Upload
others
View
19
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
DINAS KEHUTANAN
PROVINSI KALIMANTAN SELATAN
REVIEW RENCANA STRATEGIS TAHUN 2016 - 2021
DINAS KEHUTANAN PROVINSI KALIMANTAN SELATAN
KATA PENGANTAR
Review Rancangan Rencana Strategis (Renstra) Tahun 2016 – 2021 Dinas
Kehutanan Provinsi Kalimantan Selatan ini disusun dalam rangka pelaksanaan tugas
dan fungsi kepemerintahan yang lebih berdaya dan berhasil guna, serta untuk lebih
memantapkan pelaksanaan akuntabilitas kinerja instansi pemerintah dalam
pencapaian sasaran dan tujuan pembangunan kehutanan. Berdasarkan susunan
perencanaan, Review Renstra Dinas Kehutanan merupakan kerangka umum
pembangunan yang mengacu pada Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Daerah Tahun 2016 – 2021 dan Renstra Kementerian Kehutanan Tahun 2015-2019
serta merupakan kesinambungan dari Rencana Strategis Tahun 2011 – 2015 Dinas
Kehutanan Provinsi Kalimantan Selatan.
Review Renstra ini merupakan pedoman utama seluruh unit kerja di
lingkungan Dinas Kehutanan Provinsi Kalimantan Selatan dalam menyusun rencana
pembangunan, serta dapat dijadikan bahan rujukan bagi instansi terkait lintas
sektoral pemerintah maupun non-pemerintah yang terkait dan para pihak pemerhati
pembangunan kehutanan. Dengan demikian diharapkan semua pihak yang terkait
dengan pengelolaan hutan terdapat kesepahaman dalam mewujudkan hutan lestari
untuk kesejahteraan masyarakat.
Semoga Allah SWT meridhoi Review Renstra ini menjadi pedoman utama
pembangunan kehutanan Tahun 2016 - 2021 di Provinsi Kalimantan Selatan.
Banjarbaru, Maret 2017
KEPALA DINAS
DR. HANIF FAISOL NUROFIQ, S.Hut,MP
Pembina TK I NIP. 19710321 199302 1 001
ii
DAFTAR ISI
BAB / HALAMAN
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
I. PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG.
B. LANDASAN HUKUM
C. MAKSUD DAN TUJUAN
D. SISTEMATIKA
II. GAMBARAN PELAYANAN
A. TUGAS, FUNGSI DAN STRUKTUR
ORGANISASI PERANGKAT DAERAH
B. SUMBER DAYA PERANGKAT
DAERAH
C. KINERJA PELAYANAN PERANGKAT
DAERAH
D. TANTANGAN DAN PELUANG
PENGEMBANGAN PELAYANAN
PERANGKAT DAERAH
III. ISU – ISU STRATEGIS BERDASARKAN
TUGAS DAN FUNGSI
A. IDENTIFIKASI PERMASALAHAN
BERDASARKAN TUGAS DAN
FUNGSI PELAYANAN PERANGKAT
DAERAH
BAB
BAB
BAB
BAB
BAB
BAB
BAB
BAB
BAB
BAB
BAB
BAB
I
I
I
I
I
II
II
II
II
II
III
III
HAL
HAL
HAL
HAL
HAL
HAL
HAL
HAL
HAL
HAL
HAL
HAL
i
ii
1
1
2
5
5
1
1
12
17
21
1
1
iii
B. TELAAHAN VISI, MISI, DAN
PROGRAM KEPALA DAERAH DAN
WAKIL KEPALA DAERAH TERPILIH
C. TELAAHAN RENSTRA K/L DAN
RESTRA KABUPATEN KOTA
D. TELAAHAN RENCANA TATA RUANG
WILAYAH DAN KAJIAN
LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS.
E. PENENTUAN ISU – ISU STRATEGIS
IV. VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN,
STRATEGIS DAN KEBIJAKAN
A. TUJUAN DAN SASARAN JANGKA
MENENGAH PERANGKAT DAERAH
B. STRATEGI DAN KEBIJAKAN
V. RENCANA PROGRAM, KEGIATAN,
INDIKATOR KINERJA, KELOMPOK
SASARAN DAN PENDANAAN INDIKATIF
VI. INDIKATOR KINERJA PERANGKAT
DAERAH YANG MENGACU PADA
TUJUAN DAN SASARAN RPJMD.
VII. PENUTUP
BAB
BAB
BAB
BAB
BAB
BAB
BAB
BAB
BAB
BAB
III
III
III
III
IV
IV
IV
V
VI
VII
HAL
HAL
HAL
HAL
HAL
HAL
HAL
HAL
HAL
HAL
7
8
10
12
1
1
3
1
1
1
Pendahuluan
Rancangan Renstra 2016 – 2021 Dishut Provinsi Kalsel
Bab I Halaman 1
I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang.
Undang-Undang Nomor 41 tahun 1999 Tentang Kehutanan menyebutkan
bahwa hutan adalah suatu kesatuan ekosistem yang berupa hamparan lahan yang
berisi sumberdaya alam hayati yang didominasi pepohonan dalam persekutuan
alam lingkungannya, yang satu dengan yang lainnya tidak dapat dipisahkan.
Selanjutnya disebutkan pula bahwa kawasan hutan adalah wilayah tertentu yang
ditunjuk dan ditetapkan oleh pemerintah untuk dipertahankan keberadaannya
sebagai hutan tetap. Undang-Undang Nomor 41 tahun 1999 mengamanatkan
bahwa hutan merupakan karunia dan amanah Tuhan Yang Maha Esa yang
dianugerahkan kepada bangsa Indonesia, merupakan kekayaan yang dikuasai
Negara, memberikan manfaat serbaguna bagi umat manusia, karenanya wajib
disyukuri, diurus, dan dimanfaatkan secara optimal, serta dijaga kelestariannya
untuk sebesar-besar kemakmuran rakyat, bagi generasi sekarang maupun
generasi mendatang. Mandat tersebut merupakan landasan konstitusi dalam
pengurusan dan pemanfaatan hutan di Indonesia.
Kawasan hutan di Kalimantan Selatan meliputi areal kurang lebih seluas
1.779.982 hektar. Sebagai provinsi yang terletak di Pulau Kalimantan sebagian
besar didominasi oleh tipe hutan hujan tropis, sekaligus dikenal sebagai tempat
megadiversity sehingga menjadi pusat konsentrasi keragaman hayati baik di
daratan maupun perairan.
Sampai dengan tahun 1990-an, sumberdaya hutan telah menjadi modal
utama pembangunan di Provinsi Kalimantan Selatan yang memberi dampak positif
antara lain terhadap peningkatan devisa, penyerapan tenaga kerja dan
mendorong pengembangan wilayah dan pertumbuhan ekonomi. Namun demikian
pemanfaatan hasil hutan kayu secara berlebihan dan besarnya perubahan
kawasan hutan untuk kepentingan non kehutanan menyebabkan timbulnya
berbagai permasalahan lingkungan, ekonomi, dan sosial pada dekade terakhir.
Pendahuluan
Rancangan Renstra 2016 – 2021 Dishut Provinsi Kalsel
Bab I Halaman 2
Pemerintah telah berupaya menangani permasalahan di bidang kehutanan
antara lain dengan menetapkan kebijakan pemberantasan pencurian kayu di
hutan negara (illegal logging) dan perdagangan kayu illegal, revitalisasi sektor
kehutanan khususnya industri kehutanan serta pemantapan kawasan hutan yang
dituangkan dalam rencana - rencana kehutanan.
Dalam penyusunan rencana pembangunan kehutanan ke depan perlu
disusun Rencana Strategis Dinas Kehutanan Provinsi Kalimantan Selatan tahun
2016 - 2021 berdasarkan kondisi saat ini dan permasalahan serta isu-isu strategis
dalam pembangunan kehutanan. Dalam Renstra ini disusun formulasi visi dan
misi Dinas Kehutanan dalam lima tahun ke depan yang merupakan acuan dalam
menetapkan tujuan, sasaran, kebijakan strategis, program dan kegiatan serta
indikator kinerja.
Rencana Strategis (Renstra) Dinas Kehutanan dipergunakan sebagai
acuan dalam penyusunan rencana kerja Dinas Kehutanan setiap tahun yang
terintegrasi melalui program dan kegiatan guna mencapai visi, misi dan arah
pembangunan jangka menengah.
1.2. Landasan Hukum.
Rencana Strategis Dinas Kehutanan Provinsi Kalimantan Selatan Tahun
2016 – 2021 disusun berdasarkan :
1. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya
Alam Hayati dan Ekosistemnya;
2. Undang-Undang Nomor 24 Tahun 1992 tentang Penataan Ruang;
3. Undang-Undang No. 32 Tahun 2009 tentang Pengelolaan Lingkungan
Hidup;
4. Undang-Undang Nomor 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan;
5. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan
Pembangunan Nasional;
Pendahuluan
Rancangan Renstra 2016 – 2021 Dishut Provinsi Kalsel
Bab I Halaman 3
6. Undang-undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara;
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 nomor 47, tambahan
lembaran negara Republik Indonesia nomor 4286);
7. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah.
8. Peraturan Pemerintah Nomor 25 Tahun 2000 tentang Kewenangan
Pemerintah dan Kewenangan Propinsi Sebagai Daerah Otonom;
9. Peraturan Pemerintah Nomor 34 Tahun 2002 tentang Tata Hutan dan
Penyusunan Rencana Pengelolaan Hutan, Pemanfaatan Hutan, dan
Penggunaan Kawasan Hutan;
10. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan
Pemerintahan Antara Pemerintah, Pemerintah Daerah Provinsi dan
Pemerintah Kabupaten dan Kota (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2007 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4737);
11. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara
Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana
Pembangunan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008
Nomor 21, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4817);
12. Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Republik Indonesia
Nomor 2 Tahun 2014 Tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 23
Tahun 2014 Tentang Pemerintahan Daerah;
13. Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 2016 tentang Perangkat Derah;
14. Perpres No 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi
Pemerintah;
15. Perpres No 2 Tahun 2015 tentang RPJM Nasional 2015 – 2019 (Nawacita),
16. Instruksi Presiden No. 9 Tahun 2000 tentang Pengarusutamaan Gender
dalam Pembangunan Nasional;
17. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54Tahun 2010 Tentang
Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 Tentang Tahapan
Pendahuluan
Rancangan Renstra 2016 – 2021 Dishut Provinsi Kalsel
Bab I Halaman 4
Tatacara Penyusunan, Pengendalian, Dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana
Pembangunan Daerah;
18. Permenpan RB No 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian
Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu Atas Laporan Kinerja
Instansi Pemerintah.
19. Permendagri No 67 Tahun 2011 tentang Pedoman Umum Pelaksanaan
Pengarusutamaan Gender di Daerah.
20. Instruksi Menteri Dalam Negeri tentang Tindak Lanjut PP No 18 Tahun
2016 tentang Perangkat Daerah
21. Peraturan Daerah Provinsi Kalimantan Selatan Nomor 11 Tahun 2016
tentang Pembentukan dan Susunan Perangkat Daerah Provinsi Kalimantan
Selatan (Lembaran Daerah Provinsi Kalimantan Selatan Tahun 2016 Nomor
11);
22. Perda No 17 Tahun 2009 tentang RPJP Provinsi Kalimantan Selatan Tahun
2005 – 2025;
23. Perda No 7 Tahun 2016 tentang RPJMD Provinsi Kalsel Tahun 2016-2021;
24. SE bersama empat Menteri : Menteri Perencanaan Pembangunan
Nasional/Kepala Bappenas,Menteri Keuangan, Menteri Dalam Negeri,
Menteri Negara Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Tahun
2012 Tentang Strategi Nasiona Percepatan PUG melalui PPRG;
25. SK Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas No.
Kep. 30/M.PPN/HK/03/2009 tentang Pembentukan Tim Pengarah dan Tim
Teknis Perencanaan dan Penganggaran Yang Responsif Gender;
26. Peraturan Gubernur Kalimantan Selatan Nomor 22 Tahun 2017 tentang
Tugas Pokok, Fungsi dan Uraian Tugas Dinas Kehutanan Provinsi
Kalimantan Selatan (Berita Daerah Provinsi Kalimantan Selatan Tahun
2017 Nomor 22);
27. Peraturan Gubernur Kalimantan Selatan Nomor 23 Tahun 2017 tentang
Pembentukan, Organisasi dan Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis Kesatuan
Pendahuluan
Rancangan Renstra 2016 – 2021 Dishut Provinsi Kalsel
Bab I Halaman 5
Pengelolaan Hutan Pada Dinas Kehutanan Provinsi Kalimantan Selatan
(Berita Daerah Provinsi Kalimantan Selatan Tahun 2017 Nomor 23).
1.3 Maksud dan Tujuan.
1. Rencana Strategis Dinas Kehutanan Provinsi Kalimantan Selatan
dimaksudkan sebagai perangkat untuk mencapai harmonisasi perencanaan
pembangunan kehutanan yang menyeluruh, terintegrasi, efisien dan sinergi
dengan sektor lain dalam mencapai tujuan pembangunan kehutanan di
Kalimantan Selatan periode tahun 2016 - 2021.
2. Rencana Strategis Dinas Kehutanan Provinsi Kalimantan Selatan bertujuan
untuk menentukan arah kebijakan dan strategi dalam menyusun rencana
pembangunan kehutanan di Kalimantan Selatan periode tahun 2016 - 2021.
1.4 Sistematika.
Ruang lingkup isi Renstra Dinas Kehutanan adalah sebagai berikut:
KATA PENGANTAR, merupakan pengantar umum Kepala Dinas Kehutanan.
BAB I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.2 Landasan Hukum
1.3 Maksud dan Tujuan
1.4 Sistematika Penulisan
BAB II. GAMBARAN PELAYANAN
2.1 Tugas, Fungsi dan Struktur Organisasi Perangkat Daerah
2.2 Sumberdaya Perangkat Daerah
2.3 Kinerja Pelayanan Perangkat Daerah
Pendahuluan
Rancangan Renstra 2016 – 2021 Dishut Provinsi Kalsel
Bab I Halaman 6
2.4 Tantangan dan Peluang Pengembangan Pelayanan Perangkat
Daerah
BAB III. ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI
3.1 Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi
Perangkat Daerah
3.2 Telaahan Visi, Misi dan Program Kepala Daerah dan Wakil Kepala
Daerah Terpilih
3.3 Telaahan Renstra K/L dan Renstra Kabupaten Kota
3.4 Telaahan Rencana Tata Ruang Wilayah dan Kajian Lingkungan
Hidup Strategis
3.5 Penentuan Isu-Isu Strategis
BAB IV. VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN
4.1 Visi dan Misi Daerah
4.2 Tujuan dan Sasaran Jangka Menengah Perangkat Daerah
4.3 Strategi dan Kebijakan Perangkat Daerah
BAB V. RENCANA PROGRAM, KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA, KELOMPOK
SASARAN DAN PENDANAAN INDIKATIF.
BAB VI. PEDOMAN TRANSISI DAN KAIDAH PELAKSANAAN.
BAB VII. PENUTUP
Gambaran Pelayanan Perangkat Daerah
Rancangan Renstra 2016 – 2021 Dishut Provinsi Kalsel
Bab II Halaman 1
II GAMBARAN PELAYANAN PERANGKAT DAERAH
2.1 Tugas, Fungsi dan Struktur Organisasi Perangkat Daerah
Berdasarkan Peraturan Gubernur Kalimantan Selatan Nomor 22 Tahun
2017 tentang Tugas Pokok, Fungsi dan Uraian Tugas Unsur-unsur Organisasi
Dinas Kehutanan dan Peraturan Gubernur Kalimantan Selatan Nomor 23 Tahun
2017 tentang Pembentukan, Organisasi dan Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis
Kesatuan Pengelolaan Hutan (KPH) pada Dinas Kehutanan Provinsi Kalimantan
Selatan (Berita Daerah Provinsi Kalimantan Selatan Tahun 2017 Nomor 22 dan
Nomor 23) ditetapkan unsur-unsur organisasi Dinas Kehutanan Provinsi
Kalimantan Selatan yang terdiri dari :
1. Kepala Dinas
a. Kepala Dinas mempunyai tugas melaksanakan urusan pemerintahan yang
menjadi kewenangan Daerah dan tugas pembantuan di bidang kehutanan.
b. Untuk melaksanakan tugas pokoknya, Kepala Dinas mempunyai fungsi :
1) perumusan kebijakan teknis bidang tata hutan dan pemanfaatan Kawasan Hutan, perlindungan dan KSDAE, pengelolaan DAS dan RHL, dan pemberdayaan masyarakat;
2) pelaksanaan kebijakan teknis bidang tata hutan dan pemanfaatan Kawasan Hutan;
3) pelaksanaan kebijakan teknis bidang perlindungan dan KSDAE;
4) pelaksanaan kebijakan teknis bidang pengelolaan DAS dan RHL;
5) pelaksanaan kebijakan teknis bidang pemberdayaan masyarakat;
6) koordinasi dan sinkronisasi pelaksanaan kebijakan teknis bidang tata hutan dan pemanfaaatan Kawasan Hutan, perlindungan dan KSDAE, pengelolaan DAS dan RHL, dan pemberdayaan masyarakat;
7) pemantauan, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan kebijakan teknis bidang tata hutan dan pemanfaatan Kawasan Hutan, perlindungan dan KSDAE, pengelolaan DAS dan RHL, dan Pemberdayaan masyarakat;
8) pembinaan, pengawasan dan pengendalian Cabang Dinas;
Gambaran Pelayanan Perangkat Daerah
Rancangan Renstra 2016 – 2021 Dishut Provinsi Kalsel
Bab II Halaman 2
9) pembinaan, pengawasan dan pengendalian Unit Pelaksana Teknis; dan
10) pengelolaan kegiatan kesekretariatan.
2. Sekretariat.
a. Sekretariat dipimpin oleh Sekretaris yang memiliki tugas
mengoordinasikan, membina dan mengendalikan penyusunan rencana
dan program, pengelolaan keuangan dan aset dan menyelenggarakan
urusan umum dan administrasi kepegawaian.
b. Untuk melaksanakan tugas pokoknya, Sekretaris mempunyai fungsi :
1) penyusunan program, koordinasi, pembinaan, dan pengendalian
penyusunan program dan rencana kegiatan dinas;
2) penyusunan program, koordinasi, pembinaan, dan pengendalian evaluasi
dan pelaporan kegiatan dinas;
3) penyusunan program, koordinasi, pembinaan, dan pengendalian
penyusunan anggaran dan pengelolaan keuangan;
4) penyusunan program, koordinasi, pembinaan, dan pengendalian
pengelolaan aset dinas;
5) penyusunan program, koordinasi, pembinaan, dan pengendalian
pengelolaan surat-menyurat dan rumah tangga;
6) penyusunan program, koordinasi, pembinaan, dan pengendalian
pengelolaan administrasi kepegawaian; dan
7) penyusunan program, koordinasi, pembinaan, dan pengendalian
pengelolaan organisasi, tatalaksana dan hubungan masyarakat.
c. Unsur-unsur organisasi Sekretariat adalah :
1) Sub Bagian Perencanaan dan Pelaporan;
2) Sub Bagian Keuangan dan Aset; dan
3) Sub Bagian Umum dan Kepegawaian.
3. Bidang Perencanaan dan Pemanfaatan Hutan.
a. Bidang Perencanaan dan Pemanfaatan Hutan dipimpin oleh Kepala
Bidang yang mempunyai tugas mengoordinasikan, membina, mengatur
dan mengendalikan perencanaan, pemanfaatan dan penataan hutan,
Gambaran Pelayanan Perangkat Daerah
Rancangan Renstra 2016 – 2021 Dishut Provinsi Kalsel
Bab II Halaman 3
pengukuhan dan penggunaan Kawasan Hutan serta pengolahan dan
pemasaran hasil hutan.
b. Untuk melaksanakan tugas pokoknya, Bidang Perencanaan dan
Pemanfaatan Hutan mempunyai fungsi :
1) penyusunan program, koordinasi, pembinaan, pengaturan, dan
pengendalian perencanaan hutan dan pemanfaatan hutan;
2) penyusunan program, koordinasi, pembinaan, pengaturan, dan
pengendalian penataan hutan;
3) penyusunan program, koordinasi, pembinaan, pengaturan, dan
pengendalian pengukuhan hutan;
4) penyusunan program, koordinasi, pembinaan, pengaturan, dan
pengendalian penggunaan Kawasan Hutan;
5) penyusunan program, koordinasi, pembinaan, pengaturan, dan
pengendalian pengolahan dan pemasaran hasil hutan; dan
6) penyusunan program, koordinasi, pembinaan, pengaturan, dan
pengendalian pengelolaan penerimaan Negara bukan pajak sektor
kehutanan.
c. Unsur-unsur organisasi Bidang Perencanaan dan Pemanfaatan Hutan
adalah :
1) Seksi Perencanaan, Pemanfaatan Hutan dan Tata Hutan;
2) Seksi Pengukuhan dan Penggunaan Kawasan Hutan; dan
3) Seksi Pengolahan, Pemasaran dan Penerimaan Negara Bukan Pajak.
4. Bidang Perlindungan dan Konservasi Sumberdaya Alam dan Ekosistem.
a. Bidang Perlindungan dan Konservasi Sumberdaya Alam dan Ekosistem
(KSDAE) mempunyai tugas melaksanakan koordinasi, pembinaan, pengaturan
dan pengendalian perlindungan hutan, pengendalian kerusakan hutan dan lahan,
serta KSDAE.
b. Untuk melaksanakan tugas pokoknya, Perlindungan dan KSDAE
mempunyai fungsi :
Gambaran Pelayanan Perangkat Daerah
Rancangan Renstra 2016 – 2021 Dishut Provinsi Kalsel
Bab II Halaman 4
1) penyusunan program, koordinasi, pembinaan, pengaturan dan pengendalian
perlindungan kerusakan hutan;
2) penyusunan program, koordinasi, pembinaan, pengaturan dan pengendalian
pengamanan hutan;
3) penyusunan program, koordinasi, pembinaan, pengaturan dan pengendalian
kebakaran hutan;
4) penyusunan program, koordinasi, pembinaan, pengaturan dan pengendalian
kebakaran lahan;
5) penyusunan program, koordinasi, pembinaan, pengaturan dan pengendalian
konservasi sumberdaya hutan; dan
6) penyusunan program, koordinasi, pembinaan, pengaturan dan pengendalian
konservasi ekosistem.
c. Unsur-unsur organisasi Perlindungan dan KSDAE adalah :
1) Seksi Pengendalian Kerusakan dan Pengamanan Hutan;
2) Seksi Pengendalian Kebakaran Hutan dan Lahan;dan
3) Seksi Konservasi dan Sumberdaya Alam dan Ekosistem (KSDAE).
5. Bidang Pengelolaan Daerah Aliran Sungai dan Rehabilitasi Hutan dan Lahan.
a. Bidang Pengelolaan DAS dan RHL dipimpin oleh Kepala Bidang yang
mempunyai tugas pengelolaan dan pengendalian DAS lintas
Kabupaten/Kota dan dalam daerah Kabupaten/Kota Wilayah Propinsi
serta RHL kritis.
b. Untuk melaksanakan tugas pokoknya, Bidang Pengelolaan DAS dan RHL
mempunyai fungsi :
1) penyusunan program, koordinasi, pembinaan, pengaturan, dan
pengendalian pengelolaan DAS lintas kabupaten/kota;
2) penyusunan program, koordinasi, pembinaan, pengaturan, dan
pengendalian pengelolaan DAS dalam kabupaten/kota wilayah provinsi;
3) penyusunan program, koordinasi, pembinaan, pengaturan, dan
pengendalian pelaksanaan rehabilitasi hutan kritis;
Gambaran Pelayanan Perangkat Daerah
Rancangan Renstra 2016 – 2021 Dishut Provinsi Kalsel
Bab II Halaman 5
4) penyusunan program, koordinasi, pembinaan, pengaturan, dan
pengendalian pelaksanaan rehabilitasi lahan kritis di luar Kawasan
Hutan;
5) penyusunan program, koordinasi, pembinaan, pengaturan, dan
pengendalian pengembangan hutan tanaman dan perbenihan tanaman
hutan; dan
6) penyusunan program, koordinasi, pembinaan, pengaturan, dan
pengendalian produksi, sertifikasi dan peredaran benih tanaman hutan.
c. Unsur-unsur organisasi Bidang Pengelolaan DAS dan RHL adalah :
1) Seksi Pengelolaan Daerah Aliran Sungai;
2) Seksi Rehabilitasi Hutan dan Lahan; dan
3) Seksi Pengembangan Hutan Tanaman dan Perbenihan.
6. Bidang Pemberdayaan Masyarakat , Penyuluhan dan Perhutanan Sosial.
a. Bidang Pemberdayaan Masyarakat, Penyuluhan dan Perhutanan Sosial
mempunyai tugas melaksanakan pengembangan partisipasi dan
pemberdayaan masyarakat, penyuluhan dan pengembangan perhutanan
sosial.
b. Untuk melaksanakan tugas pokoknya, Bidang Pemberdayaan Masyarakat,
Penyuluhan dan Perhutanan Sosial mempunyai fungsi :
1) penyusunan program, koordinasi, pembinaan, pengaturan, dan
pengendalian pengembangan partisipasi masyarakat dalam
pengelolaan hutan;
2) penyusunan program, koordinasi, pembinaan, pengaturan, dan
pengendalian pemberdayaan masyarakat dalam pengelolaan hutan;
3) penyusunan program, koordinasi, pembinaan, pengaturan, dan
pengendalian penyuluhan kehutanan;
4) penyusunan program, koordinasi, pembinaan, pengaturan, dan
pengendalian pengembangan perhutanan sosial; dan
Gambaran Pelayanan Perangkat Daerah
Rancangan Renstra 2016 – 2021 Dishut Provinsi Kalsel
Bab II Halaman 6
5) penyusunan program, koordinasi, pembinaan, pengaturan, dan
pengendalian pengelolaan hutan adat.
c. Unsur-unsur organisasi Bidang Pemberdayaan Masyarakat, Penyuluhan
dan Perhutanan Sosial adalah :
1) Seksi Pemberdayaan Masyarakat;
2) Seksi Penyuluhan Kehutanan;
3) Seksi Perhutanan Sosial dan Hutan Adat.
7. Taman Hutan Raya Sultan Adam.
a. Taman Hutan Raya Sultan Adam dipimpin oleh Kepala Tahura yang
mempunyai tugas melaksanakan perencanaan, perlindungan, pengawetan
dan pemanfaatan Taman Hutan Raya (Tahura).
b. Untuk melaksanakan tugas pokoknya, Taman Hutan Raya Sultan Adam
mempunyai fungsi :
1) Pelaksanaan inventarisasi potensi dan penataan kawasan Tahura;
2) Pelaksanaan penyusunan rencana pengelolaan Tahura;
3) Pelaksanaan pencegahan, penanggulangan dan pembatasan
kerusakan yang disebabkan manusia, ternak, alam, spesies invasif,
hama dan penyakit serta melakukan penjagaan kawasan secara
efektif;
4) Pelaksanaan pengawetan jenis tumbuhan dan satwa liar beserta
habitatnya serta sumber daya genetik dan kearifan lokal di kawasan
Tahura;
5) Pelaksanaan pemanfaatan Tahura untuk penelitian dan
pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, pendidikan
konservasi, pemanfaatan jasa lingkungan dan pemanfaatan tradisional
kawasan Tahura;
6) Pelaksanaan pengelolaan daerah penyangga Tahura;
7) Pelaksanaan pengembangan kerja sama dan kemitraan pengelolaan
Tahura;
Gambaran Pelayanan Perangkat Daerah
Rancangan Renstra 2016 – 2021 Dishut Provinsi Kalsel
Bab II Halaman 7
8) Pelaksanaa penyuluhan dan pemberdayaan masyarakat di dalam dan
sekitar kawasan Tahura;
9) Pelaksanaan penerimaan PAD dalam pemanfaatan SDH di kawasan
Tahura;
10) Pengembangan sistem informasi dan data base pengelolaan Tahura
c. Unsur-unsur organisasi Taman Hutan Raya Sultan Adam adalah :
1) Sub Bagian Tata Usaha;
2) Seksi Perencanaan dan Pemanfaatan;
3) Seksi Perlindungan, KSDE dan Pemberdayaan Masyarakat;
4) Kelompok Jabatan Fungsional.
8. UPTD Perbenihan Tanaman Hutan.
a. UPTD Perbenihan Tanaman Hutan dipimpin oleh Kepala UPTD yang
mempunyai tugas melaksanakan sebagian tugas teknis Dinas Kehutanan
di bidang perbenihan tanaman hutan serta pelayanan masyarakat.
b. Untuk melaksanakan tugas pokoknya, UPTD Perbenihan Tanaman Hutan
mempunyai fungsi :
1) Penyusunan rencana dan program pengembangan sumber benih
tanaman hutan, identifikasi dan inventarisasi sumber benih tanaman
hutan;
2) Pelaksanaan sertifikasi benih dan/atau bibit tanaman hutan;
3) Pelaksanaan produksi dan pemasaran benih dan/atau bibit tanaman
hutan;
4) Penetapan standar produksi benih dan/atau bibit tanaman hutan;
5) Pelaksanaan pengembangan persemaian dan peningkatan kualitas
perbenihan tanaman hutan;
6) Pelaksanaan pengembangan teknologi perbenihan tanaman hutan
c. Unsur-unsur organisasi UPTD Perbenihan Tanaman Hutan adalah :
1) Sub Bagian Tata Usaha;
2) Seksi Produksi dan Peredaran Benih Tanaman Hutan;
Gambaran Pelayanan Perangkat Daerah
Rancangan Renstra 2016 – 2021 Dishut Provinsi Kalsel
Bab II Halaman 8
3) Seksi Sertifikasi Benih Tanaman Hutan;
4) Kelompok Jabatan Fungsional.
9. Kesatuan Pengelolaan Hutan (KPH).
a. Kesatuan Pengelolaan Hutan dipimpin oleh Kepala KPH yang mempunyai
tugas mengoordinasikan, membina, mengatur dan mengendalikan
pengelolaan hutan secara terencana, terpadu dan lestari.
b. Untuk melaksanakan tugas pokoknya, Kesatuan Pengelolaan Hutan
mempunyai fungsi :
1) penyusunan program, koordinasi, pembinaan, pengaturan dan
pengendalian penyusunan rencana teknis pengelolaan hutan
terencana, terpadu dan lestari;
2) penyusunan program, koordinasi, pembinaan, pengaturan dan
pengendalian perlindungan hutan;
3) penyusunan program, koordinasi, pembinaan, pengaturan dan
pengendalian pelestarian hutan;
4) penyusunan program, koordinasi, pembinaan, pengaturan dan
pengendalian pemanfaatan hutan;
5) penyusunan program, koordinasi, pembinaan, pengaturan dan
pengendalian pemanfaatan hasil hutan; dan
6) pembinaan, pengaturan dan pengendalian ketatausahaan.
c. Unsur-unsur organisasi KPH adalah :
1) Sub Bagian Tata Usaha;
2) Seksi Perlindungan Hutan;
3) Seksi Pemanfaatan Hutan; dan
4) Kelompok Jabatan Fungsional
d. Kesatuan Pengelolaan Hutan (KPH) di Provinsi Kalimantan Selatan terdiri atas :
1) Kesatuan Pengelolaan Hutan Kayu Tangi;
2) Kesatuan Pengelolaan Hutan Cantung;
Gambaran Pelayanan Perangkat Daerah
Rancangan Renstra 2016 – 2021 Dishut Provinsi Kalsel
Bab II Halaman 9
3) Kesatuan Pengelolaan Hutan Pulau Laut Sebuku
4) Kesatuan Pengelolaan Hutan Tabalong;
5) Kesatuan Pengelolaan Hutan Kusan;
6) Kesatuan Pengelolaan Hutan Tanah Laut;
7) Kesatuan Pengelolaan Hutan Balangan; dan
8) Kesatuan Pengelolaan Hutan Hulu Sungai.
10. UPTD Peredaran Hasil Hutan Barito Muara
a. Unit Pelaksana Teknis Daerah Peredaran Hasil Hutan Barito Muara
dipimpin oleh Kepala UPTD yang mempunyai tugas melaksanakan
pengamanan, evaluasi, penertiban dan pemeriksaan legalitas peredaran
hasil hutan.
b. Untuk melaksanakan tugas pokoknya, UPTD Peredaran Hasil Hutan
Barito Muara mempunyai fungsi :
1) Penyusunan program, pemantauan dan evaluasi, penertiban dan
pemeriksaan legalitas peredaran hasil hutan
2) Pemantauan dan evaluasi pengawasan dan pembinaan industri hasil
hutan ;
3) Penertiban dan pemeriksaan legalitas peredaran hasil hutan ;
4) Pelaksanaan penyelesaian atas tindak pidana peredaran hasil hutan
dan berkoordinasi dengan instansi terkait ;
5) Pengujian dan pengukuran hasil hutan dan barang bukti tindak pidana
kehutanan;
6) Pengelolaan urusan ketatausahaan ; dan
7) Pelaksanaan pelayanan kepada masyarakat
c. Unsur-unsur organisasi UPTD Peredaran Hasil Hutan Barito Muara
adalah :
1) Sub Bagian Tata Usaha;
2) Seksi Operasi Pengamanan Hasil Hutan ;
3) Seksi Penegakan Hukum; dan
Gambaran Pelayanan Perangkat Daerah
Rancangan Renstra 2016 – 2021 Dishut Provinsi Kalsel
Bab II Halaman 10
4) Kelompok Jabatan Fungsional
Struktur Organisasi.
Struktur Organisasi Dinas Kehutanan Provinsi Kalimantan Selatan dapat
dilihat pada bagan berikut :
Gambaran Pelayanan Perangkat Daerah
Rancangan Renstra 2016 – 2021 Dishut Provinsi Kalsel
Bab II Halaman 11
KPH
KPH
KPH
KPH
KPH
KPH
KPH
KPH
JABATAN
TAHURA SULTAN ADAM
BIDANG
PEMBERDAYAAN
MASYARAKAT,
PENYULUHAN DAN
PERHUTANAN SOSIAL
SEKRETARIAT
SUB BAGIAN TATA USAHA
SEKSI
PERENCANAAN &
PEMANFAATAN
SEKSI
PERLINDUNGAN,
KSDE &
PEMBERDAYAAN
MASYARAKAT
SUB BAGIAN TATA USAHA
SEKSI PERLINDUNGAN
HUTAN
SEKSI
PEMANFAATAN
HUTAN
SUB BAGIAN PERENCANAAN
DAN PELAPORAN
SUB BAGIAN
KEUANGAN DAN ASET
SUB BAGIAN UMUM &
KEPEGAWAIAN
KPH
BPPHH BARITO MUARA
SUB BAGIAN TATA USAHA
SEKSI
OPERASI
PENGAMANAn
HASIL HUTAN
SEKSI
PENEGAKAN HUKUM
KELOMPOK
JABATAN
FUNGSIONAL
KELOMPOK
JABATAN
FUNGSIONAL
KELOMPOK
JABATAN
FUNGSIONAL
Gambaran Pelayanan Perangkat Daerah
Rancangan Renstra 2016 – 2021 Dishut Provinsi Kalsel
Bab II Halaman 12
2.2 Sumber Daya Perangkat Daerah
Jumlah pegawai Dinas Kehutanan Provinsi Kalimantan Selatan sampai
dengan akhir Desember tahun 2016 adalah tertera pada tabel berikut:
Tabel Rekapitulasi PNS Menurut Pendidikan yang dimiliki sampai dengan Akhir Desember 2016 lingkup Dinas Kehutanan Provinsi Kalsel.
No
Sekretariat/Bidang/Unit Jumlah (Org)
JUMLAH BERDASARKAN PENDIDIKAN
S3 S2 S1 Sarmud DIII SLTA SLTP SD
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
1. Kepala Dinas 1 1 - - - - - - -
3. Sekretariat 33 1 3 5 - 2 19 2 1
4. Pemolaan Hutan 14 1 3 5 - - 5 - -
5. Bina Produksi Kehutanan
14 -
3 3 -
- 7 1 -
6. Rehabilitasi Hutan dan Lahan
15 -
2 5 -
- 5 - -
7. Perlindungan Dan Konservasi Sumber Daya Hutan
11 -
3 3 -
- 4 - -
8. Unit Pelayanan Penatausahaan Hasil Hutan Barito Muara.
14 - 3 1 - 1 9 - -
9. UPTD Tahura Sultan Adam
19 - 4 5 - 3 6 - 1
10 Polisi Kehutanan 15 - - 2 - - 12 1 -
J U M L A H 136 3 21 28 - 6 62 4 2
Tabel Rekapitulasi PNS Menurut Golongan sampai akhir Desember 2016 lingkup
Dinas Kehutanan Provinsi Kalsel.
No. Sekretariat/Bidang/Unit Jumlah
( Org )
G O L O N G A N (Org) Honorer (Org) IV III II I
1 2 3 4 5 6 7 8
1. Kepala Dinas 1 1 - - - -
2. Sekretariat 33 4 18 9 2 -
3. Pemolaan Hutan 14 3 11 - - -
4. Bina Produksi Kehutanan 14 3 10 1 - -
5. Bidang Rehabilitasi Hutan dan Lahan 14 2 12 - - -
6. Bidang Perlindungan Dan Konservasi Sumber Daya Hutan
12 3 9 - - -
7. Unit Pelayanan Penatausahaan Hasil Hutan Barito Muara.
14 3 7 4 - 4
Gambaran Pelayanan Perangkat Daerah
Rancangan Renstra 2016 – 2021 Dishut Provinsi Kalsel
Bab II Halaman 13
8. UPTD Tahura Sultan Adam 19 2 12 5 - 19
9. Polisi Kehutanan 15 - 14 1 - -
J U M L A H 136 21 93 20 2 23
Jumlah pegawai Dinas Kehutanan Provinsi Kalimantan Selatan sampai tahun 2016 adalah tertera pada tabel berikut:
No Jenis Jabatan Jumlah Pegawai
1. Struktural
Eselon II.a.
Eselon III.a.
Eselon IV.a
Staff
1
7
21
92
Jumlah 1 121
2. Fungsional
Polisi Kehutanan (Polhut) 15
Jumlah 2 15
Jumlah 136
Secara rinci untuk dua UPTD yakni UPTD Tahura Sultan Adam dan UPPHH
Barito Muara keadaan kepegawaiannya ditampilkan pada tabel-tabel berikut :
Tabel Rekapitulasi PNS Menurut Pendidikan yang dimiliki sampai dengan Akhir Desember Tahun 2016 UPTD Tahura Sultan Adam.
No Sekretariat/Bidang/Unit Jumlah (Org)
JUMLAH BERDASARKAN PENDIDIKAN
S2 S1 Sarmud SLTA SLTP SD
1 2 3 4 5 6 7 8 9
1. Kepala Balai Tahura 1 1 - - - - -
2. Sub Bagian Tata Usaha 10 1 1 2 5 - 1
3. Kasie Perlindungan 4 - 2 - 2 - -
4. Kasie Pemanfaatan 4 2 1 1 - - -
J U M L A H 19 4 4 3 7 - 1
Gambaran Pelayanan Perangkat Daerah
Rancangan Renstra 2016 – 2021 Dishut Provinsi Kalsel
Bab II Halaman 14
Tabel Rekapitulasi PNS Menurut Golongan sampai akhir Desember 2016 UPTD Tahura Sultan Adam.
No. Sekretariat/Bidang/Unit Jumlah
( Org )
G O L O N G A N (Org) Honorer (Org)
IV III II I
1 2 3 4 5 6 7 8
1. Kepala Balai Tahura 1 1 - - - -
2. Sub Bagian Tata Usaha 10 - 7 3 - -
3. Kasie Perlindungan 4 - 3 1 - -
4. Kasie Pemanfaatan 4 1 2 1 - -
J U M L A H 19 2 12 5 - -
Tabel Rekapitulasi PNS Menurut Pendidikan yang dimiliki sampai dengan Akhir Desember 2016 UPPHH Barito Muara.
No Sekretariat/Bidang/Unit Jumlah (Org)
JUMLAH BERDASARKAN PENDIDIKAN
S2 S1 Sarmud SLTA SLTP SD
1 2 3 4 5 6 7 8 9
1. Kepala Dinas / Kepala Balai 1 1 - - - - -
2. Sub Bagian Tata Usaha 4 - 1 - 3 - -
3. Kasie Persediaan dan Peredaran Hasil Hutan
5 1 2 - 2 - -
4. Kasie Tertib Pengukuran dan Pengujian
4 1 1 - 2 - -
J U M L A H 14 3 4 - 7 - -
Tabel Rekapitulasi PNS Menurut Golongan sampai akhir Desember 2016.
No. Sekretariat/Bidang/Unit Jumlah
( Org )
G O L O N G A N (Org) Honorer (Org) IV III II I
1 2 3 4 5 6 7 8
1. Kepala Balai Barito Muara 1 1 - - - -
2. Sub Bagian Tata Usaha 4 1 1 2 - -
3. Kasie Persediaan dan Peredaran Hasil Hutan
5 1 3 1 - -
4. Kasie Tertib Pengukuran dan Pengujian
4 1 2 1 - -
Gambaran Pelayanan Perangkat Daerah
Rancangan Renstra 2016 – 2021 Dishut Provinsi Kalsel
Bab II Halaman 15
Sarana dan Prasarana.
Sarana dan Prasarana yang terdapat pada Dinas Kehutanan Provinsi
Kalimantan Selatan Tahun 2016 sebagai berikut :
1. Kantor Dinas Kehutanan Provinsi Kalimantan Selatan seluas 2.672,00 M2 di
atas dan Tanah seluas 10.625,00 M2;
2. Kantor Unit Pelaksana Teknis Daerah – Pelayanan Peredaran Hasil Hutan
Barito Muara seluas 363,00 M2 di atas Tanah seluas 1.596,05 M2;
3. Kantor Unit Pelaksana Teknis Daerah – Tahura Sultan Adam seluas 193,5,00
M2 di atas Tanah seluas 1.500,00 M2;
4. Terdapat kendaraan sebanyak 14 Unit Kendaraan Dinas beroda empat, 1 unit
kendaraan dinas roda 6 serta 23 Unit Kendaraan Dinas beroda Dua dimana 4
unit roda 2 dalam kondisi rusak berat untuk menunjang kegiatan pada Dinas
Kehutanan Provinsi Kalimantan Selatan dan Unit Pelaksana Teknis Daerah –
Peredaran Hasil Hutan Barito Muara Unit Pelaksana Teknis Daerah – Tahura
Sultan Adam Terdapat 4 Unit Kendaraan Dinas Roda 4, sebanyak 14 Unit
Kendaraan Roda 2 untuk menunjang kegiatan operasional Tahura Sultan Adam
dan 1 unit roda 3.
5. Terdapat Alat Komunikasi berupa Telepon sebanyak 3 SST dan VHF sebanyak
1 Unit pada Dinas Kehutanan Provinsi Kalimantan Selatan, Telepon sebanyak 1
SST dan VHF sebanyak 1 Unit pada Unit Pelaksana Teknis Daerah –
Peredaran Hasil Hutan Barito Muara serta Telepon sebanyak 1 SST pada Unit
Pelaksana Teknis Daerah – serta Telepon sebanyak 2 SST / REC pada Unit
Pelaksana Teknis Daerah – Tahura Sultan Adam dan HT Sebanyak 4 Unit.
Tabel sarana dan prasarana Dinas Kehutanan Provinsi Kalsel :
No. Jenis Jumlah Keterangan
1. Bangunan Kantor 5
Rumah Dinas 25
Gudang 3
Tempat Ibadah 1
Gambaran Pelayanan Perangkat Daerah
Rancangan Renstra 2016 – 2021 Dishut Provinsi Kalsel
Bab II Halaman 16
Aula 1
Pos Jaga 1
Tempat Parkir -
Loket Retribusi -
Shelter -
2. Tanah Berisi Bangunan 8
Kosong -
3. Mobil Operasional 7
Jabatan 6
4. Motor Operasional 23
Jabatan -
Tabel sarana dan prasarana Tahura Sultan Adam :
No. Jenis Jumlah Keterangan
1. Bangunan Kantor 2
Rumah Dinas -
Gudang 2
Tempat Ibadah 1
Aula 3
Pos Jaga 3
Tempat Parkir 2
Loket Retribusi 3
Shelter 12
2. Tanah Berisi Bangunan -
Kosong -
3. Mobil Operasional 3
Jabatan -
4. Motor Operasional 12
Jabatan -
Gambaran Pelayanan Perangkat Daerah
Rancangan Renstra 2016 – 2021 Dishut Provinsi Kalsel
Bab II Halaman 17
Tabel sarana dan prasarana UPPHH Barito Muara :
No. Jenis Jumlah Keterangan
1. Bangunan Kantor 1
Rumah Dinas -
Gudang 1
Tempat Ibadah -
Aula -
Pos Jaga -
Tempat Parkir -
Loket Retribusi -
Shelter -
2. Tanah Berisi Bangunan -
Kosong -
3. Mobil Operasional 1
Jabatan 1
4. Motor Operasional 4
Jabatan -
2.3 Kinerja Pelayanan Perangkat Daerah
Dinas Kehutanan Provinsi Kalimantan Selatan selama ini selain
melaksanakan pembangunan kehutanan, juga memberikan berbagai pelayanan
publik yang diperlukan oleh masyarakat. Pelayanan publik dimaksud berupa
pelayanan dalam bentuk pengaturan atau pun pelayanan-pelayanan lain dalam
rangka memenuhi kebutuhan masyarakat dalam bidang pengamanan dan
perlindungan, pemberian ijin pinjam pakai kawasan hutan, dan lain-lainnya.
Pelayanan publik ini merupakan amanah dari Inpres No. 5 Tahun 1984
tentang Pedoman Penyederhanaan dan Pengendalian Perijinan di Bidang Usaha,
yang dilanjutkan dengan Surat Keputusan Menteri Negara Pendayagunaan
Aparatur Negara No. 81/1993 tentang Pedoman Tatalaksana Pelayanan Umum,
Gambaran Pelayanan Perangkat Daerah
Rancangan Renstra 2016 – 2021 Dishut Provinsi Kalsel
Bab II Halaman 18
Inpres No. 1 Tahun 1995 tentang Perbaikan dan Peningkatan Mutu Pelayanan
Aparatur Pemerintah Kepada Masyarakat. Serta Keputusan Menpan No.
63/KEP/M.PAN/7/2003 tentang Pedoman Umum Penyelenggaraan Pelayanan
Publik.
Selama ini Dinas Kehutanan memberikan fokus pada pengelolaan yang
berorientasi kepuasan pelanggan (customer-driven government) dengan ciri-ciri:
1) Lebih memfokuskan diri pada fungsi pengaturan melalui berbagai kebijakan
yang memfasilitasi berkembangnya kondisi kondusif bagi kegiatan pelayanan
kepada masyarakat,
2) Lebih memfokuskan diri pada pemberdayaan masyarakat sehingga
masyarakat mempunyai rasa memiliki yang tinggi terhadap fasilitas-fasilitas
pelayanan yang telah dibangun bersama,
3) Menerapkan sistem kompetisi dalam hal penyediaan pelayanan publik tertentu
sehingga masyarakat memperoleh pelayanan yang berkualitas,
4) Terfokus pada pencapaian visi, misi, tujuan dan sasaran yang berorientasi
pada hasil (outcomes) sesuai dengan masukan yang digunakan,
5) Lebih mengutamakan apa yang diinginkan oleh masyarakat,
6) Pada hal tertentu pemerintah juga berperan untuk memperoleh pendapat dari
masyarakat dari pelayanan yang dilaksanakan,
7) Lebih mengutamakan antisipasi terhadap permasalahan pelayanan,
8) Lebih mengutamakan desentralisasi dalam pelaksanaan pelayanan, dan
9) Menerapkan sistem pasar dalam memberikan pelayanan.
Pelayanan yang telah dilaksanakan oleh Dinas Kehutanan Provinsi
Kalimantan Selatan, sebagaiman disajikan pada tabel berikut di bawah ini :
Tabel. Jenis dan Obyek Pelayanan serta Kelompok Sasaran pada Dinas
Kehutanan Provinsi Kalimantan Selatan
Gambaran Pelayanan Perangkat Daerah
Rancangan Renstra 2016 – 2021 Dishut Provinsi Kalsel
Bab II Halaman 19
No JENIS PELAYANAN OBYEK PELAYANAN KELOMPOK SASARAN
KETERANGAN
1. Pengesahan URKT Buku URKT Pemegang IUPHHK
2. Pertimbangan Teknis Permohonan
Pertimbangan Teknis Pemohon IUPHHK Bahan Rekomen-
Rekomendasi IUPHHK-Hutan Alam
dasi Gubernur ke
dan Hutan Tanaman
Menteri
3. Pertimbangan Teknis Permohonan
Pertimbangan Teknis Pemohon IPK Bahan Rekomen-
Rekomendasi IPK dalam dasi Gubernur ke
kawasan hutan Menteri
4. Pertimbangan Teknis Rencana
Pertimbangan Teknis Pengelola KPH dan Bahan Rekomen-
Kelola Kesatuan Pengelolaan
KPHK dasi Gubernur ke
Pengelolan Hutan (KPH) Menteri
5. Pertimbangan Teknis PAK Unit
Pertimbangan Teknis Pemohon Pemanfaatan
Bahan
Usaha Pemanfaatan Hutan Hutan Lindung Rekomendasi
Lindung
6. Pertimbangan teknis permohonan
Surat Pertimbangan Teknis
Pemegang Ijin kegiatan
Bahan Rekomen-
Rekomendasi Ijin Pinjam Pakai
Rekomendasi Ijin Pinjam diluar sektor kehutanan
dasi Gubernur ke
Kawasan Hutan Pakai Kawasan Hutan yg berada dlm kws Htn
Menteri
7. Pertimbangan teknis permohonan
Surat Pertimbangan Teknis
Pemohon ijin Bahan Rekomen-
Rekomendasi Pelepasan Rekomendasi Pelepasan pelepasan kawasan dasi Gubernur ke
Kawasan Hutan Kawasan Hutan hutan Menteri
8.
Pertimbangan teknis Tukar Menukar Kawasan Hutan
Surat Pertimbangan teknis
Bupati / walikota Bahan Rekomendasi Gubernur
9. Distribusi SKSKB Dokumen SKSKB Dinas Kab/Kota/
UPPHH Barito Muara
10. Pemeriksaan tempat penampung
Surat Keputusan Pengusaha HHBK
Terdaftar hasil hutan bukan kayu
Gambaran Pelayanan Perangkat Daerah
Rancangan Renstra 2016 – 2021 Dishut Provinsi Kalsel
Bab II Halaman 20
(HHBK)
11. Penilaian dan Pengesahan Ren-
Pemegang IUPHHK-HTI Kawasan Hutan Tergantung
cana Karya Usaha Pemanfaatan
Tanaman Industri Permohonan
Hasil Hutan Kayu – Hutan Tana-
man Indutri (RKTUPHHK-HTI) dan
Bagan Kerja Usaha Pemanfaatan
Hasil Hutan Kayu - Hutan
Tanaman Indutri (BKUPHHK-HTI)
dalam Hutan Tanaman
12. Pelayanan jasa dan pelaksanaan
- Pemberian ijin penelitian
Mahasiswa, pelajar,
penelitian dan pengembangan
pengembangan kehutanan
Akademisi dan peneliti
Kehutanan pada Tahura S. Adam
- Penelitian dan pengembangan
kehutanan
13. Penerbitan pertimbangan teknis
Pelaku usaha dan Pelaku usaha/investor
dalam rangka pemberian izin
pihak-pihak terkait
pemanfaatan potensi kawasan hutan
Pemberian pemanfaatan kawasan untuk pendidikan dan pelatihan
Perorangan, mapala, orpala, lembaga pendidikan, badan hukum
14. Bina cinta alam Pendidikan lingkungan Kawasan hutan,
pecinta alam, pelajar/
mahasiswa, lembaga
swadaya masyarakat
peduli hutan
15. Pelayanan jasa
pemanfaatan asset daerah dan kawasan Tahura
Pemberian ijin Perorangan, mapala, orpala, lembaga pendidikan, badan hukum
Gambaran Pelayanan Perangkat Daerah
Rancangan Renstra 2016 – 2021 Dishut Provinsi Kalsel
Bab II Halaman 21
2.4 Tantangan dan Peluang Pengembangan Pelayanan Perangkat Daerah
Permasalahan utama pelayanan publik pada Dinas Kehutanan Provinsi
Kalimantan Selatan adalah berkaitan dengan peningkatan kualitas pelayanan itu
sendiri. Pelayanan yang berkualitas sangat tergantung pada berbagai aspek, yaitu
bagaimana pola penyelenggaraannya (tata laksana), dukungan sumber daya
manusia, dan kelembagaan.
Dilihat dari sisi pola penyelenggaraannya, pelayanan publik dimaksud
masih memiliki berbagai kelemahan antara lain:
a. Kurang responsif. Kondisi ini terjadi pada hampir semua tingkatan unsur
pelayanan, mulai pada tingkatan petugas pelayanan (front line) sampai
dengan tingkatan penanggungjawab instansi. Respon terhadap berbagai
keluhan, aspirasi, maupun harapan masyarakat seringkali lambat atau bahkan
diabaikan sama sekali.
b. Kurang informatif. Berbagai informasi yang seharusnya disampaikan kepada
masyarakat, lambat atau bahkan tidak sampai kepada masyarakat.
c. Kurang accessible. Berbagai unit pelaksana pelayanan terletak jauh dari
jangkauan masyarakat, sehingga menyulitkan bagi mereka yang memerlukan
pelayanan tersebut.
d. Kurang koordinasi. Berbagai unit pelayanan yang terkait satu dengan lainnya
sangat kurang berkoordinasi. Akibatnya, sering terjadi tumpang tindih ataupun
pertentangan kebijakan antara satu unit kerja pelayanan dengan unit kerja
pelayanan lain yang terkait.
e. Birokratis. Pelayanan (khususnya pelayanan perijinan) pada umumnya
dilakukan dengan melalui proses yang terdiri dari berbagai level, sehingga
menyebabkan penyelesaian pelayanan yang terlalu lama. Dalam kaitan
dengan penyelesaian masalah pelayanan, kemungkinan staf pelayanan (front
line staff) untuk dapat menyelesaikan masalah sangat kecil, dan di lain pihak
kemungkinan masyarakat untuk bertemu dengan penanggungjawab
pelayanan, dalam rangka menyelesaikan masalah yang terjadi ketika
Gambaran Pelayanan Perangkat Daerah
Rancangan Renstra 2016 – 2021 Dishut Provinsi Kalsel
Bab II Halaman 22
pelayanan diberikan, juga sangat sulit. Akibatnya, berbagai masalah
pelayanan memerlukan waktu yang lama untuk diselesaikan.
f. Kurang mau mendengar keluhan/saran/aspirasi masyarakat. Pada umumnya
aparat pelayanan kurang memiliki kemauan untuk mendengar keluhan/saran/
aspirasi dari masyarakat. Akibatnya, pelayanan dilaksanakan dengan apa
adanya, tanpa ada perbaikan dari waktu ke waktu.
g. Inefisien. Berbagai persyaratan yang diperlukan (khususnya dalam pelayanan
perijinan) seringkali tidak relevan dengan pelayanan yang diberikan.
Dilihat dari sisi sumber daya manusianya, kelemahan utamanya adalah
berkaitan dengan profesionalisme, kompetensi, empathy dan etika. Salah satu
unsur yang perlu dipertimbangkan adalah masalah sistem kompensasi yang tepat.
Dari aspek kelembagaan, kelemahan utama terletak pada disain organisasi
yang tidak dirancang khusus dalam rangka pemberian pelayanan kepada
masyarakat, penuh dengan hirarki yang membuat pelayanan menjadi berbelit-belit
(birokratis), dan tidak terkoordinasi. Kecenderungan untuk melaksanakan dua
fungsi sekaligus, fungsi pengaturan dan fungsi penyelenggaraan, masih sangat
kental dilakukan, yang juga menyebabkan pelayanan publik menjadi tidak efisien.
Dari sisi mikro, hal-hal yang dapat diajukan untuk mengatasi masalah-
masalah tersebut antara lain adalah sebagai berikut :
1) Penetapan Standar Pelayanan. Standar pelayanan memiliki arti yang sangat
penting dalam pelayanan publik. Standar pelayanan merupakan suatu
komitmen penyelenggara pelayanan untuk menyediakan pelayanan dengan
suatu kualitas tertentu yang ditentukan atas dasar perpaduan harapan-harapan
masyarakat dan kemampuan penyelenggara pelayanan. Penetapan standar
pelayanan yang dilakukan melalui proses identifikasi jenis pelayanan,
identifikasi pelanggan, identifikasi harapan pelanggan, perumusan visi dan misi
pelayanan, analisis proses dan prosedur, sarana dan prasarana, waktu dan
biaya pelayanan. Proses ini tidak hanya akan memberikan informasi mengenai
standar pelayanan yang harus ditetapkan, tetapi juga informasi mengenai
Gambaran Pelayanan Perangkat Daerah
Rancangan Renstra 2016 – 2021 Dishut Provinsi Kalsel
Bab II Halaman 23
kelembagaan yang mampu mendukung terselenggaranya proses manajemen
yang menghasilkan pelayanan sesuai dengan standar yang telah ditetapkan.
Informasi lain yang juga dihasilkan adalah informasi mengenai kuantitas dan
kompetensi-kompetensi sumber daya manusia yang dibutuhkan serta
distribusinya beban tugas pelayanan yang akan ditanganinya.
2) Pengembangan Standard Operating Procedures (SOP). Untuk memastikan
bahwa proses pelayanan dapat berjalan secara konsisten diperlukan adanya
Standard Operating Procedures. Dengan adanya SOP, maka proses
pengolahan yang dilakukan secara internal dalam unit pelayanan dapat berjalan
sesuai dengan acuan yang jelas, sehingga dapat berjalan secara konsisten.
Disamping itu SOP juga bermanfaat dalam hal :
Untuk memastikan bahwa proses dapat berjalan uninterupted. Jika terjadi
hal-hal tertentu, misalkan petugas yang diberi tugas menangani satu proses
tertentu berhalangan hadir, maka petugas lain dapat menggantikannya.
Oleh karena itu proses pelayanan dapat berjalan terus;
Untuk memastikan bahwa pelayanan perijinan dapat berjalan sesuai
dengan peraturan yang berlaku;
Memberikan informasi yang akurat ketika dilakukan penelusuran terhadap
kesalahan prosedur jika terjadi penyimpangan dalam pelayanan;
Memberikan informasi yang akurat ketika akan dilakukan perubahan-
perubahan tertentu dalam prosedur pelayanan;
Memberikan informasi yang akurat dalam rangka pengendalian pelayanan;
Memberikan informasi yang jelas mengenai tugas dan kewenangan yang
akan diserahkan kepada petugas tertentu yang akan menangani satu
proses pelayanan tertentu. Atau dengan kata lain, bahwa semua petugas
yang terlibat dalam proses pelayanan memiliki uraian tugas dan
tangungjawab yang jelas;
Gambaran Pelayanan Perangkat Daerah
Rancangan Renstra 2016 – 2021 Dishut Provinsi Kalsel
Bab II Halaman 24
3) Pengembangan Survey Kepuasan Pelanggan. Untuk menjaga kepuasan
masyarakat, maka perlu dikembangkan suatu mekanisme penilaian kepuasan
masyarakat atas pelayanan yang telah diberikan oleh penyelenggara pelayanan
publik. Dalam konsep manajemen pelayanan, kepuasan pelanggan dapat
dicapai apabila produk pelayanan yang diberikan oleh penyedia pelayanan
memenuhi kualitas yang diharapkan masyarakat. Oleh karena itu, survey
kepuasan pelanggan memiliki arti penting dalam upaya peningkatan pelayanan
publik;
4) Pengembangan Sistem Pengelolaan Pengaduan. Pengaduan masyarakat
merupakan satu sumber informasi bagi upaya-upaya pihak penyelenggara
pelayanan untuk secara konsisten menjaga pelayanan yang dihasilkannya
sesuai dengan standar yang telah ditetapkan. Oleh karena itu perlu didisain
suatu sistem pengelolaan pengaduan yang secara dapat efektif dan efisien
mengolah berbagai pengaduan masyarakat menjadi bahan masukan bagi
perbaikan kualitas pelayanan;
Sedangkan dari sisi makro, peningkatan kualitas pelayanan publik dapat
dilakukan melalui pengembangan model-model pelayanan publik. Dalam hal-hal
tertentu, memang terdapat pelayanan publik yang pengelolaannya dapat
dilakukan secara private untuk menghasilkan kualitas yang baik. Beberapa model
yang sudah banyak diperkenalkan antara lain: contracting out, dalam hal ini
pelayanan publik dilaksanakan oleh swasta melalui suatu proses lelang,
pemerintah memegang peran sebagai pengatur; franchising, dalam hal ini
pemerintah menunjuk pihak swasta untuk dapat menyediakan pelayanan publik
tertentu yang diikuti dengan price regularity untuk mengatur harga maksimum.
Dalam banyak hal pemerintah juga dapat melakukan privatisasi.
Di samping itu, peningkatan kualitas pelayanan publik juga perlu didukung
adanya restrukturisasi birokrasi, yang akan memangkas berbagai kompleksitas
pelayanan publik menjadi lebih sederhana. Birokrasi yang kompleks menjadi
ladang bagi tumbuhnya KKN dalam penyelenggaraan pelayanan.
Isu-Isu Strategis Berdasarkan Tugas dan Fungsi
Rancangan Renstra 2016-2021 Dishut Provinsi Kalsel
Bab III Halaman 1
III. ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN
FUNGSI
3.1 Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas Pokok dan Fungsi Pelayanan Perangkat Daerah Beberapa permasalahan yang dihadapi adalah sebagai berikut : 1. Masih luasnya lahan kritis.
Sampai dengan tahun 2014, lahan kritis di Provinsi Kalimantan Selatan
tercatat seluas 640.708 Hektar, dengan rincian di dalam kawasan hutan
seluas 283.185,00 Ha (± 44,20 %) dan di luar kawasan hutan seluas
357.523,00 Ha (± 55,80 %).
Meskipun telah dilakukan upaya rehabilitasi hutan dan lahan secara
ekstensif dan intensif, namun pertambahan luas lahan kritis tetap berlangsung
dengan berbagai cara, salah satunya berupa penggembalaan liar. Di
beberapa kawasan hutan seperti di dalam Taman Hutan Raya Sultan Adam,
ternak-ternak besar dibiarkan berkeliaran di hutan. Pola pengambilan rumput
(grassing) yang tidak terkontrol menyebabkan terbentuknya lahan kritis baru,
yang sangat rentan terhadap erosi dan bahaya banjir.
Lahan kritis baru ini sangat sulit ditumbuhi rerumputan baru karena
jumlah ternak besar dan ketersediaan rumput tidak diatur dengan baik.
Padahal jika dilakukan menurut kaidah-kaidah penggembalaan yang benar
(manajemen pastura) maka dapat dipastikan diraihnya keuntungan ganda;
hutan yang terawat dan ternak yang berproduksi tinggi.
Lahan kritis di Provinsi Kalimantan Selatan tersebar pada semua
kawasan hutan yang ada, di seluruh kabupaten/kota.
Peta Lahan Kritis di Provinsi Kalimantan Selatan
Isu-Isu Strategis Berdasarkan Tugas dan Fungsi
Rancangan Renstra 2016-2021 Dishut Provinsi Kalsel
Bab III Halaman 2
No Kabupaten/
Kota
Dalam dan Luar Kawasan Tingkat ke Kritisan
Dalam
Kawasan
(Ha)
Luar
Kawasan
(Ha)
Jumlah (Ha) Sangat
Kritis (Ha) Kritis (Ha)
Jumlah
(Ha)
1 2 4 5 6 7 8 10
1 Banjarbaru 1.351,70 26.150,20 27.501,90 3.166,50 2.044,80 5.211,30
2 Banjar 152.882,70 121.326,60 274.209,30 16.598,50 95.977,80 112.576,30
Isu-Isu Strategis Berdasarkan Tugas dan Fungsi
Rancangan Renstra 2016-2021 Dishut Provinsi Kalsel
Bab III Halaman 3
3 Banjarmasin 0,00 6.578,60 6.578,60 0,00 0,00 0,00
4 Barito Kuala 5.254,00 96.685,70 101.939,70 0,00 19.079,40 19.079,40
5 Tapin 19.836,00 145.822,80 165.658,80 7.428,60 18.418,10 25.846,70
6 HSS 30.192,70 70.635,60 100.828,30 2.817,90 13.106,20 15.924,10
7 HST 16.861,00 44.398,00 61.259,00 489,60 8.946,20 9.435,80
8 HSU 22.599,80 11.370,00 33.969,80 0,00 4.520,60 4.520,60
9 Balangan 26.567,20 39.890,10 66.457,30 7.236,30 11.656,00 18.892,30
10 Tabalong 110.244,40 35.454,70 145.699,10 8.111,60 17.536,00 25.647,60
11 Tanah Laut 98.329,00 174.996,50 273.325,50 27.502,50 65.639,90 93.142,40
12 Tanbu 125.137,20 123.121,10 248.258,30 35.456,40 84.296,80 119.753,20
13 Kotabaru 251.834,60 190.705,90 442.540,50 23.726,70 166.952,30 190.679,00
Jumlah 861.090,30 1.087.135,80 1.948.226,10 132.534,60 508.174,10 640.708,70
2. Belum semua kawasan hutan mantap dan dikelola dalam unit-unit
pengelolaan yang operasional.
Kegiatan pemantapan kawasan hutan diarahkan untuk memperoleh
status yuridis kawasan hutan baik administrasi maupun fisik di lapangan dan
desainnya sebagai dasar pengelolaan hutan secara efisien, lestari dan
berkeadilan.
Tujuan dari kegiatan dimaksud adalah untuk memberikan kepastian
status, letak dan luas dan batas hutan sesuai fungsinya untuk mewujudkan
pengelolaan hutan yang optimal dan lestari; terbentuknya unit pengelolaan
hutan serta meningkatnya legalitas dan legitimasi status wilayah pengelolaan
hutan.
Permasalahan yang dihadapi dalam kegiatan pemantapan kawasan
hutan antara lain; penggunaan lahan untuk pembangunan non kehutanan
Isu-Isu Strategis Berdasarkan Tugas dan Fungsi
Rancangan Renstra 2016-2021 Dishut Provinsi Kalsel
Bab III Halaman 4
yang semakin meningkat, yang mengakibatkan perubahan tata ruang wilayah
yang berimplikasi pada berubahnya kawasan hutan, terdapat perbedaan peta
dasar yang digunakan oleh sektor-sektor terkait serta intensitas perambahan
hutan masih relatif tinggi, dll.
Kegiatan pemantapan kawasan hutan yang perlu dilaksanakan berupa
pengukuhan dan penatagunaan kawasan hutan dan pembentukan wilayah
pengelolaan dan perubahan kawasan hutan dengan kegiatan utama
pembangunan kesatuan pengelolaan hutan (KPH). Sedangkan kegiatan-
kegiatan yang merupakan kegiatan pendukung meliputi pengembangan
rencana dan statistik kehutanan, inventarisasi hutan dan pengembangan
informasi sumberdaya alam dan lingkungan hidup serta perencanaan dan
pembinaan prakondisi pengelolaan hutan
3. Kurangnya pelibatan masyarakat dalam pengelolaan dan pembangunan
kawasan hutan.
Pemanfaatan hasil hutan kayu yang dimulai pada tahun 1967 yang
didorong dengan diterbitkannya undang-undang tentang Penanaman Modal
Asing (PMA) dan Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN), telah
menempatkan sektor kehutanan di Kalimantan Selatan sebagai penggerak
ekonomi nasional dan daerah. Kalimantan Selatan termasuk salah satu
provinsi yang menguasai pasar ekspor kayu tropis dunia yang diawali dengan
ekspor kayu bulat/log.
Pemanfaatan hasil hutan kayu tersebut lebih banyak melibatkan
perusahaan-perusahaan besar seperti IUPHHK HA atau lebih familiar dengan
istilah HPH dan IUPHHK HT atau lebih familiar dengan HTI, hal ini sudah
berlangsung sejak lama dimana masyarakat sekitar hutan hanya menjadi
penonton saja.
Pemanfaatan hutan yang kurang mengikutsertakan peran serta
masyarakat sekitar hutan sebagai pengelola berdampak pada banyaknya
Isu-Isu Strategis Berdasarkan Tugas dan Fungsi
Rancangan Renstra 2016-2021 Dishut Provinsi Kalsel
Bab III Halaman 5
konflik yang terjadi antara masyarakat dengan para pengusaha dan antara
masyarakat dengan pemerintah yang bertanggung jawab mengelola kawasan
hutan yakni instansi kehutanan baik pusat maupun daerah yang disebabkan
oleh kecemburuan sosial.
Kedepannya hal ini dapat diperbaiki dengan melalui pola Perhutanan
Sosial baik itu dalam bentuk HKM, HR, HTR dan HD, dimana masyarakat
diberikan kebebasan untuk melakukan pemanfaatan kawasan hutan untuk
kesejahteraan mereka namun fungsi kawasan hutan masih tetap terjaga
dengan menghindari kerusakan yang dapat berdampak pada turunnya kualitas
lingkungan kawasan hutan.
4. Tingginya gangguan keamanan hutan baik terhadap kawasan dan
sumberdaya alam.
Gangguan keamanan hutan yang notabene diinterpretasikan adalah
perbuatan/tindakan pelanggaran dalam kegiatan kehutanan yang meliputi
Pencurian kayu, penambangan tanpa izin, perambahan kawasan hutan dan
pembakaran hutan dan lahan. Hal ini telah berlangsung lama dan tidak
hentinya para pelaku untuk melakukan tindakan-tindakan yang dikategorikan
kriminal, beredarnya regulasi hukum yang dapat memerangi dan
meminimalkan terjadinya illegal logging mulai dari, Undang-Undang 41 Tahun
1999 tentang kehutanan, serta Peraturan Pemerintah No.45 Tahun 2004 atas
perubahan tentang perubahan atas Peraturan Pemerintah No. 28 Tahun 1985
tentang perlindungan hutan, telah ditegaskan tentang sangsi-sangsi
pelanggaran terhadap kerusakan hutan ” ketentuan pidana pasal 78 ayat (1)
sampai dengan pasal (6), dengan kisaran ancaman paling lama antara 5
tahun sampai dengan 15 tahun, dan denda paling banyak antara
Rp.1.500.000.000 sampai dengan Rp. 10.000.000.000 dan aturan lebih ketat
mengenai pencegahan dan pemberantasan perusakan kawasan hutan diatur
pada UU No. 18 Tahun 2013. Namun hal tersebut tidak menjadikan para
Isu-Isu Strategis Berdasarkan Tugas dan Fungsi
Rancangan Renstra 2016-2021 Dishut Provinsi Kalsel
Bab III Halaman 6
pelaku untuk berhenti melakukan tindakan – tindakan pengrusakan terhadap
kawasan hutan.
Berdasarkan interpretasi citra LANDSAT TM 7, terdapat beberapa
bagian dari kawasan hutan di Provinsi Kalimantan Selatan yang dapat
digolongkan telah terdegradasi, terutama dari sisi fakta tutupan vegetasi.
Bagian – bagian dari kawasan hutan yang sudah tidak berupa hutan tersebut
di atas telah menjadi tanah terbuka, hutan bekas tebangan, semak belukar,
kebun dan persawahan, bahkan pemukiman, bahkan pemukiman. Kondisi ini
akan berpengaruh pada fungsi hidro-orologi Daerah Aliran Sungai (DAS),
fungsi konservasi, dan juga pada produktivitas kawasan, serta ketersediaan
jasa-jasa lingkungan lainnya.
Untuk kawasan Hutan Lindung (HL), degradasi hutan mempunyai akibat
yang paling berbahaya terhadap lingkungan karena akan menimbulkan erosi
dan pedangkalan sungai, atau bahkan kelongsoran tanah, sehingga sangat
diprioritaskan untuk segera direhabilitasi. Untuk kawasan hutan produksi (HP
dan HPT) degradasi selain mengakibatkan kerugian sebagaimana hutan
lindung, dapat juga mengakibatkan menurunnya produktivitas kawasan, serta
nilai total ekonomi kawasan cenderung akan menurun.
Degradasi hutan di Provinsi Kalimantan Selatan tersebar pada kawasan-
kawasan hutan produksi, hutan lindung, kawasan suaka alam, serta kawasan
pelestarian alam.
3.2 Telaahan Visi, Misi, dan Program Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah
Terpilih
Mencermati visi Gubernur dan Wakil Gubernur Kalimantan Selatan terpilih
untuk periode tahun 2016 - 2021 yaitu : “KALSEL MAPAN (MANDIRI DAN
TERDEPAN) Lebih Sejahtera, berkeadilan, mandiri dan berdaya saing”. serta
lima misi pembangunan Daerah Kalimantan Selatan yang telah ditetapkan, maka
keterkaitan Dinas Kehutanan Provinsi Kalimantan Selatan dalam mewujudkan visi
Isu-Isu Strategis Berdasarkan Tugas dan Fungsi
Rancangan Renstra 2016-2021 Dishut Provinsi Kalsel
Bab III Halaman 7
Kepala Daerah terpilih adalah menyelenggarakan urusan pembangunan daerah
di bidang kehutanan secara profesional, transparan dan akuntabel guna
mewujudkan masyarakat Kalimantan Selatan yang sejahtera.
Misi Gubernur dan Wakil Gubernur Kalimantan Selatan terpilih untuk periode
tahun 2016 - 2021 adalah :
- MISI 1 : Mengembangkan Sumberdaya manusia yang agamis, sehat, cerdas
dan terampil.
- MISI 2 : Mewujudkan Tatakelola Pemerintahan yang Profesional dan Ber-
orientasi pada Pelayanan Publik.
- MISI 3 : Memantapkan Kodisi Sosial Budaya Daerah yang Berbasiskan
Kearifan Lokal.
- MISI 4 : Mengembangkan Infrastruktur Wilayah yang Mendukung
Percepatan Pembangunan Ekonomi dan Sosial Budaya.
- MISI 5 : Mengembangkan Daya Saing Ekonomi Daerah yang Berbasis Sum-
berdaya Lokal, Dengan Memperhatikan Kelestarian Lingkungan.
Dari 5 misi Pembangunan Jangka Menengah Provinsi Kalimantan Selatan
Tahun 2015 -2020 tersebut, urusan bidang kehutanan masuk dalam Misi kelimaa
“Mengembangkan Daya Saing Ekonomi Daerah yang Berbasis Sumberdaya
Lokal, Dengan Memperhatikan Kelestarian Lingkungan”.
Dalam upaya mewujudkan misi kelima tersebut, dirumuskan kebijakan
mempertahankan fungsi ekonomi kawasan hutan dengan memperhatikan
kelestarian kawasan hutan. Dengan adanya hutan yang lestari maka kualitas
lingkungan hidup akan meningkat.
Indikasi rencana program untuk tahun 2016-2021 dijabarkan pada setiap
Bidang Urusan Pemerintah sebagai berikut :
a. Non Urusan
1. Program Pelayanan Administrasi Perkantoran
2. Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur
Isu-Isu Strategis Berdasarkan Tugas dan Fungsi
Rancangan Renstra 2016-2021 Dishut Provinsi Kalsel
Bab III Halaman 8
3. Program Peningkatan Disiplin Aparatur
4. Program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur
5. Program Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan Capaian Kinerja
dan Keuangan
b. Urusan Pilihan Kehutanan
1. Program Pemanfaatan Potensi Sumberdaya Hutan
c. Urusan Lingkungan Hidup
1. Program Rehabilitasi dan Pemulihan Cadangan Sumber Daya Alam Serta
Rehabilitasi Pemulihan Cadangan Sumber Daya Alam.
2. Pengendalian Kebakaran Hutan
3.3 Telaahan Renstra K/L dan Renstra Kabupaten / Kota
a. Telaahan Renstra K/L
Berdasarkan Rencana Strategis (Renstra) Kementerian Lingkungan
Hidup dan Kehutanan Tahun 2015-2019 telah ditetapkan sasaran strategis
yang merupakan ukuran kinerja pencapaian misi sesuai dengan tujuannya.
Sasaran strategis Kementerian Kehutanan dalam menyelenggarakan tugas
dan fungsi sampai dengan akhir tahun 2019 adalah sebagai berikut :
Tabel 3.1 Permasalahan Pelayanan SKPD Dinas Kehutanan Provinsi Kalimantan Selatan berdasarkan Sasaran Strategis Renstra Kementerian LHK yang terkait dengan Kehutanan beserta Faktor Penghambat dan Pendorong Keberhasilan Penanganan
No
Sasaran Jangka Menengah Renstra KL
Permasalahan Pelayanan SKPD
Provinsi
Sebagai Faktor
Penghambat Pendorong
1 Menjaga kualitas lingkungan hidup untuk meningkatkan daya dukung
1. Lahan kritis yang belum terehabilitasi masih banyak
1. Keterbatasan alokasi dana
1. Masyarakat sangat antusias dengan adanya rehabiliasi hutan dan lahan
2. Adanya komitmen
Isu-Isu Strategis Berdasarkan Tugas dan Fungsi
Rancangan Renstra 2016-2021 Dishut Provinsi Kalsel
Bab III Halaman 9
lingkungan , ketahanan air dan kesehatan masyarakat
2. Keamanan hutan 3. Kebakaran hutan
setiap tahun
2. Gangguan keamanan hutan masih ada
3. Musim kering yang panjang dan oknum tidak bertanggungjawab yang memicu kebakaran hutan dan lahan
dari pemerintah daerah dan kesadaran masyarakat untuk menjaga keamanan hutan
3. Adanya komitmen dari pemerintah daerah dan kesadaran masyarakat untuk bersama-sama memerangi kebakaran hutan dan lahan
2 Memanfaatkan potensi sumberdaya hutan dan lingkungan hidup secara lestari untuk meningkatkan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat yang berkeadilan
1. Pemanfaatan potensi sumber daya hutan masih belum optimal
2. Jumlah IUPHHK dan IPHHK di Kalsel semakin menurun
1. Masih terpolanya budaya pemanfaatan hasil hutan itu harus dalam bentuk kayu
2. Sudah turunnya potensi tegakan hutan alam di Kalsel
1. Sudah banyak terbentuk kelompok tani yang membudidayakan hasil hutan non kayu seperti gaharu, rotan dan madu.
2. Mulai digalakannya pemanfaatan kayu rakyat dan hutan masyarakat guna memenuhi target produksi serta dibentuknya KPHP sebagai bentuk pengelolaan kawasan hutan dalam tingkat lapak
3. Mulai menggeliatnya pemanfaatan jasa lingkungan kawasan hutan untuk kepentingan pariwisata
3 Melestarikan keseimbangan ekosistem dan keanekaragaman hayati serta keberadaan sumberdaya alam sebagai system penyangga
Kelestarian ekosistem mulai menurun dan keanekaragaman hayati mulai berkurang serta keberadaan sumberdaya alam sebagai penyangga banyak yang mengalami degradasi.
1. Alokasi dana masih terbatas
2. Masih maraknya kegiatan pertambangan dan perambahan di kawasan hutan
3. Kebakaran hutan yang terjadi setiap tahun
1. Adanya kesadaran masyarakat sekitar hutan akan pentingnya menjaga kelestarian hutan
2. Adanya keinginan pemerintah daerah untuk memperbaiki dan mengembalikan fungsi kawasan
Isu-Isu Strategis Berdasarkan Tugas dan Fungsi
Rancangan Renstra 2016-2021 Dishut Provinsi Kalsel
Bab III Halaman 10
kehidupan untuk mendukung pembangunan berkelanjutan
hutan
b. Telaahan Renstra Kabupaten Kota
Dengan diterbitkannya UU 23 Tahun 2014 maka seluruh kewenangan
pemerintah Kabupaten untuk urusan kehutanan diserahkan ke Pemerintah
Provinsi dan menjadi kewenangan Pemerintah Provinsi.
3.4 Telaahan Rencana Tata Ruang Wilayah dan Kajian Lingkungan Hidup
Strategis
Provinsi Kalimantan Selatan dengan luas wilayah ± 3,75 juta hektar memiliki
kawasan hutan berdasarkan Keputusan Menteri Kehutanan Nomor : 435/Kpts-
II/2009 tanggal 23 Juli 2009 seluas ± 1,78 juta hektar atau sekitar 47,43 % dari
luas wilayah Provinsi. Terdiri dari beberapa fungsi, yaitu berfungsi sebagai
kawasan suaka alam dan kawasan pelestarian alam (darat dan perairan) seluas ±
213 ribu hektar, kawasan hutan lindung seluas ± 526 ribu hektar, kawasan hutan
produksi terbatas seluas ± 127 ribu hektar, kawasan hutan produksi tetap seluas
762 ribu hektar dan kawasan hutan produksi yang dapat dikonversi seluas 151
ha. Luas kawasan hutan tersebut akan mengalami perubahan seiring dengan
perkembangan kebutuhan penggunaan lahan dengan telah terbitnya RTRWP
Kalimantan Selatan.
Berdasarkan Perda Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Kalimantan
Selatan Tahun 2015 - 2035 No 9 Tahun 2015, luas Provinsi Kalimantan Selatan
adalah 3.728.039 hektar, di mana Kawasan Hutan Provinsi Kalimantan Selatan
ditetapkan seluas 1.729.196 ha. Terdiri dari Kawasan Suaka Alam seluas 92.002
ha, kawasan hutan lindung ditetapkan seluas 521.316 ha, kawasan hutan
produksi terbatas 125.449 ha, kawasan hutan produksi tetap seluas 753.803 ha,
dan kawasan hutan produksi yang dapat dikonversi seluas 124.752 ha.
Isu-Isu Strategis Berdasarkan Tugas dan Fungsi
Rancangan Renstra 2016-2021 Dishut Provinsi Kalsel
Bab III Halaman 11
Sedangkan kawasan Pelestarian Alam terdiri dari Tahura ditetapkan seluas
113.617 ha dan Wisata Alam seluas 1.530 ha.
Pemanfaatan kawasan hutan produksi diarahkan untuk pengembangan
usaha pemanfaatan hasil hutan kayu melalui HTR perizinan IUPHHK-HA,
IUPHHK-HT, IUPHHK-RE dan kegiatan perhutanan sosial melalui perizinan
Hutan Desa (HD) dan Hutan Kemasyarakatan (HKm). Sedangkan pemanfaatan
kawasan hutan lindung dan konservasi diarahkan untuk pemanfaatan jasa
lingkungan dan ekowisata serta Perhutanan Sosial Melalui HKM dan HD.
Kebijakan pengelolaan sumber daya hutan pada beberapa kawasan hutan yang
kondisi eksistingnya mempunyai nilai keanekaragaman hayati dan konservasi
jenis yang cukup tinggi akan tetap dipertahankan pada aspek konservasi,
sedangkan pada kawasan hutan yang potensi dan daya dukungnya memenuhi
persyaratan untuk dilakukan pemanfaatan diarahkan untuk pengembangan
investasi dibidang kehutanan.
Dalam upaya peningkatan fungsi dan manfaat sumber daya hutan secara
lestari, maka keberadaan kawasan hutan akan tetap dipertahankan sesuai
dengan fungsi pokok yang telah ditetapkan dan daya dukung kawasan yang
tersedia. Pengelolaan dan pemanfaatan sumber daya hutan akan terus
ditingkatkan melalui pengaturan kebijakan dan penerapan inovasi teknologi
dengan tetap menjaga keseimbangan fungsi ekonomi, ekologi dan sosial secara
maksimal dan lestari. Dalam dimensi pertumbuhan ekonomi dan pengelolaan
lingkungan hidup, maka keberadaan dan pemanfaatan sumber daya hutan
diarahkan guna memberikan kontribusi positif dalam upaya mewujudkan
masyarakat yang sejahtera dan lingkungan yang lestari sebagaimana tujuan
utama dari perumusan kajian lingkungan hidup strategis. Penerapan regulasi
pemanfaatan pola ruang sektor kehutanan dilakukan dengan berbasis hasil kajian
lingkungan hidup strategis untuk mencapai tujuan dan sasaran pembangunan
yang berwawasan lingkungan.
Isu-Isu Strategis Berdasarkan Tugas dan Fungsi
Rancangan Renstra 2016-2021 Dishut Provinsi Kalsel
Bab III Halaman 12
3.5 Penentuan Isu-Isu Strategis
Isu-isu yang dipandang perlu untuk diselesaikan terutama yang berkaitan
dengan permasalahan dan kebutuhan dengan memperhatikan standar pelayanan
minimal adalah :
1. Masih Luasnya Lahan Kritis di luar dan di dalam kawasan hutan
2. Belum semua kawasan hutan mantap dan dikelola dalam unit-unit pengelolaan
yang operasional.
3. Kontinyuitas penerimaan negara bukan pajak dan PAD bidang kehutanan
4. Kurangnya pelibatan masyarakat dalam pengelolaan dan pembangunan
kawasan hutan.
Tujuan, Sasaran, Strategi dan Kebijakan
Rancangan Renstra 2016-2021 Dishut Provinsi Kalsel
Bab IV Halaman 1
IV. VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGI DAN
KEBIJAKAN
4.1 Visi dan Misi Daerah
Visi Gubernur dan Wakil Gubernur Kalimantan Selatan terpilih untuk periode
tahun 2016 - 2021 yaitu : “KALSEL MAPAN (MANDIRI DAN TERDEPAN) Lebih
Sejahtera, berkeadilan, mandiri dan berdaya saing”.
Misi Gubernur dan Wakil Gubernur Kalimantan Selatan terpilih untuk periode
tahun 2016 - 2020 adalah :
- MISI 1 : Mengembangkan Sumberdaya manusia yang agamis, sehat, cerdas
dan terampil.
- MISI 2 : Mewujudkan Tatakelola Pemerintahan yang Profesional dan
Berorientasi pada Pelayanan Publik.
- MISI 3 : Memantapkan Kodisi Sosial Budaya Daerah yang Berbasiskan
Kearifan Lokal.
- MISI 4 : Mengembangkan Infrastruktur Wilayah yang Mendukung
Percepatan Pembangunan Ekonomi dan Sosial Budaya.
- MISI 5 : Mengembangkan Daya Saing Ekonomi Daerah yang Berbasis
Sumberdaya Lokal, Dengan Memperhatikan Kelestarian
Lingkungan.
4.2 Tujuan dan Sasaran Jangka Menengah Perangkat Daerah
1. Tujuan.
Tujuan dari terbentuknya Dinas Kehutanan Provinsi Kalimantan Selatan
adalah Mempertahankan Kelestarian Fungsi Kawasan Hutan, dengan indikator
kinerja tujuan :
1) Berkurangnya lahan kritis.
Tujuan, Sasaran, Strategi dan Kebijakan
Rancangan Renstra 2016-2021 Dishut Provinsi Kalsel
Bab IV Halaman 2
2) Meningkatnya kesejahteraan masyarakat melalui Perhutanan Sosial dan
Badan Usaha.
2. Sasaran.
Sasaran strategis yang akan dicapai dari pembangunan kehutanan di
Provinsi Kalimantan Selatan periode 2016 – 2021 terbagi dalam dua tahapan,
disebabkan dengan adanya penyesuaian terhadap RPJMD 2016-2021 Provinsi
Kalsel yang baru keluar pada pertengahan Tahun 2016 :
a. Tahun 2016 :
1) Sasaran strategis pertama adalah menyelesaikan gangguan keamanan
hutan dan sumber daya alam, dengan indikator kinerja adalah
persentase kasus gangguan keamanan hutan dan sumber daya alam
yang terselesaikan.
2) Sasaran strategis kedua adalah bertambah luasnya tanaman di dalam
dan di luar kawasan hutan dengan indikator kinerja adalah persentase
keberhasilan penanaman dalam rangka rehabilitasi hutan dan lahan
(RHL).
3) Sasaran strategis ketiga adalah meningkatnya kemantapan dalam
pengelolaan kawasan hutan sebagai dasar penyiapan prakondisi
pengelolaan sumber daya hutan dengan indikator kinerja adalah
terkelolanya kawasan hutan secara lestari pada tingkat tapak dalam
unit-unit KPH.
4) Sasaran strategis keempat adalah mempertahankan PNBP dan PAD
Bidang Kehutanan dengan indikator kinerja adalah Kontribusi PSDH,
DR, dan Retribusi Daerah dari pemanfaatan kawasan hutan & hasil
hutan.
Tujuan, Sasaran, Strategi dan Kebijakan
Rancangan Renstra 2016-2021 Dishut Provinsi Kalsel
Bab IV Halaman 3
b. Tahun 2017-2021 :
1) Sasaran strategis pertama adalah meningkatnya rehabilitasi hutan dan
lahan serta penghijauan lingkungan melalui Revolusi Hijau dengan
indikator kinerja pertama adalah Persentase hutan dan lahan kritis yang
ditanami, indikator kinerja kedua adalah Persentase panjang jalan A. Yani
yang teduh dengan penanaman pohon besar pada kiri kanan jalan, dan
indikator kinerja ketiga Persentase penambahan tanaman untuk mendukung
tutupan lahan.
2) Sasaran strategis kedua adalah meningkatnya kemantapan kawasan hutan
dalam rangka pengelolaan kawasan hutan lestari dengan indikator kinerja
pertama adalah Persentase kawasan hutan yang terkelola pada tingkat tapak.
3) Sasaran strategis ketigaadalah meningkatnya peran serta masyarakat di
sekitar hutan dalam pengelolaan dan pemanfaatan kawasan hutan
dengan indikator kinerja pertama adalah Persentase penambahan izin
HTR, HD dan HKM (Perhutanan Sosial) dan indikator kinerja kedua adalah
Persentase kelas kelompok tani hutan yang mengalami peningkatan kelas.
4) Sasaran strategis keempat adalah menurunnya gangguan keamanan
hutan dan sumber daya hutan dengan indikator kinerja pertama adalah
Persentase penurunan kasus gangguan keamanan hutan dan indikator
kinerja kedua Persentase penurunan kasus kebakaran hutan.
Tabel 4.1 Tujuan dan Sasaran Jangka Menengah Pelayanan SKPD No Tujuan Sasaran Indikator
Sasaran Target Tahun Ke-
1 2 3 4 5
Mempertahankan
kelestarian fungsi kawasan hutan
Meningkatnya rehabili-
tasi hutan dan lahan serta penghijauan ling-kungan melalui Revo-lusi Hijau
Persentase hutan
dan lahan kritis yang ditanami
5 % 5 % 5 % 5 % 5 %
Persentase panjang jalan A. Yani yang te-
duh dengan penana-man pohon besar pa-da kiri kanan jalan
20 % 20 % 20 % 20 % 20 %
Tujuan, Sasaran, Strategi dan Kebijakan
Rancangan Renstra 2016-2021 Dishut Provinsi Kalsel
Bab IV Halaman 4
Persentase penam-bahan tanaman un-
tuk mendukung tutu-pan lahan
20 % 20 % 20 % 20 % 20 %
Meningkatnya Keman-tapan Kawasan Hutan
Dalam Rangka Penge-lolaan Kawasan Hutan Lestari
Persentase kawasan hutan yang terkelola pada tingkat tapak
100 % 100 % 100 % 100 % 100 %
Meningkatnya peran
serta masyarakat di sektar hutan dalam pe-ngelolaan dan peman-faatan kawasan hutan
Persentase penam-
bahan izin HTR, HD dan HKM (Perhutan-an Sosial)
5 % 5 % 5 % 5 % 5 %
Persentase kelas ke-lompok tani hutan yang mengalami pe-ningkatan kelas
5 % 5 % 5 % 5 % 5 %
Menurunnya gangguan keamanan hutan dan sumber daya hutan
Persentase penurun-an kasus gangguan keamanan hutan
5 % 5 % 5 % 5 % 5 %
Persentase penuru-nan kasus kebakaran hutan
10 % 10 % 10 % 10 % 10 %
4.3 Strategi dan Kebijakan
1. Strategi
Untuk mencapai tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan, maka dipilih
strategi-strategi sebagai berikut :
1) Mengidentifikasi dan memfokuskan penanggulangan terhadap gangguan
keamanan hutan pada wilayah-wilayah rawan keamanan hutan.
2) Mendayagunakan pranata/kearifan lokal dan memfasilitasi terbentuknya
kelompok masyarakat yang berperan langsung dalam pemberantasan
penebangan liar, penanggulangan kebakaran hutan/lahan dan
pemberantasan perdagangan kayu illegal.
3) Mengembangkan dan mempromosikan pemanfataan jasa lingkungan hutan
dalam rangka konservasi hutan.
4) Mengembangkan pemanfaatan jasa lingkungan hutan sebagai sumber
ekonomi dari SDH.
Tujuan, Sasaran, Strategi dan Kebijakan
Rancangan Renstra 2016-2021 Dishut Provinsi Kalsel
Bab IV Halaman 5
5) Rehabilitasi hutan dan lahan (RHL) diarahkan untuk memulihkan fungsi
hutan dan lahan dengan mendasarkan pada rencana tata ruang, rencana
pengelolaan DAS serta mengintegrasikan dengan rencana pengelolaan
sumberdaya air dan pengembangan wisata;
6) Pemilihan teknis, jenis tanaman dan pola tanam dalam RHL dengan
mempertimbangkan manfaat ekologi dan ekonomi didasarkan pada fungsi
hutan dan lahan, serta kebutuhan dan minat masyarakat setempat dengan
mengutamakan jenis unggulan daerah, untuk menciptakan pendapatan
masyarakat jangka pendek, menengah dan panjang melalui pola kehutanan
terpadu;
7) Sosialisasi upaya konservasi tanah dan air yang dilaksanakan secara
terpadu dengan semua jenis penggunaan hutan dan lahan;
8) Konservasi jenis dengan memprioritaskan pada jenis flora dan fauna khas
dan langka di suatu daerah;
9) Pelaksanaan penataan batas kawasan hutan (baru dan rekonstruksi) untuk
memberikan kepastian terhadap batas kawasan hutan.
10) Mendorong percepatan beroperasionalnya Kesatuan Pengelolaan Hutan
(KPH) dalam rangka pengelolaan yang lebih menjamin keamanan dan
kelestarian hutan;
11) Melaksanakan diversifikasi bahan baku, produk olahan, dan pasar untuk
memperoleh nilai tambah yang tinggi dari hasil hutan;
12) Optimalisasi pemanfaatan jasa lingkungan kawasan hutan;
2. Kebijakan.
Kebijakan pembangunan kehutanan di Kalimantan Selatan untuk periode
tahun 2016 – 2021 ditetapkan sebagai berikut :
1. Rehabilitasi dan perlindungan sumberdaya hutan;
2. Pemantapan kawasan hutan;
3. Revitalisasi kehutanan;
4. Pemberdayaan masyarakat di dalam dan sekitar kawasan hutan.
Rencana Program, Kegiatan, Indikator Kinerja, Kelompok Sasaran dan Pendanaan Indikatif
Renstra 2016-2021 Dishut Provinsi Kalsel
Bab V Halaman 1
V. RENCANA PROGRAM, KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA,
KELOMPOK SASARAN DAN PENDANAAN INDIKATIF
Dalam rangka melaksanakan kebijakan pembangunan kehutanan di Provinsi
Kalimantan Selatan, Dinas Kehutanan Provinsi Kalimantan Selatan menetapkan
rencana program, kegiatan, indikator kinerja, kelompok sasaran dan pendanaan
indikatif yang akan dilaksanakan dalam Tahun 2016 – 2021 seperti terlihat pada matrik
pada table 5.1 berikut
IndikatorKinerjaPerangkat Daerah Yang MengacuPadaTujuan Dan Sasaran RPJMD
Renstra 2016-2021 Dishut Provinsi Kalsel
Bab VI Halaman 1
VI. INDIKATOR KINERJA PERANGKAT DAERAH YANG MENGACU PADA TUJUAN DAN SASARAN RPJMD
Indikator Kinerja Dinas Kehutanan yang secara langsung menunjukkan kinerja
yang akan dicapai Dinas Kehutanan dalam lima tahun mendatang sebagai komitmen
untuk mendukung pencapaian tujuan dan sasaran RPJMD dapat di lihat pada tabel 6.1
di bawah :
Tabel 6.1
IndikatorKinerjaDinasKehutanan yang MengacupadaTujuandanSasaranRPJMD
No IndikatorKinerja Perangkat
Daerah
TujuandanSasaran RPJMD
KondisiKinerjaPadaAwalPeriode RPJMD
Tujuan KondisiKinerjaPadaAkhirPeriode RPJMD
2016
2017
2018
2019
2020
2021
1. Persentasehu-tan danlahankritis yang dita-nami
Berkurang-nyaluaslahankritis di ProvinsiKalsel
100% 500 Ha
500 Ha
500 Ha
500 Ha
500 Ha
500 Ha
3.000 Ha
2. Persentasepe-nurunankasusgangguan kea-mananhutan
Persentasepenurunankasus ille-gal loging
48 kasus 5% 5% 5% 5% 5% 5% 30%
3. Persentase pe-nurunan kasus kebakaran hu-tan
ProsentasePenurunanfrekuensiterjadinyakebakaran hutan
483 kali 10%
10% 10% 10% 10% 10% 60%
Penutup
Rancangan Renstra 2016 -2020 Dishut Provinsi Kalsel
Bab VII Halaman 1
VII. PENUTUP
Rencana Strategis (Renstra) Tahun 2016 - 2021 Dinas Kehutanan Provinsi
Kalimantan Selatan berlaku sejak tanggal 1 Januari 2016 sampai dengan 31 Desember
2021. Rencana Strategis Tahun 2016 – 2021 Dinas Kehutanan Provinsi Kalimantan
Selatan, merupakan penjabaran dari Rencana Pembangunan Jangka Panjang Provinsi
Kalimantan Selatan Tahun 2005 – 2025, Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Provinsi Kalimantan Selatan Tahun 2016 – 2021, Rencana Strategis Kementerian
Kehutanan Tahun 2015 – 2019 serta merupakan kesinambungan dari Rencana
Strategis Tahun 2011 – 2015 Dinas Kehutanan Provinsi Kalimantan Selatan.
Penyusunan format Renstra ini mengacu pada struktur perencanaan pembangunan
yang ditetapkan dalam pedoman penyusunan Renstra, serta sejalan dengan proses
restrukturisasi program dan kegiatan yang merupakan bagian dari reformasi
perencanaan pembangunan nasional.
Sebagai dokumen perencanaan lima tahun, pada Renstra Tahun 2016 - 2021
Dinas Kehutanan Provinsi Kalimantan Selatan, telah dirumuskan tujuan yang ingin
dicapai sampai dengan akhir masa Renstra, serta sasaran strategis pembangunan
kehutanan tahun 2016 - 2021. Berdasarkan rumusan tersebut maka ditetapkan
kebijakan prioritas agar sasaran strategis dapat tercapai sesuai dengan target yang
ditetapkan. Berdasarkan kebijakan prioritas tersebut selanjutnya dirumuskan program
yang merupakan instrumen kebijakan yang berisi satu atau lebih kegiatan, sesuai
dengan tugas dan fungsi yang menjadi embanan unit-unit kerja lingkup Dinas
Kehutanan.
Rencana Strategis Tahun 2016 – 2021 Dinas Kehutanan Provinsi Kalimantan
Selatan merupakan pedoman utama seluruh unit kerja di lingkungan Dinas Kehutanan
dalam menyusun rencana kerja dan rencana penganggaran dengan sumber dana
berasal dari APBD, APBN, dan Dana Pemerintah Lainnya serta anggaran lain yang
tidak mengikat.
Rencana Strategis ini diharapkan dapat dijadikan bahan rujukan bagi instansi
terkait lintas sektoral pemerintah maupun non-pemerintah yang terkait dan para pihak
pemerhati pembangunan kehutanan lam penyusunan rencana kegiatan bidang
kehutanan di Provinsi Kalimantan Selatan.
Penutup
Rancangan Renstra 2016 -2020 Dishut Provinsi Kalsel
Bab VII Halaman 2
Keberhasilan pencapaian terhadap pelaksanaan program dan kegiatan yang telah
ditetapkan dalam Renstra Tahun 2016 – 2021 Dinas Kehutanan Provinsi Kalimantan
Selatan, akan sangat ditentukan oleh kapasitas dan kualitas kinerja pimpinan serta
jajaran pelaksana pada seluruh unit-unit kerja di lingkup Dinas Kehutanan. Untuk
mengukur tingkat keberhasilan pencapaian dalam pelaksanaan rencana kerja tersebut,
maka secara berkala dilakukan monitoring dan evaluasi, serta pengawasan dan
pengendalian yang dituangkan dalam dokumen pelaporan.
Dana yang diperlukan untuk membiayai 3 program dan 35 kegiatan yang tertuang
dalam Renstra Tahun 2016 – 2021 ini sebesar Rp. 228.559.608.500 (Dinas dan UPTD).
Pada akhirnya diharapkan bahwa keseluruhan penyelenggaraan kepemerintahan
umum dan pembangunan pada sektor kehutanan yang dilaksanakan oleh Dinas
Kehutanan pada tahun 2016 - 2021, dapat memberikan kontribusi yang nyata bagi
penyelenggaraan kepemerintahan serta keberhasilan pelaksanaan pembangunan
kehutanan. Dengan kerja keras, etos dan budaya kerja yang tinggi serta keseriusan
seluruh penyelenggaraan kepemerintahan dan pembangunan pada jajaran Dinas
Kehutanan, maka harapan yang dikemukakan di atas akan dapat terwujud, dalam
kerangka kelestarian hutan untuk kesejahteraan rakyat di sekitar dan di dalam kawasan
hutan akan tertunaikan.
1
Mempertahan- 1) Berkurang- Menyelesaikan Prosentase Perlindungan Kon- Tercapainya Per Persentase selesainya kasus
kan Kelestarian nya lahan gangguan Keaman kasus gang- servasi Sumber lindungan dan gangguan keamanan hutan
Fungsi Kawas- kritis an Hutan dan Sum- guan keaman Daya Alam Konservasi Sum- 1. Pengendalian dan pengawasan - Jumlah lokasi yang terpan- 24 lokasi 704.000.000
an Hutan berdaya Alam an hutan dan ber Daya Hutan pemanfaatan SDA tau dalam patroli Pamhut
sumberdaya - Jumlah lokasi yang ditindak 10 lokasi
2) Meningkat- alam yg terse dengan operasi gabungan
nya kesejah- lesaikan pengamanan hutan
teraan masya 2. Pengadaan pakaian polhut dan - Jumlah seragam dinas bagi 30 stel 26.000.000
rakat melalui pembina polhut Polhut dan Pembina yang
Perhutanan dapat mendukung operasi-
Sosial dan onal pamhut
Badan Usaha 3. Pemeliharaan persenjataan polhut - Jumlah senjata api yang 105 Pucuk 53.000.000
layak pakai
4. Peningkatan keterampilan menem- - Jumlah Polhut dan Pembina 40 orang 100.000.000
bak bagi polhut dan pembina polhut yang meningkat keterampi-
lan menembaknya
5. Monitoring, evaluasi dan pelaporan - Jumlah data monev linhut 13 Lokasi 96.090.000
perlindungan hutan dan sarpras Polhut yang da-
pat dimanfaatkan
6. Pengendalian dan pengawasan - Jumlah data survey kerusa- 8 lokasi 251.775.000
kawasan konservasi sumber daya kan kawasan hutan lindung
hutan yang dapat dimanfaatkan
- Jumlah data hasil identifi- 5 lokasi
kasi dan inventarisasi poten
si SDA kawasan penyangga
yang dapat dimanfaatkan
PROGRAMSASARAN
PROGRAMKEGIATAN
Target
INDIKATOR
SASARANKode
Rp
Pendanaan dan Target
Tahun 2016
Tabel 5.1
Rencana Program, Kegiatan, Indikator Kinerja, Kelompok Sasaran, dan Pendanaan Indikatif
Dinas Kehutanan Provinsi Kalimantan Selatan Tahun 2016
TUJUANSASARAN
STRATEGIS
INDIKATOR KINERJA
PROGRAM (OUTCOME) DAN
KEGIATAN (OUTPUT)
INDIKATOR
TUJUAN
2
PROGRAMSASARAN
PROGRAMKEGIATAN
Target
INDIKATOR
SASARANKode
Rp
Pendanaan dan Target
Tahun 2016TUJUAN
SASARAN
STRATEGIS
INDIKATOR KINERJA
PROGRAM (OUTCOME) DAN
KEGIATAN (OUTPUT)
INDIKATOR
TUJUAN
- Jumlah data flora dan fauna 8 lokasi
yang tidak dilindungi di HL/
HP dan Tahura SA yang da-
pat dimanfaatkan
Bertambahnya pemahaman
masyarakat yang bersedia
berpartisipasi pada penga-
manan hutan
1. Pengamanan hutan partisipatif - Jumlah masyarakat yang 10 Kel 53.940.000
faham dan bertisipasi dlm
pengamanan hutan
Persentase selesainya kasus
gangguan keamanan hutan
di Tahura SA
1. Pengendalian Kerusakan Hutan - Jumlah tokoh masyarakat 15 Orang 596.032.000
dan Lahan yang terlibat aktif dalam pe
ngamanan Tahura SA
- Jumlah lokasi di Tahura yg 13 Lokasi
terpantau dalam patroli
Pamhut
- Jumlah lokasi di Tahura yg 3 Lokasi
ditindak dengan operasi
penertiban
Bertambahnya kelompok ma-
syarakat yang berpartisipasi
pada pengamanan hutan di
Tahura SA
3
PROGRAMSASARAN
PROGRAMKEGIATAN
Target
INDIKATOR
SASARANKode
Rp
Pendanaan dan Target
Tahun 2016TUJUAN
SASARAN
STRATEGIS
INDIKATOR KINERJA
PROGRAM (OUTCOME) DAN
KEGIATAN (OUTPUT)
INDIKATOR
TUJUAN
1. Pengamanan Hutan Berbasis - Jumlah kelompok masyara- 4 Kel 75.000.000
Masyarakat kawasan Tahura kat yg terbentuk guna pe-
ngamanan hutan partisipa-
tif di Tahura SA
- Jumlah kelompok masyara- 4 Kel
kat pamhut partisipatif yg
bertambah pemahamannya
Mantapnya pengelolaan
kawasan konservasi Tahura
Sultan Adam guna menun-
jang fungsi lindung dan kon
servasi
1. Pelestarian Flora dan Fauna - Jumlah penangkaran rusa 1 Unit 180.468.000
yang terkelola dengan baik
- Jumlah penangkaran angg- 1 Unit
rek yang terkelola dengan
baik
2. Pembangunan dan Pemeliharaan - Jumlah persemaian yang 1 Unit 50.000.000
Persemaian tersedia di Tahura SA
3. Pemeliharaan Demplot Agrowisata - Jumlah demplot agrowisata 3 Ha 86.260.000
yang terawat
4. Pengembangan Bina Cinta Alam - Jumlah masyarakat yang 30 Org 50.000.000
bertambah pemahamannya
dalam cinta alam
Pengendalian Ke- Tercapainya Pe- Persentase selesainya kasus
bakaran Hutan ngendalian Keba- kebakaran hutan di Kalsel
karan Hutan
1. Pelatihan pemadaman kebakaran - Jumlah masyarakat yang 30 orang 44.750.000
hutan mampu menangani keba-
4
PROGRAMSASARAN
PROGRAMKEGIATAN
Target
INDIKATOR
SASARANKode
Rp
Pendanaan dan Target
Tahun 2016TUJUAN
SASARAN
STRATEGIS
INDIKATOR KINERJA
PROGRAM (OUTCOME) DAN
KEGIATAN (OUTPUT)
INDIKATOR
TUJUAN
karan hutan
2. Pengendalian kebakaran hutan/ - Jumlah kelompok MPA 2 lokasi 860.900.000
lahan yang bertambah pemaha-
mannya
- Jumlah peta kerawanan ke- 22 buah
bakaran hutan Kalsel yg da-
pat dimanfaatkan
- Jumlah peta hotspot yang 22 peta
dapat dimanfaatkan
- Jumlah lokasi rawan kebaka- 11 lokasi
ran hutan yg dapat dicegah
melalui patroli pencegahan
- Jumlah lokasi yang termoni- 11 lokasi
tor Pasca kebakaran hutan
- Jumlah IUPHHK/IPPKH yang 8 lokasi
bertambah pemahamannya
terkait pengendalian keba-
karan hutan dan lahan
- Jumlah judul buku/tulisan 1 judul
mengenai cara pengendali-
an kebakaran hutan hasil
adopsi informasi di Sulawe-
si yg dapat diterapkan
Persentase selesainya kasus
kebakaran hutan di Tahura SA
1. Pengendalian Kebakaran Hutan - Jumlah petugas pemadaman 100 Org 200.000.000,00
dan Lahan kebakaran hutan di Tahura
SA yang tersedia
5
PROGRAMSASARAN
PROGRAMKEGIATAN
Target
INDIKATOR
SASARANKode
Rp
Pendanaan dan Target
Tahun 2016TUJUAN
SASARAN
STRATEGIS
INDIKATOR KINERJA
PROGRAM (OUTCOME) DAN
KEGIATAN (OUTPUT)
INDIKATOR
TUJUAN
- Jumlah buku akuntabilitas 1 Buku
hotspot Tahura SA yang da-
pat dimanfaatkan
Bertambahnya luas Persentase ke Rehabilitasi dan Tercapainya Reha- Berkurangnya luas lahan kri-
nya tanaman di da- berhasilan pe Pemulihan Cada- bilitasi kawasan hu- tis di Provinsi Kalsel
lam & di luar kawas nanaman da- ngan Sumberdaya tan
an hutan lam rangka Alam
rehabilitasi 1. Rehabilitasi hutan dan lahan diluar - Jumlah lahan kritis yg berku- 500 Ha 4.100.000.000
hutan dan kawasan hutan rang karena penanaman
lahan (RHL) - Jumlah penanaman lahan 605 Ha
kritis tahun pertama yang
terpelihara
Berkurangnya luas lahan kri-
tis di Tahura SA
1. Rehabilitasi Hutan Konservasi - Jumlah penanaman lahan 120 Ha 600.000.000,00
kritis Tahura tahun pertama
dan kedua yang terpelihara
2. Rehabilitasi Hutan, Pengelolaan - Jumlah lahan kritis Tahura yg 10 Ha 200.810.000
dan Pengamanan Tahura Sultan berkurang karena penanam-
Adam (DAK) an
Perlindungan Kon- Tercapainya Peles- Terjaganya kelestarian flora
servasi Sumber tarian Flora & Fau- & fauna guna keanekaraga-
Daya Alam na Guna Mendu- man hayati dan ekosistem
kung Rehabilitasi untuk mendukung RHL
Hutan 1. Pengelolaan keanekaragaman ha- - Jumlah lahan kritis masyara- 25 Ha 150.000.000
yati dan ekosistem kat yang berkurang karena
penanamann kayu manis
6
PROGRAMSASARAN
PROGRAMKEGIATAN
Target
INDIKATOR
SASARANKode
Rp
Pendanaan dan Target
Tahun 2016TUJUAN
SASARAN
STRATEGIS
INDIKATOR KINERJA
PROGRAM (OUTCOME) DAN
KEGIATAN (OUTPUT)
INDIKATOR
TUJUAN
- Jumlah rancangan teknis yg 1 Judul
tersedia untuk penanaman
kayu manis
- Jumlah calon lokasi yang ter- 1 lokasi
sedia untuk penanaman ke-
miri di Tahun 2017
2. Pengelolaan Arboretum - Jumlah arboretum Tahura 10 Ha 100.000.000
yang terkelola dan berfungsi
Pemanfaatan Po- Tercapainya Pe- Bertambahnya luas lahan
tensi Sumber Da- manfaatan Potensi produktif masyarakat yang
ya Hutan Sumber Daya dapat dimanfaatkan masyara
Hutan kat dengan tanamanan kayu
& HHBK
1. pengembangan hutan rakyat - Jumlah luas lahan masyarakat 270 Ha 2.000.000.000
yang tertanami hutan rakyat
- Jumlah luas penanaman HR 200 Ha
tahun pertama yg terpelihara
2. pengembangan hasil hutan non kayu - Jumlah luas lahan masyarakat 375 Ha 1.501.440.000
yang tertanami HHBK Gaharu
- Jumlah petani hutan yang me 20 Org
ningkat pemahamannya dgn
pelatihan budidaya HHNK
- Jumlah rancangan teknis yg 1 Judul
tersedia untuk penanaman
Gaharu
- Jumlah lokasi tanaman rotan & 20 Lokasi
gaharu yg diketahui kondisinya
hasil penanaman dari Tahun
2014 s/d 2016
7
PROGRAMSASARAN
PROGRAMKEGIATAN
Target
INDIKATOR
SASARANKode
Rp
Pendanaan dan Target
Tahun 2016TUJUAN
SASARAN
STRATEGIS
INDIKATOR KINERJA
PROGRAM (OUTCOME) DAN
KEGIATAN (OUTPUT)
INDIKATOR
TUJUAN
3. monitoring, evaluasi peredaran - Jumlah lokasi yang termoni- 9 Lokasi 122.250.000
benih serta pembinaan penangkar tor peredaran benih tanaman
benih hutannya
- Jumlah lokasi sumber benih 9 Lokasi
tanaman hutan yg terbina
Mempertahankan eksistensi
keberadaan IUPHHK-HT di
Kalsel yang mampu mendu-
kung usaha dibidang kehuta-
nan
1. monitoring dan evaluasi konflik - Jumlah pelatihan penangan- 30 orang 165.430.000
sosial pembangunan HT an resolusi konflik sosial HT
- Jumlah lokasi yang termoni- 11 Lokasi
tor resolusi konflik HT
2. pengawasan dan pengendalian - Jumlah HTI yang dinilai usul- 11 Lokasi 193.750.000
pelaksanaan penanaman pada an rencana karyanya
IUPHHK-HT - Jumlah HTI yang diperiksa 11 Lokasi
usula RKT nya
- Jumlah RKT Tahun berjalan 11 Lokasi
HTI yang dimonitor
Perencanaan dan Tercapainya Pe- Bertambahnya masyarakat
Pengembangan ngembangan Da- sekitar kawasan hutan yang
Hutan lam Pengelolaan memiliki SDM dalam penge-
Hutan lolaan HKM dan HD
1. pengembangan masyarakat - Jumlah masyarakat yang ber- 30 Orang 250.000.000
di dalam dan di sekitar hutan tambah pemahamannya di
dalam pengelolaan hutan bidang pengelolaan HKM &
HD
8
PROGRAMSASARAN
PROGRAMKEGIATAN
Target
INDIKATOR
SASARANKode
Rp
Pendanaan dan Target
Tahun 2016TUJUAN
SASARAN
STRATEGIS
INDIKATOR KINERJA
PROGRAM (OUTCOME) DAN
KEGIATAN (OUTPUT)
INDIKATOR
TUJUAN
- Jumlah tulisan hasil pengemba- 1 Judul
ngan wawasan penguatan ke-
lembagaan pengelolaan hutan
desa dan hutan kemasyarakat-
an
Tersedianya rencana pemba-
ngunan kehutanan yang as-
piratif dari tingkat daerah
2. Rapat Koordinasi Teknis dan Pe- - Jumlah dokumen perencana 1 Judul 148.150.250
nyusunan Data Dasar an pembangunan kehutanan
yang aspiratif dan kompre-
hensif
Meningkatnya ke - Terkelolanya Perencanaan Tata Tertata dan Terman Beroperasionalnya KPHP/
mantapan dalam kawasan hu Ruang faatakannya Ruang KPHL yang sudah terbentuk
pengelolaan ka - tan secara Kawasan Hutan di Provinsi Kalsel
wasan hutan se- lestari pada 1. Sosialisasi batas kawasan - Jumlah lokasi yang masyarakat 2 Lokasi 57.280.000
bagai dasar tingkat tapak hutan dan KPH nya faham mengenai batas ka-
penyiapan pra- dalam unit- wasan hutan dan mengenai
kondisi pengelo- unit KPH KPH
laan sumber 2. Identifikasi Pemanfaatan - Jumlah lokasi kawasan hutan 4 Lokasi 294.230.000
daya hutan Kawasan Hutan yang teridentifikasi
- Jumlah judul rencana peman- 1 Judul
faatan hutan hasil adopsi in-
formasi di KPH Malang yg da-
pat diterapkan di Kalsel
3. Monitoring dan evaluasi - Jumlah lokasi IUPHHK HA/HT 4 Lokasi 95.140.000
Tata Batas IPHHK-HA/HT yang diketahui kondisi tata ba
tasnya
9
PROGRAMSASARAN
PROGRAMKEGIATAN
Target
INDIKATOR
SASARANKode
Rp
Pendanaan dan Target
Tahun 2016TUJUAN
SASARAN
STRATEGIS
INDIKATOR KINERJA
PROGRAM (OUTCOME) DAN
KEGIATAN (OUTPUT)
INDIKATOR
TUJUAN
Perencanaan dan Tertata dan Terman 1. Penyusunan Perubahan Fungsi - Jumlah dokumen persiapan 1 Judul 1.474.450.000
Pengembangan faatakannya Ruang Kawasan Hutan perubahan fungsi
Hutan Kawasan Hutan
Pengendalian Pe- Tertata dan Terman Bertambahnya panjang batas
manfaatan Ruang faatakannya Ruang kawasan hutan yg memenuhi
Kawasan Hutan standar
1. Pengamanan batas kawasan - Jumlah batas kawasan hutan 40 KM 251.440.000
hutan dalam KPH yang terpelihara
- Jumlah tulisan mengenai pe- 1 Judul
rubahan fungsi kawasan hasil
adopsi informasi yg dapat di-
diterapkan di Kalsel
Mempertahankan Kontribusi Pembinaan dan Tertibnya Industri Terkendalinya RPBBI dan Pro-
PNBP dan PAD PSDH, DR, Penertiban Indus- Hasil Hutan duksi IPHHK kapasitas produk-
bidang kehutanan dan Retribusi tri Hsil Hutan si < 6.000 M3/Th sesuai pera-
Daerah dari turan yang berlaku
pemanfaatan 1. Pengendalian peredaran hasil - Jumlah lokasi yang termonitor 12 Lokasi 295.100.000
kawasan hu- dan promosi hasil hutan peredaran hasil hutannya
tan & hasil - Jumlah stand pameran yang 1 unit
hutan dapat menampilkan produk ha-
sil hutan Kalimantan Selatan
2. Pengendalian terhadap IPHHK - Jumlah IPHHK yang faham me- 36 Unit 96.420.000
dengan kapasitas produksi < 6.000 ngenai RPBBI
m3 / tahun
3. Pengendalian Kinerja Teknis Peng- - Jumlah IPHHK yang terevalua- 36 Unit 143.900.000
olahan Hasil Hutan dengan kapasi- si dan dinailai kinerjanya
tas produksi < 6.000 m3 / tahun - Jumlah IPHHK yang teruji ren- 36 Unit
10
PROGRAMSASARAN
PROGRAMKEGIATAN
Target
INDIKATOR
SASARANKode
Rp
Pendanaan dan Target
Tahun 2016TUJUAN
SASARAN
STRATEGIS
INDIKATOR KINERJA
PROGRAM (OUTCOME) DAN
KEGIATAN (OUTPUT)
INDIKATOR
TUJUAN
demen produksinya
4. Pengendalian Industri Kehutanan - Jumlah lokasi pengolahan ka- 13 Lokasi 150.000.000
dengan kapasitas produksi < 6.000 yu yang terinventarisir
m3 / tahun Jumlah judul tulisan tentang pe- 1 judul
manfaatan dan pengolahan
hutan rakyat di Jawa Timur yg
dapat dimanfaatkan
Terlayaninya penatausahaan
hasil hutan di wilayah Barito
Muara
1. monitoring peredaran hasil hutan - Persentase bulan termonitornya 100% 287.855.000
peredaran hasil hutan di pe-
labuhan Trisakti
- Jumlah wilayah tujuan yg ter- 3 Provinsi
monitor keabsyahan dokumen
KO nya
- Jumlah wilayah asal kayu yang 2 Kab
termonitor keabsyahan doku-
men KB nya
2. monitoring dan pengujian legalitas - Persentase pelayanan peme- 100% 243.579.400
hasil hutan riksaan dan pengukuran KB/KO
di Industi dan barang bukti
- Persentase terlayaninya pem- 100%
berian saksi ahli pada instansi
terkait
- Jumlah wilayah yang terkon- 6 Lokasi
trol legalitas kayu bulatnya
Pemanfaatan Po- Termanfaatkannya Mempertahankan fungsi eko-
11
PROGRAMSASARAN
PROGRAMKEGIATAN
Target
INDIKATOR
SASARANKode
Rp
Pendanaan dan Target
Tahun 2016TUJUAN
SASARAN
STRATEGIS
INDIKATOR KINERJA
PROGRAM (OUTCOME) DAN
KEGIATAN (OUTPUT)
INDIKATOR
TUJUAN
tensi Sumber Da- Potensi Jasa Hutan nomi kawasan hutan & hasil
ya Hutan dan Hasil Hutan hutan
Kayu Maupun Non 1. monitoring dan evaluasi budidaya - Jumlah lokasi budidaya HHBK 12 Lokasi 193.630.000
Kayu HHBK yang termonitor
- Jumlah lokasi budidaya gaharu 15 Lokasi
yang termonitor
- Jumlah lokasi budidaya kalian- 5 Lokasi
dra dan lebah madu yang ter-
monitor
- Jumlah lokasi budidaya aren 2 Lokasi
dan kayu manis yg termonitor
2. Peningkatan Ekonomi Masyarakat - Jumlah lokasi yang terinventa 6 Lokasi 223.000.000
melalui pemanfaatan HHBK risir ijin usaha pemanfaatan
HHBK nya
- Jumlah lokasi yang termonitor 6 Lokasi
pengembangan HHBK nya
- Jumlah tulisan terkait hasil pe- 1 Judul
ngembangan wawasan dan in-
formasi HHBK ke bali yg dapat
dimanfaatkan
3. pengembangan dan peningkatan - Jumlah koloni lebah madu yg 60 koloni 250.000.000
budidaya lebah madu dapat dimanfaatkan para pe-
tani
- Jumlah tanaman kaliandra yg 12.500 btg
ditanam sebagai sumber pa-
kan lebah
- Jumlah petani lebah madu yg 6 Orang
meningkat pemahamannya
Pembinaan dan Termanfaatkannya 1. Pengawasan pengolahan HHBK - Jumlah lokasi yang termonitor 3 Lokasi 100.000.000
Penertiban Indus- Potensi Jasa Hutan HHBK nya
12
PROGRAMSASARAN
PROGRAMKEGIATAN
Target
INDIKATOR
SASARANKode
Rp
Pendanaan dan Target
Tahun 2016TUJUAN
SASARAN
STRATEGIS
INDIKATOR KINERJA
PROGRAM (OUTCOME) DAN
KEGIATAN (OUTPUT)
INDIKATOR
TUJUAN
tri Hsil Hutan dan Hasil Hutan - Jumlah lokasi yang bertambah 3 Lokasi
Kayu Maupun Non pemahamannya mengenai pe
Kayu ningkatan produksi lebah ma-
du
- Jumlah lokasi yang terinventa 3 Lokasi
risir indutri hasil hutan kayu-
nya
- Jumlah tulisan hasil adopsi 1 Judul
teknologi pengolahan produk
hasil hutan kayu di jawa timur
yang dapat dimanfaatkan
2. Optimalisasi Penerimaan PSDH, - Jumlah lokasi yang diperiksa 3 Lokasi 150.000.000
DR dan PNT terkait keabsyahan laporan ta-
hunan pembayaran iuran ke-
hutanan
- Jumlah lokasi yang diperiksa 3 Lokasi
terkait kebenaran pungutan
PSDH, DR dan PNT
- Jumlah data hasil perhitungan 4 Tri
pungutan/iuran kehutanan
3. Pengendalian pengusahaan hutan - Jumlah IUPHHK HA yang ke- 3 Unit 75.000.000
giatan produksinya terkendali
sesuai aturan
- Jumlah IUPHHK HT yang ke- 3 Unit
giatan produksinya terkendali
sesuai aturan
- Jumlah lokasi produksi kayu 3 Unit
rakyat yang termonitor
13
PROGRAMSASARAN
PROGRAMKEGIATAN
Target
INDIKATOR
SASARANKode
Rp
Pendanaan dan Target
Tahun 2016TUJUAN
SASARAN
STRATEGIS
INDIKATOR KINERJA
PROGRAM (OUTCOME) DAN
KEGIATAN (OUTPUT)
INDIKATOR
TUJUAN
Perlindungan Kon- Termanfaatkannya Mempertahankan retribusi
servasi Sumber Potensi Jasa Hutan daerah kawasan Tahura Sultan
Daya Alam & Hasil Hutan Kayu Adam
Maupun Non Kayu
1. Pembangunan dan Pemeliharaan - Jumlah shelter yg dibuat dan 4 Unit 913.740.000
Sarpras Wisata dimanfaatkan pengunjung
Tahura SA
- Jumlah jalan yang terpelihara 1 Paket
untuk kenyamanan pengun-
jung Tahura SA
2. Pengelolaan Wisata Alam Tahura - Jumlah penyediaan fasilitas 1 Paket 1.084.420.000
wisata Tahura SA yang layak
- Jumlah fasilitas Tahura SA yg 1 Paket
dipelihara untuk kenyamanan
pengunjung
3. Inventarisasi Potensi Kawasan - Jumlah lokasi yang diketahui 3 Lokasi 50.000.000
Tahura Sultan Adam potensi jasa lingkungannya
4. Penelitian & Pengembangan - Jumlah hasil studi pemanfa 1 Dok 100.000.000
Kehutanan atan jasa lingkungan Tahu-
ra SA yg dapat dimanfaatkan
5. Pembuatan Rencana Pengelolaan - Jumlah masterplan yang 1 Judul 150.000.000
Tahura Sultan Adam tersedia guna pengelolaan
wisata Tahura SA
6. Penyebarluasan Informasi Tahura - Jumlah cetak publikasi Tahura 600 Eks 50.000.000
Sultan Adam SA guna promosi
- Jumlah film pendek tentang 1 Judul
Tahura SA yang dapat diman-
faatkan untuk mengenalkan
Tahura SA di tingkat Nasional
14
PROGRAMSASARAN
PROGRAMKEGIATAN
Target
INDIKATOR
SASARANKode
Rp
Pendanaan dan Target
Tahun 2016TUJUAN
SASARAN
STRATEGIS
INDIKATOR KINERJA
PROGRAM (OUTCOME) DAN
KEGIATAN (OUTPUT)
INDIKATOR
TUJUAN
dan Mancanegara
19.689.229.650
URAIAN
PROGRAM
SASARAN
PROGRAM
INDIKATOR
SASARAN
PROGRAM
TARGET URAIAN KEGIATANSASARAN
KEGIATAN
INDIKATOR SASARAN
KEGIATAN
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17
1 Mempertahan- 1) Berkurangnya Meningkatnya Persentase hutan 5% Perlindungan, Re- Tercapainya Reha- Persentase pe- 100% Rehabilitasi hutan dan lahan di luar Mewujudkan Rehabili- Jumlah pengadaan bibit 354.450 Btg Rp2.000.000.000 Bidang
kan Kelestarian lahan kritis Rehabilitasi Hutan dan lahan kritis habilitasi, Pemulih- bilitasi Hutan dan nanaman dalam kawasan hutan tasi Hutan dan Lahan tanaman untuk rehabilitasi PDASRHL
Fungsi Kawas- dan Lahan Serta yang ditanami an dan Konservasi Lahan Serta Peng- rangka rehabilita hutan dan lahan
an Hutan Penghijauan Ling- Cadangan Sumber hijauan si hutan dan la-
kungan Melalui Daya Alam dan han Jumlah bibit tanaman yang 354.450 Btg
2) Meningkatnya Revolusi Hijau Lingkungan terdistribusi
kesejahteraan
masyarakat Jumlah kelompok masyara- 7 Kelompok
melalui Perhu- kat yang dilibatkan dalam pe
tanan Sosial nanaman
dan Badan
Usaha Rehabilitasi Hutan Konservasi Mewujudkan Konser- Jumlah luasan tanaman 120 Ha Rp600.000.000 Tahura
vasi Terhadap Sumber tahun ke-2 yang dipelihara SA
Daya Hutan
Pemanfaatan Po- Tercapainya Pe- Persentase pe- 100% Pengendalian pelaksanaan pena- Mengembangkan Usa- Jumlah IUPHHK-HT yg aktif 10 Unit Rp100.000.000 Bidang
tensi Sumber Da- ngembangan Per- nanaman pada naman pada IUPHHK-HT ha Hutan Tanaman dan beroperasi dan berproduksi PDASRHL
ya Hutan benihan dan Hutan Hutan Tanaman Perbenihan guna penyerapan tenaga ker
Tanaman ja & mendukung pembangu-
Persentase pe- 100% an bidang kehutanan
nyediaan benih/
bibit penghijauan Jumlah penyediaan bibit ta- 1 Juta Bibit
lingkungan. naman untuk penghijauan
dan bantuan kepada masya-
rakat
Persentase pan- 20% Perlindungan, Re- Tercapainya Reha- Persentase pe- 100% Penghijauan Sepanjang Jalan Mewujudkan Rehabili- Jumlah panjang jalan A.Yani 30 Km Rp30.000.000.000 Bidang
jang jalan A.Yani habilitasi, Pemulih- bilitasi Hutan dan nanaman dalam A.Yani (Kota Banjarmasin - tasi Hutan dan Lahan yang ditanami untuk penghi- PDASRHL
yang teduh de- an dan Konservasi Lahan Serta Peng- rangka penghi- Kab Banjar) jauan kanan kiri jalan
ngan penanam- Cadangan Sumber hijauan jauan lingkungan
an pohon besar Daya Alam dan Penanaman Pohon di sepanjang Mewujudkan Rehabili- Jumlah panjang jalur utama 3,6 Km Rp1.010.025.100 Bidang
pada kiri kanan Lingkungan Jalur Utama Kawasan Perkantoran tasi Hutan dan Lahan kawasan perkantoran Pem- PDASRHL
jalan Pemprov Banjarbaru (Arah Jalan - prov yang ditanami untuk
Palam 3600 m) penghijauan kanan kiri jalan
Persentase pe- 20% Perlindungan, Re- Tercapainya Penge Persentase pe- 100% Identifikasi Lahan Kritis Calon Loka- Mewujudkan Pengelo- Jumlah peta kerja dan peta 1 Judul Rp200.000.000 Bidang
nambahan tana- habilitasi, Pemulih- lolaan DAS nanaman dalam si Rehabilitasi DAS Barito oleh laan DAS hasil Identifikasi Lahan kritis PDASRHL
man untuk men- an dan Konservasi rangka rehabilita IPPKH guna Rehab DAS oleh
dukung tutupan Cadangan Sumber si DAS IPPKH
lahan Daya Alam dan
Lingkungan Jumlah IPPKH yang dilibat- 10 Unit
kan dalam rehab DAS
2 Meningkatnya Ke- Persentase ka- 100% Perlindungan, Re- Tercapainya Pem- Persentase pem- 100% Identifikasi Pemanfaatan Kawasan Mewujudkan Penyusu- Jumlah lokasi kawasan hu- 8 Lokasi Rp708.585.000 Bidang
mantapan Kawas- wasan hutan yg habilitasi, Pemulih- bentukan Pengelola bentukan KPH Hutan dalam KPH nan Perencanaan Guna tan yang teridentifikasi ter- PPH
Tabel 5.1
Rencana Program, Kegiatan, Indikator Kinerja, Kelompok Sasaran, dan Pendanaan Indikatif
Dinas Kehutanan Provinsi Kalimantan Selatan Tahun 2017
KETNOSASARAN
STRATEGIS
INDIKATOR
TUJUAN
INDIKATOR
SASARAN
STRATEGIS
KEGIATAN
TARGETTUJUAN TARGET
PRORAM
ANGGARAN
(Rp)
UNIT
KERJA
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17
an Hutan Dalam dikelola pada an dan Konservasi an Kawasan Hutan sebagai UPTD Pemanfaatan dan Tata kait pemanfaatannya
Rangka Pengelola tingkat tapak Cadangan Sumber pengelolaan hu- Hutan
an Kawasan Hu- Daya Alam dan tan Jumlah draft Pergub pem- 1 Judul
tan Lestari Lingkungan bentukan KPH yang disusun
dan dimanfaatkan menjadi
Pergub
Perlindungan dan Tercapainya Pem- Persentase pem- 100% Monitoring dan evaluasi Tata Batas Mewujudkan Penyusu- Jumlah lokasi IUPHHK dan 12 Lokasi Rp266.920.000 Bidang
Konservasi Sum- bentukan Pengelola bentukan KPH IPHHK-HA/HT nan Perencanaan Guna IPPHK yg termonitor dan te- PPH
ber Daya Alam an Kawasan Hutan sebagai UPTD Pemanfaatan dan Tata revaluasi
pengelolaan hu- Hutan
tan
Perlindungan dan Tercapainya Pe- Persentase batas 2,33% Pengamanan batas kawasan hutan Mewujudkan Penguku- Jumlah batas kawasan hutan 60 km Rp534.100.000 Bidang
Konservasi Sum- mantapan Kawasan kawasan hutan dalam KPH han dan Penggunaan yang terpelihara guna kejela PPH
ber Daya Alam Hutan lindung dan kon- Kawasan Hutan san tanda batas kawasan
servasi yang
terpelihara Sosialisasi batas kawasan hutan Mewujudkan Penguku- Jumlah masyarakat yang me 180 Orang Rp94.320.000 Bidang
dan KPH han dan Penggunaan ngikuti sosialisasi batas ka- PPH
Kawasan Hutan wasan hutan guna pemaha-
man akan batas-batas kawa-
san hutan
Pemanfaatan Po- Tercapainya Pere- Persentase IUP- 28,65% Pengendalian Kinerja Teknis Peng Mewujudkan Pengawa- Jumlah IPHHK yang dibina 50 Unit Rp200.000.000 Bidang
tensi Sumber Da- daran dan Pemasa- HHK HA dan IP- olahan Hasil Hutan dengan kapasi- san Terhadap Pengola dan didorong untuk aktif PPH
ya Hutan ran Hasil Hutan HHK yang aktif tas produksi < 6.000 m3 / tahun han, Pemasaran dan beroperasi dan berproduksi
beroperasi PNBP sesuai dengan ketentuan
yang berlaku
Penyusunan Laporan Penerimaan Mewujudkan Pengawa- Jumlah rekonsiliasi peneri- 5 Kali Rp200.000.000 Bidang
PSDH, DR dan PNT san Terhadap Pengola maan PSDH dan DR Kalsel PPH
han, Pemasaran dan
PNBP Jumlah lokasi yang diperik- 5 Lokasi
sa terkait keabsyahan lapo-
ran tahunan pembayaran
iuran kehutanan
Pemanfaatan Po- Tercapainya Pere- Jumlah produk 16 Jenis Pengendalian peredaran hasil hu- Mewujudkan Pengawa- Jumlah lokasi promosi hasil 5 lokasi Rp745.000.000 Bidang
tensi Sumber Da- daran dan Pemasa- hasil hutan Kalsel tan dan promosi hasil hutan san Terhadap Pengola hutan guna mengenalkan PPH
ya Hutan ran Hasil Hutan yang dipromosi- han, Pemasaran dan produk hasil hutan Kalsel
kan PNBP
3 Meningkatnya Pe- Persentase pe- 5% Pemanfaatan Po- Tercapainya Pe- Persentase ke- 7,04% Pengembangan masyarakat di da- Mewujudkan Pengem- Jumlah masyarakat yang 30 Orang, Rp750.000.000 Bidang
ran Serta Masya- nambahan izin tensi Sumber Da- ngembangan Per- lompok perhutan lam dan di sekitar hutan dalam pe- bangan Perhutanan mengikuti pelatihan guna PMPPS
rakat di Sekitar Hu HTR, HD dan ya Hutan hutanan Sosial an sosial yang ngelolaan hutan Sosial pemahaman dalam penge-
tan Dalam Penge- HKM (perhutan- difasilitasi lolaan HKM dan HD
lolaan dan Peman- an sosial)
faatan Kawasan Tercapainya Penyu Persentase ke- 100% Mewujudkan Penyulu- Jumlah penyuluh kehutan- 87 Orang
Hutan luhanan Kehutanan lompok tani hu- han Kehutanan an yang berperan serta
Yang Optimal tan yang dibina aktif dalam membina ma-
penyuluh kehu- syarakat dalam pengelolaan
tanan hutan dan kehutanan
Jumlah Programa Penyulu- 1 Judul
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17
han Kehutanan Tingkat Pro-
vinsi yang dapat dimanfaat-
kan
Jumlah Program penyuluh- 8 KPH
an kehutanan di tingkat KPH
yang dapat dimanfaatkan
Jumlah penyuluh kehutan- 30 Orang
an yang mengikuti pelatih-
an peningkatan kapasitas
SDM
Jumlah PKSM yang menda- 100 Orang
pat sertifikat peningkatan
kapasitas SDMPKSM
Persentase kelas 5% Pemanfaatan Po- Tercapainya Pem- Persentase kelom 2,49% pengembangan hasil hutan non Mewujudkan Pember- Jumlah luas lahan masyara- 150 Ha Rp717.750.000 Bidang
kelompok tani hu tensi Sumber Da- berdayaan Masya- pok tani hutan yg kayu dayaan Masyarakat kat yang tertanami Gaharu PMPPS
tan yang menga ya Hutan rakat Dalam Kawa- dilibatkan & difa- Sekitar Hutan
lami peningkatan san Hutan silitasi dalam ke- Jumlah rancangan teknis 1 Judul
kelas giatan pemanfa- penanaman Gaharu
atan hasil hutan
guna peningkat- Jumlah petani hutan yang 15 Orang
an kesejahteraan mengikuti pelatihan budi
petani hutan daya HHBK guna optimalnya
pengembangan HHBK oleh
masyarakat
pengembangan dan peningkatan Mewujudkan Pember- Jumlah koloni lebah madu 160 Koloni Rp436.600.000 Bidang
budidaya lebah madu dayaan Masyarakat yang dapat dimanfaatkan PMPPS
Sekitar Hutan petani
4 Menurunnya Prosentase penu 5% Perlindungan, Re- Tercapainya Perlin- Persentase sele- 100% Pemeliharaan senjata api Mewujudkan Pengama- Jumlah sen jata api yg dipe- 105 pucuk Rp311.957.000 Bidang
Gangguan Keama runan kasus gang habilitasi, Pemulih- dungan & Pengama sainya kasus ille- nan Kawasan Hutan lihara guna keperluan peng- PKSDE
nan Hutan dan guan keamanan an dan Konservasi nan Hutan Serta Ha gal logging dan Provinsi Kalsel amanan hutan
Sumber Daya hutan Cadangan Sumber sil Hutan perambahan ka-
Hutan Daya Alam dan wasan hutan Pengendalian dan pengawasan Mewujudkan Pengama- Jumlah patroli Pamhut gu- 15 Kali Rp1.000.000.000 Bidang
Lingkungan pemanfaatan hutan nan Kawasan Hutan na mencegah gangguan PKSDE
Provinsi Kalsel keamanan hutan
Jumlah operasi pengaman- 5 Kali
an hutan guna penegakan
hukum
Jumlah SDM yang mengiku- 3 Orang
ti diklat PPNS
Pelatihan menembak bagi Pembina Mewujudkan Pengama- Jumlah Polhut dan Pembi- 70 Orang Rp220.000.000 Bidang
polhut dan anggota polhut nan Kawasan Hutan na yang mengikuti pelatih- PKSDE
Provinsi Kalsel an menembak guna mendu
kung pengamanan hutan
Jumlah izin Pengpin yang 70 Orang
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17
dibuat untuk mendukung
pengamanan hutan
Penyegaran dan pengembangan Mewujudkan Pengama- Jumlah Polhut yg mengikuti 140 Orang Rp600.000.000 Bidang
wawasan anggota Polhut nan Kawasan Hutan kesamaptaan guna kesiap- PKSDE
Provinsi Kalsel an fisik dan mental untuk
pengamanan hutan
Pengamanan Hutan Berbasis Mewujudkan Pengama- Jumlah kelompok pengama 4 Kelompok Rp90.000.000 Tahura SA
Masyarakat kawasan Tahura nan Kawasan Hutan nan hutan partisipatif yang
Provinsi Kalsel terbentuk untuk memban-
tu perlindungan di Tahura
Jumlah radio komunikasi yg 12 Unit
tersedia guna mendukung
operasional kegiatan
Pengendalian Kerusakan Tahura Mewujudkan Pengama- Jumlah patroli Pamhut gu- 33 Kali Rp585.000.000 Tahura SA
sultan Adam nan Kawasan Hutan na mencegah gangguan
Provinsi Kalsel keamanan hutan di Tahura
Jumlah operasi pengaman- 4 Kali
an hutan guna penegakan
hukum di Tahura
Pemanfaatan Po- Tercapainya Perlin- Persentase sele- 100% Monitoring peredaran hasil hutan Mewujudkan Pengawa- Jumlah bulan pelayanan pe- 12 Bulan Rp99.975.000 Barito
tensi Sumber Da- dungan & Pengama sainya kasus ille- kayu olahan san Terhadap Pengola ngukuran dan pengujian ba Muara
ya Hutan nan Hutan Serta Ha gal logging dan han, Pemasaran dan rang bukti KO hasil pelang-
sil Hutan perambahan ka- PNBP garan untuk menjaga hak-
wasan hutan hak negara atas hasil hutan
monitoring dan pengujian legalitas Mewujudkan Pengawa- Jumlah bulan pelayanan pe- 12 Bulan Rp99.500.000 Barito
hasil hutan kayu bulat san Terhadap Pengola ngukuran dan pengujian KB Muara
han, Pemasaran dan serta pemberian keterang-
PNBP an ahli untuk menjaga hak-
hak negara atas hasil hutan
Tercapaianya Kon- Persentase fauna 20% Pengendalian dan pengawasan Mewujudkan Konser- Jumlah spesies yang dikon- 2 Spesies Rp150.000.000 Bidang
servasi Sumber Da- endemik Kalsel kawasan konservasi sumber daya vasi Terhadap Sumber servasi untuk kelestarian PKSDE
ya Hutan yang dikonser- hutan Daya Hutan flora dan fauna
vasi
Pelestarian Anggrek dan Rusa Mewujudkan Konser- Jumlah bulan penyediaan 12 Bulan Rp300.000.000 Tahura SA
vasi Terhadap Sumber pemeliharaan rusa
Daya Hutan
Pengelolaan Arboretum Mewujudkan Konser- Jumlah luasan arboretum 10 Ha Rp175.700.000 Tahura SA
vasi Terhadap Sumber Tahura yang terpelihara
Daya Hutan
Pembangunan dan Pemeliharaan Mewujudkan Konser- Jumlah persemaian yang 1 Unit Rp160.800.000 Tahura SA
Persemaian vasi Terhadap Sumber terbangun untuk pengayaan
Daya Hutan tanaman di Tahura SA
Pembangunan dan Pemeliharaan Mewujudkan Pemanfa- Jumlah DAM yang dibangun 1 Unit Rp1.500.000.000 Tahura SA
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17
Sarpras Wisata atan Kawasan Konser-
vasi Tahura SA Jumlah shelter yg dibangun 7 Unit
Jumlah jalur tracking yang 1 Paket
dibuat
Jumlah jalan Tahura SA yg 1 Paket
dipelihara
Pengelolaan Wisata Alam Tahura Mewujudkan Pemanfa- Jumlah fasilitas wisata Tahu- 5 Unit Rp775.000.000 Tahura SA
atan Kawasan Konser- ra yang dipelihara
vasi Tahura SA
Jumlah fasilitas wisata Tahu- 2 Unit
ra baru yang dibangun
Pengelolaan Demplot Agrowisata Mewujudkan Pemanfa- Jumlah demplot agrowisata 3 Ha Rp167.860.000 Tahura SA
atan Kawasan Konser- yang terpelihara
vasi Tahura SA
Jumlah gerbang agrowisata 1 Unit
yang dibuat
Penyebarluasan Informasi Tahura Mewujudkan Pemanfa- Jumlah leaflet Tahura Sultan 1 Judul Rp123.540.000 Tahura SA
Sultan Adam atan Kawasan Konser- Adam
vasi Tahura SA
Jumlah buku selayang pan- 1 Judul
dang Tahura Sultan Adam
Inventarisasi Potensi Kawasan Mewujudkan Pemanfa- Jumlah dokumen hasil inven 1 Dokumen Rp109.000.000 Tahura SA
Tahura Sultan Adam atan Kawasan Konser- tarisasi potensi kawasan Ta-
vasi Tahura SA hura Sultan Adam yg dapat
dimanfaatkan
Prosentase penu 10% Pengendalian Ke- Tercapainya Pe- Persentase sele- 100% Pengendalian kebakaran hutan Mewujudkan Pencega- Jumlah pemantauan titik 12 Lokasi Rp625.000.000 Bidang
runan kasus ke- bakaran Hutan ngendalian Keba- sainya kasus ke- dan lahan han dan Pengendalian api hasil data satelit guna PKSDE
bakaran hutan karan Hutan dan bakaran hutan Kebakaran Hutan deteksi dini kebakaran hu-
Lahan dan lahan tan dan lahan
Jumlah peta kerawanan ke- 15 Peta
bakaran hutan Kalsel yg di-
buat & dapat dimanfaatkan
untuk penyusunan rencana
aksi pencegahan & pengen-
dalian kebakaran hutan
Jumlah peta hotspot Kab/ 13 Peta
Kota yg dapat dimanfaatkan
untuk penyusunan rencana
aksi pencegahan & pengen-
dalian kebakaran hutan
Jumlah peta sebaran hot- 1 Peta
spot se Provinsi Kalsel yang
dapat dimanfaatkan untuk
penyusunan rencana aksi
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17
pencegahan & pengendali-
an kebakaran hutan se Pro-
vinsi Kalsel
Jumlah patroli guna pence- 12 Kali
gahan kebakaran hutan.
Jumlah kelompok MPA (Ma- 8 Kelompok
syarakat Peduli Api) yg dibi-
na guna kesadaran dan ke-
peduliannya terhadap ke-
bakaran hutan dan lahan
Perlindungan, Re- Tercapainya Pe- Persentase sele- 100% Pengendalian Kebakaran Hutan Mewujudkan Pencega- Jumlah patroli guna pence- 25 Kali Rp220.000.000 Tahura SA
habilitasi, Pemulih- ngendalian Keba- sainya kasus ke- han dan Pengendalian gahan kebakaran Tahura
an dan Konservasi karan Hutan dan bakaran hutan Kebakaran Hutan
Cadangan Sumber Lahan dan lahan Jumlah masyarakat yang me 150 Orang
Daya Alam dan ngikuti sosialisasi pengen-
Lingkungan dalian kebakaran hutan gu-
na kesadaran dan kepeduli-
annya terhadap kebakaran
hutan dan lahan di Tahura
JUMLAH Rp45.876.632.100
Keterangan :
1. Jumlah Program ada 4
2. Jumlah Kegiatan ada 35
URAIAN
PROGRAM
SASARAN
PROGRAM
INDIKATOR
SASARAN 2018 2019 2020 2021 URAIAN KEGIATAN
SASARAN
KEGIATAN
INDIKATOR
SASARAN KEGIATANOUTPUT ANGG OUTPUT ANGG OUTPUT ANGG OUTPUT ANGG
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 16 17
1 Mempertahan- 1) Berkurangnya Meningkatnya Persentase hutan 5% 5% 5% 5% Perlindungan, Re- Tercapainya Reha- Persentase pe- 100% 100% 100% 100% Rehabilitasi hutan dan lahan di luar Mewujudkan Rehabili- Jumlah lelang pengadaan bi 417.000 Btg Rp2.300.000.000 500.000 Btg Rp2.645.000.000 550.000 Btg Rp3.041.750.000 600.000 Btg Rp3.498.012.500 Bidang
kan Kelestarian lahan kritis Rehabilitasi Hutan dan lahan kritis habilitasi, Pemulih- bilitasi Hutan dan nanaman dalam kawasan hutan tasi Hutan dan Lahan bit tanaman untuk rehabili- PDASRHL
Fungsi Kawas- dan Lahan Serta yang ditanami an dan Konservasi Lahan Serta Peng- rangka rehabilita tasi hutan dan lahan
an Hutan Penghijauan Ling- Cadangan Sumber hijauan si hutan dan la-
kungan Melalui Daya Alam dan han Jumlah bibit tanaman yang 417.000 Btg 500.000 Btg 550.000 Btg 600.000 Btg
2) Meningkatnya Revolusi Hijau Lingkungan terdistribusi
kesejahteraan
masyarakat Jumlah kelompok masyara- 8 Kel 8 Kel 8 Kel 8 Kel
melalui Perhu- kat yang dilibatkan dalam pe
tanan Sosial nanaman
dan Badan Rehabilitasi Hutan Konservasi Mewujudkan Konser- Jumlah luas penanaman 60 Ha Rp1.700.000.000 60 Ha Rp1.955.000.000 60 Ha Rp2.248.250.000 60 Ha Rp2.585.487.500 Tahura SA
Usaha di Tahura SA vasi Terhadap Sumber
Daya Hutan Jumlah luasan tanaman 120 Ha 120 Ha 120 Ha 120 Ha
tahun ke-2 yang dipelihara
Pemanfaatan Po- Tercapainya Pe- Persentase pe- 100% 100% 100% 100% Pembinaan IUPHHK-HT dan pe- Mengembangkan Usa- Jumlah IUPHHK-HT yg aktif 10 Unit Rp700.000.000 10 Unit Rp805.000.000 10 Unit Rp925.750.000 10 Unit Rp1.064.612.500 Bidang
tensi Sumber Da- ngembangan Per- nanaman pada ngembangan perbenihan ha Hutan Tanaman dan beroperasi dan berproduksi PDASRHL
ya Hutan benihan dan Hutan Hutan Tanaman Perbenihan guna penyerapan tenaga ker
Tanaman ja & mendukung pembangu-
Persentase pe- 100% 100% 100% 100% an bidang kehutanan
nyediaan benih/
bibit penghijauan Jumlah penyediaan bibit ta- 1 Juta Btg 1 Juta Btg 1 Juta Btg 1 Juta Btg
lingkungan. naman untuk penghijauan
dan bantuan kepada masya-
rakat
Jumlah penampungan bibit 2 Unit 2 Unit 2 Unit 2 Unit
sementara
Persentase pan- 20% 20% 20% 20% Perlindungan, Re- Tercapainya Reha- Persentase pe- 100% 100% 100% 100% Penanaman Pohon di sepanjang Mewujudkan Rehabili- Jumlah panjang jalur utama 5 KM Rp3.000.000.000 5 KM Rp3.450.000.000 5 KM Rp3.967.500.000 5 KM Rp4.562.625.000 Bidang
jang jalan A.Yani habilitasi, Pemulih- bilitasi Hutan dan nanaman dalam Jalur Utama Kawasan Perkantoran tasi Hutan dan Lahan kawasan perkantoran Pem- PDASRHL
yang teduh de- an dan Konservasi Lahan Serta Peng- rangka penghi- dan Pemeliharaan Tanaman Kiri prov yang ditanami untuk
ngan penanam- Cadangan Sumber hijauan jauan lingkungan kanan jalan penghijauan kanan kiri jalan
an pohon besar Daya Alam dan
pada kiri kanan Lingkungan Jumlah panjang jalan yang 95 KM 95 KM 95 KM 95 KM
jalan terpelihara tanamannya
Persentase pe- 20% 20% 20% 20% Perlindungan, Re- Tercapainya Penge Persentase pe- 100% 100% 100% 100% Pengendalian pengelolaan DAS Mewujudkan Pengelo- Jumlah peta kerja dan peta 1 Judul Rp605.000.000 1 Judul Rp695.750.000 1 Judul Rp800.112.500 1 Judul Rp920.129.375 Bidang
nambahan tana- habilitasi, Pemulih- lolaan DAS nanaman dalam laan DAS hasil Identifikasi Lahan kritis PDASRHL
man untuk men- an dan Konservasi rangka rehabilita guna Rehab DAS oleh
dukung tutupan Cadangan Sumber si DAS IPPKH
lahan Daya Alam dan
Lingkungan Jumlah IPPKH yang dilibat- 10 Unit 10 Unit 10 Unit 10 Unit
kan dalam rehab DAS
2 Meningkatnya Ke- Persentase ka- 100% 100% 100% 100% Perlindungan, Re- Tercapainya Pem- Persentase pem- 100% 100% 100% 100% Koordinasi dan penguatan peren- Mewujudkan Penyusu- Jumlah lokasi kawasan hu- 8 Lokasi Rp300.000.000 8 Lokasi Rp345.000.000 8 Lokasi Rp396.750.000 8 Lokasi Rp456.262.500 Bidang
mantapan Kawas- wasan hutan yg habilitasi, Pemulih- bentukan Pengelola bentukan KPH canaan hutan dan KPH nan Perencanaan Guna tan yang teridentifikasi ter- PPH
an Hutan Dalam dikelola pada an dan Konservasi an Kawasan Hutan sebagai UPTD Pemanfaatan dan Tata kait pemanfaatannya
Rangka Pengelola tingkat tapak Cadangan Sumber pengelolaan hu- Hutan
an Kawasan Hu- Daya Alam dan tan
tan Lestari Lingkungan Monitoring dan evaluasi Izin Pinjam Mewujudkan Penyusu- Jumlah lokasi IPPHK yang 8 Lokasi Rp550.000.000 8 Lokasi Rp632.500.000 8 Lokasi Rp727.375.000 8 Lokasi Rp836.481.250 Bidang
Pakai Kawasan Hutan nan Perencanaan Guna termonitor dan terevaluasi PPH
Pemanfaatan dan Tata
Hutan
Perlindungan dan Tercapainya Pe- Persentase batas 5% 5% 5% 5% Pengamanan batas kawasan hutan Mewujudkan Penguku- Jumlah batas kawasan hutan 60 KM Rp750.000.000 60 KM Rp862.500.000 60 KM Rp991.875.000 60 KM Rp1.140.656.250 Bidang
Konservasi Sum- mantapan Kawasan kawasan hutan dalam KPH han dan Penggunaan yang terpelihara guna kejela PPH
ber Daya Alam Hutan lindung dan kon- Kawasan Hutan san tanda batas kawasan
servasi yang
terpelihara Jumlah masyarakat yang me 180 Orang 180 Orang 180 Orang 180 Orang
ngikuti sosialisasi batas ka-
wasan hutan guna pemaha-
man akan batas-batas kawa-
san hutan
Pemanfaatan Po- Tercapainya Pere- Persentase IUP- 20% 20% 20% 20% Pengendalian Kinerja Teknis Peng Mewujudkan Pengawa- Jumlah IPHHK yang dibina 50 Unit Rp1.300.000.000 50 Unit Rp1.495.000.000 50 Unit Rp1.719.250.000 50 Unit Rp1.977.137.500 Bidang
tensi Sumber Da- daran dan Pemasa- HHK HA dan IP- olahan, promosi dan pengawasan san Terhadap Pengola dan didorong untuk aktif PPH
ya Hutan ran Hasil Hutan HHK yang aktif penerimaan PSDH dan DR HH han, Pemasaran dan beroperasi dan berproduksi
beroperasi PNBP sesuai dengan ketentuan
yang berlaku
Jumlah rekonsiliasi peneri- 5 Kali 5 Kali 5 Kali 5 Kali
maan PSDH dan DR Kalsel
Jumlah lokasi yang diperiksa 5 Lokasi 5 Lokasi 5 Lokasi 5 Lokasi
terkait keabsyahan laporan
Tabel 5.1
Rencana Program, Kegiatan, Indikator Kinerja, Kelompok Sasaran, dan Pendanaan Indikatif
Dinas Kehutanan Provinsi Kalimantan Selatan Tahun 2018-2021
TARGET
2019
TARGET
2020
TARGET
2021
TARGET TARGET 2018 TARGET 2019PRORAM KEGIATANUNIT
KERJAKET
TARGET 2020 TARGET 2021TARGET
2018NO TUJUAN
INDIKATOR
TUJUAN
SASARAN
STRATEGIS
INDIKATOR
SASARAN
STRATEGIS
URAIAN
PROGRAM
SASARAN
PROGRAM
INDIKATOR
SASARAN 2018 2019 2020 2021 URAIAN KEGIATAN
SASARAN
KEGIATAN
INDIKATOR
SASARAN KEGIATANOUTPUT ANGG OUTPUT ANGG OUTPUT ANGG OUTPUT ANGG
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 16 17
TARGET
2019
TARGET
2020
TARGET
2021
TARGET TARGET 2018 TARGET 2019PRORAM KEGIATANUNIT
KERJAKET
TARGET 2020 TARGET 2021TARGET
2018NO TUJUAN
INDIKATOR
TUJUAN
SASARAN
STRATEGIS
INDIKATOR
SASARAN
STRATEGIS
tahunan pembayaran iuran
kehutanan
Jumlah lokasi promosi hasil 5 Lokasi 5 Lokasi 5 Lokasi 5 Lokasi
hutan guna mengenalkan
produk hasil hutan Kalsel
Pemanfaatan Po- Tercapainya Pere- Jumlah produk 20 Jenis 20 Jenis 20 Jenis 20 Jenis Promosi dan pemasaran produk Mewujudkan Pengawa- Jumlah sarpras yang diba- 1 Unit Rp550.000.000 1 Unit Rp632.500.000 1 Unit Rp727.375.000 1 Unit Rp836.481.250 Bidang
tensi Sumber Da- daran dan Pemasa- hasil hutan Kalsel hasil hutan Kalimantan Selatan san Terhadap Pengola ngun untuk promosi dan pe- PPH
ya Hutan ran Hasil Hutan yang dipromosi- han, Pemasaran dan masaran hasil hutan Kalsel
kan PNBP
3 Meningkatnya Pe- Persentase pe- 5% 5% 5% 5% Pemanfaatan Po- Tercapainya Pe- Persentase ke- 10% 10% 10% 10% Pengembangan masyarakat di da- Mewujudkan Pengem- Jumlah kelompok perhutan- 20 Unit Rp600.000.000 20 Unit Rp690.000.000 20 Unit Rp793.500.000 20 Unit Rp912.525.000 Bidang
ran Serta Masya- nambahan izin tensi Sumber Da- ngembangan Per- lompok perhutan lam dan di sekitar hutan dalam pe- bangan Perhutanan an sosial yang difasilitasi PMPPS
rakat di Sekitar Hu HTR, HD dan ya Hutan hutanan Sosial an sosial yang ngelolaan hutan Sosial
tan Dalam Penge- HKM (perhutan- difasilitasi Jumlah masyarakat yang 60 Orang 60 Orang 60 Orang 60 Orang
lolaan dan Peman- an sosial) mengikuti pelatihan guna
faatan Kawasan pemahaman dalam penge-
Hutan lolaan HKM dan HD
Tercapainya Penyu Persentase ke- 100% 100% 100% 100% Penyuluhan Kehutanan Mewujudkan Penyulu- Jumlah penyuluh kehutan- 90 Orang Rp500.000.000 90 Orang Rp575.000.000 90 Orang Rp661.250.000 90 Orang Rp760.437.500 Bidang
luhanan Kehutanan lompok tani hu- han Kehutanan an yang berperan serta PMPPS
Yang Optimal tan yang dibina aktif dalam membina ma-
penyuluh kehu- syarakat dalam pengelolaan
tanan hutan dan kehutanan
Jumlah Programa Penyulu- 1 Judul 1 Judul 1 Judul 1 Judul
han Kehutanan Tingkat Pro-
vinsi yang dapat dimanfaat-
kan
Jumlah Program penyuluh- 1 Judul 1 Judul 1 Judul 1 Judul
an kehutanan di tingkat KPH
yang dapat dimanfaatkan
Jumlah penyuluh kehutan- 100 Orang 100 Orang 100 Orang 100 Orang
an yang mengikuti pelatih-
an peningkatan kapasitas
SDM
Persentase kelas 5% 5% 5% 5% Pemanfaatan Po- Tercapainya Pem- Persentase kelom 5% 5% 5% 5% Pengembangan hasil hutan non Mewujudkan Pember- Jumlah luas lahan masyara- 200 Ha Rp1.350.000.000 200 Ha Rp1.552.500.000 200 Ha Rp1.785.375.000 200 Ha Rp2.053.181.250 Bidang
kelompok tani hu tensi Sumber Da- berdayaan Masya- pok tani hutan yg kayu dayaan Masyarakat kat yang tertanami Gaharu PMPPS
tan yang menga ya Hutan rakat Dalam Kawa- dilibatkan & difa- Sekitar Hutan
lami peningkatan san Hutan silitasi dalam ke- Jumlah rancangan teknis 1 Judul 1 Judul 1 Judul 1 Judul
kelas giatan pemanfa- penanaman Gaharu
atan hasil hutan
guna peningkat- Jumlah koloni lebah madu 200 Koloni 200 Koloni 200 Koloni 200 Koloni
an kesejahteraan yang dapat dimanfaatkan
petani hutan petani
4 Menurunnya Prosentase penu 5% 5% 5% 5% Perlindungan, Re- Tercapainya Perlin- Persentase sele- 100% 100% 100% 100% Pengendalian dan pengawasan Mewujudkan Pengama- Jumlah patroli Pamhut gu- 20 Kali Rp1.300.000.000 20 Kali Rp1.495.000.000 20 Kali Rp1.719.250.000 20 Kali Rp1.977.137.500 Bidang
Gangguan Keama runan kasus gang habilitasi, Pemulih- dungan & Pengama sainya kasus ille- pemanfaatan hutan nan Kawasan Hutan na mencegah gangguan PKSDAE
nan Hutan dan guan keamanan an dan Konservasi nan Hutan Serta Ha gal logging dan Provinsi Kalsel keamanan hutan
Sumber Daya hutan Cadangan Sumber sil Hutan perambahan ka-
Hutan Daya Alam dan wasan hutan Jumlah operasi pengaman- 5 Kali 5 Kali 5 Kali 5 Kali
Lingkungan an hutan guna penegakan
hukum
Jumlah SDM yang mengiku- 6 Orang 6 Orang 6 Orang 6 Orang
ti Diklat PPNS
Peningkatan SDM Pengamanan Mewujudkan Pengama- Jumlah Polhut dan Pembi- 70 Orang Rp707.500.000 70 Orang Rp813.625.000 70 Orang Rp935.668.750 70 Orang Rp1.076.019.063 Bidang
Hutan nan Kawasan Hutan na yang mengikuti pelatih- PKSDAE
Provinsi Kalsel an menembak guna mendu
kung pengamanan hutan
Jumlah Polhut yg mengikuti 100 Orang 100 Orang 100 Orang 100 Orang
kesamaptaan guna kesiap-
an fisik dan mental untuk
pengamanan hutan
Jumlah izin Pengpin yang 70 Buah 70 Buah 70 Buah 70 Buah
dibuat untuk mendukung
pengamanan hutan
Jumlah sen jata api yg dipe- 105 Pucuk 105 Pucuk 105 Pucuk 105 Pucuk
lihara guna keperluan peng-
amanan hutan
Jumlah seragam dinas bagi 100 Buah 100 Buah 100 Buah 100 Buah
polhut dan pembina yang
dapat mendukung operasio-
URAIAN
PROGRAM
SASARAN
PROGRAM
INDIKATOR
SASARAN 2018 2019 2020 2021 URAIAN KEGIATAN
SASARAN
KEGIATAN
INDIKATOR
SASARAN KEGIATANOUTPUT ANGG OUTPUT ANGG OUTPUT ANGG OUTPUT ANGG
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 16 17
TARGET
2019
TARGET
2020
TARGET
2021
TARGET TARGET 2018 TARGET 2019PRORAM KEGIATANUNIT
KERJAKET
TARGET 2020 TARGET 2021TARGET
2018NO TUJUAN
INDIKATOR
TUJUAN
SASARAN
STRATEGIS
INDIKATOR
SASARAN
STRATEGIS
nal pamhut
Pembinaan pengamanan hutan Mewujudkan Pengama- Jumlah masyarakat yang 30 Orang Rp187.000.000 30 Orang Rp215.050.000 30 Orang Rp247.307.500 30 Orang Rp284.403.625 Bidang
partisipatif di Provinsi Kalsel nan Kawasan Hutan paham dan berpartisifasi PKSDAE
Provinsi Kalsel dalam pengamanan hutan
Perlindungan dan Pengendalian Mewujudkan Pengama- Jumlah patroli Pamhut gu- 35 Kali Rp975.000.000 35 Kali Rp1.121.250.000 35 Kali Rp1.289.437.500 35 Kali Rp1.482.853.125 Tahura SA
Kerusakan Tahura sultan Adam nan Kawasan Hutan na mencegah gangguan
Provinsi Kalsel keamanan hutan di Tahura
Jumlah operasi pengaman- 5 Kali 5 Kali 5 Kali 5 Kali
an hutan guna penegakan
hukum di Tahura
Jumlah patroli guna pence- 25 Kali 25 Kali 25 Kali 25 Kali
gahan kebakaran Tahura
Jumlah masyarakat yang me 150 Kali 150 Kali 150 Kali 150 Kali
ngikuti sosialisasi pengen-
dalian kebakaran hutan gu-
na kesadaran dan kepeduli-
annya terhadap kebakaran
hutan dan lahan di Tahura
Jumlah kelompok pengama 10 Kel 10 Kel 10 Kel 10 Kel
nan hutan partisipatif yang
terbentuk untuk memban-
tu perlindungan di Tahura
Pemanfaatan Po- Tercapainya Perlin- Persentase sele- 100% 100% 100% 100% Monitoring peredaran dan pengu- Mewujudkan Pengawa- Jumlah bulan pelayanan pe- 12 Bulan Rp200.000.000 12 Bulan Rp230.000.000 12 Bulan Rp264.500.000 12 Bulan Rp304.175.000 UPHHBM
tensi Sumber Da- dungan & Pengama sainya kasus ille- jian legalitas hasil hutan san Terhadap Pengola ngukuran dan pengujian ba
ya Hutan nan Hutan Serta Ha gal logging dan han, Pemasaran dan rang bukti KO hasil pelang-
sil Hutan perambahan ka- PNBP garan untuk menjaga hak-
wasan hutan hak negara atas hasil hutan
Jumlah bulan pelayanan pe- 12 Bulan 12 Bulan 12 Bulan 12 Bulan
ngukuran dan pengujian KB
serta pemberian keterang-
an ahli untuk menjaga hak-
hak negara atas hasil hutan
Perlindungan, Re- Tercapaianya Kon- Persentase fauna 20% 20% 20% 20% Pengendalian dan pengawasan Mewujudkan Konser- Jumlah spesies yang dikon- 2 Jenis Rp300.000.000 2 Jenis Rp345.000.000 2 Jenis Rp396.750.000 2 Jenis Rp456.262.500 Bidang
habilitasi, Pemulih- servasi Sumber Da- endemik Kalsel konservasi sumber daya hutan vasi Terhadap Sumber servasi untuk kelestarian PKSDAE
an dan Konservasi ya Hutan yang dikonser- Daya Hutan flora dan fauna
Cadangan Sumber vasi
Daya Alam dan Perlindungan dan Pengelolaan Mewujudkan Konser- Jumlah kawasan wisata alam 2 Unit Rp860.000.000 2 Unit Rp989.000.000 2 Unit Rp1.137.350.000 2 Unit Rp1.307.952.500 Bidang
Lingkungan Wisata alam vasi Terhadap Sumber yang dilindungi dan dikelola PKSDAE
Daya Hutan
Pembangunan dan Pemeliharaan Mewujudkan Konser- Jumlah persemaian yang 1 Unit Rp165.000.000 1 Unit Rp189.750.000 1 Unit Rp218.212.500 1 Unit Rp250.944.375 Tahura SA
Persemaian vasi Terhadap Sumber dipelihara dan dikembang-
Daya Hutan kan untuk pengayaan Tahu-
ra
Konservasi Bekantan dan Rusa Mewujudkan Konser- Jumlah tempat relokasi dan 1 Unit Rp5.172.500.000 1 Unit Rp5.948.375.000 1 Unit Rp6.840.631.250 1 Unit Rp7.866.725.938 Tahura SA
vasi Terhadap Sumber perlindungan habitat bekan-
Daya Hutan tan yang dibuat
Jumlah sarpras pelepasliar- 1 Unit 1 Unit 1 Unit 1 Unit
an bekantan yang dibangun
Jumlah sarana air bersih yg 1 Unit 1 Unit 1 Unit 1 Unit
disiapkan
Jumlah bulan penyediaan 12 Bulan 12 Bulan 12 Bulan 12 Bulan
pemeliharaan rusa
Jumlah insfrastruktur konser- 1 Unit 1 Unit 1 Unit 1 Unit
vasi rusa
Jumlah kawasan pengayaan 1 Unit 1 Unit 1 Unit 1 Unit
konservasi fauna
Pengembangan wisata Tahura Mewujudkan Konser- Jumlah pembangunan sar- 1 Unit Rp7.300.000.000 1 Unit Rp8.395.000.000 1 Unit Rp9.654.250.000 1 Unit Rp11.102.387.500 Tahura SA
SA vasi Terhadap Sumber pras wisata pulau pinus I
Daya Hutan
Jumlah pembangunan sar- 1 Unit 1 Unit 1 Unit 1 Unit
pras wisata bunglai
Jumlah shelter yang dibang- 1 Unit 1 Unit 1 Unit 1 Unit
un
Jumlah fasilitas wisata Tahu- 1 Unit 1 Unit 1 Unit 1 Unit
URAIAN
PROGRAM
SASARAN
PROGRAM
INDIKATOR
SASARAN 2018 2019 2020 2021 URAIAN KEGIATAN
SASARAN
KEGIATAN
INDIKATOR
SASARAN KEGIATANOUTPUT ANGG OUTPUT ANGG OUTPUT ANGG OUTPUT ANGG
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 16 17
TARGET
2019
TARGET
2020
TARGET
2021
TARGET TARGET 2018 TARGET 2019PRORAM KEGIATANUNIT
KERJAKET
TARGET 2020 TARGET 2021TARGET
2018NO TUJUAN
INDIKATOR
TUJUAN
SASARAN
STRATEGIS
INDIKATOR
SASARAN
STRATEGIS
ra
Pengelolaan Arboretum dan Dem- Mewujudkan Konser- Jumlah demplot agrowisata 1 Unit Rp320.000.000 1 Unit Rp368.000.000 1 Unit Rp423.200.000 1 Unit Rp486.680.000 Tahura SA
plot Agrowisata vasi Terhadap Sumber yang terpelihara
Daya Hutan
Jumlah arboretum yang di- 1 Unit 1 Unit 1 Unit 1 Unit
kelola
Inventarisasi Potensi dan Penye- Mewujudkan Konser- Jumlah dokumen hasil inven 1 Judul Rp175.000.000 1 Judul Rp201.250.000 1 Judul Rp231.437.500 1 Judul Rp266.153.125 Tahura SA
barluasan Informasi Kawasan Ta- vasi Terhadap Sumber tarisasi potensi kawasan Ta-
hura Sultan Adam Daya Hutan hura Sultan Adam yg dapat
dimanfaatkan
Jumlah film pendek tentang 1 Judul 1 Judul 1 Judul 1 Judul
Tahura SA yang dibuat
Prosentase penu 10% 10% 10% 10% Pengendalian Ke- Tercapainya Pe- Persentase sele- 100% 100% 100% 100% Pengendalian kebakaran hutan/ Mewujudkan Pencega- Jumlah pemantauan titik 12 Lokasi Rp775.000.000 12 Lokasi Rp891.250.000 12 Lokasi Rp1.024.937.500 12 Lokasi Rp1.178.678.125 Bidang
runan kasus ke- bakaran Hutan ngendalian Keba- sainya kasus ke- lahan han dan Pengendalian api hasil data satelit guna PKSDAE
bakaran hutan karan Hutan dan bakaran hutan Kebakaran Hutan deteksi dini kebakaran hu-
Lahan dan lahan tan dan lahan
Jumlah peta kerawanan ke- 15 Peta 15 Peta 15 Peta 15 Peta
bakaran hutan Kalsel yg di-
buat & dapat dimanfaatkan
untuk penyusunan rencana
aksi pencegahan & pengen-
dalian kebakaran hutan
Jumlah peta hotspot Kab/ 13 Peta 13 Peta 13 Peta 13 Peta
Kota yg dapat dimanfaatkan
untuk penyusunan rencana
aksi pencegahan & pengen-
dalian kebakaran hutan
Jumlah peta sebaran hot- 1 Peta 1 Peta 1 Peta 1 Peta
spot se Provinsi Kalsel yang
dapat dimanfaatkan untuk
penyusunan rencana aksi
pencegahan & pengendali-
an kebakaran hutan se Pro-
vinsi Kalsel
Jumlah patroli guna pence- 12 Kali 12 Kali 12 Kali 12 Kali
gahan kebakaran hutan.
Jumlah kelompok MPA (Ma- 8 Kelompok 8 Kelompok 8 Kelompok 8 Kelompok
syarakat Peduli Api) yg dibi-
na guna kesadaran dan ke-
peduliannya terhadap ke-
bakaran hutan dan lahan
Jumlah masyarakat yang 50 Orang 50 Orang 50 Orang 50 Orang
mampu menangani kebaka-
ran hutan melalui pelatihan
JUMLAH Rp32.642.000.000 Rp37.538.300.000 Rp43.169.045.000 Rp49.644.401.750
Keterangan :
1. Jumlah Program ada 4 Rp162.993.746.750
2. Jumlah Kegiatan ada 35 45876632100
19689229650
Rp228.559.608.500
.