19
NO. 03 - DESEMBER 2013 www.dlajah.com

DLAJAH-PLANETORI #03

Embed Size (px)

DESCRIPTION

 

Citation preview

NO. 03 - DESEMBER 2013

www.dlajah.com

12

CONTENTCHIEF EDITOR

HIM

DEWAN PENASEHAT

AKHMAD HADIAN LUKITA DION LUTVAN PRAMUDYO

PENGEMBANGAN BISNIS

anggun nugrahaSUNARYO KUSUMO

KEMITRAAN

MIKHAEL SEBAYANGTATA LETAK & DESIGN

abdul aris mustaqinWINDYASARI

SOCIAL MEDIAEKO JUSMAR

WEBSITE MASTERRIZKI RUSDIWIJAYANUR KHAFIDL

ADMINISTRASI DAN KEUANGAN

ida siti nuraida

REDAKSI DAN KEMITRAAN

JL. KYAI GEDE UTAMA NO. 12 BANDUNG 40132PHONE. +62.22.2501925 - FAX. +62.22.2516752

FOTOGRAfeR

MOwELBLACKPACKER

Dlajah @dlajahmagz @Dlajah

www.dlajah.com03

04

NO. 03 - DESEMBER 2013

Zero Waste Lifestyle 09

PENULISROSALINA WATI

Bandung Trashion Festival

Indonesia Manfaatkan Sumber Data Digital untuk Kepentingan Publik

04

Bandung Trashion FestivalGerakan Bandung Juara Bebas Sampah Lewat

Teks : Rosalina WatiFoto : Rase FM

B erbagai permasalahan lingkungan merupakan ancaman terbesar terhadap keberlangsungan Bumi dan menjadi perhatian banyak negara. Sebagai contohnya adalah China yang karena terobsesi mendorong pertumbuhan ekonominya selama satu dekade terakhir, kini berhadapan dengan kerusakan lingkungan yang cukup parah dan menjadi ancaman terbesar negara tersebut.

Kerusakan lingkungan di Indonesia memang tidak separah di China namun Indonesia mulai berhadapan dengan kerusakan lingkungan akibat pencemaran udara, air dan tanah. Umumnya kerusakan lingkungan tersebut terjadi di kota-kota besar yang berpenduduk padat. Masalah utama adalah karena tidak adanya fasilitas sanitasi, tidak terkelolanya pembuangan-pengolahan sampah, serta kesadaran masyarakat terhadap lingkungan masih sangat rendah.

Bandung sebagai salah satu kota besar di Indonesia juga tidak lepas dari permasalah sampah. Menurut data terkini, sampah Kota Bandung yang mengalir ke TPA di Sarimukti jumlahnya lebih dari 1.500 ton per hari. Lebih dari 60% timbulan sampah di kota Bandung berasal dari rumah tangga.

PLANETORI+

05

Selain sampah rumah tangga, berbagai aktivitas acara yang digelar di Bandung pun setelahnya sering mengakibatkan masalah lingkungan. Sebagai contoh kegiatan Car Free Day (CFD) yang awalnya menjadi kebijakan pemerintah setempat, kini justru membawa permasalah baru, yaitu timbulan sampah di ruang publik yang mengganggu. Kondisi tersebut tidak lepas dari kesadaran masyarakat dan pengunjung CFD yang tidak memahami pentingnya menjaga kebersihan. Terlebih, tidak adanya pula upaya penegakkan peraturan kebersihan, ketertiban dan keamanan (K3) di CFD Dago. Proses pembuangan sampah yang tidak ditangani dengan baik juga membuat masalah tambah pelik karena terjadi pencampuran antara sampah organik dan non-organik.

06

Melihat permasalah lingkungan yang dapat mengancam keberlangsungan Kota Bandung, sebuah komunitas yang tergabung dalam forum Bandung Juara Bebas Sampah bersama 1023 Mediacom menggelar acara Bandung Trashion Festival 2013 di area CFD Dago. Acara tersebut selenggarakan sebagai ajang sosialisasi dan kampanye peduli lingkungan dengan melibatkan seluruh pemangku kepentingan, termasuk seluruh warga Bandung tanpa terkecuali. Kegiatan ini juga merupakan bagian dari kampanye “Bandung Juara Bebas Sampah”. Bandung Trashion Festival dikoordinasi oleh Badan Pengelola Lingkungan Hidup (BPLH) Kota Bandung dengan melibatkan 1.500 relawan dari berbagai komunitas peduli lingkungan dan unsur pemerintah terkait.

07

Beberapa komunitas di Bandung yang terlibat dalam acara BJBS diantaranya adalah: Zero Waste Bandung, Greeneration Indonesia, Bandung Like This!, HiLo Green, Kita Indonesia, Sasapu Bandung, Earth Hour, Bandung Berkebun, Yayasan Kontak Indonesia, Yayasan Pengembangan Bioscience Dan Bioteknologi (YPBB), Komunitas Pengelolaan Sampah Mandiri, dan Komunitas Kasturi Land (Kertas Koran Daur Ulang). Selain itu, turut pula melibatkan mahasiswa dari perguruan tinggi seperti: Itenas, ITB, UPI, STISI, dan beberapa lainnya.

08

BJBS berupaya menanggulangi permasalahan sampah di Bandung dengan mendorong perubahan sistem pengelolaan sampah Bandung agar berbasis pada tiga prinsip, yaitu: zero waste, desentralisasi, dan berbasis komunitas. Zero Waste adalah pendekatan pengelolaan sampah dengan cara mengurangi sampah di sumbernya. Desentralisasi adalah pendekatan pengelolaan sampah dengan menekankan sedekat mungkin dengan sumbernya. Sementara itu, berbasis komunitas merupakan pendekatan pengelolaan sampah dengan menekankan partisipasi warga dan komunitas.

Bandung Trashion Festival yang diadakan pada 1 Desember 2013. Kegiatan utamanya adalah menghadirkan fashion show yang menampilkan 800 karya kreatif berbahan dasar sampah dan koran. Acara tersebut berhasil memecahkan rekor MURI (Museum Rekor Indonesia) dalam kategori terbanyak untuk busana dari sampah.

BTF yang menggunakan CFD Dago sebagai lokasi proyek percontohan juga sebagai media agar masyarakat dapat turut menunjukan perilaku perduli dengan lingkungan. Bahkan, CFD kini memiliki ‘polisi sampah’ yang bertugas mengingatkan pengunjung untuk membuang sampah pada tempatnya serta memberitahu sanksi yang akan dikenakan bila aturan tersebut dilanggar.

Bandung Juara Bebas Sampah diharapkan dapat turut mewujudkan Kota Bandung sebagai kota yang bersih dan bermartabat. Masyarakat Bandung diharapkan memahami adanya peraturan dan sanksi Perda K3 agar tidak membuang sampah sembarangan.

09

s ampah merupakan salah satu permasalahan utama di Kota Bandung yang perlu mendapat banyak pihak. Bahkan karena masalah ini Bandung sempat dijuluki ‘kota sampah’. Permasalah ini dikarenakan karena kesulitan mencari dan mengolah sampah rumah tangga yang volumenya sangat besar setiap hari.

Proses pengelolaan sampak adalah hal yang amat penting dimana bila tidak berjalan dengan baik maka akan menimbulkan pencemaran dan polusi. Proses pengelolaan sampah sendiri dimulai dari pengumpulan, pengangkutan, pemrosesan, serta pendaurulangan. Berdasarkan sifatnya, sampah dibagi menjadi dua, yaitu sampah organik yang dapat diurai dan unorganik atau tidak dapat diurai.

Dampak buruk dari tidak terkelolanya sampah dengan baik akan berbahaya bagi manusia, lingkungannya dan ekosistem itu sendiri. Jika organisme dalam ekosistem tidak dapat beradaptasi terhadap kondisi ekosistem yang terpolusi maka organisme dapat punah dan menganggu kestabilannya. Rusaknya ekosistem itu akhirnya akan mengancam keselamatan organisme lain dalam ekosistem, termasuk keselamatan manusia.

Zero WasteLifestyle

Teks : Rosalina Wati

Solusi Pengelolaan Sampah di Bandung

PLANETORI+

www.wehatetowaste.com

10

Pengelolaan sampah secara konvensional umumnya adalah dengan mengangkut sampah dan membuangnya ke TPA. Nah, proses ini rupanya sudah tidak efektif lagi karena sampah organik dan unorganik tercampur dan menggunung di TPA. Sebagai contoh beberapa tahun lalu, TPA Leuwi Gajah mengalami longsor sampah karena tumpukan gas methane akibat sampah organik yang tertumpuk dalam jangka waktu lama.

Kini berbagai cara dan konsep baru mulai dicanangkan demi keberlangsungan ekosistem. Salah satunya adalah konsep zero waste lifestyle. Zero waste meruapakan pola pembuangan sampah dengan menerapkan prinsip 3R (reduce, reuse dan recycle). Konsep zero waste ini bisa dilakukan oleh siapa saja, dimana saja dan kapan saja.

Reduce berarti mengurangi segala sesuatu yang mengakibatkan sampah. Contoh tindakan dalam sehari-hari yang bisa diterapkan diantaranya adalah memilih produk kemasan yang dapat didaur ulang, menghindari memakai dan membeli produk yang menghasilkan sampah dalam jumlah besar, dan menggunakan produk yang dapat diisi ulang.

Reuse berarti menggunakan kembali sampah yang masih dapat digunakan untuk fungsi yang sama ataupun fungsi lainnya. Contoh yang bisa diterapkan diantaranya menggunakan kantong beberapa kali, memanfaatkan kembali kemasan untuk fungsi yang sama atau lainnya, atau memanfaatkan sisi kertas kosong untuk menulis.

10

www.thegoodtribe.com

11

Sedangkan recycle berarti mengolah kembali (daur ulang) sampah menjadi barang atau produk baru yang bermanfaat. Beberapa tindakan yang bisa dilakukan contohnya adalah memilih produk dan kemasan yang dapat didaur ulang dan mudah terurai, mengolah sampah kertas menjadi kertas atau karton, mengolah sampah organik menjadi kompos atau mengolahan sampah non organic menjadi barang bermanfaat.

Zero Waste di Bandung dikampanyekan oleh Yayasan Pengembangan Biosains dan Bioteknologi (YPBB). Yayasan nonprofit yang berdiri pada 1993 ini konsisten mensosialisasikan serta mempraktekkan pola hidup selaras dengan alam, untuk mencapai kualitas hidup yang tinggi dan berkelanjutan. Kampanye Zero Waste yang selama ini dilakukan antara lain berupa pelatihan Zero Waste Lifestyle, Zero Waste Community, dan promosi teknologi zero waste seperti keranjang takakura dan biopori.

Pengenalan 3R (reduce, reuse dan recycle) juga dilakukan oleh komunitas-komunitas di Bandung yang tergabung dalam Bandung Juara Bebas Sampah. Beberapa komunitas tersebut adalah: Zero Waste Bandung, Greeneration Indonesia, Bandung Like This!, HiLo Green, Kita Indonesia, Sasapu Bandung, Earth Hour, Bandung Berkebun, Yayasan Kontak Indonesia, Yayasan Pengembangan Bioscience Dan Bioteknologi (YPBB), Komunitas Pengelolaan Sampah Mandiri, Komunitas Kasturi Land (Kertas Koran Daur Ulang), mahasiswa perguruan tinggi (Itenas, ITB, UPI, STISI dan lainnya).

Kampanye BJBS untuk solusi sampah dan lingkungan di Bandung baru-baru ini dilakukan melalui kegiatan bertajuk Zero Waste and Bandung Trashion Festival 2013 di area CFD Dago. Kegiatan yang dilakukan diantaranya adalah fashion show berbahan daur ulang, lomba mewarnai tong sampah, dan apresiasi seni dan kreasi musik dari bahan daur ulang. Selain itu ada pula “Kampung Zero Waste” yang menggelar pameran foto, bank sampah, plastik ramah lingkungan, edukasi dan disiplin buang sampah, pilah sampah, serta lainnya.

Jika seluruh elemen masyarakat Bandung mau berpartisipasi dengan menerapkan konsep Zero Waste Lifestyle setiap harinya, maka bisa memberikan dampak signifikan bagi pengelolaan sampah yang lebih baik. Itu karena permasalahan sampah bukan semata tanggung jawab pemerintah tetapi juga semua pihak.

12

PLANETORI+

Indonesia Manfaatkan Sumber Data Digital untuk Kepentingan Publik

Teks & Foto : Him

13

S aat ini adalah era digital. Hampir semua orang di dunia termasuk di orang di negeri ini terhubung atau memanfaatkan akses internet. Semua orang yang sedang memanfaatkan layanan jasa digital tanpa disadari sedang menciptakan data digital dalam jumlah yang banyak setiap harinya. Aktivitas tersebut terjadi dalam banyak bidang termasuk saat jual-beli, transfer uang, mencari informasi, dan berbagi pengalaman di jejaring sosial dalam waktu yang sangat terbaharui. Pernahkah Anda bayangkan bahwa sebenarnya data digital yang sangat besar itu dapat dimanfaatkan untuk sebuah proyeksi di masa saat ini dan akan datang? Data digital yang amat besar itu dinamai “Big Data”!

Baru-baru ini, Dlajah Planetori berkesempatan mendapatkan undangan dari Global Pulse, United Nations (PBB) untuk meliput langsung kegiatan sosialisasi “Big Data” di Bali. Workshop bernama “Big Data Pembangunan: Mendukung Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional Tahun 2015-2019” tersebut bertujuan untuk memperkenalkan pemanfaatan ‘Big Data’ kepada berbagai pihak terutama swata, akademisi, dan berbagai kementerian demi pemanfaatannya untuk sektor publik terutama perencanaan dan evaluasi program pembangunan.

Beberapa pakar yang hadir dalam sosialisasi ini diantaranya adalah: Jonggun Lee (Data Scientist Pulse Lab Jakarta), Robert Kirkpatrick (Direktur Global Pulse), Oktorialdi (Kepala Pusat Data dan Informasi Perencanaan Pembangunan Kementerian PPN/Bappenas), Vivi Yulaswati (Direktur Perlindungan dab Kesejahteraan Masyarakat Kementerian PPN/Bappenas), Heru Sutadi (Direktur Indonesia ICTIntitute), Yose Rizal (Founder Mediawave Analytics), dan Yudistira Dwi Wardhana Asnar (Lecturer di Study Program Informatics Engineering, STEI, ITB). Selain itu, turut pula mengundang Tan Wijaya (Country Geographic Expansion Leader IBM Indonesia), Dody Sukmayadi (Kepala Pusat Sistem Jaringan dan Standarisasi Data Spasial Bakosurtanal), serta Iqbal Elyazar (Malaria Desease Mapping Researcher and Malaria Atlas Project Coordinator Indonesia-Eijkman-Oxford Clinical Research Unit).

Pulse Lab Jakarta nantinya berupaya membantu Pemerintah Indonesia memperoleh informasi serta menentukan kebijakan berdasarkan informasi digital yang tersebar di dunia maya. Di Indonesia, Pulse Lab Jakarta akan melakukan penjaringan dan penelitian data digital dari beberapa kota, yaitu: Jakarta, Yogyakarta, Makassar (Sulawesi Selatan) dan Medan (Sumatera Utara). Adapun sejumlah isu yang akan dipantau lab data ini berupa topik yang berkaitan dengan kesejahteraan sosial diantaranya seperti perubahan harga pangan, harga bahan bakar, dan juga ketenagakerjaan.

14

“Big Data” merupakan informasi digital yang berasal dari media sosial, data ponsel, dan informasi online internet. Indonesia menjadi salah satu dari sedikit negara di dunia yang akan memanfaatkan “Big Data” untuk kepentingan pubik. Pertama kalinya di Asia, Jakarta telah dipilih untuk mendirikan lab yang akan memanfaatkan dan mengeksplorasi penggunaan sumber data digital demi mendukung perencanaan pembangunan melalui kemitraan antara sektor swasta dan umum.

Pendirian lab yang dinamai Pulse Lab Jakarta di Indonesia sendiri merupakan proyek bersama Pemerintah Indonesia dengan PBB. Dalam hal ini mewakili keduanya adalah antara Kementerian Pembangunan Perencanaan Nasional (BAPPENAS) dan Global Pulse. Pulse Lab Jakarta diharapkan dapat memenuhi kebutuhan informasi dengan pendekatan baru yang lebih tepat waktu untuk melacak dan memantau dampak krisis sosial-ekonomi secara global maupun lokal.

Selain Jakarta di Indonesia, ada tiga kota lain yang juga mendirikan Pulse Lab, yaitu Kampala di Uganda dan New York di Amerika Serikat. Indonesia sendiri merupakan pilot project untuk pengembangan Pulse Lab ini di dunia. Pulse Lab awalnya diinisiasi dari Global Pulse yang dicanangkan oleh Sekretaris Jenderal PBB, Ban Ki-moon bersama Presiden Susilo Bambang Yudhoyono saat pertemuan G20.

Terpilihnya Indonesia sebagai salah satu dari tiga tempat Pulse Lab ini adalah karena kota-kota besar di Indonesia termasuk pengguna sosial media terbesar di dunia. Oleh karena itu, data-data digital tersebut nantinya akan dimanfaatkan Pulse Lab di Jakarta dan berikutnya dapat membantu Pemerintah Indonesia memperoleh informasi serta menentukan kebijakan berdasarkan informasi digital yang tersebar di dunia maya. Media sosial dalam waktu nyata terbukti mampu melakukan aproksimasi akurat terkait kajian terhadap kerentanan masyarakat terhadap peningkatan harga pangan dan bahan bakar.

15

16

Lab ini akan melakukan eksplorasi informasi berupa analisis sosial media seperti lewat Twitter dan Facebook, analisis data telepon seluler, survei cepat menggunakan perangkat telepon genggam (ponsel maupun smartphone), serta pemetaan Geo-Spasial. Pulse Lab Jakarta menghadirkan para peneliti dari pemerintah, badan-badan PBB, akademisi, dan sektor swasta. Mereka akan menguji, mengembangkan dan menerapkan pendekatan dalam penggunaan data digital untuk menghadapi tantangan pembangunan.

09

Pulse Lab akan melihat bahwa media sosial dapat membantu mendeteksi, menghitung dan memahami tren-tren terbaru yang berhubungan dengan hal-hal yang menjadi keprihatinan masyarakat serta mencari strategi penyelesaian dalam waktu nyata. Pulse Lab Jakarta dapat menjadi pusat inovasi untuk mempelajari analitika media sosial guna mengidentifikasi populasi dan wilayah yang berada dibawah tekanan akibat dari fluktuasi harga komoditas dan juga penyebaran penyakit seperti malaria dan cholera.

Kehadiran Pulse Lab di Jakarta menjadi bukti bahwa Indonesia merupakan negara yang memanfaatkan pendekatan baru dalam pembangunannya. Dengan kehadirannya pula negara-negara lain di dunia dapat menerima manfaat dari pendekatan yang diambil Indonesia dalam menginovasi penelitian data melalui kemitraan antara sektor swasta dan publik. Keberadaan Pulse Lab Jakarta maka Indonesia dapat menjadi katalis untuk pendekatan baru, perencanaan, dan pelaksanaan pembangunan yang lebih baik.

Diharapkan Pulse Lab Jakarta yang dikelola oleh Kementerian PPN/BAPPENAS bersama PBB ini juga dapat bekerja untuk memastikan bahwa sektor publik memperoleh manfaat dari data digital tersebut. Selain itu, dari inovasi dan ide dalam penelitian data ini juga dapat memperkuat kesejahteraan dan ketahanan masyarakat melalui perbaikan perencanaan dan evaluasi program pembangunan.