12
#04

DLAJAH FLAVORISM (BUGIS KOPITIAM)

Embed Size (px)

DESCRIPTION

 

Citation preview

Page 1: DLAJAH FLAVORISM (BUGIS KOPITIAM)

#04

Page 2: DLAJAH FLAVORISM (BUGIS KOPITIAM)

ANGGUN NUGRAHA @PariwisKata

Teks & Photo

02

Page 3: DLAJAH FLAVORISM (BUGIS KOPITIAM)

Berdiam bersebrangan dengan Starbuck di Stasiun Gambir, adalah Bugis Kopitiam yang sudah jadi langganan saya menanti Kereta Api Argo Parahyangan untuk pulang ke Bandung selepas berplesir dari Jakarta. Kita tahu bahwa jadwal keberangkatan kereta api tidak selalu tersedia setiap jam sehingga ada jeda waktu yang harus dilalui sebelum bisa masuk ke gerbong kereta. Biasanya, tempat duduk untuk menanti pun tidak mudah didapat karena ratusan orang berebut untuk bisa duduk nyaman.

03

Page 4: DLAJAH FLAVORISM (BUGIS KOPITIAM)

Pelayannya yang ramah dengan penampilan unik mengenakan peci dan apron cukup menarik bagi saya. Sekilas Bugis Kopitiam seperti juga café lainnya namun alasan mengapa saya merekomendasikan tempat bila ingin ‘berkopi’ di Stasiun Gambir adalah karena suasana ruangannya hadirkan nuansa Bugis yang selama ini ingin saya selami.

Demi memastikan kenyamanan saat menunggu jadwal keberangkatan kereta, Bugis Kopitiam menawarkan penantian minum kopi

bergaya Nusantara.

“ ““ “ PECI

AP

RO

N

Pelayanan

04

Page 5: DLAJAH FLAVORISM (BUGIS KOPITIAM)

Nuansa rumah gaya langsung terasa saat lemari berbentuk perahu menyambut tamu di lantai 2.“‘juragan pelaut’ “

Di dalamnya tersusun rapi koleksi botol anggur yang dipastikan hanya sebagai pajangan saja.

Chandelier atau lampu kristal bergaya klasik menguatkan aura café rumahan, padahal jelas-jelas saya sedang berada di sebuah stasiun kereta api.

05

Page 6: DLAJAH FLAVORISM (BUGIS KOPITIAM)

ROTI BAKARTELUR

SETENGAH MATANG

TOMYAM FRENCH FRIES WILDBERRYICED TEA

Memang tidak semuanya bertema Bugis. Hiasan dinding seperti miniatur perlengkapan perahu layar dan cermin tradisional dipadupadankan dengan gaya modern. Ruangan menjadi terasa begitu nyaman seperti di rumah tradisional kontemporer. Perhatikan bagaimana dinding ruangannya yang dihias foto-foto menarik tentang potret Jakarta dan kehidupannya.

Selain ruang untuk non-smoker, Bugis Kopitiam menyediakan ruang bagi pengunjung yang merokok. Anda tinggal naik ke lantai 2 dengan lift yang dirawat baik. Tentu tak ber-AC namun kipas yang disediakan dilengkapi mist sehingga udara sejuk lembab.

Makanan yang disajikan di Bugis Kopitiam cukup beragam. Tersedia menu sarapan pagi dengan roti bakar, telur setengah matang, dan tentunya kopi beragam jenis. Ada pula tomyam dan french fries

digenapi minuman dingin dengan penyajian yang lumayan gaul seperti iced tea beraneka ragam rasa. Saya suka dengan

wildberry iced tea. Segar rasanya!

06

Page 7: DLAJAH FLAVORISM (BUGIS KOPITIAM)

Pengelola Bugis Kopitiam tidak berkeberatan apabila Anda ingin melihat-lihat barang pajangan sebagai bagian dari penataan interior mereka. Ada jajaran buku bergaya klasik bertuliskan Tafsir Al- Qurthubidan alat musik serupa akordeon merah antik di tepinya. Di ujung ruangan tergantung alat musik petik yang tidak kalah menarik untuk diamati. Jendela-jendela yang sebenarnya adalah cermin dari bingkai kayu dipasang di dinding kaca membuat nuansa tradisional seakan menjadi pengalih perhatian yang cukup indah.

07

Page 8: DLAJAH FLAVORISM (BUGIS KOPITIAM)

Saya selalu duduk di bagian smoking area karena udara di situ lebih banyak mengalir. Sofa berwarna gading gajah begitu nyaman untuk menjadi sandaran penantian ‘Si UlarBesi’ pulang ke Bandung. Sembari menunggu waktu, pekerjaan pun bisa saya selesaikan di atas meja lengkap bersama colokan listrik dan juga wi-fi gratis.

Seramai apapun Stasiun Gambir namun ketika pengumuman Kereta Api Argo Parahyangan disuarakan maka itu cukup terdengar jelas dari tempat saya duduk. Letak Bugis Kopitiam yang strategis membuatnya berada dalam jangkauan nyaman untuk saya bergegas menuju Jalur I Stasiun Gambir. Saya tidak perlu khawatir ketinggalan kereta, begitu pula Anda!

08

Page 9: DLAJAH FLAVORISM (BUGIS KOPITIAM)

KOPI JAWAY

KOPI BALIY

KOPI SUMATERAY

KOPI TORAJAY

KOPI FLORES

YKOPI FLORES BAJAWA

YKOPI WAMENA

Y

Kopi Jawa. Kopinya kuat dan lama aromanya untuk menghilang di udara. Namun demikian, kopi Jawa terkenal

lembut rasanya.

Kopi Bali. Cakrawala bumi Bali ditutupi tanah subur dari Gunung Agung

dan Batukaru yang memberi kekhasan pada kopinya. Diawetkan secara alami, kopi Bali rasanya manis, lembut, dan memiliki konsistensi yang mantap.

Kopi Toraja memiliki aroma yang mendekati harum tanah subur. Rasa dan teksturnya hampir mirip dengan

kopi Sumatera.

Kopi Flores. Tanah Flores yang kuno dari ledakan gunung aktif dan mati

membuat kopi yang tumbuh memiliki berat berlebih, dengan rasa coklat

yang kental.

Kopi Flores Bajawa memiliki rasa seperti campuran mangga, apel dan

melon, dan saat selesai meminumnya ada rasa lain seperti rasa tembakau.

Ada pula yang mengatakan rasa kopinya seperti coklat caramel. Kopi Bajawa

tumbuh sebagai kopi jenis Arabica dan subur berbuah di kaki Gunung Inerie,

Flores.

Kopi Wamena memiliki tekstur halus dan aroma yang lembut dengan rasa manis alami. Kopi Wamena adalah kopi jenis Arabika dan memiliki kandungan kafein paling rendah dibandingkan kopi

jenis Arabika lainnya.

Kopi Sumatera. Dinilai sebagai salah satu kopi organik terbaik di dunia, kopi Sumatera ditanam di tanah Sumatera yang rendah kadar besi. Pengolahan

yang tepat untuk jenis.kopi ini, siapa pun akan mendapstkan keharuman yang

mantap. Ada aroma yang terasa unik, yaitu coklat bercampur aroma tanah,

asap, dan tembakau dalam satu seduhan kopi di cangkir. Hebat ‘gak?

WamenaFlores Bajawa

FloresToraja

Bali

Jawa

Sumatera

09

Page 10: DLAJAH FLAVORISM (BUGIS KOPITIAM)

ArabikaRobusta

Biji kopi Robusta lebih banyak dipanen dan diperdagangkan secara komersial. Mengapa? Robusta tidak sensitif terhadap iklim, sehingga lebih sering dan mudah untuk tumbuh dibandingkan Arabika. Oleh karena itu, Robusta biasanya produksinya lebih banyak. Kafein yang dikandungnya tinggi, dan rasanya pahit atau asam seperti coklat. Rasa pahit atau asam tentu disebabkan karena tingginya kadar kafein.

Konon ditulis secara formal pertama kali oleh bangsa Arab yang mengakui bekerja lebih lama setelah minum kopi, maka jenis kopi ini disebut kopi Arabika. Asal kopi ini dari dataran tinggi Ethiopia bagian Barat Daya. Biji kopi Arabika dikenal karena sensitif terhadap iklim.

Ia tumbuh dengan baik di dataran tinggi. Karena perawatan yang baik, kopi Arabika dikenal memiliki rasa dan aroma yang sangat lezat. Dengan varietas yang beragam, rasa dan aroma yang lezat ini pun bermacam ragamnya. Kafein yang dikandung lebih rendah dari Robusta. Wanginya seperti perpaduan bunga dan tanah.

Kopi Arabica di Indonesia mulai diproduksi tahun 1699, dimana kopi Arabica Indonesia termahsyur karena buahnya yang besar namun rendah asam, sehingga cocok sebagai campuran untuk kopi yang berkadar asam tinggi dari dataran Amerika atau Afrika Timur. Di Pulau Jawa, kopi Arabica ditanam sepanjang tahun.

- -- -

10

Page 11: DLAJAH FLAVORISM (BUGIS KOPITIAM)

REDAKSI & KEMITRAAN

JL. KYAI GEDE UTAMA NO. 12 BANDUNG 40132PHONE. +62.22.2501925 - FAX. +62.22.2516752

Dlajah @dlajahmagz @Dlajah

SUNARYO KUSUMOPENGEMBANGAN BISNIS

ANGGUN NUGRAHA

ROSALINA WATI

HIM

MIKHAEL SEBAYANG

kemitraan

Asisten chief editorchief editor

MOWELBLACKPACKER

ARIS BRONSON

FOTOGRAFERtata letak & design

EKO JUSMAR

SOCIAL MEDIA

NUR KHAFIDL

WEBSITE MASTER

IDA SITI NURAIDA

ADMINISTRASI & KEUANGAN

@saifanah @prettyow

@caksun @mikeystroo@PariwisKata

@BlackPackerz @kitajimaland@arisbronson

@Nuraida_ida

w w w. d l a j a h .c o m

Page 12: DLAJAH FLAVORISM (BUGIS KOPITIAM)