Dpk Liya (2) - Copy

Embed Size (px)

Citation preview

DOKUMENTASI KEPERAWATAN

DPK PADA PERINATAL DAN MATERNAL

Dosen Pengampu: Nursyamiah, SST. Mkes Di susun oleh : KELOMPOK II

1. Alfianto Wibowo 2. Lia Irawati 3. Muhammad Fajar Rendhian H 4. M. Noor Ifansyah 5. Muhammad Raffi Muarif 6. Reza Wahyudi 7. Said Muhammad Yusuf 8. Salman 9. Saufia Hasanah 10. Novi Noor Gazali

YAYASAN BANJAR INSAN PRESTASI AKADEMI KEPERAWATAN INTAN MARTAPURA 2010

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr.Wb Dengan mengucapkan puji syukur ke hadirat Allah SWT yang telah memberikan taufiq dan hidayah-Nya akhirnya kami dapat menyelesaikan pembuatan makalah ini. Shalawat dan salam atas Nabi Muhammad SAW beserta keluarga beliau,sahabat serta orang-orang yang mengikuti jejak langkah beliau hingga akhir zaman nanti. Semoga dengan syafaat mereka kita selalu mendapatkan ilmu pengetahuan dan terhindar dari kebodohan. Makalah ini membahas tentang DPK PADA PERINATAL DAN MATERNAL Pembuatan makalah ini adalah tugas yang diberikan oleh dosen pembimbing mata kuliah DOKUMENTASI KEPERAWATAN, oleh Ibu dosen Nursamiah, SST Mkes. Oleh karena itu,penulis mengucapkan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya kepada beliau. Kami menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini terdapat banyak kekurangan.Oleh karena itu kami membutuhkan kritik dan saran yang bersifat membangun untuk pembuatan makalah-makalah berikutnya. Namun begitu kami sangat berharap bahwa makalah ini dapat memeberi manfaat bagi penulis sendiri khususnya dan bagi pembaca pada umumnya dalam menambah pengetahuan.

Wassalamualaikum Wr.Wb.

Martapura, November 2010

PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Dokumentasi keperawatan memegang peranan penting dalam praktik keperawatan profesional. Dengan dokumentasi perawat dapat membuktikan tindakan yang dilakukan secara legal. Dengan dokumentasi pula perawat mampu menganalisis keadaan terkini dari pasien bahkan dapat mengkomunikasikannya dengan tim kesehatan lain. Begitu pentingnya peran sebuah dokumentasi dalam keperawatan sehingga kita sebagai calon perawat professional harus mampu membuat dokumentasi keperawatan yang benar. Ada banyak metode yang digunakan dalam pendokumentasian keperawatan. Dalam makalah ini akan dibahas Perinatal Dan Maternal. Pola pencatatan memang berbeda antara yang satu dengan yang lainnya. Karenanya kami tulis makalah ini untuk membantu kita memahami pola dibahas Dokumentasi Asuhan Keperawatan Pada Perinatal Dan Matenal. Dokumentasi Asuhan Keperawatan Pada

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PERINATAL A. PENGERTIAN Periode perinatal adalah periode kehidupan manusiasejak usia kehamilan 28 minggu sampai usia 28 hari (1 bulan) setelah lahir. Periode perinatal ini merupakan periode yang sangat pentingdan mempunyai pengaruh yang besar bagi periode selanjutnya. Masa peinatal merupakan rangkaian dari dua masa yang sangat berbeda bagi anak yaitu masa sebelum lahir dan masa sesudaah lahir. Dalam ilmu keperawatan sebelum lahir hingga segera setelah lahir biasanya dibicarakan dalam perawatan kebidanan dan setelah itu biasany dibahas dalam perawatan anak, sedangkan sesungguhnya masa terseibut terseut memerlukan penatalaksanaan yang betul-betul berkesinambungan dan terprogram sebagai suatu periode. Dengan alasan inilah maka perwatan pada masa perinatal dipandang perlu di bahas sendiri. Walaupun masa perinatal ini di mulai sejak kehamilan 28 minggu, kenyataannya bahwa untuk melahirkan seorang anak yang berkualitas tinggi perlu adanya persiapan fisik konsepsi. Sebenarnya penatalaksanaan masa perinatal ini sudah dibicarakan para ahli, khususnya di Indonedsia Sejak tahun 1969 dikenal dengan perinatologi yang bertujuan mengupayakan hasil konsepsi yang baik, selamat dan sehat serta maupun mental ang baik dari seorang ibu sekurang-

kurangnya semenjak konsepsi bahkan lebih baik lagi bila dilakukan 6 bulan sebelum

sanggup tumbuh dan berkembang sebaik-baiknya secara optimal sehingga terciptanya suatu generasi masa depan yang berkulaitas tinggi. Dalam masa perinatal terdapat beberapa istilah-istilah yang terkait dan sering di jumpai, antara lain: y y y Periode Neonatal. Yaitu periode sejak lahir sampai 28 hari setelah lahir. Neonatus. Yaitu bayi yang berusia 0 (nol) sampai 28 hari. Konsepsi. Yaitu bertemu sel sperma dengan sel telur atau proses pembuahan. y y Antenatal. Yaitu masa sebelum terjadinya kelahiran atau masa kehamlan. Intranatal. Yaitu masa selama terjadi proses kelahiran.

y

Postnatal. Yaitu masa setelah terjadi kelahiran.

A.

PENGKAJIAN

Pengkajian dapat dengan berbagai tehnik taitu:Wawancra,observasi dan merujuk dokumen medik.Tehnik wawancara dapat dilakukan terhadap orang tua atau keluarga pasien yang dapat memberikan keterangan yang diperlukan. Pengkajian ditujukan pada keadaan keadaan sebagai berikut 1. PERNAPASAN DAN PEREDARAN DARAH Bayi normal mulai bernafas 30 detik sesudah lahir.Untuk menilai status kesehatan bayi dalam kaitannya dengan pernapasan dan peredaran darah dengan menggunakan metode afgar score .Frekuensi denyut jantung dpat dihitung dengan cara merba arteri temporalis dan karotis,dapat juga mendengar pada daerah jantung dengan menggunakan stetoskop binokuler. 2. SUHU TUBUH Suhu tubuh bayi biasanya berkisar antara 36,5c-37c.Pengukuran suhu tubuh dapat dilakukan pada axila atau pada rectal. 3. KULIT Kulit neonatus yang cukup bulan ,biasanya halus,lembut dan padat dengan sedikit pengelupasan ,terutama pada telapak tangan ,kaki dan selangkangan. 4. KEADAAN DAN KELENGKAPAN EKSTREMITAS Dilihat apakah pada cacat bawaan berupa kelainan bentuk ,kelainan jumlah atau tidak ada sama sekali pada semua anggota tubuh dari ujung rambut sampai ujung kaki juga lubang anus dan jenis kelamin. 5. TALI PUSAT Pada tali pusat terdapat dua arteri dan satu vena umbilikalis keadaan tali pusat harus kering,tidak ada perdarahan,tidak ada kemerahan sekitarnya.

6. REFLEKS Beberapa refleks primitif yang terdapat pada bayi: a) Refleks morro Bila diberi rangsangan yang mengagetkan akan terjadi reflleks lengan dan tangan terbuka serta kemudian diakhiri dengan adduksi. b) Refleks menggenggam Bila telapak tangan dirangsang akan memberi reksi seperti menggenggam. c) Refleks berjalan Bila kakinya ditekankan pada bidang yang datar,atau bergerak seperti berjalan. d) Refleks menghisap Bila diberi rangsangan pada ujung mulut,kepala akan menoleh kearah rangsangan ,bibir bawah dan lidah akan bergerak ke arah rangsangan serta memasukan sesuatu dalam mulutnya otomatis membuat gerakan menghisap. 7. BERAT BADAN Pada harai kedua dan ketiga bayi mengalami penurunan berat badan fisiologis .berat badan normal adalah 2500 -4000 gr. 8. MEKONIUM Mekonium adalah feses bayi yang berupa pasta kental berwarna gelap hitam kehijauan dan lengket.Mekonium akan keluar dalam 24 jam pertama dan akan berlangsung sampai hari kedua dan ketiga. 9. ANTROPOMETRI Terdiri dari pengukuran lingkar kepala,lingkar dada,lingkar lengan dan panjang badan dengan menggunakan pita pengukur,

Cara pengukuran yaitu: a. Lingkar Kepala Beberapa jenis lingkar kepala antara lain dengan sirkumferensia frotooccipitalis 34 cm,Sirkumferensia mento-occipitalis 35 cm,Sirkumferensia

Suubmento-suboccipito-bregmen-tika 32 cm,Sirkumferensia submentobregmentika 32 cm. b. Lingkar Dada Diukur dari dada kearah punggung kembali ke dada melalui puting susu (normal 32 34 cm). c. Lingkar Lengan Dilakukan pengukuran pada lengan atas.(normal 10 15 cm). d. Panjang Badan Dengan ukuran normal 48 50 cm.

10. Untuk

RIWAYAT SINGKAT KEHAMILAN DAN PERSALINAN mendapatkan data ini dpat dilakukan wawancara dengan

ibunya,penolonng persalinan dan atau dengan merujuk pada dokumen medik. Setelah data terkumpul,kemudian dilakukan analisa data dengan cara: a. Pengelompokan Data Data dikelompokan menurut kecenderungannya dalam menunjang suatu masalah. b. Interprestasi Data Masing masing kelompok data diinterprestasikan sebagai suatu masalah. c. Penegakan Diagnosa keperawatan Masing masing masalh tersebut dirumuskan sebagai suatu diagnosa keperawatan dengan memperlihatkan 3 komponennya

(masalah,penyebab,gejala/tanda).

B.

PERENCANAAN Perencanaan dibuat agar didapatkan suatu pedoman yang dapat dipahami dan dilaksanakan oleh tim asuhan keperawatan.Pada tahap perencanaan ditetapkan hal-hal sebagai berikut:

Prioritas diagnosa keperawatan,tujuan dan rencana tindakan dari masingmasing diagnosa.

C.

PRIORITAS DIAGNOSA KEPERAWATAN Dari beberapa dignosa keperawatan yang berhasil ditegakan kemudian disusun prioritas dengan memperhatikan:

a. Hirarki kebutuhan dasar manusia menuru Abraham Maslow. b. Jenis masalah,apakah sudah terjadi atau belum.

Contoh: MASALAH (Pada diagnosa keperawatan) 1. Kemungkinan terjadi hipoglikemia 2. P 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. otensial terjadi infeksi tali pusat 13. Perubahan suhu tubuh Prioritas masalah 1. Perubahan suhu tubuh 2. potensial terjadi infeksi pada tali pusat 3. Kemungkinan terjadi aspirasi

A.

TUJUAN Untuk tolak ukur keberhasilan dari asuhan keperawatan maka ditetapkan tujuan yang mengacu pada masing-masing diagnosa keperawatan. Contoh:

Diagnosa Keperawatan Perubahan suhu tubuh : lebih rendah dari normal sehubungan dengan

Tujuan Suhu tubuh kembali normal (365 c sampai 37 c ).

proses adaptasi dengan lingkungan luar rahim ditandai dengan bibir , ekstemitas biru ,gemetar dan suhu badan 35c.

Dalam merumuskan tujuan hendaknya selalu berpatokan pada diagnosa keperawatan .Beberapa contoh rumusan tujuan yang dapat ditegakan adalah: a. Pernapasan kuat dan adekuat. b. Aspirasi tidak terjadi. c. Infeksi pada tali pusat tidak terjadi. d. Hypoglikemia tidak terjadi. e. Kebutuhan nutrisi terpenuhi. B. RENCANA TINDAKAN Langkah berikutnya adalah menetapkan tindakan yang akan dilakukan untuk menyelesaikan masalah dan mencapai tujuan yang telah ditetapkan .Penetapan macam macam keperawatan hendaknya selalu berorientasi terhadap masalah dan penyebabnya,sehingga dicapai hasil yang optimal. Contoh: Dari diagnosa keperawatan dan tujuan pada nomor 2 diatas dapat ditetapkan rencana tindakan sebagai berikut: a. Membersihkan badan bayi dengan cepat dan hati hati. b. Memberi pakaian dan membungkus bayi segera mungkin.

c. Mengobservasi tanda tanda vital bayi : suhu,nadi,pernapasan. Beberapa rencana tindakan yang dapat ditetapkan untuk mengatasi masalah masalah pada neonatus ,antara lain: a. Menghisap lendir dan merangsang pernapasan. b. Memotong dan mengikat tali pusat. c. Memberi identitas bayi. d. Memandikan / membersihkan badan bayi. e. Merawat tali pusat. f. Menetesi mata bayi. g. Menimbang berat badan bayi. h. Antropometri. i. C. Memberi minum bayi dengan segera ditetekan pada ibunya.

PENATALAKSANAAN Pada langkah penatalaksanaan dilakukan tindakan keperawatan seperti telah direncanakan sebelumnya. Contoh: MENGISAP LENDIR DAN MERANGSANG PERNAPASAN Pengertian : Melaksanakan pembersihan saluran pernapasan lebih dalam dengan menggunakan alat penghisap lendir baik melalui hidung maupun pada mulut neonatus. Tujuan : Saluran pernapasan bebas dari sumbatan semua kotoran sehingga bayi dapat bernapas dengan normal. Persiapan alat : 1. perangkat penghisap lendir.(Zlyem zugar). 2. sarung tangan steril. 3. kain kasa steril 4. Nierbeken. 5. Selimut pembungkus bayi. Pelaksanaan : urutan tindakan yang harus dilakukan : 1. Alat alat didekatkan pada penolong. 2. penolong mencuci tangan dan memakai sarung tangan.

3. Bayi ditidurkan terlentang bagian leher disanggah tangan kiri sedikit diekstensikan. 4. Tangan kanan penolong membuka mulut bayi kemudian jari telunjuk kiri penolong dimasukan kedalam mulut bayi sampai epiglitis untuk menahan lidah ,sedangkan jari telunjuk kanan memasukan selang sejajar dengan jari telunjuk tangan kiri. 5. Memasukan selang penghisap sampai tenggorokan bayi kemudian kotoran dihisap sebanyak banyaknya, kotoran ditampung dalam nierbeken. 6. Lakukan berulang ulang sampai bersih dan bayi menangis kuat. 7. Setelah selesai alat alat dibersihkan dan dirapikan kembali. Hal hal yang harus diperhatiakan : 1. Gunakan selang penghisap lendir sesuai petunjuk dan kebutuhan. 2. Dilarang melakukan penghisapan terus menerus ,beri kesempatan bayi untuk bernapas. 3. Dilarang menggunakan selang yang sudah mengeras. 4. Lakukan tehnik pengisapan dengan gerakan memutar. D. EVALUASI Setelah melakukan evaluasi tindakan atau keperawatan, penilaian maka selanjutnya adalah asuhan

melakukan

terhadap

keberhasilan

keperawatan .Adakah tujuan tercapai,ataupun sebagian tercapai atau tidak tercapai atau timbul masalah yang baru. Hasil penilaian yang didapat ,adalah merupakan data baru bagi proses asuhan keperawatan selanjutnya.Maksudnya apabila didapatkan kesenjangan / perbedaan anmtara tujuan dan data yang didapat maka harus ditinjau kembali dimanakah terjadinya kesenjangan tersebut.Apakah tehnik tindakan keperawatan yang salah ataukah ada sebab lain. Contoh : 1. Tanda tanda vital dalam batas normal. a. Nadi : 120 140x / menit. b. Suhu : 36,5 c 37 c. c. Pernapasan : 30 60 x / menit. 2. Keberhasilan dan kenyamanan terjaga a. Kulit bersih dan tidak lembab.

b. Mata bersih. c. Kuku pendek dan bersih. d. Rambut bersih. e. Tali pusat kering dan tidak ada tanda tanda infeksi. f. Bayi tenang. 3. Kebutuhan nutrisi dan cairan terpenuhi. a. Turgor kulit baik. b. Mata tidak cekung. c. Kulit hangat dan tidak lembab. d. BAB atau BAK lancar. 4. Dan lain lain. Untuk mendapatkan hasil yang sevbaik baiknya dewasa ini banyak digunakan sistem rawat gabung yaitu perawatan bayi disatu tempat bersama sama ibunya. Dalam rawat gabung tugas perawatan bayi diserahkan kepada ibunya sepenuhnya atau sebagian. Petugas kesehatan tetap mengawasi dan memberikan dukungan sehingga kesehatan bayi dan ibu tetap terjamin,sesuai dengan makna rawat gabung itu sendiri,yaitu menciptakan lingkungan yang mendukung hubungan yang wajar dan sebaik baiknya antara bayi dan ibu baik dari aspek fisik ,fisiologis serta memberikan bantuan dan dukungan kepada ibu dalam merawat dan menangani bayinya.

PENDOKUMENTASIAN PADA MATERNALPendokumentasian Proses Keperawatan Pada umumnya, tujuan sistem pendokumentasian adalah untuk: Memudahkan kualitas perawtan klien Menjamin pendokumentasian kemajuan dihubungkan dengan hasil yang berfokus pada klien Memudahkan konsistensi antar disiplin dan mengkomunikasian tujuan tindakan dan kemajuan Dari fokus keperawatan, pendokumentasian memberikan catatan tantang pengguna proses keperawatan untuk keperawatan klien secara individual. Pada awal pengkajian dicatat dalam riwayat klien atau data dasar. Diagnosis masalah/ ebutuhan klien dan perencanaan perawatan klien dicatat dalam rencana keperawatn. Implementasi rencana dicatat dalam catatan perkembangan dan/ atau lembar beralur. Akhirnya, evaluasi perawatan didokumentasikan dalam catatn perkembangan dan/ atau rencana keperawatan. Pendokumentasian bukan hanya untuk kebutuhan akreditasi, tetapi juga merupakan catatn permanen tentang apa yang terjadi pada setiap klien dan merupakn kebutuhan hukum dalam suatu lingkungan pelayanan kesehatan. Pada masyarakat kita, dengan berbagai kondisi hukumnya dan tekanan malpraktik agresif, semua aspek catatan medis dapat menjadi dokumen hukuim pentng. iRencana perawatan yang telah di kembangkan untuk klien bertindak sebagai kerangka kerja atau garis kerja untuk pendokumentasian pemberian perawatan. Catatan perkembangan dan lembar beralur juga menggambarkan implementasi rencana tindakan dengan mendokumentasikan tindakan yang tepat yang telah di laksanakan, kewaspadaan yang digunakan, dan sebagainya. Baik implementasi intervensi dan kemajuan ke arah hasil yang dapt di ukur perlu didokumentasikan dalam catatn perkembangan. Hal ini harus ditulis dalam bentuk yang jelas dan objektif serta dengan cara menggambarkan kamajuan ke arah hasil yang dapat di ukur dengan penggunaan intervensi terencana. Catatn ini juga perlu di beri tanggal dan waktu khusus dan di tanda tangani oleh orang yang membuat catatan. Adanya kesalahan dalam dokumen harus di silang dengan satu garis sehingga masih dapat dibaca, diidentifikasikan oleh peneliti sebagai salah dan kemudian di

tandatangani. Pemberian tip-ex atau silang berkalli-kali yang membuat informasi tidak dapat di baca, tidak dapat diterima, karena hal ini dapat di tafsirkan bahwa individu atau fasilitas mencoba mengubah fakta-fakta. Catatn medis selalu menjadi sumber utama pemberian perbaikan pelayanan, yang perlu untuk mempertahankan pendapatan. Asuransi menanggap vbahwa pertanyaan yang menanyakanmengapa, kapan, di mana, bagaimana, apa, dan siapa dari pelayanan hendaknya didoumentasikan dengan jelas. Tidak adanya pendokumentasian seperti itu dapat mengakibatkan perhentian pembiayaan untuk klien individual dan karenanya mengakibatkan perhentian tindakan . oleh semua fase kehamolan, intervensi dan pemulihan. Hal ini penting untuk mencatat informasi dan observasi yang akan membantu perawat dan pemberi tenaga kesehatan lainnya untuk mempertahankan kontinuitas rencana perawatan. Istialh proses keperawatan diperkenalkan pada tahun 1950-an, tetapi membutuhkan waktu bertahun-tahun untuk di terima secara nasional sebagai kerangka kerjauntuk asuhan keperawatan. Konsep ini di ambil dari pendekatan ilmiah dalam pemecahan masalah dan memerlukan keterampilan melakukannya, yaitu: 1) Pengkajian, termasuk fokus pengkajian ( pengumpulan data yang sistematik berhubungan dengan klien dan masalahnya) 2) Identifikasi masalah (analisa dan interprestasi data) 3) Perencanaan (pemulihan solusi, melakukan prioritas, dan penyusunan tujuan) 4) Implementasi ( mewujudkan recana dalam tindakan) 5) Evaluasi ( mengkaji keefektifan rencana, dan mengubah rencana sesuai indikasi dari kebutuan saat ini) Meskipun perawat-perawt menggunakan istilah-istilah ini secara tepisah, mereka secara aktual saling berhubungan dan membentuk siklus pemikiran dan tindakan yang berkelannjutan. Dan hal tersebut memberikan cra yang efisien untuk mengatur proses berfikir dalm membuat keputusan klinis. Untuk menggunakan proses ini perawat harus menunjukkan kemampuan dasar dari pengetahuan, intelegensi, dan kreativitas, serta kemapuan dalam keterampilan intra personal dan teknis. Berikut adalah beberapa asumsi penting bagi perawat sebagai pertimbangan dalam proses membuat keputusan:

Klien adalah manusia dengan nilai dan martabat. Ada kebutuhann-kebutuhan dasar yang harus dipenuhi. Klien berhak atas kulitas kesehatan dan asuhan keperawatan yang diberikan dengan perhatian, kasih sayang, dan kompetensi yang berfokus pada kesejahteraan, pencegahan, dan restorasi. Hubungan perawat klien yang teraupetik adalah bagian penting dalam proses ini.

Maternal ( berhubungan dengan ibu ) Dalam maternal terdapat beberapa istilah-istilah yang terkait dan sering di jumpai, antara lain: 1) Antenatal, yaitu ibu hamil 2) Intranatal, yaitu ibu bersalin 3) Postnatal, yaitu ibu nifas

I.

Pendokumentasian asuhan keperawatan pada ibu hamil ( Antenatal)

Dokumentasi asuhan keperawatan pada ibu hamil merupakan bentuk catatan dari hasil asuhan keperawatn yang di laksanakn pada ibu hamil, yakni mulai dari trimester I sampai dengan trimester III yang meliputi pengkajian, pembuatan diagnosis keperawatan pengidentifikasian masalah terhadap tindakan lain serta menyusun asuhan keperawatan dfengan tepat dan rasional berdasarkan keputusan yang di buat pada langkah sebelumnya. Lingkup dari maslah ini adalah masalah kehamilan di mulai dari konsepsi sampai lahirnya janin dengan waktu kurang lebih 280 hari (+ - 40 minggu ) atau 9 bulan 7 hari yang terbagi atas tiga trimester, yakni trimester I ( malai awal kehamilan sampai 14 minggu ), trimester II ( antara kehamilan 14 minggu sampai dengan 28 minggu ), dan trimester III ( antara kehamilan 28 mingggu sampai kehamilan 36 minggu atau sesudah 3 minggu ).

II.

Pendokumentasian asuhan keperawatan pada ibu bersalin (Intranatal)

Dokumentasi asuhan keperawatan pada ibu bersalin ( intranatal) merupakan bentuk dari catatan dari asuhan keperawatan ang dilaksanakan pada ibu dalam masa intranatal, yakni pada kala 1 sampai kala 4 , meliputi pengkajian, pembutan diagnosis keperawatan, pengidentifikasian masalah terhadap tindakan segera dan melakukan kolaborsi dengan dokter atau tenaga kesehatan lain serta menyusun asuhan keperawatan secara tepat dan rasional berdasarkan keputusan yang di buat pada langkah sebelumnya. Kala I, di mulai dari his persalinan yang pertama sampai pembukaan serviks menjadi lengkap Kala II, di mulai dari pembukaan lengkap sampai lahirnya bayi. Kala III, di mulai dari lahirny bayi sam[ai lahirnya plasenta. Kala IV, di mulai dari plasenta lahir sampai satu jam.

III.

Pendokumentasian asuhan keperawatan pada ibu nifas (postpartum)

Dokumentasi asuhan keperawatan pada ibu nifas ( postpartum) merupakan catatan dari asuhan keperawatan yang di berikan pada ibu nifas, yakni segera setelah kelahiran sampai enam minggu setelah kelahiran yang meliputi pengkajian, pembuatan diagnosis keperawatan, pengidentifikasian masalah terhadap tindakan segera dan melakukuan kolaborasi dengan dokter atau tenaga kesehatan lain, serta menyusun asuhan keperawatan dengan tepat dan rasional berdasarkan keputusan y\ang dibuat pada langkah sebelumnya.

DAFTAR PUSTAKA. 1. Nursalam, BSN, M (Hons) : Proses dan Dokumentasi Keperawatan,Konsep dan Praktik. Edisi I-Jakarta : Sallemba Medika,2001 2. V.A Carol : Memahami Proses Keperawatan,Dengan Pendekatan Latihan. Jakarta, EGC. 3. Doengoes, E Marlyn dan Mary Frances Moorhouse.2001. Rencana Perawatn Maternal/Bayi. Jakarta; EGC. 4. Wildan,Moh dan A.Aziz Alimul Hidayat.2009. Dokumentasi Kebidanan. Jakarta; Salemba Medika. 5. Mulyati, Sri dkk.1991. Asuhan Keperawatan Perinatal. Jakarta. EGC.