157
EFEKTIVITAS IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER BERBASIS LAYANAN BIMBINGAN KLASIKAL KOLABORATIF DENGAN PENDEKATAN EXPERIENTIAL LEARNING UNTUK MENINGKATKAN KARAKTER BELA RASA (COMPASSION) (Studi Pra Eksperimen pada Siswa Kelas VII SMP Stella Duce 2 Yogyakarta Tahun Ajaran 2014/2015) Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Bimbingan dan Konseling Oleh: Yohanes Purnomo Edi 121114019 PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING JURUSAN ILMU PENDIDIKAN FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2016 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

EFEKTIVITAS IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER … · CLASS GUIDANCE SERVICE-BASED CHARACTER EDUCATION USING EXPERIENTIAL LEARNING APPROACH TO DEVELOP A SENSE OF COMPASSION ... Pengertian

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: EFEKTIVITAS IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER … · CLASS GUIDANCE SERVICE-BASED CHARACTER EDUCATION USING EXPERIENTIAL LEARNING APPROACH TO DEVELOP A SENSE OF COMPASSION ... Pengertian

EFEKTIVITAS IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER

BERBASIS LAYANAN BIMBINGAN KLASIKAL KOLABORATIF

DENGAN PENDEKATAN EXPERIENTIAL LEARNING UNTUK

MENINGKATKAN KARAKTER BELA RASA (COMPASSION)

(Studi Pra Eksperimen pada Siswa Kelas VII SMP Stella Duce 2 Yogyakarta

Tahun Ajaran 2014/2015)

Skripsi

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Bimbingan dan Konseling

Oleh:

Yohanes Purnomo Edi

121114019

PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING

JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2016

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 2: EFEKTIVITAS IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER … · CLASS GUIDANCE SERVICE-BASED CHARACTER EDUCATION USING EXPERIENTIAL LEARNING APPROACH TO DEVELOP A SENSE OF COMPASSION ... Pengertian

ii

SKRIPSI

EFEKTIVITAS IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER

BERBASIS LAYANAN BIMBINGAN KLASIKAL KOLABORATIF

DENGAN PENDEKATAN EXPERIENTIAL LEARNING UNTUK

MENINGKATKAN KARAKTER BELA RASA (COMPASSION)

(Studi Pra Eksperimen pada Siswa Kelas VII SMP Stella Duce 2 Yogyakarta

Tahun Ajaran 2014/2015)

Oleh:

Yohanes Purnomo Edi

NIM: 121114019

Telah disetujui oleh:

Dosen Pembimbing

Dr. M.M. Sri Hastuti, M.Si. Tanggal 8 Maret 2016

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 3: EFEKTIVITAS IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER … · CLASS GUIDANCE SERVICE-BASED CHARACTER EDUCATION USING EXPERIENTIAL LEARNING APPROACH TO DEVELOP A SENSE OF COMPASSION ... Pengertian

iii

SKRIPSI

EFEKTIVITAS IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER

BERBASIS LAYANAN BIMBINGAN KLASIKAL KOLABORATIF

DENGAN PENDEKATAN EXPERIENTIAL LEARNING UNTUK

MENINGKATKAN KARAKTER BELA RASA (COMPASSION)

(Studi Pra Eksperimen pada Siswa Kelas VII SMP Stella Duce 2 Yogyakarta

Tahun Ajaran 2014/2015)

Dipersiapkan dan disusun oleh:

Yohanes Purnomo Edi

NIM: 121114019

Telah dipertahankan di depan Panitia Penguji

Pada tanggal 16 Maret 2016

dan dinyatakan telah memenuhi syarat

Susunan Panitia Penguji:

Nama Lengkap Tanda Tangan

Ketua : Dr. Gendon Barus, M.Si.

Sekretaris : Juster Donal Sinaga, M.Pd.

Anggota I : Dr. Gendon Barus, M.Si.

Anggota II : Dr. M.M. Sri Hastuti, M.Si.

Anggota III : Juster Donal Sinaga, M.Pd.

Yogyakarta, 16 Maret 2016

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Dekan

Rohandi, Ph.D.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 4: EFEKTIVITAS IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER … · CLASS GUIDANCE SERVICE-BASED CHARACTER EDUCATION USING EXPERIENTIAL LEARNING APPROACH TO DEVELOP A SENSE OF COMPASSION ... Pengertian

iv

HALAMAN MOTTO

Hidup adalah Perjuangan!!

Aja Dumeh, Eling, Lan Waspada

(SEMAR)

Lebih Baik Melakukan Sesuatu dengan Tidak Sempurna Dibanding Tidak Melakukan Apapun dengan Sempurna

(Dr. Robert Schuller)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 5: EFEKTIVITAS IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER … · CLASS GUIDANCE SERVICE-BASED CHARACTER EDUCATION USING EXPERIENTIAL LEARNING APPROACH TO DEVELOP A SENSE OF COMPASSION ... Pengertian

v

HALAMAN PERSEMBAHAN

Karya ini Yohan persembahkan bagi....

Tuhan Yesus Kristus dan Bunda Maria

Sang teladan yang senantiasa menjadi pedoman, pegangan, sumber kekuatan, dan ketenangan dalam setiap alur indah yang Yohan jalani selama ini.

Yayasan Tarakanita

Yang telah membantu dalam hal financial sehingga Yohan dapat kuliah hingga selesai.

Para dosen dan staf Prodi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma

Semua orang terkasih yang telah memberikan seluruh kasih sayang yang tulus, perhatian, dan cintanya dalam mendampingi dan memotivasi hingga sekarang.

Orang tua terscinta,

Bapak Macarius Sumadiarto dan Wahyuni Imbar Yulianingsih

Kakak-kakak tersayang,

Andreas Bagus Prasojo dan Yohana Indah Susanti

Adik tersayang,

Fransisca Frida Tania

Seluruh keluarga,

Alm. Bapak Sarwo Dadi Ngudiono, Budhe Sumilah, Budhe Munjiah, dan segenap keluarga

serta teman dekat dan sahabat yang tetap mendukung Yohan sampai sekarang.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 6: EFEKTIVITAS IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER … · CLASS GUIDANCE SERVICE-BASED CHARACTER EDUCATION USING EXPERIENTIAL LEARNING APPROACH TO DEVELOP A SENSE OF COMPASSION ... Pengertian

vi

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak

memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam

daftar pustaka sebagaimana layaknya sebuah karya ilmiah.

Yogyakarta, 16 Maret 2016

Penulis

Yohanes Purnomo Edi

NIM: 121114019

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 7: EFEKTIVITAS IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER … · CLASS GUIDANCE SERVICE-BASED CHARACTER EDUCATION USING EXPERIENTIAL LEARNING APPROACH TO DEVELOP A SENSE OF COMPASSION ... Pengertian

vii

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH

UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma

Nama : Yohanes Purnomo Edi

Nomor Mahasiswa : 121114019

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan Kepada Perpustakaan

Universitas Sanata Dharma karya ilmiah yang berjudul:

EFEKTIVITAS IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER BERBASIS

LAYANAN BIMBINGAN KLASIKAL KOLABORATIF DENGAN

PENDEKATAN EXPERIENTIAL LEARNING UNTUK MENINGKATKAN

KARAKTER BELA RASA (COMPASSION)

(Studi Pra Eksperimen pada Siswa Kelas VII SMP Stella Duce 2 Yogyakarta

Tahun Ajaran 2014/2015)

beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian saya memberikan

Kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan,

mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya di internet atau media lain

untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta izin dari saya maupun

memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai

penulis.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.

Dibuat di Yogyakarta

Pada tanggal: 16 Maret 2016

Yang menyatakan

Yohanes Purnomo Edi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 8: EFEKTIVITAS IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER … · CLASS GUIDANCE SERVICE-BASED CHARACTER EDUCATION USING EXPERIENTIAL LEARNING APPROACH TO DEVELOP A SENSE OF COMPASSION ... Pengertian

viii

ABSTRAK

EFEKTIVITAS IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER

BERBASIS LAYANAN BIMBINGAN KLASIKAL KOLABORATIF

DENGAN PENDEKATAN EXPERIENTIAL LEARNING UNTUK

MENINGKATKAN KARAKTER BELA RASA (COMPASSION)

(Studi Pra Eksperimen pada Siswa Kelas VII SMP Stella Duce 2 Yogyakarta

Tahun Ajaran 2014/2015)

Yohanes Purnomo Edi

Universitas Sanata Dharma

2016

Tujuan penelitian ini: (1) Mengetahui gambaran tingkat karakter Bela

Rasa (Compassion) siswa kelas VII SMP Stella Duce 2 Tahun Ajaran

2014/2015Yogyakarta sebelum dan sesudah mendapatkan pendidikan karakter

berbasis layanan bimbingan klasikal kolaboratif dengan pendekatan experiential

learning; (2) Mengetahui efektivitas pendidikan karakter berbasis layanan

bimbingan klasikal kolaboratif dengan pendekatan experiential learning dalam

meningkatkan karakter Bela Rasa (Compassion) siswa kelas VII SMP Stella Duce

2 Yogyakarta Tahun Ajaran 2014/2015.

Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan menggunakan

pendekatan pra-eksperimen One-Group Pretest-Posttest Design. Instrumen

pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah Kuesioner

Karakter Bela Rasa (Compassion) yang disusun oleh peneliti. Koefisien

reliabilitas penelitian ini dianalisa menggunakan teknik Test-retest hasilnya senilai

0,689 dan termasuk kategori cukup. Subjek penelitian ini adalah siswa-siswi kelas

VII Sekar Jagad SMP Stella Duce 2 Yogyakarta berjumlah 28 orang. Teknik

analisa data yang digunakan adalah kategorisasi distribusi normal dan uji Two

Related Sample Test (Wilcoxon).

Temuan penelitian menunjukkan: tingkat karakter bela rasa (compassion)

siswa kelas VII Sekar Jagad SMP Stella Duce 2 Yogyakarta sebelum dan sesudah

mendapatkan layanan bimbingan klasikal kolaboratif dengan pendekatan

experiential learning secara umum baik. Namun demikian, masih terdapat siswa

yang memiliki karakter bela rasa (compassion) pada kategori sedang. Tidak

terdapat peningkatan karakter bela rasa (compassion) siswa secara signifikan

senilai 0,352, (Sig 2 tailed) sebesar (0,352) > (0,05). Dengan demikian,

implementasi layanan bimbingan klasikal kolaboratif dengan pendekatan

experiential learning tidak secara efektif meningkatkan karakter bela rasa

(compassion) siswa.

Kata kunci: bimbingan klasikal kolaboratif, experiential learning, karakter bela

rasa (compassion)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 9: EFEKTIVITAS IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER … · CLASS GUIDANCE SERVICE-BASED CHARACTER EDUCATION USING EXPERIENTIAL LEARNING APPROACH TO DEVELOP A SENSE OF COMPASSION ... Pengertian

ix

ABSTRACT

THE EFFECTIVENESS OF THE IMPLEMENTATION OF COLLABORATIVE

CLASS GUIDANCE SERVICE-BASED CHARACTER EDUCATION USING

EXPERIENTIAL LEARNING APPROACH TO DEVELOP A SENSE OF

COMPASSION

(Preliminary Study on the seventh grade students in SMP Stella Duce 2

Yogyakarta Academic Year 2014 / 2015 )

Yohanes Purnomo Edi

Sanata Dharma University

2016

The purposes of this research are: (1) To know the description of the sense

of compassion among the seventh grade students of SMP Stella Duce 2

Yogyakarta, academic year 2014/2015, before and after the implementation of the

collaborative class guidance service-based character education using an

experiential learning approach; (2) To explore the effectiveness of the

collaborative class guidance service-based character education using an

experiential learning approach to develop the seventh grade students’ sense of

compassion in SMP Stella Duce 2 Yogyakarta academic year 2014/2015.

This research is a quantitative research using a pre-experiment One-Group

Pretest-Posttest Design design. The instrument used to collect data was a

questionnaire to explore students’ sense of compassion which was designed by the

researcher. The reliability coefficient of this research was analysed using a Test-

retest technique and the result was 0,689 and categorized as sufficient. The

subjects of this research were 28 seventh grade students of Sekar Jagad Class in

SMP Stella Duce 2 Yogyakarta. The data analysis technique was the

categorization of normal distribution and the Two Related Sample Test

(Wilcoxon).

The finding of the research shows that the seventh grade students’ sense of

compassion before and after the implementation of the collaborative class

guidance service-based character education using an experiential learning

approach is generally good. However, some students have a medium sense of

compassion. There was no significant development in the students’ sense of

compassion, at the value of 0,352, (sig 2 tailed) as much as (0,352) > (0.05).

Therefore, the implementation of the collaborative class guidance service using an

experiential learning approach does not effectively increase students’ sense

compassion.

Keywords: bimbingan klasikal kolaboratif, experiential learning, karakter bela

rasa (compassion)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 10: EFEKTIVITAS IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER … · CLASS GUIDANCE SERVICE-BASED CHARACTER EDUCATION USING EXPERIENTIAL LEARNING APPROACH TO DEVELOP A SENSE OF COMPASSION ... Pengertian

x

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala berkat dan

rahmat-Nya sehingga, penulisan tugas akhir dengan judul “Efektivitas

Implementasi Pendidikan Karakter Berbasis Layanan Bimbingan Klasikal

Kolaboratif dengan pendekatan Experiential Learning untuk Meningkatkan

Karakter Bela Rasa (Compassion) (Studi Pra Eksperimen pada Siswa Kelas VII

SMP Stella Duce 2 Yogyakarta Tahun Ajaran 2014/2015) dapat terselesaikan

dengan baik dan lancar.

Selama penulisan tugas akhir ini, penulis menyadari bahwa banyak pihak

yang ikut terlibat guna membimbing, mendampingi, dan mendukung setiap proses

yang penulis jalani. Oleh karenanya, penulis ingin menyampaikan ucapan terima

kasih kepada:

1. Bapak Rohandi, Ph.D. selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu

Pendidikan.

2. Bapak Dr. Gendon Barus, M.Si. selaku ketua Program Studi Bimbingan

dan Konseling.

3. Bapak Juster Donal Sinaga, M.Pd. selaku Wakil Ketua Program Studi

Bimbingan dan Konseling.

4. Ibu Dr. M.M. Sri Hastuti, M.Si. selaku dosen pembimbing skripsi yang

selalu mendampingi dengan penuh kesabaran, telaten, selalu memberikan

saran, motivasi, petunjuk kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

5. Segenap Bapak/Ibu dosen Program Studi Bimbingan dan Konseling atas

bimbingan dan pendampingan selama penulis menempuh studi.

6. Mas Moko atas pelayanan yang diberikan dengan ramah dan sabar selama

penulis menempuh studi di Program Studi Bimbingan dan Konseling.

7. Yayasan Tarakanita yang telah membantu dalam hal financial sehingga

Yohan dapat kuliah hingga selesai.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 11: EFEKTIVITAS IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER … · CLASS GUIDANCE SERVICE-BASED CHARACTER EDUCATION USING EXPERIENTIAL LEARNING APPROACH TO DEVELOP A SENSE OF COMPASSION ... Pengertian

xi

8. Orang tua Yohanes Purnomo Edi, yakni Bapak Macarius Sumadiarto dan

Ibu Wahyuni Imbar Yulianingsih atas seluruh doa, dukungan,

pendampingan, serta penguatan yang diberikan kepada penulis selama ini.

9. Kakak-kakak Yohan, yakni Mas Andreas Bagus Prasojo dan Mbak

Yohana Indah Susanti atas kasih sayang, perhatian, dukungan, doa,

semangat, dan keceriaan yang telah diberikan kepada penulis selama ini.

10. Adik Yohan, yakni Frasnsisca Frida Tania atas semangat, doa,

kebersamaan, dukungan, dan keceriaan yang telah diberikan kepada

penulis.

11. Budhe Sumilah, Budhe Munjiah, Pakdhe Wakijo, Budhe Yati, dan seluruh

keluarga besar atas seluruh doa dan dukungan yang telah diberikan kepada

penulis selama ini.

12. Seluruh kakak, teman, dan adik dari angkatan 2010, 2011, 2012, 2013,

2014, dan 2015 atas seluruh doa, dukungan, semangat, pengalaman, dan

kebersamaan yang diberikan kepada penulis selama ini.

13. Teman dekat dan sahabat terkasih atas doa, dukungan, semangat dan

kebersamaan yang diberikan selama ini.

14. Seluruh pihak yang telah mendukung dan membantu dalam proses

pembuatan hingga penyelesaian tugas akhir ini.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 12: EFEKTIVITAS IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER … · CLASS GUIDANCE SERVICE-BASED CHARACTER EDUCATION USING EXPERIENTIAL LEARNING APPROACH TO DEVELOP A SENSE OF COMPASSION ... Pengertian

xii

15. Penulis menyadari bahwa masih banyak kesalahan dan kekurangan yang

penulis lakukan selama proses pembuatan tugas akhir ini. Oleh karena itu,

penulis minta maaf kepada semua pihak yang telah dirugikan atas

keasalahan dan kekurangan tersebut. Penulis juga sadar bahwa peneitian

ini masih jauh dari sempurna. Maka dari itu, penulis berharap

mendapatkan kritik dan saran yang membangun dari berbagai pihak guna

pembenahan, penajaman, dan perkembangan penelitian yang lebih baik.

Akhir kata, atas perhatian dan kesempatan yang diberikan, penulis

ucapkan terima kasih.

Yogyakarta, 16 Maret 2016

Penulis

Yohanes Purnomo Edi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 13: EFEKTIVITAS IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER … · CLASS GUIDANCE SERVICE-BASED CHARACTER EDUCATION USING EXPERIENTIAL LEARNING APPROACH TO DEVELOP A SENSE OF COMPASSION ... Pengertian

xiii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ............................................................................................. i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIIMBING ............................................... ii

HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................. iii

HALAMAN MOTTO ......................................................................................... iv

HALAMAN PERSEMBAHAN ........................................................................... v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ............................................................. vi

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA

ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ......................................... vii

ABSTRAK ......................................................................................................... viii

ABSTRACT ......................................................................................................... ix

KATA PENGANTAR ........................................................................................... x

DAFTAR ISI ...................................................................................................... xiii

DAFTAR TABEL ............................................................................................. xvi

DAFTAR GAMBAR ........................................................................................ xvii

DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................... xviii

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................... 1

A. Latar Belakang Masalah ................................................................. 1

B. Identifikasi Masalah .................................................................... 10

C. Batasan Masalah .......................................................................... 11

D. Rumusan Masalah ....................................................................... 12

E. Tujuan Penelitian ........................................................................ 12

F. Manfaat Penelitian ...................................................................... 12

1. Manfaat Teoritis ....................................................................... 13

2. Manfaat Praktis ........................................................................ 13

G. Definisi Operasional Variabel ..................................................... 14

BAB II KAJIAN PUSTAKA ........................................................................ 16

A. Hakikat Pendidikan Karakter ...................................................... 16

1. Pengertian Karakter ................................................................ 16

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 14: EFEKTIVITAS IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER … · CLASS GUIDANCE SERVICE-BASED CHARACTER EDUCATION USING EXPERIENTIAL LEARNING APPROACH TO DEVELOP A SENSE OF COMPASSION ... Pengertian

xiv

2. Pengertian Pendidikan Karakter ............................................. 17

3. Tujuan Pendidikan Karakter ................................................... 18

4. Prinsip-prinsip Pendidikan Karakter ...................................... 20

5. Nilai-nilai Keutamaan Karakter di Tarakanita ....................... 21

6. Proses Pembentukan Nilai Karakter ....................................... 30

B. Hakikat Karakter Bela Rasa (compassion) .................................. 33

1. Pengertian Bela Rasa (compassion) ....................................... 33

2. Karakteristik Karakter Bela Rasa (compassion) ..................... 34

C. Hakikat Pendekatan Experiential Learning ................................ 35

1. Pengertian Pendekatan Experiential Learning ....................... 35

2. Prinsip Experiential Learning . ............................................... 36

3. Kelebihan dan kekurangan Pendekatan

Experiential Learning ............................................................. 37

4. Aktivitas Inti dalam Pembelajaran Experiential .................... 37

D. Hakikat Layanan Bimbingan Klasikal Kolaboratif ..................... 39

1. Pengertian Bimbingan Klasikal .............................................. 39

2. Tujuan Bimbingan Klasikal . ................................................... 40

3. Bidang Bimbingan Klasikal ................................................... 41

4. Bimbingan Klasikal Kolaboratif ............................................ 42

E. Hakikat Bimbingan Klasikal Kolaboratif dengan Pendekatan

Experiential Learning ................................................................... 43

F. Hakikat Remaja sebagai Peserta Didik SMP .............................. 51

1. Pengertian Peserta Didik SMP ............................................... 51

2. Karakteristik Peserta Didik SMP. ........................................... 52

3. Tugas-Tugas Perkembangan Remaja sebagai Pelajar ............ 52

4. Kebutuhan-kebutuhan Remaja sebagai Peserta Didik ............ 53

G. Kerangka Berpikir ....................................................................... 57

H. Hipotesis Tindakan ...................................................................... 59

BAB III METODE PENELITIAN ................................................................ 60

A. Jenis Penelitian ............................................................................ 60

B. Setting Penelitian (Lokasi dan Waktu Penelitian) ........................ 63

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 15: EFEKTIVITAS IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER … · CLASS GUIDANCE SERVICE-BASED CHARACTER EDUCATION USING EXPERIENTIAL LEARNING APPROACH TO DEVELOP A SENSE OF COMPASSION ... Pengertian

xv

C. Subjek Penelitian ......................................................................... 63

D. Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data .................................. 64

E. Validitas Reliabilitas, dan Uji Normalitas .................................. 66

1. Validitas .................................................................................. 66

2. Reliabilitas .............................................................................. 66

3. Uji Normalitas. ........................................................................ 69

F. Teknik Analisis Data ................................................................... 70

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN .............................. 73

A. Hasil Penelitian ........................................................................... 73

B. Pembahasan Hasil Penelitian ....................................................... 77

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ........................................................ 87

A. Kesimpulan ................................................................................. 87

B. Keterbatasan Penelitian ................................................................ 88

C. Saran ............................................................................................ 88

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 16: EFEKTIVITAS IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER … · CLASS GUIDANCE SERVICE-BASED CHARACTER EDUCATION USING EXPERIENTIAL LEARNING APPROACH TO DEVELOP A SENSE OF COMPASSION ... Pengertian

xvi

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Desain Penelitian One Group Pretest Posttest Design .......................... 61

Tabel 3.2 Kisi-kisi Kuesioner Karakter Bela Rasa (compassion) .......................... 65

Tabel 3.3 Kriteria Guilford .................................................................................... 68

Tabel 3.4 Hasil Uji Normalitas .............................................................................. 69

Tabel 3.5 Kategorisasi Normal Tingkat Karakter Bela Rasa (compassion) .......... 71

Tabel 3.6 Kategorisasi Normal Tingkat karakter Bela Rasa (compassion) Siswa/i

kelasVII Sekar Jagad SMP Stella Duce 2 Yogyakarta Tahun Ajaran

2014/2015 .............................................................................................. 72

Tabel 4.1 Kategorisasi Tingkat karakter bela rasa (compassion) siswa kelas VII

Sekar Jagad SMP Stella Duce 2 Yogyakarta Tahun Ajaran 2014/2015

sebelum dan sesudah mendapatkan Layanan Bimbingan Klasikal

Kolaboratif dengan Pendekatan Experiantial Learning ........................ 73

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 17: EFEKTIVITAS IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER … · CLASS GUIDANCE SERVICE-BASED CHARACTER EDUCATION USING EXPERIENTIAL LEARNING APPROACH TO DEVELOP A SENSE OF COMPASSION ... Pengertian

xvii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Koherensi Karakter dalam Konteks Totalitas Proses Psikososial ...... 32

Gambar 2.2 Fase Pendekatan Experiential Learning Kolb .................................... 47

Gambar 2.3 Proses Pendidikan Karakter Berbasis Layanan Bimbingan Klasikal

Kolaboratif dengan Pendekatan Experiential Learning .................... 50

Gambar 3.1 Efektivitas layanan bimbingan klasikal kolaboratif dengan

pendekatan experiential learning ...................................................... 62

Gambar 4.1 Tingkat karakter bela rasa (compassion) siswa kelas VII Sekar Jagad

SMP Stella Duce 2 Yogyakarta Tahun Ajaran 2014/2015 sebelum

dan sesudah mendapatkan Layanan Bimbingan Klasikal Kolaboratif

dengan Pendekatan Experiential Learning ....................................... 74

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 18: EFEKTIVITAS IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER … · CLASS GUIDANCE SERVICE-BASED CHARACTER EDUCATION USING EXPERIENTIAL LEARNING APPROACH TO DEVELOP A SENSE OF COMPASSION ... Pengertian

xviii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Uji Normalitas ................................................................................... 96

Lampiran 2. Hasil Uji Two Related Sample Test (Wilcoxon) ................................ 97

Lampiran 3. Kuesioner Karakter Bela Rasa (Compassion) ................................... 98

Lampiran 4. Tabulasi Data Penelitian Pretest...................................................... 104

Lampiran 5. Tabulasi Data Penelitian Posttest .................................................... 106

Lampiran 6. Hasil Reliabilitas.............................................................................. 108

Lampiran 7. Rencana Pelaksanaan Layanan ........................................................ 109

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 19: EFEKTIVITAS IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER … · CLASS GUIDANCE SERVICE-BASED CHARACTER EDUCATION USING EXPERIENTIAL LEARNING APPROACH TO DEVELOP A SENSE OF COMPASSION ... Pengertian

1

BAB I

PENDAHULUAN

Pada bab ini dipaparkan latar belakang, identifikasi masalah, batasan

masalah, rumusan masalah penelitian, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan

definisi operasional variabel penelitian.

A. Latar Belakang Masalah

Situasi sosial dan kultur masyarakat kita dewasa ini semakin

mengkhawatirkan. Hancurnya nilai-nilai moral, merebaknya ketidakadilan,

dan ketidakjujuran, tipisnya rasa bela rasa, solidaritas, dan fenomena

kemunduran yang lain telah terjadi dalam lembaga pendidikan kita. Hal ini

mewajibkan kita untuk mempertanyakan, sejauh mana lembaga pendidikan

kita telah mampu menjawab dan tanggap terhadap berbagai macam persoalan

dalam masyarakat kita.

Dalam konteks pendidikan di tanah air, kemerosotan nilai-nilai moral

telah menjadi semacam lampu merah yang mendesak semua pihak, lembaga

pendidikan, orang tua, negara, dan lembaga masyarakat lain untuk segera

memandang pentingnya sebuah sinergi bagi pengembangan pendidikan

karakter (Harsanto, 2009:55). Banyak bukti menunjukkan bahwa pelaksanaan

pendidikan karakter di sekolah ternyata membantu menciptakan kultur

sekolah menjadi lebih baik (Koesoema, 2007:132). Para siswa menjadi lebih

aman dan nyaman, serta lebih mampu berkonsentrasi dalam belajar sehingga

prestasi mereka meningkat.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 20: EFEKTIVITAS IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER … · CLASS GUIDANCE SERVICE-BASED CHARACTER EDUCATION USING EXPERIENTIAL LEARNING APPROACH TO DEVELOP A SENSE OF COMPASSION ... Pengertian

2

Dewasa ini, Kementerian Pendidikan Nasional menerapkan kembali

pendidikan pembangunan karakter bangsa. Pembangunan karakter bangsa

sesungguhnya telah secara eksplisit dipaparkan dalam Undang-Undang

Nomor 20 tahun 2003 pasal 3 yang menyatakan bahwa pendidikan nasional

berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk karakter serta

peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan

bangsa.

Pendidikan nasional bertujuan untuk mengembangkan potensi siswa

agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha

Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi

warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Hal tersebut jelas

bahwa pendidikan sebaiknya tidak hanya menghasilkan generasi yang cerdas

secara akademik, namun juga berakhlak mulia. Oleh karena itu, pemantapan

pendidikan karakter secara komprehensif menjadi sangat penting dan

mendasar untuk diimplementasikan di sekolah.

Pentingnya pendidikan karakter secara komprehensif diberikan kepada

peserta didik sedini mungkin, sebab pendidikan tersebut mencakup ranah

afeksi, kognisi, dan psikomotor. Para peserta didik harapannya mampu

mewujudnyatakan tujuan pendidikan nasional di Indonesia.

Secara umum tujuan-tujuan pendidikan di Indonesia, baik tujuan

sekolah, perguruan tinggi, maupun tujuan nasional mencakup ketiga ranah

perkembangan manusia, seperti tertulis dalam teori-teori pendidikan, yaitu

perkembangan afeksi, kognisi dan psikomotor (Pidarta, 2009: 15). Sejauh ini

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 21: EFEKTIVITAS IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER … · CLASS GUIDANCE SERVICE-BASED CHARACTER EDUCATION USING EXPERIENTIAL LEARNING APPROACH TO DEVELOP A SENSE OF COMPASSION ... Pengertian

3

seperti yang kita ketahui bahwa pendidikan masih banyak yang

berorientasikan terhadap tingkat kognitif dan psikomotorik siswa, padahal

sangat penting untuk melihat perkembangan siswa juga dari segi afektif.

Pendidikan komprehensif merupakan pendidikan yang mengembangkan

seluruh aspek dalam diri peserta didik di lembaga pendidikan tanpa ada yang

diabaikan, dan menciptakan lingkungan yang menopang perkembangan

peserta didik. Lingkungan pendidikan yang menopang perkembamgan peserta

didik dapat berupa sekolah, keluarga, komunitas, masyarakat, berbagai

macam media informasi yang mempengaruhi pola pikir, sikap, bertindak

peserta didik, dan lain sebagainya. Pendidikan yang komprehensif berada

pada tataran praktis (Santoadi, 2010: 39-40).

Tujuan pendidikan di Indonesia mencakup afeksi, kognisi, dan

psikomotor hendaknya dikembangkan secara berimbang, optimal, dan

integratif. Berimbang artinya ketiga ranah tersebut di atas dilakukan dengan

intensitas yang sama, yang proporsional, dan tidak berat sebelah. Optimal

maksudnya adalah setiap ranah itu dilayani perkembangannya sesuai dengan

besar potensi masing-masing siswa. Integratif menunjukkan perkembangan

ketiga ranah itu dikaitkan satu dengan yang lain menjadi kebulatan, sehingga

setiap pribadi tumbuh dan berkembang menjadi pribadi yang berkarakter

demi kemajuan bangsa Indonesia. Inilah yang dimaksud dengan

perkembangan individu seutuhnya. Proses perkembangan yang bebas sesuai

dengan bakat dan kemampuan masing-masing akan melahirkan manusia

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 22: EFEKTIVITAS IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER … · CLASS GUIDANCE SERVICE-BASED CHARACTER EDUCATION USING EXPERIENTIAL LEARNING APPROACH TO DEVELOP A SENSE OF COMPASSION ... Pengertian

4

Indonesia seutuhnya yang beragam diwarnai oleh sila-sila Pancasila dan

berkarakter.

Pendidikan karakter begitu penting diterapkan dalam dunia pendidikan

karena karakter menunjukkan siapa diri kita sebenarnya. Karakter

menentukan pikiran, perasaan, dan kehendak sesorang. Karakter merupakan

sifat atau karakteristik dari seseorang yang sangat menonjol, sehingga

merupakan trade mark orang tersebut. Orang berkarakter berarti memiliki

integritas moral yang tinggi. Orang yang mempunyai integritas adalah orang

yang mampu mempunyai komitmen dan menjalankan nilai-nilai yang

diyakininya secara konsekuen dan konsisten. Menurut Chandra (2000:83),

karakter merupakan sebagai “kualitas pribadi, yang cenderung menentukan

kualitas hubungan seseorang dengan orang lain dan hubungannya dengan

lingkungan tempat ia berada”. Salah satu karakter yang menentukan kualitas

hubungan manusia dengan sesamanya adalah berbela rasa.

Kata “bela rasa” zaman sekarang makin sering terdengar di telinga kita,

terutama berkaitan dengan situasi sosial di mana banyak orang mengalami

masalah kehidupan, musibah, bencana alam, dan sebagainya. Kata “bela rasa”

perlahan-lahan mulai menjadi pilihan terhadap kata “belas kasihan”, yang

lebih populer dan lebih sering digunakan orang dalam komunikasi sehari-hari,

maupun dalam artikel, buku, majalah, koran, dan media cetak lainnya. Kata

“bela rasa” atau dalam bahasa Inggris compassion, secara etimologi terdiri

dari: passion berasal dari kata Latin yang berarti “merasakan”, dan awalan

com yang berarti “bersama”. Jadi, “bela rasa” berarti merasakan bersama-

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 23: EFEKTIVITAS IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER … · CLASS GUIDANCE SERVICE-BASED CHARACTER EDUCATION USING EXPERIENTIAL LEARNING APPROACH TO DEVELOP A SENSE OF COMPASSION ... Pengertian

5

sama secara mendalam, dan secara umum dapat diartikan merasakan

penderitaan yang dirasakan oleh orang lain.

Ungkapan “belas kasihan” mendudukkan seseorang pada posisi yang

lebih rendah dan ada perasaan berdosa atau bersalah di dalamnya. Bagi Borg

(1994:53), “bela rasa” jelas berbeda dengan “belas kasihan” (mercy, pity).

Ungkapan “belas kasihan” mendudukkan seseorang pada posisi yang lebih

rendah dan ada perasaan berdosa atau bersalah di dalamnya. Sedangkan bela

rasa (compassion) merupakan bentuk jamak yang berarti “rahim”. Seorang

ibu merasa berbela rasa dengan anaknya yang lahir dari rahimnya sendiri.

Seorang kakak berbela rasa dengan adiknya yang lahir dari rahim yang sama.

Di dalam dunia pendidikan, bela rasa/belas kasih (compassion) sangat

diperlukan supaya kita ikut merasakan bersama-sama secara mendalam apa

yang sedang dirasakan orang lain. Hal tersebut bukanlah perkara mudah,

terlebih lagi jika yang sedang dihadapi adalah berbagai perasaan negatif

seperti sedih, marah, kecewa, dan lain-lain. Ketika menghadapi itu, kita

cenderung menghindar dan bersikap acuh. Singkatnya, ketidakpedulian

terhadap sesama berawal dari ketidakpedulian kita terhadap perasaan mereka.

Bela rasa (compassion) adalah sikap hati yang timbul dari karya Roh di dalam

diri, yang memampukan kita turut merasakan dan selalu ingin berbuat sesuatu

terhadap penderitaan dan kesulitan yang dialami sesama. Hati yang berbela

rasa (compassion) membutuhkan kerelaan untuk berkorban dan

mewujudnyatakan dalam tindakan. Tindakan yang muncul tidaklah harus

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 24: EFEKTIVITAS IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER … · CLASS GUIDANCE SERVICE-BASED CHARACTER EDUCATION USING EXPERIENTIAL LEARNING APPROACH TO DEVELOP A SENSE OF COMPASSION ... Pengertian

6

berupa hal yang spektakuler dan 'wah', namun dapat dirasakan melalui

tindakan sederhana, hangat dan bersahabat.

Karakter bela rasa di Sekolah Menengah Pertama khususnya di SMP

Stella Duce 2 Yogyakarta semakin mendesak diterapkan karena mengingat

berbagai macam perilaku non-edukatif kini telah merasuki lembaga

pendidikan seperti fenomena kekerasan, ketidakpedulian, keegoisan,

kesewenang-wenangan yang terjadi di sekolah. Hal tersebut berawal dari

wawancara dan diskusi yang dilakukan oleh peneliti bersama dengan Suster

Yesina Y Sumarni, CB., yang mengatakan bahwa bela rasa (compassion)

yang merupakan bagian dari nilai keutamaan Tarakanita yaitu Cc5

(compassion, celebration, competence, conviction, creativity, dan community)

di sekolah khususnya di yayasan Tarakanita masih sangat perlu ditingkatkan.

Dalam hal ini peneliti tidak memperoleh data terkait Cc5 yang ada di sekolah

tersebut, artinya data pendidikan karakter terutama karakter bela rasa yang

diterapkan di sekolah tersebut peneliti belum mendapatkannya. Sekolah yang

masih perlu terus menerus membangun kebiasaan berbela rasa adalah SMP

Stella Duce 2 Yogyakarta menurut Suster Yesina Y Sumarni, CB. Sehingga,

peneliti dianjurkan untuk meneliti karakter bela rasa (compassion) SMP

Stella Duce 2 Yogyakarta, melalui penelitian di SMP ini pihak Tarakanita ke

depannya dapat meningkatkan karakter bela rasa di sekolah-sekolah yang

berada di bawah naungan Tarakanita.

Kemudian peneliti juga memperoleh informasi terkait masih kurangnya

karakter bela rasa (compassion) di SMP Stella Duce 2 Yogyakarta dari guru

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 25: EFEKTIVITAS IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER … · CLASS GUIDANCE SERVICE-BASED CHARACTER EDUCATION USING EXPERIENTIAL LEARNING APPROACH TO DEVELOP A SENSE OF COMPASSION ... Pengertian

7

Bimbingan dan Konseling (BK) yang berada di sekolah tersebut yakni Fr.

Romana Pipiet Cintia Sanjaya. dan beberapa guru yang lain saat peneliti

berkunjung ke sekolah tersebut. Nara sumber mengatakan bahwa di SMP

tersebut masih kurang sekali karakter bela rasanya, para siswa yang ada di

sekolah tersebut masih sering berkelahi, saling membully, bersikap masa

bodoh dengan temannya (misal: masalah meminjamkan alat tulis) siswa-

siswa masih belum memliki rasa bela rasa kepada sesamanya. Diterapkannya

karakter bela rasa ini diharapkan siswa dapat mewujudkan kepedulian dan

solidaritas terhadap yang lemah, miskin, dan tersingkir. Kemudian, mereka

dapat ikut merasakan penderitaan yang dialami oleh orang lain, bijaksana,

mencintai sesama dengan tulus hati, semangat, murah hati, dan melayani

sesama dengan setulus hati.

Berdasarkan hasil wawancara peneliti dengan pihak sekolah diperoleh

beberapa hal penting berkaitan dengan pendidikan karakter di sekolah ini.

Program pengembangan karakter bela rasa (compassion) di SMP Stella Duce

2 Yogyakarta yang diberikan kepada para siswa lebih menekankan pada

ranah kognitif (pengetahuan) dan belum sampai pada ranah afektif dan

perilaku. Pelaksanaan pendidikan karakter di SMP itu lebih sering

menggunakan pendekatan ceramah. Pendidikan Karakter Taraknita (PKT)

yang dilaksanakan secara terjadwal atau rutin, namun masih terdapat karakter

yang kurang terbentuk dalam diri siswa yakni karakter bela rasa (compassion

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 26: EFEKTIVITAS IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER … · CLASS GUIDANCE SERVICE-BASED CHARACTER EDUCATION USING EXPERIENTIAL LEARNING APPROACH TO DEVELOP A SENSE OF COMPASSION ... Pengertian

8

Hal tersebut diduga sebagai salah satu faktor yang menjadikan

pengaplikasian pendidikan karakter kepada siswa belum sampai pada ranah

afektif dan perilaku. Peneliti berpendapat pendekatan Experiential Learning,

lebih sesuai untuk pengembangan karakter para siswa yang ada di SMP

tersebut karena pendekatan ini mengarah kepada pengalaman langsung terkait

karakter bela rasa (compassion), sehingga dapat sampai mengena pada semua

ranah yakni ranah kogntif, afektif, dan perilaku dalam diri setiap siswa.

Experiential learning atau pembelajaran berbasis pengalaman pada

dasarnya merupakan student centered learning atau pembelajaran berpusat

pada siswa atau pembelajar. Pendekatan ini berbeda dengan pendekatan

ceramah yang berpusat pada pembimbing. Dalam hal ini, pembelajarlah yang

harus aktif melakukan atau mengalami aktivitas atau peristiwa tertentu,

mengolah, memaknai, dan menafsirkan pengalaman belajarnya itu dengan

bantuan orang lain khususnya sesama pembelajar, dan berusaha menerapkan

hasil pembelajarannya itu dalam menghadapi berbagai tugas di luar

lingkungan pembelajaran, yaitu dalam kehidupan nyata sehari-hari. Untuk itu,

ada beberapa jenis aktivitas atau kegiatan inti yang lazim dipraktekkan pada

berbagai tahap proses belajar dalam siklus pembelajaran experiential,

khususnya refleksi dan sharing (Reed & Koliba dalam Supratiknya, 2011).

Pendekatan Experiential Learning memiliki kelebihan yakni dapat

meningkatkan semangat dan gairah belajar, membantu terciptanya suasana

belajar yang kondusif, memunculkan kegembiraan dalam proses belajar,

mendorong dan mengembangkan proses berpikir kreatif, dan mendorong

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 27: EFEKTIVITAS IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER … · CLASS GUIDANCE SERVICE-BASED CHARACTER EDUCATION USING EXPERIENTIAL LEARNING APPROACH TO DEVELOP A SENSE OF COMPASSION ... Pengertian

9

siswa untuk melihat sesuatu dari perspektif yang berbeda. Dari kelebihan

yang ada pada pendekatan Experiential Learning tersebut, dapat disimpulkan

bahwa pendekatan Experiential Learning akan efektif meningkatkan karakter

bela rasa (compassion) apabila diberikan kepada siswa dengan

memperhatikan materi yang akan diberikan, persiapan, strategi yang akan

digunakan dan alokasi waktu yang disediakan.

Usaha-usaha yang dilakukan oleh guru BK dan guru-guru mata

pelajaran lainnya di SMP tersebut tidak kurang-kurang, para guru sudah

menggunakan berbagai cara supaya para siswa memiliki serta paham akan

karakter bela rasa (compassion), sehingga para siswa dapat mewujudnyatakan

karakter bela rasa tersebut melalui tindakan di lingkungannya begitu menurut

keterangan guru BK di SMP tersebut. Dalam praktiknya karakter bela rasa di

sekolah tersebut masih perlu sekali untuk ditingkatkan bahkan dikembangkan

supaya para siswa memiliki pribadi yang berkarakter terutama karakter bela

rasa. Berdasarkan penjelasan guru BK dan guru-guru lainnya peneliti

mencoba akan melakukan penelitian dengan menggunakan pendekatan

experiential learning di sekolah tersebut. Melalui metode belajar dari

pengalaman ini, harapannya para siswa dapat lebih memahami karakter bela

rasa dan menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari. Pendekatan ini

dilakukan pada saat peneliti melakukan bimbingan klasikal di dalam kelas.

Peneliti menggunakan pendekatan experiential learning ini dari sisi

Bimbingan dan Konseling di mana peneliti mencoba metode lain yang belum

pernah guru-guru di SMP tersebut lakukan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 28: EFEKTIVITAS IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER … · CLASS GUIDANCE SERVICE-BASED CHARACTER EDUCATION USING EXPERIENTIAL LEARNING APPROACH TO DEVELOP A SENSE OF COMPASSION ... Pengertian

10

Berdasar keadaan dan pemaparan di atas, maka peneliti tertarik dan

tergerak hati untuk mengangkat judul “EFEKTIVITAS IMPLEMENTASI

PENDIDIKAN KARAKTER BERBASIS LAYANAN BIMBINGAN

KLASIKAL KOLABORATIF DENGAN PENDEKATAN

EXPERIENTIAL LEARNING UNTUK MENINGKATKAN

KARAKTER BELA RASA (COMPASSION) PADA SISWA KELAS VII

SMP STELLA DUCE 2 YOGYAKARTA TAHUN AJARAN 2014/2015”

dalam penelitian ini.

B. Identifikasi Masalah

Berangkat dari latar belakang di atas terkait dengan peningkatan karakter

bela rasa (compassion) di SMP diidentifikasikan berbagai masalah sebagai

berikut:

1. Tujuan pendidikan nasional terkait pendidikan karakter belum terealisasi

dengan baik karena belum sampai pada pengembangan potensi siswa

dalam dunia pendidikan sekarang ini.

2. Kurangnya pemahaman peserta didik terkait karakter bela rasa

(compassion) di dunia pendidikan.

3. Belum ada penelitian yang menunjukkan peningkatan karakter terkait

karakter bela rasa (compassion) di SMP Stella Duce 2 Yogyakarta.

4. Karakter bela rasa (compassion) di sekolah, khususnya di SMP Stella

Duce 2 Yogyakarta masih belum sampai pada ranah afeksi maupun

pekerti.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 29: EFEKTIVITAS IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER … · CLASS GUIDANCE SERVICE-BASED CHARACTER EDUCATION USING EXPERIENTIAL LEARNING APPROACH TO DEVELOP A SENSE OF COMPASSION ... Pengertian

11

5. Penerapan Pendidikan Karakter Tarakanita (PKT) Cc5 (Compassion,

celebration, competence, conviction, creativity, community) terutama

karakter bela rasa (compassion) di SMP Stella Duce 2 Yogyakarta belum

menunjukkan perubahan/peningkatan karakter bela rasa (compassion) atau

dengan kata lain belum maksimal.

6. Kurangnya solidaritas di antara teman, ketidakpedulian terhadap sesama

maupun lingkungan, sering terjadinya kekerasan antar siswa dan saling

membully di SMP.

C. Batasan Masalah

Pada penelitian ini, fokus kajian diarahkan pada karakter bela rasa

(compassion) di sekolah, khususnya di SMP Stella Duce 2 Yogyakarta.

Pendidikan karakter belum sampai ranah afeksi maupun pekerti, penerapan

Pendidikan Karakter Tarakanita (PKT) Cc5 (Compassion, celebration,

competence, conviction, creativity, community) terutama karakter bela rasa

(compassion) di SMP Stella Duce 2 Yogyakarta belum menunjukkan hasil

perubahan karakter atau dengan kata lain belum maksimal, dan belum ada

penelitian yang menunjukkan peningkatan karakter terkait bela rasa

(compassion) di SMP Stella Duce 2 Yogyakarta. Maka peneliti fokus pada

“Implementasi Pendidikan Karakter Berbasis Layanan Bimbingan

Klasikal Kolaboratif dengan Pendekatan Experiential Learning untuk

Meningkatkan Karakter Bela Rasa (Compassion) pada Siswa Kelas VII

di SMP Stella Duce 2 Yogyakarta Tahun Ajaran 2014/2015”

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 30: EFEKTIVITAS IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER … · CLASS GUIDANCE SERVICE-BASED CHARACTER EDUCATION USING EXPERIENTIAL LEARNING APPROACH TO DEVELOP A SENSE OF COMPASSION ... Pengertian

12

D. Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini, yaitu:

1. Bagaimana gambaran tingkat karakter Bela Rasa (Compassion) siswa

kelas VII SMP Stella Duce 2 Yogyakarta sebelum dan sesudah

mendapatkan layanan bimbingan klasikal kolaboratif dengan pendekatan

Experiential Learning?

2. Seberapa efektif layanan bimbingan klasikal kolaboratif dengan

pendekatan Experiential Learning untuk meningkatkan karakter Bela Rasa

(Compassion) siswa kelas VII SMP Stella Duce 2 Yogyakarta?

E. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini, yaitu:

1. Mengetahui gambaran tingkat karakter Bela Rasa (Compassion) siswa

kelas VII SMP Stella Duce 2 Yogyakarta sebelum dan sesudah

mendapatkan layanan bimbingan klasikal kolaboratif dengan pendekatan

experiential learning.

2. Mengetahui efektivitas layanan bimbingan klasikal kolaboratif dengan

pendekatan experiential learning untuk meningkatkan karakter Bela Rasa

(Compassion) siswa kelas VII SMP Stella Duce 2 Yogyakarta.

F. Manfaat Penelitian

Dengan adanya penelitian ini, peneliti berharap muncul beberapa manfaat

sebagai berikut:

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 31: EFEKTIVITAS IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER … · CLASS GUIDANCE SERVICE-BASED CHARACTER EDUCATION USING EXPERIENTIAL LEARNING APPROACH TO DEVELOP A SENSE OF COMPASSION ... Pengertian

13

1. Manfaat Teoritis

Penelitian ini diharapkan mampu menambah wawasan dan pengembangan

penelitian dalam bidang kajian yang sama, khususnya mengenai

penanaman karakter bela rasa (compassion) melalui bimbingan klasikal

dengan pendekatan experiential learning di Indonesia.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi kepala sekolah dan para guru

Hasil penelitian ini menjadi acuan atau tolak ukur keberhasilan

pendidikan karakter bela rasa (compassion) yang diterapkan di sekolah.

Di sisi lain, hasil penelitian ini juga dapat membantu kepala sekolah

dan para guru dalam menentukan strategi-strategi dalam menanamkan

karakter bela rasa (compassion) di sekolah yang kemudian dapat

meningkatkan dan mengembangkan karakter bela rasa (compassion)

dalam diri setiap siswa.

b. Bagi siswa kelas VII

Para siswa kelas VII dapat menggunakan hasil penelitian ini untuk

melihat keberhasilan pendidikan karakter bela rasa (compassion) yang

selama ini diberikan kepada diri siswa. Di sisi lain, penelitian ini

diharapkan dapat memberikan masukan yang baik terhadap para siswa

mengenai manfaat, pengetahuan, dan bimbingan bagi pengolahan diri

siswa terkait karakter bela rasa (compassion) melalui bimbingan

klasikal. Hal tersebut diharapkan dapat memotivasi para siswa untuk

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 32: EFEKTIVITAS IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER … · CLASS GUIDANCE SERVICE-BASED CHARACTER EDUCATION USING EXPERIENTIAL LEARNING APPROACH TO DEVELOP A SENSE OF COMPASSION ... Pengertian

14

berkembang lebih optimal dan utuh serta menjadi pribadi yang

terbentuk dengan baik karakternya.

c. Bagi peneliti

Peneliti dapat mengetahui penerapan pendidikan karakter bela rasa

(compassion) dan memberikan pengalaman serta keterampilan baru

untuk lebih kreatif melalui bimbingan klasikal dengan pendekatan

experiential learning di SMP Stella Duce 2 Yogyakarta Tahun Ajaran

2014/2015. Selain itu, peneliti dapat memberikan usulan cara

menanamkan karakter yang sampai mengena pada ranah afeksi dan

konasi para siswa.

d. Bagi peneliti lain

Hasil penelitian ini bagi peneliti lain untuk mengembangkan penelitian

terkait karakter bela rasa (compassion) sehingga penelitian menjadi

lebih mendalam.

G. Definisi Operasional Variabel

Adapun definisi operasional variabel dalam penelitian, yaitu:

1. Karakter bela rasa (compassion) adalah salah satu kualitas pribadi

seseorang yang disatukan dan dipanggil dalam pelayanan untuk dapat

berkomitmen sebagai orang yang dapat mencintai dengan setulus hati dan

mewujudkan kepedulian dan solidaritas, membuat kebijakan yang

mendukung keberpihakan, mencintai dengan tulus, turut serta merasakan

penderitaan orang lain dengan sikap empati dan keramahan, melayani

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 33: EFEKTIVITAS IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER … · CLASS GUIDANCE SERVICE-BASED CHARACTER EDUCATION USING EXPERIENTIAL LEARNING APPROACH TO DEVELOP A SENSE OF COMPASSION ... Pengertian

15

sesama yang ada di lingkungan sekitar, mengembangkan sikap murah hati,

dan melayani dengan semangat kepada mereka yang lemah, tersingkir,

miskin, dan menderita demi “keselamatan” individu-individu yang

dilayani dengan berdasar rahmat dan cinta Allah.

2. Bimbingan klasikal adalah layanan bimbingan dan konseling yang

diberikan oleh guru Bimbingan dan Konseling (Guru BK) atau konselor

sekolah kepada sejumlah peserta didik dalam satuan kelas yang

dilaksanakan di dalam kelas.

3. Experiential learning merupakan sebuah pendekatan pembelajaran

berbasis pengalaman, di mana para pembelajar membangun pengetahuan,

keterampilan, dan nilai dari pengalaman langsung.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 34: EFEKTIVITAS IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER … · CLASS GUIDANCE SERVICE-BASED CHARACTER EDUCATION USING EXPERIENTIAL LEARNING APPROACH TO DEVELOP A SENSE OF COMPASSION ... Pengertian

16

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

Pada bab ini dipaparkan hakikat pendidikan karakter, hakikat karakter bela

rasa (compassion), hakikat pendekatan experiential learning, hakikat layanan

bimbingan klasikal kolaboratif dengan pendekatan experiential learning, dan

hakikat remaja sebagai pelajar SMP.

A. Hakikat Pendidikan Karakter

1. Pengertian Karakter

Menurut Lickona (dalam Wibowo, 2012:32), karakter merupakan

sifat alami seseorang dalam merespon situasi secara bermoral. Sifat alami

itu dimanifestasikan dalam tindakan nyata melalui tingkah laku yang baik,

jujur, bertanggung jawab, menghormati orang lain dan karakter mulia

lainnya.

Menurut Suyanto (2010), karakter adalah cara berpikir dan

berperilaku yang menjadi ciri khas tiap individu untuk hidup dan bekerja

sama, baik dalam lingkup keluarga, masyarakat, bangsa dan negara.

Individu yang berkarakter baik adalah individu yang bisa membuat

keputusan dan siap mempertanggungjawabkan tiap akibat dari keputusan

yang ia buat. Menurut Kemendiknas (dalam Wibowo 2012: 37), karakter

adalah watak, tabiat, akhlak, atau kepribadian seseorang yang terbentuk

dari hasil internalisasi berbagai kebajikan (virtues) yang diyakini dan

16

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 35: EFEKTIVITAS IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER … · CLASS GUIDANCE SERVICE-BASED CHARACTER EDUCATION USING EXPERIENTIAL LEARNING APPROACH TO DEVELOP A SENSE OF COMPASSION ... Pengertian

17

digunakan sebagai landasan untuk cara pandang, berpikir, bersikap, dan

bertindak.

Dari beberapa definisi di atas dapat disimpulkan bahwa karakter

merupakan watak, tabiat, akhlak, atau kepribadian seseorang yang

terbentuk dari hasil internalisasi dari berbagai kebajikan yang diyakini dan

digunakan sebagai landasan untuk cara pandang, berpikir, bersikap, dan

bertindak, yang menjadi ciri khas setiap individu untuk hidup dan

bekerjasama, baik dalam lingkup keluarga, sekolah, masyarakat, bangsa

dan negara.

2. Pengertian Pendidikan Karakter

Sunaryo berpendapat bahwa pendidikan karakter menyangkut bakat

(potensi dasar alami), harkat (derajat melalui penguasaan ilmu dan

teknologi), dan martabat (harga diri melalui etika dan moral) (Kurniawan,

2013:30). Sementar menurut Raharjo pendidikan karakter adalah suatu

proses pendidikan yang holistik yang menghubungkan dimensi moral

dengan ranah sosial dalam kehidupan peserta didik sebagai fondasi bagi

terbentuknya generasi yang berkualitas yang mampu hidup mandiri dan

memiliki prinsip kebenaran yang dapat dipertanggungjawabkan

(Kurniawan, 2013:30).

Lickona (Samani, M. & Haryanto, 2013:44) mendefinisikan

pendidikan karakter sebagai upaya yang sungguh-sungguh untuk

membantu seseorang memahami, peduli, dan bertindak dengan landasan

inti nilai-nilai etis. Pendidikan karakter dimaknai sebagai pendidikan yang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 36: EFEKTIVITAS IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER … · CLASS GUIDANCE SERVICE-BASED CHARACTER EDUCATION USING EXPERIENTIAL LEARNING APPROACH TO DEVELOP A SENSE OF COMPASSION ... Pengertian

18

mengembangkan nilai-nilai karakter peserta didik sehingga mereka

memiliki nilai dan karakkter dalam diri, yang dapat diterapkan dalam

kehidupan sebagai anggota masyarakat dan warga negara yang religius,

nasionalis, dan kreatif (Zubaedi, 2012: 17-18).

Pendidikan karakter adalah sebuah peluang bagi pemyempurnaan

diri manusia. Dengan kata lain pendidikan karakter sebagai usaha manusia

untuk menjadikan dirinya sebagai manusia berkeutamaan. Berdasarkan

beberapa pendapat yang dikembangkan di atas, dapat disimpulkan bahwa

pendidikan karakter merupakan upaya terencana untuk menjadikan

seseorang (peserta didik) untuk memahami, peduli, dan bertindak dengan

berlandasakan nilai-nilai karakter dalam diri dan norma yang berlaku

dalam lingkungan sekitar sehingga akhirnya membentuk manusia yang

dapat berperilaku sebagai pribadi yang utuh.

3. Tujuan Pendidikan Karakter

Menurut Kementerian Pendidikan Nasional (2010), pendidikan

karakter bertujuan untuk meningkatkan mutu penyelenggaraan dan

hasil pendidikan di sekolah yang mengarah pada pencapaian

pembentukan karakter atau akhlak mulia peserta didik secara utuh,

terpadu, dan seimbang, sesuai standar kompetensi lulusan. Melalui

pendidikan karakter diharapkan peserta didik SMP mampu secara

mandiri meningkatkan dan menggunakan pengetahuannya, mengkaji

dan menginternalisasi, serta mempersonalisasi nilai-nilai karakter dan

akhlak mulia sehingga terwujud dalam perilaku sehari-hari

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 37: EFEKTIVITAS IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER … · CLASS GUIDANCE SERVICE-BASED CHARACTER EDUCATION USING EXPERIENTIAL LEARNING APPROACH TO DEVELOP A SENSE OF COMPASSION ... Pengertian

19

Pendidikan karakter pada tingkatan institusi mengarah pada

pembentukan budaya sekolah, yaitu nilai-nilai yang melandasi perilaku,

tradisi, kebiasaan keseharian, dan simbol-simbol yang dipraktikkan oleh

semua warga sekolah, serta masyarakat sekitar sekolah. Budaya sekolah

merupakan ciri khas, karakter atau watak, dan citra sekolah tersebut

dimata masyarakat luas. Secara khusus tujuan pendidikan karakter adalah

untuk:

a. Mengembangkan kebiasaan dan perilaku peserta didik yang terpuji

dan sejalan dengan nilai-nilai universal dan tradisi karakter bangsa

yang religius.

b. Mengembangkan potensi kalbu/nurani/afektif peserta didik sebagai

manusia dan warganegara yang memiliki nilai-nilai karakter dan

karakter bangsa.

c. Menanamkan jiwa kepemimpinan dan tanggungjawab peserta didik

sebagai generasi penerus bangsa.

d. Mengembangkan kemampuan peserta didik menjadi manusia yang

mandiri, kreatif, berwawasan kebangsaan.

e. Mengembangkan lingkungan kehidupan sekolah sebagai lingkungan

belajar yang aman, jujur, penuh kreativitas dan persahabatan serta rasa

kebangsaan yang tinggi dan penuh kekuatan (dignity).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 38: EFEKTIVITAS IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER … · CLASS GUIDANCE SERVICE-BASED CHARACTER EDUCATION USING EXPERIENTIAL LEARNING APPROACH TO DEVELOP A SENSE OF COMPASSION ... Pengertian

20

4. Prinsip-prinsip Pendidikan Karakter

Kementerian Pendidikan Karakter Nasional (2010) menyatakan

bahwa pendidikan karakter harus didasarkan prinsip-prinsip sebagai

berikut:

a. Mempromosikan nilai-nilai dasar etika sebagai basis karakter;

b. Mengidentifikasi karakter secara komprehensif supaya mencakup

pemikiran, perasaan, dan perilaku;

c. Menggunakan pendekatan yang tajam, proaktif dan efektif untuk

membangun karakter;

d. Menciptakan komunitas sekolah yang memiliki kepedulian;

e. Memberi kesempatan kepada siswa untuk menunjukkan perilaku yang

baik;

f. Memiliki cakupan terhadap kurikulum yang bermakna dan menantang

yang menghargai semua siswa, membangun karakter mereka, dan

membantu mereka untuk sukses;

g. Mengusahakan tumbuhnya motivasi diri pada siswa;

h. Memfungsikan seluruh staf sekolah sebagai komunitas moral yang

berbagi tanggung jawab untuk pendidikan karakter dan setia pada nilai

dasar yang sama;

i. Ada pembagian kepemimpinan moral dan dukungan luas dalam

membangun inisiatif pendidikan karakter;

j. Memfungsikan keluarga dan anggota masyarakat sebagai mitra dalam

usaha membangun karakter;

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 39: EFEKTIVITAS IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER … · CLASS GUIDANCE SERVICE-BASED CHARACTER EDUCATION USING EXPERIENTIAL LEARNING APPROACH TO DEVELOP A SENSE OF COMPASSION ... Pengertian

21

k. Mengevaluasi karakter sekolah, fungsi staf sekolah sebagai guru-guru

karakter,dan menifestasi karakter positif dalam kehidupan siswa.

5. Nilai-nilai Keutamaan Pendidikan Karakter di Tarakanita

Keutamaan (bahasa latin: virtus) merupakan penggabungan antara

nilai dan budi pekerti. Keutamaan adalah moralitas manusia yang disadari

dan dilakukan dalam tindakan nyata sebagai manusia yang bertanggung

jawab. Manusia yang sadar dalam proses untuk menjadi manusia yang

lebih bermutu, manusia yang menggunakan kebebasannya memilih

sesuatu yang baik. Jadi, keutamaan mencakup sikap dan perilaku dalam

hubungan dengan Tuhan, diri sendri, orang lain, masyarakat dan alam.

Nilai keutamaan ini yang dimaksud dengan pendidikan karakter.

Berdasarkan pemahaman di atasa dan mengacu semangat pendiri,

Tarakanita mau ikut terlibat dengan pembentukan manusia utuh yaitu

manusia yang berakarakter atau berkeutamaan dengan nilai Cc5

(Compassion, celebration, competence, conviction, creativity, community),

KPKC (Keadilan Perdamaian dan Keutuhan Penciptaan), serta

Kedisiplinan dan Kejujuran. Cc5 (Compassion, celebration, competence,

conviction, creativity, community) akan dijelaskan sebagai berikut:

a. Compassion

Kata compassion berasal dari bahasa latin “compassio-onis”

yang artinya belas kasih, hal ikut merasakan; bela sungkawa.

Compassio berarti juga ikut merasakan beban penderitaan orang lain,

bersama-sama memikul beban penderitaan namun bangkit mengatasi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 40: EFEKTIVITAS IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER … · CLASS GUIDANCE SERVICE-BASED CHARACTER EDUCATION USING EXPERIENTIAL LEARNING APPROACH TO DEVELOP A SENSE OF COMPASSION ... Pengertian

22

penderitaan itu bersama-sama pula. Compassion lebih dari sekedar

mempunyai kepekaan hati (empati) dan merasakan penderitaan orang

lain (simpati), tetapi merupakan sebuah kebajikan di mana kapasitas

emosional empati dan simpati terhadap penderitaan orang lain

dianggap sebagai bagian dari cinta itu sendiri serta merupakan

landasan keterkaitan sosial yang lebih besar dan humanistis, dasar

prinsip-prinsip tertinggi dalam berperilaku sebagai pribadi yang utuh.

Dalam compassion ada aspek belas kasih dalam dimensi

kuantitatif seperti belas kasih yan individu sebagai “kedalaman atau

kekuatan”. Compassion lebih kuat dari empati, tetapi turut merasakan

yang menimbulkan keinginan aktif untuk meringankan penderitaan

orang lain dengan mencari penyebab penderitaan itu, berusaha

mengatasi bersama penyebab tersebut. Belas kasih mempunyai arti

turut menderita bersama-sama orang lain. Karakter compassion yang

perlu dibangun adalah sikap peduli, solider dan rela berbagi.

Compassion merupakan nilai spriritual yang dihidupi oleh

Bunda Elisabeth Gruyters pendiri Kongregasi Suster-suster Cinta

Kasih Santo Carolus Borromeus karena mengalami dan merasakan

kasih Allah yang berbelarasa tanpa syarat. Perwujudan nilai ini

tampak dalam seluruh kehidupan dan karya Bunda Elisabeth Gruyters

yang senantiasa mengutamakan keselamatan manusia (Gruyters dalam

Luisa, 2012:16-17). Compassion dapat diwujudkan melalui sikap,

peduli, solider, dan rela berbagi dengan mereka yang lemah, miskin,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 41: EFEKTIVITAS IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER … · CLASS GUIDANCE SERVICE-BASED CHARACTER EDUCATION USING EXPERIENTIAL LEARNING APPROACH TO DEVELOP A SENSE OF COMPASSION ... Pengertian

23

menderita (jasmani-rohani) dan tersisih tanpa membeda-bedakan,

sebagai sesama ciptaan Allah, seperti: mengunjungi orang sakit,

membantu orang yang mengalami kesulitan dan penderitaan,

menghargai keberbedaan di lingkungan sekitarnya, mendengarkan

dengan hati orang yang sedang bercbicara, dan ikut terlibat secara

aktif kegiatan peduli kemanusiaan.

b. Celebration

Secara harafiah celebration berarti perayaan khusus dalam

menandai suatu peristiwa kehidupan. Sebagai orang beriman

seseorang dapat memaknai setiap peristiwa kehidupan sebagai

ungkapan syukur. Dalam berbagai situasi hidup kita Tuhan hadir dan

menyatakan diri-Nya yang kadang sulit kita pahami dan terima. Kita

dapat merasakan kehadiran-Nya dan menemukan arti atau makna yang

tersembunyi di balik peristiwa-peristiwa hidup, jika kita memiliki

iman akan Allah. Berkat iman, kita mampu mengakui Allah yang

adalah Kasih dan senantiasa memenuhi kebutuhan kita. Oleh karena

itu, kita harus selalu bersyukur dan tidak perlu khawatir akan hidup

kita.

Celebration merupakan nilai spiritualitas yang dihidupi oleh

Bunda Elisabeth Gruyters yang menaruh harapan yang kuat kepada

Allah (Gruyters dalam Luisa, 2012:18) dan berdoa terus-menerus serta

melibatkan campur tangan Allah dalam hidupnya (Gruyters dalam

Luisa, 2012:18). Nilai celebration dapat dicapai dengan sikap rendah

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 42: EFEKTIVITAS IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER … · CLASS GUIDANCE SERVICE-BASED CHARACTER EDUCATION USING EXPERIENTIAL LEARNING APPROACH TO DEVELOP A SENSE OF COMPASSION ... Pengertian

24

hati mensyukuri hidup yang diselenggarakan oleh Tuhan dan selalu

berpengharapan serta mengandalkan campur tangan Tuhan dalam

seluruh hidupnya. Nilai celebration yang perlu dibangun adalah

kegembiraan menghadapi realitas, berpikir positif, dan optimis.

Jadi, celebration adalah suatu sikap kerendahan hati bahwa

segala peristiwa kehidupan tidak pernah lepas dari campur tangan

Tuhan, seperti: mengucap syukur saat mendapat kesuksesan, tabah

dan tetap penuh pengharapan ketika mengalami kegagalan,

mengandalkan penyelenggaraan ilahi namun tetap disertai usaha keras

untuk mencapai keberhasilan, merayakan keberhasilan tanpa

berlebihan dan tetap mengingat saudara-saudaranya yang menderita.

c. Competence

Kata competence adalah bahasa Inggris yang diserap dari

Bahasa Latin competens-entis, yang berarti berkuasa, berwenang,

cakap dan sanggup. Jadi, yang dimaksud dengan nilai competence

adalah suatu kesanggupan dan usaha tak kenal lelah untuk memiliki

kecakapan, kecerdasan (kompetensi) sesuai dengan kemampuan yang

dimilikinya. Kecakapan dan kecerdasan yang dikejar ini bukan hanya

merupakan penguasaan seperangkat pengetahuan, melainkan juga

sikap, dan perilaku yang harus dimiliki, dihayati, dikuasai, dan

diaktualisasikan oleh peserta didik. Dengan mengacu pada dua dari

empat pilar prinsip pendidikan UNESCO, maka nilai competence,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 43: EFEKTIVITAS IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER … · CLASS GUIDANCE SERVICE-BASED CHARACTER EDUCATION USING EXPERIENTIAL LEARNING APPROACH TO DEVELOP A SENSE OF COMPASSION ... Pengertian

25

menyiapkan peserta didik untuk learning to know; learning to do,

namun tidak hanya itu, juga leaning how to learn.

Competence merupakan nilai spiritualitas yang diperjuangkan

Bunda Elisabeth Gruyters sebagai tanggapan atas munculnya teror,

penindasan, kekerasan, pembunuhan, dan wabah penyakit. Peristiwa-

peristiwa di atas dipandang sebagai ancaman terhadap harkat dan

martabat manusia. Bunda Elisabeth menangkap keprihatinan tersebut

dan berupaya untuk melindungi dan membela harkat dan martabat

manusia, khususnya anak-anak miskin dan terlantar dengan tujuan

membangun dasar baik dalam batin mereka, memberikan pelajaran

agama Kristen, menjahit, berdoa, serta memberikan dorongan kearah

semangat hidup yang suci (Gruyters dalam Luisa, 2012:18-19).

Pendidikan yang diperjuangkan Bunda Elisabeth mencakup aspek

kecerdasan spiritual, rasional, emosional, sosial, dan daya juang. Nilai

competence yang perlu dibangun adalah kemandirian belajar, dan

sikap ilmiah.

Maka peserta didik diharapkan mampu; menerapkan

pengetahuan dan kemampuan di dalam kehidupan, memiliki

kemandirian belajar (self regulated learner & continuous learning);

dan memiliki sikap ilmiah (Curiosity, Objectiveness, Open-

mindedness, Willingness to Suspend Judgment, Tentativeness).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 44: EFEKTIVITAS IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER … · CLASS GUIDANCE SERVICE-BASED CHARACTER EDUCATION USING EXPERIENTIAL LEARNING APPROACH TO DEVELOP A SENSE OF COMPASSION ... Pengertian

26

d. Conviction

Conviction berarti pendirian, keyakinan. Orang yang memiliki

nilai conviction adalah orang yang belajar untuk menghayati prinsip-

prinsip kehidupan dengan keteguhan, dan berusaha untuk

melaksanakan secara konsisten segala aspek kehidupan. Dengan nilai

ini, orang berusaha mengisi kehidupan berdasarkan keyakinan-

keyakinan sebagai suatu kebenaran, dan bertahan dengan kesabaran

untuk mewujudkan dalam kehidupan. Dasar untuk memenangkan

keutamaan ini para peserta didik belajar untuk lebih

mempertimbangkan rasio dan akal ketimbang emosi dan perasaan.

Prinsip rasio yang ditanamkan bukan prinsip senang tidak senang. Hal

ini sesuai dengan salah satu prinsip pendidikan UNESCO yaitu

learning to be. Pendidikan hendaknya menjadikan peserta didik

terbentuk menjadi dirinya sendiri yang memiliki keteguhan prinsip

dalam kehidupan.

Conviction merupakan nilai spiritualitas yang diperjuangkan

oleh Bunda Elisabeth Gruyters ketika ia berupaya dan berjuang

merawat dan mendidik anak-anak miskin yang jumlahnya semakin

bertambah. Meskipun dukungan dari masyarakat sekitar terhadap

upayanya sangat sedikit, Bunda Elisabeth tidak menyerah. Dengan

kesabaran dan susah payah ia terus bekerja keras karena memilki

keinginan yang besar untuk maju (Gruyters dalam Luisa, 2012:19-20),

serta kesanggupan untuk menderita dan berdiam diri, penuh kesabaran

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 45: EFEKTIVITAS IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER … · CLASS GUIDANCE SERVICE-BASED CHARACTER EDUCATION USING EXPERIENTIAL LEARNING APPROACH TO DEVELOP A SENSE OF COMPASSION ... Pengertian

27

dan kegembiraan, serta keberanian yang tangguh (Gruyters dalam

Luisa, 2012:19-20). Karena memiliki keyakinan bahwa Allah

menyertai dia, Bunda Elisabeth berani memilih jalan salib yang sempit

sebagai risiko dalam melayani Allah.

Conviction berarti memiliki daya juang dan ketangguhan dalam

menghadapi tantangan hidup. Nilai conviction bisa nampak pada;

ketahanan individu dalam menanggung kesulitan dan penderitaan,

mampu bergembira dan optimis di setiap waktu, mampu menahan rasa

tidak sabar, mengeluh, atau amarah, setia terhadap tugas-tugas yang

dipercayakan kepadanya tanpa mengeluh, mengerjakan dengan

sungguh-sungguh apa yang sedang dihadapi, bersikap ugahari

(sederhana) yaitu kemampuan untuk mengaktualisasiskan dan

memuaskan dorongan-dorongan keinginan dalam diri serta tuntutan

insting/perasaan secara seimbang melalui cara-cara yang tepat, tahu

batas, misal tahu batas ketika makan, saat tidur, waktu istirahat,

bekerja dengan penuh kegembiraan, tahu kapan berbicara, dan tahu

kapan harus diam (bene stat in medio).

e. Creativity

Creativity adalah kemampuan seseorang untuk berdaya cipta.

Kemampuan berdaya cipta dapat bersifat inovatif (in-novus) yaitu

kemampuan memasukkan hal-hal yang baru dan eksploratif yaitu

penjelajahan alam pikir untuk menambah pengetahuan sebanyak

mungkin. Dari dimensi pengetahuan bahwa nilai creativity

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 46: EFEKTIVITAS IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER … · CLASS GUIDANCE SERVICE-BASED CHARACTER EDUCATION USING EXPERIENTIAL LEARNING APPROACH TO DEVELOP A SENSE OF COMPASSION ... Pengertian

28

memungkinkan orang tidak puas dengan apa yang telah diketahui,

berusaha terus mengembangkan apa yang dimiliki secara optimal

(profesionalisme). Dari dimensi kehidupan lebih luas bahwa orang

selalu mencari jalan keluar terhadap kesulitan-kesulitan hidup, tidak

puas dengan kualitas kehidupan yang telah dicapai, tetapi terus

mencari dan berusaha mencapai kesempurnaan.

Creativity merupakan nilai spiritualitas yang diperjuangkan oleh

Bunda Elisabeth yang memandang bahwa hidup akan menjadi indah

jika manusia mengembangkan daya kreatifnya. Manusia selalu

dihadapkan pada persoalan-persoalan hidup dan harus menemukan

jalan keluar. Bakat dan kemampuan yang dianugerahkan Tuhan

kepada manusia harus dikembangkan secara benar, bijaksana, dan

bermakna bagi pengembangan manusia, pelayanan terhadap sesama

beserta seluruh alam semesta sebagai ungkapan syukur atas anugerah

Tuhan. Dalam diri Bunda Elisabeth nilai kreativitas tampak dalam

upayanya yang tekun, pantang menyerah, dan konsisten untuk

mengabdikan diri pada Tuhan dengan tulus ikhlas dan sempurna

(Gruyters dalam Luisa, 2012:21).

Peserta didik memiliki nilai creativity apabila melakukan antara

lain: (1) mampu menciptakan/menemukan hal-hal baru yang

bermanfaat; (2) mampu mengeksplorasi; (3) berani untuk mencoba

dan menghadapi kegagalan; (4) terus belajar dengan tekun; (4)

memanfaatkan waktu untuk berkreativitas.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 47: EFEKTIVITAS IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER … · CLASS GUIDANCE SERVICE-BASED CHARACTER EDUCATION USING EXPERIENTIAL LEARNING APPROACH TO DEVELOP A SENSE OF COMPASSION ... Pengertian

29

f. Community

Community berasal dari bahasa Latin communitas-atis berarti

persekutuan, persaudaraan, perkumpulan. Jadi, yang dimaksud dengan

keutamaan community adalah semangat untuk membangun

persaudaraan sejati, kesetaraan, keberbedaan bukan menjadi pemecah

belah melainkan saling memperkaya satu sama lain. Manusia selain

sebagai makhluk individu juga merupakan makhluk sosial. Sebagai

makhluk sosial, manusia perlu menjalin relasi yang seimbang, bukan

hanya dengan sesama melainkan juga dengan lingkungan dan alam

sekitar. Melalui relasi itu, perjumpaan dengan Allah dialami secara

bersama melalui satu sama lain. Keseimbangan relasi merupakan

tanggung jawab bersama yang dapat terwujud melalui semangat saling

berbagi dan membangun persaudaraan sejati.

Sekolah Tarakanita mempunyai tugas dalam menciptakan

lingkungan paguyuban yang dijiwai semangat kebebasan dan cinta

kasih injili serta membantu tunas muda mengembangkan pribadi dan

seluruh potensinya. Oleh karena itu, sekolah katholik mempunyai

ciri-ciri sebagai berikut: (1) merupakan komunitas iman; (2) tidak

memecah belah, tidak memperuncing perbedaan; (3) terbuka terhadap

semua orang; (4) berpusat pada Yesus Kristus; Prinsip Injil sebagai

norma pendidikan; (5) membangun manusia seutuhnya.

Community merupakan nilai spiritualitas yang dihidupi oleh

Bunda Elisabeth Gruyters sejak awal mendirikan biara dengan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 48: EFEKTIVITAS IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER … · CLASS GUIDANCE SERVICE-BASED CHARACTER EDUCATION USING EXPERIENTIAL LEARNING APPROACH TO DEVELOP A SENSE OF COMPASSION ... Pengertian

30

menerima anak-anak miskin, memberikan dasar baik dalam hati

mereka (EG dalam Luisa, 2012:22). Melayani anak-anak panti asuhan

agar mengalami keselamatan (EG dalam Luisa, 2012:22) dan

melayani orang orang-orang yang dalam penderitaan bagi para

penderita di Rumah Sakit Calvarieberg (EG dalam Luisa, 2012:22).

Dengan semakin bertambahnya kehadiran anak-anak miskin ini Bunda

Elisabeth merasakan betapa besar karya Allah dalam seluruh hidup

dan karyanya. Nilai community yang perlu dibangun adalah perhatian,

penghargaan, dikungan, ramah, sopan, lemah lembut, penerimaan,

persahabatan, keterbukaan, nyaman dan aman, keterlibatan,

musyawarah, rekonsiliasi.

6. Proses Pembentukan Nilai Karakter

Menurut Wibowo (2011), perilaku seseorang yang berkarakter pada

hakikatnya merupakan perwujudan fungsi totalitas psikologis yang

mencakup seluruh potensi individu manusia (kognitif, afektif, konatif, dan

psikomotorik) dan fungsi totalitas sosial kultural dalam konteks interaksi

(dalam keluarga, satuan pendidikan, dan masyarakat) dan berlangsung

sepanjang hayat.

Konfigurasi karakter dalam konteks totalitas proses psikologis dan

sosial-kultural tersebut dapat dikelompokan dalam: Olah hati, (Spiritual

and emotional developmental), Olah Pikir (Intellectual developmental),

Olah Raga dan Kinestetik (Physical and Kinestetic developmental), dan

Olah Rasa dan Karsa (Affective and Creativity developmental).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 49: EFEKTIVITAS IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER … · CLASS GUIDANCE SERVICE-BASED CHARACTER EDUCATION USING EXPERIENTIAL LEARNING APPROACH TO DEVELOP A SENSE OF COMPASSION ... Pengertian

31

Keempat proses psikososial (olah hati, olah pikir, olah raga, dan

olah rasa dan karsa) tersebut secara holistik dan koheren memiliki sidang

keterkaitan dan saling melengkapi yang bermuara pada pembentukan

karakter yang menjadi perwujudan nilai-nilai luhur. Secara diagramatik,

koherensi keempat proses psikososial tersebut dapat digambarkan diagram

Ven di bawah ini.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 50: EFEKTIVITAS IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER … · CLASS GUIDANCE SERVICE-BASED CHARACTER EDUCATION USING EXPERIENTIAL LEARNING APPROACH TO DEVELOP A SENSE OF COMPASSION ... Pengertian

32

Gambar 2.1 Koherensi Karakter dalam Konteks Totalitas Proses Psikososial

Masing-masing proses psikososial (olah hati, olah pikir, olah raga,

serta olah rasa dan karsa) secara konseptual dapat diperlakukan sebagai

suatu klaster atau gugus nilai luhur yang di dalamnya terkandung sejumlah

nilai. Keempat proses psikologis tersebut, satu dengan yang lainnya saling

terkait dan saling memperkuat. Karena itu setiap karakter, seperti juga

sikap, selalu bersifat multipleks atau berdimensi jamak.

Pengelompokan nilai tersebut sangat berguna untuk kepentingan

perencanaan. Dalam proses intervensi (pembelajaran, pemodelan, dan

penguatan) dan proses habituasi (pensuasanaan, pembiasaan, dan

penguatan) dan pada akhirnya menjadi karakter, keempat kluster nilai

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 51: EFEKTIVITAS IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER … · CLASS GUIDANCE SERVICE-BASED CHARACTER EDUCATION USING EXPERIENTIAL LEARNING APPROACH TO DEVELOP A SENSE OF COMPASSION ... Pengertian

33

luhur tersebut akan terintegrasi melalui proses internalisasi dan

personalisasi pada diri masing-masing individu.

B. Hakikat Karakter Bela Rasa (Compassion)

1. Pengertian Bela Rasa (Compassion)

Kata compassion (bela rasa) berasal dari bahasa Latin

“compassionis” yang artinya belas kasih, hal ikut merasakan; bela

sungkawa. Compassio berarti juga turut merasakan beban penderitaan

orang lain, bersama-sama memikul beban penderitaan namun bangkit

mengatasi penderitaan itu bersama-sama pula. Compassion lebih dari

sekedar mempunyai kepekaan hati (empati) dan merasakan penderitaan

orang lain (simpati), tetapi merupakan sebuah kebajikan di mana kapasitas

emosional empati dan simpati terhadap penderitaan orang lain dianggap

sebagai bagian dari cinta itu sendiri serta merupakan landasan keterkaitan

sosial yang lebih besar dan humanis, dasar prinsip tertinggi dalam

berperilaku sebagai pribadi yang utuh (Luisa, 2012:16-17).

Di dalam compassion ada aspek belas kasih dalam dimensi

kuantitatif seperti belas kasih yang individu sebagai “kedalaman atau

kekuatan”. Compassion lebih kuat dari empati tetapi turut merasakan yang

menimbulkan keinginan aktif untuk meringankan penderitaan orang lain

dengan mencari penyebab penderitaan itu, berusaha mengatasi bersama

penyebab tersebut. Belas kasih mempunyai arti turut menderita bersama-

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 52: EFEKTIVITAS IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER … · CLASS GUIDANCE SERVICE-BASED CHARACTER EDUCATION USING EXPERIENTIAL LEARNING APPROACH TO DEVELOP A SENSE OF COMPASSION ... Pengertian

34

sama orang lain. Nilai compassion yang perlu dibangun adalah sikap

peduli, solider, dan rela berbagi (Luisa, 2012:16-17).

Compassion dapat diwujudkan melalui sikap peduli, solider, dan

rela berbagi dengan mereka yang lemah, miskin, menderita (jasmani-

rohani) dan tersisih tanpa membeda-bedakan, sebagai sesama ciptaan

Allah. Berdasarkan beberapa pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa

bela rasa (compassion) merupakan menanggungkan sesuatu bersama orang

lain, cinta kasih tanpa syarat berlandaskan kasih Tuhan, melayani dengan

semangat, mencintai dengan tulus, mengembangkan sikap murah hati demi

“keselamatan” orang-orang yang dilayani (Luisa, 2012:16-17).

2. Karakteristik Karakter Bela Rasa (Compassion)

Sebagai pribadi-pribadi yang disatukan dan dipanggil dalam

pelayanan pendidikan, komitmen kita sebagai orang yang mencintai

dengan setulus hati dan berbela rasa menurut Surani, dkk (2008), tampak

dalam:

a. Mewujudkan kepedulian dan solidaritas dengan mereka yang lemah,

miskin, dan menderita, baik jasmani maupun rohani seperti teladan

Bunda Elisabeth.

b. Membuat kebijakan yang mendukung keberpihakan terhadap yang

miskin lemah dan tersisih.

c. Mencintai dengan tulus melampaui batas-batas suku, agama, ras,

budaya, status sosial tanpa diskriminasi.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 53: EFEKTIVITAS IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER … · CLASS GUIDANCE SERVICE-BASED CHARACTER EDUCATION USING EXPERIENTIAL LEARNING APPROACH TO DEVELOP A SENSE OF COMPASSION ... Pengertian

35

d. Turut serta merasakan penderitaan orang lain dengan sikap empati dan

keramahan (rela berkorban, siap sedia, murah hati, penuh perhatian,

tenggang rasa, dan terbuka untuk berdialog).

e. Melayani demi “keselamatan” anak-anak yang dilayani.

f. Mengembangkan sikap murah hati di antara para “pelayan

pendidikan” maupun peserta didik.

g. Melayani dengan semangat “demi cinta Allah aku akan menolong

mereka yang berkesesakan hidup, maka aku akan cukup kaya dengan

rahmat dan cinta Allah”.

C. Hakikat Pendekatan Experiential Learning

1. Pengertian Pendekatan Experiential Learning

Salah satu pendekatan pelaksanaan program bimbingan adalah

experiential learning. Konsep experiential learning pertama kali

dicetuskan oleh Kolb (1984). Kolb mengatakan: “experiential learning:

experience as the source of learning and development” dalam pernyataan

tersebut, terkandung makna pengalaman nyata peserta didik. Peserta didik

berperan secara aktif mengeksplorasi, dan membuat catatan tentang

peristiwa yang terjadi. Experiential learning adalah suatu model proses

belajar mengajar yang mengaktifkan pembelajar untuk membangun

pengetahuan dan keterampilan melalui pengalamannya secara langsung

dengan menggunakan pengalaman sebagai katalisator untuk menolong

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 54: EFEKTIVITAS IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER … · CLASS GUIDANCE SERVICE-BASED CHARACTER EDUCATION USING EXPERIENTIAL LEARNING APPROACH TO DEVELOP A SENSE OF COMPASSION ... Pengertian

36

pembelajar mengembangkan kapasitas dan kemampuannya dalam proses

pembelajaran.

Experiential learning adalah suatu proses siswa mengkonstruksi

atau menyusun pengetahuan keterampilan dan nilai dari pengalaman

langsung. Dengan kata lain experiential learning merupakan model

pembelajaran yang memperhatikan atau menitik beratkan pada

pengalaman yang akan dialami siswa. Siswa`terlibat langsung dalam

proses belajar dan siswa mengkonstruksi sendiri pengalaman-pengalaman

yang didapat sehingga menjadi suatu pengetahuan. Pengalaman yang

dialami secara langsung oleh siswa dalam prose belajar akan mengalami

perubahan, guna meningkatkan efektifitas hasil belajar.

2. Prinsip Pendekatan Experiential Learning

Experiential Learning adalah suatu proses siswa mengkonstruksi

atau menyusun pengetahuan keterampilan dan nilai dari pengalaman

langsung. Adapun prinsip dasar Experiential Learning adalah sebagai

berikut:

a. Tahapan pengalaman nyata.

b. Tahapan observasi refleksi.

c. Tahapan konseptualisasi.

d. Tahap implementasi.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 55: EFEKTIVITAS IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER … · CLASS GUIDANCE SERVICE-BASED CHARACTER EDUCATION USING EXPERIENTIAL LEARNING APPROACH TO DEVELOP A SENSE OF COMPASSION ... Pengertian

37

3. Kelebihan dan kekurangan Pendekatan Experiential Learning

Pendekatan Experiential Learning memiliki kelebihan yakni dapat

meningkatkan semangat dan gairah belajar, membantu terciptanya suasana

belajar yang kondusif, memunculkan kegembiraan dalam proses belajar,

mendorong dan mengembangkan proses berpikir kreatif, dan mendorong

siswa untuk melihat sesuatu dari perspektif yang berbeda. Selain beberapa

kelebihan yang telah disebutkan, terdapat pula kekurangan dari

pendekatan Experiential Learning yakni dibutuhkannya alokasi waktu

yang relatif lama dalam proses pembelajaran (Sinaga, 2013).

Dari kelebihan dan kekurangan yang ada pada pendekatan

Experiential Learning tersebut, dapat disimpulkan bahwa pendekatan

Experiential Learning dapat efektif apabila diberikan kepada peserta didik

dengan memperhatikan materi yang akan diberikan, persiapan, strategi

yang akan digunakan dan alokasi waktu yang disediakan. Dengan begitu

pembelajaran dengan pendekatan Experiential Learning dapat efektif

diberikan kepada peserta didik, sehingga tercapailah tujuan dari

pendekatan Experiential Learning yakni; Mengubah struktur kognitif

siswa, Mengubah sikap siswa, Memperluas keterampilan-keterampilan

siswa yang telah ada.

4. Aktivitas Inti dalam Pembelajaran Experiential

Experiential learning atau pembelajaran berbasis pengalaman pada

dasarnya merupakan student centered learning atau pembelajaran berpusat

pada siswa atau pembelajar. Pembelajarlah yang harus aktif melakukan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 56: EFEKTIVITAS IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER … · CLASS GUIDANCE SERVICE-BASED CHARACTER EDUCATION USING EXPERIENTIAL LEARNING APPROACH TO DEVELOP A SENSE OF COMPASSION ... Pengertian

38

atau mengalami aktivitas atau peristiwa tertentu, mengolah, memaknai,

dan menafsirkan pengalaman belajarnya itu dengan bantuan orang lain

khususnya sesama pembelajar, dan berusaha menerapkan hasil

pembelajarannya itu dalam menghadapi berbagai tugas di luar lingkungan

pembelajaran, yaitu dalam kehidupan nyata sehari-hari.

Untuk itu, ada beberapa jenis aktivitas atau kegiatan inti yang

lazim dipraktekkan pada berbagai tahap proses belajar dalam siklus

pembelajaran experiential, khususnya refleksi dan sharing.

a. Refleksi

Hakikat refleksi adalah memantulkan atau lebih tepat

menghadirkan kembali dalam batin kita aneka pengalaman yang sudah

terjadi, untuk menemukan makna dan nilainya yang lebih dalam. Maka,

ada yang menyatakann bahwa refleksi selalu bertujuan mendidik, dalam

arti berperan sebagai sejenis jembatan yang menghubungkan pengalaman

pribadi dan belajar. Refleksi yang benar membantu kita mencapai insight

atau pencerahan, yaitu menangkap pengertian dan nilai-nilai hidup

semakin mendalam serta menolong munculnya ketetapan hati untuk

bertindak mewujudkan pengertian dan nilai hidup yang semakin

mendalam itu dalam kehidupan kita sehari-hari (Reed & Koliba dalam

Supratiknya, 2011).

b. Sharing

Sharing adalah membagikan pikiran dan atau perasaan yang

muncul sebagai hasil refleksi, kepada orang lain dalam kegiatan belajar

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 57: EFEKTIVITAS IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER … · CLASS GUIDANCE SERVICE-BASED CHARACTER EDUCATION USING EXPERIENTIAL LEARNING APPROACH TO DEVELOP A SENSE OF COMPASSION ... Pengertian

39

bersama. Dalam sharing bersama atau saling berbagi hasil refleksi,

masing-masing peserta saling medengarkan, saling membantu menangkap

makna dan nilai yang semakin mendalam dari berabagi penglaman

hidupnya, serta saling meneguhkan. Agar berlangsung secara lancar dan

efektif, kegiatan refleksi dan sharing dalam kelompok perlu difasilitasi

oleh seorang fasilitator melalui pertanyaan-pertanyaan dalam apa yang

disebut lingkaran refleksi (Reed & Koliba dalam Supratiknya, 2011).

D. Hakikat Layanan Bimbingan Klasikal Kolaboratif

1. Pengertian Bimbingan Klasikal

Bimbingan klasikal dilaksanakan dengan mengadakan sejumlah

kegiatan bimbingan dengan topik-topik bimbingan yang relevan dan

sejalan dengan kebutuhan siswa. Pada dasarnya bimbingan klasikal

merupakan bentuk dan sarana pelayanan bimbingan yang diberikan

konselor di dalam kelas dengan menyajikan materi yang telah disiapkan

sebelumnya untuk menunjang perkembangan optimal masing-masing

siswa, yang diharapkan dapat mengambil manfaat dari pengalaman

pendidikan bagi dirinya sendiri (Winkel dan Hastuti, 2004). Bimbingan

klasikal merupakan layanan bimbingan kelompok yang diberikan dalam

suasana kelompok kelas di sekolah.

Bimbingan klasikal (Makhrifah & Wiryo Nuryono, 2014:1)

merupakan suatu layanan bimbingan dan konseling yang diberikan kepada

peserta didik oleh guru bimbingan dan konseling (Guru BK) atau konselor

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 58: EFEKTIVITAS IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER … · CLASS GUIDANCE SERVICE-BASED CHARACTER EDUCATION USING EXPERIENTIAL LEARNING APPROACH TO DEVELOP A SENSE OF COMPASSION ... Pengertian

40

kepada sejumlah peserta didik dalam satuan kelas yang dilaksanakan di

dalam kelas. Bimbingan klasikal (Dirjen Pendidikan Dasar, 2014:19)

merupakan format kegiatan bimbingan dan konseling yang melayani

sejumlah peserta didik dalam rombongan belajar satu kelas.

Kebutuhan dan masalah yang bersifat umum, dihadapi oleh seluruh

atau sebagian besar peserta didik, dan tidak terlalu bersifat pribadi, dapat

dibantu dengan layanan bantuan secara klasikal atau kelompok besar.

Layanan klasikal atau kelompok besar biasanya bersifat informatif,

sehingga dapat segera diberikan oleh konselor atau guru BK

(Sukmadinata, 2007:116 & 118). Berdasarkan pengertian di atas, dapat

ditarik kesimpulan bahwa pengertian layanan bimbingan klasikal adalah

kegiatan bimbingan yang diberikan untuk membantu siswa yang memiliki

kebutuhan serta masalah yang bersifat umum, dihadapi oleh seluruh atau

sebagian besar siswa dalam satuan kelas.

2. Tujuan Bimbingan Klasikal

Tujuan layanan bimbingan ialah supaya sesama manusia mengatur

kehidupan sendiri, menjamin perkembangan dirinya sendiri seoptimal

mungkin, memikul tanggung jawab sepenuhnya atas arah hidupnya

sendiri, menggunakan kebebasannya sebagai manusia secara dewasa

dengan berpedoman pada cita-cita yang mewujudkan semua potensi yang

baik padanya, dan menyelesaikan semua tugas yang dihadapi dalam

kehidupan ini secara memuaskan (Winkel, 2004:31). Layanan bimbingan

mempunyai tujuan supaya orang yang dilayani menjadi mampu mengatur

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 59: EFEKTIVITAS IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER … · CLASS GUIDANCE SERVICE-BASED CHARACTER EDUCATION USING EXPERIENTIAL LEARNING APPROACH TO DEVELOP A SENSE OF COMPASSION ... Pengertian

41

kehidupannya sendiri, memiliki pandangannya sendiri dan tidak sekedar

membebek pendapat orang lain, mengambil sikap sendiri, dan berani

menanggung sendiri akibat dan konsekuensi dari tindakan-tindakannya.

Tujuan bantuan itu diberikan yaitu supaya orang perorangan atau

kelompok orang yang dilayani menjadi mampu menghadapi semua tugas

perkembangan hidupnya secara sadar dan bebas, mewujudkan kesadaran

dan kebebasan itu dalam membuat pilihan-pilihan secara bijaksana, serta

mengambil beraneka tindakan penyesuaian diri secara memadai (Winkel,

2004:32). Layanan bimbingan klasikal (Makhrifah & Wiryo Nuryono,

2014:2) memiliki tujuan untuk meluncurkan aktivitas-aktivitas pelayanan

yang mengembangkan potensi siswa atau mencapai tugas-tugas

perkembangannya sehingga dapat mencapai tujuan pendidikan.

3. Bidang Bimbingan Klasikal

Model ASCA (American School Counselor Association)

(Makhrifah & Wiryo Nuryono, 2014:1-2) menyatakan bimbingan klasikal

merupakan bentuk kegiatan yang termasuk ke dalam komponen layanan

dasar (guidance curriculum). Komponen layanan dasar bersifat

developmental, sistematik, terstruktur, dan disusun untuk meningkatkan

kompetensi belajar, pribadi, sosial dan karier. Layanan dasar (guidance

curriculum) merupakan layanan yang terstruktur untuk semua peserta

didik (guidance for all), tanpa mengenal perbedaan gender, ras, atau

agama mulai taman kanak-kanak sampai tingkat SLTA disajikan melalui

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 60: EFEKTIVITAS IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER … · CLASS GUIDANCE SERVICE-BASED CHARACTER EDUCATION USING EXPERIENTIAL LEARNING APPROACH TO DEVELOP A SENSE OF COMPASSION ... Pengertian

42

kegiatan kelas untuk memenuhi kebutuhan perkembangan dalam bidang

belajar, pribadi, sosial dan karir peserta didik.

4. Bimbingan Klasikal Kolaboratif

Program bimbingan (Depdiknas, 2008:25) akan berjalan secara

efektif apabila didukung oleh semua pihak, yang dalam hal ini khususnya

para guru mata pelajaran atau wali kelas. Konselor atau guru BK

berkolaborasi dengan guru dan wali kelas dalam rangka memperoleh data

tentang siswa (seperti prestasi belajar, kehadiran, dan pribadinya),

membantu memecahkan masalah siswa, dan mengidentifikasi aspek-aspek

bimbingan yang dapat dilakukan oleh guru mata pelajaran. Aspek-aspek

itu di antaranya:

a. Menciptakan sekolah dengan iklim sosioemosional kelas yang

kondusif bagi belajar siswa.

b. Memahami karakteristik siswa yang unik dan beragam.

c. Menandai siswa yang diduga bermasalah.

d. Membantu siswa yang mengalami kesulitan belajar melalui program

remedial teaching.

e. Mereferal (mengalihtangankan) siswa yang memerlukan layanan

bimbingan dan konseling kepada guru pembimbing.

f. Memberikan informasi tentang kaitan mata pelajaran dengan bidang

kerja yang diminati siswa.

g. Memahami perkembangan dunia industri atau perusahaan, sehingga

guru dapat memberikan informasi yang luas kepada siswa tentang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 61: EFEKTIVITAS IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER … · CLASS GUIDANCE SERVICE-BASED CHARACTER EDUCATION USING EXPERIENTIAL LEARNING APPROACH TO DEVELOP A SENSE OF COMPASSION ... Pengertian

43

dunia kerja (tuntutan keahlian kerja, suasana kerja, persyaratan kerja,

dan prospek kerja).

h. Menampilkan pribadi yang matang, baik dalam aspek emosional,

sosial, maupun moral-spiritual (hal ini penting, karena guru

merupakan “figur central” bagi siswa).

i. Memberikan informasi kepada para siswa tentang cara-cara

mempelajari mata pelajaran yang diberikannya secara efektif.

E. Hakikat Bimbingan Klasikal Kolaboratif dengan Pendekatan

Experiential Learning

Makhrifah & Nuryono, (2014:1) mengemukakan bimbingan klasikal

merupakan suatu layanan bimbingan dan konseling yang diberikan kepada

peserta didik oleh guru bimbingan dan konseling (Guru BK) atau konselor

kepada sejumlah peserta didik dalam satuan kelas yang dilaksanakan di dalam

kelas. Kemudian Depdiknas (2008:25) mengemukakan Konselor atau guru

BK berkolaborasi dengan guru dan wali kelas dalam rangka memperoleh

informasi tentang siswa (seperti prestasi belajar, kehadiran, dan pribadinya),

membantu memecahkan masalah siswa, dan mengidentifikasi aspek-aspek

bimbingan yang dapat dilakukan oleh guru mata pelajaran. Suatu program

bimbingan akan berjalan secara efektif apabila didukung oleh semua pihak,

yang dalam hal ini khususnya para guru mata pelajaran atau wali kelas.

Menurut Kolb (dalam Sinaga, 2013), mengatakan Experiential

Learning merupakan tindakan untuk mencapai sesuatu berdasarkan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 62: EFEKTIVITAS IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER … · CLASS GUIDANCE SERVICE-BASED CHARACTER EDUCATION USING EXPERIENTIAL LEARNING APPROACH TO DEVELOP A SENSE OF COMPASSION ... Pengertian

44

pengalaman yang secara terus menerus mengalami perubahan guna

meningkatkan keefektivan dari hasil belajar. Tujuan dari pendekatan ini

adalah untuk mempengaruhi siswa dalam tiga cara, yaitu (1) mengubah

struktur kognitif siswa, (2) mengubah sikap siswa, dan (3) memperluas

keterampilan-keterampilan siswa yang telah ada. Ketiga elemen tersebut

saling berhubungan dan mempengaruhi secara keseluruhan, tidak terpisah-

pisah, karena apabila satu elemen tidak ada, maka kedua elemen lainnya tidak

akan efektif.

Dari definisi di atas dapat disimpulkan bimbingan klasikal kolaboratif

dengan pendekatan experiential learning merupakan model bimbingan yang

dilakukan secara kerjasama antara konselor/guru BK dengan mitra kolaboratif

dalam hal ini guru mata pelajaran, untuk membantu mengoptimalkan proses

belajar siswa baik dari segi pribadi, sosial, belajar maupun kariernya. Di

mana menurut Barus (2015), Guru BK telah dibekali kompetensi dalam

mendesain dan melaksanakan program pengembangan diri bidang-bidang

pribadi, sosial, belajar, dan karier, termasuk di dalamnya kemahiran dalam

mendesain dan melaksanakan pendidikan nilai-nilai atau pendidikan karakter

melalui layanan bimbingan klasikal yang dilakukan secara kolaboratif (antara

konselor/guru BK dengan guru mata pelajaran) dengan mengaplikasikan

pendekatan experiential learning.

Supratiknya (2011) mengatakan, experiential learning menekankan

pada keinginan kuat dari dalam diri siswa untuk berhasil dalam belajar.

Keinginan untuk berhasil tersebut dapat meningkatkan tanggung jawab siswa

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 63: EFEKTIVITAS IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER … · CLASS GUIDANCE SERVICE-BASED CHARACTER EDUCATION USING EXPERIENTIAL LEARNING APPROACH TO DEVELOP A SENSE OF COMPASSION ... Pengertian

45

terhadap perilaku belajarnya dan mereka akan merasa dapat mengontrol

perilaku tersebut. Adapun Prinsip-prinsip belajar yang berlaku bagi peserta

didik adalah sebagai berikut (Ortigas dalam Supratiknya, 2011):

a. Belajar adalah pengalaman yang terjadi dalam diri pembelajar.

b. Belajar adalah penemuan makna dan relevansi dari ide, konsep, atau

prinsip bagi kehidupan pribadi maupun masyarakat luas.

c. Belajar sebagai perubahan tingkah laku adalah hasil pengalaman.

d. Belajar berlangsung lewat proses bekerja sama dan berperan serta dalam

suatu aktivitas.

e. Belajar adalah proses yang bersifat evolusioner atau perubahan yang

berlangsung secara pelan-pelan dan berkesinambungan.

f. Belajar kadang-kadang merupakan proses yang menyakitkan.

g. Sumber belajar yang sangat kaya adalah diri pembelajar sendiri.

h. Proses belajar melibatkan baik pikiran maupun emosi atau perasaan.

i. Proses belajar bersifat sangat pribadi dan unik.

Kualitas belajar experiential learning mencakup: keterlibatan siswa

secara personal, berinisiatif, evaluasi oleh siswa sendiri dan adanya efek yang

membekas pada siswa. David Kolb (1984) menyampaikan pendekatan

Experiential Learning adalah sebuah proses yang melingkar dan terdiri dari

empat fase sebagai berikut:

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 64: EFEKTIVITAS IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER … · CLASS GUIDANCE SERVICE-BASED CHARACTER EDUCATION USING EXPERIENTIAL LEARNING APPROACH TO DEVELOP A SENSE OF COMPASSION ... Pengertian

46

a. Concrete Experience

Merupakan fase menggunakan pengalaman yang sudah dilalui peserta atau

pengalaman yang disediakan untuk pembelajaran yang lebih lanjut.

b. Reflective Observation

Merupakan fase mendiskusikan pengalaman para peserta yang telah dilalui

atau saling berbagi reaksi dan observasi yang telah dilalui.

c. Abstract Conceptualization

Merupakan fase dimana proses menemukan tren yang umum dan

kebenaran dalam pengalaman yang telah dilalui peserta atau membentuk

reaksi pada pengalaman yang baru menjadi sebuah kesimpulan atau

konsep yang baru.

d. Active Experimentation

Merupakan fase modifikasi perilaku lama dan mempraktikkan pada situasi

keseharian para peserta.

Efektivitas proses pembelajaran experiential learning akan

terdukung apabila peserta didik memiliki kemampuan mengikuti proses dari

masing-masing fase tersebut. Keempat fase tersebut divisualisasikan seperti

pada gambar di bawah ini.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 65: EFEKTIVITAS IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER … · CLASS GUIDANCE SERVICE-BASED CHARACTER EDUCATION USING EXPERIENTIAL LEARNING APPROACH TO DEVELOP A SENSE OF COMPASSION ... Pengertian

47

Gambar 2.2. Fase Pendekatan Experiential Learning Kolb

Sejalan dengan pendapat David Kolb tersebut, Pfeiffer & Jones,

(dalam Supratiknya, 2011), juga mengatakan bahwa dalam belajar

experiential learning peserta didik memiliki pengalaman yang bertahap

yakni:

a. Mengalami

Peserta didik terlibat atau dilibatkan dalam kegiatan tertentu, seperti

melakukan tugas tertentu atau mengamati objek atau rekaman kejadian

tertentu, entah secara sendiri-sendiri atau bersama satu atau lebih

peserta atau anggota kelompok lain.

b. Membagikan pengalaman

Peserta didik membagikan hasil pelaksanaan tugas atau hasil

pengamatannya terhadap objek atau kejadian tertentu pada tahap

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 66: EFEKTIVITAS IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER … · CLASS GUIDANCE SERVICE-BASED CHARACTER EDUCATION USING EXPERIENTIAL LEARNING APPROACH TO DEVELOP A SENSE OF COMPASSION ... Pengertian

48

sebelumnya termasuk reaksi pribadianya baik berupa tanggapan

pikiran maupun tanggapan perasaannya, kepada peserta lain baik

dalam kelompok-kelompok kecil maupun kepada seluruh peserta.

c. Memroses pengalaman

Peserta mengolah data yang baru dibagikan dengan cara

mendiskusikan atau memikirkannya bersama, memaknai atau

menafsirkannya, membandingkan tanggapan peserta yang satu dengan

peserta yang lain, menemukan hubungan antar makna atau tanggapan

yang muncul, dan sebagainya.

d. Merumuskan kesimpulan

Peserta didik diajak dan dibantu untuk menyimpulkan prinsip-prinsip,

merumuskan hipotesis-hipotesis, dan merumuskan hikmat-manfaat

untuk didiskusikan atau dipikirkan bersama.

e. Menerapkan

Peserta didik sungguh-sungguh menangkap relevansi atau makna-

manfaat dari pelatihan atau bimbingan yang baru dijalaninya, serta

memiliki tekad untuk menerapkan hasil belajarnya dalam kehidupan

sehari-hari.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 67: EFEKTIVITAS IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER … · CLASS GUIDANCE SERVICE-BASED CHARACTER EDUCATION USING EXPERIENTIAL LEARNING APPROACH TO DEVELOP A SENSE OF COMPASSION ... Pengertian

49

Berdasarkan penjelasan di atas, bimbingan klasikal kolaboratif dengan

pendekatan experiential learning merupakan kegiatan bimbingan yang

diperuntukan peserta didik, dirancang dan dilaksanakan oleh konselor/guru

BK bekerja sama dengan guru mata pelajaran dengan tujuan membantu

perkembangan peserta didik secara optimal baik dari segi pribadi, sosial,

belajar dan kariernya. Secara jelas proses bimbingan klasikal kolaboratif

dengan pendekatan experiential learning dalam penelitian ini divisualisasikan

dalam gambar sebagai berikut:

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 68: EFEKTIVITAS IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER … · CLASS GUIDANCE SERVICE-BASED CHARACTER EDUCATION USING EXPERIENTIAL LEARNING APPROACH TO DEVELOP A SENSE OF COMPASSION ... Pengertian

50

Gambar 2.3. Proses Pendidikan Karakter Berbasis Layanan Bimbingan Klasikal Kolaboratif dengan Pendekatan Experiential Learning

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 69: EFEKTIVITAS IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER … · CLASS GUIDANCE SERVICE-BASED CHARACTER EDUCATION USING EXPERIENTIAL LEARNING APPROACH TO DEVELOP A SENSE OF COMPASSION ... Pengertian

51

F. Hakikat Remaja sebagai Peserta Didik SMP

1. Pengertian Peserta Didik SMP

Dalam proses pendidikan, peserta didik merupakan salah satu

komponen manusiawi yang menempati posisi sentral. Peserta didik

menjadi pokok persoalan dan tumpuan perhatian dalam semua proses

transformasi yang disebut pendidikan. Sebagai salah satu komponan

penting dalam sistem pendidikan, peserta didik sering disebut sebagai

“raw material” (bahan mentah).

Dalam perspektif pedagogis, peserta didik diartikan sebagai sejenis

makhluk “homo educandum”, makhluk yang menghajatkan pendidikan.

Pengertian tersebut dapat diartikan bahwa peserta didik dipandang yang

bersifat laten, sehingga dibutuhkan binaan dan bimbingan untuk

mengaktualisasikannya agar ia dapat menjadi manusia susila yang cakap

(Desmita, 2011:39).

Dalam perspektif psikologis, peserta didik adalah individu yang

sedang berada dalam proses pertumbuhan dan perkembangan, baik fisik

maupun psikis menurut fitrahnya masing-masing. Sebagai individu yang

tengah tumbuh dan berkembang, peserta didik memerlukan bimbingan dan

pengarahan yang konsisten menuju ke titik optimal.

Dalam perspektif Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional No.

20 Tahun 2003 pasal 1 ayat 4, “peserta didik diartikan sebagai anggota

masyarakat yang berusaha mengembangkan dirinya melalui proses

pendidikan pada jalur jenjang dan jenis pendidikan tertentu”.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 70: EFEKTIVITAS IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER … · CLASS GUIDANCE SERVICE-BASED CHARACTER EDUCATION USING EXPERIENTIAL LEARNING APPROACH TO DEVELOP A SENSE OF COMPASSION ... Pengertian

52

2. Karakteristik Peserta Didik SMP

Menurut Desmita (2009) dilihat dari tahapan perkembangannya

peserta didik usia sekolah menengah (SMP) berada pada tahap

perkembangan pubertas (10-14 tahun). Beberapa karakterristik yang

menonjol pada peserta didik usia SMP adalah sebagai berikut:

a. Terjadinya ketidakseimbangan proporsi tinggi dan berat badan.

b. Mulai timbulnya ciri-ciri seks sekunder.

c. Kecenderungan ambivalensi, antara keinginan menyendiri degan

keinginan bergaul, serta keinginan untuk bebas dari dominasi dengan

kebutuhan bimbingan dan bantuan dari orang tua.

d. Senang menbandingkan kaidah-kaidah, nilai-nilai etika atau norma

dengan kenyataan yang terjadi dalam kehidupan orang dewasa.

e. Mulai mempertanyaakn secara skeptic mengenai eksistensi dan sifat

kemurahan dan keadilan Tuhan.

f. Reaksi dan ekspresi emosi masih labil.

g. Mulai mengembangkan standar dan harapan terhadap perilaku diri

sendiri yang sesuai dengan dunia sosial.

h. Kecenderungan minat dan pilihan karier relatif sudah lebih jelas.

3. Tugas-tugas Perkembangan Remaja sebagai Peserta Didik

Tugas perkembangan adalah berbagai ciri perkembangan yang

diharapkan timbul dan dimiliki setiap individu pada setiap masa dalam

periode perkembangnnya. Tugas perkembangan masa remaja difokuskan

pada upaya meninggalkan sikap dan perilaku kekanak-kanakan serta

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 71: EFEKTIVITAS IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER … · CLASS GUIDANCE SERVICE-BASED CHARACTER EDUCATION USING EXPERIENTIAL LEARNING APPROACH TO DEVELOP A SENSE OF COMPASSION ... Pengertian

53

berusaha untuk mencapai kemampuan bersikap dan berperilaku secara

dewasa.

Adapun tugas-tugas perkembangan masa remaja menurut Hurlock

(1996) adalah berusaha:

a. Mampu menerima keadaan fisiknya;

b. Mampu menerima dan memahami peran seks usia dewasa;

c. Mampu membina hubungan baik dengan anggota kelompok yang

berlainan jenis;

d. Mencapai kemandirian emosional;

e. Mencapai kemandirian ekonomi;

f. Mengembangkan konsep dan keterampilan intelektual yang sangat

diperlukan untuk melakukan peran sebagai anggota masyrakat;

g. Memahami dan menginternalisasikan nilai-nilai orang dewasa dan

orang tua;

h. Mengembangkan perilaku tanggung jawab sosial yang diperlukan untuk

memasuki dunia dewasa;

i. Mempersiapkan diri untuk memasuki perkawinan;

j. Memahami dan mempersiapkan berbagai tanggung jawab kehidupan

keluarga.

4. Kebutuhan-kebutuhan Remaja sebagai Peserta Didik

Setiap individu mempunyai kebutuhan-kebutuhan yang hendak

dipenuhi. Dalam memenuhi kebutuhan-kebutuhan tersebut, setiap individu

mempunyai sikap dan perilaku yang berbeda satu sama lain. Sebaliknya,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 72: EFEKTIVITAS IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER … · CLASS GUIDANCE SERVICE-BASED CHARACTER EDUCATION USING EXPERIENTIAL LEARNING APPROACH TO DEVELOP A SENSE OF COMPASSION ... Pengertian

54

apabila ada sesuatu kebutuhan yang tidak terpenuhi, juga akan berdampak

pada perubahan sikap dan perilakunya. Kebutuhan mempunyai peranan

yang sangat penting dan menentukan tingkah laku manusia. Tingkah laku

manusia timbul karena adanya suatu kebutuhan, dan tingkah laku manusia

tersebt mengarah pada pencapaian tujuan yang dapat memenuhi atau

memuaskan kebutuhan tersebut. Berikut akan dijelaskan kebutuhan-

kebutuhan yang dimiliki remaja menurut teori hierarki kebutuhan dari

Maslow:

a. Kebutuhan jasmani

Kebutuhan jasmani merupakan kebutuhan dasar peserta didik.

Kebutuhan tersebut antara lain; makan, minum, pakaian, oksigen,

istirahat, kesehatan jasmani, gerak-gerak jasmani, serta terhindar dari

berbagai ancaman. Apabila kebutuhan-kebutuhan jasmaniah ini tidak

terpenuhi, maka akan sangat berpengaruh pada pembentukan pribadi,

perkembangan psikososial, dan juga proses belajar peserta didik.

Adapun upaya-upaya untuk membantu peserta didik untuk memenuhi

kebutuhan-kebutuhan jasmaninya adalah sebagai berikut:

1) Memberikan pemahaman kepada peserta didik tentang pentingnya

pola hidup sehat dan teratur.

2) Menanamkan kesadaran kepada peserta didik untuk mengonsumsi

makanan-makanan yang mengandung gizi dan vitamin tinggi.

3) Memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk beristirahat.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 73: EFEKTIVITAS IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER … · CLASS GUIDANCE SERVICE-BASED CHARACTER EDUCATION USING EXPERIENTIAL LEARNING APPROACH TO DEVELOP A SENSE OF COMPASSION ... Pengertian

55

4) Memberikan pendidikan jasmani dan latihan-latihan fisik, seperti

olah raga.

5) Menyediakan berbagai sarana di lingkungan sekolah yang

memungkinkan peserta didik dapat bergerak bebas, bermain,

berolah raga, dan sebagainya.

6) Merancang bangunan sekolah sedemikian rupa dengan

memperhatikan pencahayaan, sirkulasi udara, suhu, dan

sebagainya, yang memungkinkan peserta didik dapat belajar

dengan nyaman.

7) Mengatur tempat duduk peserta didik di dalam kelas sesuai dengan

kondisi fisik mereka masing-masing.

b. Kebutuhan akan rasa aman

Rasa aman merupakan suatu kebutuhan yang sangat penting bagi

kehidupan peserta didik, terutama rasa aman di dalam kelas dan

sekolah. Setiap siswa yang datang ke sekolah mengharapkan suasana

sekolah atau kelas yang aman, nyaman, dan teratur, serta terhindar dari

kebisingan dan berbagai situasi yang mengancam. Hilangnya rasa

aman dalam diri siswa akan memicu munculnya perasaan cemas,

ketakutan, dan kegelisahan. Kehilangan rasa aman di kalangan peserta

didik juga dapat menyebabkan rusaknya hubungan interpersonalnya

dengan orang lain, membangkitkan rasa benci terhadap orang-orang

yang menjadi penyebab hilangnya rasa aman dalam dirinya. Selain itu,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 74: EFEKTIVITAS IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER … · CLASS GUIDANCE SERVICE-BASED CHARACTER EDUCATION USING EXPERIENTIAL LEARNING APPROACH TO DEVELOP A SENSE OF COMPASSION ... Pengertian

56

perasaan tidak aman juga akan mempengaruhi motivasi belajar siswa

di sekolah

c. Kebutuhan akan kasih sayang

Setiap peserta didik membutuhkan kasih sayang, baik dari orang tua,

guru, teman-teman sekolah, dan dari orang-orang yang ada di

lingkungan sekitar. Peserta didik yang mendapatkan kasih sayang akan

senang, betah, dan bahagia berada di dalam kelas, serta memiliki

motivasi untuk berpartisipasi aktif dalam kegiatan belajar. Sebaliknya

peserta didik yang merasa kurang mendapatkan kasih sayang, akan

merasa terisolasi, rendah diri, merasa tidak nyaman, sedih, gelisah,

bahkan mungkin akan mengalami kesulitan belajar, serta memicu

munculnya tingkah laku maladaptif.

d. Kebutuhan akan penghargaan

Kebutuhan akan penghargaan terlihat dari kecenderungan peserta didik

untuk diakui dan di perlakukan sebagai orang yang berharga. Mereka

ingin memiliki sesuatu, ingin dikenal dan ingin diakui keberadaanya di

tengah-tengah orang lain. Peserta didik yang mendapatkan pemenuhan

kebutuhan akan penghargan merasa bangga dengan dirinya dan

gembira, pandangan dan sikap mereka terhadap dirinya dan orang lain

akan positif.

Peserta didik yang tidak mendapatkan pemenuhan kebutuhan akan

penghargaan, akan merasa diremehkan, kurang diperhatikan, atau

kurang mendapat tanggapan yang positif atas sesuatu yang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 75: EFEKTIVITAS IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER … · CLASS GUIDANCE SERVICE-BASED CHARACTER EDUCATION USING EXPERIENTIAL LEARNING APPROACH TO DEVELOP A SENSE OF COMPASSION ... Pengertian

57

dikerjakannya, maka sikap terhadap dirinya dan lingkungannya

menjadi negatif.

e. Kebutuhan akan rasa bebas

Terhindar dari kungkungan-kungkungan dan ikatan-ikatan tertentu

merupakan kebutuhan peserta didik akan rasa bebas yang diharapkan.

Peserta didik yang merasa tidak bebas mengungkapkan apa yang terasa

dalam hatinya atau tidak bebas melakukan apa yang dinginkannya,

akan mengalami frustrasi, merasa tertekan, konflik dan sebagainya.

f. Kebutuhan akan rasa sukses

Rasa sukses merupakan salah satu kebutuhan pokok bagi peserta didik.

Hal ini nampak pada peserta didik yang merasa senang dan puas

apabila pekerjaan yang dilakukannya berhasil, dan merasa kecewa

apabila pekerjaannya tidak berhasil atau mengalami kegagalan.

G. Kerangka Berpikir

Peneliti menggunakan metode experiential learning sebagai upaya

perbaikan terhadap karakter bela rasa (compassion) siswa melalui bimbingan

klasikal kolaboratif. Selama ini guru dengan berbagai usaha telah menyiapkan

metode bimbingan yang inovatif dan variatif, namun dalam kenyataannya

belum bisa meningkatkan karakter bela rasa (compassion) siswa di sekolah.

Siswa kurang dapat menerapkan karakter bela rasa (compassion) dalam diri

mereka, di mana karakter tersebut merupakan karakter keutamaan dalam

Yayasan Tarakanita yakni Cc5, salah satunya di SMP Stella Duce 2

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 76: EFEKTIVITAS IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER … · CLASS GUIDANCE SERVICE-BASED CHARACTER EDUCATION USING EXPERIENTIAL LEARNING APPROACH TO DEVELOP A SENSE OF COMPASSION ... Pengertian

58

Yogyakarta. Hal ini yang membuat karakter bela rasa (compassion) masih

terlihat kurang pada siswa SMP Stella Duce 2 Yogyakarta.

Maka dari itu perlu ada sebuah pendekatan yang membuat karakter

bela rasa (compassion) siswa melalui bimbingan klasikal kolaboratif benar-

benar tinggi/meningkat. Salah satu pendekatan yang dimungkinkan mampu

meningkatkan karakter bela rasa (compassion) siswa adalah pendekatan

experiential learning. Experiential learning memiliki keunggulan dalam

membangkitkan semangat, antusias, dan rasa ingin tahu yang tinggi untuk

terlibat dalam mengikuti kegiatan yang dilakukan melalui bimbingan klasikal

kolaboratif, dilakukan oleh guru Bimbingan dan Konseling bersama guru

mata pelajaran yang lain, siswa diajak untuk untuk terlibat dalam melakukan

sesuatu kegiatan terlebih dahulu lalu direfleksikan, karena metode ini

menekankan belajar dari pengalaman atau suatu kejadian yang pernah dialami

oleh siswa itu sendiri.

Sehingga, dengan demikian siswa senang, puas, gembira dalam

mengikuti bimbingan dalam meningkatkan karakternya, dan muncul niat

untuk memperbaiki diri setelah mengikuti kegiatan tersebut. Hal ini juga akan

membuat siswa mau dan mampu meresapi pengalaman karena dalam

prosesnya, metode tersebut harapannya dapat menjadikan karakter bela rasa

(compassion) siswa mengalami peningkatan/meningkat.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 77: EFEKTIVITAS IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER … · CLASS GUIDANCE SERVICE-BASED CHARACTER EDUCATION USING EXPERIENTIAL LEARNING APPROACH TO DEVELOP A SENSE OF COMPASSION ... Pengertian

59

H. Hipotesis Tindakan

Berdasarkan kajian teori yang telah dipaparkan maka hipotesis

tindakan penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut:

Hi : Pendidikan karakter berbasis bimbingan klasikal kolaboratif secara

signifikan tidak efektif meningkatkan karakter Bela Rasa

(Compassion) Siswa Kelas VII SMP Stella Duce 2 Yogyakarta.

Ho : Pendidikan karakter berbasis bimbingan klasikal kolaboratif secara

signifikan efektif meningkatkan karakter Bela Rasa (Compassion)

Siswa Kelas VII SMP Stella Duce 2 Yogyakarta.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 78: EFEKTIVITAS IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER … · CLASS GUIDANCE SERVICE-BASED CHARACTER EDUCATION USING EXPERIENTIAL LEARNING APPROACH TO DEVELOP A SENSE OF COMPASSION ... Pengertian

60

BAB III

METODE PENELITIAN

Pada bab ini dipaparkan beberapa hal yang berkaitan dengan metode

penelitian, yaitu jenis penelitian, setting penelitian (lokasi dan waktu penelitian),

subjek penelitian, teknik dan instrumen pengumpulan data, validitas dan

reliabilitas, dan teknik analisis data.

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan menggunakan

pendekatan pre-experimental one-group pretest-posttest design. Menurut

Sugiono (2009:74) bahwa hasil penelitian pra-experimen merupakan variabel

dependen. Hal ini dapat terjadi karena tidak adanya variabel kontrol, dan

sampel tidak dipilih secara random. Desain ini merupakan teknik untuk

mengetahui efek sebelum dan sesudah perlakuan. Maka dalam penelitian ini

sebelum perlakuan subyek penelitian terlebih dahulu diberikan pretest (tes

awal), dan diakhir perlakuan diberi posttest (tes akhir).

Tujuan dari penggunaan desain ini adalah mengetahui gambaran

umum tingkat karakter bela rasa (compassion) siswa kelas VII Sekar Jagad

SMP Stella Duce 2 Yogyakarta sebelum dan sesudah mendapatkan layanan

bimbingan klasikal kolaboratif dengan pendekatan experiential learning

Tahun Ajaran 2014/2015, dan mengetahui efektivitas layanan bimbingan

klasikal kolaboratif dengan pendekatan experiential learning untuk

meningkatkan karakter bela rasa (compassion) siswa kelas VII Sekar Jagad

SMP Stella Duce 2 Yogyakarta Tahun Ajaran 2014/2015. Secara sederhana,

60

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 79: EFEKTIVITAS IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER … · CLASS GUIDANCE SERVICE-BASED CHARACTER EDUCATION USING EXPERIENTIAL LEARNING APPROACH TO DEVELOP A SENSE OF COMPASSION ... Pengertian

61

desain penelitian yang digunakan dapat digambarkan dalam tabel 3.1 sebagai

berikut:

Tabel 3.1.

Desain Penelitian One Group Pretest Posttest Design

Keterangan:

O1 : tes awal (pretest) sebelum perlakuan diberikan

O2 : tes akhir (postest) setelah perlakuan diberikan

X : treatment/perlakuan (layanan bimbingan klasikal kolaboratif

dengan pendekatan experiential learning)

Penelitian yang dirancang peneliti bersama tim Stranas dengan desain pre-

experimental One-Group Pretest-Posttest Design Pendidikan Karakter Berbasis

Layanan Bimbingan Klasikal Kolaboratif dengan Pendekatan Experiential

Learning, untuk mengetahui tingkat karakter Bela Rasa (Compassion) siswa/i

kelas VII Sekar Jagad SMP Stella Duce 2 Yogyakarta, dan efektivitas pendidikan

karakter berbasis layanan bimbingan klasikal kolaboratif dengan pendekatan

experiential learning divisualisasikan dalam gambar 3.1 sebagai berikut:

Pretest Treatment Postest

O1 X O2

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 80: EFEKTIVITAS IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER … · CLASS GUIDANCE SERVICE-BASED CHARACTER EDUCATION USING EXPERIENTIAL LEARNING APPROACH TO DEVELOP A SENSE OF COMPASSION ... Pengertian

62

Gambar 3.1 Efektivitas layanan bimbingan klasikal kolaboratif dengan pendekatan experiential learning

POSTTEST PRETEST EXPERIENTIAL

LEARNING

TREATMENT

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 81: EFEKTIVITAS IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER … · CLASS GUIDANCE SERVICE-BASED CHARACTER EDUCATION USING EXPERIENTIAL LEARNING APPROACH TO DEVELOP A SENSE OF COMPASSION ... Pengertian

63

B. Setting Penelitian (Lokasi dan Waktu Penelitian)

Penelitian ini dilaksanakan di dalam ruang Stella untuk kelas VII yaitu

pada saat proses pembelajaran di SMP Stella Duce 2 Yogyakarta. SMP Stella

Duce 2 berlokasi di Jalan Suryodiningratan No. 33 Yogyakarta. SMP Stella

Duce 2 merupakan salah satu sekolah swasta Katolik yang dikelola oleh

Yayasan Tarakanita. Di SMP tersebut sudah ditanamkan pendidikan karakter

yang diberi nama PKT (Pendidikan Karakter Tarakanita) Cc5 (Compassion,

celebration, competence, conviction, creativity, community) setiap hari Rabu.

SMP tersebut dipilih sebagai tempat penelitian karena berdasarkan hasil

wawancara yang dilakukan dengan salah satu pihak Tarakanita dan guru BK

terkait SMP tersebut ditemukan kurangnya karakter bela rasa (compassion)

terhadap lingkungan dan sesama. Pelaksanaan penelitian ini dilaksanakan

pada bulan Mei-Juni 2015 pada semester genap tahun ajaran 2014/2015.

Terdiri dari pemberian pretest sebelum treatment, tiga kali perlakuan

(treatment) dengan tiga topik bimbingan yakni; “Peduli terhadap Sesama”,

“Meminta dan Memberi Maaf”, “Kebersihan Diri dan Lingkungan” dan satu

kali post-test setelah treatment.

C. Subjek Penelitian

Subjek penelitian ini adalah siswa kelas VII Sekar Jagad SMP Stella

Duce 2 Yogyakarta, tahun ajaran 2014/2015. Jumlah subjek penelitian

sebanyak 28 siswa, terdiri dari 11 siswa laki-laki dan 17 siswa perempuan.

Objek penelitian ini adalah karakter bela rasa (compassion).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 82: EFEKTIVITAS IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER … · CLASS GUIDANCE SERVICE-BASED CHARACTER EDUCATION USING EXPERIENTIAL LEARNING APPROACH TO DEVELOP A SENSE OF COMPASSION ... Pengertian

64

D. Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data

Menurut Arikunto (2006:175) teknik pengumpulan data adalah cara

yang digunakan oleh peneliti untuk memperoleh data yang dibutuhkan.

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan kuesioner yang disebarkan dalam

bentuk pilihan ganda dengan alternatif jawaban bergradasi mulai dari 1–4 dan

dari keempat alternatif jawaban benar. Skor 4 diberikan untuk alternatif

jawaban yang sungguh mewakili penerapan karakter bela rasa (compassion).

Sedangkan skor 1 untuk mewakili alternatif jawaban yang sangat kurang

mewakili karakter bela rasa (compassion). Instrument yang berupa kuesioner

disusun oleh peneliti sendiri dengan arahan dosen pembimbimg dalam tim

penelitian Stranas (Strategi Nasional).

Menurut Umar H. (1998:49), teknik kuesioner merupakan suatu

pengumpulan data dengan memberikan atau menyebarkan daftar

pertanyaan/pernyataan kepada responden dengan harapan memberikan respon

atas daftar pertanyaan tersebut. Dalam penelitian ini kuesioner memuat

pernyataan-pernyataan yang mengungkapkan nilai-nilai karakter bertanggung

jawab sebagai peserta didik. Kuesioner yang telah disusun oleh peneliti ini

bersifat tertutup karena alternatif-alternatif jawaban sudah disediakan,

sehingga peserta didik tinggal memilih alternatif jawaban yang sesuai.

Kuesioner berbentuk soal tes dengan ragam pilihan ganda diberikan

pada awal dan akhir pemberian perlakuan. Diberikan sebelum

perlakuan/pretest dimaksudkan untuk mengetahui gambaran umum tingkat

karakter bela rasa (compassion) siswa. Sedangkan kuesioner berbentuk soal

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 83: EFEKTIVITAS IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER … · CLASS GUIDANCE SERVICE-BASED CHARACTER EDUCATION USING EXPERIENTIAL LEARNING APPROACH TO DEVELOP A SENSE OF COMPASSION ... Pengertian

65

tes dengan ragam pilihan ganda yang diberikan pada akhir setelah

perlakuan/posttest, bertujuan untuk mencari data yang diperlukan untuk

mengetahui keefektivitasan layanan bimbingan klasikal kolaboratif dengan

pendekatan experiential learning untuk meningkatkan karakter bela rasa

(compassion) siswa kelas VII Sekar Jagad SMP Stella Duce 2 Yogyakarta.

Dalam membuat soal tes peneliti terlebih dahulu membuat kisi-kisi dengan

menentukan aspek-aspek bela rasa (compassion) dan indikator siswa yang

memiliki bela rasa (compassion) yang ditampilkan dalam tabel 3.2. berikut

ini:

Tabel 3.2

Kisi-kisi Kuesioner Karakter Bela Rasa (Compassion)

No Aspek Indikator Item Jumlah

(+) (-)

1. Peduli

terhadap

sesama

a. Kepedulian dan solidaritas 1, 2, 6 - 3

b. Kebijakan yang mendukung

keberpihakan kepada yang

miskin, lemah dan tersingkir

3, 4, 5 - 3

2. Meminta

dan

memberi

maaf

a. Mencintai dengan tulus 9, 12, 13 - 3

b. Merasakan penderitaan orang

lain 7, 11 - 2

c. Sikap murah hati 8, 10 - 2

3. Kebersihan

diri dan

lingkungan

a. Melayani demi keselamatan 14, 16, 18,

19 - 4

b. Melayani dengan semangat 15, 17, 20 - 3

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 84: EFEKTIVITAS IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER … · CLASS GUIDANCE SERVICE-BASED CHARACTER EDUCATION USING EXPERIENTIAL LEARNING APPROACH TO DEVELOP A SENSE OF COMPASSION ... Pengertian

66

E. Validitas, Relibilitas, dan Uji Normalitas

1. Validitas

Validitas berasal dari kata validity yang mempunyai arti ketepatan

dan kecermatan suatu alat ukur dalam melakukan fungsi ukurnya. Suatu

tes atau instrumen pengukur dikatakan mempunyai validitas yang tinggi

apabila alat yang bersangkutan menjalankan fungsi ukurnya, atau

memberikan hasil ukur yang sesuai dengan maksud pengukuran. Suatu alat

ukur yang valid, tidak sekedar mampu mengungkapkan data yang tepat

akan tetapi juga harus memberikan gambaran yang cermat mengenai data

tersebut (Azwar, 2009: 5-6)

Validitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah validitas isi.

Validitas isi tidak dapat dinyatakan dengan angka, namun pengesahannya

perlu melalui tahap pengujian terhadap isi alat ukur dengan kesepakatan

penilaian dari penilai yang kompeten (expert judgement) (Azwar, 2009:

45). Pada penelitian ini, instrumen penelitian dikonstruksi berdasarkan

aspek-aspek yang akan diukur dan selanjutnya dikonsultasikan pada

beberapa ahli dalam bidangnya. Ahli-ahli tersebut antara lain: Tim Dosen

Penelitian Strategi Nasional dan Dosen Pembimbing, dalam hal ini yang

berperan Dr. Gendon Barus, M.Si. dan Dr. M.M. Sri Hastuti, M.Si.

2. Reliabilitas

Pengukuran yang memiliki reliabilitas tinggi disebut sebagai

pengukuran yang reliabel (reliable). Reliabilitas memiliki berbagai nama

lain seperti keterpercayaan, keterandalan, keajegan, kestabilan,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 85: EFEKTIVITAS IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER … · CLASS GUIDANCE SERVICE-BASED CHARACTER EDUCATION USING EXPERIENTIAL LEARNING APPROACH TO DEVELOP A SENSE OF COMPASSION ... Pengertian

67

konsistensi, dan sebaganya. Namun ide pokok yang terkandung dalam

konsep reliabilitas adalah sejauhmana hasil suatu pengukuran dapat

dipercaya. Hasil pengukuran dapat dipercaya hanya apabila dalam

beberapa kali pelaksanaan pengukuran terhadap kelompok subjek yang

sama diperoleh hasil yang relatif sama, selama aspek yang diukur dalam

diri subjek memang belum berubah (Azwar, 2007).

Perhitungan indeks reliabilitas kuesioner penelitian ini

menggunakan teknik Test-retest dengan perhitungan koefisien korelasi

Product Moment. Adapun rumus skor kasar reliabilitas yang diperoleh

sebagai berikut:

=

Keterangan rumus:

= Koefisien korelasi

X = Deviasi dari mean untuk nilai variabel X

Y = Deviasi dari mean untuk nilai variabel Y

∑X.Y = Jumlah perkalian antara nilai X dan Y

= Kuadrat dari nilai X

= Kuadrat dari nilai Y

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 86: EFEKTIVITAS IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER … · CLASS GUIDANCE SERVICE-BASED CHARACTER EDUCATION USING EXPERIENTIAL LEARNING APPROACH TO DEVELOP A SENSE OF COMPASSION ... Pengertian

68

Hasil perhitungan indeks reliabilitas dikonsultasikan dengan kriteria

Guilford (Masidjo,1995).

Tabel 3.3

Kriteria Guilford

No Koefisien Korelasi Kualifikasi

1 0,91 – 1,00 Sangat tinggi

2 0,71 – 0,90 Tinggi

3 0,41 – 0,70 Cukup

4 0,21 – 0,40 Rendah

5 negatif – 0,20 Sangat Rendah

Melalui kriteria tersebut, hasil reliabilitas Kuesioner Karakter Bela Rasa

(Compassion) diperoleh Reliability Statistics 0.689 dan dapat disimpulkan

Cukup. Setelah diperoleh harga hitung, selanjutnya untuk dapat diputuskan

instrumen tersebut reliabel atau tidak, harga tersebut dikonsultasikan dengan

harga r tabel. Dengan n = 28 taraf kesalahan 5% diperoleh 0.374. Karena

hitung lebih besar dari r tabel untuk taraf kesalahan 5% (0.689>0.374), maka

dapat disimpulkan Kuesioner Karakter Bela Rasa (compassion) tersebut

reliabel dan dapat digunakan untuk penelitian. Berdasarkan peninjauan

terhadap hasil perhitungan koefisien reliabilitas pada kriteria Guilford, dapat

disimpulkan bahwa koefisien reliabilitas Kuesioner Karakter Bela Rasa

masuk dalam kriteria cukup.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 87: EFEKTIVITAS IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER … · CLASS GUIDANCE SERVICE-BASED CHARACTER EDUCATION USING EXPERIENTIAL LEARNING APPROACH TO DEVELOP A SENSE OF COMPASSION ... Pengertian

69

3. Uji Normalitas

Menurut Nurgiyantoro, dkk (2009:110) uji normalitas adalah salah

satu bagian dari uji prasyarat analisis data, artinya sebelum melakukan

analisis data yang sesungguhnya, data penelitian tersebut harus di uji

kenormalan distribusinya. Adapun tujuan dari uji normalitas adalah untuk

mengetahui apakah data dalam variabel yang akan dianalisis berdistribusi

normal. Kriteria keputusan dalam uji normalitas pada SPSS adalah jika

nilia signifikansi lebih besar dari 0,05 maka data tersebut berdistribusi

normal. Sebaliknya, jika nilai signifikansi kurang dari 0,05 maka data

tersebut tidak normal. Setelah dilakukan uji normalitas menurut

Kolmogorov-Smirnov data yang diperoleh peneliti teruji berdistribusi

normal. Hasil uji normalitas divisualisasika dalam tabel 3.4 berikut:

Tabel 3.4

Tabel Hasil Uji Normalitas

Tests of Normality

Kolmogorov-Smirnov(a) Shapiro-Wilk

Statistic Df Sig. Statistic Df Sig.

Pretest ,089 28 ,200(*) ,942 28 ,124

Postest ,176 28 ,026 ,949 28 ,183

* This is a lower bound of the true significance.

a Lilliefors Significance Correction

pada tabel 3.4 hasil uji normalitas Kolmogorov-Smirnov

menunjukan bahwa nilai signifikansi 0,200>0,05 dengan demikian sampel

peneliti berasal dari populasi yang berdistribusi normal. Jika ditinjau dari

hasil uji normalitas Shapiro-Wilk menunjukan nilai signifikansi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 88: EFEKTIVITAS IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER … · CLASS GUIDANCE SERVICE-BASED CHARACTER EDUCATION USING EXPERIENTIAL LEARNING APPROACH TO DEVELOP A SENSE OF COMPASSION ... Pengertian

70

0,183>0,05 hal ini pun berarti sampel penelitian berasal dari populasi yang

berdistribusi normal.

F. Teknik Analisis Data

Sugiyono (2010:207) mengatakan bahwa analisis data merupakan

kegiatan mengelompokkan data berdasarkan variabel dan jenis responden,

mentabulasi data berdasarkan variabel dari seluruh responden, menyajikan

data tiap variabel yang diteliti, serta melakukan perhitungan untuk menjawab

rumusan masalah.

Teknik analisis data dalam penelitian ini, untuk rumusan masalah

pertama tentang gambaran tingkat karakter bertanggung jawab siswa kelas VII

Sekar Jagad SMP Stella Duce 2 Yogyakarta sebelum dan sesudah

mendapatkan layanan bimbingan klasikal kolaboratif dengan pendekatan

experiantial learning Tahun Ajaran 2014/2015, menggunakan pekategorian

berdasarkan model distribusi normal. Tujuan kategorisasi ini adalah

menempatkan individu ke dalam kelompok-kelompok terpisah secara

berjenjang menurut suatu kontinum berdasarkan stribut yang diukur (Azwar,

2014:147). Kontinum jenjang pada penelitian ini adalah sangat rendah sampai

dengan sangat tinggi. Kategorisasi ditentukan berdasarkan formula yang

digambarkan pada tabel 3.5 berikut ini:

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 89: EFEKTIVITAS IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER … · CLASS GUIDANCE SERVICE-BASED CHARACTER EDUCATION USING EXPERIENTIAL LEARNING APPROACH TO DEVELOP A SENSE OF COMPASSION ... Pengertian

71

Tabel 3.5

Kategorisasi Normal Tingkat Karakter Bela Rasa (Compassion)

Keterangan:

Skor maksimum teoritik : Skor tertinggi yang diperoleh subjek penelitian

berdasarkan perhitungan skala.

Skor minimum teoritik : Skor terendah yang diperoleh subjek peneliti

menurut perhitungan skala.

Standar deviasi (σ/sd) : Luas jarak rentangan yang dibagi dalam 6 satuan

deviasi sebaran

μ (mean teoritik) : Rata-rata teoritik skor maksimum dan minimum

Kategori di atas diterapkan sebagai patokan dalam pengelompokan tinggi

rendah tingkat karakter Bela Rasa (compassion) dengan jumlah item 20 diperoleh

unsur perhitungan capaian skor subjek sebagai berikut.

Normal/Kriteria Skor Kategori

+1,8σ < μ Sangat Tinggi

+0,6σ < μ ≤ +1,8σ Tinggi

-0,6σ < μ ≤ 0,6σ Sedang

-1,8σ < μ ≤ -0,6σ Rendah

μ ≤ -1,8σ Sangat Rendah

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 90: EFEKTIVITAS IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER … · CLASS GUIDANCE SERVICE-BASED CHARACTER EDUCATION USING EXPERIENTIAL LEARNING APPROACH TO DEVELOP A SENSE OF COMPASSION ... Pengertian

72

Tingkat karakter Bela Rasa (compassion)

Skor maksimum teoritik : 4 x 20 = 80

Skor minimum teoritik : 1 x 20 = 20

Luas jarak : 80 – 20 = 60

Standar deviasi ((σ/sd) : 60 : 6 = 10

μ (mean teoritik) : (80 + 20) : 2 = 50

Hasil perhitungan analisis data skor subjek disajikan dalam norma

kategorisasi tingkat karakter Bela Rasa (compassion) siswa/i kelas VII Sekar

Jagad SMP Stella Duce 2 Yogyakarta Tahun Ajaran 2014/2015 sebagai berikut:

Tabel 3.6

Kategorisasi Normal Tingkat karakter Bela Rasa (compassion) Siswa/i kelas

VII Sekar Jagad SMP Stella Duce 2 Yogyakarta

Tahun Ajaran 2014/2015

Normal/Kriteria Skor Rentang Skor Kategori

+1,8σ < μ > 68

Sangat Tinggi

+0,6σ < μ ≤ +1,8σ 56 – 68 Tinggi

-0,6σ < μ ≤ 0,6σ 44 – 55 Sedang

-1,8σ < μ ≤ -0,6σ 32 - 43 Rendah

μ ≤ -1,8σ < 32 Sangat Rendah

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 91: EFEKTIVITAS IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER … · CLASS GUIDANCE SERVICE-BASED CHARACTER EDUCATION USING EXPERIENTIAL LEARNING APPROACH TO DEVELOP A SENSE OF COMPASSION ... Pengertian

73

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Pada bab ini dipaparkan hasil penelitian dan pembahasan hasil penelitian.

A. Hasil Penelitian

1. Gambaran Tingkat Karakter Bela Rasa (Compassion) Siswa Kelas VII

SMP Stella Duce 2 Yogyakarta Sebelum dan Sesudah mendapatkan

Layanan Bimbingan Klasikal Kolaboratif dengan Pendekatan

Experiential Learning Tahun Ajaran 2014/2015

Berdasarkan data pretest dan posttest tentang karakter bela rasa dan

dianalisis dengan teknik kategorisasi model distribusi normal, gambaran

tingkat karakter bela rasa (compassion) siswa kelas VII Sekar Jagad SMP

Stella Duce 2 Yogyakarta Tahun Ajaran 2014/2015 ditampilkan dalam

table 4.1 dan gambar 4.1 di bawah ini.

Tabel 4.1

Kategorisasi Tingkat Karakter Bela Rasa (compassion) Siswa Kelas VII

Sekar Jagad SMP Stella Duce 2 Yogyakarta Tahun Ajaran 2014/2015

Sebelum (pretest) Dan Sesudah (postest) Mendapatkan Layanan Bimbingan

Klasikal Kolaboratif Dengan Pendekatan Experiential Learning

Rumus

Rentang

Skor

Kategorisasi

Pretest Postest Selisih

F % F % ∑ %

> 68 Sangat

Tinggi 8 28,56% 10 35,7% 2 7,14%

56-68 Tinggi 17 60,69% 14 49,98% -3 10,71%

44-55 Sedang 3 10,71% 4 14,28% 1 3,57%

32-43 Rendah

< 32 Sangat

Rendah

73

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 92: EFEKTIVITAS IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER … · CLASS GUIDANCE SERVICE-BASED CHARACTER EDUCATION USING EXPERIENTIAL LEARNING APPROACH TO DEVELOP A SENSE OF COMPASSION ... Pengertian

74

Data pada tabel di atas ditampilkan dalam bentuk gambar berikut ini:

Gambar 4.1

Tingkat Karakter Bela Rasa (compassion) Siswa Kelas VII Sekar Jagad SMP

Stella Duce 2 Yogyakarta Tahun Ajaran 2014/2015 Sebelum (pretest) Dan

Sesudah (postest) Mendapatkan Layanan Bimbingan Klasikal Kolaboratif

Dengan Pendekatan Experiential Learning

Gambaran tingkat karakter bela rasa (compassion) siswa kelas VII Sekar

Jagad SMP Stella Duce 2 Yogyakarta Tahun Ajaran 2014/2015 sebelum

diberi perlakuan (pretest) adalah sebagai berikut:

1. Ada 8 siswa (28,56%) memiliki karakter bela rasa (compassion)

dalam kategori sangat tinggi.

2. Ada 17 siswa (60,69%) memiliki karakter bela rasa (compassion)

dalam kategori tinggi.

3. Ada 4 siswa (10,71%) memiliki karakter bela rasa (compassion)

dalam kategori sedang.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 93: EFEKTIVITAS IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER … · CLASS GUIDANCE SERVICE-BASED CHARACTER EDUCATION USING EXPERIENTIAL LEARNING APPROACH TO DEVELOP A SENSE OF COMPASSION ... Pengertian

75

Gambaran tingkat karakter bela rasa (compassion) siswa kelas VII Sekar

Jagad SMP Stella Duce 2 Yogyakarta Tahun Ajaran 2014/2015 sesudah

diberi perlakuan (postest) adalah sebagai berikut:

1. Ada 10 siswa (35,7%) memiliki karakter bela rasa (compassion)

dalam kategori sangat tinggi.

2. Ada 14 siswa (49,98%) memiliki karakter bela rasa (compassion)

dalam kategori tinggi.

3. Ada 4 siswa (14,28%) memiliki karakter bela rasa (compassion)

dalam kategori sedang.

Artinya pada kategori sangat tinggi ada peningkatan jumlah subjek,

2 (7,14%) dari 8 siswa menjadi 10 siswa. Namun pada kategori tinggi

terjadi penurunan jumlah subjek, 3 (10,71%) dari 17 siswa menjadi 14

siswa. Sedangkan, pada kategori sedang mengalami peningkatan 1

(3,57%) dari 3 siswa menjadi 4 siswa. Dengan lain kata, siswa-siswi yang

memiliki karakter bela rasa (compassion) dalam kategori tinggi itu

mengalami perpindahan kategori setelah diadakannya treatment yakni

pada kategori sangat tinggi bertambah 2 siswa pada kategori sedang juga

bertambah 1, siswa-siswa tersebut berasal dari kategori tinggi setelah

dialakukannya treatment.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 94: EFEKTIVITAS IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER … · CLASS GUIDANCE SERVICE-BASED CHARACTER EDUCATION USING EXPERIENTIAL LEARNING APPROACH TO DEVELOP A SENSE OF COMPASSION ... Pengertian

76

2. Efektivitas layanan bimbingan klasikal kolaboratif dengan

pendekatan experiential learning dalam meningkatkan karakter Bela

Rasa (Compassion)

Keefektifan layanan bimbingan klasikal kolaboratif dihitung

melalui SPSS dengan rumus Two Related Sample Test (Wilcoxon)

menghasilkan mean atau rata-rata dari 28 siswa, sebelum adanya

perlakuan (pretest) nilainya yaitu 64,3214 dan sesudah adanya perlakuan

(posttest) nilainya yaitu 65,0000. Sehingga, dapat dikatakan adanya

peningkatan bila ditinjau dari selisih rata-rata yakni 0.6786. Kemudian bila

dilihat dari standar deviasi untuk pretest yaitu 7,18050 dan postest yaitu

7,54738. Hal tersebut akan memberikan arti bahwa titik data individu jauh

dari nilai rata-rata. Kemudian bila dilihat dari sisi nilai maximum pretest

dan postest juga mengalami kenaikan sebanyak 3 angka. Ini menandakan

adanya kenaikan dari sisi nilai maximum pretest dengan posttest. Artinya,

bila dilihat dari perhitungan statistika memang terlihat ada

perbedaan/perubahan angka namun tidak ada dampak yang signifikan

namun demikian tidak berarti data tersebut tidak berguna melainkan data

yang ada dapat sebagai acuan ke depannya supaya program yang dibuat

lebih terancang dengan baik, sistematis, dan tepat sasaran yang dilakukan

dengan perhitungan dan pemikiran yang matang.

` Perhitungan dengan rumus Two Related Sample Test (Wilcoxon),

memperoleh: nilai mean rank dan sum of ranks dari kelompok negatif

ranks, positive ranks dan ties. Negatif ranks artinya sampel dengan nilai

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 95: EFEKTIVITAS IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER … · CLASS GUIDANCE SERVICE-BASED CHARACTER EDUCATION USING EXPERIENTIAL LEARNING APPROACH TO DEVELOP A SENSE OF COMPASSION ... Pengertian

77

kelompok kedua (posttest) lebih rendah dari nilai

kelompok pertama (pretest). Positive ranks adalah sampel dengan nilai

kelompok pertama (pretest) lebih tinggi dari

nilai kelompok kedua (posttest). Sedangkan ties adalah nilai kelompok

kedua (postest) sama besarnya dengan nilai kelompok pertama (pretest).

Simbol N menunjukkan jumlahnya, Mean Rank adalah peringkat rata-

ratanya dan sum of ranks adalah jumlah dari peringkatnya.

Hasil perhitungan Two Related Sample Test (Wilcoxon)

memperoleh, nilai Z sebesar -,930 dengan p value (Asymp. Sig 2 tailed)

sebesar 0,352 di mana lebih besar dari batas kritis penelitian 0,05. Artinya,

keputusan hipotesis adalah menolak H1. Jadi, pendidikan karakter berbasis

bimbingan klasikal kolaboratif tidak efektif meningkatkan karakter Bela

Rasa (Compassion) Siswa Kelas VII Sekar Jagad SMP Stella Duce 2

Yogyakarta.

B. Pembahasan Hasil Penelitian

1. Gambaran Tingkat Karakter Bela Rasa (Compassion) Siswa Kelas VII

SMP Stella Duce 2 Yogyakarta Sebelum (pretest) dan Sesudah

(postest) mendapatkan Layanan Bimbingan Klasikal Kolaboratif

dengan Pendekatan Experiential Learning Tahun Ajaran 2014/2015

Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat karakter Bela Rasa

(Compassion) siswa kelas VII SMP Stella Duce 2 Yogyakarta sebelum

(pretest) dan sesudah (postest) mendapatkan layanan bimbingan klasikal

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 96: EFEKTIVITAS IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER … · CLASS GUIDANCE SERVICE-BASED CHARACTER EDUCATION USING EXPERIENTIAL LEARNING APPROACH TO DEVELOP A SENSE OF COMPASSION ... Pengertian

78

kolaboratif dengan pendekatan experiential learning tahun ajaran

2014/2015 untuk sebagian besar siswa-siswi memiliki karakter bela rasa

(compassion) yang sangat tinggi dan tinggi. Hal tersebut dikarenakan

siswa-siswi di sekolah tersebut telah memiliki pemahaman dasar akan

peduli, solider, dan rela berbagi dengan mereka yang lemah (melayani),

miskin, menderita (jasmani-rohani) dan tersisih tanpa membeda-bedakan

sebagai sesama ciptaan Allah. Hal ini dapat terbentuk dengan sangat baik

karena lingkungan sekolah telah menanamkan karakter bela rasa

(compassion) sejak pertama siswa-siswi masuk ke sekolah tersebut. Pada

kategori ini seseorang dengan sangat baik memahami, merasakan,

meyakini, menanamkan dalam dirinya, dan mengaplikasikan bentuk

karakter bela rasa (compassion) dalam kehidupan sehari-hari.

Hal ini tampak dengan jelas dari penanaman butir karakter bela rasa

yang dirancang untuk layanan bimbingan klasikal kolaboratif dengan

pendekatan experiential learning ternyata tidak menunjukkan peningkatan

karakter bela rasa secara optimal. Karakter bela rasa (compassion) di

sekolah tersebut sudah ditanamkan oleh pihak sekolah sejak siswa-siswi

masuk ke sekolah tersebut, sehingga hal tersebut kemungkinan menjadi

salah satu faktor yang menyebabkan ketidak signifikan program layanan

bimbingan ini. Penanaman karakter bela rasa (compassion) dilakukan oleh

pihak sekolah setiap hari Rabu dengan Pendidikan Karakter Tarakanita

(PKT).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 97: EFEKTIVITAS IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER … · CLASS GUIDANCE SERVICE-BASED CHARACTER EDUCATION USING EXPERIENTIAL LEARNING APPROACH TO DEVELOP A SENSE OF COMPASSION ... Pengertian

79

Luisa, dkk (2012) mengatakan bahwa compassion lebih dari sekedar

mempunyai kepekaan hati (empati) dan merasakan penderitaan orang lain

(simpati), tetapi merupakan sebuah kebajikan di mana kapasitas emosional

empati dan simpati terhadap penderitaan orang lain dianggap sebagai

bagian dari cinta itu sendiri serta merupakan landasan keterkaitan sosial

yang lebih besar dan humanis, dasar prinsip tertinggi dalam berperilaku

sebagai pribadi yang utuh. Melalui definisi tersebut, penulis ingin

mengatakan bahwa siswa-siswi yang memiliki tingkat karakter yang

sangat tinggi dan tinggi kemungkinan sudah memiliki karakter bela rasa

(compassion) yang baik dalam melaksanakan perannya sebagai peserta

didik.

Ditinjau dari karakteristik remaja, siswa-siswi yang memiliki

karakter bela rasa (compassion) yang sangat tinggi dan tinggi dapat

dimaknai bahwa siswa-siswi tersebut berusaha mengembangkan dirinya

sebagai manusia yang memiliki potensi yang membutuhkan binaan dan

bimbingan untuk mengaktualisasikan dirinya dalam masyarakat menjadi

pribadi yang utuh atau baik. Desmita, (2011:39) mengatakan bahwa dalam

perspektif psikologis, peserta didik adalah individu yang sedang berada

dalam proses pertumbuhan dan perkembangan, baik fisik maupun psikis

menurut fitrahnya masing-masing. Sebagai individu yang tengah tumbuh

dan berkembang, peserta didik memerlukan bimbingan dan pengarahan

yang konsisten menuju ke titik optimal. Peserta didik dipandang sebagai

manusia yang memiliki potensi yang bersifat laten, sehingga dibutuhkan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 98: EFEKTIVITAS IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER … · CLASS GUIDANCE SERVICE-BASED CHARACTER EDUCATION USING EXPERIENTIAL LEARNING APPROACH TO DEVELOP A SENSE OF COMPASSION ... Pengertian

80

binaan dan bimbingan untuk mengaktualisasikannya agar ia dapat menjadi

manusia susila yang cakap.

Di sisi lain, dalam penelitian ini terdapat juga siswa-siswi yang

memiliki karakter bela rasa (compassion) dalam kategori sedang.

Pendidikan karakter pada tingkatan institusi mengarah pada pembentukan

budaya sekolah, yaitu nilai-nilai yang melandasi perilaku, tradisi,

kebiasaan keseharian, dan simbol-simbol yang dipraktikkan oleh semua

warga sekolah, serta masyarakat sekitar sekolah. Budaya sekolah

merupakan ciri khas, karakter atau watak, dan citra sekolah tersebut

dimata masyarakat luas. Hal tersebut disebabkan oleh dua faktor utama

yakni faktor internal dan eksternal. Faktor internal adalah faktor yang

berasal dari dalam diri siswa-siswi itu sendiri.

Faktor internal biasanya faktor genetis atau bawaan sejak lahir dan

merupakan pengaruh keturunan dari salah satu sifat yang dimiliki salah

satu dari kedua orang tuanya, atau justru gabungan dari sifat kedua orang

tuanya (Sjarkam, dalam Donal 2013). Kemudian pendidik pertama dan

utama adalah orang tua. Lembaga keluarga merupakan pembentukan

karakter anak yang utama, terlebih pada masa-masa awal pertumbuhan

sebagai manusia. Dalam hal ini keluarga memiliki investasi afeksi yang

tdak dapat tergantikan oleh peranan lembaga lain di luar keluarga, seperti

sekolah, dan masyarakat. Anak belajar banyak dari cara bertindak, cara

berpikir, dan cara berperilaku orang tua. Orang tualah yang menjadi model

peran pertama dalam pendidikan nilai.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 99: EFEKTIVITAS IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER … · CLASS GUIDANCE SERVICE-BASED CHARACTER EDUCATION USING EXPERIENTIAL LEARNING APPROACH TO DEVELOP A SENSE OF COMPASSION ... Pengertian

81

Namun, meskipun keluarga memiliki posisi strategis sebagai tempat

awal pembentukan karakter, posisi istimewa orang tua dapat menjadi titik

lemah bagi pembentukan karakter anak (Luisa, dkk, 2012). Berdasarkan

teori tersebut kemungkinan bahwa siswa-siswi yang berada pada kategori

sedang kurang memiliki motivasi dari dalam dirinya, kurang memiliki

pemahaman yang baik terkait diri dan tingkah laku moral. Dengan begitu

ada beberapa siswa yang masih kurang memiliki karakter bela rasa

(compassion) yang baik karena mungkin kurang mampu mengaplikasikan

dalam kehidupan sehari-hari.

Faktor eksternal adalah faktor yang berasal dari luar diri siswa yakni

keluarga, sekolah, kelompok teman sebaya, lingkungan masyarakat, dan

media massa. Pendidikan karakter kurang memadai di dalam keluarga,

kurangnya moral, dan kurangnya dukungan terhadap pemahaman diri dan

tingkah laku moral yang baik (Sjarkam, dalam Donal 2013). Berdasarkan

teori tersebut, ditambah dengan sharing yang dilakukan dengan kepala

kantor yayasan Tarakanita, guru BK, wali kelas, dan guru mata pelajaran,

kemungkinan beberapa siswa-siswi yang masuk dalam kategori sedang

berasal dari latar belakang yang masih kurang untuk membentuk karakter

dalam dirinya yang lebih baik, karena faktor eksternal mempengaruhi

pembentukan karakter seseorang.

Di sisi lain ada faktor eksternal yang berlaku untuk semua kategori,

yakni kurang pengoptimalan hasil wawancara yang dilakukan oleh peneliti

dengan guru BK dan kepala yayasan Tarakanita, sehingga asumsi data

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 100: EFEKTIVITAS IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER … · CLASS GUIDANCE SERVICE-BASED CHARACTER EDUCATION USING EXPERIENTIAL LEARNING APPROACH TO DEVELOP A SENSE OF COMPASSION ... Pengertian

82

awal kondisi subjek/level kondisi (screening) penelitian masih kurang

pas/sesuai. Selain itu, kurangnya perencanaan program bimbingan yang

melibatkan mitra kolaboratif terkait karakter bela rasa (compassion) yang

ada di sekolah tersebut. Dalam hal ini peneliti mengandaikan bahwasanya

karakter bela rasa (compassion) di sekolah tersebut berada pada tahapan

paling dasar justru sebaliknya sekolah sudah menanamkan karakter bela

rasa (compassion) sejak siswa-siswi memulai pembelajaran di sekolah.

Gambaran umum tingkat karakter bela rasa (compassion) siswa kelas

VII SMP Stella Duce 2 Yogyakarta sebelum (pretest) dan sesudah

(postest) mendapatkan layanan bimbingan klasikal kolaboratif dengan

pendekatan experiential learning tahun ajaran 2014/2015 berada pada

kategori sangat tinggi dan tinggi. Bukan berarti bahwa mereka telah

sempurna dalam karakter berbela rasa, tidak mempunyai masalah, dan

tidak membutuhkan pendampingan/bimbingan. Mereka masih

memerlukan bimbingan/pendampingan guna mempertahankan,

memantapkan, mengoptimalkan, dan terus menerus mengaplikasikan

karakter berbela rasa (compassion) dalam kehidupan sehari-hari.

Sedangkan, siswa-siswi yang berada pada kategori sedang, bukan

berarti mereka bermasalah dan tidak dapat dibenahi kembali karakter bela

rasa (compassion) yang ada dalam diri mereka. Akan tetapi, siswa-siswi

yang masuk dalam kategori tersebut masih bisa dibenahi/ditingkatkan

karena masih memiliki potensi dan peluang dalam dirinya untuk dapat

meningkatkan karakter bela rasa (compassion). Maka dari itu, baik yang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 101: EFEKTIVITAS IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER … · CLASS GUIDANCE SERVICE-BASED CHARACTER EDUCATION USING EXPERIENTIAL LEARNING APPROACH TO DEVELOP A SENSE OF COMPASSION ... Pengertian

83

masuk dalam kategori sangat tinggi, tinggi, maupun sedang mereka semua

masih memerlukan bimbingan sesuai dengan kebutuhan dari setiap pribadi

yang bersangkutan.

2. Efektivitas layanan bimbingan klasikal kolaboratif dengan

pendekatan experiential learning dalam meningkatkan karakter Bela

Rasa (Compassion)

Hasil perhitungan menunjukkan pemberian layanan bimbingan tidak

signifikan. Peningkatan karakter bela rasa (compassion) tidak signifikan

pada siswa-siswi kelas VII SMP Stella Duce 2 Yogyakarta. Mungkin

karena kurang terjalinnya kolaborasi yang baik antara guru BK dengan

guru mata pelajaran dan wali kelas dalam rangka memperoleh informasi,

dan mungkin karena keterbatasan dalam mengidentifikasi aspek-aspek

bimbingan yang ada pada instrumen penelitian yakni aspek peduli

terhadap sesama, memberi dan meminta maaf, dan kebersihan diri dan

lingkungan yang dilakukan oleh mitra kolaboratif. Bisa juga dikarenakan

kurang berjalannya tugas dari masing-masing mitra kolaboratif, sehingga

program kurang berjalan sesuai dengan rancangan peneliti.

Di samping itu juga dapat dikarenakan ada tahapan yang terlewati

dalam kolaborasi. Kolaborasi tidak hanya cukup pemberian evaluasi dan

pengamatan tetapi hendaknya memang dimulai sejak pembuatan program

itu sendiri. Depdiknas (2008:25) mengemukakan program bimbingan akan

berjalan secara efektif apabila didukung oleh semua pihak, yang dalam hal

ini khususnya para guru mata pelajaran atau wali kelas. Konselor atau guru

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 102: EFEKTIVITAS IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER … · CLASS GUIDANCE SERVICE-BASED CHARACTER EDUCATION USING EXPERIENTIAL LEARNING APPROACH TO DEVELOP A SENSE OF COMPASSION ... Pengertian

84

BK berkolaborasi dengan guru dan wali kelas dalam rangka memperoleh

informasi tentang siswa (seperti prestasi belajar, kehadiran, dan

pribadinya), membantu memecahkan masalah siswa, dan mengidentifikasi

aspek-aspek bimbingan yang dapat dilakukan oleh guru mata pelajaran.

Lawson (2003) meneliti keterhubungan dan komunikasi, kerja sama,

koordinasi, pembangunan komunitas/masyarakat, dan perjanjian

(contracting) sebagai komponan penting dalam keberhasilan kolaborasi.

Peneliti menggunakan pendekatan experiential learning untuk

melaksanakan program bimbingan melalui dinamika kelompok berupa

permainan-permainan yang mendukung topik bimbingan, sehingga

perserta didik dapat mengalami langsung, merefleksikan dari

kegiatan/dinamika yang telah dilakukannya bersama kelompok, dan

menghubungkan dengan pengalaman hidup sehari-hari. Menurut Pfeiffer

dan Jones (1979) dalam Supratiknya, 2011), tahap-tahap pengalaman atau

aktivitas dalam siklus pembelajaran experiential learning adalah sebagai

berikut: mengalami (experiencing), membagikan pengalaman (publishing),

memroses pengalaman (processing), merumuskan kesimpulan

(generalizing) dan menerapkan (applying).

Dari pemahaman tersebut dapat dimungkinkan bahwa pendekatan

experiential learning kurang efektif karena mungkin masih ada tahapan

yang peneliti belum lakukan atau laksanakan dalam prosesnya. Tahap

yang belum terlaksana yakni tahap merumuskan kesimpulan

(generalizing) dan menerapkan (applying). Pada tahap tersebut siswa

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 103: EFEKTIVITAS IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER … · CLASS GUIDANCE SERVICE-BASED CHARACTER EDUCATION USING EXPERIENTIAL LEARNING APPROACH TO DEVELOP A SENSE OF COMPASSION ... Pengertian

85

hendaknya menyimpulkan prinsip-prinsip, merumuskan hipotesis-

hipotesis, dan merumuskan hikmat-manfaat untuk didiskusikan atau

dipikirkan bersama. Kemudian fasiltator perlu memastikan bahwa para

peserta sungguh-sungguh menangkap relevansi atau makna manfaat dari

pelatihan yang baru dijalaninya, serta tekad untuk menerapkan hasil

belajarnya itu dalam kehidupan sehari-hari.

Experiential Learning adalah sebuah pendekatan dalam

penyelengaraan bimbingan kelompok, dengan menggunakan dinamika

kelompok yang efektif. Suatu dinamika kelompok dikatakan efektif ketika

dapat menghadirkan suasana kejiwaan yang sehat di antara peserta

kegiatan, meningkatkan spontanitas, munculnya perasaan positif (seperti

senang, rileks, gembira, menikmati, dan bangga), meningkatkan minat

atau gairah untuk lebih terlibat dalam proses kegiatan, memungkinkan

terjadinya katarsis, serta meningkatnya pengetahuan dan keterampilan

sosial (Prayitno, dkk, 1998:90). Dalam layanan bimbingan klasikal

kolaboratif dengan pendekatan experiential learning ini disusun dengan

tiga topik bimbingan yang dilakukan setiap minggu dalam jangka waktu 1

bulan, diantaranya adalah: (1) Peduli terhadap Sesama, (2) Meminta dan

Memberi Maaf, (3) Kebersihan Diri dan Lingkungan.

Topik bimbingan yang peneliti berikan mungkin kurang

berkesinambungan atau tumpang tindih sehingga, mungkin menjadi salah

satu faktor tidak efektifnya layanan bimbingan tersebut. Kemudian bila

ditinjau dari aspek-aspek instrumen bela rasa (compassion) yang ada

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 104: EFEKTIVITAS IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER … · CLASS GUIDANCE SERVICE-BASED CHARACTER EDUCATION USING EXPERIENTIAL LEARNING APPROACH TO DEVELOP A SENSE OF COMPASSION ... Pengertian

86

terdapat unsur positif dari bagian bela rasa (compassion) yang dapat

dipertahankan/tinggi bila dilihat dari data yang didapatkan yakni ada pada

aspek peduli terhadap sesama dan aspek kebersihan diri dan lingkungan.

Pada aspek-aspek tersebut hendaknya dipertahankan dan dapat digunakan

untuk peneltian berikutnya. Sedangkan pada aspek meminta dan memberi

maaf yang merupakan bagian dari karakter bela rasa (compassion)

hendaknya masih perlu terus menerus dikembangkan karena tergolong

rendah.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 105: EFEKTIVITAS IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER … · CLASS GUIDANCE SERVICE-BASED CHARACTER EDUCATION USING EXPERIENTIAL LEARNING APPROACH TO DEVELOP A SENSE OF COMPASSION ... Pengertian

87

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

Pada bab ini dipaparkan kesimpulan, keterbatasan, dan saran terhadap

hasil penelitian.

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dalam penelitian ini

dapat disimpulkan beberapa hal yaitu:

1. Tingkat karakter bela rasa (compassion) siswa kelas VII Sekar Jagad

SMP Stella Duce 2 Yogyakarta sebelum dan sesudah mendapatkan

layanan bimbingan klasikal kolaboratif dengan pendekatan experiential

learning secara umum baik. Namun demikian, masih terdapat siswa

yang memiliki karakter bela rasa (compassion) pada kategori sedang.

Siswa-siswi yang masuk dalam kategori tersebut masih bisa

dibenahi/ditingkatkan karena masih memiliki potensi dan peluang

dalam dirinya untuk dapat meningkatkan karakter Bela Rasa

(compassion). Maka dari itu, baik yang masuk dalam kategori sangat

tinggi, tinggi, maupun sedang mereka semua masih memerlukan

bimbingan sesuai dengan kebutuhan dari setiap pribadi yang

bersangkutan.

2. Program layanan bimbingan klasikal kolaboratif dengan pendekatan

experiential learning secara signifikan tidak efektif meningkatkan

karakter Bela Rasa (compassion) Siswa Kelas VII SMP Stella Duce 2

Yogyakarta. Hal ini terjadi mungkin disebabkan oleh beberapa faktor

diantaranya kurang terjalinnya kolaborasi yang baik antara peneliti

87

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 106: EFEKTIVITAS IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER … · CLASS GUIDANCE SERVICE-BASED CHARACTER EDUCATION USING EXPERIENTIAL LEARNING APPROACH TO DEVELOP A SENSE OF COMPASSION ... Pengertian

88

dengan guru BK maupun guru mata pelajaran atau wali kelas, faktor

pelaksanaan tahap-tahap experiential learning yang kurang lengkap

dalam proses bimbingan klasikal, dan faktor topik bimbingan yang

masih dianggap tumpang tindih atau kurang berkesinambungan antara

satu topik dengan topik lainnya.

B. Keterbatasan Penelitian

Dalam penelitian ini masih terdapat kekurangan yang dapat

diperbaiki dan lebih ditingkatkan lagi bagi peneliti selanjutnya, Instrumen

ini; Kuesioner Bela Rasa; memiliki reliabilitas yang cukup dengan jumlah

item yang sangat terbatas sehingga, belum banyak indikator bela rasa yang

berhasil diungkap.

C. Saran

Beberapa saran yang dapat peneliti paparkan guna lebih

mengoptimalkan dan mengembangkan keefektivan layanan bimbingan

untuk meningkatkan karakter bela rasa (compassion), yaitu:

1. Bagi Guru Bidang Studi

Guru bidang studi diharapkan memberikan data yang lebih lengkap

dan jelas kepada guru BK terkait kebutuhan siswa-siswi untuk

mengembangkan karakter bela rasa (compassion). Berdasarkan

interaksi guru bidang studi dengan siswa-siswi saat pelajaran

berlangsung hendaknya guru bidang studi memberikan gambaran yang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 107: EFEKTIVITAS IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER … · CLASS GUIDANCE SERVICE-BASED CHARACTER EDUCATION USING EXPERIENTIAL LEARNING APPROACH TO DEVELOP A SENSE OF COMPASSION ... Pengertian

89

rinci kepada guru BK, agar kolaborasi terlaksana dengan baik sejak

pembuatan program.

2. Bagi Guru Pembimbing

Pembimbing diharapkan mengetahui kebutuhan-kebutuhan siswa-

siswinya secara tepat dan lengkap melalui Alat Ungkap Kebutuhan

(need assessment). Hal tersebut sangat penting untuk mengetahui

kondisi awal para siswa (base line) atau gambaran tingkat karakter

siswa (screening) agar penyusunan topik-topik bimbingan yang sesuai

dengan kebutuhan siswa-siswi di sekolah tersebut. Bila perlu guru

pembimbing melakukan interview/wawancara terhadap para guru

bidang studi maupun wali kelas supaya informasi yang didapat lebih

tepat dan akurat.

3. Bagi Peneliti Lain

Sebaiknya peneliti lebih dapat mengembangkan Kuesioner

Karakter Bela Rasa yang lebih banyak mengungkapkan Karakter Bela

Rasa dan hendaknya dilakukan beberapa kali uji coba agar memenuhi

persyaratan penggunaan teknik Test-retest untuk uji reliabilitas. Peneliti

lain juga diharapkan memperhatikan tingkat reliabilitas instrumen yang

digunakan saat penelitian, karena hal itu akan menentukan hasil

penelitian.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 108: EFEKTIVITAS IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER … · CLASS GUIDANCE SERVICE-BASED CHARACTER EDUCATION USING EXPERIENTIAL LEARNING APPROACH TO DEVELOP A SENSE OF COMPASSION ... Pengertian

90

DAFTAR PUSTAKA

Achmad Juntika Nurihsan. Bimbingan dan Konseling dalam Berbagai Latar Kehidupan.

Bandung. PT Refika Aditama, Cetakan Keempat April 2011

Adisusilo, Sutarjo. 2012. Pembelajaran Nilai-Nilai Karakter (Konstruktivisme dan VCT

sebagai Inovasi Pendekatan Pembelajarn Afektif). Jakarta: PT RajaGrafindo Persada.

Aditama, Chandra Yoga. 2000. Manajemen Administrasi Rumah Sakit. Jakarta: UI Press

Arikunto S, 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, Ed Revisi VI, Penerbit

PT Rineka Cipta, Jakarta.

Astuti, Puji. 2008. Pengaruh Religiusitas terhadap Penerimaan Musibah Gempa Tektonik

(Studi Kasus di Desa Bawuran Kecamatan Pleret Kabupaten Bantul), 3788-1-1102089

Azwar, Saifuddin. 2007. Sikap Manusia. Teori dan pengukurannya. Yogyakarta: Pustaka

Pelajar

_______________. 2009. Reliabilitas dan Validitas. Yogyakarta: Pustaka Pelajar Offset

_______________. 2014. Penyusunan Skala Psikologi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Barus, Gendon. 2015. Menakar Hasil Pendidikan Karakter Terintegrasi Di SMP.

Cakrawala Pendidikan, Th XXXIV, No.2 Juni 2015.

Barus, Gendon., Hastuti, M.M., Sinaga, J.D. 2015. Penelitian Strategi Nasional

Pengembangan Manusia dan Daya Saing Bangsa. (Pengembangan Model Pendidikan

Karakter di SMP Berbasis Layanan Klasikal Kolaboratif dengan Pendekatan

Experiential Learning. USD

Desmita. 2009. Psikologi Perkembangan Peserta Didik. Bandung: PT Remaja Rosdakarya

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 109: EFEKTIVITAS IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER … · CLASS GUIDANCE SERVICE-BASED CHARACTER EDUCATION USING EXPERIENTIAL LEARNING APPROACH TO DEVELOP A SENSE OF COMPASSION ... Pengertian

91

Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Pertama Dirjen Pendidikan Dasar. 2014.

Panduan Bimbingan dan Konseling Sekolah Menengah Pertama. Jakarta: Kementrian

Pendidikan dan Kebudayaan.

Direktorat Tenaga Kependidikan Dirjen Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga

Kependidikan. 2008. Bimbingan dan Konseling di Sekolah. Jakarta: Departemen

Pendidikan Nasional.

Fathurrohman, Pupuh, dkk. 2013. Pengembangan Pendidikan Karakter. Bandung: PT.

Refika Aditama

Hartinah. 2011. Pengembangan Peserta Didik. Bandung: PT. Refika Aditama

Hamalik, Oemar. 2009. Proses Belajar Mengajar. Jakarta: PT. Bumi Aksara

Harsanto, Radno. 2009. Having Competence, Conscience, Compassion, & Faith.

Yogyakarta: Penerbit Kanisius

Hurlock, E. 1980. Psikologi Perkembangan Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang

Kehidupan (Edisi Kelima). Jakarta: Penerbit Erlangga

_______, E. 1996. Psikologi Perkembangan Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang

Kehidupan . Jakarta: Penerbit Erlangga

Kementrian Pendidikan Nasional. 2010. Desain Induk Pendidikan Karakter. Jakarta.

Koesoema A, Doni. 2007. Pendidikan Karakter Strategi Mendidik Anak di Zaman Global.

Jakarta: Grasindo

_________________. 2010. Pendidikan Karakter Strategi Mendidik Anak di Zaman

Global. Jakarta: Grasindo

Kolb. 1984. Experiential Learning: Experience as the Source of Learning and

Development. New Jersey: Prentice Hall

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 110: EFEKTIVITAS IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER … · CLASS GUIDANCE SERVICE-BASED CHARACTER EDUCATION USING EXPERIENTIAL LEARNING APPROACH TO DEVELOP A SENSE OF COMPASSION ... Pengertian

92

Kurniawan, Syamsul. 2013. Pendidikan Karakter: Konsepsi dan Implementasi Secara

Terpadu di Lingkungan Keluarga, Sekolah, Perguruan Tinggi, dan Masyarakat.

Yogyakarta: Ar-Ruzz Media

Lickona, T. 2013. Pendidikan Karakter Panduan Lengkap Mendidik Siswa Menjadi Pintar

dan Baik. Bandung: Nusa Media

_______. 2014. Pendidikan Karakter Panduan Lengkap Mendidik Siswa Menjadi Pintar

dan Baik. Bandung: Nusa Media

LPM, P3MP. 2012. Pedoman Model Pembelajaran Berbasis Pedagogi Ignasian.

Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma

Luisa, dkk. 2012. Buku Panduan Pendidikan Karakter Taraknita. Jakarta: Yayasan

Tarakanita

Makrifah, Fanistika Lailatul & Wiryo Nuryono. 2014. Pengembangan Paket Peminatan

dalam Layanan Bimbingan Klasikal untuk Siswa di SMP. Jurnal BK, Vol. 04, No. 3,

1-8.

Marcus J.Borg. 1994 Kali Pertama Jumpa dengan Yesus Kembali. Jakarta: BPK Gunung

Mulia

Masidjo. 1995. Penilaian Pencapaian Hasil Belajar Siswa Di Sekolah. Yogyakarta:

Kanisius.

Muhibbin Syah, 2008. Psikologi Pendidikan. Bandung. PT Remaja Rosdakarya

Munif I. R. S., Mosik. (Juli 2009). Penerapan Metode Experiential Learning pada

Pembelajaran IPA untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Sekolah Dasar. Jurnal

Pendidikan Fisika Indonesia 5 (2009): 79-82, 1693-1246. diakses Senin, 5 Oktober

2015 pukul 13.15 WIB, dari

http://journal.unnes.ac.id/nju/index.php/JPFI/article/viewFile/1014/924

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 111: EFEKTIVITAS IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER … · CLASS GUIDANCE SERVICE-BASED CHARACTER EDUCATION USING EXPERIENTIAL LEARNING APPROACH TO DEVELOP A SENSE OF COMPASSION ... Pengertian

93

Mustari, M. 2014. Nilai Karakter Refleksi untuk Pendidik. Jakarta: PT RajaGrafindo

Persada

Nurgiyantoro, dkk. 2002. Statistik Terapan (Untuk Penelirian Ilmu-Ilmu Sosial).

Yogyakarta: Gajah Mada University Press.

Pidarta, Made. 2014. Landasan Pendidikan: Stimulus Ilmu Pendidikan Bercorak Indonesia.

Jakarta: Rineka Cipta

Prayitno, dkk. 1998. Pelayanan Bimbingan dan Konseling Sekolah Dasar (Buku I). Jakarta:

Penebar Aksara

Purnami, Rahayu dan Rohayati. (2015). Implementasi Metode Experiential Learning dalam

Pengembangan Softskills Mahasiswa yang Menunjang Integrasi Teknologi,

Manajemen dan Bisnis. UPI, 13-8-2015

Putranto, Hendar. 2005. Mencari, Menemukan, dan Mengomunikasikan Nilai-nilai

Bermain dalam Konteks Pendidikan. library.umn.ac.id.

Robby Chandra. 2000. Transformasi: Dari Kepompong ke Langit Biru. Jakarta: Binawarga

Samani, Muchlas dan Hariyanto. 2013. Konsep dan Model: Pendidikan Karakter. Bandung:

PT Remaja Rosdakarya.

Santoadi, Fajar. 2010. Manajemen Bimbingan dan Konseling Komprehensif. Yogyakarta:

Universitas Sanata Dharma

Sinaga, J.D. 2013. Widya Dharma Jurnal Kependidikan. Program Bimbingan Pribadi-

Sosial Berbasis Experiential Learning Untuk Meningkatkan Karakter Humanis Siswa

Sekolah Menengah Pertama Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma, Vol. 25, No.1,

Oktober 2013

______. 2012. Program Bimbingan Pribadi-Sosial Berbasis Experiential Learning Untuk

Meningkatkan Karakter Humanis Siswa Sekolah Menengah Pertama (Studi Pra

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 112: EFEKTIVITAS IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER … · CLASS GUIDANCE SERVICE-BASED CHARACTER EDUCATION USING EXPERIENTIAL LEARNING APPROACH TO DEVELOP A SENSE OF COMPASSION ... Pengertian

94

Eksperimen pada Siswa Kelas IX SMP Salman Al Farisi, Bandung, Tahun Ajaran

2011-2012). Tesis, (tidak diterbitkan). Program Bimbingan dan Konseling Sekolah

Pasca Sarjana-S2 Universitas Pendidikan Indonesia.

Sinta.ukdw.ac.id/sinta/resources/sintasrv/getintro/01052018/.../intro.pdf diunduh pada hari

Jumat, 28 Agustus 2015 pukul 18.45 WIB

Sugiyono. 2008. Statistika untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta

________. 2010. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta

________. 2012. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta

________. 2014. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R &D. Bandung: Alfabeta

Sukardi. 2003. Metodelogi Penelitian Pendidikan (Kompetensi dan Praktiknya). Jakarta:

Bumi Aksara.

Sukmadinata, Nana Syaodih & Sunaryo Kartadinata. 2007. Bimbingan dan Konseling

dalam Praktek. Bandung: Maestro.

Suparno, Paul. 2011. Pengantar Statistika untuk Pendidikan dan Psikologi. Yogyakarta:

Penerbit Universitas Sanata Dharma

Supratikya. 2011. Merancang Program dan Modul Psikoedukai. Yogyakarta: Universitas

Sanata Dharma.

Surani, dkk. 2008. Pedoman Pelaksanaan Spiritualitas CB untuk Pelayanan Pendidikan.

Yogyakarta: CB Media

Suyanto. 2010. Panduan Pendidikan Karakter di Sekolah Menengah Pertama, Jakarta:

Direktorat Pembinaan SMP, Ditjenmandikdasmen.

Umar, H. 1998. Riset Sumber Daya Manusia. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 113: EFEKTIVITAS IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER … · CLASS GUIDANCE SERVICE-BASED CHARACTER EDUCATION USING EXPERIENTIAL LEARNING APPROACH TO DEVELOP A SENSE OF COMPASSION ... Pengertian

95

Varia Winansih.Pengantar Psikologi Pendidikan, Bandung: Cipta Pustaka Media, 2008,

hal. 30.

Winarto, Paulus Budi. 2013. Bela Rasa Tarakanita, Meningkatkan Kualitas Pendidikan di

Lereng Merbabu. SMP Pendowo Tarakanita

Winkel, W.S. 2004. Psikologi Pengajaran. Yogyakarta: Media Abadi

Winkel, W.S. & Sri Hastuti. 2004. Bimbingan dan Konseling di Institut Pendidikan.

Jakarta: Media Abadi

Wibowo. 2012. Pendidikan Karakter. Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Yaumi. 2014. Pendidikan Karakter Landasan, Pilar, & Implementasi. Jakarta:

Prenadamedia Group

Yusuf, Syamsu. 2010. Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja. Bandung: PT Remaja

Rosdakarya.

Zubaedi. 2012. Desain Pendidikan Karakter: Konsepsi dan Aplikasinya dalam Lembaga

Pendidikan. Jakarta: Kencana

Zuchdi, Darmiyati,dkk. 2010. Pendidikan Karakter dengan Pendekatan Komprehensif

Terintegrasi dalam Perkuliahan dan Pengembangan Kultur Universitas. Yogyakarta:

UNY Press

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 114: EFEKTIVITAS IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER … · CLASS GUIDANCE SERVICE-BASED CHARACTER EDUCATION USING EXPERIENTIAL LEARNING APPROACH TO DEVELOP A SENSE OF COMPASSION ... Pengertian

96

Tabel 3.3

Tabel Hasil Uji Normalitas

Tests of Normality

Kolmogorov-Smirnov(a) Shapiro-Wilk

Statistic Df Sig. Statistic df Sig.

Pretest ,089 28 ,200(*) ,942 28 ,124

Postest ,176 28 ,026 ,949 28 ,183

* This is a lower bound of the true significance.

a Lilliefors Significance Correction

LAMPIRAN 1

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 115: EFEKTIVITAS IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER … · CLASS GUIDANCE SERVICE-BASED CHARACTER EDUCATION USING EXPERIENTIAL LEARNING APPROACH TO DEVELOP A SENSE OF COMPASSION ... Pengertian

97

Uji Two Related Sample Test (Wilcoxon) Pretest dan Postest siswa kelas VII Sekar

Jagad SMP Stella Duce 2 Yogyakarta

Descriptive Statistics

N Mean

Std.

Deviation Minimum Maximum

Pretest 28 64,3214 7,18050 47,00 74,00

Postest 28 65,0000 7,54738 47,00 77,00

Ranks

N

Mean

Rank

Sum of

Ranks

Postest -

Pretest

Negative Ranks 11(a) 12,64 139,00

Positive Ranks 15(b) 14,13 212,00

Ties 2(c)

Total 28

a. Postest < Pretest

b. Postest > Pretest

c. Postest = Pretest

Test Statistics(b)

Postest - Pretest

Z -,930(a)

Asymp. Sig. (2-

tailed) ,352

a Based on negative ranks.

b Wilcoxon Signed Ranks Test

LAMPIRAN 2

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 116: EFEKTIVITAS IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER … · CLASS GUIDANCE SERVICE-BASED CHARACTER EDUCATION USING EXPERIENTIAL LEARNING APPROACH TO DEVELOP A SENSE OF COMPASSION ... Pengertian

98

TILIK DIRI SIKAP BELA RASA

PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2015

LAMPIRAN 3

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 117: EFEKTIVITAS IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER … · CLASS GUIDANCE SERVICE-BASED CHARACTER EDUCATION USING EXPERIENTIAL LEARNING APPROACH TO DEVELOP A SENSE OF COMPASSION ... Pengertian

99

Petunjuk pengisian:

1. Bacalah 20 pertanyaan di bawah ini dengan teliti

2. Pilihlah jawaban A, B, C, atau D yang sesuai dengan keadaan dirimu sebenarnya.

3. Tidak ada jawaban yang dianggap paling benar atau salah

4. Tulislah jawabanmu di lembar jawaban yang diberikan oleh pembimbing

1. Ketika ada teman saya yang terjatuh, hal yang saya lakukan adalah....

a. Saya melihat dan tak mampu untuk menolongnya karena saya sendirian

b. Berteriak-teriak meminta bantuan teman lain karena ada teman yang terjatuh

dengan berkata “hei ada yang jatuh ni”

c. Bergegas untuk membantunya dengan mengangkatnya

d. Mentertawakan sambil kemudian menolongnya

2. Pada suatu hari teman saya lupa membawa uang sakunya, sedangkan ia lapar dan

membutuhkan uang saku untuk jajan, hal yang saya lakukan yaitu...

a. Meminjamkan uang saya namun meminta kesediaannya untuk mengembalikan

b. Membeli makanan/jajan dan saya membaginya dengan berkata “dibagi dua ya”

c. Memberikan sebagian uang saku saya kepadanya

d. Bertanya padanya “mengapa uang sakumu bisa tertinggal?” setelah tahu saya

menawarkan bantuan kepadanya

3. Saat saya pulang sekolah di tepi jalan ada seorang pengemis tua dan renta,

tindakan yang saya lakukan adalah...

a. Merasa iba dan membayangkan bila orangtua saya seperti pengemis itu

b. Melihat dan berpikir “kasihan banget ya, udah tua jadi pengemis” dan ada

keinginan memberi namun tidak memiliki uang

c. Memberi uang atau rejeki yang saya miliki dengan ikhlas kepada pengemis itu

d. Memberikan sisa uang jajan saya karena teman lain juga melakukan hal serupa

4. Kamu melihat temanmu di-bully oleh kakak kelas, apa yang akan kamu lakukan?

a. Melihat dengan kasihan namun pergi menghindar, karena takut kalau di-bully

juga

b. Melihat sebentar dan segera pergi melapor kepada wali kelas

c. Menghampiri teman yang di-bully dan mengatakan dengan sopan kepada kakak

kelas agar berhenti mem-bully teman saya

d. Melihat sebentar dan kemudian berteriak minta tolong agar semua orang

datang ke teman yang di-bully

5. Sewaktu istirahat teman saya mematahkan pensil saya, yang saya lakukan adalah...

a. Di dalam hati saya marah, lalu saya memarahi dia dengan kata-kata kasar. Tetapi

akhirnya saya meminta maaf, karena telah memarahinya dengan berkata “maaf

ya saya tadi marah-marah ke kamu, saya telah menyakiti hatimu”

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 118: EFEKTIVITAS IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER … · CLASS GUIDANCE SERVICE-BASED CHARACTER EDUCATION USING EXPERIENTIAL LEARNING APPROACH TO DEVELOP A SENSE OF COMPASSION ... Pengertian

100

b. Di dalam hati saya kesal, memaafkan atas perbuatannya dan saya berkata jujur

kepada teman saya itu, supaya dia belajar menjaga barang milik orang lain

c. Di dalam hati saya kesal namun saya berpikir bahwa saya dapat membelinya lagi

dengan berkata “tidak apa-apa teman, masih bisa dibeli lagi pensilnya”

d. Di dalam hati awalnya saya marah namun saya memendamnya saja supaya

teman saya tidak tersinggung

6. Ketika mendekati gerbang sekolah, kamu melihat siswa lain dengan begitu banyak

barang bawaan tidak sengaja menjatuhkan barang-barang bawaannya, apa yang

kamu lakukan?

a. Saya telah berniat menolongnya tapi saya malu untuk membantunya karena

teman lain juga tidak ada yang membantu

b. Segera menghampiri siswa tersebut dan menawarkan bantuan dengan berkata

“boehkah saya membantumu?”

c. Saya merasa kasihan dengan siswa tersebut namun pada saat itu saya terburu-

buru ada acara dan minta maaf kepadanya karena tidak sempat untuk

membantunya

d. Saya melihat dan dalam hati merasa kasihan terhadapnya

7. Perilaku mana yang kamu tunjukkan sebagai sikap peduli terhadap penderitaan

sesama?

a. Memberikan bantuan kepada korban bencana alam

b. Menolong teman yang jatuh

c. Membantu orangtua membereskan rumah

d. Memberikan uang kepada pengemis atau pengamen

8. Cara yang bisa saya gunakan untuk meminta maaf adalah...

a. Meminta maaf dengan tulus dan merubah kebiasaan jelek menjadi kebiasaan

baik serta berusaha tidak mengulangi kesalahan yang sama.

b. Setelah minta maaf atas perbuatan yang saya lakukan, maka harus siap untuk

menerima akibat dari perbuatan saya dengan rela.

c. Meminta maaf atas kesalahan yang saya lakukan tanpa menyalahkan orang lain

d. Menyadari kesalahan yang telah dilakukan yang menyakiti teman dan mau

mengakuinya

9. Alasan saya berani minta maaf adalah...

a. Saya tidak mampu memendam lama-lama rasa bersalah saya karena takut dosa

b. Berusaha memperbaiki kesalahan yang telah saya perbuat

c. Merasa bersalah dengan apa yang telah saya perbuat

d. Menyesal akan perbuatan yang telah saya perbuat

10. Ketika melakukan kesalahan, hal yang saya lakukan adalah...

a. Saya mengakui kesalahan saya dengan perasaan malu-malu

b. Segera meminta maaf atas apa yang telah saya perbuat

c. Mengatakan dengan jujur kesalahan saya

d. Bertanggung jawab atas kesalahan yang saya perbuat

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 119: EFEKTIVITAS IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER … · CLASS GUIDANCE SERVICE-BASED CHARACTER EDUCATION USING EXPERIENTIAL LEARNING APPROACH TO DEVELOP A SENSE OF COMPASSION ... Pengertian

101

11. Teman saya menghilangkan buku milik saya, lalu ia meminta maaf pada saya, yang

saya lakukan adalah....

a. Saya berjanji memaafkannya apabila buku saya sudah diganti

b. Memaafkan dan menasihati teman saya agar tidak mengulangi kesalahannya

c. Memaafkan kesalahannya dan memintanya bertanggung jawab

d. Meminta teman saya menggantikan buku saya

12. Cara yang dapat saya lakukan untuk memaafkan kesalahan teman saya adalah....

a. Mendoakan teman saya semoga tidak lagi mengulangi kesalahannya

b. Tidak menceritakan kesalahan teman saya kepada orang lain

c. Menasihati agar teman saya tidak mengulang kesalahan yang sama

d. Melupakan kesalahan teman saya yang membuat saya sakit hati

13. Teman baikmu membuat kesalahan yang sama padamu lebih dari satu kali, apa

yang akan kamu lakukan dengan temanmu tersebut?

a. Memarahinya setelah itu memafkannya

b. Memaafkan dan bersikap biasa saja karena dia adalah teman saya

c. Memaafkan namun memperingatkannya untuk tidak melakukan kesalahannya

lagi

d. Memaafkan namun saya menjaga jarak dengan teman saya

14. Apa yang akan kamu lakukan bila kamu melihat lingkungan di sekitarmu banyak

sampah?

a. Melihat dan membersihkan walaupun hanya sedikit yang saya bersihkan

b. Melihat dan menyampaikan pada petugas sampah untuk membersihkannya

karena itu merupakan tugas petugas sampah

c. Melihat dan ada keinginan untuk membersihkan namun saya tak berdaya karena

terlalu banyak sampah

d. Melihatnya namun saya membiarkan saja karena itu bukan tanggung jawab saya

15. Hal apa yang kamu lakukan untuk menjaga kebersihan lingkungan?

a. Melakukan kerja bakti di lingkungan sekitar

b. Mengajak teman-teman dan warga sekitar untuk kerja bakti bersama

c. Membuang sampah pada tempatnya

d. Menempelkan poster-poster untuk menjaga kebersihan

16. Apa yang kamu lakukan ketika kamu melihat temanmu jarang mandi sehingga bau

badannya menggangu teman-teman atau orang yang ada di sekitarnya termasuk

mengganggumu?

a. Mendiamkan saja dan saya berpikir dia akan sadar dengan sendirinya

b. Menegur dengan sopan

c. Mencium baunya dan di dalam hati berkata “orang ini kok jorok sekali ya”

d. Menggosipkannya dengan teman-teman lain yang terganggu dengan bau

badannya

17. Jika saya menjaga kebersihan diri, manfaat yang saya dapatkan adalah...

a. Saya nyaman karena badan saya wangi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 120: EFEKTIVITAS IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER … · CLASS GUIDANCE SERVICE-BASED CHARACTER EDUCATION USING EXPERIENTIAL LEARNING APPROACH TO DEVELOP A SENSE OF COMPASSION ... Pengertian

102

b. Terhindar dari penyakit atau kuman-kuman penyakit

c. Penampilan saya menjadi menarik

d. Kesehatan saya meningkat karena saya merawat diri dengan baik

18. Apa yang kamu lakukan ketika kamu melihat temanmu membuang sampah dengan

sembarangan?

a. Melihatnya dan membiarkan karena menurut saya itu bukan urusan saya

b. Melihat dan menegur dengan nada yang lembut meskipun awalnya saya

menggerutu dalam hati

c. Melihat dan ada keinginan untuk menegur tapi merasa tidak enak, takut dikira

sok-sokan

d. Melihat namun tidak memiliki hak untuk menghentikan perbuatan teman saya

itu

19. Jika kamu diberi dua pilihan mana yang akan kamu dahulukan (kebersihan diri atau

kebersihan lingkungan)?

a. Saya menjaga kebersihan diri dan bila sempat, saya mempedulikan kebersihan

lingkungan

b. Mendahulukan kebersihan lingkungan karena dengan menjaga kebersihan

lingkungan maka tanpa saya sadari saya telah menjaga kebersihan diri

c. Yang saya dahulukan kebersihan diri setelah diri saya bersih barulah saya

melanjutkan dengan kebersihan lingkungan

d. Saya menjaga kebersihan lingkungan meskipun saya tidak mempedulikan

kebersihan diri sendiri

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 121: EFEKTIVITAS IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER … · CLASS GUIDANCE SERVICE-BASED CHARACTER EDUCATION USING EXPERIENTIAL LEARNING APPROACH TO DEVELOP A SENSE OF COMPASSION ... Pengertian

103

20. Apa yang kamu lakukan jika sungai dekat rumahmu tercemar oleh limbah

pabrik/limbah yang berbahaya?

a. Melihat dan menegur ke pabrik yang bersangkutan karena limbahnya telah

mencemari sungai

b. Mengajak warga sekitar untuk protes kepada pihak pabrik dan berusaha

membersihkan sungai

c. Melihat dan berusaha melaporkan pada pabrik yang bersangkutan

d. Melaporkannya kepada ayah ibu supaya merapatkannya di RT/RW

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 122: EFEKTIVITAS IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER … · CLASS GUIDANCE SERVICE-BASED CHARACTER EDUCATION USING EXPERIENTIAL LEARNING APPROACH TO DEVELOP A SENSE OF COMPASSION ... Pengertian

104

TABULASI DATA PENELITIAN PRETEST

No

Nomer Item 1 2 3 4 5 6 asp 1

7 8 9 10

11 12

13

asp 2

14

15

16 17

18

19

20

asp 3

Nama Siswa

1 agatha prima vista 2 3 4 3 4 4 20 3 4 3 4 2 4 4 24 2 3 1 3 3 2 2 16 104

2 agry gading larasati 4 2 4 4 4 4 22 4 4 1 3 4 1 4 21 4 3 4 4 3 3 2 23 109

3 amelia grissca pradipta p 4 3 4 4 4 4 23 3 4 3 4 4 1 4 23 4 2 4 4 4 4 4 26 118

4 anselmus hepi indra kurniawan 2 1 2 1 1 1 8 3 4 3 3 2 1 1 17 4 3 4 4 1 2 4 22 72

5 az zahra devandra putri 4 3 4 4 4 4 23 4 1 1 2 4 4 4 20 2 2 4 4 4 2 4 22 108

6 bambang citramega berliano p 4 3 4 3 3 4 21 3 3 2 3 4 3 3 21 4 3 4 3 3 3 3 23 107

7 chrystabella aurora ranindita 2 4 4 3 3 1 17 4 1 1 2 4 1 4 17 2 4 3 3 3 4 3 22 90

8 cornelia bertha adiasta 2 2 2 4 3 4 17 3 2 2 3 4 4 4 22 4 3 3 4 3 4 2 23 101

9 daniel aditya pragnyana 4 4 4 4 4 4 24 4 4 3 4 3 2 4 24 4 3 4 4 4 3 2 24 120

10 danny hendrawan 4 2 4 1 1 4 16 4 2 3 3 4 2 2 20 2 3 3 4 3 3 4 22 94

11 david edwin yogananta 4 3 4 1 1 4 17 1 4 3 4 3 4 4 23 4 2 4 4 1 3 2 20 100

12 destya ayu sekar kinanthi 4 2 4 4 4 4 22 1 3 4 3 3 1 3 18 4 3 3 2 3 4 3 22 102

13 diah erli aprili molle 2 2 2 1 3 4 14 4 1 3 1 4 1 2 16 4 3 2 2 4 2 2 19 79

14 dominicus jermi sanada 4 2 2 1 3 2 14 2 3 2 2 4 4 1 18 4 4 4 2 4 2 2 22 86

15 emalynda cahyaningrum 4 3 4 4 3 4 22 3 4 3 4 4 4 4 26 4 3 4 3 4 3 2 23 119

16 erica rafaella 4 3 4 3 4 4 22 2 4 1 3 4 4 3 21 4 3 4 3 3 4 4 25 111

17 gabriel avellindo rinanto 4 4 4 4 3 4 23 4 4 1 4 2 1 1 17 2 3 4 4 4 4 2 23 103

18 herlinna serly octaviani 4 3 4 4 3 4 22 3 1 4 4 4 3 3 22 4 3 4 3 4 3 3 24 112

19 mahesa asyam ragasa 4 2 4 3 4 4 21 4 4 3 3 4 4 4 26 4 3 4 4 4 3 4 26 120

LAMPIRAN 4

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 123: EFEKTIVITAS IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER … · CLASS GUIDANCE SERVICE-BASED CHARACTER EDUCATION USING EXPERIENTIAL LEARNING APPROACH TO DEVELOP A SENSE OF COMPASSION ... Pengertian

105

prayudhi

20 maria ratnasari anggraini s 3 2 4 4 4 4 21 3 4 3 3 4 4 4 25 4 3 4 4 4 4 1 24 116

21 maura prajna dipatya 4 3 4 1 4 2 18 3 1 1 4 4 4 1 18 4 3 4 3 4 3 2 23 95

22 novi andria 4 2 2 3 4 4 19 4 4 1 4 3 1 2 19 4 3 4 4 4 4 2 25 101

23 patrisia gelang liwun 4 3 4 3 4 4 22 1 4 3 4 4 4 4 24 4 3 4 2 4 3 2 22 114

24 silvester deski pungga pragola 4 2 4 4 4 4 22 3 4 4 3 4 4 4 26 4 3 4 4 4 3 3 25 121

25 thomas rio briantana 4 4 2 3 3 4 20 3 4 1 4 4 3 4 23 4 3 4 4 4 3 1 23 109

26 trifena aprilia eraputri 4 3 4 3 4 4 22 4 4 4 2 4 4 4 26 4 2 4 4 4 4 4 26 122

27 vincentius bagas putra satria 4 3 4 3 4 4 22 4 4 1 4 4 4 4 25 1 3 3 3 3 1 3 17 111

28 vinona lula putri aprilia 4 3 4 4 3 4 22 3 4 4 4 4 4 3 26 4 2 4 4 4 3 4 25 121

101

76

100

84

93

102

87

90

68

91

102

81

89

99

81

102

96

97

86

76 1801

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 124: EFEKTIVITAS IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER … · CLASS GUIDANCE SERVICE-BASED CHARACTER EDUCATION USING EXPERIENTIAL LEARNING APPROACH TO DEVELOP A SENSE OF COMPASSION ... Pengertian

106

TABULASI DATA PENELITIAN POSTTEST

No

Nomer Item 1 2 3 4 5 6 asp

1 7 8 9 1

0 11 1

2 13 asp

2 14

15

16 17

18

19

20

asp 3

Nama Siswa

1 agatha prima vista 3 2 4 3 4 4 20 2 4 3 4 3 4 3 23 4 2 4 3 4 3 2 22 108

2 agry gading larasati 4 2 4 4 3 4 21 4 4 4 3 4 1 4 24 4 3 4 4 4 3 2 24 114

3 amelia grissca pradipta p 4 3 4 4 4 4 23 3 4 1 4 4 1 4 21 4 3 4 3 4 3 4 25 113

4 anselmus hepi indra kurniawan 4 2 2 1 1 4 14 4 3 1 3 2 1 3 17 3 4 2 4 2 3 4 22 84

5 az zahra devandra putri 4 3 1 4 4 4 20 4 4 2 2 4 4 4 24 4 3 4 4 4 4 4 27 115

6 bambang citramega berliano p 1 2 1 2 2 2 10 4 1 2 3 1 3 4 18 1 3 4 2 4 3 2 19 75

7 chrystabella aurora ranindita 2 3 3 3 3 1 15 4 4 4 1 4 1 2 20 2 4 3 3 3 3 2 20 90

8 cornelia bertha adiasta 4 2 2 4 4 1 17 3 4 4 4 4 4 4 27 2 3 4 3 3 3 2 20 108

9 daniel aditya pragnyana 4 3 3 3 3 4 20 3 4 3 3 4 3 4 24 3 3 4 3 4 3 3 23 111

10 danny hendrawan 4 4 2 1 2 4 17 1 4 4 3 4 2 4 22 2 2 3 3 3 3 3 19 97

11 david edwin yogananta 4 2 2 1 3 4 16 4 4 1 4 4 4 4 25 2 2 4 3 1 3 2 17 99

12 destya ayu sekar kinanthi 4 1 4 4 3 4 20 4 4 2 4 4 4 4 26 4 3 4 4 4 4 3 26 118

13 diah erli aprili molle 2 2 2 1 3 2 12 2 3 3 3 4 2 4 21 4 3 2 2 4 3 1 19 85

14 dominicus jermi sanada 4 4 4 1 4 4 21 1 3 2 4 4 4 4 22 4 4 2 2 4 4 4 24 110

15 emalynda cahyaningrum 4 3 4 4 4 3 22 3 4 2 4 4 4 4 25 4 3 4 4 4 4 2 25 119

16 erica rafaella 4 3 4 1 4 4 20 3 4 3 2 4 4 4 24 2 3 4 4 4 4 3 24 112

17 gabriel avellindo rinanto 4 3 3 3 3 4 20 3 4 3 3 4 3 4 24 3 3 4 3 4 3 3 23 111

LAMPIRAN 5

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 125: EFEKTIVITAS IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER … · CLASS GUIDANCE SERVICE-BASED CHARACTER EDUCATION USING EXPERIENTIAL LEARNING APPROACH TO DEVELOP A SENSE OF COMPASSION ... Pengertian

107

18 herlinna serly octaviani 4 3 4 3 3 4 21 4 4 1 4 4 1 3 21 4 2 4 4 4 3 2 23 107

19 mahesa asyam ragasa prayudhi 4 3 4 4 4 4 23 4 4 4 4 4 4 4 28 4 4 4 4 4 2 4 26 128

20 maria ratnasari anggraini s 3 2 2 4 4 4 19 3 4 4 3 4 1 4 23 4 3 4 4 4 4 2 25 109

21 maura prajna dipatya 2 4 4 1 4 4 19 1 4 1 4 4 3 3 20 4 2 4 4 3 3 2 22 100

22 novi andria 4 1 1 3 4 4 17 2 2 1 4 4 4 2 19 4 4 3 2 4 4 2 23 95

23 patrisia gelang liwun 4 4 4 3 4 4 23 4 4 3 3 4 4 4 26 2 4 4 1 4 3 4 22 120

24 silvester deski pungga pragola 4 2 4 4 4 4 22 4 4 4 2 4 4 4 26 4 4 4 4 4 4 4 28 124

25 thomas rio briantana 4 3 4 4 3 4 22 4 4 3 2 3 4 4 24 4 4 3 4 2 4 4 25 117

26 trifena aprilia eraputri 4 3 4 4 3 4 22 1 4 4 4 4 4 4 25 4 2 4 4 4 4 4 26 120

27 vincentius bagas putra satria 2 3 2 1 3 4 15 4 3 1 4 4 4 3 23 2 4 4 4 2 2 2 20 96

28 vinona lula putri aprilia 4 3 4 4 3 4 22 3 4 3 4 4 1 4 23 4 3 4 3 4 3 2 23 113

99

75

86

79

93

101

86

103

73

92

105

83

103

92

87

102

92

99

92

78

1820

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 126: EFEKTIVITAS IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER … · CLASS GUIDANCE SERVICE-BASED CHARACTER EDUCATION USING EXPERIENTIAL LEARNING APPROACH TO DEVELOP A SENSE OF COMPASSION ... Pengertian

108

Rumus skor kasar reliabilitas yang diperoleh sebagai berikut:

=

=

=

=

=

=

=

= 0, 6889

LAMPIRAN 6

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 127: EFEKTIVITAS IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER … · CLASS GUIDANCE SERVICE-BASED CHARACTER EDUCATION USING EXPERIENTIAL LEARNING APPROACH TO DEVELOP A SENSE OF COMPASSION ... Pengertian

109

PEDULI TERHADAP SESAMA

NO KETERANGAN

1. Topik Peduli terhadap Sesama

2. Tugas Perkembangan Mencapai perilaku sosial yang bertanggung jawab

terhadap sesama

3. Bidang Bimbingan Bimbingan Pribadi-Sosial

4. Jenis Layanan Bimbingan Klasikal/Kelompok

5. Fungsi Bimbingan Pemahaman dan Pengembangan

6. Sasaran Siswa Kelas VII SMP

7. Standar Kompetensi Siswa peduli dan empati terhadap sesama

8. Kompetensi Dasar Siswa memiliki, menyadari pentingnya sikap peduli,

dan mewujudnyatakan sikap peduli dan rasa empati

terhadap sesama di mana dirinya tinggal

9. Indikator a. Siswa dapat mendefinisikan pengertian peduli

terhadap sesama

b. Siswa dapat mengidentifikasi ciri-ciri orang yang

peduli terhadap sesama

c. Siswa dapat menyebutkan alasan pentingnya sikap

peduli

d. Siswa memraktikkan sikap peduli dan empati

terhadap sesama melalui dinamika kelompok dan

selanjutnya menerapkan dalam kehidupan sehari-

hari

10. Materi a. Pengertian peduli terhadap sesama

b. Ciri-ciri Orang yang memiliki sikap peduli terhadap

sesama

c. Pentingnya sikap peduli

d. Penggalian nilai-nilai karakter melalui video, kisah

inspiratif, dan kisah bergambar

11. Metode Cerita/pemberian informasi, tanya jawab, menonton

video, permainan dinamika kelompok, dan

penugasan/reflektif

12. Waktu 2 X 40 menit

A. RANCANGAN PELAYANAN BIMBINGAN

LAMPIRAN 7

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 128: EFEKTIVITAS IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER … · CLASS GUIDANCE SERVICE-BASED CHARACTER EDUCATION USING EXPERIENTIAL LEARNING APPROACH TO DEVELOP A SENSE OF COMPASSION ... Pengertian

110

13 Tempat Ruang kelas/aula (tempat-tempat yang kondusif untuk

layanan)

14 Media Modul, lembar kerja, kertas, alat tulis, LCD, laptop

15 Mitra Kolaboratif Guru Mapel PKn dan Agama

16 Prosedur Skenario kegiatan pelayanan terlampir

17 Penilaian/Evaluasi a. Pernyataan hasil belajar siswa (hasil refleksi)

b. Inventori tilik diri (self assessment) siswa

18 Rencana Tindak Lanjut Kelompok-kelompok dalam kelas merencanakan suatu

proyek yang memberi kesempatan menerapkan

bagaimana peduli terhadap sesama, misalnya

kunjungan ke Panti Asuhan, Panti Jompo, SLB, live in,

weekend dan program-program BK atau program-

program sekolah yang terencana.

19. Sumber Pustaka Percikan inspirasi:

http://gemintang.com/kisah-sukses-motivasi-

inspirasi/berawal-dari-satu-kepedulian/

http://www.slideshare.net/arsy28/peduli-terhadap-

sesama

http://www.slideshare.net/wurdiyantiyulia/pendidika

n-karakter-peduli-terhadap-sesama

Buku permainan (100 permainan penyegar

pertemuan, karangan Martin Handoko)

NO KEGIATAN KETERANGAN WAKTU

1. Pembuka Salam dan doa:

Siswa memberi salam kepada pembimbing, siswa

mendengarkan penjelasan pembimbing tentang tujuan

layanan dan dilanjutkan berdoa

3 menit

Ice breaking:

Siswa bersama pembimbing menyanyikan bersama lagu “Sedang Apa Sekarang?” diganti lirik Sedang apa... sedang apa (Teman jatuh...teman jatuh) Sedang apa sekarang (teman jatuh sekarang) Sekarang sedang apa (sekarang berbuat apa) Sedang apa sekarang? (berbuat apa sekarang?)

5 menit

2. Inti:

a. Dinamika

Siswa bermain dinamika dengan permainan kepedulian

yang berjudul “Bersama Membangun Kepedulian”

10 menit

B. SKENARIO KEGIATAN PELAYANAN

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 129: EFEKTIVITAS IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER … · CLASS GUIDANCE SERVICE-BASED CHARACTER EDUCATION USING EXPERIENTIAL LEARNING APPROACH TO DEVELOP A SENSE OF COMPASSION ... Pengertian

111

kelompok dengan antusias dan serius

b. Refleksi dan sharing

Setelah bermain, siswa diberikan pertanyaan refleksi

(dapat diberikan secara tertulis atau lisan) yang

kemudian dijawab dan disharingkan

8 menit

c. Penyajian materi

Siswa mendengarkan penjelasan materi yang

disampaikan oleh guru pembimbing mengenai “Peduli

terhadap Sesama” dengan menyimak slide yang

dipersiapkan.

7 menit

d. Menonton film karakter

Siswa menonton video singkat bermuatan karakter

“Perilaku Peduli terhadap Sesama”. Setelah menonton

video, siswa menjawab pertanyaan-pertanyaan refleksi

atas isi muatan karakter video tersebut (secara lisan

atau tertulis).

10 menit

e. Mendalami percikan inspiratif

Siswa mengelompokkan diri menjadi 6 kelompok,

masing-masing 5-6 orang. Kemudian setiap kelompok

membaca cerita percikan inspiratif.

7 menit

f. Berdiskusi mengenai percikan inspiratif

Setelah membaca, siswa berdiskusi bersama kelompok

menjawab pertanyaan yang telah disiapkan

pembimbing berdasarkan cerita percikan inspiratif

tersebut.

10 menit

g. Sharing kelas

Perwakilan kelompok membacakan hasil diskusi. 5 menit

h. Pengisian lembar inventori tilik diri

Siswa mengisi lembar inventori tilik diri (self

assessment) sesuai dengan yang dialaminya.

5 menit

3. Penutup:

a. Menuliskan

Pernyataan

hasil belajar

Siswa menuliskan hasil belajar/refleksi setelah

mengikuti bimbingan (dapat dilakukan secara tertulis

atau secara lisan dengan menunjuk beberapa siswa).

5 menit

b. Menarik

kesimpulan,

membaca

pesan

moral, dan

mengakhiri

bimbingan

Siswa diajak menarik kesimpulan atas aktivitas layanan

bimbingan penanaman karakter peduli yang disajikan

pada pertemuan ini dan membaca dengan penuh

penghayatan pesan moral yang telah disediakan.

Kemudian dilanjutkan siswa bersama pembimbing

mengakhiri kegiatan bimbingan dengan doa penutup

5 menit

Durasi 80 menit

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 130: EFEKTIVITAS IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER … · CLASS GUIDANCE SERVICE-BASED CHARACTER EDUCATION USING EXPERIENTIAL LEARNING APPROACH TO DEVELOP A SENSE OF COMPASSION ... Pengertian

112

Ayo Bermain!

“Bersama Membangun Kepedulian”

1. Tujuan permainan: Supaya siswa peduli dengan apa yang dimilikinya dan apa yang

orang lain perlukan serta lebih peka dengan apa yang ada disekitarnya.

2. Bahan: Kertas berisi kalimat yang terpotong menjadi dua bagian.

3. Prosedur:

a. Buatlah kalimat pendek yang berhubungan dengan materi bimbingan yang

akan diberikan, misal: Bersama Membangun Kepedulian. Kalimat yang dibuat

sebanyak setengah dari jumlah peserta, kalau peserta 20 orang, harus

disediakan 10 kalimat.

b. Pecahlah kalimat tersebut ke dalam dua bagian dan ditulis di kertas, satu

kertas berisi kalimat “Bersama Membangun” dan satu kertas berisi kata

“Kepedulian”.

c. Gulunglah kedua kertas yang berisi tulisan tadi.

d. Bagikan kertas-kertas tergulung yang sudah disiapkan sebanyak jumlah siswa

(apabila peserta sisa, satu orang berpasangan dengan pembimbing)

e. Minta siswa untuk membuka gulungan kertas masing-masing dan membaca

isinya yaitu sepotong kalimat yang belum lengkap.

f. Minta siswa untuk mencari pasangannya masing-masing agar kalimat itu

menjadi lengkap.

g. Minta setiap pasangan berkenalan dan mendiskusikan arti kalimat tersebut

dan memberi contoh berdasarkan pengalaman sehari-hari.

h. Minta siswa berkumpul lagi dan meminta setiap pasangan memperkenalkan

pasangannya dan menyampaikan arti kalimat kepada siswa yang lain.

4. Durasi: 10 menit

5. Nilai karakter: Karakter peduli dan empati dengan orang lain

C. DESKRIPSI DINAMIKA KELOMPOK

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 131: EFEKTIVITAS IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER … · CLASS GUIDANCE SERVICE-BASED CHARACTER EDUCATION USING EXPERIENTIAL LEARNING APPROACH TO DEVELOP A SENSE OF COMPASSION ... Pengertian

113

Menonton Video

Video mengenai contoh perilaku peduli terhadap sesama.

(Life Vest Inside - Kindness Boomerang-"One Day")

https://www.youtube.com/watch?v=nwAYpLVyeFU

Sinopsis Video

Berawal dari satu orang yang peduli terhadap orang yang memerlukan bantuan, ternyata

kebaikan yang dilakukannya ada yang melihat. Kebaikan/kepedulian yang dilakukannya itu diikuti

oleh orang yang melihatnya dan akhirnya berujung baik yaitu orang lain yang melihat tergerak

hatinya untuk melakukan kebaikan/kepedulian lain yang berguna bagi orang lain. Begitu seterusnya

kebaikan itu menyebar/menyalur.

Ayo mendengarkan!

PEDULI TERHADAP SESAMA

Perilaku peduli atau kepedulian sosial adalah suatu bentuk keterlibatan antara satu pihak ke

pihak lainnya dalam merasakan apa yang sedang dirasakan atau dialami oleh orang lain, baik

suka maupun duka. Kepedulian tidak hanya sebatas materi tetapi juga berupa perhatian,

penerimaan, penyediaan waktu, pikiran, dan hati untuk sesama yang saling membutuhkan

dan terlebih ketika mau turut berduka bersama dengan mereka yang juga berduka. Peduli

terhadap sesama dalam kehidupan bermasyarakat lebih kental diartikan sebagai perilaku

baik seseorang terhadap orang lain di sekitarnya. Peduli terhadap sesama dimulai dari

kemauan “MEMBERI” bukan “MENERIMA”. Peduli bisa pada siapa saja terutama pada orang

yang sedang kesusahan/tertimpa musibah. Peduli terhadap sesama berarti memberikan

D. HANDOUT/MATERI LAYANAN

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 132: EFEKTIVITAS IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER … · CLASS GUIDANCE SERVICE-BASED CHARACTER EDUCATION USING EXPERIENTIAL LEARNING APPROACH TO DEVELOP A SENSE OF COMPASSION ... Pengertian

114

perhatian kepada orang lain yang ada di sekitar. Orang yang memiliki sikap peduli akan

melakukan hal-hal sebagai berikut:

1. Mau membantu siapa dan apa saja yang ada dalam lingkungan sekitar.

2. Bersikap ramah dengan cara senyum, sapa, dan salam baik dengan teman, orang tua,

guru, ataupun tetangga yang dijumpainya.

3. Menolong orang lain dengan ikhlas dan tidak mengharapkan imbalan.

Sikap peduli penting dan harus kita miliki dalam kehidupan sehari-hari karena sebagai

manusia kita tidak mungkin mampu hidup sendiri, kita membutuhkan bantuan orang lain

dan saling bekerja sama. Oleh karena itu, diperlukan sikap saling peduli sehingga tercipta

kerja sama yang baik antar sesama. Sikap peduli memiliki banyak manfaat, diantaranya

adalah sebagai berikut:

1. Menciptakan kerukunan.

2. Mengurangi sifat egois.

3. Mewujudkan sikap gotong royong.

4. Menciptakan perasaan bahagia baik bagi diri sendiri dan orang lain.

5. Mengurangi beban orang lain.

Contoh sikap peduli yang dapat kita lakukan dalam kehidupan sehari-hari adalah menjenguk

teman yang sakit, menyapa teman saat bertemu, dan membantu korban bencana alam

dengan menyumbangkan pakaian layak pakai.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 133: EFEKTIVITAS IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER … · CLASS GUIDANCE SERVICE-BASED CHARACTER EDUCATION USING EXPERIENTIAL LEARNING APPROACH TO DEVELOP A SENSE OF COMPASSION ... Pengertian

115

Bacalah cerita di bawah ini dengan teliti!

Berawal Dari Satu Kepedulian

https://www.google.co.id/search?q=berawal+dari+peduli

Suatu hari, seorang pemuda bernama Billy baru saja keluar dari kelasnya dan sedang

berjalan menuju perjalanan pulang ke rumah. Ketika mendekati gerbang sekolah, ia melihat

siswa lain dengan begitu banyak barang bawaan tidak sengaja menjatuhkan barang-barang

bawaannya. Siang itu, gerbang sekolah cukup ramai dengan siswa yang berlalu lalang,

namun tidak seorang pun yang membantu siswa itu. Billy pun segera menghampiri si siswa

tersebut dan menawarkan bantuan.

Mereka pun berkenalan, nama siswa itu adalah Roy, ia satu angkatan dengan Billy

hanya berbeda kelas. Billy kemudian mengetahui bahwa arah rumah Roy searah dengan

rumahnya. Billy pun menawarkan untuk membawakan sebagian barang Roy dan mengantar

Roy sampai ke rumah. Dari perjalanan pulang itu, dimulailah pertemanan antara Billy dan

Roy. Tiga bulan berlalu, pertemanan Billy dan Roy pun berubah menjadi persahabatan.

Suatu hari Roy bertanya pada Billy, “Bil, masih ingat awal pertemanan kita? Ketika

kamu membantuku membereskan barang-barangku yang jatuh di dekat gerbang sekolah?”

“Tentu saja aku ingat. Hari itu kan pertama kalinya kita berteman dan pulang bersama. Aku

pun kaget karena ternyata ada anak sekolah yang tinggal tidak jauh dari rumahku.” Jawab

Billy enteng.

Sambil tersenyum tipis, Roy berkata, “Sebenarnya hari itu aku sudah mengumpulkan

semua barang-barang yang dipinjam atau kupinjam dari orang dan semua tugas yang belum

E. PERCIKAN INSPIRASI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 134: EFEKTIVITAS IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER … · CLASS GUIDANCE SERVICE-BASED CHARACTER EDUCATION USING EXPERIENTIAL LEARNING APPROACH TO DEVELOP A SENSE OF COMPASSION ... Pengertian

116

aku selesaikan. Aku pun sudah membereskan semua barang-barangku di rumah. Kamu tahu

kenapa?” Billy hanya menggeleng dengan kening berkerut. “Hari itu, aku sudah

memutuskan untuk mengakhiri hidupku. Aku membereskan semuanya dan bersiap untuk

pulang dan bunuh diri. Namun, ketika kamu membantuku dan mengantarku pulang, banyak

hal yang kita bicarakan, aku pun mulai berpikir bahwa mungkin aku akan kehilangan teman

potensial pertamaku. Rencana bunuh diri itu pun kutangguhkan. Mungkin kamu tidak

menyadarinya, tapi apa yang kamu lakukan hari itu benar-benar mengubah hidupku.” Billy

terkesiap, tampak tak percaya. Kemudian, ia pun merangkul sahabatnya, seperti

mengatakan bahwa semuanya akan berjalan baik-baik saja. “Terima kasih, Billy. Aku

sungguh bersyukur bisa mengenal dan menjadi sahabatmu,” ujar Roy membalas pelukan

sahabatnya. Billy pun menitikkan air mata haru.

Kadang kala hal kecil yang kita lakukan bisa berdampak sangat besar bagi orang lain.

Entah itu segurat senyum diwajahmu, sapaan ringan dari mulutmu, atau tepukan hangat di

bahu. Hal-hal yang mungkin kamu anggap sepele, bisa berarti besar bagi orang lain yang

menerimanya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 135: EFEKTIVITAS IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER … · CLASS GUIDANCE SERVICE-BASED CHARACTER EDUCATION USING EXPERIENTIAL LEARNING APPROACH TO DEVELOP A SENSE OF COMPASSION ... Pengertian

117

Di bawah ini ada beberapa pertanyaan refleksi (guru pembimbing boleh memilih beberapa

pertanyaan yang sesuai diantara daftar berikut)

No Keterangan Pertanyaan Refleksi

1. Permainan Setelah bermain dinamika jawablah pertanyaan berikut ini!

1. Dalam permainan “Bersama Membangun Kepedulian”:

a. Adakah yang berinisiatif memimpin?

b. Mengapa dia berinisiatif memimpin?

c. Bagaimana sikapmu ketika dia memimpin?

2. Pelajaran berharga apa yang dapat kamu petik dari permainan

tersebut?

3. Menurutmu peduli di lingkungan sekitar itu seperti apa dan

dalam hal apa saja kamu akan peduli? Jelaskan!

4. Apakah yang kamu lakukan setelah mendapatkan potongan

kertas tersebut?

5. Bagaimana cara yang kamu lakukan supaya pasangan dari kata

yang kamu miliki dapat menjadi sebuah kalimat indah? Jelaskan!

2. Video Setelah menonton video, jawablah pertanyaan di bawah ini!

1. Setelah menonton video tersebut, bagian mana yang

menurutmu menarik dan patut untuk ditiru?

2. Menurut pendapatmu, apa sebenarnya keuntungan peduli

terhadap orang lain?

3. Manfaat apa yang diperoleh oleh dirimu setelah menonton video

tersebut?

4. Sebutkan 3 contoh sikap peduli yang dapat kamu lakukan dalam

kehidupan sehari-hari!

5. Bertolak dari video yang kamu tonton, menurut pendapatmu,

apa alasan seseorang peduli terhadap sesama?

F. EVALUASI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 136: EFEKTIVITAS IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER … · CLASS GUIDANCE SERVICE-BASED CHARACTER EDUCATION USING EXPERIENTIAL LEARNING APPROACH TO DEVELOP A SENSE OF COMPASSION ... Pengertian

118

3. Percikan

Inspiratif

Setelah membaca, jawablah pertanyaan-pertanyaan di bawah ini!

1. Setelah kamu membaca, bayangkanlah kamu adalah Billy, hal

apa yang akan kamu lakukan supaya kamu tidak bernasib sama

dengan Billy?

2. Bagian mana dari cerita tersebut yang pantas untuk

ditiru/dipraktekkan? Sebutkan!

3. Pelajaran berharga apa yang kamu dapat dan akan kamu

terapkan dalam kehidupanmu setelah membaca cerita tersebut?

PERNYATAAN HASIL BELAJAR

1. Setelah saya mengikuti kegiatan bimbingan dengan tema “Peduli terhadap Sesama”,

saya merasa.........................................karena..................................

2. Setelah saya mengikuti kegiatan bimbingan dengan tema “Peduli terhadap Sesama”,

saya menjadi tahu bahwa:

_____________________________________________________________________

_____________________________________________________________________

3. Setelah saya mengikuti kegiatan bimbingan dengan tema “Peduli terhadap Sesama”,

saya berniat untuk:

_____________________________________________________________________

_____________________________________________________________________

Perbanyaklah berbuat atau bersikap baik dan sopan

terhadap orang lain, karena kita hidup di dunia ini akan

saling membutuhkan bantuan orang lain

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 137: EFEKTIVITAS IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER … · CLASS GUIDANCE SERVICE-BASED CHARACTER EDUCATION USING EXPERIENTIAL LEARNING APPROACH TO DEVELOP A SENSE OF COMPASSION ... Pengertian

119

MEMINTA DAN MEMBERI MAAF

NO KETERANGAN

1. Topik Bahasan Meminta dan Memberi Maaf

2. Tugas Perkembangan Mencapai pola hubungan yang baik, yang dapat diterima

dalam kehidupan social

3. Bidang Bimbingan Pribadi-Sosial

4. Jenis Layanan Bimbingan Klasikal/Kelompok

5. Fungsi Bimbingan Pemahaman dan pengembangan

6. Sasaran Siswa Kelas VII SMP

7. Standar Kompetensi Siswa dapat lebih memaknai arti dari meminta dan memberi

maaf

8. Kompetensi Dasar Siswa mampu meminta maaf dengan segala kerendahan hati

dan memberikan maaf (pada orang yang meminta maaf)

dengan lapang hati (atau dengan tulus ikhlas)

9. Indikator a. Siswa memahami makna maaf

b. Siswa mampu membuktikan bahwa sikap meminta maaf

dan memberi maaf adalah cermin kejujuran dan

keberanian

c. Siswa menyadari dari konsekuensi meminta maaf dan

memberi maaf

d. Siswa mampu menunjukkan contoh perbuatan yang

menggambarkan sikap meminta maaf dan memberi maaf

sebagai wujud menyelesaikan masalah dengan damai

10. Materi a. Arti dari meminta maaf dan memberi maaf

b. Cara meminta maaf dan memaafkan kesalahan orang lain

c. Konsekuensi dari tindakan meminta maaf dan memberi

maaf

d. Penggalian nilai-nilai karakter melalui video dan

pengalaman

11. Metode Cerita, tanya jawab, menonton video, permainan dinamika

kelompok, dan penugasan/reflektif

A. RANCANGAN PELAYANAN BIMBINGAN

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 138: EFEKTIVITAS IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER … · CLASS GUIDANCE SERVICE-BASED CHARACTER EDUCATION USING EXPERIENTIAL LEARNING APPROACH TO DEVELOP A SENSE OF COMPASSION ... Pengertian

120

NO KEGIATAN KETERANGAN WAKTU

1. Pembuka Salam dan doa:

Siswa memberi salam kepada pembimbing, siswa

mendengarkan penjelasan pembimbing tentang tujuan

layanan dan dilanjutkan berdoa

5 menit

Ice breaking:

Siswa bersama pembimbing menyanyi bersama lagu

yang berjudul “I Want To Be Your Friend”

“I Want To Be Your Friend”

I want to be your friend

A little bit more

I want to be your friend

A little bit more

I want to be your friend

5 menit

12. Waktu 2 X 40 menit

13 Tempat Ruang Kelas/aula (tempat-tempat yang kondusif untuk

layanan)

14. Media Handout, dan laptop, LCD, viewer, sounds

15. Mitra Kolaboratif Guru Mapel Agama dan Pendidikan Kewarganegaraan

16 Prosedur Skenario kegiatan pelayanan terlampir

17 Penilaian/Evaluasi a. Pernyataan hasil belajar siswa (hasil refleksi)

b. Inventori tilik diri (self assessment) siswa

18. Rencana Tindak Lanjut Memberikan layanan konseling individual kepada siswa yang

memiliki hambatan dalam memahami materi dan

menumbuhkan sikap berani meminta maaf dengan segala

kerendahan hati serta memberikan maaf (pada orang yang

meminta maaf) dengan lapang hati (atau dengan tulus

ikhlas) melalui seminar

19. Sumber Pustaka Lincoln Erik dan Amalee Irfan, (2008). 12 Nilai Dasar

Perdamaian. Bandung: Pelangi Mizan.

http://pepak.sabda.org/20/nov/2002/anak_permainan_saya

_minta_maaf

Video:

https://www.youtube.com/watch?v=98_NqEFynaU

B. SKENARIO KEGIATAN PELAYANAN

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 139: EFEKTIVITAS IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER … · CLASS GUIDANCE SERVICE-BASED CHARACTER EDUCATION USING EXPERIENTIAL LEARNING APPROACH TO DEVELOP A SENSE OF COMPASSION ... Pengertian

121

A little bit more

A little bit, a little bit a little bit Moore

2. Inti

a. Menonton

video

karakter dan

berefleksi

Siswa mononton video karakter mengenai “Saling

Memafkan” dan siswa menyimak dengan seksama

Video Saling Memaafkan

https://www.youtube.com/watch?v=98_NqEFynaU

Setelah menonton video, siswa menjawab secara

spontan pertanyaan yang diberikan pembimbing

10 menit

b. Penyajian

materi

Siswa memperhatikan penjelasan materi mengenai topik

bimbingan “Meminta dan Memberi Maaf” yang

disampaikan oleh pembimbing

15 menit

c. Tanya jawab Siswa diberi kesempatan untuk bertanya mengenai

materi yang disampaikan oleh pembimbing

d. Mendalami

percikan

inspiratif

Siswa mengelompokkan diri ke dalam kelompok kecil,

setiap kelompok terdiri dari 5-6 orang, lalu setiap

kelompok diminta untuk membaca cerita percikan

inspiratif

5 menit

e. Berdiskusi

mengenai

percikan

inspiratif

Setelah membaca, siswa berdiskusi bersama kelompok

untuk merefleksikan cerita tersebut

5 menit

f. Sharing kelas Salah satu perwakilan dari masing-masing kelompok

membacakan hasil diskusinya

5 menit

g. Dinamika

kelompok

Siswa bermain dinamika kelompok dengan judul

permainan “Sarang Burung”

15 menit

h. Pengisian

lembar

inventori tilik

diri (self

assessment)

Siswa mengisi lembar inventori tilik diri (self assesment)

sesuai dengan keadaan dirinya

5 menit

3. Penutup:

a. Menuliskan

pernyataan

hasil belajar

Siswa menuliskan hasil belajar/refleksi setelah mengikuti

bimbingan (secara tertulis) dan perwakilan dari beberapa

siswa untuk membacakannya

5 menit

b. Kesimpulan/

penegasan

Siswa diajak menarik kesimpulan atas aktivitas layanan

bimbingan penanaman karakter saling memafkan yang

3 menit

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 140: EFEKTIVITAS IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER … · CLASS GUIDANCE SERVICE-BASED CHARACTER EDUCATION USING EXPERIENTIAL LEARNING APPROACH TO DEVELOP A SENSE OF COMPASSION ... Pengertian

122

topik

bimbingan

dan

membaca

pesan moral

disajikan pada pertemuan ini dan membaca dengan

penuh penghayatan pesan moral yang telah disediakan

c. Mengakhiri

bimbingan

Kemudian dilanjutkan siswa bersama pembimbing

mengakhiri kegiatan bimbingan dengan ucapan terima

kasih, salam, dan doa penutup

2 menit

Durasi 80 menit

Ayo Bermain!

Sarang Burung

https://www.google.co.id/search?q=korek+api+kayu

1. Tujuan:

Siswa belajar berani mengakui kesalahannya dan berani meminta maaf, sebagai sikap

seseorang yang dewasa. Peserta belajar memaafkan orang lain tanpa mendendam,

sebagai wujud sikap mengasihi orang lain

2. Bahan: Beberapa bungkus/pak korek api kayu

3. Prosedur:

a. Siswa dikelompokkan (misalnya 6-8 orang perkelompok).

b. Setiap kelompok siswa diberi beberapa bungkus/pak korek api. Setiap kelompok

berlomba membuat menara dari korek api yang disusun semakin lama semakin

tinggi.

C. DESKRIPSI DINAMIKA KELOMPOK

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 141: EFEKTIVITAS IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER … · CLASS GUIDANCE SERVICE-BASED CHARACTER EDUCATION USING EXPERIENTIAL LEARNING APPROACH TO DEVELOP A SENSE OF COMPASSION ... Pengertian

123

c. Setiap siswa (dalam kelompok) secara bergiliran satu per satu meletakkan sebatang

korek api dengan membentuk menara.

d. Setiap peserta meletakkan sebatang korek api di atas tumpukan korek hasil susunan

korek teman-temannya. Tentu saja semakin lama tumpukan korek api itu akan

semakin tinggi dan kemungkinan besar ada anak yang melakukan kesalahan/gagal,

sehingga korek apinya jatuh atau bahkan ia menghancurkan seluruh bangunan korek

api kelompoknya.

e. Karena korek tersebut jatuh atau karena bangunan tersebut runtuh maka kelompok

tersebut dinyatakan kalah oleh pembimbing.

f. Siswa yang melakukan kesalahan harus berdiri di tengah kelompok dan dengan keras

ia harus berteriak, "Saya minta maaf". Dan seluruh teman dalam kelompoknya

menjawab, "Kami memaafkan!" Jika proses "maaf dan memaafkan" ini lancar, maka

kelompok terebut diijinkan untuk meneruskan bangunan itu kembali.

4. Durasi: 15 menit

5. Nilai karakter: Saling memaafkan kesalahan diri dan orang lain

Menonton Video

Video mengenai “Meminta dan Memberi Maaf”

https://www.youtube.com/watch?v=TJE6JHErcyo

Sinopsis Video

Video ini menceritakan mengenai menumbuhkan sikap berani meminta maaf dengan segala

kerendahan hati serta memberikan maaf (pada orang yang meminta maaf) dengan lapang

hati (atau dengan tulus ikhlas). Awalnya salah seorang anak takut untuk meminta maaf dan

tidak mau mengakui kesalahan, namun setelah mendapatkan pencerahan dari orangtuanya,

si anak menjadi berani meminta maaf dan orang yang menjadi korbannya memafkan

dengan lapang hati.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 142: EFEKTIVITAS IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER … · CLASS GUIDANCE SERVICE-BASED CHARACTER EDUCATION USING EXPERIENTIAL LEARNING APPROACH TO DEVELOP A SENSE OF COMPASSION ... Pengertian

124

Ayo mendengarkan!

Meminta dan Memberi Maaf

https://www.google.co.id/search?q=saling+memaafkan

Aku Berani Meminta Maaf

Pernahkan kamu melakukan kesalahan? Ya setiap orang pasti pernah melakukan

kesalahan, namun apakah setelah melakukan kesalahan berani meminta maaf? Jawabannya

ada yang berani dan ada pula yang takut untuk meminta maaf. Bagaimana denganmu?

Apakah kamu berani untuk meminta maaf setelah melakukan kesalahan?

Minta maaf menunjukkan bagaimana pilihan kita atau perbuatan kita telah berakibat

buruk pada seseorang. Pada saat kita minta maaf, berarti kita telah mengatakan atau

mengakui bahwa kita menyesal telah menyakitinya dan membuat kesalahan. Kita harus

menerima akibat dari kesalahan yang telah kita perbuat. Kita harus menggunakan

keberanian dan kejujuran kita dalam minta maaf. Bagaimana caranya kita meminta maaf?

Berikut ini cara yang bisa kita gunakan untuk meminta maaf

D. HANDOUT/MATERI LAYANAN

Menyadari kesalahan yang telah

dilakukan yang menyakiti teman

dan mau mengakuinya.

Meminta maaf atas kesalahan yang kamu

lakukan, bukan atas kesalahan orang lain.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 143: EFEKTIVITAS IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER … · CLASS GUIDANCE SERVICE-BASED CHARACTER EDUCATION USING EXPERIENTIAL LEARNING APPROACH TO DEVELOP A SENSE OF COMPASSION ... Pengertian

125

Setelah meminta maaf, kita akan merasakan lega, tidak lagi terbebani oleh kesalahan

yang pernah kita buat, dan tentunya kita dapat menjalin hubungan baik lagi dengan orang

yang pernah kita sakiti atau kita pernah berbuat salah padanya. Dan jangan lupa, setelah

orang lain memaafkan, kita harus mengubah perilaku-perilaku kita. Kita tidak boleh

melakukan kesalahan yang sama.

Aku Mau Memaafkan Kesalahan Orang Lain

Terkadang kita sulit memaafkan kesalahan orang lain, bahkan memaafkan menjadi lebih

sulit dilakukan daripada meminta maaf. Lalu bagaimana cara kita agar kita dapat dengan

mudah memaafkan kesalahan orang lain? Kita dapat melakukannya dengan cara membuat 4

janji untuk memaafkan. Berikut ini penjelasan tentang 4 janji untuk memaafkan.

1. Berpikir positif

“Tiap kali memikirkan kejadian ini, saya akan berusaha memikirkan hal yang positif

tentang kamu”

Cobalah berpikir positif tentang temanmu yang pernah membuat salah padamu,

berhentilah memikirkan kejadian yang pernah terjadi.

2. Sakiti? Nggak sportif!

“Saya tidak akan memakai kesalahanmu seabagai senjata suatu hari kelak”

Setelah minta maaf atas perbuatan yang kamu

lakukan, maka harus siap untuk menerima

akibat dari perbuatan kita dengan rela. Jangan

membantah atau kesal, karena kita memang

yang bersalah.

Meminta maaf dengan tulus dan merubah

kebiasaan jelek menjadi kebiasaan baik akan

lebih baik dari pada hanya berpura-pura

meminta maaf. Harus juga mengatakan pada

orang lain bahwa kamu ingin berubah.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 144: EFEKTIVITAS IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER … · CLASS GUIDANCE SERVICE-BASED CHARACTER EDUCATION USING EXPERIENTIAL LEARNING APPROACH TO DEVELOP A SENSE OF COMPASSION ... Pengertian

126

Kesalahan yang sudah dimaafkan hendaknya jangan diungkit-ungkit lagi. Semua sudah

selesai. Jangan diungkit untuk menyindir, menyakiti atau melukai teman yang sudah

meminta maaf pada kita.

3. Ceritakan? NO WAY!

“Saya nggak akan menceritakan perbuatanmu ini sama orang lain”

Bagiamana buruknya perbuatan teman kita, kita tidak boleh memberitahukannya

kepada orang lain. Cukuplah kita dan teman kita yang mengetahuinya.

4. Bertemanlah, OKE!

“Saya tidak akan membiarkan perbuatanmu ini mengganjal hubungan pertemanan

kita”

Tapi cobalah jalin kembali pertemanan dengan teman yang pernah membuah kesalahan

padamu. Jangan sampai membiarkan perbuatan salahnya menjadi alasan untuk

menolak berteman dengannya.

Setelah kita mampu memaafkan kesalahan orang lain, maka kita akan merasa lega karena

tidak ada lagi masalah yang mengganggu pikiran seperti memendam kemarahan dengan

teman yang menyakiti kita dan tentunya menambah kerukunan dengan teman.

Bacalah cerita inspiratif berikut!

AKIBAT TIDAK BERHATI-HATI DI JALAN

https://www.google.co.id/search?q=akibat+tidak+hati-hati+mengendarai+motor

Yono dan Aji adalah kakak beradik. Biasanya, mereka akrab sekali dan jarang bertengkar.

Kemarin Yono berulang tahun yang ke 19 dan ia mendapat hadiah sepeda motor dari

ayahnya. Yono sangat senang sekali. Suatu hari, Aji ingin meminjam motor Yono sebentar

saja. Yono tidak mengijinkan adiknya meminjam motornya karena Aji belum memiliki SIM.

E. PERCIKAN INSPIRASI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 145: EFEKTIVITAS IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER … · CLASS GUIDANCE SERVICE-BASED CHARACTER EDUCATION USING EXPERIENTIAL LEARNING APPROACH TO DEVELOP A SENSE OF COMPASSION ... Pengertian

127

Namun, Aji memaksa agar Yono mau meminjamkan motornya. Setelah merayu kakaknya

dengan susah payah, Aji pun berhasil meminjam motor Yono, tetapi dengan satu syarat, Aji

hanya boleh mengendarai di lingkungan perumahan saja, tidak boleh ke jalan raya. Aji pun

menyetujui persyaratan kakaknya itu.

Awalnya Aji mengendarai sepeda motor sesuai dengan janjinya hanya berkeliling di

perumahan, namun Aji ingin mencoba-coba mengendarai di jalan raya. “Rasanya bosan

hanya berkeliling perumahan, aku mau coba ke jalan raya ahh sebentar saja, kan kalau di

jalan raya aku akan ketemu cewek-cewek cantik, siapa tahu ada yang terpesona sama aku”,

pikir Aji. Aji lalu menarik gas menuju jalan raya, Aji mengendarai motor dengan kencang dan

menggoda setiap cewek-cewek yang lewat. Karena tidak memperhatikan jalan dengan baik,

tiba-tiba saja mobil di depan Aji berhenti dan Aji menabrak mobil tersebut.

Aji tidak mengalami luka yang parah namun motor kesayangan Yono tergores cukup parah

sehingga tidak mulus lagi, kaca spion pecah, dan lampu bagian depan juga pecah. Aji

langsung panik dan bingung. Apa yang harus ia katakan pada Yono di rumah. Lalu Aji diantar

pulang oleh seorang satpam yang kebetulan melihat kejadian tersebut. Yono melihat Aji

pulang ke rumah sangat kesal.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 146: EFEKTIVITAS IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER … · CLASS GUIDANCE SERVICE-BASED CHARACTER EDUCATION USING EXPERIENTIAL LEARNING APPROACH TO DEVELOP A SENSE OF COMPASSION ... Pengertian

128

Di bawah ini ada beberapa pertanyaan refleksi (guru pembimbing boleh memilih beberapa pertanyaan yang sesuai diantara daftar berikut)

NO KETERANGAN PERTANYAAN REFLEKSI

1. Permainan Setelah bermain dinamika jawablah pertanyaan berikut ini!

1. Dalam permainan “Sarang Burung”:

a. Adakah yang melakukan kesalahan?

b. Mengapa dia bisa melakukan kesalahan tersebut?

c. Bagaimana sikapmu ketika dia melakukan kesalahan?

2. Pelajaran berharga apa yang dapat kamu petik dari permainan

tersebut?

3. Apakah kamu memafkan temanmu saat bermain tadi, apa

alasanmu memaafkannya?

4. Adakah yang malu-malu/takut dalam meminta maaf?

Mengapa dia malu/takut meminta maaf?

5. Apa alasanmu sehingga kamu memberi maaf dengan tulus

pada yang meminta maaf kepadamu? Jelaskan!

2. Video Setelah menonton video, jawablah pertanyaan di bawah ini!

1. Setelah menonton video tersebut, bagian mana yang menarik

menurutmu dari video tersebut!

2. Apakah video tersebut dapat menjadi contoh yang baik

untukmu? Berikan alasanmu!

3. Apa yang dapat kamu petik/ambil untuk kehidupanmu setelah

kamu menonton video tersebut?

3. Percikan

Inspiratif

Setelah membaca cerita di atas, jawablah pertanyaan-

pertanyaan di bawah ini!

1. Menurutmu, setelah kamu jatuh dari sepeda motor apa yang

F. EVALUASI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 147: EFEKTIVITAS IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER … · CLASS GUIDANCE SERVICE-BASED CHARACTER EDUCATION USING EXPERIENTIAL LEARNING APPROACH TO DEVELOP A SENSE OF COMPASSION ... Pengertian

129

kamu lakukan kepada Yono bila kamu diposisikan seperti Aji?

2. Menurutmu apakah kamu akan dimaafkan bila meminta maaf

kepadanya? Berikan alasanmu!

3. Apa manfaat yang kamu dapatkan dari cerita ini?

PERNYATAAN HASIL BELAJAR

Setelah saya mengikuti kegiatan bimbingan hari ini mengenai “Saling Memafkan”, saya

menjadi tahu bahwa:

___________________________________________________________________________

NIATKU

Setelah saya mengikuti bimbingan pada hari ini mengenai “Saling Memafkan” saya berniat

untuk:

___________________________________________________________________________

Jangan mempersoalkan kelemahan orang lain, jangan pula

menyalahkan kelemahan sendiri. Jika Anda melakuan kesalahan,

akui saja, sesudah itu perbaiki dan belajar dari kesalahan itu.

(By: Stephen Covey)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 148: EFEKTIVITAS IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER … · CLASS GUIDANCE SERVICE-BASED CHARACTER EDUCATION USING EXPERIENTIAL LEARNING APPROACH TO DEVELOP A SENSE OF COMPASSION ... Pengertian

130

KEBERSIHAN DIRI DAN LINGKUNGAN

NO KETERANGAN

1. Topik Kebersihan Diri dan Lingkungan

2. Tugas

Perkembangan

Mengenal gambaran dan mengembangkan sikap tentang

kebersihan diri sendiri dan lingkungan

3. Bidang bimbingan Pribadi-Sosial

4. Jenis Layanan Bimbingan Klasikal/Kelompok

5. Fungsi Bimbingan Pemahaman dan Pengembangan

6. Sasaran Siswa Kelas VII SMP

7. Standar

Kompetensi

Siswa memiliki kebiasaan hidup bersih

8. Kompetensi dasar Siswa mampu memahami dan mengembangkan kebiasaan hidup

bersih dalam kehidupan sehari-hari serta terampil melakukan

merawat diri sendiri dan lingkungan

9. Indikator a. Siswa dapat menjelaskan arti kebersihan diri dan lingkungan

b. Siswa dapat menunjukkan cara merawat diri dan lingkungan

c. Siswa dapat menunjukkan keuntungan menjaga kebersihan

diri dan lingkungan

d. Siswa dapat menuliskan upaya-upaya hidup bersih bagi

dirinya sendiri dan lingkungan

10 Materi a. Pengertian kebersihan

b. Cara merawat diri dan lingkungan

c. Keuntungan menjaga kebersihan diri dan lingkungan

d. Upaya menjaga kebersihan diri dan lingkungan

11. Metode Cerita, tanya jawab, menonton video, permainan dinamika

kelompok, dan penugasan/reflektif

12. Waktu 2 X 40 menit

13. Tempat Ruang Kelas/Aula (tempat-tempat yang kondusif untuk layanan)

14. Alat Laptop, lembar cerita, LCD, CD, Modul

15. Mitra Kolaboratif Semua Guru Mata Pelajaran

16. Prosedur Skenario kegiatan pelayanan terlampir

17. Penilaian/Evaluasi a. Pernyataan hasil belajar siswa (hasil refleksi)

b. Inventori tilik diri (self assessment) siswa

18. Rencana Tindak Kelompok-kelompok dalam kelas merencanakan suatu proyek

A. RANCANGAN PELAYANAN BIMBINGAN

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 149: EFEKTIVITAS IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER … · CLASS GUIDANCE SERVICE-BASED CHARACTER EDUCATION USING EXPERIENTIAL LEARNING APPROACH TO DEVELOP A SENSE OF COMPASSION ... Pengertian

131

NO KEGIATAN KEGIATAN WAKTU

1. Pembuka Salam dan doa:

Siswa memberi salam kepada pembimbing, siswa

mendengarkan penjelasan pembimbing tentang tujuan

layanan dan dilanjutkan berdoa bersama

5 menit

2. Inti

a. Menonton

video

karakter

Siswa mengelompokkan diri menjadi kelompok kecil

(setiap kelompok terdiri dari 5-6 orang), siswa menonton

video mengenai “Kebersihan Diri” dan siswa menyaksikan

video tersebut

Video Kebersihan Diri

https://www.youtube.com/watch?v=FucoYKK8Zw4

10 menit

b. Refleksi dan

sharing

Setelah menonton video, siswa menjawab pertanyaan

reflektif mengenai video tersebut

5 menit

c. Dinamika

kelompok

Pembimbing mengajak siswa untuk bermain permainan

“Patroli Sampah” dan memberikan pertanyaan refleksi

setelah melakukan permainan tersebut

15 menit

d. Menonton

video

karakter

Siswa berkelompok lagi seperti kelompok awal (setiap

kelompok terdiri dari 5-6 orang), siswa menonton video

mengenai “Pencemaran Lingkungan” dan siswa

menyaksikan video tersebut dengan seksama

Video Lingkungan

http://youtube.com/watch?v=AC6TcL1nECc

7 menit

e. Diskusi

kelompok

Setelah menonton video, siswa berdiskusi di dalam

kelompok untuk menjawab pertanyaan reflektif

8 menit

Lanjut yang memberi kesempatan menerapkan perilaku cinta kebersihan

diri dan lingkungan, misalnya gerakan toilet bersih, membuat

tempat sampah, menggolongkan sampah organik dan anorganik,

serta mengolah sampah organik menjadi pupuk .

19. Sumber http://www.wikimu.com/News/DisplayNews.aspx?id=10187

http://id.wikipedia.org/wiki/Kebersihan

http://tutorialkuliah.blogspot.com/2009/09/sap-upaya-

kebersihan-diri.html

http://www.waspada.co.id/index2.php?option=com_content&do

_pdf=1&id=940

http://brainly.co.id/tugas/165110

B. SKENARIO KEGIATAN PELAYANAN

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 150: EFEKTIVITAS IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER … · CLASS GUIDANCE SERVICE-BASED CHARACTER EDUCATION USING EXPERIENTIAL LEARNING APPROACH TO DEVELOP A SENSE OF COMPASSION ... Pengertian

132

f. Penyajian

materi

Siswa mendengarkan penjelasan materi yang disampaikan

oleh pembimbing dengan topik bimbingan mengenai

“Merawat Kebersihan Diri dan Lingkungan”

7 menit

g. Mendalami

percikan

inspiratif dan

refleksi

Siswa berkelompok lagi seperti kelompok awal (setiap

kelompok terdiri dari 5-6 orang), siswa membaca kisah

inspiratif, berefleksi, dan mensharingkannya dalam kelas

8 menit

h. Menuliskan

inventori tilik

diri (self

assessment)

Siswa mengisi lembar inventori tilik diri (self assessment)

kepada setiap siswa

5 menit

3. Penutup

a. Menuliskan

pernyataan

hasil belajar

Siswa menuliskan hasil belajar/refleksi setelah mengikuti

bimbingan (secara tertulis atau lisan)

5 menit

b. Kesimpulan/

penegasan

topik

bimbingan

dan

membaca

pesan moral

Siswa diajak menarik kesimpulan atas aktivitas layanan

bimbingan penanaman karakter kebersihan diri dan

lingkungan yang disajikan pada pertemuan ini dan

membaca dengan penuh penghayatan pesan moral yang

telah disediakan

3 menit

Mengakhiri

bimbingan

Kemudian dilanjutkan siswa bersama pembimbing

mengakhiri kegiatan bimbingan dengan ucapan terima

kasih, salam, dan doa penutup

2 menit

Durasi 80 menit

Menonton Video

Video mengenai kebersihan diri ”Mari Hidup Sehat”

https://www.youtube.com/watch?v=FucoYKK8Zw4

Sinopsis

Video ini menceritakan mengenai cara menjaga kebersihan diri. Dengan menjaga kebersihan

diri, tubuh menjadi sehat. Disamping itu banyak keuntungan yang didapatkan dari menjaga

kebersihan diri, sehingga orang akan nyaman dengan dirinya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 151: EFEKTIVITAS IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER … · CLASS GUIDANCE SERVICE-BASED CHARACTER EDUCATION USING EXPERIENTIAL LEARNING APPROACH TO DEVELOP A SENSE OF COMPASSION ... Pengertian

133

Ayo Bermain

Patroli Sampah

https://www.google.co.id/search?q=patroli+sampah

1. Tujuan: Menanamkan cinta lingkungan kepada siswa yang berawal dari mencintai diri

sendiri

2. Bahan: Kantong sampah

3. Prosedur:

a. Siswa dibagi dalam kelompok, setiap kelompok bebas berapa orang jumlahnya

tergantung kebijakan pembimbing.

b. Setiap siswa dibagikan satu kantong sampah.

c. Siswa diminta untuk memungut sampah yang berserakan di lingkungan sekolah dan

memisahkan antara sampah organik dan anorganik (pembimbing dapat menjelaskan

jika ada yang belum paham mengenai sampah organik dan anorganik)

d. Pembimbing membagi tempat untuk setiap kelompok bersihkan. Pembimbing harus

mengawasi siswa agar tidak keluar dari lingkungan sekolah

e. Usai memungut sampah, siswa diajak untuk mencuci tangan dengan sabun hingga

bersih. Jika di sekolah tidak menyediakan sabun, pembimbing dapat menyediakan

sabun. Sabun yang digunakan haruslah sabun cair karena akan digunakan secara

bersama-sama.

4. Durasi: 15 menit

5. Nilai Karakter: peduli terhadap diri sendiri dan lingkungan sekitar kita tinggal

6. Jumlah peserta: Tidak terbatas

Usai bermain, siswa diajak untuk berdiskusi mengenai makna dari permainan ini.

C. DESKRIPSI DINAMIKA KELOMPOK

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 152: EFEKTIVITAS IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER … · CLASS GUIDANCE SERVICE-BASED CHARACTER EDUCATION USING EXPERIENTIAL LEARNING APPROACH TO DEVELOP A SENSE OF COMPASSION ... Pengertian

134

Menonton Video

http://youtube.com/watch?v=AC6TcL1nECc

Sinopsis

Sebuah film pendek yang menggambarkan pencemaran yang ada di bumi kita tercinta ini.

Ada berbagai pencemaran yang disebabkan karena ketidakpedulian manusia dengan diri

sendiri maupun lingkungan sekitarnya. Ada berbagai pencemaran, ada pencemaran tanah,

air, dan udara. Sudah saatnya kita peduli terhadap bumi kita dengan diawali dari peduli

dengan diri kita.

Menjaga Kebersihan Diri dan Lingkungan

https://www.google.co.id/search?q=peduli+terhadap+diri+dan+lingkungan

Kebersihan merupakan keadaan bebas dari kotoran, termasuk di antaranya, debu, sampah, dan

bau.

Kebersihan diri

Suatu upaya untuk memelihara kebersihan

tubuh dari ujung rambut sampai ujung kaki.

Kebersihan diri terdiri dari:

1. Kebersihan rambut dan kulit kepala

2. Kebersihan mata, telinga, dan hidung

3. Kebersihan gigi dan mulut

4. Kebersihan badan

5. Kebersihan kuku tangan dan kaki.

6. Kebersihan pakaian

Cara menjaga kebersihan diri dapat

dilakukan dengan mandi, gosok gigi, cuci

tangan, keramas, membersihkan kuku, dan

lain-lain.

Kebersihan Lingkungan

Suatu upaya untuk memelihara

kebersihan di sekitar tempat tinggal

kita.

Kebersihan lingkungan dapat

dilakukan dengan cara melap jendela,

menyapu, mengepel lantai, mencuci

peralatan makan, membersihkan

tempat tidur, membersihkan kamar

mandi, membuang sampah pada

tempatnya, dan lain-lain.

D. HANDOUT/MATERI LAYANAN

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 153: EFEKTIVITAS IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER … · CLASS GUIDANCE SERVICE-BASED CHARACTER EDUCATION USING EXPERIENTIAL LEARNING APPROACH TO DEVELOP A SENSE OF COMPASSION ... Pengertian

135

Manfaat menjaga kebersihan

SUNGAI BERSIH, BANJIR PUN PERGI

https://www.google.co.id/search?q=kisah+peduli+lingkungan

Andi, Antok, dan Eko adalah tiga orang siswa SD Negeri Pamulang 4 yang telah

berteman sejak mereka TK. Ketiga siswa tersebut sangat gemar membersihkan lingkungan

sekolah. Tidak heran bila bapak/ibu guru menjadikan mereka sebagai tauladan bagi siswa

yang lain. Suatu hari di bulan September, mereka sedang bermain-main di sungai selepas

pulang sekolah. Mereka memang gemar mencari ikan untuk kemudian digoreng dan

dijadikan lauk makan siang. Ukuran sungai yang tidak begitu besar membuat mereka mudah

berjalan dari ujung ke ujung bagian sungai. Mereka menjumpai banyak sekali sampah di

pinggir sungai. Mulai dari plastik, botol-botol, dan lain-lain. Setelah kelelahan dan

beristirahat di pinggir sungai, Andi pun berkata kepada Antok dan Eko tentang sampah yang

banyak mereka jumpai di pinggir sungai. Mereka pun sepakat bahwa sampah yang

menumpuk di sungai bisa mengakibatkan banjir saat musim hujan nanti.

Manfaat yang kita dapatkan jika kita dapat menjaga kebersihan diri dan lingkungan

adalah sebagai berikut.

1. Menghindarkan kita dari penyakit dan meningkatkan kesehatan.

2. Kita menjadi lebih nyaman dengan diri kita dan kerasan dengan lingkungan di sekitar

tempat tinggal kita.

3. Kita tetap berpenampilan menarik dan tidak dijauhi oleh orang lain.

4. Terhindar dari bencana alam misalnya banjir.

E. PERCIKAN INSPIRASI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 154: EFEKTIVITAS IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER … · CLASS GUIDANCE SERVICE-BASED CHARACTER EDUCATION USING EXPERIENTIAL LEARNING APPROACH TO DEVELOP A SENSE OF COMPASSION ... Pengertian

136

Suatu pagi pada saat jam istirahat di sekolah, Andi, Antok, dan Eko pergi ke kantor

guru. Mereka menemui Bapak Ahmad, Wali Kelas mereka. Antok menceritakan tentang

banyaknya sampah yang ada di sungai, cerita Antok pun ditimpali dan dilengkapi oleh Andi

dan Eko. Mereka memberikan usul kepada Wali Kelas mereka untuk mengadakan acara

bersih sungai pada saat acara bersih-bersih sekolah yang rutin dilakukan setiap hari Jum'at

minggu ke-2 setiap bulannya. Usulan mereka pun ditanggapi dengan positif oleh Wali Kelas.

Akhirnya tibalah hari di mana acara bersih-bersih sungai itu dilaksanakan. Pada pagi

hari, Kepala Sekolah memberikan arahan kepada semua siswa tentang pentingnya sebuah

sungai yang bersih. Kepala Sekolah juga meminta kepada semua siswa untuk membersihkan

sungai dengan sungguh-sungguh dan tak lupa Kepala Sekolah menyampaikan hal-hal yang

tidak boleh dilakukan selama acara bersih-bersih sungai berlangsung. Selesai acara

pengarahan, dengan berbondong-bondong dan didampingi oleh Wali Kelas, para siswa

menuju ke sungai yang lokasinya tidak jauh dari sekolahan. Sesampainya di tepi sungai, Wali

Kelas membagi siswa kedalam beberapa kelompok di mana setiap kelompok terdiri dari 5

orang dan ada 1 orang siswa yang menjadi ketua serta koordinator kelompok. Acara

bersih-bersih sungai berlangsung selama 2 jam.

Setelah acara bersih-bersih sungai selesai, tampak beberapa gundukan sampah yang

berhasil dikumpulkan oleh para siswa. Sampah-sampah tersebut kemudian diangkut oleh

truk milik Dinas Pekerjaan Umum yang memang sengaja didatangkan untuk mengangkut

sampah sungai. Sungai pun kini tampak sangat bersih. Wali Kelas menjelaskan tentang arti

pentingnya kebersihan sungai agar masyarakat di sekitar terbebas dari banjir saat musim

hujan datang. Oleh karena itu, kita harus selalu mnjaga kebersihan lingkungan sekitar kita

termasuk kebersihan sungai agar terhindar dari bahaya banjir.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 155: EFEKTIVITAS IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER … · CLASS GUIDANCE SERVICE-BASED CHARACTER EDUCATION USING EXPERIENTIAL LEARNING APPROACH TO DEVELOP A SENSE OF COMPASSION ... Pengertian

137

Bacalah cerita di bawah ini dengan teliti!

Di bawah ini ada beberapa pertanyaan refleksi (guru pembimbing boleh memilih beberapa

pertanyaan yang sesuai diantara daftar berikut)

NO KETERANGAN PERTANYAAN REFLEKSI

1. Permainan Setelah bermain dinamika jawablah pertanyaan berikut ini!

1. Dalam permainan “Patroli Sampah”:

a. Adakah yang tidak melakukan patroli?

b. Bagaimana sikapmu ketika temanmu tidak melakukan

patroli sampah sedangkan kamu sangat rajin?

c. Apa yang membuatmu melakukan patroli sampah

dengan baik? Apa alasanmu?

2. Pelajaran berharga apa yang dapat kamu petik dari permainan

tersebut?

3. Alasan apa yang menjadikanmu semangat dalam

mengumpulkan sampah?

4. Apa yang akan kamu lakukan setelah mengikuti kegiatan

tersebut?

2. Video Setelah menonton video kebersihan diri, jawablah pertanyaan di

bawah ini!

1. Setelah menonton video mengenai kebersihan diri, hal apa yang

kamu pikirkan mengenai video tersebut?

2. Hal apa yang dapat kamu petik/terapkan dalam kehidupanmu

setelah menonton video tersebut?

3. Menurut pendapatmu, apa saja cara yang dapat kamu lakukan

untuk menjaga kebersihan diri?

Setelah menonton video kebersihan lingkungan, jawablah

F. EVALUASI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 156: EFEKTIVITAS IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER … · CLASS GUIDANCE SERVICE-BASED CHARACTER EDUCATION USING EXPERIENTIAL LEARNING APPROACH TO DEVELOP A SENSE OF COMPASSION ... Pengertian

138

pertanyaan berikut ini!

1. Apa yang kamu pikirkan setelah menonton video tersebut?

2. Bagaimana perasaanmu ketika ada orang yang tidak menjaga

lingkungan dengan baik? Apa dampaknya?

3. Apa manfaat yang kamu dapat setelah menonton video tersebut?

3. Kisah

Inspiratif

Setelah membaca cerita di atas, jawablah pertanyaan-

pertanyaan di bawah ini!

1. Menurut pendapatmu, apa usahamu supaya lingkunganmu tidak

terkotori?

2. Menurut pendapatmu jika ada orang yang mengotori lingkungan

di sekitar tempat tinggalmu bagaimana? Berikan alasanmu!

3. Setelah membaca dan mencermati cerita, manfaat apa yang kamu

dapatkan?

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 157: EFEKTIVITAS IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER … · CLASS GUIDANCE SERVICE-BASED CHARACTER EDUCATION USING EXPERIENTIAL LEARNING APPROACH TO DEVELOP A SENSE OF COMPASSION ... Pengertian

139

PERNYATAAN HASIL BELAJAR

Setelah saya mengikuti kegiatan bimbingan hari ini mengenai “Kebersihan Diri dan

Lingkungan”, saya menjadi tahu bahwa:

___________________________________________________________________________

___________________________________________________________________________

NIATKU

Setelah saya mengikuti bimbingan pada hari ini mengenai “Kebersihan Diri dan Lingkungan”

saya berniat untuk:

___________________________________________________________________________

___________________________________________________________________________

Cintailah Lingkunganmu Seperti Kamu

Mencintai Dirimu Sendiri-Anonim

G. PESAN MORAL

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI