41
Bab 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perkembangan teknologi digital yang kian pesat mengarah kepada “konvergensi” yaitu terintegrasinya layanan telekomunikasi, data, informasi dan penyiaran. Salah satu layanan “konvergensi” adalah IPTV (Internet Protocol Television) yaitu suatu layanan multimedia dalam bentuk televisi, video, audio, text, graphic, data yang disalurkan ke pelanggan melalui jaringan IP (Internet Protocol), yang dijamin kualitasnya (QoS/QoE), keamanannya (Security), realibility (keandalannya) dan memungkinkan komunikasi dengan pelanggan secara dua arah atau interaktif (interactivity) secara “real time”. Dengan demikian maka IPTV bukan sekedar siaran TV yang dapat dinikmati melalui jaringan IP, namun mempunyai fasilitas/kemampuan yang “lebih” seperti : mampu menyediakan layanan multimedia dan interaktif secara “real time”, melalui pesawat televisi standar yang terhubung dengan penyedia layanan IPTV melalui saluran kabel (Wireline, Fiber Optic). Kualitas layanan gambar, suara dan keamanannya dijamin penuh oleh penyedia IPTV melalui suatu jaringan tertutup (closed distribution network) yang dikelola secara profesional dan mengacu pada standar layanan yang berlaku. IPTV berkembang pesat di luar negeri, baik di negara maju maupun negara berkembang (lihat lampiran), karena sifat layanannya yang “personal” “variative”, “ubiquitos”, kualitas gambar/suara yang prima, dan mempunyai “nilai beli” yang tinggi. IPTV diharapkan dapat menjadi peluang bisnis industri dalam negeri, dalam hal “content”, perangkat (khususnya IP-STB), jasa aplikasi, bahkan juga untuk diexport ke negara lain.

Draft White Paper Iptv

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Draft White Paper Iptv

Bab 1

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Perkembangan teknologi digital yang kian pesat mengarah kepada

“konvergensi” yaitu terintegrasinya layanan telekomunikasi, data, informasi

dan penyiaran. Salah satu layanan “konvergensi” adalah IPTV (Internet

Protocol Television) yaitu suatu layanan multimedia dalam bentuk televisi,

video, audio, text, graphic, data yang disalurkan ke pelanggan melalui

jaringan IP (Internet Protocol), yang dijamin kualitasnya (QoS/QoE),

keamanannya (Security), realibility (keandalannya) dan memungkinkan

komunikasi dengan pelanggan secara dua arah atau interaktif

(interactivity) secara “real time”.

Dengan demikian maka IPTV bukan sekedar siaran TV yang dapat

dinikmati melalui jaringan IP, namun mempunyai fasilitas/kemampuan

yang “lebih” seperti : mampu menyediakan layanan multimedia dan

interaktif secara “real time”, melalui pesawat televisi standar yang

terhubung dengan penyedia layanan IPTV melalui saluran kabel (Wireline,

Fiber Optic). Kualitas layanan gambar, suara dan keamanannya dijamin

penuh oleh penyedia IPTV melalui suatu jaringan tertutup (closed

distribution network) yang dikelola secara profesional dan mengacu pada

standar layanan yang berlaku.

IPTV berkembang pesat di luar negeri, baik di negara maju maupun

negara berkembang (lihat lampiran), karena sifat layanannya yang

“personal” “variative”, “ubiquitos”, kualitas gambar/suara yang prima, dan

mempunyai “nilai beli” yang tinggi. IPTV diharapkan dapat menjadi

peluang bisnis industri dalam negeri, dalam hal “content”, perangkat

(khususnya IP-STB), jasa aplikasi, bahkan juga untuk diexport ke negara

lain.

Page 2: Draft White Paper Iptv

I - 2

Layanan IPTV diharapkan dapat meningkatkan nilai tambah dan efisiensi

jaringan kabel (Wireline, Fiber Optic) yang telah tergelar ke lebih dari 8,6

juta pelanggan diseluruh Indonesia.

Pada saat ini permohonan izin penyelenggaraan IPTV baik dari beberapa

perusahaan telekomunikasi, ISP dan Lembaga Penyiaran Berlangganan

telah diajukan sejak Oktober 2008. Sambil menunggu ditetapkannya

Konvergensi UU yang terkait dengan komunikasi dan informatika yang

ditargetkan dalam tahun 2010, dan mempertimbangkan manfaat dari IPTV

maka regulator diharapkan oleh pelaku bisnis untuk mengeluarkan

kebijakan-kebijakan yang memungkinkan penggelaran IPTV dalam waktu

dekat dengan mempertimbangkan UU/PP yang telah berlaku seperti UU

No. 32 Tahun 2002 tentang Penyiaran, UU No. 36 Tahun 1999 tentang

Telekomunikasi, UU No. 11 Tahun 2008 Tentang Informasi dan Transaksi

Elektronik dan UU yang terkait lainnya.

1.2. Sasaran

Penyelenggaraan IPTV diharapkan dapat memberikan alternatif

penyelenggaraan penyampaian layanan informasi yang menggunakan

teknologi yang konvergen.

Dalam kebijakan penyelenggaraan IPTV, regulator diharapkan merancang

suatu kebijakan yang menciptakan kompetisi bagi pelaku bisnis secara

adil, memberi jaminan bagi pelanggan dalam hal “Private Protection”,

“Security of Transaction”, “User Night” dan “Quality of Service”, serta

mendorong tumbuhnya industri IPTV di dalam negeri dengan tetap

menjaga keseimbangan antara perkembangan teknologi tinggi (high tech)

dan kepekaan sosial (high touch).

Industri IPTV yang dimaksud adalah industri yang bergerak di bidang

aplikasi layanan untuk mengelola sistem perangkat yang dibutuhkan,

perangkat penerima IP-STB dan industri konten.

Dengan diterbitkannya kebijakan penyelenggaraan IPTV, maka akan ada

“kepastian hukum” bagi pelaku bisnis untuk menyelenggarakan layanan

Page 3: Draft White Paper Iptv

I - 3

IPTV, dan bagi konsumen/pelanggan untuk menikmati layanan IPTV

secara “aman”, “terlindungi” dan berkualitas.

Diharapkan juga penggelaran IPTV dapat mendorong minat dari pelaku

bisnis untuk menggelar jaringan kabel broadband secara luas ke seluruh

Indonesia, karena jaringan broadband merupakan komponen utama untuk

layanan NGN dimasa mendatang.

Sasaran lain yang juga diharapkan adalah meningkatnya faktor ekonomi

untuk kepentingan negara dan masyarakat disamping faktor sosial budaya

untuk mempertahankan kesatuan dan persatuan bangsa, penerapan

“good corporate governance”, pengembangan inovasi, kreativitas, serta

terwujudnya sinergi bagi perbaikan kualitas peri kehidupan masyarakat

Indonesia.

1.3. Capaian dan Manfaat

Capaian dan manfaat dari layanan IPTV dapat dibagi dalam 4 kelompok

yaitu infrastruktur, bisnis, masyarakat, dan geopolitik.

Di bidang infrastruktur, kemajuan teknologi telah memungkinkan jaringan

“fixed line” yang saat ini telah mencapai lebih dari 8,6 juta sambungan

untuk digunakan, tidak untuk telepon saja, namun dapat lebih efisien

dengan memuat konten yang lebih banyak dan variatif sehingga biaya

operasional yang saat ini sangat tinggi, akan dapat diturunkan sebanding

dengan manfaat dari penggunaan jaringan tersebut.

Di bidang bisnis, layanan IPTV akan memacu tumbuhnya industri dalam

negeri dalam penyelenggaraan jaringan dan jasa aplikasi, produksi konten,

manufaktur perangkat IP-STB dan perangkat-perangkat terkait lainnya.

Bagi masyarakat umum, layanan IPTV dapat meningkatkan kualitas hidup,

menciptakan “information society”, meningkatkan pengetahuan dengan

memilih “konten-konten edukatif”, melaksanakan transaksi secara

elektronik dan menikmati berbagai hiburan yang dapat dipilih sesuai

keinginan (“personal”).

Page 4: Draft White Paper Iptv

I - 4

Dengan terciptanya suatu masyarakat informasi (“information society”)

maka diharapkan masyarakat akan bersemangat untuk menciptakan

“konten” atau berbagi “informasi yang bermanfaat”, menjalin hubungan,

serta bersinergi dan berkolaborasi dengan sesama masyarakat lainnya

serta berbudaya untuk menggunakan waktu, sumber daya, dan biaya

bertransaksi secara efisien.

Dalam kaitannya dengan aspek geopolitik, diharapkan akan diperoleh

manfaat jangka panjang dari aspek cross-regional dan internasional.

Posisi Indonesia yang secara geografis sangat strategis terletak diantara

Asia Utara dengan Australia, membuat kondisi yang sangat mendukung

Indonesia menjadi suatu penghubung lintas negara untuk telekomunikasi

dan multimedia. Jaringan kabel broadband yang telah digelar secara luas

di Indonesia dapat digunakan oleh negara-negara lain, sehingga

pemanfaatannya akan lebih efektif dan efisien yang pada akhirnya akan

membuat Indonesia menjadi suatu negara yang harus diperhitungkan

negara-negara lain, baik dari Asia, Australia ataupun benua-benua lainnya.

1.4. Metodologi

1. Penyusunan “white paper” ini diawali dengan melihat kondisi (regulasi,

teknologi, sosial ekonomi, penyelenggaraan) saat ini. Hal-hal yang

terkait langsung dengan infrastruktur akan dijadikan sebagai indikator

utama.

2. Memperkirakan kondisi yang diharapkan untuk layanan IPTV (melalui

benchmarking dengan negara lain yang sudah menggelar layanan

IPTV & kajian terhadap standard internasional (lihat lampiran).

3. Menyiapkan Rancangan Peraturan Menteri beserta naskah akademik

penunjangnya

4. Mengadakan Focus Group Discussion secara bertahap yang

melibatkan regulator, pelaku usaha, penyedia teknologi, dan

pengguna.

5. Melakukan legal review dari pakar hukum terkait.

Page 5: Draft White Paper Iptv

I - 5

6. Melakukan “konsultasi publik”

Secara umum indikator akan dibagi dalam beberapa kelompok yang terdiri

atas kondisi fisik infrastruktur, layanan yang memanfaatkan infrastruktur,

penyedia konten serta regulasi/kebijakan yang akan mengatur

pelaksanaannya.

1.4. Misi

1. Mengembalikan fungsi hiburan keluarga

2. Menyediakan sarana pembelajaran teknologi informasi bagi generasi

tua

3. Menumbuhkan minat investasi jaringan kabel kecepatan tinggi ke

rumah-rumah

4. Menumbuhkan industri konten

5. Menumbuhkan layanan transaksi elektronik

6. Meningkatkan partisipasi masyarakat dalam pengawasan dan

pengendalian

7. Memberikan contoh regulasi layanan konvergen dalam era TIME

Convergent

8. Meningkatkan persaingan layanan telekomunikasi dan penyiaran?

Page 6: Draft White Paper Iptv

I - 6

Bab 2

KELAYAKAN LAYANAN IPTV DI INDONESIA

2.1. Dukungan Teknologi

Gambar 2.1. Jaringan IPTV dan Pusat Penyedia Layanan Sampai ke

Pelanggan

Banyak pakar telekomunikasi dan teknologi informasi menyatakan

teknologi IP, yang menjadi network utama yang mendukung

penyelenggaraan layanan IPTV ini, dinilai telah mampu memberikan

kualitas dan kehandalan setara dengan “network circuit switch”. Walaupun

perusahaan perlu memperhitungkan secara cermat sebelum

mengimplementasikan komunikasi berbasis IP, ataupun layanan/aplikasi

yang akan digelar diatasnya. Penyebabnya cenderung terfokus pada QoS,

reliability, biaya, skenario dan keamanan (security).

Menyediakan layanan video melalui infrastruktur berbasis IP yang ada,

memang akan menghadapi banyak tantangan mengingat kompleksnya

persyaratan teknis yang sangat jauh berbeda dengan jaringan voice

tradisional dan jaringan HSIA (High Speed Internet Access) melalui

broadband access network. Persyaratan bandwidth, jaminan QoS, security

STB

STB

STB Home Gateway

Studi

o

Final

Studio

Primary

Head

End

Fixed

Studi

o

Mobile

Studio

Studi

o

Backbone

IP

Distribution

Network

IP

Access

Network Home

Network Contribution

Network

Secondary

Head Ends

Page 7: Draft White Paper Iptv

I - 7

dan network management merupakan tantangan yang harus dipersiapkan

dengan baik oleh operator Telkomunikasi dan Lembaga Penyiaran

Berlangganan dalam rangka memasuki bisnis IPTV.

Kompleksitas penyediaan layanan IPTV, tidak hanya disebabkan oleh

ketersediaan konten layanan namun juga dikarenakan perlunya kesiapan

infrastruktur jaringan IP mulai dari IP backbone hingga jaringan pelanggan

(CPN) yang mendukung penyaluran layanan video ini. Selain itu, berbeda

halnya dengan operator CATV/MSO yang lebih banyak mempunyai

arsitektur jaringan tersentralisir, sistem IPTV harus mengintegrasikan

banyak elemen jaringan distributed-IP tersebar yang tidak hanya dimiliki

oleh network service provider namun juga jaringan dari penyedia konten

(Content Provider) serta penyedia aplikasi (Application Provider) yang

dalam proses bisnis layanan ini biasanya disediakan oleh pihak ketiga.

Dengan pembangunan jaringan broadband ADSL 2 dan ADSL 2+ akan

sangat mendukung pengimplementasian layanan IPTV ini, hal ini juga

didukung dengan jaminan Quality of Service pada jaringan private IP

network yang didisain untuk layanan IPTV ini. Dengan jaminan QoS akan

memberikan higher priority bagi trafik IP berupa sinyal TV pada jaringan IP

broadband sampai pada terminal pelanggan.

IPTV diharapkan menjadi suatu jembatan bagi masyarakat dan pelaku

bisnis untuk menerapkan atau bermigrasi ke era NGN (Next Generation

Network) yang sudah mulai berkembang di negara-negara maju. Standar

penomoran IP menggunakan IPv4, karena eksistensi infrastruktur saat ini

masih menggunakan standar IPv4, dan Standar kompresi gambar adalah

Mpeg4, dan diharuskan melakukan pengembangan ke teknologi IPv6 /

forward compatibility.

Teknologi dan kemampuan untuk memahami, menerapkan,

memanfaatkan secara maksimal, telah tersedia di di pasaran. Hal ini

dibutuhkan sepanjang rantai penyaluran, mulai dari pembuatan konten,

pengumpulan/penggabungannya, pengolahan di pusat manajemennya,

sampai dengan distribusinya hingga mencapai pelanggan.

Page 8: Draft White Paper Iptv

I - 8

Dengan telah terselenggaranya layanan IPTV di negara-negara Eropa,

Amerika, Jepang, Hongkong, Taiwan, dan Korea sejak tahun 2005/2006,

maka vendor sistem peralatan, perangkat utama dan penunjang, alat

bantu pesawat penerima IPTV (IPTV-Set Top Box; modem) dapat dengan

mudah diperoleh di pasaran dunia. Demikian pula piranti lunak yang

terkait dengan “Middleware”, pengelolaan layanan (“server, routing,

distribution”), dan pengamanan data (“conditional access”, “security”).

Protokol untuk pemrosesan video dan konten-konten lainnya, sistem acak

(“encryption, conditional, access”) telah terstandarisasi secara

internasional, sehingga interoperabilitas dan keamanan (security) dapat

diandalkan.

DVB sebagai standard penyiaran Digital TV Terrestrial yang dipilih sejak

21 Maret 2007, telah menerbitkan standar-standar teknik untuk

penyaluran IPTV seperti antara lain

TS 102 034 : transport of MPEG TS-Based DVB services over IP

network.TS 102 539 : Carriage of Broadband Content Guide

Information over IP.

TS 102 471 : Electronic Service Guide (EPG)

TS 102 472 : Content Delivery Protocols

TS 102 474 : Service Purchase and Protection

Dll

Penyedia layanan atau vendor yang dapat memberi dukungan untuk

integrasi, konsultasi, pelatihan untuk penggelaran IPTV juga dapat

diakses oleh para operator/investor yang akan mengelar layanan IPTV.

2.2. Dukungan Pasar

Jumlah penduduk Indonesia + 230 juta, dengan pelanggan internet + 25

juta, rumah tangga yang memiliki pesawat TV + 31,8 juta, jaringan kabel

telepon (wireline dan fiber optic) + 8 juta pelanggan, dan pengguna siaran

Page 9: Draft White Paper Iptv

I - 9

televisi digital yang mulai digelar diawal 2009 merupakan basis pasar awal

untuk penggelaran IPTV.

Program pemerintah dalam pembangunan jaringan kabel backbone fiber

optic yang dikenal dengan “Palapa Ring” yang akan tergelar melingkupi

pulau-pulau di Indonesia, program-program “desa berdering”, “desa pintar”

merupakan upaya pemerintah untuk mempercepat akses dan layanan

telekomunikasi dapat dijadikan salah satu faktor pendukung untuk

tergelarnya layanan IPTV ke seluruh Indonesia.

Posisi Indonesia yang secara geografis sangat strategis terletak diantara

Asia Utara dan Australia, membuat kondisi yang sangat mendukung

Indonesia menjadi suatu penghubung lintas negara untuk telekomunikasi

dan multimedia.

Pasar potensial layanan ini sangat terbuka dan tidak terbatas pada lingkup

geografis. Meskipun secara spesifik layanan IPTV berpotensi untuk

digunakan pada segmen residensial yang pada umumnya membutuhkan

layanan home entertainment, edutaintment, dan e-transaction, namun

sebagai layanan yang dapat menampilkan berbagai konten seperti film,

music, game, advertising, edutaintment, dan lain-lain, layanan ini juga

memungkinkan untuk digunakan oleh sekolah-sekolah, segmen bisnis

komoditas, dan juga apartemen/perhotelan yang mengutamakan

kenyamanan bagi penghuni dan tamu-tamu yang menginap di tempat

yang dikelolanya, salah satunya dengan menyediakan layanan

entertainment seperti yang dimiliki oleh platform IPTV sepanjang memiliki

bandwidth dan kelengkapan terminal yang memadai. Dengan demikian

maka segmen pasar di dalam negeri cukup luas dan menjanjikan untuk

memulai penggelaran IPTV di Indonesia.

2.3. Dukungan Sosial & Budaya

IPTV sebagai salah satu layanan “konvergensi” memiliki potensi yang

lebih berpengaruh, khususnya bila dilihat dari sudut pandang politik dan

keamanan, disamping dari sudut pandang perekonomian (terutama

ekonomi yang berbasis TIK). Dengan layanan konvergensi, maka cara

Page 10: Draft White Paper Iptv

I - 10

pandang masyarakat akan berubah terhadap telekomunikasi, media

penyiaran, dan teknologi informasi yang sekarang menjadi satu paket

informasi yang terintegrasi.

Masyarakat Indonesia saat ini telah memahami dan merasakan suatu

“kebutuhan” akan akses terhadap konten-konten digital yang beragam,

berkualitas dan bermanfaat; seperti siaran TV Digital yang dapat diakses

melalui penyelenggara TV berlangganan, keandalan dan nyamannya

bertransaksi secara elektronik, dan menikmati konten-konten digital

(game, data-data, informasi) yang dapat diakses melalui internet.

Pelaku industri konten diharapkan dapat menciptakan konten-konten yang

bersifat “edukasi”, promosi kekayaaan budaya Indonesia, dan konten-

konten khas Indonesia yang mencerminkan jati diri bangsa.

Dengan IPTV, maka konten-konten tersebut di atas yang saat ini diakses

secara terpisah, dapat dikemas secara terintegrasi menjadi satu paket,

satu device, satu layanan, satu perangkat, yang bersifat “personal”

dengan biaya yang memadai.

Bila IPTV di masa mendatang sudah dapat menjangkau sentra bisnis,

sekolah-sekolah, komunitas penghasil komoditi lokal (pertanian, kerajinan,

dll), maka layanan IPTV dapat mendukung program pemerintah untuk

mengatasi “digital divide”, dan mempercepat pertumbuhan ekonomi,

meningkatkan kualitas sumber daya manusia yang mampu menjadi motor

penggerak dibidang TIK.

2.4 Dukungan Infrastruktur dan Layanan

Infrastruktur dalam bentuk “wireline”, bahkan “broadband fiber optic” telah

digelar di kota-kota besar oleh banyak operator-operator berbasis

telekomunikasi, penyiaran, dan internet, seperti antara lain PT Telkom, PT

Indosat, Cable Vision, Biznet, XL Komindo, Esia, CBN dll. Jumlah

sambungan ke pelanggan yang sudah dicapai sampai dengan tahun 2008

kira-kira sekitar 8-10 juta oleh PT Telkom; sedangkan operator yang lain

sekitar 2 juta.

Page 11: Draft White Paper Iptv

I - 11

Pada dasarnya infrastruktur yang ada di Indonesia sudah siap mendukung

layanan IPTV, namun tentunya skala ekonomisnya harus dapat dicapai

dengan menciptakan model bisnis yang tepat dan menguntungkan.

Kemampuan operator-operator tersebut di atas untuk melayani pelanggan

secara profesional dalam hal “penyiaran”, komunikasi interaktif,

penyaluran data dan informasi, bahkan transaksi elektronik telah teruji.

Dengan demikian maka untuk penggelaran IPTV, hanya dibutuhkan

kemampuan untuk mengintegrasikan konten-konten tersebut diatas, dan

secara profesional, “aman”, QoS yang prima dan selanjutnya

menyalurkannya ke pelanggan.

2.5 Dukungan Industri Dalam Negeri

Industri dalam negeri, khususnya dalam hal aplikasi layanan (services)

dan konten telah dibuktikan mampu baik yang terkait dalam konten

penyiaran, advertisement, layanan “interactive” dan aplikasi data/informasi

lainnya.

Industri dalam negeri telah mampu untuk mendesain, merekayasa, dan

memproduksi perangkat yang dibutuhkan untuk penggelaran TV Digital

Terrestrial khususnya STB-DVB-T, sehingga kemampuan dan

pengalaman ini dapat ditingkatkan untuk memproduksi IP-STB.

Pada awalnya mungkin masih dibutuhkan kerjasama dengan vendor-

vendor dari negara maju, namun secara bertahap, dapat ditingkatkan

untuk mencapai TKDN(Tingkat Kedalaman Dalam Negeri) yang maksimal.

Industri dalam negeri untuk konten dengan TKDN lebih dari 90% telah

berkembang pesat, dan dengan penggelaran IPTV, maka diharapkan

dapat lebih ditingkatkan untuk keperluan baik di dalam negeri maupun

export.

Page 12: Draft White Paper Iptv

I - 12

2.6 Dukungan Regulasi

Secara tersirat sebetulnya UU yang telah diterapkan saat ini sudah

mengantisipasi mengenai layanan IPTV, meskipun mungkin belum secara

“bulat” dan perlu penyelarasan dalam pasal-pasal tertentu.

Sebagai contoh dapat dilihat sebagai berikut :

UU No. 36 Thn 1999, Tentang Telekomunikasi, Pasal 9 ayat (3)

o Penyelenggara telekomunikasi khusus sebagaimana

dimaksud dalam Pasal 8 ayat (2) dapat menyelenggarakan

telekomunikasi untuk :

a. keperluan sendiri;

b. keperluan pertahanan keamanan negara;

c. keperluan penyiaran.

UU No. 40 Thn 1999 Tentang Pers

UU No. 32 Thn 2002, Tentang Penyiaran, Pasal 1 nomor 1

o Siaran adalah pesan atau rangkaian pesan dalam bentuk

suara, gambar, atau suara dan gambar atau yang berbentuk

grafis, karakter, baik yang bersifat interaktif maupun tidak,

yang dapat diterima melalui perangkat penerima siaran.

UU No. 32 Thn 2002, Tentang Penyiaran, Pasal 1 nomor 2

o Penyiaran adalah kegiatan pemancarluasan siaran melalui

sarana pemancaran dan/atau sarana transmisi di darat, di

laut atau di antariksa dengan menggunakan spektrum

frekuensi radio melalui udara, kabel, dan/atau media

lainnya untuk dapat diterima secara serentak dan

bersamaan oleh masyarakat dengan perangkat penerima

siaran.

UU No. 11 Thn 2008 Tentang Informasi dan Transaksi Elektronik

(ITE).

Page 13: Draft White Paper Iptv

I - 13

PP No. 52 Thn 2000 Tentang Penyelenggaraan Telekomunikasi,

Pasal 14 ayat (1)

o Penyelenggaraan jasa telekomunikasi terdiri dari:

a. penyelenggaraan jasa teleponi dasar;

b. penyelenggaraan jasa nilai tambah teleponi;

c. penyelenggaraan jasa multimedia;

PP No. 52 Thn 2005 Tentang Penyelenggaraan Penyiaran

Lembaga Penyiaran Berlangganan, Pasal 1 ayat (3)

o Layanan Penyiaran Berlangganan adalah layanan

pemancarluasan atau penyaluran materi siaran secara

khusus kepada pelanggan melalui radio, televisi, multimedia,

atau media informasi lainnya.

PP No. 52 Thn 2005 Tentang Penyelenggaraan Penyiaran

Lembaga Penyiaran Berlangganan, Pasal 15

o Lembaga Penyiaran Berlangganan dalam menyediakan

sistem dan jaringan untuk menyelenggarakan siaran

berlangganan dapat bekerja sama dengan penyelenggara

jaringan telekomunikasi atau dapat mengelar jaringan

sendiri sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-

undangan yang berlaku.

Penjelasan :

Kerjasama dapat berupa kerja sama teknis atau kerja sama

lainnya.

PP No. 52 Thn 2005 Tentang Penyelenggaraan Penyiaran

Lembaga Penyiaran Berlangganan, Pasal 25 ayat (1)

o Jasa tambahan penyiaran oleh Lembaga Penyiaran

Berlangganan dapat dilakukan setelah memperoleh izin

Menteri.

Page 14: Draft White Paper Iptv

I - 14

Penjelasan :

Yang dimaksud dengan jasa tambahan penyiaran adalah

jasa layanan berupa komunikasi data, multimedia,

ataupun telekomunikasi lainnya di luar jasa layanan utama

yang dapat diterima dengan atau tanpa perangkat

tambahan pada perangkat penerima siaran radio, televisi,

atau perangkat penerima lainnya.

Page 15: Draft White Paper Iptv

I - 15

Bab 3

MANFAAT LAYANAN IPTV DI INDONESIA

3.1. Manfaat Bisnis

3.1.1. Bisnis Penyelenggaraan Jaringan & Jasa

Dengan kemampuan manajemen jaringan yang kuat, penyelenggara

jaringan dan jasa IPTV (service provider) dapat melayani pelanggan

dengan program entertainment, edutaintment dan informasi lainnya yang

memungkinkan pelanggan secara “personal” memilih program yang akan

ditonton. Dalam hal ini masing-masing pelanggan bisa mengontrol

layanan yang disediakan secara interaktif. IPTV memungkinkan “IPTV

service provider” memberikan paket program tertentu hanya kepada

pelanggan yang memilih paket tersebut dalam waktu yang ditentukan

sendiri oleh pelanggan.

Layanan IPTV ini diharapkan menjadi solusi yang tepat bagi pelanggan

residensial dan pelanggan bisnis, apartemen dan perhotelan, yang

membutuhkan layanan entertainment seperti siaran TV, film, layanan

informasi, dan konten lainnya. Melalui layanan ini service provider dapat

menyajikan hanya chanel-chanel tertentu yang diinginkan oleh pelanggan

setiap saat, tidak seperti layanan televisi broadcast tradisional, dimana

seluruh chanel ditramsmisikan ke setiap rumah. Disamping itu, konten

IPTV yang bersifat interaktif akan menjadikan pelanggan sebagai active

viewer sehingga tidak hanya pasif saja dalam menerima siaran-siaran

tetapi juga dapat memilih konten, melakukan rewind, pause melalui

program guide/menu yang ada pada portal IPTV ini, dengan fitur-fitur

tersebut diatas, dan meningkatkan pelanggan IPTV, maka penyelenggara

jaringan akan memperluas jaringannya secara merata ke seluruh

Indonesia sehingga bisnis penyelenggaraan jaringan dan jasa akan

meningkat secara signifikan.

Page 16: Draft White Paper Iptv

I - 16

3.1.2. Bisnis Konten

Konten merupakan suatu komoditas yang dapat dibuat di dalam negeri,

dengan kandungan lokal lebih dari 90%. Konten dapat diproduksi di dalam

negeri untuk keperluan “isi siaran”, seperti edukasi, animasi, film, sinetron,

berita, game, penyuluhan ke masyarakat, advertising, promosi dll.

Pemain industri konten di dalam negeri cukup banyak baik yang

tergabung dalam APMI, IMOCA maupun yang bekerja sendiri-sendiri.

Dalam survey rating yang dilakukan untuk Lembaga Penyiaran TV,

terbukti bahwa konten-konten lokal mayoritas menempati peringkat atas

dibanding dengan konten-konten dari luar negeri, hal ini membuktikan

bahwa konten yang dibuat di dalam negeri sangat diminati oleh

pemirsa/pelanggan.

Dengan penggelaran IPTV, diharapkan produksi konten lokal akan lebih

meningkat lagi, sehingga selain konten menjadi pilihan masyarakat,

selanjutnya dapat pula diexport ke negara-negara tetangga.

3.1.3. Bisnis Jasa Aplikasi Layanan

Penggelaran layanan IPTV akan membuka peluang bagi pelaku usaha

nasional untuk menyediakan aplikasi layanan (application software) yang

sangat dibutuhkan oleh operator penyelenggara IPTV. Aplikasi layanan

yang dibutuhkan akan selalu berkembang sesuai dengan perkembangan

teknologi dan kebutuhan pelanggan.

Untuk menjadi penyedia jasa aplikasi layanan tidak diperlukan investasi

yang besar sehingga pengusaha kecil bahkan perorangan yang kreatif

dapat ikut serta dalam bisnis ini.

3.2. Manfaat Ekonomi

a. Dengan menggunakan “IP platform” yang bersifat terbuka, maka

akan timbul suatu persaingan yang sehat antar operator yang

berbasis telekomunikasi dan penyiaran untuk

memilih/mengelola/meningkatkan dan mengembangkan teknologi

jaringan dan jasa yang lebih efektif dan efisien dan menarik bagi

Page 17: Draft White Paper Iptv

I - 17

pelanggan, dan akhirnya akan diperoleh harga yang kompetitif dan

kualitas yang tinggi untuk pelanggan

b. Pelanggan yang jumlahnya makin meningkat diharapkan akan

mendorong operator untuk berinvestasi

mengembangkan/memperluas penggelaran jaringan “wireline” pita

lebarnya (broadband) mencapai rumah-rumah pelanggan (FTTH).

Bila penggelaran jaringan dapat mencapai prosentase yang

signifikan, maka diharapkan spektrum frekuensi sebagai sumber

daya yang terbatas, dapat dimanfaatkan untuk kepentingan lain

yang betul-betul bermanfaat, efektif dan efisien.

c. Makin banyaknya jumlah, dan beragamnya konten yang dapat

dikemas dalam satu paket IPTV memberikan kesempatan bagi

pelanggan untuk memilih dan menikmati program/konten yang

betul-betul sesuai dengan keinginannya.

d. IPTV diharapkan akan membuka lapangan kerja baru baik dibidang

penyediaan/penciptaan konten, aplikasi layanan (application

software) dan fabrikasi alat bantu penerima IP-STB.

e. Bisnis IPTV yang meningkat, akan meningkatkan penerimaan

negara (pajak dan PNBP).

3.3. Manfaat Sosial

Dengan layanan IPTV yang sangat beragam, maka hampir semua pilihan

program untuk semua anggota keluarga dapat diakomodir dengan satu

perangkat yang sama, sehingga “Layanan Televisi” dapat digunakan

untuk sarana komunikasi keluarga, untuk menikmati program siaran,

bermain game, meningkatkan pengetahuan melalui acara edutainment,

dan program-program lainnya. Bahkan dapat berkomunikasi (chatting)

dengan keluarga atau teman yang berjauhan secara efektif & efisien

sambil menonton.

Page 18: Draft White Paper Iptv

I - 18

Informasi mengenai keadaan darurat yang harus diantisipasi (emergency

communication), layanan publik, bahkan pengobatan/monitoring yang

terkait dengan kesehatan juga dimungkinkan dengan layanan IPTV.

Banyaknya pilihan konten yang disajikan kepada pelanggan, akan

memanjakan pelanggan untuk memilih konten yang betul-betul memenuhi

kebutuhannya secara “personal”.

Dengan fasilitas dan fitur-fitur IPTV yang sangat banyak dan beragam,

mudahnya akses pelanggan secara cepat dan aktif untuk ikut

berpartisipasi dalam program-program yang disajikan (termasuk polling,

voting, survey) dengan memberikan masukan atau feedback, akan

meningkatkan transparansi dan partisipasi publik sehingga kontrol sosial

dapat lebih diberdayakan melalui sarana TIK.

IPTV juga membantu rakyat Indonesia yang pada umumnya kurang

mampu membeli dan memahami pengoperasian komputer, untuk dapat

menggunakan televisi standar sebagai alternatif pengganti fungsi

komputer, sehingga masalah “digital divide” dapat lebih cepat teratasi.

Page 19: Draft White Paper Iptv

I - 19

Bab 4

SKEMA LAYANAN IPTV

4.1. Definisi Layanan IPTV

Definisi berdasarkan ITU :

IPTV adalah suatu layanan multimedia yang terdiri atas program

televisi, video (gambar bergerak), audio (suara), tulisan (text),

graphics (gambar diam) dan data yang disalurkan ke pelanggan

melalui suatu jaringan tertutup yang berbasis IP.

IPTV bukan sekedar siaran TV yang disalurkan melalui internet dan

dapat diakses oleh siapa saja, tanpa adanya jaminan-jaminan dari

penyelenggara.

Penyelenggara IPTV menjamin pelanggan atas kualitas (QoS/QoE),

keamanan (security), kemampuan berinteraktif dan keandalan dari

layanan yang disalurkan oleh penyelenggara IPTV sampai layanan

tersebut diterima oleh pelanggan-pelanggan.

Dalam layanan IPTV, semua aktivitas layanan baik video ataupun

“interaktif melalui platform IP”disalurkan ke pelanggan dengan

suatu “jaringan tetap broadband” (fixed broadband network) xDSL

atau FTTH yang dapat dinikmati oleh pelanggan melalui suatu

pesawat TV standar dengan IP-STB.

Page 20: Draft White Paper Iptv

I - 20

Tabel 4.1. IPTV vs Internet TV

Aspek IPTV Internet TV

Platform Closed system, kualitas layanan terjamin (managed QoS).

Open system, kontrol kualitas layanan tidak dijamin (Best Effort QoS).

Video konten dikirim hanya kepada pelanggan (known subscriber);

Video konten dikirim kepada siapapun.

Pengiriman melalui IP packets sampai dengan pelanggan (end customer).

Pengiriman melalui IP packets sampai internet cloud.

Kepemilikan

Jaringan

Infrastruktur

Dikirim melalui infrastruktur jaringan milik service provider sendiri.

Dikirim dan diterima melalui public internet yang melibatkan banyak pihak.

Wilayah

Jangkauan

Sesuai dengan jangkauan jaringan yang dimilikinya.

Tidak ada batasan wilayah, dimanapun ada akses internet.

Mekanisme

Akses

Umumnya menggunakan IP-STB digital untuk mengakses dan pengkodean layanan konten.

Menggunakan PC, software yang digunakan tergantung format konten.

Biaya Berbayar. Gratis

Konten Video konten dibuat oleh perusahaan profesional, jumlahnya terbatas.

Video konten bisa dibuat siapapun, jumlah kontennya tidak terbatas.

Page 21: Draft White Paper Iptv

I - 21

4.2. Arsitektur Layanan IPTV

Gambar 4.1. Diagram Arsitektur Layanan IPTV

Dari blok diagram tersebut diatas dapat dilihat bagaimana alur dari

pelanggan (end user) sampai dapat menerima konten yang disalurkan

oleh penyelenggara IPTV. Untuk dapat memberikan jaminan kualitas,

keamanan, fungsi interaktif atas layanan yang diberikan, maka

penyelenggara IPTV harus mampu mengelola secara profesional, konten-

konten yang diterima dari “content provider”, menggelar jaringan yang

handal, memberikan/menyediakan fungsi-fungsi aplikasi yang memadai

kepada pelanggan, mengontrol layanan yang diberikan dan menyediakan

perangkat bantu IP-STB yang dapat berfungsi secara baik namun tidak

rumit bagi pelanggan untuk menggunakannya.

ITU IPTV Functional Architecture

Page 22: Draft White Paper Iptv

I - 22

4.3. Ketentuan dan Fungsi IPTV

Gambar 4.2. Skema Layanan IPTV

Pelanggan yang terhubung dengan penyelenggara IPTV akan dapat

menikmati layanan-layanan sebagai berikut:

4.3.1. Linear/Pushed TV Broadcast

Siaran TV diterima langsung sesuai jadwal siaran dari

penyelenggara siaran TV.

4.3.2. Pause TV

Pelanggan dapat melakukan “pause” pada program Live TV /

Broadcast TV yang sedang berlangsung untuk kemudian

melakukan “rewind” dan menyaksikan kembali bagian

program/siaran yang telah terlewati.

BBrrooaaddccaasstt

SSeerrvviiccee

11

22

IIPPTTVV IInntteerraaccttiivvee

SSeerrvviiccee

33

AAddvveerrttiissiinngg

SSeerrvviiccee

88

PPuubblliicc IInntteerreesstt

SSeerrvviiccee

77

TTeellee

SSeerrvviiccee

66 PPoorrttaall

SSeerrvviiccee

HHoossttiinngg

SSeerrvviiccee

55

44

IInnffoorrmmaattiioonn

CCoommmmeerrccee

CCoommmmuunniiccaattiioonn

EEnntteerrttaaiinnmmeenntt

LLiinniieerr TTVV

LLiinneerr TTVV wwiitthh ttrriicckk mmooddee

PPaayy ppeerr VViieeww

EElleecctt.. PPrroogg.. GGuuiiddee

BBuussiinneessss ttoo bbuussiinneessss

UUsseerr CCrreeaatteedd CCoonntteenntt

((UUCCCC)) hhoossttiinngg DDaattaa PPoorrttaall

TTVV WWeebb BBrroowwssiinngg

TTeellee--lleeaarrnniinngg

TTeellee--MMeeddiicciinnee

MMoonniittoorriinngg SSeerrvviicceess

TT--CCoommmmeerrccee

SSuuppppoorrtt ffoorr eenndd

uusseerrss wwiitthh ddiissaabbiilliittiieess

EEaarrllyy wwaarrnniinngg iinnffoorrmmaattiioonn

CCoommmmuunniittyy rreelleetteedd iinnffoorrmmaattiioonn

HHeeaaddlliinnee oonn ddeemmaanndd

TTrraaddiittiioonnaall AAddvveerrttiissiinngg

TTaarrggeettiinngg AAddvveerrttiissiinngg

OOnn DDeemmaanndd AAddvveerrttiissiinngg

IInntteerraaccttiivvee AAddvveerrttiissiinngg

BBrrooaaddccaasstt

SSeerrvviiccee

IIPPTTVV IInntteerraaccttiivvee

SSeerrvviiccee

33

IInnffoorrmmaattiioonn

CCoommmmeerrccee

IIPP TTeelleepphhoonnyy

EEnntteerrttaaiinnmmeenntt

PPrreesseennccee SSeerrvviiccee

SSeessssiioonn MMoobbiilliittyy SSeerrvv..

SSuupppplleemmeennttaarryy

GGaammiinngg

IIPPTTVV DDeeffiinniittiioonn

FFrraammeewwoorrkk &&

SSeerrvviicceess

IIPPTTVV

SSeerrvviicceess

OOnn--DDeemmaanndd

SSeerrvviiccee

22

VVooDD

MMuussiicc oonn DDeemmaanndd

LLiinniieerr TTVV

PPaauussee TTVV

TTiimmee SShhiifftt TTVV

PPaayy ppeerr VViieeww

IInntteerraaccttiivvee PPrroogg.. GGuuiiddee 11

Page 23: Draft White Paper Iptv

I - 23

4.3.3. Time Shift TV

Pelanggan dapat menonton kembali tayangan suatu Program Live /

Broadcast TV yang telah ditayangkan sampai seminggu

sebelumnya. Tayangan tersebut dapat dipilih melalui EPG

(Electronic Program Guide).

4.3.4. Interactive Program Guide

Interactive Program Guide adalah interface antara pelanggan

dengan sistem dan konten IPTV dengan penampilan yang user-

friendly, untuk layanan interaktif.

4.3.5. Pay per View

Acara siaran TV pada program-program spesial (misalnya film,

WWF, Tinju, Sepakbola). Siaran ini akan ditampilkan pada

pelanggan yang meminta sesuai jadwal tayangan.

4.3.6. Personal Video Recording

Pelanggan dapat merekam suatu program broadcast/live TV sesuai

dengan jadwal program yang dapat ditampilkan melalui EPG.

4.3.7. Video on Demand

Pelanggan dapat memilih untuk menyaksikan suatu film tertentu

dari beberapa pilihan konten film yang dapat diakses melalui EPG.

4.3.8. Public Services

Pelanggan dapat memilih program-program layanan masyarakat

seperti “early warning information”, “proses pembuatan KTP, SIM

dll”, “proses pembayaran pajak” dll.

4.3.9. Music on Demand

Pelanggan dapat memilih untuk menyaksikan/mendengarkan suatu

musik/lagu tertentu dari beberapa pilihan konten lagu yang dapat

diakses melalui EPG.

Page 24: Draft White Paper Iptv

I - 24

4.3.10. Headlines on Demand

Pelanggan dapat menyaksikan informasi News, Weather,

Horoscope, pada portal IPTV. Informasi News ini akan ditampilkan

secara regular menggunakan metode IP Multicasting.

4.3.11. Gaming

Konten game juga dapat ditampilkan melalui platform IPTV.

4.3.12. TV Web Browsing / Internet on TV

Memungkinkan pelanggan untuk melakukan browsing internet yang

telah didefinisikan pada sebuah portal IPTV.

4.3.13. Interactive Advertising

Menampilkan interactive advertisement dengan “enhanced viewers

experience” kepada target pelanggan. Juga merupakan tool bagi

service provider untuk men-drive revenue.

4.3.14. T-Commerce

Pelanggan dapat berbelanja melalui tampilan katalog pada TV

dengan metoda transaksi yang terjaga keamanannya.

Page 25: Draft White Paper Iptv

I - 25

Bab 5

SKEMA REGULASI LAYANAN IPTV

5.1. Regulasi Terkait Jaringan

Izin penyelenggaraan IPTV diberikan kepada badan hukum yang telah

memiliki atau berkomitmen membangun jaringan kabel berkecepatan

sekurang-kurangnya 2 Mbps (downlink, dedicated).

Penyelenggara IPTV harus memliki lisensi jaringan tetap lokal atau

jaringan tetap lokal paket switch dan sanggup memenuhi komitmen

pembangunan yang mendukung layanan IPTV.

Penyelenggara IPTV berkewajiban menyediakan contribution network

yang dapat digunakan untuk menyalurkan program-program dari

penyedia konten independen.

Penyelenggara IPTV harus memiliki peralatan layanan IPTV sekurang-

kurangnya “primary head end” untuk mengelola konten yang diterima

dari luar atau diproduksi sendiri, “secondary head end” untuk

mengelola dan mendistribusikan kepada pelanggan dan menyediakan

IP-STB bagi pelanggan.

Penyelenggara IPTV diharuskan sesegera mungkin menggunakan

penomoran dengan standar IPv6. Konversi ke standar IPv6

sepenuhnya tanggung jawab penyelenggara IPTV (IP Publik).

Penyelenggara IPTV harus memberitahukan alamat IP yang diberikan

kepada pelanggan dan mendaftarkannya kepada Pemerintah.

Penyelenggaraan IPTV melalui nirkabel akan diatur setelah

konvergensi UU komunikasi dan informatika ditetapkan.

Page 26: Draft White Paper Iptv

I - 26

5.2. Regulasi Terkait Layanan

Layanan IPTV yang disediakan oleh penyelenggara IPTV mencakup:

Layanan penyiaran yang terdiri atas “pushed services” yaitu

siaran dari penyelenggara TV baik secara linear (sesuai jadwal

aslinya), maupun non linear (waktu/jadwal penayangan diatur

oleh pelanggan) dan “Pay per View Program”. Untuk

memberikan layanan ini penyelenggara IPTV harus memiliki izin

sebagai Lembaga Penyiaran Berlangganan (LPB).

Layanan multimedia yang terdiri atas “pulled services” yaitu

layanan atau tayangan yang diberikan, apabila ada permintaan

dari pelanggan seperti “Video on Demand”, “Music on Demand”,

“Gaming”, “TV Web Browsing/Internet TV”. Untuk memberikan

layanan ini penyelenggara IPTV harus memiliki izin sebagai

penyelenggara Internet Service Provider (ISP).

Layanan Transaksi elektronik (“T-Commerce”) yaitu layanan

komersial perdagangan yang melibatkan transaksi keuangan

secara elektronik, Untuk ini, harus memiliki sertifikasi sesuai

dengan ketentuan yang berlaku.

Layanan akses internet untuk kepentingan publik. Untuk ini,

harus memiliki izin sebagai penyelenggara Internet Service

Provider (ISP).

Layanan IP Telephony atau Voice over Broadband (VoBB).

Untuk ini, perizinan akan dibuka setelah regulasi terkait seperti:

ENUM (Electronic Numbering), Interkoneksi, dll, ditetapkan.

Penyelenggara wajib menyelenggarakan layanan penyiaran dan

layanan akses internet pada 1 (satu) tahun pertama

penyelenggaraan layanan IPTV dan berkomitmen untuk

menambah jenis layanan untuk layanan multimedia dan layanan

transaksi elektronik dalam jangka waktu 1 (satu) tahun

berikutnya

Page 27: Draft White Paper Iptv

I - 27

5.3. Regulasi Terkait Konten

Seluruh konten yang dikelola dan disalurkan kepada pelanggan

(berlaku untuk pushed-services dan pulled-services) wajib

mematuhi peraturan perundang-undangan yang berlaku, yang

antara lain tercantum dalam UU No. 32 Thn 2002 Tentang

Penyiaran, Pedoman Perilaku Penyiaran (P3) dan Standar

Program Siaran (SPS), UU No. 11 Thn 2008 Tentang Informasi

& Transaksi Elektronik, dan UU No. 40 Thn. 1999 Tentang Pers.

Untuk pushed-services, Penyelenggara IPTV harus

menyediakan kanal sekurang-kurangnya 10% diantaranya

adalah untuk program siaran dalam negeri

Untuk pulled-services, Penyelenggara IPTV harus menyediakan

konten dalam negeri sekurang-kurangnya 3% dari content

library yang dimiliki.

Penyelenggara IPTV harus memenuhi komitmen membuka

jaringan/layanannya kepada penyedia konten independen

dalam negeri. Banyaknya penyedia konten independen yang

berkontribusi di dalam penyelenggaraan layanan IPTV

sekurang-kurangnya 10% dari banyaknya penyedia konten di

dalam content library dan secara bertahap ditingkatkan menjadi

50% dalam jangka waktu 5 (lima) tahun.

Penyelenggara IPTV harus memastikan bahwa semua penyedia

konten independen yang dinaunginya telah berijin.

5.4. Regulasi Terkait Pemisahan (“Unbundling”)

Penyelenggara IPTV berkewajiban untuk menyediakan

contribution network yang dapat dipergunakan untuk

menyalurkan program-program dari penyedia konten

independen.

Page 28: Draft White Paper Iptv

I - 28

Paket layanan yang ditawarkan harus dibuat dalam beberapa

sub paket layanan, sehingga pelanggan tidak dirugikan dan

dapat memilih sub paket layanan sesuai pilihannya.

Tagihan kepada pelanggan harus dirinci sesuai dengan sub

paket layanan yang dipilih.

5.5. Regulasi Terkait Pengamanan dan Perlindungan

5.5.a. Pengamanan Jaringan

Penyelenggara IPTV wajib mematuhi Peraturan Menteri

Komunikasi dan Informasi No. 26 Thn. 2007 Tentang

Pengamanan Pemanfaatan Jaringan Telekomunikasi

Berbasis Protokol Internet.

5.5.b. Pengamanan dan Perlindungan Layanan

UU No. 32/2002 tentang Penyiaran Pasal 43 mengenai hak

siar (beserta penjelasannya)

o Setiap mata acara yang disiarkan wajib memiliki hak

siar.

o Dalam menayangkan acara siaran, lembaga

penyiaran wajib mencantumkan hak siar.

o Kepemilikan hak siar sebagaimana dimaksud dalam

ayat (2) harus disebutkan secara jelas dalam mata

acara.

o Hak siar dari setiap mata acara siaran dilindungi

berdasarkan peraturan perundang-undangan yang

berlaku.

Penjelasan:

Ayat (1) Cukup jelas

Ayat (2) Yang dimaksud dengan hak siar adalah hak yang

dimiliki

Page 29: Draft White Paper Iptv

I - 29

lembaga penyiaran untuk menyiarkan program atau

acara tertentu yang diperoleh secara sah dari pemilik

hak cipta atau penciptanya.

Ayat (3) Cukup jelas

Ayat (4) Cukup jelas

UU No. 32/2002 tentang Penyiaran Pasal 28 huruf b

mengenai jaminan siaran hanya diterima oleh pelanggan.

Lembaga Penyiaran Berlangganan melalui kabel dan melalui

terestrial, sebagaimana dimaksud dalam Pasal 26 ayat (1)

huruf b dan huruf c, harus memenuhi ketentuan sebagai

berikut :

a. Dst.

b. menjamin agar siarannya hanya diterima oleh

pelanggan

Penyelenggara IPTV wajib mematuhi ketentuan dalam UU

No.11 Tahun 2008 tentang Informasi & Transaksi Elektronik

dan peraturan pelaksanaannya

Penyelenggara IPTV harus memberikan jaminan bahwa

pelanggan hanya menerima layanan sesuai dengan paket

layanan yang dibayar atau promosi yang telah disepakati.

5.5.c. Pengamanan dan Perlindungan Konten

UU No. 11 Tahun 2008 Pasal 25 mengenai HAKI, yaitu:

Informasi Elektronik dan/atau Dokumen Elektronik yang

disusun menjadi karya intelektual,situs internet, dan karya

intelektual yang ada di dalamnya dilindungi sebagai Hak

Kekayaan Intelektual berdasarkan ketentuan Peraturan

Perundang-undangan.

Page 30: Draft White Paper Iptv

I - 30

5.5.d. Perlindungan Pelanggan

Penyelenggara IPTV wajib mematuhi ketentuan dalam

UU No. 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen dan

peraturan pelaksanaannya.

UU No 36 Tahun 1999 pasal 38-43 tentang kewajiban

penyelenggara telekomunikasi menjaga kerahasian nomer

dan trafik pelanggan serta pengamanannya.

UU No. 11 tahun 2008 Pasal 26 mengenai perlindungan hak

pribadi, yaitu:

1. Kecuali ditentukan lain oleh Peraturan Perundang-

undangan, penggunaan setiap informasi melalui

media elektronik yang menyangkut data pribadi

seseorang harus dilakukan atas persetujuan Orang

yang bersangkutan.

2. Setiap Orang yang dilanggar haknya sebagaimana

dimaksud pada ayat (1) dapat mengajukan gugatan

atas kerugian yang ditimbulkan berdasarkan Undang-

Undang ini.

5.6. Regulasi Terkait Kualitas dan Perangkat

5.6.a. Regulasi Terkait Kualitas

Penyelenggara IPTV wajib menggunakan standard, sistem

peralatan, spesifikasi teknis perangkat, sesuai standard

Internasional yang berlaku.

Kualitas yang harus dijaga oleh penyelenggara adalah

kualitas jaringan (network), penerimaan (reception),

kecepatan pindah layanan (responsivess) dan pengelolaan

pelanggan (customer care). Perincian dari ketentuan ini akan

diatur dalam peraturan tersendiri.

5.6.b. Regulasi Terkait Perangkat Pengguna

Page 31: Draft White Paper Iptv

I - 31

Penyelenggara IPTV menjamin penyediaan perangkat bantu

penerima IPTV (IP-STB) yang berkualitas bagi pelanggan,

sesuai standard yang digunakan.

IP-STB yang digunakan mengutamakan produksi dalam

negeri dengan TKDN sekurang-kurangnya sebesar 20% dan

secara bertahap ditingkatkan menjadi 50% dalam jangka

waktu 5 (lima) tahun.

Perangkat IP-STB yang dipergunakan oleh penyelenggara

IPTV harus sudah disertifikasi oleh Depkominfo.

5.7. Regulasi Terkait Bentuk Badan Hukum Penyelenggara

Penyelenggara layanan IPTV adalah konsorsium yang

merupakan gabungan dari beberapa badan hukum.

Anggota konsorsium terdiri dari sekurang-kurangnya

beberapa badan hukum yang telah memiliki semua lisensi

yang dibutuhkan untuk penyelenggaraan IPTV

Konsorsium menunjuk salah satu anggotanya sebagai ketua

konsorsium (consortium leader).

Dasar hukum pembentukan konsorsium adalah MoU antara

anggota-anggota konsorsium yang disahkan dengan akta

notaris.

5.8. Regulasi Terkait Kepemilikan dan Kontribusi pada Negara &

Masyarakat

5.8.a. Regulasi Terkait Kepemilikan Asing

Kepemilikan asing dari penyelenggaraan IPTV wajib

memenuhi Perpres 77 Thn 2007 dan perubahannya tentang

penyelenggaraan penyiaran, penyelenggaraan jaringan dan

jasa telekomunikasi dan penyelenggaraan sistem elektronik

Page 32: Draft White Paper Iptv

I - 32

Apabila terdapat perbedaan dalam ketentuan kepemilikan

saham asing diantaranya, maka diambil ketentuan

kepemilikan saham asing yang terkecil.

Pengertian kepemilikan asing mengikuti SE Menko Ekonomi.

5.8.b. Regulasi Terkait Kontribusi pada negara dan masyarakat

Penyelenggara IPTV memiliki kewajiban pada negara dalam

bentuk membayar PNBP terkait layanannya dan membayar

kontribusi Kewajiban Pelayanan Universal (KPU/USO).

Penyelenggara IPTV berkewajiban memberikan layanan

kepada masyarakat dalam bentuk PSA dan MCC (Must

Carry Content). MCC sekurang-kurangnya 10% berupa

program siaran lembaga penyiaran publik dan program-

program lokal pendidikan dan kebudayaan.

Page 33: Draft White Paper Iptv

I - 33

Gambar 5.1. Skema Regulasi Layanan IPTV

Skema Regulasi Layanan IPTV

Conducive Business Environment

Quality of Experience & Customer Protection

Broadcasting

Services

Multi- media

Services

Carrier

Content

Internet Connection

LLiinniieerr TTVV

PPaauussee TTVV

TTiimmee SShhiifftt TTVV

PPaayy ppeerr VViieeww

IInntteerraaccttiivvee PPrroogg.. GGuuiiddee

PPeerrssoonnaall VViiddeeoo RReeccoorrddiinngg

VVooDD

MMuussiicc oonn DDeemmaanndd

HHeeaaddlliinneess NNeewwss

IInnffoorrmmaattiioonn

EEnntteerrttaaiinnmmeenntt

PPrreesseennccee SSeerrvviiccee

SSeessssiioonn MMoobbiilliittyy SSeerrvviiccee

SSuupppplleemmeennttaarryy

GGaammiinngg

On

Demand

IP

Interactive

IP Telephony

Application Services

SSCC PPrrootteeccttiioonn

TT--CCoommmmeerrccee

Page 34: Draft White Paper Iptv

I - 34

Bab 6

LISENSI / IZIN IPTV

1. Lisensi penyelenggaraan IPTV (master license atau lisensi utama)

diberikan kepada ketua konsorsium yang anggota-anggotanya

telah memiliki lisensi-lisensi (sub license atau lisensi pendukung)

sebagai berikut:

1. Jaringan tetap lokal/ Jartaplok berbasis packet switch

2. Jasa ISP;

3. Jasa penyiaran berlangganan;

4. Terdaftar sebagai penyelenggara konten dan transaksi

elektronik sesuai dengan ketentuan yang berlaku

2. Lisensi penyelenggaraan IPTV (master license atau lisensi utama)

memuat dan mengikat semua anggota konsorsium.

3. Penyelenggara IPTV harus memperoleh sertifikasi sesuai dengan

peralatan dan layanannya.

4. Penyelenggara IPTV harus lolos uji laik operasi dan telah

memenuhi komitmen pembangunan.

5. Izin Penyelenggaraan IPTV bersifat regional.

6. Penyelenggara yang disetujui untuk mendapat Izin akan dberikan

izin prinsip terlebih dahulu dan harus lolos uji laik operasi untuk

dapat diberikan izin penyelenggaraan

Page 35: Draft White Paper Iptv

I - 35

Model Lisensi IPTV

Gambar 6.1. Model Lisensi IPTV

Sertifikasi

S License

S License

S License

S License

M License

Sertifikasi

Sertifikasi

Page 36: Draft White Paper Iptv

I - 36

Page 37: Draft White Paper Iptv

i

Perbandingan Penyelenggaraan IPTV di Negara-negara Asia No Cina Hongkong India Jepang Korea Malaysia Singapura Taiwan Thailand

1 Operator (Numbers)

-Bes TV -ICCTV

-PCCW HKBn

-MTNL -BSNL

-BBTV -KDDI -GynoTV -NTT -HikariTV -Skyperfect

-Hana TV -MegaTV -MyLoTV

-Astro -MiTV -FineTV

-Starhub -Singtel

-BigTV -YesTV

-TT&T -ADC -TrueTV

2 Launch date

2006 2003 2006,2007 2003-2006 2006-2007 Trial 2005, 2006

1995 & 2007

2004 & 2007

2006, 2007

3 Sub-scriber

1.673.000 816.000 25.000 818.000 1.550.000 NA 45.000 813.000 4000

4 Infras-tructure

-ADSL -FTTH

-DSL-based (PCCW) -Metro-Ethernet (HKBn)

-DSL-Based

-ADSL 2+ -VDSL -FTTH

-DSL -FTTH

-DSL-Based -DTH -IP over UHF

-Analog & Digital Cable -ADSL

-ADSL -DSL-based

5 Coverage Area

Nationwide (existing 9 province)

Nationwide Nationwide Nationwide Nationwide Nationwide (plan)

Nationwide Nationwide -Bangkok -ChiangMai -Phuket -Pataya

Page 38: Draft White Paper Iptv

ii

No Cina Hongkong India Jepang Korea Malaysia Singapura Taiwan Thailand

6 Regulator -SARFT -MIT -Ministry of Culture

TA, BA -MIB -TRAI

-MIAC -KCC (KBC +MIC)

-MCMC -MDA -NCC -NTB Commission -MICT

7 Operators (Origin)

Broadcaster Telcos -Telcos -Cable TV

-Broadband -Telcos -DTH

-Broadband -Telcos

-DTH-satellite operator -Pay TV -Telcos

-Cable TV -Telcos

-Telcos -Digital content provider

-Telcos -Cable TV -Broadband operator

8 Content -VoD -HD optional

-Triple play -VoD,dll -Interactive Up to 150ch

-VoD,dll -Interactive Up to 100ch

-Triple play -VoD,dll -Interactive

-Triple play -VoD,dll -Interactive

-VoD -Interactive

-Triple play -VoD,dll -Interactive -HD

-Triple play -HD -VoD,dll -VAS

-VoD -Interactive

9 Res-triction

-No foreign content -No license for Telcos -No foreign investment

Free Free No terrestrial broadcast program

Foreign content max. 15%

NA Free Free Free

10 License 1 license Guideline only

Guideline only

Guideline ? Guideline ? NA Broadcast license

2 license 2 license

Page 39: Draft White Paper Iptv

ii

Sumber : CASBAA Report 2009

0%

80%

60%

40%

20%

100%

2003A 2004A 2005A 2006A 2007A 2008F

Broadband household penetrations across Asia-Pacific

Korea

China

Hongkong

India

Singapore

Philippines

Japan

Vietnam

Taiwan

Thailand

Malaysia

Indonesia

Page 40: Draft White Paper Iptv

iii

Sumber : CASBAA Report 2009 Sumber : CASBAA Report 2009

2.3

2005

1,064

7.1

4.1

0.1

1.3

5.8

12.6

7.5

5.7

2.1

15.4

2006 2007 1H2008

Global IPTV total subscriber growth (m)

Europe

LatAm/Canada

Asia Pacific USA / Canada

0.1

731

2005

1,064

1,132

1,064

718 401

729

87

1,650

4,131

1,673

1,551

816

781

729

168

5,718

2006 2007 1H2008

Asia Pacific IPTV total subscriber growth (000s)

China

Taiwan

Korea

Japan

Hong Kong

Others

Page 41: Draft White Paper Iptv

iv

DAFTAR PUSTAKA

• Studi tentang Pengembangan Layanan IPTV, Depkominfo, 2007

• IPTV GSI, ITU

• IPTV in Asia: A Report for CASBAA Members, CASBAA, Januari 2009

• IPTV, APT-PRF Maldives, ITU

• Next Generation IPTV Services and Technologies, Driscoll, Wiley Inter

Science