83
KONSEP DOKUMENTASI ASUHAN KEPERAWATAN LANSIA OLEH : KELOMPOK 15 TINGKAT DIV.Tk 2 I Gusti Ngurah Agung Kusuma Sedana (P07120213015) I Putu Dharma Partana (P07120213038) POLTEKKES KEMENKES DENPASAR

dokumentasi lansia FIKS

Embed Size (px)

DESCRIPTION

jhhghghxZHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHH yiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiii iuaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa iaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa iaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaikkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkka iaaaaaaaaaaaaaaaa

Citation preview

Page 1: dokumentasi lansia FIKS

KONSEP DOKUMENTASI ASUHAN

KEPERAWATAN LANSIA

OLEH :

KELOMPOK 15

TINGKAT DIV.Tk 2

I Gusti Ngurah Agung Kusuma Sedana (P07120213015)

I Putu Dharma Partana (P07120213038)

POLTEKKES KEMENKES DENPASAR

JURUSAN KEPERAWATAN

2016

Page 2: dokumentasi lansia FIKS

I. PENDAHULUAN

Keluarga pada hakekatnya merupakan satuan terkecil sebagai inti dari suatu sistem sosial

yang ada dimasyarakat. Sebagai satuan terkecil, keluarga merupakan miniatur dan embrio

berbagai unsur sistem sosial manusia. Suasana keluarga yang kondusif akan menghasilkan warga

masyarakat yang baik karena dalam keluargalah seluruh anggota keluarga belajar berbagai dasar

kehidupan masyarakat.

Perkembangan peradaban dan kebudayaan, terutama sejak IPTEK berkembang secara

pesat, baik yang bersifat positif maupun negatif. Kehidupan keluarga pun banyak mengalami

perubahan dan berada jauh dari nilai-nilai keluarga yang sesungguhnya. Dalam kondisi masa

kini, yang ditandai dengan modernisasi dan globalisasi, banyak pihak yang menilai bahwa

kondisi kehidupan masyarakat dewasa ini berakar dari kondisi kehidupan dalam keluarga

(Setiawati, 2009).

Keluarga adalah bagian masyarakat yang peranannya sangat penting untuk membentuk

kebudayaan yang sehat. Dari keluarga inilah pendidikan kepada individu dimulai dan dari

keluarga akan tercipta tatanan masyarakat yang baik, sehingga untuk membangun suatu

kebudayaan maka seyogyanya dimulai dari keluarga (Setiadi, 2008).

Tugas kita sebagai perawat harus melaksanakan tiga level pencegahan primer, sekunder

dan tersier dalam masyarakat yang dimulai dari keluarga. Sudah tentu kita harus mengetahui hal-

hal yang berkaitan dengan keluarga sebelum terjun langsung ke lapangan dalam memberikan

asuhan keperawatan yang komprehensif.

Dari permasalahan yang telah dipaparkan tersebut dan untuk memenuhi panggilan tugas

dari mata kuliah yang bersangkutan, maka kami tertarik untuk membuat dan menyusun makalah

Keperawatan Keluarga dengan judul “Konsep Keperawatan Keluarga”.

Page 3: dokumentasi lansia FIKS

KONSEP DOKUMENTASI ASUHAN KEPERAWATAN LANSIA

II. KEGIATAN BELAJAR

Kegiatan Belajar 1

A. Tujuan Pembelajaran Umum

Setelah kegiatan belajar 1 ini, peserta didik diharapkan mampu memahami materi konsep

Dokumentasi Asuhan Keperawatan Lansia

.

B. Tujuan Pembelajaran Khusus

Setelah menyelesaikan kegiatan belajar 1 ini, peserta didik diharapkan mampu menjelaskan

materi konsep Dokumentasi Asuhan Keperawatan Lansia

1. Pengertian Dokumentasi Keperawatan

2. Dokumentasi Pengkajian Pada Lansia

3. Dokumentasi Diagnosa Keperawatan Pada Lansia

4. Dokumentasi Rencama Keperawatan

5. Dokumentasi Implementasi Pada Lansia

6. Dokumentasi Evaluasi

C. Pokok – Pokok Materi

Untuk mencapai tujuan dalam kegiatan belajar 1 ini, Anda akan mempelajari tentang konsep

Dokumentasi Asuhan Keperawatan Lansia

1. Pengertian Dokumentasi Keperawatan

2. Dokumentasi Pengkajian Pada Lansia

3. Dokumentasi Diagnosa Keperawatan Pada Lansia

4. Dokumentasi Rencama Keperawatan

5. Dokumentasi Implementasi Pada Lansia

6. Dokumentasi Evaluasi

Page 4: dokumentasi lansia FIKS

D. Uraian Materi

1. Pengertian Dokumentasi Keperawatan

2. Dokumentasi Pengkajian Pada Lansia

3. Dokumentasi Diagnosa Keperawatan Pada Lansia

4. Dokumentasi Rencama Keperawatan

5. Dokumentasi Implementasi Pada Lansia

6. Dokumentasi Evaluasi

Page 5: dokumentasi lansia FIKS

Dokumentasi secara umum merupakan suatu catatan otentik atau semua warkat asli yang

dapat dibuktikan atau dijadikan bukti dalam persoalan hokum, Dokumentasi keperawatan

mempunyai beberapa kegunaan bagi perawat dan klien antara lain :

a. Sebagai alat komunikasi

b. Sebagai mekanisme peratanggunggugatan

c. Metode pengumpulan data

d. Sarana pelayanan keperawatan secara individual

e. Sarana evaluasi

f. Sarana meningkatkan kerja sama antar tim kesehatan

g. Sarana pendidikan lanjutan

h. Digunakan sebagai audit pelayanan keperawatan

Dokumentasi pengkajian merupakan catatan tentang hasil pengkajian

yang dilaksanakan untuk mengumpulkan informasi dari pasien, membuat

data dasar tentang klien, dan membuat catatan tentang respon kesehatan

klien.Pengkajian adalah awal dari tahapan proses keperawatan. Dalam

mengkaji, harus memperhatikan data dasar pasien. Informasi yang didapat

dari klien (sumber data primer ), data yang didapat dari orang lain ( data

sekunder ), catatan kesehatan klien informasi atau laporan laboratorium, tes

diagnostic, keluarga dan orang terdekat, atau anggota tim kesehatan

merupakan pengkajian data dasar. Adapun kebutuhan Bio-Psiko-Sosial-

Spiritual pada pasien lansia yaitu : (1) Kesehatan. (2) Sosial (3) Psokososial

(4) Psikologi (5) Spiritual.

Diagnosa keperawatan adalah keputusan klinis mengenai seeorang, keluarga, atau

masyarakat sebagai akibat dari masalah kesehatan atau proses kehidupan yang actual dan

potensial ( NANDA,1990 ), Diaognose keperawatan memberikan dasar pemilihan intervensi

yang menjadi tanggung gugat perawat. Perumusan diagnose keperawatan adalah bagaimana

diagnose keperawatan digunakan dalam proses pemecahan masalah. Melalui identifikasi, dapat

digambarkan berbagai masalah keperawatan yang membutuhkan asuhan keperawatan.

Disamping itu, dengan menentukan atau menyelidiki etiologi masalah, akan dapat dijumpai

RANGKUMAN

Page 6: dokumentasi lansia FIKS

factor yang menjadi kendala atau penyebab. Dengan menggambarkan tanda dan gejala, akan

memperkuat masalah yang ada. Dokumentasi keperawatan merupakan catatan tentang penilaian

klinis dari respons individu, keluarga, atau komunitas terhadap masalah kesehatan atau proses

kehidupan baik actual maupun potensial.

Dokumentasi rencana keperawatan merupakan catatan tentang penyusunan “

rencana tindakan keperawatan ” yang akan dilakukan. Hal ini dilakukan untuk

menanggulangi masalah dengan cara mencegah, mengurangi, dan menghilangkan

masalah. Selain itu, untuk memberikan kesempatan pada perawat, klien, keluarga, serta

orang terdekat dalam merumuskan rencana tindakan.Perencanaan adalah bagian dari fase

pengorganisasian dalam proses keperawatan yang meliputi tujuan perawatan, penetapkan

pemecahan masalah, dan menentukan tujuan perencanaan untuk mengatasi masalah

pasien. Tujuan rencana keperawatan :

a. Konsolidasi dan organisasi informasi pasien sebagai sumber dokumentasi

b. Sebagai alat komunikasi antara perawat dank lien

c. Sebagai alat komunikasi antar anggota tim kesehatan

d. Langkah dari proses keperawatan ( pengkajian, perencanaan, pelaksanaan, dan

evaluasi ) yang merupakan rangkaian yang tidak dapat dipisahkan

Dokumentasi implementasi merupakan catatan tentang tindakan yang diberikan oleh

perawat.Dokumentasi intervensi mencatat pelaksanaan rencana perawatan, pemenuhan

kriteria hasil dari tindakan keperawatan mandiri, dan tindakan kolaboratif. Tindakan

keperawatan mandiri merupakan tindakan yang dilakukan perawat tanpa pesanan

dokter.Tindakan ini telah ditetapkan oleh standar praktik keperawatan.Intervensi

keperawatan mencakup mengkaji klien, mencatat respons klien terhadap tindakan,

melaporkan status klien kepetugas jaga berikutnya, dan mencatat respons klien terhadap

asuhan keperawatan.Selain itu perawat mengajarkan klien untuk mengubah posisi tidur,

melakukan rentang gerak, mengkaji status fisik klien, dan mengkaji aktivitas hisup sehari-

hari.

Dokumentasi evaluasi merupakan catatan tentang indikasi kemajuan pasien terhadap

tujuan yang dicapai.Evaluasi bertujuan untuk menilai keefektifan perawatan dan untuk

mengkomunikasikan status pasien dari hasil tindakan keperawatan. Evaluasi memberikan

Page 7: dokumentasi lansia FIKS

informasi, sehingga  memungkinkan revisi perawatan. Evaluasi adalah tahapan akhir dari

proses keperawatan. Evaluasi menyediakan nilai informasi mengenai pengaruh intervensi

yang telah direncanakan dan merupakan perbandingan dari hasil yang diamati dengan

kriteria hasil yang telah dibuat pada tahap perencanaan.Pernyataan evaluasi terdiri dari dua

komponen yaitu data yang tercatat yang menyatakan status kesehatan sekarang dan

pernyataan konklusi yang menyatakan efek dari tindakan yang diberikan pada pasien.

1) Dokumentasi keperawatan mempunyai beberapa kegunaan bagi perawat dan klien antara

lain, kecuali :

a. Sebagai alat komunikasi

b. Sebagai mekanisme peratanggunggugatan

c. Metode pengumpulan data

d. Sarana evaluasi

e. Sarana pendidikan

2) merupakan catatan tentang hasil pengkajian yang dilaksanakan untuk mengumpulkan

informasi dari pasien, membuat data dasar tentang klien, dan membuat catatan tentang

respon kesehatan klien, adalah pengertian dari...

a. dokumen

Page 8: dokumentasi lansia FIKS

b. dokumentasi

c. dokumentasi keperawatan

d. dokumentasi keperawatan lansia

e. dokumen pengkajian

3) Tujuan dokumentasi pengkajian adalah, kecuali:

a. Untuk mengidentifikasi berbagai kebutuhan dan respons pasien terhadap masalah

yang dapat mempengaruhi perawatan

b. Untuk konsolidasi dan organisasi informasi yang didapat dianalisis dan

diidentifikasi

c. Untuk dapat dijadikan sebagai ukuran dalam mencapai/mendapatkan

informasi. Dengan kata lain, dapat dijadikan sebagai rujukan untuk ukuran

dan perubahan kondisi keluarga dan pasien.

d. Untuk mengidentifikasi berbagai macam karakteristik serta kondisi pasien dan

respons yang akan mempengaruhi perencanaan perawatan.

e. Untuk menyediakan data yang cukup pada kebenaran hasil observasi terhadap

respons pasien

4. adalah upaya untuk mempertahankan keharmonisan atau keselarasan dengan dunia luar,

berjuang untuk menjawab atau mendapat kekuatan ketika sedang menghadapi stres

emosional, penyakit fisik atau kematian Fungsi sosialisasi, merupakan definisi dari....

a. Dimensi Spiritual Pada Pasien Lansia

b. Perkembangan Spiritual Pada Pasien Lansia

c. Kepercayaan spiritual lansia

d. Fungsi afektif

e. Funsi pemikiran

5.

Page 9: dokumentasi lansia FIKS

1) Seorang lansia umur 70th tinggal pada sebuah keluarga, lnsia memiliki riwayat penyakit

hipertensi, pasien mengaku TD terahir : 160/100, pada tahap pengkajian, yang dilakukan

oleh seorang perawat adalah:

a. Memeriksa kembali tekanan darah pasien

b. Meberikan timun sebagagi alternatif penurun TD

c. Memberikan SAP tentang Hipertensi

d. Menganjurkan keluarga untuk mengajak pasien ke Puskesmas atau pelayanan

terdekat

e. Mengajaknya ke pos pelayanan kesehatan.

2) Seorang lansia umur 70th tinggal pada sebuah keluarga, lnsia memiliki riwayat penyakit

hipertensi, pasien mengaku TD terahir : 160/100, pada tahap analisis data, etiologi yang

mungkin dari maslah tersebut adalah, kecuali....

a. Kebisaan pasien dirumah

b. Tingkat stress yang dialami pasien

c. Lingkungan rumah psien

d. Konflik antar keluarga sehingga mengakibatkan stres

SOAL SUMATIF

Page 10: dokumentasi lansia FIKS

e. Ketidak adekuatan penggunaan pelayanan kesehatan

3) Seorang lansia umur 70th tinggal pada sebuah keluarga, saat pengkajian pasien mengaku

sering merasa nyeri sendi pada lututnya setelah melakukan aktifitas, masalah

keperawatan yang timbul dari lansia tersebut adalah....

a. Nyeri akut berhubungan dengan destruksi sendi.

b. Nyeri akut berhubungan dengan ketidak mampuan keluarga merawat anggota

keluarga yang sedang sakit.

c. Nyeri kronis berhubungan dengan destruksi sendi.

d. Nyeri akut berhubungan dengan ketidak mampuan anggota keluarga mengenal

masalah anggota keluarga yang sakit.

e. Nyeri kronis berhubungan dengan ketidak adekuatan pengguanaan pelayanan

kesehatan.

4) Perubahan fisik yang terjadi pada tulang, sendi, dan otot lansia yang benar adalah, Kecuali:

a. Tulang Keropos

b. Cairan sinovial >

c. Massa otot <

d. Tulang rawan >

5) Tanda fisik pada fase menopuse adalah:

a. Siklus Menstruasi teratur setiap bulan

b. Badan menjadi gemuk

c. Perubahan kulit yang normal

d. Kualitas Tidur semakin baik

6) Hal –hal yang dapat menyebabkan terjadinya depresi pada lansia adalah:

a. Ditinggalkan oleh anak dan istrinya

b. Karena gangguan jiwa

c. Ketidak seimbangan aspek holistik

d. Akibat proses menua

7) Faktor yang menyebabkan terjadinya masalah malnutrisi pada lansia adalah:

a. Nafsu makan berkurang

b. Sensasi rasa yang semakin meningkat

c. Gerak peristaltik di usus halus meningkat

d. Masalah demensia

8) Karakteristik geriatri yang benar dibawah ini adalah:

Page 11: dokumentasi lansia FIKS

a. Usia lebih dari 60 tahun

b. Multipatologi

c. Gangguan nutrisi

d. Polifarmasi

9) Masalah fisiologik dibawah ini yang terjadi pada lansia adalah:

a. Immobility

b. Instabilitas

c. Malnutrisi

d. Depresi

10) Faktor yang menyebabkan terjadinya penurunan ADL adalah:

a. Umur

b. Status gizi

c. Status ekonomi

d. Perhatian keluarga

Page 12: dokumentasi lansia FIKS

Dokumentasi Asuhan Keperawatan Lansia

1. Pengertian Dokumentasi Keperawatan

Dokumentasi secara umum merupakan suatu catatan otentik atau semua warkat asli yang

dapat dibuktikan atau dijadikan bukti dalam persoalan hukum. Sedangkan dokumentasi

keperawatan merupakan bukti pencatatan dan pelaporan yang dimiliki perawat dalam

melakukan catatan perawatan yang berguna untuk kepentingan klien, perawat, dan tim

kesehatan dalam memeberikan pelayanan kesehatan dengan dasar komunikasi yang akurat

dan lengkap secara tertulis dengan tanggung jawab perawat.

Dokumentasi keperawatan sangat penting bagi perawat dalam memberikan asuhan

keperawatan.Dokumentasi ini penting karena pelayanan keperawatan yang diberikan kepada

klien membutuhkan catatan dan pelaporan yang dapat digunakan sebagai tanggung jawab dan

tanggung gugat dari berbagai kemungkinan masalah yang dialami klien baik masalah

kepuasan maupun ketidak puasan terhadap pelayanan yang diberikan. Dokumentasi

keperawatan mempunyai beberapa kegunaan bagi perawat dan klien antara lain :

i. Sebagai alat komunikasi

Dokumentasi dalam memberikan asuhan keperawatan yang terkoordinasi dengan

baik akan menghindari atau mencegah informasi yang berulang. Kesalahan juga akan

berkurang sehingga dapat meningkatkan kualitas asuhan keperawatan. Disamping itu,

komunikasi juga dapat dilakukan secara efektif dan efisien.

j. Sebagai mekanisme peratanggunggugatan

Standar dokumentasi memuat aturan atau ketentuan tentang pelaksanaan

pendokumentasian. Oleh karena itu, kualitas kebenaran standar pendokumentasian akan

mudah dipertanggung jawabkan dan dapat digunakan sebagai perlindungan atas gugatan

karena sudah memilki standar hukum.

k. Metode pengumpulan data

Dokumentasi dapat digunakan untuk melihat data – data pasien tentang kemajuan

atau perkembangan dari pasien secara objektif dan mendeteksi kecendrungan yang

mungkinterjadi.Dapat digunakan juga sebagai bahan penelitian, karena data –datanya

otentik dan dapat dibuktikan kebenarannya.Selain itu, dokumentasi dapat digunakan

sebagai data statistic.

Page 13: dokumentasi lansia FIKS

l. Sarana pelayanan keperawatan secara individual

Tujuan ini merupakan integrasi dari berbagai aspek klien tentang kebutuhan

terhadap pelayanan keperawatan yang meliputi kebutuhan bio-psiko-sosial-spiritual

sehingga individu dapat merasakan manfaat dari pelayanan keperawatan.

m. Sarana evaluasi

Hasil akhir dari asuhan keperawatan yang telah didokumentasikan adalah evaluasi

tentang hal – hal yang berkaitan dengan tindakan keperawatan dalam memberikan asuhan

keperawatan.

n. Sarana meningkatkan kerja sama antar tim kesehatan

Melalui dokumentasi, tenaga dokter, ahli gizi, fisioterapi, dan tenaga kesehatan,

akan saling kerja sama dalam memberi tindakan yang berhubungan dengan klien. Karena

hanya lewat bukti – bukti otentik dari tindakan yang telah dilaksanakan, kegiatan tersebut

akan berjalan secara professional.

o. Sarana pendidikan lanjutan

Bukti yang telah ada menuntut adanya system pendidikan yang lebih baik dan

terarah sesuai dengan program yang diinginkan klien. Khusus bagi tenaga perawat, bukti

tersebut dapat digunakan sebagai alat untuk meningkatkan pendidikan lanjutan tentang

layanan keperawatan

p. Digunakan sebagai audit pelayanan keperawatan

Dokumentasi berguna untuk memantau kualitas layanan keperawatan yang telah

diberikan sehubungan dengan kompetensi dalam melaksanakan asuhan keperawatan.

2. Dokumentasi Pengkajian Pada Lansia

Dokumentasi pengkajian merupakan catatan tentang hasil pengkajian yang dilaksanakan

untuk mengumpulkan informasi dari pasien, membuat data dasar tentang klien, dan

membuat catatan tentang respon kesehatan klien.Pengkajian adalah awal dari tahapan proses

keperawatan. Dalam mengkaji, harus memperhatikan data dasar pasien. Informasi yang

didapat dari klien ( sumber data primer ), data yang didapat dari orang lain ( data sekunder ),

catatan kesehatan klien informasi atau laporan laboratorium, tes diagnostic, keluarga dan

orang terdekat, atau anggota tim kesehatan merupakan pengkajian data dasar. Pengumpulan

data menggunakan berbagai metode seperti observasi ( data yang dikumpulkan berasal dari

pengamatan ), wawancara ( bertujuan mendapatkan respons dari klien dengan cara tatap

Page 14: dokumentasi lansia FIKS

muka ), konsultasi, pemeriksaan fisik, pemeriksaan laboratorium, ataupun pemeriksaan

tambahan. Manusia mempunyai respons terhadap masalah kesehatan yang berbeda sehingga

perawat harus mengkaji respons klien terhadap masalah secara individual.Tujuan

dokumentasi pengkajian adalah :

a. Untuk mengidentifikasi berbagai kebutuhan dan respons pasien terhadap masalah yang

dapat mempengaruhi perawatan

b. Untuk konsolidasi dan organisasi informasi yang didapat dianalisis dan diidentifikasi

c. Untuk dapat dijadikan sebagai ukuran dalam mencapai/mendapatkan informasi. Dengan

kata lain, dapat dijadikan sebagai rujukan untuk ukuran dan perubahan kondisi pasien.

d. Untuk mengidentifikasi berbagai macam karakteristik serta kondisi pasien dan respons

yang akan mempengaruhi perencanaan perawatan.

e. Untuk menyediakan data yang cukup pada kebenaran hasil observasi terhadap respons

pasien.

f. Untuk menyediakan dasar pemikiran pada rencana keperawatan.

Jenis-jenis dokumentsi pengkajian yaitu :

a. Pengkajian Awal ( Initial Assesment )

Pengkajian awal  ( intial assessment ), dilakukan ketika pasien masuk kerumah

sakit. Bentuk dokumentasi biasanya merujuk pada data dasar perawatan.Selama

pengkajian umum, perawat mengidentfikasi masalah kesehatan yang dialami klien,

dengan mengumpulkan data pengkajian baik umum maupun khusus dapat memudahkan

perencanaan perawat klien.

b. Pengkajian kontinu ( Ongoing Assesment )

Pengkajian kontinu merupakan pengembangan data dasar, informasi yang

diperoleh dari pasien selama pengkajian awal daan informasi tambahan ( berupa tes

diagnostic dan sumber lain ) diperlukan untuk menegakkan data.

c. Pengkajian ulang ( Reassesment )

Data pengkajian ulang merupkan pengkajian yang didapat dari informasi selama

evaluasi.Pengkajian  ulang berarti perawat mengevaluasi kemajuan data dari masalah

pasien atau pengembangan dari data dasar sebagai informasi tambahan dari pasien.

Adapun kebutuhan Bio-Psiko-Sosial-Spiritual pada pasien lansia yaitu :

a. Kesehatan.

Page 15: dokumentasi lansia FIKS

Pada umumnya disepakati bahwa kebugaran dan kesehatan mulai menurun pada

usia setengah baya. Penyakit-penyakit degeneratif mulai menampakkan diri pada usia

ini. Namun demikian kenyataan menunjukkan bahwa kebugaran dan kesehatan pada

usia lanjut sangat bervariasi. Statistik menunjukkan bahwa usia lanjut yang sakit-sakitan

hanyalah sekitar 15-25%, makin tua tentu presentase ini semakin besar.

Demikian pula usia lanjut yang tidak lagi dapat melakukan “aktivitas sehari-hari”

(Activities of Daily Living) hanya 5-15%, tergantung dari umur. Di samping faktor

keturunan dan lingkungan, nampaknya perilaku (hidup sehat) mempunyai peran yang

cukup besar. Perilaku hidup sehat harus dilakukan sebelum usia lanjut (bahkan jauh-

jauh sebelumnya). Perilaku hidup sehat, terutama adalah perilaku individu, dilandasi

oleh kesadaran, keimanan dan pengetahuan.Menjadi tua secara sehat (normal ageing,

healthy ageing) bukanlah satu kemustahilan, tapi sesuatu yang bisa diusahakan dan

diperjuangkan.Seyogyanya dianut paradigma, mencegah dan mengendalikan faktor-

faktor risiko sebaik mungkin, kemudian menunda kesakitan dan cacat selama mungkin.

b. Sosial

Secara sosial seseorang yang memasuki usia lanjut juga akan mengalami perubahan-

perubahan. Perubahan ini akan lebih terasa bagi seseorang yang menduduki jabatan atau

pekerjaan formal. la akan merasa kehilangan semua perlakuan yang selama ini

didapatkannya seperti dihormati, diperhatikan dan diperlukan. Bagi orang-orang yang

tidak mempunyai waktu atau tidak merasa perlu untuk bergaul di luar lingkungan

pekerjaannya, perasaan kehilangan ini akan berdampak pada semangatnya, suasana

hatinya dan kesehatannya. Di dalam keluarga, peranannya-pun mulai bergeser.Anak-

anaksudah “jadi orang”, mungkin sudah punya rumah sendiri, tempat tinggalnya

mungkinjauh.Rumah jadi sepi, orangtua seperti tidak punya peran apa-apa lagi.

Adapun teori kejiwaan social yaitu :

1) Aktivitas atau kegiatan ( Activity Theory )

a) Ketentuan akan mengingatnya pada penurunan jumlah kegiatan secara langsung.

Teori ini menyatakan bahwa pada lanjut usia yang sukses adalah mereka yang

aktif dan ikut banyak dalam kegiatan social

b) Ukuran optimum ( pola hidup ) dilanjutkan pada cara hidup dari lanjut usia

Page 16: dokumentasi lansia FIKS

c) Mempertahankan hubungan antara system social dan individu agar tetap stabil

dari usia pertengahan kelanjut usia

2) Kepribadian berlanjut ( Continuity Theory )

Dasar kepribadian atau tingkah laku tidak berubah pada lanjut usia. Pada teori ini

menyatakan bahwa perubahan yang terjadi pada seseorang yang lanjut usia

dipengaruhi oleh tipe personality yang dimilikinya.

3) Teori Pembebasan ( Didengagement Theory )

Putusnya pergaulan atau hubungan dengan masyarakat dan kemunduran individu

oleh Cummning dan Henry 1961. Teori ini menyatakan bahwa dengan bertambahnya

usia, seseorang secara berangsur – angsur mulai melepaskan pergaulan sekitarnya.

Keadaan ini mengakibatkan interaksi social usia lanjut menurun, baik secara kualitas

maupun kuantitas sehingga sering terjadi kehilangan ganda ( triple loos ) yakni :

a) Kehilangan peran ( loss of role )

b) Hambatan kontak social ( Restrastion of Contacts and Relation ship )

c) Berkurangnya komitmen ( reuced commitmen to social mores dan values )

c. Psokososial

Memasuki usia lanjut mungkin sekali akan berdampak kepada penghasilan. Bagi

mereka yang menduduki jabatan formal, pegawai negeri atau ABRI, pension

menyebabkan penghasilan berkurang dan hilangnya fasilitas dan

kemudahan kemudahan.Bagi para profesional, pensiun umumnya tidak terlalu menjadi

masalah karena masih tetap dapat berkarya setelah pensiun.Namun bagi “non

profesional” pensiun dapat menimbulkan goncangan ekonomi.Oleh karena itu, pensiun

seyogyanya dihadapi dengan persiapan-persiapan untuk alih profesi dengan latihan

latihan keterampilan dan menambah ilmu, baik dengan pengembangan hobi maupun

pendidikan formal. Bagi mereka yang mencari nafkah melalui sektor non formal, seperti

petani, pedagang dan sebagainya, memasuki usialanjut umumnya tidak akan banyak

berdampak pada penghasilannya, sejauh kebugarannya tidak terlalu cepat mengalami

kemunduran dan kesehatannya tidak terganggu. Terganggunya kesehatan berdampak

seperti pisau bermata dua. Pada sisi yang satu menjadi kendala : Untuk mencari nafkah,

pada sisi lain menambah beban pengeluaran. Oleh karena itu, jaminan hari tua, asuransi

kesehatan, tabungan, dan sebagainya akan sangat membantu pada kondisi ini.

Page 17: dokumentasi lansia FIKS

Adapun perubahan-perubahan yang terjadi pada lansia yaitu nilai seseorang sering

diukur oleh produktivitasnya dan identitas dikaitkan dengan peranan dalam pekerjaaan,

bila seseorang pension ( purna tugas ) ia akan mengalami kehilangan antara lain :

a. Kehilangan finansial ( income berkurang )

b. Kehilangan status ( dulu mempunyai jabatan posisi yang cukup tinggi, lengkap

segala fasilitasnya )

c. Kehilangan teman / kenalan atau relasi

d. Kehilangan pekerjaan / kegiatan

d. Psikologi

Masalah-masalah kesehatan, sosial dan ekonomi, sendiri-sendiri atau bersama-

sama secara kumulatif dapat berdampak negatif secara psikologis. Hal-hal tersebut dapat

menjadi stresor, yang kalau tidak dicerna dengan baik akan menimbulkan masalah atau

menimbulkan stres dalam berbagai manifestasinya. Sikap mental seseorang sendiri dapat

menimbulkan masalah.Usia kronologis memang tidak dapat dicegah, namun penuaan

secara biologis dapat diperlambat. Rambut yang memutih, kulit yang mulai keriput,

langkah yang tidak lincah lagi dan sebagainya, harus diterima dengan ikhlas. Namun

janganlah penuaan secara psikologis terjadi lebih cepat daripada usia kronologis. Untuk

itu diperlukan sikap mental yang positif terhadap proses penuaan. Menua tidak harus

sakit-sakitan, juga tidak harus loyo dan jompo.Kehidupan spiritual mempunyai peran

yang sangat penting. Seseorang yang mensyukuri nikmat umurnya, tentu akan

memelihara umurnya dan mengisinya dengan hal-hal yang bermanfaat, seperti kata

sebuah hadis : “sebaik-baik manusia adalah yang umurnya panjang dan baik amal

perbuatannya”. Kalau mensyukuri nikmat sehat, maka akan memelihara kesehatan kita

sebaik-baiknya. Kalau silaturachmi itu memperpanjang umur, kita sebaiknya memelihara

kehidupan sosial selama mungkin.

e. Spiritual

Spiritualitas adalah hubungannya dengan Yang Maha Kuasa dan Maha pencipta,

tergantung dengan kepercayaan yang dianut oleh individu.Spiritual adalah kebutuhan

dasar dan pencapaian tertinggi seorang manusia dalam kehidupannya tanpa memandang

suku atau asal-usul. Kebutuhan dasar tersebut meliputi: kebutuhan fisiologis, keamanan

dan keselamatan, cinta kasih, dihargai dan aktualitas diri. Aktualitas diri merupakan

Page 18: dokumentasi lansia FIKS

sebuah tahapan Spiritual seseorang, dimana berlimpah dengan kreativitas, intuisi,

keceriaan, sukacita, kasih sayang, kedamaian, toleransi, kerendahatian serta memiliki

tujuan hidup yang jelas (Maslow 1970, dikutip dari Prijosaksono, 2003).

Spiritual adalah keyakinan dalam hubungannya dengan Yang Maha Kuasa dan

Maha Pencipta (Hamid, 1999).Spiritual juga disebut sebagai sesuatu yang dirasakan

tentang diri sendiri dan hubungan dengan orang lain, yang dapat diwujudkan dengan

sikap mengasihi orang lain, baik dan ramah terhadap orang lain, menghormati setiap

orang untuk membuat perasaan senang seseorang. Spiritual adalah kehidupan, tidak

hanya doa, mengenal dan mengakui Tuhan (Nelson, 2002). Menurut Mickley et al (1992)

menguraikan Spiritual sebagai suatu yang multidimensi yaitu dimensi eksitensial dan

dimensi agama.Dimensi eksistensial berfokus pada tujuan dan arti kehidupan, sedangkan

dimensi agama lebih berfokus pada hubungan seseorang dengan Tuhan Yang Maha

Kuasa. Spiritual sebagai konsep dua dimensi, dimensi vertikal sebagai hubungan dengan

Tuhan atau Yang Maha Tinggi yang menuntun kehidupan seseorang, sedangkan dimensi

horizontal adalah hubungan dengan diri sendiri, dengan orang.

a. Dimensi Spiritual Pada Pasien Lansia

Menurut Koezier & Wilkinson, 1993 cit Hamid, 2000, dimensi spiritual adalah

upaya untuk mempertahankan keharmonisan atau keselarasan dengan dunia luar,

berjuang untuk menjawab atau mendapat kekuatan ketika sedang menghadapi stres

emosional, penyakit fisik atau kematian. kekuatan yang timbul diluar kekuatan

manusia. Dimensi spiritual berupaya untuk mempertahankan keharmonisan atau

keselarasan dengan dunia luar, berjuang untuk menjawab atau mendapatkan kekuatan

ketika sedang menghadapi stress emosional, penyakit fisik, atau kematian.Dimensi

spiritual juga dapat menumbuhkan kekuatan yang timbul diluar kekuatan manusia

(Kozier, 2004).Spiritualitas sebagai suatu yang multidimensi, yaitu dimensi

eksistensial dan dimensi agama, Dimensi eksistensial berfokus pada tujuan dan arti

kehidupan, sedangkan dimensi agama lebih berfokus pada hubungan seseorang

dengan Tuhan Yang Maha Penguasa.Spirituailitas sebagai konsep dua

dimensi.Dimensi vertikal adalah hubungan dengan Tuhan atau Yang Maha Tinggi

yang menuntun kehidupan seseorang, sedangkan dimensi horizontal adalah

Page 19: dokumentasi lansia FIKS

hubungan seseorang dengan diri sendiri, dengan orang lain dan dengan lingkungan.

Terdapat hubungan yang terus menerus antara dua dimensi tersebut (Hawari, 2002).

b. Perkembangan Spiritual Pada Pasien Lansia

Kelompok usia pertengahan dan lansia mempunyai lebih banyak waktu untuk

kegiatan agama dan berusaha untuk mengerti agama dan berusaha untuk mengerti

nilai-nilai agama yang diyakini oleh generasi muda. Perasaan kehilangan karena

pensiun dan tidak aktif serta menghadapi kematian orang lain (saudara, sahabat)

menimbulkan rasa kesepian dan mawas diri.Perkembangan filosofis agama yang

lebih matang sering dapat membantu orang tua untuk menghadapi kenyataan,

berperan aktif dalam kehidupan dan merasa berharga serta lebih dapat menerima

kematian sebagai sesuatu yang tidak dapat ditolak atau dihindarkan (Hamid, 2000).

Mubarak et.al (2006),perkembangan spiritual yang terjadi pada lanjut usia antara

lain.

1) Agama/kepercayaan semakin terintegrasi dalam kehidupan

2) Lanjut usia makin matur dalam kehidupan keagamaannya, hal ini terlihat dalam

berfikir dan bertindak dalam sehari-hari. Perkembangan spiritual pada usia 70

tahun menurut Fowler : universalizing, perkembangan yang dicapai pada tingkat

ini adalah berfikir dan bertindak dengan cara memberikan contoh cara mencintai

dan keadilan.

3. Dokumentasi Diagnosa Keperawatan Pada Lansia

Diagnosa keperawatan adalah keputusan klinis mengenai seeorang, keluarga, atau

masyarakat sebagai akibat dari masalah kesehatan atau proses kehidupan yang actual dan

potensial ( NANDA,1990 ), Diaognose keperawatan memberikan dasar pemilihan intervensi

yang menjadi tanggung gugat perawat. Perumusan diagnose keperawatan adalah bagaimana

diagnose keperawatan digunakan dalam proses pemecahan masalah. Melalui identifikasi,

dapat digambarkan berbagai masalah keperawatan yang membutuhkan asuhan keperawatan.

Disamping itu, dengan menentukan atau menyelidiki etiologi masalah, akan dapat dijumpai

factor yang menjadi kendala atau penyebab. Dengan menggambarkan tanda dan gejala, akan

memperkuat masalah yang ada. Dokumentasi keperawatan merupakan catatan tentang

penilaian klinis dari respons individu, keluarga, atau komunitas terhadap masalah kesehatan

atau proses kehidupan baik actual maupun potensial.

Page 20: dokumentasi lansia FIKS

a. Kategori Diagnosa Keperawatan

Untuk memudahkan dalam mendokumentasikan proses keperawatan, harus

diketahui beberapa tipe diagnose keperawatan. Tipe diagnose keperawatan meliputi tipe

actual, risiko, kemungkinan, sehat dan sejahtera, dan sindroma.

1) Diagnose keperawatan actual

Diagnose keperawatan actual menurut NANDA adalah menyajikan

keadaan klinis yang telah divalidasikan melalui batasan karakteristik mayor yang

diidentifikasi. Diagnose keperawatan actual memiliki empat komponen

diantaranya : label, definisi, batasan karakterstik, dan factor yang berhubungan.

Label merupakan deskripsi tentang definisi diagnose dan batasan

karakterstik ( Gordon, 1990 ), Definisi menekankan pada kejelasan, arti yang

tepat untuk diagnose, batasan karakterstik menentukan karakteristik yang

mengacu pada petunjuk, klinis, tanda subjektif, dan objektif. Batasan ini juga

mengacu pada diagnose keperawatan, yang terdiri dari batasan mayor dan minor.

Factor yang berhubungan merupakan etiologi atau factor penunjang.Factor ini

dapat mempengaruhi perubahan status kesehatan. Factor yang berhubungan terdiri

dari empat komponen yaitu :

a) Patofisiologis ( biologis atau psikologis )

b) Tindakan yang berhubungan

c) Situasional ( lingkungan, personal )

d) Maturasional.

Penulisan rumusan ini adalah PES ( Problem + etiologi+symtoms).

2) Diagnosa keperawatan risiko atau risiko tinggi

  Menurut NANDA, diagnosa keperawatan risiko adalah keputusan klinis

tentang individu, keluarga, atau komunitas yang sangat rentan untuk mengalami

masalah dibanding individu atau kelompok lain pada situasi yang sama atau

hampir sama.Diagnosa keperawatan ini mengganti istilah diagnosa keperawatan

potensial dengan menggunakan “ risiko terhadap atau risiko tinggi terhadap ”.

validasi untuk menunjang diagnosa risiko tinggi adalah factor risiko yang

meperlihatkan keadaan dimana kerentanan meningkat terhadap klien atau

Page 21: dokumentasi lansia FIKS

kelompok dan tidak menggunakan batasan karakteristik.Penulisan rumusan

diagnosa keperawatan risiko tinggi adalah PE ( problem+etiologi )

3) Diagnosa keperawatan sejahtera

Menurut NANDA, diagnosa keperawatan sejahtera adalah ketentuan klinis

mengenai individu, kelompok, atau masyarakat dalam transisi dari tingkat

kesehatan khusus ke tingkat kesehatan yang lebih baik. Cara pembuatan diagnosa

ini menggabungkan pernyataan fungsi positif dalam masing-masing pola

kesehatan fungsional sebagai alat pengkajian yang di sahkan.Dalam menentukan

diagnosa keperawatan sejahtera menunjukkan terjadi peningkatan fungsi

kesehatan menjadi fungsi yang positif. Contoh penulisan diagnosa keperawatan

sejahtera : Perilaku mencari bantuan kesehatan yang berhubungan dengan kurang

pengatahuan tentang peran sebagai orang baru ( linda jual carpenito, 1995 )

Dalam melakukan pencatatan diagnosa keperawatan digunakan pedoman

dokumentasi yaitu :

1) Gunakan format PES untuk semua masalah actual dan PE untuk masalah resiko

2) Catat diagnosa keperawatan yang dibuat risiko dan risiko tinggi ke dalam masalah

atau format diagnosa keperawatan

3) Gunakan istilah diagnosa keperawatan yang dibuat dari daftar NANDA

4) Mulai pernyataan diagnosa keperawatan dengan mengidentifikasi informasi

tentang data untuk diagnosa

5) Masukan pernyataan diagnosa keperawatan kedalam daftar masalah

6) Hubungkan setiap diagnosa keperawatan ketika menemukan masalah keperawatan

7) Gunakan diagnosa keperawatan sebagai pedoman untuk pengkajian, perencanaan,

intervensi, dan evaluasi

4. Dokumentasi Rencama Keperawatan

Dokumentasi rencana keperawatan merupakan catatan tentang penyusunan “

rencana tindakan keperawatan ” yang akan dilakukan. Hal ini dilakukan untuk

menanggulangi masalah dengan cara mencegah, mengurangi, dan menghilangkan

masalah. Selain itu, untuk memberikan kesempatan pada perawat, klien, keluarga, serta

orang terdekat dalam merumuskan rencana tindakan.Perencanaan adalah bagian dari fase

pengorganisasian dalam proses keperawatan yang meliputi tujuan perawatan, penetapkan

Page 22: dokumentasi lansia FIKS

pemecahan masalah, dan menentukan tujuan perencanaan untuk mengatasi masalah

pasien. Tujuan rencana keperawatan :

e. Konsolidasi dan organisasi informasi pasien sebagai sumber dokumentasi

f. Sebagai alat komunikasi antara perawat dank lien

g. Sebagai alat komunikasi antar anggota tim kesehatan

h. Langkah dari proses keperawatan ( pengkajian, perencanaan, pelaksanaan, dan

evaluasi ) yang merupakan rangkaian yang tidak dapat dipisahkan

Terdapaat dua tipe dokumentasi rencana keperawatan menurut fischbach yaitu :

a. Traditionally designed care plans

Tipe dokumentasi rencana keperawatan ini menggunakan tiga pendekatan yaitu

diagnosa keperawatan, kriteria hasil, dan intervensi keperawatan atau instruksi

perawatan

b. Standarlized care plan

Tipe dokumentasi rencana keperawatan ini menggunakan standar praktik

keperawatan dalam pendokumentasian yaitu :

1) Rencana perawatan di cetak berdasarkan diagnosa medic atau prosedur khusus

seperti prosedur katerisasi jantung, pembedahan, dan lain-lain. Tipe ini

mengantisipasi respon terhadap prosedur yang dilakukan

2) Rencana perawatan dibuat berdasarkan diagnosa keperawatan. Hal ini digunakan

berdasarkan pengkajian pasien yang mendukung diagnosa perawatan. Kemudian

perawat menuliskan secara lengkap etiologi dan masalah

3) Rencana perawatan dibuat dengan menggunakan standar computer. Perawat dapat

menyeleksi masalah klien dari menu yang terdapat dalam computer.

5. Dokumentasi Implementasi Pada Lansia

Dokumentasi implementasi merupakan catatan tentang tindakan yang diberikan oleh

perawat.Dokumentasi intervensi mencatat pelaksanaan rencana perawatan, pemenuhan

kriteria hasil dari tindakan keperawatan mandiri, dan tindakan kolaboratif.

Tindakan keperawatan mandiri merupakan tindakan yang dilakukan perawat tanpa

pesanan dokter.Tindakan ini telah ditetapkan oleh standar praktik keperawatan.Intervensi

keperawatan mencakup mengkaji klien, mencatat respons klien terhadap tindakan,

melaporkan status klien kepetugas jaga berikutnya, dan mencatat respons klien terhadap

Page 23: dokumentasi lansia FIKS

asuhan keperawatan.Selain itu perawat mengajarkan klien untuk mengubah posisi tidur,

melakukan rentang gerak, mengkaji status fisik klien, dan mengkaji aktivitas hisup sehari-

hari.

Tindakan kolaboratif adalah tindakan yang dilakukan oleh perawat yang bekerja

sama dengan anggota tim kesehatan lainnya untuk mengatasi masalah klien. Tindakan ini

mencakup membahas perencanaan pulang, membahas respons pasien, merujuk klien

keterapi okupasi, memberi obat-obat nyeri sesuai dengan pesanan dokter.

Intervensi keperawatan ( tindakan atau implementasi ) merupakan bagian dari proses

keperawatan. Tujuan intervensi adalah mengatasi masalah yang terjadi pada

manusia.Intervensi keperawatan dicatat untuk mengkomunikasikan rencana perawatan,

mencapai tujuan, dilakukan intervensi yang tepat sesuai dengan masalah, serta tetap

melakukan pengkajian untuk evaluasi efektif terhadap perawatan.

6. Dokumentasi Evaluasi

Dokumentasi evaluasi merupakan catatan tentang indikasi kemajuan pasien terhadap

tujuan yang dicapai.Evaluasi bertujuan untuk menilai keefektifan perawatan dan untuk

mengkomunikasikan status pasien dari hasil tindakan keperawatan. Evaluasi memberikan

informasi, sehingga  memungkinkan revisi perawatan

Evaluasi adalah tahapan akhir dari proses keperawatan. Evaluasi menyediakan nilai

informasi mengenai pengaruh intervensi yang telah direncanakan dan merupakan

perbandingan dari hasil yang diamati dengan kriteria hasil yang telah dibuat pada tahap

perencanaan.Pernyataan evaluasi terdiri dari dua komponen yaitu data yang tercatat yang

menyatakan status kesehatan sekarang dan pernyataan konklusi yang menyatakan efek dari

tindakan yang diberikan pada pasien.

Terdapat dua tipe dokumentasi evaluasi yaitu evaluasi formatif yang menyatakan evaluasi

yang dilakukan pada saat memberikan intervensi dengan respons segera dan evaluasi

sumatif yang merupakan rekapitulasi dari hasil observasi dan analisis status pasien pada

waktu tertentu. Untuk dokumentasi evaluasi yang memenuhi standar, dibutuhkan

keterampilan dan pengetahuan aplikasi prinsip ukuran dan proses evaluasi. Proses ini

kemungkinan hanya dipakai jika tujuan dapat di ukur, kepekaan pada pasien tentang

kemampuan mencapai status tujuan, kesadaran tentang factor lingkungan, social dan system

pendukung memadai. Disamping itu, evaluasi juga digunakan sebagai alat ukur suatu tujuan

Page 24: dokumentasi lansia FIKS

yang mempunyai kriteria tertentu yang membuktikan apakah tujuan tercapai, tidak tercapai,

atau tercapai sebagian. 

Page 25: dokumentasi lansia FIKS

Contoh Format dan Asuhan Keperawatan Pada Lansia

Asuhan Keperawatan Gerontik Pada Ny.S Dengan Rematik (Osteoartritis) Di

Perumahan Villa Adi Prima Kota Sukabumi

 

A.    Karakteristik Demografi

1. Identitas Diri Klien

Nama                                                 : Ny. S

Tempat/ tanggal lahir                         : Sukabumi, 10 Agustus 1936

Jenis kelamin                                     : Perempuan

Pendidikan terakhir                           : SKKP/ SMP

Golda                                                 : O

Agama                                               : Islam

Status perkawinan                             : Janda

Alamat                                               : JL.NakulaNo 10sukaraja

Keluarga atau orang lain yang penting/ yang dapat di hubungi

Nama                                                 : Ny. D

Alamat                                               : JL.NakulaNo 10sukaraja

No. telp                                              :           –

Jenis kelamin                                     : perempuan

Hubungan dengan usila/klien            : anak

2. Riwayat pekerjaan

Saat ini Ny.S tidak bekerja, sebelumnya Ny.S bekerja sebagai penjahit. Sumber

pendapatan Ny.S yang di dapat dari hasil kebun miliknya dan uang pensiunan suaminya

masih dapat mencukupi kebutuhan Ny.S sehari-hari.

3. Aktivitas rekreasi

Di rumah Ny.S suka masak-masak, Ny.S juga sering memasak untuk cucu-cucunya

yang tinggal dengan klien. Ny.S jarang pergi berwisata. Ny.S sering mengikuti

pengajian yang diadakan di masjid,biasanya diadakan seminggu 2 kali.

4. Riwayat keluarga

Nama Keadaan saat ini keterangan

Page 26: dokumentasi lansia FIKS

Tn. I Sehat Tinggal serumah

Ny. D Sehat Tinggal serumah

Tn. E Sehat Tidak tinggal serumah

Ny. R Sehat Tidak tinggal serumah

Ny. N Sehat Tidak tinggal serumah

Ny. Y Sehat Tinggal serumah

Ny. R Sehat Tidak tinggal serumah

Ny. A Sehat Tidak tinggal serumah

5. Riwayat kematian dalam keluarga (1 tahun terakhir)

Dalam 1 tahun terakhir tidak ada keluarga yang meninggal

6. Kunjungan keluarga

Setiap lebaran (Idul fitri) keluarga besar Ny.S selalu berkumpul di rumah Ny. S.

B. Pola Kebiasaan Sehari-Hari

1. Nutrisi

Ny.S mengatakan makan 3x sehari 1 centong, makannya selalu habis. Setiap hari klien

makan dengan nasi, sayur dan lauk dengan menu yang berbeda. Ny.S lebih suka makan

menggunakan tangan, klien selalu mencuci tangannya sebelum makan. Ny.S

mengatakan tidak suka makan mie instan. Ny.S mengatakan tidak ada riwayat alergi,

pantangan ataupun keluhan yang berhubungan dengan makan.

2. Eliminasi

a) BAK dan BAB

Klien mengatakan biasanya BAK 6x/hari dengan warna putih bening,bau khas.

Klien BAB 1x/ 2 hari dengan konsistensi lembek, warna kuning kecoklatan dan bau

khas. Biasanya klien BAB di pagi hari. Klien tidak mempunyai keluhan mengenai

BAK ataupun BAB.

Page 27: dokumentasi lansia FIKS

3. Personal hygiene

a. Mandi

Ny.S mengatakan mandi sehari 2x dengan menggunakan sabun.

b. Oral hygiene

Ny.S tidak menggosok gigi karena Ny.S sudah tidak mempunyai gigi.

c. Cuci rambut

Biasanya Ny.S membersihkan rambutnya dengan shampo 2 hari 1x.

d. Kuku dan tangan

Ny.S mengatakan memotong kukunya setiap hari jumat, Ny.S juga sering mencuci

tangannya dengan sabun.

4. Istirahat dan tidur

Ny.S mengatakan tidurnya tidak bisa nyenyak karena Ny.S sering terbangun di tengah

malam, merasa kepalanya pusing dan sulit untuk bisa tidur lagi. Keluarga Ny.S (anak

klien) mengatakan Ny.S sering nglindur saat tidur. Ny.S mengatakan biasa nonton tv

sebelum  tidur dan biasanya Ny.S tidur malam jam 21.00-02.00dan tidur siang jam

13.10-15.30

5. Kebiasaan mengisi waktu luang

Ny.S suka jalan-jalan ke pasar di pagi hari. Biasanya Ny.S menggunakan waktu

luangnya untuk nonton tv, memasak ataupun berkebun.

6. Kebiasaan yang mempengaruhi kesehatan

Ny.S tidak pernah melakukan kebiasaan yang dapat menurunkan kesehatannya seperti

merokok, minum-minuman keras, Ny.S juga tidak ada ketergantunag terhadap obat-

obatan.

Uraian kronologis sehari-hari

Jenis kegiatan Lama waktu setiap kegiatan

Sholat tahajud 02.10 – 04.00

Sholat subuh 04.30 – 05.00

Masak untuk sarapan 05.00 – 06.00

Page 28: dokumentasi lansia FIKS

Membersihkan halaman dan rumah 06.00 – 08.00

Belanja 08.00 – 09.00

Nonton tv 09.00 – 11.00

Masak untuk makan siang 11.00 – 12.00

Sholat duhur 12.00 – 12.30

Makan siang 12.30 – 13.00

Tidur siang 13.10 – 15.30

Mandi 15.30 – 15.45

Sholat asar 16.00 – 16.20

Nonton tv 16.30 – 17.20

Persiapan sholat magrib dan isya 17.20 – 19.30

Makan malam 19.30 – 20.00

Nonton tv 20.00 – 21.00

Tidur 21.0 – 02.00

C. Status Kesehatan

1. Status kesehatan saat ini

Keluhan utama 1 tahun terakhir             : Ny.S mengatakan pegal-pegal pada persendian

bila Ny.S  merasa kecapean.

2. Gejala yang di rasakan

Ny.S  mengatakan merasa pegal pada pundak, pinggul dan lutut.

3. Faktor pencetus 

Ny.S  mengatakan mungkin penyebabnya karena kelelahan.

4. Timbulnya keluhan

Ny.S  mengatakan pegal-pegal timbul setelah beraktifitas berat.

Page 29: dokumentasi lansia FIKS

5. Waktu timbulnya keluhan

Ny.S  mengatakan timbul pegal setelah beraktifitas berat dan merasa tambah pegal lagi

setelah itu, biasanya di rasakan pada sore/ malam hari. Ny.S mengatakan terkadang tidak

bisa tidur karena nyeri.

6. Upaya mengatasi

Ny.S  mengatakan biasanya kalau asam uratnya kambuh Ny.S memanggil tukang pijat,

Mengkonsumsi obat-obatan tradisional, Pergi ke klinik pengobatan atau dokter praktik.

7. Riwayat kesehatan masa lalu

a. Penyakit yang pernah di derita

Ny.S mengatakan tidak pernah punya penyakit yang serius.

b. Riwayat alergi

Ny.S  mengatakan tidak ada riwayat alergi.

c. Riwayat kecelakaan

Ny.S mengatakan dulu Ny.S pernah mengalami kecelakaan motor, tapi lukanya tidak

serius, hanya lecet-lecet saja.

d. Riwayat di rawat di rumah sakit

Ny.S mengatakan tidak pernah di rawat di rumah sakit.

e. Riwayat pemakaian obat

Ny.S mengatakan tidak ketergantungan dengan obat, bila sakit, Ny.S mengkonsumsi

jamu atau membeli obat yang di beli di warung.

8. Pengkajian / pemeriksaan fisik (observasi, pengukran, auskultasi, perkusi, palpasi)

a. Keadaan umum (TTV)   :TD 110/70 mmHg, N : 90 x / menit, RR : 20 x / menit,

S : 36,5 °C

b. BB/TB                            :40 Kg  / 143 cm

c. Mata                               : bentuk simetris, konjungtiva ananemis, sclera

anikterik, penglihatan klien tidak jelas (+3)

d. Telinga                           :telinga klien bersih, bentuk simetris, pendengaran

sudah agak berkurang

e. Mulut, gigi dan bibir      : keadaan mulut baik, gigi tidak ada, bibir agak kering.

f. Leher                              : baik, tidak ada pembesaran tiroid, Klien mengatakan

leher terasa kaku dan pegal

Page 30: dokumentasi lansia FIKS

g. Dada

1) Jantung      

Inspeksi                  :Simetris, tidak ada pembesaran

Palpasi                    : Tidak ada nyeri tekan

Perkusi                    : pekak

Auskultasi               : Reguler, tidak ada bunyi jantung tambahan

2) Paru

Inspeksi                  :Simetris, tidak ada odem

Palpasi                    : Taxtil premitus sama, tidak ada nyeri tekan

Perkusi                    : Redup

Auskultasi               : Vasikuler

3) Abdomen                   

Inspeksi                       :Simetris

Auskultasi                   : Refluks 10x /mnt

Palpasi                         : Tidak ada pembesaran hati, tidak ada nyeri tekan

Perkusi                        : Timpani

9. Fungsi reproduksi       : sudah tidak bereproduksi/ tidak mengalami menstruasi

10. Kulit                            : kriput, warna sawo matang, tugor kulit baik

11. Ekstrimitas atas           : baik, dapat di gerakkan, CRT < 3 detik.

12. Ekstrimitas bawah       : baik, dapat di gerakkan, ada nyeri tekan skala 5, warna

kemerahan, akral hangat, kekuatan otot skala 4.

D. Hasil Pengkajian Khusus 

1. Masalah kesehatan kronis

Berdasarkan analisa hasil, Ny.S penglihatannya sering kabur, mata berair, pendengaran

sudah berkurang, telinga sering berdenging, sering nyeri pinggang dan tulang belakang,

nyeri persendian dan bengkak, nyeri pegal pada daerah tengkuk. Masalah kesehatan

Ny.Sdengan jumlah 19 yang menunjukan bahwa Ny.Stidak ada masalah kesehatan

kronis s.d masalah kesehatan kronis ringan.

2. Fungsi kognitif

Page 31: dokumentasi lansia FIKS

Berdasarkan analisa hasil, Ny.S tidak bisa menjawab pertanyaan di mana alamatnya.

Dengan jumlah kesalahan total 1 yang menunjukan bahwa fungsi intelektual Ny.Sutuh.

3. Status fungsional

Analisa hasil dengan jumlah17 yang menunjukan bahwa Ny.S masih bisa melakukan

aktifitas dengan mandiri seperti mandi di kamar mandi, menyiapkan pakaian dan

mengenakannya, memakan makanan yang telah di siapkan, memelihara kebersihan diri,

dapat mengontrol pengeluaran fases dan air kemih, berjalan tanpa alat bantu,

menjalankan ibadah, melakukan pekerjaan rumah, berbelanja, dll.

4. Status psikologis (skala depresi)

Ny.S mengatakan Ny.S sering merasa bosan. Dari analisa hasil dengan Jumlah 1 yang

menunjukan bahwa Ny.S Normal / tidak mengalami depresi.

5. Dukungan keluarga

Ny.S mengatakan selalu puas bahwa Ny.S dapat kembali pada keluarga (teman-teman)

Ny.S untuk membantu pada waktu sesuatu menyusahkan Ny.S, Ny.Sselalupuas

dengan cara keluarga (teman-teman) Ny.S membicarakan sesuatu dengan Ny.S dan

mengungkapkan masalah dengan Ny.S, Ny.Sselalu puas bahwa keluarga (teman-

teman) Ny.S menerima dan mendukung keinginan Ny.S  untuk melakukan aktivitas

atau arah baru, Ny.Sselalu puas dengan cara keluarga (teman-teman) Ny.S

mengekspresikan afek dan berespons terhadap emosi-emosi Ny.S, Ny.Skadang-kadang

puas dengan cara teman-teman Ny.S dan Ny.S menyediakan waktu bersama-sama.

Dari analisa hasil APGAR yang di peroleh dari Ny.S adalah 9 yang menunjukan

bahwa fungsi sosial Ny.S normal.

E. Lingkungan tempat tinggal

1. Kebersihan dan kerapian ruangan

Keadaan rumah Ny.S bersih dan rapi, Ny.S mengatakan setiap hari membersihkan dan

merapikan rumahnya sendiri.

2. Penerangan dan Sirkulasi udara

Pencahayaan dan sirkulasi di rumah Ny.S cukup, dilihat dari umah Ny.S yang memiliki

jendela dan ventilasi di setiap ruangan.

3. Keadaan kamar mandi dan wc

Page 32: dokumentasi lansia FIKS

Rumah Ny.S memiliki kamar mandi beralaskan kramik, lantainya licin karena sering

basah . Wc berbentuk leherangsa dan terlihat bersih.

4. Pembuangan air kotor

Rumah Ny.S memiliki pembuangan air kotor (got).

5. Sumber air minum

Ny.S menggunakan air minum dari tanah (air tanah).

6. Pembuangan sampah

Pembuangan sampah ada di belakang rumah (±10m), di bakar 2 minggu sekali

7. Sumber pencemaran 

asap dari dapur (Ny.S masih menggunakan tungku untukmemasak)

8. Penataan halaman (kalau ada)

a. Privasi

privasi cukup baik, kamar mandi Ny.S tertutup kamar tidur Ny.S memiliki cendela

dan pintu yang mudah di tutup.

b. Risiko injurykeadaan kamar mandi licin, tidak ada tangga di rumah Ny.S.

Lampiran :

1. Masalah kesehatan kronis

No. Keluhan kesehatan/ gejala Selalu Sering Jarang Tidak

Page 33: dokumentasi lansia FIKS

yang di rasakan klien dalam

waktu 3 bulan terakhir

berkaitan dengan fungsi-

fungsi (3) (2) (1)

pernah

(0)

A. Fungsi Penglihatan

1. Penglihatan kabur V

1. Mata berair V

B. Fungsi pendengaran

1. Pendengaran berkurang V

1. Telinga berdenging V

C. Fungsi paru-paru

1. Batuk lama disertai

keringat malam V

1. Sesak nafas V

1. Berdahak/sputum V

D. Fungsi jantung

1. Jantung berdebar-debar V

1. Cepat lelah V

1. Nyeri dada V

E. Fungsi pencernaan

1. Mual/ muntah V

1. Nyeri ulu hati V

Page 34: dokumentasi lansia FIKS

1. Makan & minum banyak

(berlebihan) V

1. Perubahan kebiasaan

BAK (mencret/sembelit) V

F. Fungsi pergerakan

1. Nyeri kaki saat jalan V

1. Nyeri pinggang dan

tulang belakang V

1. Nyeri persendian dan

bengkak V

G. Fungsi persyarafan

1. Lumpuh/kelemahan pada

kaki atau tangan V

1. Kehilangan rasa V

1. Gemetar/tremor V

1. Nyeri pegal pada daerah

tengkuk V

H.

Fungsi saluran

perkemihan

1. BAK banyak V

1. Sering BAK pada malam

hari V

1. Tidak mampu

mengontrol pengeluaran

V

Page 35: dokumentasi lansia FIKS

air kemih (ngompol)

Jumlah 13 6 19

Analisa hasil :

Skor  £ 25      : tidak ada masalah kesehatan kronis s.d masalah kesehatan kronis ringan

Skor 26 – 50  : masalah kesehatan kronis sedang

Skor ³ 51       : masalah kesehatan kronis berat

1. Fungsi kognitif

Pengkajian status kognitif dan afektif

Short Portable Mental Status Questionnaire (SPMSQ)

Skor

No Pertanyaan Jawaban+ –

V 1. Tanggal berapa hari ini? 20

V 2. Hari apa sekarang ini? (hari, tanggal, tahun)

Senin,07-

10- 2013

V 3. Apa nama tempat ini? Rumah

4. Berapa nomor telepon anda? –

V 4a.

Di mana alamat anda? (tanyakan bila klien

tidak mempunyai telepon)

JL.Flores

no 28 tegal

V 5. Berapa umur anda? 76

V 6. Kapan anda lahir

10 Agustus

1946

V 7. Siapa presiden sekarang? SBY

V 8. Siapa presiden sebelumnya? Megawati

Page 36: dokumentasi lansia FIKS

V 9. Siapa nama kecil ibu anda? Ami

V 10.

Kurangi 3 dari 20 dan tetap pengurangan 3 dari

setiap angka baru, semua secara menurun

30.000-

5.000=

25.000

35.000-

20.000 =

5000

5000-3000

= 2000

Jumlah kesalahan total 1

 

Analisa hasil

Kesalahan 0-2                        fungsi intelektual utuh

Kesalahan 3-4                        fungsi intelektual ringan

Kesalahan 5-7                        fungsi intelektual sedang

Kesalahan 8-10                      fungsi intelektual berat

1. Status fungsional

No Aktifitas

Mandiri

(nilai 1)

Tergantung

(nilai 0)

1.

Mandi di kamar mandi (menggosok,

membersihkan dan mengeringkan badan) V

2.

Menyiapkan pakaian, menggunakan dan

mengenakannya V

3. Memakan makanan yang telah di siapkan V

4.

Memelihara kebersihan diri untuk penampilan

diri (menyisir rambut, mencuci rambut,

menggosok gigi, mencukur kumis) V

Page 37: dokumentasi lansia FIKS

5.

Buang air besar di WC (membersihkan dan

mengeringkan bokong) V

6. Dapat mengontrol pengeluaran fases (tinja). V

7.

Buang air kecil di kamar mandi (membersihkan

dan mengeringkan daerah kemaluan). V

8. Dapat menguntrol pegeluaran air kemih V

9.

Berjalan di lingkungan tempat tinggal atau keluar

ruangan tanpa alat bantu seperti tongkat V

10.

Menjalankan ibadah sesuai agama dan

kepercayaan yang dianut V

11.

Melakukan pekerjaan rumah seperti merapikan

tempat tidur, mencuci pakaian, memasak dan

membersihkan ruangan V

12.

Berbelanja untuk kebutuhan sendiri atau

kebutuhan keluarga V

13.

Mengelola keuangan (menyimpan dan

menggunakan uang sendiri) V

14.

Menggunakan sarana transportasi umum untuk

bepergian V

15.

Menyiapkan obat dan minum obat sesuai dengan

aturan (takaran obat dan waktu minum obat

tepat) V

16. Merencanakan dan mengambil keputusan untuk

kepentingan keluarga dalam hal penggunaan

uang, aktivitas social yang dilakukan dan

V

Page 38: dokumentasi lansia FIKS

kebutuhan akan pelayanan kesehatan.

17.

Melakukan aktivitas di waktu luang (kegiatan

keagamaan, social, rekreasi, olahraga dan

menyalurkan hobi). V

Jumlah 17

Analisa hasil :

Skor 13 – 17  : mandiri

Skor 0 – 12    : ketergantungan

1. Pengkajian status fungsional yang belum di modifikasi

A : Kemandirian dalam hal makan,kontinen, berpindah, ke ka,ar kecil, berpakaian dan mandi

1. Status psikologis

Modifikasi skala depresi geriatrik yesavage

No

Apakah Bapak/Ibu dalam satu minggu

terakhir Jawaban

1 Merasa puas dengan hidup yang di jalani? Ya Ya

2

Banyak meninggalkan kesenangan/minat dan

aktivitas anda? Tidak Tidak

3 Merasa bahwa kehidupan anda hampa? Tidak Tidak

4 Sering merasa bosan? Tidak Ya

5 Penuh pengharapan akan masa depan? Ya Ya

6

Mempunyai semangat yang baik setiap

waktu? Ya Ya

7

Di ganggu oleh pikirang-pikiran yang tidak

dapat di ungkapkan? Tidak Tidak

8 Merasa bahagia di sebagian besar waktu? Ya Ya

Page 39: dokumentasi lansia FIKS

9 Merasa takut sesuatu akan terjadi pada anda? Tidak Tidak

10 Sering kali merasa tidak berdaya ? Tidak Tidak

11 Sering merasa gelisah dan gugup? Tidak Tidak

12

Memilih tinggal di rumah daripada pergi

melakukan sesuatu yang bermanfaat? Tidak Tidak

13

Sering kali merasa khawatir akan masa

depan? Tidak Tidak

14

Merasa mempunyai lebih banyak masalah

dengan daya ingat di bandingkan orang lain? Tidak Tidak

15

Berfikir bahwa hidup ini sangat

menyenangkan sekarang? Ya Ya

16 Sering kali merasa merana? Tidak Tidak

17 Merasa kurang bahagia? Tidak Tidak

18 Sangat khawatir terhadap masa lalu? Tidak Tidak

19

Merasakan bahwa hidup ini sangat

menggairahkan? Ya Ya

20

Merasa berat untuk memulai sesuatu hal yang

baru? Tidak Tidak

21 Merasa dalam keadaan penuh semangat? Ya Ya

22

Berpikir bahwa keadaan anda tidak ada

harapan? Tidak Tidak

23

Berfikir bahwa banyak orang yang lebih baik

daripada anda? Tidak Tidak

Page 40: dokumentasi lansia FIKS

24

Seringkali menjadi kesal dengan hal yang

sepele? Tidak Tidak

25 Seringkali merasa ingin menangis? Tidak Tidak

26 Merasa sulit untuk berkonsentrasi? Tidak Tidak

27 Menikmati tidur? Ya Ya

28 Memilih menghindar dari kumpulan social? Tidak Tidak

29 Mudah mengambil keputusan? Ya Ya

30 Mempunyai pikiran yang jernih? Ya Ya

Jumlah 2

Analisa hasil :

                        = terganggu      nilai 1

                        = normal          nilai 0

Nilai   : 6 – 15 ; depresi ringan sampai sedang

Nilai   : 16 – 30 ; depresi berat

Nilai   : 0 – 5 ; normal

1. Pengkajian status sosial

Status sosal lansia dapat di ukur dengan menggunakan APGAR Keluarga. Penilaian : bila

pertanyaan-pertanyaan yang di jawab selalu (poin 2), kadang-kadang (poin 1), hampir tidak

pernah (poin 0)

APGAR Keluarga

No Fungsi Uraian Skore

1. Adaptasi

Saya puas bahwa saya dapat kembali pada keluarga

(teman-teman) saya untuk membantu pada waktu

sesuatu menyusahkan saya. 2

2. Hubungan Saya puas dengan cara keluarga (teman-teman) saya 2

Page 41: dokumentasi lansia FIKS

membicarakan sesuatu dengan saya dan

mengungkapkan masalah dengan saya.

3. Pertumbuhan

Saya puas bahwa keluarga (teman-teman) saya

menerima dan mendukung keinginan saya untuk

melakukan aktivitas atau arah baru. 2

4. Afeksi

Saya puas dengan cara keluarga (teman-teman) saya

mengekspresikan afek dan berespons terhadap emosi-

emosi saya, seperti marah, sedih atau mencintai. 2

5. Pemecahan

Saya puas dengan cara teman-teman saya dan saya

menyediakan waktu bersama-sama. 1

Analisa hasil :                       

Skor 8-10 ; fungsi sosial normal

Skor 5-7; fungsi sosial cukup

Skor 0-4 ; fungsi sosial kurang/ suka menyendiri

Analisa Data

No. Data Etiologi Masalah

1. Ds :

–          Ny.S mengatakan

P = Pegal2 timbul setelah beraktifitas

berat.

Q = Seperti di terjerat tali.

–          R = Pegal-pegal pada pundak,

pinggul dan lutut.

S = Skala 5

–          T = Biasanya di rasakan pada sore/

malam hari.

–          Ny.S mengatakan pegal-pegal

pada persendian bila Ny.S  merasa

destruksi sendi Nyeri akut

Page 42: dokumentasi lansia FIKS

kecapean.

–          Ny.S mengatakan terkadang tidak

bisa tidur karena nyeri.

Do :

–          Ny.S tampak meringis kesakitan

–          Ny.S tampak gelisah

–          Ny.S tampak berhati-hati saat

bergerak.

–          Kekuatan otot ekstrimitas bawah

skala 4.

–          Terdapat nyeri tekan di pundak,

pinggul dan lutut.

–          Warna kulit pada bets terlihat

kemerahan, akral hangat, kekuatan otot

skala 4.

2. Ds :

–          Ny.S mengatakan tidurnya tidak

bisa nyenyak.

–          Ny.S mengatakan biasa nonton tv

sebelum tidur.

–          Ny.S mengatakan sering terbangun

tengah malam dan merasa kepalanya

pusing.

–          Ny.S mengatakan bila sudah

bangun sulit untuk tidur lagi.

–          Keluarga Ny.S (anak klien)

mengatakan Ny.S sering nglindur saat

tidur.

pergeseran

tahap tidur

terkait dengan

proses

penuaan

Deprivasi

tidur

Page 43: dokumentasi lansia FIKS

–          Ny.S mengatakan tidur malam jam

21.00-02.00dan tidur siangjam13.10-

15.30

–          Ny.S mengatakan bila beraktifitas

cepat lelah.

Do :

–          Ny.S tampak mengantuk

–          Ny.S terlihat pucat

–          Terdapat kantong mata

–          Konjungtiva Ny.S terlihat

kemerahan.

Diagnosa Keperawatan

              1.         Nyeri akut berhubungan dengan destruksi sendi.

              2.         Deprivasi tidur berhubungan dengan pergeseran tahap tidur terkait dengan

proses penuaan.

Page 44: dokumentasi lansia FIKS

No Diagnosa Tujuan Intervensi Rasional Evaluasi

1. Nyeri akut

berhubung

an dengan

destruksi

sendi.

Setelah

dilakukan

tindakan

keperawatan

selama 3×24

jam

diharapkan :

–     

Menunjukkan

nyeri hilang/

terkontrol.

–      Terlihat

rileks, dapat

tidur/beristirah

at dan

berpartisipasi

dalam aktivitas

sesuai

kemampuan.

–     

1. Kaji nyeri,

catat lokasi

dan

intensitas

(skala 0-

10). Catat

faktor-

faktor yang

mempercep

at dan

tanda-tanda

rasa sakit

non verbal.

1. Berikan

matras/kasu

r keras,

bantal kecil.

Tinggikan

linen

1. Matras yang

lembut/empuk, bantal yang

besar akan mencegah

pemeliharaan kesejajaran

tubuh yang tepat,

menempatkan stress pada

sendi yang sakit.

Peninggian linen tempat

tidur menurunkan tekanan

pada sendi yang

terinflamasi/nyeri.

2. Memfokuskan kembali

perhatian, memberikan

stimulasi, dan

meningkatkan rasa percaya

diri dan perasaan sehat.

3. Sebagai anti inflamasi dan

efek analgesik ringan

dalam mengurangi

–      Menunjukkan

nyeri hilang/

terkontrol.

–      Terlihat rileks,

dapat

tidur/beristirahat dan

berpartisipasi dalam

aktivitas sesuai

kemampua.

–      Mengikuti

program

farmakologis yang

diresepkan.

Menggabungkan

keterampilan

relaksasi dan

aktivitas hiburan ke

dalam program

kontrol nyeri.

Intervensi

Page 45: dokumentasi lansia FIKS

Mengikuti

program

farmakologis

yang

diresepkan.

–     

Menggabungk

an

keterampilan

relaksasi dan

aktivitas

hiburan ke

dalam program

kontrol nyeri.

tempat tidur

sesuai

kebutuhan.

1. Libatkan

dalam

aktivitas

hiburan

kekakuan dan

meningkatkan mobilitas.

4. Rasa dingin dapat

menghilangkan nyeri dan

bengkak selama periode

akut.

5. Penggunaan jahe dapat

mengurangi gejala

inflamasi dan gejala

rematik pada pasien.

Page 46: dokumentasi lansia FIKS

yang sesuai

untuk

situasi

individu.

1. Kolaborasi:

Berikan

obat-obatan

sesuai

petunjuk.

1. Berikan es

kompres

dingin jika

dibutuhkan.

Page 47: dokumentasi lansia FIKS

1. Anjurkan

pasien

untuk terapi

herbal

dengan

menggunak

an jahe

A. Membantu

dalam

menentukan

kebutuhan

manajemen

nyeri dan

keefektifan

program.

2. Deprivasi

tidur

berhubung

an dengan

Setelah

dilakukan

tindakan

keperawatanse

1. Ciptakan

lingkungan

rasa

nyaman dan

1. Pemberian analgesik untuk

klien yang nyeri dapat

membantu klien tidur

–     

Menunjukkantidur

yang dibuktikan

dengan perasaan

Page 48: dokumentasi lansia FIKS

pergesera

n tahap

tidur

terkait

dengan

proses

penuaan.

lama 2×24 jam

diharapkan :

–      

Menunjukkanti

dur yang

dibuktikan

dengan

perasaan segar

setelah tidur

–      

Penurunan

gejala

deprivasi tidur

–       Kualitas

tidur

meningkat

–       Tidak

ada gangguan

tidur.

rileks untuk

klien.

1. Anjurkan

pasien

untuk

minum obat

analgesik

sebelum

tidur.

1. Bantu

kebiasaan

klien

sebelum

tidur

misalnya

mendengar

kan musik,

membaca

nyenyak.

2. Kebiasaan sebelum tidur

yang baik dapat membuat

pkiran rileks.

1. Latihan fisik yang

berlebihan dapat

menyebabkan kelelahan.

2. Memberikan informasi

kepada klien dan keluarga

tentang faktor apa saja

yang dapat mengganggu

tidur.

segar setelah tidur

–      Penurunan

gejala deprivasi tidur

–      Kualitas tidur

meningkat

–      Tidak ada

gangguan tidur.

Page 49: dokumentasi lansia FIKS

dan berdoa.

2. Hindari

latihan fisik

yang

berlebihan

sebelum

tidur

1. Ajarkan

pada klien

dan

keluarga

tentang

faktor yang

dapat

menggangg

u tidur.

A. Lingkungan

yang tenang

dapat

meningkatk

an kualitas

Page 50: dokumentasi lansia FIKS

tidur klien.

Page 51: dokumentasi lansia FIKS

Implementasi

No. Tanggl Intervensi Respon

1. Senin,07-

10-2013

1. Mengkaji dan mencatat

lokasi dan intensitas

1. Catat faktor-faktor

yang mempercepat dan

tanda-tanda rasa sakit

non verbal.

1. Berikan matras/kasur

keras, bantal kecil.

1. Libatkan dalam

aktivitas hiburan yang

sesuai untuk situasi

individu.

1. Berikan kompres

hangat jika dibutuhkan.

Ds: – Ny.S mengatakan

P = Pegal-pegal timbul setelah

beraktifitas berat.

Q = Seperti di terjerat tali.

R = Pegal-pegal pada pundak,

pinggul dan lutut.

S = Skala nyeri berkurang menjadi

4

T = di rasakan pada sore/ malam

hari

Do: – Ny.S tampak lebih rileks

Ds : – Ny.S mengatakan terasa

pegal bila gerak.

Do : – Ny.S tampak memijat-mijati

kakinya.

Ds: – Ny.S mengatakan nyaman

Do: – Ny.S terlihat rileks

Ds: –

Do: – Ny.S terlihat sibuk menonton

tv.

Ds:- Ny.S mengatakan nyerinya

berkurang

Do:-  Nyeri berkurang menjadi

Page 52: dokumentasi lansia FIKS

1. menganjurkan pasien

untuk mengkonsumsi

obat herbal dengan

menggunakan jahe.

skala 4

Ds : – Ny.S mengatakan kondisinya

sedikit lebih baik.

Do : –

2. Senin,07-

10-2013

1. Mengatur posisi yang

nyaman untuk tidur,

tempat tidur yang

bersih dan rapi.

1. Menganjurkan pasien

minum obat analgesik

yang di berikan dokter

sebelum tidur.

1. Membantu kebiasaan

klien sebelum tidur

misalnya

mendengarkan musik,

membaca dan berdoa.

1. menghindari latihan

fisik yang berlebihan

sebelum tidur

Ds : – Ny.S mengatakan lebih

nyaman miring ke kanan

Do : – Ny.S tampak nyaman

Ds : – Ny.S mengatakan bisa tidur

nyenyak

Do :-  Ny.Sminum analsik setelah

makan 3×1 hari

Ds : -Ny.S mengatakan suka

nonton tv sebelum tidur

–          Ny.Smengatakan selalu

membaca doa sbelum tidur

Do : –

Ds : – Ny.S mengatakan tidak

jarang melakukan aktivitas yang

berat sebelum tidur.

Do : – Ny.S terlihat rileks.

Ds : – Ny.S dan keluarga klien

mengatakan paham terhadap apa

yang di sampaikan perawat.

Page 53: dokumentasi lansia FIKS

1. memberikan informasi

pada klien dan keluarga

tentang faktor yang

dapat mengganggu

–          Keluarga Ny.S mengatakan

bersedia untuk menerapkan apa

yang di sampaikan perawat.

Do : – Ny.S tampak kooperatif

 

Evaluasi

No. Tanggal Diagnosa kep. Evaluasi

1. Senin,07-

10-2013

Nyeri kronis

berhubungan dengan

destruksi sendi.

S :

–          Ny.Smengatakan

P = Pegal2 timbul setelah

beraktifitas berat.

Q = Seperti di terjerat tali.

R = Pegal-pegal pada pundak,

pinggul dan lutut.

S = Skala nyeri berkurang

menjadi 4

T = di rasakan pada sore/ malam

hari

–          Ny.Smengatakan terasa

pegal bila gerak.

–          Ny.Smengatakan nyaman

–          Ny.Smengatakan nyerinya

berkurang

–          Ny.S mengatakan

kondisinya sedikit lebih baik

O :

–          Ny.Stampak lebih rileks

–          Ny.Stampak memijat-

Page 54: dokumentasi lansia FIKS

mijati kakinya.

–          Ny.Sterlihat rileks

–          Ny.S terlihat sibuk

menonton tv.

–          Nyeri berkurang menjadi

skala 4

A : Masalah teratasi sebagian

P : Lanjutkan intervensi

1. Senin,07-

10-2013

Deprivasi tidur

berhubungan dengan

pergeseran tahap tidur

terkait dengan proses

penuaan.

S:

–          Ny.Smengatakan lebih

nyaman miring ke kanan.

–          Ny.S mengatakan bisa

tidur nyeyak.

–          Ny.Smengatakan suka

nonton tv sebelum tidur.

–          Ny.S mengatakan selalu

membaca doa sbelum tidur.

–          Ny.Smengatakan tidak

jarang melakukan aktifitas yang

berat sebelum tidur.

–          Ny.S dan keluargaNy.S

mengatakan paham terhadap apa

yang di sampaikan perawat.

–          Keluarga Ny.S

mengatakan bersedia untuk

menerapkan apa yang di

sampaikan perawat.

O :

–          Ny.S tampak nyaman

–          Ny.Sdiberi analsik 3×1

Page 55: dokumentasi lansia FIKS

hari setelah makan

–          Ny.S terlihat rileks.

–          Ny.S tampak kooperatif

A : Masalah teratasi sebagian

P : Lanjutkan intervensi

Page 56: dokumentasi lansia FIKS

DAFTAR PUSTAKA

 

Ag Masykur & Fathani A.B. 2008.Mathematical Intellegince. Jogjakarta: Ar ruz Media Group.

Author.2001.Sympton of Dementia.American Family Physician.http://www.aafp.

org/afp/2001/0215/p717.html. (3 Mei 2011)

Budi Ana Keliat. 1996. Proses Keperawatan.jakarta,EGC

Griffit, JW and Christensen, PJ. 1948. Nursing Process Application ofTheories Frameworks and

Models. CV. Mosby Company.

Markam, S. Latihan Vitalisasi Otak (Senam untuk Kebugaran Fisik Dan Otak). Jakarta: 

Grasindo.

Nugroho. 2000.Keperawatan Gerontik.Edisi 2. Jakarta: EGC

Pudjiastuti & Utomo. 2003. Fisioterapi pada Lansia. Jakarta: EGC

Santoso, H dan A. Ismail. 2009. Memahami Krisis Lanjut Usia. Jakarta: Gunung Mulia

Suara Merdeka. 30 Juni, 2010. Demensia Pada Lansia. Suara Merdeka.

Volicer, L., Hurley, A.C., Mahoney, E. 1998. Behavioral symptom of dementia.