Upload
diah-vitaloka-adam
View
349
Download
3
Embed Size (px)
Citation preview
PEMBAHASAN JURNAL
“E-COMMERCE AND ITS IMPACT ON THE ACCOUNTING PROFESSION”
Juli Hicks
Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Seminar Audit Internal
Pada Program Magister Akuntansi
Disusun oleh:
Diah Vitaloka Adam NPM 120620100013
Lilis Risnawati NPM 120620100009
PROGRAM STUDI MAGISTER AKUNTANSI (MAKSI)
UNIVERSITAS PADJADJARAN
BANDUNG
2011
PENDAHULUAN
E-commerce dimulai pada tahun 1970-an. Ketersediaan kartu kredit,
pengiriman kilat dan mail order katalog mendorong berbelanja di rumah.
Internet telah membawa perubahan dari alat informasi ke alternatif belanja.
Konsumen yang berbelanja di Internet melakukannya karena mereka
menginginkan kenyamanan, pilihan, informasi, dan nilai. Organisasi yang memilih
untuk berpartisipasi dalam pasar elektronik harus melihat kemampuan teknologi
informasi (TI) dan pengetahuan tentang pasar elektronik untuk efisiensi
perusahaan. Ada dua jenis bisnis yang menggunakan pemasaran elektronik : ahli
dan pasif. Para ahli adalah perusahaan yang telah merekayasa ulang bisnis
mereka secara efektif dalam pasar elektronik. Para pasif adalah perusahaan yang
memiliki keberadaan tetapi tidak melakukan usaha di pasar elektronik. Setelah
penggunaan internet untuk berbelanja meningkat, pasar ritel harus terus
memonitor online bisnis mereka dan mengambil keuntungan dari cara-cara yang
dapat meningkatkan keamanan transaksi dan membangun kepercayaan
konsumen (Martin 2002).
Sebagai bukti bahwa penggunaan e-commerce semakin meningkat dan
menjadi lebih populer, Majalah CMA melakukan survei pembaca tentang
berbagai topik yang menarik. Majalah ini menemukan bahwa "Hampir 80 persen
perusahaan responden memiliki situs Web" (Demers 2002). Mereka juga
menemukan bahwa 35 persen dari perusahaan terlibat dalam e-commerce
(Demers 2002).
Artikel-artikel berikut ini merangkum berbagai masalah yang dihadapi
perusahaan dengan e-commerce dan internet. Peningkatan tanggung jawab
berbagai posisi akuntansi, termasuk auditor internal, akuntan manajemen, dan
akuntan pajak, dibahas, serta, bagaimana Kehadiran web dapat membantu
2
perusahaan memperluas usahanya dan basis pelanggan dengan tetap
mempertahankan keamanan dan privasi pelanggan. Dua studi kasus
menunjukkan beberapa keuntungan dan kerugian dari e-commerce dan bisnis
melalui Internet.
3
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi E-commerce
E-Commerce merupakan salah satu keunggulan dari Internet. Ada
beberapa sebutan E-Commerce yaitu Internet Commerce, Ecom, atau Immerce,
yang pada dasarnya semua sebutan di atas mempunyai makna yang sama.
Istilah-istilah tersebut berarti membeli atau menjual secara elektronik, dan
kegiatan ini dilakukan pada jaringan Internet. E-Commerce juga dapat berarti
pemasangan iklan, penjualan dan dukugan dan pelayanan yang terbaik
menggunakan sebuah web shop 24 jam sehari bagi seluruh pelanggannya.
Bryan A. Garner menyatakan bahwa “E-Commerce the practice of buying
and selling goods and services trough online consumer services on the Internet.
The e,ashortened from electronic, has become a popular prefix for other terms
associated with electronic transaction”. Dapat dikatakan bahwa pengertian e-
commerce yang dimaksud adalah pembelian dan penjualan barang dan jasa
dengan menggunakan jasa komputer online di Internet (dalam Abdul Halim
Barakatullah dkk, 2005 : 12).
Definisi dari E-Commerce menurut Kalakota dan Whinston (1997) dapat ditinjau
dalam perspektif berikut:
a. Dari perspektif komunikasi, E-Commerce adalah pengiriman barang,
layanan, informasi, atau pembayaran melalui jaringan komputer atau
melalui peralatan elektronik lainnya.
b. Dari perspektif proses bisnis, E-Commerce adalah aplikasi dari teknologi
yang menuju otomatisasi dari transaksi bisnis dan aliran kerja.
c. Dari perspektif layanan, E-Commerce merupakan suatu alat yang
memenuhi keinginan perusahaan, konsumen, dan manajemen untuk
memangkas biaya layanan ketika meningkatkan kualitas barang dan
meningkatkan kecepatan pengiriman.
4
d. Dari perspektif online, E-Commerce menyediakan kemampuan untuk
membeli dan menjual barang ataupun informasi melalui Internet dan
sarana online lainnya.
Electronic Commerce (Perniagaan Elektronik), sebagai bagian dari
Electronic Business (bisnis yang dilakukan dengan menggunakan electronic
transmission), oleh para ahli dan pelaku bisnis dicoba dirumuskan definisinya.
Secara umum e-commerce dapat didefinisikan sebagai segala bentuk transaksi
perdagangan/perniagaan barang atau jasa (trade of goods and service) dengan
menggunakan media elektronik. Jelas, selain dari yang telah disebutkan di atas,
bahwa kegiatan perniagaan tersebut merupakan bagian dari kegiatan bisnis.
Kesimpulannya, “e-commerce is a part of e-business”.
Media elektronik yang dibicarakan di dalam tulisan ini untuk sementara
hanya difokuskan dalam hal penggunaan media internet. Pasalnya, penggunaan
internetlah yang saat ini paling populer digunakan oleh banyak orang, selain
merupakan hal yang bisa dikategorikan sebagai hal yang sedang ‘booming’. Perlu
digarisbawahi, dengan adanya perkembangan teknologi di masa mendatang,
terbuka kemungkinan adanya penggunaan media jaringan lain selain internet
dalam e-commerce. Jadi pemikiran kita jangan hanya terpaku pada penggunaan
media internet belaka.
Penggunaan internet dipilih oleh kebanyakan orang sekarang ini karena
kemudahan-kemudahan yang dimiliki oleh jaringan internet, yaitu:
a. Internet sebagai jaringan publik yang sangat besar (huge/widespread
network), layaknya yang dimiliki suatu jaringan publik elektronik, yaitu
murah, cepat dan kemudahan akses.
b. Menggunakan electronic data sebagai media penyampaian pesan/data
sehingga dapat dilakukan pengiriman dan penerimaan informasi secara
5
mudah dan ringkas, baik dalam bentuk data elektronik analog maupun
digital.
Dari apa yang telah diuraikan di atas, dengan kata lain; di dalam e-
commerce, para pihak yang melakukan kegiatan perdagangan/perniagaan hanya
berhubungan melalui suatu jaringan publik (public network) yang dalam
perkembangan terakhir menggunakan media internet.
E-commerce adalah kegiatan-kegiatan bisnis yang menyangkut konsumen
(consumers), manufaktur (manufactures), service providers dan pedagang
perantara (intermediaries) dengan menggunakan jaringan-jaringan komputer
(komputer networks) yaitu internet. Julian Ding dalam bukunya E-commerce:
Law & Practice, mengemukakan bahwa e-commerce sebagai suatu konsep yang
tidak dapat didefinisikan. E-commerce memiliki arti yang berbeda bagi orang
yang berbeda.
Sedangkan Onno W. Purbo dan Aang Wahyudi yang mengutip
pendapatnya David Baum, menyebutkan bahwa: “e-commerce is a dynamic set
of technologies, aplications, and business procces that link enterprises,
consumers, and communities through electronic transaction and the electronic
exchange of goods, services, and information”. Bahwa e-commerce merupakan
suatu set dinamis teknologi, aplikasi dan proses bisnis yang menghubungkan
perusahaan, konsumen dan komunitas melalui transaksi elektronik dan
perdagangan barang, pelayanan dan informasi yang dilakukan secara elektronik.
E-commerce digunakan sebagai transaksi bisnis antara perusahaan yang satu
dengan perusahaan yang lain, antara perusahaan dengan pelanggan (customer),
atau antara perusahaan dengan institusi yang bergerak dalam pelayanan public.
Jika diklasifikasikan, sistem e-commerce terbagi menjadi tiga tipe aplikasi, yaitu:
· Electronic Markets (EMs).
6
EMs adalah sebuah sarana yang menggunakan teknologi informasi dan
komunikasi untuk melakukan/menyajikan penawaran dalam sebuah segmen
pasar, sehingga pembeli dapat membandingkan berbagai macam harga yang
ditawarkan. Dalam pengertian lain, EMs adalah sebuah sistem informasi antar
organisasi yang menyediakan fasilitas-fasilitas bagi para penjual dan pembeli
untuk bertukar informasi tentang harga dan produk yang ditawarkan.
Keuntungan fasilitas EMs bagi pelanggan adalah terlihat lebih nyata dan efisien
dalam hal waktu. Sedangkan bagi penjual, ia dapat mendistribusikan informasi
mengenai produk dan service yang ditawarkan dengan lebih cepat sehingga
dapat menarik pelanggan lebih banyak.
· Electronic Data Interchange (EDI).
EDI adalah sarana untuk mengefisienkan pertukaran data transaksi-transaksi
reguler yang berulang dalam jumlah besar antara organisasi-organisasi
komersial.
Secara formal EDI didefinisikan oleh International Data Exchange Association
(IDEA) sebagai “transfer data terstruktur dengan format standard yang telah
disetujui yang dilakukan dari satu sistem komputer ke sistem komputer yang lain
dengan menggunakan media elektronik”. EDI sangat luas penggunaannya,
biasanya digunakan oleh kelompok retail yang besar ketika melakukan bisnis
dagang dengan para supplier mereka. EDI memiliki standarisasi pengkodean
transaksi perdagangan, sehingga organisasi komersial tersebut dapat
berkomunikasi secara langsung dari satu sistem komputer yang satu ke sistem
komputer yang lain tanpa memerlukan hardcopy, faktur, serta terhindar dari
penundaan, kesalahan yang tidak disengaja dalam penanganan berkas dan
intervensi dari manusia. Keuntungan dalam menggunakan EDI adalah waktu
pemesanan yang singkat, mengurangi biaya, mengurangi kesalahan,
memperoleh respon yang cepat, pengiriman faktur yang cepat dan akurat serta
pembayaran dapat dilakukan secara elektronik.
7
· Internet Commerce.
Internet commerce adalah penggunaan internet yang berbasis teknologi
informasi dan komunikasi untuk perdagangan. Kegiatan komersial ini seperti
iklan dalam penjualan produk dan jasa. Transaksi yang dapat dilakukan di
internet antara lain pemesanan/pembelian barang dimana barang akan dikirim
melalui pos atau sarana lain setelah uang ditransfer ke rekening penjual.
Penggunaan internet sebagai media pemasaran dan saluran penjualan terbukti
mempunyai keuntungan antara lain untuk beberapa produk tertentu lebih sesuai
ditawarkan melalui internet; harga lebih murah mengingat membuat situs di
internet lebih murah biayanya dibandingkan dengan membuka outlet retail di
berbagai tempat; internet merupakan media promosi perusahaan
dan produk yang paling tepat dengan harga yang relatif lebih murah; serta
pembelian melalui internet akan diikuti dengan layanan pengantaran barang
sampai di tempat pemesan.
2.2 Karakteristik E-Commerce.
Berbeda dengan transaksi perdagangan biasa, transaksi e-commerce memiliki
beberapa karakteristik yang sangat khusus, yaitu :
1. Transaksi tanpa batas
Sebelum era internet, batas-batas geografi menjadi penghalang suatu
perusahaan atau individu yang ingin go-international. Sehingga, hanya
perusahaan atau individu dengan modal besar yang dapat memasarkan
produknya ke luar negeri.Dewasa ini dengan internet pengusaha kecil dan
menengah dapat memasarkan produknya secara internasional cukup dengan
membuat situs web atau dengan memasang iklan di situs-situs internet tanpa
8
batas waktu (24 jam), dan tentu saja pelanggan dari seluruh dunia dapat
mengakses situs tersebut dan melakukan transaksi secara on line.
2. Transaksi anonim
Para penjual dan pembeli dalam transaksi melalui internet tidak harus bertemu
muka satu sama lainnya. Penjual tidak memerlukan nama dari pembeli sepanjang
mengenai pembayarannya telah diotorisasi oleh penyedia sistem pembayaran
yang ditentukan, yang biasanya dengan kartu kredit.
3. Produk digital dan non digital
Produk-produk digital seperti software komputer, musik dan produk lain yang
bersifat digital dapat dipasarkan melalui internet dengan cara mendownload
secara elektronik. Dalam perkembangannya obyek yang ditawarkan melalui
internet juga meliputi barang-barang kebutuhan hidup lainnya.
4. Produk barang tak berwujud
Banyak perusahaan yang bergerak di bidang e-commercen dengan menawarkan
barang tak berwujud separti data, software dan ide-ide yang dijual melalui
internet.
Implementasi e-commerce pada dunia industri yang penerapannya semakin lama
semakin luas tidak hanya mengubah suasana kompetisi menjadi semakin dinamis
dan global, namun telah membentuk suatu masyarakat tersendiri yang
dinamakan Komunitas Bisnis Elektronik (Electronic Business Community).
Komunitas ini memanfaatkan cyberspace sebagai tempat bertemu,
berkomunikasi, dan berkoordinasi ini secara intens memanfaatkan media dan
infrastruktur telekomunikasi dan teknologi informasi dalam menjalankan
kegiatannya sehari-hari. Seperti halnya pada masyarakat tradisional, pertemuan
antara berbagai pihak dengan beragam kepentingan secara natural telah
9
membentuk sebuah pasar tersendiri tempat bertemunya permintaan (demand)
dan penawaran (supply). Transaksi yang terjadi antara demand dan supply dapat
dengan mudah dilakukan walaupun yang bersangkutan berada dalam sisi
geografis yang berbeda karena kemajuan dan perkembangan teknologi
informasi, yang dalam hal ini adalah teknologi e-commerce.
Secara umum e-commerce dapat diklasifasikan menjadi dua jenis yaitu; Business
to Business (B2B) dan Business to Consumer (B2C).
Business to Business (B2B) adalah sistem komunikasi bisnis on-line antar pelaku
bisnis, sedangkan Business to Consumer (B2C) merupakan mekanisme toko on-
line (electronic shopping mall), yaitu transaksi antara e-merchant dengan e-
customer
Dalam Business to Business pada umumnya transaksi dilakukan oleh para trading
partners yang sudah saling kenal dengan format data yang telah disepakati
bersama. Sedangkan dalam Business to Customer sifatnya terbuka untuk publik,
sehingga setiap individu dapat mengaksesnya melalui suatu web server. Dalam
kajian ini, untuk selanjutnya yang akan dibahas adalah Business to
Customer.
2.3 Mekanisme E-Commerce.
Transaksi elektronik antara e-merchant (pihak yang menawarkan barang atau
jasa melalui internet) dengan e-customer (pihak yang membeli barang atau jasa
melalui internet) yang terjadi di dunia maya atau di internet pada umumnya
berlangsung secara paperless transaction, sedangkan dokumen yang digunakan
dalam transaksi tersebut bukanlah paper document, melainkan dokumen
elektronik (digital document).
10
Kontrak on line dalam e-commerce menurut Santiago Cavanillas dan A. Martines
Nadal, seperti yang dikutip oleh Arsyad Sanusi memiliki banyak tipe dan variasi
yaitu
1. Kontrak melalui chatting dan video conference;
2. Kontrak melalui e-mail;
3. Kontrak melalui web atau situs.
Chatting dan Video Conference adalah alat komunikasi yang disediakan
oleh internet yang biasa digunakan untuk dialog interaktif secara langsung.
Dengan chatting seseorang dapat berkomunikasi secara langsung dengan orang
lain persis seperti telepon, hanya saja komunikasi lewat chatting ini adalah
tulisan atau pernyataan yang terbaca pada komputer masing-masing. Sesuai
dengan namanya, video conference adalah alat untuk berbicara dengan
beberapa pihak dengan melihat gambar dan mendengar suara secara langsung
pihak yang dihubungi dengan alat ini. Dengan demikian melakukan kontrak
dengan menggunakan jasa chatting dan video conference ini dapat dilakukan
secara langsung antara beberapa pihak dengan menggunakan sarana komputer
atau monitor televisi.
Kontrak melalui e-mail adalah salah satu kontrak on-line yang sangat
populer karena pengguna e-mail saat ini sangat banyak dan mendunia dengan
biaya yang sangat murah dan waktu yang efisien. Untuk memperoleh alamat e-
mail dapat dilakukan dengan cara mendaftarkan diri kepada penyedia layanan e-
mail gratis atau dengan mendaftarkan diri sebagai subscriber pada server atau
ISP tertentu. Kontrak e-mail dapat berupa penawaran yang dikirimkan kepada
seseorang atau kepada banyak orang yang tergabung dalam sebuah mailing list,
serta penerimaan dan pemberitahuan penerimaan yang seluruhnya dikirimkan
melalui e-mail. Di samping itu kontrak e-mail dapat dilakukan dengan penawaran
11
barangnya diberikan melalui situs web yang memposting penawarannya,
sedangkan penerimaannya dilakukan melalui e-mail.
Kontrak melalui web dapat dilakukan dengan cara situs web seorang
supplier (baik yang berlokasi di server supplier maupun diletakkan pada server
pihak ketiga) memiliki diskripsi produk atau jasa dan satu seri halaman yang
bersifat self-contraction, yaitu dapat digunakan untuk membuat kontrak sendiri,
yang memungkinkan pengunjung web untuk memesan produk atau jasa
tersebut.
Para konsumen harus menyediakan informasi personal dan harus menyertakan
nomor kartu kredit. Selanjutnya, mekanismenya adalah sebagai berikut:
1. untuk produk on line yang berupa software, pembeli diizinkan untuk
men-download-nya;
2. untuk produk yang berwujud fisik, pengiriman barang dilakukan sampai di
rumah konsumen;
3. untuk pembelian jasa, supplier menyediakan untuk melayani konsumen
sesuai dengan waktu dan tempat yang telah ditentukan dalam perjanjian.
Mekanisme transaksi elektronik dengan e-commerce dimulai dengan adanya
penawaran suatu produk tertentu oleh penjual (misalnya bertempat kedudukan
di USA) di suatu website melalui server yang berada di Indonesia (misalnya
detik.com). Apabila konsumen Indonesia melakukan pembelian, maka konsumen
tersebut akan mengisi order mail yang telah disediakan oleh pihak penjual.
12
Gambar 1
Function of Electronic Commerce Systems
(Sumber : Nickerson, 2001)
13
PEMBAHASAN
3.1 Cakupan Internasional
Dua artikel berita membahas kejadian terbaru dalam e-commerce. Pada
tahun 2001, Amerika Serikat, bersama dengan 12 negara-negara lain,
meluncurkan website yang dirancang untuk memerangi penipuan online dan
meningkatkan kepercayaan publik dalam melakukan bisnis lintas batas melalui
Internet. Website ini, econsumer.gov, adalah sebuah situs web multibahasa yang
memungkinkan konsumen untuk memperoleh informasi mengenai hukum yang
relevan dan regulasi untuk menghindari penipuan. Situs ini juga memungkinkan
konsumen untuk menyampaikan keluhan secara online ("Berita Digest" 2001).
Para WebTrust program untuk OnLine Privasi dimulai pada tahun 2000 ketika
American Institute Akuntan Publik (AICPA) bergabung dengan lebih dari 200
kantor akuntan publik. Program baru ini memeriksa bisnis untuk memastikan
mereka sesuai dengan undang-undang, peraturan, dan standar privasi
internasional. Program WebTrust bertindak sesuai dengan pedoman dan
peraturan dari OECD, Uni Eropa, dan Global Business Dialog untuk E-commerce
("E-commerce berita" 2000).
Bahkan dengan pertumbuhan dan perkembangan Internet dan e-
commerce, tidak semua negara memiliki keberadaan web seperti AS
Infrastruktur e-commerce sangat bervariasi di negara dan semua berada di
belakang Amerika Serikat. Website AS mendominasi pasar internasional dalam
hal kunjungan dan penjualan. Alasan utama perbedaan ini adalah lingkungan dari
negara lainnya. lingkungan hukum, politik, dan budaya yang berbeda-beda
menyebabkan perilaku dan sikap pembeli yang berbeda tentang e-commerce.
Tradisi dan budaya beberapa negara tidak mendukung jumlah kehadiran web
yang ditemukan di negara-negara Amerika Serikat juga memiliki preferensi bias
ketika datang ke item membeli. Hal ini disebut efek "negara asal" dan berarti
persepsi mengenai produk satu negara akan mempengaruhi persepsi negara lain
14
dan dengan demikian akan mempengaruhi perilaku pembelian mereka (Ulgado
2002).
3.2 Membangun Web
Sejumlah perusahaan mendapat keuntungan dari e commerce internet
untuk menjual produk dan jasa mereka. Sebelum perusahaan mulai menjual
melalui Internet, mereka harus mengembangkan web. Dimulai dengan e-bisnis
dapat menggunakan sumber daya terlalu banyak dan hanya menghasilkan
keuntungan kecil. Mendapatkan pemahaman tentang bisnis Anda dan pelanggan
dan menggunakan ini secara online untuk menarik pelanggan merupakan
langkah penting untuk menjadi perusahaan online yang sukses. Pertama,
perusahaan harus memilih dan membeli nama domain dan kemudian merancang
situs. Ada banyak bantuan dan tersedia bantuan dari penyedia layanan internet
dan pemasok perangkat lunak akuntansi (Meall 2002). Perusahaan harus mencari
perusahaan berkualitas yang dapat menawarkan bantuan untuk membuat web
sukses.
Mengembangkan situs perusahaan bisa menjadi tugas yang sulit,
terutama untuk perusahaan kecil yang memiliki sedikit pengalaman e-commerce.
Sebuah pemasaran bisnis dan perusahaan konsultan telah mengembangkan
sebuah situs untuk membantu perusahaan kecil dan menengah yang ingin
membangun sebuah e-commerce kehadiran. G2-group.net telah meluncurkan
www.internetstrategy.ca untuk menawarkan gratis, ondemand Webcast seminar
untuk usaha kecil dan menengah di Kanada. Webcast ini menawarkan bantuan
kepada perusahaan-perusahaan "dalam melakukan fokus perencanaan strategis
sebelum meluncurkan atau mengembangkan sebuah inisiatif Internet "(Demers
2003). Seminar ini meliputi sesi strategi pada web, mengintegrasikan branding
online dan offline, pelaksanaan model bisnis e-commerce, dan penjualan
strategis dan pemasaran database. Alat-alat ini dapat membantu perusahaan
yang memiliki berbagai tingkat pengetahuan tentang Internet. seminar juga
15
membahas mata pelajaran seperti mengintegrasikan customer relationship
management (CRM) dan pengadaan online menjadi perusahaan proses bisnis
(Demers 2003).
Demografi pembeli Internet berubah dan pasar bisnis merekapun harus
berubah untuk menarik pelanggan baru. Jumlah rumah tangga yang memiliki
belanja online meningkat dan sekarang lebih dari setengahnya adalah
perempuan. Lebih banyak keluarga berpenghasilan menengah juga
menggunakan Internet, terutama sebagai akibat dari harga yang tersedia dan
kemudahan yang ditawarkan dari belanja online. Kelompok yang paling cepat
berkembang adalah individu yang lebih tua, namun kelompok ini kurang
berkembang (Fuscaldo 2003). Perusahaan harus menyadari demografi orang-
orang yang berbelanja dari mereka agar dapat secara efektif memasarkan produk
mereka dan membuat iklan yang akan menarik ke pasar sasaran mereka.
3.3 Perkembangan Web Bisnis
American Bankers Association (2002) melaporkan bahwa e-commerce
bukan iseng-iseng. Proyek tumbuh dan perbankan online juga tumbuh. E-
commerce ini digunakan untuk merampingkan operasi perusahaan di luar
praktek bisnis tradisional. Bank menggunakan internet untuk menawarkan alat
seperti manajemen kas, evaluasi kredit, dan link ke jalur kredit dan layanan
escrow. Berbagai proyek web bermunculan yang disponsori oleh bank-bank dan
menawarkan layanan berguna, seperti pemesanan mata uang asing dan cek
perjalanan. Proyek-proyek baru kemungkinan akan terus tumbuh sebagai
dampak orang melihat kenyamanan internet dan yakin tentang aman transaksi.
Aplikasi Service Provider (ASP) pasar terus tumbuh selama perusahaan
membutuhkan ASP untuk mengembangkan bisnis mereka di web. ASP adalah
"bisnis yang memberikan dan mengelola aplikasi dan layanan pusat data
komputer dari jarak jauh untuk beberapa pengguna melalui Internet atau
16
jaringan pribadi "(Burstiner 2003). Konsumen mempertahankan kepemilikan
data yang disimpan di server ASP. Biaya untuk layanan ini biasanya didasarkan
pada jumlah pemakaian.
ASP biasanya digunakan dalam tiga bidang teknologi informasi sebuah
bisnis : perusahaan manajemen sumber daya, sumber daya manusia, dan aplikasi
penjualan-terkait. Ada keuntungan dan kerugian yang perlu dipertimbangkan
ketika melihat ke dalam Application Service Provider. Alasan utama perusahaan
memilih ASP adalah fleksibilitas dan kelincahan. Mereka juga memiliki " jadwal
pelaksanaan yang lebih pendek dan lebih fleksibel alokasi sumber daya manusia
"memungkinkan. Mereka dibutuhkan perusahaan untuk meningkatkan
produktivitas sumber daya teknologi informasi dengan menurunkan biaya
pengembangan dan memperpendek waktu pelaksanaan untuk aplikasi perangkat
lunak baru. ASP menawarkan dukungan one-stop shopping, modal investasi lebih
murah untuk perangkat lunak, dan biaya yang lebih rendah entri. Beberapa
kelemahan yang ada meliputi risiko pengiriman data rahasia ke luar kantor
lokasi. Banyak perusahaan memiliki keprihatinan atas komunikasi kepemilikan
privasi dan stabilitas keuangan ASP. Ini adalah hal-hal yang harus diselidiki
sebelum menyewa sebuah ASP. Penawaran aplikasi standar juga dapat menjadi
perhatian bagi beberapa perusahaan yang mempunyai kebutuhan individu.
Ketika mempertimbangkan apakah baik atau tidak untuk menggunakan ASP,
perusahaan harus menentukan tujuan jangka pendek, jangka menengah, dan
tujuan jangka panjang. Budaya dan karyawan perusahaan harus juga
dipertimbangkan untuk menentukan apakah layanan tersebut memenuhi
kebutuhan perusahaan. Kemampuan bisnis staf TI, serta biaya untuk
mendapatkan hardware dan perangkat lunak yang sesuai, juga merupakan
pertimbangan penting. Memilih ASP yang sesuai termasuk analisa statusnya
teknis, keuangan, dan hukum dalam rangka untuk menentukan apakah ASP
cocok untuk perusahaan. Sebuah perjanjian tingkat layanan yang komprehensif
diperlukan untuk memilih ASP. Setelah ASP dipilih, perusahaan juga harus
17
melakukan evaluasi kinerja dua kali setahun untuk memastikan improvement
sedang dilakukan dan tujuan perusahaan telah terpenuhi (Burstiner 2003).
Dengan pertumbuhan e-bisnis, permintaan untuk informasi akuntansi
real time juga meningkat. Sebuah artikel di The CPA Journal Deshmukh (2000)
membahas bagaimana bisnis perangkat lunak akuntansi dapat memberikan
dukungan secara real-time saat membuat halaman depan toko-toko berbasis
web dan data elektronik interchange. Menghubungkan toko web dengan
perangkat lunak akuntansi yang dapat meningkatkan peramalan, penjadwalan,
manufaktur, dan fungsi pengadaan. Perubahan inventori dapat segera dilakukan.
manajemen hubungan pelanggan (CRM) menjadi lebih populer karena itu
mengelola data pelanggan potensial dan yang ada dan koordinat saluran
pemasaran. Ini perangkat lunak mungkin berisi data alat pertambangan yang
dapat menganalisis dan memprediksi perilaku pelanggan dan mengidentifikasi
strategi-strategi pemasaran. Fitur lain dari CRM adalah analisis clickstream. Fitur
ini menangkap informasi tentang pengunjung untuk menggunakan pemasaran
masa depan dan evaluasi. Sebuah cara untuk membantu pelanggan merasa
diberdayakan adalah dengan memungkinkan pelanggan untuk membangun
rekening mereka sendiri dan melacak perintah mereka. Software akuntansi juga
harus memiliki kemampuan penagihan dan pengumpulan penjualan dan
penagihan yang efisien. "Perangkat lunak ini harus dapat menerima bentuk
umum pembayaran elektronik dan posting mereka ke dalam sistem akuntansi
"(Deshmukh 2002). Diterima bentuk pembayaran termasuk kartu debet, kartu
kredit, dan cek elektronik. Perangkat lunak akuntansi dapat juga berisi fitur self-
service untuk vendor. Perangkat lunak ini dapat memungkinkan mereka untuk
mengakses sendiri informasi dan melihat pesanan pembelian. Kebutuhan lain
dari perangkat lunak akuntansi adalah kemampuan untuk menerima
penyampaian laporan pengeluaran online. Setelah data telah diterima oleh
perangkat lunak, itu harus mampu memberikan laporan web di situs. Berbagai
18
vendor tersedia yang dapat membantu perusahaan memilih software yang benar
untuk bisnis mereka dan juga menjaga informasi yang aman (Deshmukh 2002).
3.4 Masalah Akuntansi
Pertumbuhan e-commerce merubah pedoman profesional, persyaratan
pelaporan dan mentalitas dunia usaha. Sebuah CMA yang terlibat dalam e-
commerce harus memiliki pengetahuan bisnis tradisional yang berlaku untuk
ekonomi baru. Salah satu item untuk dipertimbangkan adalah nilai strategis dari
produk atau layanan Anda. Apakah perusahaan virtual atau semi-virtual akan
menentukan strategi yang diperlukan untuk memasarkan produk atau jasa. Jika
sifat produk atau jasa elektronik, seperti AOL dan Ebay, organisasi adalah maya.
Perusahaan-perusahaan ini harus fokus pada strategi yang berkaitan dengan
produk / layanan dan menawarkan layanan pelanggan, pemasaran dan
manajemen aset. Perusahaan semi virtual adalah mereka yang menggunakan e-
commerce untuk meningkatkan nilai yang ditawarkan kepada pelanggan dengan
memberikan produk atau jasa yang sama melalui Internet. Strategi untuk
perusahaan semi-virtual akan melibatkan peningkatan customer care,
pengiriman, pemasaran, dan manajemen aset. Pertimbangan lain adalah
masalah infrastruktur yang tepat. perusahaan tradisional sudah akan memiliki
pengalaman dalam ini, yang mencakup layanan pelanggan dan pengiriman tepat
waktu. Virtual perusahaan harus mampu memenuhi pelanggan harapan tentang
infrastruktur. Teknologi E-commerce juga memungkinkan perusahaan untuk
melacak pilihan pelanggan dengan mengikuti pola mereka mengklik.
Informasi dan teknologi dapat membantu akuntan dengan menyediakan
rincian yang berarti yang memungkinkan biaya sebenarnya dari produk yang
akan ditemukan. Beban iklan bisa disesuaikan langsung dengan produk yang
dijual. Modal intelektual merupakan isu yang paling sering dibahas oleh
perusahaan untuk menentukan bagaimana pengetahuan dan keahlian dapat
dinilai pada laporan keuangan dan menentukan masa manfaat harus diambil.
19
Kekhawatiran ini sangat penting untuk manajemen akuntan karena
memungkinkan mereka untuk memahami dampak dari modal intelektual,
kontribusi proaktif manajemen, dan meningkatkan nilai laporan eksternal
(Kupiec 2000).
Permasalahan terbaru yang telah muncul dari e-commerce adalah
masalah perpajakan. Apakah saat ini peraturan perpajakan berlaku untuk situs-
situs Internet? Apakah pembeli dikenakan pajak di mana mereka tinggal atau
dimana bisnis berada? Ini hanya beberapa pertanyaan pemerintah di seluruh
dunia dicoba untuk dijawab. Sebagian besar pemerintah mendukung zona bebas
pajak atau pajak disederhanakan yang mengikuti rezim pajak tunggal.
Pemerintah yang mengandalkan pajak penjualan, seperti pemerintah daerah dan
negara, khawatir bahwa berbelanja di internet tanpa pajak penjualan akan
merugikan toko fisik dan mengurangi jumlah pajak penjualan mereka. Masih ada
jawaban yang pasti tindakan seperti apa yang harus diambil. Pemerintah
berbagai negara harus menyetujui rencana serupa untuk memecahkan masalah
sepenuhnya(Horn 2003).
Meluasnya penggunaan internet telah memicu pertumbuhan ekonomi
dan merekam keuntungan karena aliran produktivitas mudah diakses secara
bebas dari informasi. Dengan berbagi informasi teknologi, perusahaan dapat
merespon lebih cepat dan tanggap dalam perekonomian. Komunikasi telah
membaik dengan jaringan umum. Namun, tak ada satu bahasa yang sama yang
tersedia untuk berbagi aplikasi data. Hal ini diubah dengan kehadiran extensible
markup language (XML). XML langsung diakui oleh pengirim dan penerima dan
lebih dikelola dari pertukaran data elektronik (EDI). "Tag" mengidentifikasi setiap
elemen data dan juga dapat diartikan oleh orang-orang. XML fleksibel, mudah
diterapkan, dan implementasi bebas. XML signifikan meningkatkan efisiensi dan
akurasi pertukaran informasi karena manusia tidak diperlukan untuk mencegat,
menerjemahkan, dan menuliskan informasi. XML sekarang merupakan bagian
dari strategi bisnis baru yang akan memungkinkan arus bebas informasi di dalam
20
dan antar perusahaan (Livermore 2002). Produktivitas dan pertumbuhan akan
terus meningkat setelah lebih banyak orang mengenal manfaat XML.
3.5 Masalah Hukum dan Keamanan
Perhatian atas kepercayaan pelanggan adalah pertimbangan penting
sebelum mereka memutuskan untuk membeli produk atau jasa melalui internet.
Hukum dan peraturan tentang persaingan dan penjualan bisnis yang legal telah
bermunculan sejak e-bisnis menjadi lebih menonjol. Kepercayaan hambatan
utama untuk menggunakan e-market places menurut survei yang dilakukan oleh
Abbiati (2003) perlindungan lebih atas transaksi pelanggan dan pemasok. Juga
perhatian kepada responden adalah kurangnya informasi yang jelas tentang
syarat dan kondisi kontrak dan ketidakpastian yang berkaitan dengan sengketa
penempatan dan pembayaran online. Sebelum seorang pelanggan potensial
akan membeli produk atau layanan, perusahaan harus memastikan ada
perlindungan memadai yang melindungi rahasia informasi mereka. Saat ini,
sebuah "kesenjangan kepercayaan" ada antara apa yang pengguna inginkan dan
apa yang pasar operator 'menyediakan. Responden merasa bahwa setiap bisnis
harus bertanggung jawab untuk mengembangkan kode etik sendiri tentang
keamanan dan kontrak. Mereka merasa kode etik lebih efektif dalam
meningkatkan kepercayaan dan keyakinan daripada undang-undang tambahan.
Penulis menunjukkan bahwa cara terbaik menurunkan risiko pembeli adalah
melakukan audit hukum penuh yang menentukan apakah bisnis e-market place
mengamankan informasi, sesuai dengan hukum, dan kode etik (Abbiati 2003).
E-bisnis tumbuh sebagai bisnis mengakui keunggulan digital rantai
pasokan manajemen. Informasi keuangan harus dibagi digital antara pembeli,
pemasok, keuangan lembaga, dan badan pengatur. Keamanan operasi ini
menjadi peningkatan kepedulian untuk mencegah penipuan dan pencurian.
Salah satu cara untuk meningkatkan keamanan adalah melalui "Kolaborasi
dengan departemen internal atas intranet dan dengan perdagangan mitra atas
21
extranet" (Gundavelli 2001). Ketiga jenis keamanan data keuangan yang perlu
dimiliki adalah otentikasi, otorisasi, dan kerahasiaan. Otentikasi memungkinkan
hanya orang tertentu yang bisa mengakses ke informasi. Otorisasi hanya orang
yang diijinkan untuk membuat perubahan informasi. Kerahasiaan menyimpan
informasi dienkripsi sehingga hanya pemilik yang dapat menguraikan informasi
mereka. Kebutuhan keamanan bisnis yang terus berubah karena kebutuhan
pengguna baru dan hacker. Menjadi proaktif adalah pertahanan terbaik untuk
menjaga bisnis dan keamanan informasi pelanggan (Gundavelli 2001).
3.6 E-commerce dan Auditor Internal
Artikel, "Cyberlaw dan e-commerce: Sebuah perspektif audit internal,"
memberikan saran untuk auditor internal perusahaan yang mengejar penjualan
melalui Internet. Hal ini sangat penting dengan meningkatkan penjualan web,
bahwa perusahaan dan pelanggan memahami siapa yang berkewajiban jika ada
perselisihan atas sebuah transaksi. Artikel ini menginformasikan auditor tentang
apa yang harus dia sadari dan memberikan informasi tentang masalah hukum
dasar. Empat fokus utama bagi auditor internal adalah kesamaan catatan
elektronik dan kertas dokumen, keberlakuan lisensi untuk perangkat lunak,
menghindari penyangkalan pelanggan atas pesanannya, dan penggunaan tanda
tangan digital. Ada juga peluang yang timbul dari perkembangan e-commerce
untuk layanan jaminan baru yang berkaitan dengan kontrol website dan
keandalan sistem informasi (Baumer 2002).
Undang-undang baru telah berlaku yang memperlakukan catatan
elektronik seperti catatan kertas kecuali hukum lain ada yang melarang transaksi
elektronik. Auditor internal harus mengetahui negara-negara dimana perusahaan
itu melakukan bisnis dan undang-undang yang terkait untuk masing-masing
negara. Jika perangkat lunak yang dijual di Internet, lisensi diberlakukan jika
pelanggan mengetahui dan menerima persyaratan (Baumer 2002).
22
Auditor Internal juga harus akrab dengan jaminan layanan web yang
dapat meningkatkan kepercayaan konsumen di website perusahaan. Keakraban
ini memungkinkan auditor internal untuk menyarankan pengelolaan operasi
teknologi informasi, mengevaluasi efektivitas website, bekerja dengan auditor
eksternal untuk memberikan assurance, dan memahami hubungan antara
layanan jaminan web sesuai dengan prosedur dan kebijakan perusahaan. Auditor
Internal seringkali yang bertanggung jawab untuk menyiapkan atestasi yang
keterlibatan dengan perusahaan CPA dan bertanggung jawab untuk
mengevaluasi efisiensi dan efektivitas operasi internet perusahaan. Dua sumber
nilai yang merupakan jaminan web perusahaan adalah mengurangi tingkat
kewajiban hukum dan jaminan dari tanggung jawab menjalankan website untuk
stakeholder. Sebelum memilih jasa assurance web sesuai untuk perusahaan,
auditor internal harus mempertimbangkan identifikasi merek, biaya, kejelasan
pengungkapan dan penerapan secara global. Operasi perusahaan di web akan
menentukan apabila masing-masing sumber diperlukan. Layanan jaminan yang
paling populer adalah CPA Web Trust, Systrust, BBBOnline, TRUSTe, dan
VeriSign.
CPA Web Trust adalah evaluasi situs perusahaan dengan KAP dan
dikembangkan oleh AICPA dan CICA (Canadian Institute of Chartered
Accountants). Jaminan diberikan tentang praktik bisnis perusahaan dan privasi
informasi, integritas transaksi, dan perlindungan informasi yang sensitif. CPA
melakukan layanan harus memiliki lisensi untuk meninjau dan mengeluarkan
laporan. SysTrust berhubungan dengan masalah security, integrity, availability,
dan maintainability dari sebuah system informasi bisnis. Jika web assurance
services yaitu SysTrust dan WebTrust diterapkan semuanya pada perusahaan
maka berarti transaksi yang terjadi denganbisnis tersebut adalah transaksi yang
dapat dipercaya. Perusahaan yang sudah diverifikasi system informasinya oleh
AICPA ini akan dapat menggunakan logo WebTrust. Logo pada web ini berarti
bahwa web telah dinilai oleh akuntan public dan pendapat yang diberikan adalah
23
wajar tanpa perkecualian (unqualified opinion) atas penerapan standar, prinsip
dan criteria suatu web yan sesuai dengan standar (Franky, 2001). Masyarakat
dapat mengklik ikon logo WbTrust untuk melihat laporan akuntan yang ada.
Akuntan public harus senantiasa melakukan penilaian kembali atas website
tersebut minimal 6 bulan sekali dan setiap kali perusahaan melakukan
perubahan isi website yang akan memiliki dampak terhadap criteria WebTrust
maka perusahaan harus melaporkan kepada akuntan public untuk dinilai
kembali. Inilah peran akuntan sebagai pihak yang independen. TRUSTe hanya
menyediakan jaminan privasi. Namun demikian, logo paling terlihat di Internet.
BBBOnline adalah layanan yang disediakan oleh Better Business Bureau. Sebuah
perusahaan yang memiliki BBBOnline logo di situs webnya meyakinkan
penggunanya bahwa ia berdiri di belakang kebijakan privasi, adalah anggota BBB,
telah berada di bisnis selama setidaknya satu tahun, telah setuju untuk
mengikuti standar BBB kebenaran dalam iklan, dan telah berkomitmen untuk
bekerja dengan BBB untuk menyelesaikan sengketa konsumen. VeriSign
memberikan jaminan sempit sebagai otoritas sertifikat, jaminan keamanan
transaksi. Apakah perusahaan memiliki satu atau banyak dari logo, kehadiran
menunjukkan kepada investor dan kreditur bahwa perusahaan sedang
melakukan bisnis online dengan cara yang efektif (Lehmann 2002).
3.7 Contoh di Dunia Nyata
Dua studi kasus menunjukkan kelebihan dan kekurangannya dari e-
commerce dan mengoperasikan bisnis online. Shell baru-baru ini menggunakan
alat e-commerce yang akan memungkinkan perusahaan lebih efektif. strategi ini
mencakup analisis global, partisipasi dalam industri pertukaran, dan penawaran
online. Laporan perusahaan yang telah menerima manfaat tercepat dari
penawaran online. Online penawaran memungkinkan kontrak akan tawaran
online untuk mendapatkan respon cepat dan menentukan tawaran memberikan
nilai yang paling menarik. "Transformasional" adalah metode baru dimana
24
pemasok termasuk "extras" dalam upaya, seperti transportasi darat, bagi
pelanggan untuk memutuskan alat transportasiyang benar-benar mereka
inginkan (Porter 2003).
Kasus TechMall.com memberikan sebuah contoh dari beberapa kesulitan
yang dapat mengakibatkan sektor teknologi. TechMall adalah saluran Internet
"toko cyber." Perusahaan menghadapi masalah mengenai pendapatan karena
perusahaan ingin melaporkan tagihan komisi sebagai pendapatan kotor dan
membukukan beban komisi sebagai. Namun, di bawah SAB No 101, perusahaan
harus membukukan pendapatan bersih bukan dari pendapatan kotor, meskipun
laba usaha akan terpengaruh. Namun, Basis TechMall untuk rencana bonus
karyawan pada pendapatan kotor dan pelaporan pendapatan bersih akan
menyebabkan perusahaan kehilangan tujuan kinerja mereka. SOP No 97-2 juga
memberikan pendapatan yang harus ditangguhkan dan diakui atas jumlah waktu
dan jasa diberikan kepada pelanggan. Satu masalah lain yang dihadapi perseroan
adalah pengakuan biaya setup. Saat ini, perusahaan mengakui biaya setup
lengkap pada bulan faktur asli. Namun, biaya setup dapat ditangguhkan selama
hidup rata-rata dari pedagang (Swain et al. 2002).
25
KESIMPULAN
Masalah-masalah ini merupakan masalah yang biasa dihadapi perusahaan
yang menyediakan jasa yang melampaui siklus operasi atau tahun fiskal.
Peningkatan perusahaan jasa Internet dan perusahaan teknologi lainnya akan
membawa ketidakpastian pengakuan pendapatan dan biaya untuk bahan
masukan dan regulator harus siap untuk mengatasi masalah ini. Sebagai
teknologi berkembang, peluang baru muncul bagi perusahaan yang dapat
meningkatkan produktivitas dan penjualan. Dengan peluang ini, permasalahan
juga timbul tentang bagaimana untuk beroperasi di lingkungan yang baru
berteknologi tinggi dan bagaimana membuat teknologi bekerja untuk sebuah
perusahaan tertentu dan pelanggannya. Perusahaan yang menggunakan e-
commerce dan menyesuaikan dengan kebutuhan pelanggan mereka akan
menerima keuntungan besar dan mencapai produktivitas yang lebih besar dan
kesuksesan.
26
DAFTAR PUSTAKA
Abbiati, P. (2003). The trust gap. Supply Management. 8(3). January, 32.
Anonymous. (2000). E-commerce news. Accounting Technology. 16(10). November, 18.
Anonymous. (2001). News Digest. Journal of Accountancy. 192(1). July, 13-14.
Baumer, D. (2002). Cyberlaw and e-commerce: An internal audit perspective. Internal Auditing. 17(6). November/December, 24-30.
Bielski, L. (2001). E-commerce gets real. American Bankers Association (ABA) Banking Journal, 93(10), October, 60-63.
Burstiner, K. (2003). The Application Service Provider option. CPA Journal. 73(1). January, 64-65.
Demers, J. (2002). Reader survey provides insight on CMA’s management responsibilities, information interests. CMA Management. 76(3). May, 9-10.
Demers, J. (2003). High Tech: e-commerce for SME’s. CMA Management. 76(10). February, 9.
Deshmukh, A. (2002). Accounting software and e-business. CPA Journal. 72(11). November, 52-54.
Fuscaldo, D. (2003). E-commerce (A Special Report): Selling strategies-The cyber shoppers next door. Wall Street Journal. 27 January, R8.
Gundavelli, V. (2001). Security in web-based finance. Business credit, 103(10), Nov/Dec, 51-54.
Horn, P. (2003). Taxation of e-commerce. Journal of American Academy of Business. 2(2). March, 329-338.
Kupiec, E. (2000). Shifting strategies: Challenging the traditional business knowledge. CMA Management. 74(4). May, 15-17.
27
Lehmann, C. (2002). Web assurance services: What internal auditors need to know. Internal Auditing. 17(6). November/December, 17-23.
Livermore, G. (2002). XML is a strategy, not a technology. Mortgage Banking. 63(3). December, 54-58.
Martin, N.M. (2002). Task-technology fit: Brick and mortar beware? Journal of American Academy of Business, 1(2), March, 278-281.
Meall, L. (2002). Business: SME’s and e-commerce-bubbles, bullets, and business. Accountancy. 130(1311). November, 1.
Porter, A. (2003). Shell standardizes on e-commerce. Purchasing. 132(4). March, C8-10.
Swain, M.. (2002). Tech Mall.com: Revenue recognition in the internet economy. Issues in Accounting Education. 17(4). November, 389-400.
Ulgado, F.M. (2002). Country-of-origin effects on e-commerce. Journal of American Academy of Business, 2(1), September, 250-253.
28