36
DISFONIA EC SUSPECT TB Bernadina N S Lewowerang 11.2015.068

Disfonia Ec Suspect Tb

  • Upload
    parci

  • View
    39

  • Download
    9

Embed Size (px)

DESCRIPTION

PPT disfonia suspect TB

Citation preview

DISFONIA EC SUSPECT TB

Bernadina N S Lewowerang11.2015.068

 IDENTITAS PASIEN

Nama : Ny.LJenis Kelamin : Perempuan

Umur : 48 tahunAgama : Islam

Pekerjaan : Ibu Rumah TanggaStatus menikah : Sudah menikah

ANAMNESA

Diambil secara : Autoanamnesis Pada tanggal : 08 Desember 2015

pada jam 11.00 Keluhan utama : serak sejak 2 tahun

yang lalu. Keluhan tambahan : batuk, pilek,

nyeri menelan.

Riwayat penyakit sekarang :

Ny.L, 48 tahun, datang dengan keluhan suara serak sejak dua tahun yang lalu. Menurut pasien suara serak timbul perlahan-lahan. Pasien belum pernah mengalami keluhan seperti ini sebelumnya. Menurut pengakuan pasien, keluhan yang dirasakan tidak mengganggu aktivitasnya, sehingga pasien merasa tidak perlu berobat ke dokter.

Tiga bulan yang lalu pasien mengeluh nyeri saat menelan. Pasien mengaku kehilangan berat badan sejak tiga bulan terakhir. Selain itu pasien juga mengeluh batuk dan flu serta sering mengkonsumsi makanan makanan yang pedas. Keluhan tersebut dirasakan hilang timbul oleh pasien. Batuk berdarah maupun berlendir disangkal oleh pasien. Pada saat bernafas biasa pasien mengaku kelelahan karena membutuhkan tenaga yang lebih besar dari sebelumnya.

Pasien tidak mempunyai kebiasaan merokok atau mengkonsumsi alkohol. Riwayat penyakit darah tinggi dan kencing manis disangkal oleh pasien.

Riwayat penyakit dahulu :

Menurut pengakuan pasien, sebelum adanya keluhan suara serak, pasien mempunyai riwayat tuberkulosis paru. Pasien juga mempunyai riwayat batu empedu. Riwayat penyakit kronis lainnya disangkal oleh pasien.

Riwayat penyakit Keluarga:

Keluhan serak tidak dialami oleh kelurganya. Namun riwayat tuberkulosis paru diderita oleh dua orang anggota keluarganya yakni bapak dan saudaranya.

PEMERIKSAAN FISIK

KU : Compos mentis, tampak sakit ringanTelinga Bentuk daun telinga : Normotia ADS Kelainan kongenital : Tidak ada ADS Radang, tumor : Tidak ada ADS Nyeri tekan tragus : Tidak ada ADS Kelainan Pre, infra, dan retroaurikuler : Tidak ada ADS Region Mastoid : Tidak ada nyeri tekan ADS Liang telinga : Lapang ADS Membran tympani : Utuh ADS

Hidung Bentuk : Normal, tidak ada krepitasi Sinus frontalis dan maxillaris : Tidak ada nyeri

tekan Vestibulum : Tidak terlihat ada

penyempitan atau massa Cavum nasi : Terlihat secret mukopurulen Konka inferior : Tampak hiperemis Meatus inferior : Tidak tampak kelainan Konka medius : Tampak hiperemis Meatus medius : Tampak secret

mukopurulen Septum nasi : Tidak terdapat deviasi

septum

Tenggorokan Dinding faring : Tidak terdapat post nasal drip Tonsil : T1-T1 Uvula : Normal Gigi : Tidak terdapat gigi yang bolong.Larynx Epiglotis : Tampak sedikit hiperemis Arytenoids : Tampak sedikit hiperemis Pita suara : Tampak sedikit hiperemis Kelenjar limfe submandibular dan cervical : Tidak

teraba

 RESUME

Dari anamnesa didapatkan pasien Ny.L, 48 tahun megeluh serak sejak 2 tahun yang lalu. Pasien mengaku kehilangan berat badan sejak tiga bulan terakhir. Selain itu pasien juga mengeluh batuk dan hidung mampet (flu) serta nyeri saat menelan. Pada saat bernafas biasa pasien mengaku kelelahan karena membutuhkan tenaga yang lebih besar dari sebelumnya.

Pasien tidak mempunyai kebiasaan merokok atau mengkonsumsi alkohol. Riwayat penyakit darah tinggi dan kencing manis disangkal oleh pasien.

Dari pemeriksaan fisik didapatkan: Telinga Kanan : normotia, tidak ada nyeri tekan tragus, tidak ada kelainan pre, infra, retroaurikuler, tidak

ada nyeri tekan mastoid, lubang telinga lapang, membran timpani utuh Kiri : normotia, tidak ada nyeri tekan tragus, tidak ada kelainan pre, infra, retroaurikuler, tidak

ada nyeri tekan mastoid, lubang telinga lapang, membran timpani utuh Hidung : Hidung tampak normal, tidak ada krepitasi, vestibulum terlihat tidak ada massa, terlihat ada

secret serous, konka inferior dan meatus inferior tampak hiperemis, konka medius terlihat hiperemis dengan meatus medius terlihat secret mukopurulen, tidak ditemukan deviasi septum.

Tenggorok: Uvula terlihat normal, tonsil T1-T1.

Differential Diagnosis : Laryngitis kronis Kista pita suara

Working Diagnosis: Disfonia ec suspect tuberkulosis

Definisi Disfonia merupakan istilah umum untuk

setiap gangguan suara yang disebabkan kelainan pada organ-organ fonasi, terutama laring, baik yang bersifat organik maupun fungsional. Disfonia bukan merupakan suatu penyakit, tetapi merupakan gejala penyakit atau kelainan pada laring.

Anatomi Laring

Ekstrinsik bekerja pada laring secara keseluruhan.

Sedangkan otot-otot intrinsik bekerja pada bagian laring tertentu yg berhub dg pita

suara.

Plika vokalis dan plika ventrikularis terbentuk karena adanya lipatan mukosa pada ligamentum vokale dan ligamentum ventrikulare.

Bidang antara plika vokalis kiri dan kanan disebut rima glottis, sedangkan antara kedua plika ventrikularis disebut rima vestibuli.

Plika vokalis dan plika ventrikularis membagi rongga laring menjadi 3 bagian yaitu vestibulum laring (supraglotik), glotik dan subglotik.

Fungsi Laring Proteksi: mencegah

makanan dan benda asing masuk ke dalam trakea

Respirasi: mengatur besar kecilnya rima glottis

Fonasi: membuat suara serta menentukan tinggi rendahnya nada. Cate

gory

1

Catego

ry 3

0123456

Series 1Series 2Series 3

Dengan terjadinya perubahan tekanan udara didalam traktus trakeo-bronkial akan dapat mempengaruhi sirkulasi darah dari alveolus,

sehingga mempengaruhi sirkulasi darah tubuh.

Mekanisme Fonasi (Pembentukan Suara)

Aliran udara (Airstream/ Airflow) dari paru tenaga pengaktif suara.

Getaran pita suara yang berfungsi sebagai generator suara Resonansi suara dibentuk oleh perubahan ukuran dan bentuk

laring dan rongga mulut Koordinasi dan kontrol diatur oleh susunan saraf pusat dan

saraf tepi

ETIOLOGI

Kelainan kongenital Laringomalasia Laryngeal web merupakan suatu selaput

jaringan pada laring yang sebagian menutup jalan udara

Cri du chat syndrome dan Down syndrome merupakan suatu kelainan genetic pada bayi saat lahir bermanifestasi klinis berupa suara serak atau stridor saat bernafas.

Infeksi Infeksi virus (rinovirus (common cold),

adenovirus, influenza virus) Infeksi bakteri (Haemophilus influenza type B

) Infeksi jamur (candida pada mulut dan

tenggorok)o Inflamasi Nodul (sepertiga anterior dan dua pertiga

posterior dari pita suara) Polip Kista laryngeal Gastroesophageal reflux disease

Neoplasma Papilloma merupakan tumor jinak yang

sering didapatkan pada saluran pernafasan. Hemangioma merupakan tumor jinak

pembuluh darah Limphagioma merupakan tumor pembuluh

limfa, sering timbul di daerah kepala, leher. Tumor ganas misalnya karsinoma laring. Trauma Endotracheal intubation Fraktur pada laring Benda asing

Sistemik Endokrin : hypothyroidisme,

acromegaly Rheumatoid arthritis berdampak pada

kaitan antar sendi pada laring. Penyakit Granulomatous contoh sarcoid,

syphilis, TBC.

Gejala & PFRadang Neoplasma Paralisis otot

laring

Gejala suara parau yang menetap, rasa tersangkut di tenggorok.Radang kronis yang spesifik dapat disebabkan karena laryngitis tuberculosis, gejala nya seperti rasa kering,panas dan tertekan didaerah laring, suara parau selama berminggu-minggu dan dapat berlanjut menjadi afoni, hemoptisis, nyeri menelan yang sangat hebat, batuk kronis, berat badan menurun, dan keringat pada malam hari

Terdapat tumor jinak laring yaitu nodul pita suara yang dapat disebabkan penyalahgunaan suara dalam waktu yang sangat lama, dengan gejala suara parau dan kadang-kadang disertai batuk.

suara parau, stridor atau bahkan disertai kesulitan menelan yang tergantung pada penyebabnya

pf mukosa laring hiperemis, membengkak, terutama diatas dan dibawah pita suara. tanda radang akut di hidung, atau sinus paranasal.laryngitis kronis yang penyebabnya akibat TBC bisa terdapat ulkus yang terjadi karena tuberkel yang pecah di mukosa laring

pita suara terdapat nodul di pita suara sebesar kacang hijau atau lebih kecil berwarna keputihan, predileksi nodul tersebut terletak di sepertiga anterior pita suara dan sepertiga medial. Nodul biasanya bilateral, banyak dijumpai pada wanita dewasa muda.

Dalam menilai tingkat pembukaan rimaglotis dibedakan dalam 5 posisi pita suara, yaitu posisi median (kedua pita suara berkisar 3-5 mm), posisi paramedian, posisi intermedian (kedua pita suara berkisar 7 mm), posisi abduksi ringan (pembukaan pita suara kira-kira 14 mm) dan posisi abduksi penuh (pembukaan pita suara berkisar 18-19 mm).

Disfonia ec tuberkulosis Laringitis kronis Kista pita suara Etiologi:Mikobakterium

Tuberkulosis merupakan kuman penyebab TB laring yang merupakan kuman basil tahan asam.

Pada pemeriksaan laring dapat terlihat mukosa yang udem, hiperemis dan difus pada sepertiga posterior laring atau terlihat lesi eksofitik granular yang menyerupai gambaran suatu karsinoma.

gejala utama berupa suara serak, terjadi biasanya ringan dan dapat progresif menjadi disfonia atau afonia.Selain suara serak, keluhan lain seperti disfagia, odinofagia, nyeri alih otalgia, batuk, dan kadang dapat menyebabkan sesak nafas.

terapi: OAT

Etiologi: sinusitis kronis, deviasi septum yang berat, polip hidung, bronkitis kronis, vocal abuse.

Pf: mukosa laring hiperemis & menebal, (pa: metaplasia skuamosa).

Gejala: suara parau yg menetap, rasa tersangkut ditenggorokan (sering mendehem tanpa mengeluarkn sekret).

Terapi: mengobati peradangan di hidung, faring dan bronkus . Vocal rest

Etiologi: retensi kelenjar liur minor terbentuk akibat tersumbatnya kelenjar tsb.

Faktor predisosisi: reflux gastroesofageal.

Gejala utama: suara parau

Terapi: tindakan dengan bedah mikrolaring

Tuberkulosis Laring Patogenesis Teori bronkogenik, dimana laring

mengalami infeksi melalui kontak langsung dari sekret atau sputum yang kaya kuman Mikobakterium Tuberkulosis, baik pada cabang bronkus atau pada mukosa laring.

Teori hematogenik.

Pemeriksaan Radiologis

Gambaran radiologi berupa infiltrasi pada daerah apikal, lesi fibrokalsifikasi, terdapat kavitas, adanya gambaran granuloma nodular, atau terdapat gambaran opak pada lapangan paru.

Pemeriksaan Histopatologis

Gambaran mikroskopis pada TB memperlihatkan suatu kelompok sel epitel numerous dan sel Giant Langhans multipel dengan menggunakan pewarnaan HE, sedangkan basil tahan asam akan terlihat dengan pewarnaan Ziehl Nielsen.

Tiga kriteria untuk menegakkan TB ekstrapulmonal:1. Hasil kultur yang diambil dari organ

ekstrapulmonal yang terinfeksi menunjukkan hasil yang positif untuk Mikobakterium Tuberkulosis

2. Hasil biopsi terlihat nekrosis menghasilkan granuloma kavernosa dengan atau tanpa basil tahan asam dan tes tuberkulin positif

3. Penderita menunjukkan gejala klinis TB, uji teberkulin positif dan memberikan hasil yang baik dengan pemberian OAT

PEMERIKSAAN PENUNJANG

Stroboskopi (videolaryngostroboscopy)Pemeriksaan ini dapat memperlihatkan gambaran dari pergerakan laring Pemeriksaan untuk mengukur produksi suara seperti

amplitudo, range, pitch dan efisiensi aerodinamik Pemeriksaan darahMeliputi hitung jenis dan LED, fungsi tiroid·Kultur hidung dan sputum Foto torak x ray laringoskopi CT scan toraks

 PENATALAKSANAAN

Penatalaksanaan disfonia sesuai dengan kelainan atau penyakit yang menjadi etiologinya. Terapi dapat medikamentosa, vocal hygiene, terapi suara dan terapi bicara juga tindakan operatif

Radang akut Radang kronis

Neoplasma Paralisis pita suara

Istirahat berbicara dan bersuara selama 2-3 hari. Menghirup udara lembab. Menghindari iritasi pada laring dan faring misalnya merokok, makan makanan yang pedas, atau minum es. Antibiotik dapat diberikan, bila terdapat sumbatan laring dapat dilakukan pemasangan pipa endotrakea atau trakeostomi.

Dapat diberikan pengobatan sesuai dengan penyebabnya, missal pada TBC, maka diberikan antituberkulosis primer dan sekunder. Atau penyebabnya sinusitis, maka dapat diberikan antibiotik, analgetik, mukolitik

nodul pita suara dapat dilakukan penanggulangan awal yaitu istirahat bicara dan terapi suara. Tindakan bedah mikro dapat dilakukan apabila ada kecurigaan keganasan atau lesi fibrotik, nodul dapat diperiksa ke bagian patologi anatomi. Sedangkan pada polip pita suara dilakukan penanganan standar yaitu bedah mikro laring dan pemeriksaan patologi anatomi. Juga pada kista pita suara dilakukan bedah mikro laring.

Pengobatan pada kelumpuhan pita suara adalah terapi suara dan bedah pita suara. Pada umumnya terapi suara dilakukan terlebih dulu, sedangkan tindakan bedah pita suara dapat dilakukan tergantung pada beratnya gejala, kebutuhan suara pada pasien, posisi kelumpuhan pita suaradan penyebab kelumpuhan tersebut

Komplikasi Penyebaran kuman Mikobakterium Tuberkulosis secara

limfogen atau hematogen dapat terjadi, sehingga dapat menyebabkan timbulnya komplikasi akibat meluasnya penyebaran fokus primer ke bagian tubuh lain. Komplikasi di paru dapat berupa kelainan paru yang luas, kavitas, efusi pleura, empiema, endobronkitis, atelektasis, penyebaran milier, dan bronkiektasis. Selain komplikasi yang terjadi di paru, komplikasi di laring dapat terjadi, diantaranya stenosis laring, fiksasi dari krikoaritenoid akibat fibrosis, subglotis stenosis, gangguan otot laring, dan pararalisis pita suara ketika krikoaritenoid atau nervus laringeal rekuren mengalami trauma dan memerlukan tindakan bedah untuk menanggulanginya

Kesimpulan Disfonia merupakan istilah umum untuk setiap gangguan

suara yang disebabkan kelainan pada organ-organ fonasi, terutama laring, baik yang bersifat organik maupun fungsional. Disfonia bukan merupakan suatu penyakit, tetapi merupakan gejala penyakit atau kelainan pada laring.

Disfonia dapat diakibatkan oleh berbagai penyebab, dapat berupa radang, neoplasma, paralisis otot-otot laring, kelainan lain seperti sikatrik pasca operasi. Diagnosis ditegakkan berdasarkan hasil anamnesis dan pemeriksaan fisik serta penunjang. Penatalaksanaan yang diberikan berdasarkan etiologi yang mendasari disfonia tersebut.