1
Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Kalimantan Barat mencatat, sebanyak 252 cagar budaya yang tersebar di 14 kabupaten/kota di provinsi itu. “Dari sebanyak itu, baru sekitar 15 cagar budaya yang diakui, diantaranya keraton, masjid jami, satu rumah betang di Kabupaten Kapuas Hulu dan Gereja Tua Santo Fridell di Kapuas Hulu yang sudah mendapat surat keputusan penetapan cagar budaya,” kata Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Kalbar Yusri Zainuddin di Pontianak, Kamis. Ia menjelaskan, sisanya masih belum mendapat surat keputusan penetapan meskipun statusnya sudah masuk dalam cagar budaya. Data Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Kalbar, 15 cagar budaya yang sudah mendapat SK penetapan, diantaranya, Keraton Tayan, Sanggau, Al Mukarom Sintang, Amantubillah Mempawah, Azwazoekoebillah Sambas, Landak, Rumah Betang di Kapuas Hulu, Gereja Tua Santo Friedells Sejiram, Istana Kadriah Pontianak, Masjid Jami Kesultanan Pontianak, Sambas, Landak, Tayan, Sanggau dan Al Mulkarrom Sintang. Sementara itu, dari 252 cagar budaya, terdiri di Kota Pontianak sebanyak 14 cagar budaya, Kabupaten Pontianak 15, Kubu Raya 10, Landak 18, Sambas 34, Kota Singkawang 11, Kabupaten Bengkayang 9, Sanggau 17, Sekadau 9, Sintang 18, Melawi 14, Kapuas Hulu 24, Ketapang 26, dan Kabupaten Kayong Utara 7 cagar budaya, kata Yusri. Yusri menambahkan, bisa saja jumlah cagar budaya di kabupaten/kota yang ada di Kalbar bertambah, karena pencarian terhadap cagar budaya untuk menambah khazanah dan koleksi terus dilakukan. Sementara itu, Museum Provinsi Kalbar mendapat tambahan sebanyak 100 piring benda cagar budaya dari Direktorat Jenderal Pelestarian Cagar Budaya dan Permuseuman. “Seratus piring cagar budaya itu temuan dari Bangka Belitung yang diberikan oleh Ditjen Pelestarian Cagar Budaya dan Permuseuman,” kata Yusril. Rata-rata piring cagar budaya dari Bangka Belitung itu berasal dari China yang ditemukan di dasar laut daerah tersebut. “Dengan adanya tambahan sebanyak seratusan piring cagar budaya itu, maka koleksi benda cagar budaya di Museum Kalbar khususnya piring dan keramik menjadi tiga ribuan lebih,” kata Yusri.

Dinas Kebudayaan Dan Pariwisata Provinsi Kalimantan Barat Mencatat

Embed Size (px)

DESCRIPTION

dghg

Citation preview

Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Kalimantan Barat mencatat, sebanyak 252 cagar budaya yang tersebar di 14 kabupaten/kota di provinsi itu. “Dari sebanyak itu, baru sekitar 15 cagar budaya yang diakui, diantaranya keraton, masjid jami, satu rumah betang di Kabupaten Kapuas Hulu dan Gereja Tua Santo Fridell di Kapuas Hulu yang sudah mendapat surat keputusan penetapan cagar budaya,” kata Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Kalbar Yusri Zainuddin di Pontianak, Kamis.Ia menjelaskan, sisanya masih belum mendapat surat keputusan penetapan meskipun statusnya sudah masuk dalam cagar budaya.Data Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Kalbar, 15 cagar budaya yang sudah mendapat SK penetapan, diantaranya, Keraton Tayan, Sanggau, Al Mukarom Sintang, Amantubillah Mempawah, Azwazoekoebillah Sambas, Landak, Rumah Betang di Kapuas Hulu, Gereja Tua Santo Friedells Sejiram, Istana Kadriah Pontianak, Masjid Jami Kesultanan Pontianak, Sambas, Landak, Tayan, Sanggau dan Al Mulkarrom Sintang.Sementara itu, dari 252 cagar budaya, terdiri di Kota Pontianak sebanyak 14 cagar budaya, Kabupaten Pontianak 15, Kubu Raya 10, Landak 18, Sambas 34, Kota Singkawang 11, Kabupaten Bengkayang 9, Sanggau 17, Sekadau 9, Sintang 18, Melawi 14, Kapuas Hulu 24, Ketapang 26, dan Kabupaten Kayong Utara 7 cagar budaya, kata Yusri.Yusri menambahkan, bisa saja jumlah cagar budaya di kabupaten/kota yang ada di Kalbar bertambah, karena pencarian terhadap cagar budaya untuk menambah khazanah dan koleksi terus dilakukan.Sementara itu, Museum Provinsi Kalbar mendapat tambahan sebanyak 100 piring benda cagar budaya dari Direktorat Jenderal Pelestarian Cagar Budaya dan Permuseuman.“Seratus piring cagar budaya itu temuan dari Bangka Belitung yang diberikan oleh Ditjen Pelestarian Cagar Budaya dan Permuseuman,” kata Yusril.Rata-rata piring cagar budaya dari Bangka Belitung itu berasal dari China yang ditemukan di dasar laut daerah tersebut.“Dengan adanya tambahan sebanyak seratusan piring cagar budaya itu, maka koleksi benda cagar budaya di Museum Kalbar khususnya piring dan keramik menjadi tiga ribuan lebih,” kata Yusri.