Diktat Scd

  • Upload
    vandy

  • View
    240

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

  • 8/20/2019 Diktat Scd

    1/109

    DRAFT BUKU AJAR

    SISTEM CATU DAYA

    2015

    Mata Kuliah : Sistem Catu Daya ELG2A3 

    Prodi / Fakultas : Teknik Elektro/ Fakultas Teknik Elektro 

    Tim Dosen :Ketua (PJ) Efri Suhartono

    Anggota 1 Ekki Kurniawan

    Anggota 2 Kharisma Bani Adam

    Hibah Dikelola OlehBagian Pengembangan Pembelajaran

    Gedung Bangkit (LC), Lantai 5Telp. +6222  – 7564108 Ext. 2271

    [email protected]

    mailto:[email protected]:[email protected]

  • 8/20/2019 Diktat Scd

    2/109

  • 8/20/2019 Diktat Scd

    3/109

    DIKTAT KULIAH SISTEM CATU DAYA

    ii

    KATA PENGANTAR

    Mata kuliah SISTEM CATU DAYA (SCD) merupakan mata kuliah wajib

     pada Prodi Teknik Elektro Fakultas Teknik Elektro Universitas Telkom yang

    diberikan pada mahasiswa tingkat kedua. Mata kuliah ini sangat penting untuk bekal nantinya jika berkecimpung di dunia industry/manufaktur. Buku referensi

    yang berbahasa Indonesia masih sangat kurang. Pada saat ini di Prodi Teknik

    Elektro belum tersedia diktat untuk mata kuliah SCD dengan demikian

     pembuatannya menjadi sangat penting dan mendesak.

    Pelaksanaan kuliah hanya dilakukan melalui tatap muka di kelas, padahal

    seharusnya ada praktikum tersendiri yang dapat menunjang perkuliahan. Di akhir

     perkuliahan mahasiswa diharapkan dapat mengerjakan Tugas Besar (TuBes).

    Tubes yang terdiri dari pembuatan alat-konverter elektronika daya beserta jurnal

    atau paper yang harus dipresentasikan di hadapan mahasiswa lainnya. Karena hal-

    hal tersebut maka DIKTAT KULIAH Sistem Catu Daya akan sangat membantu

    meningkatkan pemahaman mahasiswa pada materi yang diajarkan sekaligusmembantu dosen pengampu untuk melakukan evaluasi keberhasilan perkuliahan.

    Dalam rangka menyongsong persiapan Universitas Telkom menuju World

    class university, diktat SCD akan dilengkapi dengan pengayaan dwibahasa

    (bilingual enrichment English-Indonesia). Pengayaan bilinguan ini sangat

     bermanfaat buat mahasiswa agar dapat meningkatkan kemampuannya dalam

     berbahasa Inggris, baik aktif maupun pasif

  • 8/20/2019 Diktat Scd

    4/109

    DIKTAT KULIAH SISTEM CATU DAYA

    iii

    Syllabus dan SAP Sistem Catu Daya :

    Pengenalan silabus, SAP

    dan aturan perkuliahan;

    Pengenalan Sistem

    Kelistrikan secara umum

    Pengenalan silabus, SAP dan aturan

     perkuliahan;

    Sistem Kelistrikan (Pembangkit,

    Transmisi, Distribusi, Beban)

    Dasar listrik Sumber Tegangan dan Arus DC ,

    Sumber Tegangan dan Arus AC

    Fasor, Sistem tiga fasa

    Generator Listrik Prinsip kerja generator AC/DC

     pengaturan tegangan dan frekuensi

    generator

    Pembangkit Listrik PLTA

    Struktur, prinsip kerja, pertimbangan

    teknis

    Pembangkit Listrik PLTG, PLTU, PLTGU,PLTD

    Struktur, prinsip kerja, pertimbangan

    teknis

    Pembangkit listrik baru &

    terbarukan

    PLTS, PLTAngin, PLTPb,PLTN

    Struktur, prinsip kerja, pertimbangan

    teknis

    Transmisi dan Distribusi Transmisi, Distribusi, Gardu dan

    Konsumen

    Gambar & Instalasi listrik Simbol/lambang pada gambar

    instalasi dengan single line diagram

    dan wired diagram.Pengelompokan

    Beban PLN, instalasi tegangan

    rendah

    Catu Daya tidak Teputus Sistem catu daya unbreakable/ tidak

    terputus, Genset, kerja pararel

    Genset dan PLN,Automatic tranfer

  • 8/20/2019 Diktat Scd

    5/109

    DIKTAT KULIAH SISTEM CATU DAYA

    iv

    switch/Over Change Switch (

    ATS/OCS )

    Catu Daya tidak Teputus UPS (Uninterruptable Power

    Supply)

    Batere Batere; jenis, kapasitas, pengujian

    dan perawatan

    Sistem Proteksi beban lebih Circuit Breaker

    (MCB,MCCB,ACB,NFB)

    Proteksi terhadap

    petir,Grounding dan

    Bounding

    Karakteristik Petir, Sistem

    Proteksi eksternal dan internal,

    Grounding dan Bounding

  • 8/20/2019 Diktat Scd

    6/109

    DIKTAT KULIAH SISTEM CATU DAYA

    v

    DAFTAR ISI

    HALAMAN PENGESAHAN .................................................................................. i

    KATA PENGANTAR ............................................................................................ ii

    SILABUS ............................................................................................................... iii

    DAFTAR ISI ........................................................................................................... v

    BAB I BAB I DASAR DASAR LISTRIK ............................................................. 1

    BAB II PENGENALAN SISTEM KELISTRIKAN SECARA UMUM ................ 8

    BAB III GENERATOR DC dan AC .................................................................... 13

    BAB IV ENERGI TERBARUKAN PLTA dan PLTD, PLTU, PLTG, PLTGU . 23

    BAB V PEMBANGKIT LISTRIK BARU TERBARUKAN :PLTS, PLTN,

    PLTPB ................................................................................................................... 41

    BAB VI SALURAN TRANSMISI, DISTRIBUSI, GARDU INDUK, DAN

    KONSUMEN ........................................................................................................ 49

    BAB VII SISTEM INSTALASI DENGAN SINGLE LINE DIAGRAM, WIRED

    DIAGRAM DAN PENGELOMPOKAN BEBAN LISTRIK............................... 58

    BAB VIII CATU DAYA TIDAK TEPUTUS ...................................................... 68

    BAB IX BATERAI : JENIS, KAPASITAS, PENGUJIAN DAN PERAWATAN

    ............................................................................................................................... 74

    BAB X SISTEM PROTEKSI EKSTERNAL –  INTERNAL ............................... 91

  • 8/20/2019 Diktat Scd

    7/109

    DIKTAT KULIAH SISTEM CATU DAYA

    vi

  • 8/20/2019 Diktat Scd

    8/109

    BAB I DASAR DASAR LISTRIK

    1

    BAB I DASAR DASAR LISTRIK,

    TEGANGAN DAN ARUS DC dan AC, KONSEP FASOR,

    SISTEM SATU DAN TIGA FASA

    1.1  Sumber tegangan dan sumber arus DC

    Pada system tenaga listrik sumber catu daya dibagi menjadi beberapa jenis. Ditinjau dari

     polaritas potensialnya, sumber dibagi menjadi menjadi dua :direct current   (DC), dan

    alternate current   (AC) [1]. Tegangan DC mempunyai polaritas tegangan yang tidak

     berubah.Contoh sumber-sumber tegangan DC seperti tampak pada gambar 1.1 antara lain

    1.  Baterai

    2.  Generator DC

    3.  Photovoltaic (PV)

    Gambar 1.1.Berbagai macam sumber DC

    1.1.1  Bentuk Sumber DC

    Sumber DC dapat digambarkan dengan sumber yang polaritasnya sama, sehingga

    dalam kartesius kita dapat mengetahui bahwa tegangan tersebut merupakan tegangan

    DC dengan melihat, apakah ada tegangan yang berubah polaritas (melintasi sumbu x).

    Tampak pada Gambar 1.2. bererapa jenis tegangan yang berbeda bentuk tegangannya.

    Kesemua tegangan pada grafik tersebut merupakan tegangan DC karena tidak ada

     beda polaritas pada ketiga tegangan [1].

    Vdc

    V (Volt)

    t (detik)

    Vdc

    V (Volt)

    t (detik) 

    Tujuan Pembelajaran :- 

    Memahami Dasar dasar listrik, sumber sumber listrik AC, DC.

    -  Memahami konsep fasor, sistem satu dan tiga fasa

  • 8/20/2019 Diktat Scd

    9/109

    BAB I DASAR DASAR LISTRIK

    2

    Vdc

    V (Volt)

    t (detik) 

    Gambar 1.2.Bentuk tegangan DC

    1.2  Sumber tegangan dan sumber arus AC

    Tegangan AC mempunyai polaritas tegangan yang tidak berubah. Contoh sumber-

    sumber tegangan AC seperti tampak pada Gambar 1.3.antara lain :

    1.  Generator AC

    2. 

    Inverter

    Gambar 1.3. Inverter sebagai penghasil tegangan AC

    1.2.1  BentukTegangan/ArusSumber AC

    Sumber AC dapat digambarkan dengan sumber yang polaritasnya yang berubah secara periodik, sehingga dalam kartesius kita dapat mengetahui bahwa tegangan tersebut

    merupakan tegangan DC dengan melihat, apakah ada tegangan yang berubah polaritas

    (melintasi sumbu x).Tampak pada Gambar 1.4.grafik tegangan AC[1].

    Gambar 1.4.Bentuktegangan AC

  • 8/20/2019 Diktat Scd

    10/109

    BAB I DASAR DASAR LISTRIK

    3

    1.3  Fasor sumber tegangan dan sumber arus

    Phasor adalah bilangan kompleks yang merepresentasikan besaran atau magnitude dan

     phasa gelombang sinusoidal. Sebuah rangkaian yang dapat dijelaskan dengan

    menggunakan fasor disebut berada dalam wawasan frekuensi (frequency domain). Fasor

    dapat digunakan untuk mempermudah pembacaan pada sistem AC. Fasor merupakan

    vector yang mempunyai besaran dan arah (sudut). Besaran pada fasor tegangan/arus

    merupakan besaran RMS ( Root Mean Square). Aturan aturan penulisan fasor pada sistem

    AC antara lain [2].

    1.  Tegangan sebagai acuan utama, sumber tegangan memiliki sudut 0 pada sitem AC.

    2.  Arus mengacu terhadap tegangan. Arus dituliskan sebagai vector dan arah yang

    mengacu pada tegangan

    Sebagai contoh,

    V(t) = Vm cos(ωt+θ) dalam domain waktu 

     Notasi phasornya :

    * Polar : V = Vm< θ 

    * Rektangular : V = Vm cos θ + j Vm sin θ 

    * Eksponensial : V = Vmejθ 

    Gambar 1.5 Bentuk fasor dari tegangan AC

    1.4 

    Sistem tiga fasa

    Sistem tiga fasa merupakan sitem kelistrikan AC yang digunakan saatini.Listrik AC

    digunakan karena memiliki beberapa kelebihan antaralain.

    •  Listrik AC mudah untuk diubah nilai tegangannya dengan bantuan transformator.

    Transmisi listrik harus menggunakan tegangan yang sangat tinggi agar rugi-

    rugirendah. Untuk distribusi dan pemakaian tegangan diturunkan kembali

    menggunakan trafo. Trafo bekerja untuk tegangan AC tidakbisa DC

    • 

    Mesin listrik memerlukan catudaya AC

  • 8/20/2019 Diktat Scd

    11/109

    BAB I DASAR DASAR LISTRIK

    4

    • 

    Kemungkinan terjadinya kegagalan tegangan tinggi pada tegangan AC lebih rendah

    disbanding tegangan DC. Hal inidikarenakan proses electron avalance yang berhenti,

    karena polaritas berubah[2].

    Gambar 1.5 SistemTigaFasa

    Daya listrik yang dibangkitkan pada pembangkit adalah fasa banyak dengan frekuensi 50 Hz

    atau 60 Hz. Penggunaan tiga fasa memiliki beberapa keuntungan:

    1.  Daya sesaat yang dikirimkan kebebanakan “melonjak  tinggi”pada sistem 1 fasa. Pada

    Sistem tiga fasa daya yang dikirimkan lebih “stabil/ steady” (ingat  mesin mobil

    dengan multi silinder).

    2.  Pada system tiga fasa, untuk mengirimkan daya yang sama, ukuran konduktor/ kabel

    dan komponen lainnya lebih kecil disbanding dengan menggunakan 1 fasa. Selain itu,

    tiga fasa juga menghasilkan medan putar untuk menggerakkan mesin listrik.

    Gambar 1.6 SistemTigaFasa Y dan bentuk fasornya

    Masing masing fasa mempunyai magnitude rms yang sama dan mempunyai perbedaan fasa

    120o

    . Van dipilih secara sembarang sebagai fasor referensi.Urutan fasor tegangan pada gambar

    di atas adalah positif (abc). Jika urutan dibalik menjadi acb, maka urutannya adalah negatif.

  • 8/20/2019 Diktat Scd

    12/109

    BAB I DASAR DASAR LISTRIK

    5

    Urutan ini hanya masalah pelabelan/ konvensi. Pada gambar 1.5 diatas urutan fasa tampak

     berkebalikan, tetapi sebenarnya urutan fasa pada gambar adalah sama. Kedua urutan tampak

     berbeda karena tinjauan tegangan yang dipakai berbeda, pada gambar kiri menggunakan Van,

    sedangkan gambar kanan, menggunakanVna.[2].

    1.5 Sistem satu fasa tiga kawat

    Gambar 1.7 Sistem satu fasa tiga kawat.

    Sistem satu fasa tiga kawat terdiri dari tiga konduktor, yang salah satu konduktornya

    merupakan kawat netral. Padabeban yang seimbang, tidak ada arus pada kawat netral, maka

    netral dapat dihilangkan dari rangkaian karena tidak mempengaruhi KVL maupun KCL.

    Apabila garis A maupun B bukan konduktor sempurna tetapi mempunyai impedansi yang

    sama Z2, arus netral InN tetap 0. Bila beban tidak sama/ tidak seimbang, maka arus netral 0.

    1.4.1  Sistem tiga fasa empat kawat

    Gambar 1.8 Sistem 3 fasa Y - Y

    Wye-wye :Sumber dan beban terhubung dengan struktur wye (Y). Seimbang/ balanced =

    Sumber mempunyai tegangan fasa yang sama dan beban tiap fasa sama ZP. Arus netral = 0.

    Arus salurana A, bB dan cC adalah arus fasa Ip = IL [2].

  • 8/20/2019 Diktat Scd

    13/109

    BAB I DASAR DASAR LISTRIK

    6

    Soal latihan :

    1.  Jika arus 1 A mengalir searah jarum jam maka berapa banyakkah elektron yang

    mengalir berlawanan arah jarum jam ? Anggap muatan elektron adalah -1,6 X 10-19

     

    Coulomb.

    2.  Sebuah sumber tegangan searah dibebani dengan resistor R ternyata mengalir arus

    50 mA. Kemudian beban diganti dengan resistor 50 ohm dan arus yang mengalir 0,1

    A. Berapakah nilai dari R dan besar sumber tegangan?

    3. 

    Berapa Watt kah daya listrik yang diserap oleh R pada soal no 2?

    4.  Berapa Joule kah energi yang diserap oleh resistor 50 Ohm selama 5 menit pada soal

    no 2?

    5.  Suatu sumber tegangan bolak-balik :

    220√2 Cos 100 πt (Volt), diberi beban Z dan ternyata arus yang mengalir adalah 2√2Cos (100 πt - π/6) (Amp). Berapakah nilai yang terukur oleh voltmeter AC (ituadalah nilai RMS atau nilai efektif) dan nilai yang terukur oleh Amperemeter AC

    (nilai RMS/efektif) jika dipasangkan pada rangkaian tersebut?

    6.  Berapakah beda fasa antara arus dan tegangan pada rangkaian tersebut dan berapakah

    faktor dayanya?

    7. 

    Dari beda fasa tersebut apakah beban Z bersifat resistif murni atau resistif dan

    induktif atau resistif dan kapasitif?

    8. 

    Berapa daya semu, daya nyata, daya reaktif pada beban tersebut?

    9.  Gambarkan segitiga dayanya!

    10. Jelaskan apa bedanya listrik 3 fasa dengan 1 fasa?

  • 8/20/2019 Diktat Scd

    14/109

    BAB I DASAR DASAR LISTRIK

    7

    Daftar Pustaka

    [1] R. Prasad, Fundamentals of Electrical Engineering: Prentice-Hall of India (Private), Limited,

    2005.

    [2] Power System Analysis: McGraw-Hill Education Pvt Limited, 2003.

  • 8/20/2019 Diktat Scd

    15/109

  • 8/20/2019 Diktat Scd

    16/109

    BAB II PENGENALAN SISTEM KELISTRIKAN SECARA UMUM

    SISTEM KELISTRIKAN (PEMBANGKIT, TRANSMISI, DISTRIBUSI, BEBAN)

    9

    Gambar 2.1.Kondisi Kelistrikan di Indonesia

    2.1 Penyaluran (Transmisi) TenagaListrik

    Proses dan cara menyalurkan energi listrik pada jarak yang berjauhan dari satu tempat

    ke tempat lainnya (dari pembangkit listrik ke gardu induk dan dari satu gardu induk ke gardu

    induk lainnya), yang terdiri dari konduktor yang direntangkan antara tiang-tiang (tower),

    melalui isolator-isolator, dengan system tegangan tinggi/ ekstra tinggi. Ruang lingkupnya

    dimulai dari GarduInduk di Pembangkitan sampai dengan Gardu Induk (sisi primer) yang ada pusat-pusat beban.

    Gambar 2.2. Sistem penyaluran tegangan tinggi

  • 8/20/2019 Diktat Scd

    17/109

    BAB II PENGENALAN SISTEM KELISTRIKAN SECARA UMUM

    SISTEM KELISTRIKAN (PEMBANGKIT, TRANSMISI, DISTRIBUSI, BEBAN)

    10

      Besaran tegangan : 66 KV, 70 KV, 132 KV, 150 KV, 245 KV, 275 KV, 350 KV, 500

    KV, 1.100 KV, 1300 KV, 1.500 KV, dan lain-lain 

      Jenis arus :arus searah (DC) dan arus bolak-balik (AC). 

     

    Jenis dan ruang lingkup penyaluran : o  Saluran udara (Overhead Line).

    o  Saluran bawah tanah (Underground Cable).

    o  Saluran kabel bawah laut (Sub Marine Cable).

    o  Gardu IndukTegangan Ultra Tinggi.

    o  Gardu IndukTeganganEkstraTinggi.

    o  Gardu Induk.

    o  Gardu Hubung.

    o  Pusat Pengatur Beban.

    Unit Pengatur Beban.Sedangkan di Indonesia sendiri system transmisi yang biasa dipakai sebagai berikut. 

    o  Besaran tegangan : 70 KV, 150 KV, 275 KV dan 500 KV.

    o  Jenis arus :arusbolak-balik (AC).

      Jenis dan ruang lingkup penyaluran :

    o  Saluran UdaraTeganganTinggi (SUTT).

    o  Saluran Kabel Tanah TeganganTinggi (SKTT).

    o  Saluran Kabel Bawah LautTeganganTinggi (Sub Marine Cable).

    o  SaluranUdaraTegangan EkstraTinggi (SUTET).

    GarduInduk (GI).

    o  Gardu Induk Tegangan EkstraTinggi (GITET).

    o  PusatPengatur Beban (UPB).

    o  Unit Pengatur Beban.

      Sistem interkoneksi (Interconnection System) :

    o  Telah terpasang di PulauJawa-Madura-Bali (Jamali) danPulau Sumatera.

    o  Sebagian daerah di Sumatera masih terjadi bottle neck.

  • 8/20/2019 Diktat Scd

    18/109

    BAB II PENGENALAN SISTEM KELISTRIKAN SECARA UMUM

    SISTEM KELISTRIKAN (PEMBANGKIT, TRANSMISI, DISTRIBUSI, BEBAN)

    11

    2.2 Distribusi Tenaga Listrik

    Distribusi tenaga listrik merupakan proses pembagian, pengiriman, pendistribusian ,atau

     pengiriman energi listrik dari instalasi penyediaan (pemasok) ke instalasi pemanfaatan

    (pelanggan). Merupakan sub system tenaga listrik yang langsung berhubungan dengan

     pelanggan, karena catu daya pada pusat-pusat beban (pelanggan) dilayani langsung melalui

     jaringan distribusi. Ruang lingkup distribusi tenaga listrik dimulai dari sisi sekunder trafo

    tenaga di Gardu Induk sampai dengan Alat Pembatas dan Pengukur (APP) antara lain.

    Jaringan distribusi tegangan rendah, untuk melayani :

    1.  Pelanggan rumah tangga (instalasi domestik).

    2.  Pelanggan bisnis, social dan publik (instalasi bangunan/non domestik) dengan daya

    sampai dengan 197 KVA. 

    Jaring distribusi tegangan menengah (20 KV), untuk melayani :

    1. 

    Pelanggan bisnis, social dan publik (instalasi bangunan/non domestik) dengan daya di

    atas 197 KVA sampai dengan 30 MVA.

    2. 

    Pelanggan industri (instalasi industri), dengan daya di atas 197 KVA sampai dengan 30

    MVA.

    Jaringan distribusi tegangan tegangan tinggi (70 KV, 150 KV), untuk melayani :

    1.  Pelanggan industri (instalasi industri), dengan daya di atas 30 MVA.

    Sistem jaringan :

    1.  Radial.

    2.  Loop.

    3.  Spindle.

    4.  Mesh/Grid

    Gardu distribusi :

    1.  Gardu trafo tiang type portal.

    2. 

    Gardu trafo tiang type cantol.3.  Gardu beton

    4.  Gardu kiosk (Metal Clad).

    Ruang lingkup :

    1. 

    Saluran udara tegangan menengah (SUTM) 20 KV.

    2.  Saluran kabel tanah tegangan menengah (SKTM) 20 KV.

    3. 

    Saluran kabel bawah air sungai/laut 20 KV.

    4.  Saluran udara tegangan rendah (SUTR) 220 Volt.

  • 8/20/2019 Diktat Scd

    19/109

    BAB II PENGENALAN SISTEM KELISTRIKAN SECARA UMUM

    SISTEM KELISTRIKAN (PEMBANGKIT, TRANSMISI, DISTRIBUSI, BEBAN)

    12

    1. 

    Saluran kabel tanah tegangan rendah (SKTR) 220 Volt.

    2.  Gardu Distribusi.

    3.  Saluran luar pelayanan/Saluran masuk pelayanan Sambungan rumah (SLP/SMP/SR).

    4. 

    Alat pembatas dan pengukur (APP).

    Soal-soal latihan :

    1.  Gambarkan Sistem kelistrikan di Indonesia mulai dari pembangkit listrik sampai ke

     pelanggan (beban).

    2.  Jelaskan kenapa rugi-rugi energi listrik akan lebih kecil jika listrik ditransmisikan

    dengan saluran tegangan tinggi ?

    3.  Jelaskan kenapa diameter penampang kabel transmisi akan lebih kecil jika arus

    transmisi semakin kecil!

    4.  Apakah yang dimaksud dengan SUTT, SUTET, SUTUT dan Tegangan Menengah

    serta Tegangan Rendah?

    5. 

    Di sisi mana saja penggolongan pada no 4 berada di sistem kelistrikan?

    6.  Mengapa transmisi tenaga listrik menggunakan AC, tidak DC?

    7.  Apakah gunanya Trafo Step Up dan trafo Step Down dalam sistem kelistrikan?

    8. 

    Di sisi mana saja masing-masing trafo itu digunakan?

    9.  Apakah yang dimaksud dengan sistem interkoneksi ?

    10.  Apa saja manfaat sistem interkoneksi? Berikan contoh kasus sitem Jawa-Bali

  • 8/20/2019 Diktat Scd

    20/109

    BAB II Generator DC dan AC

    13

    BAB III Generator DC dan AC

    3.1 Generator DC

    Generator DC merupakan sebuah perangkat mesin listrik dinamis yang mengubah energi

    mekanis menjadi energi listrik. Generator DC menghasilkan arus searah (Direct Current).

    Gambar 3.1. Mesin DC sederhana

    Generator DC dibuat dengan menggunakan magnet permanent atau non permanen berupa

    gulungan sebagai stator, regulator tegangan digital, proteksi terhadap beban lebih, starter

    eksitasi, penyearah, bearing dan rumah generator atau casis, serta bagian rotor. Generator DC

    terdiri dua bagian, yaitu stator (bagian mesin DC yang diam) dan rotor (bagian mesin DC

    yang berputar).

    Bagian stator terdiri dari:

    a. 

    rangka motor

     b.   belitan stator

    c.  sikat arang

    d.   bearing dan terminal box.

    Rotor terdiri dari:

    a. 

    Komutator

     b.  belitan rotor

    c. 

    kipas rotor dan poros rotor

    Tujuan Pembelajaran :

    Mengetahui jenis-jenis generator,-  Mengetahui bagian-bagian generator,

    Memahami metode pengaturan frekuensi dan tegangan pada generator.

  • 8/20/2019 Diktat Scd

    21/109

    BAB II Generator DC dan AC

    14

    Belitan rotor (jangkar) dengan luas A berada ditengah-tengah medan magnet B.

    Rotor akan menerima fluks sebesar

    Dimana θ = Sudut antara vektor B dengan vektor pPermukaan A.

    Ketika rotor diputar dengan kec putar ω maka

    rotor akan menerima fluks sebesar

    Yang nilainya berubah ubah. Menurut hukum Lenz dan Faraday, akan timbul ggl induksi

    diujung rotor (komutator) sebesar

    Pembangkitan tegangan induksi oleh sebuah generator diperoleh melalui dua cara:

    sinind d 

    e N NBA t  dt 

      

  • 8/20/2019 Diktat Scd

    22/109

    BAB II Generator DC dan AC

    15

    3.1.1. Prinsip Kerja Generator DC

    Pada penggunaan cicin seret, jika ujung belitan rotor dihubungkan dengan slipring berupa

    dua cincin (ini disebut cincin seret), seperti ditunjukkan Gambar 3.2. (1), maka dihasilkan

    listrik AC berbentuk sinusoidal. Bila ujung belitan rotor dihubungkan dengan komutator satu

    cincin Gambar 3.2. (2) dengan dua belahan, maka dihasilkan listrik DC dengan dua

    gelombang positip. Pada Gambar 3.3. digambarkan sebuah generator DC pada setiap langkah

    dalam satu putaran.

    Gambar 3.2. Tegangan Generator (1) tanpa komutator, (2) Dengan komutator

    Gambar 3.3. Grafik Tegangan generator DC terhadap putaran

  • 8/20/2019 Diktat Scd

    23/109

    BAB II Generator DC dan AC

    16

    3.1.2. Penguatan Generator DC

    Gambar 3.4. Jenis Generator DC menurut sumber penguatan (eksitasi)

    Ditinjau dari jenis sumber penguatan,, generator DC dibagi menjadi beberapa bagian seperti

    tampak pada Gambar 3.4. antara lain :

    1. 

    Generator DC Penguat terpisah2.  Penguatan Sendiri, terdiri dari :

    1.  Penguatan Seri

    2.  Penguatan Shunt

    3.  Penguatan Kompon

    3.1.2.1. Generator DC Penguatan Terpisah

    Generator DC penguat terpisah mempunyai sistem penguatan atau eksitasi yang diperoleh

    dari catu daya luar seperti pada Gambar 3.5. :

    Gambar 3.5. Generator dengan penguat terpisah

  • 8/20/2019 Diktat Scd

    24/109

    BAB II Generator DC dan AC

    17

    Persamaan arus dan tegangan pada generator menjadi :

    Ia=i

    Persamaan tegangan :

    V = Ea + Ia.Ra + 2Vsik  

    dengan :

    V : Tegangan jepit (volt)

    Ea : GGL lawan (volt)

    Ia : Arus jangkar (Ampere)

    Ra : Tahanan lilitan jangkar (Ohm)

    Im : Arus penguat terpisah(Ampere)

    Rm: Tahanan penguat terpisah (Ohm)

    Vsik  : drop tegangan pada sikat

    3.1.2.2. Generator DC Penguatan Seri

    Generator DC penguat seri mempunyai sistem penguatan atau eksitasi yang dihubungkan seri

    dengan belitan generator DC. Generaotr jenis ini, harus bekerja dalam keadaan berbeban,

    karena, ketika generator bekerja tanpa beban, maka arus penguatan menjadi nol. Skema

    generator DC penguat seri tampak pada Gambar 3.6.

    Gambar 3.6. Generator DC penguat seri

    Persamaan Rangkaian :

    Ia=IL 

    Eg = Ia(Ra+Rs)+2Vsik +VL 

    Pin =Eg x Ia sedngkan Pout = VL x IL 

  • 8/20/2019 Diktat Scd

    25/109

    BAB II Generator DC dan AC

    18

    3.1.2.3. Generator DC Shunt

    Generator DC penguat seri mempunyai sistem penguatan atau eksitasi yang dihubungkan

     paralel dengan belitan generator DC. Generaotr jenis ini, tidak boleh bekerja dalam keadaan

    overload, karena, ketika generator mengalami penurunan tegangan, maka arus penguatan

    menjadi menurun, sehingga penurunan tegangan akan tinggi. Skema generator DC penguat

    shunt tampak pada Gambar 3.7.

    Gambar 3.7. Generator DC shunt

    Persamaan arus :

    I = Ia + Ish

    Rsh = V / Ish

    Persamaan tegangan :

    V = Ea + Ia.Ra + 2Vsik  

    V = Ish . Rsh

    dengan :

    Rsh = Tahanan penguat shunt

    Ish = Arus penguat shunt

    Vsik = Tegangan pada kedua sikat

    3.1.2.3. Generator DC Shunt

    Generator DC penguat kompon mempunyai sistem penguatan atau eksitasi yang dihubungkan

     parallel dan seri dengan belitan generator DC. Generaotr jenis ini, menggabungkan sistem

     penguatan generator shunt dan seri untuk untuk mengatasi kekurangan generator penguatan

    seri dan penguatan parallel.. Skema generator DC penguat kompon tampak pada Gambar 3.7.

  • 8/20/2019 Diktat Scd

    26/109

    BAB II Generator DC dan AC

    19

    Gambar 3.8. Generator DC Kompon

    Sifatnya diantara penguat seri dan Shunt Nilai kompon tergantung pada jumlah lilitan seri

    yang dililitkan pada inti kutub.

    Kompon pendek :

    Persamaan Arus :

    I = Is = Ia + Ish

    Rsh = Vsh/Ish

    Persamaan tegangan :

    V = Ea + Ia.Ra + Is.Rs + 2Vsik

    Vsh = V  –  Is.Rs Dimana :

    Vsh = Tegangan pada lilitan penguat shunt

    Kompon Panjang :

    Vf = If . Rf atau Vf = Eg  –  2Vsik  –  Ia (Ra + Rse) atau Vt = VL

    Ia = Ir + IL

    Eg = VL + 2Vsik +Ia (Ra +Rse)

    3.1.3. Precent of regulation

    Percen of regulation (regulasi tegangan) merupakan parameter yang sering dipakai untuk

    menengetahui kualitas dari generator. Semakin kecil nilai presentase regulasi tegangan, maka

    semakin baik kualitas generator.

  • 8/20/2019 Diktat Scd

    27/109

    BAB II Generator DC dan AC

    20

    3.2. Generator AC

    Generator AC adalah generator listrik yang menghasilkan tegangan bolak balik (alternating

    current= AC). Berdasarkan prinsip kerjanya maka, generator AC yang banyak di jumpai

    adalah antara lain :

    1. Mesin Serempak

    2. Mesin tak serempak

    3. Mesin komulator

    Pada mesin listrik dua kutub (satu pasang kutub) seperti gambar (a dengan besarnya tegangan

    terinduksi terlihat pada gambar (b) di bawah ini.

    (a)

    (b)

    Gambar 3.9.

    ( )Re 100

     E L EfL PercentOf gulation x

     EfL

       

    100440

    )440462( x

    V V  

    100440

    )22( x

  • 8/20/2019 Diktat Scd

    28/109

    BAB II Generator DC dan AC

    21

    3.2.1. medan putar

    Medan magnet berputar dihasilkan oleh sebuah belitan tiga fasa sebagaimana terdapat

     pada kumparan jangkar (pada stator) mesin serempak ataupun mesin tak serempak.

    Gambar 3.10 Illustrasi medan putar dalam mesin AC

    3.2.2. Prinsip dasar Operasi

    Generator sinkron bekerja berdasarkan hokum faraday. Perubahan fuks yang disebabkan

     perputaran mekanis generator menyebabkan terjadinya potensial listrik. Potensial listrik yang

    terhubung dengan beban menyebabkan adanya arus yang mengalir pada beban. Generator

    sinkron ditinjau dari letak kumparan jangkar dan medan terbagi menjadi dua tipe. Tipe

     pertama memiliki kumparan medan yang tidak bergerak yang terletak pada stator. Tipe ke

    dua mempunyai kumparan medan bergerak yang terletak pada rotor.

    Gambar 3.11. Generator AC rotor jangkar (kiri) dan stator jangkar (kanan)

  • 8/20/2019 Diktat Scd

    29/109

    BAB II Generator DC dan AC

    22

    3.2.2. Frekuensi

    Frekuensi yang digunakan sistem kelistrikan di berbagai Negara berbeda satu dengan

    yang lain. Terdapat negara yang menggunakan frekuensi listrik 50 Hz(seperti indonesia)

    dan 60 Hz (seperti amerika, inggris). Apabila jumlah kutub magnet dinyatakan P dan

    kecepatan putar rotor n (rpm) maka frekuensi listrik yang timbul

      f = (n x P) / 120

    Gambar 3. Generator sinkron 2 kutub (a) dan 4 kutub (b)

  • 8/20/2019 Diktat Scd

    30/109

    BAB IV ENERGI TERBARUKAN PLTA dan PLTD, PLTU, PLTG, PLTGU

    23

    BAB IV PEMBANGKIT LISTRIK ENERGI TERBARUKAN- RENEWABLE

    (PLTA dan PLTD, PLTU, PLTG, PLTGU)

    4.1. Pembangkit Listrik Tenaga Air

    PLTA adalah pembangkit listrik yang mengandalkan energi potensial dan kinetik dari air

    untuk menghasilkan energi listrik.Aliran air dimanfaatkan dan diubah menjadi energi listrik

    melalui putaran turbin dan generator. Dari jenis air yang dimanfaatkan sebagai penggerak

    turbin, PLTA dibagi beberapa jenis. PLTA yang memanfaatkan ketinggian air terjun

    digolongkan sebagai berikut:

    1.  PLTA jenis terusan air (water way)

    2.  PLTA jenis DAM/bendungan

    3.  PLTA jenis terusan dan DAM (campuran)

    PLTA yang memanfaatkan Aliran Sungai digolongkan sbb:

    1. 

    PLTA jenis aliran sungai langsung (run of river)

    2.  PLTA dengan kolam pengatur

    3.  PLTA jenis waduk (reservoir)

    4.  PLTA jenis pompa (pumped storage)

    5.  PLTA Hydroseries

    Gambar 3.1.Pembangkit Listrik Tenaga Air

    Tujuan Pembelajaran :

    -  Mengetahui mengerti prinsip kerja dari suatu PLTA dan pembangkit listrik tenaga

    air lainnya seperti PLTM), PLTD, PLTU, PLTG

    -  Mengerti bagian-bagian blok system dari suatu PLTA, PLTM, PLTU, PLTD,

  • 8/20/2019 Diktat Scd

    31/109

    BAB IV ENERGI TERBARUKAN PLTA dan PLTD, PLTU, PLTG, PLTGU

    24

    PLTA bekerja dengan mengubah energi mekanik menjadi energi listrik.Air dialirkan melalui

     pintu air yang sudah diatur untuk mendapatkan debit air yang diinginkan.Aliran air ini akan

    melewati pipa pesat dan mengakibatkan tekanan air meningkat.Air dari pipa pesat kemudian

    akan menabrak baling-baling turbin sehingga turbin dapat berputar.Putaran turbin yang

    terhubung dengan poros akan membuat rotor generator juga ikut berputar.Generator yang

     berputar menyebabkan terjadinya perubahan medan magnet diantara stator dan rotor

    sehingga akan terjadi ggl (aliran elektron).Listrik yang dihasilkan generator akan dialirkan ke

    transformator step up.

    4.1.2. Perhitungan daya pada PLTA

    Daya yang dihasilkan oleh Generator pada PLTA, akan tergantung juga keluaran

    daya yang dihasilkan oleh kapasitas turbin airnya. Seperti pada gambar berikut,

    Gambar 4.1. Hubungan turbin dengan generator pada PLTA

    Pada PLTA turbin biasanya terhubung dengan generator. Besar listrik yang dihasilkan

    dinyatakan sbb:

    …………………………………..(4.1) 

    Dengan :

    ηT  = efisiensi turbin

    ηG  = efisiensi generator

    Q = debit aliran air (m3/detik)

    H = tinggi jatuh air (m)

    Semakin tinggi suatu bendungan, semakin tinggi air jatuh, maka semakin besar daya

    listrik yang dihasilkan (hubungannya linier).

    Semakin banyak air yang jatuh menyebabkan turbin akan menghasilkan tenaga yang

    lebih banyak. Tenaga juga berbanding lurus dengan aliran sungai. Dua kali sungai lebih

    G9,81 .............................T T  P QH kw  

  • 8/20/2019 Diktat Scd

    32/109

    BAB IV ENERGI TERBARUKAN PLTA dan PLTD, PLTU, PLTG, PLTGU

    25

     besar dalam mengalirkan air akan menghasilkan dua kali lebih banyak energi. g langsung

    dengan generator seperti terlihat dalam Gambar 4.1.

    4.1.3. Keuntungan dan kerugian PLTA

    Pembangunan PLTA memiliki beberapa kelebihan dan kekurangan.PLTA relatif tidak

    menimbulkan kerusakan lingkungan.Tidak memerlukan bahan bakar.Operasi dan

     perawatannya relatif lebih mudah.Pengembangan suatu PLTA dengan memanfaatkan aliran

    sungai akan memberikan manfaat atau keuntungan dari segi lainnya, seperti pariwisata,

     perikanan, persediaan air bersih/minum, irigasi, dan pengendalian banjir.

    Disisi lain, PLTA membutuhkan inventasi awal yang besar karena butuh lahan yang

    luas dan biaya besar untuk pembangunan waduk. Persiapan memerlukan waktu yang relatif

    lama PLTA sangat bergantung pada ketersediaan air sungai, sehingga harus tetap menjaga

    tangkapan air

  • 8/20/2019 Diktat Scd

    33/109

    BAB IV ENERGI TERBARUKAN PLTA dan PLTD, PLTU, PLTG, PLTGU

    26

    4.2. Pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD)

    Pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD) ialah pembangkit listrik yang

    menggunakan mesin diesel sebagai penggerak mula (prime mover), yang berfungsi

    menghasilkan energi mekanis yang diperlukan untuk memutar rotor generator.

    Gambar 4.3. Bagian-bagian PLTD

    Keterangan Gambar 4.3. :

    1. 

    Tangki penyimpanan bahan bakar

    2.  Penyaring bahan bakar

    3. 

    Tangki penyimpanan bahan bakar sementara (bahan bakar yang disaring)

    4. 

    Pengabut.

    5.  Mesin diesel.

    6.  Turbo charger

    7. 

    Penyaring gas pembuangan

    8.  Tempat pembuangan gas (bahan bakar yang disaring)

    9.  Generator.

    10. 

    Trafo.

    11. Saluran transmisi.

    4.2.1. Prinsip kerja PLTD

    Bahan bakar di dalam tangki penyimpanan bahan bakar dipompakan ke dalam tangki

     penyimpanan sementara (daily tank) namun sebelumnya disaring terlebih dahulu.Bahan bakar

    dari daily tank dipompakan ke Pengabut (nozzel), dan di sini bahan bakar dinaikan

    temperaturnya hingga manjadi kabut.Udara yang bertekanan dan bertemperatur tinggi

  • 8/20/2019 Diktat Scd

    34/109

    BAB IV ENERGI TERBARUKAN PLTA dan PLTD, PLTU, PLTG, PLTGU

    27

    dimasukan ke dalam ruang bakar (combustion chamber). Bahan bakar dari convertion kit

    (untuk BBG) atau nozzel (untuk BBM) kemudian diinjeksikan ke dalam ruang bakar

    (combustion chamber).Di dalam mesin diesel terjadi penyalaan sendiri, karena proses

    kerjanya berdasarkan udara murni yang dimanfaatkan di dalam silinder pada tekanan yang

    tinggi (35  –   50 atm), sehingga temperatur di dalam silinder naik. Dan pada saat itu bahan

     bakar disemprotkan dalam silinder yang bertemperatur dan bertekanan tinggi melebihi titik

    nyala bahan bakar sehingga akan menyala secara otomatis yang menimbulkan ledakan

     bahan bakar.

    Gambar 4.4. Mesin Diesel

    Tekanan gas hasil pembakaran bahan bakar dan udara akan mendorong torak

    yang dihubungkan dengan poros engkol menggunakan batang torak, sehingga torak dapat

     bergerak bolak-balik (reciprocating). Gerak bolak-balik torak akan diubah jadi gerak rotasi

    oleh poros engkol (crank shaft). Dan gerak rotasi poros engkol juga diubah menjadi gerak

     bolak-balik torak pada langkah kompresi.Poros engkol mesin diesel digunakan untuk

    menggerakan poros rotor generator. Oleh generator energi mekanis ini dirubah menjadi energi listrik

    sehingga terjadi gaya gerak listrik (ggl).

    4.2.2. Pemeliharaan PLTD

    Pemeliharaan terencana yang terdiri dari :

    4.2.2.1. Preventif Maintenance

    Preventif Maintenance adalah perawatan yang dilakukan secara berkala dalam rangka

    mencegah terjadinya kerusakan dengan melakukan pengecekan, penggantian, overhaul

     pada sistem interval waktu yang ditentukan.

  • 8/20/2019 Diktat Scd

    35/109

    BAB IV ENERGI TERBARUKAN PLTA dan PLTD, PLTU, PLTG, PLTGU

    28

    2. Pemeliharaan Periodik

    a.Pemeliharaan Periodik, terdiri atas :Top Overhaul (TO 6000 jam)

    Pekerjaan  –   pekerjaan yang dilakukan pada TOP Overhaul meliputi pemeriksaan pada

    seluruh bagian-bagian unit yang antara lain :

    1.  Pemeriksaan semua kepala silinder dan komponen yang lainnya.

    2.  Pemeriksaan dan pengukuran satu bantalan dan bantalan luncuran (metal) atau sesuai

     buku manual pabrikan.

    3. 

    Pembersihan generator

    4.  Pemeriksaan peralatan listrik

    5.  Pemeriksaan perawat pendingin cooler dan inter cooler

    6.  Pemeriksaan cairan peredam getaran (vibration damper)

    7.  Pemeriksaan Turbocharger (overhaul jika diperlukan pada saatnya)

    8.  Pengetasan kemampuan mesin

    4.2.2.2. Pemeliharaan Periodik Rutin 

    Pemeliharaan periodik rutin yaitu pemeliharaan kecil yang dilakukan dalam tahun

    anggaran yang bersangkutan.

      Service 

    Pemeliharaan rutin jangka pendek meliputi pekerjaan melumasi, membersihkan,

    mengganti, dan menambah minyak pelumas atau bahan bakar kimia.Hal ini biasanya sudah

    di beritahukan oleh pabrik pembuat mesin. Misalnya sebagai berikut :

    •  PO (8-20) jam

    •  P1 ( 100-150 ) jam

    •  P2 ( 200-300 ) jam

    •  Inspeksi

    Pemeliharaan rutin dengan jangka waktu yang lebih panjang.Kegiatan ini juga

     biasanya diberitahukan oleh pabrik pembuat misalnya :

      P3 (400-600) jam 

      Memeriksa peralatan-peralatan, bekerja dengan baik

      Memperbaiki komponen-komponen yang terjadi kerusakan

      Memeriksa tekanan, temperatur, dan gas asap

      Memeriksa sistem pelumasan bekerja dengan baik

     

    P4 (1200-1800) jam 

      P5 ( 2400-3600 ) jam 

  • 8/20/2019 Diktat Scd

    36/109

    BAB IV ENERGI TERBARUKAN PLTA dan PLTD, PLTU, PLTG, PLTGU

    29

    4.3. Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU)

    Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) adalah pembangkit listrik yang

    memanfaatkan energi panas dari uap (steam) untuk memutar turbin sehingga dapat digunakan

    untuk membangkitkan energi listrik melalui generator.

    Steam yang dibangkitkan ini berasal dari perubahan fase air yang berada pada boiler akibat

    mendapatkan energi panas dari hasil pembakaran bahan bakar. Secara garis besar sistem

     pembangkit listrik tenaga uap terdiri dari beberapa peralatan utama di antaranya: boiler,

    turbin, generator, dan kondensor.

    Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) terdiri dari beberapa system utama, yaitu :

    1.  Turbine & Generator

    2.  Boiler (Steam Generator)

    3.  Coal Handling System

    4.  Ash Handling System

    5. 

    Flue Gas System

    6.  Balance of Plant

    Gambar 4.5. Sistem Utama PLTU

  • 8/20/2019 Diktat Scd

    37/109

    BAB IV ENERGI TERBARUKAN PLTA dan PLTD, PLTU, PLTG, PLTGU

    30

    Pada PLTU uap digunakan dalam siklus uap tertutup.Uap yang telah memutar turbin

    dengan energinya dikondensasikan kembali menjadi air dan dipompa ke boiler, selanjutnya

    dipanaskan lagi di dalam boiler tersebut. Demikian seterusnya siklus ini terjadi terus

    menerus.

    Turbine & Generator merupakan jantung pembangkit listrik ini, karena dari bagian

    inilah energi listrik dihasilkan.Generator yang berputar dengan kecepatan tetap,

    menghasilkan energi listrik yang disalurkan ke jaringan interkoneksi dan selanjutnya

    didistribusikan ke konsumen. Apabila turbin bertingkat maka akan terdiri dari HP ( high-

     pressure ) turbine, IP ( intermediate-pressre ) turbine dan LP ( low-pressure ) turbine. Turbine

    & Generator memiliki beberapa alat pendukung , yaitu lubricating oil system dan generator

    cooling system.

    Boiler (steam generator) berfungsi untuk mengubah air menjadi uap.Uap bertekanan

    sangat tinggi yang dihasilkan boiler dipergunakan untuk memutar turbine. Boiler terbagi

    menjadi beberapa sub system, yaitu :

      Boiler house steel structure

      Pressure parts

      Coal system

      Air system

      Boiler cleaning system

    Air yang disuplai ke boiler, pertama kali masuk ke economizer inlet header, terus

    didistribusikan ke economizer elements, berkumpul kembali di eco outlet header lalu

    disalurkan ke steam drum. Economizer terletak di dalam backpass area (di bagian belakang

     boiler house), sementara steam drum ada di bagian depan roof area.

    Hal pertama yang harus diketahui adalah bahan baku dari PLTU itu sendiri yakni air,

    serta bahan bakar .Air yang digunakan dalam siklus PLTU ini disebut air demin, yakni air

    yang mempunyai kadar conductivity (Kemampuan untuk menghantarkan listrik) sebesar

    0.2 μs (mikro siemen). Sebagai perbandingan air mineral yang kita minum sehari-hari

    mempunyai kadar conductivity Sekitar 100 –  200 us.

    Untuk mendapatkan air demin ini, setiap unit PLTU biasanya dilengkapi dengan

    Desalination Plant dan Demineralization Plant yang berfungsi untuk memproduksi air demin

    ini.Tapi disini tidak dibahas tentang Desalination Plant maupun Demineralization Plant.

  • 8/20/2019 Diktat Scd

    38/109

    BAB IV ENERGI TERBARUKAN PLTA dan PLTD, PLTU, PLTG, PLTGU

    31

    Keunggulan kekurangan

      Dapat dibangun dengan kapasitas yang bervariasi

      Kapasitas bisa sampai ratusan MW

     

    Effisiensi tinggi jika beban mendekati full load

    Kekurangan kekurangan PLTU antara lain.

      Respon beban lambat sehingga hanya buat beban dasar

      Start up lama dan harus ada cadangan berputar spining reserve utuk mempercepat

    startup

      Tidak ramah lingkungan

     

    Investasi mahal  Sangat tergantung pada tersedianya pasokan bahan bakar

    Berikut ini beberapa pembangkit yang ada di Jawa Barat :

  • 8/20/2019 Diktat Scd

    39/109

    BAB IV ENERGI TERBARUKAN PLTA dan PLTD, PLTU, PLTG, PLTGU

    32

    Berikut ini beberapa pembangkit yang ada di Indonesia.

    Table 4.1 beberapa pembangkit di Indonesia

    4.4. Pembangkit Listrik Tenaga GasPembangkit Listrik Tenaga Gas (PLTG) merupakan sebuah pembangkit energi listrik

    yang menggunakan peralatan/mesin turbin gas sebagai penggerak generatornya. Turbin gas

    dirancang dan dibuat dengan prinsip kerja yang sederhana dimana energi panas yang

    dihasilkan dari proses pembakaran bahan bakar diubah menjadi energi mekanis dan

    selanjutnya diubah menjadi energi listrik atau energi lainnya sesuai dengan kebutuhannya.

    4.4.1. Prinsip kerja PLTG

    Sistem kerja PLTG dimulai dari pengkompresian udara dan pemanasan udara dengan

     penambahan bahan bakar. Gas panas bertekanan tinggi ini lah yang tersebut digunakan untuk

    memutar turbin, sebagai pengerak pemutar generator pembangkit.Gas panas yang dihasilkan

    dalam ruang bakar dapat meningkatkan temperatur hingga 1100 derajat celcius.Sehubungan

    dengan temperatur yang sedemikian tinggi tersebut perlu dilakukan pemilihan material hot

    gas patch, sehingga material tersebut dapat dipergunakan pada kondisi tersebut secara aman .

    Prinsip kerja dari sebuah PLTG didasarkan pada siklus Brayton seperti pada diagram (p, v

    dan t, s)

  • 8/20/2019 Diktat Scd

    40/109

    BAB IV ENERGI TERBARUKAN PLTA dan PLTD, PLTU, PLTG, PLTGU

    33

    Gambar 4.6. Silkus Brayton

    4.4.2. Bagian-bagian PLTG

    Pembangkit Listrik Tenaga Gas (PLTG) mempunyai beberapa peralatan utama, seperti:

      Turbin Gas(Gas Turbine),

      Kompresor (Compressor),

      Ruang Bakar (Combustor),

      Generator.

      Turbin Gas(Gas Turbine): suatu pembangkit energi mekanik dari suatu proses

    konversi energi dari energi panas menjadi energi kinetik selanjutnya menjadi energy

    mekanik yang mampu menggerakkan turbin dengan massa gas pembakaran bahan

     bakar.

      Dalam proses operasinya Gas Turbin ditunjang dengan alat bantu khusus yang

    meliputi: Lubricating Oil System, Control Oil System, Turning Motor, Pony Motor,

    Starting Motor, Cooling Water System, Exhaust Duck System, Turbine Supervisory

    Instrumen.

      Kompresor (Compressor) :adalah suatu pembangkit tenaga mekanik yang berfungsi

    untuk membangkitkan energy panas yang berasal dari udara atmosfer guna

    memenuhi kebutuhan proses pembakaran dalam ruang bakar gas turbin. Dalam proses

    operasinya, Compresor ditunjang dengan alat bantu khusus yang meliputi: Intake Air

    Filter dan Inlet Gate Fane

     

    Udara dengan tekanan atmosfir ditarik masuk ke dalam compressor melalui pintu,udara ditekan masuk ke dalam COMPRESSOR.

  • 8/20/2019 Diktat Scd

    41/109

    BAB IV ENERGI TERBARUKAN PLTA dan PLTD, PLTU, PLTG, PLTGU

    34

      Udara ditekan masuk ke dalam ruang bakar dengan tekanan 250 Psi dicampur dengan

     bahan bakar dan di bakar dalam Ruang Bakar (COMBUSTOR) dengan temperatur

    2000  –   3000⁰F. Gas hasil pembakaran yang merupakan energi termal dengan

    temperature dan tekanan yang tinggi yang suhunya kira-kira 900⁰C

      Ruang Bakar (Combustor) : suatu ruang bakar yang merupakan pembangkit energi

     panas dari suatu proses pembakaran bahan bakar. Dalam proses operasinya,

    Combuster ditunjang dengan alat bantu khusus yang meliputi: Tangki bahan bakar

    dan Pompa bahan bakar (untuk bahan bakar minyak), Gas Station (untuk bahan bakar

    gas), Control System, Fuel Nozzle, Ignitor System

      Generator, adalah suatu pembangkit energy listrik dari suatu proses konversi energy

    dari energy mekanik pada poros turbin dikonversikan menjadi energy listrik. Dalam

     proses operasinya ditunjang dengan alat bantu khusus yang meliputi: Jacking Oil

    Pump, Exciter, Generator Circuit Breaker, Main Transformer, Generator Protection

    System, Auxiliary Power System.

      Udara dengan tekanan atmosfir ditarik masuk ke dalam compressor melalui pintu,

    udara ditekan masuk ke dalam COMPRESSOR.

      Udara ditekan masuk ke dalam ruang bakar dengan tekanan 250 Psi dicampur

    dengan bahan bakar dan di bakar dalam Ruang Bakar (COMBUSTOR) dengan

    temperatur 2000  –   3000⁰F. Gas hasil pembakaran yang merupakan energi termal

    dengan temperature dan tekanan yang tinggi yang suhunya kira-kira 900⁰C

    Gambar 4.7 Sistem kerja PLTP

     

    Dari energi panas yang dihasilkan inilah kemudian akan dimanfaatkan untuk memutar

    turbin dimana didalam sudu-sudu gerak dan sudu-sudu diam turbin, gas panas tersebut

  • 8/20/2019 Diktat Scd

    42/109

    BAB IV ENERGI TERBARUKAN PLTA dan PLTD, PLTU, PLTG, PLTGU

    35

    temperature dan tekanan mengalami penurunan dan proses ini biasa disebut dengan

     proses ekspansi. Selanjutnya energi mekanis yang dihasilkan oleh turbin digunakan

    untuk memutar generator hingga menghasilkan energi listrik.

      Kendala utama perkembangan PLTG ini di Indonesia adalah pada proses penyediaan

     bahan bakar gas itu sendiri.

       jumlah kebutuhan gas bumi untuk sejumlah pembangkit PLN di Jawa dan Sumatera

    sebanyak 1.459 juta kaki kubik per hari, sedangkan pasokan gas yang disediakan oleh

     para pemasok sebanyak 590 juta kaki kubik per hari. Dengan demikian terjadi

    kekurangan pasokan gas sebanyak 869 juta kaki kubik

      Dari segi operasi, unit PLTG tergolong unit yang masa start -nya pendek, yaitu antara

    15-30 menit, dan kebanyakan dapat di- start tanpa pasokan daya dari luar (black start ),

    yaitu menggunakan mesin diesel sebagai motor start.

      Dari segi pemeliharaan, unit PLTG mempunyai selang waktu pemeliharaan ( time

    between overhaul) yang pendek, yaitu sekitar 4.000-5.000 jam operasi. Makin sering

    unit mengalami  start-stop, makin pendek selang waktu pemeliharaannya. Walaupun

     jam operasi unit belum mencapai 4.000 jam, tetapi jika jumlah startnya telah

    mencapai 300 kali, maka unit PLTG tersebut harus mengalami pemeriksaan (inspeksi)

    dan pemeliharaan.

      Saat dilakukan pemeriksaan, hal-hal yang perlu mendapat perhatian khusus adalah

     bagian-bagian yang terkena aliran gas hasil pembakaran yang suhunya mencapai

    1.300 0C, seperti: ruang bakar, saluran gas panas (hot gas path),dan sudu-sudu turbin.

    Bagian-bagian ini umumnya mengalami kerusakan (retak) sehingga perlu diperbaiki

    (dilas) atau diganti.

     

    Proses  start-stop akan mempercepat proses kerusakan (keretakan) ini, karena proses

     start-stop menyebabkan proses pemuaian dan pengerutan yang tidak kecil. Hal ini

    disebabkan sewaktu unit dingin, suhunya samadengan suhu ruangan (sekitar 30C

    sedangkan sewaktu operasi, akibat terkena gas hasil pernbakaran dengan suhu sekitar

    1.3000C.

      Dari segi efisiensi pemakaian bahan bakar, unit PLTG tergolong unit termal yang

    efisiensinya paling rendah, yaitu berkisar antara 15-25%. Dalam perkembangan

     penggunaan unit PLTG di PLN, akhir-akhir ini digunakan unit turbin gas aero

  • 8/20/2019 Diktat Scd

    43/109

    BAB IV ENERGI TERBARUKAN PLTA dan PLTD, PLTU, PLTG, PLTGU

    36

    derivative, yaitu turbin gas pesawat terbang yang dimodifikasi menjadi turbin gas

     penggerak generator.

    Berikut ini beberapa PLTG di Indonesia.

      Pembangkit Listrik Tenaga Gas PUG Alurcanang Terdapat di Provinsi JawaBarat

      Pembangkit Listrik Tenaga Gas PUG Dieng Terdapat di Provinsi Jawa Tengah

      Pembangkit Listrik Tenaga Gas PUG Grati Terdapat di Provinsi Jawa Timur

      Pembangkit Listrik Tenaga Gas PUG Karnojang Terdapat di Provinsi Jawa Barat

      Pembangkit Listrik Tenaga Gas TrisaktiKota Banjarmasin, Kalimantan Selatan

  • 8/20/2019 Diktat Scd

    44/109

    BAB IV ENERGI TERBARUKAN PLTA dan PLTD, PLTU, PLTG, PLTGU

    37

    4.5. Pembangkit Listrik Tenaga Gas Uap

      PLTGU merupakan pembangkit listrik yang memanfaatkan tenaga gas dan uap. Jadi

    disini sudah jelas ada dua mode pembangkitan. yaitu pembangkitan dengan turbin gas

    dan pembangkitan dengan turbin uap. turbin gas lebih dikenal dengan istilah GTG

    (Gas Turbin Generator) sedangkan turbin uap dikenal dengan STG(Steam Turbin

    Generator). Tidak hanya itu saja, terdapat juga bagian yang namanya HRSG (Heat

    Recovery Steam Generator).

      Untuk GTG, Gas yang digunakan bukanlah gas alam , melainkan gas hasil

     pembakaran bahan bakar High Speed Diesel (HSD) dan Marine Fuel Oil (MFO)

    sehingga menghasilkan emisi sisa pembakaran. Emisi ini diolah sedemikian rupa

    sehingga kadar zat berbahayanya tidak melebihi standar yang ditetapkan pemerintah.

    Bahan bakar ini disuplai ke tangki-tangki penampungan bahan bakar melalui pipa

     bawah laut.

      Turbin gas ini dapat dioperasikan dalam dua mode, yaitu konfigurasi simple cyle dan

    konfigurasi combined cycle. Dalam keadaan simple cycle turbin gas atau biasa

    dikenal Gas Turbin Generator (GTG) bekerja sendiri sehingga tidak ada pemanfaatan

    kembali sisa energi dari gas panas yang terbuang. Gas buang langsung di alirkan ke

    atmosfir. Pada keadaan combined cycle pada umumnya terdiri dari beberapa turbin

    gas dimana energi sisa pada gas buangnya akan dimanfaatkan kembali untuk

     pemanasan air di Heat Recovery Steam Generator (HRSG) untuk menghasilkan uap

    yang akan digunakan untuk pembangkitan turbin uap atau Steam Turbin Generator

    (STG).

    Adapun prinsip kerja dari PLTGU bisa dijelaskan pada gambar berikut ini,

      Pertama, Turbin gas berfungsi menghasilkan energi mekanik untuk memutar

    kompresor dan rotor generator yang terpasang satu poros, tetapi pada saat start up

    fungsi ini terlebih dahulu dijalankan oleh penggerak mula (prime mover).

      Kedua, Proses selanjutnya pada ruang bakar, jika start up menggunakan bahan bakar

    cair (fuel oil) maka terjadi proses pengabutan (atomizing) setelah itu terjadi proses

     pembakaran dengan penyala awal dari busi, yang kemudian dihasilkan api dan gas

     panas yang bertekanan. Gas panas tersebut dialirkan ke turbin sehingga turbin dapat

    menghasilkan tenaga mekanik berupa putaran. Selanjutnya gas panas dibuang ke

    atmosfir dengan temperatur yang masih tinggi.

  • 8/20/2019 Diktat Scd

    45/109

    BAB IV ENERGI TERBARUKAN PLTA dan PLTD, PLTU, PLTG, PLTGU

    38

      Proses seperti tersebut diatas merupakan siklus turbin gas, yang merupakan penerapan

    Siklus Brayton.

    Siklus PLTGU terdiri dari gabungan siklus PLTG dan siklus PLTU. Siklus PLTG

    menerapkan siklus Brayton, sedangkan siklus PLTU menerapkan siklus ideal Rankine

    sseperti gambar di bawah :

    Gambar 4.8. Sistem kerja PLTGU

      Steam Generator” (HRSG). Siklus kombinasi ini selain meningkatkan efisiensi termal

     juga akan mengurangi pencemaran udara.

      Dengan menggabungkan siklus tunggal PLTG menjadi unit pembangkit siklus

    kombinasi (PLTGU) maka dapat diperoleh beberapa keuntungan, diantaranya adalah :

    1.  Efisiensi termalnya tinggi, sehingga biaya operasi (Rp/kWh) lebih rendah

    dibandingkan dengan pembangkit thermal lainnya.

    2.  Biaya pemakaian bahan bakar (konsumsi energi) lebih rendah

    3.  Pembangunannya relatif cepat

    4.  Kapasitas dayanya bervariasi dari kecil hingga besar

    5.  Menggunakan bahan bakar gas yang bersih dan ramah lingkungan

    6.  Fleksibilitasnya tinggi

    7.  Tempat yang diperlukan tidak terlalu luas, sehingga biaya investasi lahan lebih

    sedikit.

  • 8/20/2019 Diktat Scd

    46/109

    BAB IV ENERGI TERBARUKAN PLTA dan PLTD, PLTU, PLTG, PLTGU

    39

    8. 

    Pengoperasian PLTGU yang menggunakan komputerisasi memudahkan

     pengoperasian.

    9.  Waktu yang dibutuhkan: untuk membangkitkan beban maksimum 1 blok PLTGU

    relatif singkat yaitu 150 menit.

    10. Prosedur pemeiliharaan lebih mudah dilaksanakan dengan adanya fasilitas sistem

    diagnosa.

    Gambar 4.9. Sistem proses kerja PLTGU

  • 8/20/2019 Diktat Scd

    47/109

    BAB IV ENERGI TERBARUKAN PLTA dan PLTD, PLTU, PLTG, PLTGU

    40

    Beberapa daftar PLTGU di Indonesia :

    1. 

    UBP Priok, mengoperasikan PLTU Priok Unit 3&4 (2x45 MW), PLTGU

    (Pembangkit Listrik Tenaga Gas dan Uap) Priok Blok I dan II masing-masing (3x120

    MW dan 1x171 MW), PLTG Priok Unit 1&3 (2x17 MW)

    2.  UBP Semarang, mengoperasikan PLTU Tambak Lorok, Semarang Unit 1-2 (2x42

    MW), Unit 3 (105 MW), PLTGU Tambak Lorok Blok I dan II masing2 (3x100 MW

    dan 1x152 MW), PLTG Cilacap (2x20 MW)

    3. 

    UBP Perak-Grati], mengoperasikan PLTU Perak, Surabaya Unit 3-4 (2x28 MW),

    PLTGU Grati, Lekok, Pasuruan Blok I (3x99 MW dan 1x153 MW), PLTG Grati Blok

    II (3x100 MW)

  • 8/20/2019 Diktat Scd

    48/109

    BAB VPEMBANGKIT LISTRIK BARU TERBARUKAN :PLTS, PLTN, PLTPB

    41

    BAB V PEMBANGKIT LISTRIK BARU TERBARUKAN

    (PLTS, PLTN, PLTPB)

    5.1. PLTS (Pembangkit Listrik Tenaga Surya)

    PLTS adalah pembangkit listrik yang mengubah energi surya menjadi energi listrik.

    Pembangkitan listrik bisa dilakukan dengan dua cara, yaitu secara langsung menggunakan

    Photovoltalic dan secara tidak langsung dengan Pemusatan energi.

    5.1.1. Prinsip Kerja Photovoltalic

    Pembangkitan energi listrik pada sel surya terjadi berdasarkan efek fotolistrik, atau

    disebut juga efek fotovoltaik, yaitu efek yang terjadi akibat foton dengan panjang gelombang

    tertentu yang jika energinya lebih besar daripada energi ambang semikonduktor, maka akan

    diserap oleh elektron sehingga elektron berpindah dari pita valensi (N) menuju pita konduksi

    (P) dan meninggalkan hole pada pita valensi, selanjutnya dua buah muatan, yaitu pasangan

    elektron-hole, dibangkitkan. Aliran elektron-hole yang terjadi apabila dihubungkan ke beban

    listrik melalui penghantar akan menghasilkan arus listrik.

    Sel surya atau sel photovoltaic adalah alat yang mengubah energi cahaya menjadi

    energi listrik menggunakan efek fotoelektrik. Dibuat pertama kali pada tahun 1880 oleh

    Charles Fritts.

    Tujuan Pembelajaran :

    Mengetahui mengerti prinsip kerja dari jenis pembangkit renewable ( PLTS, PLTN),

    PLTPb )

    -  Mengerti bagian-bagian blok system dari suatu PLTS, PLTN), PLTPb

    -  Memahami penggunaan dari jenis pembangkit listrik. (PLTS, PLTN), PLTPb)

  • 8/20/2019 Diktat Scd

    49/109

    BAB VPEMBANGKIT LISTRIK BARU TERBARUKAN :PLTS, PLTN, PLTPB

    42

    Gambar 5.1. Photovoltaic

    Photovoltaic terdiri dari beberapa jenis, antaralain.

    1. 

    Panel Surya Monocristalline silicon (mono-silicon atau single silicon)

    Panel yang paling efisien, menghasilkan daya listrik persatuan luas yang paling

    tinggi.Memiliki efisiensi sampai dengan 15%. Kelemahan dari panel jenis ini tidak

    akan berfungsi baik ditempat yang cahaya mataharinya kurang , efisiensinya akan

    turun drastis dalam cuaca berawan.

    2.  Panel Surya Polycristalline silicon (multicrystalline, multi-silicon, ribbon)

    Memiliki level silikon yang lebih rendah dari panel monocrystalline. Panel ini sedikit

    lebih murah dan sedikit lebih rendah efisiensinya dari panel monocrystalline.Panel

    Plycristalline Merupakan solar cell yang memiliki susunan kristal acak. Type

    Polikristal memerlukan luas permukaan yang lebih besar dibandingkan jenis

    monokristal untuk menghasilkan daya listrik yang sama, akan tetapi dapat

    menghasilkan listrik pada saat mendung.

    3.  Panel Surya Amorphous/ Thin Film (amorphous silicon, cadmiumtelluride, copper

    indium gallium (di)selenide)

    Disebut Thin Film karena panel ini sangat murah untuk dibuat. TeknologiAmorphous

    ini sering terdapat pada solar panel yang kecil, seperti padakalkulator atau lampu

    taman.

    4.  Panel Surya Thin Film Photovoltaic

    Merupakan panel surya ( dua lapisan) dengan struktur lapisan tipismikrokristal-silicon

    dan amorphous dengan efisiensi modul hingga 8.5%sehingga untuk luas permukaan

    yang diperlukan per watt daya yangdihasilkan lebih besar daripada monokristal &

  • 8/20/2019 Diktat Scd

    50/109

    BAB VPEMBANGKIT LISTRIK BARU TERBARUKAN :PLTS, PLTN, PLTPB

    43

     polykristal. Inovasi terbaruadalah Thin Film Triple Junction PV (dengan tiga lapisan)

    dapat berfungsisangat efisien dalam udara yang sangat berawan dan dapat

    menghasilkandaya listrik sampai 45% lebih tinggi dari panel jenis lain dengan daya

    yangditera setara.

    5.1.2.Tingkat Efektifitas PLTS Di Dunia

    Gambar 5.2.Intensitas rata-rata sinar matahari.

    dari gambar 5.2. dapat disimpulkan bahwa Indonesia memiliki potensi yang cukup baik untuk

    mengembangkan PLTS karena rata-rata sinar radiasi matahari yang cukup baik di

    indonesia.Proyeksi efisiensi solar sel berbagai jenis.

  • 8/20/2019 Diktat Scd

    51/109

    BAB VPEMBANGKIT LISTRIK BARU TERBARUKAN :PLTS, PLTN, PLTPB

    44

    Tabel 5.1. Proyeksi efisiensi photovoltaic

    5.2. PLTN

    Adalah stasiun pembangkit listrik thermal di mana panas yang dihasilkan diperoleh dari satu

    atau lebih reactor nuklir pembangkit listrik .PLTN termasuk dalam pembangkit daya base

    load , yang dapat bekerja dengan baik ketika daya keluarannya konstan (meskipun boiling

    water reactor dapat turun hingga setengah dayanya ketika malam hari) . Energi nuklir

    sebagai energi alternatif masa kini karena menjadi salah satu energi alternatif yang relatif

     besar potensinya untuk menggantikan energi fosil selain itu energi nuklir merupakan energi

    yang sangat murah dan efisien dengan satu gram nuklir saja dapat membangkitkan energiyang besar hanya perlu pemeliharan dan keamanaan yang sangat intensif .

    PLTN jenis air ringan dengan kapasitas antara 600 s/d 900 MWe di bangun di Semenanjung

    Muria Jawa-tengah dan dioperasikan sekitar tahun 2004 sebagai solusi optimal untuk

    mendukung sistem kelistrikan Jawa-Bali. Selain di semenanjung Muria Jawa-Tengah masih

    dalam rencana untuk dibangun seperti di Pulau Bangka tahun 2016 rencana akan dibangun .

    Daya yang dibangkitkan berkisar dari 40 MWe hingga 1000 MWe . Unit baru yang sedang

    dibangun pada tahun 2005 mempunyai daya 600-1200 Mwe .

    5.2.1. Prinsip kerja PLTN

    Prinsip kerja PLTN hampir mirip dengan cara kerja pembangkit listrik tenaga uap

    (PLTU) berbahan bakar fosil lainnya. Jika PLTU menggunakan boiler untuk menghasilkan

    energi panasnya, PLTN menggantinya dengan menggunakan reaktor nuklir.

    PLTU menggunakan bahan bakar batubara, minyak bumi, gas alam dan sebagainya untuk

    menghasilkan panas dengan cara dibakar, kemudia panas yang dihasilkan digunakan untuk

    memanaskan air di dalam boiler sehingga menghasilkan uap air, uap air yang didapat

  • 8/20/2019 Diktat Scd

    52/109

    BAB VPEMBANGKIT LISTRIK BARU TERBARUKAN :PLTS, PLTN, PLTPB

    45

    digunakan untuk memutar turbin uap, dari sini generator dapat menghasilkan listrik karena

    ikut berputar seporos dengan turbin uap.

    PLTN juga memiliki prinsip kerja yang sama yaitu di dalam reaktor terjadi reaksi fisi bahan

     bakar uranium sehingga menghasilkan energi panas, kemudian air di dalam reaktor

    dididihkan, energi kinetik uap air yang didapat digunakan untuk memutar turbin sehingga

    menghasilkan listrik untuk diteruskan ke jaringan transmisi,.

    Gambar 5.3. Prinsip kerja PLTN

    Gambar 5.4. Potensi uranium di Indonesia

    5.2.2. Keuntungan PLTN

    Keuntungan PLTN dibandingkan dengan pembangkit daya utama lainnya adalah:

      Tidak menghasilkan emisi gas rumahkaca (selama operasi normal) - gas rumah kaca

    hanya dikeluarkan ketika Generator Diesel Darurat dinyalakan dan hanya sedikit

    menghasilkan gas)

    http://id.wikipedia.org/wiki/Gas_rumah_kacahttp://id.wikipedia.org/wiki/Gas_rumah_kacahttp://id.wikipedia.org/wiki/Gas_rumah_kacahttp://id.wikipedia.org/wiki/Gas_rumah_kaca

  • 8/20/2019 Diktat Scd

    53/109

    BAB VPEMBANGKIT LISTRIK BARU TERBARUKAN :PLTS, PLTN, PLTPB

    46

      Tidak mencemari udara - tidak menghasilkan gas-gas berbahaya

    sepert karbonmonoksida, sulfur dioksida, aerosol, mercury, nitrogen oksida, 

     partikulate atau asap fotokimia

     Sedikit menghasilkan limbah padat (selama operasi normal)

      Biaya bahan bakar rendah - hanya sedikit bahan bakar yang diperlukan

      Ketersedian bahan bakar yang melimpah - sekali lagi, karena sangat sedikit bahan

     bakar yang diperlukan.

    5.2.3. Kekurangan PLTN

    •  Risiko kecelakaan nuklir - kecelakaan nuklir terbesar adalah kecelakaan

    Chernobyl(yang tidak mempunyai containment building).

    •  Limbah nuklir - limbahradioaktif tingkat tinggi yang dihasilkan dapat bertahan

    hingga ribuan tahun. AS siap menampung limbah ex PLTN dan Reaktor Riset.

    Limbah tidak harus disimpan di negara pemilik PLTN dan Reaktor Riset. Untuk

    limbah dari industri pengguna zat radioaktif, bisa diolah di Instalasi Pengolahan

    Limbah Zat Radioaktif, misal yang dimiliki oleh BATAN Serpong.

    •  Risiko kecelakaan nuklir - kecelakaan nuklir terbesar adalah

    kecelakaan Chernobyl (yang tidak mempunyai containment building).

    •  Limbah nuklir -  limbah radio aktif tingkat tinggi yang dihasilkan dapat bertahan

    hingga ribuan tahun. AS siap menampung limbah ex PLTN dan Reaktor Riset.

    Limbah tidak harus disimpan di negara pemilik PLTN dan Reaktor Riset. Untuk

    limbah dari industri pengguna zat radioaktif, bisa diolah di Instalasi Pengolahan

    Limbah Zat Radioaktif, misal yang dimiliki oleh BATAN Serpong.

    Jenis-jenis PLTN

    PLTN dikelompokkan berdasarkan jenis reaktor yang digunakan. Tetapi ada juga PLTN yang

    menerapkan unit-unit independen, dengan menggunakan jenis reaktor yang berbeda.

    1. Reaktor Fisi

    Membangkitkan panas melalui reaksi fisi nuklir dari isotop fossil uranium dan

     plutonium . 

    Selanjutnya reaktor daya fisi dikelompokkan lagi menjadi:

    a. Reaktor thermal menggunakan moderator neutron untuk melambatkan atau me-

    moderate neutron sehingga mereka dapat menghasilkan reaksi fissi selanjutnya. Neutron

    http://id.wikipedia.org/wiki/Karbon_monoksidahttp://id.wikipedia.org/wiki/Sulfur_dioksidahttp://id.wikipedia.org/wiki/Aerosolhttp://id.wikipedia.org/wiki/Mercuryhttp://id.wikipedia.org/wiki/Nitrogen_oksidahttp://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Asap_fotokimia&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/wiki/Limbah_radioaktifhttp://id.wikipedia.org/wiki/Limbah_radioaktifhttp://id.wikipedia.org/wiki/Limbah_radioaktifhttp://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Asap_fotokimia&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Asap_fotokimia&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/wiki/Nitrogen_oksidahttp://id.wikipedia.org/wiki/Nitrogen_oksidahttp://id.wikipedia.org/wiki/Mercuryhttp://id.wikipedia.org/wiki/Aerosolhttp://id.wikipedia.org/wiki/Sulfur_dioksidahttp://id.wikipedia.org/wiki/Sulfur_dioksidahttp://id.wikipedia.org/wiki/Karbon_monoksidahttp://id.wikipedia.org/wiki/Karbon_monoksidahttp://id.wikipedia.org/wiki/Karbon_monoksida

  • 8/20/2019 Diktat Scd

    54/109

    BAB VPEMBANGKIT LISTRIK BARU TERBARUKAN :PLTS, PLTN, PLTPB

    47

    yang dihasilkan dari reaksi fissi mempunyai energi yang tinggi atau dalam keadaan cepat ,

    dan harus diturunkan energinya atau dilambat kan (dibuat thermal ) oleh moderator sehingga

    dapat menjamin kelangsungan reaksiberantai.  Hal ini berkaitan dengan jenis bahan bakar

    yang digunakan reactor thermal yang lebih memilih neutron lambat ketimbang neutron

    cepat untuk melakukan reaksi fissi

     b. Reaktor cepat 

    menjaga kesinambungan reaksi berantai tanpa memerlukan moderator neutron. Karena

    reactor cepat menggunakan jenis bahan bakar yang berbeda dengan reaktor thermal,

    neutron yang dihasilkan di reaktor cepat tidak perlu dilambatkan guna menjamin reaksi

    fissi tetap berlangsung

    2. Reaktor subkritis menggunakan sumber neutron luar ketimbang menggunakan reaksi

     berantai untuk menghasilkan reaksi fissi.

      Reaktor Fusi

    Fusi nuklir menawarkan kemungkinan pelepasan energi yang besar dengan hanya

    sedikit limbah radioaktif yang dihasilkan serta dengan tingkat keamanan yang lebih

     baik. Namun demikian, saat ini masih terdapat kendal-kendala bidang keilmuan, teknik

    dan ekonomi yang menghambat penggunaan energi fusi guna pembangkitan listrik. Hal

    ini masih menjadi bidang penelitian aktif dengan skala besar seperti dapat dilihat

    di JET, ITER, dan Z machine. Merupakan suatu proses yang digunakan untuk

    menentukan apa yang harus dikerjakan untuk menjamin setiap aset fisik tetap bekerja

    sesuai yang diinginkan atau sesuatu proses untuk menentukan jenis perawatan, inspeksi,

    monitoring, atau testing mana yang lebih efektif diterapkan pada suatu mesin saat kondisi

    tertentu. Intinya RCM bertujuan utuk meningkatkan reliabilitas dan kemudian dapat

    mengoptimalkan biaya dari aktivias maintenance.

    Beberapa prinsip RCM :

    1.  RCM fokus terhadap sistem dan standar fungsionalnya

    2. 

    RCM fokus terhadap reliabilitas sistem atau komponen

    3. 

    RCM fokus terhadap pencegahan kerusakan (preventive maintenance).

    4.  RCM bertujuan untuk keselamatan (safety), keamanan (security), dan ekonomi.

    5. 

    RCM menggunakan logic tree untuk menentukan jenis perawatan. Logic tree

    digunakan untuk menetukan jenis perawatan yang sesuai.

    http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Reaksi_berantai&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Reaksi_berantai&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Reaksi_berantai&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Reaksi_berantai&action=edit&redlink=1

  • 8/20/2019 Diktat Scd

    55/109

    BAB VPEMBANGKIT LISTRIK BARU TERBARUKAN :PLTS, PLTN, PLTPB

    48

    6. 

    RCM meruakan planning jangka panjang.

    7. 

    Task Selection setelah hasil analisi diketahui, kemudian baru diambil langkah

    kegiatan pemeliharaan. Kegiatan pemeliharaan dapat berupa preventive

    maintenance, conditioning monitoring, inspeksi, dan lain sebagainya.

    8.  Task Comparison setelah kegiatan pemeliharaan ditentukan dan dilakukan, kemudian

    hasilnya dibandingkan dengan kegiatan pemeliharaan sebelumnya. Pembandingan

    ini bertujuan untuk mengidentifikasi perubahan yang diperlukan pada program

     pemeliharaan.

    9.  Records Data dan hasil yang yang diperoleh pada langkah 1 sampai 4 kemudian

    diarsipkan untuk berbagai keperluan di masa mendatang.

  • 8/20/2019 Diktat Scd

    56/109

    Bab VI Saluran Transmisi, Distribusi, Gardu Induk, dan Konsumen 

    49

    BAB VI

    SALURAN TRANSMISI, DISTRIBUSI, GARDU INDUK DAN BEBAN

    Sistem tenaga listrik secara umum terdiri dari beberapa bagian utama. Bagian pertama adalah

    pembangkit tenaga listrik, kemudian saluran transmisi, saluran ditribusi, dan beban. Secara sederhana,

    sistem tenaga listrik dapat diillustrasikan dengan Gambar 6.1 berikut.

    Gambar 6.1.Sistem Tenaga Listrik

    6.1. KlasifikasiTegangan

    Klasifikasi tegangan transmisi listrik ditinjau dari besar tegangan dibagi menjadi beberapa kelas antaralain :

     

    Saluran UdaraTegangan EkstraTinggi (SUTET)

     

    Tegangan: 345 kV, 500 kV, 765 Kv

      SaluranUdaraTeganganTinggi (SUTT)

    Tujuan Pembelajaran :

    Mengetahui sistem tenaga listrik secara umum,

    Mengetahui bagian-bagian transmisi, dan distribusi tenaga listrik,

    Memahami fungsi Transmisi dan distribusi tenaga listrik.

  • 8/20/2019 Diktat Scd

    57/109

    Bab VI Saluran Transmisi, Distribusi, Gardu Induk, dan Konsumen 

    50

     

    Tegangan:115 kV, 150 kV 230 kV

     

    Digunakan pada saluran interkoneksi antara Gardu induk dan pembangkit.

      Saluran UdaraTegangan Menengah (SUTM)

     

    Tegangan : 2.4 kV sampai 46 kV, PLN pakai yang 20 kV.

      Digunakan untuk suplai saluran penduduk dan bangunan komersial.

      Saluran Udara Tegangan Rendah (SUTR)

     

    40V-1000V

    6.2. Transmisi tenaga listrik

    Konfigurasi Jaringan Transmisi tampak pada Gambar 6.2. Pada gambar terlihat bahwa bagian

    awal terdapat sebuah pembangkit yang tegangannya dinaikkan kemudian tersalur pada sebuah saluran

    transmisi.Pada ujung saluran , system transmisi dihubungkan pada sebuah gardu yang berfungsi

    menurunkan tegangan. Gardu penurun tegangan kemudian disalurkan pada sebuah system distribusi,

    sehingga daya dapat diterima oleh beban.

    Gambar 6.2.Sistem TransmisiTenagaListrik

    Pada perencanaan saluran transmisi, terdapat beberapa faktor yang diperhatikan dalam penyaluran

    tenaga listrik antara lain.

    1. 

    Pemilihan tegangan

    2. 

    Pemilihan jenis kawat

  • 8/20/2019 Diktat Scd

    58/109

    Bab VI Saluran Transmisi, Distribusi, Gardu Induk, dan Konsumen 

    51

    3. 

    Pemilihan sistem Proteksi

    4. 

    Kontinuitas penyaluran tenaga listrik

    5. 

    Pembebasan tanah yang dilalui

    Keuntungan transmisi tegangan tinggi dapat dilihat pada table 6.1.

    Tabel 6.1.KeuntunganTransmisiTeganganTinggi

    6.2.1. Bagian-bagian Saluran Transmisi

    Bagian-bagian saluran transmisi secara umum terdiri dari beberapa bagian seperti pada Gambar

    6.3.antara lain.

    1. Isolator.

    2. Bundle 2 conductor (ada yang 4)

    3. Spacer untuk menahan 2 konduktor.

    4. Saluran kawat tanah.

    5. 3 saluran tegangan fasa.

    6. Identitas tower.

    7. Perangkat Anti-climbing

  • 8/20/2019 Diktat Scd

    59/109

    Bab VI Saluran Transmisi, Distribusi, Gardu Induk, dan Konsumen 

    52

    i

    Gambar 6.2.Saluran Transmisi Tenaga Listrik

    Dalam isolasi pada tegangan tinggi, kemampuan isolasi sangat dipengaruhi oleh jarak isolasi. Berikut ini

    standart pada isolasi udara menurut standart PUIL Peraturan Umum Instalasi Listrik, dan ESA ( Electrical

    Safety Advices ).

    Tabel 6.2.Jarak Aman menurut PUIL 2000 ( Peraturan Umum Instalasi Listrik )

    No TeganganSistem phasa – tanah ( kV ) Jarak Minimum ( cm )

    1 1 50

    2 12 60

    3 20 75

    4 36 100

    5 20 70

    6 30 85

    7 70 100

    8 150 150

    9 500 500

  • 8/20/2019 Diktat Scd

    60/109

    Bab VI Saluran Transmisi, Distribusi, Gardu Induk, dan Konsumen 

    53

    Tabel 6.3.JarakAmanmenurutESA ( Electrical Safety Advices )

    No  TeganganSistem ( kV ) JarakAman ( cm )

    1 20 70

    2 30 85

    3 70 100

    4 150 150

    5 500 500

    6.2.2. Jenis-jeniskabeltransmisi

    Jenis-jenis kabel transmisi yang digunakan antara lain.

    1. 

    Aluminum Conductor Steel Reinforced (ACSR)

    2. 

    All Aluminum Conductor (AAC)3.

     

    All Aluminum Alloy Conductor(AAAC)

    d

    d

    d

    d

    d d

     

    Gambar 6.3.Aluminum Conductor Steel Reinforced (ACSR)

    Kabel transmisi yang lebih dari satu kabel dalam transmission line disebut dengan konduktor berkas.

    Konduktor berkas /Bundle Conductor digunakan untuk membagi kuat medan listrik / mengurang

    iterjadinya Korona.

    Aluminum outer strands

    2 layers, 30 conductors

    Steel core strands,

    7 conductors

  • 8/20/2019 Diktat Scd

    61/109

    Bab VI Saluran Transmisi, Distribusi, Gardu Induk, dan Konsumen 

    54

    6.2.3. Perlengkapan Gardu Transmisi

    1. 

    Busbar atau Rel, Merupakan titik pertemuan/hubungan antara trafo-trafo tenaga,Saluran Udara

    TT, Saluran Kabel TT dan peralatan listrik lainnya untuk menerima dan menyalurkan tenaga

    listrik/daya listrik.

    2. 

    Ligthning Arrester, biasa disebut dengan Arrester dan berfungsi sebagai pengaman instalasi(peralatan listrik pada instalasi Gardu Induk) dari gangguan tegangan lebih akibat sambaran

    petir (ligthning Surge).

    3.  Transformator instrument atau Transformator ukur, Untuk proses pengukuran. 

    4. 

    Sakelar Pemisah (PMS) atau Disconnecting Switch (DS),Berfungsi untuk mengisolasikan

    peralatan listrik dari peralatan lain atau instalasi lain yang bertegangan.

    5.  Sakelar Pemutus Tenaga (PMT) atau Circuit Breaker (CB), Berfungsi untuk menghubungkan dan

    memutuskan rangkaian pada saat berbeban (pada kondisi arus beban normal atau pada saat

    terjadi arus gangguan).

    6.  Sakelar Pentanahan, Sakelar ini untuk menghubungkan kawat konduktor dengan tanah / bumi

    yang berfungsi untuk menghilangkan/mentanahkan tegangan induksi pada konduktor pada saat

    akan dilakukan perawatan atau pengisolasian suatu sistem.

    7.  Kompensator, alat pengubah fasa yang dipakai untuk mengatur jatuh tegangan pada saluran

    transmisi atau transformator. SVC (Static Var Compensator) berfungsi sebagai pemelihara

    kestabilan 

    8. 

    Peralatan SCADA dan Telekomunikasi, (Supervisory Control And Data Acquisition) berfungsi

    sebagai sarana komunikasi suara dan komunikasi data serta tele proteksi dengan

    memanfaatkan penghantarny

    9. 

    Rele Proteksi, alat yang bekerja secara otomatis untuk mengamankan suatu peralatan listrik

    saat terjadi gangguan,menghindari atau mengurangi terjadinya kerusakan peralatan akibat

    gangguan

    10. Kompensator, alat pengubah fasa yang dipakai untuk mengatur jatuh tegangan pada saluran

    transmisi atau transformator. SVC (Static Var Compensator) berfungsi sebagai pemelihara

    kestabilan

    11. 

    Peralatan SCADA dan Telekomunikasi, (Supervisory Control And Data Acquisition) berfungsi

    sebagai sarana komunikasi suara dan komunikasi data serta tele proteksi dengan

    memanfaatkan penghantarnya

    12. 

    Rele Proteksi, alat yang bekerja secara otomatis untuk mengamankan suatu peralatan listrik

    saat terjadi gangguan, menghindari atau mengurangi terjadinya kerusakan peralatan akibat

    gangguan

  • 8/20/2019 Diktat Scd

    62/109

    Bab VI Saluran Transmisi, Distribusi, Gardu Induk, dan Konsumen 

    55

    6.3. SISTEM DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK

    Sistem Jaringan Distribusi terdiri dai beberapa bagian antaralain.

    Jaringan tegangan menengah JTM )

    Konfigurasi jaringan

    Trafo distribusi

    Jaringan tegangan rendah ( JTR )

    Saluran rumah ( down wire )

    Konsumen ( sektor beban )

    Jenis jaringan distribusi listrik dari bentuk jarring diklasifikasikan sebagai berikut.

     

    Sistem distribusi Radial

      Sistem distribusi loop

      Sistem distribusi Spindle

     

    Sistem distribusi Radial 

    Gambar 6.4.Sistem distribusi

    Feeder 4Feeder 1

    Feeder 2

       F  e  e   d  e  r   3

    Three-phase Four-wireMain Feeder 

       N  e  u   t  r  a   l

    Re-closingCircuit Breaker 

    Fuse

    Single-phaseRadial Feeder 

    Single-phaseRadial Feeder 

    Sub-transmission Line

    To Consumer Service Drop

    Distribution(Step-down)Transfomer 

        }           

  • 8/20/2019 Diktat Scd

    63/109

    Bab VI Saluran Transmisi, Distribusi, Gardu Induk, dan Konsumen 

    56

    6.3.1. Struktur Jaringan Radial

    Gambar 6.5.Jaringan radial

    Struktur jaringan radial adalah paling sederhana dan paling murah biaya pembangunannya. cabang dari

    penyulang utama disebut penyulang Lateral sedangkan cabang dari penyulang Lateral disebut panyulang

    sub-Lateral. Arus yang paling besar mengalir adalah yang paling dekat dengan gardu induk. dan akan

    berkurang dengan semakin jauh dari gardu induk. Sehingga memungkinkan ukuran konduktor diperkecildengan mengecilnya arus tersebut.

    Struktur jaringan ini dalam menyalurkan energi listrikmemiliki keandalan yang kurang. Suatu gangguan

    pada hulu penyulang dapat mengakibatkan gangguan pada penyaluran energi listrik ke konsumen yang

    berada dibelakang titik gangguan

    6.3.2. StrukturJaringan Loop

    Gambar 6.6. Jaringan loop

    Struktur jaringan loop merupakan gabungan dari dua struktur jaringan radial. dimana pada ujung dari

    kedua jaringan dipasang sebuah pemutus ( PMT ) atau pemisah ( PMS ). Ketika kondisi gangguan setelah

    gangguan diisolir. maka PMT/PMS ditutup sehingga aliran daya listrik ke bagian yang tidak terkenagangguan tidak terhenti.

    Kondisi normal. struktur jaringan loop ini merupakan dua struktur jaringan radial. Pada umumnya

    konduktor dari struktur ini mempunyai penampang yang sama. Ukuran konduktor tersebut dipilih

    sehingga dapat menyalurkan seluruh daya listrik beban struktur loop yang merupakan jumlah dari kedua

    struktur jaringan radial. Struktur jaringan ini. mempunyai keandalan yang cukup. sedangkan biaya

    pembangunannya lebih mahal dibandingkan dengan pembangunan struktur jaringan radial.

  • 8/20/2019 Diktat Scd

    64/109

    Bab VI Saluran Transmisi, Distribusi, Gardu Induk, dan Konsumen 

    57

    6.3.3. StrukturJaringanSpindel

    Gambar 6.7.JaringanSpindel

    Struktur jaringan spindel  merupakan perluasan dari struktur jaringan radial. dimana jumlah saluran

    keluaran dari rel tegangan menengah diperbanyak dan kesemuanya bertemu pada suatu tempat yang

    disebut Gardu Refleksi yang hanya berfungsi sebagai gardu hubung. Selain itu disediakan satu atau dua

    saluran langsung tanpa pembebanan menuju gardu refleksi yang disebut Penyulang Ekspres. Pada

    kondisi normal saluran ini tidak dibebani tetapi selalu dalam kodisi bertegangan

  • 8/20/2019 Diktat Scd

    65/109

    Bab VII Sistem instalasi listrik dengan single line diagram dan wired diagram dan

    pengelompokan beban

    58

    BAB VII SISTEM INSTALASI DENGAN SINGLE LINE DIAGRAM, WIRED DIAGRAM

    DAN PENGELOMPOKAN BEBAN LISTRIK

    Sistem instalasi listrik merupakan system pembagian beban pada suatu beban listrik. Instalasi

    listrik adalah suatu bagian penting yang terdapat dalam sebuah bangunan gedung , yang

     berfungsi sebagai penunjang kenyamanan penghuninya. Di indonesia dalam dunia teknik tenaga

    listrik terdapat aturan PUIL (Persyaratan Umum Instalasi Listrik).Ada beberapa jenis gambar yang harus dikerjakan dalam tahap perancangan suatu proyek

     pemasangan instalasi listrik penerangan dan tenaga yang baku menurut puil 2000. Rancanganinstalasi listrik terdiri dari:1. Gambar situasi

    Gambar situasi adalah gambar yang menunjukkan dengan jelas letak bangunan instalasi tersebut

    akan dipasang dan rencana penyambungannya dengan jaringan listrik PLN.

    2. Gambar instalasi meliputi :a)  Rancangan tata letak yang menunjukkan dengan jelas tata letak perlengkapan listrik

     beserta sarana pelayanannya (kendalinya), seperti titik lampu, saklar, kotak kontak,

    motor listrik, panel hubung bagi dan lain-lain. b)  Rancangan hubungan peralatan atau pesawat listrik dengan pengendalinya .

    c)  Gambar hubungan antara bagian-bagian dari rangkaian akhir, serta pemberian tanda yang

     jelas mengenai setiap peralatan atau pesawat listrik.

    d) 

    Gambar diagram garis tunggal yang tercantum dalam diagram garis tunggal ini meliputi:e)  Diagram phb lengkap dengan keterangan mengenai ukuran dan besaran nominal

    komponennya.

    f)  Keterangan mengenai jenis dan besar beban yang terpasang dan pembaginya.g)  ukuran dan besar penghantar yang dipakai.

    h)  Sistem pembumiannya.

    7.1. Tujuan instalasi listrik

    Tujuan adanya instalasi listrik antaralain.

    a)  Instalasi listrik yang baik. Peraturan dalam instalasi lebih diutamakan pada

    keselamatan manusia terhadap bahaya sentuhan serta kejutan arus, keamananinstalasi listrik beserta perlengkapannya dan keamanan gedung serta isinya

    terhadap kebakaran akibat listrik.

     b)  Persyaratan ini berlaku untuk semua instalasi arus kuat, baik mengenai perencanaanpengawasannya.

    Tujuan Pembelajaran :

    Mengetahui system system instalasi listrik secara umum,-  Mengetahui bagian-bagian instalasi

    -  Memahami fungsi instalasi tenaga listrik.

  • 8/20/2019 Diktat Scd

    66/109

  • 8/20/2019 Diktat Scd

    67/109

    Bab VII Sistem instalasi listrik dengan single line diagram dan wired diagram dan

    pengelompokan beban

    60

    Saluran Sambungan Tegangan Rendah memiliki beberapa karakteristik sebagai berikut.

      Panel berfungsi untuk mendistribusikan daya listrik dimana PLN sebagai catuan inputnya

      Panel dapat disambungkan pada sistem tegangan rendah atau tegangan tinggi

     Pada sitem jala-jala yang sampai ke beban adalah :

      Tegangan Fasa (Vf ) biasanya 220 V  Tegangan Saluran (VL-L) biasanya 380 V

      Frekwensi 50 Hz

      Sambungan AC satu phasa 220 Volt digunakan untuk pelanggan kebutuhan daya

    mulai dari 450 VA  –  5500 VA  Untuk pelanggan mulai 6600 VA  –  50 KVA digunakan tegangan sambungan AC tiga

     phasa 220/380 Volt

    Sekring (Fuse)

    Meter 

    Distribusi Tegangan

    Rendah

    Main Supply3 ~ 50 Hz 20 KV

    Tranformer 

    Saklar Tegangan

    Tinggi

    20 KV

    380/220V

     Gambar 7.2. Saluran tegangan menengah atau tinggi

    Saluran Sambungan Tegangan Medium atau Tinggi (untuk industri ) memiliki beberapa

    karakteristik sebagai berikut.

    •  Sambungan AC tegangan tinggi diatas 20 KV digunakan untuk kebutuhan daya diatas 50

    KVA

    •  Sistem sambungan tegangan ini harus dihubungkan dengan trafo distribusi penurunan

    tegangan 20 KV ke tegangan 220/380 V yang disatukan dengan pelanggan umum lainnya

  • 8/20/2019 Diktat Scd

    68/109

    Bab VII Sistem instalasi listrik dengan single line diagram dan wired diagram dan

    pengelompokan beban

    61

    7.3. Pembagian Beban listrik

    Pembagian beban dalam instalasi dilakukan dalam panel. Terdapat beberapa jenis panelantaralain MDP (Main Distribution Panel), panel yang dibawahnya: SDP (Sub Distribution

    Panel), dan yang terakhir adalah load panel, yang langsung terhubung dengan beban.

    Gambar 7.3. Pembagian beban

    Jenis perangkat instalasi m.e seperti terdapat pada Gambar 7.4. antaralain.

    1.  SOURCE/Sumber PLN

    2.  PANEL HUBUNG BAGI3.  PENGANTAR

    4. 

    PEMUTUS/PENGHUBUNG

    5.  SISTEM PROTEKSI

    6.  INDIKATOR7.  LOAD

  • 8/20/2019 Diktat Scd

    69/109

    Bab VII Sistem instalasi listrik dengan single line diagram dan wired diagram dan

    pengelompokan beban

    62

    Gambar 7.4. Perangkat pada system instalasi dan backup genset

    7.4.  Penghantar 3 fasa

    Berikut ini identifikasi warna kebel 3 fasa :

      Fasa R/U/X : warna merah

      Fasa S/V/Y : warna kuning  Fasa T/W/Z : warna hitam

      Penghantar Netral : warna biru

    Penghantar Ground : warna loreng hijau kuning

    Gambar 7.5. identifikasi warna kabel

    Dalam pemasangan instalasi listrik ada beberapa jenis kabel yang sering digunakan diantaranya :

     NGA, NYA, NYM, NYY, NYGbY, NYRGbY. Untuk kabel yang dipasang ditempat yang aman

    dan ditanam didalam dinding (inbow) : NGA, NYA, NAYA. Untuk kabel yang ditanam dalamtanah : NYY,NYGbY, NYRGbY

  • 8/20/2019 Diktat Scd

    70/109

    Bab VII Sistem instalasi listrik dengan single line diagram dan wired diagram dan

    pengelompokan beban

    63

    7.4.1.   NYA

    Konstruksi :1. Copper Conductor

    2. PVC Insulated

    Tegangan : 450/750 VUkuran : 1.5mm2s/d 4.00mmApplikasi : instalasi pemanent, untuk lokasi yang tidak basah.

    Gambar 7.6. kabel NYA

    7.4.2.   NYM

     

    Aplikasi pada :kondisi kering, lembab, tempat basah, di tempat workshop,pabrik, area bisnis, dept store.

     

    Jangan digunakan pada bawah tanah.

    Gambar 7.6. kabel NYM

  • 8/20/2019 Diktat Scd

    71/109

    Bab VII Sistem instalasi listrik dengan single line diagram dan wired diagram dan

    pengelompokan beban

    64

    7.4.3.  NYY  Konstruksi : 

    1. Annealed Copper Conductor

    2. Extruded PVC Insulated

    3. Extruded PVC Inner Sheathed  Tegangan : 0.6/1 kV

      Aplikasi : untuk Indoor and Outdoor

    Installasi didalam tanah.

    Gambar 7.7. Kabel NYY

    7.4.4.  NYAF 

    Konstruksi : 1. konduktor tembaga yang Flexible

    2. isolasi PVC

    Tegangan nominal : 450/750 Volt Size

      Diameter : 1.5mm2 – 2.40 mm2 

      Aplikasi: Installasi Permanent

     pada lokasi kering

    Gambar 7.8. Kabel NYAF

  • 8/20/2019 Diktat Scd

    72/109

    Bab VII Sistem instalasi listrik dengan single line diagram dan wired diagram dan

    pengelompokan beban

    65

    7.4.5.  Kabel jenis NYFGbY

      Konstruksi : 1. Annealed Copper Conductor

    2. Extruded PVC Insulated3. Extruded PVC Inner Sheathed4. Flat Steel Wire and Tape Armoured

    5. Extruded PVC Outer Sheathed

      Aplikasi: instalasi Indoor and Outdoorkondisi ada tekanan mekanis.

    Gambar 7.8. Kabel NYFGbY

  • 8/20/2019 Diktat Scd

    73/109

    Bab VII Sistem instalasi