41
DISKUSI KELOMPOK 1 PEMICU 1 BODY BUILDING Fasilitator : Herry Reonardo, S.Kep.Ns., M.Ph Ketua Diskusi : Eky Aditya Prastama Sekretaris Meja : Naufal Dian Fajarianto Sekretaris Papan Tulis : Satriyandi Mahmud Anggota diskusi : Regina Philyria Swansea Tridua Titania Rampai Farin Limanda Mulia Clarissa Charolina Triany Sonia Carolina Agatha PEMICU 1: BODY BUILDING Setelah menonton tayangan di stasiun televisi swasta, Dodo, seorang karyawan berusia 37 tahun, bertekad untuk memiliki bentuk tubuh “ideal” dan memulai program latihan beban secara teratur di pusat kebugaran. Dengan tinggi badan 185 cm dan berat badan 85 kg, ia merasa punya “modal” yang cukup. Setelah berlatih teratur

DK2 P1 LENGKAP.doc

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: DK2 P1 LENGKAP.doc

DISKUSI KELOMPOK 1 PEMICU 1 BODY BUILDING

 

Fasilitator : Herry Reonardo, S.Kep.Ns., M.Ph

Ketua Diskusi : Eky Aditya Prastama

Sekretaris Meja : Naufal Dian Fajarianto

Sekretaris Papan Tulis : Satriyandi Mahmud

Anggota diskusi : Regina Philyria

Swansea Tridua

Titania Rampai

Farin Limanda Mulia

Clarissa Charolina Triany

Sonia Carolina Agatha

PEMICU 1: BODY BUILDING

Setelah menonton tayangan di stasiun televisi swasta, Dodo, seorang karyawan

berusia 37 tahun, bertekad untuk memiliki bentuk tubuh “ideal” dan memulai

program latihan beban secara teratur di pusat kebugaran. Dengan tinggi badan 185

cm dan berat badan 85 kg, ia merasa punya “modal” yang cukup. Setelah berlatih

teratur selama 4 minggu dan mengkonsumsi suplemen yang mengandung

l-carnitine, pada suatu sesi latihan di akhir minggu ia melakukan beberapa set

latihan biceps curl, push up, pull up, leg press, dan variasi sit-ups lebih banyak

dari yang biasa ia lakukan sebelumnya. Keesokan harinya, ia merasakan nyeri otot

nyaris di seluruh badan terutama kedua otot biceps brachii hingga ia tidak masuk

kantor.

Page 2: DK2 P1 LENGKAP.doc

KATA SULIT KATA KUNCI

l-carnitine ♂ 37th

biceps brachii Berlatih teratur 4 minggu

Latihan berlebih di akhir minggu

Mengkonsumsi suplemen yang mengandung l-

carnitine

Nyeri otot (terutama kedua otot biceps brachii )

Beberapa set latihan biceps curl, push up, pull up,

leg press, dan variasi sit-ups

IDENTIFIKASI MASALAH

♂ 37th melakukan latihan body building lebih banyak dari biasanya, sehingga ia

merasakan nyeri otot diseluruh badan terutama di kedua otot biceps brachii.

ANALISIS MASALAH

Page 3: DK2 P1 LENGKAP.doc

HIPOTESIS

Ada hubungan nyeri otot yang dialami ♂ 37th dengan latihan body building yang

ia lakukan secara berlebihan

PERTANYAAN TERJARING

1. Apa definisi dari :

a. l-carnitine

b. Biceps brachii

2. Bagaimana penilaian berat badan ideal ntk laki-laki dan perempuan ?

3. Jelaskan apa yang dimaksud dengan biceps curl, push up, pull up, leg

press, dan sit-ups?

4. Otot apa yang terlibat dalam biceps curl, push up, pull up, leg press, dan

sit-ups?

5. Bagaimana mekanisme kontraksi otot saat body building ?

6. Adaptasi muskulo terhadap latihan ?

7. Bagaimana cara latihan body building yang benar ?

8. Berapa lama latihan yang ideal ?

9. Usia yang memungkinkan atau tidak untuk melakukan latihan?

10. Bagaimana anatomi otot skelet ?

11. Definisi dari nyeri otot ?

12. Faktor- faktor apa saja yang mempengaruhi nyeri otot ?

13. Bagaimana klasifikasi & karakteristik nyeri otot ?

14. Apa yang dimaksud dengan kelelahan otot ?

15. Faktor- faktor apa saja yang mempengaruhi kelelahan otot ?

16. Bagaimana mekanisme nyeri otot ?

17. Mengapa nyeri otot terjadi berlebih pada kedua otot biceps brachii ?

18. Faktor- faktor apa saja yang mempengaruhi nyeri muskulo skeletal ?

19. Bagaimana penatalaksanaan nyeri ?

20. Bagaimana aspek biokimia pada kasus ini ?

Page 4: DK2 P1 LENGKAP.doc

21. Bagaimana IMT (Indeks Masa Tubuh) yang normal ?

22. Apa fungsi l-carnitine ?

23. Apakah ada hubungan penggunaan suplemen l-carnitine dengan

nyeri otot ?

24. Hormon apa saja yang mempengaruhi rasa nyeri ?

25. Bagaimana gizi yang ideal untuk otot ?

JAWABAN

1. Definisi kata sulit

L-carnitine merupakan sebuah substansi yang berasal dari as.amino esensial

metionin dan lisin yang memiliki sifat seperti vitamin tapi tidak bisa

dikategorikan sebagai vitamin.

Otot biceps brachii atau lebih dikenal secara umum dengan otot biceps (walaupun

ada beberapa otot lain yang mengandung kata biceps), adalah otot besar berkepala

dua karena berorigo pada dua tempat yang berbeda. Terletak di sepanjang lengan

atas.

Dua caput tersebut adalah:

• Caput longum (panjang)

• Caput brevis (pendek)

Sumber: http://www.nutritionandmetabolism.com/content/pdf/1743-7075-7-

30.pdf

Sumber: http://www.ijav.org/2011/ijav_2011_031-033.pdf

2. Penilaian berat badan ideal untuk laki – laki dan perempuan

Wanita : Berat Badan Ideal (kg) = Tinggi Badan (cm) – 100 ± 15%

Page 5: DK2 P1 LENGKAP.doc

Pria: Berat Badan Ideal (kg) = Tinggi Badan (cm) – 100 ± 10%

Website Depkes RI adalah :

Bobot badan ideal (kg) = 90% x {tinggi badan (cm) - 100} x 1 kg Khusus untuk

pria dengan

tinggi badan kurang dari 160 cm dan wanita kurang dari 150 cm, digunakan

rumus : Bobot badan ideal (kg) = {tinggi badan (cm) - 100} x 1 kg

Interpretasi : seseorang dikatakan underweight bila bobot badannya kurang dari

90% bobot badan ideal.

Tetapi banyak orang menggunakan rumus yang sangat disederhanakan, yaitu :

Berat Badan Ideal = (Tinggi Badan - 100) - 10% (Tinggi Badan - 100)

Sumber : http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/pendidikan

3. Penjelasan push up, sit up, pull up, biceps brachii, dan leg press

Push up

Sit up

Page 6: DK2 P1 LENGKAP.doc

Pull up

Biceps curl

Leg press

Page 7: DK2 P1 LENGKAP.doc

4. Otot yang terlibat dalam push up, pull up, sit up, bicep curl dan leg press

Otot yang terlibat pada Push Up:

1. Abdominal Muscle

2. Coracobrachialis

3. Otot-otot gelang bahu

4. Otot thoracoscapularis : M. serratus anterior

5. Otot scapulohumeralis : M. pectoralis major

6. Otot scaoulohumeralis : M. deltoideus

7. Otot-otot ekstensor

M. triceps brachii caput logum

M. triceps brachii caput laterale

M. triceps brachii caput mediale

Page 8: DK2 P1 LENGKAP.doc

Otot yang terlibat pada pull up :

Otot yang terlibat pada sit up :

Page 9: DK2 P1 LENGKAP.doc

Otot yang terlibat pada biceps curl:

Otot yang terlibat pada leg press:

Furqonita D., Budiman G., Liem I.K, Djalal R., Gunardi S., Kusumaningtyas S..

Panduan Pratikum Anatomi untuk mahasiswa kedokteran. Fakultas Kedokteran

Universitas Indonesia. Jakarta.2011.

Page 10: DK2 P1 LENGKAP.doc

5. Mekanisme kontraksi otot

Mekanisme kontraksi otot terjadi melalui beberapa tahapan yaitu dimulai pada

terjadinya aksi potensial pada motor neuron yang menyebabkan pelepasan Ach.

Ach akan terikat dengan reseptor pada otot yang menyebabkan end plate potential

(EPP), Na channel terbuka dan ion Na akan masuk kedalam sel otot dan memulai

aksi potensial pada otot. Aksi potensial pada otot tersebut akan menyebabkan ion

Ca masuk kedalam sel dan merangsang pelepasan ion Ca intrasel dari sisterna RS

atau Ca interduced Ca Released.

Sumber:

http://www.esaunggul.ac.id/wp-content/uploads/2012/12/esaunggul.ac_.id-

Pengaruh_Penurunan_Nilai_Chronaxie_Pada_Arus_Strength_Duration_Curve_Te

rhadap_Peningkatan_Kekutan_Oto.pdf

6. Adaptasi muskulo skeletal terhadap latihan

Tulang dipengaruhi oleh berbagai tingkat aktivitas yang berbeda

Tulang merupakan suatu organ dinamis yang dapat memperbaiki

dirinya sendiri setelah adanya cedera

Struktur sendi dan kisaran pergerakan dipengaruhi oleh berbagai

tingkat aktivitas yang berbeda

Struktur dan fungsi otot dipengaruhi oleh tingkat aktivitas yang berbeda

Ukuran, bentuk, dan komposisi tubuh dapat diubah dengan latihan

Faktor gaya hidup memainkan suatu bagian besar dalam menentukan fisik

Ukuran dan tipe tubuh berkaitan dengan performa dalam

olahraga dan berbagai peristiwa berbeda dalam satu olahraga

Sumber : http://file.upi.edu/Direktori/FPOK/JUR._PEND._OLAHRAGA/

Page 11: DK2 P1 LENGKAP.doc

7. Cara latihan body building yang benar

Salah satu program latihan yang dapat digunakan untuk membentuk massa otot

agar tubuh lebih ideal dan atletis adalah program latihan body building. Program

latihan ini harus disusun sesuai dengan dosis latihan yang tepat agar tujuan yang

diinginkan oleh seseorang dapat tercapai. Selain itu hendaknya juga menerapkan

prinsip-prinsip dasar latihan guna mencapai kinerja fisik yang maksimal bagi

seseorang.

Adapun prinsip-prinsip latihan tersebut meliputi:

1) individual,

2) adaptasi,

3) beban berlebih (overload),

4) beban bersifat progresif,

5) spesifikasi (kekhususan),

6) bervariasi,

7) pemanasan dan pendinginan (warm-up dan cooling down),

8) periodisasi,

9) berkebalikan (reversible),

10) beban moderat (tidak berlebih), dan

11) latihan harus sistematik.

8.Intensitas berlatih body building

Frekuensi dan durasi latihan sering dikaitkan dengan tingkat ketidakpuasan otot

pada binaraga.Semakin tinggi ketidakpuasan otot maka semakin panjang frekuensi

Page 12: DK2 P1 LENGKAP.doc

dan durasi yang dihabiskan untuk latihan. Teori tersebut sesuai dengan penelitian

yang menyatakan binaraga yang mengkonsumsi suplemen dan berlatih lebih dari

6 jam per minggu menunjukan skor MDI (Muscle Dysmorphia Inventory) yang

lebih tinggi. Hasil penelitian ini menyebutkan sebanyak 51,3 % subjek berlatih

angkat beban 4 –5 kali dalam seminggu; 15,4 % berlatih angkat beban 6 kali

seminggu. Sebanyak 56,4 % subjek memilih durasi latihan 90–120 menit per hari

dan 10,3 % subjek berlatih lebih dari 120 menit per hari. Pada subjek MD,

ditemukan duasubjek yang berlatih enam kali dalam seminggu, dan duasubjek

yang berlatih dengan durasi lebih dari 120 menit per hari. WHO

merekomendasikan dewasa awal setidaknya harus melakukan aktivitas fisik

intensitas berat 75 –150 menit per minggu, dan aktivitas yang berhubungan

dengan massa otot harus dibarengi dengan fase “istirahat” untuk otot paling

sedikit dua hari.

Sumber:

http://eprints.undip.ac.id/45194/1/647_MARIA_ANGELA_DHIANA_OKTORIN

A_INDRATNO.pdf

9.Usia ideal melakukan body building

pada tingkatan usia antara18-27 tahun. Menurut Monks.,dkk(1988), usia di bawah

40 tahun masih senang mencoba dan melakukan kegiatan-kegiatan untuk mencari

dan mempertahankan eksistensi diri. Sehingga para subjek rata-rata mempunyai

intensitas melakukan bodybuilding yang tinggi. Sesuai pendapat Hurlock (1993),

bahwa kekuatan dan penampilan fisik menjadi prioritas utama individu dengan

usia dibawah 40 tahun. Hal ini yang mengakibatkan banyak subjek memiliki citra

raga tinggi karena usia mereka masih berada dibawah 40 tahun.

Sumber: http://psychology.uii.ac.id/images/stories/jadwal_kuliah/naskah-

publikasi-03320201.pdf

Page 13: DK2 P1 LENGKAP.doc

10. Anatomi dari otot skeletal

Anatomi otot rangka

Otot rangka manusia terbentuk dari kumpulan sel-sel otot dengan rata-rata

panjang 10 cm dan berdiameter 10-100 µm yang berasal secara embrional dari

ratusan sel-sel mesodermal yang melakukan fusi sehingga sebuah sel otot

memiliki banyak inti.

Secara mikroskopis sel otot dilapisi oleh struktur membran plasma (sarcolemma)

dan dari sarcolemma ini akan terbentuk lipatan kedalam yang disebut sebagai

tubulus T. Pada bagian dalam sel otot terdapat cairan intraseluler (sarcoplasma)

yang berisi molekul-molekul glikogen, protein myoglobin dan mitokondria yang

banyak.

Di dalam sarcoplasma juga terdapat myofibril yang merupakan elemen kontraktil

dari serabut otot. Myofibril tampak seperti diselubungi oleh struktur seperti jaring

yang disebut Sarcoplasmic reticulum yang berfungsi sebagai tempat penyimpanan

ion kalsium yang diperlukan untuk proses kontraksi. Dua buah ujung

sarcoplasmic reticulum yang melebar (terminal cisternae) membelakangi sebuah

tubulus T membentuk struktur yang berperan dalam inisiasi proses kontraksi otot.

Serabut-serabut otot ini akan bergabung dalam suatu kelompok yang lebih besar

yang disebut fasikulus otot. Beberapa jenis konfigurasi fasikulus otot ini antara

lain:

1) Paralel

Fasikulus sejajar dengan aksis memanjang dari otot.

2) Fusiform

Fasikulus sejajar dengan aksis memanjang dari otot dan diameter akan

berkurang jika semakin mendekati tendon.

3) Sirkuler

Fasikulus tersusun melingkar membentuk struktur sphincter untuk

menutupi suatu lubang.

Page 14: DK2 P1 LENGKAP.doc

4) Triangular

Fasikulus yang tersebar pada daerah yang luas berkumpul pada sebuah

tendon yang tebal.

5) Pennate

Ukuran fasikulus lebih pendek daripada tendon sehingga tampak relatif

pendek bila dibandingkan dengan panjang keseluruhan otot.

a. Unipennate

Fasikulus tersusun hanya pada 1 sisi dari tendon

b. Bipennate

Fasikulus tersusun pada kedua sisi tendon yang berada di tengah

c. Multipennate

Fasikulus terhubung secara menyilang dari segala arah ke beberapa tendon

Otot dilindungi oleh jaringan subkutis pada bagian luar dan fascia pada bagian

dalam yang secara umum langsung membungkus otot. Jaringan subkutis yang

terdiri atas sel-sel adiposit berfungi sebagai penghambat panas dan pelindung

otot dari trauma fisik.Fascia adalah jaringan ikat padat ireguler yang melapisi dan

juga mengelompokkan otot-otot dengan fungsi yang sama. Fascia juga dilewati

oleh serabut saraf, pembuluh darah dan limfe. Ujung-ujung dari fascia ini akan

memanjang membentuk tendon yang berfungsi untuk melekatkan otot ke tulang

dan apabila ujung tersebut membentuk lapisan yang lebar dan mendatar disebut

sebagai aponeurosis.Ada kalanya suatu tendon diselubungi oleh jaringan ikat

fibrosa yang disebut selubung tendon yang berisis cairan synovial untuk

mengurangi gesekan antara 2 lapis selubung tersebut.(Tortora, 2009)

Sumber: http://repository.usu.ac.id

Page 15: DK2 P1 LENGKAP.doc

11.Nyeri otot atau myalgia

Nyeri otot atau myalgia adalah rasa sakit atau nyeri yang muncul pada bagian

otot. Ini adalah kondisi yang umum dan bisa terjadi pada semua orang. Nyeri otot

biasanya terkait dengan tingkat ketegangan, terlalu banyak beraktivitas, atau

cedera dari olahraga dan/atau bekerja.

Sumber: http://eprints.ums.ac.id/26845/2/BAB_I.pdf

12. Faktor-faktor penyebab nyeri otot

Terjadi setelah melaksanakan olahraga/aktivitas cukup berat yang tidak

biasa dilakukan.

Kelelahan akibat kerja sehingga menimbulkan suatu mekanisme

perlindungan tubuh yang dirasakan secara subjektif yang terjadi akibat

kerja fisik atau mental secara berulang sehingga menyebabkan ketidak

nyamanan, hilangnya efisiensi dan penurunan kapasitas kerja serta

ketahanan tubuh yang ditandai oleh adanya pelemahan kegiatan,

pelemahan motivasi dan kelelahan fisik.

Nyeri otot disebabkan oleh pengaruh tarikan mekanis serabut otot terhadap

jaringan ikat intramuscular.

Nyeri otot terjadi akibat penumpukan sampah metabolisme dalam jumlah

berlebihan yang menyebabkan meningkatnya tekanan osmotik didalam

dan luar sel-sel otot.

(Sumber: http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/31077/4/Chapter

%20II.pdf, http://file.Musclesoarness&muscleCramps.pdf di askes pada 7

september 2015 pukul 20.44WIB)

13. Klasifikasi dan karakteristik dari nyeri otot

Page 16: DK2 P1 LENGKAP.doc

Klasifikasi nyeri otot

Nyeri Nosiseptif

Terjadi bila ujung saraf sensorik pada kulit atau organ menerima

rangsangan yang timbulkan oleh kerusakan jaringan akibat stimulus

mekanik, termal, kekurangan oksigen dan bahan kimia.

Nyeri Neurogenik

Nyeri yang didahului atau disebabkan oleh lesi atau disfungsi primer pada

system saraf perifer. Dapat terjadi karena infiltrasi sel kanker pada serabut

saraf, dan terpotongnya saraf perifer.

Nyeri Psikogenik

Nyeri ini berhubungan dengan adanya gangguan jiwa misalnya cemas dan

depresi. Nyeri akan hilang apabila keadaan kejiwaan pasien tenang

(adanya gangguan psikologis).

Berdasarkan timbulnya nyeri dapat diklasifikasikan menjadi:

1) Nyeri akut

Nyeri yang timbul mendadak dan berlangsung sementara. Nyeri ini ditandai

dengan adanya aktivitas saraf otonom seperti: takikardi, hipertensi, hiperhidrosis,

pucat dan midriasis dan perubahan wajah: menyeringai atau menangis. Bentuk

nyeri akut dapat berupa:

a) Nyeri somatik luar : nyeri tajam di kulit, subkutis dan mukosa

b) Nyeri somatik dalam : nyeri tumpul pada otot rangka, sendi dan jaringan ikat

c) Nyeri viseral : nyeri akibat disfungsi organ viseral

2) Nyeri kronik

Nyeri berkepanjangan dapat berbulan-bulan tanpa tanda-tanda aktivitas otonom

kecuali serangan akut. Nyeri tersebut dapat berupa nyeri yang tetap bertahan

sesudah penyembuhan luka (penyakit/operasi) atau awalnya berupa nyeri akut lalu

menetap sampai melebihi 3 bulan.

Page 17: DK2 P1 LENGKAP.doc

Sumber: Universitas Diponegoro BAB_II KLASIFIKASI NYERI OTOT.pdf

(diunduh pada tanggal 7 September 2015 pukul: 20:00 WIB)

14. Kelelahan otot

Kelelahan otot merupakan suatu keadaan dimana otot tidak dapat

mempertahankan gaya atau kontraksi yang diberikan. Faktor-faktor yang

mempengaruhi kelelahan ada dua yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Yang

termasuk faktor internal antara lain : faktor somatis atau fisik, gizi, jenis kelamin,

usia, pengetahuan dan sikap atau gaya hidup sedangkan yang termasuk faktor

eksternal adalah keadaan fisik lingkungan kerja (kebisingan, suhu, pencahayaan).

Sumber: Pengertian Kelelahan Otot.pdf (diunduh pada tanggal 7 September 2015

pukul: 20:36 WIB)

15. Faktor – faktor yang mempengaruhi kelelahan otot

1. Penumpukan asam laktat

Terjadinya kelelahan otot yang disebabkan oleh penumpukan asam laktat telah

lama dicurigai. Penumpukan asam laktat pada intramuscular dengan menurunnya

puncak tegangan (ukuran darikelelahan apabila rasio asam laktat pada otot merah

dan otot putih meningkat, puncak tegangan otot menurun. Jadi bisa diartikan

bahwa besarnya kelelahan pada serabut-serabut otot putih berhubungan dengan

besarnya kemampuan mereka untuk membentuk asam laktat. Pendapat bahwa

penumpukan asam laktat menyertai didalam proses kelelahan selanjutnya

diperkuat oleh fakta dimana dua mekanismesecara fisiologi yang karenanya asam

laktat menghalang-halangi fungsi otot. Kedua mekanisme tersebut tergantung

kepada efek asam laktat pada pH intra selular atau konsentrasi ion hydrogen (H).

Dengan meningkatnya asam laktat, konsentrasi H meningkat, dan pH menurun. Di

pihak lain, peningkatan konsentrasi ion H menghalangi proses rangkaian eksitasi,

Page 18: DK2 P1 LENGKAP.doc

oleh menurunnya sejumlah Ca yang dikeluarkan dari reticulum sarkoplasma dan

gangguan kapasitas mengikattroponin. Peningkatan konsentrasi ion H juga

menghambat kegiatan fosfofruktokinase, enzim kunci yang terlibat di

dalamanaerobic glikolisis. Demikian lambatnya hambatan glikolisis, mengurangi

penyediaan ATP untuk energi.

2. Pengososan ATP-CP

ATP merupakan sumber energi kontraksi otot dan PC untuk resintesa protein

secepatnya. Jika ATP dan PC digunakan untuk kontraksi terus maka terjadi

pengosongan fosfagen intraselular sehingga mengakibatkan kelelahan.

3. Jenis Serabut otot

Ada perbedaan antara serabut otot tipe I dan II, yakni waktu timbulnya kelelahan

otot berbeda – beda sesuai dengan jeis serabut otot, sebagian serabut otot lebih

tahan terhadap kelelahan otot dibandingkan serabut otot lainnya. Serabut otot tipe

II b dengan kadar mioglobin yang rendah, tetapi banyak memiliki ATP-ase yang

bereaksi cepat terhadap rangsangan, namun lebih cepat mengalami fatigue.

Sedangkan serabut otot tipe II a dengan kadar mioglobin yang tinggi, tetapi tidak

memiliki ATP-ase lebih tahan terhadap fatigue.

4. Beban latihan

Latihan dengan beban yang berat lebih cepat menimbulkan fatigue, dimana

subyek berusaha sekuat tenaga melawan beban yang diberikan.

Sumber : Pengaruh Kelahan Otot Anggota Gerak Bawah terhadap Keseimangan

Postural Pada Subyek Sehat. Universitas Diponegoro Semarang. 2005.

16. Mekanisme nyeri

Page 19: DK2 P1 LENGKAP.doc

Nyeri merupakan suatu bentuk peringatan akan adanya bahaya kerusakan

jaringan. Pengalaman sensoris pada nyeri akut disebabkan oleh stimulus noksius

yang diperantarai oleh sistem sensorik nosiseptif. Sistem ini berjalan mulai dari

perifer melalui medulla spinalis, batang otak, thalamus dan korteks serebri.

Apabila telah terjadi kerusakan jaringan, maka sistem nosiseptif akan bergeser

fungsinya dari fungsi protektif menjadi fungsi yang membantu perbaikan jaringan

yang rusak.

Nyeri inflamasi merupakan salah satu bentuk untuk mempercepat perbaikan

kerusakan jaringan. Sensitifitas akan meningkat, sehingga stimulus non noksius

atau noksius ringan yang mengenai bagian yang meradang akan menyebabkan

nyeri. Nyeri inflamasi akan menurunkan derajat kerusakan dan menghilangkan

respon inflamasi

http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/31992/4/Chapter%20II.pdf

17. Penyebab nyeri otot terjadi berlebih pada kedua otot biceps brachii

M. Biceps memiliki keunikan yaitu mempunyai dua “kepala” satu yaitu long

head yang melekat pada supraglenoid tubercle dan juga short head yang

melekat pada processus coracoideus. Dua kepala inilah yang menyebabkan

nama otot ini Biceps. Bi artinya dua. Fungsi M. Biceps brachii adalah sebagai

flexor. M. Biceps Brachii Berperan dalam gerakan fleksi. Pada pemicu,

gerakan yang dilakukan Dodo banyak merupakan gerakan fleksi dan dilakukan

secara berlebihan sehingga rasa nyeri paling terasa pada M. biceps brachii.

Dapartemen anatomi FK Universitas Sumatra Utara. Muscle of Upper

Extremity. Available at : www.

bbs_20102011_slide_muscle_of_upper_extremity.com   

18. Faktor-faktor yang mempengaruhinyeri musculoskeletal

Page 20: DK2 P1 LENGKAP.doc

1. Faktor pekerjaan: Postur tubuh, pereganganotot yang berlebihan, aktivitasberulang,

durasi

2. Faktor individu: Umur, jenis kelamin, kebiasaan merokok kesegaran jasmani,

kekuatanfisik, Indeks Massa Tubuh

3. Faktor Lingkungan

4. Faktor Psikososial

Sumber: Maijunidah, Emi. 2010. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Keluhan

Musculoskeletal Disorders (MSDc) Pada Pekerja Assembling PT X Bogor Tahun 2010.

FakultasKedokterandanIlmuKesehatan.Universitas Islam NegeriSyarifHidayatullah.

19. Penatalaksanaan Cedera Olahraga:

1. Terapi dingin:

- Terapi terbaik untuk cedera akut

- Es adalah vasokonstriktor sehingga dapat mengurangi perdarahan internal

dan bengkak

- Dapat juga membantu cedera overuse atau nyeri kronis setiap selesai berlatih

2. Terapi panas:

- Digunakan pada cedera kronis atau cedera tanpa bengkak

- Meningkatkan elastisitas jaringan ikat sendi, memperbaiki sirkulasi darah

- Jangan dilakukan setelah berlatih

- Contoh: nyeri, kaku, nyeri sendi.

Menurut Ronald P. Pfeiffer (2009: 36) ketika terjadi cedera memar, strain dan

sprain saat berolahraga terapi dingin sering digunakan bersama-sama dengan

Page 21: DK2 P1 LENGKAP.doc

teknik pertolongan pertama pada cedera yang disebut RICE (Rest, Ice,

Compression and Elevation).

1. Rest (istirahat)

Mengistirahatkan bagian tubuh yang cedera, bertujuan untuk mencegah

bertambah parahnya cedera dan mengurangi aliran darah yang menuju

kedaerah yang cedera.

2. Ice (aplikasi dingin)

Yaitu memberikan es selama dua hari setelah cedera untuk melokalisir

daerah cedera, mematikan ujung syaraf sehingga mengurangi rasa

nyeri, dan mencegah agar jaringan yang cedera tidak bertambah

bengkak karena pemberian es akan menyebabkan vasokontriksi

sehingga aliran darah yang menuju daerah cedera berkurang. Pemberian

es jangan sampai terlalu lama karena akan mengakibatkan iritasi,

hypothermia, dan frost bite yaitu kerusakan yang terjadi karena

penerapan aplikasi dingin yang berlebihan.

Cara penerapan aplikasi dingin atau pemberian es yaitu:

a) Es ditempatkan pada kantong plastik kemudian dibungkus dengan

handuk.

b) Kompres es dilakukan selama 2-3 menit

c) Bila sudah terasa kesemutan atau telihat pucat pemberian es dapat

dihentikan sementara. Ini merupakan tanda telah terjadi vasokontriksi

3. Compression (pembalutan)

Yaitu mempergunakan kompresi elastis selama dua hari untuk

mencegah pembengkakan dan menghentikan perdarahan. Pembalutan

dapat menggunakan perban atau pembalut tekan yang elastis

(tensocrepe) dan harus dipakai senyaman mungkin.

4. Elevation (meninggikan daerah cedera)

Berusaha agar bagian yang cedera ada di atas letak jantung untuk

mengurangi kemungkinan terjadinya pembengkakan akibat perdarahan

Page 22: DK2 P1 LENGKAP.doc

dan peradangan. Dalam perawatan nyeri yang disebabkan karena

cedera, terapi dingin dilakukan sampai pembengkakan berkurang.

Terapi dingin biasanya digunakan pada 24 sampai 48 jam setelah

terjadinya cedera dan dipakai untuk mengurangi sakit dan

pembengkakan. Panas selanjutnya digunakan dalam fase rehabilitasi

fase kronis. Beberapa kondisi yang dapat ditangani dengan RICE antara

lain cedera memar, strain dan sprain, dan kram otot.

Fase Penyembuhan

Setelah 1-3 hari melakukan RICE

Boleh melakukan latihan peregangan secara perlahan dan lembut pada

bagian yang cedera dan sekitarnya

Bila timbul nyeri, hentikan

Pemanasan dapat membantu meningkatkan aliran darah pada cedera

sehingga mempercepat penyembuhan

Sumber : Tobing A.J.D.L, Kuliah Pengantar Cedera Olahraga. PPDS Program

Studi Ilmu Kedokteran Olahraga FK UI. Universitas Indonesia.Jakarta. avaible

at :

http://staff.ui.ac.id/system/files/users/ade.tobing/material/adetobingprinsiptatal

aksanacederaor.pdf

Rismayanthi C., Bahan Ajar PPC Penanganan Cedera Olahraga. FIK UNY.

Yogyakarta. Available at :

http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/pendidikan/Cerika%20Rismayanthi,

%20S.Or./PPC_Penanganan%20Cedera%20Olahraga(1).pdf

Page 23: DK2 P1 LENGKAP.doc

20. Aspek biokimia pada kasus ini

Energi Dan MetabolismeOtot

Kontraksi otot membutuhkan energi, dan otot disebut sebagai mesin pengubah

energi kimia menjadi energi mekanik. Sumber energi yang dapat segera

digunakan adalah derivat fosfat organik berenergi tinggi yang terdapat dalam otot.

Selain itu sumber utama energi diperoleh dari metabolisme intermedier

karbohidrat-lipid dan hidrolisis ATP yang menghasilkan energi untuk kontraksi.

Hidrolisis ATP

Sumber energi otot yang dibutuhkan pada saat berkontraksi berasal dari ATP

(adhenosintriphosphate) yang dihasilkan dalam kondisi aerob maupun anaerob.

Energi tersebut juga digunakan untuk pembentukan /penyusutan myofibril cross

Bridges dan menimbulkan sliding/gerakan antara filamen kontraktil aktin dan

miosin.

Sumber :Harddjono, J. PerbedaanPengaruhPemberianLatihanMetode De

lormeDenganLatihanMetodeOxford

TerhadapPeningkatanKekuatanOtotQuadriceps – edit. UniversitasEsaunggul.

2011. Jakarta.

21. Berdasarkan metode pengukuran IMT menurut WHO, untuk menentukan indeks

massa tubuh, maka dilakukan dengan cara sampel diukur terlebih dahulu berat badannya

dengan timbangan kemudian diukur tinggi badannya dan dimasukkan ke dalam rumus di

bawah ini, yaitu

IMT= BeratBadan (kg)

Tinggi Badan2 (m2)

Kemudian interpretasikan hasil IMT yang didapat kedalam tabel klasifikasi IMT menurut

Asia Pasifik.

Page 24: DK2 P1 LENGKAP.doc

Klasifikasi IMT

Berat badan kurang

Kisaran normal

Berat badan lebih

Berisiko

Obes I

Obes II

< 18.5

18.5-22.9

≥ 23

23-24.9

25-29.9

≥ 30

Sumber: Sugondo. 2006. IlmuPenyakitDalam Ed. IV Jilid III.

22. L-Carnitine merupakan sebuah substansi yang berasal dari asam amino

esensial metionindanlisin yang memiliki sifat seperti vitamin tapi tidak bisa

dikategorikan sebagai vitamin. Fungsi L-Carnitine adalah untuk membantu

transportasi asam lemak melewati membrane mitokondria (pusat produksi energy

pada tingkat sel) yang mengubah cadangan lemak yang ada di dalam tubuh

menjadi energi. Salah satu fungsi utama l-carnitine adalah membantu transportasi lemak

kedalam mitokondria sel, seperti yang terdapat pada sel-sel otot.

(Sumber:undip.ac.id. di askes pada 7 september 2015 pukul 22.51WIB)

23. Hubungan penggunaan suplemen l- carnitine dengan nyeri otot pada pemicu

L-Carnitine merupakan sebuah substansi yang berasal dari asam amino esensial

metionin dan lisin yang memiliki sifat seperti vitamin tapi tidak bisa

dikategorikan sebagai vitamin .Fungsi L-Carnitine adalah untuk membantu

transportasi asam lemak melewati membran mitokondria (pusat produksi energi

pada tingkat sel) yang mengubah cadangan lemak yang ada di dalam tubuh

menjadi energi.

Peneliti juga menemukan bahwa carnitine berfungsi meningkatkan aliran darah

dengan meningkatkan produksi nitric oxide, sehingga pembuluh darah menjadi

lebih lebar dan memungkinkan lebih banyak darah dan oksigen yang disalurkan.

Proses ini dapat membantu meningkatkan kekuatan otot sekaligus

memaksimalkan pemulihan setelah latihan.

Page 25: DK2 P1 LENGKAP.doc

Jadi, dapat disimpulkan bahwa l – carnitine secara garis besar suplemen yang

berfungsi untuk mengubah lemak menjadi energy dan tidak ada hubungannya

dengan nyeri otot yang dialami seperti di pemicu.

Sumber :http://djanggan.lecture.ub.ac.id/files/2012/04/carnitine-ubiquinone.pdf

24. Hormon yang mempengaruhi rasa nyeri adalah endorphin. Senyawa β endorphin

berperan dalam mengontrol persepsi rasa nyeri, sehingga dapat berperan analgesik yang

kuat untuk rasa sakit pada tubuh selama beberapa jam. Potensi analgesik senyawa 18-30

kali lebih kuat dari morphin.

Sumber: Haruyama, Shigeo. 2011. The Miracle of Endorphin:

SehatMudahdanPraktisdenganHormonKebahagiaan. Bandung :Qanita

25. Gizi yang ideal untuk otot

Pada metabolisme anaerobik aliran darah belum cukup memberikan suplai oksigen ke

otot, energi didapat terutama dari karbohidrat. Suplai energi awal berasal dari proses

katabolisme anaerobik adenosin trifosfat (ATP) yang terdapat di dalam otot. Terjadinya

kontraksi otot akibat adanya energi yang diperoleh dari perubahan ATP menjadi ADP

(ATP ADP + pelepasan energi). Energi selanjutnya diperoleh dari penguraian kreatin

fosfat yang dengan cepat dapat menghasilkan ATP, namun simpanan kreatin sangat

terbatas sehingga energi yang dihasilkan hanya untuk beberapa detik saja. Energi

anaerobik terbanyak didapat dari perubahan karbohidrat menjadi asam laktat (Nutrition

for Athletics, 1995).

Pada metabolisme aerobik energi didapat terutama dari karbohidrat dan lemak. Energi

yang berasal dari proses aerobik mula-mula berasal dari penguraian glikogen otot.

Latihan berat memerlukan cadangan karbohidrat (glikogen) dan deplesi glikogen akan

menuju kearah kelelahan. Karbohidrat penting untuk endurance. Atlet dengan latihan

berat, memerlukan energi expenditure 2 – 3 kali lebih besar dari individu yang tidak

berlatih. Besar kebutuhan energi tergantung dari tiga area energi yang dikeluarkan yaitu:

basal metabolisme rate + spesifik dinamik action + aktivitas fisik. Dalam latihan perlu

energi seimbang yaitu jumlah energi yang masuk sama dengan besarnya jumlah energi

yang dikeluarkan. Seseorang akan dapat berprestasi maksimal apabila keseimbangan zat

Page 26: DK2 P1 LENGKAP.doc

gizi ini dapat selalu terkontrol. Dalam diet yang baik, tidak hanya pemasukan energi yang

diperhitungkan, tetapi proporsi karbohidrat, lemak dan protein dalam taraf yang

mencukupi merupakan hal yang pokok dan jika terjadi kekurangan atau ketidak

seimbangan pada salah satu di antara ketiganya, prestasi dan kesehatan atlet menjadi

tidak optimal (Yessis dan Trubo, 1993).

KEBUTUHAN ZAT GIZI

Kebutuhan gizi harian atlet berubah-ubah, tergantung pada intensitas latihannya.

Menu makanan harus mengandung karbohidrat sebanyak 60 – 70%, lemak 20 – 25% dan

protein sebanyak 10 – 15% dari total kebutuhan energi seorang atlet (Direktorat, 1997)

Karbohidrat

Menurut William (1991) Karbohidrat adalah sumber energi dasar yang

memungkinkan otot tetap bekerja. Atlet harus mengkonsumsi karbohidrat 60 – 70% total

energi. Karbohidrat dalam makanan sebagian besar dalam bentuk karbohidrat kompleks,

sedangkan karbohidrat sederhana hanya sebagian kecil saja (< 10 %). Menurut

Soekarman (1987) karbohidrat di bagi mencadi 3 macam yaitu: a) Monosakarida (glukosa

dan fruktosa), b) Disakarida ( sukrosa dan maltosa), c) Polysakarida (tepung dan

glikogen). Semua macam karbohidrat sebelum diserap akan dijadkan glukosa. Beberapa

banyak karbohidrat yang dimakan tergantung dari beratnya latihan. Pada umumnya

kebutuhan kalori akan dicukupi oleh makanan dengan perbandingan sebagi berikut:

protein 15 %, lemak 30% dan karbohidrat 55%.

Lemak

Lemak didalam tubuh berupa triglikerida, asam lemak (fatty acid) dan kolesterol.

Lemak disimpan berujud trigliserid. Lemak merupakan sumber energi yang paling

efisien, semakin terlatih seseorang maka semakin banyak lemak yang dimanfaatkan

sehingga glikogen lebih dihemat. Orang yang terlatih biasanya banyak menggunakan

aerob karena hemoglobinya lebih banyak, kapasitas pernafasnya lebih besar. Lemak

hanya bisa dimetaboliser dengan aerob karena miskin oksigen. Disel otot ada kandungan

lemak tapi yg paling banyak di sel lemak letaknya dibawah kulit dan disekitar organ-

organ dalam (jantung, usus). Sel lemak bisa bertambah dan menjadi besar kalau sudah

terlalu besar maka kemampuan tubuh utk memenuhinya lebih banyak. Jumlah lemak

dalam makanan yang dibutuhkan seorang atlet berkisar antara 20– 30% dari total energi.

Page 27: DK2 P1 LENGKAP.doc

Asam lemak esensial harus terdapat di dalam diet, sementara lemak jenuh harus

direstriksi tidak lebih dari 10% intake energi. Lemak dalam tubuh berperan sebagai

sumber energi terutama pada olahraga dengan intensitas sedang dalam waktu lama,

misalnya olahraga endurance (Soekarman,1987).

Protein

Protein tidak memiliki dampak besar terhadap energi, tetapi diet atlet harus cukup

protein yang diperlukan untuk penyembuhan dan pertumbuhan otot, jika kurang akan

merugikan kegiatan otot. Jumlah protein yang dianjurkan pada atlet untuk membentuk

kekuatan otot dan kecepatan sebesar 1,2 – 1,7 g/kgBB/hari, untuk endurance/ketahanan

dianjurkan 1,2 –1,4 g/ kg BB/hari. Pada latihan intensitas rendah protein diperlukan 1,4 -

2 g /kg BB, latihan berat sebesar 2 g/ kg bb BB/hari. dan saat latihan intensif diperlukan

2,2 - 2,9 gr/kg BB. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa protein hewani dan nabati

harus diberikan dalam jumlah kurang lebih sama (Yessis dan Trubo, 1993). Menurut

Soekarman (1987) otot terdiri dari banyak protein maka diperlukan banyak sekali protein

apabila ingin memperbesar otot. Kebutuhan protein untuk seseorang sudah cukup dengan

1 gr/kg berat badan. Jadi kalau beratnya 60kg cukup dengan protein 60 gr sehari-hainya.

Untuk atlet memang dibutuhkan lebih banyak yaitu 2 gr/kg berat badan. Kalau seseorang

atlet beratnya 60 kg dia harus mendapatkan protein 120 gr seharinya. Protein bukan

merupakan bahan untuk pembuatan energi. Memang kadang-kadang terjadi proein

digunakan untuk energi, tetapi hal ini terjadi kalau lemak dan karbohirat sudah habis.

Kebutuhan vitamin dan mineral

Vitamin dan mineral memainkan peranan penting dalam mengatur dan membantu

reaksi kimia zat gizi penghasil energi, sebagai koenzim dan ko faktor. Pada keadaan

defisiensi satu atau lebih dapat mengganggu kapasitas latihan. Kebutuhan vitamin

terutama vitamin yang larut air (vit. B dan C) meningkat sesuai dengan meningkatnya

kebutuhan energi. Penelitian menunjukkan bahwa deplesi besi tingkat moderate

dihubungkan dengan berkurangnya performance latihan. Tambahan beberapa vitamin dan

mineral yang penting diperhatikan dalam kaitannya dengan olahraga seperti vitamin A, B,

C, D, E dan K, mineral seperti Ca, Fe, Na, K, P, Mg, Cu, Zn, Mn, J, Cr, Se dan F (Clark,

1996).

Air dan Serat Makanan

Page 28: DK2 P1 LENGKAP.doc

Air dalam tubuh merupakan komponen terbesar dimana proporsinya mencapai

60-70% berat badan orang dewasa. Selama pertandingan yang memerlukan ketahanan

seperti maraton atau jalan cepat harus diperhatikan pengisian cadangan zat cair. Keadaan

dehidrasi, gangguan keseimbangan air dan elektrolit serta pengaturan suhu tubuh dapat

menimbulkan kelelahan dan membahayakan. Kehilangan air yang melebihi 4 – 5% dari

berat badan dapat mengganggu penampilan atlet. Dehidrasi berat secara potensial dapat

menyebabkan temperatur tubuh meningkat dan mengarah ke heat stroke serta dapat

berakibat fatal. Karena itu para atlet khususnya yang melakukan kegiatan endurance

harus menyadari pentingnya minum cairan selama latihan maupun sesudahnya, walaupun

belum terasa haus. Serat makanan penting untuk memelihara fungsi normal dari saluran

cerna. Serat makanan yang tinggi bisa di dapat dari sayuran, buahan, grain dan kacang-

kacangan (William, 1991).

Sumber (PERAN NUTRISI BAGI OLAHRAGAWAN Oleh: Sigit

Nugrohohttp://staff.uny.ac.id/sites/default/files/PERAN%20NUTRISI%20BAGI

%20OLAHRAGAWAN.pdf)