Upload
others
View
29
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
Page 1
KELURAHAN GALUR
KECAMATAN JOHAR BARU
KOTA ADMINISTRASI JAKARTA PUSAT TAHUN ANGGARAN 2013
DRAFT AKHIR
DOKUMEN RENCANA KONTINJENSI
BENCANA BANJIR TAHUN 2013-2014
TIM PENYUSUN
Lurah Galur dan Staff
Anggota SOTD Kelurahan Galur
Tim Fasilitator dan Penulis BPBD DKI Jakarta
Narasumber BPBD DKI Jakarta
Narasumber Kanppeko Jakarta Pusat
Jakarta, 27 Desember 2013
Page 2
KATA PENGANTAR
Banjir merupakan fenomena yang terjadi hampir setiap tahun di Kelurahan Galur, Kecamatan Johar
Baru, Kota Administrasi Jakarta Pusat, Provinsi DKI Jakarta. Pada awal tahun 2013, banjir kembali
terjadi akibat limpasan air dari hulu sungai yang melintas di Kelurahan Galur. Kegiatan yang dilakukan
selama fase tanggap darurat meliputi aktivasi posko terpadu dan beberapa pos pendukung,
sedangkan pada fase pemulihan telah dilakukan upaya-upaya diantaranya kebersihan lingkungan,
penataan jalur transportasi dan keamanan.
Belajar dari pengalaman menanggapi banjir tersebut, dipandang perlu untuk membuat rencana
kontinjensi di tingkat kelurahan, sehingga kegiatan dapat dilakukan secara tepat guna dan berhasil
guna, secara terarah, terkoordinir dan terukur, sehingga pada akhirnya dapat lebih cepat dan tepat
memberikan bantuan maupun pemulihan lebih pendek waktunya. Dokumen rencana kontinjensi
banjir ini disusun bersama-sama oleh pihak Kelurahan Galur, Lintas Sektor dan Tripikel, serta pihak
swasta yang berlokasi di Kelurahan Galur dan perwakilan masyarakat kelurahan. Proses
pelaksanaannya difasilitasi oleh Tim Fasilitator Penyusun Renkon Kelurahan dari Badan
Penanggulangan Bencana Daerah Provinsi DKI Jakarta.
Semoga banjir tidak terjadi di Kelurahan Galur pada periode tahun 2013-2014. Namun apabila terjadi
banjir kami berharap semua pihak terkait dapat menangani dengan cepat berpedoman pada
dokumen rencana kontinjensi ini dan pada akhirnya beban warga terdampak dan pemerintah
Kelurahan Galur dapat diminimalisir.
Jakarta, 27 Desember 2013
LURAH GALUR
SUPARDIONO, S.ST
NIP. 19670513.199003.1004
Page 3
DAFTAR ISI
RENCANA KONTINJENSI TINGKAT KELURAHAN
BAB I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang B. Pengertian Rencana Kontinjensi C. Maksud dan Tujuan D. Dasar Hukum E. Sifat Rencana Kontinjensi F. Ruang Lingkup G. Proses Penyusunan H. Aktivasi Rencana Kontinjensi
BAB II. GAMBARAN UMUM WILAYAH
A. Wilayah Administrasi B. Kondisi Fisik Wilayah C. Kondisi Iklim Wilayah D. Demografi E. Sejarah Dampak Bencana Banjir
BAB III PENGEMBANGAN SKENARIO
A. Skenario Ancaman (waktu, durasi, intensitas curah hujan, TMA Sungai) B. Wilayah Terdampak (peta dan jalur evakuasi) C. Aspek-Aspek Terdampak
BAB IV KEBIJAKAN DAN STRATEGI
A. Kebijakan Massa Tanggap Darurat Bencana Banjir B. Strategi Pengelolaan Masa Tanggap Darurat Bencana Banjir C. Susunan Pengurus Organisasi Tanggap Darurat Bencana Banjir D. Struktur Organisasi Tanggap Darurat (SOTD) E. Sasaran dan Tugas Pokok Fungsi Masing-Masing Posko/Pos/Seksie SOTD
BAB V PERENCANAAN SEKTORAL
A. Posko Utama dan Kominfo B. Pos Penyelamatan dan Evakuasi C. Pos Perlengkapan Hunian Sementara (Huntara) D. Pos Kesehatan, Medis dan Psikososial E. Pos Logistik dan Dapur Umum F. Pos Transportasi dan Keamanan
BAB VI RENCANA TINDAK LANJUT
A. Mekanisme Prosedur Operasi B. Peninjauan ulang renkon dan penjelasan aktivasi
BAB VII PENUTUP
Page 4
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sebagai Ibukota Negara, Provinsi DKI Jakarta memiliki permasalahan kebencanaan yang komplek.
Dengan luas 661,52 km2, 40% atau 24.000 hektar merupakan dataran rendah dengan ketinggian rata-
rata di bawah permukaan air laut. DKI Jakarta juga merupakan pertemuan sungai dari bagian selatan
dengan kemiringan dan curah hujan tinggi. Terdapat 13 sungai yang melewati dan bermuara ke Teluk
Jakarta. Secara alamiah, kondisi ini memposisikan wilayah DKI Jakarta memiliki kerawanan yang tinggi
terhadap banjir.
Sejak tahun 1621, 1654 dan 1918, Provinsi DKI Jakarta telah dilanda banjir besar. Banjir besar
selanjutnya terjadi pada tahun 1976, 1996, 2002, 2007 dan terkahir Februrari 2013. Banjir tahun 1996
menggenangi hampir seluruh penjuru kota. Kejadian ini menjadi tragedi nasional dan mendapat
perhatian dunia. Banjir tahun 2007 dan 2013 juga memiliki cakupan wilayah genangan lebih luas dari
yang diperkirakan. Tidak sedikit kerusakan dan kerugian terhadap aset yang terkena banjir yang
melanda DKI Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang dan Bekasi (JABODETABEK). Tahun 2007, kerugian
diperkirakan mencapai Rp. 5,16 trilyun. Sementara banjir Bulan Januari 2013 menyebabkan kerugian
dan kerusakan mencapai Rp 7,8 Trilyun.
Risiko bencana banjir di DKI Jakarta sangat dipengaruhi oleh ancaman bencana, kerentanan dan
kapasitas dalam menghadapi ancaman yang ada. Curah hujan tinggi dalam waktu yang pendek, daya
dukung lingkungan yang semakin menurun, penurunan permukaan tanah akibat eksploitasi air yang
berlebihan serta pembangunan infrastruktur, semakin meningkatkan ancaman bencana dan
kerentanan wilayah maupun komunitas DKI Jakarta.
Dampak perubahan iklim yang saat ini ada, secara signifikan juga mempengaruhi tingkat risiko
bencana. Hasil kajian Economy and Environment Program For Southeast Asia (EEPSEA) menyebutkan
bahwa DKI Jakarta merupakan daerah yang paling rentan terhadap perubahan iklim. Dari 530 kota di
7 negara; Indonesia, Thailand, Kamboja, Laos, Vietnam, Malaysia dan Filipina, Indonesia merupakan
negara paling rentan terhadap dampak perubahan iklim.
Kondisi ini perlu disikapi secara sinergis dan menempatkan pengurangan risiko bencana sebagai
landasan berpikir. Kompleksnya bencana di DKI Jakarta sebagai Ibu Kota Negara Republik Indonesia,
megapolitan maupun pusat pertumbuhan dan pembangunan, membutuhkan sebuah perencanaan
yang sifatnya terpadu, terkoordinasi dan menyeluruh. Untuk itu, Badan Penanggulangan Bencana
Daerah (BPBD) provinsi DKI Jakarta bekerja sama dengan sejumlah organisasi seperti Mercy Corps,
Masyarakat Penanggulangan Bencana Indonesia (MPBI) dan World Vision Indonesia (WVI), di tahun
2013 ini akan memfasilitasi penyusunan rencana kontinjensi tingkat kelurahan untuk menghadapi
ancaman banjir di daerah melalui koordinasi terpadu. Renkon Tingkat Kelurahan disusun dalam
rangka meningkatkan kesiapsiagaan menghadapi ancaman bencana banjir seluruh wilayah DKI
Jakarta, khususnya untuk 124 Kelurahan yang merupakan Kelurahan terdampak banjir Januari 2013.
BPBD Provinsi DKI Jakarta telah mengupayakan alokasi dana dari APBD Provinsi DKI Jakarta Tahun
Anggaran 2013 untuk penyusunan dokumen rencana kontinjensi di 56 kelurahan yang tersebar di 5
wilayah kota administrasi, diantaranya Jakarta Pusat, Jakarta Selatan, Jakarta Timur, Jakarta Utara dan
Jakarta Barat.
Pemerintah Kelurahan Galur menyadari bahwa wilayah Kelurahan Galur sebagai salah satu dari
124 kelurahan yang terdampak banjir pada bulan Januari 2013. Kondisi ini harus disikapi dengan
Page 5
membuat suatu sistem penanggulangan bencana yang terpadu dan menyeluruh, mulai dari
menyusun kebijakan penanggulangan bencana sampai dengan membuat perencanaan teknis
penanggulangan bencana.
Penanggulangan bencana pada tahap pra-bencana meliputi kegiatan-kegiatan yang
dilakukan dalam “situasi tidak terjadi bencana” dan kegiatan-kegiatan yang dilakukan pada situasi
”terdapat potensi bencana”. Pada situasi tidak terjadi bencana, salah satu kegiatannya adalah
perencanaan penanggulangan bencana (Pasal 5 ayat [1] huruf a PP 21/2008). Sedangkan pada situasi
terdapat potensi bencana kegiatannya meliputi kesiapsiagaan, peringatan dini, dan mitigasi
bencana. Perencanaan Kontinjensi sesuai dengan ketentuan Pasal 17 ayat (3) PP Nomor 21
Tahun 2008 dilakukan pada kondisi kesiapsiagaan yang menghasilkan dokumen Rencana
Kontinjensi (Contingency Plan).
Tingginya ancaman banjir di DKI Jakarta serta efektifitas penanganan banjir menjadi dasar bagi
BPBD DKI Jakarta untuk merancang sistem kesiapsiagaan. Sehingga prinsip dan tujuan
penanggulangan bencana sebagaimana diamanahkan UU No 24/2007 dapat terwujud.
Rencana kontijensi Kelurahan untuk banjir merupakan salah satu wujud membangun
kesiapsiagaan warga dan pemerintah kelurahan dalam menghadapi ancaman banjir yang ada. Melalui
dokumen rencana kontijensi (renkon), prediksi banjir, risiko/dampaknya, peta dan sistem mobilisasi
sumberdaya dan skenario yang telah disepakati akan menjadi dasar dan acuan bagi seluruh pihak
berkepentingan untuk bertindak dan berbuat. Secara bersama-sama menghadapi ancaman banjir
untuk meminimalisir risiko yang timbul.
Renkon merupakan perencanaan teknis yang disusun secara partisipatif yang melibatkan pihak
kelurahan dan warga masyarakat. Prinsip pengurangan risiko bencana berbasis masyarakat
menempatkan sumberdaya lokal sebagai kekuatan utama. Sehingga kekuatan setempat, baik SDM
maupun kebutuhan-kebutuhan untuk penanganan darurat semaksimal mungkin dipenuhi oleh warga
dan kelurahan setempat. Baik tim penyelamat, sarana dan prasarana penyelamatan, dapur umum,
maupun pemenuhan kebutuhan dasar seperti pangan, air bersih, pelayanan kesehatan, tampat
pengungsian dll disediakan atau tersedia di wilayah masing-masing. Kesenjangan atau yang belum
ada, akan menjadi tantangan bagi warga dan pemerintah kelurahan, dalam menyiapkan atau
menyediakan kebutuhan tersebut. Baik bekerjasama dengan pihak pemerintah daerah maupun sektor
swasta.
Harapan besar, melalui komitmen bersama seluruh pemangku kepentingan dan sistem yang
terbangun melalui renkon kelurahan di kelurahan Galur, penanganan darurat akibat banjir menjadi
lebih efektif dan dapat mengurangi risiko bencana banjir yang ada.
Berdasarkan kondisi dan situasi tersebut di atas maka Pemerintah Kelurahan Galur melakukan
upaya dengan menyusun perencanaan dan kebijakan dalam melaksanakan mitigasi dan kesiapsiagaan
bencana. Salah satunya adalah melakukan pembuatan Dokumen Rencana Kontinjensi Banjir
Kelurahan Galur. Perencanaan kontinjensi sesuai dengan ketentuan Pasal 17 ayat (3) PP 21/2008
dilakukan pada kondisi kesiapsiagaan.
Rencana ini diharapkan dapat menjadi pedoman pada saat menghadapi darurat bencana banjir
bagi semua pelaku penanggulangan bencana banjir di Kelurahan Galur sehingga semua sumber daya
yang ada dapat dikelola dan terkordinasi dengan baik untuk memberikan perlindungan bagi
masyarakat yang terkena dampak bencana. Dalam hal bencana terjadi, maka Rencana Kontinjensi
berubah menjadi Rencana Operasi Tanggap Darurat atau Rencana Operasi (Operational Plan) setelah
terlebih dahulu melalui kaji cepat (rapid assessment).
Page 6
B. Pengertian Rencana Kontinjensi
1. Asumsi adalah dugaan atau perkiraan yang diterima sebagai dasar.
2. Bahaya adalah suatu situasi, kondisi, atau karakteristik biologis, geografis, sosial, ekonomi,
politik, budaya dan teknologi suatu masyarakat di suatu wilayah untuk jangka waktu tertentu
yang berpotensi menimbulkan korban dan kerusakan.
3. Bencana adalah peristiwa atau rangkaian peristiwa yang mengancam dan mengganggu
kehidupan dan penghidupan masyarakat yang disebabkan, baik oleh faktor alam dan/atau
faktor non-alam maupun faktor manusia sehingga mengakibatkan timbulnya korban jiwa
manusia, kerusakan lingkungan, kerugian harta benda dan dampak psikologis.
4. Evakuasi adalah merupakan suatu kegiatan untuk memindahkan masyarakat terancam
dampak bencana dan atau kegiatan masyarakat menyelamatkan diri ke daerah aman.
5. Kejadian bencana adalah peristiwa bencana yang terjadi dan dicatat berdasarkan tanggal
kejadian, lokasi, jenis bencana, korban, dan ataupun kerusakan. Jika terjadi kejadian bencana
pada tanggal yang sama dan melanda lebih dari satu wilayah, maka dihitung sebagai satu
kejadian
6. Komando Tanggap Darurat adalah organisasi penanganan Tanggap Darurat Bencana yang
dipimpin oleh seorang komandan Tanggap Darurat Bencana dan dibantu oleh staf komando
dan staf umum, memiliki struktur organisasi standar yang menganut satu komando dengan
mata rantai dan garis komando yang jelas dan memiliki satu kesatuan komando dalam
mengkoordinasikan berbagai instansi/lembaga/organisasi terkait untuk pengerahan
sumberdaya.
7. Kontinjensi adalah suatu keadaan atau situasi yang diperkirakan akan segera terjadi, tetapi
mungkin juga tidak terjadi.
8. Manajemen Kedaruratan adalah seluruh kegiatan yang meliputi aspek perencanaan dan
penanggulangan kedaruratan, pada menjelang, saat dan sesudah terjadi keadaan darurat,
yang mencakup siaga darurat, tanggap darurat dan pemulihan darurat
9. Latihan Kesiapsiagaan adalah suatu proses komprehensif yang diulang secara sistematis dan
berkesinambungan untuk memperoleh pengetahuan dan ketrampilan maksimal serta
meningkatkan koordinasi dan komunikasi antar instansi/lembaga dalam sebuah sistem
kesiapsiagaan terpadu.
10. Legalisasi adalah pengesahan dokumen rencana kontingensi menjadi legal secara hukum
melalui Peraturan Kepala Daerah.
11. Perencanaan kontingensi adalah suatu proses perencanaan ke depan, dalam situasi terdapat
potensi bencana, di mana skenario dan tujuan disepakati, tindakan teknis dan manajerial
ditetapkan, dan sistem tanggapan dan pengarahan potensi disetujui bersama, untuk
mencegah, atau menanggulangi secara lebih baik dalam situasi darurat atau kritis.
12. Perencanaan Sektoral adalah suatu rencana yang disusun oleh posko/pos/seksie yang berisi
kegiatan-kegiatan berkaitan dengan kebutuhan dan sumberdaya yang tersedia di masing-
masing posko/pos/seksie untuk penanganan darurat mengacu pada standar minimum
kebutuhan atau standar pelayanan minimum yang berlaku.
13. Rencana Operasi adalah rencana yang dibuat/disusun dalam rangka pelaksanaan operasi
Tanggap Darurat Bencana. Rencana operasi ini disusun oleh Komando Tanggap Darurat
dengan mempertimbangkan rencana kontingensi dan hasil kaji cepat.
14. Posko/pos/seksie adalah kelompok tugas yang melakukan tugas/peran sejenis. Posko/
pos/seksie terdiri dari unsur pemerintah, masyarakat dan lembaga usaha.
15. Sistem Komando Tanggap Darurat adalah suatu system penanganan darurat bencana yang
digunakan oleh semua instansi/lembaga dengan mengintegrasikan pemanfaatan sumberdaya
manusia, peralatan dan anggaran
Page 7
16. Risiko bencana adalah potensi kerugian yang ditimbulkan akibat bencana pada suatu wilayah
dan kurun waktu tertentu yang dapat merupakan kematian, luka, sakit, jiwa terancam,
hilangnya rasa aman, mengungsi, kerusakan atau kehilangan harta, dan gangguan kegiatan
masyarakat.
17. Skenario adalah gambaran kejadian secara jelas dan rinci tentang bencana yang diperkirakan
akan terjadi meliputi lokasi, waktu dan dampak bencana.
18. Sistem Peringatan Dini adalah serangkaian kegiatan pemberian peringatan sesegera mungkin
kepada masyarakat tentang kemungkinan terjadinya bencana pada suatu tempat oleh
lembaga yang berwenang
19. Tanggap Darurat adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan dengan segera pada saat
kejadian bencana untuk menangani dampak buruk yang ditimbulkan, yang meliputi kegiatan
penyelamatan dan evakuasi korban, harta benda, pemenuhan kebutuhan dasar,
perlindungan pengurusan pengungsian, penyelamatan serta pemulihan sarana prasarana.
C. Maksud dan Tujuan
Dokumen rencana kontinjensi ini disusun sebagai pedoman penanganan bencana banjir tahun
2014 yang diaktifkan sesuai syarat, kriteria dan aturan yang telah ditetapkan. Selain itu dokumen ini
menjadi dasar memobilisasi sumber daya para pemangku kepentingan (stake holder) pada saat
tanggap darurat bencana dalam melakukan penanggulangan bencana yang cepat dan efektif.
Sesuai dengan tujuan penanggulangan bencana yang tercantum dalam Undang-Undang Nomor 24
Tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana Pasal 4, tujuan penanggulangan banjir Kelurahan Galur
antara lain sebagai berikut :
Memberikan perlindungan kepada masyarakat dari ancaman bencana.
Menjamin terselenggaranya penanggulangan bencana secara terencana, terpadu,
terkoordinasi, dan menyeluruh.
Menghargai budaya lokal.
Membangun partisipasi dan kemitraan publik serta swasta.
Mendorong semangat gotong royong, kesetiakawanan, dan kedermawanan.
Menciptakan perdamaian dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.
Tujuan itu dicapai dengan melandaskan seluruh kegiatan pada asas-asas yang tercantum dalam
Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana Pasal 3:1, yaitu:
kemanusiaan, keadilan, kesamaan kedudukan dalam hukum dan pemerintahan, keseimbangan,
keselarasan, dan keserasian, ketertiban dan kepastian hokum, kebersamaan, ilmu pengetahuan dan
teknologi, serta kelestarian lingkungan hidup.
Seluruh pihak yang terlibat, baik itu pemerintah, swasta dan masyarakat kelurahan, melaksanakan
upaya tanggap darurat dengan merujuk pada prinsip-prinsip seperti tercantum dalam Undang-
Undang Nomor 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana Pasal 3:2, yaitu: cepat dan tepat,
prioritas, koordinasi, koordinasi dan keterpaduan, berdaya guna dan berhasil guna, transparansi,
akuntabilitas, kemitraan, pemberdayaan, nondiskriminatif, dan nonproletisi.
D. Dasar Hukum
1. Undang-Undang Nomor 24 tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana.
2. Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2007 tentang Pemerintahan Provinsi Daerah Khusus
Ibukota Jakarta sebagai Ibukota Negara Kesatuan Republik Indonesia.
3. Undang-Undang No 32 / 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup.
4. Peraturan Pemerintah No 21 / 2008 tentang Penyelenggaraan Penanggulangan Bencana.
5. Peraturan Pemerintah Nomor 22 Tahun 2008 tentang Pendanaan dan Pengelolaan Bantuan
Bencana.
Page 8
6. Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2008 tentang Peran Serta Lembaga Internasional dan
Lembaga Asing Non pemerintah dalam Penanggulangan Bencana.
7. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2011 tentang Sungai.
8. Peraturan Presiden No. 8 Tahun 2008 tentang Badan Nasional Penanggulangan Bencana.
9. Peraturan Kepala BNPB No 3 / 2010 tentang Rencana Nasional Penanggulangan Bencana.
10. Peraturan Kepala BNPB No 5 / 2010 tentang Rencana Aksi Nasional PRB.
11. Peraturan Daerah Nomor 1 Tahun 2008 tentang RPJMD (Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Daerah) Tahun 2007 – 2012 Propinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta;
12. Peraturan Daerah Nomor 10 Tahun 2008 tentang Organisasi Perangkat Daerah Propinsi
Daerah Khusus Ibukota Jakarta;
13. Peraturan Daerah Nomor 9 Tahun 2011 tentang Badan Penanggulangan Bencana Daerah;
14. Peraturan Gubernur Provinsi DKI Jakarta Nomor 26 Tahun 2011 tentang BPBD (Badan
Penanggulangan Bencana Daerah)
15. Rencana Penanggulangan Bencana (RPB) Provinsi DKI Jakarta 2013-2017
E. Sifat Rencana Kontinjensi
Dokumen rencana kontinjensi ini bersifat :
1. Partisipatif, disusun oleh multi sektor dan multi pihak
2. Dinamis dan selalu terbarukan
F. Ruang Lingkup
Ruang lingkup proses penyusunan dan dokumen rencana kontinjensi kelurahan adalah :
1. Jenis bencana : rencana kontinjensi disusun untuk ancaman bencana banjir
2. Cakupan Wilayah : cakupan luasan ancaman banjir dalam rencana kontinjensi ini dibatasi
oleh batas administrasi di wilayah Kelurahan Galur, Kecamatan Johar Baru, Kota Administrasi
Jakarta Pusat, Provinsi DKI Jakarta.
Rencana kontinjensi berlaku untuk Kelurahanan Galur dengan tetap melakukan koordinasi
dengan kelurahan-kelurahan di sekitarnya, dengan kesamaan sumber-sumber ancaman bencana
banjir dan sumber-sumber daya potensial yang dapat dimobilisir.
Rencana kontinjensi tingkat kelurahanan meliputi rencana operasional.
G. Proses Penyusunan
Kegiatan penyusunan rencana kontinjensi ini dilakukan dengan tahapan sebagai berikut:
1. Penyamaan persepsi terhadap semua pelaku penanggulangan bencana banjir di tingkat
kelurahan tentang pentingnya rencana kontinjensi.
2. Pengumpulan data dan informasi : pengumpulan data dilakukan pada semua sektor
penanganan bencana dan lintas administrative, meliputi data sekunder dan primer.
3. Verfikasi data : analisa data sumberdaya yang ada dibandingkan proyeksi kebutuhan
penanganan bencana saat tanggap darurat.
4. Penyusunan rancangan awal rencana kontinjensi : penyusunan, pembahasan, d a n
perumusan dokumen rencana kontinjensi yang disepakati oleh stakeholder kelurahan.
5. Sosialisasi hasil rumusan rencana kontinjensi (kontinjensi plan) : penyebar luasan dokumen
renkon kepada semua pelaku penanggulangan bencana tingkat kelurahan.
H. Aktivasi Rencana Kontinjensi
Page 9
Aktivasi rencana kontijensi ini dilakukan beberapa saat sebelum terjadi bencana (siaga darurat)
dengan kriteria sebagai berikut:
1. Adanya pernyataan status siaga 1 di beberapa titik sumber-sumber ancaman bencana banjir
di tingkat kelurahan berdasarkan hasil pengamatan ketinggian muka air yang dilaksanakan
oleh Tripikel dan Tim Reaksi Cepat Tingkat Kelurahan.
2. Adanya situasi dan kondisi wilayah yang sudah terdampak 100% sesuai skenario yang
dikembangkan di tingkat kelurahan berdasarkan hasil pengamatan/kaji cepat yang dilakukan
oleh Tripikel dan Tim Reaksi Cepat Tingkat Kelurahan.
3. Adanya usulan penetapan massa tanggap darurat bajir oleh TRC kepada Lurah setempat.
Berdasarkan kriteria tersebut Lurah Galur menetapkan keadaan darurat banjir dengan asumsi
masa tanggap darurat berlangsung sesuai dengan skenario yang dikembangkan terhitung sejak
ditetapkannya keadaan darurat.
1. Mekanisme Aktivasi Rencana Kontinjensi
a. Lurah Galur segera berkoordinasi dengan Pusdalops BPBD DKI Jakarta setelah masa
tanggap darurat ditetapkan di wilayahnya.
b. Jika indikator potensi bencana telah aktif/terjadi/terpenuhi, maka sistem peringatan dini
banjir secara intensif memberikan informasi awal tentang akan terjadinya banjir dan
kemungkinan lokasi yang akan tergenang.
c. Setelah potensi bencana diaktifkan, Lurah Galur segera melakukan rapat koordinasi
perdana dengan melibatkan seluruh sektor dan unsur-unsur lain yang terlibat dalam
penanggulangan bencana (Babinsa, Bimas, Ketua RW, Ketua LMK, dll). Materi rapat
antara lain membahas :
1) Pembaharuan data sumber daya (manusia dan peralatan) yang secara riil dapat
digerakkan dalam proses tanggap darurat.
2) Menyepakati Struktur Organisasi Komando Tanggap Darurat (SKTD) yang akan
digunakan dan dilengkapi dengan pembagian tugas yang mengacu pada Standar
Operasional Prosedur atau prosedur tetap dalam lampiran rencana kontinjensi.
3) Melaporkan kepada Pusdalops, BPBD Provinsi DKI Jakarta tentang status tanggap
darurat aktif.
2. Aktivasi Rencana Operasi
Rapat Koordinasi aktivasi Rencana Kontinjensi akan menghasilkan Rencana Operasi, yang
antara lain berupa :
a. Aktivasi Sistem Komando Tanggap Darurat (SKTD) dan pembagian peran;
b. Profil dasar wilayah terpapar bencana (hasil kaji cepat TRC)
c. Pembaharuan data posko/pos/seksie yang telah dibentuk
d. Proyeksi kebutuhan, ketersediaan dan kesenjangan pada masing-masing posko/pos
/seksi yang telah dibentuk.
e. Rencana kerja dan Rencana Anggaran Biaya masing-masing Posko/Pos/Seksie
Pelaksanaan Rencana Operasi dapat dilakukan setelah Komandan (Lurah) mengumumkan
Status Tanggap Darurat dan masa berlakunya tanggap darurat.
Page 10
Page 11
BAB II
GAMBARAN UMUM WILAYAH
A. Wilayah Administrasi
Kelurahan Galur merupakan salah satu Kelurahan di Kecamatan Johar Baru terletak di ujung
sebelah barat Wilayah Kota Jakarta Pusat yang berbatasan dengan Wilayah Kota Jakarta Utara. Luas
wilayah Kelurahan Galur berdasarkan SK Gubernur KDH DKI Jakarta No. 171 Tahun 2007 adalah +
26,20 ha, terdiri dari 07 RW dan 84 RT
Batas-batas kelurahan ini adalah:
Batas Utara : Jl. Letjen Suprapto, Kelurahan Harapan Mulya
Batas Timur : Jl. Pangkalan Asem, Kelurahan Cempaka Putih Barat.
Batas Selatan : Jl. Rawa Selatan I, Kelurahan Kampung Rawa.
Batas Barat : Jl. Kali Sentiong, Kelurahan Tanah Tinggi.
B. Kondisi Fisik Wilayah
Kelurahan Galur secara topografis berada pada posisi 106°, 51,17 ̏ Bujur Timur dan 06°, 10,32 ̏
Lintang Selatan. Sebagian besar wilayah Kelurahan Galur berada + 2 meter diatas permukaan laut dan
dibatasi Sungai Ciliwung di bagian Barat. Dengan kondisi wilayah sebagian sejajar dengan bibir sungai,
Kelurahan Galur merupakan daerah rawan banjir pada saat musim hujan karena meluapnya air sungai
di wilayah Kelurahan Galur.
Kondisi hidrologis, selain tingkat kepadatan penduduk sebagai salah satu faktor penyebab banjir,
tingkat kerawanan banjir di kawasan Galur diperparah dengan adanya sumber-sumber ancaman
banjir, antara lain :
a. Limpasan Kali Ciliwung dan Kali Sentiong
b. Kondisi drainase yang mengalami pendangkalan dan penyempitan, di RW 01 dan RW 02
C. Kondisi Iklim Wilayah
Provinsi DKI Jakarta pada umumnya beriklim panas dan kering atau beriklim tropis dengan suhu
udara maksimum berkisar 32,7°C - 34,5°C pada siang hari, dan suhu udara minimum berkisar 23,8°C -
25,4°C pada malam hari. Terletak di bagian barat Indonesia, Jakarta mengalami puncak musim
penghujan pada bulan Januari dan Februari dengan rata-rata curah hujan 350 milimeter (mm) dengan
suhu rata-rata 270C.
Curah hujan di wilayah Jakarta pada umumnya bertipe monsunal dengan periode musim hujan
pada bulan Desember hingga April yang dipengaruhi oleh monsun barat laut yang basah. Periode
musim kemarau pada bulan Mei hingga November yang dipengaruhgi oleh monsun tenggara yang
kering sehingga dapat dibedakan dengan jelas antara musim kemarau dan musim hujan. Curah hujan
bulanan ekstrim yang tercatat adalah 1412 mm pada bulan Desember 2007 di sekitar Pesanggrahan,
1082 pada Februari 2007 di Halim dan 1022 mm pada bulan Januari 1976 di Tanjung Priok. Kenaikan
suhu dalam kurun waktu 25 tahun dengan persentase variansi yang cukup tinggi (sekitar 39% hingga
62%) didukung pula dengan adanya peningkatan konsentrasi gas rumah kaca di atmosfer yang
menyebabkan terjadinya efek rumah kaca.
Kenaikan suhu bisa berpengaruh pada perubahan curah hujan. Untuk wilayah DKI Jakarta,
meskipun analisis trend iklim historis hingga 30 tahun ke belakang menunjukkan kenaikan suhu rata-
rata di wilayah Jakarta tidak disertai dengan perubahan curah hujan yang signifikan, namun kondisi
tersebut cenderung berubah pada periode mendatang.
Page 12
Hasil analisis BMKG menunjukkan meskipun proyeksi prosentase perubahan suhu udara rata-rata
dari tahun 2011-2030 dengan baseline data (2001-2010) cenderung menurun dengan curah hujan
mencapai -0,43%. Namun prosentase perubahan curah hujan pada periode bulan basah (Januari-
Februari) di tahun 2030 adalah mengalami peningkatan 4,09% dari prosentase perubahan curah hujan
bulan basah (Januari-Februari) saat ini yaitu 0,3%. Sementara bulan Januari-Februari umumnya
merupakan puncak terjadinya banjir.
D. Demografi
Berdasarkan sumber data dari laporan bulanan Kelurahan Galur bulan September 2013, jumlah
penduduk keseluruhan wilayah ini sebesar 21.594 Jiwa, terdiri dari 11.269 laki-laki dan 10.325
perempuan, dan jumlah WNA 1 jiwa. Sedangkan jumlah KK sebanyak 5.397, terdiri dari 4.252 KK laki-
laki dan 1.145 KK perempuan.
Kondisi masyarakat secara umum masih bersifat tradisonal yang perlu pembinaan, agar
terciptanya suatu tatanan masyarakat yang dinamis mau berkarya dan bekerja serta berkemampuan
agar tercipta warga yan bermutu berdaya guna demi kehidupan berkeluarga serta mencukupi sehari-
hari serta dapat menghasilkan produksi lebih baik sempurnanya keluarga bahagia dimasa yang akan
datang.
Gambaran kondisi demografi Kelurahan Galur secara rinci adalah sebagai berikut :
1. Jumlah Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin
NO RW JUMLAH
PENDUDUK TETAP
JUMLAH WNI WNA
RT KK LK PR JML LK PR JML
1 01 15 651 1.396 1.210 2.606 0 0 0 2.606
2 02 10 730 1.503 1.419 2.922 0 0 0 2.922
3 03 10 618 1.283 1.188 2.471 0 0 0 2.471
4 04 15 982 2.022 1.908 3.930 0 0 0 3.930
5 05 14 846 1.749 1.635 3.384 1 0 1 3.385
6 06 11 802 1.677 1.531 3.208 0 0 0 3.208
7 07 10 768 1.638 1.434 3.072 0 0 0 3.072
JUM LAH 112 5.397 11.268 10.325 21.593 1 0 1 21.594
Sumber Data : Laporan Bulanan Kelurahan Galur, September 2012
2. Jumlah Penduduk berdasarkan usia dan jenis kelamin
NO KELOMPOK WNI WNA
JUMLAH UMUR LK PR JUMLAH LK PR JUM LAH
1 0 4 Tahun 854 884 1.738 0 0 0 1.738
2 5 – 9 Tahun 936 870 1.806 0 0 0 1.806
3 10 – 14 Tahun 1.063 1.043 2.106 0 0 0 2.106
4 15 – 19 Tahun 1.016 846 1.862 0 0 0 1.862
5 20 – 24 Tahun 889 771 1.660 0 0 0 1.660
6 25 – 29 Tahun 948 859 1.807 0 0 0 1.807
Page 13
7 30 – 34 Tahun 882 861 1.743 0 0 0 1.743
8 35 – 39 Tahun 912 760 1.672 0 0 0 1.672
9 40 – 44 Tahun 919 694 1.613 0 0 0 1.613
10 45 – 49 Tahun 880 808 1.689 0 0 0 1.689
11 50 – 54 Tahun 649 755 1.405 0 0 0 1.405
12 55 – 59 Tahun 788 651 1.439 0 0 0 1.439
13 60 – 64 Tahun 240 242 482 0 0 0 482
14 65 – 69 Tahun 196 182 378 0 0 0 378
15 70 – 74 Tahun 79 72 151 0 0 0 151
16 > 75 Tahun 16 28 43 1 0 1 44
JUMLAH 11.268 10.325 21.593 1 0 1 21.594
Sumber Data : Laporan Bulanan Kelurahan Galur, September 2012
E. Sejarah Dampak Bencana Banjir
Kelurahan Galur merupakan satu dari 8 Kelurahan di Kecamatan Johar Baru yang ada di kota
Jakarta Pusat. Secara umum wilayah-wilayah di Kecamatan Johar Baru memiliki ancaman bencana
banjir dengan tingkat ancaman yang bervariasi. Sumber ancaman banjir bagi Kelurahan Galur adalah
Sungai Sentiong yang melewati wilayah Galur, tingginya curah hujan, sistem drainase yang buruk
mulai dari jl. Letjend suprapto, pangkalan jati, dan disekitar rumah-rumah warga.
Kelurahan Galur sebagaimana sebagian wilayah lain di DKI Jakarta hampir setiap tahun
mengalami banjir. 18 RT dari 2 RW merupakan wilayah yang secara rutin terendam banjir. 2 RW yang
terkena langganan banjir tahunan tidak memiliki dampak yang parah. Sebesar apa pun banjir yang
menggenangi wilayah tersebut, ketinggian air hanya berkisar 10cm-50cm dengan kondisi banjir hanya
berupa genangan saja tidak berarus dan air langsung mengalir ke saluran-saluran sehingga surut
dalam waktu 5 jam.
Pada tahun 2002, 2007 atau 2013, Kelurahan Galur terkena dampak banjir yang tidak terlalu
parah. Kerugian akibat banjir ditaksir mencapai 100 juta rupiah. Besarnya kerugian akibat banjir
tersebut disebabkan karena tanda peringatan dini belum ada, warga kurang siap menghadapi banjir,
warga hanya mampu menyelamatkan harta benda yang kecil-kecil saja, dll. Selain ketinggian dan
kecepatan tingginya genangan yang ada.
Banjir juga disebabkan oleh tingginya curah hujan yang turun selama 7 jam dalam 1 hari tanpa
berhenti. Contohnya pada banjir tahun 2007, merupakan banjir paling besar dibandingkan dengan
banjir tahun 2002. Sekitar 1 Februari 2007 tepatnya malam hari banjir menghantam jakarta. Selain
disebabkan oleh sistem drainase yang buruk, banjir berawal dari hujan lebat yang berlangsung sejak
sore hari tanggal 1 Februari hingga keesokan harinya tanggal 2 Februari, ditambah dengan banyaknya
air dari 13 sungai yang melintasi wilayah Jakarta. Walaupun banjir tahun 2007 lebih besar dari banjir
tahun 2002, kelurahan Galur hanya terkena dampak yang tidak terlalu parah. Ketinggian air pada
wilayah yg terendam banjir ≤ 10cm-50cm saja. Sama seperti kejadian banjir di tahun 2013. Warga
masyarakat Kelurahan Galur telah berupaya menyikapi ancaman banjir tersebut, baik melalui upaya
mitigasi maupun kesiapsiagaan berupa kerja bakti dengan membersihkan saluran air (got) dan
membangun tembok pembatas dipinggiran kali Sentiong. Untuk respon bencana banjir, warga
membangun pos pengungsian, membuat dapur umum, dan pos kesehatan. Sedangkan ditingkat
kelurahan membentuk posko utama bencana banjir dan penampungan logistik.
Kelurahan Galur memiliki 7 RW dengan tingkat ancaman bencana yang berbeda-beda. Ada yang
setinggi 50 cm, 10 cm atau hanya sekedar air lewat saja. Ancaman banjir di Kelurahan Galur terdapat
di 18 RT dari 2 RW. Seperti di RW 01; RT 001 s/d RT 006 terkena dampak dari luapan Kali Sentiong,
karena letak wilayahnya yang agak tinggi. RT 007 s/d 011 merupakan wilayah yang paling parah
Page 14
terkena banjir. Selain letak wilayahnya yang rendah tempat tersebut berada didekat aliran kali
sentiong. Dengan ketinggian air 50cm yang dapat surut dalam waktu 2 jam. RT 012 s/d 015 juga
terkena dampak dari luapan Kali Sentiong, dengan ketinggian air 20cm yang dapat surut dalam waktu
½ jam. Pada umumnya banjir yang menggenangi wilayah RT 01 s/d RT 015 hanya berupa genangan air
saja tidak berarus dan cepat surut, yang disebabkan karena letaknya berada didekat kali sentiong dan
hujan deras yang turun selama 5 jam berturut-turut dalam 1 hari.
Tidak ada warga yang mengungsi pada saat terjadinya banjir. Kerugian yang ditimbulkan akibat
banjir di RW 01 ≤ 100 juta. Adapun fasilitas umum yang terkena banjir diantaranya WC umum dan
praktek dokter YADI. Menurut ketua RW 01, selama lebih dari 40 tahun tinggal di galur tidak pernah
ada ancaman banjir yang berarti. Kejadian banjir tahun 2002 dan 2007 dampak yang ditimbulkan tidak
jauh beda dengan banjir tahun 2013 ini. Sedangkan RW 02 terdiri dari RT 003 dengan ketinggian air
30cm, surut dalam waktu 4 jam. Di RT 004 dan RT 005 hanya berupa genangan air saja setinggi 10cm
yang cepat surut setelah hujan berhenti.
Fasilitas umum pun tidak ada yang terendam banjir. Menurut pak Sugeng, banjir besar baru akan
terjadi kalau hujan deras secara berturut-turut selama 7 jam lamanya. Banjir yang menggenangi
wilayah Kelurahan Galur disebabkan karena luapan Kali Sentiong yang merupakan aliran wilayah
timur yang dipasok dari Sal.PHB K. Baru timur dengan panjang kali 1400m, lebar 7-9 m mulai dari Jl.
Suprapto s/d Kemayoran, Kali Sentiong. Kali Item panjang 2625m, lebar 12-19m dari PA. Honda
(pertemuan) Kali Sentiong. Proses terjadinya banjir disebabkan oleh curah hujan tinggi ditingkat lokal
(Jakarta), sampah yang menumpuk, penyempitan hulu sungai, dinding pembatas kali kurang tinggi,
sistem drainase yang buruk, dan wilayah cekungan seperti di RW 01.
Warga Galur sudah terbiasa dalam menghadapi banjir. Contohnya banjir tahun 2002, 2007 yang
merupakan banjir terbesar di Jakarta. Kelurahan Galur hanya terkena dampak sedikit dan tidak terlalu
parah. Sebagai bentuk kesiapsiagaan warga dan kelurahan mempersiapkan tempat pengungsian,
dapur umum, posko kesehatan dan logistik.
Berikut adalah tabel dampak bencana banjir:
Waktu Kejadian Banjir : Januari 2013
NO Lokasi Genangan Tinggi
Genangan Lama
Genangan Massa Tggp
Darurat Sumber
Ancaman Banjir
01 RT 001 – 006, RW 01 + 10-50 cm 1 jam 2 hari Limpasan Kali Sentiong & drainase
02 RT 007 – 011, RW 01 + 10-50 cm 1 jam 2 hari Limpasan Kali Sentiong & drainase
03 RT 012 – 015, RW 01 + 10-50 cm 1 jam 2 hari Limpasan Kali Sentiong & drainase
04 RT 003 – 005, RW 02 + 10-30 cm 1 jam 2 hari Limpasan Kali Sentiong & drainase
Sumber data : Hasil FGD Kedua dalam proses penyusunan dokumen Renkon Banjir Kelurahan Galur 2013
Kapasitas Sumberdaya Lokal pada saat tanggap darurat banjir :
Sektor Kapasitas Sumber daya lokal
Lurah Penanggung jawab dalam penanganan
kondisi darurat pada wilayah Galur.
Mempunyai wewenang untuk
menggunakan fasilitas yang berada
didalam ruang lingkup kelurahan galur,
misalnya; puskesmas, sekolah, mesjid
untuk dijadikan sebagai tempat evakuasi
korban banjir, dapur umum dan medis.
Mengkoordinir bidang-bidang yang
berada didalam struktur pemangku
kepentingan.
Lurah mempunyai keb ijakan untuk
menjadikan kantor kelurahan sebagai
tempat pengungsian korban banjir.
Sarana penanganan banjir :
Kendaraan operasional kelurahan yang
dapat digunakan sebagai sarana
transportasi untuk memberikan makanan,
air minum, dll ketempat pengungsian
korban banjir. Pelampung, Perahu karet,
Jenset, Tenda pengungsian, dll
Logistik dan Dana operasional
Page 15
Sekretaris Membantu warga masyarakat didalam
penanganan banjir.
Mempersiapkan data-data wilayah yang
terkena banjir.
Membuat surat menyurat seperti ; surat
undangan rapat struktur, surat
permohonan sumbangan untuk
perusahaan, dll.
Kepala Seksi
Pemerintahan&
Ketertiban
Mengkoordinasikan warga masyarakat
untuk menjaga keamanan, dan
membentuk proses evakuasi warga.
Menjaga dan memastikan keamanan
wilayah kelurahan galur pada saat
terjadinya bencana banjir.
Personil kepolisian untuk menjaga
keamanan.
Peralatan komunikasi ( HT ).
Kendaraan operasional.
Puskesmas Membantu mengobati para pengungsi
yang terkena diare, gatal-gatal dan
masalah pernapasan.
Dokter dan perawat
Peralatan medis
Page 16
BAB III
PENGEMBANGAN SKENARIO
A. Skenario Ancaman (waktu, durasi, intensitas curah hujan, TMA Sungai, tinggi Rob)
Berdasarkan analisis risiko bencana di wilayah Kelurahan Galur, Kecamatan Johar Baru, Kota
Administrasi Jakarta Pusat, Provinsi DKI Jakarta dalam jangka pendek memiliki ancaman banjir.
Ancaman banjir diperkirakan terjadi saat musim hujan yang berdasarkan prakiraan BMKG akan
mengalami puncaknya pada awal Januari 2014 sampai dengan akhir bulan Februari 2014. Skenario
yang dikembangkan dalam Rencana Kontinjensi ini adalah kejadian banjir Tahun 2013/2014. Asumsi
skenario ini dikembangkan berdasarkan data dampak banjir Tahun 2013 dengan penambahan 15 %.
Tim Reaksi Cepat (TRC) bekerjasama dengan Tripikel mengadakan pemantauan pada beberapa
titik sumber ancaman bencana banjir baik dari luar wilayah kelurahan maupun dari dalam wilayah
kelurahan meliputi :
1. Limpasan Kali Sentiong, ke RW 01 dan RW 02
2. Kondisi drainase yang mengalami pendangkalan dan penyempitan
Berdasarkan hasil pemantauan Tim Kaji Cepat bekerjasama dengan Tripikel Kelurahan Galur
terkait dengan ancaman bencana banjir maka Lurah Galur menyatakan status keadaan darurat
bencana banjir pada awal bulan Januari 2014 sesuai dengan skenario yang ditetapkan dalam dokumen
rencana kontintensi tingkat Provinsi DKI Jakarta dan apabila terdapat data, fakta dan informasi
sebagai berikut :
1. Adanya ancaman bencana banjir yang berasal dari kejadian hujan lokal dengan curah hujan yang
deras/lebat, dan berlangsung terus menerus selama 1 – 4 jam.
Apabila terjadi kondisi seperti tersebut diatas dan berdampak adanya genangan banjir setinggi +
50 s/d 60 cm yang melanda di seluruh kawasan yang rentan banjir, maka diwajibkan para Ketua
RW dan RT setempat dan TRC segera memberi laporan kepada Lurah, Babinsa dan Bhabin
Kamtibmas Kelurahan Galur.
2. Adanya ancaman bencana banjir yang berasal dari hulu diataranya :
a. Ketinggian muka air di Pos Pemantauan Katulampa dan Depok (Sungai Ciliwung) mencapai
Status Siaga II (dua).
b. Ketinggian muka air di beberapa pintu air yang masuk ke Jakarta dan lintasan aliran kali/
sungainya berdekatan dengan wilayah Kelurahan Galur, diantaranya Sunter Hulu diasumsikan
melaporkan adanya peningkatan status Siaga I (satu)
3. Adanya ancaman bencana banjir dari ketinggian muka air laut yang mengalami kenaikan (banjir
rob) mencapai 200 s/d 250 cm atau Siaga II, berdasarkan pantauan dari TRC berasal dari Laporan
Resmi Pos Pemantauan di Pasar Ikan, Penjaringan, Jakarta Utara.
4. Adanya ancaman bencana banjir tersebut yang dapat terjadi bersamaan, baik ancaman bencana
banjir dari hulu (banjir kiriman), dari laut (banjir rob) dan hujan lokal sehinga dapat menyebabkan
terjadinya genangan banjir setinggi 50 s/d 60 cm dan genangan tersebut tidak surut dalam kurun
waktu 24 jam yang melanda di kawasan rawan banjir di Kelurahan Galur.
5. Secara rinci luas genangan banjir diperkirakan akan melanda kawasan paling rendah :
a. RW 01, ketinggian genangan rata-rata sekitar 50-60 cm
b. RW 02, ketinggian genangan rata-rata sekitar 50-60 cm
Gambaran umum warga masyarakat di Kelurahan Galur yang diperkirakan akan terdampak antara lain sebagai berikut : 1. Jumlah penduduk yang terdampak sebanyak : 4.067 jiwa
2. Jumlah penduduk yang mengungsi sebanyak : 370 jiwa
Page 17
3. Jumlah penduduk yang menderita sakit :
a. Memerlukan layanan rawat jalan sebanyak : + 37 jiwa
b. Memerlukan layanan rawat inap sebanyak : + 2 jiwa
4. Jumlah penduduk yang termasuk kelompok rentan meliputi :
a. Balita : + 302 jiwa
b. Ibu Hamil : + 203 jiwa
c. Lansia : + 152 jiwa
d. Berkebutuhan khusus (difabel) : + 27 jiwa
Berdasarkan luas dampak bencana banjir tersebut diatas, Komandan Tanggap darurat banjir akan
menetapkan massa tanggap darurat banjir selama 3 hari terhitung sejak ditetapkannya massa tanggap
darurat banjir oleh Lurah Galur. Massa tanggap darurat banjir akan ditinjau kembali massa
berlakunya oleh Komandan Tanggap darurat Banjir apabila terdapat perkembangan dilapangan yang
pada kenyataannya belum menunjukan situasi dan kondisi yang normal di Kelurahan Galur.
B. Wilayah Terdampak (peta dan jalur evakuasi) 1. Tabel : Kawasan Terkena Dampak Banjir
NO Lokasi Genangan Tinggi
Genangan Lama
Genangan Jalur alternatif dari luar wilayah menuju
tempat pengungsian
01 RW 01, RT 001 s//d 006 + 10-60 cm 0,5 jam Jl. Galur Sari Raya, ke Jl. Galur Sari 1 - 10
02 RW 01, RT 007 s/d 011 + 50-60 cm 2 jam Jl. Galur Sari Raya, ke Jl. Galur Sari 1 - 10
03 RW 01, RT 012 s/d 015 + 20-60 cm 0,5 jam Jl. Galur Sari Raya, ke Jl. Galur Sari 1 - 10
04 RW 02, RT 003 + 30-60 cm 4 jam Jl. Galur Sari Raya, ke Jl. Galur Sari 1 - 10
05 RW 02, RT 004 s/d 005 + 10-60 cm 0,5 jam Jl. Galur Sari Raya, ke Jl. Galur Sari 1 - 10
Sumber data : Hasil FGD Ke2 dalam proses penyusunan dokumen Renkon Banjir Kelurahan Galur 2013
Page 18
2. Peta Wilayah / Kawasan Rawan Banjir Tingkat Kelurahan
Peta Lokasi Kelurahan Galur, Kecamatan Johar Baru, Jakarta Pusat
Tabel : Sebaran Lokasi / Tempat dan Jalur Evakuasi
No Jumlah
Pengungsi Lokasi / Nama Tempat Evakuasi
Daya
Tampung Jalur Evakuasi Penanggung Jawab
1 50 jiwa Masjid Darul Fallah, RW 01, RT 05
Jumlah ruangan 1, jamban 1
50 jiwa Jl. Galur Sari Raya,
atau Jl. Kemuning
H Suroto Burhanudin
0812.9633.3797
2 50 jiwa Balai Warga RW 01, RT 06 35 jiwa Jl. Galur Sari Raya, H Suroto Burhanudin
Page 19
Jumlah ruangan 1, jamban 1 atau Jl. Kemuning 0812.9633.3797
3 50 jiwa Balai Warga RW 02, RT 05
Jumlah ruangan 1 (Lt.2), jamban 1
50 jiwa Jl. Galur Sari 1 – 10,
Jl. Kemuning, Jl. Tirto
Sari, Jl. Kelapa Hijau
Rifki (Ketua RW) &
Zumail (Wakil RW)
0821.1311.8035
5 60 jiwa Mushola Nurul Iman, RW 02, RT 01
Jumlah ruangan 2, jamban 1
75 jiwa Jl. Galur Sari 1 – 10,
Jl. Kemuning, Jl. Tirto
Sari, Jl. Kelapa Hijau
M. Suki dan Asmita
Syahrir (Ketua RT 01)
0878.8872.0532
6 60 jiwa Mushola Ar-rohman, RW 02, RT 07
Jumlah ruangan 1, jamban 1
75 jiwa Jl. Galur Sari 1 – 10,
Jl. Kemuning
Sugeng
0813.8367.7394
7 25 jiwa Mushola Nurul Janah, RW 02, RT 09
Jumlah ruangan 1, jamban 1
25 jiwa Jl. Galur Sari 1 – 10,
Jl. Kemuning, Jl. Tirto
Sari, Jl. Kelapa Hijau
Fauzi dan Tardi
(Ketua RT 09)
0812.1047.7912
8 75 jiwa Msjid Al-Istiqomah, RW 02, RT 05
Jumlah ruangan 1 (Lt.2), jamban 2
100 jiwa Jl. Galur Sari 1 – 10,
Jl. Kemuning
Samsudin
Jml 370 jiwa 410 jiwa
Sumber data : Hasil FGD Kedua dalam proses penyusunan dokumen Renkon Banjir Kelurahan Galur 2013
C. Aspek-Aspek Terdampak
1. Aspek Kependudukan
Akibat banjir yang terjadi menyebabkan sebagian masyarakat di wilayah terdampak menjadi korban dan pengungsi. Distribusi jumlah korban dan pengungsi untuk masing-masing wilayah ditunjukkan pada Tabel dibawah ini.
Tabel : Perkiraan risiko penduduk wilayah terdampak
Wilayah Terdampak
Jumlah Penduduk
Jumlah Warga Terdampak
Jumlah KK Terdampak
Jumlah Pengungsi
Jumlah Balita
Jumlah Ibu Hamil
Jumlah Lansia
RW 001 2.606 2.606 jiwa 652 KK 100 jiwa 195 131 98
RW 002 2.922 1.461 jiwa 358 KK 270 jiwa 107 72 54
RW 003 2.471 0 0 0 0 0 0
RW 004 3.930 0 0 0 0 0 0
RW 005 3.385 0 0 0 0 0 0
RW 006 3.208 0 0 0 0 0 0
RW 007 3.072 0 0 0 0 0 0
Jumlah 21.594 4.067 jiwa 1.010 KK 370 jiwa 302 jiwa 203 jiwa 152 jiwa
Sumber Data : Profil Kelurahan 2013 dan Hasil FGD ke 3 penyusunan renkon Kelurahan Galur, 2013.
Data tersebut diatas akan dijadikan acuan untuk menghitung proyeksi kebutuhan bagi warga terdampak,
baik tempat pengtungsian / hunian sementara, pos logistik dan dapur umum
2. Aspek Perumahan
Akibat banjir yang terjadi menyebabkan kerusakan rumah tinggal penduduk wilayah terdampak
dengan perkiraan jumlah & tingkat kerusakan ditunjukkan pada tabel dibawah ini.
Tabel : Risiko kerusakan rumah pada wilayah terdampak
Wilayah Terdampak
Persentase Tingkat Kerusakan
Ringan Sedang Berat
( 1 ) ( 2 ) ( 3 ) ( 4 )
RW 001 100 % 00 % 00 %
RW 002 100 % 00 % 00 %
RW 003 100 % 00 % 00 %
RW 004 100 % 00 % 00 %
Page 20
RW 005 100 % 00 % 00 %
RW 006 100 % 00 % 00 %
RW 007 100 % 00 % 00 %
Sumber data : Hasil FGD 2 dalam proses penyusunan dokumen Renkon Banjir Kel. Galur, 2013
Keterangan:
Perhitungan persentase pada kolom 2 : (a) bangunan rumah mempunyai lebih dari 1 lantai, (b) tembok terbuat dari batu-bata, (c) atap terbuat dari genteng
Perhitungan persentase pada kolom 3 : (a) bangunan rumah hanya memiliki 1 lantai, (b) tembok terbuat dari batu-bata, (c) atap terbuat dari genteng
Perhitungan persentase pada kolom 4 : (a) bangunan rumah hanya memiliki 1 lantai, (b) tembok terbuat dari papan/tripleks, (c) atap terbuat dari genteng
3. Aspek Sarana Prasarana
Banjir diperkirakan dapat merusak sarana dan prasarana yang berada di wilayah terdampak.
Beberapa sarana prasarana yang mengalami kerusakan karena tergenang atau tidak dapat
digunakan karena akses jalan tertutup genangan air antara lain gedung pendidikan, sarana
ibadah, tempat pertemuan masyarakat, pasar, dll.
Tabel dibawah ini memperlihatkan besaran dampak banjir terhadap sarana prasana di
Kelurahan Galur.
Tabel : Gedung dan sekolah terdampak banjir
Wilayah Terdampak
S D S M P SMA / SMK Perguruan Tinggi
Gedung Sekolah Gedung Sekolah Gedung Sekolah Gedung Sekolah
RW 001 0 0 0 0 0 0 0 0
RW 002 0 0 0 0 0 0 0 0
RW 003 0 0 0 0 0 0 0 0
RW 004 0 0 0 0 0 0 0 0
RW 005 0 0 0 0 0 0 0 0
RW 006 0 0 0 0 0 0 0 0
RW 007 0 0 0 0 0 0 0 0
Jumlah 0 0 0 0 0 0 0 0
Sumber data : Hasil FGD 2 dalam proses penyusunan dokumen Renkon Banjir Kel. Galur, 2013
Keterangan: Ada beberapa sekolah yang berada dalam satu komplek gedung yang sama atau menggunakan bangunan yang sama dengan sekolah lain.
Tabel : Fasos dan Fasum rawan banjir
Wilayah Terdampak
Tempat Ibadah Pasar Tradisional Pusat Kegiatan
Masyarakat Terminal
RW 001 2 0 1 (Balai RW) 0
RW 002 3 0 1 (Balai RW) 0
RW 003 5 0 1 (Balai RW) 0
RW 004 3 0 1 (Balai RW) 0
RW 005 5 0 1 (Balai RW) 0
RW 006 2 0 1 (Balai RW) 0
RW 007 4 0 1 (Balai RW) 0
Jumlah 24 0 7 0
Sumber data : Hasil FGD 2 dalam proses penyusunan dokumen Renkon Banjir Kel. Galur, 2013
Tabel : Asumsi Dampak Pada Aspek Sarana dan Prasarana
No Jenis Sarana dan Prasarana Dampak / Kerusakan Lama Gangguan Fungsi
Layanan (Hari) Keterangan
Ringan Berat
Page 21
1 Kantor / Jaringan PLN 0 1 hari
2 Kantor / Jaringan PAM 0 1 hari
3 Kantor / Jaringan Telkom 0 1 hari
4 Kantor Kelurahan 0 1 hari
5 Puskesmas Kelurahan 0 1 hari
6 Balai/Klinik Pengobatan 0 1 hari
7 Rumah Sakit 0 1 hari
8 Gedung SD 0 1 hari
9 Gedung SMP 0 1 hari
10 Gedung SMA / SMK 0 1 hari
11 Jalan Utama 0 1 hari
12 Jembatan Utama 0 1 hari
13 Terminal / Halte 0 1 hari
14 Pasar Tradisional 0 1 hari
15 Tempat Ibadah 0 1 hari
Sumber data : Hasil FGD 2 dalam proses penyusunan dokumen Renkon Banjir Kel. Galur, 2013
4. Aspek Pemerintahan
Dampak bencana diperkirakan dapat berpengaruh terhadap fungsi penyelenggaraan
pemerintahan yang beroperasi di Kelurahan Galur. Dampak kejadian bencana ini diperkirakan
menyebabkan bangunan pemerintahan seperti kantor RW, kantor Kelurahan, kantor kecamatan,
kantor pemerintahan setingkat kota admninistrasi, provinsi dan pusat terancam terendam atau
terputus aksesnya dikarenakan banjir.
Beberapa bangunan diperkirakan mengalami rusak ringan hingga berat. Pada tabel berikut
terpapar data kantor-kantor pemerintahan yang rawan banjir.
Tabel : Kantor Pemerintahan rawan banjir
Wilayah Terdampak
Balai RW Kantor Lurah Kantor Pemerintah
Setingkat Kota Kantor
PLN Kantor Telkom
Kantor PDAM
RW 001 1 1 0 0 0 0
RW 002 1 0 0 0 0 0
RW 003 1 0 0 0 0 0
RW 004 1 0 0 0 0 0
RW 005 1 0 0 0 0 0
RW 006 1 0 0 0 0 0
RW 007 1 0 0 0 0 0
Jumlah 7 1 0 1 1 0
Sumber data : Hasil FGD 2 dalam proses penyusunan dokumen Renkon Banjir Kel. Galur, 2013
5. Aspek Fasilitas Kesehatan
Dampak banjir juga akan berdampak merendam beberapa fasilitas kesehatan serta akses ke
fasilitas kesehatan yang berada di beberapa wilayah seperti rumah sakit dan puskesmas maupun
pusat layanan kesehatan lainnya. Bangungan rumah sakiit dan puskesmas tergenang air atau
tertutup aksesnya oleh genangan air sehingga sulit untuk beroperasi sebagaimana terlihat dalam
tabel di bawah ini. Daftar lengkap mengenai rumah sakit dan puskesmas tersebut dapat dilihat
pada lampiran dokumen ini.
Page 22
Tabel : Fasilitas Kesehatan Rawan Banjir
Wilayah Terdampak
Puskesmas Kelurahan
Puskesmas Kecamatan
Rumah Sakit
Balai Pengobatan
Dokter Praktek Swasta
Bidan Praktek Swasta
RW 001 0 0 0 0 1 0
RW 002 1 0 0 0 0 1
RW 003 0 0 0 0 0 0
RW 004 0 0 0 0 0 0
RW 005 0 0 0 0 1 0
RW 006 0 0 0 1 1 1
RW 007 0 0 0 1 0 0
Jumlah 1 0 1 6 6 3
Sumber data : Hasil FGD 2 dalam proses penyusunan dokumen Renkon Banjir Kelurahan Galur, 2013
Page 23
BAB IV
KEBIJAKAN DAN STRATEGI
A. Kebijakan
1. Penanggulangan bencana dilaksanakan secara terpadu dan terkoordinasi yang melibatkan
seluruh potensi pemerintah, swasta dan masyarakat, baik pada tahap pra bencana, saat
terjadi bencana maupun pasca bencana. Kebijakan dan Strategi merupakan perwujudan dari
pelaksanaan penanggulangan bencana di Kelurahan Galur.
2. Memberikan penjaminan pemenuhan hak masyarakat korban bencana dan pengungsi yang
terkena bencana terutama pelayanan kebutuhan dasar secara adil dan sesuai dengan standar
minimal.
B. Strategi
1. Pemerintah memfasilitasi penyiapan dan penyediaan sumber daya sedekat mungkin dengan
lokasi rawan bencana.
2. Mengupayakan terpenuhinya standar minimum dalam pemenuhan kebutuhan dasar.
Oleh karena itu, perlu disusun bentuk kebijakan dan strategi penanggulangan bencana di
Pemerintah Kelurahan Galur. Adapun bentuk kebijakan dan strategi penanggulangan bencana banjir
di Pemerintahan Kelurahan Galur adalah sebagai berikut:
Tabel 4.1. Kebijakan dan Strategi
No Kebijakan Strategi
1 Mengerahkan segala sumber
daya yang ada di tingkat
kelurahan.
Melibatkan Babinsa, Bimas, Kasatgas Satpol PP, Ketua RW, LMK,
Lintas Sektor dalam proses penyelamatan dan perlindungan pada
saat tanggap darurat.
2 Menetapkan masa siaga
darurat dan masa tanggap
darurat selama 3 hari.
1. Melibatkan Babinsa, Bhabin Kamtibmas, Kasatgas Satpol PP,
Ketua RW, LMK, Lintas Sektor dalam proses penyelamatan dan
perlindungan pada saat tanggap darurat.
2. Menetapkan Surat Keputusan Lurah untuk memberikan legal
eksistensi kepengurusan Struktur Organisasi Tanggap Darurat
yang memuat tugas pokok fungsi masing-masing anggota.
3 Melakukan penyelamatan
dan perlindungan kepada
seluruh masyarakat di
tingkat kelurahan yang
terdampak sesuai skala
prioritas.
1. Melibatkan Babinsa, Bimas dan relawan lokal dalam proses
penyelamatan dan perlindungan pada saat tanggap darurat.
2. Melibatkan peran masyarakat dalam hal tanggap darurat
3. Menetapkan lokasi pengungsian berkoordinasi dengan Ketua
RW dan evakuasi korban secara cepat ke tempat evakuasi
4 Melakukan koordinasi
penanggulangan bencana di
tingkat kelurahan dengan
melibatkan lintas sektor dan
pemangku kepentingan lain.
1. Melibatkan Babinsa, Bimas, Kasatgas Satpol PP, Ketua RW,
LMK, Lintas Sektor dalam tahap ini
2. Mengaktifkan sistem koordinasi kedaruratan, diantaranya
dengan media “SMS gateway” dan “Jaringan Komunikasi Radio
(HT)”, telphone selular dan koordinasi langsung di lapangan.
No Kebijakan Strategi
5 Memberikan pemenuhan kebutuhan dasar kepada para korban banjir.
1. Mengidentifikasi, memenuhi kebutuhan logistik korban dan pengungsi yang dilengkapi dapur umum dan sanitasi memadai serta melakukan pengawasan dalam pendistribusian bantuan
Page 24
dengan cepat dan tepat sasaran. 2. Menumbuh kembangkan sistem “Lumbung Pangan Kelurahan”
untuk pengelolaan depo logistik.
6 Tetap menyelenggarakan pelayanan pemerintahan kepada masyarakat
1. Adanya pengelolaan sumber daya manusia dan waktu di jajaran pemerintah kelurahan Galur untuk menjamin kelancaran pelayanan dan tanggap darurat banjir.
7 Memberikan pelayanan kesehatan bagi para korban bencana selama tanggap darurat di seluruh titik pengungsian
1. Mendirikan dan mengaktifkan pos-pos kesehatan sesuai dengan kebutuhan dan sarana/prasarana yang tersedia.
2. Bekerjasama dengan Instansi Terkait, Relawan, CSR dan LSM untuk memenuhi layanan dasar di bidang kesehatan
8 Tetap mengupayakan berlangsungnya Kegiatan Belajar Mengajar saat tanggap darurat bencana.
1. Memastikan adanya tempat belajar mengajar yang aman dan nyaman pada masa tanggap darurat banjir.
2. Sosialisasi dan koordinasi antara pengelola pendidikan dan perwakilan wali murid untuk menyikapi masa tanggap darurat banjir dan tindak lanjut yang diperlukan
9 Menjaga berfungsinya objek vital/fasilitas umum.
Pemulihan darurat objek vital/fasilitas umum/fasilitas
pendidikan/fasilitas kesehatan yang terkena banjir di lokasi
bencana agar segera dapat berfungsi kembali.
10 Tetap menjamin keamanan dan ketertiban di daerah bencana dan sekitarnya.
Melibatkan Babinsa, Bimas, Linmas dan Satpol PP dalam menjaga
keamanan dan ketertiban masyarakat saat tanggap darurat.
11 Apabila intensitas bencana banjir semakin meningkat, Pemerintah Kelurahan Galur berkoordinasi dengan Pemerintah Kecamatan dan Pusdalops BPBD DKI Jakarta.
Menetapkan posko pengelolaan bantuan yang bertanggung jawab
mengatur pelaksanaan bantuan dari pemerintah pusat, daerah,
ataupun masyarakat dan lembaga kemasyarakatan lainnya.
12 Membangun komitmen dengan seluruh pihak terkait dalam penanganan massa tanggap darurat banjir
1. Membangun kerjasama kemitraan dengan dunia usaha / CSR 2. Membangun kerjasama kemitraan dengan LSM Nasional dan
Internasional 3. Membangun kerjasama kemitraan dengan kalangan akademisi 4. Membangun kerjasama kemitraan dengan Instansi Terkait 5. Membangun kerjasama kemitraan dengan tokoh masyarakat
Page 25
C. SUSUNAN PENGURUS ORGANISASI TANGGAP DARURAT BENCANA BANJIR
1. Komandan : Lurah Galur (Supardiono)
2. Wakil Komandan : Wakil Lurah Galur (Iri Damiri)
3. Sekretariat : Sekretaris Kelurahan Galur (Hermaly Harahap), Sapuroh
4. Bidang Administrasi : 1) Mala (Koordinator) 3) Yanto dan Keuangan 2) Eri Suheri
5. Humas : 1). Saud
2). Imam
6. Tim Reaksi Cepat (TRC) : 1). Ketua RW terdampak
2). Ketua LMK terdampak
3). Mitra Bimas
Posko Utama (Pusdalops) :
7. Bidang Keselamatan dan Keamanan : Marikin (Linmas)
: Supanto (Babinsa)
: Cahyadi (Satpol PP)
8. Bidang Perencanaan : 1) Ruswandi (Koordinator)
: 2) Chandra
: 3) Djuhro
1) Seksie Informasi dan Pendataan : Karang Taruna
9. Bidang Operasi : 1) H. Iskandar Zulkarnaen (Koordinator)
: 2) Tarida Nababan
1) Seksie SAR dan Evakuasi : Kasatgas Pol PP
2) Seksie Kesehatan : Kepala Puskesmas Kelurahan
3) Seksie Keamanan : Babinsa dan Bhabin Kamtibmas
10. Bidang Logistik dan Peralatan : 1) Rohani (Koordinator), 2) Firman
1) Seksie Dapur Umum : 1) Basniar 4) Jordi
: 2) Ade 5) Rodiah
: 3) Firdawati 6) Warnah
2) Seksie Transportasi : 1) Erwin 3) Khosim
: 2) Udin
Page 26
D. Struktur Organisasi Tanggap Darurat (SOTD) Tingkat Kelurahan.
KOMANDAN Lurah Galur
WAKIL KOMANDAN Wakil Lurah Galur
BIDANG ADM & KEUANGAN 1. Mala (Koordinator) 2. Eri Suheri 3. Yanto
BENDAHARA Bendahara Kelurahan
SEKRETARIAT 1. Hermaly Harahap 2. Sapuroh
HUMAS 1. Saud 2. Imam
TIM REAKSI CEPAT 1. Ketua RW terdampak 2. Ketua LMK terdampak 3. Mitra Bimas
Koordinator : Marikin
Pend : Satpol PP dan Babinsa
BIDANG PERENCANAAN
Koordinator : Ruswandi
Pend : Chandra dan Djuhro
BIDANG OPERASI
Koordinator : H. Iskandar Z
Pend : Tarida Nababan
BIDANG LOGISTIK DAN PERALATAN
Koordinator : Rohani
Pend: Firman
BIDANG TRANSPORTASI DAN HUNTARA
Koordinator : Erwin
Pend: Udin dan Khosim
BIDANG KESELAMATAN DAN KEAMANAN
Koordinator : H. Mahfudz
Anggota : Pengurus RW
PERLENGKAPAN HUNTARA
Anggota : Pengurus RW
KESEHATAN DAN PSIKOSOSIAL
Anggota : Pengurus RW
LOGISTIK DAN DAPUR UMUM
Anggota : Pengurus RW
TRANSPORTASI DAN KEAMANAN
Koordinator : Ketua RW
Anggota : Pengurus RW
PENYELAMATAN DAN EVAKUASI
Koordinator : Ketua RW
Koordinator : Nurmasita, SKM
Koordinator : Ketua RW
KOORDINATOR LAPANGAN / RW
Page 27
E. Sasaran dan Tugas Pokok Fungsi Masing-Masing Posko/Pos/Seksie
Kegiatan-kegiatan yang dilakukan selama tanggap darurat banjir Kelurahan Galur, Kecamatan
Johar Baru, Jakarta Pusat, seperti tercantum dalam Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2007
tentang Penanggulangan Bencana Pasal 48, yaitu:
a. Pengkajian secara cepat dan tepat terhadap lokasi, kerusakan, dan sumber daya;
b. Penentuan status keadaan darurat bencana;
c. Penyelamatan dan evakuasi masyarakat terkena bencana;
d. Pemenuhan kebutuhan dasar;
e. Perlindungan terhadap kelompok rentan; dan
f. Pemulihan dengan segera prasarana dan sarana vital.
1. Sasaran / Target dan Kegiatan Posko Utama
Waktu Pelaksanaan : Massa Tanggap Darurat Banjir
SASARAN / TARGET KEGIATAN / TUPOKSI PELAKSANA
1. Terwujudnya koordinasi penanganan
banjir selama tanggap darurat.
2. Terwujudnya administrasi & pelaksanaan
penerimaan serta pendistribusian
bantuan
3. Terwujudnya manajemen penanganan
korban dan pengungsi.
4. Terwujudnya inventarisasi korban dan
kebutuhan dasar yang diperlukan
5. Terwujudnya koordinasi posko di seluruh
jajaran pengurus RW
6. Tersedianya informasi untuk media massa
dan juga masyarakat yang membutuhkan
7. Tersebarnya hasil evaluasi dan laporan
termasuk hasil kajian cepat setiap pos
1. Aktivasi Posko Utama
2. Koordinasi kesiapan SDM antar
pos yang dibentuk
3. Memastikan kesiapan
administrasi
4. Mengelola sistem informasi
untuk update data korban dan
pengungsi
5. Mengelola sistem informasi
untuk update kesenjangan
kebutuhan setiap pos
6. Membuat evaluasi harian
penanganan bencana
7. Membuat laporan penanganan
bencana
8. Menyiapkan press release
untuk media massa
1. Babinsa
2. Bhabin Kamtibmas
3. Kasatgas Satpol PP
4. Staff Struktural
Kelurahan
5. Ketua LMK
6. Ketua RW Terdampak
2. Sasaran/Target dan Kegiatan Pos Penyelamatan dan Evakuasi
Waktu Pelaksanaan : Massa Tanggap Darurat Banjir
SASARAN / TARGET KEGIATAN / TUPOKSI PELAKSANA
1. Terlaksananya kegiatan SAR/
penyelamatan dan evakuasi
warga yang terancam ke lokasi
pengungsian.
2. Terangkutnya semua pengungsi
ke lokasi evakuasi yang telah
disiapkan.
3. Terlaksananya pencarian warga
yang hilang atau terancam serius
akibat banjir.
1. Menyiapkan sarana
Transportasi dan Evakuasi
2. Operasi penyelamatan dan
evakuasi warga terancam di
RW terdampak banjir.
3. Operasi pencarian korban
yang hilang dan meninggal.
4. Identifikasi korban meninggal
5. Penyusunan laporan.
1. Babinsa
2. Bhabin Kamtibmas
3. Satpol PP
4. Staff struktural Kelurahan
5. Pengurus FKDM
6. Pengurus Karang Taruna
7. Tagana
8. SIBAT
9. Linmas
10. Koordinator Lapangan
Page 28
3. Sasaran/Target dan Kegiatan Pos Perlengkapan Hunian Sementara
Waktu Pelaksanaan : Massa Tanggap Darurat Banjir
TARGET / KELUARAN KEGIATAN/TUPOKSI PELAKSANA
1. Tersedianya Sarana Penerangan untuk
Pengungsi.
2. Tersedianya Sarana Penampung Air
Limbah Domestik Pengungsi.
3. Tersedianya Sarana Mandi Cuci Kakus
(MCK) Pengungsi.
4. Tersedianya Tempat Pembuangan
Sampah Pengungsi.
5. Tersedianya Air Bersih bagi Pengungsi.
6. Terkuranginya Debit Genangan Air di
Lokasi Banjir.
7. Terlaksananya penanganan sampah/
lumpur akibat Banjir.
8. Terlaksananya pemulihan segera Sarana
prasarana vital untuk pelayanan publik.
9. Tersedianya tempat pengungsian
10. Tersedianya alat komunikasi
1. Menyiapkan lokasi/tenda pengungsian dan sarana penerangan, tempat pengungsian
2. Menyiapkan sarana MCK 3. Menyediakan sarana
kebersihan di Pengungsian 4. Menyiapkan Sarana Air
bersih di pengungsian 5. Penyedotan air genangan
dan penyodetan kali 6. Penyediaan Sarana -
prasarana tempat pengungsian, Pos Kesehatan, dan Dapur Umum
7. Menyiapkan Alat Pemulihan fungsi sarana-prasarana umum
8. Menyiapkan alat komunikasi.
1. Babinsa 2. Bhabin Kamtibmas 3. Satpol PP 4. Staff Struktural Kelurahan 5. Pengurus RT / RW 6. Ketua LMK 7. Anggota Karang Taruna 8. Anggota PKK 9. Tagana 10. SIBAT 11. LSM Nasional/Internasional 12. Kalangan Dunia Usaha 13. Pengeloa Tempat Ibadah 14. Koordinator Lapangan:
4. Sasaran/Target dan Kebutuhan Pos Kesehatan, Medis dan Psikososial
Waktu Pelaksanaan : Massa Tanggap Darurat Banjir
SASARAN / TARGET KEGIATAN PELAKSANA
1. Terlaksananya pelayanan kesehatan bagi korban
2. Terlaksananya pendataan kelompok rentan
3. Terlaksananya pelayanan kesehatan bagi pengungsi
4. Terlaksananya rujukan kesehatan secara optimal
5. Terlaksananya pendampingan psikososial bagi pengungsi
1. Membentuk Pos Kesehatan. 2. Mendata jumlah kelompok rentan
(balita, ibu hamil, lansia, penderita DM, penderita jantung
3. Menyiapkan paket obat, bahan habis pakai, dan alat kesehatan
4. Memberikan Pelayanan Dasar 5. Menyiapkan Tenaga Medis dan Non
Medis 6. Menyiapkan Pelayanan Rujukan 7. Menyiapkan Ruang Triage 8. Mendirikan RS Lapangan 9. Tersedianya pendampingan
Psikososial 10. Memberikan immunsasi, KB, MP ASI,
dan Tempat Pojok ASI 11. Kesehatan Lingkungan (Lisolisasi,
Fogging )
12. Melakukan Penyulingan Air Bersih dengan Water Purifier
1. Pengurus PKK 2. Kepala Puskesmas Kelurahan 3. Kasie Kesmas 4. Pengurus RT / RW 5. Tagana 6. SIBAT 7. PMI 8. LSM Nasional / Internasional 9. Kalangan Dunia Usaha / CSR 10. Rumah Sakit 11. Kalangan Akademisi 12. Koordinator Lapangan
Page 29
5. Sasaran/Target dan Kegiatan Pos Logistik dan Dapur Umum
Waktu Pelaksanaan : Massa Tanggap Darurat Banjir
SASARAN / TARGET KEGIATAN / TUPOKSI PELAKSANA
1. Terpenuhinya semua
kebutuhan dasar pengungsi,
mulai dari balita sampai
orang tua, meliputi
kebutuhan : sandang,
pangan dan gizi, sanitasi, air
bersih dan kebutuhan dasar
anak sekolah.
2. Terlaksananya penerimaan,
penyortiran, penyediaan
lahan gudang logistik dan
pendistribusian logistik
3. Terselenggaranya Santuan
Sosial
4. Tersedianya kebutuhan
perlengkapan sekolah dan
Psikososial
1. Mendirikan Pos Logistik dan
Dapur Umum di lokasi yang
paling dengan dengan
tempat evakuasi.
2. Menyiapkan dan
menentukan lahan Gudang
Logistik
3. Menghimpun Bantuan
Logistik
4. Menyortir dan Memeriksa
Bantuan Logistik
5. Melaksanakan
Pendistribusian Logistik
1. TP PKK 2. Pengurus RT / RW 3. PMI 4. Staff Struktural Kelurahan 5. Anggota Karang Taruna 6. Tokoh Masyarakat 7. SIBAT 8. Sudin Sosial 9. LSM Nasional & Internasional 10. Kalangan Dunia Usaha / CSR 11. Pengelola Tempat Ibadah 12. Tokoh Agama 13. Tagana 14. Koordinator Lapangan
6. Sasaran/Target dan Kegiatan Pos Transportasi dan Keamanan
Waktu Pelaksanaan : Massa Tanggap Darurat Banjir
SASARAN / TARGET KEGIATAN / TUPOKSI PELAKSANA
A. Penanganan Jalur Evakuasi : 1. Jalur evakuasi dapat digunakan
warga untuk mencapai tempat evakuasi dengan waktu sesingkat mungkin.
2. Tersedianya personil yang cukup untuk mengatur arus lalu lintas di Jalur Evakuasi.
1. Sosialisasi peta evakuasi kepada warga terdampak banjir.
2. Menyiapkan personil terlatih yang cukup untuk mengatur jalur evakuasi.
1. Polantas, 2. Sudin Perhubungan, 3. Linmas, 4. Bimas, 5. Babinsa 6. Koordinator Lapangan
B. Penanganan Jalur Logistik : 1. Jalur logistik dapat digunakan
pihak terkait untuk mengawal dan menyelamatkan pengiriman logistik dengan waktu yang sesingkat mungkin.
2. Tersedianya personil yang cukup untuk mengatur arus lalu lintas di Jalur Logistik.
1. Sosialisasi peta jalur logistik kepada pihak terkait untuk mengawal dan menyelamatkan pengiriman logistik dengan waktu yang sesingkat mungkin.
2. Menyiapkan personil terlatih yang cukup untuk mengatur jalur logistik.
1. Polantas, 2. Sudin Perhubungan, 3. Linmas, 4. Bimas, 5. Babinsa 6. Koordinator Lapangan
Page 30
C. Penanganan Jalur Lalu Lintas : 1. Jalur lalu lintas dapat digunakan
semua pihak untuk memperlancar aktivitas kehidupan dengan waktu yang sesingkat mungkin.
2. Tersedianya personil yang cukup untuk mengatur arus transportasi di Jalur lalu lintas.
1. Sesuai UU No. 2 tahun 2009 pasal 18, maka polisi berhak menentu kan diskresi sesuai kebutuhan lancarnya lalu lintas.
2. Menyiapkan personil terlatih yang cukup untuk mengatur Jalur Lalu Lintas.
1. Polantas, 2. Sudin Perhubungan, 3. Linmas, 4. Bimas, 5. Babinsa 6. Koordinator Lapangan
D. Penanganan Jalur Prioritas : 1. Jalur Prioritas dapat digunakan
Pejabat VIP mengunjungi warga terdampak dengan waktu yang sesingkat mungkin.
2. Tersedianya personil yang cukup untuk mengatur arus transportasi di Jalur Prioritas.
1. Sesuai UU No. 2 tahun 2009 pasal 18, maka polisi berhak menentu kan diskresi sesuai kebutuhan demi lancarnya lalu lintas untuk Pejabat VIP.
2. Menyiapkan personil terlatih yang cukup untuk mengatur Jalur Prioritas.
1. Polantas, 2. Sudin Perhubungan, 3. Linmas, 4. Bimas, 5. Babinsa 6. Koordinator Lapangan
Page 31
BAB V
PERENCANAAN SEKTORAL
A. Posko Utama 1. Situasi
Salah satu bencana yang dialami Kelurahan Galur adalah bencana banjir, dimana banjir ini
diperkirakan tersebar sesuai skenario yang dijelaskan pada Bab III terdahulu dan mengakibatkan
terjadinya kelumpuhan aktitfitas masyarakat serta merugikan beberapa sektor kehidupan.
Peristiwa ini diperkirakan terjadi antara Januari 2014 – Februari 2014 dan sesuai skenario
disebutkan bahwa bencana banjir akan terjadi di bulan Januari 2014. Dampak yang timbul
diperkirakan berimbas pada seluruh aste penghidupan warga masyarakat Kelurahan Galur
sehingga memerlukan penanganan manajemen bencana yang efektif, efisien dan terkoordinasi
secara cepat dan tepat.
Upaya atau langkah-langkah yang dilakukan dalam kegiatan Posko Utama ini, antara lain
sebagai berikut :
a. Ketua Posko Utama SOTD mengkoordinasikan antar pihak terkait, dalam penanganan
bencana banjir
b. Ketua Posko Utama SOTD mengkoordinasikan tanggung jawab masing-masing SKPD
terkait dan unsur masyarakat berdasarkn surat komando tanggap darurat.
c. Ketua Posko Utama SOTD mengkoordinasikan penerimaan dan pendistribusian bantuan,
baik dari stake holder. (melakukan rapat secara rutin dan setiap hari tentang kebutuhan,
perkiraan, rencana kerja)
d. Ketua Posko Utama SOTD mengkoordinasikan dengan instansi terkait tentang perkiraan
dampak bencana dan kebutuhan yang diperlukan dalam penanganan bencana tersebut.
e. Ketua Posko Utama SOTD mengkoordinasikan posko yang ada di RW terdampak
f. Ketua Posko Utama SOTD menghimpun hasil kaji cepat dan hasil kaji cepat sektor, juga
laporan dari seluruh RW.
g. Ketua Posko Utama SOTD mengkoordinasikan rumah sakit, puskesmas, dan fasilitas
kesehatan lainnya yang ada di kelurahan untuk menangani para korban bencana.
h. Ketua Posko Utama SOTD mengkoordinasikan dan mengendalikan pemenuhan kebutuhan
dasar serta sarana dan prasarana
i. Ketua Posko Utama SOTD melaporkan seluruh kegiatan dalam penanganan bencana
banjir, baik rutin maupun insidentil kepada Komandan Tanggap Darurat Kelurahan.
Page 32
2. Proyeksi Kebutuhan, ketersediaan dan kesenjangan
Jenis kebutuhan untuk aktivasi posko utama secara garis besar meliputi : pasokan listrik, sarana
komunikasi, peralatan kerja (computer), alat tulis, sarana transportasi, sarana dokumentasi, biaya
rapat-rapat koordinasi, biaya perjalanan koordinasi dengan instansi terkait dan biaya publikasi.
Rincian analisa / proyeksi kebutuhan, ketersediaan dan kesenjangan di Posko Utama terlampir.
B. Pos Penyelamatan dan Evakuasi
1. Situasi
Untuk menekan jatuhnya korban maka personil dan peralatan pendukung SAR disiagakan selama
24 jam penuh selama musim hujan terjadi. Jumlah personil akan ditambah saat diakifkannya masa
tanggap darurat. SAR segera diberangkatkan menuju RW terdampak banjir yang kondisinya
menunjukkan indikasi akan terjadinya banjir. Indikator yang dipakai adalah informasi dari TRC dan
Tripikel sesuai dengan penetapan skenario banjir di Kelurahan Galur.
Sebelum melakukan langkah-langkah penyelamatan, Tim SAR memastikan kesiap siagaan titik titik
pengungsian yang telah direncanakan dan selalu berkoordinasi dengan Posko Utama untuk
memberikan update perkembangan lapangan.
2. Proyeksi Kebutuhan, ketersediaan dan kesenjangan Pos SAR dan Evakuasi
Jenis kebutuhan untuk aktivasi Tim Penyelamatan (SAR) dan Evakuasi secara garis besar meliputi :
peralatan penyelamatan, sarana komunikasi, biaya komunikasi, sarana/prasarana evakuasi, sarana
transportasi dan biaya konsumsi selama menjalankan tugas penyelamatan dan evakuasi.
Rincian analisa / proyeksi kebutuhan, ketersediaan dan kesenjangan di Pos Penyelamatan (SAR)
dan Evakuasi terlampir.
C. Pos Perlengkapan Hunian Sementara
1. Situasi
Para Ketua RW yang rawan/rentan banjir selalu berkoordinasi dengan TRC dan Tripikel untuk
mengikuti perkembangan ancaman bencana banjir sesuai dengan skenario. Tindak lanjut yang
diperlukan adalah adanya kesiap siagaan tempat-tempat pengungsian yang telah direncanakan
dan selalu berkoordinasi dengan Pos/Seksie Transportasi dan Keamanan untuk memastikan Jalur
Evakuasi dapat digunakan dengan lancar, cepat dan tepat.
2. Proyeksi Kebutuhan, ketersediaan dan kesenjangan Pos Huntara
Jenis kebutuhan untuk aktivasi Pos/Seksie Perlengkapan Hunian Sementara secara garis besar
meliputi : sarana hunian sementara, pasokan energi listrik, sarana air bersih, sarana MCK, sarana
sanitasi, sarana pengelolaan sampah, peralatan dapur umum, peralatan perbaikan hunian
sementara, sarana keamanan, biaya komunikasi dan biaya konsumsi pengelola hunian sementara.
Rincian analisa / proyeksi kebutuhan, ketersediaan dan kesenjangan di Pos Huntara terlampir.
Page 33
D. Pos Kesehatan, Medis dan Psikososial
1. Situasi
Apabila terjadi bencana Banjir di Kelurahan Galur, diperkirakan akan terdapat masyarakat yang
menjadi korban. Terdapat lebih dari 92 rumah sakit/sarana kesehatan yang tersebar diwilayah DKI
Jakarta dan sekitarnya yang tergabung dalam IKS (Ikatan Kerja Sama) dengan Pemerintah Provinsi
DKI Jakarta (daftar lengkapnya dapat dilihat pada lampiran).
Untuk menjamin kesehatan korban banjir dan pengungsi maka dipersiapkan pos kesehatan sesuai
dengan skenario. Pos Pelayanan Kesehatan yang tersebar wilayah RW terdampak beroperasi 24
jam penuh dibagi dalam 3 shift selama tanggap darurat bencana. Setiap Pos Pelayanan Kesehatan
yang diaktifkan mampu melayani 150 orang dalam waktu 24 jam. Pos kesehatan didirikan ketika
pengungsi di suatu wilayah melebihi 150 orang. Pembiayaan untuk korban bencana banjir
menggunakan anggaran bencana melekat di UPT Jamkesda Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta.
2. Proyeksi Kebutuhan, ketersediaan dan kesenjangan Pos Kesehatan
Jenis kebutuhan untuk aktivasi Pos/Seksie Kesehatan dan Psikososial secara garis besar meliputi :
layanan kesehatan dasar, layanan kesehatan rujukan, layanan kesehatan lingkungan huntara,
pasokan kebutuhan vitamin A, pasokan kebutuhan Makanan Pendamping ASI (MP-ASI), layanan
imunisasi campak, ketersediaan tenaga kesehatan, ketersediaan sarana/prasarana tindakan medis,
sarana komunikasi, sarana transportasi, pengadaan pos-pos kesehatan dan biaya konsumsi untuk
pengelola dan tenaga kesehatan di Pos Kesehatan terbangun.
Rincian analisa / proyeksi kebutuhan, ketersediaan dan kesenjangan di Pos Kesehatan terlampir.
E. Pos Logistik dan Dapur Umum
1. Situasi
Apabila Lurah Galur sudah menetapkan status tanggap darurat banjir, para petugas/
koordinator/ketua Pos Logistik dan Dapur Umum dari masing-masing tempat pengungsian
mengadakan koordinasi dengan Komandan dan ditindak laqnjuti dengan update analisa
kebutuhan dengan petugas posko utama. Berikutnya disepakati sistem monitoring dan evaluasi
pengelolaan pos logistik dan dapur umum untuk memastikan seluruh korban/ pengungsi dan
warga terdampak mendapatkan layanan kebutuhan dasar apabila situasinya sudah melampau
kemampuan mereka untuk bertahan hidup.
2. Proyeksi Kebutuhan ketersediaan dan kesenjangan Pos Logistik dan Dapur Umum
Jenis kebutuhan untuk aktivasi Pos/Seksie Logistik dan Dapur Umum secara garis besar meliputi :
layanan kebutuhan pangan, perlengkapan makan dan minum, kebutuhan sandang, sarana
kebersihan pribadi, peralatan tidur pribadi, sarana P3K pribadi, pengadaan pos logistik dan pos
dapur umum, pasokan energi listrik, sarana komunikasi, sarana transportasi untuk distribusi
logistik dan sarana psikososial.
Rincian analisa / proyeksi kebutuhan, ketersediaan dan kesenjangan di Pos/Seksie Logistik dan
Dapur Umum terlampir.
Page 34
F. Pos Transportasi dan Keamanan
1. Situasi
Para pengelola jalur transportasi dan keamanan wilayah terdampak selalu berkoordinasi dengan
Tripikel untuk mengetahui perkembangan wilayah dan konsekuensi dari ditetapkannya massa
tanggap darurat banjir di Kelurahan Galur sesuai skenario yang telah ditetapkan oleh Lurah Galur.
Peran penting dari seksie ini mulai muncul pada saat TRC mulai aktiv memberikan laporan dari
hasil pantauannya dan warga terdampak sudah bergegas menuju tempat-tempat pengungsian.
2. Proyeksi Kebutuhan, Ketersediaan dan Kesenjangan Seksie Transportasi dan Keamanan:
Jenis kebutuhan untuk aktivasi Pos/Seksie Transportasi dan Keamanan secara garis besar meliputi :
kelancaran dan keamanan jalur evakuasi, jalur logistik, jalur lalu lintas dan jalur prioritas.
Rincian analisa / proyeksi kebutuhan, ketersediaan dan kesenjangan di Pos/Seksie Transportasi
dan Keamanan terlampir.
Page 35
BAB VI
RENCANA TINDAK LANJUT
A. Rencana Tindak Lanjut Kelurahan Galur setelah dokumen rencana kontinjensi ini selesai
disusun antara lain sebagai berikut :
1. Penyempurnaan SOP – SOTD akan dilakukan pada Minggu Pertama Januari 2014
Penanggung jawab kegiatan adalah Komando Tanggap Darurat Kelurahan
2. Gladi yang akan dilakukan pada Minggu Pertama Januari 2014.
Penanggung jawab kegiatan adalah Komando Tanggap Darurat Kelurahan
3. Simulasi di luar ruangan akan dilakukan pada Minggu Kedua Januari 2014.
Penanggung jawab kegiatan adalah Komando Tanggap Darurat Kelurahan
4. Proses legalisasi dokumen rencana kontinjensi pada Minggu Pertama Januari 2014
Penanggung jawab kegiatan adalah Lurah Galur
5. Pemutakhiran dokumen rencana kontinjensi akan dilakukan bulan Oktober 2014.
Penanggung jawab kegiatan adalah Lurah Galur
6. Menumbuh kembangkan jejaring Forum Pengurangan Risiko Bencana (F-PRB) baik di tingkat
kelurahan sampai dengan tingkat provinsi dilakukan mulai minggu ketiga bulan Januari 2014.
Penanggung jawab kegiatan adalah Lurah Galur
B. Mekanisme Prosedur Operasi
1. Rencana Kontinjensi ini diaktivkan menjadi Rencana Operasi beberapa saat sebelum terjadi
bencana (sesuai skenario yang telah ditetapkan pada Bab III) setelah dilakukan penilaian awal
secara cepat oleh TRC bekerjasama dengan Tripikel dan penyesuaian komponen kebutuhan
sesuai kondisi dan intensitas bencana.
2. Koordinasi secara berkala untuk memperbarui dokumen Rencana Kontinjensi ini perlu
dilakukan untuk disesuaikan dengan perkembangan termasuk updating data ketersediaan
sumber daya pada masing-masing instansi secara berkala.
3. Perlu dibangun jejaring yang lebih luas (termasuk dengan lembaga usaha / melalui Forum
Pengurangan Risiko Bencana (Forum PRB) agar seluruh sumber daya di tingkat kelurahan
dapat dioptimalkan dalam penanggulangan bencana baik dalam tahap pra-bencana, saat
tanggap darurat, maupun pasca bencana.
Page 36
BAB VII
P E N U T U P
Rencana Kontinjensi ini dibuat sebagai acuan dan referensi bagi Pemerintah Kelurahan
Galur dan segenap unsur yang terlibat dalam penanggulangan bencana dalam menghadapi
kemungkinan terjadinya bencana banjir pada awal Januari Tahun 2014.
Jumlah anggaran biaya yang muncul dari beberapa sektor yang termuat dalam Rencana
Kontinjensi ini bukan merupakan Daftar Isian Kegiatan/Dokumen Pelaksanaan Anggaran tetapi
merupakan proyeksi kebutuhan apabila bencana seperti yang diskenariokan benar-benar terjadi.
Kebutuhan ini dipenuhi dengan memanfaatkan berbagai sumber daya yang ada, baik dari
pemerintah, lembaga usaha, maupun masyarakat.
Rencana kontinjensi ini masih perlu penyempurnaan dan review secara berkala untuk
pemutakhiran data dan informasi.
LAMPIRAN - LAMPIRAN
Lampiran 01 : Proyeksi Kebutuhan, Ketersediaan dan Kesenjangan Masing-Masing Pos/Seksie
Lampiran 02 : Susunan kepengurusan Tanggap Darurat Banjir Kelurahan Galur
Lampiran 03 : Daftar Nama dan Nomor Telp Kontak Person/Koordinator Tempat Evakuasi
Lampiran 04 : Draft Surat Keputusan Lurah Galur terkait dengan legalisasi SOTD Banjir
Lampiran 05 : Draft Surat Lembar Komitmen Kontribusi dalam Penanganan Tanggap Darurat
Lampiran 06 : Susunan Kepegawaian Kelurahan Galur
Lampiran 07 : Foto dokumentasi tanggap darurat banjir Januari 2013
Lampiran 08 : Foto dokumentasi proses penyusunan dokumen rencana kontinjensi kelurahan
Page 37
Lampiran 6 : Struktur Kepegawaian Kelurahan Galur
Jabatan Nama Nomor Kontak (HP / telepon)
Lurah Supardiono, S.ST 0812 8060 4722
Wakil Lurah Iri Damiri, S.Sos 0852 8083 7047
Sekretaris Hermaly Harahap, S.Sos 0858 8531 9576
Kepala Seksi Pemerintahan dan Ketertiban Sapuroh 0858 8850 3404
Kepala Seksi Perekonomi Mad Gani
Kepala Seksi Sarana &Prasarana Umum Saut Manalu 0812 9653 9683
Kepala Seksi Kesmas Tarida N SKM 0878 8206 5790
Kepala Seksi Kebersihan dan Lingkungan Hidup Imam B 081 1970 2210
Kepala Seksi Pelayanan Umum Zubaedah 081 2197 4039
Staff (CPNS) Chandra Nanda P 085 6119 8555
Staff (CPNS) Ratna Kumala S
Puskesmas Dr. Fitri D
Satuan Yanduk Titin S
Satgas Satpol PP Cahyadi
Lampiran 8 : Daftar Nama dan Nomor Telp/HP Pengurus LMK, Kelurahan Galur
Jabatan Nama Nomor Kontak (HP / telepon)
Ketua Drs. H. Iskandar Zulkarnaen 081 6198 7524
Wakil LMK Azwir 0812 8101 9621
Sekretaris Supardi Wijaya 0812 8976 5005
Anggota M. Djunaedi 0813 8938 5600
Bendahara Erri Suheri 0813 8603 3345
Anggota Andi Rahman 0878 8618 5377
Anggota Agus Afandi 081 2830 1777
Page 38
Lampiran 8 : Struktur Komando Tanggap Darurat Banjir Kelurahan Galur
Lampiran 9 : Struktur Pemangku Kepentingan Kelurahan Galur
KOMANDO Djunroh
KORLAP
Dani & Feri
WAKIL Berry
HUMAS
Irfan & Ega
MEDIS Budi, Fajar, Feri.W &
Slamet.R
LOGISTIK
Saferi, Ade & Jordi
PENDIDIKAN Jamhari & Abdul Rohman
KEAMANAN Sriyono, Umar & Basuki
DAPUR UMUM Basniar, Ade & Jordi
SAR Eka, Irawan, Prapto &
Indra
KETUA
Supardiono, S.Sos
BIDANG SUMBANGAN H. Suroto
BENDAHARA Sapuroh
BIDANG PENDIDIKAN Yulianti R. M
BIDANG KEAMANAN Marikin & Azwir
BIDANG MEDIS YUNI
BIDANG HUMAS Rifki
SEKRETARIS
Drs. H. Iskandar Zulkarnaen
DATA DASAR MENGHITUNG PROYEKSI KEBUTUHAN RENKON KELURAHAN GALUR
A Kelompok Data Penduduk
1 Jumlah Penduduk jiwa 21,594
2 Jumlah Warga Terdampak jiwa 4,067 20% dari Jumlah Penduduk
3 Jumlah Pengungsi jiwa 370 25% dari Jumlah Warga Terdampak
4 Jumlah KK Terdampak KK 1,017 25% dari Jumlah Warga Terdampak
5 Jumlah Penduduk Dewasa jiwa 2,034 50% dari Jumlah Warga Terdampak
6 Jumlah Balita jiwa 302
7 Jumlah Ibu Hamil jiwa 203
8 Jumlah Ibu Menyusui jiwa 126
9 Jumlah Lansia jiwa 152
10 Jumlah Warga Berkebutuhan Khusus jiwa 12
11 Jumlah penduduk perempuan jiwa 10,325
12 Jumlah WUS (Wanita Usia Subur) jiwa 5,163
13 Jumlah Pengurus SOTD jiwa 60
14 Jumlah Petugas Piket di Posko Utama jiwa 20
15 Jumlah Anak SD jiwa 630
16 Jumlah Anak SMP jiwa 423
17 Jumlah Anak SD dan SMP jiwa 1,053
18 Massa Tanggap Darurat Banjir ditetapkan hari 3
19
20
B Kelompok Data Wilayah
1 Jumlah RW RW 7
2 Jumlah RT RT 112
3 Jumlah RW terdampak banjir RW 2
4 Jumlah Tempat Pengungsian ditempat Tertutup titik 8
5 Jumlah Tempat Pengungsian ditempat Terbuka titik -
6 Jumlah Posko Utama Terbangun titik 1
7 Jumlah Pos Logistik titik 2
8 Jumlah Pos Dapur Umum titik 2
9 Jumlah Pos Kesehatan titik 2
10 Jumlah Tim SAR/Penyelamatan dan Evakuasi tim 2
11 Jumlah Tim Transportasi dan Keamanan tim 2
12 Jumlah Genset yang dinyalakan di Posko Utama unit 1
13 Jumlah Genset yang dinyalakan di Pos Huntara unit 8
14 Titik-titik strategis memasang spanduk posko/pos titik 5
15 Jumlah Pihak-Pihak Terkait Bencana Banjir Instansi 20
16 Jumlah Pihak Terkait Media Massa, Pers Release Instansi 10
17
18
19
20
Sesuai hasil FGD (5000 watt)
Sesuai hasil FGD
Sesuai hasil FGD
Sesuai hasil FGD
Sesuai hasil FGD
Sesuai jumlah RW terdampak banjir
Sesuai jumlah RW terdampak banjir
Sesuai jumlah RW terdampak banjir
Sesuai jumlah RW terdampak banjir
Sesuai jumlah RW terdampak banjir
Sesuai data profil kelurahan
Sesuai hasil FGD
Sesuai hasil FGD
Sesuai hasil FGD
Sesuai hasil FGD
Sesuai data profil kelurahan
Sesuai data profil kelurahan
Sesuai data profil kelurahan
Sesuai data profil kelurahan
Sesuai data profil kelurahan
Sesuai hasil FGD
Sesuai data Puskesmas Kelurahan
Sesuai data Puskesmas Kelurahan
Sesuai data Puskesmas Kelurahan
Sesuai hasil FGD
Sesuai hasil FGD
Sesuai data Puskesmas Kelurahan
Sesuai data Puskesmas Kelurahan
Sesuai data Puskesmas Kelurahan
No Jenis Data Dasar Satuan Jumlah Keterangan
PROYEKSI KEBUTUHAN, KETERSEDIAAN DAN KESENJANGAN POSKO UTAMA
A Kebutuhan Power Supply:
1 Genset unit Posko Utama Terbangun 1 2 1 2 1 Kelurahan setempat 1 Instansi Terkait / CSR
2 BBM Genset liter Genset yang dinyalakan 1 50 3 150 75 Kelurahan setempat 75 Instansi Terkait / CSR - - -
B Peralatan kerja :
1 Computer Desktop unit Posko Utama Terbangun 1 1 1 1 1 Fasilitas Kelurahan 0 Peralatan memadai
2 Laptop unit Posko Utama Terbangun 1 3 1 3 3 Fasilitas Kelurahan 0 Peralatan memadai
3 UPS unit Posko Utama Terbangun 1 4 1 4 4 Fasilitas Kelurahan 0 Peralatan memadai
4 Printer unit Posko Utama Terbangun 1 2 1 2 2 Fasilitas Kelurahan 0 Peralatan memadai
5 Modem unit Posko Utama Terbangun 1 2 1 2 2 Fasilitas Kelurahan 0 Peralatan memadai - - -
C Alat Tulis :
1 Papan display data/informasi buah Posko Utama Terbangun 1 2 1 2 2 Fasilitas Kelurahan 0 Peralatan memadai
2 Spidol whiteboard buah Posko Utama Terbangun 1 10 1 10 10 Kelurahan setempat 0 Peralatan memadai
3 Kertas HVS A4 rim Posko Utama Terbangun 1 2 1 2 2 Kelurahan setempat 0 Peralatan memadai
4 Buku jurnal laporan piket buah Posko Utama Terbangun 1 1 1 1 1 Kelurahan setempat 0 Peralatan memadai - - -
D Peralatan Komunikasi :
1 Handy Talky (HT) unit Posko Utama Terbangun 1 10 1 10 3 Fasilitas Kelurahan 8 Instansi Terkait / CSR
2 TOA - Megaphone unit Posko Utama Terbangun 1 2 1 2 2 Fasilitas Kelurahan 0 Peralatan memadai
3 Sound System unit Posko Utama Terbangun 1 1 1 1 1 Fasilitas Kelurahan 0 Peralatan memadai
4 Telkom Satelit unit Posko Utama Terbangun 1 1 1 1 - Komitmen lokal nihil 1 Instansi Terkait / CSR
4 Voucher pulsa paket Pengurus SKTD 60 1 1 60 - 60 Instansi Terkait / CSR - - -
E Sarana dokumentasi
1 Camera digital unit Posko Utama Terbangun 1 2 1 2 2 Fasilitas Kelurahan 0 Sarana memadai
2 Handycam unit Posko Utama Terbangun 1 2 1 2 2 Fasilitas Kelurahan 0 Sarana memadai
3 Biaya cetak untuk publikasi paket Posko Utama Terbangun 1 2 1 2 2 Kelurahan setempat 0 Sarana memadai
4 Biaya cetak untuk laporan paket Posko Utama Terbangun 1 2 1 2 2 Kelurahan setempat 0 Sarana memadai - - -
F Biaya koordinasi & publikasi :
1 Spanduk posko banjir buah Titik-titik strategis 5 1 1 5 4 Kelurahan setempat 1 Instansi Terkait / CSR
2 Rompi posko buah Pengurus SKTD 60 1 1 60 60 100% Pihak Kelurahan 0 Sarana memadai
3 Publikasi ke media massa paket Pers Release 10 1 1 10 3 Kelurahan setempat 8 Instansi Terkait / CSR
4 Koordinasi dengan pihak terkait paket Pihak-pihak terkait 20 1 3 60 45 Kelurahan setempat 15 Instansi Terkait / CSR - - -
G Biaya konsumsi :
1 Konsumsi piket orang Petugas Piket 20 1 3 60 15 25% Pihak Kelurahan 45 Instansi Terkait / CSR
2 Konsumsi rapat koordinasi orang Pengurus SKTD 60 1 3 180 45 25% Pihak Kelurahan 135 Instansi Terkait / CSR
3 Konsumsi sosialisasi orang Pengurus SKTD 60 1 2 120 30 25% Pihak Kelurahan 90 Instansi Terkait / CSR
KOMITMEN
(REKOMENDASI)
Kekurangan
(Ksenjangan)No Jenis Kebutuhan Satuan Sasaran Penerima
Jumlah
SasaranVol
Total
Kebutuhan
Ktersediaan
(swadaya)
Perkiraan/Proyeksi
Sumber Daya Potensial
Freq. Masa
T.D
PROYEKSI KEBUTUHAN, KETERSEDIAAN DAN KESENJANGAN POS PENYELAMATAN DAN EVAKUASI
A Sarana penyelamatan:
1 Tali Carmantel/ Pnyelamat Rol Tim SAR dan Evakuasi 2 4 1 8 4 Kelurahan setempat 4 Instansi Terkait / CSR
2 Jaket Pnyelamat/ Plampung Buah Tim SAR dan Evakuasi 2 4 1 8 2 Kelurahan setempat 6 Instansi Terkait / CSR
3 Ban Dalam Buah Tim SAR dan Evakuasi 2 4 1 8 8 Pinjam warga - Instansi Terkait / CSR
4 Lampu Sorot Unit Tim SAR dan Evakuasi 2 4 1 8 4 Kelurahan setempat 4 Instansi Terkait / CSR
5 Peralatan Selam/ Scuba Unit Tim SAR dan Evakuasi 2 2 1 4 - 4 Instansi Terkait / CSR
6 Gunting Besi Buah Tim SAR dan Evakuasi 2 2 1 4 4 Pinjam warga - Instansi Terkait / CSR
7 Potong Kayu (Chain Saw) Unit Tim SAR dan Evakuasi 2 2 1 4 2 Kelurahan setempat 2 Instansi Terkait / CSR
8 Mesin Potong Besi Unit Tim SAR dan Evakuasi 2 2 1 4 4 Pinjam warga - Instansi Terkait / CSR
9 Tandu Buah Tim SAR dan Evakuasi 2 2 1 4 2 Puskesmas Kelurahan 2 Instansi Terkait / CSR
10 Sepatu boat Buah Tim SAR dan Evakuasi 2 4 1 8 4 Kelurahan setempat 4 Instansi Terkait / CSR
B Sarana Evakuasi :
1 Mobil Penyelamat Unit Posko Utama 1 1 1 1 1 PKM Kel / Pinjam Warga - Instansi Terkait / CSR
2 Perahu Karet (rubber boat) Unit Tim SAR dan Evakuasi 2 1 1 2 1 Kelurahan setempat 1 Instansi Terkait / CSR
3 Mobil derek situasional Unit Posko Utama 1 1 1 1 - 1 Instansi Terkait / CSR
4 Mobil Jenazah Unit Posko Utama 1 1 1 1 - 1 Instansi Terkait / CSR
5 Truk Personil Unit Posko Utama 1 1 1 1 - 1 Instansi Terkait / CSR
6 Pick Up Unit Tim SAR dan Evakuasi 2 1 1 2 1 Mobil Trantib Kelurahan 1 Instansi Terkait / CSR
7 Rescue Truk Unit Tim SAR dan Evakuasi 2 1 1 2 - 2 Instansi Terkait / CSR
8 Kantong Jenazah buah Posko Utama 1 1 1 1 - 1 Instansi Terkait / CSR
C Sarana Komunikasi :
1 HT Buah Tim SAR dan Evakuasi 2 4 1 8 6 2 Instansi Terkait / CSR
2 TOA - Megaphone Buah Tim SAR dan Evakuasi 2 2 1 4 3 1 Instansi Terkait / CSR
Keterangan :
Setiap Kelurahan terdampak banjir memiliki 3 Tim Penyelamatan dan Evakuasi
Masing-masing Tim beranggotakan 3 orang, dari unsur : Babinsa, Bimas, Satpol PP, Karang Taruna, Sibat, Tagana, Citra Bayangkara
KOMITMEN (REKOMENDASI)No Jenis Kebutuhan Satuan Sasaran PenerimaJumlah
SasaranVol
Total
Kebutuhan
Ktersediaan
(swadaya)
Perkiraan/Proyeksi
Sumber Daya Potensial
Freq Masa Tgp
Darurat
Kekurangan
(Ksenjangan)
PROYEKSI KEBUTUHAN, KETERSEDIAAN DAN KESENJANGAN, POS PERLENGKAPAN HUNIAN SEMENTARA (TEMPAT PENGUNGSIAN)
A Sarana Hunian Sementara :
1 Tikar / karpet buah Tempat evakuasi 8 10 1 80 40 50% Swadaya warga 40 Instansi Terkait / CSR
2 Kipas Angin buah Tempat evakuasi 8 4 1 32 32 Swadaya warga - Sarana tersedia / memadai
3 Tenda pleton (25 orang) set Tempat terbuka - 5 1 - 0 Belum ada potensi lokal - Instansi Terkait / CSR
4 Terpal set Tempat terbuka - 5 1 - 0 Belum ada potensi lokal - Instansi Terkait / CSR
5 Tali temali mendirikan tenda set Tempat terbuka - 5 1 - - 100% Swadaya warga - Sarana tersedia / memadai
6 Karung Pasir buah Tempat terbuka - 25 1 - - 100% Swadaya warga - Sarana tersedia / memadai
7 Pasir karung Tempat terbuka - 25 1 - - 100% Swadaya warga - Sarana tersedia / memadai
8 Bronjong kawat penahan banjir paket Tempat terbuka - 4 1 - 0 Belum ada potensi lokal - Instansi Terkait / CSR
B Kebutuhan Power Supply :
1 Genset Unit Tempat evakuasi 8 2 1 16 4 Swadaya warga:25% 12 Instansi Terkait / CSR
2 BBM Genset liter Genset nyala 8 50 3 1,200 300 Swadaya warga:25% 900 Instansi Terkait / CSR
3 Kabel distribusi listrik set Tempat evakuasi 8 5 1 40 40 100% Swadaya warga - Sarana tersedia / memadai
4 Lampu penerangan/sorot buah Tempat evakuasi 8 10 1 80 20 Swadaya warga 60 Instansi Terkait / CSR
C Sarana Air Bersih dan Sanitasi
1 Mobil Tanki Air Bersih unit Tempat evakuasi 8 1 1 8 0 Belum ada potensi lokal 8 Instansi Terkait / CSR
2 Mobil Tanki Air Kotor unit Tempat evakuasi 8 1 1 8 0 Belum ada potensi lokal 8 Instansi Terkait / CSR
3 Bak Tandon/Torn (PAM) 1000lt unit Tempat evakuasi 8 1 1 8 0 Belum ada potensi lokal 8 Instansi Terkait / CSR
4 Alat Penjernih Air buah Tempat evakuasi 8 1 1 8 0 Belum ada potensi lokal 8 Instansi Terkait / CSR
5 Toilet Portable unit Tempat evakuasi 8 3 1 24 0 Belum ada potensi lokal 24 Instansi Terkait / CSR
6 MCK Darurat unit Tempat evakuasi 8 3 1 24 0 Belum ada potensi lokal 24 Instansi Terkait / CSR
D Sarana Pengelolaan Sampah :
1 Bak sampah plastik buah Tempat evakuasi 8 5 1 40 40 100% Swadaya warga - Sarana tersedia / memadai
2 Kantong plastik sampah buah Tempat evakuasi 8 5 3 120 120 100% Swadaya warga - Sarana tersedia / memadai
3 Bak sampah container buah Tempat evakuasi 8 5 1 40 0 Belum ada potensi lokal 40 Instansi Terkait / CSR
4 Truck sampah unit Tempat evakuasi 8 1 1 8 0 Belum ada potensi lokal 8 Instansi Terkait / CSR - - -
E Peralatan untuk perbaiki Huntara :
1 Martil buah Tempat evakuasi 8 2 1 16 16 100% Swadaya warga - Sarana tersedia / memadai
2 Gergaji buah Tempat evakuasi 8 2 1 16 16 100% Swadaya warga - Sarana tersedia / memadai
3 Cangkul buah Tempat evakuasi 8 2 1 16 16 100% Swadaya warga - Sarana tersedia / memadai
4 Sekop buah Tempat evakuasi 8 2 1 16 16 100% Swadaya warga - Sarana tersedia / memadai
5 Kapak buah Tempat evakuasi 8 2 1 16 16 100% Swadaya warga - Sarana tersedia / memadai
6 Parang buah Tempat evakuasi 8 2 1 16 16 100% Swadaya warga - Sarana tersedia / memadai
7 Gerobak kayu / celeng buah Tempat evakuasi 8 2 1 16 16 100% Swadaya warga - Sarana tersedia / memadai - - -
F Perlengkapan dapur umum :
KOMITMEN
(REKOMENDASI)
Kekurangan
(Ksenjangan)No Jenis Kebutuhan Satuan Sasaran Penerima
Jumlah
SasaranVol
Total
Kebutuhan
Ktersediaan
(swadaya)
Perkiraan/Proyeksi
Sumber Daya Potensial
Freq.
Masa T.D
KOMITMEN
(REKOMENDASI)
Kekurangan
(Ksenjangan)No Jenis Kebutuhan Satuan Sasaran Penerima
Jumlah
SasaranVol
Total
Kebutuhan
Ktersediaan
(swadaya)
Perkiraan/Proyeksi
Sumber Daya Potensial
Freq.
Masa T.D
1 Kompor gas set Tempat evakuasi 8 3 1 24 6 Swadaya warga:25% 18 Instansi Terkait / CSR
2 Tabung gas elpiji 3 kg set Tempat evakuasi 8 3 1 24 6 Swadaya warga:25% 18 Instansi Terkait / CSR
3 Tabung gas elpiji 12 kg set Tempat evakuasi 8 3 1 24 6 Swadaya warga:25% 18 Instansi Terkait / CSR
4 Dandang unit Tempat evakuasi 8 3 1 24 6 Swadaya warga:25% 18 Instansi Terkait / CSR
5 Panci buah Tempat evakuasi 8 3 1 24 6 Swadaya warga:25% 18 Instansi Terkait / CSR
6 Wajan buah Tempat evakuasi 8 3 1 24 6 Swadaya warga:25% 18 Instansi Terkait / CSR
7 Pisau dapur buah Tempat evakuasi 8 3 1 24 24 100% Swadaya warga - Peralatan tersedia/memadai
8 Jerrycan 20 ltr buah Tempat evakuasi 8 3 1 24 6 Swadaya warga:25% 18 Instansi Terkait / CSR
9 Centhong kayu buah Tempat evakuasi 8 3 1 24 24 100% Swadaya warga - Peralatan tersedia/memadai
10 Tong untuk stok air bersih buah Tempat evakuasi 8 3 1 24 6 Swadaya warga:25% 18 Instansi Terkait / CSR
11 Baskom buah Tempat evakuasi 8 3 1 24 6 Swadaya warga:25% 18 Instansi Terkait / CSR
12 Rice cooker ukuran 10 liter unit Tempat evakuasi 8 3 1 24 6 Swadaya warga:25% 18 Instansi Terkait / CSR
13 Kain celemek lembar Tempat evakuasi 8 3 1 24 24 100% Swadaya warga - Peralatan tersedia/memadai
14 Blender unit Tempat evakuasi 8 3 1 24 6 Swadaya warga:25% 18 Instansi Terkait / CSR
15 Telenan kayu buah Tempat evakuasi 8 3 1 24 24 100% Swadaya warga - Peralatan tersedia/memadai
16 Sodet buah Tempat evakuasi 8 3 1 24 24 100% Swadaya warga - Peralatan tersedia/memadai
17 Bakul nasi ukuran besar buah Tempat evakuasi 8 3 1 24 24 100% Swadaya warga - Peralatan tersedia/memadai
18 Centong nasi buah Tempat evakuasi 8 3 1 24 24 100% Swadaya warga - Peralatan tersedia/memadai
19 Centong sayur buah Tempat evakuasi 8 3 1 24 24 100% Swadaya warga - Peralatan tersedia/memadai
20 Cobek buah Tempat evakuasi 8 3 1 24 24 100% Swadaya warga - Peralatan tersedia/memadai
21 Langseng buah Tempat evakuasi 8 3 1 24 6 Swadaya warga:25% 18 Instansi Terkait / CSR
22 Ember tertutup 40 liter buah Tempat evakuasi 8 3 1 24 6 Swadaya warga:25% 18 Instansi Terkait / CSR
23 Ember terbuka 20 liter buah Tempat evakuasi 8 3 1 24 6 Swadaya warga:25% 18 Instansi Terkait / CSR
B. PROYEKSI KEBUTUHAN, KETERSEDIAAN DAN KESENJANGAN : POS KESEHATAN DAN PSIKOSOSIAL
A Pelayanan kesehatan dasar
1 Obat-obatan paket Posko terbangun 2 2 3 12 3 Swadaya PKM Kelurahan 25% 9 Instansi Terkait / CSR
2 Stetoscope unit Posko terbangun 2 2 1 4 1 Swadaya PKM Kelurahan 25% 3 Instansi Terkait / CSR
3 Tensi Meter unit Posko terbangun 2 2 1 4 1 Swadaya PKM Kelurahan 25% 3 Instansi Terkait / CSR
5 Flash Light/Senter unit Posko terbangun 2 2 1 4 1 Swadaya PKM Kelurahan 25% 3 Instansi Terkait / CSR
6 Velbed paket Posko terbangun 2 2 1 4 1 Swadaya PKM Kelurahan 25% 3 Instansi Terkait / CSR
7 Tiang Infus paket Posko terbangun 2 2 1 4 1 Swadaya PKM Kelurahan 25% 3 Instansi Terkait / CSR
B Pelayanan kesehatan rujukan
1 Ambulan Gawat Darurat buah Posko terbangun 2 1 1 2 0 Swadaya PKM Kelurahan 25% 2 Pihak Terkait / CSR
2 Ambulan Puskesmas unit Posko terbangun 2 1 1 2 0 Swadaya PKM Kelurahan 25% 2 Pihak Terkait / CSR
3 Ambulans PMI unit Posko terbangun 2 1 1 2 0 Swadaya PKM Kelurahan 25% 2 Pihak Terkait / CSR
C Pelayanan Kes. Lingkungan
1 Insectisida paket Tempat Evakuasi 8 2 1 16 4 Swadaya PKM Kelurahan 25% 12 Instansi Terkait / CSR
2 Larvasida paket Tempat Evakuasi 8 2 1 16 4 Swadaya PKM Kelurahan 25% 12 Instansi Terkait / CSR
3 Mesin Foging unit Tempat Evakuasi 8 2 1 16 4 Swadaya PKM Kelurahan 25% 12 Instansi Terkait / CSR
4 Lysol paket Tempat Evakuasi 8 2 1 16 4 Swadaya PKM Kelurahan 25% 12 Instansi Terkait / CSR
5 Kaporit paket Tempat Evakuasi 8 2 1 16 4 Swadaya PKM Kelurahan 25% 12 Instansi Terkait / CSR
6 Abate paket Tempat Evakuasi 8 2 1 16 4 Swadaya PKM Kelurahan 25% 12 Instansi Terkait / CSR
D Kebutuhan Vitamin A paket Jumlah Anak SD 630 1 1 630 158 Swadaya PKM Kelurahan 25% 473
E Kebutuhan MP-ASI paket Jumlah Busui 126 1 3 378 95 Swadaya PKM Kelurahan 25% 284 Instansi Terkait / CSR
F Kebutuhan Imunisasi Campak
1 Vaksin (Vial) paket Jumlah Balita 302 1 1 302 76 Swadaya PKM Kelurahan 25% 227 Instansi Terkait / CSR
2 ADS 5 ml paket Jumlah Balita 302 1 1 302 76 Swadaya PKM Kelurahan 25% 227 Instansi Terkait / CSR
3 ADS 0,5 ml paket Jumlah Balita 302 1 1 302 76 Swadaya PKM Kelurahan 25% 227 Instansi Terkait / CSR
4 Safety Box 2,5 l paket Jumlah Balita 302 1 1 302 76 Swadaya PKM Kelurahan 25% 227 Instansi Terkait / CSR
5 Paracetamol paket Jumlah Balita 302 1 1 302 76 Swadaya PKM Kelurahan 25% 227 Instansi Terkait / CSR
G Kebutuhan Tenaga Kesehatan
1 Dokter Umum orang Posko terbangun 2 1 3 6 2 Swadaya PKM Kelurahan 25% 5 Pihak Terkait/CSR/Relawan
2 Perawat orang Posko terbangun 2 2 3 12 3 Swadaya PKM Kelurahan 25% 9 Pihak Terkait/CSR/Relawan
3 Farmasi orang Posko terbangun 2 2 3 12 3 Swadaya PKM Kelurahan 25% 9 Pihak Terkait/CSR/Relawan
NoTotal
Kbutuhan
Ktersediaan
(swadaya)
Jumlah
SasaranSasaran PenerimaSatuanJenis Kebutuhan
Freq. Masa
T.D
KOMITMEN (REKOMENDASI)
KOMITMEN
(REKOMENDASI)
Perkiraan/Proyeksi
Sumber Daya Potensial
Kekurangan
(Ksenjangan)Vol
PROYEKSI KEBUTUHAN, KETERSEDIAAN DAN KESENJANGAN POS LOGISTIK DAN DAPUR UMUM
A Kebutuhan Pangan:
1 Air minum liter Warga terdampak 4,067 2.50 3 30,503 7,626 20% Swadaya warga 22,877 Instansi Terkait / CSR
2 Beras Kg Warga terdampak 4,067 0.40 3 4,880 976 20% Swadaya warga 3,904 Instansi Terkait / CSR
3 Mie Istan paket KK terdampak 1,017 10 3 30,503 6,101 20% Swadaya warga 24,402 Instansi Terkait / CSR
4 Sarden kaleng KK terdampak 1,017 1 1 1,017 102 20% Swadaya warga 915 Instansi Terkait / CSR
5 Minyak goreng liter KK terdampak 1,017 0.10 1 102 20 20% Swadaya warga 81 Instansi Terkait / CSR
6 Saos sambal Btl KK terdampak 1,017 1 1 1,017 203 20% Swadaya warga 813 Instansi Terkait / CSR
7 Kecap Btl KK terdampak 1,017 1 1 1,017 203 20% Swadaya warga 813 Instansi Terkait / CSR
8 Telor Kg KK terdampak 1,017 0.25 3 763 153 20% Swadaya warga 610 Instansi Terkait / CSR
9 Bumbu dapur paket KK terdampak 1,017 1 3 3,050 610 20% Swadaya warga 2,440 Instansi Terkait / CSR
10 Ikan asin Kg KK terdampak 1,017 0.25 3 763 153 20% Swadaya warga 610 Instansi Terkait / CSR
11 Sayur mayur paket KK terdampak 1,017 1 3 3,050 610 20% Swadaya warga 2,440 Instansi Terkait / CSR
12 Kara (santan-kelapa) dus KK terdampak 1,017 1 3 3,050 610 20% Swadaya warga 2,440 Instansi Terkait / CSR
13 Gula pasir Kg KK terdampak 1,017 0.10 3 305 61 20% Swadaya warga 244 Instansi Terkait / CSR
14 Kopi bubuk pak KK terdampak 1,017 1 1 1,017 203 20% Swadaya warga 813 Instansi Terkait / CSR
15 Teh pak KK terdampak 1,017 1 1 1,017 203 20% Swadaya warga 813 Instansi Terkait / CSR
16 Sirup botol KK terdampak 1,017 1 1 1,017 203 20% Swadaya warga 813 Instansi Terkait / CSR
17 Susu kaleng (orang dewasa) buah KK terdampak 1,017 1 1 1,017 203 20% Swadaya warga 813 Instansi Terkait / CSR
18 Makanan balita (Biskuit) paket Jumlah Balita 302 3 3 2,718 544 20% Swadaya warga 2,174 Instansi Terkait / CSR
B Peralatan makan-minum :
1 Piring buah KK terdampak 1,017 1 1 1,017 1,017 100% Swadaya warga - Instansi Terkait / CSR
2 Sendok buah KK terdampak 1,017 1 1 1,017 1,017 100% Swadaya warga - Instansi Terkait / CSR
3 Gelas buah KK terdampak 1,017 1 1 1,017 1,017 100% Swadaya warga - Instansi Terkait / CSR
4 Mangkok buah KK terdampak 1,017 1 1 1,017 1,017 100% Swadaya warga - Instansi Terkait / CSR
5 Termos buah KK terdampak 1,017 1 1 1,017 1,017 100% Swadaya warga - Instansi Terkait / CSR
6 Kertas bungkus nasi lembar KK terdampak 1,017 1 3 3,050 610 20% Swadaya warga 2,440 Instansi Terkait / CSR
7 Galon air mineral buah KK terdampak 1,017 1 1 1,017 1,017 100% Swadaya warga - Instansi Terkait / CSR
C Kebutuhan Sandang :
1 Baju/Kaos orang dewasa paket KK terdampak 1,017 1 3 3,050 1,525 50% Swadaya warga 1,525 Instansi Terkait / CSR
2 Pakaian anak-anak potong Jumlah Anak SD+SMP 1,053 2 3 6,318 3,159 50% Swadaya warga 3,159 Instansi Terkait / CSR
3 Baju perlengkapan Ibadat Pcs KK terdampak 1,017 1 3 3,050 1,525 50% Swadaya warga Instansi Terkait / CSR
4 Kain panjang potong KK terdampak 1,017 1 3 3,050 1,525 50% Swadaya warga 1,525 Instansi Terkait / CSR
5 Pakaian ibu hamil potong Jumlah Ibu Hamil 203 1 3 609 305 50% Swadaya warga 305 Instansi Terkait / CSR
6 Pembalut wanita pak Wanita Usia Subur 5,163 1 3 15,488 7,744 50% Swadaya warga 7,744 Instansi Terkait / CSR
7 Pakaian dalam wanita Pcs Wanita Usia Subur 5,163 2 3 30,975 15,488 50% Swadaya warga 15,488 Instansi Terkait / CSR
8 Popok bayi (Pempers) Pcs Jumlah Balita 302 12 3 10,872 5,436 50% Swadaya warga 5,436 Instansi Terkait / CSR
KOMITMEN (REKOMENDASI)Kekurangan
(Kesenjangan)No Jenis Kebutuhan Satuan Sasaran Penerima
Jumlah
Sasaran
Standart
(Volume)Total Kebutuhan
Ktersediaan
(swadaya)
Perkiraan/Proyeksi
Sumber Daya Potensial
Freq. Masa
T.D
KOMITMEN (REKOMENDASI)Kekurangan
(Kesenjangan)No Jenis Kebutuhan Satuan Sasaran Penerima
Jumlah
Sasaran
Standart
(Volume)Total Kebutuhan
Ktersediaan
(swadaya)
Perkiraan/Proyeksi
Sumber Daya Potensial
Freq. Masa
T.D
9 Selimut ukuran 100x70cm lembar Jumlah Balita 302 1 3 906 453 50% Swadaya warga 453 Instansi Terkait / CSR
10 Selimut ukuran 200x70cm lembar KK terdampak 1,017 1 3 3,050 1,525 50% Swadaya warga 1,525 Instansi Terkait / CSR
11 Kain sarung potong KK terdampak 1,017 1 3 3,050 1,525 50% Swadaya warga 1,525 Instansi Terkait / CSR
12 Alas kaki (sandal) potong KK terdampak 1,017 1 3 3,050 1,525 50% Swadaya warga 1,525 Instansi Terkait / CSR
13 Sepatu untuk sekolah potong Jumlah Anak SD+SMP 1,053 1 1 1,053 527 50% Swadaya warga 527 Instansi Terkait / CSR
14 Baju seragam sekolah potong Jumlah Anak SD+SMP 1,053 2 1 2,106 1,053 50% Swadaya warga 1,053 Instansi Terkait / CSR -
D Sarana Kebersihan Pribadi
1 Sabun mandi gram KK terdampak 1,017 8.33 1 8,473 4,236 50% Swadaya warga 4,236 Instansi Terkait / CSR
2 Sabun cuci gram KK terdampak 1,017 6.67 1 6,778 3,389 50% Swadaya warga 3,389 Instansi Terkait / CSR
3 Sikat gigi lembar KK terdampak 1,017 1 1 1,017 508 50% Swadaya warga 508 Instansi Terkait / CSR
4 Pasta gigi lembar KK terdampak 1,017 1 1 1,017 508 50% Swadaya warga Instansi Terkait / CSR
5 Samphoo lembar KK terdampak 1,017 1 1 1,017 508 50% Swadaya warga Instansi Terkait / CSR
E Peralatan tidur:
1 Tikar plastik lembar KK terdampak 1,017 1 1 1,017 763 50% Swadaya warga 254 Instansi Terkait / CSR
2 Matras lembar KK terdampak 1,017 1 1 1,017 763 50% Swadaya warga 254 Instansi Terkait / CSR
3 Terpal lembar KK terdampak 1,017 1 1 1,017 763 50% Swadaya warga 254 Instansi Terkait / CSR
F Obat-obatan
1 Obat masuk angin dewasa paket KK terdampak 1,017 1 1 1,017 763 50% Swadaya warga 254 Instansi Terkait / CSR
2 Obat masuk angin balita paket Jumlah Balita 302 1 1 302 151 50% Swadaya warga 151 Instansi Terkait / CSR
3 Obat gatal-gatal di kulit paket KK terdampak 1,017 1 1 1,017 763 50% Swadaya warga 254 Instansi Terkait / CSR
G Perlengkapan psikososial:
1 Televisi unit Tempat evakuasi 8 1 1 8 8 100% Swadaya warga - Instansi Terkait / CSR
2 VCD Player unit Tempat evakuasi 8 1 1 8 8 100% Swadaya warga - Instansi Terkait / CSR
3 Mainan anak-anak paket Tempat evakuasi 8 1 1 8 8 100% Swadaya warga - Instansi Terkait / CSR
PROYEKSI KEBUTUHAN, KETERSEDIAAN DAN KESENJANGAN POS TRANSPORTASI DAN KEAMANAN
A Sarana Jalur Evakuasi
1 HT unit Tim yang terbentuk 3 3 1 9 9 Swadaya pihak terkait - Ada dukungan relawan
2 TOA - Megaphone unit Tim yang terbentuk 3 3 1 9 9 Swadaya pihak terkait - Ada dukungan relawan
3 Rambu-rambu jalur evakuasi paket Tempat evakuasi 8 4 1 32 32 Kelurahan setempat - Swadaya masyarakat
4 Selebaran jalur evakuasi paket Tempat evakuasi 8 4 1 32 32 Kelurahan setempat - Swadaya masyarakat
B Sarana Jalur Logistik
1 HT unit Tim yang terbentuk 3 3 1 9 9 Swadaya pihak terkait - Ada dukungan relawan
2 Sarana pengatur lalu lintas paket Tim yang terbentuk 3 3 1 9 9 Swadaya pihak terkait - Ada dukungan relawan
3 Sarana transportasi personil unit Tim yang terbentuk 3 3 1 9 9 Swadaya pihak terkait - Ada dukungan relawan
C Sarana Jalur Lalu Lintas
1 HT unit Tim yang terbentuk 3 3 1 9 9 Swadaya pihak terkait - Ada dukungan relawan
2 Sarana pengatur lalu lintas paket Tim yang terbentuk 3 3 1 9 9 Swadaya pihak terkait - Ada dukungan relawan
3 Sarana transportasi personil unit Tim yang terbentuk 3 3 1 9 9 Swadaya pihak terkait - Ada dukungan relawan
D Sarana Jalur Prioritas
1 HT unit Tim yang terbentuk 3 3 1 9 9 Swadaya pihak terkait - Ada dukungan relawan
2 Sarana pengatur lalu lintas paket Tim yang terbentuk 3 3 1 9 9 Swadaya pihak terkait - Ada dukungan relawan
3 Sarana transportasi personil unit Tim yang terbentuk 3 3 1 9 9 Swadaya pihak terkait - Ada dukungan relawan
E Sarana Keamanan
1 HT Buah Tim yang terbentuk 3 3 1 9 9 Swadaya pihak terkait - Ada dukungan relawan
2 TOA - Megaphone Buah Tim yang terbentuk 3 3 1 9 9 Swadaya pihak terkait - Ada dukungan relawan
3 Sarana transportasi personil unit Tim yang terbentuk 3 3 1 9 9 Swadaya pihak terkait - Ada dukungan relawan
KOMITMEN
(REKOMENDASI)No Jenis Kebutuhan Satuan Sasaran Penerima
Perkiraan/Proyeksi
Sumber Daya Potensial
Kekurangan
(Kesenjangan)
Jumlah
SasaranVol
Frequensi
Masa T.D
Total
Kebutuhan
Ktersediaan
(swadaya)
SURAT KEPUTUSAN
LURAH GALUR
Nomor Tahun 2013
TENTANG
PEMBENTUKAN STRUKTUR ORGANISASI TANGGAP DARURAT
DALAM RANGKA AKTIVASI RENCANA KONTINJENSI BENCANA BANJIR
KELURAHAN GALUR
Menimbang : a. Bahwa dalam rangka meningkatkan kesiap siagaan masyarakat terhadap
adanya ancaman bencana banjir di Kelurahan Galur, Kecamatan Johar
Baru, Kota Administrasi Jakarta Pusat,
b. Bahwa untuk mengaktifkan rencana kontinjensi bencana banjir, perlu
dibentuk Struktur Organisasi Tanggap Darurat bencana banjir ditingkat
kelurahan sebagai wadah untuk meningkatkan kapasitas, kesiap siagaan
dan pemberdayaan masyarakat.
c. Bahwa sehubungan dengan huruf a dan b tersebut diatas, perlu
ditetapkan kepengurusan Struktur Organisasi Tanggap Darurat bencana
banjir ditingkat kelurahan melalui Surat Keputusan Lurah Galur.
Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah.
2. Undang-Undang No. 24 tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana.
3. Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2007 tentang Pemerintahan Provinsi
Daerah Khusus Ibukota Jakarta sebagai Ibukota Negara Kesatuan
Republik Indonesia.
4. Undang-Undang Nomor 32, Tahun 2009 tentang Perlindungan dan
Pengelolaan Lingkungan Hidup.
5. Peraturan Pemerintah Nomor 21, Tahun 2008 tentang Penyelenggaraan
Penanggulangan Bencana.
6. Peraturan Pemerintah Nomor 22 Tahun 2008 tentang Pendanaan dan
Pengelolaan Bantuan Bencana.
7. Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2008 tentang Peran Serta
Lembaga Internasional dan Lembaga Asing Non pemerintah dalam
Penanggulangan Bencana.
8. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2011 tentang Sungai.
9. Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 131 Tahun 2003 tentang
Pedoman Penanggulangan Bencana Daerah.
10. Peraturan Presiden Nomor 8 Tahun 2008 tentang Badan Nasional
Penanggulangan Bencana.
11. Peraturan Kepala BNPB Nomor 3, Tahun 2010 tentang Rencana Nasional
Penanggulangan Bencana.
12. Peraturan Kepala BNPB No 5 / 2010 tentang Rencana Aksi Nasional PRB.
13. Peraturan Daerah Nomor 9 Tahun 2011 tentang Badan Penanggulangan
Bencana Daerah;
14. Peraturan Daerah Nomor 1 Tahun 2008 tentang RPJMD (Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Daerah) Tahun 2007 – 2012 Propinsi
Daerah Khusus Ibukota Jakarta;
15. Peraturan Daerah Nomor 10 Tahun 2008 tentang Organisasi Perangkat
Daerah Propinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta;
16. Peraturan Gubernur Provinsi DKI Jakarta Nomor 26 Tahun 2011 tentang
BPBD (Badan Penanggulangan Bencana Daerah)
17. Rencana Penanggulangan Bencana (RPB) Provinsi DKI Jakarta 2013-2017
MEMUTUSKAN :
Pertama : Membentuk Struktur Organisasi Tanggap Darurat Bencana Banjir Tingkat
Kelurahan di Kelurahan Galur.
Kedua : Pengurus Struktur Organisasi Tanggap Darurat bencana banjir tingkat
kelurahan bertugas sebagai berikut :
Posko Utama :
1. Aktivasi Posko Utama
2. Koordinasi kesiapan SDM antar pos yang dibentuk
3. Memastikan kesiapan administrasi
4. Mengelola sistem informasi untuk update data korban dan pengungsi
5. Mengelola sistem informasi kesenjangan kebutuhan setiap pos
6. Membuat evaluasi harian penanganan bencana
7. Membuat laporan penanganan bencana kepada pihak terkait
Pos/Seksie Penyelamatan dan Evakuasi :
1. Menyiapkan sarana Transportasi dan Evakuasi
2. Operasi penyelamatan dan evakuasi warga terancam di RW terdampak
3. Operasi pencarian korban yang hilang dan meninggal.
4. Identifikasi korban meninggal
Pos/Seksie Perlengkapan Hunian Sementara
1. Menyiapkan lokasi/tenda dan sarana penerangan tempat pengungsian
2. Menyiapkan sarana MCK
3. Menyediakan sarana kebersihan di Pengungsian
4. Menyiapkan Sarana Air bersih di pengungsian
5. Penyedotan air genangan dan penyodetan kali
6. Penyediaan sarana - prasarana tempat pengungsian
7. Menyiapkan alat pemulihan fungsi sarana-prasarana umum
Pos/Seksie Kesehatan dan Psikososial
1. Membentuk Pos Kesehatan.
2. Mendata jumlah kelompok rentan (balita, ibu hamil, lansia, penderita
DM, penderita jantung
3. Menyiapkan paket obat, bahan habis pakai, dan alat kesehatan
4. Memberikan Pelayanan Dasar
5. Menyiapkan Tenaga Medis dan Non Medis
6. Menyiapkan Pelayanan Rujukan
7. Menyiapkan Ruang Triage
8. Mendirikan RS Lapangan
9. Tersedianya pendampingan Psikososial
10. Memberikan immunsasi, KB, MP ASI, dan Tempat Pojok ASI
11. Kesehatan Lingkungan (Lisolisasi, Fogging )
12. Melakukan Penyulingan Air Bersih dengan Water Purifier
13. Menyiapkan alat komunikasi
Pos/Seksie Logistik dan Dapur Umum
1. Mendirikan Pos Logistik dan Dapur Umum di lokasi yang paling dekat
dengan tempat evakuasi.
2. Menyiapkan dan menentukan lahan Gudang Logistik
3. Menghimpun Bantuan Logistik
4. Menyortir dan Memeriksa Bantuan Logistik
5. Melaksanakan Pendistribusian Logistik
Pos/Seksie Transportasi dan Keamanan
1. Sosialisasi peta evakuasi kepada warga terdampak banjir.
2. Menyiapkan personil terlatih yang cukup untuk mengatur jalur evakuasi,
jalur logistik, jalur lalu lintas dan jalur prioritas
Ketiga : Pengurus Struktur Organisasi Tanggap Darurat Bencana Banjir Tingkat
Kelurahan dalam melaksanakan tugas bertanggung jawab kepada Lurah
Galur.
Keempat : Kepengurusan Struktur Organisasi Tanggap Darurat bencana banjir akan
diaktifkan selama masa tanggap darurat banjir pada saat Lurah Galur
menetapkan wilayahnya termasuk dalam kondisi darurat bencana banjir
berdasarkan hasil kaji cepat dari Tim Reaksi Cepat (TRC), sesuai dengan
skenario terburuk terhadap ancaman bencana banjir sebagaimana yang
tertuang dalam dokumen rencana kontinjensi Kelurahan Galur.
Kelima : Lurah Galur akan segera menerbitkan Surat Tugas untuk seluruh anggota
pengurus Struktur Organisasi Tanggap Darurat (SOTD) bencana banjir tingkat
kelurahan. Surat Tugas tersebut memberikan mandat kepada seluruh
anggota kepengurusan SOTD untuk bertugas selama masa tanggap darurat
diaktifkan dalam rangka menjalankan Rencana Operasi Tanggap Darurat
bencana banjir.
Keenam : Masa penugasan anggota pengurus Struktur Organisasi Tanggap Darurat
(SOTD) akan dipercepat dan atau diperpanjang sesuai dengan masa tanggap
darurat bencana banjir yang ditetapkan oleh Lurah Galur.
Ketujuh : Keputusan ini mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan dengan ketentuan
apabila di kemudian hari terdapat kesalahan akan diadakan perbaikan oleh
Lurah Galur sebagaimana mestinya.
Ditetapkan di Jakarta
Tanggal 27 Desember 2013
LURAH GALUR
KECAMATAN JOHAR BARU
KOTA ADMINISTRASI JAKARTA PUSAT
_______________________
NIP
SUSUNAN PENGURUS
STRUKTUR ORGANISASI TANGGAP DARURAT BENCANA BANJIR
Kelurahan Galur, Kecamatan Johar Baru
Kota Administrasi Jakarta Pusat
1. Komandan : Lurah Galur (Supardiono)
2. Wakil Komandan : Wakil Lurah Galur (Iri Damiri)
3. Sekretariat : Sekretaris Kelurahan Galur (Hermaly Harahap), Sapuroh
4. Bidang Administrasi : 1) Mala (Koordinator) 3) Yanto dan Keuangan 2) Eri Suheri
5. Humas : 1). Saud
2). Imam
6. Tim Reaksi Cepat (TRC) : 1). Ketua RW terdampak
2). Ketua LMK terdampak
3). Mitra Bimas
Posko Utama (Pusdalops) :
7. Bidang Keselamatan dan Keamanan : Marikin (Linmas)
: Supanto (Babinsa)
: Cahyadi (Satpol PP)
8. Bidang Perencanaan : 1) Ruswandi (Koordinator)
: 2) Chandra
: 3) Djuhro
1) Seksie Informasi dan Pendataan : Karang Taruna
9. Bidang Operasi : 1) H. Iskandar Zulkarnaen (Koordinator)
: 2) Tarida Nababan
1) Seksie SAR dan Evakuasi : Kasatgas Pol PP
2) Seksie Kesehatan : Kepala Puskesmas Kelurahan
3) Seksie Keamanan : Babinsa dan Bhabin Kamtibmas
10. Bidang Logistik dan Peralatan : 1) Rohani (Koordinator), 2) Firman
1) Seksie Dapur Umum : 1) Basniar 4) Jordi
: 2) Ade 5) Rodiah
: 3) Firdawati 6) Warnah
2) Seksie Transportasi : 1) Erwin 3) Khosim
: 2) Udin
STRUKTUR ORGANISASI TANGGAP DARURAT BANJIR KELURAHAN GALUR
KOMANDAN Lurah Galur
WAKIL KOMANDAN Wakil Lurah Galur
BIDANG ADM & KEUANGAN 1. Mala (Koordinator) 2. Eri Suheri 3. Yanto
BENDAHARA Bendahara Kelurahan
SEKRETARIAT 1. Hermaly Harahap 2. Sapuroh
HUMAS 1. Saud 2. Imam
TIM REAKSI CEPAT 1. Ketua RW terdampak 2. Ketua LMK terdampak 3. Mitra Bimas
Koordinator : Marikin
Pend : Satpol PP dan Babinsa
BIDANG PERENCANAAN
Koordinator : Ruswandi
Pend : Chandra dan Djuhro
BIDANG OPERASI
Koordinator : H. Iskandar Z
Pend : Tarida Nababan
BIDANG LOGISTIK DAN PERALATAN
Koordinator : Rohani
Pend: Firman
BIDANG TRANSPORTASI DAN HUNTARA
Koordinator : Erwin
Pend: Udin dan Khosim
BIDANG KESELAMATAN DAN KEAMANAN
Koordinator : H. Mahfudz
Anggota : Pengurus RW
PERLENGKAPAN HUNTARA
Anggota : Pengurus RW
KESEHATAN DAN PSIKOSOSIAL
Anggota : Pengurus RW
LOGISTIK DAN DAPUR UMUM
Anggota : Pengurus RW
TRANSPORTASI DAN KEAMANAN
Koordinator : Ketua RW
Anggota : Pengurus RW
PENYELAMATAN DAN EVAKUASI
Koordinator : Ketua RW
Koordinator : Nurmasita, SKM
Koordinator : Ketua RW
KOORDINATOR LAPANGAN / RW
Contoh Surat Pernyataan :
:
:
:
:
:
:
:
Adapun bentuk partisipasi kami dalam kegiatan tersebut diatas antara lain meliputi:
Satuan Sasaran PenerimaJumlah
SasaranVol Freq
liter Warga Terdampak 1,500 2.5 2
Kg Warga Terdampak 1,500 0.4 2
buah Tempat Evakuasi 2 1 1
buah Tempat Evakuasi 2 2 1
unit Pos Kesehatan 1 1 1
unit Pos Logistik 1 3 1
unit Tim SAR Evakuasi 1 1 1
unit Pos Huntara 2 3 1
unit Pos Logistik & DU 2 3 1
unit Pos Keamanan 1 2 1
6
Jakarta, 27 Desember 2013
Dinyatakan oleh,
Pemangku Wilayah
ANTONY RIYANTO
7,500
1,200
2
4
KELURAHAN GALUR
Ketua RW 01, Kelurahan Galur
1
Fasilitas Transportasi :
2 Mobil Angkut Logistik (dipinjamkan) 3
3
2 Gergaji
Demikian Pernyataan Kontribusi ini dibuat untuk dipergunakan sebagaimana mestinya untuk meningkatkan kapasitas
pengurus tanggap darurat bencana banjir serta memperlancar penanganan kegiatan selama masa tanggap darurat
bencana banjir diberlakukan di Kelurahan Galur.
Lurah Galur
Mobil SAR & Evakuasi (dipinjamkan) 1
4 HT (Handy Talky) : dipinjamkan 6
5 HT (Handy Talky) : dipinjamkan
6 HT (Handy Talky) : dipinjamkan 2
Peralatan Perbaiakn Huntara :
1 Martil
1 Mobil Ambulan Siaga (dipinjamkan)
No Jenis Kontribusi Total Kebutuhan
1 Air Minum
2 Beras (survival warga : 2 hari)
Kebutuhan Pangan :
2) Jenis Kontribusi Tenaga, Sarana dan Prasarana, Fasilitas, dan Materi
3) Waktu Masa Tanggap Darurat Bencana Banjir Kelurahan Kembangan Utara
4) Tempat RW 01, Kelurahan Galur, Kecamatan Johar Baru
Ketua RW 01, Kelurahan Galur
3) Lembaga / Organisasi RW 01, Kelurahan Galur, Kecamatan Johar Baru
Dengan ini menyatakan bahwa kami telah dan akan berpartisipasi dalam penanganan masa tanggap darurat bencana
banjir di tingkat kelurahan :
1) Ruang lingkup penanganan Kegiatan di Posko Utama, Pos/Seksie Penyelamatan dan Evakuasi;
Pos/Seksie Hunian Sementara; Pos/Seksie Logistik & Dapur Umum;
Pos/Seksie Transportasi dan Keamanan
( ............................. )
Mengetahui
PERNYATAAN KOMITMEN KONTRIBUSI
PADA FASE TANGGAP DARURAT BENCANA BANJIR
Yang bertanda tangan dibawah ini :
1) N a m a ANTONY RIYANTO
2) Jabatan