72
EFEK PEMBERIAN EKSTRAK DAUN ZAITUN (Olea europaea L.) PADA GINJAL MENCIT BALB/c DALAM PENGOBATAN ASMA Laporan Penelitian ini ditulis sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar SARJANA KEDOKTERAN OLEH : Muhammad Iqbal Dzaky Asy’ari NIM : 1113103000078 PROGRAM STUDI KEDOKTERAN DAN PROFESI DOKTER FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1438 H / 2016 M

EFEK PEMBERIAN EKSTRAK DAUN ZAITUN (Olea europaea …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37233/1/Skripsi... · PADA GINJAL MENCIT BALB/c DALAM ... 5. Kedua orang tua

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: EFEK PEMBERIAN EKSTRAK DAUN ZAITUN (Olea europaea …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37233/1/Skripsi... · PADA GINJAL MENCIT BALB/c DALAM ... 5. Kedua orang tua

EFEK PEMBERIAN EKSTRAK DAUN ZAITUN (Olea

europaea L.) PADA GINJAL MENCIT BALB/c DALAM

PENGOBATAN ASMA

Laporan Penelitian ini ditulis sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar

SARJANA KEDOKTERAN

OLEH :

Muhammad Iqbal Dzaky Asy’ari

NIM : 1113103000078

PROGRAM STUDI KEDOKTERAN DAN PROFESI DOKTER

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1438 H / 2016 M

Page 2: EFEK PEMBERIAN EKSTRAK DAUN ZAITUN (Olea europaea …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37233/1/Skripsi... · PADA GINJAL MENCIT BALB/c DALAM ... 5. Kedua orang tua

ii

LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

Dengan ini saya menyatakan bahwa:

1. Laporan penelitian ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan

untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelar strata 1 di UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta

2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya

cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta

3. Jika dikemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan karya asli saya atau

merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia

menerima sanksi yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Ciputat, 11 Oktober 2016

Muhammad Iqbal Dzaky Asy’ari

Materai

6000

Page 3: EFEK PEMBERIAN EKSTRAK DAUN ZAITUN (Olea europaea …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37233/1/Skripsi... · PADA GINJAL MENCIT BALB/c DALAM ... 5. Kedua orang tua

iii

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING

EFEK EKSTRAK DAUN ZAITUN (Olea europaea L.) PADA GINJAL

MENCIT BALB/c DALAM PENGOBATAN ASMA

Laporan Penenelitian

Diajukan kepada Program Studi Kedokteran dan Pendidikan Dokter, Fakultas

Kedokteran dan Ilmu Kesehatan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar

Sarjana Kedokteran (S.Ked)

Oleh

Muhammad Iqbal Dzaky Asy’ari

NIM: 1113103000078

Pembimbing I

dr. Nurul Hiedayati, Ph.D

NIP. 19710228 200801 2 014

Pembimbing II

Dr. Endah Wulandari, S.Si, M.Biomed.

NIP. 19711009 200501 2 005

PROGRAM STUDI KEDOKTERAN DAN PROFESI DOKTER

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1438 H / 2016 M

Page 4: EFEK PEMBERIAN EKSTRAK DAUN ZAITUN (Olea europaea …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37233/1/Skripsi... · PADA GINJAL MENCIT BALB/c DALAM ... 5. Kedua orang tua

iv

PENGESAHAN PANITIA UJIAN

Laporan penelitian berjudul EFEK EKSTRAK DAUN ZAITUN (Olea

europaea L.) PADA GINJAL MENCIT BALB/c DALAM PENGOBATAN

ASMA yang diajukan oleh Muhammad Iqbal Dzaky Asy’ari (NIM

1113103000078) telah diujikan dalam sidang di Fakultas Kedokteran dan Ilmu

Kesehatan pada . Laporan penelitian ini telah diterima sebagai salah

satu syarat memperoleh gelar Sarjana Kedokteran (S.Ked) pada Program Studi

Kedokteran dan Profesi Dokter.

Ciputat, 11 Oktober 2016

DEWAN PENGUJI

Ketua Sidang

dr. Nurul Hiedayati, Ph.D

NIP. 19710228 200801 2 014

Pembimbing I

dr. Nurul Hiedayati, Ph.D

NIP. 19710228 200801 2 014

Pembimbing II

Dr. Endah Wulandari, S.Si, M.Biomed.

NIP. 19711009 200501 2 005

Penguji I

dr. Alyya Siddiqa, Sp.FK

NIP. 19750803 200912 2 005

Penguji II

dr. Mery Nitalia, Sp.PK

NIP. 19781230 200604 2 001

PIMPINAN FAKULTAS

Dekan FKIK UIN

Prof. Dr. Arif Sumantri, S.KM, M.Kes

NIP. 19650808 198803 1 002

Kaprodi PSKPD

dr. Achmad Zaki, M.Epid, Sp.OT

NIP. 19780507 200501 1 005

Page 5: EFEK PEMBERIAN EKSTRAK DAUN ZAITUN (Olea europaea …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37233/1/Skripsi... · PADA GINJAL MENCIT BALB/c DALAM ... 5. Kedua orang tua

v

KATA PENGANTAR

يممن الرحبسم اهلل الرح

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Puji dan syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT karena berkat rahmat

dan kasih sayang-Nya saya dapat menyelesaikan penelitian ini. Shalawat serta

salam semoga senantiasa tercurah kepada Nabi Muhammad SAW, keluarga,

sahabat dan umatnya.

Alhamdulillahi rabbil alamin saya mendapatkan banyak bimbingan,

bantuan dan dukungan dari berbagai pihak sehingga dapat menyelesaikan

penelitian ini. Oleh karena itu saya ingin mengucapkan terimakasih kepada :

1. Prof. Dr. Arif Sumatri, S.K.M,M.Kes selaku dekan FKIK UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta.

2. dr. Achmad Zaki, M.Epid, Sp.OT selaku Ketua Program Studi Kedoteran

dan Profesi Dokter FKIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta berserta seluruh

staf pengajar yang telah memberikan banyak ilmu kepada saya selama

menjalani pendidikan di Progam Studi Kedokteran dan Profesi Dokter

FKIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. dr. Nurul Hiedayati, Ph.D dan Dr. Endah Wulandari, S.Si, M.Biomed

selaku pembimbing I dan Pembimbing II saya yang selalu memberikan

masukan dan arahan kepada saya dalam penelitian ini ditengah-tengah

kesibukannya.

4. Ibu Nurlaely Mida R, M.Biomed, Ph.D selaku PJ laboratorium Animal

house yang telah membantu penulis dalam pengerjaan skripsi ini

khususnya dalam perlakuan hewan coba.

5. Kedua orang tua saya M. Mahfud, S.Ag dan Khusnul Khotimah, S.Ag

yang selalu memberikan nasihat, doa, dorongan dan kasih sayangnya

sepanjang hidup saya. Juga kepada seluruh keluarga besar saya yang selalu

memberikan semangat dan mendorong saya untuk selalu bersemangat

menempuh pendidikan dokter.

Page 6: EFEK PEMBERIAN EKSTRAK DAUN ZAITUN (Olea europaea …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37233/1/Skripsi... · PADA GINJAL MENCIT BALB/c DALAM ... 5. Kedua orang tua

vi

6. dr. Flori Ratna Sari, Ph.D selaku penanggungjawab (PJ) modul riset

PSKPD 2013, drg. Laifa Annisa Hendarmin, Ph.D selaku PJ Laboratorium

Riset, Ibu Nurlaely Mida R, M.Biomed, Ph.D selaku PJ Animal house, dr.

Alyya Siddiqa, Sp.FK selaku PJ Laboratorium Farmakologi, dan Ibu Rr.

Ayu Fitri Hapsari, M. Biomed selaku PJ Laboratorium Histologi yang

telah memberikan izin atas penggunaan laboratorium pada penelitian ini.

7. Teman- teman satu kelompok riset saya terutama Abdir Rahman Al-

Hamdani, Aris Adi Purnomo, Rahmei Sofia, Nihayatul Kamila dan

Latifatul Bariyah yang telah memberikan dukungan dan masukan dalam

pengerjaan skripsi ini.

8. Semua mahasiswa PSKPD 2013 dan semua teman serta sahabat.

9. Mbak Din selaku laboran Histologi, Pak Rahmadi selaku laboran

Farmakologi yang telah membantu kami dalam penggunaan laboratorium.

10. Dani, Daus, Wiwid teman Kesehatan Masyarakat yang turut memberi

penjelasan dalam pengolahan data.

11. Dan semua pihak yang telah membantu dalam terlaksananya penelitian ini

Saya menyadari dalam laporan penelitian ini masih banyak terdapat

kekurangan. Kritik dan saran yang membangun dari semua pihak sangat saya

harapkan agar laporan penelitian ini menjadi lebih baik.

Demikian laporan penelitian ini saya tulis, semoga dapat memberikan banyak

manfaat bagi penulis khususnya dan para pembaca pada umumnya.

Ciputat, 11 Oktober 2016

Penulis

Page 7: EFEK PEMBERIAN EKSTRAK DAUN ZAITUN (Olea europaea …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37233/1/Skripsi... · PADA GINJAL MENCIT BALB/c DALAM ... 5. Kedua orang tua

vii

ABSTRAK

Muhammad Iqbal Dzaky Asy’ari. Program Studi Kedokteran dan Profesi

Dokter. Efek Ekstrak Daun Zaitun (Olea europaea L.) Terhadap Ginjal

Mencit Balb/c dalam Pengobatan Asma. 2016

Zaitun (Olea europaea L.) adalah tanaman tradisional yang berasal dari

Mediterania. Tanaman ini telah digunakan sebagai obat herbal. Namun informasi

dari efek zaitun masih sedikit. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efek

ekstrak daun zaitun pada ginjal mencit Balb/c dalam pengobatan asma. Hasil

penelitian menunjukkan penurunan bermakna pada area perdarahan dan atrofi

glomerulus dengan dosis 100 mg/kgBB dibandingkan dengan kelompok kontrol.

Pada ekstrak daun zaitun dosis 200 mg/kgBB menunjukkan peningkatan

bermakna area perdarahan dan atrofi glomerulus. Simpulan, ekstrak daun zaitun

dosis 100 mg/kgBB tidak merusak ginjal..

Kata kunci : daun zaitun, perdarahan ginjal, atrofi glomerulus,

ABSTRACT

Muhammad Iqbal Dzaky Asy’ari. Medical Study and Doctor Profession. The

Effect of Olive Leaf Extract (Olea europaea L.) on Kidney of Balb/c Mice in

Asthma Treatment. 2016

Olive (Olea europaea L.) is a traditional plant from Mediterranean. This

plant have been used for herbal medicine. But the information of olive effect is

not eneough. This study purposed to investigate the effect of olive leaves extract

on kidney of Balb/c mice. The results have decreased of bleeding area and

glomerular atrophy by dose 100 mg/kgBB comparing with control. Olive leaf

extract at dose 200 mg/kgBB has increased bleeding area and glomerular atrophy.

Conclusion, the olive leaf extract at dose 100 mg/kgBB is not damaged on kidney.

Key word : Olive leaf, kidney bleeding, glomerular atrophy,

Page 8: EFEK PEMBERIAN EKSTRAK DAUN ZAITUN (Olea europaea …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37233/1/Skripsi... · PADA GINJAL MENCIT BALB/c DALAM ... 5. Kedua orang tua

viii

DAFTAR ISI

LEMBAR JUDUL .................................................................................................. I

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING ................................................... III

PENGESAHAN PANITIA UJIAN .................................................................... IV

KATA PENGANTAR ........................................................................................... V

ABSTRAK ......................................................................................................... VII

DAFTAR ISI ..................................................................................................... VIII

DAFTAR TABEL ............................................................................................... XI

DAFTAR GRAFIK ............................................................................................. XI

DAFTAR GAMBAR ........................................................................................... XI

DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................... XII

DAFTAR SINGKATAN .................................................................................. XIII

BAB I ...................................................................................................................... 1

PENDAHULUAN .................................................................................................. 1

1.1. Latar Belakang ............................................................................................ 1

1.2. Rumusan Masalah ....................................................................................... 2

1.3. Tujuan Penelitian ......................................................................................... 2

1.4. Manfaat Penelitian ....................................................................................... 2

1.4.1. Penelitian .............................................................................................. 2

1.4.2. Pendidikan ............................................................................................ 2

1.4.3. Penyelenggara Pelayanan Kesehatan .................................................... 3

BAB II .................................................................................................................... 4

TINJAUAN PUSTAKA ........................................................................................ 4

2.1. LANDASAN TEORI ..................................................................................... 4

2.1.1. Penggunaan Obat Herbal ...................................................................... 4

2.1.2. Zaitun .................................................................................................... 7

2.1.2.1. Morfologi Zaitun ............................................................................ 7

Page 9: EFEK PEMBERIAN EKSTRAK DAUN ZAITUN (Olea europaea …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37233/1/Skripsi... · PADA GINJAL MENCIT BALB/c DALAM ... 5. Kedua orang tua

ix

2.1.2.2. Zaitun dalam Kebudayaan .............................................................. 8

2.1.2.3. Kandungan dan Manfaat Zaitun .................................................... 9

2.1.2.4. Farmakokinetik Zaitun ................................................................. 12

2.1.3. Ginjal .................................................................................................. 12

2.1.3.1. Anatomi Ginjal ............................................................................. 12

2.1.3.2. Fisiologi Ginjal............................................................................. 13

2.1.3.3. Histologi Ginjal ............................................................................ 15

2.1.3.4. Kerusakan Ginjal Akibat Obat ..................................................... 16

2.1.4. Sensitisasi Ovalbumin ........................................................................ 18

2.1.5. Nebulisasi ........................................................................................... 19

2.1.6. Asma ................................................................................................... 21

2.1.6.1. Patogenesis Asma ......................................................................... 21

2.1.6.2. Asma dan Zaitun .......................................................................... 22

2.2. Kerangka Teori .......................................................................................... 23

2.3. Kerangka Konsep ...................................................................................... 24

2.3. Kerangka Konsep ...................................................................................... 24

2.4. Definisi Operasional .................................................................................. 25

3.1. Desain Penelitian ....................................................................................... 26

3.2. Waktu dan Tempat Penelitian ................................................................... 26

3.3. Populasi dan Sampel ................................................................................. 26

3.3.1. Populasi ............................................................................................... 26

3.3.2. Sampel ................................................................................................ 26

3.2.3. Kriteria Inklusi .................................................................................... 27

3.2.4. Kriteria Eksklusi ................................................................................. 27

3.4. Cara Kerja Penelitian ................................................................................. 27

3.4.1. Alat penelitian ..................................................................................... 27

3.4.2. Bahan Penelitian ................................................................................. 28

3.4.3. Adaptasi Hewan Sampel .................................................................... 28

Page 10: EFEK PEMBERIAN EKSTRAK DAUN ZAITUN (Olea europaea …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37233/1/Skripsi... · PADA GINJAL MENCIT BALB/c DALAM ... 5. Kedua orang tua

x

3.4.4. Pembuatan Ekstrak ............................................................................. 28

3.4.5. Pemberian Ekstrak .............................................................................. 28

3.4.6. Nebulisasi ........................................................................................... 29

3.4.7. Nekropsi dan Pengambilan Organ Ginjal ........................................... 29

3.4.8. Fiksasi ................................................................................................. 30

3.4.9. Dehidrasi ............................................................................................. 30

3.4.10. Clearing ............................................................................................. 30

3.4.11. Embedding ........................................................................................ 30

3.4.12. Blocking ............................................................................................ 31

3.4.13. Pemotongan Jaringan ........................................................................ 31

3.4.14. Pewarnaan dengan Hematoksilin-Eosin ........................................... 31

3.4.15. Pengamatan Jaringan ........................................................................ 32

3.4.16. Perhitungan Gambaran Histopatologi ............................................... 33

3.5. AlurPenelitian ............................................................................................ 34

3.6. Pengolahan Data ........................................................................................ 35

4.1. Area Perdarahan ........................................................................................ 36

4.2. Atrofi Glomerulus ..................................................................................... 39

4.3. Keterbatasan Penelitian ............................................................................. 42

BAB V ................................................................................................................... 43

SIMPULAN DAN SARAN ................................................................................. 43

5.1. Simpulan .................................................................................................... 43

5.2. Saran ........................................................................................................... 43

BAB VI ................................................................................................................. 44

KERJA SAMA PENELITIAN .......................................................................... 44

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 45

Page 11: EFEK PEMBERIAN EKSTRAK DAUN ZAITUN (Olea europaea …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37233/1/Skripsi... · PADA GINJAL MENCIT BALB/c DALAM ... 5. Kedua orang tua

xi

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1. Penelitian tanaman herbal pada manusia ............................................... 4

Tabel 2. 2. Ekstrak tanaman herbal dan efek samping. ........................................... 6

Tabel 2. 3. Tanaman herbal dan interaksi obat. ...................................................... 6

Tabel 2.2. Kandungan oleuropein pada zaitun...................................................... 10

Tabel 2.3. Efek ekstrak daun zaitun ...................................................................... 11

Tabel 3.1. Perlakuan tiap mencit ........................................................................... 27

DAFTAR GRAFIK

Grafik 4.1. Persentase area perdarahan ................................................................. 37

Grafik 4.2. Persentase atrofi glomerulus .............................................................. 40

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1. Buah dan daun Zaitun. ....................................................................... 8

Gambar 2.2. Anatomi Ginjal. ................................................................................ 13

Gambar 2.3. Nefron............................................................................................... 14

Gambar 2.4. Potongan ginjal cross sectional. ....................................................... 15

Gambar 2.5. Sediaan histopatologi ginjal ............................................................. 18

Gambar 2.6. Mekanisme Kerja Nebulizer............................................................. 20

Gambar 2.7. Patofisiologi Asma. .......................................................................... 21

Gambar 4.1. Gambaran mikroskopik perdarahan ginjal ....................................... 36

Gambar 4.2. Gambaran mikroskopik atrofi glomerulus ....................................... 39

Gambar 6. 1. Proses pemberian ekstrak ................................................................ 58

Gambar 6. 2. Adaptasi sampel penelitian.............................................................. 58

Gambar 6. 3. Nebulisasi ........................................................................................ 58

Gambar 6. 4. Bilik nebulisasi yang telah dimodifikasi ......................................... 58

Gambar 6. 5. Anastesi mencit dengan eter ............................................................ 58

Gambar 6. 6. Nekropsi .......................................................................................... 58

Page 12: EFEK PEMBERIAN EKSTRAK DAUN ZAITUN (Olea europaea …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37233/1/Skripsi... · PADA GINJAL MENCIT BALB/c DALAM ... 5. Kedua orang tua

xii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 ............................................................................................................ 51

Lampiran 2 ............................................................................................................ 52

Lampiran 3 ............................................................................................................ 53

Lampiran 4 ............................................................................................................ 54

Lampiran 5 ............................................................................................................ 58

Page 13: EFEK PEMBERIAN EKSTRAK DAUN ZAITUN (Olea europaea …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37233/1/Skripsi... · PADA GINJAL MENCIT BALB/c DALAM ... 5. Kedua orang tua

xiii

DAFTAR SINGKATAN

ACEi : Angiotensin Corventing Enzim Inhibitor

ALT : Alanine Aminotransferase

APC : Antigen Presenting Cell

ARB : Angiotensin Receptor Blockers

AST : Aspartate Aminotransferase

Balitro : Balai Penelitian Tanaman Obat dan Aromatik

BPOM : Badan Pengawas Obat dan Makanan

BUN : Blood Urea Nitrogen

CXCL1 : Chemokine Ligand 1

ERS : Europaean Respiratory Society

FDA : Food Drugs Administration

FKIK : Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan

GSH : Glutation

ISOM : Inner Stripe of the Outer Medulla

KIM-1 : Kidney Injury Molecule-1

LDL : Low-Density Lipoprotein

LFG : Laju Filtrasi Glomerulus

mg/kgBB : miligram per kilogram berat badan

NSAID : Non-Steroidal Antiinflammatory Drugs

OLE : Olive Leaf Extract

OSOM : Outer Stripe of the Outer Medulla

Ova : Ovalbumin

PBS : Phosphatte-buffered Saline

PSKPD : Program Studi Kedokteran dan Pendidikan Dokter

SOD : Superoxide Dismutase

SRAA : Sistem Renin Angiotensin Aldosteron

TGF-β : (Transforming Growth Factor)

UIN : Universitas Islam Negeri

WHO : World Health Organization

Page 14: EFEK PEMBERIAN EKSTRAK DAUN ZAITUN (Olea europaea …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37233/1/Skripsi... · PADA GINJAL MENCIT BALB/c DALAM ... 5. Kedua orang tua

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Tanaman herbal adalah sediaan atau bahan baku yang berasal dari tumbuhan

dengan atau tanpa proses pengolahan yang sudah digunakan untuk mengatasi

masalah kesehatan.1

Sediaannya bisa dikonsumsi langsung atau melalui proses

pengolahan seperti ekstraksi, fraksinasi, purifikasi atau proses fisika lainnya.2

Tanaman herbal telah diterima secara luas di negara berkembang dan di negara

maju. Menurut WHO, hingga 70 % dari penduduk dunia telah menggunakan

terapi obat herbal.3 Di Indonesia penggunaan herbal telah dikelompokkan menjadi

tiga, yaitu ; jamu, obat herbal terstandar dan fitofarmaka.4

Zaitun (Olea europaea

L.) merupakan tanaman herbal yang sudah terdaftar dalam Badan Pengawas Obat

dan Makanan (BPOM) dan salah satu manfaatnya adalah untuk mengatasi

penyakit asma.5

Di awal penggunaannya, keamanan merupakan hal penting yang perlu

dipertimbangkan selain dari keefektifan. Philomena (2011) mengemukakan bahwa

penggunaan tanaman herbal sebagai pengobatan akan sukar untuk menentukan

keefektifan dan efek sampingnya karena mengandung lebih dari 400 bahan aktif.6

Terlebih penggunaan yang tidak tepat meliputi dosis, sediaan dan durasi dalam

pengobatan herbal terkadang sulit untuk ditentukan.

Dewasa kini, penelitian tentang obat herbal terutama zaitun telah banyak

dilakukan. Senyawa golongan secoiridoid yakni oleuropein dan golongan fenol

yakni hidroksitirosol merupakan senyawa paling stabil dan zat aktif terpenting

dalam ekstrak daun zaitun.7 Penelitian Fabio (2014) menyatakan bahwa

hidroksitirosol dan oleuropein dapat menghambat degranulasi sel mast.8 Ju-Hyun

(2015) dalam penelitiannya menunjukkan bahwa oleuropein dapat menghambat

IL-4 pada proses inflamasi di bronkial pada asma.9

Meskipun demikian bukannya

zaitun nihil dari efek yang tidak diinginkan. Penelitian Omer (2012) melaporkan

bahwa penggunaan ekstrak daun zaitun dengan konsentrasi tinggi yakni 0,9%

dapat memberikan efek samping yang bersifat nefrotoksik dan hepatotoksik. 10

Page 15: EFEK PEMBERIAN EKSTRAK DAUN ZAITUN (Olea europaea …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37233/1/Skripsi... · PADA GINJAL MENCIT BALB/c DALAM ... 5. Kedua orang tua

2

Secara farmakologi, pemberian suatu obat akan melewati proses absorbsi,

distribusi, metabolisme, dan ekskresi. Proses ini dikenal dengan istilah

farmakokinetik.11

Dalam penelitian ini akan fokus melihat pada organ ginjal yang

merupakan organ untuk ekskresi semua jenis obat termasuk ekstrak daun zaitun

dengan variasi dosis 100 mg/kgbb dan 200 mg/kgbb pada mencit Balb/c dalam

terapi asma. Ekstrak daun zaitun yang digunakan merupakan tanaman zaitun yang

ditumbuhkan di Indonesia, sehingga dapat digunakan sebagai referensi

dikemudian hari.

1.2. Rumusan Masalah

Rumusan masalah pada penelitian ini adalah bagaimana pengaruh

pengobatan asma dengan ekstrak daun zaitun pada ginjal mencit Balb/c?

1.3. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian adalah :

1. Mengetahui efek ekstrak daun zaitun tehadap ginjal mencit BALB/c dalam

pengobatan asma dengan melihat gambaran histopatologi.

2. Mengetahui dosis ekstrak zaitun yang aman untuk digunakan.

1.4. Manfaat Penelitian

Diharapkan pada penelitian ini dapat memberikan manfaat untuk :

1.4.1. Penelitian

Informasi mengenai efek daun zaitun pada fungsi ginjal dapat digunakan

sebagai data untuk penelitian selanjutnya.

1.4.2. Pendidikan

Melalui penelitian ini diharapkan dapat membuka wawasan dan

meningkatkan pemahaman mengenai efek daun zaitun pada fungsi ginjal.

Page 16: EFEK PEMBERIAN EKSTRAK DAUN ZAITUN (Olea europaea …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37233/1/Skripsi... · PADA GINJAL MENCIT BALB/c DALAM ... 5. Kedua orang tua

3

1.4.3. Penyelenggara Pelayanan Kesehatan

Dapat digunakan sebagai alternatif pengobatan pada kesehatan bila

diketahui pengobatan dengan ekstrak daun zaitun memiliki efek samping yang

minimal melalui berbagai uji preklinik maupun uji klinik.

Page 17: EFEK PEMBERIAN EKSTRAK DAUN ZAITUN (Olea europaea …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37233/1/Skripsi... · PADA GINJAL MENCIT BALB/c DALAM ... 5. Kedua orang tua

4

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Landasan Teori

2.1.1. Penggunaan Obat Herbal

Berbicara tentang pengobatan herbal, pembahasan ini merujuk pada

substansi historis dari suatu wilayah dan budayanya. Cina, Yunani, India, Jepang

merupakan negara yang memiliki nilai sejarah dalam perkembangan pengobatan

herbal.12

Masyarakat tradisional menggunakan untuk pengobatan diare, dispepsia,

dan penurun demam hanya dengan olahan sederhana dari rebusan suatu daun

zaitun.13

Seiring dengan perkembangan zaman, penelitian secara ilmiah sudah

banyak dilakukan demi meningkatkan keamanan dan kefektifan dalam

penggunaan. Berikut beberapa penelitian tanaman herbal,

Tabel 2.1. Penelitian tanaman herbal pada manusia

Bahan Hasil Penelitian Peneliti

Ekstrak kunyit

(Curcuma longa

Linn.)

Pada 240 orang prediabetes

hanya 16,4% menjadi tegak

diagnosis diabetes dalam tempo

9 bulan pengobatan.14

Somlak dkk (2012)

Ekstrak tomat

(Lycopersicon

esculentum)

Dosis 250 mg/kgbb ekstrak

tomat menurunkan tekanan

darah pada 54 pasien hipertensi

grade I.15

Esther dkk (2008)

Ekstrak daun sayur

artichoke, Cynara

scolimus

Dosis 1,8 g dapat menurunkan

kolestrol selama 45 hari pada

143 pasien

hiperkolesterolemia.16

Pittler dkk (2006)

Ekstrak daun pepaya,

Carica papaya

25 ml ekstrak daun pepaya

selama 5 hari memberikan

potensial lebih baik dalam

proses penyembuhan demam

dengue.17

Nisar dkk (2011)

Ekstrak buah

elderberry, Sambucus

nigra

Sirup ekstrak elderberry 15 ml

sebanyak 4 kali dalam 5 hari

meringankan gejala flu pada

pasien terinfeksi virus influenza

A dan influenza B.18

Zakay dkk (2004)

Page 18: EFEK PEMBERIAN EKSTRAK DAUN ZAITUN (Olea europaea …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37233/1/Skripsi... · PADA GINJAL MENCIT BALB/c DALAM ... 5. Kedua orang tua

5

Kendati demikian, tanaman herbal masih mungkin memberikan efek yang

tidak diinginkan. Hal ini disebabkan karena pengobatan herbal masih

mengandung 400 senyawa kimia di dalamnya.6 Senyawa ini akan bekerja pada

seluruh bagian tubuh melebihi kapasitas dari suatu obat yang spesisifk.19

Untuk

membedakan masing-masing efek yang tidak diinginkan oleh tanaman herbal, ada

beberapa istilah yang digunakan dalam pembagiannya yakni ; efek samping, efek

sekunder, idiosinkrasi, dan reaksi alergi. Sebagian besar sama dengan reaksi obat

pada umumnya. 19

Efek samping adalah keadaan ketika efek terapi sudah tercapai namun

terdapat reaksi farmakologi dari obat yang menyebabkan kejadian yang tidak

diinginkan dan tidak dapat dihindari (unwanted and unavoidable). Contohnya

adalah muntah yang disebabkan penggunaan digoksin.19

Efek sekunder adalah

efek yang diberikan secara tidak langsung dari aksi primer obat. Contohnya

seperti defisiensi atau superinfeksi pada pada pasien pengguna antibiotik.19

Idiosinkrasi adalah reaksi abnormal terhadap obat yang biasanya akibat kelainan

genetik. Seperti pada penggunaan obat anti malaria (primaquin, pentaquin) yang

menyebabkan anemia hemolitik pada pasien dengan defisiensi G6PD.19

Reaksi alergi merupakan respon imunologis yang terjadi akibat reaksi

antigen-antibodi, ataupun dari sel limfosit. Reaksi ini membutuhkan pajanan awal

terhadap zat pencetusnya maupun senyawa kimia yang mirip dengannya.19

Secara

klasik Coombs and Gell membaginya menjadi 4 tipe reaksi hipersensitivitas, yang

manifestasi dan patogenesisnya berbeda-beda.20

Page 19: EFEK PEMBERIAN EKSTRAK DAUN ZAITUN (Olea europaea …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37233/1/Skripsi... · PADA GINJAL MENCIT BALB/c DALAM ... 5. Kedua orang tua

6

Berikut adalah ringkasan dari beberapa efek samping dari pengobatan herbal

ekstrak herbal.22

Tabel 2. 2. Ekstrak tanaman herbal dan efek samping.22

Tanaman Efek samping

Ekinasea Asma, anafilaksis

Ginkgo Gangguan saluran pencernaan, pusing,

mual, muntah

Jahe Diare, insomnia, mual, perdarahan

pervaginam

Kava Jaundice, gangguan saluran pencernaan

Akar liquorice Hipokalemia, hipertensi, aritmia, edem

Saw palmetto Konstipasi, diare, pusing, hipertensi,

retensi urin

Selain berefek langsung terhadap tubuh, tanaman herbal juga dapat

berinteraksi dengan obat sehingga menimbulkan efek yang tidak diinginkan.22

Tabel 2. 3. Tanaman herbal dan interaksi obat.22

Tanaman Obat Interaksi

Bawang Klorpropamid

Parasetamol

Warfarin

Hipoglikemia

Perubahan farmakokinetik

Peningkatan INR

Ginkgo Aspirin

Diuretik tiazid

Warfarin

Hifema spontan

Peningkatan tekanan darah

Perdarahan intraserebral

Jahe Pheneizine

Warfarin

Insomnia, pusing, manik

Penurunan INR

Kava Aplrazolam

Levodopa

Letargi, disorientasi

Peningkatan durasi obat

Page 20: EFEK PEMBERIAN EKSTRAK DAUN ZAITUN (Olea europaea …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37233/1/Skripsi... · PADA GINJAL MENCIT BALB/c DALAM ... 5. Kedua orang tua

7

2.1.2. Zaitun

2.1.2.1. Morfologi Zaitun

Zaitun (Olea europaea L.) merupakan tumbuhan yang berasal dari lembah

dataran Mediterania. Tanaman ini menyebar dari Eropa timur hingga Eropa

selatan dan terkadang sampai daerah Kauskasia. Secara geografis, zaitun dapat

tumbuh di daerah yang berada 30° - 45° di utara dan selatan garis ekuator dengan

suhu diatas 10°C . Dengan demikian, zaitun bisa ditanam di daerah Amerika,

Australia, dan Afrika selatan yang memiliki keadaan geografis yang sama.21

Taksonomi zaitun adalah sebagai berikut :

Kingdom : Plantae

Divisi : Magnoliophyta

Kelas : Magnoliopsida

Sub Kelas : Astendae

Ordo : Schropulanae

Famili : Oleaceae

Subfamili : Oleideae

Genus : Olea

Spesies : Olea europaea L.

Variant : sylvertris

europaea21

Secara umum, zaitun merupakan tumbuhan hermaprodit yang berbunga di

musim semi dengan usia yang bisa mencapai 500 tahun dari fosil daun yang

ditemukan. Pada genus Olea telah teridentifikasi 25 spesies dengan 1 spesies

yang sering dijumpai yakni Olea europaea. Sementara variannya tergantung

daerah tumbuhnya dan yang bisa ditanam (var europaea) atau liar (var

sylvertris).21

Zaitun terkenal dengan berbagai macam manfaat yang bisa diperoleh,

buahnya bisa dikonsumsi langsung ataupun dibuat minyak, batangnya besar dan

kuat bisa digunakan sebagai furnitur dan dalam bidang kesehatan sudah banyak

penelitian tentang ekstrak buah maupun ekstrak daunnya.22

Dari semua variant

Page 21: EFEK PEMBERIAN EKSTRAK DAUN ZAITUN (Olea europaea …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37233/1/Skripsi... · PADA GINJAL MENCIT BALB/c DALAM ... 5. Kedua orang tua

8

yang ada, Olea europaea var europaea saja yang merupakan varian dengan buah

yang bisa dikonsumsi dan termudah untuk ditumbuhkan, karena memiliki daya

adaptif yang tinggi.21

Variant europaea dapat memiliki ketinggian hingga 20 m dengan tinggi

pada umumnya 8-15 m. Varian ini memiliki bagian yang tediri dari akar, batang,

daun dan buah yang khas, membuatnya mudah untuk dibedakan dengan varian

zaitun lainnya. Akar dari zaitun varian europaea tersebar dangkal di tanah, hanya

0,9-1,2 m dari permukaan.22

Sementara batangnya tumbuh melebar dengan

ranting yang bertingkat seperti anak tangga.23

Varian ini butuh waktu 2-3 tahun

hingga menghasilkan buah yang dapat dimanfaatkan. Awalnya buah berwarna

hijau yang tumbuh di ujung ranting dengan jumlah 15-30 bakal buah berwarna

hijau dan jika matang akan berwarna ungu kehitaman yang menandakan siap

untuk dipanen. Ukuran dari buah zaitun sekitar 2-2,5 cm dengan biji di dalamnya.

Sementara daunnya berwarna hijau mengkilat yang keras dan tebal dengan ukuran

7-8 cm dan tersusun berlawanan di setiap sisi ranting.21

Gambar 2.1. Buah dan daun Zaitun.21

Sumber : Adriana, (2012)

2.1.2.2. Zaitun dalam Kebudayaan

Nama Olea diambil dari naskah Yunani kuno yang ditemukan 1300 tahun

SM. Mitologi Yunani percaya bahwa zaitun disebarkan oleh dewi Athena setelah

mengalahkan Poseidon dalam melindungi kotanya.23

Hal ini membuat zaitun

memiliki ikatan historis yang kuat dengan penduduk Mediterania sejak dahulu

hingga sekarang, terutama bagi masyarakat Yunani. Pada zaman dahulu mereka

Page 22: EFEK PEMBERIAN EKSTRAK DAUN ZAITUN (Olea europaea …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37233/1/Skripsi... · PADA GINJAL MENCIT BALB/c DALAM ... 5. Kedua orang tua

9

memperingati setiap tahunnya dengan Skirophorion, yakni sebuah perayaan yang

dipersembahkan untuk Athena sebagai tanda syukur dengan harapan panen untuk

periode selanjutnya memperoleh hasil memuaskan. Skirophorion dilakukan di

antara bulan Mei dan Juni yang merupakan awal mekarnya dari bakal buah pohon

zaitun.24

Sementara di kehidupan modern, zaitun tetap menjadi perhatian bagi

masyarakat. Dalam segi ekonomi mulai dibentuk pengawasan terhadap

perkebunan zaitun oleh Uni Eropa. Data tahun 2003 menunjukkan 5,2 juta hektar

lahan perkebunan dengan persebaran terbesar di Italia, Yunani, dan Spanyol.25

Dalam penerapannya dibagi menjadi tiga tipe perkebunan yang masih sering

digunakan oleh masyarakat, yakni intensif, semi-intensif, dan tradisional. Intensif

menggunakan irigasi dengan mesin dan biasanya untuk tanaman baru. Semi-

intensif yakni pengawasan pada tanaman yang terletak di bukit dan kontrol

terhadap panennya masih bisa dikendalikan. Dan tradisional adalah model yang

digunakan pada tanaman yang terletak di tanah pinggiran dan tidak ada kontrol

terhadap hasil panen.26

Dalam segi kesenian, karangan daun zaitun digunakan sebagai mahkota

yang dikenakan kepada pemenang medali emas Olimpiade.27

Dan pada Olimpiade

2004 menggunakan daun zaitun sebagai lambang dari kompetisi ini.27

Disisi lain

PBB (Persatuan Bangsa-Bangsa) menggunakan daun zaitun sebagain bagian dari

lambangnya yang menunjukkan kedamaian dan keamanan.28

Sementara dalam Islam, zaitun disebutkan dalam beberapa ayat Al-Quran

(QS:6;99 dan QS16;11) telah di jelaskan bahwa zaitun adalah tumbuhan yang

diciptakan oleh Allah untuk umat manusia agar mereka mencari tanda kekuasaan-

Nya.29

Yang salah satunya adalah dapat digunakan sebagai pilihan tanaman

herbal.

2.1.2.3. Kandungan dan Manfaat Zaitun

Zaitun mulai digunakan sebagai tanaman obat sejak abad ke 3 sebelum

masehi oleh penduduk mediterania.30

Dewasa kini sudah banyak penelitian yang

dilakukan mulai dari buah, daun, dan kandungan lainnya yang berfek terhadap

Page 23: EFEK PEMBERIAN EKSTRAK DAUN ZAITUN (Olea europaea …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37233/1/Skripsi... · PADA GINJAL MENCIT BALB/c DALAM ... 5. Kedua orang tua

10

kesehatan . Senyawa pada zaitun dapat dibagi menjadi tiga golongan: yakni fenol,

secoiridoid, dan lignan. Senyawa fenol meliputi hidroksitirosol dan tirosol.

Seiring dengan tumbuhnya zaitun, senyawa fenol akan terglikosilasi untuk

membentuk senyawa secoiridoid. Golongan secoiridoid yang terdapat pada zaitun

adalah oleuropein.7 Senyawa yang sering digunakan dan diketahui memilik efek

terpenting dalam zaitun adalah senyawa oleuropein.31

Oleuropein adalah senyawa golongan secoiridoid dengan jumlah terbanyak

yang terdapat pada ekstrak daun zaitun. Senyawa ini memberikan rasa pahit dan

aroma yang khas dari minyak zaitun.32

Selama perkembangan buahnya,

oleuropein akan berkurang dengan bertambah matang. Kandungan terbanyak

didaptkan saat buah masih muda berwarna hijau yang kadarnya bisa mencapai

14% dari berat kering.31

Kandungan oleuropein dalam zaitun tercantum dalam

tabel 2.2.

Tabel 2.4. Kandungan oleuropein pada zaitun.30

Sumber Kandungan Oleuropein

Daun zaitun 34-38,1 mg/g (BS)

2,1-24,8 mg/g (BK)

Ranting zaitun 11-14g/kg (BK)

Akar zaitun 1,9-6 g/kg (BK)

Bunga zaitun 15,3-20,9 mg/g (BS)

Kuncup zaitun 15,7-58.4 mg/g (BS)

Buah zaitun 13,6-50,8 mg/g (BS)

0,6-1,1 mg/g (BK)

Minyak zaitun murn 2-11,2 mg/kg (BK)

Gilingan zaitun 6,6 mg/g (BK)

Keterangan: BK = Berat Kering, BS = Berat Segar

Selain Oleuropein terdapat senyawa fenol yang terkandung dalam ekstrak

daun zaitun. Yakni hidroksitirosol, dan tirosol.33

Penelitian yang dilakukan Ehsen

(2011) membuktikan bahwa ekstrak daun zaitun yang diperkaya dengan

hidroksikortisol menghambat proses inflamasi pada tikus yang diinduksi

carageenan.34

Selain itu masih ada beberapa penelitian lain yang mempelajari

efek dari ekstrak daun zaitun beserta manfaatnya, berikut ringkasannya :

Page 24: EFEK PEMBERIAN EKSTRAK DAUN ZAITUN (Olea europaea …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37233/1/Skripsi... · PADA GINJAL MENCIT BALB/c DALAM ... 5. Kedua orang tua

11

Tabel 2.5. Efek ekstrak daun zaitun

Efek Zaitun Hasil Penelitian Peneliti

Anti-Inflamasi Ekstrak metanol daun zaitun dosis

50,100 dan 200 mg/kgbb menurunkan

volume edema pada tikus yang

diinduksi carrageenan.34

Ehsen dkk

(2011)

Analgesik Ekstrak metanol daun zaitun dosis

50,100 dan 200 mg/kgbb menurunkan

respon kesakitan dalam 30 menit pada

tikus yang diinduksi carrageenan.35

Mahjoub dkk

(2011)

Antioksidan Ekstrak daun zaitun menurunkan

radikal bebas pada tikus yang diinduksi

oleh sitokin.36

EMA (2009)

Antiviral Ekstrak daun zaitun memberikan efek

antivirus dengan berinteraksi pada

lapisan fosfolipid bilayer virus.37

Khan dkk (2007)

Antihipertensi Ekstrak daun zaitun dosis 500 mg

2x/hari selama 8 minggu memberikan

efek yang sama dengan kaptopril 25 mg

terhadap pasien hipertensi stadium 1.38

Endang dkk

(2011)

Antimikroba Air hangat rebusan ekstrak daun zaitun

dengan konsentrasi 62,5 mg/ml dapat

melawan Syaphylococcus aureus,

Aspergillus niger dan Escherichia

coli.39

Perez, Anesini

(1994)

Hipolipidemik Ekstrak daun zaitun menurunkan kadar

LDL dalam darah mencit.40

Jemai dkk

(2008)

Hipoglikemik Ekstrak daun zaitun dosis 500 mg/kgbb

menurunkan gula darah pada tikus

diabetes yang diinduksi alloksan.38

EMA (2009)

Nefroprotektif Ekstrak daun zaitun dosis 20,40,60,80

mg/kgbb yang diberikan pada tikus

yang diinduksi gentamisin sulfat.41

Ekstrak daun zaitun dosis 50 mg/kg

menrunkan serum kreatinin, BUN dan

malondialdehid pada ikus yang

diinduksi iskemia selama 45 menit.42

Hanaa dkk

(2016)

Rafighdoost dkk

(2013)

Hepatoprotektif Oleuropein dengan dosis 15 mg/kg bb

yang didaptkan dari minyak zaitun

menurukan ALT dan AST pada hepar

tikus yang diinduksi etanol.43

Alirezai dkk

(2012)

Neuroprotektif Ekstrak buah zaitun dengan komsentrasi

200μg/ml memperbaiki efek inflamasi

di sel mikroglia.44

Kim dkk (2013)

Page 25: EFEK PEMBERIAN EKSTRAK DAUN ZAITUN (Olea europaea …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37233/1/Skripsi... · PADA GINJAL MENCIT BALB/c DALAM ... 5. Kedua orang tua

12

Kendati memiliki manfaat yang cukup banyak, penelitian Omer (2012)

menunjukkan bahwa zaitun memiliki efek samping dengan meningkatkan area

perdarahan pada ginjal dan perlemakan hepar (fatty liver). Pada penelitian tersebut

digunakan ekstrak daun zaitun dengan konsentrasi yang tinggi yakni 0,9%

sehingga justru menimbulkan inflamasi pada tubulus ginjal.10

Selebihnya masih

belum ada publikasi yang berkaitan dengan efek samping ekstrak daun dengan

ginjal.

2.1.2.4. Farmakokinetik Zaitun

Ekstrak daun zaitun dengan kandungan oleuropein terbanyak akan

mengalami perubahan melalui serangkaian proses dalam tubuh. Ketika awal

masuk, oleuropein akan diabsorbsi cepat terutama dalam usus halus dan mencapai

kadar maksimum dalam darah dua jam setelah absorbsi.31

Saat fase I metabolisme

di hepar sebagian besar oleuropein akan mengalami hidrolisis dan terbentuk

hidroksitirosol. Kemudiaan saat fase II di hepar akan terjadi proses glukoronisasi

dan sulfasi. Sementara saat ekskresi di ginjal, tidak mengalami perubahan yang

terlalu banyak, kandungan terbanyak yang diekskresikan adalah dalam bentuk

hidroksitirosol yang sudah terglukoronisasi.45

2.1.3. Ginjal

2.1.3.1. Anatomi Ginjal

Ginjal adalah organ retroperitonel yang memiliki bentuk seperti kacang

berwarna kemerahan. Pada ginjal mencit, ginjal kanan lebih terletak kranial

karena berdekatan dengan lobus kanan hepar dan ginjal kiri lebih kaudal.46

Ginjal

dilapisi oleh jaringan lemak yang mengelilinginya. Ginjal pada mencit jantan

relatif lebih besar daripada pada mencit betina.

Perbedaan ginjal mencit dengan manusia adalah pada ginjal mencit hanya

memiliki satu lobus dan satu papil yang dapat memanjang hingga ureter,

sedangakan manusia memiliki 7-9 papil. Perdarahan pada ginjal mencit lebih

kompleks dibandingkan dengan ginjal manusia. Karena pada arteri pars vasa rekta

bercampur dengan loop henle.47

Page 26: EFEK PEMBERIAN EKSTRAK DAUN ZAITUN (Olea europaea …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37233/1/Skripsi... · PADA GINJAL MENCIT BALB/c DALAM ... 5. Kedua orang tua

13

Gambar 2.2. Anatomi Ginjal.47

Sumber : Treuting, (2012)

2.1.3.2. Fisiologi Ginjal

Fungsi utama ginjal adalah menjaga stabilitas volume ekstraseluler,

elektrolit dan osmolaritas dengan mengatur homeostasis cairan dalam tubuh

melalui ekskresi di urin. Selain itu ginjal juga berfungsi sebagai pengatur tekanan

darah, produksi sel darah merah, absorbsi dan metabolisme kalsium.47

Ekskresi urin pada ginjal menyesuaikan jumlah cairan yang ada, jika

volume ekstraseluler terlalu banyak air, atau elektrolit maka volume urin akan

besar. Sebaliknya, jika sedikit ginjal akan menghasilkan urin sedikit juga. Pada

mencit proses penyesuaian ini bergantung dengan unit fungsionalnya yang biasa

disebut nefron.48

Nefron terdiri dari komponen vaskular dan komponen tubular.

Komponen vaskular terdiri arteriol aferen, arteriol eferen, glomerulus dan kapiler

perirubuler. Sementara komponen tubular terdiri dari kapsula Bowman, tubulus

proksimal, loop Henle, tubulus distal, dan duktus kolektikus. Terdapat gabungan

dari kedua komponen ini yakni aparatus jukstaglomerular yang terbentuk oleh

pertemuan tubulus distal dengan sisi vaskular.48

Berdasarkan letaknya, nefron terbagi menjadi dua jenis, yakni nefron

kortikal dan nefrom jukstamedullar. Nefron kortikal berada di korteks sedangkan

Page 27: EFEK PEMBERIAN EKSTRAK DAUN ZAITUN (Olea europaea …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37233/1/Skripsi... · PADA GINJAL MENCIT BALB/c DALAM ... 5. Kedua orang tua

14

nefron jukstamedullar terletetak dekat dengan medulla dan memiliki loop Henle

yang lebih panjang.48

Gambar 2.3. Nefron.47

Sumber : Treuting, (2012)

Pembentukan urin merupakan proses integrasi dan berkelanjutan dari

fungsi dari tiap-tiap komponen nefron. Proses ini diawali dengan filtrasi

glomerulus, absorbsi dan sekresi tubular.48

Yang membedakan dengan manusia

adalah pada mencit memiliki 14.000 nefron sedangkan manusia 1 juta nefron pada

tiap ginjalnya. Hal itu juga terlihat pada ukuran dari glomerulus yang relatif kecil

Page 28: EFEK PEMBERIAN EKSTRAK DAUN ZAITUN (Olea europaea …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37233/1/Skripsi... · PADA GINJAL MENCIT BALB/c DALAM ... 5. Kedua orang tua

15

dengan diameter 73 μm jika dibandingkan dengan manusia 200 μm.Kendati

demikian, mencit memiliki kemampuan untuk lebih memekatkan urin dengan

adaptasi morfologi dikarenakan jumlah loop panjang lebih banyak dan vaskular

yang lebih kompleks.47

2.1.3.3. Histologi Ginjal

Sama seperti manusia, ginjal pada mencit dibagi menjadi dua bagian,

medula dan korteks. Namun ada pembagian lagi pada ntuk bagian medula masih

dibagi menjadi 3 bagian, outer stripe of outer medulla (OSOM), inner stripe of

outer medulla (ISOM) dan inner medulla.46

Gambar 2.4. Potongan ginjal cross sectional.46

Sumber : John

Setiap bagian memiliki ciri khas yang berbeda dalam sediaan histologi,

untuk tubulus kontortus proksimal akan tergambar lebih merah muda pada

lumennya karena memiliki banyak mikrovili dengan dasar epitel selapis kubus.

Untuk tubulus kontortus distal akan terlihat lebih jernih daripada tubulus

kontortus proksimal. Sementara untuk ansa henle terdapat dua segmen yakni tebal

dan tipis. Untuk ansa henle segmen tipis tersusun dari epitel selapis gepeng,

sementara segmen tebal tersusun dari epitel selapis kubus.46

Page 29: EFEK PEMBERIAN EKSTRAK DAUN ZAITUN (Olea europaea …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37233/1/Skripsi... · PADA GINJAL MENCIT BALB/c DALAM ... 5. Kedua orang tua

16

2.1.3.4. Kerusakan Ginjal Akibat Obat

Ginjal merupakan organ yang berperang penting dalam eksresi obat dan

metabolitnya. Ekskresi obat pada ginjal meliputi tiga proses, filtrasi glomerular,

sekresi aktif tubular dan reabsorbsi pasif tubular.10

Jika suatu obat yang diberikan

memberikan kerusakan pada ginjal, maka obat itu disebut nefrotoksik. Jika

dibiarkan maka obat dan sisa metabolitnya akan menyebabkan gagal ginjal yang

bersifat akut ataupun kronik.50

Obat memberikan efek nefrotoksik melalui beberapa mekanisme, yakni

perubahan hemodinamik, toksisitas tubular, inflamasi, deposit kristal,

rhabdomiolisis, dan tombrosis mikroangiopati.51

Perubahan hemodinamik ditandai

dengan vasokonstriksi dari arteriol eferen, sehingga menurunkan LFG. Dengan

menurunnya LFG akan menimbulkan kerusakan secara bertahap terhadap ginjal.

Contoh obat yang menyebabkan kerusakan dengan proses ini adalah golongan

NSAID, ACE-Inhibitor, ARB, dan inhibitor kalsineurin.51

Toksisitas tubular paling sering mengenai tubulus proksimal karena peran

dari tubulus proksimal dalam reabsorbsi dan mengkonsentrasikan langsung

setelah dari glomerulus. Hal ini menyebabkan tubulus proksimal mendapatkan

pajanan sirkulasi toksin yang cukup tinggi. Toksin tersebut bekerja dengan

menganggu fungsi mitokondria, fungsi transport tubular serta meningkatkan

jumlah radikal bebas. Contoh obatnya adalah amfoterisin-B, adenovir, tenofovir.52

Inflamasi dapat mengenai hampir semua bagian pada giinjal,

glomerulonefritis misalnya terjadi akibat mekanisme imun dan ditandai dengan

proteinuria akibat penggunaan obat seperti hidralazin dan interferon-alfa.53

Mekanisme lain adalah nefritis interstisial akibat reaksi alergi sehingga antigen

terdeposit di interstisial dan menyebaban reaksi hipersensitivitas, contohnya

adalah penggunaan obat allopurinol, omeprazole dan antibiotik golongan beta

laktam.54

Deposit kristal biasanya terjadi di tubulus distal. Faktor yang

mempengaruhi terbentuknya kristal adalah pH dari urin dan konsentrasi obat.

Contoh obat ynag menyebabkan kerusakan seperti ini adalah ampisilin,

Page 30: EFEK PEMBERIAN EKSTRAK DAUN ZAITUN (Olea europaea …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37233/1/Skripsi... · PADA GINJAL MENCIT BALB/c DALAM ... 5. Kedua orang tua

17

siprofloksasin dan acyclovir.54

Selain itu obat kemoterapi memiliki mekanisme

yang sama namun secara tidak langsung. yakni diawali dengan tumor lisis

sindrom yang menghasilkan deposit kristal asam urat dan kalsium fosfat yang

tinggi.55

Rhabdomiolisis dan trombosis mikroangiopati menyebabkan toksisitas

pada ginjal dengan kerusakan skunder. Rhabdomiolisis adalah pecahnya miosit

otot skelet yang menghasilkan mioglobin. Mioglobin menyebabkan obstruksi

tubular dan perubahan LFG.56

Sementara trombosis mikroangiopati adanya

trombus platelet di sirkulasi mikro ginjal. Sehingga menyebabkan reaksi imun

atau toksisitas langsung pada endotel.57

Untuk melihat derajat kerusakan pada ginjal dapat dinilai melalui

komponen darah ataupun gambaran histopatologi. FDA membaginya dalam

beberapa kriteria kerusakan histopatologi yakni ; perubahan sel tubular, nekrosis /

infark, dilatasi tubular, dilatasi pelvis, silinder intraubular, inflamasi, fibrosis,

perubahan glomerular, edema, perubahan vaskular.58

Page 31: EFEK PEMBERIAN EKSTRAK DAUN ZAITUN (Olea europaea …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37233/1/Skripsi... · PADA GINJAL MENCIT BALB/c DALAM ... 5. Kedua orang tua

18

Berikut beberapa gambaran sediaan kerusakan ginjal akibat obat

Gambar 2.5. Sediaan histopatologi ginjal

2.1.4. Sensitisasi Ovalbumin

Dalam ilmu imunologi, sensitisasi adalah metode perangsangan

reaksi hipersensitivitas yang dapat dikembangkan dengan pemaparan berulang

terhadap antigen. Seiring dengan perjalanan waktu, meskipun dengan konsentrasi

rendah dapat memberikan reaksi yang berat.63

a

Keterangan

Gambar a : Ginjal Normal46

Gambar b : Dilatasi Tubular59

Gambar c : Perdarahan Ginjal10

Gambar d : Silinder Protein60

Gambar e : Atrofi Glomerulus62

b

c d

e

Page 32: EFEK PEMBERIAN EKSTRAK DAUN ZAITUN (Olea europaea …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37233/1/Skripsi... · PADA GINJAL MENCIT BALB/c DALAM ... 5. Kedua orang tua

19

Ada banyak senyawa kimia yang dapat menimbulkan efek asma, salah

satunya adalah Ovalbumin. Ovalbumin adalah protein yang ditemukan pada putih

telur yang jumlahnya sekitar 65% dari total protein. Dalam laporannya, asma

terjadi 5-26% akibat terhirupnya produk olahan telur di rumah.64

Sementara dalam

penelitian pada hewan coba, ovalbumin merupakan cara klasik untuk menginduksi

asma pada mencit.65

Keuntungan lainnya, ovalbumin dapat digunakan sebagai

studi akut ataupun kronik, tergantung dari tujuan penelitian dan hasil yang

diinginkan.66

Pada penelitain yang bersifat akut, sering digunakan adjuvant untuk

mendapatkan penyebaran yang sistemik dari alergen. Yakni alumunium

hidroksida (alum) yang dapat meningkatkan perkembangan dari sel T helper 2.

Dengan demikian reaksi hipersensitivitas yang ditimbulkan oleh alergen akan

semakin besar.67

Chang (2005) melakukan penelitian untuk mendapatkan

sensitisasi yang bersifat akut dengan cepat dan baik yakni dengan metode injeksi

Ovalbumin+alum di hari 1 dan 14 kemudian dilanjutkan dengan nebulisasi

Ovalbumin di hari 28-30.68

Namun, ovalbumin tidak hanya menyebabkan asma, penelitian terkini oleh

Geun (2016) menunjukkan bahawa ovalbumin dapat menginduksi terjadinya

kerusakan pada ginjal (nefrotoksik) dengan adanya peningkatan KIM-1 (Kidney

Injury Molecule-1) yang merupakan prediktor awal dari gagal ginjal akut.69

2.1.5. Nebulisasi

Nebulisasi adalah proses pemberian obat melalui bentuk aerosol. Alat yang

digunakan disebut nebulizer. Alat ini bekerja mengubah larutan obat ke dalam

bentuk doplet aerosol yang berukuran 1-5 μm. 70

Terdapat dua jenis alat nebulizer,

yakni pneumatic nebulizer dan ultrasonic nebulizer. Secara psikokimia, obat yang

akan digunakan untuk nebulisasi berupa dua kategori. Yakni kategori larutan dan

suspensi. Larutan berupa obat terlarut dalam cairan lain seperti air ataupun salin.

Sementera suspensi adalah obat yang tidak dapat larut dalam cairan dan berbentuk

partikel kecil yang melayang dalam cairan.71

Page 33: EFEK PEMBERIAN EKSTRAK DAUN ZAITUN (Olea europaea …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37233/1/Skripsi... · PADA GINJAL MENCIT BALB/c DALAM ... 5. Kedua orang tua

20

Dalam melakukan nebulisasi terdapat tiga faktor yang menunetukan

tempat deposit dari doplet yang akan masuk ke dalam saluran pernafasan. Faktor

tersebut adalah ukuran droplet, pola inhalasi dan keadaan paru. Secara mekanik

droplet akan masuk kedalam saluran pernafasan berdasarkan ukuran dari droplet.

Droplet besar akan menempati percabangan (bifurcatio) dari bronkus dan dopret

kecil lebih bisa untuk berdifusi lebih jauh hingga ke alveoli. Besar kecilnya suatu

droplet bergantung pada kecepatan aliran dan karakteristik cairan yang meliputi

massa jenis, viskositas dan tegangan permukaan.70

Namun tidak semua droplet

yang dihasilkan oleh nebulizer akan masuk ke dalam saluran nafas, hal ini

dipengaruhi oleh volume residual (dead volume) yang tersisa dalam alat nebulisasi

dan droplet aerosol yang keluar menuju lingkungan (aerosol wasted).71

Gambar 2.6. Mekanisme Kerja Nebulizer.71

Sumber : ERS, (2001)

Rekomendasi dari Europaean Respiratory Society (ERS) dalam

melakukan nebulisasi adalah menentukan laju dari output aerosol, total dosis

aerosol yang bisa dihasilkan oleh nebulizer dan volume minimal cairan yang

diperlukan agar nebulisasi efektif. Selain itu ERS juga memberikan kriteria

nebulisasi yang baik yakni pemberian yang cepat dan tepat, volume residual yang

minimum, aerosol wasted yang minimum, dan doplet aerosol yang tersebar sesuai

tempat yang dituju.71

Page 34: EFEK PEMBERIAN EKSTRAK DAUN ZAITUN (Olea europaea …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37233/1/Skripsi... · PADA GINJAL MENCIT BALB/c DALAM ... 5. Kedua orang tua

21

2.1.6. Asma

Asma adalah sindrom yang ditunjukkan dengan obstruksi dari

saluran pernafasan yang terjadi dapat secara spontan ataupun dengan pencetusan.

Gejala asma meliputi sesak nafas, dispnea, batuk terutama malam atau dini hari

dan diikuti dengan suara wheezing saat ekspirasi. Asma merupakan penyakit yang

sangat dipengaruhi oleh genetik dan lingkungan.54

2.1.6.1. Patogenesis Asma

Asma terjadi diawali dengan inflamasi dan respon saluran nafas yang

berlebihan. Terdapat 2 jalur untuk terjadinya keadaan tersebut, jalur saraf otonom

melalui saraf parasimpatis dan jalur imunologis yang didominasi IgE.72

Pada jalur

imunologis masuknya alergen ke dalam tubuh akan diolah oleh APC (Antigen

Presenting Cell) untuk selanjutnya hasil olahan alergen akan dikomunasikan

kepada sel T helper 2. Sel Th2 akan mengeluarkan interleukin atau sitokin agar sel

plasma membentuk IgE dan merangsang sel radang lain seperti eosinofil, neutrofil

dan limfosit untuk mengeluarkan mediator inflamasi. Mediator inflamasi meliputi

histamin, prostaglandin, leukotrien, bradikinin, dan tromboksan akan

meningkatkan permeabilitas vaskular, edema saluran nafas, dan sekresi mukus

sehingga menimbulkan hipereaktivitas saluran nafas.50,72

Gambar 2.7. Patofisiologi Asma.50

Sumber : Harrison’s (2012)

Page 35: EFEK PEMBERIAN EKSTRAK DAUN ZAITUN (Olea europaea …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37233/1/Skripsi... · PADA GINJAL MENCIT BALB/c DALAM ... 5. Kedua orang tua

22

Proses inflamasi akut memberikan gejala berupa bronkokonstriksi yang

akan berlanjut menjadi proses inflamasi kronik dan berujung pada airway

remodeling. Proses ini membutuhkan waktu yang lama karena secara fisiologis

kerusakan jaringan akan diikuti dengan proses penyembuhan yang mengasilkan

perbaikan dan pergantian sel yang baru. Hasil akhir dari ini adalah jaringan skar.

Pada asma, kedua proses ini menyebabkan perubahan struktur baru yang disebut

dengan airway remodeling. Disisi lain sel T helper2 juga meningkatkan terjadinya

proses ini dengan mediatornya yakni IL-13 dan IL-4 yang dapat mengaktifkan

TGF-β (Transforming Growth Factor). TGF-β akan mendeferensiasikan fibroblas

menjadi miofibroblas yang kemudian akan mensekresi kolagen interstisial,

sehingga proses airway remodeling berjalan semakin cepat.73

2.1.6.2. Asma dan Zaitun

Penelitian tentang ekstrak daun zaitun pada asma oleh Ju-Hyun (2015)

menunjukkan bahwa ekstrak daun zaitun dapat menghambat terjadinya proses

asma. Dalam penelitian tersebut dijelaskan bahwa oleuropein dengan dosis ≤ 20

μg dapat menekan kerja dari IL-4 dan eotaxin-1 sehingga proses remodeling dari

saluran nafas dapat terhambat.9 Selain itu kandungan lain dari ekstrak daun zaitun

yang dapat menghambat asma adalah kaempferol. Senyawa ini adalah senyawa

golongan flavonoid yang mampu menghambat IL-8 sehingga proses inflamasi

pada bronkus yang berupa hiperplasia sel goblet, deposisi kolagen dan sekresi

mukus dapat diturunkan.74

Page 36: EFEK PEMBERIAN EKSTRAK DAUN ZAITUN (Olea europaea …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37233/1/Skripsi... · PADA GINJAL MENCIT BALB/c DALAM ... 5. Kedua orang tua

23

Challenging Ag

(nebulisasi)

Penambahan

Alum

2.2. Kerangka Teori

Sensitisasi

Ovalbumin

Pembentukan IgG1

spesifik-OVA

Ditangkap sebagai

Ag oleh carrier

Aktivasi Sel

Th 2

IgG1 berinteraksi

dengan Ag

Produksi mediator

inflamasi

Mengandung

KIM-1

Menginduksi

Acute Renal

Failure

Keterangan

Mempengaruhi secara langsung

Mempengaruhi tidak langsung

Menghambat secara langsung

IL-4,

IL-13

Aktivasi sel

mast

Sekresi IgE

Asma

Merangsang

hiperesponsif

airway

Ginjal

Saluran nafas

Ekstrak daun zaitun

(Olea europaea L)

Hydroksitirosol Oleuropein

Dosis terapetik Efek samping

IL-33 CXCL1 IL-17A

↑Permeabilitas

vaskular

Atrofi

glomerulus

Iskemia ginjal

Nekrosis

vaskular

Pendarahan

subcapsular

Infiltrasi

sel radang

Hasilkan enzim sitotoksik

(lisosom, protease)

Page 37: EFEK PEMBERIAN EKSTRAK DAUN ZAITUN (Olea europaea …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37233/1/Skripsi... · PADA GINJAL MENCIT BALB/c DALAM ... 5. Kedua orang tua

24

2.3. Kerangka Konsep

Mencit Balb/c

Ovalbumin

Efek terapi

Atrofi

glomerulus

Ekstrak daun zaitun

(Olea europaea L.)

Efek samping

Pemeriksaan histopatologi

dengan HE

Pendarahan

ginjal

Kerusakan

ginjal

Asma

Page 38: EFEK PEMBERIAN EKSTRAK DAUN ZAITUN (Olea europaea …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37233/1/Skripsi... · PADA GINJAL MENCIT BALB/c DALAM ... 5. Kedua orang tua

25

2.4. Definisi Operasional

Variabel Definisi Cara Pengukuran Alat Ukur Skala

Persentase

area

perdarahan

Luas area

yang

terdapat

perdarahan

pada ginjal

Pada lapang pandang

besar (400x) dihitung

luas area perdarahan

dibagi luas area total.

Area perdarahan adalah

luas area dari bagian

ginjal yang terlihat

kumpulan sel darah

merah secara

mikroskopik yang

terletak selain pada arteri

renalis

Corel

Photo-Paint

X7

Numerik

Persentase

atrofi

glomerulus

Jumlah

glomerulus

yang

mengalami

atrofi

Pada lapang pandang

kecil (100x) dihitung

jumlah glomerulus yang

atrofi dibagi jumlah

glomerulus

Atrofi glomerulus adalah

perubahan dari

glomerulus yang ditandai

dengan mengecilnya

kapiler glomerulus akibat

iskemia disertai dengan

melebarnya ruang

Bowman.

Corel

Photo-Paint

X7

Numerik

Page 39: EFEK PEMBERIAN EKSTRAK DAUN ZAITUN (Olea europaea …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37233/1/Skripsi... · PADA GINJAL MENCIT BALB/c DALAM ... 5. Kedua orang tua

26

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1. Desain Penelitian

Desain yang digunakan pada penelitian ini adalah desain eksperimental

laboratorium dengan melihat sediaan histopatologi dari organ ginjal mencit

BALB/c

3.2. Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada bulan Oktober 2015 sampai bulan Juli 2016

Penelitian ini dilakukan di laboratorium Animal House, laboratorium riset,

laboratorium histologi dan laboratorium farmakologi Fakultas Kedokteran dan

Ilmu Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Jl. Kertamukti no. 5 Pisangan,

Ciputat 15419, Tangerang Selatan.

3.3. Populasi dan Sampel

3.3.1. Populasi

Obyek penelitian yang digunakan adalah mencit BALB/c yang

sudah diverifikasi dan didatangkan dari Fakultas Kedokteran Hewan, Institut

Pertanian Bogor (IPB).

3.3.2. Sampel

Penelitian ini dilakukan dengan membagi menjadi 5 kelompok.

Dengan jumlah sampel sebanyak 15 ekor mencit. Penentuan jumlah sampel

dengan rumus Mead75

diperoleh jumlah sampel 3 mencit setiap kelompok

perlakuan (lampiran).

Page 40: EFEK PEMBERIAN EKSTRAK DAUN ZAITUN (Olea europaea …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37233/1/Skripsi... · PADA GINJAL MENCIT BALB/c DALAM ... 5. Kedua orang tua

27

Tabel 3.1. Perlakuan tiap mencit

NO NAMA KELOMPOK PERLAKUAN

1 K Kontrol PBS ip + PBS oral + PBS inhalasi

2 P1 Zaitun 100 mg +

OVA

OVA-Alum 50 μg/ml ip + Zaitun

100mg/kgBB oral + OVA inhalasi

3 P2 Zaitun 200 mg +

OVA

OVA-Alum 50 μg/ml ip + Zaitun

200mg/kgBB oral + OVA inhalasi

4 P3 Zaitun 100 mg Zaitun 50 mg/kgBB ip + Zaitun 100

mg/kgBB oral + Zaitun inhalasi

5 P4 Zaitun 200 mg Zaitun 50 mg/kgBB ip + Zaitun 200

mg/kgBB oral + Zaitun inhalasi

3.2.3. Kriteria Inklusi

1. Mencit jantan strain BALB/c

2. Mencit dalam kondisi sehat dan tidak ada kelainan anatomis

3.2.4. Kriteria Eksklusi

1. Mencit mati selama penelitian berlangsung

3.4. Cara Kerja Penelitian

3.4.1. Alat penelitian

Alat-alat yang harus dipersiapkan pada penelitian ini meliputi, kandang

mencit, tempat makan dan minum, perlengkapan kebersihan (meliputi spatula

pembersih kandang, spons, tissue, sabun), neraca hewan, alat bedah minor, lampu

penerang untuk nekropsi, sonde, spuit 1 ml, tabung tampung darah, gelas ukur,

gunting, label, satu set alat nebulisasi (meliputi kandang kaca yang sudah

dimodifikasi, pipa dispossible), plastik penampung organ, freezer -80ºC.

Page 41: EFEK PEMBERIAN EKSTRAK DAUN ZAITUN (Olea europaea …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37233/1/Skripsi... · PADA GINJAL MENCIT BALB/c DALAM ... 5. Kedua orang tua

28

3.4.2. Bahan Penelitian

Bahan utama penelitian ini adalah ekstrak etanol 96% daun zaitun (Olea e

uropaea L) konsentrasi 0,2%.

3.4.3. Adaptasi Hewan Sampel

Sampel di adaptasikan di Animal house pada hari pertama sampai hari

ketujuh .Sampel diadaptasikan terhadap tempat tinggal barunya, pemberian

makanan maupun pemberian minuman.Perlakuan disamakan pada semua mencit.

Adaptasi cukup selama tujuh hari. Adaptasi ini bertujuan semua obyek

penelitian tidak dalam kondisi stress dan dalam kondisi yang sama saat dimulai

penelitian.

3.4.4. Pembuatan Ekstrak

Ekstrak daun zaitun dibuat di Balitro (Badan Penelitian Tanaman Obat dan

Aromatik) Bogor. Proses pembuatan ekstrak menggunakan etanol 96%. Pertama

kali daun zaitun di rendam dalam larutan etanol 96% dan didiamkan selama 4 jam

kemudian di keringkan. Proses ini diulang minimal 2 kali.76

Kemudian dilanjutkan dengan proses distilasi pada ruangan vakum.

Distilasi adalah proses penyulingan untuk memisahkan bahan senyawa kimia

yang terkandung dalam zaitun. Distilasi dilakukan dengan menaikkan suhu

campuran daun zaitun dan etanol 96% hingga suhu maksimal 88°C dalam

keadaan vakum. Kemudian uap hasil penyulingan didinginkan kembali dan

digunakan sebagai bahan penelitian.76

3.4.5. Pemberian Ekstrak

Setelah mencit melewati masa adaptasi, kelompok p1 dan p2 diberikan

ekstrak daun zaitun (Olea eurapea L.) dengan dosis 100 mg/kgbb/hari. Sementara

kelompok p3 dan p4 diberikan ekstrak daun zaitun dengan dosis 200

mg/kgbb/hari. Pemberian dilakukan secara oral dengan menggunakan sonde

selama 7 hari (hari ke 23 s/d hari ke 32).

Page 42: EFEK PEMBERIAN EKSTRAK DAUN ZAITUN (Olea europaea …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37233/1/Skripsi... · PADA GINJAL MENCIT BALB/c DALAM ... 5. Kedua orang tua

29

3.4.6. Nebulisasi

Selam mencit mendapatkan perlakuan sonde ekstrak zaitun, dalam tiga

hari terakhir dilakukan nebulisasi. Pada kelompok p1 dan p2 dinebulisasi dengan

ovalbumin. Dua hari pertama (hari ke 27-29) mencit dinebulisasi dengan

ovalbumin dengan konsentrasi 2% selama 20 menit. Hari terakhir (hari ke 29/30)

mencit dinebulisasi dengan ovalbumin 5% selama 30 menit. Tujuan dari

nebulisasi ini adalah untuk menigkatkan respon antigen.77

Sementara kelompok p3 dan p4 dinebulisasi dengan ekstrak daun zaitun

0,2% yang diencerkan. Dua hari pertama (hari ke 29-31) mencit dinebulisasi

ekstrak selama 20 menit. Hari terakhir (31/32) mencit dinebulisasi ekstrak selama

30 menit.

3.4.7. Nekropsi dan Pengambilan Organ Ginjal

Setelah dilakukan nebulisasi pada mencit selama 3 hari, mencit dipuasakan

selama 1 hari penuh untuk dilakukan nekropsi pada esok harinya. Hal ini

dilakukan agar organ mencit dalam keadaan bersih dan tidak terlalu banyak hasil

pencernaan makanan, sehingga akan menghasilkan potongan yang bersih dan

bagus.78

Sebelum dilakukan nekropsi, terlebih dahulu siapkan alat dan bahan yang

diperlukan. Ambil plastik yang sudah ditulis nama atau kode mencit dan organ.

Tuangkan formalin ke dalam plastik sekitar 20x volume jaringan sampel. Lalu

mencit dianastesi menggunakan ether 95%. Larutan ini ditaruh dalam kapas di

dalam toples kedap udara agar tidak cepat menguap. Tunggu hingga mencit hilang

kesadaran dengan cara memberikan rangsang nyeri pada telapak kaki mencit, bila

tidak memberi respon maka efek anastesi sudah bekerja.78

Proses pembedahan

dimulai dari pengambilan organ di torak yakni trakea dan paru kemudian

dilanjutkan pada organ di abdomen . Setelah itu pengambilan ginjal pada mencit

dan dipotong secara longtudinal.79

Page 43: EFEK PEMBERIAN EKSTRAK DAUN ZAITUN (Olea europaea …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37233/1/Skripsi... · PADA GINJAL MENCIT BALB/c DALAM ... 5. Kedua orang tua

30

3.4.8. Fiksasi

Fikasi bertujuan untuk mempertahankan kondisi jaringan agar tidak

mengalami kerusakan atau tetap berada dalam kondisi awalnya dalam waktu yang

lama. Potongan organ direndam dalam cairan formalin dan disimpan pada suhu

4ºC.78

3.4.9. Dehidrasi

Tahap dehidrasi bertujuan untuk mengeluarkan cairan yang terdapat dalam

jaringan yang telah difiksasi. Yang nantinya akan diisi dengan parafin atau zat

lainnya. Dehidrasi dilakukan menggunakan alkohol yang diletakkan dalam sebuat

pot dengan konsentrasi rendah ke konsentrasi tinggi sebanyak 6-10 kali. Hal ini

dilakukan secara berurutan dan didiamkan selama 20 menit pada setiap potnya.80

3.4.10. Clearing

Tahap clearing bertujuan untuk mebgeluarkan alkohol dari jaringan, karena

alkohol dan parafin tidak dapat menyatu sehingga larutan yang akan dimasukkan

ke dalam jaringan dapat berikatan dengan parafin. Bahan yang digunakan adalah

campuran toluol-alkohol dengan perbandingan 1: 1 dan tolul murni. Jaringan yang

sudah melalui tahap dehidrasi dimasukkan dalam campuran larutan toluol-alkohol

1:1 selama 25 menit , lalu dimasukkan ke dalam toluol murni selama 1 jam.80

3.4.11. Embedding

Tahap embedding bertujuan untuk mengeluarkan cairan dari tahap Clearing

dari jaringan dan diganti dengan parafin. Bahan yang digunakan adalah campuran

toluol-paraffin 1:1 dan paraffin cair.Toluol-paraffin 1:1 yang sudah disiapkan

dalam 5 wadah kaca di cairkan terlebih dahulu, lalu jaringan dimasukkan kedalam

toluol-paraffin 1:1 dan didiamkan semalaman.Keesokan harinya, wadah

dipanaskan kembali untuk mencairkan toluol-paraffin 1:1 yang berisi jaringan.

Paraffin cair dituang kedalam 4 wadah kaca yang diberi label I,II,III, dan IV untuk

menandakan urutan perlakuan. Jaringan kemudian dimasukkan kedalam paraffin

cair secara berurutan dari gelas I,II,III, hingga ke IV, masing-masing selama 15

Page 44: EFEK PEMBERIAN EKSTRAK DAUN ZAITUN (Olea europaea …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37233/1/Skripsi... · PADA GINJAL MENCIT BALB/c DALAM ... 5. Kedua orang tua

31

menit. Perendaman kedalam paraffin cair harus dilakukan didalam inkubator

dengan suhu 62o C untuk menjaga paraffin tetap dalam keadaan cair.

80

3.4.12. Blocking

Tahap blocking dilakukan untuk membuat blok paraffin. Alat dan bahan

yang diperlukan adalah cetakan blok, embedding cassette, dan paraffin cair.

Paraffin cair dituangkan secukupnya kedalam cetakan. Jaringan direndam

kedalam paraffin cair di cetakan, lalu embedding cassette diletakkan diatasnya.

Tuang kembali paraffin cair untuk merekatkan, lalu biarkan pada suhu ruang

hingga blok membeku.80

3.4.13. Pemotongan Jaringan

Proses pemotongan jaringan dilakukan untuk memotong blok paraffin

sesuai ketebalan yang diinginkan dan dibuat preparat histologis. Alat dan bahan

yang diperlukan adalah mikrotom geser, paraffin water bath, aquadest, es batu,

kuas, dan kaca objek. Blok paraffin dipasangkan pada holder di mikrotom geser,

kemudian dipotong dengan ketebalan 6 μm. Hasil potongan jaringan pada paraffin

diambil dan direndam dalam paraffin water bath yang berisi aquadest dengan

suhu 40o

C, hingga jaringan terlihat meregang. Potongan tersebut diambil dengan

menggunakan kaca objek yang sebelumnya sudah dioleskan campuran albumin

dan gliserin yang didiamkan semalaman.Setelah itu, kaca objek diletakkan di tepi

paraffin water bath hingga kering dan jaringan melekat kuat di kaca objek.80

3.4.14. Pewarnaan dengan Hematoksilin-Eosin

Bahan yang diperlukan untuk proses pewarnaan adalah xylol, alkohol

absolut, alkohol dengan konsentrasi 95%, 90%, 80%, dan 70%, aquadest,

Hematoksilin-Eosin (HE), dan asam alkohol yang merupakan campuran 200 mL

alkohol 70% dengan 2 mL HCl. Bahan tersebut dituangkan kedalam staining jar

masing-masing sebanyak 200 mL.80

Preparat disusun pada cawan lalu direndam dalam xylolselama 10 menit

sebanyak 2 kali.Setelah itu, cawan dipindahkan dan direndam dalam alkohol

absolut selama 5 menit sebanyak 2 kali.Cawan dipindahkan dan direndam dalam

Page 45: EFEK PEMBERIAN EKSTRAK DAUN ZAITUN (Olea europaea …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37233/1/Skripsi... · PADA GINJAL MENCIT BALB/c DALAM ... 5. Kedua orang tua

32

alkohol 95% selama 1 menit.Lalu cawan dipindahkan dan direndam dalam

alkohol 90% selama 1 menit.Cawan dipindahkan dan direndam dalam alkohol

80% selama 1 menit.Setelah itu, cawan dipindahkan dan direndam dalam alkohol

70% selama 1 menit.Cawan dipindahkan dan direndam dalam aquadest selama 4

menit.Kemudian, cawan dipindahkan dan direndam dalam pewarna Hematoksilin

selama 4 menit.Cawan dipindahkan dan direndam dalam aquadest selama 1 menit

sebanyak 3 kali. Lalu cawan dipindahkan dan direndam dalam asam alkohol

selama 30 detik .Cawan dipindahkan dan direndam dalam aquadest selama 1

menit, lalu dipindahkan dan direndam dalam eosin selama 1 menit.Setelah itu,

preparat dilihat dibawah mikroskop untuk memeriksa keadaan pewarnaan.80

Setelah diperiksa, cawan direndam kembali dalam aquadest selama 1 menit

sebanyak 3 kali.Kemudian dipindahkan dan direndam dalam alkohol 70% selama

1 menit.Cawan dipindahkan dan direndam dalam alkohol 80% selama 1

menit.Lalu cawan dipindahkan dan direndam dalam alkohol 90% selama 1

menit.Cawan dipindahkan dan direndam dalam alcohol 95% selama 1

menit.Setelah itu cawan dipindahkan dan direndam dalam alkohol absolut selama

1 menit.Cawan dipindahkan dan direndam dalam xylol selama 3 menit sebanyak 3

kali.80

Segera setelah perendaman dalam xylol terakhir, preparat diteteskan kanada

balsam secukupnya, lalu ditutup cover glass dengan hati-hati untuk mencegah

terbentuknya gelembung udara.Kemudian preparat dilabel sesuai kode jaringan

dan ditunggu hingga mengering dan bisa disimpan.80

3.4.15. Pengamatan Jaringan

Pengamatan preparat dilakukan di Laboratorium Histologi FKIK UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta. Pengamatan diamati dan difoto dengan menggunakan

mikroskop Olympus BX41 dan sofware Olympus DP2-BSW yang dimulai dari

perbesaran 4x, 10x, 20x, dan 40x. Untuk pengambilan data jumlah

glomerulosklerosis menggunakan perbesaran 10x. Sedangakan untuk luas area

perdarahan pada ginjal, menggunakan perbesaran 40x.

Page 46: EFEK PEMBERIAN EKSTRAK DAUN ZAITUN (Olea europaea …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37233/1/Skripsi... · PADA GINJAL MENCIT BALB/c DALAM ... 5. Kedua orang tua

33

3.4.16. Perhitungan Gambaran Histopatologi

Perhitungan menggunakan aplikasi Corel Photo Paint X7 dengan pembagian

menjadi 80 kotak kecil berukuran sama. Untuk area perdarahan dilihat ada

tidaknya darah dalam tiap kotak kecil. Jika dalam satu kotak kecil terdapat area

perdarahan melebihi setengah maka dihitung satu, jika kurang dari setengah

dihitung setengah saja. Kemudian dihitung dengan rumus :

Sedangkan untuk persentase atrofi glomerulus dihitung perbandingan

jumlah glomerulus yang atrofi dibandingkan dengan keseluruhan jumlah

glomerulus. Kemudian dihitung dengan rumus :

Page 47: EFEK PEMBERIAN EKSTRAK DAUN ZAITUN (Olea europaea …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37233/1/Skripsi... · PADA GINJAL MENCIT BALB/c DALAM ... 5. Kedua orang tua

34

3.5. AlurPenelitian

Mencit tiba di animal

house (Hari 1)

Adaptasi 3 minggu

makan dan minum

adlibitum (Hari 1-7)

Mencit disensitisasi dan

booster OVA-alum

50μg/ml ip

(Hari 8 dan Hari 21)

Kel 1

(Normal)

Sonde PBS

selama 7 hari

(Hari 22-28)

Challenging PBS

selama 3 hari

(Hari 26-28)

Sonde ekstrak zaitun

100 mg/kgbb/hari

selama 7 hari

(Hari 23-29)

Kel 3

(Zaitun 200

mg + OVA)

Kel 4

(Zaitun 100g)

Kel 5

(Zaitun 200 mg)

Sonde ekstrak zaitun

200 mg/kgbb/hari

selama 7 hari

(Hari 24-30)

Challenging

ovalbumin 3 hari

(Hari 28-30)

Challenging

ovalbumin 3 hari

(Hari 27-29)

Sonde ekstrak zaitun

100 mg/kgbb/hari

selama 7 hari

(Hari 25-31)

Sonde ekstrak zaitun

200 mg/kgbb/hari

selama 7 hari

(Hari 26-32)

Challenging

zaitun 3 hari

(Hari 29-31)

Challenging

zaitun 3 hari

(Hari 30-32)

Nekropsi

pengambilan ginjal

(Hari 30, 31, 32, 33, 34)

Penyimpanan pada

formalin 5% dengan

suhu 4-8ºC

Pembuatan preparat

dengan pewarnaan

HE

Pengamatan

mikroskop

Diperoleh persentase

1. Area perdarahan

(400x)

2. Atrofi glomerulus

(100x)

Analisis statistik

pada data

Kel 2

(Zaitun 100

mg + OVA)

Dipuasakan, hanya

diberi minum 1 hari

Mencit disensitisasi dan

booster ekstrak daun

zaitun 50 mg/kgBB

(Hari 8 dan Hari 21)

Mencit disensitisasi dan

booster PBS

(Hari 8 dan Hari 21)

Page 48: EFEK PEMBERIAN EKSTRAK DAUN ZAITUN (Olea europaea …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37233/1/Skripsi... · PADA GINJAL MENCIT BALB/c DALAM ... 5. Kedua orang tua

35

3.6. Pengolahan Data

Dalam pengambilan data untuk penelitian ini, dilakukan eksperimen

langsung terhadap mencit jenis BALB/c yang telah diberi perlakuan sebelumnya

berupa pemberian ekstrak daun zaitun (Olea europea L) dan ovalbumin.

Ditambah dengan pencarian literatur dan melakukan peninjauan pustaka untuk

mendapatkan informasi mengenai efek samping ekstrak daun zaitun (Olea

europea L) terhadap gambaran histopatologi organ ginjal. Setelah data terkumpul,

dilakukan pengolahan data secara komputerisasi yaitu dengan SPSS versi 22.0.

Uji yang digunakan adalah Uji One Way Annova karena penelitian ini

termasuk analitik numerik-numerik, tidak berpasangan lebih dari dua kelompok.

Untuk melakukan uji Oneway Annova, terlebih dahulu dilakukan uji normalitas

data dan uji homogenitas. Jika salah satu uji tersebut tidak terpenuhi maka

dilakukan transformasi data. Ketika uji transformasi data tidak berhasil maka

dilakukan uji Kruskal Wallis.

Page 49: EFEK PEMBERIAN EKSTRAK DAUN ZAITUN (Olea europaea …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37233/1/Skripsi... · PADA GINJAL MENCIT BALB/c DALAM ... 5. Kedua orang tua

36

BAB IV

HASIL & PEMBAHASAN

4.1. Area Perdarahan

Berikut gambaran histopatologi ginjal mencit untuk penilaian luas area

perdarahan.

Gambar 4.1. Gambaran mikroskopik perdarahan ginjal perbesaran 100x dan 400x

(kotak kecil)

Keterangan

N : Kontrol

P1 : Ova + OLE 100

P2 : Ova + OLE 200

P3 : OLE 100

P4 : OLE 200

K P1

P2 P3

P4

Page 50: EFEK PEMBERIAN EKSTRAK DAUN ZAITUN (Olea europaea …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37233/1/Skripsi... · PADA GINJAL MENCIT BALB/c DALAM ... 5. Kedua orang tua

37

Secara mikroskopik, terlihat bahwa kelompok OLE 100 menunjukkan luas

area perdarahan yang lebih rendah daripada kelompok kontrol. Kemudian diikuti

kelompok OLE 200 tampak luas area perdarahan yang hampir sama dengan

kontrol. Sedangkan pada kelompok Ova+OLE 100 dan Ova+OLE 200 terlihat

memiliki luas area perdarahan yang lebih tinggi dari kontrol.

Sementara kerusakan pada kelompok kontrol disebabkan karena pengaruh

pemberian minum pada penelitian ini yang menggunakan air keran. Penelitian

WHO (2011) dalam bahaya meminum air keran dijelaskan bahwa setiap satu liter

air mengandung 100 mg kalsium dan 50 mg magnesium. Hal tersebut bergantung

juga dengan kondisi tanah dan lingkungan sekitarnya. Dengan semakin tingginya

kandungan zat diatas akan memicu insufisiensi dan kerusakan ginjal.81

Untuk mendapatkan nilai area perdarahan yang tepat, dilakukan

penghitungan jumlah area perdarahan pada pebesaran besar (400x). Kemudian

dilanjutkan dengan uji statistik untuk melihat signifikansi pada hasil penelitian

dibandingkan dengan kelompok kontrol. Pemilihan uji statistik menggunakan

Kruskal-Walis (lampiran) dikarenakan distribusi data tidak homogen.

Kontrol Ova+OLE 100 Ova+OLE 200 OLE 100 OLE 200

Persentase 3.714 4.659 6.476 3.143 4.143

0

1

2

3

4

5

6

7

8

(%)

Persentase area perdarahan ginjal

*

*

*

*

*p-value < 0,05

Grafik 4.1. Persentase area perdarahan. (Kruskal Wallis)

Dari hasil tersebut terlihat bahwa OLE 100 memiliki luas area perdarahan

terendah (3,14%) dari kelompok kontrol. Dapat disimpulkan bahwa penggunaan

Page 51: EFEK PEMBERIAN EKSTRAK DAUN ZAITUN (Olea europaea …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37233/1/Skripsi... · PADA GINJAL MENCIT BALB/c DALAM ... 5. Kedua orang tua

38

zaitun dosis 100 mg/kgBB adalah aman untuk ginjal. Sementara itu pada

kelompok OLE 200 mulai terjadi peningkatan area perdarahan lebih tinggi dari

kelompok kontrol. Hal ini menunjukkan bahwa semakin tinggi pemberian dosis

akan meningkatkan terjadinya efek samping (dose dependent) yang berupa

perluasan area perdarahan. Hasil ini sesuai dengan penelitian Omer (2012) bahwa

semakin tinggi konsentrasi ekstrak daun zaitun maka akan meningkatkan luas area

perdarahan.10

Sementara pada kelompok Ova+OLE 200 dan Ova+OLE 100 menunjukkan

area perdarahan yang lebih tinggi. Hal ini disebabkan karena pemberian

ovalbumin dapat mengaktifkan KIM-1 yang mengakibatkan aktivasi jalur

inflamasi. Proses inflamasi meningkatkan permeabilitas vaskular yang

menyebabkan peningkatan area perdarahan yang berujung pada terjadinya gagal

ginjal akut.69

Terlebih pada kelompok Ova+OLE 200, dengan dosis yang tinggi

ditambah dengan adanya ovalbumin semakin menigkatkan risiko terjadinya gagal

ginjal akut.

Setelah itu dilakukan uji pos hoc LSD (lampiran) untuk melihat perbedaan

tiap 2 kelompok yang berbeda. Yakni perbandingan antar dosis dan perbandingan

antara kelompok pemberian ovalbumin dan tidak. Hasil pos hoc didapatkan

bahwa kelompok OLE 100 dan OLE 200 menunjukkan area perdarahan dengan

nilai yang lebih rendah pada OLE 100 namun tidak bermakna (p>0,05). Hal ini

menunjukkan bahwa dengan dosis 100 mg/kgBB lebih aman untuk digunakan

daripada dosis 200 mg/kgBB.

Pada perlakuan Ova+OLE 100 dan Ova+OLE 200 didapatkan area

perdarahan yang lebih tinggi dan bermakna pada Ova+OLE 200 (p<0,05).

Sementara untuk perbandingan antara OLE 100 dengan Ova+OLE 100 dengan

menunjukkan peningkatan area perdarahan yang bermakna (p<0,05) pada

kelompok Ova+OLE 100. Sedangkan untuk perbandingan antara OLE 200 dengan

Ova+OLE 200 menunjukkan peningkatkan area perdarahan yang bermakna pada

kelompok Ova+OLE 200 (P<0,05). Ketiga hasil ini menunjukkan bahwa dengan

adanya ovalbumin luas area perdarahan semakin tinggi, sesuai dengan penelitian

Geun ho (2016).69

Page 52: EFEK PEMBERIAN EKSTRAK DAUN ZAITUN (Olea europaea …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37233/1/Skripsi... · PADA GINJAL MENCIT BALB/c DALAM ... 5. Kedua orang tua

39

4.2. Atrofi Glomerulus

Berikut gambaran histopatologi ginjal mencit untuk penilaian jumlah atrofi

glomerulus.

Gambar 4.2. Gambaran mikroskopik atrofi glomerulus perbesaran 100x dan 400x

(kotak kecil)

Keterangan

K : Kontrol

P1 : Ova + OLE 100

P2 : Ova + OLE 200

P3 : OLE 100

P4 : OLE 200

K P1

P2 P3

P4

Page 53: EFEK PEMBERIAN EKSTRAK DAUN ZAITUN (Olea europaea …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37233/1/Skripsi... · PADA GINJAL MENCIT BALB/c DALAM ... 5. Kedua orang tua

40

Tidak berbeda jauh dengan pengamatan pada indikator sebelumnya, secara

mikroskopik bahwa kelompok OLE 100 menunjukkan luas jumlah atrofi

glomerulus yang lebih rendah daripada kelompok kontrol. Kemudian diikuti

kelompok OLE 200 jumlah atrofi glomerulus yang hampir sama dengan kontrol.

Sedangkan pada kelompok Ova+OLE 100 dan Ova+OLE 200 terlihat memiliki

jumlah atrofi glomerulus yang lebih tinggi dari kontrol.

Kerusakan pada kelompok kontrol disebabkan karena air yang digunakan

dalam penelitian ini menggunakan air keran yang dapat memicu kerusakan dan

insufisiensi ginjal akibat kandungan kalsium dan magnesiumnya81.

Untuk mendapatkan jumlah atrofi glomerulus yang tepat, dilakukan

penghitungan jumlah atrofi glomerulus pada pebesaran kecil (100x). Kemudian

dilanjutkan dengan uji statistik untuk melihat signifikansi pada hasil penelitian

dibandingkan dengan kelompok kontrol. Pemilihan uji statistik menggunakan

Kruskal-Walis (lampiran) dikarenakan distribusi data tidak normal.

Kontrol Ova+OLE 100 Ova+OLE 200 OLE 100 OLE 200

Persentase 11,545 12,899 17,042 9,95 11,492

0

2

4

6

8

10

12

14

16

18

20

(%)

Persentase Atrofi Glomerulus

*

*

**

*p-value < 0,05

Grafik 4.2. Persentase atrofi glomerulus. (Kruskal Wallis)

Seperti dengan perbandingan sebelumnya OLE 100 menunjukkan jumlah

atrofi glomerulus terendah (9,95%) dibandingkan dengan semua kelompok. Hal

Page 54: EFEK PEMBERIAN EKSTRAK DAUN ZAITUN (Olea europaea …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37233/1/Skripsi... · PADA GINJAL MENCIT BALB/c DALAM ... 5. Kedua orang tua

41

ini menunjukkan bahwa dosis 100 mg/kgBB ekstrak daun zaitun aman terhadap

ginjal. Sedangkan pada kelompok OLE 200 terlihat memiliki jumlah atrofi

glomerulus sedikit lebih rendah dibandingkan dengan kelompok kontrol

(11,49%).

Sementara pada kelompok Ova+OLE 200 dan Ova+OLE 100 menunjukkan

jumlah area perdarahan lebih tinggi dari normal, hal ini disebabkan oleh

ovalbumin yang menyebabkan reaksi inlfamasi dengan diawali iskemia pada

ginjal.69

Keberlanjutan dari proses ini membuat kematian dari dari kapiler endotel

glomerulus sehingga nampak pelebaran pada ruang bowman.82

Setelah itu dilakukan uji pos hoc LSD (lampiran) untuk melihat perbedaan

tiap 2 kelompok yang berbeda. Yakni perbandingan antar dosis dan perbandingan

antara kelompok pemberian ovalbumin dan tidak. Hasil pos hoc didapatkan

bahwa kelompok OLE 100 dan OLE 200 menunjukkan jumlah atrofi glomerulus

dengan nilai yang lebih rendah pada OLE 100 namun tidak bermakna (p>0,05).

Hal ini menunjukkan bahwa dengan dosis 100 mg/kgBB lebih aman untuk

digunakan daripada dosis 200 mg/kgBB.

Pada perlakuan Ova+OLE 100 dan Ova+OLE 200 didapatkan jumlah atrofi

glomerulus yang lebih tinggi dan bermakna pada Ova+OLE 200 (p<0,05).

Sementara untuk perbandingan antara OLE 100 dengan Ova+OLE 100

menunjukkan peningkatan jumlah atrofi glomerulus yang bermakna (p<0,05) pada

kelompok Ova+OLE 100. Sedangkan untuk perbandingan antara OLE 200 dengan

Ova+OLE 200 menunjukkan peningkatkan jumlah atrofi glomerulus yang

bermakna pada kelompok Ova+OLE 200 (P<0,05). Ketiga hasil ini menunjukkan

bahwa dengan adanya ovalbumin jumlah atrofi glomerulus semakin tinggi, sesuai

dengan penelitian Geun ho (2016).69

Hal ini juga sesuai dengan penelitian

Rafighdoost (2013) pada tikus iskemia dengan melihat sediaan histopatologi

berupa atrofi glomerulus menunjukkan hasil yang paling baik pada dosis 100

mg/kgBB OLE jika dibandingkan dengan dosis 25 mg, dan 50 mg.42

Page 55: EFEK PEMBERIAN EKSTRAK DAUN ZAITUN (Olea europaea …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37233/1/Skripsi... · PADA GINJAL MENCIT BALB/c DALAM ... 5. Kedua orang tua

42

4.3. Keterbatasan Penelitian

Selama penelitian berlangsung, banyak hambatan yang didapat, antara lain :

1. Tidak ada kelompok kontrol positif (Ovalbumin)

2. Referensi penelitian di Indonesia mengenai efek ekstrak daun zaitun pada

ginjal mencit masih kurang.

Page 56: EFEK PEMBERIAN EKSTRAK DAUN ZAITUN (Olea europaea …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37233/1/Skripsi... · PADA GINJAL MENCIT BALB/c DALAM ... 5. Kedua orang tua

43

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1. Simpulan

Pemberian ekstrak daun zaitun menurunkan luas area perdarahan dan atrofi

glomerulus secara signifikan pada dosis 100 mg/kgBB dibandingkan dengan

kelompok lainnya.

Dosis 100 mg/kgBB lebih aman diberikan dibandingkan dengan dosis 200

mg/kgBB.

5.2. Saran

Untuk peneliti selanjutnya :

Menambah kelompok kontrol positif untuk membandingkan efek inflamasi

secara pasti.

Menambah durasi penelitian untuk mendapatkan data efek ekstrak daun

zaitun dalam jangka panjang.

Menambah jumlah sampel untuk menghindari bias.

Page 57: EFEK PEMBERIAN EKSTRAK DAUN ZAITUN (Olea europaea …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37233/1/Skripsi... · PADA GINJAL MENCIT BALB/c DALAM ... 5. Kedua orang tua

44

BAB VI

KERJA SAMA PENELITIAN

Penelitian ini merupakan kerjasama antara penelitian mahasiswa dengan

kelompok penelitian pengobatan asma dengan zaitun PSKPD FKIK UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta yaitu dr. Nurul Hiedayati, Ph.D, dr. Riva Auda, Sp.A,

M.Kes, Nurlaely Mida R, M.Biomed, Ph.D yang dibiayai oleh Lembaga

Penelitian (Lemlit) UIN dan Kementerian Agama Republik Indonesia.

Page 58: EFEK PEMBERIAN EKSTRAK DAUN ZAITUN (Olea europaea …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37233/1/Skripsi... · PADA GINJAL MENCIT BALB/c DALAM ... 5. Kedua orang tua

45

DAFTAR PUSTAKA

1. Tilburt, Jon C, Ted J Kaptchuk. Herbal medicine research and global health

an ethical analysis. Diunduh dari

http://www.who.int/bulletin/volumes/86/8/07-042820/en/ pada 10 September

2016.

2. WHO. General guidelines for methodologies on research and evaluation of

traditional medicine. Geneva ; 2000.

3. Amrun Hidayat, Moch. Obat herbal, apa yang perlu disampaikan pada

mahasiswa farmasi dan mahasiswa kedokteran. Pengembangan Pendidikan.

2006 ; 3 (1) : 141-147.

4. Warta Ekspor. Obat herbal tradisional. Ditjen PEN/MJL/005/9/2014

September.

5. Dewoto, Hedi R. Pengembangan Obat Tradisional Indonesia Menjadi

Fitofarmaka. Majalah Kedokteran Indonesia 2007 ;57 (7): 205-211.

6. George, Philomena. Concerns regarding the safety and toxicity of medicinal

plants-an overview. Journal of Applied Pharmaceutical Science. 2011 ; 1 (6) :

40-44.

7. Waterman, Emily, Brian Lockwood. Active components and clinical

application of olive oil. Alternative Medicine Review. 2007 ; 12(4) : 331-342.

8. Persia, F A. Hydroxytyrosol and oleuropein of olive oil inhibit mast cell

degranulation induced by immune and non-immune pathways.

Phytomedicine: international journal of phytotherapy and

phytopharmacology. 2014 ; 21 (11)

9. Gong, Ju-Hyun. Oleuropein inhibits IL-4 induced epitheliarl-mesenchymal

transition in airway epthelial cells. The FASEB Journal. 2015 ; 29 (1)

abstrack

10. Omer, Sawsan A, et al. Toxicity of Olive Leaves (Olea europea L,) in wistar

albino rats. Asian Journal of Animal and Veterinary Advances 2012 ; 7(11) :

1175-1182.

11. Brunton, Laurence L. Goodman & Gilman’s The Pharmacological Basis of Therepeutics, 12

th-e. California : McGraw-Hill ; 2010.

12. Antilla, Ahti, et al. History of use of traditional herbal medicine. International

Agency for Research on Cancer. 2002; 82 : 43-68.

13. Khan, Md Yaseen, et al. Olea europaea : a phyto-pharmacological review.

Pharmacognosy Reviews 2007 ; 1 (1) : 114-118.

14. Chuengsamarn, Somlak, et al. Curcumin extract for prevention of type 2

diabetes. Diabetes Care. 2012 ; 35 : 2121-27

Page 59: EFEK PEMBERIAN EKSTRAK DAUN ZAITUN (Olea europaea …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37233/1/Skripsi... · PADA GINJAL MENCIT BALB/c DALAM ... 5. Kedua orang tua

46

15. Paran, Esther, et al. The effects of natural antioxidants from tomato extract in

treated but uncontrolled hypertensive patients. Cardivasc Drugs Ther. 2008 ;

16. MH, Pittler, et al. Artichoke leaf extract for treating hypercholesterolaemia.

The Cochrane Library. 2006 ; 1 : 1-17.

17. Ahmad Nisar, et al. Dengue fever treatment with Carica papaya leaves

extracts. Asian Pac J Trop Biomed. 2011 ; 1(4) : 330-333.

18. Rones-Zakay, et al. Randomized study of the efficacy and safety of oral

elderberry extract in the treatment of influenza a and n virus infection. The J

Int Med Res. 2004 ; 34 : 132-140.

19. Maciocia, Giovani. Safety of Chinese herbal medicine. Buckinghamshire : Su

Wu Press ; 2003.

20. Barrett, Kim E., Susan M.B., Scott oitano, Heddwen L. B., Ganong’s Review

of Medical Physiology 23rt-e. USA : McGraw-Hill ; 2010.

21. Chiappetta, Adriana, Innocenzo Muzzalupo. Chapter 2 Botanical Description.

Intech ; 2012.

22. Maldonado, Guerrero N., M.J. Lopez, G. Caudullo, D. De Rigo. Olea

europaea in Europe : distributin, habitat, usage amd threats. European Atlas

of Forest Tree Species.

23. Rizopoulou, Sophia. Olea europaea L. A Botanical contribution to culture.

American-Eurasian J Agric & Environ Sci 2007 ; 2(4) : 382-387.

24. Haland, Evy Johanne. The ritual year of Athena : the agricultural cycle of the

olive, girl’s rites of passage, and official ideology. Journal of Religious

History 2012 ; 36(2) : 256-284.

25. Directorate-General for Agriculture. The olive oil sector in the European

Union. European Commision. 2002

26. Loumou, Angeliki, Christina Giourga. Olive Groves : The life and identity of

Mediterranean. Agricultureand Human Values 2003 ; 20 : 87-95.

27. Rhizopoulou, Sophia. Symbolic Plant of the Olympic Games. Journal of

Experimental Botany 2004 ; 55(403) : 1601-1606.

28. United Nation (UN) Flag & Emblem.

http://www.un.org/depts/dhl/maplib/flag.htm diakses 1 agustus 2016 23.00

29. Al-Mahalli Jalaluddin, Jalaluddin As-Suyuthi. Tafsir Jalalain, diterjemahkan

oleh Dani Hidayat. Tasikmalaya ; 2009.

30. Barbaro, Barbara et al. Effect of the olive-derived polyphenol oleuropein on

human health. Int. J. Mol Sci 2014 ; 15 : 18508-18524.

31. Omar, Syed Haris. Oleuropein in olive and its pharmacological effects. Sci

Pharm 2010 ; 78 : 133-154.

Page 60: EFEK PEMBERIAN EKSTRAK DAUN ZAITUN (Olea europaea …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37233/1/Skripsi... · PADA GINJAL MENCIT BALB/c DALAM ... 5. Kedua orang tua

47

32. Soler-Rivas C, Esp in JC, ichers HJ. Oleuropein and related compounds. J

Sci Food Agric 2000. 80:1013-1023.

33. El, Sedef N, Sibel Karakaya. Olive tree (Olea europea) leaves : potential

beneficial effects on human health. Nutrition Reviews 2009 ; 67 (11) : 642-

648.

34. Haloui, Ehsen, et al. Hydroxytyrosol and oleuropein from olive leaves :

Potent anti-inflammatory and analgesic activities. Journal of Food,

Agriculture & Environment 2011 ; 9 (3,4) : 128-133.

35. Mahjoub R Chebbi, M Khemiss, M Dhidah, A Dellai, A Bouraoui F

Khemiss. Chloroformic and methanolic extracts of Olea europea L leaves

present anti-inflammatory and analgesic activities. International Scholarly

Research Network 2011.

36. European Medicines Agency. Assessment report on Olea europea L. folium.

Committee on Herbal Medicinal Products 2009.

37. Khan Y, Panchal S, Vyas N, Butani A, Kumar V. Olea europaea: A phyto-

pharmacological Review. Pharmacognosy Reviews 2007 ; 1(1):114-118.

38. Susalit E et al. Olive (Olea europaea) leaf extract effective in patients with

stage-1 hypertension: comparison with Captopril. Phytomedicine. 2011;

18(4): 251-258.

39. Perez C, Anesini C. In vitro antibacterial activity of Argentine folk medicinal

plants against Salmonella typhi. J Ethnopharmacol 1994 ; 44(1):41-46.

40. Jemai H, Bouaziz M, Fki I, El Feki A, Sayadi S. Hypolipidimic and

antioxidant activities of oleuropein and its hydrolysis derivative-rich extracts

from Chemlali olive leaves. Chemico-Biological Interactions 2008. 176:88-

98.

41. S Hanaa, El-Rahman M Abd. The effect of olive leaf extract and α-tocopherol

on nephroprotective activity in rats. Journal of Nutrition & Food Sciences

2016 6(2) : 479-487.

42. Rafighdoost, Houshang et al. Effect of olive leaf extract in inhibition of renal

ischemia-reperfusion injuries in rat. Anatomical Sciences 2013 ; 10(3) : 160-

165.

43. Alirezaie, M et al. Hepatoprotective effects of purified oleuropein from olive

extract against ethanol-induced damages in rat. Iranian Journal of Veterinary

Research 2012 ; 13(3) : 218-226.

44. Kim, Moo-sung, et al. Olea europea Linn (oleaceae) fruit pulp extract

exhibits potent antioxidant activity and attenuates neurinflammatory

responses in lipopolysaccharide-stimulated microglial cells. Tropical Journal

of Pharmaceutical Research 2013 ; 12(3) : 357-362.

Page 61: EFEK PEMBERIAN EKSTRAK DAUN ZAITUN (Olea europaea …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37233/1/Skripsi... · PADA GINJAL MENCIT BALB/c DALAM ... 5. Kedua orang tua

48

45. De Bock, Martin et al. Human absorption and metabolism of oleuropein and

hydroxytyrosol ingested as olive (Olea europaea L.) leaf extract. Mol Nutr

Food Res 2013 : 00 : 1-7.

46. Seely, John Curtis, Amy Brix. Nonneoplastic Lesion Atlas. U.S. Department

of Health and Human Services National Toxicology Program.

47. Treuting, Piper M, Suzanne M Dintzis, Comparative anatomy and histology a

mouse and human atlas 1st-e. USA : Elsevier Saunders ; 2012.

48. Sherwood, Lauralee. Human Physiology From Cells to System 7th

-e. Canada :

Brooks/Cole ; 2010

49. Gartner, Leslie P, James L. Hiatt. Color Textbook of Histology 3rd

-e. Elsevier

Saunders ; 2007.

50. Longo, Dan L. Harrison’s Principles of Internal Medicine 18th

-e. US :

McGraw-Hill ; 2012

51. Naughton, A Cynthia. Drug-induced nephrotoxicity. Am Fam Physician

2008 ; 78 (6) : 743-750.

52. Perazella MA. Drug-induced nephropathy. an update. Expert Opin Drug Saf.

2005;4(4):689-706.

53. Markowitz GS, Perazella MA. Drug-induced renal failure: a focus

ontubulointerstitial disease. Clin Chim Acta. 2005;351(1-2):31-47.

54. Perazella MA. Crystal-induced acute renal failure. Am J

Med.1999;106(4):459-465.

55. Davidson MB, Thakkar S, Hix JK, Bhandarkar ND, Wong A, Schreiber MJ.

Pathophysiology, clinical consequences, and treatment of tumor lysis

syndrome. Am J Med. 2004;116(8):546-554.

56. Coco TJ, Klasner AE. Drug-induced rhabdomyolysis. Curr Opin

Pediatr.2004;16(2):206-210.

57. Pisoni R, Ruggenenti P, Remuzzi G. Drug-induced thrombotic

microangiopathy:incidence, prevention and management. Drug

Saf.2001;24(7):491-501.

58. Blank, Melanie et al. Review of qualification data for biomarkers of

nephrotoxocity submitted by the predictive safety testing consortium. Center

for Drug Evaluation and Research. FDA ; 2009.

59. Kerem, Mustafa, et al. Effects of acute fenthion toxicity on liver and kidney

function and histology in rats. Turk J Med Sci. 2007 ; 37 (5) : 281-288.

60. Arsad, Siti Suriani, et al. Histopathologic changes in liver and kidney tissues

from male sprague dawley rats treated with Rapahidophora decursiva (roxb.)

schott extract. J Cytol Histol. 2014 ; 4 (1) : 1-6.

Page 62: EFEK PEMBERIAN EKSTRAK DAUN ZAITUN (Olea europaea …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37233/1/Skripsi... · PADA GINJAL MENCIT BALB/c DALAM ... 5. Kedua orang tua

49

61. Kerem, Mustafa, et al. Effects of acute fenthion toxicity on liver and kidney

function and histology in rats. Turk J Med Sci. 2007 ; 37 (5) : 281-288.

62. Motamedi, Fatemeh et al. Effect of pomegranate flower extract on cisplatin-

induced nephrotoxicity in rats. J Nephropathology 2014 ; 3(4) : 133-138.

63. Robinson, Terry E. Sensitization to Drugs. Diakses dari

www.link.springer.com. Pada 4 Agustus 2016

64. Healt and Safety Executive. Critival assessments of the evidence dor agents

implicated in occupationl asthma. 2001.

65. Kumar, Rakesh Cristan Adrian Herbert, Paul S Foster . The classical

ovalbumin challenge model of astma in mice. Current Drug Target 2008 ; 9 :

485-494.

66. Nials, Anthony T Uddin Sorif. Mouse models of allergic asthma : acute and

chronic allergen challenge. Disease Models & Mechanism 2008 ; 1 : 213-220.

67. Brewer JM, Conacher M, Hunter CA, Mohrs M, Brombacher F, Alexand J.

Aluminium hydroxide adjuvant initiates strong antigenspecific Th2 responses

in the absence of IL-4- or IL-13-mediated signaling. J Immunol 1999;

163:6448-6454.

68. Chang, Yoon-Seok Yoon-Keun Kim, Joon-Woo Bahn, Sang-Heon Kim,

Heung-Woo Park, Tae-Bum Kim, Sang-Heon Cho, Kyung-Up Min, You-

Young Kim. Comparison of asthma phenotypes using different sensitizin

protocols in mice. The Korean Journal of Internal Medicine 2005 ; 20 : 152-

158.

69. Park, Geun Ho, Helen Ki Shinn, Ju Gee Kang, Won Ju Na, Young Hyo Kim,

Chang-Shin Park. Anti-interleukin-33 reduces ovalbumin-induced

nephrotoxicity and expression of kidney injury molecule-1. International

Neurourology Journal 2016 ; 20: 114-121

70. Hess, Dean R. Nebulizers : Principles and performance. Respiratory Care

2000 ; 4 : 609-622.

71. Boe, J, Dennis J. H., B. R. O’Driscoll. European Respiratory Society Guidlines on the use of nebulizers. European Respiratory Journal 2001 ; 18 :

228-242.

72. Setiati, Siti. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid I Edisi VI. Jakarta : Interna

Publishing ; 2014

73. Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI). Pedoman Diagnosis &

Penatalaksanaan Asma di Indonesia. Jakarta ; 2003.

74. Gong, Ju Hyun, Young-Hee Kang. Kaempferol ameliorates airway

inflammation through Tyk2-STAT1/3 signaling in human airway epithelial

cells and ovalbumin-challenged mice : role of interleukin-8. The FASEB

Journal 2012 ; 26 (1) Abstrack

Page 63: EFEK PEMBERIAN EKSTRAK DAUN ZAITUN (Olea europaea …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37233/1/Skripsi... · PADA GINJAL MENCIT BALB/c DALAM ... 5. Kedua orang tua

50

75. Ajay, Singh S, Masuku Micah B. Sampling techniques & determination of

sample size in applied statistics research : an overview. International Journal

of Economics, Commerce and Management. 2014 ; 2 (11) : 1-22.

76. Nachman, Leslie. Method for producing extracit of olive leaves. US Patent 3

Feb 1998.

77. Reddiy T Aravind, et al. Murine model of allergen induced asthma. Journal of

Visualized Experiments. 2012 : 63 : 1-7

78. Rina, Susilowati, et al. Petunjuk praktikum mikroteknik. Yogyakarta : Bagian

Histologi & Biologi Sel FK UGM. 2013.

79. Hendrich, Hans. The laboratory Mouse. Amsterdam, Netherlands : Elsevier

2004.

80. Muntiha, Muhammad. Teknik pembuatan preparat histopatologi dari jaringan

hewan dengan penwarnaan hematoksilin dan eosin (H&E). Temu Teknik

Fungsional non Peneliti. 2001. 156-163.

81. Cotruvo, JK Fawell, Giddings. Hardness in drinking-water. WHO Guidlines

for Drinking-water Quality. 2011.

82. Howie, Alexander J. Handbook of renal biopsy pathology 2nd

-edition. London

: Springer. 2007

Page 64: EFEK PEMBERIAN EKSTRAK DAUN ZAITUN (Olea europaea …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37233/1/Skripsi... · PADA GINJAL MENCIT BALB/c DALAM ... 5. Kedua orang tua

51

Lampiran 1

Hasil Determinasi / Idenifikasi Bahan Uji

Page 65: EFEK PEMBERIAN EKSTRAK DAUN ZAITUN (Olea europaea …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37233/1/Skripsi... · PADA GINJAL MENCIT BALB/c DALAM ... 5. Kedua orang tua

52

Lampiran 2

Cara Perhitungan Sampel

1. Rumus Mead

Keterangan

N = adalah total dari jumlah individu (dikurang 1)

B = adalah blocking component, merepresentasikan efek lingkungan yang

diperbolehkan dalam penelitian

T = adalah kelompok uji coba, termasuk kelompok kontrol (dikurang 1)

E = adalah derajat kebebasan dari kelompok eror, nilainya diantara 10-20

10 ≤ E ≤ 20

E = N-B-T E = N-B-T

10 =(N-1)-0-(5-1) 20 =(N-1)-0-(5-1)

10= N-1-4 20= N-1-4

10=N-5 20=N-5

N 15 N 25

Dari perhitungan rumus, didapatkan 15 ≤ N ≤ 25

E = N – B – T

Page 66: EFEK PEMBERIAN EKSTRAK DAUN ZAITUN (Olea europaea …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37233/1/Skripsi... · PADA GINJAL MENCIT BALB/c DALAM ... 5. Kedua orang tua

53

Lampiran 3

Cara Perhitungan Dosis

1. Pemberian ekstrak daun zaitun

Berat tikus berkisar 30-45 mg, diambil nilai tengahnya yakni 40 g

Dosis 100 mg/kgBB (x)

Dosis 200 mg/kgBB (y)

Page 67: EFEK PEMBERIAN EKSTRAK DAUN ZAITUN (Olea europaea …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37233/1/Skripsi... · PADA GINJAL MENCIT BALB/c DALAM ... 5. Kedua orang tua

54

Lampiran 4

Hasil Data Uji Statistik

A. Uji Normalitas dan Homogenitas Data

Test of Homogeneity of Variances

Perdarahan_Ginjal

Levene Statistic df1 df2 Sig.

3,753 4 10 ,041

Tests of Normality

Perlakuan

Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk

Statistic df Sig. Statistic df Sig.

Atrofi_Glomerulus Normal ,348 3 . ,833 3 ,196

Ova+Zaitun 100 mg/kgBB ,207 3 . ,992 3 ,832

Ova+Zaitun 200 mg/kgBB ,197 3 . ,996 3 ,876

Zaitun 100 mg/kgBB ,375 3 . ,773 3 ,052

Zaitun 200 mg/kgBB ,383 3 . ,754 3 ,009

a. Lilliefors Significance Correction

Tests of Normality

Perlakuan

Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk

Statistic df Sig. Statistic df Sig.

Perdarahan_Ginjal Normal ,314 3 . ,893 3 ,364

Ova+Zaitun 100 mg/kgBB ,330 3 . ,867 3 ,287

Ova+Zaitun 200mg/kgBB ,253 3 . ,964 3 ,637

Zaitun 100 mg/kgBB ,356 3 . ,818 3 ,157

Zaitun 200 mg/kgBB ,175 3 . 1,000 3 1,000

a. Lilliefors Significance Correction

Test of Homogeneity of Variances

Atrofi_Glomerulus

Levene Statistic df1 df2 Sig.

1,866 4 10 ,193

Page 68: EFEK PEMBERIAN EKSTRAK DAUN ZAITUN (Olea europaea …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37233/1/Skripsi... · PADA GINJAL MENCIT BALB/c DALAM ... 5. Kedua orang tua

55

(Lanjutan)

B. Uji Kruskal Wallis

Ranks

Perlakuan N Mean Rank

Perdarahan_Ginjal Kontrol 3 4,83

Ova+Zaitun 100 mg/kgBB 3 11,00

Ova+Zaitun 200mg/kgBB 3 14,00

Zaitun 100 mg/kgBB 3 2,67

Zaitun 200 mg/kgBB 3 7,50

Total 15

Test Statisticsa,b

Perdarahan_Gi

njal

Chi-Square 12,581

Df 4

Asymp. Sig. ,014

a. Kruskal Wallis Test

b. Grouping Variable: Perlakuan

Ranks

Perlakuan N Mean Rank

Atrofi_Glomerulus Kontrol 3 6,33

Ova+Zaitun 100 mg/kgBB 3 10,33

Ova+Zaitun 200 mg/kgBB 3 14,00

Zaitun 100 mg/kgBB 3 3,00

Zaitun 200 mg/kgBB 3 6,33

Total 15

Test Statisticsa,b

Atrofi_Glomerul

us

Chi-Square 10,800

df 4

Asymp. Sig. ,029

a. Kruskal Wallis Test

b. Grouping Variable: Perlakuan

Page 69: EFEK PEMBERIAN EKSTRAK DAUN ZAITUN (Olea europaea …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37233/1/Skripsi... · PADA GINJAL MENCIT BALB/c DALAM ... 5. Kedua orang tua

56

(Lanjutan)

C. Uji pos hoc LSD

Multiple Comparisons

Dependent Variable: Perdarahan_Ginjal

LSD

(I) Perlakuan (J) Perlakuan

Mean

Difference

(I-J)

Std.

Error Sig.

95% Confidence

Interval

Lower

Bound

Upper

Bound

Kontrol Ova+Zaitun 100 mg/kgBB -,944333 ,482700 ,079 -2,01986 ,13119

Ova+Zaitun 200mg/kgBB -2,762000* ,482700 ,000 -3,83752 -1,68648

Zaitun 100 mg/kgBB ,571667 ,482700 ,264 -,50386 1,64719

Zaitun 200 mg/kgBB -,428667 ,482700 ,395 -1,50419 ,64686

Ova+Zaitun

100

mg/kgBB

Kontrol ,944333 ,482700 ,079 -,13119 2,01986

Ova+Zaitun 200mg/kgBB -1,817667* ,482700 ,004 -2,89319 -,74214

Zaitun 100 mg/kgBB 1,516000* ,482700 ,010 ,44048 2,59152

Zaitun 200 mg/kgBB ,515667 ,482700 ,310 -,55986 1,59119

Ova+Zaitun

200mg/kgBB

Kontrol 2,762000* ,482700 ,000 1,68648 3,83752

Ova+Zaitun 100 mg/kgBB 1,817667* ,482700 ,004 ,74214 2,89319

Zaitun 100 mg/kgBB 3,333667* ,482700 ,000 2,25814 4,40919

Zaitun 200 mg/kgBB 2,333333* ,482700 ,001 1,25781 3,40886

Zaitun 100

mg/kgBB

Kontrol -,571667 ,482700 ,264 -1,64719 ,50386

Ova+Zaitun 100 mg/kgBB -1,516000* ,482700 ,010 -2,59152 -,44048

Ova+Zaitun 200mg/kgBB -3,333667* ,482700 ,000 -4,40919 -2,25814

Zaitun 200 mg/kgBB -1,000333 ,482700 ,065 -2,07586 ,07519

Zaitun 200

mg/kgBB

Kontrol ,428667 ,482700 ,395 -,64686 1,50419

Ova+Zaitun 100 mg/kgBB -,515667 ,482700 ,310 -1,59119 ,55986

Ova+Zaitun 200mg/kgBB -2,333333* ,482700 ,001 -3,40886 -1,25781

Zaitun 100 mg/kgBB 1,000333 ,482700 ,065 -,07519 2,07586

*. The mean difference is significant at the 0.05 level.

Page 70: EFEK PEMBERIAN EKSTRAK DAUN ZAITUN (Olea europaea …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37233/1/Skripsi... · PADA GINJAL MENCIT BALB/c DALAM ... 5. Kedua orang tua

57

(Lanjutan)

Multiple Comparisons

Dependent Variable: Atrofi_Glomerulus

LSD

(I) Perlakuan (J) Perlakuan

Mean

Difference

(I-J) Std. Error Sig.

95% Confidence

Interval

Lower

Bound

Upper

Bound

Kontrol Ova+Zaitun 100 mg/kgBB -1,354333 ,705577 ,084 -2,92646 ,21779

Ova+Zaitun 200 mg/kgBB -5,497000* ,705577 ,000 -7,06912 -3,92488

Zaitun 100 mg/kgBB 1,595000* ,705577 ,047 ,02288 3,16712

Zaitun 200 mg/kgBB ,053000 ,705577 ,942 -1,51912 1,62512

Ova+Zaitun

100 mg/kgBB

Kontrol 1,354333 ,705577 ,084 -,21779 2,92646

Ova+Zaitun 200 mg/kgBB -4,142667* ,705577 ,000 -5,71479 -2,57054

Zaitun 100 mg/kgBB 2,949333* ,705577 ,002 1,37721 4,52146

Zaitun 200 mg/kgBB 1,407333 ,705577 ,074 -,16479 2,97946

Ova+Zaitun

200 mg/kgBB

Kontrol 5,497000* ,705577 ,000 3,92488 7,06912

Ova+Zaitun 100 mg/kgBB 4,142667* ,705577 ,000 2,57054 5,71479

Zaitun 100 mg/kgBB 7,092000* ,705577 ,000 5,51988 8,66412

Zaitun 200 mg/kgBB 5,550000* ,705577 ,000 3,97788 7,12212

Zaitun 100

mg/kgBB

Kontrol -1,595000* ,705577 ,047 -3,16712 -,02288

Ova+Zaitun 100 mg/kgBB -2,949333* ,705577 ,002 -4,52146 -1,37721

Ova+Zaitun 200 mg/kgBB -7,092000* ,705577 ,000 -8,66412 -5,51988

Zaitun 200 mg/kgBB -1,542000 ,705577 ,054 -3,11412 ,03012

Zaitun 200

mg/kgBB

Kontrol -,053000 ,705577 ,942 -1,62512 1,51912

Ova+Zaitun 100 mg/kgBB -1,407333 ,705577 ,074 -2,97946 ,16479

Ova+Zaitun 200 mg/kgBB -5,550000* ,705577 ,000 -7,12212 -3,97788

Zaitun 100 mg/kgBB 1,542000 ,705577 ,054 -,03012 3,11412

*. The mean difference is significant at the 0.05 level.

Page 71: EFEK PEMBERIAN EKSTRAK DAUN ZAITUN (Olea europaea …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37233/1/Skripsi... · PADA GINJAL MENCIT BALB/c DALAM ... 5. Kedua orang tua

58

Lampiran 5

Dokumentasi Proses Penelitian

Gambar 6. 2. Adaptasi

sampel penelitian

Gambar 6. 1. Proses

pemberian ekstrak

Gambar 6. 4. Bilik nebulisasi

yang telah dimodifikasi

Gambar 6. 3.

Nebulisasi

Gambar 6. 5. Anastesi

mencit dengan eter

Gambar 6. 6.

Nekropsi

Page 72: EFEK PEMBERIAN EKSTRAK DAUN ZAITUN (Olea europaea …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37233/1/Skripsi... · PADA GINJAL MENCIT BALB/c DALAM ... 5. Kedua orang tua

59

Lampiran 5

Riwayat Penulis

Nama : Muhammad Iqbal Dzaky Asy’ari

Jenis Kelamin : Laki-laki

Tempat, Tanggal Lahir : Lumajang, 2 November 1995

Agama : Islam

Alamat : Jln. Jaksa Agung Suprapto 17. RT/RW 02/02

Jogoyudan Lumajang Jawa Timur

Email : [email protected]

Riwayat Pendidikan

2000-2001 : TK Trisula

2001-2007 : SD Islam Tompokersan Lumajang

2007-2010 : SMP Negeri 1 Lumajang

2010-2013 : MA Nurul Jadid Paiton Probolinggo

2013-sekarang : Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta