 3,999), (3) terdapat interaksi pengaruh antara Motivasi berwirausaha dengan Metode Demonstrasi dan Metode Simulasi komputer terhadap kemampuan siswa dalam memprogram mesin CNC(F hitung > F tabel (4,08 > 3,999). Berdasarkan uji pasca anava dengan metode menggunakan Uji Scheffe’ dengan menghitung perbedaan rataan data dari masing-masing sel yang ditunjukkan bahwa ada perbedaan yang signifikan antara motivasi berwirausaha yang tinggi dan yang rendah terhadap kemampuan memprogram mesin CNC(Fobs > Ftabel yaitu 21,90 > 8,036). Ada perbedaan yang signifikan antara Metode Demonstrasi dengan Simulasi Komputer terhadap Kemampuan memprogram mesin CNC (Fobs > Ftabel yaitu 47,41 >

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

8,036). Guru hendaknya mampu memilih dan menentukan metode pembelajaran yang tepat dengan menyesuaikan karakteristik kompetensi dan motivasi siswa.

Kata Kunci : Motivasi wirausaha, Metode Demonstrasi dan Simulasi komputer, Kemampuan memprogram mesin CNC.

ABSTRACT

Sutikno, S810809228, "The CTL with Demonstration Method Effectiveness and Entrepreneurship Motivation in Preparing Students of CNC (Computer Numerical Control) Machinery Programming before Doing On the Job Training Industry in the 2nd Year Students of Machinery Program of SMK Negeri 2 Sragen", Thesis of Educational Technology, Sebelas Maret University of Surakarta, 2011

This study aims to determine: 1) the CTL approach with demonstration method effectiveness of in preparing the students' ability to program CNC machine before doing on the job training in the 2nd year of Machinery Program in SMK Negeri 2 Sragen 2) entrepreneurship motivation in the 2nd year students of Machinery Program of SMK Negeri 2 Sragen; 3) the demonstration effectiveness of CTL and motivational approach to entrepreneurship in preparing the students’ ability to program CNC machine before doing on the job training of machinery program in SMK Negeri 2 Sragen.

The study is a quantitative research with experimental methods. The population used in the study were students in the 2nd year of machinery program of SMK Negeri 2 Sragen in the year 2010/2011 which is divided into 4 parallel classes. The sampling technique used in this study is Cluster random sampling. Samples in this study are as follows: 1). Class XI TP-1 as an experimental group with demonstrations and computer simulations., 2) Class XI TP-2 as the control group by computer simulation. This data collection technique in this study are using several types, namely questionnaires, observation, documentation, and interview. The data analysis technique in this research using ANOVA analysis of 2 lines with 2 x 2 factorial design with analysis that is prerequisite test equivalence test, normality and homogeneity.

Based on the analysis, it can be concluded that: (1) there are significant differences in the influence of entrepreneurship high motivation and low motivation towards entrepreneurship to students' ability to program a CNC machine (F count> table F (25.65> 3.999) at 5% significance level, (2) there are significant differences in effect between Demonstration Method and Computer Simulation Methods on the ability of students to program a CNC machine (F count >

F table (47.78> 3.999), (3) there is interaction effect between motivation entrepreneurship with Demonstration Method on the ability of computer simulation methods students in the program a CNC machine (F count> F table (4.08> 3.999). Based on post-Anova test by using the method of Scheffe Test 'by calculating the difference in the average data from individual cells indicated that there were significant differences between the motivations that entrepreneurship high and low on the ability to program CNC machine (F obs > F table is 21.90> 8.036). There was

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

significant difference between Method Demonstration with Computer Simulation on the ability to program CNC machine (F obs > F table is 47.41> 8.036 ). Teachers should be able to choose and determine the appropriate learning method to adjust the characteristics of competence and motivation of students.

Keywords: Entrepreneurial motivation, Demonstration Method and computer simulations, ability to program a CNC machine.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan upaya yang terorganisir, berencana dan

berlangsung terus menerus sepanjang hayat kearah membina manusia menjadi

insan paripurna, dewasa dan berbudaya. Artinya adalah pendidikan tersebut

dilakukan oleh usaha sadar manusia dengan dasar dan tujuan yang jelas, ada

tahapannya dan ada komitmen bersama di dalam proses pendidikan itu dan

melalui perhitungan yang matang dengan berbagai sistem pendukung yang

disiapkan sampai manusia tersebut tidak memerlukan lagi suatu proses

pendidikan. Pendidikan mempunyai sifat mutlak, artinya bahwa pendidikan

merupakan suatu keharusan sehingga setiap manusia harus mendapat pendidikan.

Pendidikan bukan sekedar media atau alat bantu dalam penyampaian kebudayaan

yang turun temurun, tetapi diharapkan adanya perubahan yang dapat memajukan

kehidupan manusia. Dengan kata lain bahwa pendidikan merupakan usaha untuk

memberdayakan segala keterbatasan pola pikir sehingga menjadikan anak didik

mampu berpikir kritis. Dalam hal ini, perlu adanya perubahan sosial yang memberi

arah bahwa pendidikan adalah kehidupan, untuk itu kegiatan belajar mengajar

harus dapat membekali peserta didik dengan kecakapan hidup (life skill) yang

sesuai dengan lingkungan kehidupan dan kebutuhan peserta didik (Tilaar dalam

Mulyasa, 2004: 4). Hal ini juga dikemukakan oleh Unesco dalam Mulyasa (2004:

5) yang mengungkapkan bahwa dua prinsip pendidikan yang sangat relevan dengan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

pancasila: Pertama, pendidikan harus ditekankan pada empat pilar, yaitu belajar

mengetahui (learning to know), belajar melakukan (learning to do), belajar hidup

dalam kebersamaan (learning to live together), dan belajar menjadi diri sendiri

(learning to be); kedua belajar seumur hidup (life long learning).

Arah kebijakan Rencana Strategis Pendidikan Nasional menentukan kinerja

yang berpedoman pada tiga pilar pendidikan, yaitu: peningkatan mutu dan

relevansi, perluasan dan pemerataan akses, serta peningkatan efisiensi manajemen.

Bidang Pendidikan Menengah (Dikmen) Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Tengah,

merancang ukuran kinerja yang mengacu pada salah satu pilar di atas, yaitu:

peningkatan mutu dan relevansi Sekolah Menengah Kejuruan (SMK), perluasan

dan pemerataan akses, serta peningkatan efisiensi manajemen SMK dengan

menerapkan prinsip Good Governance.

Dalam upaya peningkatan mutu pendidikan di Indonesia, pemerintah telah

mengupayakan berbagai cara demi tercapainya kualitas pendidikan dengan

sertifikasi guru dan dosen, peningkatan anggaran pendidikan, beasiswa belajar,

penambahan unit sekolah baru, dan lain – lainnya. Seperti tertuang dalam Undang

– undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Bab II pasal 3

menyatakan bahwa : Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan

dan membentuk watak serta peradapan bangsa yang bermartabat dalam rangka

mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangya potensi peserta

didika agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang

Maha Esa, berakhlak mulia, sehat berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi

warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab (Hamid, 2003 : 5).

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Sekolah merupakan lingkungan pendidikan formal, merupakan tempat

dilaksanakan serangkaian kegiatan pembelajaran yang terencana dan terorganisasi,

termasuk kegiatan dalam rangka proses belajar mengajar didalam kelas. Tujuan

dari kegiatan tersebut menghasilkan perubahan yang positif di dalam diri anak yang

sedang menuju kedewasaan, sejauh perubahan – perubahan itu dapat diusahakan

melalui usaha belajar. Dengan belajar yang terarah dan terpimpin anak memperoleh

pengetahuan, pemahaman dan ketrampilan sikap dan nilai yang menghantarkan ke

kedewasaan.

Permasalahan pendidikan di Indonesia dari segi kualitas belum menunjukan

hasil memuaskan, bahkan ketinggalan dengan negara – negara tetangga. Hal ini

dapat diketahui dari hasil penelitian yang dilaksanakan oleh Human Development

Index (HDI) yang menyatakan bahwa Indonesia berada pada peringkat 111 dari

117 negara, jauh di bawah Malaysia yang menduduki peringkat 58, Brunei

Darussalam 33, Singapura 25 dan Australia peringkat 3 besar.

Salah satu pendidikan formal di Indonesia adalah sekolah menengah

kejuruan (SMK). SMK merupakan salah satu lembaga pendidikan yang

menciptakan sumber daya manusia yang memiliki kemampuan, ketrampilan dan

keahlian, sehingga lulusan SMK dapat mengembangkan kinerja apabila terjun ke

dunia kerja. Pendidikan SMK bertujuan meningkatkan kemampuan siswa untuk

dapat mengembangkan diri sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan,

teknologi dan kesenian, serta menyiapkan siswa untuk memasuki lapangan kerja

dan mengembangkan sikap profesional.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Awal pengembangan dan pembinaan jenjang pendidikan kejuruan ditandai

dengan Memorandum of Agrement yang dilaksanakan pada tanggal 12 April 2008

di Surakarta. Jawa Tengah, oleh Gubernur Jawa Tengah dengan Bupati/Walikota

se-Jawa Tengah. Pada kesempatan tersebut dicanangkan Jawa Tengah sebagai

provinsi vokasi, dengan realisasi SMK: SMA adalah 60 : 40 pada tahun 2009 –

2010, dan akan ditingkatkan menjadi 70 : 30 pada tahun 2015.

Sejalan dengan hal tersebut, dipandang perlu adanya peningkatan

ketrampilan, wawasan dan profesionalisme guru praktik (instruktur) dan tenaga

pengelola bengkel. Profesionalisme guru praktik dan tenaga pengelola bengkel

menyangkut: manajemen, administrasi dan organisasi bengkel yang efektif dan

efisien, untuk menuju peningkatan mutu pada Sekolah Menengah Kejuruan.

Prospek lulusan SMK, data SUSENAS 2006 menunjukan bahwa lulusan

SMK ternyata lebih mudah mendapatkan pekerjaan (70,1 %) dibandingkan SMA

(60,2 %) atau MA (60,5 %), dan yang menarik lulusan SMA dan MA mempunyai

kesempatan bekerja yang sama. Sebagian besar lulusan SMA sederajat bekerja

sebagai buruh / karyawan, dimana lulusan SMK (44,3%) lebih besar dibandingkan

SMA (32,6%) dan yang paling rendah adalah MA (23,3%). Meskipun data tersebut

sudah empat tahun berlalu, namun masih dapat digunakan sebagai bahan

pertimbangan dalam memahami fenomena SMK.

Fenomena di kota besar, pada umumnya anak muda enggan bersekolah di

SMK. Sedangkan di kota – kota kecil, banyak yang lebih berminat sekolah SMK

karena lulusannya siap kerja. Hal ini dikarenakan keadaan ekonomi orang tua yang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

terbatas, sehingga banyak yang merasa tidak mampu untuk melanjutkan sekolah

anaknya ke perguruan tinggi.

Dengan demikian pembelajaran di sekolah menengah kejuruan harus selalu

ditingkatkan baik metode, media dan menghasilkan prestasi yang baik.

Profesionalisme seorang guru bukanlah pada kemampuan mengembangkan ilmu

pengetahuan, tetapi lebih pada kemampuannya untuk melaksanakan pembelajaran

yang menarik dan bermakna bagi siswanya. (sugiyanto,2009:1). Menurut Degeng

(1998) dalam Sugiyanto (2009:1) menjelaskan daya tarik suatu mata pelajaran

(pembelajaran) ditentukan oleh dua hal, pertama, oleh mata pelajaran itu sendiri,

dan kedua, oleh cara mengajar guru.

Pembelajaran Kontekstual (CTL) adalah konsep pembelajaran yang

mendorong guru untuk menghubungkan antara materi yang diajarkan dan situasi

dunia nyata siswa. Dan juga mendorong siswa membuat hubungan antara

pengetahuan yang dimilikinya dan penerapannya dalam kehidupan mereka sendiri-

sendiri. Landasan filosofi pembelajaran kontekstual adalah konstruktivisme artinya

siswa harus mengkonstruksi pengetahuan di benak mereka sendiri

(Sugiyanto,2009:5).

Pendekatan pembelajaran kontekstual (Contextual teaching and learning)

merupakan konsep belajar yang membantu guru mengaitkan antara materi yang

diajarkan dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa membuat

hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapanya dalam

kehidupan sehari-hari (Nurhadi dkk, 2003: 4). Dalam pendekatan pembelajaran ini,

proses pembelajaran akan berlangsung alamiah dalam bentuk kegiatan siswa

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

bekerja dan mengalami, bukan transfer pengetahuan dari guru ke siswa. Strategi

ppembelajaran lebih dipentingkan dalam pembelajaran ini agar hasil pembelajaran

diharapakan lebih bermakna bagi anak untuk memecahkan persoalan, berfikir kritis

serta menarik suatu generalisasi.

Teori pendekatan pembelajaran kontekstual berfokus pada multi aspek

lingkungan belajar diantaranya ruang kelas, laboratorium sains, laboratorium

komputer, tempat bekerja maupun tempat-tempat lainnya. Pembelajaran

kontekstual mendorong para guru untuk memilih dan mendesain lingkungan belajar

yang memungkinkan untuk mengaitkan berbagai bentuk pengalaman sosial,

budaya, fisik, dan psikolog dalam mencapai hasil belajar. Dalam proses

pembelajaran dengan pendekatan kontekstual tugas guru adalah membantu siswa

mencapai tujuannya, guru mengelola kelas sebagai sebuah tim yang bekerja sama

untuk menemukan suatu pengetahuan dan ketrampilan bagi siswa yang diperoleh

dari proses meenemukan sendiri bukan dari apa kata guru. Dengan demikian para

siswa belajar diawali dengan pengetahuan, pengalaman, dan konteks keseharian,

yang mereka miliki yang dikaitkan dengan konsep mata pelajaran yang dipelajari di

kelas dan selanjutnya dimungkinkan untuk mengaplikasikannya dalam kehidupan

keseharian mereka.

Selain mencetak tenaga kerja, SMK memiliki tujuan mencetak lulusan yang

memiliki motivasi wirausaha tinggi dengan pendidikan wirausaha di sekolah.

Dengan pembelajaran di SMK yang berbasis pada kebutuhan masyarakat, terutama

industri, maka pendekatan CTL menjadi pilihan agar lulusan siap kerja. Motivasi

wirausaha menunjukan keinginan pribadi yang tinggi dalam berprestasi atau

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

berhasil sehingga sangat tepat apabila didukung dengan pembelajaran dengan

pendekatan CTL. Berbekal motivasi berwirausaha inilah siswa dapat meningkatkan

kemampuan dalam belajar sesuatu hal yang berhubungan dengan kebutuhan

masyarakat terutama industri.

Perkembangan industri yang terlalu cepat menjadi suatu kendala sekolah

dalam menyiapkan lulusannya sesuai kebutuhan industri. Salah satu jalan untuk

menjembatani kesenjangan ini, guru SMK harus memiliki cara yang efektif untuk

mengejar ketertinggalan tersebut. Salah satunya dengan memberikan demonstrasi

tentang hal yang ada di industri. Demonstrasi menjawab tentang gambaran alat atau

cara kerja dengan kapasitas, ukuran atau jumlah lebih kecil dari sebenarnya.

Dengan pendekatan pembelajaran aktif, inovatif, kreatif, efektif dan

menyenangkan diharapkan dapat meningkatkan keberhasilan proses belajar

mengajar. Tidak terkecuali SMK Negeri 2 Sragen yang terus berupaya

meningkatkan kualitas lulusannya.

SMK Negeri 2 Sragen saat ini menjadi salah satu pilihan bagi masyarakat

Sragen sebagai tempat pedidikan anak – anaknya. Hal ini dikarenakan banyak

lulusannya yang dapat diterima sebagai karyawan atau pegawai di berbagai

perusahan besar. Banyaknya lulusan yang dapat diterima bekerja menunjukan

bahwa kualitas lulusan SMK Negeri 2 Sragen cukup berkualitas dan dipercaya oleh

masyarakat dan industri. Minat untuk bekerja meningkatkan kualitas lulusan yakni

dari kemampuan dalam bekerja industri yang selalu menjadi teladan untuk

karyawan yang lain. Kemampuan siswa dalam mengoperasikan mesin tentunya

dipengaruhi oleh berbagai faktor.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Berdasarkan latar belakang dan fenomena diatas, peneliti memilih judul

“Efektivitas Pembelajaran CTL dengan Metode Demonstrasi dan Motivasi

Berwirausaha dalam Menyiapkan Kemampuan Siswa Memprogram Mesin CNC

(Computer Numerical Control ) Sebelum Melakukan Kerja Praktek Industri di

Kelas XI Program Keahlian Teknik Pemesinan SMK Negeri 2 Sragen”.

B. Identifikasi Masalah

Berdasrkan latar belakang masalah diatas, dapat diidentifikasikan

permasalahan sebagai berikut :

1. Rendahnya pengetahuan siswa tentang mesin CNC dapat

mempengaruhi kemampuan siswa dalam memprogram mesin CNC.

2. Rendahnya motivasi berwirausaha dapat mempengaruhi kemampuan

siswa dalam memprogram mesin CNC.

3. Kurangnya penjelasan tentang mesin CNC dapat mempengaruhi

rendahnya kemampuan memprogram mesin CNC.

C. Pembatasan Masalah

Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah diatas, maka penelitian

ini dibatasi pada masalah : efektivitas pembelajaran CTL dengan metode

demonstrasi dan motivasi berwirausaha dalam menyiapkan kemampuan siswa

memprogram mesin CNC (Computer Numerical Control ) sebelum melakukan

kerja praktek industri.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

D. Rumusan Masalah

Dengan identifikasi masalah, maka dapat dirumuskan permasalahan sebagai

berikut:

1. Apakah pembelajaran CTL dengan metode demonstrasi dengan

simulasi komputer lebih efektif daripada simulasi komputer saja dalam

menyiapkan kemampuan siswa memprogram mesin CNC sebelum

melakukan kerja praktek industri pada siswa kelas XI Program

Keahlian Teknik Pemesinan SMK Negeri 2 Sragen?

2. Apakah motivasi berwirausaha tinggi lebih efektif daripada motivasi

berwirausaha rendah dalam menyiapkan kemampuan siswa

memprogram mesin CNC sebelum melakukan kerja praktek industri

pada siswa kelas XI Program Keahlian Teknik Pemesinan SMK Negeri

2 Sragen?

3. Apakah pembelajaran CTL dengan metode demonstrasi dan motivasi

berwirausaha tinggi berinteraksi secara bersama – sama lebih efektif

daripada simulasi komputer dalam menyiapkan kemampuan siswa

memprogram mesin CNC sebelum melakukan kerja praktek industri

pada siswa kelas XI Program Keahlian Teknik Pemesinan SMK Negeri

2 Sragen?

E. Tujuan Penelitian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Berdasarkan permasalahan yang dihadapi dalam penelitian ini, maka tujuan

penelitian ini adalah untuk :

1. Mengetahui efektivitas pembelajaran CTL dengan metode demonstrasi

dengan simulasi komputer dalam menyiapkan kemampuan siswa

memprogram mesin CNC sebelum melakukan kerja praktek industri

pada siswa kelas XI Program Keahlian Teknik Pemesinan SMK Negeri

2 Sragen.

2. Mengetahui motivasi berwirausaha pada siswa kelas XI Program

Keahlian Teknik Pemesinan SMK Negeri 2 Sragen.

3. Mengetahui efektivitas pembelajaran CTL dengan metode demonstrasi

dengan simulasi komputer dan motivasi berwirausaha dalam

menyiapkan kemampuan siswa memprogram mesin CNC sebelum

melakukan kerja praktek industri pada siswa kelas XI Program

Keahlian Teknik Pemesinan SMK Negeri 2 Sragen

F. Manfaat Penelitian

Penulisan penelitian ini diharapkan mampu memberikan manfaat teoritis

dan praktis. Secara umum, manfaat yang dapat diperoleh penulis dalam

perielitian ini :

1. Manfaat teoritis hasil penelitian ini adalah :

a. Meningkatkan wawasan guru dan siswa tentang Pembelajaran

CTL dengan Metode Demonstrasi dengan simulasi komputer di

SMK Negeri 2 Sragen.

b. Memberikan tambahan khasanah ilmu pengetahuan khususnya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

dalam pembelajaran dan motivasi berwirausaha.

2. Manfaat praktis hasil penelitian ini adalah:

a. Untuk sekolah dapat dijadikan acuan bagi peningkatan mutu

layanan kepada siswa maupun masyarakat.

b. Menjadi bahan acuan bagi praktisi pendidikan yang ingin

mengembangkan model pendidikan yang berwawasan

industri.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

BAB II

KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS

A. Kajian Teori

1. Pembelajaran

a. Pengertian

Secara umum pengertian pembelajaran adalah seperangkat peristiwa

yang mempengaruhi si belajar sedemikian rupa sehingga si belajar itu

memperoleh kemudahan dalam berinteraksi dengan lingkungannya (Brings

dalam Sugandi, 2004: 10). Senada dengan pengertian pembelajaran tersebut

Darsono (2002: 24) menegaskan bahwa pembelajaran adalah suatu kegiatan

yang dilakukan oleh guru sedemikian rupa, sehingga tingkah laku siswa

berubah ke arah yang lebih baik.

Sedangkan pengertian pembelajaran secara khusus adalah sebagai berikut:

1. Menurut Teori Behavioristik pembelajaran dalah suatu usaha guru

membentuk tinggkah laku yang diinginkan dengan menyediakan

lingkungan dengan stimulus yang diinginkan perlu latihan, dan setiap

latihan yang berhasil harus diberi hadiah reinforcement (penguatan).

2. Menurut Teori Kognitif pembelajaran adalah cara guru memberikan

kesempatan kepada siswa untuk berfikir agar dapat mengenal dan

memahami apa yang sedang di pelajari.

3. Menurut Teori Gestalt pembelajaran adalah usaha guru memberikan

mata pelajaran sedemikian rupa sehingga siswa lebih mudah

12

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

mengorganisasinya (mengaturnya) menjadi suatu Gestalt (pola

bermakna), bantuan guru diperlukan untuk mengaktualkan potensi

mengorganisir yang terdapat dalam diri siswa.

4. Menurut Teori Humanistik pembelajaran adalah memberikan kebebasan

kepada siswa untuk memilih bahan pelajaran dan cara mempelajari

sesuai dengan minat dan kemampuannya. (Sugandi, 2004: 9)

Menurut Dimyati (2006:297) " pembelajaran adalah kegiatan guru

secara terprogram dalam desain sistem pembelajaran yang menekankan

pada penyediaan sumber belajar agar membuat siswa belajar aktif'.

Sedangkan Sagala (2005:61) menjelaskan bahwa "pembelajaran adalah

membelajarkan siswa menggunakan asas pendidikan maupun teori

belajar". UUSPN No.20 tahun 2003 menyatakan bahwa pembelajaran

adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar

pada suatu lingkungan belajar.

Berdasarkan definisi diatas pembelajaran adalah membimbing

aktivitas siswa, membimbing pengalaman siswa, membantu siswa

berkembang dan menyesuaikan din pada lingkungan. Maka pembelajaran

dapat diartikan sebagai kegiatan yang dilakukan dikelas untuk

memperoleh pengetahuan, ketrampilan dan sikap dilingkungan kelas.

Pembelajaran juga dapat diartikan sebagai upaya menghubungkan

pengetahuan lama dan Baru, dengan melibatkan semua unsur baik siwa,

guru, kepala sekolah, tenaga adminitratif dan laboratorium.

Dan berbagai pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

pembelajaran adalah suatu usaha guru untuk mengelola pembelajaran agar

siswa dapat memperoleh bekal pengetahuan untuk modal menjalani

kehidupan. Pembelajaran meliputi pengembangan kurikulum,

penerapanya dikelas, media pembelajaran, evaluasi serta tindak lanjut

hasil belajar.

b. Ciri – ciri Pembelajaran

Menurut Darsono (2002: 24) ciri-ciri pembelajaran adalah:

1. Pembelajaran dilakukan secara sadar dan direncanakan secara

sistematis.

2. Pembelajaran dapat menumbuhkan perhatian dan motivasi siswa

dalam belajar.

3. Pembelajaran dapat menyediakan bahan belajar yang menarik dan

menantang bagi siswa.

4. Pembelajaran dapat menggunakan alat bantu belajar yang tepat dan

menyenangkan bagi siswa.

5. Pembelajaran dapat membuat siswa siap menerima pelajaran, baik

secara fisik maupun psikologis.

c. Komponen-komponen Pembelajaran

Pembelajaran bila ditinjau dari pendekatan sistem maka dalam

prosesnya akan melibatkan berbagai komponen. Komponen-komponen

tersebut adalah:

1. Pencapaian Kompetensi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

McAshan (1981: 45 dalam Mulyasa 2004: 38), menyatakan

bahwa kompetensi: “… is knowledge, skill, and abilities that a

person achieves, which become part of his or her being to the exent

he or she can satisfactorily perform particular cognitive, affective,

and psychomotor behaviors”.

Dalam artian tersebut, maka kompetensi didefinisikan sebagai

pengetahuan, keterampilan dan kemampuan yang dikuasai oleh

seseorang yang telah menjadi bagian dari dirinya, sehingga ia dapat

melakukan perilaku-perilaku kognitif, afektif, dan psikomotorik

dengan sebaik-baiknya. Pendapat senada juga diungkapkan

Soemarsono dalam Arikunto (2005: 133), bahwa kompetensi

merupakan tujuan yang menggambarkan pengetahuan, kemampuan,

keterampilan, dan sikap yang harus dimiliki oleh siswa sebagai akibat

dari hasil pengajaran yang dinyatakan dalam benrtuk tingkah laku

(behavior) yang dapat diamati ddan diukur.

2. Materi Pembelajaran

Materi pemelajaran merupakan komponen utama dalam proses

pembelajaran, karena materi pelajaran akan member warna dan

bentuk dari kegiatan pembelajaran. Materi pelajaran yang

komprehensip, terorganisasi secara sistematis dan dideskripsikan

dengan jelas akan berpengaruh juga terhadap intensitas proses

pembelajaran.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

3. Subyek Belajar

Subyek belajar dalam system pembelajaran merupakan

komponen utama karena berperan sebagai subyek sekaligus obyek.

Sebagai subyek karena siswa adalah individu yang melakukan proses

belajar mengajar. Sebagai obyek karena kegiatan pembelajaran

diharapkan dapat mencapai perubahan perilaku pada diri subyek

belajar. Untuk itu dari pihak siswa diperlukan partisipasi aktif dalam

kegiatan pembelajaran.

4. Strategi Pembelajaran

Strategi pembelajaran merupakan pola umum mewujudkan

proses pembelajaran pembelajaran yang diyakini efektifitasnya untuk

mencapai tujuan pembelajaran. Dalam penerapan strategi

pembelajaran yang tepat, metode mengajar yang sesuai dan teknik-

teknik mengajar yang menunjang pelaksanaan metode mengajar.

Untuk menentukan strategi pembelajaran yang tepat guru

mempertimbangkan akan tujuan, karakteristik siswa, materi pelajaran

dan sebagainya agar strategi pembelajaran tersebut dapat berfungsi

maksimal.

Menurut Abdulah dalam Nurdin (2005:94) dalam menentukan

metode mengajar guru harus memperhatikan beberapa faktor, yaitu:

a) Metode mengajar sesuai dengan tujuan pembelajaran.

b) Metode mengajar sesuai dengan para siswa.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

c) Kegiatan mengajar serasi dengan lingkungan.

d) Pelajaran terkordinasi dengan baik.

5. Media Pembelajaran

Media pembelajaran adalah alat/ wahana yang digunakan guru

dalam proses pembelajaran untuk membantu penyampaian pesan

pembelajaran. Sebagai salah satu komponen sistim pembelajaran media

pembelajaran berfungsi untuk meningkatkan peranan strategi

pembelajaran. Sebab media pembelajaran menjadi salah satu komponen

waktu dan metode mengajar.

Penggunaan media hendaknya didasarkan pada prinsip-prinsip dan

factor-faktor yang perlu diperhatikan dalam pemilihan media itu sendiri.

Menurut Sudirman dalam Nurdin, (2005, 98) menjelaskan bahwa

prinsip-prinsip pemilihan media pembelajaran adalah:

a) Tujuan pemilihan.

b) Karakteristik media pembelajaran.

c) Alternatif pilihan.

Dan faktor-faktor yang perlu diperhatikan dalam pemilihan media

pembelajaran adalah:

a) Objektivitas

b) Program pengajaran

c) Sasaran

d) Program dan kondisi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

e) Kualitas teknik

f) Keefektifan dan efisiensi penggunaan.

6. Komponen Penunjang

Komponen penunjang yang dimaksud dalam sistem pembelajaran

adalah fasilitas belajar, buku sumber, alat pelajaran, bahan pelajaran, dan

sebagainya. Komponen penunjang berfungsi memperlancar, melengkapi

dan mempermudah terjadinya proses pembelajaran. Sehingga sebagai

salah satu komponen pembelajaran guru perlu memperhatikan, memilih,

dan memanfaatkannya.

2. Pembelajaran Kontekstual (CTL)

a. Pengertian Pendekatan Pembelajaran Kontekstual (CTL)

Belajar pada hakekatnya merupakan proses perubahan didalam

kepribadian yang berupa kecakapan, sikap, kebiasaan dan kepandaian.

Proses belajar harus sesuai dengan tahap perkembangan anak atau

siswa.

Pembelajaran kontekstual sebagai salah satu metode pembelajaran

inovatif yang sesuai dengan tahap perkembangan siswa. Pembelajaran

kontekstual (contextual teaching and learning – CTL) menurut

Nurhadi dalam Sugiyanto (2009:14) adalah konsep belajar yang

mendorong guru untuk mengubungkan antara materi yang diajarkan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

dan situasi dunia nyata siswa. Dan juga mendorong siswa membuat

hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dan penerapannya

dalam kehidupan mereka sendiri-sendiri. Pengetahuan dan

keterampilan siswa diperoleh dari usaha siswa mengkonstruksi sendiri

pengetahuan dan keterampilan baru ketika ia belajar.

Menurut Johnson dalam Sugiyanto (2009:14) CTL adalah sebuah

proses pendidikan yang bertujuan menolong para siswa melihat makna

di dalam materi akademik yang mereka pelajari dengan cara

menghubungkan subjek-subjek akademik dengan konteks dalam

kehidupan keseharian mereka, yaitu dengan konteks keadaan pribadi,

sosial dan budaya mereka.

Johnson dalam Sugiyanto (2009:15) menjelaskan ada tiga pilar

dalam sistem CTL yaitu:

1) CTL mencerminkan prinsip kesaling-bergantungan. Kesaling-

tergantungan mewujudkan diri, misalnya ketika para siswa

bergabung untuk memecahkan masalah dan ketika para guru

mengadakan pertemuan dengan rekannya. Hal ini tampak jelas

ketika subjek yang berbeda dihubungkan, dan ketika kemitraan

menggabungkan sekolah dengan dunia bisnis dan kornunitas.

2) CTL mencerminkan prinsip diferensiasi. Diferensiasi menjadi

nyata ketika CTL menantang para siswa untuk saling

menghormati keunikan masing-masing, untuk menghormati

perbedaan-perbedaan, untuk menjadi kreatif, untuk bekerja sama,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

untuk menghasilkan gagasan dan hasil baru yang berbeda, dan

untuk menyadari bahwa keragaman adalah tanda kemantapan dan

kekuatan.

3) CTL mencerminkan prinsip pengorganisasian diri.

Pengorganisasian diri terlihat ketika para siswa mencari dan

menemukan kemampuan dan minat mereka sendiri yang berbeda,

mendapat manfaat dari umpan balik yang diberikan oleh penilaian

autentik, mengulas usaha-usaha mereka dalam tuntutan tujuan

yang jelas dan standar yang tinggi, dan berperan serta dalam

kegiatan-kegiatan yang berpusat pada siswa yang membuat hati

mereka bernyanyi.

Dengan pendekatan kontekstual (CTL) proses pembelajaran

diharapkan berlangsung alamiah dalam bentuk kegiatan siswa untuk

bekerja dan mengalami, bukan mentransfer pengetahuan dari guru ke

siswa. Strategi pembelajaran lebih dipentingkan daripada hasil. Dalam

konteks tersebut siswa perlu mengerti apa makna belajar, apa

manfaatnya, mereka dalam status apa dan bagaimana mencapainya.

b. Karakteristik Pembelajaran Kontekstual

Pendekatan pembelajaran kontekstual (Contextual teaching and

learning) memiliki tujuh komponen utama pembelajaran yang efektif,

yaitu: kontruktivisme (contructivism), menemukan (inquiry), bertanya

(questioning), masyarakat belajar (learning community), pemodelan

(modeling), refleksi (reflection), penilaian yang sebenarnya (authentic

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

assesment).

Penerapan masing-masing komponen pembelajaran kontekstual di

atas dijelaskan dalam uraian berikut:

1) Kontruktivisme (contructivism)

Kontruktivisme merupakan landasan berfikir (filosofi)

pendekatan Contextual teaching and learning (CTL), yaitu bahwa

pengetahuan dibangun oleh manusia sedikit demi sedikit, dan

hasilnya diperluas melalui konteks yang terbatas (sempit).

Pengetahuan bukanlah seperangkat fakta-fakta, konsep-konsep atau

kaidah yang siap untuk diambil dan diingat. Manusia harus

mengonstruksi pengetahuan itu dan memberi makna melalui

pengalaman nyata. Dengan dasar itu pembelajaran haruss dikemas

menjadi proses “mengkonstruksi” bukan “menerima” pengetahuan.

Dalam proses pembelajaran, siswa membangun sendiri

pengetahuan mereka melalui keterlibatan aktif dalam proses

belajar-mengajar siswa menjadi pusat kegiatan bukan guru.

Dalam pandangan kontruktivisme “strategi memperoleh”

lebih diutamakan disbanding seberapa banyak siswa memperoleh

dan mengingat pengetahuan. Untuk itu tugas guru adalah

memfasilitasi proses tersebut dengan:

a) Menjadikan pengetahuan bermakna dan relevan bagi siswa.

b) Memberikan kesempatan siswa menemukan dan menerapkan

idenya sendiri.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

c) Menyadarkan siswa agar menerapkan strategi mereka sendiri.

2) Menemukan (inquiry)

Menemukan merupakan bagian inti dari kegiatan

pembelajaran berbassis kontekstual. Pengetahuan dan dan

keterampilan yang diperoleh siswa diharapakan bukan hasil

mengingat seperangkat fakta-fakta, tetapi dari menemukan sendiri.

Guru harus merancang kegiatan yang merujuk pada kegiatan

menemukan, apapun materi yang diajarkannnya.

a) Siklus inquiri

Observasi (Observation)

b) Langkah-langkah kegitan menemukan (inquiry)

Ø Merumuskan masalah (dalam mata pelajaran apapun)

Ø Mengamati atau melakukan observasi

Ø Menganalisis dan menyajikan hasil dalam tulisan, gambar,

laporan, bagan, table, dan karya lainnya.

Ø Mengkomunikasikan atau menyajikan hasil karya pada

pembaca, teman sekelas, guru atau audien lain.

3) Bertanya (questioning)

Bertanya (questioning) merupakan strategi uatama dalam

pembelajaran yang berbasis contextual teaching and learning

(CTL). Bertanya dipandang sebagai kegiatan guru untuk

mendorong, membimbing, dan menilai kemampuan berfikir siswa.

Bagi siswa, kegiatan bertanya merupakan bagian penting dalam

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

melaksanakan pembelajaran yang berbasis inkuiry, yaitu menggali

informasi, mengkonfirmasi apa yang sudah diketahui, dan

mengarahkan pada aspek yang belum diketahuinya.

Bertanya adalah suatu strategi yang digunakan secara aktif

oleh siswa untuk menganalisis dan mengeksplorasi gagasan-

gagasan. Pertanyaan-pertanyaan spontan yang diajukan siswa

daapat digunakan untuk merangsang siswa berfikir, berdiskusi, dan

berspekulasi. Guru dapat menggunakan teknik bertanya dengan

cara memodelkan keingintahuan siswa dan mendorong siswa agar

mengajukan pertanyaan-pertanyaan.

4) Masyarakat belajar (learning community)

Konsep (learning community) menyarankan agar hasil

pembelajaran diperoleh dari kerja sama dengan orang lain. Hasil

belajar diperoleh dari sharing, antar teman, antar kelompok, dan

antar mereka yang tahu ke merekayang belum tahu. Dalam

pembelajaran Contextual teaching and learning (CTL), guru

disarankan selalu melaksanakan pembelajaran dalam kelompok-

kelompok belajar. Siswa dibagi dalam kelompok-kelompok yang

anggotanya heterogen. Yang pandai mengajari yang lemah, yang

tahu memberitahu yang belum tahu, yang cepat menangkap

mendorong temannya yang lambat.

5) Pemodelan (modeling)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Pemodelan artinya, dalam sebuah pembelajaran keterampilan

atau pengetahuan tertentu, ada model yang bias ditiru. Model itu

bias cara pengoperasian sesuatu, cara menggunakan/

mengoperasikan mesin CNC atau yang lainnya.

Dalam pendekatan Contextual Teaching and Learning

(CTL), guru bukan saut-satunya model, model dapat dirancang

dengan melibatkan siswa, model juga dapat didatangkan dari luar.

Contoh praktek pemodelan di kelas adalah guru menunjukkan

mesin CNC, jadi yang dapat digunakan sebagai contoh bagaimana

cara siswa mengoperasikan mesin CNC

6) Refleksi (reflection)

Refleksi adalah cara berfikir tentang apa yang baru dipelajari

atau berfikir kebelakang tentang apa yang telah kita lakukan di

masa yang lalu. Siswa mengedepankan apa yang baru saja

dipelajari sebagai struktur pengetahuan yang baru, yang merupakan

pengayaan atau revisi dari pengetahuan yang sebelumnya.

Realisasi refleksi dapat berupa:

Ø Pernyataan langsung tentang apa-apa yang diperolehnya hari

itu.

Ø Catatan atau jurnal di buku siswa.

Ø Kesan dan saran siswa mengenai pembelajaran hari itu.

Ø Diskusi

Ø Hasil karya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

7) Penilaian yang sebenarnya (authentic assessment)

Penilaian adalah proses pengumpulan berbagai data yang bias

memberikan gambaran perkembangan belajar siswa. Gambaran

perkembangan belajar siswa perlu diketahui oleh guru agar bias

memastikan bahwa siswa mengalami proses pembelajaran. Apabila

data yang yang dikumpulkan oleh guru mengidentifikasi bahwa

siswa mengalami kemacetan dalam belajar, maka guru segera bisa

mengambil tindakan yang tepat agar siswa terbatas dari kemacetan

belajar. Karena gambaran dlam proses kemajuan tentang belajar itu

diperlukan sepanjang proses pembelajaran, maka assessment tidak

hanya dilakukan akhir periode (semester) pembelajaran seperti

pada kegiatan evaluasi hasil belajar seperti UAS/UAN, tetapi

dilkukan bersama dengan secara terintregasi (tidak terpisahkan)

dari kegiatan pembelajaran.

Data yang dikumpulkan dalam assessmet bukanlah untuk

mencari informasi tentang belajar siswa, pembelajaran yang benar

memang seharusnya ditekankan pada upaya membantu siswa agar

mampu mempelajari, bukan ditekankan pada perolehan sebanyak

mungkin informasi di akhir pembelajaran. Karena assessment

menekan proses pembelajaran, maka data yang dikumpulkan harus

diperoleh dari kegiatan nyata yang dikerjakan siswa pada saat

melakukan pembelajaran.

Prinsip-prinsip yang dipakai dalam penilaian authentic adalah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

sebagai berikut.

Ø Harus mengukur semua aspek pembelajaran: proses, kinerja,

dan produk.

Ø Dilaksanakan selama dan sesudah proses pembelajaran

berlangsung.

Ø Menggunakan berbagai cara dan berbagai sumber.

Ø Tes hanya sebagai salah satu alat pengumpul data penilaian.

Ø Penilaian harus menekankan kedalaman pengetahuan dan

keahlian siswa bukan keluasannya.

Ø Tugas-tugas yang diberikan harus mencerminkan bagi

kehidupan siswa yang nyata setiap hari.

Karakteristik authenthic assessment dapat dikemukakan

butir-butir berikut:

Ø Dilaksanakan selama dan sesudah proses pembelajaran

berlangsung.

Ø Bisa digunakan untuk formatif maupun sumatif.

Ø Yang diukur ketrampilan performance, bukan mengingat fakta.

Ø Berkesinambungan.

Ø Terintegrasi.

Ø Dapat digunakan untuk feed back.

c. Penerapan Pembelajaran Kontekstual

1. Perencanaan Pembelajaran

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Perencanaan pembelajaran adalah rangkaian kegiatan yang

akan dilaksanakan dalam proses pembelajaran/ interaksi antara

peserta didik dengan pendidikan dan sumber belajar pada suatu

lingkungan belajar (Mudiastuti, 2005: 2). Kegiatan perencanaan

pembelajaran oleh guru meliputi penyusunan perangkat

pembelajaran antara lain: Program Tahunan (PROTA), Program

Semester (PROMES), Silabus, Rencana Pembelajaran, Buku Siswa

serta Instrumen Evaluasi, yang mengacu pada format pembelajaran

kontekstual.

2. Proses Pembelajaran

Dalam proses pembelajaran yang mengacu pada penekatan

kontekstual, proses belajar mengajar didominasi oleh aktivitas

siswa sedangkan guru hanya berperan sebagai fasilitator bagi siswa

dalam menemukan suatu konsep atau memecahkan suatu masalah.

Kegiatan pembelajaran dilaksanakan tidak hanya di dalam kelas,

tetapi juga dilaksanakan di luar kelas atau lingkungan sekitar

dengan menggunakan berbagai media pembelajaran yang efektif

dan menggunakan strategi pengajaran yang berasosiasi dengan

pendekatan kontekstual. Dalam pembelajaran kontekstual sumber

belajar tidaak hanya berasal dari guru, tetapi dari berbagai sumber,

seperti buku paket, media massa, lingkungan dan lain-lain.

3. Evaluasi pembelajaran

Kegiatan evaluasi dalam pembelajaran kontekstual mengacu

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

pada prinsip penilaian yang sebenarnya (authentic assessment).

Kegiatan evaluasi dilaksanakan selama dan sesudah proses

pembelajaran, dengan menggunakan berbagai cara dan berbagai

sumber yang mengukur semua aspek pembelajaran, yaitu: proses,

kinerja dan produk.

4. Prinsip Penerapan Pembelajaran Kontekstual

Dalam penerapan pendekatan pembelajaran kontekstual guru

harus memegang beberapa prinsip pembelajaran berikut ini.

Ø Merencanakan pembelajaran sesuai dengan perkembangan

mental.

Ø Membentuk kelompok belajar yang saling bergantung.

Ø Menyediakan lingkungan yang mendukung pembelajaran

mandiri.

Ø Mempertimbangkan keragaman siswa (diversity of student).

Ø Memperhatikan multi-intelegensi (multiple inteligences) siswa.

Ø Melakukan teknik-teknik bertanya (questoning).

Ø Menerapkan penilaian authentic (authentic assessment).

3. Metode Demonstrasi

a. Pengertian Metode Demonstrasi

Pengertian Metode Demonstrasi ialah metode mengajar dengan

menggunakan peragaan untuk memperjelas suatu pengertian atau untuk

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

memperlihatkan bagaimana berjalannya atau bekerjanya suatu proses

atau langkah-langkah kerja dari suatu alat atau instrumen tertentu

kepada siswa.

Untuk memperjelas pengertian tersebut dalam prakteknya dapat

dilakukan oleh guru atau anak didik itu sendiri. Metode Demonstrasi

cukup baik apabila digunakan dalam penyampaian bahan pelajaran

sains dan teknologi, misalnya : bagaimana cara kerja suatu mesin atau

apa yang terjadi jika suatu balon berisi air dibakar dengan api dsb.

Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam metode demonstrasi :

1) Demonstrasi akan menjadi metode yang tidak wajar apabila alat

yang di Demonstrasikan tidak bisa di amati dengan seksama oleh

siswa. Misalnya alatnya terlalu kecil atau penjelasannya tidak jelas.

2) Demonstrasi menjadi kurang efektif bila tidak diikuti oleh aktivitas

di mana siswa sendiri dapat ikut memperhatikan dan menjadi

aktivitas mereka sebagai pengalaman yang berharga.

3) Tidak semua hal dapat didemonstrasikan di kelas karena alat-alat

yang terlalu besar atau yang berada di tempat lain yang tempatnya

jauh dari kelas.

4) Hendaknya dilakukan dalam hal-hal yang bersifat praktis tetapi

dapat membangkitkan minat siswa.

5) Guru harus dapat memperagakan demonstrasi dengan sebaik-

baiknya, karena itu guru perlu mengulang-ulang peragaan di rumah

dan memeriksa semua alat yang akan dipakai sebelumnya sehingga

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

sewaktu mendemonstrasikan di depan kelas semuanya berjalan

dengan baik.

Kelebihan metode demonstrasi adalah:

1) Perhatian anak didik dapat dipusatkan, dan titik berat yang di

anggap penting oleh guru dapat di amati.

2) Perhatian anak didik akan lebih terpusat pada apa yang

didemonstrasikan, jadi proses anak didik akan lebih terarah dan akan

mengurangi perhatian anak didik kepada masalah lain.

3) Dapat merangsang siswa untuk lebih aktif dalam mengikuti proses

belajar.

4) Dapat menambah pengalaman anak didik.

5) Bisa membantu siswa ingat lebih lama tentang materi yang di

sampaikan.

6) Dapat mengurangi kesalah pahaman karena pengajaran lebih jelas

dan konkrit.

7) Dapat menjawab semua masalah yang timbul di dalam pikiran setiap

siswa karena ikut serta berperan secara langsung.

Kelemahan metode demonstrasi adalah:

1) Memerlukan waktu yang cukup banyak.

2) Apabila terjadi kekurangan media, metode demonstrasi menjadi

kurang efesien.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

3) Memerlukan biaya yang cukup mahal, terutama untuk membeli

bahan-bahannya.

4) Memerlukan tenaga yang tidak sedikit.

5) Apabila siswa tidak aktif maka metode demonstran menjadi tidak

efektif.

b. Langkah-langkah dalam penerapan metode demonstrasi adalah:

1) Perencanaan

Dalam perencanaan hal-hal yang dilakukan ialah :

Ø Merumuskan tujuan yang baik dari sudut kecakapan atau kegiatan

yang diharapkan dapat tercapai setelah metode demontrasi

berakhir.

Ø Menetapkan garis-garis besar langkah-langkah demonstrasi yang

akan di laksanakan.

Ø Memperhitungkan waktu yang di butuhkan.

Ø Selama demonstrasi berlangsung guru harus intropeksi diri

apakah :

· Keterangan-keterangan dapat di dengar dengan jelas oleh

siswa

· Apakah semua media yang di gunaka telah di tempatkan pada

posisi yang baik, hingga semua

· siswa dapat melihat semuanya dengan jelas

· Siswa membuat catatan-catatan yang dianggap perlu

Ø Menetapkan rencana penilaian terhadap kemampuan anak didik

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

2) Pelaksanaannya:

Hal-hal yang di lakukan adalah :

Ø Memeriksa hal-hal tersebut di atas untuk kesekian kalinya

Ø Melakukan demonstrasi dengan menarik perhatian siswa.

Ø Mengingat pokok-pokok materi yang akan di demonstrasikan

agar mencapai sasaran.

Ø Memperhatikan kedaan siswa, apakah semuanya mengikuti

demonstrasi dengan baik.

Ø Memberikan kesempatan pada siswa untuk aktif.

Ø Menghindari ketegangan

Ø Evaluasi : dapat berupa pemberian tugas, seperti membuat

laporan, menjawab pertanyaan, mengadakan latihan lebih lanjut,

baik di sekolah ataupun di rumah.

4. Metode Simulasi Komputer

Menurut Sudjana (2000:89) simulasi berasal dari kata simulate yang

berarti berpura-pura atau berbuat seolah-olah. Kata simulation berarti

tiruan atau perbuatan yang berpura-pura, dengan demikian simulasi dalam

metode mengajar dimaksudkan sebagai cara untuk menjelaskan sesuatu

(materi pelajaran) melalui perbuatan yang bersifat pura-pura atau melalui

proses tingkah laku imitasi yang dilakukan seolah-olah dalam keadaan yang

sebenarnya.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Metode simulasi adalah bentuk metode praktek yang sifatnya untuk

mengembangkan ketermpilan peserta belajar (keterampilan mental maupun

fisik/teknis). Metode ini memindahkan suatu situasi yang nyata ke dalam

kegiatan atau ruang belajar karena adanya kesulitan untuk melakukan

praktek didalam situasi yang sesungguhnya. Misalnya: sebelum melakukan

praktek penerbangan, seorang siswa sekolah penerbangan melakukan

simulasi penerbangan terlebih dahulu (belum benar-benar terbang). Situasi

yang dihadapi dalam simulasi ini harus dibuat seperti benar-benar

merupakan keadaan yang sebenarnya (replikasi kenyataan).

Tujuan menggunakan metode simulasi dalam mengajar adalah

melatih ketrampilan tertentu baik bersifat profesional maupun bagi

kehidupan sehari-hari, memperoleh pemahaman suatu konsep atau prinsip,

melatih memecahkan masalah, meningkatkan keaktifan belajar dengan

melibatkan siswa dalam mempelajari situasi yang hampir serupa dengan

kejadian sebenarnya, memberikan motivasi belajar kepada siswa, melatih

siswa untuk mengadakan kerja sama dengan situasi kelompok,

menumbuhkan daya kreatif siswa, melatih siswa untuk mengembangkan

sikap toleransi (Sudjana, 2000:89-90).

Ada beberapa bentuk simulasi, yaitu Peer teaching, sosiodrama,

psikodrama, simulasi game, dan role playing.

Pada kegiatan akhir pembelajaran siswa diberi kesempatan membuat

kesimpulan sendiri mengenai hal yang telah disimulasikan, maka siswa

akan menjadi lebih aktif dalam KBM. Setelah siswa aktif dalam KBM

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

diharapkan pemahaman siswa terhadap materi pelajaran yang dipelajari

menjadi meningkat, dengan meningkatnya pemahaman tersebut dapat juga

meningkatkan hasil belajar siswa. Seperti yang telah dilakukan oleh guru

mata pelajaran Mesin CNC di SMK Negeri 2 Sragen sudah menerapkan

metode simulasi untuk membelajarkan kompetensi dengan menggunakan

komputer. Dengan menggunakan perangkat komputer para siswa

memprogram mesin CNC layaknya pada mesin CNC sebenarnya.

5. Motivasi

Motivasi ialah dorongan kerja yang timbul pada diri seseorang untuk

berperilaku dalam mencapai tujuan yang telah ditentukan.

Motivasi adalah proses membangkitkan, mengarahkan dan

memantapkan perilaku arah suatu tujuan. Motivasi merupakan hal yang

melatar belakangi individu berbuat untuk mencapai tujuan tertentu.

Motivasi adalah kesediaan individu untuk mengeluarkan berbagai upaya

dalam memenuhi kebutuhankebutuhannya. Motivasi dapat dicermati dari

ketegangan yang dialami oleh individu, semakin besar ketegangan, semakin

tinggi tingkat upaya yang ditunjukkan individu dalam mencapai tujuannya.

Motivasi adalah suatu perubahan energi dalam diri seseorang yang

ditandai dengan munculnya perasaan yang didahului dengan tantangan

terhadap adanya tujuan (McDonald dalam Okky Pujaan, 2010:12). Motivasi

adalah suatu yang disadari untuk menggerakkan, mengarahkan, dan

menjaga tingkah laku seseorang agar terdorong untuk melakukan tindakan

sehingga mencapai hasil atau tujuan tertentu. Motivasi merupakan proses

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

psikologis yang terjadi antara sikap, kebutuhan, persepsi, proses belajar,

dan pemecahan masalah. Motivasi dianggap sebagai pengaturan tingkah

laku individu karena adanya stimulus atau dorongan dari dalam maupun

dari luar untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Menurut Handayaningrat

(dalam Okky Pujaan, 2010:12), motivasi menyangkut reaksi berantai, yaitu

dimulai dari kebutuhan yang dirasakan, lalu timbul keinginan atau sasaran

untuk mencapai tujuan yang berakhir dengan pemuasan.

McClelland mengemukakan tiga motivasi dasar manusia. Tiga

motivasi itu adalah motivasi untuk mencapai prestasi, motivasi untuk

berafiliasi dan motivasi akan kekuasaan.

Motivasi merupakan suatu proses psikologis yang

mencerminkan interaksi antara sikap, kebutuhan, persepsi, dan keputusan

yang terjadi pada diri seseorang. Dan motivasi sebagai proses psikologis

timbul diakibatkan den faktor di dalam diri seseorang itu sendiri yang

disebut intrinsik atau faktor di luar diri yang disebut faktor ekstrinsik.

Motivasi berasal dari kata Latin movere yang berarti dorongan atau

menggerakkan. Pentingnya motivasi adalah karena motivasi adalah hal

yang menyebabkan, menyalurkan dan mendukung perilaku manusia, supaya

mau bekerja giat dan antusias mencapai hasil yang optimal (Hasibuan,

2005:84). Motivasi adalah tenaga yang menggerakkan dan mengarahkan

aktivitas seseorang dan dapat merupakan tujuan dan alat dalam

pembelajaran serta berkaitan dengan minat. Motivasi bisa bersifat internal,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

artinya datang dari dirinya sendiri; dapat juga bersifat external yaitu dari

guru, orang tua, teman dan sebagainya .

Faktor di dalam diri seseorang dapat berupa kepribadian, sikap,

pengalaman dan pendidikan, atau berbagai harapan, cita-cita yang

menjangkau ke masa depan.

Sedang faktor di luar diri, dapat ditimbulkan oleh berbagai sumber,

bisa karena pengaruh pemimpin, kolega atau faktor-faktor lain yang sangat

kompleks. Tetapi baik faktor intrinsik maupun faktor luar motivasi

timbul karena adanya rangsangan.

6. Motivasi Berwirausaha

Dalam bahasa Indonesia kata wirausaha adalah padanan dari

bahasa Prancis yaitu entrepreneur, yang sudah dikenal sejak abad 17. Istilah

entrepreneur diungkapkan pertama kali oleh Richard Cantillon, salah satu

pakar ekonomi Perancis. Kata wirausaha merupakan gabungan dari dua kata

yaitu wira yang berarti gagah berani, dan kata usaha. Jadi bisa diartikan

bahwa wirausaha adalah orang yang gagah berani dalam usaha.

Menurut Bygrave (dalam Okky Pujaan, 2010:24) wirausaha adalah

orang yang mampu melihat adanya peluang dan menciptakan suatu

organisasi untuk memanfaatkan peluang tersebut. Bygrave mengemukakan

10 konsep D, (1) dream yaitu adanya suatu visi ke masa depan dan

memiliki keinginan yang kuat untuk mewujudkan visi tersebut,(2)

decisiveness yaitu kecepatan dan ketepatan dalam mengambil keputusan

ketika menjalankan usaha, (3) doers yaitu mengerjakan sesegera mungkin

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

apa yang telah direncanakan,(4) determination yaitu adanya tanggung

jawab yang tinggi dan tidak mudah menyerah walau ada banyak

halangan, (5) dedication yaitu mengerjakan sesuatu dengan penuh

semangat dan dedikasi, (6) devotion yaitu mencintai produk yang dibuat

sehingga mendorong wirausaha untuk mencapai keberhasilan, (7) details

yaitu memperhatikan detil-detil dari produk yang dibuat, (8) destiny yaitu

seorang wirausaha yang bebas dan tidak tergantung pada orang lain, (9)

dollars yaitu motivasi utama dari wirausaha tidak selalu karena faktor

uang, tetapi uang sebagai ukuran kesuksesan bisnis, (10) distribute yaitu

mau saling berbagi dengan orang kepercayaan dengan catatan bahwa orang

tersebut adalah orang yang kritis dan mau diajak sukses dalam berbisnis.

Dalam berwirausaha peran motivasi, terutama motivasi untuk

berhasil menjadi sangat penting. Sebab di dalam motivasi terdapat sejumlah

motif yang akan menjadi pendorong (drive/stimulus) tercapainya

keberhasilan. Apalagi di dalam motivasi berwirausaha diperlukan daya

juang untuk sukses, mau belajar melihat keberhasilan orang lain, memiliki

dorongan kuat untuk mengatasi semua kendala dalam berwirausaha.

Pasalnya, keberhasilan berwirausaha tidak dengan seketika diperoleh. Itu

sebabnya bagi para pemula atau pebisnis kawakan aspek-aspek yang

disebutkan tadi penting dimiliki dan menjadi modal untuk meraih sukses.

Pengertian motivasi seperti yang dikemukakan di atas mengacu pada

timbulnya dorongan. Sedangkan berwirausaha merupakan salah satu objek

pekerjaan di samping pekerjaan lain, yakni pegawai negeri atau pegawai

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

swasta. Dengan demikian motivasi berwirausaha diartikan sebagai tenaga

dorongan yang menyebabkan siswa melakukan suatu kegiatan

berwirausaha. Dengan demikian adanya perasaan senang yang menyertai

timbulnya motivasi berwirausaha. Rangsangan-rangsangan dari objek

wirausaha akan menumbuhkan motivasi dan motivasi yang telah tumbuh

akan merupakan dorongan dan motor untuk mencapai tujuan pemenuhan

kebutuhan. Suatu perbuatan dimulai dengan adanya ketidakseimbangan

dalam diri seseorang. Keadaan tidak seimbang ini tidak menyenangkan

sehingga timbul kebutuhan untuk menghilangkan ketidakseimbangan

tersebut. Kebutuhan ini menimbulkan dorongan atau motif untuk berbuat

sesuatu. Setelah perbuatan tersebut dilakukan maka tercapai keadaan

seimbang dalam diri siswa. Kebutuhan yang sudah tercapai dengan hasil

baik akan memberikan kepuasan dan timbulnya rasa puas pada diri siswa

akan diikuti perasaan senang. Akan tetapi keseimbangan tersebut tidak

berlangsung untuk selamanya karena akan timbul ketidakseimbangan baru

yang menyebabkan proses motivasi di atas diulangi. Motivasi mengacu

pada tiga hal yaitu motivasi untuk mencapai prestasi (need of achievement),

motivasi untuk berafiliasi (need of affiliation) dan motivasi untuk berkuasa

(need of power).

Dari pengertian tersebut diartikan bahwa pengertian wirausaha adalah

seseorang yang mampu mengorganisir, mengelola, dan berani

mengambil resiko untuk memulai suatu usaha baru dan peluang berusaha.

Sukardi (dalam Riyanti, 2003 : 86) mengemukakan bahwa wirausaha adalah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

seseorang yang berani mengambil resiko untuk menemukan suatu peluang

usaha, mendirikan, mengelola, mengembangkan, dan melembagakan

perusahaan sendiri yang mana kelangsungan hidupnya bergantung

pada tindakan yang dilakukan sendiri.

Berdasarkan pemaparan mengenai definisi dari motivasi dan

definisi dari wirausaha, peneliti menyimpulkan bahwa motivasi

wirausaha adalah suatu motif yang ada dalam diri seseorang yang mana

motif tersebut memiliki tujuan untuk mencapai prestasi yang lebih baik,

tercapainya suatu hubungan yang hangat dengan orang lain serta adanya

peran sebagai figur pemimpin dalam proses pengembangan diri dalam

memanfaatkan suatu sumber daya yang ada dan berani untuk mengambil

resiko demi mancapai suatu kesuksesan.

7. Mesin CNC (Computer Numerical Control)

Dalam perkembangan komputer dewasa ini telah banyak diaplikasikan

kedalam alat-alat mesin perkakas diantaranya mesin bubut, mesin frais, mesin

gerinda, mesin bor, mesin las dan lain – lain. Perpaduan teknologi komputer

dan teknologi mekanik inilah yang selanjutnya dinamakan mesin CNC

(Computer Numerical Control). Apabila dibandingkan dengan mesin perkakas

konvensional yang setaraf dan sejenis mesin perkakas CNC lebih teliti

(accurate), lebih tepat (presisi), luwes (fleksibel), dan cocok untuk produksi

massal.

CNC (Computer Numerical Control) adalah salah satu sistem pengendali

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

yang banyak digunakan untuk mengendalikan atau mengatur pengoperasian

mesin perkakas. Mesin perkakas yang dilengkapi dengan sistem CNC (Mesin

Perkakas CNC) secara umum tidak berbeda dengan mesin perkakas

konvensional.

Fungsi CNC dalam hal ini lebih banyak menggantikan pekerjaan

operator dalam mesin perkakas konvensional, misalnya pekerjaan mengatur

gerakan pahat sampai pada posisi siap memotong, gerakan pemotongan, dan

gerakan kembali ke posisi siap memotong. Demikian pula dengan pengaturan

kondisi pemotongan (kecepatan potong, kecepatan makan, dan kedalaman

pemotongan) serta fungsi pengaturan yang lain seperti penggantian pahat,

pengubahan transmisi daya (jumlah putaran poros utama), dan arah putaran

poros utama, pengekleman, pengaturan cairan pendingin, dan sebagainya.

(Widarto,2008:407)

Menurut John Polywka (1992:1) Tipe Mesin CNC secara garis besar

mesin dengan kontrol numerik dibagi dalam dua kelompok dasar yaitu :

a) Numerical Control (NC).

NC (Numerical Control ) : suatu sistem pengendali otomatis yang

bekerjanya menggunakan kode – kode huruf dan angka.

b) Computer Numerical Control (CNC).

CNC ( Computer Numerical Control ) : suatu sistem pengendali otomatis

yang menggunakan kode huruf dan angka yang didalamnya terdapat

sistem komputer (mikro prosesor).

Program adalah sejumlah perintah dalam bentuk kode yang dipakai untuk

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

mengendalikan mesin.Permograman adalah pemberian sejumlah erintah dalam

bentuk kode yang dimengerti oleh mesin guna mengendalikan mesin tersebut.

Seorang pembuat program sebelum melakukan pemrograman harus

memiliki pengetahuan dan pemahaman yang mendasar tentang: a) gambar kerja,

b) urutan pengerjaan, c) alat-alat potong, d) teknologi mengenai berbagai metode

produksi (proses pemesinan) seperti membubut, mengefrais, mengebor dan lain-

lain, dan e) teknik pemasangan/pemuatan benda kerja.

Dalam pemrograman mesin digunakan berbagai macam bahasa

pemrograman, antara lain:

· GTL, yaitu bahasa permograman yang digunakan pada komputer mini.

Bahasa pemrograman ini akrab bagi pemrograman NC dan CNC.

· Compact II yangmerupakan bahasa pemrograman yang universal.

· MINI APT, yaitu bahasa pemrograman yang cocok untuk mesin-mesin dan

benda-benda kerja yang jenisnya banyak.

· MITURN, yaitu bahasa pemrograman yang hanya digunakan untuk pekerjaan

bubut, yaitu bahasa pemrograman dengan karakteristik sebagai berikut:

Ø hanya perlu melakukan instruksi-instruksi kontur.

Ø Informasi alat-alat potong tidak perlu digunakan.

Ø Petunjuk teknologi dihitung sendiri oleh MITURN.

Ø Petunjuk input yang diberikan sedikit.

· Bahasa pemrograman Sinumerik yang dikeluarkan oleh Jerman.

· Bahasa pemrograman Panuc yang dikeluarkan oleh Jepang.

· Bahasa pemrograman Emcotronic yang dikeluarkan oleh EMCo Maier

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Austria.

Selain bahasa pemrograman diperlukan juga metode pemrograman terhadap

mesin, yaitu:

· Berdasarkan cara pemuatan ke mesin: Pemrograman manual, pemrograman ekstrnal,

dan pemrograman dengan menggunakan Komputer eksternal.

· Berdasarkan metode pengukuran: pemrograman absolut dan pemrograman inkrimental.

B. Penelitian yang Relevan

Hasil penelitian terdahulu yang berhubungan dengan penelitian ini anatar

lain dilakukan oleh : Ratna Purwitasari yang berjudul : Efektivitas metode

pembelajaran Somatis Auditori Visual Intelektual (SAVI) dan metode demonstrasi

terhadap prestasi belajar fisika siswa SMA Negeri di Kabupaten Ngawi ditinjau

dari kemampuan awal fisika Tahun pelajaran 2009/2010 (Eksperimen di SMA

Negeri 1 Jogorogo dan SMA Negeri 1 Sine). Tesis Program Studi TP Program

Pascasarjana Universitas Sebelas Maret. 2009.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui : 1. Untuk mengetahui metode

yang menghasilkan prestasi belajar fisika lebih baik, metode SAVI atau metode

demonstrasi.2. Untuk mengetahui kemampuan awal yang menghasilkan prestasi

belajar fisika lebih baik, siswa-siswa yang .memiliki kemampuan awal tinggi atau

siswa-siswa yang mempunyai kemampuan awal rendah. 3. Untuk mengetahui

pada metode SAVI, yang menghasilkan prestasi belajar fisika lebih baik, siswa-

siswa yang memiliki kemampuan awal tinggi atau siswa-siswa yang memiliki

kemampuan awal rendah. 4. Untuk mengetahui pada metode demonstrasi, yang

menghasilkan prestasi belajar fisika lebih baik, siswa-siswa yang memiliki

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

kemampuan awal tinggi atau siswa-siswa yang memiliki kemampuan awal

rendah.5. Untuk mengetahui pada siswa-siswa yang mempunyai kemampuan awal

tinggi, prestasi belajar fisika lebih baik, metode SAVI atau metode demonstrasi. 6.

Untuk mengetahui pada siswa-siswa yang mempunyai kemampuan awal rendah,

prestasi belajar fisika lebih baik, metode SAVI atau metode demonstrasi.

Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri di Kabupaten Ngawi tahun

pelajaran 2009/2010. Metode penelitian yang digunakan adalah metode

eksperimen. Teknik Analisis yang digunakan adalah Analisis Varians (ANAVA)

dua jalan 2 x 2 dengan taraf signifikansi 5%.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa : (1). terdapat perbedaan prestasi

belajar fisika pada penerapan metode pembelajaran SAVI antara siswa yang

memiliki kemampuan awal tinggi dengan rendah, perhitungan statistik Fh > Ft =

12,422 > 8,22. (2) Tidak terdapat perbedaan prestasi belajar fisika pada penerapan

metode pembelajaran demonstrasi antara siswa yang memiliki kemampuan awal

yang tinggi dengan rendah, perhitungan statistik Fh < Ft = 0,100 > 8.22. (3)

Terdapat perbedaan prestasi belajar fisika antara siswa dalam metode

pembelajaran SAVI yang memiliki kemampuan awal tinggi dengan metode

Demonstrasi yang memiliki kemampuan awal yang tinggi, perhitungan statistik Fh

> Ft = 11,622 > 8,22. (4). Tidak terdapat peerbedaan prestasi belajar fisika antara

siswa dengan metode pembelajaran SAVI dengan Demonstrasi yang memiliki

kemampuan awal rendah, perhitungan statistik Fh < Ft = 0,005 < 8,22.

C. Kerangka Pemikiran

Berdasarkan kajian teori di atas, maka dapat dikemukakan

kerangka pemikiran sebagai berikut:

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

SMK Kejuruan, program keahlian teknik pemesinan, siswa

mempelajari berbagai pengetahuan dan keterampilan di bidang

permesinan. Berbagai pengetahuan dan keterampilan tersebut nantinya

diharapkan dapat digunakan untuk bekerja dalam rangka memperoleh

penghasilan.

Pembelajaran yang dilakukan di SMK program keahlian teknik

pemesinan, salah satunya mata diklat Memprogram mesin CNC. Pada

mata diklat ini, siswa belajar tentang cara Memprogram mesin CNC,

baik secara teori maupun praktik. Dengan mempelajari teori dan

praktek, maka siswa akan memiliki kemampuan Memprogram mesin

CNC. Tinggi rendahnya kemampuan tersebut diperoleh dari mempelajari

teori secara serius, maupun dengan melakukan praktek laboratorium.

Untuk mendukung keberhasilan pembelajaran di SMK, diberikan

juga berbagai mata pelajaran diantaranya mata pelajaran

kewirausahaan. Mata pelajaran ini diharapkan dapat menumbuhkan

motivasi berwirausaha pada diri siswa SMK.

Pembelajaran Memprogram mesin CNC dilakukan dengan Simulasi

Komputer untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam menyusun

program CNC. Untuk memberikan pengetahuan yang lebih tentang

keaadaan yang sebenarnya siswa perlu mengetahui mesin CNC yang

nyata, maka diperlukan demonstrasi sesuai kelebihan metode tersebut

sehingga siswa benar – benar memahami proses kerja mesin. Dalam

motivasi wirausaha akan mengacu pada motivasi untuk berprestasi,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

berafiliasi, dan berkuasa (menguasai sesuatu).

Dengan pemikiran bahwa pembelajaran CTL dengan metode

demonstrasi diperlukan bersama dengan simulasi komputer agar siswa

lebih memahami pemrograman mesin CNC, di dukung dengan motivasi

wirausaha tinggi maka kemampuan memprogram mesin CNC menjadi

lebih baik.

Berbekal materi pelajaran dengan pendekatan CTL dengan metode

demonstrasi dan simulasi komputer serta motivasi berwirausaha tinggi

maka kemampuan memprogram mesin CNC lebih baik dari pada yang

hanya menggunakan simulasi komputer saja.

Berdasarkan uraian di atas, dapat digambarkan sebagai berikut:

Gambar 1.

Kerangka Pemikiran D. Hipotesis

Berdasarkan kajian teori dan kerangka pemikiran di atas, maka

dapat diajukan hipotesis sebagai berikut:

1. Lebih efektif pembelajaran CTL dengan metode demonstrasi dengan

simulasi komputer daripada simulasi komputer saja dalam menyiapkan

kemampuan siswa memprogram mesin CNC sebelum melakukan kerja

Motivasi berwirausaha

Kemampuan memprogram mesin

CNC

Pembelajaran CTL dengan Metode

Demonstrasi dengan simulasi komputer

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

praktek industri pada siswa kelas XI Program Keahlian Teknik

Pemesinan SMK Negeri 2 Sragen?

2. Lebih efektif motivasi berwirausaha tinggi dari pada motivasi

berwirausaha rendah dalam menyiapkan kemampuan siswa memprogram

mesin CNC sebelum melakukan kerja praktek industri pada siswa kelas

XI Program Keahlian Teknik Pemesinan SMK Negeri 2 Sragen?

3. Lebih efektif pembelajaran CTL dengan metode demonstrasi dengan

simulasi komputer dan motivasi berwirausaha tinggi daripada simulasi

komputer saja dalam menyiapkan kemampuan siswa memprogram mesin

CNC sebelum melakukan kerja praktek industri pada siswa kelas XI

Program Keahlian Teknik Pemesinan SMK Negeri 2 Sragen?

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Metode penelitian menurut Riduwan (2008:49) “dapat berbentuk

metode penelitian survei, expost facto, eksperimen, naturalistik, policy

research, action research, evaluasi, dan sejarah”. Dari berbagai macam jenis

metode penelitian tersebut, penelitian ini menggunakan metode penelitian

survey. Menurut Kerlinger yang dikutip oleh Riduwan (2008: 49) “penelitian

survei adalah penelitian yang dilakukan pada poulasi besar maupun kecil, tetapi

data yang dipelajari adalah data dari sampel yang diambil dari populasi

tersebut, sehingga ditemukan kejadian-kejadian relatif, distribusi, dan hubungan

antar variabel sosioogi maupun psikologis”.

Dari pengertian tersebut, maka sesuai dengan tujuan penelitian, bahwa

penelitian ini menggunakan metode penelitian ujicoba karena ingin mengetahui

perbedaan efektivitas pembelajaran CTL dengan metode demonstrasi dan

simulasi komputer dibandingkan dengan simulasi komputer saja, serta motivasi

berwirausaha.

B. Tempat dan waktu penelitian

1. Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SMK Negeri 2 Sragen, dengan objek

penelitian kelas XI Program Teknik Pemesinan pada tahun pelajaran

2010/2011. Adapun alasan pemilihan tempat tersebut adalah:

48

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

a. SMK Negeri 2 Sragen merupakan SMK yang ada program keahlian

Teknik Pemesinan, juga terdapat pelajaran memprogram mesin CNC.

b. Lokasinya yang mudah untuk dicapai oleh peneliti.

c. Ingin memberikan masukan melalui hasil penelitian agar SMK Negeri 2

Sragen semakin berkembang dengan baik.

2. Waktu Penelitian

Penelitian ini mulai dilaksanakan bulan Januari sampai dengan bulan

Maret 2011. Adapun langkah-langkah yang ditempuh dalam penelitian ini

yaitu mengajukan judul, menyusun proposal, menyusun instrumen

penelitian, melakukan analisis data, menyusun laporan penelitian, dan

mempertanggung jawabkan hasil penelitian.

C. Populasi dan Sampel

1. Penetapan Populasi

Suharsimi Arikunto (2002: 108) menyatakan bahwa “Populasi

adalah keseluruhan subjek penelitian”. Pendapat lain dikemukakan oleh

Riduwan (2008: 55) bahwa “Populasi merupakan objek atau subjek yang

berada pada suatu wilayah dan memenuhi syarat-syarat tertentu berkaitan

dengan masalah penelitian”. Dari Pendapat tersebut dapat diambil

kesimpulan bahwa populasi adalah keseluruhan subjek dan objek penelitian

sebagai sumber data yang memiliki karakteristik tertentu di dalam suatu

penelitian.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Populasi yang digunakan dalam penelitian adalah siswa kelas XI

Program Keahlian Teknik Pemesinan SMK Negeri 2 Sragen pada tahun

pelajaran 2010/2011 yang terbagi menjadi 4 kelas pararel.

2. Sampel Penelitian

Suharsimi Arikunto (2002: 109) menyatakan bahwa ”sampel adalah

sebagian atau wakil populasi yang diteliti. Dinamakan sampel apabila kita

bermaksud untuk menggeneralisasikan hasil penelitian sampel”. Riduwan

(2008: 56) menyatakan bahwa ”sampel adalah sebagian dari populasi yang

mempunyai ciri-ciri atau keadaan tertentu yang akan diteliti”. Berdasarkan

pengertian tersebut, maka sampel adalah sebagian dari populasi yang

memiliki ciri-ciri yang sama dengan populasi.

Jumlah sampel dalam penelitian lebih sedikit dari populasi. Untuk

menetapkan jumlah sampel maka dapat dilakukan dengan berbagai cara.

Sampel yang diambil, menurut Sumadi Suryabrata (2008: 37) harus

memenuhi empat parameter yaitu variabilitas populasi, besar sampel, teknik

penentuan sampel, dan kecermatan memasukkan ciri-ciri populasi dalam

sampel”. Dengan adanya pendapat tersebut, maka penentuan sampel dalam

penelitian ini salah satunya harus menggunakan teknik yang tepat. Menurut

Riduwan (2008: 57) ”ada dua macam teknik pengambilan sampel, yaitu

probability sampling dan non probability sampling”. Jadi, dalam

menentukan sampel harus menggunakan teknik tertentu agar dapat mewakili

populasi.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

3. Teknik Pengambilan sampel

Penelitian ini mengambil sampel dari populasi secara cluster random

sampling, yaitu pengambilan sampel dari populasi yang terbagi ke dalam

kelompok secara acak. Adapun pengambilan sampel dalam penelitian ini

adalah sebagai berikut:

Kelas XI TP-1 sebagai kelompok dengan demonstrasi dengan

simulasi komputer.

Kelas XI TP-2 sebagai kelompok dengan simulasi komputer.

D. Definisi Variabel

1) Pembelajaran CTL dengan metode demonstrasi dengan simulasi

komputer (X1) adalah metode mengajar dengan latihan penggunaan alat

yang sesungguhnya dan /atau alat dengan ukuran dan jumlah lebih kecil

daripada alat yang sebenarnya. Demostrasi dilakukan setelah melakukan

simulasi komputer, yaitu membuat program mesin CNC dengan bantuan

tampilan mirip langkah kerja mesin yang ditampilkan dilayar komputer.

Pembelajaran ini mengajak siswa membangun pengetahuannya sedikit

demi sedikit(konstruktivisme), menemukan program yang

sesuai(inquiry), bertanya tentang kesulitan(questioning), belajar

bersama-sama(learning community), melihat contoh

pekerjaan(modeling), merefleksi hasil pemrograman(reflection), dan

menilai hasil pemrograman(authentic assesment).

2) Pembelajaran CTL dengan metode simulasi komputer adalah metode

mengajar membuat program mesin CNC dengan menggunakan bantuan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

program komputer. Tampilan pada layar komputer mirip dengan proses

pada mesin yang sesungguhnya. Siswa dengan mengoperasikan

komputer membangun pengetahuannya sedikit demi

sedikit(konstruktivisme), menemukan program yang sesuai(inquiry),

bertanya tentang kesulitan(questioning), belajar bersama-sama(learning

community), melihat contoh pekerjaan(modeling), merefleksi hasil

pemrograman(reflection), dan menilai hasil pemrograman(authentic

assesment) semua dalam program komputer.

3) Motivasi berwirausaha (X2) adalah keinginan dalam diri siswa untuk

berwirausaha yang terbagi menjadi tiga aspek yaitu motivasi untuk

mencapai prestasi (need of achievement), motivasi untuk berafiliasi

(need of affiliation) dan motivasi untuk berkuasa (need of power).

Indikator pada variabel ini adalah siswa memiliki motivasi wirausaha

tinggi dan siswa yang memiliki motivasi wirausaha rendah.

4) Kemampuan memprogram mesin CNC (Y) adalah penilaian terhadap

hasil pemrograman mesin CNC yang dilakukan oleh siswa.

E. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data ini dalam penelitian ini menggunakan

beberapa jenis, yaitu kuesioner, observasi, dokumentasi, dan interviu atau

wawancara.

1. Kuesioner / Angket

Pengumpulan data dengan menggunakan kuesioner dilakukan untuk

mengetahui motivasi berwirausaha. Data diperoleh secara langsung dari

siswa (responden) dalam hal ini diberikan sejumlah pertanyaan.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

2. Observasi

Observasi dilakukan untuk memperoleh data tentang kemampuan

siswa dalam memprogram mesin CNC.

3. Dokumentasi

Data ini diperoleh dari bagian pengajaran SMK Negeri 2 Sragen,

yang berupa dokumentasi. Dokumentasi yang didapat dalam penelitian ini

menyangkut daftar nama-nama anggota populasi, yaitu siswa kelas XI

Program Keahlian Teknik Pemesinan.

4. Interviu / wawancara

Interviu atau wawancara dilakukan untuk memperoleh data secara

kualitatif, yaitu untuk mengetahui keadaan siswa yang tidak sesuai dengan

keadaan pada umumnya, misalnya untuk mengetahui faktor-faktor yang

mempengaruhi siswa yang memiliki kemampuan tinggi, namun memiliki

motivasi berwirausaha yang rendah. Selain itu, interviu atau wawancara

digunakan untuk mengetahui pernyataan dari stakeholder atau masyarakat.

F. Instrumen Penelitian

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini ada beberapa macam,

yaitu angket, dokumen, lembar observasi, dan pedoman wawancara.

1. Angket

Metode angket digunakan untuk mengambil data variabel motivasi

berwirausaha. Jenis angket yang digunakan adalah angket langsung dan

tertutup. Suharsimi Arikunto (2002: 125) menyebutkan “Kuesioner tertutup

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

yang sudah disediakan jawabanya sehingga responden tinggal memilih”.

Angket langsung tertutup adalah suatu daftar pertanyaan yang harus

ditanggapi oleh responden sendiri dengan memilih alternatif jawaban yang

sudah ada.

2. Dokumen

Dokumen yaitu catatan yang dibuat oleh pihak lain yang berisi data

dan informasi.

3. Lembar Observasi

Instrumen lain dalam penelitian ini berupa lembar observasi yang

digunakan untuk mengetahui kemampuan siswa dalam memprogram mesin

CNC.

4. Pedoman Wawancara

Pedoman wawancara adalah pedoman yang digunakan sebagai

patokan untuk melakukan wawancara terhadap responden penelitian.

Pedoman wawancara berisi pokok-pokoh masalah yang hendak ditanyakan.

Pedoman wawancara digunakan untuk beberapa siswa dalam penelitian ini

untuk mengetahui lebih lanjut tentang hasil penelitian yang menyimpang.

G. Uji Coba Instrumen

1. Uji validitas

Uji validitas dilakukan dengan melalui uji coba alat ukur kepada

responden, yang tidak termasuk sebagai sampel dalam penelitian. Uji coba

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

validitas ini digunakan rumus Product Moment angka kasar dari Suharsimi

Arikunto (2002: 146):

r( )( )

( ){ } ( ){ }2222 YYNXXYN

YXXYNxy

å-åå-å

åå-å=

Keterangan:

=XYr Koefisien korelasi masing-masing predictor dengan kriterium.

X = Jumlah skor masing-masing predictor.

Y = Jumlah skor kriterium.

N = Jumlah subyek penelitian.

Okky Pujaan (2010 : 49) telah menguji validitas terhadap instrumen

motivasi wirausaha. Instrumen motivasi berwirausaha terdiri dari tiga aspek

yaitu motivasi untuk mencapai prestasi (need of achievement), motivasi

untuk berafiliasi (need of affiliation) dan motivasi untuk berkuasa (need of

power) telah teruji dan digunakan. Perhitungan validitas dari angket

motivasi wirausaha dilakukan dongan menggunakan corrected item-total

correlation. Pengujian validitas angket motivasi motivasi untuk aspek need

of achievement terdiri dari 10 butir. Setelah dilakukan pengujian dari 10

butir, terdapat 3 butir dinyatakan gugur. Butir yang gugur adalah 3, 4 dan 7.

nilai koefisien validitas terendah adalah 0,357 sedangkan nilai koefisien

validitas tertinggi adalah 0,457.

Pengujian validitas angket motivasi motivasi untuk aspek need of

affiliation terdiri dari 10 butir. Setelah dilakukan pengujian dari 10 butir,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

terdapat 1 butir dinyatakan gugur. Butir yang gugur adalah 2. Nilai koefisien

terendah adalah 0,226 dan nilai koefisien tertinggi adalah 0,396.

Perhitungan validitas dari angket motivasi wirausaha dilakukan

dongan menggunakan corrected item-total correlation. Pengujian

validitas angket motivasi motivasi untuk aspek need of power terdiri dari

10 butir. Setelah dilakukan pengujian dari 10 butir, tidak ada butir dinyatakan

gugur. Nilai koefisien terendah adalah 0,225 dan nilai koefisien tertinggi

adalah 0,532.

2. Uji Reliabilitas

Suharsimi Arikunto (2002: 142) Reliabilitas mengandung arti bahwa

“Suatu instrument cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat

pengumpul data karena instrumen tersebut sudah baik”. Mengetahui

reliabilitas angket digunakan rumus Alpha dari Suharsimi Arikunto, (2002:

156) :

( ) úû

ùêë

é

åå

-úû

ùêë

é-

= 2

2

11 11 t

b

kk

rdd

Keterangan:

r 11 =Koefisien Reliabilitas

k = Jumlah Item

2bdå = Jumlah Varian tiap-tiap item

2tdå = Varian total

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Okky Pujaan (2010 : 50 - 51) telah menguji reliabilitas angket

motivasi wirausaha pada angket motivasi wirausaha untuk aspek need of

achievement, skor alpha cronbach menunjukkan angka 0,68. hal ini

dapat disimpulkan bahwa angket motivasi wirausaha untuk aspek need of

achievement reliabel, karena telah mencapai 0,60.

Pada angket motivasi wirausaha untuk aspek need of affiliation, skor

alpha cronbach menunjukkan angka 0,64. hal ini dapat disimpulkan bahwa

angket motivasi wirausaha untuk aspek need of affiliation reliabel, karena

telah mencapai 0,60.

Pada angket motivasi wirausaha untuk aspek need of power,

skor alpha cronbach menunjukkan angka 0,74. hal ini dapat disimpulkan

bahwa angket motivasi wirausaha untuk aspek need of power reliabel,

karena telah mencapai 0,60.

Tabel 1. Tingkat Keterandalan Instrumen Penelitian Koefisien Reliabilitas

0,800 – 1,000 Sangat tinggi

0,600 – 0,800 Tinggi

0,400 – 0,600 Cukup

0,200 – 0,400 Rendah

0,000 – 0,200 Sangat rendah

Berdasarkan tabel di atas, hasil uji reliabilitas untuk variabel

motivasi wirausaha skor di antara 0,600 – 0,800. Karena itu, disimpulkan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

bahwa angket motivasi wirausaha memiliki reliabilitas yang termasuk dalam

kategori tinggi.

3. Teknik Pengukuran

Angket yang telah terkumpul dari responden diberi skor berdasarkan

sistem penilaian yang telah ditetapkan. Pernyataan dalam angket variabel

motivasi berwirausaha 5 pilihan jawaban. Skor alternatif jawaban adalah

sebagai berikut:

Skor 5 untuk alternatif A

Skor 4 untuk alternatif B

Skor 3 untuk alternatif C

Skor 2 untuk alternatif D

Skor 1 untuk alternatif E

Pada item negatif skor untuk masing-masing alternatif jawaban adalah:

Skor 5 untuk alternatif E

Skor 4 untuk alternatif D

Skor 3 untuk alternatif C

Skor 2 untuk alternatif B

Skor 1 untuk alternatif A

Lembar observasi pemrograman mesin CNC yang telah terkumpul

diberi skor berdasarkan sistem penilaian yang telah ditetapkan yaitu 2,5

untuk jawaban benar dan 0 untuk jawaban salah. Instrumen penilaian ini

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

telah teruji karena soal evaluasi standar yang diterbitkan dalam modul

standar .

H. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data dilakukan untuk melakukan pengujian hipotesis.

Sesuai dengan tujuan penelitian, maka teknik analisis data dalam penelitian ini

menggunakan analisis ANAVA 2 jalur dengan desain faktorial 2 x 2.

Tabel 2. Rancangan Analisis Uji Hipotesis

Motivasi Berwirausaha

(B)

Pembelajaran CTL

(A)

Demontrasi dengan simulasi komputer

(A1)

Simulasi komputer

(A2)

Tinggi (B1) A1, B1 A2, B1

Rendah (B2) A1, B2 A2, B2

Sebelum dilakukan analisis ANAVA, terlebih dahulu dilakukan uji

prasyarat analisis. Adapun langkah-langkah pengujian hipotesis dalam

penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Analisis Deskriptif

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Statistik deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan data, yaitu

dengan menghitung rerata (mean), simpangan baku (SD), modus (Mo), dan

Median (Me), serta histogram.

2. Uji Persyaratan Analisis

a) Uji Normalitas

Uji normalitas adalah untuk menguji apakah sampel yang diambil

dari populasi berdistribusi normal atau tidak, sehingga diperoleh residu

berdistribusi normal atau tidak. Untuk menguji normalitas data dari

penelitian ini, digunakan rumus Lilifors yaitu:

L = Maks |F(Zi) – S(Zi)|

b) Uji homogenitas

Metode yang digunakan untuk menguji kesamaan varian dari

sampel penelitian adalah dengan teknik analisis variansi homogenitas

satu jalur (uji F) yaitu:

Fo = DŽflsfors蒋胶l椒胶rflDŽflsfors蒋胶l嚼胶礁s搅

Hasil perhitungan F dikonsultasikan dengan tabel F pada taraf

signifikansi 5%. Jika F hitung < F tabel maka sampel dikatakan homogen.

c) Uji Kesetaraan

Pengujian kesetaraan dimaksudkan untuk mengetahui ada tidaknya

perbedaan dari sampel untuk kelompok eksperimen dengan sampel untuk

kelompok kontrol. Uji kesetaraan sampel dilakukan dengan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

menggunakan Uji – T (t-test) dengan rumus menurut Suharsimi

Arikunto (2002 : 275) adalah:

Ö − Öe滚Ö= 果̅囊− 果̅挠顺管囊挠Č囊+ 管挠挠Č挠

Keterangan: Ò呻囊 = Rata-rata nilai Praktik Produktif Permesinan kelas XI TP2

kelompok kontrol.

Ò呻挠 = Rata-rata nilai Praktik Produktif Permesinan kelas XI TP1

kelompok eksperimen.

S12 = Varians kelompok kontrol

S22 = Varians kelompok eksperimen.

n1 = Jumlah siswa kelompok kontrol

n2 = Jumlah siswa kelompok eksperimen.

Hasil perhitungan t dikonsultasikan dengan table t pada taraf

signifikansi 5%. Jika t hitung > t tabel maka sampel dikatakan setara.

Berdasarkan data awal antara kelompok kontrol dengan sampel 31 siswa

dan kelompok eksperimen dengan sampel 34 siswa yang telah dihitung,

diperoleh t hitung sebesar 0,49. Hasil tersebut dibandingkan dengan table

t dengan sampel diambil antara 31 – 34 diperoleh harga kritis 1,645 pada

taraf signifikansi 5%. Oleh karena t hitung < t table, maka

kesimpulannya sampel tidak berbeda. Hal tersebut berarti bahwa antara

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

kelompok kontrol dan kelompok eksperimen mempunyai kemampuan

awal yang seimbang atau setara.

2. Uji Hipotesis

Uji hipotesis dilakukan untuk mengetahui apakah hipotesis dalam penelitian

ini diterima atau ditolak. Pada penelitian ini uji hipotesis menggunakan Anava dua

jalur (two- way anova), dengan menggunakan bantuan software komputer. Hasil

Uji F dikonsultasikan dengan tabel F pada taraf signifikansi 5%. Uji F dirumuskan:

F obs = �b颇�b乒 (Budiono,2009:212-213)

Keterangan : F = nilai statistik uji F

MSp = rerata kuadrat perlakuan

MSe = rerata kuadrat error

Hipotesis statistik yang diajukan pada penelitian ini adalah sebagai berikut:

a. Hipotesis 1:

Terdapat perbedaan pengaruh yang signifikan antara Pembelajaran CTL

dengan Metode Demonstrasi dengan simulasi komputer dan Metode Simulasi

Komputer saja terhadap kemampuan siswa memprogram mesin CNC.

Ho : µA1 = µA2

H1 : µA1 ≠ µA2

b. Hipotesis 2:

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Terdapat perbedaan pengaruh yang signifikan antara Motivasi

Berwirausaha tinggi dan motivasi berwirausaha rendah terhadap Kemampuan

siswa memprogram Mesin CNC.

Ho : µB1 = µB2

H1 : µB1 ≠ µB2

c. Hipotesis 3:

Terdapat interaksi pengaruh antara Pembelajaran CTL dengan Metode

Demonstrasi dengan simulasi komputer dan Metode Simulasi komputer saja

dengan Motivasi berwirausaha terhadap kemampuan siswa dalam

memprogram mesin CNC.

Ho : A x B = 0

H1 : A x B ≠ 0

Dari hasil pengujian hipotesis menggunakan ANAVA 2 jalur, dilakukan Uji

Lanjut Pasca Anava dengan menggunakan rumus Scheffe’ (Budiyono, 2004 : 201)

sebagai berikut:

瓜平能凭妮 试Ò呻平− Ò呻凭守观 0收1Č轨+ 1Č鬼寿

Keterangan:

Fi-j : nilai F obs pada pembandingan ke-i dank e-j

Xi : rataan pada sampel ke-i

Xj : rataan pada sampel ke-j

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

RKG : rataan kuadrat galat, yang diperoleh dari perhitungan anava

ni : ukuran sampel ke-i

nj : ukuran sampel ke-j

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

BAB IV

HASIL PENELITIAN

A. Deskripsi Data

1. Deskripsi Kemampuan Siswa Memprogram Mesin CNC dengan

Pembelajaran CTL dengan Metode Demonstrasi dengan simulasi

komputer (kelas eksperimen)

Jumlah siswa kelas eksperimen secara keseluruhan adalah 34 siswa.

Prestasi tertinggi adalah 95, terendah 60, rata-rata 76,5, median 75 dan standar

deviasi 6,70. Sebaran nilai dapat ditunjukkan pada Tabel 3 dan digambarkan

dengan histogram seperti pada Gambar 2.

Tabel 3. Distribusi Frekuensi Nilai Kemampuan Memprogram Mesin

CNC kelas eksperimen.

Nilai Nilai Tengah (x) f fx 60 – 65 62,5 2 125 66 – 71 68,5 3 205,5 72 – 78 75 16 1200 79 – 84 81,5 10 815 85 – 90 87,5 2 175 91 – 96 93,5 1 93,5

∑f = 34 ∑fx = 2614

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Gambar 2. Histogram Nilai Kemampuan Memprogram Mesin CNC kelas

eksperimen.

2. Deskripsi Kemampuan Siswa dalam Memprogram Mesin CNC dengan

Pembelajaran CTL dengan Metode Simulasi Komputer (kelas kontrol)

Jumlah siswa kelas kontrol secara keseluruhan adalah 31 siswa. Prestasi

tertinggi adalah 82,5, terendah 50, rata-rata 65,2, median 65 dan standar deviasi

9,0. Sebaran nilai dapat ditunjukkan pada Tabel 4 dan digambarkan dengan

histogram seperti pada Gambar 3.

Tabel 4. Distribusi Frekuensi Nilai Kemampuan Memprogram Mesin CNC

kelas kontrol.

Nilai Nilai Tengah (x) f fx 50 – 56 53 6 318 57 – 63 60 8 480 64 – 70 67 7 469 71 – 77 74 6 444 78 – 84 81 4 324

∑f = 31 ∑fx = 2035

0

2

4

6

8

10

12

14

16

18

60 - 65 66 - 71 72 - 78 79 - 84 85 - 90 91 - 96

FREK

UEN

SI

NILAI TEST

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Gambar 3. Histogram Nilai Kemampuan Memprogram Mesin CNC kelas kontrol.

3. Deskripsi Kemampuan Siswa dalam Memprogram Mesin CNC dengan

Motivasi Berwirausaha Tinggi.

Jumlah siswa dengan motivasi berwirausaha tinggi adalah 36 siswa.

Prestasi tertinggi adalah 95, terendah 57,5, rata-rata 74,79, median 75 dan standar

deviasi 7,47. Sebaran nilai dapat ditunjukkan pada Tabel 5 dan digambarkan

dengan histogram seperti pada Gambar 4.

Tabel 5. Distribusi Frekuensi Nilai Kemampuan Memprogram Mesin CNC

siswa dengan motivasi berwirausaha tinggi.

Nilai Nilai Tengah (x) f fx 57 – 63 60 3 180 64 – 70 67 6 402 71 – 77 74 11 814 78 – 84 81 14 1134 85 – 91 88 1 88 92 – 98 95 1 95

∑f = 36 ∑fx = 2713

0

1

2

3

4

5

6

7

8

9

50 - 56 57 - 63 64 - 70 71 -77 78 - 84

FREK

UEN

SI

NILAI TEST

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Gambar 4. Histogram Nilai Kemampuan Siswa Memprogram Mesin CNC dengan

motivasi berwirausaha tinggi.

4. Deskripsi Kemampuan Siswa dalam Memprogram Mesin CNC dengan

Motivasi Berwirausaha Rendah.

Jumlah siswa dengan motivasi berwirausaha rendah adalah 29 siswa.

Prestasi tertinggi adalah 85, terendah 50, rata-rata 66,47, median 65 dan standar

deviasi 10,25. Sebaran nilai dapat ditunjukkan pada Tabel 6 dan digambarkan

dengan histogram seperti pada Gambar 5.

Tabel 6. Distribusi Frekuensi Nilai Kemampuan Memprogram Mesin CNC

siswa dengan motivasi berwirausaha rendah.

Nilai Nilai Tengah (x) f fx 50 – 56 53 6 318 57 – 63 60 7 420 64 – 70 67 4 268 71 – 77 74 8 592 78 – 84 81 3 243 85 – 91 88 1 88

0

2

4

6

8

10

12

14

16

57 - 63 64 - 70 71 - 77 78 - 84 85 - 91 92 - 98

FREK

UEN

SI

NILAI TEST

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

∑f = 29 ∑fx = 1929

Gambar 5. Histogram Nilai Kemampuan Siswa Memprogram Mesin CNC dengan

motivasi berwirausaha rendah.

5. Deskripsi Kemampuan Memprogram Mesin CNC Siswa dengan

Pembelajaran CTL dengan Metode Demonstrasi dengan simulasi

komputer (kelas eksperimen) menurut kelompok Motivasi Berwirausaha

tinggi

Jumlah siswa kelas eksperimen pada kelompok motivasi berwirausaha

tinggi adalah 20 siswa. Prestasi tertinggi adalah 95, terendah 60, rata-rata 77,6

median 77,50 dan standar deviasi 7,0. Sebaran nilai dapat ditunjukkan pada Tabel 7

dan digambarkan dengan histogram seperti pada Gambar 6.

Tabel 7. Distribusi Frekuensi Nilai Kemampuan Memprogram Mesin CNC kelas eksperimen pada kelompok Motivasi berwirausaha tinggi

Nilai Nilai Tengah (x) f fx 60 – 67 63,5 2 127 68 – 74 71 3 213 75 – 81 78 10 780 82 – 88 85 4 340

0

1

2

3

4

5

6

7

8

9

50 -56 57 - 63 64 - 70 71 - 77 78 - 84 85 -91

FREK

UEN

SI

NILAI TEST

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

89 – 95 92 1 92 ∑f = 20 ∑fx = 1552

Gambar 6. Histogram Nilai Kemampuan Memprogram Mesin CNC kelas eksperimen pada kelompok Motivasi Berwirausaha tinggi.

6. Deskripsi Kemampuan Memprogram Mesin CNC Siswa dengan

Pembelajaran CTL dengan Metode Demonstrasi dengan simulasi

komputer (kelas eksperimen) menurut kelompok Motivasi Berwirausaha

rendah.

Jumlah siswa kelas eksperimen pada kelompok motivasi berwirausaha

rendah adalah 14 siswa. Prestasi tertinggi adalah 85, terendah 60, rata-rata 74,80

median 75 dan standar deviasi 6,20. Sebaran nilai kemampuan siswa memprogram

mesin CNC pada kelas eksperimen menurut motivasi berwirausaha rendah dapat

ditunjukkan pada Tabel 8 dan digambarkan dengan histogram seperti pada Gambar

7 berikut ini.

0

2

4

6

8

10

12

60 - 67 68 - 74 75 - 81 82 - 88 89 - 95

FREK

UEN

SI

NILAI TEST

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Tabel 8. Distribusi Frekuensi Nilai Kemampuan Memprogram Mesin CNC

kelas eksperimen pada kelompok Motivasi berwirausaha rendah

Nilai Nilai Tengah (x) f fx 60 – 65 62,5 1 62,5 66 – 71 68,5 2 137 72 – 77 74,5 7 521,5 78 – 83 80,5 3 241,5 84 – 89 86,5 1 86,5

∑f = 14 ∑fx = 1049

Gambar 7. Histogram Nilai Kemampuan Memprogram Mesin CNC kelas eksperimen pada kelompok Motivasi Berwirausaha rendah.

7. Deskripsi Kemampuan Memprogram Mesin CNC Siswa dengan

Pembelajaran CTL dengan Metode Simulasi Komputer (kelas kontrol)

menurut kelompok Motivasi Berwirausaha tinggi.

Jumlah siswa kelas kontrol pada kelompok motivasi berwirausaha tinggi

adalah 16 siswa. Prestasi tertinggi adalah 82,5, terendah 57,5, rata-rata 71,3,

0

1

2

3

4

5

6

7

8

60 - 65 66 - 71 72 - 77 78 - 83 84 - 89

FREK

UEN

SI

NILAI TEST

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

median 72,5 dan standar deviasi 6,58. Sebaran nilai dapat ditunjukkan pada Tabel 9

dan digambarkan dengan histogram seperti pada Gambar 8.

Tabel 9. Distribusi Frekuensi Nilai Kemampuan Memprogram Mesin CNC Siswa kelas kontrol pada kelompok Motivasi Berwirausaha tinggi

Nilai Nilai Tengah (x) f fx

57,5 – 62,5 60 2 120

63,5 – 68,5 66 5 330

69,5 – 74,5 72 5 360

75,5 – 80,5 78 3 234

81,5 – 86,5 84 1 84

∑f = 16 ∑fx = 1128

Gambar8. Histogram Nilai Kemampuan Mempogram Mesin CNC kelas

kontrol pada kelompok Motivasi berwirausaha tinggi.

0

1

2

3

4

5

6

57,5 - 62,5 63,5 - 68,5 69,5 - 74,5 75,5 - 80,5 81,5 - 86,5

FREK

UEN

SI

NILAI TEST

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

8. Deskripsi Kemampuan Memprogram Mesin CNC Siswa dengan

Pembelajaran CTL dengan Metode Simulasi Komputer (kelas kontrol)

menurut kelompok Motivasi Berwirausaha rendah.

Jumlah siswa kelas kontrol pada kelompok motivasi berwirausaha rendah

adalah 15 siswa. Prestasi tertinggi adalah 75, terendah 50, rata-rata 58,7, median

57,5 dan standar deviasi 6,3. Sebaran nilai ditunjukkan pada Tabel 10 dan

digambarkan dengan histogram seperti pada Gambar 9.

Tabel 10. Distribusi Frekuensi Nilai Kemampuan Memprogram Mesin CNC kelas kontrol pada kelompok Motivasi Berwirausaha rendah.

Nilai Nilai Tengah (x) f fx 50 – 55 52,5 3 157,5 56 – 61 58,5 7 409,5 62 – 67 64,5 3 193,5 68 – 73 70,5 1 70,5 74 – 79 76,5 1 76,5

∑f = 15 ∑fx = 907,5

0

1

2

3

4

5

6

7

8

50 - 55 56 - 61 62 - 67 68 - 73 74 - 79

FREK

UEN

SI

NILAI TEST

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Gambar 9. Histogram Nilai Kemampuan Mempogram Mesin CNC kelas kontrol pada kelompok Motivasi berwirausaha rendah.

Tabel 11. Rangkuman Data Kemampuan Memprogram Mesin CNC.

B. Uji Persyaratan Hipotesis

1. Uji Normalitas

Tujuan uji normalitas adalah untuk memperoleh informasi apakah

sampel yang diambil berasal dari populasi yang berdistribusi normal. Oleh

karena belum dapat diprediksi apakah sampel berdistribusi normal atau tidak

normal, maka uji normalitas dipilih menggunakan Uji Lilliefors. Data nilai

hasil tes kemampuan memprogram mesin CNC, dipisahkan berdasarkan

kelompok tinggi dan rendah menurut hasil angket motivasi berwirausaha, baik

Demonstrasi dan Simulasi Komputer

Simulasi Komputer

Tinggi n 20 16 36

∑X 1552,5 1140 2692,5

∑X² 121456,25 81875 203331,25

Ẋ 77,625 71,25 74,79

SD 7,05 6,58 7,47

C 120512,8125 81225 201737,81

SS 943,4375 650 1593,44

Rendah n 14 15 29

∑X 1047,5 880 1927,5

∑X² 78868,75 52187,5 131056,25

Ẋ 74,82 58,67 66,47

SD 6,16 6,33 10,25

C 78375,45 51626,67 130002,11

SS 493,30 560,83 1054,14

Jumlah N 34 31 65

∑X 2600 2020 4620

∑X² 200325 134063 334387,5

Ẋ 76,47 65,16 71,08

SD 6,75 9,01 9,69

C 198823,53 131625,81 330449,34

SS 1501,47 2436,69 3938,16

Keterangan : C = (∑X)²/n SS = ∑X² - C

MOTIVASI BERWIRAUSAHA

SUMBER STATISTIK

PENDEKATAN PEMBELAJARANJumlah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

pada kelas eksperimen maupun kelas kontrol. Berdasarkan data dari masing-

masing kelas dan kelompok, selanjutnya dibuat table kerja untuk menghitung

rataan ( 果̅ ) dan simpangan baku (s). Langkah selanjutnya adalah membuat

table kerja untuk menghitung L maks. Sampel berdistribusi normal jika L maks <

L tabel.

Hasil Uji normalitas nilai kemampuan memprogram mesin CNC untuk

kelas kontrol dan eksperimen menurut kelompok motivasi berwirausaha tinggi

dan rendah, secara ringkas disajikan pada Tabel 12 berikut.

Tabel 12. Ringkasan Hasil Uji Normalitas Kemampuan Memprogram Mesin CNC.

Nilai

Kelas Eksperimen Kelas Kontrol

Motivasi Wirausaha

Tinggi

Motivasi Wirausaha

Rendah

Motivasi Wirausaha

Tinggi

Motivasi Wirausaha

Rendah

Lilliefors 0,1420 0,2023 0,1565 0,1753

Dk 20 14 16 15

L tabel (0,5) 0,1900 0,2270 0,2130 0,2200

Kesimpulan 0,1420< 0,1900 0,2023< 0,2270 0,1565< 0,2130 0,1753< 0,2200

Hasil perhitungan nilai kemampuan memprogram mesin CNC untuk kelas

eksperimen dengan motivasi berwirausaha tinggi adalah 0,1420. Harga L tabel pada

taraf signifikansi 5% dengan derajad kebebasan 20 adalah 0,1900. Karena L hitung

< L tabel (0,1420< 0,1900), maka nilai kemampuan memprogram mesin CNC untuk

kelas eksperimen dengan motivasi berwirausaha tinggi berdistribusi normal.

Hasil perhitungan nilai kemampuan memprogram mesin CNC untuk kelas

eksperimen dengan motivasi berwirausaha rendah adalah 0,2023. Harga L tabel

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

pada taraf signifikansi 5% dengan derajad kebebasan 14 adalah 0,2270. Karena L

hitung < L tabel (0,2023< 0,2270), maka nilai kemampuan memprogram mesin CNC

untuk kelas eksperimen dengan motivasi berwirausaha rendah berdistribusi

normal.

Hasil perhitungan nilai kemampuan memprogram mesin CNC untuk kelas

kontrol dengan motivasi berwirausaha tinggi adalah 0,1565. Harga L tabel pada

taraf signifikansi 5% dengan derajad kebebasan 16 adalah 0,2130. Karena L hitung

< L tabel (0,1565< 0,2130), maka nilai kemampuan memprogram mesin CNC untuk

kelas kontrol dengan motivasi berwirausaha tinggi berdistribusi normal.

Hasil perhitungan nilai kemampuan memprogram mesin CNC untuk kelas

kontrol dengan motivasi berwirausaha rendah adalah 0,1753. Harga L tabel pada

taraf signifikansi 5% dengan derajad kebebasan 15 adalah 0,2200. Karena L hitung

< L tabel (0,1753< 0,2200), maka nilai kemampuan memprogram mesin CNC untuk

kelas kontrol dengan motivasi berwirausaha rendah berdistribusi normal.

Data hasil perhitungan Uji Normalitas dengan Uji Lilliefors selengkapnya

dapat dilihat pada Lampiran

2. Uji Homogenitas

Untuk menguji apakah sampel bersifat homogen atau heterogen sebagai

syarat pengujian hipotesis, digunakan Uji F. Data nilai hasil tes kemampuan

memprogram mesin CNC yang telah dipisahkan berdasarkan kelas eksperimen dan

kelas kontrol baik kelompok motivasi berwirausaha tinggi maupun rendah,

selanjutnya diuji homogenitasnya.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Berdasarkan perhitungan varian dari data nilai kemampuan memprogram

mesin CNC, diperoleh varian terbesar adalah 49,65 yaitu nilai kelas eksperimen

kelompok motivasi berwirausaha tinggi. Sedangkan varian terkecil adalah 37,95

yaitu nilai kelas eksperimen kelompok motivasi berwirausaha rendah. Untuk

menentukan homogenitas sampel adalah varian terbesar dibagi varian terkecil,

yang setelah dihitung diperoleh nilai F sebesar 1,309. F tabel pada taraf signifikansi

5% dengan derajad kebebasan pembilang 20 dan derajad kebebasan penyebut 14

adalah 2,390. Jika dibandingkan antara F hitung dengan F tabel, maka F hitung < F tabel

(1,309 < 2,390). Oleh karena itu, maka nilai kemampuan memprogram mesin CNC

bersifat homogen.

Ringkasan hasil Uji Homogenitas disajikan pada Tabel 13, dan data hasil

perhitungan Uji Homogenitas selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran .

Tabel 13. Ringkasan Hasil Uji Homogenitas Nilai Kemampuan

Memprogram Mesin CNC.

Sumber Variansi

Kelas Eksperimen Kelas Kontrol

F tabel Tinggi (20)

Rendah (14)

Tinggi (16)

Rendah (15)

Kel

as

Eks

peri

men

Tinggi (20)

X - - -

2,390

Rendah (14)

1,309 X - -

Kel

as K

ontr

ol Tinggi

(16) 1,146 1,142 X -

Rendah (15)

1,240 0,947 1,082 X

C. Pengujian Hipotesis

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Rumusan hipotesis penelitian meliputi: 1) Terdapat perbedaan pengaruh

yang signifikan antara Pembelajaran CTL dengan Metode Demonstrasi dengan

simulasi komputer dan Metode Simulasi Komputer saja terhadap Kemampuan

siswa memprogram Mesin CNC, 2) Terdapat perbedaan pengaruh yang signifikan

antara Motivasi Berwirausaha tinggi dan motivasi berwirausaha rendah terhadap

kemampuan siswa memprogram mesin CNC, dan 3) Terdapat interaksi pengaruh

antara Pembelajaran CTL dengan Metode Demonstrasi dengan simulasi komputer

dan Metode Simulasi Komputer saja dengan Motivasi berwirausaha terhadap

kemampuan siswa dalam memprogram mesin CNC.

Untuk pengujian Hipotesis penelitian tersebut, menggunakan teknik

ANAVA 2 jalur dengan desain faktorial 2 x 2. Berdasarkan hasil tes yang telah

dianalisis dengan bantuan program Ms Excel, dapat diperoleh ringkasan seperti

pada Tabel 14 di bawah ini.

Tabel 14. Ringkasan Hasil Analisis Data

SUMBER VARIASI JK db RK F

observasi F

tabel

(A) Pembelajaran CTL dengan metode Demonstrasi dengan

simulasi komputer dan Simulasi komputer saja

2.073,95 1 2.073,95 47,78 3,999

(B) Motivasi Berwirausaha 1.113,46 1 1.113,46 25,65 3,999

(AB) Interaksi 177,13 1 177,13 4,08 3,999

(G) Galat 2.647,57 61 43,40

TOTAL 6.012,12 64

1. Pengujian Hipotesis Pertama

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Berdasarkan ringkasan hasil analisis varians terhadap pendekatan metode

pembelajaran (A) dari Tabel 14, untuk Pembelajaran CTL dengan Metode

Demonstrasi dengan simulasi komputer dan Metode Simulasi Komputer saja

diperoleh F observasi sebesar 47,78. Harga F tabel pada taraf signifikasi 5% dengan

derajad kebebasan pembilang 1 dan derajad kebebasan penyebut 61 adalah 3,999.

Diperoleh F hitung > F tabel (47,78 > 3,999), sehingga H0 ditolak dan H1 diterima,

yang berarti terdapat perbedaan pengaruh yang signifikan antara Metode

Demonstrasi dengan simulasi komputer dan Metode Simulasi Komputer saja

terhadap kemampuan siswa memprogram mesin CNC.

2. Pengujian Hipotesis Kedua

Berdasarkan ringkasan hasil analisis varians terhadap motivasi

berwirausaha (B) dari Tabel 14, yaitu Motivasi Berwirausaha tinggi dan motivasi

berwirausaha rendah, diperoleh F observasi sebesar 25,65. Harga F tabel pada taraf

signifikansi 5% dengan derajad kebebasan pembilang 1 dan derajad kebebasan

penyebut 61 adalah 3,999. Diperoleh F hitung > F tabel (25,65 > 3,999), sehingga H0

ditolak dan H1 diterima. Jadi, berdasarkan analisis terdapat perbedaan pengaruh

yang signifikan Motivasi Berwirausaha tinggi dan motivasi berwirausaha rendah

terhadap terhadap Kemampuan siswa memprogram Mesin CNC.

3. Pengujian Hipotesis Ketiga

Berdasarkan ringkasan hasil analisis varians terhadap Pembelajaran CTL

dengan Metode Demonstrasi dengan simulasi komputer dan Metode Simulasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

komputer saja dengan Motivasi berwirausaha (AB) dari Tabel 14, diperoleh F

observasi sebesar 4,08. Harga F tabel pada taraf signifikansi 5% dengan derajad

kebebasan pembilang 1 dan derajad kebebasan penyebut 61 adalah 3,999.

Diperoleh F hitung > F tabel (4,08 > 3,999), sehingga H0 ditolak dan H1 diterima, yang

berarti terdapat interaksi pengaruh antara Motivasi berwirausaha dengan Metode

Demonstrasi dengan simulasi komputer dan Metode Simulasi komputer saja

terhadap kemampuan siswa dalam memprogram mesin CNC.

4. Uji Lanjut Pasca Anava

Uji Lanjut PASCA ANAVA dilakukan jika hasil pengujian hipotesis

menolak H0 dan H1 diterima. Dari ketiga macam hipotesis H1 yang ditterima

tersebut, hipotesis pertama dan kedua memperoleh Fhitung yang sangat signifikan,

sedangkan tingkat penerimaan H1 hipotesis ketiga kurang meyakinkan. Dengan

melihat hasil perhitungan ANAVA, hipotesis pertama dan kedua sebenarnya tidak

perlu Uji Lanjut PASCA ANAVA. Namun untuk menguatkan hasil pengujian

hipotesis, dipaparkan hasil uji lanjut secara keseluruhan. Untuk melakukan Uji

Lanjut PASCA ANAVA, menggunakan Uji Scheffe’ dengan menghitung

perbedaan rataan data dari masing-masing sel yang ditunjukkan pada Tabel 15.

Tabel 15. Ringkasan rataan masing-masing sel

Motivasi Berwirausaha

Pembelajaran CTL

Rataan marginal Metode

Demonstrasi dengan Simulasi

Komputer

Metode Simulasi Komputer

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Tinggi 77,63 71,25 74,44

Rendah 74,82 58,67 66,74

Rataan marginal 76,22 64,96 Dengan RKG = 43,40 (Tabel 14 halaman 77), jumlah siswa untuk kelas

eksperimen ( Pembelajaaran CTL dengan Metode Demonstrasi)pada kelompok

motivasi berwirausaha tinggi dan rendah masing-masing = 20 dan 14, dan jumlah

siswa untuk kelas kontrol (Metode Simulasi Komputer) pada kelompok motivasi

berwirausaha tinggi dan rendah adalah 16 dan 15, maka untuk Uji Scheffe’dapat

dilakukan dengan rumus sebagai berikut:

RKG = 43,40 (lihat Tabel 10)

DK = [F | F > (3) F 0,05; 3, 61]

= [F | F > (3) 2,679]

= [F | F > 8,036]

a. Uji Schefee’ rataan antar kolom (Metode Demonstrasi dengan simulasi

komputer dan Simulasi Komputer saja)

Untuk rataan antar kolom diperoleh:

F = (76,22 - 64,96)2) / 43,40 (1/34+1/31) = 47,41

Berdasarkan perbandingan rataan antar kolom (rataan marginal), diperoleh Fobs

sebesar 47,41. Karena Fobs > Ftabel yaitu 47,41 > 8,036, maka terdapat

(Ò呻i – Ò呻j)2

Fi-j = RKG (1 + 1)

ni nj

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

perbedaan rataan kemampuan memprogram mesin CNC antara kelas

eksperimen dengan kelas kontrol, atau ada perbedaan yang signifikan antara

Metode Demonstrasi dengan simulasi komputer dan Simulasi Komputer saja.

Dengan demikian hipotesis kedua (Ho) ditolak, yang berarti ada perbedaan

yang signifikan antara Pembelajaran CTL dengan Metode Demonstrasi dengan

Simulasi Komputer terhadap Kemampuan memprogram mesin CNC.

b. Uji Schefee’ rataan antar baris ( Motivasi Wirausaha Tinggi dan Motivasi

Wirausaha Rendah).

Untuk komparasi rataan antar baris diperoleh:

F = ((74,44 - 66,74)2) / 43,40 (1/36+1/29) = 21,90

Berdasarkan perbandingan rataan antar baris (rataan marginal),

diperoleh Fobs sebesar 21,90. Karena Fobs > Ftabel yaitu 21,90 > 8,036 maka

terdapat perbedaan rataan nilai antara kelompok tinggi dengan kelompok

rendah atau ada perbedaan yang signifikan mean nilai kemampuan

memprogram mesin CNC antara kelompok motivasi wirausaha tinggi

dengan yang rendah.

Dengan demikian hipotesis pertama (Ho) ditolak, yang berarti ada

perbedaan yang signifikan antara motivasi berwirausaha yang tinggi dan

yang rendah terhadap kemampuan memprogram mesin CNC.

c. Uji Schefee’ rataan antar sel

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Apabila membandingkan rataan antar sel pada kolom yang sama,

diperoleh:

F1-3= ((77,63 - 74,82)2) / 43,40 (1/20+1/14) = 1,49

F2-4 = ((71,5 - 58,67)2) / 43,40 (1/16+1/15) = 28,24

Perbandingan rataan kelas eksperimen pada kelompok motivasi

berwirausaha tinggi dengan rendah adalah 1,49, maka Fobs < Ftabel yaitu 1,49 >

8,036 maka tidak ada interaksi yang signifikan mean kemampuan memprogram

mesin CNC dengan pembelajaran CTL metode demonstrasi dengan simulasi

komputer antara kelompok motivasi berwirausaha tinggi dengan kelompok

motivasi berwirausaha rendah.

Perbandingan rataan antara kelas kontrol pada kelompok motivasi

berwirausaha tinggi dengan rendah adalah 28,24, maka Fobs > Ftabel yaitu 28,24 >

8,036. maka ada interaksi yang signifikan mean kemampuan memprogram mesin

CNC dengan pembelajaran CTL metode simulasi komputer antara kelompok

motivasi berwirausaha tinggi dengan kelompok motivasi berwirausaha rendah.

Sedangkan komparasi rataan antar sel pada baris yang sama diperoleh:

F1-2 = ((77,63 - 71,25)2) / 43,40 (1/20+1/16) = 8,32

F3-4 = ((74,82 - 58,67)2) / 43,40(1/14+1/15) = 43,54

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Pada perbandingan rataan antara kelas eksperimen dan kelas kontrol pada

kelompok motivasi berwirausaha tinggi adalah 8,32. Karena Fobs > Ftabel yaitu 8,32

> 8,036, maka ada interaksi yang signifikan mean kemampuan memprogram mesin

CNC antara Metode Demonstrasi dengan simulasi komputer dan Simulasi

Komputer pada kelompok Motivasi berwirausaha tinggi.

Pada hasil perbandingan rataan antara kelas eksperimen dan kelas kontrol

pada kelompok motivasi berwirausaha rendah adalah 43,54. Karena Fobs > Ftabel

yaitu 43,54 > 8,036, maka ada interaksi yang signifikan kemampuan memprogram

mesin CNC antara metode Demonstrasi dengan simulasi komputer dan Simulasi

komputersaja pada kelompok motivasi berwirausaha rendah.

D. Pembahasan Hasil Penelitian

Berdasarkan hasil pengujian hipotesis, maka dapat dipaparkan hasil

penelitian yang menunjukkan bahwa pembelajaran dengan pendekatan CTL

dengan Metode Demonstrasi mendapatkan hasil yang lebih baik dibandingkan

dengan metode Simulasi komputer saja.

Pembelajaran CTL sebagai salah satu metode pembelajaran inovatif yang

sesuai dengan tahap perkembangan siswa. Pembelajaran kontekstual (contextual

teaching and learning – CTL) menurut Nurhadi dalam Sugiyanto (2009:14)

adalah konsep belajar yang mendorong guru untuk mengubungkan antara materi

yang diajarkan dan situasi dunia nyata siswa. Dan juga mendorong siswa

membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dan penerapannya

dalam kehidupan mereka sendiri-sendiri. Pengetahuan dan keterampilan siswa

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

diperoleh dari usaha siswa mengkonstruksi sendiri pengetahuan dan keterampilan

baru ketika ia belajar.

Menurut Johnson dalam Sugiyanto (2009:14) CTL adalah sebuah proses

pendidikan yang bertujuan menolong para siswa melihat makna di dalam materi

akademik yang mereka pelajari dengan cara menghubungkan subjek-subjek

akademik dengan konteks dalam kehidupan keseharian mereka, yaitu dengan

konteks keadaan pribadi, sosial dan budaya mereka.

Dengan pedekatan pembelajaran CTL maka siswa dapat:

d) Menjadikan pengetahuan bermakna dan relevan.

e) Menemukan dan menerapkan idenya sendiri.

f) Menyadarkan siswa agar menerapkan strategi mereka sendiri.

Pembelajaran yang mengarah pada dunia kerja atau industri merupakan

bagian yang mendukung meningkatnya kemampuan siswa dalam memprogram

mesin CNC seperti ini.

Demonstrasi lebih mengenalkan mesin pada siswa sehingga siswa lebih

dapat memahami mesin tersebut. Menurut Winkel (1996 : 134), kemampuan aktual

pada mata pelajaran tertentu dapat dilihat dari kompetensi prasyarat pada jenjang

kelas sebelumnya. Siswa yang mempunyai pemahaman mesin lebih baik maka

lebih siap dalam membuat program mesin CNC.

Dengan melihat kelebihan metode demonstrasi : 1)Perhatian anak didik

dapat dipusatkan, dan titik berat yang di anggap penting oleh guru dapat di amati.

2)Perhatian anak didik akan lebih terpusat pada apa yang didemonstrasikan, jadi

proses anak didik akan lebih terarah dan akan mengurangi perhatian anak didik

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

kepada masalah lain. 3)Dapat merangsang siswa untuk lebih aktif dalam mengikuti

proses belajar. 4)Dapat menambah pengalaman anak didik. 5)Bisa membantu siswa

ingat lebih lama tentang materi yang di sampaikan. 6)Dapat mengurangi kesalah

pahaman karena pengajaran lebih jelas dan konkrit. 7)Dapat menjawab semua

masalah yang timbul di dalam pikiran setiap siswa karena ikut serta berperan

secara langsung, maka metode demonstrasi dapat membantu siswa dalam

memahami program mesin CNC.

Dalam menyusun program mesin CNC siswa dipengruhi oleh metode

pembelajaran karena dengan demonstrasi siswa mendapatkan gambaran yang lebih

tentang mesin yang akan digunakan. Selain hal tersebut, siswa tidak kesulitan

menganalisa gerakan – gerakan mesin yang digunakan.

Motivasi adalah suatu yang disadari untuk menggerakkan, mengarahkan,

dan menjaga tingkah laku seseorang agar terdorong untuk melakukan tindakan

sehingga mencapai hasil atau tujuan tertentu.

McClelland mengemukakan tiga motivasi dasar manusia. Tiga motivasi itu

adalah motivasi untuk mencapai prestasi, motivasi untuk berafiliasi dan motivasi

akan kekuasaan.

Menurut Bygrave dalam Okky Pujaan (2010 : 24) wirausaha adalah orang

yang mampu melihat adanya peluang dan menciptakan suatu organisasi untuk

memanfaatkan peluang tersebut.

Motivasi mengacu pada tiga hal yaitu motivasi untuk mencapai prestasi

(need of achievement), motivasi untuk berafiliasi (need of affiliation) dan motivasi

untuk berkuasa (need of power).

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Motivasi wirausaha adalah suatu motif yang ada dalam diri seseorang

yang mana motif tersebut memiliki tujuan untuk mencapai prestasi yang lebih

baik, tercapainya suatu hubungan yang hangat dengan orang lain serta adanya

peran sebagai figur pemimpin dalam proses pengembangan diri dalam

memanfaatkan suatu sumber daya yang ada dan berani untuk mengambil resiko

demi mancapai suatu kesuksesan.

Motivasi berwirausaha tinggi mendorong siswa untuk berprestasi, unggul

didalam kelompoknya dan memiliki pengaruh sehingga menunjang semangat

belajar siswa untuk memahami pelajaran dalam hal ini adalah memprogram mesin

CNC. Ini berarti bahwa kemampuan memprogram mesin CNC siswa dengan

metode demonstrasi dengan motivasi berwirausaha tinggi lebih baik dari pada

simulasi komputer saja atau motivasi berwirausaha rendah.

E. Hasil Penelitian Secara Kualitatif

Berdasarkan hasil penelitian kuantitatif yang dilakukan secara umum dapat

diketahui bahwa kemampuan memprogram mesin CNC siswa SMK Negeri 2

Sragen yang memiliki motivasi wirausaha tinggi dan menggunakan metode

pembelajaran Demonstrasi dengan pendekatan CTL lebih baik dibandingkan

dengan siswa yang memiliki motivasi wirausaha rendah dan menggunakan metode

pembelajaran simlasi komputer saja.

Dalam data penelitian ditemukan adanya siswa yang memiliki

ketidaksesuaian antara motivasi berwirausaha tinggi dan menggunakan metode

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

demonstrasi dengan kemampuan memprogram mesin CNC. Ketidaksesuaian

tersebut adalah ada siswa yang memiliki motivasi wirausaha tinggi dan

menggunakan metode demonstrasi namum memiliki kemampuan memprogram

mesin CNC rendah. Dengan adanya temuan tersebut maka, dibawah ini dipaparkan

tentang hasil penelitian secara kualitatif. Wawancara terutama dilakukan terhadap

siswa yang memiliki perbedaan yang mencolok antara motivasi wirausaha, metode

pembelajaran dan kemampuan memprogram mesin CNC.

Dari hasil wawancara dengan siswa, siswa “AD” menyatakan sebagai

berikut: ”saya sangat ingin berwirausaha, saya ingin menjadi wirausahawan

dibidang pengelasan karena las lebih diperlukan di daerah saya”. Siswa tersebut

memiliki motivasi wirausaha tinggi, tetapi dibidang pengelasan, sehingga siswa

tersebut kurang tertarik untuk mempelajari mesin CNC.

Siswa yang lain,”DP” menyatakan sebagai berikut:” saya tidak ingin

membuka bengkel atau berwirausaha karena tidak memiliki modal. Saya setelah

lulus SMK ingin bekerja di perusahaan spare part seperti Musashi, Astra dll, yang

mengoperasikan mesin CNC”.

Siswa “AAP” menyatakan : “saya menjadi tertarik belajar mesin CNC

setelah kemarin melihat mesin yang sebenarnya. Saya ingin dapat mengoperasikan

dengan baik mesin – mesin itu”.

Dari ketiga hasil wawancara dengan siswa dapat diketahui bahwa walaupun

siswa memiliki motivasi wirausaha tinggi namun untuk memiliki kemampuan

memprogram mesin CNC dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain faktor

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

minat dan tujuan akhir pribadi atau motivasi internal siswa. Dukungan lingkungan,

dan keluarga termasuk modal usaha juga berpengaruh pada kemampuan siswa.

Sesuai pendapat Abu Ahmadi dan Widodo Supriyono (2004:75) bahwa prestasi

belajar dipengaruhi oleh faktor internal yaitu kondisi fisiologis dan psikologis, dan

faktor eksternal yang antara lain berupa faktor lingkungan.

Berdasarkan hasil penelitian secara kualitatif diatas maka dapat diambil

kesimpulan bahwa motivasi wirausaha tinggi berinteraksi dengan metode

pembelajaran dengan baik apabila dibarengi dengan faktor internal. Motivasi

rendah pun dapat memiliki kemampuan yang baik apabila didukung dengan

metode pembelajaran yang sesuai.

F. Keterbatasan Penelitian

Penelitian telah kami upayakan seoptimal mungkin, namun tidak dapat

peneliti hindari adanya berbagai keterbatasan yang membuat penelitian ini tidak

sesuai harapan. Beberapa kendala yang membatasi kesempurnaan penelitian ini

diantaranya adalah:

1. Waktu penelitian

Penelitian yang berkaitan dengan psikomotorik seperti memprogram mesin

CNC sulit diukur secara nyata hanya dengan pelatihan dalam jangka waktu

yang singkat, karena tidak semua kompetensi dapat dikuasai dengan sempurna.

Adanya keterbatasan waktu penelitian memberikan dampak kurangnya siswa

dalam mengoptimalkan pemrograman.. Untuk dapat mencapai skill atau

kompeten diperlukan waktu yang relatif lama sehingga lebih berpengalaman.

2. Mesin untuk demonstrasi yang belum optimal

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Pembelajaran demonstrasi memerlukan waktu yang lama apabila peralatannya

sedikit karena harus bergiliran. Waktu penelitian yang singkat dan jumlah

mesin sedikit sehingga kurang optimal.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

BAB V

KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan analisis data dan pembahasan hasil penelitian pada Bab IV,

maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:

1. Ada perbedaan pengaruh yang signifikan antara Pembelajaran CTL dengan

metode Demonstrasi dan Simulasi komputer saja terhadap kemampuan

memprogram mesin CNC, yang berdasarkan Fhitung = 47,78 dibandingkan

Ftabel = 3,999. Kelas yang menggunakan metode demonstrasi memiliki

kemampuan lebih baik dibanding kelas yang menggunakan simulasi komputer

saja.

2. Ada perbedaan pengaruh yang signifikan antara motivasi berwirausaha tinggi

dan motivasi berwirausaha rendah terhadap kemampuan memprogram mesin

CNC, yang berdasarkan Fhitung = 25,65 dibandingkan Ftabel = 3,999. Kelompok

yang memiliki motivasi wirausaha tinggi memiliki kemampuan yang lebih

baik dibandingkan keompok yang memiliki motivasi wirausaha rendah.

3. Ada interaksi antara Pembelajaran CTL dengan Metode demonstrasi dengan

simulasi komputer dengan motivasi berwirausaha terhadapa kemampuan

memprogram mesin CNC yang berdasarkan Fhitung = 4,08 dibandingkan Ftabel

= 3,999.

B. Implikasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Dari kesimpulan di atas memberikan gambaran, bahwa kemampuan

memprogram mesin CNC dapat ditingkatkan dengan menerapkan metode

demonstrasi.

Pendekatan pembelajaran dapat mewadahi, menginsiprasi, menguatkan, dan

melatari metode pembelajaran dengan cakupan teoretis tertentu. Merujuk pada

hasil penelitian yang menunjukkan bahwa kelas dengan pembelajaran CTL dengan

metode Demonstrasi memiliki kemampuan memprogram mesin CNC lebih baik

dan siswa dengan motivasi wirausaha rendah, akan sulit memahami pelajaran.

Siswa dengan motivasi rendah, karena daya pikir (aspek kognitif) yang kurang

cerdas, sehingga akan kesulitan memahami progam mesin CNC. Oleh karena

kesulitan dalam memahami program mesin CNC tersebut, maka siswa dengan

motivasi wirausaha rendah cenderung kurang dalam motivasi berprestasi

(achievement motivation), sehingga pasif menunggu instruksi guru.

Siswa dengan motivasi wirausaha yang rendah, jika tidak mendapatkan

bimbingan dan pengarahan dari guru/instruktur akan kesulitan untuk memahami

pelajaran. Di sinilah peran guru yang tidak cukup hanya memberi ceramah, tetapi

juga harus menggunakan metode yang sesuai agar mampu menjadi guru untuk

mengantarkan generasi penerus yang berkualitas dalam mengisi pembangunan.

C. SARAN

Untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam memprogram mesin CNC,

ada beberapa saran yang kami kemukakan:

1. Guru sebaiknya menguasai berbagai pendekatan (approach) pembelajaran, dan

mampu menerapkan sesuai dengan kebutuhan. Ketepatan dalam memilih

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

pendekatan akan membantu siswa untuk mencapai kompetensi standar sesuai

kurikulum yang berlaku. Siswa berprestasi dihasilkan oleh guru/pendidik yang

professional. Oleh karena itu, pembelajaran akan lebih berkualitas jika guru

mau belajar atau mereviu materi dan metode yang akan diberikan siswa.

2. Untuk mengoptimalkan pembelajaran dengan pendekatan metode demonstrasi

diperlukan dukungan sarana penunjang pembelajaran seperti modul atau bahan

ajar yang lengkap, alat-alat/mesin yang cukup jumlahnya dan lengkap seperti

di perusahaan.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

DAFTAR PUSTAKA

Abu Ahmadi dan Widodo Supriyono. 1991. Psikologi Belajar. Rineka Cipta. Jakarta.

Budiyono, 2009, Statistika Untuk Penelitian, Surakarta : UNS Press.

Bygreve, W.D., 1996, Portable MBA Entrepreneurship, Jakarta : Binarupa

Aksara.

Darsono, Max, 2002, Belajar dan Pembelajaran, Semarang : Unnes Press.

Dimyati dan Mudjiono, 2006, Belajar dan Pembelajaran, Jakarta: Rineka Cipta

Gibbs, David, 1991, An Introduction to CNC Machining and Programming,

New York : Industrial Press Inc.

Hasibuan, Malayu S.P., 2005. Manajemen Sumber Daya Manusia, Jakarta: PT.

Bumi Aksara.

Madison, James G.,1996, CNC Machining Handbook, New York : Industrial

Press Inc.

McCleland, D., 1971, The Achievement Motive in Economic Growth, in:

P.Kilby(ed.) Entrepreneurship and Economic Development, New York

: The Free Press.

Moleong, Lexy, 2004, Metodologi Penelitian Suatu Pendekatan, Bandung :

Remaja Rosdakarya.

Mulyasa, 2005, Menjadi Guru Profesional, Bandung : Remaja Rosdakarya.

Nana Syaodih Sukmadinata, 2009, Metode Penelitian Pendidikan, Bandung :

Remaja Rosdakarya.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Nurdin, S, 2005, Guru Profesional dan Implementasi Kurikulum, Jakarta :

Quantum Teaching.

Nurhadi, 2003, Pembelajaran Kontekstual dan Penerapannya dalam KBK,

Malang : Universitas Negeri Malang Press.

Okky Pujaan, 2010, Hubungan Antara Self-Efficacy Dengan Motivasi

Berwirausaha Pada Mahasiswa Etnis Jawa. Skripsi. Surabaya: Fakultas

Psikologi Universitas Surabaya

Poerwadarminta, 1976, Kamus Umum Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka.

Polywka, John, 1992, Programming of Computer Numerically Controlled

Machines, New York : Industrial Press Inc.

Riduan, 2008, Metode dan Teknik Menyusun Tesis, Bandung:Alfabeta

Riyanti, D., 2003, Kewirausahaan Dari Sudut Pandang Psikologi Kepribadian,

Jakarta : Grasindo

Sugandi, 2004, Teori Pembelajaran, Semarang : Unnes Press.

Sugiyanto, 2009, Model – model Pembelajaran Inovatif, Surakarta: Panitia

Sertifikasi Guru Rayon 13 FKIP UNS Surakarta.

Sugiyono, 2007, Metode Penelitian Pendidikan, Bandung: Alfabeta

Suharsimi Arikunto, 2002, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan

Praktek, Jakarta : Rineka Cipta.

Sudjana, N. 2000. Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Alegensindo.

Sulunadinata, 2007, Metode Penelitian Pendidikan, Bandung: Remaja

Rosdakarya

Undang-Undang R.I. Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan

Nasional.

Widarto,2008, Teknik Pemesinan, Jakarta:Depdiknas.

Winkel, W. S.,1991, Psikologi Belajar, Jakarta:Gramedia.