Click here to load reader
Upload
letram
View
212
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
1
KEMENTERIAN DALAM NEGERI
REPUBLIK INDONESIA
DITJEN BINA ADMINISTRASI KEWILAYAHAN Jalan Medan Merdeka Utara Nomor 7, Telepon/Faksimile (021) 3450038,
www.ditjenbinaadwil.kemendagri.go.id; E-mail : [email protected]
SAMBUTAN
DIREKTUR JENDERAL
BINA ADMINISTRASI KEWILAYAHAN
PADA
BIMBINGAN TEKNIS BAGI PEJABAT PPNS DALAM RANGKA
MENINGKATKAN KEMAMPUAN PENEGAKAN PERDA SECARA PRO
YUSTISI
CIREBON, 28 S/D 31 AGUSTUS 2018
Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Selamat sore dan salam sejahtera,
Yth. Para narasumber;
Yth. Para peserta bimtek;
Yth. Hadirin dan undangan yang berbahagia;
Pertama-tama marilah kita panjatkan puji dan syukur kehadirat Allah SWT Tuhan
Yang Maha Esa, atas taufiq dan hidayahNya sehingga pada kesempatan ini kita dapat
mengikuti kegiatan Bimbingan Teknis bagi pejabat PPNS dalam rangka
meningkatkan kemampuan penegakan perda secara pro yustisi dalam keadaan sehat
walafiat. Pada kesempatan ini pula saya sampaikan penghargaan yang setinggi-tingginya
kepada Pemerintah Kota Cirebon khususnya Satuan Polisi Pamong Praja Kota Cirebon
yang telah bersedia membantu pada penyelenggaraan Bimtek ini dengan menyediakan
tempat praktik lapangan dalam penegakan perda secara pro yustisi baik sarana maupun
prasarananya.
Para peserta Bimtek yang berbahagia,
Sebagaimana yang diamanatkan pada Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014
tentang Pemerintahan Daerah pasal 255, bahwa Satuan Polisi Pamong Praja dibentuk
untuk menegakkan Perda dan Perkada, menyelenggarakan ketertiban umum dan
2
ketenteraman, serta menyelenggarakan pelindungan masyarakat. Namun perlu dipahami
bahwa kewenangan yang dimiliki Polisi Pamong Praja tersebut terbatas pada tindakan
penertiban non-yustisial terhadap warga masyarakat, aparatur, atau badan hukum yang
melakukan pelanggaran atas Perda dan/atau Perkada.
Keterbatasan kewenangan tersebut menyebabkan penertiban pelanggar perda yang
dilakukan seringkali tidak menimbulkan efek jera karena hanya bersifat non yustisial dan
seringkali terulang kembali.
Sesuai Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan
Perundang- Undangan pasal 15 ayat (2) dan (3) serta Undang-Undang Nomor 23 Tahun
2014 tentang Pemerintahan Daerah pasal 238 disebutkan bahwa perda dapat memuat
sanksi pidana dan sanksi administratif. Namun untuk sanksi pidana, undang-undang
hanya memberikan kewenangan kepada penyidik sebagaimana pasal 257 Undang-
Undang Nomor 23 Tahun 2014 bahwa pejabat Penyidik Pegawai Negeri Sipil diberi
tugas untuk melakukan penyidikan terhadap pelanggaran atas ketentuan Perda sesuai
dengan ketentuan Peraturan Perundang-undangan.
Untuk melaksanakan ketentuan tersebut tentu saja pejabat Penyidik Pegawai
Negeri Sipil memiliki peran utama dalam melaksanakan proses penegakan sanksi pidana
perda sampai dengan pemberkasan agar bisa ditetapkan melalui vonis oleh hakim di
pengadilan.
Para peserta Bimtek yang saya hormati,
Pada mekanisme criminal justice system, Penyidik memiliki peran yang sangat
krusial dalam proses peradilan. Pada setiap terjadinya pelanggaran pidana, hanya
penyidik yang berwenang melakukan tugas pemeriksaan terlebih dahulu sampai dengan
pengajuan berkas perkara, baru pada proses selanjutnya merupakan tugas kejaksaan dan
pengadilan. Bahkan dalam proses acara cepat pelanggaran tipiring penyidik juga berperan
sebagai penuntut umum. Oleh karena itu dalam rangka optimalisasi pelaksanaan tugas
penegakan perda perlu dilakukan peningkatan kompetensi pada diri setiap Penyidik
Pegawai Negeri Sipil yang berada pada Satuan Polisi Pamong Praja di antaranya melalui
3
kegiatan Bimbingan Teknis bagi pejabat PPNS dalam rangka meningkatkan
kemampuan penegakan perda secara pro yustisi.
Peningkatan kompetensi ini dimaksudkan agar Penyidik Pegawai Negeri Sipil
mampu menangani perkara secara baik, benar dan cepat, sehingga setiap pelanggaran
dapat segera mendapatkan kepastian hukum untuk dieksekusi.
Para peserta Bimtek yang berbahagia,
Dengan demikian dapatlah dipahami bahwa penyelenggaraan kegiatan Bimbingan
Teknis bagi pejabat PPNS dalam rangka meningkatkan kemampuan penegakan
perda secara pro yustisi sangat penting, dalam upaya untuk mendukung peningkatan
kompetensi Polisi Pamong Praja khususnya yang menjabat sebagai Penyidik Pegawai
Negeri Sipil baik secara pribadi, maupun secara institusional.
Penyelenggaraan Bimbingan Teknis bagi pejabat PPNS dalam rangka
meningkatkan kemampuan penegakan perda secara pro yustisi kali ini mengambil
lokasi praktik di Kota Cirebon dengan beberapa pertimbangan, di antaranya :
1. Kota Cirebon secara rutin telah melakukan kegiatan penegakan perda melalui operasi
yustisi yang dilanjutkan dengan penuntutan terhadap pelanggar Perda baik melalui
sidang di tempat maupun di pengadilan.
Hal ini menunjukkan telah terjalinnya hubungan yang sinergis antara Satuan Polisi
Pamong Praja, Pejabat Penyidik Pegawai Negeri Sipil, Kejaksaan Negeri, Pengadilan
Negeri dan Korwas Penyidik Pegawai Negeri Sipil Polresta Cirebon serta Instansi
terkait lainnya.
2. Perda yang ditegakkan di Kota Cirebon ada yang memuat sanksi pidana sampai
dengan 6 bulan sehingga perlu berkas perkara yang lengkap sampai dengan P 21.
Agar berkas perkara bisa dianggap lengkap oleh Kejaksaan perlu pengetahuan dan
keterampilan khusus bagi PPNS yang menanganinya.
3. Dengan pelaksanaan penegakkan Perda secara rutin sampai dengan sidang di
Pengadilan baik untuk Perda yang memuat sanksi pidana sampai dengan 3 Bulan
(Tipiring) maupun Perda yang memuat sanksi Pidana sampai dengan 6 bulan,
4
diharapkan dapat memotivasi daerah-daerah lain untuk melakukan penegakan Perda
seperti yang telah dilaksanakan Satuan Polisi Pamong Praja Kota Cirebon.
Para peserta Bimtek yang berbahagia,
Dari apa yang telah dilakukan oleh Satpol PP Kota Cirebon setidaknya terdapat 3
hal yang penting dapat dipetik yaitu :
1. Perencanaan yang efektif;
2. Keberanian bertindak;
3. Koordinasi secara intensif dengan pihak-pihak terkait.
Melalui kegiatan ini saya berharap para peserta dapat termotivasi untuk melakukan
penegakan perda melalui operasi yustisi sebagaimana yang telah dilakukan oleh Satuan
Polisi Pamong Praja Kota Cirebon. Para peserta Bimtek diharapkan mempunyai
kepercayaan diri untuk melakukan penyidikan terhadap pelanggaran-pelanggaran yang
terjadi di wilayah masing-masing dan mampu melakukan pemberkasan perkara hingga
dapat diajukan ke persidangan yang pada gilirannya memaksimalkan upaya pelaksanaan
penegakan perda.
Selanjutnya sebelum mengakhiri sambutan ini, ada beberapa hal yang perlu
menjadi perhatian bersama yaitu :
1. Ikuti rangkaian kegiatan Bimbingan Teknis ini dengan penuh semangat sebagai wujud
rasa tanggung jawab saudara selaku aparat yang telah diberikan kewenangan untuk
melakukan tugas penegakan perda sehingga sepulang dari mengikuti bimtek ini
saudara memiliki kemampuan untuk menyusun rencana penegakan perda dan
melakukan tindakan terhadap pelanggaran perda yang saudara temukan di daerah
saudara.
2. Jalin hubungan yang baik dengan pihak-pihak terkait dalam rangka penegakan perda
di daerah saudara utamanya dengan Korwas Penyidik Pegawai Negeri Sipil,
Pengadilan Negeri dan Kejaksaan Negeri serta Instansi terkait lainnya.
3. Pergunakan forum ini sebagai ajang penambahan wawasan dan ajang diskusi
permasalahan-permasalahan terkait dengan pelaksanaan penegakan perda dalam
rangka untuk mendapatkan hasil yang maksimal.
5
4. Jadikan contoh, bahwa proses penegakan perda yang telah dilakukan dengan baik
oleh Satuan Polisi Pamong Praja Kota Cirebon, dapat diterapkan di daerah Saudara
sesuai kearifan lokal masing-masing daerah.
Para peserta Bimtek yang berbahagia,
Demikian beberapa hal yang dapat saya sampaikan, selamat mengikuti Bimtek dan
semoga Allah SWT Tuhan Yang Maha Esa senantiasa memberikan rahmat dan
hidayahNya kepada kita semua. Akhirnya, dengan mengucapkan
Bismillahirrahmannirrahim Bimbingan Teknis bagi pejabat PPNS dalam rangka
meningkatkan kemampuan penegakan perda secara pro yustisi, secara resmi saya
nyatakan dibuka.
Sekian dan terima kasih.
wassalamu’alaikum wr.wb.
Direktur Jenderal
Bina Administrasi Kewilayahan,
TTD
Eko Subowo