Upload
others
View
11
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
DINAS LINGKUNGAN HIDUP
KABUPATEN INDRAMAYU
LAPORAN AKHIR
PENYUSUNAN DAYA DUKUNG DAN DAYA TAMPUNG LINGKUNGAN
KABUPATEN INDRAMAYU
TAHUN 2018
Laporan Akhir DDDTLH i
KATA PENGANTAR
Daya dukung lingkungan sudah mulai banyak diperbincangkan. Mengingat semakin
besarnya tekanan penduduk dan pembangunan terhadap lingkungan. Di pihak lain,
penentuan daya dukung dan daya tampung lingkungan hidup sebagai dasar pertimbangan
dalam pembangunan dan pengembangan suatu wilayah telah diamanatkan sejak
ditetapkannya Undang-undang Nomor 4 Tahun 1984 tentang Ketentuan-ketentuan Pokok
Pengelolaan Lingkungan Hidup, yang kemudian disempurnakan menjadi Undang-
undang Nomor 23 Tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup, dan kini Undang-
undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan
Hidup. Oleh karena ini menjadi sangat strategis sebagai bagian dari upaya mewujudkan
pembangunan berkelanjutan di Kabupaten Indramayu
Laporan Antara disusun sebagai bagian dari tanggung jawab Jasa (Konsultan) dalam
pelaksanaan pekerjaan sesuai Kerangka Acuan Kerja (KAK). Dalam Laporan Antara ini
berisi latar belakang, tujuan dan sasaran, landasan hukum, profil lingkungan Kabupaten
Indramayu, pendekatan dan metodologi, data dan analisis daya dukung dan daya
tampung serta penutup
Akhirnya konsultan mengucapkan terima kasih atas segala saran, komentar dan masukan
yang diberikan untuk penyempurnaan dokumen ini. Semoga laporan antara ini
memberikan manfaat kepada kita semua.
Bandung, September 2018
Laporan Akhir DDDTLH ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR
……………………………………………………………......................................................................................................... ……………………………………………………………........... ..............................................................................................
i ii iii v
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang ........................................................... 1.2. Landasan Hukum ....................................................... 1.3. Maksud dan Tujuan ................................................... 1.4. Definisi dan Istilah .……………………………….......... 1.5. Sistematika Laporan Akhir .........................................
I-1 I-3 I-4 I-4 I-6
BAB 2 PROFIL LINGKUNGAN KABUPATEN INDRAMAYU
2.1 Kondisi Biofisik ......................................................... 2.2 Kondisi Tekanan Terhadap Lingkungan..................... 2.3 Laju Pertumbuhan Ekonomi .......................................
II-1 II-13 II-27
BAB 3 KONSEP DAN METODOLOGI
3.1 Konsep Daya Dukung dan Daya Tampung ............... 3.2 Metodologi .................................................................
III-1 III-5
BAB 4 DATA DAN ANALISIS DAYA DUKUNG DAYA TAMPUNG
4.1 Daya Dukung Berdasarkan Fungsi dan Tujuan ......... 4.2 Daya Dukung Berdasarkan Ketersediaan dan
Kebutuhan……………………………………………….
IV-3 IV-22
BAB 5 REKOMENDASI
5.1. PERMASALAHAN POKOK DAYA DUKUNG DAYA TAMPUNG ................................................................
5.2. REKOMENDASI ………………………………………..
V-1 V-3
BAB 6 PENUTUP
……………………………………………………………………
VI-1
Laporan Akhir DDDTLH iii
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Daerah Aliran Sungai (DAS) Di Wilayah Kabupaten/ Kota …………………………………. II-5 Tabel 2.2 Penggunaan Lahan di Kabupaten Indramayu ……………………………………………….. II-6 Tabel 2.3 Banyak Perusahaan dan Tenaga Kerja Menurut Jenis di Kabupaten Indramayu Tahun
2015 ………………………….............................................................................................. II-15
Tabel 3.1 Teknik Pengukuran Dan Penentuan Daya Dukung Berdasarkan Fungsi Dan Tujuan ….. III-6 Tabel 3.2 Teknik Perhitungan Daya Dukung Daya Tampung Air ……………………………………… III-8 Tabel 3.3 Teknik Perhitungan Daya Dukung Daya Tampung Lahan …............................................ III-9 Tabel 4.1 Sumber Data Kajian …………………………………………………………………………….. IV-1 Tabel 4.2 Standar Kebutuhan lahan menurut jumlah penduduk (Yeates) ……………………………. IV-4 Tabel 4.3 Daya Dukung Demografis/Lahan di Kecamatan Kabupaten Indramayu …………………. IV-5 Tabel 4.4 Daya Dukung Lahan tiap Kecamatan di Kabupaten Indramayu …….……………………. IV-6 Tabel 4.5 Indikator Nilai Daya Dukung Daya Tampung ………………………………………………… IV-7 Tabel 4.6 Kondisi Daya Tampung tiap Kecamatan di Kabupaten Indramayu ……………………….. IV-7 Tabel 4.7 Daya Dukung Wilayah Pertanian di Kabupaten Indramayu ………………………………... IV-9 Tabel 4.8 Rasio Kemampuan Daya Dukung Wilayah Pertanian di Kecamatan Kabupaten
Indramayu ………………………………………………………………………………………... IV-11
Tabel 4.9 Luas Layak Permukiman pada Kecamatan yang ada di Kabupaten Indramayu ………… IV-13 Tabel 4.10 Daya Dukung Permukiman tiap Kecamatan di Kabupaten Indramayu …………………… IV-14 Tabel 4.11 Indikator Daya Dukung Permukiman ………………………................... IV-16 Tabel 4.12 Kondisi Daya Dukung Permukiman tiap Kecamatan di Kabupaten Indramayu ………….. IV-16 Tabel 4.13 Daya Dukung Fungsi Lindung tiap Kecamatan di Kabupaten Indramayu…………………. IV-18 Tabel 4.14 Indikator Daya Dukung Fungsi Lindung ………………………………………………………. IV-20 Tabel 4.15 Daya Dukung Fungsi Lindung tiap Kecamatan di Kabupaten Indramayu…………………. IV-20 Tabel 4.16 Nilai Produksi Aktual Komoditi Padi di Kecamatan Kab. Indramayu ……………………… IV-23 Tabel 4.17 Nilai Produksi Komoditi Jagung di Kecamatan Kab. Indramayu ...………………………… IV-24 Tabel 4.18 Nilai Produksi Komoditi Kacang Tanah di Kecamatan Kab.Indramayu …………………… IV-25 Tabel 4.19 Nilai Produksi Komoditi Ubi Jalar di Kecamatan Kab. Indramayu …………………………. IV-26 Tabel 4.20 Produksi Aktual Komoditi Daging Sapi di Kecamatan Kab. Indramayu …………………… IV-27 Tabel 4.21 Produksi Aktual Komoditi Daging Kambing di Kecamatan Kab. Indramayu ……………… IV-28 Tabel 4.22 Produksi Aktual Komoditi Daging kerbau di Kecamatan Kab.Indramayu…………………. IV-29 Tabel 4.23 Produksi Aktual Komoditi Daging Domba di Kecamatan Kab.Indramayu ..………………. IV-30 Tabel 4.24 Sisi Ketersediaan Lahan di tiap Kecamatan Kabupaten Indramayu………………………. IV-32 Tabel 4.25 Sisi Kebutuhan Lahan di tiap Kecamatan Kabupaten Indramayu ..……………………….. IV-33 Tabel 4.26 Sisi Kebutuhan Lahan di tiap Kecamatan Kabupaten Indramayu....………………………. IV-34 Tabel 4.27 Koefisien Tertimbang Berdasarkan Jenis Penggunaan Lahan ……………………………. IV-37 Tabel 4.28 Ketersediaan Air di Kabupaten Indramayu ………………….............................................. IV-39
Laporan Akhir DDDTLH iv
Tabel 4.29 Sisi Kebutuhan Air Berdasarkan Populasi Penduduk di Kecamatan Kabupaten Indramayu ……………………………………………………………………………………….
IV-40
Tabel 4.30 Perbandingan Ketersediaan Air dan Kebutuhan Air di Tiap Kecamatan Kabupaten Indramayu ………………………………………………………………………………………..
IV-41
Tabel 4.31 Status DDL-Air ………………………………………………………………………………….. IV-43 Tabel 4.32 Satus DDL-Air Tiap Kecamatan pada Kabupaten Indramayu…………............................. IV-43 Tabel 5.1 Matrik Rekomendasi ……………………………………………………………………………. V-3
Laporan Akhir DDDTLH v
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Peta lokasi Kabupaten Indramayu …………………………........................................ II-2 Gambar 2.2 Presentase luas wilayah menurut Kecamatan di Kabupaten Indramayu (BPS
Kabupaten Indramayu, 2018) ……………………………………………………………. II-3
Gambar 2.3 Grafik Iklim Kabupaten Indramayu berdasarkan bulan sepanjang tahun 2018…….. II-4 Gambar 2.4 Distribusi luas lahan sawah, bukan sawah, dan bukan pertanian Kabupaten
Ibdramayu pada tahun 2017 …………………………………………………………….. II-7
Gambar 2.5 Peta Kawasan Hutan di Kabupaten Indramayu ………………………....................... II-8 Gambar 2.6 Laju pertumbuhan penduduk Kabupaten Indramayu dalam rentang tahun 2010-
2017 ………………………………………………………………………………………… II-14
Gambar 2.7 Angka kepadatan penduduk Kabupaten Indramayu berdasarkan wilayah Kecamatan pada tahun 2017 …………………………………………………………….
II-14
Gambar 2.8 Angka rasio luas wilayah Kecamatan dengan jumlah penduduk di Kabupaten Indramayu pada tahun 2017 ……………………………………………………………..
II-15
Gambar 2.9 Kondisi jalan (transportasi darat) di Kabupaten Indramayu pada tahun 2017, dengan kelas kondisi “baik”, “sedang”, “rusak ringan”, dan “rusak berat” ................
II-17
Gambar 2.10 Kondisi jembatan (transportasi darat) di Kabupaten Indramayu pada tahun 2017, dengan kelas kondisi “baik”, “sedang”, dan “rusak”…………………………………….
II-17
Gambar 2.11 Distribusi luas lahan sawah, bukan sawah, dan bukan pertanian Kabupaten Ibdramayu pada tahun 2017 ……………………………………………………………..
II-18
Gambar 2.12 Produktivitas komoditi palawija di Kabupaten Indramayu tahun 2017...................... II-19 Gambar 2.13 Produksi hasil peternakan non-unggas di Kabupaten Indramayu pada tahun 2017. II-20 Gambar 2.14 Produksi hasil peternakan unggas di Kabupaten Indramayu pada tahun 2017……. II-20 Gambar 2.15 Produksi sektor perikanan Kabupaten Indramayu pada tahun 2017 ……………….. II-21 Gambar 2.16 Nilai produksi sektor perikanan Kabupaten Indramayu pada tahun 2017…………... II-21 Gambar 2.17 Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kabupaten Indramayu Atas Dasar
Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha Pada Tahun 2017 ……………………….. II-24
Gambar 3.1 Konsep DDDTLH dalam kerangka supply-demand …………………………………… III-4 Gambar 3.2 Peta wilayah Administrasi Kabupaten Indramayu …………………………………….. III-5 Gambar 4.1 Peta Demografis Kabupaten Indaramayu …………………....................................... IV-4
DINAS LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN INDRAMAYU
DAYA DUKUNG DAN DAYA TAMPUNG LINGKUNGAN HIDUP
KABUPATEN INDRAMAYU
Laporan Akhir – Pendahuluan I - 1
PENDAHULUAN
.
1.1. LATAR BELAKANG
Kabupaten Indramayu memiliki posisi geografis yang strategis karena berada pada
jalur Pantura yang merupakan jalur utama/ urat nadi perekonomian nasional.
Selain itu, Indramayu berbatasan langsung dengan Laut Jawa dengan panjang garis
pantai 114 km yang membentang sepanjang pantai utara antara Cirebon, Subang.
Posisi geografis tersebut merupakan suatu keuntungan bagi Kabupaten
Indramayu terutama dari segi daya tarik investasi karena memiliki tingkat
aksesbilitas yang tinggi.
Potensi Kabupaten Indramayu semakin tinggi dengan keberadaan Bandara
Internasional Kertajati Majalengka Jawa Barat dan rencana pembangunan
Pelabuhan Patimban di Kabupaten Subang. Keberadaan dua objek vital tersebut
akan berdampak bagi pertumbuhan ekonomi dan laju pembangunan di Kabupaten
Indramayu. Diperkirakan beberapa sektor akan mengalami peningkatan investasi
yang cukup tinggi diantaranya perkembangan industri dan investasi pariwisata.
Kabupaten Indramayu juga memiliki potensi kawasan industri di Kecamatan
Balongan serta kawasan industri kecil dan sedang yang tersebar di 5 wilayah
Kecamatan. Di samping dampak menguntungkan, perlu diantisipasi beberapa
dampak lain yang mungkin timbul seperti berkurangnya lahan daratan yang
diperuntukan sebagai lahan sawah, padahal dapat dikatakan bahwa Indramayu
merupakan sebuah daerah pertanian (agraris) yang secara nasional telah ditetapkan
juga sebagai lumbung pangan nasional. Dampak lain adalah kondisi perairan dan
laut serta pantai yang saat ini memberikan daya dukung bagi pemenuhan air bersih
dan sektor perikanan berupa tambak serta ikan.
Peningkatan laju pembangunan seringkali juga berdampak pada peningkatan
jumlah penduduk atau juga dapat sebaliknya. Laju pembangunan suatu daerah
menjadi daya tarik proses perpindahan orang ke daerah tersebut sehingga terjadi
peningkatan jumlah penduduk. Hal ini seringkali mengakibatkan kondisi
lingkungan hidup diindikasikan mengalami penurunan yang diakibatkan dari
penggunaan sumber daya alam yang semakin meningkat dari berbagai kegiatan
manusia, termasuk pemanfaatan ruang bagi kehidupan manusia dan mahluk hidup
Bab 1
DINAS LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN INDRAMAYU
DAYA DUKUNG DAN DAYA TAMPUNG LINGKUNGAN HIDUP
KABUPATEN INDRAMAYU
Laporan Akhir – Pendahuluan I - 2
lainnya. Sementara itu, laju pertumbuhan penduduk akan mengikuti deret ukur dan
berbanding terbalik dengan ketersediaan sumber daya alam dan lingkungan hidup
yang memiliki keterbatasan Berdasarkan kondisi tersebut, sangat penting
diperhatikan kebijakan pembangunan berkelanjutan di Kabupaten Indramayu.
Dalam upaya mencapai tujuan pembangunan berkelanjutan, lingkungan hidup
merupakan salah satu aspek yang penting diperhatikan, dimana pertumbuhan
ekonomi dan pencapaian kesejahteraan sosial diharapkan tidak mengabaikan
kelestarian fungsi lingkungan. Undang-undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang
Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup telah mengamanatkan hal
tersebut untuk diterapkan dalam perencanaan pemanfaatan sumber daya alam dan
perencanaan pemanfaatan ruang. Bahkan, Undang-undang Nomor 26 Tahun 2007
tentang Penataan Ruang menegaskan diperhatikannya daya dukung dan daya
tampung lingkungan hidup dalam penyusunan rencana tata ruang.
Memperhatikan kondisi lingkungan hidup saat ini dan melaksanakan amanat
peraturan perundang-undangan, telaahan terhadap aspek lingkungan hidup sangat
penting dilakukan dan diintegrasikan hasilnya ke dalam perencanaan
pembangunan. Untuk itu, implementasi telaahan aspek lingkungan hidup yang
memperhatikan batas kemampuan lingkungan hidup maupun standar kebutuhan
perikehidupan perlu disepahami oleh para pembuat kebijakan, rencana maupun
program dan para pemangku kepentingan.
Penentuan daya dukung dan daya tampung lingkungan hidup sebagai dasar
pertimbangan dalam pembangunan dan pengembangan suatu wilayah telah
diamanatkan sejak ditetapkannya Undang-undang Nomor 4 Tahun 1984 tentang
Ketentuan-ketentuan Pokok Pengelolaan Lingkungan Hidup, yang kemudian
disempurnakan menjadi Undang-undang Nomor 23 Tahun 1997 tentang
Pengelolaan Lingkungan Hidup, dan kini Undang-undang Nomor 32 Tahun 2009
tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup.
Dalam Undang-undang nomor 32 Tahun 2009, amanat daya dukung dan daya
tampung lingkungan hidup tertuang dalam sejumlah pasal, diantaranya Pasal 12
yang menyebutkan bahwa apabila Rencana Perlindungan dan Pengelolaan
Lingkungan Hidup (RPPLH) belum tersusun, maka pemanfaatan sumber daya alam
dilaksanakan berdasarkan daya dukung dan daya tampung lingkungan hidup.
Selain itu, dalam Pasal 15, 16 dan 17 dijelaskan bahwa daya dukung dan daya
tampung lingkungan hidup merupakan salah satu muatan kajian yang mendasari
penyusunan atau evaluasi rencana tata ruang wilayah (RTRW), rencana
pembangunan jangka panjang dan jangka menengah (RPJP dan RPJM) serta
kebijakan, rencana dan atau program yang berpotensi menimbulkan dampak dan
atau risiko lingkungan hidup, melalui Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS).
Daya dukung dan daya tampung lingkungan hidup tertuang pula pada Pasal 19,
DINAS LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN INDRAMAYU
DAYA DUKUNG DAN DAYA TAMPUNG LINGKUNGAN HIDUP
KABUPATEN INDRAMAYU
Laporan Akhir – Pendahuluan I - 3
yang menyatakan bahwa untuk menjaga kelestarian fungsi lingkungan hidup dan
keselamatan masyarakat, setiap perencanaan tata ruang wilayah wajib didasarkan
pada KLHS dan ditetapkan dengan memperhatikan daya dukung dan daya tampung
lingkungan hidup.
Dalam peraturan perundang-undangan Nomor 24 Tahun 1992 tentang Penataan
Ruang, telah mengamanatkan bahwa alokasi pemanfaatan ruang harus didasarkan
pada daya dukung lingkungan. Hal ini ditegaskan lagi dalam undang-undang
penataan ruang yang baru, yaitu Undang-undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang
Penataan Ruang dalam Pasal 19, 22, 25 dan 28 diamanatkan bahwa rencana tata
ruang wilayah nasional, provinsi dan kabupaten/ kota harus disusun dengan
memperhatikan daya dukung dan daya tampung lingkungan hidup. Selain itu, pada
Pasal 34 ayat (4) dinyatakan bahwa pemanfaatan ruang wilayah nasional, provinsi
dan kabupaten/ kota dilaksanakan sesuai dengan standar pelayanan minimal bidang
penataan ruang, standar kualitas lingkungan serta daya dukung dan daya tampung
lingkungan hidup.
Berdasarkan amanat peraturan perundang-undangan tersebut, sangat penting bagi
Pemerintah Kabupaten Indramayu untuk menyusun daya dukung dan daya tampung
lingkungan Kabupaten Indramayu. Daya dukung dan daya tampung lingkungan
hidup diharapkan dapat menggambarkan kondisi eksisting, sehingga menjadi acuan
kebijakan dan pelaksanaan pembangunan di Kabupaten Indramayu.
1.2. LANDASAN HUKUM
Adapun berbagai peraturan perundang-undangan yang dapat dijadikan dasar hukum
formal untuk mendukung program kajian ini, meliputi:
1. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan
Lingkungan Hidup
2. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan
Pembangunan Nasional
3. Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang
4. Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2009 tentang Mineral Energi dan Batubara
5. Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 2008 tentang Rencana Tata Ruang
Wilayah Nasional Permen PU Nomor 20/PRT/M/2007 tentang Pedoman
Teknik Analisis Aspek Fisik dan Lingkungan, Ekonomi, serta Sosial Budaya
dalam Penyusunan Rencana Tata Ruang
6. Permen LH Nomor 17 Tahun 2009 tentang Pedoman Penentuan Daya Dukung
Lingkungan Hidup dalam Penataan Ruang Wilayah
7. Pedoman Penggunaan Kriteria dan Standar dalam Aplikasi Daya Dukung dan
Daya Tampung Lingkungan Hidup untuk Pengendalian Perkembangan
Kawasan
8. Permen LH No. 1/2010 tentang Tata Laksana Pengendalian Pencemaran Air
DINAS LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN INDRAMAYU
DAYA DUKUNG DAN DAYA TAMPUNG LINGKUNGAN HIDUP
KABUPATEN INDRAMAYU
Laporan Akhir – Pendahuluan I - 4
9. Permen LH No. 28/2009 tentang Pedoman Penetapan Daya Tampung Beban
Pencemaran Air Danau/ Waduk
1.3. MAKSUD DAN TUJUAN
1.3.1. Maksud
Maksud kegiatan Daya Dukung dan Daya Tampung Lingkungan Hidup
Kabupaten Indramayu adalah
1. Mewujudkan penataan ruang wilayah Kabupaten Indramayu dan pemanfaatan
sumber daya alam yang sesuai dengan daya dukung dan daya tampung
lingkungan hidup yang dapat menjamin keberlanjutan dalam mendukung
kebutuhan manusia dan makhluk hidup lainnya.
2. Menurunkan dampak negatif terhadap lingkungan akibat dari pemanfatan
ruang dan pemanfaatan sumber daya alam yang tidak berdasarkan pada daya
dukung dan daya tampung lingkungan hidup.
1.3.2. Tujuan
Adapun kajian ini bertujuan untuk melakukan penyusunan Daya Dukung dan Daya
Tampung Lingkungan Kabupaten Indramayu karena menyusun Daya Dukung dan
Daya Tampung Lingkungan wajib dimuat ke dalam Rencana Perlindungan dan
Pengelolaan Lingkungan Hidup (RPPLH), Rencana Jangka Panjang Daerah
(RPJPD) dan atau Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)
Kabupaten/ Kota yang dijabarkan menjadi program dan kegiatan. Selain itu,
kegiatan ini bertujuan menyajikan data dan informasi kondisi aspek fisik, kebijakan,
dan ketersediaan air serta sumber daya alam lainnya
1.4. DEFINISI DAN ISTILAH
1. Pelestarian fungsi lingkungan hidup adalah rangkaian upaya untuk memelihara
kelangsungan daya dukung dan daya tampung lingkungan hidup.
2. Daya dukung lingkungan hidup adalah kemampuan lingkungan hidup untuk
mendukung perikehidupan manusia, makhluk hidup lain, dan keseimbangan
antar keduanya.
3. Daya tampung lingkungan hidup adalah kemampuan lingkungan hidup untuk
menyerap zat, energi, dan/atau komponen lain yang masuk atau dimasukkan ke
dalamnya.
4. Penentuan daya dukung dan daya tampung lingkungan hidup adalah
proses/cara kajian ilmiah untuk menentukan/ mengetahui kemampuan suatu
wilayah dalam mendukung kebutuhan hidup manusia dan makhluk hidup
lainnya.
5. Penetapan daya dukung dan daya tampung lingkungan hidup adalah penetapan
kemampuan suatu wilayah dalam batas optimal yang harus diperhatikan untuk
mendukung kebutuhan hidup manusia dan makhluk hidup lainnya secara
berkelanjutan yang didasarkan pada daya dukung dan daya tampung
lingkungan hidup.
DINAS LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN INDRAMAYU
DAYA DUKUNG DAN DAYA TAMPUNG LINGKUNGAN HIDUP
KABUPATEN INDRAMAYU
Laporan Akhir – Pendahuluan I - 5
6. Kerusakan lingkungan hidup adalah perubahan langsung dan atau tidak
langsung terhadap sifat fisik, kimia, dan atau hayati lingkungan hidup yang
melampaui kriteria baku kerusakan lingkungan hidup.
7. Kriteria baku kerusakan lingkungan hidup adalah ukuran batas perubahan sifat
fisik, kimia dan atau hayati lingkungan hidup yang dapat ditenggang oleh
lingkungan hidup untuk dapat tetap melestarikan fungsinya.
8. Pencemaran lingkungan hidup adalah masuk atau dimasukkannya makhluk
hidup, zat, energi, dan atau komponen lain ke dalam lingkungan hidup oleh
kegiatan manusia sehingga melampaui baku mutu lingkungan hidup yang telah
ditetapkan.
9. Baku mutu lingkungan hidup adalah ukuran batas atau kadar makhluk hidup,
zat, energi, atau komponen yang ada atau harus ada dan atau unsur pencemar
yang ditenggang keberadaannya dalam suatu sumber daya tertentu sebagai
unsur lingkungan hidup.
10. Wilayah adalah ruang yang merupakan kesatuan geografis beserta segenap
unsur terkait yang batas dan sistemnya ditentukan berdasarkan aspek
administratif dan atau aspek fungsional.
11. Kawasan adalah wilayah yang mempunyai fungsi utama lindung atau budi
daya.
12. Kawasan lindung adalah wilayah yang ditetapkan dengan fungsi utama
melindungi kelestarian lingkungan hidup yang mencakup sumber daya alam
dan sumber daya buatan.
13. Kawasan budi daya adalah wilayah yang ditetapkan dengan fungsi utama untuk
dibudidayakan atas dasar kondisi dan potensi sumber daya alam, sumber daya
manusia, dan sumber daya buatan.
14. Jasa ekosistem adalah layanan atau fungsi ekosistem yang dikategorikan dalam
4 (empat) jenis layanan, yaitu:
a. Layanan fungsional (provisioning services): Jasa/ produk yang didapat
dari ekosistem, seperti misalnya sumber daya genetika, makanan, air dll.
b. Layanan regulasi (regulating services): manfaat yang didapatkan dari
pengaturan ekosistem, seperti misalnya aturan tentang pengendalian
banjir, pengendalian erosi, pengendalian dampak perubahan iklim dll.
c. Layanan kultural (cultural services): manfaat yang tidak bersifat material/
terukur dari ekosistem, seperti misalnya pengkayaan spirit, tradisi
pengalaman batin, nilai-nilai estetika dan pengetahuan.
d. Layanan pendukung kehidupan (supporting services): jasa ekosistem yang
diperlukan manusia, seperti misalnya produksi biomasa, produksi oksigen,
nutrisi, air, dll.
15. Instansi lingkungan hidup adalah instansi yang menyelenggarakan urusan
pemerintahan di bidang perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup.
DINAS LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN INDRAMAYU
DAYA DUKUNG DAN DAYA TAMPUNG LINGKUNGAN HIDUP
KABUPATEN INDRAMAYU
Laporan Akhir – Pendahuluan I - 6
1.6. SISTEMATIKA LAPORAN AKHIR
Laporan Akhir Daya Dukung dan Daya Tampung Lingkungan Hidup
Kabupaten Indramayu disajikan dalam sistematika sebagai berikut:
BAB 1
PENDAHULUAN
Membahas pokok-pokok mengenai latar belakang, maksud
dan tujuan, definisi dan istilah serta sistematika laporan
BAB 2
PROFIL LINGKUNGAN
HIDUP KABUPATEN
INDRAMAYU
Menjelaskan karakteristik lingkungan hidup dari wilayah
kajian mencakup kondisi umum geofisik wilayah, kondisi
keragaman hayati serta hal-hal lain terkait dengan lingkungan
hidup di wilayah kajian
BAB 3
KONSEP DAN
METODOLOGI
Menjelaskan secara rinci pendekatan dan hal-hal yang akan
dilakukan untuk mencapai maksud dan tujuan serta sasaran
kegiatan yang telah ditetapkan
BAB 4
DATA DAN ANALISIS
Menjelaskan hasil perhitungan daya dukung dan daya
tampung lingkungan Kabupaten Indramayu
BAB 5
REKOMENDASI
Adalah sintesa dari hasil analisis daya dukung dan daya
tampung sebagai arahan kebijakan pemerintah Kabupaten
Indramayu
BAB 6
PENUTUP
Merupakan kata penutup dari laporan akhir
DINAS LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN INDRAMAYU
DAYA DUKUNG DAN DAYA TAMPUNG LINGKUNGAN HIDUP
KABUPATEN INDRAMAYU
Laporan Akhir – Profil Lingkungan Hidup II - 1
PROFIL LINGKUNGAN
KABUPATEN INDRAMAYU
2.1. KONDISI BIO FISIK
2.1.1. Letak Geografis Dan Wilayah Administratif
Kabupaten Indramayu terletak di bagian utara Provinsi Jawa Barat yang berbatasan
langsung dengan laut utara dengan panjang garis pantai 147 km. Secara geografis
wilayah Kabupaten Indramayu terletak pada koordinat 107o52-108o36’ Bujur Timur
dan 6o15’-6o40’ Lintang Selatan (BPS Kabupaten Indramayu, 2018). Letak
geografis Kabupaten Indramayu sangat strategis karena Kabupaten ini dilalui jalan
nasional (jalur Pantura) yang membentang dari arah barat (Kecamatan Patrol)
hingga timur (Kecamatan Krangkeng). Jalur ini menjadi bagian dari jalur utama lalu
lintas transportasi di bagian utara pulau Jawa. Obyek Vital Nasional (Obvitnas),
yaitu Kilang Pertamina RU-VI, UPPMS Balongan dan Pertamina Region Jawa juga
terletak di Kabupaten Indramayu (Kecamatan Balongan). Batas-batas wilayah
geografis Kabupaten Indramayu adalah sebagai berikut (Gambar 2.1):
1) Sebelah Utara : Laut Jawa
2) Sebelah Selatan : Kabupaten Majalengka. Sumedang, dan Cirebon
3) Sebelah Barat : Kabupaten Subang
4) Sebelah Timur : Laut Jawa dan Kabupaten Cirebon
Kabupaten Indramayu memiliki luas wilayah sebesar 2.099,42 km2. Secara
administratif, Kabupaten Indramayu terdiri dari 31 kecamatan, 8 kelurahan, dan 309
desa. Dalam tiga tahun terakhir (2015-2016-2017) tidak terdapat penambahan
(pemekaran) wilayah desa dan kecamatan, akan tetapi jumlah RW dan RT
bertambah, yaitu 1.684, 1.688, dan 1.689 untuk RW serta 6.176, 6.186, 6.202 untuk
RT. Angka ini menunjukkan potensi pemekaran yang diakibatkan pertambahan
penduduk di Kabupaten Indramayu. Ibukota Kabupaten Indramayu terletak di
Kecamatan Indramayu yang berada di bagian utara wilayah Kabupaten dengan
ibukota Kecamatan Margadadi. Ibukota Kecamatan terdekat dengan ibukota
Kabupaten adalah Sindang (Kecamatan Sindang) dan terjauh adalah Gantar
(Kecamatang Gantar) dengan jarak masing-masing 2 km dan 71 km dari ibukota
Kabupaten. Kecamatan Gantar, Cikedung, dan Kroya adalah tiga Kecamatan
dengan luas wilayah terbesar, yaitu 10,07%, 6,98%, dan 6,43% secara berturut-turut
Bab 2
DINAS LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN INDRAMAYU
DAYA DUKUNG DAN DAYA TAMPUNG LINGKUNGAN HIDUP
KABUPATEN INDRAMAYU
Laporan Akhir – Profil Lingkungan Hidup II - 2
dari luas total Kabupaten Indramayu. Kecamatan dengan luas wilayah terkecil
adalah Kecamatan Karangampel, yaitu sekitar 1,41% luas wilayah total Kabupaten
Indramayu (Gambar 2.2). Wilayah yang langsung berbatasan dengan laut Jawa
terdiri dari 11 Kecamatan dan 36 desa (BPS Kabupaten Indramayu, 2018).
Gambar 2.1 Peta lokasi Kabupaten Indramayu
Kabupaten Indramayu merupakan daerah landai pesisir dengan kemiringan tanah
rata-rata 0-2%. Ketinggian dataran Kabupaten Indramayu berkisar antara 0-100 m
dpl. Berdasarkan topografinya, ketinggian dataran wilayah Kabupaten Indramayu
terbagi ke dalam:
1) Ketinggian antara 0-7 m di atas permukaan laut (dpl), meliputi : wilayah
Kecamatan Anjatan, Sukra, Patrol, Kandanghaur, Losarang, Sindang,
Lohbener, Arahan, Cantigi, Pasekan, Indramayu, Balongan, Sliyeg, Juntinyuat,
Karangampel, Kedokanbunder, dan wilayah Kecamatan Krangkeng.
2) Ketinggian antara 7-25 m dpl, meliputi : wilayah Kecamatan Bongas, Kroya,
Gabuswetan, sebagai wilayah Kecamatan Anjatan, Lelea, Terisi, Widasari,
Jatibarang, Kertasmaya, Cikedung, Sukagumiwang, Tukdana, dan Bongodua.
DINAS LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN INDRAMAYU
DAYA DUKUNG DAN DAYA TAMPUNG LINGKUNGAN HIDUP
KABUPATEN INDRAMAYU
Laporan Akhir – Profil Lingkungan Hidup II - 3
3) Ketinggian antara 25-100 m dpl, meliputi : sebagian wilayah Kecamatan
Cikedung, Terisi, Kroya, Haurgeulis, dan keseluruhan wilayah Kecamatan
Gantar.
Gambar 2.2 Presentase luas wilayah menurut Kecamatan di Kabupaten Indramayu
(BPS Kabupaten Indramayu, 2018)
2.1.2. Kondisi Iklim
Letak Kabupaten Indramayu yang membentang sepanjang pesisir pantai utara Pula
Jawa membuat suhu udara di Kabupaten ini cukup tinggi, yaitu berkisar antara
22,9o-30oC. Suhu terhangat rata-rata berada pada bulan September 28,1oC dan
terendah rata-rata pada bulan Januari yaitu sebesar 26,6oC (https://id.climate-
data.org/location/764296/). Rata-rata curah hujan sepanjang tahun 2015, 2016, dan
2017 berturut-turut adalah adalah sebesar 1.683, 2.146, dan 2.147 mm dengan
jumlah hari hujan 104, 142, dan 190 hari. Curah hujan tertinggi pada tahun 2017
terdapat di Kecamatan Patrol yaitu sebesar 6.792 mm (85 hari hujan), sementara
curah hujan terendah terdapat di Kecamatan Terisi sebesar 1.059 mm (79 hari
hujan) (BPS Kabupaten Indramayu, 2018). Bulan terkering sepanjang tahun
diperkirakan jatuh pada bulan Agustus, sementara bulan terbasah jatuh pada bulan
Januari (Gambar 2.3).
DINAS LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN INDRAMAYU
DAYA DUKUNG DAN DAYA TAMPUNG LINGKUNGAN HIDUP
KABUPATEN INDRAMAYU
Laporan Akhir – Profil Lingkungan Hidup II - 4
Gambar 2.3 Grafik Iklim Kabupaten Indramayu berdasarkan bulan sepanjang tahun
2018 (https://images.climate-data.org /location/ 764296/climate-graph.
png)
2.1.3. Kondisi Hidrologis
Berdasarkan kondisi hidrologis, wilayah bagian hilir dilalui daerah aliran sungai
yang besar yaitu DAS Cimanuk dan DAS Cipunagara serta SWS Citarum dan SWS
Cimanuk-Cisanggarung. Adapun pembagian atas Daerah Aliran Sungai (DAS) dan
Satuan Wilayah Sungai (SWS) yang terdapat di Kabupaten Indramayu.
1) Daerah Aliran Sungai (DAS)
Wilayah Kabupaten Indramayu memiliki 14 aliran sungai yang mengalir ke
arah utara yaitu ke Laut Jawa dan Sungai yang tergolong besar adalah Sungai
Cimanuk, Sungai Cipanas, Sungai Cipunegara, Sungai Cilalanang, Sungai
Kumpulkuista, Sungai Pamengkang, dan Sungai Cimanis.
2) Satuan Wilayah Sungai (SWS)
SWS Citarum di wilayah pantai Jawa Barat bagian utara merupakan bagian
dari SWS Citarum Hilir yang mempunyai luas 6.154 km2 (sekitar 30% dari luas
SWS Citarum) SWS Kabupaten Indramayu mempunyai luas 648 km2. Aliran
rata-rata di bagian hilir mencapai 13,0 miliyar m3/tahun yang dimanfaatkan
untuk keperluan pertanian, industri dan sebagainya. SWS Cimanuk termasuk
wilayah keperluan pertanian, industri dan sebagainya. SWS Cimanuk termasuk
wilayah Kewenangan Povinsi Jawa Barat dan mempunyai luas 4.325 km2.
DINAS LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN INDRAMAYU
DAYA DUKUNG DAN DAYA TAMPUNG LINGKUNGAN HIDUP
KABUPATEN INDRAMAYU
Laporan Akhir – Profil Lingkungan Hidup II - 5
Wilayah Kabupaten Indramayu termasuk kedalam SWS Cimanuk dengan luas
1.238 km2. Potensi aliran rata-rata mencapai kapasitas sebesar 4 miliyar
m3/tahun.
3) Potensi Sumber Air
Wilayah Kabupaten Indramayu yang memiliki kemampuan sebagai lahan mata
air di wilayah bagian selatan Kecamatan Haurgeulis dan Cikedung dan
sebagian besar di Wilayah Kabupaten Indramayu mempunyai zona lahan air
tanah bebas (zona air tanah dangkal), sedangkan kemampuan lahan hidrologi
pantai sangat mempengaruhi tata air dengan fungsi penahan intrusi air laut dan
abrasi pantai. Kawasan pantai terdapat di sepanjang pantai timur dan utara
Indramayu termasuk sebagian Kecamatan Krangkeng, Juntinyuat, Balongan,
Indramayu, Pasekan, Cantigi, Losarang, Karangampel, Kandanghaur, Patrol
dan Sukra. Kemampuan hidrologi pantai ini dibagi dua zona yaitu zona pantai
dan zona rawa.
Tabel 2.1 Daerah Aliran Sungai (DAS) Di Wilayah Kabupaten/ Kota
NAMA DAS LUAS
(KM²)
DEBIT (M3/DTK)
MUSIM
HUJAN
MUSIM
KEMARAU
DAS CIWARINGIN 5,250 0,8 s/d 1,3 0,5 s/d 0,7
DAS CIMANUK 75,130 6,2 s/d 9,1 1,8 s/d 2,5
DAS PANGKALAN 55,550 2,8 s/d 3,3 0,2 s/d 0,6
DAS CIPANAS 58,010 2,1 s/d 4,0 0,4 s/d 0,5
DAS C1LALANANG 18,860 0,9 s/d 1,1 0,1 s/d 0,3
DAS SEWO/
CIPUNEGARA
11,500 0,8 s/d 1,3 0,5 s/cl 0,8
Sumber Dines PSDATAMBEN Kab. Indramayu Tahun 2015
Air permukaan di Kabupaten Indramayu berasal dari sungai dan air genangan,
yaitu Sungai Cimanuk, Cipunegara, Cipanas, Cibelerang, Cipondoh,
Cilalanang dan lain-lain serta dari Waduk Cipancuh, Waduk Bojongsari, Situ
Brahim, Situ Jangkar, Situ Sindang, Situ Bolang, Situ Kesambi dan Bendung
Rentang, Bendung Salarndarma, Bendung Sumurwatu, Bendung HBM,
Bendung Cibelerang dan bendung-bendung kecil lainnya.
Kuantitas dan kualitas sumberdaya air di Kabupaten Indramayu tergolong
buruk dan dinyatakan tidak layak untuk balian baku air minum, karena telali
terkontaminasi bakteri coli melampaui baku mutu air minum, yaitu lebih dan
2000/100ml. Hal ini diperparah, karena kondisi DAS di hulunya sudah
mengalami kerusakan yang cukup parah. Dengan kondisi bahan baku air
DINAS LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN INDRAMAYU
DAYA DUKUNG DAN DAYA TAMPUNG LINGKUNGAN HIDUP
KABUPATEN INDRAMAYU
Laporan Akhir – Profil Lingkungan Hidup II - 6
mmum yang buruk, penggunaan air permukaan untuk air bersih membutuhkan
perlakuan (treatment), yang berdampak terhadap tingginya biaya produksi
untuk penyediaan air bersih.
Sementara itu potensi air tanah di Kabupaten Indramayu yaitu berupa cekungan
air tanah Subang, lndramayu, dan cekungan air tanah Sumber-Cirebon dan
ketiga cekungan tersebut merupakan cekungan lintas Kabupaten/ Kota.
Meskipun memilki potensi air tanah, namun perlu ada pengendalian terhadap
penggunaannya secara sinergis melalui strategi kebijakan pengelolaan air tanah
yang utuh menyeluruh dan dilaksanakan secara terkoordinasi untuk menjaga
keseimbangan antara pengambilan dan kemampuan pengimbuhannya.
Kualitas air tanah tertekan umumnya cukup baik, air bening, pH berkisar antara
6,43 – 8,53. Kandungan Cl di bagian selatan jalur jalan provinsi umumnya
rendah yaitu antara 11,2 – 582,6 mg/l. Beberapa air tanah dangkal yang diambil
di Desa Lohbener, Juntinyuat, Sindang dan Krangkeng menunjukkan
kandungan Cl cukup tinggi antara 603 – 3.120 mg/l, bahkan mencapai 111,0
mg/l yaitu Desa Krangkeng.
2.1.4. Penggunaan dan Penutupan Lahan
Penggunaan lahan Kabupaten Indramayu didominasi oleh sawah irigasi dan sawah
tadah hujan dengan seluas 146.115 Ha setara dengan 69,59 % dari luas Kabupaten
Indramayu. Sedangkan kawasan terbangun (permukiman) dengan Luas
keseluruhan mencapai 18.520 Ha sekitar 8,82 % dari luas Kabupaten Indramayu.
Untuk lebih jelas mengenai data dan peta penggunaan lahan di Kabupaten
Indramayu tahun 2016 dapat dilihat pada Tabel 2.2.
Tabel 2.2 Penggunaan Lahan di Kabupaten Indramayu
NO PENGGUNAAN LAHAN LUAS (HA)
1. Permukiman 18.520
2. Sawah irigasi 106.895
3. Sawah tadah hujan 39.220
4. Empang,tarnbak 19.020
5. Penggaraman 2.110
6. Ladang, tegalan, perkebunan
7. Danau, situ, rawa, dan kolam 856,8
8. Industri 603,1
9. Hutan mangrove 1.314
10. Hutan 5.594
11. Sungai dan lain-lain 1.927
12. Kawasan konservasi Pulau Biawak 742
Sumber: Bapeda kab. lndramayu, Tahun 2016
DINAS LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN INDRAMAYU
DAYA DUKUNG DAN DAYA TAMPUNG LINGKUNGAN HIDUP
KABUPATEN INDRAMAYU
Laporan Akhir – Profil Lingkungan Hidup II - 7
Penggunaan lahan dibagi ke dalam tiga kategori, yaitu lahan sawah, lahan bukan
sawah, dan lahan bukan pertanian. Lahan sawah yang ada di Kabupaten Indramayu
adalah seluas 116.245 ha atau sekitar 56% dari luas total. Sementara lahan pertanian
bukan sawah adalah sebesar 57.226 ha atau sekitar 27%. Lahan yang tidak
digunakan sebagai lahan pertanian adalah seluas 36.467 ha atau sekitar 17%
(Gambar 2.2.3.1) (BPS Kabupaten Indramayu, 2018). dari proporsi ini
menunjukkan bahwa lahan pertanian (sawah dan bukan sawah) mendominasi
penggunaan lahan di Kabupaten Indramayu, yaitu sekitar 83%.
Gambar 2.4 Distribusi luas lahan sawah, bukan sawah, dan bukan pertanian Kabupaten
Ibdramayu pada tahun 2017 (Sumber: BPS Kabupaten Indramayu, 2018)
Parameter yang dapat dijadikan sebagai dasar kualitas kondisi lingkungan di
Kabupaten Indramayu adalah kerapatan tutupan lahan. Kerapatan tutupan lahan
mengindikasikan kualitas lingkungan, dimana semakin rapat tutupan lahan maka
kondisi Iingkungan semakin baik. Kondisi lahan dengan tutupan lahan yang rapat
dapat menciptakan kondisi lingkungan mikro yang lebih baik. Artinya, dominasi
vegetasi yang ada pada lahan tersebut sangat tinggi.
Kondisi Kabupaten Indramayu menurut tutupan lahan relatif cukup baik karena
hampir sekitar 83,14% dari luas total terkategori tutupan lahan rapat sampai sangat
rapat. dalam hal ini kondisi dengan tutupan sangat rapat mencapai 45,87% serta
tutupan lahan rapat mencapai 37,27%. Upaya-upaya peningkatan tutupan lahan
relatif ringan, karena hanya mencapai 16,96% yang harus ditingkatkan akibat
terkategori tutupan lahan sedang sampai sangat rendah. sebagai indikator daya
dukung lingkungan terutama dari aspek kondisi site/tapak, terlihat bahwa mayoritas
wilayah Kabupaten Indramayu memiliki lahan dengan produktivitas sangat tinggi.
Data menunjukkan bahwa sekitar 95,09% di wilayah Kabupaten Indramayu
memiliki produktivitas sangat tinggi. Upaya-upaya peningkatan produktivitas
DINAS LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN INDRAMAYU
DAYA DUKUNG DAN DAYA TAMPUNG LINGKUNGAN HIDUP
KABUPATEN INDRAMAYU
Laporan Akhir – Profil Lingkungan Hidup II - 8
hanya mencapai sekitar 0,003% atau seluas 5,08 ha, karena termasuk dalam
produktivitas sangat rendah.
2.1.5. Hutan, Kawasan Konservasi dan Keragaman Hayati
A. Hutan
Berdasarkan penetapan kawasan hutan di Kabupaten Indramayu,
ditetapkan bahwa kawasan hutan di Kabupaten Indramayu adalah
seluas 40.027 Ha dengan perincian 8.023 Ha hutan lindung dan 32.004
Ha sebagai hutan produksi.
Gambar 2.5 Peta Kawasan Hutan di Kabupaten Indramayu
Berdasarkan data penggunaan lahan, terlihat bahwa terjadi ahli fungsi
lahan hutan yang cukup besar, baik pada kawasan hutan produksi
maupun hutan lindung. Pada kawasan hutan lindung yang berupa
tegakan hutan bakau, banyak beralih fungsi menjadi tambaksedangkan
pada kawasan hutan produksi beralih fungsi menjadi perkebunan dan
sudah berlangsung sangat lama.
Kerusakan (degradasi) hutan merupakan salah satu masalah lingkungan
yang paling serius, karena berdampak terhadap persediaan kayu,
sumber daya non kayu, serta konservasi keanekaragamanhayati dan
fungsi ekologis hutan bagi kepentingan hidup nianusia.
DINAS LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN INDRAMAYU
DAYA DUKUNG DAN DAYA TAMPUNG LINGKUNGAN HIDUP
KABUPATEN INDRAMAYU
Laporan Akhir – Profil Lingkungan Hidup II - 9
Besarnya degradasi hutan di Kabupaten Indramayu digambarkan
dengan luasan tegakan hutan saat ini kurang dari 101% dibandingkan
fakta bahwa 19% luas wilayah Kabupaten Indramayu ditetapkan
sebagai kawasan hutan negara dengan luasan 8.023 Ha hutan mangrove
dan 32.004 Ha sebagai hutan produksi. Sehingga diperkirakan jika tidak
ada upaya-upaya pengendalian konversi fungsi hutan dan pengendalian
penggunaan lebih (over utilization), hutan di Kabupaten Indramayu
akan hilang.
Kerusakan hutan menjadi semakin serius akibat tindakan perambahan
secara langsung oleh masyarakat, dan secara tidak langsung oleh
pengusaha komersial karena lemahnya pengawasan dan penegakan
hukum. Kerusakan hutan cenderung merubah lahan subur menjadi
lahan kritis, dan secara langsung menurunkan fungsi lindungnya,
sehingga tidak dapat melindungi kawasan bawahannya secara
maksimal, dan dapat menyebabkan terjadinya kekeringan, longsor, dan
bencana iainnya. Dan data yang ada tercatat sekitar 10.355 Ha lahan
potensial kritis, 7.625 Ha lahan semi kritis dan lahan kritis sekitar 3.987
Ha dan penibahan lahan akibat abrasi pantai sekitar 2.431,970 Ha,
sehingga total lahan kritis yang perlu dipulilikan mencapai 24.398.970
Ha.
Upaya rehabilitasi terus dilakukan namun upayanya perlu ditingkatkan.
Dari tujuh jenis tanaman hutan yang disemaikan pada tahun 2015 hanya
3 jenis tanaman yang direalisasikan untuk penanaman hutan di wilayah
BKPH (Cikawung, Plosokerep, haur Geulis, Sanca, jatimunggul, dan
Indramayu) yaitu tanaman jati pada lahan 138 Ha, kayu putih pada
lahan 3.951 Ha, dan Acasia Mangium pada lahan 177 Ha (BPS
Kabupaten Indramayu, 2017).
B. Kawasan Konservasi
Kabupaten Indramayu hanya memiliki satu kawasan konservasi, yaitu
Kawasan Konservasi Laut Daerah Pulau Biawak. Kawasan Konservasi
Laut Daerah ditetapkan pada awalnya berdasarkan Berdasarkan
Keputusan Bupati Indramayu nomor 556/Kep.528-Diskanla/2004 yang
dikeluarkan pada tanggal 7 April 2004 tentang Penetapan Pulai Biawak
dan Sekitarnya sebagai Kawasan Konservasi dan Wisata Laut antara
lain memutuskan dan menetapkan hal-hal sebagai berikut:
1. Pulau Biawak dan sekitarnya sebagai Kawasan Konservasi dan
Wisata Laut
DINAS LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN INDRAMAYU
DAYA DUKUNG DAN DAYA TAMPUNG LINGKUNGAN HIDUP
KABUPATEN INDRAMAYU
Laporan Akhir – Profil Lingkungan Hidup II - 10
2. Kawasan Konservasi dan Wisata Laut Pulau Biawak dan
sekitarnya (KWL Pulau Biawak dan Sekitarnya) mengemban visi
konservasi dan misi pelestarian, pendidikan dan ekonomi)
3. Penataan Kawasan Konservasi dan Wisata Laut Pulau Biawak dan
Sekitarnya dibagi menjadi dua Zona dengan kategori sebagai
berikut:
a. Internal zone yang merupakan kawasan perlindungan habitat
dan populasi sumber daya hayati.
b. External zone yang merupakan perlindungan dan pemanfaatan
wisata
4. Menugaskan Dinas Perikanan dan Kelautan Kabupaten Indramayu
untuk mempersiapkan rencana pengelolaan Kawasan Konservasi
dan Wisata Laut Pulau Biawak dan sekitarnya mengkoordinasikan
serta mensosialisasikan dengan pihak terkait.
Pendekatan konservasi dalam menetapkan Pulau Biawak dan
sekitarnya sebagai kawasan Konservasi Laut Daerah adalah karena
kawasan ini memiliki berbagai macam ekosistem yaitu ekosistem
mangrove, ekosistem padang lamun, dan ekosistem terumbu karang.
Ekosistem mangrove sendiri memiliki keunikan tersendiri karena
struktur pantainya merupakan hamparan pasir putih, sementara
ekosistem padang lamun hampir menutup seperti pulaunya, dan
ekosistem terumbu karang mengelilingi seluruh pulau (Direktorat
Jendral Pengelolaan Ruang Laut Kementerian Kelautan dan Perikanan,
2018).
Selanjutnya Keputusan Bupati Indramayu nomor 556/Kep.528-
Diskanla/2004, diperkuat dengan Peraturan Daerah Kabupaten
Indramayu Nomor. 6 Tahun 2014 Tentang Pengelolaan Kawasan
Konservasi Pesisir Dan Pulau-Pulau Kecil dan Penataan Fungsi Pulau
Biawak, Gosong dan Pulau Candikian.
C. Tipe Ekosistem dan Keragaman Hayati
Kabupaten Indramayu adalah salah satu wilayah dengan kondisi
ekologis dan geografis yang relatif lengkap. Kabupaten Indramayu
memiliki keragaman ekosistem berupa ekosistem dataran/ hutan
dataran rendah, pesisir, pantai, ekosistem mangrove, padang lamun, dan
ekosistem terumbu karang. Keragaman tipe ekosistem tersebut
mengakibatkan potensi keragaman jenis juga cukup besar.
Di kawasan pesisir Kabupaten Indramayu yang merupakan lahan basah
(mud flat), hewan terrestrial yang menonjol adalah hewan liar dari
kelompok burung. Menurut Syahminan, dkk (2001), di kawasan pesisir
DINAS LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN INDRAMAYU
DAYA DUKUNG DAN DAYA TAMPUNG LINGKUNGAN HIDUP
KABUPATEN INDRAMAYU
Laporan Akhir – Profil Lingkungan Hidup II - 11
Indramayu terdapat 45 jenis burung dan 30 famili, dimana 11 jenis
burung di pesisir tersebut diantaranya merupakan jenis burung yang
dilindungi yaitu Egretta intermedia, Mycteria cinerea, Acciptiter
soloensis, Numenius arquata, N. phaepus, Chlidonias hybridus, C.
leucopterus, Sterna albrifrons, Halcycon chioris, H. sanctus dan Alcedo
caerulescens.
Kelompok ikan, hingga saat mi diketahui ada 132 jenis ikan air tawar
yang tercatat di region Jawa dan Bali, 13 jenis diantaranya adalah jenis
endemik. Adapun untuk jenis ikan yang berada di kawasan pesisir
diantaranya adalah ikan sembilang, bloso, betok, blanak, ikan buntal,
cray fish, dan ikan lam dan kelompok artropoda. Selain itu pada
kawasan pesisir terutama pada daerah pantai berpasir juga banyak
terdapat biota pesisir lain diantaranya kepiting kecil, kerang-kerangan,
remis dan lain sebagainya.
Kelompok amfibi dan reptil semakin langka, karena habitat yang
tersedia semakin berkurang dan belum satupun dan jenis kelompok ini
yang sudah bisa didomestikasi dan dibudidaya. Kelangkaan beberapa
spesies kelompok seringkali terjadi sebagai akibat perburuan oleh
manusia untuk dikonsumsi dan dipelihara antara lain seperti katak
sawali, katak catang, beberapa jenis ular, biawak, bunglon dan lain-
lain.
Sementara itu, kawasan ekosistem mangrove di Kabupaten Indramayu
telah banyak mengalami kerusakan yang disebabkan oleh konversi
lahan menjadi tambak, area pertanian dan perumahan. Luas ekosistem
mangrove yang mengalami kerusakan hingga tahun 2013 adalah
13,489.35 ha. Desa Pabean Udik merupakan salah satu desa di
Kecamatan Indramayu yang memiliki tipologi desa pesisir dengan luas
mangrove sebesar 58,05 ha dan luas wilayah 545,932 ha serta panjang
pantai sekitar 1,2 km.
Berkaitan dengan pengelolaan hutan mangrove di Kabupaten
Indramayu semenjak tahun 2010 telah terbentuk Kawasan Ekowisata
Hutan Mangrove yaitu di Pantai Karangsong Indramayu, walaupun
hutan mangrove ini didanai oleh CSR Pertarnina RU VI Balongan
bekerja sama dengan Pemerintah Indramayu, tetapi pengelolaannya
melibatkan elemen masyarakat setempat atau Karansong. Di kawasan
hutan ini, terdapat ribuan pohon Mangrove dan berbagai jenis. Selain
pohon Mangrove, terdapat juga jenis pohon lainnya seperti pohon
Ketapang yang ikut memadati kawasan hutan. Luas hutan ini kurang
lebih 20 hektar.
DINAS LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN INDRAMAYU
DAYA DUKUNG DAN DAYA TAMPUNG LINGKUNGAN HIDUP
KABUPATEN INDRAMAYU
Laporan Akhir – Profil Lingkungan Hidup II - 12
Potensi keragaman hayati terbesar terhampar mulai dari gugusan pulau-
pulau kecil (Pulau Biawak/Rakit, Pulau Gosong, Pulau Candikian).
Pulau Biawak merupakan pulau hutan yang banyak ditumbuhi berbagai
jenis bakau sebagai ciri khas ekosistem mangrove. Kondisi ekosistem
mangrove masih baik dengan tumbuhnya berbagai ragam jenis
mangrove yang sudah langka sebagaimana jarang dijumpai di pantai
utara Jawa. Jenis-jenis bakau yang tumbuh diantaranya adalah
Sonneratia spp, Avicennia sp, Bruguiera sp, Rhizopora sp, Ceriops sp,
Acanthus sp, Lummitterae, Xylocarpus, Aigicera, Nipa sp., dan Heriera
sp. Sementara di Pulau Gosong terdapat jenis Avicennia sp. dan di Pulau
Candikian terdapat jenis Bruguiera sp.
Ekosistem terumbu karang di Pulau Biawak dan sekitamya berada pada
kedalaman 3-5m. Komponen penyusun terumbu karangnya sangat
padat dan banyak didominasi oleh karang-karang keras, seperti karang
semi padat (Acropora digitate) dan karang meja (Acropora tabulate).
Selain itu, terdapat juga karang bercabang (Acropora branching),
karang biru (Coral heliopora), karang api (Coral millepora) karang
padat (Coral massive), karang menempel (Acropora dan Coral
encrusting), karang lingkar daun (Coral foliose), karang jamur (Coral
mushroom). Dan dijumpai beberapa karang lunak seperti Simularia sp.
Jenis ikan hias yang ditemukan di Pulau Biawak dan sekitamya
diantaranya adalah kiper (Scatophagus argus), samandar (Siganus
verniculator), kerapu (C'hremileptis altivelia), dokter (Labroites
dmidiatus), kakatua (C'hallyadon ghabon), tikus (Chinhiticihy
aprianus), zebra (Dendricirus zebra), kupu-kupu (Chaetodon
chiysurus), kokotokan, merakan (Pterois valiteus), pisau-pisau, petek-
petek (Desayllus reticulates), kepasan, buntul, kerong-kerong
(Fiectoiynchus spp), pembersih (Thallasorna sp), sersan mayor
(Abudefduf sexfasciatus), kerapu lumpur (Cheilinus sp), dan ekor
kuning (Caesio cuning).
Jenis fauna yang dijumpai dan menjadi ciri khas Pulau Biawak adalah
biawak (Varanus salvator). Fauna lainnya adalah dari jenis burung
diantaranya trinil pantai (Bubulcus ibis), cangak abu (Ardea cinerea),
cangak laut (Ardea sumatrana), cekaka (Halyclon chioris), burung
udang biru (Akedo caerulescens), trulek (Pluvalis dominica), dan lain-
lain.
DINAS LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN INDRAMAYU
DAYA DUKUNG DAN DAYA TAMPUNG LINGKUNGAN HIDUP
KABUPATEN INDRAMAYU
Laporan Akhir – Profil Lingkungan Hidup II - 13
2.2. KONDISI TEKANAN TERHADAP LINGKUNGAN
2.2.1. Laju Pertumbuhan dan Kepadatan Penduduk
Permasalahan di bidang kependudukan merupakan salah satu isu penting dalam
perencanaan maupun evaluasi hasil pelaksanaan pembangunan. Berbagai indikator
kependudukan dapat digunakan untuk melihat kondisi suatu wilayah, seperti
adanya laju pertumbuhan yang tinggi, kepadatan penduduk yang terlalu rendah atau
terlalu tinggi yang menunjukkan penyebaran penduduk di suatu wilayah serta
indikator-indikator lainnya. Dari berbagai indikator tersebut maka masalah
kependudukan di dalam proses pembangunan dapat diidentifikasi.
Pada akhir Tahun 2016 jumlah penduduk Kabupaten Indramayu tercatat sebanyak
1.700.815 jiwa. Sedangkan pada akhir Tahun 2017 angka tersebut telah berubah
menjadi 1.709.994 jiwa, keadaan ini menunjukkan adanya kenaikan sebesar 9.179
jiwa, dengan demikian laju pertumbuhan penduduk Kabupaten Indramayu Tahun
2016-2017 sebesar 0,54% (Gambar 2.2.1) (BPS Kabupaten Indramayu, 2018).
Adapun komposisi jumlah penduduk Indramayu Tahun 2017 ini terdiri dari laki-
laki 880.619 jiwa dan penduduk perempuan 829.375 jiwa. Komposisi Penduduk
Kabupaten Indramayu menurut struktur umur dan jenis kelamin dapat digambarkan
dengan jelas oleh piramida penduduk. Dari piramida penduduk dapat dilihat bahwa
selama lima tahun terakhir telah terjadi penurunan fertilitas (BPS Kabupaten
Indramayu, 2018).
Luas wilayah Kabupaten Indramayu kurang lebih 2.099,42 km2. Dengan jumlah
penduduk sebanyak 1.709.994 jiwa, kepadatan penduduk di Kabupaten Indramayu
kurang lebih sebesar 814 jiwa/km2. Jumlah penduduk tertinggi berada di
Kecamatan Indramayu yaitu sebesar 113.515 jiwa, sementara jumlah penduduk
terendah ada di Kecamatan Pasekan yaitu sebesar 23.012 jiwa (Gambar 2.2.1.2).
Kecamatan dengan kepadatan penduduk tertinggi adalah Kecamatan Karangampel
yaitu sebesar 2.038 jiwa/km2, sedangkan yang terendah adalah Kecamatan Cantigi
227 jiwa/km2 (Gambar 2.2.1.3) (BPS Kabupaten Indramayu, 2018).
DINAS LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN INDRAMAYU
DAYA DUKUNG DAN DAYA TAMPUNG LINGKUNGAN HIDUP
KABUPATEN INDRAMAYU
Laporan Akhir – Profil Lingkungan Hidup II - 14
Gambar 2.6 Laju pertumbuhan penduduk Kabupaten Indramayu dalam rentang tahun
2010-2017 (Sumber: BPS Kabupaten Indramayu, 2018)
Gambar 2.7 Angka kepadatan penduduk Kabupaten Indramayu berdasarkan
wilayah Kecamatan pada tahun 2017 (Sumber: BPS Kabupaten
Indramayu, 2018)
DINAS LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN INDRAMAYU
DAYA DUKUNG DAN DAYA TAMPUNG LINGKUNGAN HIDUP
KABUPATEN INDRAMAYU
Laporan Akhir – Profil Lingkungan Hidup II - 15
Gambar 2.8 Angka rasio luas wilayah Kecamatan dengan jumlah penduduk di
Kabupaten Indramayu pada tahun 2017 (Sumber: BPS Kabupaten
Indramayu, 2018)
2.2.2. Perkembangan Industri dan Transportasi
A. Perkembangan Industri
Sektor industri merupakan salah satu sektor yang kini banyak dilirik
masyarakat sebagai sarana untuk berusaha dalam menghadapi era
otonomi daerah. Keadaan ini bisa terlihat dari meningkatnya jumlah
perusahaan industri di Kabupaten Indramayu, jumlah perusahaan
industri kecil dan menengah andalan pada tahun 2014 tercatat sebanyak
6.433 unit usaha dengan jumlah tenaga kerja sebanyak 21.269 orang.
Berikut tabel jumlah industri berdasarkan banyaknya tenaga kerja.
Tabel 2.3 Banyak Perusahaan dan Tenaga Kerja Menurut Jenis di Kabupaten Indramayu Tahun
2015
N
O JENIS PERUSAHAAN
BANYAK
PERUSAHA
AN
BANYAK TENAGA KERJA
LAKI-
LAKI
PEREMPU
AN JUMLAH
1 Tekstil dan Sandang - - - -
2 Niaga, bank dan Asuransi 67 454 225 679
3 Makanan dan Minuman 100 584 239 823
4 Farmasi dan kimia 2 311 13 324
5 Bangunan dan Pekerjaan
umum
96 403 60 463
6 Perkayuan - - - -
7 Logam dan Keramik 20 2.847 195 3.042
8 Minyak dan Gas Bumi 20 2.847 195 3.042
9 Assembling Mobil dan
Perbengkelan
2 28 12 40
10 Percetakan dan Penerbitan 5 48 9 57
DINAS LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN INDRAMAYU
DAYA DUKUNG DAN DAYA TAMPUNG LINGKUNGAN HIDUP
KABUPATEN INDRAMAYU
Laporan Akhir – Profil Lingkungan Hidup II - 16
N
O JENIS PERUSAHAAN
BANYAK
PERUSAHA
AN
BANYAK TENAGA KERJA
LAKI-
LAKI
PEREMPU
AN JUMLAH
11 Transportasi 2 54 2 56
12 Karet dan Kulit - - - -
13 Pertanian dan Perkebunan 27 278 5 283
14 Rokok dan Tembakau - - - -
15 Elektronik
16 Pariwisata 2 37 48 85
17 Lainnya 256 4.576 2.936 7.512
Tahun 2015 580 10.678 3.769 14.447
Sumber : BPS Kabupaten Indramayu (2017)
B. Transportasi
Secara geografis Kabupaten Indramayu dilewati oleh Jalur Lintas Utara
Pula Jawa (Pantura). Hal tersebut menjadi keuntungan bagi Kabupaten
Indramayu secara ekonomis, karena Pantura merupakan jalur distribusi
utama di Pulau Jawa. Guna memetik keuntungan dari jalur distribusi
tersebut tentulah sarana dan prasarana transportasi mutlak dibutuhkan.
Karena berada di wilayah pesisir, Kabupaten Indramyu memiliki jalur
transportasi dan laut. Profil transportasi darat dan laut Kabupaten
Indramayu adalah sebagai berikut:
1) Transportasi Darat
Sampai dengan Tahun 2017, panjang jalan di Kabupaten
Indramayu adalah 825.836 km. Dengan kondisi jalan di Kabupaten
Indramayu dalam keadaan baik sepanjang 518.794 km, sedang
112.702 km, rusak ringan 90.911 km dan rusak berat 103.430 km.
Jumlah Jembatan sebanyak 345 buah dengan 328 dalam kondisi
baik, 18 sedang dan 8 rusak. Angkutan darat merupakan sarana
utama yang ada di kabupaten Indramayu. Sampai dengan tahun
2017 mobil yang beroperasi di Kabupaten Indramayu berjumlah
43.485 unit, yaitu terdiri dari 25.578 mobil penumpang, 17.107
mobil angkutan barang dan 800 mobil angkutan penumpang (bus).
Sedang sepeda motor di tahun 2017 tercatat sebanyak 530.547unit
(BPS Kabupaten Indramayu, 2018).
Perilaku tertib berlalu lintas akan meminimalisir terjadinya
kecelakaan lalu lintas. Ditambah dengan kondisi pengemudi dan
kendaraan memegang peranan yang tidak kalah penting dalam
berkendaraan. Pada tahun 2017 tercatat sebanyak 506 korban
meninggal dunia sedangkan tahun 2016 tercatat 895 korban
meninggal dunia. Sementara kerugian material akibat kecelakaan
mengalami kenaikan yaitu Rp. 1.886.300.000,- di tahun 2016
menjadi Rp. 971.450.000,- di tahun 2017 (BPS Kabupaten
Indramayu, 2018).
DINAS LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN INDRAMAYU
DAYA DUKUNG DAN DAYA TAMPUNG LINGKUNGAN HIDUP
KABUPATEN INDRAMAYU
Laporan Akhir – Profil Lingkungan Hidup II - 17
2) Transportasi Laut
Keberadaan transportasi laut di Kabupaten Indramayu hingga
sekarang masih terbatas pada model angkutan niaga dan perikanan.
Dari data Kantor Pelabuhan Indramayu selama tahun 2017 tercatat
sebanyak 1.450 unit kapal niaga yang berlabuh di Kabupaten
Indramayu (BPS Kabupaten Indramayu, 2018).
Gambar 2.9 Kondisi jalan (transportasi darat) di Kabupaten Indramayu pada tahun
2017, dengan kelas kondisi “baik”, “sedang”, “rusak ringan”, dan “rusak
berat”. (Sumber: BPS Kabupaten Indramayu, 2018)
Gambar 2.10 Kondisi jembatan (transportasi darat) di Kabupaten Indramayu pada tahun
2017, dengan kelas kondisi “baik”, “sedang”, dan “rusak”. (Sumber: BPS
Kabupaten Indramayu, 2018)
DINAS LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN INDRAMAYU
DAYA DUKUNG DAN DAYA TAMPUNG LINGKUNGAN HIDUP
KABUPATEN INDRAMAYU
Laporan Akhir – Profil Lingkungan Hidup II - 18
2.2.3. Kondisi Pertanian, Peternakan, dan Perikanan
A. Kondisi Pertanian
Penggunaan lahan dibagi ke dalam tiga kategori, yaitu lahan sawah,
lahan bukan sawah, dan lahan bukan pertanian. Lahan sawah yang ada
di Kabupaten Indramayu adalah seluas 116.245 ha atau sekitar 56% dari
luas total. Sementara lahan pertanian bukan sawah adalah sebesar
57.226 ha atau sekitar 27%. Lahan yang tidak digunakan sebagai lahan
pertanian adalah seluas 36.467 ha atau sekitar 17% (Gambar 2.2.3.1)
(BPS Kabupaten Indramayu, 2018). dari proporsi ini menunjukkan
bahwa lahan pertanian (sawah dan bukan sawah) mendominasi
penggunaan lahan di Kabupaten Indramayu, yaitu sekitar 83%.
Gambar 2.11 Distribusi luas lahan sawah, bukan sawah, dan bukan pertanian
Kabupaten Ibdramayu pada tahun 2017 (Sumber: BPS Kabupaten
Indramayu, 2018)
Kondisi pertanian pada Kabupaten Indramayu terbagi atas tanaman
pangan, tanaman bahan makan, tanaman padi, tanaman palawija, dan
tanaman hortikultura. Tanaman pangan pada Kabupaten Indramayu
meliputi tanaman bahan makanan, sayur-sayuran, dan buah-buahan.
Tanaman bahan makanan terdiri dari jenis padi-padian, jagung, umbi-
umbian, dan kacang-kacangan. Data tanaman bahan tersebut dirinci
menuru luas panen hasil per hektar, dan produksi.
Tanaman pangan meliputi tanaman bahan makanan, sayur-sayuran, dan
buah buahan. Tanaman bahan makanan terdiri dari jenis padi-padian,
jagung, umbi-umbian, dan kacang-kacangan. Data tanaman bahan
makanan dirinci menurut luas panen, hasil per hektar, dan produksi.
Pada tahun 2017 luas panen padi mengalami penurunan dari tahun
sebelumnya yaitu dari 246.833 Ha menjadi 235.316 Ha. Hal ini juga
DINAS LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN INDRAMAYU
DAYA DUKUNG DAN DAYA TAMPUNG LINGKUNGAN HIDUP
KABUPATEN INDRAMAYU
Laporan Akhir – Profil Lingkungan Hidup II - 19
berpengaruh pada tingkat produktivitasnya yang mengalami
penurunan, yaitu dari 1.800.443,53 ton di tahun sebelumnya menjadi
sebesar 1.394.771,34 ton di tahun ini.
Pada tanaman palawija hanya tanaman ubi kayu dan ubi jalar yang
mengalami peningkatan produksi, sedangkan dari tanaman hortikultura
yang mengalami kenaikan produksi adalah tanaman jambu biji, pisang,
pepaya, semangka, kacang panjang dan terong (BPS Kabupaten
Indramayu, 2018).
Gambar 2.12 Produktivitas komoditi palawija di Kabupaten Indramayu tahun 2017
(Sumber: BPS Kabupaten Indramayu, 2018)
Buah mangga merupakan produk unggulan hortikultura dengan
produksi paling tinggi, yaitu sebesar 774.729,27 ton pada tahun 2017.
Produk hortikultura lain dari Kabpaten Indramayu di antaranya adalah
jeruk besar (1 ton), jambu biji (11.071,55 ton), sawo (4.402,22 ton),
pisang (67.303,78 ton), pepaya (10.941,90 ton), dan semangka
(13.066,40 ton). Sejumlah kecil produksi pertanian dan perkebunan
juga tercatat di Kabupaten Indramayu, seperti tebu, teh, kopi, bawang
merah, cabe merah, dan sebagainya (BPS Kabupaten Indramayu, 2018).
B. Kondisi Peternakan
Salah satu tujuan di sub sektor ini adalah meningkatkan populasi dan
produksi ternak dalam usaha memperbaiki ternak dan memperbaiki gizi
masyarakat. Hal yang pokok adalah untuk menghasilkan pendapatan
peternak terutama yang berada di wilayah pedesaan. Jenis ternak yang
DINAS LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN INDRAMAYU
DAYA DUKUNG DAN DAYA TAMPUNG LINGKUNGAN HIDUP
KABUPATEN INDRAMAYU
Laporan Akhir – Profil Lingkungan Hidup II - 20
diusahakan di wilayah Kabupaten Indramayu adalah ternak besar dan
kecil, produksi daging, susu, dan telur. Tahun 2017 jumlah sapi potong
11.895 ekor, kerbau 1.112 ekor, kuda 14 ekor, domba 296.413 ekor, dan
kambing 73.942 ekor. Sementara itu untuk ternak unggas adalah ayam
kampung 442.417 jantan dan 887.354 betina, ayam pedaging
22.015.125, 15.736 ayam petelur dan itik 607.551 jantan dan 1.408.220
betina (Gambar 2.2.3.3 dan Gambar 2.2.3.4) (BPS Kabupaten
Indramayu, 2018).
Gambar 2.13 Produksi hasil peternakan non-unggas di Kabupaten Indramayu pada
tahun 2017 (Sumber: BPS Kabupaten Indramayu, 2018)
Gambar 2.14 Produksi hasil peternakan unggas di Kabupaten Indramayu pada tahun
2017 (Sumber: BPS Kabupaten Indramayu, 2018)
DINAS LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN INDRAMAYU
DAYA DUKUNG DAN DAYA TAMPUNG LINGKUNGAN HIDUP
KABUPATEN INDRAMAYU
Laporan Akhir – Profil Lingkungan Hidup II - 21
C. Kondisi Perikanan
Sesuai dengan letaknya yang berada di pesisir pantai, Indramayu
merupakan salah satu Kabupaten penghasil ikan. Produksi ikan laut
segar selama tahun 2017 mencapai 139.713,39 ton. Nilai Produksinya
mengalami peningkatan dari Rp. 2.413.781.346,31,- pada tahun 2016
menjadi Rp. 2.375.299.996,36,- pada tahun 2017 (Gambar 2.2.3 dan
Gambar 2.2.4) (Dinas Perikanan dan Kelautan Kabupaten Indramayu,
2017).
Gambar 2.15 Produksi sektor perikanan Kabupaten Indramayu pada tahun 2017
(Sumber: BPS Kabupaten Indramayu, 2018)
Gambar 2.16. Nilai produksi sektor perikanan Kabupaten Indramayu pada tahun 2017
(Sumber: BPS Kabupaten Indramayu, 2018)
DINAS LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN INDRAMAYU
DAYA DUKUNG DAN DAYA TAMPUNG LINGKUNGAN HIDUP
KABUPATEN INDRAMAYU
Laporan Akhir – Profil Lingkungan Hidup II - 22
2.2.4. Persampahan
Di dalam melaksanakan pengelolaan persampahan di Kabupaten Indramayu selain
mengacu pada UU No. 18 Tahun 2011 Tentang Pengelolaan Persampahan juga
mengacu pada Peraturan Daerah No 16 Tahun 2011 Tanggal 9 November 2011,
Tentang Pengelolaa Kebersihan, Pertamanan dan Pemakaman serta penerangan
Jalan Umum di Kabupaten Indramayu.
Untuk mengelola persampahan, maka Dinas Kebersihan dan Pertamanan sebagai
instansi pengelola persampahan di Kabupaten Indramayu memiliki sarana dan
prasarana pengelolaan sampah dengan jumlah dan kondisi yang masih terbatas,
yaitu (Profil Sanitasi Wilayah Kabupaten Indramayu, 2017):
1. Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Sampah
Ada 3 (tiga) TPA yang dimiliki yaitu :
a. TPA Pecuk, dengan luas 7,66 Ha, berlokasi di Desa Panyindangan Kulon,
Kecamatan Sindang dan melayani persampahan di wilayah perkotaan
Kecamatan Indramayu, Sindang, Balongan, Pasekan serta sebagian
sampah dari pasar dan jalan-jalan utama di Kota Kecamatan Karangampel.
Sistem pengelolaan sampah yang digunakan Controlled Landfill dan saat
ini secara bertahap sudah beralih ke sistem Sanitary Landfill, dengan
kapasitas sampah sebesar 210 m3/hari dan umur rencana ±20 tahun.
b. TPA Kertawinangun dengan luas 2,5 Ha, berlokasi di Desa
Kertawinangun, Kecamatan Kandanghaur, melayani persampahan dari
pasar dan jalan-jalan utama di wilayah perkotaan Kecamatan Losarang dan
Kandanghaur. Sistem pengelolaan sampah masih menggunakan Open
Dumping, dengan kapasitas 36,13 m3/hari dan umur rencana ±15 tahun.
c. TPA Kebulen dengan luas 0,1 Ha., berlokasi di Desa Jatibarang,
Kecamatan Jatibarang, melayani persampahan dari pasar dan jalan-jalan
utama di Kota Kecamatan Jatibarang. TPA ini masih menggunakan sistem
Open Dumping dengan kapasitas 12,4 m3/hari dan umur rencana ±15
tahun.
2. Tempat Penampungan Sementara (TPS) Sampah
TPS yang ada berjumlah 218 unit, berfungsi untuk menampung sampah
sementara sebelum diangkut ke TPA, yang terdiri dari :
a. Transfer Depo berjumlah 11 unit.
b. Kontainer berjumlah 48 unit.
c. Lain-lain (bak sampah berjumlah 159 unit, tong sampah pejalan kaki
berjumlah 201 unit).
DINAS LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN INDRAMAYU
DAYA DUKUNG DAN DAYA TAMPUNG LINGKUNGAN HIDUP
KABUPATEN INDRAMAYU
Laporan Akhir – Profil Lingkungan Hidup II - 23
3. Sarana Pengangkut Sampah
a. Truck Pengangkut Sampah berjumlah 18 unit, kapasitas angkut 6 m3,
berfungsi untuk mengangkut sampah dari TPS ke TPA, yang terdiri dari :
1) Dump Truck berjumlah 8 unit, truck ini dilengkapi sistem hidrolis
untuk mengangkat dan menurunkan bak dibelakang truk.
2) Armroll Truck berjumlah 8 unit, truk ini harus dilengkapi dengan
kontainer sebagai bak tempat menyimpan sampah, dilengkapi sistem
hidrolis untuk menaikkan dan menurunkan kontainer.
3) Compactor Truck berjumlah 2 unit.
b. Sepeda Motor Roda Tiga berjumlah 13 unit, kapasitas angkut 4 m3,
berfungsi untuk mengangkut sampah dari TPS ke TPA pada daerah
pelayanan yang tidak terjangkau truck, dilengkapi sistem hidrolis untuk
mengangkat dan menurunkan bak dibelakang motor.
c. Gerobak Sampah 167 unit, kapasitas angkut 4 m3, berfungsi untuk
mengangkut sampah dari permukiman dan jalan ke TPS.
4. Sarana pendukung lainnya
a. Kendaraan pengolahan sampah di TPA
1) Bulldozer berjumlah 1 unit, berfungsi untuk mendorong, meratakan
dan memadatkan sampah maupun tanah penutup termasuk penyiapan
sel sampah dan pekerjaan tanah lainnya.
2) Loader sekaligus Excavator berjumlah 1 unit.
• Loader berfungsi untuk menggali tanah lunak, memuat hasil
pemotongan ke atas truck dan mengangkut material pada jarak
tidak lebih dari 50 m.
• Excavator berfungsi untuk menggali tanah dan menyiapkan tanah
cadangan penutup.
b. Alat Pengolah sampah organik (Kompos) yang terdiri dari :
1) Pencacah sampah organik, berjumlah 1 unit, yang berfungsi untuk
memotong/mencacah sampah organik agar proses kompos berjalan
dengan cepat.
2) Conveyor, berjumlah 1 unit, berfungsi untuk memindahkan sampah
organik yang siap diproses.
3) Pengayak Sampah, berjumlah 1 unit, berfungsi untuk mengayak/
menyaring sampah yang sudah menjadi kompos agar lebih halus.
4) Komposter Rumah Tangga, berjumlah 187 unit, berfungsi untuk
memproses sampah organic menjadi kompos yang ditempatkan di
lingkungan perumahan/permukiman.
Tenaga pengelola persampahan berjumlah total 313 orang yang terdiri dari 67
orang PNS dan 246 orang Non PNS, mulai dari tenaga teknis, administrasi,
keuangan sampai tenaga pekerja di lapangan yaitu penyapu (pengumpul),
pengangkut, pengelola TPS dan TPA.
DINAS LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN INDRAMAYU
DAYA DUKUNG DAN DAYA TAMPUNG LINGKUNGAN HIDUP
KABUPATEN INDRAMAYU
Laporan Akhir – Profil Lingkungan Hidup II - 24
2.3. LAJU PERTUMBUHAN EKONOMI
Pembangunan yang berkelanjutan merupakan strategi pembangunan yang banyak
diaplikasikan oleh negara berkembang, termasuk Indonesia. Oleh karena kebijakan
pemerintah beberapa tahun terakhir memprioritaskan pertumbuhan ekonomi,
dengan demikian eksploitasi terhadap sumber daya alam sangat mencolok tanpa
memperhitungkan kerusakan lingkungan. Berdasarkan perhitungan PDRB atas
dasar harga konstan 2010, laju pertumbuhan ekonomi Kabupaten Indramayu tahun
2017 adalah sekitar 1,45 persen.
Gambar 2.17 Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kabupaten Indramayu Atas
Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha Pada Tahun 2017 (Juta
Rupiah)
Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Indramayu tahun 2017 atas dasar
harga berlaku mencapai 69.824.006,35 juta rupiah. Sedangkan di sisi konstan yang
tidak dipengaruhi oleh faktor inflasi mencapai 57.527.211,13 juta rupiah (BPS
Kabupaten Indramayu, 2018). Kelompok sektor primer meliputi kegiatan di sektor
pertanian dan pertambangan/ penggalian. Kemudian untuk kelompok sektor
sekunder, aktivitas ekonominya meliputi kegiatan di sektor industri pengolahan;
lisirik, gas dan air serta kegiatan di sektor konstruksi bangunan. Sedangkan
kelompok ketiga yaitu kelompok tersier, meliputi kegiatan ekonomi pada sektor
perdagangan, hotel, dan restoran; Angkutan dan Komunikasi dan sektor Perbankan
dan jasa-jasa baik jasa perusahaan, perorangan, pemerintahan, dan swasta.
DINAS LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN INDRAMAYU
DAYA DUKUNG DAN DAYA TAMPUNG LINGKUNGAN HIDUP
KABUPATEN INDRAMAYU
Laporan Akhir – Konsep & Metodologi III - 1
KONSEP DAN
METODOLOGI
3.1. KONSEP DAYA DUKUNG DAN DAYA TAMPUNG
Konsep daya dukung lingkungan sudah mulai banyak diperbincangkan.
Mengingat semakin besarnya tekanan penduduk dan pembangunan terhadap
lingkungan. Pertambahan jumlah penduduk dengan aktifitasnya menyebabkan
Kebutuhan akan lahan bagi kegiatan sosial ekonominya (lahan terbangun)
makin bertambah dan sebaliknya lahan tidak terbangun makin berkurang.
Selain itu, pertambahan jumlah penduduk juga dibarengi dengan peningkatan
konsumsi sumber daya alam sejalan dengan meningkatnya tingkat sosial
ekonomi masyarakat. Peningkatan jumlah penduduk dan perubahan pola
konsumsi masyarakat akan mempengaruhi daya dukung lingkungannya.
Pengertian daya dukung lingkungan (carrying capacity) dalam konteks ekologis
adalah jumlah populasi atau komunitas yang dapat didukung oleh sumberdaya
dan jasa yang tersedia dalam ekosistem tersebut. Faktor yang
mempengaruhi keterbatasan ekosistem untuk mendukung perikehidupan adalah
faktor jumlah sumberdaya yang tersedia, jumlah populasi dan pola konsumsinya.
Konsep daya dukung lingkungan dalam konteks ekologis tersebut terkait erat
dengan modal alam. Akan tetapi, dalam konteks pembangunan yang berlanjut
(sustainable development), suatu komunitas tidak hanya memiliki modal alam,
melainkan juga modal manusia, modal sosial dan modal lingkungan buatan. Oleh
karena itu, dalam konteks berlanjutnya suatu wilayah, daya dukung lingkungan
wilayah adalah jumlah populasi atau komunitas yang dapat didukung oleh
sumberdaya dan jasa yang tersedia karena terdapat modal alam, manusia, sosial
dan lingkungan buatan yang dimilikinya.
Pengertian daya dukung lingkungan menurut Undang-Undang Nomor 23 Tahun
1997 Tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup yaitu kemampuan
lingkungan untuk mendukung perikehidupan manusia dan makhluk hidup lainnya.
Daya dukung lingkungan adalah jumlah maksimum manusia yang dapat didukung
Bab 3
DINAS LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN INDRAMAYU
DAYA DUKUNG DAN DAYA TAMPUNG LINGKUNGAN HIDUP
KABUPATEN INDRAMAYU
Laporan Akhir – Konsep & Metodologi III - 2
oleh bumi dengan sumberdaya alam yang tersedia. Jumlah maksimum tersebut
adalah jumlah yang tidak menyebabkan kerusakan pada lingkungan dan
kehidupan di bumi dapat berlangsung secara ”sustainable”.
Dalam perkembangannya kemudian, konsep daya dukung lingkungan
diaplikasikan sebagai suatu metode perhitungan untuk menetapkan jumlah
organisme hidup yang dapat didukung oleh suatu ekosistem secara berlanjut,
tanpa merusak keseimbangan di dalam ekosistem tersebut. Penurunan kualitas dan
kerusakan pada ekosistem kemudian didefinisikan sebagai indikasi telah
terlampauinya daya dukung lingkungan. Carrying capacity, suatu ekosistem
adalah jumlah populasi yang dapat didukung oleh ketersediaan sumberdaya
dan jasa pada ekosistem tersebut. Batas daya dukung ekosistem tergantung pada
tiga faktor yaitu:
1. Jumlah sumberdaya alam yang tersedia dalam ekosistem tersebut
2. Jumlah / ukuran populasi atau komunitas
3. Jumlah sumberdaya alam yang dikonsumsi oleh setiap individu dalam
komunitas tersebut.
Pengertian modal alam berdasarkan pengertian tersebut adalah meliputi:
1. Sumberdaya alam yaitu semua yang diambil dari alam dan digunakan
dengan atau tanpa melalui proses produksi yang meliputi air, tanaman,
hewan, dan material alam seperti bahan bakar fosil, logam dan mineral.
Penggunaan sumberdaya alam ini akan menghasilkan produk akhir dan
limbah.
2. Jasa ekosistem yaitu proses alami yang dibutuhkan bagi kehidupan, seperti
sumberdaya perikanan, lahan untuk budidaya, kemampuan asimilasi air dan
udara dan sebagainya.
3. Estetika dan keindahan alam yang memiliki kontribusi dalam
meningkatkan kualitas hidup dan adalah potensi ekonomi untuk
pengembangan pariwisata dan rekreasi.
Modal alam tersebut memiliki kemampuan untuk menghasilkan sumberdaya
yang dibutuhkan untuk menyerap limbah yang dihasilkan (biocapacity).
Berdasarkan pengertian tersebut, maka sumber daya alam memiliki kemampuan
untuk mengasimilasi limbah. Kemampuan mengasimilasi limbah disebut
bioasimilasi yang didefinisikan sebagai kemampuan dari lingkungan alam untuk
mengabsorbsi berbagai material termasuk limbah antropogenik dalam
konsentrasi tertentu tanpa mengalami degradasi. Lingkungan mempunyai
kemampuan dalam mengasimilasi limbah disebut sebagai daya tampung
lingkungan. Daya tampung lingkungan berdasarkan Undang-undang 23 tahun
1997 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup adalah kemampuan lingkungan
hidup untuk menyerap zat, energi, dan/atau komponen lainnya yang masuk
atau dimasukkan ke dalamnya. Padahal sebenarnya daya tampung lingkungan
DINAS LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN INDRAMAYU
DAYA DUKUNG DAN DAYA TAMPUNG LINGKUNGAN HIDUP
KABUPATEN INDRAMAYU
Laporan Akhir – Konsep & Metodologi III - 3
sudah dapat tercakup dalam pengertian daya dukung lingkungan karena
”mendukung perikehidupan” dapat diartikan sebagai mendukung
ketersediaan sumber daya yang dibutuhkan sekaligus mengasimilasi limbah dari
konsumsi sumberdaya tersebut. Dari pengertian tersebut, daya dukung lingkungan
adalah sesuatu yang bersifat dinamis, dapat terdegradasi atau punah apabila
tidak dilestarikan dan sebaliknya dapat ditingkatkan kemampuannya
Berdasarkan uraian di atas, jika dilihat dari definisinya, daya dukung dan daya
tampung lingkungan hidup (DDDTLH) merupakan kemampuan lingkungan hidup
untuk dapat mendukung perikehidupan manusia, makhluk hidup lain, dan
keseimbangan antar keduanya. Dengan demikian, konsep daya dukung secara
umum dapat dilihat dari dua sisi yaitu:
1. Dari sisi ketersediaan, dengan melihat karakteristik wilayah, potensi sumber
daya alam yang ada di suatu wilayah
2. Dari sisi kebutuhan, yaitu dengan melihat kebutuhan manusia dan makhluk
hidup lainnya dan arahan kebijakan prioritas suatu wilayah
Penentuan daya dukung dan daya tampung lingkungan hidup dapat dilakukan
dengan beberapa pendekatan, yaitu diantaranya adalah:
1. Stock dengan menghitung ketersediaan sumber daya alam yang ada, untuk
metode ini dapat digunakan dalam menentukan daya dukung dan daya tampung
pada level nasional maupun pulau/kepulauan
2. Supply-demand dengan menghitung berapa kebutuhan yang diperlukan
(berdasarkan ecological foot print) untuk memenuhi kebutuhan manusia pada
suatu wilayah dan berapa kemampuan lingkungan mampu men-supply
kebutuhan tersebut (daya dukung lingkungan hidup)
3. Jasa ekosistem merupakan layanan atau fungsi ekosistem dalam suatu wilayah
yang dikategorikan dalam 4 (empat) jenis layanan, yaitu:
a. Layanan fungsional (provisioning services): Jasa/produk yang didapat dari
ekosistem, seperti misalnya sumberdaya genetika, makanan, air dll.
b. Layanan regulasi (regulating services): manfaat yang didapatkan dari
pengaturan ekosistem, seperti misalnya aturan tentang pengendalian
banjir, pengendalian erosi, pengendalian dampak perubahan iklim dll.
c. Layanan kultural (cultural services): manfaat yang tidak bersifat
material/terukur dari ekosistem, seperti misalnya pengkayaan spirit,
tradisi pengalaman batin, nilai-nilai estetika dan pengetahuan.
d. Layanan pendukung kehidupan (supporting services): jasa ekosistem yang
diperlukan manusia, seperti misalnya produksi biomasa, produksi oksigen,
nutrisi, air, dll.
4. Valuasi ekonomi dengan melakukan perhitungan ekonomi dari suatu
kebijakan/rencana/program (KRP) di suatu wilayah terhadap berapa biaya
kerugian (potensial dampak) yang harus dikeluarkan dari KRP tersebut untuk
dibayarkan dalam rangka untuk memenuhi DDDTLH yang ideal.
DINAS LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN INDRAMAYU
DAYA DUKUNG DAN DAYA TAMPUNG LINGKUNGAN HIDUP
KABUPATEN INDRAMAYU
Laporan Akhir – Konsep & Metodologi III - 4
Sebagamana diuraikan di atas, konsep yang dapat digunakan untuk
menggambarkan DDDTLH, secara umum dapat digambarkan melalui framework
sisi permintaan (demand) dan sisi penawaran (supply side).
Gambar 3.1. Konsep DDDTLH dalam kerangka supply-demand
Sisi permintaan lebih didasarkan pada kebutuhan (needs) dan pola konsumsi akan
sumber daya alam dan jasa lingkungan seperti lahan, air dan sumber daya alam
lainnya. Kebutuhan ini akan banyak dipengaruhi oleh perkembangan penduduk
baik di suatu wilayah administratsi maupun wilayah ekoregion. Interaksi kebutuhan
akan sumber daya alam dan jasa lingkungan dengan jumlah yang diekstrasi akan
meninggalkan jejak ekologis (ecological footprint) yang menunjukkan jejak
ekosisitim per satuan penggunaan sumber daya.
Di sisi lain, sumber daya alam menyediakan layanan barang dan jasa yang dapat
dimanfaatakan untuk memeuhi kebutuhan penduduk. Sisi supply menggambarkan
seberapa besar (baik dari kuantitas maupun kualitas) sumber daya alam mampu
mendukung kebutuhan manusia. Sisi suplai ini bisa digambarkan, misalnya, dengan
neraca air, neraca sumber daya dan lingkungan, neraca lahan, potensi lahan untuk
memenuhi kebutuhan produksi setara beras dan sebagainya. Interaksi penyediaan
dan penggunaannya akan menggambarkan daya dukung sumber daya alam dan
lingkungan (carryng capacity). Keseimbangan sisi suplai dan sisi demand dari
sumber daya alam yang digambarkan oleh Ecological footprint dan carryng
DINAS LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN INDRAMAYU
DAYA DUKUNG DAN DAYA TAMPUNG LINGKUNGAN HIDUP
KABUPATEN INDRAMAYU
Laporan Akhir – Konsep & Metodologi III - 5
capacity ini akan menentukan besaran daya dukung dan daya tampung lingkungan
hidup beserta status (state) yang diakibatkan oleh pemanfaatan sumber daya alam
tersebut
3.2. METODOLOGI
3.2.1. Ruang Lingkup Wilayah
Ruang Lingkup Wilayah dan Unit Analisis Ruang lingkup wilayah kajian
penyusunan daya dukung dan daya tampung lingkungan hidup Kabupaten
Indramayu meliputi areal seluas 209.942 hektar yang membentang sepanjang
pantai utara antara Cirebon-Subang. Secara geografis wilayah Kabupaten
Indramayu terletak pada koordinat 107°52’ - 108°36’ bujur timur dan 6°15’ - 6°40’
lintang selatan. Adapun batas-batas wilayah Kabupaten Indramayu adalah sebagai
berikut:
1) Sebelah Barat : Kabupaten Subang;
2) Sebelah Timur : Kabupaten Cirebon;
3) Sebelah Utara : Laut Jawa;
4) Sebelah Selatan : Kabupaten Cirebon, Kabupaten Majalengka, dan
Kabupaten Sumedang.
Wilayah administrasi pemerintahan Kabupaten Indramayu mencakup 31
kecamatan dan 317 desa (Kabupaten Indramayu Dalam Angka, 2016). Peta
wilayah administrasi Kabupaten Indramayu disajikan pada Gambar 3.2.
Sumber: RTRW Kabupaten Indramayu Tahun 2011-2031
Gambar 3.2. Peta wilayah Administrasi Kabupaten Indramayu
DINAS LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN INDRAMAYU
DAYA DUKUNG DAN DAYA TAMPUNG LINGKUNGAN HIDUP
KABUPATEN INDRAMAYU
Laporan Akhir – Konsep & Metodologi III - 6
3.2.2. Teknik Pengukuran DDDTLH
1. Teknik pengukuran dan penentuan daya dukung berdasarkan fungsi dan
tujuan
Secara umum teknik perhitungan daya dukung dan daya tampung tergantung
dari fungsi atau tujuan yang akan diukur apakah menyangkut aspek ekonomi,
demografi dan sebagainya. Setiap tujuan ini memiliki formulasi tersendiri
karena karakteristik unit dan ukuran yang berbeda. Teknik pengukuran dan
penentuan daya dukung berdasarkan fungsi dan tujuan sebagaimana tertera
pada Tabel berikut (Muta’ali (2014):
Tabel 3.1. Teknik Pengukuran Dan Penentuan Daya Dukung Berdasarkan
Fungsi Dan Tujuan
KONSEP/TUJUAN FORMULASI KETERANGAN
Daya Tampung
Demografis
A = L / P
A = Daya dukung lahan
L = Luas Lahan (ha)
P = Populasi Penduduk (jiwa)
Bandingkan nila A dengan tabel
konsumsi lahan
Kebutuhan lahan menurut jumlah
penduduk (Yeates)
▪ Populasi 10.000 (0,100
ha/jiwa),
▪ 25.000 (0,091),
▪ 50.000 (0,086),
▪ 100.000 (0,76),
▪ 250.000 (0,70),
▪ 500.000 (0,066),
▪ 1.000.000 (0,061),
▪ 2.000.000 (0,057)
Lahan Pertanian σ = Lp/Pd
KFM/Pr
Keterangan :
▪ σ = daya dukung wilayah pertanian
▪ Lp = luas lahan panen (ha)
▪ Pd = jumlah penduduk (jiwa)
▪ KFM = Kebutuhan Fisik Minimum
(kg/kapita/tahun)
▪ Pr = produksi lahan rata-rata per hektar
(kg/ha)
Dengan asumsi bila:
▪ σ < 1 mampu tidak mampu
swasembada pangan
▪ σ < 1 mampu swasembada
pangan
Permukiman DDPm = LPm/JP
σ
keterangan :
▪ DDPm = daya dukung permukiman
▪ JP = Jumlah Penduduk
▪ σ = koefisien luas kebutuhan
▪ ruang/kapita (m2/kapita) → Menurut SNI
03-1733-2004 sebesar 26 m2, sedangkan
menurut Peraturan Menteri Negara
Perumahan Rakyat No.
11/PERMEN/M/2008, kebutuhan bervariasi
menurut kawasan.
▪ DDP > 1, mampu menampung
penduduk untuk bermukim
▪ DDP = 1, terjadi keseimbangan
antara penduduk yang
bermukim (membangun
rumah) dengan luas wilayah
yang ada
▪ • DDP < 1, tidak mampu
menampung penduduk untuk
bermukim (membangun
rumah) dalam wilayah tersebut
DINAS LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN INDRAMAYU
DAYA DUKUNG DAN DAYA TAMPUNG LINGKUNGAN HIDUP
KABUPATEN INDRAMAYU
Laporan Akhir – Konsep & Metodologi III - 7
KONSEP/TUJUAN FORMULASI KETERANGAN
▪ LPm = Luas lahan yang layak untuk
permukiman (m2), dapat menggunakan
beberapa batasan diantaranya :
1. Areal yang layak untuk lahan permukiman
adalah di luar kawasan lindung dan
kawasan rawan bencana (banjir dan
longsor), sehingga :
LP = LW - (LKL + LKRB)
LW = luas wilayah
LKL = luas kawasan lindung
LKRB = luas kawasan rawan bencana
2. Menggunakan batasan kelas kemampuan
lahan, dimana dapat diasumsikan kelas
kemampuan lahan I-IV dapat dan layak
digunakan untuk permukiman
Fungsi Lindung DDL = Σ (Lgl₁.σ₁ +Lgl₂.σ₂ + Lgl₃.σ₃ + Lgln.σn
LW
keterangan :
▪ DDL = daya dukung fungsi lindung
▪ Lgl₁ = luas guna lahan jenis 1 (ha)
▪ LW = luasan wilayah (ha)
▪ σ₁ = koefisien lindung untuk guna lahan 1
Cagar alam (1,00), Suaka margasatwa (1,00).
Taman wisata (1,00),, Taman buru (0,82), Hutan
lindung (1.00), Hutan cadangan (0,61), Hutan
produksi (0,68), Perkebunan besar (0,54),
Perkebunan rakyat (0,42), Persawahan
(0,46),Ladang/tegalan (0,21), Padang rumput
(0,28), Danau/tambak (0,98), Tanaman kayu
(0,37), Permukiman (0,18), Tanah kosong (0,01)
Daya dukung fungsi lindung (DDL),
memiliki kisaran nilai antara 0
(minimal) sampai 1 (maksimal.
Oleh karena itu, semakin mendekati
nilai 1, semakin baik fungsi lindung
yang ada dalam wilayah tersebut
2. Teknik pengukuran dan penentuan daya dukung Lahan
Daya dukung lahan pada dasarnya ditentukan oleh adanya ketersediaan dan
kebutuhan atau demand dan supply side . Muta’ali (2014) menentukan bahwa
daya dukung berdasarkan kedua sisi tersebut dapat dilihat pada Tabel berikut:
DINAS LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN INDRAMAYU
DAYA DUKUNG DAN DAYA TAMPUNG LINGKUNGAN HIDUP
KABUPATEN INDRAMAYU
Laporan Akhir – Konsep & Metodologi III - 8
Tabel 3.2. Teknik Perhitungan Daya Dukung Daya Tampung Lahan
3. Teknik pengukuran dan penentuan daya dukung Sumberdaya Air
Penentuan daya dukung air secara prinsip hampir sama dengan penentuan daya
dukung lahan yakni dengan memperbandingkan ketersediaan air dan
kebutuhan air. Dengan melihat kedua kriteria di atas, Muta’ali (2014)
menentukan daya dukung air sebagai berikut:
DINAS LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN INDRAMAYU
DAYA DUKUNG DAN DAYA TAMPUNG LINGKUNGAN HIDUP
KABUPATEN INDRAMAYU
Laporan Akhir – Konsep & Metodologi III - 9
Tabel 3.3. Teknik Perhitungan Daya Dukung Daya Tampung Air
DINAS LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN INDRAMAYU
DAYA DUKUNG DAN DAYA TAMPUNG LINGKUNGAN HIDUP
KABUPATEN INDRAMAYU
Laporan Akhir – Konsep & Metodologi III - 10
3.2.3. Rekomendasi
Rekomendasi hasil kajian disusun berdasarkan hasil analisis dan sintesa kajian
daya dukung dan daya tampung. Rekomendasi diarahkan sebagai kebijakan
pemerintah daerah Kabupaten Indramayu untuk pembangunan berkelanjutan sesuai
daya dukung dan daya tampung.
DINAS LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN INDRAMAYU
DAYA DUKUNG DAN DAYA TAMPUNG LINGKUNGAN HIDUP
KABUPATEN INDRAMAYU
Laporan Akhir – Data & Analisis IV - 1
DATA DAN ANALISIS DAYA DUKUNG DAYA
TAMPUNG
Berdasarkan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009, Daya Dukung Lingkungan Hidup
(DDLH) adalah kemampuan lingkungan hidup untuk mendukung perikehidupan
Manusia, makhluk hidup lain dan keseimbangan antara keduanya. Daya dukung
lingkungan hidup juga memiliki makna adanya supply dan demand. Supply berupa
kekayaan alam yang tersedia sedangkan demand berupa konsumsi dari manusia. Tujuan
interaksi antara keduanya yaitu tercapai keseimbangan. Oleh karena itu, dalam rangka
pelaksanaan pembangunan berkelanjutan di Kabupaten Indramayu, informasi terkait
dengan daya dukung dan daya tampung sangat diperlukan.
Kebutuhan data yang digunakan dalam perhitungan daya dukung dan daya tampung ini
berasal dari data sekunder yang didapatkan dari beberapa sumber. Adapun sumber data
yang digunakan dalam perhitungan ini disajikan dalam tabel dibawah ini.
Tabel 4.1 Sumber Data Kajian
No Data Sumber
A. Daya Dukung dan Daya Tampung Demografis
1 Luas Wilayah Tiap Kecamatan di
Kab.Indramayu
Badan Pusat Statistika, Kabupaten
Indramayu dalam Angka, 2017
2 Jumlah Penduduk Tiap Kecamatan di
Kab. Indramayu
Badan Pusat Statistika, Kabupaten
Indramayu dalam Angka, 2017
3 Standar Keb. Lahan per jiwa
Kementerian Lingkungan Hidup, Pedoman
Penentuan Daya Dukung dan Daya
Tampung Lingkungan Hidup, 2014
B Daya Dukung Lahan Pertanian
1 Luas Panen Padi Dinas Pertanian Kab. Indramayu, 2017
2 Jumlah Penduduk Tiap Kecamatan di
Kab. Indramyau
Badan Pusat Statistika, Kabupaten
Indramayu dalam Angka, 2017
3 Kebutuhan Fisik Minimum Beras
Skripsi Dyah Putri Asmarani, Analisis
Kemandirian Beras di Kabupaten
Indramayu Tahun 2011 – 2015, 2016
Bab 4
DINAS LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN INDRAMAYU
DAYA DUKUNG DAN DAYA TAMPUNG LINGKUNGAN HIDUP
KABUPATEN INDRAMAYU
Laporan Akhir – Data & Analisis IV - 2
No Data Sumber
4 Produktivitas Padi Badan Pusat Statistika, Kabupaten
Indramayu dalam Angka, 2017
5 Frekuensi Panen Padi Asumsi, 2018
6 Jumlah KK Badan Pusat Statistika, Kabupaten
Indramayu dalam Angka, 2017
7 Persen jumlah penduduk yang tinggal Asumsi, 2018
8 Ukuran Lahan Pertanian rata-rata yang
dimiliki petani Asumsi, 2018
C Daya Dukung Permukiman
1 Luas wilayah tiap Kecamatan di Kab.
Indramayu
Badan Pusat Statistika, Kabupaten
Indramayu dalam Angka, 2017
2 Luas Kawasan Lindung dan Kawasan
Bencana Peta Rupa Bumi Indonesia, 2018
3 Koef/Luas Kebutuhan
Kementerian Lingkungan Hidup, Pedoman
Penentuan Daya Dukung dan Daya
Tampung Lingkungan Hidup, 2014
4 Jumlah Penduduk tiap Kecamatan di
Kab. Indramayu
Badan Pusat Statistika, Kabupaten
Indramayu dalam Angka, 2017
D Daya Dukung Fungsi Lindung
1 Luas Guna Hutan Lindung Peta Rupa Bumi Indonesia, 2018
2 Luas Guna Persawahan Dinas Pertanian Kab. Indramayu, 2017
3 Luas Ladang/Tegalan Peta Rupa Bumi Indonesia, 2018
4 Luas Guna danau/Tambak Peta Rupa Bumi Indonesia, 2018
5 Luas Guna Permukiman Peta Rupa Bumi Indonesia, 2018
6 Luas Guna Tanah Kosong Peta Rupa Bumi Indonesia, 2018
7 Luas Wilayah Badan Pusat Statistika, Kabupaten
Indramayu dalam Angka, 2017
8 Koefisien Jenis Lahan
Kementerian Lingkungan Hidup, Pedoman
Penentuan Daya Dukung dan Daya
Tampung Lingkungan Hidup, 2014
E Daya Dukung Lahan
1 Nilai Komoditas Peternakan
Badan Pusat Statistika, Kabupaten
Indramayu dalam Angka, 2017 dan Portal
Infomrasi Harga Pangan, 2018
2 Nilai Komoditas Pertanian
Badan Pusat Statistika, Kabupaten
Indramayu dalam Angka, 2017 dan Portal
Infomrasi Harga Pangan, 2018
3 Harga Satuan Beras Portal Informasi Harga Pangan, 2018
4 Produktivitas Beras Badan Pusat Statistika, Kabupaten
Indramayu dalam Angka, 2017
DINAS LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN INDRAMAYU
DAYA DUKUNG DAN DAYA TAMPUNG LINGKUNGAN HIDUP
KABUPATEN INDRAMAYU
Laporan Akhir – Data & Analisis IV - 3
No Data Sumber
5 KHLP
Kementerian Lingkungan Hidup, Pedoman
Penentuan Daya Dukung dan Daya
Tampung Lingkungan Hidup, 2014
6 Produktifitas Beras Lokal
Skripsi Dyah Putri Asmarani, Analisis
Kemandirian Beras di Kabupaten
Indramayu Tahun 2011 – 2015, 2016
7 Jumlah Penduduk tiap Kecamatan di
Kab. Indramayu
Badan Pusat Statistika, Kabupaten
Indramayu dalam Angka, 2017
F Daya Dukung Sumber Daya Air
1 Luas tiap jenis lahan Badan Pusat Statistika, Kabupaten
Indramayu dalam Angka, 2017
2 Koefisien tiap jenis lahan
Kementerian Lingkungan Hidup, Pedoman
Penentuan Daya Dukung dan Daya
Tampung Lingkungan Hidup, 2014
3 Curah Hujan Badan Pusat Statistika, Kabupaten
Indramayu dalam Angka, 2017
4 Faktor Konversi
Kementerian Lingkungan Hidup, Pedoman
Penentuan Daya Dukung dan Daya
Tampung Lingkungan Hidup, 2014
5 Luas wilayah tiap Kecamatan di Kab.
Indramayu
Badan Pusat Statistika, Kabupaten
Indramayu dalam Angka, 2017
6 KHLA
Kementerian Lingkungan Hidup, Pedoman
Penentuan Daya Dukung dan Daya
Tampung Lingkungan Hidup, 2014
7 Jumlah Penduduk tiap Kecamatan di
Kab. Indramayu
Badan Pusat Statistika, Kabupaten
Indramayu dalam Angka, 2017
4.1. DAYA DUKUNG BERDASARKAN FUNGSI DAN TUJUAN
4.1.1 Daya Dukung dan Daya Tampung Demografis
Daya Dukung Demografis adalah kemampuan untuk mendistribuskan penduduk ke
suatu daerah tertentu. Daya dukung demografi ini berhubungan dengan
ketersediaan lahan. Lahan merupakan bagian dari bentang alam (landscape) yang
mencakup pengertian lingkungan fisik termasuk iklim, topografi atau relief,
hidrologi bahkan keadaan alami (natural vegetation) yang semuanya secara
potensial akan berpengaruh terhadap penggunaan lahan.
Lahan dalam pengertian yang lebih luas termasuk yang telah dipengaruhi oleh
berbagai aktifitas manusia baik di masa lalu maupun pada masa sekarang. Dalam
usaha melakukan penyebaran penduduk dari daerah padat ke daerah yang kurang
diperlukan perhatian terhadap penyediaan lahan. Untuk melihat apakah luas lahan
yang ada di tiap kecamatan pada Kabupaten Indramayu telah sesuai dengan jumlah
DINAS LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN INDRAMAYU
DAYA DUKUNG DAN DAYA TAMPUNG LINGKUNGAN HIDUP
KABUPATEN INDRAMAYU
Laporan Akhir – Data & Analisis IV - 4
penduduk yang ada, maka dapat digunakan perhitungan daya dukung demografis.
Hasil perhitungan daya dukung kemudian dibandingkan dengan standar konsumsi
lahan sebagaimana disajikan pada Tabel 4.2.
Tabel 4.2 Standar Kebutuhan lahan menurut jumlah penduduk (Yeates)
Penduduk
(Jiwa)
Nilai Daya Tampung
(ha/jiwa)
10,000 0,1
25,000 0,091
50,000 0,086
100,000 0,076
250,000 0,07
500,000 0,066
1,000,000 0,061
2,000,000 0,057
Sebaran jumlah penduduk dan wilayah administratif disajikan pada Gambar 4.1.
Gambar 4.1 Peta Demografis Kabupaten Indaramayu
DINAS LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN INDRAMAYU
DAYA DUKUNG DAN DAYA TAMPUNG LINGKUNGAN HIDUP
KABUPATEN INDRAMAYU
Laporan Akhir – Data & Analisis IV - 5
Berdasarkan perhitungan daya dukung daya tampung demografis, maka didapatkan
daya dukung demografis di setiap kecamatan di Kabupaten Indramayu sebagaimana
disajikan dalam tabel dibawah.
Tabel 4.3 Daya Dukung Demografis/Lahan di Kecamatan Kabupaten Indramayu
No Kecamatan Luas wil
(Ha)
Jumlah Penduduk
(Jiwa)
Daya Dukung Lahan
(Ha/jiwa)
1 Haurgeulis 6.431 91.598 0,0702
2 Gantar 17.164 62.177 0,2761
3 Kroya 13.520 63.637 0,2125
4 Gabuswtan 7.726 55.449 0,1393
5 Cikedung 11.329 39.473 0,2870
6 Terisi 17.717 54.489 0,3252
7 Lelea 6.066 48.490 0,1251
8 Bangodua 4.776 27.773 0,1720
9 Tukdana 7.324 51.406 0,1425
10 Widasari 3.995 34.327 0,1164
11 Kertasemaya 3.941 61.426 0,0642
12 Sukagumiwang 3.293 37.785 0,0871
13 Krangkeng 7.369 64.262 0,1147
14 Karangampel 3.070 63.512 0,0483
15 Kedokanbunder 3.160 45.066 0,0701
16 Juntinyuat 5.397 79.190 0,0682
17 Sliyeg 5.491 59.502 0,0923
18 Jatibarang 4.298 70.952 0,0606
19 Balongan 3.762 38.891 0,0967
20 Indramayu 5.163 111.894 0,0461
21 Sindang 3.669 50.835 0,0722
22 Cantigi 8.309 32.028 0,2594
23 Pasekan 6.763 24.296 0,2784
24 Lohbener 3.785 55.005 0,0688
25 Arahan 3.390 32.753 0,1035
26 Losarang 11.131 54.324 0,2049
27 Kadanghaur 8.486 87.068 0,0975
28 Bongas 4.863 47.052 0,1033
29 Anjatan 8.533 83.229 0,1025
30 Sukra 4.440 44.089 0,1007
31 Patrol 4.295 56.122 0,0765
Sumber : Hasil Perhitungan, 2018
Berdasarkan Tabel 4.3 di atas bahwa daya dukung demografis (lahan) yang
memiliki nilai tertinggi pada Kecamatan Terisi dengan nilai sebesar 0,3252 ha/jiwa
DINAS LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN INDRAMAYU
DAYA DUKUNG DAN DAYA TAMPUNG LINGKUNGAN HIDUP
KABUPATEN INDRAMAYU
Laporan Akhir – Data & Analisis IV - 6
dan untuk nilai terendah terdapat pada Kecamatan Indramayu sebesar 0,0461
ha/jiwa. Hal tersebut terlihat bahwa daya dukung demografis berbanding lurus
dengan luas lahan yang ada dan berbading terbalik dengan jumlah penduduk.
Artinya jika semakin banyak jumlah penduduk pada luas lahan yang sama maka
daya dukung demografis akan kecil dan berlaku sebaliknya sehingga pada suatu
wilayah dengan jumlah penduduk besar maka luas lahanya juga harus lebih besar.
Kemudian hasil dari perhitungan di atas dibandingkan dengan nilai yang terdapat
pada Tabel 4.2 nilai tersebut merupakan nilai daya tampung yang sesuai dengan
daya dukung. Berikut disajikan hasil penilaian daya dukung daya tampung
demografis tiap kecamatan di Kabupaten Indramayu..
Tabel 4.4 Daya Dukung Lahan tiap Kecamatan di Kabupaten Indramayu
No Kecamatan
Daya Dukung
Lahan
(Ha/jiwa)
Standar
Kebutuhan Lahan
per jiwa (ha/jiwa)
Daya
Tampung
(Jiwa)
Defisit/Surplus
(Jiwa)
1 Haurgeulis 0,0702 0,070 91.868 270
2 Gantar 0,2761 0,100 171.645 109.468
3 Kroya 0,2125 0,100 135.203 71.566
4 Gabuswtan 0,1393 0,100 77.256 21.807
5 Cikedung 0,2870 0,100 113.294 73.821
6 Terisi 0,3252 0,100 177.171 122.682
7 Lelea 0,1251 0,100 60.663 12.173
8 Bangodua 0,1720 0,100 47.760 19.987
9 Tukdana 0,1425 0,100 73.243 21.837
10 Widasari 0,1164 0,100 39.952 5.625
11 Kertasemaya 0,0642 0,061 64.605 3.179
12 Sukagumiwang 0,0871 0,086 38.287 502
13 Krangkeng 0,1147 0,100 73.693 9.431
14 Karangampel 0,0483 0,057 53.865 -9.647
15 Kedokanbunder 0,0701 0,070 45.147 81
16 Juntinyuat 0,0682 0,066 81.771 2.581
17 Sliyeg 0,0923 0,091 60.337 835
18 Jatibarang 0,0606 0,061 70.451 -501
19 Balongan 0,0967 0,100 37.624 -1.267
20 Indramayu 0,0461 0,057 90.575 -21.319
21 Sindang 0,0722 0,070 52.409 1.574
22 Cantigi 0,2594 0,100 83.088 51.060
23 Pasekan 0,2784 0,100 67.631 43.335
24 Lohbener 0,0688 0,066 57.348 2.343
25 Arahan 0,1035 0,100 33.901 1.148
26 Losarang 0,2049 0,100 111.307 56.983
27 Kadanghaur 0,0975 0,091 93.251 6.183
28 Bongas 0,1033 0,100 48.625 1.573
29 Anjatan 0,1025 0,100 85.326 2.097
30 Sukra 0,1007 0,100 44.398 309
31 Patrol 0,0765 0,076 56.516 394
Sumber : Hasil Perhitungan, 2018
DINAS LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN INDRAMAYU
DAYA DUKUNG DAN DAYA TAMPUNG LINGKUNGAN HIDUP
KABUPATEN INDRAMAYU
Laporan Akhir – Data & Analisis IV - 7
Berdasarkan Tabel 4.4 secara keseluruhan dari hasil analisa di atas untuk daya
dukung dan daya tampung demografis tiap kecamatan yang ada di Kabupaten
Indramayu terdapat beberapa daerah yang sudah melampaui batas daya tampung
yaitu sebanyak empat kecamatan yang terdiri dari Kecamatan Karangampel,
Jatibarang, Balongan, dan Indramayu. Daya tampung yang dimiliki keempat
kecamatan tersebut masing-masing sebesar 53.865 jiwa, 70.451 jiwa, 37.624 jiwa,
dan 90.575 jiwa. Jika dibandingkan dengan kondisi eksisting terhadap jumlah
penduduk pada Kecamatan Karangampel, Jatibarang, Balongan, dan Indramayu
saat ini telah terjadi defisit daya tampung demografis dengan masing-masing nilai
sebesar -9.647 jiwa, -501 jiwa, -1.267 jiwa, dan -21.319 jiwa.
Sebaliknya sebanyak 27 kecamatan lainnya masih memenuhi daya tampung
demografis. Kecamatan yang masih memenuhi daya tampung yang ada terdiri dari
Kecamatan Haurgeulis, Gantar, Kroya, Gabuswtan, Cikedung, Terisi, Lelea,
Bangodua, Tukdana, Widasari, Kertasemaya, Sukagumiwang, Krangkeng,
Kedokanbunder, Juntinyuat, Sliyeg, Sindang, Cantigi, Pasekan, Lohbener, Arahan,
Losarang, Kadanghaur, Bogas, Anjatan, Sukra dan Patrol.
Untuk mengetahui besaran kondisi daya tampung pada tiap kecamatan yang
terdapat di Kabupaten Indramayu, maka dibuat indikator yang terdiri dari 5 kategori
yaitu sangat tinggi, tinggi, cukup, rendah, dan sangat rendah. Berikut disajikan
secara lengkap dalam Tabel 4.5 dibawah.
Tabel 4.5 Indikator Nilai Daya Dukung Daya Tampung
Indikator Nilai Range
Sangat Tinggi > 122.682
Tinggi 122.682 60.051
Cukup 60.051 2.581
Rendah 2.581 -9.369
Sangat rendah -9.369 -21.319
Sumber : Hasil Perhitungan, 2018
Nilai range yang terdapat pada Tabel 4.5 diatas kemudian dibandingkan nilai
defisit/surplus yang terdapat pada Tabel 4.4 diatas. Hasil dari perbandingan tersebut
disajikan dalam Tabel 4.6 dibawah ini.
Tabel 4.6 Kondisi Daya Tampung tiap Kecamatan di Kabupaten Indramayu
No Kecamatan Defisit/Surplus Indikator
1 Haurgeulis 270 Rendah
2 Gantar 109.468 Sangat tinggi
3 Kroya 71.566 Tinggi
4 Gabuswtan 21.807 Cukup
5 Cikedung 73.821 Tinggi
DINAS LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN INDRAMAYU
DAYA DUKUNG DAN DAYA TAMPUNG LINGKUNGAN HIDUP
KABUPATEN INDRAMAYU
Laporan Akhir – Data & Analisis IV - 8
No Kecamatan Defisit/Surplus Indikator
6 Terisi 122.682 Sangat tinggi
7 Lelea 12.173 Cukup
8 Bangodua 19.987 Cukup
9 Tukdana 21.837 Cukup
10 Widasari 5.625 Cukup
11 Kertasemaya 3.179 Cukup
12 Sukagumiwang 502 Rendah
13 Krangkeng 9.431 Cukup
14 Karangampel -9647 Sangat rendah
15 Kedokanbunder 81 Rendah
16 Juntinyuat 2.581 Cukup
17 Sliyeg 835 Rendah
18 Jatibarang -501 Rendah
19 Balongan -1267 Rendah
20 Indramayu -21319 Sangat rendah
21 Sindang 1.574 Rendah
22 Cantigi 51.060 Cukup
23 Pasekan 43.335 Cukup
24 Lohbener 2.343 Rendah
25 Arahan 1.148 Rendah
26 Losarang 56.983 Tinggi
27 Kadanghaur 6.183 Cukup
28 Bongas 1.573 Rendah
29 Anjatan 2.097 Rendah
30 Sukra 309 Rendah
31 Patrol 394 Rendah
Sumber : Hasil Perhitungan, 2018
Dapat dilihat pada Tabel 4.6 di atas bahwa kondisi daya dukung daya tampung yang
terdapat pada tiap kecamatan Kabupaten Indramayu memiliki indikator bervariasi.
Indikator sangat tinggi terdapat pada dua kecamatan yang terdiri dari Kecamatan
Gantar dan Terisi. Sedangkan indikator sangat rendah berada di Kecamatan Karang
Ampel dan Indramayu. Untuk kecamatan lainnya didominasi dengan Indikator
cukup dan rendah.
Secara keseluruhan dalam analisa daya dukung daya tampung demografis terlihat
bawah kecamatan yang melebihi daya tampung yang ada memang merupakan
kecamatan yang masuk dalam wilayah Kota. Dimana kondisi pertumbuhan
penduduk di wilayah kota akan lebih besar dibandingkan dengan wilayah bukan
kota. Hal tersebut tidak diimbangin dengan bertambahnya luas wilayah yang ada
sehingga terjadi defisit jumlah penduduk disuatu wilayah tersebut.
DINAS LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN INDRAMAYU
DAYA DUKUNG DAN DAYA TAMPUNG LINGKUNGAN HIDUP
KABUPATEN INDRAMAYU
Laporan Akhir – Data & Analisis IV - 9
4.1.2. Daya Dukung Lahan Pertanian
Luas lahan tanaman pangan yang diperlukan per kapita untuk swasembada (𝜏)
pangan merupakan salah satu komponen yang sangat penting dalam perhitungan
tingkat daya dukung lahan pertanian. Nilai 𝜏 diperhitungkan dengan membagi luas
lahan panen dengan jumlah penduduk tiap kecamatan kemudian dibagi lagi dengan
hasil dari perkalian kebutuhan fisik minimum dengan produksi lahan rata-rata per
hektar. Semakin besar nilai 𝜏 maka tingkat daya dukung lahan pertanian akan
semakin baik.
Luas lahan tanaman pangan yang dibutuhkan per kapita untuk swasembada pangan,
nilainya selalu berubah-ubah menurut waktu dan ruang karena dipengaruhi oleh
Kebutuhan Fisik Minimum (KFM) dan kemampuan lahan untuk memproduksi
tanaman pangan. Untuk itu, daerah-daerah yang memiliki nilai 𝜏 yang tinggi
diperlukan usaha untuk menurunkan angka tersebut melalui peningkatan
produktivitas tanaman pangan.
Berdasarkan hasil perhitungan, maka didapatkan daya dukung luas lahan pertanian
sebagai berikut:
Tabel 4.7 Daya Dukung Wilayah Pertanian di Kabupaten Indramayu
No Kecamatan
Luas
Panen
(Ha)
Jumlah
Penduduk
(Jiwa)
Kebutuhan Fisik
Minimum
(kg/kapita/tahun)
Produktifitas
Padi
(kg/ha)
Daya
Dukung
Wil.
Pertanian
1 Haurgeulis 398 91.598 87,83 7.196 0,3558173
2 Gantar 610 62.177 87,83 7.109 0,7935619
3 Kroya 692 63.637 87,83 7.253 0,8974703
4 Gabuswetan 595 55.449 87,83 7.346 0,8974935
5 Cikedung 566 39.473 87,83 7.261 1,1854135
6 Terisi 510 54.489 87,83 7.100 0,7564699
7 Lelea 500 48.490 87,83 7.521 0,8829793
8 Bangodua 322 27.773 87,83 7.537 0,9946123
9 Tukdana 373 51.406 87,83 8.051 0,6653013
10 Widasari 286 34.327 87,83 7.118 0,6742756
11 Kertasemaya 292 61.426 87,83 8.019 0,4332750
12 Sukagumiwang 257 37.785 87,83 7.486 0,5797231
13 Krangkeng 465 64.262 87,83 7.280 0,5999024
14 Karangampel 222 63.512 87,83 6.550 0,2602031
15 Kedokanbunder 211 45.066 87,83 7.380 0,3932249
16 Juntinyuat 401 79.190 87,83 7.933 0,4575991
17 Sliyeg 426 59.502 87,83 7.564 0,6164313
18 Jatibarang 298 70.952 87,83 7.210 0,3443187
19 Balongan 195 38.891 87,83 7.328 0,4176951
20 Indramayu 180 111.894 87,83 6.934 0,1270714
DINAS LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN INDRAMAYU
DAYA DUKUNG DAN DAYA TAMPUNG LINGKUNGAN HIDUP
KABUPATEN INDRAMAYU
Laporan Akhir – Data & Analisis IV - 10
No Kecamatan
Luas
Panen
(Ha)
Jumlah
Penduduk
(Jiwa)
Kebutuhan Fisik
Minimum
(kg/kapita/tahun)
Produktifitas
Padi
(kg/ha)
Daya
Dukung
Wil.
Pertanian
21 Sindang 212 50.835 87,83 7.337 0,3480477
22 Cantigi 172 32.028 87,83 7.327 0,4467017
23 Pasekan 88 24.296 87,83 7.569 0,3114264
24 Lohbener 255 55.005 87,83 6.939 0,3668367
25 Arahan 246 32.753 87,83 7.510 0,6419549
26 Losarang 573 54.324 87,83 7.163 0,8594801
27 Kadanghaur 617 87.068 87,83 6.598 0,5319171
28 Bongas 393 47.052 87,83 7.922 0,7533667
29 Anjatan 610 83.229 87,83 7.910 0,6600681
30 Sukra 345 44.089 87,83 6.068 0,5398358
31 Patrol 320 56.122 87,83 6.466 0,4191124
Rata-Rata 0,5874705
Sumber : Hasil Perhitungan, 2018
Berdasarkan pada Tabel 4.7 di atas menunjukan bahwa luas lahan tanaman pangan
yang dibutuhkan per kapita untuk swasembada pangan bagi setiap kecamatan di
Kabupaten Indramayu pada tahun 2018 rata-rata sebesar 0,5874705. Dari
perhitungan tersebut diperoleh nilai daya dukung wilayah yang bervariasi tiap
kecamatan. Dimana nilai terendah terdapat pada kecamatan Indramayu dengan nilai
sebesar 0,1270714 dan tertinggi pada Kecamatan Cikedung dengan nilai sebesar
1,1854135. Jadi Kecamatan Cikedung memiliki daya dukung wilayah yang lebih
baik dari kecamatan-kecamatan lainnya
Dari hasil perhitungan tersebut jika dibandingkan nilai daya dukung wilayah
dengan ketentuan rasio untuk daya dukung lahan pertanian, maka didapatkan bahwa
untuk semua kecamatan yang ada di Kabupaten Indramayu tidak mampu
melakukan swasembada pangan (𝜏 < 1) kecuali untuk Kecamatan Cikedung
mampu melakukan swasembada pangan. Maka dari itu sangat diperlukan usaha
menaikan daya dukung wilayah pertanian seperti peningkatan produktivitas
tanaman pangan atau memperluas areal tanaman pangan.
DINAS LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN INDRAMAYU
DAYA DUKUNG DAN DAYA TAMPUNG LINGKUNGAN HIDUP
KABUPATEN INDRAMAYU
Laporan Akhir – Data & Analisis IV - 11
Selanjutnya perlu juga dilakukan perhitungan rasio kemampuan daya dukung
(Carrying Capacity Ratio) dengan menggunakan rumus berikut.
Rumus: CCR = (A × R) / (H × h × F)
Dimana :
CCR = Rasio kemampuan daya dukung (Carrying Capacity Ratio)
A = Jumlah total area yang dapat digunakan untuk kegiatan pertanian
R = Frekuensi panen per hektar per tahun
H = Jumlah KK (Rumah Tangga)
H = Persentase jumlah penduduk yang tinggal
F = Ukuran lahan pertanian rata-rata yang dimiliki petani
Apabila :
CCR > 1, Wilayah memiliki kemampuan untuk mendukung kebutuhan pokok
penduduk
CCR < 1, Wilayah tidak mampu untuk mendukung kebutuhan pokok penduduk
Tabel 4.8 Rasio Kemampuan Daya Dukung Wilayah Pertanian di Kecamatan
Kabupaten Indramayu
No Kecamatan
Jumlah
Total Area
Kegiatan
Pertanian
(Ha)
Frekuensi
Panen
(frek.
Panen/hektar/
tahun)
Jumlah
KK
Jumlah
Penduduk
yang
Tinggal
(%)
Ukuran Lahan
Pertanian
Rata-Rata
yang Dimiliki
Petani
(ha)
Rasio
kemamp
uan DD
1 Haurgeulis 3.978 3 18.320 5,30 1.989 0,000062
2 Gantar 6.096 3 12.435 3,60 3.048 0,000134
3 Kroya 6.916 3 12.727 3,68 3.458 0,000128
4 Gabuswetan 5.950 3 11.090 3,21 2.975 0,000169
5 Cikedung 5.660 3 7.895 2,28 2.830 0,000333
6 Terisi 5.099 3 10.898 3,15 2.550 0,000175
7 Lelea 5.000 3 9.698 2,81 2.500 0,000220
8 Bangodua 3.219 3 5.555 1,61 1.610 0,000672
9 Tukdana 3.731 3 10.281 2,97 1.866 0,000196
10 Widasari 2.856 3 6.865 1,99 1.428 0,000440
11 Kertasemaya 2.915 3 12.285 3,55 1.458 0,000137
12 Sukagumiwang 2.570 3 7.557 2,19 1.285 0,000363
13 Krangkeng 4.651 3 12.852 3,72 2.326 0,000126
14 Karangampel 2.216 3 12.702 3,68 1.108 0,000129
15 Kedokanbunder 2.109 3 9.013 2,61 1.055 0,000255
16 Juntinyuat 4.012 3 15.838 4,58 2.006 0,000083
17 Sliyeg 4.259 3 11.900 3,44 2.130 0,000146
18 Jatibarang 2.976 3 14.190 4,11 1.488 0,000103
19 Balongan 1.947 3 7.778 2,25 974 0,000343
20 Indramayu 1.801 3 22.379 6,47 901 0,000041
21 Sindang 2.118 3 10.167 2,94 1.059 0,000201
DINAS LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN INDRAMAYU
DAYA DUKUNG DAN DAYA TAMPUNG LINGKUNGAN HIDUP
KABUPATEN INDRAMAYU
Laporan Akhir – Data & Analisis IV - 12
No Kecamatan
Jumlah
Total Area
Kegiatan
Pertanian
(Ha)
Frekuensi
Panen
(frek.
Panen/hektar/
tahun)
Jumlah
KK
Jumlah
Penduduk
yang
Tinggal
(%)
Ukuran Lahan
Pertanian
Rata-Rata
yang Dimiliki
Petani
(ha)
Rasio
kemamp
uan DD
22 Cantigi 1.715 3 6.406 1,85 858 0,000505
23 Pasekan 878 3 4.859 1,41 439 0,000878
24 Lohbener 2.554 3 11.001 3,18 1.277 0,000171
25 Arahan 2.459 3 6.551 1,90 1.230 0,000483
26 Losarang 5.725 3 10.865 3,14 2.863 0,000176
27 Kadanghaur 6.165 3 17.414 5,04 3.083 0,000068
28 Bongas 3.930 3 9.410 2,72 1.965 0,000234
29 Anjatan 6.100 3 16.646 4,82 3.050 0,000075
30 Sukra 3.445 3 8.818 2,55 1.723 0,000267
31 Patrol 3.195 3 11.224 3,25 1.598 0,000165
Sumber : Hasil Perhitungan, 2018
Dapat dilihat pada Tabel 4.8 di atas menunjukan bahwa rasio kemampuan daya
dukung lahan pertanian terbesar terdapat pada Kecamatan Pasekan sebesar
0,000878. Hal tersebut akan sangat mempengaruhi daya dukung lahan pertanian
pada daerah tersebut. Walaupun demikian jika dibandingkan dengan nilai rasio
secara teori, bahwa Kecamatan Pasekan tidak memiliki kemampuan untuk
mendukung kebutuhan pokok. Berbeda dengan Kecamatan Pasekan, rasio
kemampuan daya dukung lahan terendah pada Kecamatan Indramayu sebesar
0,000041. Hal tersebut perlu dilakukan peningkatan pada luas panen selain pada
luas lahan untuk swasembada pangan.
Berdasarkan Tabel 4.8 di atas setelah dilakukan perhitungan untuk rasio
kemampuan daya dukung wilayah pertanian, semua Kecamatan di Kabupaten
Indramayu tidak mampu untuk mendukung kebutuhan pokok penduduk. Hal ini
dikarenakan untuk semua hasil rasio kemampuan daya dukung wilayah
pertaniannya dibawah nilai 1.
4.1.3. Daya Dukung Permukiman
Daya dukung wilayah untuk permukiman dapat diartikan sebagai kemampuan
wilayah dalam menyediakan lahan permukiman guna menampung jumlah
penduduk tertentu bertempat tinggal secara layak (Muta’ali, 2015).
Dalam menentukan luas layak permukiman, erat hubunganya dengan kebijakan
penyediaan perumahan. Terdapat beberapa lokasi yang tidak dapat dibangun yang
terdiri dari kawasan lindung, kawasan rawan bencana alam, dan kawasan rawan
bencana longsor. Kawasan lindung yaitu berupa daerah perlindungan setempat,
DINAS LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN INDRAMAYU
DAYA DUKUNG DAN DAYA TAMPUNG LINGKUNGAN HIDUP
KABUPATEN INDRAMAYU
Laporan Akhir – Data & Analisis IV - 13
cagar budaya, sempadan sungai dan lain-lain. Kemudian untuk kawasan rawan
bencana alam meliputi rawan bencana banjir. Berikut disajikan dalam Tabel di
bawah ini Luas layak Permukiman yang terdapat pada tiap kecamatan yang berada
pada Kabupaten Indramayu.
Tabel 4.9 Luas Layak Permukiman pada Kecamatan yang ada di Kabupaten Indramayu
No Kecamatan Luas Wilayah
(m2)
Luas
Kawasan
Lindung
(m2)
Luas Kawasan
bencana
(m2)
Luas Layak
Permukiman
(m2)
1 Haurgeulis 64.307.551 1.704.900 - 62.602.651
2 Gantar 171.644.535 6.903.200 - 164.741.335
3 Kroya 135.202.546 3.789.100 - 131.413.446
4 Gabuswtan 77.255.781 1.654.900 926.272,39 74.674.608
5 Cikedung 113.293.562 2.685.800 - 110.607.762
6 Terisi 177.171.145 4.762.700 - 172.408.445
7 Lelea 60.662.782 2.473.400 - 58.189.382
8 Bangodua 47.760.369 2.020.000 6.230.683,02 39.509.686
9 Tukdana 73.242.761 2.580.000 11.409.101,77 59.253.659
10 Widasari 39.951.995 1.415.500 - 38.536.495
11 Kertasemaya 39.409.019 3.317.000 1.120.303,81 34.971.715
12 Sukagumiwang 32.926.783 2.600.500 - 30.326.283
13 Krangkeng 73.693.300 2.762.000 15.090.029,19 55.841.271
14 Karangampel 30.702.998 1.877.400 - 28.825.598
15 Kedokanbunder 31.602.598 1.475.300 6.250.356,96 23.876.941
16 Juntinyuat 53.968.834 2.548.200 5.501.144,14 45.919.490
17 Sliyeg 54.906.387 3.380.000 4.489.823,84 47.036.563
18 Jatibarang 42.975.195 3.420.200 3.377.898,84 36.177.096
19 Balongan 37.623.712 1.449.600 3.034.133,03 33.139.979
20 Indramayu 51.627.823 10.288.200 17.613.428,27 23.726.195
21 Sindang 36.686.282 1.202.100 11.479.766,73 24.004.416
22 Cantigi 83.087.660 12.777.600 69.876.657,21 433.403
23 Pasekan 67.630.923 8.622.400 58.490.706,93 517.817
24 Lohbener 37.849.978 3.176.300 1.241.722,11 33.431.955
25 Arahan 33.901.114 2.551.000 7.310.969,33 24.039.145
26 Losarang 111.307.175 3.287.300 34.826.891,58 73.192.983
27 Kadanghaur 84.857.991 3.235.000 565.852,38 81.057.139
28 Bongas 48.625.110 1.481.200 13.286.805,47 33.857.104
29 Anjatan 85.326.346 1.587.700 18.269.643,62 65.469.002
30 Sukra 44.397.623 1.093.600 13.275.691,17 30.028.332
31 Patrol 42.952.250 1.354.200 16.625.011,69 24.973.038
Sumber : Hasil Perhitungan, 2018
DINAS LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN INDRAMAYU
DAYA DUKUNG DAN DAYA TAMPUNG LINGKUNGAN HIDUP
KABUPATEN INDRAMAYU
Laporan Akhir – Data & Analisis IV - 14
Berdasarkan pada Tabel 4.9 di atas bahwa luas layak permukiman didapatkan dari
luas wilayah dikurangi luas kawasan lindung dan luas kawasan bencana. Dari hasil
perhitungan di atas didapatkan hasil untuk luas layak permukiman tertingi pada
Kecamatan Terisi dengan nilai sebesar 172.408.445m2 atau setara dengan
17.240,85 hektar. Sedangkan kecamatan yang memiliki luas layak permukiman
terendah terdapat pada Kecamatan Cantigi dengan nilai sebesar 433.403 m2 atau
setara 43,34 hektar.
Dalam pemenuhan kebutuhan rumah layak huni, Kabupaten Indramayu harus
memiliki strategi pengembangan kawasan perumahan baru pada areal tanah yang
masih kosong baik yang dimiliki oleh pemerintah, swasta maupun lahan miliki
masyarakat. Kebijakan konsep pengembangan rumah baru yaitu alokasi ruang
untuk perumahan swadaya, perumahan formal, dan perumahan vertikal.
Setelah luas layak permukiman tiap kecamatan yang ada di Kabupaten Indramayu
diketahui, maka dapat dihitung daya dukung permukiman pada tiap kecamatan.
Berikut hasil perhitungan disajikan dalam Tabel 4.10 di bawah ini.
Tabel 4.10 Daya Dukung Permukiman tiap Kecamatan di Kabupaten Indramayu
No Kecamatan
Luas Layak
Permukiman
(m2)
Koef/ Luas
Kebutuhan
(m2/kapita)
Jumlah
Penduduk
(Jiwa)
Daya
Dukung
Permukiman
(Kapita/jiwa)
Keterangan
1 Haurgeulis 62.602.651 26 91.598 26,29 Mendukung
2 Gantar 164.741.335 26 62.177 101,91 Mendukung
3 Kroya 131.413.446 26 63.637 79,42 Mendukung
4 Gabuswtan 74.674.608 26 55.449 51,80 Mendukung
5 Cikedung 110.607.762 26 39.473 107,77 Mendukung
6 Terisi 172.408.445 26 54.489 121,70 Mendukung
7 Lelea 58.189.382 26 48.490 46,15 Mendukung
8 Bangodua 39.509.686 26 27.773 54,72 Mendukung
9 Tukdana 59.253.659 26 51.406 44,33 Mendukung
10 Widasari 38.536.495 26 34.327 43,18 Mendukung
11 Kertasemaya 34.971.715 26 61.426 21,90 Mendukung
12 Sukagumiwang 30.326.283 26 37.785 30,87 Mendukung
13 Krangkeng 55.841.271 26 64.262 33,42 Mendukung
14 Karangampel 28.825.598 26 63.512 17,46 Mendukung
15 Kedokanbunder 23.876.941 26 45.066 20,38 Mendukung
16 Juntinyuat 45.919.490 26 79.190 22,30 Mendukung
17 Sliyeg 47.036.563 26 59.502 30,40 Mendukung
18 Jatibarang 36.177.096 26 70.952 19,61 Mendukung
19 Balongan 33.139.979 26 38.891 32,77 Mendukung
20 Indramayu 23.726.195 26 111.894 8,16 Mendukung
21 Sindang 24.004.416 26 50.835 18,16 Mendukung
22 Cantigi 433.403 26 32.028 0,52 Tidak mendukung
23 Pasekan 517.817 26 24.296 0,82 Tidak mendukung
24 Lohbener 33.431.955 26 55.005 23,38 Mendukung
DINAS LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN INDRAMAYU
DAYA DUKUNG DAN DAYA TAMPUNG LINGKUNGAN HIDUP
KABUPATEN INDRAMAYU
Laporan Akhir – Data & Analisis IV - 15
No Kecamatan
Luas Layak
Permukiman
(m2)
Koef/ Luas
Kebutuhan
(m2/kapita)
Jumlah
Penduduk
(Jiwa)
Daya
Dukung
Permukiman
(Kapita/jiwa)
Keterangan
25 Arahan 24.039.145 26 32.753 28,23 Mendukung
26 Losarang 73.192.983 26 54.324 51,82 Mendukung
27 Kadanghaur 81.057.139 26 87.068 35,81 Mendukung
28 Bongas 33.857.104 26 47.052 27,68 Mendukung
29 Anjatan 65.469.002 26 83.229 30,25 Mendukung
30 Sukra 30.028.332 26 44.089 26,20 Mendukung
31 Patrol 24.973.038 26 56.122 17,11 Mendukung
Sumber : Hasil Perhitungan, 2018
Berdasarkan hasil perhitungan daya dukung permukiman yang disajikan dalam
Tabel 4.10 di atas bahwa seluruh kecamatan yang terdapat pada Kabupaten
Indramayu mampu mendukung penduduk untuk bermukim kecuali untuk
Kecamatan Cantigi dan Pasekan tidak mendukung untuk penduduk bermukim.
Artinya dalam hal ini nilai daya dukung permukiman yang didapatkan lebih dari 1.
Kondisi pada Kecamatan Pasekan dan Cantigi tersebut disebabkan oleh sebagian
besar kawasan yang berada di daerah tersebut merupakan kawasan bencana banjir
dan longsor, maka hal tersebut menjadi dasar bahwa akan sulit menjadikan lahan
untuk permukiman yang layak huni.
Nilai daya dukung permukiman tertinggi terdapat pada Kecamatan Terisi sebesar
121,70 kapita/jiwa, sedangkan nilai daya dukung permukiman terendah terdapat
pada Kecamatan Cantigi sebesar 0,52 kapita/jiwa.
Pemenuhan kebutuhan rumah terkait dengan pencapaian penyediaan kawasan
permukiman yang layak huni. Hal ini berdampak kepada kebutuhan lahan dan ruang
tempat tinggal semakin meningkat, dan ketersediaan lahan terbatas, dan adanya
keinginan masyarakat untuk tinggal di dekat pusat-pusat kota. Berdasarkan hasil
analisis terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi daya dukung lahan, dalam
pemenuhan kebutuhan rumah. Selain itu diperlukan keserasian antara
pembangunan yang dilakukan dengan daya dukung fisik, sehingga dapat ditentukan
kegiatan pembangunan yang sesuai dengan daya dukung tersebut.
Kemudian dilakukan penentuan kondisi daya dukung permukiman yang terbagi
menjadi lima indikator yaitu Sangat Tinggi, Tinggi, Cukup, Rendah, dan Sangat
Rendah. Berdasarkan hasil perhitungan didapatkan nilai range indikator yang
disajikan dalam Tabel di bawah ini.
DINAS LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN INDRAMAYU
DAYA DUKUNG DAN DAYA TAMPUNG LINGKUNGAN HIDUP
KABUPATEN INDRAMAYU
Laporan Akhir – Data & Analisis IV - 16
Tabel 4.11 Indikator Daya Dukung Permukiman
Indikator Nilai Range
Sangat Tinggi > 121,70
Tinggi 121,70 75,98
Cukup 75,98 30,25
Rendah 30,25 15,39
Sangat Rendah 15,39 0,52 Sumber : Hasil Perhitungan, 2018
Nilai indikator di atas kemudian dibandingkan dengan nilai Daya Dukung
Permukiman pada tiap kecamatan yang terdapat di Kabupaten Indramayu. Hasil
dari perbandingan tersebut disajikan dalam Tabel berikut.
Tabel 4.12 Kondisi Daya Dukung Permukiman tiap Kecamatan di Kabupaten
Indramayu
No Kecamatan Daya Dukung
Permukiman
Indikator Daya
Dukung Permukiman
1 Haurgeulis 26,29 rendah
2 Gantar 101,91 tinggi
3 Kroya 79,42 tinggi
4 Gabuswtan 51,80 cukup
5 Cikedung 107,77 tinggi
6 Terisi 121,70 Sangat tinggi
7 Lelea 46,15 cukup
8 Bangodua 54,72 cukup
9 Tukdana 44,33 cukup
10 Widasari 43,18 cukup
11 Kertasemaya 21,90 rendah
12 Sukagumiwang 30,87 rendah
13 Krangkeng 33,42 cukup
14 Karangampel 17,46 rendah
15 Kedokanbunder 20,38 rendah
16 Juntinyuat 22,30 rendah
17 Sliyeg 30,40 cukup
18 Jatibarang 19,61 rendah
19 Balongan 32,77 cukup
20 Indramayu 8,16 sangat rendah
21 Sindang 18,16 rendah
22 Cantigi 0,52 sangat rendah
23 Pasekan 0,82 sangat rendah
24 Lohbener 23,38 rendah
25 Arahan 28,23 rendah
26 Losarang 51,82 cukup
DINAS LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN INDRAMAYU
DAYA DUKUNG DAN DAYA TAMPUNG LINGKUNGAN HIDUP
KABUPATEN INDRAMAYU
Laporan Akhir – Data & Analisis IV - 17
No Kecamatan Daya Dukung
Permukiman
Indikator Daya
Dukung Permukiman
27 Kadanghaur 35,81 cukup
28 Bongas 27,68 rendah
29 Anjatan 30,25 rendah
30 Sukra 26,20 rendah
31 Patrol 17,11 rendah
Sumber : Hasil Perhitungan,2018
Berdasarkan Tabel 4.12 di atas bahwa kondisi daya dukung permukiman pada tiap
kecamatan di Kabupaten Indramayu memiliki indikator yang bervariasi yaitu sangat
tinggi, tinggi, cukup, rendah, dan sangat rendah. Indikator sangat tinggi terdapat
pada Kecamatan Terisi, sedangkan untuk indikator sangat rendah terdapat pada
Kecamatan Cantigi, Pasekan, dan Indramayu. Untuk kecamatan lainnya memiliki
indikator cukup dan rendah.
4.1.4. Daya Dukung Fungsi Lindung
Kawasan lindung adalah wilayah yang ditetapkan dengan funngsi utama
melindungi kelestarian lingkungan hidup yang mencakup sumberdaya alam dan
buatan. Kawasan budidaya adalah wilayah yang ditetapkan dengan fungsi utama
untuk dibudidayakan atas dasar kondisi dan potensi sumber daya alam, sumberdaya
manusian dan sumberdaya buatan (Muta’ali, 2003).
Kasus alih fungsi lahan terjadi pada beberapa wilayah yang terdapat di Kabupaten
Indramayu. Ahli fungsi lahan yang terjadi dapat berdampak pada penurunan fungsi
beberapa jenis ekosistem seperti hutan lindung, mangrove, pantai, daerah aliran
sungai, bencana alam (banjir dan kekeringan) serta konflik sosial yang dapat
mengancan keberlangsungan hidup dari makhluk hidup yang ada, maka perlu
dilakukan kajian terhadap daya dukung fungsi lindung yang ada di Kabupaten
Indramayu. Daya dukung fungsi lindung (DDL), memiliki kisaran nilai antara 0
(minimal) sampai 1 (maksimal). Oleh karena itu, semakin mendekati nilai 1,
semakin baik fungsi lindung yang ada dalam wilayah tersebut
Analisis daya dukung fungsi lindung di Kabupaten Indramayu dihitung berdasarkan
perwilayah administrasi, yaitu tiap kecamatan yang berada di Kabupaten
Indramayu. Hasil perhitungan daya dukung fungsi lindung yang dilakukan
disajikan dalam Tabel di bawah ini.
DINAS LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN INDRAMAYU
DAYA DUKUNG DAN DAYA TAMPUNG LINGKUNGAN HIDUP
KABUPATEN INDRAMAYU
Laporan Akhir – Data & Analisis IV - 18
Tabel 4.13 Daya Dukung Fungsi Lindung tiap Kecamatan di Kabupaten Indramayu
No Kecamatan
Luas
Guna
Hutan
Lindung
(Ha)
a
Luas Guna
Persawahan
(Ha)
a
Luas
Guna
Ladang/
Tegalan
(Ha)
a
Luas Guna
danau/
tambak
(Ha)
a
luas guna
pemukiman
(Ha)
a
luas guna
tanah
kosong
(Ha)
a
Luas
Wilayah
(Ha)
Daya Dukung Fungsi
Lindung
1 Haurgeulis 0,00 1,00 3.978 0,46 403 0,21 - 0,98 1.439 0,18 0,00 0,01 6.431 0,338
2 Gantar 2.858 1,00 6.096 0,46 1.042 0,21 7,95 0,98 1.464 0,18 0,73 0,01 17.164 0,358
3 Kroya 87 1,00 6.916 0,46 558 0,21 10,19 0,98 940,58 0,18 0,00 0,01 13.520 0,264
4 Gabuswtan - 1,00 5.950 0,46 86 0,21 3,84 0,98 940,37 0,18 0,00 0,01 7.726 0,379
5 Cikedung - 1,00 5.660 0,46 1.982 0,21 34,57 0,98 562,61 0,18 0,00 0,01 11.329 0,278
6 Terisi 2.636 1,00 5.099 0,46 1.584 0,21 - 0,98 931,15 0,18 0,00 0,01 17.717 0,309
7 Lelea 0,00 1,00 5.000 0,46 164 0,21 0,73 0,98 575,71 0,18 0,00 0,01 6.066 0,402
8 Bangodua 0,00 1,00 3.219 0,46 183 0,21 3,10 0,98 257,71 0,18 0,00 0,01 4.776 0,328
9 Tukdana 0,00 1,00 3.731 0,46 78 0,21 10,98 0,98 548,57 0,18 0,00 0,01 7.324 0,252
10 Widasari 0,00 1,00 2.856 0,46 16 0,21 18,49 0,98 505,15 0,18 0,00 0,01 3.995 0,357
11 Kertasemaya 0,00 1,00 2.915 0,46 298 0,21 0,01 0,98 794,16 0,18 0,00 0,01 3.941 0,392
12 Sukagumiwang 0,00 1,00 2.570 0,46 295 0,21 1,12 0,98 469,78 0,18 0,01 3.293 0,404
13 Krangkeng 0,00 1,00 4.651 0,46 140 0,21 8,95 0,98 530,27 0,18 0,00 0,01 7.369 0,308
14 Karangampel 0,00 1,00 2.216 0,46 20 0,21 21,43 0,98 594,69 0,18 0,00 0,01 3.070 0,375
15 Kedokanbunder 0,00 1,00 2.109 0,46 80 0,21 15,28 0,98 576,61 0,18 0,00 0,01 3.160 0,350
16 Juntinyuat 0,00 1,00 4.012 0,46 161 0,21 9,30 0,98 598,92 0,18 0,00 0,01 5.397 0,370
17 Sliyeg 0,00 1,00 4.259 0,46 120 0,21 3,79 0,98 592,84 0,18 0,00 0,01 5.491 0,382
18 Jatibarang 0,00 1,00 2.976 0,46 298 0,21 3,37 0,98 802,89 0,18 0,00 0,01 4.298 0,368
19 Balongan 0,00 1,00 1.947 0,46 83 0,21 249,27 0,98 454,31 0,18 0,00 0,01 3.762 0,329
DINAS LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN INDRAMAYU
DAYA DUKUNG DAN DAYA TAMPUNG LINGKUNGAN HIDUP
KABUPATEN INDRAMAYU
Laporan Akhir – Data & Analisis IV - 19
No Kecamatan
Luas
Guna
Hutan
Lindung
(Ha)
a
Luas Guna
Persawahan
(Ha)
a
Luas
Guna
Ladang/
Tegalan
(Ha)
a
Luas Guna
danau/
tambak
(Ha)
a
luas guna
pemukiman
(Ha)
a
luas guna
tanah
kosong
(Ha)
a
Luas
Wilayah
(Ha)
Daya Dukung Fungsi
Lindung
20 Indramayu 0,00 1,00 1.801 0,46 282 0,21 1.735,69 0,98 1316,39 0,18 0,00 0,01 5.163 0,547
21 Sindang 0,00 1,00 2.118 0,46 671 0,21 6,83 0,98 495,49 0,18 11,15 0,01 3.669 0,330
22 Cantigi 0,00 1,00 1.715 0,46 57 0,21 5.543,51 0,98 358,85 0,18 464,44 0,01 8.309 0,759
23 Pasekan 0,00 1,00 878 0,46 502 0,21 5.395,17 0,98 353 0,18 0,00 0,01 6.763 0,866
24 Lohbener 0,00 1,00 2.554 0,46 121 0,21 188,53 0,98 555,59 0,18 0,00 0,01 3.785 0,392
25 Arahan 0,00 1,00 2.459 0,46 87 0,21 752,54 0,98 840,06 0,18 0,00 0,01 3.390 0,601
26 Losarang 0,00 1,00 5.725 0,46 93 0,21 2.849,78 0,98 675,99 0,18 0,00 0,01 11.131 0,500
27 Kadanghaur 0,00 1,00 6.165 0,46 41 0,21 793,73 0,98 587,45 0,18 0,00 0,01 8.486 0,439
28 Bongas 0,00 1,00 3.930 0,46 51 0,21 3,79 0,98 581,70 0,18 3,92 0,01 4.863 0,396
29 Anjatan 0,00 1,00 6.100 0,46 250 0,21 - 0,98 1.515 0,18 0,00 0,01 8.533 0,367
30 Sukra 0,00 1,00 3.445 0,46 17 0,21 0,32 0,98 504,26 0,18 0,00 0,01 4.440 0,378
31 Patrol 0,00 1,00 3.195 0,46 18 0,21 79,08 0,98 360,16 0,18 0,90 0,01 4.295 0,376
Sumber : Hasil Perhitungan, 2018
DINAS LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN INDRAMAYU
DAYA DUKUNG DAN DAYA TAMPUNG LINGKUNGAN HIDUP
KABUPATEN INDRAMAYU
Laporan Akhir – Data & Analisis IV - 20
Berdasarkan hasil perhitungan pada Tabel 4.14 dan analisis data-data daya dukung
fungsi lindung di tiap kecamatan pada Kabupaten Indramayu memperlihatkan nilai
tertinggi terdapat pada Kecamatan Pasekan dengan nilai sebesar 0,866. Nilai
tersebut menunjukkan bahwa hampir mendekati angka 1 yang artinya semakin baik
fungsi lindung di wilayah tersebut. Sedangkan untuk nilai terendah untuk fungsi
lindung di Kabupaten Indramayu yaitu Kecamatan Tukdana dengan nilai sebesar
0,252. Nilai yang didapatkan oleh Kecamatan Tukdana hampir mendekati angka
nol, sehingga kecamatan ini dapat dikatakan memiliki fungsi lindung yang buruk.
Untuk melihat kondisi daya dukung fungsi lindung di tiap kecamatan Kabupaten
Indramayu dibuat indikator dengan kisaran antara 0 (minimal) sampai 1
(maksimal). Adapun tingkat kualitas daya dukung fungsi lindung adalah sebagai
berikut.
Tabel 4.14 Indikator Daya Dukung Fungsi Lindung
Indikator Nilai Range
Sangat baik 1 0,8
Baik 0,80 0,60
Sedang 0,60 0,40
Rendah 0,40 0,20
Sangat Rendah 0,20 0 Sumber : Hasil Perhitungan, 2018
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui sebaran daya dukung fungsi lindung untuk
setiap kecamatan di Kabupaten Indramayu. Kondisi daya dukung fungsi lindung
disajikan dalam Tabel di bawah ini.
Tabel 4.15 Kondisi Daya Dukung Fungsi Lindung tiap Kecamatan di Kabupaten
Indramayu
No Kecamatan Daya Dukung Fungsi
Lindung Indikator
1 Haurgeulis 0,338 rendah
2 Gantar 0,358 rendah
3 Kroya 0,264 rendah
4 Gabuswtan 0,379 rendah
5 Cikedung 0,278 rendah
6 Terisi 0,309 rendah
7 Lelea 0,402 sedang
8 Bangodua 0,328 rendah
9 Tukdana 0,252 rendah
10 Widasari 0,357 rendah
11 Kertasemaya 0,392 rendah
DINAS LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN INDRAMAYU
DAYA DUKUNG DAN DAYA TAMPUNG LINGKUNGAN HIDUP
KABUPATEN INDRAMAYU
Laporan Akhir – Data & Analisis IV - 21
No Kecamatan Daya Dukung Fungsi
Lindung Indikator
12 Sukagumiwang 0,404 sedang
13 Krangkeng 0,308 rendah
14 Karangampel 0,375 rendah
15 Kedokanbunder 0,350 rendah
16 Juntinyuat 0,370 rendah
17 Sliyeg 0,382 rendah
18 Jatibarang 0,368 rendah
19 Balongan 0,329 rendah
20 Indramayu 0,547 sedang
21 Sindang 0,330 rendah
22 Cantigi 0,759 baik
23 Pasekan 0,866 sangat baik
24 Lohbener 0,392 rendah
25 Arahan 0,601 baik
26 Losarang 0,500 sedang
27 Kadanghaur 0,439 sedang
28 Bongas 0,396 rendah
29 Anjatan 0,367 rendah
30 Sukra 0,378 rendah
31 Patrol 0,376 rendah
Sumber : Hasil Perhitungan, 2018
Berdasarkan pada Tabel 4.15 di atas bahwa kondisi Fungsi Lindung yang terdapat
di tiap kecamatan pada Kabupaten Indramayu hanya 1 kecamatan yang memiliki
kondisi sangat baik yaitu Kecamatan Pasekan, sedangkan kondisi baik terdapat
pada Kecamatan Araha dan Cantigi. Sementara untuk kecamatan lainnya berada
dalam kondisi rendah dan sangat rendah.
Kondisi wilayah yang masuk dalam kategori rendah dan sangat rendah memiliki
arti bahwa wilayah tersebut memiliki fungsi lindung yang rendah terhadap
kelestarian lingkungan hidup yang mencakup sumberdaya alam dan buatan.
Rendahnya fungsi lindung dipahami karena perkembangan daerah tersebut yang
pesat dengan makin meningkatnya permukiman dan perkantoran. Pembangunan
tersebut seringkali menggunakan lahan yang seharunsya berfungsi lindung.
Sementara itu kawasan lindung yang terdapat di Kabupaten Indramayu tentu
memiliki peran untuk menjaga kelestarian lingkungan alam maupun buatan.
Keberadaan kawasan lindung berfungsi juga untuk menjaga ketersediaan sumber
daya air dan melindungi wilayah tiap kecamatan di Kabupaten Indramayu dari
bencana alam, banjir, kekeringan, perubahan iklim, tanah longsor, erosi dan abrasi
tebing sungai serta abrasi air laut.
DINAS LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN INDRAMAYU
DAYA DUKUNG DAN DAYA TAMPUNG LINGKUNGAN HIDUP
KABUPATEN INDRAMAYU
Laporan Akhir – Data & Analisis IV - 22
Keberadaan kawasan lindung di Kabupaten Indramayu secara umum masuk dalam
kondisi rendah. Dalam hal ini kerusakan kawasan lindung dapat disebabkan oleh
kegiatan perambahan hutan, penembangan liar, pembukaan lahan, serta aktivitas
industri yang membuang limbahnya ke lingkungan sekitar. Akibat dari adanya
kerusakan lingkungan di kawasan lindung ini mengakibatkan semakin menurunnya
daya dukung wilayah di tiap Kecamatan di Kabupaten Indramayu untuk menjaga
kelestarian lingkungan alam maupun buatan di tingkat lokal.
4.2. DAYA DUKUNG BERDASARKAN KETERSEDIAN DAN KEBUTUHAN
4.2.1. Daya Dukung Lahan
Daya dukung suatu wilayah dari segi penyediaan lahan dalam memenuhi kebutuhan
hidup manusian dinyatakan dalam kemampuan lahan produktif di wilayah tersebut
dalam menghasilkan produk hayati yang ditentukan oleh sifat-sifat iklim,
morfologi, geologi, tanah dan waktu. Penentuan daya dukung lahan dilakukan
dengan cara membandingkan ketersediaan dan kebutuhan lahan bagi penduduk
yang hidup di suatu wilayah, dengan menjumlahkan produk semua komoditi hayati
yang ada di wilayah tersebut. Untuk penjumlahan ini digunakan harga sebagai
faktor konversi karena setiap komoditi memiliki satuan beragam. Sementara itu,
kebutuhan lahan (DL) dihitung berdasarkan kebutuhan untuk hidup layak.
Dengan metode ini, dapat diketahui gambaran umum apakah daya dukung lahan
suatu wilayah dalam keadaan surplus atau defisit. Dikatakan surplus apabila
ketersediaan lahan setempat di suatu wilayah masih dapat mencakupi kebutuhan
produksi hayati di wilayah tersebut (SL > DL), sedangkan keadaan defisit
menunjukkan bahwa ketersediaan lahan setempat sudah tidak dapat memenuhi
kebutuhan produksi hayati di wilayah tersebut (SL < DL)
Perhitungan ketersediaan lahan dilakukan berdasarkan Permen LH No.17 Tahun
2009 tentang pedoman Penentuan Daya Dukung Lingkungan Hidup dalam
Penataan Ruang wilayah. Berdasarkan hal tersebut, data yang diperlukan dalam
perhitungan ketersediaan lahan yaitu produksi aktual tiap jenis komoditi (Pi) dan
harga beras di tingkat produsen (Hb), harga satuan tiap komoditi ditingkat produsen
(Hi), dan produktivitas beras di tiap kecamatan yang ada di Kabupaten Kab.
Indramayu (Ptvb).
Dalam perhitungan daya dukung lahan digunakan dua jenis komoditi yaitu
komoditi pertanian dan peternakan. Berikut disajikan dalam tabel dibawah ini hasil
perhitungan nilai produksi komoditi yang didapatkan pada Kecamatan yang ada di
Kabupaten Indramayu.
DINAS LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN INDRAMAYU
DAYA DUKUNG DAN DAYA TAMPUNG LINGKUNGAN HIDUP
KABUPATEN INDRAMAYU
Laporan Akhir – Data & Analisis IV - 23
Tabel 4.16 Nilai Produksi Aktual Komoditi Padi di Kecamatan Kab. Indramayu
No Kecamatan Produksi (kg) Harga (Rp/kg) Nilai produksi (Rp)
1 Haurgeulis 68.448.320 4.800 328.551.936.000
2 Gantar 134.248.790 4.800 644.394.192.000
3 Kroya 19.525.000 4.800 573.720.000.000
4 Gabuswetan 90.809.270 4.800 435.884.496.000
5 Cikedung 90.109.270 4.800 432.524.496.000
6 Terisi 91.017.580 4.800 436.884.384.000
7 Lelea 75.214.700 4.800 361.030.560.000
8 Bangodua 56.190.990 4.800 269.716.752.000
9 Tukdana 71.381.670 4.800 342.632.016.000
10 Widasari 40.835.280 4.800 196.009.344.000
11 Kertasemaya 47.061.760 4.800 225.896.448.000
12 Sukagumiwang 45.627.240 4.800 219.010.752.000
13 Krangkeng 66.062.500 4.800 317.100.000.000
14 Karangampel 32.709.840 4.800 157.007.232.000
15 Kedokanbunder 31.377.740 4.800 150.613.152.000
16 Juntinyuat 62.400.340 4.800 299.521.632.000
17 Sliyeg 64.533.970 4.800 309.763.056.000
18 Jatibarang 44.008.160 4.800 211.239.168.000
19 Balongan 28.095.490 4.800 134.858.352.000
20 Indramayu 22.890.060 4.800 109.872.288.000
21 Sindang 30.215.250 4.800 145.033.200.000
22 Cantigi 21.108.540 4.800 101.320.992.000
23 Pasekan 12.314.380 4.800 59.109.024.000
24 Lohbener 36.207.730 4.800 173.797.104.000
25 Arahan 36.504.090 4.800 175.219.632.000
26 Losarang 75.029.600 4.800 360.142.080.000
27 Kadanghaur 74.466.510 4.800 357.439.248.000
28 Bongas 62.713.600 4.800 301.025.280.000
29 Anjatan 96.623.830 4.800 463.794.384.000
30 Sukra 40.666.540 4.800 195.199.392.000
31 Patrol 32.008.630 4.800 153.641.424.000
Sumber : Hasil Perhitungan, 2018
Berdasarkan Tabel 4.16 di atas terlihat bahwa hasil nilai produksi komoditi padi
terbesar terdapat pada Kecamatan Gantar, Kabupaten Indramayu. Hal tersebut
dipengaruhi oleh besarnya jumlah produksi padi yang dihasilkan di Kecamatan
Gantar yaitu sebesar 134.248.790 kg. Artinya dalam hal ini dapat dipastikan bahwa
luas lahan Padi yang terdapat di Kecamatan Gantar lebih besar dibandingkan
kecamatan lainnya. Berdasarkan data yang didapatkan bahwa Kecamatan Gantar
memiliki luas lahan Padi sebesar 1.888 ha.
DINAS LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN INDRAMAYU
DAYA DUKUNG DAN DAYA TAMPUNG LINGKUNGAN HIDUP
KABUPATEN INDRAMAYU
Laporan Akhir – Data & Analisis IV - 24
Tabel 4.17 Nilai Produksi Komoditi Jagung di Kecamatan Kab. Indramayu
No Kecamatan Produksi (kg) Harga (Rp/kg) Nilai produksi (Rp)
1 Haurgeulis - 3.547 -
2 Gantar 29.437.500 3.547 104.414.812.500
3 Kroya 49.501.760 3.547 175.582.742.720
4 Gabuswetan 70.770 3.547 251.021.190
5 Cikedung - 3.547 -
6 Terisi 37.202.350 3.547 131.956.735.450
7 Lelea - 3.547 -
8 Bangodua - 3.547 -
9 Tukdana - 3.547 -
10 Widasari 85.540 3.547 303.410.380
11 Kertasemaya - 3.547 -
12 Sukagumiwang - 3.547 -
13 Krangkeng - 3.547 -
14 Karangampel - 3.547 -
15 Kedokanbunder - 3.547 -
16 Juntinyuat - 3.547 -
17 Sliyeg 5.200 3.547 18.444.400
18 Jatibarang 8.400 3.547 29.794.800
19 Balongan 177.000 3.547 627.819.000
20 Indramayu 377.020 3.547 1.337.289.940
21 Sindang - 3.547 -
22 Cantigi - 3.547 -
23 Pasekan - 3.547 -
24 Lohbener - 3.547 -
25 Arahan - 3.547 -
26 Losarang - 3.547 -
27 Kadanghaur - 3.547 -
28 Bongas - 3.547 -
29 Anjatan - 3.547 -
30 Sukra - 3.547 -
31 Patrol - 3.547 -
Sumber : Hasil Perhitungan, 2018
Berdasarkan Tabel 4.17 di atas terlihat bahwa terdapat banyak kecamatan yang
tidak memiliki hasil nilai produksi karena tidak memproduksi komoditi jagung di
kecamatannya. Hasil nilai produksi komoditi jagung terbesar terdapat pada
Kecamatan Kroya, Kabupaten Indramayu. Hal tersebut dipengaruhi oleh besarnya
jumlah produksi jagung yang dihasilkan di Kecamatan Kroya yaitu sebesar
49.501.760 kg. Artinya dalam hal ini dapat dipastikan bahwa luas lahan Jagung
yang terdapat di Kecamatan Kroya lebih besar dibandingkan kecamatan lainnya.
DINAS LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN INDRAMAYU
DAYA DUKUNG DAN DAYA TAMPUNG LINGKUNGAN HIDUP
KABUPATEN INDRAMAYU
Laporan Akhir – Data & Analisis IV - 25
Tabel 4.18 Nilai Produksi Komoditi Kacang Tanah di Kecamatan Kab. Indramayu
No Kecamatan Produksi (kg) Harga (Rp/kg) Nilai produksi (Rp)
1 Haurgeulis - 8.357 -
2 Gantar - 8.357 -
3 Kroya 27,6 8.357 230.653
4 Gabuswetan 13,8 8.357 115.327
5 Cikedung - 8.357 -
6 Terisi - 8.357 316.730
7 Lelea - 8.357 -
8 Bangodua - 8.357 -
9 Tukdana - 8.357 -
10 Widasari - 8.357 -
11 Kertasemaya - 8.357 -
12 Sukagumiwang - 8.357 -
13 Krangkeng - 8.357 -
14 Karangampel - 8.357 -
15 Kedokanbunder - 8.357 -
16 Juntinyuat - 8.357 -
17 Sliyeg - 8.357 -
18 Jatibarang - 8.357 -
19 Balongan - 8.357 -
20 Indramayu 29,9 8.357 249.874
21 Sindang - 8.357 -
22 Cantigi - 8.357 -
23 Pasekan - 8.357 -
24 Lohbener - 8.357 -
25 Arahan - 8.357 -
26 Losarang - 8.357 -
27 Kadanghaur - 8.357 -
28 Bongas - 8.357 -
29 Anjatan - 8.357 -
30 Sukra - 8.357 -
31 Patrol - 8.357 -
Sumber : Hasil Perhitungan, 2018
Berdasarkan Tabel 4.18 di atas terlihat bahwa terdapat banyak Kecamatan yang
tidak memiliki hasil nilai produksi karena tidak memproduksi komoditi kacang
tanah di Kecamatannya. Hasil nilai produksi komoditi kacang tanah terbesar
terdapat pada Kecamatan Indramayu, Kabupaten Indramayu. Hal tersebut
dipengaruhi oleh besarnya jumlah produksi kacang tanah yang dihasilkan di
Kecamatan Indramayu yaitu sebesar 29,9 kg dengan nilai produksi Rp. 249.874.
DINAS LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN INDRAMAYU
DAYA DUKUNG DAN DAYA TAMPUNG LINGKUNGAN HIDUP
KABUPATEN INDRAMAYU
Laporan Akhir – Data & Analisis IV - 26
Artinya dalam hal ini dapat dipastikan bahwa luas lahan kacang tanah yang terdapat
di Kecamatan Indramayu lebih besar dibandingkan kecamatan lainnya.
Tabel 4.19 Nilai Produksi Komoditi Ubi Jalar di Kecamatan Kab. Indramayu
No Kecamatan Produksi (kg) Harga (Rp/kg) Nilai produksi
(Rp)
1 Haurgeulis - 2.255 -
2 Gantar - 2.255 -
3 Kroya 539,4 2.255 1.216.347
4 Gabuswetan 11,7 2.255 26.384
5 Cikedung - 2.255 -
6 Terisi 66,5 2.255 149.958
7 Lelea - 2.255 -
8 Bangodua - 2.255 -
9 Tukdana - 2.255 -
10 Widasari - 2.255 -
11 Kertasemaya - 2.255 -
12 Sukagumiwang - 2.255 -
13 Krangkeng - 2.255 -
14 Karangampel - 2.255 -
15 Kedokanbunder - 2.255 -
16 Juntinyuat - 2.255 -
17 Sliyeg - 2.255 -
18 Jatibarang - 2.255 -
19 Balongan - 2.255 -
20 Indramayu 24,8 2.255 55.924
21 Sindang - 2.255 -
22 Cantigi - 2.255 -
23 Pasekan - 2.255 -
24 Lohbener - 2.255 -
25 Arahan - 2.255 -
26 Losarang - 2.255 -
27 Kadanghaur - 2.255 -
28 Bongas - 2.255 -
29 Anjatan - 2.255 -
30 Sukra - 2.255 -
31 Patrol - 2.255 -
Sumber : Hasil Perhitungan, 2018
Berdasarkan Tabel 4.19 di atas terlihat bahwa terdapat banyak kecamatan yang
tidak memiliki hasil nilai produksi, hal ini disebabkan karena tidak adanya produksi
komoditi ubi jalar di kecamatannya. Hasil nilai produksi komoditi ubi jalar terbesar
DINAS LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN INDRAMAYU
DAYA DUKUNG DAN DAYA TAMPUNG LINGKUNGAN HIDUP
KABUPATEN INDRAMAYU
Laporan Akhir – Data & Analisis IV - 27
terdapat pada Kecamatan Kroya, Kabupaten Indramayu. Hal tersebut dipengaruhi
oleh besarnya jumlah produksi ubi jalar yang dihasilkan di Kecamatan Kroya yaitu
sebesar 539,4 kg dengan nilai produksi Rp. 1.216.347. Artinya dalam hal ini dapat
dipastikan bahwa luas lahan ubi jalar yang terdapat di Kecamatan Kroya lebih besar
dibandingkan kecamatan lainnya.
Tabel 4.20 Produksi Aktual Komoditi Daging Sapi di Kecamatan Kab. Indramayu
No Kecamatan Produksi (kg) Harga (Rp/kg) Nilai produksi (Rp)
1 Haurgeulis 275.360 110.000 30.289.600.000
2 Gantar 212.750 110.000 23.402.500.000
3 Kroya 4.780 110.000 525.800.000
4 Gabuswetan 5.690 110.000 625.900.000
5 Cikedung 4.100 110.000 451.000.000
6 Terisi 5.230 110.000 575.300.000
7 Lelea 5.010 110.000 551.100.000
8 Bangodua 3.640 110.000 400.400.000
9 Tukdana 4.320 110.000 475.200.000
10 Widasari 5.230 110.000 575.300.000
11 Kertasemaya 124.010 110.000 13.641.100.000
12 Sukagumiwang 3.640 110.000 400.400.000
13 Krangkeng 4.100 110.000 451.000.000
14 Karangampel 563.620 110.000 61.998.200.000
15 Kedokanbunder 4.100 110.000 451.000.000
16 Juntinyuat 4.320 110.000 475.200.000
17 Sliyeg 5.690 110.000 625.900.000
18 Jatibarang 169.060 110.000 18.596.600.000
19 Balongan 3.640 110.000 400.400.000
20 Indramayu 123.550 110.000 13.590.500.000
21 Sindang 615.240 110.000 67.676.400.000
22 Cantigi 3.640 110.000 400.400.000
23 Pasekan 71.010 110.000 7.811.100.000
24 Lohbener 135.590 110.000 14.914.900.000
25 Arahan 3.640 110.000 400.400.000
26 Losarang 110.130 110.000 12.114.300.000
27 Kadanghaur 3.640 110.000 400.400.000
28 Bongas 4.320 110.000 475.200.000
29 Anjatan 7.280 110.000 800.800.000
30 Sukra 3.640 110.000 400.400.000
31 Patrol 146.540 110.000 16.119.400.000
Sumber : Hasil Perhitungan, 2018
Berdasarkan Tabel 4.20 di atas terlihat bahwa hasil nilai produksi komoditi daging
sapi terbesar terdapat pada Kecamatan Sindang, Kabupaten Indramayu. Hal
tersebut dipengaruhi oleh besarnya jumlah produksi daging sapi yang dihasilkan di
DINAS LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN INDRAMAYU
DAYA DUKUNG DAN DAYA TAMPUNG LINGKUNGAN HIDUP
KABUPATEN INDRAMAYU
Laporan Akhir – Data & Analisis IV - 28
Kecamatan Sindang yaitu sebesar 615.240 kg. Artinya dalam hal ini dapat
dipastikan bahwa luas lahan peternakan sapi yang terdapat di Kecamatan Sindang
lebih besar dibandingkan kecamatan lainnya.
Tabel 4.21 Produksi Aktual Komoditi Daging Kambing di Kecamatan Kab.
Indramayu
No Kecamatan Produksi (kg) Harga (Rp/kg) Nilai produksi (Rp)
1 Haurgeulis 7.170 105.000 752.850.000
2 Gantar 2.020 105.000 212.100.000
3 Kroya 360 105.000 37.800.000
4 Gabuswtan 3.660 105.000 384.300.000
5 Cikedung 7.580 105.000 795.900.000
6 Terisi 7.040 105.000 739.200.000
7 Lelea 10.010 105.000 1.051.050.000
8 Bangodua 490 105.000 51.450.000
9 Tukdana 520 105.000 54.600.000
10 Widasari 15.680 105.000 1.646.400.000
11 Kertasemaya 1.580 105.000 165.900.000
12 Sukagumiwang 360 105.000 37.800.000
13 Krangkeng 350 105.000 36.750.000
14 Karangampel 3.780 105.000 396.900.000
15 Kedokanbunder 6.100 105.000 640.500.000
16 Juntinyuat 10.650 105.000 1.118.250.000
17 Sliyeg 6.540 105.000 686.700.000
18 Jatibarang 4.600 105.000 483.000.000
19 Balongan 3.920 105.000 411.600.000
20 Indramayu 7.170 105.000 752.850.000
21 Sindang 15.670 105.000 1.645.350.000
22 Cantigi 300 105.000 31.500.000
23 Pasekan 320 105.000 33.600.000
24 Lohbener 350 105.000 36.750.000
25 Arahan 4.350 105.000 456.750.000
26 Losarang 3.620 105.000 380.100.000
27 Kadanghaur 1.730 105.000 181.650.000
28 Bongas 880 105.000 92.400.000
29 Anjatan 4.460 105.000 468.300.000
30 Sukra 5.590 105.000 586.950.000
31 Patrol 6.580 105.000 690.900.000
Berdasarkan Tabel 4.21 di atas terlihat bahwa hasil nilai produksi komoditi daging
kambing terbesar terdapat pada Kecamatan Widasari, Kabupaten Indramayu. Hal
tersebut dipengaruhi oleh besarnya jumlah produksi daging kambing yang
dihasilkan di Kecamatan Widasari yaitu sebesar 15.680 kg. Artinya dalam hal ini
DINAS LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN INDRAMAYU
DAYA DUKUNG DAN DAYA TAMPUNG LINGKUNGAN HIDUP
KABUPATEN INDRAMAYU
Laporan Akhir – Data & Analisis IV - 29
dapat dipastikan bahwa luas lahan peternakan kambing yang terdapat di Kecamatan
Widasari lebih besar dibandingkan kecamatan lainnya.
Tabel 4.22 Produksi Aktual Komoditi Daging kerbau di Kecamatan Kab.
Indramayu
No Kecamatan Produksi (kg) Harga (Rp/kg) Nilai produksi
(Rp)
1 Haurgeulis - 65.000 -
2 Gantar 11.850 65.000 770.250.000
3 Kroya - 65.000 -
4 Gabuswetan - 65.000 -
5 Cikedung 2.080 65.000 135.200.000
6 Terisi - 65.000 -
7 Lelea - 65.000 -
8 Bangodua 620 65.000 40.300.000
9 Tukdana - 65.000 -
10 Widasari - 65.000 -
11 Kertasemaya - 65.000 -
12 Sukagumiwang - 65.000 -
13 Krangkeng - 65.000 -
14 Karangampel - 65.000 -
15 Kedokanbunder - 65.000 -
16 Juntinyuat - 65.000 -
17 Sliyeg - 65.000 -
18 Jatibarang 210 65.000 13.650.000
19 Balongan - 65.000 -
20 Indramayu - 65.000 -
21 Sindang - 65.000 -
22 Cantigi - 65.000 -
23 Pasekan - 65.000 -
24 Lohbener - 65.000 -
25 Arahan - 65.000 -
26 Losarang - 65.000 -
27 Kadanghaur - 65.000 -
28 Bongas - 65.000 -
29 Anjatan - 65.000 -
30 Sukra - 65.000 -
31 Patrol - 65.000 -
Berdasarkan Tabel 4.22 di atas terlihat bahwa terdapat banyak kecamatan yang
tidak memiliki hasil nilai produksi, hal ini disebabkan karena tidak adanya produksi
DINAS LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN INDRAMAYU
DAYA DUKUNG DAN DAYA TAMPUNG LINGKUNGAN HIDUP
KABUPATEN INDRAMAYU
Laporan Akhir – Data & Analisis IV - 30
komoditi daging kerbau di kecamatannya. Hasil nilai produksi komoditi daging
kerbau terbesar terdapat pada Kecamatan Gantar, Kabupaten Indramayu. Hal
tersebut dipengaruhi oleh besarnya jumlah produksi daging kerbau yang dihasilkan
di Kecamatan Gantar yaitu sebesar 11.850 kg.
Tabel 4.23 Produksi Aktual Komoditi Daging Domba di Kecamatan Kab.
Indramayu
No Kecamatan Produksi (kg) Harga (Rp/kg) Nilai produksi (Rp)
1 Haurgeulis 11.220 90000 1.009.800.000
2 Gantar 9.510 90000 855.900.000
3 Kroya 3.000 90000 270.000.000
4 Gabuswetan 5.700 90000 513.000.000
5 Cikedung 19.850 90000 1.786.500.000
6 Terisi 9.660 90000 869.400.000
7 Lelea 18.340 90000 1.650.600.000
8 Bangodua 2.960 90000 266.400.000
9 Tukdana 3.400 90000 306.000.000
10 Widasari 19.240 90000 1.731.600.000
11 Kertasemaya 11.630 90000 1.046.700.000
12 Sukagumiwang 3.000 90000 270.000.000
13 Krangkeng 3.060 90000 275.400.000
14 Karangampel 26.330 90000 2.369.700.000
15 Kedokanbunder 17.760 90000 1.598.400.000
16 Juntinyuat 13.190 90000 1.187.100.000
17 Sliyeg 14.650 90000 1.318.500.000
18 Jatibarang 10.400 90000 936.000.000
19 Balongan 6.900 90000 621.000.000
20 Indramayu 23.710 90000 2.133.900.000
21 Sindang 22.800 90000 2.052.000.000
22 Cantigi 2.590 90000 233.100.000
23 Pasekan 2.650 90000 238.500.000
24 Lohbener 8.370 90000 753.300.000
25 Arahan 2.540 90000 228.600.000
26 Losarang 2.950 90000 265.500.000
27 Kadanghaur 6.460 90000 581.400.000
28 Bongas 4.360 90000 392.400.000
29 Anjatan 6.930 90000 623.700.000
30 Sukra 6.800 90000 612.000.000
31 Patrol 14.080 90000 1.267.200.000
DINAS LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN INDRAMAYU
DAYA DUKUNG DAN DAYA TAMPUNG LINGKUNGAN HIDUP
KABUPATEN INDRAMAYU
Laporan Akhir – Data & Analisis IV - 31
Berdasarkan Tabel 4.23 di atas terlihat bahwa hasil nilai produksi komoditi daging
domba terbesar terdapat pada Kecamatan Karangampel, Kabupaten Indramayu. Hal
tersebut dipengaruhi oleh besarnya jumlah produksi daging domba yang dihasilkan
di Kecamatan Karangampel yaitu sebesar 26.330 kg. Artinya dalam hal ini dapat
dipastikan bahwa luas lahan peternakan domba yang terdapat di Kecamatan
Karangampel lebih besar dibandingkan kecamatan lainnya.
Komoditi yang digunakan dalam studi ini sebanyak 8 komoditi yaitu: padi, jagung, ubi
jalar, kacang tanah, daging sapi, daging kambing, daging kerbau, dan daging
domba. Dalam studi ini, data-data di setiap kecamatan yang ada di Kabupaten
Indramayu diperoleh dari Dinas Pertanian dan Peternakan. Sedangkan nilai
produksi tiap komoditas diperoleh dengan cara mengalirkan produksi aktual (Pi)
dengan harga tiap komoditi (Hi). Untuk menentukan luas lahan yang dibutuhkan
untuk kebutuhan hidup layak per penduduk merupakan kebutuhan hidup layak per
penduduk dibagi produktivitas beras lokal. Dimana nilai untuk kebutuhan hidup
layak per penduduk diasumsikan sebesar 1 ton beras/kapita/tahun atau setara
dengan 1000 kg beras/kapita/tahun.
Adapun disajikan dalam tabel berikut hasil perhitungan sisi ketersedian lahan di
kecamatan yang ada di Kabupaten Indramayu. Ketersediaan lahan adalah lahan
yang tersisa untuk digunakan sebagai lahan pertanian/perkebunan/perikanan darat
setelah semua lahan itu dimaksimalkan pemanfaatannya. Ketersediaan lahan
ditentukan berdasarkan produksi aktual setempat dari semua komoditas yang ada di
wilayah tersebut. Kebutuhan lahan adalah kebutuhan minimum. Kebutuhan lahan
tercermin pada kemungkinan penggunaan lahan untuk memenuhi kebutuhan
tertentu.
DINAS LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN INDRAMAYU
DAYA DUKUNG DAN DAYA TAMPUNG LINGKUNGAN HIDUP
KABUPATEN INDRAMAYU
Laporan Akhir – Data & Analisis IV - 32
Tabel 4.24 Sisi Ketersediaan Lahan di tiap Kecamatan Kabupaten Indramayu
DINAS LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN INDRAMAYU
DAYA DUKUNG DAN DAYA TAMPUNG LINGKUNGAN HIDUP
KABUPATEN INDRAMAYU
Laporan Akhir – Data & Analisis IV - 33
Berdasarkan Tabel 4.24 di atas terlihat bahwa ketersediaan lahan yang paling besar
di antara kecamatan yang ada di Kabupaten Indramayu terdapat pada Kecamatan
Gantar yaitu sebesar 12.822,8 Ha dan untuk yang paling kecil terdapat pada
Kecamatan Pasekan yaitu sebesar 1.044,4 Ha.
Tabel 4.25 Sisi Kebutuhan Lahan di tiap Kecamatan Kabupaten Indramayu
No Kecamatan Jumlah Penduduk
(Jiwa) KHLL
Total Keb. Lahan Setara
Beras (Ha)
1 Haurgeulis 91.598 0,000416667 38.166
2 Gantar 62.177 0,000416667 25.907
3 Kroya 63.637 0,000416667 26.515
4 Gabuswetan 55.449 0,000416667 23.104
5 Cikedung 39.473 0,000416667 16.447
6 Terisi 54.489 0,000416667 22.704
7 Lelea 48.490 0,000416667 20.204
8 Bangodua 27.773 0,000416667 11.572
9 Tukdana 51.406 0,000416667 21.419
10 Widasari 34.327 0,000416667 14.303
11 Kertasemaya 61.426 0,000416667 25.594
12 Sukagumiwang 37.785 0,000416667 15.744
13 Krangkeng 64.262 0,000416667 26.776
14 Karangampel 63.512 0,000416667 26.463
15 Kedokanbunder 45.066 0,000416667 18.778
16 Juntinyuat 79.190 0,000416667 32.996
17 Sliyeg 59.502 0,000416667 24.793
18 Jatibarang 70.952 0,000416667 29.563
19 Balongan 38.891 0,000416667 16.205
20 Indramayu 111.894 0,000416667 46.623
21 Sindang 50.835 0,000416667 21.181
22 Cantigi 32.028 0,000416667 13.345
23 Pasekan 24.296 0,000416667 10.123
24 Lohbener 55.005 0,000416667 22.919
25 Arahan 32.753 0,000416667 13.647
26 Losarang 54.324 0,000416667 22.635
27 Kadanghaur 87.068 0,000416667 36.278
28 Bongas 47.052 0,000416667 19.605
29 Anjatan 83.229 0,000416667 34.679
30 Sukra 44.089 0,000416667 18.370
31 Patrol 56.122 0,000416667 23.384
Sumber : Hasil Perhitungan, 2018
DINAS LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN INDRAMAYU
DAYA DUKUNG DAN DAYA TAMPUNG LINGKUNGAN HIDUP
KABUPATEN INDRAMAYU
Laporan Akhir – Data & Analisis IV - 34
Berdasarkan Tabel 4.25 di atas terlihat bahwa total kebutuhan lahan setara beras
yang paling besar di antara kecamatan yang ada di Kabupaten Indramayu terdapat
pada Kecamatan Indramayu yaitu sebesar 46.623 Ha dan untuk yang paling kecil
terdapat di Kecamatan Pasekan yaitu sebesar 10.123 Ha. Untuk melihat
ketersediaan lahan yang ada saat ini pada Kecamatan yang ada di Kabupaten
Indramayu maka perlu dibandingkan nilai sisi ketersediaan lahan (supply side)
dengan sisi kebutuhan lahan (demand supply).
Tabel 4.26 Sisi Kebutuhan Lahan di tiap Kecamatan Kabupaten Indramayu
No Kecamatan Supply Side
(Ha) Demand Side (Ha) Defisit (Ha)
1 Haurgeulis 5.896 38.166 (32.270)
2 Gantar 12.810 25.907 (13.097)
3 Kroya 12.168 26.515 (14.348)
4 Gabuswtan 7.009 23.104 (16.095)
5 Cikedung 7.059 16.447 (9.388)
6 Terisi 9.462 22.704 (13.242)
7 Lelea 5.698 20.204 (14.506)
8 Bangodua 4.222 11.572 (7.350)
9 Tukdana 5.019 21.419 (16.400)
10 Widasari 3.310 14.303 (10.993)
11 Kertasemaya 3.532 25.594 (22.062)
12 Sukagumiwang 3.453 15.744 (12.291)
13 Krangkeng 5.137 26.776 (21.639)
14 Karangampel 3.983 26.463 (22.480)
15 Kedokanbunder 2.444 18.778 (16.334)
16 Juntinyuat 4.483 32.996 (28.513)
17 Sliyeg 4.859 24.793 (19.933)
18 Jatibarang 3.774 29.563 (25.789)
19 Balongan 2.198 16.205 (14.006)
20 Indramayu 2.166 46.623 (44.456)
21 Sindang 3.470 21.181 (17.711)
22 Cantigi 1.638 13.345 (11.707)
23 Pasekan 1.044 10.123 (9.079)
24 Lohbener 3.213 22.919 (19.706)
25 Arahan 2.762 13.647 (10.885)
26 Losarang 6.125 22.635 (16.510)
27 Kadanghaur 6.394 36.278 (29.884)
28 Bongas 4.485 19.605 (15.120)
29 Anjatan 6.926 34.679 (27.752)
30 Sukra 3.816 18.370 (14.555)
31 Patrol 3.124 23.384 (20.260)
Sumber : Hasil Perhitungan, 2018
DINAS LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN INDRAMAYU
DAYA DUKUNG DAN DAYA TAMPUNG LINGKUNGAN HIDUP
KABUPATEN INDRAMAYU
Laporan Akhir – Data & Analisis IV - 35
Berdasarkan pada Tabel 4.26 hasil dari perbandingan antara ketersediaan lahan
dengan kebutuhan lahan yang ada bahwa daya dukung lahan pada tiap kecamatan
di Kabupaten Indramayu mengalami defisit atau kekurangan. Antara kebutuhan
lahan yang untuk tiap-tiap kecamatan yang seharusnya jauh dari ketersediaan lahan
yang ada. Untuk defisit daya dukung lahan terbesar terjadi pada Kecamatan
Haurgeulis sebesar – 32.270 jiwa. Sedangkan untuk defisit terendah dialami pada
Kecamatan Bangodua sebesar – 7.350 jiwa.
Penduduk yang terus bertambah menyebabkan tingkat pertumbuhan tersebut jauh
lebih tinggi dibandingkan tingkat pertambahan luas lahan untuk tanaman pangan.
Faktor perilaku masyarakat terhadap lahan mempengaruhi daya dukung lahan itu
sendiri. Dilihat dalam hal kependudukan meliputi kepadatan penduduk, migrasi
penduduk komposisi penduduk seperti : (jenis kelamin, pendidikan, struktur umur,
dan mata pencaharian) serta penguasaan/pemilikan tanah. Penurunan kualitas
sumber daya lahan akibat semakin kompleksnya permintaan kebutuhan pemilik
lahan atau pengolahan lahan mengakibatkan terjadinya penurunan daya dukung
lahan.
Pertumbuhan penduduk yang tinggi akan menimbulkan berbagai dampak di
antaranya adalah meningkatkan kebutuhan lahan baik untuk permukiman, sarana
infrastruktur, dan lahan pertanian. Pada kenyataan terjadi kecenderungan
penyempitan lahan untuk pertanian sebagai imbas dari pembangunan fisik suatu
daerah. Di sisi lain pertambahan penduduk yang terus meningkat akan memicu
penurunan kapasitas daya dukung dan menyebabkan daya dukung lahan menjadi
defisit.
Adapun upaya yang dapat dilakukan untuk meningkatkan daya dukung lahan, yaitu
dengan menambah jenis komoditas melalui penganekaragaman komoditas vertikal,
rotasi, tumpangsari, dan penggunaan tanaman sela untuk meningkatkan
keanekaragaman tanaman serta meningkat produksi tanaman untuk meningkatkan
daya dukung lahan. Produksi adalah pendekatan pada total populasi tanaman per
satuan luas. Di samping itu pemilihan komoditas dengan harga tinggi juga akan
meningkatkan daya dukung lahan.
Sedangkan untuk mengatasi penurunan daya dukung lahan Menurut
Hardjasoemantri (1989) dapat dilakukan antara lain dengan cara :
1) Konversi lahan, yaitu merubah jenis penggunaan lahan ke arah usaha yang
lebih menguntungkan tetapi disesuaikan wilayahnya.
2) Intensifikasi lahan, yaitu dalam menggunakan teknologi baru dalam usaha tani
3) Konservasi lahan, yaitu usaha untuk mencegah alih fungsi lahan
DINAS LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN INDRAMAYU
DAYA DUKUNG DAN DAYA TAMPUNG LINGKUNGAN HIDUP
KABUPATEN INDRAMAYU
Laporan Akhir – Data & Analisis IV - 36
4.2.2 Daya Dukung Sumber Daya Air
Daya dukung lingkungan berbasis neraca air suatu wilayah dapat diketahui dengan
menghitung kapasitas ketersediaan air pada wilayah tersebut. Kapasitas
ketersediaan air ini sangat tergantung pada kemampuan menjaga dan
mempertahankan dinamika siklus hidrologi pada daerah hulu Daerah Aliran Sungai
(DAS). Meningkatkan kemampuan simpan air, dapat dilakukan secara “alami”
dengan upaya melakukan rehabilitas dan konservasi pada wilayah hulu DAS,
maupun secara “struktur buatan” seperti waduk.
Konsep yang digunakan untuk menentukan ketersediaan air adalah berdasarkan
koefisien limpasan. Koefisien limpasan atau koefisien aliran permukaan (C), yaitu
bilangan yang menunjukkan perbandingan antara besarnya aliran permukaan dan
besarnya curah hujan.
Nilai koefisien ini dipengaruhi oleh tata guna lahan pada suatu wilayah. Rentang
nilai koefisien ini berkisar antara 0 sampai 1. Nilai C = 0 menunjukan bahwa semua
air hujan terintersepsi dan terinterfiltrasi ke dalam tanah, sebaliknya untuk nilai C
= 1 menunjukkan bahwa semua air hujan mengalir sebagai aliran permukaan.
Penentuan daya dukung air dilakukan dengan membandingkan ketersediaan dan
kebutuhan sumber daya air bagi penduduk yang hidup di wilayah itu. Ketersediaan
air (SA) ditentukan dengan menggunakan metode koefisien limpasan berdasarkan
data penggunaan lahan serta curah hujan tahunan. Sementara itu, kebutuhan air
(DA) dihitung dari hasil konversi terhadap kebutuhan hidup layak. Hasil
perhitungan ini memberikan gambaran secara umum daya air di suatu wilayah
dalam keadaan surplus atau defisit. Keadaan surplus menunjukkan bahwa
ketersediaan air di suatu wilayah tercukupi (SA > DA), sedangkan keadaan defisit
menunjukkan bahwa ketersediaan air di suatu wilayah kurang (SA < DA).
Sebelum menentukan jumlah ketersediaan air yang berada di tiap kecamatan di
Kabupaten Indramayu, maka harus ditentukan koefisien tertimbang berdasarkan
jenis penggunaan lahan di tiap kecamatan. Berikut hasil perhitungan koefisien
tertimbang disajikan pada tabel di bawah ini.
DINAS LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN INDRAMAYU
DAYA DUKUNG DAN DAYA TAMPUNG LINGKUNGAN HIDUP
KABUPATEN INDRAMAYU
Laporan Akhir – Data & Analisis IV - 37
Tabel 4.27 Koefisien Tertimbang Berdasarkan Jenis Penggunaan Lahan
No Kecamatan
Luas tiap Lahan Luas
Total
Koefisien limpasan
tertimbang Permukiman koefisien padang
rumput koefisien
lahan budidaya
pertanian koefisien
Hutan
produksi koefisien
1 Haurgeulis 1.439 0,7 - 0,35 3.978 0,3 403 0,18 5.820 0,391
2 Gantar 1.464 0,7 45 0,35 6.096 0,3 60 0,18 7.665 0,376
3 Kroya 940,58 0,7 - 0,35 6.916 0,3 - 0,18 7.857 0,348
4 Gabuswtan 940,37 0,7 - 0,35 5.950 0,3 - 0,18 6.890 0,355
5 Cikedung 562,61 0,7 86 0,35 5.660 0,3 144 0,18 6.453 0,333
6 Terisi 931,15 0,7 - 0,35 5.099 0,3 - 0,18 6.030 0,362
7 Lelea 575,71 0,7 20 0,35 5.000 0,3 - 0,18 5.596 0,341
8 Bangodua 257,71 0,7 - 0,35 3.219 0,3 - 0,18 3.477 0,330
9 Tukdana 548,57 0,7 - 0,35 3.731 0,3 - 0,18 4.280 0,351
10 Widasari 505,15 0,7 - 0,35 2.856 0,3 - 0,18 3.361 0,360
11 Kertasemaya 794,16 0,7 - 0,35 2.915 0,3 40 0,18 3.749 0,383
12 Sukagumiwang 469,78 0,7 - 0,35 2.570 0,3 - 0,18 3.040 0,362
13 Krangkeng 530,27 0,7 - 0,35 4.651 0,3 - 0,18 5.181 0,341
14 Karangampel 594,69 0,7 - 0,35 2.216 0,3 - 0,18 2.811 0,385
15 Kedokanbunder 576,61 0,7 - 0,35 2.109 0,3 224 0,18 2.910 0,370
16 Juntinyuat 598,92 0,7 - 0,35 4.012 0,3 - 0,18 4.611 0,352
17 Sliyeg 592,84 0,7 - 0,35 4.259 0,3 - 0,18 4.852 0,349
18 Jatibarang 802,89 0,7 - 0,35 2.976 0,3 - 0,18 3.779 0,385
19 Balongan 454,31 0,7 - 0,35 1.947 0,3 217 0,18 2.618 0,359
20 Indramayu 1316,39 0,7 - 0,35 1.801 0,3 - 0,18 3.117 0,469
DINAS LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN INDRAMAYU
DAYA DUKUNG DAN DAYA TAMPUNG LINGKUNGAN HIDUP
KABUPATEN INDRAMAYU
Laporan Akhir – Data & Analisis IV - 38
No Kecamatan
Luas tiap Lahan Luas
Total
Koefisien limpasan
tertimbang Permukiman koefisien padang
rumput koefisien
lahan budidaya
pertanian koefisien
Hutan
produksi koefisien
21 Sindang 495,49 0,7 - 0,35 2.118 0,3 2.956 0,18 5.569 0,272
22 Cantigi 358,85 0,7 - 0,35 1.715 0,3 - 0,18 2.074 0,369
23 Pasekan 353 0,7 - 0,35 878 0,3 - 0,18 1.231 0,415
24 Lohbener 555,59 0,7 - 0,35 2.554 0,3 - 0,18 3.110 0,371
25 Arahan 840,06 0,7 - 0,35 2.459 0,3 - 0,18 3.299 0,402
26 Losarang 675,99 0,7 - 0,35 5.725 0,3 21 0,18 6.422 0,342
27 Kadanghaur 587,45 0,7 - 0,35 6.165 0,3 - 0,18 6.752 0,335
28 Bongas 581,70 0,7 - 0,35 3.930 0,3 - 0,18 4.512 0,352
29 Anjatan 1.515 0,7 - 0,35 6.100 0,3 - 0,18 7.615 0,380
30 Sukra 504,26 0,7 - 0,35 3.445 0,3 - 0,18 3.949 0,351
31 Patrol 360,16 0,7 - 0,35 3.195 0,3 - 0,18 3.555 0,341
Sumber : Hasil Perhitungan, 2018
DINAS LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN INDRAMAYU
DAYA DUKUNG DAN DAYA TAMPUNG LINGKUNGAN HIDUP
KABUPATEN INDRAMAYU
Laporan Akhir – Data & Analisis V - 39
Hasil perhitungan ketersedian air berdasarkan luas setiap jenis penggunaan lahan di
Kabupaten Indramayu disajikan pada Tabel 4.28
Tabel 4.28 Ketersediaan Air di Kabupaten Indramayu
No Kecamatan Curah
Hujan
Faktor
Konversi
Luas Wilayah
(Ha)
Koefisien
Limpasan
Tertimbang
Ketersediaan
Air
(m3/tahun)
1 Haurgeulis 2.370 10 6.083 0,391 56.310.381
2 Gantar 2.919 10 20.331 0,376 222.995.338
3 Kroya 2.246 10 9.774,90 0,348 76.376.702
4 Gabuswetan 1.947 10 7.176,60 0,355 49.546.349
5 Cikedung 2.320 10 9.062,40 0,333 69.984.061
6 Terisi 1.257 10 17.422 0,362 79.224.842
7 Lelea 2.436 10 5.385,05 0,341 44.775.919
8 Bangodua 2.115 10 4.422,68 0,330 30.835.344
9 Tukdana 2.155 10 4.726 0,351 35.775.542
10 Widasari 2.209 10 36.064 0,360 286.888.028
11 Kertasemaya 2.534 10 4.239 0,383 41.188.667
12 Sukagumiwang 2.243 10 3.584 0,362 29.086.201
13 Krangkeng 2.189 10 6.549,10 0,341 48.876.725
14 Karangampel 2.381 10 2.838 0,385 25.990.694
15 Kedokanbunder 1.935 10 2.823 0,370 20.212.983
16 Juntinyuat 2.642 10 5.003,8 0,352 46.528.810
17 Sliyeg 1.999 10 5.336 0,349 37.213.375
18 Jatibarang 2.328 10 4.295 0,385 38.493.912
19 Balongan 2.241 10 3.380,6 0,359 27.232.398
20 Indramayu 2.190 10 4.820,6 0,469 49.503.284
21 Sindang 2.190 10 3.247 0,272 19.334.346
22 Cantigi 2.397 10 2.453,7 0,369 21.715.407
23 Pasekan 2.396 10 1.498 0,415 14.881.367
24 Lohbener 2.079 10 3.163 0,371 24.425.730
25 Arahan 2.052 10 3.263,30 0,402 26.909.347
26 Losarang 1.581 10 11.747 0,342 63.462.833
27 Kadanghaur 1.457 10 7.659 0,335 37.360.791
28 Bongas 1.969 10 4.429,10 0,352 30.660.286
29 Anjatan 1.801 10 7.676 0,380 52.474.915
30 Sukra 2.276 10 4.316 0,351 34.486.745
31 Patrol 1.665 10 4.438,10 0,341 25.162.695
Sumber : Hasil Pehitungan, 2018
DINAS LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN INDRAMAYU
DAYA DUKUNG DAN DAYA TAMPUNG LINGKUNGAN HIDUP
KABUPATEN INDRAMAYU
Laporan Akhir – Data & Analisis V - 40
Berdasarkan Tabel 4.28 di atas terlihat bahwa ketersediaan air berdasarkan luas
setiap jenis penggunaan lahan yang paling besar di antara kecamatan yang ada di
Kabupaten Indramayu terdapat pada Kecamatan Widasari yaitu sebesar
286.888.028 m3/tahun dan untuk yang paling kecil terdapat pada Kecamatan
Pasekan yaitu sebesar 14.881.367 m3/tahun.
Sementara itu, kebutuhan air berdasarkan populasi penduduk di Kabupaten
Indramayu disajikan pada Tabel 4.29
Tabel 4.29 Sisi Kebutuhan Air Berdasarkan Populasi Penduduk di Kecamatan
Kabupaten Indramayu
No Kecamatan Jumlah Penduduk
(Jiwa)
KHLA
(m3 air/kapita/tahun)
Total Keb. Air
(m3/tahun)
1 Haurgeulis 91.598 1600 146.556.800
2 Gantar 62.177 1600 99.483.200
3 Kroya 63.637 1600 101.819.200
4 Gabuswetan 55.449 1600 88.718.400
5 Cikedung 39.473 1600 63.156.800
6 Terisi 54.489 1600 87.182.400
7 Lelea 48.490 1600 77.584.000
8 Bangodua 27.773 1600 44.436.800
9 Tukdana 51.406 1600 82.249.600
10 Widasari 34.327 1600 54.923.200
11 Kertasemaya 61.426 1600 98.281.600
12 Sukagumiwang 37.785 1600 60.456.000
13 Krangkeng 64.262 1600 102.819.200
14 Karangampel 63.512 1600 101.619.200
15 Kedokanbunder 45.066 1600 72.105.600
16 Juntinyuat 79.190 1600 126.704.000
17 Sliyeg 59.502 1600 95.203.200
18 Jatibarang 70.952 1600 113.523.200
19 Balongan 38.891 1600 62.225.600
20 Indramayu 111.894 1600 179.030.400
21 Sindang 50.835 1600 81.336.000
22 Cantigi 32.028 1600 51.244.800
23 Pasekan 24.296 1600 38.873.600
24 Lohbener 55.005 1600 88.008.000
25 Arahan 32.753 1600 52.404.800
26 Losarang 54.324 1600 86.918.400
DINAS LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN INDRAMAYU
DAYA DUKUNG DAN DAYA TAMPUNG LINGKUNGAN HIDUP
KABUPATEN INDRAMAYU
Laporan Akhir – Data & Analisis V - 41
No Kecamatan Jumlah Penduduk
(Jiwa)
KHLA
(m3 air/kapita/tahun)
Total Keb. Air
(m3/tahun)
27 Kadanghaur 87.068 1600 139.308.800
28 Bongas 47.052 1600 75.283.200
29 Anjatan 83.229 1600 133.166.400
30 Sukra 44.089 1600 70.542.400
31 Patrol 56.122 1600 89.795.200
Sumber : Hasil Pehitungan, 2018
Berdasarkan Tabel 4.29 di atas terlihat bahwa total kebutuhan air berdasarkan
populasi penduduk yang paling besar di antara kecamatan yang ada di Kabupaten
Indramayu terdapat pada Kecamatan Indramayu yaitu sebesar 179.030.400
m3/tahun dan untuk yang paling kecil terdapat pada Kecamatan Pasekan yaitu
sebesar 38.873.600 m3/tahun.
Penentuan status daya dukung lingkungan terhadap pengelolaan serta penggunaan
sumber daya air dilakukan dengan membandingkan total ketersedian air dan total
kebutuhan air. Hasil penentuan status daya dukung lingkungan dapat dilihat pada
tabel dibawah ini.
Tabel 4.30 Perbandingan Ketersediaan Air dan Kebutuhan Air di Tiap Kecamatan
Kabupaten Indramayu
No Kecamatan Supply Side
(m3/tahun)
Demand Side
(m3/tahun)
Defisit/Surplus
(m3/tahun)
1 Haurgeulis 56.310.381 146.556.800 (90.246.419)
2 Gantar 222.995.338 99.483.200 123.512.138
3 Kroya 76.376.702 101.819.200 (25.442.498)
4 Gabuswtan 49.546.349 88.718.400 (39.172.051)
5 Cikedung 69.984.061 63.156.800 6.827.261
6 Terisi 79.224.842 87.182.400 (7.957.558)
7 Lelea 44.775.919 77.584.000 (32.808.081)
8 Bangodua 30.835.344 44.436.800 (13.601.456)
9 Tukdana 35.775.542 82.249.600 (46.474.058)
10 Widasari 286.888.028 54.923.200 231.964.828
11 Kertasemaya 41.188.667 98.281.600 (57.092.933)
12 Sukagumiwang 29.086.201 60.456.000 (31.369.799)
13 Krangkeng 48.876.725 102.819.200 (53.942.475)
14 Karangampel 25.990.694 101.619.200 (75.628.506)
15 Kedokanbunder 20.212.983 72.105.600 (51.892.617)
DINAS LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN INDRAMAYU
DAYA DUKUNG DAN DAYA TAMPUNG LINGKUNGAN HIDUP
KABUPATEN INDRAMAYU
Laporan Akhir – Data & Analisis V - 42
No Kecamatan Supply Side
(m3/tahun)
Demand Side
(m3/tahun)
Defisit/Surplus
(m3/tahun)
16 Juntinyuat 46.528.810 126.704.000 (80.175.190)
17 Sliyeg 37.213.375 95.203.200 (57.989.825)
18 Jatibarang 38.493.912 113.523.200 (75.029.288)
19 Balongan 27.232.398 62.225.600 (34.993.202)
20 Indramayu 49.503.284 179.030.400 (129.527.116)
21 Sindang 19.334.346 81.336.000 (62.001.654)
22 Cantigi 21.715.407 51.244.800 (29.529.393)
23 Pasekan 14.881.367 38.873.600 (23.992.233)
24 Lohbener 24.425.730 88.008.000 (63.582.270)
25 Arahan 26.909.347 52.404.800 (25.495.453)
26 Losarang 63.462.833 86.918.400 (23.455.567)
27 Kadanghaur 37.360.791 139.308.800 (101.948.009)
28 Bongas 30.660.286 75.283.200 (44.622.914)
29 Anjatan 52.474.915 133.166.400 (80.691.485)
30 Sukra 34.486.745 70.542.400 (36.055.655)
31 Patrol 25.162.695 89.795.200 (64.632.505)
Sumber : Hasil Perhitungan, 2018
Hasil perbandingan yang terdapat pada Tabel 4.30 terlihat bahwa terdapat beberapa
daerah yang mengalami surplus dan begitu juga dengan sebagian daerah yang
mengalami defisit daya dukung air. Terlihat bahwa beberapa kecamatan yang
memiliki surplus terhadap daya dukung air yaitu Kecamatan Gantar, Cikedung, dan
Widasari. Sedangkan untuk sebagian kecamatan lainnya mengalami defisit daya
dukung air. Daya dukung air yang memiliki nilai tertinggi atau dalam arti yang
memiliki surplus terjadi pada Kecamatan Widasari sebesar 231.964.828 m3/tahun,
sedangkan untuk kecamatan yang mengalami defisit dengan nilai terendah yaitu
Kecamatan Indramayu sebesar -129.527.116 m3/tahun.
Status Daya Dukung Lingkungan Air
Penentuan daya dukung lingkungan dengan pendekatan air (DDL-Air) dapat
ditentukan setelah diketahui besarnya ketersediaan air dan kebutuhan air pada
daerah penelitian. Perbandingan antara kondisi ketersedian air dengan kebutuhan
air pada wilayah penelitian menjadi dasar dalam penetapan status daya dukung
lingkungan. Kriteria penetapan status DDL-Air yang digunakan berdasarkan
Prastowo (2010) disajikan dalam Tabel berikut .
DINAS LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN INDRAMAYU
DAYA DUKUNG DAN DAYA TAMPUNG LINGKUNGAN HIDUP
KABUPATEN INDRAMAYU
Laporan Akhir – Data & Analisis V - 43
Tabel. 4.31 Status DDL-Air
Nilai Status
> 2 Aman
1 - 2 Aman Bersyarat
< 1 Terlampaui
Untuk mengetahui status daya dukung lingkungan air pada tiap kecamatan yang
terdapat di Kabupaten Indramayu, maka rasio Supply/Demand dibandingkan
dengan nilai dari status DDL-Air.
Berdasarkan hasil perbandingan didapatkan status untuk tiap kecamatan yang
terdapat di Kabupaten Indramayu disajikan dalam tabel dibawah ini.
Tabel 4.32 Status DDL-Air Tiap Kecamatan pada Kabupaten Indramayu
No Kecamatan Rasio Supply/Demand Status
1 Haurgeulis 0,384 terlampaui
2 Gantar 2,242 aman
3 Kroya 0,750 terlampaui
4 Gabuswtan 0,558 terlampaui
5 Cikedung 1,108 aman bersyarat
6 Terisi 0,909 terlampaui
7 Lelea 0,577 terlampaui
8 Bangodua 0,694 terlampaui
9 Tukdana 0,435 terlampaui
10 Widasari 5,223 aman
11 Kertasemaya 0,419 terlampaui
12 Sukagumiwang 0,481 terlampaui
13 Krangkeng 0,475 terlampaui
14 Karangampel 0,256 terlampaui
15 Kedokanbunder 0,280 terlampaui
16 Juntinyuat 0,367 terlampaui
17 Sliyeg 0,391 terlampaui
18 Jatibarang 0,339 terlampaui
19 Balongan 0,438 terlampaui
20 Indramayu 0,277 terlampaui
21 Sindang 0,238 terlampaui
22 Cantigi 0,424 terlampaui
23 Pasekan 0,383 terlampaui
24 Lohbener 0,278 terlampaui
25 Arahan 0,513 terlampaui
26 Losarang 0,730 terlampaui
DINAS LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN INDRAMAYU
DAYA DUKUNG DAN DAYA TAMPUNG LINGKUNGAN HIDUP
KABUPATEN INDRAMAYU
Laporan Akhir – Data & Analisis V - 44
No Kecamatan Rasio Supply/Demand Status
27 Kadanghaur 0,268 terlampaui
28 Bongas 0,407 terlampaui
29 Anjatan 0,394 terlampaui
30 Sukra 0,489 terlampaui
31 Patrol 0,280 terlampaui Sumber : Hasil Perhitungan, 2018
Analisis status Daya Dukung Lingkungan dengan pendekatan air (SDDL-Air)
merupakan rasio antara kondisi ketersediaan air dengan kebutuhan air yang ada di
suatu wilayah. Semakin tinggi nilai ketersediaan air maka nilai rasio akan semakin
besar, yang menunjukkan semakin terjaminnya kondisi ketersediaan sumber daya
air untuk memenuhi kebutuhan masyarakat.
Berdasarkan informasi yang terdapat pada Tabel 4.32 di atas dapat dilihat bahwa
kecamatan yang terdapat di Kabupaten Indramayu berada di tiga kondisi yaitu
aman, aman bersyarat, dan terlampaui. Kondisi aman terjadi pada Kecamatan
Gantar dan Widasari dengan masing-masing rasio sebesar 2,242 dan 5,223.
Sementara untuk kondisi aman bersyarat berada di Kecamatan Cikedung dengan
nilai rasio sebesar 1,108. Dan untuk kecamatan lainnya berada pada status kondisi
terlampaui. Secara umum kecamatan yang terdapat di Kabupaten Indramayu
dikategorikan mempunyai SDDL-Air dalam kondisi telah terlampaui.
DINAS LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN INDRAMAYU
DAYA DUKUNG DAN DAYA TAMPUNG LINGKUNGAN HIDUP
KABUPATEN INDRAMAYU
Laporan Akhir - Rekomendasi V - 1
REKOMENDASI
Rekomendasi merupakan arahan strategi dan program pengelolaan lingkungan hidup
oleh semua pemangku kepentingan di lingkungan pemerintahan Kabupaten Indramayu
ke depan yang disusun berdasarkan persoalan pokok daya dukung dan daya tampung
lingkungan sebagai hasil kajian.
5.1. PERMASALAHAN POKOK DAYA DUKUNG DAYA TAMPUNG
Berdasarkan data dan analisis hasil kajian dapat disimpulkan beberapa hal yang
menjadi permasalahan pokok daya dukung dan daya lingkungan hidup di
Kabupaten Indramayu sebagai berikut:
1. Kondisi daya dukung daya tampung demografis yang terdapat pada tiap
kecamatan Kabupaten Indramayu memiliki indikator bervariasi. Indikator
sangat tinggi terdapat pada dua kecamatan yaitu Kecamatan Gantar dan Terisi.
Sedangkan indikator sangat rendah berada di Kecamatan Karang Ampel dan
Indramayu. Adapun kecamatan lainnya didominasi dengan indikator cukup
dan rendah.
Kecamatan yang masih memenuhi daya tampung terdiri dari Kecamatan
Haurgeulis, Gantar, Kroya, Gabuswetan, Cikedung, Terisi, Lelea, Bangodua,
Tukdana, Widasari, Kertasemaya, Sukagumiwang, Krangkeng,
Kedokanbunder, Juntinyuat, Sliyeg, Sindang, Cantigi, Pasekan, Lohbener,
Arahan, Losarang, Kadanghaur, Bongas, Anjatan, Sukra dan Patrol.
Secara keseluruhan, analisis daya dukung daya tampung demografis terlihat
bahwa kecamatan yang melebihi daya tampung merupakan kecamatan-
kecamatan di wilayah kota. Kondisi pertumbuhan penduduk di wilayah kota
akan lebih besar dibandingkan dengan wilayah bukan kota. Hal tersebut tidak
diimbangi dengan bertambahnya luas wilayah yang ada sehingga terjadi defisit
jumlah penduduk di suatu wilayah tersebut.
Bab 5
DINAS LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN INDRAMAYU
DAYA DUKUNG DAN DAYA TAMPUNG LINGKUNGAN HIDUP
KABUPATEN INDRAMAYU
Laporan Akhir - Rekomendasi V - 2
2. Berdasarkan hasil perhitungan luas lahan tanaman pangan yang dibutuhkan per
kapita untuk swasembada pangan bagi setiap kecamatan di Kabupaten
Indramayu pada Tahun 2018 rata-rata sebesar 0,5874705. Dari perhitungan
tersebut diperoleh nilai daya dukung wilayah yang bervariasi tiap kecamatan.
Nilai terendah terdapat di Kecamatan Indramayu dengan nilai sebesar
0,1270714 dan tertinggi di Kecamatan Cikedung dengan nilai sebesar
1,1854135. Jadi Kecamatan Cikedung memiliki daya dukung wilayah yang
lebih baik dari kecamatan-kecamatan lainnya.
Sementara itu, rasio kemampuan daya dukung lahan pertanian terbesar terdapat
di Kecamatan Pasekan sebesar 0,000878. Hal tersebut akan sangat
mempengaruhi daya dukung lahan pertanian di daerah tersebut. Akan tetapi
jika dibandingkan dengan nilai rasio secara teori, Kecamatan Pasekan tidak
memiliki kemampuan untuk mendukung kebutuhan pokok. Sementara itu, rasio
kemampuan daya dukung lahan terendah di Kecamatan Indramayu sebesar
0,000041. Hal tersebut perlu dilakukan peningkatan pada luas panen selain dan
luas lahan untuk swasembada pangan.
3. Daya dukung wilayah untuk permukiman dapat diartikan sebagai kemampuan
wilayah dalam menyediakan lahan permukiman guna menampung jumlah
penduduk tertentu bertempat tinggal secara layak (Muta’ali, 2015). Luas layak
permukiman didapatkan dari luas wilayah dikurangi luas kawasan lindung dan
luas kawasan bencana. Dari hasil perhitungan di atas, didapatkan hasil untuk
luas layak permukiman tertingi di Kecamatan Terisi dengan nilai sebesar
172.408.445 m2 atau setara dengan 17.240,85 hektar. Sedangkan kecamatan
yang memiliki luas layak permukiman terendah terdapat di Kecamatan Cantigi
dengan nilai sebesar 433.403 m2 atau setara 43,34 hektar.
Seluruh kecamatan di wilayah Kabupaten Indramayu mampu mendukung
penduduk untuk bermukim kecuali Kecamatan Cantigi dan Pasekan tidak
mendukung untuk penduduk bermukim. Artinya dalam hal ini nilai daya
dukung permukiman yang didapatkan lebih dari 1. Kondisi di Kecamatan
Pasekan dan Cantigi tersebut disebabkan oleh sebagian besar kawasan yang
berada di daerah tersebut merupakan kawasan bencana banjir dan longsor,
maka hal tersebut menjadi dasar bahwa akan sulit menjadikan lahan untuk
permukiman yang layak. Nilai daya dukung permukiman tertinggi terdapat di
Kecamatan Terisi sebesar 121,70 kapita/jiwa, sedangkan nilai daya dukung
permukiman terendah terdapat di Kecamatan Cantigi sebesar 0,52 kapita/jiwa.
4. Analisis data-data daya dukung fungsi lindung di tiap kecamatan di wilayah
Kabupaten Indramayu memperlihatkan nilai tertinggi terdapat di Kecamatan
DINAS LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN INDRAMAYU
DAYA DUKUNG DAN DAYA TAMPUNG LINGKUNGAN HIDUP
KABUPATEN INDRAMAYU
Laporan Akhir - Rekomendasi V - 3
Pasekan dengan nilai sebesar 0,866. Nilai tersebut menunjukkan bahwa hampir
mendekati angka 1 yang artinya semakin baik fungsi lindung di wilayah
tersebut. Sedangkan untuk nilai terendah untuk fungsi lindung di Kabupaten
Indramayu yaitu Kecamatan Tukdana dengan nilai sebesar 0,252. Nilai yang
didapatkan oleh Kecamatan Tukdana hampir mendekati angka nol, sehingga
kecamatan ini dapat dikatakan memiliki fungsi lindung yang buruk.
5. Daya Dukung sumbedaya air merupakan rasio antara kondisi ketersediaan air
dengan kebutuhan air yang ada di suatu wilayah. Semakin tinggi nilai
ketersediaan air maka nilai rasio akan sekamin besar, yang menunjukkan
semakin terjaminnya kondisi ketersediaan sumber daya air untuk memenuhi
kebutuhan masyarakat.
Berdasarkan analisis menunjukkan, kecamatan-kecamatan di wilayah
Kabupaten Indramayu berada di tiga kondisi yaitu aman, aman bersyarat, dan
terlampaui. Kondisi aman terjadi pada Kecamatan Gantar dan Widasari dengan
masing-masing rasio sebesar 2,242 dan 5,223. Sementara untuk kondisi aman
bersyarat berada di Kecamatan Cikedung dengan nilai rasio sebesar 1,108. Dan
untuk Kecamatan lainnya berada pada status kondisi terlampaui. Secara umum
Kecamatan yang terdapat di Kabupaten Indramayu dikategorikan mempunyai
SDDL-Air dalam kondisi telah terlampaui.
5.2. REKOMENDASI
Berdasarkan permasalahan pokok daya dukung dan daya tampung maka kajian
daya dukung dan daya tampung harus menjadi rujukan kebijakan pengembangan
wilayah dan penataan ruang di Kabupaten Indramayu. Sasaran yang ditetapkan
berdasarkan hasil kajian adalah pada daerah-daerah yang parameter daya
dukungnya sudah terlampaui diperlukan arahan pembangunan yang ditujukan
untuk menyeimbangkan antara sisi kebutuhan dan pemenuhan atau keseimbangan
daya dukung dan daya tampung.
Oleh karena itu rekomendasi sebagai arahan strategi, kebijakan dan program adalah
sebagai berikut:
Tabel 5.1. Matrik Rekomendasi
Tujuan Strategi dan Program Keterangan
Peningkatan daya
dukung dukung
demografis
Strategi : Pemerataan distribusi
jumlah penduduk wilayah
perkotaan dan pedesaan
Program:
Penanganan defisit daya
dukung demografis
memerlukan kebijakan yang
diarahkan untuk menekan
terjadinya konsentrasi jumlah
DINAS LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN INDRAMAYU
DAYA DUKUNG DAN DAYA TAMPUNG LINGKUNGAN HIDUP
KABUPATEN INDRAMAYU
Laporan Akhir - Rekomendasi V - 4
Tujuan Strategi dan Program Keterangan
1. Pengendalian pertumbuhan
penduduk di wilayah
perkotaan melalui
pengendalian angka kelahiran
dan migrasi
2. Keserasian Pembangunan
regional Perkotaan dan
Pedesaan
3. Pengembangan Wilayah
permukiman pada daerah baru
di pedesaan
penduduk di wilayah
perkotaan Kabupaten
Indramayu. Kecamatan yang
masih surplus demografi
diarahkan untuk menampung
penambahan jumlah
penduduk yang ada di
kabupaten Indaramyu.
Arah distribusi penduduk
diantaranya ke wilayah
Kecamatan Gantar dan
Terisi, serta kecamatan yang
masih surplus demografi.
Namun pertimbangan daya
dukung lain perlu juga
diperhatikan terutama terkait
dengan daya dukung
permukiman dan fungsi
lindung.
Peningkatan daya
dukung lahan
pertanian dan daya
dukung lahan
Strategi:
Peningkatan Produktifitas Hasil
Pertanian (Perkebunan,
Perikanan dan Peternakan)
Program:
1. Pemanfaatan lahan
pekarangan untuk budidaya
tanaman pertanian
2. Pengembangan areal sawah
baru
3. Pengembangan bibit dan
benih pertanian bermutu
melalui upaya pemuliaan
tanaman
pertanian/perkebunan
4. Peningkatan sarana
pertanian (irigasi)
5. Intensifikasi usaha ternak
6. Intensifikasi budidaya
perikanan berwawasan
lingkungan
7. Peningakatan produksi
perikanan tangkap
8. Pengendalian jumlah
penduduk
Arahan lokasi untuk
pengembangan areal
pertanian terutama di
wilayah pedesaan seperti di
Kecamatan Pasekan, Cantigi,
Bangodua, Arahan
Program intensifikasi
dilakukan di wilayah
perkotaan seperti Kecamatan
Indramayu , Balongan,
Jatibarang, Jatinguat, dan
Patrol yang memiliki daya
dukung lahan pertanian
rendah.
DINAS LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN INDRAMAYU
DAYA DUKUNG DAN DAYA TAMPUNG LINGKUNGAN HIDUP
KABUPATEN INDRAMAYU
Laporan Akhir - Rekomendasi V - 5
Tujuan Strategi dan Program Keterangan
Peningkatan daya
dukung permukinan
Strategi:
Penurunan luas daerah rawan
bencana
Program:
1. Perlindungan sempadan
pantai dan sungai
2. Pengembangan ruang
terbuka hijau
Saran lokasi penurunan
daerah rawan bencana
terutama di Kecamatan
Cantigi dan Pasekan.
Peningkatan Fungsi
Lindung
Strategi
Pemulihan Daerah Berfungsi
Lindung
Program:
1. Penataan ruang untuk
kawasan lindung setempat
2. Pencegahan alih fungsi
lahan yang berfungsi
lindung
3. Peningkatan fungsi kawasan
lindung
4. Perlindungan sempadan
pantai dan sungai
5. Pengembangan ruang
terbuka hijau
Sasaran lokasi terutama di
wilayah perkotaan dan
daerah rawan bencana di
Kabupaten Indramayu
Peningkatan Daya
Dukung Sumberdaya
Air
Strategi Peningkatan Daerah
Tangkapan Air
Program
1. Revitalisasi daerah berfungi
lindung
2. Peningkatan daerah resapan
air (sumur resapan, biopori)
3. Pengembangan RTH
4. Penetapan koefisien
terbangun
5. Pengehematan sumberdaya
air
6. Pembangunan sarana
konservasi tanah dan air
(embung, situ, bendungan)
Untuk memperbaiki daya
dukung dan tampung
sumberdaya air kebijakan
terkait dengan revitalisasi
fungsi lindung, peningkatan
daerah resapan air, dan
penetapan nilai koefisien
lahan terbangun harus
diperhitungkan secara baik
terutama pada daerah yang
defisit sumberdaya air seperti
Kecamatan Indramayu,
Jatibarang dan Kecamatan
Balongan.
Selain itu dapat melakukan
pembangunan infrakstruktur
berupa Bendungan yang
dapat difungsikan sebagai
penanganan banjir dan juga
berfungsi sebagai penyimpan
air hujan yang dapat
dimanfaatkan untuk
persediaan air pada saat
DINAS LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN INDRAMAYU
DAYA DUKUNG DAN DAYA TAMPUNG LINGKUNGAN HIDUP
KABUPATEN INDRAMAYU
Laporan Akhir - Rekomendasi V - 6
Tujuan Strategi dan Program Keterangan
musim kemarau tiba.
Kemudian dapat membangun
sistem tampungan air
(embung) dan manajemen air
(penggunaan paving untuk
jalan desa). Air hasil
tampungan ini dapat
dimanfaatkan untuk
keperluan irigasi maupun
sebagai air baku air minum
ketika kemarau tiba.
Pada daerah kawasan
industri, permasalahan
sumberdaya air menjadi
sangat penting karena di
seluruh kecamatan yang
masuk ke wilayah industri,
daya dukung sumberdaya
airnya telah terlampaui.
Untuk itu, perbaikan tutupan
lahan, pengurangan laju
surface run off, dan kebijakan
ruang terbuka hijau atau
penetapan koefisien
bangunan sangat diperlukan.
DINAS LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN INDRAMAYU
DAYA DUKUNG DAN DAYA TAMPUNG LINGKUNGAN HIDUP
KABUPATEN INDRAMAYU
Laporan Akhir - Penutup VI - 1
PENUTUP
Demikian Laporan Akhir Kegiatan Daya Dukung dan Daya Tampung Lingkungan
Hidup Kabupaten Indramayu ini disusun sebagai bagian dari pekerjaan yang harus
dilaksanakan pihak Konsultan .
Kami mengucapkan terima kasih atas kepercayaan dan kesempatan yang telah diberikan.
Semoga laporan ini memberikan manfaat dan menjadi bahan informasi yang berguna bagi
perumusan kebijakan pembangunan di Kabupaten Indramayu.
Bab 6