92
EFEK AIR PERASAN BUAH JERUK LEMON (Citrus limon) TERHADAP LAJU ALIRAN, NILAI pH SALIVA DAN JUMLAH KOLONI Staphylococcus aureus (IN VIVO) SKRIPSI Oleh: Natasya Angelyna Batubara NIM: 130600022 FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2017 UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

EFEK AIR PERASAN BUAH JERUK LEMON Citrus limon) …

  • Upload
    others

  • View
    14

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: EFEK AIR PERASAN BUAH JERUK LEMON Citrus limon) …

EFEK AIR PERASAN BUAH JERUK LEMON

(Citrus limon) TERHADAP LAJU ALIRAN,

NILAI pH SALIVA DAN JUMLAH

KOLONI Staphylococcus aureus

(IN VIVO)

SKRIPSI

Oleh:

Natasya Angelyna Batubara

NIM: 130600022

FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN 2017

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 2: EFEK AIR PERASAN BUAH JERUK LEMON Citrus limon) …

Fakultas Kedokteran Gigi

Departemen Biologi Oral

Tahun 2017

Natasya Angelyna Batubara

EFEK AIR PERASAN BUAH JERUK LEMON (Citrus limon)

TERHADAP LAJU ALIRAN dan NILAI pH SALIVA serta JUMLAH

KOLONI Staphylococcus aureus (IN VIVO)

x + 52 halaman

Air perasan jeruk lemon mengandung asam sitrat yang merupakan asam

organik utama yang bersifat antibakteri sehingga berkumur dengan air perasan

jeruk lemon dapat menurunkan jumlah koloni bakteri Staphylococcus aureus pada

saliva. Stimulus kimiawi seperti asam merupakan yang paling kuat dalam

meningkatkan sekresi saliva. Rancangan penelitian ini adalah Pre and Post Test

Group Design. Pengambilan sampel saliva sebelum dan setelah berkumur air

perasan lemon dilakukan terhadap 24 subjek, pengukuran laju alir saliva

menggunakan timbangan digital, pengukuran pH saliva menggunakan indikator

pH saliva Hanna Instrument, dan pengujian bakteri Staphylococcus aureus

dengan media Mannitol Salt Agar, selama 24 jam pada suhu 37oC, setelah itu

dilakukan penghitungan jumlah koloni(CFU/plate). Hasil uji Wilcoxon

menunjukkan air perasan jeruk lemon dengan konsentrasi 100%, 50%, 25%, dan

12,5% dapat meningkatkan laju aliran saliva dan menurunkan jumlah koloni

bakteri Staphylococcus aureus secara signifikan (p<0,05). Hasil analisa uji T

berpasangan menunjukkan air perasan jeruk lemon dengan konsentrasi 25% dan

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 3: EFEK AIR PERASAN BUAH JERUK LEMON Citrus limon) …

12,5% menurunkan nilai pH saliva secara signifikan (p<0,05). Hasil uji korelasi

Pearson menunjukkan tidak ada hubungan yang signifikan antara laju aliran dan

pH saliva, laju aliran dan jumlah koloni bakteri Staphylococcus aureus, serta pH

saliva dan jumlah koloni bakteri Staphylococcus aureus. Kesimpulan dari

penelitian adalah air perasan jeruk lemon dengan minimal konsentrasi 12,5%

secara signifikan meningkatkan laju aliran saliva, menurunkan pH saliva, serta

menurunkan jumlah koloni Staphylococcus aureus.

Kata kunci : lemon, saliva, Staphylococcus aureus

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 4: EFEK AIR PERASAN BUAH JERUK LEMON Citrus limon) …

PERNYATAAN PERSETUJUAN

Skripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan

di hadapan tim penguji skripsi

Medan, 13 Desember 2017

Pembimbing: Tanda tangan,

Yumi Lindawati, drg., MDSc ........................

NIP. 19810329 200912 2 004

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 5: EFEK AIR PERASAN BUAH JERUK LEMON Citrus limon) …

TIM PENGUJI SKRIPSI

Skripsi ini telah dipertahankan di hadapan tim penguji skripsi

pada tanggal 13 Desember 2017

TIM PENGUJI

KETUA : Yumi Lindawati, drg., MDSc

ANGGOTA : 1. Dr. Ameta Primasari, drg., MDSc., M.Kes

2. Yendriwati, drg., M.Kes

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 6: EFEK AIR PERASAN BUAH JERUK LEMON Citrus limon) …

KATA PENGANTAR

Dengan mengucapkan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, skripsi ini telah

selesai disusun sebagai salah satu syarat untuk mendapatkan gelar Sarjana

Kedokteran Gigi.

Ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya penulis sampaikan kepada Yumi

Lindawati, drg., MDSc, selaku dosen pembimbing skripsi yang telah banyak

memberikan masukan, bimbingan, arahan, saran dan waktu yang sangat berguna

dalam meningkatkan semangat dan motivasi penulis untuk penyelesaian skripsi ini.

Dalam penulisan skripsi ini penulis mendapat bimbingan, bantuan dan

dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih

yang sebesar-besarnya kepada:

1. Dr. Trelia Boel, M.Kes., Sp.RKG (K)., selaku Dekan Fakultas

Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara.

2. Seluruh staf pengajar dan pegawai di Departemen Biologi Oral Fakultas

Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara atas bantuan yang diberikan kepada

penulis.

3. Bapak Dr. Panal Sitorus, Msi., Apt selaku kepala laboratorium

Mikrobiologi Fakultas Farmasi Universitas Sumatera Utara dan seluruh kakak/abang

Laboran yang telah bersedia memberikan izin dan membantu dalam melakukan

penelitian.

4. Kedua orang tua tercinta yaitu Ayahanda Marton Batubara, ST, MT dan

Ibunda Rosmalina Saragih, drg., yang telah membesarkan serta memberikan kasih

sayang, doa, semangat, dan dukungan baik secara moral maupun materil kepada

penulis sehingga mampu menyelesaikan pendidikan ini, begitu juga kepada saudari

penulis yaitu Marlyn Audiya Batubara, S.Ked., atas doa, cinta kasih dan dukungan

kepada penulis.

5. Sahabat-sahabat penulis, yaitu Angela, Laura, Narwastu, Kezia, Imas,

Cornelia, Karin, Lilia, Indri, Bella, Naufa, Luthfiyah, Evan, David, Romario, Reinhard, dan

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 7: EFEK AIR PERASAN BUAH JERUK LEMON Citrus limon) …

seluruh teman seperjuangan skripsi di Departemen Biologi Oral yaitu Cynthia, Elisabeth,

Michael, Theresia, Safriani, Andy, Fariza, Fauzi, Yolanda, Dheyna, Chandra, Gilang,

Ughasini, Peijie yang telah membantu selama penelitian serta memberikan semangat dan

motivasi tiada henti kepada penulis selama penulisan skripsi.

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini masih terdapat

banyak kekurangan, oleh karena itu penulis memohon maaf yang sebesar-besarnya

apabila terdapat kesalahan selama penulis melakukan penelitian dan penyusunan

skripsi ini. Dengan kerendahan hati penulis berharap semoga skripsi ini dapat

memberikan sumbangan pikiran yang berguna bagi pengembangan disiplin ilmu bagi

masyarakat dan Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara khususnya

Departemen Biologi Oral.

Medan, Desember 2017

Penulis,

(Natasya Angelyna Batubara)

NIM: 130600122

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 8: EFEK AIR PERASAN BUAH JERUK LEMON Citrus limon) …

v

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL......................................................................................

HALAMAN PERSETUJUAN.......................................................................

HALAMAN TIM PENGUJI SKRIPSI..........................................................

DAFTAR ISI.................................................................................................. vi

DAFTAR TABEL.......................................................................................... viii

DAFTAR LAMPIRAN.................................................................................. ix

BAB 1 PENDAHULUAN ............................................................................. 11.1 Latar Belakang ............................................................................. 11.2 Rumusan Masalah ........................................................................ 41.3 Tujuan Penelitian ......................................................................... 41.4 Hipotesis Penelitian...................................................................... 41.5 Manfaat Penelitian ....................................................................... 51.5.1 Manfaat Teoritis ........................................................................ 51.5.2 Manfaat Praktis ......................................................................... 5

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA..................................................................... 62.1 Jeruk Lemon (Citrus limon) ......................................................... 62.1.1 Klasifikasi Jeruk Lemon (Citrus limon).................................... 72.1.2 Morfologi Jeruk Lemon (Citrus limon)..................................... 72.1.3 Analisis Fitokimia Citrus limon ................................................ 82.1.4 Kandungan Nutrisi Citrus limon ............................................... 82.2 Senyawa Tannin ........................................................................... 92.2.1 Sifat – sifat Tannin .................................................................... 102.2.2 Pemanfaatan Tannin sebagai Antimikroba ............................... 112.3 Mekanisme Senyawa Flavonoid................................................... 112.4 Staphylococcus aureus.................................................................. 122.4.1 Klasifikasi Ilmiah Staphylococcus aureus ................................ 122.4.2 Morfologi Staphylococcus aureus............................................. 122.4.3 Patogenesis Staphylococcus aureus .......................................... 132.5 Saliva............................................................................................ 142.5.1 Komponen Saliva ...................................................................... 152.6 Laju Aliran Saliva ........................................................................ 152.7 Nilai pH Saliva............................................................................. 16

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 9: EFEK AIR PERASAN BUAH JERUK LEMON Citrus limon) …

vi

2.8 Faktor yang Mempengaruhi pH dan Laju Aliran Saliva.............. 162.9 Mekanisme Jeruk Lemon Mempengaruhi Laju Aliran dan

pH Saliva...................................................................................... 172.10 Landasan Teori........................................................................... 192.11 Kerangka Teori........................................................................... 212.12 Kerangka Konsep ....................................................................... 22

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN......................................................... 233.1 Jenis Penelitian............................................................................. 233.2 Tempat dan Waktu Penelitian ...................................................... 233.2.1 Tempat Penelitian ..................................................................... 233.2.2 Waktu Penelitian....................................................................... 233.3 Populasi, Sampel dan Besar Sampel Penelitian ........................... 233.3.1 Populasi ..................................................................................... 233.3.2 Sampel ....................................................................................... 233.3.3 Besar Sampel............................................................................. 243.4 Kriteria Sampel ............................................................................ 253.4.1 Kriteria Inklusi .......................................................................... 253.4.2 Kriteria Eksklusi ....................................................................... 253.5 Variabel Penelitian ....................................................................... 263.5.1 Identifikasi Variabel ................................................................. 263.5.1.1 Variabel Bebas ....................................................................... 263.5.1.2 Variabel Terikat...................................................................... 263.5.1.3 Variabel Terkendali ................................................................ 273.5.1.4 Variabel Tak Terkendali......................................................... 273.6 Definisi Operasional Penelitian.................................................... 273.7 Alat dan Bahan Penelitian............................................................ 283.7.1 Alat........... ................................................................................. 283.7.2 Bahan......................................................................................... 283.8 Prosedur Penelitian....................................................................... 283.8.1 Pembuatan Air Perasan Buah Jeruk Lemon .............................. 283.8.2 Pengenceran Air Perasan Buah Jeruk Lemon ........................... 293.8.3 Persiapan Pengambilan Sampel Saliva ..................................... 293.8.4 Metode Pengumpulan Saliva..................................................... 293.8.5 Pengukuran Laju Aliran Saliva ................................................. 303.8.6 Pengukuran Nilai pH Saliva ...................................................... 303.8.7 Pengenceran Sampel Saliva ...................................................... 303.8.8 Pembuatan Isolat Koloni Staphylococcus aureus Sebelum

Perlakuan Berkumur Air Perasan Jeruk Lemon........................ 323.8.9 Pembuatan Isolat Koloni Staphylococcus aureus Setelah

Perlakuan Berkumur Air Perasan Jeruk Lemon........................ 323.8.10 Perhitungan Jumlah Koloni ..................................................... 333.9 Skema Alur Penelitian.................................................................. 343.10 Analisis Data .............................................................................. 34

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 10: EFEK AIR PERASAN BUAH JERUK LEMON Citrus limon) …

vii

BAB 4 HASIL PENELITIAN ....................................................................... 35

BAB 5 PEMBAHASAN................................................................................ 40

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN ......................................................... 486.1 Kesimpulan .................................................................................. 486.2 Saran............................................................................................. 48

DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 49

LAMPIRAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 11: EFEK AIR PERASAN BUAH JERUK LEMON Citrus limon) …

viii

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1. Analisis fitokimia dari air perasan jeruk lemon ........................................ 8

2. Jumlah nutrisi Citrus limon....................................................................... 9

3. Rata-rata laju aliran saliva sebelum dan sesudah stimulasi air perasan

jeruk lemon berdasarkan perbedaan konsentrasi ...................................... 35

4. Rata-rata pH saliva sebelum dan sesudah stimulasi air perasan jeruk

lemon berdasarkan perbedaan konsentrasi................................................ 36

5. Hubungan laju aliran saliva dengan pH saliva.......................................... 37

6. Rata-rata jumlah koloni bakteri Staphylococcus aureus sebelum dan

sesudah stimulasi air perasan jeruk lemon berdasarkan perbedaan

konsentrasi ................................................................................................ 36

7. Hubungan laju aliran saliva dengan jumlah koloni bakteri

Staphylococcus aureus .............................................................................. 38

8. Hubungan pH saliva dengan jumlah koloni bakteri Staphylococcus

aureus........................................................................................................ 39

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 12: EFEK AIR PERASAN BUAH JERUK LEMON Citrus limon) …

ix

DAFTAR LAMPIRAN

1. Skema Alur Pikir

2. Skema Alur Penelitian

3. Lembar Penjelasan Kepada Subjek Penelitian

4. Lembar Persetujuan Setelah Penjelasan (Informed Consent)

5. Lembar Pengamatan Penelitian

6. Surat Persetujuan Komisi Etik

7. Lembar Hasil Analisis Statistik SPSS

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 13: EFEK AIR PERASAN BUAH JERUK LEMON Citrus limon) …

1

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Saat ini dikenal banyak bahan alam yang memiliki daya antibakteri.

Penggunaan bahan alam oleh masyarakat Indonesia, khususnya tanaman obat

cenderung meningkat seiring tingginya harga obat dan fenomena resistensi dari obat-

obatan kimia. Menurut WHO, tanaman obat akan menjadi sumber terbaik untuk

mendapatkan berbagai jenis obat. Sekitar 80% individu dari negara maju

menggunakan obat tradisional, yang memiliki senyawa yang berasal dari tanaman

obat.1,2

Untuk jangka panjang, tanaman obat telah menjadi sumber produk alami yang

sangat berharga dan tidak terpisahkan dengan kesehatan manusia dan juga memiliki

potensi yang besar dalam memproduksi obat baru. Oleh karena itu, banyak daya tarik

terhadap aktivitas antibakteri buah sitrus sebagai potensi dan sumber obat farmasi

yang menjanjikan.2

Buah sitrus memiliki nutrisi yang tinggi dan dapat ditemukan di daerah tropis.

Buah yang termasuk jenis sitrus adalah buah jeruk, jeruk lemon, jeruk nipis dan jeruk

bali, selain jeruk keprok dan pomelos. Buah sitrus hanya memenuhi 0,9% dari total

kalori harian dan 1,7% asupan karbohidrat harian.3 Jus lemon dipercaya memiliki

khasiat antimikroba dibanyak kebudayaan di dunia. Di Afrika Selatan, jus lemon

telah digunakan dalam pengobatan oral thrush pada pasien HIV/AIDS.4

Citrus limon yang biasa dikenal dengan lemon termasuk famili Rutaceae,

umumnya dibudidayakan di negara – negara Asia Selatan. Lemon kaya akan

suplemen gizi yang mengandung karbohidrat, lemak, protein, vitamin seperti

thiamine, riboflavin, niacin, asam pantotenat, folat, kolin dan kaya sumber vitamin C.

Lemon juga mengandung unsur-unsur seperti kalsium, magnesium, kalium dan seng

dan sejumlah senyawa fitokimia seperti tanin dan flavonoid.5,6

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 14: EFEK AIR PERASAN BUAH JERUK LEMON Citrus limon) …

2

Menurut USDA Nutrient Database, jeruk lemon lebih kaya akan vitamin C

dan asam folat dibandingan jeruk nipis, yaitu 39 mg vitamin C dan 20 μg asam folat

dalam 100 gram jus lemon, sedangkan pada 100 gram jeruk nipis terdapat 30 mg

vitamin C dan 10 μg asam folat, dimana berfungsi sebagai antioksidan, membantu

perkembangan sel darah, serta menetralisir radikal bebas.7

Jus lemon mengandung sekitar 5% asam sitrat yang memberi rasa asam lemon

dan pH 2 sampai 3.8 Konsumsi karbohidrat padat maupun cair dapat menyebabkan

terjadinya perubahan pH saliva dimana karbohidrat akan difermentasi oleh bakteri

dan akan melekat di permukaan gigi. Faktor- faktor yang mempengaruhi laju aliran

saliva yang distimulasi adalah stimulus alami, muntah, merokok, ukuran kelenjar,

refleks muntah, stimulus unilateral, asupan makan dan status gizi.9 Stimulus kimiawi

yang bersifat asam merupakan stimulus yang paling kuat dalam meningkatkan sekresi

saliva. Substansi kimia yang dapat menimbulkan persepsi pengecapan dan

menimbulkan rasa asam yang tajam bila diaplikasikan di pangkal lidah.10

Kandungan flavonoid pada sitrus memiliki aktivitas biologis yang luas,

termasuk sebagai antibakteri, antijamur, antidiabetes, antikanker, dan aktivitas

antivirus. Flavonoid dapat berfungsi sebagai antioksidan langsung dan menangkap

radikal bebas, serta memiliki kapasitas dalam memodulasi aktivitas enzim dan

menghambat proliferasi sel. Pada tumbuhan, flavonoid berperan dalam menyerang

mikroorganisme patogen, seperti bakteri, jamur dan virus.11

Giuseppe, dkk(2007) melaporkan adanya limonoid pada spesies sitrus, yang

dianggap mampu melawan bakteri yang terisolasi secara klinis. Limonoid yang

diperoleh dari lemon, menunjukkan aktivitas antibakteri dan antijamur yang baik.2

Berdasarkan penelitian yang dilakukan Tomotake, dkk zat yang memiliki

kemampuan sebagai antibakteri dalam buah jeruk lemon adalah asam sitrat yang

merupakan asam organik utama yang terkandung dalam air perasan lemon. Selain itu

menurut Zu, dkk kandungan minyak atsiri (monoterpen dan sesquiterpen) seperti

limonene memiliki aktivitas antibakteri dimana pada buah jeruk lemon juga memiliki

kandungan minyak atsiri berupa limonene. Menurut Noghata, dkk tanaman jeruk

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 15: EFEK AIR PERASAN BUAH JERUK LEMON Citrus limon) …

3

mengandung komponen flavonoid dimana menurut Cushnie, dkk flavonoid memiliki

aktivitas antibakteri.12

Penelitian Hindi NKK, dkk (2013) melaporkan bahwa zona hambat jus lemon

konsentrasi 100% pada Staphylococcus aureus sebesar 26 mm, sedangkan zona

hambat kulit lemon konsentrasi 100% pada Staphylococcus aureus sebesar 30 mm.2

Penelitian Oikeh EI, dkk (2015) melaporkan bahwa jus lemon dengan konsentrasi

200 μg/ml memiliki zona hambat pada Staphylococcus aureus sebesar 20 mm dengan

KHM pada konsentrasi 25 μg/ml dan KBM pada konsentrasi 50 μg/ml.15 Penelitian

Okeke MI, dkk (2015) melaporkan jus lemon pada Staphylococcus aureus

ATCC12600 dengan konsentrasi 100 mg/ml memiliki zona hambat sebesar 21 mm,

KHM pada konsentrasi 25 mg/ml, dan KBM pada konsentrasi 100 mg/ml.4

Flavonoid menyebabkan terganggunya fungsi dinding sel bakteri sebagai

pemberi bentuk sel dan melindungi sel dari lisis. Senyawa ini merupakan antimikroba

karena membentuk senyawa kompleks dengan protein ekstraseluler, mengubah sifat

fisik dan kimiawi sitoplasma, dan mendenaturasi dinding sel bakteri dengan cara

melalui ikatan hidrogen. Pada dinding sel bakteri gram positif mengandung

polisakarida (asam terikoat) merupakan polimer yang larut dalam air, yang

menunjukkan bahwa dinding sel bakteri gram positif bersifat lebih polar.1

Staphylococcus aureus merupakan bakteri gram positif yang dapat ditemukan

pada rongga mulut sebagai flora normal, namun pada keadaan tertentu dapat berubah

menjadi patogen apabila terjadi ketidakseimbangan dalam rongga mulut dan dapat

menyebabkan angular cheilitis. Hal ini disebabkan oleh adanya faktor predisposisi,

seperti kebersihan rongga mulut yang rendah, pemakaian gigi tiruan, penggunaan

antibiotik dengan jangka waktu yang lama, diabetes mellitus tidak terkontrol,

defisiensi zat besi, defisiensi vitamin B12, defisiensi asam folat, dan kondisi

imunosupresi.14,15

Berdasarkan keterangan tersebut, peneliti tertarik untuk meneliti efek air

perasan buah jeruk lemon terhadap laju aliran dan nilai pH saliva serta jumlah koloni

Staphylococcus aureus.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 16: EFEK AIR PERASAN BUAH JERUK LEMON Citrus limon) …

4

1.2 Rumusan Masalah

1. Bagaimanakah pengaruh pemberian air perasan buah jeruk lemon dengan

konsentrasi 100%, 50%, 25% dan 12,5% terhadap laju aliran saliva?

2. Bagaimanakah pengaruh pemberian air perasan buah jeruk lemon dengan

konsentrasi 100%, 50%, 25% dan 12,5% terhadap pH saliva?

3. Bagaimanakah pengaruh pemberian air perasan buah jeruk lemon dengan

konsentrasi 100%, 50%, 25% dan 12,5% terhadap jumlah koloni bakteri

Staphylococcus aureus?

4. Apakah ada hubungan antara laju aliran saliva dan pH saliva, laju aliran

saliva dan jumlah koloni bakteri Staphylococcus aureus, serta pH saliva dan jumlah

koloni bakteri Staphylococcus aureus, sebelum dan sesudah berkumur dengan air

perasan jeruk lemon (Citrus limon) dengan konsentrasi 100%, 50%, 25% dan 12,5%?

1.3 Tujuan Penelitian

1. Untuk melihat pengaruh berkumur air jeruk lemon dengan konsentrasi

100%, 50%, 25% dan 12,5% terhadap laju aliran saliva.

2. Untuk melihat pengaruh berkumur air jeruk lemon dengan konsentrasi

100%, 50%, 25% dan 12,5% terhadap pH saliva.

3. Untuk melihat pengaruh berkumur air jeruk lemon dengan konsentrasi

100%, 50%, 25% dan 12,5% terhadap jumlah koloni bakteri Staphylococcus aureus.

4. Untuk melihat hubungan antara laju aliran saliva dan pH saliva, laju aliran

saliva dan jumlah koloni bakteri Staphylococcus aureus, serta pH saliva dan jumlah

koloni bakteri Staphylococcus aureus, sebelum dan sesudah berkumur dengan air

perasan jeruk lemon (Citrus limon) dengan konsentrasi 100%, 50%, 25% dan 12,5%.

1.4 Hipotesis Penelitian

1. Hɑ: air perasan jeruk lemon (Citrus limon) meningkatkan laju aliran saliva.

2. Hɑ: air perasan jeruk lemon (Citrus limon) menurunkan pH saliva.

3. Hɑ: air perasan jeruk lemon (Citrus limon) menurunkan jumlah bakteri

Staphylococcus aureus pada saliva.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 17: EFEK AIR PERASAN BUAH JERUK LEMON Citrus limon) …

5

4. Hɑ: ada hubungan antara laju aliran saliva dan pH saliva, laju aliran saliva

dan jumlah koloni bakteri Staphylococcus aureus, serta pH saliva dan jumlah koloni

bakteri Staphylococcus aureus, sebelum dan sesudah berkumur dengan air perasan

jeruk lemon (Citrus limon) dengan konsentrasi 100%, 50%, 25% dan 12,5%.

1.5 Manfaat Penelitian

1.5.1 Manfaat Teoritis

1. Sebagai data dan informasi mengenai efektivitas air perasan jeruk lemon

(Citrus limon) terhadap pH dan laju aliran saliva, serta bakteri Staphylococcus

aureus.

2. Sebagai data awal untuk melakukan penelitian lanjutan tentang

pemanfaatan air perasan jeruk lemon (Citrus limon) sebagai alternatif pengobatan di

bidang kedokteran gigi.

1.5.2 Manfaat Praktis

Sebagai informasi untuk dokter gigi tentang penggunaan air perasan jeruk

lemon (Citrus limon) sebagai obat kumur.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 18: EFEK AIR PERASAN BUAH JERUK LEMON Citrus limon) …

6

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Jeruk Lemon (Citrus limon)

Jeruk merupakan tanaman asli dari Benua Asia khususnya dari India sampai

Cina. Banyak spesies jeruk yang telah dibudidayakan di daerah subtropis. Jeruk

mempunyai 6 genera yaitu: 1) Citrus, 2) Microcitrus, 3) Fortunella, 4) Poncirus, 5)

Cymenia, dan 6) Eremocitrus, yang paling banyak dikenal adalah citrus. Salah

satunya adalah citrus limon atau jeruk lemon. Jenis jeruk lemon ini berasal dari

daerah Birma Bagian Utara dan Cina Selatan. Penyebaran jeruk lemon di Indonesia

berada di Jawa dan telah dibudidayakan. Jeruk lemon dapat tumbuh baik di dataran

rendah hingga ketinggian 800 meter di atas permukaan laut.12,13

Buah lemon sangat bermanfaat untuk kesehatan tubuh. Buah ini sangat kaya

akan vitamin C, magnesium, kalium, dan kalsium. Tidak hanya daging buahnya, kulit

buah lemon juga memiliki kandungan antioksidan dan berfungsi sangat baik untuk

menjaga kekebalan tubuh. Kulit lemon juga mengandung flavonoid yang merupakan

suatu antioksidan golongan fenol yang banyak ditemukan di sayuran, buah-buahan,

kulit pohon, akar, bunga, teh, dan wine. Konstribusi flavonoid untuk sistem

pertahanan antioksidan sangat besar mengingat total asupan harian flavonoid dapat

berkisar 50-800 mg.14

Lemon dan produk olahannya merupakan sumber senyawa fenolik (terutama

flavonoid) serta senyawa nutrisi dan non-nutrisi (vitamin, mineral, serat makanan,

minyak essensial, asam organik, dan karotenoid) yang diperlukan untuk pertumbuhan

dan fungsi sistem fisiologis manusia.16 Tanaman ini dibudidayakan terutama untuk

kandungan alkaloidnya, yang memiliki aktivitas antikanker dan potensi antibakteri

dalam ekstrak kasar dari berbagai bagian (daun, batang, akar, jus, kupas, dan bunga)

lemon yang melawan strain bakteri yang signifikan secara klinis telah dilaporkan.2,11

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 19: EFEK AIR PERASAN BUAH JERUK LEMON Citrus limon) …

7

2.1.1Klasifikasi Jeruk Lemon (Citrus limon)

Jeruk lemon memiliki nama lain Citrus limon (L.) Osbeck. Di Indonesia

disebut dengan jeruk sitrun atau jeruk limun. Klasifikasi tanaman jeruk lemon

berdasarkan Backer dan Cronquist adalah sebagai berikut:13,15

Kingdom : Plantae (Tumbuhan)

Subkingdom : Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)

Superdivisi : Spermatophyta (Tumbuhan berbiji)

Divisi : Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)

Kelas : Magnoliopsida (Tumbuhan berbiji dua)

Sub Kelas : Rosidae

Ordo : Sapindales

Famili : Rutaceae

Genus : Citrus

Spesies : Citrus limon (L.) Osbeck

2.1.2 Morfologi Jeruk Lemon (Citrus limon)

Gambar 1. Jeruk Lemon (Citrus limon (L.))

(Sumber: Dokumentasi)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 20: EFEK AIR PERASAN BUAH JERUK LEMON Citrus limon) …

8

Buah jeruk lemon berbentuk lonjong atau bundar, berry, hesperidium, dan

berwarna kuning ketika sudah matang. Buah ini termasuk dalam kelompok jeruk

yang disebut “hesperidium”. Bentuk buah bisa berubah saat sudah matang atau ketika

pohonnya mulai tua, tergantung dari jenisnya. Ukuran buahnya juga sesuai dengan

varietas, beban tanaman, akar, dan irigasi tanaman. Lemon yang sudah matang akan

berubah warna dari hijau menjadi kuning, beratnya sekitar 50 – 80 g dan diameternya

5 – 8 cm.8

2.1.3 Analisis Fitokimia Citrus limon

Tabel 1. Analisis fitokimia dari air perasan jeruk lemon4

Senyawa Fitokimia Jumlahnya

Alkaloid +

Glikosida sianogenetika ++

Glikosida antrasena -

Cardiac glycosides +

Glikosida steroid +

Tannin +++

Saponin +

Flavonoid +

Karbohidrat ++

Protein +

Vitamin yang larut dalam air ++

Ket: (-) tidak terdeteksi; (+) konsentrasi rendah; (++) konsentrasi sedang;

(+++) konsentrasi tinggi

2.1.4Kandungan Nutrisi Citrus limon

Jeruk lemon memiliki kandungan vitamin C yang tinggi dibandingkan jeruk

nipis serta sebagai sumber vitamin A, B1, B2, fosfor, kalsium, pektin, minyak atsiri

70% limonene, felandren, kumarins bioflavonoid, geranil asetat, asam sitrat, linalil

asetat, kalsium, dan serat.12

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 21: EFEK AIR PERASAN BUAH JERUK LEMON Citrus limon) …

9

Kulit lemon mengandung serat kasar (15,18%), lemak kasar (4,98%), dan

protein (9,42%). Kandungan abu kulit lemon adalah 6,26% . Jus lemon mengandung

sekitar 5% asam sitrat yang memberi rasa asam lemon dan pH 2 sampai 3.8

Tabel 2. Jumlah Nutrisi Citrus limon8

Elemen Jumlah

Sodium (Na) 0.83

Air 92%

Kalium (K) 0.24

Magnesium (Mg) 0.59

Zinc (Zn) 0.15

Protein 9.42

Vitamin C 38.7

Fosfor (P) 0.11

Serat 15.18

Lemak 4.98

Kalsium (Ca) 0.32

Tembaga (Cu) 0.22

Zat Besi (Fe) 0.54

2.2 Senyawa Tannin

Senyawa tannin adalah senyawa astringent yang memiliki rasa pahit dari

gugus polifenolnya yang dapat mengikat dan mengendapkan atau menyusutkan

protein. Zat astringent dari tannin menyebabkan rasa kering dan puckery (kerutan) di

dalam mulut. Tannin merupakan senyawa phenol yang larut dalam air dan memiliki

berat molekul antara 500 dan 3000 Da.17

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 22: EFEK AIR PERASAN BUAH JERUK LEMON Citrus limon) …

10

2.2.1Sifat – sifat Tannin

Menurut Browning (1966) sifat utama tannin tumbuh-tumbuhan tergantung

pada gugusan phenolik-OH yang terkandung dalam tannin, dan sifat tersebut secara

garis besar dapat diuraikan sebagai berikut:17

a. Sifat Kimia Tannin

1. Tannin memiliki sifat umum, yaitu memiliki gugus phenol dan bersifat koloid,

sehingga jika terlarut dalam air bersifat koloid dan asam lemah.

2. Umumnya tannin dapat larut dalam air. Kelarutannya besar dan akan meningkat

apabila dilarutkan dalam air panas. Begitu juga tannin akan larut dalam pelarut

organik seperti metanol, etanol, aseton dan pelarut organik lainnya.

3. Tannin akan terurai menjadi pyrogallol, pyrocatechol dan phloroglucinol bila

dipanaskan sampai suhu 210 oF – 215 oF (98,89 oC – 101,67 oC).

4. Tannin dapat dihidrolisa oleh asam, basa, dan enzim.

5. Ikatan kimia yang terjadi antara tannin-protein atau polimer-polimer lainnya

terdiri dari ikatan hidrogen, ikatan ionik, dan ikatan kovalen.

b. Sifat Fisik Tannin

1. Umumnya tannin mempunyai berat molekul tinggi dan cenderung mudah

dioksidasi menjadi suatu polimer, sebagian besar tannin bentuknya amorf dan

tidak mempunyai titik leleh.

2. Tannin berwarna putih kekuning-kuningan sampai coklat terang, tergantung

dari sumber tannin tersebut.

3. Tannin berbentuk serbuk atau berlapis-lapis seperti kulit kerang, berbau khas

dan mempunyai rasa sepat (astrigent).

4. Warna tannin akan menjadi gelap apabila terkena cahaya langsung atau

dibiarkan di udara terbuka.

5. Tannin mempunyai sifat atau daya bakterostatik, fungistatik dan merupakan

racun.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 23: EFEK AIR PERASAN BUAH JERUK LEMON Citrus limon) …

11

2.2.2Pemanfaatan Tannin sebagai Antimikroba

Tannin bertindak seperti asam ringan berdasarkan banyak gugus -OH fenolik.

Asam tannic adalah bentuk yang paling sederhana hydrolysable tannin. Tannin

kualitas tinggi mengandung 65-76% asam tannic. Salah satu sifat yang paling penting

dari tannin dan asam tannic adalah kemampuannya untuk membentuk kompleks

chelat dengan ion logam. Meskipun asam tannin dapat berfungsi sebagai agen

antimikroba alami, tetapi tidak aktif terhadap spektrum yang luas dari jamur dan

bakteri (Salunkhe et al. 1989; Sanderson et al. 2001).17

2.3 Mekanisme Senyawa Flavonoid

Efek antibakteri disebabkan oleh adanya kandungan asam sitrat dan turunan

fenol yang terkandung dalam air perasan jeruk lemon. Flavonoid merupakan senyawa

yang banyak terdapat pada jenis tanaman obat. Flavonoid disintesis tanaman dalam

responnya terhadap infeksi mikroba, sehingga secara in vitro efektif terhadap

mikroorganisme. Senyawa ini merupakan antimikroba karena membentuk senyawa

kompleks dengan protein ekstraseluler, mengubah sifat fisik dan kimiawi sitoplasma,

dan mendenaturasi dinding sel bakteri dengan cara melalui ikatan hidrogen. Aktivitas

ini akan mengganggu fungsi permeabilitas selektif, fungsi pengangkutan aktif, dan

pengendalian susunan protein sehingga menyebabkan kematian pada bakteri.1

Di samping itu pada dinding sel bakteri gram positif mengandung polisakarida

(asam terikoat) merupakan polimer yang larut dalam air, yang berfungsi sebagai

transfer ion positif untuk keluar masuk. Sifat larut inilah yang menunjukkan bahwa

dinding sel gram positif bersifat lebih polar. Flavonoid menyebabkan terganggunya

fungsi dinding sel sebagai pemberi bentuk sel dan melindungi sel dari lisis osmotik.

Terganggunya dinding sel akan menyebabkan lisis pada sel.1

Asam sitrat sebesar 7-7,6% yang dapat mendenaturasi protein sel bakteri

dengan cara mengacaukan jembatan garam dengan adanya muatan isotonik.

Denaturasi ditandai dengan adanya kekeruhan yang meningkat dan timbulnya

gumpalan. Mekanisme kerja dari senyawa tersebut yaitu dengan merusak dinding sel

bakteri dan masuk ke dalam inti sel bakteri, mengganggu proses respirasi sel,

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 24: EFEK AIR PERASAN BUAH JERUK LEMON Citrus limon) …

12

menghambat aktivitas enzim bakteri, dan menekan terjemahan dari regulasi produk

gen tertentu.1

Flavonoid dalam buah sitrus memiliki spektrum yang luas terhadap aktivitas

biologi, termasuk antibakteri, antijamur, antidiabetes, antikanker, dan aktivitas

antivirus. Flavonoid dapat berfungsi sebagai antioksidan langsung dan penangkal

radikal bebas. Pada tumbuhan, flavonoid berperan dalam melawan invasi patogen,

termasuk bakteri, jamur, dan virus.7

2.4 Staphylococcus aureus

Staphylococcus aureus dikenal sebagai mikroorganisme gram positif patogen

yang dihubungkan dengan berbagai sindrom klinis, yang dapat melakukan invansi ke

dalam berbagai organ atau jaringan tubuh dengan menimbulkan imflamasi, nekrosis

dan abses. Staphylococcus aureus merupakan salah satu penyebab terjadinya abses

yang timbul karena adanya kelainan periodontal dari gigi, ombinasi adanya invasi

bakteri dan respon tubuh mengawali terjadinya kerusakan gigi dan jaringan

pendukung lainnya.9

2.4.1 Klasifikasi Ilmiah Staphylococcus aureus

Klasifikasi Staphylococcus aureus menurut Bergey dalam Capuccino:18

Kingdom : Procaryota

Divisi : Firmicutes

Kelas : Bacilli

Ordo : Bacillales

Famili : Staphylococcaceae

Genus : Staphylococcus

Spesies : Staphylococcus aureus

2.4.2 Morfologi Staphylococcus aureus

Staphylococcus aureus merupakan bakteri gram positif berbentuk lonjong

atau kokus, tidak berspora, berdiameter 1 μm dan susunannya tidak teratur. Bakteri

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 25: EFEK AIR PERASAN BUAH JERUK LEMON Citrus limon) …

13

ini tersusun dalam kelompok seperti anggur. Pembentukan kelompok ini karena

pembelahan sel-sel anaknya cenderung berada dekat dengan induknya.18,19

Staphylococcus aureus tumbuh dengan baik pada berbagai media bakteriologi

pada kondisi aerobik. Bakteri ini dapat tumbuh pada suhu 6,5-460C dan pada pH 4,2-

9,3. Temperatur terbaik untuk bakteri ini tumbuh adalah 370C namun untuk

pembentukan pigmen yang terbaik adalah pada suhu kamar (20-350C). Koloni

tumbuh dalam waktu 24 jam dengan diameter mencapai 4 mm. Koloni pada media

padat berbentuk bulat, lembut, menonjol dan mengkilat.19,20

Staphylococcus aureus memberntuk koloni berwarna abu-abu sampai kuning

emas tua. Staphylococcus aureus membentuk pigmen lipochrom yang menyebabkan

koloni tampak berwarna kuning keemasan dan kuning jeruk. Pada media mannitol

salt agar (MSA) akan terlihat sebagai pertumbuhan koloni berwarna kuning

dikelilingi zona kuning keemasan karena kemampuan memfermentasi mannitol.20

Stapylococcus mengandung polisakarida dan protein yang bersifat antigenik

dan merupakan substansi penting dalam struktur dinding sel. Peptidoglikan

merupakan suatu polimer polisakarida yang mengandung subunit-subunit yang

tergabung yang kemudian dirusak oleh asam kuat atau lisozim. Hal tersebut penting

dalam patogenesis infeksi, yaitu merangsang pembentukan interleukin-1 (pirogen

endogen) dan antibodi opsonik, juga dapat menjadi penarik kimia (kemotraktan)

leukosit polimorfonuklear, mempunyai aktifitas mirip endotoksin dan mengaktifkan

komplemen.19,20

2.4.3 Patogenesis Staphylococcus aureus

Infeksi yang awalnya berasal dari kerusakan jaringan keras gigi atau jaringan

penyangga gigi yang disebabkan oleh bakteri yang merupakan flora normal rongga

mulut yang berubah menjadi patogen. Karies gigi yang tidak dirawat menyebabkan

nekrosis jaringan pulpa. Jaringan yang terinfeksi menyebabkan sebagian sel mati dan

hancur sehingga meninggalkan rongga yang berisi jaringan dan sel-sel yang

terinfeksi. Sel-sel darah putih yang merupakan pertahanan tubuh dalam melawan

infeksi kemudian bergerak ke dalam rongga tersebut dan memfagosit bakteri

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 26: EFEK AIR PERASAN BUAH JERUK LEMON Citrus limon) …

14

sehingga sel darah putih akan mati. Sel darah putih yang mati akan membentuk nanah

yang mengisi rongga tersebut.21

Kemampuan patogen Staphylococcus aureus dalam membelah diri merupakan

efek gabungan dari faktor ekstrasel dan toksin secara bersama-sama. Patogenetik,

invasif Staphylococcus aureus menghasilkan koagulase dan cenderung menghasilkan

pigmen kuning dan hemolitik. Nonpatogenetik, Staphylococci noninvasif seperti S.

Epidermis adalah koagulase negatif dan cenderung nonhemolitik. Organisme ini akan

mengalami refraktori untuk pengobatan karena pembentukan biofilm.19,20

Penjalaran Staphylococcus aureus sebagai agen kausatif pertama kali ditandai

dengan terjadinya nekrosis jaringan setempat, kemudian terjadi koagulasi fibrin di

sekitar lesi dan pembuluh getah bening, sehingga terbentuk dinding yang membatasi

proses nekrosis. Infeksi dapat menyebar ke bagian tubuh lain melalui pembuluh getah

bening dan pembuluh darah, sehingga terjadi peradangan pada vena, trombosis,

bahkan terjadi bakteremia. Lebih dari 30 jenis Staphylococcus Sp dapat menginfeksi

manusia, kebanyakan disebabkan oleh Staphylococcus aureus. Hasil dari isolasi dan

pengkulturan murni Staphylococcus aureus dari abses adalah sebesar 0,7-15%. Abses

ditandai adanya kerusakan jaringan yang menghasilkan pus. Pus yang terjadi karena

Staphylococcus aureus patogen menghasilkan koagulase, pigmen kuning, bersifat

hemolitik, mencairkan gelatin, serta bersifat invasif.22

2.5 Saliva

Saliva merupakan cairan eksokrin yang terdiri dari berbagai komponen yang

kompleks, tidak berwarna, yang disekresikan kelenjar saliva mayor dan minor untuk

mempertahankan homeostasis rongga mulut.23,24 Secara umum, saliva berperan dalam

proses pencernaan makanan, pengaturan keseimbangan air, menjaga integritas gigi,

aktivitas antibakterial, buffer, dan berperan penting bagi kebersihan rongga mulut.

Perubahan karakteristik saliva dapat digunakan sebagai indikator diagnostik penyakit

sistemik dan penyakit rongga mulut.9,23

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 27: EFEK AIR PERASAN BUAH JERUK LEMON Citrus limon) …

15

2.5.1Komponen Saliva

Setiap hari kelenjar saliva manusia menghasilkan hampir 1500 mL saliva yang

terdiri dari 94,0 – 99,5 % air, unsur organik dan unsur anorganik. Unsur Organik

saliva terdiri dari urea, asam urea, glukosa bebas, asam amino bebas, laktat dan asam-

asam lemak serta makromolekul ditemukan dalam saliva seperti protein, amilase,

peroksidase, tiosianat, lisozim, lipid, IgA, IgM dan IgG. Sedangkan unsur anorganik

yang utama adalah elektrolit seperti sodium, potasium, kalsium, kloride, magnesium,

bikarbonat dan fosfat.10,23,24 Dalam jumlah normal, berbagai unsur tersebut memiliki

fungsi masing-masing dan memungkinkan saliva dapat bekerja sebagai cairan yang

multifungsional.23,24

Komposisi saliva merupakan faktor penting dalam menentukan prevalensi

karies. Perlindungan relatif terhadap kavitas gigi, laju aliran saliva, kapasitas buffer,

kalsium, fosfat dan konsentrasi fluorida adalah hal-hal yang diperlukan. Sirkulasi

saliva dalam rongga mulut disebut sebagai seluruh saliva terdiri atas campuran

sekresi dari kelenjar saliva mayor, minor dan sedikit dari cairan krevikular.25

Apabila terjadi perubahan susunan ion-ion dalam saliva dapat mempengaruhi

fungsi dan peranannya didalam rongga mulut, sehingga dapat menimbulkan efek

yang merugikan bagi kesehatan rongga mulut.10

2.6 Laju Aliran Saliva

Laju aliran saliva merupakan parameter yang menggambarkan normal, tinggi,

rendah atau sangat rendahnya aliran saliva yang dinyatakan dalam satuan ml/menit.

Total saliva ketika berada dalam kondisi istirahat selama 14 jam adalah 700-1500 ml.

Laju aliran saliva dapat mengalami perubahan karena beberapa faktor. Diantaranya

derajat hidrasi, posisi tubuh, paparan cahaya, irama siang dan malam, obat, usia, jenis

kelamin, dan status gizi.9,25 Beberapa studi tentang laju aliran saliva yang tidak

distimulasi pada individu yang sehat didapatkan rata-rata whole saliva sekitar 0,3

ml/menit. Hasil di bawah 0,1 ml/menit dianggap sebagai hiposalivasi, dan hasil di

antara 0,1-0,25 ml/menit merupakan laju aliran rendah. Saliva yang tidak distimulasi

biasanya dikumpulkan dari pasien dengan posisi duduk tenang, dengan kepala

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 28: EFEK AIR PERASAN BUAH JERUK LEMON Citrus limon) …

16

menunduk dan mulut terbuka untuk meneteskan saliva dari bibir bawah ke tabung

sampel (biasa disebut metode draining). Metode lainnya yang banyak digunakan

untuk mengukur saliva yang tidak distimulasi adalah metode meludah, metode sedot,

dan metode swab. Faktor-faktor yang mempengaruhi laju aliran saliva yang tidak

distimulasi adalah derajat hidrasi, posisi tubuh, paparan terhadap cahaya, stimulasi

sebelumnya, ritme sirkadian, ritme sirkanual, dan obat-obatan.25

Pada orang dewasa laju aliran saliva normal yang distimulasi mencapai 1-3

ml/menit. Rata-rata terendah mencapai 0,7-1 ml/menit dimana pada keadaan

hiposalivasi ditandai dengan laju aliran saliva yang lebih rendah dari 0,7 ml/menit.

Stimulan yang biasa digunakan adalah permen karet, paraffin wax, dan asam sitrat.

Faktor- faktor yang mempengaruhi laju aliran saliva yang distimulasi adalah stimulus

alami, muntah, merokok, ukuran kelenjar, refleks muntah, stimulus unilateral, asupan

makan dan status gizi.9,24,25

2.7 Nilai pH Saliva

Nilai pH saliva normal berkisar 6-7 dan bervariasi tergantung kecepatan

alirannya. Konsumsi karbohidrat padat maupun cair dapat menyebabkan terjadinya

perubahan pH saliva dimana karbohidrat akan difermentasi oleh bakteri dan akan

melekat di permukaan gigi. Dengan adanya sistem buffer pada saliva, pH akan

kembali netral selama 20 menit terpapar karbohidrat yang berkonsistensi cair dan 40-

60 menit pada karbohidrat yang berkonsistensi padat. Kecepatan sekresi saliva

terstimulasi 3,0 ml/menit akan mencapai pH 7,62.9,25,26

2.8 Faktor yang Mempengaruhi Laju Aliran dan Nilai pH Saliva

Kecepatan aliran sekresi saliva berubah-ubah pada individu atau bersifat

kondisional sesuai dengan fungsi waktu, yaitu sekresi saliva mencapai minimal pada

saat tidak distimulasi dan mencapai maksimal pada saat distimulasi. Salah satu

mekanisme sekresi saliva merupakan kegiatan refleks yang stimulusnya berasal dari

dalam rongga mulut.10

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 29: EFEK AIR PERASAN BUAH JERUK LEMON Citrus limon) …

17

Stimulus tersebut terdiri atas stimulus mekanik dan stimulus kimiawi.

Stimulus mekanik tampak dalam bentuk pengunyahan, sedangkan stimulus kimiawi

tampak dalam bentuk efek kesan pengecapan. Kedua jenis stimulus tersebut

membangkitkan kegiatan refleks salivasi.10

Stimulus kimiawi dalam rongga mulut berhubungan dengan kesan pengecapan

dan sekresi saliva. Substansi kimia yang dapat menimbulkan persepsi pengecapan dan

menimbulkan rasa asam yang tajam bila diaplikasikan di pangkal lidah. Stimulus

kimiawi yang bersifat asam merupakan stimulus yang paling kuat dalam

meningkatkan sekresi saliva.10

2.9 Mekanisme Jeruk Lemon Mempengaruhi Laju Aliran dan pH Saliva

Sekresi saliva dapat berubah dengan adanya aktivitas refleks. Aktivitas refleks

adalah otomatis, terprediksi, diproduksi dan merupakan respon langsung dari adanya

stimulus atau rangsangan. Kebanyakan inisiasi dan hampir keseluruhan respon,

melibatkan sistem saraf pusat.27

Kelenjar parotid, submandibular, sublingual dan minor saliva berperan dalam

sekresi saliva total (whole saliva). Kontrol saliva tergantung pada refleks impuls

saraf. Refleks ini melibatkan tungkai aferen, inti saliva di dalam medula, dan tungkai

eferen yang terdiri dari saraf simpatik dan para simpatik yang memasok berbagai

kelenjar.27

Berbagai reseptor dirangsang sebelum, selama dan setelah konsumsi makanan

dan minuman, di antaranya adalah refleks gustatori (gustatory-salivary reflex) yang

ditemukan pada tastebud atau indra pengecap rasa (asam, manis, asin, pahit, dan

umami). Stimulus gustatori yang menyebabkan sekresi saliva paling besar adalah rasa

asam, diikuti oleh umami, asin, manis, lalu yang terakhir pahit.27

Refleks yang selanjutnya menyebabkan sekresi saliva adalah refleks

mastikatori (masticatory-salivary reflex) yang dipengaruhi oleh tekanan

pengunyahan, refleks olfaktori (olfactory-salivary effect) yaitu refleks yang berasal

dari indra penciuman, refleks visual (visual and psychic salivary reflexes) yaitu

refleks yang berasal dari indra penglihatan, refleks nosiseptor (oral nociceptor-

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 30: EFEK AIR PERASAN BUAH JERUK LEMON Citrus limon) …

18

salivary reflexes) yaitu refleks noksius yang diaplikasikan pada rongga mulut seperti

rasa pedas, dan refleks oesofageal (oesofageal-salivary reflex) pada penderita asam

lambung tinggi.27

Jus lemon mengandung sekitar 5% asam sitrat yang memberi rasa asam lemon

dan pH 2 sampai 3.7 Konsentrasi asam yang lebih rendah, bersamaan dengan semua

rangsangan gustatory dasar lainnya, memberikan respon saliva yang berbeda, namun

semuanya jauh lebih kecil daripada arus maksimum yang terlihat, contohnya 5%

asam sitrat. Rangsangan gustatory yang membangkitkan respon saliva sangat asam,

diikuti oleh umami, asin, manis dan pahit.27

Dikatakan tidak hanya stimulus gustatory individu menghasilkan volume

cairan saliva yang berbeda, tetapi juga dapat menghasilkan saliva dengan keseluruhan

komposisi yang berbeda yang tidak terkait dengan fakta bahwa laju aliran saliva

melalui saluran mempengaruhi konsentrasi beberapa elektrolit. Pada beberapa

rangsangan manis hewan telah terbukti menghasilkan aliran saliva parotid rendah

dengan kandungan protein tinggi, sedangkan pada manusia, telah ditunjukkan bahwa

stimuli garam menghasilkan sekresi parotid lebih tinggi pada protein daripada

rangsangan dasar lainnya pada aliran yang sama.27

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 31: EFEK AIR PERASAN BUAH JERUK LEMON Citrus limon) …

19

2.10Landasan Teori

Citrus limon yang biasa dikenal dengan lemon termasuk famili Rutaceae,

umumnya dibudidayakan di negara – negara Asia Selatan. Lemon kaya akan

suplemen gizi yang mengandung karbohidrat, lemak, protein, vitamin seperti

thiamine, riboflavin, niacin, asam pantotenat, folat, kolin dan kaya sumber vitamin C.

Lemon juga mengandung unsur-unsur seperti kalsium, magnesium, kalium dan seng.

Lemon mengandung sejumlah fitokimia seperti tanin, terpen, polifenol dan

flavonoid.5 Jus lemon mengandung sekitar 5% asam sitrat yang memberi rasa asam

lemon dan pH 2 sampai 3.8

Konsentrasi asam yang lebih rendah, memberikan respon saliva yang berbeda,

contohnya 5% asam sitrat. Rangsangan gustatory yang membangkitkan respon saliva

sangat asam, diikuti oleh umami, asin, manis dan pahit. Stimulus gustatori yang

menyebabkan sekresi saliva paling besar adalah rasa asam, diikuti oleh umami, asin,

manis, lalu yang terakhir pahit.27

Perubahan karakteristik saliva dapat digunakan sebagai indikator diagnostik

penyakit sistemik dan penyakit rongga mulut.9,23 Kecepatan aliran sekresi saliva

berubah-ubah pada individu atau bersifat kondisional sesuai dengan fungsi waktu,

yaitu sekresi saliva mencapai minimal pada saat tidak distimulasi dan mencapai

maksimal pada saat distimulasi.16 Konsumsi karbohidrat padat maupun cair dapat

menyebabkan terjadinya perubahan pH saliva dimana karbohidrat akan difermentasi

oleh bakteri dan akan melekat di permukaan gigi. Nilai pH saliva normal berkisar 6-7

dan bervariasi tergantung kecepatan alirannya.9,25,26

Lemon dan produk olahannya merupakan sumber senyawa fenolik (terutama

flavonoid) serta senyawa nutrisi dan non-nutrisi (vitamin, mineral, serat makanan,

minyak essensial, asam organik, dan karotenoid) yang diperlukan untuk pertumbuhan

dan fungsi sistem fisiologis manusia.10 Kandungan flavonoid pada sitrus aktivitas

biologis yang luas, termasuk sebagai antibakteri, antijamur, antidiabetes, antikanker,

dan aktivitas antivirus. Flavonoid dapat berfungsi secara sebagai antioksidan

langsung dan menangkap radikal bebas, serta memiliki kapasitas dalam memodulasi

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 32: EFEK AIR PERASAN BUAH JERUK LEMON Citrus limon) …

20

aktivitas enzim dan menghambat proliferasi sel. Pada tumbuhan, flavonoid berperan

dalam menyerang mikroorganisme patogen, seperti bakteri, jamur dan virus.11

Rongga mulut merupakan pintu gerbang masuknya berbagai macam

mikroorganisme ke dalam tubuh, dengan temperatur yang hangat, kelembaban dan

lingkungan yang kaya akan nutrisi dapat meningkatkan pertumbuhan

mikroorganisme. Salah satunya adalah bakteri Staphylococcus aureus dimana bakteri

ini dapat dijumpai pada Angular cheilits.8,9 Angular cheilits merupakan inflamasi atau

peradangan yang terjadi pada salah satu atau kedua sisi sudut mulut, yang ditandai

dengan adanya eritema, fissure, deskuamasi dan rasa nyeri. Staphylococcus aureus

berperan dalam terjadinya inflamasi.28

Staphylococcus aureus merupakan bakteri gram positif berbentuk kokus yang

tersusun seperti buah anggur. Bakteri ini dapat tumbuh dengan baik pada berbagai

media bakteriologi dalam kondisi aerobik. Pada media mannitol salt agar (MSA)

akan terlihat sebagai pertumbuhan koloni berwarna kuning dikelilingi zona kuning

keemasan karena kemampuan memfermentasi mannitol.29

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 33: EFEK AIR PERASAN BUAH JERUK LEMON Citrus limon) …

21

2.11Kerangka Teori

AirPerasanJeruk

Lemon Flavonoid

Sifat fisik dan kimiawisitoplasma berubah

Denaturasidinding sel

bakteri

Tannin

Jeruk Lemon

(Citrus limon)

Membentuk senyawakompleks dengan protein

ekstraseluler

Kematian selbakteri

Berkumur air perasanjeruk lemon

(pH jeruk lemon 3-4)

Rangsangankimiawi(asam)

Saliva

Laju aliransaliva↑

pH↓

Ikatan proteinbakteri rusak

Sekresi saliva

Merangsangtastebud

Fungsi: Antikanker Antivirus Antidiabetes Antioksidan Antijamur

Antibakteri

Refleks Saliva: Mastikatori Olfaktori Visual Nosiseptor Oesofageal

Gustatory

Dipengaruhioleh:

Flora normal

Mengaktifkansistem saraf

pusat

Meningkatkansekresi saliva

Saraf simpatis(rangsanganadrenergik)

Saraf parasimpatis(rangsangankolinergik)

Staphylococcus aureus

Streptococcus mutans

Streptococcus viridans

Lactobacillus sp.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 34: EFEK AIR PERASAN BUAH JERUK LEMON Citrus limon) …

22

2.12Kerangka Konsep

Air PerasanJeruk Lemon

Jeruk Lemon(Citrus limon)

Staphylococcusaureus

PertumbuhanStaphylococcus aureus

terganggu

Perbedaan efek antibakteriair perasan buah jeruk

lemon dengan konsentrasiyang berbeda

Fungsi: Antikanker Antivirus Antidiabetes Antioksidan Antijamur

Antibakteri

Subjek penelitian Saliva

Laju aliransaliva ↑

pH ↓

Konsentrasi 50% Konsentrasi 25% Konsentrasi 12,5%Konsentrasi 100%

pH jeruk lemon 3-4(kategori asam)

Bakteri ronggamulut

Berkumur Air Perasan JerukLemon

(Stimulus kimiawi)

Sekresi saliva ↑

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 35: EFEK AIR PERASAN BUAH JERUK LEMON Citrus limon) …

23

BAB 3

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimental laboratorium dengan

rancangan penelitian Pre and Post Test Group Design yaitu melakukan pengukuran

atau observasi sebelum dan sesudah perlakuan diberikan.

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian

3.2.1 Tempat Penelitian

Pembuatan dan pengenceran air perasan buah jeruk lemon, serta pengambilan

saliva dan perhitungan pH saliva dilakukan di Laboratorium Biologi Oral Fakultas

Kedokteran Gigi USU. Sedangkan pengujian bakteri dilakukan di Laboratorium

Mikrobiologi Fakultas Farmasi USU.

3.2.2 Waktu Penelitian

Waktu penelitian yaitu bulan Februari – Desember 2017. Dimulai dari

pencarian alat dan bahan penelitian, persiapan penelitian, kemudian dilakukan

penelitian, analisa data dan penentuan hasil serta pembahasan hasil penelitian.

3.3 Populasi, Sampel dan Besar Sampel Penelitian

3.3.1 Populasi

Populasi dari penelitian ini adalah semua mahasiswa Fakultas Kedokteran

Gigi USU yang berada di lingkungan Fakultas Kedokteran Gigi USU.

3.3.2 Sampel

Sampel dari penelitian ini adalah mahasiswa Fakultas Kedokteran Gigi USU

usia 18-25 tahun yang berada di lingkungan Fakultas Kedokteran Gigi USU.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 36: EFEK AIR PERASAN BUAH JERUK LEMON Citrus limon) …

24

Penentuan sampel dilakukan dengan metode consecutive sampling yaitu

pengambilan sampel dengan menetapkan subjek yang memenuhi kriteria yang telah

ditetapkan dalam kurun waktu tertentu dari populasi yang paling mudah dijangkau

atau didapatkan oleh peneliti agar maksud dan tujuan penelitian dapat tercapai.

3.3.3 Besar Sampel

Besar sampel penelitian ini adalah besar sampel yang dihitung menggunakan

rumus Federer, berikut:

Keterangan :

t : Jumlah perlakuan

r : Jumlah sampel dalam setiap kelompok

Penelitian ini menggunakan 4 kelompok dengan masing-masing kelompok

terdiri atas:

1. Perlakuan 1: Air perasan buah jeruk lemon 100%

2. Perlakuan 2: Air perasan buah jeruk lemon 50%

3. Perlakuan 3: Air perasan buah jeruk lemon 25%

4. Perlakuan 4: Air perasan buah jeruk lemon 12,5%

Jadi perlakuannya (t) adalah: 4, maka

(4-1) . (r-1) > 15

3r-3 > 15

3r > 18

r > 18/3

r > 6

Jumlah perlakuan ulang sampel (n) minimun yang diperlakukan adalah 6,

artinya dilakukan masing-masing 6 sampel untuk setiap perlakuan.

Setiap perlakuan dibutuhkan 6 sampel sehingga diperoleh jumlah sampel

sebanyak 24 orang.

(t – 1) (r – 1) ≥ 15

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 37: EFEK AIR PERASAN BUAH JERUK LEMON Citrus limon) …

25

3.4 Kriteria Sampel

3.4.1 Kriteria Inklusi

1. Ekstrak dan air perasan jeruk lemon yang memiliki kriteria:

a. Buah lemon yang digunakan diperoleh dari buah jeruk lemon segar.

2. Subjek penelitian yang memiliki kriteria:

a. Subjek berusia 18 – 25 tahun.

b. Laki – laki dan perempuan.

c. Keadaan umum subjek baik.

d. Keadaan rongga mulut subjek baik.

e. Bersedia berpartisipasi dalam penelitian.

3.4.2 Kriteria Eksklusi

1. Buah jeruk lemon yang diperoleh dari buah jeruk lemon yang tidak segar.

2. Subjek penelitian yang memiliki kriteria:

a. Menggunakan piranti ortodonti dan gigi palsu.

b. Mengonsumsi obat – obatan antihipertensi, antidepresan, antihistamin.

c. Perokok, penyirih, peminum alkohol.

d. Wanita dalam masa menstruasi, hamil, menyusui.

e. Memiliki riwayat penyakit sistemik.

f. Gigi karies dan radiks.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 38: EFEK AIR PERASAN BUAH JERUK LEMON Citrus limon) …

26

3.5 Variabel Penelitian

3.5.1 Identifikasi Variabel

3.5.1.1 Variabel Bebas

Air perasan jeruk lemon dengan konsentrasi 100%, 50%, 25%, 12,5%.

3.5.1.2 Variabel Terikat

Laju aliran saliva

pH saliva

Jumlah koloni Staphylococcus aureus

Variabel Terikat: Laju aliran saliva pH saliva Jumlah koloni

Staphylococcus aureus

Variabel Terkendali: Media Mannitol Salt Agar

(MSA) Suhu inkubasi 37oC Waktu pembiakan 24 jam pada

Staphylococcus aureus Teknik pengisolasian dan

pengkulturan Kaliper ukur zona hambat Waktu pengamatan Asal buah jeruk lemon Lamanya penyimpanan ekstrak

kulit dan air perasan jeruk lemon Jenis kelamin subjek penelitian Usia subjek penelitian

Variabel Bebas:Air perasan jeruk lemondengan konsentrasi 100%,50%, 25%, 12,5%.

Variabel Tidak Terkendali: Jenis buah lemon yang

digunakan sebagai bahanpembuat ekstrak kulit danair perasan jeruk lemon.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 39: EFEK AIR PERASAN BUAH JERUK LEMON Citrus limon) …

27

3.5.1.3 Variabel Terkendali

Media Mannitol Salt Agar (MSA)

Suhu inkubasi 37oC

Waktu pembiakan 24 jam pada Staphylococcus aureus

Teknik pengisolasian dan pengkulturan

Kaliper ukur zona hambat

Waktu pengamatan

Asal buah jeruk lemon

Lamanya penyimpanan ekstrak kulit dan air perasan jeruk lemon

Jenis kelamin subjek penelitian

Usia subjek penelitian

3.5.1.4 Variabel Tak Terkendali

Jenis buah lemon yang digunakan sebagai bahan pembuat ekstrak kulit dan

air perasan jeruk lemon.

Diet

Aktivitas fisik

Suku

Genetik

3.6 Definisi Operasional

Air perasan buah jeruk lemon adalah air hasil perasan buah jeruk lemon

segar yang telah dicuci menggunakan larutan aquades terlebih dahulu kemudian

potong secara melintang dan diperas menggunakan alat pemeras jeruk steril lalu

hasilnya ditampung dalam gelas ukur steril, yang kemudian dibedakan menjadi 4

konsentrasi yang berbeda (100%, 50%, 25%, dan 12,5%) dengan melakukan

penambahan bahan pelarut aquades.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 40: EFEK AIR PERASAN BUAH JERUK LEMON Citrus limon) …

28

Aquades adalah air yang dihasilkan dari satu kali proses

destilasi/penyulingan, sering disebut air murni namun tetap mengandung mineral-

mineral tertentu.

Mannitol Salt Agar (MSA) adalah media pertumbuhan khusus bakteri

Staphylococcus dan dapat membedakan bakteri yang patogen dan nonpatogen.

pH saliva adalah menggambarkan derajat keasaman pada rongga mulut.

Laju aliran saliva adalah menggambarkan normal, tinggi, rendah, atau sangat

rendahnya aliran saliva (ml/menit).

Jumlah koloni adalah jumlah koloni mikroorganisme yang tumbuh pada

media biakan padat yang dapat dilihat secara visual dan dapat dihitung secara manual.

Staphylococcus aureus adalah salah satu bakteri gram positif yang berbentuk

kokus, tersusun seperti buah anggur.

3.7 Alat dan Bahan Penelitian

3.7.1 Alat

Alat yang digunakan adalah pot saliva, gelas ukur, indikator pH saliva Hanna

Instrument, cawan petri, tabung reaksi, rak tabung, lampu spirtus, spatula, sterilisator

(Heraeus), otoklaf (ALP), inkubator (Memmert), mikroskop, pipet volume 5 ml

(Pyrex), anaerobic jar, neraca analitik, kertas label, sarung tangan, masker, sonde,

kaca mulut, pinset, stopwatch, dan jas laboratorium.

3.7.2 Bahan

Bahan yang digunakan dalam penelitian ini, terdiri dari air perasan jeruk

lemon, aquades, media Mannitol Salt Agar (MSA).

3.8 Prosedur Penelitian

3.8.1 Pembuatan Air Perasan Buah Jeruk Lemon

Air perasan buah jeruk lemon diperoleh dari pemerasan buah jeruk lemon

menggunakan alat pemeras jeruk yang telah disterilkan dan dipisahkan bijinya.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 41: EFEK AIR PERASAN BUAH JERUK LEMON Citrus limon) …

29

3.8.2 Pengenceran Air Perasan Buah Jeruk Lemon

Untuk mendapatkan konsentrasi masing-masing larutan, maka dilakukan

pengenceran dengan metode volume per volume (v/v) dengan menggunakan bahan

pelarut aquades.

Air perasan jeruk lemon 100% adalah 10 ml air perasan jeruk lemon.

Air perasan jeruk lemon 50% adalah sebanyak 5 ml air perasan jeruk lemon

: 5 ml aquades.

Air perasan jeruk lemon 25% adalah sebanyak 2,5 ml air perasan jeruk

lemon : 2,5 ml aquades.

Air perasan jeruk lemon 12,5% adalah sebanyak 1,25 ml air perasan jeruk

lemon : 8,75 ml aquades.

3.8.3 Persiapan Pengambilan Sampel Saliva

Pengumpulan saliva dilakukan dua jam setelah sarapan pagi. Subjek diminta

untuk tidak mengonsumsi apapun selain air putih selama dua jam sebelum

pengambilan saliva.

3.8.4 Metode Pengumpulan Saliva

Pengumpulan saliva dengan menggunakan metode peludahan (spitting

method) dapat dilakukan secara sederhana dan paling banyak menghasilkan saliva

dibandingkan dengan metode lainnya. Tahapan spitting method yaitu :

1. Subjek diminta untuk tidak makan dan minum kurang lebih dua jam

sebelum pengambilan saliva.

2. Subjek diminta untuk duduk dengan nyaman selama lima menit, kemudian

membersihkan mulutnya dengan larutan aquades.

3. Subjek diminta untuk menelan saliva yang terdapat di dalam rongga mulut

untuk memulai pengukuran. Setelah itu kepala menunduk dan sedikit mungkin

melakukan gerakan, seperti bicara.

4. Subjek tidak diperbolehkan untuk menelan saliva selama proses

pengukuran.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 42: EFEK AIR PERASAN BUAH JERUK LEMON Citrus limon) …

30

5. Subjek diminta untuk mengumpulkan saliva di dalam rongga mulut dengan

bibir tertutup selama satu menit dengan mata yang terbuka kemudian meludahkannya

ke dalam pot saliva. Pengumpulan saliva dilakukan selama lima menit.

3.8.5 Pengukuran Laju Aliran Saliva

Pada pengukuran laju aliran saliva, setelah subjek mengumpulkan saliva, pot

saliva diberi label dan hasil laju aliran saliva yang diperoleh dicatat dalam 5

ml/menit.

Untuk pengukuran laju aliran saliva yang terstimulasi, subjek diminta

berkumur selama 1-2 menit dengan air perasan jeruk lemon, kemudian saliva

dikumpulkan kembali dengan metode spitting dalam pot saliva dan diberi label.

Setelah itu, hasil laju aliran saliva yang diperoleh dicatat dalam 5 ml/menit.

3.8.6 Pengukuran Nilai pH Saliva

pH saliva adalah angka derajat keasaman saliva yang ditentukan dengan

menggunakan indikator pH saliva Hanna Instrument. Setelah saliva terkumpul lalu

diukur pH saliva dengan cara memasukkan indikator pH ke dalam pot saliva

kemudian ditunggu hingga angka pada alat berhenti pada 2 digit angka. Angka

tersebut menjadi nilai pH dari saliva. Nilai pH yang dihitung adalah nilai pH sebelum

dan sesudah berkumur dengan air perasan jeruk lemon.

3.8.7 Pengenceran Sampel Saliva

Pengenceran saliva dilakukan dengan menggunakan metode pengenceran

bertingkat. Menurut (Wasteson and Hornes, 2009) tujuan dari pengenceran bertingkat

yaitu memperkecil atau mengurangi jumlah mikroba yang tersuspensi dalam cairan.

Penentuan besarnya atau banyaknya tingkat pengenceran tergantung kepada perkiraan

jumlah mikroba dalam sampel. Digunakan perbandingan 1 : 9 untuk sampel dan

pengenceran pertama dan selanjutnya, sehingga pengenceran berikutnya mengandung

1/10 sel mikroorganisme dari pengenceran sebelumnya.30

Langkah-langkah pengenceran saliva sebagai berikut:

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 43: EFEK AIR PERASAN BUAH JERUK LEMON Citrus limon) …

31

1. Siapkan 12 tabung reaksi steril, dimana 6 tabung untuk pengenceran

sampel sebelum perlakuan berkumur (pre) dan 6 tabung untuk sampel setelah

perlakuan berkumur (post).

2. Beri label 101, 102, 103, 104, 105, dan 106 pada tabung untuk yang pre dan

post.

3. Masukkan aquades steril ke dalam 12 tabung tersebut sebanyak 9 ml.

4. Ambil sebanyak 1 ml sampel saliva kemudian masukkan ke dalam tabung

10-1 menggunakan mikropipet dan homogenkan.

5. Setelah larutan homogen, ambil kembali sebanyak 1 ml dari tabung 101

kemudian campurkan pada larutan aquades steril pada tabung 102 kemudian

dihomogenkan.

6. Tahap tersebut dilakukan sampai pada tabung 106 sehingga diperoleh

larutan saliva yang telah diencerkan sebanyak 10 ml.

Gambar 2. Tahapan Metode Pengenceran Bertingkat

(Sumber: Dokumentasi)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 44: EFEK AIR PERASAN BUAH JERUK LEMON Citrus limon) …

32

3.8.8 Pembuatan Isolat Koloni Staphylococcus aureus Sebelum Perlakuan

Minum Air Perasan Jeruk Lemon

Setelah dilakukan pengenceran larutan saliva sebelum berkumur air lemon,

kemudian dilakukan isolasi bakteri dengan metode tuang (pour plate) dengan

langkah-langkah sebagai berikut:

1. Siapkan sebanyak 24 cawan petri untuk pengujian bakteri saliva yang

belum distimulasi.

2. Sampel saliva yang telah diencerkan, diambil sebanyak 1 ml kemudian

dimasukkan kedalam cawan petri.

3. Tambahkan sebanyak 15 ml larutan media Mannitol Salt Agar (MSA)

kedalam cawan petri yang telah dimasukkan saliva.

4. Setelah itu, homogenkan larutan tersebut dengan membuat gerakan seperti

angka delapan.

5. Tunggu hingga 15 menit sampai larutan mulai memadat, kemudian simpan

ke dalam inkubator selama 24 jam dengan suhu 37oC.

3.8.9 Pembuatan Isolat Koloni Staphylococcus aureus Setelah Perlakuan

Minum Air Perasan Jeruk Lemon

Setelah dilakukan pengenceran larutan saliva setelah berkumur air lemon,

kemudian dilakukan isolasi bakteri dengan metode tuang (pour plate) dengan

langkah-langkah sebagai berikut:

1. Siapkan sebanyak 24 cawan petri untuk pengujian bakteri saliva yang

terstimulasi.

2. Sampel saliva yang telah diencerkan, diambil sebanyak 1 ml kemudian

dimasukkan kedalam cawan petri.

3. Tambahkan sebanyak 15 ml larutan media Mannitol Salt Agar (MSA)

kedalam cawan petri yang telah dimasukkan saliva.

4. Setelah itu, homogenkan larutan tersebut dengan membuat gerakan seperti

angka delapan.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 45: EFEK AIR PERASAN BUAH JERUK LEMON Citrus limon) …

33

5. Tunggu hingga 15 menit sampai larutan mulai memadat, kemudian simpan

ke dalam inkubator selama 24 jam dengan suhu 37oC.

3.8.10 Perhitungan Jumlah Koloni

Perhitungan jumlah koloni bakteri Staphylococcus aureus dilakukan dengan

menggunakan metode TPC (Total Plate Count), dengan langkah-langkah sebagai

berikut:

1. Perhitungan koloni Staphylococcus aureus dilakukan dengan membagi

cawan petri menjadi empat kuadran.

2. Koloni yang timbul ditandai dengan spidol.

3. Koloni pada masing-masing kuadran dihitung

4. Jumlahkan koloni pada keempat kuadran (CFU/plate)

I II

III IV

Jumlah koloni bakteri =Jumlah koloni kuadran I + Jumlah kolonikuadran II + Jumlah koloni kuadran III +Jumlah koloni kuadran IV

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 46: EFEK AIR PERASAN BUAH JERUK LEMON Citrus limon) …

34

3.9 Skema Alur Penelitian

3.10 Analisis Data

Data yang diperoleh dalam penelitian ini diproses dan diolah secara

komputerisasi, yang meliputi laju aliran, nilai pH dan jumlah koloni Staphylococcus

aureus. Dalam penelitian ini menggunakan uji statistik yaitu Dependent T-Test untuk

mengetahui apakah ada pengaruh yang bermakna antara frekuensi yang diobservasi

dengan frekuensi yang diharapkan. Hubungan signifikan yang digunakan adalah P ≤

0,05.

Persiapan Penelitian

Pengenceran AirPerasan BuahJeruk Lemon

100%, 50%, 25%,dan 12,5%

Perhitungan JumlahKoloni Bakteri

Staphylococcus aureus

Pencatatan Hasil Pemeriksaan

Pengumpulan dan PengolahanData

Analisis Data

Pembuatan AirPerasan BuahJeruk Lemon

Populasi Sampel

Mencari sampel berdasarkankriteria inklusi dan eksklusi dari

populasi penelitian

Sampelpenelitian

PengambilanSaliva

Pengukuranlaju alir danpH saliva

Sebelum Perlakuan(Berkumur Air Perasan Jeruk Lemon)

Setelah Perlakuan(Berkumur Air Perasan Jeruk Lemon)

Perhitungan JumlahKoloni Bakteri

Staphylococcus aureus

Pengukuranlaju alir danpH saliva

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 47: EFEK AIR PERASAN BUAH JERUK LEMON Citrus limon) …

35

BAB 4

HASIL PENELITIAN

Penelitian ini dilakukan pada bulan September-Desember 2017 di

Laboratorium Biologi Oral Fakultas Kedokteran Gigi dan Laboratorium Mikrobiologi

Fakultas Farmasi Universitas Sumatera Utara. Pengumpulan data dilakukan melalui

pengisian data dan informed consent oleh subjek penelitian, kemudian dilakukan

pemeriksaan secara langsung oleh peneliti terhadap subjek penelitian.

Tabel 3 menunjukkan rata-rata laju aliran saliva pada sampel yang terdiri dari

24 orang dengan masing-masing konsentrasi terdiri dari 6 orang dan dilakukan

pengukuran laju aliran saliva sebelum dan sesudah stimulasi air perasan jeruk lemon.

Rata-rata laju aliran saliva tertinggi sebelum stimulasi yaitu 0,63 ± 1,74 ml/menit

pada konsentrasi 12,5% dan terendah yaitu 0,38 ± 0,97 ml/menit pada konsentrasi

50%, sedangkan rata-rata laju aliran saliva tertinggi setelah stimulasi yaitu 1,44 ±

4,61 ml/menit pada konsentrasi 100% dan terendah yaitu 0,65 ± 1,33 ml/menit pada

konsentrasi 25%.

Tabel 3. Rata-rata laju aliran saliva sebelum dan sesudah stimulasi air perasan jeruk

lemon berdasarkan perbedaan konsentrasi

Konsentrasi

Perlakuan Selisih Rata-rata Laju

Aliran SalivaΔ X

(ml/menit)

pSebelumX ± SD

(ml/menit)

SesudahX ± SD

(ml/menit)

100% 0,61 ± 0,28 1,44 ± 0,92 0,83 0,046*50% 0,38 ± 0,19 0,76 ± 0,29 0,38 0,046*25% 0,40 ± 0,22 0,65 ± 0,27 0,25 0,043*

12,5% 0,63 ± 0,35 0,84 ± 0,33 0,21 0,046*Keterangan : Uji Wilcoxon, *signifikan p<0,05

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 48: EFEK AIR PERASAN BUAH JERUK LEMON Citrus limon) …

36

Tabel 4 menunjukkan rata-rata pH saliva pada sampel yang terdiri dari 24

orang dengan masing-masing konsentrasi terdiri dari 6 orang dan dilakukan

pengukuran pH saliva sebelum dan sesudah stimulasi air perasan jeruk lemon, dimana

pH air perasan jeruk lemon dengan konsentrasi 100% adalah 3,2, konsentrasi 50%

adalah 4,8, konsentrasi 25% adalah 5,2, dan konsentrasi 12,5% adalah 6,1. Rata-rata

pH saliva tertinggi sebelum stimulasi yaitu 7,02 ± 0,23 pada konsentrasi 12,5% dan

terendah yaitu 6,77 ± 0,28 pada konsentrasi 50%, sedangkan rata-rata pH saliva

tertinggi setelah stimulasi yaitu 6,73 ± 0,35 pada konsentrasi 100% dan terendah

yaitu 6,32 ± 0,26 pada konsentrasi 25%.

Tabel 4. Rata-rata pH saliva sebelum dan sesudah stimulasi air perasan jeruk lemon

berdasarkan perbedaan konsentrasi

KonsentrasipH air

perasanjeruk lemon

Perlakuan SelisihRata-ratapH Saliva

Δ X

pSebelumX ± SD

SesudahX ± SD

100% 3,2 6,97 ± 0,31 6,73 ± 0,35 0,24 0.32850% 4,8 6,77 ± 0,28 6,55 ± 0,20 0,22 0,41125% 5,2 6,87 ± 0,24 6,32 ± 0,26 0,55 0,001*

12,5% 6,1 7,02 ± 0,23 6,67 ± 0,14 0,35 0,013*Keterangan : Uji T berpasangan, *signifikan p<0,05

Tabel 5 menunjukkan rata-rata jumlah koloni bakteri Staphylococcus aureus

pada sampel yang terdiri dari 24 orang dengan masing-masing konsentrasi terdiri dari

6 orang dan dilakukan perhitungan jumlah koloni bakteri Staphylococcus aureus

sebelum dan sesudah stimulasi air perasan jeruk lemon. Rata-rata jumlah koloni

bakteri Staphylococcus aureus dengan sebanyak 3 kali pengenceran saliva yang

tertinggi sebelum stimulasi yaitu 65,67 ± 47,94 x 103 CFU pada konsentrasi 100%

dan terendah yaitu 7,00 ± 0,89 x 103 CFU pada konsentrasi 12,5%, sedangkan rata-

rata jumlah koloni bakteri Staphylococcus aureus tertinggi setelah stimulasi yaitu

4,67 ± 0,52 x 103 CFU pada konsentrasi 12,5% dan terendah yaitu 0,67 ± 0,82 x 103

CFU pada konsentrasi 100%.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 49: EFEK AIR PERASAN BUAH JERUK LEMON Citrus limon) …

37

Tabel 5. Rata-rata jumlah koloni bakteri Staphylococcus aureus sebelum dan sesudah

stimulasi air perasan jeruk lemon berdasarkan perbedaan konsentrasi

Konsentrasi

Perlakuan Selisih Rata-rata Jumlah

Koloni BakteriStaphylococcus

aureusΔ X

(x 103 CFU))

pSebelumX ± SD

(x 103 CFU)

SesudahX ± SD

(x 103 CFU)

100% 65,67 ± 47,94 0,67 ± 0,82 65 0,028*50% 15,33 ± 4,88 1,67 ± 0,52 13,66 0,027*25% 9,00 ± 1,79 3,67 ± 0,82 5,33 0,027*

12,5% 7,00 ± 0,89 4,67 ± 0,52 2,33 0,026*Keterangan : Uji Wilcoxon, *signifikan p<0,05

Pada tabel 6, hubungan antara laju aliran saliva dan pH saliva pada

konsentrasi 100%, 50%, 25%, dan 12,5% adalah tidak signifikan. Hal ini telah

dibuktikan dengan menggunakan Uji Korelasi Pearson signifikansi nilai p <0,05

yaitu tidak terdapat hubungan yang signifikan antara laju aliran saliva dan pH saliva

pada konsentrasi 100%, 50%, 25%, dan 12,5%.

Tabel 6. Hubungan laju aliran saliva dengan pH saliva

KonsentrasiSelisih Rata-rata

Laju Aliran SalivaΔ X (ml/menit)

SelisihRata-ratapH Saliva

Δ X

r p

100% 0,83 0,24

-0,056 0,70650% 0,38 0,2225% 0,25 0,55

12,5% 0,21 0,35Keterangan :

Koefisien korelasi (r), + : searah, - : bertolak belakang

Uji Korelasi Pearson, *signifikan p<0,05

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 50: EFEK AIR PERASAN BUAH JERUK LEMON Citrus limon) …

38

Pada tabel 7, hubungan antara laju aliran saliva dan jumlah koloni bakteri

Staphylococcus aureus pada konsentrasi 100%, 50%, 25%, dan 12,5% adalah tidak

signifikan. Hal ini telah dibuktikan dengan menggunakan Uji Korelasi Pearson

signifikansi nilai p <0,05 yaitu tidak terdapat hubungan yang signifikan antara laju

aliran saliva dan jumlah koloni bakteri Staphylococcus aureus pada konsentrasi

100%, 50%, 25%, dan 12,5%.

Tabel 7. Hubungan laju aliran saliva dengan jumlah koloni bakteri Staphylococcus

aureus

KonsentrasiSelisih Rata-rata

Laju Aliran SalivaΔ X (ml/menit)

Selisih Rata-rata Jumlah

Koloni BakteriStaphylococcus

aureusΔ X

(x 103 CFU)

r p

100% 0,83 65

-0,233 0,11150% 0,38 13,6625% 0,25 5,33

12,5% 0,21 2,33Keterangan :

Koefisien korelasi (r), + : searah, - : bertolak belakang

Uji Korelasi Pearson, *signifikan p<0,05

Pada tabel 8, hubungan antara pH saliva dan jumlah koloni bakteri

Staphylococcus aureus pada konsentrasi 100%, 50%, 25%, dan 12,5% adalah tidak

signifikan. Hal ini telah dibuktikan dengan menggunakan Uji Korelasi Pearson

signifikansi nilai p<0,05 yaitu tidak terdapat hubungan yang signifikan antara pH

saliva dan jumlah koloni bakteri Staphylococcus aureus pada konsentrasi 100%, 50%,

25%, dan 12,5%.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 51: EFEK AIR PERASAN BUAH JERUK LEMON Citrus limon) …

39

Tabel 8. Hubungan pH saliva dengan jumlah koloni bakteri Staphylococcus aureus

KonsentrasiSelisih Rata-rata

pH SalivaΔ X (ml/menit)

Selisih Rata-rata Jumlah

Koloni BakteriStaphylococcus

aureusΔ X

(x 103 CFU)

r p

100% 0,24 65

0,311 0,032*50% 0,22 13,6625% 0,55 5,33

12,5% 0,35 2,33Keterangan :

Koefisien korelasi (r), + : searah, - : bertolak belakang

Uji Korelasi Pearson, *signifikan p<0,05

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 52: EFEK AIR PERASAN BUAH JERUK LEMON Citrus limon) …

40

BAB 5

PEMBAHASAN

Penelitian ini dilakukan pada 24 orang mahasiswa Fakultas Kedokteran Gigi

Universitas Sumatera Utara yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi sebagai

subjek penelitian. Seluruh subjek penelitian berhasil mengikuti kegiatan penelitian ini

hingga selesai. Subjek penelitian hanya diperiksa satu kali saja untuk pengujian

sebelum dan sesudah stimulasi air perasan jeruk lemon pada saat tertentu dan data

hasil penelitian akan langsung dicatat.

Penelitian ini dilakukan untuk melihat pengaruh pemberian air perasan jeruk

lemon dengan konsentrasi 100%, 50%, 25%, dan 12,5% terhadap nilai laju aliran, pH

dan jumlah koloni bakteri Staphylococcus aureus pada mahasiswa Fakultas

Kedokteran Gigi USU. Adapun jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimental

dengan memberikan perlakukan terhadap subjek penelitian.

Data hasil penelitian dari analisis pengaruh stimulasi berkumur dengan air

perasan jeruk lemon terhadap nilai laju aliran saliva, pH saliva, dan jumlah koloni

bakteri Staphylococcus aureus pada mahasiswa FKG USU dianalisa dengan

menggunakan Uji Saphiro wilk, Uji Wilcoxon, dan Uji T berpasangan, sedangkan

untuk melihat hubungan antara laju aliran saliva, pH saliva dan jumlah koloni bakteri

Staphylococcus aureus digunakan uji Korelasi Pearson. Uji Saphiro wilk digunakan

untuk menguji normalitas data yang diperoleh, Uji Wilcoxon digunakan untuk

mengetahui rata-rata laju aliran saliva dan jumlah koloni bakteri Staphylococcus

aureus sebelum dan sesudah stimulasi berkumur air perasan jeruk lemon dengan data

yang tidak terdistribusi normal, sedangkan Uji T berpasangan digunakan untuk

mengetahui rata-rata pH saliva sebelum dan sesudah stimulasi air perasan jeruk

lemon dengan data yang terdistribusi normal. Uji Korelasi Pearson digunakan untuk

melihat apakah ada atau tidak ada hubungan yang signifikan antara laju aliran saliva,

pH saliva, dan jumlah koloni bakteri Staphylococcus aureus. Uji statistik yang

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 53: EFEK AIR PERASAN BUAH JERUK LEMON Citrus limon) …

41

dilakukan, tingkat signifikan yang diinginkan adalah p<0,05. Hasil yang diperoleh

melalui penelitian ini antara lain adalah berupa data rata-rata laju aliran saliva, data

rata-rata pH saliva, dan data rata-rata jumlah koloni bakteri Staphylococcus aureus

sebelum dan sesudah stimulasi berkumur air perasan jeruk lemon.

Hasil penelitian pada rata-rata laju aliran saliva (Tabel 3) menunjukkan bahwa

rata-rata laju aliran saliva mengalami peningkatan yang signifikan pada setiap

konsentrasi (100%, 50%, 25%, dan 12,5%), dimana peningkatan laju aliran saliva

tertinggi didapatkan setelah distimulasi dengan air perasan jeruk lemon pada

konsentrasi 100% dan terendah pada rata-rata laju aliran saliva sebelum stimulasi air

perasan jeruk lemon. Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan Indriana T

pada tahun 2011 yang menyatakan bahwa rata-rata volume saliva tertinggi didapatkan

setelah mendapat stimulasi secara kimiawi (asam) sebesar 1,71 ml/menit, sedangkan

rata-rata volume saliva terendah terjadi pada saat tanpa stimulasi/ kontrol sebesar

0,81 ml/menit. Hasil yang didapatkan pada percobaan ini menguatkan teori bahwa

stimuli asam dapat meningkatkan sekresi saliva secara signifikan.10

Berdasarkan penelitian eksperimental yang dilakukan oleh Lewapadang dkk.

pada tahun 2015 menyatakan bahwa rangsangan kimiawi pada lidah dapat

mengaktifkan sistem saraf autonom secara tidak langsung melalui sistem saraf

sentral, sehingga kelenjar ludah dirangsang untuk sekresi. Rangsangan ini terutama

menghasilkan sekresi ludah seperti air, yang menunjukkan suatu rangsangan

kolinergik. Rangsangan kolinergik akan menyampaikan stimulus ke saraf

parasimpatik sehingga mengaktifkan sistem saraf autonom menyebabkan sekresi

saliva meningkat. Kecepatan sekresi kelenjar parotis 5 kali lebih tinggi oleh asam

sitrat 1%. Sekresi tidak dapat dihalangi sama sekali oleh antagonis kolinergik dan

juga tidak ada penghentian lintasan saraf kolinergik. Ini menunjukkan, bahwa lintasan

saraf simpatis juga terlibat pada sekresi saliva yang diindikasi asam sitrat. Terbukti

bahwa asam sitrat dapat menggiatkan lintasan saraf simpatis secara refleks.31

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 54: EFEK AIR PERASAN BUAH JERUK LEMON Citrus limon) …

42

Rasa asam yang ditimbulkan oleh air perasan jeruk lemon dapat merangsang

refleks gustatori (gustatory-salivary reflex) yang ditemukan pada tastebud atau indra

pengecap rasa (asam, manis, asin, pahit, dan umami). Stimulus gustatori yang

menyebabkan sekresi saliva paling besar adalah rasa asam, diikuti oleh umami, asin,

manis, lalu yang terakhir pahit.27

Hasil penelitian nilai rata-rata pH saliva (Tabel 4) menunjukkan penurunan

pH saliva pada konsentrasi 100% dan 50% tidak signifikan, sedangkan pada

konsentrasi 25% dan 12,5% signifikan. Pada penelitian ini sebelum dilakukan

stimulasi berkumur pada masing-masing subjek, masing-masing air perasan jeruk

lemon dengan konsentrasi yang berbeda dilakukan pengukuran nilai pH dengan

indikator pH Hanna Instrument dan diperoleh nilai pH air perasan jeruk lemon

dengan konsentrasi 100% adalah 3,2, konsentrasi 50% adalah 4,8, konsentrasi 25%

adalah 5,2, dan konsentrasi 12,5% adalah 6,1. Penelitian ini menggunakan saliva

yang merupakan saliva tidak terstimulasi dan saliva yang terstimulasi oleh air perasan

jeruk lemon dengan cara berkumur selama 1 menit. Hal ini sejalan dengan penelitian

Indriana T pada tahun 2011 yang menyatakan bahwa terjadi penurunan pH pada saat

terstimulus secara kimiawi (asam), dimana intake makanan yang mengandung asam

terbukti dapat menurunkan nilai pH.10

Pada hasil pengukuran nilai pH saliva pada setiap subjek terdapat penurunan

nilai pH saliva setelah dilakukan berkumur dengan air perasan jeruk lemon. Akan

tetapi dari hasil uji signifikansi rata-rata pH saliva sebelum dan sesudah stimulasi air

perasan jeruk lemon hanya ditemukan penurunan yang bermakna pada konsentrasi

air perasan jeruk lemon 25% dan 12,5%, sedangkan pada konsentrasi air perasan

jeruk lemon 100% dan 50% didapatkan nilai signifikan p>0,05 yang artinya terdapat

penurunan nilai pH saliva yang bermakna setelah berkumur dengan air perasan jeruk

lemon dengan konsentrasi 25% dan 12,5%, sedangkan pada konsentrasi 100% dan

50% tidak terdapat penurunan pH saliva yang bermakna setelah berkumur dengan air

perasan jeruk lemon.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 55: EFEK AIR PERASAN BUAH JERUK LEMON Citrus limon) …

43

Hal ini kemungkinan disebabkan karena nilai pH saliva subjek sebelum

berkumur air perasan jeruk lemon tidak jauh berbeda dengan pH saliva subjek setelah

berkumur dengan air perasan jeruk lemon dengan konsentrasi 100% dan 50%

sehingga nilai rata-rata pH saliva tidak mengalami penurunan yang bermakna. Selain

itu, pada konsentrasi 100% dan 50% didapatkan nilai laju aliran saliva subjek

meningkat secara signifikan sehingga menyebabkan produksi ion pada saliva juga

meningkat. Peningkatan volume saliva akan meningkatkan ion bikarbonat yang

berperan sebagai kapasitas buffer saliva sehingga dapat menetralkan pH yang turun

akibat fermentasi karbohidrat.35

Derajat keasaman (pH) saliva sangatlah bervariasi antara individu satu dengan

individu lainnya. Pada diet yang mengandung karbohidrat akan menyebabkan

turunnya pH saliva yang dapat mempercepat terjadinya demineralisasi enamel gigi.

Sepuluh menit setelah makan karbohidrat akan dihasilkan asam melalui proses

glikolisis dan pH dapat menurun sampai dibawah pH kritis. Normalnya sekresi harian

saliva perhari 1,5 liter dengan pH sedikit asam (6,10 – 6,47). pH saliva dapat

dipengaruhi oleh beberapa faktor. Diantaranya akan meningkat saat segera setelah

bangun (keadaan istirahat), tetapi kemudian akan cepat turun. Selain itu akan

meningkat juga seperempat jam setelah makan (stimulasi mekanik), tetapi biasanya

dalam waktu 30-60 menit turun kembali. Kemudian pH saliva juga akan mengalami

peningkatan menjelang malam, tetapi akan mengalami penurunan kembali.10

Menurut Prasko (2011), pH saliva berubah dari normal menjadi asam, dua

puluh menit setelah gula masuk dalam plak. Penurunan pH akan menyebabkan

meningkatnya pelepasan kalsium dari enamel gigi. Kekerasan enamel akan menjadi

lunak akibat keasaman minuman (pH) yang kurang dari 7 atau bersifat asam.32

Perubahan pH saliva dipengaruhi oleh jenis makanan yang dikonsumsi, stimulasi

sekresi saliva, laju aliran saliva, waktu, mikroorganisme rongga mulut, dan kapasitas

buffer saliva. pH saliva menjadi turun karena produksi asam dari bakteri setelah

konsumsi karbohidrat.33,34

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 56: EFEK AIR PERASAN BUAH JERUK LEMON Citrus limon) …

44

Salah satu faktor yang dapat mempengaruhi pH saliva adalah irama siang dan

malam, yakni tinggi pada saat keadaan istirahat dan 15 menit setelah makan dan akan

kembali normal setelah 30-60 menit. Dalam penelitian ini, peneliti meminimalkan

terjadinya perubahan pH saliva dengan mengambil sampel pada saat yang sama yaitu

pada pagi hari, dimana subjek tidak mengkonsumsi makanan minimal 1 jam sebelum

pengambilan sampel, dan peneliti tidak menyimpan sampel saliva lebih dari 24 jam.35

Di sisi lain, pH saliva akan naik ketika asam di cuci dan dinetralkan

menggunakan ion yang membentuk kandungan mineral gigi (kalsium, fosfat, dan ion

hidroksil). Derajat keasaman saliva juga naik ketika bakteri plak baik metabolisme

asam memproduksi alkali seperti amonia dari senyawa nitrogen yang ditemukan pada

makanan dan saliva, ion kalsium, fosfat mulai memperbaiki kristal mineral yang

rusak dari enamel.34

Komposisi saliva terdiri atas 94,0%-99,5% air, bahan organik, dan anorganik.

Komponen anorganik saliva antara lain Na+, K+, Ca2+, Mg2+,Cl , SO4, H2PO4, HPO4.

Sedangkan komponen organik utama adalah protein, selain itu juga ditemukan lipida,

glukosa, asam amino, ureum, amoniak, dan vitamin. Kenaikan sekresi saliva dapat

mempengaruhi susunan ion-ion dalam saliva, hal ini disebabkan saat terjadi kenaikan

kecepatan sekresi saliva, ion-ion banyak dikeluarkan menuju muara kelenjar saliva.

Hal ini disebabkan karena adanya faktor stimulus atau rangsangan, baik stimulus

mekanis maupun stimulus kimiawi. Apabila terjadi perubahan susunan ion-ion dalam

saliva dapat mempengaruhi fungsi dan peranannya didalam rongga mulut, sehingga

dapat menimbulkan efek yang merugikan bagi kesehatan rongga mulut.10

Pada hasil penelitian rata-rata jumlah koloni bakteri Staphylococcus aureus

(Tabel 5) menunjukkan penurunan jumlah koloni bakteri yang signifikan pada setiap

konsentrasi, baik konsentrasi 100%, 50%, 25%, dan 12,5%. Hal ini sejalan dengan

penelitian oleh Hindi NKK, dkk (2013) yang melaporkan bahwa zona hambat jus

lemon konsentrasi 100% pada Staphylococcus aureus sebesar 26 mm.2

Aktivitas antibakteri air perasan buah jeruk lemon dapat dikaitkan dengan

adanya asam organik (asam sitrat), vitamin penyusun, metabolit sekunder dan

interaksinya satu sama lain.4

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 57: EFEK AIR PERASAN BUAH JERUK LEMON Citrus limon) …

45

Staphylococcus aureus merupakan bakteri gram positif yang dapat ditemukan

pada rongga mulut sebagai flora normal, namun pada keadaan tertentu dapat berubah

menjadi patogen apabila terjadi ketidakseimbangan dalam rongga mulut dan dapat

menyebabkan angular cheilitis. Hal ini disebabkan oleh adanya faktor predisposisi,

seperti kebersihan rongga mulut yang rendah, pemakaian gigi tiruan, penggunaan

antibiotik dengan jangka waktu yang lama, diabetes mellitus tidak terkontrol,

defisiensi zat besi, defisiensi vitamin B12, defisiensi asam folat, dan kondisi

imunosupresi.14,15

Pada penelitian ini jumlah koloni bakteri Staphylococcus aureus yang

dihitung, diperoleh dari 48 sampel saliva yang terdiri dari 24 sampel saliva sebelum

stimulasi air perasan jeruk lemon dan 24 sampel saliva sesudah stimulasi air perasan

jeruk lemon dengan cara berkumur. Saliva yang diuji masing-masing diambil

sebanyak 1 ml dari sampel saliva, kemudian dilakukan pengenceran bertingkat

sebanyak 3 kali hingga konsentrasi saliva menjadi 10-3. Penentuan besarnya atau

banyaknya tingkat pengenceran tergantung kepada perkiraan jumlah mikroba dalam

sampel. Digunakan perbandingan 1 : 9 untuk sampel dan pengenceran pertama dan

selanjutnya, sehingga pengenceran berikutnya mengandung 1/10 sel mikroorganisme

dari pengenceran sebelumnya.30

Pada pengujian jumlah koloni Staphylococcus aureus digunakan media

Mannitol Salt Agar (MSA) sebagai media khusus untuk pertumbuhan bakteri gram

positif Staphylococcus aureus. Bakteri Staphylococcus aureus yang difermentasi dari

MSA akan memproduksi pigmen berwarna kuning yang menandakan adanya

pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus pada media tersebut, dimana koloni

bakteri akan tumbuh pada sekitar zona kuning tersebut. Sebagai media khusus

pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus, apabila tidak terdapat bakteri tersebut

maka zona yang terbentuk adalah pigmen berwarna pink atau merah.36

Bakteri Staphylococcus aureus secara selektif dapat tumbuh pada media

Mannitol Salt Agar (MSA) yang memiliki nilai pH 7,20-7,60. Hal ini menyebabkan

apabila bakteri ini diberikan substansi yang mengandung asam kuat dapat

menyebabkan lisis pada dinding sel bakteri dimana dinding sel bakteri mengandung

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 58: EFEK AIR PERASAN BUAH JERUK LEMON Citrus limon) …

46

peptidoglikan yang merupakan polimer polisakarida.19,36 Hal ini terlihat pada

penelitian ini, dimana pada sampel saliva yang diperoleh dari dua subjek yang

berkumur air perasan jeruk lemon dengan konsentrasi 100% tidak ditemukan lagi

pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus.

Penelitian oleh Oikeh, dkk pada tahun 2016 mengatakan strain gram positif

menunjukkan nilai kerentanan yang lebih tinggi daripada strain gram negatif. Hal ini

disebabkan karena pada dinding sel bakteri gram positif mengandung polisakarida

yang merupakan polimer yang larut dalam air, yang berfungsi sebagai transfer ion

positif untuk keluar masuk. Sifat larut inilah yang menunjukkan bahwa dinding sel

gram positif bersifat lebih polar. Senyawa flavonoid yang terkandung dalam air

perasan jeruk lemon bersifat non-polar sehingga menyebabkan terganggunya fungsi

dinding sel sebagai pemberi bentuk sel dan melindungi sel dari lisis osmotik.

Terganggunya dinding sel akan menyebabkan lisis pada sel.1,4

Hasil uji korelasi antara laju aliran saliva dan pH saliva sebelum dan sesudah

perlakuan berkumur dengan air perasan jeruk lemon pada seluruh konsentrasi (Tabel

6) menunjukkan nilai r : -, p>0,05, artinya terdapat hubungan yang bertolak belakang

dan tidak signifikan antara laju aliran saliva dan pH saliva sebelum dan sesudah

perlakuan berkumur dengan air perasan jeruk lemon pada seluruh konsentrasi, dimana

semakin meningkat nilai laju aliran saliva maka nilai pH saliva akan semakin

menurun. Hal ini tidak sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Katie, dkk.

yang mengatakan semakin tinggi laju aliran saliva maka pH saliva akan semakin

meningkat. Perbedaan penelitian ini dengan yang dilakukan oleh Katie, dkk. adalah

sampel yang digunakan dalam penelitian, dimana sampel yang digunakan adalah 18

anak perempuan dan 26 anak laki-laki dengan usia rata-rata 7 tahun, sedangkan

penelitian ini menggunakan sampel penelitian mahasiswa FKG USU yang berusia

antara 18-25 tahun. Hal ini juga disebabkan karena komponen saliva anak-anak

berbeda dengan orang dewasa. Variasi komponen penyusun saliva dapat

mencerminkan faktor hormonal, pengaruh eksternal dan kondisi sistemik.37

Hasil uji korelasi antara laju aliran saliva dan jumlah koloni bakteri

Staphylococcus aureus sebelum dan sesudah berkumur dengan air perasan jeruk

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 59: EFEK AIR PERASAN BUAH JERUK LEMON Citrus limon) …

47

lemon pada seluruh konsentrasi (Tabel 7) menunjukkan nilai r : -, p>0,05, artinya

terdapat hubungan yang bertolak belakang dan tidak signifikan antara laju aliran

saliva dan jumlah koloni bakteri Staphylococcus aureus sebelum dan sesudah

berkumur dengan air perasan jeruk lemon pada seluruh konsentrasi, dimana semakin

meningkat nilai laju aliran saliva maka jumlah koloni bakteri Staphylococcus aureus

semakin menurun. Hal ini sejalan dengan penelitian oleh Ratna pada tahun 2016 yang

mengatakan bahwa tidak terdapat hubungan yang signifikan antara volume saliva

dengan jumlah koloni bakteri pada kondisi tubuh saat puasa (p:0,628). Persamaan

penelitian ini dengan penelitian oleh Ratna adalah sampel saliva yang diperoleh dari

subjek penelitian sama-sama diuji pada media pengujian untuk bakteri gram positif.

Perbedaannya adalah penelitian ini menggunakan media khusus pertumbuhan

Staphylococcus aureus yaitu media Mannitol Salt Agar, sedangkan penelitian oleh

Ratna menggunakan media Natrium Agar sehingga bakteri yang tumbuh merupakan

seluruh bakteri gram positif yang terdapat dalam sampel saliva yang diuji. Selain itu,

subjek penelitian oleh Ratna adalah subjek yang menjalani ibadah puasa ramadhan,

sedangkan penelitian ini menggunakan subjek yang tidak mengkonsumsi makanan

maupun minuman 2 jam sebelum penelitian dilakukan.38

Hasil uji korelasi antara pH saliva dan jumlah koloni bakteri Staphylococcus

aureus sebelum dan sesudah perlakuan berkumur dengan air perasan jeruk lemon

pada seluruh konsentrasi (Tabel 8), menunjukkan nilai r : +, p<0,05, artinya terdapat

hubungan yang searah dan signifikan antara pH saliva dan jumlah koloni bakteri

Staphylococcus aureus sebelum dan sesudah perlakuan berkumur dengan air perasan

jeruk lemon pada seluruh konsentrasi, dimana semakin menurun nilai pH saliva maka

jumlah koloni bakteri Staphylococcus aureus semakin menurun juga. Menurunnya

jumlah koloni bakteri Staphylococcus aureus setelah berkumur dengan air perasan

jeruk lemon kemungkinan disebabkan oleh adanya kandungan asam sitrat dan

turunan fenol yang memberikan rasa asam pada lemon. Asam sitrat dapat

mendenaturasi protein sel bakteri dengan merusak dinding sel bakteri dan masuk ke

dalam inti sel bakteri, mengganggu proses respirasi sel, menghambat aktivitas enzim

bakteri, dan menekan terjemahan dari regulasi produk gen tertentu.1,8

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 60: EFEK AIR PERASAN BUAH JERUK LEMON Citrus limon) …

48

BAB 6

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil yang didapat dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa:

1. Air perasan jeruk lemon dengan konsentrasi 100%, 50%, 25%, dan 12,5%

dapat meningkatkan laju aliran saliva secara signifikan (p<0,05).

2. Air perasan jeruk lemon konsentrasi 25% dan 12,5% menurunkan pH

saliva pada secara signifikan, sedangkan air perasan jeruk lemon dengan konsentrasi

100% dan 50% juga menurunkan pH saliva tetapi tidak signifikan (p<0,05).

3. Air perasan jeruk lemon dengan konsentrasi 100%, 50%, 25%, dan 12,5%

dapat menurunkan jumlah koloni bakteri Staphylococcus aureus secara signifikan

(p<0,05).

4. Tidak terdapat hubungan yang signifikan antara laju aliran saliva dengan

pH saliva, laju aliran saliva dengan jumlah koloni bakteri Staphylococcus aureus, dan

pH saliva dengan jumlah koloni bakteri Staphylococcus aureus sebelum dan sesudah

berkumur air perasan jeruk lemon pada semua konsentrasi.

6.2. Saran

1. Air perasan jeruk lemon dianjurkan sebagai alternatif obat kumur untuk

infeksi yang melibatkan bakteri Staphylococcus aureus.

2. Perlu penelitian lanjutan yang menggunakan air perasan jeruk lemon

sebagai obat kumur.

3. Penelitian lebih lanjut mengenai efek air perasan buah jeruk lemon

terhadap jenis bakteri rongga mulut lainnya.

4. Penelitian lebih lanjut dengan pemanfaatan ekstrak kulit buah jeruk lemon

terhadap rongga mulut.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 61: EFEK AIR PERASAN BUAH JERUK LEMON Citrus limon) …

49

DAFTAR PUSTAKA

1. Ramadhinta TM, Nahzi MYI, Budiarti LY. Uji efektivitas antibakteri air perasan

jeruk nipis (Citrus aurantifolia) sebagai bahan irigasi saluran akar alami terhadap

pertumbuhan Enterococcus faecalis in vitro. DENTINO (Jur. Ked. Gigi) 2016; 2:

124-8.

2. Hindi NKK, Chabuck ZAG. Antimicrobial activity of different aqueous lemon

extracts. J Applied Pharmaceutical Science 2013; 3: 74-8.

3. Suja D dkk. Phytochemical screening, antioxidant, antibacterial activities of

Citrus limon and Citrus sinensis peel extracts. Int J Pharmacogn Chinese Med

2017; 1: 1-7.

4. Okeke MI, Okoli AS, Eze EN, Ekwume GC, Okosa EU, Iroegbu CU.

Antibacterial activity of Citrus limonum fruit juice extract. Pak J Pharm Sci

2015; 28: 1567-71.

5. Sarfaraz dkk. Evaluation of diuretic potential of lemon juice and reconstituted

lemon drink. WJPR 2015; 4: 254-9.

6. Shinkafi SA, Ndanusa H. Antibacterial activity of Citrus lemon on Acnevulgaris

(pimples). IJSIT 2013; 2: 397-409.

7. Penniston KL, Nakada SY, Holmes RP, Assimos DG. Quantitative assessment of

citric acid in lemon juice, lime juice, and commercially-available fruit juice

products. J Endourol 2008; 22: 567-570.

8. Dev C, Nidhi SR. Basketful benefit of Citrus limon. Int Res J Pharm 2016; 7: 1-

4.

9. Pandey AK. Physiology of saliva : an oveview. J Dent Ind. 2014; 21: 32-8.

10. Indriana T. Perbedaan laju aliran saliva dan pH karena pengaruh stimulus

kimiawi dan mekanis. J Kedokt Meditek 2011; 17: 1-5.

11. Dhanavade MJ, Jalkute CB, Ghosh JS, Sonawane KD. Study antimicrobial

activity of lemon (Citrus lemon L.) peel extract. Br J Pharmacol Toxicol 2011; 2:

119-22.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 62: EFEK AIR PERASAN BUAH JERUK LEMON Citrus limon) …

50

12. Indriani Y, Mulqie L, Hazar S. Uji aktivitas antibakteri air perasan buah jeruk

lemon (Citrus limon (L.) Osbeck) dan madu hutan terhadap Propionibacterium

Acne. Prosiding Penelitian Sivitas Akademika Unisba (Kesehatan dan Farmasi).

Bandung 2015: 354-61.

13. Martasari C, Mulyanto H. Teknik identifikasi varietas jeruk. Iptek Hotikultura

2008; 4: 6-12.

14. Anshori AM, Wiraguna AA, Pangkahila W. Pemberian oral ekstrak kulit buah

lemon (Citrus limon) menghambat peningkatan ekspresi MMP-1 (matrix

metaloproteinase-1) dan penurunan jumlah kolagen pada tikus putih galur wistar

jantan (Rattus norvegicus) yang dipajan sinar UV-B. J eBm 2017; 5.

15. Oikeh EI, Omoregie ES, Oviasogie FE, Oriakhi K. Phytochemical, antimicrobial,

and antioxidant activities of different citrus juice concentrates. Food Science &

Nutrition 2016; 4: 103-9.

16. Guerra FQS, dkk. Antibacterial activity of the essential oil of Citrus lemon

against multidrug resistant Acinetobacter strains. Rev Bras Farm 2013; 94: 142-

7.

17. Ismarani. Potensi senyawa tannin dalam menunjang produksi ramah lingkungan.

Jurnal Agribisnis dan Pengembangan Wilayah 2012; 3: 46-55.

18. Juliantina RF, Citra MDA, Nirwani B, Nurmasitoh T, Bowo ET. Manfaat sirih

merah (piper crocatum) sebagai agen anti bacterial terhadap bakteri gram positif

dan gram negatif. JKKI 2012.

19. Melnick J, Adelberg’s. Medical microbilogy. 26th ed. New York: Mc Graw Hill

education, 2013:199-201.

20. Dewi AK. Isolasi, identifikasi dan uji sensitifitas Staphylococcus aureus terhadap

amoxicilin dari sampel susu kambing peranakan ettawa (PE) penderita mastitis di

wilayah Girimulyo, Kulonprogo, Yogyakarta. JSV 2013; 31: 138-50.

21. Haryani IGA. Berkumur ekstrak daun cengkeh (eugenia aromaticum) 4% dapat

menurunkan jumlah koloni bakteri dan bakteri Staphylococcus aureus pada abses

submukus. Tesis. Denpasar: Program Studi Magister Ilmu Biomedik Universitas

UDAYANA, 2015: 8-14.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 63: EFEK AIR PERASAN BUAH JERUK LEMON Citrus limon) …

51

22. Minasari, Amelia S, Sinurat J. Efektivitas ekstrak daun jambu biji buah putih

terhadap pertumbuhan Staphylococcus aureus dari abses. Makassar Dent J 2016;

5: 34-9.

23. Pedersen AML. Saliva. University of Copenhagen Digital Library. 2007.

24. Almeida PDV, dkk. Saliva composition and functions: A comprehensive review.

J Contemp Dent Pract 2008; 3: 1-11.

25. Sherwood L. Fisiologi manusia dari sel ke sistem. 2nd ed. Jakarta: EGC; 2001:

546-8.

26. Woyceichoski IEC, dkk. Salivary buffer capacity, pH, and stimulated flow rate of

crack cocaine users. J Investig Clin Dent 2013; 4: 160-3.

27. Berkovitz BK, Moxham BJ, Linden RW, Sloan AJ. Oral Biology. Churchill

Livingstone Elsevier; China 2011: 82-3.

28. Dangi YS, Soni ML, Namdeo KP. Oral candidiasis: a review. Int J Pharn Pharm

Sci 2010; 2: 36-41.

29. Nugraha AP dkk. Profil angular cheilitis pada penderita HIV/AIDS di UPIPI

RSUD Dr. Soetomo Surabaya 2014. Maj Ked Gi Ind 2015; 1: 12-20.

30. Yunita M, Hendrawan Y, Yulianingsih R. Analisis kuantitatif mikrobiologi pada

makanan penerbangan (aerofood ACS) Garuda Indonesia berdasarkan TPC

(Total Plate Count) dengan metode pour plate. Jurnal Keteknikan Pertanian

Tropis dan Biosistem 2015; 3: 237-48.

31. Lewapadang D, Tendean L, Anindita P. Pengaruh mengonsumsi nanas (Ananas

comosus) terhadap laju aliran saliva pada lansia penderita xerostomia. Jurnal e-

GiGi 2015; 3: 454-8.

32. Rahmawati I, Said F, Hidayati S. Perbedaan pH saliva antara sebelum dan

sesudah mengkonsumsi minuman ringan. Jurnal Skala Kesehatan 2015; 6: 1-13.

33. Najoan SB, Kepel BJ, Wicaksono DA. Perubahan pH saliva siswa MA Darul

istiqamah manado sesudah menyikat gigi dengan pasta gigi mengandung xylitol.

J eG 2014; 2: 1-6.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 64: EFEK AIR PERASAN BUAH JERUK LEMON Citrus limon) …

52

34. Hapsari NF, Ismail A, Santoso O. Pengaruh konsumsi keju cheddar 10 gram

terhadap pH saliva - studi terhadap mahasiswa fakultas kedokteran gigi

Universitas Islam Sultan Agung Semarang. J Odonto Dent 2014; 1: 34-8.

35. Rezky LK, Handajani J. Efek pengunyahan permen karet gula dan xylitol

terhadap status saliva. Maj Ked Gi 2011; 18: 21-4.

36. Vadhani V. Mannitol salt agar. HIMEDIA; India 2015: 1-3.

37. Katie P, dkk. Relationship between unstimulated salivary flow rate and saliva

composition of healthy children in Taiwan. Chang Gung Med J 2008;31:281-6.

38. Booy RH. Kondisi saliva individu saat berpuasa di bulan ramadhan. Skripsi.

Makassar: Bagian Ilmu Kedokteran Gigi Masyarakat Universitas Hasanuddin,

2016: 42-44.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 65: EFEK AIR PERASAN BUAH JERUK LEMON Citrus limon) …

Lampiran 1 : SKEMA ALUR PIKIR

1. Lemon dan produk olahannya merupakan sumber senyawa fenolik (terutama

flavonoid) serta senyawa nutrisi dan non-nutrisi (vitamin, mineral, serat

makanan, minyak essensial, asam organik, dan karotenoid) yang diperlukan

untuk pertumbuhan dan fungsi sistem fisiologis manusia. (Guerra FQS dkk,

2013).

2. Jeruk lemon memiliki kandungan vitamin C yang tinggi serta sebagai sumber

vitamin A, B1, B2, fosfor, kalsium, pektin, minyak atsiri 70% limonene,

felandren, kumarins bioflavonoid, geranil asetat, asam sitrat, linalil asetat,

kalsium, dan serat. (Indriani Y, Mulqie L, Hazar S, 2015).

3. Tidak hanya daging buahnya, kulit buah lemon juga memiliki kandungan

antioksidan dan berfungsi sangat baik untuk menjaga kekebalan tubuh. Kulit

lemon juga mengandung flavonoid yang merupakan suatu antioksidan.

(Anshori AM, Wiraguna AA, Pangkahila W, 2017).

4. Saliva merupakan cairan yang berfungsi dalam mekanisme pertahanan utama

mikroorganisme yang ada di dalam rongga mulut. Perubahan yang terjadi pada

usia, kondisi lingkungan, kehidupan dan pola makan mempengaruhi ada atau

tidaknya gangguan fungsi saliva. (Pandey AK, 2014).

5. Sekresi saliva mencapai minimal pada saat tidak distimulasi dan mencapai

maksimal pada saat distimulasi. Stimulus kimiawi yang bersifat asam

merupakan stimulus yang paling kuat dalam meningkatkan sekresi saliva.

(Indriana T, 2011).

6. Laju aliran saliva merupakan parameter yang menggambarkan normal, tinggi,

rendah, atau sangat rendahnya aliran saliva yang dinyatakan dalam satuan

ml/menit. Perubahan laju alir saliva dapat menyebabkan perubahan pada pH

dan kapasitas buffer. (Pandey AK, 2014).

7. Flavonoid merupakan antimikroba karena membentuk senyawa kompleks

dengan protein ekstraseluler, mengubah sifat fisik dan kimiawi sitoplasma, dan

mendenaturasi dinding sel bakteri sehingga menganggu fungsi permeabilitas

selektif, fungsi pengangkutan aktif, dan pengendalian susunan protein sehingga

menyebabkan kematian pada bakteri. (Ramadhinta TM, Nahzi MYI, Budiarti

LY, 2016).UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 66: EFEK AIR PERASAN BUAH JERUK LEMON Citrus limon) …

Belum ada penelitian mengenai pengaruh berkumur air perasan buah jeruk lemon

terhadap nilai pH dan laju aliran saliva serta jumlah koloni bakteri Staphylococcus

aureus sehingga mendorong peneliti untuk melakukan penelitian efek air perasan

buah jeruk lemon terhadap nilai pH dan laju aliran saliva serta jumlah koloni

bakteri Staphylococcus aureus.

Rumusan Masalah

1. Berapakah nilai pH saliva setelah pemberian air jeruk lemon dengan

konsentrasi 100%, 50%, 25% dan 12,5%?

2. Berapakah laju aliran setelah pemberian air jeruk lemon dengan konsentrasi

100%, 50%, 25% dan 12,5%?

3. Berapakah jumlah koloni bakteri Staphylococcus aureus setelah pemberian air

jeruk lemon dengan konsentrasi 100%, 50%, 25% dan 12,5%.

4. Apakah penambahan air perasan jeruk lemon (Citrus limon) dengan

konsentrasi 100%, 50%, 25% dan 12,5% mempengaruhi jumlah koloni bakteri

Staphylococcus aureus pada rongga mulut?

8. Staphylococcus aureus merupakan bakteri gram positif berbentuk kokus yang

tersusun seperti buah anggur. Bakteri ini dapat tumbuh dengan baik pada

berbagai media bakteriologi dalam kondisi aerobik. (Nugraha AP dkk, 2015).

9. staphylococcus aureus merupakan salah satu penyebab terjadinya abses yang

timbul karena adanya kelainan periodontal dari gigi, ombinasi adanya invasi

bakteri dan respon tubuh mengawali terjadinya kerusakan gigi dan jaringan

pendukung lainnya. (Komariah, Wulansari N, Harmayanti W, 2013).

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 67: EFEK AIR PERASAN BUAH JERUK LEMON Citrus limon) …

Hipotesis Penelitian

1. Hɑ: air perasan jeruk lemon (Citrus limon) menurunkan pH saliva.

2. Hɑ: air perasan jeruk lemon (Citrus limon) meningkatkan laju aliran saliva.

3. Hɑ: air perasan jeruk lemon (Citrus limon) menurunkan jumlah bakteri

Staphylococcus aureus pada saliva.

4. Hɑ: ada hubungan antara pH saliva, laju aliran saliva, dan jumlah koloni

bakteri Staphylococcus aureus setelah berkumur dengan air perasan jeruk

lemon.

Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui nilai pH saliva setelah pemberian air jeruk lemon dengan

konsentrasi 100%, 50%, 25% dan 12,5%.

2. Untuk mengetahui laju aliran saliva setelah pemberian air jeruk lemon

dengan konsentrasi 100%, 50%, 25% dan 12,5%.

3. Untuk mengetahui jumlah koloni bakteri Staphylococcus aureus setelah

pemberian air jeruk lemon dengan konsentrasi 100%, 50%, 25% dan 12,5%.

4. Untuk melihat pengaruh penambahan air perasan jeruk lemon (Citrus limon)

dengan konsentrasi dengan konsentrasi 100%, 50%, 25% dan 12,5%

terhadap jumlah koloni bakteri Staphylococcus aureus yang diperoleh dari

rongga mulut.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 68: EFEK AIR PERASAN BUAH JERUK LEMON Citrus limon) …

Manfaat Penelitian

Manfaat Teoritis

1. Sebagai data dan informasi mengenai efektivitas air perasan jeruk

lemon (Citrus limon) terhadap pH dan laju aliran saliva, serta bakteri

Staphylococcus aureus.

2. Sebagai data awal untuk melakukan penelitian lanjutan tentang

pemanfaatan air perasan jeruk lemon (Citrus limon) sebagai alternatif pengobatan

di bidang kedokteran gigi.

Manfaat Praktis

Sebagai informasi untuk dokter gigi tentang penggunaan air perasan jeruk

lemon (Citrus limon) sebagai obat kumur.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 69: EFEK AIR PERASAN BUAH JERUK LEMON Citrus limon) …

Pengenceran AirPerasan BuahJeruk Lemon

100%, 50%, 25%,dan 12,5%

Pembuatan AirPerasan Buah Jeruk

Lemon

Subjek mengisi lembar persetujuandan informed consent

Subjek melakukan pengumpulansaliva selama 5 menit

Sampel salivaditimbang untuk

menghitung nilai lajualiran saliva

Sampel saliva diukur nilaipHnya menggunakan pHmeter Hanna Instrumen

Lampiran 2 : SKEMA ALUR PENELITIAN

Persiapan Penelitian

Subjek diinstruksikanberkumur dengan air perasanjeruk lemon selama 1 menit,

kemudian dilakukanpengambilan saliva kembali

selama 5 menit

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 70: EFEK AIR PERASAN BUAH JERUK LEMON Citrus limon) …

PencatatanHasil

Pemeriksaan

Pengumpulandan

PengolahanData

AnalisisData

Dilakukan pengenceran bertingkatpada sampel saliva pre dan post

sebanyak 3 kali (x 103 CFU)

Dilakukan isolasi bakteri darisampel saliva pre dan post

Penyimpanan sampel saliva yangtelah diisolasi bakteri pada inkubator

selama 24 jam pada suhu 37oC

Perhitungan JumlahKoloni Bakteri

Staphylococcus aureusdengan metode TotalPlate Count (TPC)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 71: EFEK AIR PERASAN BUAH JERUK LEMON Citrus limon) …

Lampiran 3 :

LEMBAR PENJELASAN KEPADA SUBJEK PENELITIAN

Salam sejahtera,

Saya yang bernama Natasya Angelyna Batubara, Mahasiswa Fakultas

Kedokteran Gigi USU, ingin melakukan penelitian yang berjudul : “EFEK AIR

PERASAN BUAH JERUK LEMON (Citrus limon) TERHADAP LAJU

ALIRAN dan NILAI pH SALIVA serta JUMLAH KOLONI Staphylococcus

aureus (IN VIVO)”

Pada penelitian ini saya mengikutsertakan 20 individu sebagai peserta.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efek air perasan jeruk lemon terhadap laju

alir saliva, pH saliva dan jumlah bakteri pada mahasiswa di Fakultas Kedokteran Gigi

Universitas Sumatera Utara. Manfaat penelitian ini adalah dapat memberi informasi

kepada tenaga medis, paramedis, dan non medis mengenai efek air perasan jeruk

lemon terhadap rongga mulut agar dapat memberikan edukasi yang tepat serta

memberikan informasi kepada penyelenggara kesehatan untuk program penyuluhan

kesehatan gigi dan mulut pada masyarakat terutama mahasiswa kedokteran gigi

mengenai air perasan jeruk lemon sebagai alternatif obat kumur alami sehingga dapat

menurunkan kemungkinan terjadinya penyakit mulut. Akhir dari penelitian ini akan

diperoleh banyak data penting dan bermanfaat. Pada penelitian ini kepada saudara

saya berikan lembar penjelasan mengenai tujuan penelitian. Bila saudara bersedia

berpartisipasi dalam penelitian, maka saudara menandatangani lembar persetujuan.

Setelah itu saya meminta saudara untuk melakukan pengumpulan saliva. Untuk hal

tersebut, saya akan menggunakan waktu saudara selama 15 menit. Pada saat proses

nantinya tidak ada risiko jangka panjang yang terjadi namun saudara mungkin akan

tidak nyaman dengan rasa asam yang ditimbulkan dari air perasan jeruk lemon saat

berkumur. Setelah selesai, saya akan memberikan air mineral dan permen karet

xylitol untuk meredakan rasa asam yang dialami oleh saudara.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 72: EFEK AIR PERASAN BUAH JERUK LEMON Citrus limon) …

Keuntungan menjadi subjek penelitian yaitu mengetahui pemanfaatan air

perasan jeruk lemon sebagai alternatif obat kumur alami.

Partisipasi Saudara/i bersifat sukarela tanpa paksaan. Setiap data yang ada

dalam penelitian ini akan dirahasiakan dan digunakan untuk kepentingan penelitian.

Bila data dipublikasikan kerahasiaan akan tetap dijaga. Untuk penelitian ini,

Saudara/i tidak dikenakan biaya apapun. Bila Bapak/Ibu membutuhkan penjelasan,

maka dapat menghubungi saya :

Nama : Natasya Angelyna Batubara

Alamat : Jln. Kenanga Sari 1 No. 18 Medan

No, HP : 081360581182

Jika Saudara/i bersedia, Lembar Persetujuan Menjadi Subjek Penelitian

terlampir harap ditandatangani dan dikembalikan. Perlu diketahui bahwa surat

ketersediaan tersebut tidak mengikat dan Saudara/i dapat mengundurkan diri dari

penelitian ini selama penelitian berlangsung.

Terimakasih saya ucapkan kepada Saudara/i yang telah ikut berpartisipasi

pada penelitian ini. Keikutsertaan Saudara/i dalam penelitian ini akan

menyumbangkan sesuatu yang berguna bagi ilmu pengetahuan.

Medan, November 2017

Peneliti

Natasya Angelyna Batubara

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 73: EFEK AIR PERASAN BUAH JERUK LEMON Citrus limon) …

Lampiran 4 :

LEMBAR PERSETUJUAN SETELAH PENJELASAN

(INFORMED CONSENT)

Saya yang bertanda tangan di bawah ini,

Nama :

Jenis Kelamin :

Umur :

Alamat :

Telp/HP :

Setelah mendapatkan penjelasan tentang penelitian ini,

Nama Peneliti : Natasya Angelyna Batubara

NIM : 130600022

Fakultas : Fakultas Kedokteran Gigi USU

Setelah mendapatkan keterangan dan penjelasan secara lengkap, maka dengan penuh

kesadaran dan tanpa paksaan, saya menandatangani dan menyatakan bersedia

berpartisipasi dalam penelitian yang berjudul “EFEK AIR PERASAN BUAH

JERUK LEMON (Citrus limon) TERHADAP LAJU ALIRAN dan NILAI pH

SALIVA serta JUMLAH KOLONI Staphylococcus aureus (IN VIVO)” serta tidak

akan menyatakan keberatan maupun tuntutan.

Demikian pernyataan ini saya berikan dalam keadaan pikiran yang sehat dan tanpa

paksaan apapun dari pihak manapun juga.

Saksi Medan, ..... November 2017

Yang menyetujui

( ) ( )

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 74: EFEK AIR PERASAN BUAH JERUK LEMON Citrus limon) …

Lampiran 5 : KUESIONER

PENGARUH PEMBERSIHAN LIDAH TERHADAP JUMLAH KOLONICandida spp. DI RONGGA MULUT MAHASISWA FKG USU

No :Tanggal :

KUESIONER PENELITIAN

A. DATA RESPONDEN

Nama :

NIM :

Usia :

Jenis Kelamin : a. Laki-laki b. Perempuan

B. KONDISI MEDIS

1. Apakah saudara seorang perokok?

a) Ya

b) Tidak

2. Apakah saudara seorang peminum alkohol?

a) Ya

b) Tidak

3. Apakah saudara sedang dalam masa menstruasi/hamil/menyusui?

a) Ya

b) Tidak

4. Apakah saudara memiliki riwayat penyakit sistemik?

(seperti: diabetes mellitus, HIV, Cushing Syndrome, defisiensi nutrisi)

a) Ya

b) Tidak

DEPARTEMEN BIOLOGI ORALFAKULTAS KEDOKTERAN GIGI

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 75: EFEK AIR PERASAN BUAH JERUK LEMON Citrus limon) …

5. Apakah saudara mengonsumsi obat-obatan sistemik tertentu?

(seperti: obat antihipertensi, antidepresan, antihistamin)

a) Ya

b) Tidak

C. STATUS RONGGA MULUT

1. Apakah saudara sedang menggunakan piranti ortodonti?

a) Ya

b) Tidak

2. Apakah saudara sedang menggunakan gigi palsu?

a) Ya

b) Tidak

3. Odontogram

7 6 5 4 3 2 1 1 2 3 4 5 6 7

7 6 5 4 3 2 1 1 2 3 4 5 6 7

Keterangan:

X : gigi hilang

√ : radiks (sisa akar)

Berdasarkan jawaban dari pertanyaan diatas, maka pasien dapat dinyatakan sebagai sampel

penelitian. (Ya/Tidak)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 76: EFEK AIR PERASAN BUAH JERUK LEMON Citrus limon) …

Lampiran 6 : LEMBAR PENGAMATAN PENELITIAN

DEPARTEMEN BIOLOGI ORAL

FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

EFEK AIR PERASAN BUAH JERUK LEMON (Citrus limon) TERHADAPLAJU ALIRAN dan NILAI pH SALIVA serta JUMLAH KOLONI

Staphylococcus aureus (IN VIVO)

KONSEN-TRASI

NOMORSAMPEL

PRE-TEST POST-TEST

Lajualiransaliva(ml)

pHsaliva

Jumlah KoloniBakteri

Staphylococcusaureus

Lajualiransaliva(ml)

pHsaliva

Jumlah KoloniBakteri

Staphylococcusaureus

100%

1 2,85 7,2 125 16,27 7,0 0

2 0,75 7,2 103 6,13 6,3 0

3 2,35 6,8 96 3,56 6,9 0

4 4,50 6,5 17 4,44 7,1 1

5 4,32 6,8 16 7,04 6,3 2

6 3,61 7,3 37 5,83 6,8 1

50%

7 2,93 6,5 22 5,28 7,4 1

8 1,74 6,6 21 4,04 6,1 1

9 2,59 6,9 14 2,37 6,1 2

10 2,63 7,2 12 4,19 6,8 2

11 0,39 6,9 12 1,82 6,5 2

12 1,28 6,5 11 5,21 6,4 2

25%

13 2,47 6,7 11 3,02 6,4 3

14 1,56 6,6 11 3,29 6,1 3

15 3,89 6,9 9 5,81 6,2 3

16 1,60 6,7 7 2,89 6,1 4

17 0,69 7,1 9 2,91 6,3 4

18 1,80 7,2 7 1,82 6,8 5

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 77: EFEK AIR PERASAN BUAH JERUK LEMON Citrus limon) …

12,5%

19 4,85 6,9 8 4,78 6,7 4

20 1,39 6,9 8 3,20 6,6 4

21 4,57 6,8 7 5,51 6,5 5

22 1,87 7,2 7 2,67 6,9 5

23 1,55 6,9 6 2,58 6,7 5

24 4,88 7,4 6 6,59 6,6 5

NOMORSAMPEL

SEBELUM BERKUMUR AIRPERASAN JERUK LEMON

(PRE-TEST)

SETELAH BERKUMUR AIRPERASAN JERUK LEMON

(POST-TEST)

1

2

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 78: EFEK AIR PERASAN BUAH JERUK LEMON Citrus limon) …

3

4

5

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 79: EFEK AIR PERASAN BUAH JERUK LEMON Citrus limon) …

6

7

8

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 80: EFEK AIR PERASAN BUAH JERUK LEMON Citrus limon) …

9

10

11

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 81: EFEK AIR PERASAN BUAH JERUK LEMON Citrus limon) …

12

13

14

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 82: EFEK AIR PERASAN BUAH JERUK LEMON Citrus limon) …

15

16

17

6

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 83: EFEK AIR PERASAN BUAH JERUK LEMON Citrus limon) …

18

19

20

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 84: EFEK AIR PERASAN BUAH JERUK LEMON Citrus limon) …

21

22

23

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 85: EFEK AIR PERASAN BUAH JERUK LEMON Citrus limon) …

24

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 86: EFEK AIR PERASAN BUAH JERUK LEMON Citrus limon) …

Lampiran 8 : ANALISA STATISTIK

1. LAJU ALIRAN SALIVAa. Air perasan jeruk lemon konsentrasi 100%

b.Air perasan jeruk lemon konsentrasi 50%

Paired Samples Statistics

Mean N Std. Deviation Std. Error Mean

Pair 1 Sebelum Perlakuan 3,0633 6 1,40342 ,57294

Sesudah Perlakuan 7,2117 6 4,60822 1,88130

Test Statisticsb

Sesudah Perlakuan - Sebelum

Perlakuan

Z -1,992a

Asymp. Sig. (2-tailed) ,046

a. Based on negative ranks.

b. Wilcoxon Signed Ranks Test

Paired Samples Statistics

Mean N Std. Deviation Std. Error Mean

Pair 1 Sebelum Perlakuan 1,9267 6 ,97527 ,39815

Sesudah Perlakuan 3,8183 6 1,43885 ,58741

Test Statisticsb

Sesudah Perlakuan - Sebelum

Perlakuan

Z -1,992a

Asymp. Sig. (2-tailed) ,046

a. Based on negative ranks.

b. Wilcoxon Signed Ranks Test

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 87: EFEK AIR PERASAN BUAH JERUK LEMON Citrus limon) …

c. Air perasan jeruk lemon konsentrasi 25%

d.Air perasan jeruk lemon konsentrasi 12,5%

Paired Samples Statistics

Mean N Std. Deviation Std. Error Mean

Pair 1 Sebelum Perlakuan 2,0017 6 1,08653 ,44357

Sesudah Perlakuan 3,2900 6 1,33331 ,54432

Test Statisticsb

Sesudah Perlakuan - Sebelum

Perlakuan

Z -2,201a

Asymp. Sig. (2-tailed) ,028

a. Based on negative ranks.

b. Wilcoxon Signed Ranks Test

Paired Samples Statistics

Mean N Std. Deviation Std. Error Mean

Pair 1 Sebelum Perlakuan 3,1850 6 1,74287 ,71152

Sesudah Perlakuan 4,2217 6 1,65693 ,67644

Test Statisticsb

Sesudah Perlakuan - Sebelum

Perlakuan

Z -1,992a

Asymp. Sig. (2-tailed) ,046

a. Based on negative ranks.

b. Wilcoxon Signed Ranks Test

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 88: EFEK AIR PERASAN BUAH JERUK LEMON Citrus limon) …

2. pH SALIVAa. Air perasan jeruk lemon konsentrasi 100%

b.Air perasan jeruk lemon konsentrasi 50%

Paired Samples Statistics

Mean N Std. Deviation Std. Error Mean

Pair 1 Sebelum Perlakuan 6,9667 6 ,31411 ,12824

Sesudah Perlakuan 6,7333 6 ,35024 ,14298

Paired Samples Test

Paired Differences

t df

Sig. (2-

tailed)Mean

Std.

Deviation

Std.

Error

Mean

95% Confidence

Interval of the

Difference

Lower Upper

Pair

1

Sebelum

Perlakuan -

Sesudah

Perlakuan

,23333 ,52789 ,21551 -,32065 ,78732 1,083 5 ,328

Paired Samples Statistics

Mean N Std. Deviation Std. Error Mean

Pair 1 Sebelum Perlakuan 6,7667 6 ,28048 ,11450

Sesudah Perlakuan 6,5500 6 ,49295 ,20125

Paired Samples Test

Paired Differences

t df

Sig. (2-

tailed)Mean

Std.

Deviation

Std.

Error

Mean

95% Confidence

Interval of the

Difference

Lower Upper

Pair

1

Sebelum

Perlakuan -

Sesudah

Perlakuan

,21667 ,59133 ,24141 -,40389 ,83723 ,898 5 ,411

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 89: EFEK AIR PERASAN BUAH JERUK LEMON Citrus limon) …

c. Air perasan jeruk lemon konsentrasi 25%

d.Air perasan jeruk lemon konsentrasi 12,5%

Paired Samples Statistics

Mean N Std. Deviation Std. Error Mean

Pair 1 Sebelum Perlakuan 6,8667 6 ,24221 ,09888

Sesudah Perlakuan 6,3167 6 ,26394 ,10775

Paired Samples Test

Paired Differences

t df

Sig. (2-

tailed)Mean

Std.

Deviation

Std.

Error

Mean

95% Confidence

Interval of the

Difference

Lower Upper

Pair

1

Sebelum

Perlakuan -

Sesudah

Perlakuan

,55000 ,18708 ,07638 ,35367 ,74633 7,201 5 ,001

Paired Samples Statistics

Mean N Std. Deviation Std. Error Mean

Pair 1 Sebelum Perlakuan 7,0167 6 ,23166 ,09458

Sesudah Perlakuan 6,6667 6 ,13663 ,05578

Paired Samples Test

Paired Differences

t df

Sig. (2-

tailed)Mean

Std.

Deviation

Std.

Error

Mean

95% Confidence

Interval of the

Difference

Lower Upper

Pair

1

Sebelum

Perlakuan -

Sesudah

Perlakuan

,35000 ,22583 ,09220 ,11300 ,58700 3,796 5 ,013

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 90: EFEK AIR PERASAN BUAH JERUK LEMON Citrus limon) …

3. JUMLAH KOLONI SALIVAa. Air perasan jeruk lemon konsentrasi 100%

b.Air perasan jeruk lemon konsentrasi 50%

Paired Samples Statistics

Mean N Std. Deviation Std. Error Mean

Pair 1 Sebelum Perlakuan 65,6667 6 47,94024 19,57152

Sesudah Perlakuan ,6667 6 ,81650 ,33333

Test Statisticsb

Sesudah Perlakuan - Sebelum Perlakuan

Z -2,201a

Asymp. Sig. (2-tailed) ,028

a. Based on positive ranks.

b. Wilcoxon Signed Ranks Test

Paired Samples Statistics

Mean N Std. Deviation Std. Error Mean

Pair 1 Sebelum Perlakuan 15,3333 6 4,88535 1,99444

Sesudah Perlakuan 1,6667 6 ,51640 ,21082

Test Statisticsb

Sesudah Perlakuan - Sebelum

Perlakuan

Z -2,207a

Asymp. Sig. (2-tailed) ,027

a. Based on positive ranks.

b. Wilcoxon Signed Ranks Test

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 91: EFEK AIR PERASAN BUAH JERUK LEMON Citrus limon) …

c. Air perasan jeruk lemon konsentrasi 25%

a. Based on positive ranks.

b. Wilcoxon Signed Ranks Test

d.Air perasan jeruk lemon konsentrasi 12,5%

Paired Samples Statistics

Mean N Std. Deviation Std. Error Mean

Pair 1 Sebelum Perlakuan 9,0000 6 1,78885 ,73030

Sesudah Perlakuan 3,6667 6 ,81650 ,33333

Test Statisticsb

Sesudah Perlakuan - Sebelum Perlakuan

Z -2,207a

Asymp. Sig. (2-tailed) ,027

Paired Samples Statistics

Mean N Std. Deviation Std. Error Mean

Pair 1 Sebelum Perlakuan 7,0000 6 ,89443 ,36515

Sesudah Perlakuan 4,6667 6 ,51640 ,21082

Test Statisticsb

Sesudah Perlakuan - Sebelum

Perlakuan

Z -2,220a

Asymp. Sig. (2-tailed) ,026

a. Based on positive ranks.

b. Wilcoxon Signed Ranks Test

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 92: EFEK AIR PERASAN BUAH JERUK LEMON Citrus limon) …

4. UJI KORELASIa. Hubungan laju aliran saliva dengan pH saliva

Correlations

Laju Alir Saliva pH Saliva

Laju Alir Saliva Pearson Correlation 1 -.056

Sig. (2-tailed) .706

N 48 48pH Saliva Pearson Correlation -.056 1

Sig. (2-tailed) .706

N 48 48

b.Hubungan laju aliran saliva dengan jumlah koloni Staphylococcus aureus

Correlations

Laju Alir Saliva Jumlah Koloni

Laju Alir Saliva Pearson Correlation 1 -.233

Sig. (2-tailed) .111

N 48 48Jumlah Koloni Pearson Correlation -.233 1

Sig. (2-tailed) .111

N 48 48

c. Hubungan pH saliva dengan jumlah koloni Staphylococcus aureus

Correlations

pH Saliva Jumlah Koloni

pH Saliva Pearson Correlation 1 .311*

Sig. (2-tailed) .032

N 48 48Jumlah Koloni Pearson Correlation .311* 1

Sig. (2-tailed) .032

N 48 48*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA