71
ST DALAM UPA (Studi Deskriptif Pasca Make DIAJUKAN KE UNIVE UNTUK M GELAR P FAK UNIVE TRATEGI PUBLIC RELATION AYA PEMULIHAN CITRA PER f Kualitatif Pada Direktorat Jenderal Pajak D elar Kasus Pajak Di Direktorat Jenderal Paja SKRIPSI EPADA FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN H ERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN KALIJ MEMENUHI SEBAGIAN SYARAT MEMPE SARJANA STRATA SATU ILMU KOMUN Disusun Oleh: ZAKKI MUBAROK NIM: 06730029 PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI KULTAS ILMU SOSIAL DAN HUMANIO ERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN KALIJ YOGYAKARTA 2011 NS RPAJAKAN DI. Yogyakarta ak Jakarta) HUMANIORA JAGA EROLEH NIKASI I ORA JAGA

Download (1196Kb) - digilib - UIN Sunan Kalijaga

  • Upload
    others

  • View
    19

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Download (1196Kb) - digilib - UIN Sunan Kalijaga

STRATEGIDALAM UPAYA PEMULIHAN CITRA PERPAJAKAN

(Studi Deskriptif Kualitatif Pasca Makelar Kasus Pajak

DIAJUKAN KEPADA FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN HUMANIORAUNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGA

UNTUK MEMENUHI SEBAGIAN SYARAT MEMPEROLEHGELAR SARJANA STRATA SATU ILMU KOMUNIKASI

PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASIFAKULTAS ILMU SOSIAL DAN HUMANIORA

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGA

STRATEGI PUBLIC RELATIONSDALAM UPAYA PEMULIHAN CITRA PERPAJAKAN

Deskriptif Kualitatif Pada Direktorat Jenderal Pajak DI. Yogyakarta

Pasca Makelar Kasus Pajak Di Direktorat Jenderal Pajak Jakarta)

SKRIPSI

DIAJUKAN KEPADA FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN HUMANIORAUNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGA

UNTUK MEMENUHI SEBAGIAN SYARAT MEMPEROLEHGELAR SARJANA STRATA SATU ILMU KOMUNIKASI

Disusun Oleh:

ZAKKI MUBAROK NIM: 06730029

PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASIFAKULTAS ILMU SOSIAL DAN HUMANIORA

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGAYOGYAKARTA

2011

UBLIC RELATIONS DALAM UPAYA PEMULIHAN CITRA PERPAJAKAN

DI. Yogyakarta Pajak Jakarta)

DIAJUKAN KEPADA FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN HUMANIORA UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGA

UNTUK MEMENUHI SEBAGIAN SYARAT MEMPEROLEH GELAR SARJANA STRATA SATU ILMU KOMUNIKASI

PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN HUMANIORA

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGA

Page 2: Download (1196Kb) - digilib - UIN Sunan Kalijaga

SURAT PERNYATAAN

Yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama Mahasiswa

Nomor Induk

Program Studi

Judul Skripsi

Zakki Mubarok

06730029

Ilmu komunikasi

Strategi Public Relations Dalam UpayaPemulihan Citra Perpajakan (StudiDeskriptif Kualitatif pada DirektoratJenderal Pajak Dl.Yogyakarta pasca MakelarKasus Pajak Di Direklorat Jenderal pajakJakarta).

Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa dalam skripsi saya ini tidak

terdapat karya yang pernah diajukan suntuk memperoleh gelar kesarjanaan di

suatu perguruan tinggi, dan skripsi saya ini adalah hasil karya / penelitian sendiri

dan bukan plagiasi karya lpenelitian orang lain.

Demikian surat pemyataan ini saya buat dengan sesungguhnya agar dapat

diketahui oleh anggota dewan penguji.

Yogyakarta, ll Januari 2011

Yang menyatakan,

T,flfrffiryEzzqMrstgg{orct

6.ffiWffi*

llt'ry5. : * ,6- )Lakki lWbarok ./Nrl/- 06:-300rr/

Page 3: Download (1196Kb) - digilib - UIN Sunan Kalijaga

l,' ,1Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga FM-UINSK-BM-05-03/RO

STIRAT PERSETUJUAN SKRIPSI/TUGAS AKHIR

Hal : SkripsiLampiran : --

Kepada Yth:Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan HumanioraUin Sunan Kalijaga Yogyakarta

As s alamu' al aikum Wr. Wb.

Setelah membac4 meneliti, memberikan petunjuk dan mengoreksi serta mengadakanperbaikan seperluny4 maka kami selaku pembimbing berpendapat bahwa skripsi saudara :

NamaNimJurusanJudul Skripsi

Zakki Mubarok06730029Ilmu KomunikasiStrategi Public Relations Dalam Upaya pemulihan CitraPerpajakan (Studi Deskriptif Kualitatif pada DirektoratJenderal Pajak DI. Yogtaknrta pasca Makelar Kasus DiDire ktorat Je nderal P aj ak Jakarta)

Telah dapat diajukan kepada Fakultas Sosial dan Humaniora Jurusan/hogram StudiIlmu Komunikasi Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta sebagai salah satusyarat untuk memperoleh gelar sarjana dalam Ilmu Komunikasi.

Dengan ini kami mengharap agar skripsi/tugas akhir saudara tersebut di atas segeradimunaqosyahkan. Atas perhatiannya kami ucapkan terima kasih.

Wassalamualaikum Wr. llb

Yogyakart4 11 Januari 201I

Pembimbing,

Dra. Marfu'ah Sri Sanitvastuti M. SiNIP: 19610816 16199203 2003

Page 4: Download (1196Kb) - digilib - UIN Sunan Kalijaga

L}|# Fakultas llmu Sosial l)an Humaniora Universitas Islam NegeriSunan KalijagaFM-tm{sK-PBM-0S0s/RO

Yang dipersiapkan dan disusun oleh

NamaNIMTelah dimunaqasyahkan padaDengan nilai

PENGESAHAN SKRIPSINomor: UIN.02/DSHIPP.00.9I4 lo /2011

Skripsi/Tugas Akhir dengan Judul STRATEGI PUBLIC REI-/IZONS DALAM UPAYAPEMULI}AN CITRA PERPAJAKAN (SfudiDeskriptif Kualitatif Pada Direktorat Jenderal PajakDl.Yogyakarta Pasca Makelar Kasus Di DirektoratJenderal Pajak Jakarta)

Zal.ki Mubarok06730029Jum'ato 28 Januari 2011

8 G, 4c (A/ B)

Dan dinyatakan telah diterima oleh Fakultas Ilmu Sosial dan Humaniora UIN Sunan Kali$aga

SIDAI\IG DEWAI\ MT]NAQASYAH :

Ketua Sidang

F-Drs. Marfu'ah Sri Sanityastuti, M.Si

NIP: 19610816 199203 2 003

Penguji I

1^i"*gt 'Fafrna Dian Pratiwi, S.Sos, M.SiNIP. 19750307 200604 2 001

Yogyakarta 28 Januari 201IUIN Sunan KalijagaIknu Sosial dan Humaniora:-.,D E KA N

ddung Adurahman, M.Hum9630306 198903 0t0 ,L'

Penguji tI

Drs. Siantari Rihartono.NIP. 19600323 199t03

Page 5: Download (1196Kb) - digilib - UIN Sunan Kalijaga
Page 6: Download (1196Kb) - digilib - UIN Sunan Kalijaga

ABSTRAKSI

Penelitian ini berawal dari terbongkarnya makelar kasus yang terjadi pada Direktorat Jenderal pajak mulai maret 2010 lalu, salah satu oknum yang mengatasnamakan salah seorang perpajakan telah mengelapkan uang pajak bernilai miliaran rupiah, akibat timbulnya kasus ini Direktorat Jenderal Pajak mengalami degradasi citra dan kepercayaan pada masyarakat, padahal sebelum kasus ini terjadi Direktorat Jenderal Pajak telah memberikan suatu himbauan yang menarik dengan “hari gini belum bayar pajak, apa kata dunia?”. Dari permasalahan tersebut membuat penulis tertarik bagaimana upaya pemulihan citra perpajakan pasca terkuaknya makelar kasus yang terjadi di instansi perpajakan. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif qualitatif, subyek yang diteliti adalah dari Seksi Pelayanan, Penyuluhan, dan Humas Direktorat Jenderal Pajak Kantor wilayah Sleman DI. Yogyakarta, sedangkan obyek yang akan dikaji adalah bagaimana upaya yang dilakukan untuk memulihkan citra perpajakan. Data yang dikumpulkan dengan menggunakan tiga aspek yakni; Dokumentasi, interview dan observasi. Direktorat Jenderal Pajak kantor wilayah sleman DI. Yogyakarta adalah yang terbesar dari kantor pelayanan pajak yang ada di DI. Yogyakarta, yang mana Direktorat Jenderal Pajak ini menaungi beberapa KPP di wilayah Yogyakarta lainnya seperti Bantul, Kota Yogyakarta, Gunung Kidul, Kulon Progo, dan Sleman. Dalam kasus ini Bidang Pelayanan, Penyuluhan dan Humas menjadi ujung tombak untuk mengajak masyarakat agar membayar pajak nya. Oleh karena itu perlu adanya upaya untuk menumbuhkan rasa sadar masyarakat tentang perpajakan, hal yang telah dilakukan oleh instansi ini adalah dengan menerapkan beberapa strategi seperti Tax Goes To School, Olimpiade Perpajakan, serta penyuluhan-penyuluhan yang dilakukan untuk mengajak masyarakat memenuhi kewajiban membayar pajak demi pembangunan negara. Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa Strategi generik untuk mengatasi krisis pencitraan. Strategi yang telah digunakan yaitu mengatasi krisis adalah dengann menggunakan strategi adaptif dimana dalam strategi ini harus dilaksanakan untuk menjawab semua permasalahan yang terjadi. Strategi dan program-program yang dilakuan oleh Seksi Pelayanan, penyuluhan dan Humas pada direktorat Jenderal Pajak Kantor Wilayah DI. Yogyakarta yang berfokus pada pengenalan, sosialisasi dan persuasi bagi masyarakat untuk berpartisipasi dalam perpajakan demi pembangunan negara. Program-program yang dijalankan dalam rangka kampanye tersebut diimplementasikan dalam dua kategori yang pertama program internal dan eksternal, yakni; In House Training, Training On Trainer, Aksi Simpatik Kampanye, Mengadakan Kegiatan Syawalan berupa kethoprak, Membuat Kompetisi Perpajakan (Olimpiade Perpajakan) antar SMA, Kampanye “Tax Goes To School”, Mendirikan Pojok Pajak, Melakukan Kerjasama Dengan Radio”MQ FM”, Kegiatan Pendonoran Darah, Hari Raya Qurban bersama Masyarakat, Ramadhan Orang Kantoran, dan Aksi Sosial Peduli Merapi

Page 7: Download (1196Kb) - digilib - UIN Sunan Kalijaga

iv

ABSTRACTION

This research began with the discovery of case brokers in the Directorate of General Taxation in March 2010. A person who acted as a taxation official had embezzled billions of rupiahs. Due to this case, the image of the Directorate of General Taxation and society faith in it decreased. However before this case occurred, the Directorate of General Taxation had urged interestingly with “Hari Gini Belum Bayar Pajak, Apa Kata Dunia?” Therefore the researcher tried to find out how to recover the image of the Directorate of General Taxation after the case occurred.

This study used descriptive qualitative method. The subjects observed were service, counseling, and public relation section of the Directorate of General Taxation office of Sleman Yogyakarta. The object would be studied was how to recover the image of the Directorate of General Taxation. The data were collected by using documentation, interview and observation.

The Directorate of General Taxation office of Sleman Yogyakarta is the biggest office in Yogyakarta in which it shades some other KPPs in Yogyakarta; Bantul, Yogyakarta, Gunung Kidul, Kulon Progo, and Sleman. In this case service, counseling, and public relation section become the important parts to invite people to pay the taxes. Therefore there should be an effort to improve the awareness of the society about taxation. The things that have been done by this institution is by applying some strategies such as Tax Goes to School, Taxation Olympiad, and some counseling to urge the society to pay the taxes in order to support this country development.

The result of this study shows that a generic strategy can solve this problem. The strategy has been used is an adaptive strategy in which this strategy should be applied to solve all problems occur. Strategies and programs which were applied by service, counseling, and public relation section of the Directorate of General Taxation office of Yogyakarta focus on introduction, socialization, and persuasion for society to take a hand in taxation in order to support this country development. Programs used on that campaign were implemented into two categories. They were internal and external; In House Training, Training On Trainer, Aksi Simpatik Kampanye, holding a program of Syawalan; kethoprak, Taxation Olimpiade for Senior High School students, a campaign “Tax Goes To School”, establishing Pojok Pajak, cooperating with Radio”MQ FM”, a blood donor program, Hari Raya Qurban bersama Masyarakat, Ramadhan Orang Kantoran, and Aksi Sosial Peduli Merapi.

Page 8: Download (1196Kb) - digilib - UIN Sunan Kalijaga

v

HALAMAN PERSEMBAHAN

��� ا ا���� ا�����

Kupersembahkan Karya Tulis Ini Untuk :Kupersembahkan Karya Tulis Ini Untuk :Kupersembahkan Karya Tulis Ini Untuk :Kupersembahkan Karya Tulis Ini Untuk :

Almamater dan Keluarga Besar Ilmu Komunikasi

Khususnya Angkatan 2006

Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta

Page 9: Download (1196Kb) - digilib - UIN Sunan Kalijaga

vi

MOTTO

Aku ingin menjadi sosok yang bisa membuat

orang di sekitarku

“Tersenyum”“Tersenyum”“Tersenyum”“Tersenyum”

Page 10: Download (1196Kb) - digilib - UIN Sunan Kalijaga

vii

KATA PENGANTAR

�� ا� ا��� ا�����

�ا���� �� . ا�� ا� وا��� ان ���ا ر��ل ا��ا��� ان . ا��� � رب ا����

��� ا! � و"�� ا�� وا ���� �# ��� �.و��� "� Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan limpahan rahmat

dan kasih sayang-Nya. Sholawat seiring salam semoga tercurah kepada baginda Nabi

Muhammad SAW, yang membawa agama Allah untuk umat manusia yaitu agama

Islam.

Akhirnya setelah melalui perjalanan panjang, penyusun menyadari bahwa

dalam penyusunan skripsi ini tak akan dapat terwujud tanpa adanya bantuan,

bimbingan, dan dukungan dari berbagai pihak, sehingga penyusun dapat

menyelesaikan skripsi yang berjudul “Strategi Public Relations Dalam Upaya

Pemulihan Citra Perpajakan”, oleh karena itu dengan kerendahan hati, pada

kesempatan kali ini, penyusun ingin menyampaikan rasa terima kasih kepada semua

pihak yang memiliki andil dan berkontribusi dalam penyusunan skripsi ini, kepada

yang terhormat :

1. Prof. Dr. Dudung Abdurrahman, M.Hum, Selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial

dan Humaniora UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.

2. Dra. Marfu’ah Sri Sanityastuti, M. Si, selaku Ketua Prodi Ilmu Komunikasi,

sekaligus Pembimbing Akademik dan Pembimbing Skripsi, saya mohon maaf

dan terima kasih atas kesabaran dan waktunya selama bimbingan.

Page 11: Download (1196Kb) - digilib - UIN Sunan Kalijaga

viii

3. Segenap dosen yang selama ini mengajar mahasisiwa Ilmu Komunikasi

semoga ilmu yang saya dapat, bisa bermanfaat untuk yang akan datang.

4. My Greatest Parent di Jakarta, Ayahanda bapak Sutomo dan ibunda Suparni.

Terima kasih atas Kasih Sayang, do’a dan perjuangannya.

5. Bapak Yunipan Nur Yogananta, S.E., M.BA, Dan seluruh Staff Seksi

Pelayanan, Penyuluhan, dan Humas Kanwil DitJen Pajak Yogyakarta, , terima

kasih atas waktu dan bantuannya.

6. Kakak dan adikku Nuril Huda dan Choirunnisa terima kasih atas dukungann

dan do’a nya.

7. Teman-teman Ilmu Komunikasi angkatan 2006 yang penuh semangat

“Terima kasih atas kebersamaannya selama ini”.

8. The Special One Romanti (Zie) Terima kasih atas do’a dan dukungannya.

9. Teman-teman Baqit House, terima kasih atas do’a dan semangat kalian.

10. Semua pihak yang telah membantu proses skripsi ini.

Semoga Allah SWT memberi hidayah, rahmat, dan limpahan karunia-

Nya atas bantuan semua pihak yang telah diberikan kepada penulis. Semoga

skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis maupun para pembaca. Amiin.

Yogyakarta, 10 Januari 2011

Penulis

Page 12: Download (1196Kb) - digilib - UIN Sunan Kalijaga

ix

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ……………………………………………. 0

SURAT PERNYATAAN....………………………....................... i

SURAT PERSETUJUAN SKRIPSI............................................. ii

HALAMAN PENGESAHAN........................................................ iii

ABSTRAKSI .................................................................................. iv

HALAMAN PERSEMBAHAN………………………….…….... v

HALAMAN MOTTO…………………………………………..... vi

KATA PENGANTAR……………………………………............ vii

DAFTAR ISI……………………………………………………... ix

DAFTAR GAMBAR.……………………………………………. xii

DAFTAR TABEL........................................................................... xii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah…………………….......... 1

B. Rumusan Masalah ..........…………………………. 10

C. Tujuan Penelitian .................................................... 10

D. Manfaat Penelitian .................................................. 11

E. Tinjauan Pustaka.…………………………………. 11

F. Kajian Teori...............……………………………… 13

G. Metode Penelitian...................................................... 38

1. Jenis Penelitian.......................................................38

2. Subyek dan Obyek Penelitian................................ 39

3. Metode Pengumpulan Data.................................... 40

4. Metode Analisis Data............................................. 42

5. Metode Keabsahan Data........................................ 43

Page 13: Download (1196Kb) - digilib - UIN Sunan Kalijaga

x

BAB II DESKRIPTIF UMUM DIREKTORAT JENDERAL PAJAK

DAN SEKSI PELAYANAN, PENYULUHAN DAN HUBUNGAN

MASYARAKAT KANTOR WILAYAH DI. YOGYAKARTA

A. Letak Geografis.................................................................. 45

B. Sejarah Perpajakan Indonesia dan Modernisasi Direktorat

Jenderal Pajak Kantor Wilayah Yogyakarta....................... 46

1. Sejarah Kantor Pelayanan Pajak di Indonesia……….... 46

2. Visi, Misi, dan Fungsi..................................................... 48

3. Iklim Yang Mendorong Modernisasi Perpajakan........... 50

4. Modernisasi Direktorat Jenderal Pajak........................... 50

5. Strategi Reformasi Perpajakan........................................ 52

6. Modernisasi Administrasi Perpajakan............................ 54

C. Corporate Identitiy.............................................................. 58

1. Logo ………................................................................... 58

2. Motto Direktorat Jenderal Pajak...................................... 59

3. Makna dari Logo “Si Kojib”............................................ 59

4. Sistem dan Prosedur Kerja............................................... 61

5. Struktur Organisasi Direktorat Jenderal Pajak Kanwil

DI.Yogyakarta.................................................................. 61

6. Bidang Penyuluhan, Pelayanan, dan Humas.................... 62

Page 14: Download (1196Kb) - digilib - UIN Sunan Kalijaga

xi

BAB III PEMBAHASAN

A. Strategi Public Relations....................................................... 65

1. Strategi Generik Dalam Menangani Krisis citra ............. 65

2. Strategi Internal................................................................ 72

3. Strategi Eksternal.............................................................. 80

B. Pemulihan Citra..................................................................... 82

1. Pembentukan Citra............................................................ 82

2. Analisis Lingkungan.......................................................... 84

3. Implementasi Strategi Dalam Pemulihan Citra................. 96

BAB IV PENUTUP

A. Kesimpulan ………………………………………………. 105

B. Saran-Saran.......................................................................... 107

C. Kata Penutup.....…….......………………………………… 108

Daftar Pustaka

Lampiran-Lampiran

Page 15: Download (1196Kb) - digilib - UIN Sunan Kalijaga

xii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 : Proses Terbentuknya Citra Perusahaan............................... 30

Gambar 2 : Proses Manajemen Strategik............................................... 33

Gambar 3 : Model Sederhana Implementasi strategi............................. 35

Gambar 4 : Tujuan dari Modernisasi Pajak............................................ 51

Gambar 5 : Kementrian Keuangan............................................................. 58

Gambar 6 : Makna logo Lebah Kojib..................................................... 60

Gambar 7 : Struktur Organisasi Direktorat Jenderal Pajak Kantor Wilayah

Yogyakarta.......................................................................... 62

Gambar 8 : Struktrur Organisasi Bidang Pelayanan, Penyuluhan,

Dan Humas.......................................................................... 64

Gambar 9 : Proses Terbentuknya Citra Perusahaan dari masyarakat..... 83

Gambar 10 : Proses Implementasi Strategi Seksi Pelayanan, Penyuluhan,

Dan Humas Dalam Upaya Pemulihan Citra........................ 97

Page 16: Download (1196Kb) - digilib - UIN Sunan Kalijaga

xiii

DAFTAR TABEL

Tabel 1 : Jadwal Pembicara Materi Perpajakan Kanwil Direktorat

Jenderal Pajak di MQ FM........................................................ 79

Tabel 2 : Tabel Analisis SWOT Humas Direktorat Jenderal Pajak........ 91

Tabel 3 : SWOT Matrix.......................................................................... 92

Tabel 4 : Penerimaan Pajak DIY Bulan Maret Hingga18 Juni 2010...... 103

Page 17: Download (1196Kb) - digilib - UIN Sunan Kalijaga

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pembangunan nasional adalah kegiatan yang berlangsung terus-menerus

dan berkesinambungan untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat baik materiil

maupun spiritual. Untuk dapat merealisasikan tujuan tersebut perlu banyak

memperhatikan masalah serius dalam pembiayaan pembangunan.

Salah satu untuk mewujudkan kemandirian negara dalam pembangunan

negara adalah dengan menggali sumber dana yang berasal dari dalam negeri

yakni berupa pajak. Pajak digunakan untuk membiayai pembangunan yang

berguna bagi kepentingan bersama.

Apabila membahas tentang pengertian pajak banyak sekali, para ahli

memberikan pernyataan bahasan tentang pajak. Menurut Prof. Dr. Rachmat

Soemitro, SH. Pajak ialah iuran rakyat kepada kas negara berdasarkan

undang-undang (yang dapat dipaksakan) dengan tiada mendapat jasa timbal

balik (kontra-pretasi) yang langsung dapat ditunjukkan dan yang digunakan

untuk membayar pengeluaran umum (Munawir, 1997, hal. 3). Definisi

tersebut jika dilihat dari aspek fungsi pajak yang lebih fokus sebagai mengatur

(reguler). Namun terdapat fungsi lain yaitu pajak sebagai fungsi penerimaan

(budgeter), dimana jika ditinjau definisinya pajak ialah iuran kepada negara

(yang dapat dipaksakan) yang terutang oleh yang wajib membayarnya

menurut peraturan-peraturan, dengan tidak mendapat prestasi−kembali, yang

Page 18: Download (1196Kb) - digilib - UIN Sunan Kalijaga

langsung dapat ditunjuk, dan yang gunanya adalah membiayai pengeluaran-

pengeluaran umum berhubung dengan tugas negara yang menyelenggarakan

pemerintahan (Waluyo, 2002, hal.5).

Untuk menyelenggarakan tugas seperti yang telah didefinisikan di atas,

pemerintah dari Kementrian Keuangan (Kemenkeu) mendirikan sebuah

instansi perpajakan yang lebih dikenal dengan Direktorat Jenderal Pajak.

Instansi tersebut merupakan lembaga yang bertugas melakukan pembinaan,

penyuluhan, pelayanan, penelitian dan pengawasan terhadap pelaksanaan

wajib pajak. Sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan dalam peraturan

perpajakan yang berlaku yaitu, Undang-Undang Pajak No.6 tahun 1983

tentang ketentuan umum dan tata cara perpajakan. Namun dalam

operasionalnya, Kementerian Keuangan melimpahkan wewenang tersebut ke

dalam aspek hukum dengan mencantumkan sanksi-sanksi hukum apabila

wajib pajak lalai atau sengaja tidak menunaikan kewajibannya membayar

pajak kepada Direktorat Jenderal Pajak sebagai instansi yang bergerak

melayani masyarakat untuk melakukan tugas tersebut. Dengan demikian

masyarakat Indonesia dapat melakukan kewajiban perpajakan tanpa kesulitan

dan kekhawatiran karena ada lembaga berwenang yang akan mengawasi dana

yang telah disalurkan.

Oleh karena itu, sebagai instansi yang diberikan wewenang untuk

mengelola iuran yang telah masuk pada kas negara, Direktorat Jenderal Pajak

mengajak masyarakat agar berpartisipasi dalam mensukseskan program yang

telah dicanangkan oleh pemerintah. Pembangunan serta perawatan

Page 19: Download (1196Kb) - digilib - UIN Sunan Kalijaga

infrastruktur negara merupakan kewajiban bagi seluruh lapisan masyarakat

yang nantinya akan dinikmati kembali oleh rakyat. Dalam Al-Qur’an

menjelaskan secara implisit mengenai harta dan penggunaanya. Jika kita

memperhatikan makna yang terkandung di dalam surat Al-baqarah ayat 267

banyak sekali pesan-pesan yang dapat dicerna dan dipahami, ayat tersebut

berbunyi :

$ yγ •ƒ r'‾≈ tƒ t Ï%©!$# (# þθ ãΖtΒ#u (#θ à)Ï�Ρr& ÏΒ ÏM≈ t6 ÍhŠsÛ $ tΒ óΟ çFö;|¡ Ÿ2 !$ £ϑÏΒ uρ $oΨô_ t� ÷zr& Νä3s9 z ÏiΒ

ÇÚö‘ F{ $# ( Ÿωuρ (#θßϑ£ϑu‹ s? y]ŠÎ7 y‚ø9 $# çµ÷ΖÏΒ tβθà)Ï�Ψè? ΝçGó¡s9 uρ ϵƒÉ‹Ï{$ t↔Î/ HωÎ) βr& (#θ àÒÏϑøó è?

ϵ‹Ïù 4 (# þθßϑn=ôã$#uρ ¨βr& ©!$# ; Í_ xî Ïϑym ∩⊄∉∠∪

Artinya: Hai orang-orang yang beriman, nafkahkanlah (di jalan Allah) sebagian dari hasil usahamu yang baik-baik dan sebagian dari apa yang Kami keluarkan dari bumi untuk kamu. Dan janganlah kamu memilih yang buruk-buruk lalu kamu menafkahkan daripadanya, padahal kamu sendiri tidak mau mengambilnya melainkan dengan memincingkan mata terhadapnya. Dan ketahuilah, bahwa Allah Maha Kaya lagi Maha Terpuji (Q.S: Al-Baqarah :267).

Dari ayat tersebut sangat jelas bahwa orang-orang yang beriman di

wajibkan menafkahkan sebagian dari hasil usahanya untuk kepentingan yang

baik-baik dan tidak untuk dipergunakan hal-hal yang buruk. Dalam konteks

ini perpajakan dapat diposisikan sebagai salah satu sarana untuk menyalurkan

sebagian harta yang kita peroleh untuk kepentingan yang baik dan bermanfaat.

Untuk mengajak masyarakat agar turut berpartisipasi dalam

menafkahkan sebagian harta mereka kepada negara, dibutuhkan pendekatan

yang baik agar masyarakat bisa menerima ajakan untuk menyisihkan sedikit

Page 20: Download (1196Kb) - digilib - UIN Sunan Kalijaga

harta mereka bagi pembangunan negara seperti; Rumah sakit, gedung sekolah,

perawatan jalan dan lain-lain. Salah satu upaya pendekatan yang telah

dilakukan oleh instansi perpajakan adalah menanamkan kesadaran wajib pajak

dengan menggunakan berbagai media, baik media cetak berupa koran dan

majalah serta media elektronik, bentuknya berupa periklanan melalui televisi,

radio, dan lainnya baik dalam skala lokal maupun nasional agar meningkatkan

animo masyarakat akan kesadaran wajib pajak.

Dewasa ini kekuatan media sangat berpengaruh bagi masyarakat dalam

menerima, meresapi, memahami hingga menentukan keputusan dari informasi

yang didapatnya baik dari informasi Mouth to Mouth (mulut ke mulut) atau

yang sangat berpengaruh yaitu dari iklan. Iklan dalam keilmuan komunikasi

menduduki fungsi komunikasi instrumental. Komunikasi instrumental

mempunyai beberapa tujuan umum, yaitu: menginformasikan, mengajak,

mendorong, merubah sikap dan keyakinan, dan merubah perilaku atau

menggerakkan tindakan, dan juga untuk menghibur. Bila diringkas, maka

kesemua tujuan tersebut dapat disebut membujuk atau mengajak (bersifat

persuasif) (Mulyana, 2005, hal.30).

Berbagai versi iklan tentang perpajakan ditayangkan guna

menumbuhkan rasa kesadaran dalam masyarakat untuk wajib pajak. Pajak

bahkan memiliki slogan-slogan seperti; “Hari Gini Belum Ngurus

Pajak...apa kata dunia?, “Hari gini tidak Punya NPWP...apa kata dunia?”

bahkan ada pula yang slogan”Hari gini masih KKN...apa kata dunia?”

slogan-slogan yang menarik dan mempunyai makna yang mendalam. Slogan

Page 21: Download (1196Kb) - digilib - UIN Sunan Kalijaga

yang baik dan mengharap publik memiliki stigma positif terhadap perpajakan.

Hampir seluruh slogan tersebut ditujukan mengimbau masyarakat dalam hal

perpajakan.

Selain dengan iklan pada televisi dan radio, humas perpajakan juga

mengajak masyarakat akan sadar wajib pajak dengan memasang iklan pada

billboard, menerbitkan majalah bulanan, hingga strategi kampanye perpajakan

melalui pajak keliling, dan juga kring pajak demi melayani publik untuk

memberikan informasi sebanyak mungkin. Dengan adanya upaya-upaya

tersebut diharapkan masyarakat mengerti akan perpajakan dari tata cara

pembayaran serta penggunaan uang yang dihasilkan dari pajak.

Pesan-pesan yang ditunjukkan pada masyarakat dan ditampilkan melalui

berbagai kegiatan, secara tidak langsung menumbuhkan kesan pada

masyarakat bahwa perpajakan itu sangat membantu bagi kemajuan dan

pembangunan negara. Kesan ini yang dikatakan sebagai sebuah citra atau

image.

Citra merupakan kesan yang diperoleh seseorang berdasarkan

pengetahuan dan pengertian tentang fakta-fakta atau kenyataan yang

didapatkan melalui informasi. Pernyataan ini diperkuat oleh Sandra Oliver,

dalam buku Manajemen Public Relations yaitu suatu gambaran tentang

mental, ide yang dihasilkan oleh imaginasi atau kepribadian yang di tunjukkan

kepada publik oleh seseorang, organisasi, dan sebagainya (Oliver, 2007,

hal.51).

Page 22: Download (1196Kb) - digilib - UIN Sunan Kalijaga

Untuk menumbuhkan citra positif memerlukan banyak waktu dan

perjuangan tak kenal lelah. Apabila melihat pada bagaimana Pajak Bumi dan

Bangunan yang terbangun secara terstruktur dan terorganisir cukup lama

antara aparat pajak, aparat pemda dan tokoh masyarakat yang telah berhasil

membangun citra positif sehingga terjadi ikatan bathin antara masyarakat dan

pembayaran PBB-nya.

Namun seiring berjalannya waktu, slogan-slogan, usaha-usaha serta

contoh keberhasilan yang menjadi mersuasi publik, kini menjadi bumerang

karena kepercayaan publik terhadap instansi perpajakan sedang diuji akibat

tindakan oknum yang mengatasnamakan sebagai staff perpajakan. Akibatnya

kepercayaan yang telah tumbuh pada masyarakat mengalami degradasi

signifikan setelah dilakukan berbagai upaya tentang perpajakan seperti yang

telah dipaparkan diatas. Hal tersebut terjadi setelah terungkapnya markus

(makelar kasus) di instansi pemerintahan yaitu di Kantor Pusat Direktorat

Jenderal Pajak yang bertempat di Jakarta. Sudah menjadi rahasia umum

bahwa birokrasi di Indonesia tidak mampu lepas dari tindak korupsi. Kejadian

ini dapat dikatakan ironis karena sebelumnya Direktorat Jenderal Pajak sangat

aktif melakukan kampanye tentang kesadaran membayar pajak serta

menggalakkan reformasi Jilid II dengan konsep modernisasi.

Salah satu kasus yang merugikan instansi perpajakan membuat

masyarakat menunjukkan sikap negatif bukan hanya pada citra instansi

bahkan kepada pegawai perpajakan. Kasus yang terungkap yang dilakukan

oleh salah satu pegawai Direktorat Jenderal Pajak telah merusak nama baik

Page 23: Download (1196Kb) - digilib - UIN Sunan Kalijaga

dan citra instansi. Kerugian Negara yang semula sekitar berjumlah Rp 28 M,

ternyata setelah diselidiki oleh pihak kepolisian uang yang diselundupkan

kurang lebih mencapai angka 104 M. Akibat tindakan korupsi yang dilakukan

tersangka Gayus Tambunan menjadi headline pada berbagai media dan

publik.

Dampak dari kasus korupsi pajak menyebabkan masyarakat semakin

tidak percaya pada instansi perpajakan, dan berdampak pada terbentuknya

citra negatif, aksi kritik dan protes masyarakat terhadap Direktorat Jenderal

Pajak diwujudkan dalam beberapa aksi baik secara massal dengan melakukan

demo boikot membayar pajak maupun secara individual dalam aspek

Psikologis personal kepada staff perpajakan. Gerakan aksi protes lainnya

adalah demonstrasi yang dilakukan diberbagai kota, sampai akun Facebook

dengan “Gerakan 1.000.000 Facebookers boikot pembayaran pajak”. Perilaku

masyarakat tersebut mendapat respon dari Ketua DPP Partai Amanat Nasional

(PAN) Bara Hasibuan, yang mengatakan “Rakyat pantas marah atas praktik

makelar kasus (markus) pajak Rp 25 miliar lebih yang diduga dilakukan

pegawai Pajak, Gayus Tambunan. Namun kemarahan harus dilakukan dalam

bentuk memastikan kasus tersebut diselesaikan secara hukum, bukan dengan

memboikot pembayaran pajak” (www.detiknews.com).

Kondisi yang telah dijabarkan di atas sangat kontras dengan keadaan

yang dialami di Direktorat Jenderal Pajak kantor wilayah DI. Yogyakarta yang

selalu mencapai hasil melebihi target selama dua tahun. Secara keseluruhan

perpajakan di DI. Yogyakarta terus mengalami peningkatan dalam hal

Page 24: Download (1196Kb) - digilib - UIN Sunan Kalijaga

ketaatan masyarakat wajib pajak. Bahkan Kantor Pelayanan Pajak Pratama

(KPP) Sleman menduduki peringkat pertama dalam hal kepatuhan pajak di

DIY dan di atas rata-rata nasional selama dua tahun berturut-turut. Hal ini juga

membuat Propinsi DIY berada dalam posisi “biru” yang artinya tinggi dalam

pencapaian pajak. Dari ke 31 kanwil pajak hanya ada 4 kanwil yang berwarna

“biru” yaitu DIY, Solo, DKI dan Semarang. Warga Yogyakarta ternyata masih

memiliki kesadaran yang tinggi. Hal tersebut bisa dilihat dari data tahun 2009,

target pajak di DIY telah terealisasi dengan baik dengan pencapaian pajak

102,7%. Pencapaian tersebut lebih tinggi dari target awal Rp 1,6 triliun dan ini

sudah diraih dua kali secara berturut-turut. Sedangkan untuk PPh 21 mencapai

angka 151 (www.bernas.co.id).

Meskipun dalam pencapaian di Direktorat Jenderal Pajak kantor wilayah

DI. Yogyakarta selalu melebihi target, ternyata dampak dari makelar kasus

tetap terasa pada instansi yang bertempat di Sleman ini. Imbasnya sangat

dirasakan pada citra negatif perpajakan akibat kasus yang hingga saat ini

masih belum ada titik terangnya. Ada orang bijak (Pepatah) mengatakan:

“Nila setitik rusak susu sebelanga”. Ungkapan itu nampaknya tepat bila

ditujukan pada Instansi yang sedang menghadapi situasi yang sulit ini. Para

staff perpajakan di DI. Yogyakarta tentu tetap merasa malu akibat salah satu

oknum nakal yang mengatasnamakan pegawai perpajakan. Untuk mengurangi

dampak negatif dari terungkapnya kasus Gayus Tambunan terhadap pegawai

perpajakan, salah satu staff KPP Pratama Yogyakarta saudara Iwang

Kurniawan, berinisiatif membuat akun Facebook “32.000 Pegawai Pajak Siap

Page 25: Download (1196Kb) - digilib - UIN Sunan Kalijaga

Diperiksa Kekayaannya” untuk membuktikan bahwa tidak semua pegawai

pajak melakukan tindakan korupsi.

Data menunjukkan meski akun tersebut baru empat hari dibuat, namun

jumlah anggotanya yang bergabung sudah mencapai 4.033 orang. Bahkan di

akun tersebut, para pegawai pajak menuliskan isi hatinya, yang isinya

menyatakan tidak semua pegawai pajak seperti Gayus Tambunan

(www.klikp21.com).

Iwang Kurniawan mengatakan, para pegawai pajak menanggung beban

moral karena tindakan korupsi yang dilakukan Gayus. Oleh karena itu, sebagai

bentuk klarifikasi pegawai pajak bahwa tidak semua pegawai pajak

berperilaku seperti Gayus, maka Iwang berinisiatif membuat akun jejaring

sosial Facebook (www.klikp21.com).

Sementara itu kepala Kantor Pajak Pratama Yogyakarta Maryanto

mengaku, mendukung apa yang dilakukan staffnya tersebut. Sebab

kenyataannya, tidak semua pegawai pajak seperti Gayus Tambunan. Gayus

hanyalah oknum yang tidak bertanggung jawab. Sehingga tindakan sebagian

oknum, tidak semestinya diberlakukan untuk semua pegawai pajak. Masih

banyak pegawai pajak yang bersih dari mafia pajak (www.klikp21.com).

Citra negatif Direktorat Jenderal Pajak harus diatasi agar masyarakat

mengembalikan kepercayaannya untuk membayar pajak. Hal tersebut menjadi

tugas berat bagi Direktorat Jenderal Pajak diseluruh Indonesia termasuk

Direktorat Jenderal Pajak DI. Yogyakarta. Dari penjabaran tentang latar

belakang masalah diatas peneliti merasa tertarik dan menilai perlu diadakan

Page 26: Download (1196Kb) - digilib - UIN Sunan Kalijaga

penelitian di Direktorat Jenderal Pajak mengenai strategi-strategi Public

Relations yang dilakukan oleh kantor wilayah Direktorat Jenderal Pajak

Yogyakarta dalam upaya memulihkan citra pasca markus pajak.

B. Rumusan Masalah

Dari uraian latar belakang masalah di atas, peneliti merumuskan

permasalahan sebagai berikut:

1. “Bagaimana Strategi Public Relations yang dilakukan oleh kantor

wilayah Direktorat Jenderal Pajak DI. Yogyakarta dalam

memulihkan citra pasca makelar kasus pajak?”

2. “Bagaimana kendala yang dihadapi Direktorat Jenderal Pajak DI.

Yogyakarta dalam upaya pemulihan citra perpajakan?”

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah, maka tujuan dari

penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui Strategi Public Relations dalam upaya pemulihan

citra yang dilakukan pasca makelar kasus pajak.

2. Untuk menginformasikan pada masyarakat mengenai kendala yang

dihadapi dalam pemulihan citra.

Page 27: Download (1196Kb) - digilib - UIN Sunan Kalijaga

D. Manfaat Penelitian

Sedangkan manfaat dari penelitian ini akan di deskripsikan dalam

beberapa hal yaitu :

1. Manfaat Akademis

a. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan ilmu

pengetahuan, khususnya pengetahuan Ilmu Komunikasi.

b. Untuk menambah kajian ilmu pengetahuan tentang Public

Relations dan kegiatannya.

2. Manfaat Praktis

a. Memberi wawasan, pengetahuan dan pengalaman dalam

menerapkan teori kedalam praktek sebenarnya.

b. Sebagai kontribusi praktis bagi Kantor Pelayanan Pajak wilayah

Yogyakarta untuk lebih meningkatkan aktivitas Public

Relations.

E. Tinjauan Pustaka

Sebagai perbandingan bahwa penelitian ini belum pernah dilakukan

sebelumnya, maka peneliti melakukan tinjauan pustaka terhadap beberapa

skripsi yaitu :

Pertama pada penelitian Flora Rolyta Agustiany Wehantouw, mahasiswi

Universitas Pembangunan Nasional Veteran Yogyakarta Jurusan Ilmu

Komunikasi 2006, yang berjudul Strategi Kampanye PR Oleh Kantor

Pelayanan Pajak Yogyakarta Satu Dalam Rangka Mewujudkan Masyarakat

Sadar dan Peduli Pajak. Dalam penelitiannya, Flora meneliti strategi yang

Page 28: Download (1196Kb) - digilib - UIN Sunan Kalijaga

dijalankan hanya terfokus kampanye Public Relations (Public Relations

Campaign) sebelum terjadinya kasus yang menimpa Direktorat Jenderal

Pajak, dan tidak secara keseluruhan strategi yang dijalankan oleh divisi PR di

Kantor Pelayanan Pajak. Hasil penelitian tersebut adalah perencanaan yang

kurang dilakukan oleh divisi humas Kantor Pelayanan Pajak Yogyakarta,

kampanye yang dilakukan kurang efektif karena mengalami beberapa

hambatan, dan dalam penggunaan media seperti Iklan layanan Masyarakat,

Buletin, Brosur dan Baliho yang kurang berhasil. Perbedaan penelitian yang

dilakukan Flora berbeda dengan yang akan penulis teliti, perbedaan tersebut

sangat tampak pada fokus penelitian, pada penelitian Flora hanya berfokus

pada kegiatan kampanye untuk mengajak masyarakat taat membayar pajak,

sedangkan penulis akan meneliti yang berfokus pada upaya pemulihan citra.

Kajian yang kedua adalah dalam penelitian Yustadi Mustamin,

mahasiswa Universitas Pembangunan Nasional Veteran Yogyakarta Jurusan

Ilmu Komunikasi 2007 yang berjudul Strategi PR Hotel Saphir Yogyakarta

Dalam Mengembalikan Citra Sebagai Salah Satu Hotel Yang Layak Pakai

Pasca Gempa 27 Mei 2006. Penelitiannya melihat strategi PR yang

dijalankan perusahaan tersebut menitik beratkan pada perencanaan strategi

internal dan eksternal. Hasil dari penelitiannya adalah adanya perbandingan

strategi sebelum dan sesudah gempa. Sebelum gempa terjadi pihak Public

Relations Hotel Saphir hanya fokus dalam menjaga nama baik saja, tetapi

dalam strategi yang digunakan setelah gempa divisi Public Relations Hotel

Saphir menjalankan dua strategi, yakni strategi internal dan eksternal.

Page 29: Download (1196Kb) - digilib - UIN Sunan Kalijaga

Strategi internal yang dijalankan dengan mengadakan rapat evaluasi

untuk karyawan hotel yang menjadi korban gempa dan juga melakukan

renovasi serta perbaikan hotel. Sedangkan kegiatan eksternalnya memberikan

paket “Help Yogya With Tourism” bagi yang ingin menginap di Hotel Saphir,

serta mengirimkan e-mail kepada tamu yang berada diluar Yogyakarta. Selain

itu, kegiatan eksternal yang dilakukan oleh PR Hotel Saphir pasca gempa,

adalah pihak Hotel Saphir lebih fokus pada kegiatan kemanusiaan dan bakti

sosial.

Penelitian yang dilakukan penulis berbeda dengan penelitian milik

Yustadi, disini peneliti tidak hanya dari startegi internal maupun eksternal

namun, ditambahkan dengan strategi generik yang dilakukan dalam

mengahadapi krisis dan juga upaya pemulihan citra, serta meneliti dari

beberapa strategi yang dijalankan baik yang bersifat strategi internal maupun

eksternal oleh Humas instansi perpajakan kantor wilayah Yogyakarta pasca

makelar kasus pajak yang belakangan terakhir menjadi topik hangat yang

dibicarakan masyarakat.

F. Kajian Teori

1. Public Relations

Sebelum penulis menjabarkan penelitian tentang kehumasan ini,

maka akan lebih baik jika mengetahui terlebih dahulu pengertian atau

definisi mengenai humas atau dalam istilah lain dikenal sebagai PR

(Public Relations). Public Relations merupakan salah satu bidang

Page 30: Download (1196Kb) - digilib - UIN Sunan Kalijaga

komunikasi yang berkembang pesat dalam berbagai aspek. Aktivitas

Public Relations pada dasarnya sudah ada sejak dulu, tetapi belum

disadari oleh sebagian banyak masyarakat. Tetapi peran dan fungsi

Public Relations lebih diakui dalam kegiatan bisnis dan bidang kegiatan

lainnya mulai abad ke-20 (Ardiyanto dan Erdinaya, 2007, hal. 169).

Banyak definisi yang berbeda mengenai Public Relations itu

sendiri, tidak ada yang dapat mengartikan Public Relations secara

mutlak, karena para ahli di Public Relations mempunyai pandangan yang

berbeda tentang Public Relations. Ada yang mempunyai sudut pandang

Public Relations dari aspek komunikasi dan ada juga yang memandang

dari aspek publikasi, bisnis, manajamen pemasaran dan periklanan. Dan

sebagian lagi ada yang memandang dari aspek krisis (Kasali, 2008,

hal.6).

Definisi Public Relations menurut Internal Public Relations

Associations (IPRA) 1978, (Ruslan, 1998, hal. 16) adalah:

“Public Relations adalah fungsi manajemen yang khas dan mendukung pembinaan, pemeliharaan jalur bersama antara organisasi dengan publiknya, menyangkut aktivitas komunikasi, pengertian, penerimaan dan kerjasama melibatkan manajemen dalam menghadapi persoalan, membantu manajemen untuk mampu menangani opini publik, mendukung manajemen dalam mengikuti dan memanfaatkan perubahan secara efektif, bertindak sebagai sistem peringatan dini dalam mengantisipasi kecenderungan penggunaan penelitian serta teknik komunikasi yang sehat dan etis sebagai sarana utama”.

Definisi Public Relations adalah usaha yang direncanakan secara

terus-menerus dengan sengaja, guna membangun dan mempertahankan

pengertian timbal balik antara organisasi dan masyarakatnya. Pendapat

Page 31: Download (1196Kb) - digilib - UIN Sunan Kalijaga

ini menunjukkan bahwa Public Relations dianggap sebuah proses atau

aktivitas yang bertujuan untuk menjalin komunikasi antara organisasi dan

pihak luar organisasi. Seperti yang dijelaskan dalam Al-Quran:

äí ÷Š $# 4’n<Î) È≅‹Î6 y™ y7 În/u‘ Ïπyϑõ3Ïtø: $$ Î/ Ïπ sàÏãöθ yϑø9 $#uρ ÏπuΖ|¡ptø: $# ( Ο ßγ ø9 ω≈ y_ uρ ÉL©9 $$ Î/ }‘Ïδ

ß |¡ôm r& 4 ¨βÎ) y7−/u‘ uθ èδ ÞΟ n=ôãr& yϑÎ/ ¨≅ |Ê tã Ï& Î#‹Î6 y™ ( uθ èδ uρ ÞΟn=ôãr& tωtGôγ ßϑø9 $$ Î/ ∩⊇⊄∈∪

Artinya : Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk (Q.S An-Nahl:125).

Public Relations berperan dalam membangun hubungan,

khususnya hubungan komunikasi, antara organisasi dengan masyarakat

luas. Untuk itu, peran dan aktifitas Public Relations sangat penting untuk

bisa mengelola manajemen komunikasi.

Meskipun demikian, para ahli di bidang Public Relations telah

menyepakati beberapa definisi Public Relations. Dimana definisi tersebut

banyak digunakan oleh praktisi dan akademisi PR sebagai panduan untuk

mendefinisikan Public Relations. Beberapa definisi tersebut adalah

sebagai berikut:

a. Ahli Public Relations lainnya yang turut memberi pengertian tentang

definisi Public Relations adalah Scoot M. Cutlip, Allen H. Center, dan

Glen M. Broom. Para ahli ini menulis buku tentang Public Relations

yang diberi judul Effective Public Relations. Didalamnya dimuat

pendapat mereka tentang definisi Public Relations, yaitu “Public

Page 32: Download (1196Kb) - digilib - UIN Sunan Kalijaga

Relations adalah fungsi manajemen yang membangun dan

mempertahankan hubungan yang baik dan bermanfaat antara

organisasi dengan publik yang mempengaruhi kesuksesan atau

kegagalan organisasi tersebut” (Cutlip, 2006, hal. 6).

b. Sandra Oliver dalam bukunya menjelaskan bahwa Public Relations

adalah manajemen reputasi organisasi. Public Relations

mengidentifikasi persepsi yang dipegang oleh organisasi dan memberi

informasi mengenai kinerja organisasi kepada semua audience yang

relevan. Public Relations menyangkut pengembangan reputasi yang

pantas untuk sebuah organisasi, yang didasarkan pada kinerja.

Reputasi tersebut tidak harus baik, tetapi hanya yang pantas diperoleh

organisasi tersebut (Oliver, 2007, hal. 5).

c. Onong Uchjana Effendy juga menjelaskan tentang Public Relations

meskipun dalam bukunya istilah Public Relations masih diwakilkan

dengan humas. Dia menulis “Humas adalah komunikasi dua arah

antara organisasi dengan publik secara timbal balik dalam rangka

mendukung fungsi dan tujuan manajemen dengan meningkatkan

pembinaan kerja sama dan pemenuhan kepentingan bersama”

(Effendy, 2006, hal. 131).

Dari beberapa definisi diatas, peneliti dapat menyimpulkan bahwa

PR (Public Relations) atau humas secara garis besar adalah kegiatan

komunikasi dengan publik yang bertujuan sebagai penghubung dalam

sebuah instansi baik dalam hubungan internal maupun eksternal yang

Page 33: Download (1196Kb) - digilib - UIN Sunan Kalijaga

memiliki keterkaitan satu sama lain. Dengan adanya Public Relations

diharapkan dapat merubah situasi yang buruk serta menjaga kestabilan

dalam sebuah instansi seperti dalam surat Ar-Ra’ad ayat 11 :

…çµ s9 ×M≈ t7Ée)yè ãΒ .ÏiΒ È ÷t/ ϵ ÷ƒ y‰tƒ ôÏΒ uρ ϵÏ�ù=yz …çµ tΡθ Ýà x�øts† ô ÏΒ Ì� øΒ r& «! $# 3 āχ Î) ©!$# Ÿω

ç�Éi� tó ム$tΒ BΘ öθ s)Î/ 4 ®Lym (#ρç�Éi� tó ム$ tΒ öΝÍκŦ à�Ρr'Î/ 3 !#sŒ Î)uρ yŠ# u‘r& ª! $# 5Θöθ s)Î/ #[ þθ ß™ Ÿξ sù ¨Š t�tΒ

…çµ s9 4 $ tΒ uρ Ο ßγ s9 ÏiΒ Ïµ ÏΡρߊ ÏΒ @Α#uρ ∩⊇⊇∪

Artinya: Bagi manusia ada malaikat-malaikat yang selalu mengikutinya bergiliran, di muka dan di belakangnya, mereka menjaganya atas perintah Allah. Sesungguhnya Allah tidak merubah Keadaan sesuatu kaum sehingga mereka merubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri. Dan apabila Allah menghendaki keburukan terhadap sesuatu kaum, Maka tak ada yang dapat menolaknya; dan sekali-kali tak ada pelindung bagi mereka selain Dia. Bagi tiap-tiap manusia ada beberapa Malaikat yang tetap menjaganya secara bergiliran dan ada pula beberapa Malaikat yang mencatat amalan-amalannya. Dan yang dikehendaki dalam ayat ini ialah Malaikat yang menjaga secara bergiliran itu, disebut Malaikat Hafazhah. Tuhan tidak akan merubah Keadaan mereka, selama mereka tidak merubah sebab-sebab kemunduran mereka (Q.S Ar-Ra’d:11).

2. Strategi Public Relations

Sebelum meninjau strategi Public Relations ada baiknya peneliti

menjelaskan makna kata dari strategi yang sebenarnya berasal dari

bahasa Yunani yang berarti kepemimpinan dalam ketentaraan. Konotasi

ini berlaku selama perang yang kemudian berkembang menjadi

manajemen ketentaraan dalam rangka mengelola para tentara bagaimana

melakukan mobilisasi pasukan dalam jumlah yang besar, bagaimana

Page 34: Download (1196Kb) - digilib - UIN Sunan Kalijaga

mengkoordinasikan komando yang jelas, dan sebagainya (Dirgantoro,

2001, hal. 5).

Namun dalam kaca mata bisnis para manajer biasanya mengartikan

kata strategi dengan perencanaan jangka panjang yang berkenaan dengan

tujuan-tujuan dasar perusahaan atau instansi (Senger, 2010, hal. 15).

Menyusun strategi adalah bagian tersulit dari proses perencanaan. Jika

proses strategi yang diterapkan sesuai, maka segalanya akan berjalan

lancar, sebaliknya apabila strategi tersebut tidak sesuai dengan

penerapannya, maka tidak akan berjalan dengan sukses. Sedangkan

menurut kamus umum bahasa Indonesia, strategi adalah siasat atau

muslihat yang digunakan untuk mencapai suatu maksud (Partanto dan

Dahlan, 1994, hal. 727).

Dari definisi tersebut sangat jelas bahwa strategi pada awalnya

bermula dari peristiwa peperangan, yaitu sebagai siasat untuk

mengalahkan musuh. Namun seiring perkembangan selanjutnya istilah

ini berkembang tidak hanya untuk peperangan melainkan untuk kegiatan

manajemen, ekonomi, bisnis, sosial, dan budaya.

Krisis yang dialami oleh instansi perpajakan salah satunya adalah

krisis kepercayaan yang mulai hilang dari masyarakat, kepercayaan itu

luntur ketika media memberitakan tentang kasus yang menimpa salah

satu oknum karyawan perpajakan melakukan tindak pidana korupsi dari

uang pajak. Divisi Public Relations perlu melakukan sesuatu untuk

membuat masyarakat kembali percaya dan memulihkan citra yang sudah

Page 35: Download (1196Kb) - digilib - UIN Sunan Kalijaga

terlanjur buruk di masyarakat. Sebelum mengambil langkah-langkah

komunikasi untuk mengendalikan krisis, perusahaan atau instansi perlu

menetapkan strategi yang akan diambil. Ada tiga strategi untuk

menangani krisis, (Sanityastuti, Dian Pratiwi, dan Triwijayanti, 2008,

hal. 94), tiga strategi ini lebih dikenal dengan istilah strategi generik

yakni:

a. Defensive strategy (strategi bertahan)

Strategi defensive atau bertahan dapat dipilih apabila organisasi

terancam isu yang beredar di publik, padahal organisasi sangat yakin

tidak melakukan sesuatu kesalahan baik prosedural maupun legal.

Ancaman itu dapat dikategorikan sebagi usaha penggerogotan yang

bila berhasil akan menimbulkan kekacauan dalam tubuh instansi atau

organisasi. Strategi ini dapat dilakukan dengan cara tradisional yang

berupaya untuk mempertahankan apa yang sudah dimilikinya, yang

mana strategi ini disebut strategi “Status Quo” (Indriyo 2001, hal. 97-

98).

Dalam menerapkan strategi bertahan bukan berarti organisasi

hanya berdiam diri, sekalipun kesan yang ditampilkan diam

adakalanya perlu diperlihatkan kepada publik Strategi ini lebih

menerapkan pada langkah-langkah bertahan seperti:

1. Mengulur Waktu

Pihak instansi atau perusahaan menunda-nunda dalam

memberikan informasi yang terjadi sebagai tanggapan dengan isu

Page 36: Download (1196Kb) - digilib - UIN Sunan Kalijaga

yang sedang berkembang dalam masyarakat, sehingga dengan

mengulur waktu tersebut isu yang sedang bekembang pada

masyarakat semakin lama akan semakin hilang.

2. Tidak Melakukan Tindakan Apa-Apa (Not In Action Atau Low

Profile)

Tindakan yang dimaksud adalah tidak adanya aktivitas yang

dilakukan oleh perusahaan atau instansi berupa pernyataan pers

ataupun aktivitas lainnya dari kehumasan maupun pimpinan

organisasi yang bersifat menyerang pihak eksternal yang

melakukan upaya meruntuhkan perusahaan.

3. Membentengi Diri

Dengan sikap membentengi perusahaan serta memperkuat

dukungan dari publik tertentu, terutama yang secara teoritis tidak

mungkin ‘dibeli’ dan kecil kemungkinannya punya kepentingan

pribadi, seperti tokoh-tokoh masyarakat yang dikenal bersih dari

korupsi, dukungan dari kelompok ilmuwan yang punya reputasi

dan dikenal independen harus pula ditingkatkan, jika keterlibatan

mereka dinilai penting.

b. Adaptive Strategy

Strategi ini kebalikan dari Defensive Strategy, yaitu menerapkan

penyesuaian terhadap isu yang berkembang, Strategi adaptif atau

penyesuaian diri cocok untuk organisasi yang mengalami krisis. Hal

tersebut itu tidak lepas dari kesalahan dan kelalaian organisasi.

Page 37: Download (1196Kb) - digilib - UIN Sunan Kalijaga

Kesalahan itu menyebabkan organisasi tidak mungkin bersikap

defensive. Ia harus berani mengakui keteledoran dan mengambil resiko

dengan melakukan perubahan. Dalam melakukan perubahan dan

menjalankan strategi ini, perusahaan harus membentuk Tim

Kehumasan Krisis dan Tim Menajamen Krisis terlebih dahulu sebagai

motorik (penggerak) untuk melakukan langkah-langkah penyesuaian

dibawah ini:

1. Mengubah Kebijakan

Dalam konteks itu, Tim Kehumas Khusus (TKK)

merekomendasikan kepada pemimpin puncak untuk mengubah

kebijakan yang selama ini dinilai oleh salah satu kelompok

organisasi yang sering atau selalu merugikan mereka. Kemudian,

atas dukungan pemimpin puncak, di kampanyekan dan

disosialisasikan nilai-nilai baru yang lebih fair ke semua kalangan

di dalam organisasi.

Kebijakan baru sering melahirkan kontroversi ada

kelompok atau individu yang tidak bisa menerima perubahan

karena merasa dirugikan. Sebaliknya, kebajikan itu diterima oleh

kelompok lain karena menguntungkannya. Oleh sebab itu,

kebijakan baru hendaknya tidak hanya menyebabkan kerugian,

tetapi sekaligus juga menawarkan keuntungan kepada golongan

yang mengalami kerugian itu.

Page 38: Download (1196Kb) - digilib - UIN Sunan Kalijaga

2. Modifikasi Operasional

Cara yang kedua dengan memodifikasi operasional yang

dinilai tidak dapat berjalan secara efektif, apabila dalam

implementasi program melenceng dan tidak sesuai dengan tujuan

yang diinginkan perusahaan, maka harus ada perubahan struktur

dalam sistem organisasi untuk mencapai tujuan tertentu seperti;

mereformasi struktur organisasi, alur kerja, budaya perusahaan dan

sebagainya.

3. Kompromi

Strategi mau berkompromi dilakukan untuk menggapai

keuntungan bersama, strategi ini benar-benar perlu diterapkan jika

dalam proses lobi atau negosiasi ingin menuai hasil. Tanpa

memiliki jiwa kompromi, lobi atau kegiatan mempengaruhi orang

lain tidak akan sukses. Sebaliknya, perusahaan atau instansi akan

selalu dicap sebagai pribadi yang hanya bisa mendesak keinginan

pribadi tanpa mempertimbangan relasi, yang sebenarnya juga ingin

bersama-sama memetik kesuksesan.

4. Meluruskan Citra

Langkah yang harus ditempuh dalam strategi ini adalah

mengadakan pertemuan antara pihak organisasi dan media sebagai

alat untuk menyampaikan informasi kepada masyarakat. Pihak

organisasi menjelaskan apa yang sebenarnya sedang terjadi dalam

instansi atau organisasi, memberikan bantahan, menjelaskan secara

Page 39: Download (1196Kb) - digilib - UIN Sunan Kalijaga

transparan dalam bentuk surat pembaca, ataupun memberikan

press conference kepada masyarakat dan adanya upaya yang

dilakukan dalam pemulihan citra.

c. Dynamic strategy

Strategi dinamis cocok untuk organisasi yang mengalami tingkat

bahaya yang dihadapi organisasi sudah sedemikian serius sehingga

perlu digunakan langkah-langkah khusus. Strategi yang dinamis

memerlukan banyak unsur-unsur strategis, karena hal itu, dianggap

sebagai strategi yang mahal. Strategi ini sudah bersifat agak makro dan

dapat mengakibatkan berubahnya karakter perusahaan dan pilihan

langkahnya adalah:

1. Merger dan Akuisisi

Langkah ini diambil sebagai cara menyelamatkan instansi

atau organisasi dari krisis mengadakan kerja sama atau merger

untuk meningkatkan Citra Produk (brand image) seperti yang

dilakukan perusahaan telekomunikasi FREN terhadap provider

lainnya yaitu SMART dan menjadi satu nama yaitu SMARTFREN.

2. Investasi Baru

Mengundang investor baru, menarik perhatian calon

investor, menimbulkan minat, dan menstimulasi mereka agar

segera mengambil keputusan. Terkadang untuk tugas seperti ini

dirasa cukup merepotkan, meskipun harus bepergian keluar negeri

jika itu yang diinginkan oleh investor asing.

Page 40: Download (1196Kb) - digilib - UIN Sunan Kalijaga

3. Menjual Saham

Kemungkinan terburuk yang dilakukan oleh pimpinan

organisasi adalah dengan melakukan penjualan saham kepada

investor baru apabila memang perusahaan dalam keadaan yang

sudah tidak dapat dikendalikan.

4. Meluncurkan Produk Baru atau Menarik Peredaran Produk

Lama

Ketika produk yang telah diluncurkan mengalami berbagai

complaint dan memang bermasalah dengan produk tersebut

perusahaan harus segera menarik peredaran produk lama dan

meluncurkan produk baru sebagai tanggung jawab kepada

konsumen dan meminimalisasi citra negatif produk.

5. Menggandeng kekuasaan

Menggandeng kekuasaan perlu dilakukan sebagai proses

langkah menuju perbaikan dalam suatu kasus yang menimpa

perusahaan, seperti mengundang salah satu pakar bisnis untuk

mengajak mencari jalan keluar dari masalah yang dialami

perusahaan dengan menempatkan posisi sebagai CEO (Chief

Executive Officer).

6. Melempar isu untuk mengalihkan perhatian

Cara yang terakhir dengan melempar isu yang baru untuk

mengalihkan isu yang sedang berkembang dalam masyarakat

misalnya kasus yang terjadi dalam instansi yakni, makelar kasus

Page 41: Download (1196Kb) - digilib - UIN Sunan Kalijaga

dalam instansi perpajakan, pihak instansi mencari cara untuk isu ini

kepada kasus Bank Century.

Dalam bidang Public Relations sendiri, strategi sudah menjadi ruh

dalam setiap aktivitasnya. Karena tujuan dari divisi Public Relations

sendiri yang selalu berkewajiban membawa perusahaan memimpin dalam

pasar dan kompetitornya. Sandra Oliver (2007) telah merumuskan

strategi PR dalam bukunya Strategi Public Relations dalam berbagai

konteks. Konteks yang dimaksud meliputi konteks manajemen, konteks

profesional, citra sebagai komunikasi terintegrasi, konteks human

resource, dan konteks multimedia.

a. PR dalam konteks manajemen, strategi PR dalam konteks manajemen

fokus terhadap komunikasi dan kontrol kekuasaan. Dengan kata lain,

dalam strategi manajemen, PR berlaku sebagai pengatur arus

komunikasi antar stakeholders dan mengontrol kekuasaan agar terbagi

sesuai dengan porsinya kepada seluruh karyawan. Kontrol kekuasaan

dalam perusahaan akan membantu terbentuknya loyalitas dan motivasi

kerja yang baik dari karyawan karena diperlakukan dengan

semestinya, serta membantu menjaga kestabilan manajemen

perusahaan.

b. PR dalam konteks profesional, dalam konteks professional PR sering

diidentikkan dengan bekerja pada saat dibutuhkan saja. Misalnya pada

saat krisis. Pandangan tersebut memang tidak salah. Namun bagi

Public Relation Officer (PRO) profesional, pekerjaan tidak selalu

Page 42: Download (1196Kb) - digilib - UIN Sunan Kalijaga

mengenai manajemen krisis. Namun lebih dari itu seorang PRO

bekerja untuk mengevaluasi kondisi perusahaan melalui penelitian,

analisis, penerjemahan visual perusahaan, brenchmarking, dan yang

tak kalah penting adalah etika. Baik itu etika kerja, sikap, maupun

komunikasi dari seorang Public Relations Officer (PRO).

c. Citra sebagai Komunikasi terintegrasi, senjata utama bagi Public

Relations adalah citra perusahaan. Citra telah terbukti memberikan

dampak yang sangat positif bagi perusahaan. Terutama

keterkaitannya dengan identitas perusahaan dan reputasinya. Maka

tidak salah jika saat ini banyak perusahaan besar menggunakan jasa

konsultan PR untuk keperluan pengangkatan citra. Bahkan tidak

hanya perusahaan, citra juga telah berperan banyak di dunia politik.

Dan tidak salah juga jika seorang PRO (Public Relations Officer)

menjadikan citra sebagai alat komunikasi integrasi untuk membangun

identitas dan reputasi perusahaan.

d. Konteks human resource, human resource adalah hal signifikan bagi

perusahaan. Karena merekalah yang berperan sebagai gear perusahaan

sehingga perusahaan tetap mampu berjalan. Gear ini perlu dijaga dan

dirawat. Terutama bagi mereka yang memiliki kemampuan menonjol.

PR telah menerapkan komunikasi internal sebagai strategi merawat

dan menjaga sumber daya perusahaan mereka.

e. Konteks multimedia, daya serap masyarakat terhadap teknologi yang

terbilang cepat membuat Public Relations harus secara cerdas dan

Page 43: Download (1196Kb) - digilib - UIN Sunan Kalijaga

kreatif mampu memanfaatkannya sebagai bagian dari strategi. Media

seperti internet digunakan untuk E-commerce atau pusat informasi

tentang perusahaan atau produk terbukti memberi pengaruh yang

positif.

3. Citra/Image

Keinginan sebuah organisasi untuk mempunyai citra yang baik

pada publik sasaran berawal dari pengertian yang tepat mengenai citra

sebagai penggerak adanya pengelolaan upaya yang perlu dilaksanakan.

Ketepatan pengertian citra agar organisasi dapat menetapkan upaya

dalam mewujudkannya pada obyek dan mendorong prioritas

pelaksanaan. Citra yang baik dari suatu organisasi akan mempunyai

dampak yang sangat menguntungkan, sebaliknya citra yang buruk akan

merugikan organisasi citra yang baik, berarti masyarakat mempunyai

kesan yang positif suatu organiasi, sedangkan citra yang kurang baik

berarti masyarakat mempunyai kesan yang negative (Sutisna, 2002, hal.

331). Sedangkan menurut oliver citra merupakan suatu gambaran tentang

mental; ide yang dihasilkan oleh imaginasi atau kepribadian yang

ditunjukkan kepada publik oleh seseorang, organisasi, dan sebagainya

(Oliver, 2007, hal. 51). Namun dalam penggunannya kata citra saat ini

lebih tepat diartikan sebagai pandangan atau kesan.

Berdasarkan pendapat tersebut, citra menunjukkan kesan suatu

obyek terhadap obyek lain yang terbentuk dengan memproses informasi

Page 44: Download (1196Kb) - digilib - UIN Sunan Kalijaga

setiap waktu dari berbagai sumber terpercaya. Citra dapat terbentuk

dengan memproses informasi yang tidak menutup kemungkinan

terjadinya perubahan citra pada obyek dari adanya penerimaan informasi

setiap waktu. Sumber informasi yang diterima dapat berasal dari

perusahaan secara langsung atau pihak-pihak lain secara tidak langsung

yang dapat dipertanggung jawabkan kebenarannya. Citra merupakan

sasaran Humas untuk memberikan pemahaman kepada masyarakat dalam

konteks menjaga reputasi instansi atau perusahaan yang diwakilinya. Ada

beberapa jenis citra yang harus dipelajari oleh Divisi Humas, yakni :

a. Citra Bayangan

Citra ini merupakan citra yang dipahami oleh orang dalam

mengenai pandangan luar terhadap organisasinya. Citra ini seringkali

tidak tepat, karena kurangnya informasi yang didapat, baik dari

pengetahuan ataupun pemahaman mengenai pendapat atau

pandangan pihak-pihak luar. Dengan kata lain citra ini tidak sesuai

dengan sesungguhnya atau hanya sekedar fantasi.

b. Citra Yang Berlaku

Citra yang berlaku merupakan kebalikan dari citra bayangan.

Citra ini adalah suatu pandangan yang melekat pda pihak-pihak luar

mengenai suatu organisasi. Citra ini ditentukan oleh sedikit-

banyaknya informasi yang didapat oleh penganut atau mereka yang

mempercayainya.

Page 45: Download (1196Kb) - digilib - UIN Sunan Kalijaga

c. Citra Harapan

Citra yang diharapkan tentu diinginkan setiap pihak

manajemen perusahaan. Citra harapan lebih berkonotasi pada

sesuatu yang lebih baik. Citra harapan biasanya lebih baik atau lebih

menyenangkan daripada citra yang ada, walaupun dalam kondisi

tertentu citra yang terlalu baik juga dapat merepotkan. Citra harapan

biasanya dirumuskan dan diperjuangkan untuk menyambut suatu

yang relatif baru, yakni ketika masyarakat belum memiliki informasi

yang memadai.

d. Citra Perusahaan

Setiap perusahaan tentu memiliki sebuah reputasi, reputasi

tersebut bisa menjadi baik bahkan sebaliknya bisa menjadi buruk.

Reputasi yang baik akan timbul ketika perusahaan dalam situasi

yang gemilang, keberhasilan-keberhasilan yang dicapai, hubungan

industri yang baik dan memiliki tanggung jawab yang baik terhadap

masyarakat. Sebaliknya citra perusahaan yang negatif akan timbul

ketika tidak adanya prestasi yang gemilang dalam perusahaan

bahkan cenderung melakukan hal-hal yang buruk seperti tidak

adanya tanggung jawab dalam pembuangan limbah yang menuju

pada pemukiman masyarakat.

e. Citra Majemuk

Setiap perusahaan atau instansi pasti memiliki banyak divisi

dan staff. Masing-masing individu pasti mempunyai perangai yang

Page 46: Download (1196Kb) - digilib - UIN Sunan Kalijaga

berbeda. Sehingga akan tercipta bermacam-macam citra yang

berbeda satu sama lain. Untuk menghindari hal yang tidak

diinginkan variasi citra ini dapat ditekan seminim mungkin dan citra

keseluruhan harus ditegakkan kembali. Untuk mengatasi hal ini

perusahaan dapat melakukan beberapa cara seperti: menyamakan

uniform karyawan, menyamakan logo perusahaan dan lain

sebagainya.

Dari lima jenis ciri yang telah disebutkan diatas dapat disimpulkan

setiap pembentukan citra mempunyai aspek-aspek tersendiri, tergantung

seberapa banyak informasi yang didapat, dan bagaimana penerima

informasi tersebut dapat memahmi pesan yang disampaikan, sehingga

dari tahap-tahap tersebut masyarakat dapat menciptakan sebuah citra

dengan sendirinya. Pembentukan citra juga mempunyai proses tersendiri

seperti yang terletak pada gambar berikut ini :

Gambar 1 :Proses Terbentuknya Citra Perusahaan (Sumber: Hawkins at all (2000)Consumer Behaviour : Building Market Strategy).

Berdasarkan gambar diatas, proses terbentuknya citra perusahaan

berlangsung pada beberapa tahapan:

Exposure

(meilhat)

Comprehensive

(secara luas)

Attention

(memperhatikan)

Image

(kesan)

Behaviour

(perilaku)

Page 47: Download (1196Kb) - digilib - UIN Sunan Kalijaga

a. Pertama, obyek mengetahui (melihat atau mendengar) upaya yang

dilakukan perusahaan dalam membentuk citra instansi, baik pesan

yang diterimanya dari media atau melihat langsung kegiatan tersebut.

b. Kedua, setelah melihat atau mendengar upaya-upaya yang akan

dilakukan oleh instansi, tahap selanjutnya adalah dengan melakukan

perhatian dari upaya yang dilakukan. Kegiatan-kegiatan yang akan

dijalani harus tetap ada yang mengawasi apabila terjadinya sebuah

penyimpangan.

c. Ketiga, masyarakat harus mengetahui segala upaya yang dilakukan

oleh pihak instansi, setelah adanya perhatian dan memahami semua

apa yang ada pada upaya perusahaan atau instansi.

d. Keempat, terbentuknya image (citra) dari kegiatan yang dilakukan,

apakah citra tercipta dengan baik atau sebaliknya.

e. Kelima, citra perusahaan yang terbentuk akan menentukan perilaku

obyek sasaran dalam hubungannya dengan perusahaan.

Citra yang ideal adalah impresi atau kesan yang benar, yakni

sepenuhnya berdasarkan pengalaman, pengetahuan, serta pemahaman

atas kenyataan yang sesungguhnya. Pada organisasi yang mempunyai

citra yang buruk di depan publik, hal itu berarti citra tidak seyogyanya

dipoles agar lebih indah dari warna aslinya karena hal tersebut dapat

mengacaukannya (Jefkins, 1996, hal. 20).

Citra perusahaan merupakan citra dari suatu organisasi secara

keseluruhan, jadi bukan citra atas produk dan pelayanannya. Citra

Page 48: Download (1196Kb) - digilib - UIN Sunan Kalijaga

perusahaan ini terbentuk oleh banyak hal. Hal-hal yang positif dapat

meningkatkan citra suatu perusahaan antara lain adalah sejarah atau

riwayat perusahaan yang gemilang dalam keberhasilan di bidang

keuangan yang diraihnya, keberhasilan ekspor, hubungan yang baik,

reputasi sebagai pencipta lapangan kerja dalam jumlah yang besar,

kesediaan turut memikul tanggung jawab sosial, komitmen, mengadakan

riset dan sebagainya (Jefkins, 1996, hal. 19).

Dalam perusahaan atau organisasi senantiasa mengandung reputasi

yang baik sekaligus yang buruk. Keduanya bersumber dari adanya citra-

citra yang berlaku (current images) yang bersifat negatif dan positif.

Citra yang berlaku ini adalah suatu citra atau pandangan yang melekat

pada pihak-pihak luar mengenai suatu organisasi (Jefkins, 1996, hal. 17).

Pada citra yang berlaku tidak selamanya bahkan jarang sesuai dengan

kenyataan karena semata-mata terbentuk dari pengalaman atau

pengetahuan orang-orang luar yang bersangkutan yang biasanya tidak

memadai.

4. Pemulihan Citra

Dalam upaya pemulihan citra dari negatif menjadi positif memang

bukanlah suatu pekerjaan yang mudah bagi instansi, khususnya instansi

perpajakan yang sedang tersandung makelar kasus hingga terjadinya

degradasi kepercayaan. Oleh karena itu, perlu adanya manajemen

strategis yang harus dilakukan yakni berupa perencanaan serta

Page 49: Download (1196Kb) - digilib - UIN Sunan Kalijaga

implementasi strategis yang tepat untuk mencapai tujuan yang

diinginkan, meskipun manajemen strategi bukanlah salah satu strategi

Public Relations secara murni, namun proses ini dapat dilakukan dan

sangat membantu dalam lingkup Public Relations.

Perencanaan dan implementasi strategi merupakan salah satu

serangkaian dari proses manajemen strategi yang harus dijalankan secara

berkala. Setiap model perencanaan, baik itu untuk manajemen strategik

suatu organisasi ataupun program Public Relations, akan mengikuti suatu

pola dasar. Ada empat langkah dasar menegenai manajamen strategik

seperti gambar di berikut ini menurut Anne Gregory dalam Manajemen

Public Relations:

1. Kesadaran (Memahami situasi yang ada)

4. Evaluasi 2. Formulasi (Memantau perkembangan (Memahami strategi yang sesuai) untuk tindakan perbaikan)

3. Implementasi (Melaksanakan strategi)

Gambar 2 : Proses Manajemen Strategik

Gregory Anne, 2004. Perencanaan dan Manajemen Kampanye Public Relations. Erlangga: Jakarta, hal.34.

Hal yang paling utama dilakukan adalah kesadaran dalam

pengertian ini adalah kesadaran dalam memahami situasi yang ada dalam

lingkungan perusahaan baik dalam lingkungan eksternal maupun

lingkungan internal. Hasil dari analisis ini akan memberikan deskripsi

Page 50: Download (1196Kb) - digilib - UIN Sunan Kalijaga

keadaan perusahaan, biasasanya disederhanakan dengan analisis SWOT

yang dalam pengertian secara umum yang diambil dari kata bahasa

Inggris yang berarti S (Strength), W (Weakness), O (Opportunity), T

(Threat) yang merupakan rangkaian metode perencanaan srategis yang

digunakan untuk mengevaluasi kekuatan, kelemahan, peluang, dan

ancaman dalam suatu proyek atau suatu spekulasi bisnis. Teknik ini

merupakan alat pencocokan yang penting dalam membantu manajer

mengembangkan empat tipe strategi: strategi SO, strategi WO, strategi

ST dan strategi WT (David, 2002, hal. 184).

Setelah hasil analisis SWOT dilakukan yang menghasilkan faktor-

faktor internal (Kekuatan dan Kelamahan) dan eksternal (Peluang dan

Ancaman), maka berdasarkan hasil tersebut digunakan untuk

menentukan strategi-strategi, yaitu:

a. Startegi SO dengan mengembangkan suatu strategi dalam

memanfaatkan kekuatan internal untuk memanfaatkan kekuatan

eksternal.

b. Strategi WO strategi kelemahan−peluang bertujuan untuk

memperbaiki kelemahan dengan memanfaatkan peluang-peluang

eksternal.

c. Strategi ST yaitu strategi kekuatan−ancaman menggunakan kekuatan

perusahaan untuk menghindari atau mengurangi dampak ancaman

eksternal.

Page 51: Download (1196Kb) - digilib - UIN Sunan Kalijaga

d. Strategi WT yaitu dengan mengembangkan suatu strategi

kelemahan−ancaman merupakan taktik defensive yang diarahkan

untuk mengurangi kelemahan internal dan menghindari ancaman

lingkungan (David, 2002, hal. 186).

Setelah menganilisis lingkungan perusahaan baik eksternal maupun

internal. Tahap selanjutnya adalah perencanaan strategi yaitu dengan

membuat, mengevaluasi dan memilih strategi yang akan digunakan,

dalam hal ini disebut juga dengan formulasi strategi yaitu perusahaan

merancang, dan menyeleksi berbagai strategi yang pada akhirnya

menuntun pada pencapaian misi dan tujuan organisasi dari salah satu

bentuk formulasi strategi tersebut.

Setelah melakukan formulasi strategi tahap berikutnya adalah

dengan melaksanakan strategi, maka strategi tersebut harus

dikembangkan secara logis dalam bentuk penerapan atau implementasi,

berikut adalah bagan mengenai implementasi strategi dalam

(Zulkifliemansyah, 2007, hal. 87):

Gambar 3: Model Sederhana Implementasi strategi Sumber : Samuel C Certo dan Paul Peter. 1990. Strategic management : A focus

On Proses. Mc Grow Hill. Hal 120

Menganalisis Perubahan

Analisis Budaya Instansi Analisis Kepemimpinan Analisis Struktur Organisasi

Implementasi Dan Evaluasi Strategi

Page 52: Download (1196Kb) - digilib - UIN Sunan Kalijaga

Melalui gambar diatas dapat diketahui bahwa, seperti halnya

manajemen strategi. Implementasi strategi pun mempunyai tahapan

tersendiri yang harus diperhatikan oleh perusahaan.

Pertama adalah menganlisis tentang perubahan yang terjadi dalam

sebuah perusahaan, yang bertujuan untuk memberikan gagasan yang

terperinci seberapa kadarnya perubahan yang harus dilakukan agar

tercapai dalam mengimplementasikan strategi.

Setelah meganalisis perubahan yang telah diakukan proses

selanjutnya adalah analisis struktur organisasi. Hal ini dilakukan karena

struktur organisasi menjadi proses yang menentukan tingkat

keberhasilan implementasi strategi, dimana posisi setiap divisi

berpengaruh pada wewenang yang dimilikinya dalam pengambilan

keputusan dan kebijakan perusahaan.

Selanjutnya adalah analisis budaya perusahaan dalam perusahaan.

Analisis budaya perusahaan perlu dilakukan sebagai gambaran yang

telah menjadi kebiasaan dalam suatu perusahaan.

Setelah analisis budaya perusahaan dijalankan, tahap selanjutnya

adalah menganalisis gaya kepemimpinan, yang mempunyai pengaruh

sangat penting dalam menetapkan tujuan organisasi, memotivasi

perilaku pengikut untuk mencapai tujuan, serta mempengaruhi dan

memperbaiki kelompok dan budayanya. Dalam islam pemimpin identik

dengan khalifah yang berarti wakil. Jika merujuk pada firman Allah

dalam surat Al- Baqarah ayat 30 yang berbunyi:

Page 53: Download (1196Kb) - digilib - UIN Sunan Kalijaga

Œ Î)uρ tΑ$s% š�•/u‘ Ïπ s3Í×‾≈ n=yϑù=Ï9 ’ ÎoΤÎ) ×≅Ïã%y ’ Îû ÇÚö‘ F{$# Zπx�‹Î=yz ( (# þθ ä9$ s% ã≅ yè øgrBr& $ pκ� Ïù

tΒ ß‰Å¡ ø�ム$ pκ� Ïù à7 Ï�ó¡o„ uρ u !$ tΒÏe$!$# ßøtwΥ uρ ßxÎm7 |¡çΡ x8ωôϑpt¿2 â Ïd‰s)çΡuρ y7 s9 ( tΑ$ s% þ’ ÎoΤÎ)

ãΝn=ôãr& $tΒ Ÿω tβθ ßϑn=÷ès? ∩⊂⊃∪

Artinya : Dan Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat: "Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi. Mereka berkata:"Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau?" Tuhan berfirman: "Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui"(Al-Baqarah : 31).

Dalam ayat tersebut mempunyai kandungan makna mengenai

kedudukan dari seorang khalifah, dalam ayat tersebut bukan hanya

ditujukan kepada khalifah setelah nabi tetapi juga para keturunan Nabi

Adam A.S yang disebut sebagai manusia dengan tugas untuk

memakmurkan bumi yang meliputi tugas menyeru orang lain untuk

berbuat amar ma’ruf dan mencegah dari perbuatan munkar. Dua analisis

terakhir menjadi bagian yang sulit dirubah dan diganti dengan mudah

karena saling berkaitan satu sama lain.

Proses terakhir mengevaluasi strategi dan pengendalian strategi

merupakan proses dimana pihak pengelola memonitoring atau

mengontrol serta mengawasi proses berjalannya strategi agar berjalan

semestinya. Kemudian evaluasi terhadap stategi yang dilakukan sebagai

gambaran dari hasil yang telah dijalani apakah terdapat beberapa hal

yang harus diperhatikan seperti perubahan dari program-program yang

Page 54: Download (1196Kb) - digilib - UIN Sunan Kalijaga

dilakukan atau menambah hal-hal yang diperlukan dalam menjalankan

strategi, dan menganalisis kendala atau hambatan dalam pelaksanaan.

Dalam menjalankan startegi, Public Relations diwajibkan mampu

berkreasi dan berinovasi dalam membuat program-program yang

menarik sehingga terbentuknya citra perusahaan.

G. Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode sesuai dengan penelitian yang

dilaksanakan yakni:

1. Jenis Penelitian

Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan

menggunakan pendekatan kualitatif, yakni menganlisis dan menyajikan

fakta secara riil dan relevan sesuai dengan data yang diperoleh di

lapangan. Penelitian ini dapat dikategorikan sebagai penelitian secara

intensif, terinci dan mendalam terhadap suatu organisasi, lembaga atau

gejala tertentu secara mendalam (Abdurrahman, 2003, hal.51).

Dalam penelitian ini bertujuan untuk membuat deskriptif secara

sistematis, faktual, dan akurat tentang fakta-fakta atau sifat-sifat objek

tertentu (Kriyantono, hal. 69).

Berdasarkan pada rujukan tersebut peneliti dapat menjelaskan secara

luas dan menelaah sebanyak mungkin data mengenai subyek penelitian.

Hal tersebut menjadi pedoman bagi penelitian dimana fenomena korupsi

Page 55: Download (1196Kb) - digilib - UIN Sunan Kalijaga

yang terjadi dalam instansi perpajakan sangat berpengaruh dalam

perubahan kesan pada masyarakat.

Sesuai dengan pernyataan diatas, maka dalam penelitian kali ini

berusaha untuk menyoroti strategi Public Relations yang dilakukan Humas

Instansi perpajakan dalam upaya pemulihan citra perpajakan yang sudah

mengakar pada masyarakat pasca terjadinya makelar kasus (markus),

penyebab strategi itu diambil, bagaimana diterapkan dan apa yang dicapai

dari penerapan strategi tersebut.

2. Subyek dan Obyek Penelitian

a. Subyek penelitian

Subyek penelitian yang peneliti jadikan sumber data dalam

penelitian adalah kepala atau wakil serta staff seksi Pelayanan,

Penyuluhan dan Humas dari Direktorat Jenderal Pajak kantor wilayah

DI.Yogyakarta selaku perencana dan pelaksana strategi Public

Relations dalam upaya pemulihan citra perpajakan.

b. Objek Penelitian

Adapun yang menjadi objek penelitian disini adalah penelitian

yang berfokus pada image atau yang melekat pada masyarakat pasca

terbongkarnya makelar kasus (markus) pajak dan strategi Public

Relations apa saja yang dilakukan dalam pemulihan citra instansi

perpajakan.

Page 56: Download (1196Kb) - digilib - UIN Sunan Kalijaga

3. Metode Pengumpulan Data

Validitas data merupakan sesuatu yang sangat penting dan mutlak

untuk dilakukan dalam setiap penelitian. Dalam studi deskriptif dimana

peneliti sebagai tokoh utama dalam mengumpulkan serta

menginterpretasikan data yang telah diperoleh, maka validitas hasil

penelitian merupakan sesuatu yang sangat riskan sifatnya. Salah satu cara

yang dapat digunakan untuk mengatasi hal ini adalah dengan

menggunakan dua data yakni, data Primer dan data Sekunder.

Metode pengumpulan data yang akan digunakan sebagai data primer

dalam penelitian ini adalah :

a. Wawancara

Wawancara mendalam adalah suatu cara mengumpulkan data atau

informasi dengan cara langsung bertatap muka dengan informan agar

mendapatkan data yang lengkap dan mendalam (Kriyantono, 2006, hal.

98). Dalam teknik wawancara ini, perlu dipisahkan antara informan dan

responden. Informan adalah orang yang ingin diketahui lebih dalam

oleh peneliti dan dilakukan wawancara berulang-ulang. Wawancara

yang dilakukan berulang-ulang ini ditujukan kepada kepala seksi

Pelayanan, Penyuluhan, dan Humas Direktorat Jenderal Pajak.

Sedangkan responden adalah pihak-pihak yang bertanggung jawab

langsung dalam Humas Direktorat Jenderal Pajak serta pihak lain yang

dianggap memiliki pengaruh terhadap kasus yang diteliti. Untuk

menunjukkan reabilitas penelitian, wawancara dilakukan tidak hanya

Page 57: Download (1196Kb) - digilib - UIN Sunan Kalijaga

terhadap responden kunci atau sumber utama yang berhubungan dengan

kasus ini, tapi juga dengan narasumber lain sehingga dapat di telah

kembali kebenaran data atau informasi yang diberikan narasumber

utama. Dari wawancara ini dapat di diperoleh data-data tentang apa saja

yang telah ataupun belum dijalani oleh seksi Humas dan Pelayanan

Direktorat Jenderal Pajak kantor wilayah DI. Yogyakarta serta strategi

apa yang digunakan dalam upaya pemulihan citra perpajakan pada

masyarakat.

b. Dokumentasi

Teknik pengumpulan data dengan dokumentasi adalah

pengumpulan data dengan menyelidiki buku-buku, majalah, surat

kabar, laporan program artikel internet dan sebagainya (Arikunto, 1998,

hal.85).

Berdasakan pengertian tersebut penelitian dengan pengumpulan

data dengan teknik dokumentasi berarti penelitian melakukan pencarian

segala informasi yang bersifat teks dan menjelaskan serta menguraikan

mengenai hubungannya dengan penelitian ini. Proses pengumpulan

dokumen yang dapat digunakan adalah sebagai berikut:

1. Surat, memorandum, dan pengumuman resmi dari pemerintah pusat.

2. Agenda, kesimpulan-kesimpulan pertemuan dan laporan peristiwa

tertulis lainnya.

3. Dokumen-dokumen administratif, berupa laporan PPN, PPh, dan WP

dan dokumen lainnya.

Page 58: Download (1196Kb) - digilib - UIN Sunan Kalijaga

4. Penelitian-penelitian atau evaluasi-evaluasi resmi pada situs yang

sama.

5. Kliping-kliping baru dan artikel-aertikel lain yang muncul di media

massa.

c. Observasi

Model observasi yang digunakan peneliti adalah observasi non-

partisipan, dimana peneliti mengumpulkan data dan mengamati

kegiatan yang terjadi di lokasi secara langsung tetapi tidak terlibat

dalam kegiatan yang ada di lokasi.

Sedangkan untuk data sekunder peneliti menggunakan data pada

studi pustaka yang berkaitan dengan materi yang mendukung penelitian

ini. Data ini bisa diperoleh dari berbagai sumber seperti; buku-buku,

surat kabar, majalah, jurnal, artikel, tabloid, kliping dan sumber lainnya

yang dapat dijadikan data. Kedua data ini akan saling melengkapi dan

menguatkan satu sama lain.

4. Metode Analisis Data

Setelah data terkumpul, maka tahap selanjutnya adalah menganalisa

dan mengolah data. Karena penelitian ini menggunakan penelitian

kualitatif maka data akan diolah menjadi data kualitatif dengan proses

interpretasi data. Pada analisis data peneliti menggunakan model Miles

dan Huberman, dimana teknik yang digunakan adalah dengan

Page 59: Download (1196Kb) - digilib - UIN Sunan Kalijaga

menggunakan tiga alur kegiatan, yaitu reduksi data, penyajian data, dan

penarikan kesimpulan.

1. Reduksi data yaitu proses pemilihan data, menggolongkan,

mengarahkan, menyingkirkan data yang tidak perlu dan

mengorganisasikan data dengan cara sedemikian rupa hingga dapat

ditarik kesimpulan.

2. Penyajian data yakni, seluruh data-data yang diperoleh dari lapangan

berupa wawacara, dokumentasi dan hasil observasi akan dianalisa

sehingga dapat memunculkan deskripsi tentang strategi Public

Relations dalam upaya pemulihan citra perpajakan.

3. Penarikan kesimpulan yang dilakukan berdasarkan pada penggabungan

semua dan informasi yang diperoleh.

5. Metode keabsahan data

Metode keabsahan data diperlukan untuk menilai kesahihan

(validitas) riset. Penulis menggunakan triangulasi sebagai metode untuk

keabsahan data. Analisis triangulasi digunakan untuk menganalisis

jawaban subjek dengan meneliti kebenarannya dengan data empiris

(sumber data lainnya) yang telah diperoleh. Disini jawaban di cross-check

dengan dokumen yang ada (Kriyantono, 2007, hal. 71).

Setelah dilakukan penelitian dan terkumpul semua data maka akan

didapatkan data kualitatif yang sesuai dengan metode yang diambil. Oleh

karena itu hasil dari semua data yang diperoleh di lapangan baik yang

Page 60: Download (1196Kb) - digilib - UIN Sunan Kalijaga

berupa observasi maupun wawancara dikumpulkan dan selanjutnya

dianalisis sehingga mendapatkan deskripsi tentang Strategi Public

Relations dalam Upaya Pemulihan Citra Perpajakan Pasca makelar kasus

Pada Direktorat Jenderal Pajak kantor wilayah DI. Yogyakarta.

Page 61: Download (1196Kb) - digilib - UIN Sunan Kalijaga

BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan dari hasil penelitian dari seksi Pelayanan, Penyuluhan dan

Humas di Direktorat Jenderal Pajak kantor wilayah D.I Yogyakarta tentang

strategi Public Relations dalam upaya pemulihan citra perpajakan, dapat

diambil kesimpulan sebagai berikut:

Untuk memulihkan citra pada instansi perpajakan tentu saja harus

dilakukan perubahan baik dalam instansi maupun diluar lingkup instansi.

dalam penelitian ini menyimpulkan bahwa terdapat beberapa strategi yang

perlu digunakan oleh Seksi Pelayanan, Penyuluhan, dan Humas adalah:

1. Strategi generik untuk mengatasi krisis pencitraan. Strategi yang telah

digunakan yaitu mengatasi krisis adalah dengan menggunakan strategi

adaptif dimana dalam strategi ini harus dilaksanakan untuk menjawab

permasalahan yang terjadi hingga saat ini.

2. Strategi dan program-program yang dilakukan oleh Seksi Pelayanan,

penyuluhan dan Humas pada Direktorat Jenderal Pajak kantor wilayah

DI. Yogyakarta yang berfokus pada pengenalan, sosialisasi dan persuasi

bagi masyarakat untuk berpartisipasi dalam perpajakan demi

pembangunan negara. Program-program yang dijalankan dalam rangka

kampanye tersebut diimplementasikan dalam dua kategori yang pertama

program internal dan eksternal, yakni; In House Training, Training On

Trainer, Aksi Simpatik Kampanye, Mengadakan Kegiatan Syawalan

Page 62: Download (1196Kb) - digilib - UIN Sunan Kalijaga

berupa kethoprak, Membuat Kompetisi Perpajakan (Olimpiade

Perpajakan) antar SMA, Kampanye “Tax Goes To School”, Mendirikan

Pojok Pajak, Melakukan Kerjasama Dengan Radio”MQ FM”, Kegiatan

Pendonoran Darah, Hari Raya Qurban bersama Masyarakat, Ramadhan

Orang Kantoran, dan Aksi Sosial Peduli Merapi.

3. Dari hasil upaya yang telah didapatkan penulis bahwa strategi-strategi

yang telah diusahakan secara maksimal. Dan hasil dari strategi-strategi

tersebut bisa dikatakan cukup berhasil, hal ini ditinjau dari kontribusi

Wajib pajak di Yogyakarta yang selalu mendapat apresiasi tinggi dari

masyarakat. Tingkat pengembalian surat pemberitahuan tahunan (SPT)

pajak penghasilan di DI Yogyakarta tahun 2010 ditargetkan mencapai 88

persen dari seluruh wajib pajak. Target itu lebih tinggi dari capaian 2009

sebesar 83 persen. Untuk mencapai target, Kanwil Direktorat Jenderal

Pajak DIY memberi kemudahan, antara lain menyediakan mobil pajak

keliling dan pojok pajak/tempat penerimaan SPT melalui drop box di

tempat-tempat tertentu seperti kecamatan. Tingkat pengembalian SPT

yang tinggi selama ini karena kesadaran masyarakat. Wajib pajak di DIY

relatif patuh. Tak perlu ancam-ancaman, Jumlah wajib pajak di DIY

tahun 2009 mencapai 230.000. Jumlah pemilik baru NPWP tahun 2009,

yang ditargetkan mencapai 26.474 orang, hingga akhir tahun 2009

terealisasi 61.981 NPWP Untuk tahun 2010, penerimaan pajak di DIY

ditargetkan Rp 2 triliun. Jumlah itu naik dibandingkan penerimaan pajak

2009 yang mencapai Rp 1,7 triliun. Sampai akhir bulan Januari 2011

Page 63: Download (1196Kb) - digilib - UIN Sunan Kalijaga

hasil penerimaan dari seluruh KPP yang ada di DI. Yogyakarta mencapai

98% dari target yang ditetapkan, hal ini dapat bertambah terus seiring

masa penerimaan pajak tahun 2010 hingga bulan maret 2011.

B. Saran-Saran

Setelah mendapatkan hasil wawancara dalam penelitian mengenai

strategi yang dilakukan oleh seksi Pelayanan, Penyuluhan, dan Humas dalam

upaya pemulihan citra pasca makelar kasus yang terjadi di Instansi

perpajakan. Penulis memiliki beberapa saran yang sekiranya dapat

dipertimbangkan untuk menambah referensi bagi program-program yang

dilakukan khususnya seksi Pelayanan, Penyuluhan, dan Humas demi

pemulihan citra dan kemajuan instansi perpajakan. Saran-saran yang ingin

penulis sampaikan adalah sebagai berikut:

1. Untuk memulihkan citra perpajakan kepada masyarakat instansi

perpajakan khususnya seksi Pelayanan, Penyuluhan, dan Humas

sebagai ujung tombak instansi harus mempertahankan apa yang sudah

dilakukan saat ini terutama dalam mengenalkan pajak kepada

masyarakat khususnya pelajar dan mahasiswa, kegiatan olimpiade

perpajakan dan tax goes to school memang sudah dapat terealisasikan

tetapi perlu adanya tindak lanjut dari kegiatan tersebut.

2. Mengadakan jalan sehat, atau bersepeda santai dengan staff perpajakan

yang menjadi suatu pertimbangan untuk di coba dengan bekerja sama

dengan instansi/perusahaan swasta, agar lebih menarik, dan dapat

mengakrabkan antar staff pajak dengan masyarakat.

Page 64: Download (1196Kb) - digilib - UIN Sunan Kalijaga

3. Sebagai instansi yang sedang mengalami degradasi kepercayaan dari

masyarakat, setidaknya pihak instansi memberikan kemudahan bagi

mahasiswa atau peneliti lain yang sedang melakukan penelitian tentang

perpajakan dalam memberikan data, karena para peneliti juga secara

tidak langsung sebagai alat bantu instansi untuk mengangkat citra

instansi.

C. Kata Penutup

Alhamdulillahirabbil’alamiin...segala Puji dan Syukur atas kehadirat

ALLAH SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunianya sehingga

skripsi yang berjudul “Strategi Public Relations Dalam Upaya

Pemulihan Citra Perpajakan (Studi deskriptif kualitatif pada Direktorat

Jenderal Pajak DI. Yogyakarta Pasca Makelar Kasus Pajak di Direktorat

Jenderal Pajak Jakarta)” ini dapat diselesaikan.

Penulis sadar, bahwa skripsi ini masih memiliki banyak kekurangan

dan kelemahan karena keterbatasan yang penulis dapat. Namun, penulis,

telah berusaha semaksimal mungkin untuk memenuhi persyaratan

penulisan skripsi yang diajukan. Oleh karena itu, penulis akan sangat

menghargai setiap sumbang dan kritik yang akan menjadikan skrispsi ini

lebih baik.

Akhirul kalam, semoga skripsi ini dapat bermanfaat untuk

semuanya baik bagi penulis, bagi pembaca, maupun bagi perkembangan

penelitian selanjutnya. Wallahua’lam Bish Shawab...Terima Kasih.

Page 65: Download (1196Kb) - digilib - UIN Sunan Kalijaga

DAFTAR PUSTAKA Buku: Abdurrahman, Dudung. 2003. Pengantar Metode Penelitian. Yogyakarta: Kurnia

Kalam Semesta. Ardiyanto, Elfinaro dan Lukiati Komala Erdinaya. 2007. Komunikasi Massa

Suatu Pengantar. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Bungin, Burhan. 2008. Penelitian Kualitatif : Komunikasi, Ekonomi, Kebijakan

Public, dan Ilmu Sosial lainnya. Jakarta: Kencana. Cutlip, Scott M., Allen H. Center, dan Glen M. Broom. 2005. Effective Public

Relations Edisi ke Delapan. Terj. Jakarta: Indeks Kelompok Gramedia Group.

David, Fred R. 2002. Konsep Manajemen Strategis. Jakarta: Perihallindo. Dirgantoro, Crown. 2001. Manajemen Stratejik. Jakarta: PT Grasindo. Effendy, Onong Uchjana. 2006. Ilmu Komunikasi, Teori, Dan Praktek. Bandung:

PT Remaja Rosdakarya. Jefkins, Frank. 1996. Public Relations: Me + Business Handbook Fourth Edition.

Pitman Publishing: London. Kasali, Rhenald. 2008. Manajemen Public Relation: Konsep dan Aplikasinya di

Indonesia. Jakarta: PT. Pustaka Utama Grafiti. Kriyantono, Rachmat. 2007. Teknik Praktis Riset Komunikasi. Jakarta: Kencana

Prenada Media Group. Mulyana, Deddy. 2005. Ilmu Komunikasi; Suatu Pengantar. Bandung: PT Remaja

Rosdakarya.

Page 66: Download (1196Kb) - digilib - UIN Sunan Kalijaga

Munawir. 1997. Perpajakan. Yogyakarta: Liberty Yogyakarta. Oliver, Sandra. 2007. Strategi Public Relations. Terj. Esensi: Jakarta: PT Gelora

Aksara Pratama. Partanto, Pius A. dan M. Dahlan Al Barry. 1994. Kamus Ilmiah Populer.

Surabaya: Arkola. Purnomo, Setiawan H, Zulkifliemansyah. 2007. Manajemen Startegi. Jakarta: FE

UI. Riva’i, Veithzal. 2003. Kepemimpinan dan Perilaku Organisasi. Jakarta: PT.

Grafindo Persada. Ruslan, Rosady. 1998. Manajemen Public Relations Dan Media Komunikasi.

Jakarta: Rajawali Press. Sanger, Harro Von. 2010. Tiga Puluh Enam Stratagem Bisnis. Jakarta : PT

Indeks. Sanityastuti, Marfu’ah, Fatma Dian Pratiwi, dan Yani Triwijayanti. 2008. Dasar-

Dasar Public Relations. Yogyakarta: Sukses Offset. Suharsimi, Arikunto. 1998. Prosedur Penelitian. Suatu Pendekatan Praktek.

Jakarta: PT. Rineka. Sutisna, 2002. Perilaku Konsumen dan Komunikasi Pemasaran. Bandung:

Rosdakarya. Waluyo, Ilyas. 2002. Perpajakan Indonesia Jilid I. Jakarta: Salemba Empat Patria.

Page 67: Download (1196Kb) - digilib - UIN Sunan Kalijaga

Internet : http://www.bernas.co.id/ http://idtaxnews.blogspot.com/2009/03/ditjen-pajak-

luncurkan-reformasi-jilid.html. Diakses pada tanggal 05 Mei 2010 pada pukul 23:35 WIB.

http://www.bernas.co.id/news/CyberMetro/METRO/9907.htm. Diakses pada

tanggal 13 Juni 2010 pukul 23:45 WIB http://www.detiknews.com/. Diakses pada tanggal 06 Mei 2010 pukul 00:13 WIB. www.e-iman.uni.c.c. Diakses pada tanggal 15 mei 2010 pukul 11.43 WIB. http://klikp21.com/nusantaranews/8228-tandingan-grup-boikot-pajak-muncul-di-

facebook . Diakses pada tanggal 24 Juni pukul 07:30 WIB. http://ide.yhs.search.yahoo.com/avg/search?fr=yhs-avg&type=yahoo_avg_hs2-

tb-web_ide&p=ide.yhs.search.yahoo.com. Diakses pada tanggal 03 Juni 2010 pukul 14:30 WIB.

http://www.okezone.com. Diakses pada tanggal 05 Mei 2010 pada pukul 23:45

WIB. http://theodorusgapun.wordpress.com/10/. Diakses pada tanggal 02 Desember

2010 pada pukul 11.00 WIB. www.pajakonline.com/index.php. Diakses pada Tanggal 02 Desember 2010 pada

pukul 11.00 WIB. Surat Kabar: Harian Jogja, 26 Januari 2010, Peringkat kepatuhan Pajak Melorot, DJP DIY

gencarkan penyuluhan. Koran Tempo 24 Juni 2010, PPh Penyumbang Pajak Tertinggi.

Page 68: Download (1196Kb) - digilib - UIN Sunan Kalijaga

LampiranLampiranLampiranLampiran----lampiranlampiranlampiranlampiran

Page 69: Download (1196Kb) - digilib - UIN Sunan Kalijaga

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Interview Guide.......................................................................... 1

Lampiran 2 : Undangan Kethoprak Syawalan .................................................. 2

Lampiran 3 : Peringkat Kepatuhan Pajak Melorot ........................................... 3

Lampiran 4 : Kanwil Gelar Olimpiade Pajak ................................................... 4

Lampiran 5 : Kanwil Pajak, Kampanye Unik .................................................. 5

Lampiran 6 : Tunggakan Pajak Capi 70 Miliar ................................................ 6

Lampiran 7 : DJP Galakkan Program Tax Goes To School .............................. 7

Lampiran 8 : Target Pajak DIY Rp 2 Triliun .................................................... 8

Lampiran 9 : Struktur Organisasi DJP Kanwil DI. Yogyakarta ....................... 9

Lampiran 10 : Bukti Seminar Proposal Skripsi .................................................. 10

Lampiran 11 : Kartu Bimbingan Skripsi/Tugas Akhir ....................................... 11

Lampiran 12 : Surat Pemberitahuan Izin Penelitian .......................................... 12

Lampiran 13 : Surat Keterangan/Izin ................................................................ 13

Lampiran 14 : Curriculum Vitae ........................................................................ 14

Lampiran 15 : Sertifikat KKN ........................................................................... 15

Lampiran 16 : Sertifikasi Teknologi Informasi Dan Komunikasi ..................... 16

Lampiran 17 : Sertifikat Test Of English Competence .................................... 17

Lampiran 18 : Sertifikat Test Of Arabic Competence ..................................... 18

Lampiran 19 : Sertifikat Surat Keterangan Baca Tulis Al-Qur’an ................... 19

Lampiran 20 : Sertifikat Sosialisasi Pembelajaran .......................................... 20

Page 70: Download (1196Kb) - digilib - UIN Sunan Kalijaga

INTERVIEW GUIDE

Narasumber : Yunipan Nur Yogananta

Jabatan : Kepala Seksi Humas

Lokasi : Direktorat Jenderal Pajak Kantor Wilayah Yogyakarta

1. Bagaimana strategi-strategi Public Relations yang akan dilakukan pasca

terkuaknya markus pajak di instansi perpajakan?

2. Apakah membuat akun facebook tandingan merupkan salah satu dari strategi

Public Relations yang dijalankan?

3. Apa tujuan dari strategi-strategi Public Relations?

4. Selama ini strategi-strategi yang dijalankan instansi perpajakan kantor

wilayah D.I Yogyakarta mengadopsi dari strategi yang dijalankan oleh humas

perpajakan pusat di Jakarta, adakah humas instansi perpajakan kantor wilayah

D.I Yogyakarta mempunyai strategi Public Relations sendiri?

5. Bagaimana mengimplementasikan strategi Public Relations yang dijalankan?

6. Media apa saja yang digunakan dalam melaksanakan strategi Public

Relations?

7. Sebagai kepala humas instansi perpajakan kantor wilayah D.I Yogyakarta

bagaimana menurut bapak strategi yang tepat dalam menangani masyarakat

yang memboikot pembayaran pajak?

8. Sebagai masyarakat wajib pajak, bagaimana menurut anda tentang strategi

Public Relations yang dilakukan oleh divisi humas instansi?

9. Bagaimana mengembalikan kepercayaan pada masyarakat agar kembali

melakukan wajib pajak pasca adanya skandal markus pajak?

10. Bagaimana pendekatan komunikasi yang dilakukan divisi humas dalam

pemulihan citra instansi?

Page 71: Download (1196Kb) - digilib - UIN Sunan Kalijaga

Nama lengkap

Tempat dan tanggal lahir

Alamat asal

Pendidikan

I. SD

2. MI

3. SMP

4. SMA

4. Perguruan Tinggi

Agama

Hobby

No. HP

Status

Alamat Jogia

e-M@il

CTTRRICULUM VITAD

: Zakki Mubarok

: Jakarta,25 Agustus 1987

: Jl. SMU 57 Rt.004/06 No.l1 a

Kel.Kedoya Utara Kec. Kebon Jeruk

Jakarta Barat I 1520

SD Negeri 0T,Iakarta (1993-1999)

MI Riyadut Taqw4 Jakarta (1993-1999)

MTs Wali Songo, Ponorogo (1999-2003)

MA Sunan Pandanaran, Yogyakarta

(2003-2006)

UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta Q0A6-

Sekarang)

Islam

Nonton Sepak Bola

085693123414

Belum menikah

Jl. Timoho, Gg. Sawit no. 688 B, Sapen,

Yogyakarta

[email protected]