97
DINAS LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN INDRAMAYU LAPORAN AKHIR PENYUSUNAN DAYA DUKUNG DAN DAYA TAMPUNG LINGKUNGAN KABUPATEN INDRAMAYU TAHUN 2018

DINAS LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN INDRAMAYU

  • Upload
    others

  • View
    11

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: DINAS LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN INDRAMAYU

DINAS LINGKUNGAN HIDUP

KABUPATEN INDRAMAYU

LAPORAN AKHIR

PENYUSUNAN DAYA DUKUNG DAN DAYA TAMPUNG LINGKUNGAN

KABUPATEN INDRAMAYU

TAHUN 2018

Page 2: DINAS LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN INDRAMAYU

Laporan Akhir DDDTLH i

KATA PENGANTAR

Daya dukung lingkungan sudah mulai banyak diperbincangkan. Mengingat semakin

besarnya tekanan penduduk dan pembangunan terhadap lingkungan. Di pihak lain,

penentuan daya dukung dan daya tampung lingkungan hidup sebagai dasar pertimbangan

dalam pembangunan dan pengembangan suatu wilayah telah diamanatkan sejak

ditetapkannya Undang-undang Nomor 4 Tahun 1984 tentang Ketentuan-ketentuan Pokok

Pengelolaan Lingkungan Hidup, yang kemudian disempurnakan menjadi Undang-

undang Nomor 23 Tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup, dan kini Undang-

undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan

Hidup. Oleh karena ini menjadi sangat strategis sebagai bagian dari upaya mewujudkan

pembangunan berkelanjutan di Kabupaten Indramayu

Laporan Antara disusun sebagai bagian dari tanggung jawab Jasa (Konsultan) dalam

pelaksanaan pekerjaan sesuai Kerangka Acuan Kerja (KAK). Dalam Laporan Antara ini

berisi latar belakang, tujuan dan sasaran, landasan hukum, profil lingkungan Kabupaten

Indramayu, pendekatan dan metodologi, data dan analisis daya dukung dan daya

tampung serta penutup

Akhirnya konsultan mengucapkan terima kasih atas segala saran, komentar dan masukan

yang diberikan untuk penyempurnaan dokumen ini. Semoga laporan antara ini

memberikan manfaat kepada kita semua.

Bandung, September 2018

Page 3: DINAS LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN INDRAMAYU

Laporan Akhir DDDTLH ii

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR

……………………………………………………………......................................................................................................... ……………………………………………………………........... ..............................................................................................

i ii iii v

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang ........................................................... 1.2. Landasan Hukum ....................................................... 1.3. Maksud dan Tujuan ................................................... 1.4. Definisi dan Istilah .……………………………….......... 1.5. Sistematika Laporan Akhir .........................................

I-1 I-3 I-4 I-4 I-6

BAB 2 PROFIL LINGKUNGAN KABUPATEN INDRAMAYU

2.1 Kondisi Biofisik ......................................................... 2.2 Kondisi Tekanan Terhadap Lingkungan..................... 2.3 Laju Pertumbuhan Ekonomi .......................................

II-1 II-13 II-27

BAB 3 KONSEP DAN METODOLOGI

3.1 Konsep Daya Dukung dan Daya Tampung ............... 3.2 Metodologi .................................................................

III-1 III-5

BAB 4 DATA DAN ANALISIS DAYA DUKUNG DAYA TAMPUNG

4.1 Daya Dukung Berdasarkan Fungsi dan Tujuan ......... 4.2 Daya Dukung Berdasarkan Ketersediaan dan

Kebutuhan……………………………………………….

IV-3 IV-22

BAB 5 REKOMENDASI

5.1. PERMASALAHAN POKOK DAYA DUKUNG DAYA TAMPUNG ................................................................

5.2. REKOMENDASI ………………………………………..

V-1 V-3

BAB 6 PENUTUP

……………………………………………………………………

VI-1

Page 4: DINAS LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN INDRAMAYU

Laporan Akhir DDDTLH iii

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Daerah Aliran Sungai (DAS) Di Wilayah Kabupaten/ Kota …………………………………. II-5 Tabel 2.2 Penggunaan Lahan di Kabupaten Indramayu ……………………………………………….. II-6 Tabel 2.3 Banyak Perusahaan dan Tenaga Kerja Menurut Jenis di Kabupaten Indramayu Tahun

2015 ………………………….............................................................................................. II-15

Tabel 3.1 Teknik Pengukuran Dan Penentuan Daya Dukung Berdasarkan Fungsi Dan Tujuan ….. III-6 Tabel 3.2 Teknik Perhitungan Daya Dukung Daya Tampung Air ……………………………………… III-8 Tabel 3.3 Teknik Perhitungan Daya Dukung Daya Tampung Lahan …............................................ III-9 Tabel 4.1 Sumber Data Kajian …………………………………………………………………………….. IV-1 Tabel 4.2 Standar Kebutuhan lahan menurut jumlah penduduk (Yeates) ……………………………. IV-4 Tabel 4.3 Daya Dukung Demografis/Lahan di Kecamatan Kabupaten Indramayu …………………. IV-5 Tabel 4.4 Daya Dukung Lahan tiap Kecamatan di Kabupaten Indramayu …….……………………. IV-6 Tabel 4.5 Indikator Nilai Daya Dukung Daya Tampung ………………………………………………… IV-7 Tabel 4.6 Kondisi Daya Tampung tiap Kecamatan di Kabupaten Indramayu ……………………….. IV-7 Tabel 4.7 Daya Dukung Wilayah Pertanian di Kabupaten Indramayu ………………………………... IV-9 Tabel 4.8 Rasio Kemampuan Daya Dukung Wilayah Pertanian di Kecamatan Kabupaten

Indramayu ………………………………………………………………………………………... IV-11

Tabel 4.9 Luas Layak Permukiman pada Kecamatan yang ada di Kabupaten Indramayu ………… IV-13 Tabel 4.10 Daya Dukung Permukiman tiap Kecamatan di Kabupaten Indramayu …………………… IV-14 Tabel 4.11 Indikator Daya Dukung Permukiman ………………………................... IV-16 Tabel 4.12 Kondisi Daya Dukung Permukiman tiap Kecamatan di Kabupaten Indramayu ………….. IV-16 Tabel 4.13 Daya Dukung Fungsi Lindung tiap Kecamatan di Kabupaten Indramayu…………………. IV-18 Tabel 4.14 Indikator Daya Dukung Fungsi Lindung ………………………………………………………. IV-20 Tabel 4.15 Daya Dukung Fungsi Lindung tiap Kecamatan di Kabupaten Indramayu…………………. IV-20 Tabel 4.16 Nilai Produksi Aktual Komoditi Padi di Kecamatan Kab. Indramayu ……………………… IV-23 Tabel 4.17 Nilai Produksi Komoditi Jagung di Kecamatan Kab. Indramayu ...………………………… IV-24 Tabel 4.18 Nilai Produksi Komoditi Kacang Tanah di Kecamatan Kab.Indramayu …………………… IV-25 Tabel 4.19 Nilai Produksi Komoditi Ubi Jalar di Kecamatan Kab. Indramayu …………………………. IV-26 Tabel 4.20 Produksi Aktual Komoditi Daging Sapi di Kecamatan Kab. Indramayu …………………… IV-27 Tabel 4.21 Produksi Aktual Komoditi Daging Kambing di Kecamatan Kab. Indramayu ……………… IV-28 Tabel 4.22 Produksi Aktual Komoditi Daging kerbau di Kecamatan Kab.Indramayu…………………. IV-29 Tabel 4.23 Produksi Aktual Komoditi Daging Domba di Kecamatan Kab.Indramayu ..………………. IV-30 Tabel 4.24 Sisi Ketersediaan Lahan di tiap Kecamatan Kabupaten Indramayu………………………. IV-32 Tabel 4.25 Sisi Kebutuhan Lahan di tiap Kecamatan Kabupaten Indramayu ..……………………….. IV-33 Tabel 4.26 Sisi Kebutuhan Lahan di tiap Kecamatan Kabupaten Indramayu....………………………. IV-34 Tabel 4.27 Koefisien Tertimbang Berdasarkan Jenis Penggunaan Lahan ……………………………. IV-37 Tabel 4.28 Ketersediaan Air di Kabupaten Indramayu ………………….............................................. IV-39

Page 5: DINAS LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN INDRAMAYU

Laporan Akhir DDDTLH iv

Tabel 4.29 Sisi Kebutuhan Air Berdasarkan Populasi Penduduk di Kecamatan Kabupaten Indramayu ……………………………………………………………………………………….

IV-40

Tabel 4.30 Perbandingan Ketersediaan Air dan Kebutuhan Air di Tiap Kecamatan Kabupaten Indramayu ………………………………………………………………………………………..

IV-41

Tabel 4.31 Status DDL-Air ………………………………………………………………………………….. IV-43 Tabel 4.32 Satus DDL-Air Tiap Kecamatan pada Kabupaten Indramayu…………............................. IV-43 Tabel 5.1 Matrik Rekomendasi ……………………………………………………………………………. V-3

Page 6: DINAS LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN INDRAMAYU

Laporan Akhir DDDTLH v

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Peta lokasi Kabupaten Indramayu …………………………........................................ II-2 Gambar 2.2 Presentase luas wilayah menurut Kecamatan di Kabupaten Indramayu (BPS

Kabupaten Indramayu, 2018) ……………………………………………………………. II-3

Gambar 2.3 Grafik Iklim Kabupaten Indramayu berdasarkan bulan sepanjang tahun 2018…….. II-4 Gambar 2.4 Distribusi luas lahan sawah, bukan sawah, dan bukan pertanian Kabupaten

Ibdramayu pada tahun 2017 …………………………………………………………….. II-7

Gambar 2.5 Peta Kawasan Hutan di Kabupaten Indramayu ………………………....................... II-8 Gambar 2.6 Laju pertumbuhan penduduk Kabupaten Indramayu dalam rentang tahun 2010-

2017 ………………………………………………………………………………………… II-14

Gambar 2.7 Angka kepadatan penduduk Kabupaten Indramayu berdasarkan wilayah Kecamatan pada tahun 2017 …………………………………………………………….

II-14

Gambar 2.8 Angka rasio luas wilayah Kecamatan dengan jumlah penduduk di Kabupaten Indramayu pada tahun 2017 ……………………………………………………………..

II-15

Gambar 2.9 Kondisi jalan (transportasi darat) di Kabupaten Indramayu pada tahun 2017, dengan kelas kondisi “baik”, “sedang”, “rusak ringan”, dan “rusak berat” ................

II-17

Gambar 2.10 Kondisi jembatan (transportasi darat) di Kabupaten Indramayu pada tahun 2017, dengan kelas kondisi “baik”, “sedang”, dan “rusak”…………………………………….

II-17

Gambar 2.11 Distribusi luas lahan sawah, bukan sawah, dan bukan pertanian Kabupaten Ibdramayu pada tahun 2017 ……………………………………………………………..

II-18

Gambar 2.12 Produktivitas komoditi palawija di Kabupaten Indramayu tahun 2017...................... II-19 Gambar 2.13 Produksi hasil peternakan non-unggas di Kabupaten Indramayu pada tahun 2017. II-20 Gambar 2.14 Produksi hasil peternakan unggas di Kabupaten Indramayu pada tahun 2017……. II-20 Gambar 2.15 Produksi sektor perikanan Kabupaten Indramayu pada tahun 2017 ……………….. II-21 Gambar 2.16 Nilai produksi sektor perikanan Kabupaten Indramayu pada tahun 2017…………... II-21 Gambar 2.17 Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kabupaten Indramayu Atas Dasar

Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha Pada Tahun 2017 ……………………….. II-24

Gambar 3.1 Konsep DDDTLH dalam kerangka supply-demand …………………………………… III-4 Gambar 3.2 Peta wilayah Administrasi Kabupaten Indramayu …………………………………….. III-5 Gambar 4.1 Peta Demografis Kabupaten Indaramayu …………………....................................... IV-4

Page 7: DINAS LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN INDRAMAYU

DINAS LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN INDRAMAYU

DAYA DUKUNG DAN DAYA TAMPUNG LINGKUNGAN HIDUP

KABUPATEN INDRAMAYU

Laporan Akhir – Pendahuluan I - 1

PENDAHULUAN

.

1.1. LATAR BELAKANG

Kabupaten Indramayu memiliki posisi geografis yang strategis karena berada pada

jalur Pantura yang merupakan jalur utama/ urat nadi perekonomian nasional.

Selain itu, Indramayu berbatasan langsung dengan Laut Jawa dengan panjang garis

pantai 114 km yang membentang sepanjang pantai utara antara Cirebon, Subang.

Posisi geografis tersebut merupakan suatu keuntungan bagi Kabupaten

Indramayu terutama dari segi daya tarik investasi karena memiliki tingkat

aksesbilitas yang tinggi.

Potensi Kabupaten Indramayu semakin tinggi dengan keberadaan Bandara

Internasional Kertajati Majalengka Jawa Barat dan rencana pembangunan

Pelabuhan Patimban di Kabupaten Subang. Keberadaan dua objek vital tersebut

akan berdampak bagi pertumbuhan ekonomi dan laju pembangunan di Kabupaten

Indramayu. Diperkirakan beberapa sektor akan mengalami peningkatan investasi

yang cukup tinggi diantaranya perkembangan industri dan investasi pariwisata.

Kabupaten Indramayu juga memiliki potensi kawasan industri di Kecamatan

Balongan serta kawasan industri kecil dan sedang yang tersebar di 5 wilayah

Kecamatan. Di samping dampak menguntungkan, perlu diantisipasi beberapa

dampak lain yang mungkin timbul seperti berkurangnya lahan daratan yang

diperuntukan sebagai lahan sawah, padahal dapat dikatakan bahwa Indramayu

merupakan sebuah daerah pertanian (agraris) yang secara nasional telah ditetapkan

juga sebagai lumbung pangan nasional. Dampak lain adalah kondisi perairan dan

laut serta pantai yang saat ini memberikan daya dukung bagi pemenuhan air bersih

dan sektor perikanan berupa tambak serta ikan.

Peningkatan laju pembangunan seringkali juga berdampak pada peningkatan

jumlah penduduk atau juga dapat sebaliknya. Laju pembangunan suatu daerah

menjadi daya tarik proses perpindahan orang ke daerah tersebut sehingga terjadi

peningkatan jumlah penduduk. Hal ini seringkali mengakibatkan kondisi

lingkungan hidup diindikasikan mengalami penurunan yang diakibatkan dari

penggunaan sumber daya alam yang semakin meningkat dari berbagai kegiatan

manusia, termasuk pemanfaatan ruang bagi kehidupan manusia dan mahluk hidup

Bab 1

Page 8: DINAS LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN INDRAMAYU

DINAS LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN INDRAMAYU

DAYA DUKUNG DAN DAYA TAMPUNG LINGKUNGAN HIDUP

KABUPATEN INDRAMAYU

Laporan Akhir – Pendahuluan I - 2

lainnya. Sementara itu, laju pertumbuhan penduduk akan mengikuti deret ukur dan

berbanding terbalik dengan ketersediaan sumber daya alam dan lingkungan hidup

yang memiliki keterbatasan Berdasarkan kondisi tersebut, sangat penting

diperhatikan kebijakan pembangunan berkelanjutan di Kabupaten Indramayu.

Dalam upaya mencapai tujuan pembangunan berkelanjutan, lingkungan hidup

merupakan salah satu aspek yang penting diperhatikan, dimana pertumbuhan

ekonomi dan pencapaian kesejahteraan sosial diharapkan tidak mengabaikan

kelestarian fungsi lingkungan. Undang-undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang

Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup telah mengamanatkan hal

tersebut untuk diterapkan dalam perencanaan pemanfaatan sumber daya alam dan

perencanaan pemanfaatan ruang. Bahkan, Undang-undang Nomor 26 Tahun 2007

tentang Penataan Ruang menegaskan diperhatikannya daya dukung dan daya

tampung lingkungan hidup dalam penyusunan rencana tata ruang.

Memperhatikan kondisi lingkungan hidup saat ini dan melaksanakan amanat

peraturan perundang-undangan, telaahan terhadap aspek lingkungan hidup sangat

penting dilakukan dan diintegrasikan hasilnya ke dalam perencanaan

pembangunan. Untuk itu, implementasi telaahan aspek lingkungan hidup yang

memperhatikan batas kemampuan lingkungan hidup maupun standar kebutuhan

perikehidupan perlu disepahami oleh para pembuat kebijakan, rencana maupun

program dan para pemangku kepentingan.

Penentuan daya dukung dan daya tampung lingkungan hidup sebagai dasar

pertimbangan dalam pembangunan dan pengembangan suatu wilayah telah

diamanatkan sejak ditetapkannya Undang-undang Nomor 4 Tahun 1984 tentang

Ketentuan-ketentuan Pokok Pengelolaan Lingkungan Hidup, yang kemudian

disempurnakan menjadi Undang-undang Nomor 23 Tahun 1997 tentang

Pengelolaan Lingkungan Hidup, dan kini Undang-undang Nomor 32 Tahun 2009

tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup.

Dalam Undang-undang nomor 32 Tahun 2009, amanat daya dukung dan daya

tampung lingkungan hidup tertuang dalam sejumlah pasal, diantaranya Pasal 12

yang menyebutkan bahwa apabila Rencana Perlindungan dan Pengelolaan

Lingkungan Hidup (RPPLH) belum tersusun, maka pemanfaatan sumber daya alam

dilaksanakan berdasarkan daya dukung dan daya tampung lingkungan hidup.

Selain itu, dalam Pasal 15, 16 dan 17 dijelaskan bahwa daya dukung dan daya

tampung lingkungan hidup merupakan salah satu muatan kajian yang mendasari

penyusunan atau evaluasi rencana tata ruang wilayah (RTRW), rencana

pembangunan jangka panjang dan jangka menengah (RPJP dan RPJM) serta

kebijakan, rencana dan atau program yang berpotensi menimbulkan dampak dan

atau risiko lingkungan hidup, melalui Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS).

Daya dukung dan daya tampung lingkungan hidup tertuang pula pada Pasal 19,

Page 9: DINAS LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN INDRAMAYU

DINAS LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN INDRAMAYU

DAYA DUKUNG DAN DAYA TAMPUNG LINGKUNGAN HIDUP

KABUPATEN INDRAMAYU

Laporan Akhir – Pendahuluan I - 3

yang menyatakan bahwa untuk menjaga kelestarian fungsi lingkungan hidup dan

keselamatan masyarakat, setiap perencanaan tata ruang wilayah wajib didasarkan

pada KLHS dan ditetapkan dengan memperhatikan daya dukung dan daya tampung

lingkungan hidup.

Dalam peraturan perundang-undangan Nomor 24 Tahun 1992 tentang Penataan

Ruang, telah mengamanatkan bahwa alokasi pemanfaatan ruang harus didasarkan

pada daya dukung lingkungan. Hal ini ditegaskan lagi dalam undang-undang

penataan ruang yang baru, yaitu Undang-undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang

Penataan Ruang dalam Pasal 19, 22, 25 dan 28 diamanatkan bahwa rencana tata

ruang wilayah nasional, provinsi dan kabupaten/ kota harus disusun dengan

memperhatikan daya dukung dan daya tampung lingkungan hidup. Selain itu, pada

Pasal 34 ayat (4) dinyatakan bahwa pemanfaatan ruang wilayah nasional, provinsi

dan kabupaten/ kota dilaksanakan sesuai dengan standar pelayanan minimal bidang

penataan ruang, standar kualitas lingkungan serta daya dukung dan daya tampung

lingkungan hidup.

Berdasarkan amanat peraturan perundang-undangan tersebut, sangat penting bagi

Pemerintah Kabupaten Indramayu untuk menyusun daya dukung dan daya tampung

lingkungan Kabupaten Indramayu. Daya dukung dan daya tampung lingkungan

hidup diharapkan dapat menggambarkan kondisi eksisting, sehingga menjadi acuan

kebijakan dan pelaksanaan pembangunan di Kabupaten Indramayu.

1.2. LANDASAN HUKUM

Adapun berbagai peraturan perundang-undangan yang dapat dijadikan dasar hukum

formal untuk mendukung program kajian ini, meliputi:

1. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan

Lingkungan Hidup

2. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan

Pembangunan Nasional

3. Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang

4. Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2009 tentang Mineral Energi dan Batubara

5. Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 2008 tentang Rencana Tata Ruang

Wilayah Nasional Permen PU Nomor 20/PRT/M/2007 tentang Pedoman

Teknik Analisis Aspek Fisik dan Lingkungan, Ekonomi, serta Sosial Budaya

dalam Penyusunan Rencana Tata Ruang

6. Permen LH Nomor 17 Tahun 2009 tentang Pedoman Penentuan Daya Dukung

Lingkungan Hidup dalam Penataan Ruang Wilayah

7. Pedoman Penggunaan Kriteria dan Standar dalam Aplikasi Daya Dukung dan

Daya Tampung Lingkungan Hidup untuk Pengendalian Perkembangan

Kawasan

8. Permen LH No. 1/2010 tentang Tata Laksana Pengendalian Pencemaran Air

Page 10: DINAS LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN INDRAMAYU

DINAS LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN INDRAMAYU

DAYA DUKUNG DAN DAYA TAMPUNG LINGKUNGAN HIDUP

KABUPATEN INDRAMAYU

Laporan Akhir – Pendahuluan I - 4

9. Permen LH No. 28/2009 tentang Pedoman Penetapan Daya Tampung Beban

Pencemaran Air Danau/ Waduk

1.3. MAKSUD DAN TUJUAN

1.3.1. Maksud

Maksud kegiatan Daya Dukung dan Daya Tampung Lingkungan Hidup

Kabupaten Indramayu adalah

1. Mewujudkan penataan ruang wilayah Kabupaten Indramayu dan pemanfaatan

sumber daya alam yang sesuai dengan daya dukung dan daya tampung

lingkungan hidup yang dapat menjamin keberlanjutan dalam mendukung

kebutuhan manusia dan makhluk hidup lainnya.

2. Menurunkan dampak negatif terhadap lingkungan akibat dari pemanfatan

ruang dan pemanfaatan sumber daya alam yang tidak berdasarkan pada daya

dukung dan daya tampung lingkungan hidup.

1.3.2. Tujuan

Adapun kajian ini bertujuan untuk melakukan penyusunan Daya Dukung dan Daya

Tampung Lingkungan Kabupaten Indramayu karena menyusun Daya Dukung dan

Daya Tampung Lingkungan wajib dimuat ke dalam Rencana Perlindungan dan

Pengelolaan Lingkungan Hidup (RPPLH), Rencana Jangka Panjang Daerah

(RPJPD) dan atau Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)

Kabupaten/ Kota yang dijabarkan menjadi program dan kegiatan. Selain itu,

kegiatan ini bertujuan menyajikan data dan informasi kondisi aspek fisik, kebijakan,

dan ketersediaan air serta sumber daya alam lainnya

1.4. DEFINISI DAN ISTILAH

1. Pelestarian fungsi lingkungan hidup adalah rangkaian upaya untuk memelihara

kelangsungan daya dukung dan daya tampung lingkungan hidup.

2. Daya dukung lingkungan hidup adalah kemampuan lingkungan hidup untuk

mendukung perikehidupan manusia, makhluk hidup lain, dan keseimbangan

antar keduanya.

3. Daya tampung lingkungan hidup adalah kemampuan lingkungan hidup untuk

menyerap zat, energi, dan/atau komponen lain yang masuk atau dimasukkan ke

dalamnya.

4. Penentuan daya dukung dan daya tampung lingkungan hidup adalah

proses/cara kajian ilmiah untuk menentukan/ mengetahui kemampuan suatu

wilayah dalam mendukung kebutuhan hidup manusia dan makhluk hidup

lainnya.

5. Penetapan daya dukung dan daya tampung lingkungan hidup adalah penetapan

kemampuan suatu wilayah dalam batas optimal yang harus diperhatikan untuk

mendukung kebutuhan hidup manusia dan makhluk hidup lainnya secara

berkelanjutan yang didasarkan pada daya dukung dan daya tampung

lingkungan hidup.

Page 11: DINAS LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN INDRAMAYU

DINAS LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN INDRAMAYU

DAYA DUKUNG DAN DAYA TAMPUNG LINGKUNGAN HIDUP

KABUPATEN INDRAMAYU

Laporan Akhir – Pendahuluan I - 5

6. Kerusakan lingkungan hidup adalah perubahan langsung dan atau tidak

langsung terhadap sifat fisik, kimia, dan atau hayati lingkungan hidup yang

melampaui kriteria baku kerusakan lingkungan hidup.

7. Kriteria baku kerusakan lingkungan hidup adalah ukuran batas perubahan sifat

fisik, kimia dan atau hayati lingkungan hidup yang dapat ditenggang oleh

lingkungan hidup untuk dapat tetap melestarikan fungsinya.

8. Pencemaran lingkungan hidup adalah masuk atau dimasukkannya makhluk

hidup, zat, energi, dan atau komponen lain ke dalam lingkungan hidup oleh

kegiatan manusia sehingga melampaui baku mutu lingkungan hidup yang telah

ditetapkan.

9. Baku mutu lingkungan hidup adalah ukuran batas atau kadar makhluk hidup,

zat, energi, atau komponen yang ada atau harus ada dan atau unsur pencemar

yang ditenggang keberadaannya dalam suatu sumber daya tertentu sebagai

unsur lingkungan hidup.

10. Wilayah adalah ruang yang merupakan kesatuan geografis beserta segenap

unsur terkait yang batas dan sistemnya ditentukan berdasarkan aspek

administratif dan atau aspek fungsional.

11. Kawasan adalah wilayah yang mempunyai fungsi utama lindung atau budi

daya.

12. Kawasan lindung adalah wilayah yang ditetapkan dengan fungsi utama

melindungi kelestarian lingkungan hidup yang mencakup sumber daya alam

dan sumber daya buatan.

13. Kawasan budi daya adalah wilayah yang ditetapkan dengan fungsi utama untuk

dibudidayakan atas dasar kondisi dan potensi sumber daya alam, sumber daya

manusia, dan sumber daya buatan.

14. Jasa ekosistem adalah layanan atau fungsi ekosistem yang dikategorikan dalam

4 (empat) jenis layanan, yaitu:

a. Layanan fungsional (provisioning services): Jasa/ produk yang didapat

dari ekosistem, seperti misalnya sumber daya genetika, makanan, air dll.

b. Layanan regulasi (regulating services): manfaat yang didapatkan dari

pengaturan ekosistem, seperti misalnya aturan tentang pengendalian

banjir, pengendalian erosi, pengendalian dampak perubahan iklim dll.

c. Layanan kultural (cultural services): manfaat yang tidak bersifat material/

terukur dari ekosistem, seperti misalnya pengkayaan spirit, tradisi

pengalaman batin, nilai-nilai estetika dan pengetahuan.

d. Layanan pendukung kehidupan (supporting services): jasa ekosistem yang

diperlukan manusia, seperti misalnya produksi biomasa, produksi oksigen,

nutrisi, air, dll.

15. Instansi lingkungan hidup adalah instansi yang menyelenggarakan urusan

pemerintahan di bidang perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup.

Page 12: DINAS LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN INDRAMAYU

DINAS LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN INDRAMAYU

DAYA DUKUNG DAN DAYA TAMPUNG LINGKUNGAN HIDUP

KABUPATEN INDRAMAYU

Laporan Akhir – Pendahuluan I - 6

1.6. SISTEMATIKA LAPORAN AKHIR

Laporan Akhir Daya Dukung dan Daya Tampung Lingkungan Hidup

Kabupaten Indramayu disajikan dalam sistematika sebagai berikut:

BAB 1

PENDAHULUAN

Membahas pokok-pokok mengenai latar belakang, maksud

dan tujuan, definisi dan istilah serta sistematika laporan

BAB 2

PROFIL LINGKUNGAN

HIDUP KABUPATEN

INDRAMAYU

Menjelaskan karakteristik lingkungan hidup dari wilayah

kajian mencakup kondisi umum geofisik wilayah, kondisi

keragaman hayati serta hal-hal lain terkait dengan lingkungan

hidup di wilayah kajian

BAB 3

KONSEP DAN

METODOLOGI

Menjelaskan secara rinci pendekatan dan hal-hal yang akan

dilakukan untuk mencapai maksud dan tujuan serta sasaran

kegiatan yang telah ditetapkan

BAB 4

DATA DAN ANALISIS

Menjelaskan hasil perhitungan daya dukung dan daya

tampung lingkungan Kabupaten Indramayu

BAB 5

REKOMENDASI

Adalah sintesa dari hasil analisis daya dukung dan daya

tampung sebagai arahan kebijakan pemerintah Kabupaten

Indramayu

BAB 6

PENUTUP

Merupakan kata penutup dari laporan akhir

Page 13: DINAS LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN INDRAMAYU

DINAS LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN INDRAMAYU

DAYA DUKUNG DAN DAYA TAMPUNG LINGKUNGAN HIDUP

KABUPATEN INDRAMAYU

Laporan Akhir – Profil Lingkungan Hidup II - 1

PROFIL LINGKUNGAN

KABUPATEN INDRAMAYU

2.1. KONDISI BIO FISIK

2.1.1. Letak Geografis Dan Wilayah Administratif

Kabupaten Indramayu terletak di bagian utara Provinsi Jawa Barat yang berbatasan

langsung dengan laut utara dengan panjang garis pantai 147 km. Secara geografis

wilayah Kabupaten Indramayu terletak pada koordinat 107o52-108o36’ Bujur Timur

dan 6o15’-6o40’ Lintang Selatan (BPS Kabupaten Indramayu, 2018). Letak

geografis Kabupaten Indramayu sangat strategis karena Kabupaten ini dilalui jalan

nasional (jalur Pantura) yang membentang dari arah barat (Kecamatan Patrol)

hingga timur (Kecamatan Krangkeng). Jalur ini menjadi bagian dari jalur utama lalu

lintas transportasi di bagian utara pulau Jawa. Obyek Vital Nasional (Obvitnas),

yaitu Kilang Pertamina RU-VI, UPPMS Balongan dan Pertamina Region Jawa juga

terletak di Kabupaten Indramayu (Kecamatan Balongan). Batas-batas wilayah

geografis Kabupaten Indramayu adalah sebagai berikut (Gambar 2.1):

1) Sebelah Utara : Laut Jawa

2) Sebelah Selatan : Kabupaten Majalengka. Sumedang, dan Cirebon

3) Sebelah Barat : Kabupaten Subang

4) Sebelah Timur : Laut Jawa dan Kabupaten Cirebon

Kabupaten Indramayu memiliki luas wilayah sebesar 2.099,42 km2. Secara

administratif, Kabupaten Indramayu terdiri dari 31 kecamatan, 8 kelurahan, dan 309

desa. Dalam tiga tahun terakhir (2015-2016-2017) tidak terdapat penambahan

(pemekaran) wilayah desa dan kecamatan, akan tetapi jumlah RW dan RT

bertambah, yaitu 1.684, 1.688, dan 1.689 untuk RW serta 6.176, 6.186, 6.202 untuk

RT. Angka ini menunjukkan potensi pemekaran yang diakibatkan pertambahan

penduduk di Kabupaten Indramayu. Ibukota Kabupaten Indramayu terletak di

Kecamatan Indramayu yang berada di bagian utara wilayah Kabupaten dengan

ibukota Kecamatan Margadadi. Ibukota Kecamatan terdekat dengan ibukota

Kabupaten adalah Sindang (Kecamatan Sindang) dan terjauh adalah Gantar

(Kecamatang Gantar) dengan jarak masing-masing 2 km dan 71 km dari ibukota

Kabupaten. Kecamatan Gantar, Cikedung, dan Kroya adalah tiga Kecamatan

dengan luas wilayah terbesar, yaitu 10,07%, 6,98%, dan 6,43% secara berturut-turut

Bab 2

Page 14: DINAS LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN INDRAMAYU

DINAS LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN INDRAMAYU

DAYA DUKUNG DAN DAYA TAMPUNG LINGKUNGAN HIDUP

KABUPATEN INDRAMAYU

Laporan Akhir – Profil Lingkungan Hidup II - 2

dari luas total Kabupaten Indramayu. Kecamatan dengan luas wilayah terkecil

adalah Kecamatan Karangampel, yaitu sekitar 1,41% luas wilayah total Kabupaten

Indramayu (Gambar 2.2). Wilayah yang langsung berbatasan dengan laut Jawa

terdiri dari 11 Kecamatan dan 36 desa (BPS Kabupaten Indramayu, 2018).

Gambar 2.1 Peta lokasi Kabupaten Indramayu

Kabupaten Indramayu merupakan daerah landai pesisir dengan kemiringan tanah

rata-rata 0-2%. Ketinggian dataran Kabupaten Indramayu berkisar antara 0-100 m

dpl. Berdasarkan topografinya, ketinggian dataran wilayah Kabupaten Indramayu

terbagi ke dalam:

1) Ketinggian antara 0-7 m di atas permukaan laut (dpl), meliputi : wilayah

Kecamatan Anjatan, Sukra, Patrol, Kandanghaur, Losarang, Sindang,

Lohbener, Arahan, Cantigi, Pasekan, Indramayu, Balongan, Sliyeg, Juntinyuat,

Karangampel, Kedokanbunder, dan wilayah Kecamatan Krangkeng.

2) Ketinggian antara 7-25 m dpl, meliputi : wilayah Kecamatan Bongas, Kroya,

Gabuswetan, sebagai wilayah Kecamatan Anjatan, Lelea, Terisi, Widasari,

Jatibarang, Kertasmaya, Cikedung, Sukagumiwang, Tukdana, dan Bongodua.

Page 15: DINAS LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN INDRAMAYU

DINAS LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN INDRAMAYU

DAYA DUKUNG DAN DAYA TAMPUNG LINGKUNGAN HIDUP

KABUPATEN INDRAMAYU

Laporan Akhir – Profil Lingkungan Hidup II - 3

3) Ketinggian antara 25-100 m dpl, meliputi : sebagian wilayah Kecamatan

Cikedung, Terisi, Kroya, Haurgeulis, dan keseluruhan wilayah Kecamatan

Gantar.

Gambar 2.2 Presentase luas wilayah menurut Kecamatan di Kabupaten Indramayu

(BPS Kabupaten Indramayu, 2018)

2.1.2. Kondisi Iklim

Letak Kabupaten Indramayu yang membentang sepanjang pesisir pantai utara Pula

Jawa membuat suhu udara di Kabupaten ini cukup tinggi, yaitu berkisar antara

22,9o-30oC. Suhu terhangat rata-rata berada pada bulan September 28,1oC dan

terendah rata-rata pada bulan Januari yaitu sebesar 26,6oC (https://id.climate-

data.org/location/764296/). Rata-rata curah hujan sepanjang tahun 2015, 2016, dan

2017 berturut-turut adalah adalah sebesar 1.683, 2.146, dan 2.147 mm dengan

jumlah hari hujan 104, 142, dan 190 hari. Curah hujan tertinggi pada tahun 2017

terdapat di Kecamatan Patrol yaitu sebesar 6.792 mm (85 hari hujan), sementara

curah hujan terendah terdapat di Kecamatan Terisi sebesar 1.059 mm (79 hari

hujan) (BPS Kabupaten Indramayu, 2018). Bulan terkering sepanjang tahun

diperkirakan jatuh pada bulan Agustus, sementara bulan terbasah jatuh pada bulan

Januari (Gambar 2.3).

Page 16: DINAS LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN INDRAMAYU

DINAS LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN INDRAMAYU

DAYA DUKUNG DAN DAYA TAMPUNG LINGKUNGAN HIDUP

KABUPATEN INDRAMAYU

Laporan Akhir – Profil Lingkungan Hidup II - 4

Gambar 2.3 Grafik Iklim Kabupaten Indramayu berdasarkan bulan sepanjang tahun

2018 (https://images.climate-data.org /location/ 764296/climate-graph.

png)

2.1.3. Kondisi Hidrologis

Berdasarkan kondisi hidrologis, wilayah bagian hilir dilalui daerah aliran sungai

yang besar yaitu DAS Cimanuk dan DAS Cipunagara serta SWS Citarum dan SWS

Cimanuk-Cisanggarung. Adapun pembagian atas Daerah Aliran Sungai (DAS) dan

Satuan Wilayah Sungai (SWS) yang terdapat di Kabupaten Indramayu.

1) Daerah Aliran Sungai (DAS)

Wilayah Kabupaten Indramayu memiliki 14 aliran sungai yang mengalir ke

arah utara yaitu ke Laut Jawa dan Sungai yang tergolong besar adalah Sungai

Cimanuk, Sungai Cipanas, Sungai Cipunegara, Sungai Cilalanang, Sungai

Kumpulkuista, Sungai Pamengkang, dan Sungai Cimanis.

2) Satuan Wilayah Sungai (SWS)

SWS Citarum di wilayah pantai Jawa Barat bagian utara merupakan bagian

dari SWS Citarum Hilir yang mempunyai luas 6.154 km2 (sekitar 30% dari luas

SWS Citarum) SWS Kabupaten Indramayu mempunyai luas 648 km2. Aliran

rata-rata di bagian hilir mencapai 13,0 miliyar m3/tahun yang dimanfaatkan

untuk keperluan pertanian, industri dan sebagainya. SWS Cimanuk termasuk

wilayah keperluan pertanian, industri dan sebagainya. SWS Cimanuk termasuk

wilayah Kewenangan Povinsi Jawa Barat dan mempunyai luas 4.325 km2.

Page 17: DINAS LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN INDRAMAYU

DINAS LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN INDRAMAYU

DAYA DUKUNG DAN DAYA TAMPUNG LINGKUNGAN HIDUP

KABUPATEN INDRAMAYU

Laporan Akhir – Profil Lingkungan Hidup II - 5

Wilayah Kabupaten Indramayu termasuk kedalam SWS Cimanuk dengan luas

1.238 km2. Potensi aliran rata-rata mencapai kapasitas sebesar 4 miliyar

m3/tahun.

3) Potensi Sumber Air

Wilayah Kabupaten Indramayu yang memiliki kemampuan sebagai lahan mata

air di wilayah bagian selatan Kecamatan Haurgeulis dan Cikedung dan

sebagian besar di Wilayah Kabupaten Indramayu mempunyai zona lahan air

tanah bebas (zona air tanah dangkal), sedangkan kemampuan lahan hidrologi

pantai sangat mempengaruhi tata air dengan fungsi penahan intrusi air laut dan

abrasi pantai. Kawasan pantai terdapat di sepanjang pantai timur dan utara

Indramayu termasuk sebagian Kecamatan Krangkeng, Juntinyuat, Balongan,

Indramayu, Pasekan, Cantigi, Losarang, Karangampel, Kandanghaur, Patrol

dan Sukra. Kemampuan hidrologi pantai ini dibagi dua zona yaitu zona pantai

dan zona rawa.

Tabel 2.1 Daerah Aliran Sungai (DAS) Di Wilayah Kabupaten/ Kota

NAMA DAS LUAS

(KM²)

DEBIT (M3/DTK)

MUSIM

HUJAN

MUSIM

KEMARAU

DAS CIWARINGIN 5,250 0,8 s/d 1,3 0,5 s/d 0,7

DAS CIMANUK 75,130 6,2 s/d 9,1 1,8 s/d 2,5

DAS PANGKALAN 55,550 2,8 s/d 3,3 0,2 s/d 0,6

DAS CIPANAS 58,010 2,1 s/d 4,0 0,4 s/d 0,5

DAS C1LALANANG 18,860 0,9 s/d 1,1 0,1 s/d 0,3

DAS SEWO/

CIPUNEGARA

11,500 0,8 s/d 1,3 0,5 s/cl 0,8

Sumber Dines PSDATAMBEN Kab. Indramayu Tahun 2015

Air permukaan di Kabupaten Indramayu berasal dari sungai dan air genangan,

yaitu Sungai Cimanuk, Cipunegara, Cipanas, Cibelerang, Cipondoh,

Cilalanang dan lain-lain serta dari Waduk Cipancuh, Waduk Bojongsari, Situ

Brahim, Situ Jangkar, Situ Sindang, Situ Bolang, Situ Kesambi dan Bendung

Rentang, Bendung Salarndarma, Bendung Sumurwatu, Bendung HBM,

Bendung Cibelerang dan bendung-bendung kecil lainnya.

Kuantitas dan kualitas sumberdaya air di Kabupaten Indramayu tergolong

buruk dan dinyatakan tidak layak untuk balian baku air minum, karena telali

terkontaminasi bakteri coli melampaui baku mutu air minum, yaitu lebih dan

2000/100ml. Hal ini diperparah, karena kondisi DAS di hulunya sudah

mengalami kerusakan yang cukup parah. Dengan kondisi bahan baku air

Page 18: DINAS LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN INDRAMAYU

DINAS LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN INDRAMAYU

DAYA DUKUNG DAN DAYA TAMPUNG LINGKUNGAN HIDUP

KABUPATEN INDRAMAYU

Laporan Akhir – Profil Lingkungan Hidup II - 6

mmum yang buruk, penggunaan air permukaan untuk air bersih membutuhkan

perlakuan (treatment), yang berdampak terhadap tingginya biaya produksi

untuk penyediaan air bersih.

Sementara itu potensi air tanah di Kabupaten Indramayu yaitu berupa cekungan

air tanah Subang, lndramayu, dan cekungan air tanah Sumber-Cirebon dan

ketiga cekungan tersebut merupakan cekungan lintas Kabupaten/ Kota.

Meskipun memilki potensi air tanah, namun perlu ada pengendalian terhadap

penggunaannya secara sinergis melalui strategi kebijakan pengelolaan air tanah

yang utuh menyeluruh dan dilaksanakan secara terkoordinasi untuk menjaga

keseimbangan antara pengambilan dan kemampuan pengimbuhannya.

Kualitas air tanah tertekan umumnya cukup baik, air bening, pH berkisar antara

6,43 – 8,53. Kandungan Cl di bagian selatan jalur jalan provinsi umumnya

rendah yaitu antara 11,2 – 582,6 mg/l. Beberapa air tanah dangkal yang diambil

di Desa Lohbener, Juntinyuat, Sindang dan Krangkeng menunjukkan

kandungan Cl cukup tinggi antara 603 – 3.120 mg/l, bahkan mencapai 111,0

mg/l yaitu Desa Krangkeng.

2.1.4. Penggunaan dan Penutupan Lahan

Penggunaan lahan Kabupaten Indramayu didominasi oleh sawah irigasi dan sawah

tadah hujan dengan seluas 146.115 Ha setara dengan 69,59 % dari luas Kabupaten

Indramayu. Sedangkan kawasan terbangun (permukiman) dengan Luas

keseluruhan mencapai 18.520 Ha sekitar 8,82 % dari luas Kabupaten Indramayu.

Untuk lebih jelas mengenai data dan peta penggunaan lahan di Kabupaten

Indramayu tahun 2016 dapat dilihat pada Tabel 2.2.

Tabel 2.2 Penggunaan Lahan di Kabupaten Indramayu

NO PENGGUNAAN LAHAN LUAS (HA)

1. Permukiman 18.520

2. Sawah irigasi 106.895

3. Sawah tadah hujan 39.220

4. Empang,tarnbak 19.020

5. Penggaraman 2.110

6. Ladang, tegalan, perkebunan

7. Danau, situ, rawa, dan kolam 856,8

8. Industri 603,1

9. Hutan mangrove 1.314

10. Hutan 5.594

11. Sungai dan lain-lain 1.927

12. Kawasan konservasi Pulau Biawak 742

Sumber: Bapeda kab. lndramayu, Tahun 2016

Page 19: DINAS LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN INDRAMAYU

DINAS LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN INDRAMAYU

DAYA DUKUNG DAN DAYA TAMPUNG LINGKUNGAN HIDUP

KABUPATEN INDRAMAYU

Laporan Akhir – Profil Lingkungan Hidup II - 7

Penggunaan lahan dibagi ke dalam tiga kategori, yaitu lahan sawah, lahan bukan

sawah, dan lahan bukan pertanian. Lahan sawah yang ada di Kabupaten Indramayu

adalah seluas 116.245 ha atau sekitar 56% dari luas total. Sementara lahan pertanian

bukan sawah adalah sebesar 57.226 ha atau sekitar 27%. Lahan yang tidak

digunakan sebagai lahan pertanian adalah seluas 36.467 ha atau sekitar 17%

(Gambar 2.2.3.1) (BPS Kabupaten Indramayu, 2018). dari proporsi ini

menunjukkan bahwa lahan pertanian (sawah dan bukan sawah) mendominasi

penggunaan lahan di Kabupaten Indramayu, yaitu sekitar 83%.

Gambar 2.4 Distribusi luas lahan sawah, bukan sawah, dan bukan pertanian Kabupaten

Ibdramayu pada tahun 2017 (Sumber: BPS Kabupaten Indramayu, 2018)

Parameter yang dapat dijadikan sebagai dasar kualitas kondisi lingkungan di

Kabupaten Indramayu adalah kerapatan tutupan lahan. Kerapatan tutupan lahan

mengindikasikan kualitas lingkungan, dimana semakin rapat tutupan lahan maka

kondisi Iingkungan semakin baik. Kondisi lahan dengan tutupan lahan yang rapat

dapat menciptakan kondisi lingkungan mikro yang lebih baik. Artinya, dominasi

vegetasi yang ada pada lahan tersebut sangat tinggi.

Kondisi Kabupaten Indramayu menurut tutupan lahan relatif cukup baik karena

hampir sekitar 83,14% dari luas total terkategori tutupan lahan rapat sampai sangat

rapat. dalam hal ini kondisi dengan tutupan sangat rapat mencapai 45,87% serta

tutupan lahan rapat mencapai 37,27%. Upaya-upaya peningkatan tutupan lahan

relatif ringan, karena hanya mencapai 16,96% yang harus ditingkatkan akibat

terkategori tutupan lahan sedang sampai sangat rendah. sebagai indikator daya

dukung lingkungan terutama dari aspek kondisi site/tapak, terlihat bahwa mayoritas

wilayah Kabupaten Indramayu memiliki lahan dengan produktivitas sangat tinggi.

Data menunjukkan bahwa sekitar 95,09% di wilayah Kabupaten Indramayu

memiliki produktivitas sangat tinggi. Upaya-upaya peningkatan produktivitas

Page 20: DINAS LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN INDRAMAYU

DINAS LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN INDRAMAYU

DAYA DUKUNG DAN DAYA TAMPUNG LINGKUNGAN HIDUP

KABUPATEN INDRAMAYU

Laporan Akhir – Profil Lingkungan Hidup II - 8

hanya mencapai sekitar 0,003% atau seluas 5,08 ha, karena termasuk dalam

produktivitas sangat rendah.

2.1.5. Hutan, Kawasan Konservasi dan Keragaman Hayati

A. Hutan

Berdasarkan penetapan kawasan hutan di Kabupaten Indramayu,

ditetapkan bahwa kawasan hutan di Kabupaten Indramayu adalah

seluas 40.027 Ha dengan perincian 8.023 Ha hutan lindung dan 32.004

Ha sebagai hutan produksi.

Gambar 2.5 Peta Kawasan Hutan di Kabupaten Indramayu

Berdasarkan data penggunaan lahan, terlihat bahwa terjadi ahli fungsi

lahan hutan yang cukup besar, baik pada kawasan hutan produksi

maupun hutan lindung. Pada kawasan hutan lindung yang berupa

tegakan hutan bakau, banyak beralih fungsi menjadi tambaksedangkan

pada kawasan hutan produksi beralih fungsi menjadi perkebunan dan

sudah berlangsung sangat lama.

Kerusakan (degradasi) hutan merupakan salah satu masalah lingkungan

yang paling serius, karena berdampak terhadap persediaan kayu,

sumber daya non kayu, serta konservasi keanekaragamanhayati dan

fungsi ekologis hutan bagi kepentingan hidup nianusia.

Page 21: DINAS LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN INDRAMAYU

DINAS LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN INDRAMAYU

DAYA DUKUNG DAN DAYA TAMPUNG LINGKUNGAN HIDUP

KABUPATEN INDRAMAYU

Laporan Akhir – Profil Lingkungan Hidup II - 9

Besarnya degradasi hutan di Kabupaten Indramayu digambarkan

dengan luasan tegakan hutan saat ini kurang dari 101% dibandingkan

fakta bahwa 19% luas wilayah Kabupaten Indramayu ditetapkan

sebagai kawasan hutan negara dengan luasan 8.023 Ha hutan mangrove

dan 32.004 Ha sebagai hutan produksi. Sehingga diperkirakan jika tidak

ada upaya-upaya pengendalian konversi fungsi hutan dan pengendalian

penggunaan lebih (over utilization), hutan di Kabupaten Indramayu

akan hilang.

Kerusakan hutan menjadi semakin serius akibat tindakan perambahan

secara langsung oleh masyarakat, dan secara tidak langsung oleh

pengusaha komersial karena lemahnya pengawasan dan penegakan

hukum. Kerusakan hutan cenderung merubah lahan subur menjadi

lahan kritis, dan secara langsung menurunkan fungsi lindungnya,

sehingga tidak dapat melindungi kawasan bawahannya secara

maksimal, dan dapat menyebabkan terjadinya kekeringan, longsor, dan

bencana iainnya. Dan data yang ada tercatat sekitar 10.355 Ha lahan

potensial kritis, 7.625 Ha lahan semi kritis dan lahan kritis sekitar 3.987

Ha dan penibahan lahan akibat abrasi pantai sekitar 2.431,970 Ha,

sehingga total lahan kritis yang perlu dipulilikan mencapai 24.398.970

Ha.

Upaya rehabilitasi terus dilakukan namun upayanya perlu ditingkatkan.

Dari tujuh jenis tanaman hutan yang disemaikan pada tahun 2015 hanya

3 jenis tanaman yang direalisasikan untuk penanaman hutan di wilayah

BKPH (Cikawung, Plosokerep, haur Geulis, Sanca, jatimunggul, dan

Indramayu) yaitu tanaman jati pada lahan 138 Ha, kayu putih pada

lahan 3.951 Ha, dan Acasia Mangium pada lahan 177 Ha (BPS

Kabupaten Indramayu, 2017).

B. Kawasan Konservasi

Kabupaten Indramayu hanya memiliki satu kawasan konservasi, yaitu

Kawasan Konservasi Laut Daerah Pulau Biawak. Kawasan Konservasi

Laut Daerah ditetapkan pada awalnya berdasarkan Berdasarkan

Keputusan Bupati Indramayu nomor 556/Kep.528-Diskanla/2004 yang

dikeluarkan pada tanggal 7 April 2004 tentang Penetapan Pulai Biawak

dan Sekitarnya sebagai Kawasan Konservasi dan Wisata Laut antara

lain memutuskan dan menetapkan hal-hal sebagai berikut:

1. Pulau Biawak dan sekitarnya sebagai Kawasan Konservasi dan

Wisata Laut

Page 22: DINAS LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN INDRAMAYU

DINAS LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN INDRAMAYU

DAYA DUKUNG DAN DAYA TAMPUNG LINGKUNGAN HIDUP

KABUPATEN INDRAMAYU

Laporan Akhir – Profil Lingkungan Hidup II - 10

2. Kawasan Konservasi dan Wisata Laut Pulau Biawak dan

sekitarnya (KWL Pulau Biawak dan Sekitarnya) mengemban visi

konservasi dan misi pelestarian, pendidikan dan ekonomi)

3. Penataan Kawasan Konservasi dan Wisata Laut Pulau Biawak dan

Sekitarnya dibagi menjadi dua Zona dengan kategori sebagai

berikut:

a. Internal zone yang merupakan kawasan perlindungan habitat

dan populasi sumber daya hayati.

b. External zone yang merupakan perlindungan dan pemanfaatan

wisata

4. Menugaskan Dinas Perikanan dan Kelautan Kabupaten Indramayu

untuk mempersiapkan rencana pengelolaan Kawasan Konservasi

dan Wisata Laut Pulau Biawak dan sekitarnya mengkoordinasikan

serta mensosialisasikan dengan pihak terkait.

Pendekatan konservasi dalam menetapkan Pulau Biawak dan

sekitarnya sebagai kawasan Konservasi Laut Daerah adalah karena

kawasan ini memiliki berbagai macam ekosistem yaitu ekosistem

mangrove, ekosistem padang lamun, dan ekosistem terumbu karang.

Ekosistem mangrove sendiri memiliki keunikan tersendiri karena

struktur pantainya merupakan hamparan pasir putih, sementara

ekosistem padang lamun hampir menutup seperti pulaunya, dan

ekosistem terumbu karang mengelilingi seluruh pulau (Direktorat

Jendral Pengelolaan Ruang Laut Kementerian Kelautan dan Perikanan,

2018).

Selanjutnya Keputusan Bupati Indramayu nomor 556/Kep.528-

Diskanla/2004, diperkuat dengan Peraturan Daerah Kabupaten

Indramayu Nomor. 6 Tahun 2014 Tentang Pengelolaan Kawasan

Konservasi Pesisir Dan Pulau-Pulau Kecil dan Penataan Fungsi Pulau

Biawak, Gosong dan Pulau Candikian.

C. Tipe Ekosistem dan Keragaman Hayati

Kabupaten Indramayu adalah salah satu wilayah dengan kondisi

ekologis dan geografis yang relatif lengkap. Kabupaten Indramayu

memiliki keragaman ekosistem berupa ekosistem dataran/ hutan

dataran rendah, pesisir, pantai, ekosistem mangrove, padang lamun, dan

ekosistem terumbu karang. Keragaman tipe ekosistem tersebut

mengakibatkan potensi keragaman jenis juga cukup besar.

Di kawasan pesisir Kabupaten Indramayu yang merupakan lahan basah

(mud flat), hewan terrestrial yang menonjol adalah hewan liar dari

kelompok burung. Menurut Syahminan, dkk (2001), di kawasan pesisir

Page 23: DINAS LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN INDRAMAYU

DINAS LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN INDRAMAYU

DAYA DUKUNG DAN DAYA TAMPUNG LINGKUNGAN HIDUP

KABUPATEN INDRAMAYU

Laporan Akhir – Profil Lingkungan Hidup II - 11

Indramayu terdapat 45 jenis burung dan 30 famili, dimana 11 jenis

burung di pesisir tersebut diantaranya merupakan jenis burung yang

dilindungi yaitu Egretta intermedia, Mycteria cinerea, Acciptiter

soloensis, Numenius arquata, N. phaepus, Chlidonias hybridus, C.

leucopterus, Sterna albrifrons, Halcycon chioris, H. sanctus dan Alcedo

caerulescens.

Kelompok ikan, hingga saat mi diketahui ada 132 jenis ikan air tawar

yang tercatat di region Jawa dan Bali, 13 jenis diantaranya adalah jenis

endemik. Adapun untuk jenis ikan yang berada di kawasan pesisir

diantaranya adalah ikan sembilang, bloso, betok, blanak, ikan buntal,

cray fish, dan ikan lam dan kelompok artropoda. Selain itu pada

kawasan pesisir terutama pada daerah pantai berpasir juga banyak

terdapat biota pesisir lain diantaranya kepiting kecil, kerang-kerangan,

remis dan lain sebagainya.

Kelompok amfibi dan reptil semakin langka, karena habitat yang

tersedia semakin berkurang dan belum satupun dan jenis kelompok ini

yang sudah bisa didomestikasi dan dibudidaya. Kelangkaan beberapa

spesies kelompok seringkali terjadi sebagai akibat perburuan oleh

manusia untuk dikonsumsi dan dipelihara antara lain seperti katak

sawali, katak catang, beberapa jenis ular, biawak, bunglon dan lain-

lain.

Sementara itu, kawasan ekosistem mangrove di Kabupaten Indramayu

telah banyak mengalami kerusakan yang disebabkan oleh konversi

lahan menjadi tambak, area pertanian dan perumahan. Luas ekosistem

mangrove yang mengalami kerusakan hingga tahun 2013 adalah

13,489.35 ha. Desa Pabean Udik merupakan salah satu desa di

Kecamatan Indramayu yang memiliki tipologi desa pesisir dengan luas

mangrove sebesar 58,05 ha dan luas wilayah 545,932 ha serta panjang

pantai sekitar 1,2 km.

Berkaitan dengan pengelolaan hutan mangrove di Kabupaten

Indramayu semenjak tahun 2010 telah terbentuk Kawasan Ekowisata

Hutan Mangrove yaitu di Pantai Karangsong Indramayu, walaupun

hutan mangrove ini didanai oleh CSR Pertarnina RU VI Balongan

bekerja sama dengan Pemerintah Indramayu, tetapi pengelolaannya

melibatkan elemen masyarakat setempat atau Karansong. Di kawasan

hutan ini, terdapat ribuan pohon Mangrove dan berbagai jenis. Selain

pohon Mangrove, terdapat juga jenis pohon lainnya seperti pohon

Ketapang yang ikut memadati kawasan hutan. Luas hutan ini kurang

lebih 20 hektar.

Page 24: DINAS LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN INDRAMAYU

DINAS LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN INDRAMAYU

DAYA DUKUNG DAN DAYA TAMPUNG LINGKUNGAN HIDUP

KABUPATEN INDRAMAYU

Laporan Akhir – Profil Lingkungan Hidup II - 12

Potensi keragaman hayati terbesar terhampar mulai dari gugusan pulau-

pulau kecil (Pulau Biawak/Rakit, Pulau Gosong, Pulau Candikian).

Pulau Biawak merupakan pulau hutan yang banyak ditumbuhi berbagai

jenis bakau sebagai ciri khas ekosistem mangrove. Kondisi ekosistem

mangrove masih baik dengan tumbuhnya berbagai ragam jenis

mangrove yang sudah langka sebagaimana jarang dijumpai di pantai

utara Jawa. Jenis-jenis bakau yang tumbuh diantaranya adalah

Sonneratia spp, Avicennia sp, Bruguiera sp, Rhizopora sp, Ceriops sp,

Acanthus sp, Lummitterae, Xylocarpus, Aigicera, Nipa sp., dan Heriera

sp. Sementara di Pulau Gosong terdapat jenis Avicennia sp. dan di Pulau

Candikian terdapat jenis Bruguiera sp.

Ekosistem terumbu karang di Pulau Biawak dan sekitamya berada pada

kedalaman 3-5m. Komponen penyusun terumbu karangnya sangat

padat dan banyak didominasi oleh karang-karang keras, seperti karang

semi padat (Acropora digitate) dan karang meja (Acropora tabulate).

Selain itu, terdapat juga karang bercabang (Acropora branching),

karang biru (Coral heliopora), karang api (Coral millepora) karang

padat (Coral massive), karang menempel (Acropora dan Coral

encrusting), karang lingkar daun (Coral foliose), karang jamur (Coral

mushroom). Dan dijumpai beberapa karang lunak seperti Simularia sp.

Jenis ikan hias yang ditemukan di Pulau Biawak dan sekitamya

diantaranya adalah kiper (Scatophagus argus), samandar (Siganus

verniculator), kerapu (C'hremileptis altivelia), dokter (Labroites

dmidiatus), kakatua (C'hallyadon ghabon), tikus (Chinhiticihy

aprianus), zebra (Dendricirus zebra), kupu-kupu (Chaetodon

chiysurus), kokotokan, merakan (Pterois valiteus), pisau-pisau, petek-

petek (Desayllus reticulates), kepasan, buntul, kerong-kerong

(Fiectoiynchus spp), pembersih (Thallasorna sp), sersan mayor

(Abudefduf sexfasciatus), kerapu lumpur (Cheilinus sp), dan ekor

kuning (Caesio cuning).

Jenis fauna yang dijumpai dan menjadi ciri khas Pulau Biawak adalah

biawak (Varanus salvator). Fauna lainnya adalah dari jenis burung

diantaranya trinil pantai (Bubulcus ibis), cangak abu (Ardea cinerea),

cangak laut (Ardea sumatrana), cekaka (Halyclon chioris), burung

udang biru (Akedo caerulescens), trulek (Pluvalis dominica), dan lain-

lain.

Page 25: DINAS LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN INDRAMAYU

DINAS LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN INDRAMAYU

DAYA DUKUNG DAN DAYA TAMPUNG LINGKUNGAN HIDUP

KABUPATEN INDRAMAYU

Laporan Akhir – Profil Lingkungan Hidup II - 13

2.2. KONDISI TEKANAN TERHADAP LINGKUNGAN

2.2.1. Laju Pertumbuhan dan Kepadatan Penduduk

Permasalahan di bidang kependudukan merupakan salah satu isu penting dalam

perencanaan maupun evaluasi hasil pelaksanaan pembangunan. Berbagai indikator

kependudukan dapat digunakan untuk melihat kondisi suatu wilayah, seperti

adanya laju pertumbuhan yang tinggi, kepadatan penduduk yang terlalu rendah atau

terlalu tinggi yang menunjukkan penyebaran penduduk di suatu wilayah serta

indikator-indikator lainnya. Dari berbagai indikator tersebut maka masalah

kependudukan di dalam proses pembangunan dapat diidentifikasi.

Pada akhir Tahun 2016 jumlah penduduk Kabupaten Indramayu tercatat sebanyak

1.700.815 jiwa. Sedangkan pada akhir Tahun 2017 angka tersebut telah berubah

menjadi 1.709.994 jiwa, keadaan ini menunjukkan adanya kenaikan sebesar 9.179

jiwa, dengan demikian laju pertumbuhan penduduk Kabupaten Indramayu Tahun

2016-2017 sebesar 0,54% (Gambar 2.2.1) (BPS Kabupaten Indramayu, 2018).

Adapun komposisi jumlah penduduk Indramayu Tahun 2017 ini terdiri dari laki-

laki 880.619 jiwa dan penduduk perempuan 829.375 jiwa. Komposisi Penduduk

Kabupaten Indramayu menurut struktur umur dan jenis kelamin dapat digambarkan

dengan jelas oleh piramida penduduk. Dari piramida penduduk dapat dilihat bahwa

selama lima tahun terakhir telah terjadi penurunan fertilitas (BPS Kabupaten

Indramayu, 2018).

Luas wilayah Kabupaten Indramayu kurang lebih 2.099,42 km2. Dengan jumlah

penduduk sebanyak 1.709.994 jiwa, kepadatan penduduk di Kabupaten Indramayu

kurang lebih sebesar 814 jiwa/km2. Jumlah penduduk tertinggi berada di

Kecamatan Indramayu yaitu sebesar 113.515 jiwa, sementara jumlah penduduk

terendah ada di Kecamatan Pasekan yaitu sebesar 23.012 jiwa (Gambar 2.2.1.2).

Kecamatan dengan kepadatan penduduk tertinggi adalah Kecamatan Karangampel

yaitu sebesar 2.038 jiwa/km2, sedangkan yang terendah adalah Kecamatan Cantigi

227 jiwa/km2 (Gambar 2.2.1.3) (BPS Kabupaten Indramayu, 2018).

Page 26: DINAS LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN INDRAMAYU

DINAS LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN INDRAMAYU

DAYA DUKUNG DAN DAYA TAMPUNG LINGKUNGAN HIDUP

KABUPATEN INDRAMAYU

Laporan Akhir – Profil Lingkungan Hidup II - 14

Gambar 2.6 Laju pertumbuhan penduduk Kabupaten Indramayu dalam rentang tahun

2010-2017 (Sumber: BPS Kabupaten Indramayu, 2018)

Gambar 2.7 Angka kepadatan penduduk Kabupaten Indramayu berdasarkan

wilayah Kecamatan pada tahun 2017 (Sumber: BPS Kabupaten

Indramayu, 2018)

Page 27: DINAS LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN INDRAMAYU

DINAS LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN INDRAMAYU

DAYA DUKUNG DAN DAYA TAMPUNG LINGKUNGAN HIDUP

KABUPATEN INDRAMAYU

Laporan Akhir – Profil Lingkungan Hidup II - 15

Gambar 2.8 Angka rasio luas wilayah Kecamatan dengan jumlah penduduk di

Kabupaten Indramayu pada tahun 2017 (Sumber: BPS Kabupaten

Indramayu, 2018)

2.2.2. Perkembangan Industri dan Transportasi

A. Perkembangan Industri

Sektor industri merupakan salah satu sektor yang kini banyak dilirik

masyarakat sebagai sarana untuk berusaha dalam menghadapi era

otonomi daerah. Keadaan ini bisa terlihat dari meningkatnya jumlah

perusahaan industri di Kabupaten Indramayu, jumlah perusahaan

industri kecil dan menengah andalan pada tahun 2014 tercatat sebanyak

6.433 unit usaha dengan jumlah tenaga kerja sebanyak 21.269 orang.

Berikut tabel jumlah industri berdasarkan banyaknya tenaga kerja.

Tabel 2.3 Banyak Perusahaan dan Tenaga Kerja Menurut Jenis di Kabupaten Indramayu Tahun

2015

N

O JENIS PERUSAHAAN

BANYAK

PERUSAHA

AN

BANYAK TENAGA KERJA

LAKI-

LAKI

PEREMPU

AN JUMLAH

1 Tekstil dan Sandang - - - -

2 Niaga, bank dan Asuransi 67 454 225 679

3 Makanan dan Minuman 100 584 239 823

4 Farmasi dan kimia 2 311 13 324

5 Bangunan dan Pekerjaan

umum

96 403 60 463

6 Perkayuan - - - -

7 Logam dan Keramik 20 2.847 195 3.042

8 Minyak dan Gas Bumi 20 2.847 195 3.042

9 Assembling Mobil dan

Perbengkelan

2 28 12 40

10 Percetakan dan Penerbitan 5 48 9 57

Page 28: DINAS LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN INDRAMAYU

DINAS LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN INDRAMAYU

DAYA DUKUNG DAN DAYA TAMPUNG LINGKUNGAN HIDUP

KABUPATEN INDRAMAYU

Laporan Akhir – Profil Lingkungan Hidup II - 16

N

O JENIS PERUSAHAAN

BANYAK

PERUSAHA

AN

BANYAK TENAGA KERJA

LAKI-

LAKI

PEREMPU

AN JUMLAH

11 Transportasi 2 54 2 56

12 Karet dan Kulit - - - -

13 Pertanian dan Perkebunan 27 278 5 283

14 Rokok dan Tembakau - - - -

15 Elektronik

16 Pariwisata 2 37 48 85

17 Lainnya 256 4.576 2.936 7.512

Tahun 2015 580 10.678 3.769 14.447

Sumber : BPS Kabupaten Indramayu (2017)

B. Transportasi

Secara geografis Kabupaten Indramayu dilewati oleh Jalur Lintas Utara

Pula Jawa (Pantura). Hal tersebut menjadi keuntungan bagi Kabupaten

Indramayu secara ekonomis, karena Pantura merupakan jalur distribusi

utama di Pulau Jawa. Guna memetik keuntungan dari jalur distribusi

tersebut tentulah sarana dan prasarana transportasi mutlak dibutuhkan.

Karena berada di wilayah pesisir, Kabupaten Indramyu memiliki jalur

transportasi dan laut. Profil transportasi darat dan laut Kabupaten

Indramayu adalah sebagai berikut:

1) Transportasi Darat

Sampai dengan Tahun 2017, panjang jalan di Kabupaten

Indramayu adalah 825.836 km. Dengan kondisi jalan di Kabupaten

Indramayu dalam keadaan baik sepanjang 518.794 km, sedang

112.702 km, rusak ringan 90.911 km dan rusak berat 103.430 km.

Jumlah Jembatan sebanyak 345 buah dengan 328 dalam kondisi

baik, 18 sedang dan 8 rusak. Angkutan darat merupakan sarana

utama yang ada di kabupaten Indramayu. Sampai dengan tahun

2017 mobil yang beroperasi di Kabupaten Indramayu berjumlah

43.485 unit, yaitu terdiri dari 25.578 mobil penumpang, 17.107

mobil angkutan barang dan 800 mobil angkutan penumpang (bus).

Sedang sepeda motor di tahun 2017 tercatat sebanyak 530.547unit

(BPS Kabupaten Indramayu, 2018).

Perilaku tertib berlalu lintas akan meminimalisir terjadinya

kecelakaan lalu lintas. Ditambah dengan kondisi pengemudi dan

kendaraan memegang peranan yang tidak kalah penting dalam

berkendaraan. Pada tahun 2017 tercatat sebanyak 506 korban

meninggal dunia sedangkan tahun 2016 tercatat 895 korban

meninggal dunia. Sementara kerugian material akibat kecelakaan

mengalami kenaikan yaitu Rp. 1.886.300.000,- di tahun 2016

menjadi Rp. 971.450.000,- di tahun 2017 (BPS Kabupaten

Indramayu, 2018).

Page 29: DINAS LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN INDRAMAYU

DINAS LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN INDRAMAYU

DAYA DUKUNG DAN DAYA TAMPUNG LINGKUNGAN HIDUP

KABUPATEN INDRAMAYU

Laporan Akhir – Profil Lingkungan Hidup II - 17

2) Transportasi Laut

Keberadaan transportasi laut di Kabupaten Indramayu hingga

sekarang masih terbatas pada model angkutan niaga dan perikanan.

Dari data Kantor Pelabuhan Indramayu selama tahun 2017 tercatat

sebanyak 1.450 unit kapal niaga yang berlabuh di Kabupaten

Indramayu (BPS Kabupaten Indramayu, 2018).

Gambar 2.9 Kondisi jalan (transportasi darat) di Kabupaten Indramayu pada tahun

2017, dengan kelas kondisi “baik”, “sedang”, “rusak ringan”, dan “rusak

berat”. (Sumber: BPS Kabupaten Indramayu, 2018)

Gambar 2.10 Kondisi jembatan (transportasi darat) di Kabupaten Indramayu pada tahun

2017, dengan kelas kondisi “baik”, “sedang”, dan “rusak”. (Sumber: BPS

Kabupaten Indramayu, 2018)

Page 30: DINAS LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN INDRAMAYU

DINAS LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN INDRAMAYU

DAYA DUKUNG DAN DAYA TAMPUNG LINGKUNGAN HIDUP

KABUPATEN INDRAMAYU

Laporan Akhir – Profil Lingkungan Hidup II - 18

2.2.3. Kondisi Pertanian, Peternakan, dan Perikanan

A. Kondisi Pertanian

Penggunaan lahan dibagi ke dalam tiga kategori, yaitu lahan sawah,

lahan bukan sawah, dan lahan bukan pertanian. Lahan sawah yang ada

di Kabupaten Indramayu adalah seluas 116.245 ha atau sekitar 56% dari

luas total. Sementara lahan pertanian bukan sawah adalah sebesar

57.226 ha atau sekitar 27%. Lahan yang tidak digunakan sebagai lahan

pertanian adalah seluas 36.467 ha atau sekitar 17% (Gambar 2.2.3.1)

(BPS Kabupaten Indramayu, 2018). dari proporsi ini menunjukkan

bahwa lahan pertanian (sawah dan bukan sawah) mendominasi

penggunaan lahan di Kabupaten Indramayu, yaitu sekitar 83%.

Gambar 2.11 Distribusi luas lahan sawah, bukan sawah, dan bukan pertanian

Kabupaten Ibdramayu pada tahun 2017 (Sumber: BPS Kabupaten

Indramayu, 2018)

Kondisi pertanian pada Kabupaten Indramayu terbagi atas tanaman

pangan, tanaman bahan makan, tanaman padi, tanaman palawija, dan

tanaman hortikultura. Tanaman pangan pada Kabupaten Indramayu

meliputi tanaman bahan makanan, sayur-sayuran, dan buah-buahan.

Tanaman bahan makanan terdiri dari jenis padi-padian, jagung, umbi-

umbian, dan kacang-kacangan. Data tanaman bahan tersebut dirinci

menuru luas panen hasil per hektar, dan produksi.

Tanaman pangan meliputi tanaman bahan makanan, sayur-sayuran, dan

buah buahan. Tanaman bahan makanan terdiri dari jenis padi-padian,

jagung, umbi-umbian, dan kacang-kacangan. Data tanaman bahan

makanan dirinci menurut luas panen, hasil per hektar, dan produksi.

Pada tahun 2017 luas panen padi mengalami penurunan dari tahun

sebelumnya yaitu dari 246.833 Ha menjadi 235.316 Ha. Hal ini juga

Page 31: DINAS LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN INDRAMAYU

DINAS LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN INDRAMAYU

DAYA DUKUNG DAN DAYA TAMPUNG LINGKUNGAN HIDUP

KABUPATEN INDRAMAYU

Laporan Akhir – Profil Lingkungan Hidup II - 19

berpengaruh pada tingkat produktivitasnya yang mengalami

penurunan, yaitu dari 1.800.443,53 ton di tahun sebelumnya menjadi

sebesar 1.394.771,34 ton di tahun ini.

Pada tanaman palawija hanya tanaman ubi kayu dan ubi jalar yang

mengalami peningkatan produksi, sedangkan dari tanaman hortikultura

yang mengalami kenaikan produksi adalah tanaman jambu biji, pisang,

pepaya, semangka, kacang panjang dan terong (BPS Kabupaten

Indramayu, 2018).

Gambar 2.12 Produktivitas komoditi palawija di Kabupaten Indramayu tahun 2017

(Sumber: BPS Kabupaten Indramayu, 2018)

Buah mangga merupakan produk unggulan hortikultura dengan

produksi paling tinggi, yaitu sebesar 774.729,27 ton pada tahun 2017.

Produk hortikultura lain dari Kabpaten Indramayu di antaranya adalah

jeruk besar (1 ton), jambu biji (11.071,55 ton), sawo (4.402,22 ton),

pisang (67.303,78 ton), pepaya (10.941,90 ton), dan semangka

(13.066,40 ton). Sejumlah kecil produksi pertanian dan perkebunan

juga tercatat di Kabupaten Indramayu, seperti tebu, teh, kopi, bawang

merah, cabe merah, dan sebagainya (BPS Kabupaten Indramayu, 2018).

B. Kondisi Peternakan

Salah satu tujuan di sub sektor ini adalah meningkatkan populasi dan

produksi ternak dalam usaha memperbaiki ternak dan memperbaiki gizi

masyarakat. Hal yang pokok adalah untuk menghasilkan pendapatan

peternak terutama yang berada di wilayah pedesaan. Jenis ternak yang

Page 32: DINAS LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN INDRAMAYU

DINAS LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN INDRAMAYU

DAYA DUKUNG DAN DAYA TAMPUNG LINGKUNGAN HIDUP

KABUPATEN INDRAMAYU

Laporan Akhir – Profil Lingkungan Hidup II - 20

diusahakan di wilayah Kabupaten Indramayu adalah ternak besar dan

kecil, produksi daging, susu, dan telur. Tahun 2017 jumlah sapi potong

11.895 ekor, kerbau 1.112 ekor, kuda 14 ekor, domba 296.413 ekor, dan

kambing 73.942 ekor. Sementara itu untuk ternak unggas adalah ayam

kampung 442.417 jantan dan 887.354 betina, ayam pedaging

22.015.125, 15.736 ayam petelur dan itik 607.551 jantan dan 1.408.220

betina (Gambar 2.2.3.3 dan Gambar 2.2.3.4) (BPS Kabupaten

Indramayu, 2018).

Gambar 2.13 Produksi hasil peternakan non-unggas di Kabupaten Indramayu pada

tahun 2017 (Sumber: BPS Kabupaten Indramayu, 2018)

Gambar 2.14 Produksi hasil peternakan unggas di Kabupaten Indramayu pada tahun

2017 (Sumber: BPS Kabupaten Indramayu, 2018)

Page 33: DINAS LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN INDRAMAYU

DINAS LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN INDRAMAYU

DAYA DUKUNG DAN DAYA TAMPUNG LINGKUNGAN HIDUP

KABUPATEN INDRAMAYU

Laporan Akhir – Profil Lingkungan Hidup II - 21

C. Kondisi Perikanan

Sesuai dengan letaknya yang berada di pesisir pantai, Indramayu

merupakan salah satu Kabupaten penghasil ikan. Produksi ikan laut

segar selama tahun 2017 mencapai 139.713,39 ton. Nilai Produksinya

mengalami peningkatan dari Rp. 2.413.781.346,31,- pada tahun 2016

menjadi Rp. 2.375.299.996,36,- pada tahun 2017 (Gambar 2.2.3 dan

Gambar 2.2.4) (Dinas Perikanan dan Kelautan Kabupaten Indramayu,

2017).

Gambar 2.15 Produksi sektor perikanan Kabupaten Indramayu pada tahun 2017

(Sumber: BPS Kabupaten Indramayu, 2018)

Gambar 2.16. Nilai produksi sektor perikanan Kabupaten Indramayu pada tahun 2017

(Sumber: BPS Kabupaten Indramayu, 2018)

Page 34: DINAS LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN INDRAMAYU

DINAS LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN INDRAMAYU

DAYA DUKUNG DAN DAYA TAMPUNG LINGKUNGAN HIDUP

KABUPATEN INDRAMAYU

Laporan Akhir – Profil Lingkungan Hidup II - 22

2.2.4. Persampahan

Di dalam melaksanakan pengelolaan persampahan di Kabupaten Indramayu selain

mengacu pada UU No. 18 Tahun 2011 Tentang Pengelolaan Persampahan juga

mengacu pada Peraturan Daerah No 16 Tahun 2011 Tanggal 9 November 2011,

Tentang Pengelolaa Kebersihan, Pertamanan dan Pemakaman serta penerangan

Jalan Umum di Kabupaten Indramayu.

Untuk mengelola persampahan, maka Dinas Kebersihan dan Pertamanan sebagai

instansi pengelola persampahan di Kabupaten Indramayu memiliki sarana dan

prasarana pengelolaan sampah dengan jumlah dan kondisi yang masih terbatas,

yaitu (Profil Sanitasi Wilayah Kabupaten Indramayu, 2017):

1. Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Sampah

Ada 3 (tiga) TPA yang dimiliki yaitu :

a. TPA Pecuk, dengan luas 7,66 Ha, berlokasi di Desa Panyindangan Kulon,

Kecamatan Sindang dan melayani persampahan di wilayah perkotaan

Kecamatan Indramayu, Sindang, Balongan, Pasekan serta sebagian

sampah dari pasar dan jalan-jalan utama di Kota Kecamatan Karangampel.

Sistem pengelolaan sampah yang digunakan Controlled Landfill dan saat

ini secara bertahap sudah beralih ke sistem Sanitary Landfill, dengan

kapasitas sampah sebesar 210 m3/hari dan umur rencana ±20 tahun.

b. TPA Kertawinangun dengan luas 2,5 Ha, berlokasi di Desa

Kertawinangun, Kecamatan Kandanghaur, melayani persampahan dari

pasar dan jalan-jalan utama di wilayah perkotaan Kecamatan Losarang dan

Kandanghaur. Sistem pengelolaan sampah masih menggunakan Open

Dumping, dengan kapasitas 36,13 m3/hari dan umur rencana ±15 tahun.

c. TPA Kebulen dengan luas 0,1 Ha., berlokasi di Desa Jatibarang,

Kecamatan Jatibarang, melayani persampahan dari pasar dan jalan-jalan

utama di Kota Kecamatan Jatibarang. TPA ini masih menggunakan sistem

Open Dumping dengan kapasitas 12,4 m3/hari dan umur rencana ±15

tahun.

2. Tempat Penampungan Sementara (TPS) Sampah

TPS yang ada berjumlah 218 unit, berfungsi untuk menampung sampah

sementara sebelum diangkut ke TPA, yang terdiri dari :

a. Transfer Depo berjumlah 11 unit.

b. Kontainer berjumlah 48 unit.

c. Lain-lain (bak sampah berjumlah 159 unit, tong sampah pejalan kaki

berjumlah 201 unit).

Page 35: DINAS LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN INDRAMAYU

DINAS LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN INDRAMAYU

DAYA DUKUNG DAN DAYA TAMPUNG LINGKUNGAN HIDUP

KABUPATEN INDRAMAYU

Laporan Akhir – Profil Lingkungan Hidup II - 23

3. Sarana Pengangkut Sampah

a. Truck Pengangkut Sampah berjumlah 18 unit, kapasitas angkut 6 m3,

berfungsi untuk mengangkut sampah dari TPS ke TPA, yang terdiri dari :

1) Dump Truck berjumlah 8 unit, truck ini dilengkapi sistem hidrolis

untuk mengangkat dan menurunkan bak dibelakang truk.

2) Armroll Truck berjumlah 8 unit, truk ini harus dilengkapi dengan

kontainer sebagai bak tempat menyimpan sampah, dilengkapi sistem

hidrolis untuk menaikkan dan menurunkan kontainer.

3) Compactor Truck berjumlah 2 unit.

b. Sepeda Motor Roda Tiga berjumlah 13 unit, kapasitas angkut 4 m3,

berfungsi untuk mengangkut sampah dari TPS ke TPA pada daerah

pelayanan yang tidak terjangkau truck, dilengkapi sistem hidrolis untuk

mengangkat dan menurunkan bak dibelakang motor.

c. Gerobak Sampah 167 unit, kapasitas angkut 4 m3, berfungsi untuk

mengangkut sampah dari permukiman dan jalan ke TPS.

4. Sarana pendukung lainnya

a. Kendaraan pengolahan sampah di TPA

1) Bulldozer berjumlah 1 unit, berfungsi untuk mendorong, meratakan

dan memadatkan sampah maupun tanah penutup termasuk penyiapan

sel sampah dan pekerjaan tanah lainnya.

2) Loader sekaligus Excavator berjumlah 1 unit.

• Loader berfungsi untuk menggali tanah lunak, memuat hasil

pemotongan ke atas truck dan mengangkut material pada jarak

tidak lebih dari 50 m.

• Excavator berfungsi untuk menggali tanah dan menyiapkan tanah

cadangan penutup.

b. Alat Pengolah sampah organik (Kompos) yang terdiri dari :

1) Pencacah sampah organik, berjumlah 1 unit, yang berfungsi untuk

memotong/mencacah sampah organik agar proses kompos berjalan

dengan cepat.

2) Conveyor, berjumlah 1 unit, berfungsi untuk memindahkan sampah

organik yang siap diproses.

3) Pengayak Sampah, berjumlah 1 unit, berfungsi untuk mengayak/

menyaring sampah yang sudah menjadi kompos agar lebih halus.

4) Komposter Rumah Tangga, berjumlah 187 unit, berfungsi untuk

memproses sampah organic menjadi kompos yang ditempatkan di

lingkungan perumahan/permukiman.

Tenaga pengelola persampahan berjumlah total 313 orang yang terdiri dari 67

orang PNS dan 246 orang Non PNS, mulai dari tenaga teknis, administrasi,

keuangan sampai tenaga pekerja di lapangan yaitu penyapu (pengumpul),

pengangkut, pengelola TPS dan TPA.

Page 36: DINAS LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN INDRAMAYU

DINAS LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN INDRAMAYU

DAYA DUKUNG DAN DAYA TAMPUNG LINGKUNGAN HIDUP

KABUPATEN INDRAMAYU

Laporan Akhir – Profil Lingkungan Hidup II - 24

2.3. LAJU PERTUMBUHAN EKONOMI

Pembangunan yang berkelanjutan merupakan strategi pembangunan yang banyak

diaplikasikan oleh negara berkembang, termasuk Indonesia. Oleh karena kebijakan

pemerintah beberapa tahun terakhir memprioritaskan pertumbuhan ekonomi,

dengan demikian eksploitasi terhadap sumber daya alam sangat mencolok tanpa

memperhitungkan kerusakan lingkungan. Berdasarkan perhitungan PDRB atas

dasar harga konstan 2010, laju pertumbuhan ekonomi Kabupaten Indramayu tahun

2017 adalah sekitar 1,45 persen.

Gambar 2.17 Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kabupaten Indramayu Atas

Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha Pada Tahun 2017 (Juta

Rupiah)

Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Indramayu tahun 2017 atas dasar

harga berlaku mencapai 69.824.006,35 juta rupiah. Sedangkan di sisi konstan yang

tidak dipengaruhi oleh faktor inflasi mencapai 57.527.211,13 juta rupiah (BPS

Kabupaten Indramayu, 2018). Kelompok sektor primer meliputi kegiatan di sektor

pertanian dan pertambangan/ penggalian. Kemudian untuk kelompok sektor

sekunder, aktivitas ekonominya meliputi kegiatan di sektor industri pengolahan;

lisirik, gas dan air serta kegiatan di sektor konstruksi bangunan. Sedangkan

kelompok ketiga yaitu kelompok tersier, meliputi kegiatan ekonomi pada sektor

perdagangan, hotel, dan restoran; Angkutan dan Komunikasi dan sektor Perbankan

dan jasa-jasa baik jasa perusahaan, perorangan, pemerintahan, dan swasta.

Page 37: DINAS LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN INDRAMAYU

DINAS LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN INDRAMAYU

DAYA DUKUNG DAN DAYA TAMPUNG LINGKUNGAN HIDUP

KABUPATEN INDRAMAYU

Laporan Akhir – Konsep & Metodologi III - 1

KONSEP DAN

METODOLOGI

3.1. KONSEP DAYA DUKUNG DAN DAYA TAMPUNG

Konsep daya dukung lingkungan sudah mulai banyak diperbincangkan.

Mengingat semakin besarnya tekanan penduduk dan pembangunan terhadap

lingkungan. Pertambahan jumlah penduduk dengan aktifitasnya menyebabkan

Kebutuhan akan lahan bagi kegiatan sosial ekonominya (lahan terbangun)

makin bertambah dan sebaliknya lahan tidak terbangun makin berkurang.

Selain itu, pertambahan jumlah penduduk juga dibarengi dengan peningkatan

konsumsi sumber daya alam sejalan dengan meningkatnya tingkat sosial

ekonomi masyarakat. Peningkatan jumlah penduduk dan perubahan pola

konsumsi masyarakat akan mempengaruhi daya dukung lingkungannya.

Pengertian daya dukung lingkungan (carrying capacity) dalam konteks ekologis

adalah jumlah populasi atau komunitas yang dapat didukung oleh sumberdaya

dan jasa yang tersedia dalam ekosistem tersebut. Faktor yang

mempengaruhi keterbatasan ekosistem untuk mendukung perikehidupan adalah

faktor jumlah sumberdaya yang tersedia, jumlah populasi dan pola konsumsinya.

Konsep daya dukung lingkungan dalam konteks ekologis tersebut terkait erat

dengan modal alam. Akan tetapi, dalam konteks pembangunan yang berlanjut

(sustainable development), suatu komunitas tidak hanya memiliki modal alam,

melainkan juga modal manusia, modal sosial dan modal lingkungan buatan. Oleh

karena itu, dalam konteks berlanjutnya suatu wilayah, daya dukung lingkungan

wilayah adalah jumlah populasi atau komunitas yang dapat didukung oleh

sumberdaya dan jasa yang tersedia karena terdapat modal alam, manusia, sosial

dan lingkungan buatan yang dimilikinya.

Pengertian daya dukung lingkungan menurut Undang-Undang Nomor 23 Tahun

1997 Tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup yaitu kemampuan

lingkungan untuk mendukung perikehidupan manusia dan makhluk hidup lainnya.

Daya dukung lingkungan adalah jumlah maksimum manusia yang dapat didukung

Bab 3

Page 38: DINAS LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN INDRAMAYU

DINAS LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN INDRAMAYU

DAYA DUKUNG DAN DAYA TAMPUNG LINGKUNGAN HIDUP

KABUPATEN INDRAMAYU

Laporan Akhir – Konsep & Metodologi III - 2

oleh bumi dengan sumberdaya alam yang tersedia. Jumlah maksimum tersebut

adalah jumlah yang tidak menyebabkan kerusakan pada lingkungan dan

kehidupan di bumi dapat berlangsung secara ”sustainable”.

Dalam perkembangannya kemudian, konsep daya dukung lingkungan

diaplikasikan sebagai suatu metode perhitungan untuk menetapkan jumlah

organisme hidup yang dapat didukung oleh suatu ekosistem secara berlanjut,

tanpa merusak keseimbangan di dalam ekosistem tersebut. Penurunan kualitas dan

kerusakan pada ekosistem kemudian didefinisikan sebagai indikasi telah

terlampauinya daya dukung lingkungan. Carrying capacity, suatu ekosistem

adalah jumlah populasi yang dapat didukung oleh ketersediaan sumberdaya

dan jasa pada ekosistem tersebut. Batas daya dukung ekosistem tergantung pada

tiga faktor yaitu:

1. Jumlah sumberdaya alam yang tersedia dalam ekosistem tersebut

2. Jumlah / ukuran populasi atau komunitas

3. Jumlah sumberdaya alam yang dikonsumsi oleh setiap individu dalam

komunitas tersebut.

Pengertian modal alam berdasarkan pengertian tersebut adalah meliputi:

1. Sumberdaya alam yaitu semua yang diambil dari alam dan digunakan

dengan atau tanpa melalui proses produksi yang meliputi air, tanaman,

hewan, dan material alam seperti bahan bakar fosil, logam dan mineral.

Penggunaan sumberdaya alam ini akan menghasilkan produk akhir dan

limbah.

2. Jasa ekosistem yaitu proses alami yang dibutuhkan bagi kehidupan, seperti

sumberdaya perikanan, lahan untuk budidaya, kemampuan asimilasi air dan

udara dan sebagainya.

3. Estetika dan keindahan alam yang memiliki kontribusi dalam

meningkatkan kualitas hidup dan adalah potensi ekonomi untuk

pengembangan pariwisata dan rekreasi.

Modal alam tersebut memiliki kemampuan untuk menghasilkan sumberdaya

yang dibutuhkan untuk menyerap limbah yang dihasilkan (biocapacity).

Berdasarkan pengertian tersebut, maka sumber daya alam memiliki kemampuan

untuk mengasimilasi limbah. Kemampuan mengasimilasi limbah disebut

bioasimilasi yang didefinisikan sebagai kemampuan dari lingkungan alam untuk

mengabsorbsi berbagai material termasuk limbah antropogenik dalam

konsentrasi tertentu tanpa mengalami degradasi. Lingkungan mempunyai

kemampuan dalam mengasimilasi limbah disebut sebagai daya tampung

lingkungan. Daya tampung lingkungan berdasarkan Undang-undang 23 tahun

1997 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup adalah kemampuan lingkungan

hidup untuk menyerap zat, energi, dan/atau komponen lainnya yang masuk

atau dimasukkan ke dalamnya. Padahal sebenarnya daya tampung lingkungan

Page 39: DINAS LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN INDRAMAYU

DINAS LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN INDRAMAYU

DAYA DUKUNG DAN DAYA TAMPUNG LINGKUNGAN HIDUP

KABUPATEN INDRAMAYU

Laporan Akhir – Konsep & Metodologi III - 3

sudah dapat tercakup dalam pengertian daya dukung lingkungan karena

”mendukung perikehidupan” dapat diartikan sebagai mendukung

ketersediaan sumber daya yang dibutuhkan sekaligus mengasimilasi limbah dari

konsumsi sumberdaya tersebut. Dari pengertian tersebut, daya dukung lingkungan

adalah sesuatu yang bersifat dinamis, dapat terdegradasi atau punah apabila

tidak dilestarikan dan sebaliknya dapat ditingkatkan kemampuannya

Berdasarkan uraian di atas, jika dilihat dari definisinya, daya dukung dan daya

tampung lingkungan hidup (DDDTLH) merupakan kemampuan lingkungan hidup

untuk dapat mendukung perikehidupan manusia, makhluk hidup lain, dan

keseimbangan antar keduanya. Dengan demikian, konsep daya dukung secara

umum dapat dilihat dari dua sisi yaitu:

1. Dari sisi ketersediaan, dengan melihat karakteristik wilayah, potensi sumber

daya alam yang ada di suatu wilayah

2. Dari sisi kebutuhan, yaitu dengan melihat kebutuhan manusia dan makhluk

hidup lainnya dan arahan kebijakan prioritas suatu wilayah

Penentuan daya dukung dan daya tampung lingkungan hidup dapat dilakukan

dengan beberapa pendekatan, yaitu diantaranya adalah:

1. Stock dengan menghitung ketersediaan sumber daya alam yang ada, untuk

metode ini dapat digunakan dalam menentukan daya dukung dan daya tampung

pada level nasional maupun pulau/kepulauan

2. Supply-demand dengan menghitung berapa kebutuhan yang diperlukan

(berdasarkan ecological foot print) untuk memenuhi kebutuhan manusia pada

suatu wilayah dan berapa kemampuan lingkungan mampu men-supply

kebutuhan tersebut (daya dukung lingkungan hidup)

3. Jasa ekosistem merupakan layanan atau fungsi ekosistem dalam suatu wilayah

yang dikategorikan dalam 4 (empat) jenis layanan, yaitu:

a. Layanan fungsional (provisioning services): Jasa/produk yang didapat dari

ekosistem, seperti misalnya sumberdaya genetika, makanan, air dll.

b. Layanan regulasi (regulating services): manfaat yang didapatkan dari

pengaturan ekosistem, seperti misalnya aturan tentang pengendalian

banjir, pengendalian erosi, pengendalian dampak perubahan iklim dll.

c. Layanan kultural (cultural services): manfaat yang tidak bersifat

material/terukur dari ekosistem, seperti misalnya pengkayaan spirit,

tradisi pengalaman batin, nilai-nilai estetika dan pengetahuan.

d. Layanan pendukung kehidupan (supporting services): jasa ekosistem yang

diperlukan manusia, seperti misalnya produksi biomasa, produksi oksigen,

nutrisi, air, dll.

4. Valuasi ekonomi dengan melakukan perhitungan ekonomi dari suatu

kebijakan/rencana/program (KRP) di suatu wilayah terhadap berapa biaya

kerugian (potensial dampak) yang harus dikeluarkan dari KRP tersebut untuk

dibayarkan dalam rangka untuk memenuhi DDDTLH yang ideal.

Page 40: DINAS LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN INDRAMAYU

DINAS LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN INDRAMAYU

DAYA DUKUNG DAN DAYA TAMPUNG LINGKUNGAN HIDUP

KABUPATEN INDRAMAYU

Laporan Akhir – Konsep & Metodologi III - 4

Sebagamana diuraikan di atas, konsep yang dapat digunakan untuk

menggambarkan DDDTLH, secara umum dapat digambarkan melalui framework

sisi permintaan (demand) dan sisi penawaran (supply side).

Gambar 3.1. Konsep DDDTLH dalam kerangka supply-demand

Sisi permintaan lebih didasarkan pada kebutuhan (needs) dan pola konsumsi akan

sumber daya alam dan jasa lingkungan seperti lahan, air dan sumber daya alam

lainnya. Kebutuhan ini akan banyak dipengaruhi oleh perkembangan penduduk

baik di suatu wilayah administratsi maupun wilayah ekoregion. Interaksi kebutuhan

akan sumber daya alam dan jasa lingkungan dengan jumlah yang diekstrasi akan

meninggalkan jejak ekologis (ecological footprint) yang menunjukkan jejak

ekosisitim per satuan penggunaan sumber daya.

Di sisi lain, sumber daya alam menyediakan layanan barang dan jasa yang dapat

dimanfaatakan untuk memeuhi kebutuhan penduduk. Sisi supply menggambarkan

seberapa besar (baik dari kuantitas maupun kualitas) sumber daya alam mampu

mendukung kebutuhan manusia. Sisi suplai ini bisa digambarkan, misalnya, dengan

neraca air, neraca sumber daya dan lingkungan, neraca lahan, potensi lahan untuk

memenuhi kebutuhan produksi setara beras dan sebagainya. Interaksi penyediaan

dan penggunaannya akan menggambarkan daya dukung sumber daya alam dan

lingkungan (carryng capacity). Keseimbangan sisi suplai dan sisi demand dari

sumber daya alam yang digambarkan oleh Ecological footprint dan carryng

Page 41: DINAS LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN INDRAMAYU

DINAS LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN INDRAMAYU

DAYA DUKUNG DAN DAYA TAMPUNG LINGKUNGAN HIDUP

KABUPATEN INDRAMAYU

Laporan Akhir – Konsep & Metodologi III - 5

capacity ini akan menentukan besaran daya dukung dan daya tampung lingkungan

hidup beserta status (state) yang diakibatkan oleh pemanfaatan sumber daya alam

tersebut

3.2. METODOLOGI

3.2.1. Ruang Lingkup Wilayah

Ruang Lingkup Wilayah dan Unit Analisis Ruang lingkup wilayah kajian

penyusunan daya dukung dan daya tampung lingkungan hidup Kabupaten

Indramayu meliputi areal seluas 209.942 hektar yang membentang sepanjang

pantai utara antara Cirebon-Subang. Secara geografis wilayah Kabupaten

Indramayu terletak pada koordinat 107°52’ - 108°36’ bujur timur dan 6°15’ - 6°40’

lintang selatan. Adapun batas-batas wilayah Kabupaten Indramayu adalah sebagai

berikut:

1) Sebelah Barat : Kabupaten Subang;

2) Sebelah Timur : Kabupaten Cirebon;

3) Sebelah Utara : Laut Jawa;

4) Sebelah Selatan : Kabupaten Cirebon, Kabupaten Majalengka, dan

Kabupaten Sumedang.

Wilayah administrasi pemerintahan Kabupaten Indramayu mencakup 31

kecamatan dan 317 desa (Kabupaten Indramayu Dalam Angka, 2016). Peta

wilayah administrasi Kabupaten Indramayu disajikan pada Gambar 3.2.

Sumber: RTRW Kabupaten Indramayu Tahun 2011-2031

Gambar 3.2. Peta wilayah Administrasi Kabupaten Indramayu

Page 42: DINAS LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN INDRAMAYU

DINAS LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN INDRAMAYU

DAYA DUKUNG DAN DAYA TAMPUNG LINGKUNGAN HIDUP

KABUPATEN INDRAMAYU

Laporan Akhir – Konsep & Metodologi III - 6

3.2.2. Teknik Pengukuran DDDTLH

1. Teknik pengukuran dan penentuan daya dukung berdasarkan fungsi dan

tujuan

Secara umum teknik perhitungan daya dukung dan daya tampung tergantung

dari fungsi atau tujuan yang akan diukur apakah menyangkut aspek ekonomi,

demografi dan sebagainya. Setiap tujuan ini memiliki formulasi tersendiri

karena karakteristik unit dan ukuran yang berbeda. Teknik pengukuran dan

penentuan daya dukung berdasarkan fungsi dan tujuan sebagaimana tertera

pada Tabel berikut (Muta’ali (2014):

Tabel 3.1. Teknik Pengukuran Dan Penentuan Daya Dukung Berdasarkan

Fungsi Dan Tujuan

KONSEP/TUJUAN FORMULASI KETERANGAN

Daya Tampung

Demografis

A = L / P

A = Daya dukung lahan

L = Luas Lahan (ha)

P = Populasi Penduduk (jiwa)

Bandingkan nila A dengan tabel

konsumsi lahan

Kebutuhan lahan menurut jumlah

penduduk (Yeates)

▪ Populasi 10.000 (0,100

ha/jiwa),

▪ 25.000 (0,091),

▪ 50.000 (0,086),

▪ 100.000 (0,76),

▪ 250.000 (0,70),

▪ 500.000 (0,066),

▪ 1.000.000 (0,061),

▪ 2.000.000 (0,057)

Lahan Pertanian σ = Lp/Pd

KFM/Pr

Keterangan :

▪ σ = daya dukung wilayah pertanian

▪ Lp = luas lahan panen (ha)

▪ Pd = jumlah penduduk (jiwa)

▪ KFM = Kebutuhan Fisik Minimum

(kg/kapita/tahun)

▪ Pr = produksi lahan rata-rata per hektar

(kg/ha)

Dengan asumsi bila:

▪ σ < 1 mampu tidak mampu

swasembada pangan

▪ σ < 1 mampu swasembada

pangan

Permukiman DDPm = LPm/JP

σ

keterangan :

▪ DDPm = daya dukung permukiman

▪ JP = Jumlah Penduduk

▪ σ = koefisien luas kebutuhan

▪ ruang/kapita (m2/kapita) → Menurut SNI

03-1733-2004 sebesar 26 m2, sedangkan

menurut Peraturan Menteri Negara

Perumahan Rakyat No.

11/PERMEN/M/2008, kebutuhan bervariasi

menurut kawasan.

▪ DDP > 1, mampu menampung

penduduk untuk bermukim

▪ DDP = 1, terjadi keseimbangan

antara penduduk yang

bermukim (membangun

rumah) dengan luas wilayah

yang ada

▪ • DDP < 1, tidak mampu

menampung penduduk untuk

bermukim (membangun

rumah) dalam wilayah tersebut

Page 43: DINAS LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN INDRAMAYU

DINAS LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN INDRAMAYU

DAYA DUKUNG DAN DAYA TAMPUNG LINGKUNGAN HIDUP

KABUPATEN INDRAMAYU

Laporan Akhir – Konsep & Metodologi III - 7

KONSEP/TUJUAN FORMULASI KETERANGAN

▪ LPm = Luas lahan yang layak untuk

permukiman (m2), dapat menggunakan

beberapa batasan diantaranya :

1. Areal yang layak untuk lahan permukiman

adalah di luar kawasan lindung dan

kawasan rawan bencana (banjir dan

longsor), sehingga :

LP = LW - (LKL + LKRB)

LW = luas wilayah

LKL = luas kawasan lindung

LKRB = luas kawasan rawan bencana

2. Menggunakan batasan kelas kemampuan

lahan, dimana dapat diasumsikan kelas

kemampuan lahan I-IV dapat dan layak

digunakan untuk permukiman

Fungsi Lindung DDL = Σ (Lgl₁.σ₁ +Lgl₂.σ₂ + Lgl₃.σ₃ + Lgln.σn

LW

keterangan :

▪ DDL = daya dukung fungsi lindung

▪ Lgl₁ = luas guna lahan jenis 1 (ha)

▪ LW = luasan wilayah (ha)

▪ σ₁ = koefisien lindung untuk guna lahan 1

Cagar alam (1,00), Suaka margasatwa (1,00).

Taman wisata (1,00),, Taman buru (0,82), Hutan

lindung (1.00), Hutan cadangan (0,61), Hutan

produksi (0,68), Perkebunan besar (0,54),

Perkebunan rakyat (0,42), Persawahan

(0,46),Ladang/tegalan (0,21), Padang rumput

(0,28), Danau/tambak (0,98), Tanaman kayu

(0,37), Permukiman (0,18), Tanah kosong (0,01)

Daya dukung fungsi lindung (DDL),

memiliki kisaran nilai antara 0

(minimal) sampai 1 (maksimal.

Oleh karena itu, semakin mendekati

nilai 1, semakin baik fungsi lindung

yang ada dalam wilayah tersebut

2. Teknik pengukuran dan penentuan daya dukung Lahan

Daya dukung lahan pada dasarnya ditentukan oleh adanya ketersediaan dan

kebutuhan atau demand dan supply side . Muta’ali (2014) menentukan bahwa

daya dukung berdasarkan kedua sisi tersebut dapat dilihat pada Tabel berikut:

Page 44: DINAS LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN INDRAMAYU

DINAS LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN INDRAMAYU

DAYA DUKUNG DAN DAYA TAMPUNG LINGKUNGAN HIDUP

KABUPATEN INDRAMAYU

Laporan Akhir – Konsep & Metodologi III - 8

Tabel 3.2. Teknik Perhitungan Daya Dukung Daya Tampung Lahan

3. Teknik pengukuran dan penentuan daya dukung Sumberdaya Air

Penentuan daya dukung air secara prinsip hampir sama dengan penentuan daya

dukung lahan yakni dengan memperbandingkan ketersediaan air dan

kebutuhan air. Dengan melihat kedua kriteria di atas, Muta’ali (2014)

menentukan daya dukung air sebagai berikut:

Page 45: DINAS LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN INDRAMAYU

DINAS LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN INDRAMAYU

DAYA DUKUNG DAN DAYA TAMPUNG LINGKUNGAN HIDUP

KABUPATEN INDRAMAYU

Laporan Akhir – Konsep & Metodologi III - 9

Tabel 3.3. Teknik Perhitungan Daya Dukung Daya Tampung Air

Page 46: DINAS LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN INDRAMAYU

DINAS LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN INDRAMAYU

DAYA DUKUNG DAN DAYA TAMPUNG LINGKUNGAN HIDUP

KABUPATEN INDRAMAYU

Laporan Akhir – Konsep & Metodologi III - 10

3.2.3. Rekomendasi

Rekomendasi hasil kajian disusun berdasarkan hasil analisis dan sintesa kajian

daya dukung dan daya tampung. Rekomendasi diarahkan sebagai kebijakan

pemerintah daerah Kabupaten Indramayu untuk pembangunan berkelanjutan sesuai

daya dukung dan daya tampung.

Page 47: DINAS LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN INDRAMAYU

DINAS LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN INDRAMAYU

DAYA DUKUNG DAN DAYA TAMPUNG LINGKUNGAN HIDUP

KABUPATEN INDRAMAYU

Laporan Akhir – Data & Analisis IV - 1

DATA DAN ANALISIS DAYA DUKUNG DAYA

TAMPUNG

Berdasarkan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009, Daya Dukung Lingkungan Hidup

(DDLH) adalah kemampuan lingkungan hidup untuk mendukung perikehidupan

Manusia, makhluk hidup lain dan keseimbangan antara keduanya. Daya dukung

lingkungan hidup juga memiliki makna adanya supply dan demand. Supply berupa

kekayaan alam yang tersedia sedangkan demand berupa konsumsi dari manusia. Tujuan

interaksi antara keduanya yaitu tercapai keseimbangan. Oleh karena itu, dalam rangka

pelaksanaan pembangunan berkelanjutan di Kabupaten Indramayu, informasi terkait

dengan daya dukung dan daya tampung sangat diperlukan.

Kebutuhan data yang digunakan dalam perhitungan daya dukung dan daya tampung ini

berasal dari data sekunder yang didapatkan dari beberapa sumber. Adapun sumber data

yang digunakan dalam perhitungan ini disajikan dalam tabel dibawah ini.

Tabel 4.1 Sumber Data Kajian

No Data Sumber

A. Daya Dukung dan Daya Tampung Demografis

1 Luas Wilayah Tiap Kecamatan di

Kab.Indramayu

Badan Pusat Statistika, Kabupaten

Indramayu dalam Angka, 2017

2 Jumlah Penduduk Tiap Kecamatan di

Kab. Indramayu

Badan Pusat Statistika, Kabupaten

Indramayu dalam Angka, 2017

3 Standar Keb. Lahan per jiwa

Kementerian Lingkungan Hidup, Pedoman

Penentuan Daya Dukung dan Daya

Tampung Lingkungan Hidup, 2014

B Daya Dukung Lahan Pertanian

1 Luas Panen Padi Dinas Pertanian Kab. Indramayu, 2017

2 Jumlah Penduduk Tiap Kecamatan di

Kab. Indramyau

Badan Pusat Statistika, Kabupaten

Indramayu dalam Angka, 2017

3 Kebutuhan Fisik Minimum Beras

Skripsi Dyah Putri Asmarani, Analisis

Kemandirian Beras di Kabupaten

Indramayu Tahun 2011 – 2015, 2016

Bab 4

Page 48: DINAS LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN INDRAMAYU

DINAS LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN INDRAMAYU

DAYA DUKUNG DAN DAYA TAMPUNG LINGKUNGAN HIDUP

KABUPATEN INDRAMAYU

Laporan Akhir – Data & Analisis IV - 2

No Data Sumber

4 Produktivitas Padi Badan Pusat Statistika, Kabupaten

Indramayu dalam Angka, 2017

5 Frekuensi Panen Padi Asumsi, 2018

6 Jumlah KK Badan Pusat Statistika, Kabupaten

Indramayu dalam Angka, 2017

7 Persen jumlah penduduk yang tinggal Asumsi, 2018

8 Ukuran Lahan Pertanian rata-rata yang

dimiliki petani Asumsi, 2018

C Daya Dukung Permukiman

1 Luas wilayah tiap Kecamatan di Kab.

Indramayu

Badan Pusat Statistika, Kabupaten

Indramayu dalam Angka, 2017

2 Luas Kawasan Lindung dan Kawasan

Bencana Peta Rupa Bumi Indonesia, 2018

3 Koef/Luas Kebutuhan

Kementerian Lingkungan Hidup, Pedoman

Penentuan Daya Dukung dan Daya

Tampung Lingkungan Hidup, 2014

4 Jumlah Penduduk tiap Kecamatan di

Kab. Indramayu

Badan Pusat Statistika, Kabupaten

Indramayu dalam Angka, 2017

D Daya Dukung Fungsi Lindung

1 Luas Guna Hutan Lindung Peta Rupa Bumi Indonesia, 2018

2 Luas Guna Persawahan Dinas Pertanian Kab. Indramayu, 2017

3 Luas Ladang/Tegalan Peta Rupa Bumi Indonesia, 2018

4 Luas Guna danau/Tambak Peta Rupa Bumi Indonesia, 2018

5 Luas Guna Permukiman Peta Rupa Bumi Indonesia, 2018

6 Luas Guna Tanah Kosong Peta Rupa Bumi Indonesia, 2018

7 Luas Wilayah Badan Pusat Statistika, Kabupaten

Indramayu dalam Angka, 2017

8 Koefisien Jenis Lahan

Kementerian Lingkungan Hidup, Pedoman

Penentuan Daya Dukung dan Daya

Tampung Lingkungan Hidup, 2014

E Daya Dukung Lahan

1 Nilai Komoditas Peternakan

Badan Pusat Statistika, Kabupaten

Indramayu dalam Angka, 2017 dan Portal

Infomrasi Harga Pangan, 2018

2 Nilai Komoditas Pertanian

Badan Pusat Statistika, Kabupaten

Indramayu dalam Angka, 2017 dan Portal

Infomrasi Harga Pangan, 2018

3 Harga Satuan Beras Portal Informasi Harga Pangan, 2018

4 Produktivitas Beras Badan Pusat Statistika, Kabupaten

Indramayu dalam Angka, 2017

Page 49: DINAS LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN INDRAMAYU

DINAS LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN INDRAMAYU

DAYA DUKUNG DAN DAYA TAMPUNG LINGKUNGAN HIDUP

KABUPATEN INDRAMAYU

Laporan Akhir – Data & Analisis IV - 3

No Data Sumber

5 KHLP

Kementerian Lingkungan Hidup, Pedoman

Penentuan Daya Dukung dan Daya

Tampung Lingkungan Hidup, 2014

6 Produktifitas Beras Lokal

Skripsi Dyah Putri Asmarani, Analisis

Kemandirian Beras di Kabupaten

Indramayu Tahun 2011 – 2015, 2016

7 Jumlah Penduduk tiap Kecamatan di

Kab. Indramayu

Badan Pusat Statistika, Kabupaten

Indramayu dalam Angka, 2017

F Daya Dukung Sumber Daya Air

1 Luas tiap jenis lahan Badan Pusat Statistika, Kabupaten

Indramayu dalam Angka, 2017

2 Koefisien tiap jenis lahan

Kementerian Lingkungan Hidup, Pedoman

Penentuan Daya Dukung dan Daya

Tampung Lingkungan Hidup, 2014

3 Curah Hujan Badan Pusat Statistika, Kabupaten

Indramayu dalam Angka, 2017

4 Faktor Konversi

Kementerian Lingkungan Hidup, Pedoman

Penentuan Daya Dukung dan Daya

Tampung Lingkungan Hidup, 2014

5 Luas wilayah tiap Kecamatan di Kab.

Indramayu

Badan Pusat Statistika, Kabupaten

Indramayu dalam Angka, 2017

6 KHLA

Kementerian Lingkungan Hidup, Pedoman

Penentuan Daya Dukung dan Daya

Tampung Lingkungan Hidup, 2014

7 Jumlah Penduduk tiap Kecamatan di

Kab. Indramayu

Badan Pusat Statistika, Kabupaten

Indramayu dalam Angka, 2017

4.1. DAYA DUKUNG BERDASARKAN FUNGSI DAN TUJUAN

4.1.1 Daya Dukung dan Daya Tampung Demografis

Daya Dukung Demografis adalah kemampuan untuk mendistribuskan penduduk ke

suatu daerah tertentu. Daya dukung demografi ini berhubungan dengan

ketersediaan lahan. Lahan merupakan bagian dari bentang alam (landscape) yang

mencakup pengertian lingkungan fisik termasuk iklim, topografi atau relief,

hidrologi bahkan keadaan alami (natural vegetation) yang semuanya secara

potensial akan berpengaruh terhadap penggunaan lahan.

Lahan dalam pengertian yang lebih luas termasuk yang telah dipengaruhi oleh

berbagai aktifitas manusia baik di masa lalu maupun pada masa sekarang. Dalam

usaha melakukan penyebaran penduduk dari daerah padat ke daerah yang kurang

diperlukan perhatian terhadap penyediaan lahan. Untuk melihat apakah luas lahan

yang ada di tiap kecamatan pada Kabupaten Indramayu telah sesuai dengan jumlah

Page 50: DINAS LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN INDRAMAYU

DINAS LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN INDRAMAYU

DAYA DUKUNG DAN DAYA TAMPUNG LINGKUNGAN HIDUP

KABUPATEN INDRAMAYU

Laporan Akhir – Data & Analisis IV - 4

penduduk yang ada, maka dapat digunakan perhitungan daya dukung demografis.

Hasil perhitungan daya dukung kemudian dibandingkan dengan standar konsumsi

lahan sebagaimana disajikan pada Tabel 4.2.

Tabel 4.2 Standar Kebutuhan lahan menurut jumlah penduduk (Yeates)

Penduduk

(Jiwa)

Nilai Daya Tampung

(ha/jiwa)

10,000 0,1

25,000 0,091

50,000 0,086

100,000 0,076

250,000 0,07

500,000 0,066

1,000,000 0,061

2,000,000 0,057

Sebaran jumlah penduduk dan wilayah administratif disajikan pada Gambar 4.1.

Gambar 4.1 Peta Demografis Kabupaten Indaramayu

Page 51: DINAS LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN INDRAMAYU

DINAS LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN INDRAMAYU

DAYA DUKUNG DAN DAYA TAMPUNG LINGKUNGAN HIDUP

KABUPATEN INDRAMAYU

Laporan Akhir – Data & Analisis IV - 5

Berdasarkan perhitungan daya dukung daya tampung demografis, maka didapatkan

daya dukung demografis di setiap kecamatan di Kabupaten Indramayu sebagaimana

disajikan dalam tabel dibawah.

Tabel 4.3 Daya Dukung Demografis/Lahan di Kecamatan Kabupaten Indramayu

No Kecamatan Luas wil

(Ha)

Jumlah Penduduk

(Jiwa)

Daya Dukung Lahan

(Ha/jiwa)

1 Haurgeulis 6.431 91.598 0,0702

2 Gantar 17.164 62.177 0,2761

3 Kroya 13.520 63.637 0,2125

4 Gabuswtan 7.726 55.449 0,1393

5 Cikedung 11.329 39.473 0,2870

6 Terisi 17.717 54.489 0,3252

7 Lelea 6.066 48.490 0,1251

8 Bangodua 4.776 27.773 0,1720

9 Tukdana 7.324 51.406 0,1425

10 Widasari 3.995 34.327 0,1164

11 Kertasemaya 3.941 61.426 0,0642

12 Sukagumiwang 3.293 37.785 0,0871

13 Krangkeng 7.369 64.262 0,1147

14 Karangampel 3.070 63.512 0,0483

15 Kedokanbunder 3.160 45.066 0,0701

16 Juntinyuat 5.397 79.190 0,0682

17 Sliyeg 5.491 59.502 0,0923

18 Jatibarang 4.298 70.952 0,0606

19 Balongan 3.762 38.891 0,0967

20 Indramayu 5.163 111.894 0,0461

21 Sindang 3.669 50.835 0,0722

22 Cantigi 8.309 32.028 0,2594

23 Pasekan 6.763 24.296 0,2784

24 Lohbener 3.785 55.005 0,0688

25 Arahan 3.390 32.753 0,1035

26 Losarang 11.131 54.324 0,2049

27 Kadanghaur 8.486 87.068 0,0975

28 Bongas 4.863 47.052 0,1033

29 Anjatan 8.533 83.229 0,1025

30 Sukra 4.440 44.089 0,1007

31 Patrol 4.295 56.122 0,0765

Sumber : Hasil Perhitungan, 2018

Berdasarkan Tabel 4.3 di atas bahwa daya dukung demografis (lahan) yang

memiliki nilai tertinggi pada Kecamatan Terisi dengan nilai sebesar 0,3252 ha/jiwa

Page 52: DINAS LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN INDRAMAYU

DINAS LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN INDRAMAYU

DAYA DUKUNG DAN DAYA TAMPUNG LINGKUNGAN HIDUP

KABUPATEN INDRAMAYU

Laporan Akhir – Data & Analisis IV - 6

dan untuk nilai terendah terdapat pada Kecamatan Indramayu sebesar 0,0461

ha/jiwa. Hal tersebut terlihat bahwa daya dukung demografis berbanding lurus

dengan luas lahan yang ada dan berbading terbalik dengan jumlah penduduk.

Artinya jika semakin banyak jumlah penduduk pada luas lahan yang sama maka

daya dukung demografis akan kecil dan berlaku sebaliknya sehingga pada suatu

wilayah dengan jumlah penduduk besar maka luas lahanya juga harus lebih besar.

Kemudian hasil dari perhitungan di atas dibandingkan dengan nilai yang terdapat

pada Tabel 4.2 nilai tersebut merupakan nilai daya tampung yang sesuai dengan

daya dukung. Berikut disajikan hasil penilaian daya dukung daya tampung

demografis tiap kecamatan di Kabupaten Indramayu..

Tabel 4.4 Daya Dukung Lahan tiap Kecamatan di Kabupaten Indramayu

No Kecamatan

Daya Dukung

Lahan

(Ha/jiwa)

Standar

Kebutuhan Lahan

per jiwa (ha/jiwa)

Daya

Tampung

(Jiwa)

Defisit/Surplus

(Jiwa)

1 Haurgeulis 0,0702 0,070 91.868 270

2 Gantar 0,2761 0,100 171.645 109.468

3 Kroya 0,2125 0,100 135.203 71.566

4 Gabuswtan 0,1393 0,100 77.256 21.807

5 Cikedung 0,2870 0,100 113.294 73.821

6 Terisi 0,3252 0,100 177.171 122.682

7 Lelea 0,1251 0,100 60.663 12.173

8 Bangodua 0,1720 0,100 47.760 19.987

9 Tukdana 0,1425 0,100 73.243 21.837

10 Widasari 0,1164 0,100 39.952 5.625

11 Kertasemaya 0,0642 0,061 64.605 3.179

12 Sukagumiwang 0,0871 0,086 38.287 502

13 Krangkeng 0,1147 0,100 73.693 9.431

14 Karangampel 0,0483 0,057 53.865 -9.647

15 Kedokanbunder 0,0701 0,070 45.147 81

16 Juntinyuat 0,0682 0,066 81.771 2.581

17 Sliyeg 0,0923 0,091 60.337 835

18 Jatibarang 0,0606 0,061 70.451 -501

19 Balongan 0,0967 0,100 37.624 -1.267

20 Indramayu 0,0461 0,057 90.575 -21.319

21 Sindang 0,0722 0,070 52.409 1.574

22 Cantigi 0,2594 0,100 83.088 51.060

23 Pasekan 0,2784 0,100 67.631 43.335

24 Lohbener 0,0688 0,066 57.348 2.343

25 Arahan 0,1035 0,100 33.901 1.148

26 Losarang 0,2049 0,100 111.307 56.983

27 Kadanghaur 0,0975 0,091 93.251 6.183

28 Bongas 0,1033 0,100 48.625 1.573

29 Anjatan 0,1025 0,100 85.326 2.097

30 Sukra 0,1007 0,100 44.398 309

31 Patrol 0,0765 0,076 56.516 394

Sumber : Hasil Perhitungan, 2018

Page 53: DINAS LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN INDRAMAYU

DINAS LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN INDRAMAYU

DAYA DUKUNG DAN DAYA TAMPUNG LINGKUNGAN HIDUP

KABUPATEN INDRAMAYU

Laporan Akhir – Data & Analisis IV - 7

Berdasarkan Tabel 4.4 secara keseluruhan dari hasil analisa di atas untuk daya

dukung dan daya tampung demografis tiap kecamatan yang ada di Kabupaten

Indramayu terdapat beberapa daerah yang sudah melampaui batas daya tampung

yaitu sebanyak empat kecamatan yang terdiri dari Kecamatan Karangampel,

Jatibarang, Balongan, dan Indramayu. Daya tampung yang dimiliki keempat

kecamatan tersebut masing-masing sebesar 53.865 jiwa, 70.451 jiwa, 37.624 jiwa,

dan 90.575 jiwa. Jika dibandingkan dengan kondisi eksisting terhadap jumlah

penduduk pada Kecamatan Karangampel, Jatibarang, Balongan, dan Indramayu

saat ini telah terjadi defisit daya tampung demografis dengan masing-masing nilai

sebesar -9.647 jiwa, -501 jiwa, -1.267 jiwa, dan -21.319 jiwa.

Sebaliknya sebanyak 27 kecamatan lainnya masih memenuhi daya tampung

demografis. Kecamatan yang masih memenuhi daya tampung yang ada terdiri dari

Kecamatan Haurgeulis, Gantar, Kroya, Gabuswtan, Cikedung, Terisi, Lelea,

Bangodua, Tukdana, Widasari, Kertasemaya, Sukagumiwang, Krangkeng,

Kedokanbunder, Juntinyuat, Sliyeg, Sindang, Cantigi, Pasekan, Lohbener, Arahan,

Losarang, Kadanghaur, Bogas, Anjatan, Sukra dan Patrol.

Untuk mengetahui besaran kondisi daya tampung pada tiap kecamatan yang

terdapat di Kabupaten Indramayu, maka dibuat indikator yang terdiri dari 5 kategori

yaitu sangat tinggi, tinggi, cukup, rendah, dan sangat rendah. Berikut disajikan

secara lengkap dalam Tabel 4.5 dibawah.

Tabel 4.5 Indikator Nilai Daya Dukung Daya Tampung

Indikator Nilai Range

Sangat Tinggi > 122.682

Tinggi 122.682 60.051

Cukup 60.051 2.581

Rendah 2.581 -9.369

Sangat rendah -9.369 -21.319

Sumber : Hasil Perhitungan, 2018

Nilai range yang terdapat pada Tabel 4.5 diatas kemudian dibandingkan nilai

defisit/surplus yang terdapat pada Tabel 4.4 diatas. Hasil dari perbandingan tersebut

disajikan dalam Tabel 4.6 dibawah ini.

Tabel 4.6 Kondisi Daya Tampung tiap Kecamatan di Kabupaten Indramayu

No Kecamatan Defisit/Surplus Indikator

1 Haurgeulis 270 Rendah

2 Gantar 109.468 Sangat tinggi

3 Kroya 71.566 Tinggi

4 Gabuswtan 21.807 Cukup

5 Cikedung 73.821 Tinggi

Page 54: DINAS LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN INDRAMAYU

DINAS LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN INDRAMAYU

DAYA DUKUNG DAN DAYA TAMPUNG LINGKUNGAN HIDUP

KABUPATEN INDRAMAYU

Laporan Akhir – Data & Analisis IV - 8

No Kecamatan Defisit/Surplus Indikator

6 Terisi 122.682 Sangat tinggi

7 Lelea 12.173 Cukup

8 Bangodua 19.987 Cukup

9 Tukdana 21.837 Cukup

10 Widasari 5.625 Cukup

11 Kertasemaya 3.179 Cukup

12 Sukagumiwang 502 Rendah

13 Krangkeng 9.431 Cukup

14 Karangampel -9647 Sangat rendah

15 Kedokanbunder 81 Rendah

16 Juntinyuat 2.581 Cukup

17 Sliyeg 835 Rendah

18 Jatibarang -501 Rendah

19 Balongan -1267 Rendah

20 Indramayu -21319 Sangat rendah

21 Sindang 1.574 Rendah

22 Cantigi 51.060 Cukup

23 Pasekan 43.335 Cukup

24 Lohbener 2.343 Rendah

25 Arahan 1.148 Rendah

26 Losarang 56.983 Tinggi

27 Kadanghaur 6.183 Cukup

28 Bongas 1.573 Rendah

29 Anjatan 2.097 Rendah

30 Sukra 309 Rendah

31 Patrol 394 Rendah

Sumber : Hasil Perhitungan, 2018

Dapat dilihat pada Tabel 4.6 di atas bahwa kondisi daya dukung daya tampung yang

terdapat pada tiap kecamatan Kabupaten Indramayu memiliki indikator bervariasi.

Indikator sangat tinggi terdapat pada dua kecamatan yang terdiri dari Kecamatan

Gantar dan Terisi. Sedangkan indikator sangat rendah berada di Kecamatan Karang

Ampel dan Indramayu. Untuk kecamatan lainnya didominasi dengan Indikator

cukup dan rendah.

Secara keseluruhan dalam analisa daya dukung daya tampung demografis terlihat

bawah kecamatan yang melebihi daya tampung yang ada memang merupakan

kecamatan yang masuk dalam wilayah Kota. Dimana kondisi pertumbuhan

penduduk di wilayah kota akan lebih besar dibandingkan dengan wilayah bukan

kota. Hal tersebut tidak diimbangin dengan bertambahnya luas wilayah yang ada

sehingga terjadi defisit jumlah penduduk disuatu wilayah tersebut.

Page 55: DINAS LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN INDRAMAYU

DINAS LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN INDRAMAYU

DAYA DUKUNG DAN DAYA TAMPUNG LINGKUNGAN HIDUP

KABUPATEN INDRAMAYU

Laporan Akhir – Data & Analisis IV - 9

4.1.2. Daya Dukung Lahan Pertanian

Luas lahan tanaman pangan yang diperlukan per kapita untuk swasembada (𝜏)

pangan merupakan salah satu komponen yang sangat penting dalam perhitungan

tingkat daya dukung lahan pertanian. Nilai 𝜏 diperhitungkan dengan membagi luas

lahan panen dengan jumlah penduduk tiap kecamatan kemudian dibagi lagi dengan

hasil dari perkalian kebutuhan fisik minimum dengan produksi lahan rata-rata per

hektar. Semakin besar nilai 𝜏 maka tingkat daya dukung lahan pertanian akan

semakin baik.

Luas lahan tanaman pangan yang dibutuhkan per kapita untuk swasembada pangan,

nilainya selalu berubah-ubah menurut waktu dan ruang karena dipengaruhi oleh

Kebutuhan Fisik Minimum (KFM) dan kemampuan lahan untuk memproduksi

tanaman pangan. Untuk itu, daerah-daerah yang memiliki nilai 𝜏 yang tinggi

diperlukan usaha untuk menurunkan angka tersebut melalui peningkatan

produktivitas tanaman pangan.

Berdasarkan hasil perhitungan, maka didapatkan daya dukung luas lahan pertanian

sebagai berikut:

Tabel 4.7 Daya Dukung Wilayah Pertanian di Kabupaten Indramayu

No Kecamatan

Luas

Panen

(Ha)

Jumlah

Penduduk

(Jiwa)

Kebutuhan Fisik

Minimum

(kg/kapita/tahun)

Produktifitas

Padi

(kg/ha)

Daya

Dukung

Wil.

Pertanian

1 Haurgeulis 398 91.598 87,83 7.196 0,3558173

2 Gantar 610 62.177 87,83 7.109 0,7935619

3 Kroya 692 63.637 87,83 7.253 0,8974703

4 Gabuswetan 595 55.449 87,83 7.346 0,8974935

5 Cikedung 566 39.473 87,83 7.261 1,1854135

6 Terisi 510 54.489 87,83 7.100 0,7564699

7 Lelea 500 48.490 87,83 7.521 0,8829793

8 Bangodua 322 27.773 87,83 7.537 0,9946123

9 Tukdana 373 51.406 87,83 8.051 0,6653013

10 Widasari 286 34.327 87,83 7.118 0,6742756

11 Kertasemaya 292 61.426 87,83 8.019 0,4332750

12 Sukagumiwang 257 37.785 87,83 7.486 0,5797231

13 Krangkeng 465 64.262 87,83 7.280 0,5999024

14 Karangampel 222 63.512 87,83 6.550 0,2602031

15 Kedokanbunder 211 45.066 87,83 7.380 0,3932249

16 Juntinyuat 401 79.190 87,83 7.933 0,4575991

17 Sliyeg 426 59.502 87,83 7.564 0,6164313

18 Jatibarang 298 70.952 87,83 7.210 0,3443187

19 Balongan 195 38.891 87,83 7.328 0,4176951

20 Indramayu 180 111.894 87,83 6.934 0,1270714

Page 56: DINAS LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN INDRAMAYU

DINAS LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN INDRAMAYU

DAYA DUKUNG DAN DAYA TAMPUNG LINGKUNGAN HIDUP

KABUPATEN INDRAMAYU

Laporan Akhir – Data & Analisis IV - 10

No Kecamatan

Luas

Panen

(Ha)

Jumlah

Penduduk

(Jiwa)

Kebutuhan Fisik

Minimum

(kg/kapita/tahun)

Produktifitas

Padi

(kg/ha)

Daya

Dukung

Wil.

Pertanian

21 Sindang 212 50.835 87,83 7.337 0,3480477

22 Cantigi 172 32.028 87,83 7.327 0,4467017

23 Pasekan 88 24.296 87,83 7.569 0,3114264

24 Lohbener 255 55.005 87,83 6.939 0,3668367

25 Arahan 246 32.753 87,83 7.510 0,6419549

26 Losarang 573 54.324 87,83 7.163 0,8594801

27 Kadanghaur 617 87.068 87,83 6.598 0,5319171

28 Bongas 393 47.052 87,83 7.922 0,7533667

29 Anjatan 610 83.229 87,83 7.910 0,6600681

30 Sukra 345 44.089 87,83 6.068 0,5398358

31 Patrol 320 56.122 87,83 6.466 0,4191124

Rata-Rata 0,5874705

Sumber : Hasil Perhitungan, 2018

Berdasarkan pada Tabel 4.7 di atas menunjukan bahwa luas lahan tanaman pangan

yang dibutuhkan per kapita untuk swasembada pangan bagi setiap kecamatan di

Kabupaten Indramayu pada tahun 2018 rata-rata sebesar 0,5874705. Dari

perhitungan tersebut diperoleh nilai daya dukung wilayah yang bervariasi tiap

kecamatan. Dimana nilai terendah terdapat pada kecamatan Indramayu dengan nilai

sebesar 0,1270714 dan tertinggi pada Kecamatan Cikedung dengan nilai sebesar

1,1854135. Jadi Kecamatan Cikedung memiliki daya dukung wilayah yang lebih

baik dari kecamatan-kecamatan lainnya

Dari hasil perhitungan tersebut jika dibandingkan nilai daya dukung wilayah

dengan ketentuan rasio untuk daya dukung lahan pertanian, maka didapatkan bahwa

untuk semua kecamatan yang ada di Kabupaten Indramayu tidak mampu

melakukan swasembada pangan (𝜏 < 1) kecuali untuk Kecamatan Cikedung

mampu melakukan swasembada pangan. Maka dari itu sangat diperlukan usaha

menaikan daya dukung wilayah pertanian seperti peningkatan produktivitas

tanaman pangan atau memperluas areal tanaman pangan.

Page 57: DINAS LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN INDRAMAYU

DINAS LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN INDRAMAYU

DAYA DUKUNG DAN DAYA TAMPUNG LINGKUNGAN HIDUP

KABUPATEN INDRAMAYU

Laporan Akhir – Data & Analisis IV - 11

Selanjutnya perlu juga dilakukan perhitungan rasio kemampuan daya dukung

(Carrying Capacity Ratio) dengan menggunakan rumus berikut.

Rumus: CCR = (A × R) / (H × h × F)

Dimana :

CCR = Rasio kemampuan daya dukung (Carrying Capacity Ratio)

A = Jumlah total area yang dapat digunakan untuk kegiatan pertanian

R = Frekuensi panen per hektar per tahun

H = Jumlah KK (Rumah Tangga)

H = Persentase jumlah penduduk yang tinggal

F = Ukuran lahan pertanian rata-rata yang dimiliki petani

Apabila :

CCR > 1, Wilayah memiliki kemampuan untuk mendukung kebutuhan pokok

penduduk

CCR < 1, Wilayah tidak mampu untuk mendukung kebutuhan pokok penduduk

Tabel 4.8 Rasio Kemampuan Daya Dukung Wilayah Pertanian di Kecamatan

Kabupaten Indramayu

No Kecamatan

Jumlah

Total Area

Kegiatan

Pertanian

(Ha)

Frekuensi

Panen

(frek.

Panen/hektar/

tahun)

Jumlah

KK

Jumlah

Penduduk

yang

Tinggal

(%)

Ukuran Lahan

Pertanian

Rata-Rata

yang Dimiliki

Petani

(ha)

Rasio

kemamp

uan DD

1 Haurgeulis 3.978 3 18.320 5,30 1.989 0,000062

2 Gantar 6.096 3 12.435 3,60 3.048 0,000134

3 Kroya 6.916 3 12.727 3,68 3.458 0,000128

4 Gabuswetan 5.950 3 11.090 3,21 2.975 0,000169

5 Cikedung 5.660 3 7.895 2,28 2.830 0,000333

6 Terisi 5.099 3 10.898 3,15 2.550 0,000175

7 Lelea 5.000 3 9.698 2,81 2.500 0,000220

8 Bangodua 3.219 3 5.555 1,61 1.610 0,000672

9 Tukdana 3.731 3 10.281 2,97 1.866 0,000196

10 Widasari 2.856 3 6.865 1,99 1.428 0,000440

11 Kertasemaya 2.915 3 12.285 3,55 1.458 0,000137

12 Sukagumiwang 2.570 3 7.557 2,19 1.285 0,000363

13 Krangkeng 4.651 3 12.852 3,72 2.326 0,000126

14 Karangampel 2.216 3 12.702 3,68 1.108 0,000129

15 Kedokanbunder 2.109 3 9.013 2,61 1.055 0,000255

16 Juntinyuat 4.012 3 15.838 4,58 2.006 0,000083

17 Sliyeg 4.259 3 11.900 3,44 2.130 0,000146

18 Jatibarang 2.976 3 14.190 4,11 1.488 0,000103

19 Balongan 1.947 3 7.778 2,25 974 0,000343

20 Indramayu 1.801 3 22.379 6,47 901 0,000041

21 Sindang 2.118 3 10.167 2,94 1.059 0,000201

Page 58: DINAS LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN INDRAMAYU

DINAS LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN INDRAMAYU

DAYA DUKUNG DAN DAYA TAMPUNG LINGKUNGAN HIDUP

KABUPATEN INDRAMAYU

Laporan Akhir – Data & Analisis IV - 12

No Kecamatan

Jumlah

Total Area

Kegiatan

Pertanian

(Ha)

Frekuensi

Panen

(frek.

Panen/hektar/

tahun)

Jumlah

KK

Jumlah

Penduduk

yang

Tinggal

(%)

Ukuran Lahan

Pertanian

Rata-Rata

yang Dimiliki

Petani

(ha)

Rasio

kemamp

uan DD

22 Cantigi 1.715 3 6.406 1,85 858 0,000505

23 Pasekan 878 3 4.859 1,41 439 0,000878

24 Lohbener 2.554 3 11.001 3,18 1.277 0,000171

25 Arahan 2.459 3 6.551 1,90 1.230 0,000483

26 Losarang 5.725 3 10.865 3,14 2.863 0,000176

27 Kadanghaur 6.165 3 17.414 5,04 3.083 0,000068

28 Bongas 3.930 3 9.410 2,72 1.965 0,000234

29 Anjatan 6.100 3 16.646 4,82 3.050 0,000075

30 Sukra 3.445 3 8.818 2,55 1.723 0,000267

31 Patrol 3.195 3 11.224 3,25 1.598 0,000165

Sumber : Hasil Perhitungan, 2018

Dapat dilihat pada Tabel 4.8 di atas menunjukan bahwa rasio kemampuan daya

dukung lahan pertanian terbesar terdapat pada Kecamatan Pasekan sebesar

0,000878. Hal tersebut akan sangat mempengaruhi daya dukung lahan pertanian

pada daerah tersebut. Walaupun demikian jika dibandingkan dengan nilai rasio

secara teori, bahwa Kecamatan Pasekan tidak memiliki kemampuan untuk

mendukung kebutuhan pokok. Berbeda dengan Kecamatan Pasekan, rasio

kemampuan daya dukung lahan terendah pada Kecamatan Indramayu sebesar

0,000041. Hal tersebut perlu dilakukan peningkatan pada luas panen selain pada

luas lahan untuk swasembada pangan.

Berdasarkan Tabel 4.8 di atas setelah dilakukan perhitungan untuk rasio

kemampuan daya dukung wilayah pertanian, semua Kecamatan di Kabupaten

Indramayu tidak mampu untuk mendukung kebutuhan pokok penduduk. Hal ini

dikarenakan untuk semua hasil rasio kemampuan daya dukung wilayah

pertaniannya dibawah nilai 1.

4.1.3. Daya Dukung Permukiman

Daya dukung wilayah untuk permukiman dapat diartikan sebagai kemampuan

wilayah dalam menyediakan lahan permukiman guna menampung jumlah

penduduk tertentu bertempat tinggal secara layak (Muta’ali, 2015).

Dalam menentukan luas layak permukiman, erat hubunganya dengan kebijakan

penyediaan perumahan. Terdapat beberapa lokasi yang tidak dapat dibangun yang

terdiri dari kawasan lindung, kawasan rawan bencana alam, dan kawasan rawan

bencana longsor. Kawasan lindung yaitu berupa daerah perlindungan setempat,

Page 59: DINAS LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN INDRAMAYU

DINAS LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN INDRAMAYU

DAYA DUKUNG DAN DAYA TAMPUNG LINGKUNGAN HIDUP

KABUPATEN INDRAMAYU

Laporan Akhir – Data & Analisis IV - 13

cagar budaya, sempadan sungai dan lain-lain. Kemudian untuk kawasan rawan

bencana alam meliputi rawan bencana banjir. Berikut disajikan dalam Tabel di

bawah ini Luas layak Permukiman yang terdapat pada tiap kecamatan yang berada

pada Kabupaten Indramayu.

Tabel 4.9 Luas Layak Permukiman pada Kecamatan yang ada di Kabupaten Indramayu

No Kecamatan Luas Wilayah

(m2)

Luas

Kawasan

Lindung

(m2)

Luas Kawasan

bencana

(m2)

Luas Layak

Permukiman

(m2)

1 Haurgeulis 64.307.551 1.704.900 - 62.602.651

2 Gantar 171.644.535 6.903.200 - 164.741.335

3 Kroya 135.202.546 3.789.100 - 131.413.446

4 Gabuswtan 77.255.781 1.654.900 926.272,39 74.674.608

5 Cikedung 113.293.562 2.685.800 - 110.607.762

6 Terisi 177.171.145 4.762.700 - 172.408.445

7 Lelea 60.662.782 2.473.400 - 58.189.382

8 Bangodua 47.760.369 2.020.000 6.230.683,02 39.509.686

9 Tukdana 73.242.761 2.580.000 11.409.101,77 59.253.659

10 Widasari 39.951.995 1.415.500 - 38.536.495

11 Kertasemaya 39.409.019 3.317.000 1.120.303,81 34.971.715

12 Sukagumiwang 32.926.783 2.600.500 - 30.326.283

13 Krangkeng 73.693.300 2.762.000 15.090.029,19 55.841.271

14 Karangampel 30.702.998 1.877.400 - 28.825.598

15 Kedokanbunder 31.602.598 1.475.300 6.250.356,96 23.876.941

16 Juntinyuat 53.968.834 2.548.200 5.501.144,14 45.919.490

17 Sliyeg 54.906.387 3.380.000 4.489.823,84 47.036.563

18 Jatibarang 42.975.195 3.420.200 3.377.898,84 36.177.096

19 Balongan 37.623.712 1.449.600 3.034.133,03 33.139.979

20 Indramayu 51.627.823 10.288.200 17.613.428,27 23.726.195

21 Sindang 36.686.282 1.202.100 11.479.766,73 24.004.416

22 Cantigi 83.087.660 12.777.600 69.876.657,21 433.403

23 Pasekan 67.630.923 8.622.400 58.490.706,93 517.817

24 Lohbener 37.849.978 3.176.300 1.241.722,11 33.431.955

25 Arahan 33.901.114 2.551.000 7.310.969,33 24.039.145

26 Losarang 111.307.175 3.287.300 34.826.891,58 73.192.983

27 Kadanghaur 84.857.991 3.235.000 565.852,38 81.057.139

28 Bongas 48.625.110 1.481.200 13.286.805,47 33.857.104

29 Anjatan 85.326.346 1.587.700 18.269.643,62 65.469.002

30 Sukra 44.397.623 1.093.600 13.275.691,17 30.028.332

31 Patrol 42.952.250 1.354.200 16.625.011,69 24.973.038

Sumber : Hasil Perhitungan, 2018

Page 60: DINAS LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN INDRAMAYU

DINAS LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN INDRAMAYU

DAYA DUKUNG DAN DAYA TAMPUNG LINGKUNGAN HIDUP

KABUPATEN INDRAMAYU

Laporan Akhir – Data & Analisis IV - 14

Berdasarkan pada Tabel 4.9 di atas bahwa luas layak permukiman didapatkan dari

luas wilayah dikurangi luas kawasan lindung dan luas kawasan bencana. Dari hasil

perhitungan di atas didapatkan hasil untuk luas layak permukiman tertingi pada

Kecamatan Terisi dengan nilai sebesar 172.408.445m2 atau setara dengan

17.240,85 hektar. Sedangkan kecamatan yang memiliki luas layak permukiman

terendah terdapat pada Kecamatan Cantigi dengan nilai sebesar 433.403 m2 atau

setara 43,34 hektar.

Dalam pemenuhan kebutuhan rumah layak huni, Kabupaten Indramayu harus

memiliki strategi pengembangan kawasan perumahan baru pada areal tanah yang

masih kosong baik yang dimiliki oleh pemerintah, swasta maupun lahan miliki

masyarakat. Kebijakan konsep pengembangan rumah baru yaitu alokasi ruang

untuk perumahan swadaya, perumahan formal, dan perumahan vertikal.

Setelah luas layak permukiman tiap kecamatan yang ada di Kabupaten Indramayu

diketahui, maka dapat dihitung daya dukung permukiman pada tiap kecamatan.

Berikut hasil perhitungan disajikan dalam Tabel 4.10 di bawah ini.

Tabel 4.10 Daya Dukung Permukiman tiap Kecamatan di Kabupaten Indramayu

No Kecamatan

Luas Layak

Permukiman

(m2)

Koef/ Luas

Kebutuhan

(m2/kapita)

Jumlah

Penduduk

(Jiwa)

Daya

Dukung

Permukiman

(Kapita/jiwa)

Keterangan

1 Haurgeulis 62.602.651 26 91.598 26,29 Mendukung

2 Gantar 164.741.335 26 62.177 101,91 Mendukung

3 Kroya 131.413.446 26 63.637 79,42 Mendukung

4 Gabuswtan 74.674.608 26 55.449 51,80 Mendukung

5 Cikedung 110.607.762 26 39.473 107,77 Mendukung

6 Terisi 172.408.445 26 54.489 121,70 Mendukung

7 Lelea 58.189.382 26 48.490 46,15 Mendukung

8 Bangodua 39.509.686 26 27.773 54,72 Mendukung

9 Tukdana 59.253.659 26 51.406 44,33 Mendukung

10 Widasari 38.536.495 26 34.327 43,18 Mendukung

11 Kertasemaya 34.971.715 26 61.426 21,90 Mendukung

12 Sukagumiwang 30.326.283 26 37.785 30,87 Mendukung

13 Krangkeng 55.841.271 26 64.262 33,42 Mendukung

14 Karangampel 28.825.598 26 63.512 17,46 Mendukung

15 Kedokanbunder 23.876.941 26 45.066 20,38 Mendukung

16 Juntinyuat 45.919.490 26 79.190 22,30 Mendukung

17 Sliyeg 47.036.563 26 59.502 30,40 Mendukung

18 Jatibarang 36.177.096 26 70.952 19,61 Mendukung

19 Balongan 33.139.979 26 38.891 32,77 Mendukung

20 Indramayu 23.726.195 26 111.894 8,16 Mendukung

21 Sindang 24.004.416 26 50.835 18,16 Mendukung

22 Cantigi 433.403 26 32.028 0,52 Tidak mendukung

23 Pasekan 517.817 26 24.296 0,82 Tidak mendukung

24 Lohbener 33.431.955 26 55.005 23,38 Mendukung

Page 61: DINAS LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN INDRAMAYU

DINAS LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN INDRAMAYU

DAYA DUKUNG DAN DAYA TAMPUNG LINGKUNGAN HIDUP

KABUPATEN INDRAMAYU

Laporan Akhir – Data & Analisis IV - 15

No Kecamatan

Luas Layak

Permukiman

(m2)

Koef/ Luas

Kebutuhan

(m2/kapita)

Jumlah

Penduduk

(Jiwa)

Daya

Dukung

Permukiman

(Kapita/jiwa)

Keterangan

25 Arahan 24.039.145 26 32.753 28,23 Mendukung

26 Losarang 73.192.983 26 54.324 51,82 Mendukung

27 Kadanghaur 81.057.139 26 87.068 35,81 Mendukung

28 Bongas 33.857.104 26 47.052 27,68 Mendukung

29 Anjatan 65.469.002 26 83.229 30,25 Mendukung

30 Sukra 30.028.332 26 44.089 26,20 Mendukung

31 Patrol 24.973.038 26 56.122 17,11 Mendukung

Sumber : Hasil Perhitungan, 2018

Berdasarkan hasil perhitungan daya dukung permukiman yang disajikan dalam

Tabel 4.10 di atas bahwa seluruh kecamatan yang terdapat pada Kabupaten

Indramayu mampu mendukung penduduk untuk bermukim kecuali untuk

Kecamatan Cantigi dan Pasekan tidak mendukung untuk penduduk bermukim.

Artinya dalam hal ini nilai daya dukung permukiman yang didapatkan lebih dari 1.

Kondisi pada Kecamatan Pasekan dan Cantigi tersebut disebabkan oleh sebagian

besar kawasan yang berada di daerah tersebut merupakan kawasan bencana banjir

dan longsor, maka hal tersebut menjadi dasar bahwa akan sulit menjadikan lahan

untuk permukiman yang layak huni.

Nilai daya dukung permukiman tertinggi terdapat pada Kecamatan Terisi sebesar

121,70 kapita/jiwa, sedangkan nilai daya dukung permukiman terendah terdapat

pada Kecamatan Cantigi sebesar 0,52 kapita/jiwa.

Pemenuhan kebutuhan rumah terkait dengan pencapaian penyediaan kawasan

permukiman yang layak huni. Hal ini berdampak kepada kebutuhan lahan dan ruang

tempat tinggal semakin meningkat, dan ketersediaan lahan terbatas, dan adanya

keinginan masyarakat untuk tinggal di dekat pusat-pusat kota. Berdasarkan hasil

analisis terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi daya dukung lahan, dalam

pemenuhan kebutuhan rumah. Selain itu diperlukan keserasian antara

pembangunan yang dilakukan dengan daya dukung fisik, sehingga dapat ditentukan

kegiatan pembangunan yang sesuai dengan daya dukung tersebut.

Kemudian dilakukan penentuan kondisi daya dukung permukiman yang terbagi

menjadi lima indikator yaitu Sangat Tinggi, Tinggi, Cukup, Rendah, dan Sangat

Rendah. Berdasarkan hasil perhitungan didapatkan nilai range indikator yang

disajikan dalam Tabel di bawah ini.

Page 62: DINAS LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN INDRAMAYU

DINAS LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN INDRAMAYU

DAYA DUKUNG DAN DAYA TAMPUNG LINGKUNGAN HIDUP

KABUPATEN INDRAMAYU

Laporan Akhir – Data & Analisis IV - 16

Tabel 4.11 Indikator Daya Dukung Permukiman

Indikator Nilai Range

Sangat Tinggi > 121,70

Tinggi 121,70 75,98

Cukup 75,98 30,25

Rendah 30,25 15,39

Sangat Rendah 15,39 0,52 Sumber : Hasil Perhitungan, 2018

Nilai indikator di atas kemudian dibandingkan dengan nilai Daya Dukung

Permukiman pada tiap kecamatan yang terdapat di Kabupaten Indramayu. Hasil

dari perbandingan tersebut disajikan dalam Tabel berikut.

Tabel 4.12 Kondisi Daya Dukung Permukiman tiap Kecamatan di Kabupaten

Indramayu

No Kecamatan Daya Dukung

Permukiman

Indikator Daya

Dukung Permukiman

1 Haurgeulis 26,29 rendah

2 Gantar 101,91 tinggi

3 Kroya 79,42 tinggi

4 Gabuswtan 51,80 cukup

5 Cikedung 107,77 tinggi

6 Terisi 121,70 Sangat tinggi

7 Lelea 46,15 cukup

8 Bangodua 54,72 cukup

9 Tukdana 44,33 cukup

10 Widasari 43,18 cukup

11 Kertasemaya 21,90 rendah

12 Sukagumiwang 30,87 rendah

13 Krangkeng 33,42 cukup

14 Karangampel 17,46 rendah

15 Kedokanbunder 20,38 rendah

16 Juntinyuat 22,30 rendah

17 Sliyeg 30,40 cukup

18 Jatibarang 19,61 rendah

19 Balongan 32,77 cukup

20 Indramayu 8,16 sangat rendah

21 Sindang 18,16 rendah

22 Cantigi 0,52 sangat rendah

23 Pasekan 0,82 sangat rendah

24 Lohbener 23,38 rendah

25 Arahan 28,23 rendah

26 Losarang 51,82 cukup

Page 63: DINAS LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN INDRAMAYU

DINAS LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN INDRAMAYU

DAYA DUKUNG DAN DAYA TAMPUNG LINGKUNGAN HIDUP

KABUPATEN INDRAMAYU

Laporan Akhir – Data & Analisis IV - 17

No Kecamatan Daya Dukung

Permukiman

Indikator Daya

Dukung Permukiman

27 Kadanghaur 35,81 cukup

28 Bongas 27,68 rendah

29 Anjatan 30,25 rendah

30 Sukra 26,20 rendah

31 Patrol 17,11 rendah

Sumber : Hasil Perhitungan,2018

Berdasarkan Tabel 4.12 di atas bahwa kondisi daya dukung permukiman pada tiap

kecamatan di Kabupaten Indramayu memiliki indikator yang bervariasi yaitu sangat

tinggi, tinggi, cukup, rendah, dan sangat rendah. Indikator sangat tinggi terdapat

pada Kecamatan Terisi, sedangkan untuk indikator sangat rendah terdapat pada

Kecamatan Cantigi, Pasekan, dan Indramayu. Untuk kecamatan lainnya memiliki

indikator cukup dan rendah.

4.1.4. Daya Dukung Fungsi Lindung

Kawasan lindung adalah wilayah yang ditetapkan dengan funngsi utama

melindungi kelestarian lingkungan hidup yang mencakup sumberdaya alam dan

buatan. Kawasan budidaya adalah wilayah yang ditetapkan dengan fungsi utama

untuk dibudidayakan atas dasar kondisi dan potensi sumber daya alam, sumberdaya

manusian dan sumberdaya buatan (Muta’ali, 2003).

Kasus alih fungsi lahan terjadi pada beberapa wilayah yang terdapat di Kabupaten

Indramayu. Ahli fungsi lahan yang terjadi dapat berdampak pada penurunan fungsi

beberapa jenis ekosistem seperti hutan lindung, mangrove, pantai, daerah aliran

sungai, bencana alam (banjir dan kekeringan) serta konflik sosial yang dapat

mengancan keberlangsungan hidup dari makhluk hidup yang ada, maka perlu

dilakukan kajian terhadap daya dukung fungsi lindung yang ada di Kabupaten

Indramayu. Daya dukung fungsi lindung (DDL), memiliki kisaran nilai antara 0

(minimal) sampai 1 (maksimal). Oleh karena itu, semakin mendekati nilai 1,

semakin baik fungsi lindung yang ada dalam wilayah tersebut

Analisis daya dukung fungsi lindung di Kabupaten Indramayu dihitung berdasarkan

perwilayah administrasi, yaitu tiap kecamatan yang berada di Kabupaten

Indramayu. Hasil perhitungan daya dukung fungsi lindung yang dilakukan

disajikan dalam Tabel di bawah ini.

Page 64: DINAS LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN INDRAMAYU

DINAS LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN INDRAMAYU

DAYA DUKUNG DAN DAYA TAMPUNG LINGKUNGAN HIDUP

KABUPATEN INDRAMAYU

Laporan Akhir – Data & Analisis IV - 18

Tabel 4.13 Daya Dukung Fungsi Lindung tiap Kecamatan di Kabupaten Indramayu

No Kecamatan

Luas

Guna

Hutan

Lindung

(Ha)

a

Luas Guna

Persawahan

(Ha)

a

Luas

Guna

Ladang/

Tegalan

(Ha)

a

Luas Guna

danau/

tambak

(Ha)

a

luas guna

pemukiman

(Ha)

a

luas guna

tanah

kosong

(Ha)

a

Luas

Wilayah

(Ha)

Daya Dukung Fungsi

Lindung

1 Haurgeulis 0,00 1,00 3.978 0,46 403 0,21 - 0,98 1.439 0,18 0,00 0,01 6.431 0,338

2 Gantar 2.858 1,00 6.096 0,46 1.042 0,21 7,95 0,98 1.464 0,18 0,73 0,01 17.164 0,358

3 Kroya 87 1,00 6.916 0,46 558 0,21 10,19 0,98 940,58 0,18 0,00 0,01 13.520 0,264

4 Gabuswtan - 1,00 5.950 0,46 86 0,21 3,84 0,98 940,37 0,18 0,00 0,01 7.726 0,379

5 Cikedung - 1,00 5.660 0,46 1.982 0,21 34,57 0,98 562,61 0,18 0,00 0,01 11.329 0,278

6 Terisi 2.636 1,00 5.099 0,46 1.584 0,21 - 0,98 931,15 0,18 0,00 0,01 17.717 0,309

7 Lelea 0,00 1,00 5.000 0,46 164 0,21 0,73 0,98 575,71 0,18 0,00 0,01 6.066 0,402

8 Bangodua 0,00 1,00 3.219 0,46 183 0,21 3,10 0,98 257,71 0,18 0,00 0,01 4.776 0,328

9 Tukdana 0,00 1,00 3.731 0,46 78 0,21 10,98 0,98 548,57 0,18 0,00 0,01 7.324 0,252

10 Widasari 0,00 1,00 2.856 0,46 16 0,21 18,49 0,98 505,15 0,18 0,00 0,01 3.995 0,357

11 Kertasemaya 0,00 1,00 2.915 0,46 298 0,21 0,01 0,98 794,16 0,18 0,00 0,01 3.941 0,392

12 Sukagumiwang 0,00 1,00 2.570 0,46 295 0,21 1,12 0,98 469,78 0,18 0,01 3.293 0,404

13 Krangkeng 0,00 1,00 4.651 0,46 140 0,21 8,95 0,98 530,27 0,18 0,00 0,01 7.369 0,308

14 Karangampel 0,00 1,00 2.216 0,46 20 0,21 21,43 0,98 594,69 0,18 0,00 0,01 3.070 0,375

15 Kedokanbunder 0,00 1,00 2.109 0,46 80 0,21 15,28 0,98 576,61 0,18 0,00 0,01 3.160 0,350

16 Juntinyuat 0,00 1,00 4.012 0,46 161 0,21 9,30 0,98 598,92 0,18 0,00 0,01 5.397 0,370

17 Sliyeg 0,00 1,00 4.259 0,46 120 0,21 3,79 0,98 592,84 0,18 0,00 0,01 5.491 0,382

18 Jatibarang 0,00 1,00 2.976 0,46 298 0,21 3,37 0,98 802,89 0,18 0,00 0,01 4.298 0,368

19 Balongan 0,00 1,00 1.947 0,46 83 0,21 249,27 0,98 454,31 0,18 0,00 0,01 3.762 0,329

Page 65: DINAS LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN INDRAMAYU

DINAS LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN INDRAMAYU

DAYA DUKUNG DAN DAYA TAMPUNG LINGKUNGAN HIDUP

KABUPATEN INDRAMAYU

Laporan Akhir – Data & Analisis IV - 19

No Kecamatan

Luas

Guna

Hutan

Lindung

(Ha)

a

Luas Guna

Persawahan

(Ha)

a

Luas

Guna

Ladang/

Tegalan

(Ha)

a

Luas Guna

danau/

tambak

(Ha)

a

luas guna

pemukiman

(Ha)

a

luas guna

tanah

kosong

(Ha)

a

Luas

Wilayah

(Ha)

Daya Dukung Fungsi

Lindung

20 Indramayu 0,00 1,00 1.801 0,46 282 0,21 1.735,69 0,98 1316,39 0,18 0,00 0,01 5.163 0,547

21 Sindang 0,00 1,00 2.118 0,46 671 0,21 6,83 0,98 495,49 0,18 11,15 0,01 3.669 0,330

22 Cantigi 0,00 1,00 1.715 0,46 57 0,21 5.543,51 0,98 358,85 0,18 464,44 0,01 8.309 0,759

23 Pasekan 0,00 1,00 878 0,46 502 0,21 5.395,17 0,98 353 0,18 0,00 0,01 6.763 0,866

24 Lohbener 0,00 1,00 2.554 0,46 121 0,21 188,53 0,98 555,59 0,18 0,00 0,01 3.785 0,392

25 Arahan 0,00 1,00 2.459 0,46 87 0,21 752,54 0,98 840,06 0,18 0,00 0,01 3.390 0,601

26 Losarang 0,00 1,00 5.725 0,46 93 0,21 2.849,78 0,98 675,99 0,18 0,00 0,01 11.131 0,500

27 Kadanghaur 0,00 1,00 6.165 0,46 41 0,21 793,73 0,98 587,45 0,18 0,00 0,01 8.486 0,439

28 Bongas 0,00 1,00 3.930 0,46 51 0,21 3,79 0,98 581,70 0,18 3,92 0,01 4.863 0,396

29 Anjatan 0,00 1,00 6.100 0,46 250 0,21 - 0,98 1.515 0,18 0,00 0,01 8.533 0,367

30 Sukra 0,00 1,00 3.445 0,46 17 0,21 0,32 0,98 504,26 0,18 0,00 0,01 4.440 0,378

31 Patrol 0,00 1,00 3.195 0,46 18 0,21 79,08 0,98 360,16 0,18 0,90 0,01 4.295 0,376

Sumber : Hasil Perhitungan, 2018

Page 66: DINAS LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN INDRAMAYU

DINAS LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN INDRAMAYU

DAYA DUKUNG DAN DAYA TAMPUNG LINGKUNGAN HIDUP

KABUPATEN INDRAMAYU

Laporan Akhir – Data & Analisis IV - 20

Berdasarkan hasil perhitungan pada Tabel 4.14 dan analisis data-data daya dukung

fungsi lindung di tiap kecamatan pada Kabupaten Indramayu memperlihatkan nilai

tertinggi terdapat pada Kecamatan Pasekan dengan nilai sebesar 0,866. Nilai

tersebut menunjukkan bahwa hampir mendekati angka 1 yang artinya semakin baik

fungsi lindung di wilayah tersebut. Sedangkan untuk nilai terendah untuk fungsi

lindung di Kabupaten Indramayu yaitu Kecamatan Tukdana dengan nilai sebesar

0,252. Nilai yang didapatkan oleh Kecamatan Tukdana hampir mendekati angka

nol, sehingga kecamatan ini dapat dikatakan memiliki fungsi lindung yang buruk.

Untuk melihat kondisi daya dukung fungsi lindung di tiap kecamatan Kabupaten

Indramayu dibuat indikator dengan kisaran antara 0 (minimal) sampai 1

(maksimal). Adapun tingkat kualitas daya dukung fungsi lindung adalah sebagai

berikut.

Tabel 4.14 Indikator Daya Dukung Fungsi Lindung

Indikator Nilai Range

Sangat baik 1 0,8

Baik 0,80 0,60

Sedang 0,60 0,40

Rendah 0,40 0,20

Sangat Rendah 0,20 0 Sumber : Hasil Perhitungan, 2018

Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui sebaran daya dukung fungsi lindung untuk

setiap kecamatan di Kabupaten Indramayu. Kondisi daya dukung fungsi lindung

disajikan dalam Tabel di bawah ini.

Tabel 4.15 Kondisi Daya Dukung Fungsi Lindung tiap Kecamatan di Kabupaten

Indramayu

No Kecamatan Daya Dukung Fungsi

Lindung Indikator

1 Haurgeulis 0,338 rendah

2 Gantar 0,358 rendah

3 Kroya 0,264 rendah

4 Gabuswtan 0,379 rendah

5 Cikedung 0,278 rendah

6 Terisi 0,309 rendah

7 Lelea 0,402 sedang

8 Bangodua 0,328 rendah

9 Tukdana 0,252 rendah

10 Widasari 0,357 rendah

11 Kertasemaya 0,392 rendah

Page 67: DINAS LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN INDRAMAYU

DINAS LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN INDRAMAYU

DAYA DUKUNG DAN DAYA TAMPUNG LINGKUNGAN HIDUP

KABUPATEN INDRAMAYU

Laporan Akhir – Data & Analisis IV - 21

No Kecamatan Daya Dukung Fungsi

Lindung Indikator

12 Sukagumiwang 0,404 sedang

13 Krangkeng 0,308 rendah

14 Karangampel 0,375 rendah

15 Kedokanbunder 0,350 rendah

16 Juntinyuat 0,370 rendah

17 Sliyeg 0,382 rendah

18 Jatibarang 0,368 rendah

19 Balongan 0,329 rendah

20 Indramayu 0,547 sedang

21 Sindang 0,330 rendah

22 Cantigi 0,759 baik

23 Pasekan 0,866 sangat baik

24 Lohbener 0,392 rendah

25 Arahan 0,601 baik

26 Losarang 0,500 sedang

27 Kadanghaur 0,439 sedang

28 Bongas 0,396 rendah

29 Anjatan 0,367 rendah

30 Sukra 0,378 rendah

31 Patrol 0,376 rendah

Sumber : Hasil Perhitungan, 2018

Berdasarkan pada Tabel 4.15 di atas bahwa kondisi Fungsi Lindung yang terdapat

di tiap kecamatan pada Kabupaten Indramayu hanya 1 kecamatan yang memiliki

kondisi sangat baik yaitu Kecamatan Pasekan, sedangkan kondisi baik terdapat

pada Kecamatan Araha dan Cantigi. Sementara untuk kecamatan lainnya berada

dalam kondisi rendah dan sangat rendah.

Kondisi wilayah yang masuk dalam kategori rendah dan sangat rendah memiliki

arti bahwa wilayah tersebut memiliki fungsi lindung yang rendah terhadap

kelestarian lingkungan hidup yang mencakup sumberdaya alam dan buatan.

Rendahnya fungsi lindung dipahami karena perkembangan daerah tersebut yang

pesat dengan makin meningkatnya permukiman dan perkantoran. Pembangunan

tersebut seringkali menggunakan lahan yang seharunsya berfungsi lindung.

Sementara itu kawasan lindung yang terdapat di Kabupaten Indramayu tentu

memiliki peran untuk menjaga kelestarian lingkungan alam maupun buatan.

Keberadaan kawasan lindung berfungsi juga untuk menjaga ketersediaan sumber

daya air dan melindungi wilayah tiap kecamatan di Kabupaten Indramayu dari

bencana alam, banjir, kekeringan, perubahan iklim, tanah longsor, erosi dan abrasi

tebing sungai serta abrasi air laut.

Page 68: DINAS LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN INDRAMAYU

DINAS LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN INDRAMAYU

DAYA DUKUNG DAN DAYA TAMPUNG LINGKUNGAN HIDUP

KABUPATEN INDRAMAYU

Laporan Akhir – Data & Analisis IV - 22

Keberadaan kawasan lindung di Kabupaten Indramayu secara umum masuk dalam

kondisi rendah. Dalam hal ini kerusakan kawasan lindung dapat disebabkan oleh

kegiatan perambahan hutan, penembangan liar, pembukaan lahan, serta aktivitas

industri yang membuang limbahnya ke lingkungan sekitar. Akibat dari adanya

kerusakan lingkungan di kawasan lindung ini mengakibatkan semakin menurunnya

daya dukung wilayah di tiap Kecamatan di Kabupaten Indramayu untuk menjaga

kelestarian lingkungan alam maupun buatan di tingkat lokal.

4.2. DAYA DUKUNG BERDASARKAN KETERSEDIAN DAN KEBUTUHAN

4.2.1. Daya Dukung Lahan

Daya dukung suatu wilayah dari segi penyediaan lahan dalam memenuhi kebutuhan

hidup manusian dinyatakan dalam kemampuan lahan produktif di wilayah tersebut

dalam menghasilkan produk hayati yang ditentukan oleh sifat-sifat iklim,

morfologi, geologi, tanah dan waktu. Penentuan daya dukung lahan dilakukan

dengan cara membandingkan ketersediaan dan kebutuhan lahan bagi penduduk

yang hidup di suatu wilayah, dengan menjumlahkan produk semua komoditi hayati

yang ada di wilayah tersebut. Untuk penjumlahan ini digunakan harga sebagai

faktor konversi karena setiap komoditi memiliki satuan beragam. Sementara itu,

kebutuhan lahan (DL) dihitung berdasarkan kebutuhan untuk hidup layak.

Dengan metode ini, dapat diketahui gambaran umum apakah daya dukung lahan

suatu wilayah dalam keadaan surplus atau defisit. Dikatakan surplus apabila

ketersediaan lahan setempat di suatu wilayah masih dapat mencakupi kebutuhan

produksi hayati di wilayah tersebut (SL > DL), sedangkan keadaan defisit

menunjukkan bahwa ketersediaan lahan setempat sudah tidak dapat memenuhi

kebutuhan produksi hayati di wilayah tersebut (SL < DL)

Perhitungan ketersediaan lahan dilakukan berdasarkan Permen LH No.17 Tahun

2009 tentang pedoman Penentuan Daya Dukung Lingkungan Hidup dalam

Penataan Ruang wilayah. Berdasarkan hal tersebut, data yang diperlukan dalam

perhitungan ketersediaan lahan yaitu produksi aktual tiap jenis komoditi (Pi) dan

harga beras di tingkat produsen (Hb), harga satuan tiap komoditi ditingkat produsen

(Hi), dan produktivitas beras di tiap kecamatan yang ada di Kabupaten Kab.

Indramayu (Ptvb).

Dalam perhitungan daya dukung lahan digunakan dua jenis komoditi yaitu

komoditi pertanian dan peternakan. Berikut disajikan dalam tabel dibawah ini hasil

perhitungan nilai produksi komoditi yang didapatkan pada Kecamatan yang ada di

Kabupaten Indramayu.

Page 69: DINAS LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN INDRAMAYU

DINAS LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN INDRAMAYU

DAYA DUKUNG DAN DAYA TAMPUNG LINGKUNGAN HIDUP

KABUPATEN INDRAMAYU

Laporan Akhir – Data & Analisis IV - 23

Tabel 4.16 Nilai Produksi Aktual Komoditi Padi di Kecamatan Kab. Indramayu

No Kecamatan Produksi (kg) Harga (Rp/kg) Nilai produksi (Rp)

1 Haurgeulis 68.448.320 4.800 328.551.936.000

2 Gantar 134.248.790 4.800 644.394.192.000

3 Kroya 19.525.000 4.800 573.720.000.000

4 Gabuswetan 90.809.270 4.800 435.884.496.000

5 Cikedung 90.109.270 4.800 432.524.496.000

6 Terisi 91.017.580 4.800 436.884.384.000

7 Lelea 75.214.700 4.800 361.030.560.000

8 Bangodua 56.190.990 4.800 269.716.752.000

9 Tukdana 71.381.670 4.800 342.632.016.000

10 Widasari 40.835.280 4.800 196.009.344.000

11 Kertasemaya 47.061.760 4.800 225.896.448.000

12 Sukagumiwang 45.627.240 4.800 219.010.752.000

13 Krangkeng 66.062.500 4.800 317.100.000.000

14 Karangampel 32.709.840 4.800 157.007.232.000

15 Kedokanbunder 31.377.740 4.800 150.613.152.000

16 Juntinyuat 62.400.340 4.800 299.521.632.000

17 Sliyeg 64.533.970 4.800 309.763.056.000

18 Jatibarang 44.008.160 4.800 211.239.168.000

19 Balongan 28.095.490 4.800 134.858.352.000

20 Indramayu 22.890.060 4.800 109.872.288.000

21 Sindang 30.215.250 4.800 145.033.200.000

22 Cantigi 21.108.540 4.800 101.320.992.000

23 Pasekan 12.314.380 4.800 59.109.024.000

24 Lohbener 36.207.730 4.800 173.797.104.000

25 Arahan 36.504.090 4.800 175.219.632.000

26 Losarang 75.029.600 4.800 360.142.080.000

27 Kadanghaur 74.466.510 4.800 357.439.248.000

28 Bongas 62.713.600 4.800 301.025.280.000

29 Anjatan 96.623.830 4.800 463.794.384.000

30 Sukra 40.666.540 4.800 195.199.392.000

31 Patrol 32.008.630 4.800 153.641.424.000

Sumber : Hasil Perhitungan, 2018

Berdasarkan Tabel 4.16 di atas terlihat bahwa hasil nilai produksi komoditi padi

terbesar terdapat pada Kecamatan Gantar, Kabupaten Indramayu. Hal tersebut

dipengaruhi oleh besarnya jumlah produksi padi yang dihasilkan di Kecamatan

Gantar yaitu sebesar 134.248.790 kg. Artinya dalam hal ini dapat dipastikan bahwa

luas lahan Padi yang terdapat di Kecamatan Gantar lebih besar dibandingkan

kecamatan lainnya. Berdasarkan data yang didapatkan bahwa Kecamatan Gantar

memiliki luas lahan Padi sebesar 1.888 ha.

Page 70: DINAS LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN INDRAMAYU

DINAS LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN INDRAMAYU

DAYA DUKUNG DAN DAYA TAMPUNG LINGKUNGAN HIDUP

KABUPATEN INDRAMAYU

Laporan Akhir – Data & Analisis IV - 24

Tabel 4.17 Nilai Produksi Komoditi Jagung di Kecamatan Kab. Indramayu

No Kecamatan Produksi (kg) Harga (Rp/kg) Nilai produksi (Rp)

1 Haurgeulis - 3.547 -

2 Gantar 29.437.500 3.547 104.414.812.500

3 Kroya 49.501.760 3.547 175.582.742.720

4 Gabuswetan 70.770 3.547 251.021.190

5 Cikedung - 3.547 -

6 Terisi 37.202.350 3.547 131.956.735.450

7 Lelea - 3.547 -

8 Bangodua - 3.547 -

9 Tukdana - 3.547 -

10 Widasari 85.540 3.547 303.410.380

11 Kertasemaya - 3.547 -

12 Sukagumiwang - 3.547 -

13 Krangkeng - 3.547 -

14 Karangampel - 3.547 -

15 Kedokanbunder - 3.547 -

16 Juntinyuat - 3.547 -

17 Sliyeg 5.200 3.547 18.444.400

18 Jatibarang 8.400 3.547 29.794.800

19 Balongan 177.000 3.547 627.819.000

20 Indramayu 377.020 3.547 1.337.289.940

21 Sindang - 3.547 -

22 Cantigi - 3.547 -

23 Pasekan - 3.547 -

24 Lohbener - 3.547 -

25 Arahan - 3.547 -

26 Losarang - 3.547 -

27 Kadanghaur - 3.547 -

28 Bongas - 3.547 -

29 Anjatan - 3.547 -

30 Sukra - 3.547 -

31 Patrol - 3.547 -

Sumber : Hasil Perhitungan, 2018

Berdasarkan Tabel 4.17 di atas terlihat bahwa terdapat banyak kecamatan yang

tidak memiliki hasil nilai produksi karena tidak memproduksi komoditi jagung di

kecamatannya. Hasil nilai produksi komoditi jagung terbesar terdapat pada

Kecamatan Kroya, Kabupaten Indramayu. Hal tersebut dipengaruhi oleh besarnya

jumlah produksi jagung yang dihasilkan di Kecamatan Kroya yaitu sebesar

49.501.760 kg. Artinya dalam hal ini dapat dipastikan bahwa luas lahan Jagung

yang terdapat di Kecamatan Kroya lebih besar dibandingkan kecamatan lainnya.

Page 71: DINAS LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN INDRAMAYU

DINAS LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN INDRAMAYU

DAYA DUKUNG DAN DAYA TAMPUNG LINGKUNGAN HIDUP

KABUPATEN INDRAMAYU

Laporan Akhir – Data & Analisis IV - 25

Tabel 4.18 Nilai Produksi Komoditi Kacang Tanah di Kecamatan Kab. Indramayu

No Kecamatan Produksi (kg) Harga (Rp/kg) Nilai produksi (Rp)

1 Haurgeulis - 8.357 -

2 Gantar - 8.357 -

3 Kroya 27,6 8.357 230.653

4 Gabuswetan 13,8 8.357 115.327

5 Cikedung - 8.357 -

6 Terisi - 8.357 316.730

7 Lelea - 8.357 -

8 Bangodua - 8.357 -

9 Tukdana - 8.357 -

10 Widasari - 8.357 -

11 Kertasemaya - 8.357 -

12 Sukagumiwang - 8.357 -

13 Krangkeng - 8.357 -

14 Karangampel - 8.357 -

15 Kedokanbunder - 8.357 -

16 Juntinyuat - 8.357 -

17 Sliyeg - 8.357 -

18 Jatibarang - 8.357 -

19 Balongan - 8.357 -

20 Indramayu 29,9 8.357 249.874

21 Sindang - 8.357 -

22 Cantigi - 8.357 -

23 Pasekan - 8.357 -

24 Lohbener - 8.357 -

25 Arahan - 8.357 -

26 Losarang - 8.357 -

27 Kadanghaur - 8.357 -

28 Bongas - 8.357 -

29 Anjatan - 8.357 -

30 Sukra - 8.357 -

31 Patrol - 8.357 -

Sumber : Hasil Perhitungan, 2018

Berdasarkan Tabel 4.18 di atas terlihat bahwa terdapat banyak Kecamatan yang

tidak memiliki hasil nilai produksi karena tidak memproduksi komoditi kacang

tanah di Kecamatannya. Hasil nilai produksi komoditi kacang tanah terbesar

terdapat pada Kecamatan Indramayu, Kabupaten Indramayu. Hal tersebut

dipengaruhi oleh besarnya jumlah produksi kacang tanah yang dihasilkan di

Kecamatan Indramayu yaitu sebesar 29,9 kg dengan nilai produksi Rp. 249.874.

Page 72: DINAS LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN INDRAMAYU

DINAS LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN INDRAMAYU

DAYA DUKUNG DAN DAYA TAMPUNG LINGKUNGAN HIDUP

KABUPATEN INDRAMAYU

Laporan Akhir – Data & Analisis IV - 26

Artinya dalam hal ini dapat dipastikan bahwa luas lahan kacang tanah yang terdapat

di Kecamatan Indramayu lebih besar dibandingkan kecamatan lainnya.

Tabel 4.19 Nilai Produksi Komoditi Ubi Jalar di Kecamatan Kab. Indramayu

No Kecamatan Produksi (kg) Harga (Rp/kg) Nilai produksi

(Rp)

1 Haurgeulis - 2.255 -

2 Gantar - 2.255 -

3 Kroya 539,4 2.255 1.216.347

4 Gabuswetan 11,7 2.255 26.384

5 Cikedung - 2.255 -

6 Terisi 66,5 2.255 149.958

7 Lelea - 2.255 -

8 Bangodua - 2.255 -

9 Tukdana - 2.255 -

10 Widasari - 2.255 -

11 Kertasemaya - 2.255 -

12 Sukagumiwang - 2.255 -

13 Krangkeng - 2.255 -

14 Karangampel - 2.255 -

15 Kedokanbunder - 2.255 -

16 Juntinyuat - 2.255 -

17 Sliyeg - 2.255 -

18 Jatibarang - 2.255 -

19 Balongan - 2.255 -

20 Indramayu 24,8 2.255 55.924

21 Sindang - 2.255 -

22 Cantigi - 2.255 -

23 Pasekan - 2.255 -

24 Lohbener - 2.255 -

25 Arahan - 2.255 -

26 Losarang - 2.255 -

27 Kadanghaur - 2.255 -

28 Bongas - 2.255 -

29 Anjatan - 2.255 -

30 Sukra - 2.255 -

31 Patrol - 2.255 -

Sumber : Hasil Perhitungan, 2018

Berdasarkan Tabel 4.19 di atas terlihat bahwa terdapat banyak kecamatan yang

tidak memiliki hasil nilai produksi, hal ini disebabkan karena tidak adanya produksi

komoditi ubi jalar di kecamatannya. Hasil nilai produksi komoditi ubi jalar terbesar

Page 73: DINAS LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN INDRAMAYU

DINAS LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN INDRAMAYU

DAYA DUKUNG DAN DAYA TAMPUNG LINGKUNGAN HIDUP

KABUPATEN INDRAMAYU

Laporan Akhir – Data & Analisis IV - 27

terdapat pada Kecamatan Kroya, Kabupaten Indramayu. Hal tersebut dipengaruhi

oleh besarnya jumlah produksi ubi jalar yang dihasilkan di Kecamatan Kroya yaitu

sebesar 539,4 kg dengan nilai produksi Rp. 1.216.347. Artinya dalam hal ini dapat

dipastikan bahwa luas lahan ubi jalar yang terdapat di Kecamatan Kroya lebih besar

dibandingkan kecamatan lainnya.

Tabel 4.20 Produksi Aktual Komoditi Daging Sapi di Kecamatan Kab. Indramayu

No Kecamatan Produksi (kg) Harga (Rp/kg) Nilai produksi (Rp)

1 Haurgeulis 275.360 110.000 30.289.600.000

2 Gantar 212.750 110.000 23.402.500.000

3 Kroya 4.780 110.000 525.800.000

4 Gabuswetan 5.690 110.000 625.900.000

5 Cikedung 4.100 110.000 451.000.000

6 Terisi 5.230 110.000 575.300.000

7 Lelea 5.010 110.000 551.100.000

8 Bangodua 3.640 110.000 400.400.000

9 Tukdana 4.320 110.000 475.200.000

10 Widasari 5.230 110.000 575.300.000

11 Kertasemaya 124.010 110.000 13.641.100.000

12 Sukagumiwang 3.640 110.000 400.400.000

13 Krangkeng 4.100 110.000 451.000.000

14 Karangampel 563.620 110.000 61.998.200.000

15 Kedokanbunder 4.100 110.000 451.000.000

16 Juntinyuat 4.320 110.000 475.200.000

17 Sliyeg 5.690 110.000 625.900.000

18 Jatibarang 169.060 110.000 18.596.600.000

19 Balongan 3.640 110.000 400.400.000

20 Indramayu 123.550 110.000 13.590.500.000

21 Sindang 615.240 110.000 67.676.400.000

22 Cantigi 3.640 110.000 400.400.000

23 Pasekan 71.010 110.000 7.811.100.000

24 Lohbener 135.590 110.000 14.914.900.000

25 Arahan 3.640 110.000 400.400.000

26 Losarang 110.130 110.000 12.114.300.000

27 Kadanghaur 3.640 110.000 400.400.000

28 Bongas 4.320 110.000 475.200.000

29 Anjatan 7.280 110.000 800.800.000

30 Sukra 3.640 110.000 400.400.000

31 Patrol 146.540 110.000 16.119.400.000

Sumber : Hasil Perhitungan, 2018

Berdasarkan Tabel 4.20 di atas terlihat bahwa hasil nilai produksi komoditi daging

sapi terbesar terdapat pada Kecamatan Sindang, Kabupaten Indramayu. Hal

tersebut dipengaruhi oleh besarnya jumlah produksi daging sapi yang dihasilkan di

Page 74: DINAS LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN INDRAMAYU

DINAS LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN INDRAMAYU

DAYA DUKUNG DAN DAYA TAMPUNG LINGKUNGAN HIDUP

KABUPATEN INDRAMAYU

Laporan Akhir – Data & Analisis IV - 28

Kecamatan Sindang yaitu sebesar 615.240 kg. Artinya dalam hal ini dapat

dipastikan bahwa luas lahan peternakan sapi yang terdapat di Kecamatan Sindang

lebih besar dibandingkan kecamatan lainnya.

Tabel 4.21 Produksi Aktual Komoditi Daging Kambing di Kecamatan Kab.

Indramayu

No Kecamatan Produksi (kg) Harga (Rp/kg) Nilai produksi (Rp)

1 Haurgeulis 7.170 105.000 752.850.000

2 Gantar 2.020 105.000 212.100.000

3 Kroya 360 105.000 37.800.000

4 Gabuswtan 3.660 105.000 384.300.000

5 Cikedung 7.580 105.000 795.900.000

6 Terisi 7.040 105.000 739.200.000

7 Lelea 10.010 105.000 1.051.050.000

8 Bangodua 490 105.000 51.450.000

9 Tukdana 520 105.000 54.600.000

10 Widasari 15.680 105.000 1.646.400.000

11 Kertasemaya 1.580 105.000 165.900.000

12 Sukagumiwang 360 105.000 37.800.000

13 Krangkeng 350 105.000 36.750.000

14 Karangampel 3.780 105.000 396.900.000

15 Kedokanbunder 6.100 105.000 640.500.000

16 Juntinyuat 10.650 105.000 1.118.250.000

17 Sliyeg 6.540 105.000 686.700.000

18 Jatibarang 4.600 105.000 483.000.000

19 Balongan 3.920 105.000 411.600.000

20 Indramayu 7.170 105.000 752.850.000

21 Sindang 15.670 105.000 1.645.350.000

22 Cantigi 300 105.000 31.500.000

23 Pasekan 320 105.000 33.600.000

24 Lohbener 350 105.000 36.750.000

25 Arahan 4.350 105.000 456.750.000

26 Losarang 3.620 105.000 380.100.000

27 Kadanghaur 1.730 105.000 181.650.000

28 Bongas 880 105.000 92.400.000

29 Anjatan 4.460 105.000 468.300.000

30 Sukra 5.590 105.000 586.950.000

31 Patrol 6.580 105.000 690.900.000

Berdasarkan Tabel 4.21 di atas terlihat bahwa hasil nilai produksi komoditi daging

kambing terbesar terdapat pada Kecamatan Widasari, Kabupaten Indramayu. Hal

tersebut dipengaruhi oleh besarnya jumlah produksi daging kambing yang

dihasilkan di Kecamatan Widasari yaitu sebesar 15.680 kg. Artinya dalam hal ini

Page 75: DINAS LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN INDRAMAYU

DINAS LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN INDRAMAYU

DAYA DUKUNG DAN DAYA TAMPUNG LINGKUNGAN HIDUP

KABUPATEN INDRAMAYU

Laporan Akhir – Data & Analisis IV - 29

dapat dipastikan bahwa luas lahan peternakan kambing yang terdapat di Kecamatan

Widasari lebih besar dibandingkan kecamatan lainnya.

Tabel 4.22 Produksi Aktual Komoditi Daging kerbau di Kecamatan Kab.

Indramayu

No Kecamatan Produksi (kg) Harga (Rp/kg) Nilai produksi

(Rp)

1 Haurgeulis - 65.000 -

2 Gantar 11.850 65.000 770.250.000

3 Kroya - 65.000 -

4 Gabuswetan - 65.000 -

5 Cikedung 2.080 65.000 135.200.000

6 Terisi - 65.000 -

7 Lelea - 65.000 -

8 Bangodua 620 65.000 40.300.000

9 Tukdana - 65.000 -

10 Widasari - 65.000 -

11 Kertasemaya - 65.000 -

12 Sukagumiwang - 65.000 -

13 Krangkeng - 65.000 -

14 Karangampel - 65.000 -

15 Kedokanbunder - 65.000 -

16 Juntinyuat - 65.000 -

17 Sliyeg - 65.000 -

18 Jatibarang 210 65.000 13.650.000

19 Balongan - 65.000 -

20 Indramayu - 65.000 -

21 Sindang - 65.000 -

22 Cantigi - 65.000 -

23 Pasekan - 65.000 -

24 Lohbener - 65.000 -

25 Arahan - 65.000 -

26 Losarang - 65.000 -

27 Kadanghaur - 65.000 -

28 Bongas - 65.000 -

29 Anjatan - 65.000 -

30 Sukra - 65.000 -

31 Patrol - 65.000 -

Berdasarkan Tabel 4.22 di atas terlihat bahwa terdapat banyak kecamatan yang

tidak memiliki hasil nilai produksi, hal ini disebabkan karena tidak adanya produksi

Page 76: DINAS LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN INDRAMAYU

DINAS LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN INDRAMAYU

DAYA DUKUNG DAN DAYA TAMPUNG LINGKUNGAN HIDUP

KABUPATEN INDRAMAYU

Laporan Akhir – Data & Analisis IV - 30

komoditi daging kerbau di kecamatannya. Hasil nilai produksi komoditi daging

kerbau terbesar terdapat pada Kecamatan Gantar, Kabupaten Indramayu. Hal

tersebut dipengaruhi oleh besarnya jumlah produksi daging kerbau yang dihasilkan

di Kecamatan Gantar yaitu sebesar 11.850 kg.

Tabel 4.23 Produksi Aktual Komoditi Daging Domba di Kecamatan Kab.

Indramayu

No Kecamatan Produksi (kg) Harga (Rp/kg) Nilai produksi (Rp)

1 Haurgeulis 11.220 90000 1.009.800.000

2 Gantar 9.510 90000 855.900.000

3 Kroya 3.000 90000 270.000.000

4 Gabuswetan 5.700 90000 513.000.000

5 Cikedung 19.850 90000 1.786.500.000

6 Terisi 9.660 90000 869.400.000

7 Lelea 18.340 90000 1.650.600.000

8 Bangodua 2.960 90000 266.400.000

9 Tukdana 3.400 90000 306.000.000

10 Widasari 19.240 90000 1.731.600.000

11 Kertasemaya 11.630 90000 1.046.700.000

12 Sukagumiwang 3.000 90000 270.000.000

13 Krangkeng 3.060 90000 275.400.000

14 Karangampel 26.330 90000 2.369.700.000

15 Kedokanbunder 17.760 90000 1.598.400.000

16 Juntinyuat 13.190 90000 1.187.100.000

17 Sliyeg 14.650 90000 1.318.500.000

18 Jatibarang 10.400 90000 936.000.000

19 Balongan 6.900 90000 621.000.000

20 Indramayu 23.710 90000 2.133.900.000

21 Sindang 22.800 90000 2.052.000.000

22 Cantigi 2.590 90000 233.100.000

23 Pasekan 2.650 90000 238.500.000

24 Lohbener 8.370 90000 753.300.000

25 Arahan 2.540 90000 228.600.000

26 Losarang 2.950 90000 265.500.000

27 Kadanghaur 6.460 90000 581.400.000

28 Bongas 4.360 90000 392.400.000

29 Anjatan 6.930 90000 623.700.000

30 Sukra 6.800 90000 612.000.000

31 Patrol 14.080 90000 1.267.200.000

Page 77: DINAS LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN INDRAMAYU

DINAS LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN INDRAMAYU

DAYA DUKUNG DAN DAYA TAMPUNG LINGKUNGAN HIDUP

KABUPATEN INDRAMAYU

Laporan Akhir – Data & Analisis IV - 31

Berdasarkan Tabel 4.23 di atas terlihat bahwa hasil nilai produksi komoditi daging

domba terbesar terdapat pada Kecamatan Karangampel, Kabupaten Indramayu. Hal

tersebut dipengaruhi oleh besarnya jumlah produksi daging domba yang dihasilkan

di Kecamatan Karangampel yaitu sebesar 26.330 kg. Artinya dalam hal ini dapat

dipastikan bahwa luas lahan peternakan domba yang terdapat di Kecamatan

Karangampel lebih besar dibandingkan kecamatan lainnya.

Komoditi yang digunakan dalam studi ini sebanyak 8 komoditi yaitu: padi, jagung, ubi

jalar, kacang tanah, daging sapi, daging kambing, daging kerbau, dan daging

domba. Dalam studi ini, data-data di setiap kecamatan yang ada di Kabupaten

Indramayu diperoleh dari Dinas Pertanian dan Peternakan. Sedangkan nilai

produksi tiap komoditas diperoleh dengan cara mengalirkan produksi aktual (Pi)

dengan harga tiap komoditi (Hi). Untuk menentukan luas lahan yang dibutuhkan

untuk kebutuhan hidup layak per penduduk merupakan kebutuhan hidup layak per

penduduk dibagi produktivitas beras lokal. Dimana nilai untuk kebutuhan hidup

layak per penduduk diasumsikan sebesar 1 ton beras/kapita/tahun atau setara

dengan 1000 kg beras/kapita/tahun.

Adapun disajikan dalam tabel berikut hasil perhitungan sisi ketersedian lahan di

kecamatan yang ada di Kabupaten Indramayu. Ketersediaan lahan adalah lahan

yang tersisa untuk digunakan sebagai lahan pertanian/perkebunan/perikanan darat

setelah semua lahan itu dimaksimalkan pemanfaatannya. Ketersediaan lahan

ditentukan berdasarkan produksi aktual setempat dari semua komoditas yang ada di

wilayah tersebut. Kebutuhan lahan adalah kebutuhan minimum. Kebutuhan lahan

tercermin pada kemungkinan penggunaan lahan untuk memenuhi kebutuhan

tertentu.

Page 78: DINAS LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN INDRAMAYU

DINAS LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN INDRAMAYU

DAYA DUKUNG DAN DAYA TAMPUNG LINGKUNGAN HIDUP

KABUPATEN INDRAMAYU

Laporan Akhir – Data & Analisis IV - 32

Tabel 4.24 Sisi Ketersediaan Lahan di tiap Kecamatan Kabupaten Indramayu

Page 79: DINAS LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN INDRAMAYU

DINAS LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN INDRAMAYU

DAYA DUKUNG DAN DAYA TAMPUNG LINGKUNGAN HIDUP

KABUPATEN INDRAMAYU

Laporan Akhir – Data & Analisis IV - 33

Berdasarkan Tabel 4.24 di atas terlihat bahwa ketersediaan lahan yang paling besar

di antara kecamatan yang ada di Kabupaten Indramayu terdapat pada Kecamatan

Gantar yaitu sebesar 12.822,8 Ha dan untuk yang paling kecil terdapat pada

Kecamatan Pasekan yaitu sebesar 1.044,4 Ha.

Tabel 4.25 Sisi Kebutuhan Lahan di tiap Kecamatan Kabupaten Indramayu

No Kecamatan Jumlah Penduduk

(Jiwa) KHLL

Total Keb. Lahan Setara

Beras (Ha)

1 Haurgeulis 91.598 0,000416667 38.166

2 Gantar 62.177 0,000416667 25.907

3 Kroya 63.637 0,000416667 26.515

4 Gabuswetan 55.449 0,000416667 23.104

5 Cikedung 39.473 0,000416667 16.447

6 Terisi 54.489 0,000416667 22.704

7 Lelea 48.490 0,000416667 20.204

8 Bangodua 27.773 0,000416667 11.572

9 Tukdana 51.406 0,000416667 21.419

10 Widasari 34.327 0,000416667 14.303

11 Kertasemaya 61.426 0,000416667 25.594

12 Sukagumiwang 37.785 0,000416667 15.744

13 Krangkeng 64.262 0,000416667 26.776

14 Karangampel 63.512 0,000416667 26.463

15 Kedokanbunder 45.066 0,000416667 18.778

16 Juntinyuat 79.190 0,000416667 32.996

17 Sliyeg 59.502 0,000416667 24.793

18 Jatibarang 70.952 0,000416667 29.563

19 Balongan 38.891 0,000416667 16.205

20 Indramayu 111.894 0,000416667 46.623

21 Sindang 50.835 0,000416667 21.181

22 Cantigi 32.028 0,000416667 13.345

23 Pasekan 24.296 0,000416667 10.123

24 Lohbener 55.005 0,000416667 22.919

25 Arahan 32.753 0,000416667 13.647

26 Losarang 54.324 0,000416667 22.635

27 Kadanghaur 87.068 0,000416667 36.278

28 Bongas 47.052 0,000416667 19.605

29 Anjatan 83.229 0,000416667 34.679

30 Sukra 44.089 0,000416667 18.370

31 Patrol 56.122 0,000416667 23.384

Sumber : Hasil Perhitungan, 2018

Page 80: DINAS LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN INDRAMAYU

DINAS LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN INDRAMAYU

DAYA DUKUNG DAN DAYA TAMPUNG LINGKUNGAN HIDUP

KABUPATEN INDRAMAYU

Laporan Akhir – Data & Analisis IV - 34

Berdasarkan Tabel 4.25 di atas terlihat bahwa total kebutuhan lahan setara beras

yang paling besar di antara kecamatan yang ada di Kabupaten Indramayu terdapat

pada Kecamatan Indramayu yaitu sebesar 46.623 Ha dan untuk yang paling kecil

terdapat di Kecamatan Pasekan yaitu sebesar 10.123 Ha. Untuk melihat

ketersediaan lahan yang ada saat ini pada Kecamatan yang ada di Kabupaten

Indramayu maka perlu dibandingkan nilai sisi ketersediaan lahan (supply side)

dengan sisi kebutuhan lahan (demand supply).

Tabel 4.26 Sisi Kebutuhan Lahan di tiap Kecamatan Kabupaten Indramayu

No Kecamatan Supply Side

(Ha) Demand Side (Ha) Defisit (Ha)

1 Haurgeulis 5.896 38.166 (32.270)

2 Gantar 12.810 25.907 (13.097)

3 Kroya 12.168 26.515 (14.348)

4 Gabuswtan 7.009 23.104 (16.095)

5 Cikedung 7.059 16.447 (9.388)

6 Terisi 9.462 22.704 (13.242)

7 Lelea 5.698 20.204 (14.506)

8 Bangodua 4.222 11.572 (7.350)

9 Tukdana 5.019 21.419 (16.400)

10 Widasari 3.310 14.303 (10.993)

11 Kertasemaya 3.532 25.594 (22.062)

12 Sukagumiwang 3.453 15.744 (12.291)

13 Krangkeng 5.137 26.776 (21.639)

14 Karangampel 3.983 26.463 (22.480)

15 Kedokanbunder 2.444 18.778 (16.334)

16 Juntinyuat 4.483 32.996 (28.513)

17 Sliyeg 4.859 24.793 (19.933)

18 Jatibarang 3.774 29.563 (25.789)

19 Balongan 2.198 16.205 (14.006)

20 Indramayu 2.166 46.623 (44.456)

21 Sindang 3.470 21.181 (17.711)

22 Cantigi 1.638 13.345 (11.707)

23 Pasekan 1.044 10.123 (9.079)

24 Lohbener 3.213 22.919 (19.706)

25 Arahan 2.762 13.647 (10.885)

26 Losarang 6.125 22.635 (16.510)

27 Kadanghaur 6.394 36.278 (29.884)

28 Bongas 4.485 19.605 (15.120)

29 Anjatan 6.926 34.679 (27.752)

30 Sukra 3.816 18.370 (14.555)

31 Patrol 3.124 23.384 (20.260)

Sumber : Hasil Perhitungan, 2018

Page 81: DINAS LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN INDRAMAYU

DINAS LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN INDRAMAYU

DAYA DUKUNG DAN DAYA TAMPUNG LINGKUNGAN HIDUP

KABUPATEN INDRAMAYU

Laporan Akhir – Data & Analisis IV - 35

Berdasarkan pada Tabel 4.26 hasil dari perbandingan antara ketersediaan lahan

dengan kebutuhan lahan yang ada bahwa daya dukung lahan pada tiap kecamatan

di Kabupaten Indramayu mengalami defisit atau kekurangan. Antara kebutuhan

lahan yang untuk tiap-tiap kecamatan yang seharusnya jauh dari ketersediaan lahan

yang ada. Untuk defisit daya dukung lahan terbesar terjadi pada Kecamatan

Haurgeulis sebesar – 32.270 jiwa. Sedangkan untuk defisit terendah dialami pada

Kecamatan Bangodua sebesar – 7.350 jiwa.

Penduduk yang terus bertambah menyebabkan tingkat pertumbuhan tersebut jauh

lebih tinggi dibandingkan tingkat pertambahan luas lahan untuk tanaman pangan.

Faktor perilaku masyarakat terhadap lahan mempengaruhi daya dukung lahan itu

sendiri. Dilihat dalam hal kependudukan meliputi kepadatan penduduk, migrasi

penduduk komposisi penduduk seperti : (jenis kelamin, pendidikan, struktur umur,

dan mata pencaharian) serta penguasaan/pemilikan tanah. Penurunan kualitas

sumber daya lahan akibat semakin kompleksnya permintaan kebutuhan pemilik

lahan atau pengolahan lahan mengakibatkan terjadinya penurunan daya dukung

lahan.

Pertumbuhan penduduk yang tinggi akan menimbulkan berbagai dampak di

antaranya adalah meningkatkan kebutuhan lahan baik untuk permukiman, sarana

infrastruktur, dan lahan pertanian. Pada kenyataan terjadi kecenderungan

penyempitan lahan untuk pertanian sebagai imbas dari pembangunan fisik suatu

daerah. Di sisi lain pertambahan penduduk yang terus meningkat akan memicu

penurunan kapasitas daya dukung dan menyebabkan daya dukung lahan menjadi

defisit.

Adapun upaya yang dapat dilakukan untuk meningkatkan daya dukung lahan, yaitu

dengan menambah jenis komoditas melalui penganekaragaman komoditas vertikal,

rotasi, tumpangsari, dan penggunaan tanaman sela untuk meningkatkan

keanekaragaman tanaman serta meningkat produksi tanaman untuk meningkatkan

daya dukung lahan. Produksi adalah pendekatan pada total populasi tanaman per

satuan luas. Di samping itu pemilihan komoditas dengan harga tinggi juga akan

meningkatkan daya dukung lahan.

Sedangkan untuk mengatasi penurunan daya dukung lahan Menurut

Hardjasoemantri (1989) dapat dilakukan antara lain dengan cara :

1) Konversi lahan, yaitu merubah jenis penggunaan lahan ke arah usaha yang

lebih menguntungkan tetapi disesuaikan wilayahnya.

2) Intensifikasi lahan, yaitu dalam menggunakan teknologi baru dalam usaha tani

3) Konservasi lahan, yaitu usaha untuk mencegah alih fungsi lahan

Page 82: DINAS LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN INDRAMAYU

DINAS LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN INDRAMAYU

DAYA DUKUNG DAN DAYA TAMPUNG LINGKUNGAN HIDUP

KABUPATEN INDRAMAYU

Laporan Akhir – Data & Analisis IV - 36

4.2.2 Daya Dukung Sumber Daya Air

Daya dukung lingkungan berbasis neraca air suatu wilayah dapat diketahui dengan

menghitung kapasitas ketersediaan air pada wilayah tersebut. Kapasitas

ketersediaan air ini sangat tergantung pada kemampuan menjaga dan

mempertahankan dinamika siklus hidrologi pada daerah hulu Daerah Aliran Sungai

(DAS). Meningkatkan kemampuan simpan air, dapat dilakukan secara “alami”

dengan upaya melakukan rehabilitas dan konservasi pada wilayah hulu DAS,

maupun secara “struktur buatan” seperti waduk.

Konsep yang digunakan untuk menentukan ketersediaan air adalah berdasarkan

koefisien limpasan. Koefisien limpasan atau koefisien aliran permukaan (C), yaitu

bilangan yang menunjukkan perbandingan antara besarnya aliran permukaan dan

besarnya curah hujan.

Nilai koefisien ini dipengaruhi oleh tata guna lahan pada suatu wilayah. Rentang

nilai koefisien ini berkisar antara 0 sampai 1. Nilai C = 0 menunjukan bahwa semua

air hujan terintersepsi dan terinterfiltrasi ke dalam tanah, sebaliknya untuk nilai C

= 1 menunjukkan bahwa semua air hujan mengalir sebagai aliran permukaan.

Penentuan daya dukung air dilakukan dengan membandingkan ketersediaan dan

kebutuhan sumber daya air bagi penduduk yang hidup di wilayah itu. Ketersediaan

air (SA) ditentukan dengan menggunakan metode koefisien limpasan berdasarkan

data penggunaan lahan serta curah hujan tahunan. Sementara itu, kebutuhan air

(DA) dihitung dari hasil konversi terhadap kebutuhan hidup layak. Hasil

perhitungan ini memberikan gambaran secara umum daya air di suatu wilayah

dalam keadaan surplus atau defisit. Keadaan surplus menunjukkan bahwa

ketersediaan air di suatu wilayah tercukupi (SA > DA), sedangkan keadaan defisit

menunjukkan bahwa ketersediaan air di suatu wilayah kurang (SA < DA).

Sebelum menentukan jumlah ketersediaan air yang berada di tiap kecamatan di

Kabupaten Indramayu, maka harus ditentukan koefisien tertimbang berdasarkan

jenis penggunaan lahan di tiap kecamatan. Berikut hasil perhitungan koefisien

tertimbang disajikan pada tabel di bawah ini.

Page 83: DINAS LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN INDRAMAYU

DINAS LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN INDRAMAYU

DAYA DUKUNG DAN DAYA TAMPUNG LINGKUNGAN HIDUP

KABUPATEN INDRAMAYU

Laporan Akhir – Data & Analisis IV - 37

Tabel 4.27 Koefisien Tertimbang Berdasarkan Jenis Penggunaan Lahan

No Kecamatan

Luas tiap Lahan Luas

Total

Koefisien limpasan

tertimbang Permukiman koefisien padang

rumput koefisien

lahan budidaya

pertanian koefisien

Hutan

produksi koefisien

1 Haurgeulis 1.439 0,7 - 0,35 3.978 0,3 403 0,18 5.820 0,391

2 Gantar 1.464 0,7 45 0,35 6.096 0,3 60 0,18 7.665 0,376

3 Kroya 940,58 0,7 - 0,35 6.916 0,3 - 0,18 7.857 0,348

4 Gabuswtan 940,37 0,7 - 0,35 5.950 0,3 - 0,18 6.890 0,355

5 Cikedung 562,61 0,7 86 0,35 5.660 0,3 144 0,18 6.453 0,333

6 Terisi 931,15 0,7 - 0,35 5.099 0,3 - 0,18 6.030 0,362

7 Lelea 575,71 0,7 20 0,35 5.000 0,3 - 0,18 5.596 0,341

8 Bangodua 257,71 0,7 - 0,35 3.219 0,3 - 0,18 3.477 0,330

9 Tukdana 548,57 0,7 - 0,35 3.731 0,3 - 0,18 4.280 0,351

10 Widasari 505,15 0,7 - 0,35 2.856 0,3 - 0,18 3.361 0,360

11 Kertasemaya 794,16 0,7 - 0,35 2.915 0,3 40 0,18 3.749 0,383

12 Sukagumiwang 469,78 0,7 - 0,35 2.570 0,3 - 0,18 3.040 0,362

13 Krangkeng 530,27 0,7 - 0,35 4.651 0,3 - 0,18 5.181 0,341

14 Karangampel 594,69 0,7 - 0,35 2.216 0,3 - 0,18 2.811 0,385

15 Kedokanbunder 576,61 0,7 - 0,35 2.109 0,3 224 0,18 2.910 0,370

16 Juntinyuat 598,92 0,7 - 0,35 4.012 0,3 - 0,18 4.611 0,352

17 Sliyeg 592,84 0,7 - 0,35 4.259 0,3 - 0,18 4.852 0,349

18 Jatibarang 802,89 0,7 - 0,35 2.976 0,3 - 0,18 3.779 0,385

19 Balongan 454,31 0,7 - 0,35 1.947 0,3 217 0,18 2.618 0,359

20 Indramayu 1316,39 0,7 - 0,35 1.801 0,3 - 0,18 3.117 0,469

Page 84: DINAS LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN INDRAMAYU

DINAS LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN INDRAMAYU

DAYA DUKUNG DAN DAYA TAMPUNG LINGKUNGAN HIDUP

KABUPATEN INDRAMAYU

Laporan Akhir – Data & Analisis IV - 38

No Kecamatan

Luas tiap Lahan Luas

Total

Koefisien limpasan

tertimbang Permukiman koefisien padang

rumput koefisien

lahan budidaya

pertanian koefisien

Hutan

produksi koefisien

21 Sindang 495,49 0,7 - 0,35 2.118 0,3 2.956 0,18 5.569 0,272

22 Cantigi 358,85 0,7 - 0,35 1.715 0,3 - 0,18 2.074 0,369

23 Pasekan 353 0,7 - 0,35 878 0,3 - 0,18 1.231 0,415

24 Lohbener 555,59 0,7 - 0,35 2.554 0,3 - 0,18 3.110 0,371

25 Arahan 840,06 0,7 - 0,35 2.459 0,3 - 0,18 3.299 0,402

26 Losarang 675,99 0,7 - 0,35 5.725 0,3 21 0,18 6.422 0,342

27 Kadanghaur 587,45 0,7 - 0,35 6.165 0,3 - 0,18 6.752 0,335

28 Bongas 581,70 0,7 - 0,35 3.930 0,3 - 0,18 4.512 0,352

29 Anjatan 1.515 0,7 - 0,35 6.100 0,3 - 0,18 7.615 0,380

30 Sukra 504,26 0,7 - 0,35 3.445 0,3 - 0,18 3.949 0,351

31 Patrol 360,16 0,7 - 0,35 3.195 0,3 - 0,18 3.555 0,341

Sumber : Hasil Perhitungan, 2018

Page 85: DINAS LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN INDRAMAYU

DINAS LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN INDRAMAYU

DAYA DUKUNG DAN DAYA TAMPUNG LINGKUNGAN HIDUP

KABUPATEN INDRAMAYU

Laporan Akhir – Data & Analisis V - 39

Hasil perhitungan ketersedian air berdasarkan luas setiap jenis penggunaan lahan di

Kabupaten Indramayu disajikan pada Tabel 4.28

Tabel 4.28 Ketersediaan Air di Kabupaten Indramayu

No Kecamatan Curah

Hujan

Faktor

Konversi

Luas Wilayah

(Ha)

Koefisien

Limpasan

Tertimbang

Ketersediaan

Air

(m3/tahun)

1 Haurgeulis 2.370 10 6.083 0,391 56.310.381

2 Gantar 2.919 10 20.331 0,376 222.995.338

3 Kroya 2.246 10 9.774,90 0,348 76.376.702

4 Gabuswetan 1.947 10 7.176,60 0,355 49.546.349

5 Cikedung 2.320 10 9.062,40 0,333 69.984.061

6 Terisi 1.257 10 17.422 0,362 79.224.842

7 Lelea 2.436 10 5.385,05 0,341 44.775.919

8 Bangodua 2.115 10 4.422,68 0,330 30.835.344

9 Tukdana 2.155 10 4.726 0,351 35.775.542

10 Widasari 2.209 10 36.064 0,360 286.888.028

11 Kertasemaya 2.534 10 4.239 0,383 41.188.667

12 Sukagumiwang 2.243 10 3.584 0,362 29.086.201

13 Krangkeng 2.189 10 6.549,10 0,341 48.876.725

14 Karangampel 2.381 10 2.838 0,385 25.990.694

15 Kedokanbunder 1.935 10 2.823 0,370 20.212.983

16 Juntinyuat 2.642 10 5.003,8 0,352 46.528.810

17 Sliyeg 1.999 10 5.336 0,349 37.213.375

18 Jatibarang 2.328 10 4.295 0,385 38.493.912

19 Balongan 2.241 10 3.380,6 0,359 27.232.398

20 Indramayu 2.190 10 4.820,6 0,469 49.503.284

21 Sindang 2.190 10 3.247 0,272 19.334.346

22 Cantigi 2.397 10 2.453,7 0,369 21.715.407

23 Pasekan 2.396 10 1.498 0,415 14.881.367

24 Lohbener 2.079 10 3.163 0,371 24.425.730

25 Arahan 2.052 10 3.263,30 0,402 26.909.347

26 Losarang 1.581 10 11.747 0,342 63.462.833

27 Kadanghaur 1.457 10 7.659 0,335 37.360.791

28 Bongas 1.969 10 4.429,10 0,352 30.660.286

29 Anjatan 1.801 10 7.676 0,380 52.474.915

30 Sukra 2.276 10 4.316 0,351 34.486.745

31 Patrol 1.665 10 4.438,10 0,341 25.162.695

Sumber : Hasil Pehitungan, 2018

Page 86: DINAS LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN INDRAMAYU

DINAS LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN INDRAMAYU

DAYA DUKUNG DAN DAYA TAMPUNG LINGKUNGAN HIDUP

KABUPATEN INDRAMAYU

Laporan Akhir – Data & Analisis V - 40

Berdasarkan Tabel 4.28 di atas terlihat bahwa ketersediaan air berdasarkan luas

setiap jenis penggunaan lahan yang paling besar di antara kecamatan yang ada di

Kabupaten Indramayu terdapat pada Kecamatan Widasari yaitu sebesar

286.888.028 m3/tahun dan untuk yang paling kecil terdapat pada Kecamatan

Pasekan yaitu sebesar 14.881.367 m3/tahun.

Sementara itu, kebutuhan air berdasarkan populasi penduduk di Kabupaten

Indramayu disajikan pada Tabel 4.29

Tabel 4.29 Sisi Kebutuhan Air Berdasarkan Populasi Penduduk di Kecamatan

Kabupaten Indramayu

No Kecamatan Jumlah Penduduk

(Jiwa)

KHLA

(m3 air/kapita/tahun)

Total Keb. Air

(m3/tahun)

1 Haurgeulis 91.598 1600 146.556.800

2 Gantar 62.177 1600 99.483.200

3 Kroya 63.637 1600 101.819.200

4 Gabuswetan 55.449 1600 88.718.400

5 Cikedung 39.473 1600 63.156.800

6 Terisi 54.489 1600 87.182.400

7 Lelea 48.490 1600 77.584.000

8 Bangodua 27.773 1600 44.436.800

9 Tukdana 51.406 1600 82.249.600

10 Widasari 34.327 1600 54.923.200

11 Kertasemaya 61.426 1600 98.281.600

12 Sukagumiwang 37.785 1600 60.456.000

13 Krangkeng 64.262 1600 102.819.200

14 Karangampel 63.512 1600 101.619.200

15 Kedokanbunder 45.066 1600 72.105.600

16 Juntinyuat 79.190 1600 126.704.000

17 Sliyeg 59.502 1600 95.203.200

18 Jatibarang 70.952 1600 113.523.200

19 Balongan 38.891 1600 62.225.600

20 Indramayu 111.894 1600 179.030.400

21 Sindang 50.835 1600 81.336.000

22 Cantigi 32.028 1600 51.244.800

23 Pasekan 24.296 1600 38.873.600

24 Lohbener 55.005 1600 88.008.000

25 Arahan 32.753 1600 52.404.800

26 Losarang 54.324 1600 86.918.400

Page 87: DINAS LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN INDRAMAYU

DINAS LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN INDRAMAYU

DAYA DUKUNG DAN DAYA TAMPUNG LINGKUNGAN HIDUP

KABUPATEN INDRAMAYU

Laporan Akhir – Data & Analisis V - 41

No Kecamatan Jumlah Penduduk

(Jiwa)

KHLA

(m3 air/kapita/tahun)

Total Keb. Air

(m3/tahun)

27 Kadanghaur 87.068 1600 139.308.800

28 Bongas 47.052 1600 75.283.200

29 Anjatan 83.229 1600 133.166.400

30 Sukra 44.089 1600 70.542.400

31 Patrol 56.122 1600 89.795.200

Sumber : Hasil Pehitungan, 2018

Berdasarkan Tabel 4.29 di atas terlihat bahwa total kebutuhan air berdasarkan

populasi penduduk yang paling besar di antara kecamatan yang ada di Kabupaten

Indramayu terdapat pada Kecamatan Indramayu yaitu sebesar 179.030.400

m3/tahun dan untuk yang paling kecil terdapat pada Kecamatan Pasekan yaitu

sebesar 38.873.600 m3/tahun.

Penentuan status daya dukung lingkungan terhadap pengelolaan serta penggunaan

sumber daya air dilakukan dengan membandingkan total ketersedian air dan total

kebutuhan air. Hasil penentuan status daya dukung lingkungan dapat dilihat pada

tabel dibawah ini.

Tabel 4.30 Perbandingan Ketersediaan Air dan Kebutuhan Air di Tiap Kecamatan

Kabupaten Indramayu

No Kecamatan Supply Side

(m3/tahun)

Demand Side

(m3/tahun)

Defisit/Surplus

(m3/tahun)

1 Haurgeulis 56.310.381 146.556.800 (90.246.419)

2 Gantar 222.995.338 99.483.200 123.512.138

3 Kroya 76.376.702 101.819.200 (25.442.498)

4 Gabuswtan 49.546.349 88.718.400 (39.172.051)

5 Cikedung 69.984.061 63.156.800 6.827.261

6 Terisi 79.224.842 87.182.400 (7.957.558)

7 Lelea 44.775.919 77.584.000 (32.808.081)

8 Bangodua 30.835.344 44.436.800 (13.601.456)

9 Tukdana 35.775.542 82.249.600 (46.474.058)

10 Widasari 286.888.028 54.923.200 231.964.828

11 Kertasemaya 41.188.667 98.281.600 (57.092.933)

12 Sukagumiwang 29.086.201 60.456.000 (31.369.799)

13 Krangkeng 48.876.725 102.819.200 (53.942.475)

14 Karangampel 25.990.694 101.619.200 (75.628.506)

15 Kedokanbunder 20.212.983 72.105.600 (51.892.617)

Page 88: DINAS LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN INDRAMAYU

DINAS LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN INDRAMAYU

DAYA DUKUNG DAN DAYA TAMPUNG LINGKUNGAN HIDUP

KABUPATEN INDRAMAYU

Laporan Akhir – Data & Analisis V - 42

No Kecamatan Supply Side

(m3/tahun)

Demand Side

(m3/tahun)

Defisit/Surplus

(m3/tahun)

16 Juntinyuat 46.528.810 126.704.000 (80.175.190)

17 Sliyeg 37.213.375 95.203.200 (57.989.825)

18 Jatibarang 38.493.912 113.523.200 (75.029.288)

19 Balongan 27.232.398 62.225.600 (34.993.202)

20 Indramayu 49.503.284 179.030.400 (129.527.116)

21 Sindang 19.334.346 81.336.000 (62.001.654)

22 Cantigi 21.715.407 51.244.800 (29.529.393)

23 Pasekan 14.881.367 38.873.600 (23.992.233)

24 Lohbener 24.425.730 88.008.000 (63.582.270)

25 Arahan 26.909.347 52.404.800 (25.495.453)

26 Losarang 63.462.833 86.918.400 (23.455.567)

27 Kadanghaur 37.360.791 139.308.800 (101.948.009)

28 Bongas 30.660.286 75.283.200 (44.622.914)

29 Anjatan 52.474.915 133.166.400 (80.691.485)

30 Sukra 34.486.745 70.542.400 (36.055.655)

31 Patrol 25.162.695 89.795.200 (64.632.505)

Sumber : Hasil Perhitungan, 2018

Hasil perbandingan yang terdapat pada Tabel 4.30 terlihat bahwa terdapat beberapa

daerah yang mengalami surplus dan begitu juga dengan sebagian daerah yang

mengalami defisit daya dukung air. Terlihat bahwa beberapa kecamatan yang

memiliki surplus terhadap daya dukung air yaitu Kecamatan Gantar, Cikedung, dan

Widasari. Sedangkan untuk sebagian kecamatan lainnya mengalami defisit daya

dukung air. Daya dukung air yang memiliki nilai tertinggi atau dalam arti yang

memiliki surplus terjadi pada Kecamatan Widasari sebesar 231.964.828 m3/tahun,

sedangkan untuk kecamatan yang mengalami defisit dengan nilai terendah yaitu

Kecamatan Indramayu sebesar -129.527.116 m3/tahun.

Status Daya Dukung Lingkungan Air

Penentuan daya dukung lingkungan dengan pendekatan air (DDL-Air) dapat

ditentukan setelah diketahui besarnya ketersediaan air dan kebutuhan air pada

daerah penelitian. Perbandingan antara kondisi ketersedian air dengan kebutuhan

air pada wilayah penelitian menjadi dasar dalam penetapan status daya dukung

lingkungan. Kriteria penetapan status DDL-Air yang digunakan berdasarkan

Prastowo (2010) disajikan dalam Tabel berikut .

Page 89: DINAS LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN INDRAMAYU

DINAS LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN INDRAMAYU

DAYA DUKUNG DAN DAYA TAMPUNG LINGKUNGAN HIDUP

KABUPATEN INDRAMAYU

Laporan Akhir – Data & Analisis V - 43

Tabel. 4.31 Status DDL-Air

Nilai Status

> 2 Aman

1 - 2 Aman Bersyarat

< 1 Terlampaui

Untuk mengetahui status daya dukung lingkungan air pada tiap kecamatan yang

terdapat di Kabupaten Indramayu, maka rasio Supply/Demand dibandingkan

dengan nilai dari status DDL-Air.

Berdasarkan hasil perbandingan didapatkan status untuk tiap kecamatan yang

terdapat di Kabupaten Indramayu disajikan dalam tabel dibawah ini.

Tabel 4.32 Status DDL-Air Tiap Kecamatan pada Kabupaten Indramayu

No Kecamatan Rasio Supply/Demand Status

1 Haurgeulis 0,384 terlampaui

2 Gantar 2,242 aman

3 Kroya 0,750 terlampaui

4 Gabuswtan 0,558 terlampaui

5 Cikedung 1,108 aman bersyarat

6 Terisi 0,909 terlampaui

7 Lelea 0,577 terlampaui

8 Bangodua 0,694 terlampaui

9 Tukdana 0,435 terlampaui

10 Widasari 5,223 aman

11 Kertasemaya 0,419 terlampaui

12 Sukagumiwang 0,481 terlampaui

13 Krangkeng 0,475 terlampaui

14 Karangampel 0,256 terlampaui

15 Kedokanbunder 0,280 terlampaui

16 Juntinyuat 0,367 terlampaui

17 Sliyeg 0,391 terlampaui

18 Jatibarang 0,339 terlampaui

19 Balongan 0,438 terlampaui

20 Indramayu 0,277 terlampaui

21 Sindang 0,238 terlampaui

22 Cantigi 0,424 terlampaui

23 Pasekan 0,383 terlampaui

24 Lohbener 0,278 terlampaui

25 Arahan 0,513 terlampaui

26 Losarang 0,730 terlampaui

Page 90: DINAS LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN INDRAMAYU

DINAS LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN INDRAMAYU

DAYA DUKUNG DAN DAYA TAMPUNG LINGKUNGAN HIDUP

KABUPATEN INDRAMAYU

Laporan Akhir – Data & Analisis V - 44

No Kecamatan Rasio Supply/Demand Status

27 Kadanghaur 0,268 terlampaui

28 Bongas 0,407 terlampaui

29 Anjatan 0,394 terlampaui

30 Sukra 0,489 terlampaui

31 Patrol 0,280 terlampaui Sumber : Hasil Perhitungan, 2018

Analisis status Daya Dukung Lingkungan dengan pendekatan air (SDDL-Air)

merupakan rasio antara kondisi ketersediaan air dengan kebutuhan air yang ada di

suatu wilayah. Semakin tinggi nilai ketersediaan air maka nilai rasio akan semakin

besar, yang menunjukkan semakin terjaminnya kondisi ketersediaan sumber daya

air untuk memenuhi kebutuhan masyarakat.

Berdasarkan informasi yang terdapat pada Tabel 4.32 di atas dapat dilihat bahwa

kecamatan yang terdapat di Kabupaten Indramayu berada di tiga kondisi yaitu

aman, aman bersyarat, dan terlampaui. Kondisi aman terjadi pada Kecamatan

Gantar dan Widasari dengan masing-masing rasio sebesar 2,242 dan 5,223.

Sementara untuk kondisi aman bersyarat berada di Kecamatan Cikedung dengan

nilai rasio sebesar 1,108. Dan untuk kecamatan lainnya berada pada status kondisi

terlampaui. Secara umum kecamatan yang terdapat di Kabupaten Indramayu

dikategorikan mempunyai SDDL-Air dalam kondisi telah terlampaui.

Page 91: DINAS LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN INDRAMAYU

DINAS LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN INDRAMAYU

DAYA DUKUNG DAN DAYA TAMPUNG LINGKUNGAN HIDUP

KABUPATEN INDRAMAYU

Laporan Akhir - Rekomendasi V - 1

REKOMENDASI

Rekomendasi merupakan arahan strategi dan program pengelolaan lingkungan hidup

oleh semua pemangku kepentingan di lingkungan pemerintahan Kabupaten Indramayu

ke depan yang disusun berdasarkan persoalan pokok daya dukung dan daya tampung

lingkungan sebagai hasil kajian.

5.1. PERMASALAHAN POKOK DAYA DUKUNG DAYA TAMPUNG

Berdasarkan data dan analisis hasil kajian dapat disimpulkan beberapa hal yang

menjadi permasalahan pokok daya dukung dan daya lingkungan hidup di

Kabupaten Indramayu sebagai berikut:

1. Kondisi daya dukung daya tampung demografis yang terdapat pada tiap

kecamatan Kabupaten Indramayu memiliki indikator bervariasi. Indikator

sangat tinggi terdapat pada dua kecamatan yaitu Kecamatan Gantar dan Terisi.

Sedangkan indikator sangat rendah berada di Kecamatan Karang Ampel dan

Indramayu. Adapun kecamatan lainnya didominasi dengan indikator cukup

dan rendah.

Kecamatan yang masih memenuhi daya tampung terdiri dari Kecamatan

Haurgeulis, Gantar, Kroya, Gabuswetan, Cikedung, Terisi, Lelea, Bangodua,

Tukdana, Widasari, Kertasemaya, Sukagumiwang, Krangkeng,

Kedokanbunder, Juntinyuat, Sliyeg, Sindang, Cantigi, Pasekan, Lohbener,

Arahan, Losarang, Kadanghaur, Bongas, Anjatan, Sukra dan Patrol.

Secara keseluruhan, analisis daya dukung daya tampung demografis terlihat

bahwa kecamatan yang melebihi daya tampung merupakan kecamatan-

kecamatan di wilayah kota. Kondisi pertumbuhan penduduk di wilayah kota

akan lebih besar dibandingkan dengan wilayah bukan kota. Hal tersebut tidak

diimbangi dengan bertambahnya luas wilayah yang ada sehingga terjadi defisit

jumlah penduduk di suatu wilayah tersebut.

Bab 5

Page 92: DINAS LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN INDRAMAYU

DINAS LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN INDRAMAYU

DAYA DUKUNG DAN DAYA TAMPUNG LINGKUNGAN HIDUP

KABUPATEN INDRAMAYU

Laporan Akhir - Rekomendasi V - 2

2. Berdasarkan hasil perhitungan luas lahan tanaman pangan yang dibutuhkan per

kapita untuk swasembada pangan bagi setiap kecamatan di Kabupaten

Indramayu pada Tahun 2018 rata-rata sebesar 0,5874705. Dari perhitungan

tersebut diperoleh nilai daya dukung wilayah yang bervariasi tiap kecamatan.

Nilai terendah terdapat di Kecamatan Indramayu dengan nilai sebesar

0,1270714 dan tertinggi di Kecamatan Cikedung dengan nilai sebesar

1,1854135. Jadi Kecamatan Cikedung memiliki daya dukung wilayah yang

lebih baik dari kecamatan-kecamatan lainnya.

Sementara itu, rasio kemampuan daya dukung lahan pertanian terbesar terdapat

di Kecamatan Pasekan sebesar 0,000878. Hal tersebut akan sangat

mempengaruhi daya dukung lahan pertanian di daerah tersebut. Akan tetapi

jika dibandingkan dengan nilai rasio secara teori, Kecamatan Pasekan tidak

memiliki kemampuan untuk mendukung kebutuhan pokok. Sementara itu, rasio

kemampuan daya dukung lahan terendah di Kecamatan Indramayu sebesar

0,000041. Hal tersebut perlu dilakukan peningkatan pada luas panen selain dan

luas lahan untuk swasembada pangan.

3. Daya dukung wilayah untuk permukiman dapat diartikan sebagai kemampuan

wilayah dalam menyediakan lahan permukiman guna menampung jumlah

penduduk tertentu bertempat tinggal secara layak (Muta’ali, 2015). Luas layak

permukiman didapatkan dari luas wilayah dikurangi luas kawasan lindung dan

luas kawasan bencana. Dari hasil perhitungan di atas, didapatkan hasil untuk

luas layak permukiman tertingi di Kecamatan Terisi dengan nilai sebesar

172.408.445 m2 atau setara dengan 17.240,85 hektar. Sedangkan kecamatan

yang memiliki luas layak permukiman terendah terdapat di Kecamatan Cantigi

dengan nilai sebesar 433.403 m2 atau setara 43,34 hektar.

Seluruh kecamatan di wilayah Kabupaten Indramayu mampu mendukung

penduduk untuk bermukim kecuali Kecamatan Cantigi dan Pasekan tidak

mendukung untuk penduduk bermukim. Artinya dalam hal ini nilai daya

dukung permukiman yang didapatkan lebih dari 1. Kondisi di Kecamatan

Pasekan dan Cantigi tersebut disebabkan oleh sebagian besar kawasan yang

berada di daerah tersebut merupakan kawasan bencana banjir dan longsor,

maka hal tersebut menjadi dasar bahwa akan sulit menjadikan lahan untuk

permukiman yang layak. Nilai daya dukung permukiman tertinggi terdapat di

Kecamatan Terisi sebesar 121,70 kapita/jiwa, sedangkan nilai daya dukung

permukiman terendah terdapat di Kecamatan Cantigi sebesar 0,52 kapita/jiwa.

4. Analisis data-data daya dukung fungsi lindung di tiap kecamatan di wilayah

Kabupaten Indramayu memperlihatkan nilai tertinggi terdapat di Kecamatan

Page 93: DINAS LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN INDRAMAYU

DINAS LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN INDRAMAYU

DAYA DUKUNG DAN DAYA TAMPUNG LINGKUNGAN HIDUP

KABUPATEN INDRAMAYU

Laporan Akhir - Rekomendasi V - 3

Pasekan dengan nilai sebesar 0,866. Nilai tersebut menunjukkan bahwa hampir

mendekati angka 1 yang artinya semakin baik fungsi lindung di wilayah

tersebut. Sedangkan untuk nilai terendah untuk fungsi lindung di Kabupaten

Indramayu yaitu Kecamatan Tukdana dengan nilai sebesar 0,252. Nilai yang

didapatkan oleh Kecamatan Tukdana hampir mendekati angka nol, sehingga

kecamatan ini dapat dikatakan memiliki fungsi lindung yang buruk.

5. Daya Dukung sumbedaya air merupakan rasio antara kondisi ketersediaan air

dengan kebutuhan air yang ada di suatu wilayah. Semakin tinggi nilai

ketersediaan air maka nilai rasio akan sekamin besar, yang menunjukkan

semakin terjaminnya kondisi ketersediaan sumber daya air untuk memenuhi

kebutuhan masyarakat.

Berdasarkan analisis menunjukkan, kecamatan-kecamatan di wilayah

Kabupaten Indramayu berada di tiga kondisi yaitu aman, aman bersyarat, dan

terlampaui. Kondisi aman terjadi pada Kecamatan Gantar dan Widasari dengan

masing-masing rasio sebesar 2,242 dan 5,223. Sementara untuk kondisi aman

bersyarat berada di Kecamatan Cikedung dengan nilai rasio sebesar 1,108. Dan

untuk Kecamatan lainnya berada pada status kondisi terlampaui. Secara umum

Kecamatan yang terdapat di Kabupaten Indramayu dikategorikan mempunyai

SDDL-Air dalam kondisi telah terlampaui.

5.2. REKOMENDASI

Berdasarkan permasalahan pokok daya dukung dan daya tampung maka kajian

daya dukung dan daya tampung harus menjadi rujukan kebijakan pengembangan

wilayah dan penataan ruang di Kabupaten Indramayu. Sasaran yang ditetapkan

berdasarkan hasil kajian adalah pada daerah-daerah yang parameter daya

dukungnya sudah terlampaui diperlukan arahan pembangunan yang ditujukan

untuk menyeimbangkan antara sisi kebutuhan dan pemenuhan atau keseimbangan

daya dukung dan daya tampung.

Oleh karena itu rekomendasi sebagai arahan strategi, kebijakan dan program adalah

sebagai berikut:

Tabel 5.1. Matrik Rekomendasi

Tujuan Strategi dan Program Keterangan

Peningkatan daya

dukung dukung

demografis

Strategi : Pemerataan distribusi

jumlah penduduk wilayah

perkotaan dan pedesaan

Program:

Penanganan defisit daya

dukung demografis

memerlukan kebijakan yang

diarahkan untuk menekan

terjadinya konsentrasi jumlah

Page 94: DINAS LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN INDRAMAYU

DINAS LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN INDRAMAYU

DAYA DUKUNG DAN DAYA TAMPUNG LINGKUNGAN HIDUP

KABUPATEN INDRAMAYU

Laporan Akhir - Rekomendasi V - 4

Tujuan Strategi dan Program Keterangan

1. Pengendalian pertumbuhan

penduduk di wilayah

perkotaan melalui

pengendalian angka kelahiran

dan migrasi

2. Keserasian Pembangunan

regional Perkotaan dan

Pedesaan

3. Pengembangan Wilayah

permukiman pada daerah baru

di pedesaan

penduduk di wilayah

perkotaan Kabupaten

Indramayu. Kecamatan yang

masih surplus demografi

diarahkan untuk menampung

penambahan jumlah

penduduk yang ada di

kabupaten Indaramyu.

Arah distribusi penduduk

diantaranya ke wilayah

Kecamatan Gantar dan

Terisi, serta kecamatan yang

masih surplus demografi.

Namun pertimbangan daya

dukung lain perlu juga

diperhatikan terutama terkait

dengan daya dukung

permukiman dan fungsi

lindung.

Peningkatan daya

dukung lahan

pertanian dan daya

dukung lahan

Strategi:

Peningkatan Produktifitas Hasil

Pertanian (Perkebunan,

Perikanan dan Peternakan)

Program:

1. Pemanfaatan lahan

pekarangan untuk budidaya

tanaman pertanian

2. Pengembangan areal sawah

baru

3. Pengembangan bibit dan

benih pertanian bermutu

melalui upaya pemuliaan

tanaman

pertanian/perkebunan

4. Peningkatan sarana

pertanian (irigasi)

5. Intensifikasi usaha ternak

6. Intensifikasi budidaya

perikanan berwawasan

lingkungan

7. Peningakatan produksi

perikanan tangkap

8. Pengendalian jumlah

penduduk

Arahan lokasi untuk

pengembangan areal

pertanian terutama di

wilayah pedesaan seperti di

Kecamatan Pasekan, Cantigi,

Bangodua, Arahan

Program intensifikasi

dilakukan di wilayah

perkotaan seperti Kecamatan

Indramayu , Balongan,

Jatibarang, Jatinguat, dan

Patrol yang memiliki daya

dukung lahan pertanian

rendah.

Page 95: DINAS LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN INDRAMAYU

DINAS LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN INDRAMAYU

DAYA DUKUNG DAN DAYA TAMPUNG LINGKUNGAN HIDUP

KABUPATEN INDRAMAYU

Laporan Akhir - Rekomendasi V - 5

Tujuan Strategi dan Program Keterangan

Peningkatan daya

dukung permukinan

Strategi:

Penurunan luas daerah rawan

bencana

Program:

1. Perlindungan sempadan

pantai dan sungai

2. Pengembangan ruang

terbuka hijau

Saran lokasi penurunan

daerah rawan bencana

terutama di Kecamatan

Cantigi dan Pasekan.

Peningkatan Fungsi

Lindung

Strategi

Pemulihan Daerah Berfungsi

Lindung

Program:

1. Penataan ruang untuk

kawasan lindung setempat

2. Pencegahan alih fungsi

lahan yang berfungsi

lindung

3. Peningkatan fungsi kawasan

lindung

4. Perlindungan sempadan

pantai dan sungai

5. Pengembangan ruang

terbuka hijau

Sasaran lokasi terutama di

wilayah perkotaan dan

daerah rawan bencana di

Kabupaten Indramayu

Peningkatan Daya

Dukung Sumberdaya

Air

Strategi Peningkatan Daerah

Tangkapan Air

Program

1. Revitalisasi daerah berfungi

lindung

2. Peningkatan daerah resapan

air (sumur resapan, biopori)

3. Pengembangan RTH

4. Penetapan koefisien

terbangun

5. Pengehematan sumberdaya

air

6. Pembangunan sarana

konservasi tanah dan air

(embung, situ, bendungan)

Untuk memperbaiki daya

dukung dan tampung

sumberdaya air kebijakan

terkait dengan revitalisasi

fungsi lindung, peningkatan

daerah resapan air, dan

penetapan nilai koefisien

lahan terbangun harus

diperhitungkan secara baik

terutama pada daerah yang

defisit sumberdaya air seperti

Kecamatan Indramayu,

Jatibarang dan Kecamatan

Balongan.

Selain itu dapat melakukan

pembangunan infrakstruktur

berupa Bendungan yang

dapat difungsikan sebagai

penanganan banjir dan juga

berfungsi sebagai penyimpan

air hujan yang dapat

dimanfaatkan untuk

persediaan air pada saat

Page 96: DINAS LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN INDRAMAYU

DINAS LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN INDRAMAYU

DAYA DUKUNG DAN DAYA TAMPUNG LINGKUNGAN HIDUP

KABUPATEN INDRAMAYU

Laporan Akhir - Rekomendasi V - 6

Tujuan Strategi dan Program Keterangan

musim kemarau tiba.

Kemudian dapat membangun

sistem tampungan air

(embung) dan manajemen air

(penggunaan paving untuk

jalan desa). Air hasil

tampungan ini dapat

dimanfaatkan untuk

keperluan irigasi maupun

sebagai air baku air minum

ketika kemarau tiba.

Pada daerah kawasan

industri, permasalahan

sumberdaya air menjadi

sangat penting karena di

seluruh kecamatan yang

masuk ke wilayah industri,

daya dukung sumberdaya

airnya telah terlampaui.

Untuk itu, perbaikan tutupan

lahan, pengurangan laju

surface run off, dan kebijakan

ruang terbuka hijau atau

penetapan koefisien

bangunan sangat diperlukan.

Page 97: DINAS LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN INDRAMAYU

DINAS LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN INDRAMAYU

DAYA DUKUNG DAN DAYA TAMPUNG LINGKUNGAN HIDUP

KABUPATEN INDRAMAYU

Laporan Akhir - Penutup VI - 1

PENUTUP

Demikian Laporan Akhir Kegiatan Daya Dukung dan Daya Tampung Lingkungan

Hidup Kabupaten Indramayu ini disusun sebagai bagian dari pekerjaan yang harus

dilaksanakan pihak Konsultan .

Kami mengucapkan terima kasih atas kepercayaan dan kesempatan yang telah diberikan.

Semoga laporan ini memberikan manfaat dan menjadi bahan informasi yang berguna bagi

perumusan kebijakan pembangunan di Kabupaten Indramayu.

Bab 6