12
Email Redaksi: [email protected] @kabarmaduranews TWITTER Hukum Kabar Bangkalan Kabar Pamekasan Kabar Sumenep Kabar Sampang Kini, SGB Tidak Seramai Dulu Akibat Penerapan Retribusi Parkir Kota Tidak Layak Jadi Ibukota Langganan Banjir, Persulit Roda Pemerintahan MLSB Terus Tagih Janji Camat dan Bulog Perihal Data Distribusi Raskin Soal KIP, Komisi A Akan Undang Diskominfo 10 Nama Telah Diusulkan Pemain Minta Maaf pada Suporter KM/ACH. QUSYAIRI NURULLAH TAK BERDAYA: Seorang warga Nambekor meratapi sawahnya yang terendam banjir. Banjir yang diakibatkan hujan deras dan berlangsung lama di sejumlah wilayah Kabupaten Sumenep sehari sebelumnya memang tergolong terbesar dalam sejarah. Tak hanya pelosok desa, sejumlah titik di Kota Sumenep yang tidak pernah banjir, digenangi banjir dengan ketinggian bervariasi. Sengketa Hasil Pemilukada PAMEKASAN- Kalau tidak ada aral yang mer- intang, Selasa (5/2) masa depan Pamekasan diper- taruhkan. Mahkamah Konstitusi (MK) bakal memberikan keputusan berkenaan perselisihan hasil pemilihan umum (PHPU) Pemilukada Pamekasan. MK pun menjadi penentu masa depan pemerintahan Pamekasan lima tahun mendatang. Chairil Utama, ketua tim pemenangan dan seka- ligus kuasa hukum pas- angan Calon Bupati dan Wakil Bupati KH Kholillu- rahman-Masduki (KOM- PAK) selalku pemohon, menyatakan pihaknya akan patuh apapun yang diputuskan MK. SUMENEP-Hujan lebat yang meneng- gelamkan kecamatan kota Sumenep ternyata juga di alami oleh masyarakat tani di Desa Nambekor, Saronggih. Selain rumah-rumah penduduk, gedung seko- lah, lahan pertanian padi mereka nyaris tak lagi bisa diharapkan hasil taninya. Sedikitnya kurang lebih 50 hektare la- han persawahan sawah Desa Nambeor Kc. Saronggi hingga siang kemarin masih tetap tergenang banjir. “Luas sawah yang terendam ada kalau 50 hektare,” ujar Iskandar, salahs atu petani Desa Nambekor, pada Kabar Madura, kemarin. Iskandar mengatakan, banjir yang melanda desanya membuat panen mereka terancam gagal. Dia mengaku tanaman padi yang sudah terendam banjir tersebut kini sudah tidak lagi bisa diharapkan. Hari Ini, Putusan MK PAMEKASAN- Tak di- pungkiri, pasar modern di beberapa wilayah sudah merambah ke berbagai pe- losok desa. Tak terkecuali di kota Gerbang Salam, Pa- mekasan. Melihat kecender- ungan tersebut, pada tahun 2013 ini perizinan pendirian pasar modern distop. Sebab keberadaan pasar modern yang telah berdiri beberapa tahun terakhir ini sangatlah mengganggu ter- hadap ekonomi masyarakat kecil. Dalam hal ini peda- gang kaki lima alias peda- gang kecil lainnya. Wakil Ketua Komisi B DPRD Pamekasan, Fathor- rahman mengatakan, periz- inan untuk pendirian pasar modern di Kabupaten Pame- kasan sementara dihentikan melihat pertumbuhan pasar modern bak jamur di musim penghujan. KM/MARZUKIY DIHENTIKAN: Salah satu minimarket yang terletak di jalan Kabupaten, Pamekasan dan beroperasi 24 jam. Foto diambil, Senin (4/2). Izin Pasar Modern Distop Sementara SUMENEP-Hujan de- ras yang mengguyur Kabupaten Sumenep, Minggu (3/2) kemarin mengakibatkan Kota Sumenep terendam banjir. Sejumlah rumah diberbagai titik terendam air, akibatnya banyak alat rumah seperti kasur, kursi mengalami rusak, tak terkecuali salah satu rumah anggota dewan Sumenep juga diren- dam air sehingga berkas kenegaraan yang ada di rumah tersebut ikut rusak. INFOGRAFIS:RYAN KALIG Terendam, Berkas Kenegaraan Rusak Para guru SMAN 3 Pa- mekasan sedang resah. Sumber keresahan bukan berasal dari siapa-siapa, namun justru dari kebi- jakan pengunaan keuan- gan sekolah yang diambil sang kepala sekolah yang dinilai cenderung seena- knya sendiri. Seperti apa? MARZUKIY, Pamekasan RAUT kecewa begitu tergurat jelas di wajah Hanafi. Salah satu staf kurikulum di SMAN 3 Pa- mekasan, Senin (4/2) memang sedang kecewa terhadap kepe- mimpinan Dra. Tien Farihah, sang kepala sekolah (kepsek). Kekecewaan Hanafi terkait dengan penggunaan dana seko- lah yang dianggapnya tidak jelas. Sehingga, kata Hanafi, butuh klarifikasi yang jelas men- genai persoalan tersebut. “Misalnya seperti yang pergi ke Jakarta dengan dalih rapat, dia menghabiskan dana sebe- sar Rp 5 juta, tetapi dia tidak melampirkan tiket dan kuitansi lainnya. Dan datanya saat ini ada di bendahara,” sebut Hanafi. Sebagai seorang bawahan, Hanafi tentu tahu siapa yang dihadapinya, namun ia tidak mau tinggal diam. Ia tidak be- gitu saja percaya penggunaan dana sekolah yang cukup besar itu. Sebab, menurutnya, biaya ke Jakarta hanya membu- tuhkan dana yang tak terlalu besar, tak pelak hal tersebut patut dipertanyakan. “Mung- kin, kalau hanya ke Jakarta Rp 2-3 juta saja itu sudah cukup, sementara ini sampai Rp 5 juta. Apalagi tidak dilampiri dengan kuitansi,” ungkapnya. Kata Hanafi, masih banyak dana sekolah yang dalam peng- gunaannya tanpa disertai bukti yang jelas pengeluarannya. Karena hal tersebut menjadi sumber kecurigaan tersendiri bagi guru di lingkungan seko- lah unggulan tersebut. “Dia ke Jakarta sudah dua kali, ke Malang satu kali dan ke Surabaya satu kali, semuanya memakai dana sekolah. Yang paling lucu lagi, dia membeli pulsa dengan uang sekolah, dan berdalih atas kebutuhan sekolah,” beber Hanafi. “Saya sebagai kepala sekolah dan saya juga sebagai prbadi. Saya sebagai pribadi seharus- nya memiliki handphone dua, atas nama pribadi dan kepala sekolah, kalau dia minta pulsa, bawahannya juga akan minta pulsa dong,” ujar Hanafi me- nirukan pernyataan atasannya. Hanafi mengaku tidak bisa memberikan data pasti atas dana yang telah dikeluar- kan oleh kepala sekolah yang ditengarai sebagai kepentin- gan pribadinya. KM/MARZUKIY KESAL: Puluhan guru buyar seusai mengikuti rapat dengan kepala sekolah karena tidak puas dengan keputusan yang diambil. Ketika Para Guru SMAN 3 Pamekasan Kritis terhadap Kepsek Dipicu Gunakan Dana Sekolah Seenaknya Sendiri KM/ACH. QUSYAIRI NURULLAH BERSEJARAH: Banjir yang melanda Sumenep, dua hari lalu terbesar. Bahkan rumah anggota DPRD terendam hingga akibatkan berkas kenegaraan rusak. ‘Koboi Kokop’ Jalani Sidang Perdana BANGKALAN- Tentu masih ingat di benak kita, saat seorang pemuda asal Kecamatan Kokop menembak seorang warga dengan senjata api beberapa waktu lalu. Akibat ulah pemuda ini sang korban terpaksa harus kehilan- gan 4 jari kaki kirinya. KM/AGUS JOSIANDI DINGIN: Cahyadi yang dijuluki Adi si Koboi asal Kokop menjalani sidang perdananya, Senin (4/2) kemarin. J Bersambung ke Hal 6 J Bersambung ke Hal 6 J Bersambung ke Hal 6 J Bersambung ke Hal 6 J Bersambung ke Hal 6 J Bersambung ke Hal 6 J Bersambung ke Hal 6 Pelantikan Bupati Sampang Dijaga Brimob Polda SAMPANG- Pelantikan Bupati-Wakil Bupati Sam- pang terpilih Fannan Hasib- Fadhilah Budiono sesuai jadwal pelantikan yang telah ditetapkan DPRD berlang- sung pada 26 Februari 2013 nanti. Berbagai persiapan mulai dilakukan, termasuk pengamanan yang menem- patkan anggota Brimob Polda Jatim. Ini dilakukan guna mengantisipasi kemungki- nan terjadinya kericuhan. DOK/KM KOMPOL ALFIAN NURRIZAL Kabag Ops Polres 5 Februari 2013 SELASA

Edisi 5 Februari 2013

Embed Size (px)

DESCRIPTION

kabar madura

Citation preview

Email Redaksi: [email protected]

@kabarmaduranewsTWITTER

Hukum

Kabar Bangkalan

Kabar Pamekasan

Kabar Sumenep

Kabar Sampang

Kini, SGB Tidak Seramai DuluAkibat Penerapan Retribusi Parkir

Kota Tidak Layak Jadi IbukotaLangganan Banjir, Persulit Roda Pemerintahan

MLSB Terus Tagih Janji Camat dan BulogPerihal Data Distribusi Raskin

Soal KIP, Komisi A Akan Undang Diskominfo10 Nama Telah Diusulkan Pemain Minta Maaf pada Suporter

KM/ACH. QUSYAIRI NURULLAH

TAK BERDAYA: Seorang warga Nambekor meratapi sawahnya yang terendam banjir. Banjir yang diakibatkan hujan deras dan berlangsung lama di sejumlah wilayah Kabupaten Sumenep sehari sebelumnya memang tergolong terbesar dalam sejarah. Tak hanya pelosok desa, sejumlah titik di Kota Sumenep yang tidak pernah banjir, digenangi banjir dengan ketinggian bervariasi.

Sengketa Hasil PemilukadaPAMEKASAN-Kalau

tidak ada aral yang mer-intang, Selasa (5/2) masa depan Pamekasan diper-taruhkan. Mahkamah Konstitusi (MK) bakal

memberikan keputusan berkenaan perselisihan hasil pemilihan umum (PHPU) Pemilukada Pamekasan. MK pun menjadi penentu masa depan pemerintahan Pamekasan lima tahun mendatang.

Chairil Utama, ketua tim

pemenangan dan seka-ligus kuasa hukum pas-angan Calon Bupati dan Wakil Bupati KH Kholillu-rahman-Masduki (KOM-PAK) selalku pemohon, menyatakan pihaknya akan patuh apapun yang diputuskan MK.

SUMENEP-Hujan lebat yang meneng-gelamkan kecamatan kota Sumenep ternyata juga di alami oleh masyarakat tani di Desa Nambekor, Saronggih. Selain rumah-rumah penduduk, gedung seko-lah, lahan pertanian padi mereka nyaris tak lagi bisa diharapkan hasil taninya.

Sedikitnya kurang lebih 50 hektare la-han persawahan sawah Desa Nambeor Kc. Saronggi hingga siang kemarin masih tetap tergenang banjir.

“Luas sawah yang terendam ada kalau 50 hektare,” ujar Iskandar, salahs atu petani Desa Nambekor, pada Kabar

Madura, kemarin. Iskandar mengatakan, banjir yang

melanda desanya membuat panen mereka terancam gagal. Dia mengaku tanaman padi yang sudah terendam banjir tersebut kini sudah tidak lagi bisa diharapkan.

Hari Ini, Putusan MK

PAMEKASAN-Tak di-pungkiri, pasar modern di beberapa wilayah sudah merambah ke berbagai pe-losok desa. Tak terkecuali di kota Gerbang Salam, Pa-mekasan. Melihat kecender-

ungan tersebut, pada tahun 2013 ini perizinan pendirian pasar modern distop.

Sebab keberadaan pasar modern yang telah berdiri beberapa tahun terakhir ini sangatlah mengganggu ter-

hadap ekonomi masyarakat kecil. Dalam hal ini peda-gang kaki lima alias peda-gang kecil lainnya.

Wakil Ketua Komisi B DPRD Pamekasan, Fathor-rahman mengatakan, periz-

inan untuk pendirian pasar modern di Kabupaten Pame-kasan sementara dihentikan melihat pertumbuhan pasar modern bak jamur di musim penghujan.

KM/MARZUKIY

DIHENTIKAN: Salah satu minimarket yang terletak di jalan Kabupaten, Pamekasan dan beroperasi 24 jam. Foto diambil, Senin (4/2).

Izin Pasar Modern Distop SementaraSUMENEP-Hujan de-

ras yang mengguyur Kabupaten Sumenep, Minggu (3/2) kemarin mengakibatkan Kota Sumenep te rendam banjir. Sejumlah rumah diberbagai titik terendam air, akibatnya banyak alat rumah seperti kasur, kursi mengalami rusak, tak terkecuali salah satu rumah anggota dewan Sumenep juga diren-dam air sehingga berkas kenegaraan yang ada di rumah tersebut ikut rusak.

INFOGRAFIS:RYAN KALIG

Terendam, Berkas Kenegaraan Rusak

Para guru SMAN 3 Pa-mekasan sedang resah.

Sumber keresahan bukan berasal dari siapa-siapa,

namun justru dari kebi-jakan pengunaan keuan-gan sekolah yang diambil

sang kepala sekolah yang dinilai cenderung seena-

knya sendiri. Seperti apa?

MARZUKIY, Pamekasan

RAUT kecewa begitu tergurat jelas di wajah Hanafi. Salah satu staf kurikulum di SMAN 3 Pa-mekasan, Senin (4/2) memang sedang kecewa terhadap kepe-mimpinan Dra. Tien Farihah, sang kepala sekolah (kepsek).

Kekecewaan Hanafi terkait dengan penggunaan dana seko-lah yang dianggapnya tidak jelas. Sehingga, kata Hanafi, butuh klarifikasi yang jelas men-genai persoalan tersebut.

“Misalnya seperti yang pergi ke Jakarta dengan dalih rapat, dia menghabiskan dana sebe-sar Rp 5 juta, tetapi dia tidak

melampirkan tiket dan kuitansi lainnya. Dan datanya saat ini ada di bendahara,” sebut Hanafi.

Sebagai seorang bawahan, Hanafi tentu tahu siapa yang dihadapinya, namun ia tidak mau tinggal diam. Ia tidak be-gitu saja percaya penggunaan dana sekolah yang cukup besar

itu. Sebab, menurutnya, biaya ke Jakarta hanya membu-tuhkan dana yang tak terlalu besar, tak pelak hal tersebut patut dipertanyakan. “Mung-kin, kalau hanya ke Jakarta Rp 2-3 juta saja itu sudah cukup, sementara ini sampai Rp 5 juta. Apalagi tidak dilampiri dengan kuitansi,” ungkapnya.

Kata Hanafi, masih banyak dana sekolah yang dalam peng-gunaannya tanpa disertai bukti yang jelas pengeluarannya. Karena hal tersebut menjadi sumber kecurigaan tersendiri bagi guru di lingkungan seko-lah unggulan tersebut.

“Dia ke Jakarta sudah dua kali, ke Malang satu kali dan ke Surabaya satu kali, semuanya memakai dana sekolah. Yang paling lucu lagi, dia membeli pulsa dengan uang sekolah, dan berdalih atas kebutuhan sekolah,” beber Hanafi.

“Saya sebagai kepala sekolah dan saya juga sebagai prbadi. Saya sebagai pribadi seharus-nya memiliki handphone dua, atas nama pribadi dan kepala sekolah, kalau dia minta pulsa, bawahannya juga akan minta pulsa dong,” ujar Hanafi me-nirukan pernyataan atasannya.

Hanafi mengaku tidak bisa memberikan data pasti atas dana yang telah dikeluar-kan oleh kepala sekolah yang ditengarai sebagai kepentin-gan pribadinya.

KM/MARZUKIY

KESAL: Puluhan guru buyar seusai mengikuti rapat dengan kepala sekolah karena tidak puas dengan keputusan yang diambil.

Ketika Para Guru SMAN 3 Pamekasan Kritis terhadap Kepsek

Dipicu Gunakan Dana Sekolah Seenaknya Sendiri

KM/ACH. QUSYAIRI NURULLAH

BERSEJARAH: Banjir yang melanda Sumenep, dua hari lalu terbesar. Bahkan rumah anggota DPRD terendam hingga akibatkan berkas kenegaraan rusak.

‘Koboi Kokop’ Jalani Sidang Perdana BANGKALAN- Tentu masih ingat di

benak kita, saat seorang pemuda asal Kecamatan Kokop menembak seorang warga dengan senjata api beberapa waktu lalu. Akibat ulah pemuda ini sang korban terpaksa harus kehilan-gan 4 jari kaki kirinya.

KM/AGUS JOSIANDI

DINGIN: Cahyadi yang dijuluki Adi si Koboi asal Kokop menjalani sidang perdananya, Senin (4/2) kemarin.

Bersambung ke Hal 6

Bersambung ke Hal 6

Bersambung ke Hal 6

Bersambung ke Hal 6

Bersambung ke Hal 6

Bersambung ke Hal 6

Bersambung ke Hal 6

Pelantikan Bupati Sampang Dijaga

Brimob PoldaSAMPANG-Pelantikan

Bupati-Wakil Bupati Sam-pang terpilih Fannan Hasib-Fadhilah Budiono sesuai jadwal pelantikan yang telah ditetapkan DPRD berlang-sung pada 26 Februari 2013 nanti. Berbagai persiapan mulai dilakukan, termasuk pengamanan yang menem-patkan anggota Brimob Polda Jatim. Ini dilakukan guna mengantisipasi kemungki-nan terjadinya kericuhan.

DOK/KM

KOMPOL ALFIAN NURRIZAL

Kabag Ops Polres

5 Februari 2013SELASA

SELASA 5 Februari 20132

Email Redaksi: [email protected]

W A K I L R A K Y A TTiga Hari di Surabaya,

Habis Rp 114 JutaKOTA-Mengaku, demi meningkatkan

kemampuan setiap wakil rakyat, DPRD Kabupaten Bangkalan menghabiskan dana Rp 114 juta untuk menyelenggara-kan kegiatan peningkatan Sumber Daya Manusia (SDM) selama 3 hari, di salah satu hotel mewah yang ada di Surabaya.

Hal tersebut tak dibantah Wakil Ketua DPRD Bangkalan, Munawar Cholil. Menurut dia, kegiatan tersebut meru-pakan kegiatan rutin DPRD yang diagen-dakan dua kali dalam setahun. Dan sesuai dengan rencana anggaran yang telah ditentukan akan menghabiskan dana Rp 114 juta. “Sesuai rencana anggaran 114 juta” ungkapnya.

Kegiatan tersebut, lanjutnya, bertujuan meningkatkan kemampuan setiap ang-gota, karena di ikuti seluruh anggota dewan yang berjumlah 45 anggota.

“Kegiatan ini bertujuan untuk menin-gkatakan kemampuan seluruh anggota dewan, sehingga saat bekerja lebih maksi-mal,” ungkapnya.

Terkait pelaksanaanya yang ditempat-kan di Surabaya dan menghabiskan dana Rp 114 juta, Munawar Cholil mengatakan, hal tersebut sesuai rencana yang telah ditetapkan. Dan dalam kegiatan tersebut para anggota wakil rakyat tersebut akan mendapatkan beragam materi dari dari Kemendagri (Kementerian Dalam Neg-eri), Balitbangprov (Badan Penelitiaan dan Pengembangan Provinsi), dan sejum-lah akademisi.

“Di sana nanti seluruh anggota de-wan akan mendapatkan materi dari sejumlah pemateri yang kami undang,” pungkasnya. (fir/yoe)

BMKG Imbau Warga Tingkatkan KewaspadaanKOTA-Sejak akhir pekan lalu, hujan

deras di kawasan Bangkalan kem-bali terjadi. Akibatnya, di kawasan kecamatan Kamal, beberapa hari lalu, sejumlah ruas jalan yang biasa dilalui kendaraan antar kota, tergenang air hingga setinggi lutut orang dewasa. Sehingga banyak kendaraan bermo-tor, baik roda 2 maupun roda 4, mogok karena mesinnya kemasukan air.

Menyusul Kamal kawasan Kecamatan Kota, diguyur hujan deras, Senin (4/2) kemarin. Kendati pada pagi hari kema-rin cuaca cukup cerah, menjelang siang langit tampak mendung dan hujan deras turun mengguyur tak lama kemudian.

Bahkan angin cukup kencang ikut me-nyertai hujan lebat siang kemarin. Aki-batnya sejumlah ruas jalan di kawasan Kecamatan Kota tergenang air. Walau-pun tak setinggi genangan air di Kamal, beberapa hari sebelumnya, genangan air tersebut tampak cukup mengganggu sejumlah pengguna kendaraan.

BMKG Maritim Perak Surabaya men-

gungkapkan, kondisi tersebut terjadi akibat kumpulan awan Cumulonim-bus (Cb). “Kami perkirakan itu terjadi karena kumpulan awan Cb,” ungkap Arifiono, forecaster atau prakirawan BMKG Maritim Perak Surabaya ke-pada Kabar Madura melalui kontak telepon, kemarin (4/2).

“Tanda-tanda datangnya awan ini biasanya langit tiba-tiba menjadi gelap disertai angin datang begitu cepatnya dan awan yang menjulang tinggi me-nyerupai bunga kol berwarna pekat, kemudian udara terasa pengap,” jelas Arifiono, lebih lanjut. Biasanya, sejurus

kemudian muncul angin ribut.Dia juga menambahkan, “hingga kini

kami tidak dapat memperhitungkan pergerakan awan Cb ini. Selain itu, pergerakan angin yang terjadi secara cepat membuat kami tidak memiliki waktu yang cukup untuk memberi peringatan kepada warga.”

“Kami hanya mengimbau apabila timbul gejala sebagaimana yang saya jelaskan tadi, masyarakat bisa waspada dan menghindari berdiam diri di bawah pohon atau gedung yang rawan tersapu angin guna menghindari hal yang tidak diinginkan,” tandasnya. (jos/yoe)

Awas, Angin Ribut MengintaiKM/AGUS JOSIANDI

WASPADALAH: Hujan deras mengguyur kawasan Kecamatan Kota Bangkalan, Senin (4/2) siang kemarin. Ini akibat pengaruh awan Cumulonimbus, yang berpotensi munculnya angin ribut.

KM/FIRMAN GHAZALI AKHMADI

BERLEBIHAN: Kalau mau, para wakil rakyat Bangkalan bisa saja menghemat pengeluaran dengan meyelenggarakan kegiatan peningkatan SDM di kantornya sendiri.

Bebas Ancaman PusoKOTA-Curah hujan tinggi

yang melanda wilayah Mad-ura belakangan ini, dinilai tidak akan menimbulkan an-caman serius bagi para petani padi di Kabupaten Bangkalan. Pasalnya, padi-padi yang dita-nam pada musim tanam lalu, sebagian besar sudah dipanen oleh petani.

Karenanya ancaman puso seb-agaimana terjadi di daerah lain, setiap musim penghujan, tidak berlaku di Bangkalan.

Menurut Kepala Bidang (Kabid) Produksi, Tanaman Pangan dan Hortikultura Dinas Pertanian dan Peternakan (Dis-pertanak) Kabupaten Bangka-lan, Lily Roslia, target produksi padi pada tahun 2012 dapat terealisasi sebanyak 254.693 ton, yang dihasilkan dari lahan seluas 48.466 Ha.

“Jika ada yang mengatakan padi terancam puso itu tidak benar, sebab sampai saat ini tidak ada laporan mengenai hal itu,” ungkap Lily.

L i ly menje laskan, untuk Kabupaten Bangkalan bukan-

lah lahan rawan banjir yang dapat menyebabkan puso. Karena puso memiliki klas-fikasi tersendiri yaitu umur tanaman 2 bulan yang ter-genang air selama 3 hari dan menunjukan kerusakan fisik serta menimbulkan kematian.

“Bangkalan hanya tergenang saja tapi tidak sampai puso, karena genangan air hanya satu hari atau dua hari sudah surut,” tandasnya.

“Sedangkan curah hujan itu tidak merata, jika ada genan-gan air itu kiriman dari daerah yang lebih tinggi datarannya. Sampai saat ini t idak ada laporan dari mantri tani di setiap kecamatan mengenai kerusakan pada padi akibat hujan,” imbuhnya.

Menurutnya, curah hujan yang terjadi masih pada tahap normal yang berkisar pada 200 milim-eter setiap bulan, sehingga tidak berpengaruh secara signifikan terhadap produksi padi. Justru sangat menguntungkan, karena secara geografis Madura adalah tanah gersang. (jos/yoe)

KM/AGUS JOSIANDI

RESISTAN: Ancaman puso saat musim penghujan tak berlaku di Bangkalan. Menurut pihak Dispertanak, Bangkalan adalah kawasan gersang, sehingga curah hujan tinggi menguntungkan petani.

Sopir Ngantuk, Xenia Masuk JurangTRAGAH-Kecelakaan lalu lintas

(laka lantas) kembali terjadi di jalan akses Suramadu, Desa Masaran, Kecamatan Tragah, Senin (4/2) pagi sekitar Pukul 05.00. Kali ini adalah laka lantas tunggal.

Diduga, karena pengemudi men-gantuk saat berkendara, sebuah mobil Xenia hitam bernopol B 12843 SW, mengalami selip, ke-mudian terperosok masuk jurang hingga bodinya ringsek.

Jamil, warga di sekitar TKP (Tem-pat Kejadian Perkara) saat ditemuai Kabar Madura di lokasi, men-gatakan, ”mobil sudah keadaan rusak dan belum dievakuasi.”

Berdasarkan data yang dihimpun dari Satlantas Polres Bangkalan, mobil Xenia yang dikendarai Ermy Bahtiar, 31, warga Perumnas Pon-dok Halim, Kecamatan Kota Bang-kalan itu, semula sedang melaju dari arah selatan menuju ke utara.

Kemungkinan, saat berkendara, pengemudi mobil itu sudah dalam keadaan mengantuk. Pada saat

melintas di TKP, dia kehilangan kontrol kemudi, sehingga mobil selip dan masuk ke jurang di tepi akses Suramadu.

”Mobil melaju dari selatan,” terang Kasatlantas Polres Bangka-lan, AKP Yusis Budi. ”Kecelakaan tersebut diduga akibat penge-mudinya mengantuk,” ujar Yusis lebih lanjut.

Beruntung dalam kecelakaan tunggal itu tidak ada korban, na-mun demikian diperkirakan keru-gian ditaksir mencapai puluhan juta rupiah. ”Diperkirakan kerugian dari laka tunggal tesebut sekitar Rp 30 jutaan,” estimasi Yusis.

Dia menambakan, mobil Xenia itu telah dievakuasi sendiri oleh pemiliknya. ”Jadi sekarang mobil tersebut, sudah dibawa oleh pemi-liknya,” tandas Yusis.

Yusis juga menegaskan, Satlantas Polres Bangkalan tidak memproses yang bersangkutan karena tidak ada pihak yang dirugikan dalam laka lan-tas itu, kecuali pemilik mobil. (jos/yoe)

KM/ISTIMEWA

TAK DIPROSES: Akibat mengantuk saat berkendara, sebuah mobil Xenia ringsek setelah masuk jurang. Tak ada yang dirugikan akibat laka lantas itu, kecuali pemilik mobil.

3SELASA 5 Februari 2013

Email Redaksi: [email protected]

L A K A L A N T A S

Investor Enggan Lirik Objek WisataSarana dan Prasarana Tak Memadai, Butuh Modal BesarKOTA-Potensi bisnis wi-

sata di Sampang ternyata tak menarik perhatian para calon investor. Mereka, bah-kan enggan untuk sekadar melirik melirik objek-objek pariwisata, yang sebenarnya masih bisa dikembangkan dan berpotensi menghasil-kan uang.

Keengganan para investor melirik objek-objek pariwi-sata Sampang, ditengarai karena tak ada perhatian serius dari Pemkab Sampang terhadap beberapa objek wisata yang sudah menjadi ikon kabupaten Sampang. Objek-objek tersebut belum dikelola dengan baik sehing-ga investor harus merogoh modal lebih besar untuk melakukan perbaikan.

Salah satunya adalah objek wisata Gua Lebar. Konon gua itu merupakan tempat perse-median Pangeran Trunojoyo, saat dia memimpin aksi pemberontakan terhadap kekuasaan Amangkurat I, Raja Mataram yang saat itu bekerjasama dengan VOC.

A Rochim Mawardi, Sek-retaris Disbudparpora (Dinas

Kebudayaan Pariwisata dan Olahraga) Sampang men-gatakan, Gua Lebar itu, se-lain sebagai objek wisata alam, juga sebagai objek wi-sata sejarah. Karena lokasi tersebut memiliki nilai se-jarah tersendiri.

Di bagian lain Rochim men-gakui, karena pengelolaan yang belum maksimal, dan sarana penunjangnya, sep-erti jalan akses, belum me-madai, akhirnya para inves-tor pun tidak tertarik untuk mengelolanya.

“sebenarnya selain kita mempromosikan melalui BPWS (Badan Pengemban-gan Wilayah Suramadu), pemkab sempat mengun-dang swasta untuk menge-lola objek wisata ini,” beber-nya. “Tapi karena belum ada pengelolaan yang maksimal jadi mereka (investor, red) tidak kembali lagi,” ujar PNS asal Sidoarjo itu.

Menurutnya Gua Lebar me-miliki daya tarik tersendiri yang dapat mengundang ke-hadiran pengunjung dari luar Sampang. Namun, sampai saat ini hanya diminati pen-gunjung dari Sampang send-iri khususnya para remaja.

Roch im menya takan , Pemkab Sampang sebena-rnya menginginkan objek wisata itu dapat dikembang-kan seperti Gua Maharani di Lamongan dan beberapa

objek wisata alam, di daerah lain, yang dapat menun-jang pendapatan asli daerah (PAD).

Namun karena terbatasnya anggaran Pemkab Sam-pang, yang dialokasikan untuk mengembangkan objek-objek wisata, keingi-nan Pemkab Sampang itu, hingga hari ini baru sebatas angan-angan belaka.

“Memang perlu peningka-tan prasarananya dulu. Kita lakukan bertahap, pembua-tan grand desainnya setelah itu baru layak jual,” katanya.

Menurut Nur Edi, anggota Komisi B DPRD Sampang, kontribusi sektor pariwisata terhadap PAD Sampang, me-mang tergolong sangat kecil.

Namun Edi berdalih, tidak hanya Sampang yang kesu-litan mendongkrak PAD dari sektor wisata. Tiga kabupat-en lain di Madura, Sumenep, Pamekasan, Sampang, dan Bangkalan, juga serupa.

“Kembali ke SDM (Sumber Daya Manusia)-nya. SDM Sampang ini, untuk pengem-bangan wisata, (jumlahnya) masih minim. Tentu ini ter-kait sekali dengan kreasi, padahal potensinya besar tapi kurang ditata dengan lebih kreatif,” ujar poitisi dari Partai Demokrat itu.

Anggota DPRD Sampang asal Kecamatan Omben itu, selanjutnya mengungkap-

kan alasan, mengapa alokasi anggaran untuk sektor wi-sata, memang kecil.

Menurut dia, karena jika

diberikan alokasi anggaran yang besar untuk perbaikan prasarananya, tidak seband-ing dengan pemasukan yang

dihasilkan. “Ada rasa kekha-watiran untuk dialokasikan ke pariwisata ini. Anggaran-nya butuh besar, tapi pema-

sukaanya tidak seimbang sepertinya ada yang lebih urgen lagi dari pariwisata,” pungkasnya. (waw/yoe)

KM/WAWAN AWALLUDDIN HUSNA

KURANG PERHATIAN: Gua Lebar ini diimpikan bisa berkembang seperti Gua Maharani, di Lamongan. Tapi, apa daya, modal untuk mengembangkan, tak ada.

Jalan Akses Utama Pengangkut Garam Dihidupkan KembaliKOTA-Jalan akses menuju

kawasan tambak garam di Kelurahan Polagan, Keca-matan Kota Sampang, yang dulu biasa digunakan hilir mudik pekerja pengangkut garam hasil panenan, dan sekitar 15 tahun tak digunak-an, kini dihidupkan kembali.

Jalan tersebut direhabili-tasi kembali atas usulan H Fadli, salah satu tokoh masyarakat petani garam, di Kelurahan Polagan.

Pada 17 Desember tahun lalu yang bertempat di kedia-man H Faisol, berlangsung pertemuan para kelompok petani garam penerima dana Pengembangan Usaha Ga-ram Rakyat (Pugar) Tahun Anggaran 2012 untuk Kabu-

paten Sampang. Sejumlah 64 kelompok di

Kelurahan Polagan diadakan pertemuan yang dapat dana Pugar tersebut, membicara-kan masalah sisa dana yang berupa Bantuan Langsung Masyarakat (BLM).

Dana BLM adalah bantuan dari Pemerintah Pusat yang diberikan kepada para pet-ani garam di daerah agar dapat memproduksi garam lokal yang berkualitas.

Dana yang tersisa tersebut berbeda dengan Pugar, kare-na dana yang tersisa akan di pergunakan untuk merehab serta pembangunan infra-struktur lahan pergaraman yang di realisasikan dalam Gabungan Kelompok Usaha

Garam Rakyat (Bungkugar).Di Kelurahan Polagan

sendiri terdapat 5 kelom-pok Bungkugar. Yang telah dipilih sebagai perwakilan Polagan 1, adalah Mat Ta-sik. Polagan 2, Yanto; Po-lagan 3, H Kurdi; Polagan 4, H Faisol; dan Polagan 5, Jailani.

Kepada Kabar Madura, Senin (4/2), Yanto selaku koordinator mengatakan, “kami berlima sepakat un-tuk menghidupkan kembali jalan akses protokol yang diusulkan oleh H Fadli.” “Agar para pengangkut hasil panen garam tidak melewati lahan persawahan yang tak sepantasnya dilewati oleh para pengangkut hasil panen

garam tersebut,” imbuhnya.“Cukup ataupun tidak cuk-

up, dari 5 kelompok tersebut, dana Bungkugar yang telah kami realisasikan untuk infrastruktur lahan pegara-man, harus bisa merehab dan memperbaiki jalan akses protokol yang sudah lama rusak,” tandasnya.

H Kurdi selaku pelaksa-na lapangan mengatakan, “proses pengerjaan perbai-kan jalan protokol ini sudah 50 persen masa pengerjaan dengan panjang 250 meter dan lebar 2 meter. Memang jalan protokol tersebut bukan termasuk dalam Rancangan Anggaran Belanja Bung-kugar tapi ini merupakan masukan dari tokoh dan

sumbangan dari 5 kelompok tersebut,” tuturnya.

P a r a t i m p e n g a w a s pengerjaan tersebut Jailani, Mat Tasik, serta H Faisol mengatakan, “jika nantinya tahun depan mendapat-kan dana tersebut kami akan sirtu jalan protokol ini agar para pengangkut garam tidak melewati la-han persawahan lagi dan tidak mengeluh dengan jalan yang telah direhab serta jalan protokol ini bisa langsung dilewati mobil pengangkut garam apa-lagi sangat bermanfaat bagi para petani garam maupun pengangkut hasil panen garam,”ucap mereka bersa-maan.(fan/yoe/adv)

KM/FANDRI ARDIANSYAH

MATI SURI: Atas usulan salah satu tokoh masyarakat petani garam di Kelurahan Polagan, jalan akses untuk mengangkut hasil panen, yang sudah 15 tahun tak berfungsi, kini dihidupkan lagi.

KOTA-Pembangunan kawasan perumahan yang tidak melihat dari segi pemilihan kawasan, kini harus menanggung risiko genangan air bila terjadi hujan deras. Pasalnya, banyak bangu-nan dan kawasan perumahan yang diabangun di atas lahan resapan air yang seharusnya dilarang dilakukan pemabngu-nan. Sehingga hal ini akhirnya menimbulkan keresahan dan kekhawatiran tersendiri bagi masyarakat yang hidup di ka-wasan tersebut.

Dalam beberapa bulan terakh-ir, beberapa kawasan peruma-han yang berada di wilayah Kecamatan Kota Sampang, kini masuk dalam daftar wilayah rawan banjir baru. Hal ini dili-hat dari seringnya kawasan pe-rumahan tergenang air hingga masuk dalam rumah warga. Padahal, kawasan ini diketahui jauh dari kali maupun sungai yang dapat menjadi penyebab terjadinya banjir.

Genangan air yang masuk rumah yang biasa disebut den-

gan banjir dadakan oleh ma-syarakat dituding karena kel-alaian dari dinas terkait. Di mana banyaknya perumahan yang dibangun tanpa memper-dulikan saluran pembuangan air yang cukup sebagai pence-gahan banjir secara dini.

Kepala Dinas PU Cipta Karya dan Tata Ruang Heirul Saleh melalui Kabid Perumahan dan Penataan lingkungan Wahyu Prihartono mengatakan, hingga saat ini, banyak laporan yang masuk terkait banyaknya ka-wasan yang mengalami genan-gan air, bahkan sampai masuk dalam rumah.

Dia berdalih, pihaknya sudah memberikan penjelasan dan im-bauan kepada para pengembang perumahan untuk dapat mem-perhatikan kawasan yang boleh dibangun dan kawasan yang tidak boleh dibangun. “Banyak kawasan resapan air sekarang beralih fungsi menjadi kawasan perumahan, seharusnya tidak be-gitu,” ujarnya saat ditemui Kabar Madura, kemarin (4/2).

Selain itu, banyaknya pihak pengembang perumahan yang belum mengerti masalah tata le-tak pembangunan, dan drainase yang tidak memadai masih men-jadi kendala utama. Misalnya, kawasan Perumahan Permata Selong yang dalam beberapa hari tergenang air usai hujan dengan intensitas tinggi.

Genangan air hujan akibat banjir yang melanda perumahan pejabat pemkab itu, beberapa hari ini mencapai 50-70 cm. Dan menyebabkan sekitar 7 rumah yang menjadi korban banjir dadakan tersebut.

Kabid Perumahan dan pe-nataan Lingkungan Dinas PU Cipta Karya Sampang, Wahyu Prihartono mengatakan, pi-haknya juga sudah berulang kali mengimbau kepada para pengembang perumahan untuk tidak melalaikan fungsi lahan resapan dan drainase yang cu-kup. “Dua hal penting ini yang harus dipertimbangkan dan diperhatikan oleh developer,” ujarnya singkat. (sya/yoe)

KM/ ACHMAD SYAIFUL RAMADHAN

TIDAK ELIT: Meski dihuni banyak pejabat pemkab, namun Perumahan Permata Selong di Kecamatan Kota Sampang ini, tetap tidak bebas banjir.

Lahan Resapan Dibangun, Lahan Resapan Dibangun, Siap-Siap BanjirSiap-Siap Banjir

KM/ ACHMAD SYAIFUL RAMADHAN

TERSANGKA: Petugas Sat Reskrim Polres Sampang berhasil mengamankan pelaku pencopetan berikut barang bukti uang Rp 500 ribu dan sajam.

Hitungan Menit, Tangkap Copet BersajamKOTA-Warga Dusun Nong

Gunong, Desa Batah Barat, Kecamatan Kwanyar, Bangka-lan berinisial KH ini, terpaksa berurusan dengan polisi Sam-pang. Lantaran dia terbukti mencopet Suhriah, 50, warga Desa Sawah Tengah, Keca-matan Robatal, Sampang.

Hanya dalam hitungan me-nit sejak korban melapor ke-copetan ke Pos Polisi Lalu Lintas di Perempatan Barisan, Kecamatan Kota Sampang, laki-laki berusia 61 tahun itu berhasil diamankan pertugas Sat Reskrim Polres Sampang.

Dari tangan KH, diamankan pula barang bukti berupa uang Rp 500 ribu, di dalam dompetnya. Dia juga kedapa-tan membawa senjata tajam (sajam) berupa parang sepan-jang 50 cm dengan lebar 5 cm.

Menurut penuturan kor-ban, pencopetan itu diduga berlangsung dalam mobil penumpang umum (MPU). Saat itu, MPU tersebut han-ya berisi dua orang saja, yakni pelaku dan korban.

Korban mengaku, saat itu, korban hendak pergi ke Pasar Srimangunan, Kecamatan

Kota Sampang untuk berbe-lanja. Dia barus sadar, telah di-copet, saat hendak membayar.

“Pas mau bayar, dompet saya sudah ada di luar tas saya dan uang saya sudah tidak ada lagi,” ujarnya beberapa saat usai diperiksa di Mapol-res Sampang, kemarin (4/2).

Akhirnya, korban melapor-kan jika telah menjadi ko-rban pencopetan di dalam MPU, kepada petugas Pos Polisi Lalu LIntas tersebut. Katanya, uang yang dicopet itu, dia simpan di dalan dompet dengan digulung. “Jumlahnya Rp 500 ribu dan saya gulung pak,” jelasnya.

Setelah mendapatkan lapo-ran tersebut, akhirnya petugas di pos polisi lalu lintas itu, berkorrdinasi dengan tim reskrim yang berada di ring criminal. Dan beberapa menit kemudian, pelaku tertangkap, berikut barang buktinya.

“Bagus kan, hanya dalam hitungan menit saja, pelaku langsung dapat ditangkap beserta barang bukti,” ujar Kabag Ops Polres Sampang, Kompol Alfian Nurizal, ke-marin (4/2). (sya/yoe)

Tewas Tabrak Pembatas JalanCAMPLONG-Seorang pengendara

sepeda motor, Karlos Friets Koenoe, 26, tewas seketika setelah menabrak pembatas jalan, di Jalan Raya Slabaian, Kecamatan Camplong, Senin (4/2), sekitar pukul 15.00.

Kecelakaan terjadi setelah motor Honda Beat bernopol M 5971 WA yang dia kendarai berusaha menghindari tabrakan dengan pikap dari arah berlawanan, yang sedang menyalip truk. Korban kemudian banting setir ke kiri dan terpeleset kemu-dian membentur pembatas jalan.

Warga Jalan Ngurah Rai, Kecamatan Kalianget, Sumenep tersebut, sedianya akan ke Surabaya, kembali kuliah setelah menghabiskan liburan di Sumenep. Hal itu diungkapkan Kusmanto, 40, salah satu tetangga korban, pegawai gudang PT Garam, yang lokasinya tak jauh dari tempat kejadian perkara (TKP).

Akibat kecelakaan tersebut, korban tewas dengan luka parah di kepala bagian be-lakang. Sesaat setelah kejadian, jasadnya di-evakuasi ke Puskesmas Tanjung, Sampang, untuk menjalani otopsi. Menurut perawat puskesmas itu, luka parah di bagian kepala itulah yang menyebabkan kematian korban.

Sementara itu, motor korban ringsek, dan mobil pikap tersebut melarikan diri ke arah timur. Kasus kecelakan tersebut sedang diselidiki oleh Unit Laka Lantas (kecelakaan lalu lintas) Satlantas Polres Sampang. “Kami akan selidiki berdasar-kan keterangan saksi saksi di TKP. Nanti-nya akan di kembangkan untuk menge-tahui lebh jelas penyebab kecelakan ini,” ujar Briptu Fici Setiawan, petugas Unit Laka Lantas. (waw/yoe)

KM/WAWAN AWALLUDDIN HUSNA

MENGENASKAN: Jenazah korban, d i Puskesmas Tanjung. Korban tewas seketika dengan luka parah di kepala bagian belakang.

SELASA 5 Februari 20134

Email Redaksi: [email protected]

M O B I L D I N A S

Bakar Motor dan Ban BekasKOTA-Kota Gerbang Salam diseli-

muti asap tebal membubung ke ang-kasa, Senin (4/2). Ini terjadi menyu-sul aksi massa Pergerakan Pemuda Pantura (P3) yang membakar sepeda motor dan puluhan ban bekas. Jalan perkotaan pun lumpuh dan aktivitas pemakai jalan terganggu.

Pantauan Kabar Madura, aksi tersebut dimulai dari area monumen Arek Lancor. Di sini, massa Perem-puan Pamekasan Menggugat (PPM) juga tampil menggelar aksi dengan isu yang sama dengan massa P3.

Terdapat tiga tuntutan yang didengungkan oleh massa P3 dan PPM. Pertama, menolak keputusan KPU Jawa Timur berkenaan den-gah hasil Pemilukada Pamekasan. KPU Pusat hendaknya memecat KPU Jawa Timur menjadi tuntutan massa yang kedua. Tuntutan tera-khir ialah agar Bawaslu memecat Panwaslu Kabupaten Pamekasan.

Sekitar pukul 09.00, massa PPM sudah berkumpul di area Arek Lan-cor. Dan baru menggelar aksi ber-sama massa P3 saat azan Dzuhur berkumandang. Setelah menyebar selebaran, mereka serentak menuju Kantor KPU Pamekasan yang terle-tak di Jalan Brawijaya Pamekasan.

Zainal Abidin, korlap aksi, mem-bakar semangat massa dengan menggunakan sound system yang diusung dengan mobil pikap. Se-

cara bergantian dengan Hasan Basri, korlap lainnya, massa me-neriakkan kecaman sekaligus anca-man untuk membakar Kantor KPU Pamekasan.

“Bakar! Bakar! Dan bakar!,” tekan Zainal Abidin sembari menambah-kan, pihaknya tidak akan melaku-kan tindak anarkis. Pasalnya, keke-cewaannya sudah menggumpal karena kecewa dengan kinerja KPU dan Panwaslu.

Zainal dalam orasinya kerap menekankan betapa pelaksanaan Pemilukada di Pamekasan dili-puti dengan ketimpangan. Dan menurut Zainal, pemicunya adalah Panwaslu yang tidak independen dan profesional. “Demikian halnya dengan KPU Jawa Timur yang meloloskan pasangan calon yang jelas-jelas cacat hukum sebagai peserta Pemilukada,” kecamnya.

Setelah beranjak dari Arek Lancor dan tiba di jalan simpang tiga ga-din, massa langsung menampakkan taringnya. Tidak tanggung-tang-gung, sepeda motor mereka jadikan tumbal. Dibakar! Disusul kemudian ban bekas yang disirami bensin. Asap hitam pun menyelimuti Kota Gerbang Salam.

Masyarakat yang hendak melint-asi jalan yang di tengahnya berko-bar si jago merah, menjadi urung. Mereka tidak lantas berbalik arah. Namun, terpana dengan bara api yang membubungkan asap tebal

nan menyesakkan dada.Bairi, salah seorang pengendara

yang mengaku asal Proppo, me-nyatakan kecewa kepada massa P3 dan PPM karena sudah mengham-bat laju kendaraannya. Padahal, Bairi mengaku sangat terburu-buru karena ada pekerjaan yang mesti ia selesaikan.

“Kalau memang kecewa kepada KPU dan Panwaslu, mengapa ha-rus masyarakat yang tak bersalah

menjadi korban?,” ujarnya dengan raut wajah lesu.

Sementara itu, Divisi Sosial-isasi KPU Jawa Timur Nadjib Ha-mid menyatakan, pihaknya sudah melakukan kebijakan berlandaskan hukum. “Yang jelas, kami sudah meneguhkan kebijakan berlandas-kan aturan yang ada,” ujarnya saat dikonfirmasi Kabar Madura.

Didin Sudarman, anggota KPU Pamekasan, menyayangkan aksi

massa yang sampai mengganggu akses jalan perkotaan. Mestinya, kata Didin Sudarman, masyara-kat yang tidak puas dengan hasil Pemilukada, bisa bersabar dengan menunggu keputusan MK.

“Mereka harusnya bersabar. Ti-dak membuat kekecauan. Keputu-san MK harus dijadikan landasan utamanya,” kata Didin Sudarman kepada Kabar Madura.

Untuk menjaga hal-hal yang lebih

jauh, sejumlah petugas keamanan dari Polres dan Brimob Pamekasan bersiaga penuh. Ini terlihat dari jumlah personil dan perlengkapan yang diturunkan di lokasi aksi.

Sekitar pukul 16.30, amuk massa agak mereda. Polres dan brimob Pamekasan berhasil mengantisi-pasi tindak anarkis. Kapolres AKBP Nanang Chadarusman memimpin langsung pasukan untuk mengha-dapi para pendemo. (anm/h4d)

KOTA-Pemerintah Kabu-paten (Pemkab) Pamekasan tahun ini kembali menye-diakan dana bantuan hibah bidang kesra. Dana tersebut mencapai Rp 4 miliar yang diprioritaskan untuk sejum-lah Masjid, Mushalla dan Pondok Pesantren.

Kepala Bagian Kesejahter-aan Rakyat (Kesra) Pemkab Pamekasan Munafik me-nuturkan, pada tahun 2013 dana hibah yang akan cair tidak berbeda dengan tahun sebelumnya, yakni sebesar Rp 4 miliar. Hal itu disebab-kan keterbatasan anggaran yang ada.

“Untuk dana hibah Mush-alla itu mungkin Rp 2 miliar, untuk masjid sebesar Rp 1 miliar dan pondok pesantren atau yayasan sebanyak Rp 1 miliar,” tuturnya, Senin (4/2).

Namun pihaknya tidak bisa memberikan penjela-san terperinci atas jumlah Mushalla atau Masjid yang akan mendapat kucuran dana. ”Untuk Masjid di bagi lima, Mushalla dibagi sepuluh, tetapi kalau Pon-dok Pesantren atau yayasan variatif,” tandasnya.

Proses pencairan dana hibah untuk tahun 2013 ini belum bisa ditentukan secara pasti. Pasalnya saat ini ma-sih dalam proses verifikasi. Ini dimaksudkan agar dana tersebut tidak mengalir se-cara sia sia.

Adapun proses pengajuan dana tersebut, kata Munafik, disesuaikan dengan adanya proposal yang masuk ke mejanya. Tentunya melalui

prosedur yang berlaku. “Ya, pengajuannya itu melalui pengasuh pesantren sendiri, dari pengasuh mushalla atau dari takmir masjid,” ung-kapnya.

Dana tersebut dipastikan tidak bisa mencukupi terha-dap kebutuhan masyarakat dalam satu tahun ini karena keterbatasan anggaran yang dimiliki Pemkab Pamekasan.

“Ya, itu secara bertahap, tidak semua akan dilakukan atau dibantu tahun ini. Dan program ini telah berjalan setiap tahun, sementara pen-cairan dana itu juga sesuai dengan surat permohonan yang masuk,” ungkapnya.

Dia berharap, masyarakat yang mendapatkan ban-tuan dana hibah itu dapat menggunakan sebagaimana mestinya, supaya anggaran yang ada tidak terbuang sia sia. “Ya, mudah mudahan dana itu bermanfaat dan di-gunakan dengan maksimal,” harap dia.

Sementara i tu , sa lah seorang tokoh di Kecamatan Pasean, Pamekasan yang enggan disebutkan naman-ya mengatakan, selama ini pencairan dana hibah yang dilakukan pemkab belum seratus persen tepat sasa-ran. Sehingga hal tersebut membutuhkan pengawasan yang utuh.

“Saya amati adalah salah satu mushalla yang menerima bantuan hibah itu dua kali, se-mentara masih ada mushalla yang mengajukan proposal namun dananya tidak turun,” katanya. (jck/h4d)

Kasih Ibu sepanjang jalan. Pepatah ini kiranya tepat meng-gambarkan perjuangan Suriye. Karena keterbatasan kemam-

puan ekonomi, ibu berusia 35 ini harus berkelana menarik simpati

dermawan. Ini dilakukan demi kesembuhan sang anak, Uswa-

tun Hasanah yang menderita tumor air di kepalanya.

ANWAR NURIS, Pamekasan

SIANG itu, udara Kota Pame-kasan begitu panas menyekat. Sinar matahari yang begitu terik, seperti tak pernah peduli. Me-maksa siapa saja, untuk merasa segera mencari tempat berteduh.

Tak terkecuali bagi Suriye. Ia memilih duduk di trotoar jalan di samping pohon rindang. Di pan-gkuannya, terbaring lemah sang

anak, Uswatun Hasanah. Di pan-gkuan sang ibu siang itu, derita sakit yang menderanya selama ini mungkin sedikit terkikis.

Sejak berumur tiga bulan, Us-watun telah menderita tumor air. Penyakit tersebut saat ini telah membuat kepalanya membesar. Kondisi yang tentu cukup menya-kitkan bagi Uswatun.

Suriye dan suaminya, Sawi (36) bukan tidak mempedulikan derita anak semata wayangnya. Warga Desa Pakamben, Kecamatan Gapura, Sumenep ini bukanlah orang berada. Sawi yang hanya seorang buruh tani, tak mampu mengobatkan anaknya ke rumah sakit.

Tak pelak, kondisi ini membuat Sariye harus berkelana dari satu tempat ke tempat lain. Ini di-lakukan untuk sekedar menarik simpati dermawan yang sudi membantu meringankan biaya pengobatan anaknya.

“Pada waktu berusia tiga bulan,

Uus (sapaan Uswatun, red) saya bawa ke bidan desa. Bidannya bi-lang tumor, dan saya kaget seraya tersentak,” tutur Suriye kepada

Kabar Madura, Senin (4/2).“Waktu itu saya hanya pasrah

saja karena keluarga kami tidak mampu untuk menanggung bi-

aya pengobatan yang jelas ha-rus merogoh kocek lebih dalam. Karena suami saya hanya sebagai buruh tani yang penghasilannya tak menentu dan hanya musiman saja,” tambah perempuan berper-awakan kurus pendek.

Ia lantas menjelaskan, jika kon-disi itulah yang membuatnya berkelana ke satu tempat ke tem-pat lain dan mengharap ada orang yang bisa membantu pengobatan anaknya.

“Kadang sampai 10 hari tidak pulang ke rumah dan saya sudah enam hari ini di Pamekasan. Ka-lau tidur saya numpang di Mush-alla Damri setiap malam,” ujarnya.

Suriye juga menuturkan jika pada 2006 silam, ia pernah mendapat bantuan dari Pak Syafi’i (Bupati Ahmad Syafi’i). Kala itu, menurutnya, sudah dibawa ke rumah sakit Pamekasan sebelum pindah ke Panglegur, bahkan ke-mudian dirujuk ke Rumah Sakit Dr Soetomo di Surabaya.

“Dokter disana (Dr Soetomo, red) bilang, kalau tumor anak saya tidak bisa dioperasi karena termasuk tumor air dan han-ya bisa disedot. Dokter yang menangani anak saya bilangnya menunggu panggilan selan-jutnya, tapi nyatanya sampai sekarang tidak dipanggil,” lanjut Suriye.

Ia menambahkan jika sudah menelpon pihak Rumah Sakit Dr Soetomo berkali-kali, tapi tidak juga mendapat jawaban pasti sampai kepala anaknya membesar.

Sekedar diketahui, Uswatun Hasanah sampai sekarang tidak bisa duduk dan berjalan sehingga harus digendong dan berbar-ing saja. Ini diperparah dengan perkembangan tubuh bagian bawahnya yang tidak berjalan normal layaknya anak-anak seu-sianya. Sesekali ia juga men-dalami kepala sakit dan tubuhnya mengalami panas.(km12/h4d)

Derita Uswatun Hasanah, Gadis 10 Tahun Penderita Tumor Air di Kepala

Sang Ibu Berkelana Berharap Uluran Tangan Dermawan

Massa P3 dan PPM Tutup Jalan Kota

KOTA-Bantuan terhadap kor-ban angin puting beliung yang menerjang beberapa daerah di Pamekasan beberapa waktu lalu, rupanya masih belum jelas. Se-bab, hingga hari ini Badan Pen-anggulangan Bencana Daerah (BPBD) Pamekasan belum men-cairkan bantuan kepada korban.

Kepala BPBD Pamekasan Is-kandar mengaku, pihaknya belum memberikan bantuan terhadap para korban yang kini dirundung duka. Dengan dalih pencairan dana tersebut masih dalam proses.

Pihaknya tidak bisa menentu-kan waktu pencairan bantuan itu kepada korban. Namun pi-haknya telah mengajukan ang-garan dari Pemkab Pamekasan untuk meringankan beban para korban tersebut.

“Belum tahu kapan bantuan itu akan dicairkan, karena saat ini masih dalam proses dan kapan

waktu anggaran itu turun, kami belum mengetahui juga, tetapi jika nanti sudah turun kami lang-sung cairkan,” dalih Iskandar.

Yang jelas, kata Iskandar, dana itu turun dari Pemkab Pame-kasan pada bulan ini, namun jadwal pasti pencairan dana itu belum mengetahui secara pasti. “Insya Allah bulan ini sudah tu-run, tapi kapan waktunya kami belum tahu juga,” ungkapnya.

Iskandar juga tidak menyebut-kan angka pasti anggaran yang diajukan kepada Pemkab Pame-kasan yang menangani masalah tersebut. “Ya anggaran yang kami ajukan, turunnya belum tentu sama,” imbuhnya tanpa memberitahu nominal.

Terkait keterlambatan bantuan tersebut, Iskandar menegaskan jika hal itu karena belum turun-nya anggaran yang diajukan. Sehingga hal itu menjadi ken-dala utama. ”Memang karena

anggaran yang kami ajukan belum turun,” tandasnya.

Terpisah, Wakil Ketua DPRD Pamekasan Khairul Kalam men-gatakan, semestinya Pemkab Pamekasan bisa bergerak cepat dalam meringankan beban kor-ban. Sehingga masalah yang di-hadapi tidak ditanggung sendiri.

Karena bagaimana pun, pemerintah sebagai pelayan masyarakat harus memberikan pelayanan terbaik, tidak lain ke-cuali meringankan beban yang di pikul saat ini. “Ya seharusnya pemkab segera memberikan bantuan kepada korban bencana itu, supaya beban yang ditang-gung bisa ringan,” ungkapnya.

Sebagaimana diketahui, se-bagian wilayah di Pamekasan seperti Kecamatan Larangan, Pademawu dan Galis beberapa waktu lalu diterjang angin put-ing beliung, akibatnya sebanyak 306 bangunan roboh. (jck/h4d)

Pengadaan Capai Rp 1 MKOTA-Pemerintah Kabupaten (Pemkab)

Pamekasan mengalokasikan dana APBD (Anggaran Pendapatan Belanja Daerah) sebesar Rp 1 miliar untuk pengadaan mo-bil dinas (Mobdin) di tahun 2013. Dana tersebut diperuntukan bagi pengandaan kendaraan operasional empat SKPD, yakni BLH (Badan Lingkungan Hidup), Dinkes (Dinas Kesehatan), Dinas PU (Pekerjaan Umum) dan BPBD (Badan Penanggulan-gan Bencana Daerah) Pamekasan.

Kepala Bidang Anggaran Dinas Pendapatan Pengelola Keuangan dan Aset (DPPKA) Pamekasan, Taufiqurrach-man mengatakan, pengadaan mobil dinas tersebut akan diperuntukkan bagi empat SKPD (Satuan Kerja Perangkat Daerah) Pamekasan yang masing-masing akan mendapat satu mobdin.

“Dari empat SKPD tersebut akan mendapatkan masing-masing Mobdin, sedangkan anggarannya untuk masing-masing Mobdin sebesar Rp 250 juta,” terang Kepala DPPKA Pamekasan, Tau-fiqurrachman, pada Kabar Madura, saat ditemui di ruangannya, Senin (4/2).

Untuk pengadaan Mobdin tersebut su-dah dianggarkan pihak DPPKA, karena itu sesuai dengan kebutuhan ke empat dinas yang sudah ditunjuk pihak terkait. Sedangkan realisasi dalam pengadaan Mobdin tersebut masih membutuhkan proses sesuai dengan prosedur. (ong/h4d)

KM/ANWAR NURIS

BUTUH BANTUAN: Suriye (35), menggendong anaknya Uswatun Hasanah yang menderita tumor air sedang duduk di trotoar Jalan Slamet Riyadi depan kantor Bakorwil Pamekasan, Senin (4/2).

Dana Hibah Kesra Tetap Rp 4 M

RUSAK: RUSAK: Salah satu rumah Salah satu rumah yang terkena terjangan yang terkena terjangan angin put ing bel iung angin put ing bel iung beberapa waktu lalu.beberapa waktu lalu.

Bantuan BPBD Bantuan BPBD Terlambat TurunTerlambat Turun

KM/DOK

KM/FATHOR RAHMAN

BELI MOBIL: Pemerintah Pamekasan persiapkan dana untuk pengadaan mobil dinas pada beberapa SKPD.

KM/HAIRUL ANAM

LUMPUHKAN JALAN: Massa P3 membakar motor dan ban bekas di jalan simpang empat gadin dalam aksi ke Kantor KPU Pamekasan, Senin (04/02).

KM/HAIRUL ANAM

KECEWA: Massa P3 mengecam KPU dan Panwaslu Pamekasan karena dinilai tidak profesional dalam menjalankan Pemilukadan Pamekasan, Senin (04/02).

KOTA-Banjir di Kabupaten Sumenep diketahui juga men-erjang empat perumahan, yak-ni Perumahan Satelit, Asabri, Bapertarum dan Perumahan Bumi Sekar. Warga kemudian menilai jika banjir ini lebih disebabkan tidak becusnya Dinas PU Cipta Karya dalam mengurus drainase.

Hanya saja tudingan ini dibantah pihak PU Cipta Karya. Mereka menilai per-nyataan warga tidak sesuai dengan proses kejadian banjir yang terjadi akibat luapan Kali Marengan.

Kepala Dinas PU Ciptakarya,

Moh. Zein menjelaskan, pen-gelolaan dreinase kota telah benar. Sementara itu, tentang kejadian banjir yang menimpa 4 perumahan tersebut ia men-gatakan murni karena Kali Marengan yang dangkal dan butuh pengerukan.

”Kal i Marengan sudah penuh, bahkan sebagian su-dah meluap. Akhirnya yang dari aliran sekunder, seperti Jalan dr. Sutomo dan Jalan Agus Salim tidak masuk ke Kali Marengan. Sehingga itu juga berakibat pada saluran-saluran kecil di pemukiman tidak masuk. Ditambah lagi

air laut pasang sehingga aliran air pun juga tidak bisa masuk,” urainya.

Lebih lanjut, Zein menam-bahkan, untuk banjir yang melanda perumahan Bumi Sumekar, pihaknya angkat tangan. Bukan karena tidak mau bertanggung jawab, tetapi pengelolaan Fasilitas Umum (Fasum) hingga saat ini belum diserahkan ke pemkab.

”Untuk Perumahan Bumi Sumekar, fasumnya belum dis-erahkan ke pemerintah. Jadi kami tidak bisa melakukan perbaikan. Kalau tidak ada, ya kita bisa berbuat apa-apa.

Nanti kami yang kena kalau intervensi soal fasum di sana,” ungkapnya.

Untuk menanggulangi ben-cana banjir, Zein mengung-kapkan harus ada pengeru-kan kembali terhadap Kali Marengan. Tidak hanya di hilir, namun juga di hulu sepert i di Sungai Kebon Agung. Sebab, menurutnya, penanggulangan banjir ti-dak cukup hanya melaku-kan perbaikan di hilir saja. ”Yang kedua, pembersihan saluran-saluran sampah juga harus lebih dioptimalkan,” pungkasnya. (aqu/h4d)

55 Februari 2013SELASA

Email Redaksi: [email protected]

KOTA-Pemerintah Kabupat-en Sumenep sejauh ini terus melakukan pembenahan dan per-baikan di berbagai sektor. Salah satu yang menjadi sorotan adalah tata ruang sejumlah pasar yang kini masih dinilai belum terkelola dengan baik.

Tata ruang pasar ini banyak dike-luhkan masyarakat karena meng-ganggu laju jalan yang hendak melintas di pasar. Seperti Pasar Bangkal pada pasaran sapi dan Pasar Lenteng, karena dalam pasar tersebut belum ada lahan parkir.

Pihak DPRD mendesak pemer-intah untuk memperhatikan keberadaan pasar yang ada di

Sumenep. Terutama penataan pasar yang semrawut agar segera dicarikan solusi dengan menye-diakan lahan parkir agar tidak mengganggu pengguna jalan lainnya.

Anggota Komisi B DPRD Sumenep, Juhari mengatakan, pasar sapi yang ada di Sumenep seperti Pasar Lenteng dan Bang-kal terlihat tidak teratur, ban-yak kendaraan dan sapi yang menumpuk di jalan sehingga mengganggu lalu lintas. Bahkan transaksi terkadang dilakukan dijalan, bukan di areal pasar.

”Pasar sapi yang ada di Sumenep harus ditata dengan

rapi, harus ada tempat khusus sehingga tidak mengganggu lalu lintas,” kritik Juhari, Senin (4/2).

Selain penataan dan penyedi-aan lahan parkir di pasar yang sering mengganggu arus lalu lintas, politisi PPP itu mengin-gatkan keberadaan fasiltas umum yang representatif, seperti kamar mandi dan tempat shalat.

Akibat tidak teraturnya pasar sapi seperti di Bangkal, Lenteng dan Gapura, masyarakat menge-luh karena lalu lintas setiap wak-tu pasaran sapi macet, misalnya pada hari Sabtu di Pasar Gapura dan Kamis di Pasar Bangkal.

”Banyak yang mengeluh akibat

ketidak teraturan itu sehingga macet. Dan juga keluhan karena tidak ada tempat ibadah, itu kan harus disediakan, difasilitasi dengan baik. Pasar harus ditata dengan baik,” terangnya dengan tegas.

Baginya, waktu pasaran sapi seperti yang terjadi di Pasar Bangkal pada waktu sore, bagin-ya tidak masalah dengan catatan diatur dengan baik. Karena waktu pasar merupakan kes-epakatan masyarakat yang pada akhirnya menjadi kebiasaan. “Maka dari itu pemerintah ha-rus mampu mengelolan dengan baik,”pungkasnya. (rei/h4d)

Masuk Pembahasan di Rapat Komisi C

AMBUNTEN-Pernyataan kontroversial dari warga dan PU Pengairan tentang kerusakan tangkis laut di Desa Beluk Ares, Ambunten akhirnya mendapat tangga-pan serius dari pihak Komisi C DPRD Sumenep. Pasalnya terkait dengan pernyataan warga yang berbeda dengan dinas PU Pengairan kini su-dah mulai direncanakan di rapat komisi.

Pernyataan tersebut dilon-tarkan oleh A. Kurdi H Senin (04/2) kemarin. Dia mengaku akan membicarakan hal pro-kontra pengakuan warga dan PU Pengairan dalam rapat komisi bersama pimpinannya.

”Yang jelas saya merasa prihatin ketika rusak sebelum waktunya. Oleh karena ini, saya harapkan lah kepada dinas terkait. Kemudian ke-pada masyarakat juga harus ada kerja sama yang baik. Kalau memang hal itu terjadi, perlu memang saya menyam-paikan kepada pimpinan se-hingga bisa memanggil pihak terkait,” paparnya.

Terkait dengan kerusakan yang hingga kini belum juga diperbaiki, Kurdi menyampai-kan ada beberapa faktor. Per-tama, karena memang tidak ada laporan dari masyarakat. Kedua, karena kerusakan tersebut memang belum di ketahui oleh warga, sehingga proses perbaikannya sedikit tertunda. ”Karena memang untuk musim hujan saat ini banyak fasilitas infrastruktur yang rusak cukup drastis, kerusakannya tidak pakai kabar dulu lah,” katanya.

Sebelumnya, Kepala Di-nas PU Pengairan Kabu-paten Sumenep, Edi Rasiadi membantah jika kerusakan

tangkis laut di desa Beluk Ares, Ambunten merupakan tanggung jawab Dinas PU Pengairan. Ini karena proyek pembangunan tangkis laut tersebut bukan milik PU Pengairan.

”Proyek tersebut meru-pakan pembangunan pasca bencana. Jadi bukan milik PU Pengairan,” urainya saat itu.

Tudingan warga yang men-gatakan bahwa pembangu-nan tangkis laut tersebut belum sampai satu tahun menurut Edi tidaklah benar. Sebab proyek pembangunan tangkis laut itu merupakan program tahun 2010. ”Tapi pelaksanaannya baru tahun 2011,” jelasnya.

Seperti diketahui, warga Beluk Ares mengeluh keru-sakan tangkis laut tersebut. Sebab usia tangkis belum berumur satu tahun. Fahrul warga setempat mengaku, pembangunan tersebut bu-kan di tahun 2011, tetapi di tahun 2012. Hanya saja, memang tidak ada petunjuk teknis berupa papan nama yang bisa dijadikan bukti.

”Kalau di bilang tahun 2011 justru itu yang tidak benar. Ini saya masih ingat tahun 2012 pembangunan-nya. Cuma saya lupa bulan berapa. Yang jelas, pemban-gunan tangkis laut ini tidak sampai selama satu tahun,” katanya. (aqu/h4d)

Soal Raperda Melek Alquran

KOTA - Rancangan Peraturan Daerah (Raperda) tentang bebas buta aksara baca Alquran terus menuai pro dan kontra. Dua lembaga keagamaan dan kema-syarakatan di Sumenep, NU dan Muhammadiyah juga angkat bicara soal rencana tersebut.

K. Dardiri Zubairi menyam-paikan, Raperda yang menjadi inisiatif DPRD Sumenep itu dinilai kurang tepat. Kepani-kan dewan Sumenep melihat realitas anak-anak yang tidak tahu membaca Alquran dengan solusi Perda akan menimbul-kan persoalan yang kompleks.

”Karena yang pertama dalam perda kita yang bernuansa sya-riah itu, menurut saya masih banyak orang yang bertanya. Kalau disini yang mayoritas bergama Islam tidak berma-salah namun bagaimana ka-lau di kabupaten lain yang mayoritas beragama lain dan

juga membuat perda yang mewajibkan sesuai dengan ajaran mereka, misalnya harus tahu kitab injil, secara tidak langsung akan berdampak,” ungkap Sekretaris PC NU Sumenep itu dengan tegas.

Menurutnya jika hal itu dianggap jalan keluar, dia melihat bahwa pada tingkat realisasinya akan banyak ter-jadi kesulitan. Misalnya siapa yang berhak mengeluarakn sertifikat karena hal itu akan berpengaruh pada pendidikan Alquran yang saat ini sedang berkembang di masyarakat.

”Mungkin akan muncul lembaga baru karena kalau diperdakan ada anggaran-nya, mungkin sama seperti Madrasah Diniyah, akan ban-yak lembaga TPA misalnya semata-mata hanya untuk mendapatkan anggaran atau mengejar prestise untuk men-gelurkan sertifikat,” urainya lebih lanjut.

Kemudian persoalan yang akan muncul ketika raperda itu diter-

apkan adalah masalah metode baca Alquran. Sebab setiap langgar atau guru ngaji yang menjalankan tugasnya dengan ikhlas mendidik anak membca Alqurna memilki metode ber-beda dengan latar belakang guru ngaji yang berbeda.

”Lalu siapa yang akan menja-min standarisasi belajar mem-baca Alquran, apakah kiai kampung harus ikut pelati-han?,” tandasnya.

Jalan keluarnya untuk men-dorong minat baca Alquran

kata K. Dardiri bukan perda, tapi harus dilakukan secara kultural jika hal itu memang dibutuhkan dengan banyaknya anak yang tidak mengusai baca alquran, ” misalnya ada gerakan bersama yang dilaku-kan muslimat, PKK, Fatyat, NU, MD dan oraganisasi lain” terangnya.

Menurut mantan Ketua Lak-pesdam Sumenep ini, prob-lem lemahnya baca alquran di tingkat anak-anak terletak pada orang tua, maka yang harus disadarkan pertama kali adalah orang tua anak dengan semangat dan pentingnya be-lajar Alquran.

“Menurut saya problem yang bisa ditangani ditingkat ke-luarga, kalau keluarga sadar saya kira tidak perlu perda, mereka akan mencarikan guru bagi anaknya,” pungkasnya.

Secara terpisah, Ketua Mu-hammadiyah Sumenep, K. Mu-hammad Yasin, secara pribadi maupun secara kelembagaan mendukung raperda itu, hanya

saja, bagaimana teknis menyu-sun hal itu. Hingga rencana itu benar-benar terealisasi.

”Pemberdayaan lembaga yang sudah muncul di ma-syarakat seperti TPA, itu yang sudah terkemas rapi harus di-rapikan lagi dan diberdayakan dengan kerjasama dengan sekolah. Sempitnya waktu sekolah itu tertutupi dengan melakukan koordinasi TPA, ta’limul alqura dan semacam-nya,” ungkapnya.

Kemudian, dia juga memper-tanyakan, metode yang akan direalisasikan dalam perda tersebut. karena metode baca alquran yang berkembang di masyarakat beraneka ragam, seperti Iqra’, Al Barqi, dan Qira’ati.

” Kemudian yang disepakti di raperda ini apa? kalau di Kementrian Agama, metode Iqra’ yang sudah efektif teruji dan sudah dikembangluas-kan melalui buku-buku yang ada di Kemenenag,” pung-kasnya. (rei/h4d)

Sekkab Belum JelasKOTA-Sampai saat ini, proses penetapan

sekretaris daerah pemerintah kabupaten Sumenep belum selesai. Siapa yang pan-tas duduk di jabatan itu masih belum jelas karena Gubenur Jawa Timur belum melakukan tanda tangan terkait penetapan sekkab definitif di Sumenep.

Kepala Badan Kepegawaian Pendidikan dan Pelatihan Sumenep, Titik Suryati menyampaikan, rekomendasi penetapan sekkab harus melalui gubenur. Sementara hingga memasuki bulan kedua ditahun 2013, proses penetapan sekda difinitif itu belum ditandatangani Gubenur Jawa Timur.

”Dalam rekomen-dasi sekkab itu ha-rus tandatangan gubenur. Dari sek-da provinsi sudah naik ke gubenur Jumat kemarin, na-mun sampai seka-rang belum ada ka-bar,” terangnya saat ditanya perkem-bangan penetapan sekkab di Sumenep, Senin (4/2).

S e p e r t i y a n g tercantum dalam aturan penetapan jabatan sekda, Ti-tik Suryati melan-jutkan, Pemerin-t a h K a b u p a t e n Sumenep harus menunggu penyelesaian proses dari gubenur untuk direkomendasi-kan ke Menteri Dalam Negeri (Mendagri).

”Tahap selanjutnya menunggu dari gubenur kemudian direkomendasikan ke Mendagri, karena memang aturan seperti itu. Yang jelas setelah dari gubenur akan kita ditindak lanjuti ke Mendagri,” jelasnya.

Sementara itu, kandidat yang akan ber-saing mendapatkan jabatan strategis di Pemkab Sumenep itu ada tiga orang yang direkomendasikan, diantaranya, Hadi Soe-tarto, Aminullah dan Edy Sutrisno.

Ketiga kandidat itu telah selesai mengikuti uji kelayakan dan menyampaikan visi misi sebagai syarat dalam proses kompetensi sekkab. Dan menurut keterangan Titik, SDM mereka sudah layak menjadi posisi Sekkab Sumenep menggantikan mantan pejabat sebelumnya, Moh. Saleh. (rei/h4d)

KM/ DOK

DIKELUHKAN: Pasar sapi di Bangkal sejauh ini tidak tertata rapi sehingga setiap pasaran sering terjadi kemacetan.

Dewan Desak Lahan Parkir Pasar

DPRD Seriusi Kerusakan Tangkis Laut

KM/ACH. QUSYAIRI NURULLAH

A. KURDI H

NU-Muhammadiyah Beda Pendapat

PU Cipta Karya Bantah Tak BecusJABATAN

Menurut saya problem yang bisa ditangani

ditingkat keluarga, kalau keluarga sadar saya

kira tidak perlu perda, mereka akan mencarikan

guru bagi anaknya.”

K. DARDIRI ZUBAIRISekretaris PC NU

Sumenep

KM/ACH. QUSYAIRI NURULLAH

MOH. ZEINKepala Dinas PU Ciptakarya

Tahap selanjutnya menunggu dari

gubenur kemudian direkomendasikan

ke Mendagri, karena memang aturan seperti itu. Yang jelas setelah dari gubenur akan kita ditindak lanjuti ke

Mendagri.”TITIK SURYATI Kepala Badan Kepegawaian

Pendidikan dan Pelatihan Sumenep

Email Redaksi: [email protected]

6 SELASA 5 Februari 2013

WARTAWAN KABAR MADURA DIBEKALI

TANDA PENGENAL, DAN DILARANG ME MINTA ATAU MENERIMA UANG/BA-

RANG DARI SUMBER BERITA

Pemimpin Redaksi: Edi Kurniadi. Redaktur Pelaksana: Rossi Rahardjo. Koordinator Liputan: Fathurrochman Al Aziz. Redaktur: Satriyo Eko Putro. Biro Bangkalan: Kasiono (kepala), Firman Ghazali Akhmadi, Agus Josiandi, Abdur Rohim. Biro Sampang: Fandri Ardiansyah (plt kepala), Wawan Awalluddin Husna, Ahmad Syaiful Ramadhan, Syaiful Islam. Biro Pamekasan: Hairul Anam (kepala), Marzukiy, Fathor Rahman, Ahmadur Rusdi (pemasaran). Biro Sumenep: Busri Thaha (plt kepala), Ahmad Ainol Horri, Achmad Qusyairi Nurullah. Sport: Tabri Syaifullah Munir (Pamekasan-Sumenep) Ahmad Baiquni (Bangkalan-Sampang) Tata Artistik/Desain Grafi s: Ryan Kalig (kepala), Umar Saja, Agus Subandi, Teguh Santoso. Keuangan: Neny Haryanti. Staf Penagihan: Ahmad Qoyyum, Eko Prayitno, Khairus Shodiqin. Human Resources Development (HRD): Rossi Rahadjo (koordinator), Disyahmain, Ryan Kalig. Direktur Utama: Cholili Ilyas. Direktur : Disyahmain, Taufi q Rizqon, Edi Kurniadi. Wakil Direktur: Ryan Kalig. Penerbit: PT Madura Mandiri Indonesia Sejahtera. Alamat Redaksi/Iklan dan Pemasaran: San Diego Main Street MR-2 No. 16 (No.95) Pakuwon City Surabaya, Telp/Fax: (031) 5993097. Telp Redaksi: (031) 5937959. e-mail Redaksi: [email protected]. Tarif Iklan: Iklan Umum Full Colour (FC): Rp 35.000 per mm/kolom. Iklan Umum Hitam/Putih (BW): Rp 19.000 per mm/kolom. Iklan Duka Cita/Sosial: Rp 12.000 per mm/kolom. Lowongan Rp 12.000 per baris.

Rumah anggota dewan yang menjadi korban bajir adalah kediaman Sekertaris Komisi D DPRD Sumenep, Abdul Rahman Saham yang terletak di jalan Trunojoyo gang I Desa Kolor Sumenep. Abdul Rahman Saham men-gatakan, air yang masuk ke rumah tersebut hingga di atas lutut. Tidak hanya di Desa Pabian Kecamatan Kota Sumenep yang teren-dam banjir, namun menurut keterangan Abdul Rahman Saham, sedikitnya ada 15 rumah warga di Desa Kolor juga digenangi air. Air yang

lebih dari satu meter itu membuat sejumlah barang-barang yang ada di rumah rusak. ”Jalan Trunojoyo dari sebelah selatan kan-tor DPRD Sumenep sampai pasar Anom tergenang ban-jir kemudian di Desa Kolor kurang lebih ada 15 rumah penduduk yang dimasuki air sehingga alat rumah tangga banyak rusak karena teren-dam”, ungkap Abdul Rah-man Saham, Senin (4/2).

Sementara, selain peralatan rumah yang rusak, akibat bajir yang masuk peruma-han itu juga mengakibatkan berkas pemerintahan seperti buku APBD yang ada dalam

rumah Sekretaris Komisi D itu juga rusak terendam air. “Untungnya sebagian ada di lemari”, terangnya.

Selama 15 tahun lamanya, banjir yang terjadi Minggu (3/2) kemarin merupakan banjir terbesar yang me-landa di kota Sumenep, se-belumnya, menurut Abdul Rahman, tidak pernah ter-jadi banjir sebesar seperti yang terjadi Minggu kema-rin. ” Ketinggian air yang masuk rumah itu di atas lutut. Dan di kota Sumenep kurang lebih 15 tahun la-manya, baru kali ini kami temukan banjir sebesar itu, “ jelasnya. (rei/zis)

Padahal usia padinya sudah mencapai dua bulan. ”Ada sebagian yang sudah mau berbuah,” ujar Iskandar lirih.

Dalam satu hektarenya, warga harus mengeluarkan uang sebesar Rp 6 juta seb-agai modal awal. Itu masih dalam tahap tanam, berbeda dengan biaya pupuk dan ongkos kerja buruh yang menggarap sawah mereka.

Warga mengaku tidak lagi bisa berbuat apa-apa hingga menunggu air yang meneng-gelamkan sawah-sawah mer-eka surut. ”Kalau begini ter-us, panen kami akan gagal. Lalu kami mau makan apa,” ungkap Iskandar memelas.

Menyikapi hal itu, Kepala Dinas Pertanian Tanaman Pangan (Disperta), Bambang Heriyanto mengatakan pi-haknya akan mengupayakan agar petani mendapat ban-

tuan baik dari pemerintah daerah maupun pemerintah provinsi baik bantuan berupa bantuan sarana produksi maupun yang lainnya. ”Yang jelas bentuknya ini bantuan benih dan sarana produksi sehingga petani itu merasa dibantu karena memang hal ini merupakan bencana alam. Dan program ini me-mang ada programnya di dinas pertanian provinsi,” pungkas Bambang. (aqu/zis)

Chairil menegaskan pi-haknya bakal mengaminin-ya. “Keputusan MK, hemat kami, adalah yang terbaik buat semuanya. Keputusan-nya harus dipatuhi,” tegas Chairil kepada Kabar Mad-ura, Senin (4/2).

Untuk diketahui, pihak KOMPAK selaku pemohon dan KPU Jawa Timur se-laku termohon serta ASRI selaku pihak terkait, sudah menjalani sidang PHPU di MK sejak awal pekan lalu. Segala kesimpulan tersebut diserahkan kepada Majelis Hakim Konstitusi M. Akil Mochtar (ketua), Hamdan Zoelva, dan Muhammad Alim, siang bertempat di ruang sidang pleno lantai 2 gedung MK, Jumat (1/2) lalu. Itu, sebagai muara dari persidangan perkara Nomor 6/PHPU.D-XI/2013.

Sementara itu, Agung Nu-groho, kuasa hukum KPU Jawa Timur, menyatakan bahwa t i t ik tekan dari gugatan itu ialah berku-tat pada dualisme nama Khalil Asy’ari, pasangan calon wakil bupati dari Ach-mad Syafii, calon bupati. Sehingga, katanya, materi gugatannya mengarah pada pencabutan SK KPU Jatim yang meloloskan Achmad Syafii-Khalil Asy’ari (ASRI) sebagai peserta Pemilu-kada Pamekasan. “Karena itu, hasil penetapan KPU Jawa Timur pada 12 Januari 2013, yakni kemenangan pasangan ASRI, diminta dicabut dan dilangsungkan pemilihan kembali. Dengan catatan, pasangan ASRI ti-dak dilibatkan,” ujar Agung Nugroho.

Padahal, ujarnya, nama ganda yang sudah mendapat-kan penetapan pengadilan, tidak dapat dikualifikasi sebagai persoalan adminis-trasi persyaratan yang dapat menggagalkan seseorang untuk mengikuti pemilu-

kada. “Sepanjang semua persyaratan yang terdapat dalam UU Nomor 12 Tahun 2008 juncto Peraturan KPU Nomor 13 Tahun 2010 ten-tang Pedoman Teknis Tata Cara Pencalonan Pemili-han Umum Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah telah dipenuhi, maka hak seseorang untuk menjadi peserta pemilukada tidak dapat dihalang-halangi,” tegas Agung.

Ditambahkan, berdasarkan saksi ahli pihak termohon, Saldi Isra, KPU Provinsi dan atau KPU kabupaten atau kota tidak dapat menafsirkan sendiri ketentuan-ketentuan dimaksud selain yang ter-muat dalam peraturan di-maksud, apalagi penafsiran yang menimbulkan kerugian bagi warga negara yang mengajukan diri sebagai calon kepala daerah dan wakil kepala daerah.

Menurutnya, Saldi yang didaulat sebagai ahli oleh Pihak Terkait pasangan Ach-mad Syafii-Halil (ASRI), lebih lanjut menerangkan, lembaga yang berhak mene-tapkan perubahan nama seseorang adalah pengadi-lan. Hal ini sesuai dengan ketentuan Pasal 52 UU No-mor 23 Tahun 2006 tentang Administrasi Kependudukan yang menyatakan, “(1) Pen-catatan perubahan nama dilaksanakan berdasarkan penetapan pengadilan neg-eri tempat pemohon; (2) Pencatatan perubahan nama sebagaimana dimaksud pada ayat (1) wajib dilaporkan oleh Penduduk kepada Instansi Pelaksana yang rnenerbitkan akta Pencatatan Sipil paling lambat 30 (tiga puluh) hari sejak diterimanya salinan penetapan pengadilan neg-eri oleh Penduduk.”

Adapun ketentuan tersebut mengatur dua peristiwa po-kok, yaitu penetapan peruba-han nama dan pencatatan perubahan nama. Penetapan perubahan nama dilakukan

oleh pengadilan, sedangkan pencatatan perubahan nama dilakukan oleh badan pen-catatan sipil. Kedua peris-tiwa tersebut merupakan dua peristiwa yang berbeda namun saling berhubungan.

Ditambahkan, keabsahan perubahan nama ditetapkan oleh pengadilan. Artinya, perubahan nama sah se-jak dikeluarkan penetapan pengadilan. Keabsahan pe-rubahan nama bergantung pada kekuatan penetapan oleh pengadilan. “Ketika ketetapan sudah dikeluar-kan, maka perubahan terse-but telah sah secara hukum dan telah boleh digunakan sekalipun belum dicetak dalam pejabat pencatatan sipil,” terangnya.

Dengan demikian, katanya, berdasarkan ketentuan UU Nomor 3 Tahun 2006, maka perubahan nama yang ber-sangkutan telah sah secara hukum. “Ahli berpendapat, Mahkamah berkewajiban mencegah orang-orang yang berupaya memenangkan proses pemilu melalui pen-gadilan, karena ini adalah pilihan rakyat, bukan pilihan para Hakim,” kata Agung menirukan keterangan Saldi.

Sementara itu, kuasa hu-kum KOMPAK yang diko-mandani Chairil Utama, menggarisbawahi tentang pelanggaran terstruktur, sistematis, dan massif yang mewarnai Pemilukada Pa-mekasan. Maklumat DKPP juga diperjelas kedudukan-nya. Menurutnya, mak-lumat DKPP tidak bisa dijadikan dasar hukum untuk mengubah keputu-san penyelenggara Pemilu. “Pada batas-batas tertentu mungkin ada sebuah ke-jadian luar biasa, bisa saja, tetapi tidak serta-merta bisa dijadikan dasar hukum,” terangnya.

Adapun berkaitan tentang kejelasan identitas atau nama yang melekat pada diri seseorang, ketika yang

bersangkutan melaksanakan hak dan kewajibannya se-bagai warga negara, dalam hal ini mencalonkan diri sebagai bupati atau wakil bupati. Pasal 26 UUD 1945 memuat norma mengenai siapa saja yang menjadi warga negara Indonesia.

Dalam pasal itu, ungkap-nya, warga negara adalah individu-individu atau orang perorangan yang wajib me-miliki identitas, seperti nama, tempat, dan tanggal lahir, nama orang tua, dan lain-lain yang semuanya dapat dibuktikan dengan akta kelahiran atau paling ti-dak dengan surat keterangan lahir yang dikeluarkan oleh pejabat yang berwenang.

“Nama dalam akta kela-hiran sangat penting untuk menerbitkan berbagai do-kumen kependudukan atau dokumen kewarganega-raan yang lain, seperti kartu penduduk, paspor. Karena ketentuan mengenai akta kelahiran dahulu hanya ber-laku bagi golongan Eropa dan Timur Asing, maka se-cara faktual banyak orang Indonesia asli yang lahir tanpa pernah mengurus akta kelahiran,” tukasnya.

Tak hanya penggugat (tim pemenangan KOMPAK) dan KPU Jatim (tergugat). Ketua Tim Pemenangan kandidat nomor 3 Achmad Syafii-Khalil Asy’ari (ASRI), Ahmad Nawawi Thaha, sangat yakin MK akan membela kebena-ran dan kemaslahatan ma-syarakat Pamekasan.

“Saya yakin gugatan yang diusung lawan politik kami akan kalah di MK. Sebab, materi gugatan mereka sangat lemah,” tandas Ah-mad Nawawi Thaha saat dihubungi wartawan Kabar Madura. “Mereka” yang dimaksud Nawawi adalah calon bupati dan wakil bu-pati Kholilurrahman-Mas-duki (KOMPAK) yang kalah 44.434 suara dari ASRI. (anm/zis)

“Saat ini perizinan pen-dirian pasar modern itu ma-sih di pending, kita masih melakukan penataan pasar dengan jelas. Artinya untuk pendirian pasar modern sesuai dengan permintaan masyarakat, perizinannya dihentikan dulu,”ungkap Fathorrahman, pada Kabar Madura, Senin (4/2).

Namun demikian, ia ti-dak mengelak, jika sewaktu waktu pintu perizinan akan dibuka lebar sesuai den-gan ketentuan yang ber-

laku. Karena penghentian pendirian pasar modern itu tidak lain untuk melindungi masyarakat kecil.

“Sewaktu waktu perizinan itu dibuka kembali, apabila bisa mengikuti persyaratan yang kita setujui. Saat ini masih dalam tahap pemba-hasan,” ungkapnya.

Sebagian pasar modern yang saat ini berdiri tegak, telah sesuai dengan ketentuan yang telah menjadi persyaratan. Se-hingga sebagian dari mereka (pasar modern, red) membuka 24 jam atau tidak.

“Memang sebagian dari

pasar modern yang ada saat ini, ada yang buka 24 jam ada pula yang tidak, bagi yang buka 24 jam, itu seb-agai fasilitas jika ada orang luar yang butuh di malam hari. Karena itu sudah me-lalui ketentuan yang telah disepakati,”ujar dia.

Hal itu dilakukan sebagai upaya membantu terhadap pedagang pasar tradis-ional agar tidak tergilas ekonomi mereka akibat adanya pasar modern yang merambah tersebut. Se-hingga membutuhkan ba-tasan yang jelas. (jck/zis)

Puluhan anggota Brimob

siap diterjunkan untuk men-gamankan jalannya prosesi pelantikan Bupati Sampang terpilih. Petugas tidak ingin kecolongan saat pelantikan Bupati, sehingga harus di-backup dari Polda Jatim.

Kabag Ops Polres Sampang, Kompol Alfian Nurrizal, me-nyatakan, pihaknya sudah siap untuk mengamankan pelaksanaan pelantikan Bu-pati-Wakil Bupati terpilih. Sebab, sudah menjadi tugas utama polisi untuk menjaga keamanan.

Dalam pengamanan saat pelantikan, tidak hanya dari anggota Polres Sampang. Tapi, juga ada bantuan dari Brimob Polda Jatim. Se-hingga prosesi pelantikan

Bupati-Wakil Bupati terpilih bisa berjalan lancar. “Kami menginginkan Sampang tetap aman dan kondusif, baik sebelum maupun sesu-dah pelantikan Bupati ter-pilih,” terang Alfian pada wartawan Kabar Madura saat dikonfirmasi kemarin.

Ia menjelaskan, anggota Brimob Polda Jatim yang akan dikirim ke Sampang sebanyak 20 personil. Se-dangkan dari anggota Polres Sampang sendiri berjum-lah 100 personil. Jumlah tersebut dinilai cukup untuk mengamankan pelantikan. “Total anggota yang ditu-runkan untuk pengamanan pelantikan Bupati sebanyak 120 personil,” ungkapnya.

Seperti diketahui, hasil final rekapitulasi manual tingkat KPU Sampang be-

berapa waktu lalu menye-butkan pasangan nomor urut 1, Fannan Hasib-Fadhilah Budiono menang dalam pe-milukada yang digelar pada 12 Desember 2012 kemarin.

Pasangan ini meraup 163.483 suara atau 31,44 persen. Dia mengalahkan Bupati Incumbent Noer Tja-hya berpasangan dengan Heri Purnomo yang hanya mendapatkan 88.044 suara atau 16,93 persen suara.

Fannan, terpaut tipis den-gan pasangan nomor urut 6, Hermanto Subaidi-Jakfar Sodiq yang mendapatkan 160.889 suara atau 30,94 persen. Sementara tiga calon lainya yaitu pasangan no-mor urut 2, Ahmad Yahya-Faidol Mubarok mendapat-kan 15.936 suara atau 3,06 persen.

Pasangan nomor urut 4, Haryono Abdul Bari-Ham-dudin Ihsan mendapatkan 87.438 suara atau 16,81 persen. Dan pasangan no-mor urut 5, Ahmad Faisal Muqoddas-Triyadi Khusnul mendapatkan 4.249 suara atau 0,82 persen.

Hasil pemilukada Sampang sempat disengketakan ke Mahkamah Konstitusi (MK) oleh pasangan Hermanto Subaidi-Jakfar Sodiq. Na-mun, MK menolak gugatan tersebut. Secara otomatis pemenang pemilukada Sam-pang adalah Fannan Hasib-Fadhilah Boediono.

Seperti diberitakan Pelan-tikan Bupati-Wakil Bupati terpilih bakal menelan ang-garan sebesar Rp 300 juta dan dilaksanakan di gedung DPRD Sampang. (ful/zis)

”Kalau jumlah pastinya saya tidak tahu pasti, tapi yang jelas ada bukti beru-pa kuitansi pengeluaran di bendahara sekolah dan ditandatangani oleh kepala sekolah,” jelasnya.

Sayangnya, bendahara sekolah tidak berkenan membeberkan dana yang telah dikeluarkan selama ini atas permintaan kepala sekolah itu sendiri. “Maaf, saya tidak bisa memberikan data, tanpa ada izin dari kepala sekolah,” katanya menggerutu kepada Kabar

Madura.Guru lainnya, Faisal Bahar

menuturkan hal yang sama. Ia merasa kecewa atas tin-dakan atau kebijkan yang diambil oleh kepsek karena hanya menguntungkan prib-adinya. “Dia hanya tiga bu-lan memimpin sekolah ini, tetapi sudah banyak guru yang mengeluh. Karena guru juga merasa dilecehkan, kami dianggap ketinggalan kereta dan lain sebagainya,” ungkapnya kesal.

Dikonfirmasi terkait sikap kritis para guru ini, Kepala SMAN 3 Pamekasan, Dra Tien Farihah mengatakan,

dirinya tidak mau berkomen-tar banyak mengenai persoa-lan tersebut. Sebab penggu-naan dana itu sudah sesuai dengan prosedur yang ada. “Saya tidak mau banyak bi-cara, tetapi saya akan mengi-kuti hukum administrasi yang ada,” ungkap Tien Farah.

Pantauan Kabar Madura, puluhan guru yang merasa kecewa itu keluar dari rapat di ruang guru, karena tidak ses-uai dengan keinginannya dan mereka mengancam akam melaporkan masalah terse-but kepada dinas pendidikan (Disdik) Pamekasan, supaya semuanya bisa jelas. (zis)

Ya, Cahyadi, pemuda itu,

atau yang dikenal dengan julukan Adi si Koboi Ko-kop. Senin (4/2), Cahyadi menjalani sidang perdana di Pengadilan Negeri (PN) Bangkalan.

Dalam sidang kemarin, Cahyadi dijerat dakwaan 2 pasal berlapis yakni pen-ganiayaan pasal 351 ayat 1 KUHP dan kepemilikan senjata api tanpa ijin pasal 1 (1) Undang-undang Darurat No. 12 tahun 1951 dengan ancaman lebih dari 5 tahun. Karenanya Cahyadi harus di-dampingi penasehat hukum selama kasusnya itu.

Dalam sidang yang ber-langsung singkat tersebut, majelis hakim menunjuk Ainir Anwar,SH selaku penasehat hukum dirinya

yang disediakan pengadi-lan. Dalam sidang tersebut, Cahyadi lebih banyak diam mendengar surat dakwaan yang dibacakan Agus, SH, jaksa penuntut umum. Si-dang ditunda hingga pekan mendatang dengan agenda kesaksian.

Kejadian yang melibatkan pria kelahiran tahun 1994 ini bermula ketika Minggu 18 November 2012 lalu di kawasan Lembung Gu-nung Kokop digelar tarung ayam. Cahyadi saat itu mendatangi korban, Mar-hatib (45) untuk melihat-lihat ayam milik korban. “Kak lihat ayamnya”, ucap Cahyadi sebagaimana yang tertulis dalam surat dak-waan. Entah bercanda atau-kah bagaimana, Marhatib mengatakan bahwa tidak boleh ada yang melihat

ayam miliknya. Merasa tersinggung, Cahyadi lan-tas meletakkan ayam milik Marhatib yang dipegang sebelumnya.

Ternyata tak selesai di sana, cara Cahyadi meletak-kan ayam milik Marhatib rupanya tak seperti yang diharapkan Marhatib. Mar-hatib merasa cara Cahyadi memperlakukan ayam ke-sayangannya terlalu kasar hingga Marhatib pun mene-gur Cahyadi. “Ayamku jan-gan dilempar-lempar”, tegur Marhatib saat itu.

Tak terima ditegur kemu-dian terdakwa menegur balik Marhatib. “Apa kak, aku cuman lihat ayamnya kok marah-marah”, tukasnya sambil disaksikan beberapa orang lainnya yang ada di sekitar arena tarung ayam saat itu. Hingga akhirnya

Cahyadi kemudian pergi.Selanjutnya, sekitar pukul

16.30 WIB hari itu juga, terdakwa saat itu mengajak seseorang bernama Fathur rosi untuk menemui korban Marhatib. Terdakwa pun marah ke Marhatib dan me-nyampaikan rasa tersing-gungnya karena ditegur di hadapan banyak orang. Percekcokan pun terjadi an-tara keduanya hingga Fathur rosi pun berusaha melerai pertengkaran itu. Namun terlambat rupanya, terdakwa langsung mengeluarkan pis-tol untuk kemudian menem-bakkannya ke kaki Marhatib sebelah kiri.

Pelaku yang saat itu sempat melarikan diri dan dikabar-kan telah keluar Pulau Mad-ura, akhirnya menyerahkan diri kepada pihak kepolisian. (jos/zis)

Hari Ini, Putusan MK

Pelantikan Bupati Sampang Dijaga Brimob Polda

‘Koboi Kokop’ Jalani Sidang Perdana

Izin Pasar Modern Distop Sementara

Terendam, Berkas Kenegaraan Rusak

Dipicu Gunakan Dana Sekolah Seenaknya Sendiri

Sawah Petani Saronggih Terendam Banjir

Sambungan dari hal 1

Sambungan dari hal 1

Sambungan dari hal 1

Sambungan dari hal 1

Sambungan dari hal 1

Sambungan dari hal 1

Sambungan dari hal 1

Email Redaksi: [email protected]

SELASA 5 Februari 2013 7

KEMAJUAN dunia pendidikan ditentukan oleh segenap pemangku pendidikan. Pendidikan bukan uru-san semata belaka melainkan semua pihak harus peduli, ada kesadaran dan partisipasi yang ahirnya ada tanggung jawab dari semua pihak untuk membangun dunia pendidi-kan berkualitas ( Musaheri : 2007)

Di era yang sudah modern ini ha-rus mendapatkan perhatian lebih pada pendidikan anak didik yang dalam kehidupannya sudah sangat dekat sekali dengan yang namanya teknologi. Dalam membangun pen-didikan ini memerlukan berbagai elemen yang ada dalam mendu-kung kesuksesan terhadap anak didik. Perhatian dan dukungan itu perlu di tunjukkan dan di realisa-sikan pada individu-individu baik dalam jam KBM atau di luar KBM. Sikap keprihatian guru pada anak didik sangat berpengaruh besar terhadap perkembangan pendidi-kan anak didik. Baik secara emo-sioanl quetion, intlektual quetion dan spiritual questionnya. Kenapa demikian…? Kerena keterlibatan guru terhadap anak didik adalah satu nyawa dan energy yang be-gitu besar bagi anak didik dalam proses belajarnya. Dan anak didik akan menjadi semangat dan selalu berkeinginan untuk melakukan satu pekerjaan yang belum di laku-kannya. Tentunya dengan rajin belajar dan berkarya.

Apalagi siswa telah di hadapkan dengan yang namanya teknologi. Telah kita ketahui bahwa teknologi saat ini sudah membabi buta dalam perkembangannya, san-gat dekat sekali teknologi den-gan pribadi siswa. Bukan me-

nyalahkan teknolog-inya tapi bagaiman siswa dengan peran guru dapat meng-gunakan teknologi pada pencerahan dan kekreatifan siswa. Bu-kan pada keasyikan dan hiburan saja. Yang akibatnya siswa malas dan saring bolos belajar. Hal itu san-gat diperlukan peran besar dan tanggung jawab guru pada diri siswa. Agar siswa dapat meman-faatkan layanan-layanan internet dan sebagainya pada perkemban-gan dan kemajuan siswa.

Pendidikan merupakan proses pendewasaan terhadap kepribadian siswa dan sebagai media penggalian segenap potensi yang dimilikinya. Dan juga sebagai penemuan jati diri siswa dalam ruang kehidupannya. Yang nantinya anak didik dapat mengaplikasikannya dalam ruang yang lebih luas sebagai masyarakat bahkan menjadi tugu pelarian dari segala Tanya dalam masyarakat. Dan juga siswa dengan pendidikan ini dapat meujudakan cita-cita yang di impikannya. Dalam proses ini sangat memerlukan perhatian lebih dari guru terhadap siswa. Dan juga keterlibatan orang tua anak didik bagi pertumbuhan dan perkembab-gannya.

Dalam pendidikan yang paling ditekankan adalah prosesnya. Usaha dan kerja keras pribadi siswa dalam menekuni bidang yang di mung-kinkan dapat mengantarkan siswa pada kesuksesan. Karena pendi-dikan merupakn proses pertum-

buhan dan perkem-bangan yang berlang-sung secara alamiyah yang membutuhkan proses belajar untuk tahu. Bukan dengan berdiam diri dan ber-pangku tangan. Tapi belajar dan berproses. Sejauh mana anak didik berusaha dan bersungguh-sungguh dalam menggali po-tensi yang ada dalam dirinya. Yang nantinya

dapat mengantarkan anak didik pada kemandirian dan masa depan yang cemerlang.

Dan dalam proses belajar siswa. Di tuntut siswa menjadi subyek utama, Bukan obyek pembelajaran. Tapi menjadi pelaku dan pelakon dalam proses belajar. Sehingga pembelajaran akan menjadi efektif dan berjalan dengan sangat men-guntungkan pada pertumbuhan siswa. Memang harus dirubah pembelajaran yang masih berpu-sat pada guru. Karena sejatinya pendidikan dalam pembelajaran siswa adalah siswa yang menjadi pusat pembelajaran. Akan sangat memungkinkan siswa akan aktif bila pembelajaran dipusatkan pada siswa. Tapi kalau masih pembelaja-ran berpusat pada guru maka siswa lebih banyak pasif dan menjadi pendengar saja. Dalam proses be-lajaran yang paling efektif adalah siswa menjadi subyek pelaku.

Guru sebagai transfer of knowl-igde yang di tuntut untuk bisa peka terhadap keadaan, dan bakat siswa yang perlu di bimbingan husus kepada perkembangan

sisiwa. Dan dapat memberikan pelayanan yang cukup terhadap kebutuhan siswa, sihingga dapat mempreoritaskan siswa sebagai pelaku dalam pembelajaran, yang dapat meningkatkan kualitas dan daya kretif siswa. Setiapa guru harus memahami fungsinya karena sangat besar sekalai pengaruhnya terhadap cara bertindak dan ber-buat dalam menunaikan pekerjaan sehari-hari di sekolah maupun di luar sekolah. Pengatuhuan dan pemahamannya tentang kompe-tensi guru akan mendasari pola kegiatan siswa dalam mencerna dan menangkap pengatuahuan dan ilmu yang di transfer oleh guru selama pembelajaran. Dari sinilah siswa sedikit demi sedikit akan menemukan jati dirinya dari bakat yang dimilikinya yang semakin hari terlihat jauh perkembangan-nya dari sebelumnya.

Akan lebih besar kemungkinan kesuksesan anak didik dengan besarnya perhatian dan peran guru dalam proses belajar siswa. Perhatian dan peran guru terhadap siswa sangat mendominan sekali bagi pertumbuhan siswa. Siswa akan lebih mudah dan semangat dalam mengembangkan potensin-ya, karena sudah ada keterlibatan guru. Tapi semua kembali pada pribadi siswa dan semangat siswa dalam menekuni bakatnya. Kerja keras dan usaha yang tak kenak lelah juga menentukan sukses tidaknya siswa.

Bilapora Rebba Lenten, 04 Februari 2013

*) Mahasiswa IDIA Al-Amin Prenduan.

Peran Penting Guru Terhadap Pertumbuhan Siswa

Oleh:CONG SYUKRIE

MINTA TOLONG kepada direktur rumah sakit dr.slamet martodirdjo.pmksn. Saya sangat prihatin fasilitas air di rsu milik pemerintah itu pelit sekali .krn apa. Mau ambil wudhu mau shalat di wakaw rsu. Itu airnya macet dan agar di per-hatikan gimana kok sampai mati .

sekian dari keluarga pasein. Terima kasih. +6287759795990

ASSALAMUKUM TARETAN MADH URE.walaupun P MU jadi juru kunci.tapi itu jangan buat kalian menunduk jika kalian menunduk, musuhmu akan menertawakan kalian. terus tegak kan kepala kalian. karna tdk ada ceritanya orang madura menundukkan kepala. di ddepan kalian kami juga akan menundukkan kepala ketika kami mendukungmu. P-MU mendukung dan mendoakan kalian adlah kewajiban kami orang madura.

KACONG ARETA. jl.simpang tiga karang penang sam-pang: +62818579805

SELAMAT DATANG pasukanku! kami tidak akan mencaci kalian karena kalian pasukan yg nantinya akan mengharum-kan nama madura di pentas sepak indonesia jgn kecewa karena tidak satu pointpun kalian bawa ke madura karena kami tidak kecewa malah kami bangga karena kalian sudah tampil maksimal dan mati-matian demi madura,kami komu-nitas LANYALA masih berharap kalian mempersembahkan goel untuk kami...LANYALA +53 satu hati tretan dhibi”

MECCAZENT +6281991222280

KALAU melihat perkembangan KES PMU 3 kali kalah,sulit sekali rasanya untuk bertahan kasta tertinggi ISL,kemungkinan hanya dengan cara harus menang di partai kandang atau minimal harus seri.

+6287849411889

TETAP SEMANGAT. Kita katakan bahwa kita bisa menga-lahkan mereka dan menjadi sang juara. Semoga LPI. Raud-latul Ulum Bil_Por bisa dapat juara dalam lomba senandung musik solawat di madrasah Darul Ulum Telaga Ganding. Amien yarob. Be The Real Winner

By: Presiden OPRU 2012-2013 Dari: +6281937270604

Aduh PERSEPAM mak pas kala maloloh,engkok padeh ben se tak andik moah.katemon ben oreng atanyah maloloh.pola bedeh pamaen se andik bebetek jubek.ka angguy persepam tak maju.

KACONG ARETA. jl.simpang tiga.karang penang sam-pang +62818579805

KAMI atas nama masyarakat batu marmar yg slalu dilanda mati lampu, kmren dri pihak PLN menyatakan bhwasanya penyebab matinya lampu krna sering hujan dan angin nah skrng tdk ada hujan tdk ada angin tiba tiba saja lampu mati, alasan apa lgi yg hrus di kluarkan oleh Pihak PLN. .

By: zeen dobrak +6287746114494

KEINGINAN pemerintah dan para politikus untuk merambah ke berbagai aspek kehidupan eko-nomi masyarakatnya telah nampak pada awal konstitusi Indonesia dan amendemennya. Dibidang ekonomi, pasal 33 dan pasal 34 UUD 45 nampak jelas nuansa so-sialismenya. Dengan amendemen IV menjadi lebih lengkap, kecuali pasal 33 UUD 45 ayat 4 (amende-men) yang maknanya tidak jelas. Jangan heran kalau pada penera-pannya ke undang-undang dan tindakannya pemerintah menjadi sangat mengganggu.

Pada saat negara Republik In-donesia didirikan para founding father, berpikir bahwa peran dan posisi pemerintah bak sang maha kuasa, pemberi kehidupan dan pemelihara rakyat yang menjadi miliknya. Pengaruh semangat ko-munisme Russia/Uni Soviet sangat kuat. Walaupun di dalam UUD 45 tidak ada pasal yang menyatakan perampasan tanah dari tuan-tuan tanah, tetapi dikemudian hari pem-batasan kepemilikan tanah melalui undang-undang land-reform tahun 1960 menunjukkan nuansa komu-nis. Kemudian, dasar perekono-mian Indonesia dinyatakan dalam pasal 33 Undang-Undang Dasar 45, walaupun tidak nampak jelas, tetapi penafsirannya juga berbau komunis/sosialis. Ketika dibuat amendemen UUD 45 di tahun 1999 – 2002, nuansa sosialis (kalau tidak mau disebut komunis) semakin kental. Peran pemerintah dan per-encanaan terpusat di pemerintahan semakin kuat cengkramannya. Ini-siatif, kebebasan berusaha terasa semakin dikurangi. Entah apa yang ada di dalam benak para pembuat undang-undang. Tidakkah mer-eka tahu bahwa kemakmuran ber-banding lurus dengan kebebasan berusaha/ekonomi. Nampaknya yang namanya kebebasan semakin dipasung dan Indonesia menjadi semakin sosialis.

Pasal 33 UUD 45:1. Perekonomian disusun sebagai

usaha bersama berdasar atas asas kekeluargaan.

2. Cabang-cabang produksi yang penting bagi negara dan yang men-guasai hajat hidup orang banyak dikuasai oleh negara.

3. Bumi dan air dan kekayaan alam yang terkandung didalamnya dikuasai oleh Negara dan diper-gunakan untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.

4. Perekonomian nasional dise-lenggarakan berdasar atas de-mokrasi ekonomi dengan prinsip kebersamaan, efisiensi berkeadi-lan, berkelanjutan, berwawasan lingkungan, kemandirian, serta dengan menjaga keseimbangan kemajuan dan kesatuan ekonomi nasional. (amendemen IV, 2002.)

5. Ketentuan lebih lanjut menge-nai pelaksanaan pasal ini diatur dalam undang-undang. (amende-men IV, 2002)

Koperasi ditafsirkan sebagai alat perwujudan dari ayat 1. Itu letak persoalannya. Tidak ada koperasi yang bisa berkembang menjadi pe-

rusahaan-perusahaan besar seperti Toyota, Honda, Nokia, Boing, atau Microsoft dan menyediakan lapan-gan kerja yang be-sar. Memang ada juga yang bisa berkembang dalam ruang lingk-up nasional. Dan itu karena milik pemer-intah. Di Indonesia yang bisa berkembang besar adalah koperasi milik pemerintah yaitu KUD (Koperasi Unit Desa) yang tu-gas dan misinya menunjang sektor pertanian di jaman Suharto.

Di dalam lingkungan kekeluar-gaan tidak menumbuh-suburkan kultur kompetisi yang menjadi pen-dorong kemajuan, menciptakan produk yang dengan mutu tinggi dan kompetitif serta berkembang menjadi besar sehingga bisa me-nyerap banyak kenaga kerja. Jadi jangan terlalu berharap banyak kepada koperasi kalau tujuannya kemakmuran. Tujuan yang bisa dicapai oleh koperasi hanyalah suasana kerja yang tenang dan santai (pemakaian waktu yang tidak effektif).

Pemikiran bahwa monopoli oleh pemerintah sektor-sektor produksi yang menguasai hajat hidup orang banyak akan membawa kemakmu-ran didasari oleh asumsi bahwa kultur birokrat dan kultur swasta adalah selalu sama. Kenyataan-nya tidak demikian. Kultur bisnis swasta di alam non-monopolistik mengedepankan kepuasan pelang-gan. Siapapun yang tidak bisa memuaskan pelanggannya akan punah dengan sendirinya. Disini ada semacam pemaksaan dan tekanan alami kepada penyedia barang dan jasa untuk terus mem-berikan produk dan layanan yang terbaik. Di dalam sistem monopoli, apalagi monopoli oleh pemerin-tah, konsumen tidak mempunyai pilihan. Sehingga produsen tidak perlu memikirkan kepuasan kon-sumen.

Suatu kasus yang menarik ialah sektor telepon. Siapapun yang mengalami sendiri perteleponan di Indonesia, tahun 1970an tahu bagaimana buruknya. Jasa telpon pada saat itu masih dipegang badan yang berbentuk perusahaan negara, mungkin karena dianggap mengua-sai hajat hidup orang banyak. Untuk memperoleh sambungan telepon di rumah saja perlu waktu bertahun-tahun (baca: bertahun-tahun). Kadang harus menyogok supaya lancar prosesnya. Biaya yang dike-luarkan bisa jutaan rupiah. Untuk tahun 1988, salah seorang rekan harus mengeluarkan pelicin Rp 3 juta rupiah (kira-kira ekivalen dengan 180 gram emas. Sebagai perbandingan, harga rumah type 60 – luas bangunan 60 m2 dan luas tanah 100 m2 adalah Rp 18 juta). Padahal pada tahun-tahun itu, kalau minta sambungan telepon di Toronto, Canada, misalnya, hanya perlu waktu beberapa hari (1 sam-pai 3 hari). Itu pengalaman pribadi. Telpon pada masa itu adalah barang

yang lux di Indonesia, bukan barang yang menguasai hajat hidup orang banyak. Kalau seseorang hendak me-nyewakan rumahnya, adanya telepon men-jadi nilai tambah yang membuat rumah cepat laku.

Perkembangan per-telponan di Indonesia membaik dengan pe-rubahan bentuk pen-gelolanya dan perun-

dang-undangannya. Tahun 1989 setelah peran swasta dimasukkan, untuk memperoleh telpon men-jadi lebih mudah. Tahun 2000an ke atas, ketika monopoli diha-puskan, anda bisa memperoleh telpon (telpon-sellular) kapan saja dengan kwalitas dan harga yang kompetitif. Hampir semua golongan masyarakat, dari mulai pembantu dan pemulungpun saat ini bisa menikmati telepon (sel-lular). Telepon bukan lagi barang mewah. Faktor teknologi memang ikut mempunyai andil dalam hal ini. Tetapi tanpa penghapusan monopoli, percepatan perkemban-gan penggunaan telpon sampai kepada pembantu rumah tangga, pemulung dan peminta-minta tidak akan secepat itu.

Kasus telepon adalah kasus yang unik, karena ketika dimonopoli oleh pemerintah (mungkin diang-gap menguasai hajat hidup orang banyak) di tahun sebelum 1980an, telepon menjadi barang mewah, yang untuk memperolehnya orang harus menunggu bertahun-tahun dan harus menyogok. Ketika dibebaskan dari monopoli pemer-intah, telepon menjadi barang yang menguasai hajat hidup orang banyak, semua orang aktif menggunakannya. Dari mulai para direktur perusahaan sampai ke pemulung, sibuk berSMS dan chatting. Sampai-sampai banyak kecelakaan lalu-lintas akibat mengoperasikan telepon sambil mengemudi sepeda motor.

Pernahkah anda berpikir ke-napa di kota-kota Malaysia dan Singapura rakyatnya banyak yang bisa menikmati air minum bersih sedangkan di ibu kota Indonesia - Jakarta, air ledeng susahnya seten-gah mati. Sebab pertama ialah bahwa perusahaan pemerintah yang mengelola air minum di Ma-laysia dan Singapura lebih becus dari pada di Indonesia. Dan yang kedua adalah karena dalam hal pengelolaan air di Indonesia alter-natif lain sudah tidak ada, opsi ini yang sudah ditutup oleh monopoli pemerintah. Pada pasal 33 ayat 3 UUD 45: “Bumi, air dan kekay-aan alam, dikuasai negara........ ”. Kalau swasta dibebaskan men-guasai bisnis air ledeng, termasuk menentukan harganya, mungkin situasinya menjadi lain. Buktinya, ketika swasta dibolehkan men-guasai air minum kemasan botol, semuanya beres dan memberi ke-makmuran bagi rakyat. Pemulung dan pengemispun sekarang minum air kemasan. Tentu saja harganya

lebih mahal dari air ledeng karena kemasan botol plastiknya sudah mahal. Sayangnya untuk mandi air ledeng belum ada, karena swasta belum sepenuhnya dibebaskan masuk saling bersaing (termasuk menentukan harga). Andaikata kebebasan diterapkan untuk air ledeng, seperti halnya air minum kemasan, swasta dibiarkan bersa-ing bebas tanpa ada pembatasan harga dengan perusahaan–pe-rusahaan air ledeng pemerintah, niscaya banyak rakyat yang bisa menikmati air mandi bersih. Wa-laupun ada resiko mematikan perusahaan pemerintah kalau kultur perusahaan pemerintah tidak berubah. Kasus air minum (kemasan) ini membuktikan bahwa sektor yang dikuasai swasta lebih beres dan lebih memberikan ke-makmuran bagi rakyat.

Indonesia di masa depan punya peluang yang besar untuk men-galami krisis minyak dan gas. Se-babnya sederhana saja. Sebabnya tidak lain karena campur tangan pemerintah semakin banyak di sektor ini.

Sebelum tahun 2001, ketika Pertamina mengelola sektor per-minyakan dan gas bumi di In-donesia melalui BPPKA (Badan Pembinaan Pengusahaan Kontrak-tor Asing), birokrasi lebih pendek. Pertamina sebagai badan semi-swasta kulturnya sedikit banyak masih berbau swasta. Walaupun nama Badan Pembinaan Pengusa-haan Kontraktor Asing (BPPKA), terutama kata “Pembinaan” sangat ironis dengan kenyataan, karena secara teknologi, Pertamina harus dibina oleh kontraktornya yang punya teknologi yang maju, bu-kan sebaliknya. Siapa yang harus dibina kalau sampai tahun 2010, Pertamina tidak punya teknologi lepas pantai, Pertamina tidak pu-nya ladang di lepas pantai, sedang-kan pada dekade 70an saja, banyak kontraktor asing sudah masuk di sektor produksi minyak dan gas di lepas pantai.

Semangat reformasi pasca rejim Suharto, merombak tatanan lama. UU No. 22 Tahun 2001 mencabut posisi Pertamina/BPPKA sebagai regulator. Dan sebagai gantinya diambil Pemerintah melalui Badan Pelaksana Migas (BP Migas). BP Migas inilah sebagai kepanjangan Pemerintah, sebagai regulator manajemen kontraktor produksi minyak dan gas (PSC, Produc-tion Sharing Company). Ternyata cara kerja BP Migas lebih micro-management, mengurusi dan mencampuri hal yang kecil-kecil. Kalau rejim Suharto pemerin-tah mengurusi siapa yang boleh kerja di PSC, pada rejim reformasi fokusnya pada remeh-temeh yang dikerjakan kontraktor. Banyak proyek yang terhambat. Produksi minyak dan kondensat Indonesia turun dari level 1,670 juta barrel per hari tahun 1991[1] ke 950 ribu barrel per hari tahun 2009[2].

Bersambung

*) Alumnus Fakultas Ekonomi Universitas Airlangga Surabaya

Sosialisme Sektor Ekonomi dan Produksi (1)

Oleh:CHRISTORY GERSON

SELASA 5 Februari 20138

Email Redaksi: [email protected]

UN J U K R A S A

Minta Pelantikan Bupati Terpilih DibatalkanBANGKALAN-Setelah lama

tidak ada aksi pasca pemilu-kada Bangkalan pada Desember lalu, Senin (4/2) kemarin siang, puluhan massa yang mengatas-namakan diri dari Koalisi Raky-at Peduli Perubahan (KORPP) Kabupaten Bangkalan tiba-tiba mendatangi Polres Bangkalan dan kantor DPRD Bangkalan.

Kedatangan mereka kedua tempat tersebut guna melapor-kan dan meminta DPRD Bang-kalan untuk menghentikan semua proses pelantikan bupati dan wakil bupati terpilih, Moh. Makmun Ibnu Fuad dan Mon-dir A Rofii yang rencananya pada tanggal 3 Maret 2013 yang akan datang.

“Terpilihnya calon bupati Bangkalan pasangan Makmun Ibnu Fuad dan Mondir A Rofii yang sedianya dilantik awal bulan Maret nanti masih me-nyisakan masalah serius yang harus segera disikapi dengan tegas, kasus ini menyang-kut nama baik Bangkalan yang dikenal agamis dengan julukan kota santri,” teriak Koorlap aksi Korpp, Mahmudi Ibnu Khotib, di depan gedung DPRD Bangkalan.

Ditegaskan Mahmudi, pi-haknya minta kepada pimpinan DPRD untuk menghentikan semua proses pelantikan bupati dan wakil bupati terpilih. Sebab, jika pelantikan dilaksanakan maka akan terjadi pelanggaran UU dan etika serta melanggar sumpah jabatan sebagaimana

diatur dalam pasal 110 dan pasal 28 huruf (f) UU No. 32 Tahun 2004.

“Kami juga menyerukan pada masyarakat Bangkalan yang dikenal agamis untuk menolak pimpinan Bangkalan yang mer-endahkan martabat perempuan dan mengutuk semua parpol pengusung pasangan Makmur dalam pencalonan,” ujarnya.

Ia menambahkan, pihaknya juga menuntut MUI, NU, Mu-hammadiyah, LDII, Musli-mat, NU, lembaga Pondok pesantren, dan seluruh maha-siswa serta seluruh masyarakat Bangkalan untuk bersikap dan bertindak tegas terhadap kasus yang memalukan kota santri.

“Kami meminta DPRD segera melakukan rapat paripurna untuk mengajukan pembatalan pelantikan bupati terpilih pada presiden RI melalui Mendagri

untuk tidak dilantik,” kata Mahmudi.

Sementara itu, Munawwar Cholil, Wakil Ketua DPRD Bangkalan yang menemui mas-sa mengatakan, pihaknya akan menampung semua aspirasi tersebut dan akan diproses dalam Badan Musyawarah, yang kemudian diteruskan pada rapat pimpinan untuk memu-tuskan apakah akan dilakukan rapat paripurna.

“Sebagai bentuk demokrasi akan kami sampaikan ke ba-mus untuk di tindak lanjuti”, ungkapnya.

Namun lebih lanjut Munawar Cholil mengatakan, DPRD tidak bisa membatalkan semua proses yang sudah berjalan. Sebab, bu-kan wewenang DPRD, melainkan kewenengan Kemendagri melalui usulan Gubernur Jawa Timur.

“Intinya bagi kami tidak ada

persoalan terkait proses pelan-tikan, kami hanya sebatas men-gusulkan penetapan dari calon bupati terpilih sesuai surat KPU dan penetapan yang diperkuat keputusan MK,” ungkapnya.

Munawar Cholil juga menam-bahkan aksi protes yang dilaku-kan KOARPP terbilang telat alias

kedaluwarsa sebab sesuai den-gan peraturan yang berlaku, se-harusnya protes dilakukan 3 hari pasca penetapan. “Keberatan ini sudah sangat telat, sebab telah lewat 3 hari” ungkapnya.

Sebelumnya pada tanggal 27 Januari lalu DPRD Bangkalan telah melangsungkan rapat

paripurna yang menghasilkan surat rekomendasi untuk pelak-sanaan pelantikan Bupati dan Wakil Bupati terpilih. Dimana dalam mekanismenya rekomen-dasi tersebut diajukan kepada Gubernur Jawa Timur dan se-lanjutnya diteruskan kepada Kemendagri.(fir/zis)

PAMEKASAN-Gereget kam-panye parpol di Kota Ger-bang Salam dipertanyakan oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU) setempat. Pasalnya, hingga saat ini, tak satu pun parpol yang menyerahkan daftar tim kampanye sebagai salah satu syarat dalam pelak-sanaan kampanye.

Anggota KPU Pamekasan, Didin Sudarman, mengatakan, lembaganya belum menerima satu pun parpol yang meny-erahkan daftar nama pelak-sana dan petugas kampanye.

“Belum ada,” ujarnya sing-kat sembari menjelaskan, pi-haknya berharap secepatnya parpol mengirimkan itu secara cepat. Pasalnya, daftar tersebut diperlukan KPU untuk menyu-sun dan mengatur petunjuk teknis pelaksanaan kampanye parpol peserta pemilu.

Untuk diketahui, sampai 15 Maret 2014, kampanye yang boleh dilakukan parpol adalah kegiatan terkait sosialisasi visi dan misi serta pendidikan poli-tik bagi pemilih.Sementara itu, kampanye berupa rapat umum atau terbuka dan pemasangan iklan baru boleh dilaksanakan selama 21 hari menjelang masa tenang atau pada 16 Maret 2014 hingga 5 April 2014.

Dia menjelaskan, jika ada parpol yang melanggar per-aturan yang di tuangkan dalam Peraturan KPU (PKPU) No.1/2013 tentang Pedoman Pelaksanaan Kampanye Pe-milu tersebut, siapa saja yang

mengetahuinya wajib mel-aporkan ke Bawaslu setempat. “Kalau terkait dengan per-aturan penayangan iklan, KPU sudah menandatangani nota kesepahaman dengan Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) sekaligus untuk menetapkan batasan- batasan kategori kam-panye,” imbuhnya.

Sebagaimana diketahui, saat

ini parpol sudah bisa melaku-kan kampanye secara terbatas. KPU Pusat telah mengatur dalam peraturan KPU perihal kampanye tahap awal ini.

“Komisi Pemilihan Umum (KPU) Pusat meminta kepada semua parpol untuk meny-erahkan daftar tim kampanye secara berjenjang kepada KPU pusat, provinsi, dan kabupaten.

Paling lambat penyerahannya pada 11 Februari mendatang,” ungkapnya.

Ketua Gerakan Pemuda Ronggosukowati (GPRS) Baisuni mengatakan, parpol sebaiknya tidak terburu-buru menggunakan haknya untuk berkampanye sebelum per-syaratan sebagai peserta kam-panye dipenuhi.

Kalau berbicara waktu, ujarnya, parpol memang sudah dibenarkan untuk berkampa-nye saat ini. “Namun, Parpol sebaiknya tidak terburu-buru sebelum beberapa persyaratan kampanye yang menjadi kewa-jibannya dipenuhi,” ujar dia.

Data yang digali Kabar Mad-ura, persyaratan yang harus di-penuhi parpol kaitannya den-gan kampanye di antaranya mendaftarkan nama- nama pengurus, juru kampanye, organisasi sayap parpol, event organizer, serta orang yang akan ditunjuk secara resmi sebagai pelaksana kampanye kepada KPU. Didin Sudarman menegaskan, aturan tersebut mutlak dipenuhi Parpol seb-agaimana perintah Pasal 80, UU No.8/2012 tentang Pemilu Anggota DPR, DPD dan DPRD.

“Sekalipun KPU memberikan kelonggaran waktu pendaftaran tim kampanye hingga 11 Febru-ari 2013, bukan berarti Parpol bisa sesuka hati menunda- nun-da registrasi. Setiap kegiatan kampanye memiliki implikasi hukum yang akan menuntut tanggung jawab dari pelak-sana kampanye apabila terdapat pelanggaran,” tandasnya.

Heru Budhi Prayitno, Sekre-taris PAN Pamekasan, men-gatakan bahwa partainya belum menyerahkkan daftar tim kam-panye, karena masih mau kon-sentrasi pada persiapan pileg.

“Kami pasti terlibat aktif dalam kampanye nanti,” tu-kasnya. (anm/zis)

Kacaukan Jalan, Kapolres Marahi Pendemo

PAMEKASAN-Massa yang tergabung dalam Pergerakan Pemuda Pantura (P3) dimarahi oleh Kapolres Pamekasan AKBP Nanang Chadarusman, Senin (4/2). Te-guran keras tersebut ditujukan langsung kepada salah satu Korlap aksi, Miftah.

Kapolres marah karena massa ngo-tot hendak memasuki Kantor Komisi Pemilihan Umum (KPU) Pamekasan melalui arah selatan yang jalannya ter-bilang sempit.

“Para polisi dan Brimob sudah siap menyambut kalian di utara Kantor KPU dengan baik-baik. Tapi, kalian malah membakar banyak ban bekas dan sepeda motor,” tegas Nanang Chadarusman.

Miftah sendiri, menyatakan bahwa pihaknya menapaki arah selatan Kantor KPU karena di Jalan Kabupaten menuju Kantor KPU dihalangi oleh anggota Pol-res dan Brimob. Karena itu, ia meminta keberkenanan Kapolres untuk masuk ke Kantor KPU Pamekasan.

Wakapolres Kompol Ichwan, juga turut serta dalam cekcok mulut den-gan pendemo tersebut. Muaranya, pi-haknya mempersilahkan perwakilan massa P3 untuk masuk ke Kantor KPU Pamekasan.“Silakan 20 orang saja per-wakilannya,” ujar Nanang Chadarusman. Namun begitu, massa P3 kurang mengin-dahkan sikap keterbukaan tersebut. Mer-eka malah balik arah ke Jalan Trunojoyo.

Pantauan Kabar Madura, massa P3 tak berkutik saat menghadapi pagar betis anggota Polres dan Brimob Pamekasan di Jalan Kabupaten. Hakikatnya, pihak Polres maupun Brimob awalnya mem-berikan jalan ke pendemo untuk menuju Kantor Komisi Pemilihan Umum (KPU) Pamekasan yang menjadi sasaran aksi.

Namun, upaya tersebut urung lantaran pendemo membakar sepeda motor dan belasan ban bekas di simpang tiga gadin. Sehingga, empat akses jalan pun lumpuh. Karena tak mampu menghadapi barisan kukuh polres dan brimob, massa P3 men-cari arah lain. Yakni, arah selatan Kantor KPU Pamekasan. (anm/zis)

Tuntutan KOARPP Dinilai Kedaluwarsa

KM/HAIRUL ANAM

TINDAK TEGAS: AKBP Nanang Chadarusman memarahi pendemo saat hendak memasuki Kantor KPU Pamekasan di Jalan Brawijaya Pamekasan, Senin (04/02).

KM/HAIRUL ANAM

MEMILUKAN: Bendera partai politik yang lolos maupun yang tak lolos menjadi peserta Pemilu 2014 tetap dipajang di Kantor KPU Pamekasan di Jalan Brawijaya, Senin (4/2).

Belum Ada Parpol Laporkan Tim Kampanye

FOTO‐FOTO KM/FIRMAN GHAZALI AKHMADI

KEDALUWARSA: Massa yang mengatasnamakan KOARPP menuntut ditundanya pelantikan bupati terpilih kepada DPRD Bangkalan, Senin (4/2) kemarin.

Email Redaksi: [email protected]

SELASA 5 Februari 2013 9

KM / BUSRI THAHA

SOFYAN ABSYIKetua DPD Nasdem Sumenep

DAP I L

Nasdem Sudah Prediksi Sejak AwalMundurnya Sejumlah Pengurus DPW Nasdem JatimSUMENEP-Mundurnya

sejumlah pengurus De-wan Pengurus Wilayah (DPW) Partai Nasdem Jawa Timur rupanya tidak ter-lalu berpengaruh terhadap kepengurusan dan kader di Dewan Pengurus Daerah (DPD) Nasdem Sumenep. Bahkan, DPD Nasdem me-nilai pemunduran tersebut

tidak akan berpengaruh DPD-DPD Nasdem di dae-rah. Apalagi, mereka yang mundur tak memiliki pen-garuh apapun.

K e t u a D P D N a s d e m Sumenep, Sofyan Absyi menegaskan, pemunduran diri sejumlah pengurus DPW Jawa Timur tersebut me-mang telah diprediksi dari awal. Apalagi, Mirdasy (Sek-retaris yang mundur), kata dia, memang telah di non-aktifkan ketika Kongres Nas-dem beberapa waktu lalu. Cuma, secara administratif masih belum dilakukan.

”Kami dari DPD Nasdem

pernah menunjuk hidung Mirdasy itu di depan Bapak Surya Paloh (Ketua Umum DPP Nasdem). Saya mem-pertanyakan kepada Bapak Surya Paloh. Siapakah Mir-dasy ini? Dia bukan siapa-siapa dan tidak memiliki pengaruh ke DPD Nas-dem,” tandas Ketua DPD Nasdem Sumenep dengan lantang. Senin, (4/2).

Menurutnya, sekretaris tersebut memang sudah di non-aktifkan ketika pra kon-gres Nasdem. Sebab, hanya akan mengotori terhadap perjuangan dan nilai-nilai yang tertanam dalam Partai

Nasdem. Dia menegaskan, terkait dengan mundurnya salah satu pengurus berinsial B, diakuinya, jika memang tidak merasa bersalah, se-harusnya tidak merasa ke-beratan berjuang bersama-sama di Partai Nasdem.

”Kami sudah tegaskan ke sejumlah media massa, tidak terpengaruh dengan mundurnya pengurs-pen-gurus tersebut. Sebab, kon-teksnya mereka memang tidak memiliki peran di DPD Partai Nasdem di Jawa Timur,” tandasnya.

Dia menegaskan, 100 orang seperti mereka yang akan

mundur tidak akan ber-pengaruh terhadap DPD Nasdem di kabupaten. Se-lama, kata dia, Hasanud-din, Pembina DPD Nasdem Jawa Timur tetap memegang bendera. ”Selama Bapak Hasanuddin memegang bendera Jawa Timur, 100 orang seperti mereka yang mundur, tak berpengaruh. Biarkan tikus-tikus restorasi mundur,” tegasnya.

Seperti diketahui, sejum-lah pengurus DPW Nasdem Jatim ramai-ramai mundur. Mereka adalah Sekretaris DPW Partai Nasdem Ja-tim Mirdasy, Siti Nasyi’ah

(Wakil Sekretaris), Darojat (Wakil Sekretaris), Am-rullah (Wakil Sekretaris), Dini (Wakil Ketua), Brigita Manohara (Wakil Benda-hara) dan Widya Rahmi (Wakil Bendahara).

U n t u k G a r d a P e m u -da Nasdem/GPN Jatim) yang mundur adalah Ba-dar (Sekretaris), Daniel Lukas Rorong (Humas), Zaenul (Wakil Bendahara), Wawan (Wakil Ketua), dan Dedi (Komandan Baret). Lalu, Lanny (Garda Wanita Nasdem Jatim) serta Toni (Badan Rescue Nasional Demokrat Jatim). (bus/h4d)

SUMENEP- Desakan warga tentang adanya keterwakilan Madura di Pil-gub Jatim terus bermunculan. Seperti biasa, dukung mendukung di tingkat elit parpol tidak bisa dielakkan lagi. Meski politikus Sumenep sepakat perlu adanya tokoh Madura yang tampil ke permukaan untuk meme-gang posisi penting sebagai kepala daerah di Jatim, namun pilihan tokoh masih terus diperdebatkan. Ibarat bola salju, makin menggelinding jauh, makin besar bolanya. Semakin jelas juga sikap para pendukungnya.

Dua tokoh Madura yang namanya muncul ke permukaan dalam bursa Cawagub Jatim adalah Said Abdul-lah dan Ra Fuad. Tentang keduanya, semua sepakat bahwa mereka adalah kader terbaik Madura dan ketoko-hannya tak perlu diragukan. Hanya saja, perdebatan muncul ketika sudah

disinggung soal kepantasan untuk menjadi pendamping Khofifah Indar Parawansa di Pilgub Jatim mendatang.

Politikus Partai Demokrat, K. H. Ahmad Kurdi H, mengatakan Said dan Ra Fuad menurutnya sama-sama layak dan pantas untuk maju di tingkat Jatim. Ra Fuad, menurutnya merupakan tokoh yang layak karena dia publik figur dan kuat dari sisi so-sial-kemasyarakatan dan keagamaan, serta juga di dukung beberapa parpol karena dia merupakan mantan Bupati Bangkalan. Sementara pak Said, ke-tokohan masyarakat di bidang partai politik juga tak bisa diragukan lagi.

”Jadi ada dua tokoh yang kiprahnya berbeda. Kalau pak Fuad itu sedikit-sedikit kiprahnya semuanya ada. Pengabdian kepada masyarakat dua periode di Bangkalan, kemudian den-gan pesantren, karena dia memang

berdiam di pesantren. Nah sementara pak said ini adalah tokoh kepolitikan-nya,” paparnya.

Lebih lanjut, Kurdi menambahkan, khusus untuk wilayah Jatim, Ra Fuad bisa lebih diterima di luar Madura dari-pada Said. Sebab, Ra Fuad tidak hanya menjadi figur dalam hal politik, tetapi juga pada ranah keagamaan. Ketokohan Ra Fuad juga didukung figur sentral alm. KH. Khalil Bangkalan yang nota-bene pengaruhnya sangat kuat di Jawa Timur. ”Saya kira, karena kecenderun-gan masyarakat Jawa Timur yang lebih mengedepankan tokoh agama, mereka akan cenderung ke Ra Fuad,” urainya.

Disinggung soal siapa yang pantas sebagai pendamping Khofifah, Politi-kus Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), Ahmad Mawardi menilai keduanya sama-sama layak. Hanya saja, dia men-egaskan, tokoh-tokoh Madura yang

mampu tampil sebagai pendamping Khofifah tidak hanya dua orang itu.

”Saya kira banyak ya dari tokoh muda Madura yang juga layak maju ke permu-kaan. Tapi kan yang muncul ke permu-kaan dua orang itu, sehingga pandangan publik tertuju ke dua sosok itu saja. Tapi bukan berarti selain dua orang itu tidak ada orang lain. Sebab sumberdaya ma-nusia Madura saya sudah banyak yang mumpuni untuk tampil mendampingi Khofifah,” katanya.

Terkait dengan ketokohan kiai, man-tan Ketua Fraksi PKB itu menilai soal Pilgub Jatim tidak harus melihat status semacam itu. Kapabilitas seseorang ha-rus lebih dikedepankan. Walaupun kiai itu merupakan predikat yang diberikan oleh masyarakat. ”Meskipun bukan dari kalangan kiai misalkan kalau layak ya itu harus dipilih,” pungkas Mawardi pada Kabar Madura. (aqu/h4d)

Kalangan Politisi Cenderung Jagokan Ra Fuad

Pemekaran Akan Libatkan Pimpinan Parpol

SUMENEP-Rencana pemekaran Daerah Pemilihan (Dapil) oleh Komisi Pemili-han Umum (KPU) Kabupaten Sumenep hingga kini masih belum jelas. KPU berdalih masih belum melakukan kajian terkait dengan rencana pemekaran atau penggabungan dapil dalam pemilu 2014 mendatang.

Berdasarkan informasi yang beredar, Dapil direncanakan akan dimekarkan dari tujuh dapil menjadi 10 dapil. Rencana pemekaran dapil tersebut dikarenakan jumlah penduduk semakin bertambah dibandingkan dengan Pemilu 2009 lalu. Namun, lagi-lagi, pemekaran tersebut ha-rus dilalui dengan kajian matang dengan melibatkan seluruh Parpol peserta pemilu.

Anggota KPU Sumenep, Hidayat Andi-yanto mengatakan, kajian dan perbin-cangan terkait dengan penataan atau pemekaran dapil akan dilakukan bulan Februari ini. Namun, Koordinator bidang Hukum dan Pengawasan KPU Sumenep ini masih belum memastikan kajian akan dilakukan di bulan Februari ini.

Menurutnya, pihaknya tidak serta merta akan melakukan pemekaran dapil tanpa melakukan kajian terlebih dahulu bersa-ma dengan pengurus Partai Politik Peserta Pemilu 2014. Diakuinya, KPU Kabupaten hingga kini masih mengumpulkan dasar-dasar hukum yang akan dijadikan pemek-aran dapil. Termasuk juga, direncanakan akan mengundang pengurus Parpol.

”Kami nanti akan mengundang pen-gurus Parpol untuk melakukan kajian. Yang penting, intinya, dalam setiap dapil itu, minimal harus terdapat tiga kursi dan maksimal 12 kursi. Nah, untuk itu, penting rupanya untuk melakukan kajian terlebih dahulu,” terangnya.

Dia menjelaskan, dalam Pemilu 2004 lalu, KPU Sumenep memang mengusul-kan model dapil yaitu terdapat lima dapil, tujuh dapil dan 10 dapil. Tetapi, keputu-san dari KPU RI yang dipilih adalah tujuh dapil. Dari itu, lanjutnya, dalam Pemilu 2014 yang akan dibahas pemekaran dapil pada bulan Februari ini, model pengajuan tidak terlalu jauh beda.

Namun, pihaknya masih belum menjelaskan model pengajuan atau ka-jian yang akan dilakukan dalam bulan Februari ini. ”Nanti sajalah, kita tunggu dulu,” terangnya.

Lebih jauh dia menjelaskan, soal peme-karan dapil KPU Kabupaten hanya me-miliki hak untuk melakukan kajian dan mengusulkan terhadap KPU Pusat. Sebab, keputusan akhir berada di KPU pusat apakah akan ditambah atau tetap seperti Pemilu 2009 lalu.

”Jadi keputusan akhir seperti apa dapil, itu tetap berada pada KPU RI. Kami di KPU Kabupaten hanya bisa melakukan kajian dan mengusulkan terhadap KPU Pusat,” pungkasnya. (bus/h4d)

KM/IST

TOKOH POLITIK: Mantan Bupati Bangkalan, Fuad Amin ketika masih aktif dalam sebuah kegiatan. sejumlah politisi di Kabupaten Sumenep juga menjagokan Ra Fuad maju ke Pilgub Jatim.

Email Redaksi: [email protected]

SELASA 5 Februari 201310

Diduga Dihambat oleh Pejabat Sekolah SetempatSAMPANG-Isu penghambatan

kenaikan pangkat terhadap guru oleh oknum tertentu bere-dar santer di Sampang. Ter-baru, anggota Dewan Perwakilan R a k y a t D a e r a h (DPRD) Sampang mendapat laporan bahwa ada salah satu guru di Seko-lah Menengah Per-tama (SMP) Negeri 2 Torjun diduga di-hambat kenaikan pangkatnya.

Ironisnya, yang menghambat kenai-kan pangkat guru di tengarai kuat adalah oknum pe-jabat yang berpen-garuh di sekolah tersebut. Akibatnya, guru yang bersang-kutan tidak segera naik pangkat seb-agaimana diharapkan.

Mendapat informasi tersebut, anggota DPRD Sampang men-datangi SMP Negeri 2 Torjun untuk mengklarifikasi kebenaran informasi. Tidak hanya itu, sebe-lumnya dewan juga mendatangi Badan Kepegawaian Daerah (BKD) dan Dinas Pendidikan setempat.

“Beberapa hari yang lalu saya mendapat laporan dari satu guru tentang dugaan pengham-batan kenaikan pangkat. Saya mendapat laporan karena seb-

agai tokoh masyarakat,” terang Anggota DPRD Sampang, Aulia Rahman, pada Kabar Madura, Senin (4/2).

Setelah mendapatkan laporan, sambungnya, ia langsung men-ghubungi Kepala SMP Negeri 2 Torjun untuk mengklarifikasi. Namun, saat itu kepala seko-lah sedang berada di luar kota. Di samping untuk mengklari-

fikasi, pertemuan ini sekaligus untuk bersilaturrahmi un-tuk menjalin keak-raban.

“Hasil sharing d e n g a n k e p a l a sekolah tadi, be-liau menjelaskan bagaimana me-kanisme naik pan-gkat yang sebena-rnya. Dan langkah ini sudah sesuai dengan mekanisme yang ada. Tidak ada sesuatu yang berma-salah,” paparnya.

Menurutnya, per-masalahan tersebut hanya keterlam-

batan pemberkasan. Tidak hanya terjadi di SMPN 2 Torjun, namun juga menimpa sejumlah sekolah lain. Berkas tersebut telat di Dinas Pendidikan. “Dinas pendidikan akan mengusahakan setelah saya konfirmasi untuk berkas yang telat segera diproses,” ucap Aulia.

Ia menambahkan, seandainya dalam proses kenaikan pangkat ditemukan sesuatu melanggar aturan yang ada, maka akan dilaporkan kepada komisi pendi-dikan. Supaya permasalahannya diusut sampai tuntas. (ful/rr)

PAMEKASAN-Kecelakaan lalu lintas rawan terjadi di Jalan Kabupaten, Pame-kasan, tepatnya di depan Sekolah Dasar Negeri (SDN) Bugih 3 pada saat jam pulang sekolah. Para siswa kerap menye-brang jalan secara sembarangan secara bergerombol.

Seperti diketahui, Jalan Kabupaten merupakan kawasan yang padat lalu lintas, baik kendaraan roda dua maupun roda empat. Siswa-siswi sekolah tersebut menyeberang jalan secara bergerombol untuk mengambil sepedanya yang di parkir di halaman Kantor Pemkab Pa-mekasan.

Sering kali pengendara kendaraan ber-motor yang sedang melintas jalan terse-but mengerem secara mendadak karena ada siswa menyeberang tanpa melihat ke kanan dan kiri. Mereka langsung berlari ke arah seberang jalan tanpa memperha-tikan kendaraan yang hendak melintas.

Sukandar, salah satu pengendara mo-tor yang kebetulan berhenti ketika Kabar Madura mengambil foto, mengatakan jika tindakan anak-anak tersebut men-jadi salah satu pemicu kecelakaan lalu lintas. ”Ini berbahaya! Mengapa dibi-arkan begitu saja, ke mana gurunya?” tanyanya.

Meski kerap kali diperingatkan oleh orang-orang di sekitar agar berhati-hati saat menyeberang, beberapa siswa terlihat masih saja tidak menghiraukan peringatan tersebut. ”Awas! Hati-hati kalau menyeberang,” teriak pedagang kaki lima yang menjajakan dagangannya di area sekolah tersebut.

”Setiap hari seperti ini! Anak-anak ke-tika hendak menyeberang jalan sangat membahayakan. Meski sudah diperin-gatkan agar berhati-hati saat hendak me-nyeberang, mereka tetap saja sembrono,” imbuhnya. (km12/rr)

K U R I K U L U M 2 0 1 3April, Pelatihan Guru DigelarSURABAYA-Pelatihan guru menghadapi

kurikulum baru dijadwalkan berlangsung bulan April dan Mei mendatang. Para guru akan berlatih cara menyampaikan materi pelajaran dalam kurikulum baru yang menerapkan penghapusan beberapa mata pelajaran.

Hal tersebut disampaikan Menteri Pendi-dikan dan Kebudayaan Mohammad Nuh, beberapa waktu lalu di Surabaya. ”April dan Mei itu nanti ada libur semester dan bisa dimanfaatkan untuk pelatihan,” katanya seperti dikutip dari www.kompas.com.

Pelatihan tersebut akan menggunakan buku mata pelajaran yang baru yang saat ini sedang dibuat dan ditargetkan selesai pada Februari ini. Total biaya untuk pen-gadaan buku tersebut mencapai Rp 1,3 triliun untuk 72,8 juta eksemplar.

Terpisah, Kepala Dinas Pendidikan Jawa Timur, Harun, mengatakan, para guru di Jawa Timur sangat menantikan pelatihan tersebut. Hal yang membuat para guru bin-gung antara lain cara mengajarkan mata pelajaran yang merupakan penggabungan dari mata pelajaran lain. (kom/rr)

DPRD Sorot Kenaikan Pangkat Guru

Beberapa hari yang lalu saya mendapat

laporan dari satu guru tentang dugaan

penghambatan kenaikan pangkat.

Saya mendapat laporan karena sebagai tokoh masyarakat.”

AULIA RAHMANAnggota DPRD Sampang

KM/ANWAR NURIS

SLONONG BOY: Sejumlah siswa SDN Bugih 3 Pamekasan kerap menyeberang jalan secara sembarangan dan bergerombol ketika pulang sekolah. Mereka menyeberang jalan untuk mengambil sepeda yang diparkir di halaman Kantor Pemkab.

Menyeberang Sembarangan, Rawan Kecelakaan

”Adanya SMK ini untuk memberi materi life skill pada mereka

sehingga tidak menambah angka

pengangguran dan dapat

mengembangkan diri lebih baik.”

M.NUHMendikbud

JEPARA-Pemerintah akan memasukkan pendidikan anti-narkoba dalam materi pembelajaran di kurikulum 2013. Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Mohammad Nuh, mengatakan bahwa pendidikan anti-narkoba akan dimasukkan dalam pendidikan ekstrakurikuler.

“Dalam ekstrakurikuler akan ditekankan betul pendidikan anti-narkoba. Tapi tentu di kurikuler juga akan disebutkan,” kata Nuh saat Sosialisasi Kurikulum 2013 di Jepara, Minggu (3/2).

Dicuplik dari www.kompas.com, pendidi-kan ini akan diterapkan di semua jenjang pendidikan, mulai dari SD hingga SMA. Nuh berharap, pendidikan ini bisa mengantisipasi penyalahgunaan narkoba sejak dini.

Dalam rencana ini, Kementerian akan menggandeng Badan Narkotika Nasional (BNN) dalam pelaksanaannya. BNN dinilai menguasai tentang hal-hal yang diakibatkan oleh narkoba sehingga tujuan untuk mence-gah pengaruh buruk narkoba dapat tercapai.

“Jadi nanti tidak hanya diajarkan di ke-las saja. Tapi anak-anak juga ditunjukkan ini lho kalau pakai narkoba jadi seperti ini. Kemudian ada testimoni dari orang-orang yang pernah ketergantungan dengan narkoba. Kendaraannya kan kurikulum baru. Jadi mulainya Juli nanti. Tapi jika dirasa mendesak, dari sekarang juga bisa dimulai,” tandas Nuh. (kom/rr)

Pendidikan Antinarkoba Jadi “Ekskul”

WWW.WARTAACEH.COM

PENGEMBANGAN: Mendikbud Muhammad Nuh meminta Pondok Pesantren juga membuka SMK.

Mendikbud Dorong Pondok Pesantren Buka SMKJEPARA-Kementerian Pendidikan

dan Kebudayaan terus mendorong pembukaan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) di berbagai pondok pesantren. Dengan dibu-kanya SMK, para santri yang menuntut ilmu di pondok pesantren juga dapat memperoleh keter-ampilan lain untuk siap bersaing setelah lulus.

Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Moham-mad Nuh, mengaku san-gat mendukung Pondok Pesantren Salafiyah yang mulai membuka diri den-gan mendirikan SMK. Menurutnya, langkah ini bertujuan baik agar tidak ada menambah lagi pen-gangguran setelah lulus dari pondok pesantren.

“B iasanya Pondok Pesantren Salafiyah itu susah untuk buka yang lain. Tapi sekarang tidak lagi. Ini bagus. Karena tidak semua lulusan Pondok Pesantren harus jadi ustadz,” kata Nuh seusai mengun-jungi Pondok Pesantren Roudlotul Mubtadin di Jepara, Minggu (3/2) kemarin lusa.

”Adanya SMK ini untuk memberi materi life skill pada mereka sehingga tidak menambah angka penganggu-ran dan dapat mengembangkan diri lebih baik,” imbuhnya seperti dilansir

www.kompas.com.Di Pondok Pesantren Roudlotul

Mubtadin sendiri, ada tiga jurusan SMK yang dibuka yaitu jurusan oto-

motif, teknik komputer jaringan dan tata busana. Meski untuk SMK di pondok pesantren ini baru dibuka sekitar em-pat tahun yang lalu, lu-lusannya telah mampu diterima di berbagai pe-rusahaan terkenal seperti Astra.

Direktur Pembinaan S M K K e m d i k b u d , Anang Tjahjono, juga mendorong agar pon-dok pesantren lain juga mau membuka diri sep-erti yang dilakukan oleh Pondok Pesantren Roud-lotul Mubtadin ini. Ia juga mendorong agar

penggunaan komputer dan internet di pondok pesantren semestinya sudah tidak lagi masalah melihat perkembangan yang ada saat ini.

“Kalau yang di sini, internet dan komputer sudah boleh. Ada yang di tempat lain itu sangat keras tidak boleh ada akses internet. Ini semua harus didorong terutama untuk SMK. Karena ini berguna sekali bagi mer-eka yang setelah lulus ingin langsung kerja dengan keahlian tertentu,” beberp Anang. (kom/rr)

PAMEKASAN-Tiga kekalahan beruntun di laga awal Indonesia Super League (ISL) yang dialami skuad Persepam Madura Unit-ed (P-MU) membuat Manajer P-MU, Achsanul Qosasi, men-gelus dada. ”Kami memang me-nyadari jika tiga laga awal adalah laga berat,” jelasnya.

AQ mengakui jika dirinya tidak memandang sebelah mata ter-hadap perjuangan para pemain yang tampil bagus dan berusaha sekuat tenaga untuk memenang-kan tim P-MU. Ia mengatakan akan terus melakukan evalu-asi terhadap kinerja pemain dan pelatih dalam membangun kerjasama tim.

“Keluhan yang sering dilakukan oleh pemain asing, seperti yang disampaikan Osas Saha dan Kwon Jun, menjadi salah satu titik lemah tim jika pe-main tersebut mendapat fasilitas terlebih dahulu daripada menunjukkan kinerjanya. Ini bisa men-jadi salah satu faktor tidak pojurnya kita,” ungkap AQ melalui saluran telpon selulernya.

Keluhan Achsanul tidak asal diucap-kannya. Sejauh ini Osas Saha yang berlabel sebagai pemain dengan bayaran paling mahal di P-MU hingga tiga per-tandingan masih belum menunjuk-kan ketajaman-nya. Bahkan hingga pertandingan ketiga, ia menjadi satu-satunya striker di ISL yang belum mencetak gol.

Prestasi yang tidak se-banding dengan gajinya tersebut memantik su-porter Laskar Sape Kerap menagih gol-gol man-tan bomber PSMS Medan tersebut. ”Saat ini sudah masuk kompetisi resmi, bukan lagi uji coba. Jika memang manajemen ingin mempertahanan Osas, kami selaku su-porter harus diberi-kan bukti jika layak kami dukung, atau Osas dipulangkan saja dan biarkan P-MU tanpa pe-main asing,” jelas Hamidi, pentolan suporter P-MU di Sumenep.

Hal senada juga

disampaikan Hartono, Korwil Cha-Cha Colo’ Pamekasan. PNS Dinas PU Bina Marga Jawa Timur tersebut ingin menyaksi-kan Laskar Sape Kerap tampil selayaknya sape kerap yang selalu unggul.

”Jika memang Osas Saha sudah tidak bisa mencetak gol, lebih baik pertimbangkan kembali kontraknya yang sangat mahal tersebut. Kami, suporter P-MU, memiliki hero yang hingga kini melekat di hati kami, yakni Mar-cel Pongoue,” tandas Hartono.

Kendati Osas Saha menjadi pusat kemarahan suporter, Ach-sanul masih berharap agar Osas diberi waktu dan kesempatan untuk membuktikan kinerjanya sebagai pemain profesional di kandang P-MU nanti.

”Evaluasi pasti ada, jika pe-main lebih banyak berkeluh

kesah itu bisa jadi akan menjauhkan dari nasib Pojur, demikian juga dengan suporter,” tandas

AQ. (bri/rr)

SELASA 5 Februari 2013 11P-MU

Email Redaksi: [email protected]

PERSSU SUMENEP

Banjir Dukungan, PSB Ngongghai BlitarBANGKALAN- Rombongan Perseba

Super Bangkalan (PSB) mengusung target memetik poin penuh dari tuan rumah PSBK Kota Blitar dalam lawatan-nya ke kota peta untuk melakoni laga perdana Kompetisi Divisi Utama Liga Indonesia musim 2012-2013, Rabu (6/2) besok.

Senin (4/2) siang, Danilo Fernando dan kawan-kawan dilepas pengurus dan manajemen tim berjuluk Laskar Suramadu di mes pemain yang terletak di kawasan Badan Lingkungan Hidup (BLH) Bangkalan.

Ketua Harian PSB, Vigit Waluyo, men-gungkapkan bahwa target menang terse-but merupakan harga mati bagi skuad asuhan pelatih Nus Yadera tersebut. ”Secara komposisi pemain kita cukup mumpuni untuk pasang target meraih hasil maksimal. Tergantung bagaimana pemain memaksimalkan perannya dengan baik di lapangan,” ujarnya saat memberikan briefing kepada seluruh pemain, pelatih dan official tim.

Pria yang juga pernah menjabat se-bagai Plt. Ketua Pengprov PSSI Jawa Timur tersebut menyampaikan bahwa doa dan dukungan dari masyarakat Bangkalan akan sangat membantu bagi PSB meraih hasil maksimal. ”Kami minta doa dan dukungan dari masyara-kat Bangkalan untuk kemenangan Perseba Super,” pintanya saat ditemui Kabar Madura dalam acara pelepasan tim, kemarin.

Nada optimistis dilontarkan Manajer PSB, Ayu Sartika Virianti. Putri Vigit Waluyo tersebut menyatakan keyaki-nannya jika PSB akan sukes mendu-lang tiga angka dari tim tuan rumah yang diperkuat sejumlah pemain berpengalaman di pentas sepakbola nasional seperti Purwanto Suwondo.

Selain itu Ayu juga menekankan bahwa selain faktor teknis, rasa percaya

diri untuk meraih kemenangan di Blitar tidak lepas dari doa dan dukungan ma-syarakat Bangkalan dan Madura pada umumnya. Fanatisme yang membara dari suporter diyakini mantan manajer Deltras Sidoarjo tersebut sebagai ‘pe-main ke-12’ bagi PSB.

”Kami percaya bahwa doa dan dukun-gan masyarakat Bangkalan dan Madura

pada umumnya akan memotivasi tim. Saya tahu sendiri ketika masih menjadi manajer PSBK, musim lalu. Ratusan K-Conk Mania datang dan mendominasi Stadion Soepriyadi,” terang perempuan berusia 26 tahun tersebut.

Terkait strategi tim saat menghadapi PSBK, Ayu mengatakab bahwa hal terse-but merupakan kewenangan pelatih

untuk menyusun komposisi pemain dan strategi permainan. Ia hanya membeber-kan bahwa dalam lawatan ke Blitar, PSB hanya memboyong 20 pemain.

”Jumlah itu cukup untuk satu kali laga away. 20 Pemain yang kami bawa termasuk dua pemain baru, Ferry Aman Saragih dan Ferry N Somah,” imbuh-nya. (bai/rr)

KM/AHMAD BAIQUNI

UNGGUL MATERI PEMAIN: Skuad Perseba Super Bangkalan mengusung spirit tinggi dalam laga perdana di Kompetisi Divisi Utama Liga Indonesia menghadapi tuan rumah PSBK Kota Blitar, besok.

Target Menang di Laga Pembuka

1. Aditya Fajar (Kiper)2. M. Juni Irawan 3. Mujib Ridwan (Belakang)4. Fendi Taris5. Mohammad Rochip6. Kodari Amir7. Miftahul Huda8. Miftahul Kahli9. Zainuri10. M. Sofyan Hadi11. Agusmanto12. La Umbu (Tengah)13. Victor da Silva14. Danilo Fernando15. Harianto16. Rahmat Wahyudi17. Ferry Aman Saragih18. Fandi Ahmad (Depan)19. Ferry N Somah20. Syaiful Bachri

PEMAIN PSB YANG DIBAWA KE BLITAR

MANA GOLMU?: Hingga laga ketiga

P-MU, sebagai bomber andalan tim

Osas Saha masih belum mampu

mencetak gol ke gawang lawan.

Mandul, Kinerja Osas Mulai Disorot

KM/TABRI S M

UNIR

Hari Ini ke BangkalanPAMEKASAN-Rombongan pemain

P-MU yang berangkat ke Papua secara resmi telah merapat ke Pamekasan. Usai beristirahat sejenak, sebagaimana jadwal yang telah ditetapkan oleh tim pelatih dan manajemen, hari ini Firly Apriansyah dan kawan-kawan akan bertolak ke Bangkalan.

Hal tersebut diungkap Asisten Pelatih Jam-rawi Jambak. Menurut mantan pemain Niac Mitra Surabaya tersebut, keberangkatan pe-main ke Bangkalan untuk persiapan meng-hadapi Persidafon Dafonsoro dan Persiram Raja Ampat dijadwalkan pada pukul 14.00.

Anak asuh pelatih Daniel Roekito akan menjamu Persidafon dan Persiram Raja Ampat pada tanggal 9 dan 14 Februari di Stadion Gelora Bangkalan (SGB) yang menjadi home base P-MU selama mela-koni kompetisi ISL. (bri/rr)

KM/TABRI S MUNIR

BUTUH PERAWATAN: Michael Orah harus duduk di bangku cadangan pemain saat skuad P-MU meladeni gempuran pemain-pemain Persiwa Wamena.

Dua Pemain Cedera ParahSELAIN menelan dua kali kekalahan,

dua laga yang dilakoni skuad Laskar Sape Kerap di Papua juga memakan korban cederanya dua pemain pilar. Michael Orah dan Khoirul Mashuda harus men-jalani perawatan khusus setelah men-galami cedera lumayan parah.

Cedera kedua pemain tersebut sebena-rnya dialami kala bertanding melawan Persipura Jayapura, namun baru terasa selepas laga melawan Persiwa di Stadion Pendidikan Wamena. Cedera Khoirul Mashuda dialami pada menit ke-76 setelah diganjal denagn keras oleh pemain dua pemain Persipura.

Huda sempat dibopong ke luar lapangan oleh tim kesehatan. Namun mengingat terbatasnya jumlah materi pemain yang dibawa tur Papua, mantan pemain Del-tras Sidoarjo tersebut dipaksa untuk tetap melanjutkan hingga laga berakhir.

”Kami memang harus melakukan per-awatan khusus terhadap dua pemain terse-but. Semoga sisa waktu yang tersedia se-belum pertandingan melawan Persidafon, Huda dan Orah sudah kembali fit dan siap berlaga,” tutur Yudho, measure tim P-MU yang ikut mendampingi pemain ke Papua.

Harapan agar pemain P-MU yang tidak dibawa serta tur Papua karena sakit seperti Denny Rumba, Anton Samba, Galih Firman-syah, Tassiou Bako, dan Busari bisa kembali merumput bersama P-MU diungkap Achsa-nul Qosasi. Ia sangat berharap P-MU bisa turun full team dalam laga kandang perdana menjamu Persidafon di SGB, Sabtu (9/2).

”Saya memang belum mengetahui kabar kesehatan pemain yang berada di Madura. Tenaga mereka sangat kami butuhkan agar bisa turun di laga kandang perdana P-MU nanti,” jelas manajer yang berhasil mem-bawa P-MU promosi ke ISL tersebut. (bri/rr)

Siap Lanjutkan KompetisiSUMENEP-Kepastian lolosnya Perssu

Sumenep ke Divisi II Kompetisi Liga In-donesia, tidak serta merta membuat tim pelatih ongkang-ongkang kaki. Tim berjuluk Laskar Jokotole tersebut harus menjalani beberapa per-tandingan sisa Divisi III.

Meski target ke-menangan sudah ti-dak menentukan sta-tus promosi tim, namun pilihan absen dalam laga tersebut akan membuat Perssu melorot kembali ke kasta terbawah Divisi III karena dianggap mengundurkan diri.

Pelatih Perssu, Bambang Sumantri, mengatakan bahwa tim besutannya su-dah siap melanjutkan kompetisi Divisi III. Meski saat ini kubu Perssu masih menunggu jadwal resmi dari Badan Liga Amatir Indonesia (BLAI) selaku operator kompetisi, namun Bambang berani me-mastikan bahwa timnya dalam keadaan siap tempur.

”Kami pastikan Perssu siap tampil dalam lanjutan kompetisi Divisi III. Saat ini kami tinggal menunggu jadwal dari BLAI saja. Karena sudah kepalang ba-sah maju ke babak nasional, kami berani menargetkan untuk meraih hasil terbaik, yakni posisi tertinggi,” terangnya.

Peccot Mania sebagai kelompok suporter asli asal Sumenep mengaku siap memberi-kan dukungan penuh kepada Perssu di Divisi II mendatang. “Kami siap mendu-kung! Meski masih berada di Divisi II, tapi Perssu sudah menjadi identitas Sumenep,” ujar Yusuf Ismail, Pembina Peccot Mania.

Ia menambahkan bahwa komitmen tersebut sudah dimulai sejak Perssu masih berlaga di Divisi III, musim lalu. (bai/rr)

PERSIPURA menjadi ba-rometer suksesnya pembinaan sepakbola di Indonesia. Klub berjuluk Mutiara Hitam terse-but memang patut diacungi jempol. Bukan hanya dari ma-teri pemainnya yang memliki kualitas merata, acungan jem-pol juga patut disandangkan pada panpel pertandingan.

Pengalaman mereka dalam menggelar pertandingan bagi Boaz Solossa dan kawan-kawan dalam menjamu lawan-lawannya cukup menjadi ba-han bagi panpel pertandingan P-MU yang akan mengalami pengalaman pertama saat menjamu Persidafon Dafon-soro, Sabtu (9/2) mendatang.

Kabar Madura yang turut dalam rombongan pemain P-MU bisa merasakan sam-butan yang luar biasa dari

panpel pertandingan Per-sipura. Sebelum merapat ke hotel, seorang lay officer (LO) yang ditugaskan secara khusus telah menunggu ke-datangan tim di bandara.

Ia memiliki tugas yang lu-mayan berat. Selain untuk memastikan kadatangan tim lawan, LO juga menyiapkan kendaraan untuk mengang-kut rombongan tim tamu menuju hotel. Tidak hanya itu, LO juga menjadi informan khusus kebutuhan tim tamu selama di menginap di sana.

Usai memastikan tim tamu bisa beristirahat tenang dan aman, barulah kemudian LO menjadi informan bagi tim tamu waktu tentang jadwal mencoba lapangan, manual acara sebelum hingga sesu-dah pertandingan. Pelayan-

an tersebut, tidak hanya kami dapatkan di Jayapura saja. Tim P-MU juga mendapat-kan pelayanan yang sama ketika berada di Wamena, kandang Persiwa.

Sehari sebelum pertandin-gan menjadi jadwal dua klub mencoba lapangan pertand-ingan. Jadwal tersebut sudah disusun sedemikian rupa sehingga tidak terjadi bentro-kan jam latihan antara kedua tim. Latihan pagi menjadi hak tim tamu, biasanya digelar pukul 07.00-08.00 waktu se-tempat sebelum dilanjutkan oleh tim tuan rumah.

Usai menjajal lapangan, pada hari yang sama dijadwal-kan manager meeting untuk menentukan kostum pertand-ingan dan berbagai hal yang menyangkut pertandingan. Ada hal berbeda dengan yang dilakukan panpel pertandin-gan P-MU di Madura, usai manager meeting dilanjutkan dengan konferensi pers.

Hal tersebut hampir tidak pernah dilakukan oleh pan-pel pertandingan P-MU di Madura. Konferensi pers juga kembali dilaksanakan kembali keesokan harinya usai pertandingan. Standar konferensi pers setelah per-tandingan tersebut lazim ter-jadi pada laga-laga ISL. (rr)

KM/TABRI S MUNIR

DIATUR LO: Pemain P-MU dan Persipura saling bertegur sapa saat pergantian jadwal latihan sehari saat menjajal lapangan Stadion Mandala Jayapura.

Belajar dari Panpel Pertandingan Persipura dan Persiwa dalam Menjamu Lawan

Jemput Tim di Bandara hingga Tentukan Jadwal Menjajal Lapangan

Selama hampir sepekan Kabar Madura turut mendampingi perjuangan Laskar Sape Kerap mela-koni tur Papua menghadapi Persipura Jayapura dan

Persiwa Wamena. Banyak pelajaran yang berhasil dipetik dari dua kontestan papan atas ISL tersebut, baik dari sisi teknis permainan tim maupun hal non-

teknis seperti panitia pelaksana (panpel) pertandingan yang sangat profesional, terutama di Stadion Mandala

Jayapaura yang menjadi kandang Persipura.

TABRI S MUNIR, Pamekasan

kangskar us er-II.

n

Email Redaksi: [email protected]

12 SELASA 5 Februari 2013

Jamrawi: Lebih Bagus Sumenep!

WAMENA-Sepak bola adalah hiburan satu-satunya yang sering digelar di Distrik Wamena, Kabupaten Jayawi-jaya, Provinsi Papua. Tak her-an, ketika ada pertandingan sepak bola, aktivitas warga setempat lebih terfokus pada jalannya pertandingan.

Kendati secara teknis venue

pertandingan Stadion Pen-didikan Wamena sekaligus home base Persiwa Wamena secara kasat mata jauh dari kata layak untuk menggelar pertandingan ISL, stadion tersebut tetap digunakan kan-dang Persiwa selama di ISL.

”Kalau begini sebena-rnya lebih bagus Stadion Sumenep,” jelas Jamrawi, mengomentari kondisi Sta-dion Pendidikan Wamena.

Terhadap kondisi lapangan

dan stadion yang jauh dari kata layak, seperti rumput yang tidak dipotong, lapan-gan sangat becek dan ruang VVIP yang jauh dari kata memenuhi standar, Jamrawi sangat berharap nantinya P-MU bisa bermain di Sta-dion A. Yani Sumenep.

”Jika melihat lapangan ini, harusnya P-MU bisa bermain di Stadion A Yani Sumenep nantinya,” tandas Jamrawi. (bri/ed)

TAK hanya Firly Apriyan-syah yang basis suporternya sudah mengakar di Wame-na. Galih Firmansyah juga menjadi salah satu yang di-nanti kedatangannya. Galih tercatat tiga musim bermain di Persiwa.

”Abang Galih tidak ikut kah,” demikian pertanyaan sejumlah anak muda yang memadati Stadion Pendidi-kan Wamena, ketika skuad P-MU jajal lapangan.

Menurut, Lucas Tamsil Mata, salah seorang warga

setempat, anak-anaknya me-mang menjadi penggemar Galih. Tak heran, jika ke-datangan Galih sangat di-tunggu warga Wamena.

”Kita orang memang sangat ingin melihat Galih main,” ujar Lucas. (bri/ed)

Mencari Akal untuk Kemenangan

KM/TABRI S. MUNIR

DI LEMBAH: Kepala Pelatih P-MU Daniel Roekito menyampaikan instruksi kepada penggawa Sape Kerap dalam sesi latihan di Stadion Pendidikan Wamena (2/2) dengan latar bukit menjulang di sisi baratnya.

Stadion Pendidikan Jauh dari Layak

PAMEKASAN-Tiga kekalahan beruntun yang diderita Persepam Madura United (P-MU) memaksa tim manajemen berpikir keras.

Utamanya dalam men-dongkrak rasa percaya diri pemainnya. Termasuk juga meraup simpati lebih dalam lagi dari suporter bola Madura.

Sayangnya, catatan tek-nis Laskar Sape Kerap saat

ini sangat tidak menguntungkan. Dari 18 tim ISL, P-MU masih ter-jerembab sebagai penghuni dasar klasemen sementara. Surplus golnya pun mencengang- kan, mi-nus 10. Den- g a n catatan tam- bahan, belum seka- l i p u n bisa mem- bobol gawang la- wan.

Manajer P-MU,

Achsanul Qosasi, memberi per-nyataan menarik terkait hal tersebut. Diakuinya, sepak bola itu urusan akal, bukan urusan hati. Sehingga, semua pihak bisa mengakali ke-menangan, dan juga bisa mengakali kekalahan.

”Untuk itu, marilah kita bersama-sa-ma mencari akal untuk mengakali ke-menangan. Dalam hal ini, manajemen, pemain dan juga suporter P-MU,” ujar AQ –sapaan Achsanul Qosasi.

Diakui, sebagai tim promosi, P-MU memang tak diuntungkan jadwal per-tandingan. Sebab langsung melakoni tiga laga kandang sekaligus. Apalagi lawan tandingnya di tiga partai tan-dang tersebut adalah tim lima besar ISL tahun sebelumnya. ”Kalau kita kalah, apanya yang salah? Peluang banyak, tapi tidak jadi gol. Ini mem-buktikan bahwa striker kita masih belum menemukan ‘rohnya’,” tegas pria yang juga wakil rakyat Madura di DPR RI tersebut.

Yang menarik, AQ sempat mer-ekap pesan singkat (SMS) terkait ”prestasi” awal P-MU yang masuk ke handphone-nya dari sejumlah warga Madura. Disampaikan, enam SMS minta manager mundur, 26 SMS tetap menyemangati dan me-maklumi situasi dan jadwal yang ti-dak menguntungkan, lima SMS ma-kian dan hinaan, tiga SMS sindiran politik, satu SMS meledek karena waktu Divisi I lebih bagus karena masih dipegang orang Pamekasan.

”Saya sedih, tapi cuma 10 menit. Setelah itu saya tetap kembali berse-mangat. Jika ada orang Pamekasan yang mau jadi menejer, saya bersyu-kur. Urusan akal jangan dimasukkan ke hati. Tidak ada yang ingin kalah, jika kita kalah 25 kali, ini baru ki-amat,” terangnya panjang lebar.

Untuk itu, AQ mengajak semua pihak agar bersama-sama membantu mem-perbaiki mental pemain P-MU yang pastinya down. ”Jangan malah men-jatuhkan. Manajemen sudah berupaya memperbaiki dan terus berbenah. Se-mangat Madura harus tetap membara. Salam AQ!” pungkasnya. (ed)

GUGAH FANATISME: Manajer P-MU Achsanul Qosasi mengitari sudut stadion pertandingan tempat P-MU menjamu tim tamu saat masih berkecimpung di Divisi Utama musim kompetisi sebelumnya.

KM

/DO

K

Antara Jayapura dan Wamena, akan lebih

gampang menemui war-ga Madura di Wamena.

Di wilayah Kabupaten Jayawijaya tersebut,

sebagian besar Tare-tan Dhibi’ ini berprofesi

sebagai sopir angkot, tukang ojek dan pang-kas rambut. Ada juga

sebagian yang bekerja di pertukangan dan

berdagang. Bagaimana cerita hidupnya?

TABRI S. MUNIR, Wamena

JIKA ditanya berapa jum-lah warga Madura di Wa-mena, sebagian dari orang Madura yang ditemui Kabar Madura menyebutnya seki-tar 2.000 orang. Tapi, jumlah tersebut jika memasukkan juga orang-orang Proboling-go yang memang berbahasa ibu serupa, bahasa Madura.

Hal itu maklum disebutkan. Sebab Kepala Suku Madura di Wamena justru memang orang asli Probolinggo, yakni Haji Saleh, yang juga men-jadi ketua MUI (Majelis Ula-ma Indonesia) di Wamena.

Orang Probolinggo me-mang paling banyak yang berdiam di Wamena. Bahkan yang mengawali datang ke Wamena adalah orang

Probolinggo. Persisnya seki-tar tahun 1974 lalu.

Sebagaimana disampaikan Azhari, keturunan Proboling-go yang lahir di Wamena pada 1982 lalu, dia menceri-takan kembali cerita orang tuanya kepada Kabar Mad-ura. ”Dulu ketika Wamena sudah damai, ada beberapa tentara yang ditugaskan di sini (Wamena, Red) pulang ke Probolinggo. Ketika mer-eka kembali lagi ke Wamena, mereka mengajak orang tua, sanak saudara ataupun tet-angganya di Probolinggo, untuk bekerja di Wamena,” cerita Azhari.

Bersama dua saudaranya yang juga lahir di Wame-na, Azhari mengaku sudah tak banyak tahu tentang

Probolinggo saat diajak pu-lang ke kampung halaman orang tuanya. ”Orang tua saya asal Leces. Setiap tahun-nya saya memang pulang ke Leces. Tapi tetap saja saya tidak banyak tahu daerah Leces,” tandas pria yang men-gaku bekerja sebagai tukang di meubel pembuatan peti mati di Wamena.

Urutan kedua dari popu-lasi orang Madura di Wa-mena adalah dari Bangka-lan, kemudian berturut-turut Sampang, Pamekasan dan Sumenep. Orang Bangkalan di Wamena, sebagaimana disampaikan Mahfud (47), asal Desa Aeng Sare, Sam-pang, biasa menjadi sopir angkot, tukang ojek, pangkas rambut. ”Sebagian juga ada

yang bekerja sebagai tukang bangunan,” ujar Mahfud, yang mengaku tinggal di Jalan Irian, Wamena, sejak lima tahun lalu.

Pekerjaan yang sama juga banyak dilakukan warga Sampang. Yang berbeda menurut Mahfud adalah pilihan profesi orang Mad-ura asal Pamekasan. Sebab umumnya mereka menjadi penjaga toko dan kios.

”Orang Pamekasan di sini sepanjang yang saya tahu terdapat delapan orang. Mereka menjadi penjaga kios,” jelas Mahfud, yang selama di Wamena juga menjadi kepala pangkalan ojek di Pasala Baru Wamena.

Sepengatahuan Mahfud pula, disebutkan bahwa orang Sumenep yang bekerja di Wamena hanya dua orang. Yakni Yanto, asal Desa Pa-bean, Sumenep yang bekerja sebagai sales promosion accesoris telepon genggam yang juga merangkat seb-agai tukang instalasi listrik. Sementara satunya, Romsi asal Dusun Congka Laok, Desa Kapedi, Kecamatan Bluto, yang bekerja sebagai tukang bangunan.

Selama di Hotel Baliem Pali-mo tempat pemain menginap, sebagian warga asal Madura tersebut secara bergantian mengunjungi pemain P-MU. Bahkan tak jarang mereka bercengkrama dan foto-foto bareng dengan pemain. Itu, mereka lakukan dengan cara bergantian. (ed)

Menjelajahi Papua Bersama Laskar Sape Kerap (3-Habis)

Warga Madura Umumnya Tukang Ojek, Pangkas Rambut dan Berdagang

KM/TABRI S. MUNIR

SETTONG DHERE: Haji Syaifud asal Aeng Sare, Kec/Kab Sampang, bersama Chandra di Bench Tim PMU di Stadion pendidikan Wamena.

KM/TABRI S. MUNIR

BHELEH DHIBI’: Sejumlah warga Madura foto bareng pemain dan ofi sial P-MU di Stadion Pendidikan Wamena sesaat sebelum pertandingan.

Kecewa, Galih Tak Ikut