Upload
others
View
47
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
1
DIKTAT/BAHAN AJAR
MATA KULIAH ILMU SOSIAL
BUDAYA DASAR (ISBD)
Dr. Ani Marlina, M.Pd
Semester Gasal 2016
STKIP KUSUMA NEGARA JAKARTA
2016
KATA PENGANTAR
Dengan mengucapkan puja puji serta rasa syukur
kepada Sang Penguasa alam semesta Allah SWT,
sholawat serta salam terlimpah curah kepada
revolusioner Islam sedunia suri tauladan sepanjang
masa habibana wanabiyana Rasulullah SAW, akhirnya
saya dapat menyelesaikan diktat/bahan ajar mata kuliah
―ILMU SOSIAL BUDAYA DASAR (ISBD)
Diktat ini dibuat dengan mengutip dari berbagai
sumber yang relevan sebagai salah satu rujukan
pembelajaran mata kuliah ISBD dengan harapan dapat
menjadi salah satu metode yang dapat mempermudah
mahasiswa dalam proses perkuliahan. Selain itu diktat
ini digunakan sebagai buku pegangan praktis untuk
mahasiswa yang bisa memberikan pemahaman secara
khusus.
Semoga diktat ini dapat bermanfaat dan
dimanfaatkan untuk mahasiswa khususnya dan
pembaca umumnya
Jakarta, 2016
Dr. Ani Marlina., M.Pd.
3
DAFTAR ISI
COVER …………………………………………………
KATA PENGANTAR ………………………………….
DAFTAR ISI ……………………………………………
A. Dasar Pemikiran ISBD …………………………...
B. Visi Misi dan Tujuan ISBD ……………………….
C. Bahan ISBD ……………………………………….
D. Pentingnya Pendekatan Interdisipliner dan
beberapa Alternatif Model pembelajaran ISBD..
E. Alternatif Model Pembelajaran ISBD …………...
F. Manusia dan Kebudayaan ……………………….
G. Manusia dan Peradaban …………………………
H. Modernisasi Peradaban Indonesia ditengah
Modernisasi dan Globalisasi ……………………...
I. Manusia sebagai Individu dan Makhluk Sosial …
J. Manusia dan Lingkungan …………………………
DAFTAR PUSTAKA ……………………………………
1
2
3
4
7
8
9
12
12
16
20
30
50
55
A. DASAR PEMIKIRAN ISBD
ISBD atau Ilmu Sosial Budaya Dasar merupakan
Mata Kuliah Berkehidupan Bermasyarakat, ISBD adalah
suatu bidang kajian yang sangat diperlukan oleh para
mahasiswa sebagai generasi penerus perjuangan
bangsa untuk memahami kaidah berkehidupan
bermasyarakat. ISBD sebagai salah satu MBB juga
memiliki visi dan misi yang sejalan dengan MBB
tentunya, namun lebih menitik beratkan pada pemberian
pengetahuan dasar dan pengertian umum tentang
konsep-konsep yang dikembangkan untuk mengkaji
gejala – gejala sosial kebudayaan.
4 landasan yang diajarkan di Perguruan Tinggi
Umum sehingga MBB-ISBD perlu ada yaitu :
a) Landasan Historis (nenek moyang kita beragama,
memiliki warisan budaya, peradaban tinggi, dan
lain-lain).
b) Landasan Filosofis (Bangsa Indonesia memiliki
falsafah Hidup berPancasila)
c) Landasan Yuridis Formal (UUD ‘45 pasal 30, 31, UU
No.20 tahun 2003 tentang Sisdiknas).
d) Landasan Pedagogis (Tujuan Pendidikan
mewujudkan manusia Indonesia seutuhnya, dan
lain-lain).
Yang menjadi latar belakang diajarkannya ISBD
yaitu agar output yang dihasilkan memiliki kemampuan
personal, akademis, dan profesional. Dalam ISBD
dipelajari tentang posisi manusia. Posisi manusia tidak
hanya sebagai makhluk individu dan sosial, namun juga
sebagai politik, ekonomi, budaya, psikologi.
5
1. Latar belakang pedagogis
Inovasi pembelajaran dirasa perlu karena
mahasiswa bukanlah mahluk kosong yang tidak memiliki
kemampuan dan kecakapan apapun, akan tetapi
sebagai objek berpotensi yang mampu mengkreasi
dunia lingkungannya. Sehingga dengan memberikan
posisi yang ―seimbang‖ antara aktivitas Dosen dan
Mahasiswa dalam proses pembelajaran akan mampu
memberikan hasil lebih, baik tambahan ilmu
pengetahuan, meningkatnya sikap positif, dan
bertambahnya keterampilan pada Mahasiswa. Upaya
untuk meningkatkan mutu dari hasil pendidikan,
mendorong UNESCO (1988) mendeklarasikan empat
pilar pembelajaran yaitu:
(1) learning to know (pembelajaran untuk tahu);
(2) learning to do (pembelajaran untuk berbuat);
(3) learning to be (pembelajaran untuk membangun
jati diri);
(4) learning to live together (pembelajaran untuk hidup
bersama secara harmonis).
Dengan pemikiran ini mendorong peran dosen tak
hanya menggunakan ceramah monolog atau
komunikasi satu arah tapi juga mampu menciptakan
suasana yang bermakna, menyenangkan, kratif, dinamis
serta dialog kreatif.
2. Dasar yuridis
Dalam Undang-Undang No. 20 Tahun 2003
tentang Sistem Pendidikan Nasional, Pasal 40 Ayat (1)
butir e dikemukakan bahwa: ―Pendidik dan tenaga
kependidikan berhak memperoleh kesempatan
menggunakan sarana, prasarana, dan fasilitas
pendidikan untuk menunjang kelancaran pelaksanaan
tugas. ‖Pasal ini dipertegas oleh kewajiban pendidik dan
tenaga kependidikan yang tertuang dalam Pasal 40 Ayat
(2) butir a yang menyatakan bahwa pendidik
berkewajiban ―menciptakan suasana yang bermakna,
menyenangkan, kreatif, dinamis, dan dialogis‖.
Perubahan peran Dosen seperti tersebut, berhubungan
erat dengan visi Mata Kuliah Berkehidupan
Bermasyarakat (MBB) di perguruan tinggi, seperti
tercantum dalam Keputusan Dirjen Dikti Depdiknas RI
No. 38 Tahun 2002 Pasal (1) yang menyatakan bahwa:
―Mahasiswa memiliki landasan pengetahuan, wawasan,
dan keyakinan sebagai bekal hidup bermasyarakat
selaku individu dan makhluk sosial yang beradab serta
bertanggung jawab terhadap sumber daya alam dan
lingkungannya‖
Dan juga berhubungan dengan misi MBB pada
pasal (2), yaitu: ―Memberikan dasar-dasar nilai estetika,
etika dan moral pada Mahasiswa serta memberikan
panduan bagi penyelenggara pendidikan dalam
mengantar Mahasiswa untuk mengembangkan
pemahaman serta penguasaannya tentang
keanekaragaman, kesetaraan, dan martabat manusia
sebagai individu dan makhluk sosial di dalam kehidupan
bermasyarakat dengan berpedoman pada nilai budaya
melalui pranata pendidikan, serta tanggung jawab
manusia terhadap sumber daya alam dan
lingkungannya dalam kehidupan bermasyarakat baik
nasional maupun global yang mengarah pada tindak
kekaryaan seseorang sesuai dengan kompetensi
keahliannya‖.
7
Oleh karena itu, dalam Pasal (5) metode pembelajaran
yang digunakan oleh Dosen harus menempatkan
Mahasiswa sebagai subjek didik, mitra dalam proses
pembelajaran, anggota masyarakat, dan warga negara.
B. VISI MISI DAN TUJUAN ISBD
Visi ISBD
―Berkembanganya mahasiswa sebagai manusia
terpelajar yang kritis, peka dan arif dalam memahami
keragaman dan kesederajatan manusia baik selaku
individu maupun sosial yang dilandasi oleh nilai-nilai
estetika, etika dan moral dalam kehidupan
bermasyarakat.‖
Misi ISBD
Memberikan pengetahuan dan wawasan
tentang keragaman, kesetaraan dan martabat manusia
sebagai individu dan makhluk sosial dalam kehidupan
masyarakat.
Memberikan dasar-dasar nilai estetika, etika, moral,
hukum dan budaya sebagai landasan untuk
menghormati dan menghargai antara sesama manusia
Sehingga akan terwujud masyarakat yang tertib, teratur
dan sejahtera.
Memberikan dasar-dasar untuk memahami masalah
sosial dan budaya serta mampu bersikap kritis, analitis
dan responsif untuk memecahkan masalah tersebut
secara arif di masyarakat.
Atas dasar visi dan misi ISBD tersebut,
kemudian dikembangkan Tujuan ISBD sebagai berikut:
Mengembangkan kesadaran Mahasiswa untuk
menguasai pengetahuan tentang keragaman dan
kesetaraan manusia sebagai individu dan makhluk
sosial dalam kehidupan bermasyarakat.
Menumbuhkan sikap kritis, peka, dan arif pada
Mahasiswa dalam memahami dan memecahkan
masalah sosial-budaya dengan landasan nilai estetika,
etika, moral, dan hukum dalam kehidupan
bermasyarakat.
Memberikan landasan pengetahuan dan wawasan yang
luas serta keyakinan kepada Mahasiswa sebagai bekal
hidup bermasyarakat, selaku individu dan makhluk
sosial yang beradab dalam mempraktikkan
pengetahuan akademis dan keahliannya.
C. BAHAN ISBD
Bahan ajar ISBD merupakan sebagian dari hasil
penelitian ilmu-ilmu social dan budaya yang dipilih dan
diramu sehingga cocok untuk program pendidikan.
ISBD dimaksudkan mempelajari bahan-bahan yang
sifatnya tabu, tertutup (closed areas) atau controversial
issues yang timbul dalam bidang ekonomi, politik,
sejarah, hukum, etika moral dan lain-lain.
Dengan bahan seperti ini diharapkan mahasiswa :
• Dapat mempelajari masalah social dan budaya yang
memang perlu dipecahkan;
• Dapat memahami bahwa iklim kelas mencerminkan
kehidupan demokratis;
• Melatih mahasiswa untuk mampu berbeda
pendapat;
9
• Dapat mendalami bahwa bahan tabu dekat
kegunaannya dengan kebutuhan pribadi dan
masyarakat.
• Berdasarkan visi, misi, tujuan MBB dan bahan dari
ISBD tersebut, maka ISBD termasuk pada kategori
General Education (pendidikan umum) yang
bertujuan untuk membina individu (Mahasiswa)
untuk menjadi warga masyarakat dan warga negara
yang baik, yaitu pendidikan yang berkenaan dengan
pengembangan keseluruhan kepribadian seseorang
dalam kaitannya dengan masyarakat dan
lingkungan hidup.
Mengutif kata-kata motivasi dari Nusyid Sumaatmadja
bahwa ―Pendidikan umum mempersiapkan generasi
muda terlibat dalam kehidupan umum sehari-hari dalam
kelompok mereka, yang merupakan unsur kesatuan
budaya, berhubungan dengan seluruh kehidupan yang
memenuhi kepuasan dalam keluarga, pekerjaan,
sebagai warga negara, selaku umat yang terpadu serta
penuh dengan makna kehidupan.‖ Nusyid Sumaatmadja
D. PENTINGNYA PENDEKATAN INTERDISIPLINER
DAN BEBERAPA ALTERNATIF MODEL
PEMBELAJARAN ISBD
Mengapa Pendekatan Interdisipliner dalam Ilmu Sosial
Budaya Dasar itu penting? Analisa beberapa gambar
berikut!
11
Gb4. Pendekatan Interfield
Factor Yuridis
Factor Politis
Pendekatan Interfield
E. ALTERNATIF MODEL PEMBELAJARAN ISBD
Alternative model pembelajaran ISBD dilakukan
jika merasakan adanya masalah, merumuskan masalah,
menetapkan hipotesis dan membuat pertanyan-
pertanyaan untuk memecahkan masalah, menetapkan
sumber data yang dijadikan objek, membuat instrumen
penelitian, Melakukan pengumpulan data, melakukan
klasifikasi dan analisis data, Menguji hipotesis, dan
Rekomendasi. Sebagai contoh adalah Pembelajaran
Berbasis Portofolio yakni sebagai ―wujud benda fisik‖
yaitu bundle untuk praktik dalam belajar. Adapun
Langkah-langkah Pembelajaran diantaranya yaitu :
1. Mengidentifikasi masalah
2. Memilih masalah untuk kajian kelas
3. Mengumulkan informasi tentang masalah yang akan
dikaji di kelas
4. Mengembangkan portofolio kelas
5. Penyajian portofolio kelas
6. Kriteria Penilaian portofolio
F. MANUSIA DAN KEBUDAYAAN
MANUSIA
Menurut Nicolausd & Asudiarja Manusia adalah
bhineka, tetapi tunggal. Bhineka karena ia adalah
jasmani dan rohani akan tetapi tunggal karena jasmani
dan rohani merupakan satu barang. Menurut ABINENO
J. Manusia adalah "tubuh yang berjiwa" dan bukan "jiwa
abadi yang berada atau yang terbungkus dalam tubuh
13
yang fana". Menurut UPANISADS Manusia adalah
kombinasi dari unsur-unsur roh (atman), jiwa,
pikiran,dan prana atau badan fisik. Menurut SOKRATES
Manusia adalah mahluk hidup berkaki dua yang tidak
berbulu dengan kuku datar dan lebar. Menurut KEES
BERTENS Manusia adalah suatu mahluk yang terdiri
dari 2 unsur yang kesatuannya tidak dinyatakan
KEBUDAYAAN
Kata kebudayaan berasal dari kata budh—>
budhi—> budhaya dalam bahasa sansekerta yang
berarti akal, sehingga kebudayaan diartikan sebagai
hasil pemikiran atau akal manusia. Ada pendapat yang
mengatakan bahwa kebudayaan yang berasal dari kata
budi dan daya. Budi adalah akal yang merupakan
unsure rohani dalam kebudayaan, sedangkan daya
berarti perbuatan atau ikhtiar sebagai unsure jasmani,
sehingga kebudayaan diartikan sebagai hasil dari akal
dan ikhtiar manusia (supartono, 2001; Prasetya, 1998).
Ciri pokok kebudayaan : Kebudayaan itu
beraneka ragam, Kebudayaan itu diteruskan melalui
proses belajar, Kebudayaan itu terjabarkan dari
komponen biologi, psikologi, sosiologi, dan eksistensi
manusia, Kebudayaan itu berstruktur, Kebudayaan itu
terbagi dalam aspek-aspek, Kebudayaan itu dinamis,
Nilai-nilai dalam kebudayaan itu relatif.
UNSUR PEMBENTUK KRBUDAYAAN
Fungsi kebudayaan yaitu sebagai Suatu
hubungan pedoman antar manusia atau kelompok,
Wadah untuk menyakurkan perasaan-perasaan dan
kehidupan lainnya, Pembimbing kehidupan manusia,
dan Pembeda antar manusia dan binatang. Faktor
Perubahan Kebudayaan ada dua yaitu pertama faktor
internal, Faktor intern merupakan faktor yang berasal
dari masyarakat itu sendiri yang menyebabkan
perubahan kebudayaan, yang diantaranya:
• Perubahan penduduk, seperti: Kelahiran, Kematian,
dan Migrasi.
• Adanya penemuan baru, seperti: Adanya ide atau
alat baru yang sebelumnya
15
• belum pernah ada (Discovery), Penyempurnaan
penemuan baru (Invention), dan
• Proses pembaharuan atau melengkapi atau
mengganti yang telah ada (Innovation).
• Konflik yang terjadi di dalam masyarakat.
Pemberontakan atau revolusi. Hal ini menyebabkan
perubahan pada struktur pemerintahan pada suatu
negara.
Yang kedua adalah faktor eksternal Faktor ekstern
merupakan faktor yang berasal dari luar masyarakat
melalui interaksi sosial yang mendorong terjadinya
suatu perubahan kebudayaan, yang diantaranya:
• Peperangan. Hal ini dapat menyebabkan perubahan
yang mendasar pada suatu negara baik seluruh
wujud budaya
• Perubahan alam. Pada zaman sekarang sebagian
besar hal ini disebabkan oleh tindakan manusia
sendiri yang menyebabkan kerusakan alam.
• Pengaruh budaya lain.
HUBUNGAN MANUSIA DAN KEBUDAYAAN
Hubungan manusia dan kebudayaan meliputi
Kebudayaan-kebudayaan khusus atas dasar faktor
kedaerahan, Cara hidup di kota dan di desa yang
berbeda ( urban dan rural ways of life), Kebudayaan-
kebudayaan khusus kelas sosial, Kebudayaan khusus
atas dasar agama, Kebudayaan berdasarkan profesi.
Hubungan antara manusia dan kebudayaan ini dapat
dipandang setara dengan hubungan antara manusia
dengan masyarakat dinyatakan sebagai dialektis,
maksudnya saling terkait satu sama lain. 3 tahap proses
dialektis yaitu Ekstemalisasi, Obyektivasi dan
Intemalisasi.
G. MANUSIA DAN PERADABAN
Hakikat Hidup Manusia. Kata Manusia berasal
dari bahasa sansekerta yaitu manu atau mens/homo
dari bahasa latin yang berarti berpikir, berakal budi.
Manusia merupakan makhluk yang mempunyai akal,
jasmani, dan rohani. Melalui akalnya manusia dituntut
untuk berpikir menggunakan akalnya untuk menciptakan
sesuatu yang berguna dan bermanfaat bagi dirinya
sendiri maupun untuk orang lain. Melalui jasmaninya
17
manusia dituntut untuk menggunakan fisik arau
jasmaninya melakukan sesuatu yang sesuai dengan
fungsinya dan tidak bertentangan dengan norma-norma
yang berlaku di masyarakat. Melalui rohaninya manusia
dituntut untuk senantiasa dapat mengolah rohaninya,
yaitu dengan cara beribadah sesuai dengan agama dan
kepercayaan yang dianutnya.
Hakikat manusia yaitu :
Makhluk yang memiliki tenaga dalam yang dapat
menggerakan hidupnya untuk memenuhi
kebutuhan-kebutuhannya
Individu yang memiliki sifat rasional yang
bertanggung jawab atas tingkah laku intelektual dan
sosial
Yang mampu mengarahkan dirinya ke tujuan yang
positif mampu mengatur dan mengontrol dirinya
Makhluk yang dalam proses menjadi berkembang
dan terus berkembang selama hidupnya
Individu yang dalam hidupnya selalu melibatkan
dirinya dalam usaha untuk mewujudkan dirinya
sendiri, membantu orang lain dan membuat dunia
lebih baik untuk ditempati
Suatu keberadaan yang berpotensi
Makhluk Tuhan yang berarti yaitu adalah makhluk
yang mengandung kemungkinan baik dan jahat
Individu yang sangat dipengaruhi oleh lingkungan
terutama lingkungan sosial, bahkan tidak bisa
berkembang sesuai dengan martabat
kemanusiaannya tanpa hidup di dalam lingkungan
sosial
Hakikat hidup manusia adalah untuk menyembah
kepada Tuhan YME untuk taat pada perintah-
perintahnya dan meninggalkan larang-larangannya.
Menurut pendapat filosof Plato manusia pada
hakikatnya sebagai suatu kesatuan pikiran,
kehendak, dan nafsu.
Peradaban dan perubahan sosial
Peradaban berasal dari kata ‗adab‘ yang berarti
kesopanan, kehormatan, budi bahasa. Manusia yang
beradab adalah manusia yang memiliki akhlak mulia,
yang memiliki kesopanan dan kehalusan budi pekerti.
Menurut beberapa pendapat para ahli pengertian
peradaban, di antaranya :
1. Fairchild, menyatakan peradaban adalah
perkembangan kebudayaan yang telah mencapai
tingkat tertentu yang diperoleh manusia
pendukungnya.
2. Kontjaranigrat, menyatakan peradaban untuk
menyebut bagian dan unsur kebudayaan yang
halus, maju, dan indah seperti misalnya kesenian,
ilmu pengetahuan, adat sopan santun pergaulan,
kepandaian menulis, organisasi kenegaraan,
kebudayaan yang mempunyai sistem teknologi dan
masyarakat kota yang maju dan kompleks.
Manusia dan peradaban adalah hal yang tidak
bisa terpisahkan karena manusia itu memiliki cipta, rasa,
dan karsa yang akan menimbulkan perkembangan
pengetahuan yang berasal dari suatu budaya, Dari hal
itulah kebudayaan akan mengalami kemajuan sehingga
19
dikatakan peradaban. Suatu peradaban timbul karena
ada yang menciptakannya, yaitu diantaranya faktor
manusianya yang melaksanakan peradaban tersebut.
Peradaban mempunyai wujud, tahapan, dan dapat
berevolusi atau berubah sesuai dengan perkembangan
zaman, dan dapat mengakibatkan suatu perubahan
pada kehidupan sosial karena pengaruh modernisasi
yang terjadi di masyarakat. Perubahan sosial adalah
perubaha-perubahan yang terjadi pada kehidupan sosial
masyarakat, Perubahan sosial mencakup perubahan
yaitu pada :
1. Norma-norma sosial
2. Nilai-nilai sosial
3. Interaksi sosial
4. Pola-pola perilaku
5. Organisasi sosial
6. Lembaga kemasyarakatan
7. Lapisan-lapisan masyarakat
8. Susunan kekuasaan
9. Wewenang
Beberapa pengertian perubahan sosial menurut para
ahli sosiologi :
1. Prof. Selo Soemardjan : Perubahan sosial adalah
perubahan-perubahan yang terjadi pada lembaga
kemasyarakatan di dalam suatu masyarakat yang
mempengaruhi sistem sosialnya.
2. Robert M.I Lawang : Perubahan sosial adalah
proses ketika dalam suatu sistem sosial terdapat
perbedaan-perbedaan yang dapat diukur yang
terjadi dalam suatu kurun waktu tertentu.
H. MODERNISASI, PERADABAN INDONESIA
DITENGAH MODERNISASI DAN GLOBALISASI
Evolusi budaya dan wujud peradaban dalam
kehidupan sosial budaya, Kebudayaan telah mengalami
proses perkembangan secara bertahap dan
berkesinambungan yang dikonsepkan sebagai evolusi
kebudayaan. Evolusi kebdayaan ini berlangsung sesuai
dengan perkembangan budi daya dan akal pikiran
manusia dalam menghadapi tantangan hidup dari waktu
ke waktu.
Proses evolusi untuk tiap kelompok masyarakat
diberbagai tempat berbeda-beda, bergantung pada
tantangan, lingkungan dan kemampuan intelektual
manusianya untuk mengantisipasi tantangan tadi.
Adanya kebudayaan bermula dari kemampuan akal dan
budi daya manusia dalam menanggapi, merespons,
dan mengatasi tantangan alam dan lingkungan dalam
mencapai kebutuhan hidupnya. Dengan potensi akal
dan budi inilah manusia menaklukkan alam. Manusia
menemukan dan menciptakan berbagai sarana hidup
sebagai upaya mengatasi tantangan alam tersebut.
Masa dalam kehidupan manusia dibagi menjadi dua,
yaitu :
1. Masa Prasejarah
Masa prasejarah adalah masa sebelum
manusia mengenal tulisan sampai manusia mengenal
tulisan. Data-data masa prasejarah diambil dari sisa-
sisa dan bukti-bukti yang digali dan diinterpretasikan.
2. Masa Sejarah
21
Masa sejarah adalah masa dimana manusia
sudah mengenal tulisan. Masa sejarah bermula ketika
adanya catatan tertulis untuk dijadikan bahan rujukan.
Penemuan tulisan ini merupakan satu penemuan
revolusioner yang genius.
Ada dua produk revolusioner hasil dari akal
manusia pada zaman prasejarah, yaitu :
1. Penemuan roda untuk transportasi
2. Bahasa
Selain produk revolusioner, pada zaman prasejarah pun
terdapat dua pendekatan, yaitu:
1. Pendekatan berdasarkan hasil teknologi
a. Zaman batu tua (Paleolitikum)
b. Zaman batu tengah (Mesolitikum)
c. Zaman batu baru (Neolitikum)
2. Pendekatan berdasarkan model sosial ekonomi
atau mata pencaharian hidup, yaitu:
a. Masa berburu dan mengumpulkan makanan
• Masa berburu sederhana (TradisiPaleolit)
• Masa berburu tingkat lanjut ( Tradisi
Epipaleolitik)
b. Masa bercocok tanam
• Neolitik
• Megalitik
c. Masa kemahiran teknik atau perundagian
Sedangkan untuk sejarah kebudayaan di
Indonesia, R.Soekmono (1973), membagi menjadi
empat masa, yaitu :
1. Zaman Prasejarah
Yaitu sejak permulaan adanya manusia dan
kebudayaan sampai kira-kira abad ke-5 M.
2. Zaman Purba
Yaitu sejak datangnya pengaruh India pada
abad pertama Masehi sampai dengan runtuhnya
Majapahit sekitar tahun 1500 M.
3. Zaman Madya
Yaitu sejak datangnya pengaruh Islam
menjelang akhir kerajaan Majapahit sampai dengan
akhir abad ke-19.
4. Zaman Baru atau Modern
Yaitu sejak masuknya anasir Barat (Eropa) dan
teknik modern kira-kira tahun 1900 sampai sekarang.
Jejak Peradaban di Indonesia
Peradaban bangsa Indonesia dimulai sejak
masa kemahiran teknik atau zaman perundagian.
Zaman perundagian terdiri dari dua masa, yaitu :
a. Tradisi seni tuang perunggu
b. Tradisi seni tuang besi
23
Meskipun saat itu masih zaman prasejarah
namun telah mengenal teknologi terbatas dan
sederhana, yaitu pada upaya pemenuhan peralatan
yang dibutuhkan masyarakat Indonesia dalam
kehidupannya yang sudah mulai menetap.
Di Indonesia penggunaan logam sudah mulai
dikenal beberapa abad sebelum Masehi. Mereka
menggunakan peralatan dari logam, seperti peralatan
berburu, bercocok tanam, peralatan rumah tangga dan
lain-lain. Peradaban bangsa Indonesia semakin maju
dan berkembang setelah datangnya pengaruh Hindu
dan Budha ke Indonsia. Pengaruh tulisan dari budaya
Hindu dan Budha membawa dampak besar bagi
peradaban Indonesia, yaitu memasuki masa sejarah
(mengenal bahasa tulis). Salah satu hasil budaya tulis di
Indonesia adalah prasasti. Huruf yang dipakai dalam
prasasti yang ditemukan sejak tahun 400 M adalah
huruf Pallawa dan bahasa Sansekerta.
Kemampuan baca tulis bangsa Indonesia lama-
kelamaan berpengaruh dalam bidang kesusastraan,
yakni munculnya banyak kitab-kitab yang ditulis para
pujangga masa lalu. Dengan banyaknya prasasti dan
kitab-kitab kuno ini dapat ditelusuri peradaban bangsa
Indonesia terutama dalam masa kerajaan. Peradaban
bangsa semakin berkembang dengan masuknya
pengaruh Islam dan masuknya bangsa Barat Eropa,
termasuk pengaruh agama Kristen-Katolik. Dewasa ini,
pengaruh peradaban global semakin kuat. Hal ini
diakibatkan oleh kemajuan dalam bidang komunikasi
dan informasi.
Dinamika Peradaban Global
Menurut Arnold Y.Toynbee, lahirnya peradaban
itu diuraikan dengan teori challenge and respons.
Peradaban itu lahir sebagai respons (tanggapan)
manusia yang dengan segenap daya upaya dan akalnya
menghadapi dan menaklukkan dan mengolah alam
sebagai tantangan (challlenge) guna mencukupi
kebutuhan dan melestarikan kelangsungan hidup.
Penerapan teknologi itu bertujuan untuk memudahkan
kerja manusia, agar meningkatkan efisiensi dan
produktivitas.
Alvin Toffler menganalisis gejala-gejala
perubahan dan pembaharuan peradaban masyarakat
akibat majunya ilmu dan teknologi. Dalam bukunya The
Third Wave (1981), ia menyatakan bahwa gelombang
perubahan peradaban umat manusia sampai saat ini
telah mengalami tiga gelombang, yaitu :
Gelombang I Peradaban teknologi pertanian yang
berlangsung tahun 800 SM – 1500 M.
Gembang II Peradaban teknologi industri yang
berlangsung tahun 1500 M – 1970 M.
Gelombang III Peradaban informasi yang
berlangsung tahun 1970 M – sekarang.
Setiap gelombang peradaban tersebut dikuasai oleh tingkat teknologi yang digunakan. Gelombang pertama (the first wave) dikenal dengan revolusi hijau. Dalam gelombang pertama ini manusia menemukan dan menerapkan teknologi pertanian. Gelombang kedua adalah adanya revolusi industri terutama dinegara-negara Barat yang dimulai dengan revolusi industri di Inggris. Masa gelombang
25
kedua adalah masa revolusi industri, yaitu kira-kira tahun 1700 – 1970. Masa ini dimulai dengan penemuan mesin uap pada tahun 1712. Gelombang ketiga merupakan revolusi informasi yang ditandai dengan kemajuan teknologi informasi yang memudahkan manusia untuk berkomunikasi dalam berbagai bidang, yaitu :
a. Komunikasi dan data procesing b. Penerbangan dan angkasa luar c. Energi alternatif dan energi yang dapat
diperbaharui d. Terjadinya urbanisasi
Gelombang ketiga ini melahirkan suatu masyarakat
dunia yang dikenal dengan sebutan The global village
(kampung global).
John Nasisbitt dalam bukunya Magatrends (1982), menyatakan bahwa globalisasi memunculkan perubahan-perubahan yang akan dialami oleh negara-negara dunia. Perubahan itu terjadi karena interaksi yang dekat dan intensif antar negara, terutama negara berkembang akan terpengaruh oleh kemajuan dinegara-negara maju. Perubahan-perubahan tersebut ialah :
a. Perubahan dari masyarakat industri ke masyarakat informasi.
b. Perubahan dari teknologi yang mengandalkan kekuatan tenaga ke teknologi canggih.
c. Perubahan dari ekonomi nasional ke ekonomi dunia.
d. Perubahan dari jangka pendek ke jangka panjang. e. Perubahan dari sentralisasi ke desentralisasi. f. Perubahan dari bantuan lembaga ke bantuan diri
sendiri.
g. Perubahan dari demokrasi perwakilan ke demokrasi partisipatori.
h. Perubahan dari sistem hierarki ke jaringan kerja. i. Perubahan dari utara ke selatan.
j. Perubahan dari satu diantara dua pilihan menjad macam-macam pilihan
Naisbitt dan Patricia Aburdance ( 1990) kembali
mengemukakan lagi adanya sepuluh macam perubahan
di era global, yaitu :
a. Abad biologi
b. Bangunnya sosialisme pasar bebas.
c. Cara hidup global dan nasionalisme budaya.
d. Dasawarsa kepemimpinan wanita.
e. Kebangkitan agama dan milenium baru.
f. Kebangkitan dalam kesenian.
g. Kemenangan individu.
h. Pertumbuhan ekonomi dunia dalam tahun 1990
an.
i. Berkembangnya wilayah pasifik.
j. Privatisasi/swastanisasi atas negara
kesejahteraan.
Ciri Berkembangnya Globalisasi di DuniaCiri semakin
berkembangnya globalisasi di dunia, antara lain :
1. Hilir mudiknya kapal-kapal pengangkut barang antar negara.
2. Perkembangan barang-barang. 3. Pasar dan produksi ekonomi dinegara-negara yang
berada menjadi saling bergantung.
4. Peningkatan transaksi kultural melalui perkembangan media masa.
5. Meningkatnya masalah bersama.
27
PROBLEMATIKA PERADABAN GLOBAL PADA
KEHIDUPAN MANUSIA
Kata globalisasi diambil dari kata global yang
maknanya ialah universal. Globalisasi memiliki makna
yang mapan, kecuali sekedar definisi kerja (working
definition), sehingga tergantung dari sisi mana orang
melihatnya.
Globalisasi digerakkan oleh kemajuan yang
pesat dalam teknologi transportasi dan informasi
komunikasi. Globalisasi dimunculkan oleh negara-
negara maju, karena mereka merasa telah lebih maju
dalam menguasai teknologi, telah memperoleh
kemajuan yang sangat pesat terutama dibidang
informasi, komunikasi dan transportasi. Dewasa ini,
negara-negara maju lebih didominasi oleh negara-
negara Eropa Barat dan Amerika Serikat karena
memang kemajuan teknologi negara-negara tersebut
lebih cepat dibanding negara lain.
Namun, dunia tidak hanya didominasi satu
peradaban besar saja. Huntington (2001)
mengidentifikasi adanya sembilan peradaban besar saat
ini.
Sembilan peradaban besar itu, meliputi :
1. Peradaban Barat atau Peradaban Lama , yang
berpusat di Eropa Barat, Amerika Utara dan
Australia.
2. Peradaban Amerika Latin yang dipengaruhi agama
Katolik, menyebar dinegara-negaraAmerika Selatan.
3. Peradaban Muslim atau Islam, yang berpusat di
Timur Tengah dan Afrika Utara.
4. Peradaban Hindu di India.
5. Peradaban Budha di Mongolia.
6. Peradaban Jepang.
7. Peradaban Cina.
8. Peradaban Afrika.
9. Peradaban Ortodoks yang berada diwilayah bekas
Yugoslavia
Pengaruh Globalisasi, Globalisasi sebagai
fenomena abad sekarang memberi implikasi yang luas
bagi semua bangsa dan masyarakat internasional.
Dengan didukung teknologi komunikasi dan transportasi
yang canggih, da dampak globalisasi akan sangat luas
dan kompleks. Berbagai barang dan informasi denan
berbagai tingkatan kualitas tersedia untuk dikonsumsi.
Akibatnya, akan mengubah pola pikir, sikap dan tingkah
laku manusia.
Globalisasi memberi pengaruh dalam berbaga i
kehidupan, antara lain :
a. Bidang politik
b. Bidang ekonomi
c. Bidang sosial budaya
d. Bidang pertahanan
Efek globalisasi bagi Indonesia, Aspek Positif
Globalisasi
Aspek positif kemajuan teknologi komunikasi dan
informasi, yaitu :
1) Mempermudah manusia dalam berinteraksi
2) Mempercepat manusia untuk berhubungan dengan
manusia lain
3) Meningkatkan efisiensi
Aspek Negatif Globisasi
29
1) Masuknya nilai budaya luar akan menghilangkan
nilai-nilai tradisi suatu bangsa atau identitas suatu
bangsa.
2) Eksploitasi alam dan sumber daya lain akan
memuncak karena kebutuhan yang semakin besar.
3) Berkembang nilai-nilai konsumerisme dan
individual yang menggeser nilai-nilai sosial
masyarakat.
4) Terjadi dehumanisasi
SikapTerhadap Globalisasi, Dalam menghadapi
globalisasi ini, bangsa-bangsa di dunia memberi
respon atau tanggapan yang dapat dikategorikan
sebagi berikut.
a. Sebagian bangsa menyambut positif globalisasi
karena dianggap sebagai jalan baru untuk
perbaikan nasib untuk manusia.
b. Sebagian masyarakat yang kritis menolak
globalisasi, karena sebagai bentuk baru
penjajahan melalui cara-cara baru yang bersifat
tradisional dibidang politik, ekonomi dan
budaya.
c. Sebagian yang lain tetap menerima globalisasi
sebagai sebuah keniscayaan akibat
perkembangan teknologi informasi dan
transportasi, tetapi mereka tetap kritis terhadap
akibat negatif globalisasi.
I. MANUSIA SEBAGAI INDIVIDU DAN MAKHLUK
SOSIAL
Manusia Sebagai Makhluk Individu
Individu berasal dari kata in dan devided. Dalam
Bahasa Inggris in salah satunya mengandung
pengertian tidak, sedangkan devided artinya terbagi.
Jadi individu artinya tidak terbagi, atau satu kesatuan.
Dalam bahasa latin individu berasal dari kata individium
yang berarti yang tak terbagi, jadi merupakan suatu
sebutan yang dapat dipakai untuk menyatakan suatu
kesatuan yang paling kecil dan tak terbatas.
Manusia sebagai makhluk individu memiliki
unsur jasmani dan rohani, unsur fisik dan psikis, unsur
raga dan jiwa. Seseorang dikatakan sebagai manusia
individu manakala unsur-unsur tersebut menyatu dalam
dirinya. Jika unsur tersebut sudah tidak menyatu lagi
maka seseorang tidak disebut sebagai individu. Dalam
diri individi ada unsur jasmani dan rohaninya, atau ada
unsur fisik dan psikisnya, atau ada unsur raga dan
jiwanya.
Setiap manusia memiliki keunikan dan ciri khas
tersendiri, tidak ada manusia yang persis sama. Dari
sekian banyak manusia, ternyata masing-masing
memiliki keunikan tersendiri.
Karakteristik yang khas dari seeorang dapat kita
sebut dengan kepribadian. Setiap orang memiliki
kepribadian yang berbeda-beda yang dipengaruhi oleh
faktor bawaan genotip)dan faktor lingkungan (fenotip)
yang saling berinteraksi terus-menerus.
Menurut Prof. Jacob, manusia adalah
makhluk biokultural, ia adalah produk interaksi antara
factor-factor biologis dan budaya. Adalah sulit disangkal
31
bahwa setiap perbuatan manusia yang kalau ditelusuri
dengan hati-hati, akan segera terlihat ada sesuatu yang
terasa menghubungkan satu fenomena dengan
fenomena yang lainnya. Sesuatu yang
berkesinambungan dan terus berulang, yang dapat kita
jadikan ciri-ciri manusia. Dilihat dari cara menampilkan
dirinya, bisa kita lihat bahwa manusia sebagai individu
merupakan sisi yang amat penting untuk diamati dan
dipelajari.
individu (Bahasa Perancis) artinya
orang seorang. Dalam hal ini adalah satu orang
manusia. In – dividere berarti mahkluk individual yang
tidak dapat dibagi-bagikan. Setiap individu mempunyai
ciri-ciri khas yang telah built- in dalam dirinya. Ciri – ciri
watak seorang individu yang konsisten, yang
memberikan kepadanya identitas khusu disebut sebgai
kepribadian.
Menurut Koentjaraningrat, ada
beberapa unsur kepribadian, yaitu pengetahuan,
perasaan dan naluri.
ada beberapa macam dorongan yang perlu
diketahui , yitu :
Dorongan untuk mempertahankan kelangsungan
hidupnya
Dorongan sex
Dorongan untuk mencari makan
Dorongan untuk berinteraksi dengan orang lain
Dorongan untuk meniru tingakh laku sesamanya
Manusia sebagai individu selalu berada di
tengah – tengah kelompok individu yang sekaligus
mematangkannya untuk menjadi pribadi . Proses dari
individu menjadi pribadi, didukungdan dihambat
olehdirinya sendiri dan juga oleh kelompok sekitarnya
1. Destruktif dan Konstruktif
Pada diri individu yang destruktif kita jumpai
kecenderungan untuk memenuhi kebutuhan psikis yang
berlebihan. Biasanya mencari kepuasan temporal yang
seringkali hanya dinikmatinya sendiri
Individu yang konstruktif akan lahir apabila dalam
penyesuaian dirinya ia berada dalam posisi yang
seimbang.
2. Kompromistis dan Anti-establishment
Sikap kompromis seorang individu biasanya
muncul apabila individu memerlukan rasa aman ia akan
mudah menerima syarat apapun dari dominasi lin
gkungan yang memberinya rasa aman.
sikap anti-establishment merupakan sikap individu yang
berlebihan dalam berinteraksi dengan lingkungannya.
Hal ini sangat erat kaitannya dengan usaha individu
dalam pencarian identitas diri yang bersifat psikologis (in
the search for self identity).
Manusia Sebagai Makhluk Sosial
Sosial berasal dari kata bahasa Latin ―Socius‖
yang artinya berkawan atau masyarakat. Adapun
manusia sebagai mahkluk social adalah makhlukyang
hidup bermasyarakat, dan pada dasarnya setiap hidup
Individu tidak lepas dari manusia lain. Manusia selalu
hidup dan membutuhkan manusia lain. Dorongan
masyarakat yang dibina sejak lahirakan selalu
menampakan dirinya dalam berbagai bentuk, karena itu
dengan sendirinya manusia akan selalu bermasyarakat
dalam kehidupannya.
33
Menurut kodratnya manusia adalah makhluk
sosial atau makhluk bermasyarakat, selain itu juga
diberikan yang berupa akal pikiran yang berkembang
serta dapat dikembangkan. Dalam hubungannya
dengan manusia sebagai makhluk sosial, manusia
selalu hidup bersama dengan manusia lainnya.
Manusia dikatakan sebagai makhluk sosial, juga
karena pada diri manusia ada dorongan dan kebutuhan
untuk berhubungan (interaksi) dengan orang lain,
manusia juga tidak akan bisa hidup sebagai manusia
kalau tidak hidup di tengah-tengah manusia.
Tanpa bantuan manusia lainnya, manusia tidak
mungkin bisa berjalan dengan tegak. Dengan bantuan
orang lain, manusia bisa menggunakan tangan, bisa
berkomunikasi atau bicara, dan bisa mengembangkan
seluruh potensi kemanusiaannya.
Manusia sebagai makhluk individu dan makhluk
sosial pastinya membutuhkan orang lain. Oleh karena
itu, proses interaksi dan sosialisasi selalu terjadi
kapanpun dan dimanapun.
Interaksi Sosial
Kata interaksi berasal dari kata inter dan action.
Interaksi sosial adalah hubungan timbal balik saling
mempengaruhi antara individu, kelompok sosial,
dan masyarakat.
Interaksi adalah proses di mana orang-oarang
berkomunikasi saling pengaruh mempengaruhi dala
pikiran danb tindakana. Seperti kita ketahui, bahwa
manusia dalam kehidupan sehari-hari tidaklah lepas
dari hubungan satu dengan yang lain.
Interaksi sosial antar individu terjadi manakala dua
orang bertemu, interaksi dimulai: pada saat itu
mereka saling menegeur, berjabat tangan, saling
berbicara, atau bahkan mungkin berkelahi. Aktivitas-
aktivitas semacam itu merupakan bentuk-bentuk
dari interaksi sosial.
Interaksi sosial terjadi dengan didasari oleh faktor-faktor
sebagai berikut
1. Imitasi adalah suatu proses peniruan atau
meniru.
2. Sugesti adalah suatu poroses di mana seorang
individu menerima suatu cara penglihatan atau
peduman-pedoman tingkah laku orang lain
tanpa dkritik terlebih dahulu.
3. Identifikasi dalam psikologi berarti dorongan
untuk menjadi identi (sama) dengan orang lain,
baik secara lahiriah maupun batiniah.
4. Simpati adalah perasaan tertariknya orang yang
satu terhadap orang yang lain.
Syarat terjadinya interaksi sosil yaitu adanya kontak
social dan komunikasi.
Pelapisan Sosial
Pelapisan sosial telah ada sejak manusia
mengenal adanya kehidupan bersama dalam organisasi
sosial. Pada masyarakat yang bertaraf budaya
bersahajapun lapisan sosial sudah ada, yaitu dengan
adanya golongan budak dan bukan budak. Semakin
maju teknologi suatu masyarakat maka semakin
komplek pula sistem lapisan masyarakat.
35
— Stratifikasi sosial/pelapisan sosial adalah
perbedaan penduduk atau masyarakat ke dalam lapisan
kelas-kelas secara bertingkat.
— Aristoteles menyatakan bahwa di dalam setiap
negara selalu terdapat tiga unsur yaitu mereka yang
kaya sekali, mereka yang melarat dan mereka yang ada
di tengah-tengah.
— Setiap individu adalah anggota dari suatu
kelompok. Tetapi tidak setiap warga dari suatu
masyarakat hanya menjadi anggota dari satu kelompok
tertentu, ia bisa menjadi anggota lebih dari satu
kelompok sosial.
— Pelapisan sosial terjadi dengan sendirinya dan
dengan disengaja. Pelapisan yang tidak disengaja;
adapun orang-orang yang menduduki lapisan tertentu
dibentuk bukan berdasarkan atas kesengajaan yang
disusun sebelumnya oleh masyarakat itu tetapi berjalan
secara alamiah dengan sendirinya. Oleh karena itu
sifatnya yang tanpa disengaja inilah maka bentuk
pelapisan dan dasar dari pelapisan itu bervariasi
menurut tempat, waktu dan kebudayaan masyarakat.
— Pelapisan yang disengaja; pelapisan yang
disusun dengan ditunjukkan untuk mengejar tujuan
bersama. Di dalam sistem pelapisan ini ditentukan
secara jelas dan tegas adanya wewenang dan
kekuasannya yang diberikan kepada seseorang.
Beberapa pemikiran tentang pelapisan sosial ini muncul
karena adanya ketidaksamaan status-status diantara
individu-individu serta adanya ukuran tentang apa yang
sangat dihargai dan dijadikan ukuran oleh masyarakat.
Penghargaan yang lebih tinggi terhadap hal-hal tertentu
akan menempatkan hal tersebut pada kedudukan yang
lebih tinggi dari hal-hal lainnya. Kalau masyarakat lebih
menghargai kekayaan material daripada kehormatan
misalnya, mereka yang lebih tinggi apabila dibandingkan
dengan pihak-pihak lainnya, gejala tersebut
menimbulkan lapisan masyarakat yang merupakan
pembedaan posisi seseorang atau suatu kelompok
dalam kedudukan yang berbeda-beda.
selanjutnya ada yang membagi pelapisan sosial
ini menjadi beberapa lapisan yakni :
- Masyarakat yang terdiri dari kelas atas (upper class)
dan kelas bawah (lower class).
- Masyarakat yang terdiri dari kelas atas (upper class),
kelas menengah (middle class) dan kelas bawah (lower
class).
- Masyarakat yang terdiri dari kelas atas (upper class),
kelas menengah (middle class), kelas menengah bawah
(lower middle class) dan kelas bawah (lower class).
Orang-orang yang berada pada kelas bawah (lower)
biasanya lebih banyak (mayoritas) daripada di kelas
menengah (middle) apalagi pada kelas atas (upper).
Semakin keatas semakin sedikit jumlah orang yang
berada pada posisi kelas atas (upper class).
Stratifkasi sosial dalam kehidupan masyarakat.
Stratifikasi sosial (social stratification) merupakan istilah
sosiologi yang menunjukkan adanya sistem berlapis-
lapis dalam masyarakat. Stratifikasi berasal dari kata
strata yang bermakna lapisan.
Adanya sistem berlapis-lapis dalam masyarakat
menggambarkan bahwa dalam setiap kelompok
terdapat perbedaan bahwa dalam setiap kelompok
terdapat perbedaan kedudukan seseorang dari yang
berkedudukan tinggi sampai kepada kedudukan yang
37
paling rendah, seolah-olah merupakan lapisan yang
bertingkat-tingkat dari atas ke bawah (berhierarchie).
Strata ini terjadi karena dalam masyarakat selalu ada
yang dihargai sebagai hal yang menyebabkan timbulnya
bibit-bibit strata di dalam masyarakat.
Hal itu mungkin berupa uang, harta, kekuasaan,
ilmu pengetahuan, pekerjaan, wilayah tempat tinggal
dan sebagainya. Barang siapa yang memiliki sesuatu
yang berharga tadi dalam jumlah yang besar
kemungkinan bagi dirinya dianggap sebagai warga yang
menduduki lapisan atas begitu pula sebaliknya orang
yang tidak memiliki adalah orang-orang lapisan bawah,
sedangkan yang pertengahan lapisan tengah.
TERJADINYA STRATIFIKASI SOSIAL
Untuk mempelajari sistem berlapis-lapisan di
dalam suatu masyarakat pada umumnya dipergunakan
kriteria atau ukuran untuk menggolong-golongkan
masyarakat dengan dasar terjadinya lapisan masyarakat
:
Ukuran kekayaan atau kebendaan (material) dapat
dijadikan suatu ukuran, artinya orang-orang yang
mempunyai kekayaan paling banyak didudukkan pada
lapisan teratas, sedangkan yang kurang kaya berada
pada lapisan di bawahnya. Kekayaan itu dapat dilihat
daripada bentuk rumah, mobil, pakaian, kebiasaan
mempergunakan benda-benda serba lux dan
sebagainya. Suatu hal yang perlu diperhatikan adalah
bila seseorang sudah menduduki lapisan atas maka
ukuran lainnya kadang-kadang bermukim pula pada
daerah yang elit, bukan di lokasi yang murahan, karena
ia memang sudah kaya menyebabkan kesempatannya
untuk menjadi seorang sarjana yang memilki ilmu
pengetahuan lebih besar pula.
Demikian pula ukuran kekuasaan, siapa yang
memiliki wewenang terbesar atau pangkat yang tinggi
menempati lapisan teratas. Ini jelas terlihat dalam
upacara resmi (protokoler) bahwa gubernur mempunyai
kekuasaan yang lebih besar dari bupati, sehingga dalam
suatu acara jelas terlihat bahwa gubernur lebih dihargai
dari bupati.
Ukuran kehormatan adalah orang yang paling dihormati
dan disegani masyarakat pedesaan dan biasanya tokoh-
tokoh non formallah yang mendapat tempat sebagai
orang dihormati, termasuk para ulama, tokoh adat,
pejuang dan sebagainya. Karena merekalah yang telah
berjasa pada masyarakat.
Ilmu pengetahuan dapat dijadikan sebagai alat
ukuran oleh masyarakat yang menghargai ilmu
pengetahuan. Akibatnya tak jarang yang dijadikan
sebagai alat ukurannya bukanlah kualitas
pengetahuannya, tetapi gelar kesarjanaannya yang
dijadikan sebagai alat ukurannya. Karena itu pulalah
orang selalu berusaha mengejar gelar sarjana yang
kadang-kadang dengan cara yang ilegal.
Kriteria pelapisan sosial pada hakikatnya
tergantung pada sistem nilai yang dianut oleh anggota
masyarakat yang bersangkutan. Oleh sebab itu, boleh
jadi masih ada ukuran lain yang membuat seseorang
menempati strata tertentu dalam masyarakat.
Terjadinya pembentukan pelapisan sosial ini
sangat beragam, tergantung dengan kondisi yang ada.
Biasanya pelapisan sosial berlangsung secara alami
sesuai dengan pertumbuhan masyarakat itu sendiri.
Misalnya karena latar belakang usia, para lansia akan
39
lebih mudah berkomunikasi dengan lansia. Tetapi ada
pula pelapisan sosial yang terjadi secara sengaja,
biasanya ini dilakukan untuk mengejar suatu tujuan
bersama. Dan dalam sistem ini telah ditemukan siapa
pemegang kekuasaan, dll. Contohnya adalah OSIS
disekolah, organisasi siswa sengaja dibentuk untuk
mengatur segala sesuatu yang akan dilaksanakan
disekolah.
Pada dasarnya, pelapisan sosial terbentuk
gunamembina hubungan antar individunya, atau untuk
mencapai tujuan . Tetapi jangan pandang ini sebagai
perselisihan, pembentuk gandang ini sebagai
perbedaan yang dapat menyatukan kita. Saling
menghargai dan menghormati antar individu adalah
kunci dari semua perselisihan. Dengan begitu maka
masalah kesenjangan sosial masyarakat yang sehat
dan cinta damai.
Pendapat saya dari diatas adalah sangat
pentingnya pelapisan sosial itu, supaya masyarakat bisa
mnejaga hubungan yang harmonis dengan yang lainnya
untuk mencapai suatu tujuan yang positif.
Fungsi Stratifikasi Sosial
- Stratifikasi sosial menyusun alat bagi masyarakat
dalam mencapai beberapa tugas utama.
- Stratifikasi sosial menyusun, mengatur, serta
mengawasi saling hubungan di antara anggota
masyarakat.
- Stratifikasi sosial memiliki kontribusi sebagai
pemersatu dengan - mengoordinasikan serta
mengharmonisasikan unitunit yang ada dalam
struktur sosial itu.
- Stratifikasi sosial mengategorikan manusia dalam
stratum yang berbeda, sehingga dapat
menyederhanakan dunia manusia dalam konteks
saling berhubungan di antara mereka.
Manusia Sebagai Makhluk Masyarakat
Masyarakat adalah suatu kelompok manusia
uang telah memiliki tatanan kehidupan, norma-norma ,
adat istiadat,yang sama-sama ditaati dalam
lingkungannya.
Memiliki kenyataan dilapangan, suatu kelompok
masyarakat dapat berupa suatu suku bangsa. Bisa juga
berlatar belakang dari berbagai suku.
Masyarakat dapat digolongkan menjadi
masyarakat sederhana dan masyarakat maju ( modern).
Dalam penjabarannya , masyarakat sederhana bisa
dikatakan sebagai sekelompok orang yang hidup dalam
lingkungan sederhana (primitive),sedangkan
masyarakat maju(modern)memiliki aneka ragam
kelompok social, diantaranya :
a. Masyarakat Non – industri
Kelompok primer
Kelompok sekunder
b. Masyarakat Industri
Desa Dan Masyarakat Desa
Di dalam Undang – Undang Nomor 5 tahun
1979, tentang Pemerintahan Desa disebutkan bahwa :
Desa adalah suatu wilayah yang ditempati oleh
sejumlah penduduk sebagai kesatuan masyarakat
termasuk didalamnya kesatuan masyarakat hokum yang
mempunyai organisasi pemerintahan terendah langsung
41
dibawah Camat dan berhak menyelenggarakan rumah
tangganya sendiri dalam ikatan Negara Kesatuan
Republik Indonesia.
Menurut Sutardjo Kartodikusuma : Desa adalah
suatu kesatuan hokum dimana bertempat tinggal suatu
masyarakat pemerintahan tersendiri.
Menurut Bintaro : Desa merupakan perwujudan
atau kesatuan geografis ,social,ekonomi, politik dan
kultur yangterdapat ditempat itu .
Menurut Paul H Landis : Desa adalah penduduknya
kurang dari 2.500 jiwa dengan ciri-ciri sebagai berikut :
Mempunyai pergaulan hidup yangsaling kenal
mengenal antara ribuan jiwa
Ada pertalian perasaan yang sama tentang
kesukaan terhadap kebiasaan
Cara berusaha ( ekonomi) adalah agraris yang
paling umum yang sangat dipengaruhi alam
Ciri-Ciri Masyarakat Desa
Menurut ahli Sosiologi Ruman Sumadilaga
dalam bukunya ―Talcot Person‖ menggambarkan
masyarakat desa sebagai berikut :
1. Afektifitas ada hubungannya dengan perasaan
kasih sayang, cinta, kesetiaan , dan kemesraan
2. Orientasi kolektif
3. Partikularisme
4. Aksripsi
5. Kekabaran (diffuseness)
Kota dan Masyarakat Perkotaan
Menurut Wirth : Kota adalah suatu pemilihan
yang cukup besar, padat dan permanen, dihuni oleh
orang-orang yang heterogen kedudukan sosialnya.
Max Weber : Kota menurutnya, apabila penghuni
setempatnya dapat memenuhi sebagian besar
kebutuhan ekonominya dipasar lokal.
Dwigth Sanderson: Kota ialah tempat yang berpenduduk
sepuluh ribu orang atau lebih
Secara umum, kota dapat dikenakan pads daerah atau
lingkungan komunitas tertentu dengan tingkatan dalam
struktur pemerintahan.
Ciri-Ciri masyarakat Kota
1. Heterogenitas sosial 6. Individual
2. Hubungan sekunder 7. Ikatan Sukarela
3. Toleransi sosial 8. Segregasi
Keuangan
4. Kontrol sekunder
5. Mobilitas social
Perbedaan antara Desa Dan Kota
Dalam masyarakat modern, sering dibedakan
antara masyarakat pedesaan (rural community) dan
masyarakat perkotaan (urban community). Menurut
Soekanto (1994), per-bedaan tersebut sebenarnya tidak
mempunyai hubungan dengan pengertian masyarakat
sederhana, karena dalam masyarakat modern, betapa
pun kecilnya suatu desa, pasti ada pengaruh-pengaruh
dari kota. Perbedaan masyarakat pedesaan dan
masyarakat perkotaan, pada hakekatnya bersifat
gradual.
Kita dapat membedakan antara masyarakat desa dan
masyarakat kota yang masing-masiPerbedaan antara
desa dan kota
Ada beberapa ciri yang dapat dipergunakan sebagai
petunjuk untuk membedakan antara desa dan kota.
43
Dengan melihat perbedaan perbedaan yang ada mudah
mudahan akan dapat mengurangi kesulitan dalam
menentukan apakah suatu masyarakat dapat disebut
sebagi masyarakat pedeasaan atau masyarakat
perkotaan.
Ciri ciri tersebut antara lain :
jumlah dan kepadatan penduduk
lingkungan hidup
mata pencaharian
corak kehidupan sosial
stratifiksi sosial
mobilitas sosial
pola interaksi sosial
solidaritas sosial
Hubungan Desa – Kota
Salah satu bentuk hubungan antara desa Dan kota
adalah terjadinya Urbanisasi Dan Urbanisme.
Urbanisasi yaitu suatu proses berpindahnya penduduk
Dari desa ke kota. Terjadinya urbanisasi sendiri
disebabkan oleh Push Factor Dan Pull Faktor.
MANUSIA DAN HUKUM & HUKUM DAN MORALITAS
MANUSIA DAN HUKUM
Sejak manusia dilahirkan sampai meninggal,
sejak dulu sampai sekarang, bahkan diwaktu
mendatang, dimana-mana, yang mampu maupun yang
tidak mampu, manussia selalu mempunyai kepentingan,
mempunyai tuntutan atau kebutuhan yang diharapkan
untuk dipenuhi.
Dalam kenyataanya kepentingan-kepentingan
manusia selama ini selalu diancam atau diganggu oleh
pelbagai bahaya, yang merupakan kendala untuk dapat
dilaksanakan atau dipenuhinya harapannya.
Oleh karena kepentingan manusia selalu
diganggu oleh bahaya disekelilingnya, maka manusia
menginginkan adanya perlindungan terhadap
kepentingan-kepentingannya, jangan sampai selalu
diganggu oleh pelbagai bahaya tersebut. Maka
kemudian terciptalah perlindungan kepentingan
berbentuk kaedah sosial termasuk di dalamnya kaedah
hukum.
HUKUM DAN MORALITAS
Achmad Ali menyatakan hukum adalah seperangkat
norma tentang apa yang benar dan apa yang salah,
yang dibuat dan diakui eksistensinya oleh pemerintah
yang dituangkan baik dalam aturan tertulis (peraturan)
maupun yang tidak tertulis yang mengikat dan sesuai
dengan kebutuhan masyarakatnya secara keseluruhan
dan dengan ancaman sanksi bagi pelanggar aturan
tersebut.
Istilah moralitas kita kenal secara umum sebagai suatu
sistem peraturan-peraturan perilaku sosial, etika
hubungan antar-orang.
SINERGI HUKUM DAN MORAL
• Negara Indonesia Adalah Negara Hukum.
• Sehingga hukum merupakan hal yang supreme :
bukan uang dan kekuasaan. Agar hukum dapat
menjadi supreme, maka hukum/undang-undang
tersebut harus bersinergi dengan moralitas
masyarakat.
45
Soziologische geltung dan filosofische geltung
mengajarkan kepada kita bahwa undang-undang yang
mengakomodasi/merespon secara benar moralitas
masyarakat, yang akan mempermudah terwujudnya
supremasi hukum. Karena penegakan undang-undang
tersebut secara mutatis mutandis berarti menegakkan
moralitas masyarakat. Sebaliknya, apabila suatu
undang-undang gagal mengakomodasi/merespon
moralitas masyarakat, maka perwujudan supremasi
hukum akan mengalami kesulitan. Dalam konteks ini,
undang-undang/hukum akan dijadikan perisai untuk
melawan moralitas masyarakat. Dalam konteks ini pula,
penegakan hukum tidak akan memberikan kenyamanan
dan keadilan bagi masyarakat.
Komponen Hukum
Komponen hukum yang pertama adalah
substansi atau isi hukum yang bersangkutan. Suatu
hukum agar benar-benar mampu menciptakan keadilan
bagi masyarakat, maka isi dari hukum itu sendiri harus
benar-benar berfungsi sebagai manifestasi nilai-nilai dan
rasa keadilan serta nilai-nilai normatif yang diidealkan
masyarakat. Disamping itu, agar hukum tersebut dapat
berjalan, substansi hukum tersebut juga tidak boleh
bertentangan dengan substansi hukum lain yang telah
ada. Sehingga suatu hukum agar dapat bekerja, maka
ia harus bersifat koheren dengan keseluruhan sistem
norma sosial yang ada dalam lingkungan masyarakat
yang bersangkutan.
Komponen yang kedua adalah struktur, yaitu
lembaga yang memiliki kewenangan untuk menegakkan
hukum. Sebuah hukum, sebaik apapun substansi yang
dikandungnya tidak akan mampu berjalan jika tidak ada
lembaga yang memiliki kekuasaan untuk menjalankan
hukum tersebut. Lembaga yang memiliki kekuasaan
untuk menjalankan hukum ini terdiri dari setiap subyek
yang memiliki kewenangan untuk itu, mulai dari instansi
penyidik seperti aparat kepolisian, instansi penuntut
umum seperti kejaksaan, dan pengadilan.
Komponen yang ketiga sekaligus yang terakhir
adalah komponen kultur atau budaya dari masyarakat
hukum yang bersangkutan. Suatu hukum yang ideal
adalah hukum yang merupakan produk langsung dari
budaya masyarakat yang bersangkutan, sehingga
sistem nilai yang diusung oleh produk hukum tersebut
akan sesuai (karena merupakan manifestasi) dengan
kesadaran nilai ( value consciousness ) yang dimiliki
masyarakat.
Potret Hukum Dan Moralitas Bangsa Kita,
Hukum tidak dapat dipisahkan dari aspek moral.Apabila
hukum belum secara konkrit mengatur, sedangkan
moralitas telah menuntut untuk ditranformasikan oleh
karena itu moralitas haruslah di utamakan. Hukum
bukanlah suatu tujuan. Hukum itu sendiri diciptakan
bukanlah semata-mata untuk mengatur, tetapi lebih dari
itu untuk mencapai tujuan yang luhur, yakni keadilan,
kebahagiaan dan kesejahteraan rakyat. Seperti yang
dinyatakan H.L.A. Hart dalam bukunya General Theory
of Law and State, 1965 sebenarnya harus meliputi tiga
unsur nilai, yakni kewajiban, moral dan aturan. Bangsa
kita adalah bangsa yang berbudaya ketimuran yang
sangat menjunjung tinggi nilai moralitas, berbeda
dengan bangsa Barat. Tetapi akhir-akhir ini, tanpa kita
sadari ataupun disadari, telah terjadi degradasi moral di
negeri ini. Sesuatu yang bertentangan dengan nilai-nilai
47
agama dianggap benar, dan bahkan dianggap sebagai
suatu kemajuan. Sedangkan sesuatu yang mengandung
nilai – nilai agama diabaikan dan mungkin dianggap
suatu kemunduran.Tanpa kita sadari ataupun tidak umat
Islam saat ini sedang dihancurkan secara halus melalui
perusakan moralitas (akhlak).
MAKNA KESERAGAMAN DAN KESEDERAJATAN
Makna Keragaman
Keragaman berasal dari kata ragam. Dalam
kamus besar bahasa indonesia ragam berarti : Macam,
atau jenis. Sedangkan keragaman sendiri berarti :
Perihal berjenis-jenis atau Keadaan beragam-ragam.
Dengan demikian yang dimaksud keragaman
dalam masyarakat adalah sebuah keadaan yang
menunjukkan perbedaan yang cukup banyak macam
atau jenisnya dalam masyarakat. Ragam juga dapat
diartikan bersatu hati, rukun sehingga keragaman berarti
kerukunan
Makna Kesederajatan
Kesederajatan berasal dari kata derajat. Dalam
kamus besar bahasa indonesia derajat berarti :
Tingkatan, martabat, pangkat, sedangkan sederajat
berarti sama tingkatannya (pangkatnya, kedudukannya)
dan kesederajatan berarti perihal kesamaan tingkatan.
Kesederajatan dalam masyarakat adalah suatu kondisi
dimana dalam perbedaan dan keragaman yang ada
manusia tetap memilihsatu kedudukan yang sama dan
satu tingkatan hierarki.
UNSUR-UNSUR KERAGAMAN DALAM
MASYARAKAT
1. Suku bangsa dan ras
Di Negara Indonesia terdapat beberapa ratus
suku bangsa yang hidup di beberapa ribu pulau dan
masing-masing suku bangsa mempunyai ras tersendiri.
Dari keragaman tersebut ada perbedaan ras dari ciri-ciri
biologis lahiriah yang sama seperti rambut, warna kulit,
ukuran tubuh, mata, ukuran kepala,dsb. Agama menurut
kamus besar bahasa indonesia adalah sistem atau
prinsip kepercayaan kepada Tuhan, atau juga disebut
dengan nama Dewa atau nama lainnya dengan ajaran
kebhaktian dan kewajiban-kewajiban yang bertalian
dengan kepercayaan tersebut. Adanya banyak partai di
Indonesia merupakan bukti keragaman dalam hal
ideologi dan politik. Tatakrama yang dianggap arti
http://id.wikipedia.org/wiki/Kamus_Besar_Bahasa_Indonesiahttp://id.wikipedia.org/wiki/Kamus_Besar_Bahasa_Indonesiahttp://id.wikipedia.org/wiki/Kamus_Besar_Bahasa_Indonesiahttp://id.wikipedia.org/wiki/Kamus_Besar_Bahasa_Indonesiahttp://id.wikipedia.org/wiki/Kamus_Besar_Bahasa_Indonesiahttp://id.wikipedia.org/wiki/Kamus_Besar_Bahasa_Indonesiahttp://id.wikipedia.org/wiki/Kamus_Besar_Bahasa_Indonesiahttp://id.wikipedia.org/wiki/Tuhanhttp://id.wikipedia.org/wiki/Dewa
49
bahasa jawa yang berarti ― adat sopan santun, basa
basi ― pada dasarnya ialah segala tindakan, perilaku,
adat istiadat, tegur sapa, ucap dan cakap sesuai kaidah
atau norma tertentu, Kesenjangan ekonomi dan sosial
seringkali dapat menimbulkan ketegangan antar
kelompok yang akhirnya memicu konflik.
Sifar Dasar yang Dimiliki oleh Masyarakat
Majemuk (Van de Bergh e), diantaranya :1)Terjadinya
segmentasi ke dalam kelompok-kelompok yang
seringkali memiliki kebudayaan yang berbeda, 2)
Memiliki struktur sosial yang terbagi-bagi ke dalam
lembaga2 yang bersifat non-komplementer, 3) Kurang
mengembangkan konsensus diantara para anggota
masyarakat tentang nilai-nilai sosial yang bersifat dasar,
4) Secara relatif seringkali terjadi konflik diantara
kelompok yang satu dengan yang lainnya, 5) Secara
relatif integrasi sosial tumbuh di atas paksaan dan saling
ketergantungan di dalam bidang ekonomi, 6) Adanya
dominasi politik oleh suatu kelompok terhadap kelompok
yang lain.
Masalah yang Mengganggu Persatuan dan
Kesatuan Bangsa yaitu, Disharmonisasi, Perilaku
Diskriminatif, Eksklusivisme, rasialis bersumber dari
superioritas diri. Sementara Hal-hal yang dapat
Memperkecil Masalah dari Keragaman adalah
Semangat Religius
Semangat Nasionalisme
Semangat Pluralisme
Semangat Humanisme
Dialog antar-umat beragama
Membangun suatu pola komunikasi untuk
interaksi maupun konfigurasi hubungan antar
agama, media massa dan harmonisasi dunia
Landasan kebijakan mestinya harus berbasis pada
konsep Bhinneka Tunggal Ika. Artinya, sekali pun
berada dalam satu kesatuan, tidak boleh dilupakan,
bahwa sesungguhnya bangsa ini berbeda-beda dalam
suatu Keragaman.kesederajatan bisa di wujudkan
dengan pemerataan pembangunan di seluruh wilayah
NKRI dan juga keadilan di dalam bidang hukum ( bahwa
semua sama di di hadapan hukum ). Namun, jangan
sampai kita salah langkah, yang bisa berakibat yang
sebaliknya: sebuah konflik yang berkepanjangan.
Oleh karena itu Keragaman dan Kesederajatan harus di tanamkan sejak dini kepada generasi muda penerus bangsa
J. MANUSIA DAN LINGKUNGAN
Manusia: mahluk hidup ciptaan Tuhan dengan
segala fungsi dan potensinya yang tunduk pada aturan
Tuhan, mengalami kelahiran, pertumbuhan,
perkembangan, dan mati. Serta berinteraksi dengan
alam dan lingkungannya dalam sebuah hubungan timbal
balik baik itu positif maupun negative. Lingkungan:
segala sesuatu yang ada di sekitar manusia yang
memengaruhi perkembangan kehidupan manusia baik
langsung maupun tidak langsung. Lingkungan Sosial
Budaya adalah sejumlah manusia yang hidup
51
berkelompok dan saling berinteraksi secara teratur guna
memenuhi kepentingan bersama agar manusia dan
budayanya dapat berkembang dengan sempurna, dia
harus hidup bersama manusia lain. Yang disebut
manusia bermasyarakat merupakan cara memfungsikan
budaya dengan interkasi secara teratur antar
sesamanya seingga kepentingan bersama dapat
terpenuhi secara wajar dan sempurna.
Pengaruh Timbal Balik Antara Lingkungan Alam Dan
Sosial Budaya,
- Terdapat hubungan mutualisme antara manusia
dengan lingkungan
- Peradaban berkembang Lingkungan Rusak
Manusia merugi
- Hubungan antara manusia dgn lingkungannya akan
mempengaruhi satu sama lain dimana pengaruh tsb
membuat manusia dpt mengatur keseimbangan
antara kebutuhan hidupnya
- Kecintaan manusia terhadap lingkungan merupakan
faktor pembangkit daya kreativitas untuk
menciptakan suatu karya baru yang lebih
bermanfaat. Hubungan alam dan lingkungan
terlaksana secara erat dengan prinsip manusia
ditentukan oleh alam dan lingkungannya dalam hal
bagaimana dia mesti hidup dan mencari hidup.
IPTEK dan kelestarian hidup: Iptek Lingkungan
ialah teknologi yang berkaitan kelestarian lingkungan
dan pemanfaatan manjemen lingkungan Sumber Daya
Alam (SDA) dan Sumber Daya Manusia (SDM), Usaha
untuk menjaga Lingkungan meliputi:
1. Pengolahan lahan.
2. Pengolahan hutan.
3. Pengolahan air.
4. Pengolahan udara.
Peran IPTEK dalam Lingkungan diantaranya
adalah Sektor lingkungan hidup merupakan isu penting
di dunia saat ini. Secara garis besar, pemanfaatan iptek
harus senantiasa mempertimbangkan usur lingkungan
hidup. Artinya, pemanfaatannya harus sejauh mungkin
ramah lingkungan. Komitmen pemerintah terhadap
lingkungan hidup juga sudah lumayan tinggi. Salah satu
buktinya, sudah ada Kementerian Negara Lingkungtan
Hidup yang khusus mengurusi hal itu pada
pemerintahan yang ada saat ini. Dampak IPTEK
Terhadap Lingkungan dan SDA Resiko kimiawi akibat
IPTEK adalah: senyawa-senyawa kimia berbahaya yang
terdapat di air, tanah, udara dan makanan. Resiko fisik
akibat IPTEK adalah kebakaran, gempa bumi, letusan
gunung berapi, kebisingan, radiasi, sedimentasi. Resiko
biologis akibat IPTEK adalah pathogen (bakteri, virus,
parasit), dan bahan kimia yang mengakibatkan
kerusakan pada jaringan tubuh. Budaya adalah suatu
keseluruhan kompleks yang meliputi pengetahuan,
kepercayaan, kesenian, moral, keilmuan, hukum, adat
istiadat, dan kemampuan lain yang serta kebiasaan
yang didapat oleh manusia sebagai anggota
masyarakat.
Budaya adalah suatu keseluruhan kompleks
yang meliputi pengetahuan, kepercayaan, kesenian,
53
moral, keilmuan, hukum, adat istiadat, dan kemampuan
lain yang serta kebiasaan yang didapat oleh manusia
sebagai anggota masyarakat. Pengaruh Budaya
Terhadap Kepribadian, Budaya mempunyai peranan
penting dalam membentuk pola berpikir dan pola
pergaulan dalam masyarakat, yang berarti juga
membentuk kepribadian dan pola pikir masyarakat
tertentu. Budaya mencakup perbuatan atau aktivitas
sehari hari yang dilakukan oleh suatu individu maupun
masyarakat,pola berpikir mereka, kepercayaan, dan
ideology yang mereka anut.
Teori kebudayaan diartikan sebagai hasil karya
manusia yang lahir dari cipta, rasa dan karsa. Berikut
ada empat teori dan pendekatan kebudayaan, yaitu:
1. Memandang kebudayaan sebagai kata benda
2. Memandang kebudayaan sebagai kata kerja
3. Memandang kebudayaan sebagai kata sifat
4. Memandang kabudayaan sebagai kata keadaan
Ragam dan unsur-unsur budaya Marville J. Herskovits
mengajukan 4 unsur pokok kebudayaan, yaitu :
1. alat-alat teknologi
2. sistem ekonomi
3. keluarga, dan
4. kekuasaan polotik.
http://www.psychologymania.co.cc/2010/05/pengaruh-budaya-terhadap-kepribadian.htmlhttp://www.psychologymania.co.cc/2010/05/pengaruh-budaya-terhadap-kepribadian.html
Sifat hakikat kebudayaan sebagai berikut:
1. Kebudayaan terwujud dan tersalurkan lewat perilaku
manusia.
2. Kebudayaan telah ada terlebih dahulu mendahului
lahirnya suatu generasi tertentu, dan tidak akan mati
dengan habisnya usia generasi yang bersangkutan.
3. Kebudayaan diperlukan oleh manusia dan
diwujudkan dalam tingkah-lakunya.
4. Kebudayaan mencakup aturan-aturan yang
berisikan kewajiban-kewajiban, tindakan-tindakan
yang diterima dan ditolak, tindakan-tindakan yang
dilarang dan tindakan-tindakan yang diizinkan.
Aneka ragam kepribadian individu dan
Kebudayaan Adanya beragam struktur kepribadian
manusia disebabkan adanya beragam isi dan sasaran
dari pengetahuan, perasaan, kehendak dan keinginan
kepribadian serta perbedaan kualitas hubungan antar
berbagai unsur kepribadian dalam kesadaran individu.
Mempelajari materi dari setiap unsur kepribadian
merupakan tugas psikologi yang berupa kebiasaan /
habit atau berbagai macam materi yang menyebabkan
timbulnya kepribadian.
Kebiasaan ( Habit)
Adat istiadat (custom)
Sistem social (social system)
Kepribadian individu (individual personality)
Kepribadian umum (modal personality)
Kebiasaan, adat dan kepribadian
55
DAFTAR PUSTAKA
Andrew william g. 2010 constituations and
constitusionalism. Van nostrand company,
new jersey
Asshiddiqie, jimly. 2010. Konstitusi dan
konstitusionalism indonesia. Jakarta:
konstitusi press
……………………….., menuju negara hukum yang
demokratis, jakarta : pt bhuana ilmu popular, 2009.
……………………….., hukum tata negara dan pilar-pilar
demokrasi, jakarta : konstitusi press, 2005.
……………………….., hukum tata egara dan pilar-pilar
demokrasi. Jakarta. Konstitusi press. 2005
Darmodihardjo, darji. 2008. Pokok-pokok filsafat hukum.
Jakarta. Pt gramedia.
Hamilton, h, walton. 2007.constituanasionalism,
encyclopedia of social sciences, seligman &
alvin jonson, (ed). Cambrge university press
Mahfud md., moh., 2001. Dasar dan struktur
ketatanegaraan indonesia. Edisi revisi.
Jakarta: rineka cipta